Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas SriwijayaSekretariat: Departemen Neurologi FK Unsri / RSUP dr. Mohammad Hoesin
Jl. Jenderal Sudirman Km. 3,5 PalembangEmail: [email protected] Website: www.jurnalhipokampus.com
KAMPUSHIPOJURNAL ILMIAH NEUROLOGI
ISSN : 2656-016XVOL 1, NO. 1 , FEBRUARI 2019www.jurnalhipokampus.com
NI NM EU UL RA ON LA OT
GA
IKI
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA
Diterbitkan oleh:
Ikatan Alumni Neurologi Fakultas KedokteranUniversitas Sriwijaya
Hubungan Antara Nyeri Kronis dengan Depresi dan Anxietas Pada Pasien di RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang
Profil Klinis dan Profil Rawat Inap Penderita Stroke di Departemen Neurologi RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari 2016-31 Desember 2017
Pengaruh waktu Kejadian Stroke Iskemik terhadap Gambaran Hasil Ct-Scan Kepala pada Pasien Stroke Iskemik di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Perbandingan Penggunaan An�psiko�k Tipikal dan A�pikal terhadap Perbaikan Gejala Posi�f dan Nega�f pada Pasien Skizofrenia di RSJ Aceh
Laporan Kasus: Stroke Iskemik Pasca Persalinan
Epilepsi Resisten Obat
Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Intensitas Nyeri pada Pasien Nyeri Kepala Primer di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh
KA
MP
US
HIP
OJU
RN
AL IL
MIA
H N
EU
RO
LO
GI
VO
L 1
, NO
. 1 , F
EB
RU
AR
I 20
19
H I P O K A M P U S Vol. 1 No. 1 Februari 2019 JURNAL ILMIAH NEUROLOGI www.jurnalhipokampus.com
Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya i
Salam Redaksi
Program Studi Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang
telah melahirkan sekian banyak lulusan dan tersebar di berbagai wilayah di seluruh
Indonesia. Dalam era sekarang, sangat penting untuk terus menjaga informasi dan
silaturahmi termasuk di antara alumni neurologi FK Unsri.
Gagasan untuk menerbitkan sebuah jurnal ilmiah yang kemudian diberi nama
Hipokampus- ini merupakan suatu cara untuk tetap menjaga konsistensi informasi
dan silaturahmi antar-alumni disamping tentunya juga untuk tetap bisa saling
berbagi pengetahuan ilmiah; perkembangan terbaru hasil-hasil penelitian, kasus-
kasus klinis yang menarik di daerah masing-masing ataupun analisa suatu topik
yang patut didiskusikan.
Tentunya, jurnal ilmiah ini bukan hanya dapat diisi oleh para alumni neurologi FK
Unsri, namun tentunya juga sangat diharapkan artikel-artikel dari praktisi kesehatan
dimanapun untuk berpartisipasi dalam jurnal Hipokampus ini.
Akhirnya, kehadiran jurnal Hipokampus diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif bagi tambahan ilmu pengetahuan kedokteran khususnya dalam bidang
neurologi. Dan sangat diharapkan berbagai ide, pemikiran dan juga kritikan bagi
perkembangan jurnal ilmiah ini. Terima kasih.
Redaksi.
H I P O K A M P U S Vol. 1 No. 1 Februari 2019 JURNAL ILMIAH NEUROLOGI www.jurnalhipokampus.com
iv Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Daftar Isi
Salam Redaksi .......................................................................................................... i
Dewan Redaksi ........................................................................................................ ii
Pedoman Penulisan ................................................................................................. iii
Daftar Isi ................................................................................................................. iv
Hubungan Antara Nyeri Kronis dengan Depresi dan Anxietas Pada Pasien
di RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang ........................................................... 1
Profil Klinis dan Profil Rawat Inap Penderita Stroke di Departemen
Neurologi RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang periode
1 Januari 2016-31 Desember 2017 ........................................................................ 10
Pengaruh waktu Kejadian Stroke Iskemik terhadap Gambaran Hasil
Ct-Scan Kepala pada Pasien Stroke Iskemik di Rumah Sakit Umum
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh .......................................................................... 20
Perbandingan Penggunaan Antipsikotik Tipikal dan Atipikal terhadap
Perbaikan Gejala Positif dan Negatif pada Pasien Skizofrenia di RSJ Aceh ........ 26
Laporan Kasus: Stroke Iskemik Pasca Persalinan ................................................. 33
Epilepsi Resisten Obat ........................................................................................... 40
Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Intensitas Nyeri pada Pasien
Nyeri Kepala Primer di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh ..................... 45
Subyek Indeks ......................................................................................................... v
Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 33
Laporan Kasus: Stroke Iskemik Pasca Persalinan
Case Report : Postpartum Ischemic Stroke
Nasrul Musadir
Bagian/SMF Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUD dr.Zainoel Abidin, Banda Aceh
Korespondensi: [email protected]
Abstrak
Kehamilan membawa perubahan fisiologis pada tubuh ibu. Perubahan fisiologis tersebut membawa dampak
serius terhadap kemungkinan kejadian penyakit serebrovaskular. Beberapa perubahan fisiologis seperti pada
cardiac output, stroke volume dan heart rate dapat mempengaruhi hemostasis dan hemodinamik yang justru
membuat kondisi yang mempertinggi kemungkinan stroke dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
Demikian juga pasca persalinan, dimana masih terjadi proses adaptasi untuk kembali ke keadaan sebelum
kehamilan; merupakan saat yang rawan untuk terjadinya stroke. Stroke iskemik saat kehamilan dan pasca
persalinan merupakan kondisi klinis yang serius dan mengkhawatirkan baik bagi ibu, janin dan juga keluarganya.
Ketika terjadi saat kehamilan, maka perhatian perlu diberikan secara sungguh-sungguh terhadap keadaan ibu
dan juga janin. Demikian juga ketika stroke iskemik terjadi pasca persalinan, maka selain akibat fatal yang bisa
menimpa ibu, maka dapat juga menyebabkan dampak buruk terhadap perawatan bayi baru lahir.
Kata kunci : stroke, pasca persalinan
Abstract
There are several physiological changes in pregnancy. These phsysilogical changes have a serious impact on the
possibility of cerebrovasculaar desease. Some some of them such as cardiac output, stroke voulme and heart rate
can affect hemostasis and hemodynamics which actually create conditions that increase the likehood of stroke
compared to non-pregnant women. Likewise postpartum, where there is still an adaptation process to return to
the state before pregnancy; is a time prone to stroke. Ischemic stroke during prenancy and postpartum is a serious
and worrying clinical condition for the mother, fetus and their family.When itu occurs during pregnancy, attention
needs to be given seriously to the condition of the other and fetus. Likewise, when ischemic stroke occurs after
childbirth, then besides the fatal consequences that can befall the maother, it can also cause adverse effect on
newborn care.
Keyword : stroke, postpartum
PENDAHULUAN
Stroke merupakan defisit
neurologis baik fokal atau global yang
disebabkan gangguan suplai pembuluh
darah otak serebral yang terjadi lebih dari
24 jam.1 Dibandingkan dengan wanita yang
tidak hamil, terjadi peningkatan risiko
terjadinya stroke pada wanita saat
kehamilan.2 Hal ini disebabkan adanya
perubahan fisiologis yang signifikan pada
tubuh ibu selama kehamilan. Perubahan-
perubahan tersebut justru memperberat
kemungkinan risiko penyakit
serebrovaskular.1,2,3 Meskipun terjadi
peningkatan risiko stroke pada kehamilan
dan pasca persalinan, namun jumlah
keseluruhan insiden masih rendah,
kemungkinan karena masih terbatasnya
jumlah yang dilaporkan. 3 Atau sangat
mungkin terjadi kelalaian diagnosis.
Aterosklerosis dianggap jarang
dialami oleh usia muda, namun stroke yang
terjadi pada usia muda lebih banyak
disebabkan oleh faktor lain seperti
hiperkoagulasi, pre-eklamsia dan
eklampsia, trombosis vena serebral,
embolisme paradoksical, postpartum
cerebral angiopathy dan peripartum
kardiomiopati yang dapat terjadi selama
kehamilan dan setelah persalinan.4
Demikian juga beberapa saat setelah
melahirkan, dimana proses adaptasi
fisiologis kembali kepada keadaan normal -
setelah perubahan saat kehamilan- sedang
berjalan menuju keadaan normal dan bisa
H I P O K A M P U S Vol. 1 No. 1 Februari 2019 JURNAL ILMIAH NEUROLOGI www.jurnalhipokampus.com
34 Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
memakan waktu sampai 12 minggu.2
Sehingga dalam batasan umur, stroke yang
terjadi dalam rentan usia 15-35 tahun lebih
banyak dialami oleh wanita dibandingkan
insiden pada laki-laki. 4
Insiden stroke pada wanita dengan
kehamilan meningkat pada trimester ketiga
dan setelah melahirkan dan semakin
meningkat pada wanita hamil pada usia
lebih tua dan juga yang mengalami
hipertensi selama kehamilan.5 Saat-saat
baru melahirkan dianggap saat yang paling
tinggi risiko untuk timbul kejadian stroke.6
Stroke merupakan kasus yang
banyak menimbulkan kematian bagi ibu
hamil.; mencakup 12% dari seluruh
kematian pada kehamilan. Angka insiden
stroke iskemik pada kehamilan dan setelah
melahirkan bervariasi antara 3,4 sampai
210 per 100.000 kehamilan.4 Di Amerika
Serikat, sepanjang 2000-2001 terdapar
2.850 kehamilan yang mengalami
komplikasi stroke dengan rata-rata 34,2 per
100.000 kelahiran, dengan 117 mengalami
kematian dan angka rata-rata kematian
mencapai 1,4 per 100.000 kehamilan.1
Laporan kasus ini memaparkan
seorang wanita 27 tahun yang melahirkan
anak pertama, mengalami gejala stroke
setelah beberapa hari melahirkan dan
mengalami perbaikan defisit neurologis
dengan pemberian antikoagulan.
KASUS
Seorang wanita, 23 tahun,
melahirkan anak pertama dalam proses
persalinan normal, 3 hari setelah
melahirkan tiba-tiba mengalami kelemahan
sisi tubuh sebelah kiri, disertai mulut merot
dan bicara pelo. Pasien susah dalam
berbicara, meski pasien dapat memahami
dengan baik apa yang disampaikan orang
lain dan pasien juga dapat menyampaikan
keinginannnya dengan baik. Saat kejadian,
pasien tidak mengalami nyeri kepala, tidak
ada muntah, tidak ada kejang dan
penurunan kesadaran. Satu hari
sebelumnya pasien mengatakan mengalami
rasa kebas-kebas pada tubuh sebelah kanan,
yang dirasakan sekitar 5-6 menit; namun
kemudian menghilang. Setelah kejadian
pasien tidak bisa menggerakkan lengan dan
tungkai kanannya. Kekuatan ektremitas sisi
yang lemah sebesar 1 (satu); pasien hanya
bisa menggerakkan anggota ektremitasnya
namun tidak bisa mengangkatnya. Selama
kehamilan, pasien tidak mengalami
kenaikan tekanan darah, tidak ada riwayat
kejang sebelum dan selama kehamilan dan
tidak ada riwayat nyeri kepala. Beberapa
jam sebelum kejadian, pasien mengeluh
adanya nyeri kepala namun segera
menghilang.
Dilakukan pemeriksaan CT scan
kepala pada pasien ini, disertai dengan
pemeriksaan Elektrokardiogragi (EKG),
rontsen Thorak dan pemeriksaan
laboratorium darah rutin. Dari hasil CT
scan kepala didapatkan hasil berupa infark
tromboemboli subakut pada lobus
temporoparietal kanan mencapai ventrikel
lateralis kanan disertai adanya gambaran
udema pada daerah frontal kanan. Tidak
ditemukan kelainan dari hasil EKG dan
radiologis thorak; demikian juga tidak
ditemukan hasil yang abnormal dari hasil
pemeriksaan laboratorium darah. Selama
kehamilan, pasien tidak mengalami
hipertensi dan saat kejadian, tekanan darah
pasien mengalami peningkatan menjadi
150/100 mmHg.
Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 35
Gambaran hasil CT-scan pasien: subakut trombo emboli infarction dilobus temporoparietal kanan disertai
perifokal udema.
Pasien menjalani rawat inap dan
diberikan terapi antikoagulan Enoksaparin
sodium dengan dosis 0,6 cc setiap 12 jam
melalui subcutan, ditambah dengan
pemberian steroid berupa deksametason
dengan dosis 500 mg setiap 12 jam untuk
mengatasi udema serebral pada daerah
lobus frontal kanan. Terapi medikamentosa
lain sesuai dengan gejala yang dialami
pasien. Pada hari kedua onset, pasien juga
diberikan terapi rehabilitasi medik.
Setelah hari ke-2 terapi, pasien
mulai bisa berbicara lebih baik
dibandingkan dengan saat kejadian namun
belum ada perubahan pada gangguan
motorik lengan dan tungkai kiri dan belum
ada perbaikan pada parese nervus tujuh
sentral kiri. Pada hari ke-6 onset, pasien
mulai mengalami perbaikan motorik pada
pergerakan lengan dan tungkai, dimana
lengan kiri sudah bisa digenggam dan
dilakukan pengangkatan berlawanan
dengan gravitasi dan tungkai kiri mulai bisa
diangkat dan dilakukan endorotasi. Pasien
dipulangkan pada hari ke-7 onset dan pada
saat kunjungan kontrol pada hari ke-12
onset, pasien mengalami perbaikan yang
signifikan; pasien sudah bisa
menggerakkan tungkai kirinya untuk
berjalan meski perlu dipapah dan
kemampuan bicara semakin lancar. Pada
hari ke-19 onset, pasien semakin
mengalami perbaikan dimana berbicara
sudah kembali normal dan parese nervus
fasialis dan nervus hipoglossus semakin
membaik. Gerakan motorik pada lengan
dan tungkai mendekati kekuatan penuh.
Kepada pasien dan keluarganya
dilakukan edukasi berupa penjelasan
tentang gejala-gejala yang dialami pasien
sebagai akibat dari proses kehamilan dan
pasca persalinan, dan bagaimana untuk
menjaga kondisi agar gejala-gejala tersebut
tidak berulang. Pasien disaranakan untuk
tetap melakukan kontrol rutin di poliklinik
neurologi.
PEMBAHASAN
Pasien ini merupakan wanita usia
muda yang baru 3 hari melahirkan dan tiba-
tiba mengalami gejala hemiparesis sinistra,
disertai dengan parese nervus fasialis dan
nervus hipoglossus, diawali dengan gejala
nyeri kepala beberapa hari sebelumnya dan
gejala gangguan sensorik beberapa saat
sebelum mengalami gejala gangguan
motorik. Hasil CT scan kepala
menunjukkan gambaran subakut infark
tromboemboli di lobus temporoparietal
kanan.
H I P O K A M P U S Vol. 1 No. 1 Februari 2019 JURNAL ILMIAH NEUROLOGI www.jurnalhipokampus.com
36 Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Gambaran lesi pada regio tersebut
sesuai dengan teritoriti dari MCA (Middle
Cerebral Artery) pada hemisfer non-
dominan.7 Kebanyakan infark pada teritori
MCA biasanya merupakan emboli yang
berasal dari jantung atau akibat perfusi
rendah karena oklusi pada ICA, occlusive
desease pada MCA atau intrinsic desease
pada arteri lentikulostriata. (Wang, 2000).8
Saat kehamilan, terjadi berbagai
perubahan fisiologis pada tubuh wanita.
Berbagai perubahan tersebut merupakan
konsekuensi dari keadaan bervariasinya
keadaan hormon yang mengalami
perubahan.2 Perubahan yang paling
mencolok pada sistem kardiovaskular
adalah terjadinya peningkatan blood
volume yang dapat hampir mencapai 50%
dari keadaan sebelum hamil, yang terdiri
dari plasma darah mencapai kenaikan
sekitar 1.500 ml dan eritrosit yang
mengalami kenaikan sejumlah 500 ml.
Namun kenaikan blood volume tersebut
tidak begitu besar pada pasien yang
mengalami pre-eklamsia maupun
eklampsia yang rata-rata mengalami
kenaikan hanya sekitar 200 ml.9 Kenaikan
volume plasma yang lebih besar
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit
menyebabkan turunnya konsentrasi
hemoglobin darah (Hb), hematokrit dan
hitung jenis eritrosit. 10
Perubahan pada sistem
kardivaskular dimulai pada awal kehamilan
seperti peningkatan cardiac output yang
mencapai 20% pada usia kehamilan
delapan minggu. Kemungkinan penyebab
utamanya adalah vasodilatasi perifer yang
dimediasi oleh endothelium-dependent
factors termasuk sintesis nitric oxide,
regulasi oleh estradiol dan vasodilatasi
prostaglandin. Vasodilasi perifer
menyebabkan 25-30% penurunan systemic
vascular resistance dan sebagai
kompensasinya terjadi peningkatan cardiac
output sekitar 40% selama kehamilan.
Kondisi ini tercapai utamanya melalui
peningkatan stroke volume, dan juga dalam
bagian kecil; peningkatan heart rate.
Peningkatan maksimal cardiac output
dapat terjadi pada usia kehamilan 20-28
minggu. 10 Peningkatan stroke volume
sangat mungkin disebabkan terjadinya
peningkatan terlebih dahulu masa otot
dinding ventrikel dan volume end-
diastolic.10,11 Jantung mengalami dilatasi
dan kontraktilitas myocardial mengalami
peningkatan.10 Selama persalinan, terjadi
perubahan drastis cardiac output dengan
terjadi peningkatan yang progresif;
demikian juga dengan peningkatan heart
rate. Dan satu hari setelah persalinan,
terjadi penurunan drastis stroke volume dan
heart rate; cardiac output secara bertahap
mengalami penurunan sampai 50% di atas
jumlah sebelum kehamilan dalam 2 minggu
setelah persalinan dan menjadi normal
dalam 6 sampai 12 minggu setelah
kelahiran.2
Tekanan darah akan mengalami
penurunan pada trimester pertama dan
kedua, namun mengalami peningkatan
sesuai tingkatan tekanan darah sebelum
kehamilan, pada trimester ketiga. 10
Tekanan arteri akan menurun, termasuk
tekanan sistolik, diastolik dan mean arterial
pressure (MAP). Tekanan diastolik dan
MAP mengalami penurunan lebih besar
dari tekanan sistolik selama kehamilan.
Karena kebanyakan perubahan terjadi di
awal kehamilan, menjadi penting untuk
membandingkan nilai hemodinamik
sebelum kehamilan dan saat awal
kehamilan ketika perubahan mulai terjadi.12
Perubahan pada sistem koagulasi
selama kehamilan menyebabkan kondisi
hiperkoagulasi. 13 Konsentrasi faktor-faktor
pembekuan tertentu terutama faktor VIII,
IX dan X menjadi meningkat. 4,14 Kadar
fibrinogen meningkat tajam di atas 50%
dan aktifitas fibrinolitik menjadi menurun.
Konsentrasi antikoagulan seperti
antitrombin dan protein S mengalami
penurunan. Sehingga kehamilan
mengakibatkan perubahan kseimbangan
pada sistem koagulasi dalam kaitannya
dengan faktor pembekuan, yang
menjadikan kehamilan dan kondisi setelah
melahirkan menjadi faktor predisposisi
vena trombosis.10 Di sisi lain, peningkatan
Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 37
prolaktin sebagai hasil perubahan fisiologis
menjelang persalinan dan terjadinya
hiperprolaktinemia merupakan indikasi
penyebab peningkatan agregasi platelet.4
Vena trombosis serebral (Cerebral
Vein Thrombsosis/CVT) merupakan
kondisi emergensi dengan gejala yang
bervariasi, mulai dari nyeri kepala, kejang
sampai penurunan kesadaran tingkat koma.
Predisposisi utama penyakit ini adalah
hiperkoagulasi termasuk kondisi
protombotik pada kehamilan dan setelah
melahirkan.15 Oklusi vena kortek
menyebabkan infark yang berkaitan dengan
gejala dan tanda defisit neurologis fokal.
Oklusi pada vena besar sinus bisa
menyebabkan hipertensi intrakranial akibat
peningkatan tekanan vena dan gangguan
pada absorbsi cairan serebrospinal. Jika
terjadi trombosis pada sinus cavernosus
dapat mengakibatkan nyeri pada daerah
mata dan terkadang terjadi eksoltalmus.
Diduga bahwa sebagian besar stroke yang
terjadi pada masa kehamilan dan pasca
persalinan disebabkan oleh trombosis pada
vena serebral. Misalnya sebuah penelitian
di Meksiko yang menunjukkan hasil lebih
dari setengah CVT yang terjadi mempunyai
kaitan dengan kehamilan.4 CVT mencakup
1% dari keseluruhan stroke yang terjadi. 14
Istilah diagnosis lain yang sering
digunakan untuk menyatakan defisit
neurologis yang terjadi secara akut pada
wanita hamil maupun pasca persalinan
yaitu postpartum angiopathy.16 Postpartum
cerebral angiopathy (PCA) merupakan
bagian dari gangguan dengan istilah
reversible cerebral vasocontriction
syndromes, yang mempunyai karakteristik
vasokontriksi multifokal dari arteri-arteri
serebral dan dapat terjadi dalam berbagai
variasi gejala klinis yang biasanya terjadi
beberapa hari setelah melahirkan. Gejala
yang biasa dialami seperti nyeri kepala tiba-
tiba, fotosensitifitas, muntah, kejang dan
bisa gangguan kesadaran dan seringnya
mempunyai gejala yang menyerupai
eklampsia.4
Selain itu, selama kehamilan juga
terjadi perubahan hormonal yang juga
mempunyai keterkaitan dengan perubahan
fisiologis. Peningkatan kadar hormon
estrogen dan progesteron yang terjadi
selama kehamilan mempunyai hubungan
dengan vasodilatasi. Sementara Relaxin
yaitu suatu hormon peptida yang dihasilkan
oleh corpus luteum dan bersirkulasi selama
kehamilan telah dibuktikan mempunyai
peranan pada endothelium-dependent
vasodilatory.12
Selain itu, faktor pre-eklampsia dan
eklampsia menjadi faktor lain juga yang
menyebabkan peningkatan risiko stroke
pada wanita hamil. Selama kehamilan,
autoregulasi serebral sangat mungkin
terganggu akibat hiperventilasi kronik.
Gangguan pada autoregulasi serebra
menyebabkan peningkatan tekanan perfusi
serebral. Pre-eklampsia menyebabkan
gangguan sebesar 2-10% dari seluruh
kehamilan. Sementara proporsi pengaruh
pre-eklampsia dan eklampsia terhadap
stroke saat kehamilan mencapai 25-45%.
Wanita dengan riwayat pre-eklampsia saat
kehamilan mempunyai kecenderungan
untuk mengalami stroke iskemik sebesar
60% saat tidak hamil.4
Diagnosis stroke pada wanita
dengan kehamilan ditegakkan dengan cara
yang relatif sama dengan diagnosis stroke
pada wanita non-pregnant; dan
pertimbangan dalam waktu yang tepat
untuk menegakkan diagnosis menjadi
faktor penting termasuk untuk melakukan
strategi penanganan.5 Penggunaan imaging
merupakan faktor sangat penting dalam
menegakkan diagnosa, termasuk dalam
membedakan antara stroke iskemik atau
hemoragik, meskipun harus dengan sangat
cermat mengingat faktor radiasi terhadap
kehamilan.5,17 Pada kasus yang diduga
sebagai CVT, sangat dianjurkan
penggunaan MRI dan MRA untuk
menegakkan diagnosis.18 Penggunaan
imaging juga harus dilakukan pada waktu
yang tepat untuk menghindari
keterlambatan diagnosis.19 Pada pasien
yang telah dipaparkan diatas, hanya
dilakukan CT scan kepala dan tidak
dilakukan MRI atau MRA. Dari hasil CT
H I P O K A M P U S Vol. 1 No. 1 Februari 2019 JURNAL ILMIAH NEUROLOGI www.jurnalhipokampus.com
38 Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
scannya telah menunjukkan gambaran
infark luas.
Penanganan pasien stroke iskemik
pasca persalinan relatif lebih mudah jika
dibandingkan dengan penanganan stroke
saat kehamilan. Pasca melahirkan, maka
risiko terhadap janin akibat stroke menjadi
tidak ada. Hanya perlu diperhatikan efek
jika ibu memberikan ASI untuk bayi.
Penanganan pasien stroke iskemik
dengan kehamilan, tidak berbeda dengan
penanganan pasien stroke pada umumnya.
Perhatian harus diberikan pada oksigenasi
yang adekuat, mempertahankan sirkulasi
dan euglikemia. Pada pasien muda yang
umumnya dibawah 45 tahun dengan
iskemik stroke, dianjurkan untuk dlakukan
test antifosfolipid antibodi, demikian juga
echocardiografi untuk mencari
kemungkinan emboli atau penyebab
lainnya dari jantung. Imaging ekstrakranial
juga diperlukan untuk tujuan yang sama,
mencari penyebab dasar dari stroke.5
Pemberian antikoagulan jenis
heparin pada pasien stroke dengan
kehamilan tidak merupakan suatu
kontraindikasi dikarenakan antikoagulan
heparin tidak dapat melewati plasenta dan
risiko terjadinya pendarahan terhadap janin
dapat dihindari. Hal ini berbeda dengan
antikoagulan jenis warparin.2 Namun
warparin tidak mempunyai efek
antikoagulan terhadap bayi yang
mendapatkan ASI, sehingga dapat
diberikan pada ibu penderita stroke pasca
persalinan. Dan dari suatu penelitian
didapatkan bahwa wanita yang
memberikan ASI lebih dari setahun, 10%
berkurang kecenderungan untuk
mendapatkan penyakit jantung atau stroke
dibandingkan dengan wanita yang tidak
pernah memberikan ASI. 17
Terapi pada pasien yang dilaporkan
di atas diberikan antikoagulan Enoksaparin
sodium dengan dosis 0,6 cc/12 jam yang
diberikan melalui subcutan selama lima
hari.
KESIMPULAN
Telah dilaporkan satu kasus stroke
iskemik pada wanita muda yang baru
menjalani proses persalinan. Beberapa hari
setelah persalinan mengalami defisit
neurologis berupa hemiparese sinistra
disertai dengan parese nervus VII dan
nervus XII sinistra sentral. Pasien
diberikan terapi antikoagulan Enoksaparin
sodium selama 5 hari dan pasien
menunjukkan perbaikan dalam waktu yang
relatif singkat.
Kehamilan dan juga pasca
persalinan merupakan waktu yang rawan
untuk terjadinya stroke pada wanita. Hal ini
disebabkan adanya berbagai macam
perubahan fisiologis pada ibu hamil.
Perubahan-perubahan itu meningkatkan
faktor risiko terjadinya stroke.
Perlu perhatian yang serius terhadap
kondisi dan gejala-gejala yang dialami
selama kehamilan dan juga pasca
persalinan. Adanya pre-eklampsia dan juga
eklampsia patut mendapatkan perhatian
terhadap kemungkinan stroke; karena
kedua hal tersebut juga merupakan faktor
risiko tersendiri terhadap stroke.
Diagnosis dan terapi stroke pada
kehamilan tidak jauh berbeda dengan
pasien stroke pada umumnya; hanya pada
saat kehamilan perlu perhatian terhadap
kondisi ibu, usia kehamilan dan janin.
Pasca persalinan perlu memperhatikan
kemungkinan efek perawatan terhadap bayi
baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
1. Moatti Z, Gupta M, Yadava R, Thamban S. A
Review of Stroke and Pregnancy : incindency,
management and prevention. European journal
of obstetric & Gynecology and Reproductive
Biology 2014, 181, p.20-27
2. Del Zotto E, Giossi A, Volonghi I, Costa P,
Padovani A, Pezzini A. Ischemic Stroke during
pregnancy and Puerperium. Stroke research and
treatment. 2011. Article ID 606780, p. 1-13
3. Khan M, Wasay M, Menon B, Saadatnia M,
Venketasubramanian, Gunaratne P, et al.
Pregnancy and Puerperium-Related Stroke in
Asian Women. Journal of Stroke and
Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 39
Cerebrovascular Deseases 2013, 22 (8), p. 1393-
1398
4. Treadwell SD, Thanvi B, Robinson. Stroke in
Pregnancy and The Puerperium. Postgrad Med J
2008, 88, p.238-245
5. Cauldwell M, Rudd A, Nelson-Percy C.
Management of Stroke and Pregnancy.
European Stroke Journal, 2018: 3(3), p.227-236
6. Allison SJ, Basit A, Hussein OM, Ahmed RA.
Stroke in The Postpartum Period : A case study.
Journal of Clinical & Diagnostic Research,
2013: 7(6), p.1183-85
7. Portera-Cailliau C, Doherty CP, Buonanno FS,
Feske SK. Middle Cerebral Artery Territory
Infarction Sparing The Precentral Gyrus: report
of three cases. Journal Neurol Neurosurgery
Psychatry 2003, 74(4), p.510-512
8. Min WK, Park KK, Kim YS, Park HC, Kim JY,
Park SP et al. Topographic Diversity With
Common Occurrence of Concomittant Small
Cortical and Subcortical Infarcts. Stroke, 2000:
31, p.2055-2061
9. Edward R, Yeomans, Gillstrap LC. Physiologic
Changes In Pregnancy and Their Impact on
Critical Care. Crit Care Med, 2005: 33(10), p.
S256-S258 (Suppl)
10. Soma-Pillay P, Nelson-Piercy C, Tolppanen H,
Mebazaa A. Physiological Changes In
Pregnancy. Cardiovascular Journal of Africa,
2016: 27(2), p.89-94
11. Bedson R, Riccoboni A. Physiology of
Pregnancy: clinical anaesthetic implications.
Countinuing Education in Anaesthesia; Critical
care & Pain, 2014, 14(2), p.69-72
12. Sanghavi M, Rutherford JD. Cardiovascular
Physiology of Pregnancy. Circulation, 2014:
130, p. 1003-8
13. Marina SG, Mariana Guimaraes, Nuno M.
Thrombolysis in Pregnancy: a literature reiview.
The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal
Medicine. 2018, DOI:
10.1080/14767058.2018.1434141, p.1-11
14. Beal CC, Faucher MA. Stroke and Pregnancy:
An Integrative Review With Implication for
Neuroscience Nurses. Journal of Neuroscience
Nursing, 2015: 47(2), p.76-84
15. Kontogiorgi M, Kalodimou V, Kollias S,
Exarchos D, Serafim N, Ghitas A et al.
Postpartum Fatal Cerebral Vein Thrombosis : A
case report and review. Journal of Clinical
Diagnosis, 2012 : 2, p.1-3
16. Gupta P, Rohatgi A, Patel S. Post-partum
Angiopathy Presenting as Ischemic Stroke.
Journal of The Asscociation of Physicians of
India, 2016: 64, p.89-91
17. Cheng SJ, Chen PH, Chen LA, Chen CP. Stroke
During Pregnancy And Puerperium: Clinical
Perspectives, 2010: 49(4), p.395-400
18. Marwah S, Mohindra R. Diagnosis and
Management of obstetric Cerebral venous
thrombosis: a stringent challenge. International
Journal of Reproduction, Contraception,
Obstetric anf Gynecology, 2016: 5(12), p.4095-
8
19. Kulkarni AM, Chandan G, Aisha MM, Royce
DSA. Acute Nuerological Disorder in Women
during Pregnancy and Puerperium- A cross
Sectional Study. Clinical Radiological &
Imaging Journal, 2018: 2(3), p. 1-9