Upload
dangminh
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
LAPORAN TUGAS AKHIR
TUGAS DAN PERAN PRODUSER DALAM PROSES PRODUKSI
ACARA ADILUHUNG DI JOGJA TV
Disusun oleh:
R. SURYO KHASABU
D1405077
JURUSAN PENYIARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2008
6
PERSETUJUAN
Tugas Akhir Berjudul:
TUGAS DAN PERAN PRODUSER DALAM PROSES PRODUKSI ACARA
ADILUHUNG DI JOGJA TV
Disusun oleh:
Nama : Suryo Khasabu
NIM : D 1405077
Konsentrasi : Penyiaran/Broadcasting
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program
DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Mei 2008
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Drs. A. Eko Setyanto, M.Si NIP 131 658 537
7
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
ii
MOTTO...........................................................................................................
iii
PERSEMBAHAN...........................................................................................
iv
KATA PENGANTAR....................................................................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH..........................................................................
vi
DAFTAR ISI...................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
1
A. Latar Belakang...............................................................................
1
B. Tujuan Kuliah Kerja Media...........................................................
2
C. Manfaat Kuliah Kerja Media.........................................................
3
D. Waktu Pelaksanaan........................................................................
4
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA............................................................... 5
8
A. Penyiaran........................................................................................
5
B. Jenis Program Siaran Televisi........................................................
6
C. Proses Tahapan Produksi...............................................................
8
D. Produser.........................................................................................
13
BAB III PT. YOGYAKARTA TUGU
TELEVISI.................................. 17
A. Sejarah PT. Yogyakarta Tugu Televisi.........................................
17
B. Visi dan Misi PT. Yogyakarta Tugu Televisi...............................
20
C. Slogan dan Logo PT. Yogyakarta Tugu Televisi..........................
21
D. Stuktur Organisasi PT. Yogyakarta Tugu Televisi.......................
23
BAB IV PELAKSANAAN
MAGANG..................................................... 34
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Magang.....................................
34
B. Pembimbing Kuliah Kerja Media..................................................
34
C. Aktivitas Magang...........................................................................
34
D. Kesulitan Yang Dihadapi...............................................................
40
9
E. Cara-Cara Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kesulitan...............
40
F. Kemajuan Yang Dicapai................................................................
41
BAB V
PENUTUP..................................................................................... 42
A. Kesimpulan....................................................................................
42
B. Saran...............................................................................................
44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kuliah Kerja Media
Televisi saat ini merupakan media massa yang paling memasyarakat.
Berkat kemajuan teknologi, pesawat televisi hadir dengan berbagai
kecanggihan. Mulai dari televisi portable, layar datar, hingga home theatre.
Harganyapun dapat dijangkau oleh masyarakat Indonesia. Televisi juga
memiliki keunggulan dibandingkan dengan media massa lainnya, yaitu
dengan televisi, masyarakat dapat menerima informasi dalam relatif cepat
(disajikan dengan reportase langsung) dan serempak (dapat disaksikan oleh
masyarakat dimanapun dan dalam waktu yang bersamaan). Hal tersebut
membuat masyarakat mudah mengingat informasi yang mereka peroleh.
Keunggulan tersebut membuat masyarakat lebih memilih televisi sebagai
sarana untuk memperoleh informasi, pendidikan, dan sekaligus hiburan
daripada media massa lainnya. Terlebih televisi kini hadir dengan sajian
program yang variatif dan menarik.
Siaran televisi tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi semata,
namun juga memiliki peran dan tanggung jawab sosial yang tinggi kepada
masyarakat. Melalui siarannya, televisi juga dapat berperan sebagai
pembangun konsep diri dan sarana memperoleh kebahagiaan.
Di Indonesia saat ini memiliki sebelas stasiun televisi berskala nasional.
Diantaranya, TVRI, TRANS TV, TPI, ANTV, INDOSIAR, RCTI, SCTV,
11
GLOBAL TV, METRO TV, TRANS 7, dan TVONE. Sedangkan menurut
data ATVLI (Asosiasi Televisi Lokal Indonesia), jumlah televisi lokal di
Indonesia pada tahun 2003 mencapai 50 stasiun televisi lokal yang tersebar di
seluruh Indonesia. Hadirnya televisi lokal diharapkan mampu mengangkat
identitas daerah, serta menggali dan mengembangkan budaya lokal.
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kota budaya saat ini memiliki dua
televisi lokal, salah satunya adalah JogjaTV. Sajian program acara JogjaTV
hadir dengan identitas lokal, seperti seni tari, seni karawitan, tempat wisata di
Yogyakarya, hingga siaran berita yang disajikan dengan bahasa jawa
Terciptanya suatu program acara televisi dibutuhkan sebuah team, salah
satu yang ada di dalam team tersebut adalah produser. Penulis ingin
mengetahui tugas produser dalam proses terciptanya suatu program acara
televisi sebab peran produser sangat penting dalam proses produksi serta
kualitas sebuah program acara.
Penulis memilih program acara Adiluhung di JogjaTV sebagai objek
Kuliah Kerja Media. Pemilihan tersebut karena program acara Adiluhung
adalah program acara budaya yang menggunakan pengantar dengan bahasa
jawa krama inggil yang menurut penulis sangat menarik, sehingga diharapkan
selain memperoleh ilmu tentang pertelevisian penulis juga memperoleh
pengetahuan budaya jawa.
B. Tujuan Kuliah Kerja Media
12
1. Sebagai wahana pembelajaran dan pemahaman mahasiswa untuk
menerapkan ilmu dan teori yang dipelajari di bangku perkuliahan.
2. Mahasiswa mengetahui sistem manajemen perusahaan dan sistem kerja
bidang profesinya secara nyata.
3. Mahasiswa belajar mengembangkan kemampuan bekerja sama
interpersonal aktif (human relation).
C. Manfaat Kuliah Kerja Media
Pelaksanaan Kuliah Kerja Media untuk mahasiswa Program Studi
Penyiran, Komunikasi Terapan Universitas Sebelas Maret memberi
manfaat baik bagi mahasiswa, lembaga pendidika, maupun dunia industri.
1. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Sebagai masa orientasi/peralihan dari suasana kampus ke dalam
suasana kerja yang sesungguhnya, sehingga pengalaman tersebut
dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan diri menghadapi kerja
yang sesungguhnya.
b. Sebagai usaha memantapkan profesi di bidangnya.
c. Dapat menjalin hubungan mutualistis dengan pihak industri atau
perusahaan
2. Manfaat bagi Lembaga Pendidikan
a. Merupakan salah satu cara evaluasi pencaaian kompetensi lulusan
dan materi ajar.
b. Dapat menjalin kerjasama dengan pihak industri atau perusahaan.
13
c. Dapat mewaliki eksistensi program studi
d. Memperoleh informasi dari industri/perusahaan tentang
kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan dunia kerjanya.
3. Bagi masyarakat/ dunia kerja/ industri
a. Sebagai sarana pengabdian masyarakat di bidang pendidikan
b. Memperoleh calon tenaga kerja terdidik yang diperlukan di
bidangnya.
c. Ikut pemberdayaan potensi lokal untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat.
d. Ikut menggali, mempertahankan dan melestarikan budaya serta
tradisi masyarakat sejalan dengan proses perkembangan zaman
D. Waktu Pelaksanaan
Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media pada tanggal 4
Februari 2008 hingga 3 Maret 2008
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyiaran
Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian
mata acara dalam bentuk audio/suara dan atau visual/gambar, yang
ditransmisikan dalam bentuk signal suara atau gambar, baik melalui udara
(teristerial dan satelit) maupun kabel atau serat optik yang dapat diterima oleh
pesawat peneriama (radio/televisi) di rumah (Tommy Suprapto, 2006: 10).
Siaran televisi mempunyai daya penetrasi yang sangat kuat terhadap
individu maupun kelompok, sehingga menimbulkan dampak yang kuat di
masyarakat, bahkan opini publik pun dapat dibentuk oleh media televisi.
Karenanya setiap acara yang dibuat, diolah, dan dikerjakan oleh stasiun
televisi pasti melalui tata laksana produksi yang umumnya harus melalui
beberapa tahapan yang saling berhubungan dan tidak mungkin dapat
dipisahkan. Mulai dari proses perencanaan, proses produksi, dan kegiatan
penyiarannya (Onong Effendy, 1993: 67).
Kegiatan penyiaran tersebut meliputi:
1. Menentukan dan memproduksi program (mata acara)
2. Mengadakan/menyiapkan program
3. Menyiapkan pola acara, baik harian, mingguan, bulanan,
triwulan, dan seterusnya
4. Menyelenggarakan siaran, baik artistik maupun jurnalistik
15
5. Mengadakan kerjasama dengan lembaga penyiaran lain
6. Mengadakan kerjasama dengan production houses
7. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
8. Mengadakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
9. Menyelenggarakan pertukaran berita dan program dengan
lembaga penyiaran baik dari dalam maupun luar negeri
10. Mengadakan promosi dan menjual program.
B. Jenis Program Siaran Televisi
Siaran televisi saat ini dibuat semakin variatif dan menarik, untuk
mempertahankan dan meningkatkan ratting. Pada umumnya isi program
siaran televisi meliputi (Deddy Iskandar Muda, 2005: 9)
1. News Reporting/Laporan Berita
Berita dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Hard
News (berita penting) merupakan berita tentang peristiwa yang
penting bagi masyarakat luas. Soft News (berita ringan) yaitu
berita yang memiliki nilai daya tarik lebih tinggi dibanding tingkat
aktualitasnya. Investigative Reports (berita penyidikan) adalah
berita yang datanya harus diperoleh dengan cara melakukan kajian
mendalam dan penyelidikan.
2. Talk Show
Merupakan acara bincang-bincang atau dialog yang
melibatkan beberapa orang.
16
3. Call-in Show
Program ini merupakan acara dialog yang dilakukan dengan
fasilitas telepon yang tersambung dengan siaran langsung di studio.
4. Dokumenter
Acara yang disusun dengan cara merekonstruksi suatu fakta
peristiwa. Dibuat menonjol dan dramatis dengan penekanan pada
aktualisasinya.
5. Magazine/Tabloid
Program acara yang memuat beberapa ragam informasi,
namun terdapat kesatuan dari keberagaman informasi tersebut
ketika disiarkan.
6. Rural Program
Merupakan jenis program acara pedesaan. Melibatkan
masyarakat desa dan mengusung kepentingan masyarakat desa.
7. Advertising
Merupakan siaran iklan yang bersifat komersil maupun
sosial.
8. Education/instructional
Program acara seputar dunia pendidikan.
9. Art&Culture
Program acara yang memuat unsur seni dan budaya
masyarakat.
17
10. Musik
Tayangan berisi musik, baik berupa video klip, liputan,
maupun acara konser musik.
11. Opera sabun/sinetron/drama
Tayangan bermuatan seni peran, mengisahkan sebuah
permasalahan dalam hidup yang akhirnya memuncak, dan
diakhiri/diselesaikan.
12. Game Show
Merupakan acara permainan, biasanya berupa kuis.
C. Proses Tahapan Produksi
Setiap kegiatan penyiaran dan produksi pasti menggunakan prosedur
kerja. Prosedur tersebut berupa tahapan-tahapan produksi yang sering disebut
Standart Operational Procedure (SOP).
Alan Wurtzel menyatakan bahwa tahapan-tahapan dalam proses
produksi meliputi empat tahapan (Darwanto Sastro Subroto, 1995: 123),
yaitu:
1. Pre Production Planning
Tahap ini diawali dengan munculnya ide/gagasan. Ide bisa berasal
dari mana saja, tak selalu datang dari produser. Setelah itu dituangkan
dalam penulisan naskah dasar dan segera merangkai berbagai data-data
serta fakta untuk dikembangkan menjadi bentuk naskah dengan format,
durasi yang telah ditentukan. Kemudian diadakan planning meeting
18
yang melibatkan beberapa staf produksi, diantaranya produser, pengarah
acara, penulis naskah, pengarah teknik, pengarah dekorasi, teknisi audio,
penata cahaya, dan kameraman. Pada intinya, tujuan planing meeting
adalah mendiskusikan rencana produksi dan mendiskusikan rencana
produser.
2. Set Up dan Rehearsal
Merupakan tahapan yang bersiafat teknis, dilakukan oleh kru inti
dan bersama kerabat kerja, mempersiapkan peralatan, penataan dekorasi,
denah untuk setting lampu, tata suara, dan melakukan uji coba/latihan
sarana dan prasarana pendukung produksi. Latihan ini tidak saja untuk
artis pendukung, tapi juga untuk kerabat kerja yang terlibat dalam
produksi, semisal switcher, floor director, audioman, cameraman, dan
sebagainya.
3. Production
Pelaksanaan produksi yang sebenarnya sesuai dengan tuntutan
naskah dan merubah naskah tersebut menjadi sebuah tayangan audio
visual. Karakter produksi ditentukan menurut lokasinya, produksi di
dalam studio (indoor), di luar studio (outdoor) dan produksi gabungan.
Sedangkan kamera yang digunakan dapat satu kamera, multi kamera
(lebih dari satu kamera), atau keduanya. Sifat tayangannya berupa siaran
langsung maupun rekaman.
19
4. Post Production
Tahap ini merupakan penyelesaian akhir atau penyempurnaan
sebuah produksi. Bagian-bagian dari tahap ini meliputi: melakukan
editing, baik suara maupun gambar, pengisian grafis, pengisian narasi,
pembuatan efek khusus, dan evaluasi hasil akhir produksi.
Proses-proses dalam produksi membutuhkan waktu yang relatif lama
dan memerlukan biaya yang idak sedikit. Kekompakan dan kerjasama dalam
tim sangat penting dalam proses produksi agar dapat menghasilkan program
acara yang bagus dan sesuai dengan perencanaa. Untuk lebih jelasnya, proses
produksi dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut (Darwanto Sastro
Subroto, 1995: 123):
20
Preproduction planning Set up & Rehearsal
Post Producrion Produciton
1. Pengembangan konsep 2. Menetapkan & pendekatan
produksi 3. Penulisan naskah 4. Planning & meeting semua
anggota inti
Set up: 1. Penataan dekorasi 2. Penataan cahaya 3. Penataan suara 4. Penataan video tape dan film play
back Rehearsal: 1. Dry rehearsal 2. Camera blocking 3. Run through 4. Dress rehearsal
1. Menghentikan kegiatan studio 2. Editing Video 3. Memperbaiki kualitas audio 4.Evaluasi program bersama
sample khalayak
Siaran langsung: Siaran berlangsung sesuai program siaran Rekaman: 1. Live on tape 2. Recording in segment 3. Single camera & single VTR 4. Multiple camera & multiple VTR
21
Di dalam merencanakan suatu produksi acara siaran televisi, terdapat
lima acuan dasar dimana acuan tersebut satu dengan yang lainnya tidak dapat
dipisahkan (Darwanto Sastro Subroto, 1995: 123). Kelima acuan tersebut
adalah:
1. Ide
Ide merupakan buah pikiran dari seorang perencana acara
siaran. Semua acara siaran televisi baik dari bentuk yang paling
sederhana, selalu didahului timbulnya sebuah ide atau gagasan. Ide
bisa didapat dari mana saja, dari hal-hal yang ada disekitar kita.
Ide juga dapat dikatakan sebagai pesan yang hendak disampaikan
kepada khalayak melalui media televisi dengan maksud dan tujuan
tertentu.
2. Pengisi Acara
Pengisi acara siaran dapat berupa seorang pembaca berita,
artis, orang yang sudah terkenal, maupun belum dikenal sama
sekali. Keberadaan pengisi acara erat kaitannya dengan ide yang
telah diolah untuk suatu program acara.
3. Peralatan
Suatu produksi acara televisi tidak dapat berjalan tanpa
dukungan peralatan sesuai standar broadcasting (penyiaran).
Untuk mengoptimalkan hasil karya suatu produksi maka peralatan
yang menunjang mengalami peningkatan, mulai dari analog sampai
digital sejalan dengan perkembangan teknologi.
22
4. Kelompok Kerja Produksi
Merupakan satuan kerja yang akan menangani kerja produksi
secara bersama-sama sampai hasil karyanya dinyatakan layak
untuk disiarkan. Masing-masing individu mempunyai tugas yang
berbeda, namun memiliki tujuan yang sama untuk menghasilkan
tayangan produksi yang dapat memuaskan pemirsa. Tidak semua
stasiun televisi mempunyai prosedur yang sama, tergantung pada
kondisi stasiun masing-masing. Khususnya masalah peralatan dan
jumlah tenaga yang tersedia. Pada prinsipnya yang terpenting
adalah tercapainya hasil acara siaran yang bermutu dan dapat
bermanfaat bagi khalayak.
5. Pemirsa
Pemirsa merupakan sasaran dari setiap program acara yang
disiarkan, dan mereka menjadi salah satu faktor yang ikut
menentukan keberhasilan program yang telah diproduksi.
Memberikan penilaian sebagai masukan yang sangat bermanfaat
bagi pengembangan dan penyempurnaan program acara tersebut.
D. Produser
Proses produksi acara siaran televisi membutuhkan keberadaan tenaga
ahli. Mereka saling bekerjasama untuk menghasilkan karya yang berkualitas.
Salah satunya adalah produser, yang merupakan bagian dari staf produksi.
Dalam sebuah tim kerja terdapat produser pelaksana (Executive Producer) dan
23
produser. Produser pelaksana adalah pimpinan tertinggi yang memiliki
kewenangan mengelola suatu produksi, termasuk mengusahakan pembiayaan,
ia bertanggung jawab atas jalannya pelaksanaan produksi. Sedangkan
produser merupakan orang yang memegang pimpinan dalam sebuah produksi
program siaran televisi. Tugasnya melaporkan jalannya proses produksi
kepada produser pelaksana (Darwanto Sastro Subroto, 1995: 120).
Tugas pokok seorang produser terjabar sebagai berikut (Tommy
Suprapto, 2006: 62):
Pertama, menciptakan dan mengembangkan gagasan untuk produksi
acara. Pengembangan gagasan juga merupakan langkah pertama dalam tahap
pra produksi. Gagasan yang masih ada di pikiran dikembangkan menjadi
sebuah tema, agar nantinya dapat diproduksi secara konkret menjadi sebuah
program acara. Pengembangan gagasan dapat dilakukan sendiri oleh produser
atau melalui diskusi bersama tim produksi. Tema yang dipilih akan
menentukan batasan masalah, yaitu sejauh mana pembahasan/ulasan tema
yang diangkat.
Setelah menentukan tema, produser membuat judul/nama program.
Judul program sebaiknya dibuat menarik, hal tersebut bertujuan untuk
menimbulkan rasa ingin tahu khalayak sehingga ingin menyaksikan program
tersebut. Selain itu judul program harus mencerminkan identitas program
(meliputi tema, target khalayak, format program).
24
Tugas produser yang kedua adalah membuat desain produksi. Tahap
awalnya produser menentukan format program/cara penyajian sebuah
program. Penentuan format program dipertimbangkan dari identitas program.
Ketiga, produser bertugas menentukan tim kreatif. Peran tim kreatif
adalah mengembangkan konsep program acara dan tema umum yang
diberikan oleh produser. Tim kreatif juga dapat memberikan saran dan
pertimbangan kepada produser untuk mengubah sajian format acara,
pemilihan bintang tamu dan presenter, hiburan pada setiap segmen agar
pemirsa tidak bosan (kuis, interaktif, musik). Dapat dikatakan produser dan
tim kreatif merupakan kunci dai keberhasilan sebuah program acara.
Keempat, produser bertugas menentukan satuan kerja produksi. Proses
pembuatan sebuah program acara dilaksanakan oleh satuan kerja produksi atau
biasa disebut tim produksi, yang terdiri dari kameraman, pengarah acara,
penulis naskah, editor. Kerja tim produksi saling berakitan satu dengan yang
lain. Produser diberi kewenangan menentukan tim produksi, agar produser
dapat memilih sendiri orang-orang yang sesuai dengan yang diharapkannya.
Kelima, bersama dengan pengarah acara, produser bertugas menentukan
pengisi acara. Pengisi acara merupakan salah satu faktor yang dapat menarik
minat khalayak untuk menyaksikan acara tersebut. Selain mementukan
pengisi acara, pengarah acara juga bertugas mengatur jalannya acara.
Keenam, produser bertugas menentukan anggaran biaya produksi.
Anggaran biaya produksi harus dibuat dengan detail, meliputi biaya kaset
25
yang akan digunakan, fee presenter dan pengisi acara, bahan-bahan dan
peralatan dekorasi, transportasi, konsumsi, akomodasi, dan dana cadangan.
Ketujuh, produser bertugas melakukan koordinasi, promosi, dan
publikasi dengan bagian marketing. Koordinasi, promosi, dan publikasi
merupakan tugas marketing program acara tersebut. Namun, produser harus
selalu mengkonfirmasi ketiga tersebut di atas antara lain untuk menyertakan
nama pihak sponsor pada saat penayangan acara.
Tugas produser yang terakhir adalah mengadakan evaluasi terhadap
acara yang ditangani. Evaluasi merupakan bagian dari proses pasca produksi.
Semua pihak yang datang pada evaluasi bersama, mengungkapkan kritik dan
saran tentang hasil program acara dan kinerja seluruh tim produksi.
Kekurangan dan kelebihan yang ada diungkapkan secara objektif. Agar
kualitas program acara dapat ditingkatkan (jika ada kekurangan) atau
dipertahankan (jika sudah baik).
17
BAB III
PT. YOGYAKARTA TUGU TELEVISI
A. Sejarah PT. Yogyakarta Tugu Televisi
Era otonomi daerah dan dilaksanakannya Undang-Undang Penyiaran
Nomor 32 telah melahirkan televisi-televisi swasta lokal diberbagai daerah di
Indonesia termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta.
JogjaTV, televisi lokal pertama di Yogyakarta hadir sebagai upaya
kreatif mesyarakat Yogyakarta di bidang seni budaya melalui media televisi.
Media televisi dipilih dengan asumsi mampu membentuk prefensi masyarakat
akan produk tertentu. Selian kapasitasnya sangat tinggi dalam menjangkau
komunitas konsumsi, televisi juga sangat cepat dalam memberikan informasi
penting tentang suatu peristiwa yang terjadi (high interest media and distract
viewers).
Didirikan dengan akte pendirian perseroan terbatas tanggal 14 Juni 2003
dengan nomor akta: 32 yang dibuat di Denpasar, Bali. Akta tersebut
mendapat NPWP: 02.205.736.8-542 dari Departemen Kehakiman pada
tanggal 2 September 2003.
JogjaTV mulai mengadakan siaran percobaan sejak 16 Agustus 2004.
Saat itu acara yang disiarkan masih sangat terbatas jumlahnya, kekuatan
pemancarnya masih sebesar 4KW. Pada siaran percobaannya, JogjaTV hanya
mampu ditangkap televisi yang berada di daerah Yogyakarta saja. Sedangkan
18
untuk transmisinya diletakkan di Desa Ngoro-ngoro, Bukit Patuk, Gunung
Kidul dengan posisi channelnya pada 48UHF.
Munculnya JogjaTV ini bermula dari gagasan GBPH H Prabukusumo
yang melihat potensi Yogyakarta yang besar dalam hal pemberdayaan media
massa. Walaupun Yogyakarta terus berkembang searah tuntutan jaman,
namun di sisi lainnya kota Yogyakarta sangat berpegang dan terinspirasi pada
budaya Jawa yang masih sangat kental dalam jiwa masyarakatnya. Arah
perkembangan ini didukung dengan beragam warna yang digoreskan
masyarakat Yogyakarta yang kompleks mulai dari kaum pelajar dan
mahasiswa, budayawan dan seniman, ahli politik, sampai bussinnesmen.
Apalagi saat itu belum ada televisi lokal untuk daerah Yogyakarta, padahal
media massa televisi kapasitasnya sangat tinggi dalam menjangkau komunitas
konsumsi dan cepat dalam memberikan informasi tentang suatu peristiwa yang
terjadi. Munculnya JogjaTV adalah jawaban dari kebutuhan masyarakat
Yogyakarta dan sekitarnya yang sangat membutuhkan informasi terutama
tentang daerah dan budaya mereka sendiri. Stasiun televisi pertama di
Yogyakarta ini diberi nama Yogyakarta Tugu Televisi. Launching JogjaTV
dibuka langsung oleh Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 17
September 2004. Dalam sambutannya, Sultan mengatakan bahwa stasiun TV
lokal menghadapi tantangan yang tidak ringan untuk dapat memenuhi harapan
masyarakat daerah dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Ada tiga
hal yang perlu dilakukan oleh TV lokal agar tetap bertahan memperolah
kepercayaan masyarakat, yaitu menarik garis pembeda dengan TV komersil
19
(nasional) dari sistem dan orientasi siaran, kedua menyerap dinamika lokal
untuk diterjemahkan dalam format media, ketiga mengelolanya dengan
manajemen siaran professional dalam menggali sumber dana. JogjaTV hadir
ke tengah masyarakat dengan penekanan muatan lokal mencapai 80%,
JogjaTV memfokuskan diri sebagai televisi lokal yang memberikan
pencerahan bagi masyarakat Jogja untuk mewujudkan Jogja yang ajeg dalam
segala aspek kehidupan masyarakat. Acara yang didominasi oleh muatan
lokal akan menjaga stabilitas media massa dengan budaya Jawa yang berasal
dari Keraton Kasultanan Yogyakarta. Dengan slogannya “Tradisi Tiada
Henti”, JogjaTV memberikan berbagai informasi yang diperlukan pemirsanya
tanpa lupa menampilkannya dengan sentuhan budaya.
Sejak 17 September 2005, JogjaTV telah mengembangkan kekuatan
daya pancar mereka dari yang semula 4KW menjadi 5KW. Saat ini siaran
JogjaTV dapat dipantau dari berbagi daerah mulai dari DIY, Solo dan
sekitarnya, Karanganyar, Magelang, Temanggung, sampai Purworejo dan
Kebumen. Dengan lebih luasnya daya jangkau pemancar, masyarakat luar
Jogja juga dapat ikut melihat berbagai acara yang dimiliki oleh JogjaTV.
Sampai saat ini tidak kurang dari 66 program acara yang selalu ditayangkan
oleh JogjaTV secara rutin selama 7 hari dalam seminggu mulai pukul 06.00-
24.00 WIB. Komitmen awal bahwa acara di JogjaTV didominasi oleh nuansa
lokal menjadikan JogjaTV sebagai televisinya Wong Jogja.
Studio dan kantor JogjaTV berada di Jl. Wonosari KM.9 Sendang Tirto,
Berbah, Kabupaten Sleman. Adapun perwakilan JogjaTV di Jakarta berpusat
20
di Jl. Palmerah Barat 21F Jakarta. Sedangkan untuk akses mengenai JogjaTV
lewat dunia maya dapat diperoleh lewat akses situs www.jogjatv.com.
Sebagai stasiun lokal yang masih berusia muda, dibutuhkan jaringan
yang baru dan kuat dalam memperoleh kemudahan baik dalam mencari
informasi maupun sebagai jalur kerjasama. Saat ini JogjaTV tergabung
dalam sebuah wadah bernama Asosiasi Televisi Swasta Lokal Indonesia yang
diketuai oleh ABG Satria Narada. Beliau juga masuk dalam jajaran komisaris
PT.Yogyakarta Tugu Televisi. Beberapa stasiun lokal yang tergabung antara
lain BaliTV (Bali), JogjaTV (Jogja), CakraTV (Semarang), BandungTV
(Bandung), AcehTV (Banda Aceh), SriwijayaTV (Palembang).
B. Visi dan Misi PT. Yogyakarta Tugu Televisi
Visi:
· Menjadi etalase kearifan lokal budaya nusantara
· Menjadi stasiun televisi yang mengaplikasikan teknologi tanpa
mengesampingkan tradisi adiluhung
· Menjaga keseimbangan hubungan manusia, Sang Pencipta, dan alam
(Tri Hita Karana)
· Menjaga keutuhan NKRI berdasarkan asas Pancasila dan Bhineka
Tunggal Ika
Misi:
· Mendorong peningkatan sektor pendidikan, perekonomian, serta
pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya
21
· Mendorong pemberdayaan potensi lokal untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat
· Menggali, mempertahankan dan melestarikan budaya serta tradisi
masyarakat sejalan dengan proses perkembangan jaman
· Taat terhadap kode etik jurnalistik, etika penyiaran, serta tata nilai
yang berlaku dalam masyarakat
C. Slogan dan Logo PT. Yogyakarta Tugu Televisi
a. Slogan JogjaTV
Slogan yang selama ini mewakili JogjaTV adalah “Tradisi Tiada
Henti”. Slogan tersebut memiliki konsep dasar bahwa JogjaTV sebagai
salah satu pilar kekuatan yang turut mengembangkan budaya adiluhung
Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa demi tercapainya masyarakat
Yogyakarta yang dinamis dan bercitra budaya tinggi, sehingga mampu
mengembangkan basis tradisi yang telah ada, dan diwariskan secara turun
temurun, serta menjadi sebuah inovasi di segala bidang kehidupan sosial,
seni budaya, ekonomi, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Logo JogjaTV
22
Secara keseluruhan logo berbentuk “Warangka” keris yang
dipadukan dengan tulisan JogjaTV dengan memadukan jenis huruf Scie
Field dengan Swiss 721 BdRnd BT yang mengesanka seperti tulisan jawa.
Hal tersebut memvisualisasikan sebuah kedinamisan perpaduan antara
budaya nenek moyang dengan perkembangan era modern sekarang ini.
Dinamika ini merupakan suatu keanekaragaman budaya dan tradisi
yang terus dilestarikan dan dikembangkan guna mencapai taraf kehidupan
manusia yang madani, damai, dan sejahtera bagi kehidupan masyarakat
Yogayakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Bentuk “Warangka” keris digunakan sebagai logo dari JogjaTV
karena merupakan sebuah senjata perang yang diandalkan oleh para
prajurit karaton yang memiliki kekuatan dalam menghadapi peperangan.
Keris ini memvisualisasikan bahwa JogjaTV merupakan senjata yang
cukup ampuh untuk menyemangati masyarakat Yogyakarta dalam
membangun daerahnya, dan bangsa pada umumnya dalam segala bidang
kehidupan. Kekuatan dan keberanian ini juga merupakan modal utama
dalam menghadapi tantangan era global, dimana Yogyakarta berperan
sebagai gerbang pariwisata, penjaga tata nilai dan budaya, pelestari tradisi
adiluhung, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keris
merupakan cermin dinamika kehidupan manusia yang dinamis dan penuh
tantangan. Memberi rasa percaya diri dan semangat yang besar bagi
masyarakat Yogyakarta.
23
Logo JogjaTV terdiri dari dua warna yaitu hijau dan kuning.
Masing-masing warna memiliki makna tersendiri. Makna dari warna hijau
yaitu kesuburan alam Yogyakarta yang perlu dilestarikan dan
dikembangkan demi kesejahteraan masyarakatnya. Warna hijau juga
mencerminkan citra masyarakat Yogyakarta yang damai, aman dan
nyaman, dilandasi dengan kultur budaya yang sarat dengan nilai-nilai dan
norma peradaban yang madani.
Warna kuning memiliki makna bahwa JogjaTV mempunyai visi dan
kekuatan dalam mengembangkan nilai-nilai budaya masyarakat
Yogyakarta yang berpusat di Karaton Kasultanan Yogyakarta.
D. Stuktur Organisasi PT. Yogyakarta Tugu Televisi
Pada setiap instansi atau perusahaan diperlukan struktur organisasi yang
mantap agar segala kegiatan tidak mengalami kekacauan. Dengan adanya
struktur organisasi dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1) Koordinasi setiap bagian atau divisi lebih mudah
2) Mudah mengetahui pekerjaan yang perlu dilakukan oleh tiap bagian
3) Pembagian kerja dan wewenang menjadi lebih jelas
4) Setiap bagian mempunyai tanggung jawab tersendiri
5) Efisiensi kerja lebih nyata
24
25
Berikut adalah uraian dari bagan struktur organisasi pada halaman sebelumnya:
1. Direktur Utama
Tugas dan tanggungjawab direktur utama yang dijabat oleh Oka
Kusumayudha adalah sebagai berikut:
· Sebagai pucuk pimpinan dari PT. Yogyakarta Tugu Televisi,
direktur utama bertanggungjawab terhadap semua aktivitas
perusahaan baik ke dalam maupun hubungan luar
· Bertugas mendelegasi wewenang kepada seluruh bagian dalam
struktur organisasi untuk menjalankan tugasnya masing-masing
· Menentukan policy perusahaan
· Mengadakan hubungan pihak ekstern dan membuat persetujuan
dengan instansi lain yang memiliki hubungan dengan perusahaan
· Memberikan pertimbangan dan penilaian atas pelaksanaan kerja
bawahannya.
2. Direktur Operasional
Tugas dan tanggungjawab direktur operasional, Dewa Made Budi
Swardana adalah:
· Bertanggungjawab kepada direktur utama atas seluruh tugas yang
dilimpahkan kepadanya
· Membantu direktur utama didalam menjalankan tugas sehari-hari
atau kegiatan operasional internal perusahaan
· Mengawasi kegiatan operasional perusahaan
· Melakukan koordinasi kerja dengan manajer operasional
26
· Membantu apabila ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan
oleh manajer operasional
3. Manajer Operasional
Tugas dan tanggungjawab manajer operasional, Eka Susanta adalah
sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajarannya beserta staff
dalam lingkup perusahaan
· Bertugas menjaga kelancaran tugas operasional perusahaan dan
melakukan koordinasi dengan para koordinator masing-masing
divisi.
4. Hubungan Masyarakat (HUMAS)
Tugas dan tanggungjawab humas, Widiana adalah sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas menjaga hubungan baik antara pihak eksternal maupun
internal yang sangat berkaitan dengan perusahaan
· Bertugas untuk membina jaringan dengan pihak luar sebagai
potensial klien.
5. Penanggungjawab Program dan Pemberitaan
Dijabat oleh Andhi Wisnu Wicaksana dengan tugas dan
tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
27
· Bertanggungjawab terhadap isi program dan pemberitaan yang
tayang
· Bertugas mengatur dan mengawasi kelancaran proses pembuatan
program dan pemberitaan dalam setiap divisi
· Berkoordinasi dengan manajer operasional dalam pengaturan
rundown acara.
6. Sekretaris Program Pemberitaan
Tugas dan tanggungjawab sekretaris program pemberitaan dijabat
oleh Agustine Isti Wulandari adalah sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Membantu tugas penanggungjawab program dan pemberitaan
dalam tugas kesekretariatan.
7. Koordinator Marketing
Dijabat oleh Army Eva Irfanty, dengan tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya
· Membantu direktur utama didalam mengkoordinasi perencanaan,
pelaksanaan dan segmentasi pasar kepada para staf
· Membantu direktur operasional dan berkoordinasi dengan manajer
operasional untuk menetapkan strategi-strategi marketing.
28
8. Koordinator Umum
Posisi tersebut dijabat oleh Putu Yogi dengan tugas sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya
· Bertugas menjaga kelancaran sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam proses produksi maupun jalannya perusahaan.
9. Koordinator Perpustakaan
Dijabat oleh Retno Arimurti, dengan tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya
· Bertugas menjaga sarana dan penyimpanan setiap dokumentasi
berupa kaset maupun foto dokumentasi JogjaTV
10. Koordinator SDM
Dijabat oleh Herlina Nor Wulandari, dengan tugas dan
tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
29
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional dalam hal
sumber daya manusia karyawan JogjaTV.
11. Koordinator Grafis
Dijabat oleh Yanuarten Trianto, dengan tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan
menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan
dengan desain grafis
12. Koordinator Editing
Dijabat oleh Amin Prayogo, dengan tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan
menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan
dengan proses editing.
13. Koordinator Teknik
Dijabat oleh I Kadek Gunada, dengan tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
30
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan
menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan
dengan teknisi.
14. Koordinator Program
Dijabat oleh Pascalis Pramantya, dengan tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan
menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan
dengan program
· Menyusun program-program di JogjaTV
15. Redaktur Pelaksana
Dijabat oleh Wempy Gunarto, dengan tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
31
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan
menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan
dengan pemberitaan
· Menyusun program-program pemberitaan di JogjaTV.
16. Koordinator Keuangan
Dijabat oleh Ni Putu Ita, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai
berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan
menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan
dengan keuangan
· Menjalankan tugas keuangan dengan sebaik-baiknya sehingga
mampu menjaga kestabilan keuangan perusahaan.
17. Koordinator Kamerawan
Dijabat oleh Hendri Kusuma, dengan tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
32
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan
menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan
dengan penggunaan kamera.
18. Koordinator Master Control
Dijabat oleh Arruby Kus Prananto, dengan tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan
menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan
dengan master control.
19. Koordinator Traffic
Dijabat oleh Ranti Wahyuni, dengan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan
menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan
dengan jalannya setiap acara.
33
20. Koordinator Studio Dalam
Dijabat oleh Purwanto, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai
berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan
menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan
dengan pemakaian studio.
21. Kepala Security
Dijabat oleh Budi, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang
berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan
menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan
dengan pengamanan
· Bertugas megawasi proses penjagaan seluruh asset yang berada di
wilayah JogjaTV maupun ketka berada di luar lokasi perusahaan.
34
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Magang
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) di PT. Yogyakarta
Tugu Televisi (JogjaTV) pada bagian program (produser). Dimulai tanggal 4
Februari 2008 – 3 Maret 2008 atau 30 hari.
B. Pembimbing Kuliah Kerja Media
Pada pelaksanaan Kuliah Kerja Media di PT. Yogyakarta Tugu Televisi
(JogjaTV), penulis dibimbing oleh koordinator program, Pascalis Pramantya.
C. Aktivitas Magang
Selama pelaksanaan KKM di JogjaTV, penulis oleh koordinator program
dilatih untuk menjadi seorang produser. Penulis diberikan kebebasan untuk
memilih program mana yang hendak dipelajari, dalam hal ini pelajaran yang
didapat adalah pelajaran produksi acara televisi mulai dari pra produksi hingga
pasca produksi. Penulis memilih program acara Adiluhung sebagai obyek
pertama yang hendak dipelajari, namun penulis tetap diberi kebebasan untuk
mengikuti proses produksi program acara lain yang ada di JogjaTV.
Deskripsi Program Acara Adiluhung
35
1. Judul Acara : Adiluhung
2. Isi Acara : Program budaya yang mengangkat tentang budaya
yang ada di Jogja baik berupa upacara adat, profil
tokoh budaya, maupun peninggalan budaya, yang
dikemas dalam bentuk feature dan disajikan dalam
bahasa jawa krama inggil.
3. Target Audience : Umum (semua umur)
4. Tujuan : Melestarikan budaya daerah, sekaligus
mengingatkan masyarakat tentang budaya jawa
khususnya yang ada di sekitar Jogja.
5. Durasi : 30 menit
6. Frekuensi : 1 minggu satu kali siar (Kamis malam pukul
19.00)
7. Sifat siaran : Record (rekaman)
Adiluhung Episode Dokter Yap
36
Penulis memulai hari pertama magang dengan mengikuti proses
produksi program acara Adiluhung. Episode kali ini mengangkat tentang
kisah hidup Dokter Yap, seorang dokter mata terkenal dari Yogyakarta yang
hidup pada masa penjajahan Belanda. Tema tentang Dokter Yap diambil
karena berkenaan dengan perayaan hari raya Imlek. Proses pengambilan
gambar dilakukan di rumah sakit mata dr. Yap, Jl Cik Di Tiro Yogyakarta.
Tugas penulis:
Penulis berperan sebagai reporter dalam proses produksi. Dalam hal ini,
penulis membantu produser untuk mencari informasi-informasi yang
berkenaan dengan Dokter Yap maupun tentang rumah sakit. Untuk mencari
informasi yang diinginkan penulis melakukan wawancara dengan narasumber
yang mengetahui tentang kehidupan Dokter Yap. Narasumber tersebut telah
ditentukan sebelumnya oleh pihak rumah sakit mata dr.Yap. Selain mencari
informasi mengenai Dokter Yap, penulis juga mencari informasi tentang
rumah sakit mata dr.Yap, kali ini yang diwawancara adalah direktur rumah
sakit. Penulis juga berkoordinasi dengan juru kamera untuk proses
pengambilan gambar.
Setelah semua dirasa cukup, seluruh kru kembali ke kantor JogjaTV.
Sesampainya di kantor, produser langsung menyerahkan kaset hasil liputan ke
bagian editing. Produser meminta penulis untuk ikut mendampingi editor
dalam proses editing. Hal pertama yang dilakukan adalah meng capture kaset
hasil liputan sambil menunggu naskah dari produser. Di JogjaTV, naskah
ditulis sendiri oleh produser. Setelah editor menerima naskah, hal selanjutnya
37
yang dilakukan adalah memilih shot dan menyusun shot sesuai naskah. Proses
selanjutnya adalah preview, yaitu mengecek ulang rangkaian shot secara
keseluruhan sebelum direkam untuk disiarkan. Ketika produser menyatakan
sudah layak siar maka hasil tadi direkam dalam kaset dan diserahkan kepada
bagian kepustakaan untuk didata. Oleh pihak kepustakaan kaset tadi
kemudian diserahkan ke bagian master kontrol untuk disiarkan sesuai jadwal
yang telah ditentukan.
Adiluhung Episode Merti Dusun Kalirase
Untuk episode kali ini, program acara Adiluhung mengangkat tema
tentang upacara adat Merti Dusun di Kabupaten Sleman, tepatnya di dusun
Kalirase, Kecamatan Sleman. Penulis ditugaskan oleh produser untuk
mempersiapkan peliputan upacara adat tersebut.
Tugas penulis:
Pertama, penulis mempelajari proposal yang diajukan oleh pihak panitia
penyelenggara Merti Dusun ke JogjaTV. Dari proposal tersebut penulis dapat
mengambil sedikit gambaran tentang pelaksanaan upacara adat Merti Dusun.
Disamping mempelajari proposal, penulis juga menghubungi panitia
penyelenggara lewat telepon untuk memperoleh keterangan yang diperlukan.
Setelah informasi awal dirasa cukup, maka selanjutnya penulis membuat
shooting script, yaitu ringkasan materi yang digunakan sebagai panduan
dalam proses peliputan acara. Shooting Script memuat materi tentang shot-
shot apa saja yang perlu diambil, dan daftar pertanyaan yang akan diajukan
38
sebagai tambahan informasi. Setelah disetujui oleh produser, shooting script
tadi diserahkan kepada juru kamera yang telah ditentukan untuk dipelajari.
Pada saat pelaksanaan acara Merti Dusun, penulis dan produser berperan
sebagai reporter. Untuk memperoleh keterangan lebih, maka kami
mengajukan beberapa pertanyaan kepada ketua pantia. Wawancara tersebut
direkam kamera dengan tujuan sebagai insert.
Di episode Merti Dusun selain mendampingi editor dalam proses
editing, penulis ditugaskan oleh produser untuk membuat naskah. Penulis
merangkum hasil wawancara dan menggabungkannya dengan apa yang dilihat
saat pelaksanaan Merti Dusun menjadi sebuah naskah untuk program acara
Adiluhung. Naskah tersebut kemudian dievaluasi oleh produser, baru
kemudian diberikan kepada editor untuk selanjutnya dilakukan proses editing.
Selain dua episode yang telah selesai dikerjakan dan sudah ditayangkan
tadi, penulis juga terlibat dalam proses produksi dua episode lain yang belum
selesai dikerjakan. Yaitu episode Saluran Mataram (Selokan Mataram) dan
episode Keprajuritan dalam Karaton Kasultanan Yogyakarta.
Episode Saluran Mataram
Tugas penulis:
39
1. Penulis mencari informasi seputar Saluran Mataram dari internet dan
majalah.
2. Penulis menghubungi sekaligus wawancara narasumber pakar sejarah
dari dalam keraton yaitu RM. Tirun Marwito, SH
3. Penulis mencari informasi tambahan seputar Saluran Mataram ke
Dinas Pekerjaan Umum (bidang pengairan).
4. Penulis bersama tim dan produser mengusuri Saluran Mataran dari
Babarsari Yogyakarta hingga Ngluwar Magelang.
Episode Keprajuritan Dalam Karaton Kasultanan Yogyakarta
Episode tersebut masih merupakan wacana yang nantinya akan
dikerjakan setelah episode Saluran Mataram selesai dikerjakan. Tugas penulis
pada episode ini adalah menghubungi narasumber dan membuat janji untuk
wawancara, beliau adalah GBPH. Yudhoningrat. Setelah beliau menyatakan
kesediaannya untuk diwawancara, maka ditentukanlah kapan dan dimana
wawancara tersebut akan dilakukan.
D. Kesulitan Yang Dihadapi
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) penulis menghadapi
beberapa kendala ataupun kesulitan, diantaraya:
40
1. Perbedaan antara sistem kerja di bangku kuliah dengan sistem kerja
di JogjaTV membuat awal pelaksanaan magang agak membosankan.
2. Kurangnya koordinasi satu tim membuat bingung apa yang harus
dilakukan penulis.
E. Cara-Cara Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kesulitan
Magang dapat terlaksana dengan baik apabila kendala ataupun kesulitan
yang ada dapat teratasi. Cara penulis dalam mengatasi kesulitan ataupun
kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut:
1. Menyesuikan diri dengan lingkungan JogjaTV, dan mengamati cara
kerja para pegawainya.
2. Banyak bertanya, terus belajar dan berlatih.
3. Memperhatikan teguran dan bimbingan yang diberikan oleh
pembimbing magang.
F. Kemajuan Yang Dicapai
Dengan kesempatan magang di JogjaTV yang diperoleh penulis, maka
penulis memperoleh kemajuan dalam bidang penyiaran, diantaranya:
1. Mengetahui bagaimana cara kerja lapangan sebuah stasiun televisi.
41
2. Belajar mengoperasikan kamera profesional.
3. Belajar untuk lebih bertanggungjawab dan bekerja lebih disiplin.
4. Termotivasi untuk bekerja keras, dan lebih kreatif
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT. Yogyakarta Tugu Televisi (JogjaTV) adalah televisi lokal pertama
di Yogyakarta. Munculnya JogjaTV ini bermula dari gagasan GBPH H
Prabukusumo yang melihat potensi Yogyakarta yang besar dalam hal
pemberdayaan media massa. Walaupun Yogyakarta terus berkembang searah
tuntutan jaman, namun di sisi lainnya kota Yogyakarta sangat berpegang dan
terinspirasi pada budaya Jawa yang masih sangat kental dalam jiwa
masyarakatnya. JogjaTV adalah jawaban dari kebutuhan masyarakat
Yogyakarta dan sekitarnya yang sangat membutuhkan informasi terutama
tentang daerah dan budaya mereka sendiri. Dengan slogannya “Tradisi Tiada
Henti”, JogjaTV memberikan berbagai informasi yang diperlukan pemirsanya
tanpa lupa menampilkannya dengan sentuhan budaya, salah satunya adalah
program aacra Adiluhung.
Produser di JogjaTV
Kualitas sebuah acara siaran televisi tidak terlepas dari peran serta
produser. Berawal dari sebuah gagasan yang kemudian dikembangkan
menjadi sebuah konsep acara tidaklah mudah. Diperlukan kreativitas dan
kerjasama tim yang kompak. Tentunya produser mempunyai tanggungjawab
yang besar dalam pengkoordinasian tim.
43
Di JogjaTV seorang produser tidak hanya bertanggungjawab pada satu
program acara. Ada diantara mereka yang bertanggungjawab pada dua atau
tiga program acara JogjaTV. Hal tersebut sangat berpengaruh pada kinerja
produser. Para produser harus bekerja lebih keras lagi untuk menyajikan yang
terbaik bagi penonton. Namun tak jarang mereka kehabisan ide ataupun acara
mereka belum selesai dikerjakan, sehingga terpaksa mengulang lagi episode-
episode yang pernah ditayangkan sebelumnya. Para produser juga bertugas
melakukan riset dan pengembangan sendiri, penulisan naskah untuk narasi
pun menjadi tanggungjawab peoduser di JogjaTV.
Kuliah Kerja Media
Kuliah Kerja Media (KKM) telah memberikan suatu gambaran dan
pengalaman yang sangat berarti dalam dunia kerja. Dalam hal ini, KKM telah
mengajarkan kepada mahasiswa untuk dapat menjadi sumber daya manusia
yang terampil dan berkualitas.
Beberapa hal yang dapat dijadikan pelajaran selama pelaksanaan KKM,
antara lain sebagai berikut:
1. Ilmu yang penulis peroleh dibangku perkuliahan sangat
membantu penulis ketika diterapkan dalam dunia kerja,
meskipun tidak selalu sama dengan praktik di lapangan.
2. Rasa tanggungjawab yang besar serta kedisiplinan yang tinggi
sangat dijunjung di dalam dunia broadcasting guna mencapai
target yang kita inginkan.
44
3. Kerjasama tim yang baik sangatlah mempengaruhi kesuksesan
dari proses produksi yang sedang dilakukan, dan untuk mencapai
hasil yang maksimal.
B. Saran
Dari hasil pelaksanaa Kuliah Kerja Media (KKM), penulis memberikan
saran agar dapat dijadikan pembelajaran dimasa mendatang dan juga
dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan KKM selanjutnya.
1. Saran bagi program DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret adalah:
a. Diharapkan pada waktu pelaksanaan magang dilakukan kunjungan
langsung ke tempat pelaksanaan magang oleh dosen pembimbing.
Selama ini hal tersebut hanyalah sebuah wacana tanpa realisasi yang
nyata. Padahal jika kunjungan tersebut dilaksanakan maka dosen
pembimbing dapat memantau pelaksanaan magang dan juga untuk
menjalin kerjasama dengann instansi terkait.
b. Panitia KKM yang selanjutnya agar lebih bertanggungjawab pada
tugas-tugasnya dan tidak hanya mementingkan diri sendiri.
c. Kesalahan-kesalahan prosedur dari panitia KKM diharapkan tidak
terjadi lagi di kepanitiaan selanjutnya.
45
2. Saran bagi PT. Yogyakarta Tugu Televisi (JogjaTV):
a. Terus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan
kuliah praktik di JogjaTV. Karena hal tersebut sangat bermanfaat
untuk pembelajaran mahasiswa.
b. Hendaknya pihak manajemen JogjaTV lebih peka terhadap apa yang
diingainkan oleh para pegawainya.
c. Dalam proses perekrutan pegawai hendaknya yang sesuai dengan
bidangnya, agar pelaksanaan kerja lebih mudah dan lancar.
46
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong. 1993. Televisi, Siaran Teori dan Praktek. Bandung: CV.Mandar Maju
Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Subroto, Darwanto Sastro. 1995. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana
Subroto, Darwanto Sastro. 1995. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Duta Wacana
Suprapto, Tommy. 2006. Berkarier Di Bidang Broadcasting. Yogyakarta: Media Pressindo
47
48
49