17

JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA...Etika Profesi Menurut Arens et.al, (2012:60) etika profesi adalah seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai.Etika profesi bagi praktik

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA merupakan Jurnal Ilmiah

    yang menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian

    atau aplikasi penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan

    bidang yang ada di Universitas Satya Negara Indonesia yang memiliki empat

    Fakultas yaitu FakultasTeknik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas

    Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosia ldan Ilmu Politik. Jurnal ini merupakan sarana

    publikasi dan ajang berbagi karya riset dan pengembangannya di Universitas

    Satya Negara Indonesia (USNI).

    Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim kealamat Penerbit. Informasi lebih

    lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada

    halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurna lIlmiah atau dapat dibaca

    pada setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi editor atau

    mitra bestari.

    Jurnal ini terbi tsecara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yakn iJuni dan

    Desember. Jurnal Ilmiah Satya Negara Indonesia merupakan peningkatan dari

    Jurnal USNI sebelumnya.

    Alamat Penerbit / Redaksi

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM)

    Universitas Satya Negara Indonesia

    Jl. Arteri Pondok Indah No.11 Kebayoran Lama Utara

    Jakarta Selatan 12240 – Indonesia

    Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963

    Homepage : http://www.usni.ac.id

    E-mail : [email protected]

    FrekuensiTerbit

    2 kali setahun :JunidanDesember

  • Vol. 9 No. 2 Desember2016 ISSN : 1979-5246

    JURNAL ILMIAH

    SATYA NEGARA INDONESIA

    Pelindung

    Prof. Dr. Lijan P. Sinambela, MM, M.Pd

    (Rektor)

    PenanggungJawab

    Dr. Yusriani Sapta Dewi, M. Si

    (Ketua LPPM)

    Penasihat

    Prof. Dr. Ir. Supriyono Eko Wardoyo, M.Aq

    DewanRedaksi

    Teguh Budi Santoso, S.Kom.,M.Kom

    Prionggo Hendradi, S.Kom.,M.Kom

    Ir. RienaF.Telussa, M.Si

    Bertha Komala Sinambela, S.Sos. M.Si

    Guston Sitorus, SE.,M.Si

    MitraBestari

    Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.Sc (UGM)

    Dr.Ir. Rofiq Sunaryanto (BPPT)

    Prof. Dr. Ir. Rosmawati Paranginangin, M.S (BalaiRiset DKP)

    Dr. Dedi Setia Permana, M.Sc (LIPI)

    PenyuntingPelaksana

    Nurul Chafid,S.Kom.,M.Kom

    Mulyana Adnan,SE

  • DAFTAR ISI

    Sistem Pengolahan Data Keluhan Pelanggan Berbasis Android Pada

    CV. Constructa Builders 1-5 Berlin Sitorus

    Efektifitas Komunikasi Antar Budaya di PasarTradisional Kebayoran Lama Dengan

    Keanekaragaman Suku dan Budaya Antara Penjual Dan Pembeli 6-15

    Bertha Komala Sinambela

    Pengaruh Kebijakan Larangan Impor Babi Dari Meksiko Oleh Indonesia Terhadap

    Industri Produk Olahan Babi Meksiko 16-25

    Djoesept Harmat Tarigan

    Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan

    Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor 26-38

    Adolpino Nainggolan, Heriston Sianturi

    Implementasi Sistem Manajemen Proyek Pada PT. Multikarya Asia Pasifik Raya

    (MKAPR) Dengan Menggunakan ERP Idempiere 39-46

    Prionggo Hendradi, Syahnan Syarip Siadari

    Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Lokasi Indomaret Dengan Metode Topsis 47-53

    RiamaSibarani

    Gaya Kepemimpinan, Pengambilan Keputusan dan Peran Pemimpin (Kerangka Evaluasi

    Kepemimpinan di Universitas Satya Negara Indonesia) 54-61

    Semuel A. M. Littik

    Implementasi Load Balancing Dua Line Internet Service Provider (ISP) Menggunakan

    Mikrotik RB 750 62-67

    Sukarno BahatNauli, Andi Diyansah

    Alat Pengiriman Status Gunung Berapi Melalui Media SMS Berbasis MIKRO KONTROLLER

    ATMEGA 328 68-75

    Teguh Budi Santoso, RikoRudyanto

    Penurunan COD, TSS Pada Penyaringan Air Limbah Produksi Tempe di Dusun

    Wates Desa Pancawati Kecamatan Klari Kabupaten Karawang 76-79

    Yusriani Sapta Dewi, Ika Runtika

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 26

    PENGARUH PEMAHAMAN GOOD

    GOVERNANCE, GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN

    ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR Adolpino Nainggolan

    1), Heriston Sianturi

    2)

    Univesitas Satya Negara Indonesia

    Email: [email protected]

    Univesitas Satya Negara Indonesia

    Email: [email protected]

    Abstrak

    Kinerja KAP berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditor. Idealnya dalam profesi, auditor harus

    mempertimbangkan prinsip-prinsip dasar pemerintahan yang baik dari gaya kepemimpinan, budaya organisasi

    dan etika profesi dalam KAP. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di 50 KAP, di

    wilayah Jakarta. Metode purposive sampling, Teknik sampling yang digunakan adalah pengambilan sampel

    berdasarkan pertimbangan (judgment sampling) peneliti. Total sampel 120 responden penelitian ini. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa sebagian pemahaman tata kelola yang baik, gaya kepemimpinan dan etika

    profesi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, tetapi budaya organisasi tidak berpengaruh signifikan

    terhadap kinerja auditor. Tetapi sekaligus memahami pemerintahan yang baik, gaya kepemimpinan, budaya

    organisasi dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

    Kata kunci: Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasidan Etika Profesi

    dan Kinerja Auditor

    Abstract

    KAP-quality performance is largely determined by the performance of auditors. Ideally in the

    profession, the auditor should consider the basic principles of good governance, leadership styles,

    organizational culture and ethics of the profession in the KAP. The population in this study were all

    auditors working in 50 KAP, in the Jakarta area. The sampling technique used purposive sampling

    method is sampling based on the consideration (judgment sampling) researchers. The total sample of

    120 respondents of this research. The results showed that partially understanding of good

    governance, leadership style and professional ethics significant effect on the performance of auditors,

    but the culture of the organization has no significant effect on the performance of auditors. But

    simultaneously understanding of good governance, leadership styles, organizational culture and

    ethics of the profession have a significant effect on the performance of auditors.

    Keywords : Understanding of Good Governance, Leadership Styles, Organizational Culture

    and Ethics of The Profession and Performance of Auditors

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 27

    PENDAHULUAN

    Profesi akuntan publik merupakan profesi

    kepercayaan masyarakat, dari profesi inilah

    masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas

    tidak memihak terhadap informasi yang

    disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

    laporan keuangan (Mulyadi, 2006:4).Seorang

    auditor atau suatu Kantor Akuntan Publik lalai

    atau gagal mempertahankan sikap indepen-

    densinya, maka kemungkinan besar anggapan

    masyarakat bahwa semua akuntan publik tidak

    independen.

    Kasus pelanggaran ketidak independen

    auditor adalah kasus Enron dan beberapa kasus

    di Indonesia seperti kasus Kimia Farma dan

    Bank Lippo, dengan melibatkan kantor-kantor

    akuntan yang selama ini diyakini memiliki

    kualitas audit tinggi. Kasus keterlibatan 10 KAP

    yang melakukan audit terhadap Bank Beku

    Operasi (BBO) dan bank beku kegiatan usaha,

    dalam kasus ini melibatkan KAP papan atas

    (Winarto, dalam Sri Trisnaningsih (2007).

    Berdasarkan kasus di atas, kepercayaan

    para pemakai laporan keuangan auditan mulai

    menurun, sehingga para pemakai laporan seperti

    investor dan kreditur mempertanyakan sikap

    independensi auditor. Hal ini dapat terjadi

    karena auditor belum optimal dalam mewujud-

    kan good governance, gaya kepemimpinan,

    budaya organisasi dan etika profesi dalam

    melaksanakan kinerjanya

    Kinerja KAP yang berkualitas sangat

    ditentukan oleh kinerja auditor. Secara ideal di

    dalam menjalankan profesinya, seorang auditor

    hendaknyamemperhatikan prinsip dasargood

    governance,gaya kepemimpinan, budaya orga-

    nisasidalam KAPtersebut. Peran profesi auditor

    dalam hal ini harus lebih diberdayakan antara

    lain pemahaman good governance yang lebih

    baik, tanggungjawab yang lebih besar dan

    kebebasan mengkreasi pekerjaan dalam mem-

    bantu stakeholder namun tidak menyalahi etika

    profesi yang ada, gaya kepemimpinan sangat

    diperlukan karena dapat memberikan nuansa

    pada kinerja auditor yang cenderung bisa formal

    maupun informal, menciptakan pengembangan

    budaya organisasi yang efektif yang dapat

    memperkuat KAP beserta perangkat kerjanya,

    menciptakan perbedaan yang jelas antara auditor

    dengan kliennya,dan memberi standar dan kode

    etik yang tepat mengenai apa yang harus

    dijadikan sebagai ukuran dalam menjalankan

    tugasnya, dan sebagai mekanisme pembuat

    kendali yang memadu dan membentuk sikap dan

    perilaku auditor.

    Oleh karena itu, isu sentral dari penelitian

    ini adalah: (1) Peneliti ingin membuktikan

    secara empiris, pemahaman good governance,

    gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan etika

    profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor. (2)

    Mengembangkan dan melakukan kajian lebih

    lanjut penelitian terdahulu,dan (3) Membuktikan

    secara empiris, hasil penelitian selanjutnya akan

    sama ataukah berbeda dengan hasil penelitian

    terdahulu.

    KAJIAN LITERATUR

    Good Governance (GG)

    Good Governance adalah suatu konsep

    yang mengacu kepada proses pencapaian

    keputusan dan pelaksanaannya yang dapat

    dipertanggungjawabkan secara bersama. Pema-

    haman GG merupakan wujud respek terhadap

    sistem dan struktur yang baik untuk mengelola

    perusahaan dengan tujuan meningkatkan pro-

    duktivitas usaha.

    Adapun prinsip dasar konsep Good

    Governancepada organisasi KAP meliputi:

    a. Fairness(keadilan): akuntan publik dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran

    laporan keuangan yang diperiksa, harus

    bersikap independen dan menegakkan ke-

    adilan terhadap kepentingan klien, pemakai

    laporan keuangan, maupun terhadap kepen-

    tingan akuntanpublik itu sendiri.

    b. Transparency (transparansi): hendaknya berusaha untuk selalu transparansi terhadap

    informasi laporan keuangan klien yang

    diaudit.

    c. Accountability:menjelaskan peran dan tanggung jawabnya dalam melaksakan

    pemeriksaan dan kedisiplinan dalam me-

    lengkapi

    d. Responsibility(pertanggungjawaban): me-mastikan dipatuhinya prinsip akuntansi

    yang berlaku umum dan standar profesional

    akuntan publik selama menjalankan

    profesinya.

    Dengan menegakkan sistem Good

    Governance dalam suatu organisasi diharapkan

    terjadi peningkatan dalam hal :

    a. Efisiensi, efektivitas dan kesinambungan suatu organisasi dalam memberikan kon-

    tribusi kepada terciptanya kesejahteraan

    masyarakat, pegawai dan stakeholder lain-

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 28

    nya dan merupakan kolusi yang elegan

    dalam menghadapi tantangan organisasi

    kedepannya.

    b. Legitimasi organisasi yang dikelola dengan terbuka, adil dan dapat dipertanggung-

    jawabkan

    c. Mengakui dan melindungi hak dan kewa-jiban para stakeholder.

    d. Pendekatan yang terpadu berdasarkan kaidah-kaidah demokrasi, pengelolaan dan

    partisipasi organisasi secara legitimate.

    Gaya Kepemimpinan (Leadership Style)

    Gaya kepemimpinan (leadership styles)

    merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi

    orang lain/bawahannya sedemikian rupa sehing-

    ga orang tersebut mau melakukan kehendak

    pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi

    meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin

    tidak disenangi. Teori kepemimpinan perilaku

    (behavioral) mengatakan bahwa gaya

    kepemimpinan seorang manajer akan berpe-

    ngaruh langsung terhadap efektivitas kelompok

    kerja. Kelompok kerja dalam perusahaan

    merupakan pengelompokan kerja dalam bentuk

    unit kerja dan masing-masing unit kerja itu

    dipimpin oleh seorang manajer. Gayamanusia

    dalam suatu unit kerja akan berpengaruh pada

    peningkatan kinerja unit, yang pada akhirnya

    akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara

    keseluruhan. Selanjutnya, teori kepemimpinan

    perilaku (behavioral) berasumsi bahwa gaya

    kepemimpinan oleh seorang manajer dapat

    dikembangkan dan diperbaiki secara sistematik.

    Budaya Organisasi (Organization Culture)

    Budaya organisasi adalah pola dasar yang

    diterima oleh organisasi untuk bertindak dan

    memecahkan masalah, membentuk karyawan

    yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan

    mempersatukan anggota-anggota organisasi.

    Untuk itu harus diajarkan kepada anggota

    termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara

    yang benar dalam mengkaji, berpikir dan

    merasakan masalah yang dihadapi. Ada bebe-

    rapa pengertian yang menjelaskan tentang hal ini

    Menurut Sutrisno (2010:2), budaya

    organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat

    sistem nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan

    asumsi-asumsi atau norma-norma yang telah

    relatif lama berlakunya, dianut bersama anggota

    organisasi sebagai perilaku dalam

    menyelesaikan masalah-masalah organisasi.

    Menurut Luthans (2006:124), menyatakan

    bahwa budaya organisasi adalah pola asumsi

    dasar diciptakan atau dikembangkan oleh

    kelompok tertentu saat mereka menyesuaikan

    diri dengan masalah-masalah eksternal dan

    integrasi internal yang telah bekerja cukup baik

    serta dianggap berharga, dan karena itu

    diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang

    benar untuk menyadari, berpikir dan merasakan

    hubungan dengan masalah tersebut.

    Dari beberapa pendapat yang dikemukakan

    beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan

    sebagai perangkat sistem nilai-nilai, keyakinan-

    keyakinan dan asumsi-asumsi atau norma-norma

    yang telah relatif lama berlakunya, maka budaya

    organisasi akan menciptakan pola keyakinan dan

    perilaku yang sama pada karyawan dalam

    menjalankan aktivitas-aktivitas perusahaan

    kembangkan oleh pimpinan puncak.

    Etika Profesi

    Menurut Arens et.al, (2012:60) etika

    profesi adalah seperangkat prinsip-prinsip moral

    atau nilai-nilai.Etika profesi bagi praktik akuntan

    di Indonesia disebut dengan istilah kode etik dan

    dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

    (IAI). Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah

    aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota

    Institut Akuntan Publik Indonesia atau IAPI dan

    staf profesional (baik yang anggota IAPI

    maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja

    pada satu Kantor Akuntan Publik.

    Prinsip-prinsip Dasar Etika Profesi IAI

    Kode Etik IAI dibagi menjadi empat bagian

    yaitu: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, (3)

    Interpretasi Aturan Etika, dan (4) Tanya dan

    Jawab. Prinsip Etika memberikan rerangka dasar

    bagi Aturan Etika yang mengatur pelaksanaan

    pemberian jasa profesional oleh anggota.

    Menurut Mulyadi (2001:53), prinsip etika

    profesi terdiri dari delapan prinsip yaitu:

    a. Tanggung Jawab profesi Setiap anggota harus senantiasa mengguna-

    kan pertimbangan moral dan profesional

    dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

    b. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senan-

    tiasa bertindak dalam kerangka pelayanan

    kepada publik, menghormati kepercayaan

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 29

    publik, dan menunjukan komitmen atas

    profesionalisme.

    c. Integritas Integritas merupakan kualitas yang melan-

    dasi kepercayaan publik dan merupakan

    patokan (benchmark) bagi anggota dalam

    menguji keputusan yang diambilnya.

    d. Objektivitas Setiap anggota harus menjaga obyektivitas-

    nya dan bebas dari benturan kepentingan

    dalam pemenuhan kewajiban profesional-

    nya.

    e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap anggota harus melaksanakan jasa

    profesionalnya dengan berhati-hati, kompe-

    tensi dan ketekunan, serta mempunyai

    kewajiban untuk mempertahankan penge-

    tahuan dan ketrampilan profesional pada

    tingkat yang diperlukan untuk memastikan

    bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh

    manfaat dari jasa profesional dan teknik

    yang paling mutakhir.

    f. Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati keraha-

    siaan informasi yang diperoleh selama

    melakukan jasa profesional dan tidak boleh

    memakai atau mengungkapkan informasi

    tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada

    hak atau kewajiban profesional atau hukum

    untuk mengungkapkannya.

    g. Perilaku Profesional Setiap anggota harus berperilaku yang

    konsisten dengan reputasi profesi yang baik

    dan menjauhi tindakan yang dapat mendis-

    kreditkan profesi.Kewajiban untuk menjauhi

    tingkah laku yang dapat mendiskreditkan

    profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai

    perwujudan tanggung jawabnya kepada

    penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang

    lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat

    umum.

    h. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa

    profesionalnya sesuai dengan standar teknis

    dan standar profesional yang relevan. Sesuai

    dengan keahliannya dan dengan berhati-

    hati, anggota mempunyai kewajiban untuk

    melaksanakan penugasan dari penerima jasa

    sejalan dengan prinsip integritas dan

    objektivitas

    Kinerja Auditor

    Kinerja auditor merupakan tindakan atau

    pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah

    diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu

    tertentuPengertian kinerja auditor menurut

    Mulyadi (2006:11) adalah akuntan publik yang

    melaksanakan penugasan pemeriksaan (exami-

    nation) secara obyektif atas laporan keuangan

    suatu perusahaan atau organisasi lain dengan

    tujuan untuk menentukan apakah laporan

    keuangan tersebut menyajikan secara wajar

    sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

    umum, dalam semua hal yang material, posisi

    keuangan dan hasil usaha perusahaan.

    Pinsip dasar penilaian kinerja (Umbara,

    Hidayat, dan Suharti, 2008:29) sebagai berikut:

    a. Penilaian kinerja merupakan proses dinamis serta memerlukan bimbingan atau

    pengarahan yang aktif, analitis dan penuh

    pertimbangan dalam mengambil keputusan.

    b. Sistem penilaian prestasi kinerja harus menjamin bahwa sasaran setiap hasil kerja

    dan standar kerja setiap individu mengacu

    pada sasaran unit kerja, sedangkan sasaran

    setiap unit kerja harus menyatu atau

    terintegrasi secara langsung dengan sasaran

    perusahaan.

    c. Pimpinan dan karyawan harus mengetahui sasaran-sasaran dan standar dari unit yang

    bersangkutan agar dapat menjadi pedoman

    bagi mereka dalam melaksanakan tugas.

    d. Memonitor secara periodik perkembangan-perkembangan yang telah dicapai dan

    membandingkannya dengan sasaran-sasaran

    dan hasil-hasil akhir tahun.

    e. Penilaian prestasi kerja harus diseleng-garakan secara jujur, konsisten objektif dan

    bersikap membantu, serta harus dilihat atau

    diletakkan sebagai tanggung jawab langsung

    dari pimpinan.

    f. Pimpinan harus secara teratur mendorong mereka yang mempunyai prestasi kerja baik

    dan sebaliknya, harus secara tegas

    memperbaiki mereka yang mempunyai pres-

    tasi kerja kurang baik.

    Kerangka Penelitian

    Kinerja KAP yang berkualitas sangat

    ditentukan oleh kinerja auditor. Secara ideal di

    dalam menjalankan profesinya, seorang auditor

    hendaknya memperhatikan prinsip dasar good

    governance dalam melaksanakan pekerjaannya.

    Terkait dengan good governance, gaya

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 30

    kepemimpinan juga dapat mempengaruhi

    kinerja, gaya kepemimpinan dan budaya seorang

    pimpinan, etika profesi dapat berpengaruh

    terhadap kinerja bawahannya. Dengan

    kerangkapemikiran yang demikian, maka dapat

    diasumsikan pengaruh good governance, gaya

    kepemimpinan, budaya organisasi dan etika

    profesi terhadap kinerja auditor secara parsial

    maupun simultan.

    Gambar 1.Kerangka Penelitian Keterangan gambar :

    : Pengaruh secara simultan

    : Pengaruh secara parsial

    METODE PENELITIAN

    Penelitianini dilakukan pada bulan Juli

    sampai Oktober 2016 diKAP di wilayah Jakarta.

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

    auditor yang bekerja di 50 KAP, di wilayah

    Jakarta. Teknik pengambilan sampel

    menggunakan metode Purposive Sampling yaitu

    pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan

    (judgement sampling) peneliti, tipe pemilihan

    sampel secara acak yang informasinya diperoleh

    dengan menggunakan pertimbangan tertentu,

    yaitu telah memiliki pengalaman minimal 2

    (dua) tahun.Jumlah sampel penilitian ini 120

    responden.Pengolahan data

    penelitianmenggunakan program (Statistical

    Package for the Social Sciences (SPSS).

    Uji Instrumen Penelitian

    Pengujianinstrumen penelitian dilakukan

    untuk menguji apakah instrumen yang diper-

    gunakan memenuhi syarat-syarat sebagai alat

    ukur yang baik atau tidak. Instrumen dikatakan

    baik apabila instrumen penelitian tersebut

    memenuhi beberapa sifat yaitu reliabel dan

    valid.

    Uji Data Penelitian/Uji Asumsi Klasik

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas dimaksudkan untuk mem-

    perlihatkan bahwa sampel diambil dari

    populasi yang berdistribusi normal (Joko

    Sulistyo, 2002:50). Normalitas dapat dike-

    tahui dengan melihat tabel One-

    SampleKolmogorov - Smirnov Test pada

    kolom Asymp Sig (2-tailed) yaitu jika p

    value (sig) > 0.05 maka dapat disimpulkan

    bahwa data yang diambil dari populasi

    terdistribusi normal.

    Good

    Governance

    (X1) Gaya

    Kepemimpinan

    (X2) Budaya

    Organisasi (X3)

    Kinerja

    Auditor

    (Y)

    Etika Profesi

    (X4)

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 31

    b. Uji Multikolinieritas

    Uji multikolinieritas adalah uji yang ber-

    tujuan untuk menguji apakah pada model

    regresi ditemukan adanya korelasi antar

    variabel bebas (independen).Untuk menguji

    multikolinieritas dapat dilihat dari nilai

    tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation

    Faktor). Berdasarkan nilai tolerance, nilai

    yang terbentuk harus di atas 10% dan bila

    menggunakan VIF, nilai yang terbentuk

    harus kurang dari 10, bila tidak maka akan

    terjadi multikolinieritas dan model regresi

    tidak layak untuk digunakan.

    c. Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

    apakah dalam model regresi terjadi keti-

    daksamaan variance dari residual satu

    pengamatan ke pengamatan lain. Satu cara

    untuk mendeteksi ada tidaknya heteros-

    kedastisitas adalah dengan melihat grafik

    plot antara nilai prediksi dengan residualnya

    dan dasar untuk menganalisanya adalah jika

    ada pola tertentu (bergelombang, melebar

    kemudian menyempit) maka

    mengindikasikan telah terjadi heteroskedas-

    tisitas. Jika tidak ada pola serta titik yang

    menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

    sumbu Y, maka tidak terjadi heteros-

    kedastisitas.

    Metode Analisis Hasil Penelitian

    Untuk mengetahui hasil penelitian apakah

    dapat menjawab rumusan masalah dan hipotesis

    penelitian sehingga dapat ditarik kesimpulan

    penelitian, maka peneliti melakukan analisis

    hasil penelitian dengan tahapan-tahapan sebagai

    berikut:

    Uji Hipotesis

    Ujihipotesisdigunakan untukmenentukan

    apakahhipotesisyangdiajukan merupakan

    pernyataan/dugaanyangbenarsehinggahipotesiste

    rsebutharusditerimaatau

    merupakanpernyataan/dugaanyangsalahsehingga

    hipotesistersebutharus ditolak.

    Selanjutnyauntuk

    mengetahuisignifikansipengaruhatauhubunganan

    taravariabeldilakukandengankriteriapengujianseb

    agai berikut:

    a. Jikathitung< ttabel atau nilaiprobabilitas (sig.)pada tabel coefficient output

    SPSS>nilaiprobabilitas0.05,maka

    Hoditerima dan Ha ditolak.

    b. Jikathitung> ttabel atau nilaiprobabilitas (sig.)pada tabel coefficient output

    SPSSnilaiprobabilitas0 .0 5 ,maka

    Hoditerima dan Ha ditolak.

    d. JikaFhitung> Ftabel atau nilaiprobabilitas( sig.)pada tabel Anova

    output SPSS

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 32

    ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

    Uji Reliabilitas

    Uji reliabilitas adalah alat ukur suatu

    kuesioner yang merupakanindikator dari variabel

    atau konstruk. Suatu konstrukdikatakan reliable

    apabila memberikan nilai Cronbach's Alpha≥

    0,60. Sedangkan jika sebaliknya data tersebut

    dikatakan tidak reliabel (Imam Ghozali,

    2005:41-42). Hasil perhitungan reliabilitas

    kueioner penelitian sebagai berikut:

    Tabel 2. Pengujian Reliabilita

    Sumber Data : Output SPSS

    Berdasarkan tabel di atas menunjukkan

    Cronbach's Alpha≥ 0,60. Dapat disimpulkan

    bahwa pernyataan-pernyataandalam variabel

    penelitian adalah reliabel.

    Uji Validitas

    Uji validitas ini dilakukan dengan mem-

    bandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk df = n-

    k-1. Dalam penelitian ini df = 120 – 4 - 1 atau df

    = 115 dengan α 0,05 didapat rtabel sebesar 0,182.

    Jika rhitung lebih besar dari rtabel berarti

    pernyataan tersebut dikatakan valid. Dari hasil

    output SPSS rhitung > rtabel untuk seluruh variabel

    penelitian.

    Uji Normalitas

    Dari hasilAsymp. Sig (2-tailed)output SPSS

    dipeoleh hasil variabel Good Governance (X1) =

    0.110> 0,05, Gaya Kepemimpinan (X2) =

    0.309> 0,05, Budaya Organisasi (X3) = 0.106 >

    0,05, Etika Profesi (X4) = 0.2524 > 0,05 dan

    Kinerja Auditor (Y) = 0.102> 0,05, maka dapat

    disimpulkan data yang diambil dari populasi

    berdistribusi normal.

    Uji Multikolinieritas

    Dari output SPSS dapat diketahui bahwa

    nilai variance inflation factor (VIF) keempat

    adalah lebih kecil dari 10, dan nilai tolerance

    diatas 10% sehingga dapat disimpulkan bahwa

    antar variabel good governance, gaya kepemim-

    pinan, dan budaya organisasi tidak terjadi

    persoalan multikolinearitas.

    Uji Heteroskedastisitas

    Untuk mengetahui apakah terdapat

    heteroskedastisitas atau tidak pada model regresi

    dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

    Sumber data : Output SPSS

    Variabel Cronbach's Alpha Based on

    Standardized Items

    Good Governance (X1) .830

    Gaya Kepemimpinan (X2) .782

    Budaya OrganisasiAuditor (X3) .602

    Etka Profesi (X4) .782

    Kinerja Auditor (Y) .686

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 33

    Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-

    titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik

    menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu

    Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

    heteroskedastisitas dalam model regresi.

    Uji Auto Korelasi

    Dari hasil output SPSS didapat nilai DW yang

    dihasilkan dari model regresi adalah 1.713. Hal ini

    disimpulkan bahwa nilai DW atau 1.713 terletak

    diantara dU 1.634 dan 4-dU atau 1.771, sehingga

    hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada

    autokorelasi.

    Pengujian HipotesisSecara Parsial (Uji t)

    dengan t tabel, jika t hitung> t tabel, maka dapat

    disimpulkan terdapat pengaruh antara variabel

    independen dengan variabel dependen atau

    sebaliknya jika t hitung < t tabel maka tidak terdapat

    pengaruh antara variabel independen terhadap

    variabel dependen.t tabel dapat dilihat pada tabel

    statistik pada signifikansi 0.05 / 2 = 0.025 dengan

    derajat kebebasan (df) = n-k-1 = 120-4-1 = 115.

    Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 1.980,

    sedangkan t hitung dapat dilihat dari hasil output

    SPSS pada tabel 3 coefficients sebagai berikut:

    Tabel 3

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized Coefficients

    t Sig.

    Collinearity Statistics

    B Std. Error Beta Tolerance VIF

    1 (Constant) 24.139 5.400 4.470 .000

    X1_GG .159 .143 .332 3.719 .000 .936 1.069

    X2_GP .148 .115 .386 3.465 .003 .940 1.064

    X3_BO .135 .120 .102 1.124 .263 .912 1.097

    X4_EP .188 .109 .472 2.892 .025 .908 1.101

    a. Dependent Variable: Y_KA

    Sumber Data : Output SPSS

    a. PengaruhGood governance (X1) Terhadap Kinerja Auditor (Y)

    thitung variabel good governance auditor

    sebesar 3.719dengan tingkat signifikansi 0,000,

    kemudian dibandingkan dengan t tabel sebesar

    1.980 ternyata nilai thitung (3.719) >ttabel, maka

    Ha1 diterima dan Ho1 ditolak, artinya bahwa

    pemahaman good governance auditorberpe-

    ngaruh secara signifikan terhadap kinerja

    auditor.

    Hasil ini menunjukan bahwa seorang

    auditor yang memiliki pemahaman good

    governance akan memberikan pendapat

    mengenai kewajaran laporan keuangan yang

    diperiksa dengan menegakkan keadilan,

    melaksanakan pemeriksaan bersikap adil dalam

    pembagian tugas antar rekan kerja seprofesi,

    transparansi terhadap informasi laporan

    keuangan klien yang diaudit dan pembagian fee

    antar partner, senior auditor dan auditor junior,

    bertanggungjawab dalam pelaksanaan

    pemeriksaan dan kedisiplinan dalam

    melengkapi pekerjaan dan pelaporan, dalam

    menjalankan tugasnya harus mempertahankan

    integritas, objektivitas dan independensi,

    berpedoman pada standar profesi akuntan

    publik (SPAP) dan prinsip akuntansi yang

    berlaku umum, mentaati aturan etika profesi

    audit, memberikan pendapat mengenai

    kewajaran laporan keuangan yang diperiksa

    bersikap independen serta pelaporan bebas dari

    perasaan kewajiban untuk memodifikasi.

    b. PengaruhGaya Kepemimpinan Auditor (X2) Terhadap Kinerja Auditor (Y)

    thitung variabel gaya kepemimpinan auditor

    sebesar 3.465 dengan tingkat signifikansi

    0.003kemudian dibandingkan dengan t tabel

    sebesar 1.980ternyata nilai thitung(3.465) >ttabel,

    maka Ha2 diterima dan Ho2 ditolak, artinya

    bahwa gaya kepemimpinan auditor berpengaruh

    secara signifikan terhadap kinerja auditor.

    Gaya kepemimpinan yang berbeda pada

    setiap pimpinan akan mempengaruhi kinerja

    auditor. Banyak tipe-tipe gaya kepemimpinan

    yang dimiliki oleh pimpinan, antara lain

    kepemimpinan otoriter, kepemimpinan

    partisipatif, kepemimpinan delegatif, yang

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 34

    masing-masing mempunyai karakteristik

    berbeda. Berbagai gaya kepemimpinan dalam

    KAP menjadi faktor dalam pembentukan

    kinerja auditor dan akan mempengaruhi kinerja

    auditor.

    c. PengaruhBudaya Organisasi Auditor (X3) Terhadap Kinerja Auditor (Y)

    thitung variabel budaya organisasi auditor

    sebesar 1.124 dengan tingkat signifikansi

    0.253kemudian dibandingkan dengan t tabel

    sebesar 1.980 ternyata nilaithitung(1.124) Ftabel (24.780 > 2,450), dengan demikian Ho

    ditolak dan Ha diterima, sehingga terbukti bahwa

    Pemahaman Good Governance, Gaya

    Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Etika

    Profesi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

    Auditor.

    Dalam meningkatkan kinerja auditor,

    pemahaman good governance sangat diperlukan

    agar tidak mudah terpengaruh oleh pihak manapun

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 35

    dan auditor memiliki prinsip good governance

    dalam menjalankan pekerjaan audit. Demikian juga

    dalam hal bersikap, gaya kepemimpinan pada

    pimpinan juga dapat mempengaruhi kinerja auditor

    dalam bekerja. Dan budaya organisasi dapat

    mempengaruhi kinerja auditor jika auditor tersebut

    mempunyai komitmen terhadap organisasinya.

    Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

    sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Sri

    Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa good

    governance, gaya kepemimpinan dan budaya

    organisasi secara bersama-sama memiliki pengaruh

    yang signifikan terhadap kinerja auditor.

    Analisis Regresi Linier Berganda

    Dengan menggunakan Statistical Package For

    The Sosial Science (SPSS) diperoleh hasil koefisien

    regresi pada tabel 3 diatas, dapat diketahui model

    persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

    Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4+ɛ atau

    Y= 24.139 + 0.159X1 + 0.148X2 +

    0.135X3+0.188X4+ɛ

    Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

    Konstanta sebesar 24.139 merupakan potongan garis regresi dengan sumbu (Y), yang

    menunjukan variabel Good Governance (X1),

    Gaya Kepemimpinan (X2), Budaya Organisasi

    (X3) dan Etika Profesi (X4), maka nilai Kinerja

    Auditor (Y) sebesar 24.139

    Nilai Koefisiensi regresi variabel Good Governance (X1) sebesar 0,159 dengan tingkat

    Signifikan 0,000< 0,05, sehingga bernilai

    positif, ini dapat diartikan bahwa setiap

    peningkatan Good Governance sebesar 1, maka

    Kinerja Auditor mengalami peningkatan

    sebesar 0.159

    Nilai Koefisiensi regresi variabel Gaya Kepemimpinan (X2) sebesar 0,148 dengan

    tingkat Signifikan 0,003< 0,05, sehingga

    bernilai positif, ini dapat diartikan bahwa setiap

    peningkatan Gaya Kepemimpinan sebesar 1,

    maka Kinerja Auditor mengalami peningkatan

    sebesar 0.148

    Nilai koefisien regresi variabel Budaya Organisasi (X3) sebesar 0,135 dengan tingkat

    signifikan 0,263> 0,05 sehingga bernilai

    negatif, ini dapat diartikan bahwa setiap

    penurunan Budaya Organisasi sebesar 1, maka

    Kinerja Auditor akan mengalami penurunan

    sebesar 0,135

    Nilai koefisien regresi variabel Etika Profesi (X3) sebesar 0,188 dengan tingkat signifikan

    0,025 > 0,05 sehingga bernilai positif, ini dapat

    diartikan bahwa setiap peningkatan Etika

    Profesi sebesar 1, maka Kinerja Auditor

    mengalami peningkatan sebesar 0.188

    Koefisien Determinasi (Uji Adjusted R2)

    Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur

    seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan

    variasi variabel dependen. Nilai R² mempunyai

    interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R² ≤ 1). Jika nilai R²

    bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas

    dapat memberikan hampir semua informasi yang

    dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

    Sedangkan jika Adjusted R² bernilai kecil berarti

    kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan

    variabel dependen sangat terbatas (Ghozali,

    2009:87). Koefisien determinasi adalah kuadrat

    dari nilai korelasi pada tabel Model Summary

    output SPSS yang dikalikan dengan 100%. Hasil

    output SPSS yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

    Model R R

    Square Adjusted R

    Square Std. Error of the Estimate

    1 .605a .366 .329 89.93936

    a. Predictors: (Constant), X4_EP, X2_GP, X1_GG, X3_BO

    Sumber Data : Output SPSS

    Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat besar R

    sebesar 0.605, memiliki R square atau koefisien

    determinasi sebesar 0.366. Hal ini dapat

    disimpulkan bahwa variabel-variabel independen

    meliputi good governance, gaya kepemimpinan dan

    budaya organisasi dan etika profesi mempengaruhi

    kinerja auditor sebesar 36.60% sedangkan sisanya

    63.40% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model

    penelitian.

    Keterbatasan Penelitian

    Dalam melakukan penelitian ini, tidak bisa

    dipungkiri bahwa terdapat keterbatasan di

    dalamnya. Berikut ini peneliti bermaksud untuk

    menjelaskan keterbatasan-keterbatasan yang dialami

    diantaranya :

    Penelitian ini menggunakan metode survey melalui kuesioner, peneliti tidak terlibat secara

    langsung dalam aktivitas di organisasi KAP,

    sehingga kesimpulan yang diambil hanya

    berdasarkan pada data yang dikumpulkan

    melalui penggunaan instrumen secara tertulis.

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 36

    Hasil penelitian ini hanya dapat dijadikan analisis pada obyek penelitian yang terbatas

    profesi auditor pada kantor akuntan publik dan

    pemilihan sampelnya hanya pada kantor

    akuntan publik di wilayah Jakarta, sehingga

    memungkinkan adanya perbedaan hasil

    penelitian dan kesimpulan apabila penelitian

    dilakukan pada obyek penelitian yang berbeda

    dengan profesi yang berbeda pula.

    Kesulitan dalam mencari responden, karena banyak auditor di Kantor Akuntan Publik

    sedang sibuk mendatangi kliennya.

    Keterbatasan sampel penilitian hanya 120 responden, sehingga proses pengolahan data,

    analisisis dan interprestasi hasil masih dianggap

    kurang memadai.

    Tingkat partisipasi responden yang masih kurang responsif, khususnya dari sisi waktu

    pengembalian hasil jawaban kuesioner yang

    cenderung lambat.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Pemahaman Good Governance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

    auditor. Artinya Artinya seorang auditor yang

    memiliki pemahaman good governance akan

    memberikan pendapat mengenai kewajaran

    laporan keuangan yang diperiksa dengan

    menegakkan keadilan, melaksanakan

    pemeriksaan bersikap adil dalam pembagian

    tugas antar rekan kerja seprofesi, transparansi

    terhadap informasi laporan keuangan klien yang

    diaudit dan pembagian fee antar partner, senior

    auditor dan auditor junior, bertanggungjawab

    dalam pelaksanaan pemeriksaan dan

    kedisiplinan dalam melengkapi pekerjaan dan

    pelaporan, dalam menjalankan tugasnya harus

    mempertahankan integritas, objektivitas dan

    independensi, berpedoman pada standar profesi

    akuntan publik (SPAP) dan prinsip akuntansi

    yang berlaku umum, mentaati aturan etika

    profesi audit, memberikan pendapat mengenai

    kewajaran laporan keuangan yang diperiksa

    bersikap independen serta pelaporan bebas dari

    perasaan kewajiban untuk memodifikasi

    Gaya Kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Artinya

    gaya kepemimpinan dalam KAP sebagai faktor

    yang dominan dalam menentukan dan

    pembentukan karakter perusahaan. Selanjutnya

    karakter perusahaan akan mempengaruhi output

    dari kinerja auditor. Gaya kepemimpinan yang berbeda pada setiap pimpinan akan

    mempengaruhi kinerja auditor. Banyak tipe-tipe

    gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh

    pimpinan, antara lain kepemimpinan otoriter,

    kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan

    delegatif, yang masing-masing mempunyai

    karakteristik berbeda. Berbagai gaya

    kepemimpinan dalam KAP menjadi faktor

    dalam pembentukan kinerja auditor dan akan

    mempengaruhi kinerja auditor.

    Budaya organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor.

    Artinya budaya organisasi yang ditetapkan

    untuk pembentukan perilaku karyawan, sebagai

    dasar standar perilaku, pencapaian target kerja,

    peraturan – peraturan dalam organisasi yang

    diterapkan tidak memberatkan karyawan belum

    bisa dijadikan komitmen bagi auditor dalam

    menjalankan pekerjaaannya. Hal ini

    mengindikasikan bahwa budaya organisasi

    belum dapat mempengaruhi kinerja auditor

    sesuai dengan kebijakan yang dibuat oleh

    organisasi dan target kerja dengan penuh

    perhitungan.

    Etika profesi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor.

    Artinyaauditor sudah melaksanakan tugasnya

    sesuai dengan etika profesi yang dimiliki

    auditor dimana seorang auditor harus memiliki

    pertanggungjawaban terhadap profesi dan klien,

    bekerja dalam kesatuan, bersikap objektif dan

    profesional dalam pengambilan keputusan,

    menerapkan tahap-tahap pemeriksaan laporan

    sesuai standar teknis, serta melaksanakan dan

    menafsirkan kode etik profesi dengan

    tepat.Setiap auditor bertanggung jawab

    terhadap profesi dan klien misalnya seperti

    menjaga informasi rahasia bagi klien. Hal ini

    harus dilakukan agar auditor mendapatkan

    kepercayaan dari klien sehingga dengan

    kepercayaan tersebut, auditor akan

    mendapatkan motivasi tersendiri dalam

    melaksanakan penugasan audit dan hasil dari

    penugasan audit tentu akan semakin baik.

    Auditor dalam melaksanakan tugas audit akan

    bekerja dalam suatu kesatuan dan memiliki

    tugas yang terbagi dengan jelas sehingga

    kenerja auditor akan semakin efektif.

    Terdapat pengaruh korelasi kuat antara good governance, gaya kepemimpinan dan budaya

    organisasi terhadap Kinerja Auditor secara

    simultan sebesar 24,78%, sedangkan sisanya

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 37

    sebesar 75,22% dipengaruhi oleh faktor-faktor

    lain yaitu: kemampuan, komitmen profesional,

    motivasi, kepuasan kerja, akuntabilitas, sistem

    pengendalian, perilaku individu dan lain

    sebagainya yang turut mempengaruhi kinerja

    auditor.

    Saran

    Saran penelitian ada dua hal, yaitu penelitian

    lanjutan (pengembangan ilmu) dan saran untuk

    kebijakan manajerial (kegunaan ilmu).

    Untuk Penelitian Lanjutan (Pengembangan

    Ilmu)

    Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambahkan variabel-variabel yang ber-

    pengaruh terhadap kinerja auditor diantaranya

    kemampuan, komitmen profesional, motivasi,

    kepuasan kerja, akuntabilitas, sistem

    pengendalian, perilaku individu dan lain

    sebagainya.

    Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survey, sehingga hasil

    penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan

    lebih umum atau luas.

    Hendaknya penelitian selanjutnya lebih mempersiapkan banyak biaya dan waktu dalam

    melakukan penelitian empiris guna lebih

    meningkatkan perolehan data dari responden.

    Penelitian selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa wawancara dari

    beberapa auditor yang menjadi responden

    penelitian agar bisa mendapatkan data yang

    lebih nyata bisa keluar dari pertanyaan-

    pertanyaan kuesioner yang mungkin yang lebih

    sempit atau kurang menggambarkan keadaan

    yang sesungguhnya.

    Untuk Kebijakan Manajerial

    Dari hasil penelitian ini diketahui dari ketiga faktor yang diduga mempengaruhi kinerja

    auditor, ternyata terdapat dua faktor yang

    mempengaruhi kinerja auditor yaitu good

    governance dan gaya kepemimpinan sedangkan

    budaya organisasi tidak memiliki pengaruh

    terhadap kinerja auditor.

    Untuk meningkatkan kinerja auditor diperlukan adanya peningkatan pemahaman prinsip-prinsip

    good governance dan gaya kepemimpinan yang

    baik pada seorang pemimpin.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agoes, Sukrisno. auditing jilid I & II (Pemeriksaan

    Akuntansi) Oleh Akuntan Publik, Fakultas

    Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. 2007.

    Apollo Daito, Prof. Dr. MS.i. SE. Ak, 2007,

    Metodologi Penelitian Penyusunan Skripsi/

    Tesis /Disertasi, Jakarta, Univeritas Budi

    Luhur, halaman 20, 56, dan 54

    Arens Alvin,Beasley S. Mark, Elder J. Randal. Jasa

    Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu.

    Adaptasi Amir Abadi Jusuf. Penerbit Salemba

    Empat, Tahun 2012. Jakarta

    Directory Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Ikatan

    akuntan Indonesia, Kompartemen akuntan

    Indonesia.

    Donni Juni Priansa, S.Pd., S.E., M.M. dan Dr. H.

    Suwatno, Manajemen SDM Dalam Organisasi

    Publik dan Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2011

    Edy Sutrisna, M, S.I, Sumber Daya Manusia, Edisi

    3, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta,

    2011

    Elder, Randel J., Mark S. Beasley and Alvin A.

    Arens. 2012, “Auditing and assurance service,

    An Integrated Aprroach”. Thirteenth Edition,

    Pearson Education Inc., New Jersey,2010

    Elder, Randel J., Mark S. Beasley and Alvin A.

    Arens. 2012, “. Jasa Audit dan Assurance

    Pendekatan Terpadu. Adaptasi Amir Abadi

    Jusuf. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

    Fernando, J., Mulki, J.P ., dan Marshall, G.W. 2005.

    A Meta-Analysis of the Relationship Between

    Organizational Commitment and Salesperson

    Job Performance. Journal of Bussiness

    Research, (58) : 705-714

    Flamholtz, E., dan Narasimhan, R.K. 2005.

    Differential Impact of Cultur Elements on

    Financial Performance. European Managenent

    Journal. (23) :50-64

    Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis

    Multivariate Dengan Program SPSS. Badan

    Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

    Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber

    Daya Manusia, BPFE UGM, Yogyakarta,

    2000

    Henri, J. Francois. 2006. Organizational Cultur and

    Performance Measurement Systems.

    Accounting Organizations and Seciety, (31):

    77-103

    Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesinal

    Akuntan Publik, Salemba Empat, halaman

    319.2

  • Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 38

    Jason A. Colquitt et, Jeffery A. Lepine, dan Michael

    J. Wesson, 2009, Organizational Behavior,

    McGraw-Hill Irwin, halaman 67

    Kreitner dan Kinichi, 2005 Organization Behavior,

    Irvin, MC Graw-Hill, Boston

    Kisnawati, Baiq. 2012. Pengaruh Kompetensi,

    Independensi dan Etika Auditor terhadap

    Kualitas Audit. Jurnal Bisnis dan

    Kewirausahaan. Vol.8 No.3

    Kusuma, Novanda Friska Bayu Aji. PENGARUH

    PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA

    PROFESI DAN PENGALAMAN AUDITOR

    TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT

    MATERIALITAS. Fakultas Ekonomi

    Universitas Negeri Yogyakarta. Tahun 2012.

    Yogyakarta

    Ludigdo, Unti. 2006. Strukturasi Praktik Etika di

    Kantor Akuntan Publik: Sebuah Studi

    Interpretif. Simposium Nasional Akuntansi IX.

    Universitas Andalas, Padang.

    Luthans, Fred, Organizational behavior, ninth

    Edition McGraw-Hill. Inc, New York, 2002

    Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi

    Kinerja SDM. Cetakan Pertama. PT. Refika

    Aditama Bandung.

    M.S. P. Hasibuan, Manajemen SDM, Edisi Revisi

    PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2007.

    Mulyadi, 2006. Auditing Buku Satu. Jakarta:

    Salemba Empat

    Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif

    Kualitatif dan R&D,Alfabeta.Salemba

    Empat.Bandung.

    Satyo. 2005. Mendorong good governance dengan

    Mengembangkan Etika di KAP. Media

    Akuntansi. Edisi Oktober : 39-42

    Sri Yuliawati, 2009 Metodologi Penelitian, STKIP

    Purnamam Cetakan Pertama, Jakarta

    Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya

    Manusia. Edisi Pertama Cetakan Kesatu.

    Kencana Prenada Media Group. Jakarta

    Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi

    Penelitian. Mitra Wacana Media. Jakarta.

    Sthepen P. Robbins dan Timoty A. Judge, 2007,

    Organizational Behavior, Pearson Prentice

    Hill, Perason Education International, halaman

    74

    Sujarweni, Wiratna. 2014. SPSS Untuk Penelitian,

    Pustaka Baru Press, Yogyakarta

    Suwarsilah Nur K, 2013, Pengaruh Kompetensi dan

    Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Fakultas Ekonomi Universitas Satya

    Negara Indonesia, Jakarta

    Trimanto, Putri. 2011. Pengaruh Pengalaman dan

    Pertimbangan Profesional Auditor Terhadap

    Kualitas Bahan Bukti Yang Dikumpulkan

    (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di

    Bandung). Jurnal Ilmiah

    Trisnaningsih, S., 2007. Independensinya Dan

    Komitmen Terhadap Organisasinya Sebagai

    Mediasi Pengaruh Pemahaman good

    governance, Budaya Organisasi, Terhadap

    Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor

    Akuntan Publik di Indonesia).

    JurnalSimposium Akuntansi X, Makasar),

    halaman 1 – 56.

    Uman, Khairul. 2011. Pengaruh Kompetensi,

    Independensi dan Akuntabilitas terhadap

    Kualitas Audit. (Skripsi Universitas Syahrif

    Hidayahtullah. Jakarta)

    Wood, Wallace, Zeffane Schermerhorn, Hunt, dan

    Osborn, 2006, Organizational Behavior, Jhon

    Willey & Sons Australia, Ltd, 2 Nd Edition