Upload
rendra-kudo
View
24
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kak
Citation preview
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN TEKNIS REHABILITASI GEDUNG KANTOR BUPATI
SEBELAH KANAN DAN KIRI
I. PENDAHULUAN
1. Data Proyek
Kegiatan : Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Gedung Kantor
Pekerjaan : Perencanaan Teknis Rehabilitasi Gedung Kantor Bupati
Sebelah Kanan Dan Kiri
Lokasi : Kantor Bupati Kabupaten Sumenep
Sumber Dana : APBD Kabupaten Sumenep
Tahun Anggaran : 2015
Waktu Pelaksanaan : 45 (empat puluh lima) hari kalender
2. Latar Belakang
a. Setiap bangunan Gedung Negara harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan
Mutu atau Kualitas, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya,
dan dapat menjadi teladan bagi lingkungannya, serta memberi kontribusi positif bagi
perkembangan arsitektur.
b. Setiap Bangunan Negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik- baiknya,
sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan
kriteria administrasi bagi bangunan negara.
c. Pemberi jasa perencanaan untuk Bangunan Negara dan prasarana lingkungannya perlu
diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya
perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma
serta tata laku profesional.
d. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang, sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.
e. Rehabilitasi Gedung Kantor Bupati Sebelah Kanan dan Kiri yang berkontur rata, yang
merupakan dasar rawa dan sebelumnya merupakan bekas bangunan sayap kanan dan kiri
bangunan utama memiliki kondisi tanah yang labil sehingga dibutuhkan suatu rekayasa
teknik pondasi untuk mencegah bangunan baru menjadi miring.
f. Pembangunan Rehabilitasi Gedung Kantor Bupati Sebelah Kanan dan Kiri diharapkan
menggunakan struktur bangunan baja dan beton (komposit) serta menggunakan material
yang sudah fabrikasi dan teruji dari segi kekuatan dengan tujuan menjaga kualitas bangunan
dan mempercepat waktu pelaksanaan pekerjaan.
g. Agar Pembangunan tersebut terlaksana dengan baik dengan memenuhi unsur kekuatan
(struktur), kenyamanan pengguna (estetika), ekonomis, dan tidak mempunyai dampak
buruk terhadap lingkungan sekitar, maka harus diawali dengan kegiatan perencanaan
oleh penyedia jasa Konsultansi Perencana.
3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan Gambaran tentang Perencanaan Rehabilitasi
Gedung Kantor Bupati Sebelah Kanan dan Kiri yang sesuai dengan estetika bangunan yang ada
serta peraturan perundang-undangan tentang bangunan gedung negara.
Sedangkan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan hasil perencanaan berupa Detail
Engenering Design, Rencana Anggaran Biaya, Rencana Kerja dan Syarat-syarat, dan Spesifikasi
Teknis Bangunan Gedung.
4. Sasaran Kegiatan.
a. Sasaran Kegiatan adalah Perencanaan Teknis Pembangunan Rehabilitasi Gedung Kantor
Bupati Sebelah Kanan dan Kiri
b. Lingkup Pekerjaan Perencanaan Pembangunan yang terdiri dari komponen kegiatan :
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Sipil / Struktur.
3. Pekerjaan Arsitektur.
4. Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal (M/E).
5. Pekerjaan Utilitas.
c. Tahap-Tahap yang akan dilaksanakan adalah:
1. Persiapan Perencanaan termasuk survey.
2. Penyusunan Pra Rencana Lanjutan.
3. Pengembangan Rencana Lanjutan.
4. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Lanjutan.
5. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Lanjutan.
6. Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, BQ, dll).
7. Persiapan Pelelangan.
8. Pelaksanaan Pelelangan.
9. Pengawasan Berkala.
II. KEGIATAN PERENCANAAN
1. Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana berpedoman pada ketentuan yang
berlaku, khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : PRT/45/M/2007 tanggal
27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah meliputi tugas-tugas
perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung negara
yang terdiri dari:
a. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat
interpretasi secara garis besar terhadap KAK dan Laporan Pendahuluan.
b. Menyusun Pra Rencana seperti program dan konsep ruang, perkiraan biaya.
c. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat:
1. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
2. Rencana arsitektur, dan uraian konsep yang mudah dimengerti.
3. Rencana sistem Mekanikal / Elektrikal.
4. Rencana utilitas.
5. Perkiraan biaya dan Laporan Artara.
d. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
1. Gambar-gambar detail Arsitektur, Struktur, Utilitas dan M/E, yang sesuai dengan
gambar rencana yang telah disetujui.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan.
4. Laporan akhir perencanaan.
3. Membantu Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) dan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) di dalam menyusun dokumen pelelangan dan pelaksanaan pelelangan.
4. Membantu Panitia Pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan, menyusun kembali dokumen pelelangan dan melaksanakan tugas-
tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
5. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan melaksanakan
kegiatan seperti:
a. Membantu Konsultan Pengawas dalam hal melakukan penyesuaian gambar dan
spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
b. Memberikan saran-saran.
III. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN
1. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.
2. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
3. Secara umum tanggung jawab Konsultan Perencana adalah sebagai berikut :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar
perencanaan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan- batasan
yang telah diberikan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA),
termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan
dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar,
dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada
umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.
IV. BIAYA.
1. Biaya Pekerjaan Perencanaan dan tata cara pembayaran akan diatur secara kontraktual
setelah melalui tahapan proses Seleksi Pengadaan Jasa Konsultansi sesuai peraturan yang
berlaku, antara lain terdiri dari:
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
b. Materi dan penggandaan laporan.
c. Pembelian dan atau sewa peralatan.
d. Biaya rapat-rapat.
e. Jasa dan over head Perencanaan.
f. Pajak dan iuran daerah lainnya.
2. Sumber Dana.
Sumber dana pekerjaan perencanaan dibebankan pada APBD Kabupaten Sumenep pada
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2015.
V. K R I T E R I A
1. Kriteria Umum.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti yang dimaksud pada
KAK ini harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan
kompleksitas bangunan yaitu:
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas.
1. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai gedung Kantor
dan Gedung Pertemuan.
2. Menjamin keselamatan pengguna baik pegawai kantor, masyarakat dan kelestarian
lingkungan sekitar.
b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan.
1. Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan dan
keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
2. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
c. Persyaratan Struktur Bangunan.
1. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul akibat
perilaku alam dan manusia.
2. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan.
3. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur.
4. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh
kegagalan struktur.
d. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran.
1. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul akibat
perilaku alam dan manusia.
2. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa, secara
struktur stabil selama kebakaran sehingga :
a. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
b. Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api.
c. Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
e. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi.
1. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman bagi penggunanya maupun
pemeliharaannya.
2. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya
akibat petir.
3. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
f. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara.
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik dari alam maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
2. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara secara baik.
g. Persyaratan Pencahayaan.
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alam maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai dengan
fungsinya.
2. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik.
2. Kriteria Khusus.
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan
dengan bangunan yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan tersebut
dan segi teknis lainnya, antara lain:
a. Pondasi bangunan direncanakan sedemikian rupa sehingga mengurangi dampak penurunan
bangunan.
b. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar, seperti dalam
rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
c. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat, geografi
klimatologi, dan lain-lain.
d. Model bangunan permanen dengan 2 lantai.
e. Jumlah dan Jenis ruangan :
1) Lantai I (berfungsi sebagai ruang kantor lainnya)
2) Lantai II (berfungsi sebagai ruang kantor dan pertemuan)
f. Bahan bangunan yang digunakan adalah bahan bangunan yang tersedia di lokasi Kabupaten
Sumenep atau yang didatangkan dari Kota lain (Fabrikasi).
VI. AZAS AZAS.
Selain dari kriteria di atas, dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:
1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
2. Kreativitas disain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan material,
tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial
bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
3. Dengan batasan tidak mengganggu kenyamanan penghuninya, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi
acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
VII. PENDEKATAN METODOLOGI
1. Konsep Bangunan pengembangan harus selaras/menyesuaikan dengan bangunan di
lingkungan sekitarnya.
2. Dalam perencanaan harus menyediakan fasilitas penampung air untuk antisipasi
terhadap bahaya kebakaran.
3. Teknis konstruksi yang disyaratkan oleh perencana hendaknya meggunakan teknologi
sederhana sampai dengan teknologi tinggi atau Hightech, karena merupakan bangunan
monumental dan waktu pelaksanaan sangat terbatas, dari pekerjaan pondasi sampai
dengan finishing.
4. Lokasi pekerjaan yang tersedia sangat terbatas, sehingga perencana wajib menjelaskan rencana
pekerjaan yang bersifat fabrikasi harus dilaksanakan di luar lokasi.
5. Lokasi pekerjaan berada di dalam wilayah Kantor Bupati Kabupaten Sumenep, sehingga untuk
pengadaan material ke lokasi proyek harus ada peraturan yang khusus supaya tidak
terganggu akses lalu lintas.
VIII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengguna Anggaran
/ Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus
dihasilkan Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
3. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
4. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen perencanaan untuk
siap dilelangkan maksimal 45 (empat puluh lima) hari Kalender sejak dikeluarkannya
Kontrak/Surat Perintah Mulai Kerja.
IX. INFORMASI DAN TENAGA AHLI
1. Informasi.
a. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi yang
dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan/kelalaian
pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab
Konsultan Perencana.
2. Tenaga Ahli.
a. Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan Perencana harus menyediakan Tenaga Ahli yang
memenuhi ketentuan dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat
Pembuat Komitmen, baik ditinjau dari segi lingkup kegiatan maupun tingkat kompleksitas
pekerjaan.
b. Tenaga Ahli yang dilibatkan adalah tenaga ahli yang cukup berpengalaman
dibidangnya masing-masing, yaitu terdiri dari:
1. SKA Arsitek - Madya posisi Team leader berpendidikan Magister T. Arsitektur (S2)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, berpengalaman sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun atau Sarjana T. Arsitektur (S1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau swasta, berpengalaman sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.
2. SKA Teknik Bangunan Gedung - Muda posisi Tenaga Ahli Profesional
berpendidikan Magister T. Sipil (S2) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
swasta, berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun atau Sarjana T. Sipil (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, berpengalaman
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
3. SKA Arsitek - Muda posisi Tenaga Ahli Profesional minimal Sarjana T. Arsitektur
(S1) lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau swasta, berpengalaman
sekurang - kurangnya 5 (lima) tahun.
4. SKA Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik - Muda Tenaga Ahli Profesional
berpendidikan minimal Sarjana T. Elektro (S1) lulusan universitas / perguruan
tinggi negeri atau swasta, berpengalaman sekurang - kurangnya 3 (tiga) tahun.
5. TENAGA PENDUKUNG yang dibutuhkan terdiri dari tenaga Surveyor Pendidikan
D-3 T. Sipil dengan pengalaman kerja 4 tahun, CAD Drafter Pendidikan D-3 T. Sipil
pengalaman kerja 5 tahun, Operator Komputer, Tenaga administrasi, dan sopir.
X. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
1. Tahap Konsep Rencana Teknis
a. Konsep penyiapan rencana teknis dan uraian rencana kerja konsultan perencana.
b. Konsep skematik rencana teknis.
c. Laporan data, informasi lapangan
d. Hasil sonder
2. Tahap Pra-rencana Teknis
a. Gambar-gambar Pra-rencana.
b. Perkiraan biaya pembangunan.
c. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3. Tahap Pengembangan Rencana
a. Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur, ME dan utilitas.
b. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
c. Draft rencana anggaran biaya.
d. Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
4. Tahap Rencana Detail
a. Gambar rencana teknis bangunan lengkap.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
c. Bill Of Quantity (BQ).
d. Rencana anggaran biaya (RAB).
5. Tahap Pelelangan.
- Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
XI. LAPORAN.
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
dan Pejabat Pembuat Komitmen oleh Penyedia Jasa Konsultansi adalah meliputi :
1. Laporan Pendahuluan, berisi Rencana Kerja yang akan dilaksanakan dan hasil orientasi
lapangan serta kerangka kegiatan yang harus dijelaskan seperti kegiatan persiapan,
pengurusan perijinan, mobilisasi tenaga dan peralatan, jadwal pelaksanaan dan jadwal
penugasan personil atau tenaga ahli serta program kerja berikutnya diserahkan 5 (lima)
hari setelah SPMK. Laporan Pendahuluan diserahkan kepada pemilik pekerjaan sebanyak 5
(lima) set.
2. Laporan Antara, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan, hasil sonder,
Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-gambar pra-rencana. Laporan Antara harus
diserahkan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kalender sejak tanggal Surat Perintah
Mulai Kerja dan hasilnya digandakan sebanyak 5 (lima) set.
3. Laporan Akhir Perencanaan, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan, Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-Gambar Detail Hasil
Perencanaan, Presentasi Laporan Akhir. Laporan Akhir Perencanaan tersebut
diserahkan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak tanggal Surat
Perintah Mulai Kerja dan hasilnya digandakan sebanyak 5 (lima) set.
XII. Lain-lain
1. Sewaktu-waktu Penyedia Jasa dapat diminta oleh Pengguna Jasa mengadakan diskusi
atau memberi penjelasan mengenai tahap atau hasil kerjanya;
2. Penyedia Jasa harus menyerahkan foto Dokumentasi (dalam album) yang berkaitan
dengan palaksanaan pekerjaan survey lapangan;
3. Penyedia Jasa harus selalu mendiskusikan usulan-usulan hasil pekerjaan ini dengan
Pemilik pekerjaan.
4. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan harus
disediakan oleh Penyedia Jasa;
5. Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja ini akan dijelaskan dalam berita
acara penjelasan pekerjaan.
Membuat : Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah
Kabupaten Sumenep
CHAINUR RASYID, SE, M.Si
NIP. 19691113 199503 1 003