88
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI SARANA DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT NASIONALISME BAGI WARGA NEGARA INDONESIA ABSTRAK Roni Lukum, M.Sc Setiap bangsa di Dunia ini mempunyai wawasan nasionalnya yaitu cara pandang bangsa tersebut untuk menempatkan dirinya terhadap lingkungannya. Bagi bangsa Indonesia yang terdiri dari lautan yang ditaburi dengan pulau-pulau serta kedudukannya yang terletak diantara dua benua dan dua samudra sangatlah penting untuk menentukan wawasannya dan kita kenal sebagai wawasan nusantara. Perjuangan dan pengembangan Wawasan Nusantara telah banyak memperlihatkan hasil-hasil yang nyata. Pada dekade 50-an tumbuh pemikiran didunia Internasional maupun diIndonesia tentang kedudukan khas dari Negara yang terdiri dari pulau-pulau, khususnya tentang batas-batas negara yang berada di perairan Indonesia . Negara kita sangat berkepentingan karena konstalasi georafinya dan 1

JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI SARANA DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT

NASIONALISME BAGI WARGA NEGARA INDONESIA

ABSTRAK

Roni Lukum, M.Sc

Setiap bangsa di Dunia ini mempunyai wawasan nasionalnya yaitu cara

pandang bangsa tersebut untuk menempatkan dirinya terhadap lingkungannya. Bagi

bangsa Indonesia yang terdiri dari lautan yang ditaburi dengan pulau-pulau serta

kedudukannya yang terletak diantara dua benua dan dua samudra sangatlah penting

untuk menentukan wawasannya dan kita kenal sebagai wawasan nusantara.

Perjuangan dan pengembangan Wawasan Nusantara telah banyak

memperlihatkan hasil-hasil yang nyata. Pada dekade 50-an tumbuh pemikiran didunia

Internasional maupun diIndonesia tentang kedudukan khas dari Negara yang terdiri

dari pulau-pulau, khususnya tentang batas-batas negara yang berada di perairan

Indonesia . Negara kita sangat berkepentingan karena konstalasi georafinya dan

pengalaman-pengalaman dalam perang kemerdekaan maupun menghadapi

pemborontakan-pemborontakan dalam negeri (DI/TII) dan berdasarkan konsep ini,

yang kemudian lebih dikenal sebagai konsep negara kepulauan (Archipelagic State

Concept), pemerintah Indonesia yang mengeluarkan UU.No. 4/1960 yang mengatur

batas-batas negara yang intinya adalah memasukan laut antara pulau menjadi laut

teritorial Indonesia. Bersamaan waktu dengan itu, dalam rangka pengembangan

doktrin sendiri dibidang pertahanan angkatan darat, Angkatan Laut, dan angkatan

1

Page 2: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Udara masing-masing mengembangkan pemikiran dan doktrin tentang wawasan

Benua, wawasan Samudera dan wawasan Dirgantara. Sesuai dengan kondisi politik

pada dekade itu pemikiran-pemikiran tersebut belum terkoordinasikan dengan baik.

Jika konsep negara kepulauan memusatkan diri untuk perjuangan penguasaan laut

antar pulau, batas-batas wilayah dan inpliksinya yang banyak bersangkutan dengan

hukum laut Internasional, pemikir-pemikir militer /ABRI memusatkan diri terhadap

masalah wawasan keseluruhan yang terutama mencakup aspek lingkungan /geografi

dan tidak lepas dari pengaruh konsep kekuatan karena maksud dan ruang lingkupnya

adalah HAMKAMNAS. Catur Dharma Eka Karma sebagai doktrin terpadu bagi

seluruh ABRI pada saat itu (sebelum istialah TNI) yang diberlakukan secara formal

mulai 1967 mencantumkan secara tegas WAWASAN NUSANTARA BAHARI

sebagai wawasan Hankamnas kita.

Menjelang akhir dekade 60-an dan permulaan abad ke 70-an Hankam dan khususnya

Lemhanas mengembangkan wawasan Hamkamnas tersebut menjadi wawasan

nasional seperti yang dikenal pada saat ini sebagai WAWASAN NUSANTARA dan

meliputi ruang lingkup nasional secara integral. Seperti diketahui essensinya telah

diambil dalam GBHN‘ Tahun 1973 dan GBHN 1978 sebagai pola dasar

pembangunan Nasional.

Perjuangan pengembangan Wawasan Nusantara ini masih terus berjalan.

Konsepsi atau wawasan nusantara ini antara lain telah dan akan selalu mendukung

kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia perlu dipertahankan diperjuangkan dengan

gigih di dalam negeri atau didunia internasional. Namun demikian perlu disadari

2

Page 3: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

kesatuan dan persatuan yang merupakan titik sentral wawasan nusantara itu bukan

merupakan satu-satunya isi dari wawasan nusantara.

Karena masalah wawasan nusantara mencakup seluruh kepentingan nasional

segenap warga negara terhadap kehidupan nasionalnya, maka hendaknya bukan

hanya dimengerti tetapi juga menjadi kesadaran kita semua.

Dalam rangka memahami konsep Wawasan Nusantara menjadi melembaga

pada semua komponen masyarakat Indonesia, adalah yang paling utama adalah

menciptakan rasa nasionalisme kepada bangsa kita sendiri yang kaya akan segala

potensi yang ada dialam Indonesia dan juga berusaha untuk dapat mempertahankan

kesatuan dan persatuan kita untuk mempertahankan integritas bangsa Indonesia.

Sekalipun nasionalisme masyarakat Indonesia sekarang ini masih dipertanyakan

dengan muncunya berbagai permasalahan yang mengancam integritas Negara

kesatuan Republik Indonesia seperti sikap pemerintah Indonesia terhadap tanggung

jawab untuk menjaga dan mengelola negara ini. dimana pada saat ini pulau-pulau

yang ada mulai dikuasai oleh negara lain (dimana dengan jatuhnya pulau Ambalat

dan Cipadan masuk wilayah terotorial Negara Malaysia), dan ancaman gerakan

separatis Gam, OPM dan RMS serta kerusuhan antar etnis dsb. Semua ini merupakan

refleksi bahwa semangat nasionalisme dan kesadaran akan pemahaman wawasan

nusantara masih perlu dikaji kembali kepada pihak - pihak pemerintah dan lebih

khusus kepada warga Negara Indonesia, masih adakah semangat nasionalisme pada

jiwa para pemegang kekuasaan dinegeri ini?

3

Page 4: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Dengan demikian untuk memahami apa sebetulnya yang terjadi dalam situasi

negara kita saat ini terhadap semagat nasionalime yang semakin memprihatinkan

dalam memandang konsep wawasan Nusantara kita akan bahas dibab berikutnya.

Sejarah Perkembangan wawasan Nusantara.

Bila dilihat dari perjalanan politik Indonesia terhadap perjalanan konsep

wawasan Nusantara dapat dilihat dalam perjalanan sejarah bangsa Indonsia dimana

konsep wawasan nusantara dapat kita pahami oleh generasi sekarang dan yang akan

datang untuk lebih mencintai bangsa dan Negara kita sendiri dapat kita lihat

perjalanan sejarah sebagai berikut :

1. Dimulai pada zaman kedatuan Sriwijaya (392-1406 M), yang merupakan negara

Bahari yang menguasai perairan di Asia Tenggara dan berkembang meliputi

wilayah Nusantara, Philipina Selatan, Semenanjung Malaya, dan sebagian Pantai

daerah Champa. Sriwijaya yang berpusat diSumatera Selatan sekarang, dilihat

dari kedudukan geografis, geoekonomis ,geo-politis dan geo strategis merupakan

pusat strategik diwilayah Asia Tenggara antara anak benua India dan China.

Disamping merupakan pusat perdagangan Sriwijaya juga merupakan pusat

kebudayaan dan keagamaan Hindu.

2. Dalam jaman kerajaan Majopahit (1292-1525 M) tercatat bahwa kerajaan ini

mampu mengambil alih kedudukan Sriwijaya, dan memiliki kekuasaan atas

wilayah nusantara termasuk Philipina dan semenanjung Malaya.

Majopahit dengan Maha Patih (perdana menteri ) Gajah Mada terkenal dengan

Sumpah palapanya yang ingin membangun persatuan dan kesatuan bangsa dengan

4

Page 5: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

sesantinya “Bhinneka Tunggal Ika, Tanhana Dharma Mangrva” (berbeda-beda

tetapi satu jua, Tahan karena benar serta satunya cipta, karsa karya berdasarkan

kebenaran yang tunggal), yang kini dihidupkan kembali dan menjadi sesanti

negara (peraturan pemerintah N0.66 Tahun 1951 tanggal 17 November 1951) dan

seanti LEMHANNAS (kepres No.33/TK/1968).

3. Kebangkitan nasional yang ditandai dengan kelahiran organisasi politik Budi

Utomo pimpinan DR.Soetomo (1908) sebagai akibat dari kekelahan Rusia oleh

Jepang (1905).

4. Terciptanya lagu Indonesia Raya sebagai lagu perjuangan oleh Wage Rudolf

Supratman (1921) yang menghendaki bangsa Indonesia agar membangun, baik

jiwa maupun raganya, menumbuhkan kesadaran, menciptakan persatuan dan

kesatuan serta membangun tanah air menjadi tanah yang mulia dan tanah pusaka

bagi bangsa Indonesia Raya.

Tahun 1924 lagu perjuangan ini dikumandangkan dan pada tahun itu menyertai

kongres Pemuda dan pengibaran Sang Merah Putih, sekalipun tanpa lirik karena

dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda. Lagu perjuangan Indonesia Raya

kemudian menjadi lagu kebangsaan dan sang Saka Merah Putih menjadi bendera

Nasional.

5. Kongres pemuda Indonesia di Jakarta tanggal 28 Oktober 1928 yang berikrar

bertahah air satu, berbangsa yang satu dan berbahasa yang satu

Di dalam ikrar tersebut tertanam dengan kokohnya sendi-sendi kemerdekan dan

kedaulatan bangsa Indonesia.

5

Page 6: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

6. Proklamasi 17 Agustus 1945 dan kelahiran Pancasila sebagai falsafah dan dasar

negara serta Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945).

7. Tumbuhnya pemikiran didunia Internasional maupun di Indonesia.

Tentang kedudukan khas dari negara-negara yang terdiri dari pulau-pulau

terutama tentang batas-batas wilyah negara. Indonesia memang sangat

berkepentingan mengingat bahwa dalam proklamasi kemerdekaan maupun dalam

Undang-Undang Dasar 1945 masalah batas wilayah negara ini tidak disebutkan

secara jelas (pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 3 = seluruh

tumpah darah Indonesia).

Di samping itu mengingat akan letak kedudukan geografis Indonesia, dihadapkan

pada pengalaman-pengalaman dalam perang kemerdekaan dan pemberontakan-

pemberontakan di dalam negeri (DI/TII, Andi Azis.RMS. PRRI/Permesta PKI

dll). Dimana Territoriale Zeen En Maritieme Kringen Ordonantie 1939 ternyata

sangat bertentangan secara fundamental dengan kepentingan nasional Indonesia,

maka lahirlah konsepsi negara kepulauan In donesia (Archipelagic state Consept)

dalam pernyataan politik pemerintah Juanda tanggal 13 Desember 1957 tentang

wilayah perairan negara Republik Indonesia, yang kemudian dituangkan dalam

bentuk hukum, yakni Undang-Undang N0.4/Prp Tahun 1960 dan diundangkan

dalam lembaran negara N0.20/1960 tanggal 18 Pebruari 1960. Isi Deklarasi

Djuanda tersebut berbunyi sbb :

Bahwa segala perairan di sekitar, diantara dan yang menghubungkan pulau-

pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk dalam daratan Negara Republik

6

Page 7: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Indonesia , dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah begian-bagian

yang wajar daripada wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan

demikian merupakan bagian bagian daripada perairan pedalaman atau perairan

nasional yang berada dibawah kedaulatan mutlak daripada Negara Republik

Indonesia.

Lalu lintas yang damai diperairan pedalaman ini bagi kapal asing terjamin

selama tidak bertentangan dengan kedaulatan dan keselamatan bagi Negara

Indonesia.

Penentuan batas laut teritorial yang lebarnya 12 mil yang diukur dari garis-garis

yang menghubungkan titik yang terluar pada pualu-pulau Negara Republik

Indonesia akan ditentukan oleh Undang-Undang.

Pertimbangan-pertimbangan yang mendorong pemerintah Indonesia

mengeluarkan pernyataan mengenai wilayah perairan Indonesia ini adalah :

a). Bahwa untuk geografi Republik Indonesia sebagai suatu negara kepulauan

yang terdiri dari beribu-ribu pulau mempunyai sifat dan corak tersendiri

yang memerlukan pengaturan tersendiri;

b). Bahwa bagi kesatuan wilayah (territorial) Negara Republik Indonesia

semua kepulauan serta laut yang terletak diantaranya harus menjadi satu

kesatuan yang bulat;

c). Bahwa penetapan-penetapan batas-batas laut territorial yang diwarisi dari

pemerintah kolonial sebagaimana termaktub dalam “Territoriale Zee en

Maritime Kringen Ordonantie 1939” pasal 1 ayat 1 tidak sesuai lagi

7

Page 8: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

dengan kepentingan keselamatan dan keamanan Negara Republik

Indonsia;

d). Bahwa setiap negara yang berdaulat berhak dan berkewajiban untuk

mengambil tindakan-tindakan yang dipandangnya perlu untuk melindungi

keutuhan dan keselamatan negaranya.

8. Diadakannya perjanjian-perjanjian bilateral antara Republik Indonesia dengan

Negara-negara tetangga, baik tentang batas wilayah maupun tentang batas landas

kontinen. Demikian pula perjanjian-perjanjian antara Republik Indonesia dan

Negara-negara maritim lainnya tentang“ innocent passage”(lintas damai),

sealanes ( garis lintas ) bagi setiap jenis kapal yang lewat, hak menangkap ikan,

polusi dan lain-lain.

9. Pengumuman Pemerintah Indonesia tanggal 12 Maret 1980 tentang Zona Ekonomi

Ekskmsit Indonesia, yaitu jalur di luar laut wilayah Indonesia sebagaimana yang

ditetapkan Undang-Undang Nomor 4/Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia

yang lebarnya 200 mil laut di ukur dari garis-garis pangkal laut wilayah

Indonesia.

Pengertian Wawasan Nusantara.

Wawasan Nusantara adalah cara pandang sebuah bangsa tentang dirinya

ditengah-tengah lingkungan strategis yang bergerak serba cepat dan dinamik, agar

bangsa tersebut tetap eksis dan survife. Pengertian lain dari wawasan nusantara secara

termininologi wawasan nusantara diartikan sebagai cara pandang sebuah nation state

tentang diri dan lingkungan strategiknya yang berubah serba dinamik dengan

8

Page 9: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

mempertimbangkan aspek cultural, histories, geografis, ruang hidup, idealisme,

falsafah Negara, konstitusi, aspirasi, identitas, integritas kelangsungan hidup dan

perkembangan kehidupannya serta kemampuannya dan daya saingnya.

Menurut M.Panggabean (1979 : 349) wawasan nusantara adalah doktrin

politik bangsa Indonesia untuk mempertahankan kelangsungan hidup Negara

Republik Indonesia, yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan

memperhitungkan pengaruh geografi, ekonomi, demografi, teknologi dan

kemungkinan strategik yang tersedia. Dengan perkataan lain, wawasan Nusantara

adalah geopolitik Indonesia. Dan nilai yang terkandung didalam wawasan nusantara

telah diintegrasikan didalam lima aspek secara intern yaitu kesatuan wilayah,

kesatuan bangsa, kesatuan ekonomi, kesatuan budaya, dan kesatuan pertahanan

sedangkan untuk ekstern nilai integrasi itu diusahakan dengan ikut mewujudkan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan

sosial.

Konsep Strategis lemhanas dalam tata penyelenggaraan kehidupan nasional

(Wawasan Nusantara) dalam Indra Jaya dirumuskan didalam doktrin Hankamnas kita

“Catur Dharmma Eka Karma“(Cadek).Wawasan Nusantara” dalam Cadek itu jelas-

jelas bertegak sebagai suatu wawasan dalam bidang Hankamnas. Seperti sejarah

perkembangannya menunjukan, Wawasan Nusantara tersebut telah tercipta sebagai“

pertumbuhan lebih lanjut” daripada konsepsi-konsepsi strategis Angkatan-angkatan

bersenjata kita pada waktu menginjak tahap pengintegrasiannya. Sewaktu Angkatan-

angkatan bersenjata kita masih berdiri sendiri-sendiri, masing-masing angkatan

9

Page 10: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

mempunyai dan menganut konsepsi strategisnya sendiri-sendiri, yang hanya

mencakup dan meliputi satu matra saja daripada Kehidupan nasional kita, yaitu:

Wawasan Bhuwana - Angkatan Darat

Wawasan Bahari - Angkatan Laut

Wawasan Dhirgantara - Angkatan Udara

Wawasan Kamtibmas - Angkatan Kepolisian

Sewaktu tercapai pengintegrasian doktrin-doktrin angkatan-angkatan tersebut

ke dalam satu doktrin Hankamnas: Cadek, maka tercapailah perpaduan dan

manunggalnya doktrin-doktrin Angkatan-angkatan Darat, Laut dan Udara kita ke

dalam Wawasan Nusantara. Demikianlah, wawasan nusantara berisi wawasan-wasan

seperti terkandung dan tersimpul dalan wawasan-wawasan Bhuwana, Bahari, dan

Dirgantara, yang kini ditingkatkan kepada pola Hankamnas.

Memperhatikan proses pertumbuhan itu, nyata benar bahwa wawasan

nusantara tersebut masih terikat kepada konsepsi-konsepsi kekuatan. Oleh sebab itu,

pemikiran-pmikiran yang kini sedang berkembang jelas mengarah kepada usaha

untuk dapat menyusun dan merumuskan“ Wawasan Nusantara” sebagai suatu

“Wawasan Nasional”, yang tidak hanya diperuntukkan bagi Hankamnas saja,

melainkan yang dapat menyeluruh meliputi “segenap segi kehidupan nasional”,

hingga dapat mendasari konsepsi ketahanan nasional. Demikianlah tumbuh

pemikiran-pemikiran dan pengkajian mengenai wawasan nusantara sebagai salah satu

aspek daripada falsafah hidup nasional kita, yang berisi dorongan-dorongan dan

rangsangan-rangsangan untuk mencapai tujuan serta aspirasi-aspirasi nasional kita.

10

Page 11: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Seperti keadaan sekarang menunjukkan, bahwa bergeraknya arah pemikiran-

pemikiran untuk mencakup segenap aspek-aspek kehidupan nasional kita, guna dapat

menemukan jawaban dan perumusannya, bagaimana kita menyusun suatu konsepsi

strategis untuk menyelenggarakan dan menjamin tata-kelangsungan hidup nasional

kita, seperti halnya telah berhasil kita rumuskan dalam konsepsi ketahanan nasional.

Sesungguhnya, kelangsungan itu dituntut oleh hidup sendiri, karena tanpa

kelangsungan, hidup itu akan mandek. Dan “mandek”nya hidup, berarti mati. Oleh

sebab itu, disamping kita harus menyelenggarakan dan menjamin tata-pengamanan

hidup nasional kita, maka yang terpokok justru kita harus pertama-tama

menyelenggarakan dan menjamin tata-kelangsungannya. Untuk maksud dan tujuan

itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan

utuh lengkap meliputi segenap aspek perkehidupan nasional kita.

Dengan menggunakan segala pengalaman selama 20 tahun yang lalu,

ditambah pengetahuan serta pengalaman-pengalaman orang-orang tua dari jaman

sebelum kita, tibalah kita kepada konsepsi ”Ketahanan Nasional”(Tannas). Dengan

makin berkembang dan menjadi mantapnya konsepsi Tannas itu, kini tiba waktunya

bahwa perhatian dan pemikiran kita tertatarik dan mulai terarah kepada masalah

Wawasan Nasional, sebagai konsepsi (strategis) untuk menyelenggarakan dan

menjamin kelangsungan hidup negara kita.

Apabila “Wawasan Nasional” ini telah dirumuskan dan mengalami proses

pemantapan seperti halnya dengan konsepsi strategis Ketahanan Nasional, maka

mungkin akan segera juga tumbuh perhatian dan usaha kita untuk merumuskan

11

Page 12: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

konsepsi (strategis) Tatabina Nasional. Dalam hal ini perlu dinyatakan, bahwa

sesungguhnya tatabina nasional itu menurut hakekat dan sifatnya bercorak khusus,

dalam arti bahwa tiap-tiap negara mempunyai konsep-konsepnya sendiri, yang

disesuaikan dengan dasar falsafah kehidupan nasionalnya masing-masing.

Konsep strategis tatabina nasional Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan

UUD-1945 terdapat 5 unsur dasar, yaitu Man-Money-Material-Management-Moral

(susila). Konsep strategi tatabina nasional ini memang telah dituangkan ke dalam

konsep Demokrasi Pancasila, tetapi hanya sampai kepada pengenalan dan

penamaannya saja. Pemikiran dan usaha-usaha perumusannya secara sistematis dan

jelas, hingga kini belum dimulai. Begitu pula dengan konsep strategis tata

kesejahteraan nasional, yang dituangkan ke dalam konsep Ekonomi-Sosial Pancasila

seperti yang dikehendaki oleh UUD-1945 secara lengkap dan menyeluruh belum

memperoleh perhatian.

Unsur-unsur Wawasan Nusantara

a. Isi Wawasan Nusantara.

Isi wawasan nusantara sebagai ajaran Wawasan Nasioanal Indonesia, yang

mendasarkan hidup nasionalnya kepada Pancasila dan UUD 1945 terdapat tiga unsur,

yaitu : (a) Cita-citanya; (b) Falsafahnya; (c) Metodologinya (Cara Kerja).

1.Cita-cita

Cita-cita yang terkandung dalam wawasan nusantara adalah seperti yang

dirumuskan di dalam pembukaan UUD 1945, ialah: “untuk membentuk suatu

Pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

12

Page 13: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

tumpah darah dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaaan

abadi dan keadilan sosial.”

Demikian dengan menyadari letak kedudukan geografis sebagai titik pusat didalam

posisi silang, Indonesia memandang segenap penjuru lingkungan, dimana Wawasan

Nusantara pada hakekatnya bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan,

ketenteramaan dan keamanan bagi bangsa Indonesia dan pula untuk kebahagian serta

perdamaian bagi seluruh umat manusia. Oleh sebab itu berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945, Wawasan Nusantara tidak semata-mata memperhatikan kepentingan

Indonesia sendiri. Tetapi secara azasi telah menerima beban kewajiban kodrati untuk

senantiasa memperhatikan juga lingkungan di dalam ikut serta menyelenggarakan dan

membina kesejahteraan, dan perdamaian di seluruh dunia. Selain itu, ke dalam

Indonesia sendiri, Wawasan Nusantara bertujuan untuk mewujudkan kesatuan dan

keserasian dinamis di dalam aspek sosialnya. Segenap aspek kehidupan nasional

Indonesia itu juga selalu menuntut dimanunggalkan secara serasi dan berimbang,

sesuai dengan makna negara Bhineka Tunggal Ika, yang merupakan ciri azasi dari

falsafah negara Pancasila.

Asas-asas (Falsafahnya)

Wawasan Nusantara mempunyai asas-asas adalah tidak lain kecuali kesetiaan

kepada Pancasila dan UUD-1945. Adapun yang dimaksud dengan “kesetiaan” adalah

“keteguhan hati, ketaatan dan kepatuhan “kepada Pancasila dan UUD 1945, yang

13

Page 14: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

harus dituangkan ke dalam hasrat dan niat untuk selalu melaksanakannya secara

murni dan utuh, atau secara kodrati dan wajar.

Penerapan Wawasan Nusantara berpedoman pada Pancasila sebagai kebulatan

pandangan hidup bangsa Indonesia. Kristalisasi kepribadiannya, berwujud tata

pergaulan dalam hidup yang dicita-citakan bersama serta azas kenegaraan menurut

UUD 1945 memberikan arah cara mengendalikan hidup masyarakat dan cara

penetapan hak-hak serta kewajiban azasi para warga negaranya. Ini berarti bahwa

dalam pandangan hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila telah terkandung pula cita-

cita, azas-azas (prinsip-prinsip) serta nilai-nilai filosofis dan pedoman cara kerja,

termasuk pula cara atau sistem “mawas lingkungan hidup bangsa” yang kita namakan

Wawasan Nusantara itu.

Bangsa Indonesia yang mempunyai sifat terbuka terhadap masuknya

kebudayaan dari luar, namun dengan daya adaptasinya yang masih rendah dapat

mempertahankan identitas kepribadiannya. Dan dengan hubungan dalam pergaulan

dengan bangsa-bangsa lain, selalu berusaha untuk memperkaya dan meningkatkan

kebudayaannya, sepanjang dirasa tidak bertentangan dengan rasa budaya sesuai

Pancasila.

Ini menunjukkan betapa besar keuletan dan daya tahan rakyat Indonesia dalam

mengamankan dan mempertahankan kepribadiannya bahkan diperkaya bagi

pemekaran dan penyempurnaan. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan mawas

diri dan olah budi pada bangsa, dan usaha untuk menjalin kelangsungan

perkembangan kepribadiannya, dengan menambah dan memperkaya dari hasil antar

14

Page 15: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

hubungan dengan bangsa luar, sehingga dapat tetap tumbuh mengikuti perkembangan

zaman dan memenuhi tuntutan waktu dengan kesegarannya.

Daya mampu mawas diri dan olah budi ini sekarang mempunyai nilai yang

lebih penting lagi, mengingat bahwa kehidupan dunia sekarang ini mempunyai nilai

yang lebih penting lagi, mengingat bahwa kehidupan dunia sekarang ini lebih menitik

beratkan pada segi materialnya, dengan mengutamakan kecepatan, mendahulukan

kemanfaatan dengan segera, dengan kurang menyadari bahwa hasilnya memberikan

kepuasan lahiriah dan kurang memberikan kepuasan bathiniah, sehingga banyak

diantara generasi muda kemudian dalam keadaan kurang tenteram dan tenang

bathiniah dan selalu dalam keadaan mencari-cari pegangan yang lebih pasti lagi.

Fungsi mawas diri dan olah budi ini adalah untuk melawan kekalutan dan

kekacauan dan tugas ini perlu dilaksanakan berdasarkan rasa wajib kemanusiaan yang

tidak mungkin diwakilkan pada orang lain. Bagi bangsa Indonesia, mawas diri dan

olah budi ini haruslah berarti untuk memperoleh keberanian guna menghadapi

masalah pembangunan nasional yang kini sedang giat dilaksanakan oleh seluruh

bangsa.

Gerak hidup bangsa Indonesia dewasa ini memperlihatkan suatu dianamika

yang sangat luar biasa dengan penuh pancaroba, padat perubahan-perubahan, namun

selalu didasari oleh falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang mampu mempersatukan

daya kreasi dan daya cipta bangsa.

Bangsa Indonesia sewajibnya tetap berdiri teguh atas pandangan dan

pendiriannya dan jangan mudah terseret dalam arus yang serba dangkal, apalagi

15

Page 16: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

terjebak dalam olah pikir serampangan yang gejalanya kini sangat terlihat sebagai

suatu penyakit zaman yang diusahakan untuk dimasukkan ke Indonesia.

Kebaikan serta kekuatan suatu falsafah dasar terletak dalam rangkaian nilai-

nilai yang dikandungnya, baik sebagai individu maupun sebagai warga

masyarakatnya. Cara mempertajam budi guna mendalami azas-azas dari pada falsafah

dasar adalah antara lain dengan memahami nilai-nilai yang terkandung didalamnya,

senantiasa mempertahankan dan bertekad mengaplikasikan Pancasila sebagai

Pandangan hidup, falsafah negara dan bangsa dalam kehidupan sehari-hari yang

mencakup :

Pelaksanaan obyektif, yaitu bahwa falsafah negara itu dipergunakan sebagai

sumber hukum dan mendasari segenap penyelenggaraan kenegaraan.

Pelaksanaan subyektif, yaitu falsafah itu selalu mendasari dan menuntun

setiap warga negara dalam tindakan dan kegiatan sehari-hari atau dengan

perkataan lain, dalam cita, cipta, rasa, karsa, dan karya.

Wadah Wawasan Nusantara

Dalam meninjau wadah ini maka perlu membicarakan terlebih dahulu azas

acrhipelago.

Archipelago berasal dari kata : Archi yang berarti penting, dan Pelagus yang

berarti laut atau wilayah lautan. Kalau kedua kata itu dirangkaikan, maka diperoleh

suatu pengertian wilayah laut dengan kumpulan pulau-pulau di dalamnya. Suatu

archipelago harus dibedakan dari suatu kumpulan pulau-pulau berantai (a chain of

island). Arti klasik dari archipelago adalah lautan yang diseraki pulau-pulau (a sea

16

Page 17: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

studded with island) yang berarti bahwa unsur laut lebih besar dari unsur daratan,

atau bahwa unsur pokok berpusat pada laut atau unsur air dan bukan pada pulau-

pulaunya atau pada unsur tanahnya.

Indonesia mengartikan archipelago sebagai: Suatu kesatuan utuh wilayah,

yang batas-batasnya ditentukan oleh laut, dalam lingkungan mana terdapat pulau-

pulau dan gugusan pulau-pulau. Dan archipelago memiliki arti ke dalam dan ke luar

sebagai berikut: Ke dalam : Nusantara lebih menampakkan sifat dan ciri sebagai

kesatuan wilayah laut dengan pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau di dalamnya,

yang merupakan satu kesatuan utuh dengan segenap unsur-unsurnya yang

manunggal.

Ke luar Nusantara (Indonesia) yang letak geografisnya berada di antara dua Benua

dan dua Samudra, sehingga berada di persimpangan jalan penghubung, memiliki sifat

dan ciri sebagai posisi silang dengan segala konsekuensinya sendiri, sehingga

merupakan kepribadiannya.

Wadah tersebut bila dirinci meliputi tiga unsur sebagai berikut :

- batas ruang lingkup atau bentuk ujud,

- tata susunan pokok atau tata inti organisasi,

- tata susunan pelengkap atau tata kelengkapan organisasi

Nusantara

Dalam bentuk wujud Nusantara, maka batas-batas negara ditentukan oleh

lautan dengan di dalamnya pulau-pulau serta gugusan pulau-pulau yang satu sama

lain dihubungkan, tidak dipisahkan oleh air, baik yang berupa laut dan selat.

17

Page 18: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Nusantara di samping bentuk wujud seperti tersebut di atas juga mempunyai

letak geografis yang khas, yaitu sebagai inti daripada posisi silang dunia, yang

mempunyai pengaruh yang besar dalam tata kehidupan dan sifat perikehidupan

nasionalnya.

Adanya pengaruh-pengaruh tersebut, diantaranya :

a). Dengan posisi silang tersebut, maka Nusantara mau tidak mau menjadi lalu lintas

dari aspek-aspek kehidupan sosial. Sebagai bangsa yang mempunyai sifat

keterbukaan akan menyerap apa saja yang lewat, pun karena daya adaptasi yang

masih kecil, maka segala sesuatu yang diserap tersebut tidak disaring terlebih

dahulu cocok tidaknya bagi kehidupan nasional. Sejarah telah membuktikan hal

itu.

b).Hubungan antar bangsa selalu melandaskan diri pada kepentingan nasionalnya

masing-masing. Selama kepentingan nasional ini diuntungkan, selama itu

hubungan ini akan berjalan dengan lancar, bahkan saling menguntungkan. Tetapi

begitu dirasakan bahwa kepentingan nasionalnya terancam, maka akan diambil

segala langkah untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya dengan

pengorbanan-pengorbanan yang apa pun. Dengan demikian akan timbul

ketegangan-ketegangan antar bangsa, di mana Nusantara kita yang berposisi silang

dunia akan menerima akibat-akibatnya, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Keadaan ini akan sangat merugikan pelaksanaan pembangunan

khususnya, dan pembinaan nasional umumnya.

18

Page 19: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

c). Dengan mengabdikan diri kepada kepentingan nasional masing-masing bangsa

menghendaki adanya suatu jaminan pasti, yang akan banyak didukung oleh bidang

politik/ideologi. Untuk itu suatu bangsa akan berusaha menanamkan pengaruhnya

melalui kedua bidang tersebut. Kalau usaha demikian berhasil, maka salah satu

akibat yang sangat membahayakan bagi kita adalah akan biasanya menimbulkan

hal-hal yang tidak diinginkan sebagaimana sejarah kebangsaan kita telah

membuktikannya.

d).Kesatuan wilayah Nusantara ternyata juga mendapat karunia dari Tuhan Yang

Maha Esa dengan kekayaan yang melimpah, tenaga kerja yang banyak serta

murah, pasaran yang luas bagi hasil industri modern sehingga merupakan daya

tarik bagi negara-negara yang tidak mempunyai unsur-unsur tersebut, dan ini juga

dapat merupakan sumber yang tidak menguntungkan Nusantara.

Mengingat kondisi-kondisi tersebut, jikalau Indonesia ingin tetap

bereksistensi, maka :

- Indonesia harus cukup kuat, baik lahir maupun batin/mental.

- Indonesia harus bertindak dan bersikap bebas aktif.

Ini berarti bahwa Indonesia harus memiliki kemauan dan kemampuan untuk

berhubungan dengan semua kekuatan dan semua bangsa di dunia, tanpa

mempersoalkan kepercayaan, keyakinan pandangan hidup dan sistem

sosialnya, di mana semua hubungan itu tidak boleh membahayakan

kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia.

19

Page 20: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Manunggal – Utuh Menyeluruh

Sebagai telah diuraikan di atas, nampak jelas sifat dan ciri yang terpokok,

yaitu sebagai kesatuan dan persatuan (manunggal) seperti :

1) Manunggal di bidang wilayah

2) Manunggal di bidang bangsa

3) Manunggal di bidang ideologi

4) Manunggal di bidang politik

5) Manunggal di bidang ekonomi

6) Manunggal di bidang sosial

7) Manunggal di bidang kebudayaan

8) Manunggal di bidang pertahanan dan keamanan

9) Manunggal di bidang psikologi

10) Berkesinambungan

Dengan perkataan ini maka dapat dikemukakan di sini, bahwa orientasi hidup

bangsa Indonesia harus diarahkan pada tercapainya kesatuan ideologi, kesatuan

politik, kesatuan ekonomi, kesatuan psikologi, kesatuan sosial budaya, dan kesatuan

Hankam.

Khusus dilihat dari segi keamanan nasional, maka orientasi hidup bangsa

harus diarahkan pada terwujudnya stabilitas di bidang politik, stabilitas di bidang

psikologi atau adanya ketentraman dan ketenangan batin, integritas dalam

kewilayahan, tertib sosial dan perekonomian naisonal yang mantap dan merata.

20

Page 21: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Penerapan Wawasan Nusantara

1. Salah satu manfaat yang paling nyata dari Penerapan Wawasan Nusantara adalah

di bidang politik, khususnya di bidang wilayah. Dengan diterimanya konsepsi

Nusantara (bagian dari Wawasan Nusantara) di forum internasional maka

terjaminlah integrasi teritorial kita “Laut Nusantara, yang semula dianggap laut

bebas” menjadi bagian integral dari Wilayah Indonesia. Di samping itu

pengakuan terhadap landas kontinen Indonesia dan Zona Ekonomi Eksklusif

Indonesia menghasilkan pertambahan wilayah yang cukup besar sehingga

menjadi luas wilayah Indonesia yang semula No. 17 di dunia menjadi No. 7.

Dengan Wawasan Nusantara, luas Wilayah Indonesia menjadi :

a. Luas daratan = 2.027.087 km2

b. Luas laut (termasuk luas landas kontinen) = 3.166.163 km2

c. Luas Zona Ekonomi Eksklusif = + 1.577.300 mil persegi

2. Pertambahan luas ruang hidup tersebut di atas menghasilkan sumber daya alam

yang cukup besar untuk kesejahteraan bangsa Indonesia mengingat bahwa

minyak, gas bumi, dan mineral lainnya banyak yang berada di dasar laut, baik di

lepas pantai (off shore) maupun di laut dalam.

3. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia Internasional

termasuk tetangga dekat kita : Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, India,

Australia, Papua Nugini yang dinyatakan dengan persetujuan yang menyangkut

laut teritorial maupun landas kontinen. Persetujuan tersebut dapat dicapai karena

kita dapat memberikan akomodasi kepada kepentingan negara tetangga antara

21

Page 22: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

lain, di bidang perikanan (traditional fishing right) maupun hak lintas dari

Malaysia Barat ke Malaysia Timur atau sebaliknya.

4. Penerapan Wawasan Nusantara di bidang komunikasi dan transportasi terlihat

dengan adanya satelit Palapa dan Microwave System serta adanya lapangan

terbang perintis dan pelayaran perintis. Dengan adanya proyek tersebut maka laut

dan hutan tidak lagi menjadi hambatan besar sehingga lalu lintas perdagangan dan

integrasi budaya dapat lebih lancar jalannya.

5. Penerapan Wawasan Nusantara di bidang ekonomi juga dapat dijamin mengingat

kekayaan alam yang ada menjadi lebih dan pemerataannya dapat dilakukan

karena sarana dan prasarananya menjadi lebih baik.

6. Penerapan di bidang Sosial-Budaya terlihat dari dilanjutkannya kebijaksanaan

menjadikan bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika merasa sebangsa setanah

air, senasib sepenanggungan dan berazas tunggal Pancasila (kecuali Timor

Timur).

7. Demikian pula penerapan Wawasan Nusantara di bidang Pertahanan Keamanan

terlihat makin eratnya kemanunggalan ABRI dan rakyat serta terdapatnya

kesiapsiagaan untuk menghadapi ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.

Penerapan Wawasan Nusantara terutama dapat terlihat dalam Garis-garis Besar

Haluan Negara, pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Lima Tahun dan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara.

22

Page 23: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Hakekat wawasan Nusantara.

Wawasan nusantara adalah Geopolitik Indonesia, berwawasan dua arah yaitu

keluar dan kedalam. Pancasila dan pembukaan UUD 1945 menetapkan nilai

instrinstik yang mendasari wawasan nusantara yang nilai integrasi yang di tujukan

pada kehidupan internal bangsa maupun kehidupan antar bangsa.

Sebagai geopolitik Indonesia, wawasan nusantara memawas Negara Indonesia

dari sudut pandang, yaitu (1) Negara sebagai wilayah, (2) Negara dalam pengertian

rakyat yang hidup dalam wilayah itu, (3) Negara sebagai kehidupan masyarakat, (4)

negara sebagai suatu penyelenggaraan rumah tangga, dan ( 5) Negara sebagai

penjamin kelangsungan hidup dirinya.

Bertolak dari pandangan “ negara sebagai wilayah ”, arah keluar dari

wawasan nusantara di pusatkan pada kewajiban negara menjaga keutuhan wilayah

negara menjaga keutuhan negara Indonesia beserta sumber daya alamnya. Dalam

berwawas keluar kearah luar ini, pembukaan UUD 1945 telah menetapkan nilai yang

harus mendasarinya, yaitu nilai integrasi yang terkandung di dalam paham ketertibaan

dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Demi kelangsungan hidup dan terjaminnya keamanan nasional, wawasan

nusantara memperhitungkan implikasi yang mungkin timbul dari kekhasan tipe batas

negara kepulauan Indonesia dalam hubungannya dengan negara.

Kedalam, pusat perhatian wawasan nusantara di tujukan pada

terselenggaranya perlindungan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah,

23

Page 24: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

pencerdasan kehidupan bangsa dan pemajuan kesejahteraan umum dengan

mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Untuk pencapaian tujuan ini, wawasan nusantara telah mengidentifikasikan

lima aspek integrasi yang harus di pegang teguh dalam menyelenggarakan kehidupan

negara, yaitu :

a). Satu kesatuan wilayah dalam arti bahwa wadah bangsa yang sarwa nusantara

dengan segala isi dan kekayaanya merupakan satu kesatuan tumpah darah.

b). Satu kesatuan bangsa dalam arti bahwa bangsa Indonesia memiliki satu ideology

yaitu pancasila yang melandasi, mmbimbing dan megarahkan bangsa dalam

mencapai tujuannya, serta memiliki UUD dan politik pelaksanaanya. Memiliki

rasa senasib dan sepenanggungan serta satu tekad untuk mencapai.

c) . Satu kesatuan sosial budaya dalam arti bahwa perwujudan budaya nasional atas

dasar asas Bhineka Tunggal Ika merupakan modal dan landasan pengembangan

budaya bangsa, selanjutnya budaya bangsa dapat di nikmati oleh bangsa

Indonesia dengan pengertian bangsa bahwa budaya Indonesia hakekatnya adalah

satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada, menggambarkan kekayaan budaya

bangsa; pula memiliki satu tertib sosial dan tertib hukum yang mengabdikan diri

kepada kepentingan nasional.

d). Satu kesatuan ekonomi dalam arti bahwa perekonomian di susun sebagai usaha

bersama berdasar asas kekeluargaan kekayaan seluruh wilayah nusantara

merupakan modal serta milik seluruh bangsa yang pengembangan dan

pembinaannya di selenggarakan secara seimbang dan serasi tanpa meninggalakan

24

Page 25: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

ciri khas yang di miliki oleh tiap daerah dalam pengembangan kehidupan

ekonominya.

e). satu kesatuan Hankam dalam arti bahwa pembinaan hankam di laksankan

berdasarkan daya rakyat semesta dengan angkatan bersenjata sebagi intinya dan

bahwa ancaman terhadap suatu pulau atau satu daerah hakekatnya merupakan

ancaman terhadap seluruh bangsa serta negara dan bahwa tiap-tiap warga negara

mempunyai hak melakukan pembelaan terhadap negara.

Konsep Nasionalisme.

Istilah nasionalisme telah lama digunakan yang diantaranya adalah :

(1) Suatu proses pembentukan, atau pertumbuhan bangsa-bangsa.

Proses ini mencakup serangkaian proses yang lebih khusus dan acapkali

membentuk objek nasionalisme dalam pengertian lain yang lebih sempit.

(2) Suatu sentimen atau kesadaran memiliki bangsa bersangkutan.

Ukuran ini bertindak sebagai penyambung antara sektor-sektor yang lebih

aktif akan terorganisasikan dengan segmen penduduk yang lebih pasif dan

terpecah-pecah.

(3) Suatu bahasa dan symbol bangsa

Pemahaman ini adalah salah satu simbol nasionalisme namun perlu diketahui

bahwa bahasa merupakan salah satu kunci nasionalisme. Suatu simbol

nasionalisme tentu saja ditandai oleh objeknya yang mencakup semuanya dan

salah satu diantaranya adalah bahasa yang mempunyai tanda-tanda khusus.

25

Page 26: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

(4) Satu doktrin/idiologi bangsa, baik yang umum maupun yang khusus.

Simbol nasionalisme memperhatikan derajat keteraturan lintas dunia

sedemikian rupa, sehingga kita dapat menyarikannya dengan bermanfaat dari

bingkai idiologisnya.

Istilah nasionalisme, karena kandungannya ditentukan oleh idiologi yang

meletakkan bangsa di dalam masalah-masalah dan tujuan utama mereka, serta

yang memisahkannya dari idiologi lain yang berdekatan. Nasionalisme adalah

suatu idiologi yang meletakkan bangsa di pusat dan berupaya mempertinggi

keberadaannya. (Moty 1999 : Bab 5).

Gallener mengatakan bahwa “ Nasionalisme sendiri merupakan bentuk

budaya yang digunakan oleh budaya modernitas, yakni industrialisme

modern. Nasionalisme adalah hal ini menjadi bentuk budaya yang diperlukan,

merupakan suatu “budaya tinggi”. Nasionalisme tidak mempunyai daya aktif

atau daya pengarah, juga tidak memilah kontribusi sebab akibat : namun

sekedar menjadi perantara industrialisme melalui prisma budaya.

Menurut Hechter berdali bahwa : Nasionalisme, prinsip bahwa bangsa

seharusnya sesuai dengan unit pemerintahan (tidak harus berupa negara), itu

modern, karena merupakan fungsi dari gerakan modernisasi global yang

menuju kearah penguasaan langsung.

Menurut Walker dan Joshua Fismen : Nasionalisme adalah Cinta terhadap

bangsa etnik (etno-nation) berbeda dengan patriotisme, yang merupakan

26

Page 27: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

kesetiaan terhadap kesetian negara teritorial. Menurut Connor Nasionalisme

kewarganegaraan sesungguhnya hanyalah patriotisme.

Kondisi Pemahaman Wawasan Nusantara oleh Warga Negara Indonesia.

Dengan munculnya beberapa permasalahan yang telah dihadapi oleh negara

kita sebenarnya menguji seberapa kuat eksistensi negara kita menghadapi rongrongan

dari negara-negara lain. Dan bila kita lihat kondisi wawasan nusantara saat ini ada

beberapa permasalahan yang mengancam integritas negara kita saat ini diantaranya

sbb :

a. Batas Laut Indonesia-Malaysia Pasca-Sipadan dan Ligitan

Soal perbatasan antara Indonesia dan Malaysia akhir-akhir ini kembali

menghangat setelah Malaysia melalui perusahaan minyaknya, Petronas, memberikan

hak eksplorasi kepada perusahaan Shell untuk melakukan eksplorasi di wilayah

perairan laut di sebelah timur Kalimantan Timur yang mereka beri nama Blok ND6

(Y) dan ND7 (Z). Indonesia yang telah lebih dulu mengklaim wilayah itu sebagai

kedaulatannya tentu saja protes atas kebijakan Malaysia tersebut karena di blok yang

dinamai Indonesia sebagai blok Ambalat dan Ambalat Timur tersebut, Indonesia

sudah terlebih dulu melakukan eksplorasi minyak bumi dan gas (migas). Selama itu

pula Malaysia tidak pernah meributkannya sebagai cerminan dari pengakuan

Malaysia bahwa wilayah itu adalah wilayah Indonesia.

Kini, berbekal kemenangan di Mahkamah Internasional atas Pulau Sipadan dan Pulau

Ligitan, Malaysia kembali "memperkuat" klaimnya sesuai dengan peta tahun 1979

yang mereka buat sendiri, yang memang sudah memasukkan Sipadan dan Ligitan

27

Page 28: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

sebagai wilayah kedaulatannya. Pemberian hak eksplorasi kepada Shell itu, mereka

nyatakan sebagai bentuk dari pelaksanaan hak kedaulatan mereka di perairan sebelah

timur Kalimantan Timur tersebut.

Wilayah perairan di sekitar Laut Sulawesi memang sejak lama menjadi "konflik"

antara Indonesia dan Malaysia. Berbagai dialog untuk menyelesaikannya tidak pernah

membuahkan hasil. Praktis setelah September 1969, pembicaraan serius mengenai

batas landas kontinen Indonesia-Malaysia di "dagu" kepala Pulau Kalimantan itu

tidak pernah ada lagi karena menemui jalan buntu.

Banyaknya kasus-kasus klaim wilayah laut yang tumpang tindih seperti dialami

Indonesia dan Malaysia itulah yang kemudian mendorong sejumlah pakar hukum

dunia menyusun sebuah ketentuan baru sebagai tuntunan untuk penyelesaian

masalah-masalah tersebut. Sejak awal tahun 1970-an, apa yang dikenal sebagai

Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sekarang ini sudah mulai

dibahas. Di tengah pembahasan konvensi itulah, pada tahun 1979 Malaysia

mengumumkan peta wilayahnya, yang langsung mendapat protes dari banyak negara

di sekitarnya karena dengan seenaknya mencaplok wilayah negara lain. Menurut

kebiasaan hukum internasional, jika klaim atas sebuah wilayah oleh sebuah negara

tidak mendapatkan protes dari negara lain, maka setelah dua tahun klaim tersebut

dinyatakan sah. Dalam kasus peta Malaysia 1979 tersebut, Indonesia, Filipina,

Singapura, dan banyak lagi negara lainnya langsung mengajukan protes atas peta itu

sehingga praktis sesungguhnya Peta 1979 tersebut tidak punya kekuatan berlaku

28

Page 29: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

secara internasional. Atas protes-protes tersebut, menurut Direktur Perjanjian Politik,

Keamanan, dan Kewilayahan Departemen Luar (Deplu) Negeri RI Arif Havas

Oegroseno, Pemerintah Malaysia belum menyelesaikannya dengan negara-negara

yang mengajukan protes tersebut. Prosedur untuk penyelesaian perbatasan di laut

mendapatkan angin segar ketika akhirnya pada 10 Desember 1982 Konvensi Hukum

Laut secara resmi ditandatangani. Meski demikian, Konvensi Hukum Laut PBB

(Unitet Convention on the Law of the Sea/ UNCLOS) itu baru secara resmi berlaku

16 November 1994 setelah jumlah negara yang meratifikasi konvensi ini mencapai 60

negara. Dalam Konvensi Hukum Laut PBB itu sebenarnya terdapat sejumlah

petunjuk yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah perbatasan antara

berbagai negara, termasuk antara Indonesia dan Malaysia terkait perbatasan di Laut

Sulawesi. Apalagi baik Indonesia maupun Malaysia adalah negara yang sama-sama

meratifikasi Konvensi Hukum Laut tersebut. Dalam cukup banyak hal, Konvensi

Hukum Laut PBB itu menguntungkan Indonesia yang berstatus sebagai negara

kepulauan atau archipelagic state. Sebagai negara kepulauan, menurut konvensi itu,

Indonesia berhak menarik garis di pulau-pulau terluarnya sebagai patokan untuk garis

batas wilayah kedaulatannya, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 47 UNCLOS.

Agaknya, "keuntungan" Indonesia karena statusnya sebagai negara kepulauan itulah

yang ingin diikuti oleh Malaysia sehingga negara Jiran itu pun melakukan cara yang

serupa dalam menarik garis batas wilayahnya. Padahal, menurut UNCLOS, sebagai

negara pantai, Malaysia hanya berhak menarik garis tersebut dari wilayah pantainya

29

Page 30: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

sendiri, bukan dari pulau terluarnya. Alasan yuridis inilah yang disampaikan

Indonesia, dan juga diperkuat dalam putusan hakim pada kasus Sipadan-Ligitan yang

diputuskan 17 Desember 2002. Berbeda dengan kasus persengketaan atas Pulau

Sipadan dan Ligitan, pada kasus kedaulatan di wilayah Laut Sulawesi panduan

hukumnya, yaitu dari UNCLOS, bisa dijadikan patokan dengan cukup mudah.

Apalagi batas Malaysia-Indonesia di atas Pulau Sebatik sudah tidak diperdebatkan

lagi sehingga penarikan garis batas territorial kedua negara sebenarnya sudah sangat

jelas. Persoalannya adalah Malaysia membuat peta pada tahun 1979, sebelum

UNCLOS dilahirkan dan secara resmi berlaku. Selayaknya, ketika UNCLOS berlaku,

Malaysia yang juga meratifikasi konvensi itu segera menyesuaikan kembali peta

wilayahnya dengan aturan baru itu, terlebih lagi Peta 1979 juga "tidak diakui" karena

menuai protes dari banyak negara tetangganya. Hal inilah yang tidak dilakukan

Malaysia, dan mereka bahkan semakin mempertegas pendirian bahwa peta itu sudah

"diakui" dunia dengan telah dimenangkannya Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan.

Padahal, itu adalah dua hal yang berbeda. Kepemilikan kedua pulau itu tidak ada

kaitannya dengan Peta 1979 sebagaimana diuraikan dalam paparan pertimbangan di

keputusan Mahkamah Internasional atas kasus Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan

tersebut. Dari sudut pandang lain, secara de facto Malaysia sebelum-sebelumnya juga

tak pernah mempersoalkan pemberian hak eksplorasi oleh Indonesia untuk eksplorasi

minyak dan gas di wilayah yang kemudian disebut Bukat, Ambalat dan Ambalat

Timur itu. "Pengakuan" dari Malaysia yang tidak mempersoalkan penambangan oleh

Indonesia di wilayah itu bukan hanya terjadi sebelum pengumuman Peta 1979 itu,

30

Page 31: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

tetapi juga setelah Peta 1979 dijadikan pegangan Malaysia. Artinya, pasca-tahun

1979 pun Malaysia tidak berani mengatakan wilayah Ambalat itu sebagai

wilayahnya. Baru belakangan setelah ada putusan atas Ligitan (4 derajat 09 menit

lintang utara - 118 derajat 53 menit bujur timur) dan Sipadan (4 derajat 06 menit

lintang utara - 118 derajat 37 menit bujur timur), mereka mulai mempertanyakan

pemberian hak eksplorasi baru oleh Indonesia di wilayah Ambalat Timur. Alasan

kepemilikan Sipadan dan Ligitan serta Peta 1979 itu pula yang sekarang digunakan

Malaysia sehingga mereka berani memberikan hak eksplorasi di kawasan tersebut

kepada perusahaan Inggris/Belanda, BP Shell.

Dari uraian di atas, wajarlah bila Pemerintah Indonesia bersikap tegas untuk

mempertahankan kedaulatan di perairan Laut Sulawesi itu. Selain sudah sepatutnya

dilakukan, berbagai upaya perundingan selama beberapa tahun dengan Malaysia

terkait wilayah tersebut, sebagaimana disampaikan Havas, belum membuahkan hasil

karena Malaysia tampaknya enggan untuk menyelesaikan persoalan perbatasan itu.

Berbeda dengan Ligitan dan Sipadan yang disikapi Malaysia dengan tegas karena

mereka yakin menang, dalam soal wilayah laut di sekitar Ambalat itu agaknya

Malaysia setidaknya sudah mengetahui fakta dan pertimbangan yuridis yang

disampaikan Indonesia. Bagaimana jika sengketa perbatasan ini tak juga bisa

diselesaikan secara bilateral melalui jalan dialog? Di sinilah potensi persoalan akan

muncul. Dalam UNCLOS ditegaskan bahwa penyelesaian sengketa, utamanya harus

melalui dialog dua pihak yang bersengketa. Jika tak juga diperoleh kata sepakat,

31

Page 32: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

persoalan itu dapat diajukan ke Tribunal (Pengadilan) Khusus UNCLOS, atau upaya

lainnya ke Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ). Namun,

kedua upaya hukum tersebut hanya bisa dilakukan apabila kedua belah pihak

bersepakat untuk menyelesaikan persoalan itu melalui jalur hukum formal. Indonesia,

sebagaimana disampaikan pihak Deplu Negeri RI, sangat siap untuk menyelesaikan

persoalan perbatasan di Laut Sulawesi itu melalui jalur hukum formal, baik ke

Tribunal UNCLOS maupun ke ICJ. Bagaimana dengan Malaysia? Inilah yang

menjadi tanda tanya besar. Kesan yang tertangkap selama ini, Malaysia berusaha

tidak membawa persoalan ini sampai ke UNCLOS atau ICJ. Dalam kondisi seperti

itu, tidak mungkin bagi Indonesia membawa masalah ini sendirian ke UNCLOS atau

ICJ karena syaratnya memang harus kesepakatan kedua belah pihak. Kita berharap

Malaysia akhirnya mau membawa masalah perbatasan laut ini ke Mahkamah

Internasional sebagaimana harapan Indonesia selama ini. (Rakaryan S)

Namun upaya pemerintah Indonesia tetap dikalahkan oleh Negara Malaysia

tentang kepemilikan Sipadan dan Ligitan. dan sekali lagi kita kehilangan batas-batas

wilayah lagi sebagaimana apa yang telah dirumuskan dalam konvensi Djuanda.

b. Perkembangan Tuntutan Rakyat Papua

Secara de facto menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Papua telah

sampai pada suatu keyakinan bahwa “merdeka” adalah jalan terbaik bagi mereka.

Secara rasional tuntutan tersebut bisa dimaklumi karena selama 42 tahun bergabung

dengan RI, dalam banyak hal wilayah Papua belum menunjukkan kemajuan yang

32

Page 33: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

signifikan bila dibandingkan dengan pusat, sementara kekayaannya telah dibawah ke

pusat. Sesungguhnya tuntutan tersebut tidaklah terjadi secara tiba-tiba, melainkan

suatu proses yang berjalan secara perlahan dan bertahap. Pusat tidak pernah

memberikan respon secara proporsional, sehingga kekecewaan demi kekecewaan

terakumulasi dan mencapai klimaks dengan ekspresi tuntutan “kemerdekaan”.

Koentjaraningrat menyatakan bahwa didorong oleh kekecewaan berlarut dalam

negara nasionalnya, telah muncul gerakan-gerakan etnik yang mengajukan beraneka

ragam tuntutan politik, minimal untuk mendapatkan perhatian dan otonomi, maksimal

untuk mendirikan negara etnik tersendiri. Benih-benih separatisme rakyat Papua

sebenarnya telah ada sebelum mereka bergabung dengan RI. Belanda tidak pernah

merelakan Papua menjadi bagian dengan RI. Oleh karenanya sejak 1950-an mereka

menanamkan benih-benih separatisme dengan mempercepat pembangunan ekonomi,

administrasi dan politik dengan membentuk Niew Guinea Raad. Belanda juga juga

mengijinkan para tokoh pro Belanda seperti Nicolaas Jouwe, P. Torey, Markus

Kaisiepo, Nicolaas Tangahma, dan Eliezer Jan Bonai untuk mengadakan Sidang

Komite Nasional 19 Oktober 1961 yang menyepakati simbol-simbol politik seperti

bendera Bintang Kejora, lagu kebangsaan “Hai Tanahku Papua”, nama negara “Papua

Barat”, julukan orang Papua” dan lambang negara “Burung Mambruk”.

Penyerahan kedaulatan Irian Barat kepada RI memang telah menimbulkan

kekecewaan sebagian kecil tokoh pro Belanda yang kemudian meninggalkan Papua.

Namun Penentuan Pendapat Rakyat menunjukkan bahwa mayoritas rakyat (tokoh)

Papua memilih bergabung dengan RI walaupun pelaksanaan Pepera tersebut

33

Page 34: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

menyimpang dari ketentuan pasal 18 Perjanjian New York 15 Januari 1962 yang

seharusnya berdasarkan prinsip one man one vote ternyata dibelokkan oleh

pemerintah RI melalui Operasi Khusus (Opsus) Ali Moertopo (alm) menjadi sistem

musyawarah mufakat (Dewan Musyawarah Papua) bahkan disertai intimidasi,

ancaman, kekerasan, dan pelanggaran HAM manusia Irian Jaya.1 Benih-benih

separatisme tersebut sebenarnya dapat diminimalisasi bila pemerintah Orde Lama dan

Orde baru menerapkan kebijakan yang tepat. Namun kebijakan yang ditempuh justru

menimbulkan kekecewaan rakyat Papua.

Konflik Papua sebenarnya berawal dari janji yang diberikan oleh pemerintah

Belanda untuk memerdekakan Papua dan Belanda berencana untuk menjadikan

Papua sebagai negara boneka. Disamping itu telah adanya benih-benih separatisme

rakyat Papua sebelum mereka bergabung dengan RI, seperti para pemuda yang

dididik oleh Belanda untuk menjadi pamongpraja untuk mengurusi jalannya

pemerintahan di Papua hingga terbentuknya Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang

menuntut kemerdekaan atas tanah Papua. Sehingga muncul perlawanan oleh rakyat

Papua baik yang bersifat damai maupun sporadis lewat kontak senjata. Semua itu

sebenarnya karena Belanda tidak pernah merelakan Papua menjadi bagian dari RI.

Lewat Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Hag Negeri Belanda dalam

rangka penyerahan kedaulatan atas Indonesia dan keberadaan Papua, Belanda

1 Frans Maniagasi, “Seriuskah Jakarta Selesaikan Masalah Irian Jaya ?” dalam Kompas tanggal 15 November 2000

34

Page 35: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

berpendapat bahwa Irian Barat perlu diberi status khusus, karena tidak ada hubungan

ethnologis, sosiologis, maupun agama dengan bagian-bagian wilayah

Indonesia yang lain. Namun pemerintah RI tetap bersikukuh bahwa Papua

adalah merupakan bagian dari negara Republik Indonesia. Sehingga dengan

dicanangkannya Trikora oleh Presiden Soekarno mampu memaksa Belanda untuk

menandatangi perjanjian New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Dan pada

akhirnya kedaulatan atas Irian Barat tersebut kemudian diperkuat dengan hasil

Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juli hingga 2

Agustus 1969, sehingga sejak tanggal 19 November 1969 kedaulatan RI atas Irian

Barat semakin sah dengan dikeluarkannya Resolusi PBB nomor 2504 (XXIV) yang

mencatat hasil Pepera tersebut.

Penanganan konflik di Papua harus dilaksanakan dengan cermat agar tidak

terjadi disintegrasi bangsa. Penanganan tersebut bisa meliputi pendekatan

kesejahteraan, pendekatan psikologis dan pendekatan diplomasi. Peningkatan

pendidikan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk rakyat Papua akan dapat

menimbulkan rasa percaya terhadap pemerintah pusat, hal ini perlu dilakukan agar

kesejahteraan penduduk semakin meningkat. Oleh karena itu Otonomi khusus yang

seluas-luasnya harus mulai diberlakukan agar propinsi Papua dapat membangun

infrastruktur, sarana dan prasarana daerah sehingga tidak terjadi lagi kasus-kasus

kemanusiaan di Papua.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi memudarnya pemahaman wawasan

Nusantara dan semangat Nasionalisme.

35

Page 36: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

a). Faktor internal terdiri dari :

Adanya egosentrisme

Sebuah pemahaman yang dibangun dari semangat lokal tanpa memperhatikan

kepentingan bersama demi kepentingan bangsa dan Negara. Pemahaman

egosentrisme yang sering menjadi kebiasaan setiap etnis terutama bagi etnis yang

menganggap sebagai etnis mayoritas terkadang hal ini menimbulkan hubungan

antar etnis tidak berjalan harmonis, sehingga upaya dalam menciptakan wawasan

kebangsaan kepada semua warga masyarakat Indonesia terganggu dengan sikap

yang ditunjukan oleh egosentrisme yang muncul pada etnis tertentu.

Adanya Sikap etnonasionalisme.

Etnonasionalisme merupakan sikap yang menonjolkan etnis tertentu sebagai

superioritas dalam seluruh etnis yang ada diIndonesia, sehingga dengan sikap ini,

etnis yang berada di Ibukota Negara menganggap semua status kekuasan hanya

dapat dikuasai oleh orang-orang yang ada diIbukota Negara. Artinya tidak

memberikan kesempatan yang sama pada orang diluar etnis Jawa. Sikap seperti

ini yang telah membunuh semangat nasionalisme, dimana seluruh etnis yang ada

diIndonesia punya kedudukan yang sama dalam memegang jabatan apapun yang

terkait dengan jabatan yang ada di kalangan eksekutip pemerintah pusat.

Adanya pemahaman penerapan otonomi daerah yang mengarah kepada sikap

etnosentrisme.

Etnosentrisme merupakan sikap negatip yang muncul akibat pelaksanaan

rekrutmen politik maupun pada jabatan PNS , dimana yang diprioritaskan untuk

36

Page 37: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

menduduki jabatan didaerah adalah orang-orang yang berasal dari putra asli

daerah, sehingga etnis lain yang ada didaerah itu tidak mendapat perlakuan yang

sama dengan etnis lokal menikmati hak-hak sebagai warga negara tidak diberikan

sepunuhnya. Sikap ini dapat menimbulkan konflik dan membunuh semangat

demokrasi dan juga menghambat proses nasinalisme dalam mewujudkan

integritas nasional.

Adanya kesenjangan program pembangunan pemerintah pusat pada pemerintah

daerah.

Pelaksanaan program pemerintah pada saat itu yang diaksanakan dengan sistem

pemerintahan sentralistik didasarkan pada ketentuan Undang-Undang No. 5

Tahun 1974 dimana pada saat itu kewenangan pemerintah pusat lebih dominan

dalam penyelenggaran pemerintah didaerah. Dengan sistem ini pula daerah

merasa di anak tirikan dalam melaksanakan program pembangunan, sehingga ada

daerah-daerah diIndonesia merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintah pusat .

oleh karenanya didaerah telah menimbulkan konflik fertikal antara pemerintah

pusat dan daerah. Hal ini ditunjukan oleh gerakan separatis yang ada di Aceh dan

Papua. Semua permasalahan ini diakibatkan oleh karena kesalahan kebijakan

pemerintah pusat dalam mengelola negara dan hal ini pulalah yang telah

menghambat semangat nasionalisme karena pemerintah pusat tidak menggunakan

konsep wawasan nusantara sebagai landasan dalam melaksanakan program

pembangunan didaerah.

37

Page 38: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

b). Faktor ekstern terdiri dari :

Pengaruh Globalisasi

Dalam era globalisasi diemua negara-negara berkembang tidak mampu lagi

membendung penagruh globalisasi karena hubungan antar negara tidak lagi

menjadi hambatan dalam melakukan hubungan dengan negara-negara lainnya

yang ada dibelahan dunia. Sehingga berdampak negatif dari dibidang budaya ,

dimana bangsa Indonesia yang dikenal dengan budaya ketimuran yang sangat

menjujung tinggi etika dan moral bangsa dengan adanya globalisasi ini telah

mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia yang tadinya sangat menghormati

nilai-nilai moral dan dengan adanya pengaruh budaya dari bangsa barat akhirnya

dalam kehidupan keseharian terasa mulai ditinggalkan oleh generasi mudah,

mereka lebih cenderung pada budaya dari barat tanpa memperdulikan lagi nilai-

nilai etika yang sesuai dengan perilaku bangsa Indonesia. Dengan adanya sikap

dan perilaku budaya dari bangsa lain yang masuk melalui kecanggihan teknologi

mengakibatkan meruntuhnya semangat nasionalisme dan terkadang juga akibat

dari globalisasi mental para generasi mudah mulai meninggalkan budayanya

sendiri dan lebih membudayakan tradisi yang tidak sesuai dengan dasar falsafah

negara kita yakni Pancasila.

Pengaruh dari konstalasi politik Internasional.

38

Page 39: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Dimana kita ketahui bahwa dalam pertarungan kepeningan negara-negara besar

untuk memenuhi kepentingan nasionalnya. Negara-negara superpower tersebut,

berusaha mencari pengaruh dari negara-negara berkembang untuk melaksanakan

idiologi dari negara tersebut. misalnya idiologi komunisme, liberalisme . dua

idiologi inilah yang dapat mempengaruhi semangat nasionalisme dari negara kita

diIndonesia untuk tidak melaksanakan idiologi yang telah lama dilaksanakan dan

telah menjadi kepribadian bangsa kita. Semua ini dilakukan oleh negara-negara

super power dalam rangka memenuhi kebutuhan nasional dari negara-negara besar

tadi. Dengan demikian akibat dari dua idiologi besar ini mengakibatkan pula

pergeseran sistem pemerintahan diIndonesia tidak lagi didasarkan pada prinsip

demokrasi Pancasila melainkan yang dilaksanakan adalah sistem demokrasi liberal

yang tidak mengenal batas-batas tertentu yang dilarang oleh demokrasi Pancasila.

Kondisi Pemahaman wawasan Nusantara yang diharapkan.

Sebagaimana pengertian dari wawasan nusantara yang memberikan penjelasan

tentang carapandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya terhadap

ekonomi, politik, Sosial Budaya dan pertahanan keamanan. Dengan demikian yang

diharapkan terhadap warga Negara Indonesia ini dapat mengenal eksisistensi

negaranya sendiri tentang segala kemampuan dan kelemahan yang dapat

memperlemah semangat nasinalisme. Namun idealnya adalah warga negara Indonesia

yang mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam menjaga keutuhan

wilayah Indonesia dari berbagai macam ancaman yang datang dari dalam maupun

39

Page 40: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

luar negeri dan yang paling utama adalah kecintaan kita kepada wilayah negara kita

dan harus menciptakan semangat nasinalisme dan anti bentuk-bentuk negatif dari

sikap yang akan mengahancurkan integritas nasinalisme kita sebagai satu kesatuan

dalam kerangka Negara kesatuan Republik Indonesia. Kondisi wawasan nusantara

yang di idamkan oleh seluruh warga masyarakat dan pemerintah adalah sebagai

berikut : A.Dibidang Persatuan

Indonesia.

Usaha mememlihara persatuan berdasarkan wawasan nusantara adalah

diharapkan kepada bangsa ini bisa menjadikan seluruh warga negara Indonesia

memiliki rasa satu bahasa, senasib serpenanggungan, setanah air, serta mempunyai

satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa. Hal ini perlu disadari oleh adanya satu

kenyataan bahwa Indonesia terdiri dari bermacam-macam agama , suku, adat dan

kebiasannya, serta berbeda-beda faham dan aspirasinya.

Untuk itu yang harus dilakukan adalah meningkatkan

persatuan bangsa dalam rangka keadilan sosial sehingga kepentingan suku,

kepentingan agama, tidak diletakkan di atas kepentingan golongan. Untuk itu pula

keaneka ragaman itu sendiri mempunyai daya tarik kearah kerja sama dalam

persatuan, serta mengusahakan atau meniadakan perselisihan dan perpecahan.

B. Kesatuan.

40

Page 41: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Potensi yang dimiliki oleh setiap daerah diIndonesia tidak merata dimana ada

daerah-daerah yang potensi alamnnya tidak dapat memenuhi kebutuhan

masyarakatnya, untuk itu pemerintah harusnya memperlakukan daerah yang kurang

mampu menghidupi masyarakatnya dilakukan dengan subisi silang pada daerah

tersebut. Hal ini dilakukan untuk membina kesatuan wilayah yang ada diIndonesia.

Dengan sistem itu daerah yang minus PAD merasa keberadaan negara itu masih ada .

selanjutnya yang harus diperhatikan oleh negara kita dalam membina kesatuan dapat

dilihat pada kekuatan dan kelemahan pada aspek-aspek sebagai berikut :

a. Geografi.

Karena luasnya daerah nusantara dan tersebarnya pulau-pulau didalamnya, maka

sarana komunikasi dan fasilitas pendukungnya harus diadakan disemua daerah yang

terisolir sehingga daerah-daerah tersebut dapat menerima sosialisasi dari

pemerintah untuk memberikan kesadaran menjadi warga negara untuk lebih

mencintai negaranya sendiri.

b. Demografi.

Karena suku-suku atau penduduk yang mendiami pulau-pulau tidak tersebar secara

merata, maka pemerataan keadilan sosial harus diciptakan oleh pemerintah pusat.

c. Kekayan alam.

41

Page 42: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Karena tidak semua daeah tidak mempunyai potensi yang sama, maka pertumbuhan

daerah tidak dapat berkembang secara merata, oleh karena yang harus dilakukan

pemerintah harus mengupayakan daerah-daerah yang minus mendapatkan subsidi

silang dari pemerintah pusat.

d.Ideologi dan Politik.

Karena kemampuan komunikasi yang sangat kurang dan tersedianya fasilitas yang

sangat terbatas serta kecerdasan dari penduduk yang berbeda-beda maka kesadaran

akan ideologi dan politik masih jauh dari yang diharapkan, maka sikap pemerintah

harus berupaya mengatasi dengan memberikan sarana yang dibutuhkan oleh

masyarakat sehingga sosialisasi dapat diberikan lewat komunikasi media cetak

maupun elektronik yang menjangkau didaerah-daerah yang terisolir.

e. Ekonomi.

Karena kepadatan penduduk disuatu daerah tidak seimbang dengan potensi alam

yang tidak tersedia dan kurangnya fasilitas komunikasi, maka pertumbuhan

ekonomi secara merata sukar untuk dilaksanakan, oleh karenanya pemerintah harus

berupaya mengatasi hal tersebut dengan cara membuka lapangan pekerjaan dan

bidang usaha yang dapat mengangkat pertumbuhan ekonomi ddaerah-daerah yang

mengalami permasalahan tersebut.

f. Sosial Budaya.

42

Page 43: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Kemampuan rakyat untuk mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan sesuai

kebutuhan yang wajar, tidak sama dan sangat terbatas serta adanya berbagai faham

terhadap agama, maka diperlukan upaya pemerintah menyelesaikan dengan

membantu meringankan biaya pendidikan bagi masyarakat yang tidak mampu.

Kehidupan sebuah negara sangat ditrentukan seberapa besar sumber daya manusia

yang ada dinegara itu. Oleh karenanya Negara harus memperhatikan pendidikan

disemua lapisan masyarakat dengan jalan membantu lewat beasiswa.

g. Hankam.

Dengan masih adanya gerakan separatisme yang berkeinginan untuk mendirikan

negara sendiri berpisah dengan negara kesatuan RI, maka pemerintah harus

berupaya untuk menjaga keutuhan wilayah Indonesia sehingga tidak akan terpisah

dengan negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan yang paling utama pemerintah

Indonesia harus mampu menjaga keutuhan wilayah republik Indonesia sehingga

jangan sampai masih ada pulau-pulau yang jatuh ketangan negara-negara lain yang

berbatasan dengan wilayah RI.

Upaya yang dilakukan dalam rangkah memperkokoh kadar pemahaman

Wawasan Nusantara bagi warga Negara Indonesia.

Upaya yang yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk

memahami eksistensi negara Indonsia sebagai negara kepulauan dengan batas-batas

wilayah sebagaimana yang terdapat dalam Deklarasi Djuanda yang telah menyatukan

43

Page 44: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

wilayah laut In dosnesia dengan tidak lagi memberi ruang pada kantong-kantong laut

internasioanl yang berada diantara pulau-pulau Indonesia. Dengan mengenal wilayah

laut setiap warga negara Indonesia akan tumbuh semangat nasionalisme untuk

mencintai dan mempertahankan keutuhan wilayah negara Kesatuan Republik

Indonesia. Keinginan tersebut dapat dilakukan lewat pendidikan Pancasila dan

Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan disemua tingkatan pendidikan maupun

pada pendidikan non formal dengan memperkenalkan eksistensi wawasan nusantara

yang banyak memiliki potensi yang dapat menghidupi masyarakat Indonesia, dan

juga memperkenalkan kepada semua warga negara tentang kerawanan-kerawanan

wilayah Republik Indonesia dalam menghadapi negara-negara lain terutama negara

yang ada dalam batas-batas dengan wilayah negara kita.

Pemahaman yang sangat penting bagi warga Negara Indonesia adalah memahami

konsep negara kita sebagai negara kepulauan sebagaimana yang telah dapat

diwujudkan dalam Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957 wilayah kita

yang tadinya hanya 3 mil menjadi 12 mil sebagaimana isi dari Deklarasi tersebut

telah dapat menyatukan seluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia,

sehingga tidak ada lagi laut internasional diantara pulau-pulau yang ada di Indonesia.

Kekalahan pemerintah RI dalam mempertahankan kedaulatan negara terhadap

pulau-pulau terluar karena pemerintah tidak melakukan diplomasi di PBB tentang

batas wilayah RI sebagaimana yang telah dilakukan oleh negara-negara Malaysia

dalam merebut pulau Ambalat, Sipadan dan Ligitan, mereka mampu

44

Page 45: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

memperjuangkan batas-batas wilayah diforum internasional dan mendapat pengakuan

dan kepastian hukum. Oleh karenanya pemerintah harus memiliki kemampuan secara

politik maupun dasar hukum Internasional menempatkan batas-batas wilayah RI

diforum internasional (PBB). Sehingga kekuatan hukum terhadap batas-batas wilayah

perairan Indonesia tidak dicaplok oleh negara-negara lain terutama negara-negara

tetangga yang berbatasan dengan pulau-pulau diIndonesia .

Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga keutuhan wilayah

Negara kesatuan RI dengan cara-cara melakukan aktivitas yang tidak mengancam

integritas Negara kesatuan RI. Misalnya upaya menyeledupkan hasil-hasil potensi

alam kita ke negara lain, seperti illegal loging maupun illegal fishing. Keikut sertaan

masyarakat dalam menjaga aktifitas yang dapat merugikan kepentingan umum telah

ikut bersama-sama berpartisipasi dalam mewujudkan integritas Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Sosialisasi Wawasan Nusantara Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa

dan Bernegara.

Pelembagaan pengenalan terhadap wawasan nusantara dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui pendidikan yang

terbagi atas pendidikan formal maupun pedidikan non formal.

1. Pendidikan Formal.

45

Page 46: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Dalam mewujudkan pelembagaan penegenalan eksistensi wilayah laut

(wawasan Nusantara dilakukan melalui kurikulum yang sekarang diberikan disemua

tingkatan pendidikan formal Pendidikan yang diberikan ada pada pelajaran

pendidikan kewarganegaraan yang memperkenalkan terhadap semangat nasionalisme

betapa beratnya para pendiri Negara mewujudkan Negara kepulauan yang sangat sulit

diperjuangkan sehingga negara kita disebut sebagai negara kepulauan karena batas-

batas wilayah laut Indonesia telah menjadi satu kesatuan wilayah hal ini di nyatakan

dalam Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957 dimana luas wilayah laut

kita telah menjadi 12 mil dari semula hanya 3 mil . sosialisasi melalui pendidikan

formal ini menciptakan rasa kesadaran terhadap nasionalisme yang dapat diwujudkan

dengan keikut sertaan menjaga eksistensi negara kita dari ancaman negara-negara

lain.

2. Pendidikan Non formal.

Sosilisasi pemahaman wawasan nusantara dapat juga dilakukan lewat

pendidikan non formal, dimana masyarakat dilibatkan dalam diklat tentang wawasan

kebangsaan dengan tujuan agar supaya semua komponen warga Negara Indonesia

mengenal batas-batas wilayah laut atau perairan dan darat, udara Indonesia. Semua

ini dilakukan supaya perjuangan para pendiri negara yang telah berusaha mencapai

batas-batas territorial wilayah Indonesia dapat dipertahankan perjuangan oleh

generasi sekarang ini. karena ditangan generasi sekarang inilah negara Indonsia akan

tetap eksis sepanjang masa. Kesadaran pemahaman wawasan nusantara dapat

46

Page 47: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

menghilangkan rasa kedaeraan yang sering muncul dalam diri kita, oleh karenanya

setelah kita mengenal bahwa seluruh wilayah yang ada di Indonesia ini adalah satu

kesatuan akan dapat memperkokoh semangat nasionalime kita terhadap Negara

kesatuan Republik Indonesia.

3. lewat Media informasi.

Untuk menjangkau sosialisasi pemahaman wawasan nusantara ke seluruh

lapisan masyarakat Indonesia yang tersebar dalam 32 Propinsi dapat dilakukan

melalui media masa atau elektonik, oleh karenanya peranan TV negeri maupun

swasta sangat mendukung mensosialisasikan konsep wawasan nusantara pada

masyarakat. Dengan politik media dari berbagai negara lain diera globalisasi ini pun

menjadi tantangan kita bersama agar supaya masyarakat kita tidak terpengaruh oleh

media yang dapat menurunkan semangat nasionalisme. Melalui media kita dapat

memperkenalkan langsung tentang eksistensi negara kita. Namun upaya ini belum

merata didaerah-daerah yang sangat terisolir dengan sarana komunikasi yang terbatas.

Untuk itu pemerintah harus berupaya memfasilitasi sarana tersebut sehingga

mempermudah jangkauan sosialisasi kita dalam mensosialisaikan wawasan nusantara

demi menciptakan masyarakat yang mampu mempertahankan integritas Negara

kesatuan Rpublik Indonesia.

Dengan melalui sosialisasi wawasan nusantara ini dapat dipahami oleh warga

masyarakat. Dengan demikian dapat memperkuat semangat nasionalisme untuk saling

47

Page 48: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

menyadari bahwa kita sebetulnya berasal dari sejarah yang sama, nenek moyang

sama yang telah menjadi satu komunitas negara yang akan mewujudkan harapan

menuju kepada cita-cita menggapai masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana

yang terdapat dalam rumusan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

PENUTUP

Kesimpulan.

Berdasarkan permasalahan dalam kajian ini tentang upaya peningkatan

pemahaman wawasan nusantara sebagai sarana dalam meningkatkan semangat

nasionalisme bagi warga negara Indonesia dapat ditarik beberapa hal yang dianggap

sangat penting diperhatikan sbb :

1). Kondisi pemahaman wawasan nusantara saat ini dapat dilihat dengan kegagalan

pemerintah pusat dalam upaya menciptakan stabilitas baik didalam negeri

maupun luar negeri. Realitas yang nampak adalah dimana batas wilayah Negara

kesatuan yang telah dicaplok oleh negara-negara lain seperti Malaysia

menunjukan kepada kita ketidak mampuan pemerintah kita dalam menjaga

keutuhan wilayah Negara kesatuan RI sebagai Negara kepulauan. Gerakan

separatis yang mewarnai problem pemerintahan kita menujukan pula ada sesuatu

yang salah dalam pelaksanaan kebijakan pemerintahan pusat pada daerah. Dengan

48

Page 49: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

demikian kebijakan otonomi daerah yang tadinya sebagai solusi alternatif

pemecahan masalah, justru menimbulkan konflik didaerah.

2). Faktor-faktor yang mempengaruhi memudarnya pemahaman wawasan nusantara

dan rasa nasionalisme adalah disebabkan oleh karena faktor internal dan

eksternal, dimana nasionalisme menurun sebagaimana yang dijelaskan diatas ada

beberapa faktor penghambat mewujudkan nasinalisme dintaranya karena

penyelenggara negara dan masyarakat tidak memahami konsep kedaulatan negara

kita sebagai negara kepulauan, budaya egosentrisme, etnonasionalisme, dan

pemahaman konsep inplementasi otonomi daerah yang sempit yang

memunculkan sikap etnosentrisme pada masyarakat lokal, semua ini menjadi

penghambat membangun semangat nasionalisme.

3). Kondisi pemahaman wawasan nusantara yang diharapkan kepada warga Negara

Indonesia lebih khusus kepada pihak pemerintah agar supaya dapat mencintai dan

mempertahankan keutuhan sebagai Negara kepulauan adalah khusus dibidang

Persatuan Indonesia. Usaha memelihara persatuan berdasarkan wawasan

nusantara adalah diharapkan kepada bangsa ini bisa menjadikan seluruh warga

Negara Indonesia memiliki rasa satu bahasa, senasib sepenanggungan, setanah

air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa. Hal ini perlu

disadari oleh adanya satu kenyataan bahwa Indonesia terdiri dari bermacam-

macam agama, suku, adat dan kebiasannya, serta berbeda-beda faham dan

aspirasinya.

49

Page 50: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

4). Pemasyarakatan wawasan nusantara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara dapat dilakukan lewat pendidikan formal dan non formal dengan

memberikan pengenalan terhadap eksistensi negara kita sebagai Negara

kepulauan sebagaimana yang terdapat dalam Deklarasi Djuanda yang

ditandatangani pada tanggal 13 Desember 1957 yang memberikan penjelasan

tentang batas wilyah perairan Indonesia yang semula hanya 3 mil bertambah

menjadi 12 mil yang telah menghubungkan semua perairan antar pulau

diIndonesia. Dengan demikian dari hasil Deklarasi itu telah menghilangkan

wilayah laut internasional atau kantong-kantong wilayah internasional yang dapat

mengancam integritas Negara kesatuan Republik Indonesia.

Saran.

Dari kesimpulan diatas ada beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh seluruh

komponen yang ada dalam upaya peningkatan pemahaman wawasan nusantara

sebagai sarana dalam meningkatkan semangat nasionalisme bagi warga Negara

Indonesia diantaranya sebagai berikut :

1). Sebaiknya pemerintah dalam menjaga keutuhan wilayah negara kepulauan harus

mampu melaksanakan amanah apa yang telah dicapai dalam Deklarasi Djuanda

terhadap penetapan batas-batas wilayah laut Indonesia memberi penjelasan

kepada kita bangsa Indonesia adalah sebagai negara kepulauan, maka seharusnya

pemerintah memperhatikan armada angkatan laut harus kuat dengan didukung

50

Page 51: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

oleh peralatan kapal-kapal angkatan perangnya yang harus modern. Semua ini

dilakukan demi menjaga batas-batas wilayah negara kita, agar tidak di masuki

oleh kapal-kapal asing yang menyalagunakan perairan Indonesia untuk

kepentingan negaranya. Dan untuk daerah yang masih menunjukan gerakan ingin

berpisah dari Negara Kesatuan RI, seharusnya pemerintah harus tegas dalam

menumpas gerakan separatis setelah memberikan alternatif otonomi daerah, tetapi

masih menghendaki untuk menjadi negara sendiri langkah untuk menghentikan

tidak lain dengan ketegasan pemerintah untuk mempertahankan keutuhan wilayah

Negara Kesatuan RI.

2). Dengan memudarnya semangat nasionalisme yang akhir-akhir ini menyebabkan

integritas negara terancam yang disebabkan oleh beberapa faktor intern maupun

ekstern, sebaiknya peran pendidikan melalui sekolah formal dan non formal bagi

para pendidik dilingkungannya masing-masing menyadari permasalahan tersebut,

dan segera mengambil langkah-langkah perbaikan sikap dan perilaku masyarakat

yang menghambat proses nasionalisme kita sebagai masyarakat Indonesia dengan

memberikan pemahaman pada masyarakat kita bahwa budaya yang menonjolkan

atau lebih memprioritaskan kepentingan etnis tertentu diatas kepentingan negara

(publik) harus ditinggalkan, karena semua etnis yang ada diIndonesia semuanya

sama didepan hukum dan pemerintahan sebagaimana amanat konstitusi.

3). Apa yang sudah terbina selama ini sebagai satu kesatuan bahasa dan wilayah agar

tetap dipertahankan oleh generasi sekarang supaya integritas Negara Kesatuan RI

51

Page 52: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

sebagai negara kepulauan masih dalam kondisi yang sama sebagaimana pada

awal Deklarasi Djuwanda pada tahun 1957. Khusus bagi lembaga-lembaga non

pemerintah seperti organisasi LSM (NGO) atau organisasi kemasyarakatan dalam

melaksanakan program pembangunan, supaya memandang semua etnis memiliki

kedudukan yang sama didepan hukum dan pemerintahan. Sikap ini akan lebih

memperkuat keutuhan Negara Kesatuan RI dan dapat menghindari konflik antara

etnis.

4). Dan harapan kami kepada seluruh komponen masyarakat baik swasta atau

pemerintah, lingkungan pendidikan formal maupun non formal, pihak LSM

(NGO) harus memahami dari apa yang ada dalam hasil Deklarasi Djuanda yang

telah memberikan penjelasan tentang batas-batas wilayah perairan Indonesia, agar

supaya isi deklarasi tersebut dapat menjadi alasan untuk kita mempertahankan

batas-batas wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan demi menjaga eksistensi

negara Indonesia sampai kapanpun.

D A F T A R P U S T A K A

M. Budiyarto Tahun 1980”Wawasan Nusantara dalam peraturan Perundang-

Undangan Negara Republik Indonesia” Penerbit Ghalia Indonesia.

Diamond.Larri Tahun 1998”Nasionalisme konflik etnik dan Demokrasi” Penerbit

ITB

52

Page 53: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

Smith.D. Anthoni Tahun 2003”Nasionalisme Teori ideologi sejarah” Penerbit

Erlangga.

Lemhanas Tahun 1982”Bunga Rampai wawasan Nusantara

E Mail danipurwanegara @ Yahoo.Com

53

Page 54: JURNAL PERIODE 2008 S/D 2012 · Web viewUntuk maksud dan tujuan itulah perlunya kita mengkonsepsi Wawasan Nusantara, yang menyeluruh-bulat dan utuh lengkap meliputi segenap aspek

54