Upload
adjice-prikitew
View
5
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
karet
Citation preview
KARET(Hevea brasiliensis)
1. Karet : tanaman tahunan dari Brasil dan mulai
dibudidayakan tahun 1601.
2. Di Indonesia dibudidayakan mulai tahun 1876 di
Kebun Raya Bogor
3. Sentra tanaman karet di Sumatera dan Jawa sedikit
di Indonesia Timur
4. Produk karet antara lain dalam bentuk krep, sit
(asap) dan latek pekat
PERAN KOMODITI KARET
DI INDONESIA
• Indonesia negara eksportir karet terbesar kedua di dunia setelah Thailand, ketiga Malaysia
• Dari segi areal, Indonesia terluas didunia produktivitasnya terendah
• Sebagian besar diusahakan oleh petani 85 %, Thailand 90%, Malaysia 91 %
• Karet memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia sumber devisa negara, sumber pendapatan petani,sumber lapangan kerja di hulu dan hilir
SYARAT TUMBUH
1. Suhu antara 24 -28 oC
2. Kelembaban diatas 70 %
3. Curah hujan 1.500 – 2.000 mm/tahun
4. Lama penyinaran 5 – 7 jam/hari
5. Tanah berpasir tidak padas
6. Keasaman tanah dengan pH 5 – 6 (toleransi pH 4 – 8)
7. Ketinggian tempat dg umur sadap :
• 0 - 200 m dpl : 5 - 6 tahun
• 200 - 400 m dpl : 7 tahun
• 400 - 600 m dpl : 7,5 tahun
• 600 - 800 m dpl : 8,6 tahun
• 800 - 1000 m dpl : 10,2 tahun
Perbanyakan karet dari biji
Panen1. Penyadapan latek dari kulit batang setelah umur minimal 5
tahun dengan waktu sadap 25 - 35 tahun
2. Kulit dibersihkan dahulu supaya tidak terjadi pengotoran latek
3. Ketebalan irisan sadap 1,5 – 2 mm
4. Kedalaman sadap adalah 1 – 1,5 mm dari kambium (ketebalan
kulit karet 7 mm)
5. Waktu penyadapan pagi hari pukul 5 – 6 dan pengumpulan
latek jam 8 – 10
6. Periode sadap dinyatakan dengan setiap hari (d/1), dua hari
sekali (d/2), dst
7. Panjang irisan sadap dinyatakan dalam seperempat spiral
batang (s/4), setengah spiral batang (s/2) dan satu spiral
batang (s/1)
8. Kulit pulihan disadap kembali setelah sembilan tahun
PENANGANAN LATEKS KEBUN
1. Hal penting Hindari Prakoagulasi
2. Prakoagulasi dipengaruhi oleh :
Aktivitas mikroorganisme
Aktivitas enzim
Iklim (mis : hujan, suhu tinggi)
Budidaya/keadaan tanaman (tan. muda, tua/sakit)
Jenis klon
Pengangkutan (suhu tinggi dan goncangan)
Kontaminasi kotoran dari luar (mis : logam atau garam)
3. Cara menghindari prakoagulasi
Alat-alat sadap dan alat angkut harus senantiasa bersih dantahan karat
Lateks harus segera diangkut ketempat pengolahan tanpabanyak goncangan
Lateks tidak boleh terkena sinar matahari langsung
Dapat digunakan anti koagulan : Amonia (NH3) atau NatriumSulfit (Na2SO3)
Pasca-panen
1. Pengumpulan latek digunakan ember aluminium
dan diangkut dengan truk pengangkut
2. Untuk mencegah koagulasi perlu ditambah zat
anti koagulan seperti amoniak (2 – 2,5 %), soda
(natrium karbonat) 10 % sebanyak 5 – 10 ml/liter
latek atau natrium sulfit 10 % sebanyak 5 – 10
ml/liter latek
3. Kemudian latek diolah menjadi krep, sit, karet
remah atau latek pekat
Pengolahan Krep
1. Latek dikebun ditentukan kadar karet keringnya (KKK)
sekitar 20 – 40 % dan disaring untuk menghilangkan
kotoran dan lump dengan ukuran 15 mesh kemudian 40
mesh (biasanya 3x saringan 2 mm, 1 mm dan 0,6 mm)
2. Latek diencerkan dengan air sampai KKK 12 -14 %
3. Kemudian disaring dengan ukuran 40, 60 dan 80 mesh
4. Latek ditambah natrium bisulfit 0,75 – 1,25 gr per liter latek
sebagai pemucat dan bakterisida, asam formiat/semut 0,6
– 0,8 ml atau asam asetat 1,0 – 1,4 per liter latek untuk
pembekuan selama 3 – 4 jam
5. Penggilingan 3x sampai hasil tebal karet 0,75 – 1,75 mm
6. Dikeringkan di ruang pengering dengan suhu 33 - 35 oC
selama 6 – 7 hari
7. Pemeriksaan dan penentuan mutu (sortasi) dan kemas
Pengeringan
Di Batujamus, Kra : pengeringan dengan udara panas
Pengeringan :
• dilakukan selama 15 – 20 hari, bahkan dpt s/d 1 bulan (tergantung cuaca)
• hari ke 1 30 − 32 0C
• hari ke 2 33 − 34 0C
• hari ke 3 35 − 36 0C
• hari ke 4 37 − 38 0C
• hari ke 5 38 − 40 0C
• hari ke 6 39 − 37 0C
• hari ke 7 37 − 35 0C
• hari ke 8 35 − 33 0C
udaraudara
Gambar : Rumah pengering
Pengolahan Sit
1. Latek dikebun ditentukan kadar karet keringnya (KKK) sekitar 20 – 40 % dan disaring untuk menghilangkan kotoran dan lump dengan ukuran mesh 20 dan 40 (biasanya 3x saringan 2 mm, 1 mm dan 0,6 mm)
2. Latek diencerkan dengan air sampai KKK 12 -14 %
3. Kemudian disaring dengan ukuran 40, 60 dan 80 mesh
4. Latek ditambah asam formiat 1 % atau asam asetat 2 % dengan jumlah 55,5 ml per liter latek untuk pembekuan selama 3 – 4 jam
5. Penggilingan 4x ( jarak rol 6,4 mm; 3,2 mm; 1,3 mm; 0,4 mm) dengan rpm 30. Gilingan terakhir dengan rol bergerigi serong
6. Dikeringanginkan selama 1 -2 jam
7. Diasap 4 hari (hari 1-3 dengan suhu 40-50 oC; dan hari keempat suhu 50 – 55 oC)
8. Sortasi dan kemas
Pengolahan Latek Pekat tipe pusingan
1. Latek dikebun ditentukan kadar karet keringnya
(KKK) min 28 %, ditambah gas amoniak 2 – 3
gram tiap liter latek (penambahan ini pada latek
mampu bertahan 24 jam tanpa koagulasi) atau
3 – 5 tetes tiap mangkuk sadap guna mencegah
oksidasi dan koagulasi
2. Latek disaring untuk menghilangkan kotoran
(biasanya 3x saringan 2 mm, 1 mm dan 0,6 mm)
dan ditambahkan gas amoniak bila diperlukan
3. Latek dipisahkan antara serum (bj 1,024) dan
partikel (bj 0,904)
4. Latek diendapkan dalam tangki selama + 24 jam
Gambar : Karet kering
Pengolahan Latek Pekat tipe pusingan
1. Kemudian dilakukan pemusingan/sentrifugasi
untuk memisahkan latek pekat (KKK 60 - 62
%) dan cair atau skim
2. Latek pekat disimpan sambil dijaga kadar
amoniak sebesar 7 – 10 gram per liter latek.
3. Selama penyimpanan, dilakukan pengadukan
sambil diukur kadar KKK, FFA dan amoniak.
Proses pematangan diperkirakan + 21 hari
4. Kemudian dikemas dalam drum yang dilapisi
plastik lebih dulu
Grade Sheet, International Standard of Quality and
Packing for Natural Rubber Grades
• No 1-XRSS (Superior Quality Ribbed Smoked Sheet)
• kering, kuat, utuh, warna pengasapan merata, tidak bercacat, tdk ada bintik-bintik
karat, masih dibolehkan gelembung udara sebesar kepala jarum.
• NO 1 RSS (Standard Quality Ribbed Smoked Sheet)
• kering, kuat, baik, tidak bercacat, tidak bercacat, masih dibolehkan gelembung udara
sebesar kepala jarum
• NO 2 RSS (Good Average Quality Ribberd Smoked Sheet)
• Kering, kuat, bersih, tidak bercacat, masih dibolehkan gelembung-gelembung udara
dan noda-noda kecil
• No 3 RSS (Fair Average Quality Ribberd Smoked Sheet)
• Kering, kuat, tidak mengandung karat atau benda asing lainnya, terdapat sedikit
cacat warna, masih dibolehkan gelembung-gelembung udara kecil-kecil
• NO 4 RSS (Low Fair Average Quality Ribberd Smoked Sheet)
• Kurang kering, agak rekat, warna lebih gelap, ada sedikit karat, ada bintik-bintik noda
kecil dan gelembung udara. Karet yang lembek, adanya garis-garis atau bintik-bintik
tidak diperbolehkan.
Daftar Pustaka
1. Djoehana Setyamidjaya,1991, Karet Budidaya
dan Pengolahan, Yasaguna, Jakarta
POHON INDUSTRI
Pohon
Karet
Lateks
Bokar
Sheet
(blaket
RSS)
Crumb
Rubber
Alat kesehatan & Lab
Alat/perlengkapan
Kendaraan
Alat olahraga
Perlengkapan
Pakaian
Perlengkapan
Teknik Industri
Perlengkapan Bayi
Perlengkapan
Rumah tangga
Barang-barang karet
Lainnya
Kayu
Biji Meubel
Tepung biji karet
(protein)
Dot susu, balon karet
Karpet, lem perekat
Pelampung, alat KB
Air house, oil seal
Sepatu, sendal
Bola, pakaian selam
Ban, pedal, jok mobil
Karet pipet, selang
Campuran makanan