Kasus Anak SMA 6: Kronologinya Di Media Online

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pemberitaan di beragam media mainstren online maupun media sosial tentang bentrokan anak SMA 6 vs para wartawan.

Citation preview

Mencoba memahami apa yang terjadi di kasus Anak SMA 6 Jakarta vs Wartawan.

Berita yang paling banyak dibacahttp://analytics.topsy.com/?q=wartawan%20sma%206 Dari topsy.com dengan kata kunci wartawan sma 6.

Blog Anak SMA 6Posted by @indraswp at 15:54 >> Sulutan Api di Bumi Mahakamhttp://monkeydonkeyrules.blogspot.com/2011/09/sulutan-api-di-bumimahakam.htmlBagai matahari kita hidup, bagai noda kita terbuang

salah satu wartawan yang memanjat ke atas gedung SMAN 6 Mahakam dan dibujuk turun oleh Polisi

semua yang saya tuliskan merupakan opini. Opini ini juga dituliskan berdasarkan apa yang saya lihat pada siang hari tadi, dan juga apa yang saya dengar dari sumber yang saya percayai. Senin, 19 September 2011 - siang ini, seusai saya dan teman-teman saya melaksanakan Ujian Awal Semester hari ketiga, peristiwa bentrok antara lembaga pendidikan SMAN 6 Mahakam dan wartawan pun terjadi. saya merupakan siswa SMAN 6 Mahakam kelas XII. hanya seorang murid biasa, tidak teladan, tidak pintar, bukan anak emas. jauh dari semua itu. namun saya juga bukan sampah yang tidak mengetahui posisi saya. semua ini dimulai ketika SMAN 6 Mahakam dan SMAN 70 Bulungan tawuran pada hari Jum'at lalu. seorang wartawan yang merasa kekurangan gambar tawuran tersebut menuju ke gerbang SMAN 6 Mahakam untuk mengambil beberapa gambar. tentu saja beberapa murid yang merasa terancam tersulut emosinya dan merampas kaset dari wartawan tersebut.

Pagi ini para wartawan datang untuk meminta pertanggung jawaban dari Kepala Sekolah. menurut beberapa guru SMAN 6 Mahakam, wartawan tersebut sudah bertemu dengan Ibu Kadarwati selaku Kepala Sekolah sebanyak tiga kali. Siang ini saya melihat beberapa peristiwa. Pada awalnya saya belum memedulikan kehadiran wartawan pada siang hari itu, "Yah, namanya juga wartawan", saya pikir. namun semua itu berubah ketika beberapa kericuhan kecil terjadi. saya bergegas menuju gerbang. tidak seperti hari lainnya, gerbang itu tergembok dari dalam. mengurung kami semua. mengurung kami dalam keamanan dan keselamatan. "Turun kau dari sana!", teriak seorang guru Kimia. Ia menatap ke langit-langit, ke atap gedung SMAN 6 Mahakam, atap Pos Satpam. seorang wartawan memanjat gedung sekolah saya, mengotorinya dengan sepatunya. ia menginjak sekolah saya, tempat saya meraih pendidikan selama 2 tahun terakhir. "Woi, ngapain lo di sana!" teriak saya kepada wartawan itu. "Turun! Apa-apaan kamu!", "Tunjukkan etikamu!" teriak warga kantin dan guru-guru. tapi semua teriakkan itu hanya dibalas dengan ancaman oleh wartawan itu, "Jangan bicara soal etika kepada saya!", "Awas kamu, saya bisa menuntut!" sambil menunjuk-nunjuk ke arah saya dan orang-orang yang berada di bawah. "Kerja wartawan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers". Bagaimana dengan hak kami? hak ketenangan kami, hak kami mengenyam pendidikan. kami membela sekolah kami. kenyamanan dan keamanan kami dinganggu oleh seonggok wartawan yang menjaga "harga diri". tidakkah kamu akan melakukan hal yang sama terhadap sekolahmu? dimana kamu mendapatkan kenangan dan dasar pendidikan yang kamu raih. tempat dimana kamu belajar untuk menggapai cita-citamu. tempat dimana kamu belajar untuk menjadi wartawan. Manusia merasa hebat akan keperkasaannya, namun enggan hilang dalam rasa malu. Beberapa saat setelah peristiwa naiknya wartawan tersebut, orang-orang yang ingin keluar/masuk gerbang SMAN 6 dikepung oleh wartawan. beberapa teman seangkatan saya berjalan menuju sekolah dari arah Taman untuk mengambil motor dan pergi dari tempat kejadian. namun, pada saat ia baru saja keluar dari gerbang bersama motornya, wartawan mulai mengepungnya (mungkin ingin mengambil gambar), namun dari kepungan itu muncul satu pukulan, dua pukulan. ricuh. "Itu teman saya!", teriak teman-teman saya dari dalam gerbang, "Bu! tolonginin dia, Bu!". "Anakku! Anakku!" teriak Ibu Husni, guru Fisika saya ketika saya kelas X. Ibu Husni merupakan guru yang sangat peduli dengan anak didiknya. walaupun terkadang ia berbeda pendapat dengan kami semua, namun ia tetap guru yang melindungi kami. lalu, teman saya menjatuhkan motornya, melindungi dirinya dan masuk kembali ke dalam Mahakam. setelah itu muncul beberapa kericuhan kecil lagi. kamera tertuju pada gerbang kami dan meliput kami semua. banyak dari para wartawan yang memprovokasi para guru. caranya dengan bertanya dengan nada menjengkelkan dan terus menerus tentang "anak didik". "Bagaimana ini pak anak didiknya?", "Tolong itu anak didiknya diajarkan sopan santun!". bahkan kabarnya seorang guru BK dilemparkan mangkuk soto ayam oleh wartawan ketika ia berusaha melerai.

tidak lama dari itu saya pulang ke rumah. memantau kejadian melalui internet. kejadian terbaru yang saya dapatkan merupakan : polisi melepaskan tembakan peringatan. Namun, tembakan peringatan tersebut tak digubris kedua pihak. Kericuhan pun semakin menjadi saat ada seorang anak SMA yang ditemukan bersimbah darah di depan SMA 6 (sumber : detiknews). melihat semua ini membuat saya sadar, betapa jauhnya Indonesia dari persatuan. betapa jauhnya dunia dari perdamaian. betapa sulitnya menjalankan diplomasi ketika emosi mengambil alih segalanya. betapa kurang dewasanya masyarakat dalam mengambil tindakan. dan betapa naifnya manusia akan kemenangan semata. dengan mudahnya penghormatan saya terhadap wartawan hilang. saya kuburkan dalam-dalam fakta bahwa saya pernah ingin menjadi seorang wartawan. bagai noda mereka terbuang. mungkin dalam hal ini, kedua pihak memang melakukan kesalahan. namun tidak seharusnya kesalahan tersebut ditindak lanjuti seperti ini. kedua pihak adalah salah. selesai.

Berita Online16/9/2011 | 22:17 WIB >> Liput Tawuran, Reporter Trans7 Dikeroyok Anak SMAhttp://metropolitan.inilah.com/read/detail/1775264/liput-tawuran-reportertrans7-dikeroyok-anak-sma Jakarta - Puluhan siswa mengeroyok reporter Trans7 bernama Oktaviardi, saat meliput tawuran antara siswa SMA 6 dan Siswa SMA 70 di sekitar Bulungan dan Jl. Mahakam, Jakarta Selatan, Jumat (16/9/2011). Peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi usai tawuran, saat Okta mengambil gambar siswa-siswa yang berkumpul di taman depan SMA 6. "Saat itu saya sedang makan 1di Blok M, lagi istirahat terus saya dan reporter saya bernama Heri dengar ada yang bilang sebentar lagi bakal ada tawuran. Benar saja, tawuran itu terjadi. Sampai tawuran selesai saya terus mengambil gambar anak-anak sekolah yang berada di dekat SMA 6. Saya ikuti sambil mengambil gambar lambang SMA 6. Begitu mereka lihat saya, sekitar 25 orang lebih mengeroyok saya," ungkap Okta saat dikonfirmasi wartawan, di Jakarta, Jumat (16/9/2011) malam. Okta adalah wartawan Trans7 untuk liputan selebritas. Namun, melihat tawuran itu ia berpikir bisa dijadikan berita. Menurutnya, kaset yang ia gunakan untuk merekam dirampas oleh anak-anak tersebut. "Kaset saya serahkan untuk jaga diri. Mereka sempat menendang kepala dan memukul punggung serta kamera. Saya saat itu hanya menunduk untuk melindungi kepala, jadi saya tidak melihat siapa yang memukul saya, tuturnya.

1

Sedang makan siang, asumsi waktu 12.00-13.00 siang

Okta dan kru Trans7 kemudian2 meminta pertanggungjawaban pihak sekolah. Sebab, para saksi menyebutkan anak-anak yang memukulinya adalah siswa SMA 6. Saat mendatangi sekolah, ia diterima seorang Satpam bernama Cecep. Satpam itulah yang menghubungkannya dengan Ibu Rusni, bagian kesiswaan SMA 6 melalui telepon milik Cecep. Namun, Rusni malah mempertanyakan kebenaran cerita pemukulan itu. Menurutnya, pemukulan itu bisa dilakukan oleh siapa saja, bisa oleh alumni atau oleh siswa dari sekolah lain. Bu Rusni bilang itu bukan tanggung jawab sekolah karena sudah di luar jam sekolah3. Ini tanggung jawab masyarakat dan orang tua, papar Okta. [tjs]

2 3

Tidak jelas kapan waktunya. Sore? Siang? Siswa rata-rata pulang pukul berapa? 14.00?

19/9/2011 | 12:58 WIB >> Aksi Protes, Wartawan dan Siswa SMA 6 Bentrokhttp://metro.vivanews.com/news/read/248183-aksi-protes--wartawan-dansiswa-sma-6-bentrok VIVAnews - Keributan terjadi saat puluhan wartawan menggelar aksi protes di depan SMA 6, Bulungan, Jakarta Selatan. Sejumlah pelajar menyerang dan melakukan pemukulan terhadap dua wartawan saat aksi sedang berlangsung4. Keributan terjadi saat fotografer Media Indonesia, Panca mengalami tindakan pemukulan saat dia sedang mengambil gambar aksi protes ini. Salah seorang wartawan Rakyat Merdeka yang coba membantu juga ikut terkena pukulan oleh puluhan pelajar yang tidak ingin sekolah mereka diprotes5. Keributan kembali terjadi saat polisi akan membawa masuk dua siswa yang diduga sebagai pelaku pemukulan. Puluhan siswa kembali menyerang. Aksi saling pukul pun tidak dapat dihindari. Ratusan siswa dari SMA 6 saat ini terlihat berkumpul di taman dekat sekolah mereka, sementera puluhan wartawan masih menggelar aksi protes dengan pengamanan dari petugas Polsek Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Terlihat juga Kapolsek berada di lokasi kejadian. Belum ada pihak sekolah yang mau memberi keterangan seputar keributan maupun aksi pemukulan yang dilakukan siswa mereka kepada wartawan yang sedang melakukan aksi protes. VIVAnews

19/9/2011 | 14:58 WIB >> Demo Wartawan di SMA 6 Ricuh, Polisi Lepas 3 Tembakan Peringatanhttp://www.detiknews.com/read/2011/09/19/145831/1725501/10/demowartawan-di-sma-6-ricuh-polisi-lepas-3-tembakan-peringatan Jakarta - Aksi protes 50-an wartawan di SMA 6 Jakarta ricuh lagi. Wartawan bentrok dengan ratusan anak SMA 6. Polisi pun sempat mengeluarkan 3 kali tembakan peringatan. Namun, tembakan peringatan tersebut tak digubris kedua pihak. Kericuhan pun semakin menjadi saat ada seorang anak SMA yang ditemukan bersimbah darah 6 di depan SMA 6, Bulungan, Jakarta, Senin (19/9/2011). Beberapa anak SMA kemudian berlari mengejar sejumlah wartawan. 20-an polisi berusaha melerai bentrokan ini. Namun lagi-lagi, kedua pihak terus bentrok. Hingga pukul 15.55 WIB, bentrokan wartawan versus anak-anak SMA 6 ini terus berlangsung. Aksi ini bermula saat wartawan Trans7 mengalami penganiayaan saat melakukan aktivitas jurnalistik. Reporter Oktaviardi mengambil gambar saat Siapa yang provokasi duluan? Pemukulan jelas oleh siswa duluan. Tidak ingin diprotes wartawan atau ada provokasi? 6 Siapa yang bersimbah darah? Kenapa?4 5

anak-anak SMA 70 dan SMA 6 tawuran di sekitar kawasan Blok M pada Jumat (16/9), pukul 18.30 WIB. Octaviardi kemudian dikeroyok oleh sejumlah siswa berseragam tersebut. Tak hanya dikeroyok, kaset rekaman berisi tawuran antar pelajar itu pun ikut dirampas. (gus/gah)

19/9/2011 | 16:22 WIB >> Bentrokan di SMA 6 Usai, 1 Wartawan Terlukahttp://www.detiknews.com/read/2011/09/19/162230/1725800/10/bentroka n-di-sma-6-usai-1-wartawan-terluka Bentrokan yang terjadi antara pelajar SMA 6 Jakarta dengan puluhan wartawan sudah berhenti. Sekitar 50 wartawan lantas berkumpul di Polres Jakarta Selatan. Akibat peristiwa itu, seorang wartawan terluka. Bentrokan berhenti sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (19/9/2011). Setelah aksi saling pukul berhenti, para wartawan mengambil kendaraannya dan bergerak menuju Polres Jaksel. Begitu juga dengan para pelajar SMA 6. Pelajar yang terlibat bentrok dengan wartawan sudah berada di dalam sekolah. Meski wartawan sudah membubarkan diri dan pelajar masuk ke area sekolah, puluhan polisi masih berjaga di lokasi. Pantauan detikcom, usai bentrokan, ada seorang fotografer Kompas Banar Fil Ardhi yang mengalami luka. Banar terluka di bagian dahi kirinya. Banar sempat dibawa ke Polsek Kebayoran Baru. Sementara itu kaca mobil Trans TV retak di bagian depan terkena lemparan batu. Aksi ini bermula saat wartawan Trans7 mengalami penganiayaan saat melakukan aktivitas jurnalistik. Reporter Oktaviardi mengambil gambar saat anak-anak SMA 70 dan SMA 6 tawuran di sekitar kawasan Blok M pada Jumat (16/9), pukul 18.30 WIB. Octaviardi kemudian dikeroyok oleh sejumlah siswa berseragam tersebut. Tak hanya dikeroyok, kaset rekaman berisi tawuran antar pelajar itu pun ikut dirampas.

19/9/2011 | 16:44 WIB >> Ricuh Wartawan Vs Pelajar SMA 6, Polisi Tindak Kedua Pihakhttp://www.detiknews.com/read/2011/09/19/164451/1725815/10/ricuhwartawan-vs-pelajar-sma-6-polisi-tindak-kedua-pihak Jakarta - Kericuhan antara pelajar dan jurnalis yang tengah melakukan aksi damai di depan SMA 6, Jl Bulungan, Jakarta Selatan menimbulkan korban luka dari kedua pihak. Polisi akan menindak keduanya yang terbukti melakukan penganiayaan.7 "Tidak ada mediasi, kita tegakkan sesuai aturan. Semua yang melakukan tindak pidana, kita proses," kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Imam Sugianto, saat dihubungi wartawan, Senin (19/9/2011).7

Pemberitaan yang paling layak, jelas mencakup kedua pihak.

Kapolres mengimbau, kedua pihak yang menjadi korban agar melapor ke Polres Jakarta Selatan. Sementara Imam menyebut, terdapat korban dari dua pihak yang bertikai. "Dari pelajar ada 7 orang, wartawan ada tiga orang yaitu wartawan MNCtv, Sindo dan Media Indonesia," kata dia. Kericuhan kali ini merupakan buntut dari keributan sebelumnya. Di mana seorang wartawan Trans7, Oktaviardi dikeroyok oleh sejumlah pelajar SMA 6 di Blok M pada Jumat (16/9) malam lalu. Hari ini, sejumlah wartawan kemudian melakukan aksi damai di depan SMA 6, Jaksel. Aksi ini sempat dimediasi oleh pihak kepolisian dengan mempertemukan perwakilan wartawan dengan pihak sekolah. "Kita sempat antar wartawan ke dalam sekolah untuk bicara dengan kepala sekolah, tahu-tahu di luar sudah ribut. Wartawan ada yang memprovokasi," kata dia. Dalam aksi itu, Imam mengatakan, pelajar dan wartawan terlibat adu jotos dengan menggunakan tangan kosong. Guna membubarkan kericuhan, polisi menerjunkan 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi) atau sekitar 100 personel ke lokasi. Polisi bahkan sempat mengeluarkan tembakan peringatan di tengah-tengah massa untuk membubarkan kericuhan tersebut. Sementara itu, Kapolres menyesalkan aksi demo wartawan yang berakhir ricuh itu. "Kericuhan ini tidak perlu terjadi kalau wartawan membubarkan diri setelah mencapai kesepakatan di dalam mediasi itu," tutupnya. (mei/gun)

19/9/2011 | 17:20 WIB >> Siswa Brutal, Kepala Sekolah SMAN 6 Hanya Diamhttp://metropolitan.inilah.com/read/detail/1776008/siswa-brutal-kepalasekolah-sman-6-hanya-diam INILAH.COM, Jakarta - Aksi brutalisme siswa SMAN 6 Bulungan, Jakarta, tidak kali ini saja terjadi. Siswa sekolah negeri tersebut sudah terkenal dengan tradisinya tawuran antarpelajar dengan SMAN 70 yang lokasinya berdekatan. Kali ini aksi brutalisme siswa sekolah negeri favorit ini dilakukan terhadap insan pers. 8 Sikap Kepala Sekolah SMA 6 yang terkesan tak acuh atas tindakan pemukulan yang dilakukan anak didiknya terhadap wartawan disesalkan banyak pihak9. Kepala Sekolah selalu membela siswanya, ada keributan dia cuek aja. Kalau saya lihat ada pembiaran secara sengaja, saya nggak tau apakah karena takut kepada siswanya atau orang tuanya, ujar Tim Advokasi Pewarta Foto

8 9

Bias menyudutkan anak sekolah SMA 6 Banyak? Kenapa kutipannya satu orang?

Indonesia (PFI), Robinsar Opak saat ditemui di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Senin (19/9/2011). Kata dia, sempat diadakan negosiasi antara wartawan, Kepala Sekolah SMA 6, Kapolsek dan Kapolres. Negosiasi diharapkan dapat menemukan solusi agar masalah tidak berlarut-larut. Awalnya Kepala Sekolahnya ngotot tidak mau bertanggung jawab juga, sesalnya. Setelah negosiasi kesepakatan dapat tercapai. Pihak sekolah bersedia mengganti kerugian wartawan dan berjanji akan memberikan hukuman kepada anak didiknya yang terlibat pemukulan terhadap wartawan. Kita minta mereka harus mengganti alat liputan yang rusak dan memberikan hukuman kepada anak didiknya, jelasnya. Usai berdialog dengan pihak sekolah SMA 6, pemukulan terhadap wartawan kembali terjadi. Yudhistiro Pranoto fotografer surat kabar Seputar Indonesia yang menjadi korban. Pria berperawakan tinggi ini dihantam batu bata di bagian kepala. Beberapa bagian tubuhnya mengalami memar. Saat ini Yudhistiro masih mendapat perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Sementara untuk menjaga situasi di sekitar SMAN 6, Polres Jakarta Selatan menurunkan 50 anggota polisi Brigadir Mobil (Brimob), untuk berjaga di depan SMAN 6 yang menjadi lokasi bentrokan antara wartawan dan siswa SMA tersebut. Aksi berhasil dilerai untuk ketiga kalinya, setelah sebelumnya aksi bentrok ini terjadi dua kali sejak pukul 10.00 WIB. Sedikitnya 10 orang wartawan terluka dalam bentrokan ini, dan seorang juru foto Harian Seputar Indonesia Yudistiro terluka parah dan dilarikan ke IGD RSPP.[bay]

19/9/2011 | 17:45 WIB >> Gilang Perdana Resmi Dipolisikan Wartawanhttp://metropolitan.inilah.com/read/detail/1776021/gilang-perdana-resmidipolisikan-wartawan INILAH.COM, Jakarta - Siswa SMAN 6 Bulungan, Jakarta, Gilang Perdana, resmi dipolisikan oleh empat wartawan yang menjadi korban luka, akibat bentrokan antara siswa sekolah tersebut dengan puluhan wartawan. Gilang dan kawan-kawan kita kenakan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan, pasal pengrusakan terhadap harta benda. Nanti bisa juga ditambahkan UU Pers, jelas Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Budi Irawan, di Polres Jakarta Selatan, Senin (19/9/2011). Gilang sendiri hingga saat ini belum dilakukan pemanggilan polisi untuk diperiksa sebagai pihak terlapor, dan belum dilakukan penangkapan. Budi tidak memaparkan kapan rencana pemeriksaan akan dilakukan terhadap Gilang. Selain itu Gilang menuliskan pesan-pesan dalam akun Twitternya yang bernada kepuasan terhadap keberhasilannya membuat wartawan babak belur, setelah terkena bogemnya dan kawan-kawan. Bentrokan ini bermula saat puluhan wartawan tengah berunjuk rasa di SMA 6, atas aksi pengeroyokan siswa SMA 6 terhadap seorang juru kamera Trans 7, Okta, Jumat (16/9/2011). Bentrokan terjadi sejak pukul 10.00 WIB pagi tadi, meski telah dilerai oleh polisi, namun bentrokan terus berulang hingga tiga kali. Bentrokan ini melukai sedikitnya 10 wartawan dan serusak sebuah mobil dinas Trans Tv.

Seorang juru foto Harian Seputar Indonesia, Yudistiro, mengalami gegar otak dan saat ini tengah dirawat di RS Pusat Pertamina. Para pelapor yang terdiri dari wartawan ini adalah Banar Fil Ardi juru foto Kompas.com, Yudistiro Pranoto juru foto Harian Seputar Indonesia, Dodi wartawan Trans 7, dan Panca Saukani juru foto Harian Media Indonesia.[bay]

19/9/2011 | 17:47 WIB Foto-foto Korban Pemukulanhttp://www.mediaindonesia.com/foto/12373/Korban-PemukulanTiga wartawan foto yang menjadi korban pemukulan pelajar SMU 6 yaitu pewarta foto Kompas Cyber Media Banar Fil Ardhi, pewarta foto Sindo Yudistiro Pranoto, dan pewarta foto Media Indonesia Panca Syurkani menjalani visum di Rumah Sakit Pusat Pertamina, di Jakarta, Senin (19/9). Sejumlah wartawan menjadi korban pengeroyokan oleh siswa SMAN 6 Bulungan Jakarta, saat melakukan aksi solidaritas pemukulan terhadap kameramen Trans 7 yang meliput tawuran SMU itu pada Jumat (16/9).

MI/ROMMY PUJIANTO/am

19/9/2011 | 18:18 WIB >> Siswa SMA 6 Mengaku Pukuli Wartawanhttp://metro.vivanews.com/news/read/248305-siswa-sma-6-mengaku-aniayawartawan VIVAnews - Usai bentrokan antara siswa SMA 6 Jakarta dengan wartawan saat berlangsung aksi damai pada Senin, 19 September 2011, salah seorang siswa mulai berkicau di jejaring sosial twitter mengenai kejadian bentrokan tadi. Tiga fotografer mengalami luka akibat serangan ratusan pelajar itu. Fotografer dari Koran Sindo, Yudistiro Pranoto, mengalami luka parah. Korban kini berada di ruang ronsen Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP). Yudistiro Pranoto masih mengalami muntah-muntah, dan luka pada bagian tangan dan kaki. Akibat

pemukulan itu, kamera milik yang bersangkutan juga hilang dan hingga kini belum ditemukan. Berikut kutipannya dari akun twitter salah satu pelajar setelah aksi penganiayaan itu. @Gilang_Perdanaa : Mampus siapa suruh cari masalah sama Gorasix. @Gilang_Perdanaa :puas gua mukulin wartawan di jalur sampe bonjok2 emosi bet gua t** @Gilang_Perdanaa : Guru,silop,dll. Pada belain kita karena kita gak salah.yang salah itu wartawan t** Setelah beberapa saat, banyak masyarakat yang menyebarkan kicauannya (retweet) di Twitter. Tidak berapa lama kemudian, akun twitter @Gilang_Perdanaa berubah menjadi @giper2k11. Tak beberapa lama kemudian, akun tersebut berubah lagi menjadi @gilaaangsss namun dikunci sehingga tidak dapat dilihat. VIVAnews

19/9/2011 | 21:39 WIB >> Siswa SMA 6 Pelaku Pengeroyokan Pasti Dijerat UU Pershttp://www.tribunnews.com/2011/09/19/siswa-sma-6-pelaku-pengeroyokanpasti-dijerat-uu-pers TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku yang terbukti melakukan pengeroyokan sejumlah wartawan saat peliputan demo di SMA 6 Bulungan, Jakarta, Senin (19/9/2011) siang akan dijerat menggunakan pasal berlapis. Selain mengenakan KUH-Pidana, Kapolres Jakarta Selatan, Kombes (Pol) Imam Sugianto berjanji mengenakan Undang-undang Pers. "Kita akan terapkan itu, termasuk UU Pers. Kalau ada pasal-pasal yang melapis, kita akan terapkan. Tapi, kita dudukkan secara seimbang," ujar Imam di kantornya. Meski para pelaku diduga pelajar SMA 6 Bulungan masih di bawah umur 17 tahun, Imam pastikan tetap diproses.10 "Tetap. Karena ada aturannya Undang-undang Anak. Siapapun yang melanggar hukum11, kita akan proses. Kita akan bekerja sama dengan lapas (lembaga pemasyarakatan), kalau di antara pelajar ada yang melakukan pelanggaran hukum," tegas Imam. Imam menyatakan telah membentuk tim khusus yang akan mengusut dan menangkap para pelaku pengeroyokan wartawan12 tanpa melihat latar belakang dan becking para pelaku. Sebagaimana diberitakan, sejumlah wartawan mengalami luka-luka setelah dikeroyok ratusan siswa SMA 6 Bulungan, di sekitar sekolahnya, Bulungan, Jaksel, pukul 14.30 WIB. WTF? Siapapun? Tapi ini sudah bias anak sekolah 12 Dari bentrokan menjadi PENGEROYOKAN?10 11

Aksi brutal para siswa tersebut diawali demo sejumlah wartawan di depan sekolah, yang menuntut pertanggungjawaban pihak sekolah SMA 6 Bulungan, atas pemukulan dan perampasan kaset video milik kameramen Trans 7, Okta, saat peliputan tawuran dengan SMA 70, tiga hari lalu Namun, demo wartawan itu mendapat sambutan tidak baik dari para siswa. Meski sempat diredam Kapolres Jaksel, bentrok antara puluhan wartawan menghadapi ratusan siswa tersebut tak terelekkan. Jumlah yang tak sebanding membuat sejumlah wartawan mengalami luka-luka dalam bentrok tersebut. Bahkan ada yang dilarikan ke UGD. Sejumlah mobil dan motor wartawan juga dilaporkan dirusak siswa.

Linimasa TwitterStatus Adityawarman @aditaw (Pelaku Pengeroyokan?)

aditaw Adityawarman @Just_Riant gaada anak 6 yg ngeroyok wartawan, dan kejadian td wartawan yg mulai duluan dgn cara ngelempar mangkok ke guru + murid no hoax3 hours ago

aditaw Adityawarman

RT @Anggaegan: pemfitnahan kejam bung! jangan mentang2 anda wartawan membuat berita seenaknya. makan duit haram loo..3 hours ago

aditaw Adityawarman

Yooman besok gabungan ya wkwk RT @vinatri: Wartawan dkk itu harusnya ngga nyampurin urusan beginian, SMA juga ada masanya bos!3 hours ago

aditaw Adityawarman

Ada lagi wartawan ngecakin lewat twitter, miskin aja blagu -_3 hours ago

aditaw Adityawarman

Wartawan memutarbalikkan fakta, pekerjaan haram wkwk4 hours ago

aditaw Adityawarman

Amin RT @upayaw: Semoga berkah ilmu nya RT @kompasdotcom: Selama 5 Tahun, Siswa Terpaksa Belajar di Lantai http://kom.ps/YQp1"4 hours ago

aditaw Adityawarman

Itu yg sotoy anjing nge-fuck ke anak2 RT @Anggaegan: wartawan manjat pos satpam 6 ga bisa turun wkakak4 hours ago

aditaw Adityawarman

Lebay2 lama2 gua bikin cacat beneran RT @Anggaegan: oktaviardi ga kenapa2 gitu, lebay lo!!4 hours ago

aditaw Adityawarman

Wartawan yg kena sayur geger otak! Yeeeha :p4 hours ago

aditaw Adityawarman

@yasinfalin gatau anjing td ada yg songong pgn gua matiin udah keburu bubar4 hours ago

aditaw Adityawarman

Dateng lg aja gua pgn matiin yg mukul ijul RT @latziojames: jangan sesekali dateng lagi ke sekolah gua! RT @detikcom: Bentrokan di SMA 65 hours ago

aditaw Adityawarman

@zetharinesia mereka curang njir cuma karena ada UU pers, kita jg diprovokasi5 hours ago

aditaw Adityawarman

Wartawan anjing RT @kiranaPH: Mampus! RT @detikcom: Bentrokan di SMA 6 Usai, 1 Wartawan Terluka5 hours ago

aditaw Adityawarman

Wartawan anjing wartawan anjing wartawan anjing~ main bullying main bullying main bullying~5 hours ago

aditaw Adityawarman

@zetharinesia kok lebay si zeth bnyk yg kena tau asli pers anjing bgt5 hours ago

aditaw Adityawarman

Yeeeha RT @SindoRadioFM: AKsi unjuk rasa wartawan di dpn SMU 6 berakhir Ricuh, terjadi bentrokan antara wartawan dengan para pelajar.9 hours ago

aditaw Adityawarman

Pers = tai10 hours ago

Screen Shot Tweet Gilang

Screenshot tweet @SigantengkalemIni tautan tweetnya, https://twitter.com/#!/sigantengkalem/status/115778378489012225 dan tautan ke blog yang dimaksud versi gue:

http://ryosaeba.wordpress.com/2008/04/02/kode-etik-jurnalistik/ Kode Etik Jurnalistik April 2, 2008 oleh ryosaeba kode etik jurnalistik harga mati Pernyataan Sekjen PWI Pusat, yang juga anggota Dewan Pers, Wina Armada SH di Solo beberapa waktu yang lalu, Ada wartawan yang sama sekali tidak pernah membaca kode etik jurnalistik. Wina memang pernah melakukan penelitian di Jakarta. Temuannya, 19 persen dari keseluruhan wartawan yang jadi responden tidak pernah membaca kode etik jurnalistik. Pers Pancasila, Pers Bermartabat Celakanya, survei Dewan Pers tahun 2007 membuktikan ternyata hanya 22% wartawan di Indonesia yang pernah membaca Kode Etik jurnalistik. 78% lainnya, jangankan menjalankan, membacapun belum pernah. Padahal KEJ adalah pedoman wartawan untuk melakukan kerja jurnalistik. Wartawan tidak membaca KEJ berdalih karena tak ikut organisasi Pers sehingga menganggap Emang Gue Pikirin (EGP) KEJ? Dalam UU No 40/1999 tentang Pers pada pasal 7 (1) berbunyi wartawan bebas memilih organisasi, sayangnya diartikan Dewan Pers sebagai bisa bebas tak pilih organisasi apapun. Celakanya juga, hal ini dibaca sebagai bebas untuk tak menjalankan KEJ. terlepas dari mana angka yang benar, apakah 19% atau 22%, keduanya menunjukkan bahwa memang kebanyakan wartawan indonesia tidak pernah membaca kode etik jurnalistik, sehingga banyak muncul pemberitaan di media yang jelas-jelas melanggar kode etik ini. dari hasil pencarian, ada dua kode etik jurnalistik di indonesia: kode etik jurnalistik PWI, dan kode etik jurnalistik AJI. dari hasil mengumpulkan berbagai pemberitaan yang berhubungan dengan roy suryo, terlihat banyak sekali kode etik yang dilanggar. pasal yang dilanggar dari kode etik jurnalistik PWI:

Pasal 3 Wartawan Indonesia pantang menyiarkan karya jurnallistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang menyesatkan memutar balikkan fakta, bersifat fitnah, cabul serta sensasional. Pasal 5 Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dari kecepatan serta tidak mencampur adukkan fakta dan opini sendiri. Karya jurnalistik berisi interpretasi dan opini wartawan, agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya. Pasal 7 Wartawan Indonesia dalam memberitakan peristiwa yang diduga menyangkut pelanggaran hukum atau proses peradilan harus menghormati asas praduga tak bersalah, prinsip adil, jujur, dan penyajian yang berimbang. Pasal 11 Wartawan Indonesia meneliti kebenaran bahan berita dan memperhatikan kredibilitas serta kompetensi sumber berita. pasal yang dilanggar dari kode etik jurnalistik AJI: Pasal 1 Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar. Pasal 2 Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan keberimbangan dalam peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar. Pasal 3 Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya dan kesempatan untuk menyuarakan pendapatnya. Pasal 16 Jurnalis menghindari fitnah dan pencemaran nama baik. menurut saya, ini adalah kondisi yang menyedihkan di indonesia. pihak yang tidak dekat dengan pers, akan sangat mudah menjadi korban fitnah pihak yang menjaga kedekatan dengan pers, sebagai contoh pihak yang rajin mengirimi wartawan SMS menginformasikan kegiatan sehari-harinya.