Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KADAR KOLESTEROL DAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS
(Rattus novergivus) YANG DIBERI MINUMAN DICAMPUR SARI
RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)
TIM PENELITI : 1. NI WAYAN SUDATRI, S.Si., M.Si. (Ketua)
2. Dra. NI NYOMAN WIRASITI, M.Repro (anggota)
3. NI MADE SUARTINI, S.Si.,M.Si. (Anggota)
PROGRAM STUDI / JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS UDAYANA
PEBRUARI, TAHUN 2018
PENDAHULUAN
Kencur atau nama latinya Kaempferia galanga L. merupakan herbal
dengan banyak manfaat. Kencur biasanya dikombinasikan dengan
herbal lain seperti kunyit, jahe, madu sebagai minuman herbal siap saji
(Pudjiastuti dkk. 2015).
Minyak atsiri yang terdapat pada rimpang kencur kurang lebih 0.6%
p-metoksisinnamat etil ester. Dan enam senyawa utama yang
terdapat dalam rimpang kencur adalah asam glikolat, bomeol, etil
sinnamat, 6-profil tridekana, m-metoksi sinnamat etil ester, p-metoksi
sinnamat etil ester dan 18 senyawa minor lainnya (Haripini dkk.
2012).
Kandungan yang terdapat pada kencur adalah mineral (13,73%), gom ,
pati (4,14%), minyak - minyak atrisi (0,02%). Itu berupa alkaloid, asam
anisat, asam metal dan penta dekaan, asam sinamat, borneol, etil esterka,
kamphene, paraeumarin,dan sineol.
Beberapa penelitian ilmiah telah dilakukan untuk
membuktikan kemanjuran dari khasiat rimpang kencur
seperti;
Hasil penelitian Liana dkk. (2012) mengatakan bahwa tikus
putih yang diinduksi asetosol untuk membuat lambung iritasi
dan diberi perlakuan rimpang kencur, erosi mukosa lambung
tikus bisa diobati dan kembali normal.
Hasanah dkk. (2011) dan Hendriati dkk.(2010) mengatakan
bahwa rimpang kencur berpotensi sebagai obat
antiimplamasi dan bersifat sebagai anti bakteri ( Masniari
dkk.1996).
Chotimah dkk. (2014), membuat lilin dari rimpang kencur
sebagai aroma terapi dan farmakoterapi yang membuat
perasaan menjadi lebih rileks dan mengurangi penggunaan
bahan bahan kimia untuk aroma terapi.
Handayani dkk. (2015) mengatakan bahwa rimpang kencur
(kaempferia galanga l.) berpotensi sebagai pencegah
osteoporosis dan penurun kolesterol melaui studi in-vivo dan
in-si plico
Kolesterol
darah Sbg komponen dinding sel,
sbg bahan hormon steroid
- Tekanan darah
- Atherosklerosis
indikator
Jenis makan
Glukosa
darah Sbg sumber energi
Diabetes, tekanan darah tinggi,
ginjal
tinggi
Normal : 70-100 mg/dl
Setelah makan
* Pankreas : penghasil insulin
1.2 . Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui kadar kolesterol darah dan kadar
glukosa darah tikus jantan yang diberi minuman
ditambahi sari kencur.
- Untuk mengetahui gambaran histologis pankreas
tikus jantan yang diberi minuman sari kencur.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan minuman sari
kencur dengan dosis yang berbeda. Tikus dibuat menjadi
diabetes dengan menyuntikkan Streptozomizin (STZ) dosis 40
mg/KG BB serta ulangan 10 kali sehingga hewan coba yang
dipakai sebanyak 60 ekor.
Perlakuan Pada tikus I II III IV V
K1:Kontrol negative (tikus sehat+
air masak)
2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
K2:Kontrol positif (tikus
DM+metformin)
2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
P1: Tikus DM +Dosis 150
mg/ekor/hari
2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
P2: Tikus DM +Dosis 200
mg/ekor/hari
2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
P3: Tikus DM +Dosis 250
mg/ekor/hari
2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
P4: Tikus DM +Dosis 300
mg/ekor/hari
2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
Tabel 1. Dosis sari kencur yang diberikan
• Kadar glukosa dan kolesterol diuji dengan alat
Nesco Test. Darah diambil dari vena ekor
• Pembuatan preparat histologi pancreas dilakukan
dengan metode parafin, pengamatan dengan
mikroskop yg disambungkan dengan opticlab dan
laptop.
Pemeliharaan hewan, aklimatisasi, berat badan awal, kadar glukosa
dan kolesterol awal
Persiapan kandang, zat-zat Kimia, alat alat, pembuatan simplisia kencur
Perlakuan minuman sari kencur
Selama 30 hari
Berat badan akhir, pembedahan,
plasma darah, organ pankreas
- Kadar glukosa darah akhir
- Kadar kolesterol akhir
-.Histologi pankreas
Pengamatan
Analisis Data ALUR PENELITIAN
Induksi streptozomisin
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
No Perlakuan Rata-rata kadar
glukosa darah awal
(mg/dl)
Rata-rata kadar
glukosa darah akhir
(mg/dl)
1 K (Kontrol) 98.00 ± 6.74 a 108.00 ± 3.30 b c
2 P1 (150 mg/kgBB) 85.60± 5.37 a 96.40± 4.26 a b
3 P2 ((200 mg/kgBB) 102.40 ± 7.29 a 109.60± 2.76 c
4 P3 ((250 mg/kgBB) 89.90± 2.00 a 95.000± 4.48 a
5 P4 (300 mg/kgBB) 87.20± 3.12 a 115.00± 5.55 c
Tabel 5. Uji ANOVA dan standar error kadar glukosa awal dan glukosa
akhir tikus jantan (Rattus novergivus L.) yang diberi perlakuan sari
rimpang kencur dilanjutkan dengan uji Duncans
No Perlakuan Rata-rata kadar
glukosa darah awal
(mg/dl)
Rata-rata kadar
glukosa darah akhir
(mg/dl)
1 K (Kontrol) 98.00 ± 6.74 a 108.00 ± 3.30 b c
2 P1 (150 mg/kgBB) 85.60± 5.37 a 96.40± 4.26 a b
3 P2 ((200 mg/kgBB) 102.40 ± 7.29 a 109.60± 2.76 c
4 P3 ((250 mg/kgBB) 89.90± 2.00 a 95.000± 4.48 a
5 P4 (300 mg/kgBB) 87.20± 3.12 a 115.00± 5.55 c
Tabel 6. Uji ANOVA dan standar error kadar kadar kolesterol darah awal
dan kolesterol darah akhir tikus jantan (Rattus novergivus L.) diberi
perlakuan sari rimpang kencur dilanjutkan dengan uji Duncans
No Perlakuan Rata-rata kadar
kolesterol darah awal
(mg/dl)
Rata-rata kadar
kolesterol darah akhir
(mg/dl)
1 K (Kontrol) 195.80 ± 7.83 a 169.40 ± 13.70 a
2 P1 (150 mg/kgBB) 172.80± 11.87 a 182.40± 9.69 a
3 P2 ((200 mg/kgBB) 180.40 ± 10.67 a 150.40± 7.74 a
4 P3 ((250 mg/kgBB) 190.600± 8.95 a 155.20± 14.10 a
5 P4 (300 mg/kgBB) 206.00± 8.64 a 146.00± 10.73 a
K P1 P2
P3 P4
PL
PL
PL
PL
PL
PL
PL
PL
Gambar 5. Histologi pankreas tikus jantan (Rattus novergivus L.) kontrol dan tikus yang diperlakukan dengan sari rimpang kencur.
Pewarnaan Hematoxylin –Eosin (Foto dengan opticlab yang dihubungkan dengan laptop)
Keterangan : K= kontrol (pembesaran 100x)
P1= Perlakuan 1 (pembesaran 100x)
P2= Perlakuan 1 (pembesaran 100x
P3= Perlakuan 1 (pembesaran 100x)
P4= Perlakuan 1 (pembesaran 100x)
PL = Pulau Langerhans
K P β
β
Gambar 6. Histologi pankreas tikus jantan (Rattus
novergivus L.) kontrol dan tikus yang diperlakukan dengan
sari rimpang kencur. Pewarnaan Hematoxylin –Eosin
(Foto dengan opticlab yang dihubungkan dengan laptop
pembesaran 400x)
Keterangan : K = kontrol P= perlakuan β= sel beta
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian tentang pemberian minuman sari rimpang
kencur pada tikus putih jantan, maka dapat disimpulkan bahwa
Kadar glukosa akhir tikus putih jantan yang diberi minuman
sari rimpang kencur (Kaempferia galanga L) berbeda nyata
(P=00.011) dibandingkan dengan tikus putih jantan kontrol.
Kadar glukosa plasma darah tikus mengalami penurunan
setelah mendapat perlakuan jamu kencur pada perlakuan P1
(150 gram/kg bobot badan) dan P3 (250 gram/kg bobot
badan).
Kadar kolesterol akhir tikus putih jantan yang diberi
minuman sari rimpang kencur (Kaempferia galanga L)
mengalami perbedaan yang tidak nyata dengan tikus putih
jantan kontrol .
Mohon saran dan masukan