Upload
dita-rahmita-ilyas
View
240
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
journal reading dermatology
Citation preview
Journal Reading
Oleh : Dita Rahmita (030.08.085)
Pembimbing : dr. Sri Primawati Indraswari Sp. KK
“Keberhasilan Sukralfat Topikal Dibandingkan Zink Oksida Topikal pada Dermatitis Popok: Uji
Coba Secara Acak, Studi Double Blind ”
Pendahuluan
Dilaporkan bahwa kejadian & onset usia bervariasidi seluruh dunia hal ini terkait : perbedaan dalam penggunaan popok, toilet training, kebersihan & praktek mengasuh anak di berbagai negara.
Dermatitis popok : salah satu gangguan kulit paling umum terjadi selama masa bayi. Meski tidak mengancam nyawa, tetapi dapat mempengaruhi kualitas kehidupan anak-anak & orang tuanya.
Pendahuluan
Etiologi yang tepat dari dermatitis popok belum diketahui.
Interaksi banyak faktor pemicu :
peningkatan hidrasi kulit, terpapar iritan
kimia, & gesekan popok memberikan kontribusi terhadap
patogenesis dermatitis popok iritan
Peningkatan hidrasi kulit didapatkan di area popok karena area ini merupakan lingkungan lembab
yang tertutup. Kulit di bawah popok yang basah
meningkatkan kerentanan terhadap kerusakan friksional
yang disebabkan oleh popokmerusak fungsi
barrier kulit normal
Barrier kulit yang berubah ini kemudian memungkinkan peningkatan peresapan iritan kimia & mikroorganisme.
iritan kimia utama pada area popok berasal dari aksi sinergis urin & bakteri fekal yang menghasilkan enzim urease berinteraksi dengan urin meningkatkan nilai pH kulit di bawah popok.
Nilai pH yang tinggi mengaktifkan enzim fekal (protease & lipase) yang secara langsung mengiritasi & merusak kulit Menyebabkan erupsi kulit inflamasi.
Setelah kulit di bawah popok mengalami inflamasimikroorganisme (terutama Candida albicans) mampu menginvasi & berkoloniseringkali memperburuk tingkat keparahan dermatitis popok.
Pendahuluan
PendahuluanManifestasi klinis dari dermatitis popok iritan berkisar
dari eritema asimptomatis – painful scaling papules & erosi
superfisial.
Dermatitis popok iritan biasanya terjadi di permukaan
kulit cembung yang terkena kontak langsung dengan popok.
Lokasi ini termasuk bokong, perut bagian bawah, genitalia,
& paha atas.Lipatan kulit (daerah tidak kontak langsung dengan popok)
biasanya terhindar.Cara paling efektif mengobati dermatitis popok iritan :
mengeliminasi kontak kulit langsung dengan urin & feses
(misalnya dengan menghentikan / membatasi
penggunaan popok).
Disarankan pengobatannya menggunakan modalitas yang
berbeda : kortikosteroid topikal, zink oksida & preparat
anti jamur topikal.
Sukralfat : sintetik tidak larut air, sulfat disakarida terkonjugasi garam Aluminium.
Dikembangkan pada awal 1980-an sebagai agen mukoprotektif efektif oral untuk pengobatan ulkus lambung & duodenum.
Sukralfat juga bertindak sebagai barrier fisik terhadap iritan & memiliki aktivitas antibakteri.
Obat ini melekat pada protein epitetikal di lokasi ulkusHal ini kemudian membentuk lapisan pelindung terhadap lingkungan.
Sukralfat meningkatkan faktor pertumbuhan epidermal & faktor pertumbuhan fibroblas dasar yang berkonsentrasi dalam luka.
Pendahuluan
PendahuluanSetelah kerja awal dengan
sukralfat topikal dalam penanganan peristomal resisten & ekskoriasi perineum, berbagai peneliti mencoba obat ini pada stomatitis, penyembuhan ulkus
dekubitus dan luka bakar derajat dua & tiga.
Aplikasi topikal dari sukralfat telah dilaporkan bermanfaat
dalam penanganan dermatitis popok iritan yang berat/
rekalsitran.
Satu-satunya efek samping yang umum : sembelit. Namun, juga dilaporkan efek samping pasien
dengan toksisitas aluminium
Laporan yang menjanjikan tentang efek sukralfat topikal pada epitelisasi luka beserta sifat bakteriostatiknya membawa peneliti melaksanakan percobaan mengevaluasi peranannya sebagai agen topikal pada pengobatan dermatitis popok & membandingkan keberhasilannya dengan zink oksida topikal pada pengobatan dermatitis popok.
Pendahuluan
• Penelitian ini adalah uji klinis secara acak double blind.
Disain Peneliti
an
• 46 pasien bayi rawat inap yang dirawat di RS Shariati dari April 2008 -September 2009
Populasi Peneliti
an
Pasien dan Metode
Pasien dan Metode
Sukralfat & zink oksida yang diformulasikan sebagai salep 20%
dengan bahan pengisi yang sama & setelah lulus semua tes yang diperlukan (stabilitas, pH, homogenitas & uji
mikrobial), dua formulasi ini diberi kode & dibagikan untuk digunakan
Informed consent diperoleh dari orang
tua seperti yang diperintahkan oleh
komite etik. Semua pasien secara acak diobati topikal
dengan sukralfat topikal (N=25) atau zink oksida (N=21)
selama 7 hari.
Nilai skor keparahan ruam popok diperoleh sebelum pengobatan
& pada hari 3, 5, 7
Pasien dan Metode
Kriteria eksklusi
• Dermatitis infeksi sekunder• Penggunaan setiap suntikan
atau steroid oral• Sensitivitas sebelumnya
pada zink oksida• Setiap penggunaan topikal
dalam 2 minggu sebelumnya• riwayat dermatitis atopik,
kandidiasis atau dermatitis seboroik.
Pasien dan Metode
Data demografi pasien : usia, jenis kelamin, berat badan, frekuensi ganti popok & tingkat keparahan ruam popok semua dicatat
Variabel kontinyu dilaporkan sebagai nilai mean & standar deviasi, sementara itu variabel kontinyu dari perbandingan jenis kelamin dilakukan dengan menggunakan independent sample t-tes.
Untuk perbandingan keberhasilan sukralfat topikal pada pengobatan ruam popok, digunakan non parametric Wilcoxon signed rank test. Analisis data dilakukan dengan SPSS version 16 & p-value <0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Sebanyak 46 bayi memasuki studi (usia rata-rata 4,4 ± 6,5 bulan). Sekitar 54,3%
perempuan & 45,7% laki-laki.
Umur, sex, tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga & frekuensi mengganti
popok tidak menunjukkan korelasi yang signifikan dengan ruam popok.
Nilai rerata usia, jenis kelamin, frekuensi ganti popok (per hari) & tingkat keparahan
ruam popok tidak menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik antara kedua
kelompok.Setelah penghentian studi & pengkodean, ditemukan : ada perbedaan signifikan pada
tingkat keparahan ruam popok setelah pengobatan pada hari 3, 5, 7 pada kelompok
sukralfat (P value = 0,001). Tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat keparahan ruam popok setelah aplikasi zink oksida pada hari 3, 5, 7 (P value=0,81 , 0,72 , & 0,86 berurutan).
Hasil
Disimpulkan bahwa sukralfat
salep 20% secara signifikan
> unggul pada penyembuhan
dermatitis popok pada hari ke 5 & 7(P<0,005 & 0,01
berurutan) dibandingkan dengan zink
oksida salep 20% .
Keunggulan ini tidak diamati pada hari 3 (P value = 0,72).
Penyembuhan lengkap juga
terlihat setelah 3,24 ± 2,02 hari pada sukralfat & 5,42 ± 2,39 hari
pada zink oksidamenunju
kkan waktu penyembuhan >
singkat yang signifikan pada kelompok yang
pertama (P value = 0,002).
Tolerabilitas sangat baik pada kedua kelompok & tidak ada efek buruk dilaporkan
dari masing-masing
kelompok.
Hasil
Ruam popok : kondisi umum namun tidak
mengan-cam
kehidu-pan
selama masa bayi.
Tujuan ideal : terapi jangka
pendek& efektif dengan sedikit
efek samping.
Zink oksida :
Dikategori-kan &
disetujui untuk
pengobatan ruam popok.
Merupakan bahan
paling umum pada
produk ruam popok yang dijual bebas.
Zink oksida juga
mening-katkan
penyem-buhan kulit & telah
diguna-kan
sebagai krim
barrier.
Sukralfat : agen
sitoprotektif, obat gastrointesti-nal
oral yang terutama diindikasikan untuk pengobatan ulkus duodenum aktif, refluks
gastroesopha-geal & stres ulkus.
DISKUSI
DISKUSI
• Sukralfat : obat anti ulkus umum, merupakan garam dasar sukrosa oktasulfat
• Telah terbukti bertindak sebagai barrier mekanis karena interaksi elektrostatik yang kuat dari obat ini dengan protein di lokasi ulkus.
• Sukralfat juga memiliki aktivitas antibakteri & struktural mirip dengan heparin yang bersifat antigen
• Ketiga tindakan ini akan menjelaskan tindakan penyembuhan pada dermatitis erosif
Ulserasi vagina sebelumnya telah sukses diobati menggunakan cairan pencuci vagina dengan suspensi sukralfat 10% : 2 kali sehari.
Sukralfat disediakan baik dalam bentuk bubuk atau emolien & diaplikasikan setiap 4-6 jam, telah digunakan untuk mengelola peristomal resisten & ekskoriasi perineum.
Baru-baru ini, suspensi sukralfat berhasil digunakan dalam pengobatan ulserasi oral & kelamin pada penyakit Behcet.
Penelitian sekarang ini menunjukkan : sukralfat topikal salep 20% bisa menyembuhkan dermatitis popok dalam waktu singkat dibandingkan zink oksida yang telah digunakan untuk pengobatan masalah ini dalam jangka waktu yang lama.
DISKUSI
Penelitian Sukralfat TopikalBanati Tumino Lyon Gupta dkk Iraji
•Sukralfat meningkatkan epitelisasi cepat pada luka bakar derajat ke 2 dengan efek samping minimal
•Disarankan : agen topikal efektif pada perawatan luka bakar.
•Evaluasi : efektivitas, keamanan & tolerabilitas sukralfat topikal pada penyembuhan ulkus vena tungkai kronis
•50 pasien, doubleblind, terkontrol plasebo, studi acak)
•Menyelidiki efektivitas sukralfat topikal pada penanganan periostomal dermatosis dewasa
•Desain penelitian : terbuka
•Membandingkan aplikasi topikal sukralfat & plasebo (petroleum jelly (P = 0,009)).
•Penyembuhan luka lengkap : 37 pasien (95%) kelompok sukralfat & 27 pasien (73%) kelompok plasebo(6 minggu follow-up )
•Secara khusus membandingkan efektivitas topikal sukralfat 4% dengan krim hidrokortison topikal
•Setiap 2 minggu pada pengobatan ruam popok - penyembuhan total (8 minggu).
DISKUSI
Penelitian Sukralfat TopikalBanati Tumino Lyon Gupta dkk Iraji
•Peningkatan signifikan pada kelompok pasien diobati sukralfat
•Disimpulkan : sukralfat adalah terapi efektif untuk ulkus vena kronis
•Sukralfat topikal : hasil aman, murah & efektif (khususnya : pasien output tinggi / stoma pendek.)
•8 dari 9 pasien erosi fekal/urin diobati topikal sukralfat harian penyembuhan : 4 minggu.
•Sukralfat topikal : metode aman, efektif untuk penyembuhan & penyediaan analgesia perawatan luka
•Pasien fistulotomi analkeuntungan dari pemakaian topikal sukralfat.
•Perbaikan > 50% : 90-96%•Penyembuhan parsial (20-25% perbaikan) : seluruh pasien
•Sukralfat topikal : terapi intervensi efektif & murah untuk dermatitis popok dengan keberhasilan = topikal krim hidrokortison
DISKUSI
Waktu penyembuhan lengkap kelompok sukralfat dalam studi ini jauh > singkat dari penelitian yang dilakukan Iraji.
Hal ini mungkin disebabkan oleh penggunaan sukralfat 4% pada penelitian Iraji. Dalam penelitian ini diterapkan sukralfat salep 20% & semua pasien dirawat di RS (memastikan menerima terapi secara utuh & untuk mengikuti waktu penyembuhan dengan cermat).
Waktu penyembuhan yang lengkap pada kelompok sukralfat signifikan > singkat dari kelompok zink oksida sukralfat tampaknya > efektif dari zink oksida pada pengobatan ruam popok.
Sejak sukralfat dalam formulasi topikal bertindak sebagai barrier fisik dengan keamanan terbukti & tidak ada absorpsi mencolok digunakan sebagai pengobatan potensial pada dermatitis popok.
DISKUSI
1. Singalavanija S, Frieden IJ. Diaper dermatitis. Pediatr Rev 1995;16:142-7.2. Lentz SS, Barrett RJ, Homesley HD. Topical sucralfate in the treatment of vaginal
ulceration. Obstet Gynecol 1993; 81:869-71.3. Hayashi AH, Lau HY, Gillis DA. Topical sucralfate: effective therapy for the
management of resistant peristomal and perineal excoriation. J Pediatric Surg 1991; 26:1279-81.
4. Boiko S. Treatment of diaper dermatitis. Dermatol Clin 1999;17: 235-40.5. Wolf R, Wolf D, Tüzün B, Tüzün Y. Diaper dermatitis. Clin Dermatol 2000; 18:657-60.6. Berg RW, Buckingham KW, Stewart RL. Etiologic factors in diaper dermatitis: the role
of urine. Pediatr Dermatol 1986; 3:102-6.7. Buckingham KW, Berg RW. Etiologic factors in diaper dermatitis: the role of feces.
Pediatr Dermatol 1986; 3:107-12.8. Atherton DJ. A review of the pathophysiology, prevention and treatment of irritant
diaper dermatitis. Curr Med Res Opin 2004; 20:645-9.9. Kazaks EL, Lane AT. Diaper dermatitis. Pediatr Clin North Am 2000;47:909-19.10. Candelli M, Carloni E, Armuzzi A, et al. Role of sucralfate in gasterointestinal disease.
Panminerva Med 2000;42:55- 9.
REFERENSI
11. McEvoy GK, Snow EK, Miller J, Kester L, Welsh OH (Eds). AHFS drug information 2008. Bethesta: American Society of Health System; 2008.
12. Burch RM, MC Millan BA. Sucralfate induces proliferation of dermal fibroblast and keratinocytes in culture and granulation tissue formation in full thickness skin wounds. Agents Actions 1991; 34:229-31.
13. Banati A, Chowdhury SR, Mazumder S. Topical use of sucralfate cream in second and third degree burns. Burns 2001; 27: 465-9.
14. Chiara S, Nobile MT, Vincenti M, et al. Sucralfate in the treatment of chemotherapy-induced stomatitis: a doubleblind, placebo-controlled pilot study. Anticancer Res 2001; 21:3707-10.
15. Markham T, Kennedy F, Collins P. Topical sucralfate for erosive irritant diaper dermatitis. Arch Dermatol 2000; 136:1199-200.
16. Alpsoy E, Er H, Durusoy C, Yilmaz E. The use of sucralfate suspension in the treatment of oral and genital ulceration of Behçet disease: a randomized, placebo-controlled, double-blind study.Arch Dermatol 1999;135:529-32.
17. Tumino G, Masuelli L, Bei R, et al. Topical treatment of chronic venous ulcers with sucralfate: a placebo controlled andomized study. Int J Mol Med 2008; 22:17-23.
18. Lyon CC, Stapleton M, Smith AJ, et al. Topical sucralfate in the management of peristomal skin disease: an open study. Clin Exp Dermatol 2000; 25:584-8.
19. Gupta PJ, Heda PS, Shrirao SA, Kalaskar SS. Topical sucralfate treatment of anal fistulotomy wounds: a randomized placebo-controlled trial. Dis Colon Rectum 2011; 54:699-704.
20. Iraji F, Kiyani A, Rezazadeh M. Topical sucralfate versus hydrocortisone cream in the management of diaperdermatitis: a randomized, double blind clinical trial. Indian J Dermatol 2004; 49: 181-3.
REFERENSI