106
Cares for Better Indonesia PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2009 Wisma Mandiri I Jl. M.H. Thamrin No. 5, Jakarta 10340 - Indonesia Telepon: +6221 2300 509, 3983 9000 (hunting) Faksimili: +6221 3983 2989 Fakta BSM Tahun 2009 Laba Bersih meningkat 48,13% atau Rp95 miliar, semula Rp196 miliar tahun 2008 menjadi Rp291 miliar tahun 2009. Kenaikan ini disebabkan pertumbuhan pendapatan margin bagi hasil 19,27%, pertumbuhan pendapatan fee based 15,28%, serta efisiensi usaha. Penyaluran Pembiayaan tumbuh Rp2,79 triliun atau 20,97%, semula Rp13.28 triliun tahun 2008 menjadi Rp16,06 triliun tahun 2009. Pertumbuhan Pembiayaan yang signifikan ini merupakan wujud komitmen BSM dalam menggerakan roda perekonomian dan peningkatan kesejahteraan bangsa. Dana Pihak Ketiga tumbuh 29,80% atau meningkat Rp4,44 triliun, semula Rp14,90 triliun tahun 2008 menjadi Rp19,34 triliun tahun 2009. Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan kepercayaan masyarakat kepada BSM. Efisiensi semakin membaik tercermin dari rasio BO/PO semula 78,71% tahun 2008 menjadi 73,76% tahun 2009. Kualitas Aktiva Produktif semakin membaik diperlihatkan oleh rasio NPF netto yang menurun semula 2,37% tahun 2008 menjadi 1,34% tahun 2009.

Fakta BSM Tahun 2009 - mandirisyariah.co.id · pasca krisis ekonomi dan moneter 1997 – 1998. Krisis ekonomi dan moneter yang disusul dengan krisis multi dimensi yang melanda saat

  • Upload
    hadung

  • View
    233

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Cares for Better Indonesia

PT Bank Syariah MandiriLaporan Tahunan 2009

Wisma Mandiri IJl. M.H. Thamrin No. 5, Jakarta 10340 - IndonesiaTelepon: +6221 2300 509, 3983 9000 (hunting)Faksimili: +6221 3983 2989

Fakta BSM Tahun 2009

Laba Bersih meningkat 48,13% atau Rp95 miliar, semula Rp196 miliar tahun 2008 menjadi Rp291 miliar tahun 2009. Kenaikan ini disebabkan pertumbuhan pendapatan margin bagi hasil 19,27%, pertumbuhan pendapatan fee based 15,28%, serta e�siensi usaha.

Penyaluran Pembiayaan tumbuh Rp2,79 triliun atau 20,97%, semula Rp13.28 triliun tahun 2008 menjadi Rp16,06 triliun tahun 2009. Pertumbuhan Pembiayaan yang signi�kan ini merupakan wujud komitmen BSM dalam menggerakan roda perekonomian dan peningkatan kesejahteraan bangsa.

Dana Pihak Ketiga tumbuh 29,80% atau meningkat Rp4,44 triliun, semula Rp14,90 triliun tahun 2008 menjadi Rp19,34 triliun tahun 2009. Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan kepercayaan masyarakat kepada BSM.

E�siensi semakin membaik tercermin dari rasio BO/PO semula 78,71% tahun 2008 menjadi 73,76% tahun 2009.

Kualitas Aktiva Produktif semakin membaik diperlihatkan oleh rasio NPF netto yang menurun semula 2,37% tahun 2008 menjadi 1,34% tahun 2009.

Daftar isiCares for Better Indonesia 3Data Keuangan Utama (Audited) 4Laporan Dewan Komisaris 6Laporan Direksi 10Laporan Dewan Pengawas Syariah 13Pro�l dan Informasi Kepemilikan Saham 15Pro�l Singkat 16Jenis Produk 18 Struktur Organisasi 22Pro�l Kepala Divisi 23Visi dan Misi 25Sasaran dan Strategi 26Pro�l Dewan Komisaris 27Pro�l Dewan Pengawas Syariah 30Pro�l Direksi 31Sumber Daya Manusia 34Informasi Pemegang Saham 35Pro�l Anak Perusahaan dan Perusahaan A�liasi 35Nama dan Alamat Notaris, Konsultan Hukum dan Kantor Akuntan Publik 36Akuntan Perseroan 36Corporate Events 37Penghargaaan 38Analisis Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan 41 A. Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha B. Uraian atas Kinerja Keuangan Perusahaan C. Tingkat Kesehatan Bank D. Realisasi & Metode Penghitungan Bagi Hasil E. Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal F. Informasi Keuangan Luar Biasa dan Jarang Terjadi G. Komponen Substansial dari Pendapatan dan Beban Lain-lain H. Materialitas Peningkatan Pendapatan Usaha I. Dampak Perubahan Harga terhadap Pendapatan Usaha atau Pendapatan Bersih BSM serta Laba Operasi Perusahaan selama 2 Tahun Terakhir J. Informasi yang Terjadi setelah Tanggal Neraca K. Kebijakan Dividen L. Realisasi Perolehan dan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum M. Informasi Material N. Pengaruh Peraturan Perundang-undangan Terhada Perusahaan O. Perubahan Kebijakan AkuntansiGood Corporate Governance 61 A. Pendahuluan B. Self Assessment GCG Perbankan C. Kebijakan GCG D. Mekanisme GCG E. Struktur Organ GCG F. Pengungkapan Kepemilikan Saham serta Hubungan Keuangan dan Keluarga Dewan Komisaris dan Direksi G. Share Option H. Laporan Komite Audit I. Laporan Komite Remunerasi dan Nominasi J. Laporan Komite Pemantau Risiko K. Komite di bawah Direksi L. Corporate Secretary M. Satuan Kerja Audit Intern N. Audit Ekstern O. Laporan Sumber Daya Manusia P. Laporan Manajemen Risiko Q. Laporan Kepatuhan R. Laporan Corporate Social Responsibility (CSR) S. Laporan Sistem Teknologi Informasi T. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Skala Besar U. Rencana Strategis Bank V. Tingkat Kesehatan Bank W. Penyimpangan Internal X. Permasalah Hukum Y. Benturan Kepentingan Z. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik AA. Etika (Code of Conduct) BB. Nilai-nilai Perusahaan CC. Masalah dan Kendala yang Dihadapi BSMJaringan Kantor BSM 105Lampiran Laporan Audit 119

Excellence. Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan.

Teamwork. Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.

Humanity. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.

Integrity. Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.

Customer Focus. Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.

BSM Shared Values

Lebih Adil dan Menenteramkan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

2 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Surat Pernyataan TentangTanggungjawab Atas Kebenaran Isi Laporan Tahunan

PT Bank Syariah Mandiri tahun 2009

Laporan Tahunan ini, termasuk Laporan Tata Kelola Perusahaan, Laporan Keuangan dan informasi terkait lainnya merupakan tanggung jawab Manajemen BSM dan telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi

melalui penandatanganan masing-masing di bawah ini.

Dewan Komisaris

Achmad MarzukiKomisaris Utama/Komisaris Independen

Abdillah Lilis Kurniasih Tardi Komisaris Independen Komisaris Komisaris

Direksi

Yuslam FauziDirektur Utama

Hanawijaya Amran Nasution Srie Sulistyowati Direktur Direktur Direktur

Zainal Fanani Sugiharto Direktur Direktur

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 3

Care for Better Indonesia

PT Bank Syariah Mandiri (BSM) yang hadir sejak tahun 1999 sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997 – 1998. Krisis ekonomi dan moneter yang disusul dengan krisis multi dimensi yang melanda saat itu telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan bermasyarakat, tak terkecuali dunia usaha.

Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Akhirnya pemerintah mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalasasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satunya adalah dengan melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero)Tbk. pada tanggal 31 Juli 1999.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respons atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998 yang memberi

peluang bank umum melayani transaksi syariah (dual banking system). Maka lahirlah PT Bank Syariah Mandiri dengan mengkonversikan salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti, sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Sutjipto, SH, No 23 tanggal 8 September 1999.

Kelahiran PT Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai salah satu bank yang mengkombinasikan idealisme usaha, spirit religius dan nasionalisme dalam setiap layanan operasinya menjadi alternatif jasa bagi perbankan nasional di Indonesia. Sebagai pelopor dalam memberikan layanan perbankan syariah modern di Indonesia, BSM senantiasa menerapkan prinsip syariah universal, di antaranya dengan menjalin kemitraan dengan semua kalangan, tanpa membedakan latarbelakang suku, agama, bangsa dan ekonomi dalam bingkai semangat Islam sebagai “rahmatan lil’alamiin”.

Hal ini terlihat dari fokus penyaluran pembiayaan BSM selama ini yang tidak hanya disalurkan kepada sektor korporat besar tetapi justru sebagian besar untuk pengusaha mikro, kecil dan menengah. Dengan hal tersebut, BSM terus berupaya memiliki kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Melalui kepedulian tersebut, semoga BSM dapat terus mewujudkan diri sebagai bank syariah kebanggaan bangsa Indonesia.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

4 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Data Keuangan Utama (Audited)

URAIAN 31 Des 2004 31 Des 2005 31 Des 2006 31 Des 2007 31 Des 2008 31 Des 2009

A. N E R A C A

1. Aktiva 6.870 8.273 9.555 12.885 17.066 22.037

2. Aktiva Produktif 6.404 7.971 8.913 12.269 16.399 21.319

3. Penempatan SBIS/SWBI 325 1.373 780 670 1.305 2.381

4. Pembiayaan yang Diberikan 5.296 5.846 7.415 10.326 13.278 16.063

5. Kewajiban 1.420 1.700 2.658 2.647 2.343 3.273

6. Dana Syirkah Temporer 4.901 5.940 6.200 9.427 13.315 16.963

7. Surat Berharga Yang Diterbitkan 200 200 200 400 200 200

8. Dana Pihak Ketiga 5.725 7.038 8.219 11.106 14.899 19.338

a. Giro 981 1.261 2.054 1.846 1.812 2.591

b. Tabungan 1.536 1.958 2.668 3.872 5.284 7.163

c. Deposito 3.208 3.818 3.498 5.388 7.802 9.584

9. Ekuitas 549 633 697 811 1.208 1.600

B. LABA RUGI

1. Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank Sebagai Mudharib

584 865 934 1.197 1.736 2.071

2. Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer

269 386 455 512 768 902

3. Pendapatan Pengelolaan Dana Bank Sebagai Mudharib Bersih

315 479 479 685 968 1.169

4. Pendapatan Usaha Lainnya 102 94 145 210 301 347

5. Beban Usaha 276 436 523 728 987 1.090

6. Laba Usaha 141 137 101 167 282 426

7. Laba Sebelum Pajak 150 137 95 168 284 418

8. Laba Bersih 103 84 65 115 196 291

9. Laba Bersih Per Saham Dasar 1.443 1.169 914 1.611 1.759 2.210

C. RASIO - RASIO PENTING

1. Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (CAR)

10,57% 11,88% 12,56% 12,44% 12,66% 12,39%

2. Laba Sebelum Pajak Terhadap Total Aset (ROA)

2,86% 1,83% 1,10% 1,53% 1,83% 2,23%

3. Laba Setelah Pajak Terhadap Modal Disetor (ROE)

28,87% 23,39% 18,27% 32,22% 46,21% 44,20%

4.. Pembiayaan Terhadap Dana Pihak Ketiga (FDR)

92,50% 83,09% 90,21% 92,96% 89,12% 83,07%

5 Pembiayaan Bermasalah Terhadap Total Pembiayaan (NPF NET)

1,97% 2,68% 4,64% 3,39% 2,37% 1,34%

6. Pendapatan Bagi Hasil Bersih Terhadap Aktiva Produktif (NIM)

6,91% 6,83% 5,63% 6,31% 6,73% 6,62%

7 Aktiva Lancar Terhadap Kewajiban Lancar 162,26% 207,13% 118,60% 171,09% 225,61% 175,73%

8. Kewajiban Terhadap Ekuitas (DER) 258,78% 268,79% 381,16% 326,18% 210,42% 204,53%

9. Kewajiban Terhadap Aset (DAR) 20,67% 20,55% 27,81% 20,53% 14,89% 14,85%

Rp Miliar

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 5

34.924

27.199

22.187

22.037

17.066

12.885

9.555

8.273

6.870

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

6 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Dewan Komisaris

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Kami panjatkan segala puji pada-Nya dan kami meminta pertolongan-Nya seraya memohon ampun dan meminta perlindungan-Nya dari segala keburukan jiwa kami dan kejelekan amaliah kami. Barangsiapa yang telah Allah tunjukkan jalan baginya, maka tiada yang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang telah Allah sesatkan jalannya, maka tiada yang bisa memberinya petunjuk. Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam bagi nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan kerabatnya.

Krisis keuangan global yang imbasnya sampai ke Indonesia terutama menjelang akhir tahun 2008 masih terasa dampaknya pada awal tahun 2009. Pertumbuhan perekonomian Indonesia pun mengalami perlambatan. Meskipun begitu, dibandingkan tahun 2008 dengan pertumbuhan 6,1%, pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sedikit lebih rendah yaitu 4,5%. Namun angka pertumbuhan tersebut tertinggi ketiga di dunia setelah Cina dan India. Setelah mengalami tekanan pada awal triwulan I 2009, kegiatan perekonomian membaik sampai dengan akhir 2009. Hal ini tercermin dari beberapa indikator sektor keuangan seperti Indeks Harga Saham Gabungan, imbal hasil (yield) SUN, dan nilai tukar yang membaik. Sementara itu inflasi juga tercatat rendah sebesar 2,78%.

Alhamdullilah, meskipun kondisi sektor ekonomi riil belum pulih, minimal seperti pada awal tahun 2008, kami bersyukur bahwa PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mampu melalui seluruh tantangan dan rintangan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan pencapaian kinerja sesuai yang ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank.

Selama tahun 2009, BSM sebagai salah satu bank syariah nasional berhasil memanfaatkan momentum

perkembangan perbankan syariah yang meningkat pesat. Hal ini dilakukan dengan mengoptimalkan kombinasi pengumpulan dana pihak ketiga dengan produk-produk yang inovatif dan penyaluran dana yang mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan target imbal hasil yang optimal. Selain itu, kondisi ini juga didukung dengan posisi modal dan likuiditas BSM yang cukup kuat serta perhatian yang cukup besar pada manajemen risiko dan Good Corporate Governance (GCG) atau Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

Kekuatan dan fondasi yang kokoh memungkinkan BSM untuk mempertahankan pertumbuhannya di semester pertama tahun 2009 dan secara efektif mengelola tantangan yang timbul di semester kedua. BSM tetap mampu berdiri kokoh dengan prestasi yang cukup membanggakan.

Keberhasilan-keberhasilan di atas mengokohkan BSM sebagai market leader perbankan syariah di Indonesia dengan pangsa pasar 33,34%. Mempertahankan market leader sesuai yang diharapkan shareholders bukan merupakan sebuah pekerjaan mudah, terutama karena semakin maraknya bank-bank yang membuka Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS). Prestasi tersebut dihasilkan dari serangkaian pilar antara lain konsolidasi intern yang kuat, komitmen seluruh level terhadap implementasi GCG, dan penanaman nilai-nilai perusahaan sebagai bentuk komitmen terhadap visi bank.

Prestasi BSM juga mendapat apresiasi dari lembaga-lembaga nasional maupun internasional yang memiliki kredibilitas baik. Penghargaan tersebut antara lain Bank Efficiency Award 2009 oleh Bisnis Indonesia, Indonesia Best Brand Award oleh SWA Magazine, Golden Trophy Award oleh Infobank, STP Award oleh Citibank, dan lain-lain.

Dewan Komisaris BSM berkomitmen

untuk proaktif dalam melaksanakan fungsi pengawasan Bank, baik pada proses perumusan rencana strategik perusahaan, implementasi rencana bisnis, pemantauan kinerja, serta penerapan manajemen risiko yang sehat dan prinsip GCG.

Dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pemberian nasehat, Dewan Komisaris melakukannya melalui berbagai rapat rutin dengan Direksi, Direktur bidang maupun melalui rapat-rapat non rutin.

Rapat Direksi dengan Komisaris 1. (Radirkom)Membahas mengenai kineja bank, tingkat kesehatan bank, profil risiko bank, dan pelaksanaan audit intern dengan rincian sebagai berikut:

Laporan Kinerja Banka. Laporan ini antara lain membahas pencapaian realisasi dibandingkan target yang tercantum dalam Rencana Bisnis Bank.

Kinerja financial membahas i. pencapaian target, baik pertumbuhan maupun posisi setiap akun maupun rasio-rasio keuangan. Secara umum sebagian besar target pertumbuhan maupun posisi dapat dicapai, antara lain total aset, pencapaian dana pihak ketiga, dan laba berjalan. Begitu pula untuk rasio-rasio keuangan antara lain ROA, ROE, NPF gross maupun nett. Dalam laporan kinerja juga dibahas masalah yang terjadi, solusinya, serta Dewan Komisaris memberikan masukan sebagai bagian dari tugas Dewan Komisaris. Termasuk di dalamnya adalah memberikan nasehat untuk masa kerja berikutnya.Kinerja non finansialii. yang dibahas antara lain perkembangan jaringan dan jumlah pegawai. Pencapaian target non- finansial sampai akhir tahun 2009 sebagai berikut:

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 7

Achmad MarzukiKomisaris Utama

Total jaringan kantor BSM - sebanyak 390 jaringan tersebar di 25 propinsi, bertambah 90 jaringan baru.Jumlah pegawai BSM -sampai akhir tahun 2009 sebanyak 4.544 orang, 1.051 orang dibandingkan dengan jumlah pegawai pada Desember 2008 yang sebanyak 3.493 orang.

Laporan Tingkat Kesehatan b. BankBerdasarkan PBI nomor 9/1/ PBI/2007 tanggal 21 Januari 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, Bank melakukan penilaian tingkat kesehatan secara self assessment. Tingkat kesehatan bank digunakan untuk mengukur kemampuan Bank dalam menghadapi pengaruh kondisi perekonomian dan industri keuangan. Adapun penilaian self assessment tingkat kesehatan Bank pada tahun 2009 sebagai berikut :

Permodalan -Rasio permodalan Bank per 31 Desember 2009 memperoleh peringkat 1 yang artinya tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang. Kualitas aset -Rasio kualitas aset memperoleh peringkat 3 yang artinya kebijakan dan prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan risiko dari pembiayaan telah dilaksanakan dengan cukup baik dan sesuai dengan skala usaha bank, namun masih terdapat kelemahan yang tidak signifikan. Rentabilitas -

Rasio rentabilitas memperoleh peringkat 2 yang artinya kemampuan rentabilitas tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal.Likuiditas -Rasio likuiditas memperoleh peringkat 3 yang artinya kemampuan likuiditas bank untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemenrisiko likuiditas memadai. Sensitivitas terhadap risiko -pasar Rasio sensitivitas terhadap risiko pasar memperoleh peringkat 1 yang artinya risiko sangat rendah dan penerapan manajemen risiko pasar efektif dan konsisten.

Manajemen -Manajemen memperoleh peringkat A yang artinya manajemen bank memiliki track record yang sangat memuaskan, independen, mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi ekstern, dan memiliki sistem pengendalian risiko yang sangat kuat serta mampu menghadapi masalah yang dihadapi baik saat ini maupun di masa yang akan datang.

Selama tahun 2009, secara keseluruhan Tingkat Kesehatan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

8 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Bank memperoleh peringkat 2. Peringkat 2 mencerminkan Bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan.

Laporan Profil Risiko Bankc. Laporan profil risiko memuat gambaran tentang tingkat risiko yang melekat pada seluruh aktivitas bank dan kecukupan sistem pengendalian risiko. Profil risiko posisi Desember 2009 menunjukkan predikat risiko komposit Bank secara keseluruhan adalah rendah dengan trend stabil.

Risiko Kredit, dengan - predikat risiko moderat; Risiko Pasar, dengan -predikat risiko rendah; Risiko Likuiditas, dengan -predikat risiko rendah; Risiko Operasional, dengan -predikat risiko rendah;Risiko Hukum, dengan -predikat risiko rendah;Risiko Reputasi, dengan -predikat risiko rendah;Risiko Strategis, dengan -predikat risiko moderat; Risiko Kepatuhan, dengan -predikat risiko rendah.

Laporan Pelaksanaan Audit d. InternPelaksanaan audit intern dilakukan secara rutin oleh unit kerja audit intern. Target pelaksanaan audit, temuan pelanggaran, dan kualitas hasil audit menjadi beberapa hal yang ditelaah oleh Dewan Komisaris melalui Komite Audit setiap triwulanan.

Laporan Kinerja Kepatuhan2. Dewan Komisaris melakukanmonitoring terhadap kinerja kepatuhan melalui laporan kinerja dan hasil pengawasan kepatuhan yang dilakukan unit kerja kepatuhan. Nilai atau rasio yang menjadi perhatian adalah indeks kepatuhan, penerapan

prinsip kehati-hatian, tingkat kesehatan bank dan indikasi fraud.

Pada indeks kepatuhan yang menjadi perhatian Dewan Komisaris antara lain pencapaian beberapa parameter seperti Corporate Compliance Index (CCI), Compliance Certificate (CC), Compliance Self Assessment (CSA), Zero Defect Index (ZDI), Regulation Index (RI), Division Compliance Index (DCI), Branch Compliance Index (BCI), KYC Index, dan GCG Index. Selain Compliance Certificate yang mempunyai predikat sangat tinggi, parameter lainnya mendapat predikat tinggi. Secara umum tingkat kepatuhan relatif baik dengan tren meningkat dari 92,60% pada Desember 2008 menjadi 92,79% di bulan Desember 2009 (predikat tingkat kepatuhan tinggi).

Laporan Harian3. Dewan Komisaris melakukan monitoring secara rutin (harian) terhadap neraca harian dan Posisi Devisa Netto (PDN). Selama periode tahun 2009 tidak terdapat pelanggaran atau pelampauan PDN.

Rapat Komisaris dengan 4. Direksi (Rakomdir) Dewan Komisaris melakukan rapat bersama Direksimembicarakan agenda khusus antara lain di bidang: pembiayaan, human capital/ training, teknologi danpermasalahan hukum yang dihadapi BSM.

Dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pemberian nasehat seperti telah dijelaskan di atas, Dewan Komisaris dibantu oleh 3 Komite yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Komite-komite tesebut telah memiliki Pedoman Tata Tertib dan telah berfungsi secara efektif. Berdasarkan pelaksanaan fungsi di atas, Dewan Komisaris berpendapat bahwa selama periode tahun 2009, Manajemen

telah berupaya sungguh-sungguh merealisasikan Rencana Bisnis Bank yang telah ditetapkan.Sesuai realisasi Rencana Bisnis Bank tahun 2009, Bank telah mencapai sebagian besar target utama yang ditetapkan. Namun demikian Manajemen masih perlu memberikan perhatian lebih terhadap:1. Penanganan pembiayaan bermasalah.2. Penyelesaian hasil temuan audit. 3. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.4. Pelaksanaan sosialisasi manajemen risiko dalam rangka meningkatkan kesadaran risiko pada seluruh jajaran.5. Penyiapan infrastruktur dalam rangka mendukung kompleksitas bisnis Bank.

Dewan Komisaris berpendapat bahwa Bank telah menerapkan GCG, memiliki sistem pengendalian intern yang cukup, dan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang telah berjalan efektif dan independen.

Dewan Komisaris merekomendasikan perlu dilakukan upaya perbaikan sekaligus pemeliharaan kinerja BSM yang mencakup faktor- faktor sebagai berikut:1. Permodalan BSM harus mampu

mendukung rencana ekspansi bisnis dan pertumbuhan yang ingin dicapai.

2. Peningkatan kualitas aktiva produktif dengan melanjutkan langkah-langkah secara lebih konkrit dan berkesinambungan dalam berbagai hal terkait.

3. Peningkatan kinerja bank melalui evaluasi dan review terhadap berbagai kebijakan.

4. Peningkatan rentabilitas 5. Penetapan mekanisme

mempertahankan posisi likuiditas dan tingkat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga.

6. Pemantauan secara konsisten terhadap pemeliharaan PDN, dan pengendalian portofolio valuta asing.

7. Penggalian penyebab utama atas temuan oleh Internal Audit dan pengidentifikasian 8 risiko

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 9

perbankan di dalam temuan-temuan audit.

8. Peningkatan pemahaman risiko dan adanya fungsi

waskat di dalam manajemen risiko Bank.

9. Pemisahan fungsi otorisasi dan berjalannya komunikasi antar jenjang.

10. Pemaksimalan fungsi Pengawas Kepatuhan dan Prinsip Mengenal Nasabah (PKP).

11. Penetapan ke dalam KPI, zero DMTL dan hasil audit scoring disetiap unit kerja.

12. Optimalisasi pemanfaatan e-learning sehingga berkorelasi dengan peningkatan kompetensi pegawai.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh stakeholder atas dukungan dan kontribusi yang telah diberikan dalam mengembangkan BSM. Terhadap Direksi dan jajaran karyawan BSM, Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kerja kerasnya. Berkat dukungan anda semua, kita dapat melalui masa-masa sulit. Bahkan BSM tetap dapat mewujudkan keuntungan dan pertumbuhan yang berkesinambungan serta menjadi leading di perbankan syariah.

Meskipun tahun-tahun ke depan masih penuh tantangan, Kami berharap kinerja BSM akan lebih baik. Hal tersebut harus didukung oleh pengimplementasian nilai-nilai perusahaan (Shared Value ETHIC) yang kuat oleh seluruh pegawai BSM. Improvement terhadap pegawai baik kompetensi maupun kesejahteraan perlu diperhatikan sehingga menjadi kekuatan untuk mewujudkan visi dan misi BSM.

Terhadap perkembangan bank yang akan tumbuh cukup cepat di tahun 2010, kami menyarankan agar proses tetap dilakukan secara hati-hati dan tetap bertumpu pada tata kelola perusahaan yang baik.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi dan memberikan kekuatan kepada kita semua untuk meraih prestasi optimal bagi pencapaian visi BSM dan pada saat yang sama mengemban misi pengembangan perbankan syariah nasional.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

PT Bank Syariah MandiriDewan Komisaris

Achmad MarzukiKomisaris Utama/Komisaris Independen

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

10 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Direksi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Di tengah dampak krisis ekonomi global yang belum sepenuhnya usai, kondisi perekonomian Indonesia tahun 2009 secara umum menunjukkan daya tahan yang cukup baik. Ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,5%, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2008 yang sebesar 6,1%. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari sedikit negara di dunia yang mencapai pertumbuhan ekonomi yang positif pada tahun 2009.

Walaupun kondisi ekonomi makro telah menunjukkan perkembangan yang positif, perkembangan perbankan nasional belum sepenuhnya pulih dari pengaruh krisis ekonomi global. Kondisi ini nampak dari rendahnya fungsi intermediasi perbankan dan tingginya Non Performing Loan (NPL) diperbankan konvensional.

Masih tingginya risiko perbankan dalam menyalurkan dana nampak dari perkembangan Non Performing Loan (NPL). Volume absolut NPL perbankan meningkat cukup signifikan dari Rp41,87 triliun di tahun 2008 ke Rp47,58 triliun di tahun 2009 atau naik 13,56%. Volume absolut tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2009 yaitu sebesar Rp54,33 triliun. Akibatnya, rasio NPL Gross perbankan mencapai 3,1% pada akhir tahun 2009. Bahkan rasio Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) mencapai 4,01% pada akhir Desember 2009.

Sementara itu, tingkat kompetisi di industri perbankan syariah meningkat tajam. Pada tahun 2009, jumlah BUS bertambah dengan adanya konversi usaha 2 UUS yaitu UUS BRI dan UUS Bukopin menjadi BUS.

Kinerja KeuanganBSM berhasil merealisasikan pencapaian laba bersih sebesar Rp290,94 miliar atau naik 48,13% dari laba bersih tahun 2008 Rp196,42 miliar.

Pada tahun 2009 BSM menerima penambahan Modal Disetor dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebesar Rp100 miliar.

BSM berhasil merealisasikan pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp2,78 triliun atau 20,93% dari Rp13,28 triliun di akhir tahun 2008 ke Rp16,06 triliun di akhir tahun 2009.

Pertumbuhan pembiayaan tersebut diikuti peningkatan porsi portofolio pembiayaan UMKM dan penurunan porsi debitur inti.

Porsi pembiayaan UMKM dengan limit di bawah Rp10 miliar meningkat semula 56,70% di akhir tahun 2008 menjadi 61,02% di akhir tahun 2009.Porsi 15, 25 dan 50 debitur terbesar terus menurun semula masing-masing 14,46%, 20,75%, dan 31,37%, di akhir tahun 2008 menjadi 11,30%, 16,15% dan 24,97% pada akhir tahun 2009.Jumlah debitur meningkat 68,24%, semula 73.367 debitur di akhir tahun 2008 menjadi 123.434 debitur di akhir tahun 2009.

Efisiensi UsahaBSM berhasil mengendalikan rasio CER pada level 49,62% di akhir tahun 2009. Pencapaian rasio CER 49,62% diperoleh karena BSM berhasil merealisasikan net pendapatan margin dan bagi hasil sebesar Rp1,17 triliun.

Sejalan dengan itu pendapatan fee base meningkat semula Rp300,99 miliar di akhir tahun 2008 menjadi Rp346,97 miliar di akhir tahun 2009 meningkat 15,28% atau Rp45,98 miliar.Atas keberhasilan BSM mengendalikan efisiensi usaha, BSM mendapatkan kembali penghargaan Bank Efficiency Award dari Harian Bisnis Indonesia, 23 April 2009. BSM dinilai sebagai bank yang mampu mengelola kegiatannya secara efisien.

Perluasan JaringanUntuk terus memberikan layanan terbaik kepada nasabah, BSM pada tahun 2009 telah membuka Kantor Cabang, 25 KCP, 24 KK, 2 KLS,10 payment point,13 Kas Keliling dan

14 Gerai. Jaringan kantor BSM sampai dengan akhir tahun 2009 adalah 390 kantor dan tersebar di 25 propinsi di Indonesia. Sementara itu jumlah mesin ATM BSM bertambah 102 unit, dari semula 118 unit ATM di tahun 2008 menjadi 220 unit ATM di tahun 2009. Untuk memperluas layanan jaringan ATM, BSM menjalin kerjasama jaringan ATM meliputi: - 4.795 unit ATM Mandiri; - 20.487 unit ATM Bersama; - 14.403 unit ATM Prima; dan- 7.435 unit Malaysia Electronic Payment System (MEPS). Melalui kerjasama dengan jaringan ATM tersebut, nasabah BSM dapat melakukan transaksi dengan 82 bank di dalam negeri dan bank-bank dalam jaringan MEPS di Malaysia.

Sumber Daya ManusiaSalah satu area yang menjadi perhatian kami adalah pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk mampu menjawab kebutuhan Perusahaan. Kami memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan inovasi dan kompetensi pegawai serta mendorong mereka untuk memiliki paradigma berpikir ke depan. Untuk meningkatkan kompetensi pegawai, BSM terus menyempurnakan konsep pengembangan pegawai dengan menyusun kamus dan profil kompetensi. Kompetensi merupakan kombinasi antara pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), dan perilaku (behavior). Konsep tersebut dikenal dengan Competency-Based Human Resources Management (CBHRM).

CBHRM merupakan suatu pola pendekatan dalam membangun sistem manajemen sumber daya manusia yang handal dengan memanfaatkan kompetensi sebagai titik sentralnya. Hal ini dimaksudkan agar BSM dapat meningkatkan efektifitas dan konsistensi dalam menerapkan sistem rekrutmen, seleksi, promosi, kompensasi, penilaian kinerja, pendidikan dan pelatihan,

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 11

perencanaan karir, manajemen kinerja, dan perencanaan strategis di bidang sumber daya manusia ke titik yang paling optimum.

Salah satu upaya BSM dalam meningkatkan kompetensi pegawai adalah melalui pengembangan e-learning secara berkesinambungan.Peningkatan jumlah modul e-learning sepanjang tahun 2009 berdampak pada meningkatnya jumlah kunjungan (hits) pegawai ke e-learning 45%, yaitu dari 48.302 hits ke 70.038 hits. Secara otomatis jam kunjungan pegawai ke e-learning juga meningkat dari 29.614 jam di tahun 2008 ke 48.234 jam di tahun 2009 atau meningkat 62,88%.

Good Corporate Governance (GCG)Kami percaya bahwa praktek GCG adalah pendukung utama terciptanya pertumbuhan yang berkesinambungan di BSM, tidak hanya dengan mematuhi peraturan yang ada, namun juga didukung oleh komitmen, struktur, dan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik.Hubungan Direksi dengan Dewan Komisaris dilakukan dengan mengedepankan mekanisme check and balances sehingga fungsi dan

tanggung jawab masing-masing organ dapat dijalankan secara efektif. BSM mengimplementasikan pelaksanaan GCG perbankan syariah sesuai Ketentuan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum serta PBI No.11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Hasilnya, indeks GCG BSM membaik semula 88,36 (Lebih Baik) pada periode semester I tahun 2009 menjadi 91,88 (Lebih Baik) untuk periode semester II tahun 2009. Self Assessment Pelaksanaan GCG memperoleh nilai komposit sebesar

1,325 dengan kategori “Sangat Baik”, membaik dibandingkan dengan Self Assessment Pelaksanaan GCG tahun 2008 sebesar 1,425. Hal ini menunjukkan komitmen kuat BSM dalam mengimplementasikan GCG.Hasil Self Assessment Pelaksanaan GCG tahun 2009 telah disampaikan kepada Bank Indonesia.

Corporate Social Responsibility (CSR)Sejalan dengan komitmen kami untuk menjadi warga korporasi yang bertanggung jawab (corporate citizenship), BSM melakukan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan dan pengembangan masyarakat secara berkesinambungan.

Yuslam FauziDirektur Utama

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

12 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Pelaksanaan program CSR di BSM memiliki 2 (dua) sumber dana, yakni Dana Kebajikan dan Dana Zakat.Jenis kegiatan yang telah mendapat penyaluran Dana Kebajikan di antaranya: pembangunan/renovasi rumah ibadah, iB CSR, pembangunan asrama rumah asuh, operasi bibir sumbing, bakti sosial, pengadaan perpustakaan anak yatim, bantuan korban gempa Tasikmalaya dan Sumatera.

Penyaluran Dana Zakat dilaksanakan (bersinergi) dengan LAZNAS BSM. Disamping mendapat penyaluran Dana Zakat dari BSM, LAZNAS BSM juga menghimpun dana zakat, infak, shadaqah (ZIS) dari masyarakat. Lembaga ini melaksanakan program-program yang berdaya guna dan bermanfaat kepada 14.582 orang (mustahikin) melalui 3 program, yakni Mitra Umat, Didik Umat dan Simpati Umat.

Fokus StrategiPada tahun 2010, industri perbankan syariah diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi dibandingkan pertumbuhan perbankan nasional secara umum. Fase high growth ini diperkirakan akan berlangsung sejalan dengan semakin bertambahnya bank syariah, baik melalui spin-off maupun konversi.

Untuk mengantisipasi tantangan tersebut dan sekaligus meningkatkan kinerja usaha, BSM menetapkan 5 (lima) program kerja utama pada tahun 2010 sebagai berikut:

Peningkatan a. market share asset, dana pihak ketiga dan pembiayaan;

Penghimpunan dana konsumer b. dan penyaluran pembiayaan pada segmen usaha mikro (gadai),

kecil dan konsumer;Pengendalian kualitas aset;c. Peningkatan d. fee based income;Penguatan infrastruktur e.

(jaringan, core banking system, shared values ethic, manajemen risiko, kepatuhan, pengawalan).

Selanjutnya, 5 (lima) program kerja

utama tahun 2010 tersebut dijabarkan dalam 10 (sepuluh) prioritas kerja utama sebagai pedoman program kerja tahun 2010 secara komprehensif sebagai berikut:

Mengoptimalkan pencapaian laba a. bersih;Meningkatkan penghimpunan dana b. pihak ketiga serta peningkatan porsi dana konsumer dan porsi low cost fund; Memperbaiki kualitas pembiayaan c. dengan mengendalikan NPF gross, NPF nett dan APYD/AP;Mengembangkan pembiayaan d. dengan fokus pada segmen pembiayaan UMKM;Meningkatkan pendapatan berbasis e. fee based income;Meningkatkan efisiensi usaha;f. Meningkatkan kualitas layanan dan g. mengembangkan jaringan seluruh wilayah Indonesia;Memperkuat h. competency based human resource melalui pengembangan dan utilisasi e-learning serta implementasi BSM Shared Values (ETHIC);Memperkuat organisasi i. risk management dan compliance yang efektif dan independen sesuai dengan standar Bank Indonesia serta membangun organisasi legal yang efektif dan independen; Melanjutkan proses penggantian j. core banking system yang baru.

Dalam kesempatan ini, saya atas nama Direksi ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah, regulator, alim ulama, masyarakat, pemegang saham, nasabah, mitra usaha serta seluruh pegawai dan keluarga besar BSM atas seluruh dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan. Semoga dengan dukungan yang tiada henti tersebut, BSM akan terus mewujudkan diri sebagai bank syariah kebanggaan bangsa Indonesia.

Selanjutnya, kami akan menguraikan laporan kinerja BSM tahun 2009, sebagaimana tertuang dalam buku Laporan Tahunan ini, termasuk Laporan Keuangan berupa Neraca dan

laporan Laba Rugi BSM untuk tahun buku 2009. Laporan Keuangan Bank tahun 2009 tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap upaya kita.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

PT Bank Syariah MandiriDireksi

Yuslam FauziDirektur Utama

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 13

Laporan Dewan Pengawas Syariah

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Operasional BSM telah diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah yang independen yang anggota-anggotanya ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN), sebuah badan di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Seluruh pedoman produk pendanaan, pembiayaan dan operasional telah mendapat persetujuan DPS untuk menjamin kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip syariah.

Kegiatan-kegiatan Dewan Pengawas Syariah selama tahun 2009 mencakup: 1. Memberikan masukan bahwa

produk dan layanan BSM telah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN.

2. Memberikan masukan dan opini pada seluruh pedoman kerja operasional dan manual produk.

3. Menyerahkan laporan pengawasan syariah kepada Bank Indonesia setiap semester pada tahun 2009, yang memuat antara lain:a. Hasil pengawasan dan

kesesuaian kegiatan operasional bank terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI).

b. Opini syariah atas pedoman operasional, produk dan jasa yang dikeluarkan bank.

c. Hasil kajian atas produk dan jasa baru yang belum ada fatwa untuk dimintakan fatwa kepada DSN – MUI.

d. Opini syariah atas pelaksanaan

operasional bank secara keseluruhan dalam laporan tahunan bank.

e. Hasil pertemuan rutin dengan manajemen dan pihak terkait lainnya dalam mendiskusikan laporan perkembangan dan masalah lainnya terkait dengan praktek perbankan syariah.

Kami mengharapkan BSM tetap membangun akhlak yang mulia sebagai inti dari budaya Perusahaan.Selain itu, kerjasama dan koordinasi yang telah terbina melalui bentuk rapat-rapat periodik gabungan dalam rangkapembahasan berbagai aspek operasional perusahaan dapat terus ditingkatkan.

Kami mensyukuri dan menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Manajemen atas pencapaian kinerja BSM termasuk di dalamnya ekspansi jaringan yang makin luas dan pengembangan service maupun produk dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.

Jakarta, 8 April 2010

PT Bank Syariah MandiriDewan Pengawas Syariah

Prof. K.H. Ali YafieKetua

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

14 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Halaman ini sengaja dikosongkan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 15

Profil dan Informasi Kepemilikan Saham

1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.: 131.648.712 lembar saham (99,999999%).2. PT Mandiri Sekuritas: 1 lembar saham (0,000001%).

Kepemilikan Saham

Nama: PT Bank Syariah Mandiri.Alamat: Wisma Mandiri I Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340 – Indonesia.Telepon: (62-21) 2300 509, 3983 9000 (hunting).Faksimili: (62-21) 3983 2989.Homepage: www.syariahmandiri.co.id.Tanggal Berdiri: 25 Oktober 1999Tanggal Beroperasi: Sejak 1 November 1999Modal Dasar: Rp1.000.000.000.000,-Modal Disetor: Rp658.243.565.000,-Kantor Layanan: 390 kantor layanan, yang tersebar di 25 provinsi di seluruh IndonesiaJumlah Jaringan: Total 40.866 terdiri dari:ATM BSM: • 220ATMSyariahMandiri, • ATMMandiri4.630unit, • ATMBersama20.096unit (termasukATMMandiridanATMBSM), •ATMPrima13.633unit,dan • Malaysia Electronic Payment System (MEPS) 7.107 unit.Jumlah Pegawai: 4.544 orang.Pemeringkatan: AA-(idn),berdasarkanFitch Rating 2009.

Profil

Peringkatnasional“AA”menandakansuatukualitaskredityangsangatkuatdibandingkanemiten-emitenatausurat-surat utang lainnya di negara yang sama. Risiko kredit yang tidak dapat dipisahkan didalam kewajiban-kewajiban keuangan ini hanya berbeda sedikit dari emiten-emiten atau surat-surat utang yang mendapat peringkat tertinggi di suatu negara.Tanda“+”atau“-”dapatditambahkanpadasuatuperingkatuntukmenandakanposisirelatifdalamkategori-kategori utama pemeringkatan.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

16 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Profil Singkat

Nilai-nilai perusahaan yang men-junjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hik-mah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekono-mi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik na-sional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidu-pan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,

industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengam-bil tindakan dengan merestrukturi-sasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melaku-kan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang inves-tor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru ber-nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero)Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diber-lakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan kon-versi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera memper-siapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum da-lamAktaNotaris:Sutjipto,SH,No.23tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB men-

Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri

Tonggak Sejarah PT Bank Syariah Mandiri

1955 1967 1973 1999

Pendirian PT Bank Indus-tri Nasional (PTBINA)

PTBINAberubahnama menjadi PT Bank Maritim Indonesia

PT Bank MaritimIndonesia berubah menjadi PT Bank Susila Bakti

PT Bank Susila Bakti mengkonversi diri menjadi PT Bank Syariah Mandiri

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 17

jadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Menyusul pengukuhan danpengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melan-dasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri da-lam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

18 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

BSM Tabungan Tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad Mudharabah Mutlaqah yang penarikannya sesuai syarat tertentu yang disepakati.

BSM Tabungan BerencanaTabungan berjangka dengan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk mem-peroleh dananya sesuai target waktu dan dengan perlindungan asuransi gratis.

BSM Tabungan Simpatik Tabungan dalam mata uang rupiah ber-dasarkan prinsip wadiah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati.

BSM Tabungan MabrurTabungan untuk membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah haji & umrah.

BSM Tabungan Dollar Tabungan dalam mata uang Dollar yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan dengan menggunakan slip penarikan.

BSM Tabungan Investa Cendekia (TIC) Tabungan berjangka yang diperuntukkan bagi masyarakat dalam melakukan perencanaan keuangan, khususnya pendidikan bagi putra/putri.

BSM Deposito Produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan se-telah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan.

BSM Deposito ValasProduk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan se-telah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dalam bentuk valuta asing.

BSM GiroSimpanan yang penarikannya dapat dilaku-kan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah bayar lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.

BSM Giro ValasSimpanandalammatauangdollarAmerikayang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad ad-dha-manah.

BSM Giro Singapore DollarSimpanan dalam mata uang dollar Singa-pore yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.

BSM Giro EuroSimpanan dalam mata uang Euro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.

BSM Obligasi Surat berharga jangka panjang berdasar prinsip syariah yang mewajibkan Emiten (Bank Syariah Mandiri) untuk membayar Pendapatan Bagi Hasil / Kupon dan membayar kembali Dana Obligasi Syariah pada saat jatuh tempo.

BSM Tabungan Perusahaan Tabungan yang hanya berfungsi untuk menampung kelebihan dana rekening giro yang dimiliki Institusi/Perusahaan berba-dan hukum dengan menggunakan fasilitas autosave.

Produk dan Layanan

Produk Pembiayaan

BSM Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yangdiperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

BSM Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntung-an dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

BSM Pembiayaan Murabahah Pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok di-tambah dengan margin keuntungan yang

disepakati. Dapat dipergunakan untuk keperluan usaha (investasi, modal kerja) dan pembiayaan konsumer.

BSM Pembiayaan Talangan Haji Merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menu-tupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH.

BSM Pembiayaan IstishnaPembiayaan pengadaan barang dengan skema Istishna adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, dan panjang yang digunakan untuk memenuhi kebu-tuhan pengadaan barang (obyek istishna), di mana masa angsuran melebihi periode pengadaan barang (goods in process finan-

cing) dan bank mengakui pendapatan yang menjadi haknya pada periode angsuran, baik pada saat pengadaan berdasarkan prosentase penyerahan barang, maupun setelah barang selesai dikerjakan.

Pembiayaan dengan Skema IMBT (Ijarah Muntahiyah Bit-tamliik) Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamliik adalah fasilitas pembiayaan dengan skema sewa atas suatu obyek sewa antara Bank dan Nasabah dalam periode yang diten-tukan yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan nasabah.

Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah

Produk Pendanaan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 19

Off Balance Sheet adalah penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah di mana Bank bertindak sebagai agen (channelling agent), sehingga Bank tidak menanggung risiko.

BSM Customer Network Financing BSM Customer Network Financing (BSM-CNF) ada-lah fasilitas pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada nasabah (agen, dealer, dan sebagainya) untuk pembelian persedi-aan/inventorybarangdariRekanan(ATPM,produsen/distributor, dan sebagainya) yang menjalin kerjasama dengan Bank.

BSM Pembiayaan Resi Gudang Pembiayaan Resi Gudang adalah pem-biayaan transaksi komersil dari suatu komoditas/ produk yang diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama berupa komoditas/ produk yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara independen.

BSM Pembiayaan Edukasi Pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutu-han uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan akad ijarah.

PKPAPembiayaan kepada Koperasi Karyawan un-tukParaAnggota(PKPA)adalahpenyaluranpembiayaan kepada koperasi karyawan un-tuk pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya (kolektif ) yang mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan.

BSM Implan Pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan/anggota Kopkar yang pengajuannya dilakukan secara massal (kolektif ).

Pembiayaan Dana Berputar Fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.

BSM Pembiayaan Pemilikan Rumah Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan

jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun non devel-oper, dengan sistem murabahah.

BSM Optima Pembiayaan Pemi-likan RumahPembiayaan Griya BSM Optima adalah pembiayaan pemilikan rumah dengan tambahan benefit berupa adanya fasilitas pembiayaan tambahan yang dapat diambil nasabah pada waktu tertentu sepanjang coverage atas agunannya masih dapat meng-cover total pembiayaannya dan dengan memperhitungkan kecukupan debt to service ratio nasabah.

Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Syariah Bersubsidi Pembiayaan untuk pemilikan/pembelian rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembang dengan dukungan subsidi uang muka dari peme-rintah, yang ditujukan kepada golongan berpendapatan tetap (pegawai/karyawan).

Pembiayaan UmrahPembiayaan jangka pendek yang diguna-kan untuk memfasilitasi kebutuhan biaya perjalanan umroh, seperti untuk tiket, ako-modasi, dan persiapan biaya umroh lainnya dengan akad ijarah.

BSM Pembiayaan Griya DP 0% Pembiayaan Griya BSM tanpa dipersyarat-kan adanya uang muka bagi nasabah, di mana nilai pembiayaan adalah sebesar 100% dari harga transaksi rumah.

BSM Sistem Pembayaran Off Line Sistem pembayaran BSM secara off line yang dapat digunakan oleh institusi yang memiliki pelanggan yang banyak untuk melakukan pembayaran dari pelanggan institusi di seluruh konter BSM.

Pembiayaan dengan AgunanInvestasiTerikatSyariah MandiriPembiayaan dengan agunan berupa dana investasi (cash collateral) dimana pemilik dana (investor) memberikan batasan kepada Bank mengenai tempat, cara dan

objek investasinya.

Pembiayaan kepada Pensiunan Penyaluran fasilitas pembiayaan konsumer (termasuk pembiayaan multiguna) kepada para pensiunan, dengan pembayaran angsuran dilakukan melalui pemotongan langsung uang pensiun yang diterima Bank setiap bulan (pensiun bulanan).

Pembiayaan Peralatan Kedokteran Pemberian fasilitas pembiayaan kepada para profesional di bidang kedokteran/kesehatan untuk pembelian peralatan baru penunjang kerja.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

20 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

mengatur atau mengelola dana di setiap rekening yang dimiliki nasabah secara otomatis sesuai keinginan nasabah.

BSM Pertukaran Valas Pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau mata uang asing dengan mata uang asing lainnya yang dilakukan oleh BSM dengan nasabah.

BSM Bank Garansi Janji tertulis yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga, dimana bank me-nyatakan sanggup memenuhi kewajiban-kewajiban kepada pihak ketiga dimaksud apabila pada suatu waktu tertentu yang telah ditetapkan pihak yang dijamin (nasabah) tidak memenuhi kewajibannya.

BSM Electronic Payroll Pembayaran gaji karyawan institusi melalui teknologi terkini BSM secara mu-dah, aman dan fleksibel.

BSM SKBDN Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant) yang mengikat BSM sebagai bank pembuka untuk memba-yar kepada penerima atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas penyerahan dokumen (untuk saat ini khusus BSM dengan BSM).

BSM Letter of Credit Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant) yang mengikat BSM sebagai bank pembuka untuk memba-yar kepada penerima atau ordernya atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas penyera-han dokumen.

BSM Transfer Western Union Jasa pengiriman uang/penerimaan kiriman uang secara cepat (real time on line)

BSM Card Merupakan sarana untuk melakukan transaksi penarikan, pembayaran, dan pemindahbukuandanapadaATMBSM,ATMMandiri,ATMBersama,maupunATMBank Card. Selain itu juga berfungsi sebagai kartu debit yang dapat digunakan untuk transaksi belanja di merchant-merchant yangberlogokan”GunakanBSMCardAndadisini”.

BSM Sentra BayarMerupakan layanan bank dalam menerima pembayaran tagihan pelanggan pada pihak ketiga (PLN, Telkom, Indosat, Telkomsel). Layanan sentra bayar dapat dilakukan dengan setoran uang kas atau debet reke-ning melalui teller,ATM,SMSBanking, atau proses autodebet secara bulanan.

BSM Mobile BankingMerupakan produk layanan perbankan yang berbasis teknologi SMS telepon selular (pon-sel) yang memberikan kemudahan untuk melakukan berbagai transaksi perbankan di mana saja, kapan saja.

BSM Net BankingMerupakan fasilitas layanan bank bagi nasabah untuk melakukan transaksi perbankan (ditentukan bank) melalui jaringan internet dengan sarana komputer.

BSM Mobile Banking GPRS Merupakan produk layanan perbankan yang berbasis teknologi GPRS telepon selular (ponsel) yang memberikan kemudahan kepada nasabah untuk melakukan berbagai transaksi perbankan di mana saja, kapan saja.

PPBA(Pembayaranmelaluimenu Pemindahbukuan di ATM)Merupakan layanan pembayaran institusi (lembaga pendidikan, asuransi, lembaga khusus, lembaga keuangan non bank) melaluimenupemindahbukuandiATM.

BSM Pooling Fund Merupakan fasilitas yang disediakan oleh Bank yang memudahkan nasabah untuk

yang dilakukan lintas negara atau dalam satu negara (domestik).

BSM KliringPenagihan warkat bank lain di mana lokasi bank tertariknya berada dalam satu wilayah kliring.

BSM Inkaso Penagihan warkat bank lain di mana bank tertariknya berbeda wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasilnya penagihan akan dikredit ke rekening nasabah.

BSM Intercity Clearing Jasa penagihan warkat (cek/bilyet giro valuta rupiah) bank di luar wilayah kliring dengan cepat sehingga nasabah dapat menerima dana hasil tagihan cek atau bilyet giro tersebut pada keesokan harinya.

BSM RTGS (Real Time Gross Settlement) Jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota maupun dalam kota yang berbeda secara real time.

Transfer Dalam Kota (LLG) Jasa pemindahan dana antar bank dalam satu wilayah kliring lokal.

Transfer D.U.I.T. (Dana Untuk Indonesia Tercinta) Jasa pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia. Saat ini BSM bekerjasama dengan Merchantrade Asia(MTA)Malaysia.

BSM Pajak Online Memberikan kemudahan kepada wajib pajak untuk membayar kewajiban pajak (bukan dalam rangka pembayaran pajak impor) secara otomatis denganmendebet rekening atau secara tunai.

BSM Pajak ImporMemberikan kemudahan kepada importir untuk membayar pajak barang dalam rangka impor secara online sebagai syarat untuk mengeluarkan barangnya dari gu-dang kantor bea dan cukai.

Layanan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 21

BSM Referensi Bank Surat Keterangan yang diterbitkan oleh BSM atas dasar permintaan dari nasabah untuk tujuan tertentu.

BSM Standing OrderFasilitas kemudahan yang diberikan BSM kepada nasabah yang dalam transaksi finansialnya harus memindahkan dari suatu rekening ke rekening lainnya secara berulang-ulang. Dalam pelaksanaannya nasabah memberikan instruksi ke bank hanya satu kali saja.

BSM Autosave Produk layanan pemindahbukuan otomatis antar rekening giro dan rekening tabungan dengan memelihara saldo tertentu.

BSM Transfer ValasTransfer valas terdiri dari: • Transferkeluaryaitupengirimanvalas

dari nasabah BSM ke nasabah bank lain baik dalam maupun luar negeri.

• Transfermasukyaitupengirimanvalas dari nasabah bank lain baik dalam maupun luar negeri ke nasabah BSM.

Reksadana Mandiri Investa Syariah Berimbang Adalahreksadanacampuran(Mix Fund/Balanced Fund) berbasis instrumen pasar uang, pasar obligasi dan pasar saham dengan ketentuan investasi sesuai Syariah. Dikelola, diadministrasikan, disimpan dan didistribusikan (dijual) oleh sinergi 3 (tiga) kekuatan besar, yaitu: PT Mandiri Manajemen Investasi (sebagai manajer investasi), Deutsche Bank (sebagai bank kustodi reksa dana) dan BSM (sebagai agen penjual).

Reksadana Mandiri Investa AtraktifSyariah(MITRASyariah)Adalahreksadanasyariahyangdikeluarkan oleh PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI). Merupakan jenis reksa-dana saham (equity fund), yaitu wadah yang digunakan untukmenghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor) untuk selanjutnya diinvestasikan oleh manajer investasi minimal 80% dalam portofolio Efek Saham Syariah.

BSM BancassuranceMerupakan kerjasama antara bank dan perusahaan asuransi dalam memasarkan produkBankdanAsuransiatauprodukasuransi pada kantor layanan bank. Untuk saat ini, produk bancassurance BSM terdiri dari 2 produk, yakni:a. Syariah Medika Plus Produk asuransi jiwa yang memberikan manfaat berupa santunan rawat inap dan santunan

tunai kepada nasabah BSM.b. Syariah Investa Link

Produk investasi berbasis syariah yang dilengkapi dengan perlindungan asuransi dengan manfaat hingga 800% dari premi tahunan.

Layanan Penerimaan PembayaranPremiAsuransiTakafulLayanan yang memberi kemudahan bagi polisAsuransiTakafuluntukmelakukanpembayaran preminya di setiap delivery channel yang dimiliki BSM.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

22 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Struktur Organisasi

Komite ManajemenRisiko

Komite Audit

Komite Remunerasi & Nominasi

KomitePemantau Risiko

Audit InternPriyono

Rapat UmumPemegang Saham (RUPS)

Direktur Utama

Yuslam Fauzi

Direktorat PembiayaanKorporasi

Amran Nasution

Direktorat PembiayaanKomersial & Konsumer

Hanawijaya

Direktorat Tresuri& Jaringan

Sugiharto

Direktorat Kepatuhan &Manajemen Risiko

Zainal Fanani

Direktorat Operasi & Pendukung

Srie Sulistyowati

Dewan PengawasSyariah Dewan Komisaris

Cabang-cabang

PembiayaanKorporasi & Investasi

Hadi Purnomo

PembiayaanKecil, Mikro & Program

Andri Vendredi

Tresuri &Perbankan Internasional

Tutuy Guntara

PembiayaanKorporasi Cabang

Agus Salim

PembiayaanKonsumer

Rustanti Rachmi

Restrukturisasi

Sulistyo Budi

PembiayaanKhusus & Sindikasi (Desk )

Siti Nurdiana

PembiayaanKomersial

Subki Matsyah

PenyelesaianPembiayaan

Purwoto

Pengembangan Bisnis dan ProdukDewa Bagus Ivan Baruna

Mass Banking(Desk)

Eny Maya Gustini

Jaringan

Edwin Iswan Siregar

Human Capital

Eka B. Danuwirana

Akuntansi

Musdar Ayub

Perencanaan,Pengembangan &Manajemen KinerjaFirman Jatnika

Operasi

Ateng Suhaeni

Sisdur & Pengawasan

Muslihan

Sistem &TeknologiRoosita Abdullah

Kepatuhan

Priyo Prakoso

Sarana & Logistik

Tau�k Machrus

ManajemenRisiko

M. Fanny Fansyuri

HubunganKorporasi & Hukum

Achmad Fauzi

SKD PerbankanInternasional

Setyobudi Tariadi

SAD Dana

Salahudin

Kanwil I - IV

Pegadaian (Desk)Putu Rahwidhiyasa

Helmi Huseno

Training (Desk)

SKD /SADPembiayaan

SKD Pembiayaan Mikro, Kecil & ProgramBudiardjo Suhodo

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 23

Profil Kepala Divisi/Desk, dan Staf Khusus Direksi

Achmad Fauzi

AdalahKepalaDivisiHubunganKorporasi & Hukum (DKH). Lahir di Kuningan Jawa Barat tanggal 4 November 1965. Lulus dari Fakultas Ekonomi Unkris tahun 1989 dan Magister Hukum Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung tahun 2002. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2005.

Agus Salim

AdalahKepalaDivisiPembiayaanKorporasi Cabang (DKR). Lahir di Brebes tanggal 4 Maret 1955. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Sudirman tahun 1979. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2000.

Andri Vendredi

AdalahKepalaDivisiPembiayaanKecil, Mikro & Program (DKM). Lahir di Bandungtanggal12April1968.Lulusdari Fakultas Ekonomi Universitas Parahyangan. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2005.

Ateng Suhaeni

AdalahKepalaDivisiOperasi(DOP).Lahir di Cirebon tanggal 14 Juni 1954. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran tahun 1983 dan Magister Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI tahun 1998. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2003.

Dewa Bagus Ivan Baruna

AdalahKepalaDivisiPengembanganBisnis dan Produk (DPP). Lahir di Denpasar tanggal 29 September 1965. Lulus dari Fakultas Teknik Universitas Ekasakti tahun 1990. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.

Edwin Iswan Siregar

AdalahKepalaDivisiJaringan(DJN).Lahir di Jakarta tanggal 23 Februari 1960. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya Jakarta tahun

1994. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.

Eka Bramantya Danuwirana

AdalahKepalaDivisiHuman Capital (DHC).LahirdiTegaltanggal11April1969. Lulus dari Fakultas Teknik, University of MissouriUSAtahun1993,meraih Master dari Fakultas Teknik Purdue UniversityUSAtahun1995.Bergabung dengan BSM sejak tahun 2007.

Eny Maya Gustini

AdalahKepalaDesk Mass Banking (DMB). Lahir di Muara Enim tanggal 29Agustus1968.LulusdariFakultasEkonomi Universitas Pancasila tahun 1990 dan Magister Managemen Universitas Trisakti tahun 2006. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2003.

Firman Jatnika

AdalahKepalaDivisiPerencanaan,Pengembangan dan Manajemen Kinerja (DPM). Lahir di Jakarta tanggal 26 Februari 1970. Lulus Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran tahun 1995 dan Magister Ekonomi dari Universitas Indonesia tahun 2005. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.

Hadi Purnomo

AdalahKepalaDivisiPembiayaanKorporasi dan Investasi (DKI). Lahir di Medantanggal21Agustus1966.Lulusdari Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara tahun 1990 dan Magister Sains Universitas Indonesia tahun 2009. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2003.

Helmi Huseno

AdalahKepalaDesk Training (DTR). Lahir di Tiku, Padang tanggal 19 Oktober 1962. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1996 dan pendidikan S2 dari Fakultas Ekonomi Sekolah Tinggi Manajemen tahun 2004. Bergabung dengan BSM

sejak tahun 2005.

M. Fanny Fansyuri

AdalahKepalaDivisiManajemenRisiko (DMR). Lahir di Bandung padatanggal14April1967.Lulusdari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran tahun 1991. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.

Musdar Ayub

AdalahKepalaDivisiAkuntansi(DAK).Lahir di Jakarta, 23 Oktober 1962. Lulus dari UPN Veteran, Jakarta tahun 1985. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.

Muslihan

AdalahKepalaDesk Sisdur & Pengawasan (DSP). Lahir di Pati tanggal 18 Oktober 1959. Lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jakarta JurusanAkuntansitahun1999.Bergabung dengan BSM sejak tahun 2001.

Priyono

AdalahKepalaDivisiAuditIntern(DAI).Lahir di Surabaya, Jawa Timur tanggal 17 Juli 1957. Lulus dari Fakultas EkonomiUniversitasAirlanggatahun1984. Bergabung dengan BSM sejak 1999.

Priyo Prakoso

AdalahKepalaDivisiKepatuhan(DKN).Lahir di Surabaya, Jawa Timur tanggal 20 Maret 1959. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1988, meraih Master Ekonomi dari Universitas Ohio tahun 1997. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.

Purwoto

AdalahKepalaDivisiPenyelesaianPembiayaan (DPB). Lahir di Klaten tanggal 4 Oktober 1955. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Nasional Jakarta tahun 1996. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

24 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Putu Rahwidhiyasa

AdalahKepalaDeskPegadaian(DPG).Lahir di Jakarta tanggal 13 September 1964. Lulus dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor tahun 1986, meraih Master Finance & Strategy dari University of IllinoisUSAtahun1995.Bergabung dengan BSM sejak tahun 2008.

Roosita Abdullah

AdalahKepalaDivisiSistim&Teknologi(DST). Lahir di Jakarta tanggal 7 April1961.LulusdariFakultasMIPAUniversitas Indonesia tahun 1987 dan pendidikan profesi dari Institut Bankir Indonesia tahun 2000. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2002.

Rustanti Rachmi

AdalahKepalaDivisiPembiayaanKonsumer (DPK). Lahir di Gombong tanggal 20 Januari 1967. Lulus dari FakultasMIPAUniversitasIndonesiatahun 1990. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.

Siti Nurdiana

AdalahKepalaDesk Pembiayaan Khusus & Sindikasi (DKS). Lahir di Jakarta tanggal 16 Desember 1966. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran tahun 1991. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.

Subki Matsyah

AdalahKepalaDivisiPembiayaanKomersial(DKC).LahirdiAcehtanggal1 September 1964. Lulus dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor tahun 1986. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2003.

Sulistyo Budi

AdalahKepalaDivisiRestrukturisasi(DRS). Lahir di Jember tanggal 14 Januari 1963. Lulus pendidikan S-1 dan S-2 dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun 1985 dan

2001. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2007.

Taufik Machrus

AdalahKepalaDivisiSarana&Logistik(DSL).LahirdiPasuruantanggal3April1968. Lulus dari Fakultas Ekonomi UniversitasAirlanggatahun1994.Bergabung dengan BSM sejak tahun 2001.

Tutuy Guntara

AdalahKepalaDivisiTresuridanPerbankan Internasional (DTI). Lahir di Ciamis tanggal 27 Februari 1957. Lulus dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor tahun 1980. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.

Budiardjo Suhodo

AdalahStafKhususDireksi(SKD)Pembiayaan Mikro, Kecil & Program. Lahir di Salatiga, Jawa Tengah tanggal 25 Juni 1950. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Jend. Sudirman tahun 1976 dan Magister Manajemen Universitas Diponegoro tahun 1999. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2003.

Setyobudi Tariadi

AdalahStafKhususDireksi(SKD)Perbankan Internasional. Lahir di Tanjung Pandan, Bangka Belitung tanggal 21 Desember 1958. Lulusan dari Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung 1984 dan School of Business, University of Wisconsin, USAtahun1991.BergabungdenganBSM sejak tahun 2003.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 25

Visi dan Misi

Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha.

Visi

1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.

2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.

3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat.

4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.

Misi

Motto Lebih adil dan menenteramkan.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

26 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Sasaran dan Strategi

BSM menetapkan sasaran dan strategi dengan mempertimbangkan kese-suaian dengan bisnis yang dijalankan yang tercermin dalam 5 (lima) pro-gram kerja utama.

Lima program kerja utama BSM tahun 2009: 1. Penghimpunan dana konsumer;2. PengendalianKualitasAset(Aktiva

Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD)danNPF);

3. Pengembangan pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

4. Peningkatan efisiensi;5. Penguatan Infrastruktur (Compe-

tency Based Human Resources Man-agement, Values, Core Banking, Risk Management, Corporate Governance and Organization).

Lima program kerja utama BSM tahun 2010: 1. Peningkatan Market Share Asset,

Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan;2. Penghimpunan Dana Konsumer

dan Penyaluran Pembiayaan dengan High Yield pada Segmen

Usaha Mikro (termasuk gadai), kecil dan konsumer;

3. PengendalianKualitasAsset(APYD& NPF);

4. Peningkatan Fee Based Income;5. Penguatan Infrastruktur (jaringan,

core banking system, shared values (ETHIC), manajemen risiko, kepa-tuhan, pengawalan).

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 27

Profil Dewan Komisaris

1. Achmad Marzuki Komisaris Utama | Komisaris Independen

2. Abdillah Komisaris Independen

3. Lilis Kurniasih Komisaris

4. Tardi Komisaris

1

4

2

3

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

28 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Achmad Marzuki Komisaris Utama | Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, Lahir di Palembang, 25 Juli 1939Lulusan Universitas Indonesia Tahun 1980

Training yang diikuti:• Business Workshop• SupervisedAchievementMotivation Training & Consultant, • InsuranceandDevelopmentBanking• CourseonDevelopmentand Promotion Small Enterprises oleh EDI/ IBRD • AplikasiSystematic Managerial Analysis • SeminarKejahatanEkonomidiBidang Perbankan • Top Management Program of Asian Institute • TheExecutiveRiskManagement Refresher Programme • RiskManagementinRetailBanking

Perjalanan karir:• KomisarisUtamasekaligusKomisaris Independen PT Bank Syariah Mandiri.• Senior Advisor Dewan Komisaris PT Bank Syariah Mandiri• KomisarisUtamaPTBumiDayaPlaza• KomisarisUtamaPTEstetikaJasatama (Consultants & Broker Insurance)• DirekturUtamaPTBankPembangunan Indonesia (Persero), • DirekturPTBankBumiDaya(Persero)• DirekturPTBankPembangunan Indonesia (Persero)

Abdillah | Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, Lahir di Brebes, 21 Februari 1947Lulusan Universitas Indonesia Tahun 1977

Training yang diikuti:• KursusFinancial Accounting • KursusAudit Inspection and Control • SeminarManagement Accounting • KursusAsset Liability Management • Top Management Program • SESPIBI• SertifikatQualified Internal Auditor (QIA)

Perjalanan karir:• KomisarisIndependen PT Bank Syariah Mandiri• AnggotaKomiteAudit PT Bank Syariah Mandiri• KetuaPengawasYayasanKesejahteraan PT Bumi Daya• KomisarisPTEstikaSedayaFinance• KetuaBadanPengawasYayasanTHT PT Bank Bumi Daya (Persero)• KepalaUrusanPengawasanIntern PT Bank Bumi Daya (Persero)• TataUsahaBagianPembukuan PT Bank Bumi Daya (Persero)

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 29

Lilis Kurniasih | Komisaris

Warga Negara Indonesia, Lahir di Bandung, 13 Januari 1958 Lulusan Institut Pertanian Bogor 1981

Training yang diikuti:• AnalisaKredit• Asset dan Liabilities• InvestmentManagement• AdvanceFinancialAnalysis• QualityServiceDelivery• SertifikasiManagementRisiko-1• AssesmentPerkreditan • IntegratedEconomic&RiskAnalysison Downstream Oil & Gas industry • AnalisaLaporanKeuanganlevelIII• NegotiationSkill• SOSImplementasiBaselII&ERM.• OperationRiskManagement• Assesment Perkreditan • LeadersForum• WorkshopAsuransi&PembiayaanKapal• WorkshopAdvertisyQuotient• AssesmentCommercialBanking• WorkshopCoachingforLeadership• LeadershipandDecisionMaking

Perjalanan karir:• AnggotaDewanKomisaris PT Bank Syariah Mandiri • Commercial Banking Center Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.• Operations Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.• KepalaDivisiPembiayaanKorporasi PT Bank Syariah Mandiri• WakilKepalaCabangKebayoran, PT Bank Exim• KepalaBagianKreditMenengahBandung Lapangan Raya PT Bank Exim• PejabatPimpinanBiroKecilPerkebunan PT Bank Exim

Tardi | Komisaris

Warga Negara Indonesia, Lahir di Sukoharjo, 12 Mei 1964 Lulusan Universitas Negeri Sebelas Maret dan Pasca Sarjana di Universitas Padjajaran

Training yang diikuti:• Kursuskredit• SeminarModalVentura• LoanSyndicationWorkshop• PendidikanketrampilanManajerial• TrainingDebt.RestructuringandLoanSYN• CreditTrainingforLending• PelatihanAsuransiKerugianAgunan• MarketingAnalysis,Strategy& MPD • SertifikasiManajemenRisiko-1• WorkshopOptimalisasi Penyelesaian Kredit • SertifikasiManajemenRisiko-2• RiskManagementinBanking• LeadersForum• MRBForumLeaders

Perjalanan karir:• AnggotaDewanKomisaris PT Bank Syariah Mandiri• Group Head Credit Recovery II PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.• Dept. Head Loan Collection I PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.• Dept. Head Loan Disbursement PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.• Dep. Head Consumer Loan Disbursement PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.• Credit Operation & Control Loan Operations Development PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.• GroupHeadpadaCredit Operation & Control Credit Administration PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

30 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Profil Dewan Pengawas Syariah

Prof. KH. Ali Yafie | Ketua Warga Negara Indonesia, lahir di Wani, Donggala, Sulteng, 1 September 1926. Merupakan salah satu ulama berpengaruh di Indonesia.

Perjalanan karir:• KetuaDewanPengawasSyariah PT Bank Syariah Mandiri• KetuaMajelisUlamaIndonesia• RektordiIIQJakarta• GuruBesardiberbagaiPerguruanTinggi Negeri dan Swasta• DekandiFakultasUshuluddinIAIN Ujung Pandang• InspektoratPengadilanAgamaIndonesia Timur• HakimPengadilanAgamaUjungPandang

Dr. M. Syafii Antonio, M. Ec.|AnggotaWarga Negara Indonesia, lahir di Sukabumi, 12 Mei 1967. Meraih gelar PhD di bidang Micro Finance, dari University of Melbourne Australia tahun 2004. Gelar Master di bidang Ekonomi International Islamic University (IIU), Malaysia tahun 1992.

Perjalanan karir:• AnggotaDewanPengawasSyariah PT Bank Syariah Mandiri • KomiteAhliPengembangan Perbankan Syariah pada Bank Indonesia • DewanSyariahNasional,MUI• DosenTazkia

Drs. H. Mohammad Hidayat, MBH., MH. | AnggotaWarga Negara Indonesia, lahir di Jakarta, 3 Mei 1968. LulusdariFakultasSyariahIAINJakartatahun1991danS-2dariIBLAMJakarta tahun 2003. Saat ini tengah menyelesaikan pendidikan S-3 di bidang Islamic Economic and Finance di Universitas Trisakti, Jakarta.

Perjalanan karir:• AnggotaDewanPengawasSyariah PT Bank Syariah Mandiri• AnggotaDewanSyariahNasional,MUI• DosenS-2ProgramPSTTIUniversitasIndonesia• DosenS-2ProgramIEFUniversitasTrisakti

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 31

Profil Direksi

1. Yuslam Fauzi Direktur Utama

2. Sugiharto Direktur

3. Srie Sulistyowati Direktur

4. Hanawijaya Direktur

5. Amran Nasution Direktur

6. Zainal Fanani Direktur Kepatuhan

1 54 3 62

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

32 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Yuslam Fauzi | Direktur Utama

Warga Negara Indonesia LahirdiJakarta,28Agustus1959.AlumnusFakultasEkonomi,UniversitasIndonesiatahun1986.MeraihgelarMBA(Finance/Investment Banking) tahun 1992 dari Arizona State University, USA.

Training yang diikuti:• Aktifsebagaipembicaratentangekonomi dan perbankan syariah di berbagai seminar, simposium, workshop sejak tahun 1999. • Correspondent Banking di American Express Bank, New York • PricingMethodology• CapitalMarketInstrumentsinAsia• Valuation,Pricing&UsingCapitalMarket Instruments • CorporateFinanceCourse• CharteredFinancialAnalystReview• GlobalCustody&PortfolioAdministration• AdvancedProjectFinance&Financial Modelling • Shari’aBanking&SupervisoryAspect • SertifikasiManajemenRisiko• 3th Annual Asian Islamic Banking & Finance Summit • MiddleEasternInvestorForumforIndonesia• BankIndonesiaAnnual International Seminar

Perjalanan karir:• DirekturUtamaPTBankSyariahMandiri• Regional Manager Wilayah IX Banjarmasin Bank Mandiri• DirekturKepatuhandanManajemenRisiko Bank Syariah Mandiri• KepalaBagianKreditMenengahBankBumi Daya.

Srie Sulistyowati | Direktur

Warga Negara Indonesia LahirdiJakarta,10April1960.LulusdariFakul-tas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1979.

Training yang diikuti:• PrincipalsofAccounting,Auditingand Financial Statement Analysis Course • InterestRateandCurrencySwap,Institutefor International Research Singapore • MoneyMarket,ForeignExchange,Swap, Financial Future and Technical Analysis, Bank of Boston Singapore • OptionStrategy,BankBrusselsLambert Singapore • ElliotWaveTheories,RobertSapersteinand TELERATE • The13thAsiaPacificForexAssemblydi Nagoya • Familiarisasi terhadap Japanese Market, di BNI’46 Tokyo, Japan • The14thAsiaPacificForexAssembly di Bangkok • OverviewPerbankanSyariah,KarimBusiness Consulting • EmotionalSpiritualQuotient(ESQ)Eksekutif Angkatanke41,ESQTraining • IT Risk Governance: Penerapan Manajemen Risiko dalam IT.

Perjalanan karir:• AnggotaDireksidiPTBankSyariahMandiri• AnggotaTimLikuidasiPTBankMerincorp• Treasury Manager PT Bank Merincorp• Head of Foreign Exchange Desk PT Bank Pembangunan Indonesia• Technical Analyst PT Bank Pembangunan Indonesia• Money Market Dealer PT Bank Pembangunan Indonesia.

Sugiharto | Direktur

Warga Negara Indonesia Lahir di Kediri, 19 November 1960. Lulusan dari Universitas Negeri Jember 1985, dan menyelesaikan pasca sarjana dari Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2003. Saat ini sedang menyelesaikan S-3 di Universitas 17 AgustusSurabaya.

Training yang diikuti:• CreditAnalysisTraining• CoreCreditTraining• DevelopmentofManagementSkillsTraining• SellingInternationalBankingProduct& Service • SpiritRiskManagement• TargetedSelectionTraining• AktifsebagaipembicaratentangEkonomi Syariah pada berbagai perguruan tinggi antara lain: UPN Veteran Surabaya, IAINSunanAmpelSurabaya,Universitas Airlangga,UniversitasBrawijayaMalang,dan PT Permodalan Nasional Madani.

Perjalanan karir:• AnggotaDireksiPTBankSyariahMandiri• KepalaDivisiPengembanganJaringan PT Bank Syariah Mandiri• RegionalManagerofEastJava, Bali dan Mataram PT Bank Syariah Mandiri• RegionalManagerofMiddleJava PT Bank Muamalat Indonesia• CoordinatorofCorporateBusiness Restructure Financing Unit PT Bank Muamalat Indonesia• Branch Manager di Fatmawati - Jakarta PT Bank Muamalat Indonesia• HeadofCommercialFinancingdi Surabaya PT Bank Muamalat Indonesia.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 33

Hanawijaya | Direktur

Warga Negara Indonesia Lahir di Jakarta, 3 Desember 1963. LulusdariFakultasPertanianJurusanAgribisnis,Institut Pertanian Bogor 1986. Meraih gelar MM dari Institut Pendidikan Manajemen Prasetya Mulya (Jakarta, 1999).

Training yang diikuti:• Officer Development Program Bank Dagang Negara (BDN) • Training KreditAnalisisBidangAgribisnis,IPB• PendidikanKaderPimpinanTingkatLanjutan, LPPI • Effective Cash Flow Management • CorporateValutionModelling-Euromoney Training • ExecutiveWorkshoponCertifiedIslamic Financial Analyst (CIFA) • SellingCommercial&CorporateBank Services Course • LeadershipCourseINSEAD-Mandiri,USAID University • InternshipProgramUSA• ProgramEksekutifDireksiSertifikasi Manajemen Risiko-Program BSMR Bank Indonesia.

Perjalanan karir:• AnggotaDireksidiPTBankSyariahMandiri• HubManagerJakartaFatmawatiPTBank Mandiri (Persero) Tbk.• Departemen Head Front End Collection PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.• Group Head Credit Recovery di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.• Analiskreditperusahaanberskalamenengah Bank Dagang Negara.

Zainal Fanani | Direktur Kepatuhan

Warga Negara Indonesia Lahir di Ngawi, 24 Oktober 1964. Lulus dari Fakultas Teknik Sipil Jurusan Transportasi, Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) tahun 1989.

Training yang diikuti:• SertifikasiManajemenRisiko, Badan Sertifikasi Manajemen Risiko • Conference on Islamic Economic, Middle East Global Advisors(MEGA)diBahrain• Emotional Spiritual Quotient Program Eksekutif, ESQ Training • Balanced Scorecard Worldclass Perform, The Jakarta Consulting Group • Good Corporate Governance, Risk Management & Compliance • PelatihanDasarBankSyariah TazkiaInstitut-BankSusilaBakti• KursusPerkreditan,BankDagangNegara• KursusPemimpinCabangAngkatan106,IBI• KursusManajemenPerkreditanAngkatanXII,IBI.

Perjalanan karir:• AnggotaDireksidiPTBankSyariahMandiri• KepalaDivisiPerencanaan, Pengembangan dan Manajemen Kinerja PT Bank Syariah Mandiri• KepalaBagianRelation Manager Retail I, Divisi Pemasaran & Pembinaan Cabang PT Bank Syariah Mandiri• KepalaCabangSurabayaPTBankSyariah Mandiri• KepalaCabangPembantuKalimalang,Bank Susila Bakti• KepalaOperasiKCPRawamangun,Bank Susila Bakti• StaffBadanPenelitian&Pengembangan Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan RI.

Amran Nasution | Direktur

Warga Negara Indonesia Lahir di Jakarta, 1 Desember 1965. Lulus dari Fakultas Ekonomi, Jurusan Manaje-men, Universitas Trisakti, Jakarta tahun 1989.

Training yang diikuti:• KursusDasar-dasarPerbankan, Bank Susila Bakti • KursusKepalaCabang,BankIndonesia• Training Customer Oriented Leadership, Dale Carnegie • Workshop Management Perbankan Syariah, TazkiaInstitute • Good Corporate Governance, Risk Management & Compliance Management, Arthur Andersen • Workshop Proactive Risk Management In Banking, Institute of Finance & Banking, Sahid Jaya • ProgramCertificateInCorporate Leadership TTE Tingkat Advance VIII, Center Of Corporate Leadership • IslamicCommercialLawInBanking&Finance• IslamicFinanceForum• ESQAngkatan39,ESQCentre • WorkshopRiskManagement&Compliance, Novotel Coralia • SertifikasiManajemenResiko, Badan Sertifikasi Manajemen Resiko.

Perjalanan karir:• AnggotaDireksiPTBankSyariahMandiri• KepalaDivisiKorporasi PT Bank Syariah Mandiri• KepalaDivisiPembiayaan&Investment Banking PT Bank Syariah Mandiri• KepalaDivisiTreasury dan Dana PT Bank Syariah Mandiri• KepalaDivisiPembiayaanMenengahdan Ritel PT Bank Syariah Mandiri• KepalaCabangUtamaBankSusilaBakti Bandung • Account Officer Bank Susila Bakti Bandung.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

34 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan aset terpenting perusahaan, karena perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan. Untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja usaha se-cara berkelanjutan, BSM mencanang-kan program pengembangan kualitas sumber daya manusia profesional secara konsisten melalui sistem pengelolaan sumber daya manusia secara terpadu.

1. Jumlah pegawai Sampai akhir tahun 2009 jumlah

pegawai BSM (termasuk outsource) telah mencapai 4.544 orang, me-ningkat 23,13% dari 3.493 orang pada akhir tahun 2008. Penyeba-ran jumlah pegawai pada tahun 2009 adalah 890 (20%) di Kantor Pusat dan 3.609 (80%) di 60 Kan-tor Cabang dan outlet di bawah koordinasinya. Peningkatan jumlah pegawai tersebut berbanding lurus dengan ekspansi BSM melalui pe-nambahan jumlah Kantor Cabang/outlet di berbagai daerah.

2. Pengembangan sumber daya manusia

Selama tahun 2009 BSM telah me-ngeluarkan biaya sebesar Rp21,01 milyar untuk berbagai macam program pendidikan intern dan ekstern. Hal tersebut meningkat dibandingkan anggaran pelatihan tahun 2008 yaitu sebesar Rp14,08

milyar. Program pengembangan SDM dilakukan melalui pendidikan karir, pendidikan profesi, keterampi-lan, serta berbagai kursus, latihan, penataran, seminar, lokakarya dan pelatihan manajemen dan teknis yang disesuaikan dengan kebutu-han BSM.

Pelatihan yang sudah dilakukan oleh BSM dalam tahun 2009 dilaku-kan dalam bentuk e-learning dan inhouse training. E-learning yang dilakukan terdiri dari 16 program, meningkat 3 program, diban-dingkan 13 program di tahun 2008. Modul pada program tersebut juga meningkat 37% dari 91 modul di tahun 2008 menjadi 125 modul di tahun 2009. Peningkatan jumlah program berdampak pada mening-katnya jumlah kunjungan (hits) pegawai ke e-learning 45%, yaitu dari 48.302 hits menjadi 70.038 hits. Secara otomatis jam kunjungan pegawai BSM ke e-learning juga meningkat dari 29.614 jam tahun 2008 menjadi 48.234 jam tahun 2009 (62,88%).

Peningkatan jam belajar dan hari pelatihan juga didukung oleh peningkatan jumlah kelas reguler (in-house training) yang diseleng-garakan oleh Learning Centre BSM. Sepanjang tahun 2009 BSM melak-sanakan 250 kelas reguler untuk 161 jenis program. Meningkat 10,6% dibandingkan tahun 2008

sebanyak 226 kelas reguler untuk 146 jenis program. Peningkatan 10,6% kelas pelatihan diikuti

dengan peningkatan jumlah peserta pelatihan sebesar 21% yaitu 12.187 peserta di tahun 2008 menjadi 14.752 di tahun 2009.

3. Kesempatan yang sama pada seluruh pegawai

Pegawai adalah aset berharga sehingga mendapat perhatian yang tinggi dari perusahaan. BSM mene-rapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, adil dan bebas dari tekanan. Setiap pegawai mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh kompen-sasi, pendidikan dan promosi sesuai dengan kompetensinya masing-masing.

Laporan lebih lengkap tentang SDM dapat dilihat pada Laporan GCG sub Laporan SDM buku Laporan Tahunan ini.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 35

Informasi Pemegang Saham

1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pem-bangunan Indonesia, bergabung menjadi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memiliki bidang usaha per-

bankan. Pemegang saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

terdiri dari Pemerintah Republik Indonesia (60%) dan Publik (40%).

2. PT Mandiri Sekuritas

MerupakanAnakPerusahaanPTBank Mandiri (Persero) Tbk. ber-gerak di bidang manajemen dan penasehat investasi dan didirikan pada tanggal 31 Juli 2000 yang merupakan penggabungan usaha PT Bumi Daya Sekuritas, PT Exim Sekuritas, dan PT Marin Corp Securindo.

BSM menjamin pemenuhan hak terhadap pemegang saham minoritas sesuai ketentuan Undang-undang yang berlaku dan prinsip-prinsip GCG.

PT Bank Syariah Mandiri tidak memiliki anak perusahaan, tetapi memiliki se-jumlah perusahaan afiliasi, yaitu anak perusahaan-anak perusahaan milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., antara

lain: Bank Mandiri (Europe) Limited (BMEL); PT Usaha Gedung Bank Da-gangNegara;PTBumiDayaPlaza;PT Bank Sinar Harapan Bali (BSHB).

ProfilAnakPerusahaandanPerusahaanAfiliasi

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

36 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

NamadanAlamatNotaris,KonsultanHukumdanKantorAkuntanPublik

AkuntanPerseroan

BSMtelahmenunjukAkuntanPublik(AP)Drs.HariPurwantonodanKantorAkuntanPublik(KAP)Purwantono,Sarwoko dan Sandjaja afiliasi dengan auditor internasional Ernst & Young (E&Y) untuk melakukan audit tahun buku 2009.

APdanKAPdiputuskandalamRUPSpada tanggal 25 Juni 2009 berdasar-kanrekomendasidariKomiteAuditmelalui Dewan Komisaris. Ruang lingkupauditmeliputiAuditLaporanKeuangan,AuditKepatuhanTerhadappengendalianIntern,AuditterhadapPeraturan Perundang undangan dan AuditKinerjaKeuangan.

Total Biaya yang dikeluarkan untuk biaya jasa audit sebesar Rp630 juta (tidak termasuk OPE & PPN).

Notaris di Kantor PusatNotaris: Badarusyamsi, SH, MKn.Alamat:KomplekRukoMutiaraFazaBlok RD/4 Jl. Raya Condet No. 27, Jakarta 13760

Notaris: Imas Fatimah, SH.Alamat:MenaraCyber2,Lt.22Jl.HR.Rasuna Said Blok X. 5, No. 13 Jakarta 12950

Notaris: Harun Kamil, SH.Alamat:Jl.HangLekirINo.3,Keba-yoran Baru, Jakarta 12120

Notaris: Sutjipto, SH.Alamat:MenaraSudirmanLt.18Jl.Jend. Sudirman Kav. 60, Jakarta 12190

Konsultan Hukum: Hanafiah Pong-gawa & Partners.Alamat:Wisma46,Lt.41Jl.Jend.Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220

Konsultan Hukum: Dias & Associate Law Office.Alamat:CityLoftsSudirmanTower,Lt.7 Unit 729 Jl. KH. Mas Mansur No. 121, Jakarta 10220

Konsultan Hukum: Karimsyah Law Firm.Alamat:PlazaMutiara,Lt.7LingkarMega Kuningan Kav. 1 & 2, Jakarta 12950

Konsultan Hukum: Tasrif-Arfah-Panggabean Advokat & Penasehat Hukum.Alamat:Jl.PalbatuRayaNo.7,Jakarta12870

Akuntan Publik: Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.Alamat:IndonesiaStockExchangeBuilding Tower 2, Lt. 7 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52- 53, Jakarta 12190

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 37

JanuariDukungan kepada pengusaha mikro di Denpasar, Bali

FebruariDukungan kepada Islamic Book Fair, Jakarta

MaretPartisipasi dalam World Islamic Economic Forum

AprilPenanaman Pohon Bakau, TamanWisataAlamKapuk

MeiPenunjukkan BSM sebagai bank penerima Wakaf Tunai

JuniNonton bareng anak yatim di berbagai kota

JuliRangkaian kegiatan sosial di Jakarta

AgustusLaunching produk Deposito Berbagi

SeptemberRangkaian kegiatan Ramadhan di Jakarta

OktoberRangkaian kegiatan CSR di Sumatera

NovemberPenataan kawasan Wisata Kuliner BSM

DesemberBSM UMKM Awards 2009

Corporate Events

Sepanjang tahun 2009, BSM melaksanakan beragam corporate events, di antaranya kegiatan yang bersifat corporate social responsibility (CSR), antara lain:

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

38 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Penghargaan

The Best Outlet Productivity. Penghargaan atas produktivitas outlet bank Syariah.

The Best Human Resource Development. Penghargaan atas pengem-ban-gan Sumber Daya Manusia.

The Word of Mouth Marketing Award 2009 (WOMMA). Penghargaan atas hasil survey tentang marketing produk (pemakaian jasa & layanan bank) berdasar rekomendasi konsumen.

Banking Efficiency Award 2009. Penghargaan atas kinerja bank yang dinilai mampu mengelola kegiatannya secara efisien.

STP Award (Straight Trough Processing Award). Penghargaan atas keberhasilan BSM dalam melakukan proses outgoing transfer tanpa adanya koreksi.

Bank Syariah Terbaik.Penghargaan atas kinerja keuangan.

Bank Indonesia

Bank Indonesia bekeja sama dengan Karim Business Consulting

MajalahSWAsembada

Harian Bisnis Indonesia

CitibankNewYork,USA

Harian Bisnis Indonesia

7 Februari 2009

7 Februari 2009

16April2009

23April2009

7 Juli 2009

22 Juli 2009

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 39

Indonesia Best Brand Award. Penghargaan atas brand BSM yang dinilai sangat kuat di masyarakat.

Golden Trophy Award. Penghargaan atas kinerja BSM denganpredikat“SangatBagus”selama 5 tahun berturut-turut.

The Best Asset Performing and The Fastest Growth Funding Islamic Banking Institute. Penghargaan atas kinerja keuangan yang telah dicapai.

Islamic Finance Award. Penghargaan atas kinerja keuan-gan dengan kategori The Best Islamic Fully Pledged Bank; The Most Expansive Funding; Islamic Fully Pledged Bank; The Most Expansive Financing, Islamic Fully Pledged Bank; The Most Efficient Islamic Fully Pledged Bank.

Bank Syariah terbaik. Penghargaan atas kinerja keuangan yang telah dicapai.

The Best Percentage Growth for Category Number Debit Transaction.Penghargaan atas prosentase pertumbuhan transaksi debit pada bank pengguna jaringan ATMPrima.

MajalahSWAsembada

Majalah Infobank

Property and Bank Magazine

Karim Business Consulting

Majalah Investor

PT Rintis Sejahtera,penyedia jasa jaringan ATMPrima

28 Juli 2009

30 Juli 2009

14Agustus2009

15Agustus2009

2 September 2009

5 Desember 2009

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

40 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Halaman ini sengaja dikosongkan

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 41

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Analisis Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

A. Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha

Alhamdulillah, di tengah kondisi krisis pada tahun 2009, Bank Syariah Mandiri mampu tumbuh dengan signifikan. Dengan tetap berpegang pada strategi konsolidasi dan penuh kehati-hatian, kinerja keuangan BSM tahun 2009 tumbuh lebih signifikan dibandingkan kinerja keuangan di tahun 2008. Ke-berhasilan tersebut didukungoleh pertumbuhan produk-produk inovatif yang me-menuhi harapan nasabah.

Program Pendanaan Konsumer Pada tahun 2009, Bank Syariah

Mandiri (BSM) menetapkan fokus utama untuk meningkat-kan porsi dana konsumer. Ini sesuai dengan misi BSM yang kedua, yaitu “Mengutamakan penghimpunan dana konsu-

mer dan penyaluran pembaya-an pada segmen UMKM”. Dana konsumer dimaksud adalah dana yang berasal dari perorangan, baik ditempatkan pada produk pendanaan Giro, Tabungan, maupun Deposito. Dengan demikian, pertum-buhan dana perorangan harus lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan dana non-konsumer (dana institusi).Untuk meningkatkan porsi

dana konsumer tersebut, BSM mendirikan Desk Mass Banking. Desk ini merupakan unit kerja setingkat Divisi di level Kan-tor Pusat. Desk Mass Banking bertanggung jawab terhadap berbagai program terkait.

Program-program pendanaan tersebut digunakan bank untuk memenuhi harapan nasabah, khususnya nasabah perorang-an. Program-program ini juga sejalan dengan upaya bank dalam meningkatkan loyalitas nasabah.

Loyalty Program Sejak tahun 2009, BSM menga-

dakan program dengan nama BSM Gelegar Hadiah. Ini adalah program untuk meningkatkan loyalitas nasabah melalui pem-berian hadiah. BSM memberi-kan hadiah sangat beragam, seperti kendaraan roda empat, kendaraan roda dua, televisi, paket umrah, dan Tabungan Mabrur. BSM mendistribusikan hadiah ini ke seluruh cabang secara proporsional.

Nasabah merespon positif program ini. Respon positif ini ditandai dengan mening-katnya nasabah perorangan, disertai dengan peningkatan saldo nasabah selama periode program. Karenanya, program ini akan dilakukan secara

berkesinambungan.

Selain itu, BSM juga semakin mendekatkan diri ke

masyarakat dengan berbagai upaya. BSM membuka gerai di lokasi-lokasi strategis dan di tempat-tempat khusus sesuai dengan permintaan nasabah. BSM juga aktif membuka layanan gerai pada event-event pameran, baik tingkat nasional maupun lokal. Upaya ini dires-pon masyarakat dan nasabah dengan sangat baik.

Sebagaimana kebutuhan nasa-bah, BSM juga meningkatkan layanan khusus, yaitu layanan BSM Priority. Layanan ini ditujukan bagi nasabah yang mengharapkan layanan khusus prioritas. BSM juga menambah satu outlet Priority di tahun 2009.

Secara umum, layanan BSM Priority direspon sangat baik. Simpanan dana nasabah Priority di tahun 2009 melebihi ekspektasi BSM.BSM memiliki 3 kelompok produk yaitu:

1. Pendanaan 2. Pembiayaan 3. Jasa (fee based income)

42 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Analisa Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

1. Pendanaan

BSM berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar Rp4,44 triliun atau 29,80%, dari Rp14,90 trili-un di akhir tahun 2008 menjadi Rp19,34 triliun di akhir tahun 2009. Pertumbuhan DPK Rp4,44 triliun terdiri dari pertumbuhan Tabungan Rp1,88 triliun atau 35,56%, pertumbuhan Giro Rp778,77 miliar atau 42,97% dan pertumbuhan Deposito Rp1,78 triliun atau

22,83%.

a. Giro Total dana yang berasal dari

Giro BSM sampai dengan bulan Desember 2009 sebe-sar Rp2,59 triliun dengan tren pertumbuhan rata-rata

Rp Miliar

Dana Pihak Ketiga 2004 2005 2006 2007 2008 2009Tren

Pertumbuhan(%)

Giro 981 1.262 2.053 1.846 1.812 2.591 24.49

Tabungan 1.536 1.958 2.668 3.872 5.284 7.163 36.17

Deposito 3.208 3.818 3.498 5.388 7.802 9.584 26.46

Total 5.725 7.038 8.219 11.106 14.899 19.338 27.76

Posisi Dana Pihak Ketiga tahun 2004 - 2009

Grafik Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Tahun 2004 - 2009

25.000

20.000

15.000

10.000

5.000

Rp M

iliar

2004 2005 2006 2007 2008 2009

DPK 5.725 7.038 8.219 11.106 14.899 19.338

Tahun

selama 6 tahun terakhir sebesar 24.49 %. Penghim-punan dana melalui giro tersebut terdiri dari Giro BSM, Giro BSM Euro, Giro BSM Valas dan Giro BSM Singapore Dollar.

Pertumbuhan giro BSM salah satunya didukung oleh meningkatnya

aktivitas bisnis nasabah BSM.

b. Tabungan Total dana yang berasal dari

Tabungan BSM sampai de-

ngan bulan Desember 2009 sebesar Rp7,16 triliun dengan tren pertumbuhan rata-rata selama 6 tahun terakhir sebesar 36,17%. Perolehan penghimpunan dana tersebut terdiri dari

Tabungan BSM, Tabungan Berencana BSM, Tabungan Simpatik BSM, Tabungan Mabrur BSM, Tabungan BSM Dollar, Tabungan Korban BSM dan Tabungan BSM Investa Cendikia.

c. Deposito Total dana yang berasal dari

Deposito BSM hingga bulan Desember 2009 sebesar Rp9,58 triliun dengan tren pertumbuhan rata-rata selama 6 tahun terakhir

sebesar 26.46%. Deposito BSM terdiri dari Deposito Rupiah dan Dollar.

Pertumbuhan deposito BSM didukung oleh tingkat kepercayaan nasabah yang meningkat.

2. Pembiayaan

BSM menjaga komitmennya untuk mendukung pengem-bangan sektor industri kecil dan menengah di tahun 2009, terbukti dengan porsi penyaluran pembiayaan di sek-tor UMKM sebesar 44,46% dari total pembiayaan untuk semua segmen usaha.

Sampai dengan akhir tahun 2009 total pembiayaan BSM untuk semua segmen usaha adalah sebesar Rp16,06 triliun, meningkat sebesar Rp2,78 triliun atau tumbuh 20,93% dibandingkan tahun 2008

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 43

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

dengan total pembiayaan Rp13,28 triliun. Komposisi pembiayaan per segmen usaha selama tahun 2009 adalah Rp5,62 triliun untuk korporasi, mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp5,42 triliun atau sebesar 2,03%. Pembiayaan segmen UMKM tahun 2009 sebesar Rp7,14 triliun, meningkat sebesar Rp1,31 triliun atau 22,64% dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp5,83 triliun. Pembiayaan segmen konsumer juga mengalami peningkatansebesar 5,59% atau sebesar Rp1,31 triliun di tahun 2009 sebesar Rp3,30 triliun, dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp1,99 triliun.

a. Pembiayaan Korporasi

Dalam mendukung akse- lerasi pertumbuhan bank

syariah nasional, BSM mem-bantu nasabah korporasi dengan menyalurkan pem-

biayaan untuk ekspansi bisnis maupun peningkatan modal kerja pada sektor-sek-tor industri penting dengan pertumbuhan positif dan menarik. Walaupun sampai dengan akhir 2009, kondisi krisis global belum sepenuh-nya pulih, BSM tetap me-

nyalurkan Pembiayaan sek-tor korporasi.

Penyaluran pembiayaan korporasi merupakan wujud komitmen BSM dalam

mendukung program BI untuk mengakselerasi

pertumbuhan bank syariah hingga mencapai 5% pada akhir tahun 2009. Dalam mendukung akselerasi

tersebut, BSM akan menyalurkan pembiayaan

terutama untuk sektor-sektor yang termasuk kriteria sangat menarik seperti: Oil

Grafik Posisi Deposito Tahun 2004 - 2009

12.000

10.000

8.000

6.000

4.000

2.000

Rp M

iliar

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Deposito 3.208 3.818 3.498 5.388 7.802 9.584

Tahun

Grafik Posisi Tabungan Tahun 2004 - 2009

8.0007.0006.0005.0004.0003.0002.0001.000

Rp M

iliar

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Tabungan 1.536 1.958 2.668 3.872 5.284 7.163

Tahun

3.000

2.500

2.000

1.500

1.000

500

Rp M

iliar

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Giro 981 1.262 2.054 1.846 1.812 2.591

Tahun

Grafik Posisi Giro Tahun 2004-2009

44 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Analisa Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Grafik Posisi Pembiayaan Tahun 2004-2009

18.000

16.000

14.000

12.000

10.000

8.000

6.000

4.000

2.000

Rp M

iliar

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Total Pembiayaan 5.296 5.848 7.415 10.326 13.278 16.063

Tahun

& Gas dan penunjangnya, Telekomunikasi, Pertam-bangan, Batubara, Kontrak-tor, Pembangkit Listrik, Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit serta Industri Manufaktur. Penyaluran ini akan dilakukan dengan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian.

Selain itu penyaluran pembiayaan korporasi juga bertujuan melayani nasabah korporasi dengan

kebutuhan finansial yang terus berkembang. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, BSM menyediakan produk dan layanan modern lainnya seperti internet banking, cash management, mobile banking dan lain-lain.

Untuk mendukung penyalu-ran pembiayaan korporasi, BSM mendirikan unit kerja khusus yang menangani Sindikasi dan Club Deal, yaitu Desk Pembiayaan Khusus dan Sindikasi. Melalui pem-bentukan Desk ini, BSM diharapkan dapat menjadi penggerak pembiayaan sindikasi perbankan syariah dan pembiayaan yang membutuhkan dana cukup besar. Dalam hal ini prinsip kehati-hatian tetap menjadi keutamaan bagi BSM.

Pemilihan sektor usaha yang lebih selektif dan mening-katkan penerapan prinsip prudential banking

practices melalui rating sektor industri setiap tahun merupakan beberapa

metode yang dilakukan BSM dalam proses pembiayaan korporasi. Hal tersebut meru-pakan upaya BSM dalam mengambil langkah

kebijakan pembiayaan yang lebih prudent dan memi-nimalkan potensi risiko dari nasabah korporasi.

Dalam menjaga pertumbuh-

an pembiayaan korporasi yang telah berjalan, BSM secara proaktif melakukan komunikasi berkesinam-

bungan dan kunjungan lebih intens dengan nasabah

korporasi agar permasalahan yang dihadapi dapat terde-teksi lebih awal dan mampu diselesaikan dengan baik.

Untuk tahun 2009, total pembiayaan korporasi BSM naik menjadi Rp5,53 triliun dibandingkan posisi tahun 2008 sebesar Rp5,41 triliun. Jika dibandingkan dengan total pembiayaan per seg-men usaha tahun 2009, persentase pembiayaan kor-porasi turun, semula 40,99%

tahun 2008 menjadi 34,73% tahun 2009.

Pembiayaan Khusus dan Sindikasi

Desk Pembiayaan Khusus dan Sindikasi (DKS) dibentuk pada bulan Juli 2007 dengan visi sebagai lokomotif pertumbuhan pembiayaan sindikasi di perbankan Syariah. Pembentukan DKS merupakan wujud komitmen BSM dalam men-dukung program BI untuk mengakselerasi pertumbuh-an bank syariah. Selain

itu, DKS juga bertujuan melayani nasabah korporasi yang kebutuhan finansialnya terus berkembang. Salah satunya dilakukan melalui pelaksanaan misinya untuk menyalurkan pembiayaan yang sehat melalui

pembiayaan sindikasi syariah dan club deal serta memba-ngun agency profesional yang dapat memberi kontri busi kepada pertumbuhan fee based income BSM.

Pada awal pendirian di tahun 2007, DKS mengawali ki-nerjanya sebagai Mandated Lead Arranger (MLA) untuk meng-atur pembiayaan sindikasi Syariah sebesar Rp525 miliar bersama salah satu Bank Umum. Saat itu Bank Umum tersebut yang mengatur pembiayaan sindikasi konvensional sebesar Rp475 miliar untuk take over obligasi dan capex peralatan telekomunikasi. Selain mendapat gelar MLA dalam sindikasi PT Citra Sari Makmur, BSM juga diper-caya sebagai Security Agent. Gelar MLA juga didapat BSM untuk pembiayaan club deal atas nama PT Mora Telema-tika Indonesia (Moratel) sebesar Rp62 miliar.

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 45

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Grafik Posisi Berdasarkan Skim Pembiayaan Tahun 2004-2009

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Murabahah 4.064 3.964 4.189 5.180 6.795 8.115

Mudharabah 298 493 1.119 2.340 2.964 3.339

Musyarakah 767 1.206 1.554 1.998 2.614 3.257

Lainnya 167 185 553 808 905 1.352

9.0008.0007.0006.0005.0004.0003.0002.0001.000

Rp M

iliar

Skim Pembiayaan

Grafik Pembiayaan Berdasarkan Sektor Tahun 2004-2009

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian 639 462 444 397 626 755

Pertambangan 136 211 237 265 275 202

Industri 593 720 764 881 955 1.034

Listrik, Gas dan Air 4 0 3 159 253 298

Konstruksi 800 1.020 1.056 1.638 2.184 2.070

Perdagangan 844 897 1.097 1.106 1.360 1.804

Transportasi & Komunikasi 401 425 542 554 863 1.020

Jasa Dunia Usaha 668 582 2.046 3.685 4.177 4.891

Jasa Sosial 769 1.059 519 503 591 689

Lain Lain 443 471 707 1.138 1.994 3.300

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

Rp M

iliar

Pembiayaan

46 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Analisa Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Sindikasi ini terbentuk untuk memenuhi kekurangan modal kerja yang telah diberikan secara bilateral oleh BSM. Dalam club deal ini BSM selaku Facility dan Security Agent. Selain sebagai MLA, BSM juga berpartisipasi dalam sindikasi Syariah yang dikoordinasikan oleh salah satu Bank Umum Syariah untuk investasi pengadaan helikopter kepada PT Indo-nesia Air Transport sebesar USD30,2 juta.

Pada tahun 2008, sebagai bentuk komitmen dalam memajukan bisnis Oil & Gas, BSM kembali ikut berpar tisipasi dalam pembiayaan sindikasi yang dikoordinasi-kan salah satu Bank Umum untuk pembangunan LPG dan pengadaan 6 (enam) Gas Kompressor kepada PT

Media Karya Sentosa dan pembangunan LPG storage kepada PT Optima Sinergi Comvestama (Opsico). Parti-sipasi BSM untuk sindikasi

PT MKS sebesar USD10 juta dan PT Opsico sebe-sar USD7,5 juta. Setelah sindikasi PT MKS terealisasi (stage 1), BSM mendapat kepercayaan dari PT MKS sebagai Joint Mandated Lead Arranger (JMLA) untuk pembiayaan sindikasi syariah bersama salah satu Bank Umum untuk pengadaan 5 (lima) Gas Kompressor (stage 2). Total sindikasi stage 2 sebesar Rp164,6 miliar dengan porsi BSM sebesar Rp44,6 miliar. Selain sebagai JMLA, BSM diper-caya sebagai Facility Agent.

Pada tahun 2009, di tengah krisis yang melanda hampir seluruh perbankan di dunia, BSM tetap berkomitmen untuk memajukan dunia bisnis di Indonesia. Salah

satu bentuk komitmen BSM adalah menerima keper-cayaan sebagai Mandated Lead Arranger dari PT Berlian Laju Tanker Tbk. untuk mengkoordinasikan sindikasi Syariah sebesar Rp180 miliar guna pembelian 3 (tiga) buah kapal untuk ketiga anak perusahaannya. Selain berpartisipasi sebesar Rp64,3 miliar, BSM juga mendapat kepercayaan sebagai Facility dan Security Agent.Dalam usianya yang relatif muda, kontribusi yang telah diberikan DKS tidak dapat dipandang sebelah mata. Demikian juga peran BSM terhadap dunia perbankan Syariah khususnya dalam pembiayaan sindikasi.

b. Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil

Pemberdayaan Usaha

Mikro-Kecil

Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor riil dan membantu program pemerintah dalam penyerapan tenaga kerja, BSM memiliki komitmen untuk memberikan pembia-yaan bagi usaha mikro dan kecil. Pentingnya member-dayakan usaha mikro dan kecil merupakan tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan portofolio pembiayaan di segmen tersebut.

Pembiayaan segmen usaha mikro dan kecil tahun 2009 sebesar Rp2,18 triliun, me-

ningkat sebesar Rp0,39 triliun atau 21,91% diban-dingkan tahun 2008 sebesar Rp1,78 triliun. Strategi BSM untuk meningkatkan portofolio pembiayaan usaha mikro-kecil antara lain dilakukan melalui:

1). Kerjasama (linkage) de-ngan LKM/S, BPR/S, BMT, KJKS/UJKS dan Lembaga Keuangan Non Bank lain-nya untuk menjangkau nasabah mikro-kecil yang berada di luar jangkauan outlet BSM.

2). Peningkatan capacity building nasabah mikro-

kecil dan mitra linkage khususnya LKMS, melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga pen-damping LKM/S

dalam bentuk pelatihan, pendampingan dan supervisi.

3). Kerjasama pembiayaan program dengan peme-rintah untuk mendapat-kan fasilitas penjaminan, likuiditas atau bantuan lainnya.

4). Kerjasama pola kemi-traan, di mana BSM ber-peran sebagai fasilitator usaha mikro-kecil den-gan korporasi dalam pola kemitraan Inti-Plasma.

5). Pembukaan outlet khusus yang melayani Usaha Mikro dengan brand Warung Mikro BSM yang berlokasi di sekitar komunitas usaha mikro.

6). Pengembangan sistem monitoring pembiayaan mikro kecil berbasis teknologi.

Skim Pembiayaan Mikro-Kecil

BSM terus-menerus berupaya untuk meningkatkan peran-nya dalam pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui berbagai pembiayaan pro-gram. Di antaranya melalui kerjasama dengan beberapa instansi pemerintah seperti

Kementerian Koperasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian dan Kementerian

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 47

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Lingkungan Hidup.

Skema pembiayaan program yang telah disalurkan oleh BSM selama tahun 2009 terdiri atas:1). Pembiayaan dana SUP

005 yaitu pembiayaan untuk pengembangan usaha mikro dan kecil dengan total plafon/dana sebesar Rp197 miliar. Pembiayaan ini di-gunakan untuk investasi dan modal kerja dengan jumlah nasabah seban-yak 2.199 nasabah.

2). Pembiayaan Dana Bergu-lir Syariah (DBS), dengan total plafon/dana pem-biayaan sampai saat ini sebesar Rp88,74 miliar. BSM bekerjasama

dengan Kantor Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam member- dayakan usaha mikro melalui program Perkuat-an Permodalan Koperasi Jasa Keuangan Syariah

(KJKS) atau Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) sebagai Lembaga Keu-

angan Mikro Sya-riah (LKMS) dengan pola Dana Bergulir Syariah (DBS). Tujuan akhirnya adalah untuk mem-perkuat akses permoda-lan usaha mikro bagi kegiatan usaha produktif. Jumlah koperasi yang

mendapat fasilitas pem-biayaan dengan skema ini adalah sebanyak 993 koperasi.

3). Pembiayaan dengan dana DNS-KNLH adalah pembiayaan program kerjasama antara BSM dan Kementerian Negara

Lingkungan Hidup (KNLH) untuk pembiaya-an usaha mikro dan kecil dengan memanfaatkan Debt for Nature Swap (DNS) di sektor ling-kungan. Penggunaan pembiayaan DNS-KNLH

pada umumnya untuk pembiayaan investasi. Total plafon/dana yang dikelola BSM untuk pembiayaan ini sebesar Rp54,70 miliar dengan nasabah saat ini seba-nyak 111 nasabah, dan akan terus ditingkatkan di masa mendatang.

Jenis-jenis investasi yang dapat dibiayai dengan skema ini ialah:a. Peralatan pencegahan

pencemaran:• Peralatan Produksi

Bersih (energi efisiensi dan peru-bahan teknologi).

• Peralatan pencega-han lapisan ozon.

b. Industri daur ulang yaitu seluruh perala-tan yang dapat digu-

nakan untuk menghe-mat sumber daya alam dan mengurangi limbah (daur ulang limbah, plastik, logam dan kayu).

c. End-of-pipe technolo-gies:• Instalasi pengola-

han air limbah.• Instalasi pengen-

dalian pencemaran udara.

• Instalasi pengola-han sampah.

d. Peralatan laborato-rium: • Peralatan untuk

analisis emisi untuk perbaikan kendara-an bermotor.

• Peralatan laborato-rium untuk analisis kualitas lingkung-an.

e. Pergantian bahan baku yang lebih ramah ling-kungan dan sertifikasi industri yang ramah lingkungan.

4). Pembiayaan khusus di sektor pertanian dengan memanfaatkan fasilitas SP-3 (Skema Pelayanan Pembiayaan Pertanian).

Skema pembiayaan ini merupakan program kerjasama BSM dengan Kementerian Perta-nian untuk memban-tu petani/kelompok tani yang

48 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Analisa Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

No. Mitra Nama Program Keterangan

1. Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia;

KUR Program penjaminan Pemerintah RI untuk meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.

2. Kementerian Keuangan Republik Indonesia;

SUP 005 Program Penyaluran Pembiayaan untuk perkuatan akses permodalan usaha mikro dan kecil bagi kegiatan usaha produktif

3. Kementerian Pertanian Republik Indonesia;

Skema Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SP3 -Deptan)

Penjaminan pembiayaan untuk pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja dengan target dan sasaran petani/peternak yang berada dalam skala usaha mikro dan kecil

Mitra Penyaluran Pembiayaan Usaha Mikro BSM

feasible usahanya namun tidak bankable kar-ena agunannya kurang. Melalui pembiayaan ini, masalah tersebut diatasi dengan menyediakan pencadangan risiko dan pembayaran jasa penjaminan pembiayaan. Pembiayaan SP-3 diper-untukan bagi petani/pe-ternak sebagai nasabah yang mempunyai usaha tanaman pangan, horti-kultura, peternakan dan atau perkebunan.

5). Pembiayaan dengan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program penjaminan Pemerintah RI sebagai

realisasi Inpres No 6 Tahun 2007. Tujuannya

adalah untuk meningkat-kan akses pembiayaan dan mengembangkan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi dalam rangka penang-gulangan/pengentasan kemiskinan dan perlua-san kesempatan kerja. BSM adalah Bank Syariah satu-satunya yang ikut serta dalam program ini. Total Realisasi Pembia-

yaan KUR BSM adalah Rp298,20 miliar dengan jumlah nasabah

sebanyak 4.338 orang.

Warung Mikro BSM Warung Mikro BSM adalah layanan pembiayaan di kantor Cabang dan Cabang Pembantu untuk nasabah kategori mikro. Plafon maksi-mum yang diberikan kepada nasabah melalui Warung Mikro BSM adalah Rp100 juta sesuai dengan rata-rata maksimum kebutuhan usaha Mikro saat ini. Pada tahun 2009, seluruh Warung Mikro masih bersifat In Brach/men-jadi bagian dari KC/KCP BSM. Sampai dengan Desember 2009, Outlet Warung Mikro yang telah dibuka berjum-lah 40 Outlet dan tersebar di wilayah Sumatera Utara, Batam, Riau, Sumatera Barat, Lampung, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kali-mantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat. Target utama pasar Warung Mikro adalah perorangan/

badan usaha yang mem-butuhkan pembiayaan investasi/Modal Kerja sampai dengan Rp100 juta untuk kegiatan produktif. Contoh nasabah kategori ini adalah pedagang di pasar tradis-ional, usaha bengkel sepeda motor, industri rumah tang-ga, pedagang kelontong dan sebagainya. Sesuai pedo-man pembiayaan, Warung Mikro juga dapat memberi-kan pembiayaan multiguna sampai dengan Rp100 juta. Produk dan persyaratan pembiayaan mikro disesuai-kan dengan karakteristik usaha mikro tersebut. Saat ini usaha mikro mempunyai 3 produk yaitu:1). Pembiayaan Tunas (plafon

Rp2 juta sampai dengan Rp10 juta).

2). Pembiayaan Madya (pla-fon > Rp10 juta sampai dengan Rp50 juta).

3). Pembiayaan Utama (pla-fon > Rp50 juta sampai dengan Rp100 juta).

Melalui pelayanan Warung Mikro, diharapkan akses usaha mikro terhadap pembiayaan BSM akan semakin terbuka.

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 49

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

No. Mitra Nama Program Keterangan

4. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)

Penyaluran Pembiayaan untuk Koperasi Perikanan/koperasi lainnya yang mempunyai anggota dari masyarakat pesisir dengan usaha skala mikro dan kecil yang berorientasi pada sektor perikanan dan kelautan.

5. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia;

Peningkatan Teknologi Industri Tekstil dan Produksi Tekstil (PT ITPT)

Penyaluran Pembiayaan untuk membantu Industri Tekstil dan Produksi Tekstil (TPT) melakukan peremajaan mesin/peralatan, dengan tujuan untuk meningkatkan teknologi, daya saing, mutu, efisiensi dan produktifitas industri TPT secara nasional.

6. Kementerian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia;

Penjaminan, Dana Bergulir Syariah (DBS), KUR

Penyaluran Pembiayaan kepada KJKS/UJKS yang anggotanya merupakan pelaku usaha mikro produktif dengan pola syariah serta digulirkan kepada KJKS.UJKS lainnya.

7. Kementerian Negara Lingkungan Hidup Indonesia

Debt Nature Swap KLNH (DNS-KLH)

Penyaluran Pembiayaan kepada pelaku usaha mikro dan kecil yang bergerak dibidang lingkungan hidup dengan kriteria objek yang dibiayai: Peralatan pencegahan pencemaran, Industri Daur Ulang, Peralatan reduce, reuse, recycle (3R), Peralatan Limbah dan Peralatan Laboratorium lingkungan.

8. Pemerintah Kabupaten Kutai;

Penjaminan Penjaminan pembiayaan untuk pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja dengan target dan sasaran usaha mikro dan kecil di wilayah kabupaten Kutai.

9. Pemerintah Kota Palembang

Penjaminan Penjaminan pembiayaan untuk pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja dengan tar-get dan sasaran usaha mikro dan kecil di wilayah kota Palembang.

10. Pemerintah Kabupaten Cianjur;

Penjaminan Penjaminan pembiayaan untuk pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja dengan target dan sasaran usaha mikro dan kecil di wilayah kabupaten Cianjur.

11. Pemerintah Kabupaten Sukabumi

Penyaluran Pembiayaan Penyaluran Pembiayaan untuk usaha skala mikro dan kecil yang berada di wilayah kabupaten Sukabumi dimana BSM bertindak sebagai channeling agent.

12. Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia;

KUR Program penjaminan Pemerintah RI untuk meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.

13. PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero)

KUR Program penjaminan Pemerintah RI untuk meningkatkan akses pembiayaan dan mengem-bangkan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi

14. Yayasan Damandiri Penyaluran Pembiayaan Khusus Kepada Bidan

Penyaluran Pembiayaan khusus untuk para bidan agar dapat mandiri.

15. Swisscontact Penjaminan Pembiayaan Penjaminan Pembiayaan usaha mikro dan kecil yang berdomisili di Aceh dan direkomendasikan oleh pihak Swisscontact.

50 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Analisa Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

BSM UMKM Award

Untuk semakin mengenal profil debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), BSM memberikan penghargaan BSM UMKM Award kepada pengusaha UMKM yang telah menjadi nasabah/mitra BSM. Penghargaan ini diberikan atas kerja keras mereka sekaligus upaya dalam membantu pencitraan BSM sebagai Bank yang melayani nasabah dengan kategori UMKM. BSM UMKM Award diselenggarakan setiap tahun dan dimulai sejak tahun 2008.

Adapun kategori UMKM Award yang diselenggarakan pada tahun 2009 terbagi menjadi 2 kategori yaitu Umum dan Khusus. Kategori Umum memiliki 8 kriteria yaitu nasabah dengan kategori BPRS, KJKS/KSU/BMT/Koperasi Syariah (Kopsyah), Koperasi Kopkar Kategori TNI, POLRI, PNS, Koperasi Kopkar Kategori BUMN, BUMD, Koperasi Kopkar Kategori Swasta, Sektor Riil Mikro, Sektor Riil Kecil dan Sek-tor Riil Menengah. Sedangkan kategori Khusus merupakan penghargaan kepada nasabah BSM yang mendapatkan fasili-tas pembiayaan program DNS KLH, SUP 005 dan KUR.

c. Pembiayaan Gadai Emas BSM telah membuka

layanan Gadai Emas BSM iB

per 16 Maret 2009. Konter Layanan Gadai (KLG)

pertama dibuka di BSM Jakarta-Rawamangun, BSM Depok dan BSM Bekasi. Me-nyusul bulan April di BSM Bogor dan BSM Balikpapan.

Sampai dengan akhir tahun 2009 telah dibuka 38 KLG yang tersebar dari Banda Aceh sampai dengan Manado.

Omset pembiayaan gadai per 31 Desember 2009

mencapai Rp59,93 miliar dengan baki debet sebesar Rp42,09 miliar karena ter-dapat pelunasan sebesar Rp17,83 miliar.

Fitur produk disesuaikan dengan merespon kebutuh-an pasar dan persaingan bisnis. Pelayanan terus diperbaiki sesuai dengan tagline layanan BSM Gadai Emas yaitu ”Mitra untuk Dana Cepat dan Mudah.” Tidak sampai 20 menit pembiayaan dapat langsung dinikmati dengan menggadaikan emas. Jaminan dapat berupa per-hiasan atau logam mulia. Biaya yang dikenakan pun relatif bersaing. Biaya sudah termasuk asuransi terhadap barang jaminan. Sementara sistem teknologi informasi akan terus disempurnakan seiring dengan kebutuhan fitur produk yang terus

dikembangkan. Dalam rangka mengawal

pertumbuhan bisnis yang sehat dan menjaga non performing financing (NPF), BSM mengembangkan risk management dan quality as-surance, serta memastikan pelaksanaan sesuai proses & prosedur, kelengkapan peralatan, survey potensi pasar & persaingan sekitar cabang. Terbukti selama tahun 2009, angka NPF pembiayaan gadai 0%.

Promosi dan sosialisasi layanan gadai juga terus digencarkan. Selama tahun 2009 promosi melalui media elektronik dan cetak sengaja dilakukan terbatas dengan jangkauan

lokal sesuai kota/wilayah cabang BSM yang mem-buka layanan gadai. Pro-mosi skala nasional terus dilakukan seiring dengan penambahan jumlah dan pemerataan distribusi jum-lah KLG.

Gadai Emas BSM akan disempurnakan terus baik dari segi fitur produk dan layanan maupun prosesnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan nasabah atau calon nasabah yang meng-gunakan layanan gadai.

d. Pembiayaan Konsumer Pembiayaan konsumer

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 51

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

BSM merupakan salah satu bisnis yang dikembang-kan dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pembiayaan konsumer memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan pembiayaan pada bisnis BSM secara keseluruhan. Kinerja ini dibuktikan dengan tingkat NPF yang rendah serta return bagi hasil yang baik.

Pembiayaan segmen kon-sumer meningkat, semula Rp1,99 triliun di tahun 2008 menjadi Rp3,30 triliun di tahun 2009.

Pengembangan pembiaya-an konsumer selama tahun 2009 di antaranya:1). Pengembangan produk

pembiayaan bidang pendidikan (Eduka), pembiayaan untuk para pensiun, pembiayaan perumahan, dan lain-lain.

2). Perluasan jaringan distribusi melalui ker-jasama dengan dealer, developer dan Universi-tas/Perguruan Tinggi.

3). Pengendalian kualitas pembiayaan yang sehat.

4). Pengelolaan pembia-yaan konsumer secara tersentralisasi dengan dukungan teknologi informasi.

5). Pembentukan CFBC (Consumer Financing Business Centralised) yang diresmikan pada awal Februari 2010.

Pola penyaluran pembi-ayaan konsumer tersebut lebih menekankan pada pola penerapan bussines to bussines. Koperasi karya-wan merupakan salah satu jalur distribusi BSM untuk menyalurkan pembiayaan

konsumer ke seluruh pe-gawai di Indonesia. Sampai saat ini BSM telah me-nyalurkan pembiayaan kon-sumer ke lebih dari 2.000 koperasi karyawan. Untuk kebutuhan konsu-mer bagi penyediaan perumahan, BSM telah menjalin kerjasa-ma dengan Kementerian Negara Perumahan Rakyat dalam menyalurkan subsidi uang muka perumahan dan PT Jamsostek (Persero) dalam menyediakan PUMP (Pinjaman Uang Muka Perumahan) bagi peserta Jamsostek.

BSM akan terus mengem-bangkan pembiayaan konsumer melalui pola perluasan jalur distribusi dengan berbagai pihak untuk mengakomodir kebutuhan konsumer.

Pembiayaan PerumahanBSM telah melaksanakan perjanjian kerjasama dengan PT Jamsostek (Persero) untuk menyalurkan pembiayaan perumahan bagi peserta Jamsostek. Dengan adanya perjanjian tersebut akan

menciptakan sinergi yang baik bagi peserta Jamsostek untuk mendapatkan peru-mahan yang terjangkau.

Pembiayaan OtomotifBSM bekerjasama dengan main dealer yaitu PT Tunas Mobilindo yang memiliki beberapa sub dealer.

Pembiayaan Multiguna BSM telah menandatangani MoU kerjasama dengan Ika-tan Dokter Indonesia untuk menyediakan pembiayaan peralatan bagi para dokter.

Pembiayaan Talangan HajiBSM memberikan pembia-yaan kepada calon jamaah haji pada saat pendaftaran ke SISKOHAT.

Pembiayaan KopkarBSM memberikan pembia-yaan kepada pegawai

perusahaan yang menjadi anggota koperasi.

Pembiayaan MultifinanceBSM bekerjasama dengan multifinance untuk me-nyalurkan pembiayaan

Otomotif 1.5%

Multifinance 2.7%

Perumahan 12.8%

Multiguna 15.0%

Tabungan Haji 16.0%

Kopkar 52.0%

Komposisi Segmen Pembiayaan Konsumer Tahun 2009

52 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Analisa Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

pemilikan mobil dan motor kepada end user.

Di tahun 2009, BSM telah menyalurkan pembiayaan konsumer sebesar Rp3,3 trili-un. Pembiayaan kepada para anggota koperasi karyawan merupakan produk utama dengan kontribusi sebesar 52% dari total pembiayaan konsumer, diikuti produk pembiayaan talangan haji sebesar Rp1,1 triliun atau sebesar 16%.

e. Perbankan Internasional dan Treasury

Dalam suasana perekono mian global yang berang-sur- angsur pulih seiringdengan berjalannya waktu selama tahun 2009, Alhamdulillah BSM tetap menorehkan pertumbuhan yang baik dalam transaksi international banking.

Outgoing remittance tum-buh sekitar 33% didukung oleh pelayanan transaksi di cabang-cabang yang profe- sional serta biaya remittance yang kompetitif. Dealing room telah mempersiapkan informasi mengenai kon-versi nilai tukar rupiah ter-hadap berbagai valuta asing dengan kurs yang mengacu pada harga spot di pasar uang. Bank Syariah Mandiri aktif bertransaksi dalam

enam mata uang asing yaitu USD, EUR, JPY, SGD, AUD & SAR.

Incoming remittance tum-buh sangat signifikan teru-tama pengiriman uang dari Malaysia melalui produk Transfer D.U.I.T. (Dana Untuk Indonesia Tercinta). Keung-gulan produk ini adalah transaksi dari Malaysia ke rekening penerima di ber-bagai bank di Indonesia da-pat diterima oleh beneficiary secara real time. Keunggulan mutakhir lainnya adalah tersedianya layanan untuk beneficiary yang tidak memi-liki rekening di bank. Beneficiary cukup mempu-nyai handphone dan pengambilan uang dapat dilakukan melalui kantor pos terdekat. BSM juga melayani transaksi remittance melalui Western Union yang mem-berikan kemudahan bagi nasabah untuk menerima dana dalam waktu cepat. Transaksi ekspor di BSM memberikan kemudahan bagi nasabah karena tidak adanya sejenis in transit interest dalam proses nego-siasi L/C sight.

Transaksi impor tumbuh sekitar 32% berkat keper-cayaan nasabah yang me-nyalurkan transaksi impornya melalui BSM. Du-

kungan lebih dari 200 bank koresponden di berbagai penjuru dunia mampu memberikan layanan yang terbaik untuk nasabah BSM. Komitmen bank-bank kores-ponden yang memberikan trade line facility hampir tidak mengalami perubah-an dibandingkan tahun sebelumnya setelah mereka melihat kinerja BSM yang tetap solid sepanjang tahun 2009. Biaya yang dikenakan bank-bank koresponden yang sempat naik pada awal tahun 2009 berangsur-angsur turun dan kembali mendekati normal mulai pertengahan tahun 2009.

L/C Usance Payable at Sight (UPAS) merupakan salah satu produk yang diguna-kan untuk melaksanakan transaksi impor barang. Ber-bagai barang yang diimpor selama tahun 2009 men-cakup antara lain: baja kar-bon, pipa baja, kompresor, peralatan telekomunikasi, bahan baku industri kimia, suku cadang, generator dan mesin cetak.

Nasabah importir dapat menikmati fasilitas ini un-tuk memenuhi kebutuhan impor barang dengan biaya yang relatif murah karena BSM menyediakan fasilitas L/C UPAS beker-jasama dengan berbagai

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 53

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Grafik Fee Based Income Tahun 2004 - 2009

350,00

300,00

250,00

200,00

150,00

100,00

50,00

Rp M

iliar

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Fee Based Income 102,04 93,63 145,13 209,92 300,99 346,97

Tahun

financing bank di luar negeri yang telah dikenal luas. Kerjasama ini saling menguntungkan kedua belah pihak yang pada akhirnya berdampak positif bagi nasabah BSM.

Kerjasama dengan bank koresponden bertambah menjelang penghujung tahun 2009 tepatnya tanggal 5 November 2009 dengan ditandatanganinya Memorandum of Under-standing antara BSM dan Deutsche Bank serta antara BSM dan Bank Mandiri (Eu-rope) Limited bersamaan dengan acara Indonesian Islamic Financial Forum (IIFF) di London. Dengan ditandatanganinya MoU ini, maka semakin terbuka luas kesempatan BSM untuk melakukan transaksi international banking ke wilayah Eropa umumnya dan Inggris khususnya.

Penyediaan bank note USD dan SAR tersedia di cabang-cabang BSM. BSM sebagai bank terbesar kedua dari 21 bank kon-vensional maupun bank syariah yang menangani aktifitas haji menyediakan bank note SAR untuk calon jemaah haji yang mem-butuhkan. Selama musim pemberangkatan haji tahun 2009, konter-konter layanan SAR BSM dibuka di berbagai embarkasi haji di seluruh Indonesia. BSM menyediakan bank note SAR dari nominal paling kecil SAR1 sampai dengan SAR100.

Alhamdulillah di tahun 2009 BSM menerima penghargaan internasional STP (Straight Through Processing) Award dari

Citibank NY.

3. Pendapatan Usaha Lainnya (Fee based income)

Sampai dengan 31 Desember 2009, pendapatan Usaha Lain-nya (fee based income) mening-kat menjadi Rp346,97 miliar atau tumbuh 15,28% diban-dingkan tahun 2008 sebesar Rp300,99 miliar. Peningkatan tersebut ditopang oleh fee Haji yang meningkat sebesar Rp20,73 miliar dan fee opera-sional yang tumbuh sebesar Rp16,87 miliar.

Pertumbuhan pendapatan dari

haji menunjukkan keseriusan BSM dalam menggarap segmen haji. Hal ini dilakukan dengan memberikan pelayanan yang baik kepada calon jamaah haji dan bekerjasama dengan

Kelompok Bimbingan Jamaah Haji (KBH). Sedangkan untuk pendapatan dari operasional ditopang oleh meningkatnya jumlah transaksi yang diikuti dengan peningkatan jumlah nasabah BSM. Selain itu, BSM juga mengembangkan elec-tronic banking yang direspon sangat baik oleh nasabah.

B. Uraian atas Kinerja Keuangan Perusahaan

1. Neraca Total Aktiva 6 (enam) tahun

terakhir mengalami peningkat-an semula Rp6,87 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp22,04 triliun di tahun 2009 atau me-

ningkat rata-rata 26,47%. Secara nominal kenaikan aktiva terbesar adalah Penempatan SBIS/SWBI yang meningkat rata-rata sebesar 88,48% yang menjadi salah satu aktiva produktif pada BSM. Posisi total aktiva BSM di akhir tahun 2009 sendiri mencapai Rp22,04 triliun, meningkat 29,12% atau sebesar Rp4,97 triliun dibandingkan posisi total aktiva pada akhir tahun 2008 sebesar Rp17,07 triliun. Peningkatan total aktiva tersebut didukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 29,80% selama tahun 2009.

BSM berhasil merealisasikan pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp2,78 triliun atau 20,93% dari Rp13,28 triliun di akhir tahun 2008 ke Rp16,06 triliun di akhir tahun 2009. Posi-si pembiayaan sebesar Rp16,06 triliun adalah 96,23% terhadap target pembiayaan tahun 2009 sebesar Rp16,69 triliun.

54 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Analisa Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Pertumbuhan pembiayaan tersebut diikuti peningkatan porsi portofolio pembiayaan UMKM dan penurunan porsi debitur inti.

Pembiayaan per sektor ekonomi relatif tidak banyak mengalami perubahan. Sek-tor Konstruksi mengalami penurunan cukup signifikan yakni dari 16,45% tahun 2008 menjadi 12,89% tahun 2009, sedangkan sektor Lainnya mengalami kenaikan dari 15,02% tahun 2007 menjadi 20,54% tahun 2009. Peningka-tan share untuk sektor lainnya, mencerminkan kinerja pembia-yaan konsumer yang berjalan optimal.

Porsi pembiayaan UMKM de-ngan limit di bawah Rp10 miliar meningkat semula 56,70% di akhir tahun 2008 menjadi 61,31% di akhir tahun 2009. Bank juga berhasil menu-runkan tingkat konsentrasi debitur inti dengan menu-runkan pembiayaan-pembia-yaan berskala besar. Porsi 15, 25 dan 50 nasabah debitur terbesar terus menurun semula masing-masing 14,46%, 20,75%, dan 31,37%, di akhir tahun 2008 menjadi 11,27%, 16,10% dan

Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 2009Rata-rata

Pertumbuhan (%)

1. Aktiva 6.870 8.273 9.555 12.885 17.066 22.037 26,47

2. Aktiva Produktif 6.404 7.971 8.913 12.269 16.399 21.319 27,52

3. Penempatan SBIS/SWBI 325 1.373 780 670 1.305 2.381 88,48

4. Pembiayaan yang Diberikan 5.296 5.848 7.415 10.326 13.278 16.063 25,21

5. Kewajiban 1.420 1.700 2.658 2.647 2.343 3.273 20,77

6. Dana Syirkah Temporer 4.901 5.940 6.200 9.427 13.315 16.963 29,25

7. Surat Berharga Yang Diterbitkan 200 200 200 400 200 200 10,00

8. Dana Pihak Ketiga 5.725 7.038 8.219 11.106 14.899 19.338 27,76

a. Giro 981 1.261 2.054 1.846 1.812 2.591 24,49

b. Tabungan 1.536 1.958 2.668 3.872 5.284 7.163 36,17

c. Deposito 3.208 3.818 3.498 5.388 7.802 9.584 26,46

9. Ekuitas 549 633 697 811 1.208 1.600 24,65

Rp MiliarPertumbuhan Neraca Tahun 2004 - 2009

24,90% pada akhir tahun 2009. Sejalan dengan itu, jumlah de-bitur meningkat semula 73.367 debitur di tahun 2008 menjadi 123.434 debitur di tahun 2009 meningkat 68,24%.

Pengembangan produk pembiayaan konsumer (car financing, home financing) telah meningkatkan portfolio pembiayaan konsumer sebesar 65,83 % semula Rp1,99 triliun di akhir tahun 2008 menjadi Rp3,30 triliun di akhir tahun 2009, sehingga porsi pembia-yaan konsumer terhadap total pembiayaan meningkat, semula

15,02% tahun 2008 menjadi 20,53% tahun 2009.

BSM berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) tum-buh sebesar Rp4,44 triliun atau 29,80%. DPK semula Rp14,90 triliun di akhir tahun 2008 menjadi Rp19,34 triliun di akhir tahun 2009. Pertumbuhan DPK Rp4,44 triliun terdiri dari per-tumbuhan Tabungan Rp1,88 triliun atau 35,56%, pertum-buhan Giro Rp778,77 milyar atau 42,97% dan pertumbuhan Deposito Rp1,78 triliun atau 22,83%.

Grafik Aset Tahun 2004 - 2009

25.000

20.000

15.000

10.000

5.000

Rp M

iliar

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Aset 6.870 8.273 9.555 12.885 17.066 22.037

Tahun

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 55

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008 2009

1. Pembiayaan 5.296 5.848 7.415 10.326 13.278 16.063

2. Surat Berharga 431 387 502 805 1.274 2.044

3. SBIS/FASBIS 325 1.373 780 670 1.305 2.381

4. Penempatan Pada Bank Lain 172 76 60 303 336 492

5. Rekening Administratif 115 287 155 166 206 339

Total Aktiva Produktif 6.339 7.971 8.913 12.269 16.399 21.319

Rp MiliarAktiva Produktif Tahun 2004 - 2009

a. Aktiva Produktif Total portofolio aktiva produktif per 31 Desem-ber 2009 yang terdiri dari Pembiayaan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Penempa-tan Pada Bank Lain, Surat Berharga, dan Rekening Administratif mencapai

Rp21,32 triliun, mening-kat 30,00% atau sebesar Rp4,92 triliun dibanding-kan aktiva produktif per 31 Desember 2008 sebe-sar Rp16,40 triliun. Pem-biayaan yang diberikan merupakan komponen terbesar aktiva produktif yakni mencapai Rp16,06 triliun atau 75,33% dari total aktiva produktif, menurun dibandingkan porsi pembiayaan di tahun 2008 yang men-capai 80,98%. Namun demikian fungsi inter-mediasi berjalan efektif

sebagaimana tampak dari Rasio FDR yang mencapai 83,07%.

b. Ekuitas Ekuitas terus mengalami

peningkatan semula Rp549 miliar tahun 2004 menjadi Rp1,60 triliun tahun 2009 atau rata-rata meningkat 24,65%

Grafik Posisi Ekuitas Tahun 2004 - 2009

1.8001.6001.4001.2001.000

800600400200

Rp M

iliar

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Ekuitas 549 633 697 811 1.208 1.600

Tahun

yang disebabkan oleh adanya peningkatan perolehan laba selama 6 (enam) tahun terakhir serta tambahan setoran modal.

c. Modal Saham Modal ditempatkan dan

disetor penuh sebesar Rp658.243.565.000,- untuk jumlah saham sebanyak 131.648.712 lembar.

Rp M

iliar

25.000

20.000

15.000

10.000

5.000

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Aktiva Produktif 6.339 7.971 8.913 12.269 16.399 21.319

Tahun

Grafik Aktiva Produktif Tahun 2004-2009

56 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Analisa Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

2. Realisasi Laba Rugi

Perkembangan Laba Rugi Selama Tahun 2004 – 2009

Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 2009Rata-rata

Pertumbuhan (%)

LABA RUGI              

1. Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank Sebagai Mudharib 584 865 934 1.197 1.736 2.071 29,71

2. Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil 269 386 455 512 768 902 28,24

3. Pendapatan Pengelolaan Dana Bank Sebagai Mudharib Bersih 315 479 479 685 968 1.169 31,44

4. Pendapatan Usaha Lainnya 102 94 145 210 301 347 29,97

5. Beban Usaha 276 436 523 728 987 1.090 32,63

6. Laba Usaha 141 137 101 167 282 426 31,34

7. Laba Sebelum Pajak 150 137 95 168 284 418 30,67

8. Laba Bersih 103 84 65 115 196 291 30,74

9. Laba Bersih Per Saham Dasar 1.443 1.169 914 1.611 1.759 2.210 14,06

Rp Miliar

a. Pendapatan Operasional

Realisasi Pendapatan Operasional sampai dengan akhir tahun 2009 mencapai Rp2,42 triliun, meningkat 18,63% atau Rp381 miliar dibanding-kan pencapaian Penda-patan Operasional akhir tahun 2008 sebesar Rp2,04 triliun. Penda-patan Operasional tahun 2009 terdiri dari sebagai berikut:

1). Pendapatan Pengelo-laan Dana oleh Bank sebagai Mudharib

Realisasi Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib sampai den-gan akhir tahun 2009 mencapai Rp2,07 triliun, meningkat 19,30% atau Rp335 miliar dibandingkan pencapaian Pendapat-an Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai

Mudharib akhir tahun 2008 sebesar Rp1,74 triliun.

2). Pendapatan Usaha Lainnya

Realisasi Pendapatan Usaha Lainnya, sampai dengan akhir tahun 2009 mencapai Rp347 miliar, meningkat 15,28% atau Rp46 miliar dibandingkan pencapaian Pendapat-an Usaha Lainnya

tahun 2008 sebesar Rp301 miliar.

b. Beban UsahaSeiring dengan pen-ingkatan Pendapatan Operasional, realisasi Beban Operasional meningkat semula Rp1,75 triliun pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp1,99 triliun pada akhir tahun 2009 atau naik 13,71%.

Grafik Pertumbuhan Laba Bersih Tahun 2004 – 2009

350300250200150100

50

Rp

Mili

ar

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Laba Bersih 103 84 65 115 196 291

Tahun

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 57

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Tabel Rasio Keuangan Utama

Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 2009

1. CAR 10.57% 11.88% 12.56% 12.44% 12.66% 12.39%

2. APYD/AP 2.28% 3.85% 6.08% 5.21% 4.77% 4.41%

3. NPF (Gross) 2.42% 3.50% 6.94% 5.64% 5.66% 4.84%

4. NPF (Netto) 1.97% 2.68% 4.64% 3.39% 2.37% 1.34%

5. ROA 2.85% 1.83% 1.10% 1.53% 1.83% 2.23%

6. ROE 28.87% 23.39% 18.27% 32.22% 46.21% 44.20%

7. BO/PO 79.51% 85.70% 83.84% 81.34% 78.71% 73.76%

8. Cost Efficiency Ratio 50.13% 58.04% 56.17% 49.41% 48.27% 49.62%

9. Net Revenue (NIM) 6.91% 6.83% 5.63% 6.31% 6.73% 6.62%

10. FDR 92.50% 83.09% 90.21% 92.96% 89.12% 83.07%

3. Rasio Keuangan Utamaa. Capital Adequacy Ratio

(CAR) Per 31 Desember 2009, Capital Adequacy Ratio

(CAR) mengalami penu-runan 0,27%, dari sebelum-nya semula sebesar 12,66% per 31 Desember 2008 menjadi sebesar 12,39% per 31 Desember 2009. Rasio CAR tersebut jauh di atas batas minimal ketentuan Bank Indonesia sebesar 8,00%.

b. NPF (Gross) Per 31 Desember 2009, NPF

(Gross) mencapai 4,84% turun 0,82% dibandingkan rasio NPF (Gross) Per 31 Desember 2008 sebesar 5,66%. NPF(Gross) turun karena membaiknya kuali-tas pembiayaan BSM.

c. ROA dan ROE Rasio Laba Sebelum Pajak

terhadap Total Aset Rata-rata (ROA) sebesar 2,23% di tahun 2009 lebih tinggi

c. Laba UsahaRealisasi laba usaha selama tahun 2009 mencapai Rp426 miliar, meningkat 50,53% atau Rp143 miliar dibandingkan real-isasi laba usaha selama tahun 2008 sebesar Rp283 miliar.

d. Laba BersihBSM pada periode tahun 2009, mampu membukukan laba bersih (laba setelah pajak) sebesar Rp291 miliar, meningkat Rp95 miliar atau 48,47% dibandingkan per-olehan laba periode tahun 2008 sebesar Rp196 miliar. Kenai-kan tersebut teru-tama disebabkan oleh meningkatnya porsi pembiayaan yang diberikan BSM dan adanya ekspansi usaha seperti penambahan outlet .

0,40% dibanding ROA tahun 2008 sebesar 1,83%.

Sebaliknya, Rasio Laba Setelah Pajak terhadap

Equity Rata- rata (ROE) tahun 2009 sebesar 44,20% lebih rendah 2,01% diban-ding rasio ROE tahun 2008 yang mencapai 46,21%.

d. BO/PO Rasio beban operasional

terhadap pendapatan operasional (BO/PO) pada tahun 2009 sebesar 73,76% lebih rendah sebesar 4,95% dibandingkan rasio BO/PO pada tahun 2008 sebesar 78,71%. Sebagaimana telah dijelaskan pada uraian laba usaha, hal tersebut meru-pakan hasil dari ekspansi usaha.

e. FDR Financing to Deposits Ratio

(FDR) per 31 Desember 2009 mencapai 83,07%, menga-lami penurunan sebesar 6,05% dibandingkan FDR per 31 Desember 2008 sebe-sar 89,12%.

58 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Analisa Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Jenis Penghimpunan

Saldo Rata-RataPendapatan yang

Harus Dibagi Hasil

Porsi Pemilik Dana

NisbahJumlah

Bonus dan Bagi Hasil

Indikasi Rate of Return

A B C D E

1. Simpanan Wadiah 2.675.613.623 27.099.695 2.016.134

a. Bank - - -

b. Non Bank 2.675.613.623 27.099.695 2.016.134 0,88%

2. Tabungan Mudharabah 6.510.078.334 65.936.702 21.669.961

a. Bank 69.634.474 705.286 34,00% 239.797 4,13%

b. Non Bank 6.440.443.860 65.231.416 32,85% 21.430.164 3,99%

3. Deposito Mudharabah

a. Bank 224.404.984 2.272.864 1.166.332

- 1 bulan 193.099.303 1.955.788 51,00% 997.452 6,20%

- 3 bulan 3.069.032 31.084 52,00% 16.164 6,32%

- 6 bulan 25.020.613 253.419 53,00% 134.312 6,44%

- 12 bulan 3.216.036 32.573 56,50% 18.404 6,87%

b. Non Bank 8.949.342.302 90.642.552 47.542.001

- 1 bulan 5.949.829.599 60.262.276 50,76% 30.588.484 6,17%

- 3 bulan 1.384.616.607 14.023.956 53,00% 7.432.697 6,44%

- 6 bulan 789.018.553 7.991.498 57,00% 4.555.154 6,93%

- 12 bulan 825.877.543 8.364.821 59,36% 4.965.667 7,22%

Total 18.359.439.243 185.951.813 72.394.428

Tabel Penghitungan Bagi Hasil Rp Ribu

C. Tingkat Kesehatan Bank

Hasil penilaian tingkat keseha-tan Bank per posisi 31 Desember 2009 yang dilakukan secara self assessment memperoleh pe-ringkat 2 dengan predikat Baik.

D. Realisasi & Metode Penghitungan Bagi

Hasil

Realisasi dan metode penghi-tungan bagi hasil dapat dilihat pada Tabel di bawah.

E. Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal

Seluruh barang modal berupa

kantor/gedung/bangunan milik sendiri atau disewa BSM yang berada di wilayah Kantor Pusat beserta inventaris kantor yang berada di dalamnya telah diasuransikan kepada PT Asur-ansi Takaful dan PT Staco Jasa Pratama. Sedangkan barang modal berupa kantor/bangu-nan milik sendiri atau disewa

BSM yang berada di wilayah cabang di seluruh Indonesia diasuransikan kepada konsor-sium perusahaan-perusahaan asuransi yang terdiri dari: PT Tugu Pratama Indonesia, PT Asuransi Jasa Indonesia (Ja-sindo), PT Asuransi Takaful, PT Adira dan PT Bumiputera. BSM mengasuransikan seluruh ba-rang modal tersebut terhadap kemungkinan terjadinya risiko kerugian akibat kebakaran,

petir, ledakan, kejatuhan pesa-wat terbang, kerusakan karena

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 59

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

asap, RSMD, huru-hara dan bencana alam.

BSM Kantor Pusat juga menga-suransikan kendaraan terhadap kemungkinan risiko kerugian akibat kecelakaan, pencu-rian dan kejahatan kepada PT Asuransi Takaful dan PT Staco Jasa Pratama dengan nilai pertanggungan masing-mas-ing sebesar Rp7,20 miliar dan Rp260 juta.

Sumber dana untuk memenuhi ikatan belanja modal perusa-haan berasal dari pendapatan usaha yang dibebankan secara proporsional sesuai umur per-ikatan. Denominasi atas perika-tan ini menggunakan mata uang rupiah. Tidak ada belanja modal perusahaan yang diikat dengan denominasi mata uang asing, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan lindung nilai atas mata uang asing tertentu.

Manajemen BSM berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menu-tupi kemungkinan terjadinya risiko kerugian. BSM akan mengkaji ulang nilai pertang-gungan setiap akhir periode

perjanjian. F. Informasi Keuangan

Luar Biasa dan Jarang Terjadi

Sampai dengan akhir Desem-

ber 2009 tidak terdapat informasi keuangan yang me-ngandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.

G. Komponen Substansial dari Pendapatan dan Beban Lain-lain

Selama rentang waktu

tahun 2004 – 2009, tidak ada

komponen substansial pada Pendapatan dan Beban Lain-lain yang menyebabkan adanya fluktuasi tajam, baik kenaikan maupun penurunan.

H. Materialitas Peningkat-an Pendapatan Usaha

Pendapatan Usaha selama 6

(enam) tahun terakhir menga-lami peningkatan dari Rp584 miliar tahun 2004 menjadi Rp2.071 miliar tahun 2009, atau meningkat rata-rata 29,72%. Selama tahun 2009 peningkatan terbesar se-cara nominal diperoleh dari Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank Sebagai Mudharib dari Jual Beli sebesar Rp956 miliar atau 46,16% dari jumlah Pendapatan Usaha tahun 2009. Sedangkan bisnis non inti yang merupakan Pendapatan Usaha Utama Lainnya sebesar Rp301 miliar atau 14,53% dari jumlah Pendapatan Usaha Bersih tahun 2009.

I. Dampak Perubahan Harga Terhadap Penda-patan Usaha atau Pendapatan Bersih BSM

serta Laba Operasi Perusahaan selama 2 Tahun Terakhir

Tidak ada dampak yang

signifikan atas perubahan harga terhadap pendapatan usaha atau pendapatan bersih BSM serta laba operasi perusahaan selama tahun 2008 – 2009.

J. Informasi yang Terjadi setelah Tanggal Neraca

Tidak ada informasi dan fakta

material yang terjadi setelah tanggal neraca yang mem-pengaruhi BSM.

K. Kebijakan Dividen Berdasarkan Keputusan Rapat

Umum Pemegang Saham Tahu-nan tahun 2009, pada tang-gal 25 Juni 2009, dan dalam rangka meningkatkan struktur permodalan bank, Pemegang Saham menetapkan penggu-naan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2008 sebesar Rp196.415.940.227,- (seratus sembilan puluh enam miliar empat ratus lima belas juta sembilan ratus empat puluh ribu dua ratus dua puluh tujuh rupiah) untuk:

1. Dibagikan sebagai dividen tunai kepada Pemegang Saham sebesar NIHIL; 2. Ditetapkan sebagai Laba Ditahan Perseroan, sebesar Rp196.415.940.227,- (seratus sembilan puluh enam miliar empat ratus lima belas juta sembilan ratus empat puluh ribu dua ratus dua puluh tujuh rupiah).

L. Realisasi Perolehan dan

Penggunaan Dana Ha-sil Penawaran Umum

Sampai dengan 31 Desember

2009, BSM belum pernah mem-peroleh dana hasil penawaran umum melalui penerbitan surat hutang atau obligasi.

M. Informasi Material Selama tahun 2009 tidak

ada informasi material yang mengandung benturan kepentingan dalam transaksi yang material dengan pihak afiliasi. Semua transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan atau tidak dilakukan dengan harga dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diung-

60 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Analisa Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

kapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

N. Pengaruh Peraturan Perundang-undangan terhadap Perusahaan

Pada tanggal 15 Oktober 2009,

pemerintah telah menerbitkan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah yang mulai berlaku tanggal 1 April 2010. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa jasa pem-biayaan berdasarkan prinsip syariah termasuk kelompok jasa yang tidak dikenai PPN.

O. Perubahan Kebijakan

Akuntansi

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan beberapa Standar Akuntansi baru/revisi, antara lain Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang Instru-men Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instru-men Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Pernyataan

revisi ini menggantikan PSAK No. 50 tentang Akuntansi Investasi Efek Tertentu dan PSAK No. 55 tentang Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivi-tas Lindung Nilai. Pernyataan revisi ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang dimu-lai pada atau setelah tanggal 01 Januari 2010. Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan. Sehubung-an dengan hal tersebut, BSM sedang mengevaluasi dampak dari Standar, Interprestasi dan Pencabutan Standar yang direvisi tersebut dan belum menentukan dampaknya ter-hadap laporan keuangannya.

Berdasarkan surat Bank Indo-nesia kepada seluruh Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah No. 10/1260/DPbS tanggal 15 Oktober 2008, BSM akan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) untuk tran-saksi yang belum diatur secara khusus oleh PSAK Syariah dan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 61

Good Corporate Governance (GCG) merupakan unsur penting di industri perbankan mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi semakin meningkat. Penerapan GCG secara konsisten akan memperkuat posisi daya saing perusahaan, memaksimalkan nilai perusahaan, mengelola sumberdaya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, yang pada akhirnya akan memperkokoh kepercayaan pemegang saham dan stakeholders. Melalui penerapan GCG, BSM dapat beroperasi dan tumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang.

BSM berkomitmen penuh melaksanakan GCG di seluruh tingkatan dan jenjang organisasi dengan berpedoman pada berbagai ketentuan dan persyaratan terkait. Hal itu diwujudkan dalam:1. Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi;

2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian internal bank;

3. Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan eksternal

4. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian internal;

5. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana berskala besar;

6. Penyusunan rencana strategis bank;

7. Pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank.

Untuk mengoptimalkan penerapan GCG, BSM melakukan penguatan infrastruktur, restruk-turisasi internal, penyesuaian, dan pembaharuan sistem dan prosedur yang diperlukan.

Penerapan GCG di BSM membaik pada tahun 2009 dibandingkan Penerapan GCG tahun-tahun sebelumnya. Pengukuran tingkat kepatuhan BSM dalam menerapkan GCG menggunakanchecklist (self assessment) di mana hasil penilaiannya dalam bentuk indeks. Untuk keperluan internal, penilaian dilakukan secara semesteran dan untuk keperluan laporan kepada Bank Indonesia, penilaian dilakukan secara tahunan.

Seiring dengan keluarnya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, BSM sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti ketentuan yang berlaku dalam PBI tersebut.

B. Self Assessment GCG Perbankan

Penerapan GCG di BSM dimulai dari komitmen pihak yang paling

berpengaruh terhadap penetapan strategis perusahaan yang dikenal dengan 3 (tiga) pilar GCG yaitu Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Penerapan GCG di BSM dimulai sejak periode 2003, menggunakan format standard checklist yang dibuat oleh Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) yang bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB).

Hasil penilaian secara Self Assessment (SA) tahunan terus membaik sebagaimana hasil pengukuran oleh jajaran BSM (Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif ) yang hasilnya berupa Indeks GCG semesteran (semester II 2009 = 91,88 kategori “Lebih Baik” meningkat dari semester I 2009 = 88,36 kategori “Lebih Baik”).

Adapun penilaian SA dengan metode versi BI dimulai periode 2007, di mana BSM mendapat kategori “Baik”, dan untuk nilai SA periode 2008 dengan kategori “Sangat Baik” yang berarti meningkat dibandingkan periode 2007. Hasil penilaian tersebut pada dasarnya sudah sesuai dengan hasil penilaian BI (vide surat BI No.10/959/DPbS tanggal 21 Juli 2008), di mana BI menyarankan agar BSM mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG.

Good Corporate Governance (GCG)

BSM berkomitmen penuh melaksanakan GCG di seluruh tingkatan dan jenjang organisasi dengan berpedoman pada berbagai ketentuan dan persyaratan terkait dengan pelaksanaan GCG. Untuk mengoptimalkan penerapan GCG, BSM melakukan penguatan infrastruktur, restrukturisasi internal, penyesuaian, dan pembaharuan sistem dan prosedur.

A. Pendahuluan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

62 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

2. Self Assessment GCG kepada Bank Indonesia

No Aspek yang dinilai

Bobot2008 2009

CatatanPeringkat Nilai Akhir

Peringkat NilaiAkhir

01Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris (Dekom)

10 1 0,100 1 0,100

Dewan Komisaris telah menjalankan fungsi, tugas dan memenuhi Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) tentang GCG dengan baik. Dewan Komisaris mampu mengambil keputusan secara independen.

02Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi

20 1 0,400 1 0,200

Direksi telah mematuhi komitmen untuk menjalankan kegiatan BSM secara prudent, sesuai dengan PBI dan SEBI. Direksi telah menerapkan prinsip-prinsip GCG secara baik. Pelaksanaan Rapat Direksi berjalan secara efektif, efisien dan fokus.

03Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

10 2 0,100 1 0,100

Komite telah menjalankan tugas secara efektif dalam memberikan masukan kepada Dewan Komisaris. Tidak ada kelemahan minor yang signifikan pada kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite.

04Penanganan Benturan Kepentingan

10 2 0,200 2 0,200

BSM telah memiliki kebijakan dan peraturan serta telah menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan benturan kepentingan di dalam proses dan keputusan operasional.

1. Self Assessment Internal BSM

2008 2009

Pengelompokan Penilaian Bobot   Nilai Nilai Nilai Nilai      Sem - I  Sem – II  Sem – I Sem – II

1. Penerapan Governance 35% 25.10 31.36 31.19 32.42

Structure  

2. Kebijakan Corporate

Governance 20% 17.00 18.72 19.50 19.12

3. Pengungkapan (Disclosure)

Corporate Gorvernance 25% 15.89 20.93 20.67 21.84

4. Audit & Sistem Pengendalian 20% 15.50 17.09 17.00 18.50

Intern

Total Nilai 100%  

73.49B

88.10LB

88.36LB

91.88LB

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 63

05 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

5 1 0,050 1 0,050

BSM telah memenuhi fungsi Kepatuhan dan sesuai dengan ketentuan yang mengatur Direktur Kepatuhan serta Satuan Kerja Kepatuhan

06 Penerapan Fungsi Audit Intern

5 1 0,050 1 0,050

BSM telah memenuhi fungsi Audit Intern dengan efektif dan SKAI telah menjalankan fungsinya secara efisien dan obyektif sesuai SPFAIB.

07 Penerapan Fungsi Audit Ekstern

5 1 0,100 1 0,050

Kantor Akuntan Publik (KAP) sudah menjalankan fungsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengatur GCG, transparansi laporan keuangan maupun PSAK101-106 dengan cakupan hasil audit sangat baik.

08Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern

7.5 2 0,150 2 0,150

BSM telah menjalankan fungsi manajemen risiko sesuai dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta risiko yang dihadapi. Dewan Komisaris telah menjalankan fungsi pengawasan secara aktif dan komprehensif.

09

Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) Dan Debitur Besar (Large Exposures)

7.5 1 0,150 1 0,075

BSM telah menyediakan dana kepada pihak terkait dan/atau dana besar secara obyektif tanpa intervensi dari pihak terkait atau pihak lainnya serta BSM tidak melakukan pelanggaran BMPK dan prinsip kehati-hatian.

10

Transparansi Kondisi Keuangan & Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal

15 2 0,300 2 0,300

Informasi seluruh Pelaporan Bank telah sesuai ketentuan transparansi. Informasi disampaikan melalui homepage

11 Rencana Strategis Bank

5 1 0,050 1 0,050

BSM telah menyusun Rencana Strategis dengan seksama sesuai dengan Rencana Bisnis Bank serta visi & misi Bank.

Total 100 1,425 1,325

SB SB

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

64 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

Nilai Komposit yang dihasilkan BSM adalah 1,325 pada tahun 2009, lebih baik dibandingkan Nilai Komposit tahun 2008 sebesar 1,425. Nilai Komposit BSM dalam pelaksanaan Self Assessment GCG adalah Sangat Baik, sesuai dengan komitmen BSM untuk senantiasa mengimplementasikan GCG dengan penuh komitmen dan konsisten.

C. Kebijakan GCG

BSM telah memiliki kelengkapan berbagai kebijakan (soft-structure) yang mengatur pelaksanaan GCG. BSM menyusun Soft-structure GCG sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan, dan mengacu pada berbagai ketentuan yang berlaku di Indonesia. Soft-structure GCG yang berlaku di BSM adalah sebagai berikut:a. BSM menyusun Piagam GCG

(GCG Charter) berdasarkan Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi No.9/002-SKB/KOM.DIR tanggal 30 April 2007. Piagam GCG merupakan peraturan, kaidah dan kebijakan BSM yang wajib dipatuhi oleh seluruh jajaran BSM. Piagam GCG diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengelolaan BSM sehingga dalam implementasinya dapat selaras dan sesuai dengan standar GCG.

b. BSM menyusun Code of Conduct BSM berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Komisaris No. 4/002/DIR.KOM tanggal 26

D. Mekanisme GCG

PENGAWASAN PENGELOLAAN

RUPS DPS

RUPS melakukan pengambilan keputusan penting yang didasari pada kepentingan perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundangan yang berlaku. Pengelolaan perusahaan dilakukan oleh Direksi, sementara Dewan Komisaris melakukan pengawasan yang memadai terhadap kinerja pengelolaan perusahaan. Untuk memastikan produk-produk BSM tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, BSM dikawal oleh Dewan Pengawas Syariah.

E. Struktur Organ GCG

Organ perusahaan, terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi, mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG secara efektif. Organ Perusahaan harus menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas dasar prinsip bahwa masing-masing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya semata-mata untuk kepentingan perusahaan.

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)RUPS adalah organ perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi, Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas Syariah. RUPS sebagai organ perusahaan merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting berkaitan dengan perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Keputusan yang diambil dalam RUPS didasari pada kepentingan usaha perusahaan jangka panjang. RUPS dan atau pemegang saham tidak melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah serta Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan hak sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Pengambilan keputusan RUPS dilakukan secara wajar dan transparan.

Pada RUPS dan RUPSLB tahun 2009 telah dilakukan

November 2002. Code of Conduct BSM merupakan pedoman bagi segenap insan BSM agar berperilaku secara Islami, profesional, bertanggung jawab, wajar, patut, dan dapat dipercaya baik dalam melakukan hubungan bisnis dengan para nasabah, rekanan, maupun hubungan dengan rekan sekerja.

c. Piagam Komite, terdiri dari Piagam Komite Audit, Piagam Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Piagam Komite Pemantau Risiko.

Nilai Komposit Predikat Komposit

Nilai Komposit < 1.5 Sangat Baik

1.5 ≤ Nilai Komposit Baik

2.5 ≤ Nilai Komposit Cukup Baik

3.5 ≤ Nilai Komposit Kurang Baik

4.5 ≤ Nilai Komposit Tidak Baik

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 65

pemberitahuan dan undangan bagi pemegang saham sesuai ketentuan yang berlaku. BSM memiliki tata cara penyelenggaraan RUPS di mana disebutkan bahwa agenda acara RUPS disampaikan beserta undangan RUPS.

RUPS memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, antara lain mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas laporan tahunan, menetapkan alokasi penggunaan laba, menunjuk akuntan publik, serta menetapkan jumlah dan jenis kompensasi serta fasilitas pengurus.

Selama tahun 2009, BSM menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS yaitu RUPS Tahunan. RUPS Tahunan dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2009 yang menghasilkan keputusan yaitu: a. Persetujuan atas Laporan

Tahunan BSM termasuk Pengesahan Laporan Keuangan untuk tahun buku 2008 yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang dengan opini “Wajar Tanpa Pengecualian”.

b. Persetujuan atas Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris.

c. Persetujuan penggunaan Laba Bersih BSM Tahun buku 2008.

d. Persetujuan atas KAP Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja (afiliasi Ernst & Young) yang akan mengaudit Laporan Keuangan BSM tahun buku 2009.

e. Persetujuan besarnya tantiem, gaji dan fasilitas/tunjangan Direksi dan Dewan Komisaris serta bonus Senior Advisor Dewan Komisaris.

f. Persetujuan pembayaran zakat sebesar 2,5% dari laba bersih tahun 2008.

2. 2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa BSM melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Dewan Komisaris BSM telah memenuhi ketentuan fit & proper test dari Bank Indonesia, UU Perseroan Terbatas dan ketentuan GCG.

BSM mewajibkan anggota Dewan Komisaris untuk mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada BSM maupun pada bank dan perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui setiap tahunnya. Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang

ditetapkan RUPS. Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai.Dalam melaksanakan tugas, Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Kinerja Dewan Komisaris dievaluasi berdasarkan unsur-unsur penilaian kinerja yang disusun oleh Komite Remunerasi dan Nominasi. Pelaksanaan penilaian dilakukan pada tiap akhir periode tutup buku. Hasil penilaian kinerja Dewan Komisaris disampaikan dalam RUPS.

a. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris BSM sejalan dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris BSM dapat dirinci sebagai berikut: • Memastikan terus

terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap jenjang organisasi dibantu oleh unit-unit kerja terkait.

• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta pengawasan atas kebijaksanaan Direksi terhadap kebijakan pengurusan BSM serta memberikan nasihat kepada Direksi.

• Melaksanakan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

66 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

pengawasan atas risiko usaha BSM dan upaya manajemen melakukan pengendalian internal.

• Memberikan tanggapan dan rekomendasi atas usulan dan rencana pengembangan strategis BSM yang diajukan Direksi.

• Memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan kepentingan semua Pemegang Saham.

• Dalam melakukan pengawasan tersebut, Dewan Komisaris mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BSM.

• Di dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BSM, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar BSM atau peraturan perundangan yang berlaku.

• Memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.

• Membuat dan menyampaikan laporan

pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan BSM.

• Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

b. Independensi Dewan KomisarisAnggota Dewan Komisaris BSM telah memenuhi jumlah, komposisi, kriteria dan independensi sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 yang diubah dengan PBI Nomor 8/14/PBI/2006 di mana jumlah anggota Dewan Komisaris BSM saat ini adalah empat orang. Dua orang di antaranya atau sama dengan 50% anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

Penggantian dan pengangkatan anggota Dewan Komisaris

telah memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi.

c. Susunan Anggota Dewan Komisaris Susunan Anggota Dewan Komisaris BSM berdasarkan RUPS tanggal 19 Juni 2008 sebagaimana tabel di bawah.

d. Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris Dewan Komisaris BSM secara proaktif melakukan pengawasan dan memberikan masukan kepada Direksi. Pengawasan dilakukan oleh Dekom secara langsung termasuk memantau tindak lanjut atas rekomendasi dari Komisaris kepada Direksi, maupun melalui komite-komite yang dibentuk.

Jabatan

Komisaris Utama

Komisaris

Komisaris

Komisaris

Representasi Pemegang Saham

Independen

Independen

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Nama

Achmad Marzuki

Abdillah

Lilis Kurniasih

Tardi

Komposisi Dewan Komisaris

Jabatan

Komisaris Utama/ Komisaris Independen

Komisaris Independen

Komisaris

Komisaris

Periode Jabatan

I (19 Juni 2008-2011)

I (19 Juni 2008-2011)

I (19 Juni 2008-2011)

I (19 Juni 2008-2011)

Nama

Achmad Marzuki

Abdillah

Lilis Kurniasih

Tardi

Susunan Dewan Komisaris

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 67

Selama tahun 2009, Dewan Komisaris BSM telah melakukan pengawasan terhadap:1. Kinerja keuangan2. Kerangka Manajemen

Risiko3. Tindak lanjut atas

hasil pemeriksaan audit internal dan eksternal termasuk hasil pemeriksaan Bank Indonesia

4. Implementasi KYC dan AML.

5. Kecukupan sistem pengendalian

Dalam rangka mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, meningkatkan peran intermediasi BSM, serta mempertahankan kondisi kesehatan BSM, Dewan Komisaris merekomendasikan perlunya dilakukan upaya perbaikan sekaligus pemeliharaan kinerja BSM yang mencakup faktor-faktor sebagai berikut:1. Permodalan BSM harus

mampu mendukung rencana ekspansi bisnis dan pertumbuhan yang ingin dicapai.

2. Peningkatan kualitas aktiva produktif dengan melanjutkan langkah-langkah secara lebih konkrit dan berkesinambungan dalam berbagai hal terkait.

3. Peningkatan kinerja Bank melalui evaluasi dan review terhadap berbagai kebijakan.

4. Peningkatan rentabilitas. 5. Penetapan mekanisme

dalam mempertahankan posisi likuiditas dan tingkat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga.

6. Pemantauan secara

konsisten terhadap pemeliharaan PDN, dan pengendalian portofolio valuta asing.

7. Penggalian penyebab utama atas temuan oleh Internal Audit dan pengidentifikasian 8 (delapan) risiko perbankan di dalam temuan-temuan audit.

8. Peningkatan pemahaman risiko dan adanya fungsi waskat di dalam manajemen risiko Bank.

9. Pemisahan fungsi otorisasi dan berjalannya komunikasi antar jenjang.

10. Pemaksimalan fungsi Pengawas Kepatuhan dan Prinsip Mengenal Nasabah (PKP).

11. Penetapan ke dalam KPI, zero DMTL dan hasil audit scoring di setiap unit kerja.

12. Optimalisasi pemanfaatan e-learning sehingga berkorelasi dengan peningkatan kompetensi pegawai.

BSM mengupayakan perbaikan kinerja tersebut di atas sejalan dengan upaya untuk mempertahankan

dan terus meningkatkan penerapan prinsip-prinsip manajemen bank yang sehat. Upaya tersebut mencakup pelaksanaan manajemen umum, sistem pengendalian intern, manajemen risiko, serta kepatuhan BSM terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Rapat Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan minimal sebulan sekali. Rapat Dewan Komisaris tersebut dapat berupa Rapat Internal Dewan Komisaris maupun Rapat Dewan Komisaris bersama Direksi.

f. Rangkap Jabatan Dewan KomisarisDewan Komisaris tidak ada yang merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan, atau anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 (satu)

Keterangan:* Rapat Komisaris adalah Rapat Internal Dewan Komisaris** Rapat Komisaris Direksi adalah Rapat di mana Dewan Komisaris mengundang salah

seorang Direksi untuk hadir dalam Rapat Komisaris Direksi*** Rapat Direktur Komisaris adalah Rapat di mana inisiatif rapat berasal dari Direksi

dengan mengundang Dewan Komisaris

Rapat Komisaris*(8 Kali)

7

8

3

6

Rapat KomisarisDireksi**(7 Kali)

6

7

6

5

Rapat DirekturKomisaris***(11Kali)

10

11

8

7

Nama

Achmad Marzuki

Abdillah

Lilis Kurniasih

Tardi

Daftar Kehadiran Rapat Dewan Komisaris

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

68 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

perusahaan anak bukan Bank yang dikendalikan oleh Bank.

g. Kebijakan Remunerasi Pemberian remunerasi dan fasilitas lain mengacu kepada keputusan dari pemegang saham sebagaimana ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham dengan memperhatikan saran yang diberikan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi.

Total remunerasi yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris selama tahun 2009 meliputi gaji dan kompensasi lainnya tidak termasuk tantiem adalah sebesar Rp 3,249 miliar mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2008 sebesar Rp 2,136 miliar.

h. Pelatihan Dewan Komisaris Untuk meningkatkan kompetensi dan menunjang pelaksanaan tugas Dewan Komisaris BSM selama tahun 2009, anggota Dewan Komisaris BSM telah mengikuti berbagai program pelatihan, workshop, konferensi, seminar antara lain:• Seminar Penerapan

PSAK 50 & 55 serta Implikasinya;

• Leaders Forum for Banking;

• Assessment Commercial Banking;

• Global Execution Quotient Survey on Bank;

• Workshop Coaching for Leadership;

• Leadership and Decision Making.

3. Dewan Pengawas Syariah Sebagai bank yang bergerak di bidang syariah, maka dibentuk

Dewan Pengawas Syariah (DPS). DPS bersifat independen yang anggota-anggotanya ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN), sebuah badan di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Seluruh pedoman produk pendanaan, pembiayaan dan operasional harus disetujui oleh DPS untuk menjamin kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip syariah.

Tugas, kewenangan dan tanggung jawab DPS adalah:a. Mengawasi dan memantau

kegiatan operasional bank untuk menjamin kepatuhannya terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN – MUI.

b. Menilai dan memberi persetujuan mengenai aspek-aspek syariah pada setiap pedoman produk dan

operasional perusahaan.c. Memberikan pendapat

mengenai kepatuhan syariah atas kegiatan operasional perusahaan dalam laporan publikasi.

a. Meninjau produk dan layanan baru, yang belum diatur oleh fatwa yang dikeluarkan oleh DSN – MUI.

a. Menyerahkan laporan pengawasan syariah setiap 6 (enam) bulan kepada Dewan Komisaris, Direksi, DSN – MUI dan Bank Indonesia.

Rapat DPSDalam melaksanakan tugasnya, DPS telah melakukan pertemuan rutin maupun

insidental sebanyak 18 kali. Selama tahun 2009 DPS telah mengeluarkan 9 (sembilan) opini syariah baik yang berkaitan dengan produk, transaksi maupun operasional mencakup:a. Memberikan masukan

bahwa produk dan layanan BSM telah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN.

b. Memberikan masukan dan opini pada seluruh pedoman kerja operasional dan manual produk.

c. Menyerahkan laporan pengawasan syariah kepada Bank Indonesia setiap semester pada tahun 2009, yang memuat antara lain: - Hasil pengawasan dan

kesesuaian kegiatan operasional perusahaan terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN – MUI.

- Opini syariah atas pedoman operasional, produk dan jasa yang dikeluarkan BSM.

- Hasil kajian atas produk dan jasa baru yang belum ada fatwa untuk dimintakan fatwa kepada DSN – MUI.

- Opini syariah atas pelaksanaan operasional perusahaan secara keseluruhan dalam laporan publikasi perusahaan.

- Melakukan pertemuan rutin dengan Direksi atau unit kerja terkait untuk mendiskusikan laporan perkembangan dan

Susunan Dewan Pengawas Syariah

No Nama Jabatan

1. Prof. K. H. Ali Yafie Ketua

2. Dr. M. Syafii Antonio, M. Ec Anggota

3. Drs. H. Mohammad Hidayat, MBH, MH Anggota

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 69

Remunerasi Dewan Pengawas Syariah

Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain Jumlah DPS Miliar Rp

Gaji dan Fasilitas lain 3 0,972

Total 0,972

masalah-masalah lain yang berkaitan dengan praktek syariah.

Riwayat hidup Dewan Pengawas Syariah dapat dilihat di bagian Profil BSM. Kebijakan Remunerasi Pemberian remunerasi dan fasilitas DPS selama tahun 2009 mengacu kepada keputusan dari Direksi sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perseroan.

Total remunerasi yang dibayarkan kepada DPS selama tahun 2009 meliputi gaji dan kompensasi lainnya tidak termasuk tantiem adalah sebesar Rp0,972 miliar.

4. Direksi Direksi adalah organ perusahaan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif dalam mengelola perusahaan. Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan nilai tambah dan memastikan kesinambungan usaha. Masing-masing anggota Direksi melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenang. Tugas, wewenang, dan hal-hal lain yang terkait dengan Direksi sesuai dengan

Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi bertanggung jawab kepada RUPS. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Kinerja Direksi dievaluasi oleh Dewan Komisaris baik secara individual maupun kolektif berdasarkan unsur-unsur penilaian kinerja yang disusun oleh Komite Remunerasi dan Nominasi. Pelaksanaan penilaian dilakukan pada tiap akhir periode tutup buku. Hasil penilaian kinerja Direksi oleh Dewan Komisaris disampaikan dalam RUPS.

a. Tugas dan Tanggung Jawab DireksiDalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi senantiasa berpegang dan berpedoman pada Anggaran Dasar maupun ketentuan internal serta eksternal lainnya.

Direksi telah membentuk Satuan Kerja Audit Internal (SKAI), Satuan Kerja Manajemen Risiko, Komite Manajemen Risiko dan Divisi Kepatuhan.

Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal, dan hasil pengawasan Bank

Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. Direksi mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

Direksi mengungkapkan kebijakan-kebijakan BSM yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai dengan media yang mudah diakses antara lain melalui newsletter, SMS, intranet, majalah internal dan media komunikasi lainnya.

Tugas dan tanggung-jawab Direksi adalah sebagai berikut: - Melakukan pengelolaan

BSM sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya sesuai Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip GCG.

- Menyusun visi, misi, dan nilai-nilai serta rencana strategis BSM dalam bentuk rencana korporasi (Corporate Plan) dan rencana bisnis (Business Plan).

- Menetapkan struktur organisasi yang lengkap dengan rincian tugas di setiap divisi.

- Mengendalikan sumber daya yang dimiliki BSM secara efektif dan efisien.

- Menciptakan sistem pengendalian intern, manajemen risiko, menjamin terselenggaranya fungsi audit intern perusahaan dalam setiap tingkatan manajemen dan menindaklanjuti temuan Divisi Audit Intern BSM sesuai dengan kebijakan atau pengarahan yang diberikan Dewan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

70 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

atau bersama-sama tidak memiliki saham melebihi 25% dari modal disetor pada perusahaan lain yang dibuktikan dengan penandatanganan Surat Pernyataan.

Seluruh Direksi tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris.

Direksi tidak memberikan kuasa umum kepada pihak

lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Surat Kuasa dari Direksi kepada Kepala Unit Kerja bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan tugas operasional Bank namun tidak mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi.

c. Fungsi Direktur Kepatuhan BSM telah menetapkan Direktur Kepatuhan yang memastikan bahwa Bank telah memenuhi kriteria kepatuhan. Kepatuhan

Komisaris. - Memperhatikan

kepentingan yang wajar dari pemangku kepentingan BSM (stakeholders).

b. Susunan DireksiSusunan Direksi BSM berdasarkan RUPS tanggal 19 Juni 2008 tercantum pada tabel di bawah.

Seluruh Anggota Direksi berdomisili di Indonesia.

Direksi BSM telah memenuhi ketentuan fit & proper test

dari Bank Indonesia, UU Perseroan Terbatas dan ketentuan GCG.

Seluruh anggota Direksi memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di bidang operasional perbankan dan institusi keuangan sebagai Pejabat Eksekutif.

Seluruh Direksi tidak memiliki rangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank atau perusahaan lain.

Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri

tersebut terkait dengan ketentuan Bank Indonesia, perundang-undangan yang berlaku, maupun best practices perbankan, serta pemenuhan komitmen dengan lembaga otoritas yang berwenang. Pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan dinilai “memadai” oleh BI secara berkala dan BSM dipandang sebagai Bank yang sehat, mampu tumbuh berkembang pesat namun tetap memperhatikan prudentiality serta prinsip syariah. Dalam hal penerapan seluruh ketentuan eksternal yang berlaku, BSM telah mematuhi dengan baik dan tidak ada sanksi hukum serta pelanggaran terutama atas ketentuan BI maupun fatwa DSN. Optimalisasi fungsi kepatuhan BSM terus disempurnakan sejalan dengan perkembangan organisasi BSM.

d. Tugas dan Tanggung-jawab Direksi Pedoman, sistem dan prosedur kerja seluruh jenjang organisasi tersedia secara sangat lengkap, update dan sangat sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Mengacu pada pedoman organisasi No. PO. I Tanggal 1 Januari 2008, tugas dan tanggung-jawab Direksi adalah sebagai berikut: Direktur Utama: - Menjalankan visi BSM

dengan menetapkan strategi dan kebijakan BSM.

- Melaksanakan evaluasi secara berkala terhadap

Nama Jabatan Periode Jabatan

Yuslam Fauzi Direktur Utama II (19 Juni 2008-2011) dan

I ( 22 Juni 2005-19 Juni 2008)

Hanawijaya Direktur II (19 Juni 2008-2011) dan

I ( 22 Juni 2005-19 Juni 2008)

Sugiharto Direktur I (19 Juni 2008-2011)

Zainal Fanani Direktur Kepatuhan I (19 Juni 2007-2010)

Srie Sulistyowati Direktur I (19 Juni 2007-2010)

Amran Nasution Direktur I (19 Juni 2007-2010)

Susunan Direksi Berdasarkan RUPS 2008

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 71

realisasi pencapaian target dan menetapkan langkah-langkah peningkatan kinerja yang harus dilakukan.

- Mengkoordinir kegiatan kerja seluruh anggota Direksi berikut aparat di bawahnya untuk mencapai optimalisasi hasil.

- Menyelenggarakan aktivitas seluruh unit kerja yang berada langsung di bawahnya agar mencapai rencana kerja yang ditetapkan.

- Menciptakan hubungan yang harmonis antara Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham, karyawan, nasabah, investor, dan Pemerintah/Bank Sentral dalam rangka mewujudkan GCG.

- Menyelenggarakan pengelolaan Manajemen Risiko di perusahaan dengan baik sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

- Mengkoordinir pembinaan terhadap seluruh Kepala Divisi/Unit/Tim Kerja dan cabang.

- Membina hubungan dengan seluruh mitra kerja BSM agar dapat terwujud hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Direktur Pembiayaan Korporasi: - Menetapkan strategi

dan kebijakan di bidang pembiayaan korporasi berdasarkan prinsip syariah, serta kebijakan pendukung lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.

- Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit kerja di Direktorat Pembiayaan Korporasi dalam melaksanakan aktifitas bidang pembiayaan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kerja tahunan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian.

Direktur Pembiayaan Komersial dan Konsumer: - Menetapkan strategi

dan kebijakan di bidang pembiayaan komersial dan konsumer berdasarkan prinsip syariah, serta kebijakan pendukung lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.

- Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit kerja di Direktorat Pembiayaan Komersial dan Konsumer dalam melaksanakan aktifitas bidang pembiayaan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan

dalam rencana kerja tahunan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian.

Direktur Pembiayaan Treasuri dan Jaringan: - Menetapkan strategi

dan kebijakan di Direktorat Treasuri dan Jaringan berdasarkan prinsip syariah, serta kebijakan pendukung lain yang berkaitan denganpelaksanaan tugasnya.

- Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit kerja di Direktorat Treasuri dan Jaringan dalam melaksanakan aktifitas bidang treasuri, dana, restrukturisasi, dan jaringan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kerja tahunan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian.

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko: - Memimpin dan

mengkoordinir pelaksanaan kajian terhadap risiko perusahaan sesuai dengan visi BSM yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Memimpin dan mengkoordinir penetapan langkah-

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

72 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

langkah yang diperlukan untuk memastikan BSM telah memenuhi ketentuan seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian.

Direktur Operasi dan Pendukung: - Menetapkan strategi dan

kebijakan yang sesuai dengan visi perusahaan dengan menjalankan strategi dan kebijakan BSM di bidang Informasi dan Teknologi, corporate affair, hukum, operasi dan akuntansi, serta sarana dan logistik.

- Mengevaluasi perkembangan bank di bidang Informasi dan Teknologi, corporate affair, hukum, operasi dan akuntansi serta sarana dan logistik dan merumuskan kebijakan yang perlu ditempuh untuk tetap terlaksananya kegiatan BSM yang efisien dan efektif.

e. Rapat DireksiRapat Direksi diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam seminggu yaitu setiap hari Senin, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa Direksi mengadakan Rapat Direksi di luar jadwal yang ditentukan tersebut.

f. Kebijakan RemunerasiTotal remunerasi yang dibayarkan kepada Direksi selama tahun 2009 meliputi gaji dan kompensasi lainnya tidak termasuk tantiem adalah sebesar Rp11,158 miliar mengalami peningkatan dibandingkan

pada tahun 2008 sebesar Rp7,560 miliar.

g. Pelatihan Direksi Untuk meningkatkan kompetensi dan menunjang pelaksanaan tugas Direksi BSM selama tahun 2009, anggota Direksi BSM telah mengikuti berbagai program pelatihan, workshop, konferensi, seminar antara lain: - Workshop perbankan

nasional; - Seminar Enhancing

Access to Formal Financial Services In Indonesia;

- Seminar Kilas Balik Perbankan Indonesia Tahun 2009 dan Rencana Penyempurnaan Peraturan Mengenai Prudential Banking;

- Sertifikasi BSMR; - 5th World Islamic

Economic Forum; - Seminar Pencegahan

Tindak Pidana di bidang Perbankan;

- Workshop Leadership and Change Management.

Miliar Rp

5,085

6,072

11,158

Direksi

6

6

Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain

Gaji Rp/Tahun

Tunjangan Rp/Tahun

TOTAL

Jumlah Remunerasi Direksi

Daftar Kehadiran Rapat Direksi

Rapat Direksi dan Komisaris (11 kali)

9

8

9

9

10

9

Rapat Direksi (57 kali)

51

56

54

54

53

54

Nama Pejabat

Yuslam Fauzi(Direktur Utama)

Hanawijaya(Direktur)

Srie Sulistyowati(Direktur)

Amran Nasution(Direktur)

Zainal Fanani(Direktur)

Sugiharto(Direktur)

Jenis Remunerasi Direksi

Jenis Remunerasi per Orang dalam 1 tahun*)

Rp2 miliar ke atas

Rp1 miliar s.d Rp2 miliar

Rp500 juta s.d Rp1 miliar

Rp500 juta ke bawah

*) yang diterima secara tunai

Jumlah Direksi

1

5

Jumlah Dewan Komisaris

4

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 73

F. Pengungkapan Kepemilikan Saham serta Hubungan Keuangan dan Keluarga Dewan Komisaris dan Direksi

Per posisi Desember 2009, anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki saham di BSM. Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, maka antara para anggota Direksi dan Komisaris serta antar anggota Direksi dengan anggota Komisaris tidak ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat kedua, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda (menantu atau ipar).

G. Shares Option

BSM tidak melakukan shares option dalam periode Januari – Desember 2009.

H. Laporan Komite AuditSusunan anggota Komite Audit telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam PBI Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Persyaratan tersebut adalah anggota Komite Audit paling kurang terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang pihak independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan atau akuntansi dan seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian di bidang hukum atau perbankan. Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit selalu

berpedoman pada rencana kerja yang telah disusun.

1. Independensi Anggota Komite Audit

Seluruh anggota Komite Audit yang berasal dari pihak independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuan bertindak independen.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite AuditSebagai panduan Komite Audit untuk melaksanakan tugas maka Dewan Komisaris telah menetapkan Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) yang disahkan pada tanggal 20 Mei 2005.

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit yang tercantum dalam Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) telah sesuai dengan Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-29/PM/2004 dan Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Tugas Komite Audit adalah sebagai berikut: a. Melakukan penelaahan

atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan BSM seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi

keuangan lainnya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan pemenuhan pengungkapan sesuai peraturan yang berlaku;

b. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan;

c. Melakukan penelaahan atas penerapan good corporate governance;

d. Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan audit dari auditor ekstern termasuk menelaah independensi dan objektivitas auditor ekstern serta menelaah kecukupan pemeriksaan yang dilakukannya, memonitor kinerja auditor ekstern dan memastikan kepatuhan terhadap standar profesional serta memonitor tindak lanjut hasil audit;

e. Melakukan penelaahan atas tindak lanjut laporan hasil audit yang dilakukan oleh otoritas pengawas bank, pasar modal dan instansi lainnya;

f. Melakukan evaluasi atas pelaksanaan audit intern dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan untuk rekomendasi kepada Dewan Komisaris, yaitu: - Pelaksanaan tugas yang

dilaksanakan oleh fungsi audit intern;

- Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan audit dan/atau rekomendasi dari hasil pengawasan Bank Indonesia, auditor intern, Dewan Pengawas Syariah dan/atau auditor ekstern;

g. Memberikan rekomendasi

Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah

No.

1.

2.

3.

4.

5.

Uraian

Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah;

Rasio gaji Direksi yang teringgi dan terendah;

Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah;

Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi;

Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai terendah

Rasio

19.19%

1.11%

1.11%

4.01%

76.91%

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

74 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

tentang penunjukkan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris;

h. Melaporkan kepada Dewan Komisaris tentang berbagai risiko yang dihadapi BSM dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi;

i. Melakukan penelaahan atas pengaduan yang berkaitan dengan BSM;

j. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi BSM;

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

l. 2. Susunan Anggota Komite

AuditPer 31 Desember 2009, Susunan Anggota Komite Audit tercantum pada tabel di bawah.

Riwayat Hidup Anggota Komite Audita. Abdillah (Ketua)

Riwayat hidup dapat dilihat pada bagian Dewan Komisaris

b. Kasmadi Adrianto (Anggota)Lahir di Metro, Lampung, 6 November 1947. Lulusan

Yogyakarta tahun 1994. Berpengalaman mengikuti berbagai training dan seminar antara lain di bidang yang berkaitandengan tugas Komite Audit, Akuntansi, Perbankan, Financial Restructuring and Go Public Procedure, Consilidation Financial Report dan Information Technology. Memulai karir di Bank Bumi Daya tahun 1986 hingga 2000, bekerja di Prasetio Strategic Consulting-Andersen, Ernst & Young Advisory Services, anggota Komite Audit PT Bank Rakyat Indonesia dan saat ini sebagai anggota Komite Audit BSM di samping bekerja pada konsultan manajemen di Inicom Sybis Indonesia.

3. Rangkap Jabatan Anggota Komite a. Tidak ada Direksi BSM

maupun Direksi bank lain yang menjadi anggota Komite Audit

b. Ketua Komite Audit merangkap sebagai Ketua pada Komite Pemantau Risiko.

4. Laporan Kerja Komite

AuditSelama tahun 2009, Komite Audit BSM telah me-review berbagai Laporan Hasil Pemeriksaan yang terdiri dari kelompok audit reguler, telaah akun tertentu dan audit khusus, yang disampaikan oleh

Administrasi Universitas Diponegoro Semarang. Berkarir di Bank Indonesia dari 1978-2003 dengan penugasan terutama di bidang audit intern dan pengawasan/pemeriksaan bank umum, dengan jabatan terakhir Deputi Direktur Pemeriksaan Bank I. Berpengalaman mengikuti

pelatihan pengawasan/pemeriksaan bank dan audit intern di luar negeri antara lain di Hyderabad (India), Washington DC, Paris, Frankfurt, dan Sydney. Tahun 2004 sebagai Tim Penyusun Buku Pedoman Kerja Dewan Komisaris Bank Pembangunan Daerah, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Saat ini bertugas sebagai anggota Komite Audit BSM.

c. Tjeppy Kustiwa (Anggota) Lahir di Bandung, Jawa Barat, 17 Desember 1957. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung tahun 1985, dan S2 Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada

Jabatan

Ketua, Komisaris Independen

Pihak Independen sebagai anggota

Pihak Independen sebagai anggota

Nama

Abdillah

Kasmadi Adrianto

Tjeppy Kustiwa

Anggota Komite Audit

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 75

Internal Audit maupun hasil audit Kantor Akuntan Publik. Analisa dan hasil pemeriksaan tersebut disampaikan pada Rapat Dewan Komisaris. Komite Audit juga telah menyampaikan Laporan Kuartalan dan Tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Dewan Komisaris.Kegiatan Komite Audit dalam tahun 2009 dilakukan dalam bentuk Rapat Komite Audit. Mekanisme rapat Komite Audit dilaksanakan melalui pertemuan dalam rangka mengikuti RADIRKOM, RAKOMDIR dan RAKOM serta pada saat membahas hasil telaah Komite Audit dan hasil pertemuan Komite Audit dengan satuan-satuan kerja serta pembahasan hasil kegiatan lainnya. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan Komite Audit dalam tahun 2009 meliputi sebagai berikut:

a. Mengkaji laporan keuangan (unaudited) Bank posisi 31/12/2008 dan 31/01/2009.

b. Mengkaji laporan keuangan (audited) Bank posisi 31/12/2008.

c. Mengkaji laporan keuangan publikasi Bank Triwulan II dan Triwulan III Tahun 2009.

d. Mengkaji Rencana Audit Tahunan Divisi Audit Intern tahun 2009.

e. Mengkaji laporan kegiatan dan hasil pemeriksaan Divisi Audit Intern Triwulan IV Tahun 2008 serta Triwulan

I dan II Tahun 2009.f. Menyusun telaah laporan

hasil audit Kantor Akuntan Publik Tahun Buku 2008 kepada Dewan Komisaris.

g. Menyusun telaah tindak lanjut hasil audit Kantor Akuntan Publik atas audit laporan keuangan Bank Tahun Buku 2008.

h. Menyusun telaah Perhitungan Net Revenue Bank.

i. Menyusun rekomendasi penunjukan Kantor Akuntan Publik/Akuntan Publik yang ditugasi melakukan audit laporan keuangan Bank Tahun Buku 2009,

j. Menyusun laporan tahunan Komite Audit tahun 2008.

Di samping itu, Komite Audit juga melakukan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, antara lain mengkaji draft Laporan Pengawasan Dewan Komisaris Semester II Tahun 2008 dan Semester I

Tahun 2009.

5. Rapat Komite Audit Komite Audit mengadakan

rapat secara berkala, sebagaimana ditetapkan dalam Piagam Komite Audit. Rapat dilakukan sedikitnya 1 (satu) bulan sekali. Selama tahun 2009 Komite Audit mengadakan rapat minimal 10 (sepuluh) kali dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Komite Audit ter-cantum pada tabel di bawah.

Pelatihan Komite AuditSelama tahun 2009, Komite Audit telah mengikuti berbagai pelatihan dan seminar dalam rangka pengembangan kompetensi anggota Komite Audit sebagai berikut: a. Mengikuti seminar

“Menyongsong Full Adoption IFRS di Indonesia, IKAI, Jakarta

b. Mengikuti seminar “The Asia Pacific Conference and Exhibition 2009 on Enabling Financial Turnaround Sustaining Growth under Financial Turbulence”, JCC, Jakarta

I. Laporan Komite Remunerasi dan Nominasi

Sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, keberadaan Komite Renumerasi

dan Nominasi ini ditetapkan melalui Keputusan Rapat Dewan Komisaris No.9/001/RAKOM tanggal 22 Januari 2007 yang salah satunya tentang pembentukan Komite Remunerasi dan Nominasi.

1. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi

Komite Remunerasi dan Nominasi bertanggung jawab:a. Terkait dengan kebijakan

remunerasi:1). Melakukan evaluasi

terhadap kebijakan remunerasi.

2). Memberikan rekomendasi kepada

Dewan Komisaris mengenai: • Kebijakan remunerasi

bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada

Nama Jumlah Rapat Tingkat Kehadiran

Abdillah 27 27Kasmadi Adrianto 27 25Tjeppy Kustiwa 27 27

Jumlah Rapat Komite Audit

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

76 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Susunan Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi

Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik. Susunan Anggota

Komite Remunerasi dan Nominasi untuk tahun 2009 mengalami perubahan sebagaimana tabel berikut ini:

3. Rangkap Jabatan Anggota Komite a. Tidak ada Direksi BSM

maupun Direksi bank lain yang menjadi anggota Komite Remunerasi dan Nominasi.

b. Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi tidak merangkap sebagai ketua pada Komite lain.

4. Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi Komite Remunerasi dan

RUPS.• Kebijakan remunerasi

bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi melalui Dewan Komisaris.

b. Terkait dengan kebijakan

nominasi:1). Menyusun dan

memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

2). Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan

Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada

Nominasi mengadakan rapat sesuai dengan kebutuhandan selama tahun 2009, Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukanminimal 2 kali pertemuan dengan beberapa agenda penting antara lain:a. Membahas tentang status

Saudara Muhammad Haryoko sebagai pihak

independen yang menjadi salah satu anggota Komite Remunerasi dan Nominasi

yang berakhir masa jabatannya pada tanggal 19 Juni 2009;

b. Melakukan kajian atas pemberian fasilitas Car Ownership Program bagi Direksi termasuk besarnya fasilitas dan jenis kendaraan

yang diberikan serta pemberian fasilitas

tunjangan perumahan bagi Direksi untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan mengkonsultasikan hasil kajian tersebut kepada pemegang saham;

c. Melakukan kajian remunerasi dan nominasi Pengurus dan Pegawai BSM.

Komite Remunerasi dan Nominasi mengadakan rapat sebanyak 2 (dua) kali. Adapun jumlah kehadiran masing-masing anggota Komite Remunerasi dan Nominasi dapat dilihat pada tabel rapat komite.

Riwayat Hidup Anggota KomiteRemunerasi dan Nominasia. Achmad Marzuki (Ketua)

Riwayat hidup dapat dilihat di bagian Dewan Komisaris

b. Abdillah Riwayat hidup dapat dilihat di

bagian Dewan Komisarisc. Tardi Riwayat hidup dapat dilihat di

bagian Dewan Komisaris

Nama Jumlah Rapat Tingkat Kehadiran

Achmad Marzuki 2 2

Abdillah 2 2

Tardi 2 2

Eka Bramantya Danuwirana 2 2

Achmad Fauzi 2 2

Rapat Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi

No.Periode

Jabatan01/01/09 s.d. 08/01/09

09/01/09 s.d. 25/06/09

25/06/09 s.d. 31/12/09

1. Achmad Marzuki Achmad Marzuki Achmad Marzuki Komisaris Independen sebagai Ketua

2. Abdillah Abdillah Abdillah Komisaris Independen sebagai anggota

3. Tardi Tardi Tardi Komisaris sebagai anggota

4. Helmi Huseno Eka Bramantya Danuwirana

Eka Bramantya Danuwirana

Kepala Divisi sebagai anggota, per tanggal 9 Januari 2009

5. Muhammad Haryoko Muhammad Haryoko - Senior Advisor Dewan

Komisaris

6. Achmad Fauzi Achmad Fauzi Achmad Fauzi Kepala Divisi sebagai anggota

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 77

d. Eka Bramantya Danuwirana

Riwayat hidup dapat dilihat di bagian Kepala Divisi

e. Achmad Fauzi Riwayat hidup dapat dilihat

di bagian Corporate Secretary.

J. Laporan Komite Pemantau Risiko

1. Tugas dan Tanggung-

Jawab Komite Pemantau Risiko

Piagam Komite Pemantau Risiko ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris No. 9/004-SKB/KOM-DIR tanggal 18 Juli 2007. Komite Pemantau Risiko bertanggungjawab untuk:a. Melakukan evaluasi tentang

kebijakan manajemen risiko;b. Melakukan evaluasi tentang

kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan

pelaksanaan kebijakan tersebut;

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

2. Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko

Per 31 Desember 2009, Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah.

3. Rangkap Jabatan Anggota Komite

a. Tidak ada Direksi BSM maupun Direksi bank lain yang menjadi anggota Komite Pemantau Risiko.

b. Ketua Komite Pemantau Risiko merangkap sebagai ketua pada Komite Audit.

4. Laporan Kerja Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko mengadakan rapat minimal sebulan sekali. Selama tahun 2009, Komite Pemantau Risiko telah melakukan 19 kali pertemuan dengan beberapa agenda penting antara lain:

a. Mengevaluasi kinerja, profil risiko dan kesehatan bank setiap bulan;

b. Membahas masalah pembiayaan, evaluasi pencapaian target pembiayaan serta insentif dan action plan pencapaian target pembiayaan tahun 2009;

c. Membahas kerangka dan

prosedur pembiayaan, penerapan four eyes principles

dan mekanisme monitoring terhadap kepatuhan SOP;

d. Membahas fungsi manajemen risiko unit kerja bisnis dan fungsi unit kepatuhan dalam mengawal pembiayaan;e. Monitoring dan penanganan

nasabah korporasi cabang non lancar;

f. Membahas perkembangan proyek core banking system dan fasilitas pengurus.

5. Rapat Komite Pemantau RisikoRapat Komite dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan dengan perincian kehadiran masing-masing anggota seperti pada tabel di bawah kiri.

K. Komite di bawah Direksi

Komite di bawah Direksi adalah Komite Manajemen Risiko (KMR). Komite ini dibentuk untuk memberikan saran dan rekomendasi kepada Direktur Utama terkait kebijakan dan strategi manajemen risiko. KMR beranggotakan Direksi dan Kepala Divisi yang secara fungsional mengelola risiko usaha bank. Tugas KMR antara lain meliputi penyusunan kebijakan, strategi dan pedoman penerapan manajemen risiko, penyempurnaan pelaksanaan manajemen risiko dan penetapan manajemen risiko, penyempurnaan pelaksanaan manajemen risiko dan penetapan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal. Forum KMR diadakan minimal satu kali dalam sebulan.

L. Corporate Secretary

Corporate Secretary BSM dijabat oleh Kepala Divisi Hubungan

Korporasi & Hukum (DKH). Corporate Secretary mengemban misi untuk mendukung terciptanya

Nama Jumlah Rapat Tingkat Kehadiran

Abdillah 19 19

Lilis Kurniasih 19 17

Kasmadi Adrianto 19 17

Tjeppy Kustiwa 19 19

Rapat Anggota Komite Pemantau Risiko

Nama Jabatan

Abdillah Komisaris Independen sebagai Ketua

Lilis Kurniasih Komisaris Utusan sebagai anggota

Kasmadi Adrianto Pihak Independen sebagai anggota

Tjeppy Kustiwa Pihak Independen sebagai anggota

Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

78 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

citra perusahaan yang baik secara konsisten, dan berkesinambungan melalui pengelolaan program komunikasi yang efektif kepada segenap pemangku kepentingan.

Corporate Secretary berfungsi sebagai penghubung antara BSM dengan stakeholders, dan masyarakat umum serta bertanggung jawab untuk menyediakan dan menyampaikan informasi yang penting mengenai BSM kepada masyarakat umum maupun untuk kepentingan pemegang saham.

Direksi BSM dengan Surat Keputusan No. 10/014-KEP/DIR tanggal 22 Januari 2008, telah mengangkat Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) dan Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan BSM yang dirang-kapkan kepada Kepala Divisi Hubungan Korporasi & Hukum (DKH).

Dalam menjalankan fungsi dan perannya, Corporate Secretary dibantu oleh fungsi hukum, corporate event, protokoler, kesekretariatan, komunikasi/promosi, media relations dan institutional relation dalam berhubungan dengan pihak eksternal maupun internal BSM.

Hubungan dengan pihak eksternal dipelihara dengan baik, khususnya dalam rangka pemenuhan kewajiban yang harus dilakukan oleh BSM sebagai perusahaan publik termasuk untuk memberikan keterangan mengenai kinerja, kegiatan operasional serta

hal-hal lainnya seputar BSM.

Selain itu, mengingat pegawai merupakan salah satu elemen penting dalam penciptaan citra perusahaan, Corporate Secretary BSM juga memiliki tugas menyebarluaskan informasi mengenai BSM kepada segenap pegawai, termasuk menyampaikan program dan kebijakan manajemen. Informasi tersebut disampaikan melalui media internal antara lain: Buletin BSM, Forum Doa Pagi Senin, Pengajian Rabuan, Dzikir Jumat Pagi, Newsletter, intranet, temu karyawan, serta sosialisasi ke kantor wilayah dan cabang.

Fungsi dan peran Corporate Secretary di BSM serta segenap unit pendukung telah diatur dalam Surat Keputusan No.10/014-KEP/DIR tanggal 22 Januari 2008 dengan tugas pokok:- Mengikuti perkembangan

pasar dan kondisi eksternal BSM khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Perbankan Syariah;

- Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas pemahaman BSM dan setiap informasi yang dibutuhkan pihak eksternal BSM yang berkaitan dengan kondisi internal dan/atau hal-hal khusus yang ingin diketahui publik;

- Memberikan masukan kepada Direksi BSM untuk menjalankan ketentuan/ Undang-undang yang berlaku antara lain tentang Perseroan, Obligasi,

Saham Perbankan Syariah, Pasar Modal beserta peraturan pelaksanaannya;

- Sebagai penghubung antara BSM dengan institusi eksternal yang mewakili masyarakat;

- Mengingatkan Direksi BSM tentang tanggung jawabnya untuk melaksanakan GCG yang optimal sesuai tujuan perusahaan agar tercipta image perusahaan yang lebih baik dan meningkatkan laba perusahaan secara berkesinambungan;

- Memastikan berjalannya fungsi Dewan Komisaris, Direksi, DPS dan Komite-Komite;

- Mengkoordinir Self Assessment dan Pelaporan Pelaksanaan GCG BSM sesuai PBI, GCG dan Bapepam;

- Menyiapkan Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dari anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan keluarganya dalam kepemilikan saham, hubungan bisnis, dan peran lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan

- Menghadiri dan membuat risalah rapat Direksi dan Dewan Komisaris;

- Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham.

Hubungan dengan stakeholders dilakukan melalui kegiatan temu analis, paparan publik, penerbitan buletin kinerja keuangan triwulanan, penerbitan laporan keuangan triwulanan, tengah-tahunan dan tahunan. Pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya juga dapat

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 79

mengakses informasi mengenai BSM dan kegiatannya di situs web, www.syariahmandiri.co.id.

Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Corporate Secretary selama tahun 2009, dalam kaitan dengan hubungan dengan stakeholders antara lain: a. Media Gathering yang melibat-

kan pers dan pegawai BSM.b. Penandatanganan

Memorandum of Understanding (MoU) dengan mitra BSM antara lain:- Perum Pegadaian,- Telkom,- Sahid Tours,- Tazkia,- Badan Wakaf Nasional,- PT Berlian Laju Tanker.

c. Mengadakan berbagai event dalam rangka membangun citra BSM yang kokoh antara lain:- Acara UMKM Award,- Festival Ekonomi Syariah,- Mengikuti Islamic Book Fair,- Acara WIEF(World Islamic

Economic Forum).d. Mengadakan berbagai acara

terkait dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain:- Acara sunatan massal,- Santunan anak yatim,- Acara buka puasa,- Tasyakuran milad BSM.

Profil Corporate Secretary Achmad Fauzi, lahir 4 November 1965. Lulusan Magister Hukum Bisnis dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Karirnya dimulai dari Chase Manhattan Bank tahun 1989, kemudian di Bank Duta (1989-1990), Bank Putera (1990-1995), Bank IFI (1995-2005), dan sejak September 2005 bergabung dengan BSM. Telah mengikuti berbagai training dan seminar, termasuk Sertifikasi Manajemen Risiko oleh BSMR di Jakarta. Selain aktif di BSM, Achmad Fauzi juga aktif di Masyarakat Ekonomi

Syariah (MES) dan Kompartemen Perbankan Syariah (KPbS) Perbanas.

M. Satuan Kerja Audit Internal (SKAI)

BSM berupaya menjaga dan mengamankan kegiatan usaha Bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan

Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum. Sejak awal beroperasinya BSM telah membentuk suatu Divisi untuk menjalankan fungsi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). Unit kerja ini semula bernama Divisi Pengawasan Intern (DPI). Sejak bulan Januari 2009 Divisi Pengawasan Intern (DPI) berubah menjadi Divisi Audit Intern (DAI). Kepala DAI bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki jalur komunikasi langsung dengan Dewan Komisaris.

Daftar Siaran Pers yang Dikeluarkan oleh BSM

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tambah Modal BSM

BSM Serahkan Hadiah Undian Umroh di Banjarmasin

BSM Gelar Customer Gtahering di Semarang

Laba BSM Kinerja Semester I Tahun 2009

BSM Tandatangani MoU dengan Deutsche Bank dan BMEL

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

80 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

DAI bertanggung jawab melakukan pemeriksaaan secara independen terhadap segenap audit di BSM. DAI bekerja berdasarkan suatu rencana audit tahunan yang sebelumnya telah disetujui Direktur Utama dan

direview oleh Dewan Komisaris. Laporan hasil audit dan realisasi kegiatan audit DAI dilaporkan melalui Laporan Kaji Ulang Business Plan yang disampaikan kepada Dewan Komisaris sebagai wakil Pemegang Saham.

Dewan Komisaris, melalui Komite Audit dan Direksi, memantau dan mengkonfirmasi apakah pihak yang diaudit (auditee) telah mengambil langkah-langkah yang memadai atas hasil temuan audit tersebut. Pelaksanaan audit oleh DAI dilakukan berdasarkan risk based audit, di mana alokasi sumber daya (SDM, waktu dan hari audit) dilakukan berdasarkan tingkat risiko dari auditee, sehingga sumber daya DAI akan lebih fokus pada auditee yang memiliki risiko tinggi.

Piagam Audit Internal DAI telah memiliki Piagam

Audit Internal sebagai pedoman dasar yang mengatur tentang kedudukan, wewenang dan tanggung jawab, serta metode kerja dan pelaporan Divisi Audit Intern dalam menjalankan tugasnya mewujudkan sistem pengawasan intern BSM. Piagam Audit Internal terbit 27 April 2005, sebagai revisi dari Internal Audit Charter tanggal 21 Maret 2002.

Outline Piagam Audit Internal

Bab I. Pendahuluan Bab II. Kedudukan Bab III. Ruang Lingkup Bab IV. Wewenang dan

Tanggung jawab Bab V. Tanggung jawab Profesi Bab VI. Metode Kerja Bab VII. Pelaporan Bab VIII. Lain-lain

Tugas dan tanggung jawab Divisi Audit Internal

Sebagaimana ditegaskan dalam Piagam Audit Intern BSM tanggal 27 April 2005, tugas dan fungsi strategis DAI adalah:1. Protektif, yaitu memastikan

terciptanya ketaatan BSM terhadap kebijakan, ketentuan, dan peraturan yang ditetapkan;

2. Konstruktif, yaitu menjaga tingkat kehematan penggunaan sumber daya yang optimal dan efektivitas hasil yang maksimal;

3. Konsultatif, yaitu memberikan rekomendasi yang bermanfaat bagi seluruh manajemen sebagai penyempurnaan kebijakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Selain itu DAI juga memiliki tanggung jawab profesi, yaitu:1. Auditor Intern harus memiliki

independensi dalam melakukan audit dan mengungkapkan pandangan serta pemikiran sesuai dengan profesinya berdasarkan standar audit yang berlaku umum;

2. Auditor Intern harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap keberhasilan dan nama baik Bank;

3. Auditor Intern harus memiliki tanggung jawab terhadap profesinya dengan selalu menerapkan prinsip kerja

yang cermat dan seksama dengan berpegang teguh kepada kode etik auditor dan budaya “ETHIC” Bank;

4. Auditor Intern tidak terkait di dalam pelaksanaan kegiatan operasional dari unit kerja yang diaudit;

5. Auditor intern tidak melakukan audit terhadap unit kerja yang petugasnya mempunyai hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan auditor intern yang bersangkutan dan kegiatan yang sebelumnya dilakukan oleh auditor intern

yang bersangkutan;6. Auditor Intern senantiasa

meningkatkan kualitasnya dengan terus meningkatkan kemampuan teknis melalui

pendidikan berkelanjutan minimal 180 (seratus delapan puluh) jam per 3 (tiga) tahun;

7. Divisi Audit Intern secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) tahun dilakukan review oleh pihak

ekstern, untuk menjamin bahwa pelaksanaan fungsi Divisi Audit Intern telah sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum.

Uraian pelaksanaan kegiatan Audit Internal

Aktivitas yang telah dilakukan oleh Divisi Audit Internal antara lain:1. Merealisasikan audit (rutin dan

non rutin/khusus) terhadap seluruh unit kerja Cabang dan Kantor Pusat sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Rencana Audit Tahunan. DAI melakukan penugasan audit khusus/investigatif bilamana terdapat permasalahan yang dapat mengganggu jalannya operasional BSM, pelanggaran terhadap Kode Etik Perusahaan dan prinsip Good Corporate Governance di seluruh lingkungan Bank. Berdasarkan Rencana Kerja Tahun 2009, target penugasan audit yang ditetapkan adalah berdasarkan metodologi Risk Based Audit mencakup 140 penugasan. Realisasi penugasan selama tahun 2009 adalah sebanyak 186 penugasan (132,86% dari target 140 penugasan), dengan rincian:- Audit Rutin sebanyak 149

penugasan;- Audit Non-Rutin sebanyak 37

penugasan.2. Menerapkan mekanisme

penilaian dan pengukuran terhadap pengendalian intern

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 81

audit minimal setiap tahun sekali dan monitoring tindak lanjut atas tanggapan audit di-update setiap 3 bulan sekali. Progress tindak lanjut dilaporkan kepada Direktur Utama dan Komisaris secara triwulanan.

c. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

BPK melakukan audit sewaktu-waktu sesuai prioritas kerja BPK. BPK mengaudit terakhir tahun 2005. Tindak lanjut atas tanggapan audit di-update setiap 3 bulan sekali. Progress tindak lanjut dilaporkan kepada Direktur Utama dan Komisaris secara triwulanan.

d. Lloyd Register Lloyd’s Register Quality

Management (LRQA) adalah lembaga yang telah menerbitkan sertifikasi

ISO 9001:2000 Quality Management System bagi standar mutu audit DAI yang telah diperoleh sejak tahun 2004. Sesuai requirement ISO 9001:2000, LRQA akan melakukan surveillance visit setiap 6 bulanan untuk mereview konsistensi implementasi ISO 9001:2000 DAI.

e. External Review Sesuai Peraturan Bank

Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi

Audit Intern Bank Umum, DAI menyampaikan laporan hasil kaji ulang (review) pihak ekstern yang memuat pendapat tentang hasil kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank serta perbaikan

yang mungkin dilakukan. DAI menyampaikan laporan

hasil pengkajian ulang oleh Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk sekurang- kurangnya sekali dalam 3 tahun, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah hasil kaji ulang oleh pihak ekstern diterima oleh Bank.

Proses review ekstern

terakhir dilakukan pada bulan Juni 2008 oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)

Drs. J. Tanzil & Rekan, untuk periode 1 Juni 2005 – 31 Mei 2008. Review penerapan SPFAIB 3 tahunan baru akan dilakukan pada tahun 2011.

4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan tentang efektivitas pengendalian intern pada saat exit meeting audit maupun pada pelatihan-pelatihan in-house, baik untuk pegawai pelaksana maupun officer antara lain Branch Operations, Management Trainee Program dan program-program lainnya.

5. Meningkatkan kompetensi

(Intern Control Score/ICS), mengacu pada pengukuran dampak (impact) dan frekuensi

penyimpangan yang terjadi (likelihood). Penilaian ICS menjadi salah satu komponen nilai Key Performance Indicator (KPI) unit-unit kerja. Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam perbaikan efektivitas Sistem Pengendalian

Intern secara berkesinambungan. 3. Berperan aktif sebagai mitra

kerja (counterpart) auditor eksternal yaitu Bank Indonesia,

Bank Mandiri, Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), maupun Kantor Akuntan Publik (KAP). Tugas sebagai

counterpart adalah memfasilitasi komunikasi antara manajemen dengan pihak auditor eksternal dan pemantauan tindak lanjut/penyelesaian temuan audit ekstern.

Beberapa auditor eksternal yang melakukan audit/review terhadap BSM antara lain:a. Bank Indonesia Bank Indonesia melakukan

audit minimal setahun sekali dan monitoring tindak lanjut atas tanggapan audit

di-update setiap 3 bulan sekali. Setiap progress tindak lanjut dilaporkan kepada Direktur Utama dan Komisaris secara triwulanan.

b. Bank Mandiri Bank Mandiri melakukan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

82 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

auditor baik hard skill maupun soft skill. Selama tahun 2009 total jam pelatihan yang diikuti seluruh pegawai/auditee adalah 2.224 jam, atau rata-rata jam pelatihan adalah 38,34 jam per pegawai.

Rekapitulasi berbagai pelatihan yang telah diikuti selama tahun2009 antara lain:1. Workshop Pedoman Organisasi,2. Strategic Skill,3. Knowledge Sharing Corporate

Planning,4. Sosialisasi Pengisian SPT

Tahunan,5. Sarasehan Pembiayaan

Bermasalah,6. Workshop Rencana Implementasi

BSM Shared Values, 7. Basic Training,8. Workshop Bisnis, 9. Pelatihan Auditor Program,10. Strategic Planning.

Profil Kepala Divisi Audit Internal

Priyono, lahir 17 Juli 1957. Alumnus Universitas Airlangga, Surabaya. Karirnya dimulai dengan menjadi auditor di salah satu Kantor Akuntan Publik, kemudian dilanjutkan dengan berkarir di Bank Dagang Negara (BDN) pada tahun 1985. Berbagai posisi yang ditempati antara lain Auditor Pemeriksa, Kepala Seksi Pengawasan, Kepala Tim Audit. Bergabung di BSM tahun 1999 sebagai Kepala Divisi SDI. Telah mengikuti berbagai training dan

seminar, antara lain Sertifikasi Manajemen Risiko oleh BSMR, Workshop Risk Based Audit, Workshop Effective Risk Assessment dan Workshop Aplikasi Manajemen Audit di Perbankan.

Penjelasan mengenai SistemPengendalian Internal BSM

BSM berkomitmen mengelola operasional Bank secara sehat dan aman. BSM telah menerapkan suatu Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang dituangkan dalam suatu Pedoman Standar SPI yang disahkan oleh Direksi dalam Surat Edaran No. 6/018/OPS tanggal 6 Mei 2004, merujuk kepada Surat Edaran Bank Indonesia No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum. Agar penerapan pengendalian internal berjalan efektif, maka SPI tersebut telah didukung dengan beberapa subsistem infrastruktur sebagai berikut:a. Pengawasan Manajemen

dan Budaya Pengendalian1). Dewan Komisaris

Dewan Komisaris BSM telah menjalankan fungsi pengawasannya dengan melakukan rapat-rapat Dewan Komisaris dan Direksi, baik yang bersifat berkala seperti evaluasi kinerja manajemen secara bulanan maupun insidental terkait

dengan kondisi terkini BSM.

Dewan Komisaris dibantu oleh 3 (tiga) komite, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi.

2). Direksi Direksi BSM melaksanakan

kebijakan dan strategi sesuai Rencana Bisnis Bank yang telah disetujui Dewan Komisaris, dan melaporkan secara berkala hasil-hasil kinerja BSM kepada Dewan Komisaris. Direksi mengendalikan operasional BSM dan memantau efektivitas sistem pengendalian intern, dengan membentuk Satuan Kerja Audit Intern yang efektif dan independen.

3). Budaya Pengendalian Dewan Komisaris, Direksi

dan seluruh jajaran pegawai BSM telah berkomitmen untuk mewujudkan suatu budaya perusahaan yang telah disepakati bersama, dinyatakan secara tertulis, dan dipantau penerapannya secara terus-menerus, yaitu Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity, dan Customer Focus (ETHIC).

b. Identifikasi dan Penilaian Risiko

BSM terus mengembangkan penerapan Enterprise Risk Management (ERM) sebagai

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 83

upaya mengawal pertumbuhan Bank yang sehat dan berkesinambungan (sustainable growth), dan dalam rangka memenuhi ketentuan Bank Indonesia. Unit Kerja Manajemen Risiko saat ini telah mempunyai infrastruktur yang diperlukan agar kebijakan dan ketentuan BSM selalu up-to-date, tersedianya prosedur dan penetapan limit, ketersediaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko yang menyeluruh.

c. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi

Sistem Pengendalian Intern yang efektif mensyaratkan adanya kegiatan pengendalian yang mencakup penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian lebih dini untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut secara konsisten dipatuhi dan menjadi kegiatan yang tidak terpisahkan dari setiap kegiatan BSM.

BSM menetapkan salah satu Direksi menjadi Direktur Kepatuhan untuk memastikan fungsi pengendalian dan kepatuhan telah dilaksanakan. Direktur Kepatuhan dibantu oleh Divisi Kepatuhan (DKN) dan Pengawas Kepatuhan & Prinsip Mengenal Nasabah (PKP) yang ditempatkan di unit-unit kerja Kantor Pusat dan cabang.

Infrastruktur dan perangkat

pengendalian kepatuhan akan diuraikan dalam segmen lain pada Laporan Tahunan ini.

d. Sistem Akuntansi, informasi dan komunikasi

BSM telah memiliki sistem akuntansi dan informasi yang memadai dan terus dikembangkan sejalan dengan

implementasi Core Banking System baru demi menghadapi kompleksitas bisnis BSM yang terus meningkat. Pemeriksaan laporan keuangan BSM secara transparan dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik yang telah terdaftar di Bank Indonesia yang disetujui RUPS.

BSM pun telah menyesuaikan penerapan manajemen risiko sistem teknologi dan informasi dengan mengacu kepada PBI No.9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum, sehingga BSM dapat memberikan fungsionalitas yang inovatif, mendukung pelayanan ’one stop shopping’ kepada nasabah BSM, kemudahan akses serta melakukan pengembangan aplikasi yang aman dan selaras dengan perkembangan pasar.

e. Kegiatan Pemantauan dan tindakan koreksi

penyimpangan BSM telah menyelenggarakan

pemantauan dan pengevaluasian kecukupan Sistem Pengendalian Intern secara terus-menerus dengan membentuk Satuan Kerja Audit Intern (dengan nama Divisi Audit Intern/DAI) yang independen terhadap satuan kerja operasional.

DAI berkomitmen untuk melaksanakan fungsinya memastikan efektivitas SPI yang memadai dengan cara melakukan review dan memberikan rekomendasi kepada manajemen tentang:1). Efektifitas dan efisiensi

operasional.2). Akuntabilitas.3). Kewajaran laporan keuangan.4). Kepatuhan terhadap undang-undang dan

ketentuan yang berlaku.

5). Prinsip tata-kelola perusahaan yang baik (Good

Corporate Governance).

Setiap hasil audit telah disampaikan kepada Dewan Komisaris atau Komite Audit, Direktur Utama dan Direktur Kepatuhan. Dalam menjalankan fungsinya DAI telah memiliki Piagam Audit Intern yang disahkan oleh Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 27 April 2005 dan Kode Etik Auditor Intern yang disahkan Direksi pada tanggal 6 Februari 2008.

Peran serta DAI dalam penguatan (improvement) SPI, antara lain:1) Melakukan perbaikan

berkelanjutan (continuous improvement) intern melalui pembaharuan Manual Audit Intern.

2) Sosialisasi dan internalisasi Kode Etik Auditor Intern.

3) Aktif menjadi mitra kerja (counterpart) Komite Audit dan sebagai anggota tidak tetap Working Group Operational.

4) Mengembangkan pendekatan Risk Based Audit (RBA) secara bertahap.

5) Mendukung implementasi Corporate Value BSM, yaitu Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity, Customer Focus (ETHIC), dalam konteks review terhadap lingkungan pengendalian (control environment) di seluruh unit kerja BSM.

6) Membantu Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam mengawasi pelaksanaan aspek-aspek syariah pada operasional perbankan dengan cara melaporkan hasil-hasil audit yang berkaitan dengan aspek syariah kepada DPS.

7) Melakukan sosialisasi dan pembinaan tentang efektivitas pengendalian intern pada saat exit meeting audit maupun pada pelatihan-pelatihan in-house, baik untuk pegawai pelaksana

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

84 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

maupun officer, antara lain: Branch Operations, Management

Trainee Program, dll.8) DAI pun senantiasa

mengembangkan peran kemitraan dengan auditee/customer secara konsisten dan berkesinambungan, antara lain melalui komunikasi yang efektif dalam membahas semua temuan audit, sehingga auditee/customer dapat memahami risiko-risiko penyimpangan yang ada.

N. Audit Ekstern

Hubungan antara BSM, Kantor Akuntan Publik dan Bank Indonesia

Pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan Bank untuk tahun buku 2009 telah sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang transparansi kondisi keuangan Bank, dan Standar Profesional Akuntan Publik, serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan.

Agar proses audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan dan selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan, secara rutin dilakukan pertemuan-pertemuan yang membahas beberapa permasalahan penting yang signifikan.

BSM selalu berupaya meningkatkan komunikasi antara Kantor Akuntan

Publik, Komite Audit dan Manajemen BSM untuk dapat meminimalisir kendala-kendala yang terjadi selama proses audit berlangsung.

Kantor Akuntan Publik telah memenuhi kewajiban dengan menyampaikan laporan hasil audit dan Management Letter kepada Bank Indonesia, dan untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan bank sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

Tim Pemilihan Akuntan Publik yang terdiri dari Komite Audit dan unsur manajemen telah melakukan proses pemilihan akuntan publik untuk melakukan audit atas:1. Laporan neraca, laporan rugi

laba, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas;

2. Perubahan dana investasi terikat;

3. Rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil;

4. Sumber dan penggunaan dana zakat;

5. Sumber dan penggunaan dana kebajikan.

O. Laporan Sumber Daya Manusia

Unit kerja yang membidangi urusan sumber daya manusia sejak BSM terbentuk adalah Divisi Sumber Daya Manusia (DSI). Di awal tahun 2009 DSI dipecah menjadi dua unit kerja, yaitu Divisi Human Capital (DHC) dan Desk Training. Pemisahan unit kerja ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kinerja dan fokus pada bidangnya masing- masing. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan bisnis BSM yang semakin pesat.

Sampai akhir tahun 2009 jumlah pegawai BSM (termasuk outsource)

telah mencapai 4.544 orang, meningkat 23.13 % dari  3.493 orang pada akhir tahun 2008. Penyebaran jumlah pegawai pada tahun 2009 adalah 890 (20%) di Kantor Pusat dan 3.609 (80%) di 60 Kantor Cabang dan outlet di bawah koordinasinya. Kenaikan/pertambahan jumlah pegawai tersebut berbanding lurus dengan ekspansi BSM melalui jumlah Kantor Cabang dan outlet di bawah koordinasinya di berbagai daerah. Komposisi pegawai berdasarkan jenis kelamin adalah

73% pria dan 27% wanita.

Pertambahan jumlah pegawai tersebut perlu dikelola dengan tata kelola yang baik. Untuk pegawai dengan status pegawai kontrak dapat ditingkatkan statusnya menjadi pegawai tetap, dengan melalui evaluasi

kompetensi dan kinerja. Status pegawai kontrak yang diangkat menjadi pegawai tetap untuk tahun 2009 berjumlah 618 pegawai. 

Untuk memacu pertumbuhan bank yang demikian pesat, perlu didukung pegawai dengan pendidikan yang cukup baik di bidang kerjanya. Terutama untuk jabatan yang strategis. Hingga akhir 2009 tercatat jumlah pegawai dengan pendidikan S2 sebanyak 2,75%, pendidikan S1 sebanyak 58% dari total seluruh pegawai BSM. 

Untuk menambah kompetensi pegawai dan sebagai salah satu program reward, BSM pada tahun 2009 telah memberikan beasiswa S2 kepada 5 pegawai. Pegawai pegawai tersebut diterima di program Pasca Sarjana Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung.

Pegawai yang berprestasi di bidang kerjanya masing-masing diberikan kenaikan pangkat dan jabatan (promosi).  Pada tahun 2009, BSM memberikan kenaikan pangkat berjumlah 839 pegawai dan kenaikan jabatan kepada 285 pegawai. Pegawai yang dipromosikan, baik pangkat maupun jabatan, diwajibkan mengikuti rangkaian seleksi administratif dan uji kompetensi. Kompetensi teknis (hard) diuji melalui media e-learning dan kompetensi perilaku (soft) diuji melalui competency assesment. Officer Development Program (ODP) merupakan program yang dikhususkan bagi pegawai yang

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 85

dipromosikan dengan perubahan level jabatan. Yaitu pegawai

dari level jabatan Pelaksana yang dipromosikan ke level jabatan Officer. Tahun 2009, pegawai level Pelaksana yang mengikuti ODP sebanyak 326 pegawai.

Berbagai program reward telah dilaksanakan BSM kepada pegawai. Selain program promosi dan pemberian beasiswa, terdapat sejumlah reward lain yang diberikan ke pegawai. Pada tahun 2009 Manajemen menyetujui kenaikan gaji pokok pegawai sebesar rata-rata 12,5 %.

Tunjangan Prestasi Unit Kerja (TPUK) diberikan kepada pegawai dengan mengacu kepada evaluasi kinerja triwulanan. Jumlah TPUK yang diberikan ke pegawai selama tiga triwulan sebesar rata-rata 2,98 kali gaji pokok. Pegawai yang menerima TPUK terbesar adalah sebesar 5,2 kali gaji pokok.

Seragam pegawai merupakan cermin profesionalisme pegawai dalam bekerja. Untuk pemenuhan seragam pegawai tersebut, BSM telah melaksanakan tender dengan pemenang sebanyak 3 vendor. Masing-masing vendor menangani desain dan implementasi seragam untuk pegawai pria, pegawai wanita, dan pegawai non staf (Satpam, Driver, dan Office Boy).

Selama tahun 2009 DHC meningkatkan infrastruktur layanan, antara lain sentralisasi layanan Jamsostek, merevisi

ketentuan yang terkait kinerja, organisasi, kompensasi, dan peraturan ketenagakerjaan. Bentuk komitmen DHC dalam mendukung bisnis BSM antara lain dengan mengimplementasikan ISO 9001:2000 pada prosedur kerja.

Rekrutmen BSM terus menghadapi tantangan

dalam merealisasikan rencana bisnis di masa yang akan datang. Pengembangan jaringan Kantor Cabang termasuk pembukaan outlet gadai, pembiayaan mikro, dan pembiayaan konsumer menjadi perhatian khusus. DHC berperan aktif dalam mensukseskan goal tersebut dengan cara melaksanakan breakthrough terhadap semua proses kerja.

Breakthrough tersebut meliputi peningkatan (improvement) mekanisme dan prosedur kerja serta melibatkan peran aktif pejabat Unit Kerja Kantor Pusat dan Kantor Wilayah sehingga menghasilkan sinergi yang lebih optimal.

Organisasi & Jabatan Organisasi BSM secara

berkesinambungan akan disesuaikan mengikuti rencana bisnis dan pengembangan kegiatan usaha. Untuk itu diperlukan tata kelola organisasi yang baik dan seimbang antara strategi dan daya dukung dalam bentuk infrastruktur yang memadai. Struktur organisasi,

jabatan, dan uraian kerja (job description) disusun dalam bentuk Pedoman Organisasi. Pedoman Organisasi adalah dokumen hidup yang bergerak mengikuti kebutuhan bisnis dan organisasi.

Sistem Remunerasi dan Reward

BSM senantiasa berupaya meningkatkan kesejahteraan pegawai berdasarkan pencapaian kinerja melalui penerapan pola guaranted cash dan fasilitas kepegawaian lainnya. Menghadapi era persaingan yang semakin ketat, BSM berupaya untuk menciptakan paket remunerasi yang atraktif dan kompetitif.  Paket remunerasi ini selalu ditinjau untuk memastikan bahwa pegawai BSM mendapat paket yang atraktif.

Semangat kerja pegawai terus ditingkatkan melalui reward yang diberikan terkait kinerja, antara lain program tunjangan prestasi unit kerja, bonus tahunan, insentif terkait prestasi, dan pemberian beasiswa S2. Termasuk di antaranya adalah pegawai diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk meraih karir yang lebih tinggi. Sehingga kesempatan promosi menjadi ajang kompetisi yang sehat bagi pegawai.

  Kompetensi Sebagai cetak biru bagi

pengembangan dan pelatihan pegawai, BSM telah menyusun kamus dan profil kompetensi.

Kompetensi merupakan sebuah

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

86 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

konsep yang dapat diartikan sebagai kombinasi antara pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), dan perilaku (behaviour). Konsep tersebut dikenal dengan Competency-Based

Human Resources Management (CBHRM).

CBHRM adalah suatu pola pendekatan dalam membangun suatu sistem manajemen sumber daya manusia yang handal dengan memanfaatkan kompetensi sebagai titik sentralnya. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat meningkatkan efektifitas dan konsisten dalam menerapkan sistem rekrutmen, seleksi, promosi, kompensasi, penilaian kinerja, pendidikan dan pelatihan, perencanaan karir, manajemen kinerja, maupun perencanaan strategis di bidang sumber daya manusia ke titik yang paling optimum.

Hingga saat ini telah dilakukan penyempurnaan terhadap kamus dan profil kompetensi, yaitu mengacu kepada shared values BSM (ETHIC) dan perkembangan organisasi BSM. Jumlah profil kompetensi jabatan yang telah

disusun hingga saat ini adalah sebanyak 572 jabatan. Kamus dan profil kompetensi yang disahkan oleh Direksi akan menjadi pedoman pengelolaan SDM berbasiskan kompetensi.

Kamus dan profil kompetensi dapat diintegrasikan dengan media e-learning BSM. Terutama terkait dengan data-data kepegawaian dengan masing-masing profil kompetensinya. Kompetensi pegawai-pegawai BSM tersebut akan dimonitor dan dikembangkan sesuai dengan profil kompetensi jabatan yang dijabat pegawai. Diharapkan implementasi CBHRM di BSM dapat dijadikan sebagai faktor penentu keberhasilan

kinerja pegawai untuk mendukung tercapainya visi dan misi BSM.

Selama tahun 2009 BSM telah mengeluarkan biaya sebesar Rp21,01 milyar untuk berbagai macam program pendidikan intern dan ekstern. Hal tersebut meningkat dibandingkan anggaran pelatihan tahun 2008 yaitu sebesar Rp14,08 milyar. Program pengembangan SDM dilakukan melalui pendidikan karir, pendidikan profesi, ketrampilan, serta berbagai kursus, latihan, penataran, seminar, lokakarya dan pelatihan manajemen dan teknis yang disesuaikan dengan kebutuhan BSM.

P. Laporan Manajemen Risiko

Perkembangan dunia perbankan yang pesat memicu bank untuk lebih kreatif dan dinamis dalam mengembangkan berbagai produk dan layanan. Hal ini berdampak pada peningkatan kompleksitas usaha bank sehingga diperlukan tata kelola perusahaan dan penerapan manajemen risiko yang lebih kuat. Karena itu, bank terus memperbaiki dan mengembangkan manajemen risiko sesuai kompleksitas usaha bank dan iklim persaingan.

Organisasi Manajemen Risiko Pengelolaan manajemen risiko

dilakukan bank berdasarkan prinsip segregasi tugas (segregation of duty) yang jelas. Segregasi tugas tersebut yaitu antara satuan kerja pengambil risiko (risk taking unit), satuan kerja pendukung (supporting unit) dengan satuan kerja manajemen risiko (risk management unit).

Bank memiliki Komite Manajemen Risiko (KMR) yang berperan

mendorong penerapan manajemen risiko secara efektif.

KMR berwenang untuk memberikan rekomendasi terkait kebijakan dan strategi manajemen risiko. KMR beranggotakan Direksi dan Kepala Divisi yang secara fungsional mengelola risiko usaha bank. Tugas KMR antara lain merumuskan kebijakan, strategi dan pedoman penerapan manajemen risiko.

KMR dibantu oleh Working

Group (WG) KMR yang bertugas untuk merekomendasikan atau melakukan kajian terhadap kebijakan pengelolaaan risiko bank. WG KMR terdiri dari WG ALMA, pembiayaan, dan WG Operasional.

Pengembangan Infrastruktur Manajemen Risiko

Dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkesinambungan, bank melakukan pengembangan infrastruktur manajemen risiko melalui: 1. Konsolidasi penerapan

manajemen risiko dengan perusahaan induk, yaitu Bank Mandiri. Konsolidasi manajemen risiko tersebut tidak terbatas pada sistem informasi akuntansi dan sistem informasi manajemen risiko. Namun mencakup juga sinkronisasi kebijakan dan prosedur operasional bank.

2. Pengembangan sistem informasi manajemen risiko melalui aplikasi SIMRIS (Syariah Mandiri Risk Information System), yang meliputi: risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko hukum, risiko strategik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. SIMRIS menyediakan informasi yang up to date mengenai profil risiko bank. Disamping itu, SIMRIS dirancang sebagai media informasi mengenai

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 87

jumlah modal yang harus dialokasikan (capital charge) untuk masing-masing risiko.

3. Pengembangan Operational Risk Tools, yaitu:a. Loss Event Database (LED) Bank menghimpun database

kerugian operasional secara rutin dalam aplikasi LED yang digunakan sebagai dasar untuk perhitungan cadangan kerugian risiko operasional.

b. Risk and Control Self Assessment (RCSA)

Penerapan RCSA ditujukan untuk:•menumbuhkanrisk

awarness risiko operasional melalui proses identifikasi dan pengukuran risiko

secara mandiri;• meningkatkanpengelolaan

risiko operasional dengan menetapkan tindakan pengendalian/mitigasi risiko yang efektif;

• membantumanajemendalam menilai tingkat risiko dan pengendalian pada satuan kerja atau bidang

operasional yang memerlukan perhatian khusus.

BSM menerapkan RCSAsecara periodik untuk mengidentifikasi, mengukur dan memitigasi eksposur risiko operasional yang dihadapi unit kerja.

c. Key Risk Indicator (KRI) KRI bersifat forward looking

untuk membantu pegawai dalam memprediksi risiko

operasional yang dihadapi. Penerapan KRI digunakan

untuk:• memantausetiap

perubahan tingkat risiko operasional pada proses bisnis/aktivitas tertentu;

• memberikan“peringatandini” kepada unit kerja agar melakukan suatu tindakan preventif untuk mengantisipasi suatu kejadian risiko;

BSM terus mengembangkandan menyempurnakan berbagai parameter yang digunakan dalam KRI.

4. Penetapan limit risiko sesuai

dengan tingkat permodalan yang dimiliki bank. Kebijakan limit risiko yang telah ditetapkan antara lain:•Limitwewenangmemutus

pembiayaan;•Limiteksposur25debitur terbesar;•Limitin house BMPK;•Limitportofoliopembiayaan untuk sektor usaha tertentu;•Limitportofoliopembiayaan

valuta asing;•Limitcoverage asuransi

pembiayaan;•LimitPosisiDevisaNeto;•Limitsaldokasminimal;•Limittransaksitresuri;•LimitGWMrupiahdanvalas;•Limitsecondary reserve;•Limittransaksioperasional;•Limitportofoliorekanan

bank.

Penerapan Manajemen Risiko

Penerapan manajemen risiko merupakan tanggung jawab seluruh unit kerja bank. Bank melaksanakan proses manajemen risiko sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan dokumen Basel II (Basel II Accord). Pengelolaan risiko mencakup seluruh lingkup usaha aktivitas fungsional bank.

Proses manajemen risiko diterapkan secara komprehensif pada 4 risiko utama yang wajib dikelola oleh bank, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional.

1. Risiko Kredit Pengelolaan risiko kredit

diarahkan untuk mendukung ekspansi pembiayaan yang sehat dan menjaga kualitas pembiayaan yang telah diberikan. Seiring dengan perkembangan bisnis, bank melakukan kaji ulang terhadap kebijakan, prosedur dan tools secara periodik. Selama tahun 2009 bank melakukan:a. Pemutakhiran kebijakan dan pedoman pembiayaan.

Pemutakhiran kebijakan dan pedoman pembiayaan tersebut disesuaikan dengan perkembangan dunia usaha, kondisi ekonomi makro, dan perubahan regulasi pemerintah atau BI.

b. Pemutakhiran rating sektor industri/bidang usaha. Bank

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

88 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

mengklasifikasikan sektor industri menjadi 5 kelompok yaitu sangat menarik, menarik, netral, kurang menarik dan tidak menarik. Klasifikasi ini membantu

unit bisnis dalam menetapkan target market industri dalam rangka ekspansi pembiayaan.

c. Penetapan limit portofolio pembiayaan sebagai batasan jumlah eksposur maksimal pada sektor industri tertentu. Penetapan limit mempertimbangkan kondisi portofolio dan prospek bisnis industri tersebut. Sektor industri yang dinilai baik diberikan limit yang lebih besar dibandingkan dengan sektor industri yang dinilai

kurang baik. Dengan demikian keseimbangan alokasi portofolio dapat

terjaga sehingga memberikan risk adjusted return maksimal. Portofolio pembiayaan bank saat ini tersebar pada berbagai sektor industri yang termasuk kategori sektor sangat menarik dan sektor menarik, serta netral.

d. Pengembangan scoring pembiayaan antara lain scoring pembiayaan konsumer yang terintegrasi dalam Loan Origination System, scoring pembiayaan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan scoring

pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS).

e. Pengujian Kondisi Terburuk (analisa stress test) yang dilakukan secara berkala. Hal tersebut dilakukan untuk menguji elastisitas kualitas portofolio, khususnya tingkat NPF portofolio terhadap perubahan variabel ekonomi dengan berbagai skenario.

f. Pemantauan debitur Watch List untuk melakukan antisipasi dini terhadap debitur yang berpotensi menjadi NPF.

g. Pemantauan atas perkembangan kualitas portofolio berdasarkan segmen bisnis, sektor industri, dan skema

pembiayaan.h. Pengkajian risiko atas

suatu usulan pemberian pembiayaan atau peluncuran produk pembiayaan dalam bentuk opini risiko. Opini risiko mencakup identifikasi potensi risiko yang melekat pada seluruh aspek beserta mitigasi risiko yang direkomendasikan guna meminimalisir risiko yang mungkin timbul. Opini risiko tersebut berfungsi sebagai bahan pertimbangan Komite Pembiayaan dalam memberikan keputusan pembiayaan.

i. Pengembangan sistem informasi manajemen risiko kredit, antara lain meliputi:

1. Eksposur berdasarkan sektor ekonomi/industri;

2. Eksposur berdasarkan segmentasi;

3. Eksposur berdasarkan rating sektor ekonomi;

4. Eksposur berdasarkan debitur besar;

5. Debitur watchlist;6. Pembiayaan bermasalah;7. Ketersediaan cadangan

penghapusan pembiayaan.

2. Risiko PasarBank melakukan pengelolaan risiko pasar untuk mencegah kerugian akibat pergerakan imbal hasil pasar dan nilai tukar. Pengelolaan risiko pasar dilakukan antara lain melalui:a. Penetapan limit Posisi Devisa

Neto (PDN) untuk membatasi posisi terbuka valas yang

dimiliki Bank. Limit tersebut dimutakhirkan secara berkala sesuai dengan kondisi internal dan eksternal yang dihadapi bank.

b. Pengukuran repricing gap untuk mengukur gap antara aset dan kewajiban pada tiap jangka waktu, yang sensitif terhadap perubahan imbal hasil pasar. Bank melakukan pengukuran tersebut secara bulanan.

c. Penggunaan model exponential weighted moving average untuk mengukur potensi kerugian maksimum akibat pergerakan nilai tukar.

Pengukuran potential loss tersebut menggunakan fluktuasi nilai tukar selama

periode tertentu yang dikaitkan dengan Posisi Devisa Neto.

d. Pemantauan risiko pasar secara harian antara lain melalui monitoring Posisi Devisa Neto.

3. Risiko LikuiditasPengelolaan risiko likuiditas dilakukan untuk menjaga kemampuan Bank dalam memenuhi seluruh kewajiban yang jatuh tempo. Guna mencapai tujuan tersebut, bank melakukan:a. Penetapan limit likuiditas,

antara lain limit giro wajib minimum baik rupiah maupun valuta asing, limit deposan terbesar, dan limit saldo kas.

b. Perhitungan proyeksi cashflow dan liquidity gap

secara rutin untuk memperkirakan kondisi likuiditas bank di masa mendatang.

c. Pemeliharaan akses bank ke pasar uang antar bank syariah antara lain melalui perolehan dan pemberian credit line dari dan untuk bank lain.

d. Pemantauan rasio likuiditas

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 89

secara harian antara lain monitoring terhadap rasio pembiayaan terhadap dana

pihak ketiga, rasio kewajiban antar bank, dan rasio kas terhadap dana pihak ketiga.

4. Risiko OperasionalPengelolaan risiko operasional melibatkan semua pihak untuk menghindari bank dari kerugian risiko operasional yang signifikan. Manajemen risiko operasional dilakukan melalui:a. Pemanfaatan Perangkat Risiko

Operasional. Proses manajemen

risiko dilakukan dengan menggunakan berbagai perangkat risiko operasional yang telah ada, yaitu: loss event database, risk and control self assessment, dan key risk indicator.

b. Perhitungan simulasi kecukupan modal untuk mengcover risiko operasional.

Basel II Accord merekomen-dasikan bank untuk menghitung beban modal untuk mengcover risiko operasional. Perhitungan tersebut dilakukan dengan menggunakan salah satu model yang telah ditetapkan.

Saat ini belum ada ketentuan yang mewajibkan bank untuk mengalokasikan modal bagi risiko operasional. Namun, BSM secara proaktif telah menggunakan pendekatan Basic Indicator Apprioach (BIA) dalam pengukuran modal minimum untuk mengcover

risiko operasional. c. Penggunaan Aplikasi

Operational Risk Management Information System (ORMIS)

ORMIS merupakan sistem aplikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memonitor dan memitigasi kejadian risiko operasional. ORMIS digunakan sebagai:1. alat identifikasi dan

monitoring kejadian risiko operasional;

2. early warning system potensi risiko operasional;

3. database kerugian operasional.

BSM mengoptimalkan sistem aplikasi ORMIS untuk proses identifikasi, pengukuran dan pengendalian risiko.

Penggunaan ORMIS diharapkan dapat meminimalisir risiko operasional bank.

d. Penerapan Bussiness Continuity Management (BCM)

Bank senantiasa menghadapi risiko disaster yang dapat mengganggu proses operasional bank. Disaster dapat muncul akibat faktor internal seperti kerusakan sistem teknologi informasi, dan akibat faktor eksternal seperti bencana alam. Karena itu bank harus memiliki kebijakan BCM untuk menjamin kelangsungan kegiatan operasional walaupun terdapat disaster.

BSM memiliki kebijakan BCM yang terdokumentasi dengan baik. Proses BCM meliputi beberapa hal yaitu;1. pengawasan aktif

manajemen;2. bussiness impact analysis;3. risk assessment;4. bussiness continuity plan;5. pengujian BCP;6. audit intern terhadap BCP.

Dalam rangka mendukung penerapan BCM, bank memiliki Disaster Recovery Center (DRC). DRC tersebut berfungsi sebagai back up data dan cadangan data center saat terjadi permasalahan pada data center utama.

Penerapan Manajemen Risiko IT Bank melakukan manajemen risiko

teknologi informasi untuk menjaga dan mengamankan operasional sistem teknologi informasi. Dalam penerapan manajemen risiko teknologi informasi, Bank telah melakukan:•PembentukanKomitePengarah

Teknologi Informasi yang bertugas membantu tugas Direksi dalam menerapkan manajemen risiko atas penggunaan teknologi informasi.

•Penyusunankebijakandanprosedur manajemen risiko teknologi informasi antara lain terkait pengembangan dan pengadaan, jaringan komunikasi, pengamanan informasi, Business Continuity Plan, dan electronic

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

90 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

banking.•PelaksanaanUser Acceptance

Test pada setiap pembuatan dan pengembangan aplikasi untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan tiap aplikasi.

•PelaksanaanujicobaDisaster Recovery Plan secara berkala untuk menguji kesiapan teknologi informasi bank dalam menghadapi kondisi darurat. Selama tahun 2009 bank melakukan satu kali uji coba DRP.

Profil Risiko Profil risiko memuat gambaran

tentang tingkat risiko yang melekat pada seluruh aktivitas bank (inherent risk) dan kecukupan sistem pengendalian risiko (risk control system). Penilaian profil risiko ditentukan dengan

menggabungkan hasil penilaian eksposur risiko inheren dan kecukupan sistem pengendalian risiko yang meliputi:•PengawasanaktifKomisarisdan

Direksi bank;•KecukupanKebijakan,prosedur

dan penetapan limit;•Kecukupanprosesidentifikasi,

pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko;

•Sistempengendalianinternyangmenyeluruh.

Predikat/peringkat risiko inheren mencerminkan potensi timbulnya risiko pada bank, yaitu rendah (low), moderat (moderate) dan tinggi (high). Sedangkan predikat penilaian kecukupan sistem pengendalian risiko (SPR) yaitu lemah (weak), dapat diandalkan (acceptable) dan sangat memadai (strong). Gabungan hasil penilaian eksposur risiko inheren dengan kecukupan SPR menghasilkan predikat risiko komposit, yaitu rendah (low), moderat (moderate) dan tinggi (high).

Penilaian profil risiko bertujuan untuk memaparkan eksposur

risiko bank yang meliputi risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko strategik, risiko reputasi dan risiko kepatuhan. Bank melakukan penilaian profil risiko secara rutin setiap bulan.

Berdasarkan profil risiko per Desember 2009, sebagian besar risiko inheren berpredikat rendah dan sistem pengendalian risiko berpredikat strong. Predikat risiko komposit bank secara keseluruhan adalah rendah dengan tren stabil.

Q. Laporan Kepatuhan

Ketidakpatuhan terhadap hukum dan peraturan perundangan tidak hanya berakibat pada teguran oleh pihak regulator, melainkan bisa menimbulkan publikasi negatif yang dapat mencemarkan reputasi BSM sebagai bank syariah terkemuka di Indonesia. Reputasi aset paling berharga bagi sebuah bank, di samping sumber daya manusia. Dengan perubahan dan gejolak yang terus menerpa iklim usaha perbankan saat ini, tidak dapat diabaikan pentingnya menjaga reputasi yang baik. Atas dasar ini, fungsi kepatuhan di BSM menjadi amat penting untuk men-

dukung pengelolaan risiko kepatuhan yang sesuai dengan perkembangan usaha BSM. Selain itu sesuai karakteristik bisnis perbankan maka juga perlu diantisipasi secara baik risiko produk dan jasa, khususnya kemungkinan digunakan produk dan jasa BSM sebagai sarana pencucian uang atau pendanaan bagi kegiatan terorisme sehingga menyebabkan ancaman bagi kelangsungan usaha BSM.

Seluruh karyawan BSM wajib memahami segala ketentuan perundangan yang berlaku untuk setiap fungsi operasional sehari-hari. Dengan demikian, kepatuhan merupakan tanggung jawab bersama, yaitu tanggung jawab setiap individu di BSM dan merupakan unsur penting dari

seluruh kegiatan yang dilakukan oleh BSM. Divisi Kepatuhan BSM mengkoordinir pelaksanaan fungsi kepatuhan dan memastikan pemahaman tersebut dengan memberikan pelatihan sesuai kebutuhan serta berperan sebagai penasehat terkait pelaksanaan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Penerapan Kepatuhan BSM Periode 2009

Penerapan kepatuhan BSM selama tahun 2009 berjalan baik, dimana penetapan salah satu Direksi menjadi Direktur Kepatuhan melalui RUPS dan penguatan organisasi Satuan Kerja Kepatuhan (Divisi Kepatuhan) telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia.

Tingkat kepatuhan (compliance index) BSM triwulan IV per 31 Desember 2009 sebesar 92,83 (predikat tingkat kepatuhan ”tinggi”). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pemastian kepatuhan terhadap seluruh operasional BSM

(pembiayaan dan non pembiayaan) telah optimal dilaksanakan oleh Direktur Kepatuhan berikut jajaran di bawahnya yaitu Divisi Kepatuhan, Unit Kerja Prinsip Mengenal Nasabah (UKPN) dan Pengawas Kepatuhan & Prinsip Mengenal Nasabah (PKP) atau Compliance Officer (CO) di unit kerja kantor pusat maupun cabang. Khusus optimalisasi Know Your Customer (KYC) terus ditingkatkan dan dibangun BSM melalui penerapan Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Teroris (PPT) menggunakan New Core Banking System (NCBS) berkelanjutan.

a. Pengawasan Kepatuhan Memastikan setiap aktivitas

operasional (pembiayaan dan non pembiayaan) sesuai ketentuan adalah tugas PKP atau CO di setiap unit bisnis kantor pusat maupun cabang. Pengawalan dilakukan PKP dengan pola exante antara lain penerapan compliance procedure operasional

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 91

dan pengujian compliance certificate terhadap keputusan pembiayaan, penempatan dana maupun pengadaan barang dan jasa. PKP juga bermitra independen secara erat dengan kepala unit kerja berikut seluruh jajaran di bawahnya.

Pengukuran indek kepatuhan (compliance index) BSM setiap bulan merupakan langkah strategis untuk melihat ”tingkat kepatuhan” suatu objek (unit kerja, program, dsb). Hasil pengukuran digunakan oleh manajemen maupun jajaran unit kerja melakukan langkah perbaikan dan peningkatan kepatuhan.

Selama tahun 2009, Compliance Index BSM yang penguatannya dilakukan dengan penerapan Compliance Remedial Program (melalui kegiatan kepatuhan dengan akronim JURUS JAKA TINGKIR) angkanya membaik, tergambar pada tabel di atas.

Compliance Index BSM terus dipacu meningkat, sehingga dalam Corporate Plan BSM (sampai dengan 2014 ditetapkan target indeks sebesar 92,79 (kategori indeks ”tinggi”).

b. Sistem Kepatuhan Cakupan dari pelaksanaan

Sistem Kepatuhan BSM meliputi:1). Rencana Kerja dan Anggaran

Divisi (RKAD) Tahunan.

Implementasi RKAD bertujuan mendukung pencapaian sasaran perusahaan/corporate BSM yang fokus untuk penguatan fungsi kepatuhan BSM melalui program (inisiatif strategis) tahunan Divisi Kepatuhan. Monitoring realisasi pencapaian target dilaksanakan DKN setiap bulan dimana keberhasilan kinerja Kepatuhan pada akhir 31 Desember 2009 secara kualitatif tercapai baik.

2). Pengujian (review) Kepatuhan.

Pengujian kepatuhan (compliance review) atas ketentuan yang akan diberlakukan BSM dan kajian terhadap ketentuan eksternal (Peraturan BI, Fatwa Dewan Syariah Nasional/DSN, regulasi terkait lain) berjalan kontinyu. Pemastian bahwa setiap ketentuan BSM tidak ada yang melanggar ketentuan eksternal telah terlaksana dengan baik selama periode 2009. Kajian atas ketentuan eksternal telah lebih kokoh menjadi dasar rujukan bagi BSM dalam membuat

kebijakan/ketentuan internal. Di samping itu, tindak lanjut pemutakhiran ketentuan existing agar sesuai dengan ketentuan yang baru dikeluarkan oleh pihak eksternal terjadual sebagaimana kepentingannya bagi BSM.

3). Pemberian Opini dan Catatan Kepatuhan.

Pemberian opini kepatuhan (compliance opinion - CO) dari Direktorat Kepatuhan kepada Direktur Utama atas keputusan yang akan diambil BSM terutama yang berpengaruh pada kebijakan strategik dan operasional BSM, telah optimal. Selain itu, penyampaian catatan kepatuhan (compliance note - CN) Divisi Kepatuhan kepada Direktur Kepatuhan atau unit kerja terkait untuk pengambilan keputusan BSM cukup banyak dilakukan DKN yakni sejumlah 21 (duapuluh satu) selama tahun 2009.

4). Kebijakan, SE, SOP dan Pedoman Kepatuhan.

Hasil kajian ketentuan eksternal yang diterbitkan regulator (terutama PBI) telah mendorong jajaran unit kerja kantor pusat BSM secara rutin menerbitkan Kebijakan, Pedoman, Surat Edaran maupun Standard Operating Procedure untuk diterapkan oleh unit kerja terkait. DKN menjadi anggota tetap dalam proses pengambilan Keputusan Komite Sisdur (KKS) Kantor Pusat.

5). Sistem Informasi Kepatuhan (SIK).

Penggunaan SIK yang semula sebagai tools kerja kepatuhan, pada 2009

Compliance Index BSM (melalui Compliance Remedial Program) mengukur 10 indeks kepatuhan yaitu: -

- Corporate Compliance Index (CCI);

- Compliance Risk Index (CRI);

- Compliance Certificate (CC);

- Compliance Self Assessment (CSA);

- Zero Defect (ZD);

- Regulation Index (RI);

- Division Compliance Index (DCI);

- Branch Compliance Index (BCI);

- PKP Performance;

- KYC dan GCG Index.

Trw I

Trw II

Trw III

Trw IV

92.38

91.86

91.59

92.83

Tabel Compliance Index

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

92 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

terus meningkat sebagai compliance knowledge based yang dimanfaatkan oleh jajaran BSM dalam melaksanakan tugas.

Pemanfaatan SIK oleh jajaran BSM tergambar dari mekanisme komunikasi/informasi, sebagai berikut:• Pengawasanrutin

kepatuhan Cabang maupun kinerja PKP melalui aplikasi online dan real time. Melalui aplikasi ini, kejadian yang bersifat fraud dapat lebih awal terlaporkan.

• PengembanganSIKyangterkoneksi (link) dengan core banking system BSM bermanfaat bagi unit-unit kerja untuk penyampaian dan pemahaman ketentuan internal maupun eksternal BSM. Media lain yang dapat digunakan mendukung SIK adalah sosialisasi tertulis (upload) dan intranet (antara lain folder Bank SE, UU dan Fatwa DSN, penayangan wallpaper).

• PengembanganSIKdiperluas sebagai sarana pelaporan unit kerja (paperless) yang terkait dengan GCG, Code of Conduct (CoC) dan Compliance Procedure (Compro).

• PenggunaanSIKmerupakan realisasi

dari Arsitektur SIK (ASIK) yang memiliki 5 (lima) pilar penting yakni Corporate Prudentiality, Computerized Activities, Self Compliance Identification, Shari’a Compliance dan Compliance Management Information System.

6). Compliance Procedure.

Pemastian efektifitas pelaksanaan Kebijakan Kepatuhan dan pencegahan penyimpangan prosedur di unit kerja, telah menggunakan tools prosedur kepatuhan (Compliance Procedure) sebagai perangkat kerja berupa checksheet sebagai sarana monitoring harian pejabat/pegawai Cabang. BSM telah memiliki 11 (sebelas) checksheet Compliance Procedure untuk jabatan-jabatan seperti Kepala Cabang (KC), Marketing Manager (MM), Operation Manager (OM), Customer Service Officer (CSO), Head Teller (HT), Legal Officer (LO), Loan Administration and Trade Service Officer (LTO), Pelaksana Marketing Support (PMS), Customer Service (CS), Teller, Back Office (BO).

Checksheet tersebut melekat pada aktivitas operasional Cabang sehingga berfungsi sebagai Compliance

Procedure dalam sistem operasional kepatuhan Cabang.

c. Monitoring & Supporting

Pelaksanaan Monitoring dan Supporting Kepatuhan BSM, meliputi:1). Pembuatan laporan-laporan

rutin kinerja pengawasan kepatuhan baik periode bulanan kepada Direktur Kepatuhan, periode triwulanan kepada Direktur Utama dan periode semesteran kepada Bank Indonesia.

2). Pemantauan/monitoring terhadap realisasi index-index kepatuhan yang meliputi Corporate Compliance Index (CCI), Compliance Risk Index (CRI), Compliance Certificate (CC), Compliance Self Assessment (CSA), Zero Defect (ZD), Regulation Index (RI), Division Compliance Index (DCI), Branch Compliance Index (BCI), PKP Performance dan Know Your Customer Index (KYC) Index dan Good Corporate Governance (GCG). Selain itu memonitor realisasi rencana kerja Divisi Kepatuhan serta anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAD.

3). Pelaksanaan support administrasi kinerja DKN untuk keperluan internal maupun eksternal antara lain pengadaan ATK, up dating data, pengurusan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 93

diterapkan oleh unit kerja terkait.

Setiap ditemukannya benturan kepentingan/penyimpangan atas peraturan (internal maupun eksternal) di-reminder kepada unit kerja yang bersangkutan untuk diselesaikan dengan baik dan secara berkala diawasi oleh divisi terkait seperti Divisi Audit Intern (DAI), Divisi Manajemen Risiko (DMR), Divisi Jaringan Cabang (DJN) dan Divisi Kepatuhan (DKN). Praktek GCG yang optimal terus ditingkatkan BSM dengan monitoring oleh unit kerja terkait di kantor pusat atas implementasi Code of Conduct (CoC). CoC yang dipantau adalah pelaksanaan oleh selu-ruh manajemen dan jajaran BSM lain terutama berkenaan dengan interaksi kerja dengan stakeholders.

e. Unit Kerja Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (UKPN)

1). Efektifitas Penerapan Customer Due Dilligence (CDD)

• Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P2MN) telah dijalankan sejak tahun 2002 dengan berpedoman kepada PBI No.3/10/2001 tanggal 18 Juni 2001 beserta perubahannya, yang meliputi bidang pendanaan maupun pembiayaan, yang kemudian mengalami penyempurnaan melalui program Customer Due Dilligence (CDD) setelah diberlakukannya PBI No.11/28/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 yang menggantikan PBI P2MN.

• Pemantauanefektifitaspenerapan Know Your

reimbursement pengobatan, cuti, lembur pegawai DKN dan PKP, pelaksanaan rekrutmen karyawan, Implementasi tugas bagian Supporting dan Monitoring relatif telah berjalan dengan baik dan akan terus ditingkatkan dalam rangka untuk memberikan dukungan pelayanan yang prima kepada pihak internal maupun eksternal.

d. Monitoring GCG

Penerapan GCG di BSM meningkat pada 2009 sejalan dengan tindaklanjut hasil audit BI pada tahun 2008 yang menyatakan GCG di BSM telah berjalan baik. Direktorat Kepatuhan merupakan salah satu governance structure yang diwajibkan oleh BI (tercantum dalam PBI tentang GCG dan Tingkat Kesehatan Bank Syariah). Direktorat Kepatuhan berperan memastikan berjalannya pelaksanaan GCG di jajaran BSM agar GCG dapat terpenuhi secara optimal dalam jangka panjang.

DKN mengkoordinasikan pelaksanaan Self Assessment (SA) GCG yang secara khusus, untuk kepentingan internal BSM, memodifikasi format checklist GCG untuk penilaian berkala 2 (dua) kali dalam setahun (semesteran). Adapun SA sesuai kewajiban PBI dan SEBI dalam bentuk laporan penilaian tahunan telah berjalan sebagaimana mestinya. Pemenuhan GCG sebagaimana diwajibkan BI kepada bank umum, telah sesuai ketentuan a.l. BSM senantiasa menindaklanjuti setiap ketentuan baru yang diberlakukan oleh regulator (terutama PBI/SEBI), di mana jajaran unit kerja kantor pusat BSM secara rutin membuat Kebijakan, Pedoman, Surat Edaran maupun Standar Operating Procedure untuk

Customer Principle (KYC) dilakukan dengan menerapkan scoring bagi masing-masing unit bisnis melalui checklist implementasi triwulanan secara independen oleh Pengawas Kepatuhan dan Prinsip mengenal Nasabah (PKP), termasuk terpenuhinya kelengkapan/validitas data nasabah yang terus dimaksimalkan melalui penerapan single CIF (Customer Identification File) dan data cleansing.

• Hubungankorespondensidengan bank asing telah didukung antara lain melalui pemenuhan AML questionnaire kepada bank koresponden dengan apresiasi baik.

2). Efektifitas Penerapan Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)• Penguatan APU BSM

telah sesuai dengan UU Tindak Pidana Pencucian Uang No.15 tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan UU No.25 tahun 2003.

• UKPNtelahberfungsisebagaimana mestinya baik melalui PIC UKPN di Kantor Pusat maupun melalui Pejabat/Petugas UKPN di Kantor Cabang, Cabang Pembantu, Kantor Kas dan Konter Layanan Syariah (KLS), sebagai perpanjangan tangan dari UKPN Kantor Pusat.

• PelaporankePusatPelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan pemenuhan data nasabah kepada pihak berwenang senantiasa berpedoman kepada ketentuan terkait, sehingga komitmen

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

94 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

pengamanan atas kerahasiaan data nasabah akan selalu terjaga.

• Peningkatansistemmonitoring data nasabah dan indikasi transaksi mencurigakan dilakukan dengan membuat menu laporan pendeteksian kelengkapan data nasabah, ID nasabah kadaluwarsa, daftar teroris/nasabah berisiko tinggi versi PBB/PPATK/OFAC, dan transaksi di luar kewajaran.

• ProgrampelatihanAPUdanPPT telah dijalankan baik secara internal maupun eksternal (yang diikuti oleh pegawai Kantor Pusat dan Cabang) dengan pelaksana program BI, PPATK, FKDKP, Bank Koresponden dll. Pelatihan internal secara kelas dan workshop bagi pejabat BSM dan petugas UKPN telah diikuti oleh 1.304 pegawai atau lebih dari 50% pegawai BSM.

• Telahdilaksanakanprogram reward and punishment terhadap implementasi APU & PPT di seluruh jajaran cabang melalui penilaian PKP dan hasil evaluasi UKPN Kantor Pusat.

• PPATKmenilaiBSMtelahbaik dan kooperatif untuk selalu ikut serta dalam menegakkan rezim APU (money laundering) di Indonesia.

• Telahdijalankanprosesscreening dalam proses penerimaan pegawai baru untuk memastikan calon pegawai tidak terkait dengan aktifitas pencucian uang dan pendanaan terorisme.

R. Laporan Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility

(CSR) merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara perusahaan dengan semua stakeholders, termasuk pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik, pemerintah, supplier bahkan kompetitor. CSR merupakan konsep di mana BSM secara sukarela menyumbangkan sesuatu ke arah masyarakat yang lebih baik dan lingkungan hidup yang lebih bersih. Kegiatan-kegiatan yang dijalankan BSM di tahun 2009 terus diupayakan agar sesuai dengan konsep dasar CSR, yaitu membantu mengatasi atau mengurangi permasalahan yang terjadi di masyarakat, mengusahakan terjadinya perubahan perilaku masyarakat, dan mengupayakan pencapaian kesejahteraan kehidupan masyarakat.

Aktivitas CSR yang dilakukan BSM bertujuan untuk:1. Mendukung kesejahteraan

masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan;

2. Mendukung implementasi praktik bisnis yang transparan dan bertanggungjawab;

3. Membuat perubahan positif di tengah masyarakat, khususnya di lingkungan di mana BSM beroperasi;

4. Membangun citra positif BSM dalam benak masyarakat, dan menggalang dukungan masyarakat untuk tujuan bisnis BSM;

5. Meningkatkan nilai brand BSM dengan membangun reputasi yang baik;

6. Meningkatkan kesadaran publik tentang BSM melalui kegiatan-kegiatan sosial.

Berbagai program yang dimiliki BSM dilakukan secara sinergi dengan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) BSM.

Pelaksanaan program CSR di BSM memiliki 2 (dua) sumber dana,

yakni Dana Kebajikan dan Dana Zakat, dengan uraian sebagai berikut:1. Dana Kebajikan Dana Kebajikan bersumber

dari Denda, Pendapatan Non Halal dan Dana Sosial lainya. Penerimaan Dana Kebajikan per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp1.862.553.208,- dan yang disalurkan adalah sebesar Rp3.201.712.500,- dan saldo akhir tahun adalah Rp1.585.278.744,- Jenis kegiatan yang telah mendapat penyaluran Dana Kebajikan meliputi: Santunan anak yatim, pembangunan/renovasi masjid, khitanan massal, partisipasi kemanusiaan untuk Palestina, donor darah, bea siswa, iB CSR, pelatihan dakwah, pembangunan asrama rumah asuh, operasi bibir sumbing, bakti sosial, pengadaan perpustakaan anak yatim, korban gempa Tasikmalaya dan Sumatera serta pembinaan pedagang mikro.

2. Dana Zakat Dana Zakat bersumber dari

zakat perusahaan (BSM), zakat nasabah dan umum, serta zakat pegawai BSM. Penerimaan Dana Zakat per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp18.485.759.674,-, yang disalurkan adalah sebesar Rp2.891.297.138,- dan saldo akhir tahun adalah Rp20.661.980.149,-

Penyaluran Dana Zakat dilaksanakan (bersinergi) dengan LAZNAS BSM dan penyalurannya dilakukan melalui program yang berdaya guna dan bermanfaat yakni Mitra Umat, Didik Umat dan Simpati Umat kepada 14.582 orang (mustahikin)

Selama tahun 2009 BSM melakukan berbagai kegiatan sosial yang diselenggarakan untuk kepentingan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 95

masyarakat dan lingkungan, antara lain: a. Pengembangan

Ekonomi Umat BSM berkomitmen untuk

berpartisipasi dalam menjalin kemitraan dan mengembangkan sektor ekonomi masyarakat sekitar. Wujud kepedulian BSM tersebut dilakukan dalam bentuk Program Mitra Umat yakni pemberdayaan sektor ekonomi mikro dengan skema qardhul hasan. Selama tahun 2009 telah disalurkan sejumlah Rp384.425.000,-. Sasaran program ini supaya para mustahik yang menerima dana akan berubah menjadi muzaki. Pada tahun 2009 bantuan diberikan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan ekonomi, meliputi budidaya jamur, budi daya kelinci dan pinjaman modal usaha mikro. Penerima bantuan program Mitra Umat dalam tahun 2009 adalah sebanyak 916 orang. Sampai saat ini pengembangan dan perbaikan atas program ini terus dilakukan.

b. Program Pengembangan Pendidikan

BSM berkomitmen untuk berpartisipasi dalam melaksanakan program

pengembangan pendidikan sebagai salah satu bentuk sumbangsih BSM untuk pengembangan Indonesia. Program Pengembangan Pendidikan dilaksanakan melalui Program Didik Umat yang merupakan salah satu program pengembangan sumber daya manusia. Sasaran dari program ini adalah pemberdayaan pendidikan mulai dari tingkat SD, SMP, SMU/K dan perguruan tinggi. Pada tahun 2009, LAZNAS BSM telah memberikan bantuan pendidikan kepada 1.166

siswa dari berbagai tingkatan. Total bantuan yang telah disalurkan melalui program Didik Umat adalah sebesar Rp1.269.996.000,-.

c. Program Perbaikan Kesehatan

BSM berkomitmen untuk berpartisipasi dalam melaksanakan program perbaikan kesehatan. Berbagai program yang dimiliki BSM merupakan program yang menyentuh langsung kepedulian terhadap masyarakat. Program-program yang dilakukan BSM di bidang perbaikan kesehatan antara lain: pelaksanaan donor darah, operasi bibir sumbing untuk anak yatim, khitanan massal dan

program-program lainnya.d. Program Sosial/Budaya BSM melaksanakan

program sosial/budaya melalui Program Simpati Umat dalam berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut antara lain pemberian bantuan kepada korban bencana, distribusi hewan kurban, pemberian bantuan kesehatan, pembangunan mesjid dan fasilitas publik lainnya maupun santunan kepada dhuafa atau yatim piatu.

e. Program Pelestarian

Lingkungan Persoalan utama yang

dihadapi dalam upaya melestarikan lingkungan, khususnya sumber daya hutan adalah terjadinya degradasi hutan dan lahan. Penyebab hal tersebut adalah pembalakan liar, perambahan hutan dan pengurangan kawasan hutan (deforestasi) untuk kepentingan pembangunan lain. Hal ini mengakibatkan terjadinya bencana banjir, kekeringan dan tanah longsor maupun kontribusi yang nyata terhadap pemanasan global.

Upaya memulihkan kerusakan hutan dan lahan dilaksanakan dengan merehabilitasi kembali hutan rusak dan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

96 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

lahan kritis daerah aliran sungai (DAS). Hal itu dilakukan melalui kegiatan menanam, baik secara keproyekan (Reboisasi/Gerhan) maupun gerakan menanam secara massal oleh masyarakat luas. Hal ini merupakan bentuk kesadaran dan kepedulian BSM terhadap upaya pemulihan kerusakan sumber daya hutan.

Peduli terhadap hal tersebut, BSM mengkampanyekan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan. Melalui program BSM Peduli Penghijauan, BSM melakukan gerakan penanaman pohon. Kegiatan ini dicanangkan secara resmi oleh jajaran Direksi pada bulan April 2009. BSM Peduli Penghijauan melibatkan Direksi dan pegawai BSM. Kegiatan tersebut direalisasikan dalam bentuk penanaman bibit pohon serta perbaikan taman kota.

Melalui gerakan BSM Peduli Penghijauan, BSM juga ingin mengajak stakeholders untuk peduli dan melestarikan lingkungan melalui program nyata. Selain mengadakan program BSM Peduli Penghijauan, BSM juga melakukan berbagai program kampanye lainnya. Program tersebut antara lain gerakan hemat listrik, hemat kertas, hemat air, dan

hemat bahan bakar minyak. Kampanye dilakukan pada seluruh karyawan dalam unit kerja dengan berbagai media, antara lain poster, banner, spanduk dan leaflet.

S. Laporan Sistem Teknologi Informasi

MASIH DIANALISA)lllL Program kerja BSM yang

diimplementasikan pada tahun 2009 diarahkan guna memperkuat dan menyempurnakan apa yang telah dikembangkan pada tahun 2008. Inovasi yang disesuaikan dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) terkini adalah untuk meningkatkan daya saing BSM dalam industri perbankan.

Oleh karenanya, untuk memantapkan berbagai hal yang telah dicapai pada tahun 2008 tersebut, pada tahun 2009 ditempuh strategi yang mampu menjamin adanya dukungan kuat terhadap program kerja BSM.

Improving Service Quality Dalam upaya menuju “BSM cares

for better Indonesia”, BSM berusaha untuk terus menyempurnakan pelayanan “improving service quality” kepada nasabah melalui:1. Mengembangkan fitur

e-banking secara berkelanjutan, antara lain:

a. Aplikasi “Western Union“ (WU);b. Fitur transfer di SMS banking;c. Sistem e-Payroll;d. Payment e-banking;e. Remmitance (cash to cash);

f. Fitur BSMnet (account to cash);g. Fitur mobile banking GPRS

(account to cash).2. Melakukan re-engineering IT

environment secara bertahap melalui: a. Transformasi Core Banking

System (CBS) dilakukan guna menerapkan, yaitu: •Memenuhiketentuan

Bank Indonesia (BI) yang dituangkan pada lampiran SEBI No. 9/30/DPNP/2007 tanggal 30 November 2007, Bab 1.2.6 mengenai

“Sistem Informasi Manajemen“ dan Bab 3.3.2 mengenai “Kebijakan Perencanaan Kapasitas“

•Mendukung3(tiga)darimisi BSM:

•Mewujudkanpertumbuhandan keuntungan yang berkesinambungan.

•Mengutamakanpenghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.

•Menyelenggarakanoperasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.

Transformasi CBS merupakan proses implementasi atas proses pengadaan sistem core banking baru (iBSM: integrated banking system modules). Pelaksanaan transformasi CBS meliputi: (1) Pembangunan sistem CBS baru: Pembangun-an modul-modul CBS; reengineering Chart of Account (COA); restruktur

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 97

kode outlet, (2) transformasi arsitektur aplikasi, (3) transformasi infrastruktur, (4) transformasi bisnis proses, dan (5) transformasi Standard Operating Procedure (SOP).Pelaksanaan implementasi CBS baru dimulai sejak pelaksanaan kick off meeting pembangunan project (tanggal 23 Oktober 2009). Tim CBS telah membuat tahapan umum proyek dengan durasi 15 bulan untuk pembangunan aplikasi di sistem CBS baru tahap 1. Adapun besaran umum project: (1) project initiation, (2) business requirement (BR) review, (3) system development, (4) testing, (5) users training, (6) paralell run, (7) cut-off sistem lama. Sedangkan pengadaan infrastruktur dalam mendu-kung transformasi CBS dilaksa-nakan secara paralel.

Sampai dengan akhir tahun 2009, implementasi untuk pembangunan aplikasi di sistem CBS baru, pada tahap BR review untuk beberapa modul CBS (modul customer, branch structure, retail funding & payments) dan resizing hardware (infrastruktur) carry forward 2010 beserta BR review modul-modul CBS lainnya.

BSM meningkatkan fungsi jaringan komunikasi data (transformasi infrastruktur) melalui availability jaringan internet, availability bandwith manager dan upgrade bandwith. Hal tersebut dilakukan untuk:•Memberikandukungan

optimal pada sistem CBS yang baru;

•Memastikantersedianyajaringan data 24x7 sehingga dapat memberikan layanan operasional yang

memadai.b. Penerapan LanDesk dan

Fire-wall sebagai daya dukung terhadap penerapan IT Security.

c. Penyempurnaan akses informasi internal BSM melalui pembangunan aplikasi MS-Exchange untuk mailing list yang dapat diakses tanpa batas (via intranet dan internet).

Penerapan Ketentuan Bank IndonesiaPenggunaan Teknologi Informasi (TI) dapat meningkatkan risiko yang dihadapi perbankan termasuk BSM. Dalam rangka untuk dapat mengeliminasi risiko tersebut, BSM meresponnya dengan menerapkan manajemen risiko secara efektif dan bertahap sesuai ketentuan: (1) Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum, dan (2) Surat Edaran BI (SE BI)I No.9/30/DPNP tertanggal 12 Desember 2007 perihal Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum.

Dalam penerapan manajemen risiko tersebut, BSM telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:1. Pengawasan aktif oleh Dewan

Komisaris dan Direksi atas penggunaan TI.

2. Melengkapi dan mengembangkan kebijakan dan prosedur penggunaan TI. Dalam kaitan ini BSM telah membuat dan menyempurnakan kebijakan dan prosedur penggunaan TI dari berbagai aspek manajemen risiko antara lain:a. Project management;b. Operasional TI;c. Jaringan komunikasi data;d. Pengamanan data &

informasi;e. Aset TI.

3. Menyempurnakan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko penggunaan TI.

4. Melakukan uji coba atas Disaster Recovery Plan (DRP) pada bulan Maret 2009 sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengharuskan Bank untuk melakukan uji coba DRP paling kurang sekali dalam satu tahun dengan melibatkan end user.

5. Melaksanakan sistem pengendalian intern atas penggunaan TI.

Strategi Tahun 2010Untuk meningkatkan service quality dan mendukung strategi perusahaan melalui project 201.040, pada tahun 2010 BSM akan melakukan a.l: (1) melanjutkan proses transformasi CBS; (2) membangun middleware CBS; (3) membangun aplikasi business intelligence (BI); (4) meredesign jaringan komunikasi data dengan sistem cluster & redundancy; (5) mengimplementasi data center outsourcing; (6) melaksanakan standarisasi bandwith link (256 Kbps termasuk backup link) seluruh outlet BSM; (7) mengimplementasikan dan menyempurnakan fitur perangkat Electronic Data Capture (EDC) di outlet BSM; (8) membangun aplikasi e-procurement, e-recruitment, e-SPT; (9) mendukung penguatan infrastruktur IT; (10) menerapkan PSAK 50 dan Basel II; (11) mengembangkan apliasi DUIT (Dana Untuk Indonesia Tercinta); (12) menyempurnakan fitur BSMnet; (13) membangun aplikasi SISKOHAT on-line; (14) meningkatkan kerjasama dengan provider jaringan GPRS untuk mendukung performance Mobile Banking GPRS (aplikasi MBG); (15) mengembangkan aplikasi Gadai; (16) mengem-

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

98 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

bangkan warung mikro dan LKMS bekerjasama dengan pihak ketiga.

Dengan terimplementasinya transformasi CBS dan project 201.040 diharapkan dapat menerapkan delivering one stop services yang baik kepada nasabah.

T. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Skala Besar

BSM memiliki panduan/kebijakan mengenai penyediaan dana kepada nasabah termasuk kepada pihak terkait dan pembiayaan berskala besar yang dimaksudkan untuk menunjang upaya BSM dalam mengimplementasikan GCG.

U. Rencana Strategis Bank

Dengan mengacu pada Visi dan Misi, Bank menyusun rencana strategis jangka menengah untuk periode 5 (lima) tahun dalam bentuk Corporate Plan serta rencana strategis jangka pendek 1 (satu) tahun yaitu Rencana Bisnis Bank.

Rencana Bisnis Bank (RBB) disusun dengan realistis, komprehensif, terukur dan memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudent) serta mempertimbangkan perubahan internal dan eksternal. Dalam penyusunan RBB tersebut dilakukan melalui 2 proses yaitu proses perencanaan BSM-wide, yang meliputi seluruh organisasi BSM, serta proses perencanaan Unit-wide, yang cakupannya meliputi level Unit. Kedua proses tersebut saling terkait, dimana perencanaan tingkat unit merupakan penjabaran strategi dari perencanaan tingkat BSM (BSM wide) dan penyusunan rencana BSM-wide itu sendiri

mempertimbangkan masukan-masukan dari setiap unit. Pendekatan ini dikenal dengan sistem perencanaan dua arah, Top-down & Bottom-Up Planning Process.

Corporate Plan dan RBB disusun secara periodik dengan jadwal pelaksanaan serta mekanisme penyusunan yang telah dibakukan dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP). Untuk selanjutnya Corporate Plan RBB tersebut diajukan kepada Dewan Komisaris yang merepresentasikan Pemegang Saham untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan.

Direksi mengkomunikasikan Corporate Plan dan RBB kepada Pemegang Saham Pengendali melalui Dekom serta menyampaikan ke segenap unit organisasi Perusahaan sebagai dokumen perencanaan company-wide yang harus menjadi pedoman dalam penyusunan dan pelaksanaan Business Plan setiap unit. Atas Rencana Bisnis Bank yang telah disetujui tersebut, segenap Direksi dan karyawan BSM melaksanakan RBB secara optimal yang telah dijabarkan ke dalam Business Plan masing-masing unit. Terhadap pelaksanaan rencana tersebut telah dipantau secara periodik, baik secara harian melalui daily report kepada Direksi, mingguan melalui weekly report kepada Direksi, bulanan melalui monthly review maupun triwulanan melalui Laporan Pelaksanaan Realisasi RBB oleh Direksi kepada Bank Indonesia, secara semesteran Laporan Pengawasan Pelaksanaan RBB oleh Dewan Komisaris kepada Bank Indonesia.

Penyusunan dan penyampaian RBB telah berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 6/25/ PBI/2004 tanggal 22 Oktober 2004, memperhatikan tingkat risiko komposit Risk Control System Strategic Risk, mempertimbangkan

faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kelangsungan usaha serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan prinsip perbankan yang sehat.

Hal Penting Diperkirakan Terjadi di Masa Depan

Bank Mandiri selaku pemegang saham pengendali menyetujui untuk menambah modal Bank sebesar Rp500 milyar yang dilakukan dalam lima tahap, masing-masing: sebesar Rp100 milyar setiap tahapan, dimulai sejak semester I pada bulan Juni 2008 dan tahap II pada bulan Januari 2009 masing-masing sebesar Rp100 miliar. Pada akhir tahun 2008 lalu, Bank juga memperoleh tambahan modal dari Bank Mandiri dalam bentuk inbreng (tanah dan bangunan) sebesar Rp99,87 milar.

Penambahan Modal Bank tahap III, IV dan V direncanakan pada bulan Oktober 2010. Penambahan modal Bank baik melalui tambahan modal tahap I dan II maupun inbreng telah memperkuat Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank pada rasio 12,39% di akhir tahun 2009.

V. Tingkat Kesehatan Bank

Hasil penilaian tingkat kesehatan Bank per posisi 31 Desember 2009 yang dilakukan secara self assessment memperoleh peringkat 2 dengan predikat Baik.

W. Penyimpangan Internal

Internal fraud adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional BSM yang mempengaruhi kondisi keuangan BSM secara signifikan. Signifikan dalam arti apabila dampak penyimpangannya

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 99

bernilai lebih dari Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). Jumlah penyimpangan internal dapat dilihat pada tabel diatas.

BSM berkomitmen menyelesaikan setiap permasalahan terkait dengan penyimpangan internal sesuai dengan kerangka aturan yang berlaku. Setiap penyimpangan yang merugikan BSM akan diproses secara fair dan mengedepankan prinsip-prinsip GCG.

Whistleblowing System

Whistleblowing System (WBS) merupakan suatu sistem pelaporan pelanggaran (fraud) yang mengedepankan prinsip transparansi dan accountability dengan jaminan kerahasiaan (keamanan) bagi pelapor.

Perkembangan regulasi maupun best practices GCG kian mendorong

bank menerapkan kebijakan WBS dalam rangka mengatasi internal fraud.

Selama tahun 2009 BSM telah melakukan tahap persiapan terhadap rencana implementasi WBS dalam bentuk sosialisasi ‘budaya’ WBS kepada segenap jajaran BSM. Sosialisasi WBS dilakukan melalui training, Sistem Informasi Kepatuhan (SIK) dan reading and discussion bagi jajaran pegawai. Formalitas pembuatan ketentuan Surat Edaran (SE) WBS akan dimulai tahun 2010 dengan pemberlakuan secara resmi ‘Kotak Pos Fraud.’

Tahap persiapan implementasi WBS BSM dilakukan melalui:1. CTKP (Catatan Tindakan Koreksi

dan Pencegahan): merupakan daftar temuan seluruh pelanggaran. CTKP dibuat oleh Compliance Officer.

2. ORMIS (Operational Risk

Management Information System): merupakan sistem aplikasi untuk mengidentifikasi, memonitor dan memitigasi kejadian risiko operasional BSM. Penggunaan ORMIS diharapkan mampu meminimalisir potensi risiko operasional BSM. ORMIS dibuat oleh unit kerja Manajemen Risiko.

3. SIK (Sistem Informasi Kepatuhan): berlaku bagi seluruh pegawai BSM. SIK merupakan aplikasi intranet yang mendukung fungsi kepatuhan sebagai sarana komunikasi, informasi, dan pelaporan unit kerja terkait dengan fungsi compliance dan prudensialitas. SIK dibuat oleh unit kerja Kepatuhan.

Mekanisme pelaporan pelanggaran dalam CTKP, ORMIS dan SIK dilakukan sesuai ketentuan internal BSM.

Tahap persiapan implementasi WBS telah memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi BSM ke depan, yaitu untuk mendeteksi secara dini (early warning system) adanya penyimpangan/fraud. Pada home screen SIK akan ditingkatkan aktivasi pelaporan oleh jajaran BSM atas fraud yang diketahui terjadi di lingkungan kerjanya melalui ‘Kotak Pos Fraud.’

Pemberlakuan formal secara efektif WBS menunggu diberlakukannya SE dimaksud pada periode 2010-2011.

X. Permasalahan Hukum

Permasalahan hukum adalah permasalahan hukum perdata dan pidana yang dihadapi BSM selama periode tahun laporan dan telah diajukan melalui proses hukum. Permasalahan hukum yang terjadi di BSM untuk periode Januari – Desember 2009 dapat dilihat pada

Kasus

Jumlah Kasus Oleh

Direksi dan Dewan Komisaris Pegawai

2008 2009 2008 2009

Total Fraud 0 0 19 12

Telah diselesaikan 0 0 9 8

Dalam proses penyelesaian di internal Bank 0 0 10 4

Belum diupayakan penyelesaiannya 0 0 0 0

Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum 0 0 0 0

Tabel Penyimpangan Internal

Permasalahan HukumJumlah

Perdata Pidana

Telah diselesaikan (telah mempunyai kekuatan hukum tetap)

4 -

Dalam proses penyelesaian 2 -

Total 6 -

Tabel Permasalahan hukum periode Januari – Desember 2009

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

100 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

tabel disamping. Perkara-perkara yang sedang

dihadapi BSM di tahun 2009, tidak ada satupun yang memiliki dampak signifikan terhadap kondisi dan kinerja BSM secara umum.

Y. Benturan Kepentingan

Benturan kepentingan adalah keadaan di mana terdapat konflik antara kepentingan BSM dan kepentingan pribadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, pemegang saham utama atau pihak terafiliasi. Selama tahun 2009, tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

Z. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik

BSM tidak terlibat di dalam kegiatan politik dan tidak memberikan donasi untuk kepentingan politik. Sebaliknya, kepedulian yang tinggi terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup merupakan bagian penting dari tugas dan tanggung jawab BSM terhadap masyarakat. Penjelasan secara lebih rinci yang telah dilakukan oleh BSM dan nilai nominalnya selama tahun 2009 terdapat di bagian Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Laporan Tahunan 2009 ini.

AA. Etika (Code Of Conduct) BSM telah memiliki Code of

Conduct sejak tahun 2002. Code of Conduct merupakan tanggung jawab seluruh jajaran BSM sesuai dengan budaya perusahaan yang mengacu pada akhlaqul karimah (budi pekerti yang mulia). Code of Conduct dimaksudkan untuk memberikan pedoman berperilaku yang islami, profesional, bertanggung-jawab, wajar, patut dan dipercaya bagi seluruh jajaran BSM baik dalam melakukan hubungan bisnis

dengan para nasabah, rekanan, maupun dengan rekan sekerja.

Sasaran umum dari Code of Conduct adalah menyusun suatu petunjuk agar setiap pelanggaran Code of Conduct yang dilakukan oleh insan BSM dapat secara cepat terdeteksi. Kepatuhan terhadap Code of Conduct dapat mencegah berkembangnya hubungan yang tidak wajar dengan para nasabah atau antara sesama pejabat BSM.

Segenap pegawai BSM diwajibkan untuk membaca, mendiskusikan, memahami, dan menghayati Code of Conduct

secara tepat, baik, dan benar. Lebih dari itu, pegawai juga harus menaati Code of Conduct yang diwujudkan dengan menandatangani surat pernyataan kesanggupan untuk menaati dan melaksanakan Code of Conduct secara konsisten dan penuh tanggung jawab.

BSM senantiasa melakukan sosialisasi dalam penerapan Code of Conduct kepada seluruh pegawai BSM, mulai dari level operasional sampai kepada top management. Sosialisasi ini dimaksudkan agar insan BSM senantiasa patuh terhadap Code of Conduct. BSM melakukan penegakan terhadap Code of Conduct yang dilakukan dengan melakukan pemantauan secara berkala terhadap penegakan Code of Conduct dan menyediakan fasilitas bagi pengaduan terhadap pelanggaran Code of Conduct.

Code of Conduct BSM berisikan aspek-aspek sebagai berikut:1. Definisi.2. Tujuan dan Sasaran.3. Budaya BSM.4. Benturan Kepentingan.5. Kerahasiaan.6. Penyalahgunaan.7. Kerahasiaan.8. Penyalahgunaan Jabatan.

9. Perilaku Insiders.10. Integritas Sistem Perbankan.11. Pengelolaan Rekening

Pegawai.12. Pernyataan Tahunan.13. Sanksi Pelanggaran/

Ketidakpatuhan.14. Pengawasan Pelaksanaan

dan Pemutakhiran.15. Penutup.

Selain kewajiban untuk menaati

Code of Conduct, pegawai BSM juga diharuskan untuk menaati aturan dan kebijakan lainnya serta tidak bersikap diam apabila menemukan atau mengetahui perbuatan atau tindakan yang merupakan pelanggaran atas Code of Conduct.

Pegawai diharuskan untuk

melaporkan pelanggaran atas Code of Conduct tersebut kepada atasan dengan tembusan ke Divisi Human Capital, sedangkan untuk pelanggaran yang dilakukan oleh unsur pimpinan maka laporan disampaikan ke Divisi Human Capital. Seluruh laporan tersebut harus disertai data dan/atau bukti-bukti akurat sehingga pelanggaran dapat diproses lebih lanjut.

Setiap pelanggaran atas Code of Conduct akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku dan pengenaan sanksi tersebut tidak bersifat diskriminatif.

Sepanjang tahun 2009, BSM mengoptimalkan gerakan “La Risywah, No Kick Back dan No Special Payment.” Gerakan ini merupakan langkah untuk meningkatkan kesadaran (awareness) seluruh jajaran BSM selain terhadap nasabah (melalui penandatanganan pada akad pembiayaan) maupun dalam lingkungan kerja. BSM mengeluarkan Surat Edaran Pemberian Souvenir/Cinderamata/Oleh-oleh dan Jamuan Makan pada Pegawai BSM, dalam rangka

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 101

Nilai (Shared Values) Perilaku Utama (Core Behavior)

Excellence (Imtiyaaz): • Perfection: Berkomitmen pada kesempurnaan. • Ownership: Mengembangkan sikap rasa saling memiliki yang positif. • Prudence: Menjaga amanah secara hati-hati dengan selalu memperhitungkan risiko atas keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan. • Competence: Meningkatkan keahlian sesuai tugas yang diberikan dan tuntutan profesi bankir.

Teamwork (’Amal Jama’iy): • Trust: Mengembangkan sikap saling percaya yang didasari pikiran dan perilaku positif. • Result: Memiliki orientasi pada hasil dan nilai tambah bagi stakeholders. • Respect: Menghargai pendapat dan kontribusi orang lain. • Effective Communication: Mewujudkan iklim lalu-lintas pesan yang lancar dan sehat, serta menghindari kegagalan dengan selalu meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Humanity (Insaaniyah): • Sincerity: Meluruskan niat untuk mendapatkan ridha Allah. • Universality: Mengembangkan nilai-nilai kebaikan yang secara umum diterima oleh seluruh umat manusia. • Social Responsibility: Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sosial tanpa mengabaikan tujuan perusahaan.

Integrity (Shidiq): • Honesty: Menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap perilaku. • Discipline: Melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan dan tuntutan perusahaan serta nilai-nilai syariah. • Responsibility: Menerima tugas sebagai amanah dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab.

Customer Focus • Good Governance: Melaksanakan tata(Tafdhiilu Al-’Umalaa): kelola organisasi yang sehat. • Innovation: Proaktif menggali dan mengimplementasikan ide-ide baru untuk memberikan layanan lebih baik dan lebih cepat dibandingkan kompetitor. • Customer Satisfying: Mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan.

Nilai-nilai Perusahaan ”ETHIC” perjalanan dinas ke Cabang untuk mencegah prakti-praktik yang tidak sesuai dengan implementasi GCG.

Dalam kaitan dengan Code of Conduct, BSM memiliki nilai-nilai Perusahaan yang menjiwai implementasi Code of Conduct.

BB. Nilai-Nilai Perusahaan

Seiring pertumbuhan usaha yang terukur melalui berbagai indikator baku dunia perbankan, BSM memiliki jaringan pelayanan dan kemitraan usaha yang terus bertambah, baik dari aspek cakupan wilayah maupun manusia pelaksananya. Untuk menyelaraskan gerak dan langkah insan BSM sehingga seluruh jajaran organisasi di semua wilayah operasional mampu memperjuangkan Visi dan Misi BSM, maka diperlukan acuan nilai-nilai perusahaan untuk dipahami, dihayati dan diimplementasikan secara konsisten, baik pada tataran perorangan maupun tim kerja secara keseluruhan.

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005 yang lalu, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai BSM yang disebut Shared Values BSM. Shared Values ini secara resmi diluncurkan oleh Direktur Utama BSM, dalam acara Milad BSM ke-8 di Jakarta.

Sosialisasi Shared Values BSM telah dilakukan sepanjang tahun 2008 dan 2009. Sosialisasi ini dilakukan melalui:1. Spirit of the Week;2. Lomba Cerdas Cermat dan

Ketangkasan Shared Values BSM;

3. Lomba Cipta Lagu Shared Values BSM;

4. Pesan-pesan manajemen dalam setiap pertemuan;

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

102 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri

Laporan Good Corporate Governance (GCG)

Media-media penyebaran informasi tersebut antara lain:1. Media cetak nasional;2. Situs Internet: www.

syariahmandiri.co.id;3. Majalah internal BSM;4. Televisi/Radio;5. Forum-forum pengajian;6. Media komunikasi antara

BSM dengan karyawan melalui berbagai fasilitas yang disediakan seperti intranet, Forum Doa Pagi, dsb.

Selain itu, informasi tentang BSM dapat diperoleh pada Divisi Hubungan Korporasi & Hukum beralamat pada :

Kantor Pusat PT Bank Syariah MandiriWisma Mandiri I, Jl. MH. Thamrin No. 5, Jakarta 10340 – Indonesia.Telp. (62–21) 2300 509, 3983 9000 (hunting).Faks. (62–21) 3983 2989.

CC. Masalah dan Kendala yang Dihadapi BSM

Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada transaksi Pembiayaan Murabahah Pada tahun 2004 dan tahun 2005 Kantor Pusat dan Kantor Cabang BSM telah menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) untuk masa pajak Januari s.d. Desember 2003 dari Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) dengan total sebesar Rp37.649.310,-, berkenaan BSM melaksanakan penyaluran dana berdasarkan Prinsip Syariah dalam bentuk Pembiayaan Murabahah. Rincian SKPKB dan STP tersebut adalah Kantor Pusat di Jakarta sebesar Rp25.542.432,-, Kantor Cabang di Jambi sebesar Rp1.588.713,-, Kantor Cabang di Solo sebesar Rp5.830.767, Kantor Cabang di Bandarlampung sebesar Rp2.377.922,- dan Kantor

5. Tema-tema dalam Rapat Kerja dan kegiatan besar BSM;

6. Modul-modul training pegawai

Shared Values terdiri atas:1. Excellence (Imtiyaaz):

Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan.

2. Teamwork (‘Amal Jamaa’iy): Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.

3. Humanity (Insaaniyah): Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.

4. Integrity (Shidiq): Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.

5. Customer Focus (Tafdhiilu Al ‘Umalaa): Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan BSM sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.

Ke-5 nilai tersebut di atas di-akronim-kan menjadi ETHIC. Kata “ETHIC” sendiri berarti “set of moral principles” (himpunan prinsip-prinsip moral) sebagai tatanan perilaku mulia yang membentuk keunggulan insan BSM.

Agar nilai-nilai bersama yang telah dirumuskan dan disepakati dapat dipahami, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh insan BSM dalam kehidupan berorganisasi, maka Shared Values BSM diterjemahkan ke dalam perilaku-perilaku utama.

Media Penyebaran InformasiPenyebaran informasi kepada semua stakeholders merupakan bagian penting dari peningkatan prinsip transparansi informasi secara internal dan eksternal. Penyebaran informasi bertujuan membantu, menjaga, dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan persepsi positif dari para stakeholders terhadap kebijakan, dan kegiatan BSM.

Cabang di Pekalongan sebesar Rp2.309.495,-. Terhadap SKPKB dan STP tersebut di atas, BSM tidak melaksanakan pembayaran dengan alasan terdapat permasalahan status hukum perpajakan dari transaksi Pembiayaan Murabahah, yang saat ini berlaku belum secara spesifik dan eksplisit mengatur kegiatan usaha bank syariah khususnya pembiayaan Murabahah.

BSM berpendapat bahwa pembiayaan murabahah yang dilakukan BSM adalah jasa perbankan sebagaimana diatur dalam UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 dan UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sehingga sesuai dengan UU No.8 Tahun 1983 yang telah diubah dengan UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, pembiayaan bank syariah dikecualikan dari pengenaan PPN.

Ditjen Pajak berpendapat bahwa kegiatan transaksi murabahah yang dilakukan oleh BSM terutang PPN karena kegiatan tersebut dilakukan dengan berdasarkan prinsip jual beli barang dan kegiatan transaksi murabahah tidak termasuk jenis jasa di bidang perbankan.

Dalam rangka menyelesaikan permasalahan mengenai perlakuan perpajakan atas transaksi Pembiayaan Murabahah, telah dibahas dalam berbagai forum antara BSM dengan KPbS (Kompartemen Perbankan Syariah), Perbanas, Dewan Syariah Nasional, Bank Indonesia dan Ditjen Pajak. Pada tanggal 15 Oktober 2009, pemerintah telah menerbitkan Undang-undang Nomor 42

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri 103

Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah yang mulai berlaku tanggal 1 April 2010. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa jasa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah termasuk kelompok jasa yang tidak dikenai PPN.

BSM terus berupaya menyelesaikan permasalahan mengenai pengenaan PPN atas transaksi pembiayaan murabahah tersebut dengan pihak-pihak terkait.

Sehubungan dengan hasil akhir dari permasalahan pengenaan PPN atas transaksi Pembiayaan murabahah tersebut belum ada keputusan, maka BSM tidak melakukan pencadangan atas SKPKB dan STP.

Halaman ini sengaja dikosongkan

www.

syar

iahma

ndiri.

co.id

104 Laporan Tahunan 2009 | Bank Syariah Mandiri