Kaidah Falakiyah 1 Oleh Cecep Nurwenda

ASSALAMU’ALAIKUMWR.WB.

JAKARTA Jum’at, 1 Agustus 2008 M. / 29 Rajab 1429 H.

DI LPMP DKI JAKARTAJL. NANGKA NO.60 JAGAKARSA - JAKARTA SELATAN

Dipersiapkan oleh: Cecep NurwendayaPlanetarium & Observatorium Jakarta,Anggota Badan Hisab Rukyat Depag RI

Tahun 2008

HORIZON

MERIDIAN LANGIT

U

T

S

B

Z

N

K ALINGKARAN VERTIKALUTAMA

Benda langit

h

KOORDINAT ( A , h )

SISTEM KOORDINAT HORIZONSISTEM KOORDINAT HORIZON

A

*

I. SISTEM KOORDINAT HORIZON

Lingkaran dasar : Lingkaran Horizon.Koordinat : Azimuth (A) dan Tinggi (h)Azimuth : Panjang busur yang dihitung dari titik acuan (Titik selatan pada sistem lama, Utara

pada sistem baru) searah Jarum jam, sepanjang lingkaran horizon sampai ke titik kaki (K). Rentang A : 0 0 s/d 360 0. Dalam keperluan praktis hisab-rukyat, seringkali Azimut dihitung dari arah Barat ke arah Selatan atau ke arah Utara.

Tinggi : Panjang busur yang dihitung dari titik kaki (K) di horizon sepanjang busur keting-gian, ke arah Zenith jika h positip, dan ke arah Nadir jika berharga negatif.Rentang h : 0 0 s/d 900 atau 00 s/d –900.

Kelemahan Sistem Horizon:1. Tergantung tempat di muka bumi. Tempat berbeda, horisonnyapun berbeda.2. Tergantung waktu, terpengaruh oleh gerak harian.Keuntungannya:Praktis, sederhana, langsung mudah dibayangkan letak bendanya pada bola langit.Catatan : Letak titik Kardinal (UTSB) pada bola langit bebas, asal arah SBUT atau UTSB searah jarum jam.Dalam sistem koordinat Horizon bumi dianggap sebagai titik yang besarnya diabaikan terhadap bola langit, pusat bola langit juga merupakan pusat bola bumi.

Horizon memiliki tiga pengertian yang berbeda:1. Horizon hakiki atau horizon sejati, adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal dan melalui pusat bumi.2. Horizon Mar’i atau horizon semu, adalah bidang yang menyinggung bumi pada tempat pengamat berdiri.3. Horizon Assisi atau horizon hissi atau horizon kodrat, adalah batas pandangan mata tempat pertemuan

langit dan bumi. Di tepi laut batas itu tampak jelas, merupakan batas langit dan permukaan air laut.

HORIZON

MERIDIAN LANGIT

U

T

SB

Zenith

Nadir

K (titik Kaki)

Bulan 1

h(tinggi +)

KOORDINAT ( A , h )SISTEM KOORDINAT HORIZONSISTEM KOORDINAT HORIZON

h(tinggi -)

Bulan 2P

UTSBK =Azimuth BulanK-Bulan1 = tinggi positifK-Bulan2 = tinggi negatif

AZIMUTH:U = 0000

T = 0900

S = 1800

B = 2700

TINGGI:UTSB (UFUK) = 00

Zenith = 900

Nadir = - 900

LINGKARAN VERTIKAL

LINGKARAN VERTIKAL UTAMA

SETIAP TEMPAT DI MUKA BUMI MEMILIKI ARAH ZENITH DAN HOROZON (UFUK) YANG BERBEDA

SETIAP TEMPAT DI MUKA BUMI MEMILIKI ARAH ZENITH DAN HOROZON (UFUK) YANG BERBEDA

ZENITH (A) = NADIR (C)

ZENITH (B)= NADIR (D)

ZENITH (D)= NADIR (B)

ZENITH (C) = NADIR (A)

A

B

C

D

TINGGI SELURUH BENDA LANGIT BERUBAH KARENA GERAK HARIAN

SISTEM KOORDINAT EQUATORLingkaran Dasar : Lingkaran Equator LangitKoordinat : Asensio Rekta () dan Deklinasi ()Asensio Rekta : Adalah panjang busur, dihitung dari titik Aries ( titik itik Musim

Semi, Titik Hamal) pada lingkaran equator langit sampai ke titikkaki (K) dengan arah penelusuran ke arah timur.Rentang AR: 0 s/d 24 jam atau 0 o s/d 360o

Deklinasi : Adalah panjang busur dari titik kaki (K) pada lingkaran equatorlangit ke arah kutub langit, sampai ke letak benda pada bolalangit.Deklinasi berharga positif ke arah KLU, dan negatif ke arah KLS.Rentang 0 o s/d 90 o atau 0 o s/d –90o

Catatan :- Sudut Jam Bintang Lokal adalah panjang busur dalam jam ( 1 jam = 15 0 busur),

dihitung dari Titik Kulminasi Atasnya pada meridian langit ke arah barat.- Jam bintang adalah sudut jam bintang lokal titik Aries.- Sudut jam bintang lokal = Jam bintang – Asensio Rekta.- Koordinat equator bersifat universal, sangat standar dipakai dalam astronomi

karena tidak terpengaruh oleh letak dan waktu pengamat di permukaan bumi.- Dalam penggunaan keperluan praktis seperti dalam keperluan hisab-rukyat, sistem

koordinat equator seringkali dinyatakan dalam koordinat: sudut jam (t) dan deklinasi().

LINGKARANHORIZON

U

T

S

B

Z

N

KLS

KLU

KSudut jam BintangSudut jam Bintang

LETAK BINTANG DI BELAHAN LANGIT SELATANDARI PENGAMAT DI BELAHAN BUMI SELATAN

LETAK BINTANG DI BELAHAN LANGIT SELATANDARI PENGAMAT DI BELAHAN BUMI SELATAN

SISTEM KOORDINAT EQUATORSISTEM KOORDINAT EQUATOR

Ekuator langitEkuator langit

* Benda langit

HorizonU

T

S

B

Z

N

KLS

KLU

K

ASENSIO REKTA () DAN DEKLINASI () BENDA LANGITASENSIO REKTA () DAN DEKLINASI () BENDA LANGIT

Benda langit

Asensio Rekta () : panjang busur dari titik Aries () ke arah timur ( berlawanan arah gerak harian benda langit) sampai titik K.

Deklinasi (): panjang busur dari titik K ke arak Kutub Langit sampai ke Benda langit.

Sudut Waktu (t) dan Deklinasi ()Sudut Waktu (t) dan Deklinasi ()

S U

B

T

KLS

KLU

Meridian Langit

Sudut Waktu ( t ) berharga positif (+) jika benda langit berada di barat meridian, dan berharga negatif (-) jika berada di timur meridian.

Deklinasi (), Jarak busur dari Equator ke arah kutub langit sampai ke benda langit.

Ekuator

Z

t (+)t (-)

N

Horizon

KOORDINAT EKLIPTIKALingkaran Dasar : Lingkaran EkliptlkaKoordinat : Bujur Ekliptika () dan Lintang Ekliptika ()Bujur Ekliptika : Panjang busur yang diukur dari t itik Aries ke arah timur

sepanjang lingkaran ekliptika sampai ke titik kaki (K).Rentang 0 s/d 360 o

Lintang Ekliptika : Panjang busur yang diukur dari titik Kaki di lingkaran ekliptika ke arah kutub ekliptika sampai ke letak benda langit. Harga positif ke arah KEU atau negatif ke arah KES.Rentang 0 0 s/d 90 0 atau 0 0 s/d – 90 0

Catatan :- Lingkaran Ekliptika membuat sudut kemiringan 23 ½ 0 terhadap lingkaran Equator

Langit.- Titik perpotongan Epliptika dengan Equator langit setiap tanggal 21 Maret disebut

titik Aries atau Titik Musim Semi ( TMS) belahan bumi utara, tanggal 23 September disebut Titik Libra atau Titik Musim Gugur (TMG).

- Deklinasi maksimum matahari di belahan langit utara ( 23 ½ 0 ) disebut Titik Musim Panas (TMP) atau Titik Cancer , dicapai matahari setiap tanggal 22 Juni. Maksimum di belahan langit selatan ( - 23 ½ 0 ) dicapai matahari setiap tanggal 22 Desember dinamakan Titik Musim Dingin (TMD) atau Titik Capricornus .

- Sistem Koordinat Ekliptika umumnya dipakai untuk posisi matahari dan anggota tatasurya lainnya.

SISTEM KOORDINAT EKLIPTIKASISTEM KOORDINAT EKLIPTIKA

U=KLU S=KLS

T

B

KEU

KES

Ekliptika

=

K

*Benda langit

LETAK BENDA LANGIT DI BELAHAN LANGIT EKLIPTIKA UTARA DARI EKUATOR BUMI

Equator

KLS

Barat

1o= 4 menit

12o=50m

23jam 56 menit 4detik

Gerak harian Bintang, Bulandan Matahari di Jakarta(1060 49’ T, 60 10’ S)

PERUBAHAN TINGGI MATAHARI KARENA GERAK HARIAN DI JAKARTAPER-JAM SEKITAR 15 DERAJAT

TINGGI MATAHARI PADA SAAT YANG SAMA DI BERBAGAI TEMPATSETIAP BERPINDAH KE BARAT TINGGI MATAHARI SEMAKIN RENDAH ATAU WAKTU MUNDUR PERJAM SEBESAR 15 DERAJAT

Gerak revolusi bumi mengitari matahari (gerak tahunan bumi)Periode 1 tahun sideris = 365,2564 hari, Periode 1 tahun tropis = 365,2422518 hari

21 Maret

23 Sept.

22 Juni

22 Des.

Gerak revolusi bumi mengitari matahari (gerak tahunan bumi)Periode 1 tahun sideris = 365,2564 hari, Periode 1 tahun tropis = 365,2422518 hari

Gerak harian Mataharidi Khatulistiwa sepanjang tahun

21/3 22/3

Bergerak sekitar ¼ o= separuh lebar piringan matahari per-hari.

22 Juni21 Mei22 Juli

21 April22 Agust

21 Maret23 Sept

22 Okt22 Feb

22 Nop22 Jan

23,50 23,50

22 Des

BaratArah utaraArah selatan

GERAK HARIAN MATAHARI SEPANJANG TAHUN

22 Juni TMP

22 Desember TMD

21 Maret TMS 23 September TMG

ANALEMMA MATAHARI DI JAKARTA

Heliosentrik

Hukum-hukum Kepler:1. Orbit planet adalah elips,

Matahari di salah satu titik fokusnya.

2. Untuk selang waktu yang sama, daerah (di dalam orbit) yang disapu oleh garis menghubungkan planet dengan Matahari sama.

3. P2 = Ka3.

GERAK PRESESI (GERAK GASING) SUMBU BUMIPERIODE PRESESI = 26.000 TAHUN (LINGKARAN BESAR)

PERIODE NUTASI = 19 TAHUN (GELOMBANG KECIL)

Presesi dikenal oleh Hipparcus (146 – 127 SM)Dan Ptolemy (Cladius Ptolemeus sekitar abad ke 2 M)Akibatnya: Pergeseran titik Aries (titik Hammal) ke arah barat atau mundur sekitar 50,2”per tahun.

Bidang orbit bulan miring 5,20 terhadap bidang ekliptika (orbit Bumi mengedari Matahari)

ke arah bintang

ke arah matahari( ijti’ma )

ke arah matahari

PERIODE BULAN SIDERIS DAN SINODIS

P sideris = 27,3 hari

P sinodis = 29,5 hari

Periode fase bulan = 29,53055 hari

UTARA

BARAT

SELATAN

TIMUR

sinar matahari

BENTUK / FASE BULANPeriode fase bulan = 29,53055 hari

arah Barat

Bulan Besar(Waxing Gibbous)

Purnama(Full)

Bulan Susut(Waning Gibbous)

Kwartir Kedua (2nd QTR)

Sabit Muda(Waxing Crescent)

Sabit Tua(Waning Crescent)

hilal

BumiBulan Baru(Ijtima’, New)

Kwartir Pertama (1st QTR)

Fase Bulantampak dari Bumi

arah Timur

PERUBAHAN TINGGI BULAN PADA SAAT MATAHARI TERBENAMPER-HARI SEKITAR 12 DERAJAT ( PER-JAM SEKITAR ½ DERAJAT / SELEBAR PIRINGAN BULAN ATAU MATAHARI)

BULAN

BULAN BULAN

BULAN

POTRET DENGAN TELESKOP 4 INCHISOFTWARE STARRY NIGHT PRO 6.

UMUR HILAL 14,5 JAM

Hilal: bulan sabit pertama, tanda awal bulanHilal berumur muda, sangat tipis dan redup.

Bentuk lengkungan paling jelas, termuda berumur 14 jam

14,5 jam

SUMBER, T. DJAMALUDIN

- Pengamatan hilal dengan roket yang dilengkapi Coronagraph dilakukan : Koomen, Tousey dan seal Jr, tanggal 12 Nopember 1966, dapat mendeteksi hilal pada jarak 20 dari Matahari meme-cahkan rekor pengamatan hilal paling dekat dengan Matahari.

Contoh Potret Matahari dengan Coronagraph

Umur hilal 1,99 hari, fraksi iluminasi hilal 4 %. Tinggi hilal 220

Teleskop: Vixen 120S NA, D = 120 mm, F = 800 mm

Umur hilal 1 hari 7 jam, terlihat 25 menit setelah ghurub, tinggi hilal sekitar 7 derajat dari ufuk.

Ronald Royer (1995), umur bulan 13 s/d 14 jam

Ivan Dryer (1995), umur bulan 13 s/d 14 jam

Peter Ledlie (Maret 1995), 20 s/d 30 menit setelah sunset umur bulan 13 s/d 14 jam.

UMUR HILAL 7.5 JAM TINGGI HILAL = 6.50, JARAK DARI MATAHARI = 14.40

8 APRIL 2005, NEW JERSEY USA.

Awan tipis-terang sering mengecoh

AFRIKA

ASIAEROPA

AMERIKASELATAN

00

200

400

600 S

200

400

600 U

00

200

400

600 S

200

400

600 U

500 10001500 B1500 T100050000 1800

500 10001500 B1500 T100050000 1800

AUSTRALIA

AMERIKAUTARA

GARIS KETINGGIAN HILAL 00 MENJELANG AWAL BULAN MUHARRAM 1428 H.

Ijtima’: 19 Jan 2007Jam : 04.01 GMT

00

+ 20

+ 30

+ 40

1 MUHARRAM 1428 H.AHAD, 21 JANUARI 2007

1 MUHARRAM 1428 H.SABTU, 20 JANUARI 2007

1 MUHARRAM 1428 H.SABTU, 20 JANUARI 2007

1 MUHARRAM 1428 H.JUM’AT, 19JANUARI 2007

AFRIKA

ASIAEROPA

AMERIKASELATAN

00

200

400

600 S

200

400

600 U

00

200

400

600 S

200

400

600 U

500 10001500 B1500 T100050000 1800

500 10001500 B1500 T100050000 1800

AUSTRALIA

AMERIKAUTARA

GARIS KETINGGIAN HILAL 00 MENJELANG AWAL BULAN RAMADLAN 1429 H

+40

+50

Ijtima’: 30 Agustus 2008Pukul : 19.58 GMT

950 BT 1000 1050 1100 1150 1200 1250 1300 1350 1400+100

+ 50

00

- 50

- 100

+100

+ 50

00

- 50

- 100

950 BT 1000 1050 1100 1150 1200 1250 1300 1350 1400

5O

4O

6O

31 AGUSTUS 2008

GARIS KETINGGIAN HILAL MENJELANG AWAL BULAN RAMADLAN 1429 H. DI WILAYAH INDONESIA

Pada tanggal 29 bulan Sya’ban 1429 H., Ahad, 31 Agustus 2008.Ijtima’: 31 Agustus 2008, Jam: 02.58 WIB.

Planetarium & Observatorium Jakarta

REKAP HASIL PERHITUNGAN IJTIMA' DAN TINGGI HILAL

AWAL RAMADLAN TAHUN 2008 M / 1429 H

NO BULAN SISTEMIJTIMA TINGGI AWAL

TANGGALHARI TANGGAL JAM HILAL BULAN

1 Ramadlan Sulam an-Nayyirain Ahad 31/08/2008 1:51:00 08o 01' 30" Senin 01/09/2008

1429 H Fath al-Rauf al-Mannaan Ahad 31/08/2008 2:51:00 07o 34' 00" Senin 01/09/2008

Al-Qawaid al-Falakiyah Ahad 31/08/2008 2:50:00 06o 22' 00" Senin 01/09/2008

Badiah al-Mitsal Ahad 31/08/2008 2:59:38 06o 16' 37" Senin 01/09/2008

Ittifaq Dzat al-Bain Ahad 31/08/2008 2:58:54 06o 33' 59" Senin 01/09/2008

Al-Khulashah al-Wafiyah Ahad 31/08/2008 2:59:05 05o 20' 59" Senin 01/09/2008

Al-Falakiyah Ahad 31/08/2008 03:00:04 05o 18' 47" Senin 01/09/2008

Nuur al-Anwar Ahad 31/08/2008 2:58:00 06o 14' 00" Senin 01/09/2008

Irsyadul Murid Ahad 31/08/2008 2:59:27 05o 33' 07" Senin 01/09/2008

Ahillah Ahad 31/08/2008 2:59:06 05o 31' 47" Senin 01/09/2008

Jean Meeus Ahad 31/08/2008 2:59:07 06o 11' 52.8" Senin 01/09/2008

New Comb Ahad 31/08/2008 2:59:56 05o 29' 28" Senin 01/09/2008

Ephemeris Ahad 31/08/2008 3:00:00 05o 01' 00" Senin 01/09/2008

Mawaqit Ahad 31/08/2008 2:58:09 05.14o Senin 01/09/2008

Ascript Ahad 31/08/2008 2:59:00 05o 09' 00" Senin 01/09/2008

Lunar Phase Pro VI.77 Ahad 31/08/2008 2:59:00 05o 27' 00" Senin 01/09/2008

Starry Night Pro V Ahad 31/08/2008 2:58:00 05o 03' 54" Senin 01/09/2008

*) KRITERIA MABIMS

HASIL TEMU KERJA EVALUASI BADAN HISAB RUKYAT DEPAG RI TGL. 22–29 FEBRUARI 2008 DI PUNCAK BOGOR.

POSISI BULAN DAN MATAHARI DARI PUSAT BUMIPADA SAAT IJTIMA’ TANGGAL 30 AGUSTUS 2008 PUKUL 19.58 GMT

( 31 AGUSTUS 2008 PUKUL 02.58 WIB )BULAN DAN MATAHARI TERLETAK PADA BUJUR EKLIPTIKA YANG SAMA

LINTANG EKLIPTIKA MATAHARI = 0O

KAKI LANGIT (UFUK) Utara

TimurSelatan

h = 50 03’ 54”

Pelabuhan Ratu

KEDUDUKAN BULAN & MATAHARI PADA HARI AHAD TGL. 31 AGUSTUS 2008( Tgl. 29 Sya’ban 1429 Hijriyah )

IJTIMA’: Ahad, 31 Agust. 2008, Pkl. 02.58 WIBMTH. TERBENAM JAM. 17:53:13 WIB.

TINGGI HILAL=+ 50 03’ 54”

UMUR HILAL =14 jam 55 menit

Hilal terbenam Jam 18.18.04 WIB( 24 Menit 51 detik setelah Ghurub)

TINGGI HILAL POSITIF RAMADLAN 1429 H di Pelabuhan ratu = 5o 03’ 54”- Hilal tidak mungkin dapat terlihat sebelum ghurub (Ghurub; 17.53.13 WIB).- Pada saat Matahari terbenam piringan matahari kelihatan terbenam di ufuk.- Hilal tidak mungkin dapat terlihat setelah hilal terbenam (hilal terbenam: 18.18.04 WIB).- Selang waktu “kemungkinan hilal dapat terlihat” 24 menit 51 detik setelah ghurub.

TINGGI HILAL POSITIF:Pada saat Matahari terbenamPosisi hilal berada di atas ufuk.Matahari terbenam terlebih dahulu dibanding hilal.

PELABUHAN RATU, AHAD 31 AGUSTUS 2008

Pada saat ghurub tinggi hilal Mar’i = + 5,10 , Beda Azimuth hilal - Matahari = 4,40, Umur hilal = 14 jam 55 menit 13 detik, Illuminasi hilal = 0,51%.

Hilal terbenam jam:18.18.04 WIB ( 24 menit 51detik setelah ghurub)

Tinggi Venus = 20,90

Azimuth = 273,40

Awan tipis-terang sering mengecoh


Pada saat ghurub tinggi hilal Mar’i = + 5,10 , Beda Azimuth hilal - Matahari = 4,40, Umur hilal = 14 jam 55 menit 13 detik, Illuminasi hilal = 0,51%.

Hilal terbenam jam:18.18.04 WIB ( 24 menit 51detik setelah ghurub )

Abulan= 274,00 AMatahari= 278,40

KLSA = 4,40

BARAT( 270o)

HILAL TERBENAM PUKUL: 18:18:04 WIB (24 menit 51detik setelah ghurub), Azimuth = 273,10

Tinggi Hilal = 10 kali lebar piringan matahari

Beda Azimuth Bln-Mthr = 9 kali lebar piringan matahari

h = + 5,1O

Posisi Hilal pada saat matahari terbenam di Pelabuhan ratu- Sukabumi

Hari Ahad, 31 Agustus 2008 Pukul 17:53:13 WIB.Ijtima’ : Ahad, 31 Agustus 2008 Pukul: 02.58 WIB.


Visible ( tampak ) = 0,51 %

Umur hilal = 14 jam 55 menit 13 detik= 14,9 Jam.

Hilal Ramadlan 1429 H.

Hilal terbenam Jam 18.18.04 WIB.( 24 menit 51 detik setelah ghurub )

UMUR HILAL 14,5 JAM

REFERENSI FOTOGRAFIS HILAL

MEKKAH HARI IJTIMA’, SABTU 30 AGUSTUS 2008

GHURUB JAM. 18:38:36 WAKTU SAUDI; BULAN TERBENAM JAM. 18:22:14 WAKTU SAUDITINGGI BULAN = -3O 39,5’

MEKKAH HARI IJTI’MA 30 AGUSTUS 2008

Visible ( tampak ) = 0,06 %

Umur Bulan = - 4 jam 19 menit 24 detik

Bulan Sabit Tua Menjelang Akhir Bulan Sya’ban 1429 H.

MEKKAH HARI IJTIMA’ 30 AGUSTUS 2008

GHURUB JAM. 18:38:36 WAKTU SAUDI; BULAN TERBENAM JAM. 18:22:14 WAKTU SAUDITINGGI BULAN = -3O 39,5’

MEKKAH, AHAD 31 AGUSTUS 2008

GHURUB JAM. 18:37:42 WAKTU SAUDI; HILAL TERBENAM JAM. 18:57:57 WAKTU SAUDITINGGI HILAL = 3O 48,9’


Visible ( tampak) = 0,86 %

Umur Hilal = 19 jam 39 menit 42 detik Hilal Ramadlan 1429 H.


GHURUB JAM. 18:37:42 WAKTU SAUDI; HILAL TERBENAM JAM. 18:57:57 WAKTU SAUDITINGGI HILAL = 3O 48,9’

DATA HISAB MENJELANG AWAL BULAN SYAWAL TAHUN 1995 S/D 2020 M.

TAHUN SAAT IJTIMA’ TINGGI HILAL1995 01 MARET - 18.50 WIB -20 SAMPAI -50

1996 19 PEBR - 06.32 WIB 20 SAMPAI 60

1997 07 FEBR - 22.07 WIB -40 SAMPA1 -6,50

1998 28 JAN - 13.02 WIB -10 SAMPAI 20

1999 17 JAN - 22.48 WIB -3,50 SAMPAI -5,50

2000 07 JAN -01.15 WIB 5,50 SAMPAI 7,50

2001 15 DES – 03.49 WIB 50 SAMPAI 6,50

2002 04 DES -14.36 WIB -0,50 SAMPAI 10

2003 24 NOP -06.00 WIB 40 SAMPAI 60

2004 12 NOP -21.26 WIB -3,50 SAMPAI -5,50

2005 02 NOP -08.24 WIB 1,5 0 SAMPAI 30

2006 22 OKT -12.14 WIB -10 SAMPAI 0,50

2007 11 OKT -12.02 WIB -10 SAMPAI 0,50

TAHUN SAAT IJTIMA’ TINGGI HILAL2008 29 SEPT - 15.13 WIB -10 SAMPAI -2,50

2009 19 SEPT - 01.44 WIB 40 SAMPAI 6,50

2010 08 SEPT - 17.30 WIB -2,50 SAMPAI -40

2011 29 AGUST -10.04 WIB 00 SAMPAI 20

2012 17 AGUST - 22.54 WIB -50 SAMPAI -6,50

2013 07 AGUST - 04.51 WIB 2,50 SAMPAI 4,50

2014 27 JULI – 05.42 WIB 2,50 SAMPAI 4,50

2015 16 JULI - 08.26 WIB 1,80 SAMPAI 3,30

2016 4 JULI - 18.03 WIB -1,50 SAMPAI -30

2017 24 JUNI - 09.32 WIB 2,50 SAMPAI 4,20

2018 14 JUNI - 02.45 WIB 6,80 SAMPAI 8,50

2019 03 JUNI – 17.02 WIB -2,30 SAMPAI -0,20

2020 21 MEI - 13.42 WIB -10 SAMPAI 20

1500 T10005000050010001500 B

00

200

400

600 S

200

400

600 U

1500 T10005000050010001500 B

00

200

400

600 S

200

400

600 U

AFRIKA

ASIAEROPAAMERIKA

UTARA

AMERIKASELATAN

SAMUDRA PASIFIK

SAMUDRA HINDIA

SAMUDRA PASIFIK

SAMUDRAATLANTIK

AUSTRALIA

Ijtima’:29 Sept. 2008Jam :08.13 GMT

GARIS KETINGGIAN HILAL 0o MENJELANG AWAL BULAN SYAWAL 1429 H

-10

- 20

950 BT 1000 1050 1100 1150 1200 1250 1300 1350 1400+100

+ 50

00

- 50

- 100

+100

+ 50

00

- 50

- 100

950 BT 1000 1050 1100 1150 1200 1250 1300 1350 1400

-1O

-2O

0O

29 SEPTEMBER 2008

GARIS KETINGGIAN HILAL MENJELANG AWAL BULAN SYAWAL 1429 H. DI WILAYAH INDONESIA

Pada tanggal 29 bulan Ramadlan 1429 H., Senin, 29 September 2008.Ijtima’: 29 September 2008, Jam: 15.13 WIB.



AWAL SYAWAL TAHUN 2008 M / 1429 H



2 Syawal Fath al-Rauf al-Mannaan Senin 29/09/2008 15:33:00 01o 13' 00" Rabu 01/10/2008

1429 H Al-Qawaid al-Falakiyah Senin 29/09/2008 15:05:00 00o 47' 00" Rabu 01/10/2008

Badiah al-Mitsal Senin 29/09/2008 15:13:08.83 -00o 56' 09.29" Rabu 01/10/2008

Ittifaq Dzat al-Bain Senin 29/09/2008 15:05:15 00o 09' 20.14" Rabu 01/10/2008

Al-Khulashah al-Wafiyah Senin 29/09/2008 15:13:20 -01o 10' 09" Rabu 01/10/2008

Al-Falakiyah Senin 29/09/2008 15:14:31 -01o 00' 16" Rabu 01/10/2008

Nuur al-Anwar Senin 29/09/2008 15:04:00 -00o 31' 00" Rabu 01/10/2008

Irsyadul Murid Senin 29/09/2008 15:13:24 -01o 50' 31" Rabu 01/10/2008

Ahillah Senin 29/09/2008 15:13:08 -00o 48' 49" Rabu 01/10/2008

Jean Meeus Senin 29/09/2008 15:04:33.6 -00o 45' 40.84" Rabu 01/10/2008

New Comb Senin 29/09/2008 15:12:55 -00o 48' 14" Rabu 01/10/2008

Ephemeris Senin 29/09/2008 15:14:00 -00o 54' 41.68" Rabu 01/10/2008

Mawaqit Senin 29/09/2008 15:12:25 -01.81o Rabu 01/10/2008

Ascript Senin 29/09/2008 15:13:00 -01o 44' 00" Rabu 01/10/2008

Lunar Phase Pro VI.77 Senin 29/09/2008 15:13:00 -01o 00' 52" Rabu 01/10/2008

Starry Night Pro V Senin 29/09/2008 15:13:00 -0o 47' 56" Rabu 01/10/2008

*) KRITERIA MABIMS


POSISI BULAN DAN MATAHARI DARI JAKARTAPADA SAAT IJTIMA’ TGL 29 SEPTEMBER 2008 PUKUL 08.13 GMT (15.13 WIB )

POSISI BULAN DAN MATAHARI DARI PUSAT BUMIPADA SAAT IJTIMA’ TANGGAL 29 SEPTEMBER 2008 PUKUL 08.13 GMT (15.13 WIB)

BULAN DAN MATAHARI TERLETAK PADA BUJUR EKLIPTIKA YANG SAMA

KAKI LANGIT (UFUK) Utara

TimurSelatan

Barat

h= -00 47’56”

Pelabuhan Ratu

HILAL TERBENAM JAM: 17.45.19 WIB.3 MENIT 22 DETIK SEBELUM GHURUB

TINGGI HILAL=- 00 47’ 56”UMUR HILAL =02 JAM 36MENIT

IJTIMA’: Senin, 29 September 2008, Pukul. 08.13 GMT (15.13 WIB)MTH. TERBENAM JAM: 17.48.41 WIB.

KEDUDUKAN BULAN & MATAHARI PADA TGL. 29 SEPTEMBER 2008

Abulan= 263,10

AMatahari= 267,30

KLS

A = 4,20

BARAT( 270o)

BULAN TERBENAM PKL: 17:45:19 WIB (3 menit 22 detik sebelum ghurub),

Azimuth = 263,20

Azimuth Bulan 8,5 kali lebar piringan matahariTinggi Bulan = -1,5 kali lebar piringan Matahari

A = 2,70h = - 0,8O

Posisi Bulan pada saat matahari terbenam di Pelabuhan ratu- Sukabumi

Hari Senin, 29 September 2008 (Pukul: 17.48.41 WIB)Ijtima: Senin, 29 September 2008 Pukul: 15.13 WIB.


Azimuth = 258,10

Illuminasi = 86 %Terbenam pkl: 19.45.28 WIB

TINGGI “HILAL” NEGATIF:Pada saat Matahari terbenamPosisi Bulan berada di bawah ufuk.Bulan terbenam terlebih dahulu dibanding Matahari.

TINGGI “HILAL” NEGATIF- Bulan tidak mungkin dapat terlihat sebelum dan sesudah ghurub (Matahari terbenam).

KEDUDUKAN BULAN & MATAHARI PADA TGL. 29 SEPTEMBER 2008 ( tgl. 29 Ramadlan 1429 Hijriyah ) di Pelabuhan Ratu – Sukabumi.

Pada saat ghurub tinggi hilal Mar’i =- 0,90 , Beda Azimuth bulan - Matahari = 4,150

Umur hilal = 2 jam 35 menit 41 deik, Illuminasi hilal = 0,13%. hilal terbenam jam:17.45.19 WIB ( 3 menit 22 detik sebelum ghurub )

PLANET VENUS


Azimuth = 258,10

Illuminasi = 86 %D.s Venus = 1/155 D.s. BulanTerbenam pkl: 19.45.28 WIB

BENTUK HILAL 29 SEPTEMBER 2008, PELABUHAN RATU

Hilal Menjelang Akhir Ramadhan 1429 H.

Fraksi Illuminasi = 0,13 %

Umur Hilal = 2 jam 35 menit 41 detik

Hilal Syawal 1429 H. di Pelabuhan ratu. Senin, 29 September 2008Ijtima’: 29 September 2008 Pukul: 08.13 GMT (15.13 WIB)Tinggi hilal mar’i saat ghurub (17:48:41 WIB) =- 00 47’ 42”

Hilal terbenam, Pukul: 17.45.19 WIB.Beda waktu terbenam: 3 menit 22 detik sebelum ghurub

Hilal Syawal 1429 H. di Mekkah. Senin, 29 September 2008

Ijtima’: Senin, 29 September 2008, Pukul: 08.13 GMT (11.13 WS)

GHURUB JAM: 18.10.12 WAKTU SAUDI; HILAL TERBENAM JAM:18. 04.11 WAKTU SAUDITINGGI HILAL = - 2O 20,6’ ; UMUR HILAL = 6 JAM 57 MENIT 12 DETIK

BENTUK HILAL 29 SEPTEMBER 2008, MEKKAH

Hilal Syawal 1429 H.


Umur hilal = 6 jam 57 menit 12 detik

Hilal Syawal 1429 H. di Mekkah. Senin, 29 September 2008GHURUB JAM: 18.10.12 WAKTU SAUDI; HILAL TERBENAM JAM:18. 04.11 WAKTU SAUDI

TINGGI HILAL = - 2O 20,6’ ; UMUR HILAL = 6 JAM 57 MENIT 12 DETIK

1500 T10005000050010001500 B

00

200

400

600 S

200

400

600 U

1500 T10005000050010001500 B

00

200

400

600 S

200

400

600 U

AFRIKA

ASIAEROPAAMERIKA

UTARA

AMERIKASELATAN

SAMUDRA PASIFIK

SAMUDRA HINDIA

SAMUDRA PASIFIK

SAMUDRAATLANTIK

AUSTRALIA

Ijtima’: 27 Nov. 2008Jam : 16.56 GMT

GARIS KETINGGIAN HILAL 0o MENJELANG AWAL BULAN DZULHIJJAH 1429 H

- 40

- 50

950 BT 1000 1050 1100 1150 1200 1250 1300 1350 1400+100

+ 50

00

- 50

- 100

+100

+ 50

00

- 50

- 100

950 BT 1000 1050 1100 1150 1200 1250 1300 1350 1400

- 4O

- 5O

- 3O

27 NOVEMBER 2008

GARIS KETINGGIAN HILAL MENJELANG AWAL BULAN DZULHIJJAH 1429 H. DI WILAYAH INDONESIA

Pada tanggal 29 bulan Dzulqa’dah 1429 H., Kamis, 27 November 2008.Ijtima’: 27 November 2008, Jam: 23.56 WIB.


**) KRITERIA MABIMS


AWAL DZULHIJJAH TAHUN 2008 M / 1429 H



3 Dzulhijjah Sulam an-Nayyirain Kamis 27/11/2008 23:09:00 -02o 37' 30" Sabtu 29/11/2008

1429 H Fath al-Rauf al-Mannaan Kamis 27/11/2008 23:34:00 -02o 50' 00" Sabtu 29/11/2008

Al-Qawaid al-Falakiyah Jum'at 28/11/2008 00:25:00 08o 40' 00" Sabtu 29/11/2008

Badiah al-Mitsal Kamis 27/11/2008 23:55:53.82 -03o 56' 26.48" Sabtu 29/11/2008

Ittifaq Dzat al-Bain Kamis 27/11/2008 23:43:12 06o 56' 30" Sabtu 29/11/2008

Al-Khulashah al-Wafiyah Kamis 27/11/2008 23:55:40 -05o 33' 14" Sabtu 29/11/2008

Al-Falakiyah Kamis 27/11/2008 23:56:47 -03o 57' 12" Sabtu 29/11/2008

Nuur al-Anwar Kamis 27/11/2008 23:43:00 -03o 34' 00" Sabtu 29/11/2008

Irsyadul Murid Kamis 27/11/2008 23:56:19 -04o 51' 33" Sabtu 29/11/2008

Ahillah Kamis 27/11/2008 23:55:53 -03o 49' 13" Sabtu 29/11/2008

Jean Meeus Kamis 27/11/2008 23:56:51.36 -03o 58' 36.22" Sabtu 29/11/2008

New Comb Kamis 27/11/2008 23:54:24 -03o 48' 09" Sabtu 29/11/2008

Ephemeris Kamis 27/11/2008 23:56:12 -03o 56' 24.87" Sabtu 29/11/2008

Mawaqit Kamis 27/11/2008 23:54:38 -04.55o Sabtu 29/11/2008

Ascript Kamis 27/11/2008 23:56:00 -04o 37' 00" Sabtu 29/11/2008

Lunar Phase Pro VI.77 Kamis 27/11/2008 23:55:00 -03o 55' 13" Sabtu 29/11/2008

Starry Night Pro 5 Kamis 27/11/2008 23:56:00 -03o 49' 12" Sabtu 29/11/2008

* Hari Berikutnya


POSISI BULAN DAN MATAHARI DARI PUSAT BUMIPADA SAAT IJTIMA’ TANGGAL 27 NOVEMBER 2008 PUKUL 16.56 GMT ( 23.56 WIB )

BULAN DAN MATAHARI TERLETAK PADA BUJUR EKLIPTIKA YANG SAMA

KAKI LANGIT Utara

TimurSelatan

Barat

h = -30 49’12”

Pelabuhan Ratu

KEDUDUKAN BULAN & MATAHARI PADA TGL. 27 NOVEMBER 2008

IJTIMA’: Kamis, 27 November 2008, JAM 16.56 GMT ( 23.56 WIB)MTH. TERBENAM JAM. 17.56.10 WIB.

TINGGI BULAN=-030 49’ 12”

UMUR BULAN =- 06 JAM 00MENIT

Bulan terbenam Jam; 17.38.27 WIB.( 17 Menit 43 Detik sebelum Ghurub )

TINGGI “HILAL” NEGATIF:Pada saat Matahari terbenam,posisi Bulan berada di bawah ufuk.Bulan terbenam terlebih dahuludibanding Matahari.

PELABUHAN RATU 27 NOVEMBER 2008

Pada saat ghurub tinggi Bulan Mar’i = -3,80 , Beda Azimuth Bulan - Matahari = 4,60

Umur Bulan = - 6 jam 0 menit, Illuminasi Bulan = 0,23%. Bulan terbenam jam:17.38.27 WIB ( 17 menit 43 detik sebelum ghurub )


Azimuth = 243,30

Illuminasi = 71 %D.s Venus = 1/109 D.s. BulanTerbenam pkl: 21.00.21 WIB



Umur Bulan = - 6 jam 0 menit

Bulan sabit tuaakhir Dzulqa’dah 1429 H.


Pada saat ghurub tinggi Bulan Mar’i = -3,80 , Beda Azimuth Bulan - Matahari = 4,60

Umur Bulan = - 6 jam 0 menit, Illuminasi Bulan = 0,23%. Bulan terbenam jam:17.38.27 WIB ( 17 menit 43 detik sebelum ghurub )

Abulan= 243,90

AMatahari= 248,50

KLS

A = 4,60BARAT( 270o)

BULAN TERBENAM PUKUL: 17:38:27 WIB (17menit 43 detik sebelum ghurub, A= 243,90)

Tinggi Bulan = - 7,5 kali lebar piringan matahari Beda Azimut 9 kali lebar piringan matahari

A =21,50h = -3,8O

Posisi Bulan pada saat matahari terbenam di Pelabuhan ratu- Sukabumi

Hari Kamis, 27 November 2008 (Pukul 17.56.10 WIB)Ijtima: Kamis, 27 November 2008 Pukul: 23.56 WIB.


Azimuth = 243,30

Illuminasi = 71 %D.s Venus = 1/109 D.s. Bulan Terbenam pkl: 21.00.21 WIB

MEKKAH 27 NOVEMBER 2008

GHURUB JAM: 17.37.17 WAKTU SAUDI; BULAN TERBENAM JAM. 17.15.13 WAKTU SAUDITINGGI BULAN = -4O 18,1’, UMUR BULAN = -2 JAM 18 MENIT 43 DETIK



Umur Bulan = - 2 jam 18 menit 43 detik

Bulan sabit tuaakhir Dzulqa’dah1429 H.


GHURUB JAM: 17.37.17 WAKTU SAUDI; BULAN TERBENAM JAM: 17.15.13 WAKTU SAUDITINGGI BULAN = -4O 18,1’, UMUR BULAN = -2 JAM 18 MENIT 43 DETIK

KRITERIA PENAMPAKAN HILAL PENENTUAN AWAL BULAN 1. Limit Danjon.

Hilal akan tampak apabila jarak sudut bulan dan matahari lebih besar dar 70 . Danjon (1932, 1936), mengadakan penelitian terhadap hasil pengamatan bulan sabit muda yang telah dilakukan selamabertahun-tahun.

2. Konferensi Penyatuan Awal Bulan Hijriah International di Istambul pada tahun 1978, seperti yangdikutip oleh Dizer(1983) menetapkan kriteria sebagai berikut: Awal bulan dimulai jika jarak busur antara bulan dan matahari lebih besar dari 8 derajat dan tinggi bulan dari ufuk pada saat mataharitenggelam lebih besar dari 5 derajat.

3. Kriteria IICP( Program Penyatuan Kalender Islam Internasional) yang diturunkan oleh Ilyas (1988). Hilal memungkinkan dapat dirukyat, jika jarak busurnya dari matahari sekurang-kurangnya 10,5 derajat pada beda azimuth bulan-matahari 0 derajat. Jika beda azimuth keduanya lebih besar dari0 derajat, maka kriteria jarak busur penampakan hilalpun lebih besar lagi. Kriteria Ilyas lebih sesuai dengan kenyataan ilmiah, karena diturunkan secara empiris dari data pengamatan bulan sabit dalam astronomi.

4. Kriteria penampakkan hilal berdasarkan Fotheringham (1910), Maunder(1911), dan Indian Ephemeris(1979).

Tinggi bulan dari ufuk

dA Fotheringham Maunder IndianEphemeris

00 12,00 11,00 10,40

50 11,90 10,50 10,00

100 11,40 9,50 9,30

150 11,00 8,00 8,00

230 7,70 6,00 6,00

5. Kriteria MABIMS, yakni kriteria Departemen Agama Indonesia yang diterima sebagai kriteriabersama dalam forum MABIMS yang mencakup negara: Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura adalah sebagai berikut:a. Tinggi Hilal minimum 2o

b. jarak dari matahari minimum 3o, atauc. Umur bulan dihitung saat ijtimak atau bulan baru atau bulan dan matahari segaris bujur saat

matahari terbenam minimal 8 jam.(Dirbinapera, 2000).

6. Kriteria LAPAN (Djamaluddin 2002)adalah sebagai berikut:

a. Umur hilal minimum 8 jam.b. jarak sudut bulan-matahari minimum 5,6o.c. Beda tinggi (tinggi bulan-tinggi matahari) (t) minimal tergantung beda azimut bulan-matahari (a).

Untuk beda azimut kurang dari 60 berlaku rumus pendekatan:

T > 0,14 a2 – 1,83 a + 9,11

Beda Azimut bulan-matahari (0 ) Beda tinggi bulan-matahari (0 )0 >9,11 >7,42 >6,03 >4,94 >4,05 >3,56 >3,2

- Dalam catatan astronomi modern jarak hilal terdekat yang pernah terlihat adalah sekitar 8 derajat, dengan umur hilal 13 jam 28 menit. Rekor Ini diamati oleh Robert Victor di Amerika Serikat tanggal 5 Mei 1989 dengan menggunakan alat bantu binokulair, menurut pengamatannya saat itu tidak memungkinkan keberhasilan rukyat dengan mata telanjang (Di Cicco, 1989, Sky & Telescope,78, 322).

HISAB RESMI DI INDONESIAMengacu : Sisitem hisab haqiqi Kontemporer yang berpedomanpada ufuk Mar’i dengan menggunakan Kriteria MABIMS:1. Tinggi hilal minimum 2 02. Jarak dari matahari minimum 30

3. Umur bulan dihitung saat ijtimak atau bulan baru atau bulan dan matahari segaris bujur saat matahari terbenam minimal 8 jam

DASAR KRITERIA IMKANURUKYAT 20

Hilal Syawal 1424 H. tinggi 20, ijtima’ terjadi jam 10.18 WIB, 29 Juni 1984Dilihat oleh:1. Muhammad Arief, 33 tahun. Panitera Pengadilan Agama Pare-pare.2. Muhadir, 30 tahun. Bendahara Pengadilan Pare-pare.3. H. Abdullah Hamid, 56 tahun, Guru Agama Jakarta.4. H. Abdullah, 61 tahun, Guru Agama Jakarta.5. K. Ma’mur, 55 tahun, Guru Agama Sukabumi.6. Endang Effendi, 45 tahun, Hakim Agama Sukabumi.

HISAB RESMI DI INDONESIA

Sistem hisab rujukan pokok hisab Depag RI : Ephemeris Hisab rukyatMarkas hisab: POB Sukabumi- Jawa BaratPososi: 70 01’ 44,6” S, 1060 33’ 27,8 BT Ketinggian dari muka laut

52,69 meter.

Kalender Resmi : TAQWIM STANDAR INDONESIAHasil Temu Kerja Evaluasi Hisab Rukyat Tahunan: Depag, NU, Mu-hammadiyah, PERSISI, DDII, Al Mansyuriyah, OBsevatorium BosschaITB, LAPAN, Planetarium & Observatorium Jakarta, BMG, Bakorsurta-nal dan Ahli hisab rukyat perseorangan.Kriteria yang dipakai: Imkanur rukyat 20 umur hilal lebih dari 8 jam dari ijtima’ ke ghurub.

RUKYATUL HILAL DI INDONESIARukyat Penentu Awal Bulan: 1. Ramadan ( 29 Sya’ban)2. Syawal ( 29 Ramadan)3. Dzulhijjah (29 Dzulqa’dah)

Pada bulan-bulan lainnya bertujuan:1. Mengumpulkan data empiris posisi hilal yang dapat teramati2. Pelatihan kemampuan dan ketrampilan perukyat.3. Jangka panjang menentukan kriteria visibilitas hilal penentu

awal bulan Qomariyah.

Latihan rukyatul dapat hilal dilaksanakan pada tanggal: 29 atau30 bulan Qomariyah. Jika tanggal 29 posisi hilal positif dilaksa-nakan pada tanggal 29, jika negatif dilaksanakan pada tanggal30.

Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentangPENETAPAN AWAL RAMADHAN, SYAWAL, DAN DZULHIJJAHYang ditandatangani oleh: K.H. Ma’ruf Amin (Ketua MUI Komisi Fatwa) &Hasanudin (Sekretaris MUI Komisi Fatwa) tgl. 24 Januari 2005 M.

Fatwa pertama:1. Penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan

metoda ruk’yah dan hisab oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlakusecara nasional.

2. Seluruh umat Islam di Indonesia wajib menaati ketetapan Pemerintah RI ten-tang penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

3. Dalam menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, Menteri Agama wajib berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia, ormas-ormas Islam danInstansi terkait.

4. Hasil rukyat dari daerah yang memungkinkan hilal dirukyat walaupun di luarwilayah Indonesia yang mathla’nya sama dengan Indonesia dapat dijadikan pe-doman oleh Menteri Agama RI.

Kedua : RekomendasiAgar Majelis Ulama Indonesia mengusahakan adanya kriteria penentuan awal Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah untuk dijadikanpedoman oleh Menteri Agama dengan membahasnya bersamaormas-ormas Islam dan para ahli terkait.

FATWA MUI Nomor Kep. 276/MUI/VII/1981 tertanggal 27 Juli 1981:sekiranya hilal tidak dapat dilihat, maka hilal yang setinggi apayang tersebut di atas( 30 59’ menurut hisab Al-Mansyuriyah) dapat dijadikan pedoman awal/akhir Ramadan.Fatwa ini dipakai pada kasus Ramadhan 1407/1987.

1. Gerhana Matahari Annular (cincin) 7 Februari 2008. Wilayah Indonesia tidak dilewati jalur gerhana.

2. Gerhana Bulan Total 21 Februari 2008. Tidak teramati dari Indonesia.

3. Gerhana Matahari Total 1 Agustus 2008. Hanya sebagian kecil ujung barat Indonesia dilewati gerhana sebagian seperti Banda Aceh. Sekitar ½ jam sebelum Matahari terbenam.

4. Gerhana Bulan Parsial (sebagian) 17 Agustus 2008.Teramati dari seluruh wilayah Indonesia. mulai jam 01.22.48 sd. Bulan terbenam di seluruh wilayah Indonesia. (akhir gerhana pukul 06.57.00 WIB.)

2 KALI GERHANA MATAHARI , 2 KALI GERHANA BULAN

KONTAK :P1 = 23.42 WIB

+

U1

+

P1

T

S

U

B

PENUMBRA BUMI

UMBRA BUMI

P4

+

P1 = 18.23.06 GMT (16 AGUSTUS 2008)= 01.23.06 WIB (17 AGUSTUS 2008)

Di Jakarta Matahari terbit pukul 05.59.12 WIBBulan terbenam pukul 06:04.20 WIB

U1 =19.35.42 GMT (16 AGUSTUS 2008)= 02.35.42 WIB (17 AGUSTUS 2008)

MID = 21.10.06 GMT (16 AGUSTUS 2008)= 04.10.06 WIB (17 AGUSTUS 2008)

U4 = 22.44.36 GMT (16 AGUSTUS 2008)= 05.44.36 WIB (17 AGUSTUS 2008)

P4 = 23.57.06 GMT (16 AGUSTUS 2008)= 06.57.06 WIB (17 AGUSTUS 2008)

U4

+

MID

GERHANA BULAN PARSIAL, AHAD 17 AGUSTUS 2008

Magnitudo Umbra Gerhana = 0,813

Kalender Syamsiah :Kalender berdasarkan gerak semu tahunan matahari akibat revolusi bumi. Kala waktu yang dipakai adalah dipakai tahun tropis = 365,2422518 hari. Disebut juga sistem penanggalan Miladiyah.Berakar dari sistem Julius Caesar (45 SM), diperbaiki oleh Gregorius XIII atau sistem Gregorius.Tanggal 4 Oktober 1582 dan keesokan harinya langsung tanggal 15 Oktober 1582 Matau penanggalan dalam sistem modern ini dimajukan 10 hari.Tahun kabisat atau tahun panjang berumur 366 hari ( Februari berumur 29 hari), dantahun biasa atau basitah berumur 365 hari (Februari berumur 28 hari).Tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi 4 kecuali tahun abad (kelipatan seratusseperti: 1900, 2000, 2100) hanya yang habis dibagi 400 merupakan tahun kabisat.Penanggalan Masehi menyeiramakan perilaku musim di muka bumi, karena berdasar pada tahun tropis.Awal tanggal kalender Syamsiah: tepat tengah malam waktu setempat, pada saat matahari menengah tepat mencapai titik kulminasi bawah.

Kalender Hijriyah atau KomariahKalender berdasarkan pada siklus penampakan hilal.siklus musim dalam penanggalan ini dikenal dengan siklus metonik yakni periode 235 lunasi (1 lunasi = periode sinodis bulan).Awal tanggal kalender Komariah: Saat matahari terbenam (ghurub) di tempat pengamat.

Pengertian Hisab & Rukyat

Hisab : Perhitungan astronomis menentukan awal bulan komariah (hijriyah)Rukyat: Pengamatan(observasi) hilal menentukan awal bulan komariah(hijriyah).

Ijtima’ (bulan baru/New Moon, konjungsi,lunasi) adalah peristiwa segaris/sebidang-nya pusat bulan dan matahari dari pusat bumi. - Bulan dan matahari memiliki bujur ekliptika (bujur astronomi) yang sama. - Fraksi illuminasi(pencahayaan) bulan minimum. - Posisi Istimewa saat ijtima’ berlangsung gerhana matahari.- Ijtima’ berlangsung bersamaan di seluruh tempat di permukaan bumi.

Awal Bulan(New Month) penanggalan hijriyah.- Awal bulan(tanggal 1 bulan hijriyah)menandai awal penanggalan.- Awal bulan ditentukan pada setiap ghurub tanggal 29 bulan hijriyah. (Dalam kalen-der hijriyah awal tanggal dimulai saat matahari terbenam atau ghurub).

- Jika pada saat ghurub tgl. 29 bulan hijriyah ijtima’ belum terjadi, secara astronomis keesokan harinya tgl. 30 di bulan yang sedang berlangsung.

- Jika pada saat ghurub tgl. 29 bulan hijriyah ijtima’ sudah terjadi, tinggi hilal negatifmaka keesokan harinya tgl. 30 di bulan yang sedang berlangsung.

- Jika pada saat ghurub tgl. 29 bulan hijriyah ijtima’ sudah terjadi, tinggi hilal positifmaka penentuan awal bulan berdasarkan kriteria awal bulan. Jika memenuhi krite-ria keesokan harinya tgl. 1 bulan baru. Jika tidak memenuhi, keesokan harinya tgl. 30 di bulan yang sedang berlangsung.

Jakarta Mekah

KRITERIA PENAMPAKAN HILAL PENENTUAN AWAL BULAN 1. Limit Danjon.

Hilal akan tampak apabila jarak sudut bulan dan matahari lebih besar dar 70 . Danjon (1932, 1936), mengadakan penelitian terhadap hasil pengamatan bulan sabit muda yang telah dilakukan selamabertahun-tahun.

2. Konferensi Penyatuan Awal Bulan Hijriah International di Istambul pada tahun 1978, seperti yangdikutip oleh Dizer(1983) menetapkan kriteria sebagai berikut: Awal bulan dimulai jika jarak busur antara bulan dan matahari lebih besar dari 8 derajat dan tinggi bulan dari ufuk pada saat mataharitenggelam lebih besar dari 5 derajat.

3. Kriteria IICP( Program Penyatuan Kalender Islam Internasional) yang diturunkan oleh Ilyas (1988). Hilal memungkinkan dapat dirukyat, jika jarak busurnya dari matahari sekurang-kurangnya 10,5 derajat pada beda azimuth bulan-matahari 0 derajat. Jika beda azimuth keduanya lebih besar dari0 derajat, maka kriteria jarak busur penampakan hilalpun lebih besar lagi. Kriteria Ilyas lebih sesuai dengan kenyataan ilmiah, karena diturunkan secara empiris dari data pengamatan bulan sabit dalam astronomi.

4. Kriteria penampakkan hilal berdasarkan Fotheringham (1910), Maunder(1911), dan Indian Ephemeris(1979).

Tinggi bulan dari ufuk

dA Fotheringham Maunder IndianEphemeris

00 12,00 11,00 10,40

50 11,90 10,50 10,00

100 11,40 9,50 9,30

150 11,00 8,00 8,00

230 7,70 6,00 6,00

5. Kriteria MABIMS, yakni kriteria Departemen Agama Indonesia yang diterima sebagai kriteriabersama dalam forum MABIMS yang mencakup negara: Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura adalah sebagai berikut:a. Tinggi Hilal minimum 2o

b. jarak dari matahari minimum 3o, atauc. Umur bulan dihitung saat ijtimak atau bulan baru atau bulan dan matahari segaris bujur saat

matahari terbenam minimal 8 jam.(Dirbinapera, 2000).

6. Kriteria LAPAN (Djamaluddin 2002)adalah sebagai berikut:

a. Umur hilal minimum 8 jam.b. jarak sudut bulan-matahari minimum 5,6o.c. Beda tinggi (tinggi bulan-tinggi matahari) (t) minimal tergantung beda azimut bulan-matahari (a).

Untuk beda azimut kurang dari 60 berlaku rumus pendekatan:

T > 0,14 a2 – 1,83 a + 9,11

Beda Azimut bulan-matahari (0 ) Beda tinggi bulan-matahari (0 )0 >9,11 >7,42 >6,03 >4,94 >4,05 >3,56 >3,2

- Dalam catatan astronomi modern jarak hilal terdekat yang pernah terlihat adalah sekitar 8 derajat, dengan umur hilal 13 jam 28 menit. Rekor Ini diamati oleh Robert Victor di Amerika Serikat tanggal 5 Mei 1989 dengan menggunakan alat bantu binokulair, menurut pengamatannya saat itu tidak memungkinkan keberhasilan rukyat dengan mata telanjang (Di Cicco, 1989, Sky & Telescope,78, 322).

SYARAT PERUKYAH1. Perukyah harus adil dalam persaksiannya.2. Perukyah harus mengucapkan dua kalimat syahadat.3. Dalam mengucapkan dua kalimat syahadat, perukyat

harus didampingi oleh dua saksi yang adil.

Stasiun Kode Frekuensi(KHz)

Waktu Penyiaran

(UTC)

Sistem Siaran

RRI Pro 3 FM 88,8

Pro 1 MW 99,9 00.59.55 –01.00.00

ONOGO

Pro 2 AM 99,9

Pro 4

TVRI - -

Radio Pantai PKX 6501, 8752

13104,17269, 22795

03.55, 07.55, 11.55, 19.55

ONOGO

SISTEM HISAB DI INDONESIAA. HISAB URFI

B. HISAB HAQIQI

1. HISAB HAQIQI TAGRIBI. BERDASAR TEORI GEOSENTRIS PTOLEMEOUS.- PROSES SEDERHANA TANPA ILMU UKUR BOLA.- KOREKSI TERLALU SEDERHANA. HASILNYA KURANG AKURAT(GMT 11 MARET 2003 MELESET SEKITAR 2 JAM)

2. HISAB HAQIQI TAHQIQI.- SUDAH MEMAKAI ASTRONOMI MODERN.- PROSES LEBIH PANJANG MEMAKAI ILMU UKUR BOLA.- HASILNYA CUKUP TELITI

3. HISAB HAQIQI KONTEMPORER. HASILNYA PALING AKURAT. - MENGGUNAKAN HASIL PENELITIAN TERAKHIR, KOREKSI LEBIH TELITI DAN KOMPLEKS SESUAI DENGAN KEMAJUAN SAINS DAN TEKNOLOGI.

- MENGHITUNGNYA TIDAK TERLALU SULIT SEBAB DILAKUKAN DENGAN KALKULATOR DAN KOMPUTER. ERA TERAKHIR DILENGKAPI ANIMASI MULTI MEDIA SEPERTI RED SHIFT DAN STARRY NIGHT PRO.

GENERASI HISAB POSISI HILAL

- BERDASAR WAKTU RATA-RATA EDAR BULAN, 1 TAHUN = 354 11/30 HARI.- TETAP SEPERTI KALENDER SYAMSIAH.- PERIODE 30 TAHUN: 11 TH. KABISAT 354 HARI, 19 TH. BASITAH 355 HARI.TH. KE: 2, 5, 7, 10, 13, 16,18, 21, 24, 26 DAN 29 TAHUN KABISAT.

- UMUR RAMADHAN (9) TETAP 30 HARI. DZULHIJJAH 29 HARI TH. BASITAH, 30 HARI KABISAT. BULAN GANJIL 30 HARI, BULAN GENAP 29 HARI.

1. SISTEM IJTIMA’. BULAN QOMARIYAH DIMULAI SEJAK TERJADI IJTIMA.CONTOH IJTIMA’ QOBLA GHURUB.

2. SISTEM HISAB POSISI HILAL. POSISI HILAL DI ATAS UFUK SETELAH IJTIMA’ PADA SAAT GHURUB. DEPAG RI MEMAKAI SISTEM INI.

HISAB URFI TAHUN HIJRIAH

No.Bulan Umur1 Muharam 30 hari2 Shafar 293 Rabiul Awal 304 Rabiul Akhir 295 Jumadil Awal 306 Jumadil Akhir 297 Rajab 308 Syaban 299 Ramadhan 3010 Syawal 2911 Dzulkaidah 3012 Dzulhijjah 29/30

Siklus 30 tahunanPeriode Tahun Hijriyah = 354 11/30 hari

Tahun Umur1. 354 hari2. 3553. 3544. 3545. 3556. 3547. 3558. 3549. 35410. 35511. 35412. 35413. 35514. 35415. 355

Tahun Umur16 354 hari17 35418 35519 35420 35421 35522 35423 35424 35525 35426 35527 35428 35429 35530 354

Kutub ekliptikaKutub orbit bulan

50

Bidang orbit bulan miring 5,20 terhadap bidang ekliptika (orbit bumi mengedari matahari)

Bidang ekliptika

Documents

Kaidah Falakiyah 1 Oleh Cecep Nurwenda