5
 MODUL PRAKTIKUM KERANGKA DASAR HORISONTAL DAN KERANGKA DASAR VERTIKAL MATERI : WATERPASS MEMANJANG MELINTANG A. Tujuan Percobaan  T ujuan dari praktikum ini adalah mengetahui ketinggian dari titiktitik !ang dile"atin!a dan #ia$an!a diperlukan $e#agai kerang ka %ertikal #ag i $uatu daerah pemet aan. &a$i l akhi r pek erj aan ini adalah d ata ketinggian dari titiktitik !ang ditempati 'leh ram#u ukur $epanjang jalur pengukuran !ang #er$angkutan. B. Peralatan Percobaan (. W aterp a$$ ( #uah ). P at'k* pa$ak + #uah ,. P a!ung ( #uah -. Ram#u ( #uah . Stati /*tr ip'd ( #uah 0. Met eran ( #uah . T eor! Waterpa$$ adalah alat untuk mengukur #eda tinggi antara dua titik. Penentuan $eli$ih tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga 1ara penempatan alat pen!ipat datar ter gantung pada keadaan lapangan.  Jikalau jarak antara dua titik !ang haru$ ditentukan $eli$ih tinggin!a mempun!ai jarak !ang terlalu panjang2 $ehingga ram#u ukur tidak dapat dilih at denga n jela$ mak a jara k ter$e #ut dapat di#ag i menj adi jarak antara !ang le#ih ke1il. 3ntuk menentukan tinggi permuk aan #umi dapat dilihat dari $uatu #idang re/eren$i2 !aitu #idang !ang ketinggian n!a dianggap n'l. 4eda ketinggian diata$ permukaan #umi dapat ditentukan dengan #er#agai 1ara2 antara lain : (. Sip at datar 5Sp iri t le% ell ing6.

KDH+KDV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asd

Citation preview

MODUL PRAKTIKUMKERANGKA DASAR HORISONTAL DAN KERANGKA DASAR VERTIKALMATERI : WATERPASS MEMANJANG MELINTANG A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui ketinggian dari titik-titik yang dilewatinya dan biasanya diperlukan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan. Hasil akhir pekerjaan ini adalah data ketinggian dari titik-titik yang ditempati oleh rambu ukur sepanjang jalur pengukuran yang bersangkutan. B. Peralatan Percobaan

1. Waterpass 1 buah

2. Patok/pasak 9 buah

3. Payung 1 buah

4. Rambu 1 buah

5. Statif/tripod 1 buah

6. Meteran 1 buahC. Teori Waterpass adalah alat untuk mengukur beda tinggi antara dua titik. Penentuan selisih tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga cara penempatan alat penyipat datar tergantung pada keadaan lapangan. Jikalau jarak antara dua titik yang harus ditentukan selisih tingginya mempunyai jarak yang terlalu panjang, sehingga rambu ukur tidak dapat dilihat dengan jelas maka jarak tersebut dapat dibagi menjadi jarak antara yang lebih kecil.

Untuk menentukan tinggi permukaan bumi dapat dilihat dari suatu bidang referensi, yaitu bidang yang ketinggiannya dianggap nol. Beda ketinggian diatas permukaan bumi dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain :

1. Sipat datar(Spirit levelling).

2. Takhimetrik(tachymetric levelling).

3. Trigonometrik( trigonometric levelling)kecil.

4. Barometrik(barometric levelling).

Sipat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua titik di permukaan tanah, yang biasa digunakan dalam pembuatan jalan maupun pembangunan. Sebuah bidang datar acuan, atau datum, ditetapkan dan elevasi diukur terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang ditentukan dikurangkan dari atau ditambah dengan nilai yag ditetapkan tersebut, dan hasilnya adalah elevasi titik-titik tadi.

Saat digunakan, awalnya alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah rambu yang berdiri vertical. Beda tinggi antara kedua titik dapat dicari dengan menggunakan pengurangan antara bacaan muka dan bacaan belakang.

Rumus beda tinggi antara dua titik :

Keterangan : BT = beda tinggi

BTA = bacaan benang tengah A

BTB = bacaan benang tengah B

Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik, diperlukan dulu pembacaan benang tengah titik tersebut, dengan menggunakan rumus :

Keterangan : BT = bacaan benang tengah

BA = bacaan banang atas

BB = bacaan benang bawah

Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan : d = jarak datar optis

BA = bacaan benang atas

BB = bacaan benang bawah

100 = konstanta Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain : 1. Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.

2. Merencanakan proyek-proyek konsruksi menurut evaluasi terencana.

3. Menghitung volume pekerjaan tanah.

4. Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.

5. Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.Ada beberapa persyaratan pada pemakaian alat penyipat datar/ waterpass antara lain :

1. Syarat dinamis: sumbu I vertikal

2. Syarat statis

Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo

Garis arah nivo tegak lurus sumbu I (sumbu vertikal)

Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu ID. Prosedur Percobaan 1. Membuat sketsa titik-titik pada daerah yang akan diukur ketinggiannya lalu meletakkan patok pada titik-titik tersebut, sebagai berikut:

2. Memasang statif dan theodolit di titik A patok pada titik A harus terlihat dari lup central point pada theodolit.

3. Mengatur nivo pada theodolit sehingga gelembung nivo berada tepat di tengah.

4. Mengatur sudut vertikal 9000000 dan sudut horizontal 0000000 kemudian membidik titik 1 dan meletakkan rambu pada titik 1. Membaca batas atas, tengah, dan bawah yang terlihat dari theodolit.

5. Memutar sudut vertikal menjadi 27000000 dan sudut horizontal sebesar 18000000 lalu melakukan pembidikan terhadap titik 2 dan mencatat hasil yang terbaca.

6. Memutar sudut horizontal sebesar 9000000 kemudian bidik sebuah titik di kiri titik A, mencatat hasil bidikan yang terukur.

7. Memutar sudut vertikal sebesar 27000000 dan sudut horizontal sebesar 18000000 lalu membidik sebuah titik di sisi kanan titik A, mencatat hasil bidikan yang terukur.

8. Mengukur tinggi alat di titik A.

9. Mengulangi langkah 2-9 untuk titik B, C, dan D serta dilanjutkan dengan mengulangi

10. kembali untuk titik C, B, dan A (metode pulang).