kajian_oase hati

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 kajian_oase hati

    1/2

    OASE HATI

    Subhanallah, suara tahrim dari pengeras Masjid, pagi itu begitu syahdu. Masih di alas

    sejadah, selepas tadabbur Alquran, bergeraklah tut-tut keypad menuliskan ungkapan hati ini.

    Kali ini adalah sebuah renungan hati, tentang perjalanan hidup yang sedang kita jalani ini.

    Siapa aku? Ya, aku dari tiada, sekarang ada, itu juga hanya sebentar, kembali lagi tiada. Aku

    berasal dari ayah ibu, kakek nenek, terus ke atas hingga mendarat di Datuk manusia, Nabi

    Adam dan unda !a"a. #jung-ujungnya kita harus menyebut kita adalah bani Adam,

    keturunan Adam $alaihis salam.

    Sementara bahan dasar m%yang kita itu dari tanah, sekarang di atas tanah, semua yang kulihat

    dari tanah, tidak lama lagi aku pun masuk ke dalam tanah. Ya, aku yang selalu apik mera"at

    tubuh ini, ternyata &al%n bangkai yang berkalang tanah.

    Aku akan masuk ruang sunyi senyap berbantal tanah, kepala utara, kaki selatan miring kekiblat. elatung, &a&ing, bau busuk menyerengai dalam daging tulang yang selalu kura"at

    saat hidup. !arapan kita tentu Allah menjadikan kuburan kita, 'aman Surga-Nya. Aamiin.

    Astaghfirullah,inilah yang membuat aku terus-menerus mem%h%n ampunan-Nya. (nilah yang

    membuatku semangat dalam beribadah, bernikmat dalam shalat, bahagia berlama-lama sujud

    di penghujung malam, menangis, dan menyelimuti diri dengan rasa takut akan murka dan

    a)ab-Nya.

    Allahu Akbar,inilah yang membuat gel%ra asa terpatri kuat dalam memburu ridha dan surga-

    Nya* inilah yang mendesakkan rasa rindu berjumpa dengan-Nya. (nilah energi amal sh%lehku,dak"ahku.

    (nilah yang menjadi asbab bersemangat dalam men&ari rejeki yang halal, kuat bestari dalam

    beramal silaturahim, sayang pada keluarga, sayang pada semua apalagi pada yang papa lebih-

    lebih pada saudara-saudara yang tertindas.

    Merenungi siapa aku, menjadikan diri ini disibukkan dengan perbaikan diri, dan sama sekali

    tidak tertarik men&ari tahu aib %rang lain. erabrek-abrek aib sendiri. +unglai sudah jika

    teringat akan siapa diri ini. 'ertatih jasad ini dalam mengimbangi gel%ra ruh dan hati yang

    terus berjibaku menuju-Nya.

    'erluap khau dan raja. ergelayut sedih berbaur bahagia. utaran "aktu di dunia ini terlalu

    sebentar untuk mengumpulkan bekal hidup selama-lamanya. Sebentar, tetapi menentukan

    keadaan di Akhirat kelak. Dunia bukan untuk main-main apalagi maksiat. #murku tidak

    sepanjang perjuanganku. Sementara d%saku banyak, ilmuku kurang.

    adilah membuat "aktu hidup ini terasa semakin sebentar. Duhai kalian, Abah yang telah

    berpulang, Mama, anak-anakku, istri-istriku, anak-anak yatimku, anak-anak santriku,

    keluargaku, guru-guruku, para sahabatku, jamaah )ikir, juga kalian sahabat /-ku, saudara-

    sauadaraku di alestina, Aghan, (rak, Suriah, Yaman, Mesir, Arika 'engah, #ghur 0hina,

  • 7/26/2019 kajian_oase hati

    2/2

    Khasmir, 1%hingya, atani, M%r% dan seluruh umat, juga negeri ini, telah masuk merenggut

    hati dan pikiranku.

    Diri ini, demi Allah, sayang semua, &inta semua karena Allah. 1asanya tidak disebut d%a,

    ke&uali kalian semua bagian d%aku. Aku ingin semua damai dalam naungan Syariat-Nya dan

    hidup bahagia dalam Sunnah Nabi-Nya. Air mata ini terus mengalir dalam %ase hati ini. 2Ya

    Allah ampunilah diri ini, dan semua kami. Ya 1abb berkahilah sisa sisa umur kami.Aamiin.

    KH. Muhammad Arifin Ilham