16
K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH April 29, 2010 “K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH” Debu Jangan salah, debu ternyata dapat menimbulkan masalah kesehatan serius.Namun tidak semua debu berbahaya. Debu yang mampu merusak kesehatan adalah yang mengandung partikel silika di dalamnya. Dalam jangka waktu lama, silika yang mengendap dalam paru-paru dapat menyebabkan silicosis. Silicosis terjadi karena partikel silika yang terhirup tidak dapat dikeluarkan lagi dari paru-paru. Adanya benda asing membuat jaringan paru-paru membengkak. Silika dan unsur ikutan lain juga menjadi senyawa racun yang kemudian merusak jaringan paru-paru. Jenis debu yang juga berbahaya adalah debu batubara dan debu dari bijih radioaktif. Debu-debu ini juga mampu menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Upaya yang umum dilakukan untuk mengurangi tingkat resiko yaitu dengan membikin sistem ventilasi udara yang baik. Sirkulasi udara di terowongan mesti dibuat selancar mungkin. Selain itu, miners juga harus dilengkapi dengan respirator (masker) sebagai alat pelindung kesehatan. AJIE NGRAHA, 0809043006

k3 Pada Tambang Bawah Tanah,, Paper

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Papaer K3 Pada Tambang Bawah Tanah

Citation preview

Page 1: k3 Pada Tambang Bawah Tanah,, Paper

K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH

April 29, 2010

“K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH”

Debu

Jangan salah, debu ternyata dapat menimbulkan masalah kesehatan

serius.Namun tidak semua debu berbahaya. Debu yang mampu merusak kesehatan

adalah yang mengandung partikel silika di dalamnya. Dalam jangka waktu lama,

silika yang mengendap dalam paru-paru dapat menyebabkan silicosis.

Silicosis terjadi karena partikel silika yang terhirup tidak dapat dikeluarkan

lagi dari paru-paru. Adanya benda asing membuat jaringan paru-paru membengkak.

Silika dan unsur ikutan lain juga menjadi senyawa racun yang kemudian merusak

jaringan paru-paru.

Jenis debu yang juga berbahaya adalah debu batubara dan debu dari bijih

radioaktif. Debu-debu ini juga mampu menimbulkan masalah kesehatan yang

serius.

Upaya yang umum dilakukan untuk mengurangi tingkat resiko yaitu dengan

membikin sistem ventilasi udara yang baik. Sirkulasi udara di terowongan mesti

dibuat selancar mungkin. Selain itu, miners juga harus dilengkapi dengan respirator

(masker) sebagai alat pelindung kesehatan.

Gas beracun

Miners juga rawan terpapar dengan gas beracun. Akibat sirkulasi udara

terowongan yang terbatas, gas-gas beracun tidak bisa langsung terlepas ke

atmosfer. Beberapa gas beracun ini antara lain CO, H2S, NOx, dan SO2.

Pada banyak kondisi, akan sulit membuat kadar masing-masing gas itu

menjadi benar-benar nol. Itu sebab ditetapkanlah ambang batas. Tidak ada satupun

pun gas yang boleh melebihi ambang batas ini.Jika terdapat dalam kadar tinggi,

gas-gas ini dapat menyebabkan kematian.

AJIE NGRAHA, 0809043006

Page 2: k3 Pada Tambang Bawah Tanah,, Paper

K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH

April 29, 2010

Teori kecelakaan kerja Swiss Cheese Model menekankan penyebab

kecelakaan pada kelalaian/kesalahan manusia (human errors). Di teori ini, James

Reason membagi penyebab kelalaian/kesalahan manusia menjadi 4 tingkatan:

tindakan tidak aman (unsafe acts);

pra-kondisi yang dapat menyebabkan tindakan tidak aman

(preconditions for unsafe acts);

pengawasan yang tidak aman (unsafe supervision);

pengaruh organisasi (organizational influences).

Berbeda dengan teori Domino Heinrich, Swiss Cheese Model memberikan

informasi perihal bagaimana suatu tindakan tidak aman dapat terjadi. Informasi

berikut, menunjukkan bagaimana terjadinya suatu tindakan tidak aman itu.

Dalam buku Industrial Safety, David Colling, mendefiniskan kecelakaan

kerja (selanjutnya akan ditulis kecelakaan saja) sebagai berikut:

“Kejadian tak terkontrol atau tak direncanakan yang disebabkan oleh faktor

manusia, situasi, atau lingkungan, yang membuat terganggunya proses kerja dengan

atau tanpa berakibat pada cedera, sakit, kematian, atau kerusakan properti kerja.”

Ada beberapa teori yang berkembang untuk menjelaskan terjadinya

kecelakaan ini. Salah satu yang ternama adalah yang diusulkan oleh H.W. Heinrich

dengan teorinya yang dikenal sebagai Teori Domino Heinrich.

Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas lima faktor yang

saling berhubungan:

Kondisi kerja;

Kelalaian manusia;

Tindakan tidak aman;

Kecelakaan;

Cedera.

AJIE NGRAHA, 0809043006

Page 3: k3 Pada Tambang Bawah Tanah,, Paper

K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH

April 29, 2010

Pekerja tambang bawah tanah memiliki tantangan dan resiko yang berbeda

dibanding dengan mereka yang bekerja di permukaan.

Dalam Teori sudah dibahas soal resiko keselamatan dan kesehatan para

pekerja di terowongan. Akibat lingkungan kerja yang berbeda mereka pun perlu

dilengkapi dengan alat-alat keselamatan yang berbeda.Berikut adalah alat

keselamatan yang melekat pada seorang pekerja tambang bawah tanah:

1. Helm

Fungsi helm pengaman sudah jelas, untuk melindungi kepala dari jatuhan batu atau

benda lainnya. Helm yang digunakan di terowongan agak berbeda dengan yang

dipermukaan. Helm pekerja tambang bawah tanah memiliki tepi yang lebih

melebar dengan cantelan di bagian depan untuk mengaitkan lampu kepala.

2. Lampu kepala

Malam dan siang hari di terowongan tak ada bedanya: sama-sama gelap. Itu sebab,

jadi wajib dikenakan. Lampu ini bisa bertenaga aki (elemen basah) atau batere

(elemen kering) yang digantung di pinggang. Dibanding batere, aki memiliki

beberapa kelemahan. Selain ukuran dan bobot aki yang lebih berat, cairan asam

sulfat yang bocor dapat merusak pakaian.

3. Kacamata keselamatan

Tidak hanya pekerja tambang bawah tanah, yang bekerja di permukaan pun

sebenarnya wajib mengenakan alat pelindung ini. Untuk orang berkacamata minus

atau plus, disediakan lensa khusus sesuai dengan kebutuhan yang bersangkutan.

Yang pasti, lensa ini tidak boleh terbuat dari kaca, karena jika terjadi benturan dan

lensa pecah, serpihan kaca malah akan membahayakan penggunanya.

4. Respirator

Respirator atau masker berguna untuk melindungi jalur pernapasan para pekerja.

Respirator yang digunakan adalah respirator khusus, jadi tidak sekedar kain kasa

putih yang biasa digunakan untuk menangkal influenza. Respirator ini mesti

AJIE NGRAHA, 0809043006

Page 4: k3 Pada Tambang Bawah Tanah,, Paper

K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH

April 29, 2010

memiliki filter yang dapat diganti-ganti. Penggunaan filter harus disesuaikan

dengan keadaaan, apakah untuk menangkal debu atau gas berbahaya.

5. Sabuk

Sabuk ini terutama digunakan sebagai cantelan berbagai alat keselamatan lain.

Setidaknya ada dua alat yang melekat setia pada sabuk, aki/batere untuk lampu

kepala dan self resquer. Sabuk juga dilengkapi kait di bagian belakang yang dapat

digunakan untuk cantelan alat-alat tangan (kunci inggris, palu) atau senter.

6. Self resquer

Dalam kondisi darurat akibat kebakaran atau ditemukannya gas beracun, alat inilah

di penyelamat para pekerja. Alat ini dirancang dapat memasok oksigen secara

mandiri kepada pekerja. Tidak lama memang, tapi ini diharapkan memberikan

cukup waktu bagi pekerja untuk mencari jalan keluar atau mencapai tempat

pengungsian yang lebih permanen.

7. Safety vest

Safety vest adalah nama lain untuk rompi keselamatan. Rompi ini diengkapi

dengan iluminator, bahan yang dapat berpendar jika terkena cahaya. Bahan

berpendar ini akan memudahkan dalam mengenali posisi pekerja ketika berada di

kegelapan terowongan. Ini menjadi penting untuk menghindari tertabrak ketika

mereka mesti bekerja dengan alat-alat berat.

8. Sepatu boot

Dengan kondisi terowongan yang umumnya berlumpur, sepatu boot menjadi

kebutuhan pokok. Sepatu pendek hanya akan menyebabkan kaki terbenam dalam

lumpur. Sepatu boot ini juga mesti dilengkapi dengan sol berlapis logam dan

lapisan logam untuk melindungi jari kaki.

9. Alat tambahan

AJIE NGRAHA, 0809043006

Page 5: k3 Pada Tambang Bawah Tanah,, Paper

K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH

April 29, 2010

Untuk pekerja yang melakukan tugas khusus, alat pelindung ini bisa bertambah.

Untuk bekerja di ketinggian, pekerja memerlukan safety harness. Alat ini

digunakan sebagai pelindung jatuh, agar ketika terpeleset, pekerja tetap tertahan

dan tidak berdebam. Pekerja yang melakukan pengelasan, juga membutuhkan alat

pelindung mata atau muka khusus.

Jadi bisa tergambar tantangan yang dihadapi pekerja di terowongan. Selain

lingkungan kerja yang lebih menantang, mereka pun diharuskan menenteng

berbagai alat keselamatan yang nampak  ribet dan berat.

Selasa, 6 April 2010 | 03:48 WIB, kasus kecelakaan pada tambang bawah

tanah.

Beijing, senin - Setelah delapan hari terjebak banjir di tambang batu bara

bawah tanah, 115 pekerja tambang di China berhasil diselamatkan, Senin (4/4).

Sambil berpelukan dan berurai air mata, para petugas penyelamat menyebutnya

sebagai mukjizat karena harapan mulai menipis untuk bisa mengeluarkan para

pekerja yang terjebak itu.

”Mukjizat akhirnya terjadi. Kami yakin mukjizat masih akan terjadi lagi,”

kata juru bicara tim penyelamat, Liu Dezheng, setelah sembilan penambang

pertama dikeluarkan selepas tengah malam.

Setelah dua jam kemudian, satu per satu penambang berhasil diangkat

keluar. Stasiun televisi CCTV menayangkan bagaimana para pekerja diangkat dari

tambang, lalu diberi selimut, dan diusung ke mobil ambulans yang sudah menanti.

Handuk menutupi mata dan wajah mereka yang kehitaman untuk melindungi dari

cahaya setelah sekian lama di bawah tanah.

”Benar-benar fantastis berada di atas tanah lagi,” ujar seorang pekerja

tambang yang selamat, seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Para pekerja tambang yang berhasil diselamatkan berada dalam kondisi

stabil. Petugas medis mengatakan, mereka mengalami hipotermia, dehidrasi berat,

AJIE NGRAHA, 0809043006

Page 6: k3 Pada Tambang Bawah Tanah,, Paper

K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH

April 29, 2010

dan infeksi kulit karena terendam air untuk waktu yang lama. Mereka juga

mengalami syok dan tekanan darah yang rendah.

Nasib 38 penambang lainnya belum diketahui. Sebanyak 153 penambang

terperangkap di dalam tambang di tambang Wangjialing di Provinsi Shanxi sejak

28 Maret.

Mereka sedang menggali terowongan yang terhubung dengan sebuah

tambang tua yang sudah tidak dipakai. Terowongan runtuh dan mulai terisi air.

Pemerintah mengerahkan hingga 300 petugas penyelamat untuk memompa

air keluar dan mencari penambang. Harapan ada korban selamat mulai memudar

sampai petugas penyelamat mendengar ketukan di sebuah pipa tambang, Jumat

pekan lalu.

Petugas penyelamat lalu membuat lubang di sebuah platform yang bisa

mengalirkan oksigen bagi para pekerja yang terperangkap itu. Glukosa juga bisa

dikirimkan bagi mereka. Mereka bergantung di dinding terowongan dengan tali

agar tidak terjatuh saat tidur.

Beberapa pekerja tambang terjebak di sebuah platform yang berbentuk V.

”Penambang yang berada di level paling bawah mengalami bahaya paling besar,”

kata David Feickert, penasihat keselamatan tambang batu bara untuk Pemerintah

China.

Setitik cahaya

Berita penyelamatan pekerja tambang dari Shanxi, jantung produksi batu bara

China, memberi setitik cahaya bagi industri yang terkenal dengan catatan buruk

mengenai keselamatannya. Tayangan dari lokasi penyelamatan disiarkan hampir

sepanjang hari.

Ribuan orang berbaris di sepanjang jalan dari lokasi tambang. Mereka bertepuk

tangan saat mobil ambulans yang membawa para pekerja tambang itu lewat.

AJIE NGRAHA, 0809043006

Page 7: k3 Pada Tambang Bawah Tanah,, Paper

K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH

April 29, 2010

Badan Keselamatan Kerja Nasional menyalahkan kecelakaan itu kepada

pemilik tambang, Huajin Coking Coal Company, yang tidak mengindahkan

peringatan berkali-kali bahwa air telah menumpuk di terowongan beberapa hari

sebelum bencana terjadi. Para pekerja itu juga diperintahkan untuk mempercepat

kerja mereka guna menjamin produksi batu bara bisa dimulai pada Oktober tahun

ini.

Tingginya permintaan energi di China sering kali membuat keselamatan pekerja

diabaikan. Batu bara merupakan 70 persen sumber energi di China.

Pekan lalu merupakan malapetaka bagi sektor pertambangan China. Terjadi

lima insiden terpisah, mulai dari Provinsi Xinjiang di wilayah barat hingga Provinsi

Heilongjiang di timur laut China. Total sebanyak 37 orang tewas dan 70 orang

masih hilang.

Menurut statistik resmi, sebanyak 2.631 pekerja tambang di China tewas tahun

lalu, atau sekitar tujuh orang per hari. Bencana tambang paling mematikan baru-

baru ini adalah banjir di tambang di Provinsi Shandong pada Agustus 2007 yang

menewaskan 172 pekerja tambang

25 Juni 2009 | 19:27 WIB, kasus kelalaian pada tambang bawah tanah

Tambang bawah tanah itu dikerjakan secara manual. Ledakan terjadi akibat

semburan gas metan. Pengelola diduga mengabaikan peringatan inspektur tambang.

Kota yang permai itu mendadak penuh tangis, ketika ledakan dasyat

menghanguskan puluhan pekerja tambang yang berjibaku di kedalaman 100 meter

lebih, Selasa pagi, 16 Juni 2009. Kecelakaan tragis itu diperkirakan terjadi sekitar

pukul 10.00 WIB, pada wilayah Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi batubara PT

Dasrat Sarana Arang Sejati, di Bukit Bual/Ngalau Cigak, Kecamatan Talawi, Kota

Sawah Lunto, Sumatera Barat (Sumbar).

Hingga Rabu, 17 Juni 2009, dilaporkan korban tewas yang sudah dievakuasi

sebanyak 32 orang (31 orang dievakuasi dari lubang tambang, satu tewas setelah

berada di luar tambang). Diperkirakan masih satu korban lagi yang terjebak dalam

lubang dan belum diketahui nasibnya. Sementara korban luka parah dan ringan

AJIE NGRAHA, 0809043006

Page 8: k3 Pada Tambang Bawah Tanah,, Paper

K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH

April 29, 2010

mencapai 13 orang. Keseluruhan korban mengalami luka bakar serius, sekujur jasadnya

hangus terbakar.

Pada hari yang sama, Walikota Sawah Lunto pun memutuskan menutup 10

tambang batubara underground (bawah tanah) dengan status eksploitasi, yang

beroperasi di wilayahnya. Di Kota Sawahlunto sendiri saat ini beroperasi 13 tambang

batubara dengan status eksploitasi, 10 diantaranya adalah tambang underground. Tiap-

tiap tambang mempekerjakan 40 – 50 orang dengan teknik manual dan tingkat

produksi batubara hanya 1.500 – 2.000 ton per bulan.

Bukan yang Pertama

Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Minerba Pabum, Mangantar S Marpaung

membenarkan, kecelakaan kerja di sejumlah tambang manual di Sawah Lunto

bukanlah yang pertama. Sebelumnya kecelakaan serupa juga kerap terjadi. Marpaung

mengatakan kejadian itu dimungkinkan karena kondisi tambang bawah tanah yang

dikelola secara manual, memang sangat berbahaya.

“Ini tambang bawah tanah, tapi masih dikelola secara manual. Alat yang digunakan

masih sederhana, dan penerangannya juga masih menggunakan lampu biasa. Percikan

api kecil pun bisa memicu ledakan, ketika kadar gas metan ada di kisaran 7-12%,”

jelasnya kepada Majalah TAMBANG, Selasa, 16 Juni 2009. Ia pun menekankan

pentingnya mendidik dan melatih penambang di sana untuk mengantisipasi kondisi

fatal.

Manager Satkorlak Penanggulangan Bencana Sumbar, Ade Edward mengatakan,

selama ini peristiwa tewasnya pekerja tambang sudah kerap terjadi. Namun memang

kecelakaan yang terjadi pasa Selasa pagi, 16 Juni lalu adalah yang terbesar. Dia

menuturkan, sejak maraknya tambang liar di Sawahlunto sekitar 1997, hampir setiap

minggu ada saja korban tewas. Kecelakaan kerja yang terjadi akibat buruknya kondisi

tambang minimnya pengetahuan penambang, dan alat-alat kerja yang tidak memenuhi

standar.

Peristiwa tewasnya pekerja tambang selama ini juga tidak pernah dilaporkan ke

pihak berwajib. Begitu ada korban tewas, pengelola tambang berusaha

AJIE NGRAHA, 0809043006

Page 9: k3 Pada Tambang Bawah Tanah,, Paper

K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH

April 29, 2010

menyembunyikan dan menyelesaikannya secara kekeluargaan. Tujuannya menghindari

tindakan dari pihak berwenang agar aktivitas penambangan tetap berlangsung. Meski

demikian, Marpaung menandaskan kecelakaan di lokasi izin PT Dasrat itu bukan akibat

tambang liar atau tambang rakyat. Tetapi tambang kelas KP yang dikerjakan secara

manual dengan alat sederhana seperti sekop dan belincong.

Abaikan Inspeksi

Izin KP Eksploitasi PT Dasrat Sarana Arang Sejati diterbitkan oleh Walikota

Sawah Lunto berdasarkan SK No. 05.39/PERINDAKOP/2006, berlaku mulai 2 Juni

2006 sampai dengan 2 Juni 2011. Pelaksana penambangan adalah kontraktor CV Cipta

Perdana. Penambangan dilakukan secara manual menggunakan alat gali belincong,

dengan membuat lubang-lubang masuk di dalam lapisan batubara tanpa ada ventilasi

memadai, hanya mengandalkan ventilasi alami. Ketebalan lapisan batubara yang digali

mencapai sekitar 2,5 meter.

Setditjen Minerba Pabum, S Witoro Soelarno menjelaskan, kecelakaan yang terjadi

diduga akibat ledakan gas metana (CH4). Efek ledakan mengakibatkan lemparan

material hingga sejauh 150 meter dari mulut tambang. Sehingga 14 pekerja tambang

yang berada pada jarak sekitar 50 meter dari mulut tambang juga ikut terlempar.

”Konsentrasi gas metana pada tambang batubara bawah tanah yang mencapai kisaran 5

– 15%, memang dapat menimbulkan ledakan,” tandasnya mengutip ”Handbook for

Methane Control in Mining” (Dept of Health and Human Services, Pittsburgh - USA,

2006).

Witoro menambahkan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

telah menerjunkan Tim Penanggulangan, yang berkoordinasi dengan Pemerintah Kota

Sawahlunto, Kepala Teknik Tambang PT Bukit Asam, Unit Pertambangan (UP)

Ombilin, dan Kepala Teknik Tambang PT Allied Indo Coal.

Departemen ESDM akan melakukan audit teknis, khususnya menyangkut

keselamatan kerja pada seluruh tambang bawah tanah. Terutama yang beroperasi di

Kota Sawah Lunto. Hasil audit teknis nantinya akan menjadi rekomendasi untuk

dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Sawah Lunto.

AJIE NGRAHA, 0809043006

Page 10: k3 Pada Tambang Bawah Tanah,, Paper

K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH

April 29, 2010

Witoro juga mengulas, Dinas Pertambangan dan Energi Sawah Lunto sebenarnya

telah melakukan inspeksi rutin terhadap tambang-tambang underground yang

beroperasi. Termasuk tambang PT Dasrat yang belum lama diinspeksi. Inspektur

tambang yang melakukan pemantauan telah mengingatkan pengelola tambang maut itu

perihal konsentrasi gas metana yang mencapai 7%. Pihak pengelola pun diminta

membuat ventilasi tambahan.

”Biasanya saat diingatkan langsung diikuti, ventilasi tambahan dipasang. Tapi

begitu inspekturnya pergi langsung dilepas, peringatan itu diabaikan,” jelasnya lagi.

Dia menambahkan, mengerjakan tambang underground secara manual sebenarnya

tidak menjadi soal, asalkan ventilasinya diperhatikan. Mengingat lapisan-lapisan

batubara mengandung gas metana, berbeda dengan tambang underground untuk

mineral.

Alat-alat manual seperti belincong, sekop, dan belt conveyor manual, memang

digunakan khususnya pada tambang underground di Wahalunto. Ini karena tidak ada

alat lain lagi yang lebih modern, yang bisa digunakan di tambang-tambang itu.

Mengingat tambang batubara di Sawahlunto yang telah ada sejak zaman Belanda

(sekitar tahun 1800) itu, memiliki struktur tanah yang berbeda dengan lokasi-lokasi

tambang batubara underground lainnya.

Witoro menandaskan, penerapan alat-alat dan teknologi modern pada tambang-

tambang underground di Sawahlunto, perlu didahului dengan kajian yang mendalam.

Pasalnya struktur tanah di wilayah itu cukup complicated, diantaranya sangat rapuh.

”Teknologi modern seperti PRS (Portable Refuge Stations) mungkin bisa digunakan

pada tambang batubara underground di negara lain. Tapi belum tentu cocok buat

tambang di Sawah Lunto,” tandasnya.

Ia pun setuju jika suatu saat didirikan pusat kajian tambang batubara underground

di Sawah Lunto. Mengingat di daerah seluas 5,86 kilometer persergi itu, banyak obyek

yang bisa diteliti untuk pengembangan tambang batubara bawah tanah.

AJIE NGRAHA, 0809043006

Page 11: k3 Pada Tambang Bawah Tanah,, Paper

K3 PADA TAMBANG BAWAH TANAH

April 29, 2010

AJIE NGRAHA, 0809043006