KAK Dan BOQ RKP Polman

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    1/20

    2016

    KERANGKA ACUAN KERJA PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA

    PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

    PERKOTAAN (RP2KPKP)

    KAB. POLEWALI MANDARDirektorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    2/20

    2

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

     A. LATAR BELAKANG

    1. Pemerintah Indonesia dalam memenuhi target MDG’s telah berupaya keras menangani

    perumahan dan permukiman kumuh perkotaan, bahkan zero kumuh sudah secara jelas

    ditargetkan pada RPJMN 2015-2019 tepatnya ditahun 2019. Pencanangan  zero kumuh

    2019 telah diikuti dengan arah kebijakan dan strategi yang focus serta alokasi

    anggaran yang memadai diawali di tahun pertama implementasi RPJMN 2015-2019.

    Langkah awal dalam mengejar target  zero kumuh 2019 sebenarnya telah dimulai oleh

    Kementerian Pekerjaam Umum melalui Ditjen Cipta Karya sejak tahun 2014 dengan

    menyusun road map penanganan kumuh serta pemutakhiran data kumuh yang

    dilaksanakan secara kolaboratif dengan kementerian/lembaga yang terkait serta

    pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

    2. Menjamurnya kawasan (perumahan dan permukiman) kumuh di kota-kota di

    Indonesia pada umumnya diakibatkan oleh laju urbanisasi yang tinggi dimana

    kehidupan perkotaan menjadi magnet yang cukup kuat bagi masyarakat perdesaan

    yang kurang beruntung karena sempitnya lapangan kerja di daerahnya. Bermukim di

    kawasan kumuh perkotaan bukan merupakan pilihan melainkan suatu keterpaksaan

    bagi kaum migran tak terampil yang harus menerima keadaan lingkungan

    permukiman yang tidak layak dan berada dibawah standar pelayanan minimal seperti

    rendahnya mutu pelayanan air minum, drainase, limbah, sampah serta masalah-

    masalah lain seperti kepadatan dan ketidak teraturan letak bangunan yang berdampak 

    ganda baik yang berkaitan dengan fisik misalnya bahaya kebakaran maupun dampak 

    sosial seperti tingkat kriminal yang cenderung meningkat dari waktu kewaktu.

    3. Tidak semua kawasan-kawasan kumuh dihuni oleh kaum pendatang, dan tidak juga

    seluruh penghuninya adalah kaum papa bahkan dibeberapa kawasan kumuh illegal(squatters area) ternyata dikuasai oleh “land lord ” yang memanfaatkan lahan sebagai

    tempat usaha kontrakan rumah petak, dan ada pula komunitas yang punya alasan

    tertentu bertahan dengan kondisi lingkungan yang tidak layak, ragam permasalahan

    inilah yang harus ditemu kenali khususnya oleh pemerintah kota/kabupaten sendiri.

    4. Dilihat dari sisi pemanfaatan ruang permukiman, permukiman kumuh diartikan

    sebagai area permukiman yang tidak layak huni dengan kondisi bangunan yang tidak 

    teratur, memiliki tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dengan kualitas bangunan

    serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Penggunaan ruang para

    permukiman kumuh tersebut seringkali berada pada suatu ruang yang tidak sesuai

    dengan fungsi aslinya sehingga berubah menjadi fungsi permukiman, seperti munculkantung-kantung permukiman pada daerah sempadan untuk kebutuhan ruang terbuka

    hijau atau lahan-lahan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya (squatters). Keadaan

    demikian yang menunjukkan bahwa penghuninya kurang mampu untuk membeli dan

    menyewa rumah di daerah perkotaan dengan harga lahan/bangunan yang tinggi,

    sedangkan lahan kosong di daerah perkotaan sudah tidak ada. Permukiman tersebut 

    muncul dengan sarana dan prasarana kurang memadai, kondisi rumah yang kurang

    baik dengan kepadatan yang tinggi serta mengancam kondisi kesehatan, keselamatan

    K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U MD I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

    D IR EK TO RA T P EN GE MB AN GA N K AW AS AN P ER MU KI MA NJl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru. Jakarta Selatan. 12110. Telp. 72797427

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    3/20

    3

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    dan kenyamanan penghuni. Oleh karena itu permukiman yang berada di kawasan

    SUTET, sempadan sungai, sempadan rel kereta api, kolong jembatan tol dan sempadan

    situ/ danau merupakan permukiman kumuh.

    5. Permasalahan permukiman kumuh perkotaan sering kali menjadi salah satu isu utama

    yang cukup menjadi polemik, sehingga seperti tidak pernah terkejar oleh upaya

    penanganan yang dari waktu ke waktu sudah dilakukan. Masalah yang sarat muatansosial, budaya ekonomi dan politik dengan serta merta mengancam kawasan-kawasan

    permukiman perkotaan yang nyaris menjadi laten dan hampir tak selesai ditangani

    dalam beberapa dekade. Secara khusus dampak permukiman kumuh juga akan

    menimbulkan paradigma buruk terhadap penyelenggaraan pemerintah, dengan

    memberikan dampak citra negatif akan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan

    pemerintah dalam pengaturan pelayanan kehidupan hidup dan penghidupan

    warganya. Dilain sisi dibidang tatanan sosial budaya kemasyarakatan, komunitas yang

    bermukim di lingkungan permukiman kumuh secara ekonomi pada umumnya

    termasuk golongan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, yang seringkali

    menjadi alasan penyebab terjadinya degradasi kedisiplinan dan ketidaktertiban dalam

    berbagai tatanan sosial masyarakat.

    6. Penanganan permukiman kumuh diawali dengan identifikasi lokasi permukiman

    kumuh dan penetapan lokasi permukiman kumuh tersebut melalui SK 

    Walikota/Bupati. Melalui identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai Undang-

    undang no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di

    pasal VII dan VIII yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan

    kawasan permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan dan

    permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran, peremajaan dan

    pemukiman kembali. Tahapan penanganan kawasan kumuh UU no 1/2011 tentang

    Perumahan dan Kawasan Permukiman mengamanatkan agar pemerintah

    kota/kabupaten melakukan: (i) menyusun Rencana Pembangunan dan PengembanganPerumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP), (ii) menyusun Rencana Pencegahan

    dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) dan (iii)

    penetapan kawasan perumahan/permukiman kumuh di wilayahnya masing-masing.

    Untuk mencegah menjadi kumuh kembali, dilakukan pengelolaan setelah penanganan

    sehingga permukiman kumuh tidak mengalami penurunan kualitas permukiman.

    B. PERMASALAHAN

    7. Pelaksanaan zero kumuh dimulai tahun 2015 dan target nol persen harus dicapai pada

    2019, sehingga waktu penyelesaian tinggal 4 (empat) tahun dengan ragam persoalan

    yang belum sepenuhnya terdeteksi secara baik diantaranya penetapan deliniasikawasan.

    8. Secara random telah dilakukan verifikasi terhadap kawasan perumahan/permukiman

    kumuh yang telah di tetapkan melalui SK Walikota/Bupati, ditemukan kondisi-kondisi

    yang perlu justifikasi maupun analisis lanjut yaitu: (i) dalam suatu deliniasi tidak 

    keseluruhan kawasan berkategori kumuh melainkan hanya berupa spot-spot kumuh,

    (ii) kawasan yang tidak memenuhi kriteria kumuh karena masih tergolong layak huni

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    4/20

    4

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    hanya perlu beautifikasi (iii) kawasan kumuh yang masuk dalam kategori kumuh yang

    berada diatas lahan yang bukan peruntukannya (squatters area ), (iv) kawasan kumuh

    secara spatial menurut arahan tata ruang di luar kawasan perkotaan.

    C. URAIAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN

    KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RP2KPKP) KHUSUSNYA UNTUK KUMUH

    9. Kegiatan Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

    Perkotaan ini perlu disusun dengan menempatkan prinsip peningkatan kapasitas pada

    tataran operasional/implementasi melalui cara perkuatan yang lebih komprehensif 

    dan terintegrasi kepada seluruh pelaku (stakeholders), dengan tetap mengacu pada

    beberapa dokumen perencanaan dan studi terkait penanganan permukiman kumuh

    yang telah dihasilkan oleh Pemda, seperti Dokumen SPPIP/ RP2KP dan RPKPP.

    10. Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan

    disusun dalam pemenuhan beberapa unsur sebagai berikut :

    a. Percepatan penanganan permukiman kumuh perkotaan secara menyeluruh dan

    tuntas bagi kawasan kumuh perkotaaan yang deliniasi dan indikatornya

    ditetapkan melalui SK Bupati atau Walikota, yang direncanakan selesai dalam 5

    tahun (sampai tahun 2019) atau tercapainya Kabupaten / Kota bebas kumuh.

    b. Terwujudnya rencana dan strategi penanganan melalui pencegahan dan

    peningkatan kualitas permukiman kumuh, dimana pencegahan mutlak menjadi

    tugas dan tanggung jawab pemerintah kota/kabupaten.

    c. Keterpaduan program/kegiatan dalam penyelesaian permasalahan permukiman

    kumuh perkotaan melalui semua peran sektor ke-Cipta Karya-an

    d. Meningkatkan kesadaran, pemahaman dan komitmen bersama tentang tugas dan

    wewenang masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya melakukanpengurangan dan/atau penghapusan luasan permukiman kumuh perkotaan.

    e. Perkuatan pemerintah kabupaten/kota melalui pelibatan aktif dalam proses

    penanganan permukiman kumuh guna mewujudkan permukiman yang layak huni

    dan berkelanjutan.

    f. Peningkatan kapasitas bagi komunitas permukiman kumuh (kelompok 

    masyarakat KSM/CBO’s/BKM) untuk lebih berperan dan memampukan diri dalam

    menangani permukiman kumuh di lingkungannya melalui penyusunan rencana

    aksi yang partisipatif (community action plan/CAP).

    g. Keberlanjutan penanganan kawasan kumuh perkotaan melalui mekanisme

    pengelolan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota atau diselenggarakan secara

    mandiri oleh kelompok swadaya masyarakat bersama dengan pemerintahkabupaten/kota setempat baik dalam skala lingkungan/kawasan dan skala kota.

    D. MAKSUD, TUJUAN dan SASARAN

    11. Pelaksanaan pekerjaan ini dimaksudkan untuk menghasilkan dokumen rencana

    penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman perkotaan yang difokuskan

    pada pola pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan

    sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    5/20

    5

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    program dan kegiatan yang terpadu dan bersinergi yang pada gilirannya dapat 

    dilaksanakan sendiri oleh pemerintah kota/kabupaten secara mandiri dan

    berkelanjutan.

    12. Tujuan pekerjaan penyusunan RP2KPKP kumuh ini adalah :

    a. memantapkan pemahaman pemerintah kota/kabupaten tentang kebijakan danstrategi penanganan kawasan kumuh perkotaan dalam mencapai target zero

    kumuh (100-0-100) pada tahun 2019,

    b. agar pemerintah kota/kabupaten dapat sepenuhnya menjadi pemrakarsa utama

    dalam penyusunan RP2KPKP yang difokuskan pada penanganan permukiman

    kumuh perkotaan,

    c. agar pemerintah kota/kabupaten punya komitmen tinggi serta konsisten didalam

    implementasi program dan kegiatan yang telah ditetapkan serta menjaga

    keberlanjutannya.

    13. Sasaran

    a. Tersedianya Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan sebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan

    kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders) pelaksanaan penyelenggaran

    penanganan permukiman kumuh perkotaan yang menyeluruh, tuntas, dan

    berkelanjutan (konsep delivery system).

    b. Tersedianya strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi kawasan,

    indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh

    seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi seluruh pelaku dalam

    pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2015-2019).

    c. Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan) sebagai

    bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota dan kelompok 

    masyarakat (komunitas masyarakat/BKM/KSM/CBO’s) untuk dapat lebih aktif 

    terlibat dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya.

    d. Tersedianya Dokumen Rencana Aksi ( Action Plan) yang mengacu pada RP2KP dan

    RPKPP, Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan

    Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan, serta adopsi rencana penanganan

    kumuh kegiatan tahun pertama (2016) sebagai bagian dari RP2KPKP secara

    keseluruhan

    E. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

    14. Pemberi Tugas kegiatan ini adalah Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman

    Provinsi Sulawesi Barat Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan

    Perumahan Rakyat.

    F. SUMBER PENDANAAN

    15. Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya sebesar Rp. 800.000.000,00 (Delapan

    ratus juta rupiah), termasuk PPN dibiayai APBN murni DIPA Satuan Kerja PKP Sulbar

    Tahun Anggaran 2016.

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    6/20

    6

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    G. LINGKUP KEGIATAN, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG, SERTA

     ALIH PENGETAHUAN

    16. Lingkup Kegiatan yang ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibagi menjadi 8

    tahap, yaitu:

    a. Tahap Persiapan

    Tahap persiapan merupakan kegiatan sebelum tim turun ke lapangan, meliputi :

    1) Melakukan diskusi untuk mendapatkan data sekunder serta pemahaman

    terhadap maksud kegiatan dalam KAK ini.

    2) Menyusun rencana kerja tim, termasuk pembagian peran tiap tenaga ahli

    dalam melibatkan partisipasi aktif kelompok swadaya masyarakat.

    3) Menyusun desain survei mengenai penanganan permukiman kumuh perkotaan

    di Kabupaten/Kota.

    4) Menyiapkan format-format kegiatan secara lengkap yang dapat 

    mengakomodasi tahapan perencanaan dalam menunjang penyusunan profil

    kawasan mencakup fungsi dan deliniasi struktur ruang kawasan permukiman

    perkotaan dalam skala kota dan kawasan yang disepakati.

    5) Menyiapkan data profil kawasan kumuh dan dokumen pendukung lainnya yang

    mengacu kepada SK Penetapan kawasan kumuh perkotaan disertai detil data

    statistik yang diperlukan pada masing-masing indikator.

    b. Tahap Survei

    Tahap survei merupakan kegiatan mengumpulkan data, meliputi :

    1) Melakukan studi literatur dan pendalaman terhadap teori, kebijakan, dan

    lesson learned, yang berkaitan dengan penanganan permukiman kumuh

    perkotaan di Kabupaten/Kota penyusun RP2KPKP.

    2) Mengumpulkan data-data primer maupun sekunder terkait isu strategis,

    potensi, dan permasalahan mengenai penanganan permukiman kumuh

    perkotaan di Kabupaten/Kota yang mendapatkan bantuan.

    3) Melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya Masyarakat dalam melakukan

    survei/pemetaan swadaya/survey kampung sendiri di permukiman kumuh

    dan pengisian format yang telah dilaksanakan pada tahap persiapan.

    4) Melakukan verifikasi lokasi permukiman kumuh sesuai SK Penetapan kawasan

    kumuh perkotaan jika sudah memiliki SK, deliniasi kawasan dan cakupan

    pelayanan infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh tersebut. Jika belum

    memiliki SK maka membantu penyusunan SK Penetapan kawasan kumuh

    perkotaan yang sesuai dengan deliniasi kawasan dan cakupan pelayanan

    infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh tersebut.

    5) Mempertajam profil kawasan kumuh melalui survey kebutuhan yang detail (by 

    name, by address) dengan pemetaan sebaran kebutuhan pelayanan

    infrastruktur menuruh indikator kekumuhan.

    6) Melakukan wawancara semi-terstruktur dengan beberapa narasumber utama

    yang memiliki kompetensi yang terkait dengan penanganan permukiman

    kumuh perkotaan di Kabupaten/Kota.

    7) Melakukan koordinasi dengan kelembagaan masyarakat setempat yang akan

    terlibat dalam proses penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman

    (fasilitator P2KKP bila ada / kelembagaan masyarakat lainnya).

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    7/20

    7

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    8) Melakukan pengukuran lapangan lengkap atas kondisi batas lahan

     pembangunan, kondisi landsekap, kondisi topografi dan keteknikan lainnya

    yang berpengaruh terhadap penyusunan desain kawasan dan DED untuk 

     pelaksanaan fisik 

    c. Tahap KajianTahap kajian merupakan kegiatan telaahan data primer dan sekunder, meliputi :

    1) Melakukan analisis dan pemetaan terhadap isu strategis kawasan, potensi,

    permasalahan dan tantangan dalam kaitannya dengan pembangunan

    permukiman perkotaan.

    2) Melakukan overview terhadap dokumen-dokumen perencanaan dan

    pengaturan/studi yang terkait seperti Rencana Tata Ruang, SPPIP dan RPKPP

    (RP2KP yang saat ini berjalan), Perencanaan Teknis Sektoral dalam lingkup

    kegiatan ke-Cipta Karya-an, kebijakan daerah dalam penanganan kumuh serta

    SK Bupati/Walikota tentang Kawasan Kumuh Kabupaten/Kota.

    3) Melakukan kajian terhadap konsep, strategi penanganan permukiman kumuh

    di kawasan terpilih, keterkaitan antar kawasan, serta penetapan sasaranoutput dan outcome.

    4) Melakukan analisis yang melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya

    Masyarakat dalam merumuskan metode penanganan permukiman kumuh

    perkotaan yang paling tepat dan implementatif sesuai dengan kebutuhan

    sektor keterpaduan pelaksanaan program, serta dampak yang ditimbulkan dari

    dilaksanakannya/indikasi implementasi program penanganan kumuh.

    5) Melakukan penetapan kawasan kumuh prioritas berdasarkan kriteria,

    indikator, parameter serta pembobotan sesuai dengan buku panduan.

    6) Penyusunan Pra-Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan perencanaan,

    konsep rancangan dan detail desain, pra-rancangan arsitektur, pra-rancangan

     penghijauan dan tata ruang luar, pra-rancangan struktur, pra-rancangan sistemmekanikal dan elektrikal, denah, tampak, potongan, jaringan utilitas dan rencana

     perhitungan konstruksi /Sipil untuk fasilitas prioritas.

    7) Melakukan analisa dan pendampingan terhadap kebijakan pemerintah

    kota/kabupaten terkait penanganan kumuh (ditunjang data spasial,

    numerik/statistik, dan kondisi sosial, ekonomi, fisik lapangan)

    d. Tahap Focus Group Discussion (FGD)

    Tahap FGD dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan perkuatan Kelompok 

    Swadaya Masyarakat dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota berkaitan

    dengan kegiatan Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman

    Kumuh PerkotaanPerkotaan meliputi :1) Pelaksanaan FGD dilakukan minimal 3 (tiga) kali selama masa pelaksanaan

    kegiatan ini.

    2) FGD diadakan untuk memberikan pemahaman yang berkaitan dengan

    kebijakan, penetapan kawasan prioritas kumuh, kesadaran terhadap

    lingkungan kumuh, dukungan infrastruktur ke-Cipta Karya-an, strategi dan

    pola penanganan permukiman kumuh, penyusunan kertas kerja kelompok 

    swadaya masyarakat, dan metode dokumentasi kegiatan.

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    8/20

    8

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    3) Dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan lintas pemangku kepentingan

    terhadap strategi dan indikasi program/ kegiatan penanganan kumuh di

    kawasan-kawasan prioritas.

    e. Tahap Perumusan

    Tahapan perumusan merupakan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan,

    meliputi:

    1) Menyusun Rencana Kegiatan Pembangunan sektor ke-Cipta Karya-an berupa:

    a) Strategi operasional penanganan kumuh perkotaan hingga 0% (melalui

    pola pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman)

    b) Kajian konsep dan merumuskan strategi teknis penanganan kumuh dari

    aspek sosial, ekonomi dan analisa pembiayaan melalui analisa potensi

    peningkatan kualitas kawasan.

    c) Konsep penanganan permukiman kumuh secara tematik berdasarkan

    kondisi kawasan, analisis keterkaitan antar kawasan, dan pola penanganan

    pemukiman kumuh.

    d) Skenario pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman dalam

    upaya mengurangi luasan kumuh kabupaten/ kota.

    e) Strategi dan memorandum program keterpaduan sektor ke-Cipta Karya-an

    dalam penanganan kawasan pemukiman kumuh perkotaan disesuaikan

    dengan konsep penanganan.

    f) Kesinambungan antara rencana pemerintah dan Rencana Aksi Komunitas

    (CAP) dalam penanganan kawasan permukiman.

    g) Indikasi program investasi dan pembiayaan lintas pemangku kepentingan

    dalam pencapaian kumuh 0% hingga 2019.

    h) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap tahun.

    i) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan

    1:1000 untuk jangka waktu tahun 2015-2019.

    j) Desain Kawasan permukiman kumuh pada kawasan prioritas.

    2) Menyusun Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

    Perkotaan Kumuh Tingkat Masyarakat (Perencanaan Partisipatif), berupa:

    a) Susunan kelembagaan masyarakat sesuai kesepakatan pembentukan

    kelembagaan.

    b) Rumusan prioritas kebutuhan berdasarkan pemberdayaan masyarakat 

    dengan metode yang paling tepat dan implementatif bagi masyarakat.

    c) Rencana Kerja Masyarakat dalam skala lingkungan.

    f. Tahap Penyusunan Desain Teknis

    Tahap penyusunan detail desain dilaksanakan melalui :

    1) Penyusunan peta rinci kawasan/site plan dengan tingkat kedetailan peta yang

    cukup untuk menjelaskan detil konsep penanganan dan perencanaan

    infrastruktur kawasan.

    2) Pengambilan dokumentasi foto udara/film visual (air view) yang dapat 

    menggambarkan kondisi kawasan serta foto kondisi eksisting yang

    disandingkan/digabungkan dengan desain rencana penanganan(visualisasi).

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    9/20

    9

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    3) Rencana rinci pola penanganan kawasan pemukiman kumuh perkotaan

    (pencegahan/pemugaran/ peremajaan/ pemukiman kembali) beserta strategi

    keterpaduan sektor ke-Cipta Karya-an.

    4) Daftar rencana komponen infrastruktur yang dibutuhkan untuk penanganan

    permukiman kumuh untuk jangka waktu tahun 2015-2019.

    5) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap tahun.

    6) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan 1:1000

    untuk jangka waktu tahun 2015-2019.

    7) Pengukuran dan survey investigasi terhadap kondisi lapangan dan

    perencanaan komponen infrastruktur dalam upaya meningkatkan kualitas

    kawasan permukiman

    8) Menyusun desain kawasan dan desain teknis komponen infrastruktur di

    kawasan prioritas (dilengkapi gambar, RAB, dan RKS); gambar disajikan secara

    detail dalam skala 1:50, 1:20 dan 1:10.

    9) Penyusunan Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan perencanaan,

    konsep rancangan dan detail desain, rancangan arsitektur, rancangan

     penghijauan dan tata ruang luar, rancangan struktur, rancangan sistem

    mekanikal dan elektrikal, denah, tampak, potongan, jaringan utilitas dan

    rencana perhitungan konstruksi /Sipil untuk fasilitas prioritas.

    10) Memastikan readiness criteria (kepastian lahan, desain, kondisi fisik, kondisi

    sosial, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah kota/kabupaten, dsb) terpenuji

    dan dapat ditindaklanjuti dalam waktu dekat.

    g. Tahap Pembahasan Pleno

    Tahap Pembahasan Pleno merupakan upaya pendampingan dari Pemerintah Pusat 

    (Kementerian PUPR) untuk memastikan kualitas proses dan substansi yang telah

    dan dalam proses penyusunan sesuai dengan metodologi pelaksanaan. Tim Tenaga

     Ahli bersama dengan Tim Teknis Pemeritah Kabupaten/Kota akan memberikanpelaporan kemajuan pencapaian kegiatan maupun hasil kesepakatan di daerah

    dalam penyusunan pekerjaan ini.

    h. Tahap Penyusunan Laporan

    Tahap penyusunan laporan merupakan kegiatan penyusunan laporan mulai dari

    laporan pendahuluan, antara, dan akhir, meliputi :

    1) Laporan hasil diskusi pembahasan dalam tahapan kegiatan penyusunan

    Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Draft Akhir dan Laporan Akhir

    dengan melibatkan berbagai instansi terkait.

    2) Masing-masing tahapan dalam penyusunan laporan dengan gambaran hasil

    rumusan dan analisis data/informasi yang diperoleh dari pelaksanan survei,

    FGD, dan masukan serta saran dalam pembahasan laporan bersama Tim

    Teknis dan pihak terkait lainnya.

    3) Merumuskan kesimpulan sebagai landasan dari finalisasi Dokumen Profil

    Perencanaan Kawasan Kumuh Perkotaan dan DED permukiman kumuh.

    4) Menyusun dokumen perencanaan siap lelang dan DED masing-masing

    komponen infrastruktur yang akan dilaksanakan di tahun selanjutnya.

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    10/20

    10

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    5) Profil update terkait hasil survey dan investigasi terhadap kondisi eksisting

    permukiman kumuh (by name by address) beserta dokumentasi dan analisa

    isu strategis, potensi, permasalahan dan tantangan dalam penanganan

    permukiman kumuh.

    6) Matriks strategi operasional, program, dan indikasi kegiatan serta indikasi

    biaya dan peran stakeholders dalam pencapaian kota/kabupaten bebas kumuhsesuai targetnya.

    17. Lokasi kegiatan kajian, penyusunan, dan pembahasan laporan dilaksanakan di

    Kabupaten POLEWALI MANDAR

    18. Data dan Fasilitas Penunjang

    a. Penyediaan oleh Pemberi Tugas

    Data dan informasi yang terkait dengan pekerjaan yang dimiliki Pemberi Tugas

    dapat digunakan dan dipelihara oleh penyedia jasa sebagai referensi atau masukan

    awal dalam penyiapan pelaksanaan pekerjaan, atas seizin Pemberi Tugas. Data

    tersebut harus dipelihara oleh penyedia jasa dan harus dikembalikan.

    b. Penyediaan oleh Penyedia Jasa

    Data dan informasi yang disediakan oleh penyedia jasa mencakup materi yang

    dapat dimanfaatkan dalam penyusunan pekerjaan ini termasuk data dan peta yang

    sama dan sesuai standar bagi seluruh rangkaian kegiatan.

    19. Alih Pengetahuan

    Dalam proses penyusunan pekerjaan ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh

    Penyedia Jasa dalam tahapan alih pengetahuan adalah sebagai berikut:

    a. Penyedia Jasa diharapkan dapat melakukan asistensi/diskusi secara berkala dan

    intensif (sebelum dan sesudah melakukan survei lapangan) bersama tim teknis

    sehingga dapat diperoleh kerangka kerja, metode pendekatan, desain survei, dan

    hasil rumusanpekerjaan ini.

    b. Asistensi/diskusi yang dilakukan oleh pihak Penyedia Jasa dilakukan sebelum

    pelaksanaan survei instansional, sebelum, dan setelah pelaksanaan presentasi

    setiap tahapan pelaporan.

    c. Penyedia Jasa setelah menerima pengarahan penugasan dan semua bahan masukan

    dalam proses asistensi/diskusi, hendaknya memeriksa dan memproses semua

    bahan yang ada serta mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan untuk 

    pekerjaan ini.

    d. Untuk kesempurnaan pekerjaan tersebut diatas Penyedia Jasa diminta mempelajaridan menganalisis lebih lanjut segala informasi dan ketentuan-ketentuan yang

    berhubungan dengan pekerjaan dimaksud.

    H. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

    Rangkaian pekerjaan ini dilakukan dengan pendekatan koordinatif, partisipatif dan

    konsultatif yang melibatkan banyak pihak untuk mendapatkan masukan dan aspirasi yang

    tepat dan logis, dan melalui metode analisis serta sintesis yang memadai pekerjaan ini

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    11/20

    11

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    dapat menghasilkan suatu rencana yang implementatif yang disepakati bersama oleh

    berbagai pihak (birokrat, akademisi, profesional, pemerhati, wakil dari komunitas dll).

    Pendekatan dan Metodologi ini berkaitan dengan alur / proses/tahapan dalam lingkup

    kegiatan yang telah diuraikan diatas.

    I. JANGKA WAKTU PELAKSANAANUntuk menyelesaikan pekerjaan ini dibutuhkan waktu 6 (enam) bulan sejak SPMK 

    ditandatangani dan dilaksanakan dengan cara kontraktual.

    J. KELUARAN

    Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:

    a. Dokumen Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

    Perkotaan yang berisikan strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi

    kawasan, indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh

    seluruh pelaku, strategi pendanaan/investasi dan nota kesepakatan bersama bagi

    semua pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu

    berjalan (2015-2019).

    b. Dokumen Rencana Aksi Penanganan Permukiman Kumuh ( Action Plan) yang mengacu

    pada RP2KP/ SPPIP dan RPKPP, termasuk Rencana Kegiatan Aksi Komunitas

    (community action plan).

    c. Dokumen SK Penetapan Kawasan Kumuh Perkotaan update disertai dengan detail profil

    dan basis data informasi (file shp) yang sesuai dengan pedoman.

    d. Berita acara kesepakatan tiap tahapan penyusunan RP2KPKP.

    e. Dokumentasi kondisi eksisting berupa foto/ film udara (aerial view /Drone).

    f. Masterplan/ Desain umum penanganan kawasan beserta jadwal, skenario pelaksanaan

    dan rumusan tahapan kegiatan.

    g. Berita Acara hasil kesepakatan/ Memorandum program dan kegiatan antar pemangku

    kepentingan penanganan kumuh.

    h. Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3

    dimensi Dokumen Perencanaan (film, Clip/dokumenter).

    i. Dokumentasi kertas kerja proses kegiatan KSM/ BKM bersama Tenaga Ahli dan Tim

    Teknis Kabupaten/Kota (CAP).

    j. Dokumen Desain Kawasan yang meliputi: Masterplan kawasan perencanaan, denah,

    tampak, potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi/Sipil untuk 

    fasilitas prioritas yang akan disusun, meliputi :

    -  Analisis tapak dan kawasan sekitar lokasi kegiatan.

    -  Analisis element, ornament, vegetasi lokal dan hal-hal lain yang diperlukan dalam

    menyusun masterplan.

    - Membuat konsep Desain Kawasan.- Membuat konsep-konsep rancangan dan detil desain dengan melibatkan masukan

    dan pendapat seluruh stakeholder.

    - Rancangan dan detail arsitektur.

    - Rancangan dan detail struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.

    - Rancangan dan detail penghijauan dan tata bangunan serta ruang luar bangunan.

    - Rancangan dan detail utilitas bangunan dan lingkungan, mekanikal elektrikal, beserta

    uraian konsep dan perhitungan kontruksi.

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    12/20

    12

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    - Gambar kerja lengkap yang akan dikerjakan meliputi : Gambar dan detail arsitektur,

    gambar dan detail struktur, gambar dan detail utilitas, gambar dan detail elemen

    kawasan seperti lansekap, dan atau kegiatan terkait lainnya

    - Spesifikasi bahan/material yang akan didetailkan dari Pra-Rancangan yang sudah

    ada.

    - Perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan bill of quantity (BQ) dan harga

    satuan pekerjaan (berdasarkan HSBGN setempat).- Uraian penggunaan bahan bangunan (spesifikasi secara garis besar)

    - Gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail (dokumen pelelangan).

    - Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    k. DED Penataan kawasan permukiman dengan desain/ rancangan rinci tiap komponen

    infrastruktur (1:200, 1:100, 1:50, 1:10), spesifikasi teknis serta RAB untuk kegiatan yang

    siap dilelangkan pada tahun pertama.

    l. Dokumen lelang:

    - Rencana Anggaran Biaya (RAB/EE)

    - Rincian Volume Pekerjaan (BQ)

    - Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS)- Dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan administrasi

    K. TENAGA AHLI

    Untuk melaksanakan tugas ini Penyedia Jasa harus menyediakan Tenaga Ahli yang

    kompeten dan dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan yang terikat selama pelaksanaan

    pekerjaan. Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah:

    1) Ketua Tim (Team Leader )

    Ketua Tim (Team Leader ) yang dibutuhkan adalah seorang seorang lulusanuniversitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah

    terakreditasi dengan latar belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu (S-1)

    Planologi/Arsitektur yang memiliki pengalaman kerja minimal 4 tahun dibidang

    pengembangan wilayah/perencanaan perkotaan/Urban, serta memiliki Sertifikat 

    Keahlian Tenaga Ahli.

    Lingkup penugasannya adalah :

    Bertanggung jawab dalam memimpin seluruh kegiatan anggota tim kerja.

    Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan anggota tim kerja

    dan secara rutin melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan kepada pemberi

    kerja.

    Merumuskan kerangka pikir dan metodologi analisis secara menyeluruh terhadap

    pekerjaan yang akan dihasilkan.

    Memimpin pembahasan yang dilakukan bersama Tim Teknis dan pihak lain yang

    terkait termasuk dalam mengantisipasi permasalahan dan kendala dalam

    penyelesaian pekerjaan.

    Memfasilitasi dan berpartisipasi aktif dalam setiap diskusi, rapat, maupun

    pertemuan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    13/20

    13

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    Membina hubungan yang baik dan berkoordinasi dengan pemberi kerja, serta

    pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pekerjaan ini.

    Merumuskan konsep dan strategi penanganan permukiman kumuh sesuai dengan

    kondisi, analisis pengembangan kawasan, dan panduan penanganan permukiman

    kumuh.

    2) Tenaga Ahli Infrastruktur Perkotaan

    Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik 

    Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang

    telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 3 tahun di bidang

    yang sejenis, serta mempunyai Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli. Pengalaman yang

    bersangkutan di bidang perumahan dan permukiman khususnya penanganan

    permukiman kumuh perkotaan akan lebih diperhatikan.

    Lingkup penugasannya adalah :

    Mengidentifikasi, memverifikasi dan mengevaluasi kondisi eksisting di

    permukiman kumuh dan jaringan infrastruktur pendukungnya.

    Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di

    lokasi penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan.

    Memberikan masukan tentang kebutuhan dan estimasi perhitungan

    pembangunan infrastruktur di permukiman kumuh sesuai dengan konsep

    penanganan secara komprehensif dalam hubungannya dengan keterkaitan

    infrastruktur antar kawasan.

    Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di

    lokasi penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan.

    Membuat peta kebutuhan infarstruktur skala 1:1000 untuk penanganan tahun

    pertama dan skala 1:5000 untuk jangka waktu tahun 2015-2019 serta DED

    infrastruktur tersebut (rancangan detail 1:200, 1:100, 1:50 atau sesuai

    kebutuhan).

    Menghitung detail kebutuhan infrastruktur dan analisa biaya hingga jadwal

    pelaksanaan pada masing-masing lokasi permukiman kumuh dan pada desain

    kawasan.

    3) Tenaga Ahli Lingkungan

    Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik 

    Lingkungan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta

    yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 3 tahun di

    bidang yang sejenis, serta memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli. Pengalaman yang

    bersangkutan di bidang air minum, sanitasi dan persampahan, pembangunanperumahan dan permukiman serta penanganan permukiman kumuh perkotaan, akan

    lebih diperhatikan.

    Lingkup penugasannya adalah :

    Melakukan kajian tentang kondisi dan permasalahan yang berkaitan dengan

    penanganan permukiman kumuh perkotaan secara detail sesuai dengan

    kebutuhan analisis kawasan.

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    14/20

    14

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    Melakukan analisis tentang daya dukung lingkungan berdasarkan kemampuan

    fisik dasar yang sesuai untuk penanganan permukiman kumuh perkotaan.

    Melakukan analisis dalam menetapkan program sektor bidang sanitasi dan

    persampahan terkait penanganan permukiman kumuh perkotaan.

    Melakukan analisis dan rencana program/ kegiatan penyediaan air minum dan

    penyehatan lingkungan permukiman terkait penanganan permukiman kumuh

    perkotaan.

    Menyusun rancangan detail teknis dukungan infrastruktur penyediaan air minum

    dan penyehatan lingkungan permukiman terkait penanganan permukiman kumuh

    perkotaan.

    Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di

    penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan bidang air minum

    dan penyehatan lingkungan permukiman.

    4) Tenaga Ahli Permukiman

    Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik 

     Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swastayang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 3 tahun di

    bidang yang sejenis, serta memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli. Pengalaman yang

    bersangkutan di bidang pembangunan perumahan dan permukiman, desain kawasan

    dan rancang bangun bidang perumahan dan permukiman serta penanganan

    permukiman kumuh perkotaan akan lebih diperhatikan.

    Lingkup penugasannya adalah :

    Melakukan kajian tentang kondisi dan permasalahan yang berkaitan dengan

    konsep penanganan kawasan serta dukungan arsitektural penanganan

    permukiman kumuh perkotaan secara detail sesuai kebutuhan analisis kawasan.

    Melakukan analisis tentang komponen infrastruktur permukiman berdasarkankemampuan fisik dasar yang sesuai dengan kebutuhan penanganan permukiman

    kumuh

    Melakukan analisis infrastruktur permukiman dalam menetapkan program sektor

    bidang perumahan dan permukiman di kawasan terpilih.

    Menyusun skenario pengembangan dan penataan kawasan permukiman serta

    pola penanganannya.

    Melakukan analisis dan rencana program/ kegiatan penataan kawasan serta

    kajian dan rencana visual dan estetika kawasan (tapak, sirkulasi, tata hijau, site

     furniture, dll).

    Menyusun desain kawasan permukiman kumuh beserta detail kelengkapan

    desain.

    Menyusun rancangan detail teknis dukungan infrastruktur permukiman (bidang

    Ke-Cipta Karya-an)

    Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di

    penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan.

    Menyiapkan dokumen rancangan teknis/ DED penanganan permukiman kumuh

    perkotaan (skala 1:100, 1:50, 1:10)

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    15/20

    15

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

     Adapun Tenaga Pendukung yang dilibatkan dalam pekerjaan ini meliputi :

    a) Asisten Pemberdayaan Masyarakat 

     Asisten tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) jurusanPlanologi/Sosiologi/Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau

    perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi, dengan jumlah Orang Bulan sebesar

    6 (enam) OB. Tugasnya adalah membantu proses pemberdayaan masyarakat sesuai

    dengan kebutuhan dalam tiap tahapan.

    b) Asisten Pemetaan dan GIS

     Asisten tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) jurusan

    Geodesi/Geografi/Teknik Sipil atau Perencanaan Wilayah Kota lulusan

    universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah

    terakreditasi, dengan jumlah Orang Bulan sebesar 6 (enam) OB. Tugasnya adalah

    membantu memetakan potensi, masalah dan analisis kawasan dalam petaperencanaan dan perancangan permukiman kumuh (skala 1:1000, 1:5000).

    c) Surveyor

    Surveyor yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil /

    Geografi / Geodesi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi

    swasta yang telah terakreditasi, sebanyak 5 orang, dengan jumlah Orang Bulan

    sebesar 10 (sepuluh) OB. Tugasnya adalah melakukan survei, pengukuran dan

    pendataan sesuai dengan kebutuhan penyusunan dokumen serta sesuai arahan dari

    Team Leader.

    d) Estimator/ Quantity Surveyor

    Estimator yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipillulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah

    terakreditasi, sebanyak 1 orang, dengan jumlah Orang Bulan sebesar 2 (dua) OB.

    Tugasnya adalah melakukan survei, pengukuran, perhitungan dan pendataan sesuai

    dengan arahan dari Team Leader.

    e) Tenaga Pendukung Lainnya

    Tenaga pendukung lainnya meliputi : Sekretaris merangkap administasi, dengan

    kebutuhan orang bulan sebanyak 6 OB, bertugas mengatur administrasi dan

    pelayanan untuk mendukung kinerja tenaga ahli dan asisten dalam kelancaran

    pelaksanaan tugasnya serta Drafter/Animasi 3D, dengan kebutuhan orang bulan

    sebanyak 2 OB, bertugas memberikan visualisasi 2 Dimensi, sketch dan 3 Dimensisesuai dengan desain arsitektural dan konsep penanganan kawasan.

    L. LAPORAN DAN SISTEM PEMBAHASAN

    Laporan yang diserahkan kepada Pemberi Tugas adalah:

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    16/20

    16

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    1. Laporan Pendahuluan, diserahkan pada akhir bulan pertama dari masa pelaksanaan

    pekerjaan sebanyak 3 (tiga) eksemplar. Isi dari laporan ini adalah uraian ringkas

    mengenai kerangka pikir, rencana kerja, juga dimasukkan metodologi serta pendekatan

    teknis pelaksanaan pekerjaan, mobilisasi tenaga ahli dan jadwal penyelesaian pekerjaan.

    Pada tahap laporan pendahuluan ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim

    teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait dan diharapkan dapat diperoleh satu kesepakatan mengenai sasaran serta pola kerja yang akan dituju. Hasil

    diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam

    penyusunan laporan berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen laporan pendahuluan

    kepada Pemberi Tugas dilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi

    pembahasan tersebut kedalam laporan.

    2. Laporan Antara, dibuat sebanyak 3 (tiga) eksemplar dan diserahkan 2,5 (dua

    setengah) bulan atau 75 hari setelah penerbitan SPMK. Laporan ini berisikan kemajuan

    pelaksanaan pekerjaan yang mencakup hasil kompilasi data yang telah didapatkan dari

    pelaksanaan survei lapangan, hasil analisis sesuai dengan tujuan dan sasaran pekerjaan,

    rumusan rencana aksi program dan kegiatan serta draft awal Dokumen Perencanaan

    Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan dan DED

    penanganan kawasan permukiman.

    Pada tahap laporan antara ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim teknis

    dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait dan diharapkan dapat diperoleh

    satu kesepakatan mengenai hasil kompilasi dan analisis data. Hasil diskusi dituangkan

    dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan

    berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen laporan antara kepada Pemberi Tugas

    dilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi pembahasan tersebut 

    ke dalam laporan.

    3. Laporan Draft Akhir, berisikan informasi lengkap mengenai pelaksanaan cakupan hasil

    kajian termasuk rekomendasi awal dari pelaksanaan kegiatan untuk pembahasan lebihlanjut dengan pihak pemberi tugas. Informasi/data-data pendukung dari pelaksanaan

    kegiatan dapat merupakan lampiran dari Laporan utama. Laporan Draft Final harus

    diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak3 (tiga)

    buku laporan.

    4. Laporan Akhir, berisikan bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian pelaksanaan

    pekerjaan. Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan diserahkan pada

    akhir pelaksanaan pekerjaan.

    Pada tahap laporan akhir ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim teknis

    dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait untuk memperoleh masukan

    lain/tambahan untuk penyempurnaan hasil akhir dari pelaksanaan pekerjaan ini,sehingga dapat diperoleh satu kesimpulan yang mampu menampung banyak 

    kepentingan terkait. Penyerahan finalisasi dokumen laporan akhir kepada Pemberi

    Tugas dilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi pembahasan

    tersebut kedalam laporan.

    5. Profil Summary dan rencana aksi kawasan permukiman, sebanyak 10 eksemplar

    dan diserahkan setelah laporan akhir disetujui tim teknis. Dokumen ini merupakan

    dokumen khusus yang berisikan tampilan umum hasil kajian, analisa dan kesepatan

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    17/20

    17

    Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016

    strategi, program dan kegiatan penanganan kumuh kawasan permukiman terpilih.

    sebagai bahan konsultasi publik pemerintah kab/ kota terhadap masyarakat.

    6. Album Peta

    7. Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

    Perkotaan, Desain kawasan dan DED Penanganan kawasan permukiman, sebanyak 

    10 eksemplar dan diserahkan pada akhir pelaksanaan pekerjaan. Dokumen ini

    merupakan dokumen khusus yang berisikan hasil kajian akademis dan kerangka materi

    pengaturan yang terkait dengan kegiatan.

    8. Dokumen Community Action Plan / Rencana Aksi Masyarakat 

    9. Dokumen visual (video kondisi eksisting, video drone, 3D visual perencanaan)

     Seluruh data dan laporan termasuk Buku Dokumen Rencana Pencegahan dan

    Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan dan DED Aksi Komunitas dimuat 

    kedalam CD sebanyak 10 (sepuluh) buah diserahkan bersamaan dengan penyerahan

    Laporan Akhir.

    Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai acuan

    pelaksanaan pekerjaan.

    Kepala Satuan Kerja

    Pengembangan Kawasan Permukiman

    Provinsi Sulawesi Barat 

    TTD

    MUH. NURDADJWI, ST., MT

    NIP. 19740427 200604 1 021

    Note : KAK (Kerangka Acuan Kerja) ini merupakan acuan Satker PKP Cipta Karya dalam melakukan

    proses seleksi penyedia jasa Pendampingan Penyusunan RP2KPKP yang bersifat tidak mengikat 

    dan dimungkinkan untuk dilakukan perubahan teknis sesuai kebutuhan tanpa merubah

    substansi proses pendampingan

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    18/20

    TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RP2KP-

    KP)

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    19/20

    HARGA SATUAN JUMLAH

    I BIAYA LANGSUNG PERSONIL

    1 TENAGA AHLI

    a. Team Leader (S1 PWK/Arsitektur) ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB -Rp

    b. Ahli Lingkungan (S1 Teknik Lingkungan) ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB -Rpc. Ahli Infrastruktur Permukiman (S1 Sipil) ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB -Rp

    d. Ahli Permukiman (S1 Arsitektur) ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB -Rp

    I.1. Biaya Tenaga Ahli 24 OB -Rp

    2 ASISTEN TENAGA AHLI

    a. Asisten Pemberdayaan Masyarakat ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB -Rp

    b. Asisten Pemetaan dan GIS ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB -Rp

    I.2. Biaya Asisten Tenaga Ahli 12 OB -Rp

    3 PERSONIL PENDUKUNG

    a. Sekretaris ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB -Rp

    b. Drafter/Animator 3D ( 1 Org x 2 Bln ) 2 OB -Rp

    c. Estimator ( 1 Org x 2 Bln ) 2 OB -Rp

    d. Surveyor * ( 5 Org x 2 Bln ) 10 OB -Rp

    I.3. Biaya Personil Pendukung 20 OB -Rp

    TOTAL BIAYA LANGSUNG PERSONIL -Rp

    II BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL

    1 BIAYA PERJALANAN

    A. Koordinasi tingkat Provinsi (di ibukota provinsi) -Rp

    • NARASUMBER PUSAT (TIM POKJA PUSAT)

    - Tiket ( 2 Org x 1 Kl ) 2 OK -Rp

      - Uang Harian ( 2 Org x 1 Kl x 2 Hr ) 4 OH -Rp

    - Akomodasi ( 2 Org x 1 Kl x 1 Hr ) 2 OH -Rp

    • NARASUMBER KAB/KOTA (TIM POKJA KAB/KOTA)

    - Transport ( 1 Org x 1 Kl ) 1 OK -Rp

    - Uang Harian ( 1 Org x 1 Kl x 2 Hr ) 2 OK -Rp

    - Akomodasi ( 1 Org x 1 Kl x 1 Hr ) 1 OH -Rp

    • TIM TENAGA AHLI PENDAMPING PENYUSUNAN RP2KPKP

    - Transport ( 2 Org x 1 Kl ) 2 OK -Rp

    - Uang Harian ( 2 Org x 1 Kl x 2 Hr ) 4 OK -Rp

    - Akomodasi ( 2 Org x 1 Kl x 1 Hr ) 2 OH -Rp

    B. FGD (di Kab/ Kota) -Rp

    • NARASUMBER PUSAT (TIM POKJA PUSAT)

    - Tiket ( 2 Org x 3 Kl ) 6 OK -Rp

      - Uang Harian ( 2 Org x 3 Kl x 2 Hr ) 12 OH -Rp

    - Akomodasi ( 2 Org x 3 Kl x 1 Hr ) 6 OH -Rp

    - Transportasi Lokal ( 2 Org x 3 Kl x 1 Hr ) 6 OH -Rp

    • NARASUMBER PROVINSI

    - Transport (dari Provinsi ke Kota/Kab.) ( 1 Org x 3 Kl ) 3 OK -Rp

    - Uang Harian ( 1 Org x 3 Kl x 2 Hr ) 6 OK -Rp

    - Akomodasi ( 1 Org x 3 Kl x 1 Hr ) 3 OH -Rp

    • NARASUMBER AKADEMISI/PRAKTISI/PEMERHATI PERMUKIMAN

    - Transport (dari Provinsi ke Kota/Kab.) ( 1 Org x 3 Kl ) 3 OK -Rp

    - Uang Harian ( 1 Org x 3 Kl x 2 Hr ) 6 OK -Rp

    - Akomodasi ( 1 Org x 3 Kl x 1 Hr ) 3 OH -Rp

    C. Survei (Provinsi - lokasi) -Rp

    - Transport Koordinator Tim (Satker PKP) ( 1 Org x 6 Hr x 3 Kws ) 18 OH -Rp

    - Transport Tim Pendamping Provinsi ( 1 Org x 6 Hr x 3 Kws ) 18 OH -Rp

    - Transport Tim Pendamping Kabupaten ( 1 Org x 6 Hr x 3 Kws ) 18 OH -Rp

    D. Pembahasan Laporan Kegiatan (4 kali) -Rp

    - Transport Lokal ke ibukota Provinsi ( 4 Org x 4 Kl ) 16 OK -Rp

    E. Biaya Sosialisasi dan Pembahasan Pleno -Rp

    - Tiket ( 4 Org x 2 Kl ) 8 OK -Rp

    - Uang Harian ( 4 Org x 2 Kl x 3 Hr ) 24 OH -Rp

    - Akomodasi ( 4 Org x 2 Kl x 2 Hr ) 16 OH -Rp

    II.1. Biaya Perjalanan -Rp

    * Menyesuaikan jumlah kws. kumuh yg ada di SK

    BILL OF QUANTITY (BOQ)*

    PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

    KABUPATEN POLEWALI MANDAR

    SATUAN KERJA/SNVT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN SULAWESI BARAT

    No URAIAN VOLUME SATUANHPS

  • 8/19/2019 KAK Dan BOQ RKP Polman

    20/20

    HARGA SATUAN JUMLAHNo URAIAN VOLUME SATUAN

    HPS

    2 BIAYA PERTEMUAN

    A. Koordinasi tingkat Provinsi (di ibukota provinsi) -Rp

    - Belanja Uang honor Rapat/Pertemuan

      Honor Narasumber ( 5 Org x 1 Kl x 3 Jam ) 15 OJ -Rp

    - Biaya Rapat/Pertemuan: Full Day ( 20 Org x 1 Kl x 1 Hr ) 20 OH -Rp

    - Belanja Uang honor Rapat/Pertemuan

      Uang Saku & Transport Rapat/Pertemuan ( 20 Org x 1 Kl x 1 Hr ) 20 OH -Rp

    B. FGD (di Kab/ Kota) -Rp

    - Belanja Uang honor Rapat/Pertemuan

      Honor Narasumber ( 4 Org x 3 Kl x 3 Jam ) 36 OJ -Rp

    - Biaya Rapat/Pertemuan: Full Day ( 20 Org x 3 Kl x 1 Hr ) 60 OH -Rp- Belanja Uang honor Rapat/Pertemuan

      Uang Saku & Transport Rapat/Pertemuan ( 20 Org x 3 Kl x 1 Hr ) 60 OH -Rp

    C. Biaya Pembahasan Laporan Kegiatan (3 kali) -Rp

    - Konsumsi ( 20 Org x 4 Kl x 1 Hr ) 80 OK -Rp

    - Uang Saku dan Transport Peserta ( 20 Org x 4 Kl x 1 Hr ) 80 OH -Rp

    II.2. Biaya Pertemuan -Rp

    3 BIAYA KANTOR

    a. ATK dan Komputer Supplies ( 1 Unit x 6 Bln ) 6 Unit/Bln -Rp

    b. Komunikasi ( 1 Ls x 6 Bln ) 6 Ls/Bln -Rp

    c. Sewa Kendaraan Roda 4 ( 1 Unit x 6 Bln ) 6 Unit/Bln -Rp

    d. Sewa Kantor ( 1 Unit x 6 Bln ) 6 Unit/Bln -Rp

    ( 1 LS ) 1 Ls -Rp

    II.3. Biaya Kantor -Rp

    4 BIAYA PELAPORAN DAN DATAa. Laporan Pendahuluan ( 3 Eks x 1 Kl ) 3 Eks -Rp

    b. Laporan Antara ( 3 Eks x 1 Kl ) 3 Eks -Rp

    c. Laporan Draft Akhir ( 3 Eks x 1 Kl ) 3 Eks -Rp

    d. Laporan Akhir ( 10 Eks x 1 Kl ) 10 Eks -Rp

    e. Dokumen RP2KPKP ( 10 Eks x 1 Kl ) 10 Eks -Rp

    f. Dokumen Laporan Bulanan ( 5 Eks x 6 Bln ) 30 Eks -Rp

    g. Dokumen hasil penyelenggaraan kegiatan ( 5 Eks x 1 Kl ) 5 Eks -Rp

    h. Pengadaan Data (dokumen dan peta) ( 1 LS ) 1 Ls -Rp

    i. DED, RAB, Dokumen Lelang ( 1 LS ) 1 Ls -Rp

     j. Album peta ( 4 Eks x 1 Kl ) 4 Eks -Rp

    k. DVD Laporan ( 10 Eks x 1 Kl ) 10 Eks -Rp

    l. Pengadaan Poster ( 20 Eks x 1 Kl ) 20 Eks -Rp

    m. Pengadaan Banner ( 12 Eks x 1 Kl ) 12 Eks -Rp

    n. Pengadaan leaflet ( 80 Eks x 1 Kl ) 80 Eks -Rp

    II.4. Biaya Pelaporan dan Data -Rp

    TOTAL BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL -Rp

    -Rp

    -Rp

    -Rp

    e. Sewa Alat (Theodolite, Drone, GPS, Video Camera,

    Kamera dll)

    TOTAL BIAYA LANGSUNG PERSONIL + NON PERSONIL

    PPn 10%

    TOTAL