Upload
phungminh
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
1
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat, rahmat dan pertolongan-Nya sehingga
Buku Profil Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2016 dapat tersusun dengan cukup baik dan
lancar.
Buku profil Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang merupakan buku media publikasi atau
pengenalan tentang gambaran secara umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Malang. Dengan adanya buku profil ini diharapkan masyarakat luas dapat mengenali lembaga ini, baik secara
kelembagaan, pelayanan maupun prestasi kinerja yang sudah dicapai selama ini. Data yang dipublikasikan terdiri dari data
berkala tahun 2013 – 2014.
Demikian buku profil ini kami susun dan publikasikan, semoga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kota Malang
Ir. SAPTO P. SANTOSO, M.Si. NIP. 19610320 199103 1 005
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
2
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................................................................................... 3
KOTA MALANG
A. Sejarah Kota Malang....................................................................................................................................................................................... 5
B. Gambaran Umum Kota Malang ................................................................................................................................................................. 11
C. Letak Geografis ................................................................................................................................................................................................. 12
D. Kependudukan .................................................................................................................................................................................................. 13
BPKAD KOTAMALANG
A. Sejarah Pembentukan BPKAD ................................................................................................................................................................... 17
B. Tugas dan Fungsi ............................................................................................................................................................................................. 17
C. Strktur Organisasi BPKAD .......................................................................................................................................................................... 23
D. Visi dan Misi ....................................................................................................................................................................................................... 27
E. Jenis Pelayanan ................................................................................................................................................................................................. 29
F. Sumber Daya Manusia ................................................................................................................................................................................... 31
G. Sarana dan Prasarana .................................................................................................................................................................................... 33
H. Lingkup Pengelolaan Keuangan ............................................................................................................................................................... 37
I. Lingkup Pengelolaan Aset ........................................................................................................................................................................... 55
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
4
KOTA MALANG
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
5
A. Sejarah Kota Malang
• Wilayah cekungan Malang telah ada sejak masa purbakala menjadi kawasan pemukiman. Banyaknya sungai yang
mengalir di sekitar tempat ini membuatnya cocok sebagai kawasan pemukiman. Wilayah Dinoyo dan Tlogomas
diketahui merupakan kawasan pemukiman prasejarah. Selanjutnya, berbagai prasasti (misalnya Prasasti Dinoyo),
bangunan percandian dan arca-arca, bekas-bekas fondasi batu bata, bekas saluran drainase, serta
berbagai gerabah ditemukan dari periode akhir Kerajaan Kanjuruhan (abad ke-8 dan ke-9) juga ditemukan di tempat
yang berdekatan.
• Nama "Malang" sampai saat ini masih diteliti asal-usulnya oleh para ahli sejarah. Para ahli sejarah masih terus menggali
sumber-sumber untuk memperoleh jawaban yang tepat atas asal usul nama "Malang". Sampai saat ini telah diperoleh
beberapa hipotesa mengenai asal usul nama Malang tersebut.
• Malangkuçeçwara (baca: Malangkusheshwara) yang tertulis di dalam lambang kota itu, menurut salah satu hipotesa
merupakan nama sebuah bangunan suci. Nama bangunan suci itu sendiri diketemukan dalam dua prasasti Raja
Balitung dari Jawa Tengah yakni prasasti Mantyasih tahun 907, dan prasasti 908 yakni diketemukan di satu tempat
antara Surabaya-Malang. Namun demikian dimana letak sesungguhnya bangunan suci Malangkuçeçwara itu, para ahli
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
6
sejarah masih belum memperoleh kesepakatan. Satu pihak menduga letak bangunan suci itu adalah di daerah
gunung Buring, satu pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana terdapat salah satu puncak
gunung yang bernama Malang. Pembuktian atas kebenaran dugaan ini masih terus dilakukan karena ternyata, di
sebelah barat kota Malang juga terdapat sebuah gunung yang bernama Malang.
• Pihak yang lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci itu terdapat di daerah Tumpang, satu tempat
di sebelah utara kota Malang. Sampai saat ini di daerah tersebut masih terdapat sebuah desa yang
bernama Malangsuka, yang oleh sebagian ahli sejarah, diduga berasal dari kata Malankuça (baca: Malankusha) yang
diucapkan terbalik. Pendapat di atas juga dikuatkan oleh banyaknya bangunan-bangunan purbakala yang berserakan di
daerah tersebut, seperti Candi Jago dan Candi Kidal, yang keduanya merupakan peninggalan zaman Kerajaan Singasari.
• Dari kedua hipotesa tersebut di atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal
dengan nama Malang yang berasal dari nama bangunan suci Malangkuçeçwara itu. Apakah daerah di sekitar Malang
sekarang, ataukah kedua gunung yang bernama Malang di sekitar daerah itu. Sebuah prasasti tembaga yangditemukan
akhir tahun 1974 di perkebunan Bantaran, Wlingi, sebelah barat daya Malang, dalam satu bagiannya tertulis sebagai
berikut : “………… taning sakrid Malang-akalihan wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ………”. Arti
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
7
dari kalimat tersebut di atas adalah : “ …….. di sebelah timur tempat berburu sekitar Malang bersama wacid dan mancu,
persawahan Dyah Limpa yaitu ………” Dari bunyi prasasti itu ternyata Malang merupakan satu tempat di sebelah timur
dari tempat-tempat yang tersebut dalam prasasti itu. Dari prasasti inilah diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama
Malang telah ada paling tidak sejak abad 12 Masehi.
• Nama Malangkuçeçwara terdiri atas 3 kata, yakni mala yang berarti kecurangan, kepalsuan, dan
kebatilan; angkuça (baca: angkusha) yang berarti menghancurkan atau membinasakan; dan Içwara (baca: ishwara)
yang berarti "Tuhan". Sehingga, Malangkuçeçwara berarti "Tuhan telah menghancurkan kebatilan".
• Hipotesa-hipotesa terdahulu, barangkali berbeda dengan satu pendapat yang menduga bahwa nama Malang berasal
dari kata “Membantah” atau “Menghalang-halangi” (dalam bahasa Jawa berarti Malang). Alkisah Sunan Mataram yang
ingin meluaskan pengaruhnya ke Jawa Timur telah mencoba untuk menduduki daerah Malang. Penduduk daerah itu
melakukan perlawanan perang yang hebat. Karena itu Sunan Mataram menganggap bahwa rakyat daerah itu
menghalang-halangi, membantah atau malang atas maksud Sunan Mataram. Sejak itu pula daerah tersebut bernama
Malang.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
8
• Timbulnya Kerajaan Kanjuruhan tersebut, oleh para ahli sejarah dipandang sebagai tonggak awal pertumbuhan pusat
pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 abad berselang, telah berkembang menjadi Kota Malang.
• Setelah kerajaan Kanjuruhan, pada masa emas kerajaan Singasari (1000 tahun setelah Masehi) di daerah Malang masih
ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak penduduknyaserta tanah-tanah pertanian yang amat subur.
Ketika Islam menaklukkan Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1400, Patih Majapahit melarikan diri ke daerah Malang. Ia
kemudian mendirikan sebuah kerajaan Hindu yang merdeka, yang oleh putranya diperjuangkan menjadi satu kerajaan
yang maju. Pusat kerajaan yang terletak di kota Malang sampai saat ini masih terlihat sisa-sisa bangunan bentengnya
yang kokoh bernama Kutobedah di desa Kutobedah. Adalah Sultan Mataram dari Jawa Tengah yang akhirnya datang
menaklukkan daerah ini pada tahun 1614 setelah mendapat perlawanan yang tangguh dari penduduk daerah ini.
• Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, Kota Malang modern tumbuh dan berkembang
setelah hadirnya administrasi kolonial Hindia Belanda. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi
kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya ''Ijen Boullevard'' dan
kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya,
sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
9
Kawasanperumahan itu sekarang menjadi monumen hidup dan seringkali dikunjungi oleh keturunan keluarga-keluarga
Belanda yang pernah bermukim di sana.
• Pada masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, daerah Malang dijadikan wilayah "Gemente" (Kota). Sebelum
tahun 1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang
nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April 1964,
kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkuçeçwara”. Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr.
R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal usul kota Malang yang pada masa Ken
Arok kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama
Malangkuçeçwara.
• Kota Malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di
operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama
akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang
terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari
fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
10
• Tahun 1767 Hindia Belanda memasuki kota
• Tahun 1821 kedudukan pemerintah Belanda di pusatkan di sekitar kali Brantas
• Tahun 1824 Malang mempunyai asisten residen
• Tahun 1882 rumah-rumah di bagian barat dan kota didirikan dan alun-alun dibangun.
• 1 April 1914 Malang di tetapkan sebagai kotapraja
• 8 Maret 1942 Malang diduduki Jepang
• 21 September 1945 Malang masuk wilayah Republik Indonesia
• 22 Juli 1947 Malang diduduki Belanda
• 2 Maret 1947 pemerintah Republik Indonesia kembali memasuki Kota Malang.
• 1 Januari 2001 menjadi Pemerintah Kota Malang.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
11
B. Gambaran Umum Kota Malang
Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan kota besar kedua di Jawa Timur setelah Kota
Surabaya. Sebagai kota besar, Malang tidak lepas dari permasalahan sosial dan lingkungan yang semakin buruk kualitasnya.
Kota yang pernah dianggap mempunyai tata kota yang terbaik di antara kota-kota Hindia Belanda ini, kini banyak dikeluhkan
warganya seperti kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas, suhu udara yang mulai panas, sampah yang berserakan atau harus
merelokasi pedagang kaki lima yang memenuhi alun-alun kota. Namun terlepas dari berbagai permasalahan tata kotanya,
pariwisata Kota Malang mampu menarik perhatian tersendiri. Dari segi geografis, Malang diuntungkan oleh keindahan alam
daerah sekitarnya seperti Batu dengan agrowisatanya, pemandian Selecta, Songgoriti atau situs-situs purbakala peninggalan
Kerajaan Singosari. Jarak tempuh yang tidak jauh dari kota membuat para pelancong menjadikan kota ini sebagai tempat
singgah dansekaligus tempat belanja. Perdagangan ini mampu mengubah konsep pariwisata KotaMalang dari kota
peristirahatan menjadi kota wisata belanja.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
12
C. Letak Geografis Wilayah
Kota Malang letaknya sangat strategis yang berada ditengah-
tengah wilayah Kabupaten Malang, dengan Pusat Pemerintahan di
Kecamatan Klojen. Lokasi ini secara astronomis terletak 112,06° -
112,07° Bujur Timur dan 7,06° - 8,02° Lintang Selatan, dengan luas
keseluruhan wilayahnya seluas 110.06 km². Kota Malang terdiri atas
5 kecamatan dengan Pusat Pemerintahan di Kecamatan Klojen, yang
dibagi lagi menjadi 57 kelurahan.
Secara administratif wilayahnya dibatasi oleh batas-batas
administrasi daerah disekitarnya, yaitu:
Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Karangploso
Kabupaten Malang.
Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Tumpang Kabupaten
Malang.
Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Pakisaji Kabupaten
Malang.
Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Dau Kabupaten
Malang.
Peta Wilayah Administrasi
Kota Malang
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
13
Tabel 1. Luas Wilayah Administratif Kota Malang Tahun 2013
Jumlah kelurahan dimasing-masing wilayah
kecamatan hampir sama yaitu 11 dan 12 kelurahan. Wilayah
yang paling luas adalah Kecamatan Lowokwaru 22,60 km2
dengan jumlah kelurahan sebanyak 12 kelurahan. Sedang
yang paling kecil adalah terbanyak adalah Kecamatan Klojen
seluas 8,83 km2, terbagi menjadi 11 kelurahan.
D. Kependudukan
Perkembangan wilayah dimasing-masing lokasi dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah perkembangan jumlah
penduduk.Tingkat kemajuan wilayah sangat ditentukan oleh jumlah dan kualitas penduduk di suatu wilayah tersebut. Jumlah
penduduk yang besar dengan asumsi pendapatan tertentu, maka akan mempengaruhi perkembangan wilayah. Berarti
semakin besar jumlah penduduk, maka dapat mendorong wilayah untuk berkembang lebih cepat, dibandingkan dengan
wilayah dengan jumlah penduduk lebih kecil.
Lebih jelasnya terkait dengan kondisi jumlah dan kepadatan penduduk Kota Malang dapat dilihat pada Tabel 2.
No. Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Luas Wilayah
(Km2) (%)
1 Kedung Kandang 12 39,89 36,24
2 Sukun 11 20,97 19,05
3 Klojen 11 8,83 8,02
4 Blimbing 12 17,77 16,15
5 Lowokwaru 11 22,60 20,53
Total 57 110,06 100,00
Sumber :Kota Malang Dalam Angka Tahun 2014, BPS.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
14
Kepadatan penduduk ditentukan oleh distribusi kegiatan dan tempat tinggal penduduk di suatu wilayah. Kegiatan yang
berbeda-beda ini telah menciptakan pola mobilitas atau pergerakan yang berbeda-beda pula. Pola pergerakan penduduk ini
dapat diamati melalui kecenderungan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Pola pergerakan dan mobilitas penduduk
yang ada di Kabupaten Malang dipengaruhi oleh kegiatan perkotaan yang ada (perkantoran dan perdagangan/jasa) serta
upaya masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya. Kecenderungan pergerakan penduduk lebih besar ke arah pusat
kegiatan, terutama di sekitar jalan
utama kota. Sedangkan sebagian lagi
menyebar di sekitar jalan-jalan lokal
saja, seperti misalnya di tempat-tempat
pelayanan sosial lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh kemudahan dalam
mencapai tujuan dalam pemenuhan
kebutuhan.
Jumlah penduduk pada tahun 2013 dan 2014 menurut data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang (dalam
No Kecamatan LuasWil 2013 2014
Kepadatan
(Jiwa/Km2)
Km2 Jiwa % Jiwa % 2013 2014
1 Kedung Kandang 36,89 181.834 21,63 183.927 21,74 4.929 4.611
2 Sukun 20,97 187.074 22,25 188.545 22,29 8.921 8.991
3 Klojen 8,83 105.060 12,50 104.590 12,36 11.898 11.845
4 Blimbing 17,77 175.988 20,93 176.845 20,90 9.904 9.952
5 Lowokwaru 22,60 190.847 22,70 192.066 22,70 8.445 8.498
Total 110,06 840.803 100,00 845.973 100,00 7.639 7.686
Tabel 2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kota Malang, Tahun 2013-2014
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kota Malang, dalam Kota Malang Dalam Angka Tahun 2014 dan 2015, BPS.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
15
BPS Kota Malang tahun 2014 dan 2015) adalah sebesar 840.803 jiwa dan 845.973 jiwa, dengan kepadatan 7.675 jiwa/km2 dan
7.686 jiwa/km2. Jumlah penduduk tahun 2014 yang terbesar berada di Kecamatan Kedung Kandang sebanyak 183.927 jiwa
atau 21,74 persen, sedang paling rendah di Kecamatan Klojen sebanyak 104.590 jiwa atau 12,36 persen. Namun Kecamatan
Klojen ini memiliki tingkat kepadatan paling tinggi (tahun 2014) yaitu mencapai 11.845 jiwa/km2, sedangkan terendah
Kecamatan Kedung Kandang sebanyak 4.611 jiwa/km2.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
16
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA MALANG
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
17
A. SEJARAH PEMBENTUKAN BPKAD
Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang berkedudukan di Jalan Tugu Nomor 1 Malang, tepatnya
berada di belakang kantor Balai Kota Malang. Pembentukan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang dimulai
pada tahun 2012. Legalitas pembentukan dan operasional SKPD ini didasarkan pada peraturan walikota sebagai berikut:
a. Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun 2012 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor
24 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah; dan
b. Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Perkantoran Terpadu Pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.
B. TUGAS DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 dan Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun
2012 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas Pokok,
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
18
Fungsi, Tata Kerja dan Uraian Tugas Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Berikut ini tugas pokok dan fungsi BPKAD
Kota Malang:
TUGAS POKOK
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerahmelaksanakan tugas pokok penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah.
FUNGSI
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi :
1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidangpengelolaan keuangan dan aset daerah;
2. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
3. Pelaksanaan fungsi BUD, meliputi :
a. penyusunan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
b. pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dan Dokumen Perubahan
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA-SKPD);
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
19
c. pengendalian pelaksanaan APBD;
d. pemberian petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
e. pemantauan pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank pemerintah yang telah ditunjuk;
f. pengusahaan dan pengaturan dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
g. penyimpanan uang daerah;
h. penetapan SPD;
i. pelaksanaan penempatan uang daerah dan pengelolaan/ penatausahaan investasi;
j. pelaksanaan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah;
k. penyiapan pelaksanaan pinjaman daerah;
l. pelaksanaan pengelolaan utang dan piutang daerah;
m. pelaksanaan pengkoordinasian piutang daerah;
n. pelaksanaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
o. penyajian informasi keuangan daerah;
p. pelaksanaan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah;
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
20
q. penunjukan pejabat selaku kuasa BUD.
4. Penyusunan dan penetapan Naskah Perjanjian Hibah Daerah;
5. Pengkoordinasian penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD);
6. Pengelolaan Dana Bagi Hasil Pajak;
7. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berdasarkan standar
akuntansi pemerintahan;
8. Pelaksanaan fungsi Unit Pengelola Barang selaku Pembantu Pengelola, meliputi :
a. mengusulkan data pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah;
b. pelaksanaan analisis bahan rencana kebutuhan barang milik daerah;
c. pelaksanaan analisis rencana kebutuhan pemeliharaan/ perawatan barang milik daerah;
d. pelaksanaan analisis pemanfaatan, penghapusan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh
Walikota;
e. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah;
f. penyusunan bahan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah;
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
21
g. pengkoordinasian penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada masing-masing Satuan Kerja
Perangkat Daerah.
9. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah;
10. Pelaksanaan kegiatan bidang pemanfaatan tanah dan/atau bangunan negara yang dikuasai oleh pemerintah daerah;
11. Pengelolaan pemanfaatan gedung perkantoran terpadu pemerintah kota malang;
12. Pelaksanaan pengelolaan, pemanfaatan dan penatausahaan aset daerah;
13. Pelaksanaan penghapusan dan pemindahtanganan aset daerah;
14. Pelaksanaan penyelesaian sengketa pemanfaatan tanah dan/atau bangunan;
15. Pemberian dan pencabutan perizinan pemanfaatan tanah dan/atau bangunan yang menjadi kewenangannya;
16. Pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang pemanfaatan tanah dan/atau bangunan negara yang
dikuasai oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
17. Pelaksanaan pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang akan digunakan dalam rangka
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
22
18. Pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;
pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya
19. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;
20. Pelaksanaan pendataan potensi retribusi daerah;
21. Pelaksanaan pemungutan penerimaan bukan pajak daerah;
22. Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian,
rumah tangga, perlengkapan, kehumasan, kepustakaan dan kearsipan;
23. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
24. Penyusunan dan Pelaksanaan Standar Pelayanan (SPM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP);
25. Pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan
secara periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan;
26. Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah;
27. Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan publik secara berkala melalui website
Pemerintah Daerah;
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
23
28. Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional;
29. Penyelenggaraan UPT dan jabatan fungsional;
30. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
31. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokoknya.
C. STRUKTUR ORGANISASI BPKAD
Struktur Organisasi BadanPengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Malang sejalan dengan penataan organisasi yang
mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Kota Malang telah
menjabarkan melaluiPeraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Malang.
Atas dasar ketentuan tersebut yang semula Dinas Perumahan, Bagian Perlengkapan dan Bagian Keuangan digabung menjadi
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang, mengingat beban tugas yang semakin berat dengan pelimpahan
kewenangan dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah secara umum maka Organisasi Perangkat Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah perlu ditunjang dengan Jabatan Struktural yang relevan dengan tugas pokok dan fungsinya
sehingga beban tugas kedinasan dapat dilaksanakan secara merata oleh pejabat struktural yang mengemban.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
24
Struktur organisasi perangkat Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah terdiri atas:
a. Kepala Badan.
b. Sekretariat, terdiri dari:
1) Subbagian Penyusunan Program.
2) Subbagian Keuangan.
3) Subbagian Umum.
c. Bidang Anggaran, terdiri dari:
1) Subbidang Perencanaan dan Penyusunan Anggaran.
2) Subbidang Administrasi Anggaran.
d. Bidang Perbendaharaan dan Akuntansi, terdiri dari :
1) Subbidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas.
2) SubbidangAkuntansi.
e. Bidang Penatausahaan Aset Daerah, terdiri dari :
1) SubbidangPendataan dan Evaluasi Aset Daerah.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
25
2) Subbidang Penyimpanan Benda Berharga dan Aset Daerah.
f. Bidang Pemanfaatan Aset Daerah, terdiri dari :
1) Subbidang Penggunausahaan Aset Daerah.
2) Subbidang Pengendalian Aset Daerah.
g. Unit Pelaksana Teknis (UPT).
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Secara visual struktur organisasi tersebut dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
26
STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ARSIP DAERAH
KOTA MALANG
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
27
D. VISI DAN MISI
Visi Misi ini tertuang dalam Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tahun 2013-2018. Visi misi
ini memberikan gambaran terhadap keinginan BPKAD Kota Malangjauh kedepan dan hal-hal yang akan dilakukan untuk
mewujudkannya.
1. Visi
Secara singkat Visi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang adalah sebagai berikut:
Terwujudnya Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Profesional dan Akuntabel.
Penjelasan makna dari visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang sebagai salah satu badan/lembaga pada Pemerintah Kota Malang
diharapkan mampu memegang kepercayaan (amanah) dan tanggung jawab yang diberikan oleh walikota dan masyarakat,
hal ini tercermin dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, Badan Kepegawaian Daerah
dan Lembaga Teknis Daerah. Di mana Badan, PengelolaKeuangan dan Aset Daerah Kota Malang mempunyai kewenangan
dalam pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Malang.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
28
2. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang harus mampu melayani dan berkerja secara profesional, di sisi
lain sebagai Pengelola dan sebagai Pengadministrasian di Bidang Keuangan dan AsetDaerah.
2. Misi
Sebagai upaya untuk mewujudkan visi Badan PengelolaKeuangan dan Aset Daerah Kota Malang maka dirumuskan misi
sebagai berikut:
“Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Profesional dan Akuntabel.”
Misi ini mengandung makna bahwa:
1. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi harus di dukung oleh kualitas sumber daya aparatur yang mampu dan menguasai di
bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah, serta jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang yang mempunyai kewenangan di bidang pengelolaan keuangan
dan aset daerah di arahkan untuk mengembangkan sistem pengelolaan keuangan dan aset daerah yang menganut azas
berimbang dan transparan, sehingga tercipta akuntabilitas keuangan daerah dan tersedianya data aset daerah
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
29
3. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang mempunyai kewenangan di bidang pengelolaan aset daerah di
arahkan untuk meningkatkan sistem manajemen aset/barang daerah dan tertatanya tertib administrasi
aset/barangdaerah merupakan hal yang krusial dalam penyelenggaraan otonomi daerah.
E. JENIS PELAYANAN
Dalam upaya melaksanakan tugas dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang sebagai
pelaksana otonomi daerah dibidang keuangan dan aset serta pengembangan dan pengawasan kelembagaannya, maka berikut
ini kondisi pelayanan yang dilaksanakan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang.
1. Pelayanan Asistensi Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-SKPD)
2. Pelayanan Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran dan Perubahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
3. Pelayanan Penerbitan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)
4. Pelayanan Pengendalian Anggaran Belanja SKPD
5. Pelayanan Verifikasi SPM
6. Pelayanan Penerbitan SP2D
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
30
7. Pelayanan Gaji dan Penerbitan Surat Keterangan Pemberhentian Pembayaran
8. Pelayanan Pencairan Dana Hibah dan Bansos
9. Pelayanan Penerimaan Kas
10. Pelayanan Peminjaman Surat Surat Berharga ( BPKB, Sertifikat Tanah, Saham, Deposito)
11. Pelayanan Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
12. Pelayanan Pembayaran Retribusi Ijin Pemakaian Tempat-Tempat Tertentu yang Dikuasai Oleh Pemerintah Kota Malang
13. Pelayanan Ijin Baru Pemakaian Tempat-Tempat Tertentu yang Dikuasai Oleh Pemerintah Kota Malang
14. Pelayanan Ijin Balik Nama Pemakaian Tempat-Tempat Tertentu yang Dikuasai Oleh Pemerintah Kota Malang
15. Pelayanan Ijin Perpanjangan Pemakaian Tempat-Tempat Tertentu yang Dikuasai Oleh Pemerintah Kota Malang
16. Pelayanan Surat Keterangan Status Tanah
17. Pelayanan Permintaan Benda Berharga
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
31
F. SUMBER DAYA MANUSIA
Pelaksanaan operasional kegiatan sehari-hari didukung oleh sumber daya manusia atau aparatur pemerintah daerah
yang profesional dan berkualitas. Jumlah aparatur yang ditugaskan sebanyak 69 (enam puluh sembilan) orang dengan tingkat
strata pendidikan yang memadai dan relevan sesuai tugasnya. Klasifikasi aparatur pemerintah daerah yang ditugaskandi
lingkungan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang sebagai berikut: (Sumber : Sekretariat Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang, 2015)
Dari 69 orang pegawai BPKAD Kota Malang, sebagian besar berpendidikan SMA dan S1 (sarjana), masing-masing 29
orang (42,03%) dan 26 orang (37,68%). Pendidikan tertinggi adalah S2 (master) sebanyak 9 orang (13,04%), sedang terendah
Diploma III (D3) sebanyak 5 orang (7,25%). Perbandingan diantara masing-masing strata pendidikan disajikan pada Gambar 3
Grafik Jumlah Pegawai BPKAD sebagai berikut.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
32
Tingkat
Pendidikan
Jumlah
(Orang)
Prosentase (%)
S2 9 13,04
S1 26 37,68
D4 0 0,00
D3 5 7,25
D2 0 0,00
D1 0 0,00
SMA 29 42,03
SMP 0 0,00
SD 0 0,00
Jumlah 69 100,00
Tabel 3. Jumlah Pegawai Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kota Malang Tahun 2015
Grafik Pegawai BPKAD
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
33
G. SARANA DAN PRASARANA
1. Gedung perkantoran beralamat di Jalan Tugu Nomor 1 dan Jalan Mayjend Sungkono,Malang. Adapun gedung Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah terbagi atas:
a. Ruang Kepala Badan
b. Ruang Sekretaris
c. Ruang Tata Usaha
d. Ruang Sekretariat
e. Ruang Sekretariat UPT
f. Ruang Bidang-Bidang
g. Ruang Arsip BPKAD
2. Inventaris kendaraan bermotor dan sarana operasional:
a. Mobil Dinas;
b. Sepeda Motor;
c. Komputer;
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
34
d. Noteboook;
e. Printer;
f. Faximile;
g. Scaner;
h. Meja;
i. Kursi;
j. Almari;
k. Filling cabinet;
l. Alat Tulis Kantor.
Spesifikasi sarana dan prasarana pendukung operasional disajikan pada tabel berikut ini.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
35
Tabel 4. Jenis dan Spesifikasi Sarana Prasarana
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Kota Malang Tahun 2015
No. Nama Barang/jenis
Barang
Merk/
Model
Ukuran Bahan Jumlah
Barang/
Register X
KeadaanBarang
1 2 3 4 5 6 7
1 Mobil - - - 5 unit Baik
2 Sepeda Motor - - - 16 unit Baik
3 Komputer - - - 45 unit Baik
4 Notebook - - - 24 unit Baik
5 Laptop - - - 5 unit Baik
6 PC - - - 12 unit Baik
7 UPS - - - 17 unit Baik
8 Printer - - - 68 unit Baik
9 Scanner - - - 10 unit Baik
10 Server - - - 3 unit Baik
11 Hardisk - - - 5 unit Baik
12 LCD - - - 5 buah Baik
13 Handycam - - - 2 buah Baik
14 Flashdisk - - - 9 buah Baik
15 Mesin Hitung - - - 2 unit Baik
16 Mesin Fotocopy - - - 2 unit Baik
17 Mesin Ketik - - - 6 unit Baik
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
36
No. Nama Barang/jenis
Barang
Merk/
Model
Ukuran Bahan Jumlah
Barang/
Register X
KeadaanBarang
18 Faxsimile - - - 2 buah Baik
19 Telepon - - - 14 buah Baik
20 Rak Besi - - - 3 buah Baik
21 Kalkulator - - - 25 buah Baik
22 Meja - - - 67 buah Baik
23 Kursi - - - 215 uah Baik
24 Filling abinet - - - 11 buah Baik
25 Brankas - - - 2 unit Baik
26 Mesin elstruk - - - 2 buah Baik
27 Rak - - - 3 buah Baik
28 Almari Besi - - - 22 buah Baik
29 Almari Kayu - - - 3 buah Baik
30 Sofa - - - 6 buah Baik
Sumber : BPKAD Kota Malang, 2015.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
37
H. LINGKUP PENGELOLAAN KEUANGAN
I. Pengertian Keuangan Daerah
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik
berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimilki/dikuasai oleh negara
atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihal sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku ( halim,
2004:18)
Ruang lingkup keuangan daerah meliputi :
1) Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman;
2) Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga;
3) Penerimaan daerah;
4) Pengeluaran daerah;
5) Kekayaaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang serta
hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah;
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
38
6) Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan
daerah dan/atau kepentingan umum.
Pengertian dan ruang lingkup keuangan daerah mempunyai arti yang cukup penting mengingat istilah dan pengertian
keuangan daerah ini terdapat di berbagai peraturan perundang-undangan yang kadang-kadang menjadi bahan
perdebatan apakah suatu keadaan atau permasalahan termasuk lingkup keuangan daerah atau tidak.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangla penyelenggaraan pemerintah daerah
yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut.
Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi : perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah (himpunan peraturan perundangan-undangan RI
pedoman pengelolaan keuangan daerah, 2011)
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
39
Prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah tersebut adalah : transparansi, adalah keterbukaan dalam proses
perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran daerah :
1. Akuntabilitas, adalah pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan
atau penyusunan dan pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanguungjawabkan kepada
DPRD;
2. Value for maoney, berarti diterapkan tiga prinsip dalam proses penganggaran yaitu ekonomi, efisiensi dan
efektifitas :
(1) Ekonomi, pembelian barang dan jasa dengan kualitas tertentu pada harga terbaik
(2) Efisiensi, suatu rpoduk atau hasil kerja tertentu dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang
serendah-rendahnya
(3) Efektifitas, hubungan antar keluaran (hasil) dengan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
40
II. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah ( APBD )
A. Pengertian APBD
APBD berdasarkan Undang-Undang 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Umdang-Undang
Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah, APBD didefinisikan sebagai rencana operasional keuangan
pemerintah daerah, dimana satu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan dan
proyek-proyek daerah dalam satu tahun anggaran tertentu dan di pihak lain menggambarkan perkiraan penerimaab
dan sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran dimaksud
B. Struktur APBD
Berdasarkan undang-undang nomor 17 tahun 2003 dan Standar Akuntansi Pemerintahan, struktur APBD merupakan
satu kesatuan yang terdiri dari :
a. Pendapatan Daerah, adalah semua penerimaan kas yang menjadi hak daerah dan diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih dalam satu tahun anggaran dan tak perlu dibayar lagi oleh Pemerintah
Kelompok pendapatan terdiri dari :
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
41
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2) Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi ( Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum )
3) Lain-lain pendapatan yang sah adalah pendapatan lain-lain yang dihasilkan dari bantuan dan adana
penyeimbang dari pemerintah pusat (hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak provinsi,
kabupaten/kota. Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan pemerintah, bantuan
keuangan dari pemerintah provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya
b. Belanja daerah adalah semua pengeluaran kas daerah atau kewajiban yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih dalam periode satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah
Kelompok belanja daerah terdiri dari :
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
42
1) Belanja administrasi umum ( belanja tak langsung ) adalah belanja yang secara tak langsung dipengaruhi
program atau kegiatan
2) Belanja operasi dan pemeliharaan ( belanja langsung) adalah belanja yang secara langsung dipengaruhi
program atau kegiatan
3) Belanja Modal adalah belanja langsung yang digunakan untuk membiayai kegiatan yang akan menambah
aset
4) Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan adalah belanja langsung yang digunakan dalam pemberian
bentuan berupa uang dengan tidak mengharapkan imbalan
5) Belanja tidak terduga adalah belanja langsung yang dialokasikan untuk kegiatan di luar rencana, seperti
terjadinya bencana alam
c. Transfer, adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
43
d. Pembiayaan, adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran.
APBD
Pendapatan Daerah Belanja Daerah Pembiayaan Daerah
1. PAD 2. Dana Perimbangan 3. Lain-Lain Pendapatan yang sah
Klasifikasi Belanja Daerah menurut:
1. Organisasi 2. Fungsi 3. Program dan Kegiatan 4. Jenis Belanja
1. Penerimaan Pembiayaan 2. Pengeluaran Pembiayaan
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
44
Tabel 5. APBD Kota Malang Tahun 2012 – 2014
Uraian 2012 2013 2014
Pendapatan 1.356.369.664.977,83 1.524.846.569.429,26 1.764.864.689.655,03
Belanja 1.252.312.645.612,77 1.486.368.766.886,45 1.602.999.850.132,14
Surplus
(Defisit) 104.057.019.365,06 38.477.802.542,81 161.864.839.522,89
Pembiayaan
Netto 57.386.945.860,73 144.272.064.765,47 161.120.910.854,78
SilPa Tahun
Berkenan 161.443.965.225,79 182.749.867.308,28 322.985.750.377,67
1.00
100.00
10,000.00
1,000,000.00
100,000,000.00
10,000,000,000.00
1,000,000,000,000.00
100,000,000,000,000.00
Pendapatan Belanja Surplus
(Defisit)
Pembiayaan
Netto
Silpa Tahun
Berkenan
2012
2013
2014
Diagram APBD Kota Malang Tahun 2012-2014
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
45
C. Evaluasi PAD
Tabel 6. PAD Kota Malang Tahun 2012 – 2014
No Uraian
Tahun
2012 2013 2014
Anggaran Setelah
Perubahan Realisasi
Anggaran Setelah
Perubahan Realisasi
Anggaran Setelah
Perubahan Realisasi
1 Pendapatan
Pajak Daerah
125,828,676,756.77 158,642,650,561.89 210,287,889,778.18 238,499,748,161.57 260,000,000,000.00 278,885,189,548.87
2 Pendapatan
Restribusi
Daerah
33,999,401,999.00 35,596,756,524.00 38,366,632,198.90 38,473,729,369.00 40,345,709,448.90 45,557,675,300.00
3 Pendapatan
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah yang
Dipisahkan
20,624,513,916.82 14,350,056,538.28 21,551,938,094.82 16,571,050,907.26 11,703,610,469.39 13,385,924,500.39
4 Lain-lain
Pendapatan Asli
Daerah yang
Sah
20,218,374,536.28 21,220,826,572.66 28,210,928,956.97 24,305,895,246.43 35,768,257,852.67 34,721,306,942.77
Jumlah 200,670,967,208.87 229,810,290,196.83 298,417,389,028.87 317,850,423,684.26 347,817,577,770.96 372,550,096,292.03
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
46
Diagram PAD Kota Malang Tahun 2012-2014
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
47
Tabel 7. Pendapatan Kota Malang
Tahun 2012-2014
NO URAIAN 2012 2013 2014
I PENDAPATAN ASLI DAERAH 229.810.290.000,00 317.772.985.191,26 372.545.396.292,03
1 Pajak Daerah 158.642.650.000,00 238.499.748.161,57 278.885.189.548,87
2 Retribusi Daerah 35.596.760.000,00 38.460.785.953,00 45.557.675.300,00
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan 14.350.050.000,00 16.571.050.907,26 13.385.934.500,39
4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 21.220.820 .000,00 24.241.400.169,43 34.716.606.942,77
II PENDAPATAN TRANSFER 1.074.406.930.000,00 1.164.452.439.238,00 1.329.108.236.363,00
1 Transfer Pemerintah Pusat/Dana
Perimbangan 0,00 863.736.860.965,00 956.695.776.132,00
2 Bagi Hasil Pajak 188.909.680.000,00 42.755.854.555,00 66.740.371.266,00
3 Bagi Hasil Bukan Pajak 43.345.180.000,00 43.978.359.410,00 50.203.519.866,00
4 Dana Alokasi Umum 665.927.800.000,00 746.686.937.000,00 808.447.825.000,00
5 Dana Alokasi Khusus 21.897.310.000,00 30.315.710.000,00 31.304.060.000,00
6 Dana Penyesuaian 54.326.950.000,00 191.569.752.000,00 217.906.979.000,00
III TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI 0,00 109.145.826.273,00 154.505.481.231,00
IV LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH 52.152.440.000,00 42.621.145.000,00 63.211.057.000,00
JUMLAH PENDAPATAN 1.356.369.660.000,00 1.524.846.569.429,26 1.764.864.689.655,03
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
48
Diagram Pendapatan Kota Malang
Tahun 2012-2014
1.00
100.00
10,000.00
1,000,000.00
100,000,000.00
10,000,000,000.00
1,000,000,000,000.00
100,000,000,000,000.00
PAD Pendaptan
Transfer
Transfer
Pemerintah
Provinsi
Lain-Lain PAD
yang Sah
URAIAN
2012
2013
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
49
Tabel 8. Belanja Kota Malang Tahun 2012-2014
NO URAIAN 2012 2013 2014
1 BelanjaOperasi
983.373.840.000,00 1.133.013.596.006,45
1.284.446.205.759,14
2 Belanja Pegawai
715.252.050.000,00 767.298.084.806,10
877.246.394.701,58 3 Belanja Barang
249.633.840.000,00 302.589.084.359,40
361.001.601.091,84
4 Belanja Bunga
180.000.000,00 36.157.840,95
0,00 5 Belanja Subsidi
0,00 0,00
0,00
6 Belanja Hibah
17.631.220.000,00 62.297.290.300,00
44.148.137.497,80 7 Belanja Bantuan Sosial
676.730.000,00 129.250.000,00
1.402.739.630,00
8 Belanja Bentuan Keuangan
0,00 663.728.700,00
647.332.837,92 9 Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Vertikal Dalam Negeri
0,00 0,00
0,00
10 Belanja Modal
268.292.430.000,00 353.264.833.758,00 318.462.052.422,00 11 Tanah
28.572.860.000,00 12.373.686.000,00
0,00
12 Peralatan dan Mesin
44.069.950.000 53.315.882.370,00
74.928.882.812,00 13 Gedung dan Bangunan
90.484.910.000,00 94.506.673.141,00
39.103.080.700,00
14 Jalan, Irigasi dan Jaringan
103.147.260.000,00 179.603.341.000,00
202.077.603.350,00 15 Aset Tetap Lainnya
1.213.140.000,00 12.387.673.297,00
766.316.960,00
16 Belanja Aset Lainnya
804.300.000,00 1.077.577.950,00
1.586.168.600,00 17 Belanja Tidak Terduga 604.360.000,00 17.022.672,00
13.261.351,00
18 Belanja Tidak Terduga 604.360.000,00 17.022.672,00
13.261.351,00
19 TRANSFER
42.010.000,00 73.314.450,00 78.330.600,00
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
50
NO URAIAN 2012 2013 2014
20 Transfer Bagi Hasil Ke Desa
42.010.000,00 73.314.450,00
78.330.600,00
21 Bagi Hasil Pajak
0,00 0,00
0,00 22 Bagi Hasil Retribusi
42.010.000,00 0,00
0,00
23 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00
0,00 24 JUMLAH BELANJA 1.252.312.640.000 1.486.368.766.886,45 1.602.999.850.132,14
1
100
10,000
1,000,000
100,000,000
10,000,000,000
1,000,000,000,000
100,000,000,000,000
BelanjaOperasi Belanja Modal Belanja TidakTerduga
Transfer BagiHasil Ke Desa
2012
2013
2014
Diagram Belanja Kota Malang Tahun 2012-2014
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
51
III. Efisiensi Keuangan Daerah
Pengertian efisiensi, merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai
hasil dari kegiatan yang dijalankan.
Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987;3) yaitu: Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana
penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang sebenarnya.
Sedangkan pengertian efisiensi menurut SP. Hasibuan (1984;233-4) yang mengutip pernyataan H. Emerson adalah :
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input dan ootput ( hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang
dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
52
Pengertian efisiensi sesuai dengan Pemendagri Nomor 13 Tahun 20106, efiseinsi adalah hubungan antara input dan output,
efisiensi merupakan ukuran apakah penggunaan barang dan jasa yang dibeli dan digunakan oleh organisasi perangkat
pemerintahan untuk mencapai tujuan oraganisasi dapat mencapai manfaat tertentu.
Efisiensi juga mengandung beberapa pengertian antara lain :
1. Efisiensi pada sektor hasil dijelaskan dengan konsep masukan-keluaran (input-output)
1) Efisiensi pada sektor pelayanan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukab dengan pengorbanan seminimal
mungkin; atau dengan kata lain suatu kegiatan telah dikerjakab secara efisien jika pelaksanaan pekerjaan tersebut
telah mencapai sasaran dengan biaya yang terendah atau dengan biaya minimal diperoleh hasil yang diinginkan
2) Efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dicapai dengan memperhatikan aspek hubungan dan tatakerja
antar instansi pemerintah daerah dengan memanfaatkan potensi dan keanekaragaman suatu daerah
2. Efisiensi juga mengandung pengertian yang lain, yaitu :
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
53
a. Efisiensi pada sektor usaha swasta ( private sector efficiency). Efisiesni pada sektor usaha swasta dijelaskan dengan
konsep input output yaitu rasio dari output dan input;
b. Efisiensi pada sektor pelayanan masyarakat (public sector effisien). Efisiensi pada sektor pelayanan masyarakat
adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik dengan pengorbanan seminimal mungkin;
c. Suatu kegiatan dikatakan telah dikerjakan secara efisiensi jika pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai
sasaran (output) dengan biaya ( input) yang terendah atau dengan biaya (input) minimal diperoleh hasil ( output)
yang diinginkan.
Pengelolaan keuangan daerah yang efisien, untuk melihat pengelolaan daerah yang efisien perlu mengetahui ruang lingkup
keuangan daerah yang terdiri dari : (sesuai PP Nomor 58 Tahun 2005 pasal 2 ) :
1) Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman;
2) Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan pada pihak ketiga;
3) Penerimaan daerah;
4) Pengeluaran daerah;
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
54
5) Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang barang, serta hak-hak
lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah;
6) Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintah daerah
dan/atau kepentingan umum
Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa daerah berhak untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman. Tapi beberapa dari pemerintah daerah mempunyai kebijakan untuk lebih meningkatkan PAD yang sebagian besar
berimbas pada masyarakat karena naiknya retribusi daerah maupun pajak daerah. Kenaikan pajak atau retribusi daerah
yang berlebihan akan menyumbat investasi, yang imbasnya pada semakin banyaknya pengangguran. Hal itu karena
minimnya kreativitas pemerintah untuk meningkatkan PAD tanpa meningkatkan pajak yaitu dengan lebih mengintensifkan
pengelolaan kekayaan daerah.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
55
I. LINGKUP PENGELOLAAN ASET
I. Pengertian Aset Daerah
Pengertian Aset secara umum adalah barang (thing) atau suatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi
(economic value), nilai komersial (market value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh suatu badan usaha,
instansi, atau individual. Dalam Pengertian hukum, aset disebut benda yang terdiri dari benda tidak bergerak (tanah
dan/atau bangunan) dan barang bergerak, baik berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible) yang tercakup
dalam aktiva atau harta kekayaan dari suatu perusahaan, badan usaha, institusi atau individu perorangan.
Dalam Konteks Pemerintah Daerah yang mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Daerah; Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah,
dinyatakan bahwa Aset yang merupakan Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau perolehan lainnya yang sah, baik yang bergerak maupun
tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
56
ataupun ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat berharga lainnya. Sedangkan
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) disebutkan
bahwa Aset merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik
oleh pemerintah maupun masyarakat., serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan
yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
II. Perkembangan Aset Pemerintah Kota Malang
Dalam perkembangannya, berdasarkan definisi Aset diatas, Pemerintah Kota Malang mempunyai aset dalam bentuk
sebagai berikut :
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
57
Tabel 9. DATA NILAI ASET TETAP TANAH DAN GEDUNG DI BAWAH PENGUASAAN PEMERINTAH KOTA MALANG
No URAIAN LUAS/M2 TANAH GEDUNG
1 Rekap Ijin Sewa Tempat Tertentu yang
Dikuasai Pemerintah Kota Malang
1.132.905,25 426.221.248.00
2 Tanah dan Gedung untuk Kantor 315.275,50 168.104.580.76 72.651.250.000,00
3 Tanah dan Gedung untuk Fasilitas 1.507.352,82 450.051.969.85 173.412.357.500,00
Pendidikan Kesehatan dan Fasilitas
Sosial
4 Rekap Tanah untuk Pasar 147.051,00 64.785.147.232,00 65.505.000.000,00
- Blimbing 8.376,00 3.320.000.000,00 3.005.000.000,00
- Klojen 44.145,00 17.684.500.000,00 36.000.000.000,00
- Lowokwaru 15.924,00 10.846.800.000,00 4.250.000.000,00
- Kedungkandang 40.600,00 10.162.747.232,00 9.000.000.000,00
- S u k u n 38.006,00 22.771.100.000,00 13.250.000.000,00
5 Rekap Tanah untuk Taman 190.271,50 153.138.860.167,00 14.220.000.000,00
- Blimbing 12.954,00 12.094.500.000,00 320.000.000,00
- Klojen 125.132,50 104.278.962.23 13.900.000.000,00
- Lowokwaru 23.168,00 13.409.997.935,00 0,00
- Kedungkandang 5.400,00 2.400.400.000,00 0,00
- S u k u n 23.617,00 20.955.000.000,00 0,00
6 Tanah untuk makam umum 493.778,00 97.339.130.982,00 0,00
7 Tanah untuk TPA 355.309,00 49.542.729.879,00 1.000.000.000,00
8 Tanah untuk TPS 7.814,00 1.249.745.000,00 375.000.000,00
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
58
No URAIAN LUAS/M2 TANAH GEDUNG
9 Rekap Tanah untuk Rumah Dinas 56.725,80 20.226.575.564,00 16.109.443.000,00
- Blimbing 8.723,36 3.771.594.000,00 2.342.006.000,00
- Klojen 16.126,30 7.744.580.000,00 5.359.820.000,00
- Lowokwaru 11.761,50 4.166.575.000,00 2.855.825.000,00
- Kedungkandang 9.936,95 2.312.283.564,00 3.032.085.000,00
- S u k u n 10.177,69 2.231.543.000,00 2.519.707.000,00
10 Tanah Fasilitas sosial, Fasum dari
pihak ketiga
509.923,28 331.907.664.000,00
11 Rekap Tanah Pertanian bekas Tanah
Kas Kelurahan
2.631.122,10 233.761.612.114,00 0,00
- Blimbing 405.543,00 32.534.741.232,00
- Klojen 52.824,00 4.017.286.000,00
- Lowokwaru 755.596,30 84.663.538.000,00
- Kedungkandang 1.028.486,00 52.894.749.882,00
- S u k u n 388.672,80 59.651.297.000,00
JUMLAH 7.347.528,25 1.996.329.263.557 343.273.050.500,00
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 yang dimaksud dengan Barang Milik
Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Di
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
59
dalam struktur aset tanah Pemerintah Kota Malang, terdapat tanah ijin pemakaian yaitu tanah negara yang dikuasai oleh
Pemerintah Kota Malang yang bersumber dari fakta sejarah kepemilikan tanah oleh Pemerintah Hindia Belanda yang
disewakan kepada masyarakat. Setelah masa kemerdekaan, maka tanah-tanah tersebut diserahkan kepada Pemerintah
Indonesia dan dikuasai oleh Pemerintah Daerah dalam tata administrasi dan pengelolaannya. Penatausahaan administrasi
ijin pemakaian tanah negara telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Malang sejak tahun 1947 dalam satuan kerja yang
menangani perumahan rakyat pada tanah negara. Dengan terbentuknya Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada
tahun 2013, maka tanggungjawab pengelolaan aset tanah/ ijin pemakaian dilaksanakan oleh BPKAD.
Penatausahaan aset daerah dalam rangka menciptakan sistem administrasi yang terstruktur, rapi dan akuntabel tersebut
dimulai tahun 2014 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dengan melaksanakan inventarisasi. Inventarisasi yang
dimaksud adalah pencatatan dan pengumpulan data agar data yang dikelola oleh BPKAD relevan dengan kondisi dan situasi
data saat ini.
Bidang lahan aset daerah penyumbang PAD akan dapat lebih optimal, bilamana kepastian status tanah aset daerah lebih
jelas. Inventarisasi/sensus dan kodefikasi terhadap tanah dan bangunan aset daerah terus dilakukan. Selanjutnya untuk
menjamin kepastian status kepemilikan, dilaksanakan sertifikasi atas tanah aset Pemerintah Kota Malang ke Badan
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
60
Pertanahan Nasional (BPN). Tanah/lahan aset daerah yang masih kosong/belum ada pemanfaatannya, dilaksanakan
indentifikasi dan pengamanan dengan jalan pemberian/pemasangan papan himbauan yang menjelaskan kepemilikannya
oleh Pemerintah Kota Malang.
Aset tanah dan/atau bangunan yang telah yang telah berkepastian hukum/status kepemilikannya setelah bersertifikat
menjadi potensi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui mekanisme sewa tempat-tempat tertentu yang dikuasai
oleh Pemerintah Kota Malang. Pada Perubahan APBD Tahun 2015, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah
menyusun Peraturan Walikota Malang tentang Tata Cara Sewa Tanah dan/atau Bangunan Milik Pemerintah Kota Malang
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
61
Tabel 10. Rekapitulasi Lahan Aset Tanah yang Dikuasai Pemerintah Kota Malang s/d Tahun 2015
No. Uraian Jumlah Lahan Aset Tanah Daerah
Tahun 2013 s/d Tahun 2014 s/d Tahun 2015
Bidang Luas (M2) Bidang Luas (M2) Bidang Luas (M2)
1. Ijin Sewa Tempat-tempat
tertentu
6.221 1.265.297,50 6.221 1.865.296,58 6.221 1.865.296,58
2. Tanah dan Gedung
Instansi
141 287.359,50 141 315.560,50 141 315.560,50
3. Tanah Fasilitas
Pendidikan, Kesehatan,
Sosial
496 1.207.353,24 496 1.507.352,82 496 1.507.352,82
4. Tanah Pasar 141 271.560,50 141 315.560,50 141 315.560,50
5. Tanah Taman 76 140.284,50 76 190.271,50 76 190.271,50
6. Tanah Makam 20 493.778,00 20 493.778,00 20 493.778,00
7. Tanah TPA 11 355.309,00 11 355.309,00 11 355.309,00
8. Tanah TPS 44 5.814,00 44 7.814,00 44 7.814,00
9. Tanah Rumah Dinas 518 48.725,80 518 56.725,80 518 56.725,80
10. Penyerahan Fasilitas
Sosial, Fasilitas Umum
10 309.928,25 10 509.923,28 10 509.923,28
11. Tanah Ex.
Bengkok/pertanian
578 3.341.538,00 578 3.523.738,50 578 3.523.738,50
JUMLAH 8.256 7.726.948,29 8.256 9.141.330,48 8.256 9.141.330,48
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
62
Tabel 11. Data Aset Tanah Pemerintah Kota Malang yang Bersertifikat s/d Tahun 2015
Peruntukan Jumlah Bidang Luas Tanah ( m2 )
Th 2013 Th 2014 s/d Th 2015 Th 2013 Th2014 s/d Th 2015
1. Pertanian 320 325 325 1.296.948 1.311.609 1.311.609
2. Pendidikan 205 215 229 619.733 642.777 688.879
3. Taman 62 64 64 143.469 155.336 155.336
4. Puskesmas 26 27 28 18.568 18.951 20.011
5. Kantor 71 74 74 152.106 154.763 154.763
6. Pasar 29 30 30 142.753 144.634 144.634
7. Terminal 12 12 12 72.689 72.689 72.689
8. Makam 18 19 21 83.896 85.580 89.762
9. Fasilitas Umum 7 11 13 2.816 17.345 33.445
10. Gedung 14 14 14 53.669 53.669 53.669
11. Jalan 12 12 12 12.587 12.587 12.587
12. Lapangan 20 20 21 178.592 178.592 188.772
13. Rumah Dinas 4 4 4 5.917 5.917 5.917
14. TPA/TPS 6 6 14 15.964 15.964 48.973
15 Lain-lain 4 4 4 19.710 19.710 19.710
JUMLAH 810 837 867 2.819.417 2.890.123 3.005.077
Penatausahaan aset daerah dalam rangka menciptakan sistem administrasi yang terstruktur, rapi dan akuntabel tersebut
dimulai tahun 2014 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dengan melaksanakan inventarisasi. Inventarisasi yang
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
63
dimaksud adalah pencatatan dan pengumpulan data agar data yang dikelola oleh BPKAD relevan dengan kondisi dan situasi
data saat ini.
Data hasil inventarisasi dokumen tanah ijin pemakaian dengan gambar bidang dan data koordinat yang di-link-kan dengan
Global Information System ( GIS) pada Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset ( SIGMA ) dan Sistem Informasi
Pengelolaan Ijin Pemakaian Tanah ( SIPIPT ). Sejak tahun 2013 penatausahaan aset dilaksanakan melalui aplikasi SIGMA (
Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset) adalah dimana dalam sistem aplikasi ini data/obyek tersimpan berupa data
tekstual maupun spacial yang dilengkapi titik-titik ordinat pada masing-masing obyek. Selanjutnya di tahun 2014
disempurnakan melalui aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan ijin Pemakaian Tanah (SIPIPT) dimana tanah aset daerah
terarsipkan per obyek dan diharapkan data tersaji secara tekstual dan spacial (obyek tersaji riil dilengkapi foto/dokumentasi
serta peta).
Data-data terbaharukan hasil inventarisasi selanjutnya di up date ke dalam pengembangan sistem informasi aset daerah
dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA) Kota Malang untuk inventarisasi/
mapping aset daerah dan memastikan apakah data barang milik daerah sudah sesuai.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
64
III. Strategi dan Kebijakan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
Strategi dan kebijakan dalam Renstra Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah adalah strategi dan kebijakan Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana program prioritas dalam Rancangan Awal
RPJMD.
Strategi dan kebijakan menunjukkan bagaimana cara Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah mencapai tujuan,
sasaran jangka menengah Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah dan target kinerja hasil (outcome) program prioritas
RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah. Strategi dan kebijakan dalam Renstra
selanjutnya menjadi dasar perumusan kegiatan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah bagi setiap program prioritas.
Dari uraian tersebut di atas, maka hubungan antara visi, misi, tujuan, strategi dan sasaran yang akan dilaksanakan
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang, diuraikan sebagai berikut
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
65
INTERNAL
EKSTERNAL
KEKUATAN 1. Pengelolaan Keuangan Daerah dan Barang Milik Daerah
diatur cukup baik 2. Memiliki kewenangan mengelola keuangan dengan
ketentuan yang berlaku 3. Memiliki kewenangan untuk mengelola aset/barang daerah
sesuai ketentuan yang berlaku 4. Sarana perndukung sistem manajemen aset yang
memadai.Memiliki kewenangan untuk mengelola aset/barang sesuai ketentuan
KELEMAHAN 1. Sistem Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah
belum dipahami secara menyeluruh oleh SKPD 2. Pelaporan keuangan dari SKPD masih berjalan tersendat 3. SDM Pengelola Aset Daerah kurang memahami regulasi dan
mekanisme pengelolaan aset daerah 4. Belum adanya sistem pengelolaan aset yang terintegrasi 5. .Belum memadainya pengamanan yang bersifat fisik maupun
regulasi atas aset daerah
KESEMPATAN 1. Trend peraturan dan kebijakan keuangan cukup
progresif serta tata kelola keuangan semi otonom 2. Adanya pihak ke-3 yang dapat membantu memperbaiki
proses pengelolaan keuangan daerah 3. Adanya pihak ketiga yang mengadakan fasilitasi
pendidikan dan pelatihan aset daerah 4. Adanya pihak ketiga yang membantu tersedianya sistem
pengelolaan aset daerah 5. Telah dirintisnya kerjasama dengan instansi terkait
6.
KEKUATAN x KESEMPATAN 1. Pengelolaan Keuangan Daerah dan BMD diatur cukup baik,
sehingga mudah untuk mengikuti trend peraturan dan kebijakan keuangan
2. Optimalisasi kerjasama dengan pihak ketiga dalam kewenangan mengelola keuangan
3. Optimalisasi pihak ketiga yang mengadakan fasilitasi pendidikan dan pelatihan aset daerah untuk mendukung aplikasi kewenangan pengelolaan aset/barang
4. Sistem pengelolaan aset daerah semakin bagus dengan adanya sarana perndukung sistem manajemen aset dan pihak ketiga yang membantu
5. Pengelolaan aset daerah yang lancar krn memiliki kewenangan mengelola aset daerah dan dirintisnya kerjasama dengan instansi terkait
KELEMAHAN x KESEMPATAN 1. Optimalisasi peraturan dan kebijakan keuangan, tata kelola
keuangan semi otonom agar sistem Pengelolaan Keuangan dan BMD yang belum dipahami oleh SKPD
2. Fasilitasi perbaikan pelaporan keuangan dari SKPD yang msih berjalan tersendat
3. Fasilitasi pendidikan dan pelatihan untuk SDM Pengelola Aset Daerah yang kurang memahami
4. Penyediaan sistem pengelolaan aset daerah yang terintegrasi dibantu oleh pihak ke tiga
5. Optimalisasi pengamanan bersama instansi terkait, untuk aset daerah yang bersifat fisik dan regulasi
TANTANGAN 1. Peraturan keuangan mendasar sering berubah 2. 4.Audit intern belum dapat seluruhnya membantu
SKPD agar terhindar dari temuan-temuan audit eksternal
3. 5.Kelemahan dalam pemahaman atas regulasi pengelolaan aset daerah dapat menimbulkan konsekuensi hukum
4. Adanya tuntutan transparansi informasi yang bersifat publik termasuk informasi
5. Penggunaan aset pemda tanpa ijin pengambil alihan aset pemda oleh pihak lain
KEKUATAN x TANTANGAN 1. Pengelolaan Keuangan Daerah dan BMD diatur cukup baik
diharapkan dapat mengikuti peraturan keuangan mendasar yang sering berubah
2. Kewenangan mengelola keuangan dengan ketentuan yang berlaku untuk membantu SKPD agar terhindar dari temuan audit eksternal
3. Kewenangan pengelolaan aset/barang daerah sesuai ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan pemahaman regulasi pengelolaan aset daerah
4. Perbaikan sistem pengelolaan aset daerah untuk memenuhi tuntutan transparansi informasi yang bersifat publik.
5. Kewenangan mengelola aset daerah untuk menanggulangi penggunaan aset pemda tanpa ijin
KELEMAHAN x TANTANGAN 1. Peraturan keuangan yang sering berubah mendorong untuk
sering diadakan sosialisasi sehingga akan meningkatkan pemahaman SKPD
2. Peningkatan kelancaran pelaporan keuangan agar SKPD terhindar dari temuan audit eksternal.
3. Peningktan pemahaman regulasi aset daerah untuk memperkecil konsekuensi hukum
4. Peningkatan sistem integrasi aset untuk memenuhi tuntutan transparansi informasi yang bersifat publik
5. Peningkatan pengamanan aset yang bersifat fisik dan regulasi untuk menanggulangi penggunaan aset pemda tanpa ijin.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
66
IV. Akuntablitas Kinerja dan Keuangan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
A. Akuntablitas Kinerja
Akuntabilitas kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah untuk mengukur pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan di dalam Rencana Strategis SKPD dan dituangkan lebih lanjut pada Rencana Kerja Tahunan dan
Perjanjian Kinerja SKPD melalui indikator sasaran.
Indikator sasaran adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat capaian suatu sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan. Indikator sasaran dilengkapi dengan target dan satuannya untuk mempermudah
pengukuran pencapaian sasaran.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
67
Tabel 12. Pencapaian Kinerja Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS /INDIKATOR
KINERJA SASARAN TARGET REALISASI
CAPAIAN
Tercapai Tidak Tercapai
Meningkatnya pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah
Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat Nilai 74 78,575 100%
Proses APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu
Persentase SP2D yang terbit kurang dari 2
(dua) hari
60% 72,65% 100%
Persentase penyajian Laporan Keuangan
Daerah secara wajar sesuai SAP Berbasis
Akrual
75% 78,43%
100%
Persentase penyajian Laporan Barang Milik
Daerah ( LBMD) secara benar
30 % 74,03% 100%
Meningkatnya tertib penatausahaan pengelolaan aset daerah
Persentase bidang lahan aset daerah yang
bersertifikat
10,49% 10,49% 100%
Persentase konflik tanah dan atau bangunan
yang terfasilitasi
100% 100% 100%
Persentase aset dan barang daerah
terinventarisasi sudah teridentifikasi dan
terdokumentasi dengan baik
40% 35% 87,50%
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
68
Tabel 13. Perbandingan capaian kinerja sampai dengan akhir periode RPJMD (sesuai Reviu Rencana Strategis, BPKAD Tahun 2013-2015)
SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR
KINERJA UTAMA / INDIKATOR SASARAN
TARGET AKHIR
RPJMD
(5 TAHUN)
REALISASI
TAHUN 2015
REALISASI 2015
DIBANDING
TARGET 5
Meningkatnya pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah
Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat Nilai 80 Nilai 78,575 98,21%
Proses APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu 100%
Presentase SP2D yang terbit kurang 2 (dua) hari 100% 72,65% 72,65%
Presentase penyajian Laporan Keuangan Daerah
secara wajar sesuai SAP Berbasis Akrual 100% 78,43% 78,43%
Presentase penyajian Laporan Barang Milik Daerah
(LBMD) 60% 74,03% 74,03%
Meningkatnya tertib penatausahaan pengelola aset daerah
Presentase bidang lahan aset daerah yang
bersertifikat
13,57% (1.120 bid /
8.256 bid x 100%)
10,49% (866 bid /
8256 bid x 100%) 77,30%
Presentase konflik tanah dan atau bangunan yang
terfasilitasi 100% 100% 100%
Presentasi aset dan barang daerah terinventarisasi
sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan
baik
100% 35% 35%
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
69
B. Akuntabilitas Keuangan
Selain akuntabilitas kinerja, akuntabilitas keuangan diukur dari seluruh anggaran yang di terima dalam rangka pencapaian
kinerja SKPD
Berikut tabel pagu anggaran yang diterima dan realisasinya dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.
Tabel 14. Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2015 dengan Tahun 2013 dan 2014
Tahun 2013
(Rp)
Tahun 2013
(Rp)
Tahun 2013
(Rp)
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
7.668.772.740,- 9.757.900.000,- 13.107.619.200,-
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
70
Tabel 15. Perbandingan Realisasi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015 dengan Tahun 2013 dan Tahun 2014
URAIAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015
TARGET 7.668.772.740 9.757.900.000 13.107.619.200
REALISASI 6.979.744.193 8.714.821.024 12.276.781.646
% 91,01 89,30 93,66
C. Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Daerah
Opini Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) terhadap Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2015 adalah Wajar Tanpa
Pengecualian ( WTP ) kelima kalinya setelah 4 tahun berturut-turut, yaitu tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan tahun 2015.
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap
memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan diberikan opini ini, artinya auditor
meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
71
Secara umum laporan keuangan telah memenuhi kriteria :
1) Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan ( SAP );
2) Kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan;
3) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
4) Efektifitas Sistem Pengendalian Intern yaitu meliputi keberadaan aset, kelengkapan bukti dan nilai aset ).
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
72
D. Capaian kinerja melalui pengembangan aplikasi sistem pengelolaan keuangan dan aset daerah
1. Si- APBD
Untuk Meningkatkan Capaian Sasaran “ Meningkatnya pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah“, maka
kebijakan BPKAD melaksanakan :
Penyusunan RKA / DPA - SKPD melalui sistem aplikasi berbasis website ( Si-APBD )
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
73
2. SIMBADA
Adalah Sistem yang digunakan untuk melakukan manajemen aset barang daerah, baik yang berifat Modal maupun
Habis Pakai. Kegiatan yang ada dalam sistem ini meliputi Perencanaan Kebutuhan Dan Pemeliharaan Barang,
Penerimaan Barang, Inventarisasi Barang Daerah dalam bentuk Aset Tetap, Habis Pakai, Tak Berwujud, Aset Lain Lain
dan Non Aset
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
74
3. E- finance
Mengacu peraturan yaitu :
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual Pada Pemerintah Daerah, maka telah
Ditetapkan Peraturan Walikota Malang Nomor 14 tahun 2014 tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi
Untuk mendukung kebijakan tersebut, maka BPKAD telah melaksanakan sistem pengelolaan keuangan berbasis website
( e- finance )
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
75
4. SIGMA
Sistem aplikasi untuk menyimpan/mengarsip data/obyek berupa data tekstual maupun spasial yang dilengkapi dengan
titik-titik ordinat pada masing-masing obyek.
Profil
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
76
5. SIPIPT
SIPIPT merupakan Sistem Informasi Pengelolaan ijin Pemakaian Tanah ( SIPIPT) dimana tanah aset daerah terarsipkan
per obyek dan diharapkan data tersaji secara tekstual dan spacial (obyek tersaji riil dilengkapi foto/dokumentasi serta
peta).