Upload
islamuddin-syam
View
1.049
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KALOR
Kalor menyatakan bentuk energi yang pindah karena adanya
perbedaan suhu. Kalor adalah energi yang diterima oleh sebuah benda
sehingga suhu benda itu naik atau wujudnya berubah. Demikian pula,
kalor adalah energi yang dilepaskan oleh sebuah benda sehingga suhu
benda itu turun atau wujudnya berubah.
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dipindahkan oleh
benda yang memiliki suhu lebih tinggi ke benda yang memiliki suhu
lebih rendah. Kita harus membedakan pengertian SUHU dan KALOR.
Suhu adalah ukuran derajat panas sedangkan kalor adalah ukuran
banyaknya panas.
1. Kalor dapat Mengubah Wujud Zat
Jika suatu benda diberi pengaruh panas, ternyata benda
tersebut mengalami perubahan keadaan, yaitu perubahan wujud dari
satu bentuk ke bentuk yang lain. Wujud tersebut dapat berupa padat,
cair, atau gas. Misalnya es yang diberi kalor. Coba perhatikan gambar
di bawah ini :
a. Es Batu b. Es diberi kalor dengan cara dipanaskan
c.Es batu mengalami perubahan d. Es batu mencair sempurna
wujud
Pemberian kalor akan meningkatkan suhu es. Jika pemberian
kalor secara terus-menerus, akan menyebabkan es yang awalnya
berwujud padat berubah wujud menjadi air, ketika sejumlah kalor
diberikan pada balok es, energi getaran molekul-molekul bertambah
dan mengakibatkan molekul-molekul itu lepas dari ikatannya. Pada
akhirnya, es (zat padat) berubah menjadi air (zat cair). Kalor yang
diperlukan untuk mencairkan es didapatka dari lingkungan sekitarnya.
Misalnya, kalor yang dsiserap es dari air yang berfungsi sebagai
lingkungannya ataupun diserap dari gelas kaca yang mendapat
pemanasan langsung dari suatu pembakaran. Akibatnya suhu
lingkungannya turun.
a. Perubahan Wujud Padat menjadi Gas dan Sebaliknya
Wujud padat dapat langsung berubah menjadi wujud gas, pada
suhu kamar, tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu. Contoh :
yodium, kapur barus, dan naftalin. Sebaliknya, gas (uap) dapat
langsung didinginkan menjadi padat tanpa mengalami wujud cair
terlwebih dahulu. Perhatikan gambar dibawah ini :
GAMBAR : kapur barus
Pada saat kapur barus (zat padat) yang dipanaskan (diberi
kalor) akan berubah wujud dari padat menjadi cair, kemudian menjadi
gas (uap) dan kapur barus berubah menjadi padat kembali yaitu
menempel pada sebalik kertas. Disini terjadi perubahan wujud dari
uap atau gas menjadi padat. Perubahan wujud dari padat menjadi gas
atau dari gas menjadi padat disebut menyublin.
b. Perubahan Wujud Padat Menjadi Cair dan Sebaliknya
Misalnya dengan menyalakan sebuah lilin. Lilin yang
sumbunya dibakar, setelah beberapa saat, lilin akan meleleh dan
memebeku lagi. Melelehnya lilin disebabkan oleh adanya sejumlah
kalor yang diserap lilin sehingga mengakibatkan suhu lilin bertambah
besar. Kenaikan suhu ini akan mengakibatkan energi getar molekul-
molekul lilin bertambah sehingga mampu melepaskan diri dari ikatan
antar molekul yang besar. Proses pembekuan kembali lilin cair
disebabkan oleh terserapnya sejumlah kalor yang dimiliki lilin cair
oleh lingkungan di sekitarnya (misalnya tempat lilin dan
udara).Akibatnya, suhu lilin cair menjadi turun dan lilin membeku
kembali.Seperti gambar di bawah ini :
GAMBAR : lilin yang dibakar akan meleleh, lalu membeku
c. Perubahan Wujud Cair menjadi Gas dan Sebaliknya
Misalnya dengan memanaskan air dalam tabung reaksi sampai
mendidih atau dalam kehidupan sehari-hari yaitu yang sering kita
jumpai adalah dengan memanaskan air diatas kompor sampai
mendidih. Seperti pada pada gambar dibawah ini :
GAMBAR : zat cair menguap karena menerima kalor
Jika zat cair diberikan kalor secara terus-menerus zat cair
tersebut akan berubah wujud yaitu menjasdi gas (uap). Hal ini
membuktikan bahwa wujud zat cai menjadi gas.
2. Kalor Dapat Mengubah Suhu suatu Benda
Misalnya dengan mencampurkan air panas dengan air dingin,
seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini :
GAMBAR : Pencampuran air panas dengan air dingin ( Air panas pada gelas dan air dingin pada mangkuk)
Pada saat kita menumpahkan air panas ke air dingin, maka
energi kalor mengalir dari air panas ke air dingin sehingga pada
akhirnya kita akan mendapatkan bahwa suhu air dalam mangkuk
berada diantara suhu-suhu air sebelum dicampurkan. Hal ini
menunjukkan kalor dapat mengubah suhu suatu benda.
Selain itu kita juga sering jumpai dalam kehidupan sehari-hari
yaitu, ketika kita mencelupkan sebuah sendok kedalam sebuah gelas
yang berisi air panas. Perhatikan gambar dibawah ini :
GAMBAR : Mencelupkan sebuah sendok pada gelas yang berisi air panas.
Mungkin kalian bertanya, mengapa sendok menjadi terasa panas
ketika dicelupkan ke dalam air panas ?..itu karena suhu sendok lebih
rendah dibandingkan suhu air, energi kalor akan mengalir dari air
menuju sendok sehingga suhu sendok akan naik.
Pemberian kalor menyebabkan suhu benda berubah. Makin
banyak kalor yang diberikan kepada benda, maka suhu benda makin
tinggi. Berarti sebanding dengan perubahan suhu.sehingga diketahiu
bahwa kalor (∆Q) berbanding lurus dengan massa zat (m), kenaikan
suhu (∆T), dan kalor jenis zat (c). Oleh karena itu, persamaan tentang
kalor dapat dituliskan sebagai berikut :
Dengan m = massa benda (kg),
∆Q = m c ∆T
T = perubahan suhu ( C) dan
c = kalor jenis benda (J/kg C).
Kalor jenis dan kapasitas kalor
Kalor jenis didefenisikan sebagai banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu satu satuan massa benda sebesar
1C. Untuk menaikkan suhu 1 kg raksa sebsar 1C diperlukan kalor
sebanyak 0,126 J; untuk besi 0,460 J; untuk eter 2,184 J; untuk air
4,184 J, dan sebagainya. Jadi, Craksa = 126 J/kgC, Cbesi = 460 J/kgC,
Ceter = 184 J/kgC, dan Cair = 4200 J/kgC.
Selain kalor jenis, dikenal pula istilah kapasitas kalor.
Kapasitas kalor (C) didefenisikan sebagai banyaknya kalor yang
diperlukan m gram benda agar suhunya naik 1C. Kapasitas kalor C
dirumuskan sebagai :
C = dimana C = m c
Satuan kapasitas kalor adalah kal/C atau joule/C. Kapaitas kalor
biasa juga disebut nilai air.
Tabel 1.1 kalor jenis (suhu 20C dan tekanan 1 atm)
zat Kerapatan (kg/m ) Kalor jenis c ( J/kg
Udara 1,20 1 010
AirAluminiumTembaga
BesiTimahPerak
1 0002 7008 9007 90011 30010 500
4 200900380460159235
3. Penerapan Kalor dalam Kehidupan Sehari-hari
Konsep perpindahan kalor diterapkan dalam berbagai peralatan
rumah tangga, misalnya termos dan setrika. Termos dapat mencegah
perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun secara radiasi.
Setrika memindahkan kalor kepada pakaian yang disetrika secara
konduksi.
a. Termos
Termos mempunyai dinding rangkap
yang berlapis perak dibagian dalamnya.
Ruang antara kedua dinding tersebut
merupakan daerah hampa udara. Es di
dalam termos dapat bertahan lama karena
tidak memperoleh kalor dari luar.
Begitupula minuman yang panas akan tetap panas dalam waktu yang
lama karena kalor tidak bisa keluar. Perpindahan kalor secara
konduksi tidak mungkin terjadi dalam termos, sebab di dalam termos
terdapat kaca yang sukar menghantarkan kalor. Lagipula ruang hampa
sama sekali tidak menghantarkan kalor. Perpindahan kalor secara
konveksi pun tidak terjadi karena ada ruang hampa udara.
Kemungkinan kalor bisa berpindah akibat radiasi, tetapi seluruhnya
dipantulkan kembali oleh permukaan mengkilap.
b. Setrika
Setrika listrik terbuat dari logam.
Gagangnya terbuat dari bahan yang
sukar menghantarkan panas,
misalnya kayu atau ebonit. Pada
bagian dalam setrika terdapat
elemen pemanas.
Elemen pemanas merupakan kawat yang terbuat dari bahan nikelin,
konstantan, atau nikrom. Kawat itu dililitkan pada lempeng mika yang
merupakan isolator listrik dan tahan panas. Panas yang dihasilkan
setrika listrik dipindahkan kepakaian dengan cara konduksi.
SOAL LATIHAN
1. Energi persatuan massa yang diserap atau dilepaskan ketika suatu
bahan berubah dari wujud cair keuap atau sebalikanya adalah.......
A. kalor jenis C. Kalor uap
B. Kalor lebur D. Kalor laten
Jawaban : C
2. Menurut SI satuan kalor adalah........
A. kalor C. Kelvin
B. Joule D. Newton
Jawaban : B
3. Jika energi kalor berpindah melalui perantara suatu zat tidak ikut
berpindah, perpindahan kalor seperti itu disebut.......
A. Konduksi C. Isolasi
B. Radiasi D. Konveksi
Jawaban : A
4. Menjemur pakaian yang direntang lebih cepat kering daripada
pakaian yang digulung karena.........
A. Air mengumpul pada gulungan pakaian
B. Air pada pakaian yang digulung tidak dapat menguap
C. Pakaian yang direntang mempunyai permukaan lebih luas
D. Pakaian yang direntang cepat menyerap sinar matahari
Jawaban : D
5. Pada saat menyetrika pakaian terjadi perpindahan kalor secara......
A. Radiasi C. Aliran
B. Konduksi D. Konveksi
Jawaban : B