3
 Kasus Perilaku Organisasi Ada sebuah kepanitian yang menyelenggarakan suatu acara. Kepanitiaan tersebut dituntut harus menyiapkan suatu acara besar. Ketua sebagai pemimpin ingin acara berjalan sesuai rencana tetapi dia tidak dapat mengembangkan timnya. Pada hari H, kinerja panitia tidak terlalu baik sehingga menyebabkan acara tidak terlaksana sesuai dengan rencana. Apa yang membuat acara tersebut terlaksana sesuai dengan rencana? Apakah ada pengaruh dari kepemimpinan ketua panitia ? Mengapa tim tersebut tidak dapat bekerjasama dengan baik ? Jadi menurut saya, mengapa kinerja kepanitiaan ini tidak berjalan dengan baik dan menyebabkan acara tidak terlaksana dengan baik dapat disebabkan oleh beberapa hal : 1. Kerpribadian dan Persepsi sesama anggota tim 2. Kinerja kerja tim 3. Komunikasi di dalam tim 4. Kepemimpinan dan Power ketua panitia Orang-orang yang tergabung di dalam tim mempunyai kepribadian yang berbeda- beda. Kepribadian dipengaruhi oleh hereditas, lingkungan, dan kondisi situasional. Ada orang dengan karakter kepribadian Tipe A atau Tipe B. Tidak semua orang yang tergabung dalam tim dapat bersosialisasi dengan yang lainnya. Ada yang menghalanginya seperti perbedaan karakter kepribadian dan juga Persepsi seseorang terhadap lainnya. Jika 1 orang sudah mempersepsikan teman satu timnya susah untuk diajak bergaul maka dia tidak akan mau bergaul dengannya. Jadi jangan sampai ada kekeliruan persepsi. Jangan mempersepsikan buruk seseorang sebelum kita mengenalnya dengan baik. Jika kekeliruan persepsi bisa diatasi maka orang-orang di dalam tim dapat bekerja dengan baik. Selain itu ketua harus dapat membangun kinerja tim yang baik. Seharusnya pada awal terbentuknya tim, ketua harus menetapkan Team Building yaitu bentuk aktifitas formal yang bertujuan untuk meningkatkan pengembangan dan fungsionalisasi kelompok kerja. Beberapa aktivitas Team-Building adalah membentuk kembali norma tim dan memperkuat kekompakan. Team-Building biasanya diterapkan pada grup yang baru dibentuk, karena anggota tim sedang berada di tingkat awal dalam pengembangan tim. Team-Building merupakan cara yang paling tepat ketika anggota tim telah kehilangan focus pada peran masing-masing dan tujuan tim. Walaupun tidak terlalu efektif, tetapi ini memang merupakan satu cara yang cukup efektif ketika tim baru pertama kali terbentuk untuk mengenal pribadi satu sama lain. Selain itu ketua juga bisa menerapkan Self Directed Work Teams (SDWT) dimana sifat kerjanya yang mengklasterkan anggota-anggota kelompok secara bersama-sama

Kasus Perilaku Organisasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kasus Perilaku Organisasi

5/17/2018 Kasus Perilaku Organisasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-perilaku-organisasi 1/3

 

Kasus Perilaku Organisasi

Ada sebuah kepanitian yang menyelenggarakan suatu acara. Kepanitiaan tersebut 

dituntut harus menyiapkan suatu acara besar. Ketua sebagai pemimpin ingin acaraberjalan sesuai rencana tetapi dia tidak dapat mengembangkan timnya. Pada hari H,

kinerja panitia tidak terlalu baik sehingga menyebabkan acara tidak terlaksana sesuai

dengan rencana. Apa yang membuat acara tersebut terlaksana sesuai dengan rencana?

Apakah ada pengaruh dari kepemimpinan ketua panitia ? Mengapa tim tersebut tidak 

dapat bekerjasama dengan baik ?

Jadi menurut saya, mengapa kinerja kepanitiaan ini tidak berjalan dengan baik dan

menyebabkan acara tidak terlaksana dengan baik dapat disebabkan oleh beberapa hal :

1.  Kerpribadian dan Persepsi sesama anggota tim

2.  Kinerja kerja tim

3.  Komunikasi di dalam tim

4.  Kepemimpinan dan Power ketua panitia

Orang-orang yang tergabung di dalam tim mempunyai kepribadian yang berbeda-

beda. Kepribadian dipengaruhi oleh hereditas, lingkungan, dan kondisi situasional. Ada

orang dengan karakter kepribadian Tipe A atau Tipe B. Tidak semua orang yang

tergabung dalam tim dapat bersosialisasi dengan yang lainnya. Ada yang

menghalanginya seperti perbedaan karakter kepribadian dan juga Persepsi seseorang

terhadap lainnya. Jika 1 orang sudah mempersepsikan teman satu timnya susah untuk 

diajak bergaul maka dia tidak akan mau bergaul dengannya. Jadi jangan sampai ada

kekeliruan persepsi. Jangan mempersepsikan buruk seseorang sebelum kita

mengenalnya dengan baik. Jika kekeliruan persepsi bisa diatasi maka orang-orang di

dalam tim dapat bekerja dengan baik. Selain itu ketua harus dapat membangun kinerja

tim yang baik. Seharusnya pada awal terbentuknya tim, ketua harus menetapkan Team

Building yaitu bentuk aktifitas formal yang bertujuan untuk meningkatkanpengembangan dan fungsionalisasi kelompok kerja. Beberapa aktivitas Team-Building

adalah membentuk kembali norma tim dan memperkuat kekompakan. Team-Building

biasanya diterapkan pada grup yang baru dibentuk, karena anggota tim sedang berada

di tingkat awal dalam pengembangan tim. Team-Building merupakan cara yang paling

tepat ketika anggota tim telah kehilangan focus pada peran masing-masing dan tujuan

tim. Walaupun tidak terlalu efektif, tetapi ini memang merupakan satu cara yang cukup

efektif ketika tim baru pertama kali terbentuk untuk mengenal pribadi satu sama lain.

Selain itu ketua juga bisa menerapkan Self Directed Work Teams (SDWT) dimanasifat kerjanya yang mengklasterkan anggota-anggota kelompok secara bersama-sama

Page 2: Kasus Perilaku Organisasi

5/17/2018 Kasus Perilaku Organisasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-perilaku-organisasi 2/3

mampu mendorong terbentuknya kelompok kerja yang kohesif dan saling bergantung

satu sama lain dalam mencapai tugas individualnya; serta tingginya kemandirian

membuat kelompok-kelompok kerja dapat merencanakan, mengorganisir, dan

mengendalikan aktivitas-aktivitas kerja yang ada dengan sedikit, atau bahkan tanpa,

keterlibatan langsung dari supervisor yang berstatus lebih tinggi. Bangunlah dengan

cara adanya kepercayaan dalam tim (team trust). Team Trust  ada tiga pondasi yaitu

Calculus-based, Trust Knowlegde-based Trust, dan Identification-based Trust. Ketiga

pondasi ini saling berkaitan secara hirarki. Jika sudah dalam tahap ini para anggota tim

dapat saling mengerti satu sama lain dan hubungan emosional dari anggota tim.

Identifikasi ini terjadi ketika seseorang merasa berpikir, merasakan dan merespon

seperti anggota yang lain. Selain itu ketua juga dapat meningkatkan kreativitas dan

pembuatan keputusan dengan cara konflik konstruktif, brainstorming, electronic

 brainstorming, metode Delphi, dan teknik kelompok nominal. Selain itu mungkin ada

masalah dalam Komunikasi tim, ada kendala seperti filtering di dalam komunikasi

kepada ketua, mungkin anggota tim ingin berbicara atau mengkritik kinerja ketua

dalam hal persiapan acara akan tetapi tidak ingin menciptakan kesan buruk atau takut 

pada ketua. Sekarang dalam aspek  “Power” ketua. Ketua mungkin menerapkan

legitimate power sehingga menyebabkan silent authority pada anggota dan juga

menggunakan coercive power dimana membuat anggota tim tidak nyaman dan berasa

dalam tekanan. Seharusnya ketua mempunyai refferent power sehingga membuat ketuaterlihat kharismatik dan dihormati oleh anggotanya tanpa bersikap “arrogant” . Di

dalam kontingensi kekuataan juga ada substituabilitas, sentralitas, keleluasaan dan

visibility. Menurut saya ketua tidak mempunyai substituabilitas, dimana ketika dia

menyadari ada yang salah dalam pelaksanaan acara, dia seharusnya mempunyai banyak 

alternatif untuk menyelesaikannya, agar tidak menciptakan masalah baru. Dalam aspek 

Kepemimpinan, ketua harus dapat mempengaruhi, memotivasi, memungkinkan

anggota lain untuk berkontribusi pada keefektifan dan kesuksesan untuk acara

tersebut. Dan seharusnya adanya “shared leadership” agar anggota tim dapat bertanggung jawab pada tugasnya masing-masing. Dan jika ketua menerapkan SDWT,

maka ketua bisa menerapkan participative leadership. 

.

Page 3: Kasus Perilaku Organisasi

5/17/2018 Kasus Perilaku Organisasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-perilaku-organisasi 3/3