220
KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH TRADISIONAL LAMPUNG MASYARAKAT PEPADUN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TOPIK GEOMETRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Disusun oleh: Theresia Nata Ekwandani 171414034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH TRADISIONAL

LAMPUNG MASYARAKAT PEPADUN DAN IMPLEMENTASINYA

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TOPIK GEOMETRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Theresia Nata Ekwandani

171414034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

i

HALAMAN JUDUL

KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH TRADISIONAL

LAMPUNG MASYARAKAT PEPADUN DAN IMPLEMENTASINYA

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TOPIK GEOMETRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Theresia Nata Ekwandani

171414034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

With full gratitude to God Almighty, I dedicate this

thesis to:

Jesus Christ and Mother Marry

Theodorus Bronto and Anastasia Widiani as my parents

Andreas Krisna Erwangga, Skolastika Astrinia Thata

Wisanta, dan Felicia Tiarasani as my younger siblings

Hildegard Rimba Galang Restudayu as my beloved friend

Mathematics Education Study Program, Sanata Dharma

University

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

v

HALAMAN MOTTO

“Dream, believe, and make it happen”

~Agnes Monica

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 3 Juni 2021

Peneliti,

Theresia Nata Ekwandani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Theresia Nata Ekwandani

Nomor Induk Mahasiswa : 171414034

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Kajian Etnomatematika terhadap Rumah Tradisional Lampung

Masyarakat Pepadun dan Implementasinya dalam Pembelajaran

Matematika Topik Geometri”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

memublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 3 Juni 2021

Yang Menyatakan,

Theresia Nata Ekwandani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

viii

ABSTRAK

Theresia Nata Ekwandani. 2021. Kajian Etnomatematika

terhadap Rumah Tradisional Lampung Masyarakat

Pepadun dan Implementasinya dalam Pembelajaran

Matematika Topik Geometri. Skripsi. Program Studi

Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui aktivitas

fundamental matematika dan filosofi yang terkandung dalam

rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun, (2) mengetahui

konsep matematika yang dapat ditemukan pada rumah tradisional

Lampung masyarakat Pepadun, (3) dan mengetahui implementasi

konsep matematika pada rumah tradisional Lampung masyarakat

Pepadun dalam pembelajaran matematika.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Objek dalam

penelitian ini adalah rumah tradisional Lampung masyarakat

Pepadun. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Pepadun

di Lampung dan pamong budaya madya Museum Negeri

Lampung. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi. Instrumen

penelitian yang digunakan yakni peneliti sebagai instrumen

utama, pedoman wawancara, serta lembar observasi dan

dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan tiga tahap

yakni reduksi data, penampilan data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aktivitas

fundamental matematika yang ditemukan yaitu counting,

measuring, locating, designing, playing, dan explaining serta

filosofi yang terkandung berupa tiga bagian utama rumah, urutan

pembangunan rumah, aturan-aturan, dan kekhasan rumah

tradisional Lampung masyarakat Pepadun; (2) konsep

matematika yang ditemukan meliputi: mengurutkan bilangan,

himpunan, perbandingan, garis dan sudut, segiempat dan segitiga,

kesebangunan dan kekongruenan dua bangun datar, pola

bilangan, teorema Pythagoras, bangun ruang sisi datar, dan

transformasi geometri, serta (3) implementasi dalam

pembelajaran matematika berupa pemetaan Kompetensi Dasar

(KD) kelas VII ditemukan enam KD, kelas VIII ditemukan tiga

KD, kelas IX ditemukan tiga KD, dan Rancangan Pelaksanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

ix

Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar kelas VIII tingkat SMP.

Kata kunci: Aktivitas Fundamental Matematika, Rumah

Tradisional Lampung, Bangun Ruang Sisi Datar, Pembelajaran

Matematika SMP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

x

ABSTRACT

Theresia Nata Ekwandani. 2021. Ethnomathematics Study in

relation to The Traditional Lampung House of Pepadun

Society and Their Implementation in Mathematics Learning

on Geometry Topic. Undergraduate Thesis. Mathematics

Education Study Program, Department of Mathematics and

Science Education, Faculty of Teacher Training and

Education, Sanata Dharma University. Yogyakarta.

The aims of this research were (1) to investigate the

fundamental mathematics activities and philosophical in the

traditional Lampung house of the Pepadun society, (2) to

investigate mathematics concepts in the traditional Lampung

house of Pepadun society, and (3) to investigate implementation

in the traditional Lampung house of Pepadun society in

mathematics learning.

The study used qualitative method with ethnographic

approach. The object of this research was the traditional

Lampung house of Pepadun society. The subjects in this

research were the people of Pepadun in Lampung and the

culture experts of the Lampung State Museum. Data collection

techniques were carried out by interviews, field observations,

and documentation. The research instruments used were the

researcher as the main instrument, interview guide, along with

observation and documentation sheets. The data obtained were

analyzed in three stages, namely data reduction, data display,

and taking conclusions.

The results showed that (1) the fundamental mathematics

activities were counting, measuring, locating, designing,

playing, and explaining as well as philosophy meaning

contained in the form of three main parts of the house, the order

of house construction, the rules, and the specialty of Lampung

traditional house of Pepadun society; (2) mathematics concepts

found which include: sorting numbers, sets, proportions, lines

and angles, rectangles and triangles, similarity and congruence

of two plane figure, number patterns, Pythagorean theorem,

polyhedron, and also transformations, as well as (3)

implementation in mathematics learning in the form of mapping

Basic Competencies (KD) with the results of six KD found in

class VII, three KD found in class VIII, three KD found in class

IX, along with Learning Implementation Design (RPP) and

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

xi

Student Worksheet (LKPD) on the subject matter of polyhedron

on grade VIII junior high school level.

Keywords: Fundamental Mathematics Activities, Traditional

Lampung House, Polyhedron, Junior High School Mathematics

Learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Kajian Etnomatematika terhadap

Rumah Tradisional Lampung Masyarakat Pepadun dan Implementasinya dalam

Pembelajaran Matematika Topik Geometri. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi

Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak

pihak yang terlibat dalam memberikan bantuan, dukungan, doa, serta motivasi

kepada penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1) Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Para Kudus yang senantiasa

menyertai, memberikan rahmat, dan mendampingi selama proses

perkuliahan dan penyusunan tugas akhir ini.

2) Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan.

3) Bapak Dr. Marcellinus Andy Ruditho, S.Pd. selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

4) Bapak Beni Utomo, M.Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika.

5) Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

6) Bapak Febi Sanjaya, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan, pengetahuan, dan motivasi kepada penulis dalam

penyusunan tugas akhir ini.

7) Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan pengetahuan dalam bidang ilmu

matematika dan pendidikan matematika selama penulis berproses di

Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

xiii

8) Ibu Eko Wahyuningsih dan Bapak I Made Giri Gunadi, selaku Pamong

Budaya Madya Museum Negeri Lampung dan Ibu Tuan, Bapak Billy

Hermansyah, serta Bapak Cholid Ismail Balaw, selaku perwakilan

masyarakat Pepadun Lampung yang telah berpartisipasi dan membantu

kelancaran penelitian.

9) Orang tua tercinta, Bapak Theodorus Bronto dan Ibu Anastasia Widiani,

yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

10) Adik-adik terkasih, Andreas Krisna Erwangga, Skolastika Astrinia Thata

Wisanta, dan Felicia Tiarasani serta keluarga besar dari Bapak/Ibu penulis

yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi, dan pengertian sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

11) Hildegard Rimba Galang Restudayu, yang telah turut membantu dalam

pelaksanaan penelitian, memberikan dukungan, serta motivasi pada penulis

sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

12) Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

khususnya Pendidikan Matematika Kelas 17A, Miltia P., Yulvani C.L, Titis

B., Stevanie S.P., yang selalu memberikan dukungan, berbagi suka maupun

duka, serta memberikan warna selama penulis berproses di Universitas

Sanata Dharma dan dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

13) Tyas, Mega, Birgit, Anfin, Serly, Nanda, Chindy, Khatarina, Ayu, Anin,

Sherine, dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan semua yang telah

turut memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan

dan masih jauh dari kesempurnaa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun ahar dapat bermanfaat bagi penulis dalam penulisan

karya ilmiah di kemudian hari. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi

banyak orang.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

xiv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................iv

HALAMAN MOTTO .........................................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...........................................................vii

ABSTRAK ..........................................................................................................viii

ABSTRACT ..........................................................................................................x

KATA PENGANTAR ........................................................................................xii

DAFTAR ISI .......................................................................................................xii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvi

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xxi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................7

C. Rumusan Masalah ...................................................................................7

D. Tujuan Penelitian ....................................................................................7

E. Batasan Masalah......................................................................................7

F. Batasan Istilah .........................................................................................8

G. Manfaat Penelitian ..................................................................................8

H. Sistematika Penulisan .............................................................................9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..............................................................................10

A. Landasan Teori ........................................................................................10

1. Budaya dan Kebudayaan ...................................................................10

2. Keragaman Budaya Indonesia...........................................................10

3. Rumah Tradisional ............................................................................11

4. Rumah Tradisional Lampung Masyarakat Pepadun .........................11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

xv

5. Etnomatematika.................................................................................13

6. Geometri (Bangun Ruang Sisi Datar) ...............................................16

7. Pembelajaran Matematika .................................................................29

B. Penelitian yang Relevan ..........................................................................37

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................38

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................39

A. Jenis Penelitian ........................................................................................39

B. Subjek penelitian .....................................................................................39

C. Objek Penelitian ......................................................................................39

D. Waktu Penelitian .....................................................................................40

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................40

F. Instrumen Penelitian................................................................................41

G. Teknik Analisis Data ...............................................................................42

H. Prosedur Penelitian..................................................................................43

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN ............................45

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................45

B. Analisis Data ...........................................................................................47

1. Reduksi data ......................................................................................47

2. Penampilan Data ...............................................................................64

3. Ringkasan ..........................................................................................83

C. Pembahasan .............................................................................................84

1. Aspek Filosofis pada Rumah Tradisional Lampung .........................84

2. Aktivitas Fundamental Matematika pada Rumah Tradisional

Lampung ..........................................................................................88

3. Implementasi dalam Pembelajaran Tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP) ..............................................................................................89

D. Keterbatasan Penelitian ...........................................................................100

BAB V PENUTUP ..............................................................................................101

A. Kesimpulan .............................................................................................101

B. Saran ........................................................................................................103

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................105

LAMPIRAN ........................................................................................................108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Macam – Macam Segitiga .................................................................... 21

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar Pelajaran Matematika Kelas VII ............................ 30

Tabel 2.3 Kompetensi Dasar Pelajaran Matematika Kelas VIII ........................... 33

Tabel 2.4 Kompetensi Dasar Pelajaran Matematika Kelas IX .............................. 35

Tabel 4.1 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai Sejarah

Rumah Tradisional Lampung ................................................................................ 47

Tabel 4.2 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai Bagian-

Bagian pada Rumah Tradisional Lampung dan Fungsinya ................................. 49

Tabel 4.3 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai Ruangan-

Ruangan pada Rumah Tradisional Lampung dan Fungsinya ............................... 50

Tabel 4.4 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai Aturan

Pembuatan Rumah Tradisional Lampung ............................................................. 52

Tabel 4.5 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai Pembuatan

Tangga ................................................................................................................... 55

Tabel 4.6 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai Ukuran Tiang

Penyangga ............................................................................................................ 56

Tabel 4.7 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai Ukuran Luas

Bangunan Rumah .................................................................................................. 56

Tabel 4.8 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai Lokasi

Pembuatan Rumah ............................................................................................... 57

Tabel 4.9 Aspek Geometris pada Rumah Tradisional Lampung .......................... 78

Tabel 4.10 Pemetaan Materi Kelas VII ................................................................. 89

Tabel 4.11 Pemetaan Materi Kelas VIII ............................................................... 93

Tabel 4.12 Pemetaan Materi Kelas IX .................................................................. 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lambang daerah Provinsi Lampung ................................................. 2

Gambar 1.2 Jajar Intan (Salah Satu Rumah Tradisional Lampung Masyarakat

Pepadun) ................................................................................................................ 4

Gambar 1.3 Ginting Kuning (Salah Satu Rumah Tradisional Lampung

Masyarakat Pepadun) ........................................................................................... 4

Gambar 2.1 Sketsa Rumah Adat Lampung ........................................................... 12

Gambar 2.2 Titik .................................................................................................. 16

Gambar 2.3 Garis ................................................................................................. 17

Gambar 2.4 Bidang ............................................................................................... 17

Gambar 2.5 Garis Sejajar ...................................................................................... 17

Gambar 2.6 Garis Berpotongan............................................................................. 18

Gambar 2.7 Garis Berimpit ................................................................................... 18

Gambar 2.8 Garis Bersilangan .............................................................................. 18

Gambar 2.9 Garis Tegak Lurus ............................................................................. 19

Gambar 2.10 Sudut ............................................................................................... 19

Gambar 2.11 Sudut Lancip ................................................................................... 20

Gambar 2.12 Sudut Siku-Siku............................................................................... 20

Gambar 2.13 Sudut Tumpul .................................................................................. 20

Gambar 2.14 Sudut Lurus ..................................................................................... 20

Gambar 2.15 Sudut Refleks .................................................................................. 21

Gambar 2.16 Segitiga ............................................................................................ 21

Gambar 2.17 Segiempat ........................................................................................ 22

Gambar 2.18 Lingkaran ....................................................................................... 24

Gambar 2.19 Prisma Tegak Segitiga 𝐴𝐵𝐶. 𝐷𝐸𝐹 ................................................... 25

Gambar 2.20 Prisma Tegak Segilima 𝐴𝐵𝐶𝐷𝐸. 𝐾𝐿𝑀𝑁𝑂 ...................................... 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

xviii

Gambar 2.21 Prisma Miring Segilima .................................................................. 25

Gambar 2.22 Balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐼𝐽𝐾𝐿 .......................................................................... 26

Gambar 2.23 Kubus𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 ........................................................................ 27

Gambar 2.24 Limas Segiempat Beraturan 𝑇. 𝐴𝐵𝐶𝐷 ............................................. 27

Gambar 2.25 Diagonal Bidang ............................................................................. 28

Gambar 2.26 Diagonal Ruang ............................................................................... 29

Gambar 2.27 Bidang Diagonal ............................................................................. 29

Gambar 2.28 Kerangka Berpikir .......................................................................... 38

Gambar 3.1 Waktu Penelitian .............................................................................. 40

Gambar 3.2 Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) ....................... 43

Gambar 4.1 Rancang Bangun Rumah Tradisional Lampung “Jajar Intan”

secara Keseluruhan ............................................................................................... 63

Gambar 4.2 Tampak Depan Rumah Tradisional Lampung “Jajar Intan” ............. 63

Gambar 4.3 Tampak Samping Kanan Rumah Tradisional Lampung

“Jajar Intan” .......................................................................................................... 63

Gambar 4.4 Tampak Atas Atap Rumah Tradisional Lampung “Jajar Intan” ...... 64

Gambar 4.5 Denah Ruangan Rumah Tradisional Lampung “Jajar Intan” ............ 64

Gambar 4.6 Aktivitas Membilang pada Tangga .................................................. 64

Gambar 4.7 Rumah Tradisional “Lamban Pesagi” .............................................. 65

Gambar 4.8 Rumah Tradisional “Ginting Kuning” ............................................. 65

Gambar 4.9 Rumah Tradisional “Jajar Intan” ...................................................... 66

Gambar 4. 10 Aktivitas Mengukur pada Andang-Andang ................................... 66

Gambar 4.11 Aktivitas Mengukur pada Gaghang ............................................... 66

Gambar 4.12 Aktivitas Mengukur pada Jendela Depan ....................................... 66

Gambar 4.13 Lokasi Pembuatan Rumah Tradisional Lampung .......................... 67

Gambar 4.14 Desain Bangun Rumah Tradisional Lampung “Jajar Intan” secara

Keseluruhan .......................................................................................................... 68

Gambar 4.15 Desain Atap Rumah Berbentuk Pelana Kuda/Prisma .................... 68

Gambar 4.16 Desain Tampak Depan Rumah ....................................................... 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

xix

Gambar 4.17 Lantai Gaghang yang Terbuat dari Bambu .................................... 69

Gambar 4.18 Paguk .............................................................................................. 70

Gambar 4.19 Bagian-Bagian Rumah ................................................................... 71

Gambar 4.20 Ruangan-Ruangan .......................................................................... 72

Gambar 4.21 Sepasang Kepala Menjangan ......................................................... 75

Gambar 4.22 Culuk Langit ................................................................................... 75

Gambar 4.23 Ruang Tengah ................................................................................ 75

Gambar 4.24 Ventilasi dengan Motif Krawangan Rumah Tradisional “Lamban

Pesagi” .................................................................................................................. 76

Gambar 4.25 Hiasan Depan Rumah dengan Motif Krawangan Rumah Tradisional

“Ginting Kuning” ................................................................................................. 77

Gambar 4.26 Resplang Bermotif Rumah Tradisional “Jajar Intan” ................... 77

Gambar 4.27 Sudut Lancip pada Atap Rumah ..................................................... 78

Gambar 4.28 Sudut Siku-Siku pada Bah Lamban ............................................... 78

Gambar 4.29 Sudut Tumpul pada Atap Rumah ................................................... 78

Gambar 4.30 Sudut Lurus pada Atap Bagian Dalam Rumah .............................. 79

Gambar 4.31 Garis Sejajar pada Andang-Andang ............................................... 79

Gambar 4.32 Garis Berpotongan pada Jendela .................................................... 79

Gambar 4.33 Sudut Berpelurus ............................................................................ 79

Gambar 4.34 Hubungan Antar Sudut Apabila Garis Sejajar Dipotong oleh Garis

Lain ....................................................................................................................... 80

Gambar 4.35 Segitiga pada Atap Tampak Depan Rumah ................................... 80

Gambar 4.36 Persegi pada Jendela ....................................................................... 80

Gambar 4.37 Persegi Panjang pada Jendela Rumah ............................................ 80

Gambar 4.38 Belah Ketupat pada Ventilasi ......................................................... 81

Gambar 4.39 Trapesium pada Ventilasi ............................................................... 81

Gambar 4.40 Lingkaran pada Motif Resplang ..................................................... 81

Gambar 4.41 Balok atau Prisma Segiempat ......................................................... 81

Gambar 4.42 Prisma Segitiga ............................................................................... 82

Gambar 4.43 Limas Segiempat ............................................................................ 82

Gambar 4.44 Dilatasi ........................................................................................... 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

xx

Gambar 4.45 Refleksi terhadap Sumbu-y ............................................................ 82

Gambar 4.46 Rotasi .............................................................................................. 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ......................................................................109

Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ......................110

Lampiran 3: Lembar Validasi Instrumen Penelitian .........................................111

Lampiran 4: Transkrip Wawancara....................................................................121

Lampiran 5: Hasil Observasi .............................................................................154

Lampiran 6: Dokumentasi ..................................................................................157

Lampiran 7: RPP ................................................................................................161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya adalah salah satu aspek yang berkaitan erat dengan aktivitas

manusia sebagai pengenal atau identitas suatu kelompok atau daerah

tertentu. Kata “budaya” berasal dari kata Sansekerta buddhayah yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi dan memiliki arti “budi” atau “akal”.

Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring

(2016), kebudayaan adalah (1) “hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal

budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat; (2)

keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan

untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi

pedoman tingkah lakunya”.

Pendidikan adalah salah satu bagian penting di kehidupan manusia

karena pendidikan membuat manusia berusaha mengembangkan dirinya

sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi di

kehidupannya (Pratami, Pratiwi, & Muhassin, 2018). Pendidikan menjadi

salah satu sarana dalam pembentukan kebudayaan. Dalam menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan taraf kehidupan

bermasyarakat perlu pertimbangan akan norma-norma atau budaya yang

berlaku di masyarakat sekitar seperti moral dan tingkah laku. Aspek

kebudayaan yang bervariasi sangat relevan dengan pelaksanaan pendidikan.

Kesadaran akan pentingnya kebudayaan harus diasah dan

diperdalam agar jati diri anak bangsa tidak kian luntur. Budaya yang ada di

sekitar masyarakat banyak mengandung unsur pembelajaran dalam

pendidikan seperti pola gerakan tarian dan pembangunan suatu rumah

tradisional. Dengan demikian, budaya dan pendidikan merupakan dua aspek

yang saling berkaitan satu sama lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

2

Di kehidupan manusia, berbagai negara memiliki budaya dan

kebudayaannya masing-masing, termasuk Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI). Indonesia memiliki kekayaan yang tidak berbatas pada

hasil alam saja melainkan pada keberagaman suku, bahasa, agama, dan adat

istiadat. Hal ini sejalan dengan hasil SP2010 yang dilakukan oleh Badan

Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 bahwa terdapat 1.331 kategori suku

yang merupakan kode untuk nama suku, nama lain/alias suatu suku, nama

subsuku, bahkan nama sub dari subsuku dimana setiap suku pasti memiliki

kebudayaan yang khas.

Salah satu suku yang ada di Indonesia adalah suku Lampung.

Lampung yang terletak di paling ujung selatan pulau Sumatera, dahulu kala

berasal dari sebuah kerajaan, yakni Kerajaan Sekala Brak. Namun, seiring

dengan perkembangan zaman, penduduk di Provinsi Lampung terbagi

menjadi penduduk asli dan penduduk pendatang. Penduduk pendatang

berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti suku Jawa, Sunda,

Palembang, Batak, Padang, Toraja, dan masih banyak lagi. Sedangkan

penduduk asli Lampung sendiri terbagi menjadi dua, yaitu masyarakat adat

Lampung Pepadun dan masyarakat adat Lampung Sebatin. Sebagian

masyarakat Pepadun terletak di daerah dataran tinggi atau pedalaman

sementara sebagian masyarakat Sebatin terletak di daerah pesisir pantai.

Sesuai dengan kondisi penduduk tersebut maka dibuatlah semboyan yang

disandang oleh Provinsi Lampung yakni “Sang Bumi Ruwa Jurai” artinya

“Satu Bumi Lampung Terdapat Dua Golongan Adat”.

Gambar 1.1 Lambang daerah Provinsi Lampung

(gambar diambil dari

https://en.wikipedia.org/wiki/Sang_Bumi_Ruwa_Jurai#/media/File:Coat_of_arms_of_La

mpung.svg)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

3

Kekayaan alam dan budaya yang terdapat di wilayah Lampung

sangat beragam dan melimpah. Kekayaan alam seperti pertanian lada dan

kopi, perkebunan karet dan kelapa sawit, keindahan pantai dan laut, dan

masih banyak lagi. Sementara kekayaan budaya di Lampung meliputi adat

istiadat, pakaian adat, tarian tradisional, seni musik, bahasa dan aksara

(dalam bahasa Lampung: had Lampung), dan rumah tradisional.

Rumah merupakan bagian yang penting dalam kehidupan seseorang.

Rumah tradisional Lampung awalnya seperti rumah di kawasan hutan

tropik, yang juga memanfaatkan produk hutan sebagai bahan baku (Djausal

& Hartawan, 2002). Golongan masyarakat Pepadun biasa menyebut rumah

tradisional dengan nama nuwow sedangkan masyarakat Sebatin

menyebutnya lamban. Rumah tradisional Lampung dahulu kala berbentuk

rumah panggung. Menurut Rusydi, dkk (1987: 48) mengungkapkan bahwa

“bah lamban atau bah nuwow” merupakan bagian bawah atau kolong rumah

panggung secara keseluruhan dengan tujuan untuk menghindari

penghuninya dari banjir maupun serangan binatang buas. Seiring

berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi, bah nuwow

dialihfungsikan sebagai ruang untuk penyimpanan alat pertanian serta

kebutuhan rumah tangga.

Berdasarkan penuturan yang disampaikan Ibu Tini, salah seorang

masyarakat Pepadun yang tinggal di rumah tradisional Lampung “Jajar

Intan”, bahwa selama ini memang sudah banyak yang melakukan penelitian

terkait rumah tradisional Lampung namun belum ada yang mengaitkannya

dengan konsep matematika. Ibu Tini tinggal di rumah tradisional Lampung

“Jajar Intan” yang terletak di Jalan Putri Balau Kelurahan Kedamaian,

Kecamatan Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung. Rumah

tradisional yang berbentuk panggung ini dibangun pada tahun 1998 milik

Bapak Ismail Cholid Ismail Balaw dengan julukan Sutan Praja Kelana.

Rumah tradisional Lampung “Jajar Intan” merupakan rumah tradisional

yang penghuninya memiliki marga Balaw, salah satu marga yang ada di

Pubian Telu Suku pada masyarakat Pepadun. Rumah tradisional Lampung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

4

“Jajar Intan” ini pun dilengkapi dengan motif atau tenun (dalam bahasa

indonesia : dekorasi) ciri khas Lampung.

Gambar 1.2 Jajar Intan

(Salah Satu Rumah Tradisional Lampung Masyarakat Pepadun)

Sementara itu Ibu Tuan, salah seorang masyarakat Pepadun yang

tinggal di rumah tradisional Lampung “Ginting Kuning”, mengungkapkan

bahwa selama ini beliau belum pernah menerima penelitian untuk mengkaji

rumah tradisional Lampung “Ginting Kuning”. Namun beliau mengatakan

jika rumah ini pernah digunakan untuk latar tempat pengambilan film

dokumenter. Rumah tradisional Lampung “Ginting Kuning” merupakan

salah satu rumah masyarakat biasa yang penghuninya berasal dari marga

Ketibung.

Gambar 1.3 Ginting Kuning

(Salah Satu Rumah Tradisional Lampung Masyarakat Pepadun)

Beranjak dari penuturan Ibu Tini dan Ibu Tuan, serta kekhawatiran

akan lunturnya pengetahuan generasi muda tentang kebudayaan lokal maka

diperlukan adanya pembelajaran di sekolah yang berkaitan dengan relevansi

kehidupan sehari-hari dan kebudayaan. Astriandini (2020) mengungkapkan

bahwa permasalahan kontekstual mendorong peserta didik dalam

mengonstruksi ilmu pengetahuannya dengan peristiwa yang terjadi di

sekitarnya. Pada pembelajaran matematika, kaitan antara kebudayaan dan

konsep matematika dapat dikaji melalui pendekatan etnomatematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

5

Adanya etnomatematika akan memunculkan permasalahan kontekstual

pada pembelajaran matematika yang erat kaitannya dengan budaya dan

kehidupan sehari-hari. D’Ambrosio dalam Utami (2018) mengungkapkan

bahwa etnomatematika dapat melengkapi upaya seorang guru dan siswa

dalam suatu pembelajaran matematika dan makna kontekstual yang relevan.

Etnomatematika adalah suatu bentuk pengaplikasian konsep matematika

dalam budaya dan aktivitas kehidupan manusia sehari-hari.

Beberapa penelitian telah mengkaji dan mengeksplorasi keragaman

budaya Indonesia dalam pendekatan etnomatematika. Penelitian dari

Rahmawati & Muchlian (2019) yang mengeksplorasi etnomatematika

Rumah Gadang Minangkabau Sumatera Barat mendapatkan hasil bahwa

terdapat unsur matematika pada aktivitas membuat rumah gadang

Minangkabau serta terdapat aktivitas fundamental matematika di

masyarakat Minangkabau. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Utami (2018), yakni mendeskripsikan rancang bangun rumah adat Lamban

Dalom dalam perspektif etnomatematika didapatkan hasil bahwa terdapat

aktivitas matematika pada rancang bangun rumah adat Lamban Dalom yang

meliputi aktivitas: mengukur, menentukan lokasi, dan konsep matematika.

Selain itu, ada pun penelitian yang dilakukan oleh Sulistyani, dkk (2019)

mengeksplorasi kebudayaan Rumah Adat Joglo Tulungagung dan

mendeskripsikan konsep matematika yang terkandung di dalamnya. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa unsur bangunan seperti tiang, pintu,

dan atap Rumah Adat Joglo Tulungagung memiliki konsep geometri yang

dapat diimplementasikan sebagai media pembelajaran matematika.

Skor matematika di Indonesia masih rendah khususnya dalam

pemahaman konsep, penalaran kontekstual maupun pemecahan masalah.

Berdasarkan hasil studi Programme for International Student Assessment

(PISA) 2018 yang dirilis oleh Organisation for Economic Coopertaion and

Development (OECD) menunjukkan bahwa skor rata-rata matematika

Indonesia mencapai 379 dengan skor rata-rata OECD 487 (Kemdikbud RI,

2019). Jika dilihat dari perolehan skor tahun 2015 sebesar 386 maka skor

tahun 2018 tersebut mengalami penurunan sebanyak 7 skor. Didukung oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

6

penelitian yang dilakukan oleh Asiah, Yunarti, dan Asnawati (2016) bahwa

rendahnya pemahaman konsep matematis juga terjadi di salah satu sekolah

menengah di Lampung dimana hanya 37,25% siswa yang lulus KKM pada

suatu ujian tengah semester. Pembelajaran matematika yang dilakukan

masih tergolong konvensional yakni terpusat pada guru dan partisipasi

siswa yang cenderung pasif karena materi yang dijelaskan tidak dikaitkan

langsung dengan relevansi kehidupan sekitar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang mengkaji etnomatematika dan

didukung oleh wawancara yang telah dijabarkan di atas maka dapat dilihat

bahwa masyarakat Lampung telah mengimplementasikan salah satu konsep

matematika yakni geometri. Jika dilihat dari atap dan teras bangunan rumah

tradisional Lampung “Jajar Intan” dan “Ginting Kuning”, terdapat suatu

bentuk bangun datar segitiga dan segiempat. Secara tidak sadar masyarakat

Lampung telah menggunakan konsep matematika khususnya geometri

dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan etnomatematika ini akan mengkaji aktivitas

fundamental matematika dan mendeskripsikan unsur-unsur pada rumah

tradisional Lampung masyarakat Pepadun dengan konsep-konsep

matematika. Peneliti akan mengkaji enam aktivitas fundamental

berdasarkan pandangan Bishop dalam Ruditho (2020: 46) yakni

menghitung, mengukur, menempatkan, mendesain, bermain, dan

menjelaskan pada bangunan rumah tradisional Lampung masyarakat

Pepadun. Kemudian, mengkaitkan unsur-unsur pada rumah tradisional

Lampung dengan konsep matematika yang ditemukan untuk dapat

dimanfaatkan dalam pengimplementasian pembelajaran matematika di

kelas.

Dari uraian di atas, peneliti ingin mengadakan penelitian yang

bertujuan untuk mengkaji penggunaan aspek-aspek geometris pada rumah

tradisional Lampung pada masyarakat Pepadun dengan pendekatan

etnomatematika secara lebih mendalam dan mengimplementasikan hasil

kajian dalam pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP)

kelas VIII topik geometri khususnya bangun ruang sisi datar. Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

7

tersebut ialah “Kajian Etnomatematika terhadap Rumah Tradisional

Lampung Masyarakat Pepadun dan Implementasinya dalam Pembelajaran

Matematika Topik Geometri”.

B. Identifikasi Masalah

1. Pembelajaran matematika yang telah ada khususnya di Lampung hanya

terfokus pada pembahasan materi dan kurang akan relevansi di

kehidupan sekitar.

2. Belum terdapat kajian etnomatematika terhadap rumah tradisional

Lampung masyarakat Pepadun khususnya rumah “Jajar Intan” dan

rumah “Ginting Kuning”.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas fundamental matematika dan filosofi yang

terkandung dalam rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun?

2. Konsep matematika apa saja yang dapat ditemukan pada rumah

tradisional Lampung masyarakat Pepadun?

3. Bagaimana implementasi konsep matematika pada rumah tradisional

Lampung masyarakat Pepadun dalam pembelajaran matematika?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk:

1. Mengetahui aktivitas fundamental matematika dan filosofi yang

terkandung dalam rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun.

2. Mengetahui konsep matematika yang dapat ditemukan pada rumah

tradisional Lampung masyarakat Pepadun.

3. Mengetahui implementasi konsep matematika pada rumah tradisional

Lampung masyarakat Pepadun dalam pembelajaran matematika

E. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini diperlukan agar penelitian

menjadi terarah dan tidak melesat jauh. Pendekatan etnomatematika yang

dipilih adalah mengkaji bangunan rumah tradisional Lampung masyarakat

Pepadun dalam pembelajaran Matematika di SMP pada topik geometri

khususnya bangun ruang sisi datar. Bangun ruang sisi datar dipelajari di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

8

kelas VIII pada KD 3.9 dan KD 4.9. Dalam Salamah (2019), KD 3.9 berisi

tentang membedakan dan menentukan luas permukaan dan volume bangun

ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas). Sedangkan KD 4.9 berisi

tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan

volume bangun ruang sisi datar (prisma, kubus, balok, dan limas).

F. Batasan Istilah

1. Etnomatematika merupakan suatu bentuk pengaplikasian matematika

dalam budaya dan aktivitas kehidupan manusia sehari-hari.

2. Rumah Tradisional adalah wadah yang digunakan oleh masyarakat

sebagai tempat tinggal secara turun temurun sebagai bentuk perwujudan

suatu kebudayaan. Rumah tradisional Lampung biasa disebut Lamban

atau Nuwow

3. Implementasi dalam pembelajaran matematika adalah suatu tindakan

atau penerapan dari sebuah rencana yang disusun dalam melakukan

proses pembelajaran. Pada penelitian ini, implementasi yang dimaksud

meliputi ilustrasi penerapan atau rancangan pembelajaran sebagai suatu

sarana bagi peserta didik dalam memahami materi geometri bangun

ruang sisi datar dan bagi pendidik dalam mempermudah penyampaian

materi geometri bangun ruang sisi datar di kehidupan sehari-hari

khususnya pada kebudayaan lokal.

G. Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh penelitian ini, antara lain

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Menambah kajian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan yang

menjadi sumber wawasan mengenai aktivitas fundamental matematika

dan konsep matematika pada rumah tradisional Lampung masyarakat

Pepadun dan implementasinya dengan pembelajaran matematika.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pembaca

Memberikan informasi kepada pembaca terkait kajian

etnomatematika rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

9

dan hubungannya dengan topik geometri. Diharapkan penelitian ini

dapat bermanfaat dan membantu peneliti selanjutnya dalam

mengeksplorasi lebih lanjut tentang etnomatematika.

b. Bagi Peneliti Sendiri

Mengetahui dan mendalami tentang konsep matematika pada rumah

tradisional Lampung masyarakat Pepadun. Peneliti juga mengetahui

betapa pentingnya mempelajari kaitan pembelajaran matematika

dengan kebudayaan.

H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I Pada bab I dijabarkan tentang latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah,

batasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika

penelitian.

BAB II Pada bab II dijabarkan tentang landasan teori yang menjadi

dasar pedoman penelitian yakni etnomatematika, rumah

tradisional Lampung, topik Geometri, penelitian yang

relevan.

BAB III Pada bab III berisi penjabaran lebih dalam tentang konsep

matematika yang dipakai untuk mengkaji etnomatematika

pada rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun.

BAB IV Pada bab IV berisi pelaksanaan pelaksanaan, analisis hasil

penelitian, dan pembahasan mengenai aktivitas fundamental

matematika, filosofi, dan konsep matematika topik geometri

pada rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun serta

implementasinya dalam pembelajaran matematika.

BAB V Pada bab V dijabarkan kesimpulan dan saran dari penelitian

yang telah dibuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Budaya dan Kebudayaan

Kata “budaya” berasal dari kata Sansekerta buddhayah yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi dan memiliki arti “budi” atau

“akal”. Dengan demikian, kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang

bersangkutan dengan budi dan akal. Menurut Koentjaraningrat (2015:

11), kebudayaan merupakan seluruh gagasan dan karya manusia yang

harus diasah dengan belajar serta seluruh hasil budi (akal) dan karyanya.

Sedangkan menurut Astriandini (2020: 9) kebudayaan adalah

keseluruhan kompleks sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya

manusia untuk memenuhi kehidupannya. Dari dua pendapat di atas,

dapat disimpulkan bahwa kebudayaan ialah keseluruhan karya manusia

yang merupakan hasil dari akal dan gagasan manusia dalam belajar yang

digunakan dalam kehidupan kesehariannya.

Dalam Koentjaraningrat (2015: 1) dikatakan bahwa kebudayaan

adalah kesenian. Kesenian sendiri tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

masyarakat. Kesenian dapat meliputi seni musik, seni tari, seni lukis,

seni kriya, seni rupa, seni rupa terapan. Seni rupa terapan meliputi

desain produk, desain grafis, desain bangunan atau arsitektur, dan desain

interior. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa bangunan rumah

tradisional merupakan hasil dari seni terapan juga salah satu wujud dari

kebudayaan yang ada di masyarakat.

2. Keragaman Budaya Indonesia

Indonesia yang terdiri dari kepulauan-kepulauan Nusantara

menunjukkan beragam warna khususnya dalam hal kebudayaan.

Layaknya semboyan Negara Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” yang

berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”, perbedaan kebudayaan yang

tersebar di Nusantara menyatukan seluruh masyarakat Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

11

Keragaman budaya menjadi suatu potensi yang dapat dimanfaatkan

untuk menjawab berbagai tantangan dunia global dan memperkuat ciri

khas Negara Indonesia itu sendiri. Salah satu keragaman budaya di

Indonesia adalah kebudayaan Lampung. Kebudayaan yang ada di

Lampung meliputi adat istiadat, pakaian adat Lampung, tarian

tradisional, seni musik Lampung, bahasa dan aksara Lampung, kain

tapis khas Lampung, dan rumah tradisional Lampung.

3. Rumah Tradisional

Rumah tradisional merupakan sarana atau wadah yang digunakan

oleh masyarakat sebagai tempat tinggal atau tempat beristirahat yang

menunjukkan perwujudan dari kebudayaan masyarakat Indonesia.

Rumah tradisional di Indonesia memiliki bentuk yang bermacam-

macam dan memiliki kekhasan tersendiri setiap daerah menyesuaikan

adat istiadat atau kondisi geografisnya. Sebagian masyarakat

beranggapan bahwa memiliki dan membangun rumah merupakan

bagian terpenting dari kehidupan seseorang. Selain itu, pembangunan

rumah tradisional biasanya diwariskan turun temurun dari tetua atau

sesepuh kepada anak-anak keturunannya. Dengan demikian tidak jarang

ditemukan rumah tradisional yang memiliki makna filosofis tersendiri

baik dari rancang bangun maupun seni dekoratif karena diwarsikan

secara turun temurun.

4. Rumah Tradisional Lampung Masyarakat Pepadun

Umumnya rumah tinggal yang ada di Indonesia tidak hanya dihuni

oleh satu kepala keluarga saja melainkan beberapa kepala keluarga.

Begitu pula rumah hunian khas masyarakat Lampung atau rumah

tradisional Lampung. Rumah tempat tinggal dalam bahasa Lampung

biasa disebut dengan Lamban/Nuwou/Lambahan. Pembangunan

berbagai rumah tradisional Lampung diwariskan secara turun temurun

berbentuk rumah panggung serta digunakan untuk melakukan aktivitas

kehidupan sehari-hari dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

12

Gambar 2.1 Sketsa Rumah Adat Lampung

(diambil dari buku Arsitektur Tradisional Daerah Lampung karya Umar Rusydi)

Rusydi, dkk (1987) mengatakan bangunan rumah tradisional

Lampung berbentuk segi empat dan atau bujur sangkar (dalam bahasa

Lampung: pesagi) atau memanjang (dalam bahasa Lampung:

mahanyuk’an). Bagian terpenting yang ada pada rumah tradisional

Lampung adalah: 1) bangunan tempat tinggal, 2) bangunan tempat

melakukan ibadah atau tempat pemujaan, 3) bangunan tempat

musyawarah, dan 4) bangunan tempat menyimpan bahan makanan

pokok (padi) atau benda-benda pusaka. Bagian-bagian dari rumah

tradisional masyarakat Lampung beserta fungsinya secara terperinci

seperti di bawah ini:

a. Wangunan/pemalapan/petegian

Seluruh areal yang dipergunakan untuk bangunan rumah (termasuk

yang belum ada bangunannya).

b. Badanni lamban/lamban

Seluruh bangunan yang digunakan untuk keperluan kehidupan

sehari-hari. Lamban terdiri dari:

1) Dari depan ke belakang

- Tengahbah ialah pekarangan bagian depan rumah untuk

menjemur hasil bumi atau membuat teratak dalam gawi adat.

- Garang hadap ialah bagian depan tempat mula-mula setelah

menaiki tangga berfungsi untuk meletakkan terompah atau

alas kaki yang tidak layak dibawa masuk ke rumah.

- Beranda/ambin ialah bagian depan rumah yang terdapat

kursi panjang atau tikar dan meja sebagai tempat

peristirahatan atau menerima tamu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

13

- Lapang luar ialah ruangan untuk bermusyawarah.

- Lapang lom ialah ruang tengah rumah yang dibagi menjadi

kamar-kamar.

- Tengah resi ialah ruang musyawarah untuk kaum wanita.

- Sudung ialah bagian lamban yang digunakan sebagai ruang

makan atau gudang tempat menyimpan beras serta barang

pecah belah.

- Geragal ialah penghubung antara bagian dalam rumah dan

dapur.

- Dapur/pawon ialah tempat tungku dan peralatan memasak.

- Kudan ialah pekarangan di belakang dapur.

2) Dari kiri ke kanan

Terdapat simpeng/halunan yang berarti haluan kiri dan haluan

kanan serta kebik yang berarti pekarangan samping rumah

3) Dari bawah ke atas

- Bah lamban yaitu bagian bawah rumah panggung secara

keseluruhan

- Lantai/resi yaitu area dari garang depan hingga garang

belakang

- Panggar yaitu bagian pelapon lamban maupun simpeng

- Kekopni lamban atau kekopni nuwow yaitu kap atau

bubungan rumah

5. Etnomatematika

Menurut KBBI Daring (2016), matematika adalah suatu ilmu

tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional

yang digunakan untuk penyelesaian masalah terkait bilangan.

Dominikus (2018: 6) mengungkapkan bahwa matematika tidak dapat

dipisahkan dari ilmu humaniora dan sosial, atau dari budaya manusia

pada umumnya sehingga dipengaruhi oleh nilai-nilai kemanusiaan

seperti ilmu pengetahuan lainnya. Menurut Ernest dalam Dominikus

(2018: 5), matematika dipandang sebagai konstruksi sosial-budaya

dimana matematika terkandung dalam sejarah dan aktivitas manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

14

Dengan demikian matematika dan budaya adalah dua hal yang saling

berkaitan satu sama lain.

Etnomatematika diambil dari 3 suku kata yakni “Ethno”,

“Mathema”, dan “Tics”. Ethno diartikan sebagai sesuatu yang mengacu

pada konteks sosial-budaya. Mathema berarti menjelaskan, mengetahui,

memahami, dan melakukan kegiatan seperti pengodean, mengukur,

mengklasifikasi, menyimpulkan, dan pemodelan. Sementara Tics

memiliki makna teknik. Menurut D’Ambrosio (1997) dalam Dominikus

(2018:7), etnomatematika disebut sebagai matematika yang

dipraktikkan dalam berbagai kelompok budaya seperti masyarakat suku

bangsa, kelompok pekerja, anak-anak kelompok usia tertentu, kelompok

professional, dan lainnya. Rudhito (2020) mengungkapkan bahwa

praktik matematika dalam etnomatematika meliputi system simbolik,

desain spasial, teknik konstruksi, metode kalkulasi, perhitungan dalam

ruang dan waktu, cara-cara spesifik dalam penalaran dan penarikan

kesimpulan, serta aktivitas kognitif dan aktivitas material lainnya yang

dijelaskan oleh representasi matematis. Dari penjabaran di atas maka

dapat disimpulkan bahwa etnomatematika merupakan bentuk

pengaplikasian matematika dalam budaya dan aktivitas kehidupan

manusia sehari-hari.

Menurut Bishop (1988) dalam Ruditho (2020), terdapat enam

aktivitas fundamental matematika yang menjadi ciri khas

etnomatematika yaitu counting (menghitung/membilang), measuring

(mengukur), locating (menempatkan/menentukan lokasi), designing

(mendesain/merancang), playing (bermain), dan explaining

(menjelaskan). Berikut penjabaran dari keenam aktivitas fundamental

matematika menurut Bishop (1988) dalam Abiyasa (2019: 18-20):

1) Membilang (Counting)

Kuantifikasi (masing-masing, beberapa, banyak, tidak ada); nama

nomor kata sifat; penghitungan jari dan tubuh; penghitungan; angka;

nilai tempt; nol; basis 10; operasi pada angka; combinatories;

ketepatan; perkiraan; errors; pecahan; desimal; positif; negatif;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

15

besar tak terhingga, kecil; membatasi; pola angka; kekuasaan;

hubungan nomor; panah diagram; representasi aljabar; acara;

kemungkinan; representasi frekuensi.

2) Mengukur (Measuring)

Pengukur komparatif (lebih cepat, lebih tipis); pemesanan; kualitas;

pengembangan unit (berat-berat-berat); akurasi unit; perkiraan;

panjangnya; daerah; volume; waktu; suhu; berat; unit konvensional;

unit standar; sistem satuan (metric); uang; unit majemuk.

3) Menentukan Lokasi (Locating)

Preposisi; deskripsi rute; lokasi lingkungan; N. S. E. W. bantalan

kompas; atas/ bawah; kiri/ kanan; maju/ mundur; perjalanan (jarak);

garis lurus dan melengkung; sudut saat memutar rotasi; sistem

lokasi: koordinat kutub, koordinat 2D/ 3D, pemetaan; garis lintang/

garis bujur; lokus; keterkaitan; lingkraran; elips; vektor; spiral.

4) Merancang (Designing)

Desain; abstraksi; bentuk; estetika; objek dibandingkan dengan sifat

bentuk; besar/ kecil; kesamaan; kesesuaian; properti bentuk; bentuk,

angka, dan padatan geometris yang umum; jaring; permukaan;

tessellations; simetri; proporsi; perbandingan; skala-model

pembesaran; kekakuan bentuk.

5) Bermain (Playing)

Pertandingan; menyenangkan; teka-teki; paradoks; pemodelan;

realitas yang dibayangkan; aktivitas terikat aturan; alasan hipotesis;

prosedur; strategi perencanaan; permainan kooperatif; game

kompetitif; game solitare; peluang, prediksi.

6) Menjelaskan (Explaining)

Kesamaan; klasifikasi; konvensi; klasifikasi objek secara hirarkis;

penjelasan cerita; penghubung logis; penjelasan linguistik; argumen

logis; bukti; penjelasan simbolik: grafik, diagram, bagan, matriks;

pemodelan matematika; kriteria: validitas internal, generalisasi

eksternal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

16

6. Geometri (Bangun Ruang Sisi Datar)

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sarat relevansinya

dengan kehidupan manusia. Matematika juga menjadi sumber

pengetahuan bagi perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Salah satu

sistem matematika adalah geometri. Geometri berasal dari kata

geometrein dalam bahasa Yunani. Geo artinya bumi dan metrein artinya

mengukur. Sedangkan Ismiyani dalam Nidho (2013) mengatakan bahwa

geometri adalah pemahaman konsep dari berbagai bentuk bangun datar

dan bangun ruang. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan

geometri ialah salah satu sistem matematika yang mempelajari

mengenai pengukuran berbagai konsep titik, garis, bangun datar atau

bidang, dan bangun ruang serta hubungannya.

Geometri merupakan sistem matematika yang terdiri dari konsep

dan teorema. Sistem matematika yang pertama yaitu konsep dibagi

menjadi dua bagian yakni:

1. Objek yang tidak didefinisikan (Undefined Terms)

a. Titik

Titik direpresentasikan dengan simbol berupa dot (.). Titik tidak

berdimensi artinya menempati tempat dan tidak berukuran. Titik

dinotasikan dengan huruf kapital miring. Contoh : titik A

.A

Gambar 2.2 Titik

b. Garis

Garis terdiri dari himpunan tak hingga banyak titik dimana

diantara dua titik pada suatu garis selalu ada titik lain

diantaranya. Garis dinotasikan dengan huruf kapital atau huruf

kecil yang diberi lambang garis diatasnya. Contoh garis AB,

notasinya adalah AB ⃡ atau 𝑎.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

17

(a)

(b)

Gambar 2.3 Garis

c. Bidang

Suatu objek yang berdimensi dua dimana memiliki tak hingga

panjang dan lebar namun tidak memiliki ketebalan. Bidang

dinotasikan dengan huruf kapital tegak. Contoh bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷.

Gambar 2.4 Bidang 𝑨𝑩𝑪𝑫

Kedudukan Dua Garis

Definisi 2.1

Dua buah garis berbeda dikatakan saling sejajar jika dan hanya

jika keduanya sebidang dan tidak berpotongan. Misalkan garis �⃡�

dan garis �⃡� adalah dua garis yang saling sejajar maka dapat

dinotasikan dengan �⃡� ∥ �⃡� .

Gambar 2.5 Garis Sejajar

Definisi 2.2

Dua buah garis berbeda dikatakan berpotongan jika dan hanya

jika dua buah garis tersebut sebidang dan mempunyai satu titik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

18

persekutuan yang disebut titik potong. Misalkan garis �⃡� dan garis

�⃡� bertemu di titik A maka garis �⃡� dan garis �⃡� adalah dua garis

yang saling berpotongan.

Gambar 2.6 Garis Berpotongan

Definisi 2.3

Dua buah garis berbeda dikatakan berimpit jika dan hanya jika

garis itu sebidang dan paling sedikit dua titik potong serta jarak

antar garis nol.

Gambar 2.7 Garis Berimpit

Definisi 2.4

Dua buah garis berbeda dikatakan bersilangan jika dan hanya

jika keduanya tidak sebidang atau non koplanar.

Gambar 2.8 Garis Bersilangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

19

Definisi 2.5

Dua buah garis tegak lurus adalah dua buah garis yang

membentuk sudut bertetangga yang kongruen. Misalkan garis �⃡�

dan garis �⃡� membentuk sudut 𝛼 dan sudut 𝛽 yang kongruen

maka garis �⃡� dan garis �⃡� merupakan garis yang saling tegak

lurus dan dapat dinotasikan dengan �⃡� ⊥ �⃡� .

Gambar 2.9 Garis Tegak Lurus

2. Objek yang didefinisikan (Defined Terms)

a. Sudut

Definisi 2.6

Sudut adalah gabungan dua sinar garis yang memiliki titik

pangkal bersama.

Adapun macam-macam sudut berdasarkan besar sudutnya

adalah sudut lancip yang memiliki besar sudut kurang dari 90°,

sudut siku-siku yang memiliki besar sudut 90°, sudut tumpul

yang memiliki besar sudut lebih dari 90° dan kurang dari 180°

dan sudut lurus yang memiliki besar sudut 180°. Sudut

dinotasikan dengan simbol ∠. Contoh : sudut 𝛼 (∠𝛼). Ukuran

suatu sudut, misalkan sudut 𝛼 (∠𝛼) dapat dinotasikan dengan

𝑚∠𝛼.

Gambar 2.10 Sudut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

20

Macam-Macam sudut

- Sudut lancip (Acute angle)

Suatu sudut dikatakan sudut lancip jika memiliki besar sudut

antara 0° dan 90° atau 0° < 𝑚∠𝛼 < 90°.

Gambar 2.11 Sudut Lancip

- Sudut siku-siku (Right angle)

Suatu sudut dikatakan sudut siku-siku jika memiliki besar

sudut 90°. 𝑚∠𝛽 = 90°

Gambar 2.12 Sudut Siku-Siku

- Sudut tumpul (Obtuse angle)

Suatu sudut dikatakan sudut tumpul jika memiliki besar

sudut antara 90° dan 180° atau 90° < 𝑚∠𝛾 < 180°.

Gambar 2.13 Sudut Tumpul

- Sudut lurus (Straight angle)

Suatu sudut dikatakan sudut lurus jika memiliki besar sudut

180°. 𝑚∠𝛼 = 180°

Gambar 2.14 Sudut Lurus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

21

- Sudut refleks (Reflex angle)

Suatu sudut dikatakan sudut tumpul jika memiliki besar

sudut antara 180° dan 360° atau 180° < 𝑚∠𝛽 < 360°.

Gambar 2.15 Sudut Refleks

b. Segitiga

Definisi 2.7

Gabungan tiga segmen garis yang ditentukan oleh tiga buah titik

yang tidak kolinear atau tidak segaris disebut segitiga.

Notasi segitiga adalah △.

Gambar 2.16 Segitiga

Tabel 2.1 Macam-Macam Segitiga

Menurut Sisi-Sisi yang Dimiliki

No Bentuk Nama Segitiga Keterangan

1

Sembarang

(Scalene)

Ketiga sisi tidak

sama panjang

2

Sama kaki

(Isosceles)

Dua sisi sama

panjang

3

Sama sisi

(Equilateral)

Ketiga sisi sama

panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

22

Menurut Sudut-Sudut yang Dimiliki

No Bentuk Nama Segitiga Keterangan

1

Lancip (Acute)

Ketiga sudut

merupakan sudut

lancip

2

Siku-siku (Right)

Salah satu sudut

merupakan sudut

siku-siku

3

Tumpul (Obtuse)

Salah satu sudut

merupakan sudut

tumpul

4

Sama Sudut

(Equiangular)

Ketiga sudut

kongruen

c. Segiempat (Alexander 2015: 170)

Definisi 2.8

Segiempat adalah segi banyak yang memiliki tepat empat sisi.

Gambar 2.17 Segiempat

- Jajar Genjang: segiempat yang sisi-sisi tidak

bersebelahannya sejajar dan sama panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

23

- Persegi Panjang: jajar genjang yang memiliki sudut siku-

siku.

- Persegi: persegi panjang yang memiliki sisi bersebelahan

yang kongruen.

- Belah Ketupat: jajar genjang yang memiliki dua sisi

bersebelahan yang kongruen.

- Layang-Layang: segiempat yang memiliki dua pasang sisi

bersebelahan yang kongruen.

- Trapesium: segiempat yang memiliki tepat sepasang sisi

sejajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

24

d. Lingkaran

Definisi 2.9

Lingkaran adalah himpunan semua titik pada bidang yang

berjarak sama terhadap titik tertentu. Titik tertentu itu kemudian

disebut titik pusat lingkaran.

Notasi lingkaran adalah ⊙.

Gambar 2.18 Lingkaran

Geometri dibagi menjadi dua yakni geometri bidang dan geometri

ruang.

1. Geometri bidang adalah himpunan semua titik dan garis terdapat

pada dimensi dua. Geometri bidang disebut juga geometri datar.

Contoh geometri bidang adalah segitiga, segiempat, segi banyak,

dan lingkaran.

2. Geometri ruang adalah himpunan semua titik, garis, dan bidang

yang terdapat pada dimensi tiga. Contoh geometri ruang adalah

kubus, balok, tabung, dan lainnya.

Geometri ruang diklasifikasikan ke dalam dua bagian yaitu geometri

ruang sisi datar dan geometri ruang sisi lengkung. Bangun ruang sisi

datar ditunjukkan oleh prisma, kubus, balok, dan limas sedangkan

bangun ruang sisi lengkung ditunjukkan oleh tabung, kerucut, dan bola.

Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh bidang-bidang datar

berupa segibanyak disebut polihedron. Bidang datar (berupa bidang

segibanyak) yang membatasi polihedron disebut sisi. Perpotongan

antara dua sisi pada polihedron disebut rusuk. Titik persekutuan dari tiga

atau lebih rusuk pada polihedron disebut titik sudut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

25

1) Prisma (Alexander, 2015:390)

Prisma adalah polihedron dengan dua bidang segi banyak yang

kongruen dan sejajar (disebut juga alas dan tutup) serta memiliki

bidang lain yang disebut sisi tegak yang terbentuk dari ruas garis

yang menghubungkan titik-titik sudut bidang segi banyak yang

bersesuaian.

Gambar 2.19 Prisma Tegak Segitiga 𝑨𝑩𝑪. 𝑫𝑬𝑭

Gambar 2.20 Prisma Tegak Segilima 𝑨𝑩𝑪𝑫𝑬. 𝑲𝑳𝑴𝑵𝑶

Definisi 2.10

Prisma siku-siku atau prisma tegak adalah prisma yang ruas garis

sisi tegak dan ruas garis sisi alas atau tutupnya tegak lurus.

Definisi 2.11

Prisma miring adalah prisma yang sisi alas atau tutupnya sejajar

menyamping sehingga ruas garis sisi tegak tidak berpotongan tegak

lurus dengan ruas garis sisi alas atau tutup.

Gambar 2.21 Prisma Miring Segilima

(diambil dari buku Elementary Geometry for College Students, Sixth Edition

karangan Alexander D.C.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

26

Teorema 2.1

Luas permukaan prisma (𝐿𝑝) yang memiliki luas sisi-sisi tegak (𝐿)

dan luas alas atau tutup (𝐴) adalah 𝐿𝑝 = 𝐿 + 2𝐴 atau

Luas permukaan prisma (𝐿𝑝) yang memiliki luas bidang alas/tutup

(𝐴), keliling bidang alas/tutup (𝐾), dan tinggi prisma (ℎ) adalah

𝐿𝑝 = 2𝐴 + 𝐾ℎ

Berdasarkan teorema di atas dapat dikatakan bahwa luas permukaan

prisma adalah jumlah dari luas sisi-sisi tegak, luas alas, dan luas

tutupnya.

Postulat 2.1

Volume prisma yang memiliki luas alas atau tutup (𝐴) dan

ketinggian (ℎ) adalah 𝑉 = 𝐴ℎ

2) Balok

Definisi 2.12

Balok adalah prisma siku-siku atau prisma tegak yang memiliki alas

persegi panjang.

Gambar 2.22 Balok 𝑨𝑩𝑪𝑫. 𝑰𝑱𝑲𝑳

Luas permukaan balok (𝐿𝑝) yang memiliki ukuran panjang (𝑝), lebar

(𝑙), dan ketinggian (𝑡) adalah 𝐿𝑝 = 2𝑝𝑙 + 2𝑝𝑡 + 2𝑙𝑡

Postulat 2.2

Volume prisma tegak persegi panjang atau balok adalah

𝑉 = 𝑝𝑙𝑡 ,dimana 𝑝 adalah panjang, 𝑙 adalah lebar, dan 𝑡 adalah

tinggi balok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

27

3) Kubus

Definisi 2.13

Kubus adalah prisma siku-siku atau prisma tegak yang setiap

rusuknya kongruen (sama panjang).

Gambar 2.23 Kubus 𝑨𝑩𝑪𝑫. 𝑬𝑭𝑮𝑯

Luas permukaan kubus (𝐿𝑝) yang memiliki ukuran rusuk (𝑟) adalah

𝐿𝑝 = 6𝑟2

Volume kubus (𝑉) yang memiliki ukuran rusuk (𝑟) adalah 𝑉 = 𝑟3

4) Limas

Bangun ruang yang setiap titik sudut pada bidang alasnya

dihubungkan dengan suatu titik yang non koplanar dengan bidang

alas (disebut sebagai titik puncak) dinamakan limas.

Definisi 2.14

Limas beraturan adalah limas yang alasnya berupa bidang

segibanyak beraturan dan semua sisi sampingnya kongruen.

Gambar 2.24 Limas Segiempat Beraturan 𝑻. 𝑨𝑩𝑪𝑫

Definisi 2.15

Tinggi sisi samping limas beraturan (𝑙) adalah ketinggian dari

puncak limas ke dasar salah satu permukaan sisi samping (ruas garis

sisi alas) yang kongruen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

28

Teorema 2.2

Panjang apotema 𝑎 dari alas, ketinggian ℎ, dan kemiringan tinggi

sisi samping limas memenuhi teorema Pythagoras 𝑙2 = 𝑎2 + ℎ2.

Teorema 2.3

Luas permukaan limas (𝐿𝑝) yang memiliki luas sisi samping (𝐿)

dan luas alas (𝐴) adalah 𝐿𝑝 = 𝐿 + 𝐴

Berdasarkan teorema di atas dapat dikatakan bahwa luas permukaan

limas adalah jumlah dari luas sisi-sisi samping dan luas alasnya.

Volume limas (𝑉) yang memiliki bidang alas dan tinggi limas (ℎ)

adalah 𝑉 =1

3. 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠. ℎ

5) Diagonal Bidang, Diagonal Ruang, dan Bidang Diagonal pada

Bangun Ruang Sisi Datar (Salamah, 2019)

Definisi 2.16

Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik

sudut yang sebidang, tidak bersebelahan, dan tidak terletak pada satu

rusuk.

Gambar 2.25 Diagonal Bidang

Definisi 2.17

Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik

sudut yang tidak terletak pada satu bidang sisi dan tidak

bersebelahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

29

Gambar 2.26 Diagonal Ruang

Definisi 2.18

Bidang diagonal balok adalah bidang yang dibatasi oleh sepasang

diagonal bidang dan sepasang rusuk yang tidak terletak dalam satu

bidang sisi pada bangun ruang balok.

Gambar 2.27 Bidang Diagonal Balok 𝑨𝑩𝑪𝑫. 𝑰𝑱𝑲𝑳

7. Pembelajaran Matematika

Hakim (2009) mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah

interaksi dan proses mengungkapkan ilmu pengetahuan oleh pendidik

dan peserta didik dengan keluaran suatu hasil belajar. Pembelajaran

merupakan proses dalam usaha untuk memperoleh suatu ilmu

pengetahuan tertentu. Kegiatan pembelajaran dapat diperoleh dimana

saja, khususnya di pendidikan formal di ruang kelas. Indonesia

merupakan salah satu negara yang mengharuskan anak bangsanya

berpendidikan.

Pendidikan formal membantu para pembelajar dalam memperoleh

informasi melalui pembelajara, khususnya pembelajaran matematika.

Pembelajaran matematika merupakan proses dalam usaha untuk

memperoleh ilmu pengetahuan matematika. Dalam pembelajaran

matematika sebaiknya memperhatikan luasan materi yang diberikan

sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kurikulum tersebut dapat

mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pembelajaran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

30

tujuan pembelajaran, dan materi pokok yang disusun dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

No. 24 Tahun 2016 membahas mengenai kompetensi inti dan

kompetensi dasar pelajaran dalam kurikulum 2013 pada pendidikan

dasar dan pendidikan menengah. Dinyatakan terdapat tujuan kurikulum

yang mencakup empat kompetensi, yaitu kompetensi sikap spiritual;

kompetensi sikap sosial; kompetensi pengetahuan; dan kompetensi

keterampilan.

Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dicapai melalui

pembelajaran secara tidak langsung melalui keteladanan, pembiasaan,

dan budaya sekolah yang memperhatikan karakteristik mata pelajaran

serta kondisi siswa. Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu

“Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Rumusan

kompetensi sikap sosial yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (toleran dan gotong royong), santun, dan

percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan

sebagai berikut ini:

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar Pelajaran Matematika Kelas VII

KOMPETENSI

DASAR

KOMPETENSI

DASAR

MATERI

3.1 Membuat

generalisasi dari pola

pada barisan bilangan

dan barisan

konfigurasi objek

4.1 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan urutan beberapa

bilangan bulat dan

pecahan (biasa,

campuran, desimal,

persen)

Bilangan

1. Membandingkan

bilangan bulat

2. Operasi bilangan bulat

3. Membandingkan

bilangan pecahan

4. Operasi bilangan pecahan

5. Mengenal bilangan bulat

berpangkat positif

6. KPK dan FPB

3.2 Menjelaskan

kedudukan titik dalam

bidang koordinat

Kartesius yang

4.2 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan operasi hitung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

31

dihubungkan dengan

masalah kontekstual

bilangan bulat dan

pecahan

3.3 Mendeskripsikan

dan menyatakan relasi

dan fungsi dengan

menggunakan

berbagai representasi

(kata-kata, tabel,

grafik, diagram, dan

persamaan)

4.3 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan bilangan dalam

bentuk bilangan

berpangkat bulat positif

dan negatif

3.4 Menjelaskan

himpunan, himpunan

semesta, himpunan

kosong, komplemen

himpunan, dan

operasi biner pada

himpunan

menggunakan

masalah kontekstual

4.4 Menyelesaikan

masalah kontekstual

yang berkaitan dengan

himpunan himpunan

semesta, himpunan

kosong, komplemen

himpunan, dan operasi

biner pada himpunan

Himpunan

1. Konsep himpunan

2. Sifat-sifat himpunan

3. Operasi himpunan

3.5 Menjelaskan

bentuk aljabar dan

melakukan operasi

pada bentuk aljabar

(penjumlahan,

pengurangan,

perkalian, dan

pembagian)

4.5 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan bentuk aljabar

dan operasi pada bentuk

aljabar

Bentuk Aljabar

1. Mengenal bentuk aljabar

2. Memahami operasi

bentuk aljabar

3. Memahami

penyederhanaan bentuk

aljabar

3.6 Menjelaskan

persamaan dan

pertidaksamaan linear

satu variabel dan

penyelesaiannya

4.6 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan persamaan dan

pertidaksamaan linear

satu variabel

Persamaan dan

Pertidaksamaan Linear Satu

Variabel

3.7 Menjelaskan rasio

dua besaran

(satuannya sama dan

berbeda)

4.7 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan rasio dua

besaran (satuannya

sama dan berbeda)

Perbandingan

1. Memahami dan

menentukan

perbandingan dua

besaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

32

3.8 Membedakan

perbandingan senilai

dan berbalik nilai

dengan menggunakan

tabel data, grafik, dan

persamaan

4.8 Menyelesaikan

masalah yang berkiatan

dengan perbandingan

senilai dan berbalik

nilai

2. Memahami dan

menyelesaikan masalah

perbandingan senilai

dengan berbalik nilai

3.9 Mengenal dan

menganalisis berbagai

situasi terkait

aritmetika sosial

(penjualan,

pembelian, potongan,

keuntungan, kerugian,

bunga tunggal,

persentase, bruto,

neto, tara)

4.9 Menyelesaikan

masalah berkiatan

dengan aritmetika sosial

(penjualan, pembelian,

potongan, keuntungan,

kerugian, bunga

tunggal, persentase,

bruto, neto, tara)

Aritmetika Sosial

1. Memahami keuntungan

dan kerugian

2. Menentukan bunga

tunggal

3. Bruto, net, tara

3.10 Menganalisis

hubungan antar sudut

sebagai akibat dari

dua garis sejajar yang

dipotong oleh garis

transversal

4.10 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan hubungan antar

sudut sebagai akibat

dari dua garis sejajar

yang dipotong oleh

garis transversal

Garis dan Sudut

1. Hubungan antar garis

2. Mengenal sudut

3. Hubungan antar sudut

3.11 Mengaitkan

rumus keliling dan

luas berbagai jenis

segiempat (persegi,

persegi panjang, belah

ketupat, jajar genjang,

trapesium, dan

layang-layang) dan

segitiga

4.11 Menyelesaikan

masalah kontekstual

yang berkaitan dengan

luas dan keliling

segiempat (persegi,

persegi panjang, belah

ketupat, jajar genjang,

trapesium, dan layang-

layang) dan segitiga

Segiempat dan Segitiga

1. Mengenal bangun datar

2. Jenis dan sifat bangun

datar

3. Luas dan keliling bangun

datar

3.12 Menganalisis

hubungan antara data

dengan cara

penyajiannya (tabel,

diagram garis,

4.12 Menyajikan dan

menafsirkan data dalam

bentuk tabel, diagram

garis, diagram batang,

dan diagram lingkaran

Penyajian Data

1. Mengenal data

2. Menyajikan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

33

diagram batang, dan

diagram lingkaran)

Tabel 2.3 Kompetensi Dasar Pelajaran Matematika Kelas VIII

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI

DASAR

MATERI

3.1 Membuat generalisasi

dari pola pada barisan

bilangan dan barisan

konfigurasi objek

4.1 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan pola pada

barisan bilangan dan

barisan konfigurasi

objek

Pola Bilangan

1. Menentukan

persamaan barisan

bilangan

2. Menentukan

persamaan

konfigurasi objek

3.2 Menjelaskan

kedudukan titik dalam

bidang koordinat Kartesius

yang dihubungkan dengan

masalah kontekstual

4.2 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan kedudukan titik

dalam bidang koordinat

Kartesius

Kordinat Kartesius

1. Posisi titik dan garis

pada bidang

Kartesius

3.3 Mendeskripsikan dan

menyatakan relasi dan

fungsi dengan

menggunakan berbagai

representasi (kata-kata,

tabel, grafik, diagram, dan

persamaan)

4.3 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan relasi dan fungsi

dengan menggunakan

berbagai representasi

Relasi dan Fungsi

1. Bentuk penyajian

relasi

2. Ciri-ciri fungsi

3. Bentuk penyajian

fungsi

3.4 Menganalisis fungsi

linear (sebagai persamaan

garis lurus) dan

menginterpretasikan

grafiknya yang

dihubungkan dengan

masalah kontekstual

4.4 Menyelesaikan

masalah kontekstual

yang berkaitan dengan

fungsi linear sebagai

persamaan garis lurus

Persamaan Garis Lurus

1. Grafik persamaan

2. Menentukan

kemiringan

3.5 Menjelaskan sistem

persamaan linear dua

variabel dan

penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan

masalah kontekstual

4.5 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan sistem

persamaan linear dua

variabel

SPLDV

1. Konsep SPLDV

2. Penyelesaian

SPLDV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

34

3.6 Menjelaskan dan

membuktikan teorema

Pythagoras dan tripel

Pythagoras

4.6 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan teorema

Pythagoras dan tripel

Pythagoras

Teorema Pythagoras

1. Bukti teorema

Pythagoras

2. Penerapan

Pythagoras

3.7 Menjelaskan sudut

pusat, sudut keliling,

panjang busur, dan luas

juring lingkaran serta

hubungannya

4.7 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan sudut pusat,

sudut keliling, panjang

busur, dan luas juring

lingkaran serta

hubungannya

Lingkaran

1. Mengenal lingkaran

2. Hubungan sudut

pusat dan sudut

keliling

3. Panjang busur dan

luas juring

4. Garis singgung

lingkaran

3.8 Menjelaskan garis

singgung persekutuan luar

dan persekutuan dalam dua

lingkaran dan cara

melukisnya

4.8 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan garis singgung

persekutuan luar dan

persekutuan dalam dua

lingkaran

3.9 Membedakan dan

menentukan luas

permukaan dan volume

bangun ruang sisi datar

(kubus, balok, prisma, dan

limas)

4.9 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan luas permukaan

dan volume bangun

ruang sisi datar (kubus,

balok, prisma, dan

limas) serta

gabungannya

Bangun Ruang Sisi Datar

1. Menentukan luas

permukaan

2. Menentukan

volume

3.10 Menganalisis data

berdasarkan distribusi

data, nilai rata-rata,

median, modus, dan

sebaran data untuk

mengambil kesimpulan,

membuat keputusan, dan

membuat prediksi

4.10 Menyajikan dan

menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan

distribusi data, nilai

rata-rata, median,

modus, dan sebaran

data untuk mengambil

kesimpulan, membuat

keputusan, dan

membuat prediksi

Statistika

1. Analisis data

2. Menentukan mean,

median, dan modus

3. Ukuran penyebaran

data

3.11 Menjelaskan peluang

empirik dan teoritik suatu

4.11 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

Peluang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

35

kejadian dari suatu

percobaan

dengan peluang empirik

dan teoritik suatu

kejadian dari suatu

percobaan

1. Hubungan peluang

empirik dan peluang

teoritik

Tabel 2.4 Kompetensi Dasar Pelajaran Matematika Kelas IX

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR MATERI

3.1 Menjelaskan dan

melakukan operasi

bilangan berpangkat,

bilangan rasional dan

bentuk akar dan sifat-

sifatnya

4.1 Menjelaskan masalah

yang berkaitan dengan

sifat-sifat operasi

bilangan berpangkat bulat

dan bentuk akar

Bilangan Berpangkat

dan Bentuk Akar

3.2 Menjelaskan

persamaan kuadrat dan

karakteristiknya

berdasarkan akar-akarnya

serta cara

penyelesaiannya

4.2 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan persamaan

kuadrat

Persamaan Kuadrat

1. Pemfaktoran

persamaan kuadrat

2. Penyelesaian

persamaan kuadrat

3.3 Menjelaskan fungsi

kuadrat dengan

menggunakan tabel,

persamaan, dan grafik

4.3 Menyajikan fungsi

kuadrat menggunakan

tabel, persamaan, dan

grafik

Fungsi Kuadrat

1. Memahami fungsi

kuadrat

2. Sifat-sifat fungsi

kuadrat

3. Nilai maksimum

dan minimum

3.4 Menjelaskan

hubungan antara koefisien

dan diskriminan fungsi

kuadrat dengan grafiknya

4.4 Menyajikan dan

menyelesaikan masalah

kontekstual dengan

menggunakan sifat-sifat

fungsi kuadrat

3.5 Menjelaskan

transformasi geometri

(refleksi, translasi, rotasi,

dan dilatasi) yang

dihubungkan dengan

masalah kontekstual

4.5 Menyelesaikan

masalah kontekstual yang

berkaitan dengan

transformasi geometri

(refleksi, translasi, rotasi,

dan dilatasi)

Transformasi

1. Translasi

2. Refleksi

3. Rotasi

4. Dilatasi

3.6 Menjelaskan dan

menentukan

kesebangunan dan

4.6 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan kesebangunan dan

Kesebangunan dan

Kekongruenan Dua

Bangun Datar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

36

kekongruenan antar

bangun datar

kekongruenan antar

bangun datar

3.7 Membuat generalisasi

luas permukaan dan

volume berbagai bangun

ruang sisi lengkung

(tabung, kerucut, dan

bola)

4.7 Menyelesaikan

masalah kontekstual yang

berkaitan dengan luas

permukaan dan volume

berbagai bangun ruang

sisi lengkung (tabung,

kerucut, dan bola), serta

gabungan beberapa

bangun ruang sisi

lengkung

Bangun Ruang Sisi

Lengkung

1. Menentukan luas

permukaan

2. Menentukan

volume

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

37

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian oleh Yulia Rahmawati dan Melvi Muchlian (2019)

Penelitian yang dilakukan oleh Yulia adalah penelitian yang berjudul

Eksplorasi Etnomatematika Rumah Gadang Minangkabau Sumatera

Barat. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat

unsur matematika yang digunakan dalam aktivitas membuat rumah

gadang minangkabau. Masyarakat Minangkabau telah menerapkan

konsep matematika tanpa mempelajari teori-teori terlebih dahulu.

Terbukti juga terdapat aktivitas membuat rancangan pembangunan

rumah gadang dan aktivitas membuat pola ukiran pada motif ukuran

dinding rumah gadang. Aktivitas-aktivitas tersebut termasuk ke dalam

aktivitas fundamental matematika yang ada di masyarakat

Minangkabau.

2. Penelitian oleh Arum Purba Sulistyani (2019)

Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyani adalah penelitian yang

berjudul Eksplorasi Etnomatematika Rumah Adat Joglo Tulungagung.

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa unsur-unsur

bangunan seperti tiang, pintu, dan atap dari Rumah Adat Joglo

Tulungagung memuat konsep geometri yakni bangun datar, bangun

ruang, kesebangunan, kekongruenan, Pythagoras, transformasi geometri

yang dapat diimplementasikan sebagai media pembelajaran.

3. Penelitian oleh Rita Asiah (2016)

Penelitian yang dilakukan oleh Asiah adalah penelitian yang berjudul

Efektivitas Pendekatan Kontekstual Ditinjau dari Pemahaman Konsep

Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Tri Sukses Natar

Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016). Dari

penelitian yang dilakukan ini didapatkan hasil bahwa pendekatan

kontekstual efektif untuk digunakan ditinjau dari pemahaman konsep

matematis siswa kelas VIII SMP Tri Sukses Natar Lampung Selatan

tahun pelajaran 2015/2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

38

C. Kerangka Berpikir

Rumah tradisional adalah rumah hunian yang dibangun secara turun

temurun dari suatu kebudayaan tertentu dan beberapa diantaranya

mengalami sedikit perubahan. Setiap rumah tradisional di Indonesia

memiliki kekhasan tersendiri dengan fungsi yang berbeda-beda. Di Provinsi

Lampung, rumah tradisional juga digunakan sebagai rumah tinggal

masyarakat Lampung.

Rumah tradisional Lampung atau sering dikenal dengan lamban atau

nuwow memiliki beberapa bagian yang dilihat dari sudut pandang depan ke

belakang, kiri ke kanan, dan bawah ke atas. Bagian depan ke belakang

meliputi tengahbah, garang hadap, beranda/ambin, lapang luar, lapang

lom, tengah resi, dapur/pawon, dan lainnya. Sementara dari kiri ke kanan

terdapat kebik. Lalu dari bawah ke atas meliputi bah lamban, lantai/resi,

panggar, dan kekopni nuwow. Bagian dan ruangan yang ada pada rumah

tradisional memiliki makna simbolik tersendiri bagi masyarakat Lampung.

Sementara itu, beberapa bagian dan ruangan pada rumah tradisional memuat

bentuk geometris dan non geometris.

Gambar 2.28 Kerangka Berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif mengingat tujuan dari

ini penelitian ini adalah mengetahui aktivitas fundamental matematika dan

filosofi yang terkandung dalam rumah tradisional Lampung masyarakat

Pepadun serta menganalisis konsep matematika pada rumah tradisional

Lampung masyarakat Pepadun dan implementasinya dalam pembelajaran

matematika. Sugiyono (2014:1) mengungkapkan bahwa metode kualitatif

digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah (sebagai lawan dari

eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen utama, teknik pengumpulan

data dilakukan dengan triangulasi, analisis data yang bersifat induktif, dan

hasil penelitian yang lebih menekankan makna dibandingkan generalisasi.

Metode ini juga disebut sebagai metode etnografi karena lebih banyak

digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya di awal

kemunculannya. Maka dari itu, peneliti menggunakan jenis penelitian

kualitatif agar hasil penelitian yang diperoleh dapat teranalisis dengan baik.

B. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah Bapak Cholid Ismail Balaw, Ibu

Tuan, dan Bapak Billy Hermansyah selaku perwakilan kelompok

masyarakat Pepadun di Lampung serta Ibu Eko Wahyuningsih dan Bapak I

Made Giri Gunadi selaku Pamong Budaya Madya Museum Negeri

Lampung. Subjek pada penelitian kualitatif merupakan narasumber yang

dipilih dengan pertimbangan bahwa orang-orang tersebut memiliki

pemahaman tentang sejarah, filosofi, dan unsur-unsur pada rumah

tradisional Lampung yang bisa dikaji dalam etnomatematika.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan digunakan adalah rumah tradisional

Lampung masyarakat Pepadun yaitu: 1) Rumah Tradisional Lampung

Masyarakat Pepadun “Jajar Intan” yang beralamat di Jalan Putri Balau No.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

40

30, Kedamaian, Kec. Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung,

Lampung; 2) Rumah Tradisional Lampung Masyarakat Pepadun “Ginting

Kuning” yang beralamat di Jalan Hayam Wuruk No. 11, Kedamaian, Kec.

Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung, Lampung; dan 3) Rumah

Tradisional Lampung Masyarakat Sebatin “Lamban Pesagi” di Museum

Negeri Lampung yang beralamat di Jalan ZA Pagar Alam No.64 Bandar

Lampung, Lampung sebagai pembanding.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2020

sampai bulan Juni 2021 dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

3.1 Waktu Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2014: 63) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif

pengumpulan data dilakukan dengan kondisi yang alamiah, sumber data

primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada wawancara

mendalam, observasi, dan dokumentasi. Maka dari itu, teknik pengumpulan

data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi yang

terdiri dari wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi.

Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi mengenai

sejarah rumah tradisional Lampung khususnya kelompok masyarakat

Pepadun serta makna filosofisnya berdasarkan sudut pandang pamong

budaya madya Museum Negeri Lampung dan perwakilan kelompok

masyarakat Pepadun yang masih tinggal di rumah tradisional Lampung.

Wawancara ini dilakukan menggunakan pedoman wawancara yang dibuat

sebagai acuan ketika melakukan kegiatan wawancara namun sangat

dimungkinkan adanya pertanyaan tambahan dalam pelaksanaannya.

Observasi lapangan dilakukan guna memahami konteks data

sehingga diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh, melihat hal-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

41

hal yang kurang atau tidak diamati orang lain atau tidak diungkapkan oleh

narasumber dalam wawancara, dan menemukan hal-hal di luar persepsi

narasumber. Peneliti melakukan observasi dengan berpedoman pada

pendekatan etnografi. Pendekatan etnografi merupakan pendekatan ilmu

yang menggambarkan tentang kebudayaan suku-suku bangsa. Data yang

diperoleh berupa foto rumah tradisional dan informasi berupa fakta-fakta

lainnya yang berkaitan dengan rumah tradisional Lampung masyarakat

Pepadun.

Selain itu, teknik pengumpulan data dokumentasi dibagi menjadi

tiga bentuk yakni tulisan, gambar, dan karya. Dokumen berbentuk tulisan

misalnya literatur berupa catatan atau buku pegangan tentang rumah

tradisional Lampung. Dokumen berbentuk gambar misalnya foto atau

sketsa/rancang bangun rumah tradisional Lampung. Dokumen berbentuk

karya misalnya karya seni yang ada pada rumah tradisional Lampung.

Tujuan dari kegiatan dokumentasi ialah guna memperoleh data sekunder

pada rumah tradisional Lampung.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka peneliti berperan

sebagai instrumen utama. Sugiyono (2014: 60) mengatakan bahwa peneliti

sebagai instrumen utama menetapkan fokus penelitian, memilih narasumber

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,

menganalisis data, menafsirkan data, dan menarik kesimpulan. Sedangkan

instrumen lain yang digunakan adalah pedoman wawancara, lembar

observasi dan dokumentasi, serta gawai untuk merekam suara atau

mengambil gambar. Pedoman wawancara yang digunakan berisi beberapa

butir pertanyaan yang menjadi acuan untuk memperoleh informasi atau data

yang diperlukan. Lembar observasi berisi acuan pengamatan yang akan

dilakukan saat pengambilan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

42

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian akan dianalisis. Teknik analisis

data dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data. Triangulasi sumber

data dilakukan berdasarkan teknik analisis data interaktif mengikuti konsep

Miles and Huberman (1994) dalam Sugiyono (2014: 92-99), yang berupa

tiga langkah yakni tahap reduksi data, penampilan data, dan penarikan

kesimpulan.

Reduksi data (data reduction) dilakukan dengan mereduksi data atau

merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan hal-hal yang penting,

mencari tema dan pola yang diperoleh dari observasi lapangan, wawancara,

dan dokumentasi. Peneliti memfokuskan pada aktivitas fundamental serta

makna filosofis yang terkandung pada rumah tradisional Lampung

masyarakat Pepadun, konsep matematika topik bangun ruang sisi datar pada

rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun, dan implementasi konsep

matematika topik bangun ruang sisi datar tersebut pada pembelajaran

matematika SMP kelas VIII.

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian

data (data display). Dalam penelitian kualitatif penyajian data dilakukan

dalam bentuk narasi deskriptif, bagan, hubungan antar kategori, dan

sebagainya. Peneliti mendeskripsikan data yang sudah direduksi dari hasil

observasi lapangan yang dapat dikaitkan dengan hasil dokumentasi dan

menjabarkan transkrip wawancara yang diperoleh dari beberapa

narasumber. Selanjutnya, penarikan kesimpulan (conclusions drawing)

dilakukan dengan verifikasi data yang diperoleh dan telah dianalisis.

Peneliti akan menarik kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah dan

tujuan dari penelitian. Pada tahap ini akan diketahui hasil analisis yang

diperoleh terkait aktivitas fundamental matematika dan filosofi apa saja

yang terkandung dalam rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun.

Selain itu, akan diketahui pula terkait konsep matematika apa saja yang ada

pada rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun dan

implementasinya dalam pembelajaran matematika SMP kelas VIII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

43

Gambar 3.2 Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

(dalam Sugiyono, 2014: 92)

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan

yang peneliti lakukan diantaranya tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,

dan tahap penyelesaian. Tahap perencanaan meliputi penyusunan dan

pengajuan proposal penelitian, mengurus perijinan penelitian ke Kantor

Museum Nasional Lampung dan pemilik rumah tradisional Lampung

masyarakat Pepadun, serta penyusunan instrumen pengumpulan data.

Selanjutnya dilakukan tahap pelaksanaan yang dilakukan langsung

oleh peneliti. Pada tahap ini peneliti akan melaksanakan penelitian sesuai

dengan yang telah direncanakan. Peneliti melakukan pengambilan data

dengan wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi kepada Pamong

Budaya Madya Museum Nasional Lampung dan perwakilan kelompok

masyarakat Pepadun yang masih tinggal di rumah tradisional Lampung.

Dokumentasi untuk kelengkapan data penelitian yang akan dilakukan

berupa pengambilan gambar saat pelaksanaan wawancara; bagian-bagian

rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun; dokumen yang

diperlihatkan; sketsa atau rancang bangun rumah tradisional Lampung

masyarakat Pepadun; dan perekaman suara saat pelaksanaan wawancara.

Tahap selanjutnya adalah tahap penyelesaian yang berupa proses

analisis data dan penyusunan laporan penelitian. Selain sebagai teknik

pengumpulan data, triangulasi merupakan salah satu teknik menguji

Data Collection

Data Display

Data Reduction

Conclusions

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

44

kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai

sumber data. Proses analisis data dilakukan mulai dari reduksi data,

penampilan data, dan penyimpulan data. Data yang telah diperoleh selama

pelaksanaan penelitian dan dianalisis kemudian disusun dalam laporan

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Tahap awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian

di lapangan ialah tahap persiapan. Tahap persiapan ini meliputi persiapan

secara matang baik materi maupun komunikasi dari peneliti, pembuatan

instrumen lain penelitian, pengajuan surat izin untuk melaksanakan

penelitian, dan penyerahan surat izin kepada subjek penelitian. Peneliti

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menunjang peneliti

dalam mengumpulkan data di lapangan.

Hal utama yang perlu dipersiapkan adalah instrumen penelitian.

Yang pertama adalah persiapan secara matang dari peneliti sendiri sebagai

instrumen utama penelitian. Selanjutnya persiapan instrumen lain penelitian

seperti pedoman wawancara serta lembar observasi dan dokumentasi.

Pedoman wawancara berisi beberapa pertanyaan untuk memperoleh

informasi terkait rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun. Lembar

observasi dan dokumentasi berisi beberapa aspek yang menjadi pengamatan

terkait rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun yang digunakan

untuk melengkapi hasil wawancara. Setelah peneliti mendiskusikan

pedoman wawancara serta lembar obervasi dan dokumentasi tersebut

bersama dosen pembimbing kemudian instrumen tersebut diperiksa kembali

oleh dosen ahli. Jika ada yang kurang sesuai dengan tujuan penelitian yang

ingin dicapai maka akan dilakukan perbaikan instrumen. Setelah melalui

proses perbaikan dan disetujui oleh dosen ahli maka peneliti dapat

menggunakan instrumen penelitian untuk pengumpulan data di lapangan.

Tahap persiapan berikutnya adalah pengajuan surat permohonan

izin untuk melaksanakan penelitian dan pengambilan data. Peneliti

menghubungi sekretariat jurusan untuk mendapatkan surat izin. Ada pun

pengajuan surat izin tersebut memerlukan data yang perlu diberikan kepada

sekretariat jurusan seperti nama lengkap peneliti, nomor induk mahasiswa

(NIM), program studi, jurusan, semester yang sedang ditempuh, judul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

46

penelitian, waktu penelitian, instansi atau tujuan penelitian, serta alamat dan

tempat penelitian. Setelah memberikan data tersebut peneliti mendapatkan

surat permohonan izin penelitian dan pengambilan data dalam waktu kurang

lebih tiga hari.

Setelah mendapatkan surat permohonan izin penelitian dan

pengambilan data dari jurusan, peneliti menyerahkan surat tersebut ke

instansi atau tempat tujuan penelitian yaitu Museum Negeri Lampung,

Rumah Tradisional “Jajar Intan”, dan Rumah Tradisional “Ginting

Kuning”. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam

pengambilan subjek dan objek penelitian. Sugiyono (2014: 122)

mengungkapkan bahwa purposive sampling merupakan teknik

pengambilan sampel untuk sumber data dengan suatu pertimbangan

tertentu. Maka instansi atau tempat tujuan penelitian tersebut dipilih peneliti

dengan pertimbangan dapat digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.

Surat tersebut peneliti serahkan secara langsung ke bagian

pelayanan di Museum Negeri Lampung untuk dapat diteruskan kepada

Bapak Budi Supriyanto, S. Sos., M. Hum., selaku Kepala UPTD Museum

Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”. Diperlukan waktu kurang lebih

satu minggu untuk mendapatkan konfirmasi penelitian. Setelah mendapat

konfirmasi persetujuan dari Bapak Budi, peneliti dipersilakan untuk

melaksanakan penelitian dan pengambilan data dengan Bapak I Made Giri

Gunadi dan Ibu Eko Wahyuningsih selaku Pamong Budaya Madya Musum

Negeri Provinsi Lampung. Sementara itu, waktu penelitian dan

pengambilan data di Rumah Tradisional “Jajar Intan” dan Rumah

Tradisional “Ginting Kuning” dapat dilakukan menyesuaikan jadwal

pengelola atau pemilik rumah sebagai subjek penelitian. Peneliti

melaksanakan penelitian dan pengambilan data di lapangan pada tanggal 8

Maret 2021 sampai 28 Maret 2021.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

47

B. Analisis Data

Terdapat tiga data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Data wawancara diperoleh dari Bapak I Made Giri Gunadi dan Ibu Eko

Wahyuningsih selaku Pamong Budaya Madya Museum Negeri Lampung,

Bapak Cholid Ismail Balaw gelar Suttan Praja Kelana selaku pemilik rumah

tradisional Lampung “Jajar Intan”, Ibu Tuan dan Bapak Billy Hermansyah

selaku pemilik dan pengelola rumah tradisional Lampung “Ginting

Kuning”.

Data hasil observasi diperoleh dari pengamatan maupun pengukuran

secara langsung di Lamban Pesagi Museum Lampung, rumah tradisional

Lampung “Jajar Intan”, dan rumah tradisional Lampung “Ginting Kuning”.

Data hasil dokumentasi diperoleh dari studi pustaka dan dokumen arsitektur

rancang bangun dari Museum Lampung dan rumah tradisional Lampung

“Jajar Intan”. Berikut analisis data pada penelitian ini:

1. Reduksi data

a. Wawancara

Tabel 4.1 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai

Sejarah Rumah Tradisional Lampung

P Bagaimana sejarah keseluruhan dari rumah tradisional

Lampung?

N1

Rumah tradisional Lampung pada umumnya baik sebatin

maupun pepadun itu adalah bentuk rumah panggung. Bentuk

rumah panggung ini berkaitan dengan keadaan geografis

masyarakat yang hidup di daerah cincin api jadi zona bahaya

gempa. Karena dari pengalamannya rumah panggung ini

aman untuk gempa. Kedua, dari lingkungan masyarakat di

Lampung itu lingkungannya masih ada binatang-binatang

buas sehingga lebih aman dengan rumah panggung ini.

N2

Nah secara umumnya rumah tradisional yang ada di

Lampung itu bisa kita bagi dari daerahnya misalnya rumah

tradisional yang ada di daerah peminggir atau di orang-orang

sebatin dan juga daerah pedalaman atau pepadun. Pada

umumnya sejarah rumah ini kalau kita lihat mulai

peletakkannya kalau yang awal itu biasanya di sepanjang

sungai, Mbak, mengikuti sungai dari hulu sampai ke hilir.

N3

Ya kan dari zaman dulu udah memang tinggi kayak gini ya.

Kalau zaman dulu itu kan lagi banyak hutannya kan ya jadi

banyak binatang buas otomatis bikin rumahnya tinggi. Untuk

menghindari dari adanya binatang buas kan gitu.

N5 Kalau sebatas hanya yang diketahui itu rumah tradisional itu

beda sama rumah adat. Kalau rumah tradisional itu ada sekat

untuk bilik kamar tapi kalau rumah adat itu tidak ada sekat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

48

Kalau rumah tempat tinggal buat orang Lampung itu seperti

biasanya rumahnya panggung dan terbuat dari papan jarang

material yang beton. Fungsi dari itu ya karena mereka

seringkali berpindah-pindah kebanyakan mereka bertempat

tinggal bersebelahan dengan kali dan mencegah dari

binatang buas.

Lampung mulai berpisah dari Sumatera Selatan pada tahun

1964. Maka dari itu, rancang bangun rumah tradisional

Lampung beberapa dipengaruhi oleh dari teknologi rancang

bangun masyarakat Meranjat di Palembang, Sumatera Selatan.

Dilihat dari kondisi geografisnya, Lampung berada di sebelah

barat berbatasan dengan Samudra Hindia, sebelah timur dengan

Laut Jawa, di sebelah utara berbatasan dengan Sumatera Selatan,

dan di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda. Kondisi

tersebut juga membuat daerah Lampung sebagai daerah cincin

api yang rawan gempa. Hal ini membuat pemukiman masyarakat

Lampung berada di daerah pesisir pantai dan pedalaman hutan.

Berdasarkan kondisi tersebut masyarakat Lampung terbagi

menjadi dua kelompok masyarakat yakni: 1) masyarakat

peminggir atau sebatin dan 2) masyarakat pedalaman atau

pepadun. Rumah tradisional digunakan masyarakat untuk

tempat hunian. Masyarakat sebatin yang terletak di pesisir pantai

biasa menyebut rumah tradisional sebagai Lambahan atau

Lamban dalam bahasa Lampung. Sedangkan masyarakat

pepadun yang terletak di pedalaman atau pinggir sungai biasa

menyebut rumah tradisional sebagai Nuwow dalam bahasa

Lampung. Lamban dan Nuwow tidak memiliki perbedaan yang

jauh hanya terletak pada pembagian ruangan dimana Nuwow,

rumah masyarakat Pepadun lebih kompleks. Masyarakat

Lampung mendirikan hunian tempat tinggal menyesuaikan

kondisi geografis di daerahnya seperti untuk menghindari banjir,

mengatasi gempa, dan menghindari binatang buas maka rumah

tradisional Lampung berbentuk rumah panggung. Pada awalnya

pemukiman rumah tradisional masyarakat Lampung didirikan di

sepanjang sungai atau pesisir pantai. Namun seiring masuknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

49

zaman kolonial maka pemukiman masyarakat Lampung pun

menyesuaikan diri dengan mendirikan rumah di sepanjang

pinggir jalan aspal. Rumah tradisional berbeda dengan rumah

adat. Rumah tradisional adalah rumah hunian yang berbentuk

panggung dan memiliki sekat untuk ruangan-ruangan.

Sedangkan rumah adat adalah rumah yang digunakan untuk

upacara adat atau musyawarah adat (dalam bahasa Lampung:

begawi adat) dan tidak memiliki sekat. Sementara itu di daerah

Wisata Budaya Kedamaian tempat rumah tradisional Lampung

“Jajar Intan” dan rumah tradisional Lampung “Ginting Kuning”

merupakan daerah perkampungan masyarakat Pepadun. Dahulu

kala daerah ini merupakan hutan dan aliran sungai dan dibuka

oleh tiga orang Pepadun tertua yang merupakan panglima perang

(dalam bahasa Lampung: sulan derango) Ratu Balaw. Nama

ketiga orang tersebut adalah Suttan Ibu, Suttan Ngakukahan, dan

Suttan Unjunan. Nama rumah tradisional Lampung “Jajar Intan”

merupakan nama yang unik dan pemberian dari orang tua Bapak

Cholid Ismail Balaw sebagai suatu warisan. Sementara itu, nama

rumah tradisional Lampung “Ginting Kuning” berasal dari

mayoritas corak pada rumah ini berupa bunga ginting yang

berwarna kuning.

Tabel 4.2 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai

Bagian-Bagian pada Rumah Tradisional Lampung dan Fungsinya

P Apa saja bagian-bagian yang terdapat pada rumah tradisional

Lampung?

N1

Kemudian rumah panggung ini pada umumnya terbagi

menjadi 3: bagian bawah, bagian badan, dan bagian atap.

Bagian bawah ini biasanya untuk menaruh berbagai hal

seperti kayu bakar bahkan ternak, dan lain. Bagian badan

sebagai tempat hunian masyarakat.

N2

Memang di Lampung kental dengan agama Islam namun

juga mengusung kepercayaan Hindu-Buddha. Bagian bah

lamban, tengah resi, dan atap itu seperti pembagian candi

Borobudur. Kamadatu sesuatu yang tidak lazim untuk dilihat

ada di bagian bawah. Rupadatu adalah dunia kita beraktivitas

dan bersosialisai. Arupadatu adalah sesuatu yang tidak bisa

kita bayangkan dengan sempurna karena itu milik Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

50

N3 Ya ada bah lamban, terus depan untuk ruang tamu. Terus itu

ruang tengah. Kalau yang di atas itu kan penaku.

Tabel 4.3 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai

Ruangan-Ruangan pada Rumah Tradisional Lampung dan Fungsinya

P Terdapat ruangan apa saja yang ada pada rumah tradisional

Lampung dan bagaimana fungsinya?

N1 Lamban Pesagi itu kalau di tengah kan inti baru terbagi

menjadi ruang tidur ada 2 (orang tua dan anak gadis), ruang

terbuka (bisa untuk tidur anak laki-laki), dan dapur.

N3

Ada dua bilik di Ginting Kuning ini untuk yang tua, untuk

anak gadis, terus dapur, dan ruang untuk solat. Nah kalau kita

kumpul mau yasinan atau arisan, kumpulin orang-orangnya

di ambin ini. Kalau ruang tengah untuk pertemuan keluarga

inti. Kalau penaku itu untuk penyimpanan alat-alat untuk

pertanian kayak lumbung, tikar, dan barang-barang lain.

N4

Di Jajar Intan ini, tangga yang sana itu untuk tamu orang

luar. Ini yang kita sekarang ruang tamu untuk menerima

tamu. Ada itu lapang agung adalah ruang yang terhormat

biasanya untuk pertemuan kepala-kepala adat dan

musyawarah adat. Ada bilik atau kamar ya, juga ada dapur.

Kalau rumah ini ada 3 kamar. Satu untuk kamar biangnya lah

ya kemudian dua kamar untuk kamar anak. Satu untuk kamar

gadis dan satu untuk kamar laki-laki

N5

Pertama, rumah tradisional Lampung itu bilik di depannya

untuk orang tua atau anak laki-laki tertua. Baru setelah itu,

di belakangnya lagi kamar anak perempuan, di belakang ada

dapur, gudang kecil untuk penyimpanan hasil panen, ada

juga yang buat jemur di paling belakang sendiri itu garang

namanya.

Terdapat tiga bagian utama pada rumah tradisional Lampung

yakni: 1) bagian bawah rumah (dalam bahasa Lampung: bah

lamban); 2) tengah atau inti rumah; dan 3) atas atau bubungan

rumah. Bagian bawah terdiri dari tiang-tiang penyangga yang

berfungsi untuk memelihara hewan ternak, menyimpan kayu

bakar, menghindari banjir, dan menghindari binatang buas.

Zaman dahulu tiang-tiang penyangga terbuat dari material kayu

yang berdiameter besar dengan tujuan dapat menopang

bangunan rumah. Namun karena keterbatasan bahan baku

tersebut maka tiang-tiang penyangga sudah mulai digantikan

menjadi material semen atau beton. Bagian tengah atau inti

rumah terdiri dari beberapa ruangan. Dimulai dari depan ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

51

belakang, terdapat teras atau serambi rumah (dalam bahasa

Lampung: ambin) difungsikan untuk menerima tamu luar dan

tempat musyawarah mufakat (dalam bahasa Lampung:

merwatin). Ambin berhubungan langsung dengan tangga (dalam

bahasa Lampung: ijan) dan memiliki pagar kayu yang biasa

disebut andang-andang. Ambin pada rumah tradisional

Lampung ada dua macam yaitu sejajar dan bertingkat.

Selanjutnya, terdapat ruang tengah (dalam bahasa Lampung:

lapang lom) yang berfungsi sebagai tempat untuk beraktivitas

dan bersosialisasi seperti: menerima tamu yang kehormatannya

lebih tinggi, kumpul keluarga, dan merwatin. Lapang lom di

setiap rumah memiliki nama yang berbeda, seperti di rumah

tradisional Lampung “Jajar Intan” dinamakan lapang agung

untuk tempat bermusyawarah para kepala adat atau tamu yang

sangat dihormati. Selain itu, ada tempat untuk musyawarah

kaum wanita dinamakan tengah resi. Kemudian, bagian inti

rumah yang bersekat terdapat bilik atau kamar (dalam bahasa

Lampung: kebik) yang berfungsi sebagai tempat tidur anggota

keluarga. Kebik ini pun terdapat pembagian khusus kebik

pertama digunakan untuk anak laki-laki tertua, kebik kedua

digunakan untuk orang tua, dan kebik ketiga digunakan untuk

anak gadis. Pada rumah tradisional Lampung “Jajar Intan”

terdapat tiga kebik yang dinamakan kebik perumpu, kebik

tengah, dan kebik rangok. Sedangkan pada Lamban Pesagi di

Museum Lampung dan rumah tradisional Lampung “Ginting

Kuning” hanya terdapat dua kebik yakni kebik orang tua dan

kebik anak gadis. Pada bagian belakang rumah terdapat dapur

dan tempat mencuci. Dapur atau pawon merupakan tempat

untuk memasak dan menyimpan persediaan makanan. Selain itu,

di dapur juga terdapat penaku yang difungsikan untuk

menyimpan peralatan pertanian seperti tikar, lumbung, peralatan

masak, dan sebagainya. Di belakang dapur terdapat tempat untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

52

mencuci piring atau pakaian yang disebut gaghang. Lantai

gaghang pada rumah tradisional Lampung terbuat dari bambu

bulat yang dipecah dan dipotong saat waktu tertentu.

Penggunaan bambu pada lantai agar tahan air dan menyalurkan

air langsung ke bawah atau tanah. Namun, beberapa rumah ingin

memangkas biaya pembangunan rumah dengan cara

menyederhanakan pembuatan tempat mencuci seperti halnya

rumah tradisional Lampung “Ginting Kuning” yang tidak

memiliki gaghang. Bagian selanjutnya adalah atas rumah. Atas

rumah terdiri dari tempat untuk menyimpan pusaka (dalam

bahasa Lampung: pemanohan) dan atap atau bubungan rumah

(dalam bahasa Lampung: kekopni lamban). Pemanohan yang

disimpan biasanya berupa keris, alat musik, buku kulit kayu,

atau barang-barang tua yang berharga lainnya. Pada beberapa

rumah tradisional juga terdapat ruangan khusus untuk beribadah

atau sholat. Alat dan bahan baku yang biasanya digunakan untuk

membangun rumah tradisional Lampung adalah kayu Merbau,

kayu Meranti, atau kayu Tenan, bambu Betung, pasak kayu, tali

rotan, alang-alang, dan ijuk. Bahan yang telah diperoleh tersebut

kemudian diawetkan secara alami dengan perendaman di kolam

atau air, pengeringan atau penjemuran, dan pemberian oli.

Namun seiring perkembangan zaman sekarang ini, beberapa

bahan baku sulit untuk dicari sehingga masyarakat menyiasati

dengan mengganti bahan baku tersebut. Pasak kayu dan tali

rotan untuk mengikat kayu-kayu diganti dengan paku. Kayu

tiang penyangga diganti dengan pondasi semen beton.

Tabel 4.4 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai

Aturan Pembuatan Rumah Tradisional Lampung

P Apakah ada aturan khusus dalam membangun rumah

tradisional Lampung?

N1 Arah mata angin yaitu ventilasi mengarah ke sinar matahari

pada umumnya namun tidak mutlak.

N3 Ada dua bilik di Ginting Kuning ini untuk yang tua, untuk

anak gadis, terus dapur, dan ruang untuk solat. Nah kalau kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

53

kumpul mau yasinan atau arisan, kumpulin orang-orangnya

di ambin ini. Kalau ruang tengah untuk pertemuan keluarga

inti. Kalau penaku itu untuk penyimpanan alat-alat untuk

pertanian kayak lumbung, tikar, dan barang-barang lain.

N4

Di Jajar Intan ini, tangga yang sana itu untuk tamu orang

luar. Ini yang kita sekarang ruang tamu untuk menerima

tamu. Ada itu lapang agung adalah ruang yang terhormat

biasanya untuk pertemuan kepala-kepala adat dan

musyawarah adat. Ada bilik atau kamar ya, juga ada dapur.

Kalau rumah ini ada 3 kamar. Satu untuk kamar biangnya lah

ya kemudian dua kamar untuk kamar anak. Satu untuk kamar

gadis dan satu untuk kamar laki-laki

N5

Pertama, rumah tradisional Lampung itu bilik di depannya

untuk orang tua atau anak laki-laki tertua. Baru setelah itu,

di belakangnya lagi kamar anak perempuan, di belakang ada

dapur, gudang kecil untuk penyimpanan hasil panen, ada

juga yang buat jemur di paling belakang sendiri itu garang

namanya.

Ada berbagai aturan dalam membangun rumah tradisional

Lampung. Aturan umum dalam membangun rumah tradisional

adalah penentuan arah mata angin untuk ventilasi udara dan

pencahayaan sinar matahari. Selain itu, aturan umum lainnya

adalah untuk menyediakan pangan berupa kelapa dan pisang

untuk para tukang yang membangun. Beberapa aturan dalam

pembangunan rumah tradisional Lampung zaman dahulu sudah

berbeda dengan zaman modern. Hal ini dikarenakan

keterbatasan berbagai macam hal yang pada zaman modern ini

sulit untuk dilakukan, seperti pemilihan bahan baku. Aturan

khusus memilih bahan baku yang berupa kayu, bambu, rotan,

alang-alang, dan ijuk harus yang berusia tua dan dipotong di

waktu tertentu agar memiliki kualitas baik dan tahan lama.

Namun demikian, mencari bahan baku alam terutama kayu dan

bambu yang sesuai saat ini sulit ditemukan. Kayu yang

berdiameter besar dan dimanfaatkan salah satunya sebagai tiang

penyangga mulai digantikan dengan material semen beton yang

mudah didapatkan. Aturan khusus lainnya dalam membangun

rumah tradisional adalah bentuk rumah panggung. Beberapa

masyarakat ada yang menerapkan aturan khusus dalam

pembuatan tangga dengan filosofi tertentu. Ada rumah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

54

menerapkan aturan peletakkan tangga harus di sebelah kiri

dengan makna untuk menganankan atau menghormati pemilik

rumah. Selain itu, pada pembuatan anak tangga ada yang

berpendapat jumlahnya harus ganjil menyesuaikan ciri khas

daerah atau marga (dalam bahasa Lampung: hulun) masing-

masing, misalnya Hulun Abung Siwo Mergo (dalam bahasa

Indonesia: Marga Abung Sembilan Marga). Hulun Abung Siwo

Mergo menerapkan sesuatu berdasarkan jumlah hitungan

sembilan, seperti jumlah anak tangga, jumlah tiang penyangga,

dan pucuk pada siger (mahkota pengantin wanita Lampung).

Dengan makna jika ganjil maka menyesatkan yang ingin berbuat

jahat. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa anak tangga

mengikuti “tanggal tunggu tanggal tunggu…” artinya hitungan

anak tangga genap. Namun demikian, pembuatan tangga juga

menyesuaikan ketinggian tiang penyangga, dari tanah sampai

lantai rumah. Kemudian aturan berikutnya terletak pada

pemakaian motif atau ragam hias yang tidak menyalahi hias ciri

khas motif atau ragam dari daerah atau marga lain di Lampung.

Rumah tradisional Lampung memiliki beberapa ciri khusus,

yakni: 1) bentuknya yang berupa rumah panggung segiempat

atau memanjang; 2) adanya tangga di depan rumah; 3) beberapa

rumah terdapat paguk yang berbentuk seperti belalai gajah; 4)

terdapat culuk langit; 5) resplang ujung atap memiliki motif atau

ukiran; 6) terdapat simbol siger; 7) terdapat sepasang payung di

gerbang depan; dan 8) tidak banyak memiliki kursi atau sofa.

Paguk yang terletak di antara tiang vertikal dan horizontal di atas

rumah menunjukkan kewibawaan atau keperkasaan si pemilik

rumah. Pada rumah tradisional Lampung “Ginting Kuning”

zaman dahulu dan rumah tradisional Lampung “Jajar Intan” juga

memiliki ciri khas yakni sepasang kepala menjangan yang

diawetkan dan diletakkan di atas pintu masuk rumah. Sama

halnya dengan paguk, kepala menjangan ini pun menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

55

keberanian atau keperkasaan si pemilik rumah. Namun

demikian, tidak setiap rumah tradisional Lampung memiliki

kepala menjangan dan paguk. Culuk langit dan sepasang payung

menandakan bahwa si pemilik rumah adalah penyimbang adat

atau Suttan. Pada rumah tradisional Lampung jarang dijumpai

kursi atau sofa untuk duduk melainkan menggunakan alas tikar.

Hal ini bermakna bahwa pemakaian tikar untuk menunjukkan

kesamarataan derajat atau kehormatan saat berkumpul. Namun,

untuk membedakan yang derajat yang tidak terlalu signifikan

maka seorang yang menyandang gelar duduk beralaskan bantal.

Tiga bagian utama rumah tradisional Lampung mengikuti

kepercayaan Hindu-Buddha, seperti bangunan Candi

Borobudur. Bagian bah lamban menyerupai kamadatu yakni

melambangkan dunia bawah atau kaki rumah yang tidak lazim

untuk dilihat. Bagian tengah atau inti rumah menyerupai

rupadatu yakni melambangkan dunia tengah atau badan tempat

bersosialisasi dan beraktivitas. Bagian atas rumah menyerupai

arupadatu yakni melambangkan dunia atas atau kepala dengan

makna sesuatu yang tidak bisa dibayangkan dengan sempurna

karena kesempurnaan hanya milik Tuhan. Dalam proses

mengawali pembuatan rumah juga memerlukan ritual

membangun rumah dengan mengumpulkan tujuh mata air dari

sumber yang berbeda. Hal ini bermakna agar pembangunan

rumah dapat berjalan dengan lancar.

Tabel 4.5 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai

Pembuatan Tangga

P Bagaimana pembuatan tangga yang ada di rumah tradisional

Lampung?

N1 Jumlah tangga ganjil karena keyakinan dan pengalaman.

Kalau ganjil akan menyesatkan yang ingin berbuat jahat.

N2 Jumlah tangganya ganjil biasanya, Mbak. Tapi beberapa ada

yang sudah menyesuaikan tinggi tiang saja.

N3 Kalau Bahasa Lampungnya tanggal tunggu tanggal tunggu,

ujungnya harus ada tunggu. Jadi itungannya genap. Tapi

balik lagi sama kepercayaan tiap orang beda-beda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

56

N5

Pasti menyesuaikan tingkat ketinggian antara tanah bawah

dengan rumah inti. Tapi mungkin masih ada salah satu yang

menggunakan sembilan anak tangga atau ganjil.

Tabel 4.6 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai

Ukuran Tiang Penyangga

P Berapa meter tinggi tiang rumah tradisional Lampung?

N1 Jumlah tangga ganjil karena keyakinan dan pengalaman.

Kalau ganjil akan menyesatkan yang ingin berbuat jahat.

N2 Umumnya antara 1,5 meter sampai 2 meter.

N3 Kalau dulu itu tiangnya 1,5 meter sekian.

N4 2,5 meter sampai 3 meter.

N5

Maksimal 2 meter dari permukaan tanah ke lantai rumah

karena kayu yang masuk ke tanah itu kisaran 40 cm – 50

cm. Diameternya besar kisaran 50 cm ke atas untuk

tiangnya.

Tabel 4.7 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai

Ukuran Luas Bangunan Rumah

P Bagaimana ukuran dan bentuk dalam perencanaan dan

pembuatan rumah tradisional Lampung?

N1 Rumah tradisional Lampung pada umumnya baik sebatin

maupun pepadun itu adalah bentuk rumah panggung.

N3 Ukuran luas bangunan ini kalau nggak salah 18 m × 18 m.

Bentuknya rumah panggung.

N4 Ukuran luas tanah saya ini 3600 m2 dan bangunannya 20 m

× 20 m.

N5 Rumah orang Lampung itu jika modelnya memanjang,

ukurannya 7 m × 14 m atau 8 m × 20 m.

Pada beberapa masyarakat, pembuatan tangga depan rumah

biasanya memperhitungkan jumlah anak tangga ganjil atau

genap. Pengukuran yang dilakukan masyarakat zaman dahulu

menyesuaikan diri sendiri seperti depa, jengkal, langkah, dan

sebagainya. Jika dilihat dari ukuran baku maka beberapa

pengukuran yang ada pada rumah tradisional Lampung sebagai

berikut: tinggi tiang penyangga berkisar antara 1,5 meter sampai

3 meter; diameter tiang penyangga antara 40 cm sampai 50 cm;

tinggi dari lantai rumah ke atap rumah antara 6 meter sampai 7

meter; luas tanah yang beragam yakni antara 400 m2 sampai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

57

3600 m2; bentuk rumah segiempat (dalam bahasa Lampung:

pesagi) memiliki ukuran bangunan antara 18 meter × 18 meter

atau ukuran 20 meter × 20 meter; bentuk rumah memanjang

(dalam bahasa Lampung: mahunyuk’an) memiliki ukuran

bangunan antara 7 meter × 14 meter atau 9 meter × 20 meter;

kebik berukuran 4 meter × 4 meter; dapur dan gudang berukuran

3 meter × 3 meter. Rumah masyarakat biasa memiliki ukuran

yang lebih kecil dibandingkan rumah bangsawan.

Tabel 4.8 Cuplikan Pertanyaan dan Jawaban Narasumber Mengenai

Lokasi Pembuatan Rumah

P Bagaimana masyarakat Lampung mempertimbangkan lokasi

untuk dibuat rumah?

N2

Ini kalau dulu memang perkampungan Lampung kan selalu

di pinggir sungai karena sungai merupakan urat nadi jalan

yang kemudian mereka membuat disana. Namun setelah

mulai kolonial masuk membuat jalan, mereka kan akhirnya

berpindah tempat. Walaupun sampai sekarang juga masih

banyak yang di sepanjang sungai tapi beberapa dari mereka

mulai di pinggir jalan. Lokasi-lokasi itu biasanya sesuai

dengan kepemilikan tanah mereka

N3 Ya kalau itu tergantung dikasihnya orang tua ya. Kalau kita

di perkotaan gini sih ya di pinggir jalan aja udah.

N5 Kalau yang lama itu kebanyakan memang di pinggir kali,

tapi untuk yang modern kan sudah banyak yang di tengah

kota.

Sementara itu, masyarakat Lampung memiliki urutan ketika

ingin membangun rumah tradisional yakni pemilihan dan

persiapan bahan baku, penentuan lokasi, ritual membangun

rumah, membangun rumah, dan ritual sebelum menempati

rumah. Pertama, pengumpulan bahan baku berupa kayu, bambu,

rotan, ijuk, dan alang-alang dapat memakan waktu ± 2 tahun.

Setelah semua bahan terkumpul kemudian bahan baku melalui

proses pengawetan alami dengan perendaman berulang,

penjemuran berulang, dan pemberian oli. Pada bahan baku

bambu untuk lantai gaghang, selain diawetkan tetapi juga

dipecah atau dibelah terlebih dahulu agar plupuh yakni tahan air.

Kedua, menentukan lokasi atau tanah rumah (dalam bahasa

Lampung: wangunan) yang strategis di urat nadi jalan yakni di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

58

pinggir sungai atau di pinggir jalan raya dengan mengikuti arah

mata angin dan sinar matahari. Persiapan lokasi rumah ini

memerlukan waktu ± 1 tahun untuk menebang pohon dan

mematangkan tanah. Namun demikian, ada pun beberapa lokasi

rumah ini telah ditentukan berdasarkan pembagian warisan dari

orang tua. Selanjutnya, ritual atau upacara meliputi ritual untuk

bahan baku, ritual membuka tanah (dalam bahasa Lampung:

ngebebali tanoh), dan ritual pembangunan rumah. Ritual ini

dilakukan dengan mengumpulkan tujuh mata air dari sumber

yang berbeda agar diberikan kelancaran dalam membangun

rumah. Setelah itu dilakukan pengukuran dan perancangan

rumah. Dalam merancang rumah, masyarakat Lampung ada

yang menggunakan arsitektur khusus tetapi juga ada yang

menggunakan arsitektur tradisional. Arsitektur tradisional

adalah orang yang dituakan dan memiliki kepiawaian dalam

mengukur, memasang, membangun rumah serta memanfaatkan

bahan-bahan yang ada disekitar sebagai bahan baku membuat

rumah. Setelah semua persiapan dan perancangan selesai,

dilakukan pembangunan rumah. Diawali dengan pemasangan

pondasi berupa umpak di titik-titik yang akan dipasang tiang

penyangga. Umpak adalah susunan batu bulat yang saling

menopang. Selanjutnya, penancapan tiang-tiang penyangga di

atas umpak. Setelah bah lamban selesai kemudian dilanjutkan

dengan membuat tengah atau inti rumah. Setelah bagian inti

rumah selesai kemudian dilanjutkan dengan pembuatan atas

rumah. Atas rumah ini terdiri dari penaku, pelapon (dalam

bahasa Lampung: panggar), dan atap atau bubungan rumah.

Atap rumah tradisional Lampung memiliki dua bentuk khusus

yakni limas dan perahu terbalik (pelana kuda). Bentuk rumah

tradisional Lampung adalah rumah panggung dan

menyesuaikan dengan kreativitas dan dana yang tersedia.

Setelah pembangunan selesai maka diakhiri dengan ritual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

59

sebelum rumah dihuni. Pemanfaatan ragam hias/ ornamen/

motif/ dekorasi pada rumah tradisional Lampung cukup

beragam. Ragam hias krawangan yaitu papan yang dibentuk

hingga berlubang, sering digunakan masyarakat Lampung.

Bentuk ventilasi yang geometris. Ragam hias/ ornamen/ motif/

dekorasi tersebut terletak pada resplang, pegangan tangga/ijan,

andang-andang, kusen, ventilasi, tiang, pintu, dan sebagainya.

Masyarakat Lampung mengeksplorasi ragam hias/ ornamen/

motif/ dekorasi rumah menggunakan bentuk alam seperti bunga,

matahari, bulan, kapal, dan sebagainya. Misalkan bunga melur

atau melati, bunga pucuk rebung, klitik alur, dan sebagainya.

Ornamen yang pertama kali dilihat di rumah tradisional

Lampung adalah bagian andang-andang. Andang-andang

memiliki bentuk yang bermacam-macam seperti: segitiga,

segiempat, bulat, belah ketupat, persegi panjang, kapal, dan

sebagainya. Selain itu, salah satu yang menjadi ciri khas rumah

tradisional Lampung adalah resplang ujung atap yang bermotif

dengan ukiran krawangan. Pada ventilasi dan kusen ragam hias

yang biasa digunakan berbentuk segitiga, lingkaran, atau batik.

Terdapat aturan khusus dalam pemanfaatan ragam hias yakni

harus mengikuti ciri khas daerah tempat tinggal. Apabila

menyalahi ciri khas tersebut maka yang dituakan akan

mempertanyakan ragam hias tersebut. Selain itu, terdapat paguk

yang memiliki bentuk seperti belalai gajah atau tanaman pakis

menggulung. Ruangan-ruangan yang ada di rumah tradisional

Lampung ini khususnya kebik, dapur, gaghang, dan gudang

mayoritas berbentuk segiempat dan menyesuaikan dengan

fungsi masing-masing. Atap dari rumah yang berbentuk

segiempat adalah limas. Sedangkan atap dari rumah yang

berbentuk memanjang adalah piramid (pelana kuda atau kapal

terbalik). Sementara itu, pada atap rumah piramid ada yang

berupa susunan bertingkat dinamakan gitting/getting/ginting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

60

Penggunaan matematika dalam pembuatan rumah tradisional

Lampung berupa pengukuran tiang, tinggi rumah, luas tanah,

luas bangunan, ukuran ruangan, bentuk atap rumah, bentuk

ragam hias/ ornamen/ motif/ dekorasi, dan lainnya.

b. Observasi

Data hasil observasi di rumah tradisional Lampung “Lamban

Pesagi” dilakukan dengan pengamatan langsung di Museum

Negeri Lampung dapat dilihat di lampiran. Rumah ini

merupakan rumah tradisional Lampung kelompok masyarakat

Sebatin. Lamban Pesagi dijadikan pembanding untuk

menemukan perbedaan dengan rumah tradisional Lampung

masyarakat Pepadun. Dilihat dari tampak depan dan samping

yang sederhana dan masih alami, Lamban Pesagi tidak memiliki

teras atau ambin yang terbuka. Walaupun Lamban Pesagi tidak

dapat dimasuki oleh pengunjung Museum Negeri Lampung,

namun sudah terdapat keterangan rumah dalam lempeng kuning

pada bagian tertentu. Lamban Pesagi memiliki dua bilik atau

kebik, ruang tengah, dan dapur. Pada semua bagian tangga yang

ada di Lamban Pesagi masih terbuat dari material kayu dan

terletak di kiri rumah. Namun, pada bagian atap bagian luar

dilapisi dengan seng dengan tujuan agar atap tetap kokoh.

Bentuk atap dari Lamban Pesagi adalah limas dimana bentuk ini

menyesuaikan bentuk rumah yang berupa persegi atau pesagi.

Ragam hias yang ada di bagian tampak luar Lamban Pesagi

hanya sedikit. Tiang penyangga yang menopang Lamban Pesagi

memiliki tinggi 1,5 meter dari permukaan tanah.

Data hasil observasi di rumah tradisional Lampung “Ginting

Kuning” dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran secara

langsung dapat dilihat di lampiran. Rumah “Ginting Kuning” ini

berada di daerah Kedamaian, Bandar Lampung memiliki lahan

yang cukup luas. Walaupun terlihat sederhana, rumah ini masih

terlihat megah dan menarik karena bentuknya yang berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

61

rumah panggung. Rumah ini merupakan rumah dari salah satu

keturunan dari kelompok masyarakat Pepadun yang bermarga

Ketibung. Rumah ini pun telah mengalami perubahan dimana

tiang penyangga menggunakan material semen beton dan bagian

bawah dijadikan bangunan rumah lagi. Tiang penyangga pada

rumah Jajar Intan ini memiliki tinggi 2 meter. Tidak terdapat

dokumen rancang bangun dari rumah “Ginting Kuning” ini.

Selain itu, pada bagian dalam rumah masih menggunakan atap

dengan material kayu. Hal ini berbeda dengan atap yang ada di

luar rumah yang menggunakan seng dan kayu. Jika dilihat dari

tampak samping, atap rumah berbentuk prisma segitiga.

Beberapa perubahan pada rumah tradisional pun disebabkan

karena sulitnya mencari bahan baku membuat rumah di zaman

sekarang ini. Ruangan yang ada di rumah ini terdiri dari: ambin,

kamar tidur untuk orang tua, kamar tidur untuk anak gadis, ruang

tengah atau ruang keluarga, dapur, dan tempat untuk sholat.

Rumah ini memiliki dua tangga, dimana satu tangga berada di

depan rumah dan langsung menuju ke ambin dan satu tangga lagi

berada di bawah rumah langsung menuju ke dapur. Material

anak tangga di depan menggunakan semen dan berjumlah 15

anak tangga. Sedangkan material tangga di bawah menggunakan

kayu dan memiliki 11 anak tangga. Ragam hias yang ada pada

rumah “Ginting Kuning” ini cukup bervariasi dan memuat unsur

geometris yang terletak di pagar teras, gerbang teras, pegangan

tangga, ventilasi dan jendela, pintu masuk, resplang, dan lainnya

(dapat dilihat di lampiran).

Data hasil observasi di rumah tradisional Lampung “Jajar

Intan” dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran secara

langsung. Rumah “Jajar Intan” ini berada di tengah perkotaan

sama seperti rumah “Ginting Kuning” yang terletak di kawasan

wisata budaya Lampung di Kedamaian. Lahan yang dimiliki

rumah ini sangat luas yaitu 3600 m2 dimana terdapat rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

62

“Jajar Intan”, rumah penginapan, kolam renang, dan masjid yang

sedang dalam tahap pembangunan. Rumah “Jajar Intan” ini

milik Bapak Cholid Ismail Balaw bergelar Suttan Praja Kelana

yang merupakan salah satu keturunan dari kelompok masyarakat

Pepadun yang bermarga Balaw. Sejak awal berdiri tahun 1998,

rumah ini belum pernah mengalami perubahan terlihat dari

material kayu yang digunakan masih sangat bagus dan kokoh.

Hal ini dapat dilihat dari dokumen rancang bangun rumah “Jajar

Intan” yang dirancang oleh arsitektur khusus. Bagian atas rumah

(tepatnya di bawah pelapon) dibuat menyerupai lantai (dalam

bahasa Lampung: resi) untuk tempat penyimpanan pemanohan

seperti alat musik, keris, dan peralatan kesenian lain. Kemudian

bagian atas dapur dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan

peralatan masak yang besar. Sementara itu, atap rumah bagian

luar menggunakan material kayu dan dihiasi dengan motif pada

resplangnya. Ruangan yang ada di rumah ini terdiri dari: ambin,

ruang tamu dalam (lapang agung), ruang tengah, kebik perumpu

untuk orang tua, kebik rangok dan kebik tengah untuk anak,

dapur dan ruang makan, dan gaghang. Rumah ini memiliki

tangga yang anak tangganya semua dibuat dari semen dan

dikeramik, hanya pegangan tangga saja yang terbuat dari kayu.

Sementara bagian bawah rumah yang cukup luas diisi dengan

ornamen foto dan kain. Tiang penyangga yang berukuran 2

meter ini berjumlah 20 buah terbuat dari semen dan dilapisi

kayu. Ragam hias yang ada pada rumah “Jajar Intan” ini sangat

bervariasi terletak di pagar teras, pegangan tangga, pintu masuk,

ventilasi, resplang, ujung plafon, dan lainnya. Ragam hias

tersebut ada yang memanfaatkan bentuk geometris seperti

segitiga, segiempat (persegi, persegi panjang, belah ketupat, dan

sebagainya), dan lingkaran dapat dilihat pada lampiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

63

c. Dokumentasi

Selain data hasil wawancara dan hasil observasi, ada pula

dokumen yang didapatkan saat penelitian dan pengambilan data.

Dokumen tersebut berupa sketsa rancang bangun rumah

tradisional Lampung “Jajar Intan”. Sketsa tersebut dirancang

oleh dua arsitektur bernama Ir. August Riko SA dan Ir.

Eddyansyah SY. Berikut sketsa rancang bangun rumah

tradisional Lampung “Jajar Intan”:

Gambar 4.1 Rancang Bangun Rumah Tradisional Lampung “Jajar

Intan” secara Keseluruhan

Gambar 4.2 Tampak Depan Rumah Tradisional Lampung “Jajar Intan”

Gambar 4.3 Tampak Samping Kanan Rumah Tradisional Lampung “Jajar

Intan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

64

Gambar 4.4 Tampak Atas Atap Rumah Tradisional Lampung “Jajar

Intan”

Gambar 4.5 Denah Ruangan Rumah Tradisional Lampung “Jajar Intan”

2. Penampilan Data

a. Aktivitas Fundamental Matematika Menurut Bishop

1) Aktivitas Membilang (Counting)

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, diketahui

bahwa pembuatan tangga pada rumah tradisional Lampung

memanfaatkan bilangan ganjil atau genap. Demikian ketika

dilakukan pengamatan langsung, diketahui bahwa jumlah

anak tangga dan jumlah tiang penyangga memanfaatkan

aktivitas membilang.

Gambar 4.6 Aktivitas Membilang pada Tangga

Pada rumah tradisional “Ginting Kuning”, jumlah anak

tangga bagian depan dan belakang masing-masing adalah 15

15 buah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

65

dan 11 anak tangga. Kemudian jumlah anak tangga pada

rumah tradisional “Jajar Intan” adalah 9 anak tangga. Selain

itu, jumlah tiang penyangga di bagian bah lamban pada

rumah tradisional “Jajar Intan” dan “Lamban Pesagi” adalah

20 buah. Perhitungan jumlah anak tangga maupun jumlah

tiang penyangga menyesuaikan kondisi rumah yang akan

dibuat.

2) Aktivitas Mengukur (Measuring)

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan

pengamatan langsung, diketahui bahwa pembuatan tiang

penyangga memanfaatkan pengukuran baik ukuran baku

maupun ukuran konvensional seperti depa, jengkal, tinggi

badan, dan sebagainya.

Gambar 4.7 Rumah Tradisional “Lamban Pesagi”

Gambar 4.8 Rumah Tradisional “Ginting Kuning”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

66

Gambar 4.9 Rumah Tradisional “Jajar Intan”

Gambar 4.10 Aktivitas Mengukur pada Andang-Andang

Gambar 4.11 Aktivitas Mengukur pada Gaghang

Gambar 4.12 Aktivitas Mengukur pada Jendela Depan

Tinggi tiang penyangga adalah 1,5 meter sampai 3 meter.

Sementara itu, diameter atau lingkar luar tiang ± 50 cm.

Selain itu, diketahui bahwa rumah tradisional Lampung

secara umum memiliki bentuk rumah panggung dengan

ukuran bangunan menyesuaikan kebutuhan si pemilik

104 cm

155 cm

132 cm

46 cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

67

rumah. Jika memanjang maka ukuran yang biasanya

digunakan adalah 7 m × 14 m atau 8 m × 20 m. Namun jika

bentuknya segiempat persegi, ukuran bangunan antara 18 m

× 18 m atau 20 m × 20 m. Beberapa bagian rumah

tradisional dilakukan pengukuran sesuai lembar observasi.

Diketahui bahwa terdapat pengukuran baku pada bagian

andang-andang, gaghang, jendela, kamar/kebik, dapur,

gudang, dan sebagainya.

3) Aktivitas Menentukan Lokasi (Locating)

Gambar 4.13 Lokasi Pembuatan Rumah Tradisional Lampung

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen yang

dikumpulkan diketahui bahwa dalam pembuatan rumah

tradisional, masyarakat Lampung mempertimbangkan lokasi

yang proporsional. Mayoritas masyarakat Lampung

membuat rumah di lokasi pinggir sungai karena sungai

merupakan urat nadi jalan. Sementara itu, ketika kolonial

mulai menguasai dan membuat jalan aspal, masyarakat

Lampung beradaptasi dan beberapa membuat rumah

tradisional di pinggir jalan tersebut. Beberapa dari

masyarakat juga mengatakan bahwa lokasi pembuatan

rumah menyesuaikan warisan atau pemberian dari orang tua

dimana warisan tersebut dapat berupa bangunan rumah atau

hanya lahan saja. Pada dokumen lokasi rumah, terdapat batu-

batu yang disusun dan ditanam ke bawah tanah. Batu tunggal

tersebut dinamakan umpak. Walaupun tidak menggunakan

pondasi seperti zaman sekarang, masyarakat Lampung

dahulu menggunakan umpak sebagai alas dari tiang

penyangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

68

4) Aktivitas Mendesain (Designing)

Berdasarkan dokumen yang diberikan oleh Narasumber 4,

Bapak Cholid Ismail Balaw, rumah tradisional Lampung

“Jajar Intan” menggunakan arsitektur khusus untuk

merancang rumah. Berikut beberapa rancang bangunan

rumah yang ditunjukkan:

Gambar 4.14 Desain Bangun Rumah Tradisional Lampung “Jajar

Intan” secara Keseluruhan

Gambar 4.15 Desain Atap Rumah Berbentuk Pelana Kuda/Prisma

Gambar 4.16 Desain Tampak Depan Rumah

Selain dokumen di atas, berdasarkan pengamatan yang

dilakukan diketahui bahwa masyarakat Lampung juga

mendesain tata letak ruangan dalam rumah. Ruangan-

ruangan dibuat memanfaatkan bentuk geometri seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

69

segiempat atau balok. Kemudian motif/ dekorasi/ ornamen

yang terdapat di rumah mayoritas dibuat secara simetris dan

memiliki bentuk geometris seperti segiempat, segitigas,

lingkaran, trapesium, dan sebagainya. Selain itu, terdapat

salah satu perbedaan dari rumah masyarakat Pepadun dan

rumah masyarakat Sebatin. Terlihat dari rumah tradisional

“Jajar Intan”, rumah tradisional “Ginting Kuning”, rumah

tradisional “Lamban Pesagi” dimana rumah tradisional

“Jajar Intan” dan rumah tradisional “Ginting Kuning”

memiliki ambin atau teras terbuka sementara rumah

tradisional “Lamban Pesagi hanya memiliki ruang tengah di

dalam rumah.

5) Aktivitas Bermain (Playing)

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa dalam proses

pembangunan rumah tradisional Lampung memiliki aturan

tertentu.

Gambar 4.17 Lantai Gaghang yang Terbuat dari Bambu

Beberapa aktivitas dalam proses pembangunan rumah

tradisonal Lampung yang terikat aturan antara lain: proses

persiapan dan proses pembangunan rumah. Proses persiapan

dimulai dari pemilihan bahan baku yang berasal dari alam

seperti: kayu, bambu, rotan, ijuk, alang-alang, dan

sebagainya. Selanjutnya aturan melakukan ritual sebelum

membangun rumah ditunjukkan dengan mengumpulkan

tujuh air dari sumber yang berbeda. Aturan ketika proses

pembangunan rumah yaitu bentuk rumah berupa panggung,

penempatan tangga di kiri, di tengah, di kanan, atau di kiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

70

dan kanan rumah, dan pemanfaatan motif/ dekorasi/

ornamen yang mengikuti ciri khas daerah masing-masing.

6) Aktivitas Menjelaskan (Explaining)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui

bahwa kebik-kebik yang ada di rumah ditempatkan sesuai

hirarki keluarga. Hal ini terlihat dari penempatan kebik untuk

anak laki-laki tertua diletakkan di depan kemudian

dilanjutkan dengan kebik untuk orang tua dan terakhir kebik

untuk anak gadis.

Gambar 4.18 Paguk

Kemudian ada penjelasan dari beberapa motif/ dekorasi/

ornamen pada rumah tradisional Lampung. Ornamen

sepasang kepala menjangan dan paguk melambangkan

kewibawaan, keberanian, dan keperkasaan si pemilik rumah.

Pemanfaatan alas tikar pada ruang tamu bermakna

menyamaratakan derajat setiap orang yang berkumpul

disana. Bentuk dari rumah panggung bertujuan untuk

menghindari banjir, mengatasi gempa, dan menghindari

binatang buas. Penamaan masing-masing rumah tradisional

juga memiliki makna tersendiri seperti warisan pemberian

dari orang tua, ragam hias yang mendominasi rumah, dan

lain sebagainya.

b. Makna Filosofis pada Rumah Tradisional Lampung

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa

Lampung terbagi menjadi dua kelompok masyarakat yakni

masyarakat peminggir atau sebatin dan masyarakat pedalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

71

atau pepadun. Masyarakat Lampung memiliki rumah hunian

tradisional yang biasa disebut Lamban atau Lambahan atau

Nuwow. Bentuk rumah panggung yang dimanfaatkan

masyarakat Lampung dalam membangun hunian tempat tinggal,

menyesuaikan kondisi geografis seperti untuk menghindari

banjir di sepanjang sungai atau pantai, mengatasi gempa, dan

menghindari binatang buas. Rumah tradisional berbeda dengan

rumah adat. Rumah tradisional adalah rumah hunian yang

bersekat sementara rumah adat adalah rumah untuk acara adat

dan tidak bersekat.

Gambar 4.19 Bagian-Bagian Rumah

Diketahui bahwa ada tiga bagian utama dari rumah tradisional

Lampung yakni bawah rumah, inti rumah, atas rumah.

Masyarakat Lampung yang mayoritas beragama Islam tetap

terbuka akan filosofis di kehidupan, seperti bagian rumah yang

mengusung kepercayaan Hindu-Buddha. Bagian bawah rumah

atau bisa disebut bah lamban atau bah nuwow berfungsi untuk

penyimpanan kayu bakar, memelihara hewan ternak,

menghindari binatang buas, menghindari banjir, dan sebagainya.

Bah nuwow seperti bagian kamadatu di Candi Borobudur yakni

bagian yang tidak lazim dilihat. Bagian inti atau badan rumah

berfungsi sebagai tempat hunian keluarga dimana terdapat

ruangan-ruangan di dalamnya. Bagian inti rumah seperti

rupadatu di Candi Borobudur yakni bagian untuk bersosialisasi.

Bagian atas atau bubungan rumah berfungsi untuk berlindung

dan tempat penyimpanan pemanohan atau barang-barang

Bawah Rumah

Inti Rumah

Atas Rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

72

pusaka seperti alat musik, keris, buku kulit kayu. Bagian atas

atau sering disebut kekopni lamban seperti bagian arupadatu di

Candi Borobudur yakni sesuatu yang tidak bisa kita bayangkan

dengan sempurna karena itu milik Tuhan.

Gambar 4.20 Ruangan-Ruangan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa

terdapat beberapa ruangan pada rumah tradisional Lampung

khususnya masyarakat Pepadun. Setiap rumah memiliki

beberapa pembagian ruangan yang berbeda karena

pembuatannya yang menggunakan biaya yang cukup besar. Pada

rumah tradisional “Lamban Pesagi” ada ruang tengah, dua ruang

tidur untuk orang tua dan anak gadis, dan dapur. Pada rumah

tradisional “Ginting Kuning” terdapat ambin, ruang tengah, dua

bilik/ ruang tidur untuk orang tua dan anak gadis, dapur, dan

ruang untuk solat. Pada rumah tradisional “Jajar Intan” ada

ruang tamu luar, lapang agung, ada tiga bilik/ ruang tidur (kebik

rangok, kebik tengah, dan kebik perumpu), dapur, dan gaghang.

Ambin Atap Rumah

Pawon Penaku

Lapang Agung Gaghang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

73

Jika diamati, perbedaan rumah tradisional Lampung masyarakat

Sebatin “Lamban Pesagi” memiliki perbedaan dengan rumah

tradsional Lampung masyarakat Pepadun yaitu tidak terdapat

ambin atau teras luar dan pembagian ruangan yang lebih

sederhana. Berikut ruangan dan fungsi pada rumah tradisional

Lampung:

- Ambin berfungsi untuk menerima tamu luar dan tempat

merwatin.

- Lapang lom atau ruang tengah berfungsi sebagai tempat

untuk beraktivitas dan bersosialisasi seperti: menerima

tamu yang kehormatannya lebih tinggi, kumpul

keluarga, dan merwatin.

- Tengah resi berfungsi sebagai tempat untuk musyawarah

kaum wanita.

- Kamar/ kebik adalah bagian inti rumah yang bersekat dan

berfungsi sebagai tempat tidur anggota keluarga. Pada

beberapa rumah, kebik untuk anak laki-laki tertua lebih

diistimewakan.

- Dapur/ pawon merupakan tempat untuk memasak dan

menyimpan persediaan makanan.

- Penaku adalah bagian dari dapur yang difungsikan untuk

menyimpan peralatan pertanian seperti tikar, lumbung,

peralatan masak, dan sebagainya.

- Gaghang merupakan tempat untuk mencuci piring atau

pakaian dan terletak di belakang dapur.

Aturan dalam membangun rumah tradisional Lampung,

diantaranya:

1) penentuan arah mata angin untuk ventilasi udara dan

pencahayaan sinar matahari

2) menyediakan pangan berupa kelapa dan pisang untuk para

tukang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

74

3) pemilihan bahan baku,

4) bentuknya berupa rumah panggung,

5) pembuatan tangga, dan

6) pemakaian motif/ ragam hias/ ornamen/ dekorasi.

Namun demikian, beberapa aturan dalam pembangunan rumah

tradisional Lampung zaman dahulu sudah berbeda dengan

zaman modern. Seperti aturan pemilihan bahan baku, zaman

modern ini sudah sulit dilakukan karena bahan baku yang berupa

kayu, bambu, rotan, alang-alang, dan ijuk harus yang berusia tua

dan dipotong di waktu tertentu agar memiliki kualitas baik dan

tahan lama. Kayu yang berdiameter besar dan dimanfaatkan

salah satunya sebagai tiang penyangga mulai digantikan dengan

material semen beton yang mudah didapatkan. Pembuatan

rumah panggung bertujuan untuk menghindari banjir, mengatasi

gempa, dan menghindari binatang buas mengingat lokasi rumah

yang masih berada di daerah hutan, pinggir sungai atau pesisir

pantai, dan rawan gempa. Pada pembuatan tangga di beberapa

rumah terdapat makna yang tersirat, yakni peletakkan tangga

harus di sebelah kiri untuk menganankan atau menghormati

pemilik rumah. Selain itu, pembuatan anak tangga yang

jumlahnya ganjil ini menyesuaikan ciri khas hulun masing-

masing, misalnya Hulun Abung Siwo Mergo. Hulun Abung Siwo

Mergo menerapkan sesuatu berdasarkan jumlah hitungan

sembilan, seperti jumlah anak tangga, jumlah tiang penyangga,

dan pucuk pada siger (mahkota pengantin wanita Lampung).

Makna pembuatan anak tangga berjumlah ganjil yaitu untuk

menyesatkan yang ingin berbuat jahat.

Rumah tradisional Lampung memiliki beberapa ciri khusus,

yakni:

- bentuknya yang berupa rumah panggung segiempat atau

memanjang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

75

- adanya tangga di depan rumah,

- terdapat paguk yang berbentuk seperti belalai gajah,

- adanya culuk langit,

- resplang ujung atap memiliki motif atau ukiran,

- terdapat simbol siger, dan

- mayoritas ruang tamu dalam beralaskan tikar.

Gambar 4.21 Sepasang Kepala Menjangan

Ada beberapa simbol pada rumah tradisional Lampung yang

menunjukkan kewibawaan, keperkasaan, atau keberanian si

pemilik rumah, diantaranya paguk dan sepasang kepala

menjangan.

Gambar 4.22 Culuk Langit

Gambar 4.23 Ruang Tengah

Kepala Menjangan

Culuk

langit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

76

Culuk langit dan sepasang payung menandakan bahwa si

pemilik rumah adalah penyimbang adat atau Suttan maka dari

itu dua aspek ini menjadi kekhususan rumah tinggal penyimbang

adat atau Suttan. Pada rumah tradisional Lampung jarang

dijumpai kursi atau sofa untuk duduk melainkan menggunakan

alas tikar. Hal ini bermakna bahwa pemakaian tikar untuk

menunjukkan kesamarataan derajat saat berkumpul. Namun,

untuk membedakan yang derajat yang tidak terlalu signifikan

maka seorang yang menyandang gelar duduk beralaskan bantal.

Berikut urutan dalam proses pembangunan rumah tradisional

Lampung:

1) Proses pemilihan bahan,

2) Penentuan lokasi,

3) Upacara sebelum membangun rumah,

4) Mendirikan tiang penyangga sebagai pondasi,

5) Mendirikan bangunan dan bubungan rumah, dan

6) Upacara sebelum menempati rumah.

Pada proses upacara sebelum membangun rumah perlu

mengumpulkan tujuh mata air dari sumber yang berbeda dengan

makna agar pembangunan rumah dapat berjalan dengan lancar.

Pemakaian motif/ ragam hias/ ornamen/ dekorasi menyesuaikan

si pemilik rumah dengan syarat harus sesuai dengan ciri khas

hulunnya masing-masing.

Gambar 4.24 Ventilasi dengan Motif Krawangan Rumah

Tradisional “Lamban Pesagi”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

77

Gambar 4.25 Hiasan Depan Rumah dengan Motif Krawangan

Rumah Tradisional “Ginting Kuning”

Gambar 4.26 Resplang Bermotif Rumah Tradisional “Jajar Intan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

78

c. Aspek Geometris yang Terdapat pada Rumah Tradisional

Lampung

Tabel 4.9 Aspek Geometris pada Rumah Tradisional Lampung

Aspek Geometris Gambar

Sudut

Sudut lancip

Gambar 4.27 Sudut Lancip pada Atap

Rumah

Sudut siku-siku

Gambar 4.28 Sudut Siku-Siku pada Bah

Lamban Sudut tumpul

Gambar 4.29 Sudut Tumpul pada Atap

Rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

79

Sudut lurus

Gambar 4.30 Sudut Lurus pada Atap

Bagian Dalam Rumah

Kedudukan Dua Garis

Dua garis sejajar

Gambar 4.31 Garis Sejajar pada Andang-

Andang Dua garis berpotongan

Gambar 4.32 Garis Berpotongan pada

Jendela

Hubungan Antar Sudut

Sudut berpelurus

Gambar 4.33 Sudut Berpelurus

Apabila dua garis sejajar

dipotong oleh garis lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

80

Gambar 4.34 Hubungan Antar Sudut

Apabila Garis Sejajar Dipotong oleh Garis

Lain

Geometri Bidang

Segitiga

Gambar 4.35 Segitiga pada Atap Tampak

Depan Rumah Persegi

Gambar 4.36 Persegi pada Jendela

Persegi Panjang

Gambar 4.37 Persegi Panjang pada

Jendela Rumah Belah Ketupat

32 cm

32 cm

46 cm

132 cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

81

Gambar 4.38 Belah Ketupat pada

Ventilasi Trapesium

Gambar 4.39 Trapesium pada Ventilasi

Lingkaran

Gambar 4.40 Lingkaran pada Motif

Resplang

Geometri Ruang

Balok atau prisma

segiempat

Gambar 4.41 Balok atau Prisma

Segiempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

82

Prisma segitiga

Gambar 4.42 Prisma Segitiga

Limas segiempat

Gambar 4.43 Limas Segiempat

Transformasi Geometri

Dilatasi

Gambar 4.44 Dilatasi

Refleksi

Gambar 4.45 Refleksi terhadap Sumbu y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

83

3. Ringkasan

Data wawancara yang telah diperoleh oleh kelima narasumber dan

data observasi dari ketiga rumah tradisional Lampung dianalisis

seperti yang telah dilakukan di atas. Diketahui bahwa sejarah rumah

tradisional Lampung yang berbentuk panggung menyesuaikan

kondisi geografis provinsi Lampung sendiri. Masyarakat Lampung

yang terbagi menjadi dua kelompok masyarakat juga memengaruhi

lokasi pembuatan rumah, seperti di pinggir kali, di pinggir pantai,

atau setelah kolonial masuk terletak di pinggir jalan aspal. Terdapat

tiga bagian utama pada rumah tradisional Lampung dimana setiap

bagian memiliki pembagian ruang dan fungsi masing-masing. Selain

itu, dalam proses pembangunan rumah juga terdapat urutan khusus

dan aturan agar pembangunan rumah dapat berjalan lancar dan

hasilnya maksimal. Beberapa bagian seperti paguk, bah lamban,

sepasang kepala menjangan, pengumpulan air dari tujuh sumber

yang berbeda untuk upacara, dan lainnya memiliki makna filosofis

bagi masyarakat Lampung. Terdapat aktivitas fundamental

matematika membilang (counting), mengukur (measuring),

menentukan lokasi (locating), dan mendesain (designing) pada

rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun. Berdasarkan

analisis data, ditemukan aspek geometris diantaranya sudut,

kedudukan dua garis, hubungan antar sudut, geometri bidang, dan

geometri ruang pada rumah tradisional Lampung.

Rotasi

Gambar 4.46 Rotasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

84

C. PEMBAHASAN

Berikut pembahasan hasil analisis data berdasarkan rumusan

masalah yang telah dirancang:

1. Aspek Filosofis pada Rumah Tradisional Lampung

Rumah tradisional Lampung terdiri dari tiga bagian utama yaitu

bawah rumah (bah nuwow), inti rumah, dan atas rumah (kekopni

nuwow). Pembagian bagian rumah ini menyesuaikan kepercayaan

Hindu-Buddha yakni kamadatu, rupadatu, dan arupadatu.

Bah nuwow merupakan bagian bawah rumah yang terdiri dari tiang-

tiang penyangga dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan kayu

bakar, memelihara hewan ternak, menghindari binatang buas, mengatasi

kerusakan yang berat ketika gempa, dan menghindari banjir. Bah

nuwow melambangkan bagian kaki yang menopang rumah. Masyarakat

Lampung memercayai bahwa bah nuwow adalah bagian rumah yang

tidak lazim dilihat.

Bagian inti rumah merupakan tempat hunian keluarga inti yang

terdapat beberapa ruangan. Bagian inti rumah melambangkan badan

yang menjadi pusat segala aktivitas anggota keluarga. Ruangan tersebut

terdiri dari ambin, ruang tamu, lapang lom, kebik, dapur, dan mencuci.

Ambin merupakan teras rumah yang dibatasi andang-andang dan ruang

untuk menerima tamu luar. Lapang lom adalah ruang tengah yang

berfungsi sebagai tempat berkumpul keluarga, menerima tamu yang

derajatnya lebih tinggi, dan merwatin. Pada bagian lapang lom terdapat

tengah resi yang merupakan tempat bermusyawarah kaum wanita.

Kebik adalah ruangan bersekat yang digunakan sebagai kamar tidur.

Umumnya pembagian kebik menyesuaikan kondisi rumah namun secara

khusus ada aturan dalam pembagian kebik. Kebik paling depan

digunakan untuk anak laki-laki tertua, dilanjutkan dengan kebik untuk

orang tua kemudian kebik untuk anak gadis. Masyarakat Lampung

masih mengistimewakan seorang anak laki-laki tertua karena dianggap

sebagai penerus keturunan. Salah satu bentuk keistimewaan tersebut

adalah peletakkan kebik. Pawon adalah tempat untuk memasak dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

85

menyimpan persediaan makanan. Penaku merupakan salah bagian dari

pawon yang dibuat seperti lantai rumah dan diletakkan di atas dengan

fungsi untuk menyimpan peralatan memasak, peralatan pertanian,

lumbung, tikar, dan sebagainya. Bagian terakhir adalah tempat mencuci.

Pada beberapa rumah tradisional terdapat tempat mencuci yang

dinamakan gaghang. Gaghang dibuat menggunakan bambu bulat yang

diawetkan dengan tujuan dapat tahan air.

Kekopni nuwow adalah bagian atas rumah yang terdiri dari tempat

penyimpanan dan atap rumah. Bagian atas rumah melambangkan kepala

yang mampu menaungi segalanya dan diibaratkan sebagai sesuatu yang

tidak dapat dibayangkan dengan sempurna karena kesempurnaan adalah

milik Tuhan. Atap rumah berfungsi sebagai sarana untuk berlindung dan

menaungi rumah. Tempat penyimpanan biasanya berada di atas ruang

tengah digunakan untuk menyimpan pemanohan seperti alat musik

tradisional, keris, buku kulit kayu, dan sebagainya. Pemanohan

merupakan barang-barang lama yang berharga dianggap sebagai pusaka

dan harus diletakkan di tempat yang lebih tinggi.

Urutan dalam pembangunan rumah tradisional Lampung adalah

sebagai berikut:

a. pemilihan bahan baku, proses ini membutuhkan waktu kurang lebih

dua tahun. Mayoritas material rumah tradisional Lampung adalah

berbahan alami yakni kayu, bambu, ijuk, rotan, dan alang-alang.

Dalam pencarian bahan baku tersebut perlu memperhatikan waktu

tebang yang tepat dan pengawetan alami agar bahan baku dapat

bertahan lama dan sesuai untuk dijadikan rumah.

b. penentuan lokasi, proses ini membutuhkan waktu kurang lebih satu

tahun. Proses yang dilakukan berupa mematangkan tanah misalnya

seperti penebangan pohon. Mayoritas lokasi pemukiman masyarakat

Lampung berada di pinggir sungai, di pinggir pantai, dan di pinggir

jalan aspal. Setelah itu, masyarakat Lampung memiliki cara

tersendiri untuk memondasi rumah secara alami yakni memasang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

86

umpak. Umpak adalah batuan tunggal yang disusun dan ditanam di

tanah menyesuaikan ukuran rumah yang akan dibuat.

c. upacara sebelum membangun rumah, proses ini dilakukan oleh tetua

adat setempat. Saat upacara sebelum membangun rumah

menggunakan tujuh air dari sumber mata air yang berbeda. Upacara

ini terdiri dari dua bagian yakni upacara untuk bahan baku yang akan

digunakan dan upacara untuk kelancaraan saat membangun rumah.

d. mendirikan tiang penyangga, proses ini menggunakan kayu yang

berdiameter besar yang ukurannya kurang lebih 50 cm dan memiliki

tinggi antara 1,5 meter sampai 3 meter. Tiang penyangga didirikan

di atas umpak yang telah dipasang sebelumnya. Penggunaan umpak

dan tiang penyangga ini bertujuan untuk mengatasi bencana alam

yang disebabkan oleh kondisi geografis daerah Lampung yang

rawan gempa.

e. mendirikan bangunan dan kekopni nuwow, proses ini dilakukan

seperti pembangunan rumah pada umumnya. Saat perancangan

rumah memperhatikan penentuan arah mata angin dan pencahayaan

dan diterapkan saat pembangunan rumah. Penentuan arah mata

angin bertujuan agar sirkulasi udara yang masuk dan keluar rumah

maksimal. Selanjutnya, saat menaikan kekopni nuwow pun diawali

dengan upacara agar diberi kelancaran.

f. upacara sebelum menempati rumah, proses ini dilakukan sebagai

rasa syukur keluarga atas pembangunan rumah yang telah selesai

dengan lancar.

Rumah tradisional Lampung memiliki kekhasan yang membedakan

dari rumah hunian lainnya, yaitu:

a. bentuk berupa rumah panggung segiempat,

b. resplang yang memiliki motif atau ukiran bergerigi terdiri dari

barisan bentuk bangun datar segitiga,

c. pada beberapa rumah terdapat paguk dan sepasang kepala

menjangan yang melambangkan kewibawaan, keberanian, dan

keperkasaan pemilik rumah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

87

d. terdapat culuk langit yang menunjukkan rumah penyimbang adat,

e. terdapat ornamen bentuk siger yang merupakan ciri khas mahkota

wanita Lampung, dan

f. ruang tamu dan lapang lom yang beralaskan tikar yang

menunjukkan kesamarataan derajat orang yang berkumpul.

2. Aktivitas Fundamental Matematika pada Rumah Tradisional Lampung

Aktivitas membilang terlihat dari penentuan jumlah anak tangga dan

jumlah tiang penyangga rumah. Tinggi bangunan inti rumah dari tanah

menentukan jumlah anak tangga yang memanfaatkan bilangan ganjil

atau bilangan genap. Dalam hal jumlah anak tangga ganjil bermakna

untuk menghindari segala hal yang ingin berbuat jahat untuk masuk ke

rumah. Penentuan jumlah tiang penyangga menyesuaikan luas

bangunan inti rumah.

Aktivitas mengukur terlihat dari berbagai aspek yang ada di rumah

tradisional Lampung. Aktivitas mengukur yang baku terdapat pada

penentuan ukuran bangunan rumah; penentuan ukuran setiap ruangan;

penentuan ukuran andang-andang; penentuan ukuran jendela, ventilasi,

dan pintu; penentuan ukuran tinggi dan diameter tiang penyangga; dan

masih banyak lagi.

Aktivitas menentukan lokasi ditunjukkan dari pertimbangan

masyarakat Lampung dalam membuat rumah tradisional. Pertimbangan

yang dilakukan dalam pembuatan rumah ialah dekat dengan urat nadi

jalan dan aman untuk hunian. Maka dari itu, mayoritas lokasi yang

digunakan ialah area pinggir sungai, pinggir pantai, dan pinggir jalan

aspal. Dalam hal mematangkan lokasi pembuatan rumah, masyarakat

Lampung menempatkan umpak sebagai pondasi sederhana yang

diletakkan di bawah tiang penyangga.

Aktivitas mendesain terlihat dari adanya rancangan bangunan rumah

yang dibuat sebelum membangun rumah, penempatan ruangan yang

terencana, pembuatan motif/ dekorasi/ ornamen pada rumah yang

memanfaatkan bentuk geometris dan memperhatikan nilai estetika.

Aktivitas mendesain yang ditemukan sejalan dengan penelitian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

88

dilakukan Yulia Rahmawati (2019) meliputi aktivitas membuat

rancangan pembangunan dan pola ukiran pada motif ukiran dinding

Rumah Gadang.

Aktivitas bermain ditunjukkan dari adanya aturan dalam suatu

aktivitas. Aturan dalam pemilihan bahan baku dilakukan agar rumah

yang dibuat tahan lama dan nyaman untuk dihuni. Persiapan bahan baku

ini melalui proses yang cukup lama sekitar satu atau dua tahun karena

sulitnya mencari bahan baku alam yang sesuai di zaman sekarang ini

dan harus melalui proses pengawetan alami. Aturan lainnya adalah

pengumpulan tujuh air dari sumber yang berbeda dilakukan ketika ritual

sebelum membangun rumah. Aturan ini bertujuan agar dilancarkan

dalam proses pembangunan rumah.

Aktivitas menjelaskan ditunjukkan dari penempatan ruangan yang

menyesuaikan hirarki. Dalam hal ruang tamu dibedakan antara tamu

yang biasa dan asing dengan tamu yang terhormat dan memiliki

hubungan erat dengan keluarga. Kemudian pembagian kebik juga

menyesuaikan dari depan ke belakang berturut-turut yakni kebik untuk

anak laki-laki tertua, kebik untuk orang tua, dan kebik untuk anak gadis.

Dalam kebudayaan di Lampung memang anak laki-laki tertua selalu

diistimewakan. Selain itu, berbagai macam motif/ dekorasi/ ornamen

memiliki makna masing-masing, seperti lambang kewibawaan,

kesamaan derajat, tujuan tertentu, kenyamanan, dasar penamaan rumah,

dan estetika.

3. Implementasi dalam Pembelajaran Tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP)

a. Pemetaan Konsep Matematis pada Rumah Tradisional Lampung

dengan Materi Matematika Tingkat SMP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

89

Kelas VII

Tabel 4.10 Pemetaan Materi Kelas VII

Kompetensi Dasar

(KD)

Konsep Matematis pada Rumah Tradisional

Lampung Masyarakat Pepadun

4.1 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan urutan beberapa

bilangan bulat dan

pecahan (biasa,

campuran, desimal,

persen)

Luas Ruangan

Contoh konsep matematis pada rumah tradisional

Lampung:

- Mengurutkan perbedaan dan menentukan

jumlah ukuran ruang

Penerapan contoh soal:

- Diketahui kebik orang tua memiliki ukuran

4 m × 4 m, kebik anak laki-laki tertua

memiliki ukuran 2 kali lebih besar dari

kebik orang tua, dan gaghang memiliki

ukuran 3

8 kali lebih kecil dari kebik anak

laki-laki tertua. Tentukan jumlah ukuran

ketiga ruang tersebut dan urutkan ruangan

tersebut dari ukuran ruang terkecil.

4.2 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan operasi hitung

bilangan bulat dan

pecahan

-

4.3 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan bilangan dalam

bentuk bilangan

berpangkat bulat positif

dan negatif

-

4.4 Menyelesaikan

masalah kontekstual

yang berkaitan dengan

himpunan himpunan

semesta, himpunan

kosong, komplemen

Nama rumah tradisional Lampung

Contoh konsep matematis pada rumah tradisional

Lampung:

- Menyatakan anggota suatu himpunan

- Menyatakan himpunan bagian suatu

himpunan

- Menentukan komplemen suatu himpunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

90

himpunan, dan operasi

biner pada himpunan

Penerapan contoh soal:

- Diketahui A adalah himpunan nama

rumah tradisional Lampung masyarakat

Pepadun. Nyatakan himpunan nama

rumah tradisional Lampung masyarakat

Pepadun tersebut dengan cara

mendaftarkan anggotanya.

- Suatu himpunan dinyatakan sebagai

berikut:

S = {Lamban Pesagi, Jajar Intan, Nuwow

Sesat, Joglo, Tongkonan, Ginting Kuning}

A = {x|x = rumah tradisional masyarakat

Lampung}

Tentukan anggota himpunan S yang bukan

merupakan anggota A.

4.5 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan bentuk aljabar

dan operasi pada bentuk

aljabar

-

4.6 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan persamaan dan

pertidaksamaan linear

satu variabel

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

91

4.7 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan rasio dua

besaran (satuannya

sama dan berbeda)

Perbandingan Ruangan

Contoh konsep matematis pada rumah tradisional

Lampung:

- Menentukan perbandingan dua besaran

yang satuannya sama dan berbeda

- Menentukan perbandingan dua besaran

senilai.

Penerapan contoh soal:

- Seorang arsitek membuat denah ruangan

pada rumah tradisional Lampung seperti

gambar di atas. Jika skala yang digunakan

1:300, tentukan selisih luas sebenarnya

kebik anak laki-laki tertua dan kebik

orang tua.

4.8 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan perbandingan

senilai dan berbalik

nilai

4.9 Menyelesaikan

masalah berkiatan

dengan aritmetika sosial

(penjualan, pembelian,

potongan, keuntungan,

kerugian, bunga

tunggal, persentase,

bruto, neto tara)

-

Lapang

Lom

Kebik

Anak

Lelaki

Tertua

Kebik

Anak

Gadis

Kebik

Orang

Tua

K. Mandi

Dapur&Gaghang

2 cm

1.3 cm

1.3 cm

1.3 cm 1.6 cm

cm

5 cm

1 cm

0.6 cm

1.4 cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

92

4.10 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan hubungan antar

sudut sebagai akibat

dari dua garis sejajar

yang dipotong oleh

garis transversal

Kerangka rumah

Contoh konsep matematis pada rumah tradisional

Lampung:

- Menentukan besar sudut dari dua garis

sejajar yang dipotong oleh garis

transversal (sudut dalam dan luar

bersebrangan, sudut dalam dan luar

sepihak, sudut sehadap, dan sudut

bertolak belakang)

Penerapan contoh soal:

- Diketahui besar sudut A adalah 80°,

tentukan besar sudut B.

- Tentukan selisih besar sudut B dan besar

sudut C.

4.11 Menyelesaikan

masalah kontekstual

yang berkaitan dengan

luas dan keliling

segiempat (persegi,

persegi panjang, belah

ketupat, jajar genjang,

trapesium, dan layang-

layang) dan segitiga

Banyak genteng yang diperlukan

Contoh konsep matematis pada rumah tradisional

Lampung:

- Menentukan keliling bangun datar

segitiga dan segiempat

- Menentukan luas bangun datar segitiga

dan segiempat

Penerapan contoh soal:

- Diketahui sisi atap berbentuk trapesium

dengan jumlah sisi sejajar berturut-turut

adalah 15 m dan 20 m. Jika luas 1 genteng

adalah 300 cm2, maka tentukan banyaknya

genteng yang diperlukan jika tinggi

trapesium adalah 9 m.

A B

C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

93

- Diketahui sisi atap berbentuk trapesium

dengan jumlah sisi sejajar berturut-turut

adalah 15 m dan 20 m. Pinggiran atap

ingin dipasang list maka tentukan panjang

list jika tinggi trapesium adalah 9 m.

4.12 Menyajikan dan

menafsirkan data dalam

bentuk tabel, diagram

garis, diagram batang,

dan diagram lingkaran

-

Kelas VIII

Tabel 4.11 Pemetaan Materi Kelas VIII

Kompetensi Dasar

(KD)

Konsep Matematis pada Rumah Tradisional

Lampung Masyarakat Pepadun

4.1 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan pola pada

barisan bilangan dan

barisan konfigurasi

objek

Banyaknya tiang penyangga

Contoh konsep matematis pada rumah tradisional

Lampung:

- Menentukan pola barisan persegi

- Menentukan pola barisan persegi panjang

- Menentukan pola bilangan ganjil

Penerapan contoh soal:

- Diketahui bangunan rumah tradisional

Lampung adalah rumah panggung yang

memiliki tiang penyangga. Jarak antar

tiang penyangga adalah 2 meter. Jika lebar

rumah warga yang berbentuk persegi

berturut-turut adalah 10 meter, 12 meter,

14 meter, dan 16 meter maka tentukan

banyaknya tiang yang diperlukan.

4.2 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan kedudukan titik

dalam bidang koordinat

Kartesius

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

94

4.3 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan relasi dan fungsi

dengan menggunakan

berbagai representasi

-

4.4 Menyelesaikan

masalah kontekstual

yang berkaitan dengan

fungsi linear sebagai

persamaan garis lurus

-

4.5 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan sistem

persamaan linear dua

variabel

-

4.6 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan teorema

Pythagoras dan tripel

Pythagoras

Penyangga atap luar

Contoh konsep matematis pada rumah tradisional

Lampung:

- Menentukan hipotenusa menggunakan

teorema Pythagoras

- Menentukan salah satu sisi dari segitiga

menggunakan tripel Pythagoras

Penerapan contoh soal:

- Diketahui panjang kayu a adalah 55 cm

dan panjang kayu b adalah 132 cm.

Tentukan panjang kayu c (kayu dari atas

rumah ke ujung atap).

- Tentukan panjang kayu b (kayu dari atas

jendela ke ujung atap) jika panjang kayu a

dan panjang kayu c berturut-turut adalah

21 cm dan 125 cm.

a

b

c

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

95

4.7 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dngan sudut pusat, sudut

keliling, panjang busur,

dan luas juring

lingkaran serta

hubungannya

-

4.8 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan garis singgung

persekutuan luar dan

persekutuan dalam dua

lingkaran

-

4.9 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan luas permukaan

dan volume bangun

ruang sisi datar (kubus,

balok, prisma, dan

limas) serta

gabungannya

Luas permukaan atap dan tembok ruangan

Contoh konsep matematis pada rumah tradisional

Lampung:

- Menentukan luas permukaan kubus

- Menentukan luas permukaan balok

- Menentukan luas permukaan prisma

- Menentukan luas permukaan limas

Penerapan contoh soal:

- Diketahui rumah Lamban Pesagi

memiliki atap berbentuk limas segiempat

dengan panjang dan lebar bangunan

adalah 18 meter. Tentukan luas

permukaan atap jika tinggi dari puncak

atap ke langit-langit rumah adalah 6

meter.

- Diketahui kebik anak lelaki tertua

berukuran panjang 6 meter, lebar 5 meter,

dan tinggi 3.5 meter. Jika akan dilakukan

pengecatan pada tembok dalam dan atap

kebik maka hitunglah berapa liter cat yang

diperlukan.

4.10 Menyajikan dan

menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

96

distribusi data, nilai

rata-rata, median,

modus, dan sebaran data

untuk mengambil

kesimpulan, membuat

keputusan, dan

membuat prediksi

4.11 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan peluang empiric

dan teoritik suatu

kejadian dari suatu

percobaan

-

Kelas IX

Tabel 4.12 Pemetaan Materi Kelas IX

Kompetensi Dasar

(KD)

Konsep Matematis pada Rumah Tradisional

Lampung Masyarakat Pepadun

4.1 Menjelaskan

masalah yang berkaitan

dengan sifat-sifat

operasi bilangan

berpangkat bulat dan

bentuk akar

-

4.2 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan persamaan

kuadrat

-

4.3 Menyajikan fungsi

kuadrat menggunakan

tabel, persamaan, dan

grafik

-

4.4 Menyajikan dan

menyelesaikan masalah

kontekstual dengan

menggunakan sifat-sifat

fungsi kuadrat

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

97

4.5 Menyelesaikan

masalah kontekstual

yang berkaitan dengan

transformasi geometri

(refleksi, translasi,

rotasi, dan dilatasi)

Motif pada Ventilasi

Contoh konsep matematis pada rumah tradisional

Lampung:

- Menentukan refleksi suatu objek

- Menentukan translasi suatu objek

- Menentukan dilatasi suatu objek

- Menentukan rotasi suatu objek

Penerapan contoh soal:

- Ventilasi pintu rumah Jajar Intan akan

dipasang motif dan motif tersebut terletak

pada koordinat A(−6,3), B(−5,1),

C(−4,3), dan D(−5,5). Jika motif dibuat

berulang dengan pencerminan terhadap

sumbu y, tentukan koordinat pada objek

setelah dicerminkan.

4.6 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan kesebangunan

dan kekongruenan antar

bangun datar

Gambar payung pada motif kapal

Contoh konsep matematis pada rumah tradisional

Lampung:

- Menentukan kesebangunan dan

kekongruenan suatu bangun datar

Penerapan contoh soal:

- Diketahui motif kapal pada andang-

andang terdapat gambar payung

berbentuk segitiga sama sisi dengan

teknik krawangan. Jika payung pertama

memiliki sisi 10 cm, jeda antara payung

pertama dan kedua adalah 2 cm maka

tentukan apakah bentuk payung sebangun

atau kongruen.

4.7 Menyelesaikan

masalah kontekstual

Tiang penyangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

98

yang berkaitan dengan

luas permukaan dan

volume berbagai

bangun ruang sisi

lengkung (tabung,

kerucut, dan bola), serta

gabungan beberapa

bangun ruang sisi

lengkung

Contoh konsep matematis pada rumah tradisional

Lampung:

- Menentukan luas permukaan tabung

- Menentukan volume tabung

Penerapan contoh soal:

- Diketahui tiang penyangga rumah

Lamban Pesagi berbentuk tabung dengan

diameter 50 cm dan tinggi 150 cm.

Tentukan volume kayu pada tiang

penyangga tersebut.

Konsep matematis yang ditemukan sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Arum Purba (2019) meliputi bangun datar,

bangun ruang, kesebangunan dan kekongruenan dua bangun datar,

teorema Pythagoras, dan tranformasi geometri pada unsur-unsur

bangunan Rumah Adat Joglo Tulungagung. Selain itu, pada

penelitian yang dilakukan oleh Yulia Rahmawati (2019) ditemukan

model bangun datar, model bangun ruang, garis lurus, garis

lengkung, dan transformasi geometri pada pembangunan rumah dan

pola ukiran pada motif ukiran dinding Rumah Gadang.

b. Implementasi Rumah Tradisional Lampung pada Pembelajaran

Matematika Kelas VIII Tingkat SMP

Pada penelitian ini dijabarkan beberapa aspek geometris yang

ditemukan pada rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun.

Salah satu aspek geometris yang ditemukan adalah bangun ruang

sisi datar berupa kubus, balok, prisma, dan limas. Bangun ruang

tersebut termuat dalam materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar di

kelas VIII tingkat SMP. Bangun ruang sisi datar berada pada KD 3.9

yang berisi tentang membedakan dan menentukan luas permukaan

dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan

limas) dan KD 4.9 yang berisi tentang menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi

datar (prisma, kubus, balok, dan limas). Selain KD 3.9 dan KD 4.9

sesuai dengan aspek geometris yang ditemukan dalam penelitian ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

99

KD tersebut identik dengan kehidupan sekitar seperti volume bak

mandi, luas permukaan atap, bentuk ruangan pada rumah, dan lain

sebagainya. Maka dari itu, implementasi rumah tradisional

Lampung dalam pembelajaran matematika kelas VIII pada KD 3.9

dan KD 4.9 ini dituangkan ke dalam sebuah Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) beserta lampirannya.

RPP disusun menggunakan pendekatan saintifik dengan model

pembelajaran yang digunakan adalah Contextual Teaching and

Learning (CTL). Menurut Sabil (2011), CTL bertujuan untuk

mendorong siswa menemukan hubungan antara materi yang

dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Hal ini dapat membantu

siswa untuk memahami materi karena memiliki hubungan dengan

permasalahan kontekstual di sekitarnya. Model pembelajaran CTL

memiliki sintaks yakni Modeling, Questioning, Learning

Community, Inquiry, Constructivism, Reflection, dan Authentic

Assessment. Metode pembelajaran yang dipakai untuk mencapai

tujuan pembelajaran bervariasi, diantaranya: penugasan, diskusi,

tanya jawab, ceramah, dan latihan soal. Berbagai macam metode

tersebut berupa kegiatan nyata yang dapat digunakan guru untuk

mencapai tujuan pembelajaran terutama dalam menghubungkan

materi dengan permasalahan kontekstual.

Secara garis besar, langkah pembelajaran yang dilakukan terdiri

dari kegiatan pembuka, inti, dan penutup. Kegiatan pembuka diisi

oleh orientasi, motivasi, dan apersepsi yang dilakukan oleh guru

kepada siswa. Pada kegiatan inti, siswa diajak untuk mengamati

gambar kontekstual, mengaitkan gambar dan materi yang dipelajari

dengan mendiskusikannya bersama teman kelompok atau mandiri,

mengeksplorasi kemampuan siswa untuk menemukan penerapan

materi dengan kehidupan sehari-hari, mengasah kemampuan

menggambar bangun ruang dan jaring-jaring, mengasah kreativitas

membuat bangun ruang, menyampaikan hasil pemikiran atau diskusi

dan bertanya jawab, atau mengerjakan latihan soal dan refleksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

100

Langkah pembelajaran yang telah dirancang pada RPP dapat

digunakan oleh guru untuk pembelajaran daring maupun luring.

Secara lebih lengkap, lembar RPP dan lampirannya dapat ditemukan

pada bagian lampiran.

D. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui filosofi dan

aktivitas fundamental matematika pada rumah tradisional Lampung

masyarakat Pepadun serta mengetahui konsep matematika dan

implementasinya dalam pembelajaran matematika. Konsep matematika

yang banyak ditemukan mengenai geometri. Penelitian ini difokuskan pada

bangunan rumah tradisional Lampung khususnya masyarakat Pepadun

diantaranya rumah tradisional “Ginting Kuning” dan rumah tradisional

“Jajar Intan” serta rumah “Lamban Pesagi” sebagai pembanding dari rumah

masyarakat Sebatin.

Hasil analisis kemudian akan digunakan dalam pembelajaran

matematika tingkat SMP khususnya untuk memperkenalkan materi

geometri. Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa keterbatasan yakni

tidak tersedianya dokumen sejarah dan dokumen rancang bangun pada

beberapa rumah tradisional yang diteliti, adanya narasumber yang

merupakan keturunan ke sekian dan kurang menguasai sejarah dan filosofis

rumah tradisional tersebut, dan adanya privasi yang harus dijaga dan

dihormati sehingga tidak bisa melihat secara rinci pada beberapa bagian

rumah terutama kebik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah

dilakukan untuk mengetahui aktivitas fundamental matematika, makna

filosofis, dan konsep matematika pada rumah tradisional Lampung

masyarakat Pepadun serta implementasinya dalam pembelajaran

matematika topik geometri, didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Aktivitas fundamental matematika dan filosofi yang terkandung dalam

rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun:

Terdapat enam aktivitas fundamental matematika menurut Bishop

yang ditemukan, meliputi:

• Aktivitas counting, penentuan jumlah anak tangga dan jumlah tiang

penyangga rumah.

• Aktivitas measuring, penentuan ukuran pada: bangunan rumah;

setiap ruangan; andang-andang; jendela, ventilasi, dan pintu;

diameter, panjang, lebar, dan tinggi tiang penyangga.

• Aktivitas locating, pertimbangan lokasi pembuatan rumah yang

mengikuti urat nadi jalan seperti di pinggir sungai, di pinggir pantai,

atau di pinggir jalan.

• Aktivitas designing, adanya rancangan atau desain bangun rumah;

penempatan ruangan; dan pembuatan motif/ dekorasi/ ragam hias.

• Aktivitas playing, aturan pemilihan bahan baku dan aturan pada

ritual sebelum membangun rumah.

• Aktivitas explaining, penempatan ruangan yang menyesuaikan

hierarki dan makna bagian rumah atau motif/ dekorasi/ ragam hias.

Terdapat beberapa filosofi yang terkandung dalam rumah tradisional

Lampung masyarakat Pepadun diantaranya meliputi:

• Tiga bagian utama rumah, yaitu bah nuwow; inti rumah; dan kekopni

nuwow. Bah nuwow sebagai penopang dari kemungkinan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

102

bencana alam maupun buatan. Inti rumah sebagai pusat segala

aktivitas. Kekopni nuwow sebagai kepala yang menaungi segala isi

rumah.

• Urutan dalam pembangunan rumah, meliputi: pemilihan bahan

baku; penentuan lokasi; upacara sebelum membangun rumah;

mendirikan tiang penyangga; mendirikan bangunan dan kekopni

nuwow; dan upacara sebelum menempati rumah.

• Aturan-aturan, meliputi: pemilihan waktu tebang dan pengawetan

alami untuk bahan baku; pemilihan lokasi rumah dan pematangan

tanah; pengumpulan tujuh mata air dari sumber yang berbeda untuk

upacara sebelum membangun rumah; dan penyimpanan pemanohan

atau barang pusaka di atas rumah.

• Kekhasan rumah tradisional Lampung, meliputi: bentuk berupa

rumah panggung segiempat; resplang bermotif; adanya lambang

kewibawaan seperti dan sepasang kepala menjangan; adanya

ornamen siger; dan lapang lom tidak bersekat beralaskan tikar.

2. Konsep matematika yang ditemukan pada rumah tradisional Lampung

masyarakat Pepadun meliputi: mengurutkan bilangan, himpunan,

perbandingan, garis dan sudut, segiempat dan segitiga, kesebangunan

dan kekongruenan dua bangun datar, pola bilangan, teorema

Pythagoras, bangun ruang sisi datar, dan transformasi geometri.

3. Implementasi konsep matematika dalam pembelajaran matematika pada

rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun, yaitu:

• Kelas VII, pemetaan konsep matematika yang dapat diterapkan pada

enam Kompetensi Dasar dari 12 KD yang ada yaitu KD: 4.1, 4.4,

4.7, 4.8, 4.10, dan 4.11.

• Kelas VIII, pemetaan konsep matematika yang dapat diterapkan

pada tiga Kompetensi Dasar dari 11 KD yang ada yaitu KD: 4.1, 4.6,

dan 4.9.

• Kelas IX, pemetaan konsep matematika yang dapat diterapkan pada

tiga Kompetensi Dasar dari 7 KD yang ada yaitu KD: 4.5, 4.6, dan

4.7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

103

• Topik geometri yang ditemukan kemudian dituangkan dalam

ilustrasi penerapan pembelajaran matematika kelas VIII tingkat

SMP pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar dan

diimplementasikan dalam bentuk Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). RPP

yang disusun menggunakan pendekatan Saintifik, model

pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL), dan metode

pembelajaran berupa penugasan, tanya-jawab, ceramah, latihan soal.

LKPD yang disusun berupa kegiatan atau pun soal kontekstual yang

dikaitkan dengan rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat memberikan

saran sebagai berikut:

1. Bagi pendidik

Rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun yang memiliki

berbagai bentuk geometri dapat diimplementasikan dalam pembelajaran

matematika. Selain mempelajari ilmu matematika pendidik juga dapat

mengenalkan peserta didik dengan kebudayaan yang ada di daerah

khususnya Lampung sebagai upaya pelestarian budaya dalam

pembelajaran. Dengan memanfaatkan kekayaan budaya daerah dan

benda-benda di kehidupan sebagai sarana pemahaman materi akan lebih

menarik perhatian dan motivasi belajar peserta didik. Pendidik dapat

menggunakan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang telah peneliti rancang untuk

diimplementasikan dalam pembelajaran materi pokok Bangun Ruang

Sisi Datar.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat menemukan narasumber yang lain,

dengan menerapkan penelitian yang sama akan tetapi bangunan

tradisional yang lain seperti: rumah tempat ibadah, rumah tempat

musyawarah, dan rumah tempat menyimpan. Hal ini memungkinkan

untuk menemukan aktivitas fundamental matematika, filosofi, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

104

konsep matematika pada berbagai bangunan tradisional daerah

Lampung yang lain. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat

mengeksplorasi lebih lanjut agar hasil penelitian dapat digunakan

sebagai pembelajaran utama dan memiliki ciri khas yang tak dapat

digantikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

DAFTAR PUSTAKA

Abiyasa, P.K. (2019). Kajian etnomatematika pada aktivitas pertanian di

Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (Skripsi).

Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Aksin, N., Astuti, A. Y., & Miyanto. (2020). PR matematika untuk SMP/MTs kelas

VIII semester 2. Bantul: PT Penerbit Intan Pariwara.

Alexander, D.C. (2015). Elementary geometry for college students (6th ed.). USA:

Cengange Learning.

Anindita, V.K. (2018). Profil PCK (pedagogical content knowledge) guru

matematika SMA Bopkri 1 Yogyakarta pada topik turunan (Skripsi). Program

Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Asiah, R., Yunarti T., & Asnawati, R. (2016). Efektivitas pendekatan kontekstual

ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa (Studi pada siswa kelas

VIII SMP Tri Sukses Natar Lampung Selatan semester genap tahun pelajaran

2015/2016). Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, 4(8).

Astriandini, M. G. (2020). Kajian etnomatematika terhadap pola kristalografi batik

Keraton Surakarta serta ilustrasi penerapannya dalam pembelajaran

transformasi geometri sekolah menengah pertama (Skripsi). Program Studi

Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Badan Pusat dan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Kebudayaan (Def.

1). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. Diakses 22

September 2020, dari https://kbbi.kembdikbud.go.id/entri/kebudayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

106

Badan Pusat dan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Kebudayaan (Def.

2). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. Diakses 22

September 2020, dari https://kbbi.kembdikbud.go.id/entri/kebudayaan.

Badan Pusat dan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Matematika (Def.

1). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. Diakses 11

Oktober 2020, dari https://kbbi.kembdikbud.go.id/entri/matematika.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2015). Mengulik data suku di Indonesia,

https://www.bps.go.id/news/2015/11/18/127/mengulik-data-suku-di-

indonesia.html, diakses pada 22 September 2020.

Djausal, A., & Hartawan, D. (2002). Rumah tradisional Lampung. Lampung:

Proyek Pelestarian dan Pemberdayaan Budaya Lampung pada Dinas

Pendidikan Propinsi Lampung.

Dominikus, W.S. (2018). Etnomatematika Adonara. Malang: Media Nusa Creative.

Hakim, L. (2009). Perencanaan pembelajaran. Jakarta: CV Wacana Prima

Kemdikbud RI. (2016). Permendikbud No. 24 Tahun 2016 Lampiran 15 Tentang

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kemendikbud

RI.

Kemdikbud RI. (2019). Hasil PISA Indonesia 2018: akses makin meluas, saatnya

tingkatkan kualitas, https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/hasil-

pisa-indonesia-2018-akses-makin-meluas-saatnya-tingkatkan-kualitas,

diakses pada 1 November 2020.

Koentjaraningrat. (2015). Kebudayaan, mentalitas, dan pembangunan. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Nidho, F. (2013). Mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta: PT

Prestasi Pustakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

107

Pratami, R. K. V. M., Pratiwi, D. D., & Muhassin, M. (2018). Pengembangan media

pembelajaran matematika berbantu adobe flash melalui etnomatematika pada

Rumah Adat Lampung. NUMERICAL: Jurnal Matematika dan Pendidikan

Matematika, 2(2), 59-72.

Rahmawati, Y., & Muchlian, M. (2019). Eksplorasi etnomatematika Rumah

Gadang Minangkabau Sumatera Barat. Jurnal Analisa, 5(2), 123-136.

Ruditho, M. A. (2020). Filsafat pendidikan matematika abad ke-21: Filsafat

pendidikan matematika. Yogyakarta: PPIP Universitas Sanata Dharma.

Rusydi, U., Arifin, R., Suparno, Indra, W. D., & Zaini, F. (1987). Arsitektur

tradisional daerah Lampung. Lampung : Proyek Inventarisasi dan

Dokumentasi Kebudayaan Daerah Propinsi Lampung.

Sabil, H. (2011). Penerapan pembelajaran contextual teaching & learning (CTL)

pada materi bangun ruang dimensi tiga menggunakan model pembelajaran

berdasarkan masalah (MPBM) mahasiswa Program Studi Pendidikan

Matematika FKIP UNJA. Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1).

Salamah, U. (2019). Berlogika dengan matematika 2 untuk kelas VIII SMP dan

MTs. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Sugiyono. (2014). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sulistyani, A. P., Windasari, V., Rodiyah, I. W., & Muliawati, N. E. (2019).

Eksplorasi etnomatematika Rumah Adat Joglo Tulungagung. Media

Pendidikan Matematika, 7(1), 22-28.

Utami, A. (2018). Eksplorasi sumber belajar pada rancang bangun Rumah Adat

Lampung (Lamban Dalom) dengan perspektif etnomatematika (Doctoral

dissertation). UIN Raden Intan, Lampung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

109

Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

110

Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

111

Lampiran 3: Lembar Validasi Instrumen Penelitian

A. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

No. Indikator Nomor

Pertanyaan

1. Sejarah rumah tradisional Lampung (khususnya

adat Pepadun)

1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 22

2. Bagian-bagian pada rumah tradisional Lampung

serta fungsinya 8, 9, 23

3. Makna filosofi yang terkandung pada rumah

tradisional Lampung

11, 12, 13,

14,

4. Aktivitas fundamental matematika

a. Membilang

b. Mengukur

c. Menempatkan

d. Merancang

10, 15, 16,

17, 18, 19,

21, 27, 28,

5. Aspek geometri yang terdapat pada rumah

tradisional Lampung 20, 24, 25, 26

B. Kisi-Kisi Lembar Observasi dan Dokumentasi

No. Indikator

Nomor

Butir

Pernyataan

1. Sejarah rumah tradisional Lampung (khususnya

adat Pepadun) 1

2. Aspek Geometri Pada Setiap Bagian Rumah

Tradisional Lampung (khususnya adat Pepadun) 2, 3, 4, 5, 6

3. Ragam Hias atau Ornamen Rumah Tradisional

Lampung (khususnya adat Pepadun) 7

4. Aktivitas fundamental matematika

a. Membilang

b. Mengukur

c. Menempatkan

d. Merancang

8, 9, 10, 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

112

C. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yang digunakan peneliti saat pengumpulan data meliputi:

1. Bagaimana sejarah secara keseluruhan dari rumah tradisional Lampung yang

diketahui?

2. Ada berapa jenis rumah tradisional Lampung dan apa saja sebutan namanya?

3. Bagaimana sejarah tiap jenis rumah tradisional Lampung?

4. Apakah rumah tradisional Lampung (sebutkan nama rumahnya) telah mengalami

perubahan?

5. Bagaimana perubahan yang dilakukan? (Jika sudah mengalami perubahan)

6. Bagaimana perbedaan dari jenis-jenis rumah tradisional Lampung tersebut?

7. Bagaimana perbedaan rumah tradisional Lampung dengan rumah tradisional lainnya

di Indonesia?

8. Apa saja bagian-bagian yang terdapat pada rumah tradisional Lampung?

9. Bagaimana fungsi dari bagian-bagian tersebut?

10. Apa saja bahan dan alat yang digunakan dalam membangun rumah tradisional

Lampung?

11. Apakah ada aturan khusus dalam membangun rumah tradisional Lampung?

12. Apakah ada aturan khusus dalam pemilihan bahan baku atau pemasangan lantai pada

rumah tradisional Lampung?

13. Apa makna yang terkandung di setiap bagian rumah tradisional Lampung?

14. Apa sajakah ciri-ciri khusus rumah tradisional Lampung?

15. Bagaimana pembuatan tangga yang ada di setiap bagian rumah tradisional Lampung?

16. Bagaimana masyarakat Lampung mempertimbangkan lokasi untuk dibuat rumah?

17. Apakah ada ukuran dan bentuk khusus dalam perencanaan dan pembuatan rumah

tradisional Lampung?

18. Berapa meter tinggi tiang penyangga dan tinggi bangunan inti dari rumah tradisional

Lampung?

19. Bagaimana desain atau rancang bangun pada rumah tradisional Lampung? (sebutkan

nama rumahnya)

20. Bagaimana ragam hias atau dekorasi atau ornamen atau motif yang terdapat pada rumah

tradisional Lampung? (khususnya masyarakat Pepadun)

21. Bagaimana masyarakat dahulu dapat mengeksplorasi ragam hias atau dekorasi atau

ornamen atau motif pada rumah tradisional Lampung?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

113

22. Apakah diperlukan arsitektur khusus dalam pembangunan rumah tradisional Lampung?

23. Terdapat ruangan apa saja yang ada pada rumah tradisional Lampung?

24. Bagaimana bentuk ruangan yang ada pada rumah tradisional Lampung?

25. Bagaimana atap dari rumah tradisional Lampung?

26. Bagaimana bagian gaghang pada rumah tradisional Lampung?

27. Apakah ada urutan tertentu dalam proses pembangunan rumah tradisional Lampung?

(Misal: ritual adat sebelum membangun dan sebagainya)

28. Bagaimana penggunaan matematika dalam pembuatan rumah tradisional Lampung dan

ragam hias/ ornamen/ motif pada rumah tradisional Lampung yang dilakukan masyarakat

Lampung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

114

D. Lembar Obseervasi dan Dokumentasi

Lembar observasi dan dokumentasi yang digunakan peneliti saat

pengumpulan data meliputi:

No. Aspek yang Diamati Ya Tidak Keterangan

1. Terdapat dokumen terkait sejarah rumah

tradisional Lampung

2. Terdapat bagian tampak depan

keseluruhan rumah tradisional Lampung

3. Terdapat bagian tampak samping rumah

tradisional Lampung

4. Terdapat bagian atap rumah tradisional

Lampung

5. Terdapat bagian-bagian ruangan dalam

rumah tradisional Lampung

6. Terdapat bagian ruangan bawah rumah

tradisional Lampung

7.

Terdapat ragam hias atau ornamen pada

setiap bagian rumah tradisional

Lampung

8. Terdapat kekhasan setiap tangga yang

terdapat di rumah tradisional Lampung

9. Terdapat aturan khusus lokasi rumah

tradisional Lampung

10.

Terdapat ukuran khusus tiang

penyangga bawah rumah tradisional

Lampung

11. Terdapat dokumen rancang bangun dari

rumah tradisional Lampung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

115

E. Penilaian

1. Validator 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

116

Simpulan Validator 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

118

2. Validator 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

119

Simpulan Validator 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

121

Lampiran 4: Transkrip Wawancara

Transkrip Wawancara dengan Narasumber 1

N1 = Bapak I Made Giri Gunadi sebagai narasumber 1

P = Peneliti

Hari, tanggal = Senin, 8 Maret 2021

Alasan = Bapak Made merupakan pamong budaya madya di Museum

Negeri Lampung.

P : Selamat pagi Pak, perkenalkan saya Theresia Nata Ekwandani,

mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, ingin

melakukan penelitian dan pengambilan data. Judul penelitian skripsi saya adalah

Kajian Etnomatematika terhadap Rumah Tradisional Lampung Masyarakat

Pepadun dan Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika Topik Geometri.

Jadi saya akan mencari aktivitas-aktivitas matematika Pak, diantaranya ada

membilang, mengukur, menempatkan lokasi atau menentukan lokasi, merancang,

menjelaskan, dan bermain. Etnomatematika sendiri adalah matematika dalam

budaya. Nah, aktivitas tersebut merupakan kerangka untuk membawa ke materi

matematika dan saya lebih menekankan juga terhadap penggunaan matematika di

sekolah jadi keluarannya adalah pembuatan RPP dan soal-soal kontekstual dengan

tujuannya agar pengetahuan akan kebudayaan sendiri tidak luntur. Sebelumnya

saya ingin bertanya nama Bapak siapa ya?

N1 : Baik Mbak, nama saya I Made Giri Gunadi sebagai pamong budaya

madya di Museum Negeri Lampung. Sangat menarik ya topik penelitiannya, mari

kita mulai saja, Mbak.

P : Baik Pak, yang pertama bagaimana sejarah keseluruhan dari rumah

tinggal adat Lampung yang Bapak ketahui?

N1 : Rumah tradisional Lampung pada umumnya baik sebatin maupun

pepadun itu adalah bentuk rumah panggung. Bentuk rumah panggung ini berkaitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

122

dengan keadaan geografis masyarakat yang hidup di daerah cincin api jadi zona

bahaya gempa. Karena dari pengalamannya rumah panggung ini aman untuk

gempa. Kedua, dari lingkungan masyarakat di Lampung itu lingkungannya masih

ada binatang-binatang buas sehingga lebih aman dengan rumah panggung ini.

Kemudian rumah panggung ini pada umumnya terbagi menjadi 3: bagian bawah,

bagian badan, dan bagian atap. Bagian bawah ini biasanya untuk menaruh berbagai

hal seperti kayu bakar bahkan ternak, dan lain. Bagian badan sebagai tempat hunian

masyarakat. Pembagian bilik-bilik nanti dijelaskan, orang tua tidur dimana, anak

gadis tidur dimana, anak laki-laki tidur dimana. Nanti secara spesifik dijelaskan.

P : Tadi Bapak menyebutkan bahwa ada 2 jenis rumah tradisional Lampung,

apa saja sebutan namanya?

N : Kalau di pepadun biasanya menggunakan istilah Nuwow (Nuwo). Kalau

di sebatin Lamban namanya. Makanya yang di depan ini (rumah tradisional yang

ada di Museum Lampung) namanya Lamban Pesagi dari masyarakat sebatin.

P : Selanjutnya Pak, bagaimana sejarah setiap jenis rumah tradisional

Lampung? Apakah ada perbedaan setiap jenisnya?

N1 : Kalau untuk sejarah tidak jauh setiap jenisnya, karena yang namanya

hunian itu kan merasa nyaman dan sebagainya, adat tidak membedakan terlalu jauh

perbedaan. Nanti secara fungsi mungkin di situ letak perbedaannya berkaitan

dengan filosofis karena masing-masing memiliki keyakinan-keyakinan.

P : Kemudian, bagaimana perbedaan rumah tradisional Lampung dengan

rumah tinggal adat lainnya di Indonesia yang Bapak ketahui?

N1 : Saya juga ini tidak terlalu jauh berbeda karena saya juga pernah ke

Museum Palembang. Mungkin itu yang menekankan adalah rumah panggung tetapi

memiliki kepercayaan masing-masing berdasarkan filosofis dan fungsi yang

berbeda. Pada dasarnya bangunan rumah panggung tradisional Lampung dulu itu

pekerjanya adalah orang-orang Sumatera Selatan yakni orang Meranjat itu yang

ahli pembuatan bangunan. Kalau secara sejarah, Lampung baru berpisah dengan

Sumatera Selatan tahun 1964 secara geografis masih hampir sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

123

P : Apakah diperlukan arsitektur khusus dalam pembangunan rumah

tradisional Lampung?

N1 : Seharusnya iya dan ada pembelajaran juga tentang arsitektur Lampung

berkaitan dengan bangunan seperti teknik pembuatan dan sebagainya, sistem pasak

dan sebagainya, itu merupakan kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestarikan.

Bangunan kita yang ada di Lampung ini pernah dicek ternyata hampir sama dengan

bangunan yang ada di Jepang. Nah ini menjadi pertanyaan apakah alam yang

mendidik penduduk masyarakat untuk membangun rumah seperti ini dengan

pengalaman yang ada. Karena sejarahnya sama gempa adalah daerah yang rawan

gempa.

P : Kalau tadi arsitektur khusus ya Pak. Selanjutnya, apakah ada urutan

tertentu dalam proses pembangunan rumah tradisional Lampung? (Misal: ritual

adat sebelum membangun dan sebagainya)

N1 : Segala sesuatu itu kan kepercayaan nenek moyang pada zaman dahulu

jadi tetap ada ritual walaupun berubah namun tradisi berjalan terus. Walaupun

bertemu dengan kepercayaan yang berbeda tetapi tradisi tetap dengan kepercayaan,

dalam pembangunan ada ritual tertentu mulai dari pemilihan tempat, arah mata

angin, dan sebagainya. Pembangunannya mulai dari bawah yakni umpak di bawah

tiang berbentuk datar yang terbuat dari batu tunggal (monolit) dipasang agar jika

terjadi gempa goyangan tetap dan stabil.

P : Begitu ya Pak. Apakah ada aturan khusus dalam membangun rumah

tradisional Lampung?

N1 : Arah mata angin yaitu ventilasi mengarah ke sinar matahari pada

umumnya namun tidak mutlak.

P : Kalau ini Pak, apakah ada ukuran dan bentuk khusus dalam perencanaan

dan pembuatan rumah tradisional Lampung?

N1 : Bentuk khususnya rumah panggung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

124

P : Apakah ada aturan khusus dalam pemilihan bahan baku atau pemasangan

lantai pada rumah tradisional Lampung?

N1 : Lantai dibuat dari bambu yang termasuk kecerdasan lokal masyarakat.

Dalam pembuatan rumah zaman dahulu, perencanaannya jauh sebelum pembuatan.

Seperti bambu harus mencari sistem kering ketika air di batang turun kemudian

dibelah dan direndam selama kurang lebih satu tahun merupakan sistem

pengawetan local. Rumah sampai 200 tahun masih awet. Memiliki musim tertentu

untuk persiapan alat tertentu. Bukan bambu yang masih utuh di atas melainkan di

bawah bambu yang sudah diawetkan.

P : Kemudian Pak, apa saja bahan dan alat yang digunakan dalam

membangun rumah tradisional Lampung?

N1 : Ada kayu dan bambu dengan sistem pengawetan. Kayu yang lebih kecil

adalah usuk, di atasnya range.

P : Nah, apakah rumah tradisional Lampung telah mengalami modernisasi?

Bagaimana modernisasi yang dilakukan? (Jika sudah mengalami modernisasi)

N1 : Kalau selama ini saya lihat karena keterbatasan bahan. Kalau

pembangunan untuk pembuatan rumah tradisional sekarang semakin sulit dan

semakin jarang dibuat karena terbentur dengan masalah bahan. Kemudian rumah-

rumah tua yang berkaitan dengan rumah tradisional Lampung pasti ada usia dan

waktunya dan kemudian ada yang mengalami kerusakan sehingga ada beberapa hal

yang digantikan seperti tiang kayu diganti dengan tiang beton. Tetapi kalau

pembuatan arsitektur menyerupai bangunan tradisional itu ada, bahkan Museum

Lampung pun mengambil arsitek dari rumah sessat. Mungkin ada yang sifatnya

beberapa rumah yang sudah rusak dijadikan satu rumah. Bagian-bagian material

rumah yang masih bagus dijadikan satu dengan material di tempat lain. Kalau

bagian lumbung utuh.

P : Selanjutnya ya Pak, apa makna yang terkandung di setiap bagian rumah

tradisional Lampung?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

125

N1 : 3 bagian utama (Bawah, badan, atas) mencerminkan dunia bawah, tengah

dan atas. Jika dibentuk manusia itu ada kaki, badan, dan kepala. Jika diambil

makrokosmos ada alam bawah, tengah, dan alam atas. Mau tidak mau masyarakat

terlahir dari adat istiadat yang selalu dipengaruhi oleh zamannya masing-masing.

Mulai dari prasejarah, masuknya hindu Buddha, adat itu mengalir maka akan

bersentuhan pengaruh budayanya.

P : Sangat erat dengan filosofis ya Pak. Kemudian, terdapat ruangan apa saja

yang ada di lamban pesagi? Bagaimana bentuk ruangan yang ada di lamban pesagi?

N1 : Kalau di bawah hanya tiang-tiang saja. Kalau di tengah itu kan inti baru

terbagi. Kalau rumah di Museum Lampung rumah dibagi menjadi ruang tidur ada

2 (orang tua dan anak gadis), ruang terbuka (bisa untuk tidur anak laki-laki), dan

dapur. Atap bisa digunakan untuk menyimpan bahan makanan yang sifatnya tahan

lama. Kalau di bawah itu untuk kayu bakar, ternak, bisa disitu.

P : Bagaimana pembuatan tangga yang ada di rumah tradisional Lampung?

N1 : Bahan yang digunakan adalah kayu. Jumlah tangga ganjil karena

keyakinan dan pengalaman. Kalau ganjil akan menyesatkan yang ingin berbuat

jahat.

P : Bagaimana atap dari rumah tradisional Lampung?

N1 : Sistem atap untuk rumah sebatin adalah sistem payung. Jadi tidak ada

tiang tengah-tengahnya. Atap bisa digunakan untuk menyimpan bahan makanan

yang sifatnya tahan lama. Material atap dari kayu.

P : Bagaimana ragam hias atau dekorasi atau ornamen atau motif yang

terdapat pada rumah tradisional Lampung masyarakat Pepadun?

N1 : Ragam hias tidak terlalu banyak. Tetapi hampir sama dengan Sumsel

karena arsitekturnya dari daerah Meranjak. Ada semacam krawangan, ada suatu

papan kemudian dilubangi sehingga menembus. Ventilasinya menyerupai

geometris tidak terlalu banyak motif. Untuk rumah tradisional balak biasanya ada

paguk menyerupai belalai gajah terletak di antara pertemuan tiang vertikal dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

126

horizontal. Filosofisnya adalah keperkasaan dan kewibawaan dari pemilik rumah

bahwa memiliki strata sosial masyarakat yang tinggi. Kalau ada paguk berarti

bukan masyarakat biasa. Suttan seperti apa, Raja seperti apa, Pangeran seperti apa.

P : Apakah ada perbedaan ragam hias antar rumah tradisional Lampung?

N1 : Kalau perbedaan ragam hias secara estetika tidak ada namun ragam hias

yang berkaitan dengan simbolis itu ada. Kalau estetika bergantung pada

kemampuan dalam bentuk ekonomi. Ragam hias yang penting tidak boleh

melangkahi aturan adat. Jika memasuki ranah adat maka ada pakemnya jadi harus

ditaati.

P : Bagaimana masyarakat dahulu dapat mengeksplorasi ragam hias atau

dekorasi atau ornamen atau motif pada rumah tradisional Lampung?

N1 : Pengalaman dan kepercayaan yang mereka dapatkan dituangkan menjadi

budaya.

P : Bagaimana penggunaan matematika dalam ragam hias di rumah

tradisional Lampung?

N1 : Menarik untuk dibahas. Tetapi untuk rumah pasti akan berkaitan dengan

perhitungan dan pengukuran (panjang lebar). Tidak mungkin orang membuat

rumah sebesar itu pintunya tidak sesuai. Seperti arsitektur tradisional di Bali ada

yang namanya Asta Kosala Kosali yakni pengukuran yang tepat itu berasal dari

dirinya, seperti jengkal, depa, dan sebagainya.

P : Baik Pak, saya rasa sekian dulu wawancara terkait rumah tradisional

Lampung. Saya mengucapkan terima kasih Bapak telah berkenan untuk menjadi

narasumber dalam penelitian saya, jika nanti ada hal-hal yang masih ingin saya

tanyakan, apakah Bapak bersedia?

N1 : Iya, Mbak, sama-sama. Silakan saja tanyakan ke saya jika saya bisa

menjawabnya, bisa dilakukan melalui whatsapp ya, Mbak. Nanti nomornya saya

berikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

127

P : Baik terima kasih banyak Pak. Saya minta maaf jika dalam bertutut kata

atau berperilaku terdapat kekurangan atau kesalahan ya, Pak. Saya sudahi

merekam pembicaraan kita ya Pak.

N1 : Ah tidak kok, Mbak. Santai saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

128

Transkrip Wawancara dengan Narasumber 2

N2 = Ibu Dra. Eko Wahyuningsih sebagai narasumber 2

P = Peneliti

Hari, tanggal = Selasa, 9 Maret 2021

Alasan = Ibu Eko merupakan pamong budaya bidang arsitektur di

Museum Negeri Lampung.

P : Selamat siang Bu, perkenalkan saya Theresia Nata Ekwandani,

mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, ingin

melakukan penelitian dan pengambilan data. Ya jadi judul penelitian skripsi saya

adalah Kajian Etnomatematika terhadap Rumah Tradisional Lampung Masyarakat

Pepadun dan Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika Topik Geometri.

Jadi yang akan saya cari disini selain ada kajian etnomatematika yang ada terdiri

dari enam aktivitas itu Bu, ada membilang, mengukur, menempatkan lokasi atau

menentukan lokasi, merancang, menjelaskan, dan bermain. Jadi dari keenam itu

istilahnya merupakan kerangka untuk kita bisa membawa ke materi Matematika

gitu dan disini saya lebih ke penekanannya juga terhadap penggunaan matematika

jadi keluarannya juga saya ada membuat RPP dan soal-soal kontekstual dan

tujuannya juga agar para siswa tidak luntur pengetahuannya akan kebudayaan

sendiri. Begitu bu kira-kira.

N2 : Baik, sebelumnya saya akan memperkenalkan diri, saya Eko

Wahyuningsih saya sebagai pamong budaya madya di Museum Lampung.

P : Baik Bu, salam kenal. Kita langsung saja mulai ke pertanyaan yang

pertama. Bagaimana sejarah keseluruhan dari rumah tradisional adat Lampung

yang Ibu ketahui?

N2 : Nah secara umumnya rumah tradisional yang ada di Lampung itu bisa kita

bagi dari daerahnya misalnya rumah tradisional yang ada di daerah peminggir atau

di orang-orang sebatin dan juga daerah pedalaman atau pepadun. Pada umumnya

sejarah rumah ini kalau kita lihat mulai peletakkannya kalau yang awal itu biasanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

129

di sepanjang sungai, Mbak, mengikuti sungai dari hulu sampai ke hilir. Namun

setelah ada masuk orang-orang kolonial itu mulai dibangun jalan-jalan mulai

pindah jadi berubah, tidak di pinggir sungai tapi sudah mengikuti jalan. Jadi di

sepanjang jalan yang dibangun itulah. Nah, kemudian rumah ini kalau secara umum

kita bisa lihat awalnya adalah rumah yang hanya dibangun secara sederhana.

Kemudian dengan meningkatnya jumlah masyarakat akhirnya dibangun juga rumah

yang lebih besar. Kalau rumah yang sederhana biasanya yang ada di daerah-daerah

umbulan atau yang masih belum ramai. Nah kemudian nanti yang sudah di

kampung biasanya rumah yang lebih besar atau dibilang biasanya ada nuwow

apakah itu ada nuwow balak itu tergantung pembuatan dan siapa saja yang

menempati.

P : Oke baik, kalau itu tadi sejarah secara keseluruhan ya Bu. Ibu juga sudah

menyebutkan bahwa rumah terbagi menjadi masyarakat peminggir dan pedalaman.

Kalau begitu, ada berapa jenis Bu rumah tradisional adat Lampung dan apa saja

sebutan namanya?

N2 : Ya kalau untuk rumah di Pepadun itu disebutnya sebagai nuwow atau

rumah ya dalam bahasa Lampungnya adalah nuwow. Kemudian kalau di pesisir itu

umumnya disebutnya sebagai lambahan atau lamban. Dalam hal ini untuk jenis-

jenis arsitekturnya memang kalau di peminggir itu ada yang piramida jenis atapnya.

Tapi untuk perkembangan selanjutnya sudah ada yang bubungan perahu terbalik

jadi memanjang atau pelana kuda istilahnya di arsitektur.

P : Sudah mengalami perubahan juga ya Bu berarti. Nah selanjutnya,

bagaimana sejarah setiap jenis rumah tradisional Lampung? Apakah ada perbedaan

atau persamaan setiap jenisnya?

N2 : Kalau sejarah secara umum sebetulnya awalnya dipakai sebagai tempat

tinggal lah ya, Mbak, untuk keluarga inti saja. Kemudian dengan perkembangan

waktu, dari rumah-rumah tersebut akhirnya berkembang mungkin bisa menjadi

yang tinggal lebih banyak, tidak hanya keluarga ayah ibu tapi mungkin bisa nenek

kakek dan keluarga luas juga jadi mulai besar ukurannya pula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

130

P : Kalau perbedaan jenis-jenis rumah tradisional peminggir dan pepadun itu

bagaimana ya Bu?

N2 : Kita awali mungkin dari persamaan dulu saja ya, Mbak. Kalau persamaan

itu ada semacam filosofinya bahwa ada bawah rumah atau bah lamban kemudian

rumah inti atau rumah yang ditinggali itu dan ada bagian atasnya. Tengah resi itu

biasanya untuk musyawarah kaum wanita. Tapi kalau di orang-orang pepadun dan

sebatin ini sebetulnya hal yang berbeda biasanya dari jenis pembagian ruang.

Karena kadang-kadang ruang itu ada yang lebih kompleks dan ada yang lebih

simpel. Nah biasanya yang lebih kompleks itu yang pepadun.

P : Oke begitu ya Bu. Mungkin kalau untuk ruang kita tanya di bagian ruang

nanti saja ya Bu. Kalau tadi kita sudah berbicara tentang rumah tradisional di

Lampung ya Bu, nah kalau terkait rumah tradisional yang ada di Indonesia menurut

yang Ibu ketahui, bagaimana perbedaan rumah tradisional Lampung dengan rumah

tradisional adat lainnya di Indonesia?

N2 : Kalau dengan Palembang ya kita yang dekat istilahnya, kalau

perbedaanya misalnya dari rumah Ulu. Nah kalau rumah Ulu di Palembang, itu ada

tingkat lantai yang bertingkat. Istilahnya dari paling luar itu agak naik kalau dari

ruang inti itu agak naik ada undak-undakannya. Tapi kalau rumah Lampung itu

lantai sama dari ruang depan. Bukan terasnya ya tapi sudah masuk ruangan inti. Itu

sampai ke belakang biasanya tidak ada perbedaan. Kecuali kalau nanti dia turun ke

belakang lagi itu biasanya ada. Tapi kalau ini yang dari ruang tamu sampai ke ruang

belakang yang masih ruangan sama lantainya. Kalau dengan jawa dari model tiang

atau atapnya, dan banyak lagi.

P : Apakah pada masyarakat zaman dahulu memerlukan arsitektur khusus

dalam pembangunan rumah tradisional Lampung?

N2 : Kalau berdasarkan kami pernah survey di masyarakat ya, tentang

pembangunan rumah ini seperti tukang pembuat rumah itu ada khusus. Mereka

yang punya kepiawaian dalam membangun rumah dan menentukan ukuran dan lain

sebagainya dan pemasangan dan lain sebagainya itu ada. Hanya kalau istilahnya

mencari bahan dan lain sebagainya itu semua orang bisa. Dan kalau pada waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

131

dahulu itu biasanya masyarakat akan menggunakan apa yang ada di sekitarnya. Jadi

arsitektur tradisional adalah arsitektur yang menggunakan bahan-bahan yang

memang ada di sekitar mereka dan sesuai dengan alam yang ada di sekitar mereka.

Arsitektur khususnya itu adalah masyarakat itu sendiri.

P : Begitu ya Bu, nah selanjutnya apakah ada urutan tertentu dalam proses

pembangunan rumah tradisional Lampung? (Misal: ritual adat sebelum

membangun dan sebagainya)

N2 : Oke kalau kita membicarakan tentang urutan membangun rumah

berdasarkan survey kami itu ya. Jadi membangun rumah itu biasanya dimulai dari

menyiapkan lahan. Menyiapkan lahan itu bisa saja tidak hanya setahun. Karena

mematangkan tanah. Misalnya dari tanah yang banyak pohon kemudian dibuka

kemudian setelah tunggul-tunggul diambil dan dibakar kemudian dipadatkan.

Setelah tanah bagus dan rata tidak padat sebelah, kemudian mereka juga

menyiapkan kayu-kayu atau bahan-bahan yang akan dipakai. Apakah itu kayu,

rotan, ataukah bambu, atau ijuk itu mereka siapkan. Kemudian setelah semua

persiapan bahan dan tanah selesai sebelum bahan-bahan itu sampai ke lokasi tanah

yang akan dibangun biasanya tanah itu ada diupacarakan membuka tanah jadi

ngebebali tanoh istilahnya dengan suatu ritual. Kemudian giliran bahan kayu,

bambu, rotan, ijuk diberikan upacara juga. Setelah selesai nah baru mengukur

seberapa rumah yang akan dibuat lalu didirikanlah umpak dan kalau Mbak tau

rumah panggung pada masa dahulu itu bukan pondasi yang disemen tapi pakai

umpak. Kalau Mbak bisa lihat dulu ada gempa di Lampung Barat, rumah pesagi

seperti yang di depan Museum itu tidak roboh itu menggunakan batu-batu yang

saling topang. Batu-batu bulat disusun saling menopang yang kami temukan di

daerah Lampung Barat. Jadi dia kalau ada goyangan hanya bergoyang saja

rumahnya miring tetapi tidak roboh. Tetapi kalau rumah beton atau tembok tidak

kuat kan patah. Selain itu juga, jendelanya kecil-kecil untuk meminimalisir udara

yang masuk. Nah itu hal-hal yang dipersiapkan sebelum membangun rumah.

P : Apakah ada aturan khusus dalam membangun rumah tradisional

Lampung?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

132

N2 : Aturan itu mengacu ke zaman dahulu ya. Karena kalau rumah sekarang

itu mungkin aturan yang dahulu dipakai sudah tidak berlaku lagi. Kalau misalnya

kayu pada zaman dahulu bisa pakai kayu merbau dan kayu tenan. Kemudian untuk

bambunya biasanya bambu yang kuat apakah itu bambu betung untuk lantai

alasnya. Untuk lantai atasnya itu nanti pakai mlupuh itu bambu yang dicacah

dipakai di dapur. Kemudian menggunakan ijuk untuk atap dan juga rotan untuk tali

temali. Untuk rumah lama seperti lamban Kenali tidak menggunakan paku mbak

jadi mengikatnya dengan rotan. Nah kemudian di dalam pembuatan rumah itu tadi

untuk bahan-bahan itu sudah dipersiapkan kemudian untuk membangun juga ada

tukangnya kemudian dibantu juga oleh masyarakat. Sampai dengan selesai.

P : Bagaimana masyarakat Lampung mempertimbangkan lokasi untuk dibuat

rumah?

N2 : Ini kalau dulu memang perkampungan Lampung kan selalu di pinggir

sungai karena sungai merupakan urat nadi jalan yang kemudian mereka membuat

disana. Namun dari informasi yang kami dapat di survey, setelah mulai kolonial

masuk membuat jalan mereka kan akhirnya berpindah tempat. Walaupun sampai

sekarang juga masih banyak yang di sepanjang sungai tapi beberapa dari mereka

mulai di pinggir jalan. Lokasi-lokasi itu biasanya sesuai dengan kepemilikan tanah

mereka namun tetap dipertimbangkan mungkin tanah yang datar dan tidak dekat

dengan istilahnya kayak rawa. Tanah yang bisa dibilang bagus lah kondisinya untuk

aman dibangun suatu rumah. Mereka menyesuaikan dengan kondisi. Mungkin ini

bisa dilihat kalau Mbak sudah pergi ke daerah misalnya Kotabumi, di jalan

Blambangan Pagar itu rumah-rumah lama di sepanjang pinggir jalan. Atau ke Way

Kanan masih ada di pinggir sungai. Kalau di Labuhan Maringgai juga masih ada

yang di pinggir sungai juga ada yang di pinggir jalan. Dengan perubahan zaman

mengikuti dan tidak staknan.

P : Apakah ada ukuran dan bentuk khusus dalam perencanaan dan pembuatan

rumah tradisional Lampung?

N2 : Kalau ukuran tertentu meterannya tidak ada sih Mbak. Hanya yang beda

itu masuk rumah masyarakat biasa dan masyarakat bangsawan. Biasanya rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

133

masyarakat biasa ya lebih kecil. Kalau rumah bangsawan otomatis lebih besar. Itu

untuk ukuran tapi saya tidak bilang sekian meternya ya. Nah karena biasanya kalau

sudah bangsawan mereka punya nuwow balak karena suatu saat dia membuat gelar

adat akan didatangi oleh masyarakat yang ada di wilayah dia, begitu. Kalau rumah

tradisional Lampung biasanya panggung. Kemudian di bubungannya kalau yang

kecil misalnya di pesisir Lampung itu piramida, khususnya seperti yang Lamban

Pesagi. Tapi kalau yang secara umum biasanya adalah perahu terbalik dengan

kadang ada variasi di depannya. Nah kalau yang dulu awal-awal biasanya

tangganya hanya satu tempat dari sisi kiri dan jumlah tangga biasanya ganjil.

Alasannya di sisi kiri, begitu kita naik kita menganankan rumah, begitu

menganankan rumah berarti kita menghormati pemilik rumah, nah begitu

menghormati si pemilik rumah otomatis kita menghormati yang menguasai atau

membuat semua yang ada di bumi ini, kembali kepada Tuhan. Itu sekarang ada

perkembangannya menjadi dua. Nah kalau yang di tengah itu untuk balai adat atau

balai sessat karena fungsinya bukan untuk rumah hunian. Karena arsitektur rumah

itu kan ada untuk hunian, untuk kegiatan komunal, untuk ibadah, untuk

penyimpanan, dan pengawasan. Dari segi fungsi dan bentuk biasanya beda.

P : Apakah ada aturan khusus dalam pemasangan lantai pada rumah tinggal

adat Lampung?

N2 : Kalau rumah itu sudah terpasang kerangka kemudian lantai kemudian

dinding. Hanya nanti kalau plupuh itu biasanya ada di garang. Di deket dapur

biasanya untuk cuci piring yang menggunakan bambu yang dibelah. Mengapa

menggunakan itu karena kalau menggunakan kayu lama kelamaan kena air akan

rusak. Ada teknik sendiri untuk memakai bahan yang lain, yaitu bambu yang

dibelah. Kalau pengawetan orang zaman dahulu itu ada musim tertentu supaya tidak

termakan ngengat mungkin umur tertentu. Kemudian waktu menebang itu kalau

salah biasanya bambunya jadi banyak teter dan cepat rapuh. Kalau bambu atau kayu

zaman dahulu direndam dulu di kolam, kalau musim kemarau diangkat dijemur

untuk menghindari dimakan rayap. Nah itu teknik pengawetan tradisional dan

terbukti tak terbantahkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

134

P : Oke selanjutnya, apa sajakah ciri-ciri khusus rumah tinggal adat

Lampung?

N2 : Kalau kita bicara ciri khusus rumah tradisional bukan yang balak ya. Kita

bisa masuk ke tangga, teras, kemudian di dalam ada kamar. Kalau di kamar itu ada

satu untuk anak laki-laki tertua, kemudian untuk anak laki-laki selanjutnya. Ada

namanya bilik kebik. Kemudian ke belakang sampai nanti ke dapur. Untuk kamar

anak laki-laki tertua tadi, apabila mereka nanti sudah menikah, jika nanti ada yang

datang anaknya si anak laki-laki tertua atau istilahnya cucu maka nanti yang tinggal

di kamar itu ya cucu tersebut. Tidak boleh cucu dari anak laki-laki yang lain. Jadi

itu memang punya penyimbangnya. Biasanya jika seperti itu, orang tua akan pindah

ruangan lain.

P : Apa saja bagian-bagian yang terdapat pada rumah tradisional adat

Lampung?

N2 : Memang di Lampung kental dengan agama Islam namun juga mengusung

kepercayaan Hindu-Buddha. Bagian bah lamban, tengah resi, dan atap itu seperti

pembagian candi Borobudur. Kamadatu sesuatu yang tidak lazim untuk dilihat ada

di bagian bawah. Rupadatu adalah dunia kita beraktivitas dan bersosialisai.

Arupadatu adalah sesuatu yang tidak bisa kita bayangkan dengan sempurna karena

itu milik Tuhan. Kalau di Lamban Pesagi ada culuk langit. Itu gambaran untuk

Tuhan yang menciptakan segalanya. Itu sebenarnya filosofi itu ada.

P : Bagaimana bentuk ruangan pada rumah tradisional Lampung?

N2 : Biliknya biasanya segi empat saja, Mbak. Atau mbaknya bisa lihat

langsung saja di rumah nanti.

P : Berapa meter tinggi tiang rumah tradisional Lampung?

N2 : Kalau Sumatera umumnya antara 1.5 meter sampai 2 meter. Biasanya di

bawah juga ada yang digunakan untuk acara-acara juga penyimpanan dan kalau

sekarang ada warung.

P : Bagaimana pembuatan tangga yang ada di rumah tradisional Lampung?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

135

N2 : Bahan yang digunakan adalah kayu. Jumlah tangganya ganjil biasanya,

Mbak. Tapi beberapa ada yang sudah menyesuaikan tinggi tiang saja.

P : Bagaimana atap dari rumah tradisional Lampung?

N2 : Kalau di atap sendiri biasanya menyimpan barang pemanohan atau barang

pusaka. Biasanya ada keris, gong atau alat musik, buku kulit kayu, dan sebagainya.

Tidak boleh di taruh di bawah. Dan itu yang boleh membuka adalah anak laki-laki

tertua yang merupakan penyimbang. Bentuk atapnya lebih ke pyramid atau kapal

terbalik. Kalau di Lampung Barat masih ada yang pakai ijuk namun sekarang

ditempel seng agar tetap aman. Kalau yang masih ijuk banyak di daerah Bahwai di

daerah Kenali naik lagi ke atas hampir di bawah gunung Pesagi.

P : Bagaimana ragam hias atau dekorasi atau ornamen atau motif yang

terdapat pada rumah tradisional adat Lampung masyarakat Pepadun?

N2 : Kalau untuk ornamen yang sudah di rumah tradisional biasanya Mbak

bisa lihat awal pertama dari luar di andang-andangnya. Andang-andang itu pagar

yang ada di teras. Bisa mbak lihat ada yang segitiga, segiempat, dan ada yang bulat.

Dan dari kayu-kayu itu kan nanti disambungkan akan membentuk belah ketupat,

persegi panjang, nah itu kalau dari motif hias. Kemudian kalau kita sudah masuk,

kadang di pintunya ada ukiran. Ada juga ada di resplang di ujung atap luar

berbentuk segitiga seperti rumah Kebaya di Jakarta. Ada juga ukiran di tiangnya

saya temukan di Way Suluh. Biasanya juga ada ukiran di atas pintu.

P : Apakah fungsinya sebagai estetika saja atau ada yang lainnya ya Bu?

N2 : Kalau secara fungsi selain sebagai estetika itu adalah fungsi sebagai

ventilasi. Karena ukirannya krawangan atau berlubang. Kalau ukiran Jepara atau

Jawa tidak bolong.

P : Bagaimana masyarakat dahulu dapat mengeksplorasi ragam hias atau

dekorasi atau ornamen atau motif pada rumah tradisional adat Lampung?

N2 : Melihat dari alam loh, Mbak. Kalau kita bilang di motif itu kan ada nama-

nama Lampung misalnya bunga Melur atau Melati. Bentuk bunga atau klitik alur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

136

(ombak-ombak gitu saja) itu orang yang di deket air. Kemudian ada juga pucuk

rebung itu bentuknya segitiga-segitiga. Fungsinya ada mungkin sebagai pesan.

P : Bagaimana penggunaan matematika dalam pembuatan dan ragam hias di

rumah tradisional Lampung?

N2 : Misalnya dari atapnya ada yang piramida. Mungkin mereka hanya

memikirkan kalau atapnya begitu air akan turun dan tidak bocor. Kalau rumahnya

besar ya pelana kuda. Kalau ragam hias tadi kan ada pucuk rebung ujungnya bentuk

segitiga bagus nih dipakai lah. Nah kalau di jendelanya orang Pesagi itu ada seperti

bulatan itu kalau dulu bilangnya bulan bakha atau bulan purnama. Kemudian ada

lagi di daerah Lampung Barat namanya pasak atau paguk seperti pakis menggelung.

Paguk itu pertemuan antara tiang-tiang rumah. Sebetulnya paguk itu adalah pasak

tetapi ada seni eksteriornya.

P : Baik Bu, sampai disini dulu wawancara saya. Jika ada informasi yang

mungkin ingin saya tanyakan kembali, saya harap Ibu bersedia. Dan saya

mengucapkan terima kasih banyak atas kesediaan waktu Ibu untuk menjadi

narasumber di penelitian saya.

N2 : Iya, Mbak nanti kalau ada yang kurang tanyakan saja ke saya ya. Semoga

sukses dan lancar skripsinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

137

Transkrip Wawancara dengan Narasumber 3

N3 = Ibu Tuan sebagai narasumber 3

P = Peneliti

Hari, tanggal = Selasa, 9 Maret 2021

Alasan = Ibu Tuan merupakan pemilik rumah tradisional adat Lampung

“Ginting Kuning” yang merupakan perwakilan kelompok masyarakat Lampung

adat Pepadun dan keturunan dari panglima perang Ratu Balaw.

P : Selamat siang Bu, perkenalkan saya Theresia Nata Ekwandani,

mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Sebelumnya saya ingin menyampaikan tujuan penelitian saya terlebih dahulu Bu

agar Ibu memiliki gambaran juga. Tujuan penelitian skripsi saya yang pertama itu

untuk mengetahui aktivitas fundamental matematika dan filosofi yang terkandung

dalam rumah tradisional adat Lampung masyarakat Pepadun. Etnomatematika itu

adalah matematika dalam budaya itu ada enam aktivitasnya yakni mengukur,

menentukan lokasi, menjelaskan, bermain, membilang, dan terakhir ada

merancang. Kemudian objek penelitiannya adalah beberapa rumah tradisional di

masyarakat Pepadun. Yang kedua, untuk menganalisis konsep matematika pada

rumah tradisional adat Lampung masyarakat Pepadun dan implementasinya dalam

pembelajaran matematika. Jadi apa yang saya temukan ini akan saya bawa ke

konsep matematis dan diterapkan di pembelajaran matematika SMP khususnya

materi geometri bangun ruang.

P : Oke baik Bu, langsung saja ke pertanyaan yang pertama ya Bu.

Bagaimana sejarah keseluruhan dari rumah tinggal adat Lampung yang Bapak

ketahui?

N3 : Ya kan dari zaman dulu udah memang tinggi kayak gini ya. Kalau zaman

dulu itu kan lagi banyak hutannya kan ya jadi banyak binatang buas otomatis bikin

rumahnya tinggi. Untuk menghindari dari adanya binatang buas kan gitu.

P : Kalau rumah ini sendiri Bu, bagaimana sejarahnya ya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

138

N3 : Kalau rumah ini, awalnya di kampung ini yang membentuk tiga orang ya.

Di sini namanya dunggak itu Suttan Ibu, di tengah itu Suttan Ngakukahan, dan yang

di liba itu kalau bahasa Lampungnya Suttan Unjunan. Jadi yang lain-lainnya ini kan

perpecahannya dari tiga pepadun ini, jadi pepadun tertua ini ya tiga orang ini.

P : Begitu ya Bu, kira-kira tahun berapa ya Bu para Suttan membuka lahan

disini?

N3 : Nah saya itu kurang tau juga ya. Setahu saya memang udah dari zamannya

nenek moyang kita dulu kan. Yang saya tahu, lagi zamannya keratuan itu ya

keturunan dia orang tiga ini istilah bahasa Lampungnya sulan derango-nya Ratu

Balaw itu ya. Jadi istilahnya panglima perangnya dari keratuan. Cuman memang

kita ini bukan keturunan Ratu Balaw. Kalau Ratu Balaw itu kan anaknya

perempuan, ada dua. Ya kalau cerita orang tua dulu, kita ini keturunan panglima

perangnya Ratu Balaw.

P : Kira-kira sejauh yang Ibu ketahui, bagaimana masyarakat Lampung

menentukan lokasi untuk dibuat rumah?

N3 : Ya kalau itu tergantung dikasihnya orang tua ya. Kalau kita di perkotaan

gini sih ya di pinggir jalan aja udah.

P : Kalau dari yang Ibu ketahui, rumah tradisional Lampung itu ada berapa

jenis sih Bu?

N3 : Kalau yang saya tahu sih engga berjenis-jenis cuman dia tinggi aja tapi

nanti coba tanya sama yang buat ya. Cuman kalau tiap-tiap rumah itu dia punya

nama gitu. Jadi kalau mepadun itu kan disebutin ya Lamban Balak Ginting Kuning,

ini nama rumah datukku yang ini Lamban Balak Ginting Kuning. Jadi buainya itu

Buai Kuning Hulung Ketibung. Hulung itu istilahnya marga.

P : Berarti di kawasan wisata budaya Lampung kedamaian ini marganya

beda-beda ya Bu?

N3 : Ya beda, tiga marga ini. Hulung Balaw, Hulung Ketibung, dan Hulung

Balak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

139

P : Nah kalau dari kelompok masyarakatnya Bu, kan ada masyarakat

Pepadun dan ada masyarakat Sebatin itu rumahnya ada perbedaan sendiri tidak ya

Bu?

N3 : Ya kalau udah bicara adat ada perbedaannya. Kalau misalkan begawi mau

memotong kerbau jadi kumpullah sembilan tetua atau penyimbangnya itu sama kita

harus mengundang sembilan atau dua belas kebuaian dari Pepadun. Setelah itu

barulah bisa kita melakukan begawi adat. Nah kalau sudah mepadun itu, rajanya itu

memakai tapis Jung Sarat. Kalau yang lain-lain itu udah pakai lima bekandang. Jadi

perbedaannya terletak di acara adatnya. Cuman karena sekarang udah modern ya

dan begawi itu kan tidak cukup 100 juta. Belum lagi tiga hari tiga malam, jadi

sekarang adatnya udah diturunkan aja deh diuangkan aja.

P : Bagaimana perbedaan rumah tradisional Lampung dengan rumah tinggal

adat lainnya di Indonesia yang Ibu ketahui?

N3 : Kalau pendapat saya rumah di Sumatera itu nggak jauh berbeda sih.

P : Apakah diperlukan arsitektur khusus dalam pembangunan rumah Ginting

Kuning sejauh yang Ibu ketahui?

N3 : Kalau itu ya membangunnya itu tinggal yang punya rumahnya aja. Nanti

juga tanya aja sama Pak Billy itu ya, dia orang yang mungkin lebih tahu kalau

pembuatannya. Yang saya tahu kalau dulu itu tinggal sebutin aja ruangnya mau

sekian kali sekian. Kalau dulu itu tiangnya 1.5 meter sekian.

P : Apakah ada urutan tertentu dalam proses pembangunan rumah tradisional

Lampung? Misal: ritual adat sebelum membangun dan sebagainya.

N3 : Ya kalau mau membangun itu yang tua itulah yang membangun sama

persetujuan adik-adiknya. Kalau untuk pondasi dan sebagainya saya nggak tahu.

P : Apakah ada aturan khusus dalam membangun rumah tradisional

Lampung?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

140

N3 : Kalau zaman dulu itu kan rumah masih jarang-jarang. Jadi menjaga hal-

hal yang tidak diinginkan seperti banyak binatang buas makanya dibuat rumah

panggung. Lebih jelasnya itu tadi ya, tanyakan ke Pak Billy saja.

P : Bagaimana ukuran dan bentuk dalam perencanaan dan pembuatan rumah

Ginting Kuning ini Bu?

N3 : Ukuran luas bangunan ini kalau nggak salah 18 meter x 18 meter.

Bentuknya rumah panggung dan kreativitas tergantung dana, keuangan yang mau

bangun rumah.

P : Apa saja bahan dan alat yang digunakan dalam membangun rumah

Ginting Kuning ini Bu?

N3 : Rumah ini pakai kayu, kayunya pesan dulu. Kalau rumah ini udah pakai

paku tapi untuk yang di atas masih pakai kayu yang dibikin kayak paku zaman dulu

gitu.

P : Apakah rumah tradisional Ginting Kuning ini telah mengalami perubahan

Bu?

N3 : Rumah ini udah mengalami perubahan. Kalau dulu rumahnya lebih gede

lagi sampai di siring itu Mbak.

P : Adakah ciri khas dari rumah tradisional Ginting Kuning ini sendiri Bu?

N3 : Kalau dulu ada ciri khasnya ada kepala menjangan ada dua, tanduk yang

bercabang-cabang. Karena datuk saya menangkap binatang itu kan terus kepalanya

dipajang. Bisa jadi itu lambang keperkasaan atau jagoan gitu. Dan engga setiap

rumah punya kepala menjangan gitu.

P : Iya Bu, makanya jadi ciri khas ya Bu. Nah kalau desain atau rancangan

rumah Ginting Kuning ini Ibu ada dokumennya nggak ya Bu?

N3 : Udah engga ada, Mbak.

P : Begitu ya Bu. Selanjutnya, apa saja ya Bu bagian-bagian yang terdapat

pada rumah Ginting Kuning ini?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

141

N3 : Ya ada bah lamban, terus depan untuk ruang tamu. Terus itu ruang tengah.

Kalau yang di atas itu kan penaku. Zaman dulu penaku itu dikasih papan untuk

menaruh bakul-bakul atau simpenan gitu. Ada dapur juga. Ada juga garang tapi

kita engga buat karena dananya engga sampai. Gaghang itu kalau zaman dulu

untuk cuci piring loh pakai bambu bulat lantainya. Jadi kalau cuci piring itu airnya

jatuh ke bawah.

P : Jadi memang memerlukan banyak biaya ya Bu kalau mau buat semua

bagian lengkapnya. Kalau begitu terdapat ruangan apa saja yang ada di lamban

balak Ginting Kuning ini ya Bu?

N3 : Ada dua bilik. Untuk yang tua, untuk anak gadis, terus dapur, dan ruang

untuk solat. Kalau disini udah engga ada untuk anak tertua gitu. Kalau saudara pada

datang mereka lebih milih tidur di luar bahasa Lampungnya dambin atau ambin itu

artinya depan. Gelar karpet tidur barengan disini atau di ruang tengah aja gitu Mbak.

P : Kalau bentuk ruangannya sendiri bagaimana ya Bu?

N3 : Biasa sih, Mbak, segiempat ya. Tapi coba nanti dilihat sendiri ya.

P : Begitu ya Bu, nah kalau fungsi dari setiap bagian itu sendiri apa saja ya

Bu?

N3 : Nah kalau kita kumpul mau yasinan atau arisan, kumpulin orang-

orangnya di ambin ini. Kalau ruang tengah untuk pertemuan keluarga inti. Kalau

penaku itu untuk penyimpanan alat-alat untuk pertanian kayak lumbung, tikar, dan

barang-barang lain.

P : Bagaimana pembuatan tangga yang ada di rumah tradisional Ginting

Kuning ini Bu?

N3 : Ya ada itungannya. Kalau Bahasa Lampungnya tanggal tunggu tanggal

tunggu, ujungnya harus ada tunggu. Jadi itungannya genap. Tapi balik lagi sama

kepercayaan tiap orang beda-beda.

P : Bagaimana bentuk atap dari rumah tradisional Ginting Kuning ini Bu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

142

N3 : Bentuknya ginting atau gitting ada yang getting susunan bertingkat.

P : Bagaimana ragam hias atau dekorasi atau ornamen atau motif yang

terdapat pada rumah Ginting Kuning?

N3 : Kalau ukirannya ini kan sebenarnya ciri ya. Nah kalau ini kan ciri khas

rumah ini resplangnya (nunjuk bagian rumah).

P : Seni aja ya Bu berarti. Nah terakhir Bu, adakah penggunaan matematika

pada bangunan dan ragam hias di rumah tradisional Ginting Kuning ini menurut

yang Ibu ketahui dan pahami?

N3 : Ya ada bentuk matematikanya cuman saya engga tahu ngomongnya apa.

Kisi-kisi jendela itu kan ciri khas rumah zaman dulu bisa untuk ventilasi udara.

P : Baik Ibu, kalau begitu wawancaranya sudah selesai. Selanjutnya saya

ingin melakukan pengamatan dan mengambil foto dokumentasi beberapa bagian

rumah, apakah boleh Ibu?

N3 : Boleh Mbak, tapi tabur gakpapa ya. Maklum banyak anak kecil jadi ga

beres-beres. Terus mau mulai dari mana? Dari dapur mungkin ya.

P : Iya bu engga papa kok, saya ambil di bagian yang tidak tabur Bu. Mulai

dari dapur saja dulu Bu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

143

Transkrip Wawancara dengan Narasumber 4

N4 = Bapak Cholid Ismail Balaw sebagai narasumber 4

P = Peneliti

Hari, tanggal = Sabtu, 20 Maret 2021

Alasan = Bapak Cholid Ismail merupakan pemilik rumah tradisional adat

Lampung “Jajar Intan” yang mengikuti proses perancangan hingga pembuatan

rumah sebagai perwakilan rumah tradisional masyarakat penyimbang dan memiliki

gelar Suttan Praja Kelana.

P : Sebelumnya saya mau ingin menyampaikan terima kasih atas kesediaan

Bapak untuk diwawancarai. Perkenalkan saya Theresia Nata Ekwandani biasa

dipanggil Thesa dari Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, saya juga ingin menyampaikan kalau tujuan penelitian saya yang

pertama itu mengetahui aktivitas fundamental matematika dan filosofi yang

terkandung dalam rumah tradisional adat Lampung masyarakat Pepadun. Dimana

etnomatematika itu adalah matematika dalam budaya dan ada 6 aktivitas yakni

membilang, mengukur, menentukan lokasi, merancang, bermain, dan menjelaskan.

Yang kedua, untuk menganalisis konsep matematika pada rumah tradisional adat

Lampung masyarakat Pepadun dan implementasinya dalam pembelajaran

matematika. Sebelumnya saya ingin bertanya nama lengkap bapak dan gelar jika

ada?

N4 : Cholid Ismail Balaw dengan gelar Suttan Praja Kelana.

P : Yang pertama, ada berapa jenis rumah tradisional Lampung menurut

kelompok masyarakatnya yang Bapak ketahui?

N4 : Ya tergantung letaknya juga ya. Kalau di perladangan itu ada rumah juga

namanya sapu untuk penjaga kebun. Di perkampungan juga ada rumah penduduk,

ada warganya kemudian itu namanya umbul. Umbul itu bagian dari tiyuh. Tiyuh itu

kampung adat. Penduduk tiyuh itu berladang di umbul disitu ada perumahan

mereka juga. Kemudian di tiyuh itu sendiri juga ada rumah tempat tinggal yang itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

144

merupakan warga masyarakat adat masing-masing ada rumah warga biasa dan

rumah penyimbang. Itulah kira-kira klasifikasi rumah tinggal menurut letaknya.

P : Kalau sejarah dari rumah tradisional adat Lampung “Jajar Intan” ini

bagaimana ya Pak?

N4 : Jadi begini, salah satu ya warisan orang tua itu ya biasanya mewariskan

senjata, rumah, tanah. Nah rumah itu ada yang sudah jadi rumahnya dan ada yang

belum jadi tapi sudah diberikan nama oleh orang tua. Jadi, ini rumah Jajar Intan

diberikan orang tua saya kalau membangun rumah di Jajar Intan. Kebetulan tahun

1999 saya membangun rumah ini. Karena awalnya orang tua ingin salah satu

anaknya membangun rumah panggung di kampung halaman sendiri maka dari

itulah saya bangun rumah ini sesuai dengan amanahnya namanya rumah tradisional

adat Jajar Intan.

P : Oh begitu ya Pak, kalau tadi bapak menyampaikan ada rumah biasa dan

rumah penyimbang, rumah ini termasuk yang mana ya Pak?

N4 : Tergantung dia keluarga adat biasa atau penyimbang. Kebetulan saya

termasuk penyimbang. Ada ciri khas rumah penyimbang itu di atas ada kayu lurus

ke atas di tengah-tengah atap rumah yang diberikan nama rumah Jajar Intan dengan

aksara Lampung. Nanti coba dilihat ya dari luar sana.

P : Baik, Pak nanti saya sekalian observasi. Selanjutnya Pak, apakah

diperlukan arsitektur khusus dalam pembangunan rumah tradisional adat Jajar

Intan?

N4 : Kebetulan saya membangun rumah ini minta bantuan dengan arsitek ya

dan sudah dilakukan penelitian pembanding rumah-rumah tradisional di kampung

adat lain dan jadilah gambarnya. Jadi sudah menggunakan arsitektur khusus.

P : Apakah ada urutan tertentu dan aturan khusus dalam proses pembangunan

rumah tradisional Lampung? (Misal: ritual adat sebelum membangun dan

sebagainya)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

145

N4 : Ya barangkali sudah kebiasaan kan, sebelum membangun kan berdoa dulu

kemudian memondasi berturut-turut, tiangnya, inti bangunannya, dan atapnya juga.

Ritual itu doa kepada Yang Maha Kuasa agar lancar dalam membangun. Kalau

aturan khusus dalam rumah ini tidak ada tapi ada saya dengar menyediakan kelapa

dan pisang untuk para tukang saja.

P : Apakah ada ukuran dan bentuk khusus dalam perencanaan dan pembuatan

rumah tradisional Lampung?

N4 : Ukuran luas tanah saya ini 3600 m2 dan bangunannya 20 m x 20 m. Jadi

400 m2 dikali 2, di atas dan di bawah. Untuk bentuk tidak mesti segiempat atau

yang penting sesuai dengan selera saja. Kalau di rumah ini bentuknya cenderung

segiempat menyesuaikan fungsi dari ruangan.

P : Karena berbicara mengenai fungsi ruangan, selanjutnya apa sajakah

ruangan yang ada di rumah tradisional adat Jajar Intan dan bagaimana fungsinya?

N4 : Ini ada tingkatannya. Ini tangga yang sana itu untuk tamu orang luar.

Tingkat yang lebih tinggi artinya kedudukan lebih terhormat. Ini yang kita sekarang

ruang tamu untuk menerima tamu. Ada itu lapang agung adalah ruang yang

terhormat biasanya untuk pertemuan kepala-kepala adat dan musyawarah adat. Ada

bilik atau kamar ya, juga ada dapur.

P : Terus kalau di dalam sendiri ada berapa ruangan ya Pak?

N4 : Kalau rumah ini ada 3 kamar. Satu untuk kamar biangnya lah ya kemudian

dua kamar untuk kamar anak. Satu untuk kamar gadis dan satu untuk kamar laki-

laki.

P : Kalau untuk kamar anak laki-laki ini apakah dikhususkan untuk anak laki-

laki tertua begitu Pak?

N4 : Ya pokoknya untuk laki-laki lah bisa campur kalau dua ya dua. Begitu

juga yang perempuan.

P : Bagaimana bagian atap dari rumah tradisional adat Jajar Intan ini sendiri?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

146

N4 : Nah kalau bentuknya itu ya piramid ada tingkatannya. Hanya tergantung

rumahnya sehingga bisa berbentuk piramidanya itu jika rumahnya panjang

gitu.Atap itu biasanya tempat untuk menyimpan barang-barang tua yang berharga,

barang peninggalan.

P : Apakah ada aturan khusus dalam pemilihan alat dan bahan pada rumah

tradisional adat Jajar Intan Pak?

N4 : Kalau untuk bahan kayu tergantung kemampuan. Kebetulan rumah ini

bahannya kayu merbau.

P : Jadi untuk keseluruhan rumah ini dari kayu begitu Pak? Apakah tidak ada

bahan lain seperti semen?

N4 : Kalau semen untuk pondasinya aja. Tiangnya saja sebab waktu itu saya

pesan kayu merbau yang besar tidak dapat.

P : Bagaimana desain atau rancang bangun rumah tradisional adat Jajar

Intan?

N4 : Itu nanti ada gambarnya saya tunjukkan.

P : Baik Pak, selanjutnya apakah rumah tradisional Lampung Jajar Intan telah

mengalami perubahan?

N4 : Belum mengalami perubahan dan mudah-mudahan asli terus. Sebab

makanya saya pesan kayu merbau untuk biar tahan lama bisa ratusan tahun lah ya.

P : Berapa meter tinggi tiang rumah tradisional adat Jajar Intan?

N4 : 2.5 meter sampai 3 meter

P : Bagaimana ragam hias atau dekorasi atau ornamen atau motif yang

terdapat pada rumah tradisional adat Jajar Intan?

N4 : Ya ini seperti yang bisa dilihat. Yang jelas resplang itu ciri khas rumah

tradisional Lampung ada motifnya. Kalau rumah modern kan biasanya rata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

147

P : Apakah ragam hias tersebut ada makna khususnya untuk menunjukkan

gelar dan sebagainya dan bagaimana masyarakat dulu membuat ragam hias

tersebut?

N4 : Ada ya cuman saya tidak mendalami sebab ada rumah sebatin pesisir itu

ada ciri-cirinya tidak boleh yang lain. Kalau membuatnya ya diukir aja tapi bolong-

bolong gitu. Motifnya ya bisa dari bunga, kapal, macam-macam.

P : Selanjutnya ya Pak, apakah di rumah ini terdapat gaghang atau tempat

mencuci?

N4 : Oh ya ada, nanti kita lihat ya. Itu bentuknya menyesuaikan ya, segiempat

dan dibuatnya dari bambu yang dipecah agar tahan air.

P : Baik, Pak. Untuk sesi wawancara akan saya sudahi. Selanjutnya apakah

saya diizinkan untuk mengamati dan mengambil dokumentasi dari rumah Jajar

Intan ini?

N4 : Oh ya boleh, Mbak. Sekalian saya ambilkan gambar rancang rumahnya

ya.

P : Baik, Pak. Terima kasih banyak atas izinnya dan kesediaan Bapak untuk

menjadi narasumber di penelitian saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

148

Transkrip Wawancara dengan Narasumber 5

N5 = Bapak Billy Hermansyah sebagai narasumber 5

P = Peneliti

Hari, tanggal = Minggu, 28 Maret 2021

Alasan = Bapak Billy merupakan pengelola rumah tradisional adat

Lampung “Ginting Kuning” sebagai perwakilan rumah tradisional masyarakat

biasa. Bapak Billy memiliki pengetahuan yang erat tentang kebudayaan Lampung

dan bergelar Rajo.

P : Selamat pagi Pak, perkenalkan nama saya Theresia Nata Ekwandani,

mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Sebelum memulai saya ingin memberitahukan tujuan penelitian saya terlebih dulu.

Tujuan penelitian skripsi saya yang pertama yakni mengetahui aktivitas

fundamental matematika dan filosofi yang terkandung dalam rumah tradisional

Lampung masyarakat Pepadun. Dimana etnomatematika sendiri merupakan

matematika dalam budaya dan ada enam aktivitasnya yakni mengukur, membilang,

menentukan lokasi, menjelaskan, bermain, dan merancang. Kemudian objek

penelitian saya adalah beberapa rumah tradisional di masyarakat Pepadun. Yang

kedua, untuk menganalisis konsep matematika pada rumah tradisional adat

Lampung masyarakat Pepadun dan implementasinya dalam pembelajaran

matematika. Yang saya temukan melalui wawancara maupun pengamatan akan

saya bawa ke konsep matematis dan menemukan penerapannya di pembelajaran

matematika SMP khususnya topickgeometri. Sebelum ke pertanyaan inti, saya

ingin bertanya nama lengkap Bapak siapa dan gelar Bapak apa?

N5 : Baik. Nama saya Billy Hermansyah gelar Rajo.

P : Oke baik Pak, langsung ke pertanyaan pertama, bagaimana sejarah

keseluruhan dari rumah tradisional Lampung yang Bapak ketahui?

N5 : Kalau sebatas hanya yang diketahui itu rumah tradisional itu beda sama

rumah adat. Kalau rumah tempat tinggal buat orang Lampung itu seperti biasanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

149

rumahnya panggung dan terbuat dari papan jarang material yang beton. Terbuat

dari sembilan tiang, ada simbol siger, ada tangga di depan. Fungsi dari itu ya karena

mereka seringkali berpindah-pindah kebanyakan mereka bertempat tinggal

bersebelahan dengan kali dan mencegah dari binatang buas. Kalau rumah

tradisional itu ada sekat untuk bilik kamar tapi kalau rumah adat itu tidak ada sekat.

P : Kalau dari yang Bapak ketahui, rumah tradisional Lampung itu ada berapa

jenis ya Pak?

N5 : Sebenarnya banyak karena Lampung sendiri terdiri dari beberapa suku

sih. Yang setau saya saja ada Sekala Brak, Pubiyan Telu Suku, Abung Siwo Mergo,

Megopak dari Tulang Bawang, sama masih banyak lagi. Kalau Siwo Mergo karena

siwo itu sembilan biasanya yang bermarga ini berciri serba sembilan. Contohnya

aja siger kan 9 helai sih atasnya, empat kiri, empat kanan, tengah satu. Nah kalau

masyarakat peminggir itu nama rumahnya Lamban tapi kalau abung atau

pedalaman itu Nuwow.

P : Nah tadi kan Bapak sebutkan kalau ada bermacam-macam marga, itu

rumah tradisional antar suku Lampung sendiri ada perbedaan gak ya Pak?

N5 : Waduh kalau ini saya jarang tahu. Soalnya kan jarang main ke daerah

Megopak. Tapi setahu saya hampir sama sih, Mbak, mayoritas semuanya hampir

sama. Rata-rata pasti panggung. Kalau persamaan mungkin ada contohnya fungsi

ruang tamu yang lebar untuk kegiatan atau musyawarah gitu, Mbak.

P : Begitu ya Pak, kalau kita berbicara soal lokasi nih Pak. Bagaimana

masyarakat Lampung sendiri mempertimbangkan lokasi untuk dibuat rumah?

N5 : Kalau yang lama itu kebanyakan memang di pinggir kali, tapi untuk yang

modern kan sudah banyak yang di tengah kota. Kebanyakan yang di tengah kota itu

adalah anaknya tapi rumah orang tuanya masih di pedalaman.

P : Jadi menyesuaikan ya Pak. Selanjutnya, dalam membangun atau membuat

rumah tradisional, apakah diperlukan arsitektur khusus sejauh yang Bapak ketahui?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

150

N5 : Kalau zaman dulu itu engga ada arsitek kan terbatas juga pengetahuannya.

Pasti yang tetua-tetua atau yang dituakan itu lah yang lebih mengerti soal

pembangunan rumah.

P : Jadi arsitekturnya itu adalah yang dituakan ya Pak. Kemudian, apakah ada

urutan tertentu dalam proses pembangunan rumah tradisional Lampung?

N5 : Yang pertama pasti mencari bahan baku, seperti kayu, tali karena zaman

dahulu kan engga menggunakan istilahnya paku beton, papan, alang-alang, dan

rotan itu yang diutamakan. Kalau untuk meratakan tanah kayaknya engga terlalu

diutamakan karena kan rumahnya panggung. Pencarian bahan baku itu yang butuh

waktu lama. Kalau sudah dapat semua bahan baku terus dilakukan pengawetan

dengan oli. Kalau semua bahan siap baru ada ritual untuk melanjutkan membangun

rumah. Ritual itu dilakukan oleh tetua dan ada mengumpulkan tujuh mata air yang

berbeda maknanya agar rezekinya lancar. Setelah itu menancapkan tiang-tiang terus

bangun yang tengah terus atasnya. Nah ini istilahnya kalau di rumah panggung itu

pondasinya adalah tiang-tiang penyangga itu tadi. Terakhir setelah semua selesai

dilakukan doa lagi sebelum rumah itu dihuni.

P : Apakah rumah ini telah mengalami perubahan? Bagaimana perubahan

yang dilakukan?

N5 : Ya sudah, Mbak. Kan dulunya material kayu, karena sudah lama sekali

dan sudah lewat masa pengawetan jadi diganti beton atau semen. Dari segi luas

bangunannya juga sudah lebih kecil daripada dulu.

P : Selanjutnya Pak, apakah ada aturan khusus dalam membangun rumah

tradisional Lampung?

N5 : Aturan khusus ya itu tadi. Bahan bakunya kayu itu harus usia tua supaya

ketahanannya bagus dan diameternya besar kisaran 50 cm ke atas untuk tiangnya.

Selain itu, bentuknya panggung dan motif atau bentuk lainnya tidak menyalahi

aturan. Maksudnya disini tidak mengambil ciri khas dari marga atau kelompok

masyarakat lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

151

P : Kalau tadi berbicara kayu dengan diameter yang besar ya Pak. Nah kalau

untuk tinggi tiangnya sendiri berapa meter ya Pak?

N5 : Maksimal dua meter dari permukaan tanah ke lantai rumah karena kayu

yang masuk ke tanah itu kisaran 40 cm – 50 cm. Dari tanah ke atasnya lagi beda.

Dari lantai ke atas itu biasanya bisa 6 m – 7 m.

P : Bagaimana ukuran dan bentuk pada rumah Ginting Kuning ini ya Pak?

N5 : Karena rumah orang Lampung itu pasti modelnya memanjang, Mbak. Jadi

kisaran 7 meter x 14 meter atau 8 meter x 20 meter. Ukuran itu inti rumah berikut

dapurnya juga dan udah semua. Fungsi bentuk rumahnya memanjang itu agar kalau

ada acara bisa menampung lebih banyak keluarga yang datang. Nah kalau luas

tanah seluruhnya itu 20 meter x 20 meter, itu minimal. Karena kan tanah orang dari

suku Lampung itu lebar-lebar apalagi di pedalaman. Jarang mereka buat rumah di

tanah 10 meter x 10 meter itu jarang.

P : Apakah ada aturan khusus dalam pemilihan bahan baku atau pemasangan

lantai? Apa saja bahan dan alat yang digunakan dalam membangun rumah ini Pak?

N5 : Ya itu tadi, kayu, papan, rotan, tali, alang-alang. Kayunya pakainya kayu

merbau. Kalau papannya bisa pakai meranti. Rotan atau talinya untuk mengikat,

kalau zaman dulu engga pakai paku. Bambu juga biasanya dipakai untuk membuat

kandang di bawah rumah. Nah itu melalui proses pengawetan alami, Mbak, kayak

di Sulawesi itu. Direndam dulu terus biar kayu atau papannya mengkilap pakai oli

atau jarang sih ini biasanya pakai pelitur.

P : Bagaimana ciri-ciri rumah tradisional Lampung sendiri Pak?

N5 : Seperti yang tadi itu ya ada simbol siger, bentuknya memanjang dan

panggung atau bertingkat, ada tiangnya biasanya 9 tiang, ada ruang tamu dan ruang

keluarga yang luas dan tidak disekat. Kalau pun ada sekat itu untuk bilik kamar dan

dapur saja, Mbak.

P : Selanjutnya, apa saja ya Pak bagian-bagian yang terdapat pada rumah

tradisional Lampung ini?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

152

N5 : Pertama, rumah tradisional Lampung itu bilik di depannya untuk orang

tua atau anak laki-laki tertua. Jadi dari pintu depan sampai ruang tengah itu engga

ada sekat ya, terkecuali untuk kamar atau biliknya anak tertua tadi. Baru setelah itu,

di belakangnya lagi kamar anak perempuan, di belakang ada dapur, gudang kecil

untuk penyimpanan hasil panen, ada juga yang buat jemur di paling belakang

sendiri itu garang namanya. Kalau rumah tradisional untuk masyarakat biasa itu

sudah berbeda dengan rumah tradisional untuk yang sudah Suttan. Kalau tradisional

masyarakat biasa itu lantainya tidak ada tingkatan tapi kalau untuk rumah Suttan

biasanya ada tingkatan-tingkatannya. Membedakannya kalau sudah ada payung dua

di gerbang depan itu berarti orang yang sudah Suttan.

P : Selanjutnya, bagaimana bentuk dan ukuran dari setiap bagian itu sendiri

ya Pak?

N5 : Semua hampir sama ya bentuknya segiempat.

P : Begitu ya Pak, nah kalau fungsi dari setiap bagian itu sendiri apa saja ya

Pak?

N5 : Fungsi dari rumah yang memanjang itu tadi untuk menampung banyak

orang kalau ada acara. Kalau untuk ruang depan dan ruang tengah itu untuk

musyawarah dan menerima tamu tadi. Kalau kamar pertama untuk tidur anak

pertama. Kalau kamar kedua dan ketiga ya untuk tidur orang tua dan anak

perempuan. Kalau teras untuk menerima tamu yang biasa. Biasanya rumah

tradisional itu jarang menggunakan kursi tapi pakai tikar. Itu tujuannya supaya

sama rata.

P : Bagaimana pembuatan tangga yang ada di rumah tradisional ini Pak?

N5 : Kalau sepengetahuan saya engga ada namanya pembuatan tangga itu

secara khusus. Pasti menyesuaikan tingkat ketinggian antara tanah bawah dengan

rumah inti. Tapi mungkin masih ada salah satu yang menggunakan sembilan anak

tangga atau ganjil. Ada ornamen seperti ukiran di pegangan tangga. Penempatan

tangganya juga bebas tapi kebanyakan di tengah untuk menghambat banyak rezeki

yang keluar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

153

P : Bagaimana bentuk atap dari rumah tradisional Ginting Kuning ini Bu?

N5 : Atapnya bentuknya limas kalau rumahnya segiempat. Kalau piramid itu

hanya menyesuaikan rumah yang memanjang aja. Kalau resplangnya bisa ada motif

macam-macam dan bebas.

P : Bagaimana ragam hias atau dekorasi atau ornamen atau motif yang

terdapat pada rumah tradisional Lampung?

N5 : Yang biasanya saya tahu itu motifnya seperti kembang, matahari, ya lebih

ke alam, perahu juga. Setiap daerah itu pasti punya ciri masing-masing. Kalau ciri

khas daerah saya misalnya dipakai di daerah yang lain pasti tetua yang tau akan

komentar. Kalau hanya untuk keindahan tapi memakai ciri khas daerah lain itu gak

bisa setahu saya. Kalau resplang dan pegangan tangganya itu bebas. Ada juga atas

kusen, pintu biasanya motif kembang.

P : Adakah penggunaan matematika pada bangunan dan ragam hias di rumah

tradisional Lampung yang Bapak ketahui?

N5 : Yang pertama, luas rumah itu 7 meter x 14 meter. Tiang rumah ke lantai

dasar itu kisaran 2 meter. Tinggi dari tanah ke atasnya itu 7 meter. Bentuk limas

untuk rumah segiempat dan piramid untuk yang memanjang. Untuk gudang paling

3 meter x 3 meter. Untuk kamar 4 meter x 4 meter. Kamar orang tua lebih luas.

Ornamennya tadi ada perahu, matahari, kembang, segitiga, ukiran lingkaran, dan

batik juga ada.

P : Baik Pak kalau begitu wawancaranya sudah selesai. Saya ucapkan terima

kasih atas kesedian Bapak untuk menjadi narasumber saya dan saya meminta maaf

kalau ada kesalahan tutur kata.

N5 : Iya, Mbak, semoga sukses dan semoga informasi dari saya bermanfaat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

154

Lampiran 5: Hasil Observasi

1. Rumah Tradisional Lampung “Lamban Pesagi”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

155

2. Rumah Tradisional Lampung “Ginting Kuning”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

156

3. Rumah Tradisional Lampung “Jajar Intan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

157

Lampiran 6: Dokumentasi

A. Rumah Tradisional Lampung “Lamban Pesagi”

Wawancara dengan

Ibu Eko Wahyuningsih

Foto Bersama Pengurus Museum

Negeri Lampung

Tampak Depan Rumah

Tampak Samping Rumah

Ijan Rumah

Tempat Menyimpan Padi

di Belakang Rumah

Cover Buku Keratuan Balaw

Lampung

Cover Buku Arsitektur Tadisional

Daerah Lampung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

158

B. Rumah Tradisional Lampung “Ginting Kuning”

Wawancara dengan

Ibu Tuan

Wawancara dengan

Bapak Billy Hermansyah

Tampak Depan Rumah

Tampak Samping Rumah

Ijan Bah Nuwow

Pintu Masuk Rumah

Motif di Dalam Rumah

Andang-andang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

159

Atap Bagian Dalam Rumah

Atap Bagian Luar Rumah

C. Rumah Tradisional Lampung “Jajar Intan”

Wawancara dengan

Bapak Cholid Ismail Balaw

Tampak Depan Rumah

Pintu Masuk Rumah

Tampak Samping Rumah

Ijan Rumah

Motif Kapal pada Andang-andang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

160

Resplang

Tiang Penyangga Bah Nuwow

Atap Bagian Dalam Rumah sebagai

Tempat Menyimpan Pemanohan

Lapang Lom

Gaghang

Bagian Depan Kebik

Denah Rumah

Denah Ruangan

Desain dari Atas Ruangan

Denah Tampak Depan dan

Samping Rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

161

Lampiran 7: RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP …..

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VIII / Genap

Materi Pokok : Kubus dan Balok

(Bangun Ruang Sisi Datar)

Alokasi Waktu : 2 × pertemuan (4 JP)

Tahun Ajaran : 20… / 20…

A. Kompetensi Inti

KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

KI-3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI-4: Mengolah, menyajikan, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.9 Membedakan dan

menentukan luas permukaan dan

volume bangun ruang sisi datar

(kubus, balok, prisma, dan limas)

3.9.1 Mengidentifikasi bagian-bagian

(rusuk, titik sudut, bidang, bidang diagonal,

diagonal bidang, dan diagonal ruang) dari

kubus dan balok

3.9.2 Menyimpulkan perbedaan kubus dan

balok

3.9.3 Menentukan rumus luas permukaan

kubus dan balok

3.9.4 Menentukan rumus volume kubus dan

balok

4.9 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan luas permukaan

dan volume bangun ruang sisi

datar (prisma, kubus, balok, dan

limas)

4.9.1 Menggambar kubus dan balok

4.9.2 Menggambar jaring-jaring kubus dan

balok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

162

4.9.3 Memecahkan suatu fenomena di

kehidupan yang berkaitan dengan luas

permukaan kubus dan balok

4.9.4 Memecahkan suatu fenomena di

kehidupan yang berkaitan dengan volume

kubus dan balok

C. Tujuan Pembelajaran

Selama dan setelah mengikuti pembelajaran ini:

1. Peserta didik dapat mengidentifikasi bagian-bagian (rusuk, titik sudut, bidang,

bidang diagonal, diagonal bidang, dan diagonal ruang) dari mengamati gambar

kubus dan balok dengan benar.

2. Peserta didik dapat menyimpulkan perbedaan kubus dan balok dengan

menggunakan bahasanya sendiri.

3. Peserta didik dapat menentukan rumus luas permukaan kubus dan balok dengan

benar.

4. Peserta didik dapat menentukan rumus volume kubus dan balok dengan benar.

5. Peserta didik dapat menggambar kubus dan balok dengan tepat.

6. Peserta didik dapat menggambar jaring-jaring kubus dan balok dengan tepat.

7. Peserta didik dapat memecahkan suatu fenomena di kehidupan yang berkaitan

dengan luas permukaan kubus dan balok dengan benar.

8. Peserta didik dapat memecahkan suatu fenomena di kehidupan yang berkaitan

dengan volume kubus dan balok dengan benar.

Sikap yang akan dikembangkan

1. Religius

Peserta didik mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa baik dalam

pembelajaran daring maupun luring.

2. Tanggung Jawab

Peserta didik mampu memahami materi saat pembelajaran daring dan

melaksanakan tugas dengan baik.

3. Percaya Diri

Peserta didik mampu mempresentasikan hasil pemahamannya atau bertanya jika

ada materi yang kurang jelas.

D. Materi Pembelajaran

Fakta:

1. Titik

Suatu objek yang tidak berdimensi artinya tidak menempati tempat dan tidak

berukuran. Titik memiliki simbol berupa dot (.) dan dinotasikan dengan huruf

capital miring. Contoh: titik A

.A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

163

2. Garis

Suatu objek yang terdiri dari himpunan tak hingga banyak titik. Garis dinotasikan

dengan dua huruf kapital atau satu huruf kecil yang diberi garis di atasnya.

Contoh: 𝐴𝐵 ⃡ atau 𝑎

3. Bidang

Suatu objek berdimensi dua yang memiliki tak hingga panjang dan lebar namun

tidak memiliki ketebalan. Bidang dinotasikan dengan huruf kapital tegak. Contoh:

bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷

4. Penamaan Bidang

Suatu bidang dinamakan dengan mengurutkan titik-titik sudut berlawanan arah

jarum jam. Misalkan bidang segiempat 𝐴𝐵𝐶𝐷.

Konsep:

1. Pengertian Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh

bidang-bidang datar berupa segibanyak.

2. Pengertian Balok

Balok adalah bangun ruang sisi datar yang dibatasi tiga pasang bidang berbentuk

persegi panjang dimana setiap pasang bidang tersebut kongruen.

3. Pengertian Kubus

Kubus adalah balok dengan bidang sisi persegi yang saling kongruen.

4. Pengertian Rusuk

Rusuk adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua bidang sisi pada bangun

ruang.

5. Pengertian Titik Sudut

Titik pertemuan antara tiga atau lebih rusuk pada bangun ruang disebut titik sudut.

6. Pengertian Diagonal Bidang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

164

Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang

sebidang, tidak bersebelahan, dan tidak terletak pada satu rusuk.

7. Pengertian Bidang Diagonal

Bidang diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh sepasang diagonal bidang dan

sepasang rusuk yang tidak terletak dalam satu bidang sisi.

8. Pengertian Diagonal Ruang

Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak

terletak pada satu bidang sisi dan tidak bersebelahan.

Prinsip:

1. Luas Permukaan Balok

Luas permukaan (𝐿𝑝) balok yang memiliki ukuran panjang (𝑝), lebar (𝑙), dan

tinggi (𝑡) adalah 𝐿𝑝 = 2𝑝𝑙 + 2𝑝𝑡 + 2𝑙𝑡

2. Luas Permukaan Kubus

Luas permukaan(𝐿𝑝) kubus dengan rusuk r adalah enam kali luas persegi atau

ditulis dalam rumus sebagai berikut: 𝐿𝑝 = 6𝑟2

3. Volume Balok

Volume (𝑉) balok yang memiliki yang memiliki ukuran panjang (𝑝), lebar (𝑙),

dan tinggi (𝑡) adalah 𝑉 = 𝑝𝑙𝑡

4. Volume Kubus

Volume (𝑉) kubus yang memiliki rusuk 𝑟 adalah 𝑉 = 𝑟3

Prosedur:

1. Menggambar Kubus dan Balok

2. Membuat Jaring-Jaring Kubus dan Balok

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Model pembelajaran : Contextual Teaching and Learning

3. Metode pembelajaran : Penugasan, diskusi, tanya-jawab, ceramah, latihan soal

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : Ms. Word, Ms. Powerpoint, LKPD.

2. Alat Pembelajaran : Laptop, LCD, proyektor, papan tulis, gawai, dan alat tulis

3. Sumber Belajar

a. Salamah, Umi. (2019).Berlogika dengan Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP

dan MTs. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

b. As’ari, Abdur Rahman dkk.2017.Buku Siswa Matematika SMP/MTs Kelas VIII

Semester 2. Jakarta:Kemdikbud.

c. As’ari, Abdur Rahman dkk.2017.Buku Guru Matematika SMP/MTs Kelas VIII.

Jakarta:Kemdikbud.

d. Aksin, Nur dkk. 2020. PR Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 2.

Bantul: PT Penerbit Intan Pariwara.

e. Internet

f. Youtube

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

165

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama ( 2 × 40 menit )

3.9.1 Mengidentifikasi bagian-bagian (rusuk, titik sudut, bidang, bidang

diagonal, diagonal bidang, dan diagonal ruang) dari kubus dan balok

3.9.2 Menyimpulkan perbedaan kubus dan balok

4.9.1 Menggambar kubus dan balok

4.9.2 Menggambar jaring-jaring kubus dan balok

Kegiatan Sintaks Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pembuka Orientasi

1. Guru memberikan salam dan

mengawali pembelajaran dengan

berdoa. (PPK: Religius)

2. Guru memeriksa kehadiran siswa.

(PPK: Nasionalis)

3. Guru memberitahukan materi

pelajaran yang akan dibahas yaitu

Bangun Ruang Sisi Datar Kubus

dan Balok

10 menit

Modeling Motivasi

Guru memberikan motivasi kepada

siswa agar mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan baik. Guru

menyampaikan pentingnya

mengetahui hubungan kebudayaan

(misal: rumah tradisional, siger,

kain tapis, dan lainnya) dengan

matematika. (PPK: Nasionalis)

Apersepsi

1. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran pada pertemuan

pertama.

2. Guru mengingatkan kembali

materi pada kelas VII yaitu

Bangun Datar Segiempat dengan

menampilkan gambar.

(a)

Inti Questioning 1. Siswa diajak untuk mengamati

gambar yang diberikan.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

166

(b) Tiang penyangga rumah tradisional

Lampung di Kedamaian

2. Guru menanyakan kepada siswa

bangun ruang yang ditemukan

dari gambar di atas.

3. Siswa diminta untuk

mengeksplorasi penerapan bangun

ruang kubus dan balok yang lain

melalui gawai atau internet atau

buku paket. (Literasi)

Learning

Community

1. Siswa diminta untuk bekerja

dalam kelompok (optional) atau

bekerja mandiri untuk

menggambar bangun ruang dan

salah satu dari jaring-jaring kubus

dan jaring-jaring balok.

2. Kemudian, masih dalam

kelompok atau mandiri, siswa

diminta berdiskusi untuk

mengidentifikasi bagian-bagian

bangun ruang kubus dan balok

terkait rusuk, titik sudut, bidang,

bidang diagonal, diagonal bidang,

dan diagonal ruang yang dimiliki.

3. Perwakilan siswa dalam

kelompok menyampaikan hasil

identifikasi bagian-bagian bangun

ruang kubus dan balok dan

ditanggapi oleh kelompok lain.

(PPK: Gotong royong)

4. Guru memberikan apresiasi

kepada semua siswa yang telah

berpartisipasi aktif untuk

berpendapat.

30 menit

Inquiry

Contructivism 1. Guru mengkonstruksi dan

menegaskan kembali pemahaman

terkait bangun ruang kubus dan

balok.

2. Guru bertanya kepada siswa

“Apakah ada materi yang kurang

jelas atau sulit dipahami?”

15 menit

Penutup Reflection 1. Guru meminta siswa untuk

mengulas kembali materi dengan

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

167

menuliskan perbedaan-perbedaan

bangun ruang kubus dan balok di

buku catatan.

2. Guru menanyakan refleksi pada

pertemuan hari ini seperti:

“Materi apa saja yang telah

dipelajari?”, “Bagaimana

perasaan kalian pada

pembelajaran hari ini?”, atau

“Apakah kalian menemukan

kesulitan pada pembelajaran hari

ini?”.

Authentic

Assessment

1. Siswa diberikan pekerjaan rumah

yang akan dibahas di pertemuan

berikutnya berupa membuat salah

satu bangun ruang kubus atau

balok menggunakan kertas karton

dan dibawa pada pertemuan

selanjutnya. (PPK: Integritas)

2. Guru memberikan arahan kepada

siswa untuk membaca dahulu

materi pertemuan berikutnya

yaitu volume dan luas permukaan

kubus dan balok yang akan

disajikan dalam Microsoft

Powerpoint.

3. Guru memberikan salam.dan

menutup kelas dengan meminta

salah seorang siswa memimpin

doa. (PPK: Religius)

Pertemuan Kedua ( 2 × 40 menit )

3.9.3 Menentukan rumus luas permukaan kubus dan balok

3.9.4 Menentukan rumus volume kubus dan balok

4.9.3 Memecahkan suatu fenomena di kehidupan yang berkaitan dengan luas

permukaan kubus dan balok

4.9.4 Memecahkan suatu fenomena di kehidupan yang berkaitan dengan volume

kubus dan balok

Kegiatan Sintaks Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pembuka

Orientasi

1. Guru memberikan salam dan

mengawali pembelajaran dengan

berdoa. (PPK: Religius)

2. Guru memeriksa kehadiran siswa.

(PPK: Nasionalis)

3. Guru memberitahukan materi

pelajaran yang akan dibahas yaitu

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

168

Volume dan Luas Permukaan

Bangun Ruang Kubus dan

Balok

Modeling Motivasi

1. Guru memberikan motivasi

kepada siswa agar mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan

baik.

2. Guru menyampaikan informasi

akan pentingnya mengaitkan

setiap mata pelajaran yang

diperoleh dengan kehidupan

sehari-hari agar materi pelajaran

menjadi menyenangkan dan

dapat digunakan untuk

memecahkan permasalahan di

sekitar. (PPK: Nasionalis)

Apersepsi

1. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran pada pertemuan

kedua.

2. Guru mengingatkan kembali

materi pada pertemuan

sebelumnya tentang Mengenal

Bangun Ruang Kubus dan

Balok.

3. Guru menanyakan tugas

membuat salah satu dari bangun

ruang kubus atau balok. (PPK:

Integritas)

(c) Balok

(d) Kubus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

169

Inti Questioning 1. Berdasarkan tugas yang sudah

dibuat, guru memberikan umpan

pertanyaan yang mendorong

siswa untuk berpartisipasi

mengembangkan

pengetahuannya, seperti:

“Berdasarkan bangun ruang

yang sudah kalian buat,

bagaimana bisa kita menentukan

volume dan luasnya?

2. Siswa diberikan waktu untuk

mendiskusikan pertanyaan

tersebut dengan teman sebangku

atau mandiri. (PPK: Gotong

royong)

3. Guru meminta siswa untuk

menyampaikan hasil diskusinya

dengan menggunakan bahasa

sendiri. (PPK: Mandiri)

20 menit

Learning

Community

Contructivis

m

1. Guru mengingatkan kembali

materi volume balok dan kubus

satuan saat sekolah dasar (SD).

(e) Rubik dengan Kubus Satuan

2. Guru membimbing siswa untuk

mengkonstruksi pemahamannya

terkait volume bangun ruang

kubus dan balok.

3. Siswa diminta mengidentifikasi

luas permukaan kubus dan balok

menggunakan bangun ruang

yang telah mereka buat.

4. Selanjutnya, guru menegaskan

kembali rumus volume dan luas

permukaan dengan rumus

umum.

5. Guru mendorong siswa untuk

memecahkan beberapa

permasalahan mengenai volume

dan luas permukaan dengan

terbimbing. (PPK: Mandiri)

40 menit

Inquiry

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

170

6. Guru bertanya kepada siswa

“Apakah ada materi yang kurang

jelas atau sulit dipahami?”

Penutup Reflection 1. Guru meminta siswa untuk

merangkum materi yang telah

dipelajari pada pertemuan kedua

di buku catatan.

2. Di akhir jam pelajaran, siswa

diminta untuk mengakses link

pengumpulan latihan soal dan

refleksi yang dapat dikerjakan

1 × 24 jam setelah kelas

berakhir. (PPK: Integritas)

3. Guru memberikan arahan untuk

pertemuan berikutnya adalah

ujian tengah semester terjadwal

dan siswa diminta

mempersiapkan dengan baik

materi yang telah dipelajari

selama setengah semester

kemarin. (Literasi)

4. Guru memberitahukan materi

setelah ujian tengah semester

adalah Bangun Ruang Sisi

Datar Prisma dan Limas.

5. Guru memberikan salam.dan

menutup kelas dengan meminta

salah seorang siswa memimpin

doa. (PPK: Religius)

10 menit

Authentic

Assessment

H. Penilaian, Remedial, dan Pengayaan

1. Teknik Penilaian

Aspek Indikator Teknik Instrumen

Sikap

Butir Sikap:

1. Religius

2. Tanggung jawab

3. Percaya Diri

Observasi

Lembar

Penilaian

Sikap

(terlampir)

Pengetahuan

3.9.1 Mengidentifikasi bagian-bagian

(rusuk, titik sudut, bidang, bidang

diagonal, diagonal bidang, dan diagonal

ruang) dari kubus dan balok

3.9.2 Menyimpulkan perbedaan kubus

dan balok

3.9.3 Menentukan rumus luas

permukaan kubus dan balok

3.9.4 Menentukan rumus volume kubus

dan balok

Penugasan dan

Tes Tertulis

LKPD

(terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

171

Keterampilan

4.9.1 Menggambar kubus dan balok

4.9.2 Menggambar jaring-jaring kubus

dan balok

4.9.3 Memecahkan suatu fenomena di

kehidupan yang berkaitan dengan luas

permukaan kubus dan balok

4.9.4 Memecahkan suatu fenomena di

kehidupan yang berkaitan dengan

volume kubus dan balok

Proyek dan Tes

Tertulis

LKPD

(terlampir)

2. Tindak Lanjut Penilaian

a. Remedial

Remedial diberikan kepada siswa yang belum memenuhi ketuntasan belajar.

Pembelajaran remidial dilakukan dengan :

1. Pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus, dimulai dengan tugas-tugas atau

latihan sesuai dengan kemampuannya

2. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu siswa dibantu oleh teman sekelas yang telah

mencapai KKM

b. Pengayaan

Pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai KKM atau lebih. Pembelajaran

pengayaan dilakukan dengan kegiatan berikut :

1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok diberikan tugas pengayaan untuk dikerjakan

bersama pada dan/atau di luar jam pelajaran

2. Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

172

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP …..

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VIII / Genap

Materi Pokok : Kubus dan Balok

(Bangun Ruang Sisi Datar)

Alokasi Waktu : 2 × pertemuan (4 JP)

Tahun Ajaran : 20… / 20…

A. Kompetensi Inti

KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

KI-3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI-4: Mengolah, menyajikan, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK)

3.9 Membedakan dan menentukan

luas permukaan dan volume

bangun ruang sisi datar (kubus,

balok, prisma, dan limas)

3.9.5 Mengidentifikasi bagian-bagian

(rusuk, titik sudut, bidang, bidang

diagonal, diagonal bidang, dan

diagonal ruang) dari prisma dan limas

3.9.6 Menyimpulkan perbedaan prisma

dan limas

3.9.7 Menentukan rumus luas

permukaan prisma dan limas

3.9.8 Menentukan rumus volume

prisma dan limas

4.9 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan luas permukaan

dan volume bangun ruang sisi datar

(prisma, kubus, balok, dan limas)

4.9.5 Menggambar prisma dan limas

4.9.6 Menggambar jaring-jaring prisma

dan limas

4.9.7 Memecahkan suatu fenomena di

kehidupan yang berkaitan dengan luas

permukaan prisma dan limas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

173

4.9.8 Memecahkan suatu fenomena di

kehidupan yang berkaitan dengan

volume prisma dan limas

C. Tujuan Pembelajaran

Selama dan setelah mengikuti pembelajaran ini:

1. Peserta didik dapat mengidentifikasi bagian-bagian (rusuk, titik sudut, bidang,

bidang diagonal, diagonal bidang, dan diagonal ruang) dari mengamati

gambar prisma dan limas dengan benar.

2. Peserta didik dapat menyimpulkan perbedaan prisma dan limas dengan

menggunakan bahasanya sendiri.

3. Peserta didik dapat menentukan rumus luas permukaan prisma dan limas

dengan benar.

4. Peserta didik dapat menentukan rumus volume prisma dan limas dengan

benar.

5. Peserta didik dapat menggambar prisma dan limas dengan tepat.

6. Peserta didik dapat menggambar jaring-jaring prisma dan limas dengan tepat.

7. Peserta didik dapat memecahkan suatu fenomena di kehidupan yang berkaitan

dengan luas permukaan prisma dan limas dengan benar.

8. Peserta didik dapat memecahkan suatu fenomena di kehidupan yang berkaitan

dengan volume prisma dan limas dengan benar.

Sikap yang akan dikembangkan

1. Religius

Peserta didik mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa baik

dalam pembelajaran daring maupun luring.

2. Tanggung Jawab

Peserta didik mampu memahami materi saat pembelajaran daring dan

melaksanakan tugas dengan baik.

3. Percaya Diri

Peserta didik mampu mempresentasikan hasil pemahamannya atau bertanya

jika ada materi yang kurang jelas.

D. Materi Pembelajaran

Fakta:

1. Titik

Suatu objek yang tidak berdimensi artinya tidak menempati tempat dan tidak

berukuran. Titik memiliki simbol berupa dot (.) dan dinotasikan dengan huruf

kapital miring.

2. Garis

Suatu objek yang terdiri dari himpunan tak hingga banyak titik. Garis

dinotasikan dengan dua huruf kapital atau satu huruf kecil yang diberi garis di

atasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

174

3. Bidang

Suatu objek berdimensi dua yang memiliki tak hingga panjang dan lebar

namun tidak memiliki ketebalan. Bidang dinotasikan dengan huruf kapital

tegak.

4. Penamaan Bidang

Suatu bidang dinamakan dengan mengurutkan titik-titik sudut berlawanan

arah jarum jam.

Konsep:

1. Pengertian Prisma

Prisma adalah bangun ruang sisi datar yang memiliki dua bidang segi banyak

yang kongruen dan sejajar disebut bidang alas dan bidang tutup serta

memiliki bidang lain yang disebut sisi tegak yang terbentuk dari ruas garis

yang menghubungkan titik-titik sudut bidang segi banyak yang bersesuaian.

2. Pengertian Prisma Tegak

Prisma siku-siku atau prisma tegak adalah prisma yang ruas garis sisi tegak

dan ruas garis sisi alas atau tutupnya tegak lurus.

3. Pengertian Prisma Miring

Prisma miring adalah prisma yang sisi alas atau tutupnya sejajar menyamping

sehingga ruas garis sisi tegak tidak berpotongan tegak lurus dengan ruas garis

sisi alas atau tutup.

4. Pengertian Limas

Limas adalah bangun ruang yang dibatasi sebuah bangun datar sebagai alas

dan sisi-sisi tegak berupa segitiga yang bertemu di satu titik dan disebut titik

puncak limas.

Prinsip:

1. Luas Permukaan Prisma

Luas permukaan (𝐿𝑝) prisma yang memiliki luas bidang alas (𝑙), keliling

bidang alas (𝑘), dan tinggi prisma (𝑡) adalah

𝐿𝑝 = 2𝑙 + 𝑘𝑡

2. Luas Permukaan Limas

Luas permukaan (𝐿𝑝) limas yang memiliki luas bidang alas segi-𝑛 (𝑙𝑛) dan

sisi-sisi tegak (𝑙𝑡) sebanyak n adalah

𝐿𝑝 = 𝑙𝑛 + 𝑛. 𝑙𝑡 atau

𝐿𝑝 = 𝑙𝑛 + 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑘

3. Volume Prisma

Volume (𝑉) prisma yang memiliki yang memiliki luas alas/tutup (𝑙) dan

tinggi prisma (𝑡) adalah 𝑉 = 𝑙𝑡

4. Volume Limas

Volume (𝑉) limas yang memiliki yang memiliki luas bidang alas (𝑙) dan

tinggi limas (𝑡) adalah 𝑉 =1

3𝑙𝑡

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

175

Prosedur:

1. Menggambar Prisma dan Limas

2. Membuat Jaring-Jaring Prisma dan Limas

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Model pembelajaran : Contextual Teaching and Learning

3. Metode pembelajaran : Penugasan, tanya-jawab, ceramah, latihan soal

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : Ms. Word, Ms. Powerpoint, LKPD.

2. Alat Pembelajaran : Laptop, LCD, proyektor, papan tulis, gawai, dan alat

tulis

3. Sumber Belajar

a. Salamah, Umi. (2019).Berlogika dengan Matematika 2 untuk Kelas VIII

SMP dan MTs. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

b. As’ari, Abdur Rahman dkk.2017.Buku Siswa Matematika SMP/MTs Kelas

VIII Semester 2. Jakarta:Kemdikbud.

c. As’ari, Abdur Rahman dkk.2017.Buku Guru Matematika SMP/MTs Kelas

VIII. Jakarta:Kemdikbud.

d. Aksin, Nur dkk. 2020. PR Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII

Semester 2. Bantul: PT Penerbit Intan Pariwara.

e. Internet

f. Youtube

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama ( 2 × 40 menit )

3.9.5 Mengidentifikasi bagian-bagian (rusuk, titik sudut, bidang, bidang

diagonal, diagonal bidang, dan diagonal ruang) dari prisma dan limas

3.9.6 Menyimpulkan perbedaan prisma dan limas

4.9.5 Menggambar prisma dan limas

4.9.6 Menggambar jaring-jaring prisma dan limas

Kegiatan Sintaks Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pembuka Orientasi

1. Guru memberikan salam dan

mengawali pembelajaran dengan

berdoa. (PPK: Religius)

2. Guru memeriksa kehadiran siswa.

(PPK: Integritas)

3. Guru memberitahukan materi

pelajaran yang akan dibahas yaitu

10

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

176

Bangun Ruang Sisi Datar Prisma

dan Limas

Modeling Motivasi

1. Guru menanyakan seputar ujian

tengah semester yang lalu dan

menanyakan letak kesulitan yang

dihadapi (jika ada).

2. Guru memberikan motivasi kepada

siswa untuk tetap semangat

mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan baik.

3. Guru menyampaikan pentingnya

mengetahui hubungan budaya

Lampung (misal: rumah

tradisional, siger, kain tapis, dan

lainnya) dengan matematika.

(PPK: Nasionalis)

Apersepsi

1. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran pada pertemuan

pertama.

2. Guru mengingatkan kembali

materi pada pertemuan

sebelumnya yaitu Bangun Ruang

Sisi Datar Kubus dan Balok

dengan menampilkan gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

177

Inti Questioning 1. Siswa diajak untuk mengamati

gambar yang diberikan.

(a) Rumah tradisional Lampung di

Museum Lampung

(b) Rumah tradisional Lampung di

Kedamaian

2. Guru menanyakan kepada siswa

bangun ruang yang ditemukan dari

gambar di atas.

3. Siswa diminta untuk

mengeksplorasi penerapan bangun

ruang limas dan prisma yang lain

melalui gawai atau internet atau

buku paket. (Literasi)

4. Siswa diminta untuk bekerja

dalam kelompok (optional) atau

bekerja mandiri menggambar

macam-macam bangun ruang

limas dan prisma dan diberi

keterangan nama bangun

ruangnya.

15

menit

Learning

Community

Inquiry 5. Kemudian, masih dalam

kelompok atau mandiri, siswa

diminta untuk memilih salah satu

bangun ruang limas dan prisma.

6. Siswa berdiskusi untuk

mengidentifikasi bagian-bagian

kedua bangun ruang yang telah

dipilih sebelumnya terkait rusuk,

titik sudut, bidang, bidang

diagonal, diagonal bidang, dan

diagonal ruang yang dimiliki.

(PPK: Gotong royong)

25

menit

Contructivis

m

7. Guru meminta perwakilan siswa

untuk mempresentasikan hasil

identifikasi bagian-bagian bangun

15

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

178

ruang limas dan prisma. (PPK:

Mandiri)

8. Guru memberikan apresiasi

kepada siswa yang telah berani

mempresentasikan hasilnya.

9. Guru mengkonstruksi dan

menegaskan kembali pemahaman

terkait bangun ruang limas dan

prisma.

10. Guru bertanya kepada siswa

“Apakah ada materi yang kurang

jelas atau sulit dipahami?”

Penutup Reflection 1. Guru meminta siswa untuk

mengulas kembali materi dengan

menuliskan perbedaan-perbedaan

bangun ruang prisma dan limas di

buku catatan.

2. Guru menanyakan refleksi pada

pertemuan hari ini seperti:

“Materi apa saja yang telah

dipelajari?”, “Bagaimana

perasaan kalian pada

pembelajaran hari ini?”, atau

“Apakah kalian menemukan

kesulitan pada pembelajaran hari

ini?”.

15

menit

Authentic

Assessment

1. Siswa diminta untuk

mengeksplorasi penerapan

bangun ruang limas dan prisma

yang lain melalui gawai atau

internet atau buku paket.

(Literasi)

2. Guru memberikan arahan untuk

materi pertemuan berikutnya

yaitu volume dan luas permukaan

prisma dan limas.

3. Guru memberikan salam.dan

menutup kelas dengan meminta

salah seorang siswa memimpin

doa. (PPK: Religius)

Pertemuan Kedua ( 2 × 40 menit )

3.9.7 Menentukan rumus luas permukaan prisma dan limas

3.9.8 Menentukan rumus volume prisma dan limas

4.9.7 Memecahkan suatu fenomena di kehidupan yang berkaitan dengan luas

permukaan prisma dan limas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

179

4.9.8 Memecahkan suatu fenomena di kehidupan yang berkaitan dengan

volume prisma dan limas

Kegiatan Sintaks Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pembuka

Orientasi

1. Guru memberikan salam dan

mengawali pembelajaran dengan

berdoa. (PPK: Religius)

2. Guru memeriksa kehadiran

siswa. (PPK: Nasionalis)

3. Guru memberitahukan materi

pelajaran yang akan dibahas yaitu

Volume dan Luas Permukaan

Bangun Ruang Prisma dan

Limas

10 menit

Modeling Motivasi

1. Guru memberikan motivasi

kepada siswa agar tetap semangat

dan dapat mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan baik.

Apersepsi

1. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran pada pertemuan

kedua.

2. Guru mengingatkan kembali

materi pada pertemuan

sebelumnya tentang Mengenal

Bangun Ruang Prisma dan

Limas.

3. Guru menanyakan tugas

menggambarkan jaring-jaring

prisma dan limas (PPK:

Integritas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

180

Inti Questioning 1. Guru meminta dua orang siswa

yang bersedia untuk

menggambarkan hasil

pekerjaanya di papan tulis atau

menunjukkan hasil pekerjaannya

kepada teman-teman. (PPK:

Mandiri)

2. Berdasarkan gambar tersebut,

guru memberikan umpan

pertanyaan yang mendorong

siswa untuk berpartisipasi

mengembangkan

pengetahuannya, seperti:

“Berdasarkan jaring-jaring

tersebut, bagaimana bisa kita

menentukan volume dan

luasnya?

3. Siswa diberikan waktu untuk

mendiskusikan pertanyaan

tersebut dengan teman sebangku

atau mandiri. (PPK: Gotong

royong)

4. Guru meminta siswa untuk

menyampaikan hasil diskusinya

dengan menggunakan bahasa

sendiri. (PPK: Mandiri)

20 menit

Learning

Community

Contructivism

1. Guru mengingatkan kembali

materi volume dan luas

permukaan kubus dan balok.

2. Guru membimbing siswa untuk

mengkonstruksi pemahamannya

terkait volume bangun ruang

prisma dan limas.

3. Siswa diminta mengidentifikasi

luas permukaan prisma dan

limas menggunakan jaring-

jaring sebelumnya.

4. Selanjutnya, guru menegaskan

kembali rumus volume dan luas

permukaan dengan rumus

umum.

5. Guru mendorong siswa untuk

memecahkan beberapa

permasalahan mengenai volume

40 menit

Inquiry

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

181

dan luas permukaan dengan

terbimbing. (PPK: Mandiri)

6. Guru bertanya kepada siswa

“Apakah ada materi yang

kurang jelas atau sulit

dipahami?”

Penutup Reflection

Authentic

Assessment

1. Guru meminta siswa untuk

merangkum materi yang telah

dipelajari pada pertemuan kedua

di buku catatan.

2. Di akhir jam pelajaran, siswa

diminta untuk mengerjakan

latihan soal secara mandiri dan

apabila belum selesai

dilanjutkan di rumah. (PPK:

Integritas)

3. Guru memberikan arahan untuk

pertemuan berikutnya yakni

materi Pemusatan dan

Penyebaran Data.

4. Guru memberikan salam.dan

menutup kelas dengan meminta

salah seorang siswa memimpin

doa. (PPK: Religius)

10 menit

H. Penilaian, Remedial, dan Pengayaan

1. Teknik Penilaian

Aspek Indikator Teknik Instrumen

Sikap

Butir Sikap:

1. Religius

2. Tanggung jawab

3. Percaya Diri

Observasi

Lembar

Penilaian

Sikap

(terlampir)

Pengetahuan

3.9.5 Mengidentifikasi bagian-bagian (rusuk,

titik sudut, bidang, bidang diagonal, diagonal

bidang, dan diagonal ruang) dari prisma dan

limas

3.9.6 Menyimpulkan perbedaan prisma dan

limas

3.9.7 Menentukan rumus luas permukaan

prisma dan limas

3.9.8 Menentukan rumus volume prisma dan

limas

Penugasan dan

Tes Tertulis

LKPD

(terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

182

Keterampilan

4.9.5 Menggambar prisma dan limas

4.9.6 Menggambar jaring-jaring prisma dan

limas

4.9.7 Memecahkan suatu fenomena di

kehidupan yang berkaitan dengan luas

permukaan prisma dan limas

4.9.8 Memecahkan suatu fenomena di

kehidupan yang berkaitan dengan volume

prisma dan limas

Proyek dan Tes

Tertulis

LKPD

(terlampir)

2. Tindak Lanjut Penilaian

a. Remedial

Remedial diberikan kepada siswa yang belum memenuhi ketuntasan belajar.

Pembelajaran remidial dilakukan dengan :

1. Pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus, dimulai dengan tugas-tugas

atau latihan sesuai dengan kemampuannya

2. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu siswa dibantu oleh teman sekelas yang telah

mencapai KKM

b. Pengayaan

Pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai KKM atau lebih.

Pembelajaran pengayaan dilakukan dengan kegiatan berikut :

1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok diberikan tugas pengayaan untuk dikerjakan

bersama pada dan/atau di luar jam pelajaran

2. Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

183

I. Lampiran

Lampiran Uraian Materi

BANGUN RUANG SISI DATAR

Bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh bidang-bidang

datar berupa segibanyak. Bidang datar yang membatasi segibanyak disebut sisi. Ruas garis

yang merupakan perpotongan dua bidang sisi pada bangun ruang disebut rusuk. Titik

pertemuan antara tiga atau lebih rusuk pada bangun ruang disebut titik sudut. Diagonal bidang

adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang sebidang, tidak bersebelahan, dan

tidak terletak pada satu rusuk. Bidang diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh sepasang

diagonal bidang dan sepasang rusuk yang tidak terletak dalam satu bidang sisi. Diagonal ruang

adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak terletak pada satu bidang sisi

dan tidak bersebelahan.

A. Kubus dan Balok

Balok adalah bangun ruang sisi datar yang dibatasi tiga pasang bidang berbentuk persegi

panjang dimana setiap pasang bidang tersebut kongruen.

(a)Balok (b)Tiang penyangga (c) Penghapus

Tiang dan penghapus adalah contoh penerapan bentuk balok di kehidupan

sehari-hari

Bagian-bagian balok:

1. Memiliki 3 pasang bidang/sisi berbentuk persegi panjang

Pasangan bidang pada gambar (a):

• Bidang alas 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan bidang tutup 𝐼𝐽𝐾𝐿;

• Bidang 𝐶𝐷𝐿𝐾 dan 𝐵𝐴𝐼𝐽; dan

• Bidang 𝐵𝐶𝐾𝐽 dan 𝐴𝐷𝐿𝐼.

2. Memiliki 12 rusuk, terdiri dari panjang, lebar, dan tinggi balok

Rusuk pada gambar (a):

Rusuk 𝐵𝐶̅̅ ̅̅ , 𝐴𝐷̅̅ ̅̅ , 𝐽𝐾̅̅ ̅, dan 𝐼�̅� yang kongruen disebut panjang.

Rusuk 𝐴𝐵, 𝐶𝐷̅̅ ̅̅ , 𝐼�̅�, dan 𝐾𝐿̅̅ ̅̅ yang kongruen disebut lebar.

Rusuk 𝐴𝐼̅̅ ̅, 𝐵𝐽̅̅ ̅, 𝐶𝐾̅̅ ̅̅ , dan 𝐷𝐿̅̅ ̅̅ yang kongruen disebut tinggi.

3. Memiliki 8 titik sudut

Titik sudut pada gambar (a): Titik 𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐷, 𝐼, 𝐽, 𝐾, 𝐿.

4. Memiliki 12 diagonal bidang/ diagonal sisi

Diagonal bidang pada gambar (a): 𝐼𝐾̅̅ ̅, 𝐽�̅�, 𝐴𝐶̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐷̅̅ ̅̅ , 𝐼𝐵̅̅ ̅, 𝐽𝐴̅̅ ̅, 𝐿𝐶̅̅̅̅ , 𝐾𝐷̅̅ ̅̅ , 𝐼𝐷̅̅ ̅, 𝐿𝐴̅̅̅̅ , 𝐽𝐶̅̅ ̅, dan 𝐾𝐵̅̅ ̅̅ .

5. Memiliki 6 bidang diagonal

Bidang diagonal pada gambar (a): 𝐼𝐽𝐶𝐷, 𝐽𝐾𝐴𝐷, 𝐾𝐿𝐴𝐵, 𝐼𝐿𝐶𝐵, 𝐼𝐾𝐶𝐴, dan 𝐽𝐿𝐷𝐵.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

184

lt lt

pt

pt

pl pl

6. Memiliki 4 diagonal ruang

Diagonal ruang pada gambar (a): 𝐼𝐶̅̅̅, 𝐽𝐷̅̅ ̅, 𝐾𝐴̅̅ ̅̅ , dan 𝐿𝐴̅̅̅̅ .

Menggambar balok:

1. Gambarlah bidang (sisi) tegak bagian depan 𝐴𝐵𝐶𝐷 yang berbentuk persegi panjang.

2. Gambar bidang (sisi) tegak bagian belakang 𝐸𝐹𝐺𝐻 yang kongruen dengan 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan

𝐸𝐻̅̅ ̅̅ dan 𝐸𝐹̅̅ ̅̅ berupa garis putus-putus.

3. Hubungkan tiap titik sudut dengan segmen garis, 𝐴𝐸̅̅ ̅̅ garis putus-putus.

(1) (2) (3)

Panjang kerangka balok (𝑷𝑩) = 𝟒(𝒑 + 𝒍 + 𝒕)

5 Contoh jaring-jaring balok: (diperbaiki pakai geogebra coba)

Luas permukaan dan volume balok:

Luas permukaan balok dapat ditentukan dengan menjumlahkan luas seluruh bidang (sisi)

pada balok tersebut.

Luas permukaan (𝐿𝑝) balok yang memiliki ukuran panjang (𝑝), lebar (𝑙), dan tinggi (𝑡) adalah

𝑳𝒑 = 𝟐𝒑𝒍 + 𝟐𝒑𝒕 + 𝟐𝒍𝒕

Volume (𝑉) balok yang memiliki yang memiliki ukuran panjang (𝑝), lebar (𝑙), dan tinggi (𝑡)

adalah 𝑽 = 𝒑𝒍𝒕

Kubus adalah balok dengan bidang sisi persegi yang saling kongruen.

B

C

A

D

B

C

A

D F

G

E

H

B

C

A

D

F

G

E

H

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

185

(d)Kubus (e) Rubik (f) Dadu

Rubik dan dadu adalah contoh penerapan bentuk kubus di kehidupan sehari-

hari

Bagian-bagian kubus:

1. Memiliki 6 bidang sisi berbentuk persegi

Bidang pada gambar (d):

Bidang 𝐼𝐽𝐾𝐿 disebut bidang alas.

Bidang 𝐾𝐿𝑃𝑂, 𝐽𝐼𝑀𝑁, 𝐽𝐾𝑂𝑁, dan 𝐼𝐿𝑃𝑀 disebut bidang (sisi) tegak.

Bidang 𝑀𝑁𝑂𝑃 disebut bidang tutup.

2. Memiliki 12 rusuk yang kongruen

Rusuk pada gambar (d):

Rusuk 𝐼�̅�, 𝐽𝐾̅̅ ̅, 𝐾𝐿̅̅ ̅̅ , dan 𝐿�̅� disebut rusuk alas.

Rusuk 𝐼𝑀̅̅ ̅̅ , 𝐽𝑁̅̅̅̅ , 𝐾𝑂̅̅ ̅̅ , dan 𝐿𝑃̅̅̅̅ disebut rusuk tegak.

Rusuk 𝑀𝑁̅̅ ̅̅ ̅, 𝑁𝑂̅̅ ̅̅ , 𝑂𝑃̅̅ ̅̅ , dan 𝑃𝑀̅̅̅̅̅ disebut rusuk tutup.

3. Memiliki 8 titik sudut

Titik sudut pada gambar (d): Titik 𝐼, 𝐽, 𝐾, 𝐿, 𝑀, 𝑁, 𝑂, 𝑃.

4. Memiliki 12 diagonal bidang/diagonal sisi

Diagonal bidang pada gambar (d):

𝐼𝐾̅̅ ̅, 𝐽�̅�, 𝑀𝑁̅̅ ̅̅ ̅, 𝑁𝑃̅̅ ̅̅ , 𝐽𝑂̅̅ ̅, 𝐾𝑁̅̅̅̅̅, 𝐼𝑃̅̅ ̅, 𝐿𝑀̅̅ ̅̅ , 𝐽𝑀̅̅ ̅̅ , 𝐼𝑁̅̅̅̅ , 𝐾𝑃̅̅ ̅̅ , dan 𝐿𝑂̅̅ ̅̅ .

5. Memiliki 6 bidang diagonal

Bidang diagonal pada gambar (d): IJOP, JKPM, KLMN, LINO, IKOM, dan JLPM.

6. Memiliki 4 diagonal ruang

Diagonal ruang pada gambar (d): 𝐼𝑂̅̅ ̅, 𝐽𝑃̅̅ ̅, 𝐾𝑀̅̅ ̅̅ ̅, dan 𝐿𝑁̅̅ ̅̅ .

Menggambar kubus:

1. Gambarlah bidang (sisi) tegak bagian depan 𝐴𝐵𝐶𝐷 yang berbentuk persegi.

2. Gambar bidang (sisi) tegak bagian belakang 𝐸𝐹𝐺𝐻 yang kongruen dengan 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan

𝐸𝐻̅̅ ̅̅ dan 𝐸𝐹̅̅ ̅̅ berupa garis putus-putus.

3. Hubungkan tiap titik sudut dengan segmen garis, 𝐴𝐸̅̅ ̅̅ garis putus-putus.

B

C

A

D

B

C

A

D

F

G

E

H

B

C

A

D

F

G

E

H

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

186

(1) (2) (3)

Panjang kerangka kubus (𝑷𝑲) = 𝟏𝟐𝒓

5 Contoh jaring-jaring kubus:

Luas permukaan dan volume kubus:

Luas permukaan kubus dapat ditentukan dengan menjumlahkan luas seluruh bidang (sisi)

pada kubus tersebut.

Luas permukaan (𝐿𝑝) kubus dengan rusuk r adalah enam kali luas persegi atau ditulis dalam

rumus sebagai berikut: 𝑳𝒑 = 𝟔𝒓𝟐

Volume (𝑉) kubus yang memiliki rusuk 𝑟 adalah 𝑽 = 𝒓𝟑

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

187

B. Prisma dan Limas

Prisma adalah bangun ruang sisi datar yang memiliki dua bidang segi banyak yang

kongruen dan sejajar disebut bidang alas dan bidang tutup serta memiliki bidang

lain yang disebut sisi tegak yang terbentuk dari ruas garis yang menghubungkan

titik-titik sudut bidang segi banyak yang bersesuaian.

(1) Prisma tegak segitiga (2)Prisma miring segilima

Dilihat dari bentuknya, terdapat dua macam prisma yakni prisma tegak dan prisma

miring. Prisma siku-siku atau prisma tegak adalah prisma yang ruas garis sisi tegak

dan ruas garis sisi alas atau tutupnya tegak lurus. Prisma miring adalah prisma yang

sisi alas atau tutupnya sejajar menyamping sehingga ruas garis sisi tegak tidak

berpotongan tegak lurus dengan ruas garis sisi alas atau tutup.

Kubus dan balok merupakan bangun ruang prisma tegak segiempat

yang khusus.

Bagian-bagian prisma pada gambar (1):

1. Memiliki 6 titik sudut: Titik 𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐺, 𝐻,dan 𝐼

2. Memiliki 5 bidang (sisi) berbentuk bangun datar segibanyak.

• Bidang 𝐴𝐵𝐶 merupakan bidang alas;

• Bidang 𝐺𝐻𝐼 merupakan bidang tutup; dan

• Bidang 𝐴𝐵𝐻𝐺, 𝐵𝐶𝐼𝐻, dan 𝐶𝐴𝐺𝐼 merupakan sisi tegak.

3. Memiliki 9 rusuk, terdiri dari:

• Rusuk 𝐴𝐵̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐶̅̅ ̅̅ , dan 𝐶𝐴̅̅ ̅̅ merupakan rusuk-rusuk bidang alas;

• Rusuk 𝐺𝐻̅̅ ̅̅ , 𝐻𝐼̅̅̅̅ , dan 𝐼𝐺̅̅ ̅ merupakan rusuk-rusuk bidang tutup; dan

• Rusuk 𝐴𝐺̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐻̅̅ ̅̅ , dan 𝐶𝐼̅̅̅ merupakan rusuk-rusuk sisi tegak atau tinggi

prisma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

188

Tabel 1 Jumlah Titik Sudut, Sisi/Bidang, dan Rusuk Prisma pada Segi Banyak

Bidang

Alas/Tutup

Jumlah Titik

Sudut

Jumlah

Sisi/Bidang Jumlah Rusuk

Segitiga 6 5 9

Segiempat 8 6 12

Segilima 10 7 15

Segienam 12 8 18

Segitujuh 14 9 21

Segi-n 𝟐𝐧 𝟐 + 𝐧 𝟑𝐧

Menggambar prisma:

1. Gambarlah bidang alas dan bidang tutup yang berbentuk bangun datar segi

banyak. misalkan akan menggambar prisma tegak segitiga maka alas dan

tutupnya berbentuk segitiga, yaitu bidang 𝐴𝐵𝐶 dan 𝐷𝐸𝐹.

2. Gambar bidang (sisi) tegak dengan menghubungkan titik-titik sudut yang

bersesuaian dengan ruas garis.

(1) (2)

Contoh jaring-jaring prisma:

Luas permukaan dan volume prisma:

B

C A

E

F D

B

C A

E

F D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

189

Luas permukaan (𝐿𝑝) prisma yang memiliki luas bidang alas (𝑙), keliling bidang

alas (𝑘), dan tinggi prisma (𝑡) adalah 𝑳𝒑 = 𝟐𝒍 + 𝒌𝒕

Volume (𝑉) prisma yang memiliki yang memiliki luas alas/tutup (𝑙) dan tinggi

prisma (𝑡) adalah 𝑽 = 𝒍𝒕

Limas adalah bangun ruang yang dibatasi sebuah bangun datar sebagai alas dan

sisi-sisi tegak berupa segitiga yang bertemu di satu titik dan disebut titik puncak

limas.

(3) Limas segiempat beraturan

Bagian-bagian limas pada gambar (3):

1. Memiliki 5 titik sudut yaitu titik 𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐷dan 𝐸

2. Memiliki 5 bidang (sisi) berbentuk bangun datar segibanyak.

• Bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 merupakan bidang alas dan

• Bidang 𝐴𝐵𝐸, 𝐵𝐶𝐸, 𝐶𝐷𝐸, dan 𝐷𝐴𝐸 merupakan sisi tegak.

3. Memiliki 5 rusuk, terdiri dari:

• Rusuk 𝐴𝐵̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐶̅̅ ̅̅ , 𝐶𝐷̅̅ ̅̅ , dan 𝐷𝐴̅̅ ̅̅ merupakan rusuk-rusuk bidang alas dan

• Rusuk 𝐴𝐸̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐸̅̅ ̅̅ , 𝐶𝐸̅̅ ̅̅ , dan 𝐷𝐸̅̅ ̅̅ merupakan rusuk-rusuk sisi tegak.

Tabel 2 Jumlah Titik Sudut, Sisi/Bidang, dan Rusuk Limas pada Segi Banyak

Bidang

Alas/Tutup

Jumlah Titik

Sudut

Jumlah

Sisi/Bidang Jumlah Rusuk

Segitiga 4 4 6

Segiempat 5 5 8

Segilima 6 6 10

Segienam 7 7 12

Segitujuh 8 8 14

Segi-n 𝐧 + 𝟏 𝐧 + 𝟏 𝟐𝐧

Menggambar limas:

1. Gambarlah bidang alas yang berbentuk bangun datar segi banyak.

misalkan akan menggambar prisma tegak segitiga maka alasnya berbentuk

segitiga, yaitu bidang 𝐴𝐵𝐶 dengan 𝐴𝐶̅̅ ̅̅ berupa garis putus-putus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

190

2. Gambar salah satu rusuk pada bidang (sisi) tegak dimana ujung rusuk

tersebut merupakan titik puncak limas.

3. Hubungkan rusuk yang lainnya dengan titik puncak limas sebelumnya.

(1) (2) (3)

Contoh jaring-jaring limas:

Luas permukaan dan volume limas:

Luas permukaan (𝐿𝑝) limas yang memiliki luas bidang alas segi-𝑛 (𝑙𝑛) dan sisi-

sisi tegak (𝑙𝑡) sebanyak 𝑛 adalah

𝑳𝒑 = 𝒍𝒏 + 𝒏. 𝒍𝒕 atau 𝑳𝒑 = 𝒍𝒏 + 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒕𝒆𝒈𝒂𝒌

Volume (𝑉) limas yang memiliki yang memiliki luas bidang alas (𝑙) dan tinggi

limas (𝑡) adalah 𝑽 =𝟏

𝟑𝒍𝒕

Atap rumah tradisional Lampung “Lamban Pesagi” dan “Jajar Intan” termasuk

penerapan bangun ruang limas dan prisma di kehidupan nyata.

B

C A

D

B

C A

D

B

C A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

191

Latihan Soal:

1. Panjang rusuk suatu kubus 4 cm. Hitunglah panjang kerangka, luas

permukaan, dan volume kubus tersebut.

2. Hitunglah tinggi lapang lom pada rumah “Ginting Kuning” yang berbentuk

balok jika diketahui panjang kebik 8 m, lebar 6 m, dan luas permukaan 208

m2.

3. Sebuah tangki air berbentuk kubus memiliki volume air 1.000 liter, tentukan

luas permukaan tangki tersebut.

4. Alas sebuah prisma berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 12

cm dan lebar 8 cm. Jika tinggi prisma 15 cm maka tentukan luas permukaan,

dan volume prisma tersebut.

5. Diketahui atap rumah “Lamban Pesagi” berbentuk limas T. ABCD dengan

alas berbentuk persegi memiliki keliling alas 72 m dan TP = 5 m. Tentukan

volume atap limas tersebut.

6. Sebuah prisma dengan alas persegi memiliki sisi 5 cm dan tinggi 5 cm. Jika

panjang sisi alas diperbesar 3 kali semula, maka tentukan perbandingan

volume sebelum dan sesudah sisinya diperbesar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

192

Lampiran Materi PPT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

193

Silakan scan QR Code di atas untuk mendapatkan file PPT Materi Bangun Ruang Sisi Datar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

194

Lampiran Penilaian Sikap

LEMBAR PENILAIAN SIKAP

MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Sekolah : SMP…

Kelas : VIII …

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Tanggal : ………………., 20…

Sikap yang Dikembangkan: Religius, Tanggung Jawab, dan Percaya Diri

Petunjuk : Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya!

No.

Absen Nama

Sikap yang Dikembangkan

Keterangan Religius Tanggung Jawab Percaya Diri

Sudah

Nampak

Belum

Nampak

Sudah

Nampak

Belum

Nampak

Sudah

Nampak

Belum

Nampak

1

2

3

dst

Catatan:

Indikator sikap religius: siswa mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa baik

dalam pembelajaran daring maupun luring.

Indikator sikap tanggung jawab: siswa memahami materi, mengerjakan dan mengumpulkan

tugas, dan berkontribusi dalam kerja kelompok.

Indikator percaya diri: siswa berani menyampaikan pendapat, mempresentasikan hasil

pemahamannya atau bertanya jika ada materi yang kurang jelas, dan memiliki pendirian akan

pilihannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

195

Lampiran Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

SMP….

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus dan Balok)

Nama Lengkap :

Kelas/No. Absen :

1. Tuliskan penerapan bangun ruang kubus dan balok di kehidupan sehari-hari.

(Silakan eksplorasi melalui gawai, internet, buku paket, atau media lainnya)

2. Gambarlah bangun ruang kubus atau balok (pilih salah satu) dan jaring-jaringnya.

(Silakan diskusi dengan teman sebangku untuk memilih bangun ruang yang berbeda)

3. Tuliskan bagian-bagian bangun ruang kubus dan balok beserta namanya.

(Silakan diskusi dengan teman sebangku berdasarkan gambar yang telah dibuat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

196

4. Kerjakan soal-soal di bawah dengan tepat.

(Silakan diskusi dengan teman sebangku atau bekerja mandiri untuk memecahkan

persoalan di bawah ini)

a. Diketahui kebik (kamar) anak lelaki tertua berukuran panjang 6 meter, lebar 5

meter, dan tinggi 3.5 meter. Jika akan dilakukan pengecatan pada tembok dalam

dan atap kebik maka hitunglah berapa liter cat yang diperlukan.

b. Rumah tradisional Lampung yang berbentuk panggung memerlukan tiang yang

terbuat dari kayu untuk menyangga bangunan. Tiang yang akan dibuat berjumlah

16 buah dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 150 cm. Jika 1 m3

kayu seharga Rp 1.250.000,- maka tentukan biaya yang harus digunakan untuk

pembuatan tiang tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

197

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

SMP….

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar (Prisma dan Limas)

Nama Lengkap :

Kelas/No. Absen :

1. Tuliskan penerapan bangun ruang prisma dan limas di kehidupan.

(Silakan eksplorasi melalui gawai, internet, buku paket, atau media lainnya)

2. Gambarlah 4 macam bangun ruang prisma atau limas (pilih salah satu) dan berilah

keterangan nama pada bangun ruang tersebut.

(Silakan diskusi dengan teman sebangku untuk memilih bangun ruang yang berbeda)

3. Pilihlah masing-masing satu bangun ruang prisma dan limas kemudian tuliskan

bagian-bagian bangun ruang tersebut beserta namanya.

(Silakan diskusi dengan teman sebangku berdasarkan gambar yang telah dibuat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP RUMAH …

198

4. Kerjakan soal-soal di bawah dengan tepat.

(Silakan diskusi dengan teman sebangku atau bekerja mandiri untuk memecahkan

persoalan di bawah ini)

a. Diketahui rumah Lamban Pesagi memiliki atap berbentuk limas segiempat dengan

alas persegi yang memiliki sisi 18 meter. Tentukan luas permukaan atap jika tinggi

dari puncak atap ke langit-langit rumah adalah 6 meter.

b. Atap rumah Ginting Kuning berbentuk prisma segitiga beraturan dengan keliling

segitiga adalah 9 meter. Jika panjang rumah adalah 15 meter dan luas 1 genteng

adalah 300 cm2, maka tentukan banyaknya genteng yang diperlukan.

Silakan scan QR Code di atas untuk mendapatkan file LKPD Bangun Ruang Sisi Datar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI