13
1 * Korespondensi Penulis Telepon : +62-8125 2482 2601 © 2019 Dwi Suharnoko Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi- NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA http://ejurnal.malangkab.go.id/index.php/kr Efektivitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang Dwi Suharnoko Universitas Wisnuwardhana Malang Jl. Danau Sentani Raya No.99, Madyopuro, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur 65139 Dikirim: 10 Oktober 2019; Direvisi: 12 November 2019; Disetujui: : 20 Desember 2019 Abstrak Penerapan ABK pada Pemerintah Daerah di Indonesia masih dilakukan secara parsial akibat masih membudayanya pendekatan line-item dan incremental dalam sistem penganggaran yang ada, banyaknya peraturan-peraturan terkait pengelolaan keuangan daerah yang saling bertentangan, dan lemahnya aspek pengukuran kinerja dalam proses reformasi penganggaran. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi rumusan penetapan besaran anggaran pada masing-masing perangkat daerah serta langkah peningkatan efektivitas penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang secara umum cukup efektif ditinjau dari Performance Assessment Potential, Human Force Potential, and Technical Ability, Pemerintah Daerah telah melakukan persiapan pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja terutama dengan mengeluarkan berbagai petunjuk teknis dan pelaksanaannya. Hasil penelitian, ditemukan bahwa semakin baik implementasi anggaran berbasis kinerja maka penyerapan anggaran akan berjalan baik pula. Hal ini dikarenakan dalam proses penyusunan anggaran yang secara sistem benar-benar direncanakan dengan berorientasi pada kinerja, tingkat penyerapan anggaran akan terjadwal secara rapi, sehingga memudahkan pemerintah untuk memantau, mengevaluasi, dan melaporkan informasi mengenai perkembangan program yang diselenggarakan. Hasil dari kajian ini disimpulkan bahwa penerapan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang secara umum cukup efektif ditinjau dari Performance Assessment Potential, Human Force Potential, and Technical Ability. Keyword : anggaran berbasis kinerja, analisis standar biaya, perangkat daerah

KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

1

* Korespondensi Penulis Telepon : +62-8125 2482 2601

© 2019 Dwi SuharnokoCiptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi- NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.

KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13

KARTA RAHARDJAhttp://ejurnal.malangkab.go.id/index.php/kr

Efektivitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Perangkat Daerah

di Kabupaten Malang

Dwi Suharnoko Universitas Wisnuwardhana Malang

Jl. Danau Sentani Raya No.99, Madyopuro, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur 65139

Dikirim: 10 Oktober 2019; Direvisi: 12 November 2019; Disetujui: : 20 Desember 2019

AbstrakPenerapan ABK pada Pemerintah Daerah di Indonesia masih dilakukan secara parsial

akibat masih membudayanya pendekatan line-item dan incremental dalam sistem penganggaran yang ada, banyaknya peraturan-peraturan terkait pengelolaan keuangan daerah yang saling bertentangan, dan lemahnya aspek pengukuran kinerja dalam proses reformasi penganggaran. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi rumusan penetapan besaran anggaran pada masing-masing perangkat daerah serta langkah peningkatan efektivitas penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang secara umum cukup efektif ditinjau dari Performance Assessment Potential, Human Force Potential, and Technical Ability, Pemerintah Daerah telah melakukan persiapan pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja terutama dengan mengeluarkan berbagai petunjuk teknis dan pelaksanaannya. Hasil penelitian, ditemukan bahwa semakin baik implementasi anggaran berbasis kinerja maka penyerapan anggaran akan berjalan baik pula. Hal ini dikarenakan dalam proses penyusunan anggaran yang secara sistem benar-benar direncanakan dengan berorientasi pada kinerja, tingkat penyerapan anggaran akan terjadwal secara rapi, sehingga memudahkan pemerintah untuk memantau, mengevaluasi, dan melaporkan informasi mengenai perkembangan program yang diselenggarakan. Hasil dari kajian ini disimpulkan bahwa penerapan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang secara umum cukup efektif ditinjau dari Performance Assessment Potential, Human Force Potential, and Technical Ability.

Keyword : anggaran berbasis kinerja, analisis standar biaya, perangkat daerah

Page 2: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

2Karta Raharja 1 (2) (2019): 1 - 13

I. PENDAHULUANPengelolaan keuangan daerah Pemerintah

Daerah harus mengacu kepada peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah, peraturan tersebut salah satunya yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 serta Peraturan Pemerintah (PP) No. 58 Tahun 2005. Salah satu aspek penting dalam pengelolaan keuangan daerah yaitu aspek perencanaan karena kegagalan dalam merencanakan sebuah pengelolaan sama halnya dengan merencanakan sebuah kegagalan sehingga tidak tercapainya pengelolaan keuangan yang efektif. Regulasi pendukung yang terbaru yang mendukung pengelolaan keuangan daerah adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 20l9 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 20l9 Tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil serta Permendagri Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019

Saat ini penyusunan penganggaran Pemerintah Daerah dikenal dengan istilah Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting). Anggaran berbasis kinerja (ABK) merupakan perencanaan kinerja tahunan secara terintegrasi yang menunjukkan hubungan antara tingkat pendanaan program dan hasil yang diinginkan dari program tersebut. Anggaran dengan pendekatan kinerja adalah system penganggaran yang mengutamakan pencapaian upaya hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan. Dalam anggaran berbasis kinerja harus memuat standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satuan komponen kegiatan yang bersangkutan. Dalam proses pelaksanaan anggaran berbasis kinerja, pendanaan harus merujuk kepada kebijakan pemerintah pusat. Salah satu kebijakan pemerintah pusat mulai tahun 2014 terkait dengan anggaran berbasis kinerja yaitu konsep money follow program.

Konsep yang diterapkan pada anggaran berbasis kinerja adalah dengan pendekatan value for money dan pengawasan atas kinerja output. Pada pendekatan ini, peran pemerintah dapat diawasi dan dikendalikan dengan penerapan internal cost awareness, audit keuangan dan audit kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal. Sistem anggaran berbasis kinerja menitikberatkan pada segi penatalaksanaan sehingga selain efisiensi penggunaan dana, juga hasil kerjanya akan diperiksa. Tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran dengan menggunakan dana secara efisien (Fitri, Ludigdo,

& Djamhuri, 2013). Implementasi ABK dalam lingkup

Pemerintah Daerah di Indonesia pada kenyataanya dirasakan masih belum maksimal. Departemen Keuangan Republik Indonesia (2009) mengakui bahwa karakteristik utama ABK yaitu penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan (input) dan hasil yang diharapkan (outcomes) masih belum tercermin dalam dokumen perencanaan dan penganggaran yang selama ini ada. Program dan kegiatan belum dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur akuntabilitas kinerja suatu unit kerja. Beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa ABK pada Pemerintah Daerah di Indonesia hanya diterapkan secara parsial akibat masih membudayanya pendekatan line-item dan incremental dalam sistem penganggaran yang ada, banyaknya peraturan-peraturan terkait pengelolaan keuangan daerah yang saling bertentangan, dan lemahnya aspek pengukuran kinerja dalam proses reformasi penganggaran.

Banyak penelitian yang sudah dilakukan kaitannya dengan anggaran berbasis kinerja. Penelitian oleh Endrayani (2014) tentang Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus Pada Dinas Kehutanan UPT KPH Bali Tengah Kota Singaraja) menunjukkan bahwa 49,1% akuntabilitas kinerja istansi pemerintah yang ada pada Dinas Kehutanan UPT KPH Bali Tengah dipengaruhi oleh anggaran berbasis kinerja. Penelitian pada Pemerintah Kota Surakarta telah dilakukan oleh Achyani dan Cahya (2011) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan anggaran berbasis kinerja adalah sumber daya, informasi, dan orientasi tujuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sumber daya dan informasi memiliki pengaruh positif terhadap anggaran berbasis kinerja.

Penelitian lain dilakukan oleh Friska (2015) dengan studi kasus penerapan ABK di Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jambi. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap akuntabilitas kinerja instasi pemerintah Provinsi Jambi dengan menggunakan komitmen organisasi sebagai variabel moderasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Bagian yang mempengaruhi peningkatan akuntabilitas adalah implementasi anggaran dan pelaporan anggaran. Sedangkan bagian komitmen organisasi tidak dapat memoderasi variabel perencanaan anggaran, implementasi anggaran, pelaporan anggaran, dan evaluasi anggaran.

Kurrohman (2013) juga melakukan penelitian tentang evaluasi penganggaran

Page 3: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

3Efektivitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten MalangDwi Suharnoko

berbasis kinerja melalui kinerja keuangan yang berbasis value for money di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah penerapan anggaran berbasis kinerja pada rasio ekonomi dan efisien. Namun, tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah penerapan anggaran berbasis kinerja pada rasio efektif. Hal tersebut menunjukkan penerapan anggaran berbasis kinerja pada keuangan daerah lebih ekonomis dan efisien.

Berbeda dengan kajian diatas, kajian ini menekankan pada tersusunnya arahan kegiatan melalui rekomendasi strategi peningkatan efektivitas penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang. Penyusunan rekomendasi didasarkan pada kondisi eksisting kebijakan dan sistem penentuan besaran anggaran berbasis kinerja pada masing-masing perangkat daerah. Selain itu, pada kajian ini juga menyediakan informasi tentang kondisi penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang.

II. METODE Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Secara kualitatif penelitian akan menggali data sedalam mungkin dengan jalan melakukan wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Focus Group Discussion merupakan metode diskusi kelompok terarah. Metode ini dilakukan dengan mengadakan pola komunikasi dan interaktif 2 (dua) arah.

Unit analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang sebagai informan kunci kaitannya dengan perencanaan, pengendalian dan evaluasi Pembangunan Daerah. Bappeda sendiri juga memiliki peran sebagai koordinator dalam pembelajaan daerah dengan prinsip akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi dalam rangka mendukung penerapan anggaran berbasis kinerja. Unit analisis kedua adalah Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Malang sebagai pemberian informasi dalam perannya terhadap pengumpulan dan pengolahan data pelaksanaan penyusunan akuntabilitas kinerja termasuk pula dalam peran pelaksanaan fasilitasi SAKIP di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang. Unit analisis ketiga adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Malang. Pemilihan Dinas Pendidikan sebagai lokus penelitian adalah berdasarkan Laporan Rekapitulasi Penyerapan Anggaran Per Unit

Kerja Tahun Anggaran 2018, Dinas Pendidikan memiliki total belanja terbesar dibandingkan dengan Unit Kerja lainnya.

Sehubungan dengan pelaksanaan penganggaran berbasis kinerja maka dilakukan analisis terhadap kelengkapan elemen Anggaran Berbasis Kinerja di Kabupaten Malang; penerapan Anggaran Berbasis Kinerja dilaksanakan di Kabupaten Malang; dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi Anggaran Berbasis Kinerja.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif berdasarkan data-data primer maupun sekunder, yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dideskripsikan berdasarkan kondisi data dan konsep yang mendasar terkait dengan kegiatan efektifitas penerapan anggaran berbasis kinerja di Kabupaten Malang. Analisa data dilakukan dengan menginput dan mengolah hasil survey lapangan sesuai kriteria/parameter yang digunakan, penelitian berbagai alternatif dan solusi yang diusulkan sesuai dengan formulir yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Analisa dilakukan dengan pendekatan Andrews (2004), mengenai faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas dari penerapan system penganggaran berbasis kinerja terdiri dari ability, legitimacy dan acceptance.

III. HASIL PENELITIANA. Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja

Langkah pertama dalam rangka menganalisis implementasi Anggaran Berbasis Kinerja di lokasi kajian yang dilakukan adalah eksistensi visi dan misi. Hal mana keberadaan visi misi dapat ditelusuri dari kelengkapan dokumen. Dalam rangka menerapkan Anggaran Berbasis Kinerja diperlukan adanya dokumen perencanaan dan penganggaran yang saling berkaitan. Oleh karena itu hal yang turut dianalisis adalah apakah dokumen-dokumen tersebut telah dibuat dan bagaimana keterkaitan antar dokumen.

Dokumen Perencanaan dan Penganggaran diperlukan dalam Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja. Penilaian implementasi Anggaran Berbasis Kinerja dimulai dari pelaksanaan kajian Dokumen Anggaran. Sebagaimana tujuan penerapan Anggaran Berbasis Kinerja yang ingin menunjukkan keterkaitan antara rencana yang dibuat oleh suatu organisasi dengan penganggaran maka kajian terhadap dokumen anggaran merupakan hal yang mutlak. Dokumen perencanaan dan penganggaran yang dikaji terkait dengan penelitian ini adalah: Dokumen Renstra, Dokumen Renja, dan RKA. Dokumen tersebut

Page 4: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

4Karta Raharja 1 (2) (2019): 1 - 13

menjadi landasan penting bagi instansi pemerintah untuk dapat menilai sejauh mana keberhasilan organisasi mencapai tujuan dalam jangka panjang, menengah dan rencana tahunan sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam rangka melakukan kajian terkait dengan penerapan ABK pada instansi pemerintah atau organisasi perangkat daerah, maka dilakukan pembahasan terkait struktur perencanaan dan penganggaran. Struktur perencanaan dilihat dari tugas pokok dan fungsi, renstra dan renja. Sedangkan struktur pendanaan dilihat dari Rencana Kerja Anggaran (RKA). Sebagai lokus kajian, maka telaah terhadap struktur struktur perencanaan dan penganggaran yang terdapat pada organisasi perangkat daerah yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Malang.

Dokumen ini sangat diperlukan karena menentukan arah dan tujuan organisasi. Dari dokumen ini antara lain akan ditetapkan apa yang menjadi outcomes yang selanjutnya akan diturunkan output-output apa yang akan dihasilkan. Dokumen visi dan misi sangat penting untuk mengarahkan tujuan organisasi. Gerak langkah organisasi dalam rangka mencapai visi dan misi tersebut membutuhkan pendanaan yang dimuat dalam penganggaran. Alokasi anggaran organisasi perangkat daerah sangat ditentukan oleh visi dan misi yang hendak dicapai.

Berdasarkan tugas, fungsi, visi dan misi organisasi selanjutnya menyusun tujuan, sasaran dan strategi organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Tujuan, sasaran dan strategi dalam hal ini Dinas Pendidikan tertuang dalam Tabel 1.

Tabel 1. Keterkaitan RPJMD dengan Tujuan, Sasaran Dan Strategi Pada Dinas Pendidikan

MISI RPJMDTUJUAN RPJMD

SASARAN RPJMD

TUJUAN PD SASARAN PD STRATEGI PD

Melakukan percepatan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Meningkatnya kualitas dan akses pendidikan PAUD, Pendidikan dasar dan Pendidikan Kesetaraan;

Meningkatkan Kualitas dan Akses Pendidikan PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Kesetaraan

Meningkatnya kualitas dan akses pendidikan PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Kesetaraan

Rekrutmen guru, fasilitasi peningkatan kualifikasi dan sertifikasi kompetensi PTK

Fasilitasi penyelenggaraan PAUD dan DIKMAS dengan peningkatan kapasitas tenaga pendidik PAUD dan DIKMAS, baik formal maupun nonformal

1. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dasar;

2. Fasilitasi penyelenggaran KBM pendidikan dasar yang berkualitas;

3. Peningkatan kapasitas pendidik;4. Penguatan strategi pembelajaran dalam

rangka peningkatan kompetensi lulusan dan5. Penerapan Sistem Informasi Manajemen

Pendidikan

1. fasilitasi pelayanan Korwil, SKB dan penyediaan data statistik;

2. Fasilitasi fungsi pelayanan administrasi perkantoran;

3. Pemenuhan sarana prasarana aparatur;4. Fasilitasi penyusunan rencana program

kegiatan, evaluasi dan pelaporan perkembangan capaian kinerja program kegiatan;

5. Penerapan SIM Pendidikan dalam layanan administrasi pendidikan.

’) Perangkat DaerahSumber : Lampiran Keputusan Bupati Malang Nomor: 188.45/ /KEP/35.07.013/2018 Tentang Perubahan Atas Keputusan Bupati

Malang Nomor: 188.45/720/35.07.013/2016 Tentang Pengesahan Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Tahun 2016-2021

Dokumen Perencanaan Dinas Pendidikan telah menyatakan dengan jelas arah organisasi. Visi, misi, Tujuan, fungsi, termasuk strategi telah dibuat dengan baik dan telah sesuai dan in line dengan visi dan misi visi dan misi Bupati terpilih yang selanjutnya tertuang didalam rencana jangka menengah daerah (RPJMD). Outcomes dan output yang hendak dicapai juga telah didefinisikan dengan jelas.

Salah satu konsep anggaran berbasis kinerja adalah money follow program. Konsep

ini merupakan pendekatan pengganggaran yang lebih fokus pada program/kegiatan yang terkait langsung dengan prioritas nasional serta memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Money follow program diimplementasikan dengan cara mengamankan alokasi pada prioritas, realokasi dari program kegiatan yang telah cukup mendapat penekanan pada tahun-tahun sebelumnya, dan efisiensi program/kegiatan nonprioritas. Penyusunan anggaran berbasis kinerja dengan menggunakan pendekatan

Page 5: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

5Efektivitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten MalangDwi Suharnoko

money follow program merupakan pendekatan yang baru diterapkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota di Indonesia. Selama ini kegiatan perencanaan penganggaran didasarkan pada pendekatan money follow fuction. Pendekatan money follow fuction lebih menegaskan bahwa pengalokasian anggaran harus berdasarkan fungsi masing-masing unit dalam organisasi pemerintah. Sedangkan pendekatan money follow program penganggaran berdasarkan pada bobot program/kegiatan sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan oleh pemerintah (Silvia, Afridian dan Amy, 2018).

Dalam konteks konsep ini tergambar dalam perencanaan berupa renaca strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja). Sedangkan dari sisi penganggaran akan tercermin dalam program dan kegiatan yang didukung dengan struktur organisasi yang baik. Program prioritas Dinas Pendidikan yang merupakan penjabaran dari RPJMD dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel. 2. Keterkaitan Program Prioritas dengan Tujuan, Sasaran Dan Strategi Dinas Pendidikan

KEBIJAKAN PD PROGRAM PRIORITAS PD

1. Pemberian beasiswa bagi guru yang melanjutkan ke jenjang S1 dan peningkatan kompetensi melalui sertifikasi dan peningkatan prefesionalitas PTK

• Program Peningkatan Mutu Tenaga Teknis Pendidikan

1. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana PAUD dan DIKMAS

2. Penyediaan subsidi beasiswa peningkatan kualifikasi akademik pendidik PAUD dan DIKMAS

3. Akreditasi lembaga PAUD dan DIKMAS.

• Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

1. Penyediaan sarana prasarana pendidikan dasar dalam rangka memenuhi SPM;

2. Penyediaan biaya operasional proses KBM dan bantuan pendidikan bagi siswa;

3. Peningkatan jumlah dan kualifikasi akademik pendidikan;4. Penerapan metodologi pembelajaran berbasis TIK;5. Penerapan SIM Pendidikan dalam manajemen pendidikan

dasar.

• Program Pendidikan Sekolah Dasar (SD)• Program Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

1. Penyediaan biaya operasional unit-unit pelaksana teknis;2. Penyediaan anggaran kegiatan yang menunjang layanan

administrasi perkantoran;3. Penyediaan anggaran untuk memenuhi kebutuhan sarana

prasarana apratur dalam rangka pelaksanaan tupoksi;4. Penyediaan angggaran.

• Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

’) Perangkat DaerahSumber : Lampiran Keputusan Bupati Malang Nomor: 188.45/ /KEP/35.07.013/2018 Tentang Perubahan Atas Keputusan Bupati

Malang Nomor: 188.45/720/35.07.013/2016 Tentang Pengesahan Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Tahun 2016-2021

Menurut Andriani dan Hatta (2012) penerapan penganggaran berbasis kinerja secara sederhana dapat dilakukan apabila telah menetapkan indikator kinerja untuk mengukur hasil dari pengeluaran anggaran yang dilakukan. Indikator kinerja tersebut digunakan sebagai instrument atau unit ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kinerja, baik yang direncanakan maupun yang telah dicapai. Dinas Pendidikan telah menggunakan indikator kinerja pada dua jenis dokumen yaitu indikator kinerja dalam dokumen perencanaan dan indikator kinerja dalam dokumen anggaran. Berdasarkan penelaahan atas dokumen perencanaan dan penganggaran terdapat sinkronisasi IKU antara yang termuat dalam dokumen perencanaan dan IKU dalam dokumen penganggaran.

Hasil penelusuran lapangan, saat penelitian dilakukan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 mengacu

pada Peraturan Bupati Malang Nomer 71 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018. Selain itu dengan adanya perubahan anggaran, maka acuan yang digunakan adalah Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomer 15 Tahun 2018 tentang Perubahan Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 serta Peraturan Bupati Malang Nomer 31 Tahun 2018 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018. Sedangkan untuk analisis standar biaya belum tersedia dan mempergunakan Keputusan Bupati Malang Nomor 188/45/556/KEP/35.07.013/2017 tentang Standar Satuan Harga Tahun Anggaran 2018 yang diperbaharui dengan Keputusan Bupati Malang Nomor 188/45/101/KEP/35.07.013/2018 tentang perubahan atas Keputusan Bupati Malang Nomor 188/45/556/KEP/35.07.013/2017 tentang Standar Satuan Harga Tahun Anggaran 2018.

Page 6: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

6Karta Raharja 1 (2) (2019): 1 - 13

Pada Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019 mengacu pada Peraturan Bupati Malang Nomer 24 tahun 2018 tentang Pedoman pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2018, serta Keputusan Bupati Malang Nomor 188/45/475KEP/35.07.013/2018 tentang Standar Satuan Harga Anggaran 2019. Informasi terbaru untuk Analisis Standar Biaya di Kabupaten Malang telah disusun dan ditetapkan.

B. Efektifitas dari Aspek Ability Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja

a. Performance Assessment PotentialPengukuran kinerja adalah suatu

proses yang obyektif dan sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan yang dilaksanakan oleh pemerintah mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja organisasi perangkat daerah memberikan suatu informasi yang dapat digunakan untuk menetapkan sasaran dan tujuan program tertentu; merencanakan

program kegiatan untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut; mengalokasi sumber daya untuk pelaksanaan program; memonitor dan mengevaluasi results untuk menentukan apakah ada kemajuan yang diperoleh dalam mencapai sasaran dan tujuan tersebut; dan memodifikasi perencanaan program untuk meningkatkan kinerja (Sadjiarto, 2000).

Konsekuensi Anggaran Berbasis Kinerja yang menghubungkan perencanaan strategis (tertuang dalam program) dengan penganggaran (tertuang dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan) untuk mencapai tujuan strategis adalah harus menentukan program dan kegiatan dengan jelas. Pembiayaan dari masing-masing program, kegiatan dan keluaran juga harus tergambar dengan jelas. Struktur pembiayaan yang jelas akan muncul apabila sistem akuntansi yang dipakai berdasarkan akrual.

Evaluasi mengenai Tingkat Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran Renja yang dievaluasi Tahun 2018 pada Perangkat Daerah khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Evaluasi Tingkat Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Malang

No Program/ Kegiatanndikator Kinerja Program (outcome)/

Kegiatan (output)

Tingkat Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran Renja yang dievaluasi

Tahun 2018 (%)

1 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

Persentase Pemenuhan Operasional Perkantoran (%)

100 100

2 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR

Persentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana Penunjang Aparatur (%)

100 100

3 PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN

Persentase Dokumen Perencanaan, Laporan Keuangan dan Kinerja Perangkat Daerah yang Tepat Waktu (%)

100 100

4 PROGRAM PENINGKATAN MUTU TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN

Persentase Dokumen Perencanaan, Laporan Keuangan dan Kinerja Perangkat Daerah yang Tepat Waktu (%)

77,57 98,95

5 PROGRAM MANAJEMEN PELAYANAN PENDIDIKAN

Persentase Sekolah menerapkan prinsip (MBS), memiliki Rencana Kerja Tahunan, Laporan Tahunan dan memiliki komite sekolah yang berfungsi dengan baik

100 100

6 PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

Meningkatnya Akses Masyarakat Terhadap pendidikan PAUD dan DIKMAS

98,22 98,23

7 PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (SD)

Cakupan Capaian Indikator SPM Dikdas untuk SD di Kabupaten Malang

93,33 96,4

8 PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Cakupan Capaian Indikator SPM Dikdas untuk SMP di Kabupaten Malang

93,33 96,21

9 PROGRAM PELAKSANAAN BOS SATUAN PENDIDIKAN NEGERI

Persentase Pelaksanaan BOS Satuan Pendidikan Negeri

80 80

Sumber : diolah dari Formulir Evaluasi Hasil Renja Perangkat Daerah Kabupaten Malang Jawa Timur Periode Pelaksanaan: Tahun 2018

b. Human Force PotentialAspek Human Potential menelaah kondisi

mengenai upaya peningkatan kemampuan

sumber daya manusia yang mampu merumuskan tujuan kinerja dan menghubungkan pengguna informasi kinerja. Hal ini merupakan bentuk

Page 7: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

7Efektivitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten MalangDwi Suharnoko

pelatihan dan bimbingan teknis yang diperlukan untuk penerapan anggaran berbasis kinerja.

Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun laporan pertanggungjawaban yang menggunakan sistem akuntansi yang diatur oleh pemerintah pusat dalam bentuk Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang bersifat mengikat seluruh Pemerintah Daerah. Sistem Pemerintah Daerah terdapat 2 subsistem, yaitu Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Laporan Keuangan SKPD merupakan sumber untuk menyusun Laporan Keuangan SKPKD, oleh karena itu setiap SKPD harus menyusun Laporan Keuangan sebaik mungkin.

Penganggaran dengan pendekatan kinerja ini berfokus pada efisiensi penyelenggaraan suatu aktivitas. Efisiensi itu sendiri adalah perbandingan antara output dengan input. Suatu aktivitas dikatakan efisien, apabila output yang dihasilkan lebih besar dengan input yang sama, atau output yang dihasilkan adalah sama dengan input yang lebih sedikit. Anggaran ini tidak hanya didasarkan pada apa yang dibelanjakan saja, seperti yang terjadi pada sistem anggaran tradisional, tetapi juga didasarkan pada tujuan/rencana tertentu yang pelaksanaannya perlu disusun atau didukung oleh suatu anggaran biaya yang cukup dan penggunaan biaya tersebut harus efisien dan efektif.

Dalam hal peningkatan kemampuan SDM maka diadakannya pelatihan agar peserta mampu menyusun efisiensi anggaran berbasis kinerja dalam suatu instansi. Adapun materi pelatihan bimtek Penganggaran Berbasis Kinerja:

• Konsep dan Aplikasi Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja

• Konsistensi Perencanaan Daerah dan Perencanaan Perangkat Daerah

• Perumusan Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran Perangkat Daerah

• Perumusan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan

• Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) berbasis kinerja Perangkat Daerah

• Implementasi Analisa Standard Biaya (ASB) dan Standar Harga Barang dan

• Jasa (SHBJ) dalam proses Penyusunan RKA Perangkat Daerah

• Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Perangkat Daerah

c. Technical AbilityPada aspek technical ability menelusuri

kondisi mengenai sistem yang dapat mengumpulkan informasi kinerja dan membuat bank data. Hasil penelusuran lapangan menunjukkan bahwa dalam hal sistem penganggaran berbasis kinerja, Pemerintah Kabupaten Malang terus melakukan berbagai pembenahan melakukan pembenahan sisi perencanaan, penganggaran dan pelaporan kinerja serta pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang semakin baik di tahun 2019 ini. Pemerintah Kabupaten Malang telah mengembangkan sistem informasi berupa E-Planing, E-Budgeting, dan E-Monev.

Pemerintah Kabupaten Malang terus berubah ke arah yang lebih baik dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan (SAKIP) tahun 2019 ini. Penelusuran informasi di lapangan diketahui bahwa perjalanan nilai SAKIP Kabupaten Malang, memang terbilang di jalur tepat. Hal ini misalnya, di tahun 2016 mendapat nilai 62,24 atau masuk kategori B. Naik di tahun 2017 dan 2018 menjadi pemerintahan dengan kategori BB dengan nilai yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini, memperlihatkan performance Pemkab Malang untuk terus mewujudkan pemerintah yang baik dan terpercaya. Sedangkan pada SAKIP 2019 ini, tim Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara juga telah melakukan penilaian.

Kondisi di lapangan menunjukkan berbagai kinerja dan pelayanan Pemkab Malang yang semakin optimal di seluruh OPD khususnya di Dinas Pendidikan. Sebagaimana diketahui seluruh OPD didorong untuk berinovasi dengan memangkas beberapa birokrasi yang berbelit serta menunjukkan akuntabilitas kinerjanya. Selain proses sinergitas perencanaan pembangunan di Kabupaten Malang yang selaras dengan visi misi pemerintah pusat dan terarah serta tepat sasaran. Hal ini dilakukan melalui sistem E-Planning dan E-budgeting dalam mempertegas sasaran yang dicapai dan disesuaikan dengan tiga sasaran strategis umum seperti yang tertuang dalam Rencana Pembagunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang yaitu penurunan angka kemiskinan, pengelolaan lingkungan hidup dan peningkatan kepariwisataan. Eksistensi E-Planning dan E-Budgeting telah berjalan dengan baik dan terus disempurnakan semakin baik.

Page 8: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

8Karta Raharja 1 (2) (2019): 1 - 13

C. Aspek Legitimacy Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja

a. Legal AuthorityAspek legal authority menelaah kondisi

mengenai beberapa landasan hukum anggaran

berbasis kinerja. Sehubungan dengan dasar hukum dalam anggaran berbasis kinerja maka terdapat sejumlah regulasi yang mengatur mengenai penerapan anggaran berbasis kinerja yang diterapkan di Kabupaten Malang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Dasar Hukum Pengaturan Anggaran Berbasis Kinerja di Kabupaten Malang

Level Regulasi Keterangan

Undang – Undang • Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;• Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara;• Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;• Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

• Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;Peraturan Pemerintah • Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;• Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara;• Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;• Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

• Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;Peraturan Presiden • Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor

12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;Peraturan Menteri Dalam Negeri

• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2018 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019;

Peraturan Daerah • Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Malang Tahun 2005-2025;

• Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pembangunan Daerah;

• Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang;

• Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016-2021, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016-2021;

• Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

Peraturan Bupati • Peraturan Bupati Malang Nomor 34 Tahun 2017 tentang Mekanisme Tahunan Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Malang;

• Peraturan Bupati Malang Nomor 18 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019;

Sumber : Diolah Penulis, 2019

Page 9: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

9Efektivitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten MalangDwi Suharnoko

b. Procedural AuthorityProcedural authority berkaitan dengan

kewenangan manajer untuk mengukur kinerja. Penggunaan prosedur lama yang masih menekankan pada input dan biaya dapat menghambat pengimplementasian anggaran berbasis kinerja. Telaah keberadaan atau eksistensi Standar Operasional Prosedur, maka diketahui bahwa dalam penerapan anggaran berbasis kinerja di Kabupaten Malang, khususnya pada Dinas Pendidikan salah satunya adalah

Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pendidikan Kabupaten Malang (Sakip) terdapat beberapa SOP yang berkaitan, antara lain SOP Penetapan Kinerja, SOP Laporan Kinerja, SOP Pengelolaan Data Kinerja (IKU), SOP Pengukuran Kinerja, SOP Pemantauan Kinerja dan SOP Pelaporan Kinerja

Dari uraian prosedur/aktivitas terdapat proses alur pengukuran instansi pemerintah, dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. SOP Pengukuran Kinerja Instansi Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Malang

Sumber : SOP Pengukuran Kinerja Instansi Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Malang

Hasil kajian di lapangan menunjukkan vahwa prosedur dalam mengukur kinerja tersedia dalam SOP khususnya di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Malang.

c. Organizational AuthorityPengambilan keputusan tentang alokasi

sumber daya sangat mungkin dipengaruhi oleh otoritas politik, yang tidak memerhatikan informasi penilaian kinerja sehingga dapat mengurangi wewenang yang dimiliki organisasi.

Sehubungan dengan adanya Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan dokumen perencanaan tahunan yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RPAPBD) dan dasar pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui Perangkat Daerah. Hal tersebut seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa penyusunan RPAPBD berpedoman kepada Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) dengan memperhitungkan ketersediaan anggaran.

Selain disusun melalui dokumen Perubahan RKPD, perencanaan kegiatan tahunan juga dilakukan pada level Perangkat Daerah. Perencanaan kegiatan tahunan oleh PD tersebut dituangkan dalam bentuk dokumen perencanaan Perubahan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD) yang merupakan hasil evaluasi triwulan II Renja tahun berjalan serta disusun mengacu pada Rancangan Perubahan RKPD.

Penyusunan Rancangan Perubahan Renja PD 2019 dilaksanakan setelah dikeluarkannya Rancangan Perubahan RKPD yang di dalamnya mencakup Matrik Rencana Tindak PD. Matrik Rencana Tindak PD merupakan rencana program dan kegiatan K/L berdasarkan Pagu Indikatif 2019. Pagu Indikatif tersebut merupakan batas tertinggi indikasi pendanaan.

D. Aspek Acceptance Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja

a. Political AcceptanceSebagaimana diketahui bahwa Setelah

Pemerintah Daerah menyusun dokumen RKPD dan sudah mendapat persetujuan DPRD, tahapan

Page 10: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

10Karta Raharja 1 (2) (2019): 1 - 13

selanjutnya adalah penyusunan dokumen KUA dan PPAS. Dokumen KUA dan PPAS bisa disebut dokumen yang menjembatani antara perencanaan dan penganggaran daerah. Penjelasannya, setelah Pemerintah Daerah menyusun perencanaan pembangunan, agar perencanaan tersebut dapat dijalankan maka perlu adanya alokasi anggaran. Kebijakan alokasi anggaran inilah nantinya termuat dalam dokumen Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Namun sebelum menuju dokumen APBD, Pemerintah Daerah dalam hal ini eksekutif dan legislatif perlu membangun kesepahaman tentang prioritas-prioritas dalam APBD.

Pentingnya membangun kesepahaman antara eksekutif dan legislatif ialah agar dokumen APBD nantinya tidak keluar dari prioritas pembangunan yang sebelumnya sudah disahkan melalui dokumen RKPD. Selain itu, KUA dan PPAS ini nantinya akan menjadi acuan bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menyusun besaran anggaran dalam dokumen RKA SKPD. Dokumen KUA dan PPAS ini nantinya akan dibahas bersama-sama antara eksekutif dan legislatif daerah, yang kemudian dituangkan dalam nota kesepakatan bersama.

Kebijakan Umum Anggaran berisi tentang, kondisi makro ekonomi disuatu daerah, kemudian pokok-pokok kebijakan pendapatan dan belanja daerah dalam satu tahun angaran. Pokok-pokok kebijakan yang dimaksud, misalnya besaran pendapatan dan belanja daerah yang ditetapkan dalam satu tahun anggaran dengan pertimbangan kondisi makro ekonomi, seperti pertumbuhan dan tingkat inflasi. Selain itu dalam dokumen KUA, juga akan disampaikan strategi peningkatan target pendapatan daerah, dan dari sisi belanja akan menjelaskan apa capaian dari alokasi belanja daerah, serta asumsi kebijakan pembiayaan daerah.

Dokumen KUA dan PPAS disusun oleh eksekutif yang ditugaskan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang diketuai oleh Sekretaris Daerah (SEKDA). TAPD menyusun rancangan KUA dan PPAS dengan tahapan sebagai berikut : a. Menentukan skala prioritas pembangunan daerah, b. Menentukan prioritas program untuk masing-masing urusan, c. Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program, d. Prioritas pelaporan anggaran sementara memuat : Rancangan penerimaan pendapatan dan penerimaan pembiayaan, Prioritas belanja, Plafon anggaran sementara berdasarkan urusan pemerintah dan program dan rencana pembiayaan.

Rancangan KUA dan PPAS yang telah disusun oleh TAPD selanjutnya diserahkan kepada Kepala Daerah, penyerahan ini dilakukan oleh Sekda paling lambat minggu pertama bulan Juni. Kemudian, rancangan KUA dan PPAS oleh

Kepala Daerah diserahkan kepada DPRD untuk dilakukan pembahasan bersama, penyerahan kepada DPRD ini paling lambat pertengahan bulan Juni. Selanjutnya KUA dan PPAS disepakati bersama antara Kepala Daerah dengan DPRD berupa nota kesepahaman paling lambat akhir bulan Juni.

Dokumen KUA PPAS yang sudah dituangkan dalam nota kesepakatan tersebut kemudian menjadi acuan bagi organisasi perangkat daerah untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) OPD. Meskipun hanya berupa nota kesepakatan, akan tetapi KUA dan PPAS ini merupakan dokumen yang cukup strategis untuk mensinkronkan antara dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran daerah.

Harapannya ada konsistensi antara apa yang sudah direncanakan (agenda strategis) yang ada dalam dokumen perencanaan dapat tertuang juga dalam dokumen APBD. Dengan begitu, anggaran yang ada akan menjadi efektif untuk menyelesaikan persoalan strategis yang dihadapi oleh daerah

b. Administrative AcceptanceAdministrative Acceptance menunjukkan

bentuk dukungan pimpinan organisasi secara administratif dalam penggunaan informasi kinerja sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh karena itu keberadaan SOP menunjukkan proses administratif secara manajerial terhadap penerapan anggaran berbasis kinerja. Adapun beberapa SOP pendukung diantaranya Evaluasi Kinerja, SOP Penetapan Kinerja, SOP Laporan Kinerja, SOP Pengelolaan Data Kinerja (IKU), SOP Pengukuran Kinerja, SOP Pemantauan Kinerja dan SOP Pelaporan Kinerja. Proses evaluasi dilakukan sebagai informasi penilaian kinerja dan menjadi dasar dasar bagi OPD untuk menyusun program dan kegiatan pada tahun berikutnya.

Pengukuran Kinerja diperlukan untuk menilai seberapa besar perbedaan (gap) antara kinerja aktual dengan kinerja yang diharapkan, dengan maksud diketahuinya perbedaan (gap) tersebut, maka upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kinerja dapat dilakukan. Penanggung jawab evaluasi kinerja dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: pimpinan satker bertanggung jawab terhadap evaluasi kinerja kegiatan (Pasal 8 ayat 2 PP No. 21 Tahun 2004); pimpinan lembaga bertanggung jawab terhadap evaluasi kinerja program (Pasal 8 ayat 3 PP No. 21 Tahun 2004).

Penganggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistematis menunjukkan alokasi sumber daya manusia, material dan sumber daya lainnya. Sistem penganggaran pemerintah dikembangkan untuk melayani

Page 11: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

11Efektivitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten MalangDwi Suharnoko

berbagai tujuan termasuk guna pengendalian keuangan, rencana manajemen, prioritas dari penggunaan dana dan pertanggungjawaban kepada publik. Penganggaran berbasis kinerja diantaranya menjadi jawaban untuk digunakan sebagai alat pengukuran dan pertanggung- jawaban kinerja pemerintah. Penganggaran berbasis kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk mengkaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan- kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja. Pencapaian tujuan dituangkan dalam program, diikuti dengan pembiayaan pada setiap tingkat pencapaian tujuan.

Aktivitas tersebut disusun sebagai cara untuk mencapai kinerja tahunan dimana Rencana kerja tahunan yang merupakan rencana operasional dari Renstra dan anggaran tahunan merupakan komponen dari anggaran berbasis kinerja. Anggaran merupakan interpretasi dari rencana operasional yang diturunkan dari rencana strategik organisasi dimana anggaran tersebut dijadikan alat untuk pengendalian dan pengevaluasian manajemen.

c. Motivational AcceptanceProses penerapan penganggaran

berbasis kinerja dapat berjalan dengan lebih baik, diperlukan adanya sistem reward dan punishment, keterbukaan serta perubahan

sistem alokasi anggaran untuk memperbaiki skema insentif pengelola anggaran. Penerapan reward di Kabupaten Malang masing pada konteks Tambahan Perbaikan penghasilan (TPP). Sistem Pemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan di Kabupaten Malang diatur dalam Peraturan Bupati Malang Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Malang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Kepada Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang. Secara historis peraturan ini mengalami beberapa perubahan yaitu Peraturan Bupati Malang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan kepada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang (Berita Daerah Kabupaten Malang Tahun 2018 Nomor 2 Seri A), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Malang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan kepada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang (Berita Daerah Kabupaten Malang Tahun 2018 Nomor 4 Seri A).

Lebih lanjut paparan mengenai faktor-faktor pendukung efektivitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Profil Kondisi Faktor Pendukung Efektivitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang

Sub Indikator Keterangan

Performance Assessment Potential

• Telah dilakukan pengukuran hasil dan output dari kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Hasil dari pengukuran kinerja ini harus digunakan pada proses pengambilan keputusan

Human Force Potential • Terdapat dukungan pelatihan bagi personil untuk penerapan anggaran berbasis kinerja

Technical Ability • Telah terdapat sistem yang dapat mengumpulkan informasi kinerja dan membuat bank data

Legal Authority • Terdapat beberapa landasan hukum mendukung penerapan anggaran berbasis kinerja• Terdapat perangkat peraturan pada level Pemerintah Daerah penerapan anggaran berbasis

kinerja• Keterdiaan SOP dalam pengukuran anggaran berbasis kinerja

Procedural Authority • Terdapat beberapa landasan hukum mendukung penerapan anggaran berbasis kinerja• Terdapat perangkat peraturan pada level Pemerintah Daerah penerapan anggaran berbasis

kinerja• Keterdiaan SOP dalam pengukuran anggaran berbasis kinerja

Organizational Authority • Prosedur dalam mengukur kinerja tersedia dalam SOP

Political Acceptance • Pemerintah Daerah bersama DPRD membahas Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara untuk dijadikan acuan bagi setiap OPD

Administrative Acceptance • Proses evaluasi dilakukan sebagai informasi penilaian kinerja dan menjadi dasar dasar bagi OPD untuk menyusun program dan kegiatan pada tahun berikutnya

Motivational Acceptance • Dukungan sistem reward dan punishment, sistem alokasi anggaran untuk memperbaiki skema insentif pengelola anggaran

Sumber : diolah penulis, 2019

Page 12: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

12Karta Raharja 1 (2) (2019): 1 - 13

Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja sangat perlu untuk diterapkan di lingkup Pemerintahan untuk mendukung keuangan daerah yang lebih ekonomis, efektif dan efisien. Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap kinerja perangkat daerah di Kabupaten Malang secara umum cukup efektif ditinjau dari Performance Assessment Potential, Human Force Potential, dan Technical Ability. Penerapan anggaran berbasis kinerja, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Verasvera (2016) menunjukkan bahwa apabila diterapkan dengan baik maka efektifitas pengendalian akan meningkat, namun sebaliknya apabila tidak diterapkan maka efektifitas pengendalian tidak akan berjalan dengan baik (lemah).

KESIMPULANHasil dari kajian ini disimpulkan bahwa

penerapan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang secara umum cukup efektif ditinjau dari Performance Assessment Potential, Human Force Potential, and Technical Ability, Pemerintah Daerah telah melakukan persiapan pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja terutama dengan mengeluarkan berbagai petunjuk teknis dan pelaksanaannya. Hasil penelitian, ditemukan bahwa semakin baik implementasi anggaran berbasis kinerja maka penyerapan anggaran akan berjalan baik pula. Hal ini dikarenakan dalam proses penyusunan anggaran yang secara sistem benar-benar direncanakan dengan berorientasi pada kinerja, tingkat penyerapan anggaran akan terjadwal secara rapi, sehingga memudahkan pemerintah untuk memantau, mengevaluasi, dan melaporkan informasi mengenai perkembangan program yang diselenggarakan.

Hal ini mempengaruhi penentuan besaran anggaran pada masing-masing perangkat daerah adalah hasil evaluasi tahun sebelumnya dilakukan sebagai informasi penilaian kinerja, indikator dan target kinerja program dan kegiatan; Informasi tentang plafon anggaran sementara atas kegiatan yang relevan agar penyusunan anggaran kegiatan yang tidak melebihi plafon anggaran serta Informasi standar satuan harga (SSH) yang pada perkembangan terbaru tersedia Analisis Standar Biaya, dari kegiatan yang relevan agar penyusunan anggaran per satuan kegiatan tidak melebihi standar biaya/harga yang telah ditetapkan.

IV. RekomendasiRekomendasi dari Kegiatan kajian “Analisis

Efektivitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten Malang” sebagai berikut:

Intensitas pada pelatihan dan sosialisasi rutin bagi aparatur pemerintah terutama SDM keuangan serta mengadakan evaluasi pencapaian target dari hasil pelatihan yang dilakukannya agar dapat dilihat sejauh mana perkembangan kompetensi yang dimiliki aparatur pemerintahan sehingga bisa terus ditingkatkan keahliannya dalam menjalankan tugasnya.

Memperkuat regulasi/aturan di segala aspek, secara khusus dalam pengelolaan keuangan.

Adanya sistem pemberian penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) dapat diterapkan bagi semua pegawai secara objektif.

Pemerintah Daerah diharapkan dapat lebih optimal menggunakan informasi kinerja dalam penyusunan anggaran. Pemerintah Daerah juga diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat untuk mengetahui informasi kinerjanya. Hal ini perlu dilakukan untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas pemerintah

UCAPAN TERIMA KASIHPenulis mengucapkan terima kasih kepada

Pemerintah Kabupaten Malang, khususnya Balitbangda atas kepercayaan dan kesempatan yang telah diberikan. Harapan kami, agar kegiatan ini dapat memberi manfaat dan masukan terhadap kebijakan yang hendak diambil oleh pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan penerapan Anggaran Berbasis Kinerja di Kabupaten Malang.

V. DAFTAR PUSTAKAAchyani, F., & Cahya, B. T. (2011). Analisis Aspek

Rasional Dalam Penganggaran Publik Terhadap Efektivitas Pengimplementasian Anggaran Berbasis Kinerja Pada Pemerintah Surakarta. MAKSIMUM, 1(2). DOI: https://doi.org/10.26714/mki.v1i2.248

Andrews, Matthew. (2004). Authority, Acceptance, Ability and Performance Based Budgeting Reforms. The International Journal of Public Sector Management.

Andriani, W., & Hatta, E. (2012). Analisis Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Pemerintah Pusat (Studi pada Politeknik Negeri Padang). Jurnal Akuntansi & Manajemen, 7(1), 24-35. Retrieved from : http://repo.polinpdg.ac.id/457/1/583-573-1-PB.pdf

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. (2005). Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja (Revisi). Jakarta.

Endrayani, K.S., Adiputra, I.M.P., dan Darmawan, N.A.S. 2014. Pengaruh Penerapan Anggaran

Page 13: KARTA RAHARJA 1(2) (2019); 1- 13 KARTA RAHARDJA

13Efektivitas Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Perangkat Daerah di Kabupaten MalangDwi Suharnoko

Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus pada Dinas Kehutanan UPT KPH Bali Tengah Kota Singaraja). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014). Retrieved from https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak/article/view/3390/2760

Fitri, S. M., Ludigdo, U., & Djamhuri, A. (2013). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komitmen, Organisasi, Kualitas Sumber Daya, Reward, Dan Punishment Terhadap Anggaran Berbasis Kinerja (Studi Empirik Pada Pemerintah Kabupaten Lombok Barat). Jurnal Dinamika Akuntansi, 5(2). https://doi.org/10.15294/jda.v5i2.2996

Friska, I.Y., 2015. Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jambi). Jurnal Akuntansi & Keuangan Unja, 1(1).

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi (SAKIP) dalam Konstelasi Peraturan Perundangan Manajemen Sektor Publik, Jakarta 2005

Kurrohman, T., 2013. Evaluasi penganggaran berbasis kinerja melalui kinerja keuangan yang berbasis value for money di kabupaten/kota di Jawa Timur. Jurnal Dinamika Akuntansi, 5(1). https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jda/article/view/2558/2611

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Malang Tahun 2005-2025;

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pembangunan Daerah;

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang;

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016-2021, sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016-2021;

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

Peraturan Bupati Malang Nomor 34 Tahun 2017 tentang Mekanisme Tahunan Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Malang;

Peraturan Bupati Malang Nomor 18 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019

Silvia, N., Afridian, A. W., & Amy, F. (2018). Analisis Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja dengan Konsep Money Follow Program Dalam Perencanaan dan Penganggaran Kota Padang. Akuntansi dan Manajemen, 13(1). Retrieved from : http://ejournal.pnp.ac.id/index.php/JAM/article/view/119

Sadjiarto, A. (2000). Akuntabilitas dan pengukuran kinerja pemerintahan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 2(2), 138-150. Retrieved from : http://jurnalakuntansi.petra .ac . id/index .php/aku/art ic le/view/15674/15666

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

Verasvera, F. (2016). Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat). Jurnal Manajemen Maranatha, 15(2). https://doi.org/10.28932/jmm.v15i2.13