15
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariah (hukum) Islam. Menurut Schaik (2001), Bank Islam adalah sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi risiko sebagai metode utama, dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan yang ditentukan sebelumnya. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Berbanding terbalik dengan bank syariah yang justru mampu bertahan dari krisis tersebut dan menunjukan kinerja yang meningkat. Hal inilah yang mendorong mulai dilirik sistem ekonomi syariah sebagai salah satu alternatif bagi sistem ekonomi Indonesia. Apabila ekonomi syariah diterapkan secara maksimal didukung oleh instrumen keuangan dan produk- produk hukum yang menaunginya, maka diharapkan ekonomi syariah akan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang kuat secara ekonomi dan berbasis kerakyatan. Untuk itu sangat dibutuhkan peran serta seluruh elemen masyarakat mulai dari pemerintah maupun masyarakat sebagai pelaku dan user.

keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank syariah atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari

perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariah (hukum)

Islam. Menurut Schaik (2001), Bank Islam adalah sebuah bentuk dari bank

modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad

pertama Islam, menggunakan konsep berbagi risiko sebagai metode utama, dan

meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan yang ditentukan

sebelumnya.

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur

keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat krisis moneter 1998 dan krisis

keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional

dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Berbanding

terbalik dengan bank syariah yang justru mampu bertahan dari krisis tersebut dan

menunjukan kinerja yang meningkat.

Hal inilah yang mendorong mulai dilirik sistem ekonomi syariah sebagai

salah satu alternatif bagi sistem ekonomi Indonesia. Apabila ekonomi syariah

diterapkan secara maksimal didukung oleh instrumen keuangan dan produk-

produk hukum yang menaunginya, maka diharapkan ekonomi syariah akan

mampu membawa Indonesia menjadi negara yang kuat secara ekonomi dan

berbasis kerakyatan. Untuk itu sangat dibutuhkan peran serta seluruh elemen

masyarakat mulai dari pemerintah maupun masyarakat sebagai pelaku dan user.

Page 2: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

2

Berdasarkan hasil kajian Tim BEINEWS (2004) menunjukkan bahwa ada

lima faktor yang memicu perkembangan perbankan syariah di Indonesia,

sekaligus menjadi pembeda antara perbankan syariah dan perbankan

konvensional, yaitu: (1) market yang dianggap luas ternyata belum digarap secara

maksimal dimana bank syariah tidak hanya dikhususkan untuk orang muslim

karena di sejumlah bank terdapat nasabah nonmuslim, (2) sistem bagi hasil

terbukti lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem bunga yang dianut

bank konvensional (review pada waktu krisis ekonomi-moneter), (3) return yang

diberikan kepada nasabah pemilik dana bank syariah lebih besar daripada bunga

deposito bank konvesional, (4) bank syariah tidak memberikan pinjaman dalam

bentuk uang tunai, tetapi bekerja sama atas dasar kemitraan, seperti prinsip bagi

hasil (mudharabah), prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli

(murabahah), serta prinsip sewa (ijarah), (5) prinsip laba bagi bank syariah bukan

satu-satunya tujuan karena bank syariah mengupayakan bagaimana memanfaatkan

sumber dana yang ada untuk membangun kesejahteraan masyarakat.

Dukungan pemerintah dalam perkembangan perbankan syariah ditandai

dengan adanya UU No 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Nasional

dan UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, adanya Deputi Gubernur

Bank Indonesia Bidang Perbankan Syariah, dan juga adanya Forum Komunikasi

Ekonomi Syariah, Masyarakat Ekonomi Syariah dan penyelenggaraan berbagai

festival ekonomi syariah yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai

otoritas moneter di Indonesia. Dengan adanya dukungan pemerintah, maka

diharapkan pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki

landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara

Page 3: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

3

lebih cepat lagi. Indikator utama perbankan syariah sampai dengan bulan

November 2008 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Indikator Utama Perbankan Syariah Tahun 2004-2008 (dalam Milyar Rp) Indikator 2004 2005 2006 2007 2008

Aset (Rp) 15.210 20.880 26.722 33.013 47.179

Pembiayaan yang Diberikan (Rp) 14.793 20.222 25.927 32.304 38.529

Dana Pihak Ketiga (Rp) 12.914 17.296 22.337 27.948 34.422

Financing to Deposit Ratio (%) 114.55 116.91 116.07 116.66 111.93

Sumber: Bank Indonesia, 2008

Berdasarkan Tabel 1, kinerja perbankan syariah dari Tahun 2004-2008

mengalami pertumbuhan, beberapa indikator mengalami peningkatan yakni asset

sebesar 19-27%, dana pihak ketiga (DPK) sebesar 19-26% maupun pembiayaan

sebesar 15-25%. Dengan adanya peningkatan tersebut pangsa perbankan syariah

terhadap bank umum posisi November 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pangsa Perbankan Syariah terhadap Total Bank Tahun 2008 (dalam Milyar Rp)

Keterangan Bank Syariah

Total Bank Nominal Pangsa

Pasar (%) Aset (Rp) 47.179 2.05 2.303.362

Pembiayaan yang Diberikan (Rp) 38.529 2.02 1.707.876

Dana Pihak Ketiga (Rp) 34.422 2.91 1.325.323

Financing to Deposit Ratio (%) 111.93 77.60 Sumber: Bank Indonesia, 2008

Berdasarkan Tabel 2, pangsa perbankan syariah meningkat jika

dibandingkan dengan Tahun 2007 yaitu aset meningkat 0.29% dari Rp.33.013,00

menjadi Rp.47.179,00, DPK meningkat 0.13% dari Rp.32.304,00 menjadi

Rp.38.529,00 dan pembiayaan meningkat 0.15% dari Rp.27.948,00 menjadi

Page 4: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

4

Rp.34.422,00. Perbankan syariah juga memiliki FDR>110% dan NPF<5% yang

berarti bank syariah tergolong bank yang dinilai sehat. Melihat kinerja dan potensi

seperti yang telah dikemukakan diatas, maka perbankan syariah masih memiliki

peluang untuk berkembang di dunia perbankan Indonesia.

Bank Muamalat Indonesia adalah bank umum pertama di Indonesia yang

menerapkan prinsip Syariah Islam dalam menjalankan sistem operasionalnya.

Didirikan pada Tahun 1991, yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia

(MUI) dan Pemerintah Indonesia. Bank Muamalat Indonesia (BMI) mulai

beroperasi pada Tahun 1992 yang didukung oleh cendekiawan muslim dan

pengusaha, serta masyarakat luas.

Pada tahun 2008, saat krisis global melanda seluruh dunia, Bank

Muamalat telah menunjukkan kinerja positif. Profit per Desember 2008 mencapai

300 milyar atau meningkat 42% dibanding Tahun 2007. Pertumbuhan laba

tersebut juga diikuti pertumbuhan aset sebesar 20% atau meningkat dari Rp. 10.57

Trilliun pada Tahun 2007 menjadi Rp. 12.67 Trilliun pada Tahun 2008. Selain itu,

Muamalat juga menunjukkan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 16% dari

Rp. 8.69 Trilliun pada Tahun 2007 menjadi Rp. 10.07 Trilliun pada Tahun 2008.

Pertumbuhan tersebut juga dialami oleh pertumbuhan penyaluran

pembiayaan sebesar 22% dari Rp. 8.62 Trilliun di 2007 menjadi Rp. 10.48

Trilliun di Tahun 2008. Hal yang menarik adalah pertumbuhan pembiayaan

tersebut diikuti dengan peningkatan dukungan kepada sektor riil dengan rasio

FDR (Financing to Deposit Ratio) 104% namun dengan rasio pembiayaan

bermasalah (Non Performing Financing-NPF) yang masih terjaga di level 3.8%.

Page 5: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

5

Hal ini menunjukkan Bank Muamalat telah mampu menjaga arus lalu lintas

pendanaan dan pembiayaan dengan baik khususnya pada sektor rill.

Sebagai pelopor bank syariah di Indonesia, Bank Muamalat terdorong

untuk selalu tampil terdepan dalam memperjuangkan ekonomi syariah yang

dipercaya mampu mengentaskan masalah kemiskinan serta meningkatkan

stabilitas ekonomi Indonesia. Bank Muamalat juga terus berupaya melakukan

berbagai langkah terobosan dan inovasi, serta ekspansi bisnis perbankan syariah

melalui penambahan jumlah cabang di berbagai pelosok tanah air, agar dapat

menjadi role model bagi Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di tanah air dan juga

dunia

Pada akhir Tahun 2006, Bank Muamalat membuka salah satu cabang di

Nusa Tenggara Timur tepatnya di Kota Kupang dan menjadi bank syariah pertama

yang didirikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pembukaan kantor cabang ini

untuk memenuhi permintaan pasar di daerah tersebut, selain itu pembukaan Bank

Muamalat cabang Kupang juga didasari adanya optimisme para pengelola Bank

Muamalat terhadap potensi Nusa Tenggara Timur khususnya Kota Kupang yang

besar.

Secara khusus, Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam beberapa tahun ini

menunjukkan peningkatan kinerja yang menggembirakan baik dalam

pertumbuhan industri, perdagangan, konstruksi, pertanian dan jasa. Produk

Domestik Regional Bruto PDRB Nusa Tenggara Timur (NTT) pada triwulan III

Tahun 2008 mencapai 4.65%. Pada triwulan ini, terdapat tiga sektor yang

mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni sektor jasa sebesar 1.26%, perdagangan,

hotel dan restoran sebesar 7.58%, serta lembaga keuangan dan jasa perusahaan

Page 6: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

6

sebesar 6,20%. Kinerja perbankan di NTT sampai dengan triwulan III-2008,

masih mampu menunjukkan perkembangan positif. Beberapa indikator utama

yang menjadi acuan kinerja perbankan meningkat (posisi September 2008).

Perkembangan indikator perbankan dapat dilihat pada Gambar 1.

Sumber: Bank Indonesia, 2008

Gambar 1. Grafik Perkembangan Indikator Perbankan NTT Tahun 2006-2008

Berdasarkan Gambar 1 di atas, indikator perbankan NTT mengalami

peningkatan baik aset, dana pihak ketiga (DPK), maupun penyaluran kredit

dengan peningkatan rata-rata masing-masing sebesar 4.49%, 3.75% dan 7.30%.

Kondisi tersebut secara otomatis meningkatkan kinerja intermediasi perbankan

NTT (LDR) menjadi 66.42%, dengan tingkat kualitas kredit (NPLs) yang cukup

terkendali pada level 1.64%. Perkembangan industri perbankan yang positif dari

tahun ke tahun ini, menunjukkan adanya potensi bagi Bank Muamalat untuk

berkembang di NTT.

Kota Kupang merupakan salah satu kota terbesar yang berada di Provinsi

Nusa Tenggara Timur. Kota yang berada di ujung barat pulau Timor, selain

letaknya yang berdekatan dengan Republic Democratic of Timor Leste (RDTL)

02.0004.0006.0008.000

10.00012.000

II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008

Aset

Kredit

DPK

Page 7: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

7

juga berhadapan langsung dengan Australia bagian utara. Kondisi inilah yang

menempatkan Kota Kupang sebagai pintu gerbang selatan dari Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Posisinya yang strategis ini memungkinkan Kota Kupang ke

depan akan menjadi pilihan terbaik sebagai pintu gerbang masuk/keluar (Entry

and Exit Gate) perdagangan arus barang/jasa baik arus lokal, regional, nasional

maupun internasional.

Sebaran penghimpunan dana di Nusa Tenggara Timur berdasarkan

kabupaten/kota menunjukkan dana pihak ketiga (DPK) banyak terkonsentrasi di

Kota Kupang. Hal tersebut menandakan bahwa kegiatan ekonomi masih terpusat

di Kota Madya NTT. Posisi dana pihak ketiga (DPK) berdasarkan kabupaten/kota

di Nusa Tenggara Timur dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Posisi DPK menurut Kabupaten/Kota NTT Tahun 2007 (dalam Milyar Rp)

Keterangan Giro Deposito Tabungan Total

n % n % n % n %

Kab. TTS 125 5.58 36 2.16 113 4.10 274 4.12

Kab. TTU 75 3.35 41 2.46 93 3.38 209 3.14

Kab. Belu 141 6.29 46 2.76 112 4.07 299 4.49

Kab. Alor 65 2.90 13 0.78 73 2.65 151 2.27

Kab. Flores Timur 66 2.95 56 3.37 210 7.63 332 4.99

Kab. Sikka 99 4.42 72 4.33 205 7.45 376 5.65

Kab. Ende 105 4.69 121 7.27 241 8.75 467 7.02

Kab. Ngada 49 2.19 79 4.75 107 3.89 235 3.53

Kab. Manggarai 156 6.96 88 5.29 231 8.39 475 7.14

Kab. Sumba Barat 141 6.29 33 1.98 113 4.10 287 4.31 Kab. Sumba Timur

110 4.91 38 2.28 93 3.38 241 3.62

Kota Kupang 1.055 47.10 1.040 62.5 1.146 41.63 3.241 48.69

Dati II Lainnya 53 2.37 1 0.06 16 0.58 70 1.05

Jumlah 2.240 100 1.664 100 2.753 100 6.657 100 Sumber: Bank Indonesia, 2007

Page 8: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

Berdasarkan Tabel 3,

perbankan di wilayah Kota Kupan

total dana pihak ketiga

(7%) yang terpaut sangat jauh dibandingkan Kota Kupang.

setiap Kabupaten/Kota diperlihatkan pada Gambar 2.

Sumber: Bank Indonesia, 2007

Gambar 2. Persentase DPK Setiap Kabupaten/Kota di

Total penyaluran kredit di NTT pada Tahun 2007 adalah s

Rp. 3.29 triliun, Kota Kupang memiliki

(Rp. 959 milyar), diikuti oleh Kabupaten Belu sebesar 10% (Rp

Kabupaten Manggarai

adalah Dati II lainnya sebesar 2% (Rp

berdasarkan kabupaten/kota ditunjukkan pada Gambar 3

49%

8

Berdasarkan Tabel 3, Jumlah dana masyarakat yang dihimpun oleh

perbankan di wilayah Kota Kupang adalah sebesar Rp. 3.24 triliun atau 49% dari

total dana pihak ketiga, diikuti oleh Kabupaten Manggarai sebesar Rp

terpaut sangat jauh dibandingkan Kota Kupang. Persentase DPK untuk

setiap Kabupaten/Kota diperlihatkan pada Gambar 2.

Sumber: Bank Indonesia, 2007

Persentase DPK Setiap Kabupaten/Kota di Provinsi NTT

Total penyaluran kredit di NTT pada Tahun 2007 adalah s

Kota Kupang memiliki share paling dominan yaitu sebesar 29%

), diikuti oleh Kabupaten Belu sebesar 10% (Rp.

Kabupaten Manggarai sebesar 10% (Rp. 313 milyar), sementara

adalah Dati II lainnya sebesar 2% (Rp. 64 milyar). Persentase penyaluran kredit

berdasarkan kabupaten/kota ditunjukkan pada Gambar 3.

4% 3% 4%2%

5%6%

7%

4%

7%4%4%

1%

Jumlah dana masyarakat yang dihimpun oleh

24 triliun atau 49% dari

sebesar Rp. 475 milyar

Persentase DPK untuk

NTT Tahun 2007

Total penyaluran kredit di NTT pada Tahun 2007 adalah sebesar

paling dominan yaitu sebesar 29%

. 32 milyar), dan

), sementara share terkecil

Persentase penyaluran kredit

Kab. TTS

Kab. TTU

Kab. Belu

Kab. Alor

Kab. Flores Timur

Kab. Sikka

Kab. Ende

Kab. Ngada

Kab. Manggarai

Kab. Sumba Barat

Kab. Sumba Timur

Kota Kupang

Dati II Lainnya

Page 9: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

Sumber: Bank Indonesia, 2007

Gambar 3. Persentase Penyaluran Kredit Setiap Kabupaten/Kota di Tahun 2007

Komposisi tersebut diatas menunjukkan bahwa penyaluran kredit di Nusa

Tenggara Timur masih terkonsentrasi di Pulau Timor terutama di Kota Kupang

dan Kabupaten Belu. Terkonsentra

tersebut sejalan dengan dinamika kegiatan ekonomi yang relatif lebih berkembang

jika dibandingkan dengan daerah lainnya

Kupang sebagai Kota Madya

merupakan daerah perb

itu jumlah kantor bank yang lebih banyak dibandingkan kabupaten lain juga turut

berpengaruh terhadap komposisi sebaran kredit perbankan.

Perkembangan in

Kota Kupang sebagai

berbatasan dengan negara luar,

Muamalat Indonesia untuk mengembangkan

NTT khususnya Kota Kupang

NTT. Keberadaan Bank Muamalat dapat membantu untuk mengelola keuangan

secara professional, amanah dan halal, s

6%5%

9

Sumber: Bank Indonesia, 2007

Persentase Penyaluran Kredit Setiap Kabupaten/Kota di Tahun 2007

Komposisi tersebut diatas menunjukkan bahwa penyaluran kredit di Nusa

Tenggara Timur masih terkonsentrasi di Pulau Timor terutama di Kota Kupang

dan Kabupaten Belu. Terkonsentrasinya penyaluran kredit di kedua daerah

sejalan dengan dinamika kegiatan ekonomi yang relatif lebih berkembang

jika dibandingkan dengan daerah lainnya, hal ini terjadi dikarenakan posisi

sebagai Kota Madya Provinsi NTT, sementara Kabupaten Belu

merupakan daerah perbatasan dengan Republic Democratic of Timor Leste

itu jumlah kantor bank yang lebih banyak dibandingkan kabupaten lain juga turut

berpengaruh terhadap komposisi sebaran kredit perbankan.

Perkembangan indikator perbankan yang ditunjukkan diatas dan peluang

Kota Kupang sebagai sebagai pintu gerbang (Entry and Exit Gate

berbatasan dengan negara luar, menunjukkan adanya peluang bagi Bank

malat Indonesia untuk mengembangkan sistem perbankan syariah

khususnya Kota Kupang dan negara-negara yang berbatasan dengan

. Keberadaan Bank Muamalat dapat membantu untuk mengelola keuangan

rofessional, amanah dan halal, sehingga pertumbuhan

5% 5%10%

4%

6%

7%

7%

4%

10%

6%

29%

2%

Persentase Penyaluran Kredit Setiap Kabupaten/Kota di Provinsi NTT

Komposisi tersebut diatas menunjukkan bahwa penyaluran kredit di Nusa

Tenggara Timur masih terkonsentrasi di Pulau Timor terutama di Kota Kupang

kredit di kedua daerah

sejalan dengan dinamika kegiatan ekonomi yang relatif lebih berkembang

, hal ini terjadi dikarenakan posisi Kota

sementara Kabupaten Belu

Republic Democratic of Timor Leste. Selain

itu jumlah kantor bank yang lebih banyak dibandingkan kabupaten lain juga turut

yang ditunjukkan diatas dan peluang

Entry and Exit Gate) yang

menunjukkan adanya peluang bagi Bank

sistem perbankan syariah di Provinsi

negara yang berbatasan dengan Provinsi

. Keberadaan Bank Muamalat dapat membantu untuk mengelola keuangan

ehingga pertumbuhan Provinsi NTT

Kab. TTS

Kab. TTU

Kab. Belu

Kab. Alor

Kab. Flores Timur

Kab. Sikka

Kab. Ende

Kab. Ngada

Kab. Manggarai

Kab. Sumba Barat

Kab. Sumba Timur

Kota Kupang

Dati II Lainnya

Page 10: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

10

bukan hanya secara fisik material, tetapi juga secara ekonomi yang berlandaskan

pada prinsip kebersamaan.

Pemahaman dan sosialisasi terhadap masyarakat tentang produk dan

sistem perbankan syariah yang merupakan landasan pendirian Bank Muamalat di

Indonesia masih sangat terbatas. Hal ini di dukung oleh data yang dipublikasikan

oleh Bank Indonesia, bahwa hingga akhir Tahun 2008, perbankan syariah hanya

memiliki 2.05% dari total pangsa pasar perbankan secara nasional, berarti 97.95%

transaksi perbankan di negara ini masih dilakukan perbankan konvensional.

Meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah kaum muslim, tetapi

pengembangan Bank Muamalat berjalan lambat dan belum berkembang

sebagaimana halnya bank konvensional. Upaya pengembangan Bank Muamalat

tidak cukup hanya berlandaskan kepada aspek-aspek legal dan peraturan

perundang-undangan tetapi juga harus berorientasi kepada pasar atau masyarakat

sebagai pengguna jasa (konsumen) lembaga perbankan.

Keberadaan bank (konvesional dan syariah) secara umum memiliki fungsi

strategis sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran, namun karakteristik dari kedua tipe bank tersebut dapat

mempengaruhi perilaku calon nasabah dalam menentukan preferensi mereka

terhadap pemilihan antara kedua tipe bank tersebut. Perilaku nasabah terhadap

produk perbankan dapat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi nasabah terhadap

karakteristik perbankan itu sendiri.

Masyarakat Kota Kupang memiliki keanekaragaman budaya, ras, dan

agama, hal ini dikarenakan Kota Kupang menjadi tempat berkumpulnya pedagang

dan masyarakat yang berasal dari kabupaten lain yang berada di Provinsi NTT.

Page 11: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

11

Keanekaragaman yang luas ini memungkinkan terdapatnya berbagai faktor yang

mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memilih bank. Namun, faktor

keagamaan atau persepsi yang hanya didasari oleh alasan keagamaan saja belum

tentu mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap keputusan dalam

menggunakan suatu jenis jasa perbankan. Selain itu aspek-aspek non-ekonomis

diduga juga dapat mempengaruhi interaksi masyarakat terhadap dunia perbankan.

Dengan memahami sikap dan perilaku masyarakat tersebut, maka Bank Muamalat

dapat memiliki judgement yang kuat untuk mendisain strategi dan kebijakan agar

lebih bersifat market driven.

1.2 Perumusan masalah

Perkembangan Bank Muamalat pada dasawarsa terakhir ini menunjukkan

kemajuan yang signifikan. Hal ini dimulai ketika Bank Muamalat menunjukkan

ketangguhannya dalam menghadapi krisis moneter pada Tahun 1998.

Pengembangan potensi ekonomi syariah menjadi pilihan terbaik dalam

mengentaskan kemiskinan dan memperkuat sistem ekonomi Indonesia. Menyadari

akan hal itu, Bank Muamalat sebagai salah satu pelopor bank syariah Indonesia

terus berusaha untuk memperkenalkan sistem perbankan syariah kepada

masyarakat Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya.

Salah satu kantor cabang Bank Muamalat yang baru didirikan terletak di

Kota Kupang Nusa Tenggara Timur dan menjadi pelopor perbankan syariah di

daerah tersebut. Kota Kupang memiliki potensi ekonomi yang besar karena

merupakan kota tumpuan perdagangan dan perekonomian Provinsi Nusa

Tenggara Timur sekaligus merupakan pintu gerbang perdagangan dengan dunia

Page 12: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

12

luar. Hal ini membuka peluang bagi Bank Muamalat untuk mengembangkan

sistem perbankan syariah untuk memenuhi keinginan konsumen akan sistem

perbankan tanpa bunga, sekaligus mewujudkan visi dan misi Bank Muamalat

untuk menjadi role model Lembaga Keuangan Syariah tidak hanya di Indonesia

tetapi juga di seluruh dunia.

Sudah menjadi kenyataan bahwa Indonesia adalah negara multikultur,

yang terdiri dari berbagai budaya, etnis, agama, bahasa, dan identitas lainnya.

Dalam kemajemukan ini, sistem perbankan syariah hadir sebagai salah satu

pilihan investasi keuangan. Meskipun didasarkan pada sistem syariah Islam, akan

tetapi bank syariah tidak hanya dikhususkan bagi nasabah perbankan muslim saja,

jasa bank syariah juga dapat digunakan oleh nasabah perbankan nonmuslim yang

menginginkan sistem perbankan tanpa bunga dan didasarkan pada prinsip bagi

hasil. Potensi pasar yang luas inilah yang mendorong Bank Muamalat untuk

membuka cabang di Kota Kupang yang mayoritas masyarakatnya adalah

nonmuslim. Potensi nasabah perbankan Bank Muamalat di Kota Kupang

berdasarkan agama yang dianut yakni sebesar 86.34% nasabah nonmuslim dan

13.67% nasabah muslim. Jumlah nasabah Bank Muamalat hingga akhir Tahun

2009 baru mencapai ± 6000 orang nasabah yang berasal dari seluruh

kota/kabupaten yang ada di Provinsi NTT. Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa persentase penduduk Kota Kupang yang telah menjadi nasabah Bank

Muamalat masih kurang dari 3.22% total penduduk Kota Kupang. Hal ini

menunjukkan bahwa Bank Muamalat masih belum mampu menyerap pasar

nasabah perbankan yang ada di Kota Kupang secara maksimal.

Page 13: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

13

Masih sangat sulit bagi nasabah perbankan untuk dapat menerima konsep

perbankan syariah. Untuk itu perlu dilakukan kajian terhadap kondisi aktual dari

nasabah perbankan tentang keberadaan Bank Mumalat dan bagaimana minat,

sikap dan perilaku yang dihubungkan dengan faktor-faktor demografi, kategori

nasabah dan behavioral nasabah perbankan. Diharapkan akan diperoleh informasi

mengenai sikap dan perilaku nasabah perbankan terhadap Bank Muamalat untuk

digunakan sebagai evaluasi dan masukan bagi program pengembangan Bank

Muamalat di Indonesia khususnya Kota Kupang.

Berdasarkan fenomena yang dipaparkan sebelumnya, dapat dirumuskan

empat permasalahan penelitian berikut:

1. Bagaimana segmen pasar Bank Muamalat di Kota Kupang?

2. Apakah faktor-faktor penting bagi nasabah perbankan di Kota Kupang dalam

pemilihan bank?

3. Bagaimana sikap dan perilaku nasabah perbankan di Kota Kupang terhadap

Bank Muamalat?

4. Bagaimana alternatif strategi pengembangan Bank Muamalat yang sesuai

dengan nasabah perbankan Kota Kupang?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari penjelasan pada bagian latar belakang dan perumusan masalah yang

telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi segmen pasar Bank Muamalat di Kota Kupang

2. Mengidentifikasi faktor-faktor penting bagi nasabah perbankan di Kota

Kupang dalam pemilihan bank

Page 14: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

14

3. Menganalisis sikap dan perilaku nasabah perbankan di Kota Kupang terhadap

Bank Muamalat.

4. Merumuskan alternatif strategi pengembangan Bank Muamalat yang sesuai

dengan nasabah perbankan Kota Kupang

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bank Muamalat, memberi masukan program kerja yang tepat bagi Bank

Muamalat dalam upaya meningkatkan kinerja Bank Muamalat, serta

memperluas wawasan tentang peluang-peluang yang akan terjadi di masa

yang akan datang, sehingga tetap eksis dan terus tumbuh berkembang.

2. Peneliti, dengan kesempatan untuk melatih ketajaman menganalisis suatu

permasalahan dengan melakukan identifikasi dan analisis terhadap perilaku

konsumen.

3. Mahasiswa, sebagai bahan informasi dan rujukan dalam melakukan penelitian

dengan topik manajemen pemasaran.

Page 15: keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat … saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB