51
KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001 DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

  • Upload
    vuhanh

  • View
    242

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001

DI PT UNILEVER INDONESIA TBK

PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID

RAHMAT SALEH

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Page 3: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Efektivitas

Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT Unilever Indonesia

Tbk Pabrik Home Personal Care Liquid adalah benar karya saya dengan arahan

dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Rahmat Saleh

NIM F44090057

Page 4: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

ABSTRAK

RAHMAT SALEH. Kajian Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan

ISO 14001 di PT Unilever Indonesia Tbk. Pabrik Home Personal Care Liquid

Dibimbing oleh PRASTOWO.

ISO 14001 merupakan standar internasional yang digunakan untuk

mengelola sistem manajemen lingkungan (SML). Tujuan dari penelitian ini adalah

mengetahui efektivitas penerapan SML ISO 14001 di PT Unilever Indonesia Tbk.

Metode penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu pengumpulan data dan

pengkajian efektivitas penerapan SML ISO 14001. Dari hasil penelitian diketahui

bahwa Aspek lingkungan penting di PT Unilever Indonesia adalah emisi debu,

limbah padat, limbah cair dan limbah B3. Aspek lingkungan penting dikelola

berdasarkan standar baku mutu dan peraturan perundangan-undangan. PT

Unilever Indonesia Tbk. telah berkomitmen untuk mencegah pencemaran,

mematuhi peraturan, dan perbaikan secara terus menerus yang sesuai dengan tiga

komitmen fundamental ISO 14001 di dalam kebijakan lingkungannya. PT

Unilever Indonesia Tbk juga telah berkomitmen untuk menetapkan, menerapkan,

dan memelihara dokumen aspek lingkungan.

Kata kunci: Sistem Manajemen Lingkungan, ISO 14001, kebijakan lingkungan,

prosedur identifikasi aspek lingkungan, aspek lingkungan penting.

ABSTRACT

RAHMAT SALEH. Study on The Effectiveness Of Implementation ISO 14001

Environmental Management System Of PT Unilever Indonesia Tbk. In Home

Personal Care Liquid Factory. Supervised by PRASTOWO.

ISO 14001 is an international standard used for maintain the Environmental

Management System (EMS). The goal of this research is to determine the

effectiveness of implementation SML ISO 14001 at PT Unilever Indonesia Tbk.

The research method takes two steps, data collection and studies on the

effectiveness of EMS ISO 14001. From the results of the study revealed that The

specific environmental aspect of PT Unilever Indonesia are air pollution, solid

waste, waste water, and hazardous waste. The specific environmental aspect of PT

Unilever Indonesia Tbk has been appropriated to the quality standard and the

regulatory laws. PT Unilever Indonesia Tbk has been committed to preventing

pollution, obeying the rules, and continuous improvement as three fundamental

supporting of environmental policy. PT Unilever Indonesia Tbk. also has been

commited to establishing, implementing, and maintaining the procedure of

identification environmental aspect.

Keywords: environmental management system, ISO 14001, environmental policy,

evvironmental aspects identification procedure, specific environmental aspect.

Page 5: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik

pada

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001

DI PT UNILEVER INDONESIA TBK

PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID

RAHMAT SALEH

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 6: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Page 7: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Judul Skripsi : Kajian Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO

14001 di PT Unilever Indonesia Tbk. Pabrik Home Personal Care

Liquid

Nama : Rahmat Saleh

NIM : F44090057

Disetujui oleh

Dr Ir Prastowo, M.Eng

Pembimbing I

Andik Pribadi, S.TP, M.Sc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Budi Indra Setiawan, M.Agr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah Kajian

Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT Unilever

Indonesia Tbk Pabrik Home Personal Care Liquid.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Prastowo dan Bapak

Andik Pribadi selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis

sampaikan kepada Bapak Maulana Wahyu Jumantara, Bapak Amar Hamzah,

Bapak Harianto, Bapak Yudiyanto Soekirdjo, dan Ibu Tyagita Wisnuyadi dari

pihak PT Unilever Indonesia Tbk yang telah membantu selama pengumpulan

data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, keluarga, serta

teman-teman Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan 2009 pada khususnya dan

Institut Pertanian Bogor pada umumnya atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, September 2013

Rahmat Saleh

Page 9: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

I.PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Manfaat Penelitian 2

1.5 Ruang Lingkup Penelitian 2

II.TINJAUAN PUSTAKA 2

2.1 Sistem Manajemen Lingkungan 2

2.2 Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 3

2.3 Kebijakan Lingkungan 5

2.4 Aspek Lingkungan 6

2.5 Aspek Lingkungan Penting 7

2.6 Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan 9

2.7 Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya 10

2.8 Pelatihan, Kepedulian dan Kompetensi 10

III METODE 11

3.1 Waktu dan Tempat 11

3.2 Kerangka Penelitian 11

3.3 Alat dan Bahan 11

3.4 Metode Penelitian 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14

4.1 Kebijakan Lingkungan 14

4.2 Prosedur Identifikasi Aspek Lingkungan Penting 16

4.3 Aspek Lingkungan Penting 20

V. SIMPULAN DAN SARAN 25

5.1 Simpulan 25

5.2 Saran 26

Page 10: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

VI. DAFTAR PUSTAKA 26

LAMPIRAN 28

RIWAYAT HIDUP 39

Page 11: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

DAFTAR GAMBAR

1 Siklus PDCA Sistem Manajemen Lingkungan 4 2 Diagram penerapan SML di PT Unilever Indonesia Tbk 7 3 Diagram Efektivitas 12 4 Kerangka Pikir Penelitian 13 5 Foto Kebijakan Lingkungan PT Unilever Indonesia Tbk 15 6 Foto Prosedur Identifikasi Aspek Lingkungan PT Unilever

Indonesia Tbk 17 7 Hirarki Kontrol penanganan Aspek Lingkungan 18 8 Diagram penentuan aspek lingkungan penting 19 9 Denah Penyimpanan Limbah B3 21 10 Flowchart Waste Water Treatment Plan 22 11 Foto pemakaian masker di lingkungan pabrik 24

12 Foto vakum midget impinger 24 13 Foto gudang penyimpanan limbah padat 25 14 Foto sisa deterjen yang akan didaur ulang 25

DAFTAR LAMPIRAN

1 Foto Sertifikat ISO 14001 PT Unilever Indonesia Tbk 28 2 Tabel Aspek Lingkungan Penting 29 3 Tabel Rekaman Limbah B3 32 4 Tabel dan Grafik rekaman limbah cair 33 5 Tabel dan Grafik rekaman emisi udara 35 6 Tabel Rekaman Limbah Padat 38

Page 12: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Page 13: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

1

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhnya perindustrian yang berkembang pesat saat ini berbanding lurus

dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Kondisi ini semakin meningkat

seiring merebaknya isu lingkungan yang menarik perhatian dunia internasional

seperti efek gas rumah kaca ataupun naiknya permukaan air di bumi. Negara-

negara maju mulai memutar otak atas isu lingkungan yang sedang terjadi.

Menyikapi kondisi di atas, sebagai bagian untuk memenuhi tuntutan

stakeholder dan sekaligus sebagai bagian dari tanggung jawab sosial, perusahaan-

perusahaan perlu mengembangkan dan mengelola sistem manajemen lingkungan.

Sistem manajemen lingkungan merupakan suatu sistem yang digunakan suatu

organisasi atau perusahaan untuk mengelola kegiatannya yang berpengaruh

langsung terhadap lingkungan sehingga dapat meminimalisir dampak lingkungan

dari kegiatan tersebut dengan menggunakan standar pengelolaan lingkungan

nasional dan internasional yang ada. Sistem manajemen lingkungan memberikan

mekanisme untuk mencapai dan menunjukkan performasi lingkungan yang baik,

melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa.

Sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mengantisipasi perkembangan

tuntutan dan peningkatan performasi lingkungan dari konsumen, serta untuk

memenuhi persyaratan peraturan lingkungan hidup dari pemerintah (Hilman et.

all, 2009).

Berkembangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap masalah-

masalah lingkungan menuntut perusahaan untuk secara profesional, terpadu dan

berkesinambungan mengelola aspek lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja.

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) merupakan bagian dari sistem manajemen

organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan

lingkungan dan mengelola aspek lingkungan yang juga dituangkan dalam ISO

14001. Penerapan SML juga bagian dari amanat UU No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam menyikapi hal ini maka

PT Unilever Indonesia Tbk sebagai perusahaan yang dalam proses produksinya

berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan melalui manajemen

puncaknya berkomitmen dan bertekad untuk menjaga lingkungan sehingga akan

tercapai keseimbangan kerja dan kelestarian lingkungan. PT Unilever Indonesia

Tbk telah tersertifikasi ISO 14001 oleh SAI Global Certification Services pada

tanggal 23 Juni 2006. Sertifikasi ini meliputi sistem manajemen lingkungan di

dalam proses desain, pengembangan, dan program manufaktur produksi.

1.2 Perumusan Masalah

Tolak ukur yang digunakan untuk mengukur efektivitas SML dalam

penelitian adalah kinerja lingkungan perusahaan. Efektivitas dapat dilihat dari

sejauh mana elemen SML yang dikembangkan oleh PT Unilever Indonesia Tbk

dijalankan dan dipelihara sesuai dengan standar SML ISO 14001, selain itu cara-

cara yang ditempuh oleh manajemen untuk memenuhi syarat elemen manajemen

bersangkutan untuk disesuaikan dengan kemampuan, kompetensi, dan kemudahan

Page 14: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

2

bagi karyawan. Serta melihat sejauh mana SML yang dikembangkan efektif

menangani masalah-masalah lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan, produk,

dan jasa PT Unilever Indonesia Tbk.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan SML

ISO 14001 di PT Unilever Indonesia, meliputi:

1. Penelusuran elemen-elemen SML perusahaan dalam mengendalikan

aspek lingkungan penting.

2. Kajian komitmen perusahaan dan kepedulian karyawan.

3. Kajian efektivitas pengelolaan lingkungan.

4. Identifikasi permasalahan dalam penerapan SML ISO 14001.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Sebagai bahan evaluasi dan rekomendasi bagi perusahaan untuk

meningkatkan kinerja lingkungan.

2. Sebagai sumber pengetahuan bagi perusahaan dan mahasiswa tentang

SML ISO 14001.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Kinerja lingkungan merupakan hasil yang terukur dari manajemen

organisasi terhadap implementasi SML yang berkaitan dengan kebijakan

lingkungan, pengelolaan aspek lingkungan, dan tujuan serta sasaran lingkungan

organisasi.

Penelitian mencakup pengumpulan data dan analisis dokumen sesuai dengan

persyaratan ISO 14001 yaitu kebijakan lingkungan, prosedur identifikasi aspek

lingkungan, analisis aspek lingkungan penting berdasarkan teori dan

membandingkan dengan temuan yang ada dengan standar baku mutu.

Pembahasan mencakup kondisi, referensi, komparasi, evaluasi dan rekomendasi

dari data yang telah dikumpulkan dan dianalisis.

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Manajemen Lingkungan

Sistem manajemen lingkungan merupakan suatu sistem kerja yang dibuat

secara tetap pada suatu lingkup kerja agar tercapai tujuan dari manajemen

lingkungan tersebut. Sistem manajemen lingkungan diterapkan pada saat

pelaksanaan kegiatan perusahaan organisasi. SML ini bersifat dinamis dan terus

berkembang mengikuti perkembangan jaman. Dalam pelaksanaannya, SML

melibatkan semua pihak dan harus berintegrasi dengan sistem manajemen

Page 15: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

3

organisasi agar dapat berjalan. Hal ini akan membawa perusahaan pada

pembangunan berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya seefisien

mungkin sehingga sumber daya dan polusi minimal.

2.2 Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001

ISO 14001 adalah standar internasional yang dapat diterapkan oleh

organisasi yang dimaksudkan untuk menetapkan, menerapkan, memelihara dan

meningkatkan sistem manajemen lingkungan (ISO 14001 2001). Standar yang

pertama kali dipublikasikan pada tahun 1996 dan direvisi pada tahun 2004 ini

merupakan hasil negosiasi pertemuan GATT di Uruguay dan konferensi

lingkungan di Rio de Janeiro pada tahun 1992 (Zeng et all, 2005).

Nilai Penting dari ISO 14001 tercantum dalam klausul 4.2 hingga 4.6,

antara lain (Kitazawa et all, 2000):

1. Klausul 4.2 Kebijakan lingkungan: mendefinisikan kebijakan dan

memastikan komitmen terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut.

2. Klausul 4.3 Perencanaan: mencakup lima langkah yaitu identifikasi

aspek lingkungan, menentukan dampak lingkungan, mengumpulkan

perundangan dan peraturan lainnya, menetapkan sasaran dan target, serta

mengembangkan suatu sistem manajemen lingkungan.

3. Klausul 4.4 Penerapan dan operasi; mengadakan sumber daya untuk

mencapai sasaran dan target lingkungan organisasi.

4. Klausul 4.5 Tindakan pemeriksaan dan pemantauan: memeriksa dan

memantau sistem manajemen lingkungan untuk mengidentifikasi

masalah dan memecahkannya.

5. Klausul 4.6 Tinjauan manajemen; memastikan adanya tinjauan secara

berkala oleh manajemen.

Persyaratan-persyaratan tersebut bersifat generik sehingga bisa diterapkan

oleh semua perusahaan tanpa bergantung pada tipe, ukuran, dan jenis produk yang

diberikan. Generik berarti standar menyebutkan “apa” yang harus dilakukan dan

memberikan kebebasan “bagaimana” ia dilakukan.

ISO 14001 yang mengatur Sistem Manajemen Lingkungan bertujuan untuk

meningkatkan dayaguna lingkungan yang konstan dan mengimplementasikan

siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action) dengan efisien dan perbaikan terus

menerus. Strukturnya yaitu manajemen tertinggi menetapkan aturan, sebuah

sistem manajemen dibentuk berdasarkan aturan tersebut dan kemampuan

merespon lingkungan dapat terus ditingkatkan. Siklus PDCA dapat dilihat pada

Gambar 1.

Page 16: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

4

Gambar 1 Siklus PDCA Sistem Manajemen Lingkungan

Efektivitas adalah penilaian tentang pencapaian kinerja manajemen dan

kinerja lingkungan. Kinerja manajemen suatu perusahaan dapat ditelaah atas

kebijakan lingkungan, tujuan, sasaran, dan program lingkungannya sesuai dengan

amdal serta RKL-RPL yang telah ditetapkan. Kinerja lingkungan adalah hasil

yang terukur dari manajemen lingkungan terhadap aspek lingkungannya.

Pada umumnya, amdal berbasis dampak penting lingkungan dan dibuat pada

saat tahapan uji kelayakan, sedangkan SML berbasis aspek lingkungan penting

yang diterapkan pada saat tahapan operasi. Aspek lingkungan yang dimonitor

amdal juga lebih bervariatif daripada SML. Hal ini dikarenakan amdal diposisikan

sebagai tahap persiapan dimana keseluruhan aspek di anggap penting sebelum

kegiatan dimulai. Menurut PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, amdal

adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang

direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan

keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegitan. Tahapan-tahapan

yang harus dikaji adalah tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca

operasi.

Amdal mengkaji tentang dampak positif dan negatif dari suatu rencana

kegiatan. Tindakan perusahaan yang dilakukan untuk menurunkan dampak negatif

terhadap lingkungan adalah dengan cara melakukan pengelolaan terhadap

lingkungan. Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan lingkungan tersebut, maka

perlu dilakukan pemantauan secara berkala.

Page 17: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

5

Berikut beberapa manfaat yang diperoleh PT Unilever Indonesia Tbk

setelah memperoleh sertifikasi ISO 14001 menurut Kementrian Lingkungan

Hidup 2013 :

1. Meningkatkan kinerja lingkungan sesuai komitmen manajemen puncak.

2. Penghematan ongkos dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi energi

dan penggunaan air dan minimalisasi buangan.

3. Mengurangi resiko dari terjadinya polusi dan kondisi lainnya yang

berkenaan dengan lingkungan, dan oleh karena itu penghindaran dari

ongkos pembersihan yang tidak perlu dan/atau pelaksanaan tindakan dari

lembaga-lembaga hukum.

4. Kesesuaian hukum melalui pengenalan perundangundangan baru dengan

kecukupan waktu dalam menghadapi masalah-masalah lingkungan

terkini. Mengurangi resiko dari ketidak-sesuaian dengan perundang-

undangan dan ongkos-ongkos tuntutan hukum selanjutnya.

5. Memberikan kesan mendalam pada merek dimana para pelanggan akan

memandang organisasi tersebut telah melakukan pengendalian dampak

lingkungan yang baik.

6. Meningkatkan pemusatan tujuan bisnis dan mengkomunikasikan

masalah-masalah lingkungan terkini.

7. Meningkatkan kemampuan-labaan organisasi melalui pengurangan

ongkos-ongkos dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Sertifikasi ISO 14001 hanya berlaku selama tiga tahun, setelah waktu

tersebut industri harus kembali memperbarui serifikasi ISO. Kemudian ISO

mengubah sistemnya dengan mewajibkan perusahaan melakukan surveillance

audit satu tahun sekali sebelum melakukan re-sertifikasi pada tahun ketiga.

Hasil produksi PT Unilever Indonesia Tbk menimbulkan dampak terhadap

lingkungan di setiap siklus hidupnya, mulai dari penggunaan sumber daya alam

dalam proses manufaktur, assembly, logistik, penggunaan hingga pembuangannya.

Sebagai produsen, PT Unilever Indonesia Tbk harus mengetahui dan menduga

pada tahap mana produksi memiliki dampak terhadap lingkungan, apa dan

seberapa luas dampaknya, dan kemudian mengambil langkah untuk mengurangi

dampak tersebut.

2.3 Kebijakan Lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah keseluruhan maksud dan arahan organisasi

terkait dengan kinerja lingkungannya yang dinyatakan secara resmi oleh

manajemen puncak (Gaspersz 2012). Kebijakan ini seharusnya mencerminkan

komitmen manajemen puncak untuk menaati persyaratan perundang-undangan

yang berlaku dan persyaratan lain, untuk mencegah pencemaran, dan untuk

memperbaiki secara berkelanjutan. Kebijakan lingkungan seharusnya cukup jelas

untuk dimengerti oleh pihak berkepentingan di dalam dan di luar organisasi, dan

seharusnya ditinjau dan diperbaharui secara berkala untuk mencerminkan

perubahan kondisi dan informasi.

Page 18: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

6

Menurut SNI 19-14001-2005, manajemen puncak harus menetapkan

kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan dalam lingkup

sistem manajemen lingkungannya :

1. Sesuai dengan sifat, ukuran, dan dampak lingkungan dari kegiatan,

produk dan jasanya.

2. Mencakup komitmen pada perbaikan berkelanjutan dan pencegahan

pencemaran.

3. Mencakup komitemn untuk menaati peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan persyaratan lain yang diikuti organisasi, yang terkait

dengan aspek lingkungannya.

4. Menyediakan kerangka untuk menentukan dan mengkaji tujuan dan

sasaran lingkungan

5. Didokumentasikan, diterapkan, dan dipelihara.

6. Dikomunikasikan kepada semua orang yang bekerja pada atau atas nama

organisasi.

7. Tersedia untuk masyarakat.

2.4 Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan adalah elemen dari aktivitas-aktivtas organisasi atau

produk atau jasa yang dapat berinteraksi dengan lingkungan (Gaspersz 2012).

Aspek lingkungan yang signifikan memiliki atau dapat memberikan dampak

lingkungan yang signifikan. Dalam kegiatannya, perusahaan harus menetapkan,

menerapkan, dan memelihara prosedur untuk :

1. Mengidentifikasi aspek lingkungan dari aktivitas-aktivitasnya, produk-

produk dan jasa-jasa dalam lingkup sistem manajemen lingkungan yang

dapat dikendalikan dan yang dapat dipengaruhi dengan

mempertimbangkan pengembangan yang direncanakan atau baru, atau

aktivitas-aktivitas baru atau yang dimodifikasi, produk-produk dan jasa-

jasa, dan

2. Menentukan aspek-aspek yang memiliki atau dapat memiliki dampak

yang signifikan pada lingkungannya yang disebut aspek lingkungan

penting. Organisasi harus menjamin bahwa aspek lingkungan penting

diperhitungkan dalam penetapan, penerapan, dan pemeliharaan sistem

manajemen lingkungannya.

Analisa aspek lingkungan bertujuan untuk mengukur dan mengetahui apa

dan berapa besar input yang digunakan serta apa dan berapa besar output yang

berpengaruh terhadap lingkungan. Namun demikian, persyaratan standar tidak

menghalangi organisasi untuk melakukan penilaian lengkap resiko lingkungan.

Hal terpenting yang ingin dicapai dengan dilakukannya identifikasi dan evaluasi

aspek lingkungan adalah organisasi memahami apa yang terjadi dan dampak yang

ditimbulkan terhadap lingkungan.

Page 19: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

7

Gambar 2 Diagram penerapan SML di PT Unilever Indonesia Tbk

2.5 Aspek Lingkungan Penting

Suatu organisasi mempunyai banyak aspek lingkungan dan dampak

lingkungan terkait, organisasi tersebut seharusnya menetapkan kriteria dan metode

untuk menentukan aspek lingkungan yang akan dipertimbangkan sebagai aspek

lingkungan penting. Tingkat kepentingan adalah suatu konsep yang relatif, tidak

dapat dijelaskan dalam ukuran yang bersifat mutlak. Apa yang penting dari satu

organisasi mungkin tidak penting untuk yang lainnya. Evaluasi tingkat

kepentingan membutuhkan penerapan analisa teknik dan penilaian oleh organisasi

Page 20: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

8

2.5.1 Limbah B3

Menurut Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1999 limbah B3 adalah sisa

suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau

beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik

secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak

lingungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,

kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.

Sampai saat ini sektor industri merupakan penyumbang limbah B3 terbesar.

Mengingat besarnya resiko yang dapat ditimbulkan, maka perlu diupayakan suatu

pengelolaan terpadu dan berkesinambungan. Unsur manajemen akan memegang

peranan penting dalam sistem penegelolaannya (Soetiyono 2005). Pengelolaan

limbah B3 adalah proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah B3

untuk menghilangkan dan atau mengurangi sifat bahaya dan/atau sifat racun

(Wentz 1995 dan Freeman 1988).

PP No.18 Tahun 1999 Jo PP No.85 Tahun 1999 mengatur tentang

pengelolaan limbah B3 dan karakteristiknya. Karakteristik imbah yang termasuk

limbah B3 adalah :

1. Limbah mudah meledak.

2. Limbah mudah terbakar.

3. Limbah yang bersifat reaktif.

4. Limbah beracun.

5. Limbah yang menyebabkan infeksi.

6. Limbah yang bersifat korosif.

Jenis limbah B3 menurut sumber meliputi :

1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik.

2. Limbah B3 dari sumber spesifik.

3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan

buagan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

2.5.2 Limbah Cair

Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun 1995 limbah

cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang

dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingungan.

Ada banyak parameter yang harus diukur untuk memastikan kualitas limbah

cair industri. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2010

Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri dan Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi

Kegiatan Industri.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun

2010, ada beberapa parameter yang harus diukur dari hasil pemrosesan air limbah

industri. Parameter tersebut antara lain pH, BOD, COD, kadmium, seng, mangan,

timbal, sulfida, deterjen, minyak/lemak, dan TSS. Semua parameter tersebut

dipantau dan diukur untuk mengetahui kualitas air limbah industri.

Dampak limbah cair yang mencemari badan air adalah berkurangnya

oksigen yang ada di dalam badan air dan terhalangnya sinar matahari untuk masuk

ke dalam badan air.

2.5.3 Limbah Padat

Page 21: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

9

Limbah padat adalah segala bentuk benda padat yang telah dikurangi atau

dihabiskan nilai gunanya dari suatu kegiatan sehingga tidak terpakai.

Limbah padat yang tidak dikelola dengan baik akan menumpuk sehingga

menimbulkan timbulan. Timbulan tersebut akan mengurangi nilai estetika suatu

kawasan dan menyebabkan gangguan lingkungan.

PT Unilever Indonesia Tbk memisahkan antara limbah padat dengan limbah

padat B3 sehingga diperlukan pengelolaan yang berbeda. Limbah padat B3

dikelola oleh pihak yang berkompeten agar limbah yang berbahaya tidak

mencemari lingkungan yang ada.

2.5.4 Emisi Udara

Emisi udara adalah satu, beberapa atau kombinasi bahan pencemar di

atmosfer seperti: debu, uap air, gas, bau, asap dan uap lainnya yang dalam

kuantitas, sifat dan lama waktu keberadaanya dapat mengganggu kesehatan

manusia, tumbuhan dan hewan atau gangguan pada kualitas benda atau bukan

karena sebab lain maka kenyamanan hidup manusia dan biota terganggu (Canter

1977).

Sumber emisi udara dapat dibagi kedalam dua sumber, yaitu sumber

bergerak seperti cerobong asap dan sumber tidak bergerak seperti kendaraan

bermotor.

Bahaya dari bahan pencemar partikulat adalah menyebabkan gangguan dan

penyakit pada manusia, seperti: iritasi pada keongkongan, gangguan pada saluran

pernapasan, penyakit paru-paru, jantung dan kanker, mengganggu proses

fotosintesis, berbahaya untuk hewan, mengurangi visibilitas atmosfer,

mempengaruhi iklim dan cuaca (Miller 1979).

2.6 Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan

Pemantauan dan pengukuran merupakan perangkat pemeriksaan kinerja

aktual penerapan SML dalam rangka memastikan kesesuaian penerapan SML

terhadap rencana yang telah ditetapkan dalam tujuan dan sasaran lingkungan.

Pemantauan adalah pemeriksaan berkala terhadap suatu proses atau kondisi yang

telah berjalan. Pemantauan tidak harus memerlukan data kuantitatif yang akurat,

sehingga seringkali disebut dengan pengukuran indikatif. Pengukuran

menghasilkan data kuantitatif yang akurat dan cermat tentang suatu keadaan fisik

maupun kimia dalam suatu proses.

Dengan pemantauan dan pengukuran memungkinkan organisasi untuk:

1. Mengevaluasi kinerja lingkungan.

2. Menganalisis akar penyebab masalah.

3. Menilai penaatan peraturan lingkungan.

4. Menyempurnakan kinerja dan meningkatkan efisiensi.

Menurut UU RI No. 5 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Sumberdaya Alam

Hayati dan Ekosistemnya, pengelolaan lingkungan hidup adalah pengelolaan

sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk

menjamin persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas

keanekaragaman dan nilainya. Pada UU RI No. 23 tahun 1997 didefinisikan

Page 22: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

10

lingkungan hidup adalah semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk

manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk lain.

Pada undang-undang tersebut dijelaskan bahwa pengelolaan lingkungan

ditujukan untuk mengelola seluruh sumberdaya maupun hasil dari sesuatu

kegiatan yang mempengaruhi lingkugan kehidupan dan kesejahteraan dan mutu

hidup generasi masa kini dan masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan

suatu perusahaan akan berpengaruh pada kehidupan lingkungan sekitarnya untuk

jangka waktu yang lama. Pengelolaan ini bertujuan untuk mengurangi dampak

dari pencemaran yang dihasilkan perusahaan.

Karena terbatasnya lahan pengelolaan yang tersedia maka dibutuhkan suatu

prosedur untuk meminimalisasi limbah. Prosedur ini mencakup 4R, yaitu (Kuhre

1996) :

1. Reduce atau pengurangan jumlah bahan yang mereka gunakan, sehingga

hasil keluaran lebih sedikit.

2. Reuse atau pemakaian kembali bahan yang telah dipakai tetapi masih

bisa dimanfaatkan.

3. Recycle atau pendaur-ulangan bahan yang telah dipakai. Biasanya

dengan kerjasama pihak ketiga.

4. Repurchase atau pembelian kembali hasil dari daur ulang.

2.7 Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya

Untuk memenuhi salah satu komitmen fundamental ISO 14001 yaitu

memenuhi peraturan perundangan, maka suatu perusahaan atau organisasi harus

memiliki standar pemantauan lingkungan untuk masing-masing aspek

lingkungannya.

Elemen ISO 14001 mempersyaratkan adanya kesesuaian dengan persyaratan

berdasarkan peraturan perundangan dibidang lingkungan pada umumnya.

Pemenuhan peraturan sesuai ISO 14001 memiliki dua sasaran sekaligus, yaitu

dalam upaya memenuhi permintaan pasar dan sebagai perwujudan tanggung

jawab perusahaan dalam melestarikan lingkungan (Chafid et all, 2006).

2.8 Pelatihan, Kepedulian dan Kompetensi

Pelatihan, kepedulian, dan kompetensi yang baik akan menjamin

pengelolaan aspek lingkungan yang efektif. Hal ini dilakukan pada setiap subjek

yang berperan langsung pada penanganan aspek lingkungan mulai dari proses

awal hingga proses akhir suatu perusahaan berjalan. Pelatihan yang diberikan

kepada karyawan mencakup pelatihan kepedulian dan pelatihan kompetensi dalam

menangani masalah-masalah operasional, sedangkan pelatihan yang diberikan

kepada pemasok adalah pelatihan kepedulian agar pemasok menyadari bahwa

kegiatannya juga memberikan aspek dan dampak terhadap lingkungan (Clemens

1996).

Page 23: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

11

III METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2013 dan dilakukan di PT

Unilever Indonesia Tbk pabrik Home Personal Care Liquid, Cikarang Barat.

3.2 Kerangka Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga tolak ukur yang digunakan untuk

mengukur kinerja SML, yaitu kesesuaian, kecocokan, dan efektivitas. Kesesuaian

dapat dilihat dari sejauh mana elemen SML yang dikembangkan oleh PT Unilever

Indonesia Tbk dijalankan dan dipelihara sesuai dengan standar SML ISO 14001.

Kecocokan dapat dilihat dari cara-cara yang ditempuh oleh manajemen untuk

memenuhi syarat elemen manajemen bersangkutan untuk disesuaikan dengan

kemampuan, kompetensi, dan kemudahan bagi karyawan. Efektivitas dapat dilihat

dari sejauh mana SML yang dikembangkan efektif menangani masalah-masalah

lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan, produk, dan jasa PT Unilever

Indonesia Tbk. Bagan mengenai kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 4.

3.3 Alat dan Bahan

Penelitian ini menggunakan beberapa standar dan dokumen lingkungan

hidup yaitu dokumen SNI 19-14001-2005, SNI 19-14004-2005, Dokumen

Prosedur Pengendalian Operasi, Dokumen AMDAL PT Unilever Indonesia,SOP

dan IK PT Unilever Indonesia Tbk.

3.4 Metode Penelitian

Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu :

1. Mempelajari muatan setiap klausul atau elemen SML ISO 14001, dengan

cara memahami siklus SML pada Gambar 1.

2. Mempelajari implementasi klausul kebijakan lingkungan di lapangan dan

dibandingkan dengan SNI 19-14001-2005.

3. Mempelajari aspek lingkungan untuk mengetahui dampak lingkungan dari

suatu kegiatan, produk atau jasa.

4. Mempelajari implementasi sistem dengan cara menelaah elemen-elemen

manajemen untuk setiap aspek, seperti:

a. Prosedur. e. Pedoman atau referensi perundangan,

b. Rekaman. f. Program

c. Kompetensi SDM. g. Teknologi

d. Fasilitas.

Page 24: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

12

5. Mempelajari implementasi sistem efektivitas SML dari proses, pencapaian dan

hasil. Untuk melihat efektivitas SML dapat menggunakan Diagram

Efektivitas.

Gambar 3 Diagram Efektivitas

Page 25: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

13

Gambar 4 Kerangka Pikir Penelitian

Page 26: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kebijakan Lingkungan

Berdasarkan ISO 14001 kebijakan lingkungan adalah keseluruhan maksud

dan arahan organisasi terkait dengan kinerja lingkungannya sebagaimana

dinyatakan secara resmi oleh manajemen puncak. Pada klausul 4.2 mendefinisikan

pembuatan kebijakan dan memastikan komitmen terhadap pelaksanaan kebijakan

yang telah dibuat suatu perusahaan. Disebutkan bahwa

“Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan

memastikan bahwa kebijakan dalam ruang lingkup sistem manajemen

lingkungannya…”.

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa manajemen

puncak PT Unilever Indonesia Tbk telah berkomitmen untuk menetapkan

kebijakan lingkungan. Dapat dilihat pada Gambar 5. kebijakan lingkungan PT

Unilever Indonesia Tbk yang ditandatangani oleh Bapak Maulana Wahyu

Jumantara sebagai GM Manufacturing HPC. Selain itu, kebijakan lingkungan

juga telah memuat tiga komitmen fundamental pendukung kebijakan lingkungan

untuk pemenuhan persyaratan ISO 14001, yaitu pencegahan polusi, kesesuaian

dengan undang-undang yang berlaku dan perbaikan seara terus menerus yang

berkesinambungan.

Kalimat di dalam kebijakan lingkungan yang memuat komitmen

pencegahan polusi adalah

“PT Unilever Indonesia Tbk mengembangkan produk yang inovatif, yang

dapat menurunkan dampak lingkungan, mengurangi limbah, menghemat

pemakaian energi dan bahan baku serta mencari peluang untuk pemakaian

ulang”

Kalimat di dalam kebijakan lingkungan yang memuat komitmen kesesuaian

dengan undang-undang yang berlaku adalah

“PT Unilever Indonesia Tbk bertekad memenuhi kebutuhan pelanggan dan

konsumen dengan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku.”

Kalimat di dalam kebijakan lingkungan yang memuat komitmen perbaikan

secara terus menerus yang berkesinambungan adalah

“PT Unilever Indonesia Tbk bertekad memenuhi kebutuhan dan aspirasi

masyarakat serta ikut dalam membangun masa depan yang

berkesinambungan (secara terus menerus), dimana perkembangan ekonomi

sejalan dengan manajemen lingkungan yang bertanggung jawab.”

Dari hasil pemantauan lapangan dan wawancara, penyimpanan dokumen

kebijakan lingkungan telah tersimpan dengan baik di ruang dokumen.Tetapi

kebijakan lingkungan belum dipublikasikan dengan baik karena tidak ditemukan

di beberapa ruangan dan kebijakan lingkungan belum dikomunikasikan dengan

baik kepada seluruh karyawan PT Unilever Indonesia Tbk.

14

Page 27: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

15

Gambar 5 Foto Kebijakan Lingkungan PT Unilever Indonesia Tbk

Page 28: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

16

4.2 Prosedur Identifikasi Aspek Lingkungan Penting

Berdasarkan ISO 14001 pada klausul 4.3.1 Aspek Lingkungan

mendefinisikan bahwa organisasi harus memiliki prosedur sebagai panduan

penetapan aspek lingkungan pada suatu perusahaan, mendokumentasikan dan

memelihara dokumen aspek lingkungan. Disebutkan bahwa:

“Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:

1. Mengidentifikasi aspek lingkungan kegiatan, produk dan jasa dalam

lingkup sistem manajemen lingkungan, yang dapat dikendalikan

dan yang dapat dipengaruhi dengan memperhitungkan

pembangunan yang direncanakan atau baru; kegiatan, produk dan

jasa yang baru atau yang diubah; dan

2. Menentukan aspek yang mempunyai atau dapat mempunyai dampak

penting terhadap lingkungan (yaitu aspek lingkungan penting).

Organisasi harus mendokumentasikan informasi ini dan memelihara

kemutakhirannya. Organisasi harus memastikan bahwa aspek

lingkungan penting diperhitungkan dalam penetapan, penerapan dan

pemeliharaan sistem manajemen lingkungannya.”

Dari hasil pengkajian yang telah diperoleh menunjukkan bahwa PT Unilever

Indonesia Tbk telah mempunyai dokumen penentuan aspek lingkungan hidup

yang telah ditanda tangani oleh GM Manufacturing HPC selaku manajemen

puncak. Hal ini dapat dilihat dari adanya dokumen mengenai prosedur penetapan

aspek lingkungan dengan nomor dokumen G.31.0.02.00.00. Dokumen tersebut

memiliki judul, nomor dokumen, penanggung jawab, tanggal penerbitan dan

tanggal revisi yang selalu diperbaharui sesuai dengan perubahan terakhir. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan telah berkomitmen untuk melakukan perbaikan

yang terus menerus dan berkesinambungan.

Nama Dokumen : QSHE PROCEDURE

Nomor Dokumen : G.31.0.02.00.00

Tanggal : 1 December 2012

Nomor Revisi : 6

Nomor Kopi : HC00

Disiapkan Oleh : Tyagita Wisnuyadi

Ditanda tangani oleh : Maulana Wahyu Jumantara

Page 29: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

17

Gambar 6 Foto Prosedur Identifikasi Aspek Lingkungan PT Unilever Indonesia

Tbk

Page 30: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

18

Prosedur penetapan Aspek Lingkungan Penting (ALP) juga telah dijelaskan

secara rinci, dimana penetapannya memiliki ketentuan umum, yaitu:

1. SHE Co-ordinator mengkoordinasikan pelaksanaan pembuatan Daftar

Aspek Lingkungan, Penentuan Tingkat Dampak Lingkungan, Daftar

Penggunaan Energi & Sumber daya dan Dokumen Aspek Penting

Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh Area Committee Leader

masing – masing area.

2. Area Committee Leader menugaskan circle leader untuk melaksanakan

pembuatan Daftar Aspek Lingkungan dengan melakukan identifikasi

aspek dari setiap area dalam keadaan Normal, Abnormal dan Darurat.

3. Aspek yang diidentifikasikan dapat dikelompokkan dalam lima macam

aspek:

a. Aspek emisi ke udara (Gas, Debu dan Suara)

b. Aspek penggunaan bahan baku (Raw/ Packaging Material)

c. Aspek produk yang dihasilkan (Produk Antara/ Produk Jadi)

d. Aspek pembuangan ke saluran air (Effluent)

e. Aspek berupa Limbah (Waste) termasuk limbah berbahaya.

Gambar 7 Hirarki Kontrol penanganan Aspek Lingkungan

Hirarki Kontrol Kontrol

1. Eliminasi Hilangkan sumber-sumber limbah / stop

penggunaan material tertentu

Menggantikan bahan sejenis yang lebih ramah

lingkungan, misalnya chloroform diganti

dengan dichloromethan

Membuat area khusus dengan sistem drainase

terpisah (misalnya limbah diolah di WWTP)

Membuat SOP mengenai pembuangan limbah

yang benar, OPL, guidance, control checklist

2. Substitusi

3. Separasi

4. Kontrol

administrasi

Sampai ada metode yang lebih baik untuk kontrol

Page 31: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

19

Gambar 8 Diagram penentuan aspek lingkungan penting

Page 32: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

20

Prosedur complain eksternal dibuat oleh bagian eksternal jika terdapat complain

dari masyarakat mengenai gangguan lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas

perusahaan. Prosedur complain eksternal secara garis besar meliputi pengecekan

lokasi, pencatatan kejadian dan lama waktu kejadian, pelaporan, analisis resiko,

rencana perbaikan dan langkah terakhir yaitu tindak lanjut perbaikan lapangan

bila terjadi kerusakan lingkungan dan perbaikan sumber yang menimbulkan

kerusakan.

4.3 Aspek Lingkungan Penting

4.3.1 Limbah B3

Berbagai kegiatan di dalam pabrik yang menghasilkan limbah B3 dapat

dilihat pada lampiran 2. Limbah B3 PT Unilever Indonesia Tbk dikelola sesuai

dengan PP No.18 Tahun 1999 Jo PP No.85 Tahun 1999 dengan periode frekuensi

pemantauan setiap enam bulan sekali. Hasil pengukuran limbah B3 dapat dilihat

pada lampiran 3.

Pelatihan intern perusahaan mengenai limbah B3 dan sampah dilakukan

agar karyawan dapat mengumpulkan limbah B3 sesuai dengan karakteristiknya.

Karakteristik limbah B3 ditandai dengan simbol-simbol dampak pada setiap

kegiatan dan setiap karyawan yang berhubungan dengan sumber B3 akan

melakukan perlakuan khusus sesuai dengan tata cara yang tertulis pada prosedur

ENG-HW-010.

Jumlah limbah B3 yang dihasilkan PT Unilever Indonesia Tbk yang cukup

tinggi akan sangat berbahaya bagi manusia seperti korosi, terbakar, kerusakan

jaringan kulit dan menimbulkan kerusakan lingkungan apabila terkena tanah dan

badan air. PT Unilever Indonesia menyusun tujuan, sasaran dan program yang

berjudul Zero Landfill. Program ini bertujuan agar tidak ada limbah B3 yang

keluar dari perusahaan sebagai barang yang tidak bernilai dan merusak

lingkungan. Program ini dijalankan dengan cara mngelola dan memanfaatkan

limbah sesuai dengan karakteristik limbah tersebut sehingga tidak ada limbah

yang tersisa dan terbuang percuma.

Menurut PP No.18 Tahun 1999 Jo PP No.85 Tahun 1999, bahwa prosedur

yang dilakukan bila suatu badan usaha penghasil limbah B3 belum mampu dan

memenuhi klasifikasi sebagai pengolah limbah B3, maka harus diserahkan pada

pihak lain yang bersertifikasi oleh pemerintah sebagai pengolah limbah B3.

1. Limbah B3 Padat

Limbah B3 padat yang berasal dari kemasan bahan baku yang

mengandung B3 seperti drum plastik kemasan bahan baku dikembalikan ke

supplier. Limbah padat yang berasal dari kemasan bahan baku yang

mengandung B3 seperti jerigen plastik, plastik inner ex material beserta

sarung tangan, masker bekas, dan kain majun dikumpulkan kemudian

dilakukan pencucian di lokasi pabrik, kemudian dikerjasamakan dengan PT

Tobirus Jaya, dimana air bekas cucain dialirkan ke dalam tangki effluent untuk

selanjutnya digunakan dalam proses slurry making pada pembuatan deterjen

bubuk. Untuk drum oli bekas dikumpulkan dan digunakan sebagai wadah oli

bekas dan minyak kotor ex oil trap untuk selanjutnya dikirim ke PT Wastec

International. Sementara untuk sludge dari WWTP akan di ambil oleh pabrik

semen sebagai bahan baku.

20

Page 33: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

21

2. Limbah B3 Cair

Limbah cair yang mengandung B3 seperti laboratorium waste

dikumpulkan lau dikerjasamakan dengan PT Wastec International. Dan untuk

produk rejected, limbah cair ex CIP digunakan kembali dalam proses slurry

making pada pembuatan deterjen bubuk dan apabila terdapat trouble akan

dikirim ke PT Wastec International.

Gambar 9 Denah Penyimpanan Limbah B3

PT Unilever Indonesia Tbk telah mempunyai sarana dan prasarana yang

memadai untuk menampung dan mengelola limbah B3. Perusahaan juga telah

melakukan tahapan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan peraturan pemerintah

yang berlaku serta mempunyai program pemanfaatan limbah B3 yang sangat baik.

Hal ini menunjukan bahwa pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh PT

Unilever Indonesia Tbk sudah sepenuhnya efektif dan sebagai bentuk perbaikan

secara terus menerus, perusahaan harus mempertahankan kinerja pengelolaan dan

pemanfaatan limbah B3.

4.3.2 Limbah Cair

Berbagai kegiatan di dalam pabrik yang menghasilkan limbah cair dapat

dilihat pada lampiran 2. Limbah cair dikelola sesuai dengan Estate Regulation PT

Kawasan Industri Jababeka dan acuan baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah No.

82 Tahun 2001 dengan periode frekuensi pemantauan setiap enam bulan sekali.

Hasil pengukuran limbah cair pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dapat

dilihat pada lampiran 4. Hasil pengukuran COD dari limbah cair yang telah

dilakukan pada periode tahun 2012/2013 setiap bulannya menunjukkan adanya

penurunan drastis nilai COD pada bulan Januari sebesar 6.261,2 ppm menjadi

590,4 ppm pada bulan Desember. Hal ini dikarenakan telah dilaksanakannya

program Zero Effluent yang bertujuan memperbaiki nilai kualitas limbah cair

tersebut, meskipun nilainya masih belum konstan berada dibawah nilai baku mutu

yaitu <800 Ppm setiap bulannya. Dari hasil pengukuran pH limbah cair yang telah

dilakukan pada periode tahun 2012/2013 setiap bulannya menunjukkan nilai pH

yang selalu berada pada baku mutu yaitu dengan nilai 6 - 9.

Pelatihan dilakukan oleh BENEFITA kepada karyawan perusahaan

mengenai pengelolaan limbah cair dan manajer pengendali pencemaran air.

Pelatihan dilakukan agar karyawan dapat mengelola limbah cair sesuai dengan

Page 34: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

22

standar yang berlaku sesuai dengan tata cara yang tertulis pada prosedur ENG-

WWTP-010.

Jumlah limbah cair yang dihasilkan PT Unilever Indonesia Tbk dengan

intensitas yang cukup tinggi akan menimbulkan pencemaran air permukaan,

gangguan ekosistem lingkungan, kekurangan oksigen bawah air, penurunan

kualitas air dan gangguan kesehatan pada manusia seperti penyakit kulit dan

pencernaan. PT Unilever Indonesia Tbk mempunyai tujuan, sasaran dan program

yaitu :

1. Zero effluent. Limbah cair yang telah diolah di WWTP akan dipakai kembali

sebagai bahan baku proses produksi di pabrik HPC Powder sehingga tidak

ada limbah cair yang dibuang keluar pabrik menuju IPAL kawasan

Jababeka dan juga dapat meminimalisir cost production. Program ini

menuntut nilai kualitas limbah cair dengan COD <800 Ppm agar dapat

dipakai kembali sebagai bahan baku.

2. All Variant. Suatu program yang menggabungkan seluruh limbah cair dari

seluruh produk HPC liquid untuk diolah secara bersamaan sehingga dapat

meminimalisir energi, waktu, SDM, dan cost production.

Limbah cair yang dihasilkan PT Unilever Indonesia Tbk di kelola pada unit

Waste Water Treatment Plan di dalam pabrik. Sementara untuk limbah cair

domestik dari kegiatan MCK dialirkan ke IPAL kawasan yaitu IPAL

Jababeka.

Gambar 10 Flowchart Waste Water Treatment Plan

Page 35: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

23

Hasil pengukuran kualitas limbah Cair PT Unilever Indonesia Tbk

menunjukkan bahwa nilai COD masih berada di atas nilai baku mutu sehingga

perlu adanya perbaikan pada pengelolaan limbah cair dan peningkatan fungsi pada

IPAL agar nilai nya berada dibawah baku mutu.

4.3.3 Emisi Udara

Berbagai kegiatan di dalam pabrik yang menghasilkan emisi udara dapat

dilihat pada lampiran 2. Nilai ambang batas yang digunakan untuk mengukur

emisi dalam ruang kerja adalah Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.SE-

01/MEN/1997 dan untuk mengukur emisi luar ruangan kerja adalah PP No.41

tahun 1999. Pengambilan sample dilakukan setiap enam bulan sekali. Hasil

pengukuran emisi udara dapat dilihat pada lampiran 5. Pengukuran dilakukan

dengan menggunakan alat pompa vakum midget impinger. Hasil pengukuran

emisi udara selama empat semester pada periode tahun 2012/2013 yang dilakukan

menunjukkan nilai temuan emisi yang sangat kecil dan berada dibawah nilai baku

mutu baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Parameter yang digunakan

yaitu NO2, SO2, H2S, NH3, CO dan Debu TSP.

Pelatihan intern perusahaan pengendalian sumber emisi udara dilakukan

agar karyawan dapat melakukan tindakan pencegahan bahaya ISPA pada setiap

sumber emisi. Prosedur pengukuran emisi udara dan pencegahan polusi terdapat

pada modul pengoperasian mesin dan modul pengendalian operasional.

Emisi udara yang dihasilkan PT Unilever Indonesia Tbk dengan intensitas

yang cukup tinggi akan menimbulkan emisi gas rumah kaca, ISPA pada makhluk

hidup, berkurangnya penglihatan dan gangguan lingkungan lainnya. PT Unilever

Indonesia Tbk mempunyai tujuan, sasaran dan program yaitu :

1. Unilever Sustainable Living Plan (Green House Gasses GHG), merupakan

program internasional dari seluruh pabrik Unilever di dunia untuk mengelola

dan memperbaiki kinerja lingkungan. Program GHG dilakukan untuk

mereduksi efek gas rumah kaca dan emisi udara yang dihasilkan PT Unilever

Indonesia Tbk dengan cara mengurangi konsumsi energi di dalam kantor,

mengurangi GHG dari pendingin, melakukan pemakaian kembali pada sumber

energi, dan mengurangi transportasi di dalam pabrik.

2. Pengukuran tingkat emisi. Pengukuran dilakukan pada kendaraan bermotor

yang masuk ke dalam pabrik. Tujuannya untuk memantau tingkat pencemaran

emisi udara pada lingkungan pabrik sehingga dapat dilakukan pengelolaan

kualitas udara agar tercapai tingkat baku mutunya.

Page 36: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

24

Gambar 11 Foto pemakaian masker

di lingkungan pabrik

Gambar 12 Foto vakum midget

impinger

Pengukuran emisi udara di dalam ruangan dan di luar ruangan kerja berada

di bawah baku mutu. Hal ini menunjukan bahwa pengelolaan limbah B3 yang

dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk sudah sepenuhnya efektif dan sebagai

bentuk perbaikan secara terus menerus, perusahaan harus mempertahankan kinerja

pengelolaan emisi udara.

4.3.4 Limbah Padat

Berbagai kegiatan di dalam pabrik yang menghasilkan limbah padat dapat

dilihat pada lampiran 2. Limbah padat dikelola sesuai dengan Estate Regulation

PT Kawasan Industri Jababeka dengan periode frekuensi pemantauan setiap enam

bulan sekali. Hasil pengukuran limbah padat dapat dilihat pada lampiran 6.

Pelatihan intern dilakukan kepada karyawan perusahaan mengenai

pengelolaan environment waste dan penghematan energi. Pelatihan dilakukan agar

karyawan dapat menentukan sampah mana yang dapat didaur ulang sehingga

dapat dilakukan penghematan sesuai dengan prosedur yang terdapat pada modul

instruksi pabrik mengenai pengelolaan sampah padat. Sementara sampah yang

tidak dapat digunakan kembali akan diangkut oleh pihak ketiga yaitu pengelola

kawasan.

Jumlah limbah padat yang dihasilkan PT Unilever Indonesia Tbk dengan

intensitas yang cukup tinggi akan menimbulkan penumpukan sampah yang

mengurangi estetika lingkungan, gangguan kesehatan karena munculnya bakteri

dan gangguan lingkungan. PT Unilever Indonesia Tbk mempunyai tujuan, sasaran

dan program yaitu :

Unilever Sustainable Living Plan (Waste), merupakan program internasional dari

seluruh pabrik Unilever di dunia untuk mengelola dan memperbaiki kinerja

lingkungan. Pada program ini terdapat beberapa bagian yang dikelola, yaitu:

1. Recycle packaging, dilakukan dengan cara menggunakan kembali bahan

packaging, menambah bahan dan isi yang dapat didaur ulang.

2. Reduce waste from manufacturing, dilakukan dengan cara mengurangi sampah

total pabrik, menghilangkan bahan PVC, tidak ada sampah yang terbuang

percuma.

24

Page 37: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

25

3. Reducing office waste, dilakukan dengan cara menghilangkan penggunaan

kertas pada processing, mengurangi penggunaan kertas.

Gambar 13 Foto gudang

penyimpanan limbah padat

Gambar 14 Foto sisa deterjen yang

akan didaur ulang

PT Unilever Indonesia Tbk telah mempunyai sarana dan prasarana yang

memadai untuk menampung dan mengelola limbah padat. Perusahaan juga telah

melakukan tahapan pengelolaan limbah padat sesuai dengan peraturan pemerintah

yang berlaku. Namun masih menumpuknya limbah padat di gudang penyimpanan

menunjukkan bahwa pelaksanaan program belum berjalan dengan baik.

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

PT Unilever Indonesia Tbk telah membuat kebijakan lingkungan dan

prosedur penentuan aspek lingkungan penting serta melakukan pengelolaan aspek

lingkungan penting yang meliputi: limbah B3, limbah cair, emisi udara, dan

limbah padat. Secara umum penerapan SML ISO 14001 di PT Unilever Indonesia

Tbk tidak sepenuhnya efektif.

Penerapan SML ISO 14001 yang efektif yaitu:

1. Kebijakan Lingkungan PT Unilever Indonesia Tbk telah sesuai dengan standar

ISO 14001 dimana kebijakan tersebut mengandung tiga komitmen

fundamental SML ISO 14001 serta ditanda tangani langsung oleh pucuk

pimpinan.

2. PT Unilever Indonesia Tbk. telah menetapkan, menerapkan, dan memelihara

prosedur identifikasi aspek lingkungan dan telah menetukan aspek lingkungan

penting. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya prosedur pelaksanaan, SDM

yang berkompeten, program, dan rekaman. Selain itu prosedur aspek

lingkungan yang dibuat oleh perusahaan dapat dijalankan dengan baik oleh

karyawan.

3. Limbah B3 yang dikelola dan dimanfaatkan melalui sarana dan prasarana

penunjang yang dimiliki PT Unilever Indonesia Tbk telah sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Page 38: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

26

4. Nilai baku mutu kualitas emisi udara ambient dan lingkungan ruang kerja

menunjukkan bahwa nilai kualitas emisi yang dihasilkan masih berada di

bawah nilai baku mutu. Parameter yang digunakan dalam pengukuran adalah

NO2, SO2, H2S, NH3, CO, dan debu TSP.

Penerapan SML ISO 14001 yang tidak efektif yaitu :

1. Nilai baku mutu kualitas limbah cair menunjukkan bahwa nilai parameter

COD berada di atas nilai baku mutu yaitu 800 ppm.

2. Terjadi penumpukan limbah padat di dalam gudang penyimpanan limbah

padat. Hal ini menunjukkan belum berjalannya program dengan baik.

5.2 Saran

1. Perusahaan harus mempublikasikan kebijakan lingkungan lebih baik dengan

melengkapi kebijakan lingkungan di setiap ruangan dan engkomunikasikan

kebijakan lingkungan dengan karyawan.

2. Perusahaan harus mempertahankan pengelolaan dan pemanfaatan terhadap

limbah B3 sebagai salah satu kegiatan perbaikan secara terus menerus.

3. Perusahaan perlu melakukan pengoptimalisasian fungsi IPAL agar nilai

temuan limbah cair pada parameter COD tidak berada di atas baku mutu.

4. Perusahaan harus mempertahankan pengelolaan emisi udara sebagai salah

satu kegiatan perbaikan secara terus menerus.

5. Perusahaan perlu mempercepat program pengelolaan dan pemanfaatan limbah

padat karena masih terdapat tumpukan limbah padat di dalam gudang

penyimpanan limbah padat.

6. Perusahaan harus memastikan penerapan dan pemeliharaan serta mencatat

hasil status dari program yang telah ditetapkan.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional, SNI 14-14001-2005 tentang Sistem Manajemen

Lingkungan.

Canter, L.W. 1977. Environmental Impact Assesment.McGraw – Hill Book

Company: New York.

Clements, R.B. 1996. Complete Guide to ISO 14001. New Jersey: Practice Hall

Englewood Cliffs.

Fandeli, Retno N, Sofiudin N. 2008. Audit Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

Freeman, H. M. 1988. “Standard handbook of Hazardous Waste Treatment and

Disposal”. McGraw Hill Book Co: United States

Gasperz, Vincent. 2012. Three in One ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001.

Bogor: Vinchristo Publication

Hilman, Muti S, Ellia K. 2008. Kajian Manfaat Penerapan ISO 14001 Pada

12 Perusahaan. Jurnal Standardisasi. 10(3):136-140

Page 39: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

27

International Organization of Standard. 2004. ISO 14001:2004 International

Standard: Environmental Management System – Requirements

Kitazawa, Shinichi dan Sarkiz, Joseph. 2000. The Relationship between ISO

14001 And Continuous Source Reduction Program. International Journal

of Operations & Production Management. 20(2) : 225-248

Kuhre, W.L. 1996. Sertifikasi ISO 14001 : Sistem Manajemen Lingkungan.

Jakarta : Prenhallindo

Kementrian [MENLH] Menteri Lingkunga Hidup. 2009.Sistem Manajemen

Lingkungan ISO14001 . http://menlh.go.id/ISO14001%20baru/Index.html.

[30 Maret 2013]

Miller, G.T. 1979. Living in the Environment.Edition II.Wadsworth Publishing

Company. California.

Soetiyono.2001. Potensi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Wilayah

DKI Jakarta dan Strategi Pengelolaannya.Jurnal ATSM

Internasional.1(3):304-317

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 tentang Pengelolaan

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Badan Pengendalian

Dampak Lingkungan. Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Jakarta

Wentz, Charles A. 1995. “Hazardous Waste Managent”.Second Edition. McGraw

Hill International Editions: United States

Zeng, S.X. 2005. Implementing Integration of ISO 9001 and ISO 14001 for

Construction. Managerial Auditing Journal. 20(4): 394-407

Page 40: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

28

Lampiran 1 Foto Sertifikat ISO 14001 PT Unilever Indonesia Tbk

Page 41: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

29

Lampiran 2 Tabel Aspek Lingkungan Penting

Page 42: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

30

Page 43: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

31

Page 44: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

32

Lampiran 3 Tabel Rekaman Limbah B3

No Nama Jumlah

1 Drum plastik kemasan bahan baku 3400 Kg/bln

2 Drum oli/pelumas bekas 960 Kg/bln

3 Sludge WWTP 100 ton/bln

4 Laboratorium waste 380 ltr/bln

5 Rejected produk 1760 ltr/bln

6 L imbah cair ex CIP 423.200 ltr/bln

32

Page 45: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

33

Lampiran 4 Tabel dan Grafik rekaman limbah cair

Bulan Temuan COD (ppm) NAB (ppm)

Juni 1,986.6 800

Juli 1,493.8 800

Agustus 3,267.5 800

September 5,599.4 800

Oktober 6,143.5 800

November 6,261.2 800

Desember 590.4 800

Januari 676.7 800

Februari 1,195.7 800

Maret 776.6 800

April 1,042.8 800

Mei 1,011.1 800

0.0

1,000.0

2,000.0

3,000.0

4,000.0

5,000.0

6,000.0

7,000.0

Ko

nse

ntr

asi (

Pp

m)

Bulan

COD

temuan

Baku Mutu

Page 46: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

34

Bulan Temuan pH Batas atas Batas bawah

Juni 6.6 9 6

Juli 7 9 6

Agustus 6.8 9 6

September 7.5 9 6

Oktober 7.3 9 6

November 7.3 9 6

Desember 7.6 9 6

Januari 7.7 9 6

Februari 7.4 9 6

Maret 6.6 9 6

April 6.1 9 6 Mei 6.2 9 6

6.6 7 6.8

7.5 7.3 7.3 7.6 7.7

7.4

6.6 6.1 6.2

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Ko

nse

ntr

asi

Bulan

pH

Temuan

Batas Atas Baku Mutu

Batas Bawah Baku Mutu

34

Page 47: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

35

Lampiran 5 Tabel dan Grafik rekaman emisi udara

Udara Ambient

No Parameter Baku Mutu

Hasil Pengukuran Semester 1

2011 Semester 2

2011 Semester 1

2012 Semester 2

2012

1 NO2 400 µg/Nm³ 26.57 33.96 16.6 30.02

2 SO2 900 ppm 9.441 9.441 9.441 9.441

3 H2S 0.02 ppm 0.001 0.0001 0.001 0.0001

4 NH3 2 ppm 0.025 0.0059 0.0059 0.0396

5 CO 30000 µg/Nm³ 5715 6858 5715 5715 6 Debu TSP 230 ppm 141.4 201.9 62.64 106.7

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2011(1)

2011(2)

2012(1)

2012(2)

Ko

nse

ntr

asi (

µg/

Nm

³)

Tahun

NO2

NO2

0123456789

10

2011(1)

2011(2)

2012(1)

2012(2)

Ko

nse

ntr

asi (

Pp

m)

Tahun

SO2

SO2

0

0.0002

0.0004

0.0006

0.0008

0.001

0.0012

2011(1)

2011(2)

2012(1)

2012(2)

Ko

nse

ntr

asi (

Pp

m)

Tahun

H2S

H2S

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

0.04

0.045

2011(1)

2011(2)

2012(1)

2012(2)

Ko

nse

ntr

asi (

Pp

m)

Tahun

NH3

NH3

Page 48: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

36

Udara Lingkungan Ruang Kerja

No Parameter Hasil Pengukuran

Semester 1

2011 Semester 2

2011 Semester 1

2012 Semester 2

2012

1 NO2 3 ppm 0.018 0.014 0.005 0.009

2 SO2 250 µg/Nm³ 7.63 6.593 6.59 6.59

3 H2S 1 ppm 0.001 0.001 0.0001 0.001

4 NH3 17000 µg/Nm³ 11.9 4.04 13.8 80.05

5 CO 29000 µg/Nm³ 9144 9144 4572 6858 6 Debu TSP 10000 µg/Nm³ 2.78 2.97 1.53 1.535

50005200540056005800600062006400660068007000

2011(1)

2011(2)

2012(1)

2012(2)

Ko

nse

ntr

asi (

µg/

Nm

³)

Tahun

CO

CO

0

50

100

150

200

250

2011(1)

2011(2)

2012(1)

2012(2)

Ko

nse

ntr

asi (

Pp

m)

Tahun

Debu TSP

Debu TSP

0

0.002

0.004

0.006

0.008

0.01

0.012

0.014

0.016

0.018

0.02

2011(1)

2011(2)

2012(1)

2012(2)

Ko

nse

ntr

asi (

Pp

m)

Tahun

NO2

NO2

6

6.2

6.4

6.6

6.8

7

7.2

7.4

7.6

7.8

2011(1)

2011(2)

2012(1)

2012(2)

Ko

nse

ntr

asi (

µg/

Nm

³)

Tahun

SO2

SO2

Page 49: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

37

0

0.0002

0.0004

0.0006

0.0008

0.001

0.0012

2011(1)

2011(2)

2012(1)

2012(2)

Ko

nse

ntr

asi (

Pp

m)

Tahun

H2S

H2S

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

2011(1)

2011(2)

2012(1)

2012(2)

Ko

nse

ntr

asi (

µg/

Nm

³)

Tahun

NH3

NH3

0100020003000400050006000700080009000

10000

2011(1)

2011(2)

2012(1)

2012(2)

Ko

nse

ntr

asi (

µg/

Nm

³)

Tahun

CO

CO

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

2011(1)

2011(2)

2012(1)

2012(2)

Ko

nse

ntr

asi (

µg/

Nm

³)

Tahun

Debu TSP

Debu TSP

Page 50: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

38

Lampiran 6 Tabel Rekaman Limbah Padat

No Nama Jumlah

1 Kain Majun, Sarung tangan, Masker 385 Kg/Bln

2 Jerigen Plastik 232 Kg/bln

3 Plastik ex packing 12500 Kg/bln

4 Botol ex shampoo 770 Kg/bln

5 Plastik inner ex raw material 1760 Kg/bln

6 Tong logam ex lem 1280 Kg/bln

7 Besi/Seng 613 Kg/bln

8 Dus rusak, dus ex WOP 325 Kg/bln

9 Kor ex roll sachet, Tali plastik 7382 Kg/bln

10 Pallet non standar, Pallet rusak 9427 Kg/bln

11 Kertas ex office & RMS 18148 Kg/bln

12 Limbah Ex kantin 5580 Kg/bln

13 Scum/lumpur tinja 23147 Kg/bln

14 Drum besi 12 pcs/bln 15 Torn sisa kemasan bahan baku&penolong 40 pcs/bln

Page 51: KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN … · DI PT UNILEVER INDONESIA TBK PABRIK HOME PERSONAL CARE LIQUID RAHMAT SALEH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

39

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rahmat Saleh, dilahirkan di Jakarta pada tanggal

29 November 1991 sebagai anak dan putra pertama dari tiga bersaudara pasangan

Ir. Rio Rahardjo dan Rooslinawaty Saleh S.kom. Penulis menempuh pendidikan

Sekolah Menegah Pertama di SLTP Islam Terpadu Nurul Fikri Depok Jawa Barat

lalu dilanjutkan Sekolah Menengah Atas Negeri 67 Halim Perdanakusumah

Jakarta Timur.Penulis aktif di beberapa organisasi masyarakat.