KAJ Keuangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ascasasd

Citation preview

ADMINISTRASI KEUANGAN

BAGAN ORGANISASI BIDANG KEUANGAN

USKUP

Dewan Keuangan

Para Penitip

Ekonom

Tim Keu

Kasir

Pembukuan

Internal Audit

BTB

Kas Kecil :

- Komisi-komisi

Paroki- Rumah Tangga Uskup

Karya

Penyalur

- Pastoral Mahasiswa

- Seminari Tinggi

- Pastoral Kategorial

BIDANG KEUANGAN YANG DITANGANI EKONOMAT KEUSKUPAN

A.AkuntingB.Kegiatan Investasi

C.Perpajakan

D.Anggaran

E.Keuangan Paroki, termasuk Audit.A. Akunting:

Bidang Akunting meliputi kegiatan kasir dan pembukuan untuk kegiatan keuangan di keuskupan.Kegiatan keuangan melayani semua transaksi operasional yang berhubungan dengan unit-unit karya keuskupan (Rumah Tangga Uskup, Sekretariat/Ekonomat, Komisi-komisi, Pastoral Mahasiswa, Pastoral Kategorial dan Seminari Tinggi) dan transaksi investasi.Administrasi pencatatan keuangan (pembukuan) dibedakan antara pengelolaan keuangan DN dan pengelolaan keuangan LN. Pengelolaan keuangan DN mencakup semua transaksi operasional unit karya keuskupan dan kegiatan investasi melalui/di lembaga keuangan DN (kecuali KWI). Sedangkan pengelolaan keuangan LN dilakukan secara internal, mencakup semua investasi dan dana-dana di LN.Administrasi pembukuan DN dan LN benar-benar terpisah dan tidak berhubungan satu sama lain. Hal-hal yang dipisahkan adalah :

a.Buku Kas

b.Buku Bank

c.Rekening Bank

d.Bukti Kas/Bukti Bank/Memo

e.Program GL Pembukuan dan Laporan Keuangan

f.Pengarsipan.

Pengelolaan Keuangan DN:1.Dana yang dikelola terdiri dari :

- Dana Solidaritas Pastoral & Dana Pembinaan Generasi Muda

- Dana APP, APS/HPS

- Kolekte2 Wajib : Panggilan, Komsos, Tahta Suci, Kitab Suci, Misi, Kerasulan Anak,

Pendidikan Calon Imam.

- Dana Operasional Komisi2 dan ST

-Dana Kemanusiaan : sumbangan bencana, sosial, dll.

- Dana Titipan paroki2

-Dana Pertanahan.

2.Keuangan DN menangani pengeluaran untuk : biaya operasional & kegiatan unit karya, serta investasi dalam negeri.

3.Kebijakan keuangan karya :

a.Unit karya tidak mengelola sendiri keuangannya. Pengelolaan hanya dibatasi pada anggaran rutin yang telah disetujui.

b.Dana operasional dan kegiatan unit karya diberikan sesuai dengan program kerja dan anggaran yang telah disetujui sebelumnya.

c.Unit karya harus menyerahkan laporan pertanggung-jawaban keuangannya setiap bulannya sebelum meminta dana untuk bulan berikutnya. Demikian pula, unit karya hanya dapat mengambil dana untuk kegiatan (bukan operasional) bila sudah menyerahkan laporan pertanggung-jawaban keuangan dari kegiatan sebelumnya.4.Laporan Keuangan DN ini akan merupakan laporan keuangan yang menjadi dasar pelaporan ke Kantor Pajak.

Pengelolaan Keuangan LN :

1.Mengelola sebagian dana titipan untuk diinvestasikan di lembaga keuangan LN.

2.Laporan Keuangan Pengelolaan LN hanya merupakan laporan internal saja.

B. Kegiatan Investasi1.Kegiatan investasi meliputi : Kegiatan investasi di DN dan di LN. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menempatkan dana-dana yang belum terpakai dan berjangka sedang-panjang pada berbagai instrumen investasi untuk mendapatkan hasil yang optimal.2.Kegiatan investasi di LN ditangani oleh investment manager, spt : JP Morgan Chase, BNP Paribas, Citibank. Sedangkan investasi DN ditangani langsung oleh ekonomat.3.Kebijakan investasi a.l :

a.Dewan Keuangan keuskupan yang menentukan kebijakan dasar investasi dengan menetapkan proporsi investasi dalam berbagai tingkat resiko (saham, obligasi, fixed income, produk investasi lain). Bapak Uskup bersama Dewan Keuangan menentukan komposisi investasi yang bisa dilakukan oleh Ekonom Keuskupan. Kebijakan yang saat ini berlaku adalah : 60 % di Fixed Income, 15 % di Equities, 20 % di alternative investment dan 5 % di cash/short term investment.

b.Diversifikasi : penempatan/penyimpanan dana dilakukan di beberapa lembaga keuangan (tidak dikonsentrasikan di 1 lembaga keuangan saja) dan penempatan dana pada beberapa jenis investasi (deposito, saham, obligasi, reksa dana, hedge fund) serta dengan jangka waktu yang berbeda.

c.Investasi dilakukan tidak hanya dalam mata uang Rupiah saja, tetapi juga dalam US dollar dan Euro.

d.Dana dari DN hanya diinvestasikan di dalam negeri, sedangkan dana dari LN hanya diinvestasikan di luar negeri. Dengan demikian sedapat mungkin diupayakan tidak terjadi aliran dana langsung dari LN ke DN atau sebaliknya.

e.Keuskupan mengambil sikap konservatif dalam melakukan investasi (mengutamakan keamanan dan resiko rendah/sedang, capital preserved, hasil tidak terlalu tinggi).

f.Lembaga-lembaga gerejawi yang merupakan perangkat langsung keuskupan (DSP, DPGM, APP, MPK) tidak mengelola sendiri uang/dana yang diterimanya. Semua disimpan dan dikelola Ekonomat.

g.Keuskupan mengadakan bagi hasil untuk titipan-titipan dana pihak ketiga yang ada di keuskupan setiap tahun sekali.

h.Investasi tidak boleh dilakukan pada lembaga di luar lembaga keuangan, seperti pabrik, rumah duka, dsbnya.

C. Perpajakan1.KEUSKUPAN mempunyai NPWP, dipergunakan untuk : penyetoran PPh 21 karyawan, urusan jual beli tanah, dll.

2.Kewajiban Perpajakan :

a.PPh pasal 21 > memotong PPh21 atas penghasilan yang diterima karyawan, menyetorkan ke Kas Negara dan melaporkannya secara bulanan, dan membuat SPT Tahunan sebelum 31 Januari tahun berikutnya.

b.PPh Badan > karena keuskupan merupakan lembaga sosial/keagamaan yang penerimaannya tidak termasuk obyek pajak, maka keuskupan membayar pajak nihil (tidak membayar pajak), tetapi hal itu tidak meniadakan kewajibannya untuk membuat SPT Tahunan Badan sebelum 30 April tahun berikutnya.

c.PPh pasal 23 > keuskupan tetap membayar kewajiban PPh 23 sebesar 20 % atas penerimaan bunga bank (dalam rupiah) dan 25 % atas penerimaan bunga bank dalam valas. Pajak ini bersifat final, dipotong langsung oleh Bank.

3.Pembuatan SPT didasarkan pada Laporan keuangan karya yang telah dikonsolidasi dari semua unit karya keuskupan. Yang dilampirkan pada SPT sementara ini hanyalah Laporan Penerimaan & Pengeluaran, sedangkan Neraca tidak diikut-sertakan pada SPT.

D. Anggaran1.Setiap unit karya harus membuat program kerja dan anggaran.

2.Proses penyusunan anggaran :

a.Pada bulan Oktober tahun berjalan, Uskup beserta Staf mengadakan pertemuan dengan Ketua Komisi/unit karya untuk menjelaskan arah kebijakan keuskupan di tahun mendatang.

b.Komisi atau komisi sejenis mengadakan pertemuan internal untuk menyusun program kerja masing-masing komisi/unit karya.

c.Pada bulan November tahun berjalan, Ekonomat akan mengirimkan formulir isian untuk program kerja dan anggaran dari masing-masing komisi/unit karya. Setelah diisi, kemudian dikirimkan kembali ke Ekonomat. Ekonomat akan membuat catatan-catatan atas anggaran yang diajukan tersebut.

d.Pada bulan Desember tahun berjalan, masing-masing komisi/unit karya mempresentasikan program kerja dan anggarannya di depan Tim Anggaran, Ekonom dan Vikjen, serta membahas catatan-catatan tentang anggaran dari Ekonomat.

e.Pada awal Januari, program kerja dan anggaran yang telah direvisi dan dikoreksi akan disahkan dan dikirimkan kembali ke masing-masing unit karya.

3.Pada saat unit karya akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan program kerja yang sudah disetujui, unit karya harus mengajukan proposal pengambilan dana yang lebih terinci kepada Ekonom Keuskupan. Pertanggung-jawaban atas pelaksanaan sebuah program kerja harus diselesaikan pada bulan berikutnya.

E. Keuangan Paroki1.Asset yang ada di paroki merupakan asset Keuskupan, dan DPH (= PGDP) yang diangkat dan diberhentikan oleh Uskup Diosesan mempunyai tanggung jawab untuk mengelola asset itu.2.Tanggungjawab pengelolaan asset Keuskupan di paroki diwujudkan dalam rupa Laporan Keuangan periodik: Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Aktivitas Keuangan (Penerimaan & Pengeluaran), Catatan atas laporan Keuangan, Laporan Dana Terikat dan Daftar Inventaris. Laporan ini merupakan konsolidasi dari semua bagian, seksi dan panitia yang berada di bawah Dewan Paroki. Laporan Keuangan Lingkungan dan Kelompok Kategorial berbasis paroki belum dikonsolidasikan dalam laporan keuangan paroki, tetapi tetap mempunyai kewajiban untuk membuat laporan kepada Pengurus PGDP.

3.Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan Pedoman Keuangan Paroki yang ditetapkan oleh Ekonomat Keuskupan dengan tetap mengindahkan prinsip-prinsip akutansi Indonesia dan kelaziman dalam pembukuan keuangan. Laporan-laporan tersebut dibuat dengan jangka waktu 3 bulan, kecuali Daftar Inventaris yang dibuat pada akhir tahun saja.

4.Ekonom dibantu oleh sebuah Tim Keuangan secara terus menerus memantau pemutakhiran Pedoman Keuangan Paroki (PKP).5.Ekonom bersama Tim Keuangan melakukan kunjungan kerja ke paroki-paroki secara rutin untuk mensosialisasikan PKP, berdialog dengan Pengurus Dewan paroki ttg keuangan dan pembukuan paroki.

6.Kebijakan keuangan paroki:

a.Kolekte Minggu :

-25% Kolekte Minggu (tidak termasuk Kolekte Khusus spt.: Pendidikan Calon Imam; atau Kolekte Wajib: Minggu Panggilan, Minggu KS, dsb.) dialokasikan bagi Dana Papa.

-5% Kolekte Minggu (tidak termasuk Kolekte Khusus spt.: Pendidikan Calon Imam; atau Kolekte Wajib: Minggu Panggilan, Minggu KS, dsb.) dialokasikan bagi Kerasulan Kaum Muda Paroki.

-70% Kolekte Minggu (tidak termasuk Kolekte Khusus spt.: Pendidikan Calon Imam; atau Kolekte Wajib: Minggu Panggilan, Minggu KS, dsb.) dialokasikan bagi Kegiatan pastoral paroki.

Sebagian dari 70% Kolekte Minggu ini disetorkan ke Dana Solidaritas Pastoral berdasarkan perhitungan dengan prosentase progresif tertentu untuk setoran tsb.

Sisa dari 70% Kolekte Minggu tsb. menjadi sumber utama untuk mendanai keperluan pastoral paroki ybs. Sumber lainnya: sumbangan, kolekte II, kolekte Jumat I, kolekte Novena, kartu persembahan, dsb.

b.Kas Pastoran:

-sumber dana Kas Pastoran : 50% dari total stipendia dan iura stolae yang diterima imam dari pelayanan kepada umatnya sendiri maupun bukan kepada umatnya sendiri dalam satu bulan (imam tarekat) atau 100% dari total stipendia dan iura stolae yang diterima imam dari pelayanan kepada umatnya sendiri dalam satu bulan (imam diosesan) masuk ke Kas Pastoran untuk membeayai keperluan pastoran. Perolehan dana untuk kas Pastoran bisa juga dari sumber lainnya (mis: kartu persembahan dan sumbangan lainnya).

-Jika Kas Pastoran mengalami defisit, maka perlu diminta (tidak otomatis) dana dari Kas Gereja dengan persetujuan Dewan Paroki Harian.

-Saldo awal tahun Kas Pastoran TIDAK BOLEH lebih besar daripada jumlah seluruh pengeluaran Kas Pastoran di tahun takwim sebelumnya.

c.Sumbangan kepada tarekat:

Sesuai dengan Conventio Scripta antara Keuskupan dan Tarekat, 30% dari total stipendia dan iura stolae yang diterima [astor paroki dari pelayanan kepada umatnya sendiri maupun bukan kepada umatnya sendiri dalam satu bulan diserahkan kepada Tarekat Imam ybs. Sedangkan 20% dari total stipendia dan iura stolae yang diterima dari pelayanan kepada umatnya sendiri maupun bukan kepada umatnya sendiri dalam satu bulan diserahkan kepada Imam (-imam) ybs. untuk kepentingan sosial.

d.Uang saku pastor:

Keperluan pribadi imam dibeayai oleh uang pribadi imam ybs, yang antara lain berupa Uang Saku (@ Rp.750.000,- per Januari 2009) atau sumbangan lainnya yang tegas-tegas memang dimaksudkan untuk pribadi imam ybs.

e.Uang Pribadi (untuk Imam Diosesan): berupa uang saku, stipendia & iura stolae yang diterima imam dari pelayanan bukan kepada umatnya sendiri, honorarium, dan sumbangan/pemberian yang jelas dimaksudkan untuk imam ybs.

f.Kolekte Khusus & Wajib:

Selain kolekte biasa pada hari Sabtu dan Minggu, pada hari-hari Minggu tertentu perlu diadakan Kolekte Khusus (Perhimpunan Vincentius, atau keperluan mendesak lainnya), Kolekte Wajib (APP, Panggilan, Komsos, Tahta Santo Petrus, KS, Misi, Anak dan Remaja, Pendidikan Calon Imam). Kolekte Vincentius dibicarakan antara Perhimpunan Vincentius dengan Paroki ybs., tetapi secara prinsipial Keuskupan memang mengizinkan Perhimpunan Vincentius mengadakan kolekte di gereja-gereja dalam wilayah keuskupan.

g.Pengumpulan dana di paroki:

Pada prinsipnya, tanpa seizin Uskup Agung, Tarekat maupun Keuskupan lain (atau karya Tarekat atau Paroki di luar Keuskupan) dan kelompok-kelompok Kategorial tidak boleh meminta penyelenggaraan kolekte khusus, tetapi bisa diadakan pengumpulan dana dengan cara lain, spt : membagikan amplop.

h.Penempatan dana paroki :

Paroki hanya boleh menempatkan dana-dana paroki dalam produk perbankan. seperti : giro, tabungan dan deposito. Penempatan dana di luar produk perbankan (reksadana, unit link, saham, obligasi, dll) memerlukan ijin dari Uskup.

Penyimpanan dana di lembaga perbankan harus diupayakan semaksimal mungkin menggunakan nama Paroki.

Penyandang Dana Keuskupan1.Dana Solidaritas Pastoral (DSP)

a.merupakan suatu bentuk kepedulian dan solidaritas dari paroki-paroki di Keuskupan. Organisasi ini merupakan organisasi yang berdiri sendiri di luar Ekonomat Keuskupan, tapi tetap di bawah koordinasi Ekonom.

b.Sumber dananya adalah :

-iuran/setoran paroki-paroki dan mengikat, yang dihitung berdasarkan suatu tarif yang ditentukan oleh Uskup.

- bunga dari dana yang terkumpul dari iuran/setoran paroki-paroki

c.Tujuan :

-membiayai Kantor Keuskupan (Sekretariat/Ekonomat, Komisi-komisi, kelompok-kelompok kategorial, Tribunal, karya pastoral mahasiswa, rumah tangga Uskup, karya pastoral teritorial dan kategorial)

-membantu lembaga-lembaga lain tingkat keuskupan di wilayah Keuskupan, khususnya paroki-paroki dan DPGM (a.l. pembangunan/renovasi, kegiatan paroki, pengadaan asset, pengobatan imam).

-membantu pendirian pusat paroki (a.l. pengadaan tanah, gedung gereja, aula).

d.Pengurus DSP :

-Pengurus DSP terdiri dari para pastor dan awam yang mewakili masing-masing dekenat.

-Pengurus DSP diangkat dan diberhentikan oleh Uskup. Oleh karena itu ia bertanggung jawab kepada Uskup.

-Masa kerja pengurus adalah 3 (tiga) tahun.

e.Sifat dana yang diberikan :

-Dana yang diberikan oleh DSP selalu berupa sumbangan bukan pinjaman.

-Dana yang diberikan bisa bersifat tetap (rutin), bisa pula khusus (insidental).

2.Dana Pembinaan Generasi Muda (DPGM)

a.merupakan bagian dari solidaritas antar paroki yang lebih ditujukan untuk membantu pengembangan kaum muda di Keuskupan.

b.tujuan : membiayai berbagai kegiatan kaum muda teritorial dan kelompok kategorial paroki maupun tingkat Keuskupan di luar bidang sosial-ekonomi.

c.Sumber dana : bagian 5 % dari dana DSP yang dianggarkan untuk tahun itu.

d.Sifat bantuan : Dana yang diberikan oleh DPGM selalu berupa sumbangan bukan pinjaman.

e.Pengurus DPGM terdiri dari seorang pastor moderator dan beberapa awam yang mempunyai kepedulian terhadap kaum muda, diangkat dan diberhentikan oleh Uskup.

3.Dana Aksi Puasa Pembangunan (Dana APP)

a.merupakan dana yang dibentuk untuk mendukung kegiatan sosial karitatif di Keuskupan. Sifat Dana APP adalah sebagai dana pelengkap kegiatan.

b.Tujuan :

-menggerakkan proses pertobatan umat dengan ulahtapa, matiraga dan berbuat amal kasih.

-mengembangkan manusia secara layak dan utuh melalui Aksi Puasa Pembangunan.

c.Sumber dana : Kolekte APP (Minggu Palma), hasil kotak APP, pengumpulan dana lainnya.

d.Proyek sosial ekonomi yang dapat dibantu :

-Kesehatan fisik

-Usaha pembangunan sosial ekonomi

-Kesejahteraan hidup, termasuk kesejahteraan karyawan paroki

-Latihan ketrampilan kerja

-Pendidikan sekolah

-Sarana badan sosial

-Pengembangan tenaga sosial

- Proyek khusus yang ditentukan oleh Uskup

Pelayanan karitatif ini tidak lagi terbatas pada suatu masa tertentu seperti APP, tetapi juga untuk masa-masa diluar APP.

e.Pengurus APP :

-Pengurus APP terdiri dari seorang pastor moderator dan beberapa awam yang mempunyai kepedulian terhadap pengembangan sosial ekonomi.

-Pengurus APP diangkat dan diberhentikan oleh Uskup.

================1