jurnal ekonomi pembangunan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

analisis pengaruh penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri terhadap produk domestik bruto Provinsi Jawa Tengah tahun 2002-2012

Citation preview

  • ANALYSIS INFLUENCE FOREIGN CAPITAL INVESTMENT AND

    DOMESTIC INVESTMENT TO THE GROSS DOMESTIC PRODUCT in

    CENTRAL JAVA PROVINCE PERIOD 2002-2012

    Sinta Susilawati

    Mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan

    Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    Pembimbing :

    Tony S. Chendrawan,ST.,SE.,M.Si

    ABSTRACT

    Gross domestic Product in the Province of Central Java has increased every year.

    There are several factors that influence it, among them are investment is foreign capital

    Investment and domestic investment.

    This study aims to analyze how Foreign Capital Investment and domestic

    Investment influence the Gross Domestic Product in Province Central Java during 2002-

    2012. The research data used are secondary data obtained from bps province Central Java

    and BPS Indonesia. Technique analyse the data by writer by using multiple liniear

    analiysis regresi with the ordinary smallest square (OLS) and also use the test t and test F.

    From the analysis can be pulled conclusion that variable foreign capital investment and

    domestic investment have significant influence of the Gross Domestic Product.

    Keywords : Foreign Capital Investment,Domestic Investment,Gross Domestic Product

  • BAB I PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang Masalah.

    Setiap negara memiliki tujuan untuk mensejahterkan masyarakatnya. Negara yang dapat

    mensejahterakan masyarakatnya harus melakukan pembangunan nasional, salah satunya

    denga melakukan pembangunan ekonomi. Dengan pembangunan ekonomi maka Negara

    mengharapkan akan mengurangi kemiskinan.

    Bukan hanya negara maju saja yang melakukan pembangunan ekonomi namun negara

    yang belum maju atau negara berkembang pun melakukan pembangunan ekonomi. Di

    banyak negara berkembang seperti Indonesia pembangunan ekonomi tentu yang paling

    penting karena dengan pembangunan ekonomi maka akan mendorong segala kegiatan

    yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara global. Pembangunan ekonomi

    dalam suatu daerah atau negara dapat tercermin dari perkembangan pertumbuhan

    ekonominya dalam jangka panjang yang dapat dilihat dari PDRB nya. Tambunan (2001)

    menyatakan bahwa pada awal pembangunan ekonomi suatu negara umumnya

    perencanaan pembangunan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Jadi, suatu

    negara atau wilayah harus mempunyai target pertumbuhan ekonomi.

    Dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional,

    Indonesia mengupayakan pembangunan di berbagai sektor, khususnya adalah sektor

    industri.

    Sesuai dengan prinsip otonomi daerah yang telah diterapkan di Indonesia pada tahun

    2001,setiap daerah dibebaskan untuk menjalankan kegiatan perekonomiaanya sesuai

    dengan kebijakan yang telah diperbuat, ini merupakan upaya untuk meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat disetiap daerah terpencil sekalipun.

    Sejak diterapkannya otonomi daerah tersebut propinsi Jawa Tengah mulai melakukan dan

    menciptakan kebijakan pemerintahan secara aktiv guna meningkatkan pertumbuhan

    domestik regional bruto yang juga akan berkonstribusi terhadap pertumbuhan nasional.

    Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari PDRB suatu daerah yang stabil atau bahkan

    meningkat setiap tahunnya di berbagai wilayah. Untuk meningkatkan pertumbuhan

    domestik regional bruto bukan hanya saja kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh

    suatu daerah saja yakni dilakukannya kegiatan investasi. Investasi untuk pembentukan

    PDRB tersebut bisa berupa penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam

    negeri.

    Menurut Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Halim Aziz (2010) dikatakan bahwa

    penanaman modal dalam negeri tidak berpengaruh signifikan terhadap PDRB sedangkan

    penanaman modal asing berpengaruh negatif terhadap pdrb sedangkan menurut Novita

    dalam penelitiannya dia mengatakan bahwa Investasi baik PMA maupun PMDN

    berpengaruh signifikan terhadap PDRB di suatu daerah. Penelitian lainnya yang dibuat

    oleh Icha Putra R dengan judul Pengaruh tingkat Investasi dan PAD terhadap PDRB

    menyatakan bahwa investasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

    PDRB. Cara perhitungan PDRB dapat diperoleh melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu

    pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran, yang

    selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:

    1. Menurut pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

    dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu

    tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya, dikelompokkan menjadi 9

    (sembilan) sektor atau lapangan usaha, yaitu: Pertanian, Pertambangan dan Penggalian,

    Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Bersih, Bangunan, Perdagangan, Hotel dan

  • Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Jasa Keuangan, Persewaan dan Jasa

    Perusahaan, serta Jasa-jasa.

    2. Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB adalah penjumlahan semua komponen

    permintaan akhir, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang

    tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto,

    perubahan stok, ekspor netto, dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Ekspor netto

    adalah ekspor dikurangi impor.

    3. Menurut pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima

    oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi dalam suatu wilayah dalam

    jangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah

    dan gaji, sewa rumah, bunga modal, dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum

    dipotong pajak penghasilan dan pajak lainnya.

    Investasi yang meningkat disuatu daerah setiap tahunnya akan meningkatkan

    perkembangan dunia usaha yang tentu akan mendorong perkembangan perekonomian di

    suatu daerah tersebut. Untuk mengembangkan daerahnya dan mendorong tingkat PDRB

    maka provinsi Jawa tengah mengeluarkan potensi-potensi yang dimilikinya dengan

    menawarkan berbagai kemudahan bagi investor dalam negeri maupun investor asing.

    Investasi dapat berkembang disuatu daerah tergantung dari iklim investasi yang

    diciptakan oleh daerah tersebut. Fasilitas,hukum dan penunjang lainnya juga menentukan

    sebesar apa investasi yang akan di ciptakan oleh para investor. Jawa tengah memiliki

    potensi sumber daya alam yang dapat di manfaatkan oleh para investor. Antara lain sektor

    Industri,Pertanian dan Infrastruktur. Tumbuhnya tingkat PDRB di Propinsi Jawa Tengah

    setiap tahunnya tentu saja tidak lepas dari perananan penanaman modal baik penanaman

    modal asing maupun penanaman modal dalam negeri. Karena jawa tengah memiliki

    potensi di beberapa sektor yang harus dimanfaatkan guna mendorong PDRB maka

    pemerintah Jawa Tengah kian giat melakukan berbagai peraturan yang dapat mendorong

    para investor untuk menanamkan modalnya di daerah Jawa Tengah. Jawa Tengah

    memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan oleh para investor karena Jawa

    Tengah memiliki sumber daya alam yang cukup potensial sehingga dapat menarik minat

    para investor untuk menanamkan modalnya di Jawa Tengah. Luas wilayah Jawa Tengah

    mencapai 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Luasnya terdiri dari 1

    juta hektar lahan sawah dan 2,25 juta hektar bukan lahan sawah.

    Tabel 1.1 PDRB propinsi Jawa Tengah Atas dasar harga berlaku dan harga konstan tahun

    2008-2012

    Tabel 1.1

    memberikan data

    bahwa PDRB di

    propinsi Jawa

    Tengah periode

    2008-2012

    mengalami

    peningkatan setiap tahunnya. Itu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah

    perkembangan sektor industri,pertanian dan perhotelan yang meningkat setiap tahunnya.

    tahun PDRB

    Atas Dasar Harga

    Konstan 2000

    pertumbuhan

    (%)

    Atas Dasar Harga

    Berlaku

    pertumbuhan

    %

    2008 168.034.483 5,61 367.135.954 17,51

    2009 176.673.456 5,14 397.903.943 8,38

    2010 186.995.480 5,84 444.396.468 11,68

    2011 198.270.117 6,03 498.763.824 11,75

    2012 210.884.424 6,4 556.479.872 12,17

  • Pada tahun 2008 dapat dilihat bahwa PDRB di propinsi Jawa tengah saat itu mencapai

    Rp.168.034.483 , sedangkan untuk tahun 2009 meningkat menjadi Rp 176.673.456, untuk

    tahun

    2010 meningkat menjadi Rp 186.995.480 dan tahun 2012 PDRB nya semakin meningkat

    menjadi Rp 210.884.424 dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp 198.270.117.

    Sedangkan pertumbuhannya untuk PDRB ADHK mengalami fluktuasi karena pada tahun

    2009 pertumbuhan PDRB nya lebih kecil dibandingkan tahun 2008 yaitu 5,14%

    sedangkan tahun 2008 mencapai 5,61%. Untuk tahun selanjutnya yakni tahun 2010,2011

    dan 2012 masing-masing pertumbuhannya yaitu 5,84%, 6,03% dan 6,4%.

    Sama halnya dengan nilai PDRB ADHK, PDRB ADHB juga mengalami peningkatan

    dari tahun 2008-2012. Pada tahun 2008 nilai PDRB nya mencapai Rp367.135.954 tahun

    2009 dan 2010 masing-masing PDRB nya Rp 397.903.943 dan Rp 444.396.468,

    sedangkan tahun 2011 mencapai Rp498.763.824 sampai dengan tahun 2012 menjadi Rp

    556.479.872.

    Selama ini pertumbuhan PDRB di propinsi Jawa tengah masih dianggap rendah

    dibandingkan dengan Jawa barat dan Jawa Timur, ini dimungkinkan karena faktor PMA

    dan PMDN di Jawa Tengah.

    Dari latar belakang yang telah dibuat maka penulis menyimpulkan untuk membuat

    penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH PMA dan PMDN terhadap PDRB di

    Propinsi Jawa Tengah Periode 2002-2012.

    I.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Berapa besar pengaruh PMA terhadap PDRB di Propinsi Jawa Tengah? 2. Berapa besar pengaruh PMDN terhadap PDRB di Propinsi Jawa Tengah? 3. Berapa besar pengaruh PMA dan PMDN terhadap PDRB di propinsi Jawa

    Tengah?

    I.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini yaitu

    1. Untuk mengetahui pengaruh PMA terhadap PDRB di propinsi Jawa Tengah 2. Untuk mengetahui pengaruh PMDN terhadap PDRB di propinsi Jawa Tengah 3. Untuk mengetahui pengaruh PMA dan PMDN terhadap PDRB di propinsi Jawa

    Tengah

    I.4 Kegunaan Penelitian

    Kegunaan dari penelitian ini yaitu untuk menambah daftar pustaka tentang penelitian

    pengaruh PMA dan PMDN terhadap PDRB

    BAB II

    TINAJAUAN PUSTAKA

    2.1 TINJAUAN PUSTAKA

  • 2.1.1 Konsep Pendapatan Domestik Regional Bruto ( PDRB )

    Pendapatan domestik regional bruto atau yang disingkat sebagai PDRB didefinisikan

    sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu daerah

    tertentu,atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh

    seluruh unit ekonomi di suatu daerah. Salah satu cara untuk melihat kemajuan ekonomi

    adalah dengan melihat perkembangan PDRB-nya. PDRB adalah nilai dari seluruh barang

    dan jasa yang diproduksi dalam waktu satu tahun. Dan niali PDRB dapat dihitung melalui

    tiga pendekatan (Nanga ; 2001 ; 17), yaitu: 1. Pendekatan produksi, yaitu nilai PDRB

    diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan

    oleh berbagai sektor di dalam perekonomian. 2. Pendekatan pendapatan, yaitu suatu

    pendekatan dimana PDRB diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari

    berbagai faktor produksi yang menyumbang terhadap proses produksi. 3. Pendekatan

    Pengeluaran, yaitu suatu pendekatan dimana PDRB diperoleh dengan cara menjumlahkan

    nilai pasar dari seluruh permintaan akhir atas output yang dihasilkan di dalam

    perekonomian. Dalam penyajiannya, PDRB selalu dibedakan menjadi 2 yaitu

    berdasarkan harga konstan dan harga berlaku. PDRB atas dasar harga konstan berarti

    nilai barang dan jasanya berdasarkan atas dasar harga tetap dan biasanya digunakan untuk

    mengukur pertumbuhan ekonomi sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku berarti nilai

    barang dan jasanya berdasarkan atas harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan.

    Dalam perhitungan PDRB, seluruh lapangan usaha dibagi menjadi 9 sektor yaitu

    Pertanian, Pertambangan, Industri Pengolahan, Perdagangan, Listrik gas dan air minum,

    Bangunan, Angkutan dan Komunikasi, Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan, Jasa-

    jasa. Cara perhitungan PDRB dapat diperoleh melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu

    pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran, yang

    selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:

    1. Menurut pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

    dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu

    tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya, dikelompokkan menjadi 9

    (sembilan) sektor atau lapangan usaha, yaitu: Pertanian, Pertambangan dan Penggalian,

    Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Bersih, Bangunan, Perdagangan, Hotel dan

    Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Jasa Keuangan, Persewaan dan Jasa

    Perusahaan, serta Jasa-jasa.

    2. Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB adalah penjumlahan semua komponen

    permintaan akhir, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang

    tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto,

    perubahan stok, ekspor netto, dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Ekspor netto

    adalah ekspor dikurangi impor.

    3. Menurut pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima

    oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi dalam suatu wilayah dalam

    jangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah

    dan gaji, sewa rumah, bunga modal, dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum

    dipotong pajak penghasilan dan pajak lainnya.

    2.1.2 Konsep Penanaman Modal Asing ( PMA)

    Penanaman Modal Asing (PMA) dapat diartikan sebagai penanaman modal yang

    dilakukan oleh pihak swasta di negara asal pemilik modal, atau penanaman modal suatu

    negara ke negara lain atas nama pemerintah negara pemilik modal (Jhinggan, 1994).

    Penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi. Menurut teori Jhon

  • Duning faktor-faktor yang mempengaruhi PMA melalui teori ancangan elektis. Yaitu

    menetapkan suatu set yang terdiri dari tiga persyaratan yang diperlukan bila sebuah

    perusahaan berkecimpung dalam PMA yaitu keunggulan spesifik perusahaan, keunggulan

    internalisasi dan keunggulan spesifik lokasi dari negara tuan rumah.

    Teori Hecksher olin. teori tradisional mengenai PMA memperlakukan PMA sebagai

    sebuah bentuk dari pergerakan modal secara internasional. Adanya perbedaan relatif

    kandungan tenaga kerja dan modal yang dimiliki antar negara menyebabkan perbedaan

    tingkat pengembalian dari modal seperti yang dinyatakan dalam suku bunga.

    David K. Eiotman menyatakan bahwa motif yang mendasari kegiatan penanaman modal

    asing adalah motif strategis, motif perilaku dan motif ekonomi. Beberapa hal yang

    termasuk ke dalam motif strategis adalah usaha mencari pasar, mencari bahan baku,

    mencari efisien produksi, mencari bahan baku, mencari efisien produksi mencari

    pengetahuan dan dicanangkan di Indonesia.

    2.1.3 Konsep Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

    Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebagai sumber domestik merupakan

    kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional. Disatu pihak, ia mencerminkan permintaan

    efektif, dilain pihak ia menciptakan efisiensi produktif bagi produksi di masa depan.

    Proses penanaman modal ini menghasilkan output nasional dalam berbagai cara. Investasi

    dibidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga meningkatkan

    tenaga kerja. Pembentukan atau penanaman modal ini akan membawa menuju kearah

    kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi pada gilirannya membawa kearah spesialisasi

    dan penghematan produksi skala luas. Jadi, PMDN menghasilkan kenaikan besarnya

    output nasional, pendapatan dan pekerjaan, dengan demikian memecahkan masalah

    inflasi dan neraca pembayaran. Serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar

    negeri. Sumber yang dapat diarahkan untuk pembentukan modal ialah kenaikan

    pendapatan nasional, pengurangan konsumsi, penggalakan tabungan, pendirian lembaga

    keuangan, menggerakkan simpanan emas, meningkatkan keuntungan, langkah-langkah

    fiskal dan moneter dan sebagainya. Sumber domestik yang paling efektif yaitu tabungan.

    Tabungan pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam pembentukan modal.

    2.1.4. Hubungan PMA terhadap PDRB

    Besarnya tingkat penanaman modal asing memiliki hubungan yang positiv terhadap

    PDRB. PMA dapat digunakan pemerintah daerah untuk pengembangan modal yang

    nantinya dapat direalisasikan kedalam berbagai proyek sebagai penunjang kegiatan

    pembangunan.

    Reinhart dan Mohsin (1989) mengemukakan hasil penelitiannya tentang kontribusi

    investasi swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang

    menemukan bahwa investasi swasta berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan

    ekonomi di negara berkembang yang menjadi sampel.

    2.1.5 Hubungan PMDN terhadap PDRB

    Penanaman Modal Dalam Negeri atau PMDN memiliki korelasi dengan PDRB.

    Ini dapat dinyatakan karena ketika PMDN memiliki nilai yang tinggi itu akan

    berpengaruh terhadap PDRB. Ketika investor domestik menanamkan modalnya di suatu

    daerah maka dari investasi tersebut dipastikan akan mempengaruhi nilai PDRB yang

  • semakin meningkat. PMDN sebagai sumber domestik merupakan kunci utama

    pertumbuhan ekonomi nasional. Di satu sisi ia mencerminkan permintaan yang efektif

    dan di sisi lain ia menciptakan efisiensi produktif bagi produksi di masa depan.

    Penanaman modal diperlukan untuk memenuhi permintaan penduduk yang meningkat di

    negara tersebut. Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi

    tetapi juga kesempatan kerja. Pembentukan atau penanaman modal ini juga membawa

    pada kemajuan teknologi. Sumber yang dapat dikerahkan untuk pembentukan modal ini

    diperoleh dari kenaikan pendapatan nasional, pengurangan konsumsi, peningkatan nilai

    tabungan, meningkatkan keuntungan dan lain-lain. Dari sumber-sumber di atas maka

    tabunganlah yang merupakan sumber domestik yang paling efektif. Tabungan pemerintah

    dan masyarakat sangat penting dalam pembentukan modal. Tabungan pemerintah berasal

    dari pengurangan total penerimaan dalam negeri terhadap total pengeluarannya

    sedangkan tabungan masyarakat berasal dari simpanan masyarakat itu sendiri yang

    menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung.

    2.1.6 Hubungan PMA dan PMDN terhadap PDRB

    Teori Harrod-Domar yang menerangkan adanya korelasi positif antara tingkat investasi

    dan laju pertumbuhan ekonomi. Alasan mengapa Harrod dan Domar menetapkan

    investasi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi adalah karena investasi memiliki sifat

    ganda sebagai berikut (Jhingan, 1990) : Pertama, ia menciptakan pendapatan, dan kedua,

    ia memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal.

    Bila kita asumsikan bahwa ada hubungan ekonomi langsung antara besarnya stok modal

    secara keseluruhan, atau K, dengan GDP, atau Y. Maka hal itu berarti bahwa setiap

    tambahan neto terhadap stok modal dalam bentuk dalam bentuk investasi baru akan

    menghasilkan kenaikan arus output nasional atau GNP (P. Todaro, 2000). Hubungan

    tersebut dikenal dengan rasio modal-output.

    Dornbusch dan Fischer berpendapat bahwa investasi adalah permintaan barang

    dan jasa untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan dimasa

    yang akan datang.

    Menurut Sukirno Stok modal atau investasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat pendapatan nasional. Kegiatan investasi memungkinkan suatu

    masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,

    meningkatkan pendapatan nasional dan taraf kemakmuran . Jamzani Sodik dan Didi Nuryadin (2005) menyatakan bahwa investasi disepakati menjadi

    salah satu kata kunci dalam setiap pembicaraan tentang konsep ekonomi. Wacana

    pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru, serta penanggulangan kemiskinan

    pada akhirnya menempatkan investasi sebagai pendorong utama mengingat

    perekonomian yang digerakkan oleh konsumsi diakui amat rapuh terutama sejak 1997.

    Investasi, baik yang bersumber dari PMDN maupun PMA, tentunya diperlukan dalam

    mencapai suatu target pertumbuhan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi merupakan

    unsur penting dalam sebuah proses pembangunan. Kesejahteraan dan membaiknya

    kondisi perekonomian daerah diharapkan dapat tercapai dengan adanya pertumbuhan

    ekonomi yang tinggi.

    2.2 Kerangka Pemikiran

    Salah satu cara menggerakkan kegiatan produksi barang dan jasa di daerah adalah dengan

    menanamkan modal di daerah tersebut guna menghimpun sumber dana untuk membiayai

  • keagiatan produksi tersebut. Vio Achfuda Putra (2010) menyatakan bahwa usaha

    penghimpunan sumber dana dari dalam negeri yang digunakan untuk membiayai

    pembangunan mengalami kesulitan dalam upaya pembentukan modal, baik yang

    bersumber dari penerimaan pemerintah yaitu pajak dan ekspor barang dan jasa ke luar

    negeri maupun yang berasal dari penghimpunan dana dari masyarakat melalui tabungan

    sehingga dibutuhkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan atau penanaman

    modal asing (PMA). Teori tentang PDRB berhubungan dengan jurnal Putri Fajriani

    (2011).

    Adapun teori yang mendukung tentang hubungan PMA dan PMDN terhadap PDRB yaitu

    teori Harrod Domar. Yang dapat dilihat atau berhubungan dengan jurnal Halim Kasfi (2010) yang membahas tentang analisis pengaruh PMA dan PMDN terhadap PDRB di

    Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2000-2009.

    Diagram kerangka pemikiran :

    Masalah

    1. Kenaikan PDRB provinsi Jawa Tengah Tidak Signifikan

    2. Nilai Realisasi Investasi PMA dan PMDN yang Fluktuaktif

  • Paradigma penelitian :

    Teori Variabel Jurnal

    1. Konsep PDRB

    -Teori Nanga

    -Mandala

    Manurung

    2. Konsep PMA

    -J.H dunning

    -Heckskher Olin

    -David K Eiotman

    3. Konsep PMDN

    -Sadono Sukirno

    4. Hubungan PMA

    terhadap PDRB

    -Reinhart dan

    MOhsin

    5. Hubungan PMDN

    terhadap PDRB.

    -Sadono Sukirno

    6. Hubungan PMA

    dan PMDN

    terhadap PDRB

    1. Y :

    PDRB

    2. X1 :

    PMA

    3. X2 :

    PMDN

    1. Johanna D. Roberts

    2. Viktorija,Aldona dan

    Inga

    3. Mihir A.Desai

    4.Putri Fajriani (2011)

    5. Halim Kasfi (2010)

    Identifikasi Masalah

    1. Seberapa besar pengaruh PMA terhadap PDRB di Provinsi Jawa Tengah.

    2. Seberapa besar pengaruh PMDN terhadap PDRB di Provinsi Jawa Tengah.

    3. Seberapa besar pengaruh PMA dan PMDN terhadap PDRB di Provinsi Jawa

    Tengah.

    Fungsi dan model persamaan

    Fungsi : Y = F (PMA , PMDN)

    Model :

    Judul

    Analisis Pengaruh PMA dan PMDN terhadap PDRB di Provinsi Jawa

    Tengah tahun 2002-2012

  • Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang dikemukakan

    sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah diduga bahwa:

    1. Nilai realisasi PMA berpengaruh terhadap PDRB di Propinsi Jawa Tengah. 2. Nilai realisasi PMDN berpengaruh terhadap PDRB di Propinsi Jawa Tengah. 3. Nilai realisasi PMA dan PMDN berpengaruh terhadap PDRB di Propinsi Jawa

    Tengah.

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1.OBJEK PENELITIAN

    Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu PDRB, PMA dan PMDN. Dimana

    PDRB adalah variabel Y atau variabel Dependent (terikat) sedangkan PMA

    adalah variabel X1 atau Variabel Independent (bebas) dan PMDN adalah Variabel

    X2. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa

    data runtut waktu atau time series. Data sekunder merupakan data yang telah

    disediakan atau dikumpulkan oleh lembaga atau instansi terkait atau lembaga

    pengolah data yang kemudian dipublikasikan pada masyarakat pengguna data.

    Dalam penelitian ini data yang digunakan berasal BPS atau badan pusat statistik

    dan BI atau Bank Indonesia. Jadi objek dalam penelitian ini adalah PDRB, nilai

    realisasi PMA dan nilai realisasi PMDN periode tahun 2002 2012.

    3.2.METODE PENELITIAN

    3.2.1. Jenis Penelitian

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

    Pendekatan kualitatif melakukan uji hipotesis yang menggunakan model

    ekonometrika berupa gabungan antara analisa matematis,statistik dan teori

    ekonomi guna mengetahui dampak perubahan dari satu variabel terhadap variabel

    lainnya.

    3.2.1.1.Metode ( Alat Analisis )

    X1: PMA

    Y : PDRB

    X2 :PMDN

  • Pada penelitian ini, model analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini

    adalah regresi berganda atau multiple regresi yang dimaksudkan untuk mengetahui

    pengaruh antara variabel independen yaitu PMA dan PMDN terhadap variabel

    dependen yaitu PDRB. Regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh

    simultan dari beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam regresi

    berganda akan didapatkan koefesien regresi. Koefesien regresi dihitung dengan

    dua tujuan sekaligus, yaitu yang pertama adalah untuk meminimumkan

    penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen, kemudian

    yang kedua adalah untuk mengoptimalkan korelasi antara nilai aktual dan nilai

    estimasi variabel dependen berdasarkan data yang ada.

    Metode yang digunakan adalah metode OLS atau Ordinary Least Squares, penulis

    menggunakan perangkat eviews 7 untuk menganalisis data yang telah dihimpun.

    3.2.2. (Operasional Variabel)

    Variabel Konsep Skala

    Y = PDRB

    (Mandala Manurung)

    PDRB adalah menghitung

    hasil produksi

    perekonomian suatu

    daerah tanpa

    memperhatikan siapa

    pemilik faktor tersebut

    dalam periode waktu

    tertentu biasanya 1 tahun.

    Rasio

    X1 = PMA

    (Sadono Sukirno)

    Penanaman Modal Asing

    (PMA) dapat diartikan

    sebagai penanaman modal

    yang dilakukan oleh pihak

    swasta di negara asal

    pemilik modal, atau

    penanaman modal suatu

    negara ke negara lain atas

    nama pemerintah negara

    pemilik modal

    Rasio

    X2 = PMDN

    (Sadono Sukirno)

    penanaman modal dalam

    negeri (PMDN) adalah

    kegiatan menanam modal

    untuk melakukan usaha di

    wilayah negara Republik

    Indonesia yang dilakukan

    oleh penanam modal

    dalam negeri dengan

    menggunakan modal

    dalam negeri.

    Rasio

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Dari hasil pengolahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan model

    regresi linier berganda yang menggunakan perangkat Eviews m8aka diperoleh

    model persamaan regresi estimasi :

    Y = 1,43 + 7,49X1 + 2,06X2 +

    Tabel 4.1 Hasil Analisis Regresi

    Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

    C 1.43E+08 8735094. 16.38731 0.0000

    PMA 7.492941 10.17352 0.736514 0.4825

    PMDN 2.064863 1.868380 1.105163 0.3012

    R-squared 0.561336 Mean dependent var 1.62E+08

    Adjusted R-squared 0.651670 S.D. dependent var 28914004

    S.E. of regression 21410623 Akaike info criterion 36.82367

    Sum squared resid 3.67E+15 Schwarz criterion 36.93219

    Log likelihood -199.5302 Hannan-Quinn criter. 36.75527

    F-statistic 5.118594 Durbin-Watson stat 1.225121

    Prob(F-statistic) 0.037028

    Dari tabel hasil regresi tersebut dapat diketahui bahwa nilai R atau koefesien

    korelasi sebesar 0,561 atau 56,1% memperlihatkan bahwa pengaruh PMA di

    Provinsi Jawa Tengah dan PMDN di Provinsi Jawa Tengah terhadap PDRB di

    Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,43. Sedangkan nilai R2 atau koefesien determinasi

    sebesar 0,651 atau 65,1 % memperlihatkan bahwa variabel PMA dan PMDN di

    Provinsi Jawa Tengah memiliki konstribusi sebesar 65,1% terhadap PDRB di

    Provinsi Jawa Tengah, sedangkan 34,9% lainnya di pengaruhi oleh faktor lain.

    Pengujian dengan uji t.

    Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent

    terhadap variabel dependent.

    Dari hasil estimasi data diketahui bahwa uji t untuk variabel PMA sebesar 0,73

    dengan probabilitas 0,48. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka H0

    ditolak, artinya bahwa PMA berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Provinsi

    Jawa Tengah.

    Untuk variabel PMDN uji t hitung sebesar 1,10 dengan probabilitas 0,30. Karena

    nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka H0 ditolak, artinya bahwaPMDN

    berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Provinsi Jawa Tengah.

    Pengujian dengan uji f.

  • Nilai uji f dari hasil estimasi sebesar 5,11 sedangkan probabilitasnya sebesar 0,03 maka

    dapat disimpulkan bahwa PMA dan PMDN di Jawa Tengah berpengaruh signifikan

    terhadap PDRB di Provinsi Jawa Tengah.

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    Hasil analisa regresi linear berganda menunjukkan bahwa PMA dan PMDN di

    Jawa Tengah berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Propinsi Jawa Tengah

    periode 2002-2012. Jadi ketika nilai realisasi PMA di Provinsi Jawa Tengah

    meningkat maka akan meningkatkan PDRB di Provinsi Jawa Tengah. Dan juga

    ketika nilai realisasi PMDN di provinsi Jawa Tengah meningkat maka akan

    meningkatkan pula PDRB di Jawa tengah.

    5.2 SARAN

    Penanaman modal Asing dan Penanaman Modal dalam Negeri yang meningkat

    memang akan meningkatkan pula PDRB di Jawa Tengah, namun untuk

    meningkatkan PMA di Jawa Tengah pemerintah Jawa Tengah harus meningkatkan

    sarana dan infrastruktur seperti perijinan yang mudah agar PMA di Jawa Tengah

    meningkat secara signifikan setiap tahunnya dan juga menjaga nilai inflasi di Jawa

    Tengah.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Gujarati, Damodar.2004.ekonometrika dasar.Erlangga.jakarta

    Mankiw,N.Gregory,2003,Teori Makaroekonomi,edisi kelima,Erlangga, Jakarta

    Sukirno,Sadono,2004. Makroekonomi teori pengantar.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

    Todaro,Smith,2006. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan. Jakarta : Erlangga

    Manurung, Rahardja,2008. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar. Jakarta : FEUI

    Halim,Kasfi.2012. Analisis Pengaruh Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal dalam

    Negeri Terhadap PDRB di Provinsi Sulaawesi Selatan Periode 2000-2009.

    Fajriani, Putri.2011. Analisis Pengaruh Pmdn,Pma,dan Jumlah Angkatan Kerja Terhadap PDRB

    Per kapita Provinsi Jawa Tengah Tahun 1995-2009.

    Viktorija,Aldona,Inga.2011.Regression Analysis of Gross Domestic Product and its Factors in

    Lithuania.

    Robles D,Johanna.2010. The FDI and The Regional Development in Chile.

    Desai A,Mihir.2008. Domestic Effects of The foreign Activities of U.S Multinationals.