Upload
febriandi-hasibuan
View
205
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
1
Kemagnetan
1. Magnet dan Medan Magnet
Sifat kemagnetan telah dikenal ribuan tahun yang lalu ketika ditemukan sejenis batu
yang dapat menarik besi, baja atau campuran logam lainnya. Telah dibuktikan pula
bahwa arus listrik dapat menimbulkan medan magnet di sekitar arus listrik
tersebut.
Sebuah magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub
utara dan kutub selatan. Jika suatu kutub utara
didekatkan ke kutub utara magnet kedua, gaya
akan tolak menolak. Dengan cara yang sama, jika
dua kutub selatan didekatkan, gaya bersifat tolak
menolak. Tetapi ketika kutub utara didekatkan
dengan ke kutub selatan, gaya akan tarik menarik.
Hasil ini ditunjukkan pada gambar 1.
Satu perbedaan penting antara kutub magnet dan
muatan listrik, yaitu muatan listrik positif atau
negatif dapat dipisahkan dengan mudah.
Gambar 1 Kutub-kutub magnet
yang sama saling tolak-menolak;
yang tidak sama saling tarik-
menarik
Tetapi pemisahan suatu kutub magnet tampaknya mustahil. Jika suatu batang
magnet dipotong dua, kita tidak mendapatkan kutub utara dan selatan yang
terpisah. Melainkan akan dihasilkan dua magnet yang baru ( gambar 2).
Gambar 2 Jika batang magnet dibagi dua akan dihasilkan dua magnet yang baru
Arah garis-garis medan magnet bergerak dari utara menuju ke selatan. Dalam fisika
medan magnet dinyatakan dengan simbol B yang merupakan vektor.
2
Kemagnetan
Gambar 3 Medan Magnet
2. Arus listrik menghasilkan kemagnetan
Pada tahun 1820, Hans Christian Oersted (1777-1851) menemukan bahwa ketika
jarum kompas di letakkan di dekat kawat listrik, jarum menyimpang saat kawat
dihubungkan ke baterai dan arus mengalir.
Gambar 4 Penyimpangan jarum kompas di dekat kawat yang membawa arus
Dari kejadian tersebut Oersted menyimpulkan bahwa arus listrik menghasilkan
medan magnet. Untuk mempermudah mengingat arah garis-garis medan kita bisa
menggunakan kaidah tangan kanan. Caranya adalah sebagai genggam kawat
tersebut dengan tangan kanan sehingga ibu jari menunjuk arah arus (positif)
B B
3
Kemagnetan
konvensional. Kemudian jari-jari lain akan melingkari kawat dengan dengan arah
medan magnet.
Gambar 5 Kaidah tangan kanan untuk menentukan arah relatif medan magnet terhadap arus
3. Gaya pada arus listrik di medan magnet
Pada subbab sebelumnya, kita ketahui bahwa arus listrik memberikan gaya pada
magnet, seperti jarum kompas. Dengan hukum ketiga Newton, kita dapat
mengharapkan sebaliknya yaitu magnet memberikan gaya pada kawat pembawa
arus. Oersted telah membuktikan hal ini untuk pertama kalinya.
Misalkan ada sebuah kawat yang lurus diletakkan antara kutub-kutub magnet
sepatu kuda. Kemudian kawat tersebut dialirkan arus yang berasal dari baterai.
Maka yang terjadi gaya yang diberikan pada kawat tegak lurus terhadap garis medan
magnet dan arus.
Gambar 6 Gaya pada kawat yang membawa arus yang diletakkan pada medan magnet B
4
Kemagnetan
Untuk membantu mengingat susunan, kita juga bisa menggunakan kaidah tangan
kanan.
Gambar 7 Gaya pada kawat yang membawa
arus yang diletakkan pada medan magnet B
Dalam fisika gaya pada arus tersebut disebut dengan gaya Lorentz. Kita dapat
menghitung besar gaya Lorentz dengan rumus :
𝐹 = 𝐵𝐼𝑙 sin 𝜃
Dimana :
B = Kuat medan magnet (tesla =Wb/m2)
I = Kuat Arus (Ampere)
𝑙 = panjang kawat (m)
𝜃 = sudut antara B dan I
1. Sebuah kawat yang membawa arus 30 A memiliki panjang 𝑙 = 12 cm antara
muka kutub magnet dengan sudut 𝜃 = 60°. Medan magnet hampir seragam pada
0,90 T. Kita abaikan medan di luar potongan kutub. Berapa gaya pada kawat?
Penyelesaian :
𝐹 = 𝐵𝐼𝑙 sin 𝜃
= 30 𝐴 0,12 𝑚 0,90 𝑇 = 2,8 𝑁
2. Sebuah kawat penghantar panjangnya 0,6 m diletakkan di dalam medan magnet
homogen B dan membentuk sudut 30°. Jika gaya magnet yang dialami kawat sebesar 6. 10-5 N dan arus yang mengalir 5 A, berapah kuat medan magnetnya?
Penyelesaian :
𝐵 =𝐹
𝐼𝑙 sin 𝜃=
6. 10−5 𝑁
5 𝐴 0,6 𝑚 (sin 30°)= 4. 105 𝑇
Contoh Soal
5
Kemagnetan
4. Gaya pada muatan listrik yang bergerak di medan magnet
Sebuah benda bermuatan listrik yang bergerak dalam medan magnetik juga akan
mengalami gaya magnetik. Besarnya gaya magnetik yang dialami oleh benda
bermuatan listrik dinyatakan :
𝐹 = 𝐵𝐼𝑙 sin 𝜃
𝐹 = 𝐵𝑞
𝑡𝑙 sin 𝜃
𝐹 = 𝐵𝑞𝑙
𝑡sin 𝜃
𝐹 = 𝐵𝑞𝑣 sin 𝜃
dengan :
F = gaya magnetik (N)
B = induksi magnetik (T)
q = besarnya muatan listrik (C)
v = kecepatan muatan listrik (m/s)
𝜃 = sudut yang dibentuk oleh arah I dan v
Apabila benda bermuatan listrik memasuki medan magnet
dengan arah tegak lurus medan magnet, maka benda
bermuatan listrik tersebut akan bergerak dalam medan
dengan lintasan yang berbentuk lingkaran. Hal tersebut
dikarenakan gaya magnetik yang timbul akan berfungsi
sebagai gaya sentri petal (Fs). Besarnya jari-jari lintasan
yang ditempuh oleh muatan listrik dapat dihitung sebagai
berikut :
𝐹 = 𝐵𝑞𝑣
𝐹𝑠 = 𝑚𝑣2
𝑟
𝐵𝑞𝑣 = 𝑚𝑣2
𝑟
𝑟 =𝑚𝑣
𝐵𝑞
Gambar 8 Gaya pada
kawat yang membawa
arus yang diletakkan
pada medan magnet B
6
Kemagnetan
dengan:
r = jari-jari lintasan muatan listrik (m)
m = massa benda bermuatan listrik (kg)
v = kecepatan benda bermuatan listrik (m/s)
B = induksi magnet (Tesla)
q = muatan listrik benda ( c )
1. Sebuah partikel bermuatan sebesar 5.10-5 C bergerak dalam medan magnet 0,5 Wb/m2 dengan kecepatan 2.104 m/s. Tentukan besar gaya magnetik yang dialami
partikel tersebut jika arah geraknya membentuk sudut 30° terhadap medan
magnet !
Penyelesaian :
𝐹 = 𝐵𝑞𝑣 sin 𝜃
= 5. 10−1. 5. 10−5. 2. 104 . sin 30
= 5. 101 .1
2
= 0,25 N Jadi besarnya gaya yang dialami partikel adalah 0,25 N
2. Sebuah elektron berotasi dengan medan magnet homogen sebesar 0,4 T.
Berapakah besar kecepatan sudut yang dialami elektron tersebut?
Penyelesaian:
𝐵𝑞 = 𝑚𝑣
𝑟
𝐵𝑞 = 𝑚𝜔
𝜔 =𝐵𝑞
𝑚
=0,2.1,6. 10−19
9,1. 10−31
= 0,0352. 1012
= 3,52. 1010 𝑟𝑎𝑑/𝑠
5. Medan magnet yang disebabkan oleh kawat lurus
Jika medan magnet B pada titik di dekat kawat lurus yang panjangnya berbanding
lurus dengan arus I pada kawat maka jarak r terhadap kawat berbanding terbalik.
𝐵 ∝𝐼
𝑟
Contoh Soal
7
Kemagnetan
Konstanta pembanding dinyatakan sebagai 𝜇0/2𝜋, dengan demikian,
𝐵 =𝜇0𝐼
2𝜋𝑟
Nilai konstanta 𝜇0 yang disebut permeabilitas ruang hampa adalah
𝜇0 = 4𝜋 × 10−7 𝑚/𝐴
1. Kawat listrik vertikal di dinding sebuah gedung membawa arus dc sebesar 25 A
ke atas. Berapa medan magnet pada titik 10 cm di utara kawat ini?
Penyelesaian:
𝐵 =𝜇0𝐼
2𝜋𝑟=
4𝜋 × 10−7T.mA (25 A)
2𝜋 (0,10 𝑚)= 5,0 × 10−5 𝑇
6. Gaya antara dua kawat paralel
Gaya magnet juga dialami oleh dua buah kawat sejajar yang saling berdekatan yang
beraliran arus listrik. Timbulnya gaya pada masing-masing kawat dapat dianggap
bahwa kawat pertama berada dalam medan magnetik yang ditimbulkan oleh kawat
kedua dan sebaliknya kawat kedua berada dalam medan magnetik yang ditimbulkan
oleh kawat pertama.
Contoh Soal
I
10 cm
E
(ke luar)
Gambar 9 Garis-garis medan magnet di sekitar kawat lurus panjang yang
membawa arus listrik I
8
Kemagnetan
Arah gaya magnetik yang terjadi pada kedua kawat dapat dilihat pada Gambar 9.
Apabila arah arus pada kawat itu searah maka pada kedua kawat akan terjadi gaya
tarik-menarik dan sebaliknya jika arah arus pada kedua kawat berlawanan, maka
akan tolak-menolak. Gaya tarik menarik atau gaya tolakmenolak pada kedua kawat
merupakan akibat adanya gaya magnet pada kedua kawat tersebut.
Besarnya gaya magnet pada masing-masing kawat dapat dinyatakan
𝐹 = 𝐵1𝐼2𝑙 sin 𝜃 atau 𝐹 = 𝐵2𝐼1𝑙 sin 𝜃
Karena arah B dan I saling tegak lurus maka:
𝐹 = 𝐵1𝐼2𝑙 atau 𝐹 = 𝐵2𝐼1𝑙
dengan:
F = gaya pada kawat (N)
I1 = arus listrik pada kawat 1
I2 = arus listrik pada kawat 2
B1 = induksi yang ditimbulkan oleh kawat 1
B2 = induksi yang ditimbulkan oleh kawat 2
𝑙 = panjang kawat penghantar
Pada materi sebelumnya telah dihitung bahwa besarnya induksi magnet di sekitar
kawat lurus berarus listrik adalah :
Garis medan
karena I2
Garis medan
karena I1
Gambar 10 Arah gaya magnetik di antara dua kawat sejajar berarus
9
Kemagnetan
𝐵 =𝜇0𝐼
2𝜋𝑟 maka nilai 𝐵1 =
𝜇0𝐼1
2𝜋𝑟 dan 𝐵2 =
𝜇0𝐼2
2𝜋𝑟
Jika harga ini dimasukkan ke dalam nilai F, menjadi
𝐹 =𝜇0𝐼1𝐼2𝑙
2𝜋𝑟
Gaya magnetik di antara dua kawat sejajar sering dinyatakan sebagai gaya
persatuan panjang yaitu:
𝐹
𝑙=
𝜇0𝐼1𝐼2
2𝜋𝑟
dengan r adalah jarak kedua kawat tersebut.
1. Dua buah kawat panjang sejajar terpisah pada jarak 10 cm, masing-masing dialiri
arus sebesar 10 A dan 20 A, tentukan besar gaya magnetik per satuan panjang
yang bekerja pada kawat !
Penyelesaian: 𝐹
𝑙=
𝜇0𝐼1𝐼2
2𝜋𝑟
= 4𝜋. 10−7. 10.20
2𝜋. 10−1
= 4. 10−4N
7. Hukum Ampere
Jika ada sebuah kawat berarus yang dikelilingi lintasan sembarang dengan panjang
tiap segmen lintasan sebesar ∆𝑙, maka menurut hukum ampere hasilnya akan sama
dengan 𝜇0 dikalikan arus total I yang
melewati permukaan yang dilingkupi
oleh lintasan tersebut atau dapat ditulis
secara matematis sebagai
𝐵∥∆𝑙 = 𝜇0𝐼
Simbol berarti “jumlah dari” dan 𝐵∥
berarti komponen B yang paralel
terhadap ∆𝑙 tersebut.
Contoh Soal
∆𝑙
Gambar 11 Lintasan sembarang yang
mengelilingi arus
10
Kemagnetan
Hukum ampere ini juga dapat digunakan untuk menghitung induksi magnet pada
solenoida. Solenoida adalah kumparan yang panjang dimana kumparan lebih kecil
dibandingkan dengan panjang kumparan, jarak antara lilitan yang satu dengan yang
lainnya sangat rapat dan biasanya terdiri dari satu lapisan atau lebih.
Untuk menghitung besar medan magnet dalam solenoida kita dapat menggunakan
rumus :
𝐵𝑙 = 𝜇0𝑁𝐼
Jika kita tentukan n = N/l merupakan jumlah loop per satuan panjang, maka
𝐵 = 𝜇0𝑛𝐼
dengan :
N = jumlah lilitan kawat
l = panjang kawat (m)
1. Sebuah solenoida yang panjangnya 50 cm memiliki 2000 lilitan, dialiri arus
sebesar 4 ampere. Hitunglah induksi magnet di ujung solenoida!
Penyelesaian:
𝑛 =𝑁
𝑙=
2. 103
5. 10−1= 4. 103 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛/𝑚
𝐵 =1
2𝜇0𝐼𝑛
=1
24𝜋. 10−7. 4.4. 103
= 32𝜋. 10−4T
2. Dari soal nomor 1, hitunglah induksi magnet di tengah-tengah solenoida !
Gambar 12 Medan magnet yang disebabkan oleh beberapa
lingkaran solenoida
Contoh Soal
11
Kemagnetan
Penyelesaian :
𝐵 = 𝜇0𝐼𝑛
= 4𝜋. 10−74.4. 103
= 64𝜋. 10−4 T
8. Torsi pada loop arus; momen magnet
Suatu arus listrik mengalir pada loop kawat tertutup yang diletakkan dalam medan
magnet ( Gambar 13 ). Pada loop berarus tersbut bekerja momen gaya atau torsi
magnet untuk memutar loop.
i
F1
b
F2
i
B
a
Gaya pada sisi yang segaris dengan medan magnet B bernilai nol, sedangkan sisi
yang tegak lurus dengan B besarnya sama. F1 = F2 = i b B dengan arah yang
berlawanan dan terpisah pada jarak a. Momen tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut :
iAB
Biab
.
A = luas loop
Jika A dan B membentuk Sudut ( Gambar 14 ), maka momen kopel yang bekerja
pada loop berarus adalah :
BxAi
Vektor Ai
disebut momen ( dipole) magnetik atau dilambangkan dengan ,dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai beikut :
Gambar 13 Loop berarus dalam medan magnet
12
Kemagnetan
Ai
Dari persamaan di atas, diperoleh persamaan :
Bx
F1
B
F2
1. Kumparan kawat melingkar mempunyai diameter 20, 0 cm dan terdiri dari 10
loop (lilitan). Arus pada setiap loop sebesar 3,00 A dan kumparan diletakkan
pada medan magnet 2,00 T. Tentukan torsi maksimum dan minimum yang
diberikan pada kumparan oleh medan.
Penyelesaian:
𝐴 = 𝜋𝑟2 = 𝜋(0,100 𝑚)2 = 3,14 × 10−2 𝑚2
Torsi maksimum terjadi ketika permukaan kumparan paralel terhadap medan
magnet, sehingga 𝜃 = 90° (gambar 14) dan sin 𝜃 = 1
𝜏 = 𝑁𝐼𝐴𝐵 sin 𝜃 = 10 3,00 𝐴 3,14 × 10−2𝑚2 2,00 𝑇 1
= 1,88 N. m
Torsi minimum terjadi jika sin 𝜃 = 0, dimana 𝜃 = 0°, dan kemudian 𝜏=0
Gambar 14 Kawat segiempat berarus bersudut terhadap B
Contoh Soal