11
SIMULATOR SIM Fenty Dwi P 14/371766/PEK/19378 Gusti Made P.N. 14/371298/PEK/19316 Indah Prasetyani 14/371346/PEK/19333 Intan Sari S.R. 14/371281/PEK/19307 Jamal K.

Kasus Simulator SIM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Simulator SIM, Audit Forensik

Citation preview

Page 1: Kasus Simulator SIM

SIMULATOR SIM

Fenty Dwi P 14/371766/PEK/19378Gusti Made P.N. 14/371298/PEK/19316Indah Prasetyani 14/371346/PEK/19333Intan Sari S.R. 14/371281/PEK/19307Jamal K.

Page 2: Kasus Simulator SIM

SIMULATOR SIM

Fenty Dwi P14/371766/PEK/19378

Gusti Made P.N.14/371298/PEK/19316

Indah Prasetyani14/371346/PEK/19333

Intan Sari S.R.14/371281/PEK/19307

Jamal K.14/3712

Page 3: Kasus Simulator SIM
Page 4: Kasus Simulator SIM

Ringkasan KasusPT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) memenangkan tender pengadaan Riding Simulator dan Driving Simulator tahun anggaran 2011 sebanyak 700 unit untuk roda dua dan 556 unit untuk roda empat, dengan total nilai Rp196 miliar. 

PT CMMA memesan pembelian ke PT Inovasi Teknologi Indonesia (ITT) sekitar Rp73 miliar, dan totalnya dengan pajak mencapai Rp80 miliar.

Bambang Sukotjo, Direktur Utama PT ITT melaporkan dugaan korupsi di tubuh Korlantas pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada November 2011.

KPK mulai mengusut kasus ini dan pada tanggal 27 Juli 2012 menetapkan Inspektur Jenderal Djoko Susilo, bekas Kepala Korps Lalu Lintas, sebagai tersangka.

Pada tanggal 1 Agustus 2012 KPK menetapkan wakil Korlantas Brigjen Didik Purnomo, Direktur PT CMMA yaitu Budi Santoso dan PT ITT Sukotjo S Bambang menjadi tersangka.

Page 5: Kasus Simulator SIM

Didik Purnomo(Wakarkolantas)

Djoko Susilo(Kepala Korps Lalu

Lintas)

Pelaku dan Modus Kejahatan

Teddy Rusmawan (Ketua Primer

Koperasi Polisi Korps Lalu Lintas)

Memberikan arahan untuk memenangkan PT CMMA dalam tender

Memberikan jaminan kerjasama pekerjaan agar PT CMMA mendapatkan kredit usaha dari bank BNI Rp 101 Miliar

Ketua Tim Pengadaan TenderMemilih perusahaan calon perserta proyek

Pejabat pembuat komitmen mewakili korlantas termasuk pengontrol lelang. Menandatangani dokumen surat perintah kerja.

Page 6: Kasus Simulator SIM

Lanjutan

Budi Santoso(Dirut PT Citra

Mandiri Metalindo Abadi)

Sukotjo S.Bambang(Dirut PT Inovasi

Teknologi Indonesia)

Kontraktor pemenang tender pengadaan Simulator SIM

Tidak memiliki keahlian membuat simulator SIM

Subkontraktor pembuatan alat simulator SIM

Membantu menyiapkan dokumen 4 perusahaan pesaing:PT Bentina AgungPT Digo Mitra SloganPT Dasma PertiwiPT Kolam Intan

Page 7: Kasus Simulator SIM

700 buah simulator sepeda motor Rp 54,453 M

556 buah simulator mobil Rp 142,415 M

Nilai Tender Alat Simulator SIM

Polri• Motor Rp 77,79

jt/buah• Mobil Rp

256,142jt/buah

PT CMMA• Motor Rp 42,8

Jt/buah• Mobil Rp 80

Jt/buah

PT Inovasi Teknologi

Page 8: Kasus Simulator SIM

KPK mengindikasi ada penyimpangan peraturan perundang-undangan dan penyalahgunaan kewenangan yang

dilakukan beberapa pihak dalam proyek Simulator SIM. Indikasi kerugian negara

sampai Rp 196 miliar.

HIPOTESA KASUS

Page 9: Kasus Simulator SIM

Data yang diperlukan oleh tim audit

KPK

Laboratorium Thermodinamika Institut Teknologi Bandung

Mesin tersebut diurai dan diperiksa spesifikasi bahan dan suku cadangnya, lalu dihitung nilai

biaya pembuatannya.

Alat simulator SIM roda dua dan roda empat

Dokumen/data yang terkait dengan kasus simulator SIM

Djoko Susilo: enam bus besar, 33 aset yang terdiri dari 26 tanah dan bangunan yang tersebar disejumlah daerah, tiga stasiun

pengisian bahan bakar umum (SPBU), serta empat mobil.

Page 10: Kasus Simulator SIM

Aliran Uang Simulator SIM

Page 11: Kasus Simulator SIM

Pasal yang dilanggarMenurut KPK, Djoko Susilo diduga melakukan pelanggaran terhadap Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasal-pasal yang dimaksud berbunyi sebagai berikut:

• Pasal 2 : Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

• Pasal 3 : Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).