Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
2
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Celestial Solar Tracker” Pemanfaatan Pergerakan Astronomis Matahari Pada Bola Langit Untuk Meningkatkan Efektivitas Sel Surya.
Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa2. Fakultas Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta3. Rudy Prakanto, S.Pd.M. Eng, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1
Yogyakarta dan pembimbing penelitian.4. Ahmad Raditya Cahya Baswara, S.T. (Mahasiswa Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta) selaku pembimbing I.5. Caesar Wiratama (Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta), selaku pembimbing penelitian II.6. Bapak Wangdi, selaku konsultan penelitian.7. Bapak/Ibu Guru SMA Negeri 1 Yogyakarta.8. Orang tua kami tercinta.9. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan,
mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penelitimenyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan laporan penelitian ini. Untuk itu, segala saran dan kritik dari para pembaca sangat kami butuhkan demi kesempurnaan penyusunan laporan di masa yang akan datang.
Akhirnya dalam kesederhanaan bentuk ini, kami berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
4
(Urutkanlah sistematika proposal penelitian ini seperti
yang terdapat pada handbook)
*jangan lupa beri bullet/numbering (A, B, C/ 1, 2, 3) pada setiap
bab maupun subbab
Rumusan Masalah
Adapun perumusan permasalahan dari penelitian ini, diantaranya :
1. Belum dimanfaatkannya konsep pergerakan astronomis matahari pada koordinat
ekuatorial bola langit untuk meningkatkan efektivitas sel surya.
2. Belum diketahui desain sel surya yang memanfaatkan analisis pergerakan astronomis
matahari untuk meningkatkan efektivitas sel surya.
3. Belum diketahui perbandingan efektivitas Celestial Solar Tracker dengan sel surya
statisdalam menyerap energi matahari.
Dari perumusan masalah tersebut, terdapat pertanyaan penelitian, diantaranya :
1. Bagaimanaa n a l i s i s pergerakan astronomis matahari pada bola langit untuk
meningkatkan efektivitas sel surya?
2. Bagaimana desain Celestial Solar Tracker yang memanfaatkan pergerakan astronomis
matahari untuk meningkatkan efektivitas sel surya?
3. Bagaimana efektivitas Celestial Solar Tracker dibanding sel surya statis?
5
Penyusun
DAFTAR GAMBAR
Halaman(Isilah daftar gambar berikut)
Kajian Pustaka
1. Sel Surya
Sel surya adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah energi matahari
menjadi energi listrik. Konversi yang bekerja di dalam sel surya didasarkan efek
fotovoltaik. Yaitu ketika sinar matahari yang mengandung foton menyentuh
permukaan bahan fotovoltaik (semikonduktor) diserap lalu menyebabkan adanya
semburan elektron sehingga dapat menghasilkan generasi listrik.
Sel surya terdiri dari banyak panel sel surya dimana setiap panel sel surya
terdiri dari beberapa sel fotovoltaik yang terbuat dari suatu jenis silikon
6
N
Z
(semikonduktor). Setiap sel mampu menghsilkan muatan listrik kecil bila terkena
sinar matahari. Karena sel-sel fotovoltaik masing-masing hanya mengasilkan
energi listrik yang kecil, maka mereka harus digunakan secara bersama-sama.
(Kusnadi, 2014)
Secara teori, sel surya dapat mengkonversi sekitar 30 persen dari energi
radiasi matahari menjadi listrik insiden. Komersial sel hari, tergantung pada
teknologi, biasanya memiliki efisiensi 5 -12 persen untuk film tipis dan 13 – 21
persen untuk sel berbasis silikon kristal.
2. Bola Langit
Bola langit adalah bolakhayal yang memproyeksi seluruh bidang langit pada
permukaan bola. Bola langit digunakan untuk menentukan posisi benda-benda
langit sehingga memudahkan dalam pengamatan. Dalam penggambaran bola langit
ditemukan berbagai istilah guna membantu manusia agar dapat dengan mudah
menentukan benda-benda langit dalam menggambar bola langit.
Gambar 2.1. Bola Langit
7
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam penggambaran bola langit:
1. Zenith (Z) yaitu titik pada bola langit yang terletak tepat di atas pengamat.
2. Nadir (N) yaitu titik pada bola langit yang terletak tepat di bawah pengamat.
3. Horison yaitu bidang datar (lingkaran) yang dibuat melalui pengamat yang tegak
lurus garis zenith dan nadir.
4. Kutub Utara Langit ( KLU ) merupakan perpanjangan dari kutub utara bumi
pada bola langit dan Kutub Langit Selatan (KLS) merupakan perpanjangan dari
kutub selatan bumi pada bola langit.
5. Lingkaran Ekuator merupakan lingkaran besar yang tegak lurus sumbu putar
langit (KLU-KLS) dan membagi bola langit menjadi 2 bagian yang sama besar.
Lingkaran ekuator biasa dilambangkan dengan titik E dan Q pada ujung
lingkaran.
6. Asensiorecta ( α ) adalah
7. Deklinasi ( δ) adalah jarak anguler bintang ke arah utara atau selatan (kutub
bumi) dari ekuator langit.
8. HA (Hour Angle) adalah besar sudut jam bintang yang diukur dari titik
kulminasi bintang tersebut dengan satuan jam.
Untuk menetukan posisi benda-benda langit dalam bola langit terdapat beberapa
sistem koordinat, antara lain :
a) Tata Koordinat Horizon
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan oleh dua koordinat yaitu
tinggi ( t ) dan azimuth (Az). Tata koordinat horizon tidak dapat
menggambarkan lintasan peredaran semu bintang dan koordinat letak bintang
selalu berubah sejalan dengan waktu seperti pada gambar 2.2.
8
t
Gambar 2.2. Tata Koordinat Horizon
Ordinat-ordiat dalam tata koordinat horizon adalah :
1. Bujur suatu bintang dinyajtakan dengan azimuth (Az). Azimut secara
umum diukur dari utara kearah timur sampai pada proyeksi bintang itu di
horizon. Terdapat pula azimut yang diukur dari arah utara ke arah timur.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (t), yang diukur
dari proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju zenit. Tinggi
bintang diukur 0° sampai 90° untuk arah menuju atas (menuju zenith) dan
0° sampai -90° untuk arah menuju bawah. Letak Bintang dituliskan ( Az,
t ).
b) Tata Koordinat Ekuator
Pada tata koordinat ekuator, lintasan bintang di langit ditentukan oleh
lintang geografis pengamat, sudut jam bintang, dan deklinasi bintang.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator adalah :
1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA).
Sudut jam yang menunjukkan letak bintang dari titik kulminasinya diukur
dengan satuan jam. Sudut jam diukur dari titik kulminasi atas bintang ke
arah barat (positif) ataupun ke arah timur (negatif).
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi, yang diukur dari
proyeksi bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub bumi.
Tata koordinat ekuatorial dapat juga dihitung menggunakan asensiorekta.
Besar asensiorecta adalah jarak anguler dari titik aries ke arah timur hingga ke
kaki bintang di ekuator langit. Tata koordinat ekuatorial dapatcenderung
tetap/konstan karena Asensiorekta (α ) diukur dari suatu titik di langit yang
relatif tetap terhadap bintang, yaitu titik musim semi (Vernal Equinox = ),
satuannya adalah jam Koordinat (α,) bintang relatif tetap, hanya berubah
sedikit dalam beberapa tahun.
9
Gambar 2.3. Tata Koordinaat Ekuatorial
c.) Tata Koordinat Ekliptika
Gambar 2.4. Tata Koordinat Ekliptika
Pada tata koordinat ekliptika, lingkaran ekliptika turut diperhitungkan
dan merupakan lintang 0°. Ekliptika merupakan bidang edar Bumi
mengelilingi Matahari. Bidang edar planet – planet lain hampir sebidang
dengan ekliptika. Oleh karena itu, tata koordinat ekliptika tepat untuk
menggambarkan letak Matahari dan planet – planet di tata surya.
Garis ekliptika merupakan lingkaran besar pada bola langit yang
berpotongan dengan lingkaran ekuator langit yang membentuk sudut sebesar
23,5°. Titik potong antara lingkaran ekuator langit dan lingkaran ekliptika
merupakan titik vernal equinox dan auntumnal equinox. Tidak seperti
ekuator, kedudukan ekliptika berubah – ubah dengan deklinasi maksimal
+23.5° dan deklinasi minimal -23.5°. Kedudukan ekliptika berubah-ubah
dengan deklinasi maksimal +23,5° dan minimal -23,5° seperti yang terdapat
pada gambar 2.4.
10
Ordinat – ordinat dalam tata koordinat ekliptika adalah :
1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan bujur astronomis (λ) , diukur dari
titik Aries berlawanan arah peredarahan semu harian sampai pada
proyeksi bintang pada ekliptika dengan besar dari 0° - 360°.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan lintang astronomis (β) , yang
diukur dari proyeksi bintang di ekliptka ke arah bintang tersebut menuju
ke kutub ekliptika.
3.Segitiga Bola
Gambar 2.5. Segitiga Bola
Sudut bola adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan 2 lingkaran besar.
Jika 3 buah lingkaran besar saling berpotongan satu dengan yang lainnya sehingga
membentuk suatu bagian dengan 3 sudut, maka terbentuklah segitiga bola, yang
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah 2 sudut bola selalu lebih besar dari sudut ke-3
2. Jumlah ketiga sudutnya selalu lebih besar dari 180
3. Tiap sudut besarnya selalu kurang dari 180
11
Gambar 2.6. Segitiga Bola ABC
Sifat-sifat segitiga bola :
Sudut A, B, dan C adalah sudut bola; dan a, b, dan c adalah sisi-sisi
segitiga bola ABC.
a. 0 < (a + b + c) < 360
b. 180 < (A + B + C) < 540
c. a + b > c, a + c > b, b + c > a
d. a > b A > B ; a = b A = B
Ekses sudut bola, yaitu selisih antara jumlah sudut-sudut A, B, dan C sebuah
segitiga bola dengan radians (180°) adalah: E = A + B + C
Empat buah formula yang biasadigunakan adalah:
1. Formula cosinus
2. Formula sinus
3. Formula analog untuk cosinus
4. Formula empat bagian
4. Gerak Semu Matahari
12
cos a=cos b⋅cos c+sin b⋅sin c⋅cos A
cosb=cos c⋅cosa+sin c⋅sin a⋅cos B
sin Asin a
=sin Bsin b
=sin Csin c
sin a⋅cos B=cos b⋅sin c−sin b⋅cos c⋅cos A
cos a⋅cosC=sin a⋅cot b−sin C⋅cot B
Gerak semu matahari dapat diartikan sebagai gerak relative matahari jika
dilihat dari bumi.
a) Gerak Semu Tahunan Matahari
Gerak semu tahunan matahari adalah kedudukan semu matahari setiap
terbit seakan-akan bergeser dari timur ke utara sebesar 23,5° , kembali ke
timur, dan bergeser ke barat sebesar 23,5°.
Gambar 2.7. Gerak Semu Tahunan Matahari
Dalam setahun, posisi semu tahunan matahari memiliki variasi
deklinasi antara +23.5 sampai -23.5. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan
intensitas matahari yang di terima oleh belahan bumi bagian utara dan selatan.
Pergerakan bumi mengelilingi matahari dapat kita lihat pada gambar 2.4. Pada
tanggal 21-22 Desember, intensitas matahari paling besar dirasakan oleh bumi
bagian selatan, sedangkan pada tanggal 20-22 Juni intensitas matahari paling
besar dirasakan oleh bumi bagian utara. Itulah yang menyebabkan panjang
siang dan malam di belahan bumi utara dan selatan berbeda.
Tabel 2.1 Tabel hubungan antara sudut deklinasi dengan tanggal istimewa
gerak tahunan matahari
NO TANGGAL SUDUT DEKLINASI
1. 21 MARET 0°
2. 21 JUNI 23,5° LU13
0°
-23,5°
+23,5°
21 Maret
21 Juni
23 September
22 Desember
21 Maret
3. 23 SEPTEMBER 0°
4. 22 DESEMBER 23,5 LS
Dapat dilihat pada tabel 2.1 merupakan data hubungan antara sudut
deklinasi dengan tanggal istimewa gerak tahunan matahari. Pada tanggal 21
Maret dan 23 September posisi matahari berada tepat di deklinasi 0° atau tepat
di atas daerah khatulistiwa, sedangkan pada tanggal 21 Juni posisi matahari
berada tepat di deklinasi +23,5° sehingga belahan bumi utara akan menerima
sinar matahari lebih lama dan pada tanggal 22 Desember posisi matahari
berada pada deklinasi -23.5° sehingga belahan bumi selatan akan menerima
sinar matahari lebih lama.
Gambar 2.8. Grafik hubungan antara gerak tahunan matahari dengan
deklinasi matahari
Pada gambar 2.8. dapat dilihat Grafik hubungan antara gerak tahunan
matahari dengan deklinasi matahari yang berbentuk seperti kurva sinus.
Dengan begitu deklinasi dapat di hitung dengan konsep sinus. Grafik sinus
akan mencapai puncak pada sudut 90°, dimana sin 90° = 1, maka satu hari
melambangkan 1° pada sumbu x. Sumbu y melambangkan koordinat lintang.
Karena titik puncak grafik sinus berada pada 23.5 maka rumus awal grafik
sinusnya y = sin x akan berubah menjadi y = 23.5 . sin x. Akhirnya akan
14
Z,E
N,Q
Z U, KLU
23,5°
U Z23,5°
Z
Ekuator
ditemukan rumus delta 23,5 sin (h x 360°/365 hari) dengan h adalah jumlah
hari sesudah 21 Maret.
b) Gerak Semu Harian Matahari
Gerak semu harian matahari adalah gerak relatif matahari yang seakan-
akan bergerak dari timur ke barat jika dilihat dari bumi. Gerak semu harian
matahari terjadi karena bumi berputar pada porosnya atau berotasi.
Gambar 2.9. Gerak harian matahari di ekuator saat deklinasi matahari +23,5°
Saat pengamat berada di ekuator panjang siang dan malam selalu sama
yaitu 12 jam. Pada tanggal 21 maret atau 23 September, titik kulminasi atas
matahari akan tepat berada di titik Zenith (tepat di atas kepala). Pada tanggal
21 Juni, titik kulminasi atas matahari akan bergeser dari zenith sejauh 23,5° ke
utara dan pada tanggal 22 Desember, titik kulminasi atas akan bergeser dari
zenith sejauh 23,5° ke selatan.
15
Lingkaran Harian Matahari
Gambar 2.10. Gerak harian matahari saat pengamat di lintang utara
Saat pengamat berada di daerah lintang utara, panjang siang hari dan
malam hari tidak selalu sama. Hal ini dapat di lihat pada gambar 2.7 panjang
lingkaran yang berada dia atas horizon pada saat deklinasi matahari berada
pada +23.5° atau -23.5° tidak sama. Jadi, waktu yang ditempuh maatahari saat
berada di atas horizon berbeda dengan saat di bawah horizon. Begitu juga pada
pengamat yang berada di daerah lintang selatan.
5. Air Mass
2.11 Gambar Berbagai kondisi Air Mass yang )bergantung pada sudut elevasi matahari
(Gambar : LaserFocusWorld)
Air Mass (AM) adalah jarak tempuh cahaya matahari dalam atmosfer
bumi sebagai fungsi dari sudut elevasi matahari terhadap permukaan bumi.
Gambar 2.11 menggambarkan berbagai kondisi air mass sesuai sudut
elevasi matahari. Air Mass 0 (AM0) menggambarkan kondisi cahaya matahari
16
tepat diluar atmosfer bumi, sehingga relevan untuk panel surya yang digunakan
pada satelit-satelit bumi. Untuk AM1, jarak tempuh cahaya matahari sama
dengan tebal dari atmosfer ketika kondisi matahari tepat berada diatas. Namun
apabila tidak tepat berada diatas, jarak tempuhnya semakin bertambah sesuai
fungsi inverse dari cosinus sudut elevasi matahari. Sebagai contoh, ketika sudut
elevasinya 60o maka jarak tempuhnya menjadi dua kali lipat (AM2). Besar
radiasi cahaya matahari yang diterima dipermukaan bumi bervariasi tiap area,
dan sangat bergantung kepada musim dan posisi matahari terhadap bumi.
Air Mass dapat dihitung menggunakan rumus
Am : Air Mass
Z : jarak zenit
6. Worm Gear
Worm gear atau roda gigi cacing berfungsi untuk mentransmisikan daya pada
rasio kecepatan yang tinggi antar poros yang secara umum tidak saling memotong.
Rasio kecepatan worm gears mencapai 300 : 1 atau lebih tetapi mempunyai
efisiensi yang rendah. Worm gear banyak digunakan untuk penurun kecepatan
(putaran) yang terdiri dari worm dan roda worm (gear). Worm (sebagai penggerak)
berbentuk silindris yang berulir. Ulir dari worm dapat berputar ke kiri atau ke
kanan. Worm biasanya dibuat dari baja, sementara worm gear dibuat dari perunggu
atau besi cor. Gambar dari worm gear dapat dilihat pada gambar 2.12.
Gambar 2.12. Worm gear (roda gigi cacing)
Ketika worm mentransmisikan daya, gaya aksi pada worm adalah sama dengan
sebuah daya ulir. Gaya pada worm gear adalah sama dengan besarnya gaya pada
worm, tetapi arahnya berlawanan.
7. Power Window
17
Sistem power window merupakan rangkaian elektrikyang berfungsi untuk
membuka dan menutup kaca pintu dengan mengunakan saklar. Saklar power
window terpasang pada sisi bagian dalam pintu. (Meydianto, 2012)
Mekanisme pengangkat (regulator power window) merupakan komponen
terpenting pada sistem power window. Sebuah motor listrik kecil yang melekat
pada regulator dengan menggunakan rasio gigi yang memberikan tenaga putar
yang cukup untuk mengangkat jendela kaca mobil, sekaligus menjaga agar kaca
jendela mampu naik ataupun turun dengan lancar. Adapun gambar rangkaian dari
sistem power window dapat dilihat pada Gambar 2.13.
.
Gambar 2.13. Rangkaian Power Window(Toyota electrical wiring diagram work book)
8. Reduction Gear
Gambar 2.14. Gambar desain reduction gear
18
Reduction gear adalah suatu pengaturan dimana kecepatan input dapat diturunkan untuk
kebutuhan output yang membutuhkan kecepatan yang lebih lambat dengan torsi output
sama besar atau lebih besar dari torsi input (Adhe, 2010). Cara kerja dari reduction gear
menggunakan konsep persaman gerak melingkar. Energi awal dari sumber energi
ditransmisikan ke gear pertama lalu energi tesebut akan ditransmisikan lagi hingga ke gear
terakhir dan akhirnya mendapatkan kecepatan putar gear yang diinginkan.
DAFTAR TABEL
Lanjutkan daftar tabel berikut
19
BAB IPENDAHULUAN
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk melengkapi tulisan inidengan cara:1. Metode Rekayasa
Metode rekayasa dilakukanuntuk meningkatkan efektivitas sel surya dengan cara sel surya selalu tegak lurus menghadap matahari. Celestial Solar Tracker direkayasa agar dapat mengikuti pergerakan astronomis matahari. Rekayasa dilakukan pada sistem kerja alat. Motor pada alat dan roda gigi digerakkan sesuai kecepatan pergerakan matahari dan selama busur siang (matahari berada di atas horizon).
2. Studi PustakaStudi Pustaka
dilakukandenganmengkajiliteratur,jurnalpergerakan matahari, gerak harian matahari, bola langit, energi matahari dan sel surya,danmakalah seminaryang relevan dengan masalahyang dibahas dalam penelitian.
3. Perhitungan TeoritisMetode perhitungan teoritis dilakukan dengan menghitung besaran besaran yang diperlukan dalam mengatur sistem alat dengan rumus-rumus matematis.
20
Latar Belakang Masalah
Energi adalah konsep dasar di semua bidang disiplin ilmu alam. Energi bersifat abstrak dan tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan keberadaannya. Menurut hukum kekekalan energi, jumlah energi di jagat raya adalah konstan. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya dapat digunakan dan diubah dari bentuk satu kebentuk yang lain (Roger dan Kleinbeich 2012). Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa energi adalah kapasitas/gaya untuk melakukan suatu pekerjaan.
Kebutuhan manusia akan energi akan terus meningkat seiring dengan berkembang pesatnya teknologi di berbagai bidang. Manusia memanfaatkan minyak bumi yang berasal dari fosil sebagai penghasil energi. Akan tetapi tingkat konsumsi energi di seluruh dunia saat ini diprediksikan akan meningkat sebesar 70% antara tahun 2000 sampai 2030. Cadangan sumber energi yang berasal dari fosil diseluruh dunia diperkirakan hanya sampai 40 tahun untuk minyak bumi, 60 tahun untuk gas alam, dan 200 tahun untuk batu bara. Sumber energi yang berasal dari fosil saat ini menyumbang 87,7%, tenaga air, tenaga angin, geothermal, biomassa, sumber energi matahari menyumbang 12,3% (Quan, 2006).
Keterbatasan sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil mengancam keberlangsungan pemenuhan energi. Hal tersebut menuntut adanya energi alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Salah satu inovasi energi alternatif tersebut adalah pemanfaatan energi matahari dengan menggunakan sel surya yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Teknologi fotovoltaik yang mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan divais semikonduktor disebut sel surya (Fishbane et.al, 1996). Energi listrik yang dihasilkan oleh sel surya tidak menimbulkan efek samping berupa gas – gas berbahaya dan sampah – sampah nuklir (Cahen, 2004). Energi alternatif ini dirasa ramah lingkungan dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
21
Seiring berkembangnya zaman, sel surya terus dikembangkan. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana menggunakan sel surya untuk mendapatkan keluaran listrik yang optimal. Pemakaian panel sel surya umumnya diletakkan dengan posisi tertentu dengan tanpa perubahan (Pruit, 2001). Di sekitar rumah peneliti sel surya digunakan dalam skala rumah tangga. Sel surya dipasang di atap rumah dengan hanya satu posisi yaitu menghadap ke arah atas. Posisi panel menghadap ke atas dan panel dianggap benda yang mempunyai permukaan rata maka panel akan mendapat radiasi matahari maksimum pada saat matahari tegak lurus dengan bidang panel. Pada saat arah matahari tidak tegak lurus dengan bidang panel atau membentuk sudut θ sehingga panel akan menerima radiasi lebih kecil dengan faktor cos θ. Menurunnya radiasi yang diterima oleh sel surya akan mengurangi energi listrik yang dikeluarkan oleh panel (Budi Yuwono, 2005).
Berdasarkan ilmu astronomi yang dipelajari peneliti, alam semesta dipenuhi oleh benda-benda langit diantaranya, bintang-bintang dan planet. Salah satu bintang tersebut adalah matahari. Matahari adalah salah satu benda langit seperti bola pijar yang tampak bergerak dari timur dan tenggelam di tengah warna kemerahan langit ufuk barat. Matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Matahari dan bintang-bintang di langit seakan akan menempel dikubah raksasa dan kubah itu berputar. Sebenarnya bintang-bintang tersebut tetap ditempatnya dan bumi yang bergerak. Bumi melakukan dua gerakan sekaligus yaitu berotasi dan berevolusi. Rotasi bumi adalah gerak bumi mengelilingi porosnya. Rotasi bumi telah mengakibatkan matahari dan bintang-bintang lainnya memiliki gerak semu harian, matahari tampak bergerak dari timur ke barat, dan pergantian siang dan malam. Sedangkan revolusi bumi adalah gerak bumi mengelilingi matahari. Akibat yang ditimbulkan oleh revolusi bumi diantaranya, pergantian musim, terjadinya perubahan lamanya siang dan malam, gerak semu tahunan matahari. Gerak semu harian dan tahunan matahari serta perubahan lamanya siang dan malam juga dipengaruhi tata koordinat langit yang meliputi tata koordinat ekuatorial dan tata koordinat ekliptika. Analisis posisi benda langit dilakukan untuk
22
menghitung waktu terbit dan tenggelam matahari diperlukan suatu alat analisis matematis yang disebut trigonometri bola (spherical trigonometry) (Chatief, 2014).
Dengan demikian, telah terjadi ketidakefektifan dan ketidakefisienan sel surya yang telah ada dipasaran. (lanjutkan latar belakang berikut)
Metode Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis
kualitatif, yang mencakup :
1. Perhitungan astronomis yang mencakup perhitungan busur siang, busur malam,
waktu matahari terbit, waktu matahari terbenam, tinggi matahari, jarak zenit,
deklinasi, dan jarak zenit.
2. Pembuatan desain alat yang menerapkan perhitungan pergerakan astronomis
matahari.
3. Perhitungan efektivitas sel surya statis dengan Celestial Solar Tracker.
Manfaat Penelitian
Dari data penelitian diatas terdapat manfaat yang dapat diambil, yaitu :
2. Secara teoritis
a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam ilmu Astrofisika dan
Teknik
b. Memberikan sumbangan akademik dalam penelitian mengenai analisis pergerakan
astronomis matahari pada berbagai posisi lintang, sel surya, perbandingan
23
efektifitas daya listrik sel surya yang memanfaatkan pergerakan astronomis
matahari dengan sel surya yang telah ada.
3. Secara Praktis
a. Memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai analisis pergerakan
astronomis matahari dibeberapa lintang, sel surya, perbandingan efektifitas daya
listrik sel surya yang memanfaatkan pergerakan astronomis matahari dengan sel
surya yang telah ada.
4. Untuk Penulis
a. Dapat memberikan tambahan wawasan peneliti tentang analisis pergerakan
astronomis matahari dibeberapa lintang, sel surya, perbandingan efektifitas daya
listrik sel surya yang memanfaatkan pergerakan astronomis matahari dengan sel
surya yang telah ada.
b. Melatih keterampilan, berpikir inovatif, kreatif, kepekaan terhadap lingkungan
sekitar, dan kecakapan peneliti dalam mengumpulkan informasi dan pemecahan
terhadap masalah.
24
Dewasa ini Terjadi kelangkaan energiManusia berlomba-lomba mencari sumber enegi alternatifMatahari adalah sumber energi terbesar di bumi
Banyak dikembangkan teknologi sel suryaNamun sel surya (Statis) yang ada saat ini dinilai kurang efektif
Sel surya hanya dapat menyerap energi maksimal matahari saat posisi matahari tegak lurus dengan sel surya statis Matahari memiliki gerak semu harian dan gerak semu tahunan
Peneliti ingin membuat alat yang bisa mengarahkan sel surya untuk mengikuti gerak semu matahari menggunakan konsep astronomi
Semakin banyak energi yang didapat
BAB IILANDASAN TEORI
Variabel Penelitian
Adapun variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
(berikan nama variabel di bawah ini)
1. Variabel... :
a.) Hour Angle Matahari
b.) Deklinasi Matahari
c.) Lintang pengguna sel surya
2. Variabel... :
a.) Sudut terima pancaran matahari dengan permukaan sel surya
3. Variabel... :
a.) Jumlah daya yang disimpan sel surya dan tingkat efektivitas sel
surya.
Kerangka Pikir
6
Gambar 2.15
Kerangka pikir penelitian
(Analisislah kerangka pikir di atas)
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, diantaranya:
1. Untuk mengetahui analisis perhitungan pergerakan astronomis matahari untuk
meningkatkan efektifitas sel surya.
2. Untuk mengetahui desain sel surya yang memanfaatkan analisis pergerakan astronomis
matahari untuk meningkatkan efektifitas sel surya.
Untuk mengetahui efektivitas Celestial Solar Tracker
Hipotesis
(Isi hipotesis berikut)
7
BAB III
METODE PENELITIAN
Batasan Masalah Penelitian
Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah:1. “Celestial Solar Tracker” yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sel
surya yang memanfaatkan pergerakan astronomis matahari. 2. Pada penelitian ini diasumsikan bahwa alat tersebut digunakan di tempat
yang cerah, tidak berawan. 3. Tingkat efektivitas yang dibandingkan yaitu total energi yang di serap
oleh sel surya dan output energi yang dihasilkan.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dimulai pada tanggal Mei 2015dan selesai pada tanggal 30 Juli 2015 yang meliputi analisis perhitungan pergerakan astronomis matahari, perencanaan konsep desain penelitian, dan mendesain alat. Timeline kegiatan penelitian yang telah dilakukandapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1. Timeline kegiatan penelitianNo. Tanggal Kegiatan Tempat
1. 19 Desember 2014 Pencarian Masalah Rumah Peneliti
2. 21 Desember 2015 Penemuan ide Edotel SMKN 4 Yogyakarta
3. 31 Januari 2015Diskusi #2 dengan
pembimbingDinas Dikpora DIY
4. 12 Maret 2015 Pemantapan ide penelitianRumah Peneliti,SMA N 1
Yogyakarta
5. 20 Maret 2015 Konsultasi dengan SMA N 1 Yogyakarta
8
pembimbing
6. 22 Maret 2015Konsultasi dengan
pembimbing 2SMA N 1 Yogyakarta
7. 1 April 2015 Mencari ReferensiPerpustakaan UNY dan
Perpustakaan UGM
8. 3 April 2015Pembuatan proposal
penelitianSMA N 1 Yogyakarta
9. Juli 2015 Konsultasi desain tahap I SMA N 1 Yogyakarta
10. Juli 2015
Mencari referensi, mengumpulkan data-data (lintang pengamat dibumi,
deklinasi, hour angle, pergerakan astronomis
Perpustakaan UGM, SMA N 1 Yogyakarta
11. Juli 2015
Pengolahan dan analisis data-data (lintang pengamat dibumi,
deklinasi, hour angle, pergerakan astronomis
SMA N 1 Yogyakarta
12. 29-30 Juli 2015 Analisis data Hotel Perwitasari
13. 30-31 Juli 2015 Menyimpulkan data Hotel Perwitasari
Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat 3 langkah penelitian yang dilakukan guna
menentukan desain penelitian yang baik. Ketiga langkah penelitian
tersebut adalah:
1. Menganalisis gerak matahari di tiap lokasi menggunakan perhitungan
astronomis.
a. Menentukan perhitungan astronomis yang dibutuhkan
Dari konsep bola langit dalam ilmu astronomi, peneliti mendapatkan
data-data yang harus dikumpulkan guna memperoleh data yang
dibutuhkan.
9
Membaca buku-buku astronomi dan rumus-
rumus bola langit
Menemukan konsep bola langit (astronomi
bola)
Mendapat data-data yang menunjang
penelitian
Menentukan perhitungan astronomis yang
dibutuhkan
Penghitungan gerak semu matahari dengan
konsep bola langit
Menganalisis data gerak semu matahari
Menemukan faktor yang mempengaruhi gerak semu matahari
di setiap daerah
Gambar 3.1 Penentuan perhitungan astronomis
Data-data yang dibutuhkan peneliti untuk dapat merancang alat tersebut adalah HA
(Hour Angle) matahari, deklinasi, lintang.
b. Menganalisis gerak semu matahari
Gerak semu matahari dibagi menjadi 2 yaitu, gerak semu tahunan dan gerak semu
harian. Kedua gerak matahari tersebut dpat dihitung menggunakan konsep bola langit
(astronomi bola). Peneliti melakukan penghitungan dan analasis data gerak semu
matahari yang telah dihitung menggunakan konsep bola langit. Faktor yang
mempengaruhi gerak semu matahari dalam konsep bola langit adalah lintang pengamat,
deklinasi matahari/musim di suatu dareah, dan waktu jam bintang.
Gambar 3.2 Analisis dan penghitungan gerak semu matahari
2. Merancang desain sel surya yang efektif untuk dapat menyerap energi matahari 10
Konsep dan data-data perhitungan
astronomis pergerakan matahari
Pembuatan desain alat
Deklinasi
HA
HA
Lintang
Sel Surya
a. Membuat rancangan desain alat yang efektif untuk dapat menyerap energi matahari.
Setelah peneliti mendapatkan konsep dan data-data dari perhitungan astronomi yang telah
dilakukan, peneliti mencoba untuk membuat desain alat. Peneliti membuat desain dengan
beberapa kali konsultasi dengan pembimbing.
Gambar 3. 3 Perancangan Desain Alat
3. Desain Alat
Setelah melakukan analisis perhitungan astronomis, peneliti akhirnya menentukan desain alat
yang baik dan efektif. Berikut adalah desain alat yang telah peneliti buat,
Gambar 3.4. Desain Celestial Solar Tracker
11
LAMPIRAN
A. Riwayat Hidup
1. Nama : Merlyna Zein
Tempat dan tanggal lahir : -
Sekolah : SMA Negeri 1 Yogyakarta
E-mail :-
No handphone : -
Motto hidup : “Hidup untuk Yang Maha Hidup”
2. Nama : Rifka Nur Annisa
Tempat dan tanggal lahir : -
Sekolah : SMA Negeri 1 Yogyakarta
E-mail : -
No handphone : -
Motto hidup : “Keep moving forward”
12
DAFTAR PUSTAKA
Kusnadi. 2014. Makalah-Teknologi Sel Surya Fotovoltaik. dapat diaskses di
https://www.scribd.com/doc/243937972/Makalah-Teknologi-Sel-Surya-Fotovoltaik diakses
pada tanggal 12 April 2015
https://ahmadsuyanto67.files.wordpress.com/2012/03/5-bola-langit.docxdiakses pada tanggal 12
April 2015
http://repository.unand.ac.id/21458/3/bab%201.pdf diakses pada tanggal 12 April 2015
Panel Surya Indonesia. Prinsip Kerja Energi Surya. http://panelsuryaindonesia.com/konsep-panel-
surya/24-prinsip-kerja-energi-surya diakses pada tanggal 12 April 2015
Soegiartini, Endang.tahun .Bahan Presentasi Materi Astronomi. Bandung : Departemen Astronomi
Bandung:ITB diakses pada tanggal 29 Juli 2015
Meydianto P. 2012. Aplikasi Power Window Dan Central Door Lock Pada Mobil Mitsubishi Colt
T-120 Tahun.Universitas Negeri Yogyakarta diakses pada tanggal 1 Juli 2015
Putra, Adhe Anggriawan. 2010. Tugas Teknik Permesinan Kapal I Semester Gasal 2010/2011
Reduction Gear.Surabaya:Teknik Sistem Perkapalan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
diakses pada tanggal 31 Juli 2015
13
Anon. Air Mass. dapat diakses di
https://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/energi-surya/ diakses pada
tanggal 5 Agustus 2015
Zainuri, Achmad.2011. Elemen Mesin III. Mataram :Teknik Mesin Universitas Mataram diakses pada tanggal 5 Agustus 2015
Jenny Nelson. 2003. The Physic Of Solar Cell. London: Immperial College Pres diakss pada
tangggal 8 Agutus 2015
Drs. Koesdiono. 2002. Ilmu ukur segitiga bola. Bandung : Institut Teknologi bandung diakses pada tanggal 5 Agustus 2015
14