Upload
otong-zam-zamy
View
15
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan Business Plan
Citation preview
Deni Dwiyanti, S.Si
Kanker Payudara (KPD) menempati peringkat ke dua setelah kanker mulut rahim sesuai survey yang dilakukan di berbagai negara.
Di Indonesia 80% kasus ditemukan berada pada stadium lanjut. Oleh karena itu perlu upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan yang baik agar pelayanan pada penderita dapat optimal.
ANATOMI PAYUDARA
Adanya benjolan pada payudara Keluar cairan atau darah dari
papilla Kulit seperti kulit jeruk Papilla tertarik ke dalam Luka pada kulit atau papilla Riwayat keluarga
Trauma pada payudara Berat badan rendah Masa menyusui singkat Konsumsi tinggi makanan berlemak Genetik
1. PENCEGAHAN Tujuan : secara tidak langsung akan
menurunkan insiden dan angka kematian,dengan cara :
Mencegah resiko terjadinya KPD lifestyle dengan :
Diet rendah lemak Tidak makan makanan yang tercemar/basi/pengawet
Proteksi terhadap bahan karsinogenik
2. SKRINING = Deteksi Dini Tujuan untuk menemukan tanda-tanda dini
KPD, dengan metode : Pemeriksaan klinis payudara oleh
spesialis bedah, perawat terlatih SADARI Mamografi radiodiagnostik khusus dengan teknik
soft tissue atau memberikan gambaran jaringan payudara.
Indikasi Mamografi :
- adanya benjolan
- kelainan pada puting
- pasien riwayat resiko tinggi
- pembesaran kelenjar ketiak
USG Tidak menggunakan sinar pengion Mudah dikerjakan dan cepat Mendeteksi pembesaran kelenjar pada
daerah yang sulit diraba
SADARI
MAMOGRAFI
GMBR FOTO MAMOGRAFI
3. PENGOBATAN Bedah : pengangkatan tumor atau
kanker (Mastektomi) Radioterapi
Radioterapi Kuratif : Pada stadium awal Pascabedah untuk membersihkan sisa-sisa
sel tumor pada dinding dada, KGB, dan mamae interna
Mencegah kekambuhan Radioterapi Palatif :
Metastasis ke tulang atau otak Pendarahan Mengurangi rasa nyeri
Kemoterapi : obat kimia dengan dosis tinggi
Kombinasi : gabungan ketiganya
MASTEKTOMI
Pada sistem TNM TNM merupakan singkatan dari :
"T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
T (tumor size), ukuran tumor: T 0: tidak ditemukan tumor primer T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah
ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
N (node), kelenjar getah bening regional (kgb): N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb
regional di ketiak/aksilla N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih
dapat digerakkan N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit
digerakkan N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang
selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum
M (metastasis), penyebaran jauh: M x: metastasis jauh belum dapat dinilai M 0: tidak terdapat metastasis jauh M 1: terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut: Stadium 0: T0 N0 M0 Stadium 1: T1 N0 M0 Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0 Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0 Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2
M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0 Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0 Stadium III C: Tiap T N3 M0 Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
Dosis 50 Gy dalam 25 fraksi @ 2 Gy Lapangan penyinaran
Lapangan I / II : tangensial terhadap dinding dada payudara pada garis midsternum
Kranial : di sela iga 2 anterior Kaudal : 1 cm kaudal batas bawah
payudara / bekas sayatan operasi
Lapangan III :
Kranial : seluruh fosa supraklavikula Kaudal : berimpit dengan batas kranial
lapangan I dan II Medial : midline / midsternum Lateral : 2-3 cm lateral akromion
Lapangan IV :
Kranial : pertengahan kaput humeri Kaudal : batas kranial lap. I dan II Medial : batas lateral fosa supraklavikula Lateral : 2 – 3 cm lateral akromion
CA MAMAE
CA MAMAE
KANKER PARU
Angka merokok yang cukup tinggi pada masyarakat menyebabkan kanker paru menempati peringkat ke 3 tertinggi di Indonesia.
Keluhan utama berupa : Batuk tanpa/dengan dahak Batuk darah Sesak nafas Suara sesak Sakit dada atau menelan Benjolan di pangkal leher
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan radiologis :
Thorax Fluoroskopi (penuntun biopsi) CT Scan
Bronkoskopi Biopsi
Dosis : 50 Gy – 60 Gy Lapangan : sesuai luas tumor ± 1 – 2 cm.
Radioterapi pada kegawatan onkologik
Vena kava superior adanya penekanan pada vena
kava superior sehingga pasien sesak nafas kesadaran menurun.
Tujuan terapi : untuk dekompresi sehingga pasien terhindar dari kehabisan oksigen.
dosis awal 300 – 400 cGy perfraksi dan diberikan sebanyak 5 atau 4 kali.
Perdarahan akut radiasi diberikan sebatas daerah
yang mengalami perdarahan. Dosis sebanyak 400 cGy per fraksi diberikan sebanyak 5 x umumnya dapat mengatasi perdarahan.
Metastasis pada tulang untuk menghindari adanya fraktur
Metastasis pada otak gejala awal adalah nyeri kepala
sehingga penurunan kesadaran. sebagian besar pasien metas, 70-
90% memperlihatkan perbaikan setelah radiasi.
dosis radiasi yang diberikan 10 kali @ 3 Gy. Kematian terjadi karena kegagalan fungsi otak
TERIMA KASIH