Kasus butuh asesmen

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    1/21

    PSIKOSOMATIS, SEHAT TAPI MERASA SAKIT

    Jumat, 24 Juli 2009 | 14:21 WIB

    KOMPAS.com Anda adalah apa yang Anda pikirkan. Pendapat itu ada

    benarnya. Banyak keluhan atau penyakit yang berawal dari beban pikiran. Salah

    satunya bisa menimbulkan gangguan psikosomatis. Berdasarkan data dari

    Departemen Penyakit Dalam FKUI, 15-30 persen orang meninggal dunia karena

    gangguan psikosomatis di Jakarta. Contoh gangguan psikosomatis seperti yang

    dialami Heru. Pria 38 tahun ini dirujuk ke Poli Jiwa dan Poli Penyakit Dalam

    dengan keluhan maag dan sakit di dada. Keluhan makin terasa menyiksa ketika

    obat maag dari dokter tidak lagi mempan mengatasi nyeri lambungnya. Setelah

    dilakukan pemeriksaan menyeluruh tidak ditemukan gangguan pada karyawan

    yang hobi bermain saham ini. Ahli penyakit dalam menduga Heru mengalami

    gangguan psikosomatis dan merujuknya ke bagian jiwa. Dari hasil wawancara,

    diketahui Heru selalu memikirkan sahamnya dan takut kehilangan uang tersebut.

    Ia memiliki latar belakang keluarga yang pas-pasan, sehingga uang sangat berarti

    baginya. Beban pikiran itu bermanifestasi menjadi keluhan fisik berupa nyeri

    lambung.

    Akibat Pikiran

    Dijelaskan oleh psikolog Roslina Verauli, MPsi, dari RS Pondok Indah, Jakarta,

    gangguan psikosomatis adalah kondisi psikologis dan emosional yang

    menimbulkan gangguan fisik. Dalam ilustrasi kasus di atas, perasaan takut

    kehilangan uang memengaruhi kondisi tubuh Heru. Gangguan psikosomatis harus

    dibedakan dengan perasaan grogi atau demam panggung. Grogi hanya

    menyebabkan perasaan tidak nyaman sesaat, yaitu ketika kejadian yang membuat

    grogi sedang berlangsung. Ciri khas gangguan psikosomatis adalah adanya

    keluhan fisik yang berulang dalam jangka waktu lama, meski secara diagnosis

    pasien dinyatakan baik-baik saja. Tak hanya lambung, seluruh organ tubuh bisa

    kena imbasnya. Bahkan, pada kasus gangguan psikosomatis yang berat, pasien

    bisa mengalami kebutaan, masalah kelamin, atau masalah seksual seperti susah

    ereksi dan ejakulasi. "Ini yang disebut pseudoneurogical, tahap di mana beban

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    2/21

    pikiran memengaruhi saraf tubuh," katanya. Penyebab gangguan psikosomatis,

    tambah Vera, adalah beban pikiran yang tidak bisa keluar atau disalurkan.

    Contohnya, karena si pasien tidak punya teman untuk curhat, sehingga

    menyimpan beban pikirannya. Gangguan psikosomatis ini paling sering terjadi

    pada usia awal 30-an. Anak-anak bisa terhindar dari gangguan ini karena belum

    memiliki beban pikiran seperti orang dewasa. Selain obat, pasien psikosomatis

    harus diberi psikoterapi yang bertujuan untuk menggali masalah psikologis yang

    tersembunyi. Dengan harapan setelah masalahnya dihilangkan, keluhan fisik

    pasien turut hilang. (Michael)

    PSIKOSOMATIK BUKAN PENYAKIT MEDIS BIASA

    dr Andri SpKJ - detikHealth Selasa, 28/08/2012 12:19 WIB

    Jakarta, Orang masih sering banyak yang bertanya kepada saya apa sebenarnya

    yang dimaksud psikosomatik. Bahkan mahasiswa saya yang belum mengikuti

    kuliah khusus di topik ini pun sering bertanya apa yang ditangani pada pasien

    psikosomatik. Orang juga sering bertanya apa benar ada hubungan antara

    gangguan jiwa dengan terjadinya gangguan medis. Psikosomatik sebenarnya lebih

    merujuk pada suatu kondisi keluhan fisik (somatik) yang disebabkan karena faktor

    psikologis. Psikosomatik bisa dijelaskan secara rinci namun juga bisa dijelaskan

    secara sederhana. Apa yang menjadi keluhan pasien yang merupakan keluhan

    fisik disebabkan karena mekanisme sistem otak yang terkait dengan sistem saraf

    otonom, sistem hormonal di otak (neuroendokrin) dan juga sistem kimiawi otak

    (kerja neurotransmitter). Jadi keluhan fisik itu tidak muncul tiba-tiba dan bisa

    dijelaskan dengan gamblang melalui mekanisme sistem di otak manusia. Tidak

    heran keluhan-keluhan fisik pada pasien yang mengalami psikosomatik biasanya

    sering kali mengenai 4 sistem yang berkaitan dengan kerja sistem saraf otonom

    yaitu sistem jantung dan pembuuh darah, sistem pencernaan, sistem pernapasan

    dan satu lagi yang tidak berkaitan adalah sistem muskuloskeletal (otot dan

    rangka). Empat tahun mendirikan klinik psikosomatik khusus yang menangani

    kasus-kasus psikosomatik membuat saya berkesempatan menangani berbagai

    macam kasus psikosomatik yang tingkatan keluhannya dan lamanya berbeda-

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    3/21

    beda. Karakter pasien yang cemas dan mengalami banyak keluhan fisik adalah

    yang paling menonjol. Beberapa contoh kasus yang menarik misalnya :

    Kasus I

    Seorang laki-laki usia 40-an mengeluh dadanya sering terasa tidak nyaman,

    kadang seperti dicubit-cubit. Pasien juga suka mengatakan dirinya sering timbul

    perasaan melayang. Kesemutan dan terasa dingin di ujung-ujung kaki. Kalau

    berada di keramaian sering merasa ingin pingsan. Pasien sudah mengalami hal ini

    sejak 6 bulan sebelum memeriksakan diri ke saya. Pasien sebelumnya sudah

    memeriksakan dirinya ke berbagai macam spesialis dan menjalani berbagai

    macam tes sampai CT-Scan jantung (MSCT) namun semua hasilnya baik.

    Kasus 2

    Seorang wanita usia 35 tahun yang telah 2 tahun ini merasa keluhan pegal-pegal

    dan nyeri di sekitar otot punggung. Pasien juga sering merasa was-was jika berada

    sendirian di rumah. Sering timbul keluhan-keluhan tidak nyaman di perut yang

    hilang timbul. Sudah memeriksakan ke berbagai dokter spesialis dan dilakukan

    pemeriksaan namun hasilnya baik-baik saja. Salah satu hal yang biasanya dialami

    oleh pasien-pasien psikosomatik adalah mereka sering kali melakukan

    pemeriksaan ke banyak dokter dan melakukan tes-tes yang bermacam-macam

    untuk membuktikan hal apa yang mendasari keluhan fisiknya. Sayangya sering

    kali hal yang didapat tidak memuaskan pasien. Dengan sistem pembayaran yang

    kebanyakan ditanggung sendiri, pasien sering kali harus mengeluarkan uang yang

    tidak sedikit untuk melakukan berbagai macam pemeriksaan itu. Seringkali juga

    mempunyai banyak obat yang diresepkan oleh dokter-dokter yang dikunjungi

    sehingga sering membuat pasien bingung sendiri. Selain itu juga pasien sering

    mengalami kesulitan untuk bekerja optimal dalam kehidupan sehari-hari. Inilah

    mengapa sebenarnya keluhan psikosomatik sangat membebani secara ekonomi

    dan kualitas hidup.

    Psikosomatik Bisa Disembuhkan

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    4/21

    Walaupun kesannya penyakit kronis, sebenarnya psikosomatik bisa disembuhkan.

    Hal yang perlu dipahami dulu adalah bahwa dasar dari kondisi psikosomatik ini

    adalah gangguan kejiwaan yang biasanya adalah gangguan cemas dan depresi.

    Dokter mengobati penyakitnya bukan keluhannya saja. Inilah mengapa

    sebenarnya pasien harusnya diobati gangguan dasarnya bukan hanya diberikan

    obat-obat untuk meringankan keluhannya. Kalau hanya diberikan obat-obat untuk

    meringankan keluhannya saja, maka kondisi ini tidak akan mendapatkan

    perbaikan yang diinginkan. Selain obat, pasien juga akan diajarkan bagaimana

    cara mengatasi keluhan-keluhan yang berkaitan dengan psikosomatiknya. Pasien

    akan diajak memahami bagaimana kondisi psikosomatik bisa terjadi padanya dan

    bagaimana mengatasi kondisi-kondisi stres kehidupan yang terkait dengan

    keluhan psikosomatiknya. Penanganan yang menyeluruh dan paripurna akan

    membuat keluhan psikosomatik bisa disembuhkan. Salam Sehat Jiwa.

    Penulis

    dr Andri, SpKJ

    Psikiater Psikosomatik Medis

    Anggota The Academy of Psychosomatic Medicine

    Anggota The American Psychosomatic Society

    Anggota The European Association of Psychosomatic Medicine

    Klinik Psikosmatis RS Omni Alam Sutra Jakarta

    Mengajar Psikiatri di Fakultas Kedokteran UKRIDA

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    5/21

    Kasus KDRT, Dua Anak dan Mantan Istri Jenderal Lapor ke Mabes Polri

    http://poskotanews.com/2012/05/25/kasus-kdrt-dua-anak-dan-mantan-istri-

    jenderal-lapor-ke-mabes-polri/

    JAKARTA (Pos Kota) Dua orang anak dan mantan istri dari satu jenderal

    polisi melaporkan suaminya Y, ke Bareskrim Mabes Polri terkait kasus

    penganiayaan. Brigjen Pol Y sendiri diketahui berdinas di Badan Intelejen Negara

    (BIN).

    Kedua anak tersebut yakni, AI, BA dengan didampingi ibunya Anita Agnes lapor

    ke Bareskrim Polri, Kamis 24 Mei sore.

    Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen M Taufik membenarkan kemarin ada laporan

    dari seorang wanita bersama dua anaknya terkait kasus kekerasan dalam rumah

    tangga (KDRT).

    Betul, kemarin Istri bernama Anita melaporkan suaminya karena persoalan

    rumah tangga, kata M Taufik, Jumat, (25/5/2012).

    Ia juga mengatakan jika persoalan yang dilaporkan adalah persoalan internal

    keluarga mereka. Sehingga pihaknya tidak mau membeberkannya.

    Dimana dia bertugas tidak bisa disebutkan, ini kan masih proses masih perlu

    pemeriksaan lebih lanjut, ungkapnya.

    Sementara itu, AI salah satu anak Y mengaku sejak tahun 2004 dilakukan

    penganiayaan di rumahnya komplek Polri Ampera Jaksel. Sebab sejak pisah

    dengan ibunya tahun itu tidak boleh berhubungan dengan sang ibu.

    Tidak boleh telephone maupun berkomunikasi dengan ibu setelah cerai dengan

    ayah, jika ketahuan dipukul, kata AI.

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    6/21

    Ia juga mengatakan ayahnya sering memukul dengan gantungan kunci, besi

    maupun ditendang pakai sepatu.

    Sementara laporan mereka sendiri resmi masuk ke Bareskrim dengan nomor

    laporan TBL/213/5/2012/Bareskrim. Pasal yang digunakan adalah terkait

    kekerasan dalam rumah tangga, pasal 44 dan 45 UU RI No 23 tahun 2004 tentang

    Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

    (adin/sir)

    Lakukan KDRT, Mantan Kapolres Garut Diadukan ke Kapolri

    http://poskotanews.com/2012/12/08/lakukan-kdrt-mantan-kapolres-garut-

    diadukan-ke-kapolri/

    JAKARTA (Pos Kota) Mantan Kapolres Garut AKBP Enjan Hasan Kurnia

    dilaporkan mantan istrinya, Masnawati Masud ke Bareskrim Polri dan ke Propam

    Polri. Ia dituduh telah melakukan penyiksaan terhadap anak dan tindak kekerasan

    dalam rumah tangga (KDRT).

    Masnawati yang datang didampingi kuasa hukumnya Tika Bisono membuat

    laporan Nomor : LP/951/XII/2012/Bareskrim. Menurut Tika Bisono, kedatangan

    Misnawati ke Mabes Polri untuk melaporkan tentang penyiksaan anak dan juga

    KDRT oleh mantan suaminya yang kebetulan mantan Kapolres Garut.

    Selain ke Bareskrim juga akan ke Propam dan Kanit Pelayanan Perempuan dan

    Anak (PPA) juga, jelas Tika Bisono.

    Kasus yang menimpa Masnawati terjadi sejak tahun 2008. Namun baru berani

    melaporkan kasus tersebut ke Mabes Polri karena korban mengalami trauma.

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    7/21

    Korban juga sempat dipenjarakan atas laporan suaminya dengan tuduhan

    perusakan dan penggelapan kendaraan pada tahun 2010, ungkapnya.

    Sementara itu pengakuan Masnawati, dirinya memang mengalami tekanan dan

    terus difitnah.Saya dibilang sakit jiwa tidak bisa mengasuh anak dan saat

    diceraikan secara kedinasan tidak sesuai dengan prosedur semestinya, kata

    Masnawati sambil meneteskan air mata.

    Untuk itu ia meminta kepada Kapolri untuk menindak anak buahnya yang

    semena-mena terhadap keluarga.Saya mohon kepada Bapak Kapolri untuk

    menindak anggotanya yang telah menyakiti saya, jelas Masnawati, sambil

    menyebutkan bahwa dirinya berumah tangga dengan Enjan selama 13 tahun.

    (Adin)

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    8/21

    Seorang ibu, Rehema, mengutarakan bagaimana putrinya, Inaya,

    dibully saat pindah ke sekolah baru di London dari Prancis pada tahun

    2005, ketika itu usia Inaya tiga belas tahun. Untuk membantu Inaya,

    sekolah menugaskan seorang sukarelawan asisten pembelajaran berbahasa

    Prancis. Rehema yang merasa diyakinkan dengan kesediaan pihak sekolah

    untuk menolong putrinya dengan adanya bantuan tersebut pun berpikir

    bahwa kepindahan mereka bisa berjalan lancar sampai ketika ia menyadari

    bahwa putrinya dibullydi sekolah oleh sekelompok siswi, Karena alasan

    tertentu, sekelompok siswi memutuskan bahwa ia (Inaya red) tidak

    cukup keren untuk diajak bergaul... sampai hari ini pun, saya tidak tahu

    mengapa. Barangkali terdapat banyak alasan untuk hal ini. Selain itu, saya

    pikir saya tidak memberikan cukup perhatian padanya di saat saya sendiri

    sibuk menyesuaikan diri dengan kehidupan baru. Ia berusaha untuk

    membiasakan diri dengan lingkungan barunya dan menjadi sangat

    pendiam. Siswi-siswi lainnya akan menganggap bahwa ia sombong. Sikap

    malu-malunya disalahartikan...

    Rehema juga menyatakan bahwa mungkin terdapat banyak

    perubahan yang harus dihadapi oleh putrinya: bahasa baru untuk

    dipelajari, sekolah baru, dan keharusan untuk menemukan teman baru,

    London mungkin terasa menakutkan baginya karena sebelumnya kami

    tinggal di kota kecil di mana semua orang saling mengenal. Pada suatu

    waktu ia pernah dipanggil bounty (berlagak seperti orang berkulit putih

    padahal berkulit hitam red). Sekelompok siswi ini pun memulai sebuah

    kompetisi tentang berapa banyak lelucon yang dapat mereka buat dengan

    kata bounty di dalamnya. Tidak ada orang di kelasnya yang benar-benar

    berbicara padanya.

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    9/21

    Studi Kasus ALTER-JANE

    Dari sudut pandang Psikologi Klinis

    http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Klinis/2141/Studi-Kasus-

    ALTER-JANE/

    Jane Deviyanti Hadipoespito (21) diliputi rasa duka. Pasalnya sang suami,

    Alterina Hofan (32), lelaki transgender akhirnya meringkuk di tahanan lantaran

    dituduh memalsukan identitas. Tak kurang akal, gadis tuna rungu ini membuat

    Gerakan Peduli Alter dan Jane di situs jejaringsosialFacebook. Dukungan kini

    mencapai hampir 2 ribu orang.(sumber: www.tabloidnova.com)

    Berdasarkan berita, diketahui bahwa Alterina Hofan (32) mengidap syndrom

    klinefelter yang sedari kecil dianggap sebagai seorang perempuan, tetapi

    kemudian ia mengubah status identitas gendernya menjadi seorang pria.

    Sedangkan Jane Deviyanti Hadipoespito (21) adalah seorang wanita tuna rungu,

    putri dari CEO Universitas Binus, yang telah menjadi istri dari Alterina Hofan.

    Penyebab kasus dari Alter-Jane adalah berasal dari orangtua Jane. Berdasarkan

    laporan orangtua Jane yang pada awalnya melaporkan bahwa Alter menculik Jane,

    tetapi kemudian di ubah setelah mengetahui bahwa Jane adalah istri sah Alter.

    Laporan kemudian di ubah menjadi laporan dengan tuntutan pelanggaran Pasal

    266 KUHP tentang Pemalsuan Identitas dalam Akta Otentikjuncto Pasal 263

    KUHP dan Pasal 378 KUHP tentang Penipuan. Orang tua Jane dalam hal ini ibu

    http://psikologi.psikomedia.com/Psikologi/6/Psikologi-Sosial/http://psikologi.psikomedia.com/Psikologi/6/Psikologi-Sosial/http://psikologi.psikomedia.com/Psikologi/6/Psikologi-Sosial/http://psikologi.psikomedia.com/Psikologi/6/Psikologi-Sosial/
  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    10/21

    Jane yang bernama Grace yang menyatakan bahwa Alter melakukan pemalsuan

    keterangan gender dalam akta otentik.

    Dalam kasus ini, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan oleh psikolog klinis

    dalam membuat evaluasi dan rekomendasi untuk membantu penyelesaian

    perselisihan antara orangtua Jane dan pasangan pasangan Alter dan Jane.

    INTERVENSI

    Berdasarkan pemaparan kasus yang sesuai dengan pemberitaan di media massa,

    psikolog klinis dapat menempatkan dirinya dalam areaLaw Enforcement

    Psychology yaitu dimana dalam area ini psikolog klinis secara langsung

    mendukung agensi yaitu seperti menyediakan intervensi krisis untuk polisi dengan

    membantu polisi menanyakan saksi mata untuk meningkatkan rekoleksi polisi

    mengenai tindakan kriminal.

    Hal-hal yang dapat dilakukan yaitu:

    1. Menggali informasi mengenai awal kelahiran Alter dari pihak kedokteran

    dan pihak-pihak yang menangani kelahiran Alter. Untuk mengetahui

    bagaimanakah kronologis ketika Alter lahir. Apakah Alter lahir dengan

    ciri kelamin perempuan atau kah pihak kedokteran yang menangani

    kelahiran Alter pun mengalami kebingungan atas kelamin Alter karena

    ciri kelamin Alter tidak biasa yang disebut syndrome klinifelter?

    2. Menginterview ibu Alter untuk mengetahui tentang latar belakang, historis

    kehidupan kedua orang tua Alter dan kehidupan semasa di Papua.

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    11/21

    3.

    Menginterview ibu Alter dan pihak-pihak yang memiliki kaitan dengan

    diubahnya identitas kelamin pada surat-surat Akta dan KTP seperti yang

    dituduhkan ibu Jane. Seperti pihak kelurahan yang mengubah dan pihak-

    pihak terkait lainnya. Juga menginterview ibu Jane untuk mengetahui

    kronologis yang terjadi hingga akhirnya ibu Jane menyetujui dan membuat

    permohonan pengubahan identitas Alter.

    4. Menginterview kedua orangtua Jane untuk mengetahui latar belakang,

    historis dan yang menyebabkan kedua orangtua Jane melaporkan

    menantunya (Alter) hingga Alter harus mendekap dalam penjara.

    5.

    Melakukan pemeriksaan Forensik pada Alter yang dilakukan pihak diluar

    keluargaJane dan pasangan Alter Jane. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi

    manipulasi terhadap hasil pemeriksaan forensic tersebut oleh pihak

    siapapun. Sehingga untuk hal yang berhubungan dengan pemeriksaan

    forensik mengenai kejelasan kelamin Alter dan jika memang Alter benar

    memiliki gangguan yang dalam hal ini disebutkan sebagai syndrome

    klinifelter ada kejelasan yang pasti dan tidak tumpang tindih seperti yang

    saat ini terjadi.

    6.

    Melakukan interview dan assessment lainnya khususnya pada kedua

    orangtua Jane dan juga pada ibu Jane.

    7. Melampirkan tes psikologi yang menunjukkan bahwa orientasi seksual

    Alter memang memiliki gender sebagai pria (maskulin) bukan wanita

    (feminim) dengan alat yang valid dan reliabel

    http://psikologi.psikomedia.com/Psikologi/33/Psikologi-Keluarga/http://psikologi.psikomedia.com/Psikologi/33/Psikologi-Keluarga/http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/http://psikologi.psikomedia.com/Psikologi/33/Psikologi-Keluarga/
  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    12/21

    8.

    Melampirkan tes psikologi yang valid dan reliabel yang dapat

    menunjukkan bahwa Alter adalah seorang yang normal

    9. Melampirkan konsekuensi-konsekuensi (faktor eksternal dari lingkungan)

    yang akan di alami Alter bila ia mengubah status gendernya dari

    perempuan menjadi laki-laki ketika ia masih anak-anak

    10. Dengan memberikan pada pengadilan lampiran bukti-bukti hasil tes dari jenis

    kelamin alter dari rumah-rumah sakit yang berbeda yang menunjukkan bahwa ia

    berkelamin pria dalam syndrom Klinefelter

    11. Melampirkan kasus-kasus yang mirip dengan Alter dan berhasil

    memenangkan persidangan

    12. Melampirkan UU yang mengatur atau memperbolehkan seseorang dengan

    kelainan fisik akibat bawaan lahir (sindrom kinefelter) untuk mengobati

    kelainannya guna melangsungkan kehidupannya

    Dari uraian hal-hal dan saran-saran yang mungkin dapat dilakukan oleh psikolog

    klinis dalam areaLaw Enforcement Psychology, sedangkan dalam pengadilan

    seorang psikolog klinis dapat berperan dalam kegiatan The Experts Witness (saksi

    ahli). Disini psikolog klinis menjabarkan kompetensi-kompetensi Alter sebagai

    pasien dengan syndrom Klinefelter mendapatkan hak-haknya untuk mendapatkan

    treatment yang dapat membuatnya sembuh atau sekurang-kurangnya membaik

    baik fisik dan psikis. Dan menjelaskan mengapa Alter berprilaku mengubah

    identitas gendernya di saat dewasa dan bukan di saat anak-anak. Dan penjelasan

    http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/
  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    13/21

    tersebut di uraikan dengan menggunakan pengetahuan teoripsikologiyaitu seperti

    dengan menggunkan teori dari Deutsch & Krauss, 1965) tentang level of

    aspiration. Teori ini menyatakan bahwa keinginan seseorang melakukan tindakan

    ditentukan oleh tingkat kesulitan dalam mencapai tujuan dan probabilitas

    subyektif pelaku apabila sukses dikurangi probabilitas subjektif kalau gagal.

    Teori ini dapat dirumuskan dalam persama seperti berikut:

    V = (Vsu X SPsu)(Vf X SPf)

    Dimana:

    V = valensi = tingkat aspirasi seseorang

    su= succed = suksesf = failure = gagal

    SP= subjective probability

    Dan menjelaskan kondisi Alter dengan menggunakan pendektaan Teori Kognitif

    yaitu tindakan yang dilakukan Alter mengganti identitas adalah normal dan bukan

    bentuk penyimpangan ataupun upaya transgender. Psikolog dapat menguraikan

    hal-hal dan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh seorang penyimpang yang

    berniat kriminalitas dan membandingkan prilaku tersebut dengan prilaku Alter

    yang normal. Dimana normal dalam arti ini adalah setelah disesuaikan dengan

    kondisi eksternal (lingkungan) dan internal Alter.

    Demikian hal-hal dan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh seorang psikolog

    klinis dalampsikologiforensik.

    http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Umum-&-Eksperimen/2066/Psikologi/
  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    14/21

    Referensi:

    http://forum.psikologi.ugm.ac.id/index.php?topic=56.0;wap2

    http://d-tarsidi.blogspot.com/2009/03/psikologi-forensik.html

    http://aldiavanza.blogspot.com/2010/04/psikologi-forensik.html

    www.kompas.com

    www.tabloidnova.com

    http://www.tabloidnova.com/http://www.tabloidnova.com/http://www.tabloidnova.com/
  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    15/21

    Contoh kasus:

    Gank siswi SMAN 70 Bulungan, Jakarta Selatan, terlibat kasus bullyingterhadapadik kelasnya, Nova Yuma Shanti Alias Via hingga harus menjalani pemeriksaan

    di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

    Mereka dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi. Ketiga siswi yang dipanggil

    tersebut, yakni Dinar Amanda Trianti, Euodia Josephine Romauli, dan Arvie

    Amanda Lubis. Mereka baru pertama kali ini menerima panggilan polisi untuk

    diperiksa terkait kasus pengeroyokan dan penganiayaan yang dialami Via.

    Penyidik memintai keterangan terhadap 12 orang saksi termasuk Via dan guru

    yang menyaksikan kejadian itu. Penyidik juga sudah memiliki surat hasil visum

    yang menyebutkan ada luka memar di bagian perut Via.

    Dari hasil pemeriksaan 12 saksi, penyidik menduga kuat ketiga siswi yang baru

    lulus kemarin itu melakukan tindak pidana pengeroyokan dan penganiayaan. Atas

    tindakan tersebut ketiganya terancam pasal 170 tentang pengeroyokan.

    Via, siswi kelas 1 SMA Negeri 70 Bulungan yang melaporkan kasus bullying

    yang dialaminya itu mengaku sempat diintimidasi lewat SMS oleh teman-teman

    kelasnya. SMS tersebut sangat menakutkan berisi pesan ancaman, katanya, awas

    Via, nanti kamu diadili luh terus ada juga SMS bunyinya, hati -hati nanti ada

    pergerakan anti-Via. Diduga ini perbuatan dari kakak kelas Via.

    Kasus dugaan kekerasan yang dilakukan tiga siswi SMAN 70 Bulungan ini

    ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Direktorat Reserse

    Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

    Bayu Prasetyo, penasehat hukum Via, mengatakan, sejak kejadian itu Via masih

    trauma dan takut jika pergi ke sekolah. Alasannya karena Via kerap mendapat

    tekanan. Ketika ditanya apakah keluarga Via setuju jika pihak ketiga terlapor yang

    diduga menganiaya Via mengajak damai? Dengan tegas Rima, Ibunda Via

    menolaknya.

    Seperti diberitakan, Via dianiaya oleh tiga kakak kelasnya di kantin sekolah.

    Penyebabnya sepele, Via tidak memakai kaus dalam atau singlet. Via mengaku

    diintimidasi oleh tiga seniornya kelas 3. Dia juga mengaku mendapat kekerasan.

    (sumber:http://indonesiaindonesia.com/f/81254-berita-seputar-dunia-pendidikan/)

    Analisis Kasus:

    Bullying

    Menurut Dan Olweus, Author of Bullying at School Bullying Bisa dibagi menjadi

    dua bagian besar yaitu :

    http://indonesiaindonesia.com/f/81254-berita-seputar-dunia-pendidikan/http://indonesiaindonesia.com/f/81254-berita-seputar-dunia-pendidikan/http://indonesiaindonesia.com/f/81254-berita-seputar-dunia-pendidikan/http://indonesiaindonesia.com/f/81254-berita-seputar-dunia-pendidikan/
  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    16/21

    1. Direct bullying : intimidasi secara fisik, verbal.

    2. Indirect Bullying: isolasi secara sosial.

    Korban bullying atau victim adalah seseorang yang berulangkali mendapatkan

    perlakuan agresi dari kelompok sebaya baik dalam bentuk serangan fisik, atau

    serangan verbal, atau bahkan kekerasan psikologis.

    Bully atau pelaku bullying adalah seseorang yang secara langsung melakukan

    agresi baik fisik, verbal atau psikologis kepada orang lain dengan tujuan untuk

    menunjukkan kekuatan atau mendemonstrasikan pada orang lain. Kebanyakan

    perilaku bullying berkembang dari berbagai faktor lingkungan yang kompleks.

    Tidak ada faktor tunggal menjadi penyebab munculnyabullying. Faktor penyebab

    antara lain:

    1. Faktor keluarga

    2. Faktor sekolah

    3.

    Faktor kelompok sebaya

    Agresi

    Agresi adalah perilaku non verbal maupun verbal yang diniatkan untuk melukai

    objek atau korban sasaran agresi untuk merugikan orang lain. Agresi juga

    merupakan perilaku yang dimaksudkan menyakiti orang lain, baik secara fisikmaupun psikis.

    Bentuk agresi dan contoh agresi :

    Bentuk Agresi Contoh

    Fisik, aktif, langsung Menikam, memukul, atau menembak orang lain

    Fisik, aktif, tak langsungMembuat perangkap untuk orang lain, menyewa seorang

    pembunuh untuk membunuh.

    Fisik, pasif, langsungSecara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan atau

    tindakan yang diinginkan (seperti aksi duduk dalam demonstrasi)

    Fisik, pasif, tak langsung Menolak melakukan tugas-tugas yang seharusnya

    Verbal, aktif, langsung Menghina orang lain

    Verbal, aktif, tak langsung Menyebarkan gossip atau rumor jahat tentang orang lain

    Verbal, pasif, langsungMenolak berbicara kepada orang lain, menolak menjawab

    pertanyaan, dll

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    17/21

    Verbal, pasif, tak langsung

    Tidak mau membuat komentar verbal (misal: menolak berbicara

    ke orang yang menyerang dirinya bila dia dikritik secara tidakfair)

    Kasus Bullying yang dialami oleh Via adalah bagian dari Direct bullying, yaitu

    intimidasi secara fisik, verbal. Dan merupakan salah satu bentuk perilaku agresi

    secara fisik, aktif dan langsung. Karena dalam kasus ini, pelaku yang melakukan

    bullying telah memukul yang mengakibatkan luka memar di bagian perut si

    korban. Dan juga dilakukan secara verbal karena si pelaku mengancam lewat sms

    dengan tujuan mengintimidasi si korban sehingga timbul rasa trauma dan takut

    untuk pergi ke sekolah. Dalam kasus bullying ini terdapat jenis agresi rasa benci

    atau agresi emosi ,dimana si pelaku mengungkapkan rasa marahnya dengan emosiyang tinggi hingga memukul dan tidak memikirkan dampak dari perbuatannya.

    Kasus Bullying dan Perilaku Agresi

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    18/21

    PENDIDIKAN

    Anakku Sulit Membaca, Apakah Menderita Dyslexia?

    Oleh : Ismira Dewi | 06-Jul-2008, 22:30:49 WIB

    http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Anakku+Sulit+Membaca

    %2C+Apakah+Menderita+Dyslexia%3F&dn=20080706213933

    KabarIndonesia - Pada suatu ketika ada seorang ibu yang mengeluhkan tentang

    perilaku anaknya, sebut saja Rudi. Rudi adalah seorang anak kelas 2 SD yang saat

    ini tidak ingin sekolah lagi. Nilai yang diperoleh Rudi semakin menurun

    dibanding sebelumnya. Rudi juga enggan mengerjakan PR bahasa Indonesia yang

    diberikan oleh gurunya dengan alasan bosan dan sudah bisa. Dengan penuh

    kesabaran ibunya membujuk Rudi untuk mengerjakan soal bahasa Indonesianya

    itu, sebelum menjawab pertanyaan yang tersedia ibu meminta Rudi untuk

    membaca cerita pendek yang ada pada buku pegangan miliknya. Namun betapa

    kaget dan shock ibunya saat mengetahui bahwa Rudi masih mengeja satu persatu

    huruf dari cerita pendek tersebut. Kemudian ibunya pun mendatangi gurunya dan

    menanyakan keadaan Rudi jika disekolah. Gurunya menjelaskan bahwa Rudi

    adalah siswa yang patuh, dan selalu memperhatikan guru saat diberi penjelasan.

    Namun Rudi sering terlihat malas dan tidak mau mengerjakan terutama saat

    pelajaran bahasa, mencongak atau membaca.

    Saat ini ibunya merasa kebingungan atas apa yang terjadi pada anaknya. Diantara

    kebingungannya, sang ibu kemudian membawa Rudi ke seorang Psikolog dan

    menemukan jawabannya bahwa Rudi mengalami Disleksia. Dari contoh kasus

    tersebut diatas merupakan suatu persoalan yang sering dialami oleh orangtua.

    Tidak jarang pula orangtua mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi

    persoalan yang sedang menimpa anaknya. Permasalahan anak di sekolah banyak

    disebabkan karena anak mengalami kesulitan dalam hal belajar. Anak dengan

    permasalahan belajar biasanya mempunyai permasalah yang khusus yakni

    mengalami kesulitan membaca, sedangkan inteligensinya normal dan tidak

    mempunyai penyimpangan lain (Mnks, F.J., 2002).

    http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Anakku+Sulit+Membaca%2C+Apakah+Menderita+Dyslexia%3F&dn=20080706213933http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Anakku+Sulit+Membaca%2C+Apakah+Menderita+Dyslexia%3F&dn=20080706213933http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Anakku+Sulit+Membaca%2C+Apakah+Menderita+Dyslexia%3F&dn=20080706213933http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Anakku+Sulit+Membaca%2C+Apakah+Menderita+Dyslexia%3F&dn=20080706213933http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Anakku+Sulit+Membaca%2C+Apakah+Menderita+Dyslexia%3F&dn=20080706213933
  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    19/21

    Kesulitan dalam belajar yang dialami oleh anak biasanya disebabkan karena

    disleksia. Hambatan membaca atau dyslexia didefinisikan sebagai suatu type

    gangguan belajar dimana anak gagal menguasai berbagai proses dasar, seperti

    mengenali huruf dan memadukan suara, meskipun secara intelegensi cukup dan

    kesempatan pendidikan telah terpenuhi. Disleksia lebih disebabkan karena

    terdapat perbedaan dalam cara otak memproses kalimat terutama yang bekenaan

    dengan bunyi, simbol, dan makna. Membaca merupakan proses yang sangat

    kompleks yang melibatkan berbagai fungsi kognitif, antara lain meliputi:

    perhatian, konsentrasi, kemampuan menggabungkan antara modal-modal sensori

    dan juga berbagai subskill serta kemampuan-kemampuan lain, seperti: kesadaran

    phonology (kesadaran pada diri dan karakteristik bunyi kata), rapid decoding

    (mengeja cepat), pemahaman verbal, dan intelegensi umum (Sattler, J. 1988).

    Anak dengan hambatan membaca atau disleksia mengalami kesulitan dalam

    mengenal kata yang mereka baca. Adanya penurunan dari permasalahan ingatan,

    namun lebih termanifestasi pada penurunan bahasa dan penurunan proses

    fonologi. Pada intinya anak yang mengalami hambatan dalam membaca, memiliki

    masalah dalam mengenal kata yang mereka baca, menempatkan berbagi fonem

    (suara dasar pada akhir kata), serta mengingat kata yang telah dipelajari

    sebelumnya (Kearney, 2006).

    Adapun beberapa ciri yang dapat dijadikan acuan dalam mengidentifikasi

    disleksia, diantaranya berikut :

    - Lemah dalam membaca, menulis, dan mengeja. Anak yang mengalami disleksia

    akan mengalami kesulitan atau lamban dalam membaca, menulis dan mengeja.

    - Keliru atau sering terjadi kesalahan dalam mengucap b/d, p/q, m/w, n/u

    Kesalahan dalam mengucapkan huruf-huruf tersebut sering kali terjadi pada anak

    yang mengalami disleksia.

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    20/21

    - Kesulitan dalam mengingat perkataan

    Dalam hal ini sulit bagi anak untuk mengingat sesuatu yang baru dia dengar

    kemudian menjelaskan dengan tepat.

    - Kesulitan dalam memahami konsep masa lalu. Dalam hal ini, anak sering kupa

    bahkan sering terjadi kesalahan dalam mengingat kembali suatu peristiwa atau

    kejadian yang pernah ia lewati.

    - Perbedaan yang menonjol antara kemampuan lisan dengan tulisannya. Anak

    yang mengalami disleksia memiliki kemampuan lisan yang baik dan fasih, namun

    lemah dalam hal bacaan.

    Bagaimana Membantu Mengatasinya?

    Mengenal kekuatan dan kelemahan dalam diri anak

    Dengan mengenal kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam diri anak,

    diharapkan orangtua lebih dapat mengarahkan anak pada kondisi yang lebih baik

    Mengenal bakat, keahlian ataupun potensi anak yang lain Perlu diketahui oleh

    orangtua mengenai bakat ataupun potensi yang dimiliki oleh anak. Sehingga dapat

    meningkatkan rasa percaya diri anak diantara kekurangan yang dialaminya.

    Mengetahui secara pasti masalah spesifik yang dialami anak, terutama dalam

    membaca dan menulis Dalam hal ini diperlukan kerjasama antara orangtua dengan

    para professional dalam mengidentifikasi permasalahan disleksia yang dialami

    oleh anak. Serta kesulitan yang dialami anak sehubungan dengan membaca dan

    menulis.

  • 5/20/2018 Kasus butuh asesmen

    21/21

    Mencari cara untuk menarik minat dan meningkatkan motivasi anak Diperlukan

    adanya kreativitas orangtua dalam menarik minat serta meningkatkan motivasi

    anak dalam belajar, terutama yang berkenaan dengan membaca.

    Memahami gaya belajar anak Dengan mengetahui gaya belajar anak, akan

    mempermudah orangtua dan guru dalam memberikan pelajaran terhadap anak.

    Gaya belajar itu sendiri dikelompokkan dalam tiga kategori yakni visual (dengan

    cara melihat), auditori (dengan cara mendengar) dan kinestetik (dengan cara

    melakukannya langsung).

    Tidak ada anak yang Bodoh, hanya saja mereka kurang beruntung

    Pustaka : Kearney, C.A. (2006). Casebook in Child Behavior Disorder. 3th Ed.

    Thomson Wadsworth : Canada. Mnks, F.J., Knoers, Haditono, S.R. (2002).

    Psikologi Perkembangan. Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Gadjah Mada

    University Press. Sattler , J. M. (1988). Assessment of Children. 3rd Edition.

    Maple Vail Book Manufacturing Group.