138
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS DENGAN MASALAH GANGGUAN INTEGRITAS KULIT DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan (A. Md. Kep) pada STIKes Panti Waluya Malang Oleh : MUHAMMAD SHOLIKAN NIM: 17.1456 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA MALANG PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN 2020

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS DENGAN

MASALAH GANGGUAN INTEGRITAS KULIT DI RUMAH SAKIT

PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan

(A. Md. Kep) pada STIKes Panti Waluya Malang

Oleh :

MUHAMMAD SHOLIKAN

NIM: 17.1456

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA MALANG

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

2020

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

ii

KARYA TULIS ILMIAH

Halaman judul

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS DENGAN

MASALAH GANGGUAN INTEGRITAS KULIT DI RUMAH SAKIT

PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

Oleh :

MUHAMMAD SHOLIKAN

NIM: 17.1456

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA MALANG

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

2020

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

iii

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

iv

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

v

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

vi

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat serta kasih-

Nya bagi peneliti karena dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul

“Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes Melitus dengan masalah Gangguan

Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun Karya

Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam mendapatkan gelar Ahli Madya

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Waluya Malang. Tidak lupa pula

dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti mendapat banyak sekali bantuan dari

para pembimbing dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Ibu Ns. Ellia Ariesti, M.Kep selaku Pjs Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Panti Waluya Malang.

2. Ibu Maria Magdalena Setyaningsih, Ns. Sp. Kep. Mat selaku pembimbing 1

yang telah memberikan saran dan bersedia membimbing penulis untuk

penyusunan ini.

3. Ibu Wisoedhanie Widi Anugrahanti, SKM., M.Kes selaku pembimbing 2

yang telah memberikan saran dan bersedia membimbing penulis untuk

penyusunan ini.

4. Ibu Kriestien Teguh Wahyuni, S.Kep., Ns selaku pembimbing 3 yang telah

memberikan bimbimbingan serta arahan dalam penulisan ini.

5. Ibu Ns. Nanik Dwi Astutik, S.Kep., M.Kes selaku asisten dosen 1 yang telah

memberikan saran dan bersedia membimbing penulis untuk penyusunan ini

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

viii

6. Bpk Ns. Kristianto Dwi Nugroho, M.Kep selaku asisten dosen 2 yang telah

memberikan saran dan bersedia membimbing penulis untuk penyusunan ini

7. Keluarga tercinta Bapak Suparman dan ibu Muslimah yang telah memberikan

dukungan serta doa disetiap penulisan sehingga dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

8. Kakak tercinta Siti Nur Sholichah dan Taufik Afriyanto yang telah

mendukung dan bertanggung jawab atas proses selama pendidikan di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Waluya Malang.

9. Semua teman-teman Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Waluya Malang

yang telah memberikan banyak bantuan, semangat, dan dorongan untuk

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini khususnya angkatan ke-20.

10. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu dalam

membantu penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kata

sempurna. Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat

menyempurnakan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah

ini dapat bermanfaan bagi penulis pada khususnya institusi, lahan penelitian, dan

para pembaca pada umumnya.

Malang, 13 Juli 2020

Penulis

Muhammad Sholikan

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

ix

ABSTRAK

Sholikan, Muhammad. 2020. Asuhan Keperawatan pada klien Diabetes Melitus

dengan masalah Gangguan Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya

Sawahan Malang, Karya Tulis Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti

Waluya Malang. Pembimbing :(1) Maria Magdalena Setyaningsih, Ns. Sp. Kep.

Mat (2) Wisoedhanie Widi Anugrahanti, SKM., M.Kes

Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme yang bersifat kronis ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa darah, kondisi tersebut depat menyebabkan darah

menjadi pekat sehingga mempengaruhi sirkulasi menjadi tidak lancar, dengan

demikian sari-sari makanan dan O2 tidak dapat beredar keseluruh tubuh dan dapat

menyebabkan timbulnya luka, sehingga pada klien Diabetes Melitus dapat terjadi

gangguan integritas kulit. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2020,dengan lama

waktu perawatan selama tiga hari untuk kedua klien hasil penelitian menunjukan

masalah belum teratasi, masalah kerusakan integritas kulit dapat teratasi melalui

implementasi perawatan luka, mengontrol gula darah dan memenuhi nutrisi, bagi

peneliti selanjutnya lebih memperhatikan keadaan pasien khususnya Diabetes Melitus

dengan masalah gangguan integritas kulit, baik segi pola asuhan dan pemberian

tindak lanjut yang lebih maksimal kepada klien dengan masalah gangguan integritas

kulit secara lebih baik.

Kata kunci : Diabetes Melitius, Gangguan Integritas Kulit.

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

x

ABSTRACT

Sholikan, Muhammad. 2020. Nursing Care for Diabetes Melitus clients with

problems with skin integrity disorders at Panti Waluya Sawahan Hospital

Malang, Scientific Writing, Panti Waluya Malang College of Health Sciences.

Advisors: (1) Maria Magdalena Setyaningsih, Ns. Sp. Kep. Mat (2)

Wisoedhanie Widi Anugrahanti, SKM., M.Kes

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by an increase in

blood glucose levels, this condition can cause blood to become concentrated so that it

affects circulation to not smooth, thus food juices and O2 cannot circulate throughout

the body, these conditions can cause injury, so In Diabetes Mellitus clients, skin

integrity disorders can occur. The study was conducted in May 2020, with a length of

treatment for three days for both clients, the results of the study showed that the

problem had not been resolved, the problem of damage to skin integrity could be

resolved through the implementation of wound care, controlling blood sugar and

fulfilling nutrition, for further researchers to pay more attention to the patient's

condition in particular. Diabetes Mellitus with problems with impaired skin integrity,

both in terms of pattern of care and providing maximum follow-up to clients with

problems with skin integrity disorders.

Key words: Diabetes Melitius, Impaired Skin Integrity.

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN……...…………….……………………………………………… iii

HALAMAN PERSETUJUAN……………..…………………………………………………iv

HALAMAN PENGESAHAN……..…………………………………………………………..v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………...…………………………………………………...…vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. xv

DAFTAR BAGAN ................................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Batasan Masalah ............................................................................................................. 4

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

1.4 Tujuan ............................................................................................................................. 5

1.4.1 Tujuan Umum .......................................................................................................... 5

1.4.2 Tujuan Khusus ......................................................................................................... 5

1.5 Manfaat ........................................................................................................................... 5

1.5.1 Manfaat Teoritis ....................................................................................................... 5

1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 7

2.1 Konsep Diabetes Melitus ................................................................................................ 7

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus .................................................................................... 7

2.1.2 Etiologi Diabetes Melitus ......................................................................................... 8

2.1.3 Klasifikasi .............................................................................................................. 10

2.1.4 Patofisiologi ........................................................................................................... 10

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

xii

2.1.5 Pathway Diabetes Melitus ...................................................................................... 14

2.1.6 Manifestasi Klinis .................................................................................................. 15

2.1.7 Komplikasi ............................................................................................................. 16

2.1.8 Penatalaksanaan ..................................................................................................... 18

2.1.9 Pemeriksaan penunjang .......................................................................................... 20

2.2 Konsep Gangguan Integritas kulit ................................................................................. 21

2.2.1 Definisi kulit .......................................................................................................... 21

2.2.2 Anatomi kulit ......................................................................................................... 21

2.2.3 Fungsi kulit ............................................................................................................ 22

2.2.4 Definisi Gangguan Integritas kulit ......................................................................... 23

2.2.5 Klasifikasi Gangguan integritas kulit .................................................................... 24

2.2.6 Jenis dan tipe luka .................................................................................................. 24

2.2.7 Jenis luka Diabetes Melitus .................................................................................... 26

2.3 Asuhan keperawatan ..................................................................................................... 28

2.3.1 Pengkajian .............................................................................................................. 28

2.3.2 Masalah Keperawatan ............................................................................................ 34

2.2.4 Rencana Asuhan Keperawatan ............................................................................... 36

2.2.5 Implementasi Keperawatan .................................................................................... 38

2.2.6 Evaluasi keperawatan ............................................................................................. 38

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................................... 40

3.1 Desain Penelitian ......................................................................................................... 40

3.2 Batasan istilah .............................................................................................................. 40

3.3 Partisipan...................................................................................................................... 41

3.4 Lokasi dan waktu penelitian ........................................................................................ 41

3.5 Pengumpulan Data ....................................................................................................... 41

3.6 Uji Keabsasan Data ...................................................................................................... 42

3.7 Analisis Data ................................................................................................................ 42

3.8 Etik Penelitian .............................................................................................................. 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 45

4.1 Hasil ............................................................................................................................. 45

4.1.2 Gambaran Lokasi pengambilan Data ..................................................................... 45

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

xiii

4.1.2 Karakteristik Partisipan .......................................................................................... 46

4.1.2 Data Asuhan Keperawatan ..................................................................................... 47

4.2 Pembahasan ................................................................................................................... 69

4.2.1 Pengkajian .............................................................................................................. 69

4.2.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................................... 69

4.2.3 Rencana Keperawatan ............................................................................................ 70

4.2.4 Implementasi Keperawatan .................................................................................... 72

4.2.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................................................ 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 75

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 75

5.1.1 Pengkajian .............................................................................................................. 75

5.1.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................................... 75

5.1.3 Rencana Keperawatan ............................................................................................ 76

5.1.4 Implementasi Keperawatan .................................................................................... 76

5.1.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................................................ 76

5.2 Saran ............................................................................................................................. 76

5.2.1 Bagi Lahan Penelitian ............................................................................................ 76

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan ....................................................................................... 77

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ....................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 78

LAMPIRAN ............................................................................................................................ 81

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana keperawatan Klien Diabetes Melitus...................................... .34

Tabel 4.1 Identitas Klien ...................................................................................... .45

Tabel 4. 2 Identitas Penanggung Jawab ................................................................ 45

Tabel 4. 3 Riwayat Penyakit ................................................................................. 46

Tabel 4. 4 Persepsi Diri ......................................................................................... 47

Tabel 4. 5 Pola Kesehatan .................................................................................... 48

Tabel 4. 6 Pemeriksaan Fisik ................................................................................ 50

Tabel 4. 7 Pemeriksaan Penunjang Klien 1 .......................................................... 52

Tabel 4. 8 Pemeriksaa Penunjang Klien 2 ............................................................ 53

Tabel 4. 9 Terapi Obat Klien 1.............................................................................. 54

Tabel 4. 10 Terapi Obat Klien 2............................................................................ 55

Tabel 4. 11 Analisa Data ....................................................................................... 56

Tabel 4. 12 Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 57

Tabel 4. 13 Intervensi Keperawatan Klien 1 ......................................................... 58

Tabel 4. 14 Intervensi Keperawatan Klien 2 ......................................................... 60

Tabel 4. 15 Implementasi Keperawatan ................................................................ 62

Tabel 4. 16 Evaluasi Keperawatan ........................................................................ 63

Tabel 4. 17 Tabel Pembahasan Pengkajian ........................................................... 66

Tabel 4. 18 Diagnosa keperawatan ....................................................................... 66

Tabel 4. 19 Tabel Pembahasan Tujuan Intervensi Keperawatan .......................... 67

Tabel 4. 20 Tabel Pembahasan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan ............... 68

Tabel 4. 21 Tabel Pembahasan Intervensi Keperawatan ...................................... 68

Tabel 4. 22 Tabel Pembahasan Implementasi Keperawatan ................................. 69

Tabel 4. 23 Tabel Evaluasi Keperawatan Berdasarkan Kriteria Hasil .................. 70

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipe luka ........................................................................................... 25

Gambar 2.2 Jenis luka ........................................................................................... 26

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1: Diabetes Melitus ............................................................................ 14

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Studi Pendahuluan ................................................................................. 81

Lampiran 2 Jawaban Studi Pendahuluan .................................................................. 82

Lampiran 3 Surat Jawaban Ijin Penelitian ................................................................ 83

Lampiran 4 Lembar konsultasi Pembimbing 1 ......................................................... 84

Lampiran 8 Lembar Konsultasi Pembimbing 2 ........................................................ 85

Lampiran 9 Lembar Konsultasi Pembimbing 3 ........................................................ 86

Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan……………………….……………..……...90

Lampiran 11 Leaflet……………………………….……………………………….108

Lampiran 12 Manuskrip…………………………….……………………………...110

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus yang dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan

gejala pada seseorang dikarenakan kadar gula darah yang meningkat (glukosa),

sehingga pankreas bekerja kebih keras untuk memproduksi insulin guna

menyeimbangkan kadar gula di dalam darah (Dyah restuning, 2015). Diabetes

melitus juga merupakan penyakit metabolisme timbul dengan gejala yang khas,

yaitu polidipsia, polifagia, dan poliuria terkadang mengakibatkan penurunan

berat badan (Perkeni, 2011). Diabetes melitus bisa mengakibatkan gangguan

Integritas Kulit disebabkan karena tingginya kandungan glukosa sehingga darah

menjadi pekat dan menyebabkan aliran darah tidak lancar sehingga dapat

memunculkan luka (Hermand, 2013).

Menurut WHO pada tahun 2014 terdapat 422 juta jiwa penderita Diabetes

Melitus di dunia diantaranya dialami oleh orang dewasa. Tingkat prevelensi

global penderita Diabetes Melitus di Asia Tenggara pada tahun 2014 sebesar

8,3% dengan jumlah 96 juta jiwa (International Diabetes Federation, 2015).

Jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia pada tahun 2015 dari data

Riskesdas sebanyak 3,9 juta jiwa (Fitri, 2015). Angka kejadian Diabetes Melitus

di Jawa Timur yang terdiagnosa Diabetes Melitus ditahun 2018 mencapai 83.160

jiwa, Angka kejadian di Kota Malang pada tahun 2014 menempati urutan ke-3 di

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

2

Jawa timur yang terdiagnosa Diabetes Melitus sebesar 7.534 penderita (Lukita,

2018). Prevalensi di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang didapatkan data

dari Rekam Medik pasien yang mengalami Diabetes melitus pada bulan Januari–

Desember 2018 didapatkan 95 pasien dewasa, pada tahun 2019 terdapat 55

pasien dan 28 pasien dengan adanya luka (Rekam Medis RS Panti Waluya

Malang, 2018 ).

Diabetes Melitus merupakan penyakit dengan dampak serius, salah satunya

Gangguan Integritas Kulit karena adanya penyempitan pembuluh darah sehingga

menimbulkan ulkus diabetik (Maghfuri ali, 2016). Terjadinya ulkus diabetik

disebabkan oleh tingginya glukosa dalam darah dan tidak cukupnya sediaan

insulin yang dihasilkan tubuh, sehingga glukosa tidak dapat dikirim ke sel tubuh

untuk dijadikan sumber energi yang dapat menopang sistem kerja organ, sehingga

organ tidak dapat bekerja secara optimal (Damayanti & Kurniawan, 2014).

Glukosa dengan jumlah banyak menyebabkan darah menjadi pekat sehingga

aliran darah tidak lancar, aliran darah yang tidak lancar menyebabkan neuropati

pada saraf perifer karena suplai oksigen dan nutrisi kejaringan terhambat

sehingga kondisi tersebut mempengaruhi proses penyembuhan luka (Perkeni,

2015).

Fenomena yang ditemukan oleh penulis saat praktek klinik di Rumah Sakit Panti

Waluya Malang pada bulan Februari 2019. didapatkan dua klien diruang Isolasi

yang menderita Diabetes Melitus. klien pertama bernama Ny S mengalami DM

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

3

selama 1 tahun klien . Awalnya klien mengatakan sering merasakan kesemutan

pada bagian extremitas bawah, disebabkan kebanyakan duduk waktu bekerja.

pada saat dilakukan pengkajian terdapat luka pada kaki bagian kiri dan tungkai

sebelah kanan dengan lebar 5 cm kedalaman luka 1 cm, luka mengeluarkan bau

yang menyengat berwarna kemerahan tidak edema dan mengeluarkan pus

berwarna kuning encer, saat dilakukan pemeriksaan gula darah mendapatkan hasil

340 mg/dl. Klien kedua Ny T perempuan berusia 45 tahun dengan riwayat

Diabetes Melitus selama 2 tahun yang lalu. Luka klien diawali saat kakinya

terkena kaca. Luka tersebut semakin lama semakin memburuk pada saat

dilakukan pengkajian terdapat luka pada bagian ibu jari, berwarna hitam

kemerahan dan mengeluarkan bau yang menyengat, pada saat dilakukan

pemeriksaan gula darah didapatkan hasil 380 mg/dl. Kedua klien berdasarkan data

tersebut mengalami Gangguan Integritas Kulit.

Gangguan Integritas Kulit pada Diabetes Melitus akan banyak menimbulkan

dampak buruk karena terdapat luka seperti ulkus, bula diabetik, dan gangrene,

dengan demikian akan mudah terinfeksi dan menimbulkan bau yang tidak sedap

(Ali maghfuri, 2016). Jika Gangguan Integritas Kulit tidak segera ditangani dapat

membahayakan bagi penderita karena adanya jaringan kulit yang terbuka maka

mikroorganisme akan mudah masuk dan tumbuh subur sehingga mengakibatkan

infeksi dan berujung pada kematian (Harahap, 2012). Masalah Gangguan

Integritas Kulit dapat menyebabkan gangguan fisik maupun psikis karena

Diabetes melitus dapat mengakibatkan intoleransi aktifitas, gangguan pola tidur,

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

4

dan cemas, sehingga akan berdampak pada 5 kebutuhan dasar manusia terutama

ketubuhan fisiologi makan dan minum (Baxter, Hastings, Law, & Glass, 2012)

Peran perawat dalam mengatasi masalah tersebut adalah melakukan asuhan

keperawatan dengan menstabilkan gula darah, memenuhi kebutuhan dasar,

memonitor nutrisi yang masuk dan perawatan luka, jika luka tidak segera dirawat

dapat penyebabkan infeksi serta komplikasi lainya. perawat juga harus

memberikan penjelasan kepada keluarga dan klien tentang perawatan luka,

informasi tentang cara mengontrol gula darah seperti pola makan yang dianjurkan

dan tidak, olah raga yang tepat, pengobatan secara rutin, dan tanda gejala yang

akan timbul. Berdasarkan Latar Belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan

study kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada klien Diabetes Melitus

dengan masalah Gangguan Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya

Malang“.

1.2 Batasan Masalah

Karya Tulis Ilmiah ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes

Melitus dengan Gangguan Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami penyakit

Diabetes Melitus dengan masalah Gangguan Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti

Waluya Malang?

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

5

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami penyakit

Diabetes Melitus dengan masalah Gangguan Integritas Kulit di Rumah Sakit

Panti Waluya Malang.

1.4.2 Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian keperawatan pada klien Diabetes Melitus dengan

Gangguan Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang.

2) Menetapkan Diagnosa Keperawatan pada klien Diabetes Melitus dengan

Gangguan Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang.

3) Menyusun perencanaan keperawatan pada klien Diabetes Melitus dengan

Gangguan Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang.

4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Diabetes Melitus dengan

Gangguan Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang.

5) Melakukan evaluasi pada klien Diabetes Melitus dengan Gangguan

Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan Karya Tulis ini dapat digunakan menambah ilmu pengetahuan

dalam bidang keperawatan mengenai Asuhan keperawatan pada Diabetes

Melitus dengan Gangguan Integritas Kulit, sehingga dapat memberikan

tindakan perawatan luka pada klien Diabetes melitus.

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

6

1.5.2 Manfaat Praktis

1) Bagi Institusi Pendidikan

Karya Tulis Imliah ini dapat dijadikan referensi dalam penulisan asuhan

keperawatan pada klien Diabetes Melitus dengan Gangguan Integritas Kulit.

2) Bagi Perawat

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan bisa menjadi acuan dan masukan pada

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien Diabetes Melitus

dengan Gangguan Integritas Kulit.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi acuan dan data awal dalam

penelitian mengenai Diabetes Melitus dengan Gangguan Integritas Kulit.

4) Bagi klien dan keluarga

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat

kepada klien dan keluarga dalam menjaga dan melakukan perawatan luka

pada klien Diabetes Melitus dengan Gangguan Integritas Kulit.

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis mengemukakan teori-reori yang mendukung study kasus tentang

“Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes dengan masalah Gangguan Integritas

kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang” yang terdiri dari konsep Diabetes

Melitus, Konsep Gangguan Integritas Kulit pada Klien Diabetes Melitus dengan

masalah Gangguan Integritas Kulit.

2.1 Konsep Diabetes Melitus

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme karbohidrat lemak

dan protein yang berkaitan dengan defisiensi atau resistensi insulin secara absolute

maupun relatif yang bersifat kronis, ditandai dengan ciri khas peningkatan kadar

Glukosa darah atau Hiperglikemia diatas nilai normal, Hiperglikemia terjadi

karena adanya gangguan kerja insulin atau sekresi insulin didalam tubuh (Miharja,

2013, Awad dkk, 2013). Glukosa darah dikatakan normal jika tidak melebihi 70-

<100 mg/dl pada gula darah puasa, jika melebihi gula darah puasa antara 100-125

pdikatakan pre Diabetes, sedangkan seseorang dikatakan terkena Diabetes Melitus

jika kadar Glukosa darah >126 mg/dl (Subekti, 2012).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Diabetes melitus adalah

penyakit gangguan metabolisme yang disertai dengan penurunan insulin dalam

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

8

tubuh yang bersifat kronis, sehingga berakibat meningkatnya kadar gula didalam

darah.

2.1.2 Etiologi Diabetes Melitus

Penyebab Diabetes Melitus pada umumnya disebebkan oleh rusaknya sebagian

besar atau kecil sel betha pankreas yang berfungsi sebagai penghasil insulin

didalam tubuh, karena ada kerusakan sel betha maka berakibat tubuh akan

kekurangan insulin (Riyadi, 2012). Selain itu terdapat juga faktor-faktor resiko

yang mempengaruhi terjadinya Diabetes Melitus faktor tersebut ada yang bisa

diubah dan tidak dapat diubah, Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu:

1. Faktor Genetik

Penyakit Diabetes Melitus dapat diturunkan oleh orangtua kepada anak.

Penyebabnya yaitu Gen orangtua akan dibawa oleh anak pada saat anak masih

didalam kandungan, pewarisan ini dapat berlanjut sampai sampai kecucunya

bahkan bisa sampai cicit walaupun resikonya sangat kecil (Kekenusa, 2013).

2. Usia

Menurut Hardianah (2012), Diabetes Melitus mengalami peningkatan pada

usia muda dikarenakan meningkatnya kejadian obesitas pada usia muda.

3) Gender

Meskipun sampai saat ini belum ditemukan prevalensi Diabetes Melitus pada

wanita dan pria, namun berbagai study menyatakan bahwa ada perbedaan

prevelensi antara jenis kelamin tersebut, study yang dilakukan pencegahan dan

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

9

pengendalian penyakit 2012, menunjukan peningkatan kejadian Diabetes

Melitus pada wanita sebasar 4,8%, dan 3,2% pada pria (Hotma,2014).

4) Diabetes Melitus Gestasiaonal

Adalah suatu kondisi intoleransi terhadap glukosa yang ditemukan pada ibu

hamil dengan gangguan toleransi glukosa. Berkembangnya GDM pada masa

kehamilan menjadi faktor resiko penyebab Diabetes Melitus (Damayanti,

2015).

Faktor resiko yang dapat diubah antara lain:

1) Obesitas

Pola makan yang tidak sehat yang banyak mengandung gula dan lemak akan

menumpuk didalam tubuh sehingga menyebabkan kelenjar pankreas bekerja

lebih keras untuk menghasilkan insulin untuk mengelola gula yang masuk

kedalam tubuh (American Diabetes Association, 2017).

2) Pola hidup

Penyebab Diabetes melitus juga disebabkan oleh pola hidup, kurangnya

olahraga dan aktifitas fisik dapat beresiko tinggi terkena Diabetes Melitus

karena fungsi olahraga yaitu untuk membakar kalori yang berlebihan didalam

tubuh, kalori yang terlalu banyak didalam tubuh merupakan faktor utama

penyebab Diabetes Melitus (Tarwoto, 2012).

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

10

2.1.3 Klasifikasi

Diabetes Melitus dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

a) Diabetes Melitus tipe 1 (Diabetes tergantung pada insulin)

Diabetes Melitus tipe 1 terjadi akibat kerusakan dari sel beta pankreas

sehingga tubuh mengalami kekurangan insulin, sehingga penderita Diabetes

tipe 1 akan ketergantungan insuli seumur hidup, Diabetes Melitus tipe 1

disebabkan oleh faktor genetik (keturunan) faktor imunologik dan faktor

lingkungan (Hardianah, 2013).

b) Diabetes Melitus tipe tipe 2 (Diabetes Melitus tidak tergantung pada insulin)

Diabetes Melitus tipe 2 ini disebabkan insulin yang berada didalam tubuh

tidak bekerja dengan baik, bisa meningkat bahkan menurun , Diabetes tipe ini

umum terjadi dikarenakan oleh faktor resikonya yaitu malas olahraga dan

obesitas, faktor yang mempengaruhi Diabetes yaitu riwayat keluarga obesitas,

gaya hidup dan usia yang lebih 65 tahun memiliki resiko tinggi

(Muhlisin, 2015).

2.1.4 Patofisiologi

Kombinasi antara faktor genetic faktor lingkungan resistensi insulin dan

gangguan sekresi insulin merupakan penyebab DM. faktor lingkungan yang

mempengaruhi seperti obesitas, kurangnya aktifitas fisik, stress dan pertambahan

umur (Kaku, 2013).

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

11

Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari gula darah yang tinggi.

Jika kadar gula darah melebihi 160-180 mg/dl maka glukosa akan dikeluarkan

melalui air kemih dengan jumlah yang banyak (poliuri). Sehingga penderita akan

sering haus dan akan banyak minum (polidipsi). Sejumlah kalori akan hilang ikut

terbuang didalam air kemih sehingga penderita akan mengalami penurunan berat

badan. Untuk mengkompensasi hal ini seringkali penderita akan merasakan lapar

yang luar biasa sehingga penderita akan banyak makan dalam jumlah yang

banyak (polifagi). Gejala lainya adalah pandangan kabur, pusing, mual, dan

berkurangnya ketahanan tubuh selama beraktifitas atau olahraga. Penderita

Diabetes Melitus dengan kadar gula kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi

(Muttaqin, 2010).

Pada penderita Diabetes Melitus tipe 1 akan menimbulkan keadaan yang disebut

ketoasidosis diabetikum, Meskipun kadar glukosa tinggi tetapi sebagian besar sel

tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, sehingga kebutuhan energi sel

diambil dari sumber lain, sumber lain biasanya diambi dari lemak tubuh. Sel

lemak dipecah dan akan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia

beracun yang mengakibatkan darah menjadi asam (ketoasidosis). Gejala awal

dari ketoadosis diabetikum adalah rasa haus dan berkemih dengan jumlah yang

banyak, mual, muntah, lelah dan nyeri perut. nafas menjadi dalam dan cepat

karena tubuh berusaha memperbaiki keasaman darah, bau nafas penderita akan

berbau seperti aseton, jika tanpa pengobatan ketoadosis diabetikum bisa

berkembang menjadi koma, biasanya hanya dalam waktu beberapa jam. Bahkan

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

12

setelah rutin terapi insulin, penderita Diabetes Melitus tipe I bisa mengalami

ketoasidosis jika penderita lupa atau melewatkan penyuntikan insulin atau

penderita mengalami stres akibat infeksi, kecelakaan atau penyakit yang serius

(Soegondo, 2010).

Pada Diabetes Melitus tipe II terdapat dua masalah yang berhubungan dengan

insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Pada normalnya

insulin akan terikat reseptor kusus pada permukaan sel. Akibat terikatnya

reseptor dengan insulin maka terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme

glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada Diabetes Melitus tipe II disertai

dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin tidak efektif untuk

menstimulus dalam pengambilan glukosa oleh jaringan. Akibat intoleransi

glukosa yang lambat maka Diabetes Melitus tipe II dapat berjalan tanpa

terdeteksi. Jika pasien mengalami gejala tersebut bersifat ringan dan mencakup

kelelahan, iritabilitas, poliuri, polidipsia, luka yang lama proses penyembuhanya,

infeksi vagina atau pandangan kabur (jika kadar glukosa sangat tinggi) (Andra

Saferi, 2013)

Diabetes Melitus dapat membuat gangguan/komplikasi melalui kerusakan pada

pembuluh darah diseluruh tubuh yang disebut juga dengan angiopati diabetik.

Penyakit ini bisa menjadi kronis dan dibagi menjadi gangguan pembuluh darah

besar (makrovaskuler) disebut dengan makroangiopati. dan pada pembuluh darah

kecil (mikrovaskuler) disebut dengan mikroangiopati. yang berefek terhadap

saraf perifer dan suplay faskuler gangguan pada pembuluh darah kecil dapat

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

13

mengakibatkan neuropati, dan terhambatnya suplai oksigen dan sari-sari

makanan kejaringan, sehingga bisa mengakibatkan timbulnya ulkus diabetikum,

neuropati sensori perifer memungkinkan terjadinya trauma sehingga

mengakibatkan terjadinya Gangguan integritas jaringan dibawah area kalus.

(Subekti,2012)

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

14

2.1.5 Pathway Diabetes Melitus

DM Tipe I DM Tipe II

Bagan 2.1: Diabetes Melitus

(Sumber: Fady, 2015)

Genetik, Reaksi auto

imun

Resistensi insulin,

gangguan sekresi

insulin

Kerusakan sel beta

pankreas

Ideopatik, Usia, Gaya hidup

Luka sukar sembuh

Mikrovaskuler

Glycosuria

Hiperglikemia

Penurunan

pemakaian

glukosa oleh sel GANGGUAN

INTEGRITAS

KULIT

Terjadi ulkus

Trauma infeksi

Defisiensi insulin

Jaringan terjauh

tubuh

Suplay darah &

oksigen ke jaringan

perifer menurun Gangguan

sirkulasi

Penyempitan

pembuluh darah

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

15

2.1.6 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis utama DM berupa:

1) Kadar gula darah meningkat

Dikarenakan kerusakan sel betha pankreas yang mengakibatkan insulin

tidak dapat diproduksi dengan demikian gula darah tidak dapat masuk

dalam sel sehingga terjadi penumpukan gula darah atau disebut juga

dengan Hiperglikemia (Semiardji, 2012)

2) Poliuria

Disebut juga dengan kencing yang berlebihan disebabkan karena kadar

gula darah tidat dapat masuk dalam sel dan terjadi penumpukan gula

dalam darah (Hiperglikemia) maka ginjal akan bekerja untuk menskresi

glukosa kedalam urin yang mengakibatkan dieresis osmotik yang memicu

gangguan sering berkemih (Laniwati, 2012).

3) Polifagia (Makan yang berlebihan)

Pada Saat berkemih kalori yang berada dipembuluh darah akan ikut hilang

terbawa air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan, untuk

mengkompensasi hal ini penderita sering merasa lapar yang luar biasa

(Perkeni, 2015).

4) Polidipsia (peningkatan rasa haus)

Disebabkan jumlah urin yang sangat besar dan keluarnya air yang

menyebabkan dehidrasi extrasel. intrasel mengikuti dehidrasi extrasel

karena air intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradient

konsentrasi keplasma yang hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

16

merangsang pengeluaran ADH (antidiuretic hormon) dan menimbulkan

rasa haus (Hotma, 2014)

Menurut Hasdianah (2012) Manifestasi lain yang berlangsung berlahan

dari beberapa hari hingga beberapa minggu yaitu:

1) Rasa tebal dikulit

2) Kesemutan

3) Gatal

4) Mata kabur

5) Mudah mengantuk

6) Kulit terasa panas atau seperti di tusuk-tusuk jarum

2.1.7 Komplikasi

1) Komplikasi akut :

a) Hipoglikemia

Adalah penurunan kadar gula darah lebih rendah dari 60 mg/dl dan akan

menimbukan gejala yaitu takhicardi, mual, muntah, lapar, dan bisa

mengakibatkan penurunan kesadaran (Tjokroprawiro, 2012).

b) Diabetes Ketoasidosis

Merupakan gejala yang paling buruk dari Diabetes yang timbul secara tiba-tiba

karena adanya stres fisik seperti kehamilan atau mengalami penyakit akut dan

trauma (Lemone, 2016).

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

17

c) Hiperglikemia

Adalah sebuah perburukan dari Diabetes Melitus dapat memperburuk suatu

penyakit tetapi tidak rentan mengalami ketosis, tetapi akan mengalami

hiperglikemia berat dengan kadar glukosa darah lebih dari 300mg/100 ml bagi

penderita yang mengalaminya (Boedisantoso, 2011).

2) Komplikasi kronik

a) Komplikasi makrovaskuler

Sebuah komplikasi yang menyerang pembuluh darah besar akibat

aterosklerotik (Hotma, 2014)

b) Komplikasi mikrovaskuler

1) Retinopati Diabetikum

Penyebabnya adalah perubahan dalam pembuluh darah kecil yang berda

diretina mata yang banyak mengandung pembuluh darah kecil sehingga dapat

memicu kebutaan jika tidak segera di tangani.

2) Nefropati diabetikum

Adalah penyakit ginjal yang ditandai adanya albumin didalam urine,

hipertensi, edema, dan insufiensi ginjal progresif. (Tjokroprawiro, 2012).

3) Neuropati Diabetikum

Disebabkan karena hiperglikemia yang mengakibatkan darah menjadi kental

sehingga aliran darah kepembuluh darah perifer tidak lancar. Terdapat 2 tipe

neuropati diabetikum yang sering dijumpai yaitu polineuropati sensori dan

neuropati otonom (Hotma, 2014)

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

18

2.1.8 Penatalaksanaan

Terapi Diabetes Melitus merupakan terapi yang bertujuan untuk menormalkan

aktivitas insulin dan kadar gula darah dalam upaya mengurangi komplikasi

vaskuler dan neuropatik, Dengan tujuan kadar gula dalam darah menjadi

normal tanpa adanya gangguan yang serius pada pola aktivitas klien (Perkeni,

2015).

Terdapat lima komponen penatalaksanaan Diabetes Melitus yaitu:

1) Penyuluhan atau edukasi

Edukasi kepada penderita Diabetes Melitus dengan tujuan untuk memberikan

penjelasan tentang cara memperbaiki gaya hidup yang lebih sehat kususnya

dalam pola makan dan olahraga. Penyuluhan bisa mengguanakan media lain

seperti leaflet, poster, video dan diskusi kelompok agar lebih jelas dan mudah

difahami (Suyono, 2010).

2) Latihan Fisik

Manfaat latihan fisik bagi penderita Diabetes Melitus

a) Dapat meningkatkan kepekaan insulin, apabila dilakukan 1 jam setelah

makan.

b) Memperbaiki pembuluh darah perifer dan memperlancar suplai oksigen.

c) Dapat merangsang glikogen baru, karena kadar glukosa otot dan hati

berkurang.

d) Pembakaran asam lemak lebih baik karena kolestrol dan trigliserida menurun

(Suyono, 2010).

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

19

3) Terapi gizi

Menurut Brunner& Suddarth tahun 2012, Prinsip pengaturan gizi pada Diabetes

Melitus adalah pada gizi seimbang serta pengaturan jumlah kalori, jenis

makanan yang dianjurkan seperti :

a) Karbohidrat

Tujuan diet ini adalah meningkatkan konsumsi karbohidrat kompleks

(khususnya yang berserat tinggi) seperti roti, gandum utuh, nasi beras

tumbuk, sereal dan pasta/mie yang berasal dari gandum yang masih

mengandung bekatul. Karbohidrat sederhana tetap harus dikonsumsi dalam

jumlah yang tidak berlebihan dan lebih baik jika dicampur ke dalam sayuran

atau makanan lain daripada dikonsumsi secara terpisah.

b) Lemak

Asupan lemak yang dianjurkan sekitar 20-25% dari total kebutuhan Kalori.

Lemak jenuh<7% dari kebutuhan Kalori.

c) Protein

Makanan sumber protein nabati misal : kacang-kacangan dan biji-bijian yang

utuh dapat membantu mengurangi asupan kolesterol serta lemak jenuh.

d) Serat

Dianjurkan makan makanan dengan serat yang tinggi dalam 1000kkl/hari

serat mencapai 25g.

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

20

4) Farmakoterapi

Digunakan jika dalam upaya-upaya lain tidak dapat menyeimbangkan kadar

gula darah penderita dapat mengguanakan obat-obatan golongan hipoglikemik

dalam mengatur keseimbangan glukosa.

5) Mengontrol gula darah

Dilakukan secara rutin untuk memantau kondisi kesehatan saat menjalankan

diit dan tidak menjalanjan diit. (Tjokroprawiro, 2012).

2.1.9 Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan didapatkan adanya glukosa urine/pemeriksaan dilakukan

dengan cara benedict(reduksi).

2) Kadar glukosa darah

Pemeriksaan darah meliputi : pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) nilai

normal 100-126 mg/dl, gula darah puasa 70-<100 mg/dl. Dan gula darah 2

jam post pradial <180 mg/dl (Subekti, 2012).

3) Pemeriksaan fungsi tiroid

Pemeriksaan aktifitas hormon tiroid meningkatkan glukosa darah dan

kebutuhan insulin (Srihartini, 2014)

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

21

2.2 Konsep Gangguan Integritas kulit

2.2.1 Definisi kulit

Kulit adalah suatu massa atau jaringan terbesar didalam tubuh, fungsinya

untuk melindungi struktur-struktur yang ada dibawahnya dan sebagai tempat

cadangan kalori (Saferi, 2014).

2.2.2 Anatomi kulit

Menurut Muttaqin tahun 2013 terdapat lima komponen dari kulit dimulai dari

lapisan terluar:

1) Epidermis

Lapisan kulit yang paling luar terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan

rapat, sel epidermis yang terus mengalami mitosis dan akan berganti dengan

yang baru dalam 30 hari. Didalam epidermis mengandung reseptor-reseptor

sensori untuk sentuhan, suhu, getaran, dan nyeri, tersusun komponen utama

epidermis yaitu protein keratin, yang dihasilkan oleh sel yang disebut

keratinosit. Fungsi keratin adalah menjaga air tubuh dan untuk melindungi

epidermis dari mikroorganisme dan iritan serta untuk mencegah infeksi.

2) Dermis

Merupakan lapisan kulit dibawah epidermis yang memberikan kekuatan pada

dan struktur pada kulit dengan bagian terbesar dari kulit. Fungsinya untuk

menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis, proteksi terhadap injuri dan

mikroorganisme, serta regulasi temperature tubuh.

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

22

3) Lapisan subkutis

Letak dari lapisan subkutis terletak dibawah dermis terdiri dari lemak dan

jaringan ikat yang berfungsi untuk memberikan bantalan antara lapisan kulit

dan struktur internal otot dan tulang dan sebagai peredam kejut dan isolator

panas.

4) Rambut

Pembentukan rambut dibentuk oleh proses diferensiasi, sel-sel epidermis

tertentu dapat membentuk folikel-folikel rambut, kemudian suatu epitel akan

terbentuk dan akan keluar rambut melalui saluran epitel dan akan keluar

kepermukaan tubuh.

5) Kuku

Dibentuk oleh sel-sel epidermis matriks kuku yang merupakan lempeng

keratin mati.

2.2.3 Fungsi kulit

Menurut Saferi (2014).Kulit mempunyai 6 fungsi utama yaitu:

1) Proteksi

Fungsi kulit sebagai pelindung dari mikroorganisme, pelindung terhadap infeksi

serta sebagai pelindung dari kehilangan cairan tubuh.

2) Sensasi

Untuk merasakan sentuhan, panas, tekanan dan dingin karena terdapat saraf-

saraf diujung kulit.

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

23

3) Sistensi vitamin D

Kulit yang terpapar sinar matahari akan membantu produksi vitamin D yang

berfungsi untuk absopsi kalsium dan fosfor dalam sistem pencernaan.

4) Gambaran Tubuh

Sebagai penampilan dan untuk mempermudah dalam identifikasi seseorang.

5) Imunitas tubuh

Didalam kulit mengandung sel memiliki peran yang penting dalam imunitas

tubuh, disebut juga dengan sel langerhan dan sel dendritik dermal.

6) Termoregulasi

Berfungsi sebagai meregulasi temperature tubuh melalui vasokontriksi,

vasodilatasi, berkeringat, ekskresi air dan elektrolit

2.2.4 Definisi Gangguan Integritas kulit

Gangguan integritas kulit adalah kerusakan mukosa kulit dan jaringan

integument (Jennifer, 2010). Dimana penderita mengalami gangguan epidermis

pada lapisan kulit disebabkan oleh metabolic Diabetes, sehingga dapat

memunculkan luka (Hermand, 2013). Luka yang disebabkan oleh Diabetes

Melitus meliputi Dermopati Diabetes, diabetik foot atau luka pada kaki yang

dipengarui oleh neuropati, vaskulopati (iskemia) dan imunopati, Lokasi luka

biasanya muncul dikaki dan jari tengah, berisi cairan dan tidak edema. Apabila

luka tersebut tidak dilakukan penanganan yang serius akan mengakibatkan

Gangguan integritas kulit, Gangguan integritas kulit pada penderira Diabetes

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

24

melitus terjadi karena adanya gangguan sirkulasi, gangguan neuropati perifer,

deformitas kaki, imobilisasi dan juga trauma (Harahap, 2012).

2.2.5 Klasifikasi Gangguan integritas kulit

Menurut Tjokronegoro (2013) berdasarkan penyebab luka yaitu :

1) Luka mekanik terdiri atas :

a) Valnus scussum atau luka sayat benda tajam pinggiran luka kelihatan rapi

b) Vulnus contusum luka memar dikarenakan cedera pada bagian bawah kulit

akibat benturan benda tumpul.

c) Vulnus kaceratum, luka robek akibat terkena mesin atau benda lainya yang

menyebabkan robeknya jaringan rusak yang dalam.

d) Vulnus punctum, luka tusuk yang kecil dibagian luar bagian muka, mulut,

akan tetapi besar dibagian dalamnya.

e) Vulnus seloferadum, luka tembak akibat tembakan peluru bagian tepi luka

tampak kehitam-hitaman.

f) Vulnus abrasion, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak

sampai pembuluh darah.

2.2.6 Jenis dan tipe luka

Luka terbagi menjadi beberapa macam yaitu :

1) Berdasarkan kedalaman dan luas luka

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

25

a) Stadium 1 luka superficial, yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis

kulit

b) Stadium 2 luka partial thickness, yaitu hilangnya lapisan kulit pada

epidermis dan bagian atas dari dermis.

c) Stadium 3 luka full thickness, yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi

kerusakan dan nekrosis pada jaringan subkutan yang dapat meluas sampai

bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasari.

d) Stadium 4 luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot tendon dan

tulang dengan adanya destruksi/Gangguan yang luas (Ali maghfuri,2016).

2.1 Gambar stadium luka

(Ali maghfuri,2016)

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

26

2) Berdasarkan waktu penyembuhan

a) Luka akut, luka yang penyembuhanya sesuai dengan konsep penyembuhan

yang telah disepakati.

b) Luka kronis, luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan,

dapat dikarenakan faktor eksogen dan endogen. (Mutaqin& sari, 2013)

2.2 Gambar jenis luka

(Mutaqin& sari, 2013)

2.2.7 Jenis luka Diabetes Melitus

1. Ulkus

Terjadinya ulkus diabetik disebabkan oleh tingginya glukosa dalam darah

dan tidak cukupnya sediaan insulin yang dihasilkan tubuh, sehingga

glukosa tidak dapat dikirim ke sel tubuh (Damayanti & Kurniawan, 2014).

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

27

2. Bula Diabetik

Bula Diabetik atau Bulosis Diabetikum adalah bula yang muncul secara

spontan diarea extremitas bawah tidak ada riwayat trauma atau infeksi

terjadi secara akut penyebabnya dikareana kulit yang rapuh pada penderita

Diabetes Melitus (Damayanti & Kurniawan, 2014).

3. Gangrene

Adalah kondisi bagian tubuh yang mati karena tidak mendapatkan

pasokan darah dan nutrisi yang cukup dan adanya infeksi pada area luka

(Ali maghfuri,2016).

2.2.8 Derajat/ Grade luka Diabetes Melitus

a. Derajat 0 : Tidak ada lesi yang terbuka, Bisa terdapat deformitas atau selulitis

(dengan kata lain: kulit utuh, tetapi ada kelainan bentuk kaki akibat neuropati).

b. Derajat 1: luka superficial terbatas pada kulit.

c. Derajat 2: luka dalam sampai menembus tendon, atau tulang

d. Derajat 3: luka dalam dengan abses, osteomielitis atau sepsis persendian

e. Derajat 4: Gangren setempat, di telapak kaki atau tumit ( dengan kata lain :

gangren jari kaki atau tanpa selulitis)

f. Derajat 5: Gangren pada seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah.

(Mutaqin& sari, 2013)

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

28

2.3 Asuhan keperawatan

2.3.1 Pengkajian

Pengumpulan data antara lain meliputi :

1) Biodata

Informasi yang harus ditanyakan meliputi (nama, tempat tanggal lahir, umur,

jenis kelamin, alamat, agama suku, pendidikan, pekerjaan, status, tanggal

masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medis (Purwaningsih, 2012).

2) Riwayat kesehatan

a) Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian pertama kalinya klien

mengalami nyeri, perdarahan, kemerahan, dan hematoma dengan di

Diaknosa Diabetes Melitus serta adanya luka yang lama sembuh sampai

membusuk dan berbau (Susilowati, 2014).

b) Riwayat kesehatan sekarang

Data yang berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya dan

apa saja upaya yang dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya

(Purwaningsih, 2012).

c) Riwayat penyakit dahulu

Berisi tentang riwayat penyakit Diabetes Melitus atau penyakit-penyakit

lainya seperti penyakit pankreas (Kasron, 2012).

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

29

d) Riwayat kesehatan keluarga

Adanya anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit Diabetes

Melitus karena Diabetes melitus merupakan penyakit yang dapat

diturunkan (Kasron, 2012).

e) Riwayat psikososial

Berisi tentang riwayat adanya pasien stres fisik maupun emosional karena

dengan adanya stres dapat mempengaruhi peningkatan hormon stres seperti

kortisol, epinefrin, glukagon yang menyebabkan kadar gula darah

meningkat (Purwaningsih, 2012).

f) Pola aktifitas dan latihan

Berisi tentang gambaran aktifitas sehari-hari seperti fungsi pernafasan dan

sirkulasi, pada pasien Diabetes Melitus yang mengalami luka pada kaki

atau tungkai bawah penderita akan tidak mampu melakukan aktifitas

sehari-hari secara normal dan penderita akan merasakan mudah lelah

(Purwaningsih, 2012).

g) Status kesehatan umum

Berisi tentang keadaan penderita, kesadaran, tanda-tanda vital, gula darah

jika didapatkan hipoglikemia gejala yang muncul pasien akan mengalami

takikardi, palpitasi, namun jika sebaliknya pasien mengalami hiperglikemia

pasien akan mengalami neuropati diabetikum, dan harus dilihat dari bentuk

badan karena penderita Diabetes Melitus cenderung mengalami penurunan

berat badan (Kasron, 2012).

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

30

h) Pola metabolic nutrisi

Pada penderita Diabetes Melitus cenderung mengalami peningkatan nafsu

makan tetapi berat badan akan semakin turun, karena glukosa didalam

darah tidak bisa dihantar oleh insulin ke sel-sel tubuh sehingga sel

mengalami penurunan massa. Pada pengkajian intake cairan terkaji

sebanyak 2500-4000 cc/hari (Kasron, 2012).

i) Pola eliminasi

Berisi data tentang eliminasi dan BAB, jumlah urin yang banyak dijumpai

baik volume maupun frekuensi pada frekuensi biasa lebih dari 10 x /hari

dengan volume mencapai 2500-3000cc /hari. Untuk warna tidak berubah

dan untuk bau terdapat unsure aroma gula (Purwaningsih, 2012).

j) Pola tidur dan istirahat

Penderita Diabetes Melitus akan mengalami perubahan pola tidur karena

terjadi (poliuria) penderita akan sering kencing pada malam hari yang

mengakibatkan terganggunya pola tidur dan istirahat pasien (Purwaningsih,

2012).

k) Pola konsep diri

Penurunan harga diri yang dialami penderita Diabetes Melitus dikarenakan

mengalami perubahan fungsi dan struktur tubuh, lamanya perawatan,

banyaknya biaya yang dikeluarkan, serta pengobatan mengakibatkan klien

mengalami gangguan peran pada keluarga dan menimbulkan kecemasan

(Kasron, 2012).

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

31

l) Pola nilai keyakinan

Untuk menemukan bagaimana tenaga kesehatan yang menangani kasus

Diabetes Melitus dalam memberikan motivasi dan dukungan pada

penderita (Susilowati, 2014).

3) Pemeriksaan fisik

a) Tanda-tanda vital

1. Tekanan darah : Penderita Diabetes akan mengalami peningkatan

tekanan darah karena adanya gangguan penanganan insulin

2. Nadi : Kaji adanya sirkulasi yang adekuat pada klien Diabetes Melitus

akan terjadi bradikardia atau takikardi.

3. Pernafasan : adanya frekuensi pernafasan yang meningkat nafas dalam

atau hiperventilasi (bila terjadi gangguan asam basa/asidosis metabolic

akibat penumpukan benda keton dalam tubuh ).

Suhu : pada penderita Diabetes Melitus suhu normal berkisaran 36,5-

37,5 o C (Kasron, 2012).

b) Kepala dan rambut

1) Inspeksi: kaji bentuk kepala warna rambut, kebersihan, persebaran

warna rambut dan adanya lesi atau tidak.

2) Palpasi: raba adanya massa dan nyeri tekan

c) Mata

1) Inspeksi: kaji reflek cahaya konjungtiva anemis atau tidak, penglihatan

kabur atau tidak, dan kesimetrisan bola mata.

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

32

2) Palpasi: kaji ada tidaknya nyeri tekan (Rohman& Walid, 2011 ).

d) Hidung

1) inspeksi: kaji bentuk hidung, lubang hidung, persebaran warna kulit,

kesimetrisan dan adanya pernafasan cuping hidung.

2) Palpasi: kaji ada tidaknya nyeri tekan pada sinus (Susilowati, 2014).

e) Mulut

1) Inspeksi: kaji mukosa bibir, lidah terasa tebal, gigi mudah goyah,

terdapat caries dentis, ada tidaknya perdarahan pada gusi, dan apakah

adanya peradangan pada tonsil.

2) Palpasi: kaji reflek menghisap dan menelan (Purwaningsih, 2012).

f) Telinga

1) Inspeksi: kaji ada tidaknya serumen, kesimetrisan dan kebersihan

telinga.

2) Palpasi: ada tidaknya nyeri tekan pada tragus (Rohman& Walid,

2011).

g) Leher

1) Inspeksi: kaji persebaran kulit dan adanya benjolan.

2) Palpasi: kaji adanya pembesaran kelenjar tiroid, ada tidaknya

pembesaran kelenjar linfe, dan ada tidaknya bendungan fena jugularis

(Kasron, 2012).

h) Paru-paru

1) Inspeksi: persebaran warna kulit, kesimetrisan dada, warna kulit,

bentuk, nyeri dada, dan pergerakan dinding dada.

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

33

2) Palpasi: kaji getaran taktil fremitus

3) Perkusi: suara pekak pada paru jika paru terisi cairan.

4) Auskultasi: adanya suara nafas tambahan (Sudart, 2012).

i) Jantung

1) Inspeksi: kaji adanya ictus kordis, detak pulmonal merupakan detak

jantung yang apabila teraba pada BJ 2 maka dikataka normal.

2) Perkusi: suara jantung terdengar pekak.

3) Auskultasi: nada S1 S2 dan lub dup (Kasron, 2012).

j) Abdomen

1) Inspeksi: kaji persebaran warna kulit, ada tidaknya bekas luka dan

bentuk abdomen.

2) Auskultasi: peristaltik usus, bising usus terdengar 5-30x menit.

3) Perkusi: terdengar suara timpani kaji adanya asites.

4) Palpasi: kaji ada tidaknya pembesaran hepar kaji ada tidaknya nyeri

tekan (Rohman& Walid, 2011).

k) Extremitas

1) Inspeksi: kaji persebaran warna kulit, turgor kulit kembali <2 detik,

akral hangat, sianosis, produksi keringat (menurun atau tidak) pada

penderita Diabetes dilihat adanya luka pada extremitas, kedalaman

luka, luas luka, adanya nekrosis (jaringan mati atau tidak ) adanya

edema, adanya pus dan bau luka.

2) Palpasi: kaji kekuatan otot ada tidaknya piting edema (Purwaningsih,

2012).

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

34

l) Kulit dan kuku

1) Inspeksi: lihat adanya luka, warna luka, dan edema, kedalaman luka,

ada tidaknya nekrosis, adanya pus atau tidak.

2) Palpasi: akral teraba dingin, kulit pecah-pecah, pucat, kulit kering,

pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau juga bisa teraba lembek

(Kasron, 2012).

2.3.2 Masalah Keperawatan

1) Diagnosa keperawatan

Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan neuropati perifer, suhu

lingkungan yang ekstrim Gangguan Integritas Kulit ditandai dengan,

perubahan pigmentasi, faktor mekanik, imobilitas, dan penurunan

sensabilitas.

Batasan karakteristik

Batasan mayor:

a) Gangguan perfusi jaringan perifer

Batasan minor:

b) Kerusakan lapisan kulit

c) Luka pada extremitas

d) Hematoma

e) Kemerahan

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

35

f) Kadar gula sewaktu darah lebih dari 126 mg/dl

g) Perubahan status nutrisi

(SDKI, Subekti, 2016, 2012)

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

36

2.2.4 Rencana Asuhan Keperawatan

Tabel 2.1 Rencana keperawatan Klien Diabetes Melitus

Tujuan Kreteria hasil Intervensi Rasional

Tupan:

Dapat

mempertahankan

integritas kulit

yang baik setelah

dilakukan asuhan

keperawatan 3x24

jam.

Tupen : kadar gula

kembali normal

setelah di lakukan

asuhan

keperawatan selam

1x24 jam.

Menurut Tim Pokja

SLKI DPP PPNI

1.Perfusi jaringan

meningkat(warna luka,

sensabilitas baik)

2.Perdarahan sedang

3.Kemerahan sedang

4.Hematoma menurun

5.Nekrosis menurun

6.Suhu kulit membaik

7.Sensasi meningkat

Menurut Tim Pokja

SIKI DPP PPNI

Perawatan integritas

kulit :1.11353

Monitor:

1.Monitor perubahan

sirkulasi (dengan

mengukur tanda-tanda

vital)

2.Monitor perubahan

status nutrisi

3.Monitor penurunan

kelembapan

Terapeutik:

4.Gunakan produk

berbahan petrolium

atau minyak pada kulit

kering

Edukasi :

5.Anjurkan

mengguanakan

pelembab (mis.

Lotion,serum)

Perawatan luka:

1.14564

6.Monitor karakteristik

luka (mis. Drainase

warna, ukuran, bau)

7.Monitor tanda-tanda

infeksi

8.Lepaskan balutan

dan plester secara

berlahan

9.Bersihkan dengan

cairan NaCl atau

pembersih non toksik

1.Memastikan sirkulasi

pada daerah luka

normal

2.Untuk

memaksimalkan

penyembuhan luka

3.Mencegah terjadinya

lesi

4. Mengurangi adanya

kulit kering dan retak

5.Untuk melembabkan

kulit dan mencegah

terjadinya lesi

6.Untuk mengetahui

perkembangan luka

7.Untuk mengetahui

terdapat infeksi atau

tidak

8.Agar mengurangi

rasa nyeri dan tidak

merusak jaringan

granulasi

9.Untuk

membersihkan luka

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

37

10.Bersihkan jaringan

nekrotik

11. Berikan salep yang

sesuai kekulit/lesi,jika

perlu

12.Pasang balutan

sesuai dengan jenis

luka

13.Pertahankan tehnik

steril pada saat

perawatan luka

14.Ganti balutan

sesuai jumlah exsudat

dan drainase

15.Edukasi perawatan

kulit

16.Anjurkan mika

miki(bila perlu)

17.Edukasi pola

perilaku kebersihan

18.Edukasi 5 pilar DM

19.Kolaborasi dengan

dokter dan ahli gizi

dalam pemberian

terapi dan diit

20.Pemeriksaan gula

darah

10.Agar mempercepat

tumbuhnya jaringan

baru

11.Sebagai antibiotic

dan mempercepat

tumbuhnya jaringan

baru

12.Untuk menutup

luka yang terbuka

13.Mencegah

terjadinya infeksi

14.Mencegah

berkembangnya

bakteri

15.Mencegah

terjadinya lesi pada

kulit

16.Mencegah

terjadinya ulkus

dekubitus dan

mengontrol

kelembapan kulit

17.Menjaga kebersihan

tubuh dan mencegah

terjadinya infeksi

18.Menjaga

kesetabilan kadar gula

darah

19.Agar mempercepat

penyembuhan luka

20.Untuk mengetahui

nilai kadar gula darah

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

38

2.2.5 Implementasi Keperawatan

Adalah tindakan keperawatan dari sebuah perencanaan yang langsung diberikan

kepada penderita. Tindakan keperawatan dibagi menjadi dua macam yaitu

tindakan (dependen) atau disebut juga kolaborasi, tindakan kolaborasi adalah

tindakan yang berdasarkan hasil keputusan bersama, yang kedua tindakan

(independen) disebut juga dengan tindakan mandiri (Wartonah, 2012). Dalam

penelitian ini penulis menggunakan implementasi keperawatan sebagai

perencanaan yang sudah ditentukan pada klien Diabetes Melitus dengan

Gangguan Integritas Kulit.

2.2.6 Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah sebuah tindakan keperawatan yang terahir untuk mengetahui

antara intervensi hasil dari asuhan keprawatan yang telah diberikan (Nikmatur&

Saiful, 2012). Dengan tujuan membandingkan dan hasil implementasi

keperawatan. Pada klien Diabetes Melitus diharapkan menunjukan hasil yang

semakin baik dengan ciri-ciri :

1. Perfusi jaringan meningkat(warna luka, sensabilitas baik)

2. Perdarahan sedang

3. Kemerahan sedang

4. Hematoma menurun

5. Nekrosis menurun

6. Suhu kulit membaik

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

39

7. Sensasi meningkat

(SLKI, 2018)

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi Asuhan Keperawatan pada

Klien Diabetes Melitus dengan masalah Gangguan Integritas Kulit di Rumah Sakit

Panti Waluya Sawahan Malang.

3.2 Batasan istilah

Asuhan keperawatan Diabetes Melitus pada pasien dewasa dan lansia dengan di

Diagnosa Diabetes Melitus Di Ruang rawat inap Rumah Sakit Panti Waluya

Malang. Pada kasus ini dibutuhkan 2 klien untuk dilakukan asuhan keperawatan

dengan batasan istilah di masing-masing klien:

1) Klien dengan diagnosis medis Diabetes Melitus tanpa penurunan kesadaran

2) Kerusakan lapisan kulit( dibuktikan dengan stadium luka 1-4)

3) Kadar gula darah sewaktu <90 atau >126

4) Kadar gula darah puasa <70 atau >100

5) Kadar gula darah 2 jam post pradial >180

(Tim Pokja SDKI, Subekti, 2016, 2012).

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

41

3.3 Partisipan

Pada penelitian ini yang menjadi partisipan adalah 2 pasien Diabetes melitus

dengan masalah Gangguan integritas kulit di Ruang rawat inap Rumah Sakit Panti

Waluya Malang yaitu Tn. M 56 tahun dan Tn. I 39 tahun data didapatkan dari

perawat atau data skunder.

3.4 Lokasi dan waktu penelitian

Pelaksanaan study kasus ini berada di Rumah Sakit Panti Waluya Malang terkusus

di ruang rawat inap dewasa (Santa Anna Atas, Santa Ana Bawah, Ruang Isolasi,

Placida Paviliun, Maria Paviliun) yang akan dilaksanakan pada bulan April 2020

klien pertama masuk pada tanggal 14-05-2020 di ruang Placida Paviliun dank lien

kedua masuk pada tanggal 22-05-2020 di ruang Santa Anna Bawah, Masing-

masing pasien diberikan Asuhan Keperawatan 3 kali 24 jam. Jika < 3 kali 24 jam

pasien meninggal maka akan dibuat resume, data didapatkan dari perawat atau

data skunder.

3.5 Pengumpulan Data

Pelaksanaan Asuhan keperawatan pada pasien Diabetesmelitus dengan masalah

Gangguan integritas kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang, pengumpulan

data pasien, penulis menggunakan tehnik sebagai berikut :

1. Data Skunder

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

42

Data yang dapat digunakan untuk melengkapi hasil penilitain yang didapatkan dari

list klien Diabetes Melitus dengan masalah Gangguan Integritas Kulit di RS Panti

Waluya Malang. data didapatkan dari perawat atau data skunder.

3.6 Uji Keabsasan Data

Disamping integritas penulis, uji keabsahan data dilakukan dengan cara berikut ini:

1) Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan.

2) Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data

utama yaitu pasien, data rekam medik dan keluarga pasien yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti.

3.7 Analisis Data

1) Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen). Hasil

ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip

(catatan terstruktur).

2) Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks

naratif. Kerahasiaan dari pasien dijamin dengan jalan identitas pasien dibuat

inisial.

3) Kesimpulan

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

43

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data yang

dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan,

dan evaluasi.

3.8 Etik Penelitian

Etik penelitian merupakan norma untuk berperilaku, menghormati privasi, harkat

manusia dan hak penelitian mambatasi apa yang boleh dilakukan dan apa yang

tidak boleh dilakukan, terdiri dari :

1) Informed Consent (persetujuan menjadi klien)

Informed Consent merupakan suatu kesepakatan atau persetujuan pasien

berupa lembar persetujuan, Lembar persetujuan diberikan kepada pasien 1 dan

pasien2 yang akan diteliti dan memenuhi kriteria sesuai batasan istilah dan

disertai judul penelitian dan manfaat penelitian.

2) Anonimity (tanpa nama)

Anonimity merupakan jaminan dan kerahasiaan untuk menjaga kerahasiaan

penelitian tidak mencantumkan nama pasien namun hanya dicantumkan inisial

saja.

3) Confidentiality (kerahasiaan)

Merupakan etika yang memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian dari

informasi yang didapat sampai masalah-masalah lainya, kerahasiaan informasi

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

44

responden dijamin oleh penulis dan hanya kelompok data tertentu yang

dilaporkan hasil penelitian.

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis membahas hasil dan pembahasan tentang Asuahan

Keperawatan pada Klien Diabetes Melitus dengan masalah Gangguan Integritas Kulit

di Rumah Sakit Panti Waluya Malang.

4.1 Hasil

4.1.2 Gambaran Lokasi pengambilan Data

Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap dewasa yaitu Placida Paviliun dan

Santa Ana Bawah Rumah Sakit Panti Waluya Malang. Ruang Placida Paviliun

dengan kapasitas 11 kamar, 35 tempat tidur setiap kamar terdiri dari 3 tempat tidur,

masing-msing tempat tidur dilengkapi dengan bed side rail dan dapat diatur derajad

sudutnya, dilengkapi 2 kamar mandi, serta tersedia pispot dan urinal, 1 almari pakaian

klien, kursi yang disediakan untuk keluarga, untuk menjaga privasi klien, antara

tempat tidur satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh tirai.

Ruang Santa Anna Bawah (STAB) dengan kapasitas 8 kls III (5 kamar 15 tempat

tidur). Masing-masing kamar terdiri 2 tempat tidur, yang dilengkapi dengan bedside

rail dan dapat diatur derajad sudutnya, dilengkapi 1 kamar mandi dan perlengkapan

kebutuhan klien seperti pispot dan urinal, almari pakaian, kursi yang disediakan

untuk keluarga, untuk menjaga privasi klien, antara tempat tidur satu dengan yang

lainnya dipisahkan oleh tirai.

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

46

Pengkajian klien 1 dilakukan tanggal 15 Mei 2020 di ruang Placida Paviliun di kamar

nomor 107 bed 2. Pengkajian klien ke 2 di lakukan pada tanggal 23 mei 2020 di

ruang Santa Ana Bawah kamar 69 bed 1 dan dijaga oleh saudaranya.

4.1.2 Karakteristik Partisipan

Tabel 4. 1 Identitas Klien IdentitasKlien Klien 1 Klien 2

No. RM

Nama

Umur

JenisKelamin

Alamat

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Status Pernikahan

Suku Bangsa

Ruang

Kamar

Tanggal MRS

Tanggal Pengkajian

Diagnosa Medis

204xxx

Tn. M

56 Tahun

Laki-Laki

Blimbing, Malang

Islam

SLTA

Pegawai Swasta

Kawin

Jawa

Placida Paviliun

107

14-05-2020/09.00

15-05-2020/14.00

Diabetes Melitus + ulkus

dekubitus

204xxx

Tn. I

39 tahun

Laki-laki

Sukun Malang

Katolik

S 1

Pegawai swasta

kawin

Jawa

Santa Ana Bawah

69

22-05-2020/22.40

23-05-2020/08.40

Diabetes Melitus +Diabetic foot

Tabel 4. 2 Identitas Penanggung Jawab Identitas Klien 1 Klien 2

Nama

Umur

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Hubungan dengan klien

Ny. I

30 Tahun

Islam

SLTA

Ibu RumahTangga

Keluarga

Tn.P

40 Tahun

Katolik

SMA

Pegawai swasta

Saudara

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

47

4.1.2 Data Asuhan Keperawatan

1) Data Riwayat Klien

Tabel 4. 3 Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Klien 1 Klien 2

Keluhan Utama Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data sekunder

Klien mengatakan nyeri karena luka

pada area punggung

Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data sekunder

Klien mengatakan nyeri pada kaki,

kaki bengkak dan adanya luka

dikedua kaki

Riwayat Penyakit

Sekarang

Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data sekunder

Keluarga mengatakan pada tanggal

14-05-2020 pukul 16.00 WIB klien

mengeluhkan, nyeri direa punggung

dikarenakan adanya luka, luka

disebabkan sering tertekan pada

area tulang punggung(tulang

sakrum), skala nyeri 6 dan hilang

timbul, kluarga mengatakan luka

dipunggung klien sejak 25-04-2020,

keluarga mengatakan klien

sebelumnya pernah masuk rumah

sakit 2 minggu yang lalu

dikarenakan Diabetes Melitus

Keluarga membawa klien ke RS

Panti Waluya pukul 09.15 WIB lalu

masuk di ruang IGD .Saat

dilakukan pemeriksaan didapatkan

data kesadaran Composmentis ,

GCS: E 4 V 5 M 6, terdapat luka

diarea punggung pada tulang

sakrum dengan ukuran 10cm x

7cm, dasar luka pus, berwarna

kuning kemerahan, terdapat

jaringan nekrotik, luka tampak

kotor, tepi luka nekrotik teraba

hangat, kekuatan otot |

| hasil

TTV; TD: 111/72 mmHg, N: 129

x/menit, S: 37,3 ºC, RR:20x

/menit.. pemeriksaan Gula darah

dengan hasil 397 mg/dL, Kemudian

dokter memberikan advice infuse

Ns 500 ml 30 tpm ditangan kanan,

Kemudian dokter menyarankan

untuk rawat inap, karena klien

membutuhkan perawatan khusus,

atas persetujuan keluarga, klien

Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data sekunder

Klien mengatakan kaki klien

bengkak sudah 2-3 bulan, klien

mengatakan terdapat luka dikedua

kakinya sejak tanggal 18-05-2020,

klien mengatakan luka disebabkan

karena merendam kaki dengan air

panas, klien mengatakan kakinya

sering kebas dan kesemutan, klien

mengatakan badanya lemas tidak

bisa bangun, keluarga membawa

klien ke Rumah Sakit Panti Waluya

pukul 22.40 masuk memalui IGD.

Saat dilakukan pemeriksaan

didapatkan data kesadaran

Composmentis GCS: E 4 V5 M6,

badan lemas, sesak (+), extremitas

atas dan bawah bengkak, terdapat

luka pada extremitas bawah kanan

warna dasar luka merah dengan

ukuran 8x12 cm , terdapat pus,

tidak ada jaringan nekrotik, tepi

luka berwarna merah, teraba

hangat, luka pada extremitas kiri

warna dasar luka merah dengan

ukuran 10x8 cm terdapat pus, tidak

ada jaringan nekrotik, tepi luka

merah, luka tampak bersih, teraba

hangat, kekuatan otot |

| hasil

TTV; TD: 149/92 mmHg, N: 82

x/menit, S: 36,6 ºC, RR:22x /menit,

dan dilakukan pemeriksaan GDA

mendapatkan hasil: 47 mg/dL,

SpO2: 94%. Dokter memberikan

advice infuse D10 20 tpm, D40 2

flas langsung per IV, O2 nasal 5

lpm, kemudian dokter menyarankan

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

48

dipindahkan keruang Placida

Paviliun, hasil pemeriksaan

kesadaran composmentis, GCS E 4

V 5 M 6, Klien tidak bisa

memenuhi ADL secara mandiri

(makan, oral hygiene, toileting,

berpakaian, mandi), kebutuhan

aktivitas klien dibantu oleh

keluarga dan perawat.

pada klien untuk rawat inap, karena

kondisi klien harus mendapat

penanganan khusus, keluarga

menyetujui lalu klien dipindahkan

keruang rawat inap dewasa yaitu

ruang Santa Anna Bawah, saat di

ruang STAB didapatkan hasil

pemeriksaan GCS E 4 V 5 M 6,

badan lemas, sesak (+), semua

kebutuhan ADL di bantu oleh

keluarga dan perawat

Riwayat Penyakit

Dahulu

Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data sekunder

Keluarga klien mengatakan bahwa

klien memiliki riwayat Diabetes

Melitus sejak tahun 2018

Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data sekunder

Klien mengatakan bahwa memiliki

riwayat Diabetes melitus sejak

2017 + Hipertensi

Klien rutin mengkonsumsi obat:

Hipertensi: Amlodipin

DM: Glukovans, Metformin

Riwayat Penyakit

Keluarga

Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data sekunder

Klien menjelaskan keluarga tidak

memiliki riwayat penyakit Diabetes

Melitus .

Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data sekunder

Klien mengatakan memiliki riwayat

penyakit Diabetes Melitus dalam

keluarga

Genogram

: :laki-laki

:perempuan

:menikah

:keturunan

:tinggalserumah

X :meninggal

:klien

:laki-laki

:perempuan

:menikah

:keturunan

:tinggalserumah

X :meninggal

:klien

Riwayat Alergi Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data sekunder

Klien mengatakan tidak memiliki

riwayat alergi baik terhadap

makanan, minuman maupun obat.

Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data sekunder

klien mengatakan memiliki riwayat

alergi terhadap obat jenis penicillin

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

49

2). Pola KonsepDiri

Tabel 4. 4 Persepsi Diri PersepsiDiri Klien 1 Klien 2

Gambaran Diri Klien mampu menerima keadaannya

saat ini, meski terdapat adanya luka

pada punggungnya

Klien mengatakan menyukai semua

anggota tubuhnya dan bersyukur kepada

Allah atas tubuhnya.

Identitas Diri Klien adalah suami yang masih

mampu bekerja sebagai wiraswasta

Klien mengatakan berperan sebagai

suami dari istrinya dan sudah tidak

mampu berkerja

Peran Diri Klien adalah suami dari istrinya yang

mempunyai 3 anak

Klien adalah suami dari istrinya dan

mempunyai anak 2

Ideal Diri Klien mengatakan ingin cepat pulang

dan bisa beraktivitas seperti biasa.

Klien mengatakan ingin segera sembuh

dari sakit nya dan segera pulang ke

rumah

Harga Diri Klien mengatakan tidak malu dengan

penyakit yang dideritanya saat ini

Klien mengatakan tidak malu dengan

penyakitnya dan menganggap hal ini

sudah takdir

3). Perubahan Pola Kesehatan

Tabel 4. 5 Pola Kesehatan Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2

Pola Nutrisi

Di Rumah Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data

sekunder Makan 2x/hari

Minum ± 1200 cc/hari

Jenis makanan sayur,tempe, tahu,

nasi

Jenis minuman air putih

Keterangan: klien mengatakan

menyukai semua jenis makanan,

tetapi bukan makanan

sembarangan (sesuai anjuran

dokter).

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder Makan 2x/hari

Minum 6-8 gelas/hari

Jenis makanan sayur lauk dan nasi

Jenis minuman air putih

Keterangan: klien mengatakan suka pada

semua jenis makanan

Di Rumah Sakit Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data

sekunder Pada saat dilakukan

pengkajian klien mendapat diet

DM nasi 1900 kkl karbohidrat

50%.

Minum sari kacang hijau, jus dan

air putih

Input cairan ± 1250

BB:57 kg

TB: 185 cm

IMT:BB/TB²=57/185²=

57/1,85=57/3,43=16,6

Klien dalam katagori berat badan

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

- Klien mengatakan makan 3 x dalam

sehari

- Keluarga klien mengatakan klien

setiap makan hanya menghabiskan

makanan ¼ porsi saj

- Diit nasi DM1700 kkl rendah purin

- Jenis minuman : klien mengatakan

selama di rumah sakit hanya minum

air putih

BB: 105 kg

TB: 173 cm

IMT :BB/TB²=105/173²=

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

50

kurang /kurus 105/1,73=105/2,99=35,1

Klien memiliki berat badan berlebih

(obesitas)

Pola Kebersihan Diri

Di Rumah Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data

sekunder Klien mengatakan di

rumah mandi 2x sehari

menggunakan sabun mandi,

keramas 2x satu minggu

menggunakan shampo.

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder Mandi: 2 kali/

sehari

Gosok gigi: 2 kali/ sehari

Keramas: 2x/minggu

Gunting kuku: saat kuku panjang

Ket: pola kebersihan klien

dilakukandengan bantuan keluarga

Di Rumah Sakit Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data

sekunder Saat dilakukan

pengkajian, keluarga mengatakan

di seka 2x sehari oleh perawat dan

oral hygine 2x sehari.

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder Mandi: klien

mengatakan diseka 2 kali/sehari

Gosok gigi: 1 kali/ dua hari

Keramas: sampai dilakukannya

pengkajian klien belum keramas.

Rambut klien tampak bersih.

Gunting kuku: selama di Rumah Sakit

klien belum pernah gunting kuku, kuku

dalam keadaan pendek, rapi dan bersih

Ket: pemenuhan personal hygiene klien

di bantu sebagian oleh keluarga dan

perawat

Pola Eliminasi

Di Rumah Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data

sekunder Klien mengatakan BAK

frekuensi ±5-6 x/hari, warna urine

kuning jernih. Klien mengatakan

BAB 1 x/hari, konsistensi lembek,

bau khas BAB warna kuning

kecoklatan

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

BAK

- Frekuensi : ±4x/hari

- Konsistensi : cair

- Jumlah : ±900 cc/hari

- Bau : khas urine

- Warna : kuning jernih

BAB

- Frekuensi : 1x/hari

- Konsistensi : lembek

- Jumlah : -

- Bau : khas feses

- Warna : kuning kecoklatan

Di RumahSakit Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data

sekunder

BAK

- Frekuensi : ±3-5x

- Konsistensi : cair

- Jumlah : ±1000cc

- Bau : khas urine

- Warna : kuning keruh

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

- Klien mengatakan BAK sehari ±4-

7x/ hari

- Jumlah : 1400 cc

- Konsistensi cair, berwarna kuning

agak keruh, bau khas urine

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

51

BAB

- Frekuensi : 1x

- Konsistensi : lembek

- Bau : khas feses

Warna : kuning kecoklatan

- Saat dilakukan pengkajian, klien

mengatakan belum BAB sejak

masuk rumah sakit.

Klien tidak menggunakan kateter

urin dan menggunakan pempers

karena ADL dibantu oleh keluarga

dan perawat Pola Aktivitas

Di Rumah Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data

sekunder Klien berperan sebagai

seorang suami dari istri dan ketiga

anaknya tinggal bersama istri dan

anak terahir , kegiatan sehari-hari

di rumah di lakukan dengan

bantuan keluarga (istri, dan anak)

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder Klien berperan

sebagai seorang suami dari istri dan

kedua anaknya tinggal bersama istri dan

anaknya, kegiatan sehari-hari di rumah

di lakukan dengan bantuan keluarga

(istri, dan anak)

Di RumahSakit Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data

sekunder Klien bedrest aktivitas

dilakukan di tempat tidur ADL

dibantu oleh keuarga

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder Saat dilakukan

pengkajian, Klien mengatakan tidak

mampu melakukan aktivitas karena

sesak nafas, dan juga lemas dan untuk

kebutuhan ADL dibantu oleh keluarga

dan perawat

Pola IstirahatTidur

Di Rumah Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data

sekunder Klien mengatakan tidur

selama 7 jam mulaidari jam 22.00

WIB sampai jam 05.00 WIB

klienmengatakantidursiang 2 jam

dari jam 13.00 WIB sampai jam

15.00 WIB

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder Tidur siang:

tidak pernah

Tidur malam: ± 7 jam, klien biasa tidur

jam 21.00 dan bangun jam 04.00

Keterangan: klien mengatakan tidak

pernah tidur siang

Di Rumah Sakit Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data

sekunder Klien tidur malam 9

jam, mulai jam 20.00 WIB sampai

jam 05.00 WIB tidursiang ±1 jam

mulaidari jam 12.00 WIB

kemudian tidur siang mulai jam

14.00 sampai jam 15.00 WIB

T Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder tidur siang :

tidak tidur siang

Tidur malam: 22.00-04.00

Ket : klien mengatakan ia tidak bisa

tidur malam karena sedikit sesak

4). PemeriksaanFisik

Tabel 4. 6 Pemeriksaan Fisik Observasi Klien 1 Klien 2

Berdasarkan

informasi dari

perawat,

didapatkan data

sekunder

Kesadaran

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

52

Umum

Kesadaran

GCS

TD

Nadi

Suhu

Respirasi

Spo2

Cukup

Composmentis

E 4 V 5 M 6

110/80 mmHg

100 x/menit

36,8 0C

20x/menit

98%

Cukup

Composmentis

E 4 V 5 M 6

130/80 mmHg

80 x/menit

36,3 0C

20x/menit

97%

Pemeriksaan

Kepala

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder Inspeksi:

bentuk kepala chepal rambut tampak

bersih, warna rambut hitam ada uban

,persebaran warna rambut dan

pertumbuhan rambut merata, kulit

kepala tampak bersih, tidakada massa

atau lesi

Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan,

tidak teraba massa, tidak terdapat

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder Inspeksi:

bentuk kepala normal chepal rambut

tampak bersih, warna rambut hitam,

persebaran warna rambut dan

pertumbuhan rambut merata, kulit kepala

tampak bersih, tidakada massa atau lesi

Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, tidak

teraba massa.

Pemeriksaan

Mata

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi

Alis : persebaran merata, simetris

kanan-kiri

Mata : simetris antara kiri dan kanan

Bola mata : bulat dapat bergerak

kesegara arah

Sklera : putih susu tidak ikterik

Konjungtiva : merah muda

Refleks cahaya : +/+

Palpasi : teraba kenyal pada kedua

bola mata.

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi

Alis : Alis sebelah kiri dan kanan

simetris, persebaran alis merata dan

berwarna putih.

Mata : simetris antara kiri dan kanan,

terdapat kantung mata atau lingkaran

hitam pada mata klien

Bola mata :dapat bergerak ke delapan

arah namun lambat, bulat

Sklera : berwarna putih susu dan tidak

ikterik

Pupil : isokor

Konjungtiva : Anemis

Refleks cahaya : +/+

- Palpasi

Mata : Teraba kenyal dan tidak terdapat

nyeri tekan pada kedua kelopak mata.

Pemeriksaan

Hidung

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi

Lubang hidung: bentuk simetris,

lubang hidung bersih, Hidung :

Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan

tidak ada massa

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi

Lubang hidung: bentuk simetris, lubang

hidung bersih, Hidung : terpasang

masker nasal kanul 3 lpm Palpasi:

tidak terdapat nyeri tekan

Pemeriksaan

Telinga

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi

Daun telinga : simetris, tidak ada lesi

Lubang telinga : terdapat sedikit

serumen, gendang telinga utuh

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi :

Daun telinga : simetris, tidak ada lessi

disekitar telinga, letak aurikel sejajar

dengan mata

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

53

Palpasi :

Telinga : Tidak terdapat nyeri tekan

Kondisi lubang teling : terdapat sedikit

serumen pada kedua telinga

Palpasi :

Telinga : Tidak terdapat nyeri tekan

Pemeriksaan

Mulut

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi

Bibir :mukosa bibir lembab

Gigi :gigi masih utuh, gigi tampak

bersih, tidak ada caries gigi

Gusi :berwarna merah muda

Lidah :berwarna merah muda

Uvula :tepat berada ditengah

Tonsil :Tidak ada pembesaran tonsil

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi

Bibir :mukosa bibir lembab

Gigi : gigi masih utuh, gigi tampak

bersih, tidak ada caries gigi

Gusi : berwarna merah muda

Lidah :berwarna merah muda

Uvula : tepat berada ditengah

Tonsil : Tidak ada pembesaran tonsil

Pemeriksaan

Leher

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi:

Kondisi kulit bersih persebaran

merata tidak ada lesi.

Palpasi:Tidak ada pembesaran pada

kelenjar tyroid dan kelenjar limfe,

trakea tepat ditengah, tidak ada massa

atau luka.

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi

Kondisi kulit: persebaran warna pada

kulit merata, tidak ada massa

Palpasi

Kelenjar thyroid: tidak ada perbesaran

pada kelenjar thyroid dan nyeri tekan

Vena jugularis: tidak terdapat

pembengkakan vena jugularis

Trakea : tepat berada ditengah, tidak ada

deviasi trakea

Kelenjar limfe : tidak ada nyeri tekan

Pemeriksaan

Thorax

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Pemeriksaan paru

Inspeksi:

Bentuk dada normal chest,

pergerakan dinding dada simetris,

persebaran warna kulit merata.

Palpasi:

Saat dilakukan pemeriksaan taktil

fremitus teraba getaran suara yang

sama diseluruh lapang paru, tidak

terdapat krepitasi tulang, tidak ada

massa.

Perkusi:

Pada ICS 3-5 sebelah kiri sternum

terdengar pekak

Auskultasi:

Tidak terdengar bunyi nafas

tambahan.

Wheezing Ronchi

- -

- -

- -

- -

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Pemeriksaan paru

Inspeksi:

Bentuk dada normal chest, pergerakan

dinding dada simetris, persebaran warna

kulit merata.

Palpasi:

Saat dilakukan pemeriksaan taktil

fremitus teraba getaran suara yang sama

diseluruh lapang paru, tidak terdapat

krepitasi tulang, tidak ada massa.

Perkusi:

Pada ICS 3-5 sebelah kiri sternum

terdengar pekak

Auskultasi:

Tidak terdengar bunyi nafas tambahan.

Wheezing Ronchi

- -

- -

- -

- -

- -

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

54

- -

Pemeriksaan jantung

Inspeksi:

Ictus tampak pada ICS 5 midclavicula

line sinistra, persebaran warna kulit

merata, tidak ada lesi.

Palpasi:

Teraba ictus cordis pada ICS 5

midclavicula sinistra.

Perkusi:

Terdengar pekak (ICS 3-5 sebelah

kiri sternum).

Auskultasi:

Tidak terdengar bunyi jantung

tambahan.

Pemeriksaan jantung

Inspeksi:

Ictus tampak pada ICS 5 midclavicula

line sinistra, persebaran warna kulit

merata, tidak ada lesi.

Palpasi:

Teraba ictus cordis pada ICS 5

midclavicula sinistra.

Perkusi:

Terdengar pekak (ICS 3-5 sebelah kiri

sternum).

Auskultasi:

Tidak terdengar bunyi jantung tambahan.

Pemeriksaan

punggung

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi : persebaran warna kulit

merata terdapat luka dengan ukuran

10cm x 7cm, dasar luka pus dan

terdapat jaringan nekrotik

- Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi : persebaran warna kulit merata

tidak terdapat lesi atau massa

Pemeriksaan

Abdomen

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi:

Persebaran warna kulit merata, tidak

terdapat massa atau lesi,, umbilicus

terletak tepat di tengah.

Auskultasi:

Bunyi peristaltic usus 10 x/menit.

Perkusi:

Terdengar timpani disemua lapang

abdomen

Palpasi:

Tidak ada pembesaran hepar tidak

ada nyeri tekan pada abdomen

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi

Persebaran warna kulit merata, tidak

terdapat lessi

Auskultasi :

Bising usus terdengar 15 x/menit

Perkusi :Pada saat dilakukan perkusi

bunyi timpani terdengar pada area yang

berisi usus, sedangkan bunyi pekak

terdengar pada area hepar dan pankreas.

Palpasi

Tidak terdapat nyeri tekan pada keempat

kuadran abdomen klien belum BAB.

Pemeriksaan

Genetalia

- Berdasarkan informasi dari

perawat, didapatkan data sekunder

- Inspeksi:

Keadaan genetalia bersih, tidak ada

lessi dan edema

- Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

- Inspeksi:

Keadaan genetalia bersih, tidak ada lessi

dan edema

Pemeriksaan

Ekstremitas

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Ekstermitasatas

- Inspeksi

Tidak ada edema, persebaran warna

kulit merata, tidak tampak bekas

luka, tidak tampak adanya lesi

Mobilisasi : mika miki

- Kekuatan otot :

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Ekstermitasatas

- Inspeksi

Terdapat edema di extremitas atas dan

bawah, persebaran warna kulit merata

tidak ada kehitaman, terdapat luka.

Mobilisasi : mika miki

- Kekuatan otot :

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

55

5 5

5 5

5 5

4 4

Terdapat luka pada extremitas bawah

kanan warna dasar luka merah dengan

ukuran 8x12 cm dan terdapat pus, dan

luka pada extremitas kiri warna dasar

luka merah dengan ukuran 10x8 cm

terdapat pus,

Pemeriksaan

Kulit dan Kuku

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi: warna kulit sawo matang,

persebaran merata, terdapat luka pada

area punggung , kuku sedikit panjang

belum gunting kuku

Palpasi:Kondisi kulit kering, akral

teraba hangat, kulit lembab, turgor

kulit kembali< 2 detik, CRT

kembali< 2 detik

Berdasarkan informasi dari perawat,

didapatkan data sekunder

Inspeksi: warna kulit kuning sawo

matang, persebaran merata, adanya

edema di bagian extremitas atas

bawah,terdapat luka pada kedua

extremitas, kuku bersih dan pendek

Palpasi: kondisi kulit lembab, akral

teraba hangat, kulit lembab, turgor kulit

kembali> 2 detik, CRT kembali> 2 detik

5). Pemeriksaan Penunjang

Tabel 4. 7 Pemeriksaan Penunjang Klien 1 Tanggal JenisPemeriksaan Hasil Nilai Normal

14-05-2020; Hemoglobin

PCV

Lekosit

Trombosit

LED 1Jam

Eritrosit

MCV

MCH

MCHC

Hitung jenis

Eosinifil

Basofil

Batang

Segmen

Limfosit

Monosit

URINE

MAKROSKOPIK

Warna

Kekeruhan

CLEMIC ANALYSER

MEDITRON

Bj

Ph

Lekosit (esterase)

Nitrit

Protein

11,8

35,8

14.200

189.000

25

4,41

81,2

26,8

33,0

1

0

0

73

5

21

Kuning

Keruh

1,015

6,0

4+(500)

Neg

1+(25)

g/%

%

Sel/uL

Sel/uL

Mm/1jam

Juta/uL

Fl

Pg

g/dl

%

%

%

%

%

%

uL

mg/dL

L13,5-17,7 P:11,4-15,1

L:40-54 P: 37-47

4000-10.500

140.000-440.000

L:0-15 P:0-20

L:4,5-6,5 P:3,8-5,8

80-97

26,5-33,5

31,5-35,0

1-5

0-1

3-5

50-70

15-40

2-8

1.001-1035

4,7-8,0

NEGATIP

NEGATIP

NEGATIP

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

56

Glukosa 2jam pp

Keton

Urobilinogen

Bilirubin

Eritrosit/Hb

GDA

+(1000)

Neg

2+(4)

Neg

3+(50)

397

mg/dL

mg/dL

mg/dL

mg/dL

mg/dL

mg/dL

NEGATIP

NEGATIP

NEGATIP

NEGATIP

NEGATIP

Tabel 4. 8 Pemeriksaa Penunjang Klien 2 Tanggal JenisPemeriksaan Hasil Nilai Normal

23-05-2020 HGB

MCV

MCH

MCHC

RDW-SD

RDW-CV

NRBC%

NRBC#

WBC

EO%

BASO%

NEUT%

LYMPH%

MONO%

EO#

BASO#

NEUT#

LYMPH#

MONO#

IG%

IG%

PLT

PDW

MPV

P-LCR

PCT

RET#

RET%

IRF

LFR

MFR

HFR

RET-He

Neutrophilia

Lymphopenia

Monocytosis

Leucytosis

IG Present

Creatinin Cleareance

8,6

71,2

25,8

36,3

39,9

15

21,86

0,0

0,1

92,2

1,6

6,1

0,00

0,02

20,16

0,35

1,33

0,7

0,16

318

10,2

10,2

26,4

0,33

L 8,7

g/dL

fL

pg

g/dL

fL

%

%

10^3/µL

10^3/µL

%

%

%

%

%

10^3/µL

10^3/µL

10^3/µL

10^3/µL

10^3/µL

%

10^3/µL

10^3/µL

fL

fL

%

%

10^3/µL

%

%

%

%

%

pg

Ml/mnt/1,7m^2

14,0-17,5

80.0-97.0

25.6-33.5

31,5-35.0

35-47

11.5-14.5

4,4-11,3

2-4

0-1

50-70

25-40

2-8

<0,5

<003

150-450

10-18

6,6-11

15,0-25,0

0,150-0,400

3-116

0,77-2,22

2,8-13,4

89,9-98,6

2,7-11,9

0,1-1,6

31,5-37,7

Anemia

90,0-130,0

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

57

Albumin

Gula darah sewaktu

L 2,07

42

g/dL

mg/dL

3,5-5,2

<200

Tabel 4.9 Terapi Obat Pasien 1

Nama Obat Dosis Waktu Pemberian Fungsi Obat

Humolog 10-0-8

unit

2x/hari SC Obat insulin untuk membantu

mengontrol gula dalam darah

Levemir 10 unit 1 x /hari SC Obat insulin untuk membantu

mengontrol gula dalam darah

Eritromizin 1 gr 3x1 Per oral Obat digunakan untuk mengatasi

infeksi bakteri dan antibiotik

NS 500 ml 1 flas/5,5

jam

Intravena Pengganti cairan tubuh akibat

dehidrasi

Tabel 4.8 Terapi Obat Pasien 2

Nama Obat Dosis Waktu Pemberian Fungsi Obat

Kalmethasone 0,5 mg 2x/hari PO Obat yang digunakan untuk

mengatasi peradangan,

meredakan pembengkakan dan

sebagai mengatasi edema

Amlodipine 10 mg 1 x /hari PO Obat digunakan untuk

menurunkan tekana darah

Furosemide 40mg 3x2 amp Intravena Obat digunakan untuk

mengeluarkan kelebihan cairan

dari dalam tubuh memalui

urine

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

58

Ondansetron 8 mg 3 x 4 mg Intravena Obat yang digunakan untuk

mengobati mual muntah

Metronidazole 500mg 3x30mg Intravena Obat yang digunakan sebagai

antibiotic menangani infeksi

akibat bakteri atau parasit

D 10 500 ml 1 fash/12

jam

Intravena Obat yang digunakan untuk

menangani kekurangan glukosa

6). Analisa Data

Tabel 4.10 Analisa Data

Tgl Analisa Data Etiologi Masalah

Klien 1

15 Mei

2020

DS:

- Klien mengatakan

terdapat luka diarea

punggung

- Klien mengatakan luka

sejak tiga minggu terahir

- Klien mengatakan luka

karena adanya tekanan

pada tonjolan tulang

belakang

- Klien mengatakan

mempunyai riwayat

Diabetes Melitus sejak 2

tahun

- Klien mengatakan nyeri

diarea punggung , skala

6, hilang timbul

DO :

- Klien berbaring ditempat

tidur

- Tampak luka diarea

punggung pada tulang

sakrum dengan ukuran

10cm x 7cm, dasar luka

pus, berwarna kuning

DM tipe II

Defisiensi insulin

Penurunan glukosa

oleh sel

Hiperglikemi

Glykosuria

Mikrovaskuler

Penyempitan

pembuluh darah

Gangguan sirkulasi

Gangguan Integritas

Kulit

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

59

kemerahan, terdapat

jaringan nekrotik, luka

tampak kotor, tepi luka

nekrotik teraba hangat

- GDA: 397 mg/dL

TTV

TD : 110/70 mmHg

S : 37.2C

N: 125x/menit

RR : 20x/menit

SpO2: 98%

Suplai darah &O2

kejaringan menurun

Terjadi ulkus

Gangguan Integritas

Kulit

Kien 2

Tgl Analisa Data Etiologi Masalah

23 Mei

2020 DS:

- Klien mengatakan

kakinya bengkak sudah

2-3 bulan

- Klien mengatakan

kakinya sering

kebas(sensasi menurun)

dan kesemutan

- Klien mengatakan

terdapat luka pada

kedua kakinya

- Klien mengatakan luka

sejak 4 hari terahir

- Klien mengatakan luka

pada kaki disebebkan

saat merendam kaki

dengan air panas

karena kebas

- Klien mengatakan

mempunyai riwayat

Diabetes Melitus sejak

tahun 2017

DO:

- Klien berbaring

ditempat tidur

- Tampak adanya luka

diarea kaki kanan

dengan warna dasar

luka merah dengan

ukuran 8x12 cm ,

terdapat pus, tidak ada

Penyempitan

pembuluh darah

Gangguan sirkulasi

Suplay darah &

oksigen ke jaringan

perifer menurun

Jaringan terjauh

tubuh

Terjadi luka

Gangguan Integritas

kulit

Gangguan Integritas

Kulit

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

60

jaringan nekrotik, tepi

luka berwarna merah,

teraba hangat

- luka pada extremitas kiri

warna dasar luka merah

dengan ukuran 10x8 cm

terdapat pus, tidak ada

jaringan nekrotik, tepi

luka merah, luka tampak

bersih, teraba hangat

- GDA : 42 mg/dL

TTV

TD : 149/92 mmHg

S : 36.6C

N:82x/menit

RR : 22x/menit

SpO2 : 94%

7). Diagnosa Keperawatan

Tabel 4. 11 Diagnosa Keperawatan Tanggal DiagnosaKeperawatan

Klien 1

15-05-2020 Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan Faktor Mekanis(penekanan

pada tonjolan tulang ) ditandai dengan adanya luka diarea punggung

Klien 2

23-05-2020 Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan suhu lingkungan yang

ekstrim ditandai dengan adanya luka dibagian extremitas bawah

8). Intervensi Keperawatan

Tabel 4. 12 Intervensi Keperawatan Klien 1

Tujuan Kreteria hasil Intervensi Rasional

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

61

Tupan:

Dapat

mempertahankan

integritas kulit

yang baik setelah

dilakukan asuhan

keperawatan 3x24

jam.

Tupen : kadar gula

kembali normal

setelah di lakukan

asuhan

keperawatan selam

1x24 jam.

Menurut Tim Pokja

SLKI DPP PPNI

1.Perfusi jaringan

meningkat(warna luka,

sensabilitas baik)

2.Perdarahan sedang

3.Kemerahan sedang

4.Hematoma menurun

5.Nekrosis menurun

6.Suhu kulit membaik

7.Sensasi meningkat

Menurut Tim Pokja

SIKI DPP PPNI

Perawatan integritas

kulit :1.11353

Monitor:

1.Monitor perubahan

sirkulasi (dengan

mengukur tanda-tanda

vital)

2.Monitor perubahan

status nutrisi

3.Monitor penurunan

kelembapan

Terapeutik:

4.Gunakan produk

berbahan petrolium

atau minyak pada kulit

kering

Edukasi :

5.Anjurkan

mengguanakan

pelembab (mis.

Lotion,serum)

Perawatan luka:

1.14564

6.Monitor karakteristik

luka (mis. Drainase

warna, ukuran, bau)

7.Monitor tanda-tanda

infeksi

8.Lepaskan balutan

dan plester secara

berlahan

9.Bersihkan dengan

cairan NaCl atau

pembersih non toksik

10.Bersihkan jaringan

nekrotik

11. Berikan salep yang

sesuai kekulit/lesi,jika

perlu

1.Memastikan sirkulasi

pada daerah luka

normal

2.Untuk

memaksimalkan

penyembuhan luka

3.Mencegah terjadinya

lesi

4. Mengurangi adanya

kulit kering dan retak

5.Untuk melembabkan

kulit dan mencegah

terjadinya lesi

6. untuk mengetahui

perkembangan luka

7. untuk mengetahui

terdapat infeksi atau

tidak

8.Agar mengurangi

rasa nyeri dan tidak

merusak jaringan

granulasi

9.untuk membersihkan

luka

10.Agar mempercepat

tumbuhnya jaringan

baru

11.Sebagai antibiotic

dan mempercepat

tumbuhnya jaringan

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

62

12.Pasang balutan

sesuai dengan jenis

luka

13.Pertahankan tehnik

steril pada saat

perawatan luka

14.Ganti balutan

sesuai jumlah exsudat

dan drainase

15.Edukasi perawatan

kulit

16.Anjurkan mika

miki(bila perlu)

17.Edukasi pola

perilaku kebersihan

18.Edukasi 5 pilar DM

19.Kolaborasi dengan

dokter dan ahli gizi

dalam pemberian

terapi dan diit

20.Pemeriksaan gula

darah

baru

12.Untuk menutup

luka yang terbuka

13.Mencegah

terjadinya infeksi

14.Mencegah

berkembangnya

bakteri

15.Mencegah

terjadinya lesi pada

kulit

16.Mencegah

terjadinya ulkus

dekubitus dan

mengontrol

kelembapan kulit

17.Menjaga kebersihan

tubuh dan mencegah

terjadinya infeksi

18.Menjaga

kesetabilan kadar gula

darah

19.Agar mempercepat

penyembuhan luka

20.untuk mengetahui

nilai kadar gula darah

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

63

Tabel 4. 13 Intervensi Keperawatan Klien 2

Tujuan Kreteria hasil Intervensi Rasional

Tupan:

Dapat

mempertahankan

integritas kulit

yang baik setelah

dilakukan asuhan

keperawatan 3x24

jam.

Tupen : kadar gula

kembali normal

setelah di lakukan

asuhan

keperawatan selam

1x24 jam.

Menurut Tim Pokja

SLKI DPP PPNI

1.Perfusi jaringan

meningkat(warna luka,

sensabilitas baik)

2.Perdarahan sedang

3.Kemerahan sedang

4.Hematoma menurun

5.Nekrosis menurun

6.Suhu kulit membaik

7.Sensasi meningkat

Menurut Tim Pokja

SIKI DPP PPNI

Perawatan integritas

kulit :1.11353

Monitor:

1.Monitor perubahan

sirkulasi (dengan

mengukur tanda-tanda

vital)

2.Monitor perubahan

status nutrisi

3.Monitor penurunan

kelembapan

Terapeutik:

4.Gunakan produk

berbahan petrolium

atau minyak pada kulit

kering

Edukasi :

5.Anjurkan

mengguanakan

pelembab (mis.

Lotion,serum)

Perawatan luka:

1.14564

6.Monitor karakteristik

luka (mis. Drainase

warna, ukuran, bau)

7.Monitor tanda-tanda

infeksi

8.Lepaskan balutan

dan plester secara

berlahan

9.Bersihkan dengan

cairan NaCl atau

pembersih non toksik

1.Memastikan sirkulasi

pada daerah luka

normal

2.Untuk

memaksimalkan

penyembuhan luka

3.Mencegah terjadinya

lesi

4. Mengurangi adanya

kulit kering dan retak

5.Untuk melembabkan

kulit dan mencegah

terjadinya lesi

6. untuk mengetahui

perkembangan luka

7. untuk mengetahui

terdapat infeksi atau

tidak

8.Agar mengurangi

rasa nyeri dan tidak

merusak jaringan

granulasi

9.untuk membersihkan

luka

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

64

10.Bersihkan jaringan

nekrotik

11. Berikan salep yang

sesuai kekulit/lesi,jika

perlu

12.Pasang balutan

sesuai dengan jenis

luka

13.Pertahankan tehnik

steril pada saat

perawatan luka

14.Ganti balutan

sesuai jumlah exsudat

dan drainase

15.Edukasi perawatan

kulit

16.Anjurkan mika

miki(bila perlu)

17.Edukasi pola

perilaku kebersihan

18.Edukasi 5 pilar DM

19.Kolaborasi dengan

dokter dan ahli gizi

dalam pemberian

terapi dan diit

20.Pemeriksaan gula

darah

10.Agar mempercepat

tumbuhnya jaringan

baru

11.Sebagai antibiotic

dan mempercepat

tumbuhnya jaringan

baru

12.Untuk menutup

luka yang terbuka

13.Mencegah

terjadinya infeksi

14.Mencegah

berkembangnya

bakteri

15.Mencegah

terjadinya lesi pada

kulit

16.Mencegah

terjadinya ulkus

dekubitus dan

mengontrol

kelembapan kulit

17.Menjaga kebersihan

tubuh dan mencegah

terjadinya infeksi

18.Menjaga

kesetabilan kadar gula

darah

19.Agar mempercepat

penyembuhan luka

20.untuk mengetahui

nilai kadar gula darah

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

65

9). Implementasi Keperawatan

Tabel 4. 14 Implementasi Keperawatan Dx

Keperawatan

Hari 1 Hari 2 Hari 3

Klien 1 15-05-2020 16-05-2020 17-05-2020

Gangguan

Integritas

Kulit

berhubungan

dengan Faktor

mekanis

15.00 - Memonitor perubahan sirkulasi

(dengan mengukur tanda-tanda vital)

- Memonitor perubahan status nutrisi

- Memonitor penurunan kelembapan

Rawat luka:

- Memonitor karakteristik luka (mis.

Drainase warna, ukuran, bau)

- Memonitor tanda-tanda infeksi

- Melepaskan balutan dan plester secara

berlahan

- Memersihkan dengan cairan NaCL

dan dikompres

- Membersihkan jaringan nekrotik

- Memasang balutan sesuai dengan jenis

luka

- Mempertahankan tehnik steril pada

saat perawatan luka

- Memberikan nutrisi sesuai dengan

anjuran

- Menganjurkan mika miki

- Mengedukasi perawatan kulit

- Mengedukasi pola perilaku kebersihan

- Menginformasikan tentang 5 pilar DM

- Memeriksa kadar gula darah

09.00 - Memonitor perubahan sirkulasi

(dengan mengukur tanda-tanda vital)

- Memonitor perubahan status nutrisi

- Memonitor penurunan kelembapan

Rawat luka:

- Memonitor karakteristik luka (mis.

Drainase warna, ukuran, bau)

- Memonitor tanda-tanda infeksi

- Melepaskan balutan dan plester secara

berlahan

- Memersihkan dengan cairan NaCL

dan dikompres

- Membersihkan jaringan nekrotik

- Memasang balutan sesuai dengan jenis

luka

- Mempertahankan tehnik steril pada

saat perawatan luka

- Memberikan nutrisi sesuai dengan

anjuran

- Menganjurkan mika miki

- Mengedukasi perawatan kulit

- Mengedukasi pola perilaku kebersihan

- Menginformasikan tentang 5 pilar DM

- Memeriksa kadar gula darah

08.45 - Memonitor perubahan sirkulasi

(dengan mengukur tanda-tanda vital)

- Memonitor perubahan status nutrisi

- Memonitor penurunan kelembapan

Rawat luka:

- Memonitor karakteristik luka (mis.

Drainase warna, ukuran, bau)

- Memonitor tanda-tanda infeksi

- Melepaskan balutan dan plester secara

berlahan

- Memersihkan dengan cairan NaCL

dan dikompres

- Membersihkan jaringan nekrotik

- Memasang balutan sesuai dengan jenis

luka

- Mempertahankan tehnik steril pada

saat perawatan luka

- Memberikan nutrisi sesuai dengan

anjuran

- Menganjurkan mika miki

- Mengedukasi perawatan kulit

- Mengedukasi pola perilaku kebersihan

- Menginformasikan tentang 5 pilar DM

- Memeriksa kadar gula darah

Klien 2 23-05-2020 24-05-2020 25-05-2020

Gangguan

Integritas

14.00 - Memonitor perubahan sirkulasi

(dengan mengukur tanda-tanda vital)

08.30 - Memonitor perubahan sirkulasi

(dengan mengukur tanda-tanda vital)

09.00 - Memonitor perubahan sirkulasi

(dengan mengukur tanda-tanda vital)

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

66

Kulit

berhubungan

dengan suhu

lingkungan

yang ekstrim

- Memonitor perubahan status nutrisi

- Memonitor penurunan kelembapan

Rawat luka:

- Memonitor karakteristik luka (mis.

Drainase warna, ukuran, bau)

- Memonitor tanda-tanda infeksi

- Melepaskan balutan dan plester secara

berlahan

- Memersihkan dengan cairan NaCL+

betadine

- Membersihkan jaringan nekrotik

- Memasang balutan sesuai dengan jenis

luka

- Mempertahankan tehnik steril pada

saat perawatan luka

- Memberikan nutrisi sesuai dengan

anjuran

- Menganjurkan mika miki

- Mengedukasi perawatan kulit

- Mengedukasi pola perilaku kebersihan

- Menginformasikan tentang 5 pilar DM

- Memeriksa kadar gula darah

- Memonitor perubahan status nutrisi

- Memonitor penurunan kelembapan

Rawat luka:

- Memonitor karakteristik luka (mis.

Drainase warna, ukuran, bau)

- Memonitor tanda-tanda infeksi

- Melepaskan balutan dan plester secara

berlahan

- Memersihkan dengan cairan NaCL+

betadine

- Membersihkan jaringan nekrotik

- Memasang balutan sesuai dengan jenis

luka

- Mempertahankan tehnik steril pada

saat perawatan luka

- Memberikan nutrisi sesuai dengan

anjuran

- Menganjurkan mika miki

- Mengedukasi perawatan kulit

- Mengedukasi pola perilaku kebersihan

- Menginformasikan tentang 5 pilar DM

- Memeriksa kadar gula darah

- Memonitor perubahan status nutrisi

- Memonitor penurunan kelembapan

Rawat luka:

- Memonitor karakteristik luka (mis.

Drainase warna, ukuran, bau)

- Memonitor tanda-tanda infeksi

- Melepaskan balutan dan plester secara

berlahan

- Memersihkan dengan cairan NaCL+

betadine

- Membersihkan jaringan nekrotik

- Memasang balutan sesuai dengan jenis

luka

- Mempertahankan tehnik steril pada

saat perawatan luka

- Memberikan nutrisi sesuai dengan

anjuran

- Menganjurkan mika miki

- Mengedukasi perawatan kulit

- Mengedukasi pola perilaku kebersihan

- Menginformasikan tentang 5 pilar DM

- Memeriksa kadar gula darah

10). Evaluasi Keperawatan

Tabel 4. 15 Evaluasi Keperawatan Klien 1

Diagnosa 15-05-2020 . 20.00 16-05-2020. 14.00 17-05-2020. 13.30

Gangguan

Integritas Kulit

berhubungan

S:

- Klien mengatakan masih nyeri diarea

punggung , skala 6, hilang timbul

S:

- Klien mengatakan masih nyeri diarea

punggung , skala 5, hilang timbul

S:

- Klien mengatakan masih nyeri diarea

punggung , skala 3, hilang timbul

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

67

dengan Faktor

mekanis

O:

- K/U cukup

- Kesadaran composmentis.

- Klien mengerti tentang Diabetes Melitus

- Klien terpasang Infus NS 500 , 30 tpm

- GCS:E 4 V 5 M 6

- GD2j PP : 155 mg/dl

- Terdapat luka diarea punggung dengan

ukuran 10x7 cm terdapat jaringan nekrotik

- TTV

TD: 120/85 mmHg

N: 90 x/menit

S: 37,0 0C

RR: 20x/menit

- mobilisasi aktif

- Kekuatan otot klien:

Mobilisasi : mika miki

5 5

5 5

A:masalah belum teratasi

P:lanjutkan intervensi

O:

- K/U cukup

- Kesadaran composmentis.

- Klien ter pasang Infus NS 500 , 30 tpm

- GCS:E 4 V 5 M 6

- GD2j PP : 132 mg/dl

- Terdapat luka diarea punggung dengan

ukuran 10x7 cm

- Warna luka kemerahan terdapat jaringan

nekrotik

- TTV

TD: 110/85 mmHg

N: 85 x/menit

S: 36,7 0C

RR: 20x/menit

- mobilisasi aktif

- Kekuatan otot klien:

Mobilisasi : mika miki

5 5

5 5

A:masalah belum teratasi

P:lanjutkan intervensi

O:

- K/U cukup

- Kesadaran composmentis.

- Klienter pasang Infus NS 500 , 20 tpm

- GCS:E 4 V 5 M 6

- GD2j PP : 128 mg/dl

- Terdapat luka diarea punggung dengan

ukuran 10x7 cm jaringan nekrosis menurun

warna dasar luka merah

- TTV

TD: 120/90 mmHg

N: 85 x/menit

S: 36,5 0C

RR: 20x/menit

- mobilisasi aktif

- Kekuatan otot klien:

Mobilisasi : mika miki

5 5

5 5

A:masalah belum teratasi

P:lanjutkan intervensi

Klien 2

Diagnosa 23-05-2020. 18.00 24-05-2020. 13.00 25-05-2020. 12.30

Gangguan

Integritas Kulit

berhubungan

dengan suhu

S:

- Klien mengatakan badanya lemas

- Klien mengatakan kakinya terasa kebas

O:

S:

- Klien mengatakan badanya lemas

- Klien mengatakan kakinya terasa kebas

O:

S:

- Klien mengatakan badanya masih lemas

- Klien mengatakan kakinya masih terasa

kebas

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

68

lingkungan yang

ekstrim

- K/U: lemas

- Kesadaran composmentis.

- Klien mengerti tentang Diabetes Melitus

- Klien terpasang Infus D10, 20 tpm

- GCS:E 4 V 5 M 6

- GD2j PP : 68 mg/dl

- Tampak adnya luka diarea kaki dengan

warna dasar luka merah dengan ukuran

8x12 cm dan terdapat pus

-

- TTV

TD: 140/90 mmHg

N: 82 x/menit

S: 36,6 0C

RR: 22x/menit

- Kekuatan otot klien:

Mobilisasi : mika miki

5 5

4 4

A:masalah belum teratasi

P:lanjutkan intervensi

- K/U: lemas

- Kesadaran composmentis.

- Klien mengerti tentang Diabetes Melitus

- Klien terpasang Infus D10, 20 tpm

- GCS:E 4 V 5 M 6

- GD2j PP : 70 mg/dl

- Tampak luka diarea kaki dengan warna

dasar luka merah dengan ukuran 8x12 cm

- TTV

TD: 130/90 mmHg

N: 86 x/menit

S: 36,8 0C

RR: 20x/menit

- Kekuatan otot klien:

Mobilisasi : mika miki

5 5

4 4

A:masalah belum teratasi

P:lanjutkan intervensi

O:

- K/U: lemas

- Kesadaran composmentis.

- Klien mengerti tentang Diabetes Melitus

- Klien terpasang Infus D10, 20 tpm

- GCS:E 4 V 5 M 6

- GD2j PP :75 mg/dl

- Tampak adnya luka diarea kaki dengan

warna dasar luka merah dengan ukuran

8x12 cm sensabilitas meningkat

-

- TTV

TD: 130/80 mmHg

N: 80 x/menit

S: 36,3 0C

RR: 20x/menit

- Kekuatan otot klien:

Mobilisasi : mika miki

5 5

4 4

A:masalah belum teratasi

P:lanjutkan intervensi

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

69

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian

Tabel 4. 16 Tabel Pembahasan Pengkajian Klien 1 Klien 2

Klien masuk rumah sakit tanggal 14-05-2020

dengan diagnosis Diabetes Melitus+

ulkus,saat dilakukan pengkajian terdapat luka

diarea punggung dengan ukuran 10cm x7cm

warna dasar luka pus dan terdapat jaringan

nekrotik, Klien ter Diagnosis Diabetes Melitus

sejak 2 tahun yang lalu 2 dan dilakukan

perawatan luka 1x/hari saat di lakukan

pemeriksaan darah lengkap mendapatkan hasil

GDA: 379 mg/dl ,leko:14.200 HB:11,8

Trombosit: 189.000

Klien masuk Rumah Sakit Tanggal 22-05-

2020 dengan diagnose medis Diabetes Melitus

+ diabetic foot, saat dilakukan pengkajian

terdapat luka diarea kaki dengan warna dasar

luka merah dengan ukuran 8x12 cm dan

terdapat pus, extremitas bawah tampak edema,

dan dilakukan perawatan luka 2x /hari, Klien

mempunyai riwayat Diabetes Melitus sejak 4

tahun pada saat dilakukan pemeriksaan

mendapatkan hasil GDA:20 mg/dL

Opini:

Peneliti menemukan persamaan data yang terjadi pada klien 1 dan klien 2, dimana keduanya di

diagnosa Diabetes Melitus. Pada klien 1 Diabetes Melitus tipe II, dan pada klien kedua Diabetes

Melitus tipe I kedua klien juga mengalami luka yang berada diarea tubuhnya, pada klien 1 luka

terdapat pada punggung bagian bawah tepatnaya di bagian tulang sacrum, luka disebabkan

karena sering tertekan pada area tulang tersebut dan kurangnya pengontrolan pada gula darah,

dan pada klien 2 luka terdapat pada bagian extremitas bawah/ Kedua kaki luka dikarenakan

merendam kaki dengan air panas karena kakinya kebas, pada klien pertama mempunyai tanda

gejala kerusakan lapisan kulit, hematoma dan kemerahan, Pada klien kedua adanya gangguan

perfusi jaringan perifer, luka pada extremitas, kerusakan lapisan kulit, pada klien pertama

terdapat jaringan nekrosis dan pada klien kedua tidak terdapat jaringan nekrosis, kedua klien

mengalami adanya luka dimana ini adalah faktor masalah gangguan Integritas Kulit pada klien

Diabetes Melitus. Klien Diabetes Melitus jika tidak rutin mengontrol kadar gula darahnya akan

mengakibatkan terjadinya luka dikarenakan kadar gula darah yang tidak stabil sehingga

mempengaruhi sirkulasi di dalam aliran pembuluh darah sehinngga kebutuhan O2 dan sari-sari

makanan tidak dapat beredar secara maksimal keseluruh tubuh dan menyebabkan luka yang

lama dalam penyembuhanya maka dari itu hal-hal tersebut sesuai dengan teori dibawah ini.

Teori:

Pada klien Diabetes Melitus biasanya didapatkan adanya Gangguan integritas kulit yaitu

kerusakan mukosa kulit dan jaringan integument (Jennifer, 2010). Dimana penderita mengalami

gangguan epidermis pada lapisan kulit, sehingga dapat memunculkan luka (Hermand, 2013)

luka disebabkan karena ketidak normalan kadar gula darah/ gula darah tinggi sehingga

mempengaruhi sirkulasi pada pembuluh darah dan darah menjadi pekat sehingga aliran darah

tidak lancar hal tersebut menyebabkan O2 dan sari-sari makanan tidak dapat beredar keseluruh

tubuh terutama pada luka sehingga luka akan sukar sembuh, apabila luka tersebut tidak

dilakukan penanganan yang serius akan mengakibatkan Gangguan integritas kulit, Gangguan

integritas kulit pada penderira Diabetes melitus terjadi karena adanya gangguan sirkulasi,

gangguan neuropati perifer, deformitas kaki, imobilisasi dan juga trauma (Harahap, 2012).

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4. 17 Diagnosa keperawatan

Berdasarkan data pengkajian, didapatkan data jika kedua klien mengalami Diabetes Melitus

dengan masalah Gangguan Integritas Kulit kedua klien mengalami masalah ketidak setabilan

kadar gula darah sehingga menyebabkan suplai O2 dan sari-sari makanan tidak dapat beredar ke

jaringan dan menyebebkan timbulnya luka. Hal ini juga dapat ditegakkan diagnosis

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

70

Keperawatan yang sama yaitu Gangguan Integritas kulit

Opini:

Menurut penulis kedua klien memiliki masalah keperawatan Gangguan Integritas Kulit

berhubungan dengan Faktor Mekanis(penekanan pada tonjolan tulang) dikarenakan berat badan

yang kurang, seringnya tiduran ditempat tidur, kadar gula darah yang tinggi dan kurangnya

pengetahuan, ditandai dengan adanya luka diarea punggung, nyeri, dan Gangguan Integritas

Kulit berhubungan dengan suhu lingkungan yang ekstrim ditandai dengan adanya luka

dibagian extremitas, warna dasar merah dan terdapat pus, serta kaki sering terasa kebas di

karenakan kurangnya pengetahuan tentang Diabetes Melitus

Teori:

Hal ini bisa dijelaskan dari (Jennifer, 2010) Dimana penderita mengalami gangguan epidermis

pada lapisan kulit disebabkan oleh metabolic Diabetes, sehingga dapat memunculkan luka

(Hermand, 2013). Luka yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tidak stabil sehingga darah

menjadi pekat, dengan darah menjadi pekat maka aliran darah dipembuluh darah menjadi tidak

lancar sehingga kebutuhan O2 dan sari-sari makanan tidak dapat beredar keseluruh tubuh

sehingga dapat memunculkan luka, pada Diabetes Melitus jenis luka meliputi Dermopati

Diabetes, diabetik foot atau luka pada kaki yang dipengarui oleh neuropati, vaskulopati

(iskemia) dan imunopati, Lokasi luka biasanya muncul dikaki dan jari tengah, berisi cairan dan

tidak edema. Apabila luka tersebut tidak dilakukan penanganan yang serius akan

mengakibatkan Gangguan integritas kulit (Harahap, 2012).

4.2.3 Rencana Keperawatan

Berdasarkan dari diagnosis yang telah ditegakkan pada klien 1 dan klien 2, dapat

dilakukan perencanaan tindakan keperawatan kepada kedua klien berdasarkan

teori.

Tabel 4. 18 Tabel Pembahasan Tujuan Intervensi Keperawatan Tujuan Klien 1 Klien 2

Tupan:

Dapat

mempertahan

kan integritas

kulit yang

baik setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

3x24 jam.

Tupen : kadar

gula kembali

normal

setelah di

lakukan

asuhan

keperawatan

selam 1x24

jam.

Pada klien 1 juga ditetapkan tujuan

yaitu:

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 3 hari masalah

gangguan integritas kulit dapat

menunjukan adanya perbaikan pada

luka dan kadar gula darah menjadi

normal.

Pada klien 2 juga ditetapkan tujuan yang

sama yaitu:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan

selama 3 hari masalah gangguan

integritas kulit dapat menunjukan adanya

perbaikan pada luka dan kadar gula darah

menjadi normal.

Opini:

Berdasarkan data didapatkan bahwa kedua klien mengalami Diabetes Melitus dengan masalah

Gangguan Integeritas Kulit karena ketidak stabilan kadar gula darah sehingga dari tujuan jangka

pendek klien gula darah menjadi stabil dalam nilai yang ditentukan sedangkan dari tujuan jangka

panjang masalah Gangguan Integritas Kulit dapat menunjukan adanya perbaikan dan kadar gula

darah menjadi normal. Hal ini sudah sesuai teori ditinjauan pustaka yang menjelaskan akan dapat

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

71

mengatasi Gangguan Integriatas Kulit.

Teori:

Dari tujuan ditentukan pada kedua klien dan pada tinjaun pustaka sudah sesuai dengan teori

subekti, (2011) menyatakan bahwa penetapan tujuan rencana keperawatan bagi klien Diabetes

Melitus dengan masalah Keperawatan Gangguan Integritas Kulit supaya kadar gula darah menjadi

normal dan luka membaik

Tabel 4. 19 Tabel Pembahasan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Klien 1 Klien 2

1.Perfusi jaringan meningkat(warna luka,

sensabilitas baik)

2.Perdarahan sedang

3.Kemerahan sedang

4.Hematoma menurun

5.Nekrosis menurun

6.Suhu kulit membaik

7.Sensasi meningkat

1.Perfusi jaringan meningkat(warna luka,

sensabilitas baik)

2.Perdarahan sedang

3.Kemerahan sedang

4.Hematoma menurun

5.Nekrosis menurun

6.Suhu kulit membaik

7.Sensasi meningkat

Opini:

Kriteria hasil yang telah ditetapkan pada kedua klien sudah sesuai dengan teori penulis pada

tinjauan pustaka. Pada klien 1 dan 2 ditentukan kriteria hasil diatas dikarenakan sudah sesuai

dengan masalah Diabetes Melitus dengan Gangguan Integritas Kulit, Perfusi jaringan

meningkat(warna luka, sensabilitas baik), Perdarahan sedang, Kemerahan sedang, Hematoma

menurun, Nekrosis menurun, Suhu kulit membaik, Sensasi meningkat

Apabila kedua klien mampu mencapai kriteria hasil yang sudah ditetapkan, maka hal ini

menunjukkan bahwa ada perbaikan dalam proses penyembuhan luka

Teori:

Dari kriteria yang ada menunjukkan teori Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019), yang dapat

dicapai dengan kriteria hasil:. Perfusi jaringan meningkat(warna luka, sensabilitas baik),

Perdarahan sedang, Kemerahan sedang, Hematoma menurun, Nekrosis menurun, Suhu kulit

membaik, Sensasi meningkat.

Tabel 4. 20 Tabel Pembahasan Intervensi Keperawatan Klien 1 Klien 2

1.Monitor perubahan sirkulasi (dengan

mengukur tanda-tanda vital)

2.Monitor perubahan status nutrisi

3.Monitor penurunan kelembapan

4.Gunakan produk berbahan petrolium atau

minyak pada kulit kering

5.Anjurkan mengguanakan pelembab (mis.

Lotion,serum)

6.Monitor karakteristik luka (mis. Drainase

warna, ukuran, bau)

7.Monitor tanda-tanda infeksi

8.Lepaskan balutan dan plester secara

berlahan

9.Bersihkan dengan cairan NaCl atau

pembersih non toksik

10.Bersihkan jaringan nekrotik

11. Berikan salep yang sesuai kekulit/lesi,jika

perlu

1.Monitor perubahan sirkulasi (dengan

mengukur tanda-tanda vital)

2.Monitor perubahan status nutrisi

3.Monitor penurunan kelembapan

4.Gunakan produk berbahan petrolium atau

minyak pada kulit kering

5.Anjurkan mengguanakan pelembab (mis.

Lotion,serum)

6.Monitor karakteristik luka (mis. Drainase

warna, ukuran, bau)

7.Monitor tanda-tanda infeksi

8.Lepaskan balutan dan plester secara

berlahan

9.Bersihkan dengan cairan NaCl atau

pembersih non toksik

10.Bersihkan jaringan nekrotik

11. Berikan salep yang sesuai kekulit/lesi,jika

perlu

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

72

12.Pasang balutan sesuai dengan jenis luka

13.Pertahankan tehnik steril pada saat

perawatan luka

14.Ganti balutan sesuai jumlah exsudat dan

drainase

15.Edukasi perawatan kulit

16.Edukasi pola

perilaku kebersihan

17.Edukasi 5 pilar DM

18.Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi

dalam pemberian terapi dan diit

19.Pemeriksaan gula darah

12.Pasang balutan sesuai dengan jenis luka

13.Pertahankan tehnik steril pada saat

perawatan luka

14.Ganti balutan sesuai jumlah exsudat dan

drainase

15.Edukasi perawatan kulit

16.Edukasi pola

perilaku kebersihan

17.Edukasi 5 pilar DM

18.Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi

dalam pemberian terapi dan diit

19.Pemeriksaan gula darah

Opini:

Pada klien 1 dan 2 diberikan rencana keperawatan yang sesuai dengan tinjauan pustaka. Pada

setiap klien, intervensi yang direncanakan intervensi sama, ialah mulai dari mengidentifikasi,

memonitor, pemeriksaan gejala dan perawatan luka. Intervensi memiliki maksud dan tujuan

yang sama yaitu membantu mengatasi masalah yang dialami klien saat ini yaitu Gangguan

integritas kulit, hal ini sesuai dengan teori dibawah.

Teori:

Teori yang dibuat ini sama bagi kedua klien dan juga sesuai dengan teori menurut Tim Pokja

SDKI DPP PPNI (2017), Monitor perubahan sirkulasi (dengan mengukur tanda-tanda vital),

Monitor perubahan status nutrisi, Monitor penurunan kelembapan, Gunakan produk berbahan

petrolium atau minyak pada kulit kering, Anjurkan mengguanakan pelembab (mis.

Lotion,serum), Rawat luka : Monitor karakteristik luka (mis. Drainase warna, ukuran, bau) ,

Monitor tanda-tanda infeksi, Lepaskan balutan dan plester secara berlahan, Bersihkan dengan

cairan NaCl atau pembersih non toksik, Bersihkan jaringan nekrotik , Berikan salep yang sesuai

kekulit/lesi,jika perlu, Pasang balutan sesuai dengan jenis luka, Pertahankan tehnik steril pada

saat perawatan luka, Ganti balutan sesuai jumlah exsudat dan drainase, Edukasi perawatan kulit,

Edukasi pola perilaku kebersihan, Edukasi 5 pilar DM , Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi

dalam pemberian terapi dan diit, Pemeriksaan gula darah.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Tabel 4. 91 Tabel Pembahasan Implementasi Keperawatan Klien 1 Klien 2

- Memonitor perubahan sirkulasi (dengan

mengukur tanda-tanda vital)

- Memonitor perubahan status nutrisi

- Memonitor penurunan kelembapan

Rawat luka:

- Memonitor karakteristik luka (mis. Drainase

warna, ukuran, bau)

- Memonitor tanda-tanda infeksi

- Melepaskan balutan dan plester secara

berlahan

- Memersihkan dengan cairan NaCL

- Membersihkan jaringan nekrotik

- Memasang balutan sesuai dengan jenis luka

- Mempertahankan tehnik steril pada saat

perawatan luka

- Memberikan nutrisi sesuai dengan anjuran

- Menganjurkan mika miki

- Mengedukasi perawatan kulit

- Mengedukasi pola perilaku kebersihan

- Menginformasikan tentang 5 pilar DM

- Memonitor perubahan sirkulasi (dengan

mengukur tanda-tanda vital)

- Memonitor perubahan status nutrisi

- Memonitor penurunan kelembapan

Rawat luka:

- Memonitor karakteristik luka (mis. Drainase

warna, ukuran, bau)

- Memonitor tanda-tanda infeksi

- Melepaskan balutan dan plester secara

berlahan

- Memersihkan dengan cairan NaCL+ betadine

- Membersihkan jaringan nekrotik

- Memasang balutan sesuai dengan jenis luka

- Mempertahankan tehnik steril pada saat

perawatan luka

- Memberikan nutrisi sesuai dengan anjuran

- Menganjurkan mika miki

- Mengedukasi perawatan kulit

- Mengedukasi pola perilaku kebersihan

- Menginformasikan tentang 5 pilar DM

Page 90: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

73

-Mememeriksakadar gula darah -Mememeriksakadar gula darah

Opini:

Pada klien 1 dan 2 dari 20 intervensi yang ada dan telah direncanakan, hanya 16 intervensi

yang telah dilakukan, pada kedua klien dilakukan intervensi yang sama agar membantu masalah

klien Dengan Diabetes Melitus dengan masalah Gangguan Integritas Kulit beberapanya antara

lain, Monitor perubahan sirkulasi (dengan mengukur tanda-tanda vital), Monitor perubahan

status nutrisi, Monitor penurunan kelembapan, Rawat luka : Monitor karakteristik luka (mis.

Drainase warna, ukuran, bau) , Monitor tanda-tanda infeksi, Lepaskan balutan dan plester

secara berlahan, Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih non toksik, Bersihkan jaringan

nekrotik , Berikan salep yang sesuai kekulit/lesi,jika perlu, Pasang balutan sesuai dengan jenis

luka, Pertahankan tehnik steril pada saat perawatan luka, Ganti balutan sesuai jumlah exsudat

dan drainase, Edukasi perawatan kulit, Edukasi pola perilaku kebersihan, Edukasi 5 pilar DM ,

Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi dalam pemberian terapi dan diit, Pemeriksaan gula

darah. Adapun intervensi yang belum di lakukan seperti, Gunakan produk berbahan petrolium

atau minyak pada kulit kering, Anjurkan mengguanakan pelembab (mis. Lotion,serum), belum

dilakukan karena belum perlu pada klien yang didapatkan, adapun kendala dalam melakukan

implementasi yaitu tidak bisa langsung melakukan tindakan kepada klien sehingga semua

implementasi dilakukan oleh pembimbing klinik serta dilakukan dengan cara video call dengan

klien dan keluarga.

Teori:

Hal ini sudah sesuai dengan intervensi yang ada yaitu Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) ),

Monitor perubahan sirkulasi (dengan mengukur tanda-tanda vital), Monitor perubahan status

nutrisi, Monitor penurunan kelembapan, Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada

kulit kering, Anjurkan mengguanakan pelembab (mis. Lotion,serum), Rawat luka : Monitor

karakteristik luka (mis. Drainase warna, ukuran, bau) , Monitor tanda-tanda infeksi, Lepaskan

balutan dan plester secara berlahan, Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih non toksik,

Bersihkan jaringan nekrotik , Berikan salep yang sesuai kekulit/lesi,jika perlu, Pasang balutan

sesuai dengan jenis luka, Pertahankan tehnik steril pada saat perawatan luka, Ganti balutan

sesuai jumlah exsudat dan drainase, Edukasi perawatan kulit, Edukasi pola perilaku kebersihan,

Edukasi 5 pilar DM , Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi dalam pemberian terapi dan diit,

Pemeriksaan gula darah.

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Tabel 4. 22 Tabel Evaluasi Keperawatan Berdasarkan Kriteria Hasil Evaluasi

Klien 1 Klien 2

S:

- Klien mengatakan masih nyeri diarea

punggung , skala 3, hilang timbul O:

- K/U cukup

- Kesadaran composmentis.

- Klienter pasang Infus NS 500 , 20 tpm

- GCS:E 4 V 5 M 6

- GD2j PP : 128 mg/dl

- Terdapat luka diarea punggung dengan

ukuran 10x7 cm nekrosis menurun

- TTV

TD: 120/90 mmHg

N: 85 x/menit

S: 36,5 0C

RR: 20x/menit

- mobilisasi aktif

- Kekuatan otot klien:

Mobilisasi : mika miki

S:

- Klien mengatakan badanya masih lemas

- Klien mengatakan kakinya masih terasa

kebas

O:

- K/U: lemas

- Kesadaran composmentis.

- Klien mengerti tentang Diabetes Melitus

- Klien terpasang Infus D10, 20 tpm

- GCS:E 4 V 5 M 6

- GD2j PP :75 mg/dl

- Tampak adnya luka diarea kaki dengan

warna dasar luka merah dengan ukuran

8x12 cm sensabilitas meningkat -

- TTV

TD: 130/80 mmHg

N: 80 x/menit

S: 36,3 0C

Page 91: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

74

5 5

5 5

A:masalah belum teratasi

P:lanjutkan intervensi

RR: 20x/menit

- Kekuatan otot klien:

Mobilisasi : mika miki

5 5

4 4

A:masalah belum teratasi

P:lanjutkan intervensi

Opini:

Berdasarkan tindakan keperawatan yang dilakukan sudah berhasil sebagian dapat dibuktikan

dengan perbedaan dari kedua klien tersebut yaitu, klien 1 saat evaluasi hari kedua nyeri

berkurang kadar gula darah sudah mulai menurun warna dasar luka memerah, saat evaluasi hari

ketiga nyeri berkurang, kadar gula darah menurun dan luka menunjukan perbaikan dengan

warna dasar luka merah dan jaringan nekrotik menurun. Sedangkan pada klien kedua

menunjukan perbaikan pada kadar Guladarah yang sebelumnya kurang menjadi membaik serta

perbaikan luka dengan warna dasar luka merah dan tidak terdapat pus.

Teori:

Menurut teori kriteria hasil yang dapat terpenuhi dari Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019), ialah

Hasil pemeriksaan kadar gula darah menunjukan pembaikan dari yang tinggi menjadi stabil dan

dari yang rendah mulai meningkat serta menunjukan perbaikan dengan perfusi jaringan

meningkat warna luka semakin memerah, sensabilitas baik Perdarahan sedang, nekrosis

menurun.

Page 92: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran peneliti tentang “Asuhan

Keperawatan Pada Klien Diabetes Melitus dengan masalah Gangguan Integritas Kulit

Di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”.

5.1 Kesimpulan

Asuhan keperawatan pada klien Diabetes Melitus dengan Masalah Gangguan

Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya ini dapat dilaksanakan pada klien1 dan

2 selama 3 hari dirawat dirumah sakit dengan ruangan yang berbeda yaitu ruang PP

dan ruang STAB.

5.1.1 Pengkajian

Pengkajian dapat dilakukan pada kedua klien untuk mendapatkan data guna

menetapkan masalah yang ada. Hasil pengkajian kedua klien ialah klien Diabetes

Melitus mengalami ketidak stabilan kadar gula darah. Dan adanya gangguan

integritas kulit pada kasus ini sehingga klien mengalami adanya luka pada area tubuh.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Dalam menentukan diagnosa keperawatan, penulis mengacu pada teori dan kondisi

klien saat dilakukan pengkajian. Berdasarkan hasil pengkajian pada kedua klien dapat

ditentukan diagnosa keperawatan yaitu Gangguan Integritas kulit

Page 93: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

76

5.1.3 Rencana Keperawatan

Berdasarkan diagnose keperawatan yang telah ditegakkan maka kedua klien telah

disusun rencana keperawatan pada klien Diabetes Melitus dengan masalah Gangguan

Integritas Kulit. Rencana keperawatan pada klien 1 dan 2 tidak memiliki perbedaan,

hal ini berdasarkan diagnosa yang diperoleh.

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan pada klien Diabetes Melitus dengan masalah

Gangguan Integritas Kulit. pada klien 1 dan 2 dari 19 rencana keperawatan yang telah

direncanakan pada klien 1 dan 2 ada 14 rencana keperawatan yang berhasil

dilakukan.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah diberikan kepada klien 1 menunjukkan

adanya kondisi luka yang membaik, sedangkan pada klien 2 adanya perubahan pada

kondisi luka yang menunjukan pembaikan, Pada keduanya menunjukan kadar gula

darah yang mulai membaik dalam rentan nilai normal.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Lahan Penelitian

Melalui hasil penelitian ini, dapat menjadi masukan untuk rumah sakit dalam

peningkatan pelayanan dan perawatan yang diberikan pada klien, agar tercapai

Page 94: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

77

kepuasan klien. Pada kasus klien Diabetes Melitus dengan Gangguan Integritas Kulit

ini bisa ditingkatkan dengan perawatan luka serta menormalkan kadar gula darah

serta memperhatikan masuknya nutrisi yang diberikan untuk mempercepat dalam

penyembuhan luka.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat menjadi masukan untuk Pendidikan dalam

memberikan pengetahuan serta ilmu kepada mahasiswa-mahasiswi, dalam

memberikan asuhan keperawatan yang baik bagi klien Diabetes Melitus dengan

Gangguan Integritas Kulit.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penulis berharap bagi peneliti selanjutnya lebih memperhatikan keadaan klien

kususnya klien Diabetes Melitus dengan masalah Gangguan Integritas Kulit dengan

cara mengecek kadar gula darah secara rutin dan memperhatikan asupan nutrisi

sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka dengan cepat.

Page 95: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

78

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. (2017). “Standards of Medical Care in

Diabetes2017”. Vol. 40. USA : ADA

Ali Maghfuri. 2016. Buku pintar perawatan luka Diabetes Melitus. Jakarta selatan :

Salemba Medika.

Baxter, R., Hastings, N., Law, A., & Glass, E. J. . (2012). Kebutuhan dasar manusia.

R.Baxter,dkk, 39(5), 561–563. https://doi.org/10.1097/QAI.0000000000000915

Boedisantoso, A. 2011. Komplikasi Akut Diabetes Mellitus. Jakarta: Fakultas

Kedokteran UI.

Damayanti, S., & Kurniawan, T. (2014). Dukungan Keluarga pada Pasien Diabetes

Melitus Tipe 2 dalam Menjalankan Self-Management Diabetes Family Support

of Patients Type 2 Diabetes Mellitus in Performing Diabetes Self-management.

Jurnal Keperawatan Padjajaran, 2(1).

Dyah restuning P. (2015). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. In : FKUI

(Vol. 15).

Fitri. (2015). Data Prevalensi Penderita Diabetes di Indonesia. Sehat.link.

Fady, F.A.2015. Luka Diabetik. Yogyakarta: Gosyen.

Hasdianah. 2012. Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak – Anak

Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta : Nuha Medika

Hotma. 2014. Diabetes Melitus dengan Perubahan Gaya Hidup. Bogor : In Media

Mencegah

International Diabetes Federation.WDD 2015 Campaign. Sara Webber International

Diabetes Federation. 2015.

PPNI Tim,2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indosesia. Jakarta Selatan : Dewan

Pengurus Pusat

PPNI Tim. 2018 Standar intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan

Pengurus Pusat

PPNI Tim. 2018 Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan

Pengurus Pusat

Page 96: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

79

Lukita, Y. I. (2018). Pengaruh Range Of Motion (ROM) Aktif Kaki Terhadap Risiko

Terjadinya Ulkus Kaki Diabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Desa

Kaliwining Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember. E-Jurnal Pustaka

Kesehatan.

Kasron. 2012. Kelainan dan pengobatan penyakit jantung : pencegahan dan

pengobatan. Jakarta : Nuha Medika

Kekenusa J. 2013. Analisis hubungan antara umur dan riwayat keluarga menderita

Diabetes Mellitus Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada pasien

rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou

Manado. Jurnal Kesehatan. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Kaku K, 2010, Pathophysiology of Type 2 Diabetes and its Treatment Policy, in

Japan Medical Association Journal, vol. 53, no 1, p.41-6

Lemone, Priscilla. Burke, Karen M. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

Jakarta: EGC.

Miharja, A., 2013.faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Gula Darah

Pada penderita Diabetes Melitus.Buku kedokteran Indonesia. 59:9.

Muttaqin, Arif. 2010.Buku ajar asuhan keperawatan dengan gangguan sistem

endokrin. Jakarta : Salemba Medika.

Muhlisin, A., Ambarwati, W.N., Pratiwi, A. (2015). Model Terapi Kognitif Untuk

Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus di Komunitas.

University Research Colloquium. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Nikmatur Rohmah& Saiful Walid, 2012, Proses Keperawatan Teori & Aplikasi. AR-

RUZZ MEDIA, Yogyakarta

Organization, W. H. (2014). WHO | Noncommunicable diseases country profiles

2014. WHO.

Perkeni. (2015). Penatalaksanaan DM Sesuai Konsensus Perkeni 2015. Perkeni, 1–7.

https://doi.org/10.1002/ijc.25801

Purwaningsih, W dan Ina Karlina. 2012. Asuhan Keperawatan DM. Cetakan II.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Subekti. 2012. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : FKUI

Riyadi, S.J. 2012.keperawatan medikal bedah. Yogyakarta : Pustaka pelajar

Hardianah . 2014. Mengenal Diabetes Melitus pada orang dewasa dan anak-anak .

Yogyakarta : Nuha Medika

Page 97: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

80

Harahap. Marwali. 2011. Ilmu Penyakit Kulit.Jakarta : Eirlangga.

Hermand, T. H. 2015. Diagnosa keperawatan Defisiensi dan Klasifikasi. Jakarta :

EGC

Perkeni . 2011 . Consensus pengelolahan dan pencegahan DM tipe II di Indonesia .

Jakarta

Riset Kesehatan Dasar , 2016 . Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2016 .

Jakarta : Depertemen Kesehatan RI.

Rekam Medik 2018 .Indeks Penyakit Diabetes Melitus Rumah Sakit Panti Waluya

Sawahan Malang.

Rohman, Nikmatur & Walid Saiful. 2011. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta : Ar-ruz Media

Saferi W, Andra., Mariza P, Yessie. 2013. KMB 2 :Keperawatan Medikal Bedah

(Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep). Yogyakarta : Nuha Medika.

Semiardji G,2012. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Jakarta : FKUI

Smaltzer, suzane C Dan bar, Brenda G.2012. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner dan Suddart Ed 8. Alih bahaya oleh Agung Wahyono dkk. Jakarta :

ECG

Soegondo, Soewondo.2010, Penatalaksanaan Terpadu bagi dokter maupun educator

Diabetes Melitus. Jakarta : Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia.

Subekti. 2012. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta :FKUI.

Suyono, S. 2010. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi kedua. Jakarta:

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Tarwoto, dkk, 2012. Keperawatan Medikal Bedah Ganguuan Sistem Endokrin.

Jakarta: Trans Info Media.

Tim Pokja DPP PPNI. 2O16 . Standar diagnosis keperawatan Indonesia( SDKI)

Edisi 1. DPP PPNI. Jakarta

Wartonah, Tarwoto. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia Dan proses Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

Page 98: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

81

Lampiran 1 studi pendahuluan

Page 99: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

82

Lampiran 2 jawaban studi pendahuluan

Page 100: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

83

Lampiran 3 jawaban izin penelitian

Page 101: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

84

Lampiran 4 lembar konsultasi pembimbing 1

Page 102: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

85

Page 103: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

86

Lampiran 5 lembar konsultasi pembimbing 2

Page 104: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

87

Page 105: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

88

Lampiran 6 lembar konsultasi pembimbing 3

Page 106: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

89

Page 107: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

90

Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELITUS

DENGAN GANGGUAN INTEGRITAS KULIT

Pokok Bahasan : Gangguan Integritas Kulit

Tempat : Rumah klien

Waktu : 20 menit

Hari/Tanggal : Klien 1 (15 Mei 2020)

Klien 2 (23 Mei 2020)

Sasaran : Klien Diabetes Melitus di Ruang Placida Pavilliun dan

Santa Anna Bawah

Penyaji : Muhammad Sholikan

Page 108: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

91

A. LATAR BELAKANG

Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme karbohidrat

lemak dan protein yang berkaitan dengan defisiensi atau resistensi insulin

secara absolute maupun relatif yang bersifat kronis, ditandai dengan ciri

khas peningkatan kadar Glukosa darah atau Hiperglikemia diatas nilai

normal, Hiperglikemia terjadi karena adanya gangguan kerja insulin atau

sekresi insulin didalam tubuh (Miharja, 2013, Awad dkk, 2013). Glukosa

darah dikatakan normal jika tidak melebihi 70-<100 mg/dl pada gula darah

puasa, jika melebihi gula darah puasa antara 100-125 dikatakan pre

Diabetes, sedangkan seseorang dikatakan terkena Diabetes Melitus jika

kadar Glukosa darah >126 mg/dl (Subekti, 2012).

Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat

menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin,

keadaan ini menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

komplikasi metabolik akut seperti diabetes ketoasidosis dan sindrom

hiperglikemik hiperosmoler nonketotik (HHNK). Hiperglikemia jangka

panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang kronis

(penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf).

Diabetes juga disertai dengan peningkatan insidens penyakit

makrovaskuler yang mencakup infark miokard, stroke, dan penyakit

vaskuler perifer.

Page 109: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

92

B. TUJUAN

1. TujuanUmum

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan klien dan keluarga

mengetahui dan mengenal tentang penyakit Diabetes Millitus

2. TujuanKhusus

a. Klien dan keluarga dapat mengetahui Definisi Diabetes Millitus

b. Klien dan keluarga dapat mengetahui etiologi Diabetes Millitus.

c. Klien dan keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala Diabetes

mellitus

d. Klien dan keluarga dapat mengetahui komplikasi Diabetes Melitus

e. Klien dan keluarga dapat mengetahui cara perawatan Diabetes

Melitus

f. Klien dan keluarga dapat mengetahui diit Diabetes Melitus

g. Klien dan keluarga dapat mengetahui obat tradisional Diabetes

Melitus

C. PENATALAKSANAAN KEGIATAN

1. Judul Kegiatan

“Penyuluhan Penyakit Diabetes Millitus”.

2. Peserta

Diabetes melitus pada klien dan keluarga di Rumah Sakit Panti

Waluya malang

3. Metode

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya jawab

Page 110: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

93

4. Media dan Alat

a. Leaflet

5. Waktu dan Tempat

a. Hari/Tanggal : 23-05-2020

b. Waktu : 15.30 WIB s/d selesai

c. Tempat : Rumah Sakit Panti Waluya Malang

d. Acara : Penyuluhan Penyakit Diabetes Millitus

6. Pengorganisasian

a. Penanggung Jawab : Muhammad Sholikan

b. Moderator : Muhammad Sholikan

c. Pemateri : Muhammad Sholikan

d. Fasilitator : Muhammad Sholikan

e. Dokumentasi : Muhammad Sholikan

f. Observer : Muhammad Sholikan

7. UraianTugas

a. Penanggung jawab :

Mengkordinir kegiatan dan bertanggung jawab terhadap

kelangsungan acara sejak perencanaan, persiapan,

pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.

b. Moderator:

Memimpin jalannya penyuluhan

c. Pemateri :

Menyajikan materi tentang Penyakit Diabetes Millitus

d. Fasilitator :

Page 111: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

94

Memotivasi peserta penyuluhan untuk bertanya dan

menyebarkan kuesioner.

e. Dokumentasi :

Mendokumentasikan hasil penyuluhan, bertanggung jawab

dalam mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan dari

sejak perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan

pelaporan.

f. Observer :

Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai

akhir dan membuat hasil pelaporan

8. Setting Acara

No ACARA METODE WAKTU

1 Pembukaan

a. Salam dan pembukaan

b. Menjelaskan tujuan pertemuan

c. Kata sambutan dari dosen

pembimbing

Ceramah

10 Menit

2 Pelaksanaan

a. Kegiatan penyuluhan tentang

Diabetes Mellitus

b. Tanya jawab

Ceramah,

Tanya jawab

(diskusi)

20 Menit

3 Penutup

a. Menyimpulkan hasil

penyuluhan

b. Salam penutup

Ceramah

10 menit

9. Strategi Pelaksanaan

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta

Page 112: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

95

1. 10

Menit

Pembukaan :

a. Mengucapkan salam

b. Memperkenalkan mahasiswa

c. Memperkenalkan dosen

pembimbing

d. Menjelaskan tujuan

e. Menjelaskan kontrak waktu

Menjawab salam

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikassn

Memperhatikan

2. 20

menit

Kegiatan Inti :

a. Memberikan penyuluhan tentang

Diabetes Militus

b. Menggali persepsi peserta/

masyarakat

c. Membuka pertanyaan/ diskusi

dengan masyarakat

d. Memberikan reinforcement

kepada peserta yang bertanya

e. Menjawab pertanyaan peserta/

masyarakat

Memperhatikan

Mengemukakan

pendapat

Mengemukakan

pendapat

Mendengarkan

Mendengarkan

3. 10

menit

Penutup

a. Menyimpulkan hasil penyuluhan

b. Mengucapkan Salam penutup

Mendengarkan

Menjawab salam

10. Setting Tempat

Page 113: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

96

Keterangan :

: Penanggung Jawab

: Moderator

: Pemateri

: Pembimbing

: Fasilitator

: Observer

: keluarga

11. Rencana Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi struktur

a. 50% dari undangan dapat menghadiri pertemuan

b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan

c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

2. Evaluasi proses

a. Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yang direncanakan

b. 40% dari undangan hadir mengikuti kegiatan dari awal

sampai akhir

b. Peserta berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan

mengemukakan pendapat selama jalannya diskusi.

c. Tidak ada peserta yang keluar masuk selama jalannya

kegiatan

Page 114: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

97

3. Evaluasi hasil

a. Keluarga dapat menjawab dan mengulang kembali tentang

Definisi Diabetes Millitus

b. Keluarga dapat menjawab dan mengulang kembali tentang

etiologi Diabetes Millitus

c. Keluarga dapat menjawab dan mengulang kembali tentang

tanda dan gejala Diabetes Millitus

d. Keluarga dapat menjawab dan mengulang kembali

komplikasi Diabetes Melitus

e. Keluarga dapat menjawab dan mengulang kembali cara

perawatan Diabetes Melitus

f. Keluarga dapat menjawab dan mengulang kembali diit

Diabetes Melitus

Page 115: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

98

MATERI DIABETES MELITUS (DM)

A. Pengertian

Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme karbohidrat lemak

dan protein yang berkaitan dengan defisiensi atau resistensi insulin secara

absolute maupun relatif yang bersifat kronis, ditandai dengan ciri khas

peningkatan kadar Glukosa darah atau Hiperglikemia diatas nilai normal,

Hiperglikemia terjadi karena adanya gangguan kerja insulin atau sekresi insulin

didalam tubuh (Miharja, 2013, Awad dkk, 2013). Glukosa darah dikatakan

normal jika tidak melebihi 70-<100 mg/dl pada gula darah puasa, jika melebihi

gula darah puasa antara 100-125 pdikatakan pre Diabetes, sedangkan seseorang

dikatakan terkena Diabetes Melitus jika kadar Glukosa darah >126 mg/dl

(Subekti, 2012).

B. Penyebab

1. Faktor keturunan

Penderita Diabetes tidak mewarisi diabetes itu sendiri tetapi Mewarisi suatu

presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes.

Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memiliki tipe

antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan

kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses

imun lainnya.

2. Gaya hidup yang tidak sehat

Page 116: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

99

Makanan adalah penyebab diabetes pada umumnya dan makanan adalah

sumber dari penyakit tersebut. Bagi anda yang gemar dalam mengkomsumsi

makanan yang berlemak tinggi anda harus berhati-hati karena makanan yang

mengandung lemak tinggi selain bisa membuat tubuh seseorang menjadi

gemuk makanan tersebut juga bisa membuat kadar gula darah didalam tubuh

menjadi meningkat dan melebihi batas normalnya sehingga anda bisa terkena

penyakit diabetes atau kengcing manis.

3. Obesitas/ kegemukan

Hal ini terjadi karena pada individu yang obesitas dapat mengakibatkan organ

pancreas bekerja lebih keras untu kmenghasilkan insulin, akibatnya sel beta

pancreas mengalami kerusakan dan menghasilkan insulin semakin lama

semakin sedikit untuk tubuh.

4. Penuaan (usia)

Dengan meningkatnya umur, intoleransi terhadap glukosa juga meningkat.

Sehingga untuk usia lanjut diperlukan batas glukosa darah yang lebi htinggi .

Pada usia lanjut terjadi penurunan sekresi insulin dan resistensi insulin.

5. Kerusakan kelenjar pancreas

Rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-

pulau Langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin,

akibatnya terjadi kekurangan insulin.

(Misnadiarly, 2006)

C. Tanda dan Gejala

1. Polidipsi (banyak minum)

Page 117: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

100

Akibat volume urin yang sangatbesar dan keluarnya air yang menyebabkan

dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi

intrasel merangsang pengeluaran ADH dan menimbulkan rasa haus.

2. Poliuri (banyak kencing)

Pada orang nondiabetes, semuaglukosa yang difiltrasi kedalam urin akan

diserap secara aktif kembali kedalam darah. Pengangkut-pengangkut glukosa

di ginjal yang membawa glukosa keluar urin untuk masuk kembali kedarah

akan mengalami kejenuhan dan tidak dapat mengangkut glukosa lebih banyak.

Karena glukosa di dalam urin memiliki aktivitas osmotik, maka air akan

tertahan di dalam filtrat dan diekskresikan bersama glukosa dalam urin

sehingga terjadi poliuria

3. Polipagi (banyak makan)

Akibat keadaan pasca absorptif yang kronik, katabolik protein dan lemak, dan

kelaparan relatifsel-sel. Sering terjadi penurunan berat badan.

4. Kelemahan tubuh, mudah merasa lelah

Akibat katabolisme protein didalam otot dan ketidakmampuan sebagian besar

sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.

5. Seringnya terjadi luka (infeksi), gatal-gatal, dan luka yang tidak sembuh-

sembuh

Ini Kadar gula yang tinggi dan berlangsung terus menerus dapat

menyebabkan pembuluh darah menyempit( vasokonstriksi ) dan menjadikaku

( elastisitasnya menurun), akibatnya sirkulasi darah menjadi terganggu.

Page 118: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

101

Transportasi nutrisi, oksigen pada luka menjadi terganggu sehingga sangat

wajar bila penyembuhan luka berjalan sangat lambat. Disamping itu kadar

gula yang tinggi juga akan menghambat dan mengurangi fungsi sel-sel darah

merah (eritrosit) untuk membawa nutrisi keseluruh jaringan tubuh, dan juga

mengurangi fungsi dari sel-sel darah putih yang mempunyai peranan melawan

infeksi.

6. Kesemutan, rasa baal pada bagian tubuh terutama pada tangan atau

kaki

Penyakit kencing manis dengan kadar gula yang tinggi dan tidak terkontrol

lama kelamaan akan membuat saraf mengalami kerusakan pada saraf perifer

hal ini terjadi karena darah yang mengalir pada ujungsaraf yang menurun

(Misnadiarly, 2006)

D. Komplikasi

1. Penyakit jantung

Makro angiopati diabetic mempunyai gambaran histopatologis berupa

aterosklerosis. Gangguan-gangguan biokimia yang ditimbulkan akibat

insufisiensi insulin berupa : (1) penimbunan sorbitol dalam intima vaskuler,

(2) hiperlipo proteinemia dan, (3) kelainan pembekuan darah. Pada akhirnya

makro angiopati diabetic ini akan mengakibatkan penyumbatan vaskuler

2. Gagal ginjal

Terjadi akibat hipoksia yang berkaitan dengan diabetes jangka panjang,

glomerulus, seperti sebagian besar kapiler lainnya, menebal. Terjadi hipertropi

Page 119: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

102

ginjal akibat peningkatan kerja yang harus dilakukan oleh ginjal pengidap DM

kronik untuk menyerap ulangglukosa.

3. Retinopati

Ancaman paling serius terhadap penglihatan adalah retinopati. Retina adalah

jaringan yang sangat aktif bermetabolisme dan pada hipoksia kronik akan

mengalami kerusakan secara progresif .

4. Stroke

DM dapat menyebabkan stroke iskemik karena terbentuknya plakateros

klerotik pada dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh gangguan

metabolism glukosa sistemik. DM mempercepat kejadian aterosklerosis baik

pada pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah besar di seluruh

pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak.

5. Impotensi

Impotensi disebabkan pembuluh darah mengalami kebocoran sehingga penis

tidak bisaereksi. Impotensi pada penderita diabetes juga bisa disebabkan oleh

faktor psikologi satu gabungan organis dan psikologis.

6. Luka gangrene

(luka yang lama sembuh dan cenderung membusuk) yang harus di amputasi,

Infeksi kaki mudah timbul pada penderita diabetes kronis dan dikenal sebagai

penyulit gangrene atau ulkus. Jika dibiarkan, infeksi akan mengakibatkan

pembusukan pada bagian luka karena tidak mendapat aliran darah. Pasalnya,

pembuluh darah penderita diabetes banyak tersumbat atau menyempit. Jika

luka membusuk, mau tidak mau bagian yang terinfeksi harus diamputasi.

Page 120: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

103

Penderita diabetes yang terkena gangrene perlu dikontrol ketat gula darahnya

serta diberi antibiotika. Penanganan gangrene perlu kerja sama dengan dokter

bedah.

(Mistral. 2008)

E. Prinsip Perawatan DM

1. Kontrol kadar gula teratur

2. Terapkan pola hidup sehat (tidak merokok dan minuman alkohol)

Jika Anda memiliki kebiasaan merokok maka sebaiknya berhenti mulai

sekarang. Rokok meninggalkan nikotin dalam saluran pernafasan kemudian

akan diambil oleh darah. Darah yang mengandung nikotin akan merusak

sistem insulin pada pankreas sehingga resiko diabetes menjadi semakin

tinggi. Bahaya merokok selain menjadi penyebab diabetes juga dapat

menimbulkan ratusan penyakit paling mematikan di dunia lainnya. Alkohol

adalah salah satu pemicu beberapa jenis penyakit dalam tubuh seperti

jantung, stroke, kanker hati dan beberapa jenis penyakit lain. Jantung menjadi

salah satu potensi besar untuk merusak kemampuan tubuh dalam

menghasilkan insulin. Karena itulah bahaya alkohol bisa meningkatkan

potensi diabetes.

3. Olah raga

Berbagai cara gerakan dan latihan fisik bisa menghindari tubuh dari

penumpulan lemak, resiko obesitas dan membuat jantung menjadi lebih sehat.

Page 121: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

104

Dengan gaya hidup seperti ini maka tubuh akan meningkatkan produksi

insulin dan digunakan untuk membantu menormalkan kadargula dalam darah.

Anda bisa memilih beberapa aktifitas fisik seperti berenang, senam dan lari.

Latihan fisik 20 menit setiap hari sudah bisa menurunkan resiko terkena

diabetes.

4. Minum obat secara teratur

5. Menghindari stress

Pasien yang mengalami stress akan terjadi peningkatan sekresikortisol

yang menyebabkan peningkatan gula darah.

6. Makan sesuai diet (menghindari makanan yang manis-manis, yang

mengandung gula, dan makanan yang banyak tepungnya)

Minuman manis yang mengandung gula dan bahan pemanis lain telah

meningkatkan resiko diabetes. Minuman manis memang dibutuhkan oleh

tubuh sebagai sumber tenaga tapi dalam jumlah yang kecil. Selain minuman

manis maka minuman yang mengandung soda dan berbagai bahan pengawet

juga harus dihindari. Minuman manis akan meningkatkan kadar glikemik

dalam tubuh sehingga bisa meningkatkan resiko obesitas dan diabetes.

(Mistral. 2008)

5. PILAR DM:

1. Penyuluhan atau edukasi

Edukasi kepada penderita Diabetes Melitus dengan tujuan untuk memberikan

penjelasan tentang cara memperbaiki gaya hidup yang lebih sehat kususnya

Page 122: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

105

dalam pola makan dan olahraga. Penyuluhan bisa mengguanakan media lain

seperti leaflet, poster, video dan diskusi kelompok agar lebih jelas dan mudah

difahami (Suyono, 2010).

2. Latihan Fisik

Manfaat latihan fisik bagi penderita Diabetes Melitus

e) Dapat meningkatkan kepekaan insulin, apabila dilakukan 1 jam setelah

makan.

f) Memperbaiki pembuluh darah perifer dan memperlancar suplai oksigen.

g) Dapat merangsang glikogen baru, karena kadar glukosa otot dan hati

berkurang.

h) Pembakaran asam lemak lebih baik karena kolestrol dan trigliserida menurun

(Suyono, 2010).

3. Terapi gizi

Menurut Brunner& Suddarth tahun 2012, Prinsip pengaturan gizi pada Diabetes

Melitus adalah pada gizi seimbang serta pengaturan jumlah kalori, jenis

makanan yang dianjurkan seperti :

a. Karbohidrat

Tujuan diet ini adalah meningkatkan konsumsi karbohidrat kompleks

(khususnya yang berserat tinggi) seperti roti, gandum utuh, nasi beras

tumbuk, sereal dan pasta/mie yang berasal dari gandum yang masih

mengandung bekatul. Karbohidrat sederhana tetap harus dikonsumsi dalam

jumlah yang tidak berlebihan dan lebih baik jika dicampur ke dalam sayuran

atau makanan lain daripada dikonsumsi secara terpisah.

Page 123: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

106

b. Lemak

Asupan lemak yang dianjurkan sekitar 20-25% dari total kebutuhan Kalori.

Lemak jenuh<7% dari kebutuhan Kalori.

c. Protein

Makanan sumber protein nabati misal : kacang-kacangan dan biji-bijian yang

utuh dapat membantu mengurangi asupan kolesterol serta lemak jenuh.

d. Serat

Dianjurkan makan makanan dengan serat yang tinggi dalam 1000kkl/hari

serat mencapai 25g.

4. Farmakoterapi

Digunakan jika dalam upaya-upaya lain tidak dapat menyeimbangkan kadar

gula darah penderita dapat mengguanakan obat-obatan golongan hipoglikemik

dalam mengatur keseimbangan glukosa.

5. Mengontrol gula darah

Dilakukan secara rutin untuk memantau kondisi kesehatan saat menjalankan

diit dan tidak menjalanjan diit. (Tjokroprawiro, 2012).

F. Diet Pada DM

Tinggi karbohidrat, tinggi serat, rendah lemak, rendah protein.

1. Makanan yang dihindari

Page 124: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

107

Manisan buah, gula pasir, gula jawa, susu kental manis, madu, abon, kecap,

sirup, es krim, selai, makanan yang digoreng dan berlemak, pudding, permen,

cokelat, buah klengkeng, durian, srikaya, kesemek, dan sawo.

2. Makanan yang dianjurkan

Sayur-sayuran (Kol, tomat, kangkung, bayam, kacang panjang, sawi),buah-

buahan (apel, pepaya, jeruk, pisang, labu siam), roti yang terbuat dari gandum,

susukedelai, singkong, ubi jalar.

(Lanny lingga. 2010)

Page 125: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

108

DIABETES MELLITUS

KENALI GEJALA DAN

PENATALAKSANAANYA..

Oleh:

Muhammad Sholikan/ 171456

SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN

PANTI WALUYA MALANG

2019/2020

A. PENGERTIAN DM

Diabetes Mellitus adalah suatu

keadaan terjadinya gangguan

fungsi metabolism tubuh

dengan peningkatan kadar gula

dalam darah (hiperglikemia).

B. KLASIFIKASI

1. Diabetes Mellitus I

2. Diabetes Mellitus II

3. Diabetes mellitus gestasional

C. DIKATAKAN DIABETES

BILA:

1. Gula Darah Puasa :

>126 mg/dl

2. Gula darah sesudah

makan:>180 mg/dl

3. Gul DarahAcak : 70-130

mg/dl

D. PENYEBAB

Diabetes Tipe1 :

1. Faktor genetik

2. Faktor imunologi

3. Faktor lingkungan

Diabetes Tipe2 :

1. Usia

2. Obesitas

3. Keluarga

Page 126: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

109

4. PernahToleransi Glukosa

Terganggu (TGT)

5. Pola hiduptidaksehat

E. TANDA DAN GEJALA

1. Haus berlebihan

2. Kencingberlebihan

3. Dehidrasi

4. Pusing

5. Sakitkepala

6. Jantungberdenyut

F. TERAPI

1. 3 J (jumlah, jenis, dan

jadwal)

2. 5 pilar DM ( edukasi, diet,

olahraga, obat,

cekguladarah)

G. KOMPLIKASI

1. Jantung

2. Ginjal

3. Saraf

4. Mata

5. Kaki

6. Kulit

H. Daftar hitam makanan bagi

diabetisi

1. Mi instan

2. Kue dan roti dari tepung putih

3. Gorengan

4. Margarin

5. Kerang

6. Burger

7. Coklat

Page 127: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

110

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS DENGAN

MASALAH GANGGUAN INTEGRITAS KULIT DI RUMAH SAKIT

PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

Muhammad Sholikan, Maria Magdalena Setyaningsih, Wisoedhanie Widi Anugrahanti

Prodi D-III Keperawatan STIKes Panti Waluya Malang

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme yang bersifat kronis ditandai dengan

peningkatan kadar glukosa darah, kondisi tersebut depat menyebabkan darah menjadi pekat

sehingga mempengaruhi sirkulasi menjadi tidak lancar, dengan demikian sari-sari makanan

dan O2 tidak dapat beredar keseluruh tubuh kondisi tersebut dapat menyebabkan timbulnya

luka, sehingga pada klien Diabetes Melitus dapat terjadi gangguan integritas kulit. Penelitian

dilakukan pada bulan Mei 2020,dengan lama waktu perawatan selama tiga hari untuk kedua

klien hasil penelitian menunjukan masalah belum teratasi, masalah kerusakan integritas kulit

dapat teratasi melalui implementasi perawatan luka, mengontrol gula darah dan memenuhi

nutrisi, bagi peneliti selanjutnya lebih memperhatikan keadaan pasien khususnya Diabetes

Melitus dengan masalah gangguan integritas kulit, baik segi pola asuhan dan pemberian

tindak lanjut yang lebih maksimal kepada klien dengan masalah gangguan integritas kulit

secara lebih baik.

Kata kunci : Diabetes Melitius, Gangguan Integritas Kulit.

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by an increase in blood

glucose levels, this condition can cause blood to become concentrated so that it affects

circulation to not smooth, thus food juices and O2 cannot circulate throughout the body, these

conditions can cause injury, so In Diabetes Mellitus clients, skin integrity disorders can

occur. The study was conducted in May 2020, with a length of treatment for three days for

both clients, the results of the study showed that the problem had not been resolved, the

problem of damage to skin integrity could be resolved through the implementation of wound

care, controlling blood sugar and fulfilling nutrition, for further researchers to pay more

attention to the patient's condition in particular. Diabetes mellitus with problems with

impaired skin integrity, both in terms of pattern of care and providing maximum follow-up to

sick clients with problems with impaired skin integrity.

Key words: Diabetes Melitius, Impaired Skin Integrity.

Page 128: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

111

PENDAHULUAN

Diabetes melitus atau kencing manis

adalah kumpulan gejala pada

seseorang dikarenakan kadar gula

darah yang meningkat (glukosa),

sehingga pankreas bekerja kebih keras

untuk memproduksi insulin guna

menyeimbangkan kadar gula di dalam

darah (Dyah restuning, 2015).

Diabetes melitus bisa mengakibatkan

gangguan Integritas Kulit disebabkan

karena tingginya kandungan glukosa

sehingga darah menjadi pekat dan

menyebabkan aliran darah tidak lancar

sehingga dapat memunculkan luka

(Hermand, 2013).

Menurut WHO pada tahun 2014

terdapat 422 juta jiwa penderita

Diabetes Melitus di dunia diantaranya

dialami oleh orang dewasa. Tingkat

prevelensi global penderita Diabetes

Melitus di Asia Tenggara pada tahun

2014 sebesar 8,3% dengan jumlah 96

juta jiwa (International Diabetes

Federation, 2015). Jumlah penderita

Diabetes Melitus di Indonesia pada

tahun 2015 dari data Riskesdas

sebanyak 3,9 juta jiwa (Fitri, 2015).

Angka kejadian Diabetes Melitus di

Jawa Timur yang terdiagnosa Diabetes

Melitus ditahun 2018 mencapai

83.160 jiwa, Angka kejadian di Kota

Malang pada tahun 2014 menempati

urutan ke-3 di Jawa timur yang

terdiagnosa Diabetes Melitus sebesar

7.534 penderita (Lukita, 2018).

Prevalensi di Rumah Sakit Panti

Waluya Sawahan Malang didapatkan

data dari Rekam Medik pasien yang

mengalami Diabetes melitus pada

bulan Januari–Desember 2018

didapatkan 95 pasien dewasa, pada

tahun 2019 terdapat 55 pasien dan 28

pasien dengan adanya luka (Rekam

Medis RS Panti Waluya Malang, 2018

).

Diabetes Melitus merupakan penyakit

dengan dampak serius, salah satunya

Page 129: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

112

Gangguan Integritas Kulit karena

adanya penyempitan pembuluh darah

sehingga menimbulkan ulkus diabetik

(Maghfuri ali, 2016). Terjadinya ulkus

diabetik disebabkan oleh tingginya

glukosa dalam darah dan tidak

cukupnya sediaan insulin yang

dihasilkan tubuh, sehingga glukosa

tidak dapat dikirim ke sel tubuh untuk

dijadikan sumber energi yang dapat

menopang sistem kerja organ,

sehingga organ tidak dapat bekerja

secara optimal (Damayanti &

Kurniawan, 2014). Glukosa dengan

jumlah banyak menyebabkan darah

menjadi pekat sehingga aliran darah

tidak lancar, aliran darah yang tidak

lancar menyebabkan neuropati pada

saraf perifer karena suplai oksigen dan

nutrisi kejaringan terhambat sehingga

kondisi tersebut mempengaruhi proses

penyembuhan luka (Perkeni, 2015).

Fenomena yang ditemukan oleh

penulis saat praktek klinik di Rumah

Sakit Panti Waluya Malang pada

bulan Februari 2019. didapatkan dua

klien diruang Isolasi yang menderita

Diabetes Melitus. klien pertama

bernama Ny S mengalami DM selama

1 tahun klien. Awalnya klien

mengatakan sering merasakan

kesemutan pada bagian extremitas

bawah, disebabkan kebanyakan

duduk waktu bekerja. pada saat

dilakukan pengkajian terdapat luka

pada kaki bagian kiri dan tungkai

sebelah kanan dengan lebar 5 cm

kedalaman luka 1 cm, luka

mengeluarkan bau yang menyengat

berwarna kemerahan tidak edema dan

mengeluarkan pus berwarna kuning

encer, saat dilakukan pemeriksaan

gula darah mendapatkan hasil 340

mg/dl. Klien kedua Ny T perempuan

berusia 45 tahun dengan riwayat

Diabetes Melitus selama 2 tahun yang

Page 130: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

113

lalu. Luka klien diawali saat kakinya

terkena kaca. Luka tersebut semakin

lama semakin memburuk pada saat

dilakukan pengkajian terdapat luka

pada bagian ibu jari, berwarna hitam

kemerahan dan mengeluarkan bau

yang menyengat, pada saat dilakukan

pemeriksaan gula darah didapatkan

hasil 380 mg/dl. Kedua klien

berdasarkan data tersebut mengalami

Gangguan Integritas Kulit.

Peran perawat dalam mengatasi

masalah tersebut adalah melakukan

asuhan keperawatan dengan

menstabilkan gula darah, memenuhi

kebutuhan dasar, memonitor nutrisi

yang masuk dan perawatan luka, jika

luka tidak segera dirawat dapat

penyebabkan infeksi serta komplikasi

lainya. perawat juga harus

memberikan penjelasan kepada

keluarga dan klien tentang perawatan

luka, informasi tentang cara

mengontrol gula darah seperti pola

makan yang dianjurkan dan tidak, olah

raga yang tepat, pengobatan secara

rutin, dan tanda gejala yang akan

timbul. Berdasarkan Latar Belakang

tersebut, peneliti tertarik melakukan

study kasus yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Pada klien Diabetes

Melitus dengan masalah Gangguan

Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti

Waluya Malang“.

METODE

Peneliti ini menggunakan studi kasus

pada klien diabetes Melitus dengan

masalah Gangguan Integritas Kulit .

Pengambilan data pada klien 1 dan 2

pada tanggal 15-23 Mei 2020. Penulis

mengumpulkan data dengan

melakukan wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik dan dokumentasi

meliputi pengkajian, analisa data,

rencana keperawatan, iplementasi dan

evaluasi keperawatan.

Page 131: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

114

HASIL

1. Pengkajian

Pada klien 1 Keluarga mengatakan

pada tanggal 14-05-2020 pukul 16.00

WIB klien mengeluhkan, nyeri direa

punggung dikarenakan adanya luka,

luka disebabkan sering tertekan pada

area tulang punggung(tulang sakrum),

skala nyeri 6 dan hilang timbul,

kluarga mengatakan luka dipunggung

klien sejak 25-04-2020, keluarga

mengatakan klien sebelumnya pernah

masuk rumah sakit 2 minggu yang lalu

dikarenakan Diabetes Melitus

Keluarga membawa klien ke RS Panti

Waluya pukul 09.15 WIB lalu masuk

di ruang IGD .Saat dilakukan

pemeriksaan didapatkan data

kesadaran Composmentis , GCS: E 4

V 5 M 6, terdapat luka diarea

punggung pada tulang sakrum dengan

ukuran 10cm x 7cm, dasar luka pus,

berwarna kuning kemerahan, terdapat

jaringan nekrotik, luka tampak kotor,

tepi luka nekrotik teraba hangat,

kekuatan otot |

| hasil TTV; TD:

111/72 mmHg, N: 129 x/menit, S:

37,3 ºC, RR:20x /menit. pemeriksaan

Gula darah dengan hasil 397 mg/dL,

Kemudian dokter memberikan advice

infuse Ns 500 ml 30 tpm ditangan

kanan, Kemudian dokter menyarankan

untuk rawat inap, karena klien

membutuhkan perawatan khusus, atas

persetujuan keluarga, klien

dipindahkan keruang Placida Paviliun,

hasil pemeriksaan kesadaran

composmentis, GCS E 4 V 5 M 6,

Klien tidak bisa memenuhi ADL

secara mandiri (makan, oral hygiene,

toileting, berpakaian, mandi),

kebutuhan aktivitas klien dibantu oleh

keluarga dan perawat. Pada klien 2

Klien mengatakan kaki klien bengkak

sudah 2-3 bulan, klien mengatakan

terdapat luka dikedua kakinya sejak

tanggal 18-05-2020, klien mengatakan

luka disebabkan karena merendam

Page 132: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

115

kaki dengan air panas, klien

mengatakan kakinya sering kebas dan

kesemutan, klien mengatakan badanya

lemas tidak bisa bangun, keluarga

membawa klien ke Rumah Sakit Panti

Waluya pukul 22.40 masuk memalui

IGD. Saat dilakukan pemeriksaan

didapatkan data kesadaran

Composmentis GCS: E 4 V5 M6,

badan lemas, sesak (+), extremitas atas

dan bawah bengkak, terdapat luka

pada extremitas bawah kanan warna

dasar luka merah dengan ukuran 8x12

cm , terdapat pus, tidak ada jaringan

nekrotik, tepi luka berwarna merah,

teraba hangat, luka pada extremitas

kiri warna dasar luka merah dengan

ukuran 10x8 cm terdapat pus, tidak

ada jaringan nekrotik, tepi luka merah,

luka tampak bersih, teraba hangat,

kekuatan otot |

| hasil TTV; TD:

149/92 mmHg, N: 82 x/menit, S: 36,6

ºC, RR:22x /menit, dan dilakukan

pemeriksaan GDA mendapatkan hasil:

47 mg/dL, SpO2: 94%. Dokter

memberikan advice infuse D10 20

tpm, D40 2 flas langsung per IV, O2

nasal 5 lpm, kemudian dokter

menyarankan pada klien untuk rawat

inap, karena kondisi klien harus

mendapat penanganan khusus,

keluarga menyetujui lalu klien

dipindahkan keruang rawat inap

dewasa yaitu ruang Santa Anna

Bawah, saat di ruang STAB

didapatkan hasil pemeriksaan GCS E

4 V 5 M 6, badan lemas, sesak (+),

semua kebutuhan ADL di bantu oleh

keluarga dan perawat

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian dapat

ditegakkan diagnosa pada klien 1 dan

2 yaitu

Gangguan Integritas Kulit

berhubungan dengan Faktor

Mekanis(penekanan pada tonjolan

tulang sekrum ) ditandai dengan

Page 133: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

116

adanya luka diarea punggung dan

Gangguan Integritas Kulit

berhubungan dengan suhu lingkungan

yang ekstrim ditandai dengan adanya

luka dibagian extremitas bawah

3. Intervensi Keperawatan

Pada klien 1 dan 2 telah disusun

intervensi sesuai dengan teori, terdapat

20 intervensi yang akan dilakukan

secara mandiri maupun kolaboratif

sesuai dengan kondisi atau keadaan

klien

4. Implementasi Keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan

Gangguan Integritas Kulit , rencana

tindakan keperawatan yang sudah

dilaksanakan pada klien 1 dengan 16

intervensi, klien 2 dengan 16

intervensi yaitu sesuai dengan teori

yang telah disusun.

5. Evaluasi Keperawatan

Setelah diberikan asuhan keperawatan

selama 3 hari, pada klien 1 dan 2

masalah belum teratasi dikarenakan

perawatan kurang, pada klien 1 dan 2

mencapai 7 kriteria hasil yang tealh

ditetapkan Perfusi jaringan

meningkat(warna luka, sensabilitas

baik), Perdarahan sedang, Kemerahan

sedang, Hematoma menurun, Nekrosis

menurun, Suhu kulit membaik,

Sensasi meningkat

PEMBAHASAN

1. Pengkajian

Peneliti menemukan perbedaan data

yang terjadi pada klien 1 dan klien 2,

dimana klien 1 di diagnose Diabetes

Melitus ulkus dekubitus, klien

mengalami peningkatan kadar gula

darah, dan klien 2 di diagnose

Diabetes Melitus diabetic foot, klien

mengalami menurunan kadar gula

darah kesadaran klien composmentis,

dan peneliti menemukan persamaan

data pada klien 1 dam 2 yaitu adanya

Gangguan integritas kulit pada klien 1

terdapat luka pada area punggung

bawah dan pada klien 2 terdapat luka

Page 134: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

117

pada kedua kaki, maka berdasarkan

hasil pengkajian klien mengalami

Diabetes Melitus dengan masalah

gangguan integritas kulit. Merupakan

kondisi dimana kerusakan mukosa

kulit dan jaringan integument

(Jennifer, 2010).

2. Diagnosa keperawatan

Menurut penulis, klien 1 dan 2

ditetapkan diagnosa keperawatan yaitu

Gangguan Integritas Kulit

berhubungan dengan Faktor

Mekanis(penekanan pada tonjolan

tulang ) ditandai dengan adanya luka

diarea punggung dan Gangguan

Integritas Kulit berhubungan dengan

suhu lingkungan yang ekstrim ditandai

dengan adanya luka dibagian

extremitas bawah.

3. Intervensi Keperawatan

Menurut penulis, klien 1 dan 2

ditetapkan rencana tindakan ada 20

intervensi yang mengacu sesuai

dengan tinjauan pustaka. Peneliti

berharap semua intervensi yang telah

disusun ditujukan dapat mencapai

kreteria hasil yang telah ditetapkan

sesuai permasalahan Gangguan

Integritas kulit yang dialami klien.

Intervensi yang dilaksanakan sudah

sesuai dengan teori menurut (Tim

Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Dengan

cara Monitor perubahan sirkulasi

(dengan mengukur tanda-tanda vital),

Monitor perubahan status nutrisi,

Monitor penurunan kelembapan,

Gunakan produk berbahan petrolium

atau minyak pada kulit kering,

Anjurkan mengguanakan pelembab

(mis. Lotion,serum), Rawat luka :

Monitor karakteristik luka (mis.

Drainase warna, ukuran, bau) ,

Monitor tanda-tanda infeksi, Lepaskan

balutan dan plester secara berlahan,

Bersihkan dengan cairan NaCl atau

pembersih non toksik, Bersihkan

jaringan nekrotik , Berikan salep yang

Page 135: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

118

sesuai kekulit/lesi,jika perlu, Pasang

balutan sesuai dengan jenis luka,

Pertahankan tehnik steril pada saat

perawatan luka, Ganti balutan sesuai

jumlah exsudat dan drainase, Edukasi

perawatan kulit, Edukasi pola perilaku

kebersihan, Edukasi 5 pilar DM ,

Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi

dalam pemberian terapi dan diit,

Pemeriksaan gula darah.

4. Implementasi

Implementasi merupakan pengolahan

dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada

tahap perencanaan. Pada penelitian ini,

peneliti memberikan implementasi

sesuai dengan intervensi yang

direncanakan. Pada klien 1 dan 2

memiliki persamaan pada

implementasi menjelaskan tujuan dan

prosedur penanganan yang tepat pada

klien dengan Gangguan Integritas

Kulit pada klien dan keluarga untuk

menunjang proses penyembuhan luka.

Hal ini sudah sesuai dengan intervensi

yang ada yaitu. Tim Pokja SIKI DPP

PPNI (2018) ), Monitor perubahan

sirkulasi (dengan mengukur tanda-

tanda vital), Monitor perubahan status

nutrisi, Monitor penurunan

kelembapan, Gunakan produk

berbahan petrolium atau minyak pada

kulit kering, Anjurkan mengguanakan

pelembab (mis. Lotion,serum), Rawat

luka : Monitor karakteristik luka (mis.

Drainase warna, ukuran, bau), Monitor

tanda-tanda infeksi, Lepaskan balutan

dan plester secara berlahan, Bersihkan

dengan cairan NaCl atau pembersih

non toksik, Bersihkan jaringan

nekrotik , Berikan salep yang sesuai

kekulit/lesi,jika perlu, Pasang balutan

sesuai dengan jenis luka, Pertahankan

tehnik steril pada saat perawatan luka,

Ganti balutan sesuai jumlah exsudat

dan drainase, Edukasi perawatan kulit,

Edukasi pola perilaku kebersihan,

Edukasi 5 pilar DM , Kolaborasi

Page 136: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

119

dengan dokter dan ahli gizi dalam

pemberian terapi dan diit,

Pemeriksaan gula darah.

5. Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan

selama 3 hari perawatan, pada klien 1

dan 2 masalah belum teratasi

dikarenakan waktu perawatan kurang,

pada klien 1 mencapai 7 kriteria hasil,

dan pada klien 2 mencapai 7 kriteria

hasil, pada klien pertama nyeri

berkurang kadar gula darah sudah

mulai menurun warna dasar luka

memerah, saat evaluasi hari ketiga

nyeri berkurang, kadar gula darah

menurun dan luka menunjukan

perbaikan dengan warna dasar luka

merah dan jaringan nekrotik menurun.

Sedangkan pada klien kedua

menunjukan perbaikan pada kadar

Gula darah yang sebelumnya kurang

menjadi membaik serta perbaikan luka

dengan warna dasar luka merah dan

tidak terdapat pus.

Menurt PPNI (2018) evaluasi adalah

tahap kelima dari proses keperawatan.

Pada tahap ini perawat

membandingkan hasil tindakan yang

telah dilakukan dengan kriteria hasil

yang sudah ditetapkan serta menilai

apakah masalah yang terjadi sudah

teratasi seluruhnya, hanya sebagian,

atau bahkan belum teratasi semuanya.

Evaluasi adalah proses yang

berkelanjutan yaitu proses yang

digunakan untuk mengukur dan

memonitor kondisi klien untuk

mengetahui, Perfusi jaringan

meningkat(warna luka, sensabilitas

baik), Perdarahan sedang, Kemerahan

sedang, Hematoma menurun, Nekrosis

menurun, Suhu kulit membaik,

Sensasi meningkat

KESIMPULAN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan

pada klien diabetes melitus dengan

masalah gangguan integritas kulit di

rumah sakit Panti Waluya Malang,

Page 137: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

120

kedua klien telah dilakukan

pengkajian sampai dengan evaluasi

selama 3 hari sesuai dengan kriteria

hasil yang sudah ditetapkan, pada

klien 1 didapatkan hasil masalah

belum teratasi ditandai dengan nyeri

berkurang kadar gula darah sudah

mulai menurun warna dasar luka

memerah, saat evaluasi hari ketiga

nyeri berkurang, kadar gula darah

menurun dan luka menunjukan

perbaikan dengan warna dasar luka

merah dan jaringan nekrotik menurun.

Klien kedua dengan hasil masalah

belum teratasi ditandai dengan

perbaikan pada kadar Gula darah yang

sebelumnya kurang menjadi membaik

serta perbaikan luka dengan warna

dasar luka merah dan tidak terdapat

pus. Data tersebut sesuai dengan teori

untuk dilakukan asuhan keperawatan

pada klien Diabetes Melitus dengan

masalah Gangguan Integritas kulit.

Saran bagi peneliti selanjutnya

berharap lebih memperhatikan

keadaan pasien khususnya Diabetes

Melitus dengan masalah gangguan

integritas kulit, baik segi pola asuhan,

kebersihan, segi nutrisi dan pemberian

tindak lanjut yang lebih maksimal

maka peneliti berharap peneliti

selanjutnya lebih memberikan kreasi,

inovasi sehingga rencana asuhan

dapat dilakukan secara maksimal

kepada klien yang sakit dengan

masalah gangguan integritas kulit

secara lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Maghfuri. 2016. Buku pintar

perawatan luka Diabetes

Melitus. Jakarta selatan :

Salemba Medika

Dyah restuning P. (2015).

Penatalaksanaan Diabetes

Melitus Terpadu. In : FKUI

(Vol. 15).

Damayanti, S., & Kurniawan, T.

(2014). Dukungan Keluarga

pada Pasien Diabetes Melitus

Tipe 2 dalam Menjalankan Self-

Page 138: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN …repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW... · Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis menyusun

121

Management Diabetes Family

Support of Patients Type 2

Diabetes Mellitus in Performing

Diabetes Self-management.

Jurnal Keperawatan

Padjajaran, 2(1).

Fitri. (2015). Data Prevalensi

Penderita Diabetes di Indonesia.

Sehat.link.

Hermand, T. H. 2015. Diagnosa

keperawatan Defisiensi dan

Klasifikasi. Jakarta : EGC

International Diabetes

Federation.WDD 2015

Campaign. Sara Webber

International Diabetes

Federation. 2015.

Lukita, Y. I. (2018). Pengaruh Range

Of Motion (ROM) Aktif Kaki

Terhadap Risiko Terjadinya

Ulkus Kaki Diabetik Pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Di Desa Kaliwining Kecamatan

Rambipuji Kabupaten Jember.

E-Jurnal Pustaka Kesehatan.

Organization, W. H. (2014). WHO |

Noncommunicable diseases

country profiles 2014. WHO.

Perkeni. (2015). Penatalaksanaan DM

Sesuai Konsensus Perkeni

2015.Perkeni, 1–7.

https://doi.org/10.1002/ijc.25801

PPNI Tim,2016. Standar Diagnosa

Keperawatan Indosesia. Jakarta

Selatan : Dewan Pengurus Pusat

PPNI Tim. 2018 Standar intervensi

Keperawatan Indonesia. Jakarta

Selatan : Dewan Pengurus Pusat

PPNI Tim. 2018 Standar Luaran

Keperawatan Indonesia. Jakarta

Selatan : Dewan Pengurus Pusat