125
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Triwulan II 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

  • Upload
    lyhanh

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Provinsi Jambi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

Triwulan II 2015

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741 - 62445 Fax : 0741 – 62112 Webiste : http://www.bi.go.id

Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Misi Bank Indonesia 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Trust and Integrity, Profesionalism, Excellence, Public Interest, Coordination and Teamwork. Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

K A T A P E N G A N T A R

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Jambi

triwulan II 2015 dapat diselesaikan dengan baik. KEKR merupakan salah satu terbitan periodik

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi

dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun

eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan

terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh

masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KEKR mencakup

beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan

sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini

juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah.

Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi triwulan II 2015

tumbuh sebesar 5,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional triwulan II

2015 sebesar 4,67% (yoy), akan tetapi melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan

sebelumnya (5,9% (yoy)) dan triwulan II 2014 (6,6% (yoy)). Perekonomian Jambi pada triwulan

laporan menghasilkan output Rp40,2 triliun atau 1,1% dari perekonomian Indonesia. Dari sisi

harga, kota Jambi mengalami inflasi 6,46% (yoy) lebih tinggi dari triwulan lalu 4,88% (yoy) dan

inflasi nasional 7,26% (yoy).Sementara itu inflasi Bungo pada triwulan I 2015 tercatat sebesar

6,02% (yoy). Perkembangan perbankan sedikit mengalami peningkatan akibat kenaikan pada dana

pihak ketiga dan kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor berada

pada posisi yaitu sebesar 113,01% yang mengindikasikan masuknya dana dari luar perbankan

Provinsi Jambi. Kualitas kredit bank umum juga masih berada pada level yang aman, ditunjukkan

oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus

menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka

meningkatkan investasi.

Dalam penyusunan KEKR triwulan II 2015 kami banyak memperoleh support dari dinas-

dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu,

kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga

kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam

meningkatkan kualitas KEKR ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk

kemakmuran masyarakat Jambi.

Jambi, Agustus 2015

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI JAMBI

V. Carlusa

Kepala Perwakilan

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

vii

DAFTAR ISI

Daftar Isi ... ............................................................................................... vii

Daftar Tabel ......................................................................................... ix

Daftar Grafik ......................................................................................... x

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih ..................................................................... xii

Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1

BAB I. Ekonomi Makro Regional ........................................................ 7

A. Umum ............................................................................. 7

B. PDRB Sisi lapangan Usaha .................................................. 9

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan..................................................................... 10

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ... 13

3. Sektor Industri Pengolahan........................................ .. 13

4. Sektor-sektor Lain .................................................... ... 14

C. PDRB Sisi Penggunaan ....................................................... 17

1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ... 18

2. Investasi ................................................................... ... 20

3. Perdagangan Eksternal.............................................. ... 22

3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... .. 22

3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... 24

BAB II. Inflasi ....................................................................................... 27

A. Kajian Umum ................................................................. 27

B. Inflasi Kota Jambi Berdasarkan Kelompok Barang ............... 30

1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ... 34

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan

Tembakau ........... ....................................................... 38

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan

Bakar....................................................................... .... 38

4. Kelompok Sandang.................................................. .... 39

5. Kelompok Kesehatan ............................................... ... 40

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ .. 40

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 40

C. Inflasi Kota Bungo ............................................................... 41

BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran .......................................... 47

A. Bank Umum .................................................................... 48

1. Perkembangan Aset Bank ........................................ ... 48

2. Perkembangan Dana Masyarakat............................... .. 48

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II 2015

viii

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana........................ . 51

4. Undisbursed Loan...................................................... .. 54

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing

Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi............... 55

6. Perkembangan Kredit UMKM ................................... .. 58

B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ........................................... 59

C. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai ....... 60

1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi....... . 62

2. Penyediaan Uang Layak Edar..................................... .. 64

3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan.. .. 65

4. Perkembangan Kliring Lokal...................................... ... 65

5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS).............. . 66

BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 69

A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan II Tahun 2015 ......... 69

B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan II Tahun 2015 ................. 70

C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah ................................. 72

D. Keuangan Pemerintah Daerah ................................. .......... 74

E.

Boks 1 Perkembangan Dana Desa Di Provinsi Jambi ............................. 77

BAB V Kesejahteraan Daerah ............................................................. 83

A. Kesejahteraan............................................................... ..... 83

B. Raskin............................................................... ................. 86

BAB VI Prospek Perekonomian ............................................................. 89

A. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 90

B. Proyeksi Inflasi ................................................................... 93

C. Rekomendasi Kebijakan .................................................. .. 94

Boks 2 Kondisi, Peluang dan Tantangan Pembangunan Kelistrikan

di Provinsi Jambi ...................................................................... 99

Lampiran

Glosary

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

ix

DAFTAR TABEL

1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi (yoy) 8

1.2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang 14

1.3 Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan (yoy) 18

1.4 Indeks Tendensi Konsumen 19

1.5 PMA dan PMDN Provinsi Jambi 22

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 32

2.2 Sumbangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi

Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 32

2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode Triwulan II 2015 33

2.4 Perkembangan Inflasi Kota Bungo 42

2.5 Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Bungo berdasarkan

kelompok dan sub kelompok barang dan jasa 43

2.6 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Bungo berdasarkan komoditi

periode triwulan II - 2015 46

3.1 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 49

3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 50

3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 51

3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 52

3.5 Perkembangan Kredit Berdasarkan Lokasi di Proyek Provinsi Jambi 54

3.6 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 54

3.7 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi

Jambi 57

3.8 Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi

Jambi 62

3.9 Perkembangan Transaksi RTGS 67

4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan II 2015 70

4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan II Tahun 2015 72

4.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 72

4.4 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 73

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II 2015

x

5.1 Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor 86

6.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha 92

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

xi

DAFTAR GRAFIK

1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 7

1.2 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha Triwulan II Tahun 2015 9

1.3 Produksi Padi 10

1.4 Produksi Jagung 10

1.5 Produksi Kedelai 11

1.6 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 11

1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi 12

1.8 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 12

1.9 Pertumbuhan Lifting (Barrel) Minyak 13

1.10 Pertumbuhan Lifting (MMBTU) Gas 13

1.11 Perkembangan Produksi Karet Jambi 14

1.12 Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 4 dan Sepeda Motor di Provinsi

Jambi 15

1.13 Tingkat Hunian Hotel 15

1.14 Perkembangan Pelanggan dan Pemakaian Listrik 16

1.15 Perkembangan Pelanggan dan Pemakaian Air Bersih 16

1.16 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 17

1.17 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat barang 17

1.18 Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran

Triwulanan II Tahun 2015 18

1.19 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 19

1.20 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 21

1.21 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 21

1.22 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 22

1.23 Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jambi 23

1.24 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 23

1.25 Pangsa Nilai Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Triwulan II 2015 23

1.26 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi berdasarkan Negara Tujuan 24

1.27 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 25

1.28 Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 25

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 27

2.2 Perkembangan Inflasi Kota Jambi (ytd) 28

2.3 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy) 29

2.4 Perbandingan Inflasi tahunan Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau

Sumatera per Juni 2015 30

2.5 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 34

2.6 Perkembangan Harga Jagung 35

2.7 Perkembangan Harga Beras 35

2.8 Perkembangan Harga Tepung Terigu 36

2.9 Perkembangan Harga Daging 37

2.10 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 37

2.11 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 39

2.12 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 41

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II 2015

xii

2.12 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Bungo Tahun 2014-2015 42

3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 48

3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 49

3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi 55

3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito

Bank Umum di Provinsi Jambi 57

3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 58

3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 59

3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi

Jambi 64

3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 65

4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%) 73

4.2 Pangsa (share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 74

4.3 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 75

5.1 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 87

6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2012

s.d Juni 2015 serta Perkiraan Juli s.d September 2015 93

6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2012

s.d Juni 2015 serta Perkiraan Juli s.d September 2015 93

6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun

2012 s.d Juni 2015 serta Perkiraan Juli s.d September 2015 94

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

A. Inflasi dan PDRB

TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV Total TRW.I TRW.II

MAKRO

Indeks Harga Konsumen Kota Jambi 111.51 112.09 113.91 120.04 120.04 116.95 119.33

Indeks Harga Konsumen Kota Bungo 4)

110.62 110.63 113.13 119.06 119.06 116.06 117.29

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 7.51 6.47 4.31 8.72 8.72 4.88 6.46

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Bungo 4)

6.28 4.58 5.21 8.99 8.99 4.92 6.02

PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1)

29,367,667 30,026,427 30,351,235 30,950,905 120,696,234 31,117,580 31,581,176

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7,858,367 8,102,410 7,830,911 8,170,651 31,962,339 8,462,754 8,606,116

Pertambangan dan Penggalian 7,457,231 7,599,949 7,940,656 7,850,070 30,847,907 7,704,312 7,729,874

Industri Pengolahan 3,343,648 3,404,386 3,423,015 3,399,915 13,570,964 3,398,443 3,456,673

Pengadaan Listrik, Gas 13,145 13,779 13,954 15,533 56,412 14,781 15,144

Pengadaan Air 39,210 39,683 40,235 41,343 160,471 40,756 41,742

Konstruksi 2,124,821 2,158,461 2,170,639 2,207,296 8,661,217 2,117,687 2,186,231

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2,543,492 2,580,777 2,676,617 2,861,077 10,661,963 2,908,629 2,960,958

Transportasi dan Pergudangan 896,697 909,096 924,770 938,881 3,669,444 953,382 975,390

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 298,494 303,159 310,095 314,874 1,226,622 321,241 330,322

Informasi dan Komunikasi 942,422 955,154 979,937 998,789 3,876,302 1,029,423 1,082,685

Jasa Keuangan 673,190 686,362 692,398 720,531 2,772,481 724,827 696,541

Real Estate 425,582 430,234 436,359 440,620 1,732,795 449,595 450,575

Jasa Perusahaan 298,975 304,466 310,600 316,366 1,230,408 321,898 327,291

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 984,346 1,028,688 1,044,349 1,083,775 4,141,157 1,056,848 1,067,817

Jasa Pendidikan 875,384 909,678 943,625 965,511 3,694,199 971,504 996,547

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 308,834 313,943 320,742 325,957 1,269,477 334,498 344,441

Jasa lainnya 283,829 286,203 292,330 299,714 1,162,075 307,002 312,831

Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2)

263,619 278,279 223,628 255,033 1,020,560 248,706 247,150

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 860,882 1,107,025 840,332 1,006,563 3,814,802 1,089,055 1,046,327

Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3)

71,736 53,767 38,560 20,918 184,980 25,667 28,113

Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 26,274 31,946 33,758 23,999 115,977 27,200 1,046,327

Sumber: BPS

Catatan

1)

Tahun dasar 2010 angka sangat sementara, sumber : BPS Provinsi Jambi

2)

Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang

berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.

3)

Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2

digit

4)

Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di

Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan

Muara Bungo

INDIKATOR2014 2015

vii

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

B. Perbankan

TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II

PERBANKAN

A. Bank Umum :

Total Aset (Rp Juta) 28,676,080 29,691,060 34,853,104 34,345,898 32,675,144 34,622,605 37,671,417

DPK(Rp Juta) 19,415,015 20,069,436 22,307,397 22,527,139 21,964,903 22,733,986 24,205,221

- Tabungan 11,429,775 10,703,386 10,969,816 11,290,961 12,044,292 10,847,414 3,619,074

- Giro 3,343,467 3,179,483 4,051,589 3,707,342 3,008,463 3,842,142 11,316,696

- Deposito 4,641,773 6,186,567 7,285,993 7,528,836 6,912,149 8,044,430 9,269,451

26,955,932 31,946,454 32,458,037 33,257,510 34,124,108 34,107,025 35,199,342

- Modal Kerja 8,103,793 10,158,229 10,671,200 11,084,121 11,419,932 11,049,817 11,327,405

- Konsumsi 8,410,345 9,527,809 9,164,037 9,187,047 9,439,228 9,679,800 10,216,942

- Investasi 10,441,794 12,260,417 12,622,800 12,986,343 13,264,947 13,377,408 13,654,995

- Dana 19,898,809 20,473,410 22,719,313 22,958,027 22,508,985 23,275,384 24,596,162

- LDR 135.47 156.04 142.87 144.86 151.60 146.54 143.11

23,621,083 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 27,355,034

- Modal Kerja 7,548,969 7,558,597 8,035,392 8,187,856 8,517,472 8,487,900 8,772,809

- Konsumsi 10,207,932 5,959,299 10,762,104 6,134,277 6,430,084 6,663,743 6,881,249

- Investasi 5,864,182 10,409,402 6,071,136 11,050,256 11,281,919 11,414,666 11,700,976

- LDR (%) 121.66 119.22 111.48 112.63 119.42 116.86 113.01

- NPL Gross nominal 466,983 492,240 612,619 620,912 654,329 769,060 879,166

- NPL Gross % 1.98 2.06 2.46 2.45 2.49 2.89 3.21

Kredit MKM (Rp Juta)

Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3,302,277 3,289,142 3,368,912 3,306,533 3,279,728 3,327,809 3,506,146

- Kredit Modal Kerja 1,260,845 1,317,572 1,415,511 1,376,943 1,424,349 1,457,647 1,537,153

- Kredit Investasi 597,628 618,466 638,798 636,627 647,195 669,772 683,815

- Kredit Konsumsi 1,443,804 1,353,104 1,314,602 1,292,963 1,208,184 1,200,391 1,285,178

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta)11,642,097 11,946,461 12,445,976 12,807,687 13,124,113 13,333,741 13,601,753

- Kredit Modal Kerja 1,914,038 1,895,776 1,949,111 2,015,340 2,020,090 1,998,536 2,025,697

- Kredit Investasi 1,829,234 1,853,755 1,912,349 1,925,125 1,990,458 2,055,800 2,129,599

- Kredit Konsumsi 7,898,825 8,196,931 8,584,516 8,867,222 9,113,566 9,279,404 9,446,457

4,563,050 4,488,941 4,669,116 4,743,308 4,945,156 4,965,324 5,044,331

- Kredit Modal Kerja 2,853,406 2,808,005 3,038,812 3,096,118 3,226,807 3,229,753 3,279,252

- Kredit Investasi 899,870 876,907 814,947 808,236 836,608 848,942 849,820

- Kredit Konsumsi 809,774 804,029 815,357 838,954 881,741 886,629 915,259

Total Kredit MKM (Rp Juta) 19,507,424 19,724,544 20,484,004 20,857,528 21,348,998 21,626,874 22,152,229

NPL MKM gross (%) 2.31 2.43 2.90 2.95 2.78 3.22 1.52

- NPL MKM Gross Nominal 450,912 480,211 595,039 614,782 593,170 697,392 337,386

B. BPR :

Total Aset (Rp Juta) 739,510 742,646 731,857 739,748 758,995 766,796 759,582

DPK (Rp Juta) 532,417 541,824 539,797 550,872 566,501 580,220 583,279

- Tabungan (Rp Juta) 86,236 82,543 83,869 84,072 84,864 84,947 85,648

- Deposito (Rp Juta) 446,181 459,281 455,928 466,800 481,637 495,273 497,631

Kredit (Rp Juta) 545,175 544,849 541,885 535,557 524,672 524,425 531,051

- Modal Kerja 172,919 164,194 171,394 178,183 180,501 189,211 204,080

- Investasi 94,718 104,588 105,345 107,637 107,056 107,172 106,844

- Konsumsi 277,538 276,067 265,146 249,737 237,115 228,042 220,127

Kredit UMKM (Rp Juta) 202,844 227,858 237,051 245,608 248,842 259,465 270,286

Rasio NPL Gross (%) 6.30 7.99 10.09 11.13 12.21 14.50 15.65

- NPL Gross (Nominal) 34,367 43,534 54,692 59,612 64,046 76,061 83,127

LDR (%) 84.26 82.57 85.60 84.13 79.40 80.46 82.38

Sumber: LBU Bank Indonesia 102.40

2015

Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤

Rp5 miliar) ((Rp Juta)

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi

kantor cabang

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi

2013 2014INDIKATOR

viii

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

c. Sistem Pembayaran

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Kliring

Nilai Kliring (juta Rp) 2,519,833 2,707,328 2,534,343 2,571,965 2,202,247 1,829,966

Volume Kliring (lembar warkat) 68,552 74,520 70,240 69,012 62,245 51,098

Cek dan BG Kosong

Lembar 1,472 1,974 1,847 1,783 1,529 1,249

Nominal (juta Rp) 56,789 83,457 71,186 99,967 52,135 43,149

RTGS

RTGS dari Jambi (miliar Rp) 19,684 26,992 38,703 40,778 34,079 37,662

RTGS ke Jambi (miliar Rp) 22,514 40,455 53,698 49,646 39,055 49,677

RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 5,072 11,033 12,937 4,833 4,347 7,289

Transaksi Tunai

Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 880,393 976,622 1,948,349 921,379 1,445,865 892,023

Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 1,734,894 1,861,714 2,788,527 2,309,258 1,285,175 2,354,181

Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (854,501) (885,091) (840,178) (1,387,878) 160,690 (1,462,158)

2015Uraian

2014

ix

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

1

RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI

Perekonomian Jambi pada triwulan II 2015 menghasilkan output

Rp40,2 triliun1

dan tumbuh sebesar 5,2% (yoy), lebih tinggi dari

pertumbuhan ekonomi nasional triwulan II 2015 yang tercatat sebesar

4,7% (yoy), akan tetapi melambat dibandingkan dengan pertumbuhan

triwulan sebelumnya (5,9% (yoy)) dan triwulan II 2014 (6,6% (yoy)). Namun

demikian, secara triwulanan pertumbuhan perekonomian Jambi pada

triwulan laporan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dari 0,5%

(qtq) menjadi 1,5% (qtq).

Struktur perekonomian Jambi pada triwulan II 2015 menunjukkan

bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi

Jambi yaitu 49,6%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 38,3% dan

sektor sekunder sebesar 12,1%.

Lima sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada

triwulan II 2015 adalah sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil

dan sepeda motor yang mencapai 14,7% (yoy) disusul oleh sektor informasi

dan komunikasi sebesar 13,4% (yoy), sektor pengadaan listrik dan gas

sebesar 9,9% (yoy), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,7%

(yoy) dan sektor jasa pendidikan 9,5% (yoy).

Dari sisi penggunaan, kenaikan ekspor sebesar 11,9% (yoy) di

triwulan II 2015 memberikan andil sebesar 8,1% terhadap pertumbuhan

ekonomi Provinsi Jambi triwulan laporan, disusul kenaikan konsumsi rumah

tangga sebesar 4,3% (yoy) yang memberikan andil sebesar 1,9% (yoy).

Namun demikian, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) atau

Investasi yang terkontraksi 5,0%(yoy) dan konsumsi pemerintah yang

terkontraksi sebesar 1,8% (yoy) membuat pertumbuhan ekonomi Jambi

tidak setinggi triwulan sebelumnya.

1 Mulai triwulan IV 2014, perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk

menghitung pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi oleh BPS menggunakan tahun dasar

2010 berbasis SNA (System of National Account) 2008.

Pertumbuhan ekonomi

Provinsi Jambi triwulan II 2015

mengalami perlambatan

yaitu dari 5,9% menjadi

5,2%....

Pertumbuhan tertinggi terjadi

pada sektor perdagangan

besar, eceran, reparasi mobil

dan sepeda motor

((14,7%(yoy) dan sektor

komunikasi ((13,4%(yoy))....

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

2

II. Inflasi

Pada triwulan II 2015, inflasi kota Jambi tercatat 6,46%(yoy),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,88% (yoy)), dan lebih

tinggi dari rata-rata inflasi triwulan II dalam tiga tahun terakhir (6,17%(yoy))

namun lebih rendah dari inflasi nasional (7,26%(yoy)). Sementara itu inflasi

Bungo tercatat sebesar 6,02% (yoy) dan juga berada di bawah inflasi

nasional2

.

Peningkatan inflasi di Kota Jambi utamanya disebabkan oleh

kelompok volatile food sebesar 4,68% (yoy) yang utamanya disebabkan

tren kenaikan harga cabai merah sepanjang triwulan II 2015. Sementara

itu, inflasi pada kelompok administered price mencapai 13,76% (yoy).

Inflasi kelompok tersebut utamanya disebabkan kenaikan harga BBM jenis

bensin dan solar yang dilakukan oleh pemerintah pada 28 Maret 2015 dan

kenaikan LPG 12 Kg pada 1 April 2015. Inflasi inti cenderung stabil di level

3,87% (yoy).

Perkembangan harga di Kota Jambi secara triwulanan tercatat

mengalami inflasi 2,02% (qtq), meningkat tajam dibandingkan deflasi pada

triwulan sebelumnya (2,59% (qtq)). Pergerakan angka inflasi bulanan (mtm)

pada bulan April, Mei dan Juni 2015 masing-masing sebesar 0,30%,

1,18% dan 0,54%.

Sementara itu, Bungo tercatat mengalami inflasi sebesar 1,05%

(qtq), meningkat dibandingkan deflasi yang terjadi pada triwulan

sebelumnya (2,54% (qtq)) dengan pergerakan angka inflasi bulanan (mtm)

pada bulan April, Mei dan Juni 2015 masing-masing sebesar 0,09%,

0,34% dan 0,62%.

III. Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kinerja perbankan pada triwulan II 2015 secara umum menunjukkan

perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset, dana pihak ketiga

dan kredit perbankan masing-masing hanya tumbuh (8,1%) (yoy)), 8,5%

(yoy) dan 10,0% (yoy) atau melambat dibanding triwulan sebelumnya yang

2 Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari

sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan nasional dari

66 kota menjadi 82 kota.

Pada triwulan II 2015, Kota

Jambi mengalami inflasi

sebesar 6,46%

(yoy) dan Kota Bungo 6,02%

(yoy)....

Kinerja perbankan

mengalami perlambatan

ditandai dengan

pertumbuhan aset

perbankan, DPK, dan

penyaluran kredit pada

triwulan berjalan lebih kecil

dibandingkan triwulan

sebelumnya secara

tahunan....

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

RINGKASAN EKSEKUTIF

TRIWULAN II 2015| KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

3

mampu tumbuh masing-masing sebesar 16,6% (yoy), 13,3% (yoy) dan

(11,0% (yoy)).

Kualitas kredit masih terjaga yang tercermin dari rasio NPL di bawah

5% (3,21%), meskipun sedikit memburuk dibandingkan triwulan

sebelumnya. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank

pelapor mengalami penurunan sebesar 384 bps menjadi sebesar 113,01%

dari triwulan sebelumnya 116,85%.

Kebutuhan pembayaran tunai dari sisi aliran kas keluar (cash

outflow) mengalami peningkatan 26,5% (yoy) sedangkan kas masuk (cash

inflow) menurun 8,7% (yoy) dengan net outflow meningkat 65,2% (yoy).

Sementara itu kinerja pembayaran non tunai melalui kliring mengalami

penurunan sedangkan melalui RTGS mengalami peningkatan, dengan

rincian sebagai berikut:

Nilai kliring turun sebesar 32,4%(yoy) dibandingkan triwulan

sebelumnya menjadi Rp1,8 triliun dan dan volume kliring turun

31,4% (yoy) menjadi 51.098.

Nilai RTGS dari, ke Jambi meningkat 39,5% (yoy), 22,8% (yoy)

sedangkan RTGS dari dan ke Jambi menurun 33,9% (yoy).

IV. Keuangan Pemerintah Daerah

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan

triwulan II-2015 mencapai Rp1,6 triliun (terealisasi sebesar 50,0% dari

APBD 2015), sementara itu realisasi belanja melonjak cukup tinggi

dibanding triwulan sebelumnya, dari Rp420,3 miliar pada triwulan I-2015

(terealisasi 12,0%) menjadi Rp1,2 triliun pada triwulan II-2015 (terealisasi

34,3%). Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, nilai

realisasi pendapatan dan belanja mengalami peningkatan masing-masing

sebesar 2,7% dan 30,9%.

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp556,6 miliar

(33,8% dari total pendapatan), sedikit meningkat dibandingkan realisasi

PAD triwulan II-2014 (Rp535,65 miliar, 33,4% dari total pendapatan).

Pendapatan terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai

Rp472,1 miliar (84,8% dari total PAD).

Realisasi pendapatan

triwulan II 2015 mencapai

50,0% dari APBD

sementara realisasi belanja

baru mencapai 34,3%...

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

4

Akan tetapi, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan untuk

pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan

ekonomi pada APBD 2015 hanya sebesar 22,7%, jauh lebih kecil

dibandingkan share belanja operasi yang mencapai 61,5%. Share belanja

modal pada tahun ini pun lebih kecil dibandingkan pada APBD-P 2014 dan

2013 (25,3% dan 31,5%).

V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami sedikit

peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 96,09

dari 95,81 pada triwulan lalu yang disebabkan meningkatnya nilai tukar

petani tanaman perkebunan rakyat dan peternak. Kenaikan nilai tukar

petani tersebut seiring dengan sedikit membaiknya harga bokar selama

triwulan II 2015 dan meningkatnya konsumsi daging dan hasil-hasilnya

selama bulan puasa 2015.

Sementara itu penyaluran raskin selama triwulan II juga mengalami

peningkatan yaitu menjadi 103,5% (qtq) seiring dengan lancarnya

penebusan raskin terkait telah selesainya juknis penyaluran raskin tahun

2015 oleh pemerintah kota/kabupaten.

VI.Prospek Perekonomian

Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan III 2015

diperkirakan sedikit membaik pada kisaran 5,2%-5,7% (yoy) dibandingkan

triwulan II 2015 (5,2% (yoy)).

Berdasarkan sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan konsumsi

pemerintah diperkirakan masih akan menjadi kontributor utama

pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Tingkat konsumsi

diperkirakan akan meningkat sejalan dengan persiapan menghadapi

lebaran pada bulan Juli 2015. Pertumbuhan juga akan didorong oleh

realisasi belanja barang dan modal Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Provinsi Jambi yang umumnya terjadi pada triwulan III 2015. Ekspor juga

berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan III 2015 meskipun

tidak begitu besar sejalan dengan pelemahan harga komoditas global dan

perkiraan pertumbuhan ekonomi terbaru Amerika Serikat dan Tiongkok

yang lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya. PMTDB/Investasi

juga diperkirakan belum banyak berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi

Jambi sejalan dengan perlambatan ekonomi Jambi dan tekanan depresiasi

Nilai Tukar Petani (NTP)

pada triwulan laporan

mengalami sedikit

peningkatan jika

dibandingkan triwulan

sebelumnya yaitu menjadi

96,09 dari 95,81 pada

triwulan lalu

Laju pertumbuhan PDRB

triwulan III 2015

diperkirakan berkisar 5,2%-

5,7% (yoy).....

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

RINGKASAN EKSEKUTIF

TRIWULAN II 2015| KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

5

kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang membuat

perusahaan/korporasi menunda/membatalkan rencana investasi maupun

pembelian alat-alat produksi baru.

Dari sisi lapangan usaha, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi

akan banyak disumbangkan sektor perdagangan besar dan eceran serta

reparasi mobil dan sepeda motor, sektor transportasi dan pergudangan

serta sektor informasi dan komunikasi seiring momen lebaran pada bulan

Juli 2015. Sektor konstruksi juga diperkirakan tumbuh sejalan dengan

dimulainya realisasi belanja modal infrastruktur Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Provinsi pada triwulan III 2015.

Inflasi pada triwulan III 2015 diperkirakan berada pada kisaran

6,9%-7,4% (yoy) dari sebelumnya 6,4% (yoy) pada triwulan II 2015.

Peningkatan laju inflasi ini utamanya dipengaruhi oleh kelompok volatile

food dan inflasi inti (core inflation).

Dari sisi volatile food, momen lebaran dan kekeringan yang

disebabkan El Nino menyebabkan gagal panen yang berdampak pada

menurunnya produksi bahan pangan dan memberikan tekanan inflasi pada

sisi volatile food. Penerapan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No

132/010/2015 mengenai kenaikan tarif bea masuk barang impor juga

diperkirakan akan sedikit meningkatkan tekanan pada inflasi inti/core

inflation.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi

lebih tinggi dari perkiraan antara lain: 1) kenaikan harga produk ayam

sejalan dengan rencana pemerintah untuk menghentikan impor jagung; 2)

kenaikan harga BBM dalam negeri sebagai dampak melemahnya nilai tukar

rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat; 3) kenaikan harga bahan bangunan

seiring kenaikan realisasi belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

pada triwulan III 2015; 4) proyeksi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap

Dollar Amerika Serikat.

Menyikapi kondisi perekonomian triwulan II 2015 serta proyeksi

ekonomi triwulan III 2015, beberapa hal yang patut menjadi perhatian

adalah:

1. Percepatan pembangunan ekonomi daerah melalui:

a. Percepatan realisasi anggaran belanja modal dan belanja barang

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jambi.

b. Kebijakan/program dalam rangka meningkatkan investasi swasta

di Provinsi Jambi

Inflasi pada triwulan III

2015 diperkirakan

berada pada kisaran

6,9%-7,4%(yoy)

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

6

c. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) terampil untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor primer (pertanian

dan pertambangan), sektor sekunder (industri) dan jasa melalui

pendirian SMK baru, beasiswa perguruan tinggi dan peningkatan

kompetensi pengajar.

2. Meningkatkan kinerja dan nilai tambah produk perkebunan kelapa

sawit dan karet dari hulu hingga hilir

3. Penguatan fungsi dan Peran TPID Provinsi Jambi serta TPID

Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi dalam pengendalian inflasi

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

7

BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL

A. Umum

Perekonomian Jambi pada triwulan II 2015 menghasilkan output Rp40,22 triliun1

dan tumbuh sebesar 5,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi

triwulan I 2015 sebesar 5,9%. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan II

2015 lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional triwulan II 2015 yang

tercatat sebesar 4,67% (yoy) (Grafik 1.1).

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy)

Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

menyumbangkan andil tertinggi pada pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan II 2015 yaitu

sebesar 1,7% (yoy) diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil

dan sepeda motor sebesar 1,3% (yoy). Sektor pertambangan dan penggalian serta sektor

informasi dan komunikasi masing-masing menyumbangkan 0,4%(yoy). 5 (lima) sektor yang

mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan II 2015 adalah sektor perdagangan

besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang mencapai 14,7% (yoy) disusul oleh

sektor informasi dan komunikasi sebesar 13,4% (yoy), sektor pengadaan listrik dan gas

sebesar 9,9% (yoy), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,7% (yoy) serta

sektor jasa pendidikan 9,5% (yoy) (Tabel 1.1). Struktur perekonomian Jambi pada triwulan

1 Mulai triwulan IV 2014, perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk menghitung

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi oleh BPS menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA (System of

National Account) 2008.

30.5 32.7

33.4 35.435.8

38.640.9

38.639.0 40.2

9.3

10.7

5.1

2.50

10.26

5.595.82 6.51

5.96 5.18

(6.0)

6.8

0.9 1.3

1.1

2.2

1.1

2.0

0.5

1.5

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15

Sumber: BPS (diolah)

%

Output Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Jambi (yoy) Pertumbuhan Jambi (qtq)

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

8

II 2015 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB

Provinsi Jambi yaitu 49,61%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 38,26% dan sektor

sekunder sebesar 12,13%.

Dari sisi penggunaan, kenaikan ekspor sebesar 11,93% (yoy) di triwulan II 2015

memberikan andil sebesar 8,05% terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi triwulan

laporan, disusul kenaikan konsumsi rumah tangga sebesar 4,31% (yoy) yang memberikan

andil sebesar 1,88% (yoy). Namun demikian, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

(PMTDB) atau Investasi yang terkontraksi 5,03%(yoy) dan konsumsi pemerintah yang

terkontraksi sebesar 1,85% (yoy) membuat pertumbuhan ekonomi Jambi tidak setinggi

triwulan sebelumnya (Tabel 1.1).

Tahun 2014

II III IV I II III IV Growth I II Andil

3.7 2.9 2.9 4.3 4.3 4.4 4.4 4.4 4.1 4.3 1.9

8.8 2.5 7.6 13.9 21.4 13.4 8.6 14.2 3.1 (0.7) 0.0

(21.8) (20.5) 49.2 3.0 1.1 3.6 1.5 2.2 0.7 (1.9) -0.1

12.4 17.2 25.0 63.9 24.7 (11.2) (31.6) 0.8 (13.7) (5.0) -1.2

5.0 (205.4) (229.2) 12.7 (385.9) 18.8 11.0 (78.5) (39.5) 0.5 0.0

8.8 3.0 (17.4) (2.8) (0.2) 11.2 27.9 8.5 16.9 11.9 8.0

(2.9) 11.0 (10.3) 1.5 8.3 0.1 2.1 2.9 5.8 7.8 3.4

10.7 5.1 2.5 10.6 6.6 6.9 7.1 7.8 5.9 5.2 5.2

2015

PDRB

2013 2014

Ekspor

Impor

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

Perubahan Inventori

JENIS PENGELUARAN

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga LNPRT

Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi (yoy)

II III IV I II III IV I II Andil

15.2 3.7 5.8 20.0 14.6 10.6 8.5 13.2 7.7 6.2 1.7

4.1 8.1 -1.2 2.9 3.1 3.9 5.4 3.8 3.3 1.7 0.4

10.6 -0.3 1.3 8.0 4.0 3.6 1.1 4.1 1.6 1.5 0.2

10.4 8.9 3.9 1.9 6.3 7.6 18.4 8.6 12.4 9.9 0.0

8.9 5.6 -2.4 3.0 2.6 0.1 6.7 3.1 3.9 5.2 0.0

27.5 18.7 10.1 32.1 -0.5 6.7 5.3 9.5 -0.3 1.3 0.1

7.6 6.1 5.6 7.3 5.4 7.8 14.5 8.8 14.4 14.71.3

7.6 9.3 4.5 12.1 8.5 6.4 7.2 8.5 6.3 7.3 0.2

6.8 5.9 6.4 23.7 22.5 19.3 10.7 18.7 7.6 9.0 0.1

7.6 5.8 6.0 6.8 6.9 7.0 7.3 7.0 9.2 13.4 0.4

15.4 11.9 3.5 2.0 2.7 2.6 8.8 4.0 7.7 1.5 0.0

5.7 5.4 2.6 1.1 1.3 1.9 4.5 2.2 5.6 4.7 0.1

2.2 2.7 0.3 2.7 4.2 5.4 7.7 5.0 7.7 7.5 0.1

22.7 -21.4 -7.9 14.6 11.5 20.6 7.8 13.4 7.43.8 0.1

12.1 5.5 -8.9 -6.7 -3.3 -0.9 13.0 0.2 11.0 9.5 0.3

7.2 4.5 15.7 18.4 16.1 19.8 7.3 15.1 8.3 9.7 0.1

4.2 5.9 9.2 4.9 4.8 5.4 7.0 5.5 8.2 9.3 0.1

10.7 5.1 2.5 10.6 6.63 6.9 7.1 7.8 5.9 5.2 5.2PDRB

LAPANGAN USAHA

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Lainnya

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan

Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

Pertanian, Kehutanan & Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik Dan Gas

Pengadaan Air

Konstruksi

Perdagangan Besar, Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

Transportasi dan Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Tahun 20142013 2014 2015

Sumber: BPS (diolah)

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

9

B.PDRB Sisi Lapangan Usaha

Pertumbuhan perekonomian Jambi pada triwulan II 2015 mengalami sedikit

perlambatan dari 5,9% (yoy) di triwulan I 2015 menjadi 5,2% (yoy) pada triwulan II 2015.

Dari sisi lapangan usaha, sumber utama pertumbuhan Jambi pada triwulan II 2015 adalah

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi 1,7% dan diikuti sektor

perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,3%. Sementara dari

sisi tingkat pertumbuhan, pertumbuhan tahunan tertinggi pada triwulan II 2015 terjadi

pada sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,7%

(yoy) dan sektor informasi dan komunikasi sebesar 13,4% (yoy). Tingginya pertumbuhan

kedua sektor tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan konsumsi dan penggunaan

jasa komunikasi pada saat liburan sekolah dan awal bulan puasa.

Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku pada triwulan II 2015

tercatat sebesar Rp40,2 triliun, dan secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan sebesar 27,8%, pertambangan dan penggalian sebesar 18,2%

serta sektor industri pengolahan sebesar 11,2% (Grafik 1.3). Dengan demikian, struktur

ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan

triwulan I 2015 (Grafik 1.2).

Grafik 1.2. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Triwulan II Tahun 2015

Sumber: BPS (diolah)

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

10

Grafik 1.3 Produksi Padi Grafik 1.4 Produksi Jagung

1. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Produksi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan II 2015

mengalami pertumbuhan sebesar 6,2% (yoy). Secara tahunan sektor ini mengalami

pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2015 (5,2% (yoy)).

Peningkatan pertumbuhan sektor ini disebabkan oleh masih berlangsungnya panen

tanaman bahan makanan padi yang mengalami pergeseran pola tanam pada subround III

(September-Desember 2014) sehingga puncak panen raya padi terjadi pada bulan April

2015. Namun demikian, harga Crude Palm Oil (CPO) dan Tandan Buah Segar (TBS) yang

cenderung mengalami penurunan ditambah dengan turunnya produktivitas sejalan dengan

mulai masuknya musim kemarau mampu menahan pertumbuhan di sektor ini. Hal yang

sama juga terjadi pada sektor perkebunan karet dimana harga karet lokal dan internasional

masih mengalami tren penurunan.

Pertumbuhan produksi tanaman bahan makanan (tabama) di Provinsi Jambi

terkonfirmasi dalam Angka Ramalan I (ARAM I) BPS yang menyatakan bahwa produksi padi,

jagung dan kedelai pada subround I dan II 2015 mengalami kenaikan dibandingkan

periode yang sama di tahun 2014 (Grafik 1.4, 1.5 dan 1.6). Hal ini disebabkan baik oleh

kenaikan luas panen maupun produktivitas lahan padi. Produksi padi tahun 2015

diperkirakan mencapai 786,9 ribu ton atau meningkat 18,39% dibandingkan tahun 2014

(122.228 ton).

Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah)

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

11

Grafik 1.5 Produksi Kedelai

Harga rata-rata bahan olah karet (bokar) di Jambi tercatat sebesar Rp15.884/kg

(Grafik 1.7), lebih rendah bila dibandingkan harga pada triwulan yang sama di tahun 2014

yang mencapai Rp17.299/kg. Harga karet di tingkat internasional juga tercatat US$195,3

cent/kg, lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2014 sebesar US$230,3

cent/kg (Grafik 1.7).

Grafik 1.6. Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi

Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan tercatat juga mengalami

penurunan dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Harga rata-rata TBS

usia 10 tahun pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1.636,8/kg, turun 14,7% (yoy) dari

harga rata-rata triwulan II 2014. Sementara itu harga rata-rata CPO di Jambi selama

triwulan laporan sebesar Rp7.259,60/kg atau turun 8,63% (yoy). Hal ini sejalan dengan

harga rata-rata CPO internasional yang mengalami penurunan sebesar 24,52% (yoy) dari

US$796,0/metric ton pada Triwulan II 2014 menjadi USD600,82/metric ton pada Triwulan II

2015. (Grafik 1.4). Turunnya harga kelapa sawit internasional utamanya disebabkan oleh

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

10,000

20,000

30,000

40,000

123456789101112123456789101112123456789101112123456

2012 2013 2014 2015

USD cent/KgRp/KgHarga Bokar (Rp/kg)

Harga Karet Internasional, aksis

kanan (USD cent/kg)

Sumber: BPS (diolah)

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi dan Bloomberg

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

12

turunnya permintaan negara importir sawit yang berdampak pada penurunan harga CPO

domestik.

Grafik 1.7. Perkembangan Harga CPO Internasional dan lokal,

Harga Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

Hal yang sama juga terjadi pada Nilai Tukar Petani (NTP) triwulan II 2015 yang turun

1,23%(yoy) (grafik 1.7). Masih banyaknya petani yang menggantungkan pada satu sumber

pendapatan menjadi faktor risiko yang perlu diperhatikan karena penurunan harga

komoditas yang disertai dengan penurunan tingkat produksi akan berdampak pada

penurunan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan kepada

petani untuk memulai menjalankan program pertanian terpadu. Selain itu, petani juga

dapat diperkenalkan pada produk substitusi dari komoditas yang dihasilkannya sekarang.

Grafik 1.8. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi dan Bloomberg

Sumber: BPS (diolah)

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

13

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian yang pada triwulan II 2015 menyumbangkan

nilai tambah sebesar Rp7,3 triliun (pangsa 18,2%), merupakan sektor ekonomi terbesar

kedua di Provinsi Jambi. Secara tahunan, sektor ini hanya mampu tumbuh sebesar 1,7%

(yoy), jauh melambat dibandingkan triwulan I 2014 yang mampu tumbuh sebesar 3,3%

(yoy).

Grafik 1.9. Pertumbuhan Lifting Minyak Jambi Grafik 1.10. Pertumbuhan Lifting Gas Bumi Jambi

Berdasarkan data lifting migas (Grafik 1.8 dan 1.9), diketahui bahwa realisasi lifting

minyak di Provinsi Jambi hingga semester I 2015 hanya sebesar 3,83 juta barrel. Lebih

rendah dibandingkan pencapaian semester I 2014 yang mencapai 4,18 juta barrel. Produksi

gas bumi di Jambi hingga semester I 2015 cenderung stabil dibandingkan semester

sebelumnya meskipun masih lebih rendah dibandingkan kinerja pada semester I tahun

2014. Sementara itu, kinerja sub sektor pertambangan non migas di Provinsi Jambi pada

triwulan laporan cenderung stabil. Berdasarkan keterangan BPS, kinerja pertambangan non

migas didongkrak oleh kinerja emas yang mengalami kenaikan meskipun kinerja komoditas

batu bara dan bijih besi mengalami penurunan bila dibandingkan triwulan sebelumnya.

3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan menyumbang output terhadap perekonomian Jambi

sebesar Rp4,5 triliun (11,2%), tumbuh sebesar 1,5% (yoy) meskipun sedikit lebih rendah

dibandingkan triwulan I 2015 (1,6% (yoy)).

Sumber: Kementerian ESDM (diolah) Sumber: Kementerian ESDM (diolah)

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

14

Melambatnya pertumbuhan kinerja sektor industri pengolahan tercermin dari

pertumbuhan produksi industri pengolahan karet dan barang dari karet dan barang dari

plastik yang tumbuh negatif 14,69%(yoy) (tabel 1.2).

Tabel 1.2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

Melambatnya pertumbuhan kinerja industri pengolahan karet juga didukung dengan

data GAPKINDO (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi, yang menyatakan

bahwa produksi karet pada triwulan II 2015 sebesar 92.975 ton (Grafik 1.10), menurun

sebesar 0,49% (yoy) bila dibandingkan produksi karet GAPKINDO triwulan II 20142

.

Grafik 1.11. Produksi Karet GAPKINDO Jambi

Sumber : GAPKINDO Provinsi Jambi

4. Sektor-sektor Lain

Pada triwulan II 2015, sektor perdagangan besar, eceran, dan reparasi mobil dan

sepeda motor menyumbangkan output perekonomian sebesar Rp4,0 triliun (pangsa

10,4%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 14,7% (yoy) dan merupakan sektor yang

memiliki pertumbuhan terbesar pada triwulan II 2015, dengan andil pertumbuhan 1,3%

2

Terdapat 11 (sebelas) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

15

yang utamanya didukung oleh tingginya perkembangan sub sektor perdagangan besar dan

eceran di Jambi. Peningkatan

aktivitas perdagangan tersebut

sejalan dengan meningkatnya

konsumsi masyarakat sehubungan

dengan momen liburan sekolah

serta persiapan menjelang bulan

puasa. Namun demikian, penjualan

kendaraan roda 4 dan sepeda

motor justru mengalami

penurunan masing-masing sebesar

0,15%(yoy) dan 14,39%(yoy).

Sektor penyediaan akomodasi

dan makan minum tumbuh

9,0%(yoy), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan

pada triwulan sebelumnya

sebesar 7,6%(yoy).

Pertumbuhan ini utamanya

disebabkan oleh meningkatnya

aktivitas pemerintah daerah

yang sempat dilarang pada

triwulan I 2015, momen liburan sekolah dan kegiatan keagamaan menjelang puasa. Hal

tersebut terindikasi dari data tingkat hunian hotel BPS dimana tingkat hunian hotel triwulan

II 2015 mengalami kenaikan 16,12% dibandingkan triwulan I 2015 (Grafik 1.14). Rata-rata

tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar 43,6%, lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan lalu (37,6%) meskipun masih lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun

lalu (47,88%). Namun demikian, jumlah tamu menginap pada triwulan laporan turun

sebesar 32,9% (yoy) menjadi 54.945 orang.

Grafik 1.13. Tingkat Hunian Hotel

Grafik 1.12. Penjualan Kendaraan Bermotor roda 4 dan sepeda

Motor di Provinsi Jambi

Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jambi

Sumber : BPS (diolah)

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

16

Sektor pengadaan listrik dan gas serta sektor pengadaan air masing-masing

tumbuh sebesar 9,9% (yoy) dan 5,2% (yoy). Pertumbuhan sektor pengadaan listrik dan gas

terindikasi dari meningkatnya jumlah pelanggan listrik di Jambi sebesar 8,6% (yoy) menjadi

629.815 pada triwulan II 2015. Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan laporan

mencapai 393,0 GWh dengan jumlah pelanggan mencapai 629.815 rekening (Grafik 1.15).

Berdasarkan pengguna, mayoritas pelanggan PLN Jambi adalah kelompok rumah tangga

yang mencapai 578.492 rekening (91,9%) dengan konsumsi daya listrik mencapai 253,8

GWh (64,6%).

Grafik 1.14. Perkembangan Pelanggan dan

Pemakaian Listrik

Grafik 1.15. Perkembangan Pelanggan dan

Pemakaian Air

Peningkatan sektor pengadaan air juga terindikasi oleh peningkatan pemakaian

air bersih yang dicatat oleh PDAM Tirta Mayang Kota Jambi (Grafik 1.16). Pada triwulan

laporan pemakaian air bersih menunjukkan peningkatan (7,7% (yoy)). Rata-rata konsumsi

air bersih bulanan melalui PDAM pada triwulan laporan sebesar 869,3 ribu M3

.

Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 7,3% (yoy) dengan andil

pertumbuhan 0,2%, meningkat dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (6,3%

yoy). Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan momen liburan sekolah yang

meningkatkan permintaan jasa transportasi.

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

17

Hal ini sejalan dengan data arus penumpang pesawat udara, baik yang datang

maupun berangkat dari bandara Sultan Thaha Jambi. Data menunjukkan jumlah

penumpang (total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi selama triwulan II

2015 sebanyak 331.495 orang, meningkat sebesar 11,78%(qtq) dibandingkan triwulan I

2015 atau 0,51%(yoy) bila dibandingkan triwulan II 2014 (Grafik 1.17). Secara umum,

jumlah penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang

datang ke Jambi. Berdasarkan perkembangan jumlah bongkar dan muat barang di bandara

Sultan Thaha Jambi, terjadi kenaikan jumlah barang yang dibongkar sebesar 12,27% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya meskipun untuk barang yang dimuat dari kargo

pesawat mengalami penurunan sebesar 5,4% (qtq) (Grafik 1.18).

Sektor lain yang tumbuh cukup pesat pada Triwulan II 2015 adalah sektor

informasi dan komunikasi sebesar 13,4% (yoy) dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial

sebesar 9,7% (yoy).

C. PDRB Sisi Penggunaan

Ditinjau dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jambi pada

triwulan laporan didorong oleh kontraksi Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

(PMTDB) sebesar 5,0% (yoy) yang mencerminkan bahwa tingkat investasi di Provinsi Jambi

berkurang. Diikuti dengan kontraksi konsumsi pemerintah sebesar 1,9% (yoy) meskipun

secara kuartalan meningkat cukup tajam hingga 39,6% (Tabel 1.3). Kontraksi kedua sektor

tersebut membuat pertumbuhan ekonomi Jambi relatif terbatas.

Grafik 1.16. Perkembangan Keberangkatan dan

Kedatangan Penumpang

Grafik 1.17. Perkembangan Jumlah Bongkar dan

Muat Barang

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

18

Berdasarkan strukturnya, 45,8% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi

rumah tangga diikuti oleh net ekspor 24,1%, Pembentukan Modal Tetap Domestik

Bruto/Investasi 20,4%, dan konsumsi pemerintah 7,4% (Grafik 1.19). Pangsa struktur

tersebut cenderung tidak mengalami banyak perubahan berarti dari waktu ke waktu. Pada

triwulan II 2014, pangsa konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah masing-masing

sebesar 42,7% dan 7,2%. Adapun terdapat penurunan pangsa investasi (PMTDB) dari

21,6% pada triwulan II 2014 menjadi 20,4% pada triwulan II 2015 yang mengindikasikan

perlambatan pertumbuhan investasi (Grafik 1.20). Net Ekspor juga menurun pangsanya dari

26,4% pada triwulan II 2014 menjadi 24,1% pada triwulan II 2015 sejalan dengan

penurunan ekspor akibat melemahnya harga komoditas karet, kelapa sawit dan batubara

dibandingkan selama tahun 2014.

Tabel 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan terhadap Pertumbuhan (yoy)

1. Pengeluaran Konsumsi

Pengeluaran konsumsi rumah tangga

berdasarkan harga berlaku mencapai

Rp18,2 triliun atau 45,8% dari total PDRB

Jambi. Pengeluaran konsumsi rumah tangga

tumbuh 4,3% (yoy), meningkat

dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2015

(4,1% yoy). Hal ini sejalan dengan

meningkatnya konsumsi masyarakat pada

saat liburan sekolah, persiapan tahun ajaran

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1.18. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Penggunaan Triwulan II tahun 2015

Sumber : BPS (diolah)

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

19

baru dan kegiatan/pembelian menjelang bulan puasa.

Meningkatnya konsumsi rumah tangga juga tercermin dari angka indeks tendensi

konsumen (ITK). Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan

mengalami kenaikan dari 91,0 pada triwulan I 2015 menjadi 104,5 pada triwulan II 2015.

Kenaikan ITK juga dipengaruhi tingkat pendapatan rumah tangga kini yang mencapai

100,36 pada triwulan laporan, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya 87,3%.

Tabel 1.4. Indeks Tendensi Konsumen

Namun demikian, penyaluran kredit real estate justru menunjukkan kontraksi sebesar

6,5%(yoy) pada triwulan II 2015. Kontraksi ini merupakan yang pertama kalinya sejak tahun

2011 (grafik 1.21). Kontraksi ini perlu diwaspadai sebagai downside factor terhadap

perekonomian Jambi terutama dari sisi konsumsi rumah tangga.

Grafik 1.19. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi

Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan laporan

sebesar Rp2,9 triliun, terkontraksi 1,9%(yoy). Kontraksi ini disebabkan masih minimnya

penyerapan anggaran belanja pemerintah. Berdasarkan data Kanwil Dirjen Perbendaharaan

Jambi, realisasi belanja APBN di provinsi Jambi hingga triwulan II 2015 baru sebesar 25,9%

Sumber : Laporan Bank Umum (LBU) Bank Indonesia

Sumber : BPS (diolah)

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

20

dari pagu belanja APBN-P 2015 di provinsi Jambi. Sementara realisasi belanja APBD Provinsi

Jambi hingga triwulan II 2015 mencapai 34,31%, lebih baik dibanding triwulan yang sama

di tahun 2014 yang hanya 28,20%. Beberapa faktor penyebab masih rendahnya

penyerapan anggaran diantaranya 1) perubahan nomenklatur atau reorganisasi

kementerian/lembaga yang menyebabkan tertundanya pelaksanaan beberapa

proyek/kegiatan, 2) migrasi sistem anggaran yang baru yang membutuhkan adaptasi dari

user pengelola kegiatan sehingga menunda beberapa proses kegiatan.

2. Investasi

Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) triwulan II 2015 yang

mencerminkan nilai investasi di Provinsi Jambi mencapai Rp8,2 triliun dengan pangsa 20,4%

dari total PDRB Jambi (Grafik 1.20), menurun dibandingkan pangsa pada triwulan yang

sama tahun 2014 (21,6%). Secara tahunan, PMTDB / investasi mengalami kontraksi sebesar

5,0% (yoy) dan menjadi faktor penahan laju pertumbuhan Provinsi Jambi.

Penurunan pertumbuhan tahunan investasi disebabkan beberapa faktor diantaranya:

1) realisasi belanja APBN-P dan APBD Provinsi 2015 yang belum maksimal terutama belanja

modal APBN-P yang baru terealisasi 17,3% dan APBD yang baru 29,5%. 2) berdasarkan

informasi BPS Provinsi Jambi, melemahnya investasi pada triwulan laporan juga disebabkan

turunnya impor mesin, kendaraan khusus dan peralatan oleh beberapa perusahaan seiring

melambatnya perekonomian dan depresiasi kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat

yang menyebabkan harga menjadi lebih mahal. Hal tersebut didukung dengan data SEKDA

Bank Indonesia yang menunjukkan impor mesin industri tertentu/khusus mengalami

penurunan sebesar 46,1%(yoy).

Penurunan investasi juga terindikasi oleh data konsumsi semen yang terkontraksi

sebesar 17,8% (yoy), turun signidikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih

tumbuh 2,9%(yoy). (Grafik 1.22).

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

21

Grafik 1.20.Konsumsi Semen Provinsi Jambi

Namun demikian, pertumbuhan kredit investasi di Provinsi Jambi justru mengalami

kenaikan sebesar 13,34% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

(11,82%,yoy) (Grafik 1.23).

Grafik 1.21.Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi

Adapun berdasarkan data BKPM, investasi yang ditanamkan di Provinsi Jambi dari

dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 582,8 miliar yang utamanya diinvestasikan pada sektor

Industri Karet, Barang dari karet dan Plastik. Jika dibandingkan dengan triwulan II 2014,

nilai investasi tersebut melonjak 7,9 kali lipat dan bila dibandingkan triwulan I 2015, nilai

tersebut meningkat 8,8 kali lipat. Investasi dari luar negeri (PMA) yang ditanamkan di Jambi

pada triwulan II 2015 tercatat US$55,5 juta, melonjak hampir 10 kali lipat bila

dibandingkan PMA triwulan II 2014 (US$5,6 juta) dan melonjak 3 kali lipat bila

Sumber : LBU Bank Indonesia

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

22

dibandingkan PMA triwulan I 2015 (US$17,9 juta)

Tabel 1.5 PMA dan PMDN Provinsi Jambi

3. Perdagangan Eksternal

Berdasarkan data BPS, ekspor Provinsi Jambi baik ke negara lain maupun daerah lain

pada triwulan II 2015 mencapai Rp27,5 triliun, meningkat sebesar 11,9% (yoy) tetapi secara

triwulanan turun 0,9% (qtq). Di sisi lain, Impor provinsi Jambi pada triwulan II 2015

mencapai Rp17,8 triliun atau lebih rendah dari ekspor provinsi Jambi. Dengan demikian,

Provinsi Jambi mengalami net eskpor sebesar Rp9,7 triliun. Kinerja impor (dari luar daerah

dan luar negeri) mengalami peningkatan 7,8% (yoy) dan 4,1%(qtq).

3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi

Berdasarkan indikator

ekspor impor non migas, Ekspor

provinsi Jambi mengalami sedikit

penurunan yang disebabkan oleh

menurunnya ekspor CPO akibat

menurunnya permintaan dan

melemahnya harga CPO global.

Berdasarkan dokumen

pemberitahuan ekspor barang

(PEB), ekspor luar negeri Provinsi

Jambi pada triwulan laporan sebesar USD248,7 juta, turun 11,2% (yoy) dari triwulan yang

sama tahun 2014 (USD278,3 juta). Sementara itu, impor luar negeri sebesar USD28,1 juta

dan mengalami kenaikan 9,5%(yoy). Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi mengalami

net ekspor sebesar USD219,0 juta (Grafik 1.24).

Grafik 1.22. Perkembangan Ekspor dan Impor Non

Migas Provinsi Jambi

(dalam satuan juta USD)

Sumber : SEKDA Bank Indonesia

Sumber : BKPM (diolah)

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

23

Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh komoditas karet

mentah (crude rubber) sebesar USD104,4 juta atau 42,2% dari total ekspor non migas

Jambi, diikuti oleh pulp and paper dan fixed vegetable oil masing-masing USD32,7 juta dan

USD26,7 juta (Grafik 1.24 dan 1.25). Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat

bahwa ekspor produk primer dari sub sektor perkebunan masih mendominasi ekspor Jambi

pada triwulan II 2015.

Grafik 1.23. Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jambi

Secara tahunan, penurunan nilai ekspor terbesar pada triwulan laporan dialami

komoditas batu bara dan briket sebesar 38,2% (yoy) diikuti oleh komoditas minyak dan

lemak sayur (fixed vegetable oil) sebesar 26,4% (yoy) dan karet (crumb rubber) sebesar

24,7% (yoy). Sementara itu, komoditas ekspor yang mengalami kenaikan adalah komoditas

bubur kertas dan kertas (pulp and paper) yang naik sebesar 8,6%(yoy).

Sejalan dengan penurunan nilai ekspor batu bara dan karet, volume ekspor batu

bara dan karet mentah juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 17,5%(yoy) dan

5,8%(yoy). Lain halnya dengan batu bara dan karet, volume ekspor minyak dan lemak sayur

Sumber : SEKDA Bank Indonesia

Grafik 1.24. Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditas Utama

Grafik 1.25. Pangsa Nilai Ekspor Non

Migas Provinsi Jambi Tw II 2015

Sumber : SEKDA Bank Indonesia Sumber : SEKDA Bank Indonesia

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

24

justru mengalami kenaikan sebesar 40,9%(yoy). Sementara itu, sejalan dengan kenaikan

nilai ekspor bubur kertas dan kertas, volume ekspornya juga mengalami kenaikan 6,69%

(yoy).

Kenaikan nilai dan volume ekspor karet pada triwulan II 2015 disebabkan

meningkatnya permintaan untuk memenuhi kontrak perdagangan karet antara pabrik

pengolahan karet dengan industri hilir karet sepanjang triwulan II 2015. Di sisi lain,

melemahnya permintaan CPO global menjadi penyebab utama turunnya nilai ekspor

komoditas minyak dan lemak sayur. Masih rendahnya harga CPO internasional juga

berpengaruh terhadap turunnya ekspor komoditas tersebut.

Grafik 1.26. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

Berdasarkan negara tujuan (Grafik 1.28), ekspor Provinsi Jambi didominasi tujuan ke

negara Tiongkok yang mencapai USD 37,1 juta dan diikuti oleh Malaysia sebesar USD11,8

juta. Ekspor Jambi ke Tiongkok utamanya disumbangkan oleh ekspor pulp and paper

sementara ekspor ke Malaysia didominasi oleh produk CPO meskipun mengalami

penurunan 35,0% dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan penurunan kinerja

sub sektor perkebunan dan masih melemahnya harga CPO global.

3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi

Impor non migas provinsi Jambi (Grafik 1.29) tercatat sebesar USD28,1 juta,

mengalami penurunan 47,7% (yoy).

Sumber : SEKDA Bank Indonesia

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

25

Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai impor terbesar adalah mesin industri

tertentu/khusus sebesar USD7,3 juta atau 26,1% dari total impor non migas Jambi, diikuti

oleh mesin industri dan perlengkapannya sebesar USD3,9 juta atau 13,8% dari total impor

(Grafik 1.30). Secara tahunan, penurunan nilai impor terbesar pada triwulan laporan dialami

mesin pembangkit tenaga sebesar 95,4% (yoy) diikuti oleh mesin industri tertentu dan

khusus sebesar 46,1% (yoy) dan besi baja sebesar 34,2% (yoy).

Penurunan nilai impor pada triwulan II 2015 utamanya disebabkan menurunnya

pembelian mesin-mesin industri pengolahan seiring dengan melemahnya permintaan akan

produk unggulan industri pengolahan di Jambi yaitu CPO dan karet. Di sisi lain, depresiasi

nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat juga membuat perusahaan menunda

atau mengurangi pembelian mesin-mesin industri baru.

Grafik 1.27. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi

Grafik 1.28. Lima Komoditas Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi

Sumber : SEKDA Bank Indonesia

Sumber : SEKDA Bank Indonesia

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

27

BAB II

INFLASI

A. Kajian Umum

Pada triwulan II 2015, inflasi kota Jambi tercatat 6,46%(yoy), meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya (4,88%(yoy)), dan lebih tinggi dari rata-rata

inflasi triwulan II dalam tiga tahun terakhir (6,17%(yoy)) namun lebih rendah dari

inflasi nasional (7,26%(yoy)) (Grafik 2.1). Sementara itu inflasi Bungo tercatat

sebesar 6,02% (yoy) dan juga berada di bawah inflasi nasional5

.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

5 Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya

hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan nasional dari 66 kota menjadi

82 kota.

3.90

6.80

4.43

4.22

6.06

5.24

7.96

8.74

7.51

6.47

4.31

8.72

4.88

6.46

3.97

4.53

4.31

4.30 5.90

5.90

8.40

8.38

7.32

6.70

4.53

8.366.38

7.26

0

5

10

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2012 2013 2014 2015

Persen (%)

Kota Jambi Nasional

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

28

Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kota Jambi (ytd)

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

Meskipun inflasi triwulan II 2015 meningkat dibandingkan triwulan I 2015

namun secara year to date berada di posisi deflasi 0,59% (ytd) disebabkan selama

bulan Januari, Februari dan Maret 2015 mengalami deflasi 0,89% (mtm), 1,50%

(mtm) dan 0,20(mtm).

Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, peningkatan inflasi di Kota Jambi

utamanya disebabkan oleh kelompok volatile food sebesar 4,68% (yoy) yang

utamanya disebabkan tren kenaikan harga cabai merah sepanjang triwulan II

2015. Sementara itu, inflasi terjadi pada kelompok administered price yang

mencapai 13,76% (yoy) (Grafik 2.2). Inflasi kelompok tersebut utamanya

disebabkan kenaikan harga BBM jenis bensin dan solar yang dilakukan oleh

pemerintah pada 28 Maret 2015 dan kenaikan LPG 12 Kg pada 1 April 2015.

Inflasi inti cenderung stabil di level 3,87% (yoy).

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15

y-o-y (%)

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

29

Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Food, dan Administered Price(yoy)

Berdasarkan penghitungan triwulanan, perkembangan harga di Kota

Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami inflasi 2,02% (qtq), meningkat

tajam dibandingkan deflasi pada triwulan sebelumnya (2,59% (qtq)). Pergerakan

angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan April, Mei dan Juni 2015 masing-masing

sebesar 0,30%, 1,18% dan 0,54%.

Sementara itu, perkembangan harga di Bungo tercatat mengalami inflasi

sebesar 1,05% (qtq), meningkat dibandingkan deflasi yang terjadi pada triwulan

sebelumnya (2,54% (qtq)) dengan pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) pada

bulan April, Mei dan Juni 2015 masing-masing sebesar 0,09%, 0,34% dan

0,62%.

Tingkat inflasi tahunan (yoy) di Kota Jambi berada di urutan ke-9

(sembilan) terendah dari 23 kota yang dihitung tingkat inflasinya di Sumatera.

Sementara Bungo menempati urutan ke-2 (dua) terendah. Inflasi tertinggi terjadi

di Kota Bengkulu, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Metro (Grafik 2.3).6

6

Sumber: BPS Provinsi Jambi

4.284.08

4.13

3.44 3.35 3.253.71

3.43 3.42

3.20

3.46

3.50

3.873.35

1.84

-1.81

3.48

1.36

8.39

11.77

4.24

1.89

-0.27-1.57

2.62

4.68

13.43

6.60 6.086.11

7.21

10.75

16.20

13.6612.69

13.43

14.83 14.85

13.76

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15

Yoy Core Yoy Volatile Yoy Administered Yoy inflasi

Sumber : BPS Provinsi Jambi, diolah menggunakan pendekatan sub kelompok

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

30

Grafik 2.4. Perbandingan Inflasi tahunan Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera

per Juni 2015

Sumber : BPS, diolah

B. Inflasi Kota Jambi Berdasarkan Kelompok Barang

Berdasarkan kelompoknya, kenaikan inflasi kota Jambi utamanya

disebabkan oleh inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

mencapai 9,30% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 2,08% dan inflasi

triwulanan sebesar 0,49% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,11% (Tabel

2.1). Inflasi kelompok tersebut dipicu sub kelompok bahan bakar, penerangan

dan air seiring dengan kenaikan LPG 12 kg pada 1 April 2015 dan kenaikan tarif

listrik nonsubsidi pada bulan Mei 2015.

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami

inflasi yang mencapai 8,95% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 1,51% dan

inflasi triwulanan mencapai 2,65% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,44%.

Inflasi pada kelompok ini utamanya disumbangkan sub kelompok makanan jadi

sehubungan dengan meningkatnya konsumsi beberapa makanan selama bulan

puasa tahun 2015.

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi

mencapai 7,85% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 1,51% dan inflasi

0

2

4

6

8

10

12

Met

ro

Bun

go

Pang

kal P

inan

g

Ban

da A

ceh

Tem

bila

han

Buk

itti

nggi

Lhok

seum

awe

Pada

ngsi

dem

puan

Jam

bi

Meu

labo

h

Dum

ai

Pem

atan

g Si

anta

r

Pale

mba

ng

Peka

nbar

u

Tanj

ung

Pina

ng

Med

an

Bat

am

Tanj

ung

Pand

an

Lubu

klin

ggau

Pada

ng

Sibo

lga

Ban

dar

Lam

pung

Ben

gkul

u

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

31

triwulanan sebesar 0,22% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,05%. Inflasi

pada kelompok ini utamanya disumbangkan sub kelompok transpor yang

merupakan efek terusan kenaikan harga BBM jenis bensin dan solar yang

dilakukan oleh pemerintah pada 28 Maret 2015.

Kelompok bahan makanan mengalami inflasi 4,62% (yoy) dengan

kontribusi inflasi sebesar 1,10% dan inflasi triwulanan mencapai 5,84% (qtq)

dengan kontribusi inflasi sebesar 1,33%. Secara triwulanan kelompok bahan

makanan mengalami inflasi dan menjadi penyumbang inflasi tertinggi. Inflasi

kelompok ini didominasi inflasi sub kelompok bumbu-bumbuan dan sayur-

sayuran seiring dengan tradisi pesta pernikahan dan pengajian menjelang bulan

Ramadhan 2015.

Kelompok kesehatan mengalami inflasi 3,13% (yoy) dengan kontribusi

inflasi sebesar 1,14% dan inflasi triwulanan sebesar 0,96% (qtq) dengan

kontribusi inflasi sebesar 0,04%. Inflasi kelompok ini didominasi inflasi sub

kelompok perawatan jasmani serta kosmetika dan obat-obatan.

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 1,56%

(yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,10% dan inflasi triwulanan mencapai

0,16% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,01%. Inflasi kelompok ini

didominasi inflasi sub kelompok pendidikan dan sub kelompok perlengkapan/

peralatan pendidikan seiring dengan tahun ajaran baru 2015.

Kelompok sandang mengalami inflasi 1,25% (yoy) dengan kontribusi

inflasi sebesar 0,08% dan inflasi triwulanan sebesar 0,49% (qtq) dengan

kontribusi inflasi sebesar 0,03%. Inflasi kelompok ini didominasi inflasi sub

kelompok barang pribadi berupa emas perhiasan dan kebutuhan sandang laki-

laki dan wanita.

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

32

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi

Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa

Berdasarkan komoditasnya, tingginya inflasi bulanan pada triwulan II 2015

(April, Mei dan Juni 2015) utamanya disumbangkan oleh inflasi komoditas cabai

merah, tomat sayur, dan telur ayam ras sedangkan penyumbang deflasi adalah

komoditas angkutan udara, bayam, dan gabus.

Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn

I Bahan Makanan 0.97 0.23 2.35 0.58 7.93 1.91 -10.52 -2.66 -0.20 -0.04 5.84 1.33 4.62 1.10

II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.68 0.10 1.39 0.23 2.20 0.36 2.43 0.39 6.86 1.15 2.65 0.44 8.95 1.51

III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 0.75 0.16 2.70 0.58 4.49 0.97 1.37 0.30 9.59 2.18 0.49 0.11 9.30 2.08

IV Sandang -0.03 -0.01 0.23 0.02 -0.23 -0.02 0.76 0.05 0.73 0.05 0.49 0.03 1.25 0.08

V Kesehatan 0.64 0.04 0.77 0.03 0.93 0.04 0.44 0.02 2.81 0.12 0.96 0.04 3.13 0.14

VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.06 0.01 0.94 0.07 0.34 0.02 0.11 0.01 1.46 0.10 0.16 0.01 1.56 0.10

VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -0.14 -0.02 0.66 0.13 10.80 2.00 -3.52 -0.69 7.46 1.46 0.22 0.05 7.85 1.51

0.50 0.52 1.62 1.62 5.38 5.38 (2.57) (2.57) 4.88 4.88 2.02 2.02 6.46 6.46

Sumber: BPS (diolah)

Triw ulan I I-2015

(q-t-q, %)

Triw ulan I I-2015

(y-o-y, %)

Triw ulan I-2015

(y-o-y, %)

Triw ulan I-2015

(q-t-q, %)

Triw ulan I I-2014

(q-t-q, %)

Triw ulan I I I-2014

(q-t-q, %)

Triw ulan IV-2014

(q-t-q, %)

INFLASI

KELOMPOK

qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy

I. BAHAN MAKANAN 0.97 4.55 2.35 4.75 7.93 12.10 -10.52 -0.20 5.84 4.62

a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA -1.93 5.37 3.29 3.90 5.58 7.34 0.14 7.10 -5.64 3.06

b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA 16.29 11.77 -1.72 4.05 -14.98 -3.53 -10.93 -13.45 8.66 -19.12

c. IKAN SEGAR 6.22 17.20 -0.27 8.70 -0.46 9.98 -1.91 3.44 5.57 2.81

d. IKAN DIAWETKAN -1.22 14.15 2.51 14.16 -3.24 7.85 2.37 0.30 0.72 2.27

e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 7.62 14.57 2.80 11.65 -0.15 11.36 -1.00 9.36 5.47 7.18

f. SAYUR-SAYURAN -13.99 1.42 5.58 -12.42 5.74 4.96 -14.12 -17.54 20.52 15.55

g. KACANG-KACANGAN 0.25 24.31 0.85 24.62 0.30 1.65 -3.76 -2.41 1.38 -1.31

h. BUAH-BUAHAN 3.31 12.49 -2.59 0.66 4.25 12.96 -6.82 -2.24 11.36 5.37

i. BUMBU-BUMBUAN -13.41 -34.80 19.84 -37.07 95.66 58.02 -48.64 4.28 25.97 51.71

j. LEMAK DAN MINYAK -1.20 13.50 -2.92 7.21 0.35 3.47 0.74 -3.04 -2.01 -3.84

k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 2.47 2.21 1.63 3.38 6.99 12.54 -0.05 11.37 -0.39 8.26

II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 0.68 6.58 1.39 4.89 2.20 5.55 2.43 6.86 2.65 8.95

a. MAKANAN JADI 0.76 8.33 1.07 7.23 1.68 5.29 2.67 6.32 2.52 8.18

b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 0.05 -0.21 1.02 1.22 1.97 3.69 1.94 5.06 4.47 9.71

c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 0.97 3.29 2.33 4.70 3.53 7.42 2.25 9.39 1.74 10.23

III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 0.75 6.85 2.70 6.78 4.49 9.46 1.37 9.59 0.49 9.30

a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 0.79 4.28 1.24 4.02 1.94 4.64 -0.15 3.87 0.04 3.09

b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 0.38 10.89 6.53 17.26 10.52 21.11 3.89 22.79 0.97 23.50

c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA 0.79 4.36 1.04 5.18 1.43 4.39 1.49 4.84 0.99 5.05

d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 1.53 4.17 0.85 4.73 2.23 5.99 0.92 5.63 0.70 4.77

IV. SANDANG -0.03 4.22 0.23 1.42 -0.23 0.66 0.76 0.73 0.49 1.25

a. SANDANG LAKI-LAKI 0.07 1.58 0.25 0.91 -0.97 -0.77 0.01 -0.64 0.96 0.24

b. SANDANG WANITA 0.70 1.72 -0.01 0.62 0.59 1.94 0.01 1.30 0.04 0.63

c. SANDANG ANAK-ANAK 0.41 2.37 0.48 2.24 0.11 1.77 0.14 1.14 -0.41 0.31

d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA -1.04 3.12 0.19 2.74 -0.58 -0.15 2.55 1.08 1.22 3.40

V. KESEHATAN 0.64 3.00 0.77 2.80 0.93 2.95 0.44 2.81 0.96 3.13

a. JASA KESEHATAN 0.00 0.18 0.00 0.18 0.00 0.18 1.35 1.35 0.61 1.97

b. OBAT-OBATAN 0.64 2.00 3.20 5.13 1.26 5.52 -1.24 3.87 1.51 4.77

c. JASA PERAWATAN JASMANI 1.23 7.92 0.00 7.92 0.00 1.23 1.29 2.54 0.00 1.29

d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 1.23 3.39 0.40 3.36 1.93 4.93 0.29 3.89 1.19 3.85

VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.06 2.38 0.94 1.62 0.34 1.91 0.11 1.46 0.16 1.56

a. JASA PENDIDIKAN 0.00 1.11 1.72 1.77 1.20 2.95 -1.19 1.72 0.00 1.72

b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 0.00 5.34 3.84 5.16 -5.09 -0.19 5.36 3.84 0.00 3.84

c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN 0.62 4.24 -2.19 2.95 -8.19 -6.59 13.54 2.59 1.03 3.01

d. REKREASI -0.30 1.02 -0.04 -0.42 -1.12 -1.94 -0.26 -1.71 -0.21 -1.62

e. OLAHRAGA 0.00 0.38 0.00 0.38 0.52 0.69 0.00 0.52 2.17 2.70

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -0.14 11.93 0.66 2.93 10.80 13.12 -3.52 7.46 0.22 7.85

a. TRANSPOR -0.14 26.61 1.14 2.22 15.02 18.58 -5.06 10.29 -0.15 10.28

b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN -0.36 -0.17 -0.75 -0.92 -0.12 -1.04 0.26 -0.97 0.02 -0.59

c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 0.45 3.04 0.29 2.40 0.16 1.97 1.71 2.63 4.83 7.10

d. JASA KEUANGAN 0.00 0.00 0.00 0.00 16.67 16.67 0.00 16.67 0.00 16.67

INFLASI (UMUM) 0.51 6.47 1.62 4.31 5.38 8.72 -2.57 4.88 2.02 6.46

Sumber: BPS (diolah)

Triwulan II-2014 Triwulan III-2014 Triwulan IV-2014 Triwulan I-2015 Triwulan II-2015

KELOMPOK/SUBKELOMPOK

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

33

Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode triwulan II 2015

TW II 2015 TW II 2015

Sumbangan Sumbangan

APRIL APRIL

1 Bensin 0.2964 1 Beras -0.2786

2 Udang Basah 0.0572 2 Gabus -0.0406

3 Bawang Merah 0.0521 3 Daging Ayam Ras -0.0314

4 Pemeliharaan/Service 0.0444 4 Pisang -0.0287

5 Gula Pasir 0.0440 5 Bayam -0.0283

6 Tomat Buah 0.0391 6 Cabai Merah -0.0282

7 Mie 0.0345 7 Minyak Goreng -0.0275

8 Sawi Hijau 0.0294 8 Pepaya -0.0261

9 Teri 0.0258 9 Apel -0.0246

10 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.0236 10 Kacang Panjang -0.0230

0.6465 -0.5370

MEI MEI

1 Daging Ayam Ras 0.2196 1 Udang Basah -0.0356

2 Cabai Merah 0.1940 2 Teri -0.3340

3 Nila 0.1142 3 Semen -0.0169

4 Bayam 0.0941 4 Beras -0.0161

5 Kangkung 0.0744 5 Minyak Goreng -0.0154

6 Tomat Sayur 0.0705 6 Pasir -0.0136

7 Telur Ayam Ras 0.0572 7 Bahan Bakar Rumah Tangga -0.0097

8 Pisang 0.0378 8 Kentang -0.0093

9 Jengkol 0.0343 9 Pelumas/Oli -0.0088

10 Jeruk 0.0339 10 Dencis -0.0075

0.9300 -0.4669

JUNI JUNI

1 Cabai Merah 0,1400 1 Angkutan Udara -0.3398

2 Tomat Sayur 0.1063 2 Bayam -0.0640

3 Telur Ayam Ras 0.0916 3 Gabus -0.0400

4 Udang Basah 0.0493 4 Kangkung -0.0358

5 Kacang Panjang 0.0444 5 Daging Ayam Ras -0.0284

6 Sop 0.0440 6 Sawi Hijau -0.0234

7 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.0415 7 Kerang -0.0194

8 Nila 0.0403 8 Jeruk -0.0144

9 Rokok Kretek Filter 0.0350 9 Kentang -0.0138

10 Gula Pasir 0.0325 10 Sandal -0.0106

0.4849 -0.5896

Sumber: BPS Provinsi Jambi

10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

34

1. Kelompok Bahan Makanan

Tingkat inflasi

kelompok bahan

makanan mencapai

sebesar 5,84% (qtq)

dengan sumbangan

mencapai 1,33%

namun secara tahunan

mengalami inflasi

sebesar 4,62% (yoy).

Inflasi pada triwulan laporan tersebut meningkat tajam dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mengalami deflasi 10,52 (qtq) dan 0,20 (yoy). Inflasi bahan

makanan tersebut dipicu oleh inflasi yang tinggi pada sub kelompok bumbu-

bumbuan (25,97% (qtq)) diikuti sayur-sayuran (20,52% (qtq)), buah-buahan

(11,36% (qtq)) serta daging dan hasil-hasilnya (8,66% (qtq)). Namun sebaliknya,

sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya mengalami deflasi (5,64%

(qtq)), lemak dan minyak (2,01% (qtq)) dan bahan makanan lainnya (0,39%

(qtq)).

Bumbu-bumbuan, terutama komoditas cabai merah, pada triwulan

laporan mengalami inflasi yang tinggi (Grafik 2.4). Harga rata-rata cabai merah

selama triwulan II 2015 menunjukkan tren kenaikan yang cukup signifikan yaitu

dari Rp16.633/kg7

pada Maret 2015 naik menjadi Rp17.104/kg per April 2015,

kemudian Rp20.655/kg (Mei 2015), hingga mencapai Rp28.462/kg pada Juni

2015. Kenaikan harga cabai merah tersebut disebabkan oleh kenaikan

permintaan cabai merah terkait tradisi menjelang bulan Ramadhan dimana

banyak dilakukan kegiatan keagamaan (pengajian) serta perilaku konsumsi

masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan yang lebih istimewa saat

bulan puasa Ramadhan.

Sementara itu bawang merah mengalami sedikit kenaikan dari rata-rata

Rp23.889/kg (Maret 2015) naik menjadi Rp25.815/kg (April 2015) dan

7

Berdasarkan data bahan pokok dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi yang

dan menjadi acuan data pada web PIHPS http://www.sikokjambi.org/

Grafik 2.5. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

100,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2013 2014 2015

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/kg)

Cabe Merah Keriting Cabe Merah Biasa Bawang Merah

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

35

Rp25.885/kg (Mei 2015) lalu sedikit menurun menjadi rata rata Rp25.590/kg

(Juni 2015). Berdasarkan informasi dari Disperindag Provinsi Jambi, kenaikan

harga bawang merah pada bulan April dan Mei 2015 dipicu permintaan yang

meningkat sementara pasokan bawang merah relatif terbatas. Keterbatasan

tersebut karena sentra produksi bawang di Kerinci, Sumatera Barat dan Brebes

belum panen seiring tingginya curah hujan yang mempengaruhi kuantitas hasil

panen. Namun di bulan Juni harga bawang merah mulai sedikit menurun seiring

masuknya distribusi bawang dari Medan dan Padang.

Grafik 2.6. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras

Harga beras di tingkat internasional menunjukkan kecenderungan

penurunan (Grafik 2.6). Secara rata-rata harga selama triwulan II 2015

mengalami penurunan (7,43% (qtq)) dibandingkan rata-rata triwulan sebelumnya

dari USD 374,85/metric ton menjadi USD 347,00/metric ton. Penurunan harga

beras di tingkat internasional pada awal triwulan II tersebut sejalan dengan

perkembangan harga beras di Jambi, dimana rata-rata harga beras April dan Mei

2015 menurun sebesar 2,32% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya seiring

dengan meningkatnya pasokan karena masa panen raya padi. Pada Juni 2015,

harga beras kembali naik, namun lebih disebabkan oleh kenaikan permintaan

terdorong oleh berubahnya pola konsumsi masyarakat selama bulan puasa

dimana masyarakat yang biasanya mengkonsumsi raskin beralih sementara ke

beras premium.

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6

2012 2013 2014 2015

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Bushel)

Jagung Internasional (Aksis Kiri) Jagung Pipilan Kering (Aksis Kanan)

-

50

100

150

200

250

-

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3

2012 2013 2014 2015

Th

ou

san

ds

(Rp ribu/Kg)

Sumber: Bloomberg, indexmundi.com & Disperindag Prov. Jambi

(USD/CWT)

Beras Internasional (Aksis Kiri) Beras King (Aksis Kanan)

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

36

Komoditas jagung internasional, secara rata - rata sedikit mengalami

penurunan harga, dari USD 3,62/bushel menjadi USD 3,48/bushel sementara itu

harga rata-rata jagung pipilan cenderung stabil pada kisaran harga Rp8.000/kg

sejak awal triwulan I 2015 hingga triwulan berjalan. (Grafik 2.6).

Perkembangan harga tepung

terigu merk Segitiga Biru pada

triwulan laporan cenderung

stabil pada level harga

Rp7.500/kg walaupun pada Juni

2015 mengalami sedikit

kenaikan menjadi Rp7.559/kg.

Kenaikan tersebut lebih

disebabkan meningkatnya

konsumsi tepung terigu sebagai

bahan dasar pembuatan aneka kue selama bulan puasa dan menyambut Idul Fitri

2015. Sebaliknya harga rata-rata gandum internasional pada triwulan laporan

sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya dari USD 5,17/bushel

menjadi USD 4,85/bushel karena tingginya pasokan dari negara produsen

gandum. (Grafik 2.7) .8

Harga daging sapi pada triwulan II 2015 stabil pada level harga

Rp113.333/kg (Grafik 2.8). Walaupun pada awal bulan puasa terdapat kenaikan

permintaan, namun karena ketersediaan pasokan yang cukup tingkat harga

cenderung stabil. Hal tersebut tidak terlepas dari upaya TPID Provinsi Jambi

melalui konferensi pers TPID yang menginformasikan ketersediaan beberapa

komoditas utama dan sosialisasi daging sapi beku sebagai alternatif daging sapi

segar.

Sementara itu, harga daging ayam ras pada triwulan laporan cenderung

mengalami kenaikan dari Rp20.756/kg pada bulan Maret 2015 menjadi

Rp23.952/kg (April 2015), Rp27.552/kg (Mei 2016) dan sedikit turun menjadi

Rp27.436/kg (Juni 2015). Kenaikan harga daging ayam ras tersebut disebabkan

8

Satu bushel setara dengan 27 kg.

Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

11,000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6

2012 2013 2014 2015

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Bushel)

Wheat/Gandum (Aksis Kiri) Tepung Terigu Lokal (Aksis Kanan)

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

37

keterbatasan persediaan ayam di pasaran dan kenaikan permintaan sejalan

dengan tren pesta pernikahan menjelang bulan puasa dan tingginya tingkat

konsumsi selama bulan puasa.

Grafik 2.9. Perkembangan Harga Daging

Harga rata-rata Crude Palm Oil

(CPO) di tingkat internasional

pada triwulan laporan

menurun 5,84% (qtq)

dibandingkan triwulan

sebelumnya, yaitu dari USD

635,16/metric ton menurun

menjadi USD 598,06/metric

ton yang diikuti turunnya

harga rata-rata minyak goreng

lokal dari Rp10.865/liter pada triwulan lalu menjadi Rp10.630/liter pada triwulan

II 2015 (Grafik 2.9).

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

100,000

110,000

120,000

130,000

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2013 2014 2015

(Rp/Kg)

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/Kg)

Daging Ayam Broiler (LHS) Daging Sapi Murni (RHS)

Grafik 2.10. Perkembangan Harga CPO dan Minyak

Goreng

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

11,000

12,000

-

500

1,000

1,500

2,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2012 2013 2014 2015

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Ton)

CPO Internasional (Aksis Kiri) Minyak Goreng Lokal (Aksis Kanan)

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

38

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami

inflasi sebesar 2,65%(qtq) dengan sumbangan inflasi 0,44% atau inflasi secara

tahunan sebesar 8,95% (yoy), mengalami kenaikan dibandingkan triwulan

sebelumnya (2,43% (qtq) atau 6,86% (yoy)). Berdasarkan sub kelompoknya,

urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok minuman yang tidak

beralkohol sebesar 4,47%(qtq) atau 9,71% (yoy) yang disebabkan kenaikan

harga yang terjadi pada produk gula pasir, minuman kesegaran dan jus buah

masing-masing sebesar 13,91% (qtq), 6,67% (qtq) dan 3,86% (qtq) seiring

dengan peningkatan konsumsi produk tersebut.

Sementara itu sub kelompok makanan jadi mengalami inflasi sebesar

2,52%(qtq) atau 8,18% (yoy) yang didorong oleh kenaikan harga produk

makanan jadi berupa sop 25,15% (qtq), soto 22,84% (qtq) dan gado-gado

11,11% (qtq). Kenaikan sub kelompok minuman yang tidak beralkohol dan

makanan jadi didorong meningkatnya konsumsi selama bulan puasa 2015.

Sub kelompok tembakau dan minuman tidak beralkohol mengalami

inflasi sebesar 1,74%(qtq) atau 10,23% (yoy) yang didominasi oleh rokok kretek

filter sebesar 2,33% (qtq) dan rokok kretek 1,33% (qtq) sebagai efek

penyesuaian berlakunya tarif cukai hasil tembakau yang baru sesuai dengan

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 2015/PMK.011/2014 yang berlaku

mulai 1 Januari 2015.

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan II

2015 mengalami inflasi sebesar 0,49% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,11%

atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 9,30% (yoy), lebih rendah dari

triwulan sebelumnya (1,37% (qtq) atau 9,59% (yoy)). Berdasarkan sub

kelompoknya, inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan sub kelompok

perlengkapan rumah tangga dengan inflasi sebesar 0,99% (qtq) atau 5,05%

(yoy) yang didorong meningkatnya permintaan perlengkapan rumah tangga

diantaranya meja kursi tamu dan piring yang digunakan untuk perayaan Idul Fitri

2015.

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

39

Sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air mengalami inflasi

0,97% (qtq) atau 23,50% (yoy) yang didorong oleh kenaikan permintaan alat-

alat listrik dan bahan bakar rumah tangga sejalan dengan kenaikan harga LPG 3

Kg sesuai Surat Edaran Gubernur Jambi No. 611 tahun 2014 dan kenaikan harga

LPG 12 Kg pada bulan Maret 2015. Selanjutnya, sub kelompok penyelenggaraan

rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,70% (qtq) atau 4,77% (yoy) dan sub

kelompok biaya tempat tinggal mengalami inflasi sebesar 0,04% (qtq) atau

3,90%(yoy) yang disebabkan kenaikan ongkos laundry dan kebutuhan renovasi

rumah berupa batu bata dan cat kayu/cat besi.

4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang

pada triwulan II 2015 secara

tahunan mengalami inflasi

sebesar 0,49% (qtq) dengan

sumbangan inflasi 0,03%

atau secara tahunan

mengalami inflasi sebesar

1,25% (yoy).

Secara sub kelompok,

kenaikan kelompok ini didorong kenaikan sub kelompok barang pribadi dan

sandang lainnya sebesar 1,22% (qtq) atau 3,40% (yoy) yang didorong kenaikan

permintaan emas perhiasan seiring dengan penurunan harga rata-rata emas

global pada triwulan laporan dari USD 1.219,32/troy ounce pada triwulan I 2015

menjadi USD 1.193,74/troy ounce9

(Grafik 2.10). Selain itu, terjadi peningkatan

permintaan akan emas perhiasan dan sandang laki-laki dan wanita seiring

dengan meningkatnya kebutuhan menjelang perayaan Idul Fitri 2015. Sementara

itu sub kelompok sandang anak-anak sedikit mengalami deflasi 0,21% (qtq) yang

disebabkan penurunan permintaan sandal dan baju kaos berkerah. Sementara

baju seragam sekolah anak mengalami inflasi sejalan dengan kebutuhan tahun

ajaran baru.

91 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram (https://support.antamgold.com)

Grafik 2.11. Perkembangan Harga Emas di Pasar

Internasional

800

1000

1200

1400

1600

1800

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6

2012 2013 2014 2015

Sumber: Bloomberg

(USD/troy ounce)

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

40

5. Kelompok Kesehatan

Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami

inflasi sebesar 0,96%(qtq) dengan sumbangan inflasi 0,04% atau inflasi secara

tahunan sebesar 3,13%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

(0,44%(qtq) atau 2,81%(yoy)). Inflasi yang terjadi utamanya bersumber dari sub

kelompok obat-obatan (1,51%(qtq) atau 4,77%(yoy)), sub kelompok perawatan

jasmani dan kosmetik mengalami inflasi 1,19%(qtq) atau 3,85%(yoy) dan sub

kelompok jasa kesehatan (0,61%(qtq) atau 1,97%(yoy)). Kenaikan ketiga sub

kelompok tersebut didorong kenaikan harga bahan baku obat-obatan dan

kosmetik yang sebagian besar bahan bakunya berasal dari impor serta

penyesuaian tarif dokter umum.

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar

0,16% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,01% atau inflasi secara tahunan

sebesar 1,56% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (0,11%

(qtq) atau 1,46% (yoy)). Sub kelompok olahraga mengalami inflasi sebesar

2,17% (qtq) atau 2,70% (yoy) seiring dengan meningkatnya kebutuhan pakaian

olahraga laki-laki. Sedangkan sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan

mengalami inflasi terbesar sebesar 1,03% (qtq) atau 3,01%(yoy) seiring dengan

tahun ajaran baru. Sub kelompok rekreasi mengalami deflasi 0,21% (qtq) atau

1,62% (yoy) yang dipengaruhi menurunnya kebutuhan rekreasi berupa komputer

tablet. Sementara itu sub kelompok kursus-kursus/pelatihan sebesar dan sub

kelompok jasa pendidikan cenderung stabil.

7. Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Secara triwulanan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan

mengalami inflasi sebesar 0,22% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,05% atau

inflasi secara tahunan sebesar 7,85% (yoy), meningkat dibanding triwulan

sebelumnya (deflasi 3,52% (qtq) atau inflasi 7,46% (yoy)). Inflasi tersebut

didorong oleh sub kelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 4,83%

(qtq) atau 7,10% (yoy) yang didorong meningkatnya permintaan pemeliharaan

dan perbaikan ringan kendaraan yang digunakan untuk keperluan mudik.

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

41

Sub kelompok komunikasi dan pengiriman mengalami sedikit inflasi 0,02%

(qtq) yang didorong meningkatnya kebutuhan telepon selular namun secara

tahunan mengalami deflasi 0,59% (yoy). Meskipun secara tahunan Sub

kelompok transpor mengalami inflasi 10,29% (yoy) namun secara triwulanan

mengalami deflasi 0,15% (qtq) sejalan dengan menurunnya kebutuhan

angkutan udara selama bulan puasa dan diperkirakan akan kembali meningkat

menjelang lebaran 2015. Sementara itu sub kelompok jasa keuangan tidak

mengalami kenaikan harga selama triwulan berjalan.

Selanjutnya, harga rata-rata minyak di pasar internasional pada triwulan

laporan mengalami kenaikan sebesar 19,13%(qtq) dibandingkan triwulan I

2015 yaitu dari USD 48,55/barrel, menjadi USD 57,84/barrel (Grafik 2.11)

seiring dengan terjadinya ketegangan politik Yaman dan Iran yang memicu

kekhawatiran tentang pasokan minyak dari Timur Tengah. Namun demikian,

kenaikan harga minyak pada triwulan laporan tersebut masih di bawah rata-rata

harga minyak pada posisi yang sama tahun sebelumnya (triwulan II 2014) yang

berada pada kisaran USD 103,06/barrel.

Grafik 2.12. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional

C. Inflasi Kabupaten Bungo Berdasarkan Kelompok Barang

Sejak Januari 2014, Bungo termasuk sebagai kota indikator inflasi di

Provinsi Jambi. Inflasi Bungo berada pada urutan 2 (kedua) terendah dari 23 (dua

puluh tiga) kota di Sumatera yang dihitung tingkat inflasinya. Posisi inflasi Bungo

di Pulau Sumatera sampai dengan triwulan II 2015 mengalami perbaikan setelah

-

25.00

50.00

75.00

100.00

125.00

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6

2012 2013 2014 2015

Sumber: Bloomberg

Harga Minyak (USD/Barrel)

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

42

pada triwulan sebelumnya berada di urutan keempat dari 23 (dua puluh tiga)

kota di Sumatera yang dihitung tingkat inflasinya.

Inflasi bulanan (mtm) Bungo pada triwulan I 2015 berada pada level

0,09%(mtm) pada April 2015, 0,34% (mtm) pada Mei 2015 dan 0,62% (mtm) di

bulan Juni 2015. Sama seperti Kota Jambi, inflasi Bungo pada triwulan II 2015

lebih disebabkan oleh kenaikan harga cabai merah, nila dan telur ayam ras.

Grafik 2.13. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Bungo tahun 2014-2015

Tabel 2.4. Perkembangan Inflasi Bungo

1.11

0.51

(0.35) (0.28)(0.51)

0.80

1.21

0.44 0.44

0.80

2.29 2.07

-0.53

-1.32

-0.68

0.090.34

0.62

(2.00)

(1.50)

(1.00)

(0.50)

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15

2014 2015

Inflasi

Triw ulan I-2015

(yoy, %)

Triw ulan I I-2015

(yoy, %)

mtm Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Inflasi Smbgn Inflasi

I Bahan Makanan 1.74 0.46 8.32 2.24 -9.23 -2.49 -2.32 1.44 0.35 3.25

II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.13 0.03 5.22 1.06 1.84 0.36 5.18 1.26 0.26 4.42

III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 1.84 0.33 13.13 2.29 1.38 0.25 11.31 0.13 0.03 10.30

IV Sandang 0.43 0.04 3.99 0.35 1.29 0.11 4.66 0.07 0.01 2.37

V Kesehatan 0.36 0.02 3.96 0.19 1.44 0.07 4.65 0.55 0.03 4.52

VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 3.13 0.23 9.40 0.69 0.73 0.05 9.82 1.21 0.09 9.69

VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 6.60 0.97 14.94 2.18 -5.79 -0.89 7.84 1.94 0.29 8.69

INFLASI 2.07 2.08 8.99 8.99 (2.52) (2.54) 4.92 1.06 1.05 6.02

Sumber: BPS (diolah)

KELOMPOK

Triw ulan I I-2015

(qtq, %) Desember

Triw ulan I-2015

(qtq, %)

Triw ulan IV-2014

(yoy, %)

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

43

Tabel 2.5. Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Bungo Berdasarkan Kelompok dan

Sub Kelompok Barang dan Jasa

Berdasarkan kelompoknya, inflasi terbesar Bungo pada triwulan II 2015

terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan inflasi

sebesar 1,94%(qtq) dan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,29%. Secara

tahunan kelompok ini mengalami inflasi sebesar 8,69%(yoy). Berdasarkan sub

kelompoknya, transpor adalah adalah salah satu penyumbang inflasi tertinggi

pada sub kelompok ini yaitu 2,94% (qtq) atau 9,25% (yoy) yang didorong oleh

kenaikan solar 6,73% (qtq), bensin 6,42% (qtq) dan angkutan antar kota 3,03%

(qtq). Hal tersebut seiring dengan kenaikan kenaikan harga BBM jenis bensin dan

solar yang dilakukan oleh pemerintah pada 28 Maret 2015.

Sub kelompok komunikasi dan pengiriman mengalami inflasi 0,12% (qtq)

atau 0,23% (yoy) dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor mengalami

inflasi 0,08% (qtq) atau 18,46% (yoy). Inflasi kedua sub kelompok tersebut

qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy

I. BAHAN MAKANAN 4.72 3.46 7.08 8.32 -9.23 -2.32 1.44 3.25

a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA 3.58 N/A 6.22 10.30 -1.59 8.59 -2.02 6.08

b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA -1.14 N/A -5.69 -4.47 -3.04 -8.08 3.29 -6.63

c. IKAN SEGAR 6.85 N/A -6.74 8.66 3.52 2.71 -0.87 2.26

d. IKAN DIAWETKAN 1.78 N/A 1.14 9.11 -0.40 6.16 -1.31 1.18

e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 4.67 N/A 0.74 12.78 5.00 13.10 1.89 12.80

f. SAYUR-SAYURAN -6.94 N/A -2.12 -0.78 9.51 -3.96 -1.57 -1.82

g. KACANG-KACANGAN 0.41 N/A 0.23 0.95 0.02 0.68 0.55 1.22

h. BUAH-BUAHAN 2.94 N/A 0.95 7.26 -18.12 -12.22 3.75 -11.71

i. BUMBU-BUMBUAN 30.70 N/A 60.77 19.73 -48.64 -28.08 13.52 22.51

j. LEMAK DAN MINYAK -1.38 N/A -0.14 2.95 -0.04 2.11 0.95 -0.63

k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 1.45 N/A 3.73 8.00 -0.10 5.12 -0.20 4.91

II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 0.03 4.35 1.23 5.22 1.84 5.18 1.26 4.42

a. MAKANAN JADI 0.10 N/A 0.29 3.60 1.10 3.08 0.88 2.39

b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL -0.22 N/A 0.27 2.99 1.11 1.34 2.96 4.15

c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 0.00 N/A 3.66 9.85 3.66 11.72 1.11 8.65

III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 3.50 12.25 4.98 13.13 1.38 11.31 0.13 10.30

a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 0.43 N/A 0.72 4.29 -0.54 0.70 -0.10 0.51

b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 7.52 N/A 10.41 23.69 1.45 20.52 0.48 21.01

c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA 1.07 N/A 2.28 11.23 4.76 13.10 0.60 8.95

d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 3.44 N/A 3.60 10.49 2.26 12.49 -0.64 8.89

IV. SANDANG 1.08 5.50 -0.08 3.99 1.29 4.66 0.07 2.37

a. SANDANG LAKI-LAKI 0.08 N/A -0.48 3.65 0.53 3.86 0.12 0.26

b. SANDANG WANITA 3.23 N/A -0.13 8.26 1.24 8.23 0.22 4.61

c. SANDANG ANAK-ANAK 3.57 N/A 0.36 7.44 0.37 7.53 -0.21 4.10

d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA -3.29 N/A -0.16 -4.34 3.52 -1.71 0.20 0.15

V. KESEHATAN 1.31 3.69 1.15 3.96 1.44 4.65 0.55 4.52

a. JASA KESEHATAN 0.00 N/A 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

b. OBAT-OBATAN -0.01 N/A 0.35 1.40 0.00 0.20 0.00 0.34

c. JASA PERAWATAN JASMANI 0.00 N/A 0.00 0.00 6.89 6.89 0.00 6.89

d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 2.84 N/A 2.37 8.33 1.93 8.90 1.15 8.54

VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 2.05 3.97 5.43 9.40 0.73 9.82 1.21 9.69

a. JASA PENDIDIKAN 3.09 N/A 3.30 7.56 0.84 8.90 0.00 7.39

b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 9.44 N/A 0.00 16.14 2.83 12.54 0.00 12.54

c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN -1.08 N/A 3.95 4.17 0.11 3.78 0.29 3.23

d. REKREASI -0.10 N/A 14.98 15.85 0.41 17.23 5.51 21.69

e. OLAHRAGA 1.47 N/A 4.05 18.99 -0.35 26.27 0.00 5.22

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0.71 2.38 12.38 14.94 -5.79 7.84 1.94 8.69

a. TRANSPOR 0.60 N/A 17.31 19.36 -10.07 7.54 2.94 9.25

b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.00 N/A -0.07 -0.06 0.18 0.11 0.12 0.23

c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 2.58 N/A 6.34 16.51 8.52 21.07 0.08 18.46

d. JASA KEUANGAN 0.00 N/A 23.64 23.64 0.00 23.64 0.00 23.64

INFLASI (UMUM) 2.26 5.21 5.24 8.99 -2.52 4.92 1.06 6.02

Sumber: BPS (diolah)

N/A : Kota Bungo sebagai indikator kota inflasi sejak Januari 2014

Triw ulan I I I-2014 Triw ulan IV-2014

KELOMPOK/SUBKELOMPOK

Triw ulan I - 2015 Triw ulan I I - 2015

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

44

disebabkan kenaikan permintaan telepon selular dan perlengkapan motor.

Sementara itu sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan harga

secara triwulanan walaupun secara tahunan mengalami inflasi sebesar 23,64%

(yoy).

Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,44% (qtq) dengan

sumbangan inflasi 0,35% atau secara tahunan mengalami inflasi 3,25% (yoy).

Inflasi kelompok tersebut didominasi oleh peningkatan harga sub kelompok

bumbu-bumbuan sebesar 13,52% (qtq), sub kelompok buah-buahan 3,75%

(qtq) serta sub kelompok daging-dagingan dan hasil-hasilnya 3,29% (qtq).

Kenaikan harga pada sub kelompok tersebut didorong meningkatnya konsumsi

selama menjelang bulan puasa dan pada saat bulan puasa. Sementara itu, deflasi

terjadi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar

2,02% (qtq), sub kelompok sayur-sayuran 1,57% (qtq), sub kelompok ikan

diawetkan 1,31% (qtq) dan sub kelompok bahan makanan lainnya 0,20% (qtq).

Sub kelompok bumbu-bumbuan mengalami inflasi yang tinggi akibat

kenaikan harga cabai merah, bawang merah dan bawang putih yang mengalami

inflasi masing-masing sebesar 19,83% (qtq), 17,72% (qtq) dan 9,45% (qtq).

Kenaikan harga bumbu-bumbuan tersebut disebabkan tradisi pesta pernikahan

dan keagamaan (pengajian) menjelang bulan puasa.

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami

inflasi sebesar 1,26% (qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,26% atau secara

tahunan mengalami inflasi sebesar 4,42% (yoy). Inflasi kelompok ini utamanya

disebabkan oleh inflasi sub kelompok minuman yang tidak beralkohol 2,96%

(qtq) atau 4,15% (yoy) yang didorong kenaikan harga gula pasir (9,56% (qtq)),

minuman kesegaran (3,18% (qtq)) dan kopi bubuk (2,02% (qtq)).

Sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol mengalami inflasi

1,11% (qtq) atau 8,65% (yoy) seiring mulai diberlakukannya kenaikan tarif cukai

tembakau yang mendorong kenaikan harga rokok kretek filter yang mencapai

1,27% (qtq). Selanjutnya sub kelompok makanan jadi mengalami sedikit inflasi

yaitu 0,88% (qtq) atau 2,39% (yoy) seiring dengan kenaikan bahan baku mie,

ayam goreng dan martabak.

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

45

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi

1,21%(qtq) dengan sumbangan inflasi 0,09% atau secara tahunan terjadi inflasi

sebesar 9,69% (yoy). Inflasi pada kelompok ini terutama dipicu oleh sub

kelompok rekreasi dengan inflasi 5,51% (qtq) atau 21,69% (yoy) dan sub

kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan dengan inflasi 0,29% (qtq) atau

3,23% (yoy). Inflasi kedua sub kelompok tersebut dipicu naiknya permintaan

rekreasi, televisi berwarna dan kebutuhan laptop/notebook. Sementara itu sub

kelompok jasa pendidikan, kursus-kursus/pelatihan dan olahraga relatif stabil.

Inflasi pada kelompok kesehatan pada triwulan laporan tercatat sebesar

0,55% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,03% atau secara tahunan mengalami

inflasi sebesar 4,52%(yoy). Pada kelompok ini hanya sub kelompok perawatan

jasmani dan kosmetika yang mengalami inflasi sedangkan sub kelompok jasa

kesehatan, obat-obatan dan jasa perawatan jasmani cenderung stabil. Sub

kelompok perawatan jasmani dan kosmetika mengalami inflasi 1,15% (qtq) atau

8,54% (yoy) seiring dengan meningkatnya harga bahan baku impor shampo,

sikat gigi dan minyak rambut.

Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar mengalami inflasi

0,13%(qtq) atau 10,30%(yoy), dengan sumbangan inflasi triwulanan sebesar

0,03% yang didominasi oleh sub kelompok perlengkapan rumah tangga (0,60%

(qtq) atau 8,89% (yoy)), dan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air

sebesar (0,48% (qtq) atau 21,01% (yoy)). Inflasi kedua sub kelompok ini dipicu

kenaikan harga barang barang elektronik seiring dengan melemahnya harga nilai

tukar rupiah terhadap dolar diantaranya blender, mesin cuci, bola lampu dan

kenaikan bahan bakar rumah tangga yaitu kenaikan LPG 12 kg pada bulan April

2015. Sementara itu sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga dan sub

kelompok biaya tempat tinggal masing masing mengalami deflasi 0,64% (qtq)

dan deflasi 0,10% (qtq) yang dipicu berkurangnya permintaan pasir, keramik dan

pembersih lantai.

Kelompok sandang secara triwulanan mengalami inflasi sebesar

0,07%(qtq) dengan sumbangan inflasi 0,01% dengan inflasi tahunan 2,37%

(yoy). Inflasi pada kelompok ini disebabkan oleh sub kelompok sandang wanita

yang mengalami inflasi sebesar 0,22% (qtq) atau 4,61% (yoy), sub kelompok

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

46

barang pribadi dan sandang lainnya (0,20% (qtq) atau 0,15% (yoy)), sub

kelompok sandang laki-laki (0,12% (qtq) atau 0,26% (yoy)). Mayoritas penyebab

inflasi adalah meningkatnya permintaan akan emas perhiasan dan sandang laki-

laki dan wanita seiring perayaan Idul Fitri. Sedangkan sandang anak-anak

mengalami deflasi 0,21% (qtq) seiring penurunan permintaan sandal anak anak.

Tabel 2.6. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Bungo Berdasarkan Komoditi

Periode triwulan II 2015

Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.6), penyumbang pembentukan inflasi

terbesar Bungo pada triwulan II 2015 adalah cabai merah, nila dan telur ayam ras.

Sementara itu, komoditas penyumbang utama deflasi Bungo pada triwulan II 2015

adalah sub komoditas beras, udang basah dan angkutan udara.

TW II-2015 TW II-2015

Sumbangan Sumbangan

APRIL APRIL

1 Bensin 0.2386 1 Cabai Merah -0.2235

2 Bawang Merah 0.1048 2 Kentang -0.1038

3 Mie 0.0490 3 Telur Ayam Ras -0.0563

4 Jeruk 0.0468 4 Nila -0.0561

5 Gula Pasir 0.0467 5 Apel -0.0316

6 Jengkol 0.0354 6 Beras -0.0304

7 Tongkol/Ambu-Ambu 0.0345 7 Terong Panjang -0.0219

8 Solar 0.0256 8 Cabai Rawit -0.0213

9 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.0222 9 Daging Sapi -0.0151

10 Rokok Kretek Filter 0.0124 10 Ketimun -0.0151

0.6465 -0.5370

MEI MEI

1 Daging Ayam Ras 0.1196 1 Udang Basah -0.1022

2 Telur Ayam Ras 0.0842 2 Tongkol/Ambu-Ambu -0.0433

3 Jengkol 0.0706 3 Bawang Merah -0.0250

4 Nila 0.0560 4 Gabus -0.0242

5 Beras 0.0514 5 Salak -0.0172

6 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.0377 6 Teri -0.0166

7 Rokok Putih 0.0249 7 Bayam -0.0154

8 Terong Panjang 0.0237 8 Emas Perhiasan -0.0145

9 Gula Pasir 0.0214 9 Serai -0.0105

10 Cabai Rawit 0.0213 10 Tauge/Kecambah -0.0082

0.5108 -0.2771

JUNI JUNI

1 Cabai Merah 0.4184 1 Beras -0.1368

2 Nila 0.1138 2 Daging Ayam Ras -0.0567

3 Rekreasi 0.0828 3 Bahan Bakar Rumah Tangga -0.0376

4 Bawang Merah 0.0423 4 Udang Basah -0.0345

5 Kentang 0.0342 5 Apel -0.0221

6 Salak 0.0320 6 Sabun Deterjen Bubuk / Cair -0.0201

7 Rokok Kretek Filter 0.0245 7 Minuman Ringan -0.0171

8 Mie 0.0238 8 Cabai Rawit -0.0133

9 Telur Ayam Ras 0.0216 9 Angkutan Udara -0.0099

10 Gula Pasir 0.0215 10 Kacang Panjang -0.0079

0.8149 -0.3560Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumber: BPS

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

47

BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja perbankan pada triwulan II 2015 secara umum menunjukkan

perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset, dana pihak ketiga dan kredit

perbankan masing-masing hanya tumbuh (8,1%) (yoy)), 8,5% (yoy) dan 10,0% (yoy)

atau melambat dibanding triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh masing-masing

sebesar 16,6% (yoy), 13,3% (yoy) dan (11,0% (yoy)).

Kualitas kredit masih terjaga yang tercermin dari rasio NPL di bawah 5%

(3,21%), meskipun sedikit memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya. Loan to

Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor mengalami penurunan

sebesar 384 bps menjadi sebesar 113,01% dari triwulan sebelumnya 116,85%.

Kebutuhan pembayaran tunai dari sisi aliran kas keluar (cash outflow)

mengalami peningkatan 26,5% (yoy) sedangkan kas masuk (cash inflow) menurun

8,7% (yoy) dengan net outflow meningkat 65,2% (yoy). Sementara itu kinerja

pembayaran non tunai melalui kliring mengalami penurunan sedangkan melalui RTGS

mengalami peningkatan, dengan rincian sebagai berikut:

Nilai kliring turun sebesar 32,4%(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya

menjadi Rp1,8 triliun dan dan volume kliring turun 31,4% (yoy) menjadi

51.098.

Nilai RTGS dari, ke Jambi meningkat 39,5% (yoy), 22,8% (yoy) sedangkan

RTGS dari dan ke Jambi menurun 33,9% (yoy).

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

48

A.Bank Umum

1. Perkembangan Aset Bank

Pertumbuhan aset perbankan pada triwulan II 2015 (8,1%) (yoy)) mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan I 2015 (16,6% (yoy)) menjadi Rp37,6 triliun.

(Grafik 3.1.). Perlambatan tersebut seiring dengan perlambatan pertumbuhan aset

bank pemerintah menjadi 9,7% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai

24,7% (yoy). Sementara itu aset bank swasta mengalami pertumbuhan 5,7% (yoy)

dibanding triwulan sebelumnya 5,0% (yoy) dan bank syariah yang mengalami

perbaikan penurunan dari triwulan sebelumnya menurun 9,6% (yoy) menjadi hanya

menurun 0,8% (yoy).

Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah

Rp26,5 triliun (69,1%), diikuti oleh bank swasta Rp8,9 triliun (23,8%) dan bank

syariah Rp2,1 triliun (5,6%)

Grafik 3.1. Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi

(dalam satuan triliun rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

2. Perkembangan Dana Masyarakat

Pada triwulan berjalan, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh

bank umum sebesar Rp24,2 triliun tumbuh sebesar 8,5% (yoy) atau melambat

dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,3% (yoy). Perlambatan tersebut

23 24 24 24

27 28 29 29

30

35 34 33

35

38

9.8

3.2 1.6 1.3

8.8

4.6

2.50.5

3.5

17.4

-1.5

-4.9

6.0

8.8

24.4

19.2

16.8 16.515.5

17.0

18.1 17.2

11.5

25.2

20.3

13.9

16.6

8.1

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

-

5

10

15

20

25

30

35

40

Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15

Persen

Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%) Pertumbuhan y-o-y (%)

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

49

didorong penurunan giro 10,7% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh

20,8%. Selain itu deposito berjangka juga mengalami sedikit perlambatan dengan

tumbuh 27,2% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya 30,0% (yoy). Sedangkan

tabungan sedikit mengalami peningkatan dengan tumbuh 3,2% (yoy) dari triwulan

sebelumnya 1,3% (yoy).

Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Tabel 3.1. Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

3,753 4,120 3,745 3,343 3,179 4,052 3,707

3,008 3,842 3,619

5,131 5,388 5,706

4,642 6,187

7,286 7,529

6,912

8,044 9,269

9,492 9,646 10,070

11,430

10,703

10,970 11,291

12,044

10,847

11,317

18,376

19,155 19,521 19,415 20,069

22,307 22,527 21,965

22,734

24,205

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-14

Rp (dalam miliar)

Tabungan Simp Berjangka Giro DPK

Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II q-t-q y -o-y

12,422,771 13,244,757 15,422,489 15,485,172 14,754,448 15,784,692 16,779,660 6.3% 8.8%

1 2,459,884 2,446,629 3,253,415 2,927,275 2,170,558 3,151,412 2,851,543 -9.5% -12.4%

2 7,365,988 6,811,479 7,016,344 7,251,664 8,017,609 7,213,510 7,350,104 1.9% 4.8%

3 Simpanan Berjangka 2,596,900 3,986,649 5,152,731 5,306,234 4,566,281 5,419,770 6,578,014 21.4% 27.7%

6,101,268 5,916,091 5,957,636 6,040,234 6,219,164 6,004,004 6,436,017 7.2% 8.0%

1 745,775 679,344 749,585 723,222 728,768 639,409 713,105 11.5% -4.9%

2 3,543,220 3,371,287 3,400,929 3,451,743 3,390,026 3,036,639 3,366,466 10.9% -1.0%

3 Simpanan Berjangka 1,812,272 1,865,460 1,807,122 1,865,269 2,100,369 2,327,956 2,356,446 1.2% 30.4%

890,976 908,588 927,272 1,001,733 991,292 945,290 989,544 4.7% 6.7%

1 137,808 53,510 48,589 56,845 109,137 51,321 54,427 6.1% 12.0%

2 520,567 520,620 552,542 587,554 636,657 597,265 600,126 0.5% 8.6%

3 232,601 334,458 326,140 357,334 245,499 296,705 334,991 12.9% 2.7%

1,693,139 3,152,739

19,415,015 20,069,436 22,307,397 22,527,139 21,964,903 22,733,986 24,205,221 6.5% 8.5%

1 3,343,467 3,179,483 4,051,589 3,707,342 3,008,463 3,842,142 3,619,074 -5.8% -10.7%

2 11,429,775 10,703,386 10,969,816 11,290,961 12,044,292 10,847,414 11,316,696 4.3% 3.2%

3 4,641,773 6,186,567 7,285,993 7,528,836 6,912,149 8,044,430 9,269,451 15.2% 27.2%

Tabungan

2013

Tabungan

Bank Swasta Nasional

2014

Bank Konvensional

PertumbuhanURAIAN

2015

Giro

Tabungan

Giro

Giro

Simpanan Berjangka

Simpanan Berjangka

Jumlah

Bank Syariah

Tabungan

Giro

Bank Pemerintah

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

50

Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari

bank pemerintah dan mencapai Rp16,7 triliun (69,3%), diikuti oleh bank swasta

nasional Rp6,4 triliun (26,6%) dan bank syariah Rp989,5 juta (6,7%) (Tabel 3.2). DPK

bank pemerintah mengalami perlambatan dari sebelumnya tumbuh 19,2% (yoy)

menjadi 8,8% (yoy) sementara DPK bank swasta dan bank syariah tumbuh menjadi

8,0% (yoy) dan 6,7% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya 1,5% (yoy) dan 4,0%

(yoy).

Berdasarkan golongan pemilik, perlambatan DPK secara terutama didominasi

oleh golongan perseorangan menjadi Rp15,8 triliun (9,1% (yoy)) dari triwulan

sebelumnya yang tumbuh 10,3%(yoy), pemerintah daerah (pemda) menurun 2,2(yoy)

menjadi Rp524,2 miliar dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 19,2% (yoy), dan

BUMN menurun 31,5% (yoy) menjadi Rp849,5 miliar dibanding penurunan triwulan

sebelumnya 13,2% (yoy).

Tabel 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan lokasi, semua kabupaten/kota di Provinsi Jambi mengalami

perlambatan pertumbuhan DPK kecuali Kabupaten Batanghari dan Tebo.

Perlambatan tersebut didorong oleh perlambatan DPK di Kabupaten Tanjung Jabung

Timur yang menurun 11,9% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang mengalami

peningkatan 18,6% (yoy), Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang semakin mengalami

Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share yoy Andil

Penduduk/Residents

1 Pemerintah Pusat 35,692 127,212 124,323 127,570 36,967 50,973 66,667 0.3% -46.4% -0.1%

2 Pemerintah Daerah (Pemda) 1,701,695 2,967,960 4,151,802 3,889,246 1,370,397 3,537,138 4,061,422 16.8% -2.2% -0.4%

3 Badan Dan Lembaga Pemerintah 32,249 24,238 25,400 24,001 30,811 23,604 134,135 0.6% 428.1% 2.4%

4 BUMN Atau Pemerintah Campuran 553,401 997,696 1,239,891 1,235,340 860,883 865,923 849,587 3.5% -31.5% -1.1%

5 BUMD 47,010 119,318 100,426 107,854 112,541 112,609 305,753 1.3% 204.5% 2.6%

6 Lembaga Keuangan Non Bank 187,916 234,135 339,842 361,514 423,224 441,793 474,869 2.0% 39.7% 0.8%

7 Bukan Lembaga Keuangan 2,285,904 1,632,625 1,717,251 1,730,849 2,874,686 2,358,029 2,409,426 10.0% 40.3% 4.0%

8 Sektor Swasta Lainnya 113,914 110,337 74,787 37,413 75,647 63,344 51,974 0.2% -30.5% -0.1%

9 Perseorangan 14,452,207 13,850,893 14,531,744 15,011,753 16,178,221 15,278,982 15,850,085 65.5% 9.1% 5.9%

Jumlah 19,409,987 20,064,415 22,305,466 22,525,540 21,963,379 22,732,395 24,203,919

Bukan Penduduk/Non-Residents 5,026 5,022 1,931 1,598 1,525 1,593 1,302 0.5% -32.6% -0.2%

19,415,013 20,069,436 22,307,397 22,527,139 21,964,903 22,733,988 24,205,221 100.0% 8.5% 8.5%

Trw.II-2015Trw .I-2015

Penduduk dan bukan penduduk

No. Golongan Pemilik

Trw .III-2014Trw .II-2014Trw .I-2014Trw .IV-2013 Trw .IV-2014

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

51

penurunan sebesar 10,7% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya hanya mengalami

penurunan 0,3% (yoy) dan DPK Kota Jambi yang hanya tumbuh (7,0% (yoy))

dibanding triwulan sebelumnya 12,7% (yoy) (Tabel 3.4.). Berdasarkan pangsanya,

mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di Kota Jambi dan mencapai Rp16,2 triliun

(67,0%) diikuti oleh Kerinci Rp1,4 triliun (6,2%) dan Bungo sebesar Rp1,3 triliun

(5,6%).

Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek

(dalam jutaan rupiah)

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana

Pertumbuhan kredit triwulan 2015 mengalami sedikit perlambatan sebesar

10,0% (yoy) menjadi Rp27,3 triliun, dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2015 yang

mencapai 11,0% (yoy). Perlambatan tersebut didorong perlambatan kredit modal

kerja dan kredit konsumsi yang hanya tumbuh masing-masing sebesar 9,2% (yoy)

dan 8,7% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,3% (yoy) dan 9,7%

(yoy). Sedangkan kredit investasi mengalami peningkatan dengan tumbuh 13,3%

(yoy) dibanding triwulan sebelumnya 11,8% (yoy).

Nominal Nominal Nominal Nominal Share Nominal Share Nominal Persen Nominal Persen

1 Kota Jambi 15,168,952 15,518,127 15,758,165 15,650,453 68.8 16,227,486 67.0 577,033.0 3.7 1,058,533 7.0

3 Kab. Kerinci 1,274,541 1,338,217 1,287,077 1,441,853 6.3 1,496,942 6.2 55,089.7 3.8 222,401 17.4

2 Kab. Bungo 1,541,924 1,463,065 1,438,515 1,304,995 5.7 1,360,464 5.6 55,469.3 4.3 (181,460) (11.8)

4 Tanjung Jabung Barat 1,428,596 1,442,128 1,127,828 1,161,155 5.1 1,275,431 5.3 114,276.1 9.8 (153,165) (10.7)

5 Kab. Merangin 1,003,186 951,992 895,078 973,374 4.3 1,066,829 4.4 93,454.5 9.6 63,643 6.3

6 Kab. Batanghari 656,535 636,131 693,234 656,017 2.9 885,135 3.7 229,117.7 34.9 228,599 34.8

8 Kab. Tebo 349,467 368,023 209,323 565,926 2.5 696,390 2.9 130,464.1 23.1 346,923 99.3

7 Kab. Sarolangun 472,262 424,943 354,016 486,306 2.1 554,387 2.3 68,081.4 14.0 82,125 17.4

9 Tanjung Jabung Timur 411,933 384,511 167,343 303,041 1.3 362,789 1.5 59,748.4 19.7 (49,144) (11.9)

10 Kab. Muaro Jambi - - 34,325 190,869 0.8 279,368 1.2 88,499.1 46.4 279,368 #DIV/0!

22,307,397 22,527,139 21,964,903 22,733,988 100 24,205,221 100 1,471,233.2 6.5 1,897,824 8.5

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Trw . II-15 Pertumbuhan (qtq) Pertumbuhan (yoy )

JUMLAH

No. Kota/KabupatenTrw . II-14 Trw . III-14 Trw . I-15Trw . IV-14

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

52

Tabel 3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan Kelompok Bank, perlambatan pertumbuhan jumlah kredit

dialami oleh bank konvensional sebesar 11,5% (yoy) dibandingkan triwulan

sebelumnya 12,6% (yoy). Bank syariah mengalami perbaikan penurunan pembiayaan

yaitu 7,2% (yoy) dibanding triwulan penurunan sebelumnya 5,4% (yoy). Pangsa

kredit bank konvensional mencapai 93,1% sementara bank syariah sebesar 6,9%. .

Bank pemerintah dan swasta juga mengalami sedikit perlambatan masing-masing

sebesar 13,5% (yoy) dan 6,9% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya sebesar 14,0%

(yoy) dan 9,2% (yoy).

Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang

mencapai 42,8%, diikuti oleh kredit modal kerja (32,1%) dan kredit investasi

(25,2%). Perlambatan kredit dialami oleh kredit modal kerja dan kredit konsumsi

masing-masing hanya tumbuh 9,2% (yoy) dan 8,7% (yoy) dibandingkan triwulan

sebelumnya tumbuh 12,3% (yoy) dan 9,7%(yoy). Sedangkan kredit investasi

mengalami peningkatan dengan tumbuh 13,3% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya

11,8%(yoy).

TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II q-t-q y-o-y

Kelompok Bank 23,621,083 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 27,355,034 3.0% 10.0%

1 Bank Pemerintah 15,048,876 15,394,481 16,092,175 16,541,833 17,223,936 17,545,224 18,256,586 4.1% 13.5%

2 Bank Swasta*) 6,525,991 6,503,079 6,749,181 6,832,952 7,028,372 7,100,958 7,217,127 1.6% 6.9%

3 Bank Syariah 2,046,216 2,029,739 2,027,277 1,997,604 1,977,167 1,920,127 1,881,321 -2.0% -7.2%

Jenis Penggunaan 23,621,083 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 27,355,034 3.0% 10.0%

1 Modal Kerja 7,548,969 7,558,597 8,035,392 8,187,856 8,517,472 8,487,900 8,772,809 3.4% 9.2%

2 Investasi 5,864,182 5,959,299 6,071,136 6,134,277 6,430,084 6,663,743 6,881,249 3.3% 13.3%

3 Konsumsi 10,207,932 10,409,402 10,762,104 11,050,256 11,281,919 11,414,666 11,700,976 2.5% 8.7%

Sektor Ekonomi 23,621,083 23,927,298 24,868,632 25,371,531 26,229,475 26,563,556 27,355,034 3.0% 10.0%

1 Pertanian 4,031,009 4,231,411 4,551,324 4,623,883 4,844,114 5,052,401 5,171,866 2.4% 13.6%

2 Pertambangan dan Penggalian 96,338 114,741 136,051 149,907 137,590 131,001 151,834 15.9% 11.6%

3 Industri 859,670 787,946 804,571 820,967 974,021 944,211 1,083,490 14.8% 34.7%

4 LGA 5,610 4,126 3,177 3,922 3,660 6,099 8,141 33.5% 156.3%

5 Konstruksi 804,912 746,132 876,089 880,225 859,266 818,603 842,362 2.9% -3.8%

6 Perdagangan Hotel dan Restoran 5,775,325 5,778,262 6,165,280 6,287,606 6,491,044 6,544,280 6,780,454 3.6% 10.0%

7 Pengangkutan dan Komunikasi 326,683 310,465 333,691 320,157 333,392 338,174 342,338 1.2% 2.6%

8

Keuangan,Real estate dan Jasa

Perusahaan 1,132,014 1,135,751 704,085 673,888 674,966 700,696 682,401 -2.6% -3.1%

9 Jasa-jasa 381,591 409,063 403,233 482,693 544,056 597,609 580,733 -2.8% 44.0%

10 Bukan Lapangan Usaha 10,207,932 10,409,402 10,891,132 11,128,283 11,367,367 11,430,482 11,711,415 2.5% 7.5%

*) Termasuk bank asing dan campuran 20,419,076

20152014

URAIAN

2013 Pertumbuhan

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

53

Berdasarkan Sektor Ekonomi, perlambatan didorong oleh penurunan kredit

terhadap sektor perantara keuangan dan sektor konstruksi. Penurunan kredit ke

sektor perantara keuangan didorong oleh sub sektor perantara keuangan lainnya

(non bank) leasing dan sub sektor perantara keuangan lainnya (non bank) selain

leasing. Sementara itu, penurunan sektor konstruksi didorong oleh penurunan kredit

ke sub sektor konstruksi khusus, sub sektor bangunan sipil lainnya dan sub sektor

penyiapan lahan lainnya.

Sementara itu, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan

air (LGA) dan jasa-jasa yang masing-masing mencapai 156,3% (yoy) dan 44,0% (yoy),

diikuti oleh sektor industri (34,7% (yoy)), dan sektor pertanian (13,6% (yoy)). Namun

secara nominal kenaikan kredit secara tahunan tersebut didominasi kredit kepada

sektor bukan lapangan usaha, sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor

pertanian. Kenaikan kredit kepada sektor bukan lapangan usaha didorong oleh

kredit konsumsi sub sektor rumah tangga untuk keperluan multiguna, sub sektor

rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe 22 s.d. 70 dan sub sektor rumah

tangga untuk pemilikan furnitur dan peralatan rumah tangga. Kenaikan kredit sub

sektor rumah tangga untuk keperluan multiguna dan sub sektor rumah tangga untuk

pemilikan furnitur dan peralatan rumah tangga dipengaruhi meningkatnya daya beli

masyarakat akan produk perlengkapan rumah tangga menjelang perayaan Idul Fitri.

Sementara kenaikan kredit pemilikan rumah tinggal tipe 22 s.d. 70 ini masih

merupakan lanjutan kenaikan kredit triwulan sebelumnya. Kenaikan pada tipe

perumahan ini menurut developer perumahan disebabkan oleh kondisi perekonomian

yang sedang lesu sehingga tipe ini menjadi favorit atau masih dalam jangkauan daya

beli masyarakat dan lebih bankable.

Berdasarkan lokasi proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi

oleh perbankan sebesar Rp35,1 triliun, lebih tinggi dibandingkan kredit yang

disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp27,3 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat

Rp7,8 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar Provinsi Jambi.

Kenaikan kredit terjadi hampir di semua kabupaten/kota di Provinsi Jambi

kecuali Kabupaten Batanghari. Kenaikan tersebut secara sektor ekonomi didorong

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

54

oleh kenaikan kredit sektor bukan lapangan usaha, sektor pertanian, peternakan,

kehutanan & perikanan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum dan BPR Berdasarkan Lokasi Proyek

di Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah)

4. Undisbursed Loan

Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) mengalami penurunan

dari triwulan sebelumnya mengalami penurunan 11,5% (yoy) menjadi 14,7% (yoy).

(Tabel 3.7.). Penurunan undisbursed loan tersebut disebabkan oleh menurunnya

kelonggaran tarik kredit investasi sedangkan kredit konsumsi dan modal kerja

mengalami kenaikan yang disebabkan semakin terserapnya kredit yang disetujui

sehubungan dengan kebutuhan modal kerja dan konsumsi menjelang puasa, pada

saat puasa dan menjelang Idul Fitri 2015 .

Tabel 3.6 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan

dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

TW IV Tw I Tw I I Tw I I I Tw IV

Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share % %

Batanghari 2,178,008 2,201,840 2,554,343 2,021,404 2,208,433 2,177,564 2,311,350 6.6 6.1 -9.5

Sarolangun 1,464,682 1,465,886 1,461,979 1,611,055 1,601,980 1,623,578 1,597,502 4.5 -1.6 9.3

Kerinci 1,388,026 1,409,393 1,455,886 1,502,649 1,531,300 1,571,827 1,603,035 4.6 2.0 10.1

Muaro Jambi 2,587,306 2,327,113 2,341,866 2,538,992 2,788,879 2,701,710 2,649,706 7.5 -1.9 13.1

Tanjung Jabung Barat 1,567,439 1,886,052 1,888,412 1,976,223 1,996,109 2,012,352 2,303,911 6.5 14.5 22.0

Tanjung Jabung Timur 624,633 646,870 676,988 714,146 731,542 739,897 759,156 2.2 2.6 12.1

Tebo 1,533,388 1,567,330 1,696,419 2,027,604 1,973,200 2,137,947 2,191,066 6.2 2.5 29.2

Merangin 2,552,180 2,543,205 2,656,927 2,765,615 2,803,795 2,796,085 2,866,103 8.1 2.5 7.9

Bungo 3,153,216 3,173,820 3,197,338 3,248,205 3,332,761 3,378,293 3,483,694 9.9 3.1 9.0

Sungai Penuh 13,428 14,897 19,102 22,872 26,442 45,102 49,188 0.1 9.1 157.5

Jambi 14,341,352 14,710,048 14,508,777 14,828,745 15,129,667 14,922,669 15,384,630 43.7 3.1 6.0

T O T A L 31,403,658 31,946,454 32,458,037 33,257,510 34,124,108 34,107,025 35,199,342 100.0 3.2 8.4

Pertumbuhan

Tw II qtq yoy

2015

Tw I

20142013

Kabupaten/Kota

2015

TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II Nominal %

1 Investasi 277,568 237,033 405,173 310,246 363,863 235,459 234,106 (171,067) (42.2)

2 Konsumsi 2,009 2,908 6,533 6,975 196,564 66,937 65,170 1,765 27.0

3 Modal kerja 1,862,807 1,837,862 1,711,830 1,540,901 1,463,888 1,535,554 1,511,650 23,903 1.4

2,142,384 2,077,803 2,123,535 1,858,122 2,024,315 1,837,950 1,810,925 27,023 (14.7)

* Mulai tahun 2010 perhitungan Undisbursed Loan berdasarkan laporan LBU Bassel

Pertumbuhan (yoy )2013 2014

Jenis Penggunaan

Total

Kategori

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

55

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) gross

Bank Umum di Provinsi Jambi

Loan to Deposits Ratio (LDR)18

pada triwulan laporan mengalami penurunan

sebesar 384 bps dikarenakan peningkatan DPK (6,3% (qtq)) lebih tinggi daripada

kenaikan kredit (3,0% (qtq)). LDR berdasarkan bank pelapor sebesar 113,01% (Grafik

3.3.). LDR bank umum yang sudah melebihi 100% tersebut mengindikasikan

masuknya dana dari luar perbankan Provinsi Jambi yang perlu diimbangi dengan

pemantauan terhadap risiko kredit sejalan dengan prinsip kehati-hatian.

Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi

Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik, tercermin dari rasio Non

Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 3,21% (Rp879,1 miliar) (di

bawah ketentuan 5%), meskipun sedikit memburuk dibandingkan triwulan lalu

(2,89% atau Rp769,0 miliar) (Tabel 3.8.).

Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor

pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi serta sektor pengangkutan dan

komunikasi masing-masing sebesar 23,37%, 8,70% dan 7,49%. Tingginya NPL

sektor pertambangan disumbangkan sub sektor pertambangan batubara,

18

LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang

dihimpun bank umum pada triwulan laporan.

1.1

1.2

1.2

1.2

1.2

1.1

1.1

1.2

1.2

1.1

102%

104%

106%

108%

110%

112%

114%

116%

118%

120%

122%

124%

0

5

10

15

20

25

30

Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15

Rp triliun

Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Perbankan Jambi (persen)

Page 71: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

56

penggalian gambut, dan gasifikasi batubara seiring belum membaiknya harga

batu bara dan penerapan Undang-Undang Mineral dan Batubara yang melarang

ekspor bahan mentah hasil tambang terhitung sejak tanggal 12 Januari 2014

serta adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur

khusus atau jalur sungai, yang mengakibatkan sebagian besar perusahaan

pertambangan batubara menghentikan sementara aktivitas kegiatan tambang.

Sementara itu memburuknya NPL sektor konstruksi didorong oleh sub sektor

konstruksi perumahan menengah, besar, mewah (tipe diatas 70) dan konstruksi

khusus yang diikuti penurunan kredit pada kedua sub sektor tersebut. Penurunan

kredit konstruksi tersebut seiring dengan menurunnya permintaan/daya beli

masyarakat terkait kebijakan LTV19

dan perlambatan ekonomi pada triwulan

sebelumnya. Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan NPL

dipengaruhi oleh memburuknya kinerja kredit sub sektor jasa pengiriman dan

pengepakan, angkutan jalan untuk barang dan sub sektor jasa penunjang

angkutan kecuali jasa bongkar muat dan pergudangan.

19

LTV adalah kebijakan Bank Indonesia (BI) mengenai ketentuan rasio kredit terhadap nilai agunan (loan to

value/LTV) dan rasio pembiayaan terhadap nilai agunan (financing to value/FTV) untuk kredit pemilikan properti

dan kredit konsumsi beragun properti. Ketentuan pertama mulai berlaku pada 30 September 2013 kemudian

diubah melalui PBI No. 17/10/PBI/2015 yang berlaku sejak 18 Juni 2015. Bank diberikan kelonggaran memberikan

kredit atau pembiayaan properti dan kendaraan bermotor yang lebih besar dari sebelumnya. Masyarakat dapat

mengambil kredit atau pembiayaan properti dan kendaraan bermotor dengan uang muka yang lebih kecil dari

sebelumnya.

Page 72: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

57

Tabel 3.7 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di

Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin rata-rata

tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito perbankan di

Provinsi Jambi kembali meningkat dari 4,8% menjadi 5,0% seiring dengan

penurunan suku bunga deposito yang lebih tinggi dibandingkan penurunan suku

bunga kredit. (Grafik 3.4.). Suku bunga deposito pada periode laporan tercatat

sebesar 8,3% atau menurun dibandingkan triwulan I 2015 (8,5%) dan suku bunga

rata-rata tertimbang kredit yang disalurkan pada periode laporan tercatat di level

13,29% sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (13,32%).

Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan

Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi

(dalam satuan %)

Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%)

1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 4,844,114 117,242 2.42 5,052,401 134,992 2.67 5,171,866 152,258 2.94

2. Pertambangan dan Penggalian 137,590 33,893 24.63 131,001 35,540 27.13 151,834 35,482 23.37

3. Industri 974,021 19,413 1.99 944,211 19,732 2.09 1,083,490 16,566 1.53

4. LGA 3,660 395 10.79 6,099 272 4.46 8,141 189 2.32

5. Konstruksi 859,266 36,196 4.21 818,603 62,880 7.68 842,362 73,324 8.70

6. Perdagangan Hotel dan Restoran 6,491,044 240,902 3.71 6,544,280 275,331 4.21 6,780,454 311,673 4.60

7 Pengangkutan dan Komunikasi 333,392 5,816 1.74 338,174 5,770 1.71 342,338 25,642 7.49

8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 674,966 14,212 2.11 703,449 20,011 2.84 682,401 28,410 4.16

9. Jasa-jasa 544,056 182,182 33.49 597,609 15,797 2.64 580,733 21,511 3.70

10. Bukan Lapangan Usaha 11,367,367 4,057 0.04 11,430,482 198,717 1.74 11,711,415 214,111 1.83

26,229,475 654,309 2.49 26,566,309 769,042 2.89 27,355,034 879,166 3.21

TW II- 2015TW I- 2015TW IV-14

J U M L A H

No Sektor Ekonomi

10.1

7.2 7.2 7.7 8.0 8.3 8.3 8.2 8.0 7.8 7.46.3

5.6 5.1 4.94.7

4.8 5.0

0

5

10

15

20

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

2011 2012 2013 2014 2015

Margin Deposito Kredit BI-rate

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Page 73: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

58

6. Perkembangan Kredit UMKM

Kredit UMKM Jambi pada triwulan laporan mengalami perlambatan dengan

hanya tumbuh 11,4% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,5%

(yoy) menjadi Rp10,2 triliun meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

total kredit (10,0% (yoy))(Grafik 3.5.).

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambi cenderung sedikit

menurun yaitu dari 36,6% di triwulan lalu menjadi 37,5% (Grafik 3.6.). Berdasarkan

distribusinya, kredit menengah memiliki pangsa terbesar yaitu 34,8%, kredit mikro

sebesar 32,9%, dan kredit kecil sebesar 32,4% dari total kredit UMKM. Kredit UMKM

tersebut didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran, sektor pertanian,

perburuan dan kehutanan serta sektor konstruksi masing-masing sebesar 48,0%,

29,2% dan 5,1%.

18.6

16.6 19.0

13.0

9.9

5.0

7.2

9.2

13.5

11.4

28.3

31.9 28.9

22.5

18.7

11.9

9.7 11.0

11.0

10.0

0

5

10

15

20

25

30

35

-

2

4

6

8

10

12

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2013 2014 2015

Rp

Triliu

n

Mikro Kecil Menengah Pertumbuhan UMKM (%) yoy Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy

Page 74: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

59

Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

B.Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami sedikit peningkatan terlihat dari

peningkatan aset sebesar 3,8% (yoy) menjadi Rp759,6 miliar dibanding triwulan

sebelumnya yang tumbuh 3,3% (yoy). Dana pihak ketiga mengalami peningkatan

8,1% (yoy) menjadi Rp583,3 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh

7,1%(yoy). Sementara kredit mengalami penurunan 2,0% (yoy) menjadi Rp531,1

miliar atau sedikit mengalami perbaikan dibanding triwulan sebelumnya yang

mengalami penurunan kredit 3,7% (yoy).

Kenaikan dana pihak ketiga didorong oleh meningkatnya simpanan berjangka

9,1% (yoy) menjadi Rp497,6 miliar setelah pada triwulan sebelumnya hanya tumbuh

7,8% (yoy). Sedangkan tabungan mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh

2,1% (yoy) menjadi Rp85,6 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,9%

(yoy).

Kredit yang diberikan juga masih mengalami penurunan 2,0%(yoy) menjadi

Rp531,1 miliar yang didominasi penurunan kredit konsumsi 17,0% (yoy) atau

membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang menurun 17,4% (yoy). Kredit

investasi mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh 1,4% (yoy) menjadi Rp106,8

miliar dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,5% (yoy). Kredit modal kerja

11.9 11.4 11.3 11.1 11.1 12.5 11.8 12.4 12.3 12.3

13.9 13.8 13.6 13.8 13.7 12.0 12.6 11.9 12.0 12.1

13.9 14.2 13.0 12.5 12.0 12.6 12.8 12.5 13.2 13.0

60.3 60.6 62.1 62.6 63.2 63.0 62.8 63.3 62.4 62.5

0%

20%

40%

60%

80%

100%

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2013 2014 2015

Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM

Page 75: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

60

mengalami peningkatan 19,1% (yoy) menjadi Rp204,1 miliar dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 15,2% (yoy).

Kualitas kredit BPR pada triwulan laporan menunjukkan penurunan yang

ditandai dengan meningkatnya persentase Non Performing Loan (NPL) dari 14,50%

menjadi 15,65% atau semakin jauh melampaui ketentuan maksimal NPL sebesar 5%,

sehingga memerlukan perhatian khusus. Kenaikan NPL tersebut terjadi di semua jenis

penggunaan kredit dengan didominasi kredit konsumsi, lalu diikuti investasi dan

modal kerja.

Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dan penyumbang NPL terbesar

adalah sektor bukan lapangan usaha diikuti sektor pertanian, peternakan, kehutanan

dan perikanan serta sektor jasa-jasa. Kenaikan NPL tersebut disebabkan belum

pulihnya harga komoditi karet dan sawit seiring dengan belum membaiknya harga

internasional sehingga mempengaruhi kemampuan membayar debitur. Hal tersebut

sejalan dengan hasil liaison, bahwa menurut pelaku usaha di Provinsi Jambi harga jual

khususnya untuk komoditas seperti karet dan CPO belum membaik pada triwulan II

2015. Harga karet dunia yang sempat membaik pada awal Mei 2015 kembali

mengalami penurunan menjelang bulan Juni 2015. Pasokan persediaan karet dunia

yang masih berlimpah menahan harga karet dunia pada level yang cukup rendah.

Melimpahnya karet dari kawasan Indochina seperti Vietnam dan Kamboja

diperkirakan salah satu penyebab kelebihan persediaan karet dunia, sehingga harga

tertahan pada level yang cukup rendah dan berlangsung dalam jangka waktu yang

cukup lama.

Kinerja BPR dalam menjalankan fungsi intermediasinya cukup baik, yang

tercermin dari LDR BPR yang berada pada level 82,38% meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya (80,46%).

C. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai

Sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang,

sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia memiliki Rupiah sebagai salah

satu simbol kedaulatan negara yang harus dihormati dan dibanggakan oleh seluruh

rakyat Indonesia. Rupiah merupakan alat pembayaran yang sah sehingga wajib

Page 76: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

61

digunakan dalam kegiatan perekonomian di wilayah NKRI guna mewujudkan

kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya, turunan atas UU Mata

Uang tersebut diwujudkan melalui PBI No 17/3/PBI/2015 & SE BI No 17/11/DKSP

tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) dimana setiap transaksi yang dilakukan oleh penduduk atau bukan

penduduk, tunai atau non tunai di Wilayah NKRI wajib menggunakan Rupiah.

Bank Indonesia menerbitkan SE No17/11/DKSP tanggal 1 Juni 2015 tentang

Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketentuan tersebut memuat petunjuk teknis pelaksanaan Peraturan Bank Indonesia

(PBI) Nomor 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang telah diterbitkan pada tanggal 31 Maret 2015.

Secara umum, SE No17/11/DKSP tersebut mengatur lebih lanjut antara lain

mengenai :i) Kewajiban pencantuman harga barang dan/atau jasa dalam rupiah; ii)

Pelaksanaan kewajiban penggunaan rupiah untuk proyek infrastruktur strategis yang

diperjanjikan secara tertulis; iii) Pelaksanaan kewajiban penggunaan Rupiah untuk

transaksi non tunai bagi pelaku usaha dengan karakteristik tertentu; iv) Laporan

terkait penggunaan Rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; v) Sanksi

bagi pelanggar kewajiban penggunaan Rupiah.

Bank Indonesia secara berkelanjutan mendukung Gerakan Nasional Non Tunai

(GNNT) yaitu optimalisasi penggunaan alat pembayaran non tunai seperti kartu ATM

debit, kartu kredit dan e-money. Untuk mendukung Gerakan Nasional Non Tunai,

telah dilakukan Kampanye Keuangan Inklusif (KKI) berupa Training of Trainer (ToT)

kepada Kepala Sekolah dan Guru di 5 (lima) kabupaten di Provinsi Jambi masing-

masing sebagai berikut:

Kab. Tebo (30 April 2015);

Kab. Tanjung Jabung Barat (12 Mei 2015);

Kab. Merangin (21 Mei 2015);

Kab. Kerinci (28 Mei 2015);

Kab. Sarolangun (4 Juni 2015)

Page 77: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

62

ToT tersebut juga dilanjutkan ke kota/kabupaten lainnya dengan sasaran

dosen/mahasiswa di perguruan tinggi di Provinsi Jambi. Langkah awal sosialisasi

melalui kalangan pendidik tersebut dilakukan dengan harapan para pendidik dapat

mentransfer materi GNNT dengan baik dan efektif kepada masyarakat khususnya

para pelajar.

Kebutuhan pembayaran tunai dari sisi aliran kas keluar (cash outflow)

mengalami peningkatan 26,5% (yoy) sedangkan kas masuk (cash inflow) menurun

8,7% (yoy) dengan net outflow meningkat 65,2% (yoy). Sementara itu kinerja

pembayaran non tunai melalui kliring mengalami penurunan sedangkan melalui RTGS

mengalami peningkatan, dengan rincian sebagai berikut:

Nilai kliring turun sebesar 32,4%(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya

menjadi Rp1,8 triliun dan dan volume kliring turun 31,4% (yoy) menjadi

51.098.

Nilai RTGS dari, ke Jambi meningkat 39,5% (yoy), 22,8% (yoy) sedangkan

RTGS dari dan ke Jambi menurun 33,9% (yoy).

Tabel 3.8 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia

Provinsi Jambi

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

C.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi

Dalam rangka mengantisipasi kebutuhan uang masyarakat menjelang Idul Fitri

1436 H/2015, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mempersiapkan

kecukupan uang tunai, dengan cara mengoptimalkan distribusi dan persediaan uang

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Nominal Persen

Kliring

Nilai Kliring (juta Rp) 2,519,833 2,707,328 2,534,343 2,571,965 2,202,247 1,829,966 (877,362) (32.4)

Volume Kliring (lembar warkat) 68,552 74,520 70,240 69,012 62,245 51,098 (23,422) (31.4)

Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 880,393 976,622 1,948,349 921,379 1,445,865 892,023 (84,599) (8.7)

Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 1,734,894 1,861,714 2,788,527 2,309,258 1,285,175 2,354,181 492,467 26.5

Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (854,501) (885,091) (840,178) (1,387,878) 160,690 (1,462,158) (577,066) 65.2

RTGS dari Jambi (miliar Rp) 19,684 26,992 38,703 40,778 34,079 37,662 10,670 39.5

RTGS ke Jambi (miliar Rp) 22,514 40,455 53,698 49,646 39,055 49,677 9,223 22.8

RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 5,072 11,033 12,937 4,833 4,347 7,289 (3,744) (33.9)

Cek dan BG Kosong

Lembar 1,472 1,974 1,847 1,783 1,529 1,249 (725) (36.7)

Nominal (juta Rp) 56,789 83,457 71,186 99,967 52,135 43,149 (40,308) (48.3)

Pertumbuhan (yoy)Uraian

2014 2015

Page 78: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

63

tunai di kota Jambi maupun luar kota Jambi. Sebagaimana halnya siklus tahunan,

selama periode Ramadhan dan Idul Fitri umumnya terjadi peningkatan kebutuhan

uang tunai untuk memenuhi transaksi masyarakat. Salah satu kebutuhan masyarakat

menjelang Idul Fitri adalah kebutuhan uang pecahan kecil. Mengantisipasi kebutuhan

tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi menyiapkan uang tunai

hingga sebesar Rp2,6 triliun. Persediaan uang ini dinilai sangat mencukupi kebutuhan

masyarakat di bulan suci Ramadhan 1436H, baik dari sisi jumlah maupun dari sisi

denominasi. Untuk penyaluran ucang pecahan kecil tersebut, Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Jambi mengadakan layanan mobil kas keliling luar kota dan dalam

kota di Provinsi Jambi dan bekerjasama dengan 7 (tujuh) bank umum di Kota Jambi

untuk melayani penukaran uang kepada masyarakat tanpa dipungut biaya setiap hari

kerja. Jadwal layanan penukaran uang kecil tersebut diinformasikan kepada

masyarakat secara luas melalui konfrensi pers TPID Provinsi Jambi dan surat kabar di

Provinsi Jambi.

Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan,

untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp2,3 triliun atau mengalami

peningkatan 26,5% (yoy) sedangkan kas masuk (cash inflow) menurun 8,7% (yoy)

dengan net outflow meningkat 65,2% (yoy). Pada triwulan laporan, Jambi mengalami

net outflow kembali sebesar Rp1,4 triliun setelah pada triwulan sebelumnya untuk

pertama kalinya merasakan net inflow sebesar Rp160,6 miliar sejak tahun 2012. Hal

tersebut menunjukkan uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan

(inflow) lebih besar dibandingkan dengan jumlah aliran uang kartal yang masuk ke

Bank Indonesia dari perbankan (outflow).

Page 79: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

64

Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows

di Provinsi Jambi

Sumber: Bank Indonesia Jambi

C.2.Penyediaan Uang Layak Edar

Sebagai salah satu upaya terpenuhinya kebutuhan uang layak edar bagi

masyarakat, secara rutin Bank Indonesia Provinsi Jambi melayani penukaran uang

tidak layak edar dengan uang layak edar melalui layanan kas dalam kantor dan kas

keliling ke daerah terpencil yang akses perbankannya terbatas. Selain itu, secara

berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melaksanakan pemusnahan

uang yang tidak layar edar (UTLE). Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelayakan

uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemusnahan UTLE di

Provinsi Jambi sebesar Rp320,8 miliar, atau mencapai 36,0% dari total inflow Provinsi

Jambi namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (53,8%).

Dalam rangka mengendalikan jumlah uang yang tidak layak edar yang

dimusnahkan, Bank Indonesia terus melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat

mengenai pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang melalui pamflet dan

edukasi perbankan sehingga diharapkan usia uang dapat lebih panjang dan volume

UTLE dapat dikendalikan sehingga dapat mengurangi biaya percetakan uang baru.

(2,500,000)

(2,000,000)

(1,500,000)

(1,000,000)

(500,000)

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2014 2015

Rp (juta)

Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp)

Page 80: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

65

C.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan

Pada triwulan laporan ditemukan uang yang tidak sesuai dengan ciri ciri

keaslian uang rupiah yang mencapai 492 lembar yang beredar di wilayah kerja Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi atau meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebanyak 176 lembar. Dalam rangka mengantisipasi peredaran uang

palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara

berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan

masyarakat.

C.4.Perkembangan Kliring Lokal

Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan

tercatat sebesar Rp1,8 triliun, menurun (32,4% (yoy)) dibandingkan triwulan

sebelumnya (Grafik 3.8.). Demikian juga halnya volume kliring mengalami penurunan

sebesar 31,4% (yoy), yaitu menjadi 51.098 lembar warkat.

Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring

Sumber: Bank Indonesia Jambi

-

20,000

40,000

60,000

80,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

2,000,000

2,200,000

2,400,000

2,600,000

2,800,000

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2014 2015

Perkembangan Transaksi Kliring

Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat)

Page 81: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

66

Seiring dengan penurunan aktivitas pembayaran non tunai melalui kliring,

nilai cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga mengalami penurunan

dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp52,1 miliar menjadi Rp43,1 miliar dan

dari sisi jumlah lembar menurun dari 1.529 lembar menjadi 1.249 lembar.

C.5.Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)20

Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi dari sisi

nominal dan volume secara total (keluar dan masuk/dari dan ke) masing-masing yaitu

nilai RTGS dari, ke Jambi meningkat 39,5% (yoy), 22,8% (yoy) sedangkan RTGS dari

dan ke Jambi menurun 33,9% (yoy).

Aliran transfer masuk ke Provinsi Jambi merupakan yang terbesar dan

mencapai Rp49,6 triliun, diikuti oleh transfer ke luar Jambi Rp37,6 triliun dan transfer

di dalam Provinsi Jambi Rp7,2 triliun. Aliran RTGS menunjukkan bahwa uang masuk

ke Jambi lebih tinggi daripada yang keluar.

20

Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang

penyelesaian transaksi dilakukan secara seketika (real time).

Page 82: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

67

Tabel 3.9 Perkembangan Transaksi RTGS

(dalam miliar rupiah)

Sumber: Bank Indonesia Jambi

Nilai Nilai Nilai Nilai

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)

Tw 1 - 11 12,383 16,923 23,289 19,391 2,756 5,487 38,428 41,801

Tw 2 - 11 11,499 17,064 19,826 19,311 2,768 5,570 34,093 41,945

Tw 3 - 11 14,353 18,840 22,515 20,637 3,291 6,009 40,159 45,486

Tw 4 - 11 14,986 21,865 23,761 21,639 3,723 6,665 42,470 50,169

Tw 1 - 12 10,339 16,644 51,804 17,758 2,653 4,966 64,796 39,368

Tw 2 - 12 15,139 19,391 54,010 19,519 3,543 5,720 72,692 44,630

Tw 3 - 12 15,677 19,313 29,104 19,344 3,350 5,662 48,131 44,319

Tw 4 - 12 18,270 21,580 29,431 20,622 4,702 6,449 52,403 48,651

Tw 1 - 13 15,535 16,648 22,244 17,183 4,032 4,973 41,811 38,804

Tw 2 - 13 19,666 18,860 22,658 18,685 4,695 5,773 47,019 43,318

Tw 3 - 13 20,189 18,663 26,876 17,988 7,422 5,691 54,487 42,342

Tw 4 - 13 22,181 22,643 33,327 21,351 6,521 6,711 62,029 50,705

Tw 1 - 14 19,684 19,031 22,514 22,854 5,072 5,347 47,269 47,232

Tw 2 - 14 26,992 17,544 40,455 18,347 11,033 5,322 78,480 41,213

Tw 3 - 14 38,703 18,758 53,698 17,401 12,937 5,595 105,337 41,754

Tw 4 - 14 40,778 20,307 49,646 18,365 4,833 6,000 95,257 44,672

Tw 1 - 15 34,079 11,300 39,055 11,549 4,347 3,766 77,481 26,615

Tw 2 - 15 37,662 11,565 49,677 12,642 7,289 7,458 94,629 31,665

Periode

TOTAL

Volume

Dari Provinsi Jambi Ke Provinsi Jambi

Volume Volume

Dari dan Ke Provinsi

Jambi

Volume

Page 83: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 84: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

69

BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan

II-2015 mencapai Rp1,6 triliun (terealisasi sebesar 50,0% dari APBD 2015),

sementara itu realisasi belanja melonjak cukup tinggi dibanding triwulan

sebelumnya, dari Rp420,3 miliar pada Triwulan I-2015 (terealisasi 12,0%) menjadi

Rp1,2 triliun pada Triwulan II-2015 (terealisasi 34,3%). Jika dibandingkan dengan

triwulan yang sama tahun lalu, nilai realisasi pendapatan dan belanja mengalami

peningkatan masing-masing sebesar 2,7% dan 30,9%.

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp556,6 miliar (33,8%

dari total pendapatan), sedikit meningkat dibandingkan realisasi PAD Triwulan II-

2014 (Rp535,65 miliar atau 33,4% dari total pendapatan). Pendapatan terbesar

disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp472,1 miliar (84,8% dari

total PAD).

Akan tetapi, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan untuk

pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi

pada APBD 2015 hanya sebesar 22,7%, jauh lebih kecil dibandingkan share

belanja operasi yang mencapai 61,5%. Share belanja modal pada tahun ini pun

lebih kecil dibandingkan pada APBD-P 2014 dan 2013 (25,3% dan 31,5%).

A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan II Tahun 2015

Pada Triwulan II-2015, realisasi pendapatan Provinsi Jambi sebesar Rp1,6

triliun atau mencapai 50,0% dari APBD tahun 2015 (Rp3,3 triliun). Berdasarkan

jenisnya, pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer pemerintah pusat

yang mencapai Rp1,1 triliun (66,2% dari total pendapatan). Adapun proporsi

terbesar dalam pendapatan transfer dari APBN tersebut adalah dalam bentuk

Page 85: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

70

Dana Alokasi Umum (DAU) yang mencapai Rp588,7 miliar (35,7% dari total

pendapatan Jambi) (Tabel 4.1).

Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui

pajak, retribusi, serta pengelolaan kekayaan daerah dan lainnya mencapai

Rp556,6 miliar (33,8% dari total pendapatan). Angka pendapatan tersebut

meningkat 3,9% dibanding Triwulan II-2014. Pendapatan terbesar disumbangkan

oleh pajak daerah yang mencapai Rp472,1 miliar hingga Triwulan II-2015 (28,6%

dari total pendapatan).

Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi s.d Triwulan II-2015

(dalam miliar rupiah)

Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)

B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan II Tahun 2015

Hingga Triwulan II-2015, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp1,2

triliun atau mencapai 34,3% dari APBD 2015 (Rp3,5 triliun). Nilai realisasi

tersebut meningkat cukup tinggi sebesar Rp284,6 miliar atau 30,9% dibanding

triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja

operasional masih menjadi yang terbesar, yaitu sebesar Rp873,2 miliar atau

72,4% dari total belanja Triwulan II-2015 (terealisasi sebesar 40,4% dari target

dalam APBD 2015) (Tabel 4.2). Komponen belanja operasional terbesar adalah

untuk belanja hibah yang mencapai Rp325,7 miliar (37,3% dari belanja

Nominal

(Rp. Miliar) Persen

Nominal

(Rp. Miliar) Persen

Nominal

(Rp. Miliar) Persen

Nominal

(Rp.

Miliar)

PersenNominal

(Rp. Miliar) Persen

PENDAPATAN 1,604.62 53.81 3,127.13 2,550.08 81.55 3,208.86 102.61 3,293.25 522.55 15.87 1,648.39 50.05

Pendapatan Asli Daerah 535.65 55.05 1,208.84 971.76 80.39 1,324.03 109.53 1,218.12 157.76 12.95 556.61 45.69

Pajak Daerah 386.90 47.86 1,021.87 721.20 70.58 1,010.56 98.89 1,019.76 127.20 12.47 472.06 46.29

Retribusi Daerah 5.56 33.91 15.66 10.12 64.67 14.59 93.18 18.14 2.28 12.57 6.25 34.45

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 30.36 75.89 43.20 33.91 78.50 33.91 78.50 50.02 0.23 0.46 0.96 1.92

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 112.84 104.24 128.12 206.52 161.20 264.97 206.82 130.20 28.05 21.54 77.33 59.40

Pendapatan Transfer 1,068.89 53.23 1,917.29 1,578.14 82.31 1,883.45 98.23 2,074.12 364.79 17.59 1,091.11 52.61

Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 802.21 49.17 1,556.19 1,215.90 78.13 1,514.52 97.32 1,713.01 252.29 14.73 854.62 49.89

Dana Bagi Hasil Pajak 80.14 33.52 179.30 122.59 68.37 194.97 108.74 251.04 - 0.00 69.37 27.63

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 154.07 39.04 379.20 266.01 70.15 321.85 84.88 414.40 - 0.00 179.18 43.24

Dana Alokasi Umum 553.20 58.33 948.34 790.28 83.33 948.34 100.00 995.75 252.29 25.34 588.68 59.12

Dana Alokasi Khusus 14.81 30.00 49.36 37.02 75.00 49.36 100.00 51.82 - 0.00 17.38 33.54

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 266.68 70.84 361.11 362.24 100.31 368.93 102.17 361.11 112.50 31.15 236.49 65.49

Dana Penyesuaian 266.68 70.84 361.11 362.24 100.31 368.93 102.17 361.11 112.50 31.15 236.49 65.49

Lain-lain Pendapatan yang Sah 0.08 8.28 1.00 0.18 18.32 1.37 137.44 1.00 - - 0.68 67.80

Pendapatan Hibah 0.08 8.28 1.00 0.18 18.32 1.37 137.44 1.00 - 0.00 0.68 67.80

S.D TRW I-2015S.D TRW II-2014 S.D TRW III-2014

APBD-P 2014

S.D TRW IV-2014 S.D TRW II-2015

URAIAN APBD 2015

Page 86: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan Pemerintah Dareah

TRIWULAN II 2015|KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSIJAMBI

71

operasional) dan diikuti oleh belanja pegawai Rp281,9 miliar (32,3% dari belanja

operasional). Kedua jenis komponen belanja tersebut merupakan belanja rutin.

Sementara itu, realisasi belanja modal yang bertujuan untuk

pembangunan infrastruktur terealisasi sebesar Rp235,5 miliar (baru mencapai

29,5% dari target pada APBD 2015). Terdapat lonjakan yang cukup tinggi dalam

realisasi belanja modal dari Triwulan I-2015 ke Triwulan II-2015 (meningkat

Rp166,1 miliar) yang disebabkan oleh mulai dilakukannya pembayaran berbagai

proyek pembangunan. Namun sesuai siklusnya, realisasi belanja modal hingga

Triwulan II-2015 relatif masih kecil, sejalan dengan masih berlangsungnya

pengadaan maupun pengerjaan kegiatan pembangunan sehingga pembayaran

belum dapat dilakukan. Alokasi belanja modal dalam APBD 2015 hanya sebesar

22,7%, lebih rendah dibandingkan alokasi pada APBD-P 2013 (31,5%) dan

APBD-P 2014 (25,3%).

Nilai realisasi belanja modal terbesar adalah belanja jalan, irigasi dan

jaringan dengan total Rp194,7 miliar (terealisasi 35,6% dari target pada APBD

2015). Belanja ini digunakan untuk membangun infrastruktur yang paling

berdampak pada kehidupan masyarakat Provinsi Jambi. Secara tahunan, nilai

realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan meningkat 17,4% dibandingkan

realisasi pada Triwulan II-2015. Hal tersebut menunjukkan komitmen Pemerintah

Provinsi Jambi dalam mendorong percepatan pembangunan infrastruktur.

Infrastruktur yang dibangun beserta sarana dan prasarananya tersebut

diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi sehingga dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di tahun 2015.

Page 87: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

72

Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi s.d Triwulan II-2015

(dalam miliar rupiah)

Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)

C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah

Realisasi pendapatan pemerintah pusat di wilayah Jambi hingga Triwulan

II-2015 mencapai Rp1,31 triliun, meningkat 2,0% (yoy) dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya (Rp1,28 triliun) (Tabel 4.3). Peningkatan tersebut

disebabkan oleh naiknya Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional (15,3%

(yoy)) sejalan dengan meningkatnya Pendapatan Bea Masuk karena peningkatan

aktivitas impor. Peningkatan lainnya terdapat pada Penerimaan Pajak Dalam

Negeri yang meningkat 5,5% (yoy).

Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

(dalam satuan Rupiah)

Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI Kanwil Provinsi Jambi (diolah)

Berdasarkan komposisinya, penerimaan pajak terbesar adalah dari

pendapatan Pajak Dalam Negeri yang mencapai Rp1,2 triliun (90,4%) dan diikuti

oleh Pendapatan PNPB lainnya sebesar Rp102,4 miliar (7,8%) (Grafik 4.1).

BELANJA 920.98 28.20 3,641.24 1,759.54 48.32 3,212.01 88.21 3,514.24 420.29 11.96 1,205.56 34.31

Belanja Operasi 611.53 28.53 2,198.58 1,106.32 50.32 1,926.78 87.64 2,161.50 254.07 11.75 873.21 40.40

Belanja Pegawai 223.29 32.89 657.66 392.15 59.63 570.35 86.72 694.43 107.32 15.45 281.94 40.60

Belanja Barang 163.26 18.75 946.67 389.24 41.12 812.87 85.87 833.89 34.83 4.18 213.61 25.62

Belanja Subsidi - - - - - - - - - 0.00 - 0.00

Belanja Hibah 169.78 41.86 413.68 262.54 63.46 385.13 93.10 491.45 111.92 22.77 325.67 66.27

Belanja Bantuan Keuangan 55.20 36.14 155.07 62.40 40.24 138.55 89.35 141.73 - 0.00 52.00 36.69

Belanja Tidak Terduga

Belanja Modal 191.57 22.03 919.30 445.79 48.49 821.02 89.31 798.65 69.37 8.69 235.50 29.49

Belanja Tanah 0.01 0.02 43.58 8.38 19.22 15.18 34.83 17.68 - 0.00 0.70 3.96

Belanja Peralatan dan Mesin 16.16 11.54 146.56 40.73 27.79 129.52 88.38 78.72 3.53 4.48 15.96 20.28

Belanja Bangunan dan Gedung 8.73 5.90 134.34 42.73 31.81 127.23 94.70 151.98 0.89 0.59 22.89 15.06

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 165.85 31.11 591.14 353.08 59.73 547.08 92.55 547.13 64.93 11.87 194.72 35.59

Belanja Aset Tetap Lainnya 0.54 12.96 2.60 0.35 13.28 0.98 37.86 2.06 0.02 0.97 1.23 59.56

Belanja Aset Lainnya 0.27 35.17 1.08 0.53 48.83 1.02 95.07 1.08 - 0.00 - 0.00

Belanja Tak Terduga 0.18 9.00 2.00 0.18 9.00 1.86 93.03 3.50 - - - -

Belanja Tak Terduga 0.18 9.00 2.00 0.18 9.00 1.86 93.03 3.50 - 0.00 - 0.00#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Transfer 117.70 47.08 521.36 207.25 39.75 462.36 88.68 550.59 96.85 17.59 96.85 17.59

Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa 117.70 47.08 521.36 207.25 39.75 462.36 88.68 550.59 96.85 17.59 96.85 17.59

Nominal (%)

I Pajak Dalam Negeri 450,071,354,214 670,818,775,939 2,855,695,340,170 510,871,340,516 671,786,905,360 61,768,115,723 5.51%

II Pajak Perdagangan Internasional 7,050,156,000 12,905,673,720 44,187,172,320 10,631,614,271 12,375,865,000 3,051,649,551 15.29%

III Penerimaan SDA 4,627,282,797 5,754,031,847 27,792,193,174 - - (10,381,314,644)

IV PNPB Lainnya 81,071,121,445 33,954,097,527 242,565,361,814 76,886,206,247 25,467,122,311 (12,671,890,414) -11.02%

V Pendapatan Hibah 14,574,300 - 13,945,217,050 - - (14,574,300)

VI Pendapatan Bagian Laba BUMN - 16,671,793,121 16,671,793,121 - - (16,671,793,121)

VII Pendapatan Badan Layanan Umum - - 15,145,793,510 - - -

VIII Pendapatan Penyesuaian 25,145,376 (796,376) 24,349,000

542,834,488,756 740,104,372,154 3,216,002,871,159 598,414,306,410 709,629,096,295 25,104,541,795 1.96%

Triwulan I 2014 Triwulan II 2014

Total Realisasi Pendapatan

REALISASI PENDAPATAN Triwulan I 2015 Triwulan II 2015

Pertumbuhan terhadap semester

sebelumnya

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

2014

Page 88: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan Pemerintah Dareah

TRIWULAN II 2015|KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSIJAMBI

73

Grafik 4.1

Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%)

Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi hingga Triwulan

II-2015 terealisasi sebesar Rp1,4 triliun, menurun 16,1% (yoy) dibandingkan total

realisasi belanja periode yang sama tahun sebelumnya (Tabel 4.4). Turunnya

angka realisasi belanja tersebut utamanya disebabkan oleh turunnya Belanja

Barang sebesar Rp172,9 miliar (35,8% (yoy)), Belanja Modal sebesar 131,9 miliar

(32,1% (yoy)), serta Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp39,3 miliar (36,3% (yoy))

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

(dalam satuan Rupiah)

Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI Kanwil Provinsi Jambi (diolah)

Berdasarkan pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat sebagian besar

untuk Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp755,2 miliar dengan pangsa mencapai

53,4%, jauh meningkat dibandingkan pangsa pada periode yang sama tahun

sebelumnya yang hanya sebesar 39,5%. Belanja Barang menjadi belanja kedua

terbesar (Rp310,3 miliar), namun dengan pangsa yang menurun dari 28,7% pada

periode yang sama tahun 2014 menjadi 21,9% pada triwulan berjalan (Grafik 4.3).

90.41%

1.76%0.00% 7.82%

Pajak Dalam Negeri Pajak Perdagangan Internasional

Penerimaan SDA PNPB Lainnya

Nominal (%)

I Belanja Pegawai 324,484,525,063 341,650,459,002 1,667,927,194,453 343,379,171,888 411,849,351,138 89,093,538,961 13.37%

II Belanja Barang 112,782,978,190 370,329,902,060 1,437,141,311,144 76,074,759,343 234,172,858,589 (172,865,262,318) -35.78%

III Belanja Denda dan Subsidi Perusahaan 141,172,918 - 141,172,918 - - (141,172,918)

III Belanja Bantuan Sosial 864,616,900 107,374,209,833 360,616,006,964 34,078,857,500 34,884,916,000 (39,275,053,233) -36.29%

IV Belanja Lain-Lain 10,000,000 16,109,733,725 86,238,461,303 - - (16,119,733,725)

V Belanja Modal 77,384,930,105 333,591,064,022 1,435,574,745,373 3,512,717,228 275,515,479,998 (131,947,796,901) -32.11%

515,668,223,176 1,169,055,368,642 4,987,638,892,155 457,045,505,959 956,422,605,725 (271,255,480,134) -16.10%Total Realisasi Belanja

REALISASI BELANJA Triwulan I 2014 Triwulan II 2014

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

Triwulan I 2015 Triwulan II 2015

Pertumbuhan terhadap semester

sebelumnya2014

Page 89: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

74

Grafik 4.2. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI Kanwil Provinsi Jambi (diolah)

Selain itu, Belanja Modal yang merupakan belanja yang dikeluarkan untuk

meningkatkan infrastruktur yang berperan penting dalam menggerakkan roda

prekonomian di Provinsi Jambi justru mengalami penurunan sebesar Rp131,9

miliar (32,1% (yoy)) dibanding periode yang sama pada tahun 2014. Penurunan

Belanja Modal ini dikhawatirkan dapat mengganggu perkembangan infrastruktur

di Provinsi Jambi, dimana infrastruktur adalah salah satu komponen utama yang

berperan dalam kemajuan perekonomian. Pangsa Belanja Modal turun dari

24,4% pada Triwulan II-2014 menjadi 19,7% pada Triwulan II-2015.

D. Keuangan Pemerintah Daerah

Jumlah simpanan Pemerintah Daerah di perbankan Jambi pada Triwulan II-

2015 adalah sebesar Rp4,06 triliun, atau turun 2,2% dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,15 (Grafik 4.4). Penurunan simpanan

terbesar utamanya disebabkan oleh turunnya simpanan giro dari Rp2,1 triliun

pada Triwulan II-2014 menjadi Rp1,6 triliun pada triwulan laporan. Adapun

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Belanja

Pegawai

Belanja

Barang

Belanja

Bantuan Sosial

Belanja Lain-

lain

Belanja Modal

2013 2014 Smt I-2015

Page 90: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan Pemerintah Dareah

TRIWULAN II 2015|KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSIJAMBI

75

simpanan deposito mengalami peningkatan dari Rp2,0 triliun pada Triwulan II-

2014 menjadi Rp2,5 triliun pada triwulan laporan atau naik sebesar 22,7%.

Grafik 4.3. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia

-

1

2

3

4

5

6

7

8

0

1

2

3

Tw I-13 Tw II-13 Tw III-13 TW IV-13 Tw I-14 Tw II-14 Tw III-14 Tw IV-14 Tw I-15 Tw II-15

(Rp triliun)(Rp triliun)

Tabungan Deposito Giro Total (LHS)

Page 91: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 92: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

77

BOKS. 2 PERKEMBANGAN DANA DESA

DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Boks.1

PERKEMBANGAN DANA DESA DI PROVINSI JAMBI

Hasil Focus Group Discussion (FGD) Analisis Fiskal Daerah Provinsi Jambi Triwulan II 2015, 9 Juli 2015

A. Latar belakang dan Dasar Hukum Dana Desa

Undang-Undang Desa menjadi salah satu produk undang-undang yang banyak

ditunggu oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat desa. Rancangan Undang-Undang

(RUU) tentang Desa disahkan menjadi Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

pada tanggal 15 januari 2014. Di antara tujuan dari disahkannya UU tersebut adalah:

mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat desa untuk

pengembangan potensi dan aset desa guna kesejahteraan bersama;

meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa guna mempercepat

perwujudan kesejahteraan umum; dan

memajukan perekonomian masyarakat desa serta mengatasi kesenjangan

pembangunan nasional.

Berdasarkan UU tersebut, Desa diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kewenangannya sesuai dengan kebutuhan dan prioritas Desa. Kewenangan Desa meliputi

kewenangan di bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan

Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa (pasal 18). Selanjutnya diatur

bahwa salah satu sumber pendapatan Desa adalah dari alokasi APBN yang bersumber dari

Belanja Pusat dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata dan

berkeadilan (pasal 72).

B. Apa itu Dana Desa

Terminologi Dana Desa baru muncul pada peraturan pelaksanaan UU nomor 6 tahun

2014 yaitu PP nomor 43 tahun 2014. Dalam PP tersebut, yang dimaksud dana desa adalah

adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui

APBD kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Secara keseluruhan, sumber Pendapatan Desa menurut UU Desa pasal 72 adalah sebagai

berikut:

Sumber Keterangan

- Pendapatan Asli Desa Hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong,

dan lain-lain pendapatan asli Desa

- Alokasi dari APBN Dana Desa

- Alokasi dari APBD (1) Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah (PDRD)

kabupaten/kota (paling sedikit 10% dari PDRD); (2) ADD, yaitu

Page 93: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

78

BOKS. 2 PERKEMBANGAN DANA DESA

DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

paling sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterima

Kabupaten/Kota dalam APBD setelah dikurangi DAK; dan (3)

Bantuan keuangan dari APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota

- Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga

- Lain-lain pendapatan Desa yang sah

Dalam UU, alokasi anggaran untuk Dana Desa oleh UU ditetapkan sebesar 10% dari total

Dana Transfer ke Daerah dan akan dipenuhi secara bertahap sesuai dengan kemampuan

APBN. Tahun 2015 merupakan tahun pertama dialokasikannya Dana Desa dalam APBN,

dimana anggaran Dana Desa dipenuhi melalui realokasi dari Belanja Pusat dari program yang

berbasis Desa. Pada APBN 2015 alokasi anggaran Dana Desa sebesar Rp9,066 triliun

bersumber dari realokasi:

Program PNPM Mandiri Perdesaan (Kemendagri) dan

SPAM Perdesaan dan PPIP (Kementerian PU).

Selanjutnya, pada pemerintahan yang baru, Alokasi Dana Desa ditambah lagi pada APBNP

2015 menjadi sebesar Rp 20,766 Triliun yang dialokasikan ke 74.093 Desa di seluruh wilayah

Indonesia sehingga rata-rata Dana Desa per Desa sebesar Rp280,3 juta atau baru 3,23% dari

total Dana Transfer ke Daerah. Dalam roadmap yang dirilis pemerintah, Dana Desa mencapai

10% dari total Dana Transfer ke Daerah atau 1 miliar per Desa pada tahun 2017.

Tabel 1. Roadmap Alokasi Dana Desa 2015 2019

Sumber: Medium-Term Budget Framework (MDTF), Kemenkeu

Untuk wilayah provinsi Jambi, Dana Desa dalam APBN-P 2015 dialokasikan sebesar Rp381,56

miliar yang dialokasikan pada 10 (sepuluh) kabupaten/kota dengan total jumlah desa 1.398

desa, sehingga rata-rata per desa adalah sebesar Rp272,9 juta.

C. Mekanisme Pengalokasian Dana Desa

Berdasarkan UU APBNP 2015 dan PP 22 tahun 2015 pengalokasian Dana Desa dilaksanakan

melalui 2 (dua) tahap sebagaimana gambar 1 berikut:

Page 94: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

79

BOKS. 2 PERKEMBANGAN DANA DESA

DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Gambar 1 Pengalokasian Dana Desa

Tahap I Tahap II

Keterangan:

- Data IKK (indeks

kemahalan konstruksi) per

kab/kota yang digunakan

adalah data yang

digunakan dalam

penghitungan DAU (data

tersedia setiap tahun dan

telah mencerminkan

kesulitan geografis);

- IKG (Indeks Kesulitan

Geografis) per Desa

ditetapkan oleh kepala

daerah, berdasarkan

faktor: (1) ketersediaan

prasarana pelayanan

dasar; (2) kondisi

infrastruktur; dan (3)

transportasi / Aksesibilitas;

Pada formula perhitungan tersebut, pada intinya, seluruh desa akan memperoleh 90 persen

dari dana desa yang ada, kemudian sisanya 10 persen akan ditetapkan berdasarkan empat

kriteria sebagaimana diatur dalam PP nomor 22 tahun 2015 tentang Perubahan atas PP

nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN.

D. Mekanisme Penyaluran Dana Desa

Penyaluran dana desa dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari RKUN (Pemerintah Pusat)

ke RKUD (Pemerintah Kabupaten/kota) untuk selanjutnya dilakukan pemindahbukuan dari

RKUD ke RKD (Desa) dengan tahapan sebagai berikut:

Tabel 2. Tahapan Penyaluran Dana Desa

TAHAP I TAHAP 2 TAHAP 3

Proporsi 40% 40% 20%

7 hari kerja setelah

diterima di Kas Daerah

7 hari kerja setelah

diterima di Kas Daerah

7 hari kerja setelah

diterima di Kas Daerah

TAHAPAN PENYALURAN DANA DESA

Penyaluran Dana Desa dari Minggu II Bulan April Minggu II Bulan Agustus Minggu II Bulan Oktober

PUSAT KE KAB./KOTA

URAIAN

Penyaluran Dana Desa dari

KAB / KOTA KE DESA

Page 95: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

80

BOKS. 2 PERKEMBANGAN DANA DESA

DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

1. Penyaluran dana Desa dari RKUN ke RKUD.

Penyaluran dilaksanakan oleh Menteri Keuangan cq. Dirjen PK dengan persyaratan: (1)

Peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana

Desa, (2) Peraturan daerah mengenai APBD tahun berjalan; dan (3) Laporan realisasi tahun

anggaran sebelumnya.

Kondisi di Provinsi Jambi, sampai dengan akhir triwulan II, penyaluran tahap I (40%) dari

RKUN ke RKUD kab/kota di wilayah Provinsi Jambi telah terealisasi seluruhnya yaitu sebesar

Rp152,6 miliar, meskipun sempat terjadi keterlambatan untuk beberapa pemkab/kot yang

disebabkan oleh keterlambatan penyusunan peraturan bupati/walikota mengenai tata cara

pembagian dan penetapan besaran Dana Desa. Realisasi sampai dengan akhir triwulan II

2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Realisasi Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD Kab/Kota

Lingkup Provinsi jambi s.d. Triwulan II 2015

Sumber: Data Simtrada, DJPK, Kemenkeu

2. Penyaluran dana Desa dari RKUD ke RKD.

Penyaluran dana Desa ke Rekening Kas Desa, semestinya dilakukan dalam 7 hari kerja setelah

dana diterima di RKUD dengan syarat telah disampaikan Peraturan Desa mengenai APB Desa

dan Laporan realisasi penggunaan Dana Desa semester sebelumnya. Persyaratan terkait

adanya APB Desa diperlukan agar jelas rencana keuangan dari pemerintah Desa dalam satu

tahun anggaran. Format APB Desa dimaksud telah diatur dalam Permendagri nomor 113

tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

E. Penggunaan Dana Desa

Dana Desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,

pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Prioritasnya adalah untuk pembangunan

dan pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana diatur dalam Permendesa nomor 4 tahun

2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015. Penggunaan Dana

Desa untuk kegiatan yang tidak termasuk prioritas dapat dilakukan sepanjang kebutuhan

untuk pemenuhan kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi.

Pemerintah Daerah Jml Desa Alokasi (Rp) Realisasi

Kab. Batanghari 109 30.352.367.000 12.140.946.800

Kab. Bungo 141 38.514.584.000 15.405.833.600

Kab. Kerinci 285 74.743.267.000 29.897.306.800

Kab. Merangin 205 55.105.381.000 22.042.152.400

Kab. Muaro Jambi 150 41.034.901.000 16.413.960.400

Kab. Sarolangun 149 40.982.606.000 16.393.042.400

Kab. Tanjung Jabung Barat 114 31.860.718.000 12.744.287.200

Kab. Tanjung Jabung Timur 73 21.043.597.000 8.417.438.800

Kab. Tebo 107 30.028.254.000 12.011.301.600

Kota Sungai Penuh 65 17.894.481.000 7.157.792.400

>>Jumlah (10 kab/kota) 1398 381.560.156.000 152.624.062.400

Page 96: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

81

BOKS. 2 PERKEMBANGAN DANA DESA

DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Terkait dengan tata cara pengadaan Barang/jasa yang bersumber dari APB Desa, Lembaga

Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah menerbitkan Perka nomor: 13 tahun 2013

yang pada intinya pengadaan dimaksud tidak termasuk dalam ruang lingkup Perpres

Pengadaan Barang dan Jasa sebagaimana diubah terakhir dengan Perpres nomor 70 tahun

2012. Dalam masa transisi, diharapkan Bupati/Walikota membentuk tim asistensi desa yang

terdiri dari Unit Layanan Pengadaan, SKPD atau unsur lain di pemkab/kota dengan tugas: (1)

meningkatkan kapasitas SDM, dan (2) melakukan pendampingan pengadaan barang/jasa.

F. Pendampingan Desa

Dalam Permendes nomor 3 tahun 2015 tentang Pendampingan Desa, telah diatur lebih lanjut

terkait pendampingan desa yang terdiri dari: tenaga pendamping profesional, Kader

pemberdayaan masyarakat desa, dan/atau pihak ketiga. Tenaga pendamping profesional

terdiri atas: (a) pendamping desa (berkedudukan di Kecamatan), (b) pendamping teknis

(berkedudukan di kabupaten), dan Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (berkedudukan di

Pusat dan Provinsi). Sumber pendanaan terhadap pendampingan Desa ini berasal dari APBN

dan APBD Kab/kota.

G. Analisis Kendala dan Permasalahan

Konsep dari penggunaan Dana Desa yang diprioritaskan untuk pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat Desa tentunya diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi

perekonomian Desa. Namun demikian, terdapat beberapa kendala dan permasalahan yang

memerlukan perhatian lebih lanjut.

- Dari sisi peraturan untuk pelaksanaan Dana Desa, setidaknya telah diterbitkan 16

peraturan dari UU hingga peraturan menteri. Permasalahannya adalah bagaimana

peraturan dan SOP tersebut dapat tersosialisasikan dan dapat dipahami dengan baik

khususnya pada perangkat Desa yang tersebar di 74.093 Desa dengan berbagai

keberagaman dan kompleksitas yang melingkupinya.

- Kesiapan SDM pemerintah Desa dalam mengelola Dana Desa telah menjadi pertanyaan

banyak pihak. Dari sisi perencanaan dapat dilihat dari banyaknya ketidakmampuan dan

keterlambatan dalam penyusunan APBDes. Sedangkan dari sisi penggunaan dana,

muncul kekuatiran yang berlebihan bila kesalahan penggunaan dana desa dapat

berujung pada pidana. Di sisi yang lain dana desa juga rawan diselewengkan jika tidak

mendapatkan pengawasan yang memadai.

- Terkait dengan penyaluran Dana Desa, penyaluran tahap I (40%) dari Rekening

Pemerintah Pusat (RKUN), khususnya di wilayah Provinsi Jambi telah tersalurkan

seluruhnya ke RKUD kab/kota. Namun demikian, terjadi potensi penumpukan Dana Desa

pada RKUD Kab/kota akibat keterlambatan pemenuhan persyaratan penyaluran ke RKD.

Apalagi pada pertengahan bulan Agustus ini akan ada penyalurkan dana desa tahap II

(40%) Kondisi tersebut juga berpotensi terjadinya penumpukan kegiatan pada akhir

tahun anggaran atau bahkan tidak terserapnya Dana Desa tersebut.

H. Saran

- Pemerintah agar segera mengefektifkan program pendampingan dan capacity building

bagi perangkat desa. Berdasarkan alokasi anggaran dalam APBNP 2015, telah

dianggarkan pada Kemendes untuk pendampingan desa sebesar Rp2,1 triliun dan pada

Kemendagri untuk capacity building perangkat desa sebesar Rp1,4 triliun. Namun

Page 97: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

82

BOKS. 2 PERKEMBANGAN DANA DESA

DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

demikian pelaksanaan perekrutan pendamping desa cukup terlambat sementara Dana

Desa tahap I telah disalurkan ke RKUD dan sebagiannya telah masuk ke Rekening Kas

Desa.

- Pemerintah Kab/kota memiliki kewajiban untuk melakukan pembinaan dan pengawasan

pengelolaan keuangan desa sebagaimana diatur dalam Permendagri 113 tahun 2014

tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Oleh karena itu, peran Pemda kab/kota tersebut

perlu ditingkatkan terutama dalam melakukan sosialisasi, asistensi serta pendampingan

serta melibatkan aparat pengawasan fungsional (inspektorat) dalam mengawasi

pengelolaan Dana Desa tersebut.

- Perlu dipertimbangkan kebijakan untuk menjadikan tahun pertama pelaksanaan Dana

Desa ini sebagai masa percobaan (masa pembelajaran) bagi perangkat desa dalam

mengelola Dana Desa sehingga mengurangi potensi terjadinya permasalah hukum di

kemudian hari.

Kontributor:

1. Meily Ika Permata, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi. (email:

[email protected] )

2. Azas Mabrur, Ak., M.Ak Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran Kanwil Provinsi Jambi

(email: [email protected])

Page 98: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

83

BAB V KESEJAHTERAAN DAERAH

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami sedikit

peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 96,09 dari

95,81 pada triwulan lalu yang disebabkan meningkatnya nilai tukar petani

tanaman perkebunan rakyat dan peternak. Kenaikan nilai tukar petani tersebut

seiring dengan sedikit membaiknya harga bokar selama triwulan II 2015 dan

meningkatnya konsumsi daging dan hasil-hasilnya selama bulan puasa 2015.

Sementara itu penyaluran raskin selama triwulan II juga mengalami peningkatan

yaitu menjadi 103,5% (qtq) seiring dengan lancarnya penebusan raskin terkait

telah selesainya juknis penyaluran raskin tahun 2015 oleh pemerintah

kota/kabupaten.

A. Kesejahteraan

Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan,

antara lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada

bulan Juni 2015, NTP sebesar 96,09 atau naik 126 bps dibandingkan Maret

2015.21

Meskipun indeks yang diterima petani dan indeks yang dibayar petani

sama sama mengalami kenaikan namun kenaikan indeks yang diterima lebih

besar (2,25%) dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar (1,94%). Pada

triwulan berjalan NTP sub sektor perkebunan rakyat dan peternakan mengalami

kenaikan sedangkan NTP sub sektor tanaman pangan, hortikultura, dan

perikanan mengalami penurunan.

21

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga

yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk

pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan

sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Sejak Desember 2013 dilakukan perubahan tahun

dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar

ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga di

perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan

indeks dapat dijaga ketepatannya.

Page 99: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI|TRIWULAN II 2015

84

Nilai tukar petani tanaman perkebunan rakyat meningkat menjadi 95,54

dari sebelumnya 92,91. Sedikit kenaikan NTP tersebut dipengaruhi kenaikan rata-

rata harga bokar pada triwulan II 2015 (4,22%) menjadi Rp15.502/kg dari rata-

rata triwulan sebelumnya Rp14.874/kg. Namun kenaikan harga tersebut belum

pada batas harga yang diharapkan petani karet mengingat rata rata harga bokar

tahun 2013 berkisar Rp22.456,74/kg dan tahun 2014 Rp17.558,67/kg.

Berdasarkan hasil liaison yang dilakukan, diperoleh informasi harga karet di level

petani berkisar sebesar Rp. 16.000 untuk karet bersih. Sementara itu, karet yang

dihasilkan petani di sekitar Provinsi Jambi tergolong kotor, sehingga harga yang

mereka terima hanya di level 50% hingga 70% dari harga yang ditetapkan.

Tingkat harga yang dinilai rendah tersebut membuat sebagian petani karet

beralih profesi, sehingga mengurangi pasokan bahan baku karet.

Sementara itu harga TBS triwulan II 2015 berada pada kisaran harga rata-

rata Rp1.637/kg, belum membaik dibandingkan rata-rata harga triwulan I 2015

sebesar Rp1.720/kg bahkan masih dibawah rata rata harga 2014 yang mencapai

Rp1.808,49/kg, seiring dengan belum membaiknya harga CPO internasional

dibandingkan tahun sebelumnya.

Nilai tukar petani peternakan mengalami kenaikan menjadi 100,50 dari

triwulan sebelumnya 100,31. Kenaikan NTP tersebut disebabkan kenaikan indeks

diterima petani (1,90% (qtq)) yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks

dibayar petani (1,71% (qtq)). Kenaikan indeks diterima tersebut didorong

kenaikan harga daging sapi, daging ayam ras dan telur ayam ras selama triwulan

berjalan dimana terdapat tradisi menggelar pengajian menjelang puasa dan

konsumsi yang lebih istimewa selama bulan puasa.

Sebaliknya, nilai tukar petani sub sektor tanaman pangan berupa padi dan

palawija mengalami penurunan menjadi 96,25 dari triwulan sebelumnya 101,72

disebabkan indeks yang diterima petani mengalami penurunan 3,30% (qtq)

sementara indeks dibayar petani meningkat 2,91%(qtq). Penurunan indeks

diterima petani tanaman pangan tersebut terjadi pada petani padi dan palawija.

Penurunan tersebut didorong oleh penurunan harga beras dimana rata-rata

harga beras April dan Mei 2015 menurun sebesar 2,32% (qtq) dibandingkan

Page 100: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

85

triwulan sebelumnya sebagai akibat masa panen raya padi sehingga pasokan

menjadi aman dan menekan harga beras. Pada Juni 2015, harga beras kembali

naik namun lebih disebabkan kenaikan permintaan terdorong pola konsumsi

masyarakat selama bulan puasa dimana yang biasanya mengkonsumsi raskin

beralih ke beras premium.

Nilai tukar petani hortikultura mengalami sedikit penurunan dari

sebelumnya 92,76 menjadi 92,53 yang disebabkan kenaikan indeks diterima

petani (1,69% (qtq)) lebih kecil dibandingkan indeks dibayar petani (1,95%

(qtq)). Walaupun pada periode laporan harga produk hortikultura, sayur sayuran,

buah-buahan mengalami inflasi seiring dengan meningkatnya permintaan selama

bulan puasa namun dampak kenaikan harga BBM jenis bensin dan solar yang

dilakukan oleh pemerintah pada 28 Maret 2015 lebih besar pengaruhnya

terhadap biaya penjualan petani hortikultura.

Nilai tukar perikanan pada triwulan laporan mengalami sedikit penurunan

menjadi 100,35 setelah sebelumnya per Maret 2015 berada pada 100,56.

Kenaikan nilai tukar perikanan tersebut disebabkan indeks harga yang diterima

nelayan dan pembudidaya ikan mengalami kenaikan yang lebih kecil (1,41%

(qtq)) dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan dan

pembudidaya ikan (1,64% (qtq)).

Sementara itu secara per sub sektor, nilai tukar perikanan tangkap

mengalami peningkatan sedangkan nilai tukar perikanan budidaya menurun .

Nilai tukar perikanan tangkap mengalami kenaikan dari 102,86 menjadi 103,13

(0,26% (qtq)). Indeks harga yang diterima dan dibayar nelayan sama sama

mengalami peningkatan namun peningkatan indeks diterima (2,25% (qtq)) lebih

besar dibandingkan indeks dibayar nelayan (1,98% (qtq)). Kenaikan hasil

nelayan tersebut terlihat dari inflasi yang dialami sub kelompok ikan segar

berupa udang basah dan cumi-cumi seiring dengan kenaikan permintaan terkait

bulan puasa 2015. Sementara itu nilai tukar pembudidaya ikan mengalami

penurunan dari 98,04 menjadi 97,27 (0,79% (qtq)). Penurunan tersebut

disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima pembudidaya ikan

Page 101: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI|TRIWULAN II 2015

86

(0,45%(qtq)) lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar

(1,25%(qtq)).

Tabel 5.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2012=100)

B. RASKIN

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jambi

(melalui Bulog Divre Jambi) untuk mensukseskan program pemerintah dalam hal

penanggulangan kemiskinan yaitu secara rutin membagikan beras miskin (raskin)

kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin

mencapai sebesar 8.453 ton, meningkat 103,5% (qtq) dibandingkan triwulan

sebelumnya (4.154 ton) (grafik 5.1). Peningkatan penyaluran raskin yang

mencapai 103,5% (qtq) tersebut didorong pemerintah daerah kota/kabupaten

yang telah meyelesaikan juknis penyaluran raskin tahun 2015 sehingga

penebusan raskin mulai berjalan dan untuk mengantisipasi kenaikan harga beras

menjelang puasa 2015 maka raskin Juli dan Agustus 2015 diselesaikan di bulan

Juni 2015.

Maret Juni September Desember Jan Feb Maret April Mei Juni

1

a Indeks Diterima Petani 110.05 108.28 108.65 114.47 117.21 117.98 119.52 117.69 116.22 115.57 -3.30

b Indeks Dibayar Petani 112.10 112.26 115.01 120.87 119.68 117.59 117.50 117.84 118.65 120.07 2.19

Nilai Tukar Petani (NTP-P) 98.18 96.45 94.47 94.71 97.93 100.33 101.72 99.87 97.95 96.25 -5.37

2

a Indeks Diterima Petani 105.28 103.89 108.44 113.11 110.93 109.59 108.73 105.96 108.01 110.57 1.69

b Indeks Dibayar Petani 111.52 111.97 114.20 120.18 119.01 117.24 117.21 117.62 118.39 119.50 1.95

Nilai Tukar Petani (NTP-H) 94.40 92.78 94.96 94.11 93.21 93.48 92.76 90.09 91.23 92.53 -0.25

3

a Indeks Diterima Petani 111.23 110.08 109.78 113.29 112.01 110.73 109.04 108.59 110.15 114.30 4.82

b Indeks Dibayar Petani 111.87 112.08 114.52 121.10 118.97 117.35 117.36 117.72 118.41 119.64 1.94

Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 99.43 98.22 95.86 94.31 94.15 94.36 92.91 92.24 93.03 95.54 2.83

4

a Indeks Diterima Petani 106.66 108.60 110.72 112.92 113.65 113.72 113.86 114.03 113.88 116.02 1.90

b Indeks Dibayar Petani 109.47 109.84 111.30 115.11 114.25 113.36 113.51 113.95 114.47 115.45 1.71

Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 97.43 98.87 99.48 98.10 99.47 100.31 100.31 100.07 99.48 100.50 0.19

5

a Indeks Diterima Petani 110.75 113.12 115.85 118.18 117.88 117.25 117.40 118.51 118.59 119.06 1.41

b Indeks Dibayar Petani 108.59 111.10 112.90 118.78 117.87 116.62 116.74 117.39 117.97 118.65 1.64

Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 100.10 101.82 102.62 99.50 100.01 100.54 100.56 100.95 100.52 100.35 -0.21

a INDEKS YANG DITERIMA (It) 109.42 108.70 109.70 113.57 113.21 112.52 111.86 110.96 111.75 114.38 2.25

b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 111.46 111.73 114.03 119.47 118.36 116.75 116.76 117.14 117.84 119.03 1.94

c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 98.17 97.29 96.21 95.06 95.65 96.38 95.81 94.72 94.83 96.09 0.29

Perikanan

PERUBAHAN (%)

( Maret ke Juni 2015 )

PROVINSI JAMBI

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

Hortikultura

Tanaman Pangan

Tanaman Perkebunan Rakyat

Peternakan

2015

KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK

2014

Page 102: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

87

Grafik 5.1. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi

Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah)

6.1

3.3

7.8

12.4

4.2

9.3

10.8

12.5

8.1

9.8

8.7

2.6

4.2

8.5

(100.00)

(50.00)

-

50.00

100.00

150.00

-

2

4

6

8

10

12

14

TW I TW II TW III TRW

IV

TW I TW II TW III TRW

IV

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2012 2013 2014 2015

Rib

u t

on

Pertumbuhan Raskin (%)

Page 103: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 104: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

89

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN

Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan III 2015

diperkirakan sedikit membaik pada kisaran 5,2%-5,7% (yoy) dibandingkan

triwulan II 2015 (5,2% (yoy)). Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan

konsumsi pemerintah diperkirakan masih akan menjadi kontributor utama

pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang.

Dari sisi lapangan usaha, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi akan

banyak disumbangkan oleh sektor perdagangan besar dan eceran serta reparasi

mobil dan sepeda motor, sektor transportasi dan pergudangan, sektor informasi

dan komunikasi serta sektor konstruksi. Sementara itu, sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan, sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan

dan penggalian diperkirakan tumbuh terbatas yang dipengaruhi oleh faktor

masih rendahnya harga komoditas dan lemahnya permintaan.

Inflasi pada triwulan III 2015 diperkirakan berada pada kisaran 7,2% (yoy)

dari sebelumnya 6,5% (yoy) pada triwulan II 2015. Peningkatan laju inflasi ini

utamanya dipengaruhi oleh kelompok volatile food dan inflasi inti (core inflation).

Dari sisi volatile food, terjadinya gagal panen yang berdampak pada

menurunnya produksi bahan pangan akibat kekeringan yang disebabkan El Nino

memberikan tekanan inflasi pada sisi volatile food. Sementara itu, tekanan dari

sisi inflasi inti utamanya disebabkan Penerapan Peraturan Menteri Keuangan

(PMK) No 132/010/2015 mengenai kenaikan tarif bea masuk barang impor dan

ekspektasi inflasi masyarakat yang semakin memburuk. Kedua hal tersebut

diperkirakan akan meningkatkan tekanan pada inflasi inti/core inflation.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi lebih

tinggi dari perkiraan antara lain: 1) kenaikan harga produk ayam sejalan dengan

rencana pemerintah untuk menghentikan impor jagung; 2) kenaikan harga BBM

dalam negeri sebagai dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar

Page 105: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

90

Amerika Serikat; 3) kenaikan harga bahan bangunan seiring kenaikan realisasi

belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pada triwulan III 2015; 4)

proyeksi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat.

A. Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jambi pada triwulan III 2015 diperkirakan pada kisaran 5,2%-5,7%(yoy) atau

1,1%-1,6%(qtq), secara tahunan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan II

2015 (5,2%) akan tetapi secara triwulanan tumbuh relatif lebih rendah

dibandingkan triwulan laporan (1,5% qtq). Sementara proyeksi pertumbuhan

ekonomi tahun 2015 diperkirakan berada pada kisaran 5,6%, lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan tahun 2014 yang mencapai 7,8%.

Berdasarkan sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan konsumsi

pemerintah diperkirakan masih akan menjadi kontributor utama pertumbuhan

ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Tingkat konsumsi diperkirakan akan

meningkat sejalan dengan persiapan menghadapi lebaran pada bulan Juli 2015.

Pertumbuhan juga akan didorong oleh realisasi belanja barang dan modal

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jambi yang umumnya terjadi pada

triwulan III 2015. Ekspor juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi

triwulan III 2015 meskipun tidak begitu besar sejalan dengan pelemahan harga

komoditas global dan perkiraan pertumbuhan ekonomi terbaru Amerika Serikat

dan Tiongkok yang lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya.

PMTDB/Investasi juga diperkirakan belum banyak berkontribusi bagi

pertumbuhan ekonomi Jambi sejalan dengan perlambatan ekonomi Jambi dan

tekanan depresiasi kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang membuat

perusahaan/korporasi menunda/membatalkan rencana investasi maupun

pembelian alat-alat produksi baru.

Dari sisi lapangan usaha, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi akan

banyak disumbangkan sektor perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil

dan sepeda motor, sektor transportasi dan pergudangan serta sektor informasi

Page 106: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

91

dan komunikasi seiring momen lebaran pada bulan Juli 2015. Sektor konstruksi

juga diperkirakan tumbuh sejalan dengan dimulainya realisasi belanja modal

infrastruktur Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi pada triwulan III 2015.

Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta sektor industri

pengolahan diperkirakan tumbuh terbatas seiring menurunnya produktivitas

tanaman karet pada musim kemarau. GAPKINDO Jambi juga menginformasikan

kontrak penjualan karet untuk semester II 2015 mengalami sedikit penurunan

dibandingkan semester I 2015. Sementara itu, masih rendahnya harga CPO dan

TBS dan penerapan pungutan CPO Support Fund diperkirakan juga akan

menurunkan ekspor CPO sehingga memberikan tekanan pada pertumbuhan

sektor industri pengolahan. Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan

masih tumbuh terbatas tidak setinggi di triwulan dan tahun sebelumnya. Harga

minyak global juga diperkirakan masih akan berkisar pada level US$50

US$60/barrel sepanjang tahun 2015.

Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang

diperkirakan membaik dibandingkan triwulan laporan, hasil SKDU triwulan II

2015 menyatakan bahwa perekonomian akan mengalami ekspansi dan

responden optimis dalam memandang perekonomian triwulan mendatang. Hal

ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) perkiraan perkembangan

dunia usaha pada triwulan III 2015 sebesar 12,4.

Sektor yang memiliki SBT triwulan III 2015 yang positif adalah sektor

perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian, sektor pengangkutan dan

komunikasi, sektor jasa-jasa, sektor keuangan dan sektor listrik dan air minum.

Momen lebaran diperkirakan akan meningkatkan kegiatan perdagangan dan

permintaan jasa angkutan serta jasa komunikasi. Sektor perdagangan, hotel dan

restoran diperkirakan semakin optimis pada triwulan III 2015.

Page 107: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

92

Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha

Kondisi sektor pertanian pada triwulan mendatang diperkirakan masih

sama dibandingkan triwulan II 2015. Kondisi cuaca yang kondusif seiring

masuknya musim panas dapat berdampak positif bagi penyadapan karet

sehingga meningkatkan produksi crumb rubber. Namun demikian, masih

rendahnya harga karet global berpotensi memberikan tekanan pada

pertumbuhan sektor perkebunan dan menjadi faktor penahan laju pertumbuhan

sektor pertanian.

Sub sektor perkebunan kelapa sawit diperkirakan tidak akan tumbuh

lebih baik dibandingkan triwulan II 2015. Menurunnya produktivitas tanaman

kelapa sawit pada musim kemarau diperkirakan akan menahan laju pertumbuhan

sub sektor perkebunan kelapa sawit.

Senada dengan hal tersebut, kinerja industri pengolahan diperkirakan

tidak akan lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2015. Informasi GAPKINDO Jambi

yang menyatakan bahwa kontrak penjualan karet pada semester II 2015 tidak

lebih tinggi dari semester sebelumnya akan sedikit menghambat kinerja sub

sektor industri pengolahan karet. Sementara itu, masih rendahnya harga CPO

internasional akibat masih lemahnya permintaan global produk CPO serta

penerapan kebijakan CPO Support Fund (CSF) yang mewajibkan eksportir CPO

menyetorkan US$ 50 sebagai dana CSF setiap 1 ton ekspor CPO diperkirakan

akan menahan laju pertumbuhan sub sektor industri pengolahan kelapa sawit.

Adapun sektor bangunan/konstruksi memiliki SBT negatif yang

disebabkan oleh masih pesimisnya pelaku usaha terhadap perkembangan

pembangunan residensial (tabel 6.1).

Page 108: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

93

B. Proyeksi Inflasi

Inflasi pada triwulan III 2015 diperkirakan akan sedikit lebih tinggi

dibandingkan triwulan II 2015 yaitu berada pada kisaran 6,9%-7,4% (yoy) dari

sebelumnya 6,5% (yoy) pada triwulan laporan (grafik 6.2). Peningkatan laju inflasi

ini utamanya dipengaruhi oleh kelompok volatile food.

Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi

Periode Tahun 2012 s.d. Juni 2015 serta Perkiraan Juli s.d September 2015

Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi

Periode Tahun 2012 s.d. Juni 2015 serta Perkiraan Juli s.d September 2015

Page 109: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

94

Grafik 6.3. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi

Periode Tahun 2012 s.d. Juni 2015 serta Perkiraan Juli s.d September 2015

Dari sisi volatile food, terjadinya gagal panen yang berdampak pada

menurunnya produksi bahan pangan akibat kekeringan yang disebabkan El Nino

memberikan tekanan inflasi pada sisi volatile food.

Sementara itu, tekanan dari sisi inflasi inti utamanya disebabkan

Penerapan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 132/010/2015 mengenai

kenaikan tarif bea masuk barang impor dan ekspektasi inflasi masyarakat yang

semakin memburuk. Kenaikan tarif bea masuk impor akan berdampak pada

inflasi barang impor langsung.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi lebih

tinggi dari perkiraan antara lain: 1) kenaikan harga produk ayam sejalan dengan

rencana pemerintah untuk menghentikan impor jagung; 2) kenaikan harga BBM

dalam negeri sebagai dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar

Amerika Serikat; 3) kenaikan harga bahan bangunan seiring kenaikan realisasi

belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pada triwulan III 2015; 4)

proyeksi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang

dapat menyebabkan kenaikan harga barang-barang impor langsung.

C. Rekomendasi Kebijakan

Menyikapi perlambatan ekonomi dan inflasi yang terjadi pada triwulan II 2015

serta proyeksi ekonomi triwulan III 2015, Pemerintah perlu memperhatikan

beberapa hal berikut:

Page 110: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

95

Menyikapi perlambatan pertumbuhan ekonomi:

1. Percepatan pembangunan ekonomi daerah melalui:

a) Percepatan realisasi anggaran belanja modal dan belanja barang

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jambi untuk meningkatkan

kualitas infrastruktur fisik seperti irigasi, jalan dan jembatan dalam

rangka memperlancar kegiatan ekonomi dan memberikan multiplier

effect terhadap penciptaan lapangan kerja dan menjaga daya beli.

b) Kebijakan/program dalam rangka meningkatkan investasi swasta di

Provinsi Jambi dengan cara:

1. Pemetaan dan promosi potensi investasi di Provinsi Jambi di

tingkat nasional maupun internasional.

2. Pembuatan Peraturan daerah (Perda) yang bersifat insentif bagi

penanaman modal di Provinsi Jambi seperti: kemudahan izin,

relaksasi pajak daerah bagi investor dan pembuatan Perda Tata

Ruang Wilayah untuk industri.

3. Percepatan pembangunan pelabuhan samudera Ujung Jabung.

4. Pengembangan dan pembangunan kawasan industri di sekitar

pelabuhan.

5. Pembangunan sarana infrastruktur penunjang pelabuhan dan

kawasan industri seperti pembangkit listrik, instalasi air bersih dan

pengolahan sampah.

6. Pembangunan sarana konektivitas antar daerah produsen

komoditas dengan daerah industri, pelabuhan dan bandara

melalui transportasi darat, sungai dan udara.

c) Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) terampil untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor primer (pertanian dan

pertambangan), sektor sekunder (industri) dan jasa melalui pendirian

SMK baru, beasiswa perguruan tinggi dan peningkatan kompetensi

pengajar.

2. Meningkatkan kinerja dan nilai tambah produk perkebunan kelapa sawit

dan karet dari hulu hingga hilir melalui:

Page 111: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN II 2015

96

a) Revitalisasi/replanting perkebunan sawit dan karet untuk

meningkatkan produktivitas tanaman;

b) Meningkatkan ketrampilan SDM khususnya petani karet melalui

pendampingan dan konsultasi teknis dan penguasaan teknologi di

bidang karet;

c) Menggalakkan penertiban praktek karet kotor;

d) Membangun jaringan kelembagaan petani dengan industri pengolahan

untuk mengurangi rantai perdagangan yang tidak sehat;

e) Memperbaiki sistem tata niaga karet melalui proses lelang yang

melibatkan koperasi petani karet;

f) Membangun pusat informasi harga karet dan komoditas utama lainnya

yang mudah diakses sampai ke level petani.

g) Membangun industri hilir berbasis komoditas karet dengan

memberikan kemudahan izin, pembiayaan, dan pengembangan;

h) Mengembangkan industri karet yang terintegrasi meliputi industri inti,

penunjang, dan industri terkait lainnya.

Menyikapi pengendalian inflasi:

3. Penguatan fungsi dan Peran TPID Provinsi Jambi serta TPID

Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi dalam pengendalian inflasi melalui:

a) Pembentukan roadmap/blue print pengendalian inflasi jangka panjang;

b) Perencanaan dan pelaksanaan program kerja/aksi nyata baik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang yang bersentuhan langsung

dengan masyarakat;

c) Penyusunan peta surplus/defisit komoditas pangan di setiap

Kabupaten/Kota;

d) Optimalisasi dan penguatan fungsi jembatan timbang di Provinsi Jambi

untuk menjaga kualitas jalan sekaligus memantau arus barang yang

masuk dan keluar Jambi sebagai modal untuk penyusunan peta

surplus/defisit Provinsi Jambi;

Page 112: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

97

e) Optimalisasi fungsi koordinasi antara TPID bersama SKPD terkait dalam

rangka pengawasan produksi dan distribusi barang/komoditas utama

penyumbang inflasi;

f) Sosialisasi dan pembangunan Sistem Resi Gudang (SRG) yang dapat

membantu mengendalikan gejolak harga komoditas penjualan dan

meningkatkan nilai jual petani.

g) Sosialisasi dan memperkenalkan perdagangan melalui sistem pasar

lelang forward

h) Memperkuat fungsi TPID dalam mengendalikan ekspektasi inflasi

masyarakat melalui strategi komunikasi yang tepat sasaran.

Page 113: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 114: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

99

BOKS. 1 KONDISI, PELUANG DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN

KELISTRIKAN DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Boks.2

Kondisi, Peluang dan Tantangan Pembangunan Kelistrikan

di Provinsi Jambi

Infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama dalam memperlancar

kegiatan ekonomi. Adanya infrastruktur yang memadai dan berkualitas baik akan

mendorong perputaran barang dan jasa yang pada akhirnya akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Salah satu infrastruktur tersebut adanya infrastruktur energi

listrik. Listrik merupakan sumber energi utama yang vital bagi kelangsungan produksi

industri, jasa dan rumah tangga.

Pemerintah telah memberikan perhatian khusus mengenai program

pengembangan infrastruktur kelistrikan melalui Undang Undang (UU) No.30 tahun

2009 tentang ketenagalistrikan yang secara teknis dijabarkan dalam Keputusan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 2682 K/21/MEM/2008 tanggal

13 November 2008 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah (PP) No. 14 tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik

sebagimana telah diubah dengan PP No. 23 tahun 2014. Dalam program tersebut,

Pemerintah menyusun roadmap pembangunan infrastruktur energi listrik yang

tertuang dalam Program Pemerintah 2015-2019 tentang pembangunan

ketenagalistrikan sebesar 35 Giga Watt (GW). Selanjutnya, PT PLN (Persero) selaku

operator sistem kelistrikan di Indonesia menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga

Listrik (RUPTL) tahun 2015-2024 yang mencakup pembangunan pembangkit dan

sistem pendukungnya (sistem transmisi, gardu dll). Namun demikian, peran

Pemerintah Daerah juga tidak kalah penting dalam membangun infrastruktur

kelistrikan di daerah terpencil dan belum terjangkau sistem transmisi PLN seperti

daerah pegunungan.

Untuk membahas mengenai kondisi dan rencana pengembangan kelistrikan di

Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mengadakan Focus Group

Discussion (FGD) bersama PT PLN (Persero) unit transmisi Jambi, Bappeda Provinsi

Jambi dan PTPN VI (Persero) pada hari Kamis, 9 Juli 2015 di Ruang Rapat Kajang Lako

Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi.

Kondisi Sistem Kelistrikan di Provinsi Jambi

Sistem kelistrikan Jambi saat ini terkoneksi melalui jaringan transmisi 150 KV

sistem Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB) dengan 5 Gardu Induk (GI) yaitu

GI Aur Duri, GI Payo Selincah, GI Muara Bulian, GI Muara Bungo, GI Bangko dan GI

Sei Gelam. Total daya terpasang pada saat beban puncak di Provinsi Jambi mencapai

Page 115: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

100

BOKS. 1 KONDISI, PELUANG DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN

KELISTRIKAN DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

301 MW yang dipasok dari beberapa komplek pembangkit listrik utama di Jambi dan

sistem interkoneksi S2JB. Beberapa pembangkit tersebut diantaranya:

1. PLTG/PLTMG Payo Selincah

PLTG milik PLN : 2 x 30 MW, 2 x 50 MW

PLTG Sewa : 1 x 15 MW

PLTMG PLN : 1 x 30 MW

2. PLTG/MG Peaker Sungai Gelam

PLTG milik PLN : 1 x 90 MW

PLTMG sewa : 1 x 12 MW

3. PLTU Biomassa

PLTU Biomassa Jambi : 1 x 10 MW

Dan PLTD yang bersifat isolated (belum masuk interkoneksi) di:

1. PLTD Pelabuhan Dagang 6,4 MW (Tanjabbar)

2. PLTD Mendahara Tengah 0,4 MW (Tanjabtim)

3. PLTD Kuala Tungkal 3,5 MW (Tanjabbar)

4. PLTD Sungai Lokan 1.2 MW (Tanjabtim)

5. PLTD Batang Asai 0,8 MW (Sarolangun)

6. PLTD Sarolangun 3,0 MW

Berdasarkan kelompok tarif, kelompok rumah tangga masih mendominasi

penjualan listrik PLN di Jambi sebesar 65,9%, disusul oleh kelompok komersial 19,9%,

publik/pemerintah 6,8% dan industri 7,5%. Penyaluran listrik kepada kelompok

Page 116: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

101

BOKS. 1 KONDISI, PELUANG DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN

KELISTRIKAN DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

industri masih melalui saluran transmisi 20 KV (sebagai perbandingan, saluran

transmisi industri Jawa sudah menggunakan saluran transmisi 70 KV). Dengan

bertambahnya pembangkit listrik, PLN harus menyediakan sistem transmisi yang lebih

dari 20 KV.

Pada tahun 2015, PLN memperkirakan penjualan listrik di Jambi mencapai

1.666 GWH dengan beban puncak mencapai 328 MW dan jumlah pelanggan

mencapai 653.016. Hingga tahun 2024, PLN memperkirakan jumlah pelanggan akan

tumbuh rata-rata 3,8% per tahun dengan rata-rata pertumbuhan penjualan mencapai

11,3% per tahun. Untuk itu, diperlukan pertumbuhan produksi sebesar 11,5% per

tahun dengan proyeksi beban puncak mencapai 835 MW pada tahun 2015.

Untuk memenenuhi kebutuhan tersebut, PLN telah memulai proses

pembangunan pembangkit, baik yang dilakukan oleh PLN maupun bekerjasama

dengan pihak ketiga melalui skema Independent Power Plant (IPP) serta pembangunan

sistem transmisi di Provinsi Jambi dengan daftar sebagai berikut:

Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik

1. PLTU Jambi (2 x 300 MW). Pada tahap awal kapasitas yang dapat dipakai sebatas

150 MW karena kendala teknis terkait transmisi. Untuk mencapai kapasitas

maksimal hingga 600 MW dibutuhkan saluran transmisi 500 KV.

2. PLTG/MG Jambi Peaker (1 x 100 MW) di Sungai Gelam. Status sampai saat ini belum

ada pemenang tender pembangunan pembangkit listrik. Adapun bahan baku CNG

direncanakan dipasok dari PT. Energasindo Heksa Karya.

3. PLTG/MG Tanjung Jabung Timur (1 x 50 MW). PLTG/MG direncanakan beroperasi

pada Desember 2016 dengan dukungan bahan baku gas dari Petro China

International Jabung Ltd.

4. PLTMG Payo Selincah (1 x 50 MW). Status saat ini masih dalam tahap konstruksi dan

diperkirakan siap beroperasi pada Oktober 2015.

5. PT Pertamina Geothermal Energy telah mendapatkan izin dari Bupati Kerinci No.

130/Kep.218/2011 dengan luas 156,10 Ha di wilayah Kec. Gunung Raya dan Bukit

Kerman. Progress saat ini masih dalam proses tender pembangunan infrastruktur

pendukung

Rencana Pengembangan Transmisi:

1. SUTM 150 KV Bangko Merangin- Sungai Penuh.

2. SUTT 275 KV dari Lubuk Linggau Sungai Rumbai melewati Bangko dan Bungo

serta SUTT 275 KV dari Bayung Lincir Jambi.

Page 117: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

102

BOKS. 1 KONDISI, PELUANG DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN

KELISTRIKAN DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

3. SUTET 500 KV dari Muara Enim Rengat melewati Jambi, Batang Hari dan Tanjung

Jabung Barat.

Dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) terhadap pembangunan infrastruktur

kelistrikan di Provinsi Jambi.

Dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur kelistrikan di Provinsi Jambi,

terutama di daerah yang secara teknis dan finansial sangat sulit bagi PLN membangun

jaringan transmisi, Pemda telah menginisiasi pembangunan pembangkit listrik mandiri di

daerah seperti PLTMH (Micro Hydro) dan PLTS (Tenaga Surya). Hal ini dilakukan mengingat

untuk membangun suatu pembangkit dengan kapasitas besar membutuhkan pembiayaan

yang besar. Pada tahun 2013, Pemprov Jambi telah membangun 13 Unit PLTMH di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat, Bungo dan Sarolangun dan 8 Unit PLTS sedangkan di tahun 2014,

Pemprov telah membangun 15 Unit PLTMH dan 10 Unit PLTS.

Tantangan pengembangan infrastruktur kelistrikan di Provinsi Jambi

Berdasarkan pemaparan peserta, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam

pengembangan infrastruktur kelistrikan di Jambi seperti:

1. Kurangnya sinergi antara Pemerintah Daerah, PLN dan investor swasta dalam mendukung

pembangunan infrastruktur kelistrikan daerah seperti:

Kemudahan dan percepatan perizinan bagi pembangunan infrastruktur kelistrikan.

Belum adanya regulasi/nota kesepahaman antara pemerintah daerah dengan PLN

untuk mempercepat proses pembangunan transmisi listrik. Sebagai contoh adalah

dukungan pemda dalam proses pembebasan lahan untuk keperluan pembangunan

jaringan transmisi.

Belum adanya regulasi untuk mendorong pembangunan pembangkit listrik oleh

swasta.

Kurangnya koordinasi antara pemerintah daerah, swasta dan PLN dalam pembuatan

roadmap pengembangan infrastruktur kelistrikan daerah di Prov. Jambi.

2. Kesediaan PLN untuk membeli energi listrik yang dibangun swasta dan daerah.

Pemerintah daerah dan PLN perlu berkoordinasi untuk mendistribusikan excess power

yang dihasilkan oleh pembangkit yang akan dibangun swasta seperti rencana

pembangunan PLTU Tebo.

Peluang pengembangan infrastruktur kelistrikan di Provinsi Jambi

1. Potensi bahan baku/sumber daya

Provinsi Jambi memiliki potensi sumber daya energi yang cukup melimpah. Potensi

batu abra yang layak ditambang sebesar 779 ton yang tersebar di seluruh

Page 118: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

103

BOKS. 1 KONDISI, PELUANG DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN

KELISTRIKAN DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN II 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

kabupaten kecuali kabupaten Kerinci. Potensi gas bumi juga cukup memadai di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Muaro

Jambi. Disamping itu, terdapat potensi tenaga air di Kabupaten Merangin.

2. Pengembangan sumber daya terbarukan untuk mendukung pengembangan

energi kelistrikan di Jambi

Salah satu narasumber yaitu Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara Bapak Iskandar

Sulaiman memaparkan bahwa provinsi Jambi yang kaya akan sumber daya energi

terbarukan, terutama yang berasal dari produk kelapa sawit. Sebagi contoh, PTPN VI telah

memanfaatkan limbah kelapa sawit (cangkang) untuk pembangkit listrik sebagai bahan

bakar boiler. Secara teknis 30 ton cangkang sawit mampu menghasilkan 1 MW listrik. Di

masa mendatang, PTPN VI akan memanfaatkan Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah

cair kelapa sawit sebagai bahan alternatif pembangkit listrik.

Page 119: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 120: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

LAMPIRAN

KAJIAN EKONOMI DAM KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI JAMBI

Page 121: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Sumber: BPS

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi

Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Sumber: BPS

2015

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total TW I

1 2 3 4 5 6 7

1. PERTANIAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 9,156,313 11,152,526 12,170,928 10,311,750 42,791,516 10,946,993

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 9,132,302 9,175,253 9,138,816 7,936,480 35,382,850 7,024,935

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,890,700 4,058,368 4,138,534 4,177,834 16,265,437 4,255,028

4. PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 14,074 15,273 14,848 18,214 62,409 17,379

5. PENGADAAN AIR 51,079 50,864 52,175 52,777 206,895 55,681

6. KONSTRUKSI 2,399,450 2,470,055 2,595,139 2,796,045 10,260,688 2,730,061

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN DAN REPARASI MOBIL

DAN SEPEDA MOTOR3,143,885 3,328,578 3,515,492 3,580,138 13,568,092 3,811,962

8. TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 1,126,549 1,182,278 1,272,358 1,376,224 4,957,408 1,424,456

9. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 372,787 393,363 407,482 421,497 1,595,130 437,588

10. INFORMASI DAN KOMUNIKASI 997,303 1,004,357 1,030,754 1,034,973 4,067,387 1,090,745

11. JASA KEUANGAN 892,309 917,961 953,756 985,239 3,749,265 1,008,588

12. REAL ESTATE 481,260 487,812 505,670 515,695 1,990,437 536,014

13. JASA PERUSAHAAN 375,066 387,898 401,468 414,096 1,578,528 431,632

14. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN

SOSIAL WAJIB1,699,267 1,851,052 2,133,518 2,274,775 7,958,612 2,214,801

15. JASA PENDIDIKAN 1,381,896 1,448,749 1,830,965 2,021,536 6,683,146 2,126,046

16. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 327,615 347,564 376,664 388,069 1,439,912 425,187

17. JASA LAINNYA 309,953 318,468 327,027 343,980 1,299,428 353,525

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 35,751,807 38,590,419 40,865,594 38,649,320 153,857,140 38,890,622

2014LAPANGAN USAHA

2015

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total TW I

1 2 3 4 5 6 7

1. PERTANIAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 7,728,317 7,972,361 7,700,862 8,040,601 31,442,141 8,324,239

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 7,697,413 7,840,131 8,180,838 8,090,252 31,808,635 7,944,791

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,233,516 3,294,254 3,312,883 3,289,782 13,130,435 3,286,629

4. PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 13,145 13,779 13,954 15,533 56,412 13,894

5. PENGADAAN AIR 39,210 39,683 40,235 41,343 160,471 40,756

6. KONSTRUKSI 2,124,821 2,158,461 2,170,639 2,207,296 8,661,217 2,107,063

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN DAN REPARASI MOBIL

DAN SEPEDA MOTOR2,543,492 2,580,777 2,676,617 2,861,077 10,661,963 2,903,065

8. TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 896,697 909,096 924,770 938,881 3,669,444 953,382

9. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 298,494 303,159 310,095 314,874 1,226,622 319,369

10. INFORMASI DAN KOMUNIKASI 942,422 955,154 979,937 998,789 3,876,302 1,029,423

11. JASA KEUANGAN 673,188 686,360 692,399 720,535 2,772,481 724,964

12. REAL ESTATE 425,585 430,236 436,359 440,616 1,732,795 449,598

13. JASA PERUSAHAAN 298,975 304,466 310,600 316,366 1,230,408 321,898

14. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN

SOSIAL WAJIB984,346 1,028,688 1,044,349 1,083,775 4,141,157 1,056,848

15. JASA PENDIDIKAN 875,384 909,678 943,625 965,511 3,694,199 980,258

16. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 308,834 313,943 320,742 325,957 1,269,477 343,763

17. JASA LAINNYA 283,829 286,203 292,330 299,714 1,162,075 307,002

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 29,367,667 30,026,427 30,351,235 30,950,905 120,696,234 31,106,943

2014LAPANGAN USAHA

Page 122: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Sumber: BPS

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi

Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Sumber: BPS

2015

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total Tw I

2 3 4 5 6 7

1. Konsumsi Rumah Tangga 15,988,717 16,276,454 17,019,881 17,517,304 66,802,356 17,327,060

2. Konsumsi Rumah Tangga LNPRT 186,080 196,253 193,026 200,847 776,206 194,802

3. Konsumsi Pemerintah 1,832,803 2,782,996 3,390,668 4,665,285 12,671,752 2,063,399

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 8,782,127 8,349,676 8,321,165 8,223,845 33,676,813 7,734,722

5. Perubahan Inventori 970,169 812,734 1,034,405 -3,478,704 -661,396 613,510

6. Ekspor Barang dan Jasa 23,485,980 26,135,132 27,799,176 29,096,064 106,516,352 28,108,403

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 15,494,069 15,962,826 16,892,727 17,575,321 65,924,944 17,151,273

PDRB 35,751,807 38,590,419 40,865,594 38,649,320 153,857,140 38,890,622

2014Komponen

1

2015

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total Tw I

1. Konsumsi Rumah Tangga 12,948,858 13,072,903 13,432,427 13,469,809 52,923,998 13,474,615

2. Konsumsi Rumah Tangga LNPRT 152,140 160,818 155,190 157,867 626,015 156,789

3. Konsumsi Pemerintah 1,508,736 2,161,335 2,440,105 3,490,348 9,600,524 1,550,842

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 7,373,398 6,981,786 6,938,230 6,832,986 28,126,400 6,338,902

5. Perubahan Inventori 850,704 705,311 809,495 -2,617,093 -251,583 450,963

6. Ekspor Barang dan Jasa 19,549,612 20,241,797 20,201,508 23,529,308 83,522,225 22,936,063

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 13,015,780 13,297,523 13,625,720 13,912,321 53,851,344 13,801,232

PDRB 29,367,667 30,026,427 30,351,235 30,950,905 120,696,234 31,106,943

Komponen2014

Page 123: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Jambi dan Bungo

Tahun Dasar 2012=100

Sumber : BPS Provinsi Jambi

Sumber : BPS Provinsi Jambi

No URAIAN KOTA JAMBI Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15

1 UMUM / TOTAL 112.13 111.26 111.51 111.67 111.93 112.09 113.58 113.76 113.91 114.49 116.99 120.04 118.97 117.19 116.95

2 BAHAN MAKANAN 117.32 113.12 112.7 112.66 113.27 113.79 117.77 116.18 116.46 116.26 121.91 125.70 122.98 115.35 112.48

3 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 109.90 110.19 111.03 111.46 111.56 111.79 113.00 113.25 113.34 114.00 114.12 115.83 116.96 117.92 118.65

4 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 110.14 109.66 110.09 110.41 110.69 110.92 111.24 113.08 113.91 116.13 116.69 119.02 120.34 120.38 120.65

5 SANDANG 102.78 103.13 102.85 102.67 102.87 102.82 103.61 103.39 103.06 103.09 102.38 102.82 103.6 103.83 103.6

6 KESEHATAN 103.56 103.71 103.73 104.16 104.26 104.39 104.89 104.89 105.19 105.53 105.80 106.17 106.26 106.56 106.64

7 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 103.09 103.27 103.67 103.79 103.81 103.73 103.92 104.75 104.70 104.65 104.67 105.06 105.16 105.13 105.18

8 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 119.90 120.73 121.37 121.42 121.47 121.20 122.14 122.52 122.00 122.07 127.97 135.18 130.67 128.84 130.42

No URAIAN KABUPATEN BUNGO Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15

1 UMUM / TOTAL 110.45 111.01 110.62 110.31 109.75 110.63 111.97 112.46 113.13 114.03 116.64 119.06 118.43 116.86 116.06

2 BAHAN MAKANAN 113.33 113.46 111.63 109.34 106.39 107.13 110.21 110.93 112.19 113.61 118.08 120.13 119.47 113.55 109.04

3 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 109.75 111.04 110.94 111.09 111.15 113.16 113.2 113.18 113.19 113.25 114.43 114.58 114.98 115.35 116.69

4 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 113.39 114.08 114.46 114.78 115.19 115.66 116.13 118.02 119.71 122.43 123.4 125.67 127.14 128.22 127.40

5 SANDANG 109.85 110.42 110.46 110.01 111.15 113.01 114.29 114.56 114.23 114.24 113.65 114.14 114.97 115.68 115.61

6 KESEHATAN 105.46 106.18 106.77 107.02 107.30 107.48 107.78 107.88 108.89 109.48 109.74 110.14 110.8 111.31 111.73

7 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 106.44 106.44 106.54 107.58 107.84 107.96 110.39 110.36 110.17 110.24 112.62 116.15 115.69 117.01 117.00

8 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 106.98 107.35 107.39 108.50 108.48 108.62 109.48 109.18 109.39 109.47 115.32 122.93 117.15 114.13 115.81

Page 124: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

Daftar Istilah

Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang

bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang

bersifat komersil maupun bukan komersil.

PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang

mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa

tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh

sektor perekonomian.

PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan

atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai

dasar perhitungannya.

Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi

merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank

Mandiri, BNI, BTN dan BRI.

Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional

sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan

terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.

Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional

dengan pendapatan bunga operasional.

Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh

perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.

Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori

kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia

yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.

Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia

kepada perbankan dalam periode tertentu.

Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows

pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash

outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila

terjadi sebaliknya.

Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya

ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.

Page 125: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi … · oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,21%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

TIM PENYUSUN

PENANGGUNG JAWAB

V. Carlusa, Meily Ika Permata

KOORDINATOR PENYUSUN

Ihsan Wahyu Prabawa

TIM PENULIS

Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan

Widyastanto Nugroho

Galih Riyandi Chandra Apriyanto

Nurcahaya Elisabet Sitinjak

KONTRIBUTOR

Unit Statistik, Survei dan Liaison

Unit Operasional Kas

Unit Layanan Nasabah, Kliring, Perizinan & Pengawasan Sistem Pembayaran

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI

Tim Ekonomi dan Keuangan

Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura, Jambi 36122

No. Telp. (0741) 62245, Fax No.(0741) 62112

Softcopy dapat diunduh di http://bi.go.id/web/id/Publikasi/Ekonomi_Regional/KER/Jambi

Email : [email protected], [email protected] , [email protected] , [email protected]