Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN
(Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan
The Citizenship Act of India 1955)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Sarjana Hukum
(SH) pada Program Sarjana Fakultas Syarirsquoah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
OLEH
MIFTAHURRAHMAH
NIM 11160453000012
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
2020 M 1441 H
iii
v
ABSTRAK
Miftahurrahmah NIM 11160453000012 KEBIJAKAN
ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12
Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955) Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta 2019 M 1441 H x + 102 halaman
Studi ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan pemerintah
Indonesia dan India dalam mengambil langkah kebijakan alternatif
terhadap tuntutan dwikewarganegaraan yang terus disuarakan oleh Warga
Negara kedua negara yang berada di luar negeri Dengan melihat
perbedaan atas kebijakan yang dikeluarkan oleh masing-masing negara
dalam merespon situasi ini maka dapatlah mengetahui kekurangan dan
kelebihan atas kebijakan tersebut yang kemudian menjadi suatu kerangka
konsep yang dapat dikonstruksikan dengan melihat analisis terhadap
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan India Citizenship Act 1955
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian normatif dengan
pendekatan undang-undang (statue approach) teori dokumen-dokumen
Penelitian ini menggunakan bahan hukum yaitu bahan hukum primer dan
sekunder Hasil penelitian ini adalah memberikan kebijakan yang
akomodatif terhadap Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri
ataupun diaspora adalah mutlak diperlukan Undang-undang yang selama
ini dijadikan acuan terhadap pedoman kewarganegaraan belum mampu
menjawab tantangan Indonesia kedepan khususnya dalam bidang
dwikewarganegaraan yang mana masih terbatas kepada kewarganegaraan
ganda terbatas terhadap anak hasil kawin campur Lain halnya dengan
negara India yang telah mengeluarkan banyak kebijakan dalam merespon
tuntutan ini dimana mengeluarkan kartu PIO bagi warga negara India yang
berada diluar negeri dimana memiliki keistimewaan khusus bagi
pemiliknya
Kata Kunci Kebijakan Alternatif Dwikewarganegaraan
kewarganegaraan ganda terbatas
Pembimbing Dr Atep Abdurofiq M Si
Daftar Pustaka Dari tahun 1990 sampai 2020
vi
KATA PENGANTAR
Assalamursquoalaikum Wr Wb
Segala puji dan syukur tak hentinya terucap kepada Allah SWT
berkat nikmat anugerah dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH
ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis
UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
Citizenship Act of India 1955)rdquo
Shalawat serta salam penulis limpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memimpin umat Islam menuju jalan yang
diridhoi Allah SWT Dalam meneyelesaikan skripsi ini penulis banyak
mendapatkan bantuan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang amat besar
kepada
1 Dr Ahmad Tholabi Kharlie MA Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Para Wakil Dekan
2 Sri Hidayati MAg Ketua Program Studi Hukum Tata Negara dan
juga kepada Dr Masyrofah SAg MSi Sekretaris Program Studi
Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidyatullah Jakarta
3 Dr Mujar Ibnu Syarif MAg selaku Dosen penasihat akademik
penulis yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis agar
terus lebih baik lagi serta bermanfaat bagi dunia
4 Dr Atep Abdurofiq M Si Dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu tenaga dan pikiran serta kesabaran dalam
membimbing sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian
skripsi ini dengan tepat waktu
vii
5 Segenap keluarga besar Konsulat Jenderal Republik Indonesia
(KJRI) Mumbai yang telah memberikan kesempatan untuk penulis
untuk berkontribusi dalam pengabdian terhadap negara Membuka
pikiran untuk penulis dalam memperoleh ide-ide dan gagasan
terhadap apa yang penulis angkat dalam skripsi ini terkhusus
kepada Bapak Konjen Ade Sukendar Konsul Sosial Budaya Ibu
Tennike Erman Konsul Ekonomi Bapak Yadi Suriahadi Sekretaris
IIKonsul Muda (Ekonomi) Bapak Soemarjanto Sekretaris
IIKonsul Muda Ibu Andini Fitriliah Abi yang penulis sayangi
Yustinus Budi Hartanto Dian Hayati Syamsuwir Kibe yang penulis
anggap layaknya kakak kandung sendiri serta seluruh staf KJRI
Mumbai yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
6 Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya dosen Program Studi Hukum Tata
Negara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan tulus dan
ikhlas semoga Allah SWT senantiasa membalas jasa-jasa beliau
serta menjadikan semua kebaikan ini sebagai amal jariyah untuk
beliau semua
7 Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidyatullah Jakarta Pimpinan dan segenap staf
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidyatullah Jakarta juga
Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Nasional Indonesia yang
telah menyediakan fasilitas yang memadai untuk mengadakan studi
kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini
8 Kepada Ayahanda dan Ibunda yang sangat penulis cintai dua
malaikat yang Allah kirim untuk menyempurnakan hidup penulis
Bapak Zainuddin S Pd dan Ibu Nurhayati yang dengan cucuran
keringat dan air mata dapat menyekolahkan penulis hingga jenjang
S-1 terus mengirimkan doa dalam setiap sujud dan langkah mereka
untuk penulis dirantauan dengan tulus memberikan semangat serta
dorongan moriil untuk penulis Berkat doa Ayahanda dan Ibunda
viii
tersayang Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini Teruntuk
Kedua saudara kandungku tersayang Abang Rizwan SPd MPd
dan Adikku Ramadhani yang dengan sabar menghadapi penulis
memberikan semangat dan kasih sayang hingga penulis selalu ingin
memberikan apapun yang terbaik untuk keluarga tercinta
9 Keluarga besar Darus-Sunnah International Institute for Hadith
Sciences beribu salam tarsquodzim penulis haturkan kepada Khadim
Marsquohad Zia Ul Haramain dan Ibu Nyai Ulfah Uswatun Hasanah
beserta seluruh asatidz yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimba ilmu mengajarkan kepada penulis makna
istiqamah tafaqquh fi al-rsquoilmi serta menanamkan semangat
bersyiar dalam agama kepada penulis Semoga ini menjadi bekal
penulis untuk melanjutkan hidup kedepan nanti
10 Keluarga besar Ahibba Darus-Sunnah 2017 sahabat penulis yang
dengan tulus menemani dan bersabar terhadap penulis mengajari
hal yang tidak penulis ketahui Nurmaelatussarsquoadah Aisyah Ali
Huwaida Richa Liska Caca Kamilah Rifqa Urwah Fikha Ismi
Bibil Titi Shinta Ilma dll
11 Keluarga besar Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2016 yang telah membersamai penulis dari awal penulis
menginjakkan kaki di kota Jakarta Fadhilatur Rasyidah Lis Diana
Putri Andriani Kasip Fakhriansyah Arie Ekawie Baskhoro
Bintang Garda dll
12 Tim Immortality yang sungguh dramatis tapi begitu penulis
sayangi Nurmaelatussarsquoadah Nurlely Dhamayanti Arie Ekawie
Baskhoro dan Faisal Azkar Ghifari Semoga Allah jaga ukhuwah
kita sampai ke surga
13 Ustazah Sabariah MPd yang tidak akan lupa penulis sebutkan
Selalu memberikan support kepada penulis sejak di bangku
Madrasah Aliyah hingga penulis menyelesaikan pendidikan S-1
Terima kasih sudah menjadi tempat berkeluh kesah dan
ix
memberikan dorongan semangat motivasi kepada penulis a truly
sister by heart
14 Kepada teman-teman seperjuangan penulis di bangku sekolah
dahulu Alvina Siti Adelia Pratiwi Lidya Novita Nisa Rifqa
Munira Zelcha Savira Risa Chintya Izzah Amalina dan Cut Reni
Terima kasih sudah membersamai penulis dalam suka dan duka
saat penulis menempuh pendidikan di sekolah dan pondok
pesantren Semoga Allah satukan kita di surga-Nya
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
peneliti dan umumnya bagi pembaca Sekian terima kasih
Wassalamualaikum
Jakarta 10 Maret 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
COVER i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Pembatasan dan Rumusan Masalah 6
1 Identifikasi Masalah 6
2 Pembatasan Masalah 8
3 Rumusan Masalah 8
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
1 Tujuan Penelitian 9
2 Manfaat Penelitian 9
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu 10
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian 12
F Teknik Penulisan 16
G Sistematika Penulisan 16
BAB II KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep 18
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan 18
2 Konsep Dwikewarganegaraan 23
B Kerangka Teoritik 29
1 Teori Kebijakan Alternatif 29
2 Analisis Kebijakan Alternatif 33
xi
BAB III DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
DAN INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan
Indonesia 37
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah
Dwikewarganegaraan 58
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India 1955 64
2 Amandemen Citizenship of India 2019 73
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA
DAN INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 77
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam UU Nomor 12 Tahun
2006 78
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 89
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan 95
B Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 98
CURRICULUM VITAE 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Penelitian
Kegiatan imigrasi adalah fenomena yang sering kita jumpai di
berbagai negara Fenomena imigrasi terjadi karena seiring perkembangan lajur
globalisasi yang mengakibatkan bertambahnya jumlah imigrasi dari satu
negara ke negara yang lain Di zaman yang serba canggih ini pula banyak
penduduk dari satu negara berpindah ke negara yang lain dengan mudah tidak
terbatas pada satu negara saja dalam waktu yang lama Perpindahan tersebut
bisa terjadi dari satu arah yaitu dari negara berkembang ke negara maju
negara maju ke negara berkembang bahkan dari negara miskin ke negara
miskin sekalipun Motif dari imigrasi ini pun beragam ada penduduk yang
berpindah karena pekerjaan pendidikan tenaga profesional bahkan untuk
motif pernikahan hingga melahirkan keturunan di negara domisili
Bagi negara yang menganut sistem dwikewarganegaraan hal ini
tidaklah menjadi masalah yang berarti Namun berbeda hal nya jika negara
yang bersangkutan menganut asas ius soli bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya ataupun asas ius sanguinis bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh garis keturunan Indonesia
misalnya menganut asas ius sanguinis dimana status kewarganegaraan di
tentukan oleh hubungan darah1 Hal ini menjadi kerumitan tersendiri apabila
penduduk Indonesia berada di negara lain dalam kurun waktu yang lama
dengan berbagai macam tujuan Manakala kedua negara yang bersangkutan
memiliki sistem yang berbeda maka dapat terjadi keadaan yang
mengharuskan seseorang untuk menyandang status dwi-kewarganegaraan
1 Jimly as-Shiddiqie Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta Rajawali Pers 2009) h
2
(double citizenship) atau sebaliknya malah menjadi tidak
berkewarganegaraan sama sekali (stateless) 2
Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan hukum di Indonesia
adalah pelaksanaan peraturan perundang-undangan kewarganegaraan oleh
karena itu masalah kewarganegaraan adalah masalah yang menarik untuk
dibicarakan3 Dwikewarganegaraan memang menjadi hal yang diimpikan para
diaspora Indonesia di berbagai negara mengingat banyaknya WNI diaspora
dengan kewarganegaraan tunggal kerap mengalami pelbagai kendala dan
keterbatasan Wacana perlunya pengaturan kewarganegaraan ganda yang
tidak terbatas kian mengemuka dan menjadi isu yang terus diperjuangkan para
diaspora Indonesia di berbagai negara di belahan dunia Tuntutan yang di
layangkan oleh para diaspora Indonesia mendesak agar pemerintah Indonesia
dapat diterapkan di Indonesia Sehingga warga negara Indonesia yang berada
di luar negeri bisa mendapatkan kewarganegaraan negara domisili dengan
tidak melepaskan diri dari status warga negara aslinya Pro dan kontra akan
tuntutan diaspora terkait dual citizenship inipun tidak dapat dihindarkan4
Sedangkan ada sejumlah fakta dan data terkait diaspora Indonesia
yaitu jumlah populasi diaspora Indonesia hampir menyamai jumlah populasi
penduduk di negara Swedia atau Austria Warga negara Indonesia (WNI) di
Amerika Serikat memiliki pendapatan rata-rata sebesar USD 59000 per
tahun pendapatan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan warga Amerika
Serikat sendiri yang pendapatan rata-ratanya sebesar USD 45000 per tahun
2 May Lim harity Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesia
Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4 Desember 2016 h 811
3 Sudargo Gautama Warga Negara dan Orang Asing (Bandung Penerbit Alumni 1992) h
1
4 Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Jakarta Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia JIKH Vol 10 No32016) h
258
3
Terhitung bahwa 45 warga diaspora Indonesia di Amerika Serikat memiliki
kualitas akademik di atas sarjana Sementara rata-rata penduduk Amerika
Serikat sendiri yang memiliki jumlah akademik yang serupa hanya 27
Diaspora Indonesia unggul lainnya juga tersebar di seluruh dunia seperti
ilmuwan Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan Indonesia
Internasional Jumlah remittance yang masuk dari tenaga kerja Indonesia
sepanjang tahun 2011 (versi BNP2TKI) mencapai USD 611 M atau setara
dengan Rp 5336 T Setiap tahun diaspora mengirin devisa ke Indonesia
hingga mencapai USD 7 miliar atau hamper Rp 70 triliun Angka tersebut
hampir menyamai jumlah dana otonomi khusus pada APBN-P yang di
transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah 5 Potensi yang dimiliki
diapora dalam berbagai sektor kehidupan sebenarnya dapat memberikan
kontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara tentu saja dengan
pemanfaatan yang efektif melalui penganturan hukum mengenai
dwikewarganegaraan yang terkait
Wacana ini sempat digemakan terutama pada saat Kongres Diaspora
pertama di Los Angeles pada tahun 2012 kemudian disusul dengan acara
serupa di Wisma Indonesia Sydney dengan mengusung tema ldquoForum Dual
Citizenshiprdquo Acara tersebut bertujuan untuk mengawal aspirasi petisi
Diaspora Indonesia tahun sebelumnya setelah diserahkannya 6000 nama dan
tanda tangan di Los Angeles Penting dicatat bahwa saat ini diperkirakan lebih
dari sekitar 8 juta warga negara Indonesia tersebar di 5 (lima) benua dan
mereka berdomisili di kurang lebih sekitar 90 negara dan sebanyak 46 juta
dari antara mereka tetap mempertahankan Kewarganegaraan Indonesia6
5httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+Ibu+Vi
vi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10 (diakses 21 September 2019 pukul 1204
WIB) 6May Lim harity Urgensi Pengaturan Keawrganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesiahellip
h 811
4
Di era global ini sebaran imigran dilakukan oleh berbagai bangsa
dengan tujuan ke berbagai bangsa dan negara di dunia Sebaran mereka
seperti sedang membangun basis global untuk sebuah evolusi jaringan
diasporik Diaspora terbanyak di dunia adalah diaspora China sementara di
tempat kedua adalah diaspora India7 Menurut Laporan Migrasi Dunia PBB
2018 lebih dari 156 juta orang India tinggal di negara-negara lain 8Hal ini
menjadi alasan pertama penulis untuk mengangkat negara India sebagai tema
Analisis dwikewarganegaraan dengan Indonesia
Kedua saat ini India muncul sebagai negara dengan perkembangan
ekonomi tercepat keempat di dunia dalam satu dekade terakhir Jika di lihat
dalam aspek kemajuan ekonomi India tumbuh pada tingkat rata-rata 726
persen terbesar dalam lima tahun terakhir pada tahun 2014 dan 2015 diikuti
dengan sektor manufaktur India sebesar 84 persen meningkat 44 persen dari
tahun sebelumnya9 India pun menjadi tujuan investasi asing yang
menguntungkan dengan arus masuk modal asing lebih dari US $ 31 miliar
pada tahun 2015 melebihi Amerika Serikat dan Cina10
Selain itu India
menunjukan kemajuan yang pesat dalam bidang perkembangan teknologi
informasi Pemimpin salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
teknologi informasi Infosys Tech memberikan bukti kesuksesan perusahaanya
dalam meraih keuntungan sebesar 543 Juta dollar AS11
7 Geohive mencatat populasi India sekarang berjumlah 1274000924 jiwa Jumlah itu
mengalami peningkatan setelah pada tahun 2011 Badan Pusat Statistik India (COI) mengumumkan
bahwa penduduk mereka hanya berkisar 1210854977 jiwa
8 UN World Migration Report 2018
9The Economic Times Indiarsquos Growth at 726 in 2014-2015 fastest in five years
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth- tahun 2015 (di askes
tanggal 21 September 2019)
10
UNDPAboutIndiasuccesses2015httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinf
ohtmlSuccesses (di akses tanggal 21 September 2019)
5
Ketiga India adalah negara yang menerapkan dual citizenship atau
kewarganegaraan ganda dalam sistem kewarganegaraannya India juga
merupakan salah satu negara yang sejak dini telah memperhatikan diaspora
sebagai aset negaranya Diaspora India dipandang sebagai salah satu sumber
penghasilan dalam meningkatkan pembangunan India oleh pemerintah
setempat Migrasi India yang tersebar hampir ke seluruh belahan dunia
menjadikan India memiliki diaspora yang dapat memberi benefit bagi negara
asal
Keempat melihat fakta sosial yang terjadi di India beberapa pekan ini
terutama setelah disahkannya Amandment Citizenship Act 2019 Yang mana
menimbulkan gelombang protes yang begitu besar dari rakyat India terutama
umat yang beragama muslim untuk menyuarakan aspirasi terhadap Undang-
Undang baru yang disinyalir oleh beberapa pihak mendiskriminasi suatu
golongan terutama pada poin pemberian kewarganegaraan kepada imigran
illegal yang telah tinggal lama di India kecuali orang tersebut adalah seorang
Muslim Ditambah lagi sampai hari penulis mengadakan penelitian ini
persoalan antara umat muslim dan pemerintah India yang terus berkelanjutan
seperti tidak menemui titik temu antara kelompok masyarakat Muslim dan
pemerintah India
Melihat fakta dan realitas yang berbeda antara pengaturan
kewarganegaraan Indonesia dan India dalam mengeluarkan kebijakan atas
dwikewarganegaraan Hal ini membuat penulis ingin mengangkat dan
menganalisa kebijakan pemerintah atas tuntutan dwikewarganegaraan di dua
negara ini Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan penulis
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian terhadap konsep dual
citizenship kewarganegaraan genda terbatas dan konsep dual citizenship
11
K Dinesh Success Story of the Leading Indian IT Company 2013
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml(di akses tanggal 21 September
2019)
6
negara India dengan studi Analisis antara negara Indonesia dan India Oleh
karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian
ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquo
B Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah
1 Identifikasi Masalah
Dwikewarganegaraan merupakan isu hangat yang
diperjuangkan oleh para diaspora Indonesia untuk segera membentuk
RUU Dwikewarganegaraan namun pro dan kontra yang datang pun
tak dapat dihindari mengenai dualism kewarganegaraan ini Indonesia
adalah negara kesatuan yang memiliki banyak kebudayaan yang harus
dijaga dan menjunjung tinggi nasionalisme Di lain sisi perkembangan
globalisasi yang terjadi karna arus imigrasi warga Indonesia ke negara
lain menuntut Indonesia untuk mengatur dualisme kewarganegaraan
tetap dengan pengaturan yang sistematis dan kondusif
Dilihat dari fakta hukum yang ada India telah melalui
perjalanan yang panjang terhadap pengaturan Kewarganegaraan
khususnya pada bidang dwikewarganegaraan Beberapa kebijakan
yang diterbitkan oleh pemerintah India untuk menertibkan warga
negara India atau keturunan India diluar negeri melalui perjalanan
panjang dan corak kebijakan pada setiap dekadenya yang beragam
Pemanfaatan dan pemberdayaan diapora India oleh pemerintah India
sendiripun diatur dengan aturan yang berwujud undang-undang
maupun kebijakan
Dari uraian yang ada pada latar belakang masalah tersebut di
atas maka dapat disebutkan identifikasi masalah dibawah ini yang
akan di jelaskan lebih lanjut yaitu
7
a Faktor yang menjadi dasar tuntutan atas status dwikewarganegaraan
yang merupakan inisiatif dari pada imigran Indonesia yang berada di
luar negeri baik yang masih berstatus WNI maupun eks-WNI menjadi
dasar pijakan adanya ide untuk merancang RUU dwikewarganegaraan
b Imigran Indonesia yang berada di luar negeri terdiri dari berbagai
kalangan diantaranya ada imigran yang bekerja sebagai tenaga
professional pengajar siswamahasiswa teknisi bahkan TKI Tentu
saja apabila adanya legalisasi dwikewarganegaraan bagi WNI akan
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap
pembangunan bangsa dan negara
c Pengaturan dwikewarganegaraan di Indonesia akan berdampak
terhadap tingkat keamanan dan stabilitas negara selain itu menjadi
tugas besar untuk pemerintah bagaimana menumbuhkan akan rasa
cinta tanah air yang tinggi apabila dwikewarganegaraan dilegalkan di
Indonesia
d Pemerintah Indonesia memberikan kebijakan baru atas tuntutan
dwikewarganegaran dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan yang memberikan keluwesan hukum kepada anak
kawin campur dengan memperkenalkan kewarganegaraan ganda
terbatas
e Ada beberapa kebijakan diaspora (India) yang diambil oleh
pemerintah India dalam laporan tahunan 2012-2013 yang mana
mengeluarkan beberapa kebijakan dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan yakni pengadaan kartu PIOOCI
f Melihat perbedaan respon masing-masing negara terhadap persoalan
dwikewarganegaraan maka dalam tulisan ini akan diadakan studi
analisis antara kedua negara terhadap kebijakan dwikenegaraan di
negara India dan kemungkinan serta dampak apabila Indonesia
8
mengambil langkah yang sama dengan India dalam persoalan
dwikewarganegaraan
g Tuntutan atas status dwikewarganegaraan memang sudah seharusnya
dikaji terlebih dahulu secara komprehensif Dalam tulisan ini penulis
akan memaparkan solusi untuk Indonesia setelah diadakan analisis
dengan negara yang dinilai sukses dalam pengaturan dan pemanfaatan
sumber daya diasporanya
2 Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini
penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan
penulis maka perlu kiranya penulis memberikan batasan agar tidak
melebar dan terarah Maka penelitian ini difokuskan pembahasannya
hanya menyangkut masalah Dwikewarganegaraan dengan Studi
Analisis antara kebijakan pemerintah Indonesia dalam UU RI Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955 India Dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji
peluang dan pemanfaatan sumber daya manusia dari diaspora yang
mampu memberi kontribusi dan pembangunan untuk negara Indonesia
dengan mengadakan amalisis dengan kebijakan pemerintah negara
India
3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka secara
terperinci masalah yang akan diteliti adalah ldquoKebijakan Alternatif
Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi Analisis UU
RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
9
Citizenship Act of India 1955)rdquo Dari masalah di atas maka dapat
diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut
a Apakah kebijakan negara Indonesia sudah menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Bagaimana kebijakan pemerintah India dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan mengenai judul skripsi
ldquoKebijakan Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquordquo adalah
a Mengetahui kebijakan negara Indonesia atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Mengetahui kebijakan-kebijakan negara India dalam merespon
tuntutan dwikewarganegaraan
2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dilakukan mengenai penelitian ldquoKebijakan
Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi
Analisis UU No 12 Tahun 2006 dan The Citizenship Act 1955)
adalah sebagai berikut
a Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Dwikewarganegaraan dengan menggunakan Studi Analisis antara
kebijakan negara Indonesia dan India
10
b Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis yang sebesar-besarnya yakni dapat menjadi solusi
sumbangsih atau menjadi masukan untuk pemerintah dalam
mengambil kebijakan yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan
pengaturan mengenai diaspora serta memberikan masukan agar
pemanfaatan sumber daya manusia diaspora Indonesia diefektifkan
Dengan menggunakan studi Analisis diharapkan dapat membuka
pikiran pembaca baik dari pemerintah atau akademisi maupun
masyarakat umum supaya dapat melihat lebih luas dari berbagai sisi
akan baik dan buruknya pengaturan dan kebijakan pemanfaatan
sumber daya manusia diaspora dikemudian hari
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sepanjang pengetahuan penulis penelitian di bidang
dwikewarganegaraan berkaitan dengan beberapa judul penelitian ini
1 ldquoPengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiardquo oleh Alesan Angela mahasiswa dari Universitas Hasanudin
Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh diaspora India terhadap
hubungan bilateral India-Malaysia dan bagaimana efektifitas pengaturan
diaspora India dalam membangun hubungan bilateral India-Malaysia12
2 ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Kebudayaan India di
Indonesiardquo oleh Jayanti Adinda mahasiwa dari Universitas Airlangga
Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran diaspora India dalam
mendukung diplomasi kebudayaan di Indonesia sehingga dapat dilihat
12
Alisan Angela Pengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-Malaysia
(SkripsiUniversitas Hasanudin 2013)
11
seberapa jauh peran yang dimainkan warga Negara India dalam
mengembangkan kebudayaan India di Indonesia13
3 ldquoKebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi
dalam Ikatan Identitas Budayardquo oleh Nauf al Azizi Tulisan ini berupa
jurnal yang diterbitkan oleh Paradigma Jurnal Kajian Budaya Tulisan ini
menggambarkan pengaruh ekonomi dan kebijakan budaya melalui
besarnya diaspora India di Asia Tenggara14
4 ldquoSolusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraanrdquo oleh Junaidi Abdillah Tulisan ini diterbitkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Tulisan ini
menjelaskan apa yang menjadi latar belakang tuntutan atas status
dwikewarganegaraan diaspora Indonesia dan bagaimana upaya pemerintah
dalam menanggapi tuntutan dwikewarganegaraan serta apa yang menjadi
kebijakan alternatif yang diterapkan oleh pemerintah India dan apa pula
keuntungan dari kebijakan alternatif tersebut bagi pemerintah India
sendiri15
5 ldquoStatus Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasionalrdquo oleh Novianti Tulisan ini berupa jurnal
yang diterbitkan oleh Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
Tulisan ini menjelaskan bagaimana status kewarganegaraan dalam
perspektif hukum internasional dan bagaimana pengaturan
kewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 tentang
13
Jayanti Adinda Peran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi Kebudayaan India di
Indonesia (Skripsi Universitas Airlangga 2010)
14
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi dalam
Ikatan Identitas Budaya (Paradigma Jurnal Kajian Budaya 2014)
15
Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia 26 November 2016)
12
Kewarganegaraan Republik Indonesia serta bagaimana status
kewarganegaraan ganda bagi diasporan Indonesia16
6 ldquoDiaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesiardquo oleh Ahmad
Jazuli Tulisan ini diterbitkan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2017 Tulisan ini berisi
tentang bagaimana diasporan Indonesia dalam perspektif UU No 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU
Kewarganegaraan)17
7 ldquoPenerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju Masyarakat
Transnasional Indonesiardquo oleh Rizky Banyualam Permana Tulisan ini
diterbitkan oleh JURIS LK2 FHUI pada tahun 2014 Tulisan ini
menjelaskan mengenai kemanfaatan dalam penerapan
dwikewarganegaraan di masa depan untuk meningkatkan daya saing dan
keunggulan Indonesia dalam lingkup internasional di masa depan18
Berdasarkan karya penelitian yang telah penulis sebutkan diatas
Penulis sendiri belum menemukan hasil karya yang meneliti persolan
dwikewarganegaraan dari sudut pandang yang penulis maksudkan dalam
penelitian ini yaitu menganalisis kebijakan pemerintah atas tuntutan
dwikewarganegaraan dengan menggunakan studi analisis kebijakan
16
Novianti Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam Perspektif
Hukum Internasional (Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi 5 Desember 2014)
17
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI 20 Maret
2017)
18
Rizky Banyualam Permana Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju
Masyarakat Transnasional Indonesia (JURIS LK2 FHUI Volume 4 Oktober-Desember 2014)
13
pemerintah baik yang lahir dalam bentuk undang-undang ataupun peraturan
menteri Yang menjadi fokus peneliti adalah kebijakan negara Indonesia dan
India yaitu dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan
Citizenship Act of India 1995
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian
Untuk membantu memudahkan dalam penyusunan skripsi ini maka
disusun metode penelitan sebagai jalan petunjuk yang akan mengarahkan
jalannya penelitian ini atau dengan kata lain sebagai jalan atau cara dalam
rangka usaha mencari data yang akan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dalam skripsi ini19
yaitu sebagai berikut
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif
yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek
yaitu aspek teori sejarah filosofi Analisis struktur dan komposisi lingkup
materi dan konsistensi20
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa antara
kebijakan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India yang diatur dalam
undang-undang masing-masing negara yang bersangkutan
Disini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang digunakan dengan cara
mencari mengumpulkan dan mempelajari peraturan perundang-undangan
dan bahan hukum lain yang terkait dengan objek penelitian
2 Pendekatan
Berdasarkan jenis penelitian hukum normatif (normative law
research) yaitu suatu pendekatan yang mengkaji asas-asas hukum terhadap
kebijakan publik dan ketertekaitan asas-asas doktrinal dengan hukum-hukum
19
Arianto Adi Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta Granit 2004) h 61
20
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta UI Press 2010) h 10
14
positif konsep maupun hukum yang berlaku di suatu negara yang berkaitan
dengan dwikewarganegaraan Penelitian ini juga berfokus pada problem
identifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menginventarisir dan
kemudian mengklarifikasi permasalahan untuk dicarikan jalan keluar21
3 Sifat Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis
komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemaparan
(deskripsi) secara lengkap rinci jelas dan sistematis tentang perbandingan
kebijakan dwikewarganegaraan antara Indonesia dan India Studi Analisis
komparatif merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua
atau lebih dari dua situasi kejadian kegiatan program dll
4 Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain Untuk data sekunder yaitu
sumber data yang diperoleh melalui studi literatur seperti buku jurnal artikel
situs internet dan e-book Adapun data yang dibutuhkan ialah data faktual
yang sedapat mungkin merupakan data resmi yang dikeluarkan negara atau
lembaga analisis terutama yang menyangkut dwikewarganegaraan dalam hal
komparasi antara Indonesia dan India
a Sumber Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-
ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa sumber hukum utama yaitu Undang-Undang No
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Untuk ketentuan mengenai pengaturan dwikewarganegaraan yang
dimiliki oleh India sendiri merujuk kepada ketentuan the Citizenship Act
21
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukumhellip h 15
15
of India 1955 (57 of 1955) dan kebijaka-kebijakan yang dikeluarkan oleh
oemerintah India
b Sumber Hukum Sekunder
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan sumber data
sekunder Bahan hukum sekunder adalah yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer seperti misalnya hasil penelitian buku-
buku hukum skripsi tesis disertasi hukum jurnal dan lain-lain Seperti
buku-buku tentang materi dwikewarganegaraan jurnal-jurnal penelitian-
penelitian yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan diaspora
Indonesia dan India
Dalam literatur lain disebutkan bahwa bahan hukum sekunder adalah
bahan hukum yag terdiri atas buku-buku teks (textbooks) yang ditulis para
ahli hukum yang berpengaruh (de herseende leer) jurnal-jurnal hukum
pendapat para sarjana kasus-kasus hukum yurisprudensi dan hasil-hasil
simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian
5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu telaah
Pustaka (Library Research) Penulis akan mengumpulkan data teoritis yang
bersumber dari literatur berupa buku artikel makalah koran jurnal
dokumen dan situs-situs resmi yang memuat informasi mengenai konsep
dwikewarganegaraan India dan Indonesia yang berkaitan dengan masalah
penelitian Data ini penulis peroleh secara langsung maupun yang diperoleh
melalui akses internet
6 Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut pokok
bahasan masing-masing maka selanjutnya dilakukan analisis data Analisis
data bertujuan untuk menginterprestasikan data yang sudah disusun secara
16
sistematis yaitu dengan memberikan penjelasan Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur runtun logis tidak tumpang
tindih dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman
hasil analisis
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja menggunakan data mengorganisasikan data memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola lalu dapat di jadikan data dalam
membantu menjelasakan hal yang di permasalahan teliti Teknik analisis data
yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis data kualitatif Penulis
akan menganalisis dan menjelaskan permasalahan berdasarkan data yang
diperoleh lalu mengaitkannya dengan teori atau konsep yang digunakan22
F Teknik Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis merujuk kepada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum yang diterbitkan pada tahun
2017 Dimana buku pedoman penulisan skripsi ini penulis jadikan sebagai
salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kualitas baik menyangkut substansi
maupun teknik penulisan skripsi yang penulis hasilkan
G Sistematika Penulisan
Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini maka secara singkat akan
disusun dalam 5 bab yang terdiri dari
Bab I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang
penelitian identifikasi pembatasan dan rumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian kerangka pemikiran review studi terdahulu sistematika
pembahasan metodologi penelitian dan sistematika pembahasan
22
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
(BandungRefika Aditama 2008) h15
17
Bab II yaitu berisi tentang Kerangka Konsep dan Kajian Teoritis
Dimana didalamnya terdapat konsep mengenai warga negara dan
kewarganegaraan dwikewarganegaraan Kemudian didalam Kajian teoritis
pula memuat teori warga negara
Bab III yaitu menjelaskan dinamika konstitusi kewarganegaraan di
Indonesia dan India menurut Undang-undang yang pernah berlaku Dalam bab
ini penulis akan menguraikan perjalanan panjang Undang-Undang
kewarganegaraan kedua negara Indonesia dan India Di samping itu juga akan
dijelaskan bagaimana pengaturan negara India mengenai status
dwikewarganegaraan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan pemerintah
India terkait dual citizenship
Bab IV yaitu analisis kebijakan alternatif pemerintah Indonesia dan
India atas tuntutat dwikewarganegaraan hasil penelitian dan pembahasan
menguraikan kajian analisis kebijakan pemerintah Indonesia dan India dalam
merespon tuntutan dwikewarganegaraan oleh para diaspora kedua negara
Bab V yaitu penutup menjelaskan tentang simpulan dan saran
18
BAB II
KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga negara sebuah negara dapat dibedakan antara lain
a Warga negara asli (pribumi) yaitu penduduk asli negara tersebut Misalnya suku
jawa suku Madura suku dayak dan sebagainya merupakan warga negara asli
Indonesia
b Warga negara keturunan asing (vreemdeling) yaitu warga negara asing yang
telah menjadi WNI Misalnya WNI keturunan Tionghoa Timur Tengah India
dan sebagainya
Hal yang perlu diingat ldquowarga negara suatu negara tidak selalu menjadi
penduduk negara iturdquo Misalnya warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di
luar negeri Penduduk suatu negara tidak selalu merupakan warga negara dimana ia
tinggal Misalnya orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia1 Menurut
wolhoff2 dalam suatu negara adakalanya ditemukan golongan minoriteit yaitu
golongan orang yang berjumlah kecil yang secara yuridis memiliki status
kewarganegaraan negara nasional tertentu akan tetapi memiliki sifat batin-lahir sosial
kebudayaan yang berbeda dari bangsa itu Sehingga golongan ini belum
diasimilasikan sepenuhnya
Gagasan tentang kewarganegaraan (citizenship) sesungguhnya dapat ditelusuri
dari sejarah perkembangan kewarganegaraan yang bersumber dari peradaban
1 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negara (Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006) h 229
2 Dasril Radjab Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta Rineka Cipta 1994) h 6 Sebagai
contoh diwilayah negara Indonesia terdapat beberapa golongan minoritas Misalnya Suku Anak
Dalam di Sumatera Suku Badui di Jawa Barat Suku Samin di Jawa T engah dan Jawa Timur Suku
Dayak Oudth di Kalimantan dan beberapa klan suku di Papua Untuk memberdayakan eksistensi
mereka beberapa langkah persuasive digunakan termasuk adanya perwakilan mereka dalam
ketatanegaraan sebagai anggota MPR yang diangkat dari utusan golongan
19
Romawi sampai pada modernitas Barat Pemikiran yang tumbuh di masa Yunani
Kuno telah memberi pijakan kuat bagi teorisasi kewarganegaraan khususnya pada
kewarganegaraan modern Salah satunya dari Aristoteles (322-384 SM) seorang
pemikir ilmuwan ahli logika dan sekaligus filosof terkenal saat itu Karyanya yang
berjudul Politics telah memberikan informasi penting mengenai Athena sebagai suatu
negara kota (polis) di masa Yunani Kuno yang demokratis beserta keberadaan
warganya di polis tersebut (politespolitai)3
Wewenang sebuah organisasi negara meliputi kelompok manusia yang berada
di dalamnya Kelompok tersebut dapat dibedakan antara warga negara dengan bukan
warga negara (orang asing) Warga negara sebagai pendukung sebuah negara
merupakan landasan bagi adanya negara Dengan kata lain bahwa warga negara
adalah salah satu unsur penting bagi sebuah negara selain unsur lainnya4
Istilah polis polites dan politeia menjadi kata-kata kunci atau dikenal sebagai
bagian dari Aristotlersquos term yang nantinya diterjemahkan sebagai state citizen dan
constitution Ketiga istilah tersebut tidak bisa dipisahkan dan untuk memahami satu
hal maka yang lain juga harus dipahami pula Dikatakan bahwa ldquoto understand what
a constitution (politeia) is we must inquire into the nature of the city (polis) and to
understand that since the city is a body of citicens (politai) we must examine the
nature of citizenshiprdquo5
Warga negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang sebagai bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara6 Istilah ini biasa juga disebut hamba
3 Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 23
4 CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) (Jakarta
Pradnya Paramita 2001) h 148
5 Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barker (New York Oxford University Press
1995) h 84
6 Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani (Jakarta ICCE
UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada Media 2003) h 73
20
atau kawula negara Meskipun demikian istilah warga negara dirasa lebih sesuai
dengan kedudukannya sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba
dan kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta anggota atau
warga yang menjadi bagian dari suatu negara Asumsi ini tidaklah berlebihan dan
cukup beralasan Sebagai anggota dari persekutuan yakni negara yang didirikan
dengan kekuatan bersama atas dasar tanggung jawab bersama serta untuk
kepentingan atau tujuan bersama pula7 warga negara dituntut untuk aktif terhadap
negara
Dengan alasan tersebut istilah warga negara dirasa lebih sesuai karena
mengandung pengertian aktif Sedangkan istilah hamba atau kawula negara
mengandung pengertian warga yang pasif dan hanya menjadi obyek negara Untuk
itu setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum Semua warga
negara mempunyai kepastian hak privasi dan tanggung jawab Sejalan dengan
definisi di atas AS Hikam mendefinisikan bahwa warga negara (citizenship) adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri Istilah ini
menurutnya lebih baik daripada istilah kawula negara karena kawula negara betul-
betul berarti obyek yang berarti orang yang dimiliki dan mengabdi kepada negara
Oleh karenanya kewarganegaraan menurut AS Hikam harus mencakup tiga dimensi
utama 1) Dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas 2) dimensi pemenuhan hak-
hak dasar yaitu hak politik ekonomi dan hak sosial kultural serta 3) dimensi dialog
dan keberadaan ruang publik yang bebas8
7 Pada awalnya negara atau bangsa merupakan sekumpulan manusia atau gabungan entitas-
entitas yang beragam lalu disarikan hubungan kesadaran dan diikat oleh asas kemaslahatan bersama
yang dituangkan dalam bentuk system legislasi dan hukum perundang-undangan System ini
diberlakukan padatanah kehidupan yang dinamakan tanah air (wathan) Pada gilirannya hubungan
tersebut diatur oleh kekuasaan yang dinamakan negara Lihat Muhammad Syahrur Dirasat Islamiyyah
Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama terjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani
Islam Genealogi Masyarakat dan Negara (Yogyakarta LKIS 2003) h 90
8 Muhammad AS Hikam Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia (Jakarta Penerbit Erlangga 1999) h 166
21
Istilah warga negara dan rakyat menunjuk pada obyek yang sama yakni
sebagai anggota negara9 Meskipun demikian terdapat perbedaan pengertian antara
pengertian warga negara rakyat dan bangsa Warga negara adalah pendukung negara
atau dalam arti lain warga sebuah negara yang bersifat aktif Sedang rakyat adalah
masyarakat yang mempunyai persamaan kedudukan sebagai obyek pengaturan dan
penataan oleh negara dan mempunyai ikatan kesadaran sebagai kesatuan dalam
hubungan keorganisasian negara Istilah warga negara tidak menunjuk pada obyek
yang sama dengan istilah penduduk
Warga negara sebuah negara belumlah tentu merupakan penduduk negara
tersebut Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam
suatu negara berdasarkan peraturan perundangan kependudukan sah dari negara yang
bersangkutan Baik status sebagai warga negara maupun sebagai penduduk
mempunyai konsekuensi hukum yaitu menyangkut hak-hak dan kewajibannya
Konsekuensi hukum dari status warga negara lebih luas dari pada status sebagai
penduduk Pembagian penduduk menjadi warga negara dan orang asing sangatlah
penting Hal ini dikarenakan beberapa hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara
dengan orang asing berbeda Hak dan kewajiban penduduk yang bukan warga negara
adalah terbatas10
Perbedaaan antara kelompok warga negara dengan orang asing terletak pada
hubungan yang ada antara negara dengan warga negara dengan masing-masing
kelompok tersebut Hubungan antara negara dengan warga negara lebih erat
dibandingkan hubungan antara negara dengan orang asing Dalam konteks negara
Islam warga negara mengandung pengertian penduduk sebuah negara Islam yang
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia
(Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994) h 1
10
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan (Yogyakarta Liberty 1992) h
2
22
memeluk agama Islam11
Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam
namun belum memeluk agama Islam atau dengan kata lain bahwa masyarakat atau
individu non muslim yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam akan diberi
status penduduk permanen tetapi tidak dianggap sebagai warga negara dari negara
Islam kecuali jika mereka memeluk Islam atas kemauan mereka sendiri Meskipun
demikian ternyata kenyataan diatas bukanlah sebuah statemen yang bersifat final hal
ini terlihat dari adanya pemikir Islam yang memandang mereka sebagai warga negara
Islam12
Kewarganegaraan (citizenship) adalah suatu bentuk dari identitas sosial politik
( a form of social politicial identity) seseorang yang keberadaannya berkaitan dengan
waktu yang berkembang Di sisi lain kewarganegaraan ternyata tidak hanya sebuah
identitas tetapi mencakup pula atribut rights obligations ative in public affairs dan
an acceptance of societal values13
Oleh karena itu pula definisi kewarganegaraan termasuk pula definisi warga
tidaklah sama mencakup banyak dimensi Menurut Aristoteles definisi tentang
warga negara ditentukan oleh bentuk pemerintahan atau ia sebut bentuk
konstitusinya Salah satu ungkapannya adalah ldquoit may be thet someone who is a
citizen in a democracy is not one in a oligarchyrdquo14
Bahwa kewarganegaraan adalah
bentuk partisipasi warga dalam kehidupan publik Jadi kewarganegaraan ditandai
dengan adanya partisipasi Gagasan ini untuk sementara waktu tergantikan oleh
konsep kewarganegaraan sebagai bentuk legal dengan elemen hak dan kewajiban
(right and obligation) Bahwa kewarganegaraan ditandai dengan adanya hak dan
11
Abdul Rahman Abdul Kadir Kurdi Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-Quran
dan Sunnah (Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000) h 115
12
Abdul Qadir Djaelani Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam (Surabaya Bina Ilmu
1995) h 241
13
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century (London Setting
the Contex Kogan Page 1998) h 2-3
14
Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barkerhellip h 85
23
kewajiban warga negara dalam sebuah negara hukum merupakan warisan dari tradisi
Republik Romawi yang muncul setelah masa Yunani Kuno15
2 Konsep Mengenai Dwikewarganegaraan
Dwikewarganegaraan dapat lahir karena adanya dua negara yang mengklaim
kewarganegaraan atas seseorang dan dapat dikaitkan dengan faktor-faktor tertentu di
antaranya
a Kewarganegaraan yang didapat dari garis darah (ius sanguinis)
b Kewarganegaraan yang didapat berdasarkan tempat kelahiran (ius soli)
c Kewarganegaraan yang didapat karena adanya perkawinan (jure matrimonii)
d Kewarganegaraan yang didapat karena naturalisasi
e Kewarganegaraan yang didapat karena adopsi16
f Kewarganegaraan yang didapat karena investasi yang dilakukan17
g Kewarganegaraan yang didapatkan berdasarkan agama18
h Kewarganegaraan yang didapatkan karena jabatannya (jus oficii)19
15
Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 24
16
Swedia memberikan kewarganegaraan secara otomatis terhadap anak yang diadopsi Office
of Migration Sweden httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship html (diakses 20 Januari 2020 pkl
0800 WIB)
17
Antara lain Austria Antigua dan Barbuda Siprus Dominika Malta dan St Kitts dan
Nevis Henley amp Partners httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment diakses 20
Januari 2020 pkl 0800 WIB)
18
Praktik yang dilakukan oleh Israel setiap orang Yahudi yang kembali ke Israel memiliki
hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel Ministry of Foreign Affairs Israel
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20nationalityaspx
(diakses 20 Januari 2020 pkl 0800 WIB)
19
Vatikan memberikan kewarganegaraan bagi pemegang jabatan Tahta Suci Official Page of
Vatican httpwww vaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en html (diakses diakses 20 Januari
2020 pkl 0800 WIB)
24
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut ius
sanguinis lahir di negara lain yang menganut asas ius soli maka kedua negara
tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga negaranya Sebagai contoh sebelum
ada perjanjian Menteri luar negeri Indonesia Soenario dan Menteri luar negeri China
Chow orang China yang berdomisili di Indonesia (ius soli) merupakan warga negara
Indonesia dan warga negara China (ius sanguinis)20
Untuk mencegah Bipatride maka UU No 62 tahun 1958 pasal 7 menyatakan
bahwa seorang perempuan asing yang lahir dengan laki-laki WNI dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan melakukan pernyataan dengan syarat bahwa dia
harus meninggalkan kewarganegaraan asalnya
Bila dalam praktik dua faktor tersebut bertemu dan terkait dengan seseorang
dwikewarganegaraan dapat berlaku bila hukum dari masing-masing negara
mengizinkan Ada tiga cara penerimaan yang dapat berlaku bila faktor-faktor
kewarganegaraan tersebut bertemu yaitu penerimaan dwikewarganegaraan secara
penuh terbatas dan penolakan terhadap dwikewarganegaraan Dwikewarganegaraan
secara terbatas dikaitkan dengan jangka waktu usia tertentu Dalam jangka waktu
tertentu pemilik dwikewarganegaraan harus melepaskan salah satu
kewarganegaraannya Dalam hal apabila negara menolak dwikewarganegaraan salah
satu kewarganegaraan akan gugur Awalnya menurut pandangan tradisional
memperlihatkan adanya penolakan terhadap konsep dwikewarganegaraan karena
pada dasarnya kewarganegaraan dipandang sebagai satu-satunya rantai penghubung
antara individu dengan suatu negara yang berdaulat menurut konsepsi yang ada pada
saat itu21
Hukum kewarganegaraan adalah bagian dari kedaulatan suatu negara untuk
menentukan siapa saja yang menjadi bagian dari negara itu sehingga
20
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 235
21
Irene Bloemraad ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of Postnationalism the
Possibilities of Transnationalism and the Persistence of Traditional Citizenship International
Migration Review Vol 38 No 2 (2004) h 90
25
kewarganegaraan diberlakukan secara kaku Pemberian suatu kewarganegaraan dari
negara lain dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip kedaulatan22
Selain
itu juga akan menyebabkan ketidakstabilan hubungan diplomatik negara-negara di
dunia Masalah lain yang dikhawatirkan adalah masalah hukum perdata internasional
terkait dengan status personal seseorang yang memiliki dwikewarganegaraan23
Keengganan hukum internasional untuk menerima dwikewarganegaraan ini
secara jelas diatur dalam Konvensi Liga Bangsa-Bangsa (LBB) tentang Konflik
Hukum Kewarganegaraan tahun 1930 (Convention on Certain Questions Relating to
the Conflict of Nationality Laws) lalu Dewan Eropa (Council of Europe) pada tahun
1963 juga membuat Convention on the Reduction of Cases of Multiple Nationality24
Dalam konsiderans Konvensi LBB tahun 1930 dinyatakan bahwa ldquoefforts of
humanity should be directed is the abolition of all cases both of statelessness and
double nationalityrdquo Sedangkan pada Konvensi Dewan Eropa 1963 tujuan dari
Konvensi tersebut bukan penghapusan total dwikewarganegaraan tetapi sebisa
mungkin mengurangi kasus kewarganegaraan banyak Di saat yang sama pandangan
yang pro terhadap dwikewarganegaraan juga berkembang namun tidak begitu
populer George Bancroft seorang diplomat AS pada abad ke-19 yang
mempromosikan North American Bancroft Treaty mengatakan ldquohellipas soon tolerate a
man with two wives as a man with two countriesrdquo sebagai metafora yang
menganalogikan dwikewarganegaraan dengan praktik poligami jika poligami dapat
dianggap wajar oleh masyarakat begitu pula seharusnya dengan
dwikewarganegaraan
22
Peter J Spiro ldquoDual Citizen as Human Rightrdquo International Journal of Constitutional
Law Vol 8 No 1 (2010) h 113
23
Ko Swan Sik edNationality and International in Asian Perspective (Dordrecht Martinus
Nijhoff 1990) h 247
24
Anja Broslashndsted Sejersen ldquoldquoI Vow to Thee My Countriesrdquo The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Centuryrdquo International Migration Review Vol 42 No 3 (2008) h 530
26
Pasca Perang Dunia ke-II hak asasi manusia berkembang dan hak untuk
berpindah kewarganegaraan diakui sebagai hak asasi manusia dalam Deklarasi
Universial Hak Asasi Manusia PBB tahun 1948 Kewarganegaraan dipandang
sebagai suatu hak yang mendasar Selain itu pandangan liberal menggeser konsepsi
nasionalisme yang kaku menjadi lebih fleksibel Struktur masyarakat yang semakin
heterogen (terutama di Eropa) juga mendorong pergeseran pandangan
kewarganegaraan yang awalnya dikaitkan dengan konteks kewilayahan dan
kesukubangsaan
Migrasi transnasional juga terus menggerus konsepsi tradisional
kewarganegaraan yang dikaitkan negara kebangsaan (nation-state) Dengan
perkembangan transportasi dan komunikasi hubungan transnasional orang-orang
semakin cair dan kasus dwikewarganegaraan mulai timbul secara de facto meskipun
secara de jure belum diakomodir
Menjelang abad ke-21 ada pergeseran pandangan yang semakin permisif
terhadap dwikewarganegaraan yang secara jelas terlihat dalam instrumen hukum
internasional Dalam Konvensi Eropa tentang Kewarganegaraan (European
Convention on Nationality 1997) secara tegas mengharuskan negara peserta untuk
mengizinkan dwikewarganegaraan bagi anak yang mendapatkan
dwikewarganegaraan karena kelahirannya atau perkawinan25
Dari sini dapat dilihat
perkembangan hukum internasional khususnya instrumen hukum internasional
negara-negara Eropa semakin permisif terhadap kasus dwikewarganegaraan yang
pada awalnya menolak sama sekali dwikewarganegaraan dalam Konvensi LBB 1930
lalu sebisa mungkin menghindari dwikewarganegaraan menurut Konvensi Dewan
Eropa 1963 dan pada akhirnya diterima di Eropa berdasarkan Konvensi Eropa 1997
25
Article 17 European Convention on Nationality 1997 berbunyi asli sebagai berikut ldquoA
State Party shall allow a children having different nationalities acquired automatically at birth to
retain these nationalities b its nationals to possess another nationality where this other nationality is
automatically acquired by marriagerdquo
27
Keadaan berkewarganegaraan ganda sering pula terjadi akibat dari
perkawinan campuran antar bangsa yang otomatis menganut hukum perkawinan dan
kewarganegaraan yang berbeda26
Dimana masing-masing pihak yang terkait dalam
perkawinan campuran tersebut oleh negara asalnya ada yang mengizinkan anak yang
dihasilkan dari perkawinan tersebut untuk memiliki kewarganegaraan kedua
orangtuanya (kewarganegaraan gandadwikewarganegaraan) Dalam kenyataannya
terdapat keanekaragaman peraturan dan asas-asas kewarganegaraan apakah ius soli
atau ius sanguinis karena negara bebas untuk memilih asas-asas manakah yang
hendak dipakainya dalam menentukan siapakah yang menjadi warganya Yang
kemudian menimbulkan apatridie bipatridie bahkan mungkin multipatridie karena
dari benturan asas-asas kewarganegaraan yang tidak seragam Akibatnya timbul
peraturan-peraturan di bidang kewarganegaraan yang tidak sama di semua negara
Dan menurut istilah Sudargo Gautama hal ini menggambarkan seolah-olah terjadi
ldquopertentanganrdquo27
Yang dimaksud dengan apatridie yaitu orang-orang yang tidak mempunyai
suatu kewarganegaraan (tanpa kewarganegaraan) Pada akhir-akhir ini apatride
banyak kemungkinan terjadi karena perkembangan hubungan antara negara dan
hubungan politis Beberapa negara tertentu telah mulai mempergunakan pencabutan
kewarganegaraan sebagai semacam hukuman Apabila orang-orang yang terkena
dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh negara yang bersangkutan dan mereka ini
belum dapat memperoleh kewarganegaraan pengganti maka mereka ini berstatus
tanpa kewarganegaraan
Apatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut
asas ius soli lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis Sebagai contoh orang
26
Zulfa Djoko Basuki ldquoPerkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya di Indonesia
Dewasa Inirdquo Vol1 No3 (Jakarta Jurnal Hukum Internasional April 2004) h547
27
Beliau lebih lanjut menjelaskan hal ini merupakan konsekuensi dari prinsip kebebasan
untuk menentukan sendiri siapakah yang merupakan warganegaranya maka kita dapat menyaksikan
tidak adanya uniformitet di lapangan peraturan-peraturan tentang kewarganegaraan
28
China yang pro Koumintang tidak diakui sebagai warga RRC sedangkan Taiwan
sebagai negara asal pada 1958 belum ada hubungan diplomatic dengan Indonesia
maka mereka juga tidak diakui sebagai warga negara Taiwan Sehingga mereka
merupakan ldquodefacto apatriderdquo Untuk mencegah apatride UU No 62 Tahun 1958
pasal 1 huruf f menyatakan bahwa anak yang lahir di wilayah Indonesia selama
orang tuanya tidak diketahui adalah warga negara Indonesia
Sementara bagi orang Cina sebelum lahirnya UU No 62 tahun 1958 untuk
menentukan kewarganegaraan diadakan perjanjian antara Indonesia-Cina yang
dikenal dengan perjanjian Soenario-Chow pada tanggal 22 April 1955 yang
diundangkan dengan UU No 2 tahun 1958 berisi bahwa semua orang Cina yang
berdomisili di Indonesia harus mengadakan pilihan kewarganegaraan dengan tegas
dan secara tertulis 28
Kasus yang paling marak mengenai apatride adalah ketika banyak terjadinya
pengungsi-pengungsi yang melarikan diri dari Vietnam tahun 1970-an akibat dari
Perang Vietnam Keadaan tanpa kewarganegaraan ini adalah menyedihkan bagi yang
harus mengalami Sama sekali tidak ada perlindungan dari sesuatu negara Tidak
dapat memiliki paspor negara tertentu Seandainya mereka harus diusir dari negara
tempat mereka berdomisili kemana mereka harus dikirim Sedangkan Bipatridie atau
dwi-kewarganegaraan akan terjadi apabila seseorang memiliki dua kewarganegaraan
Kenyataan terjadinya bipatridie kerapkali sering berlaku yaitu kalau seseorang
penduduk pada suatu negara yang berasal dari kewarganegaraan lain diberi
pewarganegaraan oleh negara yang didiaminya tanpa ia menyatakan melepaskan
kewarganegaraan aslinya (leluhurnya)
28
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 236
29
B Kajian Teoritis
1 Teori Kebijakan Alternatif
a Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak (tentang
pemerintahan organisasi dsb) pernyataan cita-cita tujuan prinsip dan garis
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran Secara umum
kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukan perilaku seseorang
aktor misalnya seorang pejabat suatu kelompok maupun lembaga tertentu
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi Pada dasarnya terdapat
banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian mengenai
kebijakan 29
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya memecahkan
problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejaheraan masyarakat Dan dalam kebijakan setidaknya harus memenuhi
empat hal penting yakni (1)tingkat hidup masyarakat meningkat (2)terjadi
keadilan By the law social justice dan peluang prestasi dan kreasi
individual (3)diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat (dalam
membahas masalah perencanaan keputusan dan implementasi) dan
(4)terjaminnya pengembangan berkelanjutan
Monahan dan Hengst seperti yang dikutip oleh Syafaruddin bahwa
kebijakan (policy) secara etimologi diturunkan dalam bahasa Yunani yaitu
ldquoPolisrdquo yang artinya kota (city)30
Pendapat ini menjelaskan kebijakan
29 Noeng H Muhadjir Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif (Yogyakarta Raka Sarasin 2000) h 15
30
Heinz Weihrich dan Haroid Koontz Management AGlobal Perspective Tent Edition (New
York McGraw-Hill 1993) h 123
30
mengacu kepada cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan
untuk mengelola kegiatan mereka Dalam hal ini kebijakan berkenaan dengan
gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama
diterima pemerintah atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha
mengejar tujuannya Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa
kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang menjadi arah
dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus diikuti oleh para pelaku
dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan dalam sebuah
organisasi serta mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan
masalah atas tindakan yang terjadi
Lebih lanjut Muhadjir mengatakan bahwa kebijakan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kebijakan subtantif dan kebijakan implementatif Kebijakan
subtantif adalah keputusan yang dapat diambil berupa memilih alternatif yang
dianggap benar untuk mengatasi masalah Tindak lanjut dari kebijakan
subtantif adalah kebijakan implemtatif yaitu keputusan-keputusan yang
berupa upayaupaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan
subtantif31
Secara empiris kebijakan berupa undang-undang petunjuk dan
program dalam sebuah Negara kebijakan dianggap sebagai rangkaian
tindakan yang dikembangkan oleh badan atau pemerintah yang mempunyai
tujuan tertentu diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok
pelaku untuk memecahkan masalah tertentu Dengan demikian berdasarkan
beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpukan bahwa kebijakan adalah
sebagai rangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dari dasar pada
masalah yang menjadi rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
31
Noeng H Muhadjir Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach (Yogyakarta
Rake Sarakin 2003) h 90
31
kepemimpinan dan cara bertindak pernyataan citacita prinsip atau maksud
dalam memecahkan masalah sebagai garis pedoman untuk manajeman dalam
usaha mencapai sasaran atau tujuan Dengan kata lain sebagai pedoman untuk
bertindak bagi pengambilan keputusan
Sholichin Abdul Wahab32
sebagaimana dikutip Suharno
mengisyaratkan bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat
kebijakan publik sebagai tindakan yang mengarah pada tujuan ketika kita
dapat memerinci kebijakan tersebut kedalam beberapa kategori yaitu
a Tuntutan kebijakan (policy demands)
Yaitu tuntutan atau desakan yang diajukan pada pejabat-pejabat
pemerintah yang dilakukan oleh actor-aktor lain baik swasta maupun
kalangan pemerintah sendiri dalam sistem politik untuk melakukan
tindaka n tertentu atau sebaliknya untuk tidak melakukan tindakan
pada suatu masalah tertentu Tuntutan ini dapat bervariasi mulai dari
desakan umum agar pemerintah berbuat sesuatu hingga usulan untuk
mengambil tindakan konkret tertentu terhadap suatu masalah yang
terjadi di dalam masyarakat
b Keputusan kebijakan (policy decisions)
Adalah keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah yang
dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan
publik Dalam hal ini termasuk didalamnya keputusankeputusan
untuk menciptakan statuta (ketentuan-ketentuan dasar) ketetapan-
ketetapan ataupun membuat penafsiran terhadap undang-undang
c Pernyataan kebijakan (policy statements)
Ialah pernyataan resmi atau penjelasan mengenai kebijakan publik
tertentu Misalnya ketetapan MPR Keputusan Presiden atau Dekrit
32
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negara (Jakarta Bumi Aksara 2010) h 25-27
32
Presiden keputusan peradialn pernyataan ataupun pidato pejabat
pemerintah yang menunjukkan hasrat tujuan pemerintah dan apa
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut
d Keluaran kebijakan (policy outputs)
Merupakan wujud dari kebijakan publik yang paling dapat dilihat dan
dirasakan karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan
guna merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan dan
pernyataan kebijakan Secara singkat keluaran kebijakan ini
menyangkut apa yang ingin dikerjakan oleh pemerintah
e Hasil akhir kebijakan (policy outcomes)
Adalah akibat-akibat atau dampak yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan sebagai
konsekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya tindakan
pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu yang
ada dalam masyarakat
William N Dunn33
membedakan tipe-tipe kebijakan menjadi
lima bagian yaitu
a Masalah kebijakan (policy public) Adalah nilai kebutuhan dan
kesempatan yang belum terpuaskan tetapi dapat diidentifikasi dan
dicapai melalui tindakan public Pengetahuan apa yang hendak
dipecahkan membutuhkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
mendahului adanya problem maupun informasi mengenai nilai yang
pencapaiannya menuntut pemecahan masalah
b Alternative kebijakan (policy alternatives) Yaitu arah tindakan yang
secara potensial tersedia yang dapat member sumbangan kepada
pencapaian nilai dan pemecahan masalah kebijakan Informasi
33
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL (Yogyakarta
Gajah Mada University Press 2003) h 98
33
mengenai kondisi yang menimbulkan masalah pada dasarnya juga
mengandung identifikasi terhadap kemungkinan pemecahannya
c Tindakan kebijakan (policy actions) Adalah suatu gerakan atau
serangkaian gerakan sesuai dengan alternatif kebijakan yang dipilih
yang dilakukan untuk mencapai tujuan bernilai
d Hasil kebijakan (policy outcomes) Adalah akibat-akibat yang terjadi
dari serangkaian tindakan kebijakan yang telah dilaksanakan Hasil
dari setiap tindakan tidak sepenuhnya stabil atau diketahui sebelum
tindakan dilakukan juga tidak semua dari hasil tersebut terjadi seperti
yang diharapkan atau dapat diduga sebelumnya
e Hasil guna kebijakan Adalah tingkat seberapa jauh hasil kebijakan
memberiakn sumbangan pada pencapaian nilai Pada kenyataanya
jarang ada problem yang dapat dipecahkan secara tuntas umumnya
pemecahan terhadap suatu problem dapat menumbuhkan problem
sehingga perlu pemecahan kembali atau perumusan kembali
b Analisis Kebijakan Publik
Studi kebijakan dapat dilihat sebagai bagian dari studi disiplin
maupun sistem administrasi atau salah satu kajian dalam administrasi publik
yaitu kebijakan publik (public policy) Dengan begitu kebijakan mengarah
kepada produk yang dikeluarkan oleh badan-badan publik yang bentuknya
bisa berupa peraturan perundang-undangan dan keputusan-keputusan
sedangkan kebijaksanaan lebih menitik beratkan kepada fleksibilitas suatu
kebijakan 34
Untuk lebih memamahi kebijakan maka perlu mengkaji tentang
analisis kebijakan karena kebijakan pada esensinya adalah suatu proses dalam
34
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negarahellip h153
34
upaya untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik sehingga berdampak
pada kesejahteraan bangsa Pembuat kebijakan publik pada umumnya adalah
unsur birokrat atau pejabat pemerintah termasuk para pegawai senior
pemerintah yang tugasnya adalah memberikan pelayanan demi kebaikan
publikuntuk itu para ahli mencoba menjelaskan pengertian analisis kebijakan
Menurut Bardach bahwa analisis kebijakan adalah suatu aktifitas
politik dan sosial35
Hal ini berarti dalam analisis kebijakan perlu dipahami
masalah-masalah yang bersifat politis dan sosial Kemudian Palto dan
Sawicky sebagaimana dikutip Riant Nugroho menyatakan bahwa analisis
kebijakan merupakan tindakan yang diperlukan untuk membuat suatu
kenijakan baik kebijakan yang baru maupun kebijakan yang merupakan
konsekuensi dari kebijakan yang ada36
Sementara analisis kebijakan menurut
William NDunn bahwa analisis kebijakan adalah
ldquoPolicy analysis is a problem solving discipline that draws on
theories methodee and substantive findings of the behavioral and social
sciences social professional and political philosophy as is usual with
complex activities there are several ways to define policy analisis The one
adopted here is that policy analysis is a process multidisciplinary inquiry
designed to create critically assess and coinicate information that is useful
in understanding and improving policiesrdquo 37
Pendapat Dunn ini juga dikutip dalam Nanang Fattah bahwa analisis
kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu yang berupaya memecahkan masalah
dengan menggunakan teori metode dan substansi penemuan tingkah laku dan
35
Eugene Bardach A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving (New York Seven Bridges Press 2000) h 13
36
Riant Nugroho Public Policy (Jakarta Alex Media Komputindo 2008) h 84
37
Willian N Dunn Public Policy Analysis (London Pearson Prentice Hall 2003) h 1
35
ilmu-ilmu sosial profesi sosial dan filosofi sosial politis38
yang dilakukan
dengan cara tertentu Sedangkan Dunn menyatakan bahwa ada tiga
pendekatan dalam analisis kebijakan yaitu pendekatan empiris evaluative
dan normatif Pendekatan empiris berupaya menjawab permasalahan fakta-
fakta pendekatan evaluastif berupaya mencari beberapa nilai atas sesuatu dan
pendekatan normatif memberikan upaya tindakan atas apa yang harus
dilakukan Prosedur analisis kebijakan menurut Dunn dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Prosedur Analisis Umum Menurut Waktu Tindakan Kebijakan39
Tindakan
Kebijakan
Deskripsi Evaluasi Rakomendasi
Sebelum
tindakan(ex-ante)
Prediksi - Preskripsi
Sesudah tindakan
(ex-pose)
Deskripsi Evaluasi -
Penjelasan dari istilah pada tindakan kebijakan diatas adalah
a Definisi yang menghasilkan pengetahuan mengenai kondisi-kondisi
yang menimbulkan masalah kebijakan
b Prediksi adalah menyedikan informasi mengenai konsekuensi dimasa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan termasuk jika tidak
melakukan sesuatu
c Preskripsi adalah menyediakan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa yang akan datang
38
Nanang Fattah Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2013)
h 5 39
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOLhellip h 98
36
d Deskripsi adalah menghasilkan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa sekarang dan masa lalu
e Evaluasi adalah kegunaan alternatif kebijakan dalam memecahkan
permasalahan
Berdasarkan prosedur analisis tindakan kebijakan ini bertujuan akhir
pada pemecahan masalah yang dihadapi sehingga perlu dibuat kebijakan
untuk mengataasi permasalahan tersebut Untuk itu analisis kebijakan
akan memperkirakan apa yang akan terjadi apabila alternatif yang dipilih
ditetapkan untuk dilaksanakan memperkirakan apa yang akan terjadi
kemudian apa yang harus dilakukan serta dampak apa yang akan terjadi
dari kebijakan tersebut Selanjutnya apabila tidak dilakukan alternatif
kebijakan tersebut maka tantangan yang akan terjadi baik kondisi politik
sosial dan budaya apabila kebijakan itu tidak dilaksnakan Kemudian
analisis kebijakan mendeskripsikan kebijakan yang telah dilaksanakan dan
yang akan dilaksanakan sehingga diperoleh gambaran apa kekurangan dari
kebijakan yang telah dilakukan dan apa kelebihan dari kebijakan yang
telah dilaksanakan sehingga diperoleh alternatif yang tepat Melalui
evaluasi kebijakan akan diperoleh gambaran sejauh mana kebijakan yang
dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
37
BAB III
DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DAN
INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia
a Zaman Belanda
Dalam buku-buku (dalam bahas Indonesia) yang membahas ketentuan
Pasal 131 IS da Pasal 163 IS Lazim dipergunakan sebutan ldquoorang Indonesia
aslirdquo tidak ada kata-kata ldquobangsardquo (orang-orag bangsa Indonesia asli)
Pemakaian sebutan ldquoorang Indonesia aslirdquo dipertimbangkan berdasarkanberbagai
aspek Judul bab dalam IS (Bab kedelapan) adalah ldquovan de ingezetenanrdquo yaitu
ldquotentang pendudukrdquo bukan tentang kewarganegaraan (citizenship)1 Pengertian
ini dapat dimengerti Indonesia pada waktu itu (Hindia-Belanda) bukan sebuah
Negara yang mandiri walaupun memiliki cirri-ciri kenegaraan Indonesia adalah
bagian (sebagai jajahan) Kerajaan Belanda Hal yang sama berlaku untuk
suriname dan Curacau Penduduk Indonesia adalah kaula belanada (nederlands
ondedanen) Sebutan ldquokaula Belandardquo serupa dengan sebutan ldquoBritish Subjectrdquo
untuk penduduk daerah jajahan Inggris Sebutan-sebutan itu dengan sengaja
untuk membedakan dengan sebutan ldquoBritish citizenrdquo yaitu warga Negara di
wilayah (negara) induk Begitu juga sebutan kaula Belanda untuk membedakan
dengan warga Belanda yang disebut ldquonenderlanderrdquo yaitu orang Belanda 2
Oleh karena Hindia-Belanda dijajah oleh Negeri Belanda maka pada
zaman itu segala sesuatu tentang kewarganegaraan diatur oleh Undang-undang
dari Negeri Belanda Yang menjadi pokok-pangkal dalam hal ini ialah Undang-
1 Wirjono Projodikoro Azas-Azas Kewarganegaraan di Indonesia (Jakarta PT Dian Rakyat
1989) h 174
2 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
(Yogyakarta FH UII Press 2009) h 17
38
undang (Wet) tanggal 12 Desember 1892 tentang ldquoNederlanderschap
eningezetenschaprdquo (Kebangsaan Belanda dan hal penduduk Kerajaan Belanda)
Ada dua macam ldquoNederlanderrdquo (orang Belanda) yaitu (1) orang Belanda sejak
lahir dan berdasar keturunan (jus sanguinis) (2) orang-orang yang menjadi orang
Belanda secara naturalisasi atau pewarganegaraan Menurut pasal 10 orang Asing
(vreemdeling) adalah orang yang bukan orang Belanda tersebut dan yang tidak
dengan secara lain menjadi ldquoNederlands onderdaanrdquo atau kaula Belanda3
Tentang kaula-Belanda ini ada Undang-undang (Wet) lain tanggal 10
Februari 1910 (staatsblad 1910-269) tentang kaula Belanda yang bukan orang
Belanda Menurut pasal 1 Undang-undang ini dari orang-orang yang bukan
orang Belanda adalah kaula Belanda (Nederlands onderdaan) orang-orang
berikut
1 Mereka lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao dari orang-orang tua
yang bertempat tinggal disana atau apabila bapaknya tidak dikenal dari ibu
yang bertempat tinggal disana (dengan beberapa kekecualian mengenai anak-
anak dari Konsul Asing)
2 Mereka yang lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao yang
a Kedua orang tuanya tidak dikenal
b Orang tuanya tidak berdiam diri disitu dan tidak mempunyai
ldquoNationalityrdquo (kebangsaan) atau kebangsaannya tidak dikenal
c Bapaknya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belanda
d Ibunya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belandajika
bapak-bapaknya tanpa nationality atau kebangsaannya tidak dikenal
3 Istri kaula-Belanda
4 Anak dari seorang kaula-Belanda meskipun lahir di luar daerah-daerah itu
yang dibawah umur 18 tahun atau sudah kawin
3 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006hellip h 17
39
5 Anak tersebut sub empat yang setelah kawin atau setelah mencapai umur 18
tahun menetap di daerah-daerah tersebut
Menurut pasal 2 status orang sebagai kaula-Belanda hilang
1 Dengan naturalisasi atau pewarganegaraan seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang belum kawin disuatu Negara Asing
2 Bagi seorang perempuan yang kawin dengan seorang warga dari suatu Negara
Asing kecuali apabila perempuan itu tidak mungkin menjadi warga dari
Negara Asing tadi
3 Dengan masuk dinas ketentaraan Negara Asing tanpa ijin dari pemerintah
setempat
4 Bagi orang-orang bukan Indonesia asli yang setelah berada di luar daerah-
daerah tersebut tidak dalam 3 bulan melaporkan diri pada seorang Konsul
Belanda di tempat
5 Bagi orang perempuan yang termasuk dalam sub 1 dan 2 setelah ia kemudian
mendapat nationality dari suaminya
6 Dengan pembatalan status itu oleh yang berkuasa dalam beberapa hal tertentu
Dengan demikian pada zaman Hindia-Belanda tidak ada kewarganegaraan Indonesia
melainkan hanya ada kekaulaan Belanda sehingga pada waktu itu di Indonesia
terhadap pengertian ldquoorang asingrdquo (vreemdeling) ada pengertian ldquokaula-Belandardquo dan
para kaula-Belanda ini dibagi dalam tiga golongan yaitu
a Orang-orang Belanda
b Orang-orang Indonesia asli (inlander)
c Orang-orang timur asing (vreemde Oosterling)
Tiga golongan ini kemudian dinamakan lain yaitu
a Nederlands onderdaan-Nederlander atau kaula-Belanda yang terdiri dari orang
Belanda
b Nederlands onderdaan-niet Nederlander van inheemse oorsprong (kaula-
Belanda yang bukan orang-orang Belanda dan yang terdiri dari orang-orang
Indonesia asli
40
c Nederlands onderdaan-niet Nederlander van uitheemsche oorsprong
ataukaula-Belanda yang bukan orang Belanda dan bukan orang Indonesia asli
yaitu orang Eropa bukan Belanda dan orang-orang Timur Asing seperti
orang-orang Cina Arab India dan lain-lain Dalam hal ini orang Jepang
disamakan dengan orang Eropa bukan Belanda4
Hindia Belanda bukanlah suatu negara maka tanah air Indonesia dalam zaman
Belanda tidak mempunyai warga negara menurut pertauran Hindia Belanda
penghunipenduduk tanah air Indonesia yang bukan orang asing disebut kaulanegara
Belanda yang dapat dibagi sebagai berikut5
1) Kaulanegara Belanda orang Belanda
2) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi yang termasuk
Bumiputera
3) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi juga bukan
Bumiputera misalnya orang-orang Timur Asing (Cina India Arab
dan lain-lain)
b Zaman Pendudukan Jepang
Indonesia diduduki oleh Jepang dari bulan Maret 1942 sampai tanggal 17 Agustus
1945 pemerintah Jepang tidak mengeluarkan suatu peraturan resmi mengenai
kewarganegaraan di Indonesia Tetapi dalam praktek orang-orang di Indonesia yang
bukan orang Jepang baik orang-orang Indonesia asli maupun orang-orang keturunan
Belanda Cina Arab dan sebagainya tidak lagi dipandang sebagai kaula-Belanda
atau Nederlands onderdaan Orang-orang keturunan Belanda pada umumnya
dianggap sebagai orang-orang Belanda maka mereka seperti orang-orang Belanda
juga dimasukkan dalam ldquokonsentrasi-kamprdquo atau tempat pengasingan jadi berada
4 Wirjono Prdjodikoro Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia (Jakata PT Dian Rakyat
1989) h 175
5 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 237
41
diluar kehidupan kemasyarakatan dan orang-orang lain yang ada di Indonesia yang
bukan orang Jepang dianggap sama kedudukannya sebagai rakyat jelata Maka dalam
periode ini kewarganegaraan tidak diatur
c Sejak Proklamasi
Pada waktu Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 Negara
Republik Indonesia belum mempunyai Undang-Undang Dasar Sehari kemudian
tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD 1945 mengenai kewarganegaraan
UUD 1945 menyebutkan antara lain6
1) Pasal 26 ayat (1) menentukan bahwa ldquoYang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara Indonesiardquo sedangkan
2) Pasal 26 ayat (2) menentukan bahwa ldquoSyarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan Undang-Undangrdquo
Sebagai pelaksanaan pasal 26 tanggal 10 April 1946 diundangkan UU No 3 tahun
1946 Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut UU No 3
tahun 1946 adalah
1) Orang yang asli dalam daerah Indonesia
2) Orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam wilayah
negara Indonesia
3) Anak yang lahir di dalam wilayah negara Indonesia
Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa asas yang dianut dalam UU ini adalah Ius Soli
UU No 3 tahun 1946 selanjutnya mengalami perubahan oleh UU No 6 dan 8 Tahun
1947 Sebagaimana UU No 3 tahun 1946 kalau diperhatikan dari UU tersebut bahwa
kewarganegaraan yang dianut di Indonesia menganut asas Ius Soli yang dapat dilihat
pada pasal 1 (a) dan (b) yaitu
1) WNI adalah orang Indonesia asli dalam daerah negara Indonesia
6 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
42
2) Orang peranakan yang lahir dan bertempat tinggal di Indonesia paling sedikit 5
tahun berturut-turut serta berumur 21 tahun kecuali ia menyatakan keberatan
menjadi WNI7
d Persetujuan Kewarganegaraan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB)
Persetujuan perihal pembagian warga negara hasil dari Konferensi Meja Bundar
(27 Desember 1949) antara Belanda dengan negara Indonesia Serikat ada tiga hal
yang penting dalam persetujuan tersebut antara lain8
1) Orang Belanda yang tetap kewarganegaraan Belanda tetapi terhadap
keturunannya yang lain dan bertempat tinggal di Indonesia kurang lebih 6
bulan sebelum 27 Desember 1949 setelah penyerahan kedaulatan dapat
memilih kewarganegaraan Indonesia yang dinamakan ldquohak opsirdquo atau hak
untuk memilih kewarganegaraan sedangkan pemilihan kewarganegaraan
disebabkan tindakan aktif sebagai lawan tindakan pasif dalam hak
repudiasi
2) Orang-orang yang tergolong kawula Belanda (orang Indonesia Asli)
berada di Indonesia memperoleh kewarganegaraan Indonesia kecuali tidak
tinggal di SurinameAntiland Belanda dan dilahirkan di wilayah Belanda
dan dapat memilih kewarganegaraan Indonesia
3) Orang-orang Eropa dan Timur Asing maka terhadap mereka dua
kemungkinan yaitu jika bertempat tinggal di Belanda dan ditetapkan
kewarganegaraan Belanda mereka yang dinyatakan sebagai WNI dapat
menyatakan menolak dalam kurun waktu dua tahun
e Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946
Sesuai dengan Pasal 26 UUD 1945 pada tanggal 10 April 1946
diundangkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 yang mengatur tentang
Kewarganegaraan dan Kependudukan Republik Indonesia Undang-Undang
7 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
8 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 239
43
ini berlaku surut sejak tangga 17 Agustus 1945 Berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang Kewarganegaraan Indonesia yang pertama ini kewarganegaraan
Indonesia bisa didapatkan oleh
1) orang Indonesia asli dalam wilayah Negara Indonesia
2) orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut di atas tetapi turunan
seorang dari golongan itu serta lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman dalam wilayah Negara Indonesia dan orang bukan turunan
seorang dari golongan termaksud lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman yang paing akhir selama sedikitnya lima tahun berturut-turut
di dalam wilayah Negara Indonesia yang telah berumur 21 tahun atau
telah kawin
3) orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara
naturalisasi
4) anak yang sah disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh
bapaknya pada waktu lahir bapaknya mempunyai kewarganegaraan
Indonesia
5) anak yang lahir dalam jangka watu tiga ratus hari setelah bapaknya yang
mempunyai kewarganegaraan Indonesia meningal dunia
6) anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah yang pada
waktu lahir mempunyai kewarganegaraan Indonesia
7) anak yang diangkat secara sah oleh warga negara Indonesia
8) anak yang lahir di dalam wilayah Negara Indonesia yang oleh bapaknya
ataupun ibunya tidak diakui secara sah
9) anak yang lahir di wilayah Negara Indonesia yang tidak diketahui siapa
orangtuanya atau kewarganegaraannya
Pada dasarnya Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1936 menyatakan ada
4 (empat) cara untuk menjadi warga negara Indonesia Pertama untuk penduduk asli
secara otomatis menjadi warga negara Indonesia Kedua penduduk yang sudah lebih
dari lima tahun dan tidak pernah menyatakan diri menolak kewarganegaraan
44
Indonesia adalah warga negara Indonesia Ketiga semua keturunan dari cara pertama
dan cara kedua tersebut Keempat orang asing yang mendaftarkan diri untuk menjadi
warga negara Indonesia Undang-Undang ini pada prinsipnya menganut asas ius soli
Penduduk Indonesia secara pasif memperoleh status warga Negara Indonesia Namun
bagi mereka yang tidak menghendaki status tersebut diperkenankan untuk
menggunakan hak repudiasinya dengan mengajukan pernyataan secara tertulis
menolak kewarganegaraan Indonesia Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 telah
mengalami beberapa kali perubahan yaitu diubah dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1947 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 19489 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 menambahkan ketentuan pada
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dengan (j) badan hukum yang
didirikan menurut hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia dan bertempat
kedudukan di dalam wilayah Negara Indonesia Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1947 kemudian menegaskan bahwa seorang warga negara Indonesia tersebut pada
Pasal 1 sub b yang mempunyai kewarganegaraan dari negara lain dapat melepaskan
kewarganegaraannya dari negara Indonesia dengan menyatakan keberatan menjadi
warga negara Indonesia10
Perubahan dengan kedua Undang-Undang yang terakhir
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin
menggunakan hak repudiasinya sampai tanggal 17 Agustus 1948 Sejak tanggal 17
Agustus 1948 penduduk Indonesia terdiri dari warga negara Indonesia dan warga
negara asing Setiap orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia harus
melalui proses pewarganegaraan berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 194611
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigasian di Indonesiahellip
h 28
10
CST Kansil Hukum Tata Neagara (Jakarta Erlangga 2007) h 38
11
CST Kansil Hukum Tata Neagarahellip h 38
45
f Berdasarkan Undang-Undang No 62 Tahun 1958
Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia yang berlaku hingga sekarang adalah
UU No 62 tahun 1958 yang mutlak berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1
Agustus 1958 Beberapa bagian dari undang-undang itu yaitu yang mengenai
ketentuan-ketentuan siapa warganegara Indonesia status anak-anak dan cara-cara
kehilangan kewarganegaraan ditetapkan berlaku surut hingga tanggal 27 Desember
1949
Hal-hal selengkapnya yang diatur dalam UU No 62 tahun 1958 antara lain (1) Siapa
tang dinyatakan berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) (2) Naturalisasi atau
Pewarganegaraan biasa (3) Akibat pewarganegaraan (4) Pewarganegaraan istimewa
(5) Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dan (6) Siapa yang dinyatakan berstatus
orang asing
Menurut Undang-Undang itu warga negara Indonesia adalah
1) Mereka berdasarkan UUperaturanperjanjian yang terlebih dahulu berlaku
(berlaku surut)
2) Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam Undang-
Undang itu
Sebaliknya seseorang dapat menjadi Orang Asing jika ia tidak memenuhi syarat
sebagai warganegara seperti yang disebutkan diatas Selain itu mungkin juga seorang
Indonesia menjadi orang asing karena (1) Dengan sengaja insyaf dan sadar menolak
kewarganegaraan RI (2) Menolak kewarganegaraan RI karena khilaf atau ikut-
ikutan saja dan (3) Ditolak oleh orang lain misalnya seseorang anak yang ikut status
orang tuanya yang menolak kewarganegaraan RI12
g Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Cina
Setelah kaum Komunis berhasil merebut kekuasaan di Cina sehingga muncul
Republik Rakyat Cina (RRC) yang mempertahankan Undang-Undang
Kewarganegaraan Cina Nasionalis Undang-Undang ini menggunakan asas sanguinis
12
Samidjo Ilmu Negara (Jakarta Amico 1996)hellip h 42
46
Artinya semua orang Cina di manapun berada diklaim sebagai warga negara Cina
Hal ini mengakibatkan semua orang Cina yang berstatus warga negara Indonesia
menjadi berstatus bipatride disamping sebagai warga negara Indonesia juga sebagai
warga negara RRC Timbuknya dwikewarganegaraan adakalanya tidak selalu
disebabkan oleh perbedaan antara peaturan kewarganegaraan masig-masing negara
yang menganut asas perolehan kewarganegaraan yang berbeda namun dapat juga
timbul apabila peraturan kewarganegaraan di setiap negara seluruhnya sama
Berhubungan dengan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam masalah dwi
kewarganegaraan maka dalam praktek negara-negara berusaha untuk mencegah atau
setidak-tidaknya mengurngi adanya kewarganegaraan ganda tersebut13
Masalah dwikewarganegaraan dapat menimbulkan kesulitan ataupun masalah
Masalah atau kesulitan tersebut terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban sebagai waraganegara hal ini dapat dipahami karena bagaimanakah
pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warganegara jika seandainya seseorang
mempunyai dwi-kewarganegaraan Hak dan kewajiban sebagai warganegara
manakah yang harus dilakukan 14
Seperti di Indonesia sebelum dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1958 Tentang perjanjian dwi-kewarganegaraan
Republik Indonesia-Republik Rakyat Cina terdapat penduduk Indonesia yang
memepunyai dwi-kewarganegaraan terutama orang-orang keturunan cina Menurut
Undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia mereka merupakan
warganegara Indonesia juga menurut Undang-Undang Republik Rakyat Cina mereka
juga merupakan warganegara Republik Rakyat Cina15
13
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan (Pusat Studi Hukum Tata
Negara Indo Hill 1995) h 7
14
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraanhellip h 7
15
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia (Tesis Universitas Indonesia 2011) h 79
47
Orang yang mempunyai dwikewarganegaraan (orang keturunan Cina ) ini
sering menimbulkan kesulitan atau persolan di dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan kesulitan baik terhadap yang bersangkutan maupun terhadap
pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut terjadi
pembicaraan antara pihak Indonesia dan RRC sehingga menghasilkan persetujuan
dalam bentuk Perjanjian Dwi Kewarganegaraan Isi perjanjian ini diratifikasi dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1958 ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dwi-kewarganegaraan yang ada
pada waktu itu dan mencegah timbulnya dwi kewarganegaraan di kemudian hari
Masalah dwi-kewarganegaraan diselesaikan dengan cara menghilangkan salah satu
kewarganegaraan yang serempak dimiliki seseorang Untuk itu kedua belah pihak
menyepakati hal-hal berikut ini
1) Suatu golongan yang mempunyai dwi-kewarganegaraan dianggap tidak
mempunyai kewarganegaraan rangkap lagi karena menurut pendapat
Pemerintah Indonesia kedudukan sosial politik mereka membuktikan bahwa
mereka dengan sendirinya telah melepaskan kewarganegaraan RRC-nya
2) Mereka yang berkewarganegaraan rangkap selain butir a harus memilih
dengan kehendak sendiri salah satu kewarganegaraan yang akan mereka
pertahankan Dengan ketentuan bahwa mereka yang tidak menyatakan
pilihannya menjadi warga negara asing Suami istri yang
berkewarganegaraan rangkap menentukan pilihannya masing-masing Dan
selama anak belum dewasa mengikuti pilihan bapak ibunya Dan jika telah
dewasa anak tersebut harus memilih salah satu kewarganegaraan
Pasal X Perjanjian Dwi-kewarganegaraan menentukan bahwa apabila seorang
warga negara Indonesia kawin dengan seorang warga negara RRC masing-masing
tetap memiliki kewarganegaraan asal kecuali apabila salah satu dari mereka dengan
kehendak sendiri memohon dan memperoleh kewarganegaraan dari partnernya
Apabila ia memperoleh kewarganegaraan partnernya dengan sendirinya akan
kehilangan kewarganegaraan asalnya Dari sudut ketentuan Indonesia ketentuan
48
tersebut merupakan ketentuan khusus dari ketentuan umum yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
h Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-undang
kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat Secara filosofis undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia masih mengandung ketentuan yang
belum sejalan dengan falsafah Pancasila karena bersifat diskriminatif kurang
menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara serta kurang
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak
Secara yuridis landasan konstitusional pembentukan Undang-undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indoensia adalah undang-undang
Dasar Sementara Tahun 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden Tahun
1959 yakni dengan kembali berlakunya Undang-undang Dasar 1945 Undang-
undang Dasar 1945 inipun sudah diamandemenkan sehingga lebih menjamin
perlindungan Hak Asasi Manusia dan Hak Warga Negara
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
49
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak16
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadi dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
(1) Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
(2) Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
16
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
50
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan17
Warga negara Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara
Indonesianya seperti tercantum dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat
pernyataan tentang keinginannya untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat
pernyataan itu disampaikan kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang
diwilayahnya meliputi tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak
mengakibatkan kewarganegaraanganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3
tahun sejak tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini
dimaksudkan untuk memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan
perkawinannya atau tidak karena pada umumnya perkawinan campuran hanya
berlangsung dalam waktu 3 tahun Selain itu oleh karena adanya perkawinan
campuran maka dapat pula warganegara asing yang menikah dengan warga negara
Indonesia diberikan kemudahan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini
Manusiahellip h 80
51
tercantum dalam pasal 19 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersnagkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Warga Negara Asing yang telah 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut-turut dapat menjadi Warga Negara Indonesia asalkan dengan diberikan
kewarganegaraan ganda Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara
Indonesia yang telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing
kemudian ia ingin memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka
menurut Pasal 32 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri bagi
warganegara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
17
Libertus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraan (Jakarta
52
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan Masalah perubahan kewarganegaraan
suami istri yang melangsungkan perkawinan campuran didasarkan pada undang -
undang kewarganegaraan seperti halnya perempuan warga negara Indonesia yang
kawin dengan laki-laki warga negara asing yang menurut hukum negara asal
suaminya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan
suami sebagai akibat perkawinan tersebut atau laki-laki warga negara Indonesia yang
kawin dengan perempuan warganegara asing yang menurut hukum negara asal
istrinya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan
istri sebagai akibat perkawinan tersebut18
Oleh karena itu suami atau istri tidak secara otomatis kehilangan
kewarganegarannya ataupun mendapatkan kewarganegaraan pasangannya karena
tergantung kepada hukum kewarganegaraan pasangannya Menurut pasal 26 (3) dan
(4) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia apabila seorang warga negara Indonesia ingin mempertahankan
kewarganegarananya maka dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau perwakilan Republik Indonesia Surat pernyataan
tersebut harus diajukan 3 tahun sejak perwakilan berlangsung Jadi selama jangka
waktu itu perwakilan berlangsung Jadi selama jangka waktu itu ia tidak
menyatakannya maka akan kehilangan kewarganegaraan Indonesianya Dalam pasal
27 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia menyatakan bahwa ldquoKehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri
yang terikat perkawinan yang sah tidak menyebabkan hilangnya status
kewarganegaraan dari istri atau suamirdquo
Visimedia 2008) h4
18
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
53
Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai aspek
bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga negara sehingga diganti
dengan Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru yaitu Undang- Undang Nomor
12 Tahun 2006 Undang-Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam
menghapus berbagai bentuk diskriminasi selama ini Pasal 2 Undang-Undang Nomor
12 Nomor 2006 menyatakan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Nomor
2006 menyatakan bahwa warga negara Indonesia adalah 19
(1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan danatau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia
(2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia
(3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing
(4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia
(5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut
(6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
Indonesia
(7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia
19
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
54
(8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin
(9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
(10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
(11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
(12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan
(13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
Asas-asas yang dianut Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 adalah sebagai
berikut
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 12 Nomor 2006
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
55
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006
Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) atau tanpa kewarganegaraan (apatride)
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini
merupakan suatu pengecualian Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-
undang kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
56
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak20
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadai dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
1 Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
2 Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
3 Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
20
Liberatus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraanhellip h 4
57
4 Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Warga negara
Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara Indoensianya seperti tercantum
dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat pernyataan tentang keinginannya
untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat pernyataan itu disampaikan
kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang diwilayahnya meliputi
tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak mengakibatkan
kewarganegaraan ganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3 tahun sejak
tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini dimaksudkan untuk
memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan perkawinannya atau tidak
karena pada umumnya perkawinan campuran hanya berlangsung dalam waktu 3
tahun21
Selain itu oleh karena adanya perkawinan campuran maka dapat pula warga
negara asing yang menikah dengan warga negara indonesia diberikan kemudahan
untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini tercantum dalam pasal 19
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
58
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersangkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara Indonesia yang
telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing kemudian ia ingin
memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka menurut Pasal 32
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada menteri bagi Warga
Negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan
21
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
59
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah Dwikewarganegaraan
Seiring berjalannya waktu Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinilai sudah tidak sanggup lagi
mengakomodir kepentingan para pihak dalam perkawinan campuran terutama
perlindungan hukum bagi seorang istri yang statusnya Warga Negara Indonesia dan
masalah status kewarganegaraan anak hasil perkawinan campur dimana si ibu Warga
Negara Indonesia akan mengalami kesulitan mendapatkan pengasuhan anaknya yang
Warga Negara Asing apabila perkawinan campur itu putus karena sesuatu hal22
Bila ditinjau ke belakang produk hukum yang dihasilkan pada masa orde
lama yaitu Program Benteng tahun 1951 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1959 yang dimaksudkan untuk memecah persoalan polarisasi sosial Warga Negara
asli dan Warga Negara tidak asli (pribumi dan non pribumi) Pada masa tahun 1945
sampai berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan masa pengembangan
konsep kebangsaan Dalam kurun waktu itu terjadi usaha-usaha
untuk menggantikan konsep kebangsaan itu dengan konsep atau ideologi lain yaitu
munculnya pemberontakan yang bersifat politis ideologis dan separatis Kemudian
lahir orde baru dengan tujuan untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara murni dan konsekuen ternyata tidak berhasil
yang terjadi justru kebalikannya yakni hukum menjadi sarana untuk menopang
kekuasaan dan status quo
Selama orde baru banyak praktik hukum yang tidak aspiratif dan tidak
demokratis sebaliknya sebagai produk hukum orde baru telah memangkas hak-hak
warga negara yang diatur oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan hukum internasional contoh konkrit sebagai ekspresi yang
membawa implikasi praktek politik hukum yang diskriminatif orde baru yaitu
berusaha menggarap masalah Warga Negara Indonesia Tionghoa secara serius
Manusiahellip h 91
60
mendasar dan mendalam yaitu melalui politik hukum pembuatan produk hukum
yang berbentuk Resolusi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor
IIIRESMPRS1966 tentang Pembinaan Kesatuan Bangsa seterusnya rezim orde
baru yang berciri legalistik dalam seluruh kebijaksanaan yang diambilnya selalu
didasarkan pada format perundangan seperti Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden dan Instruksi
Presiden dalam melaksanakan proses konsep kebangsaan Indonesia Untuk keperluan
legalitas tersebut maka sejak periode awal salah satu langkah untuk memecah
persoalan etnik Tionghoa pemerintahan orde baru telah mengeluarkan Instruksi
Presidium Kabinet Nomor 31UIN121966 kepada Menteri Kehakiman Republik
Indonesia untuk tidak menggunakan penggolongan penduduk Indonesia berdasarkan
pasal 131 dan 163 IS (Indische Staatsregelling) dan Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 1967 tentang Kebijaksanaan Pokok yang menyangkut Warga Negara
Indonesia keturunan asing
Dalam konteks mengupayakan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
dianggap perlu untuk meniadakan semua praktik yang mengarah pada pemilahan
atau pengkotak-kotakan golongan penduduk kepada Warga Negara Indonesia
Tionghoa dimungkinkan untuk mengganti nama mereka dengan nama-nama
Indonesia sebagaimana ditentukan dalam keputusan Presidium Kabinet Nomor
1274Kep121966 tanggal 27 Desember 1966 Pada tanggal 8 Juli 1996 dikeluarkan
Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik
Indonesia selanjutnya di sini disebut Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996
Keputusan tentang hukum ini menyatakan bahwa istri dan anak berusia di bawah 18
tahun dari seseorang yang memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia (proses
naturalisasi) langsung mengikuti kewarganegaraan suamiayahnya tersebut (Pasal 1)
Seorang anak (termasuk dari luar kawin) yang belum berusia 18 tahun dari seorang
wanita Warga Negara Indonesia melalui proses pewarganegaraan langsung menjadi
22
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
61
warga negara Indonesia mengikuti kewarganegaraan ibunya (Pasal 2) Dengan
Keputusan Presiden ini semua peraturan perundang-undang yang untuk kepentingan
berbagai hal mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan tidak berlaku lagi Kemudian ditindaklanjuti dengan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1996 kepada aparat daerah supaya menghapus
semua kebijakan hukum yang mewajibkan istri dan anak untuk melampirkan Surat
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk kepentingan tertentu Kemudian
pemerintah mengeluarkan instrument pelaksanaan produk hukum di atas Dalam hal
ini Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 47121265SJ
kepada seluruh Gubernur Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia untuk tidak lagi
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
Lalu Direktur Jenderal Imigrasi mengeluarkan surat edaran tanggal 9 Juli
2002 yang pada intinya menyatakan paspor Warga Negara Indonesia yang telah
memperoleh kewarganegaraan melalui naturalisasi agar melampirkan petikan
Keputusan Presiden tentang Kewarganegaraan sementara anak dan keturunannya
cukup dengan akta kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk Surat Edaran yang sama
dikeluarkan pula tanggal 16 April 2004 oleh Dirjen Imigrasi Surat Edaran Dirjen
Imigrasi menegaskan hal serupa sesuai Surat Edaran 9 Juli 2002 bahwa permohonan
paspor tidak perlu mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraa Republik Indonesia
Kemudian Dirjen menyatakan bahwa Surat Edaran ini bersifat mengikat kepada
seluruh kantor Imigrasi di Indonesia Wakil Presiden Hamzah Haz mengeluarkan
surat edaran yakni Setwapres Nomor B33 tanggal 15 Maret 2004 Wakil Presiden
memerintahkan kepada Jaksa Agung Kapolri Menteri-Menteri Gubernur dan
BupatiWalikota untuk menertibkan dan menindak aparat bawahannya yang masih
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (Tionghoa India Arab dan lain-lain) Kemudian lahir
Manusiahellip h 158
62
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 tentang Persetujuan Antara Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina23
Disebutkan dalam persetujuan ini bahwa ada berbagai kelompok Warga
Negara Indonesia yang dikelompokkan sebagai Warga Negara Indonesia tunggal
atau mereka yang tidak diperkenankan untuk memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia-Republik Rakyat Cina dan tetap menjadi Warga Negara Indonesia yakni
bagi mereka yang berstatus seperti tentara veteran pegawai pemerintah yang pernah
membela nama Republik Indonesia di dunia internasional petani atau mereka yang
secara implisit sudah pernah ikut Pemilihan umum Tahun 1955 Ada tokoh-tokoh
Tionghoa dalam kelompok ini yang secara tidak konsekuen tetap saja perjanjian
dwikewarganegaraan dengan kewajiban memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia atau Republik Rakyat Cina diterapkan kepada mereka Perjanjian Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina kemudian telah dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang ini dimaksudkan sebagai upaya
menyelesaikan masalah dwikewarganegaraan yang dengan peraturan pelaksanaannya
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 dengan masa opsi 2 tahun (20
Januari 1960-20 Januari 1962) Kemudian dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1969 dibatalkanlah Perjanjian dwi kewarganegaraan tersebut di atas Dengan
demikian persoalan status Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa sudah
terselesaikan Anak-anak Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir
setelah 20 Januari 1962 sudah menjadi Warga Negara Indonesia tunggal dimana
setelah dewasa tidak diperbolehkan lagi untuk memilih kewarganegaraan lain selain
Warga Negara Indonesia
Dengan demikian pula tidak perlu lagi membuktikan kewarganegaraan
dengan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Keberadaan dari produk
perundangan baik Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 maupun Instruksi
23
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusiahellip h 160
63
Presiden Nomor 4 Tahun 1999 yang dengan jelas tidak lagi mensyaratkan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk berbagai kepentingan perdatanya (akta
kelahiran paspor menyekolahkan anak mengurus Kartu Tanda Penduduk dan
sebagainya) bukan tidak berdasar sama sekali Artinya ketentuan di atas mengacu
kepada prinsip-prinsip yang diatur oleh peraturan perundang undangan sebelumnya
yang juga posisi hierarki legalisasinya lebih bersifat kuat karena dalam Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang dalam
peraturan pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1958
menyatakan bahwa penunjukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
demikian hanya jika ada pernyataan suatu instansi yang bersifat meragukan status
orang tersebut Oleh karena kebijakan-kebijakan tersebut terbukti gagal dan
efektivitasnya cenderung terbatas maka lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 untuk memberikan perlindungan hukum kepada setiap warga negara dan
memberikan jaminan kepastian hukum tentang siapa saja Warga Negara Indonesia itu
sehingga tercermin adanya persamaan hukum diantara warga negara Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan suatu produk hukum yang lahir dari
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kemudian dibentuk Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 yakni
a Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh
Kehilangan Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia
b Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M01- HL0301
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 43 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006
c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M02HL-0506
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M80-
HL0401 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pendaftaran Pencatatan dan
64
Pemberian Fasilitas Keimigrasian Sebagai Warga Negara Indonesia yang
Berkewarganegaraan Ganda Ditinjau dari segi perspektif hukum lahirnya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menggantikan Undang Undang Kewarganegaraan lama yaitu
Undang Undang Nomor 62 Tahun 1958 dikarenakan untuk memberikan
perlindungan hukum yang diwujudkan dengan
a Perempuan Warga Negara Indonesia yang menikah dengan pria Warga
Negara Asing tidak otomatis kehilangan haknya sebagai Warga Negara
Indonesia melainkan ia diberi hak opsi untuk mempertahankan status
kewarganegaraannya sebagai Warga Negara Indonesia atau mengikuti status
kewarganegaraan suaminya
b Apabila perkawinan campuran itu putus karena sesuatu hal dan hak
pengasuhan anak jatuh kepada ayahnya yang Warga Negara Asing maka
ketika si ibu Warga Negara Indonesia yang hendak menemui anaknya di luar
negeri tidak dituduh sebagai penculik
c Anak perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga
Negara Asing adalah Warga Negara Indonesia sampai usia 18 tahun atau
sudah kawin dan sesudah itu ia diwajibkan memilih salah satu status
kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006)
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India
Penganugerahan seseorang sebagai warga negara India diatur oleh Bagian II
dari Konstitusi India (Pasal 5 hingga 11) Menurut Pasal 5 semua orang yang
bertempat tinggal di India pada saat dimulainya Konstitusi adalah warga negara India
dan juga orang yang lahir di India Presiden India disebut sebagai Warga Negara
Pertama India Undang-undang yang terkait dengan masalah ini adalah Undang-
Undang Kewarganegaraan 1955 yang telah diamandemen oleh Kewarganegaraan
65
(Amandemen) Undang-Undang tahun 1986 1992 2003 2005 2015 dan 2019
Amandemen 1986 membatasi kewarganegaraan dengan kelahiran untuk mewajibkan
paling tidak satu orang tua harus menjadi warga negara India Amandemen 2003
lebih lanjut membatasi aspek itu dengan mengharuskan orang tua tidak bisa menjadi
imigran ilegal Amandemen 2003 juga mengamanatkan Pemerintah India untuk
membangun Daftar Warga Nasional Amendemen 2019 memberikan jalan yang lebih
mudah ke kewarganegaraan bagi minoritas terpilih yang dianiaya yaitu Hindu Sikh
Budha Jain Paris dan Kristen dari negara tetangga yang mayoritas Muslim di
Bangladesh Pakistan dan Afghanistan yang memasuki India sebelum Desember
2014 Kedua tindakan ini telah memunculkan protes skala besar di India pada 2019
ldquoOil boomrdquo yang terjadi di awal tahun 1970 di negara ndash negara Teluk
menarik banyak orang India untuk mengejar perekonomian yang lebih baik Para
migran yang telah sukses kemudian mendorong golongan muda dari India untuk turut
serta melakukan migrasi Hal ini terus menerus berlangsung dan diaspora India di
negara ndash negara Teluk terus bertambah seiring waktu Pengiriman uang ke negara
asalnya (remittances) sedikit demi sedikit membantu keluarga mereka yang berada di
dalam kemiskinan dan tentu saja menjadi salah satu pemasukan negara24
Hingga pertengahan tahun 1970 pemerintah India belum melihat adanya
keuntungan dari diaspora India Pada tahun 1980 Perdana Menteri India pada saat itu
kemudian mengundang beberapa diaspora India untuk datang kembali ke India untuk
membantu pembangunan India pada beberapa sektor inti yang mencakup sektor
telekomunikasi25
Di tahun 1990 dengan ditetapkannya sistem ekonomi liberal
diaspora India diberikan dorongan untuk lebih aktif lagi dalam pembangunan India
Pembentukan komunitas diaspora India sendiri sebenarnya sudah ada sebelum
adanya inisiatif dari pemerintah India untuk mengumpulkan para diaspora ini Di
24
Dr Naresh Kumar Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective (Central University of Gujarat Centre for Diaspora Studies 2012) h 5
66
tahun 1989 para diaspora India di Amerika Serikat berinisiatif untuk mengadakan
First Global Convention of People of Indian Origin di New York Pemicu utama
dibentuknya konvensi ini adalah banyaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang dialami diaspora India di dunia dimana yang terbesar adalah pada tahun 1987
terjadi kudeta militer terhadap pemerintah Fiji yang didominasi oleh diaspora India
Konvensi ini kemudian menghasilkan pembentukan organisasi global diaspora India
yang pertama yaitu Global Organization of People of Indian Origin (GOPIO)
GOPIO kemudian mengajukan petisi pada PBB mengenai kasus pelanggaran hak
asasi manusia
Pada tahun 2000 dibentuk suatu tim khusus oleh pemerintah India yaitu High
Level Indian Diaspora Committee untuk menelaah lebih lanjut persoalan diaspora
India di dunia Setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara di berbagai benua
tim khusus ini kemudian mengajukan sebuah laporan dengan berisikan beberapa
rekomendasi antara lain diadakannnya pertemuan diaspora India dari seluruh dunia
oleh pemerintah India (Pravasi Bharatiya Divas PBD) menyediakan kebijakan dual
nationality hingga mengupayakan menyediakan hak pilih untuk diaspora India
dengan berbagai syarat dan ketentuan Berbagai rekomendasi ini bertujuan untuk
mendekatkan diaspora India pada tanah airnya memudahkan mobilisasi diaspora
India guna menunjang pembangunan negara dan membuka ruang untuk partisipasi
diaspora India pada pembangunan negara26
Perdana Menteri Dr Manmohan Singh pada tahun 2004 kemudian mendirikan
kementerian baru untuk mengurus kepentingan diaspora India di dunia yaitu Ministry
of Non-Resident Indiansrsquo Affairs yang kemudian berubah nama menjadi Ministry of
Overseas Indian Affairs (MOIA) di bulan September 2004 Divisi emigrasi dari
25
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB) 26
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB)
67
kementerian tenaga kerja kemudian dipindahkan ke MOIA dan divisi NRI dari
kementerian luar negeri juga dipindahkan ke MOIA dengan nama divisi Diaspora
MOIA juga menangani segala aspek migrasi dan kepulangan migran ke India Misi
awal terbentuknya MOIA adalah
To establish a robust and vibrant institutional framework to facilitate and
support mutually beneficial networks with and among Overseas Indians to maximize
the development impact for India and enable Overseas Indians to invest in and
benefit from the opportunities in India27
Poin utama dari misi ini adalah bagaimana MOIA dapat menjadi sebuah institusi
yang dapat memfasilitasi dan mendukung jaringan yang bermanfaat secara mutual
dengan diaspora India Selain itu MOIA juga harus memaksimalkan diaspora India
untuk memberikan pengaruh bagi pembangunan India MOIA memiliki tiga tujuan
utama dalam kinerjanya yaitu
a Facilitate sustained interaction of overseas Indians with India and offer
them a wide variety of service in economic social and cultural matters
b Extend institutional support for individual initiatives and community
action to harness the knowledge skills and investible resources of
overseas Indians to supplement the national development efforts
c Transforming management of emigration through appropriate domestic
interventions and international cooperation
Untuk ketiga mencapai tujuan tersebut maka MOIA kemudian mendirikan beberapa
badan untuk mengefektifkan kinerjanya Badan ndash badan tersebut antara lain
a Overseas Indian Facilitation Centre (OIFC) badan yang bekerjasama
dengan Confederation of Indian Industry (CII) untuk memberikan
pelayanan di bidang ekonomi investasi dan bisnis
27
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
68
b India Development Foundation (IDF) badan untuk memberikan fasilitas
bagi filantropi diaspora India untuk disalurkan pada pembangunan sosial
India
c Indian Council of Overseas Employment (ICOE) badan yang
memusatkan penelitian dan kerjanya pada pasar kerja bagi diaspora
India
d Global Indian Network of Knowledge (Global-INK) sebuah wadah
elektronik yang memfasilitasi penyaluran ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dari
diaspora India
e Overseas Indian Centres (OIC) badan yang berada di dua negara
dengan jumlah diaspora India terbesar Amerika Serikat dan Abu Dhabi
untuk melayani persoalan diaspora India
Selain misi dan tujuan utama MOIA juga memiliki Six Fundamental
Strategic Imperatives yaitu 6 tujuan pokok yang menjadi prioritas utama yang
diberikan dan didukung oleh pemerintah India Yang membedakan tujuan
pokok daripada tujuan dan misinya adalah signifikansi dari tujuan pokok yang
secara jelas dipaparkan Keenam tujuan pokok ini adalah28
a Transforming Brain-drain to Brain-gain Encourage Indians to partner with
the government and the corporations in its development agenda by offering
special status and incentives
Istilah brain drain pertama kali diperkenalkan oleh Royal Society yang
bertujuan untuk menggambarkan emigrasi ilmuwan dan teknolog Eropa ke
Amerika Utara pasca perang khususnya Perang Dunia II Alasan utama dari
emigrasi ini adalah karena adanya masalah di negara asal para emigran
sehingga kelompok ilmuwan ini tidak mendapatkan kesempatan untuk
28
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
69
berkembang Untuk menanggapi brain-drain terdapat istilah brain-gain yang
berarti kedatangan para kelompok ilmuwan dan profesional ke suatu negara
Brain-drain disini dianggap sebagai suatu kerugian negara yang ditinggalkan
dan brain-gain dianggap sebagai suatu keuntungan bagi negara yang dijadikan
tempat tujuan29
India mengalami brain-drain sekitar tahun1960-an ketika negara ini
sedang berada dalam keadaan yang tidak kondusif di bidang ekonomi dan
politik Tujuan pokok pertama dari MOIA adalah mentransformasi brain-drain
menjadi brain-gain dimana sejak tahun 2000 sendiri India sudah menerima
kembali cukup banyak kedatangan kembali para ahli dan profesional Meski
begitu MOIA yakin bahwa tidak semua diaspora India mau pindah kembali ke
India untuk membantu proses pembangunan Maka dari itu MOIA
memaksimalkan bagaimana menjadikan diaspora India ini sebagai penghubung
untuk akses pengetahuan sumber daya dan pasar untuk menggerakan secara
maksimal usaha pembangunan sosio-ekonomi India
MOIA juga tidak menutupi adanya kesempatan bagi diaspora India yang
ingin kembali ke India dan memberikan fasilitas khusus untuk memperlancar
proses kepulangan tersebut Keberadaan badan ndash badan di bawah MOIA
kemudian diefektifkan untuk menjadi suatu institusi yang memberikan
kesempatan bagi diaspora India untuk terlibat sebagai rekan kerja dalam proyek
pembangunan negara India Sektor utama yang ditargetkan sebagai proyek bagi
diaspora India adalah30
a) Local governance ndash Rural and Urban local bodies
29 Moch Iman Santoso Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian (Bandung
Pustaka Reka Cipta 2014) h 97
30
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
70
b) HigherTechnicalvocational education
c) Energy including non-conventional sources
d) Transportation including rural roads
e) Youth Development including skill upgrading
f) Community Health including rural health care delivery
g) School Education including standardized testing
b Facilitating Diaspora philanthropy Facilitate capital flows from the diaspora
Banyak dari diaspora India baik individu maupun organisasi
memberikan sumbangan donasi terhadap berbagai macam permasalahan sosial di
India Tidak adanya badan yang menangani sumbangan ini mengakibatkan
perputaran kapital sumbangan donasi ini jauh dari potensi yang dimiliki diaspora
India untuk berkontribusi terhadap pembangunan India Melihat potensi yang
besar dari hal ini MOIA kemudian menjadikan filantropi diaspora ini sebagai
salah satu tujuan pokok utama dari kinerjanya 31
c Overseas Indians as a Strategic Resource
Advocacy Invite participation and frequent dialogue with professional bodies
where the diaspora are involved to share perspectives and strategies Keberadaan
diaspora India yang tersebar di berbagai negara dan dalam kurun waktu yang cukup
lama menghasilkan cukup banyak perwakilan diaspora yang sukses dan dapat
dipertimbangkan Beberapa dari diaspora ini juga sekarang ini menempati posisi yang
baik dalam bidang ekonomi dan dalam bidang politik di negara tempat mereka
menetap Dengan segala potensi tersebut diaspora India kemudian menjadi suatu
sumber daya yang strategis bagi negara India
Keberadaan diaspora India dalam memberikan pengaruh politik dan
pembentukan kebijakan ini semakin terlihat di tahun 2000-an Salah satu contohnya
yaitu peranan komunitas Indo-Amerika dalam kesimpulan Indo-US civil nuclear deal
Terdapat banyak diaspora India yang mengabdi di eselon tinggi di pemerintahan
71
kedua negara dan apabila dimanfaatkan dengan baik hal ini dapat memberikan India
sebuah keuntungan kompetitif
MOIA memposisikan diaspora India sebagai sebuah cadangan strategis yang
harus ditingkatkan untuk dapat mengadvokasi kepentingan India di kancah global
Hingga sekarang ini diaspora India dibutuhkan untuk mengadvokasi India di bidang
perubahan iklim pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah arsitektur finansial
global yang baru Keanggotaan India sebagai anggota permanen di United Nations
Security Council (UNSC) juga menjadi salah satu bahan advokasi bagi diaspora India
sekarang ini
d International Migration Positioning India as a preferred source country for
economic migration
Partner with states and partners to develop skills which are in short supply
internationally and help upskill and reskill with the aim of developing global citizens
Sebagai salah satu aktor utama di bidang migrasi internasional baik itu sebagai
negara asal transit dan tujuan India mempunyai kepentingan strategis dalam
penerapan kebijakan migrasi internasional Dari perspektif kebijakan keinginan
untuk bermigrasi atau tidak merupakan pilihan individual bagi seorang warga negara
Namun dengan latar belakang historis sebagai salah satu negara yang menjadi sumber
tenaga kerja terbesar di dunia India mengatur proses migrasi rakyatnya India dalam
hal ini diatur oleh MOIA berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan
tenaga kerja yang kemudian diatur pengirimannya ke berbagai negara di dunia
Untuk mendukung kinerja MOIA dalam mengatur pengelolaan migrasi tenaga
kerja diimplementasikan sebuah proyek e-governance yaitu e-migrate e-migrate
berfungsi untuk membangun data berbasis elektronik dari aliran dan persediaan
tenaga kerja migran Proyek elektronik ini juga memungkinkan seluruh stakeholder
(pemerintah perusahaan pelatihan dan lembaga pengelola migran) dalam proses
31
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-Malaysiahellip
h 50
72
migrasi untuk mengatur dan mengerjakan peran mereka secara efisien dan
transparan32
Untuk tujuan pokok keempat ini MOIA juga meningkatkan kerjasama
bilateral di bidang kemigrasian Sejauh ini MOIA telah membuat perjanjian bilateral
keamanan sosial (Bilateral Social Security Agreements) dan kesejahteraan buruh
dengan beberapa negara dengan jumlah diaspora India yang besar Langkah
selanjutnya yang akan diambil adalah membuat sebuah instrumen perjanjuan baru
mengenai kerjasama mobilitas sumber daya manusia (Human Resource Mobility
Partnership) dengan beberapa negara yang strategis bagi India Selain itu untuk
memastikan kualitas tenaga kerja asal India yang akan dikirim India juga fokus untuk
meningkatkan standar kurikulum menjadi standar internasional memperkenalkan
ujian standarisasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan sertifikasi kemampuan yang
independen
e Establishing strategic economic depth in new destination countries
Facilitate diaspora and Indian business to invest and share learnings to support
the economic growth of developing economies that are of strategic interest India
telah menetapkan target pada tahun 2020 untuk menjadi negara dengan perekonomian
yang kuat dengan usia yang masih muda Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
kebutuhan energi (minyak gas dan tenaga nuklir) pangan sumber daya alam dan
pekerjaan Maka dari itu India sudah selayaknya memperkuat kerjasama dengan
negara ndash negara yang kaya akan sumber daya alam dan relatif masih terbelakang
pembangunannya dalam hal ini negara ndash negara di benua Afrika 33
Prioritas migrasi India kemudian ditetapkan dan digolongkan berdasarkan
kebutuhan perekonomian India Tujuan migrasi India sendiri yang awalnya
didominasi oleh negara ndash negara Timur Tengah Asia Tenggara serta Amerika Serikat
32
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 53
33
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
73
dan Inggris sedikit demi sedikit diarahkan ke Afrika Karibia dan Amerika Latin
untuk merubah arah strategi ekonomi India Perubahan pola migrasi ini agar tidak
hanya para ahli dan profesional saja yang melakukan migrasi namun meliputi petani
pemilik usaha kecil dan menengah serta penyedia layanan jasa34
f Protection and Welfare Providing institutional support to Vulnerable Overseas
Indians including women
Review policy and re-engineer processes to be diaspora and emigrant friendly
Tujuan pokok terakhir dari MOIA adalah menjadi tempat perlindungan pertama dan
utama bagi diaspora India di seluruh dunia terutama untuk perempuan Kapabilitas
untuk melakukan intervensi demi menjangkau para diaspora India yang
membutuhkan sedikit demi sedikit harus dibangun dengan cara memperkuat
kerjasama antar negara MOIA juga fokus untuk mengembangkan institusi
mendukung infrastruktur dan mekanisme pertukaran informasi yang dapat
mempermudah jangkauan terhadap diaspora India
2 Amandemen Citizenship of India 2019
Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen) 2019 disahkan oleh
Parlemen India pada 11 Desember 2019 Undang-Undang Kewarganegaraan diubah
tahun 1955 dengan memberikan jalan menuju kewarganegaraan India bagi para
migran ilegal Hindu Sikh Buddha Jain Parsi dan Kristen minoritas agama yang
telah melarikan diri dari penganiayaan dari Pakistan Bangladesh dan Afghanistan
sebelum Desember 2014 Muslim dari negara-negara itu tidak diberi hak yang sama
seperti itu Kebijakan tersebut adalah pertama kalinya agama secara terbuka
digunakan sebagai kriteria kewarganegaraan di bawah hukum India UU tersebut
mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 untuk memberikan
34
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
74
kelayakan kewarganegaraan India bagi para migran ilegal yang beragama Hindu
Sikh Budha Jain Parsis dan Kristen dari Afghanistan Bangladesh dan Pakistan dan
yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 201435
UU tersebut tidak
menyebut Muslim
Di bawah UU tersebut salah satu persyaratan untuk kewarganegaraan melalui
naturalisasi adalah bahwa pemohon harus telah tinggal di India selama 12 bulan
terakhir dan selama 11 dari 14 tahun sebelumnya RUU ini melonggarkan
persyaratan 11 tahun sampai 5 tahun bagi orang-orang yang memiliki enam agama
dan tiga negara yang sama UU ini membebaskan wilayah suku Assam Meghalaya
dan Tripura dari penerapannya Ini juga mengecualikan area yang diatur melalui Izin
Jalur Dalam yang meliputi Arunachal Pradesh Mizoram dan Nagaland Muslim dari
Pakistan Bangladesh dan Afghanistan tidak ditawari kelayakan untuk menjadi warga
negara di bawah Undang-Undang yang baru Para kritikus mempertanyakan
pengecualian tersebut Amandemen membatasi dirinya untuk tetangga mayoritas
Muslim di India dan kedua tidak menyadarinya tentang Muslim yang dianiaya di
negara-negara tersebut
Tidak diragukan lagi bahwa protes nasional terhadap Citizenship Amendment
Act 2019 (CAA)36
yang kontroversial di India telah menggarisbawahi perpecahan
yang mendalam di dalam negara dan dalam komunitas internasional Pers dunia
sering mempublikasikan kerusakan apa yang telah dilakukan terhadap kebijakan luar
negeri India yang telah diselesaikan dan posisi globalnya setelah CAA Masalah
signifikannya adalah bahwa India terus bergerak menuju isolasi di panggung global
dan sekutunya yang terpercaya juga mempertanyakan komitmen konstitusi India
35
Citizenship Amendment Bill Indias new anti-Muslim law explained BBC News (diakses
pada 11 December 2019 pkl 2217 WIB)
36
RUU Amandemen Kewarganegaraan 2019 diperkenalkan oleh BJP yang dipimpin
Pemerintah Modi di Lok Sabha ke-17 oleh Sh Amit Shah Menteri Dalam Negeri Uni 09122019 dan
disahkan pada 10122019 dengan mayoritas anggota parlemen mendukung CAB terhadap 80 anggota
parlemen RUU tersebut disahkan oleh Rajya Sabha pada 11122019 dengan 125 suara mendukung
dan 105 suara menentangnya
75
terhadap hak-hak minoritas Banyak negara secara terang-terangan menyatakan
keprihatinan mereka terhadap perkembangan tertentu di masa lalu di India dan
meragukan apakah negara itu akan mempertahankan karakter sekuler dan
heterogennya atau bersikukuh untuk mengaitkan dirinya dengan beberapa negara
mayoritas yang terkenal di dunia37
Terutama raison detre untuk Citizenship Amendment Act 2019 yang
kontroversial memiliki dua alasan utama penganiayaan agama di tiga negara yang
didominasi Muslim dan memperbaiki kesalahan partisi Melihat alasannya
tampaknya cukup meyakinkan tetapi faktanya kedua alasan itu salah paham dan
secara historis cacat38
Klasifikasi CAA tidak masuk akal sebagaimana diamanatkan
untuk memenuhi syarat Pasal 14 21 dan 25 Konstitusi India Pemerintah tidak
memiliki jawaban mengapa minoritas agama di sekte-sekte Muslim seperti Syiah
Baloch dan Ahmediya yang anggotanya menghadapi penganiayaan agama yang
paling parah di Pakistan Bangladesh dan Afghanistan telah dikecualikan Lebih jauh
pemerintah tidak memiliki jawaban mengapa kelompok yang dianiaya dari negara
tetangga lainnya seperti Rohingya dari Mynamar Madhesis dari Nepal Tamil Elam
dari Sri Lanka dan Muslim dari Tiongkok secara mencolok mengabaikan gagasan
ldquosekularitas progresivitas dan inklusivitasrdquo dari Undang-Undang Perubahan
Kewarganegaraan saat ini 2019 Hal ini membuat niat untuk menyangkal
perlindungan kepada umat Muslim jelas meskipun itu adalah fakta yang diakui
secara universal bahwa umat Islam tidak lebih aman dari penganiayaan agama
daripada komunitas lain Banyak sekali penganiayaan seperti itu seperti dalam kasus
sekte Ahmadiyah dan Syiah di Pakistan Taslima Nasrin di Bangladesh dan bahkan
37
Rana Ayyub Indiarsquos protests could be tipping point of authoritarianism The Washington
Post Dt 18122019 httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721 (diakses pada 17
Januari 2020 pkl 1600 WIB)
38
Narender Nagarwal Global Implications of Indias Citizenship Amendment Act 2019
University of Delhi
Januari2020httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias_Cit
izenship_Amendment_Act_2019 (diakses pada 23 Februari 2020 pkl 1212 WIB)
76
Salman Rushdie di hampir setiap negara Islam CAA gagal untuk mengenali
kebenaran yang kuat bahwa penganiayaan agama tidak harus didasarkan pada agama
korban39
Pakistan Afghanistan dan Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim yang
telah memodifikasi Konstitusi mereka dalam beberapa dekade terakhir untuk
mendeklarasikan Islam sebagai agama resmi negara mereka Karena itu menurut
pemerintah India umat Islam di negara-negara Islam ini tidak mungkin menghadapi
penganiayaan agama Pemerintah menyatakan bahwa Muslim tidak dapat
diperlakukan sebagai minoritas yang dianiaya di negara-negara mayoritas Muslim
ini BBC menyatakan bahwa sementara negara-negara ini memiliki ketentuan dalam
konstitusi mereka yang menjamin hak-hak non-Muslim termasuk kebebasan untuk
mempraktikkan agama mereka dalam praktiknya populasi non-Muslim telah
mengalami diskriminasi dan penganiayaan40
Tindakan serupa untuk minoritas agama yang dianiaya tidak termasuk agama
mayoritas telah diperkenalkan di negara sekuler lainnya seperti Amerika Serikat
Undang-undang Bantuan Penganiayaan Agama Amerika Serikat 2016 menyatakan
Warga negara Suriah yang merupakan minoritas agama di negara asal mereka harus
diklasifikasikan sebagai pengungsi yang memiliki perhatian kemanusiaan khusus
harus memenuhi syarat untuk pemrosesan prioritas dua di bawah sistem prioritas
pemukiman kembali pengungsi 41
39
Faizan Mustafa Religious bases of citizenship would be negation of secularism Indian
Express 11 Desember 2019
40
Indias bill purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims Indias bill
purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims The Economist ISSN 0013-0613 (diakses
pada 27 Februari 2020 pukul 1600 WIB)
41
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act govtrackus (diakses pada 27 Februari
2020 pkl 1323 WIB)
77
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA DAN
INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan
Di Indonesia status kewarganegaraan ganda masih diberlakukan secara
terbatas yakni pada anak dari status perkawinan campuran karena politik hukum
kewarganegaran di Indonesia masih menganut prinsip single nationality Dalam kasus
perkawinan campuran misalnya baik Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia (yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Lama)
maupun Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia
(yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Baru) memang tidak memberikan
status kewarganegaraan Indonesia secara otomatis bagi wanita WNA yang menikah
dengan pria WNI Namun demikian apabila wanita WNA tersebut ingin menjadi
WNI maka ia harus mengajukan permohonan resmi sesuai peraturan yang berlaku
Demikian juga wanita WNI yang menikah dengan seorang pria WNA dapat tetap
mempertahankan kewarganegaraan Indonesia bila ia hendak mengikuti
kewarganegaraan suami menjadi WNA maka wanita tersebut diharuskan untuk
mengajukan permohonan sesuai peraturan yang berlaku Hal ini tentu dapat
menimbulkan perbedaan kewarganegaraan dalam keluarga suatu perkawinan
campuran 1
Perbedaan kewarganegaraan tidak saja terjadi antara pasangan suami istri
dalam suatu perkawinan campuran tetapi juga terjadi pada anak-anak hasil
perkawinan campuran Menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Lama
kewarganegaraan untuk anak hasil perkawinan campuran mengikuti kewarganegaraan
ayahnya apabila anak yang lahir dalam suatu perkawinan campuran dari ibu WNI
1 May Lim Charit Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora
Indonesiahellip h 817
78
dan ayahnya WNA anak tersebut secara otomatis menjadi WNA sehingga terjadi
perbedaan kewarganegaraan antara anak yang lahir tersebut dengan ibunya yang
WNI Perbedaan kewarganegaraan antara anak WNA dengan ibunya WNI
menimbulkan banyak masalah hukum baik selama masa perkawinan campuran itu
berlangsung maupun setelah putusnya perkawinan campuran Terdapat banyak kasus
yang muncul dimana UU Kewarganegaraan Lama tidak dapat melindungi anak-anak
yang lahir dari seorang ibu WNI suatu perkawinan campuran teristimewa saat
putusnya perkawinan dan anaknya yang WNA harus berada dalam pengasuhan
ibunya WNI serta bertempat tinggal di dalam Negara Indonesia yang notabene
merupakan negara ibunya sendiri2
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006
Kini lahirnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Indonesia yang baru merupakan suatu lompatan besar dari dari
undang-undang kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu kewarganegaraan
Tunggal tetapi dalam undang-undang ini diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak-anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua
puluh satu) tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua asas
penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam ketentuan Pasal 4
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia Mereka yang belum berusia 18 tahun atau belum menikah dan setelah anak
tersebut berusia 21 tahun maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya
2 Leonora Bakarbessy dan Sri Handajani ldquoKewarganegaraan Ganda Anak dalam
Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata Internasionalrdquo Jurnal Perspektif
Volume XVII No 1 Tahun 2012 Edisi Januari h 2
79
sesuai dengan kehendaknya3 Aturan tersebut terlihat secara jelas diterapkannya
konsep kewarganegaraan ganda hanya saja masih terbatas pada anak-anak hasil
perkawinan campuran sampai anak tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin
Ketika anak tersebut sudah usia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus memilih
salah satu di antara dua kewarganegaraan yang ia miliki sebelumnya Penerapan
status kewarganegaraan ganda yang dianut dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 dapat disebut sebagai sebuah terobosan untuk mengatasi problematika yang
timbul dalam perkawinan campuran maupun setelah putusnya perkawinan campuran
dimana terdapat perbedaan kewarganegaraan antara orangtua dan anak-anak hasil
perkawinan itu yang kerap membuat sang anak terlindungi hak-haknya
Selain itu lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 juga ditujukan
untuk memberikan jaminan kepastian hukum berupa status kewarganegaraan
Republik Indonesia bagi anak hasil perkawinan campur dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara Asing Perubahan mendasar
lainnya dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah
a Menganut 4 asas Kewarganegaraan yakni
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan
berdasarkan negara tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
3 Pasal 6 dinyatakan bahwa sebelum anak-anak tersebut berumur 18 tahun maka anak-anak
tersebut mempunyai kewarganegaraan ganda dan setelah anak-anak tersebut berusia 18 tahun atau
sudah kawin dan diberi tenggat waktu 3 tahun anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraanya Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
80
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini4
b Mengatur 8 prinsip pokok selain 4 asas Kewarganegaraan di atas yaitu
1) Asas kepentingan nasional peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri
2) Asas perlindungan maksimum pemerintah wajib memberikan
perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri
3) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan
4) Asas kebenaran substantif prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif tetapi juga disertai substansi dan syarat-
syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
5) Asas nondiskriminatif asas yang tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar
suku ras agama golongan jenis kelamin dan gender
6) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia Asas
ini dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin melindungi dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya
4 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
81
7) Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan
secara terbuka
8) Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat
mengetahuinya5
c Memberikan status Kewarganegaraan Ganda Terbatas bagi anak hasil
perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara
Asing sampai usia 18 tahun atau sudah kawin dan setelah itu ia diwajibkan
memilih salah satu status kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006) Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tidak mengenal asas bipatride yakni sistem kewarganegaraan ganda
ataupun juga tidak mengenal asas apatride yakni tanpa kewarganegaraa tetapi
kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang
ini merupakan pengecualian saja
d Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (etnis Tionghoa India Arab dan lain-lain) tidak
diperlukan lagi Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia adalah
kebijakan pemerintah orde baru yang diatur melalui Peraturan Menteri
Kehakiman Nomor JB3412 Tahun 1978 yang menyatakan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia harus mengajukan permohonan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia kepada Menteri Kehakiman khususnya
bagi mereka yang keturunan asing yang sudah menjadi Warga Negara
Indonesia dan telah dewasa namun tidak memiliki bukti Kewarganegaraan
Republik Indonesia
5 NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah SBKRI
Menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakarta Pancar alam dan Pusat Kajian Hukum dan Ekonomi
(PK2HE) 2007) h 83
82
Ditinjau dari segi sosial latar belakang pengaturan status kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 adalah perlakuan diskriminasi terhadap anak hasil perkawinan campur
yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara
Asing anak yang lahir di luar perkawinan campur yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan anak dari ibu Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan
yang sah dengan seorang ayah Warga Negara Asing yaitu tidak adanya jaminan
kepastian hukum sebagai Warga Negara Indonesia oleh karena sebelum Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini lahir Indonesia menganut asas ius sanguinis dalam
penentuan status kewarganegaraan seseorang sehingga status kewarganegaraan
seorang anak hasil perkawinan campur yang sah maupun di luar perkawinan yang sah
ditentukan berdasarkan garis keturunanpertalian daerah dengan sang ayah Hal ini
merupakan bentuk lain dari apartheid (Segregation) atau state sponsored racial
discrimination yang diekspresikan melalui perangkat hukum dan kebiasaan6
Dalam rangka penghapusan diskriminasi di Indonesia Pemerintah telah
meratifikasi Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Dalam Pasal 3 konvensi yang telah
diratifikasi ini menyebutkan agar Negara peserta membuat Undang-Undang yang
menjamin pelaksanaan dan penikmatan hak-hak asasi manusia Salah satu Undang-
Undang yang telah dibuat untuk mengatur dan melindungi hak asasi manusia adalah
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Dari tahun 1958
hingga sekarang sudah ada 6 (enam) Instrumen Internasional Hak Asasi Manusia
yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu
6 Frans H Winarta Dalam NHT Siahaan dan Subiharta Hukum Kewarganegaraan dan
HAM Bagiamana SBKRI menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakata Pancaran Alam dan Pusat Kajian
Kebijakan Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007) h 50
83
a Konvensi tentang Hak-hak Politik Kaum Wanita (Undang-Undang Nomor 68
tahun 1958 tanggal 17 Juli 1958)
1) Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi wanita
(Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Tanggal 24 Juli 1984)
2) Konvensi tentang Hak-hak Anak (Keputusan Presiden Nomor 36
Tahun 1990 Tanggal 25 Agustus 1990)
3) Konvensi Internasional Anti Apartheid dalam Olahraga (Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 1993 Tanggal 22 Mei 1993)
4) Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukum yang
Kejam Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusiawi
(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tanggal 28 September 1998)
b Status kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur
diatur dalam
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia Pasal 4 Warga Negara Indonesia adalah7
a Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
danatau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia
b Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia
c Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah seorang
Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing
d Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia
7 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
84
e Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut
f Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia
g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia
h Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesi
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
j Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
k Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya
l Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
85
Pasal 58
(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinann yang sah
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara
sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia
(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh Warga Negara Asing berdasarkan
penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia
Pasal 6
(1) Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c huruf d huruf h huruf i
dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda setelah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
memilih salah satu kewarganegaraannya
(2) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Pejabat dengan
melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan
perundang-undangan
(3) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah
anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin9
Setidaknya ada 4 alasan perlu dan tidaknya asas dwikewarganegaraan
yaitu 1) Keharusan dual citizenship Indonesia sebenarnya mulai mengenal
asas kewarganegaraan ganda melalui UU No 12 Tahun 2006 Meski dalam
8 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
9 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
86
peraturan tersebut kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil
perkawinan campuran sampai berusia 21 tahun dan selanjutnya harus memilih
salah satu kewarganegaraannya (lihat Pasal 21 joPasal 6 UU
Kewarganegaraan) Ada banyak alasan mengapa prinsip dwikewarganegaraan
salah satunya adalah gelombang migrasi besar dari negara yang
pendapatannya rendah Jika asas dwikewarganegaraan kemudian berlaku
maka para imigran bisa menjadi ancaman bagi sebuah negara Dengan alasan
inilah kemudian sejumlah aturan ketat diterapkan Contohnya di Amerika
meski melegalkan kewarganegaraan ganda aturan ketat tetap berlaku apalagi
soal militer dan pajak 2) Pindah kewarganegaraan Kepindahan seorang WNI
menjadi warga negara lain bergantung pada rasa cinta pada tanah air dan
resiko yang harus dipertimbangkan yaitu pertama adalah masalah ekonomi
Jika menjadi warga negara lain apakah akan diberi tunjangan hidup dari
pemerintah dan fasilitas lainnya Kedua jika ingin mendapatkan kembali
kearganegaraan asli maka ia harus mengurus kembali persyaratannya dan ini
akan memakan waktu yang lama Ketiga berkaitan dengan generasi emas
Indonesia Misalnya seorang juara olimpiade ingin melepas kewarganegaraan
maka Indonesia akan kehilangan generasi berprestasi10
Terdapat beberapa ilustrasi terkait keuntungan dan kerugian
diterapkanya Konsep Kewarganegaran Ganda (Dual Nationality) bagi
diaspora seperti tercantum dalam tabel di bawah ini11
10
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia Dan Dwi Kewarganegaraan Dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia hellip h 101
87
No Keuntungan Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
Kerugian Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
1 Meningkatkan perekonomian
yaitu PDB naik kemudahan
transaksi investasi bisnis dan
mendorong pembangunan dan
pengembangan
Meningkatkan perekonomian yaitu
PDB naik kemudahan transaksi
investasi bisnis dan mendorong
pembangunan dan pengembangan
2 Meningkatkan daya saing dan
penerimaan Negara
Masih bisa mendapatkan prilaku
yang berbeda (Hak politik dan
Sosial)
3 Menciptakan lapangan kerja baru Kebingungan dalam
mengimplementasikan Hak dan
Kewajiban sebagai seorang warga
Negara
4 Jembatan untuk infestasi
negosiasi alih teknologi dan
pembangunan infrastuktur
Rendahnya partisipasi sosial bagi
kedua Negara
5 Mendorong peningkatan
hubungan kerja sama antar
Negara (Ekonomi sosial
Hukum)
Mendorong keluarga atau kerabat
untuk pindahmigrasi
6 Meningkatkan potensi SDM alih Penurunan loyalitas terhadap k
11
Eka Martiana Wulansari ldquo Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesiardquo Jurnal Rechtvinding Online h 3
88
kompetensi dan keterampilan
sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap asing
bangsa dan negara
7 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Memungkinkanya tindakan illegal
atau menghindari hukum
8 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Melihat masih sulitnya peluang mewujudkan dwikewarganegaraan di
lndonesia maka pendekatan keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta
para diaspora Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di negara lain
seperti India dengan konsep pemberian Overseas Citizenship of India (OCl) di mana
pemegang OCI yang merupakan eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan
ke India tanpa harus memiliki visa Selain itu pemilik OCI dapat bekerja tanpa
disertai dengan izin kerja walaupun tetap ada batasan-batasan pekerjaan tertentu Hal
ini berbeda dengan di Indonesia bahwa WNA sekalipun eks-WNl tetap mendapatkan
perlakuan sama yaitu keharusan memiliki visa dan izin tinggal layaknya WNA
Perbedaan aturan ini kerap kali menimbulkan isitlah dipersulit oleh petugas
lmigrasi yang sebenarnya menjalankan aturan yang berlaku di lndonesia Selain itu
pemegang OCI memiliki kesempatan untuk langsung memeperoleh kewarganegaraan
Indianya setelah yang bersangkutan melepaskan kewarganegaraan lainnya Hal ini
tentu saja tidak berlaku dan tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia
89
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
Terdapat sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan dengan
mengeluarkan pendaftaran kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan
memberikan beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi diaspora secara besar
dalam pembangunan negara pada tahun 2002 Komite Tingkat Tinggi Diaspora India
merumuskan kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) sebagai upaya lain dari
penerapan dwikewarganegaraan (alternatif) Melalui pengkajian mendalam dan
pertimbangan yang matang kebijakan OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada
tahun 2005 setelah amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955)12
Secara umum ada beberapa kebijakan diaspora yang diambil oleh pemerintah
India dalam laporan tahunan 2012-2013 antara lain Pravasi Bharatiya Divas (PBD)
Kartu Persons of Indian Origin (PIO) kartu Overseas Citizens of Indians (OCI)
program beasiswa buat anak-anak diaspora (SPDC) serta program Mengenal India
(KIP) Dari beberapa program itu saya menyoroti Kartu Keturunan India Asli (PIO)
dan OCI Kartu itulah yang akan difungsikan sebagai hak atas status
dwikewarganegaraan bagi diaspora di Asia Tenggara
Melalui analisis perbandingan hak atau keuntungan yang diperoleh dalam
kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) dan kebijakan dwikewarganegaraan
Terdapat perbedaan yang signifikan yang menunjukkan bahwa kebijakan Overseas
Citizenship of India (OCI) bukanlah atau tidak sama dengan kebijakan
dwikewarganegaraan (India Citizenship Act 1955 point 7c) dapat digambarkan
bahwa melalui kebijakan OCI card diaspora India memperoleh beberapa kemudahan
dalam berkontribusi secara penuh untuk pembangunan negaranya antara lain
12
Sohalia Verma Instruments of Engagement Assessing Indiarsquos PIO and OCI Schemes
CARIM-India Researh Report 2013
httpwwwmeagovinimagespdfAssessingIndiasPIOandOCISchemespdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1327 WIB)
90
a Memperoleh kemudahan untuk keluar masuk negara India dan tanpa ada batasan
untuk mengunjungi atau menetap di India
b Memperoleh kemudahan untuk pendidikan dan bekerja di negara India
c Memperoleh hak dan perlakuan yang sama dengan warga negara India dalam
bidang ekonomi keuangan dan pendidikan
d Memperoleh kemudahan untuk melakukan investasi memiliki perumahan dan
property lainnya meskipun tidak dapat memiliki atau mengakuisisi lahantanah
produktif (pertanian perkebunan perhutanan dan pertambangan)
Selain dari berbagai fasilitas dan hak-hak yang akan diperoleh diaspora India
sebagai subjek dari kebijakan OCI terdapat juga batasan-batasan bagi pemegang
OCI card sebagai pembeda dari kebijakan dwikewarganegaraan Batasan tersebut
antara lain yaitu
a Diaspora India tidak bisa memilih (vote) dalam pemilihan umum
b Tidak bisa menjadi anggota Dewan Perwakilan atau Dewan
Legislatifparlemen
c Tidak bisa menjabat sebagai presiden hakim Mahkamah Agung Pengadilan
Tinggi atau jabatan strategis lainnya
d Tidak dapat bekerja di pemerintahan kecuali atas permintaan khusus dari
pemerintah negara India
e Dan tidak bisa mendapatkan paspor India13
Melalui kebijakan tersebut pemerintah India berhasil mamanfaatkan potensi
yang dimiliki diasporanya Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun India berhasil
menarik potrensi diasporanya dan menjadi salah satu negara dengan Global Power
yang sangat besar mengalahkan negara-negara lain termasuk negara yang
13
India Citizenship Act 1955 point 7c
91
menerapkan kebijakan dwikewarganegaraan Beberapa fakta keberhasilannya
(diaspora effect) antara lain14
a Jumlah diaspora India sekitar 2 dari total penduduk negara India tetapi total
perolehan uang dari mereka sama dengan 35 total Gross Domestic Product
(GDP) negara India
b Berdasarkan data World Bank India telah menjadi negara dengan jumlah
remitensi terbesar pertama Jumlah remitansi negara India pada tahun 2012
yaitu US $ 70000000 mengalahkan negara China Philipina dan negara-
negara maju lainnya penerap dwikewarganegaraan Selain itu berdasarkan
data International Monetary Fund (IMF) negara India menjadi negara dengan
pertumbuhan ekonomi terbesar Pertumbuhan ekonomi negara India pada
tahun 2014 sebensar 72 dan pada tahun 2015 naik sebesar 75
mengalahkan negara China dan negara-negara maju lainnya
Beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa negara India mampu
menciptakan kondisi yang saling memberikan keuntungan antara kepentingan negara
dan diaspora melalui kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan pengadaan kartu tersebut
adalah untuk mewujudkan kembali ikatan emosional warga India dengan tanah
kelahiran India Tidak hanya itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India
berharap bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri merupakan keturunan
asli India yang tinggal di luar negeri Setidaknya mereka telah mempunyai paspor
atau kedua orang tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
14
Hasil penelitian yang dilakukan oleh International Organization of Migration (OM) amp
Migration Policy
Institutehttpsreliefwebintsitesreliefwebintfilesresources76DB57141F1C7742492576F6001BD5
45Full_Reportpdf (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1330 WIB)
92
Diaspora India memiliki keuntungan jika memperoleh kartu PIOOCI Mereka
tidak membutuhkan lagi visa bila melakukan kunjungan ke India Mereka juga tidak
perlu repot melaporkan diri sebagai warga negara asing jika tinggal di sana kurang
dari 180 hari Mereka juga memiliki persamaan hak sipil dengan Non-Resident Indian
(NRI) dalam segala bidang kecuali hak kepemilikan tanah Jika dilihat manfaat yang
diperoleh oleh Diaspora India keuntungan itu sangat strategis 15
Sayangnya kebijakan itu masih diterapkan secara tebang pilih Pemerintah
India tidak menerapkannya ke semua diaspora India Hanya negara tertentu saja yang
mendapat kesempatan untuk mendaftar sebagai dual citizenship Coba perhatikan
blueprint kebijakan pemerintah India di bawah ini16
Kebijakan tersebut jelas mengesampingkan diaspora India di Asia Tenggara
Jelas bahwa kata ldquohighly developed countriesrdquo membuktikan negara Asia Tenggara
tidak termasuk dalam ketegori itu karena semuanya adalah negara berkembang
kecuali Singapura Tentu kategorisasi itu menyimpan maksud tersendiri Pemerintah
India sekadar memanfaatkan diaspora India dari prospek ekonomi Negara itu
memiliki PDB yang signifikan Terlebih mengingat syarat pendaftaran itu
mewajibkan uang pendaftaran sebesar 365 dolar Amerika Serikat dan hanya berlaku
20 tahun17
Selanjutnya jika menganalisis alasan pemerintah India dalam pembatasan
kebijakan tadi frasa ldquotook place after india become independencerdquo di situ
15
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara hellip h 39
16
wwwindiandiasporanicin (diakses pada 12 Desember 2019 pkl 1733 WIB)
93
menjelaskan hubungan pemahaman waktu dengan tempat kurang sesuai Padahal
ikatan tempat dengan waktu itu sifatnya cair Justru keadaan itu harus terwujud
selama ada kedekatan emosional di dalamnya Akibatnya nilai guna pun dapat
berubah (Yi Fu Tuan 1997) Kondisi itu malah memberi jarak antara diaspora India
di Asia Tenggara dan homeland mereka Apalagi mereka seolah dikesampingkan
dengan kebijakan itu Di samping itu kebijakan di atas mengurai alasan India
mengapa identitas diaspora dibatasi pada individu yang memiliki kewarganegaraan
resmi India
Matriks Perbandingan Kebijakan Yang Berhubungan Dengan Kewarganegaraan di
Indonesia dan India
INDIA INDONESIA
NO ISU KEBIJAKAN ISU KEBIJAKAN
1 Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
Citizenship Act of
India 1955
Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
UU Nomor 12
Tahun 2006
Tentang
Kewarganegaraan
2 Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
6 kali Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
2 kali
3 Kementerian
Mengurus
Kepentingan
Diaspora
Ministry Of
Overseas Indian
Affairs (tahun
2004-sekarang)
Kementerian
Luar Negeri
Repunlik
Indonesia
Kementerian Luar
Negeri Republik
Indonesia
4 Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
Tunggal dan
Ganda
Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaran
Tunggal dan
Ganda Terbatas
(anak kawin
campur)
5 Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Ganda
Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Terbatas
17
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
94
6 Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora India
Menerbitkan
Kebijakan
Overseas
Citizenship of
India (OCI) pada
tahun 2005
Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora
Indonesia
-
7 Kemungkinan
memperoleh dual
citizenship
Apabila negara
domisili
memperbolehkan
Warga Negara
memiliki lebih
dari satu
kewarganegaraan
Kemungkinan
memperoleh dual
citizen
-
8 Dalam Keadaan
Keturunan India
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Saat setelah
melepaskan
kewarganegaraan
domisili
pemegang kartu
OCI dapat secara
langsung
memperoleh
Kewarganegaraan
India
Dalam Keadaan
Keturunan
Indonesia
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Tidak secara
langsung
memperoleh
kewarganegaraan
Indonesia
9 Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Dalam
Amandment
Citizenship act
India 2019
Pakistan
Bangladesh dan
Afghanistan
dikecualikan
Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Diberi peluang
untuk semua
dengan syarat-
syarat yang telah
diatur
Jadi secara umum kebijakan negara India dan Indonesia memiliki perbedaan
yang sangat signifikan dalam beberapa sisi Kebijakan yang diambil pemerintah
negara India dan Indonesia tentunya tidak terlepas dari kebutuhan sosial dan hukum
dari masyarakat kedua negara tersebut
95
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya penulis mengambil
kesimpulan bahwa
1 Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai
aspek bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga
negara sehingga diganti dengan Undang-Undang Kewarganegaraan
yang baru yaitu Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 Undang-
Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam menghapus
berbagai bentuk diskriminasi selama ini Lahirnya Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang baru
merupakan suatu lompatan besar dari dari undang-undang
kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu
kewarganegaraan Tunggal tetapi dalam undang-undang ini
diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak-
anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua puluh satu)
tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua
asas penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam
ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia Mereka yang belum berusia 18
tahun atau belum menikah dan setelah anak tersebut berusia 21 tahun
maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya sesuai dengan
kehendaknya
96
Namun pemberian jangka waktu status kewarganegaraan
ganda masih terbatas kepada anak kawin campur Indonesia belum
mengatur hal-hal yang berkenaan dengan persoalan
kewarganegaraan ganda yang menjadi isu tuntutan oleh para dispora
artinya adalah kebijakan yang hanya terbatas kepada anak hasil
kawin campur belum menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan yang mana berdampak kepada hukum
nasional yang tidak akomodatif terhadap kepentingan warga negara
di luar negeri serta belum mampu memanfaatkan potensi diaspora
2 India mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan pendaftaran
kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan memberikan
beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi
diaspora secara besar dalam pembangunan negara Melalui
pengkajian mendalam dan pertimbangan yang matang kebijakan
OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada tahun 2005 setelah
amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955) Beberapa fakta menunjukkan bahwa
negara India mampu menciptakan kondisi yang saling memberikan
keuntungan antara kepentingan negara dan diaspora melalui
kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan
pengadaan kartu tersebut adalah untuk mewujudkan kembali ikatan
emosional warga India dengan tanah kelahiran India Tidak hanya
itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India berharap
bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri
merupakan keturunan asli India yang tinggal di luar negeri
97
Setidaknya mereka telah mempunyai paspor atau kedua orang
tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
B Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa terkait kebijakan pemerintah atas
tuntutan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India maka
1 Penulis memberikan saran kepada negara Indonesia untuk memberikan
kebijakan yang akomodatif kepada Warga Negara Indonesia yang
berada diluar negeri baik mereka adalah diapora Indonesia sebagai
pekerja professional keturunan WNI dan lain-lain
2 Agar Indonesia memanfaatkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh
diaspora untuk dapat meningkatkan keuntungan bagi Indonesia dalam
berbagai sektor dengan mengeluarkan kebijakan yang mampu
memanfaatkan potensi mereka
3 Agar Indonesia mempermudah dengan menggunakan pendekatan
keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta para diaspora
Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di
negara lain seperti India dengan konsep pemberian Overseas
Citizenship of India (OCl) di mana pemegang OCI yang merupakan
eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan ke India tanpa
harus memiliki visa
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Kurdi Abdul Rahman Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-
Quran dan Sunnah Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000
Abdul Wahab Solichin Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara Jakarta Bumi Aksara 2010
Adi Arianto Metode Penelitian Sosial dan Hukum Jakarta Granit 2004
Aristotle Politics Penerjemah Ernest Barker New York Oxford University Press
1995
AS Hikam Muhammad Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga 1999
As-Shiddiqie Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jakarta Rajawali Pers
2009
Bardach Eugene A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving New York Seven Bridges Press 2000
Bari Azed Abdul Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan Pusat Studi Hukum
Tata Negara Indo Hill 1995
CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) Jakarta
Pradnya Paramita 2001
CST Kansil Hukum Tata Negara Jakarta Erlangga 2007
Dunn William N Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL
Yogyakarta Gajah Mada University Press 2003
Dunn William N Public Policy Analysis London Pearson Prentice Hall 2003
Fattah Nanang Analisis Kebijakan Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
2013
Gautama Sudargo Warga Negara dan Orang Asing Penerbit Alumni Bandung
1992
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan Yogyakarta Liberty 1992
99
Hussain Syaukat Hak Asasi Manusia dalam Islam Jakarta Gema Insani Press
1996
Iman Santoso Mochammad Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian
Bandung Pustaka Reka Cipta 2014
Jehani Libertus dan Harpen Atanasius Tanya Jawab UU Kewarganegaraan
Jakarta Visimedia 2008
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century London
Setting the Contex Kogan Page 1998
Kumar Naresh Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective Central University of Gujarat Centre for Diaspora
Studies 2012
Manan Bagir Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
Yogyakarta FH UII Press 2009
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
Bandung Refika Aditama 2008
Muhadjir Noeng Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif Yogyakarta Raka Sarasin 2000
Muhadjir Noeng H Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach
Yogyakarta Rake Sarakin 2003
NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah
SBKRI Menurut UU No 12 Tahun 2006 Jakarta Pancar alam dan Pusat
Kajian Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007
Nugroho Riant Public Policy Jakarta Alex Media Komputindo 2008
Prdjodikoro Wirjono Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia Jakata PT Dian
Rakyat 1989
Qadir Djaelani Abdul Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam Surabaya Bina Ilmu
1995
Radjab Dasril Hukum Tata Negara Indonesia Jakarta Rineka Cipta 1994
Samidjo Ilmu Negara Jakarta Amico 1996
100
Soetoprawiro Koerniatmanto Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994
Soekanto Soerjono Pengantar Penelitian Hukum Jakarta UI Press 2010
Swan Sik Ko ed Nationality and International in Asian Perspective Dordrecht
Martinus Nijhoff 1990
Syahrur Muhammad Dirasat Islamiyyah Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama
Penerjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani Islam
Genealogi Masyarakat dan Negara Yogyakarta LKIS 2003
Triwulan Tutik Titik Pokok-pokok Hukum Tata Negara Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006
Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani Jakarta
ICCE UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada
Media 2003
Weihrich Heinz dan Koontz Haroid Management AGlobal Perspective Tent
Edition New York McGraw-Hill 1993
JURNAL
Abdillah Junaidi 2016 Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraan Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi
Manusia JIKH Vol 10 No3
Azizi Naufal 2014 Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi
Ekonomi dalam Ikatan Identitas Budaya Paradigma Jurnal Kajian Budaya
Bakarbessy Loenora dan Handajani Sri 2012 Kewarganegaraan Ganda Anak
dalam Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata
Internasional Jurnal Perspektif Volume XVII No 1 Edisi Januari
Banyualam Permana Rizky 2014 Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia
Menuju Masyarakat Transnasional Indonesia JURIS LK2 FHUI Volume 4
101
Bloemraad Irene 2004 ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of
Postnationalism the Possibilities of Transnationalism and the Persistence of
Traditional Citizenship International Migration Review Vol 38 No 2
Broslashndsted Sejersen Anja 2008 I Vow to Thee My Countries The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Century International Migration Review Vol 42 No
3
Djoko Basuki Zulfa 2004 Perkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya
di Indonesia Dewasa Ini Jurnal Hukum Internasional Vol1 No3
Jazuli Ahmad 2017 Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam
Perspektif Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI
Lim harity May 2014 Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi
Diaspora Indonesia Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4
Martiana Wulansari Eka Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesia Jurnal
Rechtvinding Online
Narmoatmojo Winarmo 2012 Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan
Konstitusi Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3)
Novianti 2014 Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasional Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan
Informasi
Peter J Spiro Peter 2010 Dual Citizen as Human Right International Journal of
Constitutional Law Vol 8 No 1
SKRIPSI DAN TESIS
Alisan Angela Alisan ldquoPengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-
Malaysiardquo Skripsi S1 Universitas Hasanudin 2013
102
Jayanti Adinda Jayanti ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi
Kebudayaan India di Indonesiardquo Skripsi S1 Universitas Airlangga 2010
Imam Choirul Muttaqin ldquoKewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak
Asasi Manusiardquo Tesis S2 Universitas Indonesia 2011
WEBSITE
httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+
Ibu+Vivi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth-
httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinfohtmlSuccesses
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml
httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship
httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20n
ationalityaspx
httpwwwvaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en Html
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf
httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721
httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias
_Citizenship_Amendment_Act_2019
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act
wwwindiandiasporanicin
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
103
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
India Citizenship Act 1955
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12
Tahun 2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
104
CURRICULUM VITAE
MIFTAHURRAHMAH lahir 04 Juni
1998 di Alue Rambot Aceh Alumnus
SDN 01 Alue Bilie Nagan Raya (2004-
2010) Penulis melanjutkan pendidikan di
Pondok Pesantren MtsS Nurul Falah
Meulaboh (2010- 2013) kemudian
penulis menyelesaikan pendidikan
Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren
Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar
(2013-2016) Saat ini penulis tengah
menyelesaikan pendidikan jenjang Strata
Satu pada program studi Hukum Tata
Negara (2016-2020)
Selain menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis juga
tercatat sebagai mahasantri aktif di Darus-Sunnah International Institute for
Hadith Sciences Sewaktu penulis di bangku Mts penulis sering menjuarai
lomba pidato bahasa Arab dan Inggris yang diadakan oleh Kementerian
Agama Aceh Di Aliyah penulis aktif sebagai delegasi lomba Fahmil Quran
penulis pernah meraih juara II Fahmil Quran Putri tingkat Provinsi Aceh di
ajang MTQ Provinsi mewakili kabupaten Nagan Raya
Di dunia kuliah penulis mencoba masuk dalam dunia kepenulisan
Pada tahun 2019 penulis meraih juara I pada lomba Menulis Makalah Ilmiah
Quran (MMIQ) tingkat Kabupaten Nagan Raya dengan judul makalah
ldquoRevitalisasi Mental Dalam Rangka Menangkal Ujaran Kebencian (Hate
Speech) Dan Hoaks Dalam Kontesasi Politik Di Media Sosialrdquo dan ldquoUrgensi
Keluarga dalam Menangkal Radikalismerdquo
iii
v
ABSTRAK
Miftahurrahmah NIM 11160453000012 KEBIJAKAN
ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12
Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955) Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta 2019 M 1441 H x + 102 halaman
Studi ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan pemerintah
Indonesia dan India dalam mengambil langkah kebijakan alternatif
terhadap tuntutan dwikewarganegaraan yang terus disuarakan oleh Warga
Negara kedua negara yang berada di luar negeri Dengan melihat
perbedaan atas kebijakan yang dikeluarkan oleh masing-masing negara
dalam merespon situasi ini maka dapatlah mengetahui kekurangan dan
kelebihan atas kebijakan tersebut yang kemudian menjadi suatu kerangka
konsep yang dapat dikonstruksikan dengan melihat analisis terhadap
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan India Citizenship Act 1955
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian normatif dengan
pendekatan undang-undang (statue approach) teori dokumen-dokumen
Penelitian ini menggunakan bahan hukum yaitu bahan hukum primer dan
sekunder Hasil penelitian ini adalah memberikan kebijakan yang
akomodatif terhadap Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri
ataupun diaspora adalah mutlak diperlukan Undang-undang yang selama
ini dijadikan acuan terhadap pedoman kewarganegaraan belum mampu
menjawab tantangan Indonesia kedepan khususnya dalam bidang
dwikewarganegaraan yang mana masih terbatas kepada kewarganegaraan
ganda terbatas terhadap anak hasil kawin campur Lain halnya dengan
negara India yang telah mengeluarkan banyak kebijakan dalam merespon
tuntutan ini dimana mengeluarkan kartu PIO bagi warga negara India yang
berada diluar negeri dimana memiliki keistimewaan khusus bagi
pemiliknya
Kata Kunci Kebijakan Alternatif Dwikewarganegaraan
kewarganegaraan ganda terbatas
Pembimbing Dr Atep Abdurofiq M Si
Daftar Pustaka Dari tahun 1990 sampai 2020
vi
KATA PENGANTAR
Assalamursquoalaikum Wr Wb
Segala puji dan syukur tak hentinya terucap kepada Allah SWT
berkat nikmat anugerah dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH
ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis
UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
Citizenship Act of India 1955)rdquo
Shalawat serta salam penulis limpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memimpin umat Islam menuju jalan yang
diridhoi Allah SWT Dalam meneyelesaikan skripsi ini penulis banyak
mendapatkan bantuan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang amat besar
kepada
1 Dr Ahmad Tholabi Kharlie MA Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Para Wakil Dekan
2 Sri Hidayati MAg Ketua Program Studi Hukum Tata Negara dan
juga kepada Dr Masyrofah SAg MSi Sekretaris Program Studi
Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidyatullah Jakarta
3 Dr Mujar Ibnu Syarif MAg selaku Dosen penasihat akademik
penulis yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis agar
terus lebih baik lagi serta bermanfaat bagi dunia
4 Dr Atep Abdurofiq M Si Dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu tenaga dan pikiran serta kesabaran dalam
membimbing sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian
skripsi ini dengan tepat waktu
vii
5 Segenap keluarga besar Konsulat Jenderal Republik Indonesia
(KJRI) Mumbai yang telah memberikan kesempatan untuk penulis
untuk berkontribusi dalam pengabdian terhadap negara Membuka
pikiran untuk penulis dalam memperoleh ide-ide dan gagasan
terhadap apa yang penulis angkat dalam skripsi ini terkhusus
kepada Bapak Konjen Ade Sukendar Konsul Sosial Budaya Ibu
Tennike Erman Konsul Ekonomi Bapak Yadi Suriahadi Sekretaris
IIKonsul Muda (Ekonomi) Bapak Soemarjanto Sekretaris
IIKonsul Muda Ibu Andini Fitriliah Abi yang penulis sayangi
Yustinus Budi Hartanto Dian Hayati Syamsuwir Kibe yang penulis
anggap layaknya kakak kandung sendiri serta seluruh staf KJRI
Mumbai yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
6 Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya dosen Program Studi Hukum Tata
Negara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan tulus dan
ikhlas semoga Allah SWT senantiasa membalas jasa-jasa beliau
serta menjadikan semua kebaikan ini sebagai amal jariyah untuk
beliau semua
7 Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidyatullah Jakarta Pimpinan dan segenap staf
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidyatullah Jakarta juga
Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Nasional Indonesia yang
telah menyediakan fasilitas yang memadai untuk mengadakan studi
kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini
8 Kepada Ayahanda dan Ibunda yang sangat penulis cintai dua
malaikat yang Allah kirim untuk menyempurnakan hidup penulis
Bapak Zainuddin S Pd dan Ibu Nurhayati yang dengan cucuran
keringat dan air mata dapat menyekolahkan penulis hingga jenjang
S-1 terus mengirimkan doa dalam setiap sujud dan langkah mereka
untuk penulis dirantauan dengan tulus memberikan semangat serta
dorongan moriil untuk penulis Berkat doa Ayahanda dan Ibunda
viii
tersayang Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini Teruntuk
Kedua saudara kandungku tersayang Abang Rizwan SPd MPd
dan Adikku Ramadhani yang dengan sabar menghadapi penulis
memberikan semangat dan kasih sayang hingga penulis selalu ingin
memberikan apapun yang terbaik untuk keluarga tercinta
9 Keluarga besar Darus-Sunnah International Institute for Hadith
Sciences beribu salam tarsquodzim penulis haturkan kepada Khadim
Marsquohad Zia Ul Haramain dan Ibu Nyai Ulfah Uswatun Hasanah
beserta seluruh asatidz yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimba ilmu mengajarkan kepada penulis makna
istiqamah tafaqquh fi al-rsquoilmi serta menanamkan semangat
bersyiar dalam agama kepada penulis Semoga ini menjadi bekal
penulis untuk melanjutkan hidup kedepan nanti
10 Keluarga besar Ahibba Darus-Sunnah 2017 sahabat penulis yang
dengan tulus menemani dan bersabar terhadap penulis mengajari
hal yang tidak penulis ketahui Nurmaelatussarsquoadah Aisyah Ali
Huwaida Richa Liska Caca Kamilah Rifqa Urwah Fikha Ismi
Bibil Titi Shinta Ilma dll
11 Keluarga besar Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2016 yang telah membersamai penulis dari awal penulis
menginjakkan kaki di kota Jakarta Fadhilatur Rasyidah Lis Diana
Putri Andriani Kasip Fakhriansyah Arie Ekawie Baskhoro
Bintang Garda dll
12 Tim Immortality yang sungguh dramatis tapi begitu penulis
sayangi Nurmaelatussarsquoadah Nurlely Dhamayanti Arie Ekawie
Baskhoro dan Faisal Azkar Ghifari Semoga Allah jaga ukhuwah
kita sampai ke surga
13 Ustazah Sabariah MPd yang tidak akan lupa penulis sebutkan
Selalu memberikan support kepada penulis sejak di bangku
Madrasah Aliyah hingga penulis menyelesaikan pendidikan S-1
Terima kasih sudah menjadi tempat berkeluh kesah dan
ix
memberikan dorongan semangat motivasi kepada penulis a truly
sister by heart
14 Kepada teman-teman seperjuangan penulis di bangku sekolah
dahulu Alvina Siti Adelia Pratiwi Lidya Novita Nisa Rifqa
Munira Zelcha Savira Risa Chintya Izzah Amalina dan Cut Reni
Terima kasih sudah membersamai penulis dalam suka dan duka
saat penulis menempuh pendidikan di sekolah dan pondok
pesantren Semoga Allah satukan kita di surga-Nya
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
peneliti dan umumnya bagi pembaca Sekian terima kasih
Wassalamualaikum
Jakarta 10 Maret 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
COVER i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Pembatasan dan Rumusan Masalah 6
1 Identifikasi Masalah 6
2 Pembatasan Masalah 8
3 Rumusan Masalah 8
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
1 Tujuan Penelitian 9
2 Manfaat Penelitian 9
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu 10
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian 12
F Teknik Penulisan 16
G Sistematika Penulisan 16
BAB II KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep 18
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan 18
2 Konsep Dwikewarganegaraan 23
B Kerangka Teoritik 29
1 Teori Kebijakan Alternatif 29
2 Analisis Kebijakan Alternatif 33
xi
BAB III DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
DAN INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan
Indonesia 37
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah
Dwikewarganegaraan 58
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India 1955 64
2 Amandemen Citizenship of India 2019 73
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA
DAN INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 77
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam UU Nomor 12 Tahun
2006 78
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 89
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan 95
B Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 98
CURRICULUM VITAE 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Penelitian
Kegiatan imigrasi adalah fenomena yang sering kita jumpai di
berbagai negara Fenomena imigrasi terjadi karena seiring perkembangan lajur
globalisasi yang mengakibatkan bertambahnya jumlah imigrasi dari satu
negara ke negara yang lain Di zaman yang serba canggih ini pula banyak
penduduk dari satu negara berpindah ke negara yang lain dengan mudah tidak
terbatas pada satu negara saja dalam waktu yang lama Perpindahan tersebut
bisa terjadi dari satu arah yaitu dari negara berkembang ke negara maju
negara maju ke negara berkembang bahkan dari negara miskin ke negara
miskin sekalipun Motif dari imigrasi ini pun beragam ada penduduk yang
berpindah karena pekerjaan pendidikan tenaga profesional bahkan untuk
motif pernikahan hingga melahirkan keturunan di negara domisili
Bagi negara yang menganut sistem dwikewarganegaraan hal ini
tidaklah menjadi masalah yang berarti Namun berbeda hal nya jika negara
yang bersangkutan menganut asas ius soli bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya ataupun asas ius sanguinis bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh garis keturunan Indonesia
misalnya menganut asas ius sanguinis dimana status kewarganegaraan di
tentukan oleh hubungan darah1 Hal ini menjadi kerumitan tersendiri apabila
penduduk Indonesia berada di negara lain dalam kurun waktu yang lama
dengan berbagai macam tujuan Manakala kedua negara yang bersangkutan
memiliki sistem yang berbeda maka dapat terjadi keadaan yang
mengharuskan seseorang untuk menyandang status dwi-kewarganegaraan
1 Jimly as-Shiddiqie Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta Rajawali Pers 2009) h
2
(double citizenship) atau sebaliknya malah menjadi tidak
berkewarganegaraan sama sekali (stateless) 2
Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan hukum di Indonesia
adalah pelaksanaan peraturan perundang-undangan kewarganegaraan oleh
karena itu masalah kewarganegaraan adalah masalah yang menarik untuk
dibicarakan3 Dwikewarganegaraan memang menjadi hal yang diimpikan para
diaspora Indonesia di berbagai negara mengingat banyaknya WNI diaspora
dengan kewarganegaraan tunggal kerap mengalami pelbagai kendala dan
keterbatasan Wacana perlunya pengaturan kewarganegaraan ganda yang
tidak terbatas kian mengemuka dan menjadi isu yang terus diperjuangkan para
diaspora Indonesia di berbagai negara di belahan dunia Tuntutan yang di
layangkan oleh para diaspora Indonesia mendesak agar pemerintah Indonesia
dapat diterapkan di Indonesia Sehingga warga negara Indonesia yang berada
di luar negeri bisa mendapatkan kewarganegaraan negara domisili dengan
tidak melepaskan diri dari status warga negara aslinya Pro dan kontra akan
tuntutan diaspora terkait dual citizenship inipun tidak dapat dihindarkan4
Sedangkan ada sejumlah fakta dan data terkait diaspora Indonesia
yaitu jumlah populasi diaspora Indonesia hampir menyamai jumlah populasi
penduduk di negara Swedia atau Austria Warga negara Indonesia (WNI) di
Amerika Serikat memiliki pendapatan rata-rata sebesar USD 59000 per
tahun pendapatan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan warga Amerika
Serikat sendiri yang pendapatan rata-ratanya sebesar USD 45000 per tahun
2 May Lim harity Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesia
Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4 Desember 2016 h 811
3 Sudargo Gautama Warga Negara dan Orang Asing (Bandung Penerbit Alumni 1992) h
1
4 Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Jakarta Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia JIKH Vol 10 No32016) h
258
3
Terhitung bahwa 45 warga diaspora Indonesia di Amerika Serikat memiliki
kualitas akademik di atas sarjana Sementara rata-rata penduduk Amerika
Serikat sendiri yang memiliki jumlah akademik yang serupa hanya 27
Diaspora Indonesia unggul lainnya juga tersebar di seluruh dunia seperti
ilmuwan Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan Indonesia
Internasional Jumlah remittance yang masuk dari tenaga kerja Indonesia
sepanjang tahun 2011 (versi BNP2TKI) mencapai USD 611 M atau setara
dengan Rp 5336 T Setiap tahun diaspora mengirin devisa ke Indonesia
hingga mencapai USD 7 miliar atau hamper Rp 70 triliun Angka tersebut
hampir menyamai jumlah dana otonomi khusus pada APBN-P yang di
transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah 5 Potensi yang dimiliki
diapora dalam berbagai sektor kehidupan sebenarnya dapat memberikan
kontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara tentu saja dengan
pemanfaatan yang efektif melalui penganturan hukum mengenai
dwikewarganegaraan yang terkait
Wacana ini sempat digemakan terutama pada saat Kongres Diaspora
pertama di Los Angeles pada tahun 2012 kemudian disusul dengan acara
serupa di Wisma Indonesia Sydney dengan mengusung tema ldquoForum Dual
Citizenshiprdquo Acara tersebut bertujuan untuk mengawal aspirasi petisi
Diaspora Indonesia tahun sebelumnya setelah diserahkannya 6000 nama dan
tanda tangan di Los Angeles Penting dicatat bahwa saat ini diperkirakan lebih
dari sekitar 8 juta warga negara Indonesia tersebar di 5 (lima) benua dan
mereka berdomisili di kurang lebih sekitar 90 negara dan sebanyak 46 juta
dari antara mereka tetap mempertahankan Kewarganegaraan Indonesia6
5httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+Ibu+Vi
vi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10 (diakses 21 September 2019 pukul 1204
WIB) 6May Lim harity Urgensi Pengaturan Keawrganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesiahellip
h 811
4
Di era global ini sebaran imigran dilakukan oleh berbagai bangsa
dengan tujuan ke berbagai bangsa dan negara di dunia Sebaran mereka
seperti sedang membangun basis global untuk sebuah evolusi jaringan
diasporik Diaspora terbanyak di dunia adalah diaspora China sementara di
tempat kedua adalah diaspora India7 Menurut Laporan Migrasi Dunia PBB
2018 lebih dari 156 juta orang India tinggal di negara-negara lain 8Hal ini
menjadi alasan pertama penulis untuk mengangkat negara India sebagai tema
Analisis dwikewarganegaraan dengan Indonesia
Kedua saat ini India muncul sebagai negara dengan perkembangan
ekonomi tercepat keempat di dunia dalam satu dekade terakhir Jika di lihat
dalam aspek kemajuan ekonomi India tumbuh pada tingkat rata-rata 726
persen terbesar dalam lima tahun terakhir pada tahun 2014 dan 2015 diikuti
dengan sektor manufaktur India sebesar 84 persen meningkat 44 persen dari
tahun sebelumnya9 India pun menjadi tujuan investasi asing yang
menguntungkan dengan arus masuk modal asing lebih dari US $ 31 miliar
pada tahun 2015 melebihi Amerika Serikat dan Cina10
Selain itu India
menunjukan kemajuan yang pesat dalam bidang perkembangan teknologi
informasi Pemimpin salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
teknologi informasi Infosys Tech memberikan bukti kesuksesan perusahaanya
dalam meraih keuntungan sebesar 543 Juta dollar AS11
7 Geohive mencatat populasi India sekarang berjumlah 1274000924 jiwa Jumlah itu
mengalami peningkatan setelah pada tahun 2011 Badan Pusat Statistik India (COI) mengumumkan
bahwa penduduk mereka hanya berkisar 1210854977 jiwa
8 UN World Migration Report 2018
9The Economic Times Indiarsquos Growth at 726 in 2014-2015 fastest in five years
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth- tahun 2015 (di askes
tanggal 21 September 2019)
10
UNDPAboutIndiasuccesses2015httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinf
ohtmlSuccesses (di akses tanggal 21 September 2019)
5
Ketiga India adalah negara yang menerapkan dual citizenship atau
kewarganegaraan ganda dalam sistem kewarganegaraannya India juga
merupakan salah satu negara yang sejak dini telah memperhatikan diaspora
sebagai aset negaranya Diaspora India dipandang sebagai salah satu sumber
penghasilan dalam meningkatkan pembangunan India oleh pemerintah
setempat Migrasi India yang tersebar hampir ke seluruh belahan dunia
menjadikan India memiliki diaspora yang dapat memberi benefit bagi negara
asal
Keempat melihat fakta sosial yang terjadi di India beberapa pekan ini
terutama setelah disahkannya Amandment Citizenship Act 2019 Yang mana
menimbulkan gelombang protes yang begitu besar dari rakyat India terutama
umat yang beragama muslim untuk menyuarakan aspirasi terhadap Undang-
Undang baru yang disinyalir oleh beberapa pihak mendiskriminasi suatu
golongan terutama pada poin pemberian kewarganegaraan kepada imigran
illegal yang telah tinggal lama di India kecuali orang tersebut adalah seorang
Muslim Ditambah lagi sampai hari penulis mengadakan penelitian ini
persoalan antara umat muslim dan pemerintah India yang terus berkelanjutan
seperti tidak menemui titik temu antara kelompok masyarakat Muslim dan
pemerintah India
Melihat fakta dan realitas yang berbeda antara pengaturan
kewarganegaraan Indonesia dan India dalam mengeluarkan kebijakan atas
dwikewarganegaraan Hal ini membuat penulis ingin mengangkat dan
menganalisa kebijakan pemerintah atas tuntutan dwikewarganegaraan di dua
negara ini Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan penulis
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian terhadap konsep dual
citizenship kewarganegaraan genda terbatas dan konsep dual citizenship
11
K Dinesh Success Story of the Leading Indian IT Company 2013
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml(di akses tanggal 21 September
2019)
6
negara India dengan studi Analisis antara negara Indonesia dan India Oleh
karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian
ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquo
B Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah
1 Identifikasi Masalah
Dwikewarganegaraan merupakan isu hangat yang
diperjuangkan oleh para diaspora Indonesia untuk segera membentuk
RUU Dwikewarganegaraan namun pro dan kontra yang datang pun
tak dapat dihindari mengenai dualism kewarganegaraan ini Indonesia
adalah negara kesatuan yang memiliki banyak kebudayaan yang harus
dijaga dan menjunjung tinggi nasionalisme Di lain sisi perkembangan
globalisasi yang terjadi karna arus imigrasi warga Indonesia ke negara
lain menuntut Indonesia untuk mengatur dualisme kewarganegaraan
tetap dengan pengaturan yang sistematis dan kondusif
Dilihat dari fakta hukum yang ada India telah melalui
perjalanan yang panjang terhadap pengaturan Kewarganegaraan
khususnya pada bidang dwikewarganegaraan Beberapa kebijakan
yang diterbitkan oleh pemerintah India untuk menertibkan warga
negara India atau keturunan India diluar negeri melalui perjalanan
panjang dan corak kebijakan pada setiap dekadenya yang beragam
Pemanfaatan dan pemberdayaan diapora India oleh pemerintah India
sendiripun diatur dengan aturan yang berwujud undang-undang
maupun kebijakan
Dari uraian yang ada pada latar belakang masalah tersebut di
atas maka dapat disebutkan identifikasi masalah dibawah ini yang
akan di jelaskan lebih lanjut yaitu
7
a Faktor yang menjadi dasar tuntutan atas status dwikewarganegaraan
yang merupakan inisiatif dari pada imigran Indonesia yang berada di
luar negeri baik yang masih berstatus WNI maupun eks-WNI menjadi
dasar pijakan adanya ide untuk merancang RUU dwikewarganegaraan
b Imigran Indonesia yang berada di luar negeri terdiri dari berbagai
kalangan diantaranya ada imigran yang bekerja sebagai tenaga
professional pengajar siswamahasiswa teknisi bahkan TKI Tentu
saja apabila adanya legalisasi dwikewarganegaraan bagi WNI akan
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap
pembangunan bangsa dan negara
c Pengaturan dwikewarganegaraan di Indonesia akan berdampak
terhadap tingkat keamanan dan stabilitas negara selain itu menjadi
tugas besar untuk pemerintah bagaimana menumbuhkan akan rasa
cinta tanah air yang tinggi apabila dwikewarganegaraan dilegalkan di
Indonesia
d Pemerintah Indonesia memberikan kebijakan baru atas tuntutan
dwikewarganegaran dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan yang memberikan keluwesan hukum kepada anak
kawin campur dengan memperkenalkan kewarganegaraan ganda
terbatas
e Ada beberapa kebijakan diaspora (India) yang diambil oleh
pemerintah India dalam laporan tahunan 2012-2013 yang mana
mengeluarkan beberapa kebijakan dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan yakni pengadaan kartu PIOOCI
f Melihat perbedaan respon masing-masing negara terhadap persoalan
dwikewarganegaraan maka dalam tulisan ini akan diadakan studi
analisis antara kedua negara terhadap kebijakan dwikenegaraan di
negara India dan kemungkinan serta dampak apabila Indonesia
8
mengambil langkah yang sama dengan India dalam persoalan
dwikewarganegaraan
g Tuntutan atas status dwikewarganegaraan memang sudah seharusnya
dikaji terlebih dahulu secara komprehensif Dalam tulisan ini penulis
akan memaparkan solusi untuk Indonesia setelah diadakan analisis
dengan negara yang dinilai sukses dalam pengaturan dan pemanfaatan
sumber daya diasporanya
2 Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini
penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan
penulis maka perlu kiranya penulis memberikan batasan agar tidak
melebar dan terarah Maka penelitian ini difokuskan pembahasannya
hanya menyangkut masalah Dwikewarganegaraan dengan Studi
Analisis antara kebijakan pemerintah Indonesia dalam UU RI Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955 India Dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji
peluang dan pemanfaatan sumber daya manusia dari diaspora yang
mampu memberi kontribusi dan pembangunan untuk negara Indonesia
dengan mengadakan amalisis dengan kebijakan pemerintah negara
India
3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka secara
terperinci masalah yang akan diteliti adalah ldquoKebijakan Alternatif
Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi Analisis UU
RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
9
Citizenship Act of India 1955)rdquo Dari masalah di atas maka dapat
diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut
a Apakah kebijakan negara Indonesia sudah menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Bagaimana kebijakan pemerintah India dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan mengenai judul skripsi
ldquoKebijakan Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquordquo adalah
a Mengetahui kebijakan negara Indonesia atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Mengetahui kebijakan-kebijakan negara India dalam merespon
tuntutan dwikewarganegaraan
2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dilakukan mengenai penelitian ldquoKebijakan
Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi
Analisis UU No 12 Tahun 2006 dan The Citizenship Act 1955)
adalah sebagai berikut
a Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Dwikewarganegaraan dengan menggunakan Studi Analisis antara
kebijakan negara Indonesia dan India
10
b Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis yang sebesar-besarnya yakni dapat menjadi solusi
sumbangsih atau menjadi masukan untuk pemerintah dalam
mengambil kebijakan yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan
pengaturan mengenai diaspora serta memberikan masukan agar
pemanfaatan sumber daya manusia diaspora Indonesia diefektifkan
Dengan menggunakan studi Analisis diharapkan dapat membuka
pikiran pembaca baik dari pemerintah atau akademisi maupun
masyarakat umum supaya dapat melihat lebih luas dari berbagai sisi
akan baik dan buruknya pengaturan dan kebijakan pemanfaatan
sumber daya manusia diaspora dikemudian hari
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sepanjang pengetahuan penulis penelitian di bidang
dwikewarganegaraan berkaitan dengan beberapa judul penelitian ini
1 ldquoPengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiardquo oleh Alesan Angela mahasiswa dari Universitas Hasanudin
Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh diaspora India terhadap
hubungan bilateral India-Malaysia dan bagaimana efektifitas pengaturan
diaspora India dalam membangun hubungan bilateral India-Malaysia12
2 ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Kebudayaan India di
Indonesiardquo oleh Jayanti Adinda mahasiwa dari Universitas Airlangga
Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran diaspora India dalam
mendukung diplomasi kebudayaan di Indonesia sehingga dapat dilihat
12
Alisan Angela Pengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-Malaysia
(SkripsiUniversitas Hasanudin 2013)
11
seberapa jauh peran yang dimainkan warga Negara India dalam
mengembangkan kebudayaan India di Indonesia13
3 ldquoKebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi
dalam Ikatan Identitas Budayardquo oleh Nauf al Azizi Tulisan ini berupa
jurnal yang diterbitkan oleh Paradigma Jurnal Kajian Budaya Tulisan ini
menggambarkan pengaruh ekonomi dan kebijakan budaya melalui
besarnya diaspora India di Asia Tenggara14
4 ldquoSolusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraanrdquo oleh Junaidi Abdillah Tulisan ini diterbitkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Tulisan ini
menjelaskan apa yang menjadi latar belakang tuntutan atas status
dwikewarganegaraan diaspora Indonesia dan bagaimana upaya pemerintah
dalam menanggapi tuntutan dwikewarganegaraan serta apa yang menjadi
kebijakan alternatif yang diterapkan oleh pemerintah India dan apa pula
keuntungan dari kebijakan alternatif tersebut bagi pemerintah India
sendiri15
5 ldquoStatus Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasionalrdquo oleh Novianti Tulisan ini berupa jurnal
yang diterbitkan oleh Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
Tulisan ini menjelaskan bagaimana status kewarganegaraan dalam
perspektif hukum internasional dan bagaimana pengaturan
kewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 tentang
13
Jayanti Adinda Peran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi Kebudayaan India di
Indonesia (Skripsi Universitas Airlangga 2010)
14
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi dalam
Ikatan Identitas Budaya (Paradigma Jurnal Kajian Budaya 2014)
15
Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia 26 November 2016)
12
Kewarganegaraan Republik Indonesia serta bagaimana status
kewarganegaraan ganda bagi diasporan Indonesia16
6 ldquoDiaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesiardquo oleh Ahmad
Jazuli Tulisan ini diterbitkan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2017 Tulisan ini berisi
tentang bagaimana diasporan Indonesia dalam perspektif UU No 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU
Kewarganegaraan)17
7 ldquoPenerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju Masyarakat
Transnasional Indonesiardquo oleh Rizky Banyualam Permana Tulisan ini
diterbitkan oleh JURIS LK2 FHUI pada tahun 2014 Tulisan ini
menjelaskan mengenai kemanfaatan dalam penerapan
dwikewarganegaraan di masa depan untuk meningkatkan daya saing dan
keunggulan Indonesia dalam lingkup internasional di masa depan18
Berdasarkan karya penelitian yang telah penulis sebutkan diatas
Penulis sendiri belum menemukan hasil karya yang meneliti persolan
dwikewarganegaraan dari sudut pandang yang penulis maksudkan dalam
penelitian ini yaitu menganalisis kebijakan pemerintah atas tuntutan
dwikewarganegaraan dengan menggunakan studi analisis kebijakan
16
Novianti Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam Perspektif
Hukum Internasional (Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi 5 Desember 2014)
17
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI 20 Maret
2017)
18
Rizky Banyualam Permana Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju
Masyarakat Transnasional Indonesia (JURIS LK2 FHUI Volume 4 Oktober-Desember 2014)
13
pemerintah baik yang lahir dalam bentuk undang-undang ataupun peraturan
menteri Yang menjadi fokus peneliti adalah kebijakan negara Indonesia dan
India yaitu dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan
Citizenship Act of India 1995
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian
Untuk membantu memudahkan dalam penyusunan skripsi ini maka
disusun metode penelitan sebagai jalan petunjuk yang akan mengarahkan
jalannya penelitian ini atau dengan kata lain sebagai jalan atau cara dalam
rangka usaha mencari data yang akan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dalam skripsi ini19
yaitu sebagai berikut
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif
yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek
yaitu aspek teori sejarah filosofi Analisis struktur dan komposisi lingkup
materi dan konsistensi20
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa antara
kebijakan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India yang diatur dalam
undang-undang masing-masing negara yang bersangkutan
Disini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang digunakan dengan cara
mencari mengumpulkan dan mempelajari peraturan perundang-undangan
dan bahan hukum lain yang terkait dengan objek penelitian
2 Pendekatan
Berdasarkan jenis penelitian hukum normatif (normative law
research) yaitu suatu pendekatan yang mengkaji asas-asas hukum terhadap
kebijakan publik dan ketertekaitan asas-asas doktrinal dengan hukum-hukum
19
Arianto Adi Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta Granit 2004) h 61
20
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta UI Press 2010) h 10
14
positif konsep maupun hukum yang berlaku di suatu negara yang berkaitan
dengan dwikewarganegaraan Penelitian ini juga berfokus pada problem
identifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menginventarisir dan
kemudian mengklarifikasi permasalahan untuk dicarikan jalan keluar21
3 Sifat Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis
komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemaparan
(deskripsi) secara lengkap rinci jelas dan sistematis tentang perbandingan
kebijakan dwikewarganegaraan antara Indonesia dan India Studi Analisis
komparatif merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua
atau lebih dari dua situasi kejadian kegiatan program dll
4 Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain Untuk data sekunder yaitu
sumber data yang diperoleh melalui studi literatur seperti buku jurnal artikel
situs internet dan e-book Adapun data yang dibutuhkan ialah data faktual
yang sedapat mungkin merupakan data resmi yang dikeluarkan negara atau
lembaga analisis terutama yang menyangkut dwikewarganegaraan dalam hal
komparasi antara Indonesia dan India
a Sumber Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-
ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa sumber hukum utama yaitu Undang-Undang No
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Untuk ketentuan mengenai pengaturan dwikewarganegaraan yang
dimiliki oleh India sendiri merujuk kepada ketentuan the Citizenship Act
21
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukumhellip h 15
15
of India 1955 (57 of 1955) dan kebijaka-kebijakan yang dikeluarkan oleh
oemerintah India
b Sumber Hukum Sekunder
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan sumber data
sekunder Bahan hukum sekunder adalah yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer seperti misalnya hasil penelitian buku-
buku hukum skripsi tesis disertasi hukum jurnal dan lain-lain Seperti
buku-buku tentang materi dwikewarganegaraan jurnal-jurnal penelitian-
penelitian yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan diaspora
Indonesia dan India
Dalam literatur lain disebutkan bahwa bahan hukum sekunder adalah
bahan hukum yag terdiri atas buku-buku teks (textbooks) yang ditulis para
ahli hukum yang berpengaruh (de herseende leer) jurnal-jurnal hukum
pendapat para sarjana kasus-kasus hukum yurisprudensi dan hasil-hasil
simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian
5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu telaah
Pustaka (Library Research) Penulis akan mengumpulkan data teoritis yang
bersumber dari literatur berupa buku artikel makalah koran jurnal
dokumen dan situs-situs resmi yang memuat informasi mengenai konsep
dwikewarganegaraan India dan Indonesia yang berkaitan dengan masalah
penelitian Data ini penulis peroleh secara langsung maupun yang diperoleh
melalui akses internet
6 Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut pokok
bahasan masing-masing maka selanjutnya dilakukan analisis data Analisis
data bertujuan untuk menginterprestasikan data yang sudah disusun secara
16
sistematis yaitu dengan memberikan penjelasan Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur runtun logis tidak tumpang
tindih dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman
hasil analisis
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja menggunakan data mengorganisasikan data memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola lalu dapat di jadikan data dalam
membantu menjelasakan hal yang di permasalahan teliti Teknik analisis data
yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis data kualitatif Penulis
akan menganalisis dan menjelaskan permasalahan berdasarkan data yang
diperoleh lalu mengaitkannya dengan teori atau konsep yang digunakan22
F Teknik Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis merujuk kepada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum yang diterbitkan pada tahun
2017 Dimana buku pedoman penulisan skripsi ini penulis jadikan sebagai
salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kualitas baik menyangkut substansi
maupun teknik penulisan skripsi yang penulis hasilkan
G Sistematika Penulisan
Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini maka secara singkat akan
disusun dalam 5 bab yang terdiri dari
Bab I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang
penelitian identifikasi pembatasan dan rumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian kerangka pemikiran review studi terdahulu sistematika
pembahasan metodologi penelitian dan sistematika pembahasan
22
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
(BandungRefika Aditama 2008) h15
17
Bab II yaitu berisi tentang Kerangka Konsep dan Kajian Teoritis
Dimana didalamnya terdapat konsep mengenai warga negara dan
kewarganegaraan dwikewarganegaraan Kemudian didalam Kajian teoritis
pula memuat teori warga negara
Bab III yaitu menjelaskan dinamika konstitusi kewarganegaraan di
Indonesia dan India menurut Undang-undang yang pernah berlaku Dalam bab
ini penulis akan menguraikan perjalanan panjang Undang-Undang
kewarganegaraan kedua negara Indonesia dan India Di samping itu juga akan
dijelaskan bagaimana pengaturan negara India mengenai status
dwikewarganegaraan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan pemerintah
India terkait dual citizenship
Bab IV yaitu analisis kebijakan alternatif pemerintah Indonesia dan
India atas tuntutat dwikewarganegaraan hasil penelitian dan pembahasan
menguraikan kajian analisis kebijakan pemerintah Indonesia dan India dalam
merespon tuntutan dwikewarganegaraan oleh para diaspora kedua negara
Bab V yaitu penutup menjelaskan tentang simpulan dan saran
18
BAB II
KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga negara sebuah negara dapat dibedakan antara lain
a Warga negara asli (pribumi) yaitu penduduk asli negara tersebut Misalnya suku
jawa suku Madura suku dayak dan sebagainya merupakan warga negara asli
Indonesia
b Warga negara keturunan asing (vreemdeling) yaitu warga negara asing yang
telah menjadi WNI Misalnya WNI keturunan Tionghoa Timur Tengah India
dan sebagainya
Hal yang perlu diingat ldquowarga negara suatu negara tidak selalu menjadi
penduduk negara iturdquo Misalnya warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di
luar negeri Penduduk suatu negara tidak selalu merupakan warga negara dimana ia
tinggal Misalnya orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia1 Menurut
wolhoff2 dalam suatu negara adakalanya ditemukan golongan minoriteit yaitu
golongan orang yang berjumlah kecil yang secara yuridis memiliki status
kewarganegaraan negara nasional tertentu akan tetapi memiliki sifat batin-lahir sosial
kebudayaan yang berbeda dari bangsa itu Sehingga golongan ini belum
diasimilasikan sepenuhnya
Gagasan tentang kewarganegaraan (citizenship) sesungguhnya dapat ditelusuri
dari sejarah perkembangan kewarganegaraan yang bersumber dari peradaban
1 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negara (Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006) h 229
2 Dasril Radjab Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta Rineka Cipta 1994) h 6 Sebagai
contoh diwilayah negara Indonesia terdapat beberapa golongan minoritas Misalnya Suku Anak
Dalam di Sumatera Suku Badui di Jawa Barat Suku Samin di Jawa T engah dan Jawa Timur Suku
Dayak Oudth di Kalimantan dan beberapa klan suku di Papua Untuk memberdayakan eksistensi
mereka beberapa langkah persuasive digunakan termasuk adanya perwakilan mereka dalam
ketatanegaraan sebagai anggota MPR yang diangkat dari utusan golongan
19
Romawi sampai pada modernitas Barat Pemikiran yang tumbuh di masa Yunani
Kuno telah memberi pijakan kuat bagi teorisasi kewarganegaraan khususnya pada
kewarganegaraan modern Salah satunya dari Aristoteles (322-384 SM) seorang
pemikir ilmuwan ahli logika dan sekaligus filosof terkenal saat itu Karyanya yang
berjudul Politics telah memberikan informasi penting mengenai Athena sebagai suatu
negara kota (polis) di masa Yunani Kuno yang demokratis beserta keberadaan
warganya di polis tersebut (politespolitai)3
Wewenang sebuah organisasi negara meliputi kelompok manusia yang berada
di dalamnya Kelompok tersebut dapat dibedakan antara warga negara dengan bukan
warga negara (orang asing) Warga negara sebagai pendukung sebuah negara
merupakan landasan bagi adanya negara Dengan kata lain bahwa warga negara
adalah salah satu unsur penting bagi sebuah negara selain unsur lainnya4
Istilah polis polites dan politeia menjadi kata-kata kunci atau dikenal sebagai
bagian dari Aristotlersquos term yang nantinya diterjemahkan sebagai state citizen dan
constitution Ketiga istilah tersebut tidak bisa dipisahkan dan untuk memahami satu
hal maka yang lain juga harus dipahami pula Dikatakan bahwa ldquoto understand what
a constitution (politeia) is we must inquire into the nature of the city (polis) and to
understand that since the city is a body of citicens (politai) we must examine the
nature of citizenshiprdquo5
Warga negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang sebagai bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara6 Istilah ini biasa juga disebut hamba
3 Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 23
4 CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) (Jakarta
Pradnya Paramita 2001) h 148
5 Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barker (New York Oxford University Press
1995) h 84
6 Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani (Jakarta ICCE
UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada Media 2003) h 73
20
atau kawula negara Meskipun demikian istilah warga negara dirasa lebih sesuai
dengan kedudukannya sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba
dan kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta anggota atau
warga yang menjadi bagian dari suatu negara Asumsi ini tidaklah berlebihan dan
cukup beralasan Sebagai anggota dari persekutuan yakni negara yang didirikan
dengan kekuatan bersama atas dasar tanggung jawab bersama serta untuk
kepentingan atau tujuan bersama pula7 warga negara dituntut untuk aktif terhadap
negara
Dengan alasan tersebut istilah warga negara dirasa lebih sesuai karena
mengandung pengertian aktif Sedangkan istilah hamba atau kawula negara
mengandung pengertian warga yang pasif dan hanya menjadi obyek negara Untuk
itu setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum Semua warga
negara mempunyai kepastian hak privasi dan tanggung jawab Sejalan dengan
definisi di atas AS Hikam mendefinisikan bahwa warga negara (citizenship) adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri Istilah ini
menurutnya lebih baik daripada istilah kawula negara karena kawula negara betul-
betul berarti obyek yang berarti orang yang dimiliki dan mengabdi kepada negara
Oleh karenanya kewarganegaraan menurut AS Hikam harus mencakup tiga dimensi
utama 1) Dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas 2) dimensi pemenuhan hak-
hak dasar yaitu hak politik ekonomi dan hak sosial kultural serta 3) dimensi dialog
dan keberadaan ruang publik yang bebas8
7 Pada awalnya negara atau bangsa merupakan sekumpulan manusia atau gabungan entitas-
entitas yang beragam lalu disarikan hubungan kesadaran dan diikat oleh asas kemaslahatan bersama
yang dituangkan dalam bentuk system legislasi dan hukum perundang-undangan System ini
diberlakukan padatanah kehidupan yang dinamakan tanah air (wathan) Pada gilirannya hubungan
tersebut diatur oleh kekuasaan yang dinamakan negara Lihat Muhammad Syahrur Dirasat Islamiyyah
Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama terjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani
Islam Genealogi Masyarakat dan Negara (Yogyakarta LKIS 2003) h 90
8 Muhammad AS Hikam Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia (Jakarta Penerbit Erlangga 1999) h 166
21
Istilah warga negara dan rakyat menunjuk pada obyek yang sama yakni
sebagai anggota negara9 Meskipun demikian terdapat perbedaan pengertian antara
pengertian warga negara rakyat dan bangsa Warga negara adalah pendukung negara
atau dalam arti lain warga sebuah negara yang bersifat aktif Sedang rakyat adalah
masyarakat yang mempunyai persamaan kedudukan sebagai obyek pengaturan dan
penataan oleh negara dan mempunyai ikatan kesadaran sebagai kesatuan dalam
hubungan keorganisasian negara Istilah warga negara tidak menunjuk pada obyek
yang sama dengan istilah penduduk
Warga negara sebuah negara belumlah tentu merupakan penduduk negara
tersebut Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam
suatu negara berdasarkan peraturan perundangan kependudukan sah dari negara yang
bersangkutan Baik status sebagai warga negara maupun sebagai penduduk
mempunyai konsekuensi hukum yaitu menyangkut hak-hak dan kewajibannya
Konsekuensi hukum dari status warga negara lebih luas dari pada status sebagai
penduduk Pembagian penduduk menjadi warga negara dan orang asing sangatlah
penting Hal ini dikarenakan beberapa hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara
dengan orang asing berbeda Hak dan kewajiban penduduk yang bukan warga negara
adalah terbatas10
Perbedaaan antara kelompok warga negara dengan orang asing terletak pada
hubungan yang ada antara negara dengan warga negara dengan masing-masing
kelompok tersebut Hubungan antara negara dengan warga negara lebih erat
dibandingkan hubungan antara negara dengan orang asing Dalam konteks negara
Islam warga negara mengandung pengertian penduduk sebuah negara Islam yang
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia
(Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994) h 1
10
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan (Yogyakarta Liberty 1992) h
2
22
memeluk agama Islam11
Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam
namun belum memeluk agama Islam atau dengan kata lain bahwa masyarakat atau
individu non muslim yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam akan diberi
status penduduk permanen tetapi tidak dianggap sebagai warga negara dari negara
Islam kecuali jika mereka memeluk Islam atas kemauan mereka sendiri Meskipun
demikian ternyata kenyataan diatas bukanlah sebuah statemen yang bersifat final hal
ini terlihat dari adanya pemikir Islam yang memandang mereka sebagai warga negara
Islam12
Kewarganegaraan (citizenship) adalah suatu bentuk dari identitas sosial politik
( a form of social politicial identity) seseorang yang keberadaannya berkaitan dengan
waktu yang berkembang Di sisi lain kewarganegaraan ternyata tidak hanya sebuah
identitas tetapi mencakup pula atribut rights obligations ative in public affairs dan
an acceptance of societal values13
Oleh karena itu pula definisi kewarganegaraan termasuk pula definisi warga
tidaklah sama mencakup banyak dimensi Menurut Aristoteles definisi tentang
warga negara ditentukan oleh bentuk pemerintahan atau ia sebut bentuk
konstitusinya Salah satu ungkapannya adalah ldquoit may be thet someone who is a
citizen in a democracy is not one in a oligarchyrdquo14
Bahwa kewarganegaraan adalah
bentuk partisipasi warga dalam kehidupan publik Jadi kewarganegaraan ditandai
dengan adanya partisipasi Gagasan ini untuk sementara waktu tergantikan oleh
konsep kewarganegaraan sebagai bentuk legal dengan elemen hak dan kewajiban
(right and obligation) Bahwa kewarganegaraan ditandai dengan adanya hak dan
11
Abdul Rahman Abdul Kadir Kurdi Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-Quran
dan Sunnah (Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000) h 115
12
Abdul Qadir Djaelani Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam (Surabaya Bina Ilmu
1995) h 241
13
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century (London Setting
the Contex Kogan Page 1998) h 2-3
14
Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barkerhellip h 85
23
kewajiban warga negara dalam sebuah negara hukum merupakan warisan dari tradisi
Republik Romawi yang muncul setelah masa Yunani Kuno15
2 Konsep Mengenai Dwikewarganegaraan
Dwikewarganegaraan dapat lahir karena adanya dua negara yang mengklaim
kewarganegaraan atas seseorang dan dapat dikaitkan dengan faktor-faktor tertentu di
antaranya
a Kewarganegaraan yang didapat dari garis darah (ius sanguinis)
b Kewarganegaraan yang didapat berdasarkan tempat kelahiran (ius soli)
c Kewarganegaraan yang didapat karena adanya perkawinan (jure matrimonii)
d Kewarganegaraan yang didapat karena naturalisasi
e Kewarganegaraan yang didapat karena adopsi16
f Kewarganegaraan yang didapat karena investasi yang dilakukan17
g Kewarganegaraan yang didapatkan berdasarkan agama18
h Kewarganegaraan yang didapatkan karena jabatannya (jus oficii)19
15
Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 24
16
Swedia memberikan kewarganegaraan secara otomatis terhadap anak yang diadopsi Office
of Migration Sweden httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship html (diakses 20 Januari 2020 pkl
0800 WIB)
17
Antara lain Austria Antigua dan Barbuda Siprus Dominika Malta dan St Kitts dan
Nevis Henley amp Partners httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment diakses 20
Januari 2020 pkl 0800 WIB)
18
Praktik yang dilakukan oleh Israel setiap orang Yahudi yang kembali ke Israel memiliki
hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel Ministry of Foreign Affairs Israel
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20nationalityaspx
(diakses 20 Januari 2020 pkl 0800 WIB)
19
Vatikan memberikan kewarganegaraan bagi pemegang jabatan Tahta Suci Official Page of
Vatican httpwww vaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en html (diakses diakses 20 Januari
2020 pkl 0800 WIB)
24
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut ius
sanguinis lahir di negara lain yang menganut asas ius soli maka kedua negara
tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga negaranya Sebagai contoh sebelum
ada perjanjian Menteri luar negeri Indonesia Soenario dan Menteri luar negeri China
Chow orang China yang berdomisili di Indonesia (ius soli) merupakan warga negara
Indonesia dan warga negara China (ius sanguinis)20
Untuk mencegah Bipatride maka UU No 62 tahun 1958 pasal 7 menyatakan
bahwa seorang perempuan asing yang lahir dengan laki-laki WNI dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan melakukan pernyataan dengan syarat bahwa dia
harus meninggalkan kewarganegaraan asalnya
Bila dalam praktik dua faktor tersebut bertemu dan terkait dengan seseorang
dwikewarganegaraan dapat berlaku bila hukum dari masing-masing negara
mengizinkan Ada tiga cara penerimaan yang dapat berlaku bila faktor-faktor
kewarganegaraan tersebut bertemu yaitu penerimaan dwikewarganegaraan secara
penuh terbatas dan penolakan terhadap dwikewarganegaraan Dwikewarganegaraan
secara terbatas dikaitkan dengan jangka waktu usia tertentu Dalam jangka waktu
tertentu pemilik dwikewarganegaraan harus melepaskan salah satu
kewarganegaraannya Dalam hal apabila negara menolak dwikewarganegaraan salah
satu kewarganegaraan akan gugur Awalnya menurut pandangan tradisional
memperlihatkan adanya penolakan terhadap konsep dwikewarganegaraan karena
pada dasarnya kewarganegaraan dipandang sebagai satu-satunya rantai penghubung
antara individu dengan suatu negara yang berdaulat menurut konsepsi yang ada pada
saat itu21
Hukum kewarganegaraan adalah bagian dari kedaulatan suatu negara untuk
menentukan siapa saja yang menjadi bagian dari negara itu sehingga
20
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 235
21
Irene Bloemraad ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of Postnationalism the
Possibilities of Transnationalism and the Persistence of Traditional Citizenship International
Migration Review Vol 38 No 2 (2004) h 90
25
kewarganegaraan diberlakukan secara kaku Pemberian suatu kewarganegaraan dari
negara lain dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip kedaulatan22
Selain
itu juga akan menyebabkan ketidakstabilan hubungan diplomatik negara-negara di
dunia Masalah lain yang dikhawatirkan adalah masalah hukum perdata internasional
terkait dengan status personal seseorang yang memiliki dwikewarganegaraan23
Keengganan hukum internasional untuk menerima dwikewarganegaraan ini
secara jelas diatur dalam Konvensi Liga Bangsa-Bangsa (LBB) tentang Konflik
Hukum Kewarganegaraan tahun 1930 (Convention on Certain Questions Relating to
the Conflict of Nationality Laws) lalu Dewan Eropa (Council of Europe) pada tahun
1963 juga membuat Convention on the Reduction of Cases of Multiple Nationality24
Dalam konsiderans Konvensi LBB tahun 1930 dinyatakan bahwa ldquoefforts of
humanity should be directed is the abolition of all cases both of statelessness and
double nationalityrdquo Sedangkan pada Konvensi Dewan Eropa 1963 tujuan dari
Konvensi tersebut bukan penghapusan total dwikewarganegaraan tetapi sebisa
mungkin mengurangi kasus kewarganegaraan banyak Di saat yang sama pandangan
yang pro terhadap dwikewarganegaraan juga berkembang namun tidak begitu
populer George Bancroft seorang diplomat AS pada abad ke-19 yang
mempromosikan North American Bancroft Treaty mengatakan ldquohellipas soon tolerate a
man with two wives as a man with two countriesrdquo sebagai metafora yang
menganalogikan dwikewarganegaraan dengan praktik poligami jika poligami dapat
dianggap wajar oleh masyarakat begitu pula seharusnya dengan
dwikewarganegaraan
22
Peter J Spiro ldquoDual Citizen as Human Rightrdquo International Journal of Constitutional
Law Vol 8 No 1 (2010) h 113
23
Ko Swan Sik edNationality and International in Asian Perspective (Dordrecht Martinus
Nijhoff 1990) h 247
24
Anja Broslashndsted Sejersen ldquoldquoI Vow to Thee My Countriesrdquo The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Centuryrdquo International Migration Review Vol 42 No 3 (2008) h 530
26
Pasca Perang Dunia ke-II hak asasi manusia berkembang dan hak untuk
berpindah kewarganegaraan diakui sebagai hak asasi manusia dalam Deklarasi
Universial Hak Asasi Manusia PBB tahun 1948 Kewarganegaraan dipandang
sebagai suatu hak yang mendasar Selain itu pandangan liberal menggeser konsepsi
nasionalisme yang kaku menjadi lebih fleksibel Struktur masyarakat yang semakin
heterogen (terutama di Eropa) juga mendorong pergeseran pandangan
kewarganegaraan yang awalnya dikaitkan dengan konteks kewilayahan dan
kesukubangsaan
Migrasi transnasional juga terus menggerus konsepsi tradisional
kewarganegaraan yang dikaitkan negara kebangsaan (nation-state) Dengan
perkembangan transportasi dan komunikasi hubungan transnasional orang-orang
semakin cair dan kasus dwikewarganegaraan mulai timbul secara de facto meskipun
secara de jure belum diakomodir
Menjelang abad ke-21 ada pergeseran pandangan yang semakin permisif
terhadap dwikewarganegaraan yang secara jelas terlihat dalam instrumen hukum
internasional Dalam Konvensi Eropa tentang Kewarganegaraan (European
Convention on Nationality 1997) secara tegas mengharuskan negara peserta untuk
mengizinkan dwikewarganegaraan bagi anak yang mendapatkan
dwikewarganegaraan karena kelahirannya atau perkawinan25
Dari sini dapat dilihat
perkembangan hukum internasional khususnya instrumen hukum internasional
negara-negara Eropa semakin permisif terhadap kasus dwikewarganegaraan yang
pada awalnya menolak sama sekali dwikewarganegaraan dalam Konvensi LBB 1930
lalu sebisa mungkin menghindari dwikewarganegaraan menurut Konvensi Dewan
Eropa 1963 dan pada akhirnya diterima di Eropa berdasarkan Konvensi Eropa 1997
25
Article 17 European Convention on Nationality 1997 berbunyi asli sebagai berikut ldquoA
State Party shall allow a children having different nationalities acquired automatically at birth to
retain these nationalities b its nationals to possess another nationality where this other nationality is
automatically acquired by marriagerdquo
27
Keadaan berkewarganegaraan ganda sering pula terjadi akibat dari
perkawinan campuran antar bangsa yang otomatis menganut hukum perkawinan dan
kewarganegaraan yang berbeda26
Dimana masing-masing pihak yang terkait dalam
perkawinan campuran tersebut oleh negara asalnya ada yang mengizinkan anak yang
dihasilkan dari perkawinan tersebut untuk memiliki kewarganegaraan kedua
orangtuanya (kewarganegaraan gandadwikewarganegaraan) Dalam kenyataannya
terdapat keanekaragaman peraturan dan asas-asas kewarganegaraan apakah ius soli
atau ius sanguinis karena negara bebas untuk memilih asas-asas manakah yang
hendak dipakainya dalam menentukan siapakah yang menjadi warganya Yang
kemudian menimbulkan apatridie bipatridie bahkan mungkin multipatridie karena
dari benturan asas-asas kewarganegaraan yang tidak seragam Akibatnya timbul
peraturan-peraturan di bidang kewarganegaraan yang tidak sama di semua negara
Dan menurut istilah Sudargo Gautama hal ini menggambarkan seolah-olah terjadi
ldquopertentanganrdquo27
Yang dimaksud dengan apatridie yaitu orang-orang yang tidak mempunyai
suatu kewarganegaraan (tanpa kewarganegaraan) Pada akhir-akhir ini apatride
banyak kemungkinan terjadi karena perkembangan hubungan antara negara dan
hubungan politis Beberapa negara tertentu telah mulai mempergunakan pencabutan
kewarganegaraan sebagai semacam hukuman Apabila orang-orang yang terkena
dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh negara yang bersangkutan dan mereka ini
belum dapat memperoleh kewarganegaraan pengganti maka mereka ini berstatus
tanpa kewarganegaraan
Apatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut
asas ius soli lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis Sebagai contoh orang
26
Zulfa Djoko Basuki ldquoPerkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya di Indonesia
Dewasa Inirdquo Vol1 No3 (Jakarta Jurnal Hukum Internasional April 2004) h547
27
Beliau lebih lanjut menjelaskan hal ini merupakan konsekuensi dari prinsip kebebasan
untuk menentukan sendiri siapakah yang merupakan warganegaranya maka kita dapat menyaksikan
tidak adanya uniformitet di lapangan peraturan-peraturan tentang kewarganegaraan
28
China yang pro Koumintang tidak diakui sebagai warga RRC sedangkan Taiwan
sebagai negara asal pada 1958 belum ada hubungan diplomatic dengan Indonesia
maka mereka juga tidak diakui sebagai warga negara Taiwan Sehingga mereka
merupakan ldquodefacto apatriderdquo Untuk mencegah apatride UU No 62 Tahun 1958
pasal 1 huruf f menyatakan bahwa anak yang lahir di wilayah Indonesia selama
orang tuanya tidak diketahui adalah warga negara Indonesia
Sementara bagi orang Cina sebelum lahirnya UU No 62 tahun 1958 untuk
menentukan kewarganegaraan diadakan perjanjian antara Indonesia-Cina yang
dikenal dengan perjanjian Soenario-Chow pada tanggal 22 April 1955 yang
diundangkan dengan UU No 2 tahun 1958 berisi bahwa semua orang Cina yang
berdomisili di Indonesia harus mengadakan pilihan kewarganegaraan dengan tegas
dan secara tertulis 28
Kasus yang paling marak mengenai apatride adalah ketika banyak terjadinya
pengungsi-pengungsi yang melarikan diri dari Vietnam tahun 1970-an akibat dari
Perang Vietnam Keadaan tanpa kewarganegaraan ini adalah menyedihkan bagi yang
harus mengalami Sama sekali tidak ada perlindungan dari sesuatu negara Tidak
dapat memiliki paspor negara tertentu Seandainya mereka harus diusir dari negara
tempat mereka berdomisili kemana mereka harus dikirim Sedangkan Bipatridie atau
dwi-kewarganegaraan akan terjadi apabila seseorang memiliki dua kewarganegaraan
Kenyataan terjadinya bipatridie kerapkali sering berlaku yaitu kalau seseorang
penduduk pada suatu negara yang berasal dari kewarganegaraan lain diberi
pewarganegaraan oleh negara yang didiaminya tanpa ia menyatakan melepaskan
kewarganegaraan aslinya (leluhurnya)
28
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 236
29
B Kajian Teoritis
1 Teori Kebijakan Alternatif
a Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak (tentang
pemerintahan organisasi dsb) pernyataan cita-cita tujuan prinsip dan garis
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran Secara umum
kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukan perilaku seseorang
aktor misalnya seorang pejabat suatu kelompok maupun lembaga tertentu
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi Pada dasarnya terdapat
banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian mengenai
kebijakan 29
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya memecahkan
problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejaheraan masyarakat Dan dalam kebijakan setidaknya harus memenuhi
empat hal penting yakni (1)tingkat hidup masyarakat meningkat (2)terjadi
keadilan By the law social justice dan peluang prestasi dan kreasi
individual (3)diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat (dalam
membahas masalah perencanaan keputusan dan implementasi) dan
(4)terjaminnya pengembangan berkelanjutan
Monahan dan Hengst seperti yang dikutip oleh Syafaruddin bahwa
kebijakan (policy) secara etimologi diturunkan dalam bahasa Yunani yaitu
ldquoPolisrdquo yang artinya kota (city)30
Pendapat ini menjelaskan kebijakan
29 Noeng H Muhadjir Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif (Yogyakarta Raka Sarasin 2000) h 15
30
Heinz Weihrich dan Haroid Koontz Management AGlobal Perspective Tent Edition (New
York McGraw-Hill 1993) h 123
30
mengacu kepada cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan
untuk mengelola kegiatan mereka Dalam hal ini kebijakan berkenaan dengan
gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama
diterima pemerintah atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha
mengejar tujuannya Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa
kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang menjadi arah
dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus diikuti oleh para pelaku
dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan dalam sebuah
organisasi serta mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan
masalah atas tindakan yang terjadi
Lebih lanjut Muhadjir mengatakan bahwa kebijakan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kebijakan subtantif dan kebijakan implementatif Kebijakan
subtantif adalah keputusan yang dapat diambil berupa memilih alternatif yang
dianggap benar untuk mengatasi masalah Tindak lanjut dari kebijakan
subtantif adalah kebijakan implemtatif yaitu keputusan-keputusan yang
berupa upayaupaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan
subtantif31
Secara empiris kebijakan berupa undang-undang petunjuk dan
program dalam sebuah Negara kebijakan dianggap sebagai rangkaian
tindakan yang dikembangkan oleh badan atau pemerintah yang mempunyai
tujuan tertentu diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok
pelaku untuk memecahkan masalah tertentu Dengan demikian berdasarkan
beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpukan bahwa kebijakan adalah
sebagai rangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dari dasar pada
masalah yang menjadi rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
31
Noeng H Muhadjir Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach (Yogyakarta
Rake Sarakin 2003) h 90
31
kepemimpinan dan cara bertindak pernyataan citacita prinsip atau maksud
dalam memecahkan masalah sebagai garis pedoman untuk manajeman dalam
usaha mencapai sasaran atau tujuan Dengan kata lain sebagai pedoman untuk
bertindak bagi pengambilan keputusan
Sholichin Abdul Wahab32
sebagaimana dikutip Suharno
mengisyaratkan bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat
kebijakan publik sebagai tindakan yang mengarah pada tujuan ketika kita
dapat memerinci kebijakan tersebut kedalam beberapa kategori yaitu
a Tuntutan kebijakan (policy demands)
Yaitu tuntutan atau desakan yang diajukan pada pejabat-pejabat
pemerintah yang dilakukan oleh actor-aktor lain baik swasta maupun
kalangan pemerintah sendiri dalam sistem politik untuk melakukan
tindaka n tertentu atau sebaliknya untuk tidak melakukan tindakan
pada suatu masalah tertentu Tuntutan ini dapat bervariasi mulai dari
desakan umum agar pemerintah berbuat sesuatu hingga usulan untuk
mengambil tindakan konkret tertentu terhadap suatu masalah yang
terjadi di dalam masyarakat
b Keputusan kebijakan (policy decisions)
Adalah keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah yang
dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan
publik Dalam hal ini termasuk didalamnya keputusankeputusan
untuk menciptakan statuta (ketentuan-ketentuan dasar) ketetapan-
ketetapan ataupun membuat penafsiran terhadap undang-undang
c Pernyataan kebijakan (policy statements)
Ialah pernyataan resmi atau penjelasan mengenai kebijakan publik
tertentu Misalnya ketetapan MPR Keputusan Presiden atau Dekrit
32
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negara (Jakarta Bumi Aksara 2010) h 25-27
32
Presiden keputusan peradialn pernyataan ataupun pidato pejabat
pemerintah yang menunjukkan hasrat tujuan pemerintah dan apa
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut
d Keluaran kebijakan (policy outputs)
Merupakan wujud dari kebijakan publik yang paling dapat dilihat dan
dirasakan karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan
guna merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan dan
pernyataan kebijakan Secara singkat keluaran kebijakan ini
menyangkut apa yang ingin dikerjakan oleh pemerintah
e Hasil akhir kebijakan (policy outcomes)
Adalah akibat-akibat atau dampak yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan sebagai
konsekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya tindakan
pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu yang
ada dalam masyarakat
William N Dunn33
membedakan tipe-tipe kebijakan menjadi
lima bagian yaitu
a Masalah kebijakan (policy public) Adalah nilai kebutuhan dan
kesempatan yang belum terpuaskan tetapi dapat diidentifikasi dan
dicapai melalui tindakan public Pengetahuan apa yang hendak
dipecahkan membutuhkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
mendahului adanya problem maupun informasi mengenai nilai yang
pencapaiannya menuntut pemecahan masalah
b Alternative kebijakan (policy alternatives) Yaitu arah tindakan yang
secara potensial tersedia yang dapat member sumbangan kepada
pencapaian nilai dan pemecahan masalah kebijakan Informasi
33
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL (Yogyakarta
Gajah Mada University Press 2003) h 98
33
mengenai kondisi yang menimbulkan masalah pada dasarnya juga
mengandung identifikasi terhadap kemungkinan pemecahannya
c Tindakan kebijakan (policy actions) Adalah suatu gerakan atau
serangkaian gerakan sesuai dengan alternatif kebijakan yang dipilih
yang dilakukan untuk mencapai tujuan bernilai
d Hasil kebijakan (policy outcomes) Adalah akibat-akibat yang terjadi
dari serangkaian tindakan kebijakan yang telah dilaksanakan Hasil
dari setiap tindakan tidak sepenuhnya stabil atau diketahui sebelum
tindakan dilakukan juga tidak semua dari hasil tersebut terjadi seperti
yang diharapkan atau dapat diduga sebelumnya
e Hasil guna kebijakan Adalah tingkat seberapa jauh hasil kebijakan
memberiakn sumbangan pada pencapaian nilai Pada kenyataanya
jarang ada problem yang dapat dipecahkan secara tuntas umumnya
pemecahan terhadap suatu problem dapat menumbuhkan problem
sehingga perlu pemecahan kembali atau perumusan kembali
b Analisis Kebijakan Publik
Studi kebijakan dapat dilihat sebagai bagian dari studi disiplin
maupun sistem administrasi atau salah satu kajian dalam administrasi publik
yaitu kebijakan publik (public policy) Dengan begitu kebijakan mengarah
kepada produk yang dikeluarkan oleh badan-badan publik yang bentuknya
bisa berupa peraturan perundang-undangan dan keputusan-keputusan
sedangkan kebijaksanaan lebih menitik beratkan kepada fleksibilitas suatu
kebijakan 34
Untuk lebih memamahi kebijakan maka perlu mengkaji tentang
analisis kebijakan karena kebijakan pada esensinya adalah suatu proses dalam
34
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negarahellip h153
34
upaya untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik sehingga berdampak
pada kesejahteraan bangsa Pembuat kebijakan publik pada umumnya adalah
unsur birokrat atau pejabat pemerintah termasuk para pegawai senior
pemerintah yang tugasnya adalah memberikan pelayanan demi kebaikan
publikuntuk itu para ahli mencoba menjelaskan pengertian analisis kebijakan
Menurut Bardach bahwa analisis kebijakan adalah suatu aktifitas
politik dan sosial35
Hal ini berarti dalam analisis kebijakan perlu dipahami
masalah-masalah yang bersifat politis dan sosial Kemudian Palto dan
Sawicky sebagaimana dikutip Riant Nugroho menyatakan bahwa analisis
kebijakan merupakan tindakan yang diperlukan untuk membuat suatu
kenijakan baik kebijakan yang baru maupun kebijakan yang merupakan
konsekuensi dari kebijakan yang ada36
Sementara analisis kebijakan menurut
William NDunn bahwa analisis kebijakan adalah
ldquoPolicy analysis is a problem solving discipline that draws on
theories methodee and substantive findings of the behavioral and social
sciences social professional and political philosophy as is usual with
complex activities there are several ways to define policy analisis The one
adopted here is that policy analysis is a process multidisciplinary inquiry
designed to create critically assess and coinicate information that is useful
in understanding and improving policiesrdquo 37
Pendapat Dunn ini juga dikutip dalam Nanang Fattah bahwa analisis
kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu yang berupaya memecahkan masalah
dengan menggunakan teori metode dan substansi penemuan tingkah laku dan
35
Eugene Bardach A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving (New York Seven Bridges Press 2000) h 13
36
Riant Nugroho Public Policy (Jakarta Alex Media Komputindo 2008) h 84
37
Willian N Dunn Public Policy Analysis (London Pearson Prentice Hall 2003) h 1
35
ilmu-ilmu sosial profesi sosial dan filosofi sosial politis38
yang dilakukan
dengan cara tertentu Sedangkan Dunn menyatakan bahwa ada tiga
pendekatan dalam analisis kebijakan yaitu pendekatan empiris evaluative
dan normatif Pendekatan empiris berupaya menjawab permasalahan fakta-
fakta pendekatan evaluastif berupaya mencari beberapa nilai atas sesuatu dan
pendekatan normatif memberikan upaya tindakan atas apa yang harus
dilakukan Prosedur analisis kebijakan menurut Dunn dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Prosedur Analisis Umum Menurut Waktu Tindakan Kebijakan39
Tindakan
Kebijakan
Deskripsi Evaluasi Rakomendasi
Sebelum
tindakan(ex-ante)
Prediksi - Preskripsi
Sesudah tindakan
(ex-pose)
Deskripsi Evaluasi -
Penjelasan dari istilah pada tindakan kebijakan diatas adalah
a Definisi yang menghasilkan pengetahuan mengenai kondisi-kondisi
yang menimbulkan masalah kebijakan
b Prediksi adalah menyedikan informasi mengenai konsekuensi dimasa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan termasuk jika tidak
melakukan sesuatu
c Preskripsi adalah menyediakan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa yang akan datang
38
Nanang Fattah Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2013)
h 5 39
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOLhellip h 98
36
d Deskripsi adalah menghasilkan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa sekarang dan masa lalu
e Evaluasi adalah kegunaan alternatif kebijakan dalam memecahkan
permasalahan
Berdasarkan prosedur analisis tindakan kebijakan ini bertujuan akhir
pada pemecahan masalah yang dihadapi sehingga perlu dibuat kebijakan
untuk mengataasi permasalahan tersebut Untuk itu analisis kebijakan
akan memperkirakan apa yang akan terjadi apabila alternatif yang dipilih
ditetapkan untuk dilaksanakan memperkirakan apa yang akan terjadi
kemudian apa yang harus dilakukan serta dampak apa yang akan terjadi
dari kebijakan tersebut Selanjutnya apabila tidak dilakukan alternatif
kebijakan tersebut maka tantangan yang akan terjadi baik kondisi politik
sosial dan budaya apabila kebijakan itu tidak dilaksnakan Kemudian
analisis kebijakan mendeskripsikan kebijakan yang telah dilaksanakan dan
yang akan dilaksanakan sehingga diperoleh gambaran apa kekurangan dari
kebijakan yang telah dilakukan dan apa kelebihan dari kebijakan yang
telah dilaksanakan sehingga diperoleh alternatif yang tepat Melalui
evaluasi kebijakan akan diperoleh gambaran sejauh mana kebijakan yang
dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
37
BAB III
DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DAN
INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia
a Zaman Belanda
Dalam buku-buku (dalam bahas Indonesia) yang membahas ketentuan
Pasal 131 IS da Pasal 163 IS Lazim dipergunakan sebutan ldquoorang Indonesia
aslirdquo tidak ada kata-kata ldquobangsardquo (orang-orag bangsa Indonesia asli)
Pemakaian sebutan ldquoorang Indonesia aslirdquo dipertimbangkan berdasarkanberbagai
aspek Judul bab dalam IS (Bab kedelapan) adalah ldquovan de ingezetenanrdquo yaitu
ldquotentang pendudukrdquo bukan tentang kewarganegaraan (citizenship)1 Pengertian
ini dapat dimengerti Indonesia pada waktu itu (Hindia-Belanda) bukan sebuah
Negara yang mandiri walaupun memiliki cirri-ciri kenegaraan Indonesia adalah
bagian (sebagai jajahan) Kerajaan Belanda Hal yang sama berlaku untuk
suriname dan Curacau Penduduk Indonesia adalah kaula belanada (nederlands
ondedanen) Sebutan ldquokaula Belandardquo serupa dengan sebutan ldquoBritish Subjectrdquo
untuk penduduk daerah jajahan Inggris Sebutan-sebutan itu dengan sengaja
untuk membedakan dengan sebutan ldquoBritish citizenrdquo yaitu warga Negara di
wilayah (negara) induk Begitu juga sebutan kaula Belanda untuk membedakan
dengan warga Belanda yang disebut ldquonenderlanderrdquo yaitu orang Belanda 2
Oleh karena Hindia-Belanda dijajah oleh Negeri Belanda maka pada
zaman itu segala sesuatu tentang kewarganegaraan diatur oleh Undang-undang
dari Negeri Belanda Yang menjadi pokok-pangkal dalam hal ini ialah Undang-
1 Wirjono Projodikoro Azas-Azas Kewarganegaraan di Indonesia (Jakarta PT Dian Rakyat
1989) h 174
2 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
(Yogyakarta FH UII Press 2009) h 17
38
undang (Wet) tanggal 12 Desember 1892 tentang ldquoNederlanderschap
eningezetenschaprdquo (Kebangsaan Belanda dan hal penduduk Kerajaan Belanda)
Ada dua macam ldquoNederlanderrdquo (orang Belanda) yaitu (1) orang Belanda sejak
lahir dan berdasar keturunan (jus sanguinis) (2) orang-orang yang menjadi orang
Belanda secara naturalisasi atau pewarganegaraan Menurut pasal 10 orang Asing
(vreemdeling) adalah orang yang bukan orang Belanda tersebut dan yang tidak
dengan secara lain menjadi ldquoNederlands onderdaanrdquo atau kaula Belanda3
Tentang kaula-Belanda ini ada Undang-undang (Wet) lain tanggal 10
Februari 1910 (staatsblad 1910-269) tentang kaula Belanda yang bukan orang
Belanda Menurut pasal 1 Undang-undang ini dari orang-orang yang bukan
orang Belanda adalah kaula Belanda (Nederlands onderdaan) orang-orang
berikut
1 Mereka lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao dari orang-orang tua
yang bertempat tinggal disana atau apabila bapaknya tidak dikenal dari ibu
yang bertempat tinggal disana (dengan beberapa kekecualian mengenai anak-
anak dari Konsul Asing)
2 Mereka yang lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao yang
a Kedua orang tuanya tidak dikenal
b Orang tuanya tidak berdiam diri disitu dan tidak mempunyai
ldquoNationalityrdquo (kebangsaan) atau kebangsaannya tidak dikenal
c Bapaknya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belanda
d Ibunya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belandajika
bapak-bapaknya tanpa nationality atau kebangsaannya tidak dikenal
3 Istri kaula-Belanda
4 Anak dari seorang kaula-Belanda meskipun lahir di luar daerah-daerah itu
yang dibawah umur 18 tahun atau sudah kawin
3 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006hellip h 17
39
5 Anak tersebut sub empat yang setelah kawin atau setelah mencapai umur 18
tahun menetap di daerah-daerah tersebut
Menurut pasal 2 status orang sebagai kaula-Belanda hilang
1 Dengan naturalisasi atau pewarganegaraan seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang belum kawin disuatu Negara Asing
2 Bagi seorang perempuan yang kawin dengan seorang warga dari suatu Negara
Asing kecuali apabila perempuan itu tidak mungkin menjadi warga dari
Negara Asing tadi
3 Dengan masuk dinas ketentaraan Negara Asing tanpa ijin dari pemerintah
setempat
4 Bagi orang-orang bukan Indonesia asli yang setelah berada di luar daerah-
daerah tersebut tidak dalam 3 bulan melaporkan diri pada seorang Konsul
Belanda di tempat
5 Bagi orang perempuan yang termasuk dalam sub 1 dan 2 setelah ia kemudian
mendapat nationality dari suaminya
6 Dengan pembatalan status itu oleh yang berkuasa dalam beberapa hal tertentu
Dengan demikian pada zaman Hindia-Belanda tidak ada kewarganegaraan Indonesia
melainkan hanya ada kekaulaan Belanda sehingga pada waktu itu di Indonesia
terhadap pengertian ldquoorang asingrdquo (vreemdeling) ada pengertian ldquokaula-Belandardquo dan
para kaula-Belanda ini dibagi dalam tiga golongan yaitu
a Orang-orang Belanda
b Orang-orang Indonesia asli (inlander)
c Orang-orang timur asing (vreemde Oosterling)
Tiga golongan ini kemudian dinamakan lain yaitu
a Nederlands onderdaan-Nederlander atau kaula-Belanda yang terdiri dari orang
Belanda
b Nederlands onderdaan-niet Nederlander van inheemse oorsprong (kaula-
Belanda yang bukan orang-orang Belanda dan yang terdiri dari orang-orang
Indonesia asli
40
c Nederlands onderdaan-niet Nederlander van uitheemsche oorsprong
ataukaula-Belanda yang bukan orang Belanda dan bukan orang Indonesia asli
yaitu orang Eropa bukan Belanda dan orang-orang Timur Asing seperti
orang-orang Cina Arab India dan lain-lain Dalam hal ini orang Jepang
disamakan dengan orang Eropa bukan Belanda4
Hindia Belanda bukanlah suatu negara maka tanah air Indonesia dalam zaman
Belanda tidak mempunyai warga negara menurut pertauran Hindia Belanda
penghunipenduduk tanah air Indonesia yang bukan orang asing disebut kaulanegara
Belanda yang dapat dibagi sebagai berikut5
1) Kaulanegara Belanda orang Belanda
2) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi yang termasuk
Bumiputera
3) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi juga bukan
Bumiputera misalnya orang-orang Timur Asing (Cina India Arab
dan lain-lain)
b Zaman Pendudukan Jepang
Indonesia diduduki oleh Jepang dari bulan Maret 1942 sampai tanggal 17 Agustus
1945 pemerintah Jepang tidak mengeluarkan suatu peraturan resmi mengenai
kewarganegaraan di Indonesia Tetapi dalam praktek orang-orang di Indonesia yang
bukan orang Jepang baik orang-orang Indonesia asli maupun orang-orang keturunan
Belanda Cina Arab dan sebagainya tidak lagi dipandang sebagai kaula-Belanda
atau Nederlands onderdaan Orang-orang keturunan Belanda pada umumnya
dianggap sebagai orang-orang Belanda maka mereka seperti orang-orang Belanda
juga dimasukkan dalam ldquokonsentrasi-kamprdquo atau tempat pengasingan jadi berada
4 Wirjono Prdjodikoro Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia (Jakata PT Dian Rakyat
1989) h 175
5 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 237
41
diluar kehidupan kemasyarakatan dan orang-orang lain yang ada di Indonesia yang
bukan orang Jepang dianggap sama kedudukannya sebagai rakyat jelata Maka dalam
periode ini kewarganegaraan tidak diatur
c Sejak Proklamasi
Pada waktu Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 Negara
Republik Indonesia belum mempunyai Undang-Undang Dasar Sehari kemudian
tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD 1945 mengenai kewarganegaraan
UUD 1945 menyebutkan antara lain6
1) Pasal 26 ayat (1) menentukan bahwa ldquoYang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara Indonesiardquo sedangkan
2) Pasal 26 ayat (2) menentukan bahwa ldquoSyarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan Undang-Undangrdquo
Sebagai pelaksanaan pasal 26 tanggal 10 April 1946 diundangkan UU No 3 tahun
1946 Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut UU No 3
tahun 1946 adalah
1) Orang yang asli dalam daerah Indonesia
2) Orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam wilayah
negara Indonesia
3) Anak yang lahir di dalam wilayah negara Indonesia
Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa asas yang dianut dalam UU ini adalah Ius Soli
UU No 3 tahun 1946 selanjutnya mengalami perubahan oleh UU No 6 dan 8 Tahun
1947 Sebagaimana UU No 3 tahun 1946 kalau diperhatikan dari UU tersebut bahwa
kewarganegaraan yang dianut di Indonesia menganut asas Ius Soli yang dapat dilihat
pada pasal 1 (a) dan (b) yaitu
1) WNI adalah orang Indonesia asli dalam daerah negara Indonesia
6 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
42
2) Orang peranakan yang lahir dan bertempat tinggal di Indonesia paling sedikit 5
tahun berturut-turut serta berumur 21 tahun kecuali ia menyatakan keberatan
menjadi WNI7
d Persetujuan Kewarganegaraan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB)
Persetujuan perihal pembagian warga negara hasil dari Konferensi Meja Bundar
(27 Desember 1949) antara Belanda dengan negara Indonesia Serikat ada tiga hal
yang penting dalam persetujuan tersebut antara lain8
1) Orang Belanda yang tetap kewarganegaraan Belanda tetapi terhadap
keturunannya yang lain dan bertempat tinggal di Indonesia kurang lebih 6
bulan sebelum 27 Desember 1949 setelah penyerahan kedaulatan dapat
memilih kewarganegaraan Indonesia yang dinamakan ldquohak opsirdquo atau hak
untuk memilih kewarganegaraan sedangkan pemilihan kewarganegaraan
disebabkan tindakan aktif sebagai lawan tindakan pasif dalam hak
repudiasi
2) Orang-orang yang tergolong kawula Belanda (orang Indonesia Asli)
berada di Indonesia memperoleh kewarganegaraan Indonesia kecuali tidak
tinggal di SurinameAntiland Belanda dan dilahirkan di wilayah Belanda
dan dapat memilih kewarganegaraan Indonesia
3) Orang-orang Eropa dan Timur Asing maka terhadap mereka dua
kemungkinan yaitu jika bertempat tinggal di Belanda dan ditetapkan
kewarganegaraan Belanda mereka yang dinyatakan sebagai WNI dapat
menyatakan menolak dalam kurun waktu dua tahun
e Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946
Sesuai dengan Pasal 26 UUD 1945 pada tanggal 10 April 1946
diundangkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 yang mengatur tentang
Kewarganegaraan dan Kependudukan Republik Indonesia Undang-Undang
7 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
8 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 239
43
ini berlaku surut sejak tangga 17 Agustus 1945 Berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang Kewarganegaraan Indonesia yang pertama ini kewarganegaraan
Indonesia bisa didapatkan oleh
1) orang Indonesia asli dalam wilayah Negara Indonesia
2) orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut di atas tetapi turunan
seorang dari golongan itu serta lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman dalam wilayah Negara Indonesia dan orang bukan turunan
seorang dari golongan termaksud lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman yang paing akhir selama sedikitnya lima tahun berturut-turut
di dalam wilayah Negara Indonesia yang telah berumur 21 tahun atau
telah kawin
3) orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara
naturalisasi
4) anak yang sah disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh
bapaknya pada waktu lahir bapaknya mempunyai kewarganegaraan
Indonesia
5) anak yang lahir dalam jangka watu tiga ratus hari setelah bapaknya yang
mempunyai kewarganegaraan Indonesia meningal dunia
6) anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah yang pada
waktu lahir mempunyai kewarganegaraan Indonesia
7) anak yang diangkat secara sah oleh warga negara Indonesia
8) anak yang lahir di dalam wilayah Negara Indonesia yang oleh bapaknya
ataupun ibunya tidak diakui secara sah
9) anak yang lahir di wilayah Negara Indonesia yang tidak diketahui siapa
orangtuanya atau kewarganegaraannya
Pada dasarnya Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1936 menyatakan ada
4 (empat) cara untuk menjadi warga negara Indonesia Pertama untuk penduduk asli
secara otomatis menjadi warga negara Indonesia Kedua penduduk yang sudah lebih
dari lima tahun dan tidak pernah menyatakan diri menolak kewarganegaraan
44
Indonesia adalah warga negara Indonesia Ketiga semua keturunan dari cara pertama
dan cara kedua tersebut Keempat orang asing yang mendaftarkan diri untuk menjadi
warga negara Indonesia Undang-Undang ini pada prinsipnya menganut asas ius soli
Penduduk Indonesia secara pasif memperoleh status warga Negara Indonesia Namun
bagi mereka yang tidak menghendaki status tersebut diperkenankan untuk
menggunakan hak repudiasinya dengan mengajukan pernyataan secara tertulis
menolak kewarganegaraan Indonesia Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 telah
mengalami beberapa kali perubahan yaitu diubah dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1947 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 19489 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 menambahkan ketentuan pada
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dengan (j) badan hukum yang
didirikan menurut hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia dan bertempat
kedudukan di dalam wilayah Negara Indonesia Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1947 kemudian menegaskan bahwa seorang warga negara Indonesia tersebut pada
Pasal 1 sub b yang mempunyai kewarganegaraan dari negara lain dapat melepaskan
kewarganegaraannya dari negara Indonesia dengan menyatakan keberatan menjadi
warga negara Indonesia10
Perubahan dengan kedua Undang-Undang yang terakhir
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin
menggunakan hak repudiasinya sampai tanggal 17 Agustus 1948 Sejak tanggal 17
Agustus 1948 penduduk Indonesia terdiri dari warga negara Indonesia dan warga
negara asing Setiap orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia harus
melalui proses pewarganegaraan berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 194611
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigasian di Indonesiahellip
h 28
10
CST Kansil Hukum Tata Neagara (Jakarta Erlangga 2007) h 38
11
CST Kansil Hukum Tata Neagarahellip h 38
45
f Berdasarkan Undang-Undang No 62 Tahun 1958
Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia yang berlaku hingga sekarang adalah
UU No 62 tahun 1958 yang mutlak berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1
Agustus 1958 Beberapa bagian dari undang-undang itu yaitu yang mengenai
ketentuan-ketentuan siapa warganegara Indonesia status anak-anak dan cara-cara
kehilangan kewarganegaraan ditetapkan berlaku surut hingga tanggal 27 Desember
1949
Hal-hal selengkapnya yang diatur dalam UU No 62 tahun 1958 antara lain (1) Siapa
tang dinyatakan berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) (2) Naturalisasi atau
Pewarganegaraan biasa (3) Akibat pewarganegaraan (4) Pewarganegaraan istimewa
(5) Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dan (6) Siapa yang dinyatakan berstatus
orang asing
Menurut Undang-Undang itu warga negara Indonesia adalah
1) Mereka berdasarkan UUperaturanperjanjian yang terlebih dahulu berlaku
(berlaku surut)
2) Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam Undang-
Undang itu
Sebaliknya seseorang dapat menjadi Orang Asing jika ia tidak memenuhi syarat
sebagai warganegara seperti yang disebutkan diatas Selain itu mungkin juga seorang
Indonesia menjadi orang asing karena (1) Dengan sengaja insyaf dan sadar menolak
kewarganegaraan RI (2) Menolak kewarganegaraan RI karena khilaf atau ikut-
ikutan saja dan (3) Ditolak oleh orang lain misalnya seseorang anak yang ikut status
orang tuanya yang menolak kewarganegaraan RI12
g Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Cina
Setelah kaum Komunis berhasil merebut kekuasaan di Cina sehingga muncul
Republik Rakyat Cina (RRC) yang mempertahankan Undang-Undang
Kewarganegaraan Cina Nasionalis Undang-Undang ini menggunakan asas sanguinis
12
Samidjo Ilmu Negara (Jakarta Amico 1996)hellip h 42
46
Artinya semua orang Cina di manapun berada diklaim sebagai warga negara Cina
Hal ini mengakibatkan semua orang Cina yang berstatus warga negara Indonesia
menjadi berstatus bipatride disamping sebagai warga negara Indonesia juga sebagai
warga negara RRC Timbuknya dwikewarganegaraan adakalanya tidak selalu
disebabkan oleh perbedaan antara peaturan kewarganegaraan masig-masing negara
yang menganut asas perolehan kewarganegaraan yang berbeda namun dapat juga
timbul apabila peraturan kewarganegaraan di setiap negara seluruhnya sama
Berhubungan dengan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam masalah dwi
kewarganegaraan maka dalam praktek negara-negara berusaha untuk mencegah atau
setidak-tidaknya mengurngi adanya kewarganegaraan ganda tersebut13
Masalah dwikewarganegaraan dapat menimbulkan kesulitan ataupun masalah
Masalah atau kesulitan tersebut terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban sebagai waraganegara hal ini dapat dipahami karena bagaimanakah
pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warganegara jika seandainya seseorang
mempunyai dwi-kewarganegaraan Hak dan kewajiban sebagai warganegara
manakah yang harus dilakukan 14
Seperti di Indonesia sebelum dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1958 Tentang perjanjian dwi-kewarganegaraan
Republik Indonesia-Republik Rakyat Cina terdapat penduduk Indonesia yang
memepunyai dwi-kewarganegaraan terutama orang-orang keturunan cina Menurut
Undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia mereka merupakan
warganegara Indonesia juga menurut Undang-Undang Republik Rakyat Cina mereka
juga merupakan warganegara Republik Rakyat Cina15
13
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan (Pusat Studi Hukum Tata
Negara Indo Hill 1995) h 7
14
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraanhellip h 7
15
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia (Tesis Universitas Indonesia 2011) h 79
47
Orang yang mempunyai dwikewarganegaraan (orang keturunan Cina ) ini
sering menimbulkan kesulitan atau persolan di dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan kesulitan baik terhadap yang bersangkutan maupun terhadap
pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut terjadi
pembicaraan antara pihak Indonesia dan RRC sehingga menghasilkan persetujuan
dalam bentuk Perjanjian Dwi Kewarganegaraan Isi perjanjian ini diratifikasi dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1958 ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dwi-kewarganegaraan yang ada
pada waktu itu dan mencegah timbulnya dwi kewarganegaraan di kemudian hari
Masalah dwi-kewarganegaraan diselesaikan dengan cara menghilangkan salah satu
kewarganegaraan yang serempak dimiliki seseorang Untuk itu kedua belah pihak
menyepakati hal-hal berikut ini
1) Suatu golongan yang mempunyai dwi-kewarganegaraan dianggap tidak
mempunyai kewarganegaraan rangkap lagi karena menurut pendapat
Pemerintah Indonesia kedudukan sosial politik mereka membuktikan bahwa
mereka dengan sendirinya telah melepaskan kewarganegaraan RRC-nya
2) Mereka yang berkewarganegaraan rangkap selain butir a harus memilih
dengan kehendak sendiri salah satu kewarganegaraan yang akan mereka
pertahankan Dengan ketentuan bahwa mereka yang tidak menyatakan
pilihannya menjadi warga negara asing Suami istri yang
berkewarganegaraan rangkap menentukan pilihannya masing-masing Dan
selama anak belum dewasa mengikuti pilihan bapak ibunya Dan jika telah
dewasa anak tersebut harus memilih salah satu kewarganegaraan
Pasal X Perjanjian Dwi-kewarganegaraan menentukan bahwa apabila seorang
warga negara Indonesia kawin dengan seorang warga negara RRC masing-masing
tetap memiliki kewarganegaraan asal kecuali apabila salah satu dari mereka dengan
kehendak sendiri memohon dan memperoleh kewarganegaraan dari partnernya
Apabila ia memperoleh kewarganegaraan partnernya dengan sendirinya akan
kehilangan kewarganegaraan asalnya Dari sudut ketentuan Indonesia ketentuan
48
tersebut merupakan ketentuan khusus dari ketentuan umum yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
h Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-undang
kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat Secara filosofis undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia masih mengandung ketentuan yang
belum sejalan dengan falsafah Pancasila karena bersifat diskriminatif kurang
menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara serta kurang
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak
Secara yuridis landasan konstitusional pembentukan Undang-undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indoensia adalah undang-undang
Dasar Sementara Tahun 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden Tahun
1959 yakni dengan kembali berlakunya Undang-undang Dasar 1945 Undang-
undang Dasar 1945 inipun sudah diamandemenkan sehingga lebih menjamin
perlindungan Hak Asasi Manusia dan Hak Warga Negara
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
49
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak16
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadi dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
(1) Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
(2) Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
16
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
50
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan17
Warga negara Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara
Indonesianya seperti tercantum dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat
pernyataan tentang keinginannya untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat
pernyataan itu disampaikan kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang
diwilayahnya meliputi tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak
mengakibatkan kewarganegaraanganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3
tahun sejak tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini
dimaksudkan untuk memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan
perkawinannya atau tidak karena pada umumnya perkawinan campuran hanya
berlangsung dalam waktu 3 tahun Selain itu oleh karena adanya perkawinan
campuran maka dapat pula warganegara asing yang menikah dengan warga negara
Indonesia diberikan kemudahan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini
Manusiahellip h 80
51
tercantum dalam pasal 19 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersnagkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Warga Negara Asing yang telah 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut-turut dapat menjadi Warga Negara Indonesia asalkan dengan diberikan
kewarganegaraan ganda Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara
Indonesia yang telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing
kemudian ia ingin memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka
menurut Pasal 32 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri bagi
warganegara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
17
Libertus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraan (Jakarta
52
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan Masalah perubahan kewarganegaraan
suami istri yang melangsungkan perkawinan campuran didasarkan pada undang -
undang kewarganegaraan seperti halnya perempuan warga negara Indonesia yang
kawin dengan laki-laki warga negara asing yang menurut hukum negara asal
suaminya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan
suami sebagai akibat perkawinan tersebut atau laki-laki warga negara Indonesia yang
kawin dengan perempuan warganegara asing yang menurut hukum negara asal
istrinya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan
istri sebagai akibat perkawinan tersebut18
Oleh karena itu suami atau istri tidak secara otomatis kehilangan
kewarganegarannya ataupun mendapatkan kewarganegaraan pasangannya karena
tergantung kepada hukum kewarganegaraan pasangannya Menurut pasal 26 (3) dan
(4) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia apabila seorang warga negara Indonesia ingin mempertahankan
kewarganegarananya maka dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau perwakilan Republik Indonesia Surat pernyataan
tersebut harus diajukan 3 tahun sejak perwakilan berlangsung Jadi selama jangka
waktu itu perwakilan berlangsung Jadi selama jangka waktu itu ia tidak
menyatakannya maka akan kehilangan kewarganegaraan Indonesianya Dalam pasal
27 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia menyatakan bahwa ldquoKehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri
yang terikat perkawinan yang sah tidak menyebabkan hilangnya status
kewarganegaraan dari istri atau suamirdquo
Visimedia 2008) h4
18
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
53
Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai aspek
bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga negara sehingga diganti
dengan Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru yaitu Undang- Undang Nomor
12 Tahun 2006 Undang-Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam
menghapus berbagai bentuk diskriminasi selama ini Pasal 2 Undang-Undang Nomor
12 Nomor 2006 menyatakan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Nomor
2006 menyatakan bahwa warga negara Indonesia adalah 19
(1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan danatau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia
(2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia
(3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing
(4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia
(5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut
(6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
Indonesia
(7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia
19
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
54
(8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin
(9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
(10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
(11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
(12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan
(13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
Asas-asas yang dianut Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 adalah sebagai
berikut
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 12 Nomor 2006
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
55
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006
Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) atau tanpa kewarganegaraan (apatride)
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini
merupakan suatu pengecualian Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-
undang kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
56
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak20
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadai dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
1 Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
2 Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
3 Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
20
Liberatus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraanhellip h 4
57
4 Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Warga negara
Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara Indoensianya seperti tercantum
dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat pernyataan tentang keinginannya
untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat pernyataan itu disampaikan
kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang diwilayahnya meliputi
tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak mengakibatkan
kewarganegaraan ganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3 tahun sejak
tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini dimaksudkan untuk
memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan perkawinannya atau tidak
karena pada umumnya perkawinan campuran hanya berlangsung dalam waktu 3
tahun21
Selain itu oleh karena adanya perkawinan campuran maka dapat pula warga
negara asing yang menikah dengan warga negara indonesia diberikan kemudahan
untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini tercantum dalam pasal 19
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
58
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersangkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara Indonesia yang
telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing kemudian ia ingin
memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka menurut Pasal 32
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada menteri bagi Warga
Negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan
21
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
59
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah Dwikewarganegaraan
Seiring berjalannya waktu Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinilai sudah tidak sanggup lagi
mengakomodir kepentingan para pihak dalam perkawinan campuran terutama
perlindungan hukum bagi seorang istri yang statusnya Warga Negara Indonesia dan
masalah status kewarganegaraan anak hasil perkawinan campur dimana si ibu Warga
Negara Indonesia akan mengalami kesulitan mendapatkan pengasuhan anaknya yang
Warga Negara Asing apabila perkawinan campur itu putus karena sesuatu hal22
Bila ditinjau ke belakang produk hukum yang dihasilkan pada masa orde
lama yaitu Program Benteng tahun 1951 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1959 yang dimaksudkan untuk memecah persoalan polarisasi sosial Warga Negara
asli dan Warga Negara tidak asli (pribumi dan non pribumi) Pada masa tahun 1945
sampai berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan masa pengembangan
konsep kebangsaan Dalam kurun waktu itu terjadi usaha-usaha
untuk menggantikan konsep kebangsaan itu dengan konsep atau ideologi lain yaitu
munculnya pemberontakan yang bersifat politis ideologis dan separatis Kemudian
lahir orde baru dengan tujuan untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara murni dan konsekuen ternyata tidak berhasil
yang terjadi justru kebalikannya yakni hukum menjadi sarana untuk menopang
kekuasaan dan status quo
Selama orde baru banyak praktik hukum yang tidak aspiratif dan tidak
demokratis sebaliknya sebagai produk hukum orde baru telah memangkas hak-hak
warga negara yang diatur oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan hukum internasional contoh konkrit sebagai ekspresi yang
membawa implikasi praktek politik hukum yang diskriminatif orde baru yaitu
berusaha menggarap masalah Warga Negara Indonesia Tionghoa secara serius
Manusiahellip h 91
60
mendasar dan mendalam yaitu melalui politik hukum pembuatan produk hukum
yang berbentuk Resolusi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor
IIIRESMPRS1966 tentang Pembinaan Kesatuan Bangsa seterusnya rezim orde
baru yang berciri legalistik dalam seluruh kebijaksanaan yang diambilnya selalu
didasarkan pada format perundangan seperti Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden dan Instruksi
Presiden dalam melaksanakan proses konsep kebangsaan Indonesia Untuk keperluan
legalitas tersebut maka sejak periode awal salah satu langkah untuk memecah
persoalan etnik Tionghoa pemerintahan orde baru telah mengeluarkan Instruksi
Presidium Kabinet Nomor 31UIN121966 kepada Menteri Kehakiman Republik
Indonesia untuk tidak menggunakan penggolongan penduduk Indonesia berdasarkan
pasal 131 dan 163 IS (Indische Staatsregelling) dan Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 1967 tentang Kebijaksanaan Pokok yang menyangkut Warga Negara
Indonesia keturunan asing
Dalam konteks mengupayakan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
dianggap perlu untuk meniadakan semua praktik yang mengarah pada pemilahan
atau pengkotak-kotakan golongan penduduk kepada Warga Negara Indonesia
Tionghoa dimungkinkan untuk mengganti nama mereka dengan nama-nama
Indonesia sebagaimana ditentukan dalam keputusan Presidium Kabinet Nomor
1274Kep121966 tanggal 27 Desember 1966 Pada tanggal 8 Juli 1996 dikeluarkan
Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik
Indonesia selanjutnya di sini disebut Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996
Keputusan tentang hukum ini menyatakan bahwa istri dan anak berusia di bawah 18
tahun dari seseorang yang memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia (proses
naturalisasi) langsung mengikuti kewarganegaraan suamiayahnya tersebut (Pasal 1)
Seorang anak (termasuk dari luar kawin) yang belum berusia 18 tahun dari seorang
wanita Warga Negara Indonesia melalui proses pewarganegaraan langsung menjadi
22
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
61
warga negara Indonesia mengikuti kewarganegaraan ibunya (Pasal 2) Dengan
Keputusan Presiden ini semua peraturan perundang-undang yang untuk kepentingan
berbagai hal mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan tidak berlaku lagi Kemudian ditindaklanjuti dengan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1996 kepada aparat daerah supaya menghapus
semua kebijakan hukum yang mewajibkan istri dan anak untuk melampirkan Surat
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk kepentingan tertentu Kemudian
pemerintah mengeluarkan instrument pelaksanaan produk hukum di atas Dalam hal
ini Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 47121265SJ
kepada seluruh Gubernur Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia untuk tidak lagi
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
Lalu Direktur Jenderal Imigrasi mengeluarkan surat edaran tanggal 9 Juli
2002 yang pada intinya menyatakan paspor Warga Negara Indonesia yang telah
memperoleh kewarganegaraan melalui naturalisasi agar melampirkan petikan
Keputusan Presiden tentang Kewarganegaraan sementara anak dan keturunannya
cukup dengan akta kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk Surat Edaran yang sama
dikeluarkan pula tanggal 16 April 2004 oleh Dirjen Imigrasi Surat Edaran Dirjen
Imigrasi menegaskan hal serupa sesuai Surat Edaran 9 Juli 2002 bahwa permohonan
paspor tidak perlu mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraa Republik Indonesia
Kemudian Dirjen menyatakan bahwa Surat Edaran ini bersifat mengikat kepada
seluruh kantor Imigrasi di Indonesia Wakil Presiden Hamzah Haz mengeluarkan
surat edaran yakni Setwapres Nomor B33 tanggal 15 Maret 2004 Wakil Presiden
memerintahkan kepada Jaksa Agung Kapolri Menteri-Menteri Gubernur dan
BupatiWalikota untuk menertibkan dan menindak aparat bawahannya yang masih
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (Tionghoa India Arab dan lain-lain) Kemudian lahir
Manusiahellip h 158
62
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 tentang Persetujuan Antara Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina23
Disebutkan dalam persetujuan ini bahwa ada berbagai kelompok Warga
Negara Indonesia yang dikelompokkan sebagai Warga Negara Indonesia tunggal
atau mereka yang tidak diperkenankan untuk memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia-Republik Rakyat Cina dan tetap menjadi Warga Negara Indonesia yakni
bagi mereka yang berstatus seperti tentara veteran pegawai pemerintah yang pernah
membela nama Republik Indonesia di dunia internasional petani atau mereka yang
secara implisit sudah pernah ikut Pemilihan umum Tahun 1955 Ada tokoh-tokoh
Tionghoa dalam kelompok ini yang secara tidak konsekuen tetap saja perjanjian
dwikewarganegaraan dengan kewajiban memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia atau Republik Rakyat Cina diterapkan kepada mereka Perjanjian Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina kemudian telah dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang ini dimaksudkan sebagai upaya
menyelesaikan masalah dwikewarganegaraan yang dengan peraturan pelaksanaannya
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 dengan masa opsi 2 tahun (20
Januari 1960-20 Januari 1962) Kemudian dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1969 dibatalkanlah Perjanjian dwi kewarganegaraan tersebut di atas Dengan
demikian persoalan status Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa sudah
terselesaikan Anak-anak Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir
setelah 20 Januari 1962 sudah menjadi Warga Negara Indonesia tunggal dimana
setelah dewasa tidak diperbolehkan lagi untuk memilih kewarganegaraan lain selain
Warga Negara Indonesia
Dengan demikian pula tidak perlu lagi membuktikan kewarganegaraan
dengan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Keberadaan dari produk
perundangan baik Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 maupun Instruksi
23
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusiahellip h 160
63
Presiden Nomor 4 Tahun 1999 yang dengan jelas tidak lagi mensyaratkan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk berbagai kepentingan perdatanya (akta
kelahiran paspor menyekolahkan anak mengurus Kartu Tanda Penduduk dan
sebagainya) bukan tidak berdasar sama sekali Artinya ketentuan di atas mengacu
kepada prinsip-prinsip yang diatur oleh peraturan perundang undangan sebelumnya
yang juga posisi hierarki legalisasinya lebih bersifat kuat karena dalam Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang dalam
peraturan pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1958
menyatakan bahwa penunjukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
demikian hanya jika ada pernyataan suatu instansi yang bersifat meragukan status
orang tersebut Oleh karena kebijakan-kebijakan tersebut terbukti gagal dan
efektivitasnya cenderung terbatas maka lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 untuk memberikan perlindungan hukum kepada setiap warga negara dan
memberikan jaminan kepastian hukum tentang siapa saja Warga Negara Indonesia itu
sehingga tercermin adanya persamaan hukum diantara warga negara Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan suatu produk hukum yang lahir dari
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kemudian dibentuk Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 yakni
a Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh
Kehilangan Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia
b Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M01- HL0301
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 43 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006
c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M02HL-0506
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M80-
HL0401 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pendaftaran Pencatatan dan
64
Pemberian Fasilitas Keimigrasian Sebagai Warga Negara Indonesia yang
Berkewarganegaraan Ganda Ditinjau dari segi perspektif hukum lahirnya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menggantikan Undang Undang Kewarganegaraan lama yaitu
Undang Undang Nomor 62 Tahun 1958 dikarenakan untuk memberikan
perlindungan hukum yang diwujudkan dengan
a Perempuan Warga Negara Indonesia yang menikah dengan pria Warga
Negara Asing tidak otomatis kehilangan haknya sebagai Warga Negara
Indonesia melainkan ia diberi hak opsi untuk mempertahankan status
kewarganegaraannya sebagai Warga Negara Indonesia atau mengikuti status
kewarganegaraan suaminya
b Apabila perkawinan campuran itu putus karena sesuatu hal dan hak
pengasuhan anak jatuh kepada ayahnya yang Warga Negara Asing maka
ketika si ibu Warga Negara Indonesia yang hendak menemui anaknya di luar
negeri tidak dituduh sebagai penculik
c Anak perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga
Negara Asing adalah Warga Negara Indonesia sampai usia 18 tahun atau
sudah kawin dan sesudah itu ia diwajibkan memilih salah satu status
kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006)
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India
Penganugerahan seseorang sebagai warga negara India diatur oleh Bagian II
dari Konstitusi India (Pasal 5 hingga 11) Menurut Pasal 5 semua orang yang
bertempat tinggal di India pada saat dimulainya Konstitusi adalah warga negara India
dan juga orang yang lahir di India Presiden India disebut sebagai Warga Negara
Pertama India Undang-undang yang terkait dengan masalah ini adalah Undang-
Undang Kewarganegaraan 1955 yang telah diamandemen oleh Kewarganegaraan
65
(Amandemen) Undang-Undang tahun 1986 1992 2003 2005 2015 dan 2019
Amandemen 1986 membatasi kewarganegaraan dengan kelahiran untuk mewajibkan
paling tidak satu orang tua harus menjadi warga negara India Amandemen 2003
lebih lanjut membatasi aspek itu dengan mengharuskan orang tua tidak bisa menjadi
imigran ilegal Amandemen 2003 juga mengamanatkan Pemerintah India untuk
membangun Daftar Warga Nasional Amendemen 2019 memberikan jalan yang lebih
mudah ke kewarganegaraan bagi minoritas terpilih yang dianiaya yaitu Hindu Sikh
Budha Jain Paris dan Kristen dari negara tetangga yang mayoritas Muslim di
Bangladesh Pakistan dan Afghanistan yang memasuki India sebelum Desember
2014 Kedua tindakan ini telah memunculkan protes skala besar di India pada 2019
ldquoOil boomrdquo yang terjadi di awal tahun 1970 di negara ndash negara Teluk
menarik banyak orang India untuk mengejar perekonomian yang lebih baik Para
migran yang telah sukses kemudian mendorong golongan muda dari India untuk turut
serta melakukan migrasi Hal ini terus menerus berlangsung dan diaspora India di
negara ndash negara Teluk terus bertambah seiring waktu Pengiriman uang ke negara
asalnya (remittances) sedikit demi sedikit membantu keluarga mereka yang berada di
dalam kemiskinan dan tentu saja menjadi salah satu pemasukan negara24
Hingga pertengahan tahun 1970 pemerintah India belum melihat adanya
keuntungan dari diaspora India Pada tahun 1980 Perdana Menteri India pada saat itu
kemudian mengundang beberapa diaspora India untuk datang kembali ke India untuk
membantu pembangunan India pada beberapa sektor inti yang mencakup sektor
telekomunikasi25
Di tahun 1990 dengan ditetapkannya sistem ekonomi liberal
diaspora India diberikan dorongan untuk lebih aktif lagi dalam pembangunan India
Pembentukan komunitas diaspora India sendiri sebenarnya sudah ada sebelum
adanya inisiatif dari pemerintah India untuk mengumpulkan para diaspora ini Di
24
Dr Naresh Kumar Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective (Central University of Gujarat Centre for Diaspora Studies 2012) h 5
66
tahun 1989 para diaspora India di Amerika Serikat berinisiatif untuk mengadakan
First Global Convention of People of Indian Origin di New York Pemicu utama
dibentuknya konvensi ini adalah banyaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang dialami diaspora India di dunia dimana yang terbesar adalah pada tahun 1987
terjadi kudeta militer terhadap pemerintah Fiji yang didominasi oleh diaspora India
Konvensi ini kemudian menghasilkan pembentukan organisasi global diaspora India
yang pertama yaitu Global Organization of People of Indian Origin (GOPIO)
GOPIO kemudian mengajukan petisi pada PBB mengenai kasus pelanggaran hak
asasi manusia
Pada tahun 2000 dibentuk suatu tim khusus oleh pemerintah India yaitu High
Level Indian Diaspora Committee untuk menelaah lebih lanjut persoalan diaspora
India di dunia Setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara di berbagai benua
tim khusus ini kemudian mengajukan sebuah laporan dengan berisikan beberapa
rekomendasi antara lain diadakannnya pertemuan diaspora India dari seluruh dunia
oleh pemerintah India (Pravasi Bharatiya Divas PBD) menyediakan kebijakan dual
nationality hingga mengupayakan menyediakan hak pilih untuk diaspora India
dengan berbagai syarat dan ketentuan Berbagai rekomendasi ini bertujuan untuk
mendekatkan diaspora India pada tanah airnya memudahkan mobilisasi diaspora
India guna menunjang pembangunan negara dan membuka ruang untuk partisipasi
diaspora India pada pembangunan negara26
Perdana Menteri Dr Manmohan Singh pada tahun 2004 kemudian mendirikan
kementerian baru untuk mengurus kepentingan diaspora India di dunia yaitu Ministry
of Non-Resident Indiansrsquo Affairs yang kemudian berubah nama menjadi Ministry of
Overseas Indian Affairs (MOIA) di bulan September 2004 Divisi emigrasi dari
25
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB) 26
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB)
67
kementerian tenaga kerja kemudian dipindahkan ke MOIA dan divisi NRI dari
kementerian luar negeri juga dipindahkan ke MOIA dengan nama divisi Diaspora
MOIA juga menangani segala aspek migrasi dan kepulangan migran ke India Misi
awal terbentuknya MOIA adalah
To establish a robust and vibrant institutional framework to facilitate and
support mutually beneficial networks with and among Overseas Indians to maximize
the development impact for India and enable Overseas Indians to invest in and
benefit from the opportunities in India27
Poin utama dari misi ini adalah bagaimana MOIA dapat menjadi sebuah institusi
yang dapat memfasilitasi dan mendukung jaringan yang bermanfaat secara mutual
dengan diaspora India Selain itu MOIA juga harus memaksimalkan diaspora India
untuk memberikan pengaruh bagi pembangunan India MOIA memiliki tiga tujuan
utama dalam kinerjanya yaitu
a Facilitate sustained interaction of overseas Indians with India and offer
them a wide variety of service in economic social and cultural matters
b Extend institutional support for individual initiatives and community
action to harness the knowledge skills and investible resources of
overseas Indians to supplement the national development efforts
c Transforming management of emigration through appropriate domestic
interventions and international cooperation
Untuk ketiga mencapai tujuan tersebut maka MOIA kemudian mendirikan beberapa
badan untuk mengefektifkan kinerjanya Badan ndash badan tersebut antara lain
a Overseas Indian Facilitation Centre (OIFC) badan yang bekerjasama
dengan Confederation of Indian Industry (CII) untuk memberikan
pelayanan di bidang ekonomi investasi dan bisnis
27
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
68
b India Development Foundation (IDF) badan untuk memberikan fasilitas
bagi filantropi diaspora India untuk disalurkan pada pembangunan sosial
India
c Indian Council of Overseas Employment (ICOE) badan yang
memusatkan penelitian dan kerjanya pada pasar kerja bagi diaspora
India
d Global Indian Network of Knowledge (Global-INK) sebuah wadah
elektronik yang memfasilitasi penyaluran ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dari
diaspora India
e Overseas Indian Centres (OIC) badan yang berada di dua negara
dengan jumlah diaspora India terbesar Amerika Serikat dan Abu Dhabi
untuk melayani persoalan diaspora India
Selain misi dan tujuan utama MOIA juga memiliki Six Fundamental
Strategic Imperatives yaitu 6 tujuan pokok yang menjadi prioritas utama yang
diberikan dan didukung oleh pemerintah India Yang membedakan tujuan
pokok daripada tujuan dan misinya adalah signifikansi dari tujuan pokok yang
secara jelas dipaparkan Keenam tujuan pokok ini adalah28
a Transforming Brain-drain to Brain-gain Encourage Indians to partner with
the government and the corporations in its development agenda by offering
special status and incentives
Istilah brain drain pertama kali diperkenalkan oleh Royal Society yang
bertujuan untuk menggambarkan emigrasi ilmuwan dan teknolog Eropa ke
Amerika Utara pasca perang khususnya Perang Dunia II Alasan utama dari
emigrasi ini adalah karena adanya masalah di negara asal para emigran
sehingga kelompok ilmuwan ini tidak mendapatkan kesempatan untuk
28
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
69
berkembang Untuk menanggapi brain-drain terdapat istilah brain-gain yang
berarti kedatangan para kelompok ilmuwan dan profesional ke suatu negara
Brain-drain disini dianggap sebagai suatu kerugian negara yang ditinggalkan
dan brain-gain dianggap sebagai suatu keuntungan bagi negara yang dijadikan
tempat tujuan29
India mengalami brain-drain sekitar tahun1960-an ketika negara ini
sedang berada dalam keadaan yang tidak kondusif di bidang ekonomi dan
politik Tujuan pokok pertama dari MOIA adalah mentransformasi brain-drain
menjadi brain-gain dimana sejak tahun 2000 sendiri India sudah menerima
kembali cukup banyak kedatangan kembali para ahli dan profesional Meski
begitu MOIA yakin bahwa tidak semua diaspora India mau pindah kembali ke
India untuk membantu proses pembangunan Maka dari itu MOIA
memaksimalkan bagaimana menjadikan diaspora India ini sebagai penghubung
untuk akses pengetahuan sumber daya dan pasar untuk menggerakan secara
maksimal usaha pembangunan sosio-ekonomi India
MOIA juga tidak menutupi adanya kesempatan bagi diaspora India yang
ingin kembali ke India dan memberikan fasilitas khusus untuk memperlancar
proses kepulangan tersebut Keberadaan badan ndash badan di bawah MOIA
kemudian diefektifkan untuk menjadi suatu institusi yang memberikan
kesempatan bagi diaspora India untuk terlibat sebagai rekan kerja dalam proyek
pembangunan negara India Sektor utama yang ditargetkan sebagai proyek bagi
diaspora India adalah30
a) Local governance ndash Rural and Urban local bodies
29 Moch Iman Santoso Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian (Bandung
Pustaka Reka Cipta 2014) h 97
30
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
70
b) HigherTechnicalvocational education
c) Energy including non-conventional sources
d) Transportation including rural roads
e) Youth Development including skill upgrading
f) Community Health including rural health care delivery
g) School Education including standardized testing
b Facilitating Diaspora philanthropy Facilitate capital flows from the diaspora
Banyak dari diaspora India baik individu maupun organisasi
memberikan sumbangan donasi terhadap berbagai macam permasalahan sosial di
India Tidak adanya badan yang menangani sumbangan ini mengakibatkan
perputaran kapital sumbangan donasi ini jauh dari potensi yang dimiliki diaspora
India untuk berkontribusi terhadap pembangunan India Melihat potensi yang
besar dari hal ini MOIA kemudian menjadikan filantropi diaspora ini sebagai
salah satu tujuan pokok utama dari kinerjanya 31
c Overseas Indians as a Strategic Resource
Advocacy Invite participation and frequent dialogue with professional bodies
where the diaspora are involved to share perspectives and strategies Keberadaan
diaspora India yang tersebar di berbagai negara dan dalam kurun waktu yang cukup
lama menghasilkan cukup banyak perwakilan diaspora yang sukses dan dapat
dipertimbangkan Beberapa dari diaspora ini juga sekarang ini menempati posisi yang
baik dalam bidang ekonomi dan dalam bidang politik di negara tempat mereka
menetap Dengan segala potensi tersebut diaspora India kemudian menjadi suatu
sumber daya yang strategis bagi negara India
Keberadaan diaspora India dalam memberikan pengaruh politik dan
pembentukan kebijakan ini semakin terlihat di tahun 2000-an Salah satu contohnya
yaitu peranan komunitas Indo-Amerika dalam kesimpulan Indo-US civil nuclear deal
Terdapat banyak diaspora India yang mengabdi di eselon tinggi di pemerintahan
71
kedua negara dan apabila dimanfaatkan dengan baik hal ini dapat memberikan India
sebuah keuntungan kompetitif
MOIA memposisikan diaspora India sebagai sebuah cadangan strategis yang
harus ditingkatkan untuk dapat mengadvokasi kepentingan India di kancah global
Hingga sekarang ini diaspora India dibutuhkan untuk mengadvokasi India di bidang
perubahan iklim pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah arsitektur finansial
global yang baru Keanggotaan India sebagai anggota permanen di United Nations
Security Council (UNSC) juga menjadi salah satu bahan advokasi bagi diaspora India
sekarang ini
d International Migration Positioning India as a preferred source country for
economic migration
Partner with states and partners to develop skills which are in short supply
internationally and help upskill and reskill with the aim of developing global citizens
Sebagai salah satu aktor utama di bidang migrasi internasional baik itu sebagai
negara asal transit dan tujuan India mempunyai kepentingan strategis dalam
penerapan kebijakan migrasi internasional Dari perspektif kebijakan keinginan
untuk bermigrasi atau tidak merupakan pilihan individual bagi seorang warga negara
Namun dengan latar belakang historis sebagai salah satu negara yang menjadi sumber
tenaga kerja terbesar di dunia India mengatur proses migrasi rakyatnya India dalam
hal ini diatur oleh MOIA berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan
tenaga kerja yang kemudian diatur pengirimannya ke berbagai negara di dunia
Untuk mendukung kinerja MOIA dalam mengatur pengelolaan migrasi tenaga
kerja diimplementasikan sebuah proyek e-governance yaitu e-migrate e-migrate
berfungsi untuk membangun data berbasis elektronik dari aliran dan persediaan
tenaga kerja migran Proyek elektronik ini juga memungkinkan seluruh stakeholder
(pemerintah perusahaan pelatihan dan lembaga pengelola migran) dalam proses
31
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-Malaysiahellip
h 50
72
migrasi untuk mengatur dan mengerjakan peran mereka secara efisien dan
transparan32
Untuk tujuan pokok keempat ini MOIA juga meningkatkan kerjasama
bilateral di bidang kemigrasian Sejauh ini MOIA telah membuat perjanjian bilateral
keamanan sosial (Bilateral Social Security Agreements) dan kesejahteraan buruh
dengan beberapa negara dengan jumlah diaspora India yang besar Langkah
selanjutnya yang akan diambil adalah membuat sebuah instrumen perjanjuan baru
mengenai kerjasama mobilitas sumber daya manusia (Human Resource Mobility
Partnership) dengan beberapa negara yang strategis bagi India Selain itu untuk
memastikan kualitas tenaga kerja asal India yang akan dikirim India juga fokus untuk
meningkatkan standar kurikulum menjadi standar internasional memperkenalkan
ujian standarisasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan sertifikasi kemampuan yang
independen
e Establishing strategic economic depth in new destination countries
Facilitate diaspora and Indian business to invest and share learnings to support
the economic growth of developing economies that are of strategic interest India
telah menetapkan target pada tahun 2020 untuk menjadi negara dengan perekonomian
yang kuat dengan usia yang masih muda Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
kebutuhan energi (minyak gas dan tenaga nuklir) pangan sumber daya alam dan
pekerjaan Maka dari itu India sudah selayaknya memperkuat kerjasama dengan
negara ndash negara yang kaya akan sumber daya alam dan relatif masih terbelakang
pembangunannya dalam hal ini negara ndash negara di benua Afrika 33
Prioritas migrasi India kemudian ditetapkan dan digolongkan berdasarkan
kebutuhan perekonomian India Tujuan migrasi India sendiri yang awalnya
didominasi oleh negara ndash negara Timur Tengah Asia Tenggara serta Amerika Serikat
32
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 53
33
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
73
dan Inggris sedikit demi sedikit diarahkan ke Afrika Karibia dan Amerika Latin
untuk merubah arah strategi ekonomi India Perubahan pola migrasi ini agar tidak
hanya para ahli dan profesional saja yang melakukan migrasi namun meliputi petani
pemilik usaha kecil dan menengah serta penyedia layanan jasa34
f Protection and Welfare Providing institutional support to Vulnerable Overseas
Indians including women
Review policy and re-engineer processes to be diaspora and emigrant friendly
Tujuan pokok terakhir dari MOIA adalah menjadi tempat perlindungan pertama dan
utama bagi diaspora India di seluruh dunia terutama untuk perempuan Kapabilitas
untuk melakukan intervensi demi menjangkau para diaspora India yang
membutuhkan sedikit demi sedikit harus dibangun dengan cara memperkuat
kerjasama antar negara MOIA juga fokus untuk mengembangkan institusi
mendukung infrastruktur dan mekanisme pertukaran informasi yang dapat
mempermudah jangkauan terhadap diaspora India
2 Amandemen Citizenship of India 2019
Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen) 2019 disahkan oleh
Parlemen India pada 11 Desember 2019 Undang-Undang Kewarganegaraan diubah
tahun 1955 dengan memberikan jalan menuju kewarganegaraan India bagi para
migran ilegal Hindu Sikh Buddha Jain Parsi dan Kristen minoritas agama yang
telah melarikan diri dari penganiayaan dari Pakistan Bangladesh dan Afghanistan
sebelum Desember 2014 Muslim dari negara-negara itu tidak diberi hak yang sama
seperti itu Kebijakan tersebut adalah pertama kalinya agama secara terbuka
digunakan sebagai kriteria kewarganegaraan di bawah hukum India UU tersebut
mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 untuk memberikan
34
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
74
kelayakan kewarganegaraan India bagi para migran ilegal yang beragama Hindu
Sikh Budha Jain Parsis dan Kristen dari Afghanistan Bangladesh dan Pakistan dan
yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 201435
UU tersebut tidak
menyebut Muslim
Di bawah UU tersebut salah satu persyaratan untuk kewarganegaraan melalui
naturalisasi adalah bahwa pemohon harus telah tinggal di India selama 12 bulan
terakhir dan selama 11 dari 14 tahun sebelumnya RUU ini melonggarkan
persyaratan 11 tahun sampai 5 tahun bagi orang-orang yang memiliki enam agama
dan tiga negara yang sama UU ini membebaskan wilayah suku Assam Meghalaya
dan Tripura dari penerapannya Ini juga mengecualikan area yang diatur melalui Izin
Jalur Dalam yang meliputi Arunachal Pradesh Mizoram dan Nagaland Muslim dari
Pakistan Bangladesh dan Afghanistan tidak ditawari kelayakan untuk menjadi warga
negara di bawah Undang-Undang yang baru Para kritikus mempertanyakan
pengecualian tersebut Amandemen membatasi dirinya untuk tetangga mayoritas
Muslim di India dan kedua tidak menyadarinya tentang Muslim yang dianiaya di
negara-negara tersebut
Tidak diragukan lagi bahwa protes nasional terhadap Citizenship Amendment
Act 2019 (CAA)36
yang kontroversial di India telah menggarisbawahi perpecahan
yang mendalam di dalam negara dan dalam komunitas internasional Pers dunia
sering mempublikasikan kerusakan apa yang telah dilakukan terhadap kebijakan luar
negeri India yang telah diselesaikan dan posisi globalnya setelah CAA Masalah
signifikannya adalah bahwa India terus bergerak menuju isolasi di panggung global
dan sekutunya yang terpercaya juga mempertanyakan komitmen konstitusi India
35
Citizenship Amendment Bill Indias new anti-Muslim law explained BBC News (diakses
pada 11 December 2019 pkl 2217 WIB)
36
RUU Amandemen Kewarganegaraan 2019 diperkenalkan oleh BJP yang dipimpin
Pemerintah Modi di Lok Sabha ke-17 oleh Sh Amit Shah Menteri Dalam Negeri Uni 09122019 dan
disahkan pada 10122019 dengan mayoritas anggota parlemen mendukung CAB terhadap 80 anggota
parlemen RUU tersebut disahkan oleh Rajya Sabha pada 11122019 dengan 125 suara mendukung
dan 105 suara menentangnya
75
terhadap hak-hak minoritas Banyak negara secara terang-terangan menyatakan
keprihatinan mereka terhadap perkembangan tertentu di masa lalu di India dan
meragukan apakah negara itu akan mempertahankan karakter sekuler dan
heterogennya atau bersikukuh untuk mengaitkan dirinya dengan beberapa negara
mayoritas yang terkenal di dunia37
Terutama raison detre untuk Citizenship Amendment Act 2019 yang
kontroversial memiliki dua alasan utama penganiayaan agama di tiga negara yang
didominasi Muslim dan memperbaiki kesalahan partisi Melihat alasannya
tampaknya cukup meyakinkan tetapi faktanya kedua alasan itu salah paham dan
secara historis cacat38
Klasifikasi CAA tidak masuk akal sebagaimana diamanatkan
untuk memenuhi syarat Pasal 14 21 dan 25 Konstitusi India Pemerintah tidak
memiliki jawaban mengapa minoritas agama di sekte-sekte Muslim seperti Syiah
Baloch dan Ahmediya yang anggotanya menghadapi penganiayaan agama yang
paling parah di Pakistan Bangladesh dan Afghanistan telah dikecualikan Lebih jauh
pemerintah tidak memiliki jawaban mengapa kelompok yang dianiaya dari negara
tetangga lainnya seperti Rohingya dari Mynamar Madhesis dari Nepal Tamil Elam
dari Sri Lanka dan Muslim dari Tiongkok secara mencolok mengabaikan gagasan
ldquosekularitas progresivitas dan inklusivitasrdquo dari Undang-Undang Perubahan
Kewarganegaraan saat ini 2019 Hal ini membuat niat untuk menyangkal
perlindungan kepada umat Muslim jelas meskipun itu adalah fakta yang diakui
secara universal bahwa umat Islam tidak lebih aman dari penganiayaan agama
daripada komunitas lain Banyak sekali penganiayaan seperti itu seperti dalam kasus
sekte Ahmadiyah dan Syiah di Pakistan Taslima Nasrin di Bangladesh dan bahkan
37
Rana Ayyub Indiarsquos protests could be tipping point of authoritarianism The Washington
Post Dt 18122019 httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721 (diakses pada 17
Januari 2020 pkl 1600 WIB)
38
Narender Nagarwal Global Implications of Indias Citizenship Amendment Act 2019
University of Delhi
Januari2020httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias_Cit
izenship_Amendment_Act_2019 (diakses pada 23 Februari 2020 pkl 1212 WIB)
76
Salman Rushdie di hampir setiap negara Islam CAA gagal untuk mengenali
kebenaran yang kuat bahwa penganiayaan agama tidak harus didasarkan pada agama
korban39
Pakistan Afghanistan dan Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim yang
telah memodifikasi Konstitusi mereka dalam beberapa dekade terakhir untuk
mendeklarasikan Islam sebagai agama resmi negara mereka Karena itu menurut
pemerintah India umat Islam di negara-negara Islam ini tidak mungkin menghadapi
penganiayaan agama Pemerintah menyatakan bahwa Muslim tidak dapat
diperlakukan sebagai minoritas yang dianiaya di negara-negara mayoritas Muslim
ini BBC menyatakan bahwa sementara negara-negara ini memiliki ketentuan dalam
konstitusi mereka yang menjamin hak-hak non-Muslim termasuk kebebasan untuk
mempraktikkan agama mereka dalam praktiknya populasi non-Muslim telah
mengalami diskriminasi dan penganiayaan40
Tindakan serupa untuk minoritas agama yang dianiaya tidak termasuk agama
mayoritas telah diperkenalkan di negara sekuler lainnya seperti Amerika Serikat
Undang-undang Bantuan Penganiayaan Agama Amerika Serikat 2016 menyatakan
Warga negara Suriah yang merupakan minoritas agama di negara asal mereka harus
diklasifikasikan sebagai pengungsi yang memiliki perhatian kemanusiaan khusus
harus memenuhi syarat untuk pemrosesan prioritas dua di bawah sistem prioritas
pemukiman kembali pengungsi 41
39
Faizan Mustafa Religious bases of citizenship would be negation of secularism Indian
Express 11 Desember 2019
40
Indias bill purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims Indias bill
purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims The Economist ISSN 0013-0613 (diakses
pada 27 Februari 2020 pukul 1600 WIB)
41
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act govtrackus (diakses pada 27 Februari
2020 pkl 1323 WIB)
77
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA DAN
INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan
Di Indonesia status kewarganegaraan ganda masih diberlakukan secara
terbatas yakni pada anak dari status perkawinan campuran karena politik hukum
kewarganegaran di Indonesia masih menganut prinsip single nationality Dalam kasus
perkawinan campuran misalnya baik Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia (yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Lama)
maupun Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia
(yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Baru) memang tidak memberikan
status kewarganegaraan Indonesia secara otomatis bagi wanita WNA yang menikah
dengan pria WNI Namun demikian apabila wanita WNA tersebut ingin menjadi
WNI maka ia harus mengajukan permohonan resmi sesuai peraturan yang berlaku
Demikian juga wanita WNI yang menikah dengan seorang pria WNA dapat tetap
mempertahankan kewarganegaraan Indonesia bila ia hendak mengikuti
kewarganegaraan suami menjadi WNA maka wanita tersebut diharuskan untuk
mengajukan permohonan sesuai peraturan yang berlaku Hal ini tentu dapat
menimbulkan perbedaan kewarganegaraan dalam keluarga suatu perkawinan
campuran 1
Perbedaan kewarganegaraan tidak saja terjadi antara pasangan suami istri
dalam suatu perkawinan campuran tetapi juga terjadi pada anak-anak hasil
perkawinan campuran Menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Lama
kewarganegaraan untuk anak hasil perkawinan campuran mengikuti kewarganegaraan
ayahnya apabila anak yang lahir dalam suatu perkawinan campuran dari ibu WNI
1 May Lim Charit Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora
Indonesiahellip h 817
78
dan ayahnya WNA anak tersebut secara otomatis menjadi WNA sehingga terjadi
perbedaan kewarganegaraan antara anak yang lahir tersebut dengan ibunya yang
WNI Perbedaan kewarganegaraan antara anak WNA dengan ibunya WNI
menimbulkan banyak masalah hukum baik selama masa perkawinan campuran itu
berlangsung maupun setelah putusnya perkawinan campuran Terdapat banyak kasus
yang muncul dimana UU Kewarganegaraan Lama tidak dapat melindungi anak-anak
yang lahir dari seorang ibu WNI suatu perkawinan campuran teristimewa saat
putusnya perkawinan dan anaknya yang WNA harus berada dalam pengasuhan
ibunya WNI serta bertempat tinggal di dalam Negara Indonesia yang notabene
merupakan negara ibunya sendiri2
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006
Kini lahirnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Indonesia yang baru merupakan suatu lompatan besar dari dari
undang-undang kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu kewarganegaraan
Tunggal tetapi dalam undang-undang ini diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak-anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua
puluh satu) tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua asas
penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam ketentuan Pasal 4
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia Mereka yang belum berusia 18 tahun atau belum menikah dan setelah anak
tersebut berusia 21 tahun maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya
2 Leonora Bakarbessy dan Sri Handajani ldquoKewarganegaraan Ganda Anak dalam
Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata Internasionalrdquo Jurnal Perspektif
Volume XVII No 1 Tahun 2012 Edisi Januari h 2
79
sesuai dengan kehendaknya3 Aturan tersebut terlihat secara jelas diterapkannya
konsep kewarganegaraan ganda hanya saja masih terbatas pada anak-anak hasil
perkawinan campuran sampai anak tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin
Ketika anak tersebut sudah usia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus memilih
salah satu di antara dua kewarganegaraan yang ia miliki sebelumnya Penerapan
status kewarganegaraan ganda yang dianut dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 dapat disebut sebagai sebuah terobosan untuk mengatasi problematika yang
timbul dalam perkawinan campuran maupun setelah putusnya perkawinan campuran
dimana terdapat perbedaan kewarganegaraan antara orangtua dan anak-anak hasil
perkawinan itu yang kerap membuat sang anak terlindungi hak-haknya
Selain itu lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 juga ditujukan
untuk memberikan jaminan kepastian hukum berupa status kewarganegaraan
Republik Indonesia bagi anak hasil perkawinan campur dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara Asing Perubahan mendasar
lainnya dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah
a Menganut 4 asas Kewarganegaraan yakni
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan
berdasarkan negara tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
3 Pasal 6 dinyatakan bahwa sebelum anak-anak tersebut berumur 18 tahun maka anak-anak
tersebut mempunyai kewarganegaraan ganda dan setelah anak-anak tersebut berusia 18 tahun atau
sudah kawin dan diberi tenggat waktu 3 tahun anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraanya Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
80
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini4
b Mengatur 8 prinsip pokok selain 4 asas Kewarganegaraan di atas yaitu
1) Asas kepentingan nasional peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri
2) Asas perlindungan maksimum pemerintah wajib memberikan
perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri
3) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan
4) Asas kebenaran substantif prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif tetapi juga disertai substansi dan syarat-
syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
5) Asas nondiskriminatif asas yang tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar
suku ras agama golongan jenis kelamin dan gender
6) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia Asas
ini dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin melindungi dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya
4 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
81
7) Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan
secara terbuka
8) Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat
mengetahuinya5
c Memberikan status Kewarganegaraan Ganda Terbatas bagi anak hasil
perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara
Asing sampai usia 18 tahun atau sudah kawin dan setelah itu ia diwajibkan
memilih salah satu status kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006) Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tidak mengenal asas bipatride yakni sistem kewarganegaraan ganda
ataupun juga tidak mengenal asas apatride yakni tanpa kewarganegaraa tetapi
kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang
ini merupakan pengecualian saja
d Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (etnis Tionghoa India Arab dan lain-lain) tidak
diperlukan lagi Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia adalah
kebijakan pemerintah orde baru yang diatur melalui Peraturan Menteri
Kehakiman Nomor JB3412 Tahun 1978 yang menyatakan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia harus mengajukan permohonan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia kepada Menteri Kehakiman khususnya
bagi mereka yang keturunan asing yang sudah menjadi Warga Negara
Indonesia dan telah dewasa namun tidak memiliki bukti Kewarganegaraan
Republik Indonesia
5 NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah SBKRI
Menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakarta Pancar alam dan Pusat Kajian Hukum dan Ekonomi
(PK2HE) 2007) h 83
82
Ditinjau dari segi sosial latar belakang pengaturan status kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 adalah perlakuan diskriminasi terhadap anak hasil perkawinan campur
yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara
Asing anak yang lahir di luar perkawinan campur yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan anak dari ibu Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan
yang sah dengan seorang ayah Warga Negara Asing yaitu tidak adanya jaminan
kepastian hukum sebagai Warga Negara Indonesia oleh karena sebelum Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini lahir Indonesia menganut asas ius sanguinis dalam
penentuan status kewarganegaraan seseorang sehingga status kewarganegaraan
seorang anak hasil perkawinan campur yang sah maupun di luar perkawinan yang sah
ditentukan berdasarkan garis keturunanpertalian daerah dengan sang ayah Hal ini
merupakan bentuk lain dari apartheid (Segregation) atau state sponsored racial
discrimination yang diekspresikan melalui perangkat hukum dan kebiasaan6
Dalam rangka penghapusan diskriminasi di Indonesia Pemerintah telah
meratifikasi Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Dalam Pasal 3 konvensi yang telah
diratifikasi ini menyebutkan agar Negara peserta membuat Undang-Undang yang
menjamin pelaksanaan dan penikmatan hak-hak asasi manusia Salah satu Undang-
Undang yang telah dibuat untuk mengatur dan melindungi hak asasi manusia adalah
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Dari tahun 1958
hingga sekarang sudah ada 6 (enam) Instrumen Internasional Hak Asasi Manusia
yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu
6 Frans H Winarta Dalam NHT Siahaan dan Subiharta Hukum Kewarganegaraan dan
HAM Bagiamana SBKRI menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakata Pancaran Alam dan Pusat Kajian
Kebijakan Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007) h 50
83
a Konvensi tentang Hak-hak Politik Kaum Wanita (Undang-Undang Nomor 68
tahun 1958 tanggal 17 Juli 1958)
1) Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi wanita
(Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Tanggal 24 Juli 1984)
2) Konvensi tentang Hak-hak Anak (Keputusan Presiden Nomor 36
Tahun 1990 Tanggal 25 Agustus 1990)
3) Konvensi Internasional Anti Apartheid dalam Olahraga (Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 1993 Tanggal 22 Mei 1993)
4) Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukum yang
Kejam Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusiawi
(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tanggal 28 September 1998)
b Status kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur
diatur dalam
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia Pasal 4 Warga Negara Indonesia adalah7
a Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
danatau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia
b Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia
c Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah seorang
Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing
d Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia
7 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
84
e Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut
f Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia
g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia
h Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesi
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
j Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
k Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya
l Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
85
Pasal 58
(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinann yang sah
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara
sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia
(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh Warga Negara Asing berdasarkan
penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia
Pasal 6
(1) Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c huruf d huruf h huruf i
dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda setelah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
memilih salah satu kewarganegaraannya
(2) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Pejabat dengan
melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan
perundang-undangan
(3) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah
anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin9
Setidaknya ada 4 alasan perlu dan tidaknya asas dwikewarganegaraan
yaitu 1) Keharusan dual citizenship Indonesia sebenarnya mulai mengenal
asas kewarganegaraan ganda melalui UU No 12 Tahun 2006 Meski dalam
8 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
9 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
86
peraturan tersebut kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil
perkawinan campuran sampai berusia 21 tahun dan selanjutnya harus memilih
salah satu kewarganegaraannya (lihat Pasal 21 joPasal 6 UU
Kewarganegaraan) Ada banyak alasan mengapa prinsip dwikewarganegaraan
salah satunya adalah gelombang migrasi besar dari negara yang
pendapatannya rendah Jika asas dwikewarganegaraan kemudian berlaku
maka para imigran bisa menjadi ancaman bagi sebuah negara Dengan alasan
inilah kemudian sejumlah aturan ketat diterapkan Contohnya di Amerika
meski melegalkan kewarganegaraan ganda aturan ketat tetap berlaku apalagi
soal militer dan pajak 2) Pindah kewarganegaraan Kepindahan seorang WNI
menjadi warga negara lain bergantung pada rasa cinta pada tanah air dan
resiko yang harus dipertimbangkan yaitu pertama adalah masalah ekonomi
Jika menjadi warga negara lain apakah akan diberi tunjangan hidup dari
pemerintah dan fasilitas lainnya Kedua jika ingin mendapatkan kembali
kearganegaraan asli maka ia harus mengurus kembali persyaratannya dan ini
akan memakan waktu yang lama Ketiga berkaitan dengan generasi emas
Indonesia Misalnya seorang juara olimpiade ingin melepas kewarganegaraan
maka Indonesia akan kehilangan generasi berprestasi10
Terdapat beberapa ilustrasi terkait keuntungan dan kerugian
diterapkanya Konsep Kewarganegaran Ganda (Dual Nationality) bagi
diaspora seperti tercantum dalam tabel di bawah ini11
10
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia Dan Dwi Kewarganegaraan Dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia hellip h 101
87
No Keuntungan Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
Kerugian Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
1 Meningkatkan perekonomian
yaitu PDB naik kemudahan
transaksi investasi bisnis dan
mendorong pembangunan dan
pengembangan
Meningkatkan perekonomian yaitu
PDB naik kemudahan transaksi
investasi bisnis dan mendorong
pembangunan dan pengembangan
2 Meningkatkan daya saing dan
penerimaan Negara
Masih bisa mendapatkan prilaku
yang berbeda (Hak politik dan
Sosial)
3 Menciptakan lapangan kerja baru Kebingungan dalam
mengimplementasikan Hak dan
Kewajiban sebagai seorang warga
Negara
4 Jembatan untuk infestasi
negosiasi alih teknologi dan
pembangunan infrastuktur
Rendahnya partisipasi sosial bagi
kedua Negara
5 Mendorong peningkatan
hubungan kerja sama antar
Negara (Ekonomi sosial
Hukum)
Mendorong keluarga atau kerabat
untuk pindahmigrasi
6 Meningkatkan potensi SDM alih Penurunan loyalitas terhadap k
11
Eka Martiana Wulansari ldquo Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesiardquo Jurnal Rechtvinding Online h 3
88
kompetensi dan keterampilan
sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap asing
bangsa dan negara
7 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Memungkinkanya tindakan illegal
atau menghindari hukum
8 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Melihat masih sulitnya peluang mewujudkan dwikewarganegaraan di
lndonesia maka pendekatan keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta
para diaspora Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di negara lain
seperti India dengan konsep pemberian Overseas Citizenship of India (OCl) di mana
pemegang OCI yang merupakan eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan
ke India tanpa harus memiliki visa Selain itu pemilik OCI dapat bekerja tanpa
disertai dengan izin kerja walaupun tetap ada batasan-batasan pekerjaan tertentu Hal
ini berbeda dengan di Indonesia bahwa WNA sekalipun eks-WNl tetap mendapatkan
perlakuan sama yaitu keharusan memiliki visa dan izin tinggal layaknya WNA
Perbedaan aturan ini kerap kali menimbulkan isitlah dipersulit oleh petugas
lmigrasi yang sebenarnya menjalankan aturan yang berlaku di lndonesia Selain itu
pemegang OCI memiliki kesempatan untuk langsung memeperoleh kewarganegaraan
Indianya setelah yang bersangkutan melepaskan kewarganegaraan lainnya Hal ini
tentu saja tidak berlaku dan tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia
89
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
Terdapat sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan dengan
mengeluarkan pendaftaran kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan
memberikan beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi diaspora secara besar
dalam pembangunan negara pada tahun 2002 Komite Tingkat Tinggi Diaspora India
merumuskan kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) sebagai upaya lain dari
penerapan dwikewarganegaraan (alternatif) Melalui pengkajian mendalam dan
pertimbangan yang matang kebijakan OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada
tahun 2005 setelah amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955)12
Secara umum ada beberapa kebijakan diaspora yang diambil oleh pemerintah
India dalam laporan tahunan 2012-2013 antara lain Pravasi Bharatiya Divas (PBD)
Kartu Persons of Indian Origin (PIO) kartu Overseas Citizens of Indians (OCI)
program beasiswa buat anak-anak diaspora (SPDC) serta program Mengenal India
(KIP) Dari beberapa program itu saya menyoroti Kartu Keturunan India Asli (PIO)
dan OCI Kartu itulah yang akan difungsikan sebagai hak atas status
dwikewarganegaraan bagi diaspora di Asia Tenggara
Melalui analisis perbandingan hak atau keuntungan yang diperoleh dalam
kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) dan kebijakan dwikewarganegaraan
Terdapat perbedaan yang signifikan yang menunjukkan bahwa kebijakan Overseas
Citizenship of India (OCI) bukanlah atau tidak sama dengan kebijakan
dwikewarganegaraan (India Citizenship Act 1955 point 7c) dapat digambarkan
bahwa melalui kebijakan OCI card diaspora India memperoleh beberapa kemudahan
dalam berkontribusi secara penuh untuk pembangunan negaranya antara lain
12
Sohalia Verma Instruments of Engagement Assessing Indiarsquos PIO and OCI Schemes
CARIM-India Researh Report 2013
httpwwwmeagovinimagespdfAssessingIndiasPIOandOCISchemespdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1327 WIB)
90
a Memperoleh kemudahan untuk keluar masuk negara India dan tanpa ada batasan
untuk mengunjungi atau menetap di India
b Memperoleh kemudahan untuk pendidikan dan bekerja di negara India
c Memperoleh hak dan perlakuan yang sama dengan warga negara India dalam
bidang ekonomi keuangan dan pendidikan
d Memperoleh kemudahan untuk melakukan investasi memiliki perumahan dan
property lainnya meskipun tidak dapat memiliki atau mengakuisisi lahantanah
produktif (pertanian perkebunan perhutanan dan pertambangan)
Selain dari berbagai fasilitas dan hak-hak yang akan diperoleh diaspora India
sebagai subjek dari kebijakan OCI terdapat juga batasan-batasan bagi pemegang
OCI card sebagai pembeda dari kebijakan dwikewarganegaraan Batasan tersebut
antara lain yaitu
a Diaspora India tidak bisa memilih (vote) dalam pemilihan umum
b Tidak bisa menjadi anggota Dewan Perwakilan atau Dewan
Legislatifparlemen
c Tidak bisa menjabat sebagai presiden hakim Mahkamah Agung Pengadilan
Tinggi atau jabatan strategis lainnya
d Tidak dapat bekerja di pemerintahan kecuali atas permintaan khusus dari
pemerintah negara India
e Dan tidak bisa mendapatkan paspor India13
Melalui kebijakan tersebut pemerintah India berhasil mamanfaatkan potensi
yang dimiliki diasporanya Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun India berhasil
menarik potrensi diasporanya dan menjadi salah satu negara dengan Global Power
yang sangat besar mengalahkan negara-negara lain termasuk negara yang
13
India Citizenship Act 1955 point 7c
91
menerapkan kebijakan dwikewarganegaraan Beberapa fakta keberhasilannya
(diaspora effect) antara lain14
a Jumlah diaspora India sekitar 2 dari total penduduk negara India tetapi total
perolehan uang dari mereka sama dengan 35 total Gross Domestic Product
(GDP) negara India
b Berdasarkan data World Bank India telah menjadi negara dengan jumlah
remitensi terbesar pertama Jumlah remitansi negara India pada tahun 2012
yaitu US $ 70000000 mengalahkan negara China Philipina dan negara-
negara maju lainnya penerap dwikewarganegaraan Selain itu berdasarkan
data International Monetary Fund (IMF) negara India menjadi negara dengan
pertumbuhan ekonomi terbesar Pertumbuhan ekonomi negara India pada
tahun 2014 sebensar 72 dan pada tahun 2015 naik sebesar 75
mengalahkan negara China dan negara-negara maju lainnya
Beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa negara India mampu
menciptakan kondisi yang saling memberikan keuntungan antara kepentingan negara
dan diaspora melalui kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan pengadaan kartu tersebut
adalah untuk mewujudkan kembali ikatan emosional warga India dengan tanah
kelahiran India Tidak hanya itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India
berharap bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri merupakan keturunan
asli India yang tinggal di luar negeri Setidaknya mereka telah mempunyai paspor
atau kedua orang tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
14
Hasil penelitian yang dilakukan oleh International Organization of Migration (OM) amp
Migration Policy
Institutehttpsreliefwebintsitesreliefwebintfilesresources76DB57141F1C7742492576F6001BD5
45Full_Reportpdf (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1330 WIB)
92
Diaspora India memiliki keuntungan jika memperoleh kartu PIOOCI Mereka
tidak membutuhkan lagi visa bila melakukan kunjungan ke India Mereka juga tidak
perlu repot melaporkan diri sebagai warga negara asing jika tinggal di sana kurang
dari 180 hari Mereka juga memiliki persamaan hak sipil dengan Non-Resident Indian
(NRI) dalam segala bidang kecuali hak kepemilikan tanah Jika dilihat manfaat yang
diperoleh oleh Diaspora India keuntungan itu sangat strategis 15
Sayangnya kebijakan itu masih diterapkan secara tebang pilih Pemerintah
India tidak menerapkannya ke semua diaspora India Hanya negara tertentu saja yang
mendapat kesempatan untuk mendaftar sebagai dual citizenship Coba perhatikan
blueprint kebijakan pemerintah India di bawah ini16
Kebijakan tersebut jelas mengesampingkan diaspora India di Asia Tenggara
Jelas bahwa kata ldquohighly developed countriesrdquo membuktikan negara Asia Tenggara
tidak termasuk dalam ketegori itu karena semuanya adalah negara berkembang
kecuali Singapura Tentu kategorisasi itu menyimpan maksud tersendiri Pemerintah
India sekadar memanfaatkan diaspora India dari prospek ekonomi Negara itu
memiliki PDB yang signifikan Terlebih mengingat syarat pendaftaran itu
mewajibkan uang pendaftaran sebesar 365 dolar Amerika Serikat dan hanya berlaku
20 tahun17
Selanjutnya jika menganalisis alasan pemerintah India dalam pembatasan
kebijakan tadi frasa ldquotook place after india become independencerdquo di situ
15
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara hellip h 39
16
wwwindiandiasporanicin (diakses pada 12 Desember 2019 pkl 1733 WIB)
93
menjelaskan hubungan pemahaman waktu dengan tempat kurang sesuai Padahal
ikatan tempat dengan waktu itu sifatnya cair Justru keadaan itu harus terwujud
selama ada kedekatan emosional di dalamnya Akibatnya nilai guna pun dapat
berubah (Yi Fu Tuan 1997) Kondisi itu malah memberi jarak antara diaspora India
di Asia Tenggara dan homeland mereka Apalagi mereka seolah dikesampingkan
dengan kebijakan itu Di samping itu kebijakan di atas mengurai alasan India
mengapa identitas diaspora dibatasi pada individu yang memiliki kewarganegaraan
resmi India
Matriks Perbandingan Kebijakan Yang Berhubungan Dengan Kewarganegaraan di
Indonesia dan India
INDIA INDONESIA
NO ISU KEBIJAKAN ISU KEBIJAKAN
1 Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
Citizenship Act of
India 1955
Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
UU Nomor 12
Tahun 2006
Tentang
Kewarganegaraan
2 Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
6 kali Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
2 kali
3 Kementerian
Mengurus
Kepentingan
Diaspora
Ministry Of
Overseas Indian
Affairs (tahun
2004-sekarang)
Kementerian
Luar Negeri
Repunlik
Indonesia
Kementerian Luar
Negeri Republik
Indonesia
4 Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
Tunggal dan
Ganda
Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaran
Tunggal dan
Ganda Terbatas
(anak kawin
campur)
5 Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Ganda
Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Terbatas
17
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
94
6 Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora India
Menerbitkan
Kebijakan
Overseas
Citizenship of
India (OCI) pada
tahun 2005
Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora
Indonesia
-
7 Kemungkinan
memperoleh dual
citizenship
Apabila negara
domisili
memperbolehkan
Warga Negara
memiliki lebih
dari satu
kewarganegaraan
Kemungkinan
memperoleh dual
citizen
-
8 Dalam Keadaan
Keturunan India
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Saat setelah
melepaskan
kewarganegaraan
domisili
pemegang kartu
OCI dapat secara
langsung
memperoleh
Kewarganegaraan
India
Dalam Keadaan
Keturunan
Indonesia
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Tidak secara
langsung
memperoleh
kewarganegaraan
Indonesia
9 Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Dalam
Amandment
Citizenship act
India 2019
Pakistan
Bangladesh dan
Afghanistan
dikecualikan
Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Diberi peluang
untuk semua
dengan syarat-
syarat yang telah
diatur
Jadi secara umum kebijakan negara India dan Indonesia memiliki perbedaan
yang sangat signifikan dalam beberapa sisi Kebijakan yang diambil pemerintah
negara India dan Indonesia tentunya tidak terlepas dari kebutuhan sosial dan hukum
dari masyarakat kedua negara tersebut
95
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya penulis mengambil
kesimpulan bahwa
1 Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai
aspek bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga
negara sehingga diganti dengan Undang-Undang Kewarganegaraan
yang baru yaitu Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 Undang-
Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam menghapus
berbagai bentuk diskriminasi selama ini Lahirnya Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang baru
merupakan suatu lompatan besar dari dari undang-undang
kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu
kewarganegaraan Tunggal tetapi dalam undang-undang ini
diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak-
anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua puluh satu)
tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua
asas penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam
ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia Mereka yang belum berusia 18
tahun atau belum menikah dan setelah anak tersebut berusia 21 tahun
maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya sesuai dengan
kehendaknya
96
Namun pemberian jangka waktu status kewarganegaraan
ganda masih terbatas kepada anak kawin campur Indonesia belum
mengatur hal-hal yang berkenaan dengan persoalan
kewarganegaraan ganda yang menjadi isu tuntutan oleh para dispora
artinya adalah kebijakan yang hanya terbatas kepada anak hasil
kawin campur belum menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan yang mana berdampak kepada hukum
nasional yang tidak akomodatif terhadap kepentingan warga negara
di luar negeri serta belum mampu memanfaatkan potensi diaspora
2 India mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan pendaftaran
kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan memberikan
beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi
diaspora secara besar dalam pembangunan negara Melalui
pengkajian mendalam dan pertimbangan yang matang kebijakan
OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada tahun 2005 setelah
amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955) Beberapa fakta menunjukkan bahwa
negara India mampu menciptakan kondisi yang saling memberikan
keuntungan antara kepentingan negara dan diaspora melalui
kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan
pengadaan kartu tersebut adalah untuk mewujudkan kembali ikatan
emosional warga India dengan tanah kelahiran India Tidak hanya
itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India berharap
bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri
merupakan keturunan asli India yang tinggal di luar negeri
97
Setidaknya mereka telah mempunyai paspor atau kedua orang
tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
B Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa terkait kebijakan pemerintah atas
tuntutan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India maka
1 Penulis memberikan saran kepada negara Indonesia untuk memberikan
kebijakan yang akomodatif kepada Warga Negara Indonesia yang
berada diluar negeri baik mereka adalah diapora Indonesia sebagai
pekerja professional keturunan WNI dan lain-lain
2 Agar Indonesia memanfaatkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh
diaspora untuk dapat meningkatkan keuntungan bagi Indonesia dalam
berbagai sektor dengan mengeluarkan kebijakan yang mampu
memanfaatkan potensi mereka
3 Agar Indonesia mempermudah dengan menggunakan pendekatan
keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta para diaspora
Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di
negara lain seperti India dengan konsep pemberian Overseas
Citizenship of India (OCl) di mana pemegang OCI yang merupakan
eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan ke India tanpa
harus memiliki visa
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Kurdi Abdul Rahman Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-
Quran dan Sunnah Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000
Abdul Wahab Solichin Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara Jakarta Bumi Aksara 2010
Adi Arianto Metode Penelitian Sosial dan Hukum Jakarta Granit 2004
Aristotle Politics Penerjemah Ernest Barker New York Oxford University Press
1995
AS Hikam Muhammad Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga 1999
As-Shiddiqie Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jakarta Rajawali Pers
2009
Bardach Eugene A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving New York Seven Bridges Press 2000
Bari Azed Abdul Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan Pusat Studi Hukum
Tata Negara Indo Hill 1995
CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) Jakarta
Pradnya Paramita 2001
CST Kansil Hukum Tata Negara Jakarta Erlangga 2007
Dunn William N Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL
Yogyakarta Gajah Mada University Press 2003
Dunn William N Public Policy Analysis London Pearson Prentice Hall 2003
Fattah Nanang Analisis Kebijakan Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
2013
Gautama Sudargo Warga Negara dan Orang Asing Penerbit Alumni Bandung
1992
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan Yogyakarta Liberty 1992
99
Hussain Syaukat Hak Asasi Manusia dalam Islam Jakarta Gema Insani Press
1996
Iman Santoso Mochammad Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian
Bandung Pustaka Reka Cipta 2014
Jehani Libertus dan Harpen Atanasius Tanya Jawab UU Kewarganegaraan
Jakarta Visimedia 2008
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century London
Setting the Contex Kogan Page 1998
Kumar Naresh Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective Central University of Gujarat Centre for Diaspora
Studies 2012
Manan Bagir Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
Yogyakarta FH UII Press 2009
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
Bandung Refika Aditama 2008
Muhadjir Noeng Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif Yogyakarta Raka Sarasin 2000
Muhadjir Noeng H Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach
Yogyakarta Rake Sarakin 2003
NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah
SBKRI Menurut UU No 12 Tahun 2006 Jakarta Pancar alam dan Pusat
Kajian Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007
Nugroho Riant Public Policy Jakarta Alex Media Komputindo 2008
Prdjodikoro Wirjono Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia Jakata PT Dian
Rakyat 1989
Qadir Djaelani Abdul Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam Surabaya Bina Ilmu
1995
Radjab Dasril Hukum Tata Negara Indonesia Jakarta Rineka Cipta 1994
Samidjo Ilmu Negara Jakarta Amico 1996
100
Soetoprawiro Koerniatmanto Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994
Soekanto Soerjono Pengantar Penelitian Hukum Jakarta UI Press 2010
Swan Sik Ko ed Nationality and International in Asian Perspective Dordrecht
Martinus Nijhoff 1990
Syahrur Muhammad Dirasat Islamiyyah Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama
Penerjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani Islam
Genealogi Masyarakat dan Negara Yogyakarta LKIS 2003
Triwulan Tutik Titik Pokok-pokok Hukum Tata Negara Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006
Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani Jakarta
ICCE UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada
Media 2003
Weihrich Heinz dan Koontz Haroid Management AGlobal Perspective Tent
Edition New York McGraw-Hill 1993
JURNAL
Abdillah Junaidi 2016 Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraan Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi
Manusia JIKH Vol 10 No3
Azizi Naufal 2014 Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi
Ekonomi dalam Ikatan Identitas Budaya Paradigma Jurnal Kajian Budaya
Bakarbessy Loenora dan Handajani Sri 2012 Kewarganegaraan Ganda Anak
dalam Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata
Internasional Jurnal Perspektif Volume XVII No 1 Edisi Januari
Banyualam Permana Rizky 2014 Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia
Menuju Masyarakat Transnasional Indonesia JURIS LK2 FHUI Volume 4
101
Bloemraad Irene 2004 ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of
Postnationalism the Possibilities of Transnationalism and the Persistence of
Traditional Citizenship International Migration Review Vol 38 No 2
Broslashndsted Sejersen Anja 2008 I Vow to Thee My Countries The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Century International Migration Review Vol 42 No
3
Djoko Basuki Zulfa 2004 Perkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya
di Indonesia Dewasa Ini Jurnal Hukum Internasional Vol1 No3
Jazuli Ahmad 2017 Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam
Perspektif Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI
Lim harity May 2014 Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi
Diaspora Indonesia Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4
Martiana Wulansari Eka Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesia Jurnal
Rechtvinding Online
Narmoatmojo Winarmo 2012 Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan
Konstitusi Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3)
Novianti 2014 Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasional Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan
Informasi
Peter J Spiro Peter 2010 Dual Citizen as Human Right International Journal of
Constitutional Law Vol 8 No 1
SKRIPSI DAN TESIS
Alisan Angela Alisan ldquoPengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-
Malaysiardquo Skripsi S1 Universitas Hasanudin 2013
102
Jayanti Adinda Jayanti ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi
Kebudayaan India di Indonesiardquo Skripsi S1 Universitas Airlangga 2010
Imam Choirul Muttaqin ldquoKewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak
Asasi Manusiardquo Tesis S2 Universitas Indonesia 2011
WEBSITE
httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+
Ibu+Vivi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth-
httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinfohtmlSuccesses
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml
httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship
httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20n
ationalityaspx
httpwwwvaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en Html
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf
httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721
httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias
_Citizenship_Amendment_Act_2019
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act
wwwindiandiasporanicin
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
103
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
India Citizenship Act 1955
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12
Tahun 2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
104
CURRICULUM VITAE
MIFTAHURRAHMAH lahir 04 Juni
1998 di Alue Rambot Aceh Alumnus
SDN 01 Alue Bilie Nagan Raya (2004-
2010) Penulis melanjutkan pendidikan di
Pondok Pesantren MtsS Nurul Falah
Meulaboh (2010- 2013) kemudian
penulis menyelesaikan pendidikan
Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren
Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar
(2013-2016) Saat ini penulis tengah
menyelesaikan pendidikan jenjang Strata
Satu pada program studi Hukum Tata
Negara (2016-2020)
Selain menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis juga
tercatat sebagai mahasantri aktif di Darus-Sunnah International Institute for
Hadith Sciences Sewaktu penulis di bangku Mts penulis sering menjuarai
lomba pidato bahasa Arab dan Inggris yang diadakan oleh Kementerian
Agama Aceh Di Aliyah penulis aktif sebagai delegasi lomba Fahmil Quran
penulis pernah meraih juara II Fahmil Quran Putri tingkat Provinsi Aceh di
ajang MTQ Provinsi mewakili kabupaten Nagan Raya
Di dunia kuliah penulis mencoba masuk dalam dunia kepenulisan
Pada tahun 2019 penulis meraih juara I pada lomba Menulis Makalah Ilmiah
Quran (MMIQ) tingkat Kabupaten Nagan Raya dengan judul makalah
ldquoRevitalisasi Mental Dalam Rangka Menangkal Ujaran Kebencian (Hate
Speech) Dan Hoaks Dalam Kontesasi Politik Di Media Sosialrdquo dan ldquoUrgensi
Keluarga dalam Menangkal Radikalismerdquo
v
ABSTRAK
Miftahurrahmah NIM 11160453000012 KEBIJAKAN
ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12
Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955) Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta 2019 M 1441 H x + 102 halaman
Studi ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan pemerintah
Indonesia dan India dalam mengambil langkah kebijakan alternatif
terhadap tuntutan dwikewarganegaraan yang terus disuarakan oleh Warga
Negara kedua negara yang berada di luar negeri Dengan melihat
perbedaan atas kebijakan yang dikeluarkan oleh masing-masing negara
dalam merespon situasi ini maka dapatlah mengetahui kekurangan dan
kelebihan atas kebijakan tersebut yang kemudian menjadi suatu kerangka
konsep yang dapat dikonstruksikan dengan melihat analisis terhadap
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan India Citizenship Act 1955
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian normatif dengan
pendekatan undang-undang (statue approach) teori dokumen-dokumen
Penelitian ini menggunakan bahan hukum yaitu bahan hukum primer dan
sekunder Hasil penelitian ini adalah memberikan kebijakan yang
akomodatif terhadap Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri
ataupun diaspora adalah mutlak diperlukan Undang-undang yang selama
ini dijadikan acuan terhadap pedoman kewarganegaraan belum mampu
menjawab tantangan Indonesia kedepan khususnya dalam bidang
dwikewarganegaraan yang mana masih terbatas kepada kewarganegaraan
ganda terbatas terhadap anak hasil kawin campur Lain halnya dengan
negara India yang telah mengeluarkan banyak kebijakan dalam merespon
tuntutan ini dimana mengeluarkan kartu PIO bagi warga negara India yang
berada diluar negeri dimana memiliki keistimewaan khusus bagi
pemiliknya
Kata Kunci Kebijakan Alternatif Dwikewarganegaraan
kewarganegaraan ganda terbatas
Pembimbing Dr Atep Abdurofiq M Si
Daftar Pustaka Dari tahun 1990 sampai 2020
vi
KATA PENGANTAR
Assalamursquoalaikum Wr Wb
Segala puji dan syukur tak hentinya terucap kepada Allah SWT
berkat nikmat anugerah dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH
ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis
UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
Citizenship Act of India 1955)rdquo
Shalawat serta salam penulis limpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memimpin umat Islam menuju jalan yang
diridhoi Allah SWT Dalam meneyelesaikan skripsi ini penulis banyak
mendapatkan bantuan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang amat besar
kepada
1 Dr Ahmad Tholabi Kharlie MA Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Para Wakil Dekan
2 Sri Hidayati MAg Ketua Program Studi Hukum Tata Negara dan
juga kepada Dr Masyrofah SAg MSi Sekretaris Program Studi
Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidyatullah Jakarta
3 Dr Mujar Ibnu Syarif MAg selaku Dosen penasihat akademik
penulis yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis agar
terus lebih baik lagi serta bermanfaat bagi dunia
4 Dr Atep Abdurofiq M Si Dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu tenaga dan pikiran serta kesabaran dalam
membimbing sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian
skripsi ini dengan tepat waktu
vii
5 Segenap keluarga besar Konsulat Jenderal Republik Indonesia
(KJRI) Mumbai yang telah memberikan kesempatan untuk penulis
untuk berkontribusi dalam pengabdian terhadap negara Membuka
pikiran untuk penulis dalam memperoleh ide-ide dan gagasan
terhadap apa yang penulis angkat dalam skripsi ini terkhusus
kepada Bapak Konjen Ade Sukendar Konsul Sosial Budaya Ibu
Tennike Erman Konsul Ekonomi Bapak Yadi Suriahadi Sekretaris
IIKonsul Muda (Ekonomi) Bapak Soemarjanto Sekretaris
IIKonsul Muda Ibu Andini Fitriliah Abi yang penulis sayangi
Yustinus Budi Hartanto Dian Hayati Syamsuwir Kibe yang penulis
anggap layaknya kakak kandung sendiri serta seluruh staf KJRI
Mumbai yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
6 Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya dosen Program Studi Hukum Tata
Negara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan tulus dan
ikhlas semoga Allah SWT senantiasa membalas jasa-jasa beliau
serta menjadikan semua kebaikan ini sebagai amal jariyah untuk
beliau semua
7 Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidyatullah Jakarta Pimpinan dan segenap staf
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidyatullah Jakarta juga
Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Nasional Indonesia yang
telah menyediakan fasilitas yang memadai untuk mengadakan studi
kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini
8 Kepada Ayahanda dan Ibunda yang sangat penulis cintai dua
malaikat yang Allah kirim untuk menyempurnakan hidup penulis
Bapak Zainuddin S Pd dan Ibu Nurhayati yang dengan cucuran
keringat dan air mata dapat menyekolahkan penulis hingga jenjang
S-1 terus mengirimkan doa dalam setiap sujud dan langkah mereka
untuk penulis dirantauan dengan tulus memberikan semangat serta
dorongan moriil untuk penulis Berkat doa Ayahanda dan Ibunda
viii
tersayang Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini Teruntuk
Kedua saudara kandungku tersayang Abang Rizwan SPd MPd
dan Adikku Ramadhani yang dengan sabar menghadapi penulis
memberikan semangat dan kasih sayang hingga penulis selalu ingin
memberikan apapun yang terbaik untuk keluarga tercinta
9 Keluarga besar Darus-Sunnah International Institute for Hadith
Sciences beribu salam tarsquodzim penulis haturkan kepada Khadim
Marsquohad Zia Ul Haramain dan Ibu Nyai Ulfah Uswatun Hasanah
beserta seluruh asatidz yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimba ilmu mengajarkan kepada penulis makna
istiqamah tafaqquh fi al-rsquoilmi serta menanamkan semangat
bersyiar dalam agama kepada penulis Semoga ini menjadi bekal
penulis untuk melanjutkan hidup kedepan nanti
10 Keluarga besar Ahibba Darus-Sunnah 2017 sahabat penulis yang
dengan tulus menemani dan bersabar terhadap penulis mengajari
hal yang tidak penulis ketahui Nurmaelatussarsquoadah Aisyah Ali
Huwaida Richa Liska Caca Kamilah Rifqa Urwah Fikha Ismi
Bibil Titi Shinta Ilma dll
11 Keluarga besar Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2016 yang telah membersamai penulis dari awal penulis
menginjakkan kaki di kota Jakarta Fadhilatur Rasyidah Lis Diana
Putri Andriani Kasip Fakhriansyah Arie Ekawie Baskhoro
Bintang Garda dll
12 Tim Immortality yang sungguh dramatis tapi begitu penulis
sayangi Nurmaelatussarsquoadah Nurlely Dhamayanti Arie Ekawie
Baskhoro dan Faisal Azkar Ghifari Semoga Allah jaga ukhuwah
kita sampai ke surga
13 Ustazah Sabariah MPd yang tidak akan lupa penulis sebutkan
Selalu memberikan support kepada penulis sejak di bangku
Madrasah Aliyah hingga penulis menyelesaikan pendidikan S-1
Terima kasih sudah menjadi tempat berkeluh kesah dan
ix
memberikan dorongan semangat motivasi kepada penulis a truly
sister by heart
14 Kepada teman-teman seperjuangan penulis di bangku sekolah
dahulu Alvina Siti Adelia Pratiwi Lidya Novita Nisa Rifqa
Munira Zelcha Savira Risa Chintya Izzah Amalina dan Cut Reni
Terima kasih sudah membersamai penulis dalam suka dan duka
saat penulis menempuh pendidikan di sekolah dan pondok
pesantren Semoga Allah satukan kita di surga-Nya
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
peneliti dan umumnya bagi pembaca Sekian terima kasih
Wassalamualaikum
Jakarta 10 Maret 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
COVER i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Pembatasan dan Rumusan Masalah 6
1 Identifikasi Masalah 6
2 Pembatasan Masalah 8
3 Rumusan Masalah 8
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
1 Tujuan Penelitian 9
2 Manfaat Penelitian 9
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu 10
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian 12
F Teknik Penulisan 16
G Sistematika Penulisan 16
BAB II KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep 18
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan 18
2 Konsep Dwikewarganegaraan 23
B Kerangka Teoritik 29
1 Teori Kebijakan Alternatif 29
2 Analisis Kebijakan Alternatif 33
xi
BAB III DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
DAN INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan
Indonesia 37
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah
Dwikewarganegaraan 58
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India 1955 64
2 Amandemen Citizenship of India 2019 73
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA
DAN INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 77
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam UU Nomor 12 Tahun
2006 78
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 89
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan 95
B Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 98
CURRICULUM VITAE 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Penelitian
Kegiatan imigrasi adalah fenomena yang sering kita jumpai di
berbagai negara Fenomena imigrasi terjadi karena seiring perkembangan lajur
globalisasi yang mengakibatkan bertambahnya jumlah imigrasi dari satu
negara ke negara yang lain Di zaman yang serba canggih ini pula banyak
penduduk dari satu negara berpindah ke negara yang lain dengan mudah tidak
terbatas pada satu negara saja dalam waktu yang lama Perpindahan tersebut
bisa terjadi dari satu arah yaitu dari negara berkembang ke negara maju
negara maju ke negara berkembang bahkan dari negara miskin ke negara
miskin sekalipun Motif dari imigrasi ini pun beragam ada penduduk yang
berpindah karena pekerjaan pendidikan tenaga profesional bahkan untuk
motif pernikahan hingga melahirkan keturunan di negara domisili
Bagi negara yang menganut sistem dwikewarganegaraan hal ini
tidaklah menjadi masalah yang berarti Namun berbeda hal nya jika negara
yang bersangkutan menganut asas ius soli bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya ataupun asas ius sanguinis bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh garis keturunan Indonesia
misalnya menganut asas ius sanguinis dimana status kewarganegaraan di
tentukan oleh hubungan darah1 Hal ini menjadi kerumitan tersendiri apabila
penduduk Indonesia berada di negara lain dalam kurun waktu yang lama
dengan berbagai macam tujuan Manakala kedua negara yang bersangkutan
memiliki sistem yang berbeda maka dapat terjadi keadaan yang
mengharuskan seseorang untuk menyandang status dwi-kewarganegaraan
1 Jimly as-Shiddiqie Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta Rajawali Pers 2009) h
2
(double citizenship) atau sebaliknya malah menjadi tidak
berkewarganegaraan sama sekali (stateless) 2
Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan hukum di Indonesia
adalah pelaksanaan peraturan perundang-undangan kewarganegaraan oleh
karena itu masalah kewarganegaraan adalah masalah yang menarik untuk
dibicarakan3 Dwikewarganegaraan memang menjadi hal yang diimpikan para
diaspora Indonesia di berbagai negara mengingat banyaknya WNI diaspora
dengan kewarganegaraan tunggal kerap mengalami pelbagai kendala dan
keterbatasan Wacana perlunya pengaturan kewarganegaraan ganda yang
tidak terbatas kian mengemuka dan menjadi isu yang terus diperjuangkan para
diaspora Indonesia di berbagai negara di belahan dunia Tuntutan yang di
layangkan oleh para diaspora Indonesia mendesak agar pemerintah Indonesia
dapat diterapkan di Indonesia Sehingga warga negara Indonesia yang berada
di luar negeri bisa mendapatkan kewarganegaraan negara domisili dengan
tidak melepaskan diri dari status warga negara aslinya Pro dan kontra akan
tuntutan diaspora terkait dual citizenship inipun tidak dapat dihindarkan4
Sedangkan ada sejumlah fakta dan data terkait diaspora Indonesia
yaitu jumlah populasi diaspora Indonesia hampir menyamai jumlah populasi
penduduk di negara Swedia atau Austria Warga negara Indonesia (WNI) di
Amerika Serikat memiliki pendapatan rata-rata sebesar USD 59000 per
tahun pendapatan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan warga Amerika
Serikat sendiri yang pendapatan rata-ratanya sebesar USD 45000 per tahun
2 May Lim harity Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesia
Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4 Desember 2016 h 811
3 Sudargo Gautama Warga Negara dan Orang Asing (Bandung Penerbit Alumni 1992) h
1
4 Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Jakarta Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia JIKH Vol 10 No32016) h
258
3
Terhitung bahwa 45 warga diaspora Indonesia di Amerika Serikat memiliki
kualitas akademik di atas sarjana Sementara rata-rata penduduk Amerika
Serikat sendiri yang memiliki jumlah akademik yang serupa hanya 27
Diaspora Indonesia unggul lainnya juga tersebar di seluruh dunia seperti
ilmuwan Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan Indonesia
Internasional Jumlah remittance yang masuk dari tenaga kerja Indonesia
sepanjang tahun 2011 (versi BNP2TKI) mencapai USD 611 M atau setara
dengan Rp 5336 T Setiap tahun diaspora mengirin devisa ke Indonesia
hingga mencapai USD 7 miliar atau hamper Rp 70 triliun Angka tersebut
hampir menyamai jumlah dana otonomi khusus pada APBN-P yang di
transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah 5 Potensi yang dimiliki
diapora dalam berbagai sektor kehidupan sebenarnya dapat memberikan
kontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara tentu saja dengan
pemanfaatan yang efektif melalui penganturan hukum mengenai
dwikewarganegaraan yang terkait
Wacana ini sempat digemakan terutama pada saat Kongres Diaspora
pertama di Los Angeles pada tahun 2012 kemudian disusul dengan acara
serupa di Wisma Indonesia Sydney dengan mengusung tema ldquoForum Dual
Citizenshiprdquo Acara tersebut bertujuan untuk mengawal aspirasi petisi
Diaspora Indonesia tahun sebelumnya setelah diserahkannya 6000 nama dan
tanda tangan di Los Angeles Penting dicatat bahwa saat ini diperkirakan lebih
dari sekitar 8 juta warga negara Indonesia tersebar di 5 (lima) benua dan
mereka berdomisili di kurang lebih sekitar 90 negara dan sebanyak 46 juta
dari antara mereka tetap mempertahankan Kewarganegaraan Indonesia6
5httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+Ibu+Vi
vi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10 (diakses 21 September 2019 pukul 1204
WIB) 6May Lim harity Urgensi Pengaturan Keawrganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesiahellip
h 811
4
Di era global ini sebaran imigran dilakukan oleh berbagai bangsa
dengan tujuan ke berbagai bangsa dan negara di dunia Sebaran mereka
seperti sedang membangun basis global untuk sebuah evolusi jaringan
diasporik Diaspora terbanyak di dunia adalah diaspora China sementara di
tempat kedua adalah diaspora India7 Menurut Laporan Migrasi Dunia PBB
2018 lebih dari 156 juta orang India tinggal di negara-negara lain 8Hal ini
menjadi alasan pertama penulis untuk mengangkat negara India sebagai tema
Analisis dwikewarganegaraan dengan Indonesia
Kedua saat ini India muncul sebagai negara dengan perkembangan
ekonomi tercepat keempat di dunia dalam satu dekade terakhir Jika di lihat
dalam aspek kemajuan ekonomi India tumbuh pada tingkat rata-rata 726
persen terbesar dalam lima tahun terakhir pada tahun 2014 dan 2015 diikuti
dengan sektor manufaktur India sebesar 84 persen meningkat 44 persen dari
tahun sebelumnya9 India pun menjadi tujuan investasi asing yang
menguntungkan dengan arus masuk modal asing lebih dari US $ 31 miliar
pada tahun 2015 melebihi Amerika Serikat dan Cina10
Selain itu India
menunjukan kemajuan yang pesat dalam bidang perkembangan teknologi
informasi Pemimpin salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
teknologi informasi Infosys Tech memberikan bukti kesuksesan perusahaanya
dalam meraih keuntungan sebesar 543 Juta dollar AS11
7 Geohive mencatat populasi India sekarang berjumlah 1274000924 jiwa Jumlah itu
mengalami peningkatan setelah pada tahun 2011 Badan Pusat Statistik India (COI) mengumumkan
bahwa penduduk mereka hanya berkisar 1210854977 jiwa
8 UN World Migration Report 2018
9The Economic Times Indiarsquos Growth at 726 in 2014-2015 fastest in five years
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth- tahun 2015 (di askes
tanggal 21 September 2019)
10
UNDPAboutIndiasuccesses2015httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinf
ohtmlSuccesses (di akses tanggal 21 September 2019)
5
Ketiga India adalah negara yang menerapkan dual citizenship atau
kewarganegaraan ganda dalam sistem kewarganegaraannya India juga
merupakan salah satu negara yang sejak dini telah memperhatikan diaspora
sebagai aset negaranya Diaspora India dipandang sebagai salah satu sumber
penghasilan dalam meningkatkan pembangunan India oleh pemerintah
setempat Migrasi India yang tersebar hampir ke seluruh belahan dunia
menjadikan India memiliki diaspora yang dapat memberi benefit bagi negara
asal
Keempat melihat fakta sosial yang terjadi di India beberapa pekan ini
terutama setelah disahkannya Amandment Citizenship Act 2019 Yang mana
menimbulkan gelombang protes yang begitu besar dari rakyat India terutama
umat yang beragama muslim untuk menyuarakan aspirasi terhadap Undang-
Undang baru yang disinyalir oleh beberapa pihak mendiskriminasi suatu
golongan terutama pada poin pemberian kewarganegaraan kepada imigran
illegal yang telah tinggal lama di India kecuali orang tersebut adalah seorang
Muslim Ditambah lagi sampai hari penulis mengadakan penelitian ini
persoalan antara umat muslim dan pemerintah India yang terus berkelanjutan
seperti tidak menemui titik temu antara kelompok masyarakat Muslim dan
pemerintah India
Melihat fakta dan realitas yang berbeda antara pengaturan
kewarganegaraan Indonesia dan India dalam mengeluarkan kebijakan atas
dwikewarganegaraan Hal ini membuat penulis ingin mengangkat dan
menganalisa kebijakan pemerintah atas tuntutan dwikewarganegaraan di dua
negara ini Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan penulis
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian terhadap konsep dual
citizenship kewarganegaraan genda terbatas dan konsep dual citizenship
11
K Dinesh Success Story of the Leading Indian IT Company 2013
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml(di akses tanggal 21 September
2019)
6
negara India dengan studi Analisis antara negara Indonesia dan India Oleh
karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian
ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquo
B Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah
1 Identifikasi Masalah
Dwikewarganegaraan merupakan isu hangat yang
diperjuangkan oleh para diaspora Indonesia untuk segera membentuk
RUU Dwikewarganegaraan namun pro dan kontra yang datang pun
tak dapat dihindari mengenai dualism kewarganegaraan ini Indonesia
adalah negara kesatuan yang memiliki banyak kebudayaan yang harus
dijaga dan menjunjung tinggi nasionalisme Di lain sisi perkembangan
globalisasi yang terjadi karna arus imigrasi warga Indonesia ke negara
lain menuntut Indonesia untuk mengatur dualisme kewarganegaraan
tetap dengan pengaturan yang sistematis dan kondusif
Dilihat dari fakta hukum yang ada India telah melalui
perjalanan yang panjang terhadap pengaturan Kewarganegaraan
khususnya pada bidang dwikewarganegaraan Beberapa kebijakan
yang diterbitkan oleh pemerintah India untuk menertibkan warga
negara India atau keturunan India diluar negeri melalui perjalanan
panjang dan corak kebijakan pada setiap dekadenya yang beragam
Pemanfaatan dan pemberdayaan diapora India oleh pemerintah India
sendiripun diatur dengan aturan yang berwujud undang-undang
maupun kebijakan
Dari uraian yang ada pada latar belakang masalah tersebut di
atas maka dapat disebutkan identifikasi masalah dibawah ini yang
akan di jelaskan lebih lanjut yaitu
7
a Faktor yang menjadi dasar tuntutan atas status dwikewarganegaraan
yang merupakan inisiatif dari pada imigran Indonesia yang berada di
luar negeri baik yang masih berstatus WNI maupun eks-WNI menjadi
dasar pijakan adanya ide untuk merancang RUU dwikewarganegaraan
b Imigran Indonesia yang berada di luar negeri terdiri dari berbagai
kalangan diantaranya ada imigran yang bekerja sebagai tenaga
professional pengajar siswamahasiswa teknisi bahkan TKI Tentu
saja apabila adanya legalisasi dwikewarganegaraan bagi WNI akan
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap
pembangunan bangsa dan negara
c Pengaturan dwikewarganegaraan di Indonesia akan berdampak
terhadap tingkat keamanan dan stabilitas negara selain itu menjadi
tugas besar untuk pemerintah bagaimana menumbuhkan akan rasa
cinta tanah air yang tinggi apabila dwikewarganegaraan dilegalkan di
Indonesia
d Pemerintah Indonesia memberikan kebijakan baru atas tuntutan
dwikewarganegaran dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan yang memberikan keluwesan hukum kepada anak
kawin campur dengan memperkenalkan kewarganegaraan ganda
terbatas
e Ada beberapa kebijakan diaspora (India) yang diambil oleh
pemerintah India dalam laporan tahunan 2012-2013 yang mana
mengeluarkan beberapa kebijakan dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan yakni pengadaan kartu PIOOCI
f Melihat perbedaan respon masing-masing negara terhadap persoalan
dwikewarganegaraan maka dalam tulisan ini akan diadakan studi
analisis antara kedua negara terhadap kebijakan dwikenegaraan di
negara India dan kemungkinan serta dampak apabila Indonesia
8
mengambil langkah yang sama dengan India dalam persoalan
dwikewarganegaraan
g Tuntutan atas status dwikewarganegaraan memang sudah seharusnya
dikaji terlebih dahulu secara komprehensif Dalam tulisan ini penulis
akan memaparkan solusi untuk Indonesia setelah diadakan analisis
dengan negara yang dinilai sukses dalam pengaturan dan pemanfaatan
sumber daya diasporanya
2 Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini
penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan
penulis maka perlu kiranya penulis memberikan batasan agar tidak
melebar dan terarah Maka penelitian ini difokuskan pembahasannya
hanya menyangkut masalah Dwikewarganegaraan dengan Studi
Analisis antara kebijakan pemerintah Indonesia dalam UU RI Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955 India Dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji
peluang dan pemanfaatan sumber daya manusia dari diaspora yang
mampu memberi kontribusi dan pembangunan untuk negara Indonesia
dengan mengadakan amalisis dengan kebijakan pemerintah negara
India
3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka secara
terperinci masalah yang akan diteliti adalah ldquoKebijakan Alternatif
Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi Analisis UU
RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
9
Citizenship Act of India 1955)rdquo Dari masalah di atas maka dapat
diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut
a Apakah kebijakan negara Indonesia sudah menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Bagaimana kebijakan pemerintah India dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan mengenai judul skripsi
ldquoKebijakan Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquordquo adalah
a Mengetahui kebijakan negara Indonesia atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Mengetahui kebijakan-kebijakan negara India dalam merespon
tuntutan dwikewarganegaraan
2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dilakukan mengenai penelitian ldquoKebijakan
Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi
Analisis UU No 12 Tahun 2006 dan The Citizenship Act 1955)
adalah sebagai berikut
a Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Dwikewarganegaraan dengan menggunakan Studi Analisis antara
kebijakan negara Indonesia dan India
10
b Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis yang sebesar-besarnya yakni dapat menjadi solusi
sumbangsih atau menjadi masukan untuk pemerintah dalam
mengambil kebijakan yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan
pengaturan mengenai diaspora serta memberikan masukan agar
pemanfaatan sumber daya manusia diaspora Indonesia diefektifkan
Dengan menggunakan studi Analisis diharapkan dapat membuka
pikiran pembaca baik dari pemerintah atau akademisi maupun
masyarakat umum supaya dapat melihat lebih luas dari berbagai sisi
akan baik dan buruknya pengaturan dan kebijakan pemanfaatan
sumber daya manusia diaspora dikemudian hari
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sepanjang pengetahuan penulis penelitian di bidang
dwikewarganegaraan berkaitan dengan beberapa judul penelitian ini
1 ldquoPengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiardquo oleh Alesan Angela mahasiswa dari Universitas Hasanudin
Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh diaspora India terhadap
hubungan bilateral India-Malaysia dan bagaimana efektifitas pengaturan
diaspora India dalam membangun hubungan bilateral India-Malaysia12
2 ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Kebudayaan India di
Indonesiardquo oleh Jayanti Adinda mahasiwa dari Universitas Airlangga
Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran diaspora India dalam
mendukung diplomasi kebudayaan di Indonesia sehingga dapat dilihat
12
Alisan Angela Pengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-Malaysia
(SkripsiUniversitas Hasanudin 2013)
11
seberapa jauh peran yang dimainkan warga Negara India dalam
mengembangkan kebudayaan India di Indonesia13
3 ldquoKebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi
dalam Ikatan Identitas Budayardquo oleh Nauf al Azizi Tulisan ini berupa
jurnal yang diterbitkan oleh Paradigma Jurnal Kajian Budaya Tulisan ini
menggambarkan pengaruh ekonomi dan kebijakan budaya melalui
besarnya diaspora India di Asia Tenggara14
4 ldquoSolusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraanrdquo oleh Junaidi Abdillah Tulisan ini diterbitkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Tulisan ini
menjelaskan apa yang menjadi latar belakang tuntutan atas status
dwikewarganegaraan diaspora Indonesia dan bagaimana upaya pemerintah
dalam menanggapi tuntutan dwikewarganegaraan serta apa yang menjadi
kebijakan alternatif yang diterapkan oleh pemerintah India dan apa pula
keuntungan dari kebijakan alternatif tersebut bagi pemerintah India
sendiri15
5 ldquoStatus Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasionalrdquo oleh Novianti Tulisan ini berupa jurnal
yang diterbitkan oleh Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
Tulisan ini menjelaskan bagaimana status kewarganegaraan dalam
perspektif hukum internasional dan bagaimana pengaturan
kewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 tentang
13
Jayanti Adinda Peran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi Kebudayaan India di
Indonesia (Skripsi Universitas Airlangga 2010)
14
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi dalam
Ikatan Identitas Budaya (Paradigma Jurnal Kajian Budaya 2014)
15
Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia 26 November 2016)
12
Kewarganegaraan Republik Indonesia serta bagaimana status
kewarganegaraan ganda bagi diasporan Indonesia16
6 ldquoDiaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesiardquo oleh Ahmad
Jazuli Tulisan ini diterbitkan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2017 Tulisan ini berisi
tentang bagaimana diasporan Indonesia dalam perspektif UU No 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU
Kewarganegaraan)17
7 ldquoPenerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju Masyarakat
Transnasional Indonesiardquo oleh Rizky Banyualam Permana Tulisan ini
diterbitkan oleh JURIS LK2 FHUI pada tahun 2014 Tulisan ini
menjelaskan mengenai kemanfaatan dalam penerapan
dwikewarganegaraan di masa depan untuk meningkatkan daya saing dan
keunggulan Indonesia dalam lingkup internasional di masa depan18
Berdasarkan karya penelitian yang telah penulis sebutkan diatas
Penulis sendiri belum menemukan hasil karya yang meneliti persolan
dwikewarganegaraan dari sudut pandang yang penulis maksudkan dalam
penelitian ini yaitu menganalisis kebijakan pemerintah atas tuntutan
dwikewarganegaraan dengan menggunakan studi analisis kebijakan
16
Novianti Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam Perspektif
Hukum Internasional (Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi 5 Desember 2014)
17
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI 20 Maret
2017)
18
Rizky Banyualam Permana Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju
Masyarakat Transnasional Indonesia (JURIS LK2 FHUI Volume 4 Oktober-Desember 2014)
13
pemerintah baik yang lahir dalam bentuk undang-undang ataupun peraturan
menteri Yang menjadi fokus peneliti adalah kebijakan negara Indonesia dan
India yaitu dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan
Citizenship Act of India 1995
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian
Untuk membantu memudahkan dalam penyusunan skripsi ini maka
disusun metode penelitan sebagai jalan petunjuk yang akan mengarahkan
jalannya penelitian ini atau dengan kata lain sebagai jalan atau cara dalam
rangka usaha mencari data yang akan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dalam skripsi ini19
yaitu sebagai berikut
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif
yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek
yaitu aspek teori sejarah filosofi Analisis struktur dan komposisi lingkup
materi dan konsistensi20
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa antara
kebijakan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India yang diatur dalam
undang-undang masing-masing negara yang bersangkutan
Disini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang digunakan dengan cara
mencari mengumpulkan dan mempelajari peraturan perundang-undangan
dan bahan hukum lain yang terkait dengan objek penelitian
2 Pendekatan
Berdasarkan jenis penelitian hukum normatif (normative law
research) yaitu suatu pendekatan yang mengkaji asas-asas hukum terhadap
kebijakan publik dan ketertekaitan asas-asas doktrinal dengan hukum-hukum
19
Arianto Adi Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta Granit 2004) h 61
20
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta UI Press 2010) h 10
14
positif konsep maupun hukum yang berlaku di suatu negara yang berkaitan
dengan dwikewarganegaraan Penelitian ini juga berfokus pada problem
identifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menginventarisir dan
kemudian mengklarifikasi permasalahan untuk dicarikan jalan keluar21
3 Sifat Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis
komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemaparan
(deskripsi) secara lengkap rinci jelas dan sistematis tentang perbandingan
kebijakan dwikewarganegaraan antara Indonesia dan India Studi Analisis
komparatif merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua
atau lebih dari dua situasi kejadian kegiatan program dll
4 Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain Untuk data sekunder yaitu
sumber data yang diperoleh melalui studi literatur seperti buku jurnal artikel
situs internet dan e-book Adapun data yang dibutuhkan ialah data faktual
yang sedapat mungkin merupakan data resmi yang dikeluarkan negara atau
lembaga analisis terutama yang menyangkut dwikewarganegaraan dalam hal
komparasi antara Indonesia dan India
a Sumber Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-
ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa sumber hukum utama yaitu Undang-Undang No
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Untuk ketentuan mengenai pengaturan dwikewarganegaraan yang
dimiliki oleh India sendiri merujuk kepada ketentuan the Citizenship Act
21
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukumhellip h 15
15
of India 1955 (57 of 1955) dan kebijaka-kebijakan yang dikeluarkan oleh
oemerintah India
b Sumber Hukum Sekunder
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan sumber data
sekunder Bahan hukum sekunder adalah yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer seperti misalnya hasil penelitian buku-
buku hukum skripsi tesis disertasi hukum jurnal dan lain-lain Seperti
buku-buku tentang materi dwikewarganegaraan jurnal-jurnal penelitian-
penelitian yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan diaspora
Indonesia dan India
Dalam literatur lain disebutkan bahwa bahan hukum sekunder adalah
bahan hukum yag terdiri atas buku-buku teks (textbooks) yang ditulis para
ahli hukum yang berpengaruh (de herseende leer) jurnal-jurnal hukum
pendapat para sarjana kasus-kasus hukum yurisprudensi dan hasil-hasil
simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian
5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu telaah
Pustaka (Library Research) Penulis akan mengumpulkan data teoritis yang
bersumber dari literatur berupa buku artikel makalah koran jurnal
dokumen dan situs-situs resmi yang memuat informasi mengenai konsep
dwikewarganegaraan India dan Indonesia yang berkaitan dengan masalah
penelitian Data ini penulis peroleh secara langsung maupun yang diperoleh
melalui akses internet
6 Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut pokok
bahasan masing-masing maka selanjutnya dilakukan analisis data Analisis
data bertujuan untuk menginterprestasikan data yang sudah disusun secara
16
sistematis yaitu dengan memberikan penjelasan Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur runtun logis tidak tumpang
tindih dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman
hasil analisis
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja menggunakan data mengorganisasikan data memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola lalu dapat di jadikan data dalam
membantu menjelasakan hal yang di permasalahan teliti Teknik analisis data
yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis data kualitatif Penulis
akan menganalisis dan menjelaskan permasalahan berdasarkan data yang
diperoleh lalu mengaitkannya dengan teori atau konsep yang digunakan22
F Teknik Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis merujuk kepada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum yang diterbitkan pada tahun
2017 Dimana buku pedoman penulisan skripsi ini penulis jadikan sebagai
salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kualitas baik menyangkut substansi
maupun teknik penulisan skripsi yang penulis hasilkan
G Sistematika Penulisan
Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini maka secara singkat akan
disusun dalam 5 bab yang terdiri dari
Bab I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang
penelitian identifikasi pembatasan dan rumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian kerangka pemikiran review studi terdahulu sistematika
pembahasan metodologi penelitian dan sistematika pembahasan
22
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
(BandungRefika Aditama 2008) h15
17
Bab II yaitu berisi tentang Kerangka Konsep dan Kajian Teoritis
Dimana didalamnya terdapat konsep mengenai warga negara dan
kewarganegaraan dwikewarganegaraan Kemudian didalam Kajian teoritis
pula memuat teori warga negara
Bab III yaitu menjelaskan dinamika konstitusi kewarganegaraan di
Indonesia dan India menurut Undang-undang yang pernah berlaku Dalam bab
ini penulis akan menguraikan perjalanan panjang Undang-Undang
kewarganegaraan kedua negara Indonesia dan India Di samping itu juga akan
dijelaskan bagaimana pengaturan negara India mengenai status
dwikewarganegaraan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan pemerintah
India terkait dual citizenship
Bab IV yaitu analisis kebijakan alternatif pemerintah Indonesia dan
India atas tuntutat dwikewarganegaraan hasil penelitian dan pembahasan
menguraikan kajian analisis kebijakan pemerintah Indonesia dan India dalam
merespon tuntutan dwikewarganegaraan oleh para diaspora kedua negara
Bab V yaitu penutup menjelaskan tentang simpulan dan saran
18
BAB II
KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga negara sebuah negara dapat dibedakan antara lain
a Warga negara asli (pribumi) yaitu penduduk asli negara tersebut Misalnya suku
jawa suku Madura suku dayak dan sebagainya merupakan warga negara asli
Indonesia
b Warga negara keturunan asing (vreemdeling) yaitu warga negara asing yang
telah menjadi WNI Misalnya WNI keturunan Tionghoa Timur Tengah India
dan sebagainya
Hal yang perlu diingat ldquowarga negara suatu negara tidak selalu menjadi
penduduk negara iturdquo Misalnya warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di
luar negeri Penduduk suatu negara tidak selalu merupakan warga negara dimana ia
tinggal Misalnya orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia1 Menurut
wolhoff2 dalam suatu negara adakalanya ditemukan golongan minoriteit yaitu
golongan orang yang berjumlah kecil yang secara yuridis memiliki status
kewarganegaraan negara nasional tertentu akan tetapi memiliki sifat batin-lahir sosial
kebudayaan yang berbeda dari bangsa itu Sehingga golongan ini belum
diasimilasikan sepenuhnya
Gagasan tentang kewarganegaraan (citizenship) sesungguhnya dapat ditelusuri
dari sejarah perkembangan kewarganegaraan yang bersumber dari peradaban
1 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negara (Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006) h 229
2 Dasril Radjab Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta Rineka Cipta 1994) h 6 Sebagai
contoh diwilayah negara Indonesia terdapat beberapa golongan minoritas Misalnya Suku Anak
Dalam di Sumatera Suku Badui di Jawa Barat Suku Samin di Jawa T engah dan Jawa Timur Suku
Dayak Oudth di Kalimantan dan beberapa klan suku di Papua Untuk memberdayakan eksistensi
mereka beberapa langkah persuasive digunakan termasuk adanya perwakilan mereka dalam
ketatanegaraan sebagai anggota MPR yang diangkat dari utusan golongan
19
Romawi sampai pada modernitas Barat Pemikiran yang tumbuh di masa Yunani
Kuno telah memberi pijakan kuat bagi teorisasi kewarganegaraan khususnya pada
kewarganegaraan modern Salah satunya dari Aristoteles (322-384 SM) seorang
pemikir ilmuwan ahli logika dan sekaligus filosof terkenal saat itu Karyanya yang
berjudul Politics telah memberikan informasi penting mengenai Athena sebagai suatu
negara kota (polis) di masa Yunani Kuno yang demokratis beserta keberadaan
warganya di polis tersebut (politespolitai)3
Wewenang sebuah organisasi negara meliputi kelompok manusia yang berada
di dalamnya Kelompok tersebut dapat dibedakan antara warga negara dengan bukan
warga negara (orang asing) Warga negara sebagai pendukung sebuah negara
merupakan landasan bagi adanya negara Dengan kata lain bahwa warga negara
adalah salah satu unsur penting bagi sebuah negara selain unsur lainnya4
Istilah polis polites dan politeia menjadi kata-kata kunci atau dikenal sebagai
bagian dari Aristotlersquos term yang nantinya diterjemahkan sebagai state citizen dan
constitution Ketiga istilah tersebut tidak bisa dipisahkan dan untuk memahami satu
hal maka yang lain juga harus dipahami pula Dikatakan bahwa ldquoto understand what
a constitution (politeia) is we must inquire into the nature of the city (polis) and to
understand that since the city is a body of citicens (politai) we must examine the
nature of citizenshiprdquo5
Warga negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang sebagai bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara6 Istilah ini biasa juga disebut hamba
3 Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 23
4 CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) (Jakarta
Pradnya Paramita 2001) h 148
5 Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barker (New York Oxford University Press
1995) h 84
6 Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani (Jakarta ICCE
UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada Media 2003) h 73
20
atau kawula negara Meskipun demikian istilah warga negara dirasa lebih sesuai
dengan kedudukannya sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba
dan kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta anggota atau
warga yang menjadi bagian dari suatu negara Asumsi ini tidaklah berlebihan dan
cukup beralasan Sebagai anggota dari persekutuan yakni negara yang didirikan
dengan kekuatan bersama atas dasar tanggung jawab bersama serta untuk
kepentingan atau tujuan bersama pula7 warga negara dituntut untuk aktif terhadap
negara
Dengan alasan tersebut istilah warga negara dirasa lebih sesuai karena
mengandung pengertian aktif Sedangkan istilah hamba atau kawula negara
mengandung pengertian warga yang pasif dan hanya menjadi obyek negara Untuk
itu setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum Semua warga
negara mempunyai kepastian hak privasi dan tanggung jawab Sejalan dengan
definisi di atas AS Hikam mendefinisikan bahwa warga negara (citizenship) adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri Istilah ini
menurutnya lebih baik daripada istilah kawula negara karena kawula negara betul-
betul berarti obyek yang berarti orang yang dimiliki dan mengabdi kepada negara
Oleh karenanya kewarganegaraan menurut AS Hikam harus mencakup tiga dimensi
utama 1) Dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas 2) dimensi pemenuhan hak-
hak dasar yaitu hak politik ekonomi dan hak sosial kultural serta 3) dimensi dialog
dan keberadaan ruang publik yang bebas8
7 Pada awalnya negara atau bangsa merupakan sekumpulan manusia atau gabungan entitas-
entitas yang beragam lalu disarikan hubungan kesadaran dan diikat oleh asas kemaslahatan bersama
yang dituangkan dalam bentuk system legislasi dan hukum perundang-undangan System ini
diberlakukan padatanah kehidupan yang dinamakan tanah air (wathan) Pada gilirannya hubungan
tersebut diatur oleh kekuasaan yang dinamakan negara Lihat Muhammad Syahrur Dirasat Islamiyyah
Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama terjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani
Islam Genealogi Masyarakat dan Negara (Yogyakarta LKIS 2003) h 90
8 Muhammad AS Hikam Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia (Jakarta Penerbit Erlangga 1999) h 166
21
Istilah warga negara dan rakyat menunjuk pada obyek yang sama yakni
sebagai anggota negara9 Meskipun demikian terdapat perbedaan pengertian antara
pengertian warga negara rakyat dan bangsa Warga negara adalah pendukung negara
atau dalam arti lain warga sebuah negara yang bersifat aktif Sedang rakyat adalah
masyarakat yang mempunyai persamaan kedudukan sebagai obyek pengaturan dan
penataan oleh negara dan mempunyai ikatan kesadaran sebagai kesatuan dalam
hubungan keorganisasian negara Istilah warga negara tidak menunjuk pada obyek
yang sama dengan istilah penduduk
Warga negara sebuah negara belumlah tentu merupakan penduduk negara
tersebut Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam
suatu negara berdasarkan peraturan perundangan kependudukan sah dari negara yang
bersangkutan Baik status sebagai warga negara maupun sebagai penduduk
mempunyai konsekuensi hukum yaitu menyangkut hak-hak dan kewajibannya
Konsekuensi hukum dari status warga negara lebih luas dari pada status sebagai
penduduk Pembagian penduduk menjadi warga negara dan orang asing sangatlah
penting Hal ini dikarenakan beberapa hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara
dengan orang asing berbeda Hak dan kewajiban penduduk yang bukan warga negara
adalah terbatas10
Perbedaaan antara kelompok warga negara dengan orang asing terletak pada
hubungan yang ada antara negara dengan warga negara dengan masing-masing
kelompok tersebut Hubungan antara negara dengan warga negara lebih erat
dibandingkan hubungan antara negara dengan orang asing Dalam konteks negara
Islam warga negara mengandung pengertian penduduk sebuah negara Islam yang
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia
(Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994) h 1
10
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan (Yogyakarta Liberty 1992) h
2
22
memeluk agama Islam11
Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam
namun belum memeluk agama Islam atau dengan kata lain bahwa masyarakat atau
individu non muslim yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam akan diberi
status penduduk permanen tetapi tidak dianggap sebagai warga negara dari negara
Islam kecuali jika mereka memeluk Islam atas kemauan mereka sendiri Meskipun
demikian ternyata kenyataan diatas bukanlah sebuah statemen yang bersifat final hal
ini terlihat dari adanya pemikir Islam yang memandang mereka sebagai warga negara
Islam12
Kewarganegaraan (citizenship) adalah suatu bentuk dari identitas sosial politik
( a form of social politicial identity) seseorang yang keberadaannya berkaitan dengan
waktu yang berkembang Di sisi lain kewarganegaraan ternyata tidak hanya sebuah
identitas tetapi mencakup pula atribut rights obligations ative in public affairs dan
an acceptance of societal values13
Oleh karena itu pula definisi kewarganegaraan termasuk pula definisi warga
tidaklah sama mencakup banyak dimensi Menurut Aristoteles definisi tentang
warga negara ditentukan oleh bentuk pemerintahan atau ia sebut bentuk
konstitusinya Salah satu ungkapannya adalah ldquoit may be thet someone who is a
citizen in a democracy is not one in a oligarchyrdquo14
Bahwa kewarganegaraan adalah
bentuk partisipasi warga dalam kehidupan publik Jadi kewarganegaraan ditandai
dengan adanya partisipasi Gagasan ini untuk sementara waktu tergantikan oleh
konsep kewarganegaraan sebagai bentuk legal dengan elemen hak dan kewajiban
(right and obligation) Bahwa kewarganegaraan ditandai dengan adanya hak dan
11
Abdul Rahman Abdul Kadir Kurdi Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-Quran
dan Sunnah (Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000) h 115
12
Abdul Qadir Djaelani Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam (Surabaya Bina Ilmu
1995) h 241
13
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century (London Setting
the Contex Kogan Page 1998) h 2-3
14
Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barkerhellip h 85
23
kewajiban warga negara dalam sebuah negara hukum merupakan warisan dari tradisi
Republik Romawi yang muncul setelah masa Yunani Kuno15
2 Konsep Mengenai Dwikewarganegaraan
Dwikewarganegaraan dapat lahir karena adanya dua negara yang mengklaim
kewarganegaraan atas seseorang dan dapat dikaitkan dengan faktor-faktor tertentu di
antaranya
a Kewarganegaraan yang didapat dari garis darah (ius sanguinis)
b Kewarganegaraan yang didapat berdasarkan tempat kelahiran (ius soli)
c Kewarganegaraan yang didapat karena adanya perkawinan (jure matrimonii)
d Kewarganegaraan yang didapat karena naturalisasi
e Kewarganegaraan yang didapat karena adopsi16
f Kewarganegaraan yang didapat karena investasi yang dilakukan17
g Kewarganegaraan yang didapatkan berdasarkan agama18
h Kewarganegaraan yang didapatkan karena jabatannya (jus oficii)19
15
Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 24
16
Swedia memberikan kewarganegaraan secara otomatis terhadap anak yang diadopsi Office
of Migration Sweden httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship html (diakses 20 Januari 2020 pkl
0800 WIB)
17
Antara lain Austria Antigua dan Barbuda Siprus Dominika Malta dan St Kitts dan
Nevis Henley amp Partners httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment diakses 20
Januari 2020 pkl 0800 WIB)
18
Praktik yang dilakukan oleh Israel setiap orang Yahudi yang kembali ke Israel memiliki
hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel Ministry of Foreign Affairs Israel
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20nationalityaspx
(diakses 20 Januari 2020 pkl 0800 WIB)
19
Vatikan memberikan kewarganegaraan bagi pemegang jabatan Tahta Suci Official Page of
Vatican httpwww vaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en html (diakses diakses 20 Januari
2020 pkl 0800 WIB)
24
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut ius
sanguinis lahir di negara lain yang menganut asas ius soli maka kedua negara
tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga negaranya Sebagai contoh sebelum
ada perjanjian Menteri luar negeri Indonesia Soenario dan Menteri luar negeri China
Chow orang China yang berdomisili di Indonesia (ius soli) merupakan warga negara
Indonesia dan warga negara China (ius sanguinis)20
Untuk mencegah Bipatride maka UU No 62 tahun 1958 pasal 7 menyatakan
bahwa seorang perempuan asing yang lahir dengan laki-laki WNI dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan melakukan pernyataan dengan syarat bahwa dia
harus meninggalkan kewarganegaraan asalnya
Bila dalam praktik dua faktor tersebut bertemu dan terkait dengan seseorang
dwikewarganegaraan dapat berlaku bila hukum dari masing-masing negara
mengizinkan Ada tiga cara penerimaan yang dapat berlaku bila faktor-faktor
kewarganegaraan tersebut bertemu yaitu penerimaan dwikewarganegaraan secara
penuh terbatas dan penolakan terhadap dwikewarganegaraan Dwikewarganegaraan
secara terbatas dikaitkan dengan jangka waktu usia tertentu Dalam jangka waktu
tertentu pemilik dwikewarganegaraan harus melepaskan salah satu
kewarganegaraannya Dalam hal apabila negara menolak dwikewarganegaraan salah
satu kewarganegaraan akan gugur Awalnya menurut pandangan tradisional
memperlihatkan adanya penolakan terhadap konsep dwikewarganegaraan karena
pada dasarnya kewarganegaraan dipandang sebagai satu-satunya rantai penghubung
antara individu dengan suatu negara yang berdaulat menurut konsepsi yang ada pada
saat itu21
Hukum kewarganegaraan adalah bagian dari kedaulatan suatu negara untuk
menentukan siapa saja yang menjadi bagian dari negara itu sehingga
20
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 235
21
Irene Bloemraad ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of Postnationalism the
Possibilities of Transnationalism and the Persistence of Traditional Citizenship International
Migration Review Vol 38 No 2 (2004) h 90
25
kewarganegaraan diberlakukan secara kaku Pemberian suatu kewarganegaraan dari
negara lain dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip kedaulatan22
Selain
itu juga akan menyebabkan ketidakstabilan hubungan diplomatik negara-negara di
dunia Masalah lain yang dikhawatirkan adalah masalah hukum perdata internasional
terkait dengan status personal seseorang yang memiliki dwikewarganegaraan23
Keengganan hukum internasional untuk menerima dwikewarganegaraan ini
secara jelas diatur dalam Konvensi Liga Bangsa-Bangsa (LBB) tentang Konflik
Hukum Kewarganegaraan tahun 1930 (Convention on Certain Questions Relating to
the Conflict of Nationality Laws) lalu Dewan Eropa (Council of Europe) pada tahun
1963 juga membuat Convention on the Reduction of Cases of Multiple Nationality24
Dalam konsiderans Konvensi LBB tahun 1930 dinyatakan bahwa ldquoefforts of
humanity should be directed is the abolition of all cases both of statelessness and
double nationalityrdquo Sedangkan pada Konvensi Dewan Eropa 1963 tujuan dari
Konvensi tersebut bukan penghapusan total dwikewarganegaraan tetapi sebisa
mungkin mengurangi kasus kewarganegaraan banyak Di saat yang sama pandangan
yang pro terhadap dwikewarganegaraan juga berkembang namun tidak begitu
populer George Bancroft seorang diplomat AS pada abad ke-19 yang
mempromosikan North American Bancroft Treaty mengatakan ldquohellipas soon tolerate a
man with two wives as a man with two countriesrdquo sebagai metafora yang
menganalogikan dwikewarganegaraan dengan praktik poligami jika poligami dapat
dianggap wajar oleh masyarakat begitu pula seharusnya dengan
dwikewarganegaraan
22
Peter J Spiro ldquoDual Citizen as Human Rightrdquo International Journal of Constitutional
Law Vol 8 No 1 (2010) h 113
23
Ko Swan Sik edNationality and International in Asian Perspective (Dordrecht Martinus
Nijhoff 1990) h 247
24
Anja Broslashndsted Sejersen ldquoldquoI Vow to Thee My Countriesrdquo The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Centuryrdquo International Migration Review Vol 42 No 3 (2008) h 530
26
Pasca Perang Dunia ke-II hak asasi manusia berkembang dan hak untuk
berpindah kewarganegaraan diakui sebagai hak asasi manusia dalam Deklarasi
Universial Hak Asasi Manusia PBB tahun 1948 Kewarganegaraan dipandang
sebagai suatu hak yang mendasar Selain itu pandangan liberal menggeser konsepsi
nasionalisme yang kaku menjadi lebih fleksibel Struktur masyarakat yang semakin
heterogen (terutama di Eropa) juga mendorong pergeseran pandangan
kewarganegaraan yang awalnya dikaitkan dengan konteks kewilayahan dan
kesukubangsaan
Migrasi transnasional juga terus menggerus konsepsi tradisional
kewarganegaraan yang dikaitkan negara kebangsaan (nation-state) Dengan
perkembangan transportasi dan komunikasi hubungan transnasional orang-orang
semakin cair dan kasus dwikewarganegaraan mulai timbul secara de facto meskipun
secara de jure belum diakomodir
Menjelang abad ke-21 ada pergeseran pandangan yang semakin permisif
terhadap dwikewarganegaraan yang secara jelas terlihat dalam instrumen hukum
internasional Dalam Konvensi Eropa tentang Kewarganegaraan (European
Convention on Nationality 1997) secara tegas mengharuskan negara peserta untuk
mengizinkan dwikewarganegaraan bagi anak yang mendapatkan
dwikewarganegaraan karena kelahirannya atau perkawinan25
Dari sini dapat dilihat
perkembangan hukum internasional khususnya instrumen hukum internasional
negara-negara Eropa semakin permisif terhadap kasus dwikewarganegaraan yang
pada awalnya menolak sama sekali dwikewarganegaraan dalam Konvensi LBB 1930
lalu sebisa mungkin menghindari dwikewarganegaraan menurut Konvensi Dewan
Eropa 1963 dan pada akhirnya diterima di Eropa berdasarkan Konvensi Eropa 1997
25
Article 17 European Convention on Nationality 1997 berbunyi asli sebagai berikut ldquoA
State Party shall allow a children having different nationalities acquired automatically at birth to
retain these nationalities b its nationals to possess another nationality where this other nationality is
automatically acquired by marriagerdquo
27
Keadaan berkewarganegaraan ganda sering pula terjadi akibat dari
perkawinan campuran antar bangsa yang otomatis menganut hukum perkawinan dan
kewarganegaraan yang berbeda26
Dimana masing-masing pihak yang terkait dalam
perkawinan campuran tersebut oleh negara asalnya ada yang mengizinkan anak yang
dihasilkan dari perkawinan tersebut untuk memiliki kewarganegaraan kedua
orangtuanya (kewarganegaraan gandadwikewarganegaraan) Dalam kenyataannya
terdapat keanekaragaman peraturan dan asas-asas kewarganegaraan apakah ius soli
atau ius sanguinis karena negara bebas untuk memilih asas-asas manakah yang
hendak dipakainya dalam menentukan siapakah yang menjadi warganya Yang
kemudian menimbulkan apatridie bipatridie bahkan mungkin multipatridie karena
dari benturan asas-asas kewarganegaraan yang tidak seragam Akibatnya timbul
peraturan-peraturan di bidang kewarganegaraan yang tidak sama di semua negara
Dan menurut istilah Sudargo Gautama hal ini menggambarkan seolah-olah terjadi
ldquopertentanganrdquo27
Yang dimaksud dengan apatridie yaitu orang-orang yang tidak mempunyai
suatu kewarganegaraan (tanpa kewarganegaraan) Pada akhir-akhir ini apatride
banyak kemungkinan terjadi karena perkembangan hubungan antara negara dan
hubungan politis Beberapa negara tertentu telah mulai mempergunakan pencabutan
kewarganegaraan sebagai semacam hukuman Apabila orang-orang yang terkena
dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh negara yang bersangkutan dan mereka ini
belum dapat memperoleh kewarganegaraan pengganti maka mereka ini berstatus
tanpa kewarganegaraan
Apatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut
asas ius soli lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis Sebagai contoh orang
26
Zulfa Djoko Basuki ldquoPerkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya di Indonesia
Dewasa Inirdquo Vol1 No3 (Jakarta Jurnal Hukum Internasional April 2004) h547
27
Beliau lebih lanjut menjelaskan hal ini merupakan konsekuensi dari prinsip kebebasan
untuk menentukan sendiri siapakah yang merupakan warganegaranya maka kita dapat menyaksikan
tidak adanya uniformitet di lapangan peraturan-peraturan tentang kewarganegaraan
28
China yang pro Koumintang tidak diakui sebagai warga RRC sedangkan Taiwan
sebagai negara asal pada 1958 belum ada hubungan diplomatic dengan Indonesia
maka mereka juga tidak diakui sebagai warga negara Taiwan Sehingga mereka
merupakan ldquodefacto apatriderdquo Untuk mencegah apatride UU No 62 Tahun 1958
pasal 1 huruf f menyatakan bahwa anak yang lahir di wilayah Indonesia selama
orang tuanya tidak diketahui adalah warga negara Indonesia
Sementara bagi orang Cina sebelum lahirnya UU No 62 tahun 1958 untuk
menentukan kewarganegaraan diadakan perjanjian antara Indonesia-Cina yang
dikenal dengan perjanjian Soenario-Chow pada tanggal 22 April 1955 yang
diundangkan dengan UU No 2 tahun 1958 berisi bahwa semua orang Cina yang
berdomisili di Indonesia harus mengadakan pilihan kewarganegaraan dengan tegas
dan secara tertulis 28
Kasus yang paling marak mengenai apatride adalah ketika banyak terjadinya
pengungsi-pengungsi yang melarikan diri dari Vietnam tahun 1970-an akibat dari
Perang Vietnam Keadaan tanpa kewarganegaraan ini adalah menyedihkan bagi yang
harus mengalami Sama sekali tidak ada perlindungan dari sesuatu negara Tidak
dapat memiliki paspor negara tertentu Seandainya mereka harus diusir dari negara
tempat mereka berdomisili kemana mereka harus dikirim Sedangkan Bipatridie atau
dwi-kewarganegaraan akan terjadi apabila seseorang memiliki dua kewarganegaraan
Kenyataan terjadinya bipatridie kerapkali sering berlaku yaitu kalau seseorang
penduduk pada suatu negara yang berasal dari kewarganegaraan lain diberi
pewarganegaraan oleh negara yang didiaminya tanpa ia menyatakan melepaskan
kewarganegaraan aslinya (leluhurnya)
28
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 236
29
B Kajian Teoritis
1 Teori Kebijakan Alternatif
a Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak (tentang
pemerintahan organisasi dsb) pernyataan cita-cita tujuan prinsip dan garis
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran Secara umum
kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukan perilaku seseorang
aktor misalnya seorang pejabat suatu kelompok maupun lembaga tertentu
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi Pada dasarnya terdapat
banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian mengenai
kebijakan 29
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya memecahkan
problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejaheraan masyarakat Dan dalam kebijakan setidaknya harus memenuhi
empat hal penting yakni (1)tingkat hidup masyarakat meningkat (2)terjadi
keadilan By the law social justice dan peluang prestasi dan kreasi
individual (3)diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat (dalam
membahas masalah perencanaan keputusan dan implementasi) dan
(4)terjaminnya pengembangan berkelanjutan
Monahan dan Hengst seperti yang dikutip oleh Syafaruddin bahwa
kebijakan (policy) secara etimologi diturunkan dalam bahasa Yunani yaitu
ldquoPolisrdquo yang artinya kota (city)30
Pendapat ini menjelaskan kebijakan
29 Noeng H Muhadjir Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif (Yogyakarta Raka Sarasin 2000) h 15
30
Heinz Weihrich dan Haroid Koontz Management AGlobal Perspective Tent Edition (New
York McGraw-Hill 1993) h 123
30
mengacu kepada cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan
untuk mengelola kegiatan mereka Dalam hal ini kebijakan berkenaan dengan
gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama
diterima pemerintah atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha
mengejar tujuannya Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa
kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang menjadi arah
dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus diikuti oleh para pelaku
dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan dalam sebuah
organisasi serta mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan
masalah atas tindakan yang terjadi
Lebih lanjut Muhadjir mengatakan bahwa kebijakan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kebijakan subtantif dan kebijakan implementatif Kebijakan
subtantif adalah keputusan yang dapat diambil berupa memilih alternatif yang
dianggap benar untuk mengatasi masalah Tindak lanjut dari kebijakan
subtantif adalah kebijakan implemtatif yaitu keputusan-keputusan yang
berupa upayaupaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan
subtantif31
Secara empiris kebijakan berupa undang-undang petunjuk dan
program dalam sebuah Negara kebijakan dianggap sebagai rangkaian
tindakan yang dikembangkan oleh badan atau pemerintah yang mempunyai
tujuan tertentu diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok
pelaku untuk memecahkan masalah tertentu Dengan demikian berdasarkan
beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpukan bahwa kebijakan adalah
sebagai rangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dari dasar pada
masalah yang menjadi rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
31
Noeng H Muhadjir Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach (Yogyakarta
Rake Sarakin 2003) h 90
31
kepemimpinan dan cara bertindak pernyataan citacita prinsip atau maksud
dalam memecahkan masalah sebagai garis pedoman untuk manajeman dalam
usaha mencapai sasaran atau tujuan Dengan kata lain sebagai pedoman untuk
bertindak bagi pengambilan keputusan
Sholichin Abdul Wahab32
sebagaimana dikutip Suharno
mengisyaratkan bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat
kebijakan publik sebagai tindakan yang mengarah pada tujuan ketika kita
dapat memerinci kebijakan tersebut kedalam beberapa kategori yaitu
a Tuntutan kebijakan (policy demands)
Yaitu tuntutan atau desakan yang diajukan pada pejabat-pejabat
pemerintah yang dilakukan oleh actor-aktor lain baik swasta maupun
kalangan pemerintah sendiri dalam sistem politik untuk melakukan
tindaka n tertentu atau sebaliknya untuk tidak melakukan tindakan
pada suatu masalah tertentu Tuntutan ini dapat bervariasi mulai dari
desakan umum agar pemerintah berbuat sesuatu hingga usulan untuk
mengambil tindakan konkret tertentu terhadap suatu masalah yang
terjadi di dalam masyarakat
b Keputusan kebijakan (policy decisions)
Adalah keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah yang
dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan
publik Dalam hal ini termasuk didalamnya keputusankeputusan
untuk menciptakan statuta (ketentuan-ketentuan dasar) ketetapan-
ketetapan ataupun membuat penafsiran terhadap undang-undang
c Pernyataan kebijakan (policy statements)
Ialah pernyataan resmi atau penjelasan mengenai kebijakan publik
tertentu Misalnya ketetapan MPR Keputusan Presiden atau Dekrit
32
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negara (Jakarta Bumi Aksara 2010) h 25-27
32
Presiden keputusan peradialn pernyataan ataupun pidato pejabat
pemerintah yang menunjukkan hasrat tujuan pemerintah dan apa
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut
d Keluaran kebijakan (policy outputs)
Merupakan wujud dari kebijakan publik yang paling dapat dilihat dan
dirasakan karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan
guna merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan dan
pernyataan kebijakan Secara singkat keluaran kebijakan ini
menyangkut apa yang ingin dikerjakan oleh pemerintah
e Hasil akhir kebijakan (policy outcomes)
Adalah akibat-akibat atau dampak yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan sebagai
konsekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya tindakan
pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu yang
ada dalam masyarakat
William N Dunn33
membedakan tipe-tipe kebijakan menjadi
lima bagian yaitu
a Masalah kebijakan (policy public) Adalah nilai kebutuhan dan
kesempatan yang belum terpuaskan tetapi dapat diidentifikasi dan
dicapai melalui tindakan public Pengetahuan apa yang hendak
dipecahkan membutuhkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
mendahului adanya problem maupun informasi mengenai nilai yang
pencapaiannya menuntut pemecahan masalah
b Alternative kebijakan (policy alternatives) Yaitu arah tindakan yang
secara potensial tersedia yang dapat member sumbangan kepada
pencapaian nilai dan pemecahan masalah kebijakan Informasi
33
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL (Yogyakarta
Gajah Mada University Press 2003) h 98
33
mengenai kondisi yang menimbulkan masalah pada dasarnya juga
mengandung identifikasi terhadap kemungkinan pemecahannya
c Tindakan kebijakan (policy actions) Adalah suatu gerakan atau
serangkaian gerakan sesuai dengan alternatif kebijakan yang dipilih
yang dilakukan untuk mencapai tujuan bernilai
d Hasil kebijakan (policy outcomes) Adalah akibat-akibat yang terjadi
dari serangkaian tindakan kebijakan yang telah dilaksanakan Hasil
dari setiap tindakan tidak sepenuhnya stabil atau diketahui sebelum
tindakan dilakukan juga tidak semua dari hasil tersebut terjadi seperti
yang diharapkan atau dapat diduga sebelumnya
e Hasil guna kebijakan Adalah tingkat seberapa jauh hasil kebijakan
memberiakn sumbangan pada pencapaian nilai Pada kenyataanya
jarang ada problem yang dapat dipecahkan secara tuntas umumnya
pemecahan terhadap suatu problem dapat menumbuhkan problem
sehingga perlu pemecahan kembali atau perumusan kembali
b Analisis Kebijakan Publik
Studi kebijakan dapat dilihat sebagai bagian dari studi disiplin
maupun sistem administrasi atau salah satu kajian dalam administrasi publik
yaitu kebijakan publik (public policy) Dengan begitu kebijakan mengarah
kepada produk yang dikeluarkan oleh badan-badan publik yang bentuknya
bisa berupa peraturan perundang-undangan dan keputusan-keputusan
sedangkan kebijaksanaan lebih menitik beratkan kepada fleksibilitas suatu
kebijakan 34
Untuk lebih memamahi kebijakan maka perlu mengkaji tentang
analisis kebijakan karena kebijakan pada esensinya adalah suatu proses dalam
34
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negarahellip h153
34
upaya untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik sehingga berdampak
pada kesejahteraan bangsa Pembuat kebijakan publik pada umumnya adalah
unsur birokrat atau pejabat pemerintah termasuk para pegawai senior
pemerintah yang tugasnya adalah memberikan pelayanan demi kebaikan
publikuntuk itu para ahli mencoba menjelaskan pengertian analisis kebijakan
Menurut Bardach bahwa analisis kebijakan adalah suatu aktifitas
politik dan sosial35
Hal ini berarti dalam analisis kebijakan perlu dipahami
masalah-masalah yang bersifat politis dan sosial Kemudian Palto dan
Sawicky sebagaimana dikutip Riant Nugroho menyatakan bahwa analisis
kebijakan merupakan tindakan yang diperlukan untuk membuat suatu
kenijakan baik kebijakan yang baru maupun kebijakan yang merupakan
konsekuensi dari kebijakan yang ada36
Sementara analisis kebijakan menurut
William NDunn bahwa analisis kebijakan adalah
ldquoPolicy analysis is a problem solving discipline that draws on
theories methodee and substantive findings of the behavioral and social
sciences social professional and political philosophy as is usual with
complex activities there are several ways to define policy analisis The one
adopted here is that policy analysis is a process multidisciplinary inquiry
designed to create critically assess and coinicate information that is useful
in understanding and improving policiesrdquo 37
Pendapat Dunn ini juga dikutip dalam Nanang Fattah bahwa analisis
kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu yang berupaya memecahkan masalah
dengan menggunakan teori metode dan substansi penemuan tingkah laku dan
35
Eugene Bardach A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving (New York Seven Bridges Press 2000) h 13
36
Riant Nugroho Public Policy (Jakarta Alex Media Komputindo 2008) h 84
37
Willian N Dunn Public Policy Analysis (London Pearson Prentice Hall 2003) h 1
35
ilmu-ilmu sosial profesi sosial dan filosofi sosial politis38
yang dilakukan
dengan cara tertentu Sedangkan Dunn menyatakan bahwa ada tiga
pendekatan dalam analisis kebijakan yaitu pendekatan empiris evaluative
dan normatif Pendekatan empiris berupaya menjawab permasalahan fakta-
fakta pendekatan evaluastif berupaya mencari beberapa nilai atas sesuatu dan
pendekatan normatif memberikan upaya tindakan atas apa yang harus
dilakukan Prosedur analisis kebijakan menurut Dunn dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Prosedur Analisis Umum Menurut Waktu Tindakan Kebijakan39
Tindakan
Kebijakan
Deskripsi Evaluasi Rakomendasi
Sebelum
tindakan(ex-ante)
Prediksi - Preskripsi
Sesudah tindakan
(ex-pose)
Deskripsi Evaluasi -
Penjelasan dari istilah pada tindakan kebijakan diatas adalah
a Definisi yang menghasilkan pengetahuan mengenai kondisi-kondisi
yang menimbulkan masalah kebijakan
b Prediksi adalah menyedikan informasi mengenai konsekuensi dimasa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan termasuk jika tidak
melakukan sesuatu
c Preskripsi adalah menyediakan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa yang akan datang
38
Nanang Fattah Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2013)
h 5 39
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOLhellip h 98
36
d Deskripsi adalah menghasilkan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa sekarang dan masa lalu
e Evaluasi adalah kegunaan alternatif kebijakan dalam memecahkan
permasalahan
Berdasarkan prosedur analisis tindakan kebijakan ini bertujuan akhir
pada pemecahan masalah yang dihadapi sehingga perlu dibuat kebijakan
untuk mengataasi permasalahan tersebut Untuk itu analisis kebijakan
akan memperkirakan apa yang akan terjadi apabila alternatif yang dipilih
ditetapkan untuk dilaksanakan memperkirakan apa yang akan terjadi
kemudian apa yang harus dilakukan serta dampak apa yang akan terjadi
dari kebijakan tersebut Selanjutnya apabila tidak dilakukan alternatif
kebijakan tersebut maka tantangan yang akan terjadi baik kondisi politik
sosial dan budaya apabila kebijakan itu tidak dilaksnakan Kemudian
analisis kebijakan mendeskripsikan kebijakan yang telah dilaksanakan dan
yang akan dilaksanakan sehingga diperoleh gambaran apa kekurangan dari
kebijakan yang telah dilakukan dan apa kelebihan dari kebijakan yang
telah dilaksanakan sehingga diperoleh alternatif yang tepat Melalui
evaluasi kebijakan akan diperoleh gambaran sejauh mana kebijakan yang
dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
37
BAB III
DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DAN
INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia
a Zaman Belanda
Dalam buku-buku (dalam bahas Indonesia) yang membahas ketentuan
Pasal 131 IS da Pasal 163 IS Lazim dipergunakan sebutan ldquoorang Indonesia
aslirdquo tidak ada kata-kata ldquobangsardquo (orang-orag bangsa Indonesia asli)
Pemakaian sebutan ldquoorang Indonesia aslirdquo dipertimbangkan berdasarkanberbagai
aspek Judul bab dalam IS (Bab kedelapan) adalah ldquovan de ingezetenanrdquo yaitu
ldquotentang pendudukrdquo bukan tentang kewarganegaraan (citizenship)1 Pengertian
ini dapat dimengerti Indonesia pada waktu itu (Hindia-Belanda) bukan sebuah
Negara yang mandiri walaupun memiliki cirri-ciri kenegaraan Indonesia adalah
bagian (sebagai jajahan) Kerajaan Belanda Hal yang sama berlaku untuk
suriname dan Curacau Penduduk Indonesia adalah kaula belanada (nederlands
ondedanen) Sebutan ldquokaula Belandardquo serupa dengan sebutan ldquoBritish Subjectrdquo
untuk penduduk daerah jajahan Inggris Sebutan-sebutan itu dengan sengaja
untuk membedakan dengan sebutan ldquoBritish citizenrdquo yaitu warga Negara di
wilayah (negara) induk Begitu juga sebutan kaula Belanda untuk membedakan
dengan warga Belanda yang disebut ldquonenderlanderrdquo yaitu orang Belanda 2
Oleh karena Hindia-Belanda dijajah oleh Negeri Belanda maka pada
zaman itu segala sesuatu tentang kewarganegaraan diatur oleh Undang-undang
dari Negeri Belanda Yang menjadi pokok-pangkal dalam hal ini ialah Undang-
1 Wirjono Projodikoro Azas-Azas Kewarganegaraan di Indonesia (Jakarta PT Dian Rakyat
1989) h 174
2 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
(Yogyakarta FH UII Press 2009) h 17
38
undang (Wet) tanggal 12 Desember 1892 tentang ldquoNederlanderschap
eningezetenschaprdquo (Kebangsaan Belanda dan hal penduduk Kerajaan Belanda)
Ada dua macam ldquoNederlanderrdquo (orang Belanda) yaitu (1) orang Belanda sejak
lahir dan berdasar keturunan (jus sanguinis) (2) orang-orang yang menjadi orang
Belanda secara naturalisasi atau pewarganegaraan Menurut pasal 10 orang Asing
(vreemdeling) adalah orang yang bukan orang Belanda tersebut dan yang tidak
dengan secara lain menjadi ldquoNederlands onderdaanrdquo atau kaula Belanda3
Tentang kaula-Belanda ini ada Undang-undang (Wet) lain tanggal 10
Februari 1910 (staatsblad 1910-269) tentang kaula Belanda yang bukan orang
Belanda Menurut pasal 1 Undang-undang ini dari orang-orang yang bukan
orang Belanda adalah kaula Belanda (Nederlands onderdaan) orang-orang
berikut
1 Mereka lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao dari orang-orang tua
yang bertempat tinggal disana atau apabila bapaknya tidak dikenal dari ibu
yang bertempat tinggal disana (dengan beberapa kekecualian mengenai anak-
anak dari Konsul Asing)
2 Mereka yang lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao yang
a Kedua orang tuanya tidak dikenal
b Orang tuanya tidak berdiam diri disitu dan tidak mempunyai
ldquoNationalityrdquo (kebangsaan) atau kebangsaannya tidak dikenal
c Bapaknya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belanda
d Ibunya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belandajika
bapak-bapaknya tanpa nationality atau kebangsaannya tidak dikenal
3 Istri kaula-Belanda
4 Anak dari seorang kaula-Belanda meskipun lahir di luar daerah-daerah itu
yang dibawah umur 18 tahun atau sudah kawin
3 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006hellip h 17
39
5 Anak tersebut sub empat yang setelah kawin atau setelah mencapai umur 18
tahun menetap di daerah-daerah tersebut
Menurut pasal 2 status orang sebagai kaula-Belanda hilang
1 Dengan naturalisasi atau pewarganegaraan seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang belum kawin disuatu Negara Asing
2 Bagi seorang perempuan yang kawin dengan seorang warga dari suatu Negara
Asing kecuali apabila perempuan itu tidak mungkin menjadi warga dari
Negara Asing tadi
3 Dengan masuk dinas ketentaraan Negara Asing tanpa ijin dari pemerintah
setempat
4 Bagi orang-orang bukan Indonesia asli yang setelah berada di luar daerah-
daerah tersebut tidak dalam 3 bulan melaporkan diri pada seorang Konsul
Belanda di tempat
5 Bagi orang perempuan yang termasuk dalam sub 1 dan 2 setelah ia kemudian
mendapat nationality dari suaminya
6 Dengan pembatalan status itu oleh yang berkuasa dalam beberapa hal tertentu
Dengan demikian pada zaman Hindia-Belanda tidak ada kewarganegaraan Indonesia
melainkan hanya ada kekaulaan Belanda sehingga pada waktu itu di Indonesia
terhadap pengertian ldquoorang asingrdquo (vreemdeling) ada pengertian ldquokaula-Belandardquo dan
para kaula-Belanda ini dibagi dalam tiga golongan yaitu
a Orang-orang Belanda
b Orang-orang Indonesia asli (inlander)
c Orang-orang timur asing (vreemde Oosterling)
Tiga golongan ini kemudian dinamakan lain yaitu
a Nederlands onderdaan-Nederlander atau kaula-Belanda yang terdiri dari orang
Belanda
b Nederlands onderdaan-niet Nederlander van inheemse oorsprong (kaula-
Belanda yang bukan orang-orang Belanda dan yang terdiri dari orang-orang
Indonesia asli
40
c Nederlands onderdaan-niet Nederlander van uitheemsche oorsprong
ataukaula-Belanda yang bukan orang Belanda dan bukan orang Indonesia asli
yaitu orang Eropa bukan Belanda dan orang-orang Timur Asing seperti
orang-orang Cina Arab India dan lain-lain Dalam hal ini orang Jepang
disamakan dengan orang Eropa bukan Belanda4
Hindia Belanda bukanlah suatu negara maka tanah air Indonesia dalam zaman
Belanda tidak mempunyai warga negara menurut pertauran Hindia Belanda
penghunipenduduk tanah air Indonesia yang bukan orang asing disebut kaulanegara
Belanda yang dapat dibagi sebagai berikut5
1) Kaulanegara Belanda orang Belanda
2) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi yang termasuk
Bumiputera
3) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi juga bukan
Bumiputera misalnya orang-orang Timur Asing (Cina India Arab
dan lain-lain)
b Zaman Pendudukan Jepang
Indonesia diduduki oleh Jepang dari bulan Maret 1942 sampai tanggal 17 Agustus
1945 pemerintah Jepang tidak mengeluarkan suatu peraturan resmi mengenai
kewarganegaraan di Indonesia Tetapi dalam praktek orang-orang di Indonesia yang
bukan orang Jepang baik orang-orang Indonesia asli maupun orang-orang keturunan
Belanda Cina Arab dan sebagainya tidak lagi dipandang sebagai kaula-Belanda
atau Nederlands onderdaan Orang-orang keturunan Belanda pada umumnya
dianggap sebagai orang-orang Belanda maka mereka seperti orang-orang Belanda
juga dimasukkan dalam ldquokonsentrasi-kamprdquo atau tempat pengasingan jadi berada
4 Wirjono Prdjodikoro Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia (Jakata PT Dian Rakyat
1989) h 175
5 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 237
41
diluar kehidupan kemasyarakatan dan orang-orang lain yang ada di Indonesia yang
bukan orang Jepang dianggap sama kedudukannya sebagai rakyat jelata Maka dalam
periode ini kewarganegaraan tidak diatur
c Sejak Proklamasi
Pada waktu Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 Negara
Republik Indonesia belum mempunyai Undang-Undang Dasar Sehari kemudian
tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD 1945 mengenai kewarganegaraan
UUD 1945 menyebutkan antara lain6
1) Pasal 26 ayat (1) menentukan bahwa ldquoYang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara Indonesiardquo sedangkan
2) Pasal 26 ayat (2) menentukan bahwa ldquoSyarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan Undang-Undangrdquo
Sebagai pelaksanaan pasal 26 tanggal 10 April 1946 diundangkan UU No 3 tahun
1946 Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut UU No 3
tahun 1946 adalah
1) Orang yang asli dalam daerah Indonesia
2) Orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam wilayah
negara Indonesia
3) Anak yang lahir di dalam wilayah negara Indonesia
Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa asas yang dianut dalam UU ini adalah Ius Soli
UU No 3 tahun 1946 selanjutnya mengalami perubahan oleh UU No 6 dan 8 Tahun
1947 Sebagaimana UU No 3 tahun 1946 kalau diperhatikan dari UU tersebut bahwa
kewarganegaraan yang dianut di Indonesia menganut asas Ius Soli yang dapat dilihat
pada pasal 1 (a) dan (b) yaitu
1) WNI adalah orang Indonesia asli dalam daerah negara Indonesia
6 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
42
2) Orang peranakan yang lahir dan bertempat tinggal di Indonesia paling sedikit 5
tahun berturut-turut serta berumur 21 tahun kecuali ia menyatakan keberatan
menjadi WNI7
d Persetujuan Kewarganegaraan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB)
Persetujuan perihal pembagian warga negara hasil dari Konferensi Meja Bundar
(27 Desember 1949) antara Belanda dengan negara Indonesia Serikat ada tiga hal
yang penting dalam persetujuan tersebut antara lain8
1) Orang Belanda yang tetap kewarganegaraan Belanda tetapi terhadap
keturunannya yang lain dan bertempat tinggal di Indonesia kurang lebih 6
bulan sebelum 27 Desember 1949 setelah penyerahan kedaulatan dapat
memilih kewarganegaraan Indonesia yang dinamakan ldquohak opsirdquo atau hak
untuk memilih kewarganegaraan sedangkan pemilihan kewarganegaraan
disebabkan tindakan aktif sebagai lawan tindakan pasif dalam hak
repudiasi
2) Orang-orang yang tergolong kawula Belanda (orang Indonesia Asli)
berada di Indonesia memperoleh kewarganegaraan Indonesia kecuali tidak
tinggal di SurinameAntiland Belanda dan dilahirkan di wilayah Belanda
dan dapat memilih kewarganegaraan Indonesia
3) Orang-orang Eropa dan Timur Asing maka terhadap mereka dua
kemungkinan yaitu jika bertempat tinggal di Belanda dan ditetapkan
kewarganegaraan Belanda mereka yang dinyatakan sebagai WNI dapat
menyatakan menolak dalam kurun waktu dua tahun
e Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946
Sesuai dengan Pasal 26 UUD 1945 pada tanggal 10 April 1946
diundangkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 yang mengatur tentang
Kewarganegaraan dan Kependudukan Republik Indonesia Undang-Undang
7 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
8 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 239
43
ini berlaku surut sejak tangga 17 Agustus 1945 Berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang Kewarganegaraan Indonesia yang pertama ini kewarganegaraan
Indonesia bisa didapatkan oleh
1) orang Indonesia asli dalam wilayah Negara Indonesia
2) orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut di atas tetapi turunan
seorang dari golongan itu serta lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman dalam wilayah Negara Indonesia dan orang bukan turunan
seorang dari golongan termaksud lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman yang paing akhir selama sedikitnya lima tahun berturut-turut
di dalam wilayah Negara Indonesia yang telah berumur 21 tahun atau
telah kawin
3) orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara
naturalisasi
4) anak yang sah disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh
bapaknya pada waktu lahir bapaknya mempunyai kewarganegaraan
Indonesia
5) anak yang lahir dalam jangka watu tiga ratus hari setelah bapaknya yang
mempunyai kewarganegaraan Indonesia meningal dunia
6) anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah yang pada
waktu lahir mempunyai kewarganegaraan Indonesia
7) anak yang diangkat secara sah oleh warga negara Indonesia
8) anak yang lahir di dalam wilayah Negara Indonesia yang oleh bapaknya
ataupun ibunya tidak diakui secara sah
9) anak yang lahir di wilayah Negara Indonesia yang tidak diketahui siapa
orangtuanya atau kewarganegaraannya
Pada dasarnya Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1936 menyatakan ada
4 (empat) cara untuk menjadi warga negara Indonesia Pertama untuk penduduk asli
secara otomatis menjadi warga negara Indonesia Kedua penduduk yang sudah lebih
dari lima tahun dan tidak pernah menyatakan diri menolak kewarganegaraan
44
Indonesia adalah warga negara Indonesia Ketiga semua keturunan dari cara pertama
dan cara kedua tersebut Keempat orang asing yang mendaftarkan diri untuk menjadi
warga negara Indonesia Undang-Undang ini pada prinsipnya menganut asas ius soli
Penduduk Indonesia secara pasif memperoleh status warga Negara Indonesia Namun
bagi mereka yang tidak menghendaki status tersebut diperkenankan untuk
menggunakan hak repudiasinya dengan mengajukan pernyataan secara tertulis
menolak kewarganegaraan Indonesia Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 telah
mengalami beberapa kali perubahan yaitu diubah dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1947 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 19489 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 menambahkan ketentuan pada
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dengan (j) badan hukum yang
didirikan menurut hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia dan bertempat
kedudukan di dalam wilayah Negara Indonesia Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1947 kemudian menegaskan bahwa seorang warga negara Indonesia tersebut pada
Pasal 1 sub b yang mempunyai kewarganegaraan dari negara lain dapat melepaskan
kewarganegaraannya dari negara Indonesia dengan menyatakan keberatan menjadi
warga negara Indonesia10
Perubahan dengan kedua Undang-Undang yang terakhir
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin
menggunakan hak repudiasinya sampai tanggal 17 Agustus 1948 Sejak tanggal 17
Agustus 1948 penduduk Indonesia terdiri dari warga negara Indonesia dan warga
negara asing Setiap orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia harus
melalui proses pewarganegaraan berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 194611
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigasian di Indonesiahellip
h 28
10
CST Kansil Hukum Tata Neagara (Jakarta Erlangga 2007) h 38
11
CST Kansil Hukum Tata Neagarahellip h 38
45
f Berdasarkan Undang-Undang No 62 Tahun 1958
Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia yang berlaku hingga sekarang adalah
UU No 62 tahun 1958 yang mutlak berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1
Agustus 1958 Beberapa bagian dari undang-undang itu yaitu yang mengenai
ketentuan-ketentuan siapa warganegara Indonesia status anak-anak dan cara-cara
kehilangan kewarganegaraan ditetapkan berlaku surut hingga tanggal 27 Desember
1949
Hal-hal selengkapnya yang diatur dalam UU No 62 tahun 1958 antara lain (1) Siapa
tang dinyatakan berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) (2) Naturalisasi atau
Pewarganegaraan biasa (3) Akibat pewarganegaraan (4) Pewarganegaraan istimewa
(5) Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dan (6) Siapa yang dinyatakan berstatus
orang asing
Menurut Undang-Undang itu warga negara Indonesia adalah
1) Mereka berdasarkan UUperaturanperjanjian yang terlebih dahulu berlaku
(berlaku surut)
2) Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam Undang-
Undang itu
Sebaliknya seseorang dapat menjadi Orang Asing jika ia tidak memenuhi syarat
sebagai warganegara seperti yang disebutkan diatas Selain itu mungkin juga seorang
Indonesia menjadi orang asing karena (1) Dengan sengaja insyaf dan sadar menolak
kewarganegaraan RI (2) Menolak kewarganegaraan RI karena khilaf atau ikut-
ikutan saja dan (3) Ditolak oleh orang lain misalnya seseorang anak yang ikut status
orang tuanya yang menolak kewarganegaraan RI12
g Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Cina
Setelah kaum Komunis berhasil merebut kekuasaan di Cina sehingga muncul
Republik Rakyat Cina (RRC) yang mempertahankan Undang-Undang
Kewarganegaraan Cina Nasionalis Undang-Undang ini menggunakan asas sanguinis
12
Samidjo Ilmu Negara (Jakarta Amico 1996)hellip h 42
46
Artinya semua orang Cina di manapun berada diklaim sebagai warga negara Cina
Hal ini mengakibatkan semua orang Cina yang berstatus warga negara Indonesia
menjadi berstatus bipatride disamping sebagai warga negara Indonesia juga sebagai
warga negara RRC Timbuknya dwikewarganegaraan adakalanya tidak selalu
disebabkan oleh perbedaan antara peaturan kewarganegaraan masig-masing negara
yang menganut asas perolehan kewarganegaraan yang berbeda namun dapat juga
timbul apabila peraturan kewarganegaraan di setiap negara seluruhnya sama
Berhubungan dengan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam masalah dwi
kewarganegaraan maka dalam praktek negara-negara berusaha untuk mencegah atau
setidak-tidaknya mengurngi adanya kewarganegaraan ganda tersebut13
Masalah dwikewarganegaraan dapat menimbulkan kesulitan ataupun masalah
Masalah atau kesulitan tersebut terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban sebagai waraganegara hal ini dapat dipahami karena bagaimanakah
pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warganegara jika seandainya seseorang
mempunyai dwi-kewarganegaraan Hak dan kewajiban sebagai warganegara
manakah yang harus dilakukan 14
Seperti di Indonesia sebelum dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1958 Tentang perjanjian dwi-kewarganegaraan
Republik Indonesia-Republik Rakyat Cina terdapat penduduk Indonesia yang
memepunyai dwi-kewarganegaraan terutama orang-orang keturunan cina Menurut
Undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia mereka merupakan
warganegara Indonesia juga menurut Undang-Undang Republik Rakyat Cina mereka
juga merupakan warganegara Republik Rakyat Cina15
13
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan (Pusat Studi Hukum Tata
Negara Indo Hill 1995) h 7
14
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraanhellip h 7
15
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia (Tesis Universitas Indonesia 2011) h 79
47
Orang yang mempunyai dwikewarganegaraan (orang keturunan Cina ) ini
sering menimbulkan kesulitan atau persolan di dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan kesulitan baik terhadap yang bersangkutan maupun terhadap
pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut terjadi
pembicaraan antara pihak Indonesia dan RRC sehingga menghasilkan persetujuan
dalam bentuk Perjanjian Dwi Kewarganegaraan Isi perjanjian ini diratifikasi dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1958 ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dwi-kewarganegaraan yang ada
pada waktu itu dan mencegah timbulnya dwi kewarganegaraan di kemudian hari
Masalah dwi-kewarganegaraan diselesaikan dengan cara menghilangkan salah satu
kewarganegaraan yang serempak dimiliki seseorang Untuk itu kedua belah pihak
menyepakati hal-hal berikut ini
1) Suatu golongan yang mempunyai dwi-kewarganegaraan dianggap tidak
mempunyai kewarganegaraan rangkap lagi karena menurut pendapat
Pemerintah Indonesia kedudukan sosial politik mereka membuktikan bahwa
mereka dengan sendirinya telah melepaskan kewarganegaraan RRC-nya
2) Mereka yang berkewarganegaraan rangkap selain butir a harus memilih
dengan kehendak sendiri salah satu kewarganegaraan yang akan mereka
pertahankan Dengan ketentuan bahwa mereka yang tidak menyatakan
pilihannya menjadi warga negara asing Suami istri yang
berkewarganegaraan rangkap menentukan pilihannya masing-masing Dan
selama anak belum dewasa mengikuti pilihan bapak ibunya Dan jika telah
dewasa anak tersebut harus memilih salah satu kewarganegaraan
Pasal X Perjanjian Dwi-kewarganegaraan menentukan bahwa apabila seorang
warga negara Indonesia kawin dengan seorang warga negara RRC masing-masing
tetap memiliki kewarganegaraan asal kecuali apabila salah satu dari mereka dengan
kehendak sendiri memohon dan memperoleh kewarganegaraan dari partnernya
Apabila ia memperoleh kewarganegaraan partnernya dengan sendirinya akan
kehilangan kewarganegaraan asalnya Dari sudut ketentuan Indonesia ketentuan
48
tersebut merupakan ketentuan khusus dari ketentuan umum yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
h Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-undang
kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat Secara filosofis undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia masih mengandung ketentuan yang
belum sejalan dengan falsafah Pancasila karena bersifat diskriminatif kurang
menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara serta kurang
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak
Secara yuridis landasan konstitusional pembentukan Undang-undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indoensia adalah undang-undang
Dasar Sementara Tahun 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden Tahun
1959 yakni dengan kembali berlakunya Undang-undang Dasar 1945 Undang-
undang Dasar 1945 inipun sudah diamandemenkan sehingga lebih menjamin
perlindungan Hak Asasi Manusia dan Hak Warga Negara
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
49
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak16
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadi dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
(1) Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
(2) Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
16
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
50
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan17
Warga negara Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara
Indonesianya seperti tercantum dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat
pernyataan tentang keinginannya untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat
pernyataan itu disampaikan kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang
diwilayahnya meliputi tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak
mengakibatkan kewarganegaraanganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3
tahun sejak tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini
dimaksudkan untuk memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan
perkawinannya atau tidak karena pada umumnya perkawinan campuran hanya
berlangsung dalam waktu 3 tahun Selain itu oleh karena adanya perkawinan
campuran maka dapat pula warganegara asing yang menikah dengan warga negara
Indonesia diberikan kemudahan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini
Manusiahellip h 80
51
tercantum dalam pasal 19 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersnagkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Warga Negara Asing yang telah 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut-turut dapat menjadi Warga Negara Indonesia asalkan dengan diberikan
kewarganegaraan ganda Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara
Indonesia yang telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing
kemudian ia ingin memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka
menurut Pasal 32 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri bagi
warganegara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
17
Libertus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraan (Jakarta
52
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan Masalah perubahan kewarganegaraan
suami istri yang melangsungkan perkawinan campuran didasarkan pada undang -
undang kewarganegaraan seperti halnya perempuan warga negara Indonesia yang
kawin dengan laki-laki warga negara asing yang menurut hukum negara asal
suaminya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan
suami sebagai akibat perkawinan tersebut atau laki-laki warga negara Indonesia yang
kawin dengan perempuan warganegara asing yang menurut hukum negara asal
istrinya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan
istri sebagai akibat perkawinan tersebut18
Oleh karena itu suami atau istri tidak secara otomatis kehilangan
kewarganegarannya ataupun mendapatkan kewarganegaraan pasangannya karena
tergantung kepada hukum kewarganegaraan pasangannya Menurut pasal 26 (3) dan
(4) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia apabila seorang warga negara Indonesia ingin mempertahankan
kewarganegarananya maka dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau perwakilan Republik Indonesia Surat pernyataan
tersebut harus diajukan 3 tahun sejak perwakilan berlangsung Jadi selama jangka
waktu itu perwakilan berlangsung Jadi selama jangka waktu itu ia tidak
menyatakannya maka akan kehilangan kewarganegaraan Indonesianya Dalam pasal
27 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia menyatakan bahwa ldquoKehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri
yang terikat perkawinan yang sah tidak menyebabkan hilangnya status
kewarganegaraan dari istri atau suamirdquo
Visimedia 2008) h4
18
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
53
Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai aspek
bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga negara sehingga diganti
dengan Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru yaitu Undang- Undang Nomor
12 Tahun 2006 Undang-Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam
menghapus berbagai bentuk diskriminasi selama ini Pasal 2 Undang-Undang Nomor
12 Nomor 2006 menyatakan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Nomor
2006 menyatakan bahwa warga negara Indonesia adalah 19
(1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan danatau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia
(2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia
(3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing
(4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia
(5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut
(6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
Indonesia
(7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia
19
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
54
(8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin
(9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
(10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
(11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
(12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan
(13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
Asas-asas yang dianut Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 adalah sebagai
berikut
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 12 Nomor 2006
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
55
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006
Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) atau tanpa kewarganegaraan (apatride)
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini
merupakan suatu pengecualian Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-
undang kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
56
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak20
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadai dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
1 Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
2 Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
3 Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
20
Liberatus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraanhellip h 4
57
4 Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Warga negara
Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara Indoensianya seperti tercantum
dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat pernyataan tentang keinginannya
untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat pernyataan itu disampaikan
kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang diwilayahnya meliputi
tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak mengakibatkan
kewarganegaraan ganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3 tahun sejak
tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini dimaksudkan untuk
memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan perkawinannya atau tidak
karena pada umumnya perkawinan campuran hanya berlangsung dalam waktu 3
tahun21
Selain itu oleh karena adanya perkawinan campuran maka dapat pula warga
negara asing yang menikah dengan warga negara indonesia diberikan kemudahan
untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini tercantum dalam pasal 19
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
58
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersangkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara Indonesia yang
telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing kemudian ia ingin
memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka menurut Pasal 32
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada menteri bagi Warga
Negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan
21
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
59
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah Dwikewarganegaraan
Seiring berjalannya waktu Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinilai sudah tidak sanggup lagi
mengakomodir kepentingan para pihak dalam perkawinan campuran terutama
perlindungan hukum bagi seorang istri yang statusnya Warga Negara Indonesia dan
masalah status kewarganegaraan anak hasil perkawinan campur dimana si ibu Warga
Negara Indonesia akan mengalami kesulitan mendapatkan pengasuhan anaknya yang
Warga Negara Asing apabila perkawinan campur itu putus karena sesuatu hal22
Bila ditinjau ke belakang produk hukum yang dihasilkan pada masa orde
lama yaitu Program Benteng tahun 1951 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1959 yang dimaksudkan untuk memecah persoalan polarisasi sosial Warga Negara
asli dan Warga Negara tidak asli (pribumi dan non pribumi) Pada masa tahun 1945
sampai berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan masa pengembangan
konsep kebangsaan Dalam kurun waktu itu terjadi usaha-usaha
untuk menggantikan konsep kebangsaan itu dengan konsep atau ideologi lain yaitu
munculnya pemberontakan yang bersifat politis ideologis dan separatis Kemudian
lahir orde baru dengan tujuan untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara murni dan konsekuen ternyata tidak berhasil
yang terjadi justru kebalikannya yakni hukum menjadi sarana untuk menopang
kekuasaan dan status quo
Selama orde baru banyak praktik hukum yang tidak aspiratif dan tidak
demokratis sebaliknya sebagai produk hukum orde baru telah memangkas hak-hak
warga negara yang diatur oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan hukum internasional contoh konkrit sebagai ekspresi yang
membawa implikasi praktek politik hukum yang diskriminatif orde baru yaitu
berusaha menggarap masalah Warga Negara Indonesia Tionghoa secara serius
Manusiahellip h 91
60
mendasar dan mendalam yaitu melalui politik hukum pembuatan produk hukum
yang berbentuk Resolusi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor
IIIRESMPRS1966 tentang Pembinaan Kesatuan Bangsa seterusnya rezim orde
baru yang berciri legalistik dalam seluruh kebijaksanaan yang diambilnya selalu
didasarkan pada format perundangan seperti Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden dan Instruksi
Presiden dalam melaksanakan proses konsep kebangsaan Indonesia Untuk keperluan
legalitas tersebut maka sejak periode awal salah satu langkah untuk memecah
persoalan etnik Tionghoa pemerintahan orde baru telah mengeluarkan Instruksi
Presidium Kabinet Nomor 31UIN121966 kepada Menteri Kehakiman Republik
Indonesia untuk tidak menggunakan penggolongan penduduk Indonesia berdasarkan
pasal 131 dan 163 IS (Indische Staatsregelling) dan Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 1967 tentang Kebijaksanaan Pokok yang menyangkut Warga Negara
Indonesia keturunan asing
Dalam konteks mengupayakan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
dianggap perlu untuk meniadakan semua praktik yang mengarah pada pemilahan
atau pengkotak-kotakan golongan penduduk kepada Warga Negara Indonesia
Tionghoa dimungkinkan untuk mengganti nama mereka dengan nama-nama
Indonesia sebagaimana ditentukan dalam keputusan Presidium Kabinet Nomor
1274Kep121966 tanggal 27 Desember 1966 Pada tanggal 8 Juli 1996 dikeluarkan
Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik
Indonesia selanjutnya di sini disebut Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996
Keputusan tentang hukum ini menyatakan bahwa istri dan anak berusia di bawah 18
tahun dari seseorang yang memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia (proses
naturalisasi) langsung mengikuti kewarganegaraan suamiayahnya tersebut (Pasal 1)
Seorang anak (termasuk dari luar kawin) yang belum berusia 18 tahun dari seorang
wanita Warga Negara Indonesia melalui proses pewarganegaraan langsung menjadi
22
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
61
warga negara Indonesia mengikuti kewarganegaraan ibunya (Pasal 2) Dengan
Keputusan Presiden ini semua peraturan perundang-undang yang untuk kepentingan
berbagai hal mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan tidak berlaku lagi Kemudian ditindaklanjuti dengan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1996 kepada aparat daerah supaya menghapus
semua kebijakan hukum yang mewajibkan istri dan anak untuk melampirkan Surat
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk kepentingan tertentu Kemudian
pemerintah mengeluarkan instrument pelaksanaan produk hukum di atas Dalam hal
ini Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 47121265SJ
kepada seluruh Gubernur Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia untuk tidak lagi
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
Lalu Direktur Jenderal Imigrasi mengeluarkan surat edaran tanggal 9 Juli
2002 yang pada intinya menyatakan paspor Warga Negara Indonesia yang telah
memperoleh kewarganegaraan melalui naturalisasi agar melampirkan petikan
Keputusan Presiden tentang Kewarganegaraan sementara anak dan keturunannya
cukup dengan akta kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk Surat Edaran yang sama
dikeluarkan pula tanggal 16 April 2004 oleh Dirjen Imigrasi Surat Edaran Dirjen
Imigrasi menegaskan hal serupa sesuai Surat Edaran 9 Juli 2002 bahwa permohonan
paspor tidak perlu mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraa Republik Indonesia
Kemudian Dirjen menyatakan bahwa Surat Edaran ini bersifat mengikat kepada
seluruh kantor Imigrasi di Indonesia Wakil Presiden Hamzah Haz mengeluarkan
surat edaran yakni Setwapres Nomor B33 tanggal 15 Maret 2004 Wakil Presiden
memerintahkan kepada Jaksa Agung Kapolri Menteri-Menteri Gubernur dan
BupatiWalikota untuk menertibkan dan menindak aparat bawahannya yang masih
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (Tionghoa India Arab dan lain-lain) Kemudian lahir
Manusiahellip h 158
62
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 tentang Persetujuan Antara Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina23
Disebutkan dalam persetujuan ini bahwa ada berbagai kelompok Warga
Negara Indonesia yang dikelompokkan sebagai Warga Negara Indonesia tunggal
atau mereka yang tidak diperkenankan untuk memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia-Republik Rakyat Cina dan tetap menjadi Warga Negara Indonesia yakni
bagi mereka yang berstatus seperti tentara veteran pegawai pemerintah yang pernah
membela nama Republik Indonesia di dunia internasional petani atau mereka yang
secara implisit sudah pernah ikut Pemilihan umum Tahun 1955 Ada tokoh-tokoh
Tionghoa dalam kelompok ini yang secara tidak konsekuen tetap saja perjanjian
dwikewarganegaraan dengan kewajiban memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia atau Republik Rakyat Cina diterapkan kepada mereka Perjanjian Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina kemudian telah dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang ini dimaksudkan sebagai upaya
menyelesaikan masalah dwikewarganegaraan yang dengan peraturan pelaksanaannya
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 dengan masa opsi 2 tahun (20
Januari 1960-20 Januari 1962) Kemudian dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1969 dibatalkanlah Perjanjian dwi kewarganegaraan tersebut di atas Dengan
demikian persoalan status Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa sudah
terselesaikan Anak-anak Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir
setelah 20 Januari 1962 sudah menjadi Warga Negara Indonesia tunggal dimana
setelah dewasa tidak diperbolehkan lagi untuk memilih kewarganegaraan lain selain
Warga Negara Indonesia
Dengan demikian pula tidak perlu lagi membuktikan kewarganegaraan
dengan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Keberadaan dari produk
perundangan baik Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 maupun Instruksi
23
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusiahellip h 160
63
Presiden Nomor 4 Tahun 1999 yang dengan jelas tidak lagi mensyaratkan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk berbagai kepentingan perdatanya (akta
kelahiran paspor menyekolahkan anak mengurus Kartu Tanda Penduduk dan
sebagainya) bukan tidak berdasar sama sekali Artinya ketentuan di atas mengacu
kepada prinsip-prinsip yang diatur oleh peraturan perundang undangan sebelumnya
yang juga posisi hierarki legalisasinya lebih bersifat kuat karena dalam Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang dalam
peraturan pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1958
menyatakan bahwa penunjukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
demikian hanya jika ada pernyataan suatu instansi yang bersifat meragukan status
orang tersebut Oleh karena kebijakan-kebijakan tersebut terbukti gagal dan
efektivitasnya cenderung terbatas maka lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 untuk memberikan perlindungan hukum kepada setiap warga negara dan
memberikan jaminan kepastian hukum tentang siapa saja Warga Negara Indonesia itu
sehingga tercermin adanya persamaan hukum diantara warga negara Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan suatu produk hukum yang lahir dari
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kemudian dibentuk Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 yakni
a Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh
Kehilangan Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia
b Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M01- HL0301
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 43 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006
c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M02HL-0506
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M80-
HL0401 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pendaftaran Pencatatan dan
64
Pemberian Fasilitas Keimigrasian Sebagai Warga Negara Indonesia yang
Berkewarganegaraan Ganda Ditinjau dari segi perspektif hukum lahirnya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menggantikan Undang Undang Kewarganegaraan lama yaitu
Undang Undang Nomor 62 Tahun 1958 dikarenakan untuk memberikan
perlindungan hukum yang diwujudkan dengan
a Perempuan Warga Negara Indonesia yang menikah dengan pria Warga
Negara Asing tidak otomatis kehilangan haknya sebagai Warga Negara
Indonesia melainkan ia diberi hak opsi untuk mempertahankan status
kewarganegaraannya sebagai Warga Negara Indonesia atau mengikuti status
kewarganegaraan suaminya
b Apabila perkawinan campuran itu putus karena sesuatu hal dan hak
pengasuhan anak jatuh kepada ayahnya yang Warga Negara Asing maka
ketika si ibu Warga Negara Indonesia yang hendak menemui anaknya di luar
negeri tidak dituduh sebagai penculik
c Anak perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga
Negara Asing adalah Warga Negara Indonesia sampai usia 18 tahun atau
sudah kawin dan sesudah itu ia diwajibkan memilih salah satu status
kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006)
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India
Penganugerahan seseorang sebagai warga negara India diatur oleh Bagian II
dari Konstitusi India (Pasal 5 hingga 11) Menurut Pasal 5 semua orang yang
bertempat tinggal di India pada saat dimulainya Konstitusi adalah warga negara India
dan juga orang yang lahir di India Presiden India disebut sebagai Warga Negara
Pertama India Undang-undang yang terkait dengan masalah ini adalah Undang-
Undang Kewarganegaraan 1955 yang telah diamandemen oleh Kewarganegaraan
65
(Amandemen) Undang-Undang tahun 1986 1992 2003 2005 2015 dan 2019
Amandemen 1986 membatasi kewarganegaraan dengan kelahiran untuk mewajibkan
paling tidak satu orang tua harus menjadi warga negara India Amandemen 2003
lebih lanjut membatasi aspek itu dengan mengharuskan orang tua tidak bisa menjadi
imigran ilegal Amandemen 2003 juga mengamanatkan Pemerintah India untuk
membangun Daftar Warga Nasional Amendemen 2019 memberikan jalan yang lebih
mudah ke kewarganegaraan bagi minoritas terpilih yang dianiaya yaitu Hindu Sikh
Budha Jain Paris dan Kristen dari negara tetangga yang mayoritas Muslim di
Bangladesh Pakistan dan Afghanistan yang memasuki India sebelum Desember
2014 Kedua tindakan ini telah memunculkan protes skala besar di India pada 2019
ldquoOil boomrdquo yang terjadi di awal tahun 1970 di negara ndash negara Teluk
menarik banyak orang India untuk mengejar perekonomian yang lebih baik Para
migran yang telah sukses kemudian mendorong golongan muda dari India untuk turut
serta melakukan migrasi Hal ini terus menerus berlangsung dan diaspora India di
negara ndash negara Teluk terus bertambah seiring waktu Pengiriman uang ke negara
asalnya (remittances) sedikit demi sedikit membantu keluarga mereka yang berada di
dalam kemiskinan dan tentu saja menjadi salah satu pemasukan negara24
Hingga pertengahan tahun 1970 pemerintah India belum melihat adanya
keuntungan dari diaspora India Pada tahun 1980 Perdana Menteri India pada saat itu
kemudian mengundang beberapa diaspora India untuk datang kembali ke India untuk
membantu pembangunan India pada beberapa sektor inti yang mencakup sektor
telekomunikasi25
Di tahun 1990 dengan ditetapkannya sistem ekonomi liberal
diaspora India diberikan dorongan untuk lebih aktif lagi dalam pembangunan India
Pembentukan komunitas diaspora India sendiri sebenarnya sudah ada sebelum
adanya inisiatif dari pemerintah India untuk mengumpulkan para diaspora ini Di
24
Dr Naresh Kumar Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective (Central University of Gujarat Centre for Diaspora Studies 2012) h 5
66
tahun 1989 para diaspora India di Amerika Serikat berinisiatif untuk mengadakan
First Global Convention of People of Indian Origin di New York Pemicu utama
dibentuknya konvensi ini adalah banyaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang dialami diaspora India di dunia dimana yang terbesar adalah pada tahun 1987
terjadi kudeta militer terhadap pemerintah Fiji yang didominasi oleh diaspora India
Konvensi ini kemudian menghasilkan pembentukan organisasi global diaspora India
yang pertama yaitu Global Organization of People of Indian Origin (GOPIO)
GOPIO kemudian mengajukan petisi pada PBB mengenai kasus pelanggaran hak
asasi manusia
Pada tahun 2000 dibentuk suatu tim khusus oleh pemerintah India yaitu High
Level Indian Diaspora Committee untuk menelaah lebih lanjut persoalan diaspora
India di dunia Setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara di berbagai benua
tim khusus ini kemudian mengajukan sebuah laporan dengan berisikan beberapa
rekomendasi antara lain diadakannnya pertemuan diaspora India dari seluruh dunia
oleh pemerintah India (Pravasi Bharatiya Divas PBD) menyediakan kebijakan dual
nationality hingga mengupayakan menyediakan hak pilih untuk diaspora India
dengan berbagai syarat dan ketentuan Berbagai rekomendasi ini bertujuan untuk
mendekatkan diaspora India pada tanah airnya memudahkan mobilisasi diaspora
India guna menunjang pembangunan negara dan membuka ruang untuk partisipasi
diaspora India pada pembangunan negara26
Perdana Menteri Dr Manmohan Singh pada tahun 2004 kemudian mendirikan
kementerian baru untuk mengurus kepentingan diaspora India di dunia yaitu Ministry
of Non-Resident Indiansrsquo Affairs yang kemudian berubah nama menjadi Ministry of
Overseas Indian Affairs (MOIA) di bulan September 2004 Divisi emigrasi dari
25
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB) 26
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB)
67
kementerian tenaga kerja kemudian dipindahkan ke MOIA dan divisi NRI dari
kementerian luar negeri juga dipindahkan ke MOIA dengan nama divisi Diaspora
MOIA juga menangani segala aspek migrasi dan kepulangan migran ke India Misi
awal terbentuknya MOIA adalah
To establish a robust and vibrant institutional framework to facilitate and
support mutually beneficial networks with and among Overseas Indians to maximize
the development impact for India and enable Overseas Indians to invest in and
benefit from the opportunities in India27
Poin utama dari misi ini adalah bagaimana MOIA dapat menjadi sebuah institusi
yang dapat memfasilitasi dan mendukung jaringan yang bermanfaat secara mutual
dengan diaspora India Selain itu MOIA juga harus memaksimalkan diaspora India
untuk memberikan pengaruh bagi pembangunan India MOIA memiliki tiga tujuan
utama dalam kinerjanya yaitu
a Facilitate sustained interaction of overseas Indians with India and offer
them a wide variety of service in economic social and cultural matters
b Extend institutional support for individual initiatives and community
action to harness the knowledge skills and investible resources of
overseas Indians to supplement the national development efforts
c Transforming management of emigration through appropriate domestic
interventions and international cooperation
Untuk ketiga mencapai tujuan tersebut maka MOIA kemudian mendirikan beberapa
badan untuk mengefektifkan kinerjanya Badan ndash badan tersebut antara lain
a Overseas Indian Facilitation Centre (OIFC) badan yang bekerjasama
dengan Confederation of Indian Industry (CII) untuk memberikan
pelayanan di bidang ekonomi investasi dan bisnis
27
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
68
b India Development Foundation (IDF) badan untuk memberikan fasilitas
bagi filantropi diaspora India untuk disalurkan pada pembangunan sosial
India
c Indian Council of Overseas Employment (ICOE) badan yang
memusatkan penelitian dan kerjanya pada pasar kerja bagi diaspora
India
d Global Indian Network of Knowledge (Global-INK) sebuah wadah
elektronik yang memfasilitasi penyaluran ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dari
diaspora India
e Overseas Indian Centres (OIC) badan yang berada di dua negara
dengan jumlah diaspora India terbesar Amerika Serikat dan Abu Dhabi
untuk melayani persoalan diaspora India
Selain misi dan tujuan utama MOIA juga memiliki Six Fundamental
Strategic Imperatives yaitu 6 tujuan pokok yang menjadi prioritas utama yang
diberikan dan didukung oleh pemerintah India Yang membedakan tujuan
pokok daripada tujuan dan misinya adalah signifikansi dari tujuan pokok yang
secara jelas dipaparkan Keenam tujuan pokok ini adalah28
a Transforming Brain-drain to Brain-gain Encourage Indians to partner with
the government and the corporations in its development agenda by offering
special status and incentives
Istilah brain drain pertama kali diperkenalkan oleh Royal Society yang
bertujuan untuk menggambarkan emigrasi ilmuwan dan teknolog Eropa ke
Amerika Utara pasca perang khususnya Perang Dunia II Alasan utama dari
emigrasi ini adalah karena adanya masalah di negara asal para emigran
sehingga kelompok ilmuwan ini tidak mendapatkan kesempatan untuk
28
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
69
berkembang Untuk menanggapi brain-drain terdapat istilah brain-gain yang
berarti kedatangan para kelompok ilmuwan dan profesional ke suatu negara
Brain-drain disini dianggap sebagai suatu kerugian negara yang ditinggalkan
dan brain-gain dianggap sebagai suatu keuntungan bagi negara yang dijadikan
tempat tujuan29
India mengalami brain-drain sekitar tahun1960-an ketika negara ini
sedang berada dalam keadaan yang tidak kondusif di bidang ekonomi dan
politik Tujuan pokok pertama dari MOIA adalah mentransformasi brain-drain
menjadi brain-gain dimana sejak tahun 2000 sendiri India sudah menerima
kembali cukup banyak kedatangan kembali para ahli dan profesional Meski
begitu MOIA yakin bahwa tidak semua diaspora India mau pindah kembali ke
India untuk membantu proses pembangunan Maka dari itu MOIA
memaksimalkan bagaimana menjadikan diaspora India ini sebagai penghubung
untuk akses pengetahuan sumber daya dan pasar untuk menggerakan secara
maksimal usaha pembangunan sosio-ekonomi India
MOIA juga tidak menutupi adanya kesempatan bagi diaspora India yang
ingin kembali ke India dan memberikan fasilitas khusus untuk memperlancar
proses kepulangan tersebut Keberadaan badan ndash badan di bawah MOIA
kemudian diefektifkan untuk menjadi suatu institusi yang memberikan
kesempatan bagi diaspora India untuk terlibat sebagai rekan kerja dalam proyek
pembangunan negara India Sektor utama yang ditargetkan sebagai proyek bagi
diaspora India adalah30
a) Local governance ndash Rural and Urban local bodies
29 Moch Iman Santoso Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian (Bandung
Pustaka Reka Cipta 2014) h 97
30
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
70
b) HigherTechnicalvocational education
c) Energy including non-conventional sources
d) Transportation including rural roads
e) Youth Development including skill upgrading
f) Community Health including rural health care delivery
g) School Education including standardized testing
b Facilitating Diaspora philanthropy Facilitate capital flows from the diaspora
Banyak dari diaspora India baik individu maupun organisasi
memberikan sumbangan donasi terhadap berbagai macam permasalahan sosial di
India Tidak adanya badan yang menangani sumbangan ini mengakibatkan
perputaran kapital sumbangan donasi ini jauh dari potensi yang dimiliki diaspora
India untuk berkontribusi terhadap pembangunan India Melihat potensi yang
besar dari hal ini MOIA kemudian menjadikan filantropi diaspora ini sebagai
salah satu tujuan pokok utama dari kinerjanya 31
c Overseas Indians as a Strategic Resource
Advocacy Invite participation and frequent dialogue with professional bodies
where the diaspora are involved to share perspectives and strategies Keberadaan
diaspora India yang tersebar di berbagai negara dan dalam kurun waktu yang cukup
lama menghasilkan cukup banyak perwakilan diaspora yang sukses dan dapat
dipertimbangkan Beberapa dari diaspora ini juga sekarang ini menempati posisi yang
baik dalam bidang ekonomi dan dalam bidang politik di negara tempat mereka
menetap Dengan segala potensi tersebut diaspora India kemudian menjadi suatu
sumber daya yang strategis bagi negara India
Keberadaan diaspora India dalam memberikan pengaruh politik dan
pembentukan kebijakan ini semakin terlihat di tahun 2000-an Salah satu contohnya
yaitu peranan komunitas Indo-Amerika dalam kesimpulan Indo-US civil nuclear deal
Terdapat banyak diaspora India yang mengabdi di eselon tinggi di pemerintahan
71
kedua negara dan apabila dimanfaatkan dengan baik hal ini dapat memberikan India
sebuah keuntungan kompetitif
MOIA memposisikan diaspora India sebagai sebuah cadangan strategis yang
harus ditingkatkan untuk dapat mengadvokasi kepentingan India di kancah global
Hingga sekarang ini diaspora India dibutuhkan untuk mengadvokasi India di bidang
perubahan iklim pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah arsitektur finansial
global yang baru Keanggotaan India sebagai anggota permanen di United Nations
Security Council (UNSC) juga menjadi salah satu bahan advokasi bagi diaspora India
sekarang ini
d International Migration Positioning India as a preferred source country for
economic migration
Partner with states and partners to develop skills which are in short supply
internationally and help upskill and reskill with the aim of developing global citizens
Sebagai salah satu aktor utama di bidang migrasi internasional baik itu sebagai
negara asal transit dan tujuan India mempunyai kepentingan strategis dalam
penerapan kebijakan migrasi internasional Dari perspektif kebijakan keinginan
untuk bermigrasi atau tidak merupakan pilihan individual bagi seorang warga negara
Namun dengan latar belakang historis sebagai salah satu negara yang menjadi sumber
tenaga kerja terbesar di dunia India mengatur proses migrasi rakyatnya India dalam
hal ini diatur oleh MOIA berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan
tenaga kerja yang kemudian diatur pengirimannya ke berbagai negara di dunia
Untuk mendukung kinerja MOIA dalam mengatur pengelolaan migrasi tenaga
kerja diimplementasikan sebuah proyek e-governance yaitu e-migrate e-migrate
berfungsi untuk membangun data berbasis elektronik dari aliran dan persediaan
tenaga kerja migran Proyek elektronik ini juga memungkinkan seluruh stakeholder
(pemerintah perusahaan pelatihan dan lembaga pengelola migran) dalam proses
31
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-Malaysiahellip
h 50
72
migrasi untuk mengatur dan mengerjakan peran mereka secara efisien dan
transparan32
Untuk tujuan pokok keempat ini MOIA juga meningkatkan kerjasama
bilateral di bidang kemigrasian Sejauh ini MOIA telah membuat perjanjian bilateral
keamanan sosial (Bilateral Social Security Agreements) dan kesejahteraan buruh
dengan beberapa negara dengan jumlah diaspora India yang besar Langkah
selanjutnya yang akan diambil adalah membuat sebuah instrumen perjanjuan baru
mengenai kerjasama mobilitas sumber daya manusia (Human Resource Mobility
Partnership) dengan beberapa negara yang strategis bagi India Selain itu untuk
memastikan kualitas tenaga kerja asal India yang akan dikirim India juga fokus untuk
meningkatkan standar kurikulum menjadi standar internasional memperkenalkan
ujian standarisasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan sertifikasi kemampuan yang
independen
e Establishing strategic economic depth in new destination countries
Facilitate diaspora and Indian business to invest and share learnings to support
the economic growth of developing economies that are of strategic interest India
telah menetapkan target pada tahun 2020 untuk menjadi negara dengan perekonomian
yang kuat dengan usia yang masih muda Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
kebutuhan energi (minyak gas dan tenaga nuklir) pangan sumber daya alam dan
pekerjaan Maka dari itu India sudah selayaknya memperkuat kerjasama dengan
negara ndash negara yang kaya akan sumber daya alam dan relatif masih terbelakang
pembangunannya dalam hal ini negara ndash negara di benua Afrika 33
Prioritas migrasi India kemudian ditetapkan dan digolongkan berdasarkan
kebutuhan perekonomian India Tujuan migrasi India sendiri yang awalnya
didominasi oleh negara ndash negara Timur Tengah Asia Tenggara serta Amerika Serikat
32
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 53
33
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
73
dan Inggris sedikit demi sedikit diarahkan ke Afrika Karibia dan Amerika Latin
untuk merubah arah strategi ekonomi India Perubahan pola migrasi ini agar tidak
hanya para ahli dan profesional saja yang melakukan migrasi namun meliputi petani
pemilik usaha kecil dan menengah serta penyedia layanan jasa34
f Protection and Welfare Providing institutional support to Vulnerable Overseas
Indians including women
Review policy and re-engineer processes to be diaspora and emigrant friendly
Tujuan pokok terakhir dari MOIA adalah menjadi tempat perlindungan pertama dan
utama bagi diaspora India di seluruh dunia terutama untuk perempuan Kapabilitas
untuk melakukan intervensi demi menjangkau para diaspora India yang
membutuhkan sedikit demi sedikit harus dibangun dengan cara memperkuat
kerjasama antar negara MOIA juga fokus untuk mengembangkan institusi
mendukung infrastruktur dan mekanisme pertukaran informasi yang dapat
mempermudah jangkauan terhadap diaspora India
2 Amandemen Citizenship of India 2019
Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen) 2019 disahkan oleh
Parlemen India pada 11 Desember 2019 Undang-Undang Kewarganegaraan diubah
tahun 1955 dengan memberikan jalan menuju kewarganegaraan India bagi para
migran ilegal Hindu Sikh Buddha Jain Parsi dan Kristen minoritas agama yang
telah melarikan diri dari penganiayaan dari Pakistan Bangladesh dan Afghanistan
sebelum Desember 2014 Muslim dari negara-negara itu tidak diberi hak yang sama
seperti itu Kebijakan tersebut adalah pertama kalinya agama secara terbuka
digunakan sebagai kriteria kewarganegaraan di bawah hukum India UU tersebut
mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 untuk memberikan
34
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
74
kelayakan kewarganegaraan India bagi para migran ilegal yang beragama Hindu
Sikh Budha Jain Parsis dan Kristen dari Afghanistan Bangladesh dan Pakistan dan
yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 201435
UU tersebut tidak
menyebut Muslim
Di bawah UU tersebut salah satu persyaratan untuk kewarganegaraan melalui
naturalisasi adalah bahwa pemohon harus telah tinggal di India selama 12 bulan
terakhir dan selama 11 dari 14 tahun sebelumnya RUU ini melonggarkan
persyaratan 11 tahun sampai 5 tahun bagi orang-orang yang memiliki enam agama
dan tiga negara yang sama UU ini membebaskan wilayah suku Assam Meghalaya
dan Tripura dari penerapannya Ini juga mengecualikan area yang diatur melalui Izin
Jalur Dalam yang meliputi Arunachal Pradesh Mizoram dan Nagaland Muslim dari
Pakistan Bangladesh dan Afghanistan tidak ditawari kelayakan untuk menjadi warga
negara di bawah Undang-Undang yang baru Para kritikus mempertanyakan
pengecualian tersebut Amandemen membatasi dirinya untuk tetangga mayoritas
Muslim di India dan kedua tidak menyadarinya tentang Muslim yang dianiaya di
negara-negara tersebut
Tidak diragukan lagi bahwa protes nasional terhadap Citizenship Amendment
Act 2019 (CAA)36
yang kontroversial di India telah menggarisbawahi perpecahan
yang mendalam di dalam negara dan dalam komunitas internasional Pers dunia
sering mempublikasikan kerusakan apa yang telah dilakukan terhadap kebijakan luar
negeri India yang telah diselesaikan dan posisi globalnya setelah CAA Masalah
signifikannya adalah bahwa India terus bergerak menuju isolasi di panggung global
dan sekutunya yang terpercaya juga mempertanyakan komitmen konstitusi India
35
Citizenship Amendment Bill Indias new anti-Muslim law explained BBC News (diakses
pada 11 December 2019 pkl 2217 WIB)
36
RUU Amandemen Kewarganegaraan 2019 diperkenalkan oleh BJP yang dipimpin
Pemerintah Modi di Lok Sabha ke-17 oleh Sh Amit Shah Menteri Dalam Negeri Uni 09122019 dan
disahkan pada 10122019 dengan mayoritas anggota parlemen mendukung CAB terhadap 80 anggota
parlemen RUU tersebut disahkan oleh Rajya Sabha pada 11122019 dengan 125 suara mendukung
dan 105 suara menentangnya
75
terhadap hak-hak minoritas Banyak negara secara terang-terangan menyatakan
keprihatinan mereka terhadap perkembangan tertentu di masa lalu di India dan
meragukan apakah negara itu akan mempertahankan karakter sekuler dan
heterogennya atau bersikukuh untuk mengaitkan dirinya dengan beberapa negara
mayoritas yang terkenal di dunia37
Terutama raison detre untuk Citizenship Amendment Act 2019 yang
kontroversial memiliki dua alasan utama penganiayaan agama di tiga negara yang
didominasi Muslim dan memperbaiki kesalahan partisi Melihat alasannya
tampaknya cukup meyakinkan tetapi faktanya kedua alasan itu salah paham dan
secara historis cacat38
Klasifikasi CAA tidak masuk akal sebagaimana diamanatkan
untuk memenuhi syarat Pasal 14 21 dan 25 Konstitusi India Pemerintah tidak
memiliki jawaban mengapa minoritas agama di sekte-sekte Muslim seperti Syiah
Baloch dan Ahmediya yang anggotanya menghadapi penganiayaan agama yang
paling parah di Pakistan Bangladesh dan Afghanistan telah dikecualikan Lebih jauh
pemerintah tidak memiliki jawaban mengapa kelompok yang dianiaya dari negara
tetangga lainnya seperti Rohingya dari Mynamar Madhesis dari Nepal Tamil Elam
dari Sri Lanka dan Muslim dari Tiongkok secara mencolok mengabaikan gagasan
ldquosekularitas progresivitas dan inklusivitasrdquo dari Undang-Undang Perubahan
Kewarganegaraan saat ini 2019 Hal ini membuat niat untuk menyangkal
perlindungan kepada umat Muslim jelas meskipun itu adalah fakta yang diakui
secara universal bahwa umat Islam tidak lebih aman dari penganiayaan agama
daripada komunitas lain Banyak sekali penganiayaan seperti itu seperti dalam kasus
sekte Ahmadiyah dan Syiah di Pakistan Taslima Nasrin di Bangladesh dan bahkan
37
Rana Ayyub Indiarsquos protests could be tipping point of authoritarianism The Washington
Post Dt 18122019 httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721 (diakses pada 17
Januari 2020 pkl 1600 WIB)
38
Narender Nagarwal Global Implications of Indias Citizenship Amendment Act 2019
University of Delhi
Januari2020httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias_Cit
izenship_Amendment_Act_2019 (diakses pada 23 Februari 2020 pkl 1212 WIB)
76
Salman Rushdie di hampir setiap negara Islam CAA gagal untuk mengenali
kebenaran yang kuat bahwa penganiayaan agama tidak harus didasarkan pada agama
korban39
Pakistan Afghanistan dan Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim yang
telah memodifikasi Konstitusi mereka dalam beberapa dekade terakhir untuk
mendeklarasikan Islam sebagai agama resmi negara mereka Karena itu menurut
pemerintah India umat Islam di negara-negara Islam ini tidak mungkin menghadapi
penganiayaan agama Pemerintah menyatakan bahwa Muslim tidak dapat
diperlakukan sebagai minoritas yang dianiaya di negara-negara mayoritas Muslim
ini BBC menyatakan bahwa sementara negara-negara ini memiliki ketentuan dalam
konstitusi mereka yang menjamin hak-hak non-Muslim termasuk kebebasan untuk
mempraktikkan agama mereka dalam praktiknya populasi non-Muslim telah
mengalami diskriminasi dan penganiayaan40
Tindakan serupa untuk minoritas agama yang dianiaya tidak termasuk agama
mayoritas telah diperkenalkan di negara sekuler lainnya seperti Amerika Serikat
Undang-undang Bantuan Penganiayaan Agama Amerika Serikat 2016 menyatakan
Warga negara Suriah yang merupakan minoritas agama di negara asal mereka harus
diklasifikasikan sebagai pengungsi yang memiliki perhatian kemanusiaan khusus
harus memenuhi syarat untuk pemrosesan prioritas dua di bawah sistem prioritas
pemukiman kembali pengungsi 41
39
Faizan Mustafa Religious bases of citizenship would be negation of secularism Indian
Express 11 Desember 2019
40
Indias bill purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims Indias bill
purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims The Economist ISSN 0013-0613 (diakses
pada 27 Februari 2020 pukul 1600 WIB)
41
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act govtrackus (diakses pada 27 Februari
2020 pkl 1323 WIB)
77
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA DAN
INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan
Di Indonesia status kewarganegaraan ganda masih diberlakukan secara
terbatas yakni pada anak dari status perkawinan campuran karena politik hukum
kewarganegaran di Indonesia masih menganut prinsip single nationality Dalam kasus
perkawinan campuran misalnya baik Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia (yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Lama)
maupun Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia
(yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Baru) memang tidak memberikan
status kewarganegaraan Indonesia secara otomatis bagi wanita WNA yang menikah
dengan pria WNI Namun demikian apabila wanita WNA tersebut ingin menjadi
WNI maka ia harus mengajukan permohonan resmi sesuai peraturan yang berlaku
Demikian juga wanita WNI yang menikah dengan seorang pria WNA dapat tetap
mempertahankan kewarganegaraan Indonesia bila ia hendak mengikuti
kewarganegaraan suami menjadi WNA maka wanita tersebut diharuskan untuk
mengajukan permohonan sesuai peraturan yang berlaku Hal ini tentu dapat
menimbulkan perbedaan kewarganegaraan dalam keluarga suatu perkawinan
campuran 1
Perbedaan kewarganegaraan tidak saja terjadi antara pasangan suami istri
dalam suatu perkawinan campuran tetapi juga terjadi pada anak-anak hasil
perkawinan campuran Menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Lama
kewarganegaraan untuk anak hasil perkawinan campuran mengikuti kewarganegaraan
ayahnya apabila anak yang lahir dalam suatu perkawinan campuran dari ibu WNI
1 May Lim Charit Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora
Indonesiahellip h 817
78
dan ayahnya WNA anak tersebut secara otomatis menjadi WNA sehingga terjadi
perbedaan kewarganegaraan antara anak yang lahir tersebut dengan ibunya yang
WNI Perbedaan kewarganegaraan antara anak WNA dengan ibunya WNI
menimbulkan banyak masalah hukum baik selama masa perkawinan campuran itu
berlangsung maupun setelah putusnya perkawinan campuran Terdapat banyak kasus
yang muncul dimana UU Kewarganegaraan Lama tidak dapat melindungi anak-anak
yang lahir dari seorang ibu WNI suatu perkawinan campuran teristimewa saat
putusnya perkawinan dan anaknya yang WNA harus berada dalam pengasuhan
ibunya WNI serta bertempat tinggal di dalam Negara Indonesia yang notabene
merupakan negara ibunya sendiri2
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006
Kini lahirnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Indonesia yang baru merupakan suatu lompatan besar dari dari
undang-undang kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu kewarganegaraan
Tunggal tetapi dalam undang-undang ini diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak-anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua
puluh satu) tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua asas
penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam ketentuan Pasal 4
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia Mereka yang belum berusia 18 tahun atau belum menikah dan setelah anak
tersebut berusia 21 tahun maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya
2 Leonora Bakarbessy dan Sri Handajani ldquoKewarganegaraan Ganda Anak dalam
Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata Internasionalrdquo Jurnal Perspektif
Volume XVII No 1 Tahun 2012 Edisi Januari h 2
79
sesuai dengan kehendaknya3 Aturan tersebut terlihat secara jelas diterapkannya
konsep kewarganegaraan ganda hanya saja masih terbatas pada anak-anak hasil
perkawinan campuran sampai anak tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin
Ketika anak tersebut sudah usia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus memilih
salah satu di antara dua kewarganegaraan yang ia miliki sebelumnya Penerapan
status kewarganegaraan ganda yang dianut dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 dapat disebut sebagai sebuah terobosan untuk mengatasi problematika yang
timbul dalam perkawinan campuran maupun setelah putusnya perkawinan campuran
dimana terdapat perbedaan kewarganegaraan antara orangtua dan anak-anak hasil
perkawinan itu yang kerap membuat sang anak terlindungi hak-haknya
Selain itu lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 juga ditujukan
untuk memberikan jaminan kepastian hukum berupa status kewarganegaraan
Republik Indonesia bagi anak hasil perkawinan campur dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara Asing Perubahan mendasar
lainnya dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah
a Menganut 4 asas Kewarganegaraan yakni
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan
berdasarkan negara tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
3 Pasal 6 dinyatakan bahwa sebelum anak-anak tersebut berumur 18 tahun maka anak-anak
tersebut mempunyai kewarganegaraan ganda dan setelah anak-anak tersebut berusia 18 tahun atau
sudah kawin dan diberi tenggat waktu 3 tahun anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraanya Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
80
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini4
b Mengatur 8 prinsip pokok selain 4 asas Kewarganegaraan di atas yaitu
1) Asas kepentingan nasional peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri
2) Asas perlindungan maksimum pemerintah wajib memberikan
perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri
3) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan
4) Asas kebenaran substantif prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif tetapi juga disertai substansi dan syarat-
syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
5) Asas nondiskriminatif asas yang tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar
suku ras agama golongan jenis kelamin dan gender
6) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia Asas
ini dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin melindungi dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya
4 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
81
7) Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan
secara terbuka
8) Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat
mengetahuinya5
c Memberikan status Kewarganegaraan Ganda Terbatas bagi anak hasil
perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara
Asing sampai usia 18 tahun atau sudah kawin dan setelah itu ia diwajibkan
memilih salah satu status kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006) Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tidak mengenal asas bipatride yakni sistem kewarganegaraan ganda
ataupun juga tidak mengenal asas apatride yakni tanpa kewarganegaraa tetapi
kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang
ini merupakan pengecualian saja
d Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (etnis Tionghoa India Arab dan lain-lain) tidak
diperlukan lagi Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia adalah
kebijakan pemerintah orde baru yang diatur melalui Peraturan Menteri
Kehakiman Nomor JB3412 Tahun 1978 yang menyatakan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia harus mengajukan permohonan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia kepada Menteri Kehakiman khususnya
bagi mereka yang keturunan asing yang sudah menjadi Warga Negara
Indonesia dan telah dewasa namun tidak memiliki bukti Kewarganegaraan
Republik Indonesia
5 NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah SBKRI
Menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakarta Pancar alam dan Pusat Kajian Hukum dan Ekonomi
(PK2HE) 2007) h 83
82
Ditinjau dari segi sosial latar belakang pengaturan status kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 adalah perlakuan diskriminasi terhadap anak hasil perkawinan campur
yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara
Asing anak yang lahir di luar perkawinan campur yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan anak dari ibu Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan
yang sah dengan seorang ayah Warga Negara Asing yaitu tidak adanya jaminan
kepastian hukum sebagai Warga Negara Indonesia oleh karena sebelum Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini lahir Indonesia menganut asas ius sanguinis dalam
penentuan status kewarganegaraan seseorang sehingga status kewarganegaraan
seorang anak hasil perkawinan campur yang sah maupun di luar perkawinan yang sah
ditentukan berdasarkan garis keturunanpertalian daerah dengan sang ayah Hal ini
merupakan bentuk lain dari apartheid (Segregation) atau state sponsored racial
discrimination yang diekspresikan melalui perangkat hukum dan kebiasaan6
Dalam rangka penghapusan diskriminasi di Indonesia Pemerintah telah
meratifikasi Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Dalam Pasal 3 konvensi yang telah
diratifikasi ini menyebutkan agar Negara peserta membuat Undang-Undang yang
menjamin pelaksanaan dan penikmatan hak-hak asasi manusia Salah satu Undang-
Undang yang telah dibuat untuk mengatur dan melindungi hak asasi manusia adalah
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Dari tahun 1958
hingga sekarang sudah ada 6 (enam) Instrumen Internasional Hak Asasi Manusia
yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu
6 Frans H Winarta Dalam NHT Siahaan dan Subiharta Hukum Kewarganegaraan dan
HAM Bagiamana SBKRI menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakata Pancaran Alam dan Pusat Kajian
Kebijakan Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007) h 50
83
a Konvensi tentang Hak-hak Politik Kaum Wanita (Undang-Undang Nomor 68
tahun 1958 tanggal 17 Juli 1958)
1) Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi wanita
(Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Tanggal 24 Juli 1984)
2) Konvensi tentang Hak-hak Anak (Keputusan Presiden Nomor 36
Tahun 1990 Tanggal 25 Agustus 1990)
3) Konvensi Internasional Anti Apartheid dalam Olahraga (Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 1993 Tanggal 22 Mei 1993)
4) Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukum yang
Kejam Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusiawi
(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tanggal 28 September 1998)
b Status kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur
diatur dalam
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia Pasal 4 Warga Negara Indonesia adalah7
a Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
danatau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia
b Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia
c Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah seorang
Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing
d Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia
7 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
84
e Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut
f Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia
g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia
h Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesi
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
j Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
k Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya
l Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
85
Pasal 58
(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinann yang sah
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara
sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia
(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh Warga Negara Asing berdasarkan
penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia
Pasal 6
(1) Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c huruf d huruf h huruf i
dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda setelah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
memilih salah satu kewarganegaraannya
(2) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Pejabat dengan
melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan
perundang-undangan
(3) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah
anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin9
Setidaknya ada 4 alasan perlu dan tidaknya asas dwikewarganegaraan
yaitu 1) Keharusan dual citizenship Indonesia sebenarnya mulai mengenal
asas kewarganegaraan ganda melalui UU No 12 Tahun 2006 Meski dalam
8 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
9 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
86
peraturan tersebut kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil
perkawinan campuran sampai berusia 21 tahun dan selanjutnya harus memilih
salah satu kewarganegaraannya (lihat Pasal 21 joPasal 6 UU
Kewarganegaraan) Ada banyak alasan mengapa prinsip dwikewarganegaraan
salah satunya adalah gelombang migrasi besar dari negara yang
pendapatannya rendah Jika asas dwikewarganegaraan kemudian berlaku
maka para imigran bisa menjadi ancaman bagi sebuah negara Dengan alasan
inilah kemudian sejumlah aturan ketat diterapkan Contohnya di Amerika
meski melegalkan kewarganegaraan ganda aturan ketat tetap berlaku apalagi
soal militer dan pajak 2) Pindah kewarganegaraan Kepindahan seorang WNI
menjadi warga negara lain bergantung pada rasa cinta pada tanah air dan
resiko yang harus dipertimbangkan yaitu pertama adalah masalah ekonomi
Jika menjadi warga negara lain apakah akan diberi tunjangan hidup dari
pemerintah dan fasilitas lainnya Kedua jika ingin mendapatkan kembali
kearganegaraan asli maka ia harus mengurus kembali persyaratannya dan ini
akan memakan waktu yang lama Ketiga berkaitan dengan generasi emas
Indonesia Misalnya seorang juara olimpiade ingin melepas kewarganegaraan
maka Indonesia akan kehilangan generasi berprestasi10
Terdapat beberapa ilustrasi terkait keuntungan dan kerugian
diterapkanya Konsep Kewarganegaran Ganda (Dual Nationality) bagi
diaspora seperti tercantum dalam tabel di bawah ini11
10
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia Dan Dwi Kewarganegaraan Dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia hellip h 101
87
No Keuntungan Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
Kerugian Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
1 Meningkatkan perekonomian
yaitu PDB naik kemudahan
transaksi investasi bisnis dan
mendorong pembangunan dan
pengembangan
Meningkatkan perekonomian yaitu
PDB naik kemudahan transaksi
investasi bisnis dan mendorong
pembangunan dan pengembangan
2 Meningkatkan daya saing dan
penerimaan Negara
Masih bisa mendapatkan prilaku
yang berbeda (Hak politik dan
Sosial)
3 Menciptakan lapangan kerja baru Kebingungan dalam
mengimplementasikan Hak dan
Kewajiban sebagai seorang warga
Negara
4 Jembatan untuk infestasi
negosiasi alih teknologi dan
pembangunan infrastuktur
Rendahnya partisipasi sosial bagi
kedua Negara
5 Mendorong peningkatan
hubungan kerja sama antar
Negara (Ekonomi sosial
Hukum)
Mendorong keluarga atau kerabat
untuk pindahmigrasi
6 Meningkatkan potensi SDM alih Penurunan loyalitas terhadap k
11
Eka Martiana Wulansari ldquo Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesiardquo Jurnal Rechtvinding Online h 3
88
kompetensi dan keterampilan
sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap asing
bangsa dan negara
7 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Memungkinkanya tindakan illegal
atau menghindari hukum
8 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Melihat masih sulitnya peluang mewujudkan dwikewarganegaraan di
lndonesia maka pendekatan keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta
para diaspora Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di negara lain
seperti India dengan konsep pemberian Overseas Citizenship of India (OCl) di mana
pemegang OCI yang merupakan eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan
ke India tanpa harus memiliki visa Selain itu pemilik OCI dapat bekerja tanpa
disertai dengan izin kerja walaupun tetap ada batasan-batasan pekerjaan tertentu Hal
ini berbeda dengan di Indonesia bahwa WNA sekalipun eks-WNl tetap mendapatkan
perlakuan sama yaitu keharusan memiliki visa dan izin tinggal layaknya WNA
Perbedaan aturan ini kerap kali menimbulkan isitlah dipersulit oleh petugas
lmigrasi yang sebenarnya menjalankan aturan yang berlaku di lndonesia Selain itu
pemegang OCI memiliki kesempatan untuk langsung memeperoleh kewarganegaraan
Indianya setelah yang bersangkutan melepaskan kewarganegaraan lainnya Hal ini
tentu saja tidak berlaku dan tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia
89
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
Terdapat sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan dengan
mengeluarkan pendaftaran kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan
memberikan beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi diaspora secara besar
dalam pembangunan negara pada tahun 2002 Komite Tingkat Tinggi Diaspora India
merumuskan kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) sebagai upaya lain dari
penerapan dwikewarganegaraan (alternatif) Melalui pengkajian mendalam dan
pertimbangan yang matang kebijakan OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada
tahun 2005 setelah amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955)12
Secara umum ada beberapa kebijakan diaspora yang diambil oleh pemerintah
India dalam laporan tahunan 2012-2013 antara lain Pravasi Bharatiya Divas (PBD)
Kartu Persons of Indian Origin (PIO) kartu Overseas Citizens of Indians (OCI)
program beasiswa buat anak-anak diaspora (SPDC) serta program Mengenal India
(KIP) Dari beberapa program itu saya menyoroti Kartu Keturunan India Asli (PIO)
dan OCI Kartu itulah yang akan difungsikan sebagai hak atas status
dwikewarganegaraan bagi diaspora di Asia Tenggara
Melalui analisis perbandingan hak atau keuntungan yang diperoleh dalam
kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) dan kebijakan dwikewarganegaraan
Terdapat perbedaan yang signifikan yang menunjukkan bahwa kebijakan Overseas
Citizenship of India (OCI) bukanlah atau tidak sama dengan kebijakan
dwikewarganegaraan (India Citizenship Act 1955 point 7c) dapat digambarkan
bahwa melalui kebijakan OCI card diaspora India memperoleh beberapa kemudahan
dalam berkontribusi secara penuh untuk pembangunan negaranya antara lain
12
Sohalia Verma Instruments of Engagement Assessing Indiarsquos PIO and OCI Schemes
CARIM-India Researh Report 2013
httpwwwmeagovinimagespdfAssessingIndiasPIOandOCISchemespdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1327 WIB)
90
a Memperoleh kemudahan untuk keluar masuk negara India dan tanpa ada batasan
untuk mengunjungi atau menetap di India
b Memperoleh kemudahan untuk pendidikan dan bekerja di negara India
c Memperoleh hak dan perlakuan yang sama dengan warga negara India dalam
bidang ekonomi keuangan dan pendidikan
d Memperoleh kemudahan untuk melakukan investasi memiliki perumahan dan
property lainnya meskipun tidak dapat memiliki atau mengakuisisi lahantanah
produktif (pertanian perkebunan perhutanan dan pertambangan)
Selain dari berbagai fasilitas dan hak-hak yang akan diperoleh diaspora India
sebagai subjek dari kebijakan OCI terdapat juga batasan-batasan bagi pemegang
OCI card sebagai pembeda dari kebijakan dwikewarganegaraan Batasan tersebut
antara lain yaitu
a Diaspora India tidak bisa memilih (vote) dalam pemilihan umum
b Tidak bisa menjadi anggota Dewan Perwakilan atau Dewan
Legislatifparlemen
c Tidak bisa menjabat sebagai presiden hakim Mahkamah Agung Pengadilan
Tinggi atau jabatan strategis lainnya
d Tidak dapat bekerja di pemerintahan kecuali atas permintaan khusus dari
pemerintah negara India
e Dan tidak bisa mendapatkan paspor India13
Melalui kebijakan tersebut pemerintah India berhasil mamanfaatkan potensi
yang dimiliki diasporanya Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun India berhasil
menarik potrensi diasporanya dan menjadi salah satu negara dengan Global Power
yang sangat besar mengalahkan negara-negara lain termasuk negara yang
13
India Citizenship Act 1955 point 7c
91
menerapkan kebijakan dwikewarganegaraan Beberapa fakta keberhasilannya
(diaspora effect) antara lain14
a Jumlah diaspora India sekitar 2 dari total penduduk negara India tetapi total
perolehan uang dari mereka sama dengan 35 total Gross Domestic Product
(GDP) negara India
b Berdasarkan data World Bank India telah menjadi negara dengan jumlah
remitensi terbesar pertama Jumlah remitansi negara India pada tahun 2012
yaitu US $ 70000000 mengalahkan negara China Philipina dan negara-
negara maju lainnya penerap dwikewarganegaraan Selain itu berdasarkan
data International Monetary Fund (IMF) negara India menjadi negara dengan
pertumbuhan ekonomi terbesar Pertumbuhan ekonomi negara India pada
tahun 2014 sebensar 72 dan pada tahun 2015 naik sebesar 75
mengalahkan negara China dan negara-negara maju lainnya
Beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa negara India mampu
menciptakan kondisi yang saling memberikan keuntungan antara kepentingan negara
dan diaspora melalui kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan pengadaan kartu tersebut
adalah untuk mewujudkan kembali ikatan emosional warga India dengan tanah
kelahiran India Tidak hanya itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India
berharap bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri merupakan keturunan
asli India yang tinggal di luar negeri Setidaknya mereka telah mempunyai paspor
atau kedua orang tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
14
Hasil penelitian yang dilakukan oleh International Organization of Migration (OM) amp
Migration Policy
Institutehttpsreliefwebintsitesreliefwebintfilesresources76DB57141F1C7742492576F6001BD5
45Full_Reportpdf (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1330 WIB)
92
Diaspora India memiliki keuntungan jika memperoleh kartu PIOOCI Mereka
tidak membutuhkan lagi visa bila melakukan kunjungan ke India Mereka juga tidak
perlu repot melaporkan diri sebagai warga negara asing jika tinggal di sana kurang
dari 180 hari Mereka juga memiliki persamaan hak sipil dengan Non-Resident Indian
(NRI) dalam segala bidang kecuali hak kepemilikan tanah Jika dilihat manfaat yang
diperoleh oleh Diaspora India keuntungan itu sangat strategis 15
Sayangnya kebijakan itu masih diterapkan secara tebang pilih Pemerintah
India tidak menerapkannya ke semua diaspora India Hanya negara tertentu saja yang
mendapat kesempatan untuk mendaftar sebagai dual citizenship Coba perhatikan
blueprint kebijakan pemerintah India di bawah ini16
Kebijakan tersebut jelas mengesampingkan diaspora India di Asia Tenggara
Jelas bahwa kata ldquohighly developed countriesrdquo membuktikan negara Asia Tenggara
tidak termasuk dalam ketegori itu karena semuanya adalah negara berkembang
kecuali Singapura Tentu kategorisasi itu menyimpan maksud tersendiri Pemerintah
India sekadar memanfaatkan diaspora India dari prospek ekonomi Negara itu
memiliki PDB yang signifikan Terlebih mengingat syarat pendaftaran itu
mewajibkan uang pendaftaran sebesar 365 dolar Amerika Serikat dan hanya berlaku
20 tahun17
Selanjutnya jika menganalisis alasan pemerintah India dalam pembatasan
kebijakan tadi frasa ldquotook place after india become independencerdquo di situ
15
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara hellip h 39
16
wwwindiandiasporanicin (diakses pada 12 Desember 2019 pkl 1733 WIB)
93
menjelaskan hubungan pemahaman waktu dengan tempat kurang sesuai Padahal
ikatan tempat dengan waktu itu sifatnya cair Justru keadaan itu harus terwujud
selama ada kedekatan emosional di dalamnya Akibatnya nilai guna pun dapat
berubah (Yi Fu Tuan 1997) Kondisi itu malah memberi jarak antara diaspora India
di Asia Tenggara dan homeland mereka Apalagi mereka seolah dikesampingkan
dengan kebijakan itu Di samping itu kebijakan di atas mengurai alasan India
mengapa identitas diaspora dibatasi pada individu yang memiliki kewarganegaraan
resmi India
Matriks Perbandingan Kebijakan Yang Berhubungan Dengan Kewarganegaraan di
Indonesia dan India
INDIA INDONESIA
NO ISU KEBIJAKAN ISU KEBIJAKAN
1 Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
Citizenship Act of
India 1955
Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
UU Nomor 12
Tahun 2006
Tentang
Kewarganegaraan
2 Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
6 kali Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
2 kali
3 Kementerian
Mengurus
Kepentingan
Diaspora
Ministry Of
Overseas Indian
Affairs (tahun
2004-sekarang)
Kementerian
Luar Negeri
Repunlik
Indonesia
Kementerian Luar
Negeri Republik
Indonesia
4 Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
Tunggal dan
Ganda
Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaran
Tunggal dan
Ganda Terbatas
(anak kawin
campur)
5 Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Ganda
Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Terbatas
17
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
94
6 Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora India
Menerbitkan
Kebijakan
Overseas
Citizenship of
India (OCI) pada
tahun 2005
Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora
Indonesia
-
7 Kemungkinan
memperoleh dual
citizenship
Apabila negara
domisili
memperbolehkan
Warga Negara
memiliki lebih
dari satu
kewarganegaraan
Kemungkinan
memperoleh dual
citizen
-
8 Dalam Keadaan
Keturunan India
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Saat setelah
melepaskan
kewarganegaraan
domisili
pemegang kartu
OCI dapat secara
langsung
memperoleh
Kewarganegaraan
India
Dalam Keadaan
Keturunan
Indonesia
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Tidak secara
langsung
memperoleh
kewarganegaraan
Indonesia
9 Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Dalam
Amandment
Citizenship act
India 2019
Pakistan
Bangladesh dan
Afghanistan
dikecualikan
Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Diberi peluang
untuk semua
dengan syarat-
syarat yang telah
diatur
Jadi secara umum kebijakan negara India dan Indonesia memiliki perbedaan
yang sangat signifikan dalam beberapa sisi Kebijakan yang diambil pemerintah
negara India dan Indonesia tentunya tidak terlepas dari kebutuhan sosial dan hukum
dari masyarakat kedua negara tersebut
95
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya penulis mengambil
kesimpulan bahwa
1 Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai
aspek bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga
negara sehingga diganti dengan Undang-Undang Kewarganegaraan
yang baru yaitu Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 Undang-
Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam menghapus
berbagai bentuk diskriminasi selama ini Lahirnya Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang baru
merupakan suatu lompatan besar dari dari undang-undang
kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu
kewarganegaraan Tunggal tetapi dalam undang-undang ini
diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak-
anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua puluh satu)
tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua
asas penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam
ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia Mereka yang belum berusia 18
tahun atau belum menikah dan setelah anak tersebut berusia 21 tahun
maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya sesuai dengan
kehendaknya
96
Namun pemberian jangka waktu status kewarganegaraan
ganda masih terbatas kepada anak kawin campur Indonesia belum
mengatur hal-hal yang berkenaan dengan persoalan
kewarganegaraan ganda yang menjadi isu tuntutan oleh para dispora
artinya adalah kebijakan yang hanya terbatas kepada anak hasil
kawin campur belum menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan yang mana berdampak kepada hukum
nasional yang tidak akomodatif terhadap kepentingan warga negara
di luar negeri serta belum mampu memanfaatkan potensi diaspora
2 India mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan pendaftaran
kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan memberikan
beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi
diaspora secara besar dalam pembangunan negara Melalui
pengkajian mendalam dan pertimbangan yang matang kebijakan
OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada tahun 2005 setelah
amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955) Beberapa fakta menunjukkan bahwa
negara India mampu menciptakan kondisi yang saling memberikan
keuntungan antara kepentingan negara dan diaspora melalui
kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan
pengadaan kartu tersebut adalah untuk mewujudkan kembali ikatan
emosional warga India dengan tanah kelahiran India Tidak hanya
itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India berharap
bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri
merupakan keturunan asli India yang tinggal di luar negeri
97
Setidaknya mereka telah mempunyai paspor atau kedua orang
tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
B Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa terkait kebijakan pemerintah atas
tuntutan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India maka
1 Penulis memberikan saran kepada negara Indonesia untuk memberikan
kebijakan yang akomodatif kepada Warga Negara Indonesia yang
berada diluar negeri baik mereka adalah diapora Indonesia sebagai
pekerja professional keturunan WNI dan lain-lain
2 Agar Indonesia memanfaatkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh
diaspora untuk dapat meningkatkan keuntungan bagi Indonesia dalam
berbagai sektor dengan mengeluarkan kebijakan yang mampu
memanfaatkan potensi mereka
3 Agar Indonesia mempermudah dengan menggunakan pendekatan
keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta para diaspora
Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di
negara lain seperti India dengan konsep pemberian Overseas
Citizenship of India (OCl) di mana pemegang OCI yang merupakan
eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan ke India tanpa
harus memiliki visa
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Kurdi Abdul Rahman Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-
Quran dan Sunnah Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000
Abdul Wahab Solichin Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara Jakarta Bumi Aksara 2010
Adi Arianto Metode Penelitian Sosial dan Hukum Jakarta Granit 2004
Aristotle Politics Penerjemah Ernest Barker New York Oxford University Press
1995
AS Hikam Muhammad Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga 1999
As-Shiddiqie Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jakarta Rajawali Pers
2009
Bardach Eugene A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving New York Seven Bridges Press 2000
Bari Azed Abdul Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan Pusat Studi Hukum
Tata Negara Indo Hill 1995
CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) Jakarta
Pradnya Paramita 2001
CST Kansil Hukum Tata Negara Jakarta Erlangga 2007
Dunn William N Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL
Yogyakarta Gajah Mada University Press 2003
Dunn William N Public Policy Analysis London Pearson Prentice Hall 2003
Fattah Nanang Analisis Kebijakan Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
2013
Gautama Sudargo Warga Negara dan Orang Asing Penerbit Alumni Bandung
1992
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan Yogyakarta Liberty 1992
99
Hussain Syaukat Hak Asasi Manusia dalam Islam Jakarta Gema Insani Press
1996
Iman Santoso Mochammad Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian
Bandung Pustaka Reka Cipta 2014
Jehani Libertus dan Harpen Atanasius Tanya Jawab UU Kewarganegaraan
Jakarta Visimedia 2008
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century London
Setting the Contex Kogan Page 1998
Kumar Naresh Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective Central University of Gujarat Centre for Diaspora
Studies 2012
Manan Bagir Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
Yogyakarta FH UII Press 2009
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
Bandung Refika Aditama 2008
Muhadjir Noeng Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif Yogyakarta Raka Sarasin 2000
Muhadjir Noeng H Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach
Yogyakarta Rake Sarakin 2003
NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah
SBKRI Menurut UU No 12 Tahun 2006 Jakarta Pancar alam dan Pusat
Kajian Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007
Nugroho Riant Public Policy Jakarta Alex Media Komputindo 2008
Prdjodikoro Wirjono Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia Jakata PT Dian
Rakyat 1989
Qadir Djaelani Abdul Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam Surabaya Bina Ilmu
1995
Radjab Dasril Hukum Tata Negara Indonesia Jakarta Rineka Cipta 1994
Samidjo Ilmu Negara Jakarta Amico 1996
100
Soetoprawiro Koerniatmanto Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994
Soekanto Soerjono Pengantar Penelitian Hukum Jakarta UI Press 2010
Swan Sik Ko ed Nationality and International in Asian Perspective Dordrecht
Martinus Nijhoff 1990
Syahrur Muhammad Dirasat Islamiyyah Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama
Penerjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani Islam
Genealogi Masyarakat dan Negara Yogyakarta LKIS 2003
Triwulan Tutik Titik Pokok-pokok Hukum Tata Negara Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006
Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani Jakarta
ICCE UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada
Media 2003
Weihrich Heinz dan Koontz Haroid Management AGlobal Perspective Tent
Edition New York McGraw-Hill 1993
JURNAL
Abdillah Junaidi 2016 Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraan Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi
Manusia JIKH Vol 10 No3
Azizi Naufal 2014 Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi
Ekonomi dalam Ikatan Identitas Budaya Paradigma Jurnal Kajian Budaya
Bakarbessy Loenora dan Handajani Sri 2012 Kewarganegaraan Ganda Anak
dalam Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata
Internasional Jurnal Perspektif Volume XVII No 1 Edisi Januari
Banyualam Permana Rizky 2014 Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia
Menuju Masyarakat Transnasional Indonesia JURIS LK2 FHUI Volume 4
101
Bloemraad Irene 2004 ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of
Postnationalism the Possibilities of Transnationalism and the Persistence of
Traditional Citizenship International Migration Review Vol 38 No 2
Broslashndsted Sejersen Anja 2008 I Vow to Thee My Countries The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Century International Migration Review Vol 42 No
3
Djoko Basuki Zulfa 2004 Perkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya
di Indonesia Dewasa Ini Jurnal Hukum Internasional Vol1 No3
Jazuli Ahmad 2017 Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam
Perspektif Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI
Lim harity May 2014 Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi
Diaspora Indonesia Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4
Martiana Wulansari Eka Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesia Jurnal
Rechtvinding Online
Narmoatmojo Winarmo 2012 Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan
Konstitusi Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3)
Novianti 2014 Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasional Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan
Informasi
Peter J Spiro Peter 2010 Dual Citizen as Human Right International Journal of
Constitutional Law Vol 8 No 1
SKRIPSI DAN TESIS
Alisan Angela Alisan ldquoPengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-
Malaysiardquo Skripsi S1 Universitas Hasanudin 2013
102
Jayanti Adinda Jayanti ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi
Kebudayaan India di Indonesiardquo Skripsi S1 Universitas Airlangga 2010
Imam Choirul Muttaqin ldquoKewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak
Asasi Manusiardquo Tesis S2 Universitas Indonesia 2011
WEBSITE
httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+
Ibu+Vivi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth-
httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinfohtmlSuccesses
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml
httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship
httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20n
ationalityaspx
httpwwwvaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en Html
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf
httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721
httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias
_Citizenship_Amendment_Act_2019
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act
wwwindiandiasporanicin
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
103
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
India Citizenship Act 1955
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12
Tahun 2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
104
CURRICULUM VITAE
MIFTAHURRAHMAH lahir 04 Juni
1998 di Alue Rambot Aceh Alumnus
SDN 01 Alue Bilie Nagan Raya (2004-
2010) Penulis melanjutkan pendidikan di
Pondok Pesantren MtsS Nurul Falah
Meulaboh (2010- 2013) kemudian
penulis menyelesaikan pendidikan
Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren
Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar
(2013-2016) Saat ini penulis tengah
menyelesaikan pendidikan jenjang Strata
Satu pada program studi Hukum Tata
Negara (2016-2020)
Selain menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis juga
tercatat sebagai mahasantri aktif di Darus-Sunnah International Institute for
Hadith Sciences Sewaktu penulis di bangku Mts penulis sering menjuarai
lomba pidato bahasa Arab dan Inggris yang diadakan oleh Kementerian
Agama Aceh Di Aliyah penulis aktif sebagai delegasi lomba Fahmil Quran
penulis pernah meraih juara II Fahmil Quran Putri tingkat Provinsi Aceh di
ajang MTQ Provinsi mewakili kabupaten Nagan Raya
Di dunia kuliah penulis mencoba masuk dalam dunia kepenulisan
Pada tahun 2019 penulis meraih juara I pada lomba Menulis Makalah Ilmiah
Quran (MMIQ) tingkat Kabupaten Nagan Raya dengan judul makalah
ldquoRevitalisasi Mental Dalam Rangka Menangkal Ujaran Kebencian (Hate
Speech) Dan Hoaks Dalam Kontesasi Politik Di Media Sosialrdquo dan ldquoUrgensi
Keluarga dalam Menangkal Radikalismerdquo
vi
KATA PENGANTAR
Assalamursquoalaikum Wr Wb
Segala puji dan syukur tak hentinya terucap kepada Allah SWT
berkat nikmat anugerah dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH
ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis
UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
Citizenship Act of India 1955)rdquo
Shalawat serta salam penulis limpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memimpin umat Islam menuju jalan yang
diridhoi Allah SWT Dalam meneyelesaikan skripsi ini penulis banyak
mendapatkan bantuan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang amat besar
kepada
1 Dr Ahmad Tholabi Kharlie MA Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Para Wakil Dekan
2 Sri Hidayati MAg Ketua Program Studi Hukum Tata Negara dan
juga kepada Dr Masyrofah SAg MSi Sekretaris Program Studi
Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidyatullah Jakarta
3 Dr Mujar Ibnu Syarif MAg selaku Dosen penasihat akademik
penulis yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis agar
terus lebih baik lagi serta bermanfaat bagi dunia
4 Dr Atep Abdurofiq M Si Dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu tenaga dan pikiran serta kesabaran dalam
membimbing sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian
skripsi ini dengan tepat waktu
vii
5 Segenap keluarga besar Konsulat Jenderal Republik Indonesia
(KJRI) Mumbai yang telah memberikan kesempatan untuk penulis
untuk berkontribusi dalam pengabdian terhadap negara Membuka
pikiran untuk penulis dalam memperoleh ide-ide dan gagasan
terhadap apa yang penulis angkat dalam skripsi ini terkhusus
kepada Bapak Konjen Ade Sukendar Konsul Sosial Budaya Ibu
Tennike Erman Konsul Ekonomi Bapak Yadi Suriahadi Sekretaris
IIKonsul Muda (Ekonomi) Bapak Soemarjanto Sekretaris
IIKonsul Muda Ibu Andini Fitriliah Abi yang penulis sayangi
Yustinus Budi Hartanto Dian Hayati Syamsuwir Kibe yang penulis
anggap layaknya kakak kandung sendiri serta seluruh staf KJRI
Mumbai yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
6 Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya dosen Program Studi Hukum Tata
Negara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan tulus dan
ikhlas semoga Allah SWT senantiasa membalas jasa-jasa beliau
serta menjadikan semua kebaikan ini sebagai amal jariyah untuk
beliau semua
7 Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidyatullah Jakarta Pimpinan dan segenap staf
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidyatullah Jakarta juga
Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Nasional Indonesia yang
telah menyediakan fasilitas yang memadai untuk mengadakan studi
kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini
8 Kepada Ayahanda dan Ibunda yang sangat penulis cintai dua
malaikat yang Allah kirim untuk menyempurnakan hidup penulis
Bapak Zainuddin S Pd dan Ibu Nurhayati yang dengan cucuran
keringat dan air mata dapat menyekolahkan penulis hingga jenjang
S-1 terus mengirimkan doa dalam setiap sujud dan langkah mereka
untuk penulis dirantauan dengan tulus memberikan semangat serta
dorongan moriil untuk penulis Berkat doa Ayahanda dan Ibunda
viii
tersayang Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini Teruntuk
Kedua saudara kandungku tersayang Abang Rizwan SPd MPd
dan Adikku Ramadhani yang dengan sabar menghadapi penulis
memberikan semangat dan kasih sayang hingga penulis selalu ingin
memberikan apapun yang terbaik untuk keluarga tercinta
9 Keluarga besar Darus-Sunnah International Institute for Hadith
Sciences beribu salam tarsquodzim penulis haturkan kepada Khadim
Marsquohad Zia Ul Haramain dan Ibu Nyai Ulfah Uswatun Hasanah
beserta seluruh asatidz yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimba ilmu mengajarkan kepada penulis makna
istiqamah tafaqquh fi al-rsquoilmi serta menanamkan semangat
bersyiar dalam agama kepada penulis Semoga ini menjadi bekal
penulis untuk melanjutkan hidup kedepan nanti
10 Keluarga besar Ahibba Darus-Sunnah 2017 sahabat penulis yang
dengan tulus menemani dan bersabar terhadap penulis mengajari
hal yang tidak penulis ketahui Nurmaelatussarsquoadah Aisyah Ali
Huwaida Richa Liska Caca Kamilah Rifqa Urwah Fikha Ismi
Bibil Titi Shinta Ilma dll
11 Keluarga besar Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2016 yang telah membersamai penulis dari awal penulis
menginjakkan kaki di kota Jakarta Fadhilatur Rasyidah Lis Diana
Putri Andriani Kasip Fakhriansyah Arie Ekawie Baskhoro
Bintang Garda dll
12 Tim Immortality yang sungguh dramatis tapi begitu penulis
sayangi Nurmaelatussarsquoadah Nurlely Dhamayanti Arie Ekawie
Baskhoro dan Faisal Azkar Ghifari Semoga Allah jaga ukhuwah
kita sampai ke surga
13 Ustazah Sabariah MPd yang tidak akan lupa penulis sebutkan
Selalu memberikan support kepada penulis sejak di bangku
Madrasah Aliyah hingga penulis menyelesaikan pendidikan S-1
Terima kasih sudah menjadi tempat berkeluh kesah dan
ix
memberikan dorongan semangat motivasi kepada penulis a truly
sister by heart
14 Kepada teman-teman seperjuangan penulis di bangku sekolah
dahulu Alvina Siti Adelia Pratiwi Lidya Novita Nisa Rifqa
Munira Zelcha Savira Risa Chintya Izzah Amalina dan Cut Reni
Terima kasih sudah membersamai penulis dalam suka dan duka
saat penulis menempuh pendidikan di sekolah dan pondok
pesantren Semoga Allah satukan kita di surga-Nya
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
peneliti dan umumnya bagi pembaca Sekian terima kasih
Wassalamualaikum
Jakarta 10 Maret 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
COVER i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Pembatasan dan Rumusan Masalah 6
1 Identifikasi Masalah 6
2 Pembatasan Masalah 8
3 Rumusan Masalah 8
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
1 Tujuan Penelitian 9
2 Manfaat Penelitian 9
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu 10
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian 12
F Teknik Penulisan 16
G Sistematika Penulisan 16
BAB II KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep 18
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan 18
2 Konsep Dwikewarganegaraan 23
B Kerangka Teoritik 29
1 Teori Kebijakan Alternatif 29
2 Analisis Kebijakan Alternatif 33
xi
BAB III DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
DAN INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan
Indonesia 37
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah
Dwikewarganegaraan 58
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India 1955 64
2 Amandemen Citizenship of India 2019 73
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA
DAN INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 77
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam UU Nomor 12 Tahun
2006 78
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 89
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan 95
B Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 98
CURRICULUM VITAE 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Penelitian
Kegiatan imigrasi adalah fenomena yang sering kita jumpai di
berbagai negara Fenomena imigrasi terjadi karena seiring perkembangan lajur
globalisasi yang mengakibatkan bertambahnya jumlah imigrasi dari satu
negara ke negara yang lain Di zaman yang serba canggih ini pula banyak
penduduk dari satu negara berpindah ke negara yang lain dengan mudah tidak
terbatas pada satu negara saja dalam waktu yang lama Perpindahan tersebut
bisa terjadi dari satu arah yaitu dari negara berkembang ke negara maju
negara maju ke negara berkembang bahkan dari negara miskin ke negara
miskin sekalipun Motif dari imigrasi ini pun beragam ada penduduk yang
berpindah karena pekerjaan pendidikan tenaga profesional bahkan untuk
motif pernikahan hingga melahirkan keturunan di negara domisili
Bagi negara yang menganut sistem dwikewarganegaraan hal ini
tidaklah menjadi masalah yang berarti Namun berbeda hal nya jika negara
yang bersangkutan menganut asas ius soli bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya ataupun asas ius sanguinis bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh garis keturunan Indonesia
misalnya menganut asas ius sanguinis dimana status kewarganegaraan di
tentukan oleh hubungan darah1 Hal ini menjadi kerumitan tersendiri apabila
penduduk Indonesia berada di negara lain dalam kurun waktu yang lama
dengan berbagai macam tujuan Manakala kedua negara yang bersangkutan
memiliki sistem yang berbeda maka dapat terjadi keadaan yang
mengharuskan seseorang untuk menyandang status dwi-kewarganegaraan
1 Jimly as-Shiddiqie Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta Rajawali Pers 2009) h
2
(double citizenship) atau sebaliknya malah menjadi tidak
berkewarganegaraan sama sekali (stateless) 2
Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan hukum di Indonesia
adalah pelaksanaan peraturan perundang-undangan kewarganegaraan oleh
karena itu masalah kewarganegaraan adalah masalah yang menarik untuk
dibicarakan3 Dwikewarganegaraan memang menjadi hal yang diimpikan para
diaspora Indonesia di berbagai negara mengingat banyaknya WNI diaspora
dengan kewarganegaraan tunggal kerap mengalami pelbagai kendala dan
keterbatasan Wacana perlunya pengaturan kewarganegaraan ganda yang
tidak terbatas kian mengemuka dan menjadi isu yang terus diperjuangkan para
diaspora Indonesia di berbagai negara di belahan dunia Tuntutan yang di
layangkan oleh para diaspora Indonesia mendesak agar pemerintah Indonesia
dapat diterapkan di Indonesia Sehingga warga negara Indonesia yang berada
di luar negeri bisa mendapatkan kewarganegaraan negara domisili dengan
tidak melepaskan diri dari status warga negara aslinya Pro dan kontra akan
tuntutan diaspora terkait dual citizenship inipun tidak dapat dihindarkan4
Sedangkan ada sejumlah fakta dan data terkait diaspora Indonesia
yaitu jumlah populasi diaspora Indonesia hampir menyamai jumlah populasi
penduduk di negara Swedia atau Austria Warga negara Indonesia (WNI) di
Amerika Serikat memiliki pendapatan rata-rata sebesar USD 59000 per
tahun pendapatan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan warga Amerika
Serikat sendiri yang pendapatan rata-ratanya sebesar USD 45000 per tahun
2 May Lim harity Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesia
Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4 Desember 2016 h 811
3 Sudargo Gautama Warga Negara dan Orang Asing (Bandung Penerbit Alumni 1992) h
1
4 Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Jakarta Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia JIKH Vol 10 No32016) h
258
3
Terhitung bahwa 45 warga diaspora Indonesia di Amerika Serikat memiliki
kualitas akademik di atas sarjana Sementara rata-rata penduduk Amerika
Serikat sendiri yang memiliki jumlah akademik yang serupa hanya 27
Diaspora Indonesia unggul lainnya juga tersebar di seluruh dunia seperti
ilmuwan Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan Indonesia
Internasional Jumlah remittance yang masuk dari tenaga kerja Indonesia
sepanjang tahun 2011 (versi BNP2TKI) mencapai USD 611 M atau setara
dengan Rp 5336 T Setiap tahun diaspora mengirin devisa ke Indonesia
hingga mencapai USD 7 miliar atau hamper Rp 70 triliun Angka tersebut
hampir menyamai jumlah dana otonomi khusus pada APBN-P yang di
transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah 5 Potensi yang dimiliki
diapora dalam berbagai sektor kehidupan sebenarnya dapat memberikan
kontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara tentu saja dengan
pemanfaatan yang efektif melalui penganturan hukum mengenai
dwikewarganegaraan yang terkait
Wacana ini sempat digemakan terutama pada saat Kongres Diaspora
pertama di Los Angeles pada tahun 2012 kemudian disusul dengan acara
serupa di Wisma Indonesia Sydney dengan mengusung tema ldquoForum Dual
Citizenshiprdquo Acara tersebut bertujuan untuk mengawal aspirasi petisi
Diaspora Indonesia tahun sebelumnya setelah diserahkannya 6000 nama dan
tanda tangan di Los Angeles Penting dicatat bahwa saat ini diperkirakan lebih
dari sekitar 8 juta warga negara Indonesia tersebar di 5 (lima) benua dan
mereka berdomisili di kurang lebih sekitar 90 negara dan sebanyak 46 juta
dari antara mereka tetap mempertahankan Kewarganegaraan Indonesia6
5httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+Ibu+Vi
vi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10 (diakses 21 September 2019 pukul 1204
WIB) 6May Lim harity Urgensi Pengaturan Keawrganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesiahellip
h 811
4
Di era global ini sebaran imigran dilakukan oleh berbagai bangsa
dengan tujuan ke berbagai bangsa dan negara di dunia Sebaran mereka
seperti sedang membangun basis global untuk sebuah evolusi jaringan
diasporik Diaspora terbanyak di dunia adalah diaspora China sementara di
tempat kedua adalah diaspora India7 Menurut Laporan Migrasi Dunia PBB
2018 lebih dari 156 juta orang India tinggal di negara-negara lain 8Hal ini
menjadi alasan pertama penulis untuk mengangkat negara India sebagai tema
Analisis dwikewarganegaraan dengan Indonesia
Kedua saat ini India muncul sebagai negara dengan perkembangan
ekonomi tercepat keempat di dunia dalam satu dekade terakhir Jika di lihat
dalam aspek kemajuan ekonomi India tumbuh pada tingkat rata-rata 726
persen terbesar dalam lima tahun terakhir pada tahun 2014 dan 2015 diikuti
dengan sektor manufaktur India sebesar 84 persen meningkat 44 persen dari
tahun sebelumnya9 India pun menjadi tujuan investasi asing yang
menguntungkan dengan arus masuk modal asing lebih dari US $ 31 miliar
pada tahun 2015 melebihi Amerika Serikat dan Cina10
Selain itu India
menunjukan kemajuan yang pesat dalam bidang perkembangan teknologi
informasi Pemimpin salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
teknologi informasi Infosys Tech memberikan bukti kesuksesan perusahaanya
dalam meraih keuntungan sebesar 543 Juta dollar AS11
7 Geohive mencatat populasi India sekarang berjumlah 1274000924 jiwa Jumlah itu
mengalami peningkatan setelah pada tahun 2011 Badan Pusat Statistik India (COI) mengumumkan
bahwa penduduk mereka hanya berkisar 1210854977 jiwa
8 UN World Migration Report 2018
9The Economic Times Indiarsquos Growth at 726 in 2014-2015 fastest in five years
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth- tahun 2015 (di askes
tanggal 21 September 2019)
10
UNDPAboutIndiasuccesses2015httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinf
ohtmlSuccesses (di akses tanggal 21 September 2019)
5
Ketiga India adalah negara yang menerapkan dual citizenship atau
kewarganegaraan ganda dalam sistem kewarganegaraannya India juga
merupakan salah satu negara yang sejak dini telah memperhatikan diaspora
sebagai aset negaranya Diaspora India dipandang sebagai salah satu sumber
penghasilan dalam meningkatkan pembangunan India oleh pemerintah
setempat Migrasi India yang tersebar hampir ke seluruh belahan dunia
menjadikan India memiliki diaspora yang dapat memberi benefit bagi negara
asal
Keempat melihat fakta sosial yang terjadi di India beberapa pekan ini
terutama setelah disahkannya Amandment Citizenship Act 2019 Yang mana
menimbulkan gelombang protes yang begitu besar dari rakyat India terutama
umat yang beragama muslim untuk menyuarakan aspirasi terhadap Undang-
Undang baru yang disinyalir oleh beberapa pihak mendiskriminasi suatu
golongan terutama pada poin pemberian kewarganegaraan kepada imigran
illegal yang telah tinggal lama di India kecuali orang tersebut adalah seorang
Muslim Ditambah lagi sampai hari penulis mengadakan penelitian ini
persoalan antara umat muslim dan pemerintah India yang terus berkelanjutan
seperti tidak menemui titik temu antara kelompok masyarakat Muslim dan
pemerintah India
Melihat fakta dan realitas yang berbeda antara pengaturan
kewarganegaraan Indonesia dan India dalam mengeluarkan kebijakan atas
dwikewarganegaraan Hal ini membuat penulis ingin mengangkat dan
menganalisa kebijakan pemerintah atas tuntutan dwikewarganegaraan di dua
negara ini Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan penulis
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian terhadap konsep dual
citizenship kewarganegaraan genda terbatas dan konsep dual citizenship
11
K Dinesh Success Story of the Leading Indian IT Company 2013
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml(di akses tanggal 21 September
2019)
6
negara India dengan studi Analisis antara negara Indonesia dan India Oleh
karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian
ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquo
B Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah
1 Identifikasi Masalah
Dwikewarganegaraan merupakan isu hangat yang
diperjuangkan oleh para diaspora Indonesia untuk segera membentuk
RUU Dwikewarganegaraan namun pro dan kontra yang datang pun
tak dapat dihindari mengenai dualism kewarganegaraan ini Indonesia
adalah negara kesatuan yang memiliki banyak kebudayaan yang harus
dijaga dan menjunjung tinggi nasionalisme Di lain sisi perkembangan
globalisasi yang terjadi karna arus imigrasi warga Indonesia ke negara
lain menuntut Indonesia untuk mengatur dualisme kewarganegaraan
tetap dengan pengaturan yang sistematis dan kondusif
Dilihat dari fakta hukum yang ada India telah melalui
perjalanan yang panjang terhadap pengaturan Kewarganegaraan
khususnya pada bidang dwikewarganegaraan Beberapa kebijakan
yang diterbitkan oleh pemerintah India untuk menertibkan warga
negara India atau keturunan India diluar negeri melalui perjalanan
panjang dan corak kebijakan pada setiap dekadenya yang beragam
Pemanfaatan dan pemberdayaan diapora India oleh pemerintah India
sendiripun diatur dengan aturan yang berwujud undang-undang
maupun kebijakan
Dari uraian yang ada pada latar belakang masalah tersebut di
atas maka dapat disebutkan identifikasi masalah dibawah ini yang
akan di jelaskan lebih lanjut yaitu
7
a Faktor yang menjadi dasar tuntutan atas status dwikewarganegaraan
yang merupakan inisiatif dari pada imigran Indonesia yang berada di
luar negeri baik yang masih berstatus WNI maupun eks-WNI menjadi
dasar pijakan adanya ide untuk merancang RUU dwikewarganegaraan
b Imigran Indonesia yang berada di luar negeri terdiri dari berbagai
kalangan diantaranya ada imigran yang bekerja sebagai tenaga
professional pengajar siswamahasiswa teknisi bahkan TKI Tentu
saja apabila adanya legalisasi dwikewarganegaraan bagi WNI akan
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap
pembangunan bangsa dan negara
c Pengaturan dwikewarganegaraan di Indonesia akan berdampak
terhadap tingkat keamanan dan stabilitas negara selain itu menjadi
tugas besar untuk pemerintah bagaimana menumbuhkan akan rasa
cinta tanah air yang tinggi apabila dwikewarganegaraan dilegalkan di
Indonesia
d Pemerintah Indonesia memberikan kebijakan baru atas tuntutan
dwikewarganegaran dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan yang memberikan keluwesan hukum kepada anak
kawin campur dengan memperkenalkan kewarganegaraan ganda
terbatas
e Ada beberapa kebijakan diaspora (India) yang diambil oleh
pemerintah India dalam laporan tahunan 2012-2013 yang mana
mengeluarkan beberapa kebijakan dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan yakni pengadaan kartu PIOOCI
f Melihat perbedaan respon masing-masing negara terhadap persoalan
dwikewarganegaraan maka dalam tulisan ini akan diadakan studi
analisis antara kedua negara terhadap kebijakan dwikenegaraan di
negara India dan kemungkinan serta dampak apabila Indonesia
8
mengambil langkah yang sama dengan India dalam persoalan
dwikewarganegaraan
g Tuntutan atas status dwikewarganegaraan memang sudah seharusnya
dikaji terlebih dahulu secara komprehensif Dalam tulisan ini penulis
akan memaparkan solusi untuk Indonesia setelah diadakan analisis
dengan negara yang dinilai sukses dalam pengaturan dan pemanfaatan
sumber daya diasporanya
2 Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini
penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan
penulis maka perlu kiranya penulis memberikan batasan agar tidak
melebar dan terarah Maka penelitian ini difokuskan pembahasannya
hanya menyangkut masalah Dwikewarganegaraan dengan Studi
Analisis antara kebijakan pemerintah Indonesia dalam UU RI Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955 India Dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji
peluang dan pemanfaatan sumber daya manusia dari diaspora yang
mampu memberi kontribusi dan pembangunan untuk negara Indonesia
dengan mengadakan amalisis dengan kebijakan pemerintah negara
India
3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka secara
terperinci masalah yang akan diteliti adalah ldquoKebijakan Alternatif
Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi Analisis UU
RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
9
Citizenship Act of India 1955)rdquo Dari masalah di atas maka dapat
diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut
a Apakah kebijakan negara Indonesia sudah menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Bagaimana kebijakan pemerintah India dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan mengenai judul skripsi
ldquoKebijakan Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquordquo adalah
a Mengetahui kebijakan negara Indonesia atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Mengetahui kebijakan-kebijakan negara India dalam merespon
tuntutan dwikewarganegaraan
2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dilakukan mengenai penelitian ldquoKebijakan
Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi
Analisis UU No 12 Tahun 2006 dan The Citizenship Act 1955)
adalah sebagai berikut
a Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Dwikewarganegaraan dengan menggunakan Studi Analisis antara
kebijakan negara Indonesia dan India
10
b Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis yang sebesar-besarnya yakni dapat menjadi solusi
sumbangsih atau menjadi masukan untuk pemerintah dalam
mengambil kebijakan yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan
pengaturan mengenai diaspora serta memberikan masukan agar
pemanfaatan sumber daya manusia diaspora Indonesia diefektifkan
Dengan menggunakan studi Analisis diharapkan dapat membuka
pikiran pembaca baik dari pemerintah atau akademisi maupun
masyarakat umum supaya dapat melihat lebih luas dari berbagai sisi
akan baik dan buruknya pengaturan dan kebijakan pemanfaatan
sumber daya manusia diaspora dikemudian hari
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sepanjang pengetahuan penulis penelitian di bidang
dwikewarganegaraan berkaitan dengan beberapa judul penelitian ini
1 ldquoPengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiardquo oleh Alesan Angela mahasiswa dari Universitas Hasanudin
Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh diaspora India terhadap
hubungan bilateral India-Malaysia dan bagaimana efektifitas pengaturan
diaspora India dalam membangun hubungan bilateral India-Malaysia12
2 ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Kebudayaan India di
Indonesiardquo oleh Jayanti Adinda mahasiwa dari Universitas Airlangga
Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran diaspora India dalam
mendukung diplomasi kebudayaan di Indonesia sehingga dapat dilihat
12
Alisan Angela Pengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-Malaysia
(SkripsiUniversitas Hasanudin 2013)
11
seberapa jauh peran yang dimainkan warga Negara India dalam
mengembangkan kebudayaan India di Indonesia13
3 ldquoKebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi
dalam Ikatan Identitas Budayardquo oleh Nauf al Azizi Tulisan ini berupa
jurnal yang diterbitkan oleh Paradigma Jurnal Kajian Budaya Tulisan ini
menggambarkan pengaruh ekonomi dan kebijakan budaya melalui
besarnya diaspora India di Asia Tenggara14
4 ldquoSolusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraanrdquo oleh Junaidi Abdillah Tulisan ini diterbitkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Tulisan ini
menjelaskan apa yang menjadi latar belakang tuntutan atas status
dwikewarganegaraan diaspora Indonesia dan bagaimana upaya pemerintah
dalam menanggapi tuntutan dwikewarganegaraan serta apa yang menjadi
kebijakan alternatif yang diterapkan oleh pemerintah India dan apa pula
keuntungan dari kebijakan alternatif tersebut bagi pemerintah India
sendiri15
5 ldquoStatus Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasionalrdquo oleh Novianti Tulisan ini berupa jurnal
yang diterbitkan oleh Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
Tulisan ini menjelaskan bagaimana status kewarganegaraan dalam
perspektif hukum internasional dan bagaimana pengaturan
kewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 tentang
13
Jayanti Adinda Peran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi Kebudayaan India di
Indonesia (Skripsi Universitas Airlangga 2010)
14
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi dalam
Ikatan Identitas Budaya (Paradigma Jurnal Kajian Budaya 2014)
15
Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia 26 November 2016)
12
Kewarganegaraan Republik Indonesia serta bagaimana status
kewarganegaraan ganda bagi diasporan Indonesia16
6 ldquoDiaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesiardquo oleh Ahmad
Jazuli Tulisan ini diterbitkan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2017 Tulisan ini berisi
tentang bagaimana diasporan Indonesia dalam perspektif UU No 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU
Kewarganegaraan)17
7 ldquoPenerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju Masyarakat
Transnasional Indonesiardquo oleh Rizky Banyualam Permana Tulisan ini
diterbitkan oleh JURIS LK2 FHUI pada tahun 2014 Tulisan ini
menjelaskan mengenai kemanfaatan dalam penerapan
dwikewarganegaraan di masa depan untuk meningkatkan daya saing dan
keunggulan Indonesia dalam lingkup internasional di masa depan18
Berdasarkan karya penelitian yang telah penulis sebutkan diatas
Penulis sendiri belum menemukan hasil karya yang meneliti persolan
dwikewarganegaraan dari sudut pandang yang penulis maksudkan dalam
penelitian ini yaitu menganalisis kebijakan pemerintah atas tuntutan
dwikewarganegaraan dengan menggunakan studi analisis kebijakan
16
Novianti Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam Perspektif
Hukum Internasional (Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi 5 Desember 2014)
17
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI 20 Maret
2017)
18
Rizky Banyualam Permana Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju
Masyarakat Transnasional Indonesia (JURIS LK2 FHUI Volume 4 Oktober-Desember 2014)
13
pemerintah baik yang lahir dalam bentuk undang-undang ataupun peraturan
menteri Yang menjadi fokus peneliti adalah kebijakan negara Indonesia dan
India yaitu dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan
Citizenship Act of India 1995
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian
Untuk membantu memudahkan dalam penyusunan skripsi ini maka
disusun metode penelitan sebagai jalan petunjuk yang akan mengarahkan
jalannya penelitian ini atau dengan kata lain sebagai jalan atau cara dalam
rangka usaha mencari data yang akan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dalam skripsi ini19
yaitu sebagai berikut
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif
yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek
yaitu aspek teori sejarah filosofi Analisis struktur dan komposisi lingkup
materi dan konsistensi20
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa antara
kebijakan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India yang diatur dalam
undang-undang masing-masing negara yang bersangkutan
Disini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang digunakan dengan cara
mencari mengumpulkan dan mempelajari peraturan perundang-undangan
dan bahan hukum lain yang terkait dengan objek penelitian
2 Pendekatan
Berdasarkan jenis penelitian hukum normatif (normative law
research) yaitu suatu pendekatan yang mengkaji asas-asas hukum terhadap
kebijakan publik dan ketertekaitan asas-asas doktrinal dengan hukum-hukum
19
Arianto Adi Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta Granit 2004) h 61
20
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta UI Press 2010) h 10
14
positif konsep maupun hukum yang berlaku di suatu negara yang berkaitan
dengan dwikewarganegaraan Penelitian ini juga berfokus pada problem
identifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menginventarisir dan
kemudian mengklarifikasi permasalahan untuk dicarikan jalan keluar21
3 Sifat Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis
komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemaparan
(deskripsi) secara lengkap rinci jelas dan sistematis tentang perbandingan
kebijakan dwikewarganegaraan antara Indonesia dan India Studi Analisis
komparatif merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua
atau lebih dari dua situasi kejadian kegiatan program dll
4 Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain Untuk data sekunder yaitu
sumber data yang diperoleh melalui studi literatur seperti buku jurnal artikel
situs internet dan e-book Adapun data yang dibutuhkan ialah data faktual
yang sedapat mungkin merupakan data resmi yang dikeluarkan negara atau
lembaga analisis terutama yang menyangkut dwikewarganegaraan dalam hal
komparasi antara Indonesia dan India
a Sumber Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-
ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa sumber hukum utama yaitu Undang-Undang No
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Untuk ketentuan mengenai pengaturan dwikewarganegaraan yang
dimiliki oleh India sendiri merujuk kepada ketentuan the Citizenship Act
21
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukumhellip h 15
15
of India 1955 (57 of 1955) dan kebijaka-kebijakan yang dikeluarkan oleh
oemerintah India
b Sumber Hukum Sekunder
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan sumber data
sekunder Bahan hukum sekunder adalah yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer seperti misalnya hasil penelitian buku-
buku hukum skripsi tesis disertasi hukum jurnal dan lain-lain Seperti
buku-buku tentang materi dwikewarganegaraan jurnal-jurnal penelitian-
penelitian yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan diaspora
Indonesia dan India
Dalam literatur lain disebutkan bahwa bahan hukum sekunder adalah
bahan hukum yag terdiri atas buku-buku teks (textbooks) yang ditulis para
ahli hukum yang berpengaruh (de herseende leer) jurnal-jurnal hukum
pendapat para sarjana kasus-kasus hukum yurisprudensi dan hasil-hasil
simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian
5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu telaah
Pustaka (Library Research) Penulis akan mengumpulkan data teoritis yang
bersumber dari literatur berupa buku artikel makalah koran jurnal
dokumen dan situs-situs resmi yang memuat informasi mengenai konsep
dwikewarganegaraan India dan Indonesia yang berkaitan dengan masalah
penelitian Data ini penulis peroleh secara langsung maupun yang diperoleh
melalui akses internet
6 Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut pokok
bahasan masing-masing maka selanjutnya dilakukan analisis data Analisis
data bertujuan untuk menginterprestasikan data yang sudah disusun secara
16
sistematis yaitu dengan memberikan penjelasan Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur runtun logis tidak tumpang
tindih dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman
hasil analisis
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja menggunakan data mengorganisasikan data memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola lalu dapat di jadikan data dalam
membantu menjelasakan hal yang di permasalahan teliti Teknik analisis data
yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis data kualitatif Penulis
akan menganalisis dan menjelaskan permasalahan berdasarkan data yang
diperoleh lalu mengaitkannya dengan teori atau konsep yang digunakan22
F Teknik Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis merujuk kepada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum yang diterbitkan pada tahun
2017 Dimana buku pedoman penulisan skripsi ini penulis jadikan sebagai
salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kualitas baik menyangkut substansi
maupun teknik penulisan skripsi yang penulis hasilkan
G Sistematika Penulisan
Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini maka secara singkat akan
disusun dalam 5 bab yang terdiri dari
Bab I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang
penelitian identifikasi pembatasan dan rumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian kerangka pemikiran review studi terdahulu sistematika
pembahasan metodologi penelitian dan sistematika pembahasan
22
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
(BandungRefika Aditama 2008) h15
17
Bab II yaitu berisi tentang Kerangka Konsep dan Kajian Teoritis
Dimana didalamnya terdapat konsep mengenai warga negara dan
kewarganegaraan dwikewarganegaraan Kemudian didalam Kajian teoritis
pula memuat teori warga negara
Bab III yaitu menjelaskan dinamika konstitusi kewarganegaraan di
Indonesia dan India menurut Undang-undang yang pernah berlaku Dalam bab
ini penulis akan menguraikan perjalanan panjang Undang-Undang
kewarganegaraan kedua negara Indonesia dan India Di samping itu juga akan
dijelaskan bagaimana pengaturan negara India mengenai status
dwikewarganegaraan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan pemerintah
India terkait dual citizenship
Bab IV yaitu analisis kebijakan alternatif pemerintah Indonesia dan
India atas tuntutat dwikewarganegaraan hasil penelitian dan pembahasan
menguraikan kajian analisis kebijakan pemerintah Indonesia dan India dalam
merespon tuntutan dwikewarganegaraan oleh para diaspora kedua negara
Bab V yaitu penutup menjelaskan tentang simpulan dan saran
18
BAB II
KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga negara sebuah negara dapat dibedakan antara lain
a Warga negara asli (pribumi) yaitu penduduk asli negara tersebut Misalnya suku
jawa suku Madura suku dayak dan sebagainya merupakan warga negara asli
Indonesia
b Warga negara keturunan asing (vreemdeling) yaitu warga negara asing yang
telah menjadi WNI Misalnya WNI keturunan Tionghoa Timur Tengah India
dan sebagainya
Hal yang perlu diingat ldquowarga negara suatu negara tidak selalu menjadi
penduduk negara iturdquo Misalnya warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di
luar negeri Penduduk suatu negara tidak selalu merupakan warga negara dimana ia
tinggal Misalnya orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia1 Menurut
wolhoff2 dalam suatu negara adakalanya ditemukan golongan minoriteit yaitu
golongan orang yang berjumlah kecil yang secara yuridis memiliki status
kewarganegaraan negara nasional tertentu akan tetapi memiliki sifat batin-lahir sosial
kebudayaan yang berbeda dari bangsa itu Sehingga golongan ini belum
diasimilasikan sepenuhnya
Gagasan tentang kewarganegaraan (citizenship) sesungguhnya dapat ditelusuri
dari sejarah perkembangan kewarganegaraan yang bersumber dari peradaban
1 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negara (Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006) h 229
2 Dasril Radjab Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta Rineka Cipta 1994) h 6 Sebagai
contoh diwilayah negara Indonesia terdapat beberapa golongan minoritas Misalnya Suku Anak
Dalam di Sumatera Suku Badui di Jawa Barat Suku Samin di Jawa T engah dan Jawa Timur Suku
Dayak Oudth di Kalimantan dan beberapa klan suku di Papua Untuk memberdayakan eksistensi
mereka beberapa langkah persuasive digunakan termasuk adanya perwakilan mereka dalam
ketatanegaraan sebagai anggota MPR yang diangkat dari utusan golongan
19
Romawi sampai pada modernitas Barat Pemikiran yang tumbuh di masa Yunani
Kuno telah memberi pijakan kuat bagi teorisasi kewarganegaraan khususnya pada
kewarganegaraan modern Salah satunya dari Aristoteles (322-384 SM) seorang
pemikir ilmuwan ahli logika dan sekaligus filosof terkenal saat itu Karyanya yang
berjudul Politics telah memberikan informasi penting mengenai Athena sebagai suatu
negara kota (polis) di masa Yunani Kuno yang demokratis beserta keberadaan
warganya di polis tersebut (politespolitai)3
Wewenang sebuah organisasi negara meliputi kelompok manusia yang berada
di dalamnya Kelompok tersebut dapat dibedakan antara warga negara dengan bukan
warga negara (orang asing) Warga negara sebagai pendukung sebuah negara
merupakan landasan bagi adanya negara Dengan kata lain bahwa warga negara
adalah salah satu unsur penting bagi sebuah negara selain unsur lainnya4
Istilah polis polites dan politeia menjadi kata-kata kunci atau dikenal sebagai
bagian dari Aristotlersquos term yang nantinya diterjemahkan sebagai state citizen dan
constitution Ketiga istilah tersebut tidak bisa dipisahkan dan untuk memahami satu
hal maka yang lain juga harus dipahami pula Dikatakan bahwa ldquoto understand what
a constitution (politeia) is we must inquire into the nature of the city (polis) and to
understand that since the city is a body of citicens (politai) we must examine the
nature of citizenshiprdquo5
Warga negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang sebagai bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara6 Istilah ini biasa juga disebut hamba
3 Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 23
4 CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) (Jakarta
Pradnya Paramita 2001) h 148
5 Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barker (New York Oxford University Press
1995) h 84
6 Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani (Jakarta ICCE
UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada Media 2003) h 73
20
atau kawula negara Meskipun demikian istilah warga negara dirasa lebih sesuai
dengan kedudukannya sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba
dan kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta anggota atau
warga yang menjadi bagian dari suatu negara Asumsi ini tidaklah berlebihan dan
cukup beralasan Sebagai anggota dari persekutuan yakni negara yang didirikan
dengan kekuatan bersama atas dasar tanggung jawab bersama serta untuk
kepentingan atau tujuan bersama pula7 warga negara dituntut untuk aktif terhadap
negara
Dengan alasan tersebut istilah warga negara dirasa lebih sesuai karena
mengandung pengertian aktif Sedangkan istilah hamba atau kawula negara
mengandung pengertian warga yang pasif dan hanya menjadi obyek negara Untuk
itu setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum Semua warga
negara mempunyai kepastian hak privasi dan tanggung jawab Sejalan dengan
definisi di atas AS Hikam mendefinisikan bahwa warga negara (citizenship) adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri Istilah ini
menurutnya lebih baik daripada istilah kawula negara karena kawula negara betul-
betul berarti obyek yang berarti orang yang dimiliki dan mengabdi kepada negara
Oleh karenanya kewarganegaraan menurut AS Hikam harus mencakup tiga dimensi
utama 1) Dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas 2) dimensi pemenuhan hak-
hak dasar yaitu hak politik ekonomi dan hak sosial kultural serta 3) dimensi dialog
dan keberadaan ruang publik yang bebas8
7 Pada awalnya negara atau bangsa merupakan sekumpulan manusia atau gabungan entitas-
entitas yang beragam lalu disarikan hubungan kesadaran dan diikat oleh asas kemaslahatan bersama
yang dituangkan dalam bentuk system legislasi dan hukum perundang-undangan System ini
diberlakukan padatanah kehidupan yang dinamakan tanah air (wathan) Pada gilirannya hubungan
tersebut diatur oleh kekuasaan yang dinamakan negara Lihat Muhammad Syahrur Dirasat Islamiyyah
Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama terjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani
Islam Genealogi Masyarakat dan Negara (Yogyakarta LKIS 2003) h 90
8 Muhammad AS Hikam Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia (Jakarta Penerbit Erlangga 1999) h 166
21
Istilah warga negara dan rakyat menunjuk pada obyek yang sama yakni
sebagai anggota negara9 Meskipun demikian terdapat perbedaan pengertian antara
pengertian warga negara rakyat dan bangsa Warga negara adalah pendukung negara
atau dalam arti lain warga sebuah negara yang bersifat aktif Sedang rakyat adalah
masyarakat yang mempunyai persamaan kedudukan sebagai obyek pengaturan dan
penataan oleh negara dan mempunyai ikatan kesadaran sebagai kesatuan dalam
hubungan keorganisasian negara Istilah warga negara tidak menunjuk pada obyek
yang sama dengan istilah penduduk
Warga negara sebuah negara belumlah tentu merupakan penduduk negara
tersebut Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam
suatu negara berdasarkan peraturan perundangan kependudukan sah dari negara yang
bersangkutan Baik status sebagai warga negara maupun sebagai penduduk
mempunyai konsekuensi hukum yaitu menyangkut hak-hak dan kewajibannya
Konsekuensi hukum dari status warga negara lebih luas dari pada status sebagai
penduduk Pembagian penduduk menjadi warga negara dan orang asing sangatlah
penting Hal ini dikarenakan beberapa hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara
dengan orang asing berbeda Hak dan kewajiban penduduk yang bukan warga negara
adalah terbatas10
Perbedaaan antara kelompok warga negara dengan orang asing terletak pada
hubungan yang ada antara negara dengan warga negara dengan masing-masing
kelompok tersebut Hubungan antara negara dengan warga negara lebih erat
dibandingkan hubungan antara negara dengan orang asing Dalam konteks negara
Islam warga negara mengandung pengertian penduduk sebuah negara Islam yang
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia
(Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994) h 1
10
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan (Yogyakarta Liberty 1992) h
2
22
memeluk agama Islam11
Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam
namun belum memeluk agama Islam atau dengan kata lain bahwa masyarakat atau
individu non muslim yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam akan diberi
status penduduk permanen tetapi tidak dianggap sebagai warga negara dari negara
Islam kecuali jika mereka memeluk Islam atas kemauan mereka sendiri Meskipun
demikian ternyata kenyataan diatas bukanlah sebuah statemen yang bersifat final hal
ini terlihat dari adanya pemikir Islam yang memandang mereka sebagai warga negara
Islam12
Kewarganegaraan (citizenship) adalah suatu bentuk dari identitas sosial politik
( a form of social politicial identity) seseorang yang keberadaannya berkaitan dengan
waktu yang berkembang Di sisi lain kewarganegaraan ternyata tidak hanya sebuah
identitas tetapi mencakup pula atribut rights obligations ative in public affairs dan
an acceptance of societal values13
Oleh karena itu pula definisi kewarganegaraan termasuk pula definisi warga
tidaklah sama mencakup banyak dimensi Menurut Aristoteles definisi tentang
warga negara ditentukan oleh bentuk pemerintahan atau ia sebut bentuk
konstitusinya Salah satu ungkapannya adalah ldquoit may be thet someone who is a
citizen in a democracy is not one in a oligarchyrdquo14
Bahwa kewarganegaraan adalah
bentuk partisipasi warga dalam kehidupan publik Jadi kewarganegaraan ditandai
dengan adanya partisipasi Gagasan ini untuk sementara waktu tergantikan oleh
konsep kewarganegaraan sebagai bentuk legal dengan elemen hak dan kewajiban
(right and obligation) Bahwa kewarganegaraan ditandai dengan adanya hak dan
11
Abdul Rahman Abdul Kadir Kurdi Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-Quran
dan Sunnah (Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000) h 115
12
Abdul Qadir Djaelani Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam (Surabaya Bina Ilmu
1995) h 241
13
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century (London Setting
the Contex Kogan Page 1998) h 2-3
14
Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barkerhellip h 85
23
kewajiban warga negara dalam sebuah negara hukum merupakan warisan dari tradisi
Republik Romawi yang muncul setelah masa Yunani Kuno15
2 Konsep Mengenai Dwikewarganegaraan
Dwikewarganegaraan dapat lahir karena adanya dua negara yang mengklaim
kewarganegaraan atas seseorang dan dapat dikaitkan dengan faktor-faktor tertentu di
antaranya
a Kewarganegaraan yang didapat dari garis darah (ius sanguinis)
b Kewarganegaraan yang didapat berdasarkan tempat kelahiran (ius soli)
c Kewarganegaraan yang didapat karena adanya perkawinan (jure matrimonii)
d Kewarganegaraan yang didapat karena naturalisasi
e Kewarganegaraan yang didapat karena adopsi16
f Kewarganegaraan yang didapat karena investasi yang dilakukan17
g Kewarganegaraan yang didapatkan berdasarkan agama18
h Kewarganegaraan yang didapatkan karena jabatannya (jus oficii)19
15
Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 24
16
Swedia memberikan kewarganegaraan secara otomatis terhadap anak yang diadopsi Office
of Migration Sweden httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship html (diakses 20 Januari 2020 pkl
0800 WIB)
17
Antara lain Austria Antigua dan Barbuda Siprus Dominika Malta dan St Kitts dan
Nevis Henley amp Partners httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment diakses 20
Januari 2020 pkl 0800 WIB)
18
Praktik yang dilakukan oleh Israel setiap orang Yahudi yang kembali ke Israel memiliki
hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel Ministry of Foreign Affairs Israel
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20nationalityaspx
(diakses 20 Januari 2020 pkl 0800 WIB)
19
Vatikan memberikan kewarganegaraan bagi pemegang jabatan Tahta Suci Official Page of
Vatican httpwww vaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en html (diakses diakses 20 Januari
2020 pkl 0800 WIB)
24
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut ius
sanguinis lahir di negara lain yang menganut asas ius soli maka kedua negara
tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga negaranya Sebagai contoh sebelum
ada perjanjian Menteri luar negeri Indonesia Soenario dan Menteri luar negeri China
Chow orang China yang berdomisili di Indonesia (ius soli) merupakan warga negara
Indonesia dan warga negara China (ius sanguinis)20
Untuk mencegah Bipatride maka UU No 62 tahun 1958 pasal 7 menyatakan
bahwa seorang perempuan asing yang lahir dengan laki-laki WNI dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan melakukan pernyataan dengan syarat bahwa dia
harus meninggalkan kewarganegaraan asalnya
Bila dalam praktik dua faktor tersebut bertemu dan terkait dengan seseorang
dwikewarganegaraan dapat berlaku bila hukum dari masing-masing negara
mengizinkan Ada tiga cara penerimaan yang dapat berlaku bila faktor-faktor
kewarganegaraan tersebut bertemu yaitu penerimaan dwikewarganegaraan secara
penuh terbatas dan penolakan terhadap dwikewarganegaraan Dwikewarganegaraan
secara terbatas dikaitkan dengan jangka waktu usia tertentu Dalam jangka waktu
tertentu pemilik dwikewarganegaraan harus melepaskan salah satu
kewarganegaraannya Dalam hal apabila negara menolak dwikewarganegaraan salah
satu kewarganegaraan akan gugur Awalnya menurut pandangan tradisional
memperlihatkan adanya penolakan terhadap konsep dwikewarganegaraan karena
pada dasarnya kewarganegaraan dipandang sebagai satu-satunya rantai penghubung
antara individu dengan suatu negara yang berdaulat menurut konsepsi yang ada pada
saat itu21
Hukum kewarganegaraan adalah bagian dari kedaulatan suatu negara untuk
menentukan siapa saja yang menjadi bagian dari negara itu sehingga
20
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 235
21
Irene Bloemraad ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of Postnationalism the
Possibilities of Transnationalism and the Persistence of Traditional Citizenship International
Migration Review Vol 38 No 2 (2004) h 90
25
kewarganegaraan diberlakukan secara kaku Pemberian suatu kewarganegaraan dari
negara lain dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip kedaulatan22
Selain
itu juga akan menyebabkan ketidakstabilan hubungan diplomatik negara-negara di
dunia Masalah lain yang dikhawatirkan adalah masalah hukum perdata internasional
terkait dengan status personal seseorang yang memiliki dwikewarganegaraan23
Keengganan hukum internasional untuk menerima dwikewarganegaraan ini
secara jelas diatur dalam Konvensi Liga Bangsa-Bangsa (LBB) tentang Konflik
Hukum Kewarganegaraan tahun 1930 (Convention on Certain Questions Relating to
the Conflict of Nationality Laws) lalu Dewan Eropa (Council of Europe) pada tahun
1963 juga membuat Convention on the Reduction of Cases of Multiple Nationality24
Dalam konsiderans Konvensi LBB tahun 1930 dinyatakan bahwa ldquoefforts of
humanity should be directed is the abolition of all cases both of statelessness and
double nationalityrdquo Sedangkan pada Konvensi Dewan Eropa 1963 tujuan dari
Konvensi tersebut bukan penghapusan total dwikewarganegaraan tetapi sebisa
mungkin mengurangi kasus kewarganegaraan banyak Di saat yang sama pandangan
yang pro terhadap dwikewarganegaraan juga berkembang namun tidak begitu
populer George Bancroft seorang diplomat AS pada abad ke-19 yang
mempromosikan North American Bancroft Treaty mengatakan ldquohellipas soon tolerate a
man with two wives as a man with two countriesrdquo sebagai metafora yang
menganalogikan dwikewarganegaraan dengan praktik poligami jika poligami dapat
dianggap wajar oleh masyarakat begitu pula seharusnya dengan
dwikewarganegaraan
22
Peter J Spiro ldquoDual Citizen as Human Rightrdquo International Journal of Constitutional
Law Vol 8 No 1 (2010) h 113
23
Ko Swan Sik edNationality and International in Asian Perspective (Dordrecht Martinus
Nijhoff 1990) h 247
24
Anja Broslashndsted Sejersen ldquoldquoI Vow to Thee My Countriesrdquo The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Centuryrdquo International Migration Review Vol 42 No 3 (2008) h 530
26
Pasca Perang Dunia ke-II hak asasi manusia berkembang dan hak untuk
berpindah kewarganegaraan diakui sebagai hak asasi manusia dalam Deklarasi
Universial Hak Asasi Manusia PBB tahun 1948 Kewarganegaraan dipandang
sebagai suatu hak yang mendasar Selain itu pandangan liberal menggeser konsepsi
nasionalisme yang kaku menjadi lebih fleksibel Struktur masyarakat yang semakin
heterogen (terutama di Eropa) juga mendorong pergeseran pandangan
kewarganegaraan yang awalnya dikaitkan dengan konteks kewilayahan dan
kesukubangsaan
Migrasi transnasional juga terus menggerus konsepsi tradisional
kewarganegaraan yang dikaitkan negara kebangsaan (nation-state) Dengan
perkembangan transportasi dan komunikasi hubungan transnasional orang-orang
semakin cair dan kasus dwikewarganegaraan mulai timbul secara de facto meskipun
secara de jure belum diakomodir
Menjelang abad ke-21 ada pergeseran pandangan yang semakin permisif
terhadap dwikewarganegaraan yang secara jelas terlihat dalam instrumen hukum
internasional Dalam Konvensi Eropa tentang Kewarganegaraan (European
Convention on Nationality 1997) secara tegas mengharuskan negara peserta untuk
mengizinkan dwikewarganegaraan bagi anak yang mendapatkan
dwikewarganegaraan karena kelahirannya atau perkawinan25
Dari sini dapat dilihat
perkembangan hukum internasional khususnya instrumen hukum internasional
negara-negara Eropa semakin permisif terhadap kasus dwikewarganegaraan yang
pada awalnya menolak sama sekali dwikewarganegaraan dalam Konvensi LBB 1930
lalu sebisa mungkin menghindari dwikewarganegaraan menurut Konvensi Dewan
Eropa 1963 dan pada akhirnya diterima di Eropa berdasarkan Konvensi Eropa 1997
25
Article 17 European Convention on Nationality 1997 berbunyi asli sebagai berikut ldquoA
State Party shall allow a children having different nationalities acquired automatically at birth to
retain these nationalities b its nationals to possess another nationality where this other nationality is
automatically acquired by marriagerdquo
27
Keadaan berkewarganegaraan ganda sering pula terjadi akibat dari
perkawinan campuran antar bangsa yang otomatis menganut hukum perkawinan dan
kewarganegaraan yang berbeda26
Dimana masing-masing pihak yang terkait dalam
perkawinan campuran tersebut oleh negara asalnya ada yang mengizinkan anak yang
dihasilkan dari perkawinan tersebut untuk memiliki kewarganegaraan kedua
orangtuanya (kewarganegaraan gandadwikewarganegaraan) Dalam kenyataannya
terdapat keanekaragaman peraturan dan asas-asas kewarganegaraan apakah ius soli
atau ius sanguinis karena negara bebas untuk memilih asas-asas manakah yang
hendak dipakainya dalam menentukan siapakah yang menjadi warganya Yang
kemudian menimbulkan apatridie bipatridie bahkan mungkin multipatridie karena
dari benturan asas-asas kewarganegaraan yang tidak seragam Akibatnya timbul
peraturan-peraturan di bidang kewarganegaraan yang tidak sama di semua negara
Dan menurut istilah Sudargo Gautama hal ini menggambarkan seolah-olah terjadi
ldquopertentanganrdquo27
Yang dimaksud dengan apatridie yaitu orang-orang yang tidak mempunyai
suatu kewarganegaraan (tanpa kewarganegaraan) Pada akhir-akhir ini apatride
banyak kemungkinan terjadi karena perkembangan hubungan antara negara dan
hubungan politis Beberapa negara tertentu telah mulai mempergunakan pencabutan
kewarganegaraan sebagai semacam hukuman Apabila orang-orang yang terkena
dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh negara yang bersangkutan dan mereka ini
belum dapat memperoleh kewarganegaraan pengganti maka mereka ini berstatus
tanpa kewarganegaraan
Apatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut
asas ius soli lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis Sebagai contoh orang
26
Zulfa Djoko Basuki ldquoPerkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya di Indonesia
Dewasa Inirdquo Vol1 No3 (Jakarta Jurnal Hukum Internasional April 2004) h547
27
Beliau lebih lanjut menjelaskan hal ini merupakan konsekuensi dari prinsip kebebasan
untuk menentukan sendiri siapakah yang merupakan warganegaranya maka kita dapat menyaksikan
tidak adanya uniformitet di lapangan peraturan-peraturan tentang kewarganegaraan
28
China yang pro Koumintang tidak diakui sebagai warga RRC sedangkan Taiwan
sebagai negara asal pada 1958 belum ada hubungan diplomatic dengan Indonesia
maka mereka juga tidak diakui sebagai warga negara Taiwan Sehingga mereka
merupakan ldquodefacto apatriderdquo Untuk mencegah apatride UU No 62 Tahun 1958
pasal 1 huruf f menyatakan bahwa anak yang lahir di wilayah Indonesia selama
orang tuanya tidak diketahui adalah warga negara Indonesia
Sementara bagi orang Cina sebelum lahirnya UU No 62 tahun 1958 untuk
menentukan kewarganegaraan diadakan perjanjian antara Indonesia-Cina yang
dikenal dengan perjanjian Soenario-Chow pada tanggal 22 April 1955 yang
diundangkan dengan UU No 2 tahun 1958 berisi bahwa semua orang Cina yang
berdomisili di Indonesia harus mengadakan pilihan kewarganegaraan dengan tegas
dan secara tertulis 28
Kasus yang paling marak mengenai apatride adalah ketika banyak terjadinya
pengungsi-pengungsi yang melarikan diri dari Vietnam tahun 1970-an akibat dari
Perang Vietnam Keadaan tanpa kewarganegaraan ini adalah menyedihkan bagi yang
harus mengalami Sama sekali tidak ada perlindungan dari sesuatu negara Tidak
dapat memiliki paspor negara tertentu Seandainya mereka harus diusir dari negara
tempat mereka berdomisili kemana mereka harus dikirim Sedangkan Bipatridie atau
dwi-kewarganegaraan akan terjadi apabila seseorang memiliki dua kewarganegaraan
Kenyataan terjadinya bipatridie kerapkali sering berlaku yaitu kalau seseorang
penduduk pada suatu negara yang berasal dari kewarganegaraan lain diberi
pewarganegaraan oleh negara yang didiaminya tanpa ia menyatakan melepaskan
kewarganegaraan aslinya (leluhurnya)
28
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 236
29
B Kajian Teoritis
1 Teori Kebijakan Alternatif
a Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak (tentang
pemerintahan organisasi dsb) pernyataan cita-cita tujuan prinsip dan garis
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran Secara umum
kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukan perilaku seseorang
aktor misalnya seorang pejabat suatu kelompok maupun lembaga tertentu
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi Pada dasarnya terdapat
banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian mengenai
kebijakan 29
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya memecahkan
problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejaheraan masyarakat Dan dalam kebijakan setidaknya harus memenuhi
empat hal penting yakni (1)tingkat hidup masyarakat meningkat (2)terjadi
keadilan By the law social justice dan peluang prestasi dan kreasi
individual (3)diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat (dalam
membahas masalah perencanaan keputusan dan implementasi) dan
(4)terjaminnya pengembangan berkelanjutan
Monahan dan Hengst seperti yang dikutip oleh Syafaruddin bahwa
kebijakan (policy) secara etimologi diturunkan dalam bahasa Yunani yaitu
ldquoPolisrdquo yang artinya kota (city)30
Pendapat ini menjelaskan kebijakan
29 Noeng H Muhadjir Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif (Yogyakarta Raka Sarasin 2000) h 15
30
Heinz Weihrich dan Haroid Koontz Management AGlobal Perspective Tent Edition (New
York McGraw-Hill 1993) h 123
30
mengacu kepada cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan
untuk mengelola kegiatan mereka Dalam hal ini kebijakan berkenaan dengan
gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama
diterima pemerintah atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha
mengejar tujuannya Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa
kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang menjadi arah
dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus diikuti oleh para pelaku
dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan dalam sebuah
organisasi serta mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan
masalah atas tindakan yang terjadi
Lebih lanjut Muhadjir mengatakan bahwa kebijakan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kebijakan subtantif dan kebijakan implementatif Kebijakan
subtantif adalah keputusan yang dapat diambil berupa memilih alternatif yang
dianggap benar untuk mengatasi masalah Tindak lanjut dari kebijakan
subtantif adalah kebijakan implemtatif yaitu keputusan-keputusan yang
berupa upayaupaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan
subtantif31
Secara empiris kebijakan berupa undang-undang petunjuk dan
program dalam sebuah Negara kebijakan dianggap sebagai rangkaian
tindakan yang dikembangkan oleh badan atau pemerintah yang mempunyai
tujuan tertentu diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok
pelaku untuk memecahkan masalah tertentu Dengan demikian berdasarkan
beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpukan bahwa kebijakan adalah
sebagai rangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dari dasar pada
masalah yang menjadi rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
31
Noeng H Muhadjir Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach (Yogyakarta
Rake Sarakin 2003) h 90
31
kepemimpinan dan cara bertindak pernyataan citacita prinsip atau maksud
dalam memecahkan masalah sebagai garis pedoman untuk manajeman dalam
usaha mencapai sasaran atau tujuan Dengan kata lain sebagai pedoman untuk
bertindak bagi pengambilan keputusan
Sholichin Abdul Wahab32
sebagaimana dikutip Suharno
mengisyaratkan bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat
kebijakan publik sebagai tindakan yang mengarah pada tujuan ketika kita
dapat memerinci kebijakan tersebut kedalam beberapa kategori yaitu
a Tuntutan kebijakan (policy demands)
Yaitu tuntutan atau desakan yang diajukan pada pejabat-pejabat
pemerintah yang dilakukan oleh actor-aktor lain baik swasta maupun
kalangan pemerintah sendiri dalam sistem politik untuk melakukan
tindaka n tertentu atau sebaliknya untuk tidak melakukan tindakan
pada suatu masalah tertentu Tuntutan ini dapat bervariasi mulai dari
desakan umum agar pemerintah berbuat sesuatu hingga usulan untuk
mengambil tindakan konkret tertentu terhadap suatu masalah yang
terjadi di dalam masyarakat
b Keputusan kebijakan (policy decisions)
Adalah keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah yang
dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan
publik Dalam hal ini termasuk didalamnya keputusankeputusan
untuk menciptakan statuta (ketentuan-ketentuan dasar) ketetapan-
ketetapan ataupun membuat penafsiran terhadap undang-undang
c Pernyataan kebijakan (policy statements)
Ialah pernyataan resmi atau penjelasan mengenai kebijakan publik
tertentu Misalnya ketetapan MPR Keputusan Presiden atau Dekrit
32
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negara (Jakarta Bumi Aksara 2010) h 25-27
32
Presiden keputusan peradialn pernyataan ataupun pidato pejabat
pemerintah yang menunjukkan hasrat tujuan pemerintah dan apa
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut
d Keluaran kebijakan (policy outputs)
Merupakan wujud dari kebijakan publik yang paling dapat dilihat dan
dirasakan karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan
guna merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan dan
pernyataan kebijakan Secara singkat keluaran kebijakan ini
menyangkut apa yang ingin dikerjakan oleh pemerintah
e Hasil akhir kebijakan (policy outcomes)
Adalah akibat-akibat atau dampak yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan sebagai
konsekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya tindakan
pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu yang
ada dalam masyarakat
William N Dunn33
membedakan tipe-tipe kebijakan menjadi
lima bagian yaitu
a Masalah kebijakan (policy public) Adalah nilai kebutuhan dan
kesempatan yang belum terpuaskan tetapi dapat diidentifikasi dan
dicapai melalui tindakan public Pengetahuan apa yang hendak
dipecahkan membutuhkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
mendahului adanya problem maupun informasi mengenai nilai yang
pencapaiannya menuntut pemecahan masalah
b Alternative kebijakan (policy alternatives) Yaitu arah tindakan yang
secara potensial tersedia yang dapat member sumbangan kepada
pencapaian nilai dan pemecahan masalah kebijakan Informasi
33
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL (Yogyakarta
Gajah Mada University Press 2003) h 98
33
mengenai kondisi yang menimbulkan masalah pada dasarnya juga
mengandung identifikasi terhadap kemungkinan pemecahannya
c Tindakan kebijakan (policy actions) Adalah suatu gerakan atau
serangkaian gerakan sesuai dengan alternatif kebijakan yang dipilih
yang dilakukan untuk mencapai tujuan bernilai
d Hasil kebijakan (policy outcomes) Adalah akibat-akibat yang terjadi
dari serangkaian tindakan kebijakan yang telah dilaksanakan Hasil
dari setiap tindakan tidak sepenuhnya stabil atau diketahui sebelum
tindakan dilakukan juga tidak semua dari hasil tersebut terjadi seperti
yang diharapkan atau dapat diduga sebelumnya
e Hasil guna kebijakan Adalah tingkat seberapa jauh hasil kebijakan
memberiakn sumbangan pada pencapaian nilai Pada kenyataanya
jarang ada problem yang dapat dipecahkan secara tuntas umumnya
pemecahan terhadap suatu problem dapat menumbuhkan problem
sehingga perlu pemecahan kembali atau perumusan kembali
b Analisis Kebijakan Publik
Studi kebijakan dapat dilihat sebagai bagian dari studi disiplin
maupun sistem administrasi atau salah satu kajian dalam administrasi publik
yaitu kebijakan publik (public policy) Dengan begitu kebijakan mengarah
kepada produk yang dikeluarkan oleh badan-badan publik yang bentuknya
bisa berupa peraturan perundang-undangan dan keputusan-keputusan
sedangkan kebijaksanaan lebih menitik beratkan kepada fleksibilitas suatu
kebijakan 34
Untuk lebih memamahi kebijakan maka perlu mengkaji tentang
analisis kebijakan karena kebijakan pada esensinya adalah suatu proses dalam
34
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negarahellip h153
34
upaya untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik sehingga berdampak
pada kesejahteraan bangsa Pembuat kebijakan publik pada umumnya adalah
unsur birokrat atau pejabat pemerintah termasuk para pegawai senior
pemerintah yang tugasnya adalah memberikan pelayanan demi kebaikan
publikuntuk itu para ahli mencoba menjelaskan pengertian analisis kebijakan
Menurut Bardach bahwa analisis kebijakan adalah suatu aktifitas
politik dan sosial35
Hal ini berarti dalam analisis kebijakan perlu dipahami
masalah-masalah yang bersifat politis dan sosial Kemudian Palto dan
Sawicky sebagaimana dikutip Riant Nugroho menyatakan bahwa analisis
kebijakan merupakan tindakan yang diperlukan untuk membuat suatu
kenijakan baik kebijakan yang baru maupun kebijakan yang merupakan
konsekuensi dari kebijakan yang ada36
Sementara analisis kebijakan menurut
William NDunn bahwa analisis kebijakan adalah
ldquoPolicy analysis is a problem solving discipline that draws on
theories methodee and substantive findings of the behavioral and social
sciences social professional and political philosophy as is usual with
complex activities there are several ways to define policy analisis The one
adopted here is that policy analysis is a process multidisciplinary inquiry
designed to create critically assess and coinicate information that is useful
in understanding and improving policiesrdquo 37
Pendapat Dunn ini juga dikutip dalam Nanang Fattah bahwa analisis
kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu yang berupaya memecahkan masalah
dengan menggunakan teori metode dan substansi penemuan tingkah laku dan
35
Eugene Bardach A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving (New York Seven Bridges Press 2000) h 13
36
Riant Nugroho Public Policy (Jakarta Alex Media Komputindo 2008) h 84
37
Willian N Dunn Public Policy Analysis (London Pearson Prentice Hall 2003) h 1
35
ilmu-ilmu sosial profesi sosial dan filosofi sosial politis38
yang dilakukan
dengan cara tertentu Sedangkan Dunn menyatakan bahwa ada tiga
pendekatan dalam analisis kebijakan yaitu pendekatan empiris evaluative
dan normatif Pendekatan empiris berupaya menjawab permasalahan fakta-
fakta pendekatan evaluastif berupaya mencari beberapa nilai atas sesuatu dan
pendekatan normatif memberikan upaya tindakan atas apa yang harus
dilakukan Prosedur analisis kebijakan menurut Dunn dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Prosedur Analisis Umum Menurut Waktu Tindakan Kebijakan39
Tindakan
Kebijakan
Deskripsi Evaluasi Rakomendasi
Sebelum
tindakan(ex-ante)
Prediksi - Preskripsi
Sesudah tindakan
(ex-pose)
Deskripsi Evaluasi -
Penjelasan dari istilah pada tindakan kebijakan diatas adalah
a Definisi yang menghasilkan pengetahuan mengenai kondisi-kondisi
yang menimbulkan masalah kebijakan
b Prediksi adalah menyedikan informasi mengenai konsekuensi dimasa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan termasuk jika tidak
melakukan sesuatu
c Preskripsi adalah menyediakan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa yang akan datang
38
Nanang Fattah Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2013)
h 5 39
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOLhellip h 98
36
d Deskripsi adalah menghasilkan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa sekarang dan masa lalu
e Evaluasi adalah kegunaan alternatif kebijakan dalam memecahkan
permasalahan
Berdasarkan prosedur analisis tindakan kebijakan ini bertujuan akhir
pada pemecahan masalah yang dihadapi sehingga perlu dibuat kebijakan
untuk mengataasi permasalahan tersebut Untuk itu analisis kebijakan
akan memperkirakan apa yang akan terjadi apabila alternatif yang dipilih
ditetapkan untuk dilaksanakan memperkirakan apa yang akan terjadi
kemudian apa yang harus dilakukan serta dampak apa yang akan terjadi
dari kebijakan tersebut Selanjutnya apabila tidak dilakukan alternatif
kebijakan tersebut maka tantangan yang akan terjadi baik kondisi politik
sosial dan budaya apabila kebijakan itu tidak dilaksnakan Kemudian
analisis kebijakan mendeskripsikan kebijakan yang telah dilaksanakan dan
yang akan dilaksanakan sehingga diperoleh gambaran apa kekurangan dari
kebijakan yang telah dilakukan dan apa kelebihan dari kebijakan yang
telah dilaksanakan sehingga diperoleh alternatif yang tepat Melalui
evaluasi kebijakan akan diperoleh gambaran sejauh mana kebijakan yang
dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
37
BAB III
DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DAN
INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia
a Zaman Belanda
Dalam buku-buku (dalam bahas Indonesia) yang membahas ketentuan
Pasal 131 IS da Pasal 163 IS Lazim dipergunakan sebutan ldquoorang Indonesia
aslirdquo tidak ada kata-kata ldquobangsardquo (orang-orag bangsa Indonesia asli)
Pemakaian sebutan ldquoorang Indonesia aslirdquo dipertimbangkan berdasarkanberbagai
aspek Judul bab dalam IS (Bab kedelapan) adalah ldquovan de ingezetenanrdquo yaitu
ldquotentang pendudukrdquo bukan tentang kewarganegaraan (citizenship)1 Pengertian
ini dapat dimengerti Indonesia pada waktu itu (Hindia-Belanda) bukan sebuah
Negara yang mandiri walaupun memiliki cirri-ciri kenegaraan Indonesia adalah
bagian (sebagai jajahan) Kerajaan Belanda Hal yang sama berlaku untuk
suriname dan Curacau Penduduk Indonesia adalah kaula belanada (nederlands
ondedanen) Sebutan ldquokaula Belandardquo serupa dengan sebutan ldquoBritish Subjectrdquo
untuk penduduk daerah jajahan Inggris Sebutan-sebutan itu dengan sengaja
untuk membedakan dengan sebutan ldquoBritish citizenrdquo yaitu warga Negara di
wilayah (negara) induk Begitu juga sebutan kaula Belanda untuk membedakan
dengan warga Belanda yang disebut ldquonenderlanderrdquo yaitu orang Belanda 2
Oleh karena Hindia-Belanda dijajah oleh Negeri Belanda maka pada
zaman itu segala sesuatu tentang kewarganegaraan diatur oleh Undang-undang
dari Negeri Belanda Yang menjadi pokok-pangkal dalam hal ini ialah Undang-
1 Wirjono Projodikoro Azas-Azas Kewarganegaraan di Indonesia (Jakarta PT Dian Rakyat
1989) h 174
2 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
(Yogyakarta FH UII Press 2009) h 17
38
undang (Wet) tanggal 12 Desember 1892 tentang ldquoNederlanderschap
eningezetenschaprdquo (Kebangsaan Belanda dan hal penduduk Kerajaan Belanda)
Ada dua macam ldquoNederlanderrdquo (orang Belanda) yaitu (1) orang Belanda sejak
lahir dan berdasar keturunan (jus sanguinis) (2) orang-orang yang menjadi orang
Belanda secara naturalisasi atau pewarganegaraan Menurut pasal 10 orang Asing
(vreemdeling) adalah orang yang bukan orang Belanda tersebut dan yang tidak
dengan secara lain menjadi ldquoNederlands onderdaanrdquo atau kaula Belanda3
Tentang kaula-Belanda ini ada Undang-undang (Wet) lain tanggal 10
Februari 1910 (staatsblad 1910-269) tentang kaula Belanda yang bukan orang
Belanda Menurut pasal 1 Undang-undang ini dari orang-orang yang bukan
orang Belanda adalah kaula Belanda (Nederlands onderdaan) orang-orang
berikut
1 Mereka lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao dari orang-orang tua
yang bertempat tinggal disana atau apabila bapaknya tidak dikenal dari ibu
yang bertempat tinggal disana (dengan beberapa kekecualian mengenai anak-
anak dari Konsul Asing)
2 Mereka yang lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao yang
a Kedua orang tuanya tidak dikenal
b Orang tuanya tidak berdiam diri disitu dan tidak mempunyai
ldquoNationalityrdquo (kebangsaan) atau kebangsaannya tidak dikenal
c Bapaknya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belanda
d Ibunya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belandajika
bapak-bapaknya tanpa nationality atau kebangsaannya tidak dikenal
3 Istri kaula-Belanda
4 Anak dari seorang kaula-Belanda meskipun lahir di luar daerah-daerah itu
yang dibawah umur 18 tahun atau sudah kawin
3 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006hellip h 17
39
5 Anak tersebut sub empat yang setelah kawin atau setelah mencapai umur 18
tahun menetap di daerah-daerah tersebut
Menurut pasal 2 status orang sebagai kaula-Belanda hilang
1 Dengan naturalisasi atau pewarganegaraan seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang belum kawin disuatu Negara Asing
2 Bagi seorang perempuan yang kawin dengan seorang warga dari suatu Negara
Asing kecuali apabila perempuan itu tidak mungkin menjadi warga dari
Negara Asing tadi
3 Dengan masuk dinas ketentaraan Negara Asing tanpa ijin dari pemerintah
setempat
4 Bagi orang-orang bukan Indonesia asli yang setelah berada di luar daerah-
daerah tersebut tidak dalam 3 bulan melaporkan diri pada seorang Konsul
Belanda di tempat
5 Bagi orang perempuan yang termasuk dalam sub 1 dan 2 setelah ia kemudian
mendapat nationality dari suaminya
6 Dengan pembatalan status itu oleh yang berkuasa dalam beberapa hal tertentu
Dengan demikian pada zaman Hindia-Belanda tidak ada kewarganegaraan Indonesia
melainkan hanya ada kekaulaan Belanda sehingga pada waktu itu di Indonesia
terhadap pengertian ldquoorang asingrdquo (vreemdeling) ada pengertian ldquokaula-Belandardquo dan
para kaula-Belanda ini dibagi dalam tiga golongan yaitu
a Orang-orang Belanda
b Orang-orang Indonesia asli (inlander)
c Orang-orang timur asing (vreemde Oosterling)
Tiga golongan ini kemudian dinamakan lain yaitu
a Nederlands onderdaan-Nederlander atau kaula-Belanda yang terdiri dari orang
Belanda
b Nederlands onderdaan-niet Nederlander van inheemse oorsprong (kaula-
Belanda yang bukan orang-orang Belanda dan yang terdiri dari orang-orang
Indonesia asli
40
c Nederlands onderdaan-niet Nederlander van uitheemsche oorsprong
ataukaula-Belanda yang bukan orang Belanda dan bukan orang Indonesia asli
yaitu orang Eropa bukan Belanda dan orang-orang Timur Asing seperti
orang-orang Cina Arab India dan lain-lain Dalam hal ini orang Jepang
disamakan dengan orang Eropa bukan Belanda4
Hindia Belanda bukanlah suatu negara maka tanah air Indonesia dalam zaman
Belanda tidak mempunyai warga negara menurut pertauran Hindia Belanda
penghunipenduduk tanah air Indonesia yang bukan orang asing disebut kaulanegara
Belanda yang dapat dibagi sebagai berikut5
1) Kaulanegara Belanda orang Belanda
2) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi yang termasuk
Bumiputera
3) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi juga bukan
Bumiputera misalnya orang-orang Timur Asing (Cina India Arab
dan lain-lain)
b Zaman Pendudukan Jepang
Indonesia diduduki oleh Jepang dari bulan Maret 1942 sampai tanggal 17 Agustus
1945 pemerintah Jepang tidak mengeluarkan suatu peraturan resmi mengenai
kewarganegaraan di Indonesia Tetapi dalam praktek orang-orang di Indonesia yang
bukan orang Jepang baik orang-orang Indonesia asli maupun orang-orang keturunan
Belanda Cina Arab dan sebagainya tidak lagi dipandang sebagai kaula-Belanda
atau Nederlands onderdaan Orang-orang keturunan Belanda pada umumnya
dianggap sebagai orang-orang Belanda maka mereka seperti orang-orang Belanda
juga dimasukkan dalam ldquokonsentrasi-kamprdquo atau tempat pengasingan jadi berada
4 Wirjono Prdjodikoro Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia (Jakata PT Dian Rakyat
1989) h 175
5 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 237
41
diluar kehidupan kemasyarakatan dan orang-orang lain yang ada di Indonesia yang
bukan orang Jepang dianggap sama kedudukannya sebagai rakyat jelata Maka dalam
periode ini kewarganegaraan tidak diatur
c Sejak Proklamasi
Pada waktu Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 Negara
Republik Indonesia belum mempunyai Undang-Undang Dasar Sehari kemudian
tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD 1945 mengenai kewarganegaraan
UUD 1945 menyebutkan antara lain6
1) Pasal 26 ayat (1) menentukan bahwa ldquoYang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara Indonesiardquo sedangkan
2) Pasal 26 ayat (2) menentukan bahwa ldquoSyarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan Undang-Undangrdquo
Sebagai pelaksanaan pasal 26 tanggal 10 April 1946 diundangkan UU No 3 tahun
1946 Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut UU No 3
tahun 1946 adalah
1) Orang yang asli dalam daerah Indonesia
2) Orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam wilayah
negara Indonesia
3) Anak yang lahir di dalam wilayah negara Indonesia
Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa asas yang dianut dalam UU ini adalah Ius Soli
UU No 3 tahun 1946 selanjutnya mengalami perubahan oleh UU No 6 dan 8 Tahun
1947 Sebagaimana UU No 3 tahun 1946 kalau diperhatikan dari UU tersebut bahwa
kewarganegaraan yang dianut di Indonesia menganut asas Ius Soli yang dapat dilihat
pada pasal 1 (a) dan (b) yaitu
1) WNI adalah orang Indonesia asli dalam daerah negara Indonesia
6 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
42
2) Orang peranakan yang lahir dan bertempat tinggal di Indonesia paling sedikit 5
tahun berturut-turut serta berumur 21 tahun kecuali ia menyatakan keberatan
menjadi WNI7
d Persetujuan Kewarganegaraan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB)
Persetujuan perihal pembagian warga negara hasil dari Konferensi Meja Bundar
(27 Desember 1949) antara Belanda dengan negara Indonesia Serikat ada tiga hal
yang penting dalam persetujuan tersebut antara lain8
1) Orang Belanda yang tetap kewarganegaraan Belanda tetapi terhadap
keturunannya yang lain dan bertempat tinggal di Indonesia kurang lebih 6
bulan sebelum 27 Desember 1949 setelah penyerahan kedaulatan dapat
memilih kewarganegaraan Indonesia yang dinamakan ldquohak opsirdquo atau hak
untuk memilih kewarganegaraan sedangkan pemilihan kewarganegaraan
disebabkan tindakan aktif sebagai lawan tindakan pasif dalam hak
repudiasi
2) Orang-orang yang tergolong kawula Belanda (orang Indonesia Asli)
berada di Indonesia memperoleh kewarganegaraan Indonesia kecuali tidak
tinggal di SurinameAntiland Belanda dan dilahirkan di wilayah Belanda
dan dapat memilih kewarganegaraan Indonesia
3) Orang-orang Eropa dan Timur Asing maka terhadap mereka dua
kemungkinan yaitu jika bertempat tinggal di Belanda dan ditetapkan
kewarganegaraan Belanda mereka yang dinyatakan sebagai WNI dapat
menyatakan menolak dalam kurun waktu dua tahun
e Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946
Sesuai dengan Pasal 26 UUD 1945 pada tanggal 10 April 1946
diundangkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 yang mengatur tentang
Kewarganegaraan dan Kependudukan Republik Indonesia Undang-Undang
7 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
8 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 239
43
ini berlaku surut sejak tangga 17 Agustus 1945 Berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang Kewarganegaraan Indonesia yang pertama ini kewarganegaraan
Indonesia bisa didapatkan oleh
1) orang Indonesia asli dalam wilayah Negara Indonesia
2) orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut di atas tetapi turunan
seorang dari golongan itu serta lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman dalam wilayah Negara Indonesia dan orang bukan turunan
seorang dari golongan termaksud lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman yang paing akhir selama sedikitnya lima tahun berturut-turut
di dalam wilayah Negara Indonesia yang telah berumur 21 tahun atau
telah kawin
3) orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara
naturalisasi
4) anak yang sah disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh
bapaknya pada waktu lahir bapaknya mempunyai kewarganegaraan
Indonesia
5) anak yang lahir dalam jangka watu tiga ratus hari setelah bapaknya yang
mempunyai kewarganegaraan Indonesia meningal dunia
6) anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah yang pada
waktu lahir mempunyai kewarganegaraan Indonesia
7) anak yang diangkat secara sah oleh warga negara Indonesia
8) anak yang lahir di dalam wilayah Negara Indonesia yang oleh bapaknya
ataupun ibunya tidak diakui secara sah
9) anak yang lahir di wilayah Negara Indonesia yang tidak diketahui siapa
orangtuanya atau kewarganegaraannya
Pada dasarnya Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1936 menyatakan ada
4 (empat) cara untuk menjadi warga negara Indonesia Pertama untuk penduduk asli
secara otomatis menjadi warga negara Indonesia Kedua penduduk yang sudah lebih
dari lima tahun dan tidak pernah menyatakan diri menolak kewarganegaraan
44
Indonesia adalah warga negara Indonesia Ketiga semua keturunan dari cara pertama
dan cara kedua tersebut Keempat orang asing yang mendaftarkan diri untuk menjadi
warga negara Indonesia Undang-Undang ini pada prinsipnya menganut asas ius soli
Penduduk Indonesia secara pasif memperoleh status warga Negara Indonesia Namun
bagi mereka yang tidak menghendaki status tersebut diperkenankan untuk
menggunakan hak repudiasinya dengan mengajukan pernyataan secara tertulis
menolak kewarganegaraan Indonesia Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 telah
mengalami beberapa kali perubahan yaitu diubah dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1947 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 19489 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 menambahkan ketentuan pada
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dengan (j) badan hukum yang
didirikan menurut hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia dan bertempat
kedudukan di dalam wilayah Negara Indonesia Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1947 kemudian menegaskan bahwa seorang warga negara Indonesia tersebut pada
Pasal 1 sub b yang mempunyai kewarganegaraan dari negara lain dapat melepaskan
kewarganegaraannya dari negara Indonesia dengan menyatakan keberatan menjadi
warga negara Indonesia10
Perubahan dengan kedua Undang-Undang yang terakhir
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin
menggunakan hak repudiasinya sampai tanggal 17 Agustus 1948 Sejak tanggal 17
Agustus 1948 penduduk Indonesia terdiri dari warga negara Indonesia dan warga
negara asing Setiap orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia harus
melalui proses pewarganegaraan berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 194611
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigasian di Indonesiahellip
h 28
10
CST Kansil Hukum Tata Neagara (Jakarta Erlangga 2007) h 38
11
CST Kansil Hukum Tata Neagarahellip h 38
45
f Berdasarkan Undang-Undang No 62 Tahun 1958
Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia yang berlaku hingga sekarang adalah
UU No 62 tahun 1958 yang mutlak berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1
Agustus 1958 Beberapa bagian dari undang-undang itu yaitu yang mengenai
ketentuan-ketentuan siapa warganegara Indonesia status anak-anak dan cara-cara
kehilangan kewarganegaraan ditetapkan berlaku surut hingga tanggal 27 Desember
1949
Hal-hal selengkapnya yang diatur dalam UU No 62 tahun 1958 antara lain (1) Siapa
tang dinyatakan berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) (2) Naturalisasi atau
Pewarganegaraan biasa (3) Akibat pewarganegaraan (4) Pewarganegaraan istimewa
(5) Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dan (6) Siapa yang dinyatakan berstatus
orang asing
Menurut Undang-Undang itu warga negara Indonesia adalah
1) Mereka berdasarkan UUperaturanperjanjian yang terlebih dahulu berlaku
(berlaku surut)
2) Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam Undang-
Undang itu
Sebaliknya seseorang dapat menjadi Orang Asing jika ia tidak memenuhi syarat
sebagai warganegara seperti yang disebutkan diatas Selain itu mungkin juga seorang
Indonesia menjadi orang asing karena (1) Dengan sengaja insyaf dan sadar menolak
kewarganegaraan RI (2) Menolak kewarganegaraan RI karena khilaf atau ikut-
ikutan saja dan (3) Ditolak oleh orang lain misalnya seseorang anak yang ikut status
orang tuanya yang menolak kewarganegaraan RI12
g Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Cina
Setelah kaum Komunis berhasil merebut kekuasaan di Cina sehingga muncul
Republik Rakyat Cina (RRC) yang mempertahankan Undang-Undang
Kewarganegaraan Cina Nasionalis Undang-Undang ini menggunakan asas sanguinis
12
Samidjo Ilmu Negara (Jakarta Amico 1996)hellip h 42
46
Artinya semua orang Cina di manapun berada diklaim sebagai warga negara Cina
Hal ini mengakibatkan semua orang Cina yang berstatus warga negara Indonesia
menjadi berstatus bipatride disamping sebagai warga negara Indonesia juga sebagai
warga negara RRC Timbuknya dwikewarganegaraan adakalanya tidak selalu
disebabkan oleh perbedaan antara peaturan kewarganegaraan masig-masing negara
yang menganut asas perolehan kewarganegaraan yang berbeda namun dapat juga
timbul apabila peraturan kewarganegaraan di setiap negara seluruhnya sama
Berhubungan dengan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam masalah dwi
kewarganegaraan maka dalam praktek negara-negara berusaha untuk mencegah atau
setidak-tidaknya mengurngi adanya kewarganegaraan ganda tersebut13
Masalah dwikewarganegaraan dapat menimbulkan kesulitan ataupun masalah
Masalah atau kesulitan tersebut terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban sebagai waraganegara hal ini dapat dipahami karena bagaimanakah
pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warganegara jika seandainya seseorang
mempunyai dwi-kewarganegaraan Hak dan kewajiban sebagai warganegara
manakah yang harus dilakukan 14
Seperti di Indonesia sebelum dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1958 Tentang perjanjian dwi-kewarganegaraan
Republik Indonesia-Republik Rakyat Cina terdapat penduduk Indonesia yang
memepunyai dwi-kewarganegaraan terutama orang-orang keturunan cina Menurut
Undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia mereka merupakan
warganegara Indonesia juga menurut Undang-Undang Republik Rakyat Cina mereka
juga merupakan warganegara Republik Rakyat Cina15
13
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan (Pusat Studi Hukum Tata
Negara Indo Hill 1995) h 7
14
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraanhellip h 7
15
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia (Tesis Universitas Indonesia 2011) h 79
47
Orang yang mempunyai dwikewarganegaraan (orang keturunan Cina ) ini
sering menimbulkan kesulitan atau persolan di dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan kesulitan baik terhadap yang bersangkutan maupun terhadap
pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut terjadi
pembicaraan antara pihak Indonesia dan RRC sehingga menghasilkan persetujuan
dalam bentuk Perjanjian Dwi Kewarganegaraan Isi perjanjian ini diratifikasi dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1958 ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dwi-kewarganegaraan yang ada
pada waktu itu dan mencegah timbulnya dwi kewarganegaraan di kemudian hari
Masalah dwi-kewarganegaraan diselesaikan dengan cara menghilangkan salah satu
kewarganegaraan yang serempak dimiliki seseorang Untuk itu kedua belah pihak
menyepakati hal-hal berikut ini
1) Suatu golongan yang mempunyai dwi-kewarganegaraan dianggap tidak
mempunyai kewarganegaraan rangkap lagi karena menurut pendapat
Pemerintah Indonesia kedudukan sosial politik mereka membuktikan bahwa
mereka dengan sendirinya telah melepaskan kewarganegaraan RRC-nya
2) Mereka yang berkewarganegaraan rangkap selain butir a harus memilih
dengan kehendak sendiri salah satu kewarganegaraan yang akan mereka
pertahankan Dengan ketentuan bahwa mereka yang tidak menyatakan
pilihannya menjadi warga negara asing Suami istri yang
berkewarganegaraan rangkap menentukan pilihannya masing-masing Dan
selama anak belum dewasa mengikuti pilihan bapak ibunya Dan jika telah
dewasa anak tersebut harus memilih salah satu kewarganegaraan
Pasal X Perjanjian Dwi-kewarganegaraan menentukan bahwa apabila seorang
warga negara Indonesia kawin dengan seorang warga negara RRC masing-masing
tetap memiliki kewarganegaraan asal kecuali apabila salah satu dari mereka dengan
kehendak sendiri memohon dan memperoleh kewarganegaraan dari partnernya
Apabila ia memperoleh kewarganegaraan partnernya dengan sendirinya akan
kehilangan kewarganegaraan asalnya Dari sudut ketentuan Indonesia ketentuan
48
tersebut merupakan ketentuan khusus dari ketentuan umum yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
h Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-undang
kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat Secara filosofis undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia masih mengandung ketentuan yang
belum sejalan dengan falsafah Pancasila karena bersifat diskriminatif kurang
menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara serta kurang
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak
Secara yuridis landasan konstitusional pembentukan Undang-undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indoensia adalah undang-undang
Dasar Sementara Tahun 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden Tahun
1959 yakni dengan kembali berlakunya Undang-undang Dasar 1945 Undang-
undang Dasar 1945 inipun sudah diamandemenkan sehingga lebih menjamin
perlindungan Hak Asasi Manusia dan Hak Warga Negara
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
49
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak16
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadi dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
(1) Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
(2) Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
16
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
50
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan17
Warga negara Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara
Indonesianya seperti tercantum dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat
pernyataan tentang keinginannya untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat
pernyataan itu disampaikan kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang
diwilayahnya meliputi tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak
mengakibatkan kewarganegaraanganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3
tahun sejak tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini
dimaksudkan untuk memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan
perkawinannya atau tidak karena pada umumnya perkawinan campuran hanya
berlangsung dalam waktu 3 tahun Selain itu oleh karena adanya perkawinan
campuran maka dapat pula warganegara asing yang menikah dengan warga negara
Indonesia diberikan kemudahan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini
Manusiahellip h 80
51
tercantum dalam pasal 19 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersnagkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Warga Negara Asing yang telah 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut-turut dapat menjadi Warga Negara Indonesia asalkan dengan diberikan
kewarganegaraan ganda Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara
Indonesia yang telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing
kemudian ia ingin memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka
menurut Pasal 32 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri bagi
warganegara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
17
Libertus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraan (Jakarta
52
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan Masalah perubahan kewarganegaraan
suami istri yang melangsungkan perkawinan campuran didasarkan pada undang -
undang kewarganegaraan seperti halnya perempuan warga negara Indonesia yang
kawin dengan laki-laki warga negara asing yang menurut hukum negara asal
suaminya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan
suami sebagai akibat perkawinan tersebut atau laki-laki warga negara Indonesia yang
kawin dengan perempuan warganegara asing yang menurut hukum negara asal
istrinya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan
istri sebagai akibat perkawinan tersebut18
Oleh karena itu suami atau istri tidak secara otomatis kehilangan
kewarganegarannya ataupun mendapatkan kewarganegaraan pasangannya karena
tergantung kepada hukum kewarganegaraan pasangannya Menurut pasal 26 (3) dan
(4) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia apabila seorang warga negara Indonesia ingin mempertahankan
kewarganegarananya maka dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau perwakilan Republik Indonesia Surat pernyataan
tersebut harus diajukan 3 tahun sejak perwakilan berlangsung Jadi selama jangka
waktu itu perwakilan berlangsung Jadi selama jangka waktu itu ia tidak
menyatakannya maka akan kehilangan kewarganegaraan Indonesianya Dalam pasal
27 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia menyatakan bahwa ldquoKehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri
yang terikat perkawinan yang sah tidak menyebabkan hilangnya status
kewarganegaraan dari istri atau suamirdquo
Visimedia 2008) h4
18
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
53
Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai aspek
bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga negara sehingga diganti
dengan Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru yaitu Undang- Undang Nomor
12 Tahun 2006 Undang-Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam
menghapus berbagai bentuk diskriminasi selama ini Pasal 2 Undang-Undang Nomor
12 Nomor 2006 menyatakan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Nomor
2006 menyatakan bahwa warga negara Indonesia adalah 19
(1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan danatau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia
(2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia
(3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing
(4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia
(5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut
(6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
Indonesia
(7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia
19
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
54
(8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin
(9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
(10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
(11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
(12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan
(13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
Asas-asas yang dianut Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 adalah sebagai
berikut
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 12 Nomor 2006
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
55
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006
Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) atau tanpa kewarganegaraan (apatride)
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini
merupakan suatu pengecualian Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-
undang kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
56
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak20
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadai dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
1 Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
2 Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
3 Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
20
Liberatus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraanhellip h 4
57
4 Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Warga negara
Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara Indoensianya seperti tercantum
dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat pernyataan tentang keinginannya
untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat pernyataan itu disampaikan
kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang diwilayahnya meliputi
tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak mengakibatkan
kewarganegaraan ganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3 tahun sejak
tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini dimaksudkan untuk
memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan perkawinannya atau tidak
karena pada umumnya perkawinan campuran hanya berlangsung dalam waktu 3
tahun21
Selain itu oleh karena adanya perkawinan campuran maka dapat pula warga
negara asing yang menikah dengan warga negara indonesia diberikan kemudahan
untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini tercantum dalam pasal 19
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
58
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersangkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara Indonesia yang
telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing kemudian ia ingin
memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka menurut Pasal 32
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada menteri bagi Warga
Negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan
21
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
59
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah Dwikewarganegaraan
Seiring berjalannya waktu Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinilai sudah tidak sanggup lagi
mengakomodir kepentingan para pihak dalam perkawinan campuran terutama
perlindungan hukum bagi seorang istri yang statusnya Warga Negara Indonesia dan
masalah status kewarganegaraan anak hasil perkawinan campur dimana si ibu Warga
Negara Indonesia akan mengalami kesulitan mendapatkan pengasuhan anaknya yang
Warga Negara Asing apabila perkawinan campur itu putus karena sesuatu hal22
Bila ditinjau ke belakang produk hukum yang dihasilkan pada masa orde
lama yaitu Program Benteng tahun 1951 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1959 yang dimaksudkan untuk memecah persoalan polarisasi sosial Warga Negara
asli dan Warga Negara tidak asli (pribumi dan non pribumi) Pada masa tahun 1945
sampai berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan masa pengembangan
konsep kebangsaan Dalam kurun waktu itu terjadi usaha-usaha
untuk menggantikan konsep kebangsaan itu dengan konsep atau ideologi lain yaitu
munculnya pemberontakan yang bersifat politis ideologis dan separatis Kemudian
lahir orde baru dengan tujuan untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara murni dan konsekuen ternyata tidak berhasil
yang terjadi justru kebalikannya yakni hukum menjadi sarana untuk menopang
kekuasaan dan status quo
Selama orde baru banyak praktik hukum yang tidak aspiratif dan tidak
demokratis sebaliknya sebagai produk hukum orde baru telah memangkas hak-hak
warga negara yang diatur oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan hukum internasional contoh konkrit sebagai ekspresi yang
membawa implikasi praktek politik hukum yang diskriminatif orde baru yaitu
berusaha menggarap masalah Warga Negara Indonesia Tionghoa secara serius
Manusiahellip h 91
60
mendasar dan mendalam yaitu melalui politik hukum pembuatan produk hukum
yang berbentuk Resolusi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor
IIIRESMPRS1966 tentang Pembinaan Kesatuan Bangsa seterusnya rezim orde
baru yang berciri legalistik dalam seluruh kebijaksanaan yang diambilnya selalu
didasarkan pada format perundangan seperti Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden dan Instruksi
Presiden dalam melaksanakan proses konsep kebangsaan Indonesia Untuk keperluan
legalitas tersebut maka sejak periode awal salah satu langkah untuk memecah
persoalan etnik Tionghoa pemerintahan orde baru telah mengeluarkan Instruksi
Presidium Kabinet Nomor 31UIN121966 kepada Menteri Kehakiman Republik
Indonesia untuk tidak menggunakan penggolongan penduduk Indonesia berdasarkan
pasal 131 dan 163 IS (Indische Staatsregelling) dan Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 1967 tentang Kebijaksanaan Pokok yang menyangkut Warga Negara
Indonesia keturunan asing
Dalam konteks mengupayakan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
dianggap perlu untuk meniadakan semua praktik yang mengarah pada pemilahan
atau pengkotak-kotakan golongan penduduk kepada Warga Negara Indonesia
Tionghoa dimungkinkan untuk mengganti nama mereka dengan nama-nama
Indonesia sebagaimana ditentukan dalam keputusan Presidium Kabinet Nomor
1274Kep121966 tanggal 27 Desember 1966 Pada tanggal 8 Juli 1996 dikeluarkan
Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik
Indonesia selanjutnya di sini disebut Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996
Keputusan tentang hukum ini menyatakan bahwa istri dan anak berusia di bawah 18
tahun dari seseorang yang memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia (proses
naturalisasi) langsung mengikuti kewarganegaraan suamiayahnya tersebut (Pasal 1)
Seorang anak (termasuk dari luar kawin) yang belum berusia 18 tahun dari seorang
wanita Warga Negara Indonesia melalui proses pewarganegaraan langsung menjadi
22
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
61
warga negara Indonesia mengikuti kewarganegaraan ibunya (Pasal 2) Dengan
Keputusan Presiden ini semua peraturan perundang-undang yang untuk kepentingan
berbagai hal mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan tidak berlaku lagi Kemudian ditindaklanjuti dengan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1996 kepada aparat daerah supaya menghapus
semua kebijakan hukum yang mewajibkan istri dan anak untuk melampirkan Surat
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk kepentingan tertentu Kemudian
pemerintah mengeluarkan instrument pelaksanaan produk hukum di atas Dalam hal
ini Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 47121265SJ
kepada seluruh Gubernur Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia untuk tidak lagi
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
Lalu Direktur Jenderal Imigrasi mengeluarkan surat edaran tanggal 9 Juli
2002 yang pada intinya menyatakan paspor Warga Negara Indonesia yang telah
memperoleh kewarganegaraan melalui naturalisasi agar melampirkan petikan
Keputusan Presiden tentang Kewarganegaraan sementara anak dan keturunannya
cukup dengan akta kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk Surat Edaran yang sama
dikeluarkan pula tanggal 16 April 2004 oleh Dirjen Imigrasi Surat Edaran Dirjen
Imigrasi menegaskan hal serupa sesuai Surat Edaran 9 Juli 2002 bahwa permohonan
paspor tidak perlu mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraa Republik Indonesia
Kemudian Dirjen menyatakan bahwa Surat Edaran ini bersifat mengikat kepada
seluruh kantor Imigrasi di Indonesia Wakil Presiden Hamzah Haz mengeluarkan
surat edaran yakni Setwapres Nomor B33 tanggal 15 Maret 2004 Wakil Presiden
memerintahkan kepada Jaksa Agung Kapolri Menteri-Menteri Gubernur dan
BupatiWalikota untuk menertibkan dan menindak aparat bawahannya yang masih
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (Tionghoa India Arab dan lain-lain) Kemudian lahir
Manusiahellip h 158
62
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 tentang Persetujuan Antara Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina23
Disebutkan dalam persetujuan ini bahwa ada berbagai kelompok Warga
Negara Indonesia yang dikelompokkan sebagai Warga Negara Indonesia tunggal
atau mereka yang tidak diperkenankan untuk memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia-Republik Rakyat Cina dan tetap menjadi Warga Negara Indonesia yakni
bagi mereka yang berstatus seperti tentara veteran pegawai pemerintah yang pernah
membela nama Republik Indonesia di dunia internasional petani atau mereka yang
secara implisit sudah pernah ikut Pemilihan umum Tahun 1955 Ada tokoh-tokoh
Tionghoa dalam kelompok ini yang secara tidak konsekuen tetap saja perjanjian
dwikewarganegaraan dengan kewajiban memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia atau Republik Rakyat Cina diterapkan kepada mereka Perjanjian Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina kemudian telah dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang ini dimaksudkan sebagai upaya
menyelesaikan masalah dwikewarganegaraan yang dengan peraturan pelaksanaannya
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 dengan masa opsi 2 tahun (20
Januari 1960-20 Januari 1962) Kemudian dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1969 dibatalkanlah Perjanjian dwi kewarganegaraan tersebut di atas Dengan
demikian persoalan status Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa sudah
terselesaikan Anak-anak Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir
setelah 20 Januari 1962 sudah menjadi Warga Negara Indonesia tunggal dimana
setelah dewasa tidak diperbolehkan lagi untuk memilih kewarganegaraan lain selain
Warga Negara Indonesia
Dengan demikian pula tidak perlu lagi membuktikan kewarganegaraan
dengan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Keberadaan dari produk
perundangan baik Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 maupun Instruksi
23
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusiahellip h 160
63
Presiden Nomor 4 Tahun 1999 yang dengan jelas tidak lagi mensyaratkan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk berbagai kepentingan perdatanya (akta
kelahiran paspor menyekolahkan anak mengurus Kartu Tanda Penduduk dan
sebagainya) bukan tidak berdasar sama sekali Artinya ketentuan di atas mengacu
kepada prinsip-prinsip yang diatur oleh peraturan perundang undangan sebelumnya
yang juga posisi hierarki legalisasinya lebih bersifat kuat karena dalam Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang dalam
peraturan pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1958
menyatakan bahwa penunjukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
demikian hanya jika ada pernyataan suatu instansi yang bersifat meragukan status
orang tersebut Oleh karena kebijakan-kebijakan tersebut terbukti gagal dan
efektivitasnya cenderung terbatas maka lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 untuk memberikan perlindungan hukum kepada setiap warga negara dan
memberikan jaminan kepastian hukum tentang siapa saja Warga Negara Indonesia itu
sehingga tercermin adanya persamaan hukum diantara warga negara Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan suatu produk hukum yang lahir dari
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kemudian dibentuk Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 yakni
a Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh
Kehilangan Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia
b Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M01- HL0301
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 43 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006
c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M02HL-0506
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M80-
HL0401 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pendaftaran Pencatatan dan
64
Pemberian Fasilitas Keimigrasian Sebagai Warga Negara Indonesia yang
Berkewarganegaraan Ganda Ditinjau dari segi perspektif hukum lahirnya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menggantikan Undang Undang Kewarganegaraan lama yaitu
Undang Undang Nomor 62 Tahun 1958 dikarenakan untuk memberikan
perlindungan hukum yang diwujudkan dengan
a Perempuan Warga Negara Indonesia yang menikah dengan pria Warga
Negara Asing tidak otomatis kehilangan haknya sebagai Warga Negara
Indonesia melainkan ia diberi hak opsi untuk mempertahankan status
kewarganegaraannya sebagai Warga Negara Indonesia atau mengikuti status
kewarganegaraan suaminya
b Apabila perkawinan campuran itu putus karena sesuatu hal dan hak
pengasuhan anak jatuh kepada ayahnya yang Warga Negara Asing maka
ketika si ibu Warga Negara Indonesia yang hendak menemui anaknya di luar
negeri tidak dituduh sebagai penculik
c Anak perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga
Negara Asing adalah Warga Negara Indonesia sampai usia 18 tahun atau
sudah kawin dan sesudah itu ia diwajibkan memilih salah satu status
kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006)
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India
Penganugerahan seseorang sebagai warga negara India diatur oleh Bagian II
dari Konstitusi India (Pasal 5 hingga 11) Menurut Pasal 5 semua orang yang
bertempat tinggal di India pada saat dimulainya Konstitusi adalah warga negara India
dan juga orang yang lahir di India Presiden India disebut sebagai Warga Negara
Pertama India Undang-undang yang terkait dengan masalah ini adalah Undang-
Undang Kewarganegaraan 1955 yang telah diamandemen oleh Kewarganegaraan
65
(Amandemen) Undang-Undang tahun 1986 1992 2003 2005 2015 dan 2019
Amandemen 1986 membatasi kewarganegaraan dengan kelahiran untuk mewajibkan
paling tidak satu orang tua harus menjadi warga negara India Amandemen 2003
lebih lanjut membatasi aspek itu dengan mengharuskan orang tua tidak bisa menjadi
imigran ilegal Amandemen 2003 juga mengamanatkan Pemerintah India untuk
membangun Daftar Warga Nasional Amendemen 2019 memberikan jalan yang lebih
mudah ke kewarganegaraan bagi minoritas terpilih yang dianiaya yaitu Hindu Sikh
Budha Jain Paris dan Kristen dari negara tetangga yang mayoritas Muslim di
Bangladesh Pakistan dan Afghanistan yang memasuki India sebelum Desember
2014 Kedua tindakan ini telah memunculkan protes skala besar di India pada 2019
ldquoOil boomrdquo yang terjadi di awal tahun 1970 di negara ndash negara Teluk
menarik banyak orang India untuk mengejar perekonomian yang lebih baik Para
migran yang telah sukses kemudian mendorong golongan muda dari India untuk turut
serta melakukan migrasi Hal ini terus menerus berlangsung dan diaspora India di
negara ndash negara Teluk terus bertambah seiring waktu Pengiriman uang ke negara
asalnya (remittances) sedikit demi sedikit membantu keluarga mereka yang berada di
dalam kemiskinan dan tentu saja menjadi salah satu pemasukan negara24
Hingga pertengahan tahun 1970 pemerintah India belum melihat adanya
keuntungan dari diaspora India Pada tahun 1980 Perdana Menteri India pada saat itu
kemudian mengundang beberapa diaspora India untuk datang kembali ke India untuk
membantu pembangunan India pada beberapa sektor inti yang mencakup sektor
telekomunikasi25
Di tahun 1990 dengan ditetapkannya sistem ekonomi liberal
diaspora India diberikan dorongan untuk lebih aktif lagi dalam pembangunan India
Pembentukan komunitas diaspora India sendiri sebenarnya sudah ada sebelum
adanya inisiatif dari pemerintah India untuk mengumpulkan para diaspora ini Di
24
Dr Naresh Kumar Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective (Central University of Gujarat Centre for Diaspora Studies 2012) h 5
66
tahun 1989 para diaspora India di Amerika Serikat berinisiatif untuk mengadakan
First Global Convention of People of Indian Origin di New York Pemicu utama
dibentuknya konvensi ini adalah banyaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang dialami diaspora India di dunia dimana yang terbesar adalah pada tahun 1987
terjadi kudeta militer terhadap pemerintah Fiji yang didominasi oleh diaspora India
Konvensi ini kemudian menghasilkan pembentukan organisasi global diaspora India
yang pertama yaitu Global Organization of People of Indian Origin (GOPIO)
GOPIO kemudian mengajukan petisi pada PBB mengenai kasus pelanggaran hak
asasi manusia
Pada tahun 2000 dibentuk suatu tim khusus oleh pemerintah India yaitu High
Level Indian Diaspora Committee untuk menelaah lebih lanjut persoalan diaspora
India di dunia Setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara di berbagai benua
tim khusus ini kemudian mengajukan sebuah laporan dengan berisikan beberapa
rekomendasi antara lain diadakannnya pertemuan diaspora India dari seluruh dunia
oleh pemerintah India (Pravasi Bharatiya Divas PBD) menyediakan kebijakan dual
nationality hingga mengupayakan menyediakan hak pilih untuk diaspora India
dengan berbagai syarat dan ketentuan Berbagai rekomendasi ini bertujuan untuk
mendekatkan diaspora India pada tanah airnya memudahkan mobilisasi diaspora
India guna menunjang pembangunan negara dan membuka ruang untuk partisipasi
diaspora India pada pembangunan negara26
Perdana Menteri Dr Manmohan Singh pada tahun 2004 kemudian mendirikan
kementerian baru untuk mengurus kepentingan diaspora India di dunia yaitu Ministry
of Non-Resident Indiansrsquo Affairs yang kemudian berubah nama menjadi Ministry of
Overseas Indian Affairs (MOIA) di bulan September 2004 Divisi emigrasi dari
25
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB) 26
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB)
67
kementerian tenaga kerja kemudian dipindahkan ke MOIA dan divisi NRI dari
kementerian luar negeri juga dipindahkan ke MOIA dengan nama divisi Diaspora
MOIA juga menangani segala aspek migrasi dan kepulangan migran ke India Misi
awal terbentuknya MOIA adalah
To establish a robust and vibrant institutional framework to facilitate and
support mutually beneficial networks with and among Overseas Indians to maximize
the development impact for India and enable Overseas Indians to invest in and
benefit from the opportunities in India27
Poin utama dari misi ini adalah bagaimana MOIA dapat menjadi sebuah institusi
yang dapat memfasilitasi dan mendukung jaringan yang bermanfaat secara mutual
dengan diaspora India Selain itu MOIA juga harus memaksimalkan diaspora India
untuk memberikan pengaruh bagi pembangunan India MOIA memiliki tiga tujuan
utama dalam kinerjanya yaitu
a Facilitate sustained interaction of overseas Indians with India and offer
them a wide variety of service in economic social and cultural matters
b Extend institutional support for individual initiatives and community
action to harness the knowledge skills and investible resources of
overseas Indians to supplement the national development efforts
c Transforming management of emigration through appropriate domestic
interventions and international cooperation
Untuk ketiga mencapai tujuan tersebut maka MOIA kemudian mendirikan beberapa
badan untuk mengefektifkan kinerjanya Badan ndash badan tersebut antara lain
a Overseas Indian Facilitation Centre (OIFC) badan yang bekerjasama
dengan Confederation of Indian Industry (CII) untuk memberikan
pelayanan di bidang ekonomi investasi dan bisnis
27
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
68
b India Development Foundation (IDF) badan untuk memberikan fasilitas
bagi filantropi diaspora India untuk disalurkan pada pembangunan sosial
India
c Indian Council of Overseas Employment (ICOE) badan yang
memusatkan penelitian dan kerjanya pada pasar kerja bagi diaspora
India
d Global Indian Network of Knowledge (Global-INK) sebuah wadah
elektronik yang memfasilitasi penyaluran ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dari
diaspora India
e Overseas Indian Centres (OIC) badan yang berada di dua negara
dengan jumlah diaspora India terbesar Amerika Serikat dan Abu Dhabi
untuk melayani persoalan diaspora India
Selain misi dan tujuan utama MOIA juga memiliki Six Fundamental
Strategic Imperatives yaitu 6 tujuan pokok yang menjadi prioritas utama yang
diberikan dan didukung oleh pemerintah India Yang membedakan tujuan
pokok daripada tujuan dan misinya adalah signifikansi dari tujuan pokok yang
secara jelas dipaparkan Keenam tujuan pokok ini adalah28
a Transforming Brain-drain to Brain-gain Encourage Indians to partner with
the government and the corporations in its development agenda by offering
special status and incentives
Istilah brain drain pertama kali diperkenalkan oleh Royal Society yang
bertujuan untuk menggambarkan emigrasi ilmuwan dan teknolog Eropa ke
Amerika Utara pasca perang khususnya Perang Dunia II Alasan utama dari
emigrasi ini adalah karena adanya masalah di negara asal para emigran
sehingga kelompok ilmuwan ini tidak mendapatkan kesempatan untuk
28
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
69
berkembang Untuk menanggapi brain-drain terdapat istilah brain-gain yang
berarti kedatangan para kelompok ilmuwan dan profesional ke suatu negara
Brain-drain disini dianggap sebagai suatu kerugian negara yang ditinggalkan
dan brain-gain dianggap sebagai suatu keuntungan bagi negara yang dijadikan
tempat tujuan29
India mengalami brain-drain sekitar tahun1960-an ketika negara ini
sedang berada dalam keadaan yang tidak kondusif di bidang ekonomi dan
politik Tujuan pokok pertama dari MOIA adalah mentransformasi brain-drain
menjadi brain-gain dimana sejak tahun 2000 sendiri India sudah menerima
kembali cukup banyak kedatangan kembali para ahli dan profesional Meski
begitu MOIA yakin bahwa tidak semua diaspora India mau pindah kembali ke
India untuk membantu proses pembangunan Maka dari itu MOIA
memaksimalkan bagaimana menjadikan diaspora India ini sebagai penghubung
untuk akses pengetahuan sumber daya dan pasar untuk menggerakan secara
maksimal usaha pembangunan sosio-ekonomi India
MOIA juga tidak menutupi adanya kesempatan bagi diaspora India yang
ingin kembali ke India dan memberikan fasilitas khusus untuk memperlancar
proses kepulangan tersebut Keberadaan badan ndash badan di bawah MOIA
kemudian diefektifkan untuk menjadi suatu institusi yang memberikan
kesempatan bagi diaspora India untuk terlibat sebagai rekan kerja dalam proyek
pembangunan negara India Sektor utama yang ditargetkan sebagai proyek bagi
diaspora India adalah30
a) Local governance ndash Rural and Urban local bodies
29 Moch Iman Santoso Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian (Bandung
Pustaka Reka Cipta 2014) h 97
30
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
70
b) HigherTechnicalvocational education
c) Energy including non-conventional sources
d) Transportation including rural roads
e) Youth Development including skill upgrading
f) Community Health including rural health care delivery
g) School Education including standardized testing
b Facilitating Diaspora philanthropy Facilitate capital flows from the diaspora
Banyak dari diaspora India baik individu maupun organisasi
memberikan sumbangan donasi terhadap berbagai macam permasalahan sosial di
India Tidak adanya badan yang menangani sumbangan ini mengakibatkan
perputaran kapital sumbangan donasi ini jauh dari potensi yang dimiliki diaspora
India untuk berkontribusi terhadap pembangunan India Melihat potensi yang
besar dari hal ini MOIA kemudian menjadikan filantropi diaspora ini sebagai
salah satu tujuan pokok utama dari kinerjanya 31
c Overseas Indians as a Strategic Resource
Advocacy Invite participation and frequent dialogue with professional bodies
where the diaspora are involved to share perspectives and strategies Keberadaan
diaspora India yang tersebar di berbagai negara dan dalam kurun waktu yang cukup
lama menghasilkan cukup banyak perwakilan diaspora yang sukses dan dapat
dipertimbangkan Beberapa dari diaspora ini juga sekarang ini menempati posisi yang
baik dalam bidang ekonomi dan dalam bidang politik di negara tempat mereka
menetap Dengan segala potensi tersebut diaspora India kemudian menjadi suatu
sumber daya yang strategis bagi negara India
Keberadaan diaspora India dalam memberikan pengaruh politik dan
pembentukan kebijakan ini semakin terlihat di tahun 2000-an Salah satu contohnya
yaitu peranan komunitas Indo-Amerika dalam kesimpulan Indo-US civil nuclear deal
Terdapat banyak diaspora India yang mengabdi di eselon tinggi di pemerintahan
71
kedua negara dan apabila dimanfaatkan dengan baik hal ini dapat memberikan India
sebuah keuntungan kompetitif
MOIA memposisikan diaspora India sebagai sebuah cadangan strategis yang
harus ditingkatkan untuk dapat mengadvokasi kepentingan India di kancah global
Hingga sekarang ini diaspora India dibutuhkan untuk mengadvokasi India di bidang
perubahan iklim pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah arsitektur finansial
global yang baru Keanggotaan India sebagai anggota permanen di United Nations
Security Council (UNSC) juga menjadi salah satu bahan advokasi bagi diaspora India
sekarang ini
d International Migration Positioning India as a preferred source country for
economic migration
Partner with states and partners to develop skills which are in short supply
internationally and help upskill and reskill with the aim of developing global citizens
Sebagai salah satu aktor utama di bidang migrasi internasional baik itu sebagai
negara asal transit dan tujuan India mempunyai kepentingan strategis dalam
penerapan kebijakan migrasi internasional Dari perspektif kebijakan keinginan
untuk bermigrasi atau tidak merupakan pilihan individual bagi seorang warga negara
Namun dengan latar belakang historis sebagai salah satu negara yang menjadi sumber
tenaga kerja terbesar di dunia India mengatur proses migrasi rakyatnya India dalam
hal ini diatur oleh MOIA berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan
tenaga kerja yang kemudian diatur pengirimannya ke berbagai negara di dunia
Untuk mendukung kinerja MOIA dalam mengatur pengelolaan migrasi tenaga
kerja diimplementasikan sebuah proyek e-governance yaitu e-migrate e-migrate
berfungsi untuk membangun data berbasis elektronik dari aliran dan persediaan
tenaga kerja migran Proyek elektronik ini juga memungkinkan seluruh stakeholder
(pemerintah perusahaan pelatihan dan lembaga pengelola migran) dalam proses
31
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-Malaysiahellip
h 50
72
migrasi untuk mengatur dan mengerjakan peran mereka secara efisien dan
transparan32
Untuk tujuan pokok keempat ini MOIA juga meningkatkan kerjasama
bilateral di bidang kemigrasian Sejauh ini MOIA telah membuat perjanjian bilateral
keamanan sosial (Bilateral Social Security Agreements) dan kesejahteraan buruh
dengan beberapa negara dengan jumlah diaspora India yang besar Langkah
selanjutnya yang akan diambil adalah membuat sebuah instrumen perjanjuan baru
mengenai kerjasama mobilitas sumber daya manusia (Human Resource Mobility
Partnership) dengan beberapa negara yang strategis bagi India Selain itu untuk
memastikan kualitas tenaga kerja asal India yang akan dikirim India juga fokus untuk
meningkatkan standar kurikulum menjadi standar internasional memperkenalkan
ujian standarisasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan sertifikasi kemampuan yang
independen
e Establishing strategic economic depth in new destination countries
Facilitate diaspora and Indian business to invest and share learnings to support
the economic growth of developing economies that are of strategic interest India
telah menetapkan target pada tahun 2020 untuk menjadi negara dengan perekonomian
yang kuat dengan usia yang masih muda Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
kebutuhan energi (minyak gas dan tenaga nuklir) pangan sumber daya alam dan
pekerjaan Maka dari itu India sudah selayaknya memperkuat kerjasama dengan
negara ndash negara yang kaya akan sumber daya alam dan relatif masih terbelakang
pembangunannya dalam hal ini negara ndash negara di benua Afrika 33
Prioritas migrasi India kemudian ditetapkan dan digolongkan berdasarkan
kebutuhan perekonomian India Tujuan migrasi India sendiri yang awalnya
didominasi oleh negara ndash negara Timur Tengah Asia Tenggara serta Amerika Serikat
32
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 53
33
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
73
dan Inggris sedikit demi sedikit diarahkan ke Afrika Karibia dan Amerika Latin
untuk merubah arah strategi ekonomi India Perubahan pola migrasi ini agar tidak
hanya para ahli dan profesional saja yang melakukan migrasi namun meliputi petani
pemilik usaha kecil dan menengah serta penyedia layanan jasa34
f Protection and Welfare Providing institutional support to Vulnerable Overseas
Indians including women
Review policy and re-engineer processes to be diaspora and emigrant friendly
Tujuan pokok terakhir dari MOIA adalah menjadi tempat perlindungan pertama dan
utama bagi diaspora India di seluruh dunia terutama untuk perempuan Kapabilitas
untuk melakukan intervensi demi menjangkau para diaspora India yang
membutuhkan sedikit demi sedikit harus dibangun dengan cara memperkuat
kerjasama antar negara MOIA juga fokus untuk mengembangkan institusi
mendukung infrastruktur dan mekanisme pertukaran informasi yang dapat
mempermudah jangkauan terhadap diaspora India
2 Amandemen Citizenship of India 2019
Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen) 2019 disahkan oleh
Parlemen India pada 11 Desember 2019 Undang-Undang Kewarganegaraan diubah
tahun 1955 dengan memberikan jalan menuju kewarganegaraan India bagi para
migran ilegal Hindu Sikh Buddha Jain Parsi dan Kristen minoritas agama yang
telah melarikan diri dari penganiayaan dari Pakistan Bangladesh dan Afghanistan
sebelum Desember 2014 Muslim dari negara-negara itu tidak diberi hak yang sama
seperti itu Kebijakan tersebut adalah pertama kalinya agama secara terbuka
digunakan sebagai kriteria kewarganegaraan di bawah hukum India UU tersebut
mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 untuk memberikan
34
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
74
kelayakan kewarganegaraan India bagi para migran ilegal yang beragama Hindu
Sikh Budha Jain Parsis dan Kristen dari Afghanistan Bangladesh dan Pakistan dan
yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 201435
UU tersebut tidak
menyebut Muslim
Di bawah UU tersebut salah satu persyaratan untuk kewarganegaraan melalui
naturalisasi adalah bahwa pemohon harus telah tinggal di India selama 12 bulan
terakhir dan selama 11 dari 14 tahun sebelumnya RUU ini melonggarkan
persyaratan 11 tahun sampai 5 tahun bagi orang-orang yang memiliki enam agama
dan tiga negara yang sama UU ini membebaskan wilayah suku Assam Meghalaya
dan Tripura dari penerapannya Ini juga mengecualikan area yang diatur melalui Izin
Jalur Dalam yang meliputi Arunachal Pradesh Mizoram dan Nagaland Muslim dari
Pakistan Bangladesh dan Afghanistan tidak ditawari kelayakan untuk menjadi warga
negara di bawah Undang-Undang yang baru Para kritikus mempertanyakan
pengecualian tersebut Amandemen membatasi dirinya untuk tetangga mayoritas
Muslim di India dan kedua tidak menyadarinya tentang Muslim yang dianiaya di
negara-negara tersebut
Tidak diragukan lagi bahwa protes nasional terhadap Citizenship Amendment
Act 2019 (CAA)36
yang kontroversial di India telah menggarisbawahi perpecahan
yang mendalam di dalam negara dan dalam komunitas internasional Pers dunia
sering mempublikasikan kerusakan apa yang telah dilakukan terhadap kebijakan luar
negeri India yang telah diselesaikan dan posisi globalnya setelah CAA Masalah
signifikannya adalah bahwa India terus bergerak menuju isolasi di panggung global
dan sekutunya yang terpercaya juga mempertanyakan komitmen konstitusi India
35
Citizenship Amendment Bill Indias new anti-Muslim law explained BBC News (diakses
pada 11 December 2019 pkl 2217 WIB)
36
RUU Amandemen Kewarganegaraan 2019 diperkenalkan oleh BJP yang dipimpin
Pemerintah Modi di Lok Sabha ke-17 oleh Sh Amit Shah Menteri Dalam Negeri Uni 09122019 dan
disahkan pada 10122019 dengan mayoritas anggota parlemen mendukung CAB terhadap 80 anggota
parlemen RUU tersebut disahkan oleh Rajya Sabha pada 11122019 dengan 125 suara mendukung
dan 105 suara menentangnya
75
terhadap hak-hak minoritas Banyak negara secara terang-terangan menyatakan
keprihatinan mereka terhadap perkembangan tertentu di masa lalu di India dan
meragukan apakah negara itu akan mempertahankan karakter sekuler dan
heterogennya atau bersikukuh untuk mengaitkan dirinya dengan beberapa negara
mayoritas yang terkenal di dunia37
Terutama raison detre untuk Citizenship Amendment Act 2019 yang
kontroversial memiliki dua alasan utama penganiayaan agama di tiga negara yang
didominasi Muslim dan memperbaiki kesalahan partisi Melihat alasannya
tampaknya cukup meyakinkan tetapi faktanya kedua alasan itu salah paham dan
secara historis cacat38
Klasifikasi CAA tidak masuk akal sebagaimana diamanatkan
untuk memenuhi syarat Pasal 14 21 dan 25 Konstitusi India Pemerintah tidak
memiliki jawaban mengapa minoritas agama di sekte-sekte Muslim seperti Syiah
Baloch dan Ahmediya yang anggotanya menghadapi penganiayaan agama yang
paling parah di Pakistan Bangladesh dan Afghanistan telah dikecualikan Lebih jauh
pemerintah tidak memiliki jawaban mengapa kelompok yang dianiaya dari negara
tetangga lainnya seperti Rohingya dari Mynamar Madhesis dari Nepal Tamil Elam
dari Sri Lanka dan Muslim dari Tiongkok secara mencolok mengabaikan gagasan
ldquosekularitas progresivitas dan inklusivitasrdquo dari Undang-Undang Perubahan
Kewarganegaraan saat ini 2019 Hal ini membuat niat untuk menyangkal
perlindungan kepada umat Muslim jelas meskipun itu adalah fakta yang diakui
secara universal bahwa umat Islam tidak lebih aman dari penganiayaan agama
daripada komunitas lain Banyak sekali penganiayaan seperti itu seperti dalam kasus
sekte Ahmadiyah dan Syiah di Pakistan Taslima Nasrin di Bangladesh dan bahkan
37
Rana Ayyub Indiarsquos protests could be tipping point of authoritarianism The Washington
Post Dt 18122019 httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721 (diakses pada 17
Januari 2020 pkl 1600 WIB)
38
Narender Nagarwal Global Implications of Indias Citizenship Amendment Act 2019
University of Delhi
Januari2020httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias_Cit
izenship_Amendment_Act_2019 (diakses pada 23 Februari 2020 pkl 1212 WIB)
76
Salman Rushdie di hampir setiap negara Islam CAA gagal untuk mengenali
kebenaran yang kuat bahwa penganiayaan agama tidak harus didasarkan pada agama
korban39
Pakistan Afghanistan dan Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim yang
telah memodifikasi Konstitusi mereka dalam beberapa dekade terakhir untuk
mendeklarasikan Islam sebagai agama resmi negara mereka Karena itu menurut
pemerintah India umat Islam di negara-negara Islam ini tidak mungkin menghadapi
penganiayaan agama Pemerintah menyatakan bahwa Muslim tidak dapat
diperlakukan sebagai minoritas yang dianiaya di negara-negara mayoritas Muslim
ini BBC menyatakan bahwa sementara negara-negara ini memiliki ketentuan dalam
konstitusi mereka yang menjamin hak-hak non-Muslim termasuk kebebasan untuk
mempraktikkan agama mereka dalam praktiknya populasi non-Muslim telah
mengalami diskriminasi dan penganiayaan40
Tindakan serupa untuk minoritas agama yang dianiaya tidak termasuk agama
mayoritas telah diperkenalkan di negara sekuler lainnya seperti Amerika Serikat
Undang-undang Bantuan Penganiayaan Agama Amerika Serikat 2016 menyatakan
Warga negara Suriah yang merupakan minoritas agama di negara asal mereka harus
diklasifikasikan sebagai pengungsi yang memiliki perhatian kemanusiaan khusus
harus memenuhi syarat untuk pemrosesan prioritas dua di bawah sistem prioritas
pemukiman kembali pengungsi 41
39
Faizan Mustafa Religious bases of citizenship would be negation of secularism Indian
Express 11 Desember 2019
40
Indias bill purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims Indias bill
purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims The Economist ISSN 0013-0613 (diakses
pada 27 Februari 2020 pukul 1600 WIB)
41
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act govtrackus (diakses pada 27 Februari
2020 pkl 1323 WIB)
77
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA DAN
INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan
Di Indonesia status kewarganegaraan ganda masih diberlakukan secara
terbatas yakni pada anak dari status perkawinan campuran karena politik hukum
kewarganegaran di Indonesia masih menganut prinsip single nationality Dalam kasus
perkawinan campuran misalnya baik Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia (yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Lama)
maupun Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia
(yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Baru) memang tidak memberikan
status kewarganegaraan Indonesia secara otomatis bagi wanita WNA yang menikah
dengan pria WNI Namun demikian apabila wanita WNA tersebut ingin menjadi
WNI maka ia harus mengajukan permohonan resmi sesuai peraturan yang berlaku
Demikian juga wanita WNI yang menikah dengan seorang pria WNA dapat tetap
mempertahankan kewarganegaraan Indonesia bila ia hendak mengikuti
kewarganegaraan suami menjadi WNA maka wanita tersebut diharuskan untuk
mengajukan permohonan sesuai peraturan yang berlaku Hal ini tentu dapat
menimbulkan perbedaan kewarganegaraan dalam keluarga suatu perkawinan
campuran 1
Perbedaan kewarganegaraan tidak saja terjadi antara pasangan suami istri
dalam suatu perkawinan campuran tetapi juga terjadi pada anak-anak hasil
perkawinan campuran Menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Lama
kewarganegaraan untuk anak hasil perkawinan campuran mengikuti kewarganegaraan
ayahnya apabila anak yang lahir dalam suatu perkawinan campuran dari ibu WNI
1 May Lim Charit Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora
Indonesiahellip h 817
78
dan ayahnya WNA anak tersebut secara otomatis menjadi WNA sehingga terjadi
perbedaan kewarganegaraan antara anak yang lahir tersebut dengan ibunya yang
WNI Perbedaan kewarganegaraan antara anak WNA dengan ibunya WNI
menimbulkan banyak masalah hukum baik selama masa perkawinan campuran itu
berlangsung maupun setelah putusnya perkawinan campuran Terdapat banyak kasus
yang muncul dimana UU Kewarganegaraan Lama tidak dapat melindungi anak-anak
yang lahir dari seorang ibu WNI suatu perkawinan campuran teristimewa saat
putusnya perkawinan dan anaknya yang WNA harus berada dalam pengasuhan
ibunya WNI serta bertempat tinggal di dalam Negara Indonesia yang notabene
merupakan negara ibunya sendiri2
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006
Kini lahirnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Indonesia yang baru merupakan suatu lompatan besar dari dari
undang-undang kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu kewarganegaraan
Tunggal tetapi dalam undang-undang ini diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak-anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua
puluh satu) tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua asas
penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam ketentuan Pasal 4
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia Mereka yang belum berusia 18 tahun atau belum menikah dan setelah anak
tersebut berusia 21 tahun maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya
2 Leonora Bakarbessy dan Sri Handajani ldquoKewarganegaraan Ganda Anak dalam
Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata Internasionalrdquo Jurnal Perspektif
Volume XVII No 1 Tahun 2012 Edisi Januari h 2
79
sesuai dengan kehendaknya3 Aturan tersebut terlihat secara jelas diterapkannya
konsep kewarganegaraan ganda hanya saja masih terbatas pada anak-anak hasil
perkawinan campuran sampai anak tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin
Ketika anak tersebut sudah usia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus memilih
salah satu di antara dua kewarganegaraan yang ia miliki sebelumnya Penerapan
status kewarganegaraan ganda yang dianut dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 dapat disebut sebagai sebuah terobosan untuk mengatasi problematika yang
timbul dalam perkawinan campuran maupun setelah putusnya perkawinan campuran
dimana terdapat perbedaan kewarganegaraan antara orangtua dan anak-anak hasil
perkawinan itu yang kerap membuat sang anak terlindungi hak-haknya
Selain itu lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 juga ditujukan
untuk memberikan jaminan kepastian hukum berupa status kewarganegaraan
Republik Indonesia bagi anak hasil perkawinan campur dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara Asing Perubahan mendasar
lainnya dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah
a Menganut 4 asas Kewarganegaraan yakni
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan
berdasarkan negara tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
3 Pasal 6 dinyatakan bahwa sebelum anak-anak tersebut berumur 18 tahun maka anak-anak
tersebut mempunyai kewarganegaraan ganda dan setelah anak-anak tersebut berusia 18 tahun atau
sudah kawin dan diberi tenggat waktu 3 tahun anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraanya Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
80
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini4
b Mengatur 8 prinsip pokok selain 4 asas Kewarganegaraan di atas yaitu
1) Asas kepentingan nasional peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri
2) Asas perlindungan maksimum pemerintah wajib memberikan
perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri
3) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan
4) Asas kebenaran substantif prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif tetapi juga disertai substansi dan syarat-
syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
5) Asas nondiskriminatif asas yang tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar
suku ras agama golongan jenis kelamin dan gender
6) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia Asas
ini dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin melindungi dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya
4 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
81
7) Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan
secara terbuka
8) Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat
mengetahuinya5
c Memberikan status Kewarganegaraan Ganda Terbatas bagi anak hasil
perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara
Asing sampai usia 18 tahun atau sudah kawin dan setelah itu ia diwajibkan
memilih salah satu status kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006) Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tidak mengenal asas bipatride yakni sistem kewarganegaraan ganda
ataupun juga tidak mengenal asas apatride yakni tanpa kewarganegaraa tetapi
kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang
ini merupakan pengecualian saja
d Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (etnis Tionghoa India Arab dan lain-lain) tidak
diperlukan lagi Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia adalah
kebijakan pemerintah orde baru yang diatur melalui Peraturan Menteri
Kehakiman Nomor JB3412 Tahun 1978 yang menyatakan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia harus mengajukan permohonan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia kepada Menteri Kehakiman khususnya
bagi mereka yang keturunan asing yang sudah menjadi Warga Negara
Indonesia dan telah dewasa namun tidak memiliki bukti Kewarganegaraan
Republik Indonesia
5 NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah SBKRI
Menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakarta Pancar alam dan Pusat Kajian Hukum dan Ekonomi
(PK2HE) 2007) h 83
82
Ditinjau dari segi sosial latar belakang pengaturan status kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 adalah perlakuan diskriminasi terhadap anak hasil perkawinan campur
yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara
Asing anak yang lahir di luar perkawinan campur yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan anak dari ibu Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan
yang sah dengan seorang ayah Warga Negara Asing yaitu tidak adanya jaminan
kepastian hukum sebagai Warga Negara Indonesia oleh karena sebelum Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini lahir Indonesia menganut asas ius sanguinis dalam
penentuan status kewarganegaraan seseorang sehingga status kewarganegaraan
seorang anak hasil perkawinan campur yang sah maupun di luar perkawinan yang sah
ditentukan berdasarkan garis keturunanpertalian daerah dengan sang ayah Hal ini
merupakan bentuk lain dari apartheid (Segregation) atau state sponsored racial
discrimination yang diekspresikan melalui perangkat hukum dan kebiasaan6
Dalam rangka penghapusan diskriminasi di Indonesia Pemerintah telah
meratifikasi Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Dalam Pasal 3 konvensi yang telah
diratifikasi ini menyebutkan agar Negara peserta membuat Undang-Undang yang
menjamin pelaksanaan dan penikmatan hak-hak asasi manusia Salah satu Undang-
Undang yang telah dibuat untuk mengatur dan melindungi hak asasi manusia adalah
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Dari tahun 1958
hingga sekarang sudah ada 6 (enam) Instrumen Internasional Hak Asasi Manusia
yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu
6 Frans H Winarta Dalam NHT Siahaan dan Subiharta Hukum Kewarganegaraan dan
HAM Bagiamana SBKRI menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakata Pancaran Alam dan Pusat Kajian
Kebijakan Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007) h 50
83
a Konvensi tentang Hak-hak Politik Kaum Wanita (Undang-Undang Nomor 68
tahun 1958 tanggal 17 Juli 1958)
1) Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi wanita
(Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Tanggal 24 Juli 1984)
2) Konvensi tentang Hak-hak Anak (Keputusan Presiden Nomor 36
Tahun 1990 Tanggal 25 Agustus 1990)
3) Konvensi Internasional Anti Apartheid dalam Olahraga (Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 1993 Tanggal 22 Mei 1993)
4) Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukum yang
Kejam Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusiawi
(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tanggal 28 September 1998)
b Status kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur
diatur dalam
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia Pasal 4 Warga Negara Indonesia adalah7
a Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
danatau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia
b Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia
c Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah seorang
Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing
d Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia
7 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
84
e Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut
f Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia
g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia
h Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesi
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
j Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
k Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya
l Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
85
Pasal 58
(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinann yang sah
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara
sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia
(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh Warga Negara Asing berdasarkan
penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia
Pasal 6
(1) Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c huruf d huruf h huruf i
dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda setelah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
memilih salah satu kewarganegaraannya
(2) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Pejabat dengan
melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan
perundang-undangan
(3) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah
anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin9
Setidaknya ada 4 alasan perlu dan tidaknya asas dwikewarganegaraan
yaitu 1) Keharusan dual citizenship Indonesia sebenarnya mulai mengenal
asas kewarganegaraan ganda melalui UU No 12 Tahun 2006 Meski dalam
8 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
9 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
86
peraturan tersebut kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil
perkawinan campuran sampai berusia 21 tahun dan selanjutnya harus memilih
salah satu kewarganegaraannya (lihat Pasal 21 joPasal 6 UU
Kewarganegaraan) Ada banyak alasan mengapa prinsip dwikewarganegaraan
salah satunya adalah gelombang migrasi besar dari negara yang
pendapatannya rendah Jika asas dwikewarganegaraan kemudian berlaku
maka para imigran bisa menjadi ancaman bagi sebuah negara Dengan alasan
inilah kemudian sejumlah aturan ketat diterapkan Contohnya di Amerika
meski melegalkan kewarganegaraan ganda aturan ketat tetap berlaku apalagi
soal militer dan pajak 2) Pindah kewarganegaraan Kepindahan seorang WNI
menjadi warga negara lain bergantung pada rasa cinta pada tanah air dan
resiko yang harus dipertimbangkan yaitu pertama adalah masalah ekonomi
Jika menjadi warga negara lain apakah akan diberi tunjangan hidup dari
pemerintah dan fasilitas lainnya Kedua jika ingin mendapatkan kembali
kearganegaraan asli maka ia harus mengurus kembali persyaratannya dan ini
akan memakan waktu yang lama Ketiga berkaitan dengan generasi emas
Indonesia Misalnya seorang juara olimpiade ingin melepas kewarganegaraan
maka Indonesia akan kehilangan generasi berprestasi10
Terdapat beberapa ilustrasi terkait keuntungan dan kerugian
diterapkanya Konsep Kewarganegaran Ganda (Dual Nationality) bagi
diaspora seperti tercantum dalam tabel di bawah ini11
10
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia Dan Dwi Kewarganegaraan Dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia hellip h 101
87
No Keuntungan Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
Kerugian Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
1 Meningkatkan perekonomian
yaitu PDB naik kemudahan
transaksi investasi bisnis dan
mendorong pembangunan dan
pengembangan
Meningkatkan perekonomian yaitu
PDB naik kemudahan transaksi
investasi bisnis dan mendorong
pembangunan dan pengembangan
2 Meningkatkan daya saing dan
penerimaan Negara
Masih bisa mendapatkan prilaku
yang berbeda (Hak politik dan
Sosial)
3 Menciptakan lapangan kerja baru Kebingungan dalam
mengimplementasikan Hak dan
Kewajiban sebagai seorang warga
Negara
4 Jembatan untuk infestasi
negosiasi alih teknologi dan
pembangunan infrastuktur
Rendahnya partisipasi sosial bagi
kedua Negara
5 Mendorong peningkatan
hubungan kerja sama antar
Negara (Ekonomi sosial
Hukum)
Mendorong keluarga atau kerabat
untuk pindahmigrasi
6 Meningkatkan potensi SDM alih Penurunan loyalitas terhadap k
11
Eka Martiana Wulansari ldquo Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesiardquo Jurnal Rechtvinding Online h 3
88
kompetensi dan keterampilan
sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap asing
bangsa dan negara
7 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Memungkinkanya tindakan illegal
atau menghindari hukum
8 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Melihat masih sulitnya peluang mewujudkan dwikewarganegaraan di
lndonesia maka pendekatan keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta
para diaspora Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di negara lain
seperti India dengan konsep pemberian Overseas Citizenship of India (OCl) di mana
pemegang OCI yang merupakan eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan
ke India tanpa harus memiliki visa Selain itu pemilik OCI dapat bekerja tanpa
disertai dengan izin kerja walaupun tetap ada batasan-batasan pekerjaan tertentu Hal
ini berbeda dengan di Indonesia bahwa WNA sekalipun eks-WNl tetap mendapatkan
perlakuan sama yaitu keharusan memiliki visa dan izin tinggal layaknya WNA
Perbedaan aturan ini kerap kali menimbulkan isitlah dipersulit oleh petugas
lmigrasi yang sebenarnya menjalankan aturan yang berlaku di lndonesia Selain itu
pemegang OCI memiliki kesempatan untuk langsung memeperoleh kewarganegaraan
Indianya setelah yang bersangkutan melepaskan kewarganegaraan lainnya Hal ini
tentu saja tidak berlaku dan tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia
89
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
Terdapat sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan dengan
mengeluarkan pendaftaran kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan
memberikan beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi diaspora secara besar
dalam pembangunan negara pada tahun 2002 Komite Tingkat Tinggi Diaspora India
merumuskan kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) sebagai upaya lain dari
penerapan dwikewarganegaraan (alternatif) Melalui pengkajian mendalam dan
pertimbangan yang matang kebijakan OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada
tahun 2005 setelah amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955)12
Secara umum ada beberapa kebijakan diaspora yang diambil oleh pemerintah
India dalam laporan tahunan 2012-2013 antara lain Pravasi Bharatiya Divas (PBD)
Kartu Persons of Indian Origin (PIO) kartu Overseas Citizens of Indians (OCI)
program beasiswa buat anak-anak diaspora (SPDC) serta program Mengenal India
(KIP) Dari beberapa program itu saya menyoroti Kartu Keturunan India Asli (PIO)
dan OCI Kartu itulah yang akan difungsikan sebagai hak atas status
dwikewarganegaraan bagi diaspora di Asia Tenggara
Melalui analisis perbandingan hak atau keuntungan yang diperoleh dalam
kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) dan kebijakan dwikewarganegaraan
Terdapat perbedaan yang signifikan yang menunjukkan bahwa kebijakan Overseas
Citizenship of India (OCI) bukanlah atau tidak sama dengan kebijakan
dwikewarganegaraan (India Citizenship Act 1955 point 7c) dapat digambarkan
bahwa melalui kebijakan OCI card diaspora India memperoleh beberapa kemudahan
dalam berkontribusi secara penuh untuk pembangunan negaranya antara lain
12
Sohalia Verma Instruments of Engagement Assessing Indiarsquos PIO and OCI Schemes
CARIM-India Researh Report 2013
httpwwwmeagovinimagespdfAssessingIndiasPIOandOCISchemespdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1327 WIB)
90
a Memperoleh kemudahan untuk keluar masuk negara India dan tanpa ada batasan
untuk mengunjungi atau menetap di India
b Memperoleh kemudahan untuk pendidikan dan bekerja di negara India
c Memperoleh hak dan perlakuan yang sama dengan warga negara India dalam
bidang ekonomi keuangan dan pendidikan
d Memperoleh kemudahan untuk melakukan investasi memiliki perumahan dan
property lainnya meskipun tidak dapat memiliki atau mengakuisisi lahantanah
produktif (pertanian perkebunan perhutanan dan pertambangan)
Selain dari berbagai fasilitas dan hak-hak yang akan diperoleh diaspora India
sebagai subjek dari kebijakan OCI terdapat juga batasan-batasan bagi pemegang
OCI card sebagai pembeda dari kebijakan dwikewarganegaraan Batasan tersebut
antara lain yaitu
a Diaspora India tidak bisa memilih (vote) dalam pemilihan umum
b Tidak bisa menjadi anggota Dewan Perwakilan atau Dewan
Legislatifparlemen
c Tidak bisa menjabat sebagai presiden hakim Mahkamah Agung Pengadilan
Tinggi atau jabatan strategis lainnya
d Tidak dapat bekerja di pemerintahan kecuali atas permintaan khusus dari
pemerintah negara India
e Dan tidak bisa mendapatkan paspor India13
Melalui kebijakan tersebut pemerintah India berhasil mamanfaatkan potensi
yang dimiliki diasporanya Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun India berhasil
menarik potrensi diasporanya dan menjadi salah satu negara dengan Global Power
yang sangat besar mengalahkan negara-negara lain termasuk negara yang
13
India Citizenship Act 1955 point 7c
91
menerapkan kebijakan dwikewarganegaraan Beberapa fakta keberhasilannya
(diaspora effect) antara lain14
a Jumlah diaspora India sekitar 2 dari total penduduk negara India tetapi total
perolehan uang dari mereka sama dengan 35 total Gross Domestic Product
(GDP) negara India
b Berdasarkan data World Bank India telah menjadi negara dengan jumlah
remitensi terbesar pertama Jumlah remitansi negara India pada tahun 2012
yaitu US $ 70000000 mengalahkan negara China Philipina dan negara-
negara maju lainnya penerap dwikewarganegaraan Selain itu berdasarkan
data International Monetary Fund (IMF) negara India menjadi negara dengan
pertumbuhan ekonomi terbesar Pertumbuhan ekonomi negara India pada
tahun 2014 sebensar 72 dan pada tahun 2015 naik sebesar 75
mengalahkan negara China dan negara-negara maju lainnya
Beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa negara India mampu
menciptakan kondisi yang saling memberikan keuntungan antara kepentingan negara
dan diaspora melalui kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan pengadaan kartu tersebut
adalah untuk mewujudkan kembali ikatan emosional warga India dengan tanah
kelahiran India Tidak hanya itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India
berharap bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri merupakan keturunan
asli India yang tinggal di luar negeri Setidaknya mereka telah mempunyai paspor
atau kedua orang tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
14
Hasil penelitian yang dilakukan oleh International Organization of Migration (OM) amp
Migration Policy
Institutehttpsreliefwebintsitesreliefwebintfilesresources76DB57141F1C7742492576F6001BD5
45Full_Reportpdf (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1330 WIB)
92
Diaspora India memiliki keuntungan jika memperoleh kartu PIOOCI Mereka
tidak membutuhkan lagi visa bila melakukan kunjungan ke India Mereka juga tidak
perlu repot melaporkan diri sebagai warga negara asing jika tinggal di sana kurang
dari 180 hari Mereka juga memiliki persamaan hak sipil dengan Non-Resident Indian
(NRI) dalam segala bidang kecuali hak kepemilikan tanah Jika dilihat manfaat yang
diperoleh oleh Diaspora India keuntungan itu sangat strategis 15
Sayangnya kebijakan itu masih diterapkan secara tebang pilih Pemerintah
India tidak menerapkannya ke semua diaspora India Hanya negara tertentu saja yang
mendapat kesempatan untuk mendaftar sebagai dual citizenship Coba perhatikan
blueprint kebijakan pemerintah India di bawah ini16
Kebijakan tersebut jelas mengesampingkan diaspora India di Asia Tenggara
Jelas bahwa kata ldquohighly developed countriesrdquo membuktikan negara Asia Tenggara
tidak termasuk dalam ketegori itu karena semuanya adalah negara berkembang
kecuali Singapura Tentu kategorisasi itu menyimpan maksud tersendiri Pemerintah
India sekadar memanfaatkan diaspora India dari prospek ekonomi Negara itu
memiliki PDB yang signifikan Terlebih mengingat syarat pendaftaran itu
mewajibkan uang pendaftaran sebesar 365 dolar Amerika Serikat dan hanya berlaku
20 tahun17
Selanjutnya jika menganalisis alasan pemerintah India dalam pembatasan
kebijakan tadi frasa ldquotook place after india become independencerdquo di situ
15
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara hellip h 39
16
wwwindiandiasporanicin (diakses pada 12 Desember 2019 pkl 1733 WIB)
93
menjelaskan hubungan pemahaman waktu dengan tempat kurang sesuai Padahal
ikatan tempat dengan waktu itu sifatnya cair Justru keadaan itu harus terwujud
selama ada kedekatan emosional di dalamnya Akibatnya nilai guna pun dapat
berubah (Yi Fu Tuan 1997) Kondisi itu malah memberi jarak antara diaspora India
di Asia Tenggara dan homeland mereka Apalagi mereka seolah dikesampingkan
dengan kebijakan itu Di samping itu kebijakan di atas mengurai alasan India
mengapa identitas diaspora dibatasi pada individu yang memiliki kewarganegaraan
resmi India
Matriks Perbandingan Kebijakan Yang Berhubungan Dengan Kewarganegaraan di
Indonesia dan India
INDIA INDONESIA
NO ISU KEBIJAKAN ISU KEBIJAKAN
1 Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
Citizenship Act of
India 1955
Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
UU Nomor 12
Tahun 2006
Tentang
Kewarganegaraan
2 Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
6 kali Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
2 kali
3 Kementerian
Mengurus
Kepentingan
Diaspora
Ministry Of
Overseas Indian
Affairs (tahun
2004-sekarang)
Kementerian
Luar Negeri
Repunlik
Indonesia
Kementerian Luar
Negeri Republik
Indonesia
4 Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
Tunggal dan
Ganda
Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaran
Tunggal dan
Ganda Terbatas
(anak kawin
campur)
5 Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Ganda
Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Terbatas
17
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
94
6 Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora India
Menerbitkan
Kebijakan
Overseas
Citizenship of
India (OCI) pada
tahun 2005
Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora
Indonesia
-
7 Kemungkinan
memperoleh dual
citizenship
Apabila negara
domisili
memperbolehkan
Warga Negara
memiliki lebih
dari satu
kewarganegaraan
Kemungkinan
memperoleh dual
citizen
-
8 Dalam Keadaan
Keturunan India
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Saat setelah
melepaskan
kewarganegaraan
domisili
pemegang kartu
OCI dapat secara
langsung
memperoleh
Kewarganegaraan
India
Dalam Keadaan
Keturunan
Indonesia
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Tidak secara
langsung
memperoleh
kewarganegaraan
Indonesia
9 Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Dalam
Amandment
Citizenship act
India 2019
Pakistan
Bangladesh dan
Afghanistan
dikecualikan
Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Diberi peluang
untuk semua
dengan syarat-
syarat yang telah
diatur
Jadi secara umum kebijakan negara India dan Indonesia memiliki perbedaan
yang sangat signifikan dalam beberapa sisi Kebijakan yang diambil pemerintah
negara India dan Indonesia tentunya tidak terlepas dari kebutuhan sosial dan hukum
dari masyarakat kedua negara tersebut
95
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya penulis mengambil
kesimpulan bahwa
1 Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai
aspek bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga
negara sehingga diganti dengan Undang-Undang Kewarganegaraan
yang baru yaitu Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 Undang-
Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam menghapus
berbagai bentuk diskriminasi selama ini Lahirnya Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang baru
merupakan suatu lompatan besar dari dari undang-undang
kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu
kewarganegaraan Tunggal tetapi dalam undang-undang ini
diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak-
anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua puluh satu)
tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua
asas penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam
ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia Mereka yang belum berusia 18
tahun atau belum menikah dan setelah anak tersebut berusia 21 tahun
maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya sesuai dengan
kehendaknya
96
Namun pemberian jangka waktu status kewarganegaraan
ganda masih terbatas kepada anak kawin campur Indonesia belum
mengatur hal-hal yang berkenaan dengan persoalan
kewarganegaraan ganda yang menjadi isu tuntutan oleh para dispora
artinya adalah kebijakan yang hanya terbatas kepada anak hasil
kawin campur belum menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan yang mana berdampak kepada hukum
nasional yang tidak akomodatif terhadap kepentingan warga negara
di luar negeri serta belum mampu memanfaatkan potensi diaspora
2 India mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan pendaftaran
kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan memberikan
beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi
diaspora secara besar dalam pembangunan negara Melalui
pengkajian mendalam dan pertimbangan yang matang kebijakan
OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada tahun 2005 setelah
amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955) Beberapa fakta menunjukkan bahwa
negara India mampu menciptakan kondisi yang saling memberikan
keuntungan antara kepentingan negara dan diaspora melalui
kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan
pengadaan kartu tersebut adalah untuk mewujudkan kembali ikatan
emosional warga India dengan tanah kelahiran India Tidak hanya
itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India berharap
bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri
merupakan keturunan asli India yang tinggal di luar negeri
97
Setidaknya mereka telah mempunyai paspor atau kedua orang
tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
B Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa terkait kebijakan pemerintah atas
tuntutan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India maka
1 Penulis memberikan saran kepada negara Indonesia untuk memberikan
kebijakan yang akomodatif kepada Warga Negara Indonesia yang
berada diluar negeri baik mereka adalah diapora Indonesia sebagai
pekerja professional keturunan WNI dan lain-lain
2 Agar Indonesia memanfaatkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh
diaspora untuk dapat meningkatkan keuntungan bagi Indonesia dalam
berbagai sektor dengan mengeluarkan kebijakan yang mampu
memanfaatkan potensi mereka
3 Agar Indonesia mempermudah dengan menggunakan pendekatan
keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta para diaspora
Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di
negara lain seperti India dengan konsep pemberian Overseas
Citizenship of India (OCl) di mana pemegang OCI yang merupakan
eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan ke India tanpa
harus memiliki visa
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Kurdi Abdul Rahman Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-
Quran dan Sunnah Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000
Abdul Wahab Solichin Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara Jakarta Bumi Aksara 2010
Adi Arianto Metode Penelitian Sosial dan Hukum Jakarta Granit 2004
Aristotle Politics Penerjemah Ernest Barker New York Oxford University Press
1995
AS Hikam Muhammad Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga 1999
As-Shiddiqie Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jakarta Rajawali Pers
2009
Bardach Eugene A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving New York Seven Bridges Press 2000
Bari Azed Abdul Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan Pusat Studi Hukum
Tata Negara Indo Hill 1995
CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) Jakarta
Pradnya Paramita 2001
CST Kansil Hukum Tata Negara Jakarta Erlangga 2007
Dunn William N Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL
Yogyakarta Gajah Mada University Press 2003
Dunn William N Public Policy Analysis London Pearson Prentice Hall 2003
Fattah Nanang Analisis Kebijakan Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
2013
Gautama Sudargo Warga Negara dan Orang Asing Penerbit Alumni Bandung
1992
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan Yogyakarta Liberty 1992
99
Hussain Syaukat Hak Asasi Manusia dalam Islam Jakarta Gema Insani Press
1996
Iman Santoso Mochammad Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian
Bandung Pustaka Reka Cipta 2014
Jehani Libertus dan Harpen Atanasius Tanya Jawab UU Kewarganegaraan
Jakarta Visimedia 2008
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century London
Setting the Contex Kogan Page 1998
Kumar Naresh Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective Central University of Gujarat Centre for Diaspora
Studies 2012
Manan Bagir Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
Yogyakarta FH UII Press 2009
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
Bandung Refika Aditama 2008
Muhadjir Noeng Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif Yogyakarta Raka Sarasin 2000
Muhadjir Noeng H Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach
Yogyakarta Rake Sarakin 2003
NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah
SBKRI Menurut UU No 12 Tahun 2006 Jakarta Pancar alam dan Pusat
Kajian Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007
Nugroho Riant Public Policy Jakarta Alex Media Komputindo 2008
Prdjodikoro Wirjono Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia Jakata PT Dian
Rakyat 1989
Qadir Djaelani Abdul Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam Surabaya Bina Ilmu
1995
Radjab Dasril Hukum Tata Negara Indonesia Jakarta Rineka Cipta 1994
Samidjo Ilmu Negara Jakarta Amico 1996
100
Soetoprawiro Koerniatmanto Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994
Soekanto Soerjono Pengantar Penelitian Hukum Jakarta UI Press 2010
Swan Sik Ko ed Nationality and International in Asian Perspective Dordrecht
Martinus Nijhoff 1990
Syahrur Muhammad Dirasat Islamiyyah Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama
Penerjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani Islam
Genealogi Masyarakat dan Negara Yogyakarta LKIS 2003
Triwulan Tutik Titik Pokok-pokok Hukum Tata Negara Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006
Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani Jakarta
ICCE UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada
Media 2003
Weihrich Heinz dan Koontz Haroid Management AGlobal Perspective Tent
Edition New York McGraw-Hill 1993
JURNAL
Abdillah Junaidi 2016 Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraan Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi
Manusia JIKH Vol 10 No3
Azizi Naufal 2014 Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi
Ekonomi dalam Ikatan Identitas Budaya Paradigma Jurnal Kajian Budaya
Bakarbessy Loenora dan Handajani Sri 2012 Kewarganegaraan Ganda Anak
dalam Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata
Internasional Jurnal Perspektif Volume XVII No 1 Edisi Januari
Banyualam Permana Rizky 2014 Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia
Menuju Masyarakat Transnasional Indonesia JURIS LK2 FHUI Volume 4
101
Bloemraad Irene 2004 ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of
Postnationalism the Possibilities of Transnationalism and the Persistence of
Traditional Citizenship International Migration Review Vol 38 No 2
Broslashndsted Sejersen Anja 2008 I Vow to Thee My Countries The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Century International Migration Review Vol 42 No
3
Djoko Basuki Zulfa 2004 Perkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya
di Indonesia Dewasa Ini Jurnal Hukum Internasional Vol1 No3
Jazuli Ahmad 2017 Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam
Perspektif Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI
Lim harity May 2014 Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi
Diaspora Indonesia Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4
Martiana Wulansari Eka Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesia Jurnal
Rechtvinding Online
Narmoatmojo Winarmo 2012 Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan
Konstitusi Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3)
Novianti 2014 Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasional Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan
Informasi
Peter J Spiro Peter 2010 Dual Citizen as Human Right International Journal of
Constitutional Law Vol 8 No 1
SKRIPSI DAN TESIS
Alisan Angela Alisan ldquoPengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-
Malaysiardquo Skripsi S1 Universitas Hasanudin 2013
102
Jayanti Adinda Jayanti ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi
Kebudayaan India di Indonesiardquo Skripsi S1 Universitas Airlangga 2010
Imam Choirul Muttaqin ldquoKewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak
Asasi Manusiardquo Tesis S2 Universitas Indonesia 2011
WEBSITE
httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+
Ibu+Vivi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth-
httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinfohtmlSuccesses
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml
httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship
httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20n
ationalityaspx
httpwwwvaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en Html
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf
httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721
httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias
_Citizenship_Amendment_Act_2019
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act
wwwindiandiasporanicin
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
103
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
India Citizenship Act 1955
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12
Tahun 2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
104
CURRICULUM VITAE
MIFTAHURRAHMAH lahir 04 Juni
1998 di Alue Rambot Aceh Alumnus
SDN 01 Alue Bilie Nagan Raya (2004-
2010) Penulis melanjutkan pendidikan di
Pondok Pesantren MtsS Nurul Falah
Meulaboh (2010- 2013) kemudian
penulis menyelesaikan pendidikan
Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren
Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar
(2013-2016) Saat ini penulis tengah
menyelesaikan pendidikan jenjang Strata
Satu pada program studi Hukum Tata
Negara (2016-2020)
Selain menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis juga
tercatat sebagai mahasantri aktif di Darus-Sunnah International Institute for
Hadith Sciences Sewaktu penulis di bangku Mts penulis sering menjuarai
lomba pidato bahasa Arab dan Inggris yang diadakan oleh Kementerian
Agama Aceh Di Aliyah penulis aktif sebagai delegasi lomba Fahmil Quran
penulis pernah meraih juara II Fahmil Quran Putri tingkat Provinsi Aceh di
ajang MTQ Provinsi mewakili kabupaten Nagan Raya
Di dunia kuliah penulis mencoba masuk dalam dunia kepenulisan
Pada tahun 2019 penulis meraih juara I pada lomba Menulis Makalah Ilmiah
Quran (MMIQ) tingkat Kabupaten Nagan Raya dengan judul makalah
ldquoRevitalisasi Mental Dalam Rangka Menangkal Ujaran Kebencian (Hate
Speech) Dan Hoaks Dalam Kontesasi Politik Di Media Sosialrdquo dan ldquoUrgensi
Keluarga dalam Menangkal Radikalismerdquo
vii
5 Segenap keluarga besar Konsulat Jenderal Republik Indonesia
(KJRI) Mumbai yang telah memberikan kesempatan untuk penulis
untuk berkontribusi dalam pengabdian terhadap negara Membuka
pikiran untuk penulis dalam memperoleh ide-ide dan gagasan
terhadap apa yang penulis angkat dalam skripsi ini terkhusus
kepada Bapak Konjen Ade Sukendar Konsul Sosial Budaya Ibu
Tennike Erman Konsul Ekonomi Bapak Yadi Suriahadi Sekretaris
IIKonsul Muda (Ekonomi) Bapak Soemarjanto Sekretaris
IIKonsul Muda Ibu Andini Fitriliah Abi yang penulis sayangi
Yustinus Budi Hartanto Dian Hayati Syamsuwir Kibe yang penulis
anggap layaknya kakak kandung sendiri serta seluruh staf KJRI
Mumbai yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
6 Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya dosen Program Studi Hukum Tata
Negara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan tulus dan
ikhlas semoga Allah SWT senantiasa membalas jasa-jasa beliau
serta menjadikan semua kebaikan ini sebagai amal jariyah untuk
beliau semua
7 Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidyatullah Jakarta Pimpinan dan segenap staf
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidyatullah Jakarta juga
Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Nasional Indonesia yang
telah menyediakan fasilitas yang memadai untuk mengadakan studi
kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini
8 Kepada Ayahanda dan Ibunda yang sangat penulis cintai dua
malaikat yang Allah kirim untuk menyempurnakan hidup penulis
Bapak Zainuddin S Pd dan Ibu Nurhayati yang dengan cucuran
keringat dan air mata dapat menyekolahkan penulis hingga jenjang
S-1 terus mengirimkan doa dalam setiap sujud dan langkah mereka
untuk penulis dirantauan dengan tulus memberikan semangat serta
dorongan moriil untuk penulis Berkat doa Ayahanda dan Ibunda
viii
tersayang Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini Teruntuk
Kedua saudara kandungku tersayang Abang Rizwan SPd MPd
dan Adikku Ramadhani yang dengan sabar menghadapi penulis
memberikan semangat dan kasih sayang hingga penulis selalu ingin
memberikan apapun yang terbaik untuk keluarga tercinta
9 Keluarga besar Darus-Sunnah International Institute for Hadith
Sciences beribu salam tarsquodzim penulis haturkan kepada Khadim
Marsquohad Zia Ul Haramain dan Ibu Nyai Ulfah Uswatun Hasanah
beserta seluruh asatidz yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimba ilmu mengajarkan kepada penulis makna
istiqamah tafaqquh fi al-rsquoilmi serta menanamkan semangat
bersyiar dalam agama kepada penulis Semoga ini menjadi bekal
penulis untuk melanjutkan hidup kedepan nanti
10 Keluarga besar Ahibba Darus-Sunnah 2017 sahabat penulis yang
dengan tulus menemani dan bersabar terhadap penulis mengajari
hal yang tidak penulis ketahui Nurmaelatussarsquoadah Aisyah Ali
Huwaida Richa Liska Caca Kamilah Rifqa Urwah Fikha Ismi
Bibil Titi Shinta Ilma dll
11 Keluarga besar Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2016 yang telah membersamai penulis dari awal penulis
menginjakkan kaki di kota Jakarta Fadhilatur Rasyidah Lis Diana
Putri Andriani Kasip Fakhriansyah Arie Ekawie Baskhoro
Bintang Garda dll
12 Tim Immortality yang sungguh dramatis tapi begitu penulis
sayangi Nurmaelatussarsquoadah Nurlely Dhamayanti Arie Ekawie
Baskhoro dan Faisal Azkar Ghifari Semoga Allah jaga ukhuwah
kita sampai ke surga
13 Ustazah Sabariah MPd yang tidak akan lupa penulis sebutkan
Selalu memberikan support kepada penulis sejak di bangku
Madrasah Aliyah hingga penulis menyelesaikan pendidikan S-1
Terima kasih sudah menjadi tempat berkeluh kesah dan
ix
memberikan dorongan semangat motivasi kepada penulis a truly
sister by heart
14 Kepada teman-teman seperjuangan penulis di bangku sekolah
dahulu Alvina Siti Adelia Pratiwi Lidya Novita Nisa Rifqa
Munira Zelcha Savira Risa Chintya Izzah Amalina dan Cut Reni
Terima kasih sudah membersamai penulis dalam suka dan duka
saat penulis menempuh pendidikan di sekolah dan pondok
pesantren Semoga Allah satukan kita di surga-Nya
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
peneliti dan umumnya bagi pembaca Sekian terima kasih
Wassalamualaikum
Jakarta 10 Maret 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
COVER i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Pembatasan dan Rumusan Masalah 6
1 Identifikasi Masalah 6
2 Pembatasan Masalah 8
3 Rumusan Masalah 8
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
1 Tujuan Penelitian 9
2 Manfaat Penelitian 9
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu 10
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian 12
F Teknik Penulisan 16
G Sistematika Penulisan 16
BAB II KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep 18
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan 18
2 Konsep Dwikewarganegaraan 23
B Kerangka Teoritik 29
1 Teori Kebijakan Alternatif 29
2 Analisis Kebijakan Alternatif 33
xi
BAB III DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
DAN INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan
Indonesia 37
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah
Dwikewarganegaraan 58
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India 1955 64
2 Amandemen Citizenship of India 2019 73
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA
DAN INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 77
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam UU Nomor 12 Tahun
2006 78
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 89
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan 95
B Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 98
CURRICULUM VITAE 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Penelitian
Kegiatan imigrasi adalah fenomena yang sering kita jumpai di
berbagai negara Fenomena imigrasi terjadi karena seiring perkembangan lajur
globalisasi yang mengakibatkan bertambahnya jumlah imigrasi dari satu
negara ke negara yang lain Di zaman yang serba canggih ini pula banyak
penduduk dari satu negara berpindah ke negara yang lain dengan mudah tidak
terbatas pada satu negara saja dalam waktu yang lama Perpindahan tersebut
bisa terjadi dari satu arah yaitu dari negara berkembang ke negara maju
negara maju ke negara berkembang bahkan dari negara miskin ke negara
miskin sekalipun Motif dari imigrasi ini pun beragam ada penduduk yang
berpindah karena pekerjaan pendidikan tenaga profesional bahkan untuk
motif pernikahan hingga melahirkan keturunan di negara domisili
Bagi negara yang menganut sistem dwikewarganegaraan hal ini
tidaklah menjadi masalah yang berarti Namun berbeda hal nya jika negara
yang bersangkutan menganut asas ius soli bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya ataupun asas ius sanguinis bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh garis keturunan Indonesia
misalnya menganut asas ius sanguinis dimana status kewarganegaraan di
tentukan oleh hubungan darah1 Hal ini menjadi kerumitan tersendiri apabila
penduduk Indonesia berada di negara lain dalam kurun waktu yang lama
dengan berbagai macam tujuan Manakala kedua negara yang bersangkutan
memiliki sistem yang berbeda maka dapat terjadi keadaan yang
mengharuskan seseorang untuk menyandang status dwi-kewarganegaraan
1 Jimly as-Shiddiqie Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta Rajawali Pers 2009) h
2
(double citizenship) atau sebaliknya malah menjadi tidak
berkewarganegaraan sama sekali (stateless) 2
Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan hukum di Indonesia
adalah pelaksanaan peraturan perundang-undangan kewarganegaraan oleh
karena itu masalah kewarganegaraan adalah masalah yang menarik untuk
dibicarakan3 Dwikewarganegaraan memang menjadi hal yang diimpikan para
diaspora Indonesia di berbagai negara mengingat banyaknya WNI diaspora
dengan kewarganegaraan tunggal kerap mengalami pelbagai kendala dan
keterbatasan Wacana perlunya pengaturan kewarganegaraan ganda yang
tidak terbatas kian mengemuka dan menjadi isu yang terus diperjuangkan para
diaspora Indonesia di berbagai negara di belahan dunia Tuntutan yang di
layangkan oleh para diaspora Indonesia mendesak agar pemerintah Indonesia
dapat diterapkan di Indonesia Sehingga warga negara Indonesia yang berada
di luar negeri bisa mendapatkan kewarganegaraan negara domisili dengan
tidak melepaskan diri dari status warga negara aslinya Pro dan kontra akan
tuntutan diaspora terkait dual citizenship inipun tidak dapat dihindarkan4
Sedangkan ada sejumlah fakta dan data terkait diaspora Indonesia
yaitu jumlah populasi diaspora Indonesia hampir menyamai jumlah populasi
penduduk di negara Swedia atau Austria Warga negara Indonesia (WNI) di
Amerika Serikat memiliki pendapatan rata-rata sebesar USD 59000 per
tahun pendapatan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan warga Amerika
Serikat sendiri yang pendapatan rata-ratanya sebesar USD 45000 per tahun
2 May Lim harity Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesia
Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4 Desember 2016 h 811
3 Sudargo Gautama Warga Negara dan Orang Asing (Bandung Penerbit Alumni 1992) h
1
4 Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Jakarta Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia JIKH Vol 10 No32016) h
258
3
Terhitung bahwa 45 warga diaspora Indonesia di Amerika Serikat memiliki
kualitas akademik di atas sarjana Sementara rata-rata penduduk Amerika
Serikat sendiri yang memiliki jumlah akademik yang serupa hanya 27
Diaspora Indonesia unggul lainnya juga tersebar di seluruh dunia seperti
ilmuwan Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan Indonesia
Internasional Jumlah remittance yang masuk dari tenaga kerja Indonesia
sepanjang tahun 2011 (versi BNP2TKI) mencapai USD 611 M atau setara
dengan Rp 5336 T Setiap tahun diaspora mengirin devisa ke Indonesia
hingga mencapai USD 7 miliar atau hamper Rp 70 triliun Angka tersebut
hampir menyamai jumlah dana otonomi khusus pada APBN-P yang di
transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah 5 Potensi yang dimiliki
diapora dalam berbagai sektor kehidupan sebenarnya dapat memberikan
kontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara tentu saja dengan
pemanfaatan yang efektif melalui penganturan hukum mengenai
dwikewarganegaraan yang terkait
Wacana ini sempat digemakan terutama pada saat Kongres Diaspora
pertama di Los Angeles pada tahun 2012 kemudian disusul dengan acara
serupa di Wisma Indonesia Sydney dengan mengusung tema ldquoForum Dual
Citizenshiprdquo Acara tersebut bertujuan untuk mengawal aspirasi petisi
Diaspora Indonesia tahun sebelumnya setelah diserahkannya 6000 nama dan
tanda tangan di Los Angeles Penting dicatat bahwa saat ini diperkirakan lebih
dari sekitar 8 juta warga negara Indonesia tersebar di 5 (lima) benua dan
mereka berdomisili di kurang lebih sekitar 90 negara dan sebanyak 46 juta
dari antara mereka tetap mempertahankan Kewarganegaraan Indonesia6
5httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+Ibu+Vi
vi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10 (diakses 21 September 2019 pukul 1204
WIB) 6May Lim harity Urgensi Pengaturan Keawrganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesiahellip
h 811
4
Di era global ini sebaran imigran dilakukan oleh berbagai bangsa
dengan tujuan ke berbagai bangsa dan negara di dunia Sebaran mereka
seperti sedang membangun basis global untuk sebuah evolusi jaringan
diasporik Diaspora terbanyak di dunia adalah diaspora China sementara di
tempat kedua adalah diaspora India7 Menurut Laporan Migrasi Dunia PBB
2018 lebih dari 156 juta orang India tinggal di negara-negara lain 8Hal ini
menjadi alasan pertama penulis untuk mengangkat negara India sebagai tema
Analisis dwikewarganegaraan dengan Indonesia
Kedua saat ini India muncul sebagai negara dengan perkembangan
ekonomi tercepat keempat di dunia dalam satu dekade terakhir Jika di lihat
dalam aspek kemajuan ekonomi India tumbuh pada tingkat rata-rata 726
persen terbesar dalam lima tahun terakhir pada tahun 2014 dan 2015 diikuti
dengan sektor manufaktur India sebesar 84 persen meningkat 44 persen dari
tahun sebelumnya9 India pun menjadi tujuan investasi asing yang
menguntungkan dengan arus masuk modal asing lebih dari US $ 31 miliar
pada tahun 2015 melebihi Amerika Serikat dan Cina10
Selain itu India
menunjukan kemajuan yang pesat dalam bidang perkembangan teknologi
informasi Pemimpin salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
teknologi informasi Infosys Tech memberikan bukti kesuksesan perusahaanya
dalam meraih keuntungan sebesar 543 Juta dollar AS11
7 Geohive mencatat populasi India sekarang berjumlah 1274000924 jiwa Jumlah itu
mengalami peningkatan setelah pada tahun 2011 Badan Pusat Statistik India (COI) mengumumkan
bahwa penduduk mereka hanya berkisar 1210854977 jiwa
8 UN World Migration Report 2018
9The Economic Times Indiarsquos Growth at 726 in 2014-2015 fastest in five years
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth- tahun 2015 (di askes
tanggal 21 September 2019)
10
UNDPAboutIndiasuccesses2015httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinf
ohtmlSuccesses (di akses tanggal 21 September 2019)
5
Ketiga India adalah negara yang menerapkan dual citizenship atau
kewarganegaraan ganda dalam sistem kewarganegaraannya India juga
merupakan salah satu negara yang sejak dini telah memperhatikan diaspora
sebagai aset negaranya Diaspora India dipandang sebagai salah satu sumber
penghasilan dalam meningkatkan pembangunan India oleh pemerintah
setempat Migrasi India yang tersebar hampir ke seluruh belahan dunia
menjadikan India memiliki diaspora yang dapat memberi benefit bagi negara
asal
Keempat melihat fakta sosial yang terjadi di India beberapa pekan ini
terutama setelah disahkannya Amandment Citizenship Act 2019 Yang mana
menimbulkan gelombang protes yang begitu besar dari rakyat India terutama
umat yang beragama muslim untuk menyuarakan aspirasi terhadap Undang-
Undang baru yang disinyalir oleh beberapa pihak mendiskriminasi suatu
golongan terutama pada poin pemberian kewarganegaraan kepada imigran
illegal yang telah tinggal lama di India kecuali orang tersebut adalah seorang
Muslim Ditambah lagi sampai hari penulis mengadakan penelitian ini
persoalan antara umat muslim dan pemerintah India yang terus berkelanjutan
seperti tidak menemui titik temu antara kelompok masyarakat Muslim dan
pemerintah India
Melihat fakta dan realitas yang berbeda antara pengaturan
kewarganegaraan Indonesia dan India dalam mengeluarkan kebijakan atas
dwikewarganegaraan Hal ini membuat penulis ingin mengangkat dan
menganalisa kebijakan pemerintah atas tuntutan dwikewarganegaraan di dua
negara ini Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan penulis
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian terhadap konsep dual
citizenship kewarganegaraan genda terbatas dan konsep dual citizenship
11
K Dinesh Success Story of the Leading Indian IT Company 2013
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml(di akses tanggal 21 September
2019)
6
negara India dengan studi Analisis antara negara Indonesia dan India Oleh
karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian
ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquo
B Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah
1 Identifikasi Masalah
Dwikewarganegaraan merupakan isu hangat yang
diperjuangkan oleh para diaspora Indonesia untuk segera membentuk
RUU Dwikewarganegaraan namun pro dan kontra yang datang pun
tak dapat dihindari mengenai dualism kewarganegaraan ini Indonesia
adalah negara kesatuan yang memiliki banyak kebudayaan yang harus
dijaga dan menjunjung tinggi nasionalisme Di lain sisi perkembangan
globalisasi yang terjadi karna arus imigrasi warga Indonesia ke negara
lain menuntut Indonesia untuk mengatur dualisme kewarganegaraan
tetap dengan pengaturan yang sistematis dan kondusif
Dilihat dari fakta hukum yang ada India telah melalui
perjalanan yang panjang terhadap pengaturan Kewarganegaraan
khususnya pada bidang dwikewarganegaraan Beberapa kebijakan
yang diterbitkan oleh pemerintah India untuk menertibkan warga
negara India atau keturunan India diluar negeri melalui perjalanan
panjang dan corak kebijakan pada setiap dekadenya yang beragam
Pemanfaatan dan pemberdayaan diapora India oleh pemerintah India
sendiripun diatur dengan aturan yang berwujud undang-undang
maupun kebijakan
Dari uraian yang ada pada latar belakang masalah tersebut di
atas maka dapat disebutkan identifikasi masalah dibawah ini yang
akan di jelaskan lebih lanjut yaitu
7
a Faktor yang menjadi dasar tuntutan atas status dwikewarganegaraan
yang merupakan inisiatif dari pada imigran Indonesia yang berada di
luar negeri baik yang masih berstatus WNI maupun eks-WNI menjadi
dasar pijakan adanya ide untuk merancang RUU dwikewarganegaraan
b Imigran Indonesia yang berada di luar negeri terdiri dari berbagai
kalangan diantaranya ada imigran yang bekerja sebagai tenaga
professional pengajar siswamahasiswa teknisi bahkan TKI Tentu
saja apabila adanya legalisasi dwikewarganegaraan bagi WNI akan
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap
pembangunan bangsa dan negara
c Pengaturan dwikewarganegaraan di Indonesia akan berdampak
terhadap tingkat keamanan dan stabilitas negara selain itu menjadi
tugas besar untuk pemerintah bagaimana menumbuhkan akan rasa
cinta tanah air yang tinggi apabila dwikewarganegaraan dilegalkan di
Indonesia
d Pemerintah Indonesia memberikan kebijakan baru atas tuntutan
dwikewarganegaran dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan yang memberikan keluwesan hukum kepada anak
kawin campur dengan memperkenalkan kewarganegaraan ganda
terbatas
e Ada beberapa kebijakan diaspora (India) yang diambil oleh
pemerintah India dalam laporan tahunan 2012-2013 yang mana
mengeluarkan beberapa kebijakan dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan yakni pengadaan kartu PIOOCI
f Melihat perbedaan respon masing-masing negara terhadap persoalan
dwikewarganegaraan maka dalam tulisan ini akan diadakan studi
analisis antara kedua negara terhadap kebijakan dwikenegaraan di
negara India dan kemungkinan serta dampak apabila Indonesia
8
mengambil langkah yang sama dengan India dalam persoalan
dwikewarganegaraan
g Tuntutan atas status dwikewarganegaraan memang sudah seharusnya
dikaji terlebih dahulu secara komprehensif Dalam tulisan ini penulis
akan memaparkan solusi untuk Indonesia setelah diadakan analisis
dengan negara yang dinilai sukses dalam pengaturan dan pemanfaatan
sumber daya diasporanya
2 Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini
penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan
penulis maka perlu kiranya penulis memberikan batasan agar tidak
melebar dan terarah Maka penelitian ini difokuskan pembahasannya
hanya menyangkut masalah Dwikewarganegaraan dengan Studi
Analisis antara kebijakan pemerintah Indonesia dalam UU RI Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955 India Dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji
peluang dan pemanfaatan sumber daya manusia dari diaspora yang
mampu memberi kontribusi dan pembangunan untuk negara Indonesia
dengan mengadakan amalisis dengan kebijakan pemerintah negara
India
3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka secara
terperinci masalah yang akan diteliti adalah ldquoKebijakan Alternatif
Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi Analisis UU
RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
9
Citizenship Act of India 1955)rdquo Dari masalah di atas maka dapat
diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut
a Apakah kebijakan negara Indonesia sudah menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Bagaimana kebijakan pemerintah India dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan mengenai judul skripsi
ldquoKebijakan Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquordquo adalah
a Mengetahui kebijakan negara Indonesia atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Mengetahui kebijakan-kebijakan negara India dalam merespon
tuntutan dwikewarganegaraan
2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dilakukan mengenai penelitian ldquoKebijakan
Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi
Analisis UU No 12 Tahun 2006 dan The Citizenship Act 1955)
adalah sebagai berikut
a Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Dwikewarganegaraan dengan menggunakan Studi Analisis antara
kebijakan negara Indonesia dan India
10
b Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis yang sebesar-besarnya yakni dapat menjadi solusi
sumbangsih atau menjadi masukan untuk pemerintah dalam
mengambil kebijakan yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan
pengaturan mengenai diaspora serta memberikan masukan agar
pemanfaatan sumber daya manusia diaspora Indonesia diefektifkan
Dengan menggunakan studi Analisis diharapkan dapat membuka
pikiran pembaca baik dari pemerintah atau akademisi maupun
masyarakat umum supaya dapat melihat lebih luas dari berbagai sisi
akan baik dan buruknya pengaturan dan kebijakan pemanfaatan
sumber daya manusia diaspora dikemudian hari
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sepanjang pengetahuan penulis penelitian di bidang
dwikewarganegaraan berkaitan dengan beberapa judul penelitian ini
1 ldquoPengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiardquo oleh Alesan Angela mahasiswa dari Universitas Hasanudin
Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh diaspora India terhadap
hubungan bilateral India-Malaysia dan bagaimana efektifitas pengaturan
diaspora India dalam membangun hubungan bilateral India-Malaysia12
2 ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Kebudayaan India di
Indonesiardquo oleh Jayanti Adinda mahasiwa dari Universitas Airlangga
Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran diaspora India dalam
mendukung diplomasi kebudayaan di Indonesia sehingga dapat dilihat
12
Alisan Angela Pengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-Malaysia
(SkripsiUniversitas Hasanudin 2013)
11
seberapa jauh peran yang dimainkan warga Negara India dalam
mengembangkan kebudayaan India di Indonesia13
3 ldquoKebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi
dalam Ikatan Identitas Budayardquo oleh Nauf al Azizi Tulisan ini berupa
jurnal yang diterbitkan oleh Paradigma Jurnal Kajian Budaya Tulisan ini
menggambarkan pengaruh ekonomi dan kebijakan budaya melalui
besarnya diaspora India di Asia Tenggara14
4 ldquoSolusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraanrdquo oleh Junaidi Abdillah Tulisan ini diterbitkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Tulisan ini
menjelaskan apa yang menjadi latar belakang tuntutan atas status
dwikewarganegaraan diaspora Indonesia dan bagaimana upaya pemerintah
dalam menanggapi tuntutan dwikewarganegaraan serta apa yang menjadi
kebijakan alternatif yang diterapkan oleh pemerintah India dan apa pula
keuntungan dari kebijakan alternatif tersebut bagi pemerintah India
sendiri15
5 ldquoStatus Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasionalrdquo oleh Novianti Tulisan ini berupa jurnal
yang diterbitkan oleh Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
Tulisan ini menjelaskan bagaimana status kewarganegaraan dalam
perspektif hukum internasional dan bagaimana pengaturan
kewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 tentang
13
Jayanti Adinda Peran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi Kebudayaan India di
Indonesia (Skripsi Universitas Airlangga 2010)
14
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi dalam
Ikatan Identitas Budaya (Paradigma Jurnal Kajian Budaya 2014)
15
Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia 26 November 2016)
12
Kewarganegaraan Republik Indonesia serta bagaimana status
kewarganegaraan ganda bagi diasporan Indonesia16
6 ldquoDiaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesiardquo oleh Ahmad
Jazuli Tulisan ini diterbitkan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2017 Tulisan ini berisi
tentang bagaimana diasporan Indonesia dalam perspektif UU No 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU
Kewarganegaraan)17
7 ldquoPenerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju Masyarakat
Transnasional Indonesiardquo oleh Rizky Banyualam Permana Tulisan ini
diterbitkan oleh JURIS LK2 FHUI pada tahun 2014 Tulisan ini
menjelaskan mengenai kemanfaatan dalam penerapan
dwikewarganegaraan di masa depan untuk meningkatkan daya saing dan
keunggulan Indonesia dalam lingkup internasional di masa depan18
Berdasarkan karya penelitian yang telah penulis sebutkan diatas
Penulis sendiri belum menemukan hasil karya yang meneliti persolan
dwikewarganegaraan dari sudut pandang yang penulis maksudkan dalam
penelitian ini yaitu menganalisis kebijakan pemerintah atas tuntutan
dwikewarganegaraan dengan menggunakan studi analisis kebijakan
16
Novianti Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam Perspektif
Hukum Internasional (Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi 5 Desember 2014)
17
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI 20 Maret
2017)
18
Rizky Banyualam Permana Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju
Masyarakat Transnasional Indonesia (JURIS LK2 FHUI Volume 4 Oktober-Desember 2014)
13
pemerintah baik yang lahir dalam bentuk undang-undang ataupun peraturan
menteri Yang menjadi fokus peneliti adalah kebijakan negara Indonesia dan
India yaitu dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan
Citizenship Act of India 1995
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian
Untuk membantu memudahkan dalam penyusunan skripsi ini maka
disusun metode penelitan sebagai jalan petunjuk yang akan mengarahkan
jalannya penelitian ini atau dengan kata lain sebagai jalan atau cara dalam
rangka usaha mencari data yang akan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dalam skripsi ini19
yaitu sebagai berikut
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif
yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek
yaitu aspek teori sejarah filosofi Analisis struktur dan komposisi lingkup
materi dan konsistensi20
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa antara
kebijakan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India yang diatur dalam
undang-undang masing-masing negara yang bersangkutan
Disini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang digunakan dengan cara
mencari mengumpulkan dan mempelajari peraturan perundang-undangan
dan bahan hukum lain yang terkait dengan objek penelitian
2 Pendekatan
Berdasarkan jenis penelitian hukum normatif (normative law
research) yaitu suatu pendekatan yang mengkaji asas-asas hukum terhadap
kebijakan publik dan ketertekaitan asas-asas doktrinal dengan hukum-hukum
19
Arianto Adi Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta Granit 2004) h 61
20
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta UI Press 2010) h 10
14
positif konsep maupun hukum yang berlaku di suatu negara yang berkaitan
dengan dwikewarganegaraan Penelitian ini juga berfokus pada problem
identifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menginventarisir dan
kemudian mengklarifikasi permasalahan untuk dicarikan jalan keluar21
3 Sifat Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis
komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemaparan
(deskripsi) secara lengkap rinci jelas dan sistematis tentang perbandingan
kebijakan dwikewarganegaraan antara Indonesia dan India Studi Analisis
komparatif merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua
atau lebih dari dua situasi kejadian kegiatan program dll
4 Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain Untuk data sekunder yaitu
sumber data yang diperoleh melalui studi literatur seperti buku jurnal artikel
situs internet dan e-book Adapun data yang dibutuhkan ialah data faktual
yang sedapat mungkin merupakan data resmi yang dikeluarkan negara atau
lembaga analisis terutama yang menyangkut dwikewarganegaraan dalam hal
komparasi antara Indonesia dan India
a Sumber Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-
ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa sumber hukum utama yaitu Undang-Undang No
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Untuk ketentuan mengenai pengaturan dwikewarganegaraan yang
dimiliki oleh India sendiri merujuk kepada ketentuan the Citizenship Act
21
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukumhellip h 15
15
of India 1955 (57 of 1955) dan kebijaka-kebijakan yang dikeluarkan oleh
oemerintah India
b Sumber Hukum Sekunder
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan sumber data
sekunder Bahan hukum sekunder adalah yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer seperti misalnya hasil penelitian buku-
buku hukum skripsi tesis disertasi hukum jurnal dan lain-lain Seperti
buku-buku tentang materi dwikewarganegaraan jurnal-jurnal penelitian-
penelitian yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan diaspora
Indonesia dan India
Dalam literatur lain disebutkan bahwa bahan hukum sekunder adalah
bahan hukum yag terdiri atas buku-buku teks (textbooks) yang ditulis para
ahli hukum yang berpengaruh (de herseende leer) jurnal-jurnal hukum
pendapat para sarjana kasus-kasus hukum yurisprudensi dan hasil-hasil
simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian
5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu telaah
Pustaka (Library Research) Penulis akan mengumpulkan data teoritis yang
bersumber dari literatur berupa buku artikel makalah koran jurnal
dokumen dan situs-situs resmi yang memuat informasi mengenai konsep
dwikewarganegaraan India dan Indonesia yang berkaitan dengan masalah
penelitian Data ini penulis peroleh secara langsung maupun yang diperoleh
melalui akses internet
6 Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut pokok
bahasan masing-masing maka selanjutnya dilakukan analisis data Analisis
data bertujuan untuk menginterprestasikan data yang sudah disusun secara
16
sistematis yaitu dengan memberikan penjelasan Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur runtun logis tidak tumpang
tindih dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman
hasil analisis
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja menggunakan data mengorganisasikan data memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola lalu dapat di jadikan data dalam
membantu menjelasakan hal yang di permasalahan teliti Teknik analisis data
yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis data kualitatif Penulis
akan menganalisis dan menjelaskan permasalahan berdasarkan data yang
diperoleh lalu mengaitkannya dengan teori atau konsep yang digunakan22
F Teknik Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis merujuk kepada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum yang diterbitkan pada tahun
2017 Dimana buku pedoman penulisan skripsi ini penulis jadikan sebagai
salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kualitas baik menyangkut substansi
maupun teknik penulisan skripsi yang penulis hasilkan
G Sistematika Penulisan
Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini maka secara singkat akan
disusun dalam 5 bab yang terdiri dari
Bab I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang
penelitian identifikasi pembatasan dan rumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian kerangka pemikiran review studi terdahulu sistematika
pembahasan metodologi penelitian dan sistematika pembahasan
22
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
(BandungRefika Aditama 2008) h15
17
Bab II yaitu berisi tentang Kerangka Konsep dan Kajian Teoritis
Dimana didalamnya terdapat konsep mengenai warga negara dan
kewarganegaraan dwikewarganegaraan Kemudian didalam Kajian teoritis
pula memuat teori warga negara
Bab III yaitu menjelaskan dinamika konstitusi kewarganegaraan di
Indonesia dan India menurut Undang-undang yang pernah berlaku Dalam bab
ini penulis akan menguraikan perjalanan panjang Undang-Undang
kewarganegaraan kedua negara Indonesia dan India Di samping itu juga akan
dijelaskan bagaimana pengaturan negara India mengenai status
dwikewarganegaraan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan pemerintah
India terkait dual citizenship
Bab IV yaitu analisis kebijakan alternatif pemerintah Indonesia dan
India atas tuntutat dwikewarganegaraan hasil penelitian dan pembahasan
menguraikan kajian analisis kebijakan pemerintah Indonesia dan India dalam
merespon tuntutan dwikewarganegaraan oleh para diaspora kedua negara
Bab V yaitu penutup menjelaskan tentang simpulan dan saran
18
BAB II
KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga negara sebuah negara dapat dibedakan antara lain
a Warga negara asli (pribumi) yaitu penduduk asli negara tersebut Misalnya suku
jawa suku Madura suku dayak dan sebagainya merupakan warga negara asli
Indonesia
b Warga negara keturunan asing (vreemdeling) yaitu warga negara asing yang
telah menjadi WNI Misalnya WNI keturunan Tionghoa Timur Tengah India
dan sebagainya
Hal yang perlu diingat ldquowarga negara suatu negara tidak selalu menjadi
penduduk negara iturdquo Misalnya warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di
luar negeri Penduduk suatu negara tidak selalu merupakan warga negara dimana ia
tinggal Misalnya orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia1 Menurut
wolhoff2 dalam suatu negara adakalanya ditemukan golongan minoriteit yaitu
golongan orang yang berjumlah kecil yang secara yuridis memiliki status
kewarganegaraan negara nasional tertentu akan tetapi memiliki sifat batin-lahir sosial
kebudayaan yang berbeda dari bangsa itu Sehingga golongan ini belum
diasimilasikan sepenuhnya
Gagasan tentang kewarganegaraan (citizenship) sesungguhnya dapat ditelusuri
dari sejarah perkembangan kewarganegaraan yang bersumber dari peradaban
1 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negara (Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006) h 229
2 Dasril Radjab Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta Rineka Cipta 1994) h 6 Sebagai
contoh diwilayah negara Indonesia terdapat beberapa golongan minoritas Misalnya Suku Anak
Dalam di Sumatera Suku Badui di Jawa Barat Suku Samin di Jawa T engah dan Jawa Timur Suku
Dayak Oudth di Kalimantan dan beberapa klan suku di Papua Untuk memberdayakan eksistensi
mereka beberapa langkah persuasive digunakan termasuk adanya perwakilan mereka dalam
ketatanegaraan sebagai anggota MPR yang diangkat dari utusan golongan
19
Romawi sampai pada modernitas Barat Pemikiran yang tumbuh di masa Yunani
Kuno telah memberi pijakan kuat bagi teorisasi kewarganegaraan khususnya pada
kewarganegaraan modern Salah satunya dari Aristoteles (322-384 SM) seorang
pemikir ilmuwan ahli logika dan sekaligus filosof terkenal saat itu Karyanya yang
berjudul Politics telah memberikan informasi penting mengenai Athena sebagai suatu
negara kota (polis) di masa Yunani Kuno yang demokratis beserta keberadaan
warganya di polis tersebut (politespolitai)3
Wewenang sebuah organisasi negara meliputi kelompok manusia yang berada
di dalamnya Kelompok tersebut dapat dibedakan antara warga negara dengan bukan
warga negara (orang asing) Warga negara sebagai pendukung sebuah negara
merupakan landasan bagi adanya negara Dengan kata lain bahwa warga negara
adalah salah satu unsur penting bagi sebuah negara selain unsur lainnya4
Istilah polis polites dan politeia menjadi kata-kata kunci atau dikenal sebagai
bagian dari Aristotlersquos term yang nantinya diterjemahkan sebagai state citizen dan
constitution Ketiga istilah tersebut tidak bisa dipisahkan dan untuk memahami satu
hal maka yang lain juga harus dipahami pula Dikatakan bahwa ldquoto understand what
a constitution (politeia) is we must inquire into the nature of the city (polis) and to
understand that since the city is a body of citicens (politai) we must examine the
nature of citizenshiprdquo5
Warga negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang sebagai bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara6 Istilah ini biasa juga disebut hamba
3 Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 23
4 CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) (Jakarta
Pradnya Paramita 2001) h 148
5 Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barker (New York Oxford University Press
1995) h 84
6 Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani (Jakarta ICCE
UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada Media 2003) h 73
20
atau kawula negara Meskipun demikian istilah warga negara dirasa lebih sesuai
dengan kedudukannya sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba
dan kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta anggota atau
warga yang menjadi bagian dari suatu negara Asumsi ini tidaklah berlebihan dan
cukup beralasan Sebagai anggota dari persekutuan yakni negara yang didirikan
dengan kekuatan bersama atas dasar tanggung jawab bersama serta untuk
kepentingan atau tujuan bersama pula7 warga negara dituntut untuk aktif terhadap
negara
Dengan alasan tersebut istilah warga negara dirasa lebih sesuai karena
mengandung pengertian aktif Sedangkan istilah hamba atau kawula negara
mengandung pengertian warga yang pasif dan hanya menjadi obyek negara Untuk
itu setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum Semua warga
negara mempunyai kepastian hak privasi dan tanggung jawab Sejalan dengan
definisi di atas AS Hikam mendefinisikan bahwa warga negara (citizenship) adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri Istilah ini
menurutnya lebih baik daripada istilah kawula negara karena kawula negara betul-
betul berarti obyek yang berarti orang yang dimiliki dan mengabdi kepada negara
Oleh karenanya kewarganegaraan menurut AS Hikam harus mencakup tiga dimensi
utama 1) Dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas 2) dimensi pemenuhan hak-
hak dasar yaitu hak politik ekonomi dan hak sosial kultural serta 3) dimensi dialog
dan keberadaan ruang publik yang bebas8
7 Pada awalnya negara atau bangsa merupakan sekumpulan manusia atau gabungan entitas-
entitas yang beragam lalu disarikan hubungan kesadaran dan diikat oleh asas kemaslahatan bersama
yang dituangkan dalam bentuk system legislasi dan hukum perundang-undangan System ini
diberlakukan padatanah kehidupan yang dinamakan tanah air (wathan) Pada gilirannya hubungan
tersebut diatur oleh kekuasaan yang dinamakan negara Lihat Muhammad Syahrur Dirasat Islamiyyah
Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama terjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani
Islam Genealogi Masyarakat dan Negara (Yogyakarta LKIS 2003) h 90
8 Muhammad AS Hikam Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia (Jakarta Penerbit Erlangga 1999) h 166
21
Istilah warga negara dan rakyat menunjuk pada obyek yang sama yakni
sebagai anggota negara9 Meskipun demikian terdapat perbedaan pengertian antara
pengertian warga negara rakyat dan bangsa Warga negara adalah pendukung negara
atau dalam arti lain warga sebuah negara yang bersifat aktif Sedang rakyat adalah
masyarakat yang mempunyai persamaan kedudukan sebagai obyek pengaturan dan
penataan oleh negara dan mempunyai ikatan kesadaran sebagai kesatuan dalam
hubungan keorganisasian negara Istilah warga negara tidak menunjuk pada obyek
yang sama dengan istilah penduduk
Warga negara sebuah negara belumlah tentu merupakan penduduk negara
tersebut Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam
suatu negara berdasarkan peraturan perundangan kependudukan sah dari negara yang
bersangkutan Baik status sebagai warga negara maupun sebagai penduduk
mempunyai konsekuensi hukum yaitu menyangkut hak-hak dan kewajibannya
Konsekuensi hukum dari status warga negara lebih luas dari pada status sebagai
penduduk Pembagian penduduk menjadi warga negara dan orang asing sangatlah
penting Hal ini dikarenakan beberapa hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara
dengan orang asing berbeda Hak dan kewajiban penduduk yang bukan warga negara
adalah terbatas10
Perbedaaan antara kelompok warga negara dengan orang asing terletak pada
hubungan yang ada antara negara dengan warga negara dengan masing-masing
kelompok tersebut Hubungan antara negara dengan warga negara lebih erat
dibandingkan hubungan antara negara dengan orang asing Dalam konteks negara
Islam warga negara mengandung pengertian penduduk sebuah negara Islam yang
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia
(Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994) h 1
10
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan (Yogyakarta Liberty 1992) h
2
22
memeluk agama Islam11
Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam
namun belum memeluk agama Islam atau dengan kata lain bahwa masyarakat atau
individu non muslim yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam akan diberi
status penduduk permanen tetapi tidak dianggap sebagai warga negara dari negara
Islam kecuali jika mereka memeluk Islam atas kemauan mereka sendiri Meskipun
demikian ternyata kenyataan diatas bukanlah sebuah statemen yang bersifat final hal
ini terlihat dari adanya pemikir Islam yang memandang mereka sebagai warga negara
Islam12
Kewarganegaraan (citizenship) adalah suatu bentuk dari identitas sosial politik
( a form of social politicial identity) seseorang yang keberadaannya berkaitan dengan
waktu yang berkembang Di sisi lain kewarganegaraan ternyata tidak hanya sebuah
identitas tetapi mencakup pula atribut rights obligations ative in public affairs dan
an acceptance of societal values13
Oleh karena itu pula definisi kewarganegaraan termasuk pula definisi warga
tidaklah sama mencakup banyak dimensi Menurut Aristoteles definisi tentang
warga negara ditentukan oleh bentuk pemerintahan atau ia sebut bentuk
konstitusinya Salah satu ungkapannya adalah ldquoit may be thet someone who is a
citizen in a democracy is not one in a oligarchyrdquo14
Bahwa kewarganegaraan adalah
bentuk partisipasi warga dalam kehidupan publik Jadi kewarganegaraan ditandai
dengan adanya partisipasi Gagasan ini untuk sementara waktu tergantikan oleh
konsep kewarganegaraan sebagai bentuk legal dengan elemen hak dan kewajiban
(right and obligation) Bahwa kewarganegaraan ditandai dengan adanya hak dan
11
Abdul Rahman Abdul Kadir Kurdi Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-Quran
dan Sunnah (Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000) h 115
12
Abdul Qadir Djaelani Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam (Surabaya Bina Ilmu
1995) h 241
13
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century (London Setting
the Contex Kogan Page 1998) h 2-3
14
Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barkerhellip h 85
23
kewajiban warga negara dalam sebuah negara hukum merupakan warisan dari tradisi
Republik Romawi yang muncul setelah masa Yunani Kuno15
2 Konsep Mengenai Dwikewarganegaraan
Dwikewarganegaraan dapat lahir karena adanya dua negara yang mengklaim
kewarganegaraan atas seseorang dan dapat dikaitkan dengan faktor-faktor tertentu di
antaranya
a Kewarganegaraan yang didapat dari garis darah (ius sanguinis)
b Kewarganegaraan yang didapat berdasarkan tempat kelahiran (ius soli)
c Kewarganegaraan yang didapat karena adanya perkawinan (jure matrimonii)
d Kewarganegaraan yang didapat karena naturalisasi
e Kewarganegaraan yang didapat karena adopsi16
f Kewarganegaraan yang didapat karena investasi yang dilakukan17
g Kewarganegaraan yang didapatkan berdasarkan agama18
h Kewarganegaraan yang didapatkan karena jabatannya (jus oficii)19
15
Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 24
16
Swedia memberikan kewarganegaraan secara otomatis terhadap anak yang diadopsi Office
of Migration Sweden httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship html (diakses 20 Januari 2020 pkl
0800 WIB)
17
Antara lain Austria Antigua dan Barbuda Siprus Dominika Malta dan St Kitts dan
Nevis Henley amp Partners httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment diakses 20
Januari 2020 pkl 0800 WIB)
18
Praktik yang dilakukan oleh Israel setiap orang Yahudi yang kembali ke Israel memiliki
hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel Ministry of Foreign Affairs Israel
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20nationalityaspx
(diakses 20 Januari 2020 pkl 0800 WIB)
19
Vatikan memberikan kewarganegaraan bagi pemegang jabatan Tahta Suci Official Page of
Vatican httpwww vaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en html (diakses diakses 20 Januari
2020 pkl 0800 WIB)
24
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut ius
sanguinis lahir di negara lain yang menganut asas ius soli maka kedua negara
tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga negaranya Sebagai contoh sebelum
ada perjanjian Menteri luar negeri Indonesia Soenario dan Menteri luar negeri China
Chow orang China yang berdomisili di Indonesia (ius soli) merupakan warga negara
Indonesia dan warga negara China (ius sanguinis)20
Untuk mencegah Bipatride maka UU No 62 tahun 1958 pasal 7 menyatakan
bahwa seorang perempuan asing yang lahir dengan laki-laki WNI dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan melakukan pernyataan dengan syarat bahwa dia
harus meninggalkan kewarganegaraan asalnya
Bila dalam praktik dua faktor tersebut bertemu dan terkait dengan seseorang
dwikewarganegaraan dapat berlaku bila hukum dari masing-masing negara
mengizinkan Ada tiga cara penerimaan yang dapat berlaku bila faktor-faktor
kewarganegaraan tersebut bertemu yaitu penerimaan dwikewarganegaraan secara
penuh terbatas dan penolakan terhadap dwikewarganegaraan Dwikewarganegaraan
secara terbatas dikaitkan dengan jangka waktu usia tertentu Dalam jangka waktu
tertentu pemilik dwikewarganegaraan harus melepaskan salah satu
kewarganegaraannya Dalam hal apabila negara menolak dwikewarganegaraan salah
satu kewarganegaraan akan gugur Awalnya menurut pandangan tradisional
memperlihatkan adanya penolakan terhadap konsep dwikewarganegaraan karena
pada dasarnya kewarganegaraan dipandang sebagai satu-satunya rantai penghubung
antara individu dengan suatu negara yang berdaulat menurut konsepsi yang ada pada
saat itu21
Hukum kewarganegaraan adalah bagian dari kedaulatan suatu negara untuk
menentukan siapa saja yang menjadi bagian dari negara itu sehingga
20
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 235
21
Irene Bloemraad ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of Postnationalism the
Possibilities of Transnationalism and the Persistence of Traditional Citizenship International
Migration Review Vol 38 No 2 (2004) h 90
25
kewarganegaraan diberlakukan secara kaku Pemberian suatu kewarganegaraan dari
negara lain dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip kedaulatan22
Selain
itu juga akan menyebabkan ketidakstabilan hubungan diplomatik negara-negara di
dunia Masalah lain yang dikhawatirkan adalah masalah hukum perdata internasional
terkait dengan status personal seseorang yang memiliki dwikewarganegaraan23
Keengganan hukum internasional untuk menerima dwikewarganegaraan ini
secara jelas diatur dalam Konvensi Liga Bangsa-Bangsa (LBB) tentang Konflik
Hukum Kewarganegaraan tahun 1930 (Convention on Certain Questions Relating to
the Conflict of Nationality Laws) lalu Dewan Eropa (Council of Europe) pada tahun
1963 juga membuat Convention on the Reduction of Cases of Multiple Nationality24
Dalam konsiderans Konvensi LBB tahun 1930 dinyatakan bahwa ldquoefforts of
humanity should be directed is the abolition of all cases both of statelessness and
double nationalityrdquo Sedangkan pada Konvensi Dewan Eropa 1963 tujuan dari
Konvensi tersebut bukan penghapusan total dwikewarganegaraan tetapi sebisa
mungkin mengurangi kasus kewarganegaraan banyak Di saat yang sama pandangan
yang pro terhadap dwikewarganegaraan juga berkembang namun tidak begitu
populer George Bancroft seorang diplomat AS pada abad ke-19 yang
mempromosikan North American Bancroft Treaty mengatakan ldquohellipas soon tolerate a
man with two wives as a man with two countriesrdquo sebagai metafora yang
menganalogikan dwikewarganegaraan dengan praktik poligami jika poligami dapat
dianggap wajar oleh masyarakat begitu pula seharusnya dengan
dwikewarganegaraan
22
Peter J Spiro ldquoDual Citizen as Human Rightrdquo International Journal of Constitutional
Law Vol 8 No 1 (2010) h 113
23
Ko Swan Sik edNationality and International in Asian Perspective (Dordrecht Martinus
Nijhoff 1990) h 247
24
Anja Broslashndsted Sejersen ldquoldquoI Vow to Thee My Countriesrdquo The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Centuryrdquo International Migration Review Vol 42 No 3 (2008) h 530
26
Pasca Perang Dunia ke-II hak asasi manusia berkembang dan hak untuk
berpindah kewarganegaraan diakui sebagai hak asasi manusia dalam Deklarasi
Universial Hak Asasi Manusia PBB tahun 1948 Kewarganegaraan dipandang
sebagai suatu hak yang mendasar Selain itu pandangan liberal menggeser konsepsi
nasionalisme yang kaku menjadi lebih fleksibel Struktur masyarakat yang semakin
heterogen (terutama di Eropa) juga mendorong pergeseran pandangan
kewarganegaraan yang awalnya dikaitkan dengan konteks kewilayahan dan
kesukubangsaan
Migrasi transnasional juga terus menggerus konsepsi tradisional
kewarganegaraan yang dikaitkan negara kebangsaan (nation-state) Dengan
perkembangan transportasi dan komunikasi hubungan transnasional orang-orang
semakin cair dan kasus dwikewarganegaraan mulai timbul secara de facto meskipun
secara de jure belum diakomodir
Menjelang abad ke-21 ada pergeseran pandangan yang semakin permisif
terhadap dwikewarganegaraan yang secara jelas terlihat dalam instrumen hukum
internasional Dalam Konvensi Eropa tentang Kewarganegaraan (European
Convention on Nationality 1997) secara tegas mengharuskan negara peserta untuk
mengizinkan dwikewarganegaraan bagi anak yang mendapatkan
dwikewarganegaraan karena kelahirannya atau perkawinan25
Dari sini dapat dilihat
perkembangan hukum internasional khususnya instrumen hukum internasional
negara-negara Eropa semakin permisif terhadap kasus dwikewarganegaraan yang
pada awalnya menolak sama sekali dwikewarganegaraan dalam Konvensi LBB 1930
lalu sebisa mungkin menghindari dwikewarganegaraan menurut Konvensi Dewan
Eropa 1963 dan pada akhirnya diterima di Eropa berdasarkan Konvensi Eropa 1997
25
Article 17 European Convention on Nationality 1997 berbunyi asli sebagai berikut ldquoA
State Party shall allow a children having different nationalities acquired automatically at birth to
retain these nationalities b its nationals to possess another nationality where this other nationality is
automatically acquired by marriagerdquo
27
Keadaan berkewarganegaraan ganda sering pula terjadi akibat dari
perkawinan campuran antar bangsa yang otomatis menganut hukum perkawinan dan
kewarganegaraan yang berbeda26
Dimana masing-masing pihak yang terkait dalam
perkawinan campuran tersebut oleh negara asalnya ada yang mengizinkan anak yang
dihasilkan dari perkawinan tersebut untuk memiliki kewarganegaraan kedua
orangtuanya (kewarganegaraan gandadwikewarganegaraan) Dalam kenyataannya
terdapat keanekaragaman peraturan dan asas-asas kewarganegaraan apakah ius soli
atau ius sanguinis karena negara bebas untuk memilih asas-asas manakah yang
hendak dipakainya dalam menentukan siapakah yang menjadi warganya Yang
kemudian menimbulkan apatridie bipatridie bahkan mungkin multipatridie karena
dari benturan asas-asas kewarganegaraan yang tidak seragam Akibatnya timbul
peraturan-peraturan di bidang kewarganegaraan yang tidak sama di semua negara
Dan menurut istilah Sudargo Gautama hal ini menggambarkan seolah-olah terjadi
ldquopertentanganrdquo27
Yang dimaksud dengan apatridie yaitu orang-orang yang tidak mempunyai
suatu kewarganegaraan (tanpa kewarganegaraan) Pada akhir-akhir ini apatride
banyak kemungkinan terjadi karena perkembangan hubungan antara negara dan
hubungan politis Beberapa negara tertentu telah mulai mempergunakan pencabutan
kewarganegaraan sebagai semacam hukuman Apabila orang-orang yang terkena
dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh negara yang bersangkutan dan mereka ini
belum dapat memperoleh kewarganegaraan pengganti maka mereka ini berstatus
tanpa kewarganegaraan
Apatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut
asas ius soli lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis Sebagai contoh orang
26
Zulfa Djoko Basuki ldquoPerkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya di Indonesia
Dewasa Inirdquo Vol1 No3 (Jakarta Jurnal Hukum Internasional April 2004) h547
27
Beliau lebih lanjut menjelaskan hal ini merupakan konsekuensi dari prinsip kebebasan
untuk menentukan sendiri siapakah yang merupakan warganegaranya maka kita dapat menyaksikan
tidak adanya uniformitet di lapangan peraturan-peraturan tentang kewarganegaraan
28
China yang pro Koumintang tidak diakui sebagai warga RRC sedangkan Taiwan
sebagai negara asal pada 1958 belum ada hubungan diplomatic dengan Indonesia
maka mereka juga tidak diakui sebagai warga negara Taiwan Sehingga mereka
merupakan ldquodefacto apatriderdquo Untuk mencegah apatride UU No 62 Tahun 1958
pasal 1 huruf f menyatakan bahwa anak yang lahir di wilayah Indonesia selama
orang tuanya tidak diketahui adalah warga negara Indonesia
Sementara bagi orang Cina sebelum lahirnya UU No 62 tahun 1958 untuk
menentukan kewarganegaraan diadakan perjanjian antara Indonesia-Cina yang
dikenal dengan perjanjian Soenario-Chow pada tanggal 22 April 1955 yang
diundangkan dengan UU No 2 tahun 1958 berisi bahwa semua orang Cina yang
berdomisili di Indonesia harus mengadakan pilihan kewarganegaraan dengan tegas
dan secara tertulis 28
Kasus yang paling marak mengenai apatride adalah ketika banyak terjadinya
pengungsi-pengungsi yang melarikan diri dari Vietnam tahun 1970-an akibat dari
Perang Vietnam Keadaan tanpa kewarganegaraan ini adalah menyedihkan bagi yang
harus mengalami Sama sekali tidak ada perlindungan dari sesuatu negara Tidak
dapat memiliki paspor negara tertentu Seandainya mereka harus diusir dari negara
tempat mereka berdomisili kemana mereka harus dikirim Sedangkan Bipatridie atau
dwi-kewarganegaraan akan terjadi apabila seseorang memiliki dua kewarganegaraan
Kenyataan terjadinya bipatridie kerapkali sering berlaku yaitu kalau seseorang
penduduk pada suatu negara yang berasal dari kewarganegaraan lain diberi
pewarganegaraan oleh negara yang didiaminya tanpa ia menyatakan melepaskan
kewarganegaraan aslinya (leluhurnya)
28
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 236
29
B Kajian Teoritis
1 Teori Kebijakan Alternatif
a Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak (tentang
pemerintahan organisasi dsb) pernyataan cita-cita tujuan prinsip dan garis
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran Secara umum
kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukan perilaku seseorang
aktor misalnya seorang pejabat suatu kelompok maupun lembaga tertentu
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi Pada dasarnya terdapat
banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian mengenai
kebijakan 29
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya memecahkan
problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejaheraan masyarakat Dan dalam kebijakan setidaknya harus memenuhi
empat hal penting yakni (1)tingkat hidup masyarakat meningkat (2)terjadi
keadilan By the law social justice dan peluang prestasi dan kreasi
individual (3)diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat (dalam
membahas masalah perencanaan keputusan dan implementasi) dan
(4)terjaminnya pengembangan berkelanjutan
Monahan dan Hengst seperti yang dikutip oleh Syafaruddin bahwa
kebijakan (policy) secara etimologi diturunkan dalam bahasa Yunani yaitu
ldquoPolisrdquo yang artinya kota (city)30
Pendapat ini menjelaskan kebijakan
29 Noeng H Muhadjir Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif (Yogyakarta Raka Sarasin 2000) h 15
30
Heinz Weihrich dan Haroid Koontz Management AGlobal Perspective Tent Edition (New
York McGraw-Hill 1993) h 123
30
mengacu kepada cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan
untuk mengelola kegiatan mereka Dalam hal ini kebijakan berkenaan dengan
gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama
diterima pemerintah atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha
mengejar tujuannya Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa
kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang menjadi arah
dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus diikuti oleh para pelaku
dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan dalam sebuah
organisasi serta mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan
masalah atas tindakan yang terjadi
Lebih lanjut Muhadjir mengatakan bahwa kebijakan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kebijakan subtantif dan kebijakan implementatif Kebijakan
subtantif adalah keputusan yang dapat diambil berupa memilih alternatif yang
dianggap benar untuk mengatasi masalah Tindak lanjut dari kebijakan
subtantif adalah kebijakan implemtatif yaitu keputusan-keputusan yang
berupa upayaupaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan
subtantif31
Secara empiris kebijakan berupa undang-undang petunjuk dan
program dalam sebuah Negara kebijakan dianggap sebagai rangkaian
tindakan yang dikembangkan oleh badan atau pemerintah yang mempunyai
tujuan tertentu diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok
pelaku untuk memecahkan masalah tertentu Dengan demikian berdasarkan
beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpukan bahwa kebijakan adalah
sebagai rangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dari dasar pada
masalah yang menjadi rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
31
Noeng H Muhadjir Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach (Yogyakarta
Rake Sarakin 2003) h 90
31
kepemimpinan dan cara bertindak pernyataan citacita prinsip atau maksud
dalam memecahkan masalah sebagai garis pedoman untuk manajeman dalam
usaha mencapai sasaran atau tujuan Dengan kata lain sebagai pedoman untuk
bertindak bagi pengambilan keputusan
Sholichin Abdul Wahab32
sebagaimana dikutip Suharno
mengisyaratkan bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat
kebijakan publik sebagai tindakan yang mengarah pada tujuan ketika kita
dapat memerinci kebijakan tersebut kedalam beberapa kategori yaitu
a Tuntutan kebijakan (policy demands)
Yaitu tuntutan atau desakan yang diajukan pada pejabat-pejabat
pemerintah yang dilakukan oleh actor-aktor lain baik swasta maupun
kalangan pemerintah sendiri dalam sistem politik untuk melakukan
tindaka n tertentu atau sebaliknya untuk tidak melakukan tindakan
pada suatu masalah tertentu Tuntutan ini dapat bervariasi mulai dari
desakan umum agar pemerintah berbuat sesuatu hingga usulan untuk
mengambil tindakan konkret tertentu terhadap suatu masalah yang
terjadi di dalam masyarakat
b Keputusan kebijakan (policy decisions)
Adalah keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah yang
dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan
publik Dalam hal ini termasuk didalamnya keputusankeputusan
untuk menciptakan statuta (ketentuan-ketentuan dasar) ketetapan-
ketetapan ataupun membuat penafsiran terhadap undang-undang
c Pernyataan kebijakan (policy statements)
Ialah pernyataan resmi atau penjelasan mengenai kebijakan publik
tertentu Misalnya ketetapan MPR Keputusan Presiden atau Dekrit
32
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negara (Jakarta Bumi Aksara 2010) h 25-27
32
Presiden keputusan peradialn pernyataan ataupun pidato pejabat
pemerintah yang menunjukkan hasrat tujuan pemerintah dan apa
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut
d Keluaran kebijakan (policy outputs)
Merupakan wujud dari kebijakan publik yang paling dapat dilihat dan
dirasakan karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan
guna merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan dan
pernyataan kebijakan Secara singkat keluaran kebijakan ini
menyangkut apa yang ingin dikerjakan oleh pemerintah
e Hasil akhir kebijakan (policy outcomes)
Adalah akibat-akibat atau dampak yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan sebagai
konsekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya tindakan
pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu yang
ada dalam masyarakat
William N Dunn33
membedakan tipe-tipe kebijakan menjadi
lima bagian yaitu
a Masalah kebijakan (policy public) Adalah nilai kebutuhan dan
kesempatan yang belum terpuaskan tetapi dapat diidentifikasi dan
dicapai melalui tindakan public Pengetahuan apa yang hendak
dipecahkan membutuhkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
mendahului adanya problem maupun informasi mengenai nilai yang
pencapaiannya menuntut pemecahan masalah
b Alternative kebijakan (policy alternatives) Yaitu arah tindakan yang
secara potensial tersedia yang dapat member sumbangan kepada
pencapaian nilai dan pemecahan masalah kebijakan Informasi
33
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL (Yogyakarta
Gajah Mada University Press 2003) h 98
33
mengenai kondisi yang menimbulkan masalah pada dasarnya juga
mengandung identifikasi terhadap kemungkinan pemecahannya
c Tindakan kebijakan (policy actions) Adalah suatu gerakan atau
serangkaian gerakan sesuai dengan alternatif kebijakan yang dipilih
yang dilakukan untuk mencapai tujuan bernilai
d Hasil kebijakan (policy outcomes) Adalah akibat-akibat yang terjadi
dari serangkaian tindakan kebijakan yang telah dilaksanakan Hasil
dari setiap tindakan tidak sepenuhnya stabil atau diketahui sebelum
tindakan dilakukan juga tidak semua dari hasil tersebut terjadi seperti
yang diharapkan atau dapat diduga sebelumnya
e Hasil guna kebijakan Adalah tingkat seberapa jauh hasil kebijakan
memberiakn sumbangan pada pencapaian nilai Pada kenyataanya
jarang ada problem yang dapat dipecahkan secara tuntas umumnya
pemecahan terhadap suatu problem dapat menumbuhkan problem
sehingga perlu pemecahan kembali atau perumusan kembali
b Analisis Kebijakan Publik
Studi kebijakan dapat dilihat sebagai bagian dari studi disiplin
maupun sistem administrasi atau salah satu kajian dalam administrasi publik
yaitu kebijakan publik (public policy) Dengan begitu kebijakan mengarah
kepada produk yang dikeluarkan oleh badan-badan publik yang bentuknya
bisa berupa peraturan perundang-undangan dan keputusan-keputusan
sedangkan kebijaksanaan lebih menitik beratkan kepada fleksibilitas suatu
kebijakan 34
Untuk lebih memamahi kebijakan maka perlu mengkaji tentang
analisis kebijakan karena kebijakan pada esensinya adalah suatu proses dalam
34
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negarahellip h153
34
upaya untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik sehingga berdampak
pada kesejahteraan bangsa Pembuat kebijakan publik pada umumnya adalah
unsur birokrat atau pejabat pemerintah termasuk para pegawai senior
pemerintah yang tugasnya adalah memberikan pelayanan demi kebaikan
publikuntuk itu para ahli mencoba menjelaskan pengertian analisis kebijakan
Menurut Bardach bahwa analisis kebijakan adalah suatu aktifitas
politik dan sosial35
Hal ini berarti dalam analisis kebijakan perlu dipahami
masalah-masalah yang bersifat politis dan sosial Kemudian Palto dan
Sawicky sebagaimana dikutip Riant Nugroho menyatakan bahwa analisis
kebijakan merupakan tindakan yang diperlukan untuk membuat suatu
kenijakan baik kebijakan yang baru maupun kebijakan yang merupakan
konsekuensi dari kebijakan yang ada36
Sementara analisis kebijakan menurut
William NDunn bahwa analisis kebijakan adalah
ldquoPolicy analysis is a problem solving discipline that draws on
theories methodee and substantive findings of the behavioral and social
sciences social professional and political philosophy as is usual with
complex activities there are several ways to define policy analisis The one
adopted here is that policy analysis is a process multidisciplinary inquiry
designed to create critically assess and coinicate information that is useful
in understanding and improving policiesrdquo 37
Pendapat Dunn ini juga dikutip dalam Nanang Fattah bahwa analisis
kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu yang berupaya memecahkan masalah
dengan menggunakan teori metode dan substansi penemuan tingkah laku dan
35
Eugene Bardach A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving (New York Seven Bridges Press 2000) h 13
36
Riant Nugroho Public Policy (Jakarta Alex Media Komputindo 2008) h 84
37
Willian N Dunn Public Policy Analysis (London Pearson Prentice Hall 2003) h 1
35
ilmu-ilmu sosial profesi sosial dan filosofi sosial politis38
yang dilakukan
dengan cara tertentu Sedangkan Dunn menyatakan bahwa ada tiga
pendekatan dalam analisis kebijakan yaitu pendekatan empiris evaluative
dan normatif Pendekatan empiris berupaya menjawab permasalahan fakta-
fakta pendekatan evaluastif berupaya mencari beberapa nilai atas sesuatu dan
pendekatan normatif memberikan upaya tindakan atas apa yang harus
dilakukan Prosedur analisis kebijakan menurut Dunn dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Prosedur Analisis Umum Menurut Waktu Tindakan Kebijakan39
Tindakan
Kebijakan
Deskripsi Evaluasi Rakomendasi
Sebelum
tindakan(ex-ante)
Prediksi - Preskripsi
Sesudah tindakan
(ex-pose)
Deskripsi Evaluasi -
Penjelasan dari istilah pada tindakan kebijakan diatas adalah
a Definisi yang menghasilkan pengetahuan mengenai kondisi-kondisi
yang menimbulkan masalah kebijakan
b Prediksi adalah menyedikan informasi mengenai konsekuensi dimasa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan termasuk jika tidak
melakukan sesuatu
c Preskripsi adalah menyediakan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa yang akan datang
38
Nanang Fattah Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2013)
h 5 39
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOLhellip h 98
36
d Deskripsi adalah menghasilkan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa sekarang dan masa lalu
e Evaluasi adalah kegunaan alternatif kebijakan dalam memecahkan
permasalahan
Berdasarkan prosedur analisis tindakan kebijakan ini bertujuan akhir
pada pemecahan masalah yang dihadapi sehingga perlu dibuat kebijakan
untuk mengataasi permasalahan tersebut Untuk itu analisis kebijakan
akan memperkirakan apa yang akan terjadi apabila alternatif yang dipilih
ditetapkan untuk dilaksanakan memperkirakan apa yang akan terjadi
kemudian apa yang harus dilakukan serta dampak apa yang akan terjadi
dari kebijakan tersebut Selanjutnya apabila tidak dilakukan alternatif
kebijakan tersebut maka tantangan yang akan terjadi baik kondisi politik
sosial dan budaya apabila kebijakan itu tidak dilaksnakan Kemudian
analisis kebijakan mendeskripsikan kebijakan yang telah dilaksanakan dan
yang akan dilaksanakan sehingga diperoleh gambaran apa kekurangan dari
kebijakan yang telah dilakukan dan apa kelebihan dari kebijakan yang
telah dilaksanakan sehingga diperoleh alternatif yang tepat Melalui
evaluasi kebijakan akan diperoleh gambaran sejauh mana kebijakan yang
dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
37
BAB III
DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DAN
INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia
a Zaman Belanda
Dalam buku-buku (dalam bahas Indonesia) yang membahas ketentuan
Pasal 131 IS da Pasal 163 IS Lazim dipergunakan sebutan ldquoorang Indonesia
aslirdquo tidak ada kata-kata ldquobangsardquo (orang-orag bangsa Indonesia asli)
Pemakaian sebutan ldquoorang Indonesia aslirdquo dipertimbangkan berdasarkanberbagai
aspek Judul bab dalam IS (Bab kedelapan) adalah ldquovan de ingezetenanrdquo yaitu
ldquotentang pendudukrdquo bukan tentang kewarganegaraan (citizenship)1 Pengertian
ini dapat dimengerti Indonesia pada waktu itu (Hindia-Belanda) bukan sebuah
Negara yang mandiri walaupun memiliki cirri-ciri kenegaraan Indonesia adalah
bagian (sebagai jajahan) Kerajaan Belanda Hal yang sama berlaku untuk
suriname dan Curacau Penduduk Indonesia adalah kaula belanada (nederlands
ondedanen) Sebutan ldquokaula Belandardquo serupa dengan sebutan ldquoBritish Subjectrdquo
untuk penduduk daerah jajahan Inggris Sebutan-sebutan itu dengan sengaja
untuk membedakan dengan sebutan ldquoBritish citizenrdquo yaitu warga Negara di
wilayah (negara) induk Begitu juga sebutan kaula Belanda untuk membedakan
dengan warga Belanda yang disebut ldquonenderlanderrdquo yaitu orang Belanda 2
Oleh karena Hindia-Belanda dijajah oleh Negeri Belanda maka pada
zaman itu segala sesuatu tentang kewarganegaraan diatur oleh Undang-undang
dari Negeri Belanda Yang menjadi pokok-pangkal dalam hal ini ialah Undang-
1 Wirjono Projodikoro Azas-Azas Kewarganegaraan di Indonesia (Jakarta PT Dian Rakyat
1989) h 174
2 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
(Yogyakarta FH UII Press 2009) h 17
38
undang (Wet) tanggal 12 Desember 1892 tentang ldquoNederlanderschap
eningezetenschaprdquo (Kebangsaan Belanda dan hal penduduk Kerajaan Belanda)
Ada dua macam ldquoNederlanderrdquo (orang Belanda) yaitu (1) orang Belanda sejak
lahir dan berdasar keturunan (jus sanguinis) (2) orang-orang yang menjadi orang
Belanda secara naturalisasi atau pewarganegaraan Menurut pasal 10 orang Asing
(vreemdeling) adalah orang yang bukan orang Belanda tersebut dan yang tidak
dengan secara lain menjadi ldquoNederlands onderdaanrdquo atau kaula Belanda3
Tentang kaula-Belanda ini ada Undang-undang (Wet) lain tanggal 10
Februari 1910 (staatsblad 1910-269) tentang kaula Belanda yang bukan orang
Belanda Menurut pasal 1 Undang-undang ini dari orang-orang yang bukan
orang Belanda adalah kaula Belanda (Nederlands onderdaan) orang-orang
berikut
1 Mereka lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao dari orang-orang tua
yang bertempat tinggal disana atau apabila bapaknya tidak dikenal dari ibu
yang bertempat tinggal disana (dengan beberapa kekecualian mengenai anak-
anak dari Konsul Asing)
2 Mereka yang lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao yang
a Kedua orang tuanya tidak dikenal
b Orang tuanya tidak berdiam diri disitu dan tidak mempunyai
ldquoNationalityrdquo (kebangsaan) atau kebangsaannya tidak dikenal
c Bapaknya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belanda
d Ibunya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belandajika
bapak-bapaknya tanpa nationality atau kebangsaannya tidak dikenal
3 Istri kaula-Belanda
4 Anak dari seorang kaula-Belanda meskipun lahir di luar daerah-daerah itu
yang dibawah umur 18 tahun atau sudah kawin
3 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006hellip h 17
39
5 Anak tersebut sub empat yang setelah kawin atau setelah mencapai umur 18
tahun menetap di daerah-daerah tersebut
Menurut pasal 2 status orang sebagai kaula-Belanda hilang
1 Dengan naturalisasi atau pewarganegaraan seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang belum kawin disuatu Negara Asing
2 Bagi seorang perempuan yang kawin dengan seorang warga dari suatu Negara
Asing kecuali apabila perempuan itu tidak mungkin menjadi warga dari
Negara Asing tadi
3 Dengan masuk dinas ketentaraan Negara Asing tanpa ijin dari pemerintah
setempat
4 Bagi orang-orang bukan Indonesia asli yang setelah berada di luar daerah-
daerah tersebut tidak dalam 3 bulan melaporkan diri pada seorang Konsul
Belanda di tempat
5 Bagi orang perempuan yang termasuk dalam sub 1 dan 2 setelah ia kemudian
mendapat nationality dari suaminya
6 Dengan pembatalan status itu oleh yang berkuasa dalam beberapa hal tertentu
Dengan demikian pada zaman Hindia-Belanda tidak ada kewarganegaraan Indonesia
melainkan hanya ada kekaulaan Belanda sehingga pada waktu itu di Indonesia
terhadap pengertian ldquoorang asingrdquo (vreemdeling) ada pengertian ldquokaula-Belandardquo dan
para kaula-Belanda ini dibagi dalam tiga golongan yaitu
a Orang-orang Belanda
b Orang-orang Indonesia asli (inlander)
c Orang-orang timur asing (vreemde Oosterling)
Tiga golongan ini kemudian dinamakan lain yaitu
a Nederlands onderdaan-Nederlander atau kaula-Belanda yang terdiri dari orang
Belanda
b Nederlands onderdaan-niet Nederlander van inheemse oorsprong (kaula-
Belanda yang bukan orang-orang Belanda dan yang terdiri dari orang-orang
Indonesia asli
40
c Nederlands onderdaan-niet Nederlander van uitheemsche oorsprong
ataukaula-Belanda yang bukan orang Belanda dan bukan orang Indonesia asli
yaitu orang Eropa bukan Belanda dan orang-orang Timur Asing seperti
orang-orang Cina Arab India dan lain-lain Dalam hal ini orang Jepang
disamakan dengan orang Eropa bukan Belanda4
Hindia Belanda bukanlah suatu negara maka tanah air Indonesia dalam zaman
Belanda tidak mempunyai warga negara menurut pertauran Hindia Belanda
penghunipenduduk tanah air Indonesia yang bukan orang asing disebut kaulanegara
Belanda yang dapat dibagi sebagai berikut5
1) Kaulanegara Belanda orang Belanda
2) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi yang termasuk
Bumiputera
3) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi juga bukan
Bumiputera misalnya orang-orang Timur Asing (Cina India Arab
dan lain-lain)
b Zaman Pendudukan Jepang
Indonesia diduduki oleh Jepang dari bulan Maret 1942 sampai tanggal 17 Agustus
1945 pemerintah Jepang tidak mengeluarkan suatu peraturan resmi mengenai
kewarganegaraan di Indonesia Tetapi dalam praktek orang-orang di Indonesia yang
bukan orang Jepang baik orang-orang Indonesia asli maupun orang-orang keturunan
Belanda Cina Arab dan sebagainya tidak lagi dipandang sebagai kaula-Belanda
atau Nederlands onderdaan Orang-orang keturunan Belanda pada umumnya
dianggap sebagai orang-orang Belanda maka mereka seperti orang-orang Belanda
juga dimasukkan dalam ldquokonsentrasi-kamprdquo atau tempat pengasingan jadi berada
4 Wirjono Prdjodikoro Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia (Jakata PT Dian Rakyat
1989) h 175
5 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 237
41
diluar kehidupan kemasyarakatan dan orang-orang lain yang ada di Indonesia yang
bukan orang Jepang dianggap sama kedudukannya sebagai rakyat jelata Maka dalam
periode ini kewarganegaraan tidak diatur
c Sejak Proklamasi
Pada waktu Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 Negara
Republik Indonesia belum mempunyai Undang-Undang Dasar Sehari kemudian
tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD 1945 mengenai kewarganegaraan
UUD 1945 menyebutkan antara lain6
1) Pasal 26 ayat (1) menentukan bahwa ldquoYang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara Indonesiardquo sedangkan
2) Pasal 26 ayat (2) menentukan bahwa ldquoSyarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan Undang-Undangrdquo
Sebagai pelaksanaan pasal 26 tanggal 10 April 1946 diundangkan UU No 3 tahun
1946 Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut UU No 3
tahun 1946 adalah
1) Orang yang asli dalam daerah Indonesia
2) Orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam wilayah
negara Indonesia
3) Anak yang lahir di dalam wilayah negara Indonesia
Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa asas yang dianut dalam UU ini adalah Ius Soli
UU No 3 tahun 1946 selanjutnya mengalami perubahan oleh UU No 6 dan 8 Tahun
1947 Sebagaimana UU No 3 tahun 1946 kalau diperhatikan dari UU tersebut bahwa
kewarganegaraan yang dianut di Indonesia menganut asas Ius Soli yang dapat dilihat
pada pasal 1 (a) dan (b) yaitu
1) WNI adalah orang Indonesia asli dalam daerah negara Indonesia
6 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
42
2) Orang peranakan yang lahir dan bertempat tinggal di Indonesia paling sedikit 5
tahun berturut-turut serta berumur 21 tahun kecuali ia menyatakan keberatan
menjadi WNI7
d Persetujuan Kewarganegaraan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB)
Persetujuan perihal pembagian warga negara hasil dari Konferensi Meja Bundar
(27 Desember 1949) antara Belanda dengan negara Indonesia Serikat ada tiga hal
yang penting dalam persetujuan tersebut antara lain8
1) Orang Belanda yang tetap kewarganegaraan Belanda tetapi terhadap
keturunannya yang lain dan bertempat tinggal di Indonesia kurang lebih 6
bulan sebelum 27 Desember 1949 setelah penyerahan kedaulatan dapat
memilih kewarganegaraan Indonesia yang dinamakan ldquohak opsirdquo atau hak
untuk memilih kewarganegaraan sedangkan pemilihan kewarganegaraan
disebabkan tindakan aktif sebagai lawan tindakan pasif dalam hak
repudiasi
2) Orang-orang yang tergolong kawula Belanda (orang Indonesia Asli)
berada di Indonesia memperoleh kewarganegaraan Indonesia kecuali tidak
tinggal di SurinameAntiland Belanda dan dilahirkan di wilayah Belanda
dan dapat memilih kewarganegaraan Indonesia
3) Orang-orang Eropa dan Timur Asing maka terhadap mereka dua
kemungkinan yaitu jika bertempat tinggal di Belanda dan ditetapkan
kewarganegaraan Belanda mereka yang dinyatakan sebagai WNI dapat
menyatakan menolak dalam kurun waktu dua tahun
e Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946
Sesuai dengan Pasal 26 UUD 1945 pada tanggal 10 April 1946
diundangkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 yang mengatur tentang
Kewarganegaraan dan Kependudukan Republik Indonesia Undang-Undang
7 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
8 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 239
43
ini berlaku surut sejak tangga 17 Agustus 1945 Berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang Kewarganegaraan Indonesia yang pertama ini kewarganegaraan
Indonesia bisa didapatkan oleh
1) orang Indonesia asli dalam wilayah Negara Indonesia
2) orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut di atas tetapi turunan
seorang dari golongan itu serta lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman dalam wilayah Negara Indonesia dan orang bukan turunan
seorang dari golongan termaksud lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman yang paing akhir selama sedikitnya lima tahun berturut-turut
di dalam wilayah Negara Indonesia yang telah berumur 21 tahun atau
telah kawin
3) orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara
naturalisasi
4) anak yang sah disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh
bapaknya pada waktu lahir bapaknya mempunyai kewarganegaraan
Indonesia
5) anak yang lahir dalam jangka watu tiga ratus hari setelah bapaknya yang
mempunyai kewarganegaraan Indonesia meningal dunia
6) anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah yang pada
waktu lahir mempunyai kewarganegaraan Indonesia
7) anak yang diangkat secara sah oleh warga negara Indonesia
8) anak yang lahir di dalam wilayah Negara Indonesia yang oleh bapaknya
ataupun ibunya tidak diakui secara sah
9) anak yang lahir di wilayah Negara Indonesia yang tidak diketahui siapa
orangtuanya atau kewarganegaraannya
Pada dasarnya Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1936 menyatakan ada
4 (empat) cara untuk menjadi warga negara Indonesia Pertama untuk penduduk asli
secara otomatis menjadi warga negara Indonesia Kedua penduduk yang sudah lebih
dari lima tahun dan tidak pernah menyatakan diri menolak kewarganegaraan
44
Indonesia adalah warga negara Indonesia Ketiga semua keturunan dari cara pertama
dan cara kedua tersebut Keempat orang asing yang mendaftarkan diri untuk menjadi
warga negara Indonesia Undang-Undang ini pada prinsipnya menganut asas ius soli
Penduduk Indonesia secara pasif memperoleh status warga Negara Indonesia Namun
bagi mereka yang tidak menghendaki status tersebut diperkenankan untuk
menggunakan hak repudiasinya dengan mengajukan pernyataan secara tertulis
menolak kewarganegaraan Indonesia Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 telah
mengalami beberapa kali perubahan yaitu diubah dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1947 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 19489 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 menambahkan ketentuan pada
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dengan (j) badan hukum yang
didirikan menurut hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia dan bertempat
kedudukan di dalam wilayah Negara Indonesia Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1947 kemudian menegaskan bahwa seorang warga negara Indonesia tersebut pada
Pasal 1 sub b yang mempunyai kewarganegaraan dari negara lain dapat melepaskan
kewarganegaraannya dari negara Indonesia dengan menyatakan keberatan menjadi
warga negara Indonesia10
Perubahan dengan kedua Undang-Undang yang terakhir
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin
menggunakan hak repudiasinya sampai tanggal 17 Agustus 1948 Sejak tanggal 17
Agustus 1948 penduduk Indonesia terdiri dari warga negara Indonesia dan warga
negara asing Setiap orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia harus
melalui proses pewarganegaraan berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 194611
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigasian di Indonesiahellip
h 28
10
CST Kansil Hukum Tata Neagara (Jakarta Erlangga 2007) h 38
11
CST Kansil Hukum Tata Neagarahellip h 38
45
f Berdasarkan Undang-Undang No 62 Tahun 1958
Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia yang berlaku hingga sekarang adalah
UU No 62 tahun 1958 yang mutlak berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1
Agustus 1958 Beberapa bagian dari undang-undang itu yaitu yang mengenai
ketentuan-ketentuan siapa warganegara Indonesia status anak-anak dan cara-cara
kehilangan kewarganegaraan ditetapkan berlaku surut hingga tanggal 27 Desember
1949
Hal-hal selengkapnya yang diatur dalam UU No 62 tahun 1958 antara lain (1) Siapa
tang dinyatakan berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) (2) Naturalisasi atau
Pewarganegaraan biasa (3) Akibat pewarganegaraan (4) Pewarganegaraan istimewa
(5) Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dan (6) Siapa yang dinyatakan berstatus
orang asing
Menurut Undang-Undang itu warga negara Indonesia adalah
1) Mereka berdasarkan UUperaturanperjanjian yang terlebih dahulu berlaku
(berlaku surut)
2) Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam Undang-
Undang itu
Sebaliknya seseorang dapat menjadi Orang Asing jika ia tidak memenuhi syarat
sebagai warganegara seperti yang disebutkan diatas Selain itu mungkin juga seorang
Indonesia menjadi orang asing karena (1) Dengan sengaja insyaf dan sadar menolak
kewarganegaraan RI (2) Menolak kewarganegaraan RI karena khilaf atau ikut-
ikutan saja dan (3) Ditolak oleh orang lain misalnya seseorang anak yang ikut status
orang tuanya yang menolak kewarganegaraan RI12
g Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Cina
Setelah kaum Komunis berhasil merebut kekuasaan di Cina sehingga muncul
Republik Rakyat Cina (RRC) yang mempertahankan Undang-Undang
Kewarganegaraan Cina Nasionalis Undang-Undang ini menggunakan asas sanguinis
12
Samidjo Ilmu Negara (Jakarta Amico 1996)hellip h 42
46
Artinya semua orang Cina di manapun berada diklaim sebagai warga negara Cina
Hal ini mengakibatkan semua orang Cina yang berstatus warga negara Indonesia
menjadi berstatus bipatride disamping sebagai warga negara Indonesia juga sebagai
warga negara RRC Timbuknya dwikewarganegaraan adakalanya tidak selalu
disebabkan oleh perbedaan antara peaturan kewarganegaraan masig-masing negara
yang menganut asas perolehan kewarganegaraan yang berbeda namun dapat juga
timbul apabila peraturan kewarganegaraan di setiap negara seluruhnya sama
Berhubungan dengan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam masalah dwi
kewarganegaraan maka dalam praktek negara-negara berusaha untuk mencegah atau
setidak-tidaknya mengurngi adanya kewarganegaraan ganda tersebut13
Masalah dwikewarganegaraan dapat menimbulkan kesulitan ataupun masalah
Masalah atau kesulitan tersebut terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban sebagai waraganegara hal ini dapat dipahami karena bagaimanakah
pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warganegara jika seandainya seseorang
mempunyai dwi-kewarganegaraan Hak dan kewajiban sebagai warganegara
manakah yang harus dilakukan 14
Seperti di Indonesia sebelum dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1958 Tentang perjanjian dwi-kewarganegaraan
Republik Indonesia-Republik Rakyat Cina terdapat penduduk Indonesia yang
memepunyai dwi-kewarganegaraan terutama orang-orang keturunan cina Menurut
Undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia mereka merupakan
warganegara Indonesia juga menurut Undang-Undang Republik Rakyat Cina mereka
juga merupakan warganegara Republik Rakyat Cina15
13
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan (Pusat Studi Hukum Tata
Negara Indo Hill 1995) h 7
14
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraanhellip h 7
15
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia (Tesis Universitas Indonesia 2011) h 79
47
Orang yang mempunyai dwikewarganegaraan (orang keturunan Cina ) ini
sering menimbulkan kesulitan atau persolan di dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan kesulitan baik terhadap yang bersangkutan maupun terhadap
pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut terjadi
pembicaraan antara pihak Indonesia dan RRC sehingga menghasilkan persetujuan
dalam bentuk Perjanjian Dwi Kewarganegaraan Isi perjanjian ini diratifikasi dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1958 ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dwi-kewarganegaraan yang ada
pada waktu itu dan mencegah timbulnya dwi kewarganegaraan di kemudian hari
Masalah dwi-kewarganegaraan diselesaikan dengan cara menghilangkan salah satu
kewarganegaraan yang serempak dimiliki seseorang Untuk itu kedua belah pihak
menyepakati hal-hal berikut ini
1) Suatu golongan yang mempunyai dwi-kewarganegaraan dianggap tidak
mempunyai kewarganegaraan rangkap lagi karena menurut pendapat
Pemerintah Indonesia kedudukan sosial politik mereka membuktikan bahwa
mereka dengan sendirinya telah melepaskan kewarganegaraan RRC-nya
2) Mereka yang berkewarganegaraan rangkap selain butir a harus memilih
dengan kehendak sendiri salah satu kewarganegaraan yang akan mereka
pertahankan Dengan ketentuan bahwa mereka yang tidak menyatakan
pilihannya menjadi warga negara asing Suami istri yang
berkewarganegaraan rangkap menentukan pilihannya masing-masing Dan
selama anak belum dewasa mengikuti pilihan bapak ibunya Dan jika telah
dewasa anak tersebut harus memilih salah satu kewarganegaraan
Pasal X Perjanjian Dwi-kewarganegaraan menentukan bahwa apabila seorang
warga negara Indonesia kawin dengan seorang warga negara RRC masing-masing
tetap memiliki kewarganegaraan asal kecuali apabila salah satu dari mereka dengan
kehendak sendiri memohon dan memperoleh kewarganegaraan dari partnernya
Apabila ia memperoleh kewarganegaraan partnernya dengan sendirinya akan
kehilangan kewarganegaraan asalnya Dari sudut ketentuan Indonesia ketentuan
48
tersebut merupakan ketentuan khusus dari ketentuan umum yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
h Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-undang
kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat Secara filosofis undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia masih mengandung ketentuan yang
belum sejalan dengan falsafah Pancasila karena bersifat diskriminatif kurang
menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara serta kurang
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak
Secara yuridis landasan konstitusional pembentukan Undang-undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indoensia adalah undang-undang
Dasar Sementara Tahun 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden Tahun
1959 yakni dengan kembali berlakunya Undang-undang Dasar 1945 Undang-
undang Dasar 1945 inipun sudah diamandemenkan sehingga lebih menjamin
perlindungan Hak Asasi Manusia dan Hak Warga Negara
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
49
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak16
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadi dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
(1) Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
(2) Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
16
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
50
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan17
Warga negara Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara
Indonesianya seperti tercantum dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat
pernyataan tentang keinginannya untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat
pernyataan itu disampaikan kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang
diwilayahnya meliputi tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak
mengakibatkan kewarganegaraanganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3
tahun sejak tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini
dimaksudkan untuk memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan
perkawinannya atau tidak karena pada umumnya perkawinan campuran hanya
berlangsung dalam waktu 3 tahun Selain itu oleh karena adanya perkawinan
campuran maka dapat pula warganegara asing yang menikah dengan warga negara
Indonesia diberikan kemudahan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini
Manusiahellip h 80
51
tercantum dalam pasal 19 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersnagkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Warga Negara Asing yang telah 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut-turut dapat menjadi Warga Negara Indonesia asalkan dengan diberikan
kewarganegaraan ganda Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara
Indonesia yang telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing
kemudian ia ingin memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka
menurut Pasal 32 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri bagi
warganegara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
17
Libertus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraan (Jakarta
52
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan Masalah perubahan kewarganegaraan
suami istri yang melangsungkan perkawinan campuran didasarkan pada undang -
undang kewarganegaraan seperti halnya perempuan warga negara Indonesia yang
kawin dengan laki-laki warga negara asing yang menurut hukum negara asal
suaminya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan
suami sebagai akibat perkawinan tersebut atau laki-laki warga negara Indonesia yang
kawin dengan perempuan warganegara asing yang menurut hukum negara asal
istrinya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan
istri sebagai akibat perkawinan tersebut18
Oleh karena itu suami atau istri tidak secara otomatis kehilangan
kewarganegarannya ataupun mendapatkan kewarganegaraan pasangannya karena
tergantung kepada hukum kewarganegaraan pasangannya Menurut pasal 26 (3) dan
(4) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia apabila seorang warga negara Indonesia ingin mempertahankan
kewarganegarananya maka dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau perwakilan Republik Indonesia Surat pernyataan
tersebut harus diajukan 3 tahun sejak perwakilan berlangsung Jadi selama jangka
waktu itu perwakilan berlangsung Jadi selama jangka waktu itu ia tidak
menyatakannya maka akan kehilangan kewarganegaraan Indonesianya Dalam pasal
27 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia menyatakan bahwa ldquoKehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri
yang terikat perkawinan yang sah tidak menyebabkan hilangnya status
kewarganegaraan dari istri atau suamirdquo
Visimedia 2008) h4
18
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
53
Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai aspek
bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga negara sehingga diganti
dengan Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru yaitu Undang- Undang Nomor
12 Tahun 2006 Undang-Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam
menghapus berbagai bentuk diskriminasi selama ini Pasal 2 Undang-Undang Nomor
12 Nomor 2006 menyatakan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Nomor
2006 menyatakan bahwa warga negara Indonesia adalah 19
(1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan danatau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia
(2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia
(3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing
(4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia
(5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut
(6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
Indonesia
(7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia
19
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
54
(8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin
(9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
(10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
(11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
(12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan
(13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
Asas-asas yang dianut Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 adalah sebagai
berikut
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 12 Nomor 2006
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
55
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006
Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) atau tanpa kewarganegaraan (apatride)
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini
merupakan suatu pengecualian Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-
undang kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
56
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak20
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadai dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
1 Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
2 Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
3 Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
20
Liberatus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraanhellip h 4
57
4 Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Warga negara
Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara Indoensianya seperti tercantum
dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat pernyataan tentang keinginannya
untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat pernyataan itu disampaikan
kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang diwilayahnya meliputi
tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak mengakibatkan
kewarganegaraan ganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3 tahun sejak
tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini dimaksudkan untuk
memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan perkawinannya atau tidak
karena pada umumnya perkawinan campuran hanya berlangsung dalam waktu 3
tahun21
Selain itu oleh karena adanya perkawinan campuran maka dapat pula warga
negara asing yang menikah dengan warga negara indonesia diberikan kemudahan
untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini tercantum dalam pasal 19
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
58
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersangkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara Indonesia yang
telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing kemudian ia ingin
memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka menurut Pasal 32
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada menteri bagi Warga
Negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan
21
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
59
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah Dwikewarganegaraan
Seiring berjalannya waktu Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinilai sudah tidak sanggup lagi
mengakomodir kepentingan para pihak dalam perkawinan campuran terutama
perlindungan hukum bagi seorang istri yang statusnya Warga Negara Indonesia dan
masalah status kewarganegaraan anak hasil perkawinan campur dimana si ibu Warga
Negara Indonesia akan mengalami kesulitan mendapatkan pengasuhan anaknya yang
Warga Negara Asing apabila perkawinan campur itu putus karena sesuatu hal22
Bila ditinjau ke belakang produk hukum yang dihasilkan pada masa orde
lama yaitu Program Benteng tahun 1951 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1959 yang dimaksudkan untuk memecah persoalan polarisasi sosial Warga Negara
asli dan Warga Negara tidak asli (pribumi dan non pribumi) Pada masa tahun 1945
sampai berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan masa pengembangan
konsep kebangsaan Dalam kurun waktu itu terjadi usaha-usaha
untuk menggantikan konsep kebangsaan itu dengan konsep atau ideologi lain yaitu
munculnya pemberontakan yang bersifat politis ideologis dan separatis Kemudian
lahir orde baru dengan tujuan untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara murni dan konsekuen ternyata tidak berhasil
yang terjadi justru kebalikannya yakni hukum menjadi sarana untuk menopang
kekuasaan dan status quo
Selama orde baru banyak praktik hukum yang tidak aspiratif dan tidak
demokratis sebaliknya sebagai produk hukum orde baru telah memangkas hak-hak
warga negara yang diatur oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan hukum internasional contoh konkrit sebagai ekspresi yang
membawa implikasi praktek politik hukum yang diskriminatif orde baru yaitu
berusaha menggarap masalah Warga Negara Indonesia Tionghoa secara serius
Manusiahellip h 91
60
mendasar dan mendalam yaitu melalui politik hukum pembuatan produk hukum
yang berbentuk Resolusi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor
IIIRESMPRS1966 tentang Pembinaan Kesatuan Bangsa seterusnya rezim orde
baru yang berciri legalistik dalam seluruh kebijaksanaan yang diambilnya selalu
didasarkan pada format perundangan seperti Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden dan Instruksi
Presiden dalam melaksanakan proses konsep kebangsaan Indonesia Untuk keperluan
legalitas tersebut maka sejak periode awal salah satu langkah untuk memecah
persoalan etnik Tionghoa pemerintahan orde baru telah mengeluarkan Instruksi
Presidium Kabinet Nomor 31UIN121966 kepada Menteri Kehakiman Republik
Indonesia untuk tidak menggunakan penggolongan penduduk Indonesia berdasarkan
pasal 131 dan 163 IS (Indische Staatsregelling) dan Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 1967 tentang Kebijaksanaan Pokok yang menyangkut Warga Negara
Indonesia keturunan asing
Dalam konteks mengupayakan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
dianggap perlu untuk meniadakan semua praktik yang mengarah pada pemilahan
atau pengkotak-kotakan golongan penduduk kepada Warga Negara Indonesia
Tionghoa dimungkinkan untuk mengganti nama mereka dengan nama-nama
Indonesia sebagaimana ditentukan dalam keputusan Presidium Kabinet Nomor
1274Kep121966 tanggal 27 Desember 1966 Pada tanggal 8 Juli 1996 dikeluarkan
Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik
Indonesia selanjutnya di sini disebut Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996
Keputusan tentang hukum ini menyatakan bahwa istri dan anak berusia di bawah 18
tahun dari seseorang yang memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia (proses
naturalisasi) langsung mengikuti kewarganegaraan suamiayahnya tersebut (Pasal 1)
Seorang anak (termasuk dari luar kawin) yang belum berusia 18 tahun dari seorang
wanita Warga Negara Indonesia melalui proses pewarganegaraan langsung menjadi
22
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
61
warga negara Indonesia mengikuti kewarganegaraan ibunya (Pasal 2) Dengan
Keputusan Presiden ini semua peraturan perundang-undang yang untuk kepentingan
berbagai hal mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan tidak berlaku lagi Kemudian ditindaklanjuti dengan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1996 kepada aparat daerah supaya menghapus
semua kebijakan hukum yang mewajibkan istri dan anak untuk melampirkan Surat
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk kepentingan tertentu Kemudian
pemerintah mengeluarkan instrument pelaksanaan produk hukum di atas Dalam hal
ini Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 47121265SJ
kepada seluruh Gubernur Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia untuk tidak lagi
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
Lalu Direktur Jenderal Imigrasi mengeluarkan surat edaran tanggal 9 Juli
2002 yang pada intinya menyatakan paspor Warga Negara Indonesia yang telah
memperoleh kewarganegaraan melalui naturalisasi agar melampirkan petikan
Keputusan Presiden tentang Kewarganegaraan sementara anak dan keturunannya
cukup dengan akta kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk Surat Edaran yang sama
dikeluarkan pula tanggal 16 April 2004 oleh Dirjen Imigrasi Surat Edaran Dirjen
Imigrasi menegaskan hal serupa sesuai Surat Edaran 9 Juli 2002 bahwa permohonan
paspor tidak perlu mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraa Republik Indonesia
Kemudian Dirjen menyatakan bahwa Surat Edaran ini bersifat mengikat kepada
seluruh kantor Imigrasi di Indonesia Wakil Presiden Hamzah Haz mengeluarkan
surat edaran yakni Setwapres Nomor B33 tanggal 15 Maret 2004 Wakil Presiden
memerintahkan kepada Jaksa Agung Kapolri Menteri-Menteri Gubernur dan
BupatiWalikota untuk menertibkan dan menindak aparat bawahannya yang masih
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (Tionghoa India Arab dan lain-lain) Kemudian lahir
Manusiahellip h 158
62
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 tentang Persetujuan Antara Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina23
Disebutkan dalam persetujuan ini bahwa ada berbagai kelompok Warga
Negara Indonesia yang dikelompokkan sebagai Warga Negara Indonesia tunggal
atau mereka yang tidak diperkenankan untuk memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia-Republik Rakyat Cina dan tetap menjadi Warga Negara Indonesia yakni
bagi mereka yang berstatus seperti tentara veteran pegawai pemerintah yang pernah
membela nama Republik Indonesia di dunia internasional petani atau mereka yang
secara implisit sudah pernah ikut Pemilihan umum Tahun 1955 Ada tokoh-tokoh
Tionghoa dalam kelompok ini yang secara tidak konsekuen tetap saja perjanjian
dwikewarganegaraan dengan kewajiban memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia atau Republik Rakyat Cina diterapkan kepada mereka Perjanjian Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina kemudian telah dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang ini dimaksudkan sebagai upaya
menyelesaikan masalah dwikewarganegaraan yang dengan peraturan pelaksanaannya
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 dengan masa opsi 2 tahun (20
Januari 1960-20 Januari 1962) Kemudian dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1969 dibatalkanlah Perjanjian dwi kewarganegaraan tersebut di atas Dengan
demikian persoalan status Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa sudah
terselesaikan Anak-anak Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir
setelah 20 Januari 1962 sudah menjadi Warga Negara Indonesia tunggal dimana
setelah dewasa tidak diperbolehkan lagi untuk memilih kewarganegaraan lain selain
Warga Negara Indonesia
Dengan demikian pula tidak perlu lagi membuktikan kewarganegaraan
dengan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Keberadaan dari produk
perundangan baik Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 maupun Instruksi
23
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusiahellip h 160
63
Presiden Nomor 4 Tahun 1999 yang dengan jelas tidak lagi mensyaratkan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk berbagai kepentingan perdatanya (akta
kelahiran paspor menyekolahkan anak mengurus Kartu Tanda Penduduk dan
sebagainya) bukan tidak berdasar sama sekali Artinya ketentuan di atas mengacu
kepada prinsip-prinsip yang diatur oleh peraturan perundang undangan sebelumnya
yang juga posisi hierarki legalisasinya lebih bersifat kuat karena dalam Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang dalam
peraturan pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1958
menyatakan bahwa penunjukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
demikian hanya jika ada pernyataan suatu instansi yang bersifat meragukan status
orang tersebut Oleh karena kebijakan-kebijakan tersebut terbukti gagal dan
efektivitasnya cenderung terbatas maka lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 untuk memberikan perlindungan hukum kepada setiap warga negara dan
memberikan jaminan kepastian hukum tentang siapa saja Warga Negara Indonesia itu
sehingga tercermin adanya persamaan hukum diantara warga negara Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan suatu produk hukum yang lahir dari
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kemudian dibentuk Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 yakni
a Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh
Kehilangan Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia
b Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M01- HL0301
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 43 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006
c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M02HL-0506
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M80-
HL0401 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pendaftaran Pencatatan dan
64
Pemberian Fasilitas Keimigrasian Sebagai Warga Negara Indonesia yang
Berkewarganegaraan Ganda Ditinjau dari segi perspektif hukum lahirnya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menggantikan Undang Undang Kewarganegaraan lama yaitu
Undang Undang Nomor 62 Tahun 1958 dikarenakan untuk memberikan
perlindungan hukum yang diwujudkan dengan
a Perempuan Warga Negara Indonesia yang menikah dengan pria Warga
Negara Asing tidak otomatis kehilangan haknya sebagai Warga Negara
Indonesia melainkan ia diberi hak opsi untuk mempertahankan status
kewarganegaraannya sebagai Warga Negara Indonesia atau mengikuti status
kewarganegaraan suaminya
b Apabila perkawinan campuran itu putus karena sesuatu hal dan hak
pengasuhan anak jatuh kepada ayahnya yang Warga Negara Asing maka
ketika si ibu Warga Negara Indonesia yang hendak menemui anaknya di luar
negeri tidak dituduh sebagai penculik
c Anak perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga
Negara Asing adalah Warga Negara Indonesia sampai usia 18 tahun atau
sudah kawin dan sesudah itu ia diwajibkan memilih salah satu status
kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006)
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India
Penganugerahan seseorang sebagai warga negara India diatur oleh Bagian II
dari Konstitusi India (Pasal 5 hingga 11) Menurut Pasal 5 semua orang yang
bertempat tinggal di India pada saat dimulainya Konstitusi adalah warga negara India
dan juga orang yang lahir di India Presiden India disebut sebagai Warga Negara
Pertama India Undang-undang yang terkait dengan masalah ini adalah Undang-
Undang Kewarganegaraan 1955 yang telah diamandemen oleh Kewarganegaraan
65
(Amandemen) Undang-Undang tahun 1986 1992 2003 2005 2015 dan 2019
Amandemen 1986 membatasi kewarganegaraan dengan kelahiran untuk mewajibkan
paling tidak satu orang tua harus menjadi warga negara India Amandemen 2003
lebih lanjut membatasi aspek itu dengan mengharuskan orang tua tidak bisa menjadi
imigran ilegal Amandemen 2003 juga mengamanatkan Pemerintah India untuk
membangun Daftar Warga Nasional Amendemen 2019 memberikan jalan yang lebih
mudah ke kewarganegaraan bagi minoritas terpilih yang dianiaya yaitu Hindu Sikh
Budha Jain Paris dan Kristen dari negara tetangga yang mayoritas Muslim di
Bangladesh Pakistan dan Afghanistan yang memasuki India sebelum Desember
2014 Kedua tindakan ini telah memunculkan protes skala besar di India pada 2019
ldquoOil boomrdquo yang terjadi di awal tahun 1970 di negara ndash negara Teluk
menarik banyak orang India untuk mengejar perekonomian yang lebih baik Para
migran yang telah sukses kemudian mendorong golongan muda dari India untuk turut
serta melakukan migrasi Hal ini terus menerus berlangsung dan diaspora India di
negara ndash negara Teluk terus bertambah seiring waktu Pengiriman uang ke negara
asalnya (remittances) sedikit demi sedikit membantu keluarga mereka yang berada di
dalam kemiskinan dan tentu saja menjadi salah satu pemasukan negara24
Hingga pertengahan tahun 1970 pemerintah India belum melihat adanya
keuntungan dari diaspora India Pada tahun 1980 Perdana Menteri India pada saat itu
kemudian mengundang beberapa diaspora India untuk datang kembali ke India untuk
membantu pembangunan India pada beberapa sektor inti yang mencakup sektor
telekomunikasi25
Di tahun 1990 dengan ditetapkannya sistem ekonomi liberal
diaspora India diberikan dorongan untuk lebih aktif lagi dalam pembangunan India
Pembentukan komunitas diaspora India sendiri sebenarnya sudah ada sebelum
adanya inisiatif dari pemerintah India untuk mengumpulkan para diaspora ini Di
24
Dr Naresh Kumar Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective (Central University of Gujarat Centre for Diaspora Studies 2012) h 5
66
tahun 1989 para diaspora India di Amerika Serikat berinisiatif untuk mengadakan
First Global Convention of People of Indian Origin di New York Pemicu utama
dibentuknya konvensi ini adalah banyaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang dialami diaspora India di dunia dimana yang terbesar adalah pada tahun 1987
terjadi kudeta militer terhadap pemerintah Fiji yang didominasi oleh diaspora India
Konvensi ini kemudian menghasilkan pembentukan organisasi global diaspora India
yang pertama yaitu Global Organization of People of Indian Origin (GOPIO)
GOPIO kemudian mengajukan petisi pada PBB mengenai kasus pelanggaran hak
asasi manusia
Pada tahun 2000 dibentuk suatu tim khusus oleh pemerintah India yaitu High
Level Indian Diaspora Committee untuk menelaah lebih lanjut persoalan diaspora
India di dunia Setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara di berbagai benua
tim khusus ini kemudian mengajukan sebuah laporan dengan berisikan beberapa
rekomendasi antara lain diadakannnya pertemuan diaspora India dari seluruh dunia
oleh pemerintah India (Pravasi Bharatiya Divas PBD) menyediakan kebijakan dual
nationality hingga mengupayakan menyediakan hak pilih untuk diaspora India
dengan berbagai syarat dan ketentuan Berbagai rekomendasi ini bertujuan untuk
mendekatkan diaspora India pada tanah airnya memudahkan mobilisasi diaspora
India guna menunjang pembangunan negara dan membuka ruang untuk partisipasi
diaspora India pada pembangunan negara26
Perdana Menteri Dr Manmohan Singh pada tahun 2004 kemudian mendirikan
kementerian baru untuk mengurus kepentingan diaspora India di dunia yaitu Ministry
of Non-Resident Indiansrsquo Affairs yang kemudian berubah nama menjadi Ministry of
Overseas Indian Affairs (MOIA) di bulan September 2004 Divisi emigrasi dari
25
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB) 26
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB)
67
kementerian tenaga kerja kemudian dipindahkan ke MOIA dan divisi NRI dari
kementerian luar negeri juga dipindahkan ke MOIA dengan nama divisi Diaspora
MOIA juga menangani segala aspek migrasi dan kepulangan migran ke India Misi
awal terbentuknya MOIA adalah
To establish a robust and vibrant institutional framework to facilitate and
support mutually beneficial networks with and among Overseas Indians to maximize
the development impact for India and enable Overseas Indians to invest in and
benefit from the opportunities in India27
Poin utama dari misi ini adalah bagaimana MOIA dapat menjadi sebuah institusi
yang dapat memfasilitasi dan mendukung jaringan yang bermanfaat secara mutual
dengan diaspora India Selain itu MOIA juga harus memaksimalkan diaspora India
untuk memberikan pengaruh bagi pembangunan India MOIA memiliki tiga tujuan
utama dalam kinerjanya yaitu
a Facilitate sustained interaction of overseas Indians with India and offer
them a wide variety of service in economic social and cultural matters
b Extend institutional support for individual initiatives and community
action to harness the knowledge skills and investible resources of
overseas Indians to supplement the national development efforts
c Transforming management of emigration through appropriate domestic
interventions and international cooperation
Untuk ketiga mencapai tujuan tersebut maka MOIA kemudian mendirikan beberapa
badan untuk mengefektifkan kinerjanya Badan ndash badan tersebut antara lain
a Overseas Indian Facilitation Centre (OIFC) badan yang bekerjasama
dengan Confederation of Indian Industry (CII) untuk memberikan
pelayanan di bidang ekonomi investasi dan bisnis
27
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
68
b India Development Foundation (IDF) badan untuk memberikan fasilitas
bagi filantropi diaspora India untuk disalurkan pada pembangunan sosial
India
c Indian Council of Overseas Employment (ICOE) badan yang
memusatkan penelitian dan kerjanya pada pasar kerja bagi diaspora
India
d Global Indian Network of Knowledge (Global-INK) sebuah wadah
elektronik yang memfasilitasi penyaluran ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dari
diaspora India
e Overseas Indian Centres (OIC) badan yang berada di dua negara
dengan jumlah diaspora India terbesar Amerika Serikat dan Abu Dhabi
untuk melayani persoalan diaspora India
Selain misi dan tujuan utama MOIA juga memiliki Six Fundamental
Strategic Imperatives yaitu 6 tujuan pokok yang menjadi prioritas utama yang
diberikan dan didukung oleh pemerintah India Yang membedakan tujuan
pokok daripada tujuan dan misinya adalah signifikansi dari tujuan pokok yang
secara jelas dipaparkan Keenam tujuan pokok ini adalah28
a Transforming Brain-drain to Brain-gain Encourage Indians to partner with
the government and the corporations in its development agenda by offering
special status and incentives
Istilah brain drain pertama kali diperkenalkan oleh Royal Society yang
bertujuan untuk menggambarkan emigrasi ilmuwan dan teknolog Eropa ke
Amerika Utara pasca perang khususnya Perang Dunia II Alasan utama dari
emigrasi ini adalah karena adanya masalah di negara asal para emigran
sehingga kelompok ilmuwan ini tidak mendapatkan kesempatan untuk
28
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
69
berkembang Untuk menanggapi brain-drain terdapat istilah brain-gain yang
berarti kedatangan para kelompok ilmuwan dan profesional ke suatu negara
Brain-drain disini dianggap sebagai suatu kerugian negara yang ditinggalkan
dan brain-gain dianggap sebagai suatu keuntungan bagi negara yang dijadikan
tempat tujuan29
India mengalami brain-drain sekitar tahun1960-an ketika negara ini
sedang berada dalam keadaan yang tidak kondusif di bidang ekonomi dan
politik Tujuan pokok pertama dari MOIA adalah mentransformasi brain-drain
menjadi brain-gain dimana sejak tahun 2000 sendiri India sudah menerima
kembali cukup banyak kedatangan kembali para ahli dan profesional Meski
begitu MOIA yakin bahwa tidak semua diaspora India mau pindah kembali ke
India untuk membantu proses pembangunan Maka dari itu MOIA
memaksimalkan bagaimana menjadikan diaspora India ini sebagai penghubung
untuk akses pengetahuan sumber daya dan pasar untuk menggerakan secara
maksimal usaha pembangunan sosio-ekonomi India
MOIA juga tidak menutupi adanya kesempatan bagi diaspora India yang
ingin kembali ke India dan memberikan fasilitas khusus untuk memperlancar
proses kepulangan tersebut Keberadaan badan ndash badan di bawah MOIA
kemudian diefektifkan untuk menjadi suatu institusi yang memberikan
kesempatan bagi diaspora India untuk terlibat sebagai rekan kerja dalam proyek
pembangunan negara India Sektor utama yang ditargetkan sebagai proyek bagi
diaspora India adalah30
a) Local governance ndash Rural and Urban local bodies
29 Moch Iman Santoso Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian (Bandung
Pustaka Reka Cipta 2014) h 97
30
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
70
b) HigherTechnicalvocational education
c) Energy including non-conventional sources
d) Transportation including rural roads
e) Youth Development including skill upgrading
f) Community Health including rural health care delivery
g) School Education including standardized testing
b Facilitating Diaspora philanthropy Facilitate capital flows from the diaspora
Banyak dari diaspora India baik individu maupun organisasi
memberikan sumbangan donasi terhadap berbagai macam permasalahan sosial di
India Tidak adanya badan yang menangani sumbangan ini mengakibatkan
perputaran kapital sumbangan donasi ini jauh dari potensi yang dimiliki diaspora
India untuk berkontribusi terhadap pembangunan India Melihat potensi yang
besar dari hal ini MOIA kemudian menjadikan filantropi diaspora ini sebagai
salah satu tujuan pokok utama dari kinerjanya 31
c Overseas Indians as a Strategic Resource
Advocacy Invite participation and frequent dialogue with professional bodies
where the diaspora are involved to share perspectives and strategies Keberadaan
diaspora India yang tersebar di berbagai negara dan dalam kurun waktu yang cukup
lama menghasilkan cukup banyak perwakilan diaspora yang sukses dan dapat
dipertimbangkan Beberapa dari diaspora ini juga sekarang ini menempati posisi yang
baik dalam bidang ekonomi dan dalam bidang politik di negara tempat mereka
menetap Dengan segala potensi tersebut diaspora India kemudian menjadi suatu
sumber daya yang strategis bagi negara India
Keberadaan diaspora India dalam memberikan pengaruh politik dan
pembentukan kebijakan ini semakin terlihat di tahun 2000-an Salah satu contohnya
yaitu peranan komunitas Indo-Amerika dalam kesimpulan Indo-US civil nuclear deal
Terdapat banyak diaspora India yang mengabdi di eselon tinggi di pemerintahan
71
kedua negara dan apabila dimanfaatkan dengan baik hal ini dapat memberikan India
sebuah keuntungan kompetitif
MOIA memposisikan diaspora India sebagai sebuah cadangan strategis yang
harus ditingkatkan untuk dapat mengadvokasi kepentingan India di kancah global
Hingga sekarang ini diaspora India dibutuhkan untuk mengadvokasi India di bidang
perubahan iklim pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah arsitektur finansial
global yang baru Keanggotaan India sebagai anggota permanen di United Nations
Security Council (UNSC) juga menjadi salah satu bahan advokasi bagi diaspora India
sekarang ini
d International Migration Positioning India as a preferred source country for
economic migration
Partner with states and partners to develop skills which are in short supply
internationally and help upskill and reskill with the aim of developing global citizens
Sebagai salah satu aktor utama di bidang migrasi internasional baik itu sebagai
negara asal transit dan tujuan India mempunyai kepentingan strategis dalam
penerapan kebijakan migrasi internasional Dari perspektif kebijakan keinginan
untuk bermigrasi atau tidak merupakan pilihan individual bagi seorang warga negara
Namun dengan latar belakang historis sebagai salah satu negara yang menjadi sumber
tenaga kerja terbesar di dunia India mengatur proses migrasi rakyatnya India dalam
hal ini diatur oleh MOIA berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan
tenaga kerja yang kemudian diatur pengirimannya ke berbagai negara di dunia
Untuk mendukung kinerja MOIA dalam mengatur pengelolaan migrasi tenaga
kerja diimplementasikan sebuah proyek e-governance yaitu e-migrate e-migrate
berfungsi untuk membangun data berbasis elektronik dari aliran dan persediaan
tenaga kerja migran Proyek elektronik ini juga memungkinkan seluruh stakeholder
(pemerintah perusahaan pelatihan dan lembaga pengelola migran) dalam proses
31
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-Malaysiahellip
h 50
72
migrasi untuk mengatur dan mengerjakan peran mereka secara efisien dan
transparan32
Untuk tujuan pokok keempat ini MOIA juga meningkatkan kerjasama
bilateral di bidang kemigrasian Sejauh ini MOIA telah membuat perjanjian bilateral
keamanan sosial (Bilateral Social Security Agreements) dan kesejahteraan buruh
dengan beberapa negara dengan jumlah diaspora India yang besar Langkah
selanjutnya yang akan diambil adalah membuat sebuah instrumen perjanjuan baru
mengenai kerjasama mobilitas sumber daya manusia (Human Resource Mobility
Partnership) dengan beberapa negara yang strategis bagi India Selain itu untuk
memastikan kualitas tenaga kerja asal India yang akan dikirim India juga fokus untuk
meningkatkan standar kurikulum menjadi standar internasional memperkenalkan
ujian standarisasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan sertifikasi kemampuan yang
independen
e Establishing strategic economic depth in new destination countries
Facilitate diaspora and Indian business to invest and share learnings to support
the economic growth of developing economies that are of strategic interest India
telah menetapkan target pada tahun 2020 untuk menjadi negara dengan perekonomian
yang kuat dengan usia yang masih muda Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
kebutuhan energi (minyak gas dan tenaga nuklir) pangan sumber daya alam dan
pekerjaan Maka dari itu India sudah selayaknya memperkuat kerjasama dengan
negara ndash negara yang kaya akan sumber daya alam dan relatif masih terbelakang
pembangunannya dalam hal ini negara ndash negara di benua Afrika 33
Prioritas migrasi India kemudian ditetapkan dan digolongkan berdasarkan
kebutuhan perekonomian India Tujuan migrasi India sendiri yang awalnya
didominasi oleh negara ndash negara Timur Tengah Asia Tenggara serta Amerika Serikat
32
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 53
33
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
73
dan Inggris sedikit demi sedikit diarahkan ke Afrika Karibia dan Amerika Latin
untuk merubah arah strategi ekonomi India Perubahan pola migrasi ini agar tidak
hanya para ahli dan profesional saja yang melakukan migrasi namun meliputi petani
pemilik usaha kecil dan menengah serta penyedia layanan jasa34
f Protection and Welfare Providing institutional support to Vulnerable Overseas
Indians including women
Review policy and re-engineer processes to be diaspora and emigrant friendly
Tujuan pokok terakhir dari MOIA adalah menjadi tempat perlindungan pertama dan
utama bagi diaspora India di seluruh dunia terutama untuk perempuan Kapabilitas
untuk melakukan intervensi demi menjangkau para diaspora India yang
membutuhkan sedikit demi sedikit harus dibangun dengan cara memperkuat
kerjasama antar negara MOIA juga fokus untuk mengembangkan institusi
mendukung infrastruktur dan mekanisme pertukaran informasi yang dapat
mempermudah jangkauan terhadap diaspora India
2 Amandemen Citizenship of India 2019
Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen) 2019 disahkan oleh
Parlemen India pada 11 Desember 2019 Undang-Undang Kewarganegaraan diubah
tahun 1955 dengan memberikan jalan menuju kewarganegaraan India bagi para
migran ilegal Hindu Sikh Buddha Jain Parsi dan Kristen minoritas agama yang
telah melarikan diri dari penganiayaan dari Pakistan Bangladesh dan Afghanistan
sebelum Desember 2014 Muslim dari negara-negara itu tidak diberi hak yang sama
seperti itu Kebijakan tersebut adalah pertama kalinya agama secara terbuka
digunakan sebagai kriteria kewarganegaraan di bawah hukum India UU tersebut
mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 untuk memberikan
34
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
74
kelayakan kewarganegaraan India bagi para migran ilegal yang beragama Hindu
Sikh Budha Jain Parsis dan Kristen dari Afghanistan Bangladesh dan Pakistan dan
yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 201435
UU tersebut tidak
menyebut Muslim
Di bawah UU tersebut salah satu persyaratan untuk kewarganegaraan melalui
naturalisasi adalah bahwa pemohon harus telah tinggal di India selama 12 bulan
terakhir dan selama 11 dari 14 tahun sebelumnya RUU ini melonggarkan
persyaratan 11 tahun sampai 5 tahun bagi orang-orang yang memiliki enam agama
dan tiga negara yang sama UU ini membebaskan wilayah suku Assam Meghalaya
dan Tripura dari penerapannya Ini juga mengecualikan area yang diatur melalui Izin
Jalur Dalam yang meliputi Arunachal Pradesh Mizoram dan Nagaland Muslim dari
Pakistan Bangladesh dan Afghanistan tidak ditawari kelayakan untuk menjadi warga
negara di bawah Undang-Undang yang baru Para kritikus mempertanyakan
pengecualian tersebut Amandemen membatasi dirinya untuk tetangga mayoritas
Muslim di India dan kedua tidak menyadarinya tentang Muslim yang dianiaya di
negara-negara tersebut
Tidak diragukan lagi bahwa protes nasional terhadap Citizenship Amendment
Act 2019 (CAA)36
yang kontroversial di India telah menggarisbawahi perpecahan
yang mendalam di dalam negara dan dalam komunitas internasional Pers dunia
sering mempublikasikan kerusakan apa yang telah dilakukan terhadap kebijakan luar
negeri India yang telah diselesaikan dan posisi globalnya setelah CAA Masalah
signifikannya adalah bahwa India terus bergerak menuju isolasi di panggung global
dan sekutunya yang terpercaya juga mempertanyakan komitmen konstitusi India
35
Citizenship Amendment Bill Indias new anti-Muslim law explained BBC News (diakses
pada 11 December 2019 pkl 2217 WIB)
36
RUU Amandemen Kewarganegaraan 2019 diperkenalkan oleh BJP yang dipimpin
Pemerintah Modi di Lok Sabha ke-17 oleh Sh Amit Shah Menteri Dalam Negeri Uni 09122019 dan
disahkan pada 10122019 dengan mayoritas anggota parlemen mendukung CAB terhadap 80 anggota
parlemen RUU tersebut disahkan oleh Rajya Sabha pada 11122019 dengan 125 suara mendukung
dan 105 suara menentangnya
75
terhadap hak-hak minoritas Banyak negara secara terang-terangan menyatakan
keprihatinan mereka terhadap perkembangan tertentu di masa lalu di India dan
meragukan apakah negara itu akan mempertahankan karakter sekuler dan
heterogennya atau bersikukuh untuk mengaitkan dirinya dengan beberapa negara
mayoritas yang terkenal di dunia37
Terutama raison detre untuk Citizenship Amendment Act 2019 yang
kontroversial memiliki dua alasan utama penganiayaan agama di tiga negara yang
didominasi Muslim dan memperbaiki kesalahan partisi Melihat alasannya
tampaknya cukup meyakinkan tetapi faktanya kedua alasan itu salah paham dan
secara historis cacat38
Klasifikasi CAA tidak masuk akal sebagaimana diamanatkan
untuk memenuhi syarat Pasal 14 21 dan 25 Konstitusi India Pemerintah tidak
memiliki jawaban mengapa minoritas agama di sekte-sekte Muslim seperti Syiah
Baloch dan Ahmediya yang anggotanya menghadapi penganiayaan agama yang
paling parah di Pakistan Bangladesh dan Afghanistan telah dikecualikan Lebih jauh
pemerintah tidak memiliki jawaban mengapa kelompok yang dianiaya dari negara
tetangga lainnya seperti Rohingya dari Mynamar Madhesis dari Nepal Tamil Elam
dari Sri Lanka dan Muslim dari Tiongkok secara mencolok mengabaikan gagasan
ldquosekularitas progresivitas dan inklusivitasrdquo dari Undang-Undang Perubahan
Kewarganegaraan saat ini 2019 Hal ini membuat niat untuk menyangkal
perlindungan kepada umat Muslim jelas meskipun itu adalah fakta yang diakui
secara universal bahwa umat Islam tidak lebih aman dari penganiayaan agama
daripada komunitas lain Banyak sekali penganiayaan seperti itu seperti dalam kasus
sekte Ahmadiyah dan Syiah di Pakistan Taslima Nasrin di Bangladesh dan bahkan
37
Rana Ayyub Indiarsquos protests could be tipping point of authoritarianism The Washington
Post Dt 18122019 httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721 (diakses pada 17
Januari 2020 pkl 1600 WIB)
38
Narender Nagarwal Global Implications of Indias Citizenship Amendment Act 2019
University of Delhi
Januari2020httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias_Cit
izenship_Amendment_Act_2019 (diakses pada 23 Februari 2020 pkl 1212 WIB)
76
Salman Rushdie di hampir setiap negara Islam CAA gagal untuk mengenali
kebenaran yang kuat bahwa penganiayaan agama tidak harus didasarkan pada agama
korban39
Pakistan Afghanistan dan Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim yang
telah memodifikasi Konstitusi mereka dalam beberapa dekade terakhir untuk
mendeklarasikan Islam sebagai agama resmi negara mereka Karena itu menurut
pemerintah India umat Islam di negara-negara Islam ini tidak mungkin menghadapi
penganiayaan agama Pemerintah menyatakan bahwa Muslim tidak dapat
diperlakukan sebagai minoritas yang dianiaya di negara-negara mayoritas Muslim
ini BBC menyatakan bahwa sementara negara-negara ini memiliki ketentuan dalam
konstitusi mereka yang menjamin hak-hak non-Muslim termasuk kebebasan untuk
mempraktikkan agama mereka dalam praktiknya populasi non-Muslim telah
mengalami diskriminasi dan penganiayaan40
Tindakan serupa untuk minoritas agama yang dianiaya tidak termasuk agama
mayoritas telah diperkenalkan di negara sekuler lainnya seperti Amerika Serikat
Undang-undang Bantuan Penganiayaan Agama Amerika Serikat 2016 menyatakan
Warga negara Suriah yang merupakan minoritas agama di negara asal mereka harus
diklasifikasikan sebagai pengungsi yang memiliki perhatian kemanusiaan khusus
harus memenuhi syarat untuk pemrosesan prioritas dua di bawah sistem prioritas
pemukiman kembali pengungsi 41
39
Faizan Mustafa Religious bases of citizenship would be negation of secularism Indian
Express 11 Desember 2019
40
Indias bill purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims Indias bill
purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims The Economist ISSN 0013-0613 (diakses
pada 27 Februari 2020 pukul 1600 WIB)
41
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act govtrackus (diakses pada 27 Februari
2020 pkl 1323 WIB)
77
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA DAN
INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan
Di Indonesia status kewarganegaraan ganda masih diberlakukan secara
terbatas yakni pada anak dari status perkawinan campuran karena politik hukum
kewarganegaran di Indonesia masih menganut prinsip single nationality Dalam kasus
perkawinan campuran misalnya baik Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia (yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Lama)
maupun Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia
(yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Baru) memang tidak memberikan
status kewarganegaraan Indonesia secara otomatis bagi wanita WNA yang menikah
dengan pria WNI Namun demikian apabila wanita WNA tersebut ingin menjadi
WNI maka ia harus mengajukan permohonan resmi sesuai peraturan yang berlaku
Demikian juga wanita WNI yang menikah dengan seorang pria WNA dapat tetap
mempertahankan kewarganegaraan Indonesia bila ia hendak mengikuti
kewarganegaraan suami menjadi WNA maka wanita tersebut diharuskan untuk
mengajukan permohonan sesuai peraturan yang berlaku Hal ini tentu dapat
menimbulkan perbedaan kewarganegaraan dalam keluarga suatu perkawinan
campuran 1
Perbedaan kewarganegaraan tidak saja terjadi antara pasangan suami istri
dalam suatu perkawinan campuran tetapi juga terjadi pada anak-anak hasil
perkawinan campuran Menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Lama
kewarganegaraan untuk anak hasil perkawinan campuran mengikuti kewarganegaraan
ayahnya apabila anak yang lahir dalam suatu perkawinan campuran dari ibu WNI
1 May Lim Charit Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora
Indonesiahellip h 817
78
dan ayahnya WNA anak tersebut secara otomatis menjadi WNA sehingga terjadi
perbedaan kewarganegaraan antara anak yang lahir tersebut dengan ibunya yang
WNI Perbedaan kewarganegaraan antara anak WNA dengan ibunya WNI
menimbulkan banyak masalah hukum baik selama masa perkawinan campuran itu
berlangsung maupun setelah putusnya perkawinan campuran Terdapat banyak kasus
yang muncul dimana UU Kewarganegaraan Lama tidak dapat melindungi anak-anak
yang lahir dari seorang ibu WNI suatu perkawinan campuran teristimewa saat
putusnya perkawinan dan anaknya yang WNA harus berada dalam pengasuhan
ibunya WNI serta bertempat tinggal di dalam Negara Indonesia yang notabene
merupakan negara ibunya sendiri2
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006
Kini lahirnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Indonesia yang baru merupakan suatu lompatan besar dari dari
undang-undang kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu kewarganegaraan
Tunggal tetapi dalam undang-undang ini diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak-anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua
puluh satu) tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua asas
penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam ketentuan Pasal 4
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia Mereka yang belum berusia 18 tahun atau belum menikah dan setelah anak
tersebut berusia 21 tahun maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya
2 Leonora Bakarbessy dan Sri Handajani ldquoKewarganegaraan Ganda Anak dalam
Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata Internasionalrdquo Jurnal Perspektif
Volume XVII No 1 Tahun 2012 Edisi Januari h 2
79
sesuai dengan kehendaknya3 Aturan tersebut terlihat secara jelas diterapkannya
konsep kewarganegaraan ganda hanya saja masih terbatas pada anak-anak hasil
perkawinan campuran sampai anak tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin
Ketika anak tersebut sudah usia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus memilih
salah satu di antara dua kewarganegaraan yang ia miliki sebelumnya Penerapan
status kewarganegaraan ganda yang dianut dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 dapat disebut sebagai sebuah terobosan untuk mengatasi problematika yang
timbul dalam perkawinan campuran maupun setelah putusnya perkawinan campuran
dimana terdapat perbedaan kewarganegaraan antara orangtua dan anak-anak hasil
perkawinan itu yang kerap membuat sang anak terlindungi hak-haknya
Selain itu lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 juga ditujukan
untuk memberikan jaminan kepastian hukum berupa status kewarganegaraan
Republik Indonesia bagi anak hasil perkawinan campur dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara Asing Perubahan mendasar
lainnya dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah
a Menganut 4 asas Kewarganegaraan yakni
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan
berdasarkan negara tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
3 Pasal 6 dinyatakan bahwa sebelum anak-anak tersebut berumur 18 tahun maka anak-anak
tersebut mempunyai kewarganegaraan ganda dan setelah anak-anak tersebut berusia 18 tahun atau
sudah kawin dan diberi tenggat waktu 3 tahun anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraanya Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
80
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini4
b Mengatur 8 prinsip pokok selain 4 asas Kewarganegaraan di atas yaitu
1) Asas kepentingan nasional peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri
2) Asas perlindungan maksimum pemerintah wajib memberikan
perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri
3) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan
4) Asas kebenaran substantif prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif tetapi juga disertai substansi dan syarat-
syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
5) Asas nondiskriminatif asas yang tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar
suku ras agama golongan jenis kelamin dan gender
6) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia Asas
ini dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin melindungi dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya
4 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
81
7) Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan
secara terbuka
8) Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat
mengetahuinya5
c Memberikan status Kewarganegaraan Ganda Terbatas bagi anak hasil
perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara
Asing sampai usia 18 tahun atau sudah kawin dan setelah itu ia diwajibkan
memilih salah satu status kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006) Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tidak mengenal asas bipatride yakni sistem kewarganegaraan ganda
ataupun juga tidak mengenal asas apatride yakni tanpa kewarganegaraa tetapi
kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang
ini merupakan pengecualian saja
d Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (etnis Tionghoa India Arab dan lain-lain) tidak
diperlukan lagi Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia adalah
kebijakan pemerintah orde baru yang diatur melalui Peraturan Menteri
Kehakiman Nomor JB3412 Tahun 1978 yang menyatakan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia harus mengajukan permohonan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia kepada Menteri Kehakiman khususnya
bagi mereka yang keturunan asing yang sudah menjadi Warga Negara
Indonesia dan telah dewasa namun tidak memiliki bukti Kewarganegaraan
Republik Indonesia
5 NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah SBKRI
Menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakarta Pancar alam dan Pusat Kajian Hukum dan Ekonomi
(PK2HE) 2007) h 83
82
Ditinjau dari segi sosial latar belakang pengaturan status kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 adalah perlakuan diskriminasi terhadap anak hasil perkawinan campur
yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara
Asing anak yang lahir di luar perkawinan campur yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan anak dari ibu Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan
yang sah dengan seorang ayah Warga Negara Asing yaitu tidak adanya jaminan
kepastian hukum sebagai Warga Negara Indonesia oleh karena sebelum Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini lahir Indonesia menganut asas ius sanguinis dalam
penentuan status kewarganegaraan seseorang sehingga status kewarganegaraan
seorang anak hasil perkawinan campur yang sah maupun di luar perkawinan yang sah
ditentukan berdasarkan garis keturunanpertalian daerah dengan sang ayah Hal ini
merupakan bentuk lain dari apartheid (Segregation) atau state sponsored racial
discrimination yang diekspresikan melalui perangkat hukum dan kebiasaan6
Dalam rangka penghapusan diskriminasi di Indonesia Pemerintah telah
meratifikasi Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Dalam Pasal 3 konvensi yang telah
diratifikasi ini menyebutkan agar Negara peserta membuat Undang-Undang yang
menjamin pelaksanaan dan penikmatan hak-hak asasi manusia Salah satu Undang-
Undang yang telah dibuat untuk mengatur dan melindungi hak asasi manusia adalah
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Dari tahun 1958
hingga sekarang sudah ada 6 (enam) Instrumen Internasional Hak Asasi Manusia
yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu
6 Frans H Winarta Dalam NHT Siahaan dan Subiharta Hukum Kewarganegaraan dan
HAM Bagiamana SBKRI menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakata Pancaran Alam dan Pusat Kajian
Kebijakan Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007) h 50
83
a Konvensi tentang Hak-hak Politik Kaum Wanita (Undang-Undang Nomor 68
tahun 1958 tanggal 17 Juli 1958)
1) Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi wanita
(Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Tanggal 24 Juli 1984)
2) Konvensi tentang Hak-hak Anak (Keputusan Presiden Nomor 36
Tahun 1990 Tanggal 25 Agustus 1990)
3) Konvensi Internasional Anti Apartheid dalam Olahraga (Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 1993 Tanggal 22 Mei 1993)
4) Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukum yang
Kejam Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusiawi
(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tanggal 28 September 1998)
b Status kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur
diatur dalam
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia Pasal 4 Warga Negara Indonesia adalah7
a Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
danatau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia
b Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia
c Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah seorang
Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing
d Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia
7 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
84
e Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut
f Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia
g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia
h Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesi
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
j Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
k Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya
l Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
85
Pasal 58
(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinann yang sah
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara
sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia
(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh Warga Negara Asing berdasarkan
penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia
Pasal 6
(1) Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c huruf d huruf h huruf i
dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda setelah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
memilih salah satu kewarganegaraannya
(2) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Pejabat dengan
melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan
perundang-undangan
(3) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah
anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin9
Setidaknya ada 4 alasan perlu dan tidaknya asas dwikewarganegaraan
yaitu 1) Keharusan dual citizenship Indonesia sebenarnya mulai mengenal
asas kewarganegaraan ganda melalui UU No 12 Tahun 2006 Meski dalam
8 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
9 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
86
peraturan tersebut kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil
perkawinan campuran sampai berusia 21 tahun dan selanjutnya harus memilih
salah satu kewarganegaraannya (lihat Pasal 21 joPasal 6 UU
Kewarganegaraan) Ada banyak alasan mengapa prinsip dwikewarganegaraan
salah satunya adalah gelombang migrasi besar dari negara yang
pendapatannya rendah Jika asas dwikewarganegaraan kemudian berlaku
maka para imigran bisa menjadi ancaman bagi sebuah negara Dengan alasan
inilah kemudian sejumlah aturan ketat diterapkan Contohnya di Amerika
meski melegalkan kewarganegaraan ganda aturan ketat tetap berlaku apalagi
soal militer dan pajak 2) Pindah kewarganegaraan Kepindahan seorang WNI
menjadi warga negara lain bergantung pada rasa cinta pada tanah air dan
resiko yang harus dipertimbangkan yaitu pertama adalah masalah ekonomi
Jika menjadi warga negara lain apakah akan diberi tunjangan hidup dari
pemerintah dan fasilitas lainnya Kedua jika ingin mendapatkan kembali
kearganegaraan asli maka ia harus mengurus kembali persyaratannya dan ini
akan memakan waktu yang lama Ketiga berkaitan dengan generasi emas
Indonesia Misalnya seorang juara olimpiade ingin melepas kewarganegaraan
maka Indonesia akan kehilangan generasi berprestasi10
Terdapat beberapa ilustrasi terkait keuntungan dan kerugian
diterapkanya Konsep Kewarganegaran Ganda (Dual Nationality) bagi
diaspora seperti tercantum dalam tabel di bawah ini11
10
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia Dan Dwi Kewarganegaraan Dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia hellip h 101
87
No Keuntungan Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
Kerugian Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
1 Meningkatkan perekonomian
yaitu PDB naik kemudahan
transaksi investasi bisnis dan
mendorong pembangunan dan
pengembangan
Meningkatkan perekonomian yaitu
PDB naik kemudahan transaksi
investasi bisnis dan mendorong
pembangunan dan pengembangan
2 Meningkatkan daya saing dan
penerimaan Negara
Masih bisa mendapatkan prilaku
yang berbeda (Hak politik dan
Sosial)
3 Menciptakan lapangan kerja baru Kebingungan dalam
mengimplementasikan Hak dan
Kewajiban sebagai seorang warga
Negara
4 Jembatan untuk infestasi
negosiasi alih teknologi dan
pembangunan infrastuktur
Rendahnya partisipasi sosial bagi
kedua Negara
5 Mendorong peningkatan
hubungan kerja sama antar
Negara (Ekonomi sosial
Hukum)
Mendorong keluarga atau kerabat
untuk pindahmigrasi
6 Meningkatkan potensi SDM alih Penurunan loyalitas terhadap k
11
Eka Martiana Wulansari ldquo Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesiardquo Jurnal Rechtvinding Online h 3
88
kompetensi dan keterampilan
sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap asing
bangsa dan negara
7 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Memungkinkanya tindakan illegal
atau menghindari hukum
8 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Melihat masih sulitnya peluang mewujudkan dwikewarganegaraan di
lndonesia maka pendekatan keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta
para diaspora Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di negara lain
seperti India dengan konsep pemberian Overseas Citizenship of India (OCl) di mana
pemegang OCI yang merupakan eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan
ke India tanpa harus memiliki visa Selain itu pemilik OCI dapat bekerja tanpa
disertai dengan izin kerja walaupun tetap ada batasan-batasan pekerjaan tertentu Hal
ini berbeda dengan di Indonesia bahwa WNA sekalipun eks-WNl tetap mendapatkan
perlakuan sama yaitu keharusan memiliki visa dan izin tinggal layaknya WNA
Perbedaan aturan ini kerap kali menimbulkan isitlah dipersulit oleh petugas
lmigrasi yang sebenarnya menjalankan aturan yang berlaku di lndonesia Selain itu
pemegang OCI memiliki kesempatan untuk langsung memeperoleh kewarganegaraan
Indianya setelah yang bersangkutan melepaskan kewarganegaraan lainnya Hal ini
tentu saja tidak berlaku dan tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia
89
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
Terdapat sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan dengan
mengeluarkan pendaftaran kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan
memberikan beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi diaspora secara besar
dalam pembangunan negara pada tahun 2002 Komite Tingkat Tinggi Diaspora India
merumuskan kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) sebagai upaya lain dari
penerapan dwikewarganegaraan (alternatif) Melalui pengkajian mendalam dan
pertimbangan yang matang kebijakan OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada
tahun 2005 setelah amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955)12
Secara umum ada beberapa kebijakan diaspora yang diambil oleh pemerintah
India dalam laporan tahunan 2012-2013 antara lain Pravasi Bharatiya Divas (PBD)
Kartu Persons of Indian Origin (PIO) kartu Overseas Citizens of Indians (OCI)
program beasiswa buat anak-anak diaspora (SPDC) serta program Mengenal India
(KIP) Dari beberapa program itu saya menyoroti Kartu Keturunan India Asli (PIO)
dan OCI Kartu itulah yang akan difungsikan sebagai hak atas status
dwikewarganegaraan bagi diaspora di Asia Tenggara
Melalui analisis perbandingan hak atau keuntungan yang diperoleh dalam
kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) dan kebijakan dwikewarganegaraan
Terdapat perbedaan yang signifikan yang menunjukkan bahwa kebijakan Overseas
Citizenship of India (OCI) bukanlah atau tidak sama dengan kebijakan
dwikewarganegaraan (India Citizenship Act 1955 point 7c) dapat digambarkan
bahwa melalui kebijakan OCI card diaspora India memperoleh beberapa kemudahan
dalam berkontribusi secara penuh untuk pembangunan negaranya antara lain
12
Sohalia Verma Instruments of Engagement Assessing Indiarsquos PIO and OCI Schemes
CARIM-India Researh Report 2013
httpwwwmeagovinimagespdfAssessingIndiasPIOandOCISchemespdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1327 WIB)
90
a Memperoleh kemudahan untuk keluar masuk negara India dan tanpa ada batasan
untuk mengunjungi atau menetap di India
b Memperoleh kemudahan untuk pendidikan dan bekerja di negara India
c Memperoleh hak dan perlakuan yang sama dengan warga negara India dalam
bidang ekonomi keuangan dan pendidikan
d Memperoleh kemudahan untuk melakukan investasi memiliki perumahan dan
property lainnya meskipun tidak dapat memiliki atau mengakuisisi lahantanah
produktif (pertanian perkebunan perhutanan dan pertambangan)
Selain dari berbagai fasilitas dan hak-hak yang akan diperoleh diaspora India
sebagai subjek dari kebijakan OCI terdapat juga batasan-batasan bagi pemegang
OCI card sebagai pembeda dari kebijakan dwikewarganegaraan Batasan tersebut
antara lain yaitu
a Diaspora India tidak bisa memilih (vote) dalam pemilihan umum
b Tidak bisa menjadi anggota Dewan Perwakilan atau Dewan
Legislatifparlemen
c Tidak bisa menjabat sebagai presiden hakim Mahkamah Agung Pengadilan
Tinggi atau jabatan strategis lainnya
d Tidak dapat bekerja di pemerintahan kecuali atas permintaan khusus dari
pemerintah negara India
e Dan tidak bisa mendapatkan paspor India13
Melalui kebijakan tersebut pemerintah India berhasil mamanfaatkan potensi
yang dimiliki diasporanya Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun India berhasil
menarik potrensi diasporanya dan menjadi salah satu negara dengan Global Power
yang sangat besar mengalahkan negara-negara lain termasuk negara yang
13
India Citizenship Act 1955 point 7c
91
menerapkan kebijakan dwikewarganegaraan Beberapa fakta keberhasilannya
(diaspora effect) antara lain14
a Jumlah diaspora India sekitar 2 dari total penduduk negara India tetapi total
perolehan uang dari mereka sama dengan 35 total Gross Domestic Product
(GDP) negara India
b Berdasarkan data World Bank India telah menjadi negara dengan jumlah
remitensi terbesar pertama Jumlah remitansi negara India pada tahun 2012
yaitu US $ 70000000 mengalahkan negara China Philipina dan negara-
negara maju lainnya penerap dwikewarganegaraan Selain itu berdasarkan
data International Monetary Fund (IMF) negara India menjadi negara dengan
pertumbuhan ekonomi terbesar Pertumbuhan ekonomi negara India pada
tahun 2014 sebensar 72 dan pada tahun 2015 naik sebesar 75
mengalahkan negara China dan negara-negara maju lainnya
Beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa negara India mampu
menciptakan kondisi yang saling memberikan keuntungan antara kepentingan negara
dan diaspora melalui kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan pengadaan kartu tersebut
adalah untuk mewujudkan kembali ikatan emosional warga India dengan tanah
kelahiran India Tidak hanya itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India
berharap bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri merupakan keturunan
asli India yang tinggal di luar negeri Setidaknya mereka telah mempunyai paspor
atau kedua orang tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
14
Hasil penelitian yang dilakukan oleh International Organization of Migration (OM) amp
Migration Policy
Institutehttpsreliefwebintsitesreliefwebintfilesresources76DB57141F1C7742492576F6001BD5
45Full_Reportpdf (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1330 WIB)
92
Diaspora India memiliki keuntungan jika memperoleh kartu PIOOCI Mereka
tidak membutuhkan lagi visa bila melakukan kunjungan ke India Mereka juga tidak
perlu repot melaporkan diri sebagai warga negara asing jika tinggal di sana kurang
dari 180 hari Mereka juga memiliki persamaan hak sipil dengan Non-Resident Indian
(NRI) dalam segala bidang kecuali hak kepemilikan tanah Jika dilihat manfaat yang
diperoleh oleh Diaspora India keuntungan itu sangat strategis 15
Sayangnya kebijakan itu masih diterapkan secara tebang pilih Pemerintah
India tidak menerapkannya ke semua diaspora India Hanya negara tertentu saja yang
mendapat kesempatan untuk mendaftar sebagai dual citizenship Coba perhatikan
blueprint kebijakan pemerintah India di bawah ini16
Kebijakan tersebut jelas mengesampingkan diaspora India di Asia Tenggara
Jelas bahwa kata ldquohighly developed countriesrdquo membuktikan negara Asia Tenggara
tidak termasuk dalam ketegori itu karena semuanya adalah negara berkembang
kecuali Singapura Tentu kategorisasi itu menyimpan maksud tersendiri Pemerintah
India sekadar memanfaatkan diaspora India dari prospek ekonomi Negara itu
memiliki PDB yang signifikan Terlebih mengingat syarat pendaftaran itu
mewajibkan uang pendaftaran sebesar 365 dolar Amerika Serikat dan hanya berlaku
20 tahun17
Selanjutnya jika menganalisis alasan pemerintah India dalam pembatasan
kebijakan tadi frasa ldquotook place after india become independencerdquo di situ
15
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara hellip h 39
16
wwwindiandiasporanicin (diakses pada 12 Desember 2019 pkl 1733 WIB)
93
menjelaskan hubungan pemahaman waktu dengan tempat kurang sesuai Padahal
ikatan tempat dengan waktu itu sifatnya cair Justru keadaan itu harus terwujud
selama ada kedekatan emosional di dalamnya Akibatnya nilai guna pun dapat
berubah (Yi Fu Tuan 1997) Kondisi itu malah memberi jarak antara diaspora India
di Asia Tenggara dan homeland mereka Apalagi mereka seolah dikesampingkan
dengan kebijakan itu Di samping itu kebijakan di atas mengurai alasan India
mengapa identitas diaspora dibatasi pada individu yang memiliki kewarganegaraan
resmi India
Matriks Perbandingan Kebijakan Yang Berhubungan Dengan Kewarganegaraan di
Indonesia dan India
INDIA INDONESIA
NO ISU KEBIJAKAN ISU KEBIJAKAN
1 Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
Citizenship Act of
India 1955
Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
UU Nomor 12
Tahun 2006
Tentang
Kewarganegaraan
2 Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
6 kali Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
2 kali
3 Kementerian
Mengurus
Kepentingan
Diaspora
Ministry Of
Overseas Indian
Affairs (tahun
2004-sekarang)
Kementerian
Luar Negeri
Repunlik
Indonesia
Kementerian Luar
Negeri Republik
Indonesia
4 Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
Tunggal dan
Ganda
Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaran
Tunggal dan
Ganda Terbatas
(anak kawin
campur)
5 Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Ganda
Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Terbatas
17
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
94
6 Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora India
Menerbitkan
Kebijakan
Overseas
Citizenship of
India (OCI) pada
tahun 2005
Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora
Indonesia
-
7 Kemungkinan
memperoleh dual
citizenship
Apabila negara
domisili
memperbolehkan
Warga Negara
memiliki lebih
dari satu
kewarganegaraan
Kemungkinan
memperoleh dual
citizen
-
8 Dalam Keadaan
Keturunan India
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Saat setelah
melepaskan
kewarganegaraan
domisili
pemegang kartu
OCI dapat secara
langsung
memperoleh
Kewarganegaraan
India
Dalam Keadaan
Keturunan
Indonesia
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Tidak secara
langsung
memperoleh
kewarganegaraan
Indonesia
9 Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Dalam
Amandment
Citizenship act
India 2019
Pakistan
Bangladesh dan
Afghanistan
dikecualikan
Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Diberi peluang
untuk semua
dengan syarat-
syarat yang telah
diatur
Jadi secara umum kebijakan negara India dan Indonesia memiliki perbedaan
yang sangat signifikan dalam beberapa sisi Kebijakan yang diambil pemerintah
negara India dan Indonesia tentunya tidak terlepas dari kebutuhan sosial dan hukum
dari masyarakat kedua negara tersebut
95
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya penulis mengambil
kesimpulan bahwa
1 Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai
aspek bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga
negara sehingga diganti dengan Undang-Undang Kewarganegaraan
yang baru yaitu Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 Undang-
Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam menghapus
berbagai bentuk diskriminasi selama ini Lahirnya Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang baru
merupakan suatu lompatan besar dari dari undang-undang
kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu
kewarganegaraan Tunggal tetapi dalam undang-undang ini
diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak-
anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua puluh satu)
tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua
asas penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam
ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia Mereka yang belum berusia 18
tahun atau belum menikah dan setelah anak tersebut berusia 21 tahun
maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya sesuai dengan
kehendaknya
96
Namun pemberian jangka waktu status kewarganegaraan
ganda masih terbatas kepada anak kawin campur Indonesia belum
mengatur hal-hal yang berkenaan dengan persoalan
kewarganegaraan ganda yang menjadi isu tuntutan oleh para dispora
artinya adalah kebijakan yang hanya terbatas kepada anak hasil
kawin campur belum menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan yang mana berdampak kepada hukum
nasional yang tidak akomodatif terhadap kepentingan warga negara
di luar negeri serta belum mampu memanfaatkan potensi diaspora
2 India mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan pendaftaran
kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan memberikan
beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi
diaspora secara besar dalam pembangunan negara Melalui
pengkajian mendalam dan pertimbangan yang matang kebijakan
OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada tahun 2005 setelah
amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955) Beberapa fakta menunjukkan bahwa
negara India mampu menciptakan kondisi yang saling memberikan
keuntungan antara kepentingan negara dan diaspora melalui
kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan
pengadaan kartu tersebut adalah untuk mewujudkan kembali ikatan
emosional warga India dengan tanah kelahiran India Tidak hanya
itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India berharap
bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri
merupakan keturunan asli India yang tinggal di luar negeri
97
Setidaknya mereka telah mempunyai paspor atau kedua orang
tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
B Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa terkait kebijakan pemerintah atas
tuntutan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India maka
1 Penulis memberikan saran kepada negara Indonesia untuk memberikan
kebijakan yang akomodatif kepada Warga Negara Indonesia yang
berada diluar negeri baik mereka adalah diapora Indonesia sebagai
pekerja professional keturunan WNI dan lain-lain
2 Agar Indonesia memanfaatkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh
diaspora untuk dapat meningkatkan keuntungan bagi Indonesia dalam
berbagai sektor dengan mengeluarkan kebijakan yang mampu
memanfaatkan potensi mereka
3 Agar Indonesia mempermudah dengan menggunakan pendekatan
keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta para diaspora
Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di
negara lain seperti India dengan konsep pemberian Overseas
Citizenship of India (OCl) di mana pemegang OCI yang merupakan
eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan ke India tanpa
harus memiliki visa
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Kurdi Abdul Rahman Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-
Quran dan Sunnah Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000
Abdul Wahab Solichin Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara Jakarta Bumi Aksara 2010
Adi Arianto Metode Penelitian Sosial dan Hukum Jakarta Granit 2004
Aristotle Politics Penerjemah Ernest Barker New York Oxford University Press
1995
AS Hikam Muhammad Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga 1999
As-Shiddiqie Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jakarta Rajawali Pers
2009
Bardach Eugene A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving New York Seven Bridges Press 2000
Bari Azed Abdul Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan Pusat Studi Hukum
Tata Negara Indo Hill 1995
CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) Jakarta
Pradnya Paramita 2001
CST Kansil Hukum Tata Negara Jakarta Erlangga 2007
Dunn William N Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL
Yogyakarta Gajah Mada University Press 2003
Dunn William N Public Policy Analysis London Pearson Prentice Hall 2003
Fattah Nanang Analisis Kebijakan Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
2013
Gautama Sudargo Warga Negara dan Orang Asing Penerbit Alumni Bandung
1992
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan Yogyakarta Liberty 1992
99
Hussain Syaukat Hak Asasi Manusia dalam Islam Jakarta Gema Insani Press
1996
Iman Santoso Mochammad Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian
Bandung Pustaka Reka Cipta 2014
Jehani Libertus dan Harpen Atanasius Tanya Jawab UU Kewarganegaraan
Jakarta Visimedia 2008
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century London
Setting the Contex Kogan Page 1998
Kumar Naresh Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective Central University of Gujarat Centre for Diaspora
Studies 2012
Manan Bagir Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
Yogyakarta FH UII Press 2009
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
Bandung Refika Aditama 2008
Muhadjir Noeng Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif Yogyakarta Raka Sarasin 2000
Muhadjir Noeng H Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach
Yogyakarta Rake Sarakin 2003
NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah
SBKRI Menurut UU No 12 Tahun 2006 Jakarta Pancar alam dan Pusat
Kajian Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007
Nugroho Riant Public Policy Jakarta Alex Media Komputindo 2008
Prdjodikoro Wirjono Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia Jakata PT Dian
Rakyat 1989
Qadir Djaelani Abdul Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam Surabaya Bina Ilmu
1995
Radjab Dasril Hukum Tata Negara Indonesia Jakarta Rineka Cipta 1994
Samidjo Ilmu Negara Jakarta Amico 1996
100
Soetoprawiro Koerniatmanto Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994
Soekanto Soerjono Pengantar Penelitian Hukum Jakarta UI Press 2010
Swan Sik Ko ed Nationality and International in Asian Perspective Dordrecht
Martinus Nijhoff 1990
Syahrur Muhammad Dirasat Islamiyyah Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama
Penerjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani Islam
Genealogi Masyarakat dan Negara Yogyakarta LKIS 2003
Triwulan Tutik Titik Pokok-pokok Hukum Tata Negara Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006
Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani Jakarta
ICCE UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada
Media 2003
Weihrich Heinz dan Koontz Haroid Management AGlobal Perspective Tent
Edition New York McGraw-Hill 1993
JURNAL
Abdillah Junaidi 2016 Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraan Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi
Manusia JIKH Vol 10 No3
Azizi Naufal 2014 Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi
Ekonomi dalam Ikatan Identitas Budaya Paradigma Jurnal Kajian Budaya
Bakarbessy Loenora dan Handajani Sri 2012 Kewarganegaraan Ganda Anak
dalam Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata
Internasional Jurnal Perspektif Volume XVII No 1 Edisi Januari
Banyualam Permana Rizky 2014 Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia
Menuju Masyarakat Transnasional Indonesia JURIS LK2 FHUI Volume 4
101
Bloemraad Irene 2004 ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of
Postnationalism the Possibilities of Transnationalism and the Persistence of
Traditional Citizenship International Migration Review Vol 38 No 2
Broslashndsted Sejersen Anja 2008 I Vow to Thee My Countries The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Century International Migration Review Vol 42 No
3
Djoko Basuki Zulfa 2004 Perkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya
di Indonesia Dewasa Ini Jurnal Hukum Internasional Vol1 No3
Jazuli Ahmad 2017 Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam
Perspektif Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI
Lim harity May 2014 Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi
Diaspora Indonesia Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4
Martiana Wulansari Eka Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesia Jurnal
Rechtvinding Online
Narmoatmojo Winarmo 2012 Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan
Konstitusi Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3)
Novianti 2014 Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasional Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan
Informasi
Peter J Spiro Peter 2010 Dual Citizen as Human Right International Journal of
Constitutional Law Vol 8 No 1
SKRIPSI DAN TESIS
Alisan Angela Alisan ldquoPengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-
Malaysiardquo Skripsi S1 Universitas Hasanudin 2013
102
Jayanti Adinda Jayanti ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi
Kebudayaan India di Indonesiardquo Skripsi S1 Universitas Airlangga 2010
Imam Choirul Muttaqin ldquoKewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak
Asasi Manusiardquo Tesis S2 Universitas Indonesia 2011
WEBSITE
httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+
Ibu+Vivi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth-
httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinfohtmlSuccesses
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml
httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship
httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20n
ationalityaspx
httpwwwvaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en Html
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf
httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721
httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias
_Citizenship_Amendment_Act_2019
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act
wwwindiandiasporanicin
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
103
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
India Citizenship Act 1955
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12
Tahun 2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
104
CURRICULUM VITAE
MIFTAHURRAHMAH lahir 04 Juni
1998 di Alue Rambot Aceh Alumnus
SDN 01 Alue Bilie Nagan Raya (2004-
2010) Penulis melanjutkan pendidikan di
Pondok Pesantren MtsS Nurul Falah
Meulaboh (2010- 2013) kemudian
penulis menyelesaikan pendidikan
Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren
Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar
(2013-2016) Saat ini penulis tengah
menyelesaikan pendidikan jenjang Strata
Satu pada program studi Hukum Tata
Negara (2016-2020)
Selain menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis juga
tercatat sebagai mahasantri aktif di Darus-Sunnah International Institute for
Hadith Sciences Sewaktu penulis di bangku Mts penulis sering menjuarai
lomba pidato bahasa Arab dan Inggris yang diadakan oleh Kementerian
Agama Aceh Di Aliyah penulis aktif sebagai delegasi lomba Fahmil Quran
penulis pernah meraih juara II Fahmil Quran Putri tingkat Provinsi Aceh di
ajang MTQ Provinsi mewakili kabupaten Nagan Raya
Di dunia kuliah penulis mencoba masuk dalam dunia kepenulisan
Pada tahun 2019 penulis meraih juara I pada lomba Menulis Makalah Ilmiah
Quran (MMIQ) tingkat Kabupaten Nagan Raya dengan judul makalah
ldquoRevitalisasi Mental Dalam Rangka Menangkal Ujaran Kebencian (Hate
Speech) Dan Hoaks Dalam Kontesasi Politik Di Media Sosialrdquo dan ldquoUrgensi
Keluarga dalam Menangkal Radikalismerdquo
viii
tersayang Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini Teruntuk
Kedua saudara kandungku tersayang Abang Rizwan SPd MPd
dan Adikku Ramadhani yang dengan sabar menghadapi penulis
memberikan semangat dan kasih sayang hingga penulis selalu ingin
memberikan apapun yang terbaik untuk keluarga tercinta
9 Keluarga besar Darus-Sunnah International Institute for Hadith
Sciences beribu salam tarsquodzim penulis haturkan kepada Khadim
Marsquohad Zia Ul Haramain dan Ibu Nyai Ulfah Uswatun Hasanah
beserta seluruh asatidz yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimba ilmu mengajarkan kepada penulis makna
istiqamah tafaqquh fi al-rsquoilmi serta menanamkan semangat
bersyiar dalam agama kepada penulis Semoga ini menjadi bekal
penulis untuk melanjutkan hidup kedepan nanti
10 Keluarga besar Ahibba Darus-Sunnah 2017 sahabat penulis yang
dengan tulus menemani dan bersabar terhadap penulis mengajari
hal yang tidak penulis ketahui Nurmaelatussarsquoadah Aisyah Ali
Huwaida Richa Liska Caca Kamilah Rifqa Urwah Fikha Ismi
Bibil Titi Shinta Ilma dll
11 Keluarga besar Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2016 yang telah membersamai penulis dari awal penulis
menginjakkan kaki di kota Jakarta Fadhilatur Rasyidah Lis Diana
Putri Andriani Kasip Fakhriansyah Arie Ekawie Baskhoro
Bintang Garda dll
12 Tim Immortality yang sungguh dramatis tapi begitu penulis
sayangi Nurmaelatussarsquoadah Nurlely Dhamayanti Arie Ekawie
Baskhoro dan Faisal Azkar Ghifari Semoga Allah jaga ukhuwah
kita sampai ke surga
13 Ustazah Sabariah MPd yang tidak akan lupa penulis sebutkan
Selalu memberikan support kepada penulis sejak di bangku
Madrasah Aliyah hingga penulis menyelesaikan pendidikan S-1
Terima kasih sudah menjadi tempat berkeluh kesah dan
ix
memberikan dorongan semangat motivasi kepada penulis a truly
sister by heart
14 Kepada teman-teman seperjuangan penulis di bangku sekolah
dahulu Alvina Siti Adelia Pratiwi Lidya Novita Nisa Rifqa
Munira Zelcha Savira Risa Chintya Izzah Amalina dan Cut Reni
Terima kasih sudah membersamai penulis dalam suka dan duka
saat penulis menempuh pendidikan di sekolah dan pondok
pesantren Semoga Allah satukan kita di surga-Nya
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
peneliti dan umumnya bagi pembaca Sekian terima kasih
Wassalamualaikum
Jakarta 10 Maret 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
COVER i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Pembatasan dan Rumusan Masalah 6
1 Identifikasi Masalah 6
2 Pembatasan Masalah 8
3 Rumusan Masalah 8
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
1 Tujuan Penelitian 9
2 Manfaat Penelitian 9
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu 10
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian 12
F Teknik Penulisan 16
G Sistematika Penulisan 16
BAB II KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep 18
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan 18
2 Konsep Dwikewarganegaraan 23
B Kerangka Teoritik 29
1 Teori Kebijakan Alternatif 29
2 Analisis Kebijakan Alternatif 33
xi
BAB III DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
DAN INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan
Indonesia 37
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah
Dwikewarganegaraan 58
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India 1955 64
2 Amandemen Citizenship of India 2019 73
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA
DAN INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 77
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam UU Nomor 12 Tahun
2006 78
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 89
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan 95
B Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 98
CURRICULUM VITAE 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Penelitian
Kegiatan imigrasi adalah fenomena yang sering kita jumpai di
berbagai negara Fenomena imigrasi terjadi karena seiring perkembangan lajur
globalisasi yang mengakibatkan bertambahnya jumlah imigrasi dari satu
negara ke negara yang lain Di zaman yang serba canggih ini pula banyak
penduduk dari satu negara berpindah ke negara yang lain dengan mudah tidak
terbatas pada satu negara saja dalam waktu yang lama Perpindahan tersebut
bisa terjadi dari satu arah yaitu dari negara berkembang ke negara maju
negara maju ke negara berkembang bahkan dari negara miskin ke negara
miskin sekalipun Motif dari imigrasi ini pun beragam ada penduduk yang
berpindah karena pekerjaan pendidikan tenaga profesional bahkan untuk
motif pernikahan hingga melahirkan keturunan di negara domisili
Bagi negara yang menganut sistem dwikewarganegaraan hal ini
tidaklah menjadi masalah yang berarti Namun berbeda hal nya jika negara
yang bersangkutan menganut asas ius soli bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya ataupun asas ius sanguinis bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh garis keturunan Indonesia
misalnya menganut asas ius sanguinis dimana status kewarganegaraan di
tentukan oleh hubungan darah1 Hal ini menjadi kerumitan tersendiri apabila
penduduk Indonesia berada di negara lain dalam kurun waktu yang lama
dengan berbagai macam tujuan Manakala kedua negara yang bersangkutan
memiliki sistem yang berbeda maka dapat terjadi keadaan yang
mengharuskan seseorang untuk menyandang status dwi-kewarganegaraan
1 Jimly as-Shiddiqie Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta Rajawali Pers 2009) h
2
(double citizenship) atau sebaliknya malah menjadi tidak
berkewarganegaraan sama sekali (stateless) 2
Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan hukum di Indonesia
adalah pelaksanaan peraturan perundang-undangan kewarganegaraan oleh
karena itu masalah kewarganegaraan adalah masalah yang menarik untuk
dibicarakan3 Dwikewarganegaraan memang menjadi hal yang diimpikan para
diaspora Indonesia di berbagai negara mengingat banyaknya WNI diaspora
dengan kewarganegaraan tunggal kerap mengalami pelbagai kendala dan
keterbatasan Wacana perlunya pengaturan kewarganegaraan ganda yang
tidak terbatas kian mengemuka dan menjadi isu yang terus diperjuangkan para
diaspora Indonesia di berbagai negara di belahan dunia Tuntutan yang di
layangkan oleh para diaspora Indonesia mendesak agar pemerintah Indonesia
dapat diterapkan di Indonesia Sehingga warga negara Indonesia yang berada
di luar negeri bisa mendapatkan kewarganegaraan negara domisili dengan
tidak melepaskan diri dari status warga negara aslinya Pro dan kontra akan
tuntutan diaspora terkait dual citizenship inipun tidak dapat dihindarkan4
Sedangkan ada sejumlah fakta dan data terkait diaspora Indonesia
yaitu jumlah populasi diaspora Indonesia hampir menyamai jumlah populasi
penduduk di negara Swedia atau Austria Warga negara Indonesia (WNI) di
Amerika Serikat memiliki pendapatan rata-rata sebesar USD 59000 per
tahun pendapatan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan warga Amerika
Serikat sendiri yang pendapatan rata-ratanya sebesar USD 45000 per tahun
2 May Lim harity Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesia
Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4 Desember 2016 h 811
3 Sudargo Gautama Warga Negara dan Orang Asing (Bandung Penerbit Alumni 1992) h
1
4 Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Jakarta Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia JIKH Vol 10 No32016) h
258
3
Terhitung bahwa 45 warga diaspora Indonesia di Amerika Serikat memiliki
kualitas akademik di atas sarjana Sementara rata-rata penduduk Amerika
Serikat sendiri yang memiliki jumlah akademik yang serupa hanya 27
Diaspora Indonesia unggul lainnya juga tersebar di seluruh dunia seperti
ilmuwan Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan Indonesia
Internasional Jumlah remittance yang masuk dari tenaga kerja Indonesia
sepanjang tahun 2011 (versi BNP2TKI) mencapai USD 611 M atau setara
dengan Rp 5336 T Setiap tahun diaspora mengirin devisa ke Indonesia
hingga mencapai USD 7 miliar atau hamper Rp 70 triliun Angka tersebut
hampir menyamai jumlah dana otonomi khusus pada APBN-P yang di
transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah 5 Potensi yang dimiliki
diapora dalam berbagai sektor kehidupan sebenarnya dapat memberikan
kontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara tentu saja dengan
pemanfaatan yang efektif melalui penganturan hukum mengenai
dwikewarganegaraan yang terkait
Wacana ini sempat digemakan terutama pada saat Kongres Diaspora
pertama di Los Angeles pada tahun 2012 kemudian disusul dengan acara
serupa di Wisma Indonesia Sydney dengan mengusung tema ldquoForum Dual
Citizenshiprdquo Acara tersebut bertujuan untuk mengawal aspirasi petisi
Diaspora Indonesia tahun sebelumnya setelah diserahkannya 6000 nama dan
tanda tangan di Los Angeles Penting dicatat bahwa saat ini diperkirakan lebih
dari sekitar 8 juta warga negara Indonesia tersebar di 5 (lima) benua dan
mereka berdomisili di kurang lebih sekitar 90 negara dan sebanyak 46 juta
dari antara mereka tetap mempertahankan Kewarganegaraan Indonesia6
5httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+Ibu+Vi
vi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10 (diakses 21 September 2019 pukul 1204
WIB) 6May Lim harity Urgensi Pengaturan Keawrganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesiahellip
h 811
4
Di era global ini sebaran imigran dilakukan oleh berbagai bangsa
dengan tujuan ke berbagai bangsa dan negara di dunia Sebaran mereka
seperti sedang membangun basis global untuk sebuah evolusi jaringan
diasporik Diaspora terbanyak di dunia adalah diaspora China sementara di
tempat kedua adalah diaspora India7 Menurut Laporan Migrasi Dunia PBB
2018 lebih dari 156 juta orang India tinggal di negara-negara lain 8Hal ini
menjadi alasan pertama penulis untuk mengangkat negara India sebagai tema
Analisis dwikewarganegaraan dengan Indonesia
Kedua saat ini India muncul sebagai negara dengan perkembangan
ekonomi tercepat keempat di dunia dalam satu dekade terakhir Jika di lihat
dalam aspek kemajuan ekonomi India tumbuh pada tingkat rata-rata 726
persen terbesar dalam lima tahun terakhir pada tahun 2014 dan 2015 diikuti
dengan sektor manufaktur India sebesar 84 persen meningkat 44 persen dari
tahun sebelumnya9 India pun menjadi tujuan investasi asing yang
menguntungkan dengan arus masuk modal asing lebih dari US $ 31 miliar
pada tahun 2015 melebihi Amerika Serikat dan Cina10
Selain itu India
menunjukan kemajuan yang pesat dalam bidang perkembangan teknologi
informasi Pemimpin salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
teknologi informasi Infosys Tech memberikan bukti kesuksesan perusahaanya
dalam meraih keuntungan sebesar 543 Juta dollar AS11
7 Geohive mencatat populasi India sekarang berjumlah 1274000924 jiwa Jumlah itu
mengalami peningkatan setelah pada tahun 2011 Badan Pusat Statistik India (COI) mengumumkan
bahwa penduduk mereka hanya berkisar 1210854977 jiwa
8 UN World Migration Report 2018
9The Economic Times Indiarsquos Growth at 726 in 2014-2015 fastest in five years
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth- tahun 2015 (di askes
tanggal 21 September 2019)
10
UNDPAboutIndiasuccesses2015httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinf
ohtmlSuccesses (di akses tanggal 21 September 2019)
5
Ketiga India adalah negara yang menerapkan dual citizenship atau
kewarganegaraan ganda dalam sistem kewarganegaraannya India juga
merupakan salah satu negara yang sejak dini telah memperhatikan diaspora
sebagai aset negaranya Diaspora India dipandang sebagai salah satu sumber
penghasilan dalam meningkatkan pembangunan India oleh pemerintah
setempat Migrasi India yang tersebar hampir ke seluruh belahan dunia
menjadikan India memiliki diaspora yang dapat memberi benefit bagi negara
asal
Keempat melihat fakta sosial yang terjadi di India beberapa pekan ini
terutama setelah disahkannya Amandment Citizenship Act 2019 Yang mana
menimbulkan gelombang protes yang begitu besar dari rakyat India terutama
umat yang beragama muslim untuk menyuarakan aspirasi terhadap Undang-
Undang baru yang disinyalir oleh beberapa pihak mendiskriminasi suatu
golongan terutama pada poin pemberian kewarganegaraan kepada imigran
illegal yang telah tinggal lama di India kecuali orang tersebut adalah seorang
Muslim Ditambah lagi sampai hari penulis mengadakan penelitian ini
persoalan antara umat muslim dan pemerintah India yang terus berkelanjutan
seperti tidak menemui titik temu antara kelompok masyarakat Muslim dan
pemerintah India
Melihat fakta dan realitas yang berbeda antara pengaturan
kewarganegaraan Indonesia dan India dalam mengeluarkan kebijakan atas
dwikewarganegaraan Hal ini membuat penulis ingin mengangkat dan
menganalisa kebijakan pemerintah atas tuntutan dwikewarganegaraan di dua
negara ini Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan penulis
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian terhadap konsep dual
citizenship kewarganegaraan genda terbatas dan konsep dual citizenship
11
K Dinesh Success Story of the Leading Indian IT Company 2013
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml(di akses tanggal 21 September
2019)
6
negara India dengan studi Analisis antara negara Indonesia dan India Oleh
karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian
ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquo
B Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah
1 Identifikasi Masalah
Dwikewarganegaraan merupakan isu hangat yang
diperjuangkan oleh para diaspora Indonesia untuk segera membentuk
RUU Dwikewarganegaraan namun pro dan kontra yang datang pun
tak dapat dihindari mengenai dualism kewarganegaraan ini Indonesia
adalah negara kesatuan yang memiliki banyak kebudayaan yang harus
dijaga dan menjunjung tinggi nasionalisme Di lain sisi perkembangan
globalisasi yang terjadi karna arus imigrasi warga Indonesia ke negara
lain menuntut Indonesia untuk mengatur dualisme kewarganegaraan
tetap dengan pengaturan yang sistematis dan kondusif
Dilihat dari fakta hukum yang ada India telah melalui
perjalanan yang panjang terhadap pengaturan Kewarganegaraan
khususnya pada bidang dwikewarganegaraan Beberapa kebijakan
yang diterbitkan oleh pemerintah India untuk menertibkan warga
negara India atau keturunan India diluar negeri melalui perjalanan
panjang dan corak kebijakan pada setiap dekadenya yang beragam
Pemanfaatan dan pemberdayaan diapora India oleh pemerintah India
sendiripun diatur dengan aturan yang berwujud undang-undang
maupun kebijakan
Dari uraian yang ada pada latar belakang masalah tersebut di
atas maka dapat disebutkan identifikasi masalah dibawah ini yang
akan di jelaskan lebih lanjut yaitu
7
a Faktor yang menjadi dasar tuntutan atas status dwikewarganegaraan
yang merupakan inisiatif dari pada imigran Indonesia yang berada di
luar negeri baik yang masih berstatus WNI maupun eks-WNI menjadi
dasar pijakan adanya ide untuk merancang RUU dwikewarganegaraan
b Imigran Indonesia yang berada di luar negeri terdiri dari berbagai
kalangan diantaranya ada imigran yang bekerja sebagai tenaga
professional pengajar siswamahasiswa teknisi bahkan TKI Tentu
saja apabila adanya legalisasi dwikewarganegaraan bagi WNI akan
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap
pembangunan bangsa dan negara
c Pengaturan dwikewarganegaraan di Indonesia akan berdampak
terhadap tingkat keamanan dan stabilitas negara selain itu menjadi
tugas besar untuk pemerintah bagaimana menumbuhkan akan rasa
cinta tanah air yang tinggi apabila dwikewarganegaraan dilegalkan di
Indonesia
d Pemerintah Indonesia memberikan kebijakan baru atas tuntutan
dwikewarganegaran dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan yang memberikan keluwesan hukum kepada anak
kawin campur dengan memperkenalkan kewarganegaraan ganda
terbatas
e Ada beberapa kebijakan diaspora (India) yang diambil oleh
pemerintah India dalam laporan tahunan 2012-2013 yang mana
mengeluarkan beberapa kebijakan dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan yakni pengadaan kartu PIOOCI
f Melihat perbedaan respon masing-masing negara terhadap persoalan
dwikewarganegaraan maka dalam tulisan ini akan diadakan studi
analisis antara kedua negara terhadap kebijakan dwikenegaraan di
negara India dan kemungkinan serta dampak apabila Indonesia
8
mengambil langkah yang sama dengan India dalam persoalan
dwikewarganegaraan
g Tuntutan atas status dwikewarganegaraan memang sudah seharusnya
dikaji terlebih dahulu secara komprehensif Dalam tulisan ini penulis
akan memaparkan solusi untuk Indonesia setelah diadakan analisis
dengan negara yang dinilai sukses dalam pengaturan dan pemanfaatan
sumber daya diasporanya
2 Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini
penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan
penulis maka perlu kiranya penulis memberikan batasan agar tidak
melebar dan terarah Maka penelitian ini difokuskan pembahasannya
hanya menyangkut masalah Dwikewarganegaraan dengan Studi
Analisis antara kebijakan pemerintah Indonesia dalam UU RI Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955 India Dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji
peluang dan pemanfaatan sumber daya manusia dari diaspora yang
mampu memberi kontribusi dan pembangunan untuk negara Indonesia
dengan mengadakan amalisis dengan kebijakan pemerintah negara
India
3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka secara
terperinci masalah yang akan diteliti adalah ldquoKebijakan Alternatif
Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi Analisis UU
RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
9
Citizenship Act of India 1955)rdquo Dari masalah di atas maka dapat
diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut
a Apakah kebijakan negara Indonesia sudah menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Bagaimana kebijakan pemerintah India dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan mengenai judul skripsi
ldquoKebijakan Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquordquo adalah
a Mengetahui kebijakan negara Indonesia atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Mengetahui kebijakan-kebijakan negara India dalam merespon
tuntutan dwikewarganegaraan
2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dilakukan mengenai penelitian ldquoKebijakan
Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi
Analisis UU No 12 Tahun 2006 dan The Citizenship Act 1955)
adalah sebagai berikut
a Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Dwikewarganegaraan dengan menggunakan Studi Analisis antara
kebijakan negara Indonesia dan India
10
b Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis yang sebesar-besarnya yakni dapat menjadi solusi
sumbangsih atau menjadi masukan untuk pemerintah dalam
mengambil kebijakan yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan
pengaturan mengenai diaspora serta memberikan masukan agar
pemanfaatan sumber daya manusia diaspora Indonesia diefektifkan
Dengan menggunakan studi Analisis diharapkan dapat membuka
pikiran pembaca baik dari pemerintah atau akademisi maupun
masyarakat umum supaya dapat melihat lebih luas dari berbagai sisi
akan baik dan buruknya pengaturan dan kebijakan pemanfaatan
sumber daya manusia diaspora dikemudian hari
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sepanjang pengetahuan penulis penelitian di bidang
dwikewarganegaraan berkaitan dengan beberapa judul penelitian ini
1 ldquoPengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiardquo oleh Alesan Angela mahasiswa dari Universitas Hasanudin
Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh diaspora India terhadap
hubungan bilateral India-Malaysia dan bagaimana efektifitas pengaturan
diaspora India dalam membangun hubungan bilateral India-Malaysia12
2 ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Kebudayaan India di
Indonesiardquo oleh Jayanti Adinda mahasiwa dari Universitas Airlangga
Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran diaspora India dalam
mendukung diplomasi kebudayaan di Indonesia sehingga dapat dilihat
12
Alisan Angela Pengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-Malaysia
(SkripsiUniversitas Hasanudin 2013)
11
seberapa jauh peran yang dimainkan warga Negara India dalam
mengembangkan kebudayaan India di Indonesia13
3 ldquoKebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi
dalam Ikatan Identitas Budayardquo oleh Nauf al Azizi Tulisan ini berupa
jurnal yang diterbitkan oleh Paradigma Jurnal Kajian Budaya Tulisan ini
menggambarkan pengaruh ekonomi dan kebijakan budaya melalui
besarnya diaspora India di Asia Tenggara14
4 ldquoSolusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraanrdquo oleh Junaidi Abdillah Tulisan ini diterbitkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Tulisan ini
menjelaskan apa yang menjadi latar belakang tuntutan atas status
dwikewarganegaraan diaspora Indonesia dan bagaimana upaya pemerintah
dalam menanggapi tuntutan dwikewarganegaraan serta apa yang menjadi
kebijakan alternatif yang diterapkan oleh pemerintah India dan apa pula
keuntungan dari kebijakan alternatif tersebut bagi pemerintah India
sendiri15
5 ldquoStatus Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasionalrdquo oleh Novianti Tulisan ini berupa jurnal
yang diterbitkan oleh Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
Tulisan ini menjelaskan bagaimana status kewarganegaraan dalam
perspektif hukum internasional dan bagaimana pengaturan
kewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 tentang
13
Jayanti Adinda Peran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi Kebudayaan India di
Indonesia (Skripsi Universitas Airlangga 2010)
14
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi dalam
Ikatan Identitas Budaya (Paradigma Jurnal Kajian Budaya 2014)
15
Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia 26 November 2016)
12
Kewarganegaraan Republik Indonesia serta bagaimana status
kewarganegaraan ganda bagi diasporan Indonesia16
6 ldquoDiaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesiardquo oleh Ahmad
Jazuli Tulisan ini diterbitkan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2017 Tulisan ini berisi
tentang bagaimana diasporan Indonesia dalam perspektif UU No 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU
Kewarganegaraan)17
7 ldquoPenerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju Masyarakat
Transnasional Indonesiardquo oleh Rizky Banyualam Permana Tulisan ini
diterbitkan oleh JURIS LK2 FHUI pada tahun 2014 Tulisan ini
menjelaskan mengenai kemanfaatan dalam penerapan
dwikewarganegaraan di masa depan untuk meningkatkan daya saing dan
keunggulan Indonesia dalam lingkup internasional di masa depan18
Berdasarkan karya penelitian yang telah penulis sebutkan diatas
Penulis sendiri belum menemukan hasil karya yang meneliti persolan
dwikewarganegaraan dari sudut pandang yang penulis maksudkan dalam
penelitian ini yaitu menganalisis kebijakan pemerintah atas tuntutan
dwikewarganegaraan dengan menggunakan studi analisis kebijakan
16
Novianti Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam Perspektif
Hukum Internasional (Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi 5 Desember 2014)
17
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI 20 Maret
2017)
18
Rizky Banyualam Permana Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju
Masyarakat Transnasional Indonesia (JURIS LK2 FHUI Volume 4 Oktober-Desember 2014)
13
pemerintah baik yang lahir dalam bentuk undang-undang ataupun peraturan
menteri Yang menjadi fokus peneliti adalah kebijakan negara Indonesia dan
India yaitu dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan
Citizenship Act of India 1995
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian
Untuk membantu memudahkan dalam penyusunan skripsi ini maka
disusun metode penelitan sebagai jalan petunjuk yang akan mengarahkan
jalannya penelitian ini atau dengan kata lain sebagai jalan atau cara dalam
rangka usaha mencari data yang akan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dalam skripsi ini19
yaitu sebagai berikut
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif
yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek
yaitu aspek teori sejarah filosofi Analisis struktur dan komposisi lingkup
materi dan konsistensi20
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa antara
kebijakan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India yang diatur dalam
undang-undang masing-masing negara yang bersangkutan
Disini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang digunakan dengan cara
mencari mengumpulkan dan mempelajari peraturan perundang-undangan
dan bahan hukum lain yang terkait dengan objek penelitian
2 Pendekatan
Berdasarkan jenis penelitian hukum normatif (normative law
research) yaitu suatu pendekatan yang mengkaji asas-asas hukum terhadap
kebijakan publik dan ketertekaitan asas-asas doktrinal dengan hukum-hukum
19
Arianto Adi Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta Granit 2004) h 61
20
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta UI Press 2010) h 10
14
positif konsep maupun hukum yang berlaku di suatu negara yang berkaitan
dengan dwikewarganegaraan Penelitian ini juga berfokus pada problem
identifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menginventarisir dan
kemudian mengklarifikasi permasalahan untuk dicarikan jalan keluar21
3 Sifat Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis
komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemaparan
(deskripsi) secara lengkap rinci jelas dan sistematis tentang perbandingan
kebijakan dwikewarganegaraan antara Indonesia dan India Studi Analisis
komparatif merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua
atau lebih dari dua situasi kejadian kegiatan program dll
4 Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain Untuk data sekunder yaitu
sumber data yang diperoleh melalui studi literatur seperti buku jurnal artikel
situs internet dan e-book Adapun data yang dibutuhkan ialah data faktual
yang sedapat mungkin merupakan data resmi yang dikeluarkan negara atau
lembaga analisis terutama yang menyangkut dwikewarganegaraan dalam hal
komparasi antara Indonesia dan India
a Sumber Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-
ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa sumber hukum utama yaitu Undang-Undang No
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Untuk ketentuan mengenai pengaturan dwikewarganegaraan yang
dimiliki oleh India sendiri merujuk kepada ketentuan the Citizenship Act
21
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukumhellip h 15
15
of India 1955 (57 of 1955) dan kebijaka-kebijakan yang dikeluarkan oleh
oemerintah India
b Sumber Hukum Sekunder
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan sumber data
sekunder Bahan hukum sekunder adalah yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer seperti misalnya hasil penelitian buku-
buku hukum skripsi tesis disertasi hukum jurnal dan lain-lain Seperti
buku-buku tentang materi dwikewarganegaraan jurnal-jurnal penelitian-
penelitian yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan diaspora
Indonesia dan India
Dalam literatur lain disebutkan bahwa bahan hukum sekunder adalah
bahan hukum yag terdiri atas buku-buku teks (textbooks) yang ditulis para
ahli hukum yang berpengaruh (de herseende leer) jurnal-jurnal hukum
pendapat para sarjana kasus-kasus hukum yurisprudensi dan hasil-hasil
simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian
5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu telaah
Pustaka (Library Research) Penulis akan mengumpulkan data teoritis yang
bersumber dari literatur berupa buku artikel makalah koran jurnal
dokumen dan situs-situs resmi yang memuat informasi mengenai konsep
dwikewarganegaraan India dan Indonesia yang berkaitan dengan masalah
penelitian Data ini penulis peroleh secara langsung maupun yang diperoleh
melalui akses internet
6 Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut pokok
bahasan masing-masing maka selanjutnya dilakukan analisis data Analisis
data bertujuan untuk menginterprestasikan data yang sudah disusun secara
16
sistematis yaitu dengan memberikan penjelasan Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur runtun logis tidak tumpang
tindih dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman
hasil analisis
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja menggunakan data mengorganisasikan data memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola lalu dapat di jadikan data dalam
membantu menjelasakan hal yang di permasalahan teliti Teknik analisis data
yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis data kualitatif Penulis
akan menganalisis dan menjelaskan permasalahan berdasarkan data yang
diperoleh lalu mengaitkannya dengan teori atau konsep yang digunakan22
F Teknik Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis merujuk kepada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum yang diterbitkan pada tahun
2017 Dimana buku pedoman penulisan skripsi ini penulis jadikan sebagai
salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kualitas baik menyangkut substansi
maupun teknik penulisan skripsi yang penulis hasilkan
G Sistematika Penulisan
Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini maka secara singkat akan
disusun dalam 5 bab yang terdiri dari
Bab I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang
penelitian identifikasi pembatasan dan rumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian kerangka pemikiran review studi terdahulu sistematika
pembahasan metodologi penelitian dan sistematika pembahasan
22
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
(BandungRefika Aditama 2008) h15
17
Bab II yaitu berisi tentang Kerangka Konsep dan Kajian Teoritis
Dimana didalamnya terdapat konsep mengenai warga negara dan
kewarganegaraan dwikewarganegaraan Kemudian didalam Kajian teoritis
pula memuat teori warga negara
Bab III yaitu menjelaskan dinamika konstitusi kewarganegaraan di
Indonesia dan India menurut Undang-undang yang pernah berlaku Dalam bab
ini penulis akan menguraikan perjalanan panjang Undang-Undang
kewarganegaraan kedua negara Indonesia dan India Di samping itu juga akan
dijelaskan bagaimana pengaturan negara India mengenai status
dwikewarganegaraan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan pemerintah
India terkait dual citizenship
Bab IV yaitu analisis kebijakan alternatif pemerintah Indonesia dan
India atas tuntutat dwikewarganegaraan hasil penelitian dan pembahasan
menguraikan kajian analisis kebijakan pemerintah Indonesia dan India dalam
merespon tuntutan dwikewarganegaraan oleh para diaspora kedua negara
Bab V yaitu penutup menjelaskan tentang simpulan dan saran
18
BAB II
KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga negara sebuah negara dapat dibedakan antara lain
a Warga negara asli (pribumi) yaitu penduduk asli negara tersebut Misalnya suku
jawa suku Madura suku dayak dan sebagainya merupakan warga negara asli
Indonesia
b Warga negara keturunan asing (vreemdeling) yaitu warga negara asing yang
telah menjadi WNI Misalnya WNI keturunan Tionghoa Timur Tengah India
dan sebagainya
Hal yang perlu diingat ldquowarga negara suatu negara tidak selalu menjadi
penduduk negara iturdquo Misalnya warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di
luar negeri Penduduk suatu negara tidak selalu merupakan warga negara dimana ia
tinggal Misalnya orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia1 Menurut
wolhoff2 dalam suatu negara adakalanya ditemukan golongan minoriteit yaitu
golongan orang yang berjumlah kecil yang secara yuridis memiliki status
kewarganegaraan negara nasional tertentu akan tetapi memiliki sifat batin-lahir sosial
kebudayaan yang berbeda dari bangsa itu Sehingga golongan ini belum
diasimilasikan sepenuhnya
Gagasan tentang kewarganegaraan (citizenship) sesungguhnya dapat ditelusuri
dari sejarah perkembangan kewarganegaraan yang bersumber dari peradaban
1 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negara (Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006) h 229
2 Dasril Radjab Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta Rineka Cipta 1994) h 6 Sebagai
contoh diwilayah negara Indonesia terdapat beberapa golongan minoritas Misalnya Suku Anak
Dalam di Sumatera Suku Badui di Jawa Barat Suku Samin di Jawa T engah dan Jawa Timur Suku
Dayak Oudth di Kalimantan dan beberapa klan suku di Papua Untuk memberdayakan eksistensi
mereka beberapa langkah persuasive digunakan termasuk adanya perwakilan mereka dalam
ketatanegaraan sebagai anggota MPR yang diangkat dari utusan golongan
19
Romawi sampai pada modernitas Barat Pemikiran yang tumbuh di masa Yunani
Kuno telah memberi pijakan kuat bagi teorisasi kewarganegaraan khususnya pada
kewarganegaraan modern Salah satunya dari Aristoteles (322-384 SM) seorang
pemikir ilmuwan ahli logika dan sekaligus filosof terkenal saat itu Karyanya yang
berjudul Politics telah memberikan informasi penting mengenai Athena sebagai suatu
negara kota (polis) di masa Yunani Kuno yang demokratis beserta keberadaan
warganya di polis tersebut (politespolitai)3
Wewenang sebuah organisasi negara meliputi kelompok manusia yang berada
di dalamnya Kelompok tersebut dapat dibedakan antara warga negara dengan bukan
warga negara (orang asing) Warga negara sebagai pendukung sebuah negara
merupakan landasan bagi adanya negara Dengan kata lain bahwa warga negara
adalah salah satu unsur penting bagi sebuah negara selain unsur lainnya4
Istilah polis polites dan politeia menjadi kata-kata kunci atau dikenal sebagai
bagian dari Aristotlersquos term yang nantinya diterjemahkan sebagai state citizen dan
constitution Ketiga istilah tersebut tidak bisa dipisahkan dan untuk memahami satu
hal maka yang lain juga harus dipahami pula Dikatakan bahwa ldquoto understand what
a constitution (politeia) is we must inquire into the nature of the city (polis) and to
understand that since the city is a body of citicens (politai) we must examine the
nature of citizenshiprdquo5
Warga negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang sebagai bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara6 Istilah ini biasa juga disebut hamba
3 Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 23
4 CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) (Jakarta
Pradnya Paramita 2001) h 148
5 Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barker (New York Oxford University Press
1995) h 84
6 Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani (Jakarta ICCE
UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada Media 2003) h 73
20
atau kawula negara Meskipun demikian istilah warga negara dirasa lebih sesuai
dengan kedudukannya sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba
dan kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta anggota atau
warga yang menjadi bagian dari suatu negara Asumsi ini tidaklah berlebihan dan
cukup beralasan Sebagai anggota dari persekutuan yakni negara yang didirikan
dengan kekuatan bersama atas dasar tanggung jawab bersama serta untuk
kepentingan atau tujuan bersama pula7 warga negara dituntut untuk aktif terhadap
negara
Dengan alasan tersebut istilah warga negara dirasa lebih sesuai karena
mengandung pengertian aktif Sedangkan istilah hamba atau kawula negara
mengandung pengertian warga yang pasif dan hanya menjadi obyek negara Untuk
itu setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum Semua warga
negara mempunyai kepastian hak privasi dan tanggung jawab Sejalan dengan
definisi di atas AS Hikam mendefinisikan bahwa warga negara (citizenship) adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri Istilah ini
menurutnya lebih baik daripada istilah kawula negara karena kawula negara betul-
betul berarti obyek yang berarti orang yang dimiliki dan mengabdi kepada negara
Oleh karenanya kewarganegaraan menurut AS Hikam harus mencakup tiga dimensi
utama 1) Dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas 2) dimensi pemenuhan hak-
hak dasar yaitu hak politik ekonomi dan hak sosial kultural serta 3) dimensi dialog
dan keberadaan ruang publik yang bebas8
7 Pada awalnya negara atau bangsa merupakan sekumpulan manusia atau gabungan entitas-
entitas yang beragam lalu disarikan hubungan kesadaran dan diikat oleh asas kemaslahatan bersama
yang dituangkan dalam bentuk system legislasi dan hukum perundang-undangan System ini
diberlakukan padatanah kehidupan yang dinamakan tanah air (wathan) Pada gilirannya hubungan
tersebut diatur oleh kekuasaan yang dinamakan negara Lihat Muhammad Syahrur Dirasat Islamiyyah
Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama terjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani
Islam Genealogi Masyarakat dan Negara (Yogyakarta LKIS 2003) h 90
8 Muhammad AS Hikam Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia (Jakarta Penerbit Erlangga 1999) h 166
21
Istilah warga negara dan rakyat menunjuk pada obyek yang sama yakni
sebagai anggota negara9 Meskipun demikian terdapat perbedaan pengertian antara
pengertian warga negara rakyat dan bangsa Warga negara adalah pendukung negara
atau dalam arti lain warga sebuah negara yang bersifat aktif Sedang rakyat adalah
masyarakat yang mempunyai persamaan kedudukan sebagai obyek pengaturan dan
penataan oleh negara dan mempunyai ikatan kesadaran sebagai kesatuan dalam
hubungan keorganisasian negara Istilah warga negara tidak menunjuk pada obyek
yang sama dengan istilah penduduk
Warga negara sebuah negara belumlah tentu merupakan penduduk negara
tersebut Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam
suatu negara berdasarkan peraturan perundangan kependudukan sah dari negara yang
bersangkutan Baik status sebagai warga negara maupun sebagai penduduk
mempunyai konsekuensi hukum yaitu menyangkut hak-hak dan kewajibannya
Konsekuensi hukum dari status warga negara lebih luas dari pada status sebagai
penduduk Pembagian penduduk menjadi warga negara dan orang asing sangatlah
penting Hal ini dikarenakan beberapa hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara
dengan orang asing berbeda Hak dan kewajiban penduduk yang bukan warga negara
adalah terbatas10
Perbedaaan antara kelompok warga negara dengan orang asing terletak pada
hubungan yang ada antara negara dengan warga negara dengan masing-masing
kelompok tersebut Hubungan antara negara dengan warga negara lebih erat
dibandingkan hubungan antara negara dengan orang asing Dalam konteks negara
Islam warga negara mengandung pengertian penduduk sebuah negara Islam yang
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia
(Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994) h 1
10
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan (Yogyakarta Liberty 1992) h
2
22
memeluk agama Islam11
Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam
namun belum memeluk agama Islam atau dengan kata lain bahwa masyarakat atau
individu non muslim yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam akan diberi
status penduduk permanen tetapi tidak dianggap sebagai warga negara dari negara
Islam kecuali jika mereka memeluk Islam atas kemauan mereka sendiri Meskipun
demikian ternyata kenyataan diatas bukanlah sebuah statemen yang bersifat final hal
ini terlihat dari adanya pemikir Islam yang memandang mereka sebagai warga negara
Islam12
Kewarganegaraan (citizenship) adalah suatu bentuk dari identitas sosial politik
( a form of social politicial identity) seseorang yang keberadaannya berkaitan dengan
waktu yang berkembang Di sisi lain kewarganegaraan ternyata tidak hanya sebuah
identitas tetapi mencakup pula atribut rights obligations ative in public affairs dan
an acceptance of societal values13
Oleh karena itu pula definisi kewarganegaraan termasuk pula definisi warga
tidaklah sama mencakup banyak dimensi Menurut Aristoteles definisi tentang
warga negara ditentukan oleh bentuk pemerintahan atau ia sebut bentuk
konstitusinya Salah satu ungkapannya adalah ldquoit may be thet someone who is a
citizen in a democracy is not one in a oligarchyrdquo14
Bahwa kewarganegaraan adalah
bentuk partisipasi warga dalam kehidupan publik Jadi kewarganegaraan ditandai
dengan adanya partisipasi Gagasan ini untuk sementara waktu tergantikan oleh
konsep kewarganegaraan sebagai bentuk legal dengan elemen hak dan kewajiban
(right and obligation) Bahwa kewarganegaraan ditandai dengan adanya hak dan
11
Abdul Rahman Abdul Kadir Kurdi Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-Quran
dan Sunnah (Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000) h 115
12
Abdul Qadir Djaelani Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam (Surabaya Bina Ilmu
1995) h 241
13
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century (London Setting
the Contex Kogan Page 1998) h 2-3
14
Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barkerhellip h 85
23
kewajiban warga negara dalam sebuah negara hukum merupakan warisan dari tradisi
Republik Romawi yang muncul setelah masa Yunani Kuno15
2 Konsep Mengenai Dwikewarganegaraan
Dwikewarganegaraan dapat lahir karena adanya dua negara yang mengklaim
kewarganegaraan atas seseorang dan dapat dikaitkan dengan faktor-faktor tertentu di
antaranya
a Kewarganegaraan yang didapat dari garis darah (ius sanguinis)
b Kewarganegaraan yang didapat berdasarkan tempat kelahiran (ius soli)
c Kewarganegaraan yang didapat karena adanya perkawinan (jure matrimonii)
d Kewarganegaraan yang didapat karena naturalisasi
e Kewarganegaraan yang didapat karena adopsi16
f Kewarganegaraan yang didapat karena investasi yang dilakukan17
g Kewarganegaraan yang didapatkan berdasarkan agama18
h Kewarganegaraan yang didapatkan karena jabatannya (jus oficii)19
15
Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 24
16
Swedia memberikan kewarganegaraan secara otomatis terhadap anak yang diadopsi Office
of Migration Sweden httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship html (diakses 20 Januari 2020 pkl
0800 WIB)
17
Antara lain Austria Antigua dan Barbuda Siprus Dominika Malta dan St Kitts dan
Nevis Henley amp Partners httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment diakses 20
Januari 2020 pkl 0800 WIB)
18
Praktik yang dilakukan oleh Israel setiap orang Yahudi yang kembali ke Israel memiliki
hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel Ministry of Foreign Affairs Israel
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20nationalityaspx
(diakses 20 Januari 2020 pkl 0800 WIB)
19
Vatikan memberikan kewarganegaraan bagi pemegang jabatan Tahta Suci Official Page of
Vatican httpwww vaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en html (diakses diakses 20 Januari
2020 pkl 0800 WIB)
24
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut ius
sanguinis lahir di negara lain yang menganut asas ius soli maka kedua negara
tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga negaranya Sebagai contoh sebelum
ada perjanjian Menteri luar negeri Indonesia Soenario dan Menteri luar negeri China
Chow orang China yang berdomisili di Indonesia (ius soli) merupakan warga negara
Indonesia dan warga negara China (ius sanguinis)20
Untuk mencegah Bipatride maka UU No 62 tahun 1958 pasal 7 menyatakan
bahwa seorang perempuan asing yang lahir dengan laki-laki WNI dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan melakukan pernyataan dengan syarat bahwa dia
harus meninggalkan kewarganegaraan asalnya
Bila dalam praktik dua faktor tersebut bertemu dan terkait dengan seseorang
dwikewarganegaraan dapat berlaku bila hukum dari masing-masing negara
mengizinkan Ada tiga cara penerimaan yang dapat berlaku bila faktor-faktor
kewarganegaraan tersebut bertemu yaitu penerimaan dwikewarganegaraan secara
penuh terbatas dan penolakan terhadap dwikewarganegaraan Dwikewarganegaraan
secara terbatas dikaitkan dengan jangka waktu usia tertentu Dalam jangka waktu
tertentu pemilik dwikewarganegaraan harus melepaskan salah satu
kewarganegaraannya Dalam hal apabila negara menolak dwikewarganegaraan salah
satu kewarganegaraan akan gugur Awalnya menurut pandangan tradisional
memperlihatkan adanya penolakan terhadap konsep dwikewarganegaraan karena
pada dasarnya kewarganegaraan dipandang sebagai satu-satunya rantai penghubung
antara individu dengan suatu negara yang berdaulat menurut konsepsi yang ada pada
saat itu21
Hukum kewarganegaraan adalah bagian dari kedaulatan suatu negara untuk
menentukan siapa saja yang menjadi bagian dari negara itu sehingga
20
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 235
21
Irene Bloemraad ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of Postnationalism the
Possibilities of Transnationalism and the Persistence of Traditional Citizenship International
Migration Review Vol 38 No 2 (2004) h 90
25
kewarganegaraan diberlakukan secara kaku Pemberian suatu kewarganegaraan dari
negara lain dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip kedaulatan22
Selain
itu juga akan menyebabkan ketidakstabilan hubungan diplomatik negara-negara di
dunia Masalah lain yang dikhawatirkan adalah masalah hukum perdata internasional
terkait dengan status personal seseorang yang memiliki dwikewarganegaraan23
Keengganan hukum internasional untuk menerima dwikewarganegaraan ini
secara jelas diatur dalam Konvensi Liga Bangsa-Bangsa (LBB) tentang Konflik
Hukum Kewarganegaraan tahun 1930 (Convention on Certain Questions Relating to
the Conflict of Nationality Laws) lalu Dewan Eropa (Council of Europe) pada tahun
1963 juga membuat Convention on the Reduction of Cases of Multiple Nationality24
Dalam konsiderans Konvensi LBB tahun 1930 dinyatakan bahwa ldquoefforts of
humanity should be directed is the abolition of all cases both of statelessness and
double nationalityrdquo Sedangkan pada Konvensi Dewan Eropa 1963 tujuan dari
Konvensi tersebut bukan penghapusan total dwikewarganegaraan tetapi sebisa
mungkin mengurangi kasus kewarganegaraan banyak Di saat yang sama pandangan
yang pro terhadap dwikewarganegaraan juga berkembang namun tidak begitu
populer George Bancroft seorang diplomat AS pada abad ke-19 yang
mempromosikan North American Bancroft Treaty mengatakan ldquohellipas soon tolerate a
man with two wives as a man with two countriesrdquo sebagai metafora yang
menganalogikan dwikewarganegaraan dengan praktik poligami jika poligami dapat
dianggap wajar oleh masyarakat begitu pula seharusnya dengan
dwikewarganegaraan
22
Peter J Spiro ldquoDual Citizen as Human Rightrdquo International Journal of Constitutional
Law Vol 8 No 1 (2010) h 113
23
Ko Swan Sik edNationality and International in Asian Perspective (Dordrecht Martinus
Nijhoff 1990) h 247
24
Anja Broslashndsted Sejersen ldquoldquoI Vow to Thee My Countriesrdquo The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Centuryrdquo International Migration Review Vol 42 No 3 (2008) h 530
26
Pasca Perang Dunia ke-II hak asasi manusia berkembang dan hak untuk
berpindah kewarganegaraan diakui sebagai hak asasi manusia dalam Deklarasi
Universial Hak Asasi Manusia PBB tahun 1948 Kewarganegaraan dipandang
sebagai suatu hak yang mendasar Selain itu pandangan liberal menggeser konsepsi
nasionalisme yang kaku menjadi lebih fleksibel Struktur masyarakat yang semakin
heterogen (terutama di Eropa) juga mendorong pergeseran pandangan
kewarganegaraan yang awalnya dikaitkan dengan konteks kewilayahan dan
kesukubangsaan
Migrasi transnasional juga terus menggerus konsepsi tradisional
kewarganegaraan yang dikaitkan negara kebangsaan (nation-state) Dengan
perkembangan transportasi dan komunikasi hubungan transnasional orang-orang
semakin cair dan kasus dwikewarganegaraan mulai timbul secara de facto meskipun
secara de jure belum diakomodir
Menjelang abad ke-21 ada pergeseran pandangan yang semakin permisif
terhadap dwikewarganegaraan yang secara jelas terlihat dalam instrumen hukum
internasional Dalam Konvensi Eropa tentang Kewarganegaraan (European
Convention on Nationality 1997) secara tegas mengharuskan negara peserta untuk
mengizinkan dwikewarganegaraan bagi anak yang mendapatkan
dwikewarganegaraan karena kelahirannya atau perkawinan25
Dari sini dapat dilihat
perkembangan hukum internasional khususnya instrumen hukum internasional
negara-negara Eropa semakin permisif terhadap kasus dwikewarganegaraan yang
pada awalnya menolak sama sekali dwikewarganegaraan dalam Konvensi LBB 1930
lalu sebisa mungkin menghindari dwikewarganegaraan menurut Konvensi Dewan
Eropa 1963 dan pada akhirnya diterima di Eropa berdasarkan Konvensi Eropa 1997
25
Article 17 European Convention on Nationality 1997 berbunyi asli sebagai berikut ldquoA
State Party shall allow a children having different nationalities acquired automatically at birth to
retain these nationalities b its nationals to possess another nationality where this other nationality is
automatically acquired by marriagerdquo
27
Keadaan berkewarganegaraan ganda sering pula terjadi akibat dari
perkawinan campuran antar bangsa yang otomatis menganut hukum perkawinan dan
kewarganegaraan yang berbeda26
Dimana masing-masing pihak yang terkait dalam
perkawinan campuran tersebut oleh negara asalnya ada yang mengizinkan anak yang
dihasilkan dari perkawinan tersebut untuk memiliki kewarganegaraan kedua
orangtuanya (kewarganegaraan gandadwikewarganegaraan) Dalam kenyataannya
terdapat keanekaragaman peraturan dan asas-asas kewarganegaraan apakah ius soli
atau ius sanguinis karena negara bebas untuk memilih asas-asas manakah yang
hendak dipakainya dalam menentukan siapakah yang menjadi warganya Yang
kemudian menimbulkan apatridie bipatridie bahkan mungkin multipatridie karena
dari benturan asas-asas kewarganegaraan yang tidak seragam Akibatnya timbul
peraturan-peraturan di bidang kewarganegaraan yang tidak sama di semua negara
Dan menurut istilah Sudargo Gautama hal ini menggambarkan seolah-olah terjadi
ldquopertentanganrdquo27
Yang dimaksud dengan apatridie yaitu orang-orang yang tidak mempunyai
suatu kewarganegaraan (tanpa kewarganegaraan) Pada akhir-akhir ini apatride
banyak kemungkinan terjadi karena perkembangan hubungan antara negara dan
hubungan politis Beberapa negara tertentu telah mulai mempergunakan pencabutan
kewarganegaraan sebagai semacam hukuman Apabila orang-orang yang terkena
dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh negara yang bersangkutan dan mereka ini
belum dapat memperoleh kewarganegaraan pengganti maka mereka ini berstatus
tanpa kewarganegaraan
Apatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut
asas ius soli lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis Sebagai contoh orang
26
Zulfa Djoko Basuki ldquoPerkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya di Indonesia
Dewasa Inirdquo Vol1 No3 (Jakarta Jurnal Hukum Internasional April 2004) h547
27
Beliau lebih lanjut menjelaskan hal ini merupakan konsekuensi dari prinsip kebebasan
untuk menentukan sendiri siapakah yang merupakan warganegaranya maka kita dapat menyaksikan
tidak adanya uniformitet di lapangan peraturan-peraturan tentang kewarganegaraan
28
China yang pro Koumintang tidak diakui sebagai warga RRC sedangkan Taiwan
sebagai negara asal pada 1958 belum ada hubungan diplomatic dengan Indonesia
maka mereka juga tidak diakui sebagai warga negara Taiwan Sehingga mereka
merupakan ldquodefacto apatriderdquo Untuk mencegah apatride UU No 62 Tahun 1958
pasal 1 huruf f menyatakan bahwa anak yang lahir di wilayah Indonesia selama
orang tuanya tidak diketahui adalah warga negara Indonesia
Sementara bagi orang Cina sebelum lahirnya UU No 62 tahun 1958 untuk
menentukan kewarganegaraan diadakan perjanjian antara Indonesia-Cina yang
dikenal dengan perjanjian Soenario-Chow pada tanggal 22 April 1955 yang
diundangkan dengan UU No 2 tahun 1958 berisi bahwa semua orang Cina yang
berdomisili di Indonesia harus mengadakan pilihan kewarganegaraan dengan tegas
dan secara tertulis 28
Kasus yang paling marak mengenai apatride adalah ketika banyak terjadinya
pengungsi-pengungsi yang melarikan diri dari Vietnam tahun 1970-an akibat dari
Perang Vietnam Keadaan tanpa kewarganegaraan ini adalah menyedihkan bagi yang
harus mengalami Sama sekali tidak ada perlindungan dari sesuatu negara Tidak
dapat memiliki paspor negara tertentu Seandainya mereka harus diusir dari negara
tempat mereka berdomisili kemana mereka harus dikirim Sedangkan Bipatridie atau
dwi-kewarganegaraan akan terjadi apabila seseorang memiliki dua kewarganegaraan
Kenyataan terjadinya bipatridie kerapkali sering berlaku yaitu kalau seseorang
penduduk pada suatu negara yang berasal dari kewarganegaraan lain diberi
pewarganegaraan oleh negara yang didiaminya tanpa ia menyatakan melepaskan
kewarganegaraan aslinya (leluhurnya)
28
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 236
29
B Kajian Teoritis
1 Teori Kebijakan Alternatif
a Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak (tentang
pemerintahan organisasi dsb) pernyataan cita-cita tujuan prinsip dan garis
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran Secara umum
kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukan perilaku seseorang
aktor misalnya seorang pejabat suatu kelompok maupun lembaga tertentu
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi Pada dasarnya terdapat
banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian mengenai
kebijakan 29
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya memecahkan
problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejaheraan masyarakat Dan dalam kebijakan setidaknya harus memenuhi
empat hal penting yakni (1)tingkat hidup masyarakat meningkat (2)terjadi
keadilan By the law social justice dan peluang prestasi dan kreasi
individual (3)diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat (dalam
membahas masalah perencanaan keputusan dan implementasi) dan
(4)terjaminnya pengembangan berkelanjutan
Monahan dan Hengst seperti yang dikutip oleh Syafaruddin bahwa
kebijakan (policy) secara etimologi diturunkan dalam bahasa Yunani yaitu
ldquoPolisrdquo yang artinya kota (city)30
Pendapat ini menjelaskan kebijakan
29 Noeng H Muhadjir Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif (Yogyakarta Raka Sarasin 2000) h 15
30
Heinz Weihrich dan Haroid Koontz Management AGlobal Perspective Tent Edition (New
York McGraw-Hill 1993) h 123
30
mengacu kepada cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan
untuk mengelola kegiatan mereka Dalam hal ini kebijakan berkenaan dengan
gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama
diterima pemerintah atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha
mengejar tujuannya Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa
kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang menjadi arah
dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus diikuti oleh para pelaku
dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan dalam sebuah
organisasi serta mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan
masalah atas tindakan yang terjadi
Lebih lanjut Muhadjir mengatakan bahwa kebijakan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kebijakan subtantif dan kebijakan implementatif Kebijakan
subtantif adalah keputusan yang dapat diambil berupa memilih alternatif yang
dianggap benar untuk mengatasi masalah Tindak lanjut dari kebijakan
subtantif adalah kebijakan implemtatif yaitu keputusan-keputusan yang
berupa upayaupaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan
subtantif31
Secara empiris kebijakan berupa undang-undang petunjuk dan
program dalam sebuah Negara kebijakan dianggap sebagai rangkaian
tindakan yang dikembangkan oleh badan atau pemerintah yang mempunyai
tujuan tertentu diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok
pelaku untuk memecahkan masalah tertentu Dengan demikian berdasarkan
beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpukan bahwa kebijakan adalah
sebagai rangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dari dasar pada
masalah yang menjadi rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
31
Noeng H Muhadjir Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach (Yogyakarta
Rake Sarakin 2003) h 90
31
kepemimpinan dan cara bertindak pernyataan citacita prinsip atau maksud
dalam memecahkan masalah sebagai garis pedoman untuk manajeman dalam
usaha mencapai sasaran atau tujuan Dengan kata lain sebagai pedoman untuk
bertindak bagi pengambilan keputusan
Sholichin Abdul Wahab32
sebagaimana dikutip Suharno
mengisyaratkan bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat
kebijakan publik sebagai tindakan yang mengarah pada tujuan ketika kita
dapat memerinci kebijakan tersebut kedalam beberapa kategori yaitu
a Tuntutan kebijakan (policy demands)
Yaitu tuntutan atau desakan yang diajukan pada pejabat-pejabat
pemerintah yang dilakukan oleh actor-aktor lain baik swasta maupun
kalangan pemerintah sendiri dalam sistem politik untuk melakukan
tindaka n tertentu atau sebaliknya untuk tidak melakukan tindakan
pada suatu masalah tertentu Tuntutan ini dapat bervariasi mulai dari
desakan umum agar pemerintah berbuat sesuatu hingga usulan untuk
mengambil tindakan konkret tertentu terhadap suatu masalah yang
terjadi di dalam masyarakat
b Keputusan kebijakan (policy decisions)
Adalah keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah yang
dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan
publik Dalam hal ini termasuk didalamnya keputusankeputusan
untuk menciptakan statuta (ketentuan-ketentuan dasar) ketetapan-
ketetapan ataupun membuat penafsiran terhadap undang-undang
c Pernyataan kebijakan (policy statements)
Ialah pernyataan resmi atau penjelasan mengenai kebijakan publik
tertentu Misalnya ketetapan MPR Keputusan Presiden atau Dekrit
32
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negara (Jakarta Bumi Aksara 2010) h 25-27
32
Presiden keputusan peradialn pernyataan ataupun pidato pejabat
pemerintah yang menunjukkan hasrat tujuan pemerintah dan apa
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut
d Keluaran kebijakan (policy outputs)
Merupakan wujud dari kebijakan publik yang paling dapat dilihat dan
dirasakan karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan
guna merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan dan
pernyataan kebijakan Secara singkat keluaran kebijakan ini
menyangkut apa yang ingin dikerjakan oleh pemerintah
e Hasil akhir kebijakan (policy outcomes)
Adalah akibat-akibat atau dampak yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan sebagai
konsekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya tindakan
pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu yang
ada dalam masyarakat
William N Dunn33
membedakan tipe-tipe kebijakan menjadi
lima bagian yaitu
a Masalah kebijakan (policy public) Adalah nilai kebutuhan dan
kesempatan yang belum terpuaskan tetapi dapat diidentifikasi dan
dicapai melalui tindakan public Pengetahuan apa yang hendak
dipecahkan membutuhkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
mendahului adanya problem maupun informasi mengenai nilai yang
pencapaiannya menuntut pemecahan masalah
b Alternative kebijakan (policy alternatives) Yaitu arah tindakan yang
secara potensial tersedia yang dapat member sumbangan kepada
pencapaian nilai dan pemecahan masalah kebijakan Informasi
33
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL (Yogyakarta
Gajah Mada University Press 2003) h 98
33
mengenai kondisi yang menimbulkan masalah pada dasarnya juga
mengandung identifikasi terhadap kemungkinan pemecahannya
c Tindakan kebijakan (policy actions) Adalah suatu gerakan atau
serangkaian gerakan sesuai dengan alternatif kebijakan yang dipilih
yang dilakukan untuk mencapai tujuan bernilai
d Hasil kebijakan (policy outcomes) Adalah akibat-akibat yang terjadi
dari serangkaian tindakan kebijakan yang telah dilaksanakan Hasil
dari setiap tindakan tidak sepenuhnya stabil atau diketahui sebelum
tindakan dilakukan juga tidak semua dari hasil tersebut terjadi seperti
yang diharapkan atau dapat diduga sebelumnya
e Hasil guna kebijakan Adalah tingkat seberapa jauh hasil kebijakan
memberiakn sumbangan pada pencapaian nilai Pada kenyataanya
jarang ada problem yang dapat dipecahkan secara tuntas umumnya
pemecahan terhadap suatu problem dapat menumbuhkan problem
sehingga perlu pemecahan kembali atau perumusan kembali
b Analisis Kebijakan Publik
Studi kebijakan dapat dilihat sebagai bagian dari studi disiplin
maupun sistem administrasi atau salah satu kajian dalam administrasi publik
yaitu kebijakan publik (public policy) Dengan begitu kebijakan mengarah
kepada produk yang dikeluarkan oleh badan-badan publik yang bentuknya
bisa berupa peraturan perundang-undangan dan keputusan-keputusan
sedangkan kebijaksanaan lebih menitik beratkan kepada fleksibilitas suatu
kebijakan 34
Untuk lebih memamahi kebijakan maka perlu mengkaji tentang
analisis kebijakan karena kebijakan pada esensinya adalah suatu proses dalam
34
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negarahellip h153
34
upaya untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik sehingga berdampak
pada kesejahteraan bangsa Pembuat kebijakan publik pada umumnya adalah
unsur birokrat atau pejabat pemerintah termasuk para pegawai senior
pemerintah yang tugasnya adalah memberikan pelayanan demi kebaikan
publikuntuk itu para ahli mencoba menjelaskan pengertian analisis kebijakan
Menurut Bardach bahwa analisis kebijakan adalah suatu aktifitas
politik dan sosial35
Hal ini berarti dalam analisis kebijakan perlu dipahami
masalah-masalah yang bersifat politis dan sosial Kemudian Palto dan
Sawicky sebagaimana dikutip Riant Nugroho menyatakan bahwa analisis
kebijakan merupakan tindakan yang diperlukan untuk membuat suatu
kenijakan baik kebijakan yang baru maupun kebijakan yang merupakan
konsekuensi dari kebijakan yang ada36
Sementara analisis kebijakan menurut
William NDunn bahwa analisis kebijakan adalah
ldquoPolicy analysis is a problem solving discipline that draws on
theories methodee and substantive findings of the behavioral and social
sciences social professional and political philosophy as is usual with
complex activities there are several ways to define policy analisis The one
adopted here is that policy analysis is a process multidisciplinary inquiry
designed to create critically assess and coinicate information that is useful
in understanding and improving policiesrdquo 37
Pendapat Dunn ini juga dikutip dalam Nanang Fattah bahwa analisis
kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu yang berupaya memecahkan masalah
dengan menggunakan teori metode dan substansi penemuan tingkah laku dan
35
Eugene Bardach A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving (New York Seven Bridges Press 2000) h 13
36
Riant Nugroho Public Policy (Jakarta Alex Media Komputindo 2008) h 84
37
Willian N Dunn Public Policy Analysis (London Pearson Prentice Hall 2003) h 1
35
ilmu-ilmu sosial profesi sosial dan filosofi sosial politis38
yang dilakukan
dengan cara tertentu Sedangkan Dunn menyatakan bahwa ada tiga
pendekatan dalam analisis kebijakan yaitu pendekatan empiris evaluative
dan normatif Pendekatan empiris berupaya menjawab permasalahan fakta-
fakta pendekatan evaluastif berupaya mencari beberapa nilai atas sesuatu dan
pendekatan normatif memberikan upaya tindakan atas apa yang harus
dilakukan Prosedur analisis kebijakan menurut Dunn dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Prosedur Analisis Umum Menurut Waktu Tindakan Kebijakan39
Tindakan
Kebijakan
Deskripsi Evaluasi Rakomendasi
Sebelum
tindakan(ex-ante)
Prediksi - Preskripsi
Sesudah tindakan
(ex-pose)
Deskripsi Evaluasi -
Penjelasan dari istilah pada tindakan kebijakan diatas adalah
a Definisi yang menghasilkan pengetahuan mengenai kondisi-kondisi
yang menimbulkan masalah kebijakan
b Prediksi adalah menyedikan informasi mengenai konsekuensi dimasa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan termasuk jika tidak
melakukan sesuatu
c Preskripsi adalah menyediakan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa yang akan datang
38
Nanang Fattah Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2013)
h 5 39
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOLhellip h 98
36
d Deskripsi adalah menghasilkan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa sekarang dan masa lalu
e Evaluasi adalah kegunaan alternatif kebijakan dalam memecahkan
permasalahan
Berdasarkan prosedur analisis tindakan kebijakan ini bertujuan akhir
pada pemecahan masalah yang dihadapi sehingga perlu dibuat kebijakan
untuk mengataasi permasalahan tersebut Untuk itu analisis kebijakan
akan memperkirakan apa yang akan terjadi apabila alternatif yang dipilih
ditetapkan untuk dilaksanakan memperkirakan apa yang akan terjadi
kemudian apa yang harus dilakukan serta dampak apa yang akan terjadi
dari kebijakan tersebut Selanjutnya apabila tidak dilakukan alternatif
kebijakan tersebut maka tantangan yang akan terjadi baik kondisi politik
sosial dan budaya apabila kebijakan itu tidak dilaksnakan Kemudian
analisis kebijakan mendeskripsikan kebijakan yang telah dilaksanakan dan
yang akan dilaksanakan sehingga diperoleh gambaran apa kekurangan dari
kebijakan yang telah dilakukan dan apa kelebihan dari kebijakan yang
telah dilaksanakan sehingga diperoleh alternatif yang tepat Melalui
evaluasi kebijakan akan diperoleh gambaran sejauh mana kebijakan yang
dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
37
BAB III
DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DAN
INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia
a Zaman Belanda
Dalam buku-buku (dalam bahas Indonesia) yang membahas ketentuan
Pasal 131 IS da Pasal 163 IS Lazim dipergunakan sebutan ldquoorang Indonesia
aslirdquo tidak ada kata-kata ldquobangsardquo (orang-orag bangsa Indonesia asli)
Pemakaian sebutan ldquoorang Indonesia aslirdquo dipertimbangkan berdasarkanberbagai
aspek Judul bab dalam IS (Bab kedelapan) adalah ldquovan de ingezetenanrdquo yaitu
ldquotentang pendudukrdquo bukan tentang kewarganegaraan (citizenship)1 Pengertian
ini dapat dimengerti Indonesia pada waktu itu (Hindia-Belanda) bukan sebuah
Negara yang mandiri walaupun memiliki cirri-ciri kenegaraan Indonesia adalah
bagian (sebagai jajahan) Kerajaan Belanda Hal yang sama berlaku untuk
suriname dan Curacau Penduduk Indonesia adalah kaula belanada (nederlands
ondedanen) Sebutan ldquokaula Belandardquo serupa dengan sebutan ldquoBritish Subjectrdquo
untuk penduduk daerah jajahan Inggris Sebutan-sebutan itu dengan sengaja
untuk membedakan dengan sebutan ldquoBritish citizenrdquo yaitu warga Negara di
wilayah (negara) induk Begitu juga sebutan kaula Belanda untuk membedakan
dengan warga Belanda yang disebut ldquonenderlanderrdquo yaitu orang Belanda 2
Oleh karena Hindia-Belanda dijajah oleh Negeri Belanda maka pada
zaman itu segala sesuatu tentang kewarganegaraan diatur oleh Undang-undang
dari Negeri Belanda Yang menjadi pokok-pangkal dalam hal ini ialah Undang-
1 Wirjono Projodikoro Azas-Azas Kewarganegaraan di Indonesia (Jakarta PT Dian Rakyat
1989) h 174
2 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
(Yogyakarta FH UII Press 2009) h 17
38
undang (Wet) tanggal 12 Desember 1892 tentang ldquoNederlanderschap
eningezetenschaprdquo (Kebangsaan Belanda dan hal penduduk Kerajaan Belanda)
Ada dua macam ldquoNederlanderrdquo (orang Belanda) yaitu (1) orang Belanda sejak
lahir dan berdasar keturunan (jus sanguinis) (2) orang-orang yang menjadi orang
Belanda secara naturalisasi atau pewarganegaraan Menurut pasal 10 orang Asing
(vreemdeling) adalah orang yang bukan orang Belanda tersebut dan yang tidak
dengan secara lain menjadi ldquoNederlands onderdaanrdquo atau kaula Belanda3
Tentang kaula-Belanda ini ada Undang-undang (Wet) lain tanggal 10
Februari 1910 (staatsblad 1910-269) tentang kaula Belanda yang bukan orang
Belanda Menurut pasal 1 Undang-undang ini dari orang-orang yang bukan
orang Belanda adalah kaula Belanda (Nederlands onderdaan) orang-orang
berikut
1 Mereka lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao dari orang-orang tua
yang bertempat tinggal disana atau apabila bapaknya tidak dikenal dari ibu
yang bertempat tinggal disana (dengan beberapa kekecualian mengenai anak-
anak dari Konsul Asing)
2 Mereka yang lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao yang
a Kedua orang tuanya tidak dikenal
b Orang tuanya tidak berdiam diri disitu dan tidak mempunyai
ldquoNationalityrdquo (kebangsaan) atau kebangsaannya tidak dikenal
c Bapaknya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belanda
d Ibunya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belandajika
bapak-bapaknya tanpa nationality atau kebangsaannya tidak dikenal
3 Istri kaula-Belanda
4 Anak dari seorang kaula-Belanda meskipun lahir di luar daerah-daerah itu
yang dibawah umur 18 tahun atau sudah kawin
3 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006hellip h 17
39
5 Anak tersebut sub empat yang setelah kawin atau setelah mencapai umur 18
tahun menetap di daerah-daerah tersebut
Menurut pasal 2 status orang sebagai kaula-Belanda hilang
1 Dengan naturalisasi atau pewarganegaraan seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang belum kawin disuatu Negara Asing
2 Bagi seorang perempuan yang kawin dengan seorang warga dari suatu Negara
Asing kecuali apabila perempuan itu tidak mungkin menjadi warga dari
Negara Asing tadi
3 Dengan masuk dinas ketentaraan Negara Asing tanpa ijin dari pemerintah
setempat
4 Bagi orang-orang bukan Indonesia asli yang setelah berada di luar daerah-
daerah tersebut tidak dalam 3 bulan melaporkan diri pada seorang Konsul
Belanda di tempat
5 Bagi orang perempuan yang termasuk dalam sub 1 dan 2 setelah ia kemudian
mendapat nationality dari suaminya
6 Dengan pembatalan status itu oleh yang berkuasa dalam beberapa hal tertentu
Dengan demikian pada zaman Hindia-Belanda tidak ada kewarganegaraan Indonesia
melainkan hanya ada kekaulaan Belanda sehingga pada waktu itu di Indonesia
terhadap pengertian ldquoorang asingrdquo (vreemdeling) ada pengertian ldquokaula-Belandardquo dan
para kaula-Belanda ini dibagi dalam tiga golongan yaitu
a Orang-orang Belanda
b Orang-orang Indonesia asli (inlander)
c Orang-orang timur asing (vreemde Oosterling)
Tiga golongan ini kemudian dinamakan lain yaitu
a Nederlands onderdaan-Nederlander atau kaula-Belanda yang terdiri dari orang
Belanda
b Nederlands onderdaan-niet Nederlander van inheemse oorsprong (kaula-
Belanda yang bukan orang-orang Belanda dan yang terdiri dari orang-orang
Indonesia asli
40
c Nederlands onderdaan-niet Nederlander van uitheemsche oorsprong
ataukaula-Belanda yang bukan orang Belanda dan bukan orang Indonesia asli
yaitu orang Eropa bukan Belanda dan orang-orang Timur Asing seperti
orang-orang Cina Arab India dan lain-lain Dalam hal ini orang Jepang
disamakan dengan orang Eropa bukan Belanda4
Hindia Belanda bukanlah suatu negara maka tanah air Indonesia dalam zaman
Belanda tidak mempunyai warga negara menurut pertauran Hindia Belanda
penghunipenduduk tanah air Indonesia yang bukan orang asing disebut kaulanegara
Belanda yang dapat dibagi sebagai berikut5
1) Kaulanegara Belanda orang Belanda
2) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi yang termasuk
Bumiputera
3) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi juga bukan
Bumiputera misalnya orang-orang Timur Asing (Cina India Arab
dan lain-lain)
b Zaman Pendudukan Jepang
Indonesia diduduki oleh Jepang dari bulan Maret 1942 sampai tanggal 17 Agustus
1945 pemerintah Jepang tidak mengeluarkan suatu peraturan resmi mengenai
kewarganegaraan di Indonesia Tetapi dalam praktek orang-orang di Indonesia yang
bukan orang Jepang baik orang-orang Indonesia asli maupun orang-orang keturunan
Belanda Cina Arab dan sebagainya tidak lagi dipandang sebagai kaula-Belanda
atau Nederlands onderdaan Orang-orang keturunan Belanda pada umumnya
dianggap sebagai orang-orang Belanda maka mereka seperti orang-orang Belanda
juga dimasukkan dalam ldquokonsentrasi-kamprdquo atau tempat pengasingan jadi berada
4 Wirjono Prdjodikoro Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia (Jakata PT Dian Rakyat
1989) h 175
5 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 237
41
diluar kehidupan kemasyarakatan dan orang-orang lain yang ada di Indonesia yang
bukan orang Jepang dianggap sama kedudukannya sebagai rakyat jelata Maka dalam
periode ini kewarganegaraan tidak diatur
c Sejak Proklamasi
Pada waktu Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 Negara
Republik Indonesia belum mempunyai Undang-Undang Dasar Sehari kemudian
tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD 1945 mengenai kewarganegaraan
UUD 1945 menyebutkan antara lain6
1) Pasal 26 ayat (1) menentukan bahwa ldquoYang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara Indonesiardquo sedangkan
2) Pasal 26 ayat (2) menentukan bahwa ldquoSyarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan Undang-Undangrdquo
Sebagai pelaksanaan pasal 26 tanggal 10 April 1946 diundangkan UU No 3 tahun
1946 Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut UU No 3
tahun 1946 adalah
1) Orang yang asli dalam daerah Indonesia
2) Orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam wilayah
negara Indonesia
3) Anak yang lahir di dalam wilayah negara Indonesia
Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa asas yang dianut dalam UU ini adalah Ius Soli
UU No 3 tahun 1946 selanjutnya mengalami perubahan oleh UU No 6 dan 8 Tahun
1947 Sebagaimana UU No 3 tahun 1946 kalau diperhatikan dari UU tersebut bahwa
kewarganegaraan yang dianut di Indonesia menganut asas Ius Soli yang dapat dilihat
pada pasal 1 (a) dan (b) yaitu
1) WNI adalah orang Indonesia asli dalam daerah negara Indonesia
6 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
42
2) Orang peranakan yang lahir dan bertempat tinggal di Indonesia paling sedikit 5
tahun berturut-turut serta berumur 21 tahun kecuali ia menyatakan keberatan
menjadi WNI7
d Persetujuan Kewarganegaraan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB)
Persetujuan perihal pembagian warga negara hasil dari Konferensi Meja Bundar
(27 Desember 1949) antara Belanda dengan negara Indonesia Serikat ada tiga hal
yang penting dalam persetujuan tersebut antara lain8
1) Orang Belanda yang tetap kewarganegaraan Belanda tetapi terhadap
keturunannya yang lain dan bertempat tinggal di Indonesia kurang lebih 6
bulan sebelum 27 Desember 1949 setelah penyerahan kedaulatan dapat
memilih kewarganegaraan Indonesia yang dinamakan ldquohak opsirdquo atau hak
untuk memilih kewarganegaraan sedangkan pemilihan kewarganegaraan
disebabkan tindakan aktif sebagai lawan tindakan pasif dalam hak
repudiasi
2) Orang-orang yang tergolong kawula Belanda (orang Indonesia Asli)
berada di Indonesia memperoleh kewarganegaraan Indonesia kecuali tidak
tinggal di SurinameAntiland Belanda dan dilahirkan di wilayah Belanda
dan dapat memilih kewarganegaraan Indonesia
3) Orang-orang Eropa dan Timur Asing maka terhadap mereka dua
kemungkinan yaitu jika bertempat tinggal di Belanda dan ditetapkan
kewarganegaraan Belanda mereka yang dinyatakan sebagai WNI dapat
menyatakan menolak dalam kurun waktu dua tahun
e Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946
Sesuai dengan Pasal 26 UUD 1945 pada tanggal 10 April 1946
diundangkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 yang mengatur tentang
Kewarganegaraan dan Kependudukan Republik Indonesia Undang-Undang
7 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
8 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 239
43
ini berlaku surut sejak tangga 17 Agustus 1945 Berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang Kewarganegaraan Indonesia yang pertama ini kewarganegaraan
Indonesia bisa didapatkan oleh
1) orang Indonesia asli dalam wilayah Negara Indonesia
2) orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut di atas tetapi turunan
seorang dari golongan itu serta lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman dalam wilayah Negara Indonesia dan orang bukan turunan
seorang dari golongan termaksud lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman yang paing akhir selama sedikitnya lima tahun berturut-turut
di dalam wilayah Negara Indonesia yang telah berumur 21 tahun atau
telah kawin
3) orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara
naturalisasi
4) anak yang sah disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh
bapaknya pada waktu lahir bapaknya mempunyai kewarganegaraan
Indonesia
5) anak yang lahir dalam jangka watu tiga ratus hari setelah bapaknya yang
mempunyai kewarganegaraan Indonesia meningal dunia
6) anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah yang pada
waktu lahir mempunyai kewarganegaraan Indonesia
7) anak yang diangkat secara sah oleh warga negara Indonesia
8) anak yang lahir di dalam wilayah Negara Indonesia yang oleh bapaknya
ataupun ibunya tidak diakui secara sah
9) anak yang lahir di wilayah Negara Indonesia yang tidak diketahui siapa
orangtuanya atau kewarganegaraannya
Pada dasarnya Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1936 menyatakan ada
4 (empat) cara untuk menjadi warga negara Indonesia Pertama untuk penduduk asli
secara otomatis menjadi warga negara Indonesia Kedua penduduk yang sudah lebih
dari lima tahun dan tidak pernah menyatakan diri menolak kewarganegaraan
44
Indonesia adalah warga negara Indonesia Ketiga semua keturunan dari cara pertama
dan cara kedua tersebut Keempat orang asing yang mendaftarkan diri untuk menjadi
warga negara Indonesia Undang-Undang ini pada prinsipnya menganut asas ius soli
Penduduk Indonesia secara pasif memperoleh status warga Negara Indonesia Namun
bagi mereka yang tidak menghendaki status tersebut diperkenankan untuk
menggunakan hak repudiasinya dengan mengajukan pernyataan secara tertulis
menolak kewarganegaraan Indonesia Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 telah
mengalami beberapa kali perubahan yaitu diubah dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1947 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 19489 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 menambahkan ketentuan pada
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dengan (j) badan hukum yang
didirikan menurut hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia dan bertempat
kedudukan di dalam wilayah Negara Indonesia Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1947 kemudian menegaskan bahwa seorang warga negara Indonesia tersebut pada
Pasal 1 sub b yang mempunyai kewarganegaraan dari negara lain dapat melepaskan
kewarganegaraannya dari negara Indonesia dengan menyatakan keberatan menjadi
warga negara Indonesia10
Perubahan dengan kedua Undang-Undang yang terakhir
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin
menggunakan hak repudiasinya sampai tanggal 17 Agustus 1948 Sejak tanggal 17
Agustus 1948 penduduk Indonesia terdiri dari warga negara Indonesia dan warga
negara asing Setiap orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia harus
melalui proses pewarganegaraan berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 194611
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigasian di Indonesiahellip
h 28
10
CST Kansil Hukum Tata Neagara (Jakarta Erlangga 2007) h 38
11
CST Kansil Hukum Tata Neagarahellip h 38
45
f Berdasarkan Undang-Undang No 62 Tahun 1958
Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia yang berlaku hingga sekarang adalah
UU No 62 tahun 1958 yang mutlak berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1
Agustus 1958 Beberapa bagian dari undang-undang itu yaitu yang mengenai
ketentuan-ketentuan siapa warganegara Indonesia status anak-anak dan cara-cara
kehilangan kewarganegaraan ditetapkan berlaku surut hingga tanggal 27 Desember
1949
Hal-hal selengkapnya yang diatur dalam UU No 62 tahun 1958 antara lain (1) Siapa
tang dinyatakan berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) (2) Naturalisasi atau
Pewarganegaraan biasa (3) Akibat pewarganegaraan (4) Pewarganegaraan istimewa
(5) Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dan (6) Siapa yang dinyatakan berstatus
orang asing
Menurut Undang-Undang itu warga negara Indonesia adalah
1) Mereka berdasarkan UUperaturanperjanjian yang terlebih dahulu berlaku
(berlaku surut)
2) Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam Undang-
Undang itu
Sebaliknya seseorang dapat menjadi Orang Asing jika ia tidak memenuhi syarat
sebagai warganegara seperti yang disebutkan diatas Selain itu mungkin juga seorang
Indonesia menjadi orang asing karena (1) Dengan sengaja insyaf dan sadar menolak
kewarganegaraan RI (2) Menolak kewarganegaraan RI karena khilaf atau ikut-
ikutan saja dan (3) Ditolak oleh orang lain misalnya seseorang anak yang ikut status
orang tuanya yang menolak kewarganegaraan RI12
g Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Cina
Setelah kaum Komunis berhasil merebut kekuasaan di Cina sehingga muncul
Republik Rakyat Cina (RRC) yang mempertahankan Undang-Undang
Kewarganegaraan Cina Nasionalis Undang-Undang ini menggunakan asas sanguinis
12
Samidjo Ilmu Negara (Jakarta Amico 1996)hellip h 42
46
Artinya semua orang Cina di manapun berada diklaim sebagai warga negara Cina
Hal ini mengakibatkan semua orang Cina yang berstatus warga negara Indonesia
menjadi berstatus bipatride disamping sebagai warga negara Indonesia juga sebagai
warga negara RRC Timbuknya dwikewarganegaraan adakalanya tidak selalu
disebabkan oleh perbedaan antara peaturan kewarganegaraan masig-masing negara
yang menganut asas perolehan kewarganegaraan yang berbeda namun dapat juga
timbul apabila peraturan kewarganegaraan di setiap negara seluruhnya sama
Berhubungan dengan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam masalah dwi
kewarganegaraan maka dalam praktek negara-negara berusaha untuk mencegah atau
setidak-tidaknya mengurngi adanya kewarganegaraan ganda tersebut13
Masalah dwikewarganegaraan dapat menimbulkan kesulitan ataupun masalah
Masalah atau kesulitan tersebut terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban sebagai waraganegara hal ini dapat dipahami karena bagaimanakah
pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warganegara jika seandainya seseorang
mempunyai dwi-kewarganegaraan Hak dan kewajiban sebagai warganegara
manakah yang harus dilakukan 14
Seperti di Indonesia sebelum dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1958 Tentang perjanjian dwi-kewarganegaraan
Republik Indonesia-Republik Rakyat Cina terdapat penduduk Indonesia yang
memepunyai dwi-kewarganegaraan terutama orang-orang keturunan cina Menurut
Undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia mereka merupakan
warganegara Indonesia juga menurut Undang-Undang Republik Rakyat Cina mereka
juga merupakan warganegara Republik Rakyat Cina15
13
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan (Pusat Studi Hukum Tata
Negara Indo Hill 1995) h 7
14
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraanhellip h 7
15
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia (Tesis Universitas Indonesia 2011) h 79
47
Orang yang mempunyai dwikewarganegaraan (orang keturunan Cina ) ini
sering menimbulkan kesulitan atau persolan di dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan kesulitan baik terhadap yang bersangkutan maupun terhadap
pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut terjadi
pembicaraan antara pihak Indonesia dan RRC sehingga menghasilkan persetujuan
dalam bentuk Perjanjian Dwi Kewarganegaraan Isi perjanjian ini diratifikasi dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1958 ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dwi-kewarganegaraan yang ada
pada waktu itu dan mencegah timbulnya dwi kewarganegaraan di kemudian hari
Masalah dwi-kewarganegaraan diselesaikan dengan cara menghilangkan salah satu
kewarganegaraan yang serempak dimiliki seseorang Untuk itu kedua belah pihak
menyepakati hal-hal berikut ini
1) Suatu golongan yang mempunyai dwi-kewarganegaraan dianggap tidak
mempunyai kewarganegaraan rangkap lagi karena menurut pendapat
Pemerintah Indonesia kedudukan sosial politik mereka membuktikan bahwa
mereka dengan sendirinya telah melepaskan kewarganegaraan RRC-nya
2) Mereka yang berkewarganegaraan rangkap selain butir a harus memilih
dengan kehendak sendiri salah satu kewarganegaraan yang akan mereka
pertahankan Dengan ketentuan bahwa mereka yang tidak menyatakan
pilihannya menjadi warga negara asing Suami istri yang
berkewarganegaraan rangkap menentukan pilihannya masing-masing Dan
selama anak belum dewasa mengikuti pilihan bapak ibunya Dan jika telah
dewasa anak tersebut harus memilih salah satu kewarganegaraan
Pasal X Perjanjian Dwi-kewarganegaraan menentukan bahwa apabila seorang
warga negara Indonesia kawin dengan seorang warga negara RRC masing-masing
tetap memiliki kewarganegaraan asal kecuali apabila salah satu dari mereka dengan
kehendak sendiri memohon dan memperoleh kewarganegaraan dari partnernya
Apabila ia memperoleh kewarganegaraan partnernya dengan sendirinya akan
kehilangan kewarganegaraan asalnya Dari sudut ketentuan Indonesia ketentuan
48
tersebut merupakan ketentuan khusus dari ketentuan umum yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
h Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-undang
kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat Secara filosofis undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia masih mengandung ketentuan yang
belum sejalan dengan falsafah Pancasila karena bersifat diskriminatif kurang
menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara serta kurang
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak
Secara yuridis landasan konstitusional pembentukan Undang-undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indoensia adalah undang-undang
Dasar Sementara Tahun 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden Tahun
1959 yakni dengan kembali berlakunya Undang-undang Dasar 1945 Undang-
undang Dasar 1945 inipun sudah diamandemenkan sehingga lebih menjamin
perlindungan Hak Asasi Manusia dan Hak Warga Negara
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
49
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak16
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadi dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
(1) Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
(2) Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
16
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
50
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan17
Warga negara Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara
Indonesianya seperti tercantum dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat
pernyataan tentang keinginannya untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat
pernyataan itu disampaikan kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang
diwilayahnya meliputi tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak
mengakibatkan kewarganegaraanganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3
tahun sejak tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini
dimaksudkan untuk memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan
perkawinannya atau tidak karena pada umumnya perkawinan campuran hanya
berlangsung dalam waktu 3 tahun Selain itu oleh karena adanya perkawinan
campuran maka dapat pula warganegara asing yang menikah dengan warga negara
Indonesia diberikan kemudahan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini
Manusiahellip h 80
51
tercantum dalam pasal 19 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersnagkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Warga Negara Asing yang telah 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut-turut dapat menjadi Warga Negara Indonesia asalkan dengan diberikan
kewarganegaraan ganda Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara
Indonesia yang telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing
kemudian ia ingin memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka
menurut Pasal 32 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri bagi
warganegara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
17
Libertus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraan (Jakarta
52
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan Masalah perubahan kewarganegaraan
suami istri yang melangsungkan perkawinan campuran didasarkan pada undang -
undang kewarganegaraan seperti halnya perempuan warga negara Indonesia yang
kawin dengan laki-laki warga negara asing yang menurut hukum negara asal
suaminya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan
suami sebagai akibat perkawinan tersebut atau laki-laki warga negara Indonesia yang
kawin dengan perempuan warganegara asing yang menurut hukum negara asal
istrinya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan
istri sebagai akibat perkawinan tersebut18
Oleh karena itu suami atau istri tidak secara otomatis kehilangan
kewarganegarannya ataupun mendapatkan kewarganegaraan pasangannya karena
tergantung kepada hukum kewarganegaraan pasangannya Menurut pasal 26 (3) dan
(4) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia apabila seorang warga negara Indonesia ingin mempertahankan
kewarganegarananya maka dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau perwakilan Republik Indonesia Surat pernyataan
tersebut harus diajukan 3 tahun sejak perwakilan berlangsung Jadi selama jangka
waktu itu perwakilan berlangsung Jadi selama jangka waktu itu ia tidak
menyatakannya maka akan kehilangan kewarganegaraan Indonesianya Dalam pasal
27 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia menyatakan bahwa ldquoKehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri
yang terikat perkawinan yang sah tidak menyebabkan hilangnya status
kewarganegaraan dari istri atau suamirdquo
Visimedia 2008) h4
18
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
53
Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai aspek
bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga negara sehingga diganti
dengan Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru yaitu Undang- Undang Nomor
12 Tahun 2006 Undang-Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam
menghapus berbagai bentuk diskriminasi selama ini Pasal 2 Undang-Undang Nomor
12 Nomor 2006 menyatakan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Nomor
2006 menyatakan bahwa warga negara Indonesia adalah 19
(1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan danatau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia
(2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia
(3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing
(4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia
(5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut
(6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
Indonesia
(7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia
19
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
54
(8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin
(9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
(10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
(11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
(12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan
(13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
Asas-asas yang dianut Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 adalah sebagai
berikut
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 12 Nomor 2006
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
55
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006
Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) atau tanpa kewarganegaraan (apatride)
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini
merupakan suatu pengecualian Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-
undang kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
56
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak20
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadai dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
1 Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
2 Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
3 Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
20
Liberatus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraanhellip h 4
57
4 Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Warga negara
Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara Indoensianya seperti tercantum
dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat pernyataan tentang keinginannya
untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat pernyataan itu disampaikan
kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang diwilayahnya meliputi
tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak mengakibatkan
kewarganegaraan ganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3 tahun sejak
tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini dimaksudkan untuk
memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan perkawinannya atau tidak
karena pada umumnya perkawinan campuran hanya berlangsung dalam waktu 3
tahun21
Selain itu oleh karena adanya perkawinan campuran maka dapat pula warga
negara asing yang menikah dengan warga negara indonesia diberikan kemudahan
untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini tercantum dalam pasal 19
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
58
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersangkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara Indonesia yang
telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing kemudian ia ingin
memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka menurut Pasal 32
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada menteri bagi Warga
Negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan
21
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
59
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah Dwikewarganegaraan
Seiring berjalannya waktu Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinilai sudah tidak sanggup lagi
mengakomodir kepentingan para pihak dalam perkawinan campuran terutama
perlindungan hukum bagi seorang istri yang statusnya Warga Negara Indonesia dan
masalah status kewarganegaraan anak hasil perkawinan campur dimana si ibu Warga
Negara Indonesia akan mengalami kesulitan mendapatkan pengasuhan anaknya yang
Warga Negara Asing apabila perkawinan campur itu putus karena sesuatu hal22
Bila ditinjau ke belakang produk hukum yang dihasilkan pada masa orde
lama yaitu Program Benteng tahun 1951 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1959 yang dimaksudkan untuk memecah persoalan polarisasi sosial Warga Negara
asli dan Warga Negara tidak asli (pribumi dan non pribumi) Pada masa tahun 1945
sampai berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan masa pengembangan
konsep kebangsaan Dalam kurun waktu itu terjadi usaha-usaha
untuk menggantikan konsep kebangsaan itu dengan konsep atau ideologi lain yaitu
munculnya pemberontakan yang bersifat politis ideologis dan separatis Kemudian
lahir orde baru dengan tujuan untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara murni dan konsekuen ternyata tidak berhasil
yang terjadi justru kebalikannya yakni hukum menjadi sarana untuk menopang
kekuasaan dan status quo
Selama orde baru banyak praktik hukum yang tidak aspiratif dan tidak
demokratis sebaliknya sebagai produk hukum orde baru telah memangkas hak-hak
warga negara yang diatur oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan hukum internasional contoh konkrit sebagai ekspresi yang
membawa implikasi praktek politik hukum yang diskriminatif orde baru yaitu
berusaha menggarap masalah Warga Negara Indonesia Tionghoa secara serius
Manusiahellip h 91
60
mendasar dan mendalam yaitu melalui politik hukum pembuatan produk hukum
yang berbentuk Resolusi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor
IIIRESMPRS1966 tentang Pembinaan Kesatuan Bangsa seterusnya rezim orde
baru yang berciri legalistik dalam seluruh kebijaksanaan yang diambilnya selalu
didasarkan pada format perundangan seperti Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden dan Instruksi
Presiden dalam melaksanakan proses konsep kebangsaan Indonesia Untuk keperluan
legalitas tersebut maka sejak periode awal salah satu langkah untuk memecah
persoalan etnik Tionghoa pemerintahan orde baru telah mengeluarkan Instruksi
Presidium Kabinet Nomor 31UIN121966 kepada Menteri Kehakiman Republik
Indonesia untuk tidak menggunakan penggolongan penduduk Indonesia berdasarkan
pasal 131 dan 163 IS (Indische Staatsregelling) dan Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 1967 tentang Kebijaksanaan Pokok yang menyangkut Warga Negara
Indonesia keturunan asing
Dalam konteks mengupayakan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
dianggap perlu untuk meniadakan semua praktik yang mengarah pada pemilahan
atau pengkotak-kotakan golongan penduduk kepada Warga Negara Indonesia
Tionghoa dimungkinkan untuk mengganti nama mereka dengan nama-nama
Indonesia sebagaimana ditentukan dalam keputusan Presidium Kabinet Nomor
1274Kep121966 tanggal 27 Desember 1966 Pada tanggal 8 Juli 1996 dikeluarkan
Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik
Indonesia selanjutnya di sini disebut Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996
Keputusan tentang hukum ini menyatakan bahwa istri dan anak berusia di bawah 18
tahun dari seseorang yang memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia (proses
naturalisasi) langsung mengikuti kewarganegaraan suamiayahnya tersebut (Pasal 1)
Seorang anak (termasuk dari luar kawin) yang belum berusia 18 tahun dari seorang
wanita Warga Negara Indonesia melalui proses pewarganegaraan langsung menjadi
22
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
61
warga negara Indonesia mengikuti kewarganegaraan ibunya (Pasal 2) Dengan
Keputusan Presiden ini semua peraturan perundang-undang yang untuk kepentingan
berbagai hal mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan tidak berlaku lagi Kemudian ditindaklanjuti dengan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1996 kepada aparat daerah supaya menghapus
semua kebijakan hukum yang mewajibkan istri dan anak untuk melampirkan Surat
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk kepentingan tertentu Kemudian
pemerintah mengeluarkan instrument pelaksanaan produk hukum di atas Dalam hal
ini Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 47121265SJ
kepada seluruh Gubernur Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia untuk tidak lagi
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
Lalu Direktur Jenderal Imigrasi mengeluarkan surat edaran tanggal 9 Juli
2002 yang pada intinya menyatakan paspor Warga Negara Indonesia yang telah
memperoleh kewarganegaraan melalui naturalisasi agar melampirkan petikan
Keputusan Presiden tentang Kewarganegaraan sementara anak dan keturunannya
cukup dengan akta kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk Surat Edaran yang sama
dikeluarkan pula tanggal 16 April 2004 oleh Dirjen Imigrasi Surat Edaran Dirjen
Imigrasi menegaskan hal serupa sesuai Surat Edaran 9 Juli 2002 bahwa permohonan
paspor tidak perlu mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraa Republik Indonesia
Kemudian Dirjen menyatakan bahwa Surat Edaran ini bersifat mengikat kepada
seluruh kantor Imigrasi di Indonesia Wakil Presiden Hamzah Haz mengeluarkan
surat edaran yakni Setwapres Nomor B33 tanggal 15 Maret 2004 Wakil Presiden
memerintahkan kepada Jaksa Agung Kapolri Menteri-Menteri Gubernur dan
BupatiWalikota untuk menertibkan dan menindak aparat bawahannya yang masih
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (Tionghoa India Arab dan lain-lain) Kemudian lahir
Manusiahellip h 158
62
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 tentang Persetujuan Antara Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina23
Disebutkan dalam persetujuan ini bahwa ada berbagai kelompok Warga
Negara Indonesia yang dikelompokkan sebagai Warga Negara Indonesia tunggal
atau mereka yang tidak diperkenankan untuk memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia-Republik Rakyat Cina dan tetap menjadi Warga Negara Indonesia yakni
bagi mereka yang berstatus seperti tentara veteran pegawai pemerintah yang pernah
membela nama Republik Indonesia di dunia internasional petani atau mereka yang
secara implisit sudah pernah ikut Pemilihan umum Tahun 1955 Ada tokoh-tokoh
Tionghoa dalam kelompok ini yang secara tidak konsekuen tetap saja perjanjian
dwikewarganegaraan dengan kewajiban memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia atau Republik Rakyat Cina diterapkan kepada mereka Perjanjian Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina kemudian telah dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang ini dimaksudkan sebagai upaya
menyelesaikan masalah dwikewarganegaraan yang dengan peraturan pelaksanaannya
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 dengan masa opsi 2 tahun (20
Januari 1960-20 Januari 1962) Kemudian dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1969 dibatalkanlah Perjanjian dwi kewarganegaraan tersebut di atas Dengan
demikian persoalan status Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa sudah
terselesaikan Anak-anak Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir
setelah 20 Januari 1962 sudah menjadi Warga Negara Indonesia tunggal dimana
setelah dewasa tidak diperbolehkan lagi untuk memilih kewarganegaraan lain selain
Warga Negara Indonesia
Dengan demikian pula tidak perlu lagi membuktikan kewarganegaraan
dengan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Keberadaan dari produk
perundangan baik Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 maupun Instruksi
23
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusiahellip h 160
63
Presiden Nomor 4 Tahun 1999 yang dengan jelas tidak lagi mensyaratkan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk berbagai kepentingan perdatanya (akta
kelahiran paspor menyekolahkan anak mengurus Kartu Tanda Penduduk dan
sebagainya) bukan tidak berdasar sama sekali Artinya ketentuan di atas mengacu
kepada prinsip-prinsip yang diatur oleh peraturan perundang undangan sebelumnya
yang juga posisi hierarki legalisasinya lebih bersifat kuat karena dalam Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang dalam
peraturan pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1958
menyatakan bahwa penunjukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
demikian hanya jika ada pernyataan suatu instansi yang bersifat meragukan status
orang tersebut Oleh karena kebijakan-kebijakan tersebut terbukti gagal dan
efektivitasnya cenderung terbatas maka lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 untuk memberikan perlindungan hukum kepada setiap warga negara dan
memberikan jaminan kepastian hukum tentang siapa saja Warga Negara Indonesia itu
sehingga tercermin adanya persamaan hukum diantara warga negara Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan suatu produk hukum yang lahir dari
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kemudian dibentuk Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 yakni
a Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh
Kehilangan Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia
b Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M01- HL0301
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 43 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006
c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M02HL-0506
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M80-
HL0401 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pendaftaran Pencatatan dan
64
Pemberian Fasilitas Keimigrasian Sebagai Warga Negara Indonesia yang
Berkewarganegaraan Ganda Ditinjau dari segi perspektif hukum lahirnya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menggantikan Undang Undang Kewarganegaraan lama yaitu
Undang Undang Nomor 62 Tahun 1958 dikarenakan untuk memberikan
perlindungan hukum yang diwujudkan dengan
a Perempuan Warga Negara Indonesia yang menikah dengan pria Warga
Negara Asing tidak otomatis kehilangan haknya sebagai Warga Negara
Indonesia melainkan ia diberi hak opsi untuk mempertahankan status
kewarganegaraannya sebagai Warga Negara Indonesia atau mengikuti status
kewarganegaraan suaminya
b Apabila perkawinan campuran itu putus karena sesuatu hal dan hak
pengasuhan anak jatuh kepada ayahnya yang Warga Negara Asing maka
ketika si ibu Warga Negara Indonesia yang hendak menemui anaknya di luar
negeri tidak dituduh sebagai penculik
c Anak perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga
Negara Asing adalah Warga Negara Indonesia sampai usia 18 tahun atau
sudah kawin dan sesudah itu ia diwajibkan memilih salah satu status
kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006)
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India
Penganugerahan seseorang sebagai warga negara India diatur oleh Bagian II
dari Konstitusi India (Pasal 5 hingga 11) Menurut Pasal 5 semua orang yang
bertempat tinggal di India pada saat dimulainya Konstitusi adalah warga negara India
dan juga orang yang lahir di India Presiden India disebut sebagai Warga Negara
Pertama India Undang-undang yang terkait dengan masalah ini adalah Undang-
Undang Kewarganegaraan 1955 yang telah diamandemen oleh Kewarganegaraan
65
(Amandemen) Undang-Undang tahun 1986 1992 2003 2005 2015 dan 2019
Amandemen 1986 membatasi kewarganegaraan dengan kelahiran untuk mewajibkan
paling tidak satu orang tua harus menjadi warga negara India Amandemen 2003
lebih lanjut membatasi aspek itu dengan mengharuskan orang tua tidak bisa menjadi
imigran ilegal Amandemen 2003 juga mengamanatkan Pemerintah India untuk
membangun Daftar Warga Nasional Amendemen 2019 memberikan jalan yang lebih
mudah ke kewarganegaraan bagi minoritas terpilih yang dianiaya yaitu Hindu Sikh
Budha Jain Paris dan Kristen dari negara tetangga yang mayoritas Muslim di
Bangladesh Pakistan dan Afghanistan yang memasuki India sebelum Desember
2014 Kedua tindakan ini telah memunculkan protes skala besar di India pada 2019
ldquoOil boomrdquo yang terjadi di awal tahun 1970 di negara ndash negara Teluk
menarik banyak orang India untuk mengejar perekonomian yang lebih baik Para
migran yang telah sukses kemudian mendorong golongan muda dari India untuk turut
serta melakukan migrasi Hal ini terus menerus berlangsung dan diaspora India di
negara ndash negara Teluk terus bertambah seiring waktu Pengiriman uang ke negara
asalnya (remittances) sedikit demi sedikit membantu keluarga mereka yang berada di
dalam kemiskinan dan tentu saja menjadi salah satu pemasukan negara24
Hingga pertengahan tahun 1970 pemerintah India belum melihat adanya
keuntungan dari diaspora India Pada tahun 1980 Perdana Menteri India pada saat itu
kemudian mengundang beberapa diaspora India untuk datang kembali ke India untuk
membantu pembangunan India pada beberapa sektor inti yang mencakup sektor
telekomunikasi25
Di tahun 1990 dengan ditetapkannya sistem ekonomi liberal
diaspora India diberikan dorongan untuk lebih aktif lagi dalam pembangunan India
Pembentukan komunitas diaspora India sendiri sebenarnya sudah ada sebelum
adanya inisiatif dari pemerintah India untuk mengumpulkan para diaspora ini Di
24
Dr Naresh Kumar Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective (Central University of Gujarat Centre for Diaspora Studies 2012) h 5
66
tahun 1989 para diaspora India di Amerika Serikat berinisiatif untuk mengadakan
First Global Convention of People of Indian Origin di New York Pemicu utama
dibentuknya konvensi ini adalah banyaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang dialami diaspora India di dunia dimana yang terbesar adalah pada tahun 1987
terjadi kudeta militer terhadap pemerintah Fiji yang didominasi oleh diaspora India
Konvensi ini kemudian menghasilkan pembentukan organisasi global diaspora India
yang pertama yaitu Global Organization of People of Indian Origin (GOPIO)
GOPIO kemudian mengajukan petisi pada PBB mengenai kasus pelanggaran hak
asasi manusia
Pada tahun 2000 dibentuk suatu tim khusus oleh pemerintah India yaitu High
Level Indian Diaspora Committee untuk menelaah lebih lanjut persoalan diaspora
India di dunia Setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara di berbagai benua
tim khusus ini kemudian mengajukan sebuah laporan dengan berisikan beberapa
rekomendasi antara lain diadakannnya pertemuan diaspora India dari seluruh dunia
oleh pemerintah India (Pravasi Bharatiya Divas PBD) menyediakan kebijakan dual
nationality hingga mengupayakan menyediakan hak pilih untuk diaspora India
dengan berbagai syarat dan ketentuan Berbagai rekomendasi ini bertujuan untuk
mendekatkan diaspora India pada tanah airnya memudahkan mobilisasi diaspora
India guna menunjang pembangunan negara dan membuka ruang untuk partisipasi
diaspora India pada pembangunan negara26
Perdana Menteri Dr Manmohan Singh pada tahun 2004 kemudian mendirikan
kementerian baru untuk mengurus kepentingan diaspora India di dunia yaitu Ministry
of Non-Resident Indiansrsquo Affairs yang kemudian berubah nama menjadi Ministry of
Overseas Indian Affairs (MOIA) di bulan September 2004 Divisi emigrasi dari
25
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB) 26
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB)
67
kementerian tenaga kerja kemudian dipindahkan ke MOIA dan divisi NRI dari
kementerian luar negeri juga dipindahkan ke MOIA dengan nama divisi Diaspora
MOIA juga menangani segala aspek migrasi dan kepulangan migran ke India Misi
awal terbentuknya MOIA adalah
To establish a robust and vibrant institutional framework to facilitate and
support mutually beneficial networks with and among Overseas Indians to maximize
the development impact for India and enable Overseas Indians to invest in and
benefit from the opportunities in India27
Poin utama dari misi ini adalah bagaimana MOIA dapat menjadi sebuah institusi
yang dapat memfasilitasi dan mendukung jaringan yang bermanfaat secara mutual
dengan diaspora India Selain itu MOIA juga harus memaksimalkan diaspora India
untuk memberikan pengaruh bagi pembangunan India MOIA memiliki tiga tujuan
utama dalam kinerjanya yaitu
a Facilitate sustained interaction of overseas Indians with India and offer
them a wide variety of service in economic social and cultural matters
b Extend institutional support for individual initiatives and community
action to harness the knowledge skills and investible resources of
overseas Indians to supplement the national development efforts
c Transforming management of emigration through appropriate domestic
interventions and international cooperation
Untuk ketiga mencapai tujuan tersebut maka MOIA kemudian mendirikan beberapa
badan untuk mengefektifkan kinerjanya Badan ndash badan tersebut antara lain
a Overseas Indian Facilitation Centre (OIFC) badan yang bekerjasama
dengan Confederation of Indian Industry (CII) untuk memberikan
pelayanan di bidang ekonomi investasi dan bisnis
27
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
68
b India Development Foundation (IDF) badan untuk memberikan fasilitas
bagi filantropi diaspora India untuk disalurkan pada pembangunan sosial
India
c Indian Council of Overseas Employment (ICOE) badan yang
memusatkan penelitian dan kerjanya pada pasar kerja bagi diaspora
India
d Global Indian Network of Knowledge (Global-INK) sebuah wadah
elektronik yang memfasilitasi penyaluran ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dari
diaspora India
e Overseas Indian Centres (OIC) badan yang berada di dua negara
dengan jumlah diaspora India terbesar Amerika Serikat dan Abu Dhabi
untuk melayani persoalan diaspora India
Selain misi dan tujuan utama MOIA juga memiliki Six Fundamental
Strategic Imperatives yaitu 6 tujuan pokok yang menjadi prioritas utama yang
diberikan dan didukung oleh pemerintah India Yang membedakan tujuan
pokok daripada tujuan dan misinya adalah signifikansi dari tujuan pokok yang
secara jelas dipaparkan Keenam tujuan pokok ini adalah28
a Transforming Brain-drain to Brain-gain Encourage Indians to partner with
the government and the corporations in its development agenda by offering
special status and incentives
Istilah brain drain pertama kali diperkenalkan oleh Royal Society yang
bertujuan untuk menggambarkan emigrasi ilmuwan dan teknolog Eropa ke
Amerika Utara pasca perang khususnya Perang Dunia II Alasan utama dari
emigrasi ini adalah karena adanya masalah di negara asal para emigran
sehingga kelompok ilmuwan ini tidak mendapatkan kesempatan untuk
28
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
69
berkembang Untuk menanggapi brain-drain terdapat istilah brain-gain yang
berarti kedatangan para kelompok ilmuwan dan profesional ke suatu negara
Brain-drain disini dianggap sebagai suatu kerugian negara yang ditinggalkan
dan brain-gain dianggap sebagai suatu keuntungan bagi negara yang dijadikan
tempat tujuan29
India mengalami brain-drain sekitar tahun1960-an ketika negara ini
sedang berada dalam keadaan yang tidak kondusif di bidang ekonomi dan
politik Tujuan pokok pertama dari MOIA adalah mentransformasi brain-drain
menjadi brain-gain dimana sejak tahun 2000 sendiri India sudah menerima
kembali cukup banyak kedatangan kembali para ahli dan profesional Meski
begitu MOIA yakin bahwa tidak semua diaspora India mau pindah kembali ke
India untuk membantu proses pembangunan Maka dari itu MOIA
memaksimalkan bagaimana menjadikan diaspora India ini sebagai penghubung
untuk akses pengetahuan sumber daya dan pasar untuk menggerakan secara
maksimal usaha pembangunan sosio-ekonomi India
MOIA juga tidak menutupi adanya kesempatan bagi diaspora India yang
ingin kembali ke India dan memberikan fasilitas khusus untuk memperlancar
proses kepulangan tersebut Keberadaan badan ndash badan di bawah MOIA
kemudian diefektifkan untuk menjadi suatu institusi yang memberikan
kesempatan bagi diaspora India untuk terlibat sebagai rekan kerja dalam proyek
pembangunan negara India Sektor utama yang ditargetkan sebagai proyek bagi
diaspora India adalah30
a) Local governance ndash Rural and Urban local bodies
29 Moch Iman Santoso Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian (Bandung
Pustaka Reka Cipta 2014) h 97
30
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
70
b) HigherTechnicalvocational education
c) Energy including non-conventional sources
d) Transportation including rural roads
e) Youth Development including skill upgrading
f) Community Health including rural health care delivery
g) School Education including standardized testing
b Facilitating Diaspora philanthropy Facilitate capital flows from the diaspora
Banyak dari diaspora India baik individu maupun organisasi
memberikan sumbangan donasi terhadap berbagai macam permasalahan sosial di
India Tidak adanya badan yang menangani sumbangan ini mengakibatkan
perputaran kapital sumbangan donasi ini jauh dari potensi yang dimiliki diaspora
India untuk berkontribusi terhadap pembangunan India Melihat potensi yang
besar dari hal ini MOIA kemudian menjadikan filantropi diaspora ini sebagai
salah satu tujuan pokok utama dari kinerjanya 31
c Overseas Indians as a Strategic Resource
Advocacy Invite participation and frequent dialogue with professional bodies
where the diaspora are involved to share perspectives and strategies Keberadaan
diaspora India yang tersebar di berbagai negara dan dalam kurun waktu yang cukup
lama menghasilkan cukup banyak perwakilan diaspora yang sukses dan dapat
dipertimbangkan Beberapa dari diaspora ini juga sekarang ini menempati posisi yang
baik dalam bidang ekonomi dan dalam bidang politik di negara tempat mereka
menetap Dengan segala potensi tersebut diaspora India kemudian menjadi suatu
sumber daya yang strategis bagi negara India
Keberadaan diaspora India dalam memberikan pengaruh politik dan
pembentukan kebijakan ini semakin terlihat di tahun 2000-an Salah satu contohnya
yaitu peranan komunitas Indo-Amerika dalam kesimpulan Indo-US civil nuclear deal
Terdapat banyak diaspora India yang mengabdi di eselon tinggi di pemerintahan
71
kedua negara dan apabila dimanfaatkan dengan baik hal ini dapat memberikan India
sebuah keuntungan kompetitif
MOIA memposisikan diaspora India sebagai sebuah cadangan strategis yang
harus ditingkatkan untuk dapat mengadvokasi kepentingan India di kancah global
Hingga sekarang ini diaspora India dibutuhkan untuk mengadvokasi India di bidang
perubahan iklim pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah arsitektur finansial
global yang baru Keanggotaan India sebagai anggota permanen di United Nations
Security Council (UNSC) juga menjadi salah satu bahan advokasi bagi diaspora India
sekarang ini
d International Migration Positioning India as a preferred source country for
economic migration
Partner with states and partners to develop skills which are in short supply
internationally and help upskill and reskill with the aim of developing global citizens
Sebagai salah satu aktor utama di bidang migrasi internasional baik itu sebagai
negara asal transit dan tujuan India mempunyai kepentingan strategis dalam
penerapan kebijakan migrasi internasional Dari perspektif kebijakan keinginan
untuk bermigrasi atau tidak merupakan pilihan individual bagi seorang warga negara
Namun dengan latar belakang historis sebagai salah satu negara yang menjadi sumber
tenaga kerja terbesar di dunia India mengatur proses migrasi rakyatnya India dalam
hal ini diatur oleh MOIA berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan
tenaga kerja yang kemudian diatur pengirimannya ke berbagai negara di dunia
Untuk mendukung kinerja MOIA dalam mengatur pengelolaan migrasi tenaga
kerja diimplementasikan sebuah proyek e-governance yaitu e-migrate e-migrate
berfungsi untuk membangun data berbasis elektronik dari aliran dan persediaan
tenaga kerja migran Proyek elektronik ini juga memungkinkan seluruh stakeholder
(pemerintah perusahaan pelatihan dan lembaga pengelola migran) dalam proses
31
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-Malaysiahellip
h 50
72
migrasi untuk mengatur dan mengerjakan peran mereka secara efisien dan
transparan32
Untuk tujuan pokok keempat ini MOIA juga meningkatkan kerjasama
bilateral di bidang kemigrasian Sejauh ini MOIA telah membuat perjanjian bilateral
keamanan sosial (Bilateral Social Security Agreements) dan kesejahteraan buruh
dengan beberapa negara dengan jumlah diaspora India yang besar Langkah
selanjutnya yang akan diambil adalah membuat sebuah instrumen perjanjuan baru
mengenai kerjasama mobilitas sumber daya manusia (Human Resource Mobility
Partnership) dengan beberapa negara yang strategis bagi India Selain itu untuk
memastikan kualitas tenaga kerja asal India yang akan dikirim India juga fokus untuk
meningkatkan standar kurikulum menjadi standar internasional memperkenalkan
ujian standarisasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan sertifikasi kemampuan yang
independen
e Establishing strategic economic depth in new destination countries
Facilitate diaspora and Indian business to invest and share learnings to support
the economic growth of developing economies that are of strategic interest India
telah menetapkan target pada tahun 2020 untuk menjadi negara dengan perekonomian
yang kuat dengan usia yang masih muda Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
kebutuhan energi (minyak gas dan tenaga nuklir) pangan sumber daya alam dan
pekerjaan Maka dari itu India sudah selayaknya memperkuat kerjasama dengan
negara ndash negara yang kaya akan sumber daya alam dan relatif masih terbelakang
pembangunannya dalam hal ini negara ndash negara di benua Afrika 33
Prioritas migrasi India kemudian ditetapkan dan digolongkan berdasarkan
kebutuhan perekonomian India Tujuan migrasi India sendiri yang awalnya
didominasi oleh negara ndash negara Timur Tengah Asia Tenggara serta Amerika Serikat
32
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 53
33
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
73
dan Inggris sedikit demi sedikit diarahkan ke Afrika Karibia dan Amerika Latin
untuk merubah arah strategi ekonomi India Perubahan pola migrasi ini agar tidak
hanya para ahli dan profesional saja yang melakukan migrasi namun meliputi petani
pemilik usaha kecil dan menengah serta penyedia layanan jasa34
f Protection and Welfare Providing institutional support to Vulnerable Overseas
Indians including women
Review policy and re-engineer processes to be diaspora and emigrant friendly
Tujuan pokok terakhir dari MOIA adalah menjadi tempat perlindungan pertama dan
utama bagi diaspora India di seluruh dunia terutama untuk perempuan Kapabilitas
untuk melakukan intervensi demi menjangkau para diaspora India yang
membutuhkan sedikit demi sedikit harus dibangun dengan cara memperkuat
kerjasama antar negara MOIA juga fokus untuk mengembangkan institusi
mendukung infrastruktur dan mekanisme pertukaran informasi yang dapat
mempermudah jangkauan terhadap diaspora India
2 Amandemen Citizenship of India 2019
Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen) 2019 disahkan oleh
Parlemen India pada 11 Desember 2019 Undang-Undang Kewarganegaraan diubah
tahun 1955 dengan memberikan jalan menuju kewarganegaraan India bagi para
migran ilegal Hindu Sikh Buddha Jain Parsi dan Kristen minoritas agama yang
telah melarikan diri dari penganiayaan dari Pakistan Bangladesh dan Afghanistan
sebelum Desember 2014 Muslim dari negara-negara itu tidak diberi hak yang sama
seperti itu Kebijakan tersebut adalah pertama kalinya agama secara terbuka
digunakan sebagai kriteria kewarganegaraan di bawah hukum India UU tersebut
mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 untuk memberikan
34
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
74
kelayakan kewarganegaraan India bagi para migran ilegal yang beragama Hindu
Sikh Budha Jain Parsis dan Kristen dari Afghanistan Bangladesh dan Pakistan dan
yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 201435
UU tersebut tidak
menyebut Muslim
Di bawah UU tersebut salah satu persyaratan untuk kewarganegaraan melalui
naturalisasi adalah bahwa pemohon harus telah tinggal di India selama 12 bulan
terakhir dan selama 11 dari 14 tahun sebelumnya RUU ini melonggarkan
persyaratan 11 tahun sampai 5 tahun bagi orang-orang yang memiliki enam agama
dan tiga negara yang sama UU ini membebaskan wilayah suku Assam Meghalaya
dan Tripura dari penerapannya Ini juga mengecualikan area yang diatur melalui Izin
Jalur Dalam yang meliputi Arunachal Pradesh Mizoram dan Nagaland Muslim dari
Pakistan Bangladesh dan Afghanistan tidak ditawari kelayakan untuk menjadi warga
negara di bawah Undang-Undang yang baru Para kritikus mempertanyakan
pengecualian tersebut Amandemen membatasi dirinya untuk tetangga mayoritas
Muslim di India dan kedua tidak menyadarinya tentang Muslim yang dianiaya di
negara-negara tersebut
Tidak diragukan lagi bahwa protes nasional terhadap Citizenship Amendment
Act 2019 (CAA)36
yang kontroversial di India telah menggarisbawahi perpecahan
yang mendalam di dalam negara dan dalam komunitas internasional Pers dunia
sering mempublikasikan kerusakan apa yang telah dilakukan terhadap kebijakan luar
negeri India yang telah diselesaikan dan posisi globalnya setelah CAA Masalah
signifikannya adalah bahwa India terus bergerak menuju isolasi di panggung global
dan sekutunya yang terpercaya juga mempertanyakan komitmen konstitusi India
35
Citizenship Amendment Bill Indias new anti-Muslim law explained BBC News (diakses
pada 11 December 2019 pkl 2217 WIB)
36
RUU Amandemen Kewarganegaraan 2019 diperkenalkan oleh BJP yang dipimpin
Pemerintah Modi di Lok Sabha ke-17 oleh Sh Amit Shah Menteri Dalam Negeri Uni 09122019 dan
disahkan pada 10122019 dengan mayoritas anggota parlemen mendukung CAB terhadap 80 anggota
parlemen RUU tersebut disahkan oleh Rajya Sabha pada 11122019 dengan 125 suara mendukung
dan 105 suara menentangnya
75
terhadap hak-hak minoritas Banyak negara secara terang-terangan menyatakan
keprihatinan mereka terhadap perkembangan tertentu di masa lalu di India dan
meragukan apakah negara itu akan mempertahankan karakter sekuler dan
heterogennya atau bersikukuh untuk mengaitkan dirinya dengan beberapa negara
mayoritas yang terkenal di dunia37
Terutama raison detre untuk Citizenship Amendment Act 2019 yang
kontroversial memiliki dua alasan utama penganiayaan agama di tiga negara yang
didominasi Muslim dan memperbaiki kesalahan partisi Melihat alasannya
tampaknya cukup meyakinkan tetapi faktanya kedua alasan itu salah paham dan
secara historis cacat38
Klasifikasi CAA tidak masuk akal sebagaimana diamanatkan
untuk memenuhi syarat Pasal 14 21 dan 25 Konstitusi India Pemerintah tidak
memiliki jawaban mengapa minoritas agama di sekte-sekte Muslim seperti Syiah
Baloch dan Ahmediya yang anggotanya menghadapi penganiayaan agama yang
paling parah di Pakistan Bangladesh dan Afghanistan telah dikecualikan Lebih jauh
pemerintah tidak memiliki jawaban mengapa kelompok yang dianiaya dari negara
tetangga lainnya seperti Rohingya dari Mynamar Madhesis dari Nepal Tamil Elam
dari Sri Lanka dan Muslim dari Tiongkok secara mencolok mengabaikan gagasan
ldquosekularitas progresivitas dan inklusivitasrdquo dari Undang-Undang Perubahan
Kewarganegaraan saat ini 2019 Hal ini membuat niat untuk menyangkal
perlindungan kepada umat Muslim jelas meskipun itu adalah fakta yang diakui
secara universal bahwa umat Islam tidak lebih aman dari penganiayaan agama
daripada komunitas lain Banyak sekali penganiayaan seperti itu seperti dalam kasus
sekte Ahmadiyah dan Syiah di Pakistan Taslima Nasrin di Bangladesh dan bahkan
37
Rana Ayyub Indiarsquos protests could be tipping point of authoritarianism The Washington
Post Dt 18122019 httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721 (diakses pada 17
Januari 2020 pkl 1600 WIB)
38
Narender Nagarwal Global Implications of Indias Citizenship Amendment Act 2019
University of Delhi
Januari2020httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias_Cit
izenship_Amendment_Act_2019 (diakses pada 23 Februari 2020 pkl 1212 WIB)
76
Salman Rushdie di hampir setiap negara Islam CAA gagal untuk mengenali
kebenaran yang kuat bahwa penganiayaan agama tidak harus didasarkan pada agama
korban39
Pakistan Afghanistan dan Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim yang
telah memodifikasi Konstitusi mereka dalam beberapa dekade terakhir untuk
mendeklarasikan Islam sebagai agama resmi negara mereka Karena itu menurut
pemerintah India umat Islam di negara-negara Islam ini tidak mungkin menghadapi
penganiayaan agama Pemerintah menyatakan bahwa Muslim tidak dapat
diperlakukan sebagai minoritas yang dianiaya di negara-negara mayoritas Muslim
ini BBC menyatakan bahwa sementara negara-negara ini memiliki ketentuan dalam
konstitusi mereka yang menjamin hak-hak non-Muslim termasuk kebebasan untuk
mempraktikkan agama mereka dalam praktiknya populasi non-Muslim telah
mengalami diskriminasi dan penganiayaan40
Tindakan serupa untuk minoritas agama yang dianiaya tidak termasuk agama
mayoritas telah diperkenalkan di negara sekuler lainnya seperti Amerika Serikat
Undang-undang Bantuan Penganiayaan Agama Amerika Serikat 2016 menyatakan
Warga negara Suriah yang merupakan minoritas agama di negara asal mereka harus
diklasifikasikan sebagai pengungsi yang memiliki perhatian kemanusiaan khusus
harus memenuhi syarat untuk pemrosesan prioritas dua di bawah sistem prioritas
pemukiman kembali pengungsi 41
39
Faizan Mustafa Religious bases of citizenship would be negation of secularism Indian
Express 11 Desember 2019
40
Indias bill purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims Indias bill
purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims The Economist ISSN 0013-0613 (diakses
pada 27 Februari 2020 pukul 1600 WIB)
41
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act govtrackus (diakses pada 27 Februari
2020 pkl 1323 WIB)
77
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA DAN
INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan
Di Indonesia status kewarganegaraan ganda masih diberlakukan secara
terbatas yakni pada anak dari status perkawinan campuran karena politik hukum
kewarganegaran di Indonesia masih menganut prinsip single nationality Dalam kasus
perkawinan campuran misalnya baik Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia (yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Lama)
maupun Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia
(yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Baru) memang tidak memberikan
status kewarganegaraan Indonesia secara otomatis bagi wanita WNA yang menikah
dengan pria WNI Namun demikian apabila wanita WNA tersebut ingin menjadi
WNI maka ia harus mengajukan permohonan resmi sesuai peraturan yang berlaku
Demikian juga wanita WNI yang menikah dengan seorang pria WNA dapat tetap
mempertahankan kewarganegaraan Indonesia bila ia hendak mengikuti
kewarganegaraan suami menjadi WNA maka wanita tersebut diharuskan untuk
mengajukan permohonan sesuai peraturan yang berlaku Hal ini tentu dapat
menimbulkan perbedaan kewarganegaraan dalam keluarga suatu perkawinan
campuran 1
Perbedaan kewarganegaraan tidak saja terjadi antara pasangan suami istri
dalam suatu perkawinan campuran tetapi juga terjadi pada anak-anak hasil
perkawinan campuran Menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Lama
kewarganegaraan untuk anak hasil perkawinan campuran mengikuti kewarganegaraan
ayahnya apabila anak yang lahir dalam suatu perkawinan campuran dari ibu WNI
1 May Lim Charit Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora
Indonesiahellip h 817
78
dan ayahnya WNA anak tersebut secara otomatis menjadi WNA sehingga terjadi
perbedaan kewarganegaraan antara anak yang lahir tersebut dengan ibunya yang
WNI Perbedaan kewarganegaraan antara anak WNA dengan ibunya WNI
menimbulkan banyak masalah hukum baik selama masa perkawinan campuran itu
berlangsung maupun setelah putusnya perkawinan campuran Terdapat banyak kasus
yang muncul dimana UU Kewarganegaraan Lama tidak dapat melindungi anak-anak
yang lahir dari seorang ibu WNI suatu perkawinan campuran teristimewa saat
putusnya perkawinan dan anaknya yang WNA harus berada dalam pengasuhan
ibunya WNI serta bertempat tinggal di dalam Negara Indonesia yang notabene
merupakan negara ibunya sendiri2
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006
Kini lahirnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Indonesia yang baru merupakan suatu lompatan besar dari dari
undang-undang kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu kewarganegaraan
Tunggal tetapi dalam undang-undang ini diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak-anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua
puluh satu) tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua asas
penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam ketentuan Pasal 4
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia Mereka yang belum berusia 18 tahun atau belum menikah dan setelah anak
tersebut berusia 21 tahun maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya
2 Leonora Bakarbessy dan Sri Handajani ldquoKewarganegaraan Ganda Anak dalam
Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata Internasionalrdquo Jurnal Perspektif
Volume XVII No 1 Tahun 2012 Edisi Januari h 2
79
sesuai dengan kehendaknya3 Aturan tersebut terlihat secara jelas diterapkannya
konsep kewarganegaraan ganda hanya saja masih terbatas pada anak-anak hasil
perkawinan campuran sampai anak tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin
Ketika anak tersebut sudah usia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus memilih
salah satu di antara dua kewarganegaraan yang ia miliki sebelumnya Penerapan
status kewarganegaraan ganda yang dianut dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 dapat disebut sebagai sebuah terobosan untuk mengatasi problematika yang
timbul dalam perkawinan campuran maupun setelah putusnya perkawinan campuran
dimana terdapat perbedaan kewarganegaraan antara orangtua dan anak-anak hasil
perkawinan itu yang kerap membuat sang anak terlindungi hak-haknya
Selain itu lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 juga ditujukan
untuk memberikan jaminan kepastian hukum berupa status kewarganegaraan
Republik Indonesia bagi anak hasil perkawinan campur dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara Asing Perubahan mendasar
lainnya dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah
a Menganut 4 asas Kewarganegaraan yakni
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan
berdasarkan negara tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
3 Pasal 6 dinyatakan bahwa sebelum anak-anak tersebut berumur 18 tahun maka anak-anak
tersebut mempunyai kewarganegaraan ganda dan setelah anak-anak tersebut berusia 18 tahun atau
sudah kawin dan diberi tenggat waktu 3 tahun anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraanya Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
80
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini4
b Mengatur 8 prinsip pokok selain 4 asas Kewarganegaraan di atas yaitu
1) Asas kepentingan nasional peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri
2) Asas perlindungan maksimum pemerintah wajib memberikan
perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri
3) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan
4) Asas kebenaran substantif prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif tetapi juga disertai substansi dan syarat-
syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
5) Asas nondiskriminatif asas yang tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar
suku ras agama golongan jenis kelamin dan gender
6) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia Asas
ini dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin melindungi dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya
4 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
81
7) Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan
secara terbuka
8) Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat
mengetahuinya5
c Memberikan status Kewarganegaraan Ganda Terbatas bagi anak hasil
perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara
Asing sampai usia 18 tahun atau sudah kawin dan setelah itu ia diwajibkan
memilih salah satu status kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006) Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tidak mengenal asas bipatride yakni sistem kewarganegaraan ganda
ataupun juga tidak mengenal asas apatride yakni tanpa kewarganegaraa tetapi
kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang
ini merupakan pengecualian saja
d Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (etnis Tionghoa India Arab dan lain-lain) tidak
diperlukan lagi Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia adalah
kebijakan pemerintah orde baru yang diatur melalui Peraturan Menteri
Kehakiman Nomor JB3412 Tahun 1978 yang menyatakan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia harus mengajukan permohonan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia kepada Menteri Kehakiman khususnya
bagi mereka yang keturunan asing yang sudah menjadi Warga Negara
Indonesia dan telah dewasa namun tidak memiliki bukti Kewarganegaraan
Republik Indonesia
5 NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah SBKRI
Menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakarta Pancar alam dan Pusat Kajian Hukum dan Ekonomi
(PK2HE) 2007) h 83
82
Ditinjau dari segi sosial latar belakang pengaturan status kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 adalah perlakuan diskriminasi terhadap anak hasil perkawinan campur
yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara
Asing anak yang lahir di luar perkawinan campur yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan anak dari ibu Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan
yang sah dengan seorang ayah Warga Negara Asing yaitu tidak adanya jaminan
kepastian hukum sebagai Warga Negara Indonesia oleh karena sebelum Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini lahir Indonesia menganut asas ius sanguinis dalam
penentuan status kewarganegaraan seseorang sehingga status kewarganegaraan
seorang anak hasil perkawinan campur yang sah maupun di luar perkawinan yang sah
ditentukan berdasarkan garis keturunanpertalian daerah dengan sang ayah Hal ini
merupakan bentuk lain dari apartheid (Segregation) atau state sponsored racial
discrimination yang diekspresikan melalui perangkat hukum dan kebiasaan6
Dalam rangka penghapusan diskriminasi di Indonesia Pemerintah telah
meratifikasi Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Dalam Pasal 3 konvensi yang telah
diratifikasi ini menyebutkan agar Negara peserta membuat Undang-Undang yang
menjamin pelaksanaan dan penikmatan hak-hak asasi manusia Salah satu Undang-
Undang yang telah dibuat untuk mengatur dan melindungi hak asasi manusia adalah
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Dari tahun 1958
hingga sekarang sudah ada 6 (enam) Instrumen Internasional Hak Asasi Manusia
yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu
6 Frans H Winarta Dalam NHT Siahaan dan Subiharta Hukum Kewarganegaraan dan
HAM Bagiamana SBKRI menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakata Pancaran Alam dan Pusat Kajian
Kebijakan Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007) h 50
83
a Konvensi tentang Hak-hak Politik Kaum Wanita (Undang-Undang Nomor 68
tahun 1958 tanggal 17 Juli 1958)
1) Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi wanita
(Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Tanggal 24 Juli 1984)
2) Konvensi tentang Hak-hak Anak (Keputusan Presiden Nomor 36
Tahun 1990 Tanggal 25 Agustus 1990)
3) Konvensi Internasional Anti Apartheid dalam Olahraga (Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 1993 Tanggal 22 Mei 1993)
4) Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukum yang
Kejam Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusiawi
(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tanggal 28 September 1998)
b Status kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur
diatur dalam
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia Pasal 4 Warga Negara Indonesia adalah7
a Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
danatau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia
b Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia
c Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah seorang
Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing
d Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia
7 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
84
e Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut
f Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia
g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia
h Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesi
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
j Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
k Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya
l Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
85
Pasal 58
(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinann yang sah
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara
sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia
(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh Warga Negara Asing berdasarkan
penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia
Pasal 6
(1) Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c huruf d huruf h huruf i
dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda setelah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
memilih salah satu kewarganegaraannya
(2) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Pejabat dengan
melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan
perundang-undangan
(3) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah
anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin9
Setidaknya ada 4 alasan perlu dan tidaknya asas dwikewarganegaraan
yaitu 1) Keharusan dual citizenship Indonesia sebenarnya mulai mengenal
asas kewarganegaraan ganda melalui UU No 12 Tahun 2006 Meski dalam
8 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
9 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
86
peraturan tersebut kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil
perkawinan campuran sampai berusia 21 tahun dan selanjutnya harus memilih
salah satu kewarganegaraannya (lihat Pasal 21 joPasal 6 UU
Kewarganegaraan) Ada banyak alasan mengapa prinsip dwikewarganegaraan
salah satunya adalah gelombang migrasi besar dari negara yang
pendapatannya rendah Jika asas dwikewarganegaraan kemudian berlaku
maka para imigran bisa menjadi ancaman bagi sebuah negara Dengan alasan
inilah kemudian sejumlah aturan ketat diterapkan Contohnya di Amerika
meski melegalkan kewarganegaraan ganda aturan ketat tetap berlaku apalagi
soal militer dan pajak 2) Pindah kewarganegaraan Kepindahan seorang WNI
menjadi warga negara lain bergantung pada rasa cinta pada tanah air dan
resiko yang harus dipertimbangkan yaitu pertama adalah masalah ekonomi
Jika menjadi warga negara lain apakah akan diberi tunjangan hidup dari
pemerintah dan fasilitas lainnya Kedua jika ingin mendapatkan kembali
kearganegaraan asli maka ia harus mengurus kembali persyaratannya dan ini
akan memakan waktu yang lama Ketiga berkaitan dengan generasi emas
Indonesia Misalnya seorang juara olimpiade ingin melepas kewarganegaraan
maka Indonesia akan kehilangan generasi berprestasi10
Terdapat beberapa ilustrasi terkait keuntungan dan kerugian
diterapkanya Konsep Kewarganegaran Ganda (Dual Nationality) bagi
diaspora seperti tercantum dalam tabel di bawah ini11
10
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia Dan Dwi Kewarganegaraan Dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia hellip h 101
87
No Keuntungan Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
Kerugian Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
1 Meningkatkan perekonomian
yaitu PDB naik kemudahan
transaksi investasi bisnis dan
mendorong pembangunan dan
pengembangan
Meningkatkan perekonomian yaitu
PDB naik kemudahan transaksi
investasi bisnis dan mendorong
pembangunan dan pengembangan
2 Meningkatkan daya saing dan
penerimaan Negara
Masih bisa mendapatkan prilaku
yang berbeda (Hak politik dan
Sosial)
3 Menciptakan lapangan kerja baru Kebingungan dalam
mengimplementasikan Hak dan
Kewajiban sebagai seorang warga
Negara
4 Jembatan untuk infestasi
negosiasi alih teknologi dan
pembangunan infrastuktur
Rendahnya partisipasi sosial bagi
kedua Negara
5 Mendorong peningkatan
hubungan kerja sama antar
Negara (Ekonomi sosial
Hukum)
Mendorong keluarga atau kerabat
untuk pindahmigrasi
6 Meningkatkan potensi SDM alih Penurunan loyalitas terhadap k
11
Eka Martiana Wulansari ldquo Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesiardquo Jurnal Rechtvinding Online h 3
88
kompetensi dan keterampilan
sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap asing
bangsa dan negara
7 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Memungkinkanya tindakan illegal
atau menghindari hukum
8 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Melihat masih sulitnya peluang mewujudkan dwikewarganegaraan di
lndonesia maka pendekatan keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta
para diaspora Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di negara lain
seperti India dengan konsep pemberian Overseas Citizenship of India (OCl) di mana
pemegang OCI yang merupakan eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan
ke India tanpa harus memiliki visa Selain itu pemilik OCI dapat bekerja tanpa
disertai dengan izin kerja walaupun tetap ada batasan-batasan pekerjaan tertentu Hal
ini berbeda dengan di Indonesia bahwa WNA sekalipun eks-WNl tetap mendapatkan
perlakuan sama yaitu keharusan memiliki visa dan izin tinggal layaknya WNA
Perbedaan aturan ini kerap kali menimbulkan isitlah dipersulit oleh petugas
lmigrasi yang sebenarnya menjalankan aturan yang berlaku di lndonesia Selain itu
pemegang OCI memiliki kesempatan untuk langsung memeperoleh kewarganegaraan
Indianya setelah yang bersangkutan melepaskan kewarganegaraan lainnya Hal ini
tentu saja tidak berlaku dan tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia
89
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
Terdapat sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan dengan
mengeluarkan pendaftaran kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan
memberikan beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi diaspora secara besar
dalam pembangunan negara pada tahun 2002 Komite Tingkat Tinggi Diaspora India
merumuskan kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) sebagai upaya lain dari
penerapan dwikewarganegaraan (alternatif) Melalui pengkajian mendalam dan
pertimbangan yang matang kebijakan OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada
tahun 2005 setelah amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955)12
Secara umum ada beberapa kebijakan diaspora yang diambil oleh pemerintah
India dalam laporan tahunan 2012-2013 antara lain Pravasi Bharatiya Divas (PBD)
Kartu Persons of Indian Origin (PIO) kartu Overseas Citizens of Indians (OCI)
program beasiswa buat anak-anak diaspora (SPDC) serta program Mengenal India
(KIP) Dari beberapa program itu saya menyoroti Kartu Keturunan India Asli (PIO)
dan OCI Kartu itulah yang akan difungsikan sebagai hak atas status
dwikewarganegaraan bagi diaspora di Asia Tenggara
Melalui analisis perbandingan hak atau keuntungan yang diperoleh dalam
kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) dan kebijakan dwikewarganegaraan
Terdapat perbedaan yang signifikan yang menunjukkan bahwa kebijakan Overseas
Citizenship of India (OCI) bukanlah atau tidak sama dengan kebijakan
dwikewarganegaraan (India Citizenship Act 1955 point 7c) dapat digambarkan
bahwa melalui kebijakan OCI card diaspora India memperoleh beberapa kemudahan
dalam berkontribusi secara penuh untuk pembangunan negaranya antara lain
12
Sohalia Verma Instruments of Engagement Assessing Indiarsquos PIO and OCI Schemes
CARIM-India Researh Report 2013
httpwwwmeagovinimagespdfAssessingIndiasPIOandOCISchemespdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1327 WIB)
90
a Memperoleh kemudahan untuk keluar masuk negara India dan tanpa ada batasan
untuk mengunjungi atau menetap di India
b Memperoleh kemudahan untuk pendidikan dan bekerja di negara India
c Memperoleh hak dan perlakuan yang sama dengan warga negara India dalam
bidang ekonomi keuangan dan pendidikan
d Memperoleh kemudahan untuk melakukan investasi memiliki perumahan dan
property lainnya meskipun tidak dapat memiliki atau mengakuisisi lahantanah
produktif (pertanian perkebunan perhutanan dan pertambangan)
Selain dari berbagai fasilitas dan hak-hak yang akan diperoleh diaspora India
sebagai subjek dari kebijakan OCI terdapat juga batasan-batasan bagi pemegang
OCI card sebagai pembeda dari kebijakan dwikewarganegaraan Batasan tersebut
antara lain yaitu
a Diaspora India tidak bisa memilih (vote) dalam pemilihan umum
b Tidak bisa menjadi anggota Dewan Perwakilan atau Dewan
Legislatifparlemen
c Tidak bisa menjabat sebagai presiden hakim Mahkamah Agung Pengadilan
Tinggi atau jabatan strategis lainnya
d Tidak dapat bekerja di pemerintahan kecuali atas permintaan khusus dari
pemerintah negara India
e Dan tidak bisa mendapatkan paspor India13
Melalui kebijakan tersebut pemerintah India berhasil mamanfaatkan potensi
yang dimiliki diasporanya Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun India berhasil
menarik potrensi diasporanya dan menjadi salah satu negara dengan Global Power
yang sangat besar mengalahkan negara-negara lain termasuk negara yang
13
India Citizenship Act 1955 point 7c
91
menerapkan kebijakan dwikewarganegaraan Beberapa fakta keberhasilannya
(diaspora effect) antara lain14
a Jumlah diaspora India sekitar 2 dari total penduduk negara India tetapi total
perolehan uang dari mereka sama dengan 35 total Gross Domestic Product
(GDP) negara India
b Berdasarkan data World Bank India telah menjadi negara dengan jumlah
remitensi terbesar pertama Jumlah remitansi negara India pada tahun 2012
yaitu US $ 70000000 mengalahkan negara China Philipina dan negara-
negara maju lainnya penerap dwikewarganegaraan Selain itu berdasarkan
data International Monetary Fund (IMF) negara India menjadi negara dengan
pertumbuhan ekonomi terbesar Pertumbuhan ekonomi negara India pada
tahun 2014 sebensar 72 dan pada tahun 2015 naik sebesar 75
mengalahkan negara China dan negara-negara maju lainnya
Beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa negara India mampu
menciptakan kondisi yang saling memberikan keuntungan antara kepentingan negara
dan diaspora melalui kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan pengadaan kartu tersebut
adalah untuk mewujudkan kembali ikatan emosional warga India dengan tanah
kelahiran India Tidak hanya itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India
berharap bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri merupakan keturunan
asli India yang tinggal di luar negeri Setidaknya mereka telah mempunyai paspor
atau kedua orang tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
14
Hasil penelitian yang dilakukan oleh International Organization of Migration (OM) amp
Migration Policy
Institutehttpsreliefwebintsitesreliefwebintfilesresources76DB57141F1C7742492576F6001BD5
45Full_Reportpdf (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1330 WIB)
92
Diaspora India memiliki keuntungan jika memperoleh kartu PIOOCI Mereka
tidak membutuhkan lagi visa bila melakukan kunjungan ke India Mereka juga tidak
perlu repot melaporkan diri sebagai warga negara asing jika tinggal di sana kurang
dari 180 hari Mereka juga memiliki persamaan hak sipil dengan Non-Resident Indian
(NRI) dalam segala bidang kecuali hak kepemilikan tanah Jika dilihat manfaat yang
diperoleh oleh Diaspora India keuntungan itu sangat strategis 15
Sayangnya kebijakan itu masih diterapkan secara tebang pilih Pemerintah
India tidak menerapkannya ke semua diaspora India Hanya negara tertentu saja yang
mendapat kesempatan untuk mendaftar sebagai dual citizenship Coba perhatikan
blueprint kebijakan pemerintah India di bawah ini16
Kebijakan tersebut jelas mengesampingkan diaspora India di Asia Tenggara
Jelas bahwa kata ldquohighly developed countriesrdquo membuktikan negara Asia Tenggara
tidak termasuk dalam ketegori itu karena semuanya adalah negara berkembang
kecuali Singapura Tentu kategorisasi itu menyimpan maksud tersendiri Pemerintah
India sekadar memanfaatkan diaspora India dari prospek ekonomi Negara itu
memiliki PDB yang signifikan Terlebih mengingat syarat pendaftaran itu
mewajibkan uang pendaftaran sebesar 365 dolar Amerika Serikat dan hanya berlaku
20 tahun17
Selanjutnya jika menganalisis alasan pemerintah India dalam pembatasan
kebijakan tadi frasa ldquotook place after india become independencerdquo di situ
15
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara hellip h 39
16
wwwindiandiasporanicin (diakses pada 12 Desember 2019 pkl 1733 WIB)
93
menjelaskan hubungan pemahaman waktu dengan tempat kurang sesuai Padahal
ikatan tempat dengan waktu itu sifatnya cair Justru keadaan itu harus terwujud
selama ada kedekatan emosional di dalamnya Akibatnya nilai guna pun dapat
berubah (Yi Fu Tuan 1997) Kondisi itu malah memberi jarak antara diaspora India
di Asia Tenggara dan homeland mereka Apalagi mereka seolah dikesampingkan
dengan kebijakan itu Di samping itu kebijakan di atas mengurai alasan India
mengapa identitas diaspora dibatasi pada individu yang memiliki kewarganegaraan
resmi India
Matriks Perbandingan Kebijakan Yang Berhubungan Dengan Kewarganegaraan di
Indonesia dan India
INDIA INDONESIA
NO ISU KEBIJAKAN ISU KEBIJAKAN
1 Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
Citizenship Act of
India 1955
Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
UU Nomor 12
Tahun 2006
Tentang
Kewarganegaraan
2 Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
6 kali Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
2 kali
3 Kementerian
Mengurus
Kepentingan
Diaspora
Ministry Of
Overseas Indian
Affairs (tahun
2004-sekarang)
Kementerian
Luar Negeri
Repunlik
Indonesia
Kementerian Luar
Negeri Republik
Indonesia
4 Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
Tunggal dan
Ganda
Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaran
Tunggal dan
Ganda Terbatas
(anak kawin
campur)
5 Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Ganda
Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Terbatas
17
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
94
6 Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora India
Menerbitkan
Kebijakan
Overseas
Citizenship of
India (OCI) pada
tahun 2005
Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora
Indonesia
-
7 Kemungkinan
memperoleh dual
citizenship
Apabila negara
domisili
memperbolehkan
Warga Negara
memiliki lebih
dari satu
kewarganegaraan
Kemungkinan
memperoleh dual
citizen
-
8 Dalam Keadaan
Keturunan India
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Saat setelah
melepaskan
kewarganegaraan
domisili
pemegang kartu
OCI dapat secara
langsung
memperoleh
Kewarganegaraan
India
Dalam Keadaan
Keturunan
Indonesia
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Tidak secara
langsung
memperoleh
kewarganegaraan
Indonesia
9 Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Dalam
Amandment
Citizenship act
India 2019
Pakistan
Bangladesh dan
Afghanistan
dikecualikan
Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Diberi peluang
untuk semua
dengan syarat-
syarat yang telah
diatur
Jadi secara umum kebijakan negara India dan Indonesia memiliki perbedaan
yang sangat signifikan dalam beberapa sisi Kebijakan yang diambil pemerintah
negara India dan Indonesia tentunya tidak terlepas dari kebutuhan sosial dan hukum
dari masyarakat kedua negara tersebut
95
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya penulis mengambil
kesimpulan bahwa
1 Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai
aspek bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga
negara sehingga diganti dengan Undang-Undang Kewarganegaraan
yang baru yaitu Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 Undang-
Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam menghapus
berbagai bentuk diskriminasi selama ini Lahirnya Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang baru
merupakan suatu lompatan besar dari dari undang-undang
kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu
kewarganegaraan Tunggal tetapi dalam undang-undang ini
diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak-
anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua puluh satu)
tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua
asas penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam
ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia Mereka yang belum berusia 18
tahun atau belum menikah dan setelah anak tersebut berusia 21 tahun
maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya sesuai dengan
kehendaknya
96
Namun pemberian jangka waktu status kewarganegaraan
ganda masih terbatas kepada anak kawin campur Indonesia belum
mengatur hal-hal yang berkenaan dengan persoalan
kewarganegaraan ganda yang menjadi isu tuntutan oleh para dispora
artinya adalah kebijakan yang hanya terbatas kepada anak hasil
kawin campur belum menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan yang mana berdampak kepada hukum
nasional yang tidak akomodatif terhadap kepentingan warga negara
di luar negeri serta belum mampu memanfaatkan potensi diaspora
2 India mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan pendaftaran
kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan memberikan
beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi
diaspora secara besar dalam pembangunan negara Melalui
pengkajian mendalam dan pertimbangan yang matang kebijakan
OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada tahun 2005 setelah
amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955) Beberapa fakta menunjukkan bahwa
negara India mampu menciptakan kondisi yang saling memberikan
keuntungan antara kepentingan negara dan diaspora melalui
kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan
pengadaan kartu tersebut adalah untuk mewujudkan kembali ikatan
emosional warga India dengan tanah kelahiran India Tidak hanya
itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India berharap
bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri
merupakan keturunan asli India yang tinggal di luar negeri
97
Setidaknya mereka telah mempunyai paspor atau kedua orang
tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
B Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa terkait kebijakan pemerintah atas
tuntutan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India maka
1 Penulis memberikan saran kepada negara Indonesia untuk memberikan
kebijakan yang akomodatif kepada Warga Negara Indonesia yang
berada diluar negeri baik mereka adalah diapora Indonesia sebagai
pekerja professional keturunan WNI dan lain-lain
2 Agar Indonesia memanfaatkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh
diaspora untuk dapat meningkatkan keuntungan bagi Indonesia dalam
berbagai sektor dengan mengeluarkan kebijakan yang mampu
memanfaatkan potensi mereka
3 Agar Indonesia mempermudah dengan menggunakan pendekatan
keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta para diaspora
Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di
negara lain seperti India dengan konsep pemberian Overseas
Citizenship of India (OCl) di mana pemegang OCI yang merupakan
eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan ke India tanpa
harus memiliki visa
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Kurdi Abdul Rahman Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-
Quran dan Sunnah Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000
Abdul Wahab Solichin Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara Jakarta Bumi Aksara 2010
Adi Arianto Metode Penelitian Sosial dan Hukum Jakarta Granit 2004
Aristotle Politics Penerjemah Ernest Barker New York Oxford University Press
1995
AS Hikam Muhammad Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga 1999
As-Shiddiqie Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jakarta Rajawali Pers
2009
Bardach Eugene A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving New York Seven Bridges Press 2000
Bari Azed Abdul Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan Pusat Studi Hukum
Tata Negara Indo Hill 1995
CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) Jakarta
Pradnya Paramita 2001
CST Kansil Hukum Tata Negara Jakarta Erlangga 2007
Dunn William N Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL
Yogyakarta Gajah Mada University Press 2003
Dunn William N Public Policy Analysis London Pearson Prentice Hall 2003
Fattah Nanang Analisis Kebijakan Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
2013
Gautama Sudargo Warga Negara dan Orang Asing Penerbit Alumni Bandung
1992
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan Yogyakarta Liberty 1992
99
Hussain Syaukat Hak Asasi Manusia dalam Islam Jakarta Gema Insani Press
1996
Iman Santoso Mochammad Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian
Bandung Pustaka Reka Cipta 2014
Jehani Libertus dan Harpen Atanasius Tanya Jawab UU Kewarganegaraan
Jakarta Visimedia 2008
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century London
Setting the Contex Kogan Page 1998
Kumar Naresh Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective Central University of Gujarat Centre for Diaspora
Studies 2012
Manan Bagir Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
Yogyakarta FH UII Press 2009
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
Bandung Refika Aditama 2008
Muhadjir Noeng Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif Yogyakarta Raka Sarasin 2000
Muhadjir Noeng H Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach
Yogyakarta Rake Sarakin 2003
NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah
SBKRI Menurut UU No 12 Tahun 2006 Jakarta Pancar alam dan Pusat
Kajian Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007
Nugroho Riant Public Policy Jakarta Alex Media Komputindo 2008
Prdjodikoro Wirjono Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia Jakata PT Dian
Rakyat 1989
Qadir Djaelani Abdul Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam Surabaya Bina Ilmu
1995
Radjab Dasril Hukum Tata Negara Indonesia Jakarta Rineka Cipta 1994
Samidjo Ilmu Negara Jakarta Amico 1996
100
Soetoprawiro Koerniatmanto Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994
Soekanto Soerjono Pengantar Penelitian Hukum Jakarta UI Press 2010
Swan Sik Ko ed Nationality and International in Asian Perspective Dordrecht
Martinus Nijhoff 1990
Syahrur Muhammad Dirasat Islamiyyah Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama
Penerjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani Islam
Genealogi Masyarakat dan Negara Yogyakarta LKIS 2003
Triwulan Tutik Titik Pokok-pokok Hukum Tata Negara Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006
Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani Jakarta
ICCE UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada
Media 2003
Weihrich Heinz dan Koontz Haroid Management AGlobal Perspective Tent
Edition New York McGraw-Hill 1993
JURNAL
Abdillah Junaidi 2016 Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraan Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi
Manusia JIKH Vol 10 No3
Azizi Naufal 2014 Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi
Ekonomi dalam Ikatan Identitas Budaya Paradigma Jurnal Kajian Budaya
Bakarbessy Loenora dan Handajani Sri 2012 Kewarganegaraan Ganda Anak
dalam Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata
Internasional Jurnal Perspektif Volume XVII No 1 Edisi Januari
Banyualam Permana Rizky 2014 Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia
Menuju Masyarakat Transnasional Indonesia JURIS LK2 FHUI Volume 4
101
Bloemraad Irene 2004 ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of
Postnationalism the Possibilities of Transnationalism and the Persistence of
Traditional Citizenship International Migration Review Vol 38 No 2
Broslashndsted Sejersen Anja 2008 I Vow to Thee My Countries The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Century International Migration Review Vol 42 No
3
Djoko Basuki Zulfa 2004 Perkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya
di Indonesia Dewasa Ini Jurnal Hukum Internasional Vol1 No3
Jazuli Ahmad 2017 Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam
Perspektif Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI
Lim harity May 2014 Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi
Diaspora Indonesia Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4
Martiana Wulansari Eka Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesia Jurnal
Rechtvinding Online
Narmoatmojo Winarmo 2012 Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan
Konstitusi Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3)
Novianti 2014 Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasional Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan
Informasi
Peter J Spiro Peter 2010 Dual Citizen as Human Right International Journal of
Constitutional Law Vol 8 No 1
SKRIPSI DAN TESIS
Alisan Angela Alisan ldquoPengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-
Malaysiardquo Skripsi S1 Universitas Hasanudin 2013
102
Jayanti Adinda Jayanti ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi
Kebudayaan India di Indonesiardquo Skripsi S1 Universitas Airlangga 2010
Imam Choirul Muttaqin ldquoKewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak
Asasi Manusiardquo Tesis S2 Universitas Indonesia 2011
WEBSITE
httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+
Ibu+Vivi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth-
httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinfohtmlSuccesses
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml
httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship
httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20n
ationalityaspx
httpwwwvaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en Html
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf
httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721
httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias
_Citizenship_Amendment_Act_2019
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act
wwwindiandiasporanicin
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
103
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
India Citizenship Act 1955
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12
Tahun 2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
104
CURRICULUM VITAE
MIFTAHURRAHMAH lahir 04 Juni
1998 di Alue Rambot Aceh Alumnus
SDN 01 Alue Bilie Nagan Raya (2004-
2010) Penulis melanjutkan pendidikan di
Pondok Pesantren MtsS Nurul Falah
Meulaboh (2010- 2013) kemudian
penulis menyelesaikan pendidikan
Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren
Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar
(2013-2016) Saat ini penulis tengah
menyelesaikan pendidikan jenjang Strata
Satu pada program studi Hukum Tata
Negara (2016-2020)
Selain menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis juga
tercatat sebagai mahasantri aktif di Darus-Sunnah International Institute for
Hadith Sciences Sewaktu penulis di bangku Mts penulis sering menjuarai
lomba pidato bahasa Arab dan Inggris yang diadakan oleh Kementerian
Agama Aceh Di Aliyah penulis aktif sebagai delegasi lomba Fahmil Quran
penulis pernah meraih juara II Fahmil Quran Putri tingkat Provinsi Aceh di
ajang MTQ Provinsi mewakili kabupaten Nagan Raya
Di dunia kuliah penulis mencoba masuk dalam dunia kepenulisan
Pada tahun 2019 penulis meraih juara I pada lomba Menulis Makalah Ilmiah
Quran (MMIQ) tingkat Kabupaten Nagan Raya dengan judul makalah
ldquoRevitalisasi Mental Dalam Rangka Menangkal Ujaran Kebencian (Hate
Speech) Dan Hoaks Dalam Kontesasi Politik Di Media Sosialrdquo dan ldquoUrgensi
Keluarga dalam Menangkal Radikalismerdquo
ix
memberikan dorongan semangat motivasi kepada penulis a truly
sister by heart
14 Kepada teman-teman seperjuangan penulis di bangku sekolah
dahulu Alvina Siti Adelia Pratiwi Lidya Novita Nisa Rifqa
Munira Zelcha Savira Risa Chintya Izzah Amalina dan Cut Reni
Terima kasih sudah membersamai penulis dalam suka dan duka
saat penulis menempuh pendidikan di sekolah dan pondok
pesantren Semoga Allah satukan kita di surga-Nya
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
peneliti dan umumnya bagi pembaca Sekian terima kasih
Wassalamualaikum
Jakarta 10 Maret 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
COVER i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Pembatasan dan Rumusan Masalah 6
1 Identifikasi Masalah 6
2 Pembatasan Masalah 8
3 Rumusan Masalah 8
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
1 Tujuan Penelitian 9
2 Manfaat Penelitian 9
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu 10
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian 12
F Teknik Penulisan 16
G Sistematika Penulisan 16
BAB II KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep 18
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan 18
2 Konsep Dwikewarganegaraan 23
B Kerangka Teoritik 29
1 Teori Kebijakan Alternatif 29
2 Analisis Kebijakan Alternatif 33
xi
BAB III DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
DAN INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan
Indonesia 37
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah
Dwikewarganegaraan 58
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India 1955 64
2 Amandemen Citizenship of India 2019 73
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA
DAN INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 77
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam UU Nomor 12 Tahun
2006 78
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 89
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan 95
B Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 98
CURRICULUM VITAE 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Penelitian
Kegiatan imigrasi adalah fenomena yang sering kita jumpai di
berbagai negara Fenomena imigrasi terjadi karena seiring perkembangan lajur
globalisasi yang mengakibatkan bertambahnya jumlah imigrasi dari satu
negara ke negara yang lain Di zaman yang serba canggih ini pula banyak
penduduk dari satu negara berpindah ke negara yang lain dengan mudah tidak
terbatas pada satu negara saja dalam waktu yang lama Perpindahan tersebut
bisa terjadi dari satu arah yaitu dari negara berkembang ke negara maju
negara maju ke negara berkembang bahkan dari negara miskin ke negara
miskin sekalipun Motif dari imigrasi ini pun beragam ada penduduk yang
berpindah karena pekerjaan pendidikan tenaga profesional bahkan untuk
motif pernikahan hingga melahirkan keturunan di negara domisili
Bagi negara yang menganut sistem dwikewarganegaraan hal ini
tidaklah menjadi masalah yang berarti Namun berbeda hal nya jika negara
yang bersangkutan menganut asas ius soli bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya ataupun asas ius sanguinis bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh garis keturunan Indonesia
misalnya menganut asas ius sanguinis dimana status kewarganegaraan di
tentukan oleh hubungan darah1 Hal ini menjadi kerumitan tersendiri apabila
penduduk Indonesia berada di negara lain dalam kurun waktu yang lama
dengan berbagai macam tujuan Manakala kedua negara yang bersangkutan
memiliki sistem yang berbeda maka dapat terjadi keadaan yang
mengharuskan seseorang untuk menyandang status dwi-kewarganegaraan
1 Jimly as-Shiddiqie Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta Rajawali Pers 2009) h
2
(double citizenship) atau sebaliknya malah menjadi tidak
berkewarganegaraan sama sekali (stateless) 2
Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan hukum di Indonesia
adalah pelaksanaan peraturan perundang-undangan kewarganegaraan oleh
karena itu masalah kewarganegaraan adalah masalah yang menarik untuk
dibicarakan3 Dwikewarganegaraan memang menjadi hal yang diimpikan para
diaspora Indonesia di berbagai negara mengingat banyaknya WNI diaspora
dengan kewarganegaraan tunggal kerap mengalami pelbagai kendala dan
keterbatasan Wacana perlunya pengaturan kewarganegaraan ganda yang
tidak terbatas kian mengemuka dan menjadi isu yang terus diperjuangkan para
diaspora Indonesia di berbagai negara di belahan dunia Tuntutan yang di
layangkan oleh para diaspora Indonesia mendesak agar pemerintah Indonesia
dapat diterapkan di Indonesia Sehingga warga negara Indonesia yang berada
di luar negeri bisa mendapatkan kewarganegaraan negara domisili dengan
tidak melepaskan diri dari status warga negara aslinya Pro dan kontra akan
tuntutan diaspora terkait dual citizenship inipun tidak dapat dihindarkan4
Sedangkan ada sejumlah fakta dan data terkait diaspora Indonesia
yaitu jumlah populasi diaspora Indonesia hampir menyamai jumlah populasi
penduduk di negara Swedia atau Austria Warga negara Indonesia (WNI) di
Amerika Serikat memiliki pendapatan rata-rata sebesar USD 59000 per
tahun pendapatan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan warga Amerika
Serikat sendiri yang pendapatan rata-ratanya sebesar USD 45000 per tahun
2 May Lim harity Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesia
Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4 Desember 2016 h 811
3 Sudargo Gautama Warga Negara dan Orang Asing (Bandung Penerbit Alumni 1992) h
1
4 Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Jakarta Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia JIKH Vol 10 No32016) h
258
3
Terhitung bahwa 45 warga diaspora Indonesia di Amerika Serikat memiliki
kualitas akademik di atas sarjana Sementara rata-rata penduduk Amerika
Serikat sendiri yang memiliki jumlah akademik yang serupa hanya 27
Diaspora Indonesia unggul lainnya juga tersebar di seluruh dunia seperti
ilmuwan Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan Indonesia
Internasional Jumlah remittance yang masuk dari tenaga kerja Indonesia
sepanjang tahun 2011 (versi BNP2TKI) mencapai USD 611 M atau setara
dengan Rp 5336 T Setiap tahun diaspora mengirin devisa ke Indonesia
hingga mencapai USD 7 miliar atau hamper Rp 70 triliun Angka tersebut
hampir menyamai jumlah dana otonomi khusus pada APBN-P yang di
transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah 5 Potensi yang dimiliki
diapora dalam berbagai sektor kehidupan sebenarnya dapat memberikan
kontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara tentu saja dengan
pemanfaatan yang efektif melalui penganturan hukum mengenai
dwikewarganegaraan yang terkait
Wacana ini sempat digemakan terutama pada saat Kongres Diaspora
pertama di Los Angeles pada tahun 2012 kemudian disusul dengan acara
serupa di Wisma Indonesia Sydney dengan mengusung tema ldquoForum Dual
Citizenshiprdquo Acara tersebut bertujuan untuk mengawal aspirasi petisi
Diaspora Indonesia tahun sebelumnya setelah diserahkannya 6000 nama dan
tanda tangan di Los Angeles Penting dicatat bahwa saat ini diperkirakan lebih
dari sekitar 8 juta warga negara Indonesia tersebar di 5 (lima) benua dan
mereka berdomisili di kurang lebih sekitar 90 negara dan sebanyak 46 juta
dari antara mereka tetap mempertahankan Kewarganegaraan Indonesia6
5httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+Ibu+Vi
vi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10 (diakses 21 September 2019 pukul 1204
WIB) 6May Lim harity Urgensi Pengaturan Keawrganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesiahellip
h 811
4
Di era global ini sebaran imigran dilakukan oleh berbagai bangsa
dengan tujuan ke berbagai bangsa dan negara di dunia Sebaran mereka
seperti sedang membangun basis global untuk sebuah evolusi jaringan
diasporik Diaspora terbanyak di dunia adalah diaspora China sementara di
tempat kedua adalah diaspora India7 Menurut Laporan Migrasi Dunia PBB
2018 lebih dari 156 juta orang India tinggal di negara-negara lain 8Hal ini
menjadi alasan pertama penulis untuk mengangkat negara India sebagai tema
Analisis dwikewarganegaraan dengan Indonesia
Kedua saat ini India muncul sebagai negara dengan perkembangan
ekonomi tercepat keempat di dunia dalam satu dekade terakhir Jika di lihat
dalam aspek kemajuan ekonomi India tumbuh pada tingkat rata-rata 726
persen terbesar dalam lima tahun terakhir pada tahun 2014 dan 2015 diikuti
dengan sektor manufaktur India sebesar 84 persen meningkat 44 persen dari
tahun sebelumnya9 India pun menjadi tujuan investasi asing yang
menguntungkan dengan arus masuk modal asing lebih dari US $ 31 miliar
pada tahun 2015 melebihi Amerika Serikat dan Cina10
Selain itu India
menunjukan kemajuan yang pesat dalam bidang perkembangan teknologi
informasi Pemimpin salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
teknologi informasi Infosys Tech memberikan bukti kesuksesan perusahaanya
dalam meraih keuntungan sebesar 543 Juta dollar AS11
7 Geohive mencatat populasi India sekarang berjumlah 1274000924 jiwa Jumlah itu
mengalami peningkatan setelah pada tahun 2011 Badan Pusat Statistik India (COI) mengumumkan
bahwa penduduk mereka hanya berkisar 1210854977 jiwa
8 UN World Migration Report 2018
9The Economic Times Indiarsquos Growth at 726 in 2014-2015 fastest in five years
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth- tahun 2015 (di askes
tanggal 21 September 2019)
10
UNDPAboutIndiasuccesses2015httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinf
ohtmlSuccesses (di akses tanggal 21 September 2019)
5
Ketiga India adalah negara yang menerapkan dual citizenship atau
kewarganegaraan ganda dalam sistem kewarganegaraannya India juga
merupakan salah satu negara yang sejak dini telah memperhatikan diaspora
sebagai aset negaranya Diaspora India dipandang sebagai salah satu sumber
penghasilan dalam meningkatkan pembangunan India oleh pemerintah
setempat Migrasi India yang tersebar hampir ke seluruh belahan dunia
menjadikan India memiliki diaspora yang dapat memberi benefit bagi negara
asal
Keempat melihat fakta sosial yang terjadi di India beberapa pekan ini
terutama setelah disahkannya Amandment Citizenship Act 2019 Yang mana
menimbulkan gelombang protes yang begitu besar dari rakyat India terutama
umat yang beragama muslim untuk menyuarakan aspirasi terhadap Undang-
Undang baru yang disinyalir oleh beberapa pihak mendiskriminasi suatu
golongan terutama pada poin pemberian kewarganegaraan kepada imigran
illegal yang telah tinggal lama di India kecuali orang tersebut adalah seorang
Muslim Ditambah lagi sampai hari penulis mengadakan penelitian ini
persoalan antara umat muslim dan pemerintah India yang terus berkelanjutan
seperti tidak menemui titik temu antara kelompok masyarakat Muslim dan
pemerintah India
Melihat fakta dan realitas yang berbeda antara pengaturan
kewarganegaraan Indonesia dan India dalam mengeluarkan kebijakan atas
dwikewarganegaraan Hal ini membuat penulis ingin mengangkat dan
menganalisa kebijakan pemerintah atas tuntutan dwikewarganegaraan di dua
negara ini Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan penulis
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian terhadap konsep dual
citizenship kewarganegaraan genda terbatas dan konsep dual citizenship
11
K Dinesh Success Story of the Leading Indian IT Company 2013
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml(di akses tanggal 21 September
2019)
6
negara India dengan studi Analisis antara negara Indonesia dan India Oleh
karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian
ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquo
B Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah
1 Identifikasi Masalah
Dwikewarganegaraan merupakan isu hangat yang
diperjuangkan oleh para diaspora Indonesia untuk segera membentuk
RUU Dwikewarganegaraan namun pro dan kontra yang datang pun
tak dapat dihindari mengenai dualism kewarganegaraan ini Indonesia
adalah negara kesatuan yang memiliki banyak kebudayaan yang harus
dijaga dan menjunjung tinggi nasionalisme Di lain sisi perkembangan
globalisasi yang terjadi karna arus imigrasi warga Indonesia ke negara
lain menuntut Indonesia untuk mengatur dualisme kewarganegaraan
tetap dengan pengaturan yang sistematis dan kondusif
Dilihat dari fakta hukum yang ada India telah melalui
perjalanan yang panjang terhadap pengaturan Kewarganegaraan
khususnya pada bidang dwikewarganegaraan Beberapa kebijakan
yang diterbitkan oleh pemerintah India untuk menertibkan warga
negara India atau keturunan India diluar negeri melalui perjalanan
panjang dan corak kebijakan pada setiap dekadenya yang beragam
Pemanfaatan dan pemberdayaan diapora India oleh pemerintah India
sendiripun diatur dengan aturan yang berwujud undang-undang
maupun kebijakan
Dari uraian yang ada pada latar belakang masalah tersebut di
atas maka dapat disebutkan identifikasi masalah dibawah ini yang
akan di jelaskan lebih lanjut yaitu
7
a Faktor yang menjadi dasar tuntutan atas status dwikewarganegaraan
yang merupakan inisiatif dari pada imigran Indonesia yang berada di
luar negeri baik yang masih berstatus WNI maupun eks-WNI menjadi
dasar pijakan adanya ide untuk merancang RUU dwikewarganegaraan
b Imigran Indonesia yang berada di luar negeri terdiri dari berbagai
kalangan diantaranya ada imigran yang bekerja sebagai tenaga
professional pengajar siswamahasiswa teknisi bahkan TKI Tentu
saja apabila adanya legalisasi dwikewarganegaraan bagi WNI akan
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap
pembangunan bangsa dan negara
c Pengaturan dwikewarganegaraan di Indonesia akan berdampak
terhadap tingkat keamanan dan stabilitas negara selain itu menjadi
tugas besar untuk pemerintah bagaimana menumbuhkan akan rasa
cinta tanah air yang tinggi apabila dwikewarganegaraan dilegalkan di
Indonesia
d Pemerintah Indonesia memberikan kebijakan baru atas tuntutan
dwikewarganegaran dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan yang memberikan keluwesan hukum kepada anak
kawin campur dengan memperkenalkan kewarganegaraan ganda
terbatas
e Ada beberapa kebijakan diaspora (India) yang diambil oleh
pemerintah India dalam laporan tahunan 2012-2013 yang mana
mengeluarkan beberapa kebijakan dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan yakni pengadaan kartu PIOOCI
f Melihat perbedaan respon masing-masing negara terhadap persoalan
dwikewarganegaraan maka dalam tulisan ini akan diadakan studi
analisis antara kedua negara terhadap kebijakan dwikenegaraan di
negara India dan kemungkinan serta dampak apabila Indonesia
8
mengambil langkah yang sama dengan India dalam persoalan
dwikewarganegaraan
g Tuntutan atas status dwikewarganegaraan memang sudah seharusnya
dikaji terlebih dahulu secara komprehensif Dalam tulisan ini penulis
akan memaparkan solusi untuk Indonesia setelah diadakan analisis
dengan negara yang dinilai sukses dalam pengaturan dan pemanfaatan
sumber daya diasporanya
2 Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini
penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan
penulis maka perlu kiranya penulis memberikan batasan agar tidak
melebar dan terarah Maka penelitian ini difokuskan pembahasannya
hanya menyangkut masalah Dwikewarganegaraan dengan Studi
Analisis antara kebijakan pemerintah Indonesia dalam UU RI Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955 India Dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji
peluang dan pemanfaatan sumber daya manusia dari diaspora yang
mampu memberi kontribusi dan pembangunan untuk negara Indonesia
dengan mengadakan amalisis dengan kebijakan pemerintah negara
India
3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka secara
terperinci masalah yang akan diteliti adalah ldquoKebijakan Alternatif
Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi Analisis UU
RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
9
Citizenship Act of India 1955)rdquo Dari masalah di atas maka dapat
diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut
a Apakah kebijakan negara Indonesia sudah menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Bagaimana kebijakan pemerintah India dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan mengenai judul skripsi
ldquoKebijakan Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquordquo adalah
a Mengetahui kebijakan negara Indonesia atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Mengetahui kebijakan-kebijakan negara India dalam merespon
tuntutan dwikewarganegaraan
2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dilakukan mengenai penelitian ldquoKebijakan
Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi
Analisis UU No 12 Tahun 2006 dan The Citizenship Act 1955)
adalah sebagai berikut
a Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Dwikewarganegaraan dengan menggunakan Studi Analisis antara
kebijakan negara Indonesia dan India
10
b Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis yang sebesar-besarnya yakni dapat menjadi solusi
sumbangsih atau menjadi masukan untuk pemerintah dalam
mengambil kebijakan yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan
pengaturan mengenai diaspora serta memberikan masukan agar
pemanfaatan sumber daya manusia diaspora Indonesia diefektifkan
Dengan menggunakan studi Analisis diharapkan dapat membuka
pikiran pembaca baik dari pemerintah atau akademisi maupun
masyarakat umum supaya dapat melihat lebih luas dari berbagai sisi
akan baik dan buruknya pengaturan dan kebijakan pemanfaatan
sumber daya manusia diaspora dikemudian hari
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sepanjang pengetahuan penulis penelitian di bidang
dwikewarganegaraan berkaitan dengan beberapa judul penelitian ini
1 ldquoPengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiardquo oleh Alesan Angela mahasiswa dari Universitas Hasanudin
Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh diaspora India terhadap
hubungan bilateral India-Malaysia dan bagaimana efektifitas pengaturan
diaspora India dalam membangun hubungan bilateral India-Malaysia12
2 ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Kebudayaan India di
Indonesiardquo oleh Jayanti Adinda mahasiwa dari Universitas Airlangga
Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran diaspora India dalam
mendukung diplomasi kebudayaan di Indonesia sehingga dapat dilihat
12
Alisan Angela Pengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-Malaysia
(SkripsiUniversitas Hasanudin 2013)
11
seberapa jauh peran yang dimainkan warga Negara India dalam
mengembangkan kebudayaan India di Indonesia13
3 ldquoKebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi
dalam Ikatan Identitas Budayardquo oleh Nauf al Azizi Tulisan ini berupa
jurnal yang diterbitkan oleh Paradigma Jurnal Kajian Budaya Tulisan ini
menggambarkan pengaruh ekonomi dan kebijakan budaya melalui
besarnya diaspora India di Asia Tenggara14
4 ldquoSolusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraanrdquo oleh Junaidi Abdillah Tulisan ini diterbitkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Tulisan ini
menjelaskan apa yang menjadi latar belakang tuntutan atas status
dwikewarganegaraan diaspora Indonesia dan bagaimana upaya pemerintah
dalam menanggapi tuntutan dwikewarganegaraan serta apa yang menjadi
kebijakan alternatif yang diterapkan oleh pemerintah India dan apa pula
keuntungan dari kebijakan alternatif tersebut bagi pemerintah India
sendiri15
5 ldquoStatus Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasionalrdquo oleh Novianti Tulisan ini berupa jurnal
yang diterbitkan oleh Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
Tulisan ini menjelaskan bagaimana status kewarganegaraan dalam
perspektif hukum internasional dan bagaimana pengaturan
kewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 tentang
13
Jayanti Adinda Peran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi Kebudayaan India di
Indonesia (Skripsi Universitas Airlangga 2010)
14
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi dalam
Ikatan Identitas Budaya (Paradigma Jurnal Kajian Budaya 2014)
15
Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia 26 November 2016)
12
Kewarganegaraan Republik Indonesia serta bagaimana status
kewarganegaraan ganda bagi diasporan Indonesia16
6 ldquoDiaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesiardquo oleh Ahmad
Jazuli Tulisan ini diterbitkan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2017 Tulisan ini berisi
tentang bagaimana diasporan Indonesia dalam perspektif UU No 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU
Kewarganegaraan)17
7 ldquoPenerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju Masyarakat
Transnasional Indonesiardquo oleh Rizky Banyualam Permana Tulisan ini
diterbitkan oleh JURIS LK2 FHUI pada tahun 2014 Tulisan ini
menjelaskan mengenai kemanfaatan dalam penerapan
dwikewarganegaraan di masa depan untuk meningkatkan daya saing dan
keunggulan Indonesia dalam lingkup internasional di masa depan18
Berdasarkan karya penelitian yang telah penulis sebutkan diatas
Penulis sendiri belum menemukan hasil karya yang meneliti persolan
dwikewarganegaraan dari sudut pandang yang penulis maksudkan dalam
penelitian ini yaitu menganalisis kebijakan pemerintah atas tuntutan
dwikewarganegaraan dengan menggunakan studi analisis kebijakan
16
Novianti Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam Perspektif
Hukum Internasional (Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi 5 Desember 2014)
17
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI 20 Maret
2017)
18
Rizky Banyualam Permana Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju
Masyarakat Transnasional Indonesia (JURIS LK2 FHUI Volume 4 Oktober-Desember 2014)
13
pemerintah baik yang lahir dalam bentuk undang-undang ataupun peraturan
menteri Yang menjadi fokus peneliti adalah kebijakan negara Indonesia dan
India yaitu dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan
Citizenship Act of India 1995
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian
Untuk membantu memudahkan dalam penyusunan skripsi ini maka
disusun metode penelitan sebagai jalan petunjuk yang akan mengarahkan
jalannya penelitian ini atau dengan kata lain sebagai jalan atau cara dalam
rangka usaha mencari data yang akan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dalam skripsi ini19
yaitu sebagai berikut
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif
yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek
yaitu aspek teori sejarah filosofi Analisis struktur dan komposisi lingkup
materi dan konsistensi20
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa antara
kebijakan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India yang diatur dalam
undang-undang masing-masing negara yang bersangkutan
Disini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang digunakan dengan cara
mencari mengumpulkan dan mempelajari peraturan perundang-undangan
dan bahan hukum lain yang terkait dengan objek penelitian
2 Pendekatan
Berdasarkan jenis penelitian hukum normatif (normative law
research) yaitu suatu pendekatan yang mengkaji asas-asas hukum terhadap
kebijakan publik dan ketertekaitan asas-asas doktrinal dengan hukum-hukum
19
Arianto Adi Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta Granit 2004) h 61
20
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta UI Press 2010) h 10
14
positif konsep maupun hukum yang berlaku di suatu negara yang berkaitan
dengan dwikewarganegaraan Penelitian ini juga berfokus pada problem
identifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menginventarisir dan
kemudian mengklarifikasi permasalahan untuk dicarikan jalan keluar21
3 Sifat Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis
komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemaparan
(deskripsi) secara lengkap rinci jelas dan sistematis tentang perbandingan
kebijakan dwikewarganegaraan antara Indonesia dan India Studi Analisis
komparatif merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua
atau lebih dari dua situasi kejadian kegiatan program dll
4 Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain Untuk data sekunder yaitu
sumber data yang diperoleh melalui studi literatur seperti buku jurnal artikel
situs internet dan e-book Adapun data yang dibutuhkan ialah data faktual
yang sedapat mungkin merupakan data resmi yang dikeluarkan negara atau
lembaga analisis terutama yang menyangkut dwikewarganegaraan dalam hal
komparasi antara Indonesia dan India
a Sumber Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-
ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa sumber hukum utama yaitu Undang-Undang No
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Untuk ketentuan mengenai pengaturan dwikewarganegaraan yang
dimiliki oleh India sendiri merujuk kepada ketentuan the Citizenship Act
21
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukumhellip h 15
15
of India 1955 (57 of 1955) dan kebijaka-kebijakan yang dikeluarkan oleh
oemerintah India
b Sumber Hukum Sekunder
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan sumber data
sekunder Bahan hukum sekunder adalah yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer seperti misalnya hasil penelitian buku-
buku hukum skripsi tesis disertasi hukum jurnal dan lain-lain Seperti
buku-buku tentang materi dwikewarganegaraan jurnal-jurnal penelitian-
penelitian yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan diaspora
Indonesia dan India
Dalam literatur lain disebutkan bahwa bahan hukum sekunder adalah
bahan hukum yag terdiri atas buku-buku teks (textbooks) yang ditulis para
ahli hukum yang berpengaruh (de herseende leer) jurnal-jurnal hukum
pendapat para sarjana kasus-kasus hukum yurisprudensi dan hasil-hasil
simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian
5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu telaah
Pustaka (Library Research) Penulis akan mengumpulkan data teoritis yang
bersumber dari literatur berupa buku artikel makalah koran jurnal
dokumen dan situs-situs resmi yang memuat informasi mengenai konsep
dwikewarganegaraan India dan Indonesia yang berkaitan dengan masalah
penelitian Data ini penulis peroleh secara langsung maupun yang diperoleh
melalui akses internet
6 Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut pokok
bahasan masing-masing maka selanjutnya dilakukan analisis data Analisis
data bertujuan untuk menginterprestasikan data yang sudah disusun secara
16
sistematis yaitu dengan memberikan penjelasan Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur runtun logis tidak tumpang
tindih dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman
hasil analisis
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja menggunakan data mengorganisasikan data memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola lalu dapat di jadikan data dalam
membantu menjelasakan hal yang di permasalahan teliti Teknik analisis data
yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis data kualitatif Penulis
akan menganalisis dan menjelaskan permasalahan berdasarkan data yang
diperoleh lalu mengaitkannya dengan teori atau konsep yang digunakan22
F Teknik Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis merujuk kepada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum yang diterbitkan pada tahun
2017 Dimana buku pedoman penulisan skripsi ini penulis jadikan sebagai
salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kualitas baik menyangkut substansi
maupun teknik penulisan skripsi yang penulis hasilkan
G Sistematika Penulisan
Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini maka secara singkat akan
disusun dalam 5 bab yang terdiri dari
Bab I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang
penelitian identifikasi pembatasan dan rumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian kerangka pemikiran review studi terdahulu sistematika
pembahasan metodologi penelitian dan sistematika pembahasan
22
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
(BandungRefika Aditama 2008) h15
17
Bab II yaitu berisi tentang Kerangka Konsep dan Kajian Teoritis
Dimana didalamnya terdapat konsep mengenai warga negara dan
kewarganegaraan dwikewarganegaraan Kemudian didalam Kajian teoritis
pula memuat teori warga negara
Bab III yaitu menjelaskan dinamika konstitusi kewarganegaraan di
Indonesia dan India menurut Undang-undang yang pernah berlaku Dalam bab
ini penulis akan menguraikan perjalanan panjang Undang-Undang
kewarganegaraan kedua negara Indonesia dan India Di samping itu juga akan
dijelaskan bagaimana pengaturan negara India mengenai status
dwikewarganegaraan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan pemerintah
India terkait dual citizenship
Bab IV yaitu analisis kebijakan alternatif pemerintah Indonesia dan
India atas tuntutat dwikewarganegaraan hasil penelitian dan pembahasan
menguraikan kajian analisis kebijakan pemerintah Indonesia dan India dalam
merespon tuntutan dwikewarganegaraan oleh para diaspora kedua negara
Bab V yaitu penutup menjelaskan tentang simpulan dan saran
18
BAB II
KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga negara sebuah negara dapat dibedakan antara lain
a Warga negara asli (pribumi) yaitu penduduk asli negara tersebut Misalnya suku
jawa suku Madura suku dayak dan sebagainya merupakan warga negara asli
Indonesia
b Warga negara keturunan asing (vreemdeling) yaitu warga negara asing yang
telah menjadi WNI Misalnya WNI keturunan Tionghoa Timur Tengah India
dan sebagainya
Hal yang perlu diingat ldquowarga negara suatu negara tidak selalu menjadi
penduduk negara iturdquo Misalnya warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di
luar negeri Penduduk suatu negara tidak selalu merupakan warga negara dimana ia
tinggal Misalnya orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia1 Menurut
wolhoff2 dalam suatu negara adakalanya ditemukan golongan minoriteit yaitu
golongan orang yang berjumlah kecil yang secara yuridis memiliki status
kewarganegaraan negara nasional tertentu akan tetapi memiliki sifat batin-lahir sosial
kebudayaan yang berbeda dari bangsa itu Sehingga golongan ini belum
diasimilasikan sepenuhnya
Gagasan tentang kewarganegaraan (citizenship) sesungguhnya dapat ditelusuri
dari sejarah perkembangan kewarganegaraan yang bersumber dari peradaban
1 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negara (Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006) h 229
2 Dasril Radjab Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta Rineka Cipta 1994) h 6 Sebagai
contoh diwilayah negara Indonesia terdapat beberapa golongan minoritas Misalnya Suku Anak
Dalam di Sumatera Suku Badui di Jawa Barat Suku Samin di Jawa T engah dan Jawa Timur Suku
Dayak Oudth di Kalimantan dan beberapa klan suku di Papua Untuk memberdayakan eksistensi
mereka beberapa langkah persuasive digunakan termasuk adanya perwakilan mereka dalam
ketatanegaraan sebagai anggota MPR yang diangkat dari utusan golongan
19
Romawi sampai pada modernitas Barat Pemikiran yang tumbuh di masa Yunani
Kuno telah memberi pijakan kuat bagi teorisasi kewarganegaraan khususnya pada
kewarganegaraan modern Salah satunya dari Aristoteles (322-384 SM) seorang
pemikir ilmuwan ahli logika dan sekaligus filosof terkenal saat itu Karyanya yang
berjudul Politics telah memberikan informasi penting mengenai Athena sebagai suatu
negara kota (polis) di masa Yunani Kuno yang demokratis beserta keberadaan
warganya di polis tersebut (politespolitai)3
Wewenang sebuah organisasi negara meliputi kelompok manusia yang berada
di dalamnya Kelompok tersebut dapat dibedakan antara warga negara dengan bukan
warga negara (orang asing) Warga negara sebagai pendukung sebuah negara
merupakan landasan bagi adanya negara Dengan kata lain bahwa warga negara
adalah salah satu unsur penting bagi sebuah negara selain unsur lainnya4
Istilah polis polites dan politeia menjadi kata-kata kunci atau dikenal sebagai
bagian dari Aristotlersquos term yang nantinya diterjemahkan sebagai state citizen dan
constitution Ketiga istilah tersebut tidak bisa dipisahkan dan untuk memahami satu
hal maka yang lain juga harus dipahami pula Dikatakan bahwa ldquoto understand what
a constitution (politeia) is we must inquire into the nature of the city (polis) and to
understand that since the city is a body of citicens (politai) we must examine the
nature of citizenshiprdquo5
Warga negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang sebagai bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara6 Istilah ini biasa juga disebut hamba
3 Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 23
4 CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) (Jakarta
Pradnya Paramita 2001) h 148
5 Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barker (New York Oxford University Press
1995) h 84
6 Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani (Jakarta ICCE
UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada Media 2003) h 73
20
atau kawula negara Meskipun demikian istilah warga negara dirasa lebih sesuai
dengan kedudukannya sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba
dan kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta anggota atau
warga yang menjadi bagian dari suatu negara Asumsi ini tidaklah berlebihan dan
cukup beralasan Sebagai anggota dari persekutuan yakni negara yang didirikan
dengan kekuatan bersama atas dasar tanggung jawab bersama serta untuk
kepentingan atau tujuan bersama pula7 warga negara dituntut untuk aktif terhadap
negara
Dengan alasan tersebut istilah warga negara dirasa lebih sesuai karena
mengandung pengertian aktif Sedangkan istilah hamba atau kawula negara
mengandung pengertian warga yang pasif dan hanya menjadi obyek negara Untuk
itu setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum Semua warga
negara mempunyai kepastian hak privasi dan tanggung jawab Sejalan dengan
definisi di atas AS Hikam mendefinisikan bahwa warga negara (citizenship) adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri Istilah ini
menurutnya lebih baik daripada istilah kawula negara karena kawula negara betul-
betul berarti obyek yang berarti orang yang dimiliki dan mengabdi kepada negara
Oleh karenanya kewarganegaraan menurut AS Hikam harus mencakup tiga dimensi
utama 1) Dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas 2) dimensi pemenuhan hak-
hak dasar yaitu hak politik ekonomi dan hak sosial kultural serta 3) dimensi dialog
dan keberadaan ruang publik yang bebas8
7 Pada awalnya negara atau bangsa merupakan sekumpulan manusia atau gabungan entitas-
entitas yang beragam lalu disarikan hubungan kesadaran dan diikat oleh asas kemaslahatan bersama
yang dituangkan dalam bentuk system legislasi dan hukum perundang-undangan System ini
diberlakukan padatanah kehidupan yang dinamakan tanah air (wathan) Pada gilirannya hubungan
tersebut diatur oleh kekuasaan yang dinamakan negara Lihat Muhammad Syahrur Dirasat Islamiyyah
Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama terjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani
Islam Genealogi Masyarakat dan Negara (Yogyakarta LKIS 2003) h 90
8 Muhammad AS Hikam Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia (Jakarta Penerbit Erlangga 1999) h 166
21
Istilah warga negara dan rakyat menunjuk pada obyek yang sama yakni
sebagai anggota negara9 Meskipun demikian terdapat perbedaan pengertian antara
pengertian warga negara rakyat dan bangsa Warga negara adalah pendukung negara
atau dalam arti lain warga sebuah negara yang bersifat aktif Sedang rakyat adalah
masyarakat yang mempunyai persamaan kedudukan sebagai obyek pengaturan dan
penataan oleh negara dan mempunyai ikatan kesadaran sebagai kesatuan dalam
hubungan keorganisasian negara Istilah warga negara tidak menunjuk pada obyek
yang sama dengan istilah penduduk
Warga negara sebuah negara belumlah tentu merupakan penduduk negara
tersebut Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam
suatu negara berdasarkan peraturan perundangan kependudukan sah dari negara yang
bersangkutan Baik status sebagai warga negara maupun sebagai penduduk
mempunyai konsekuensi hukum yaitu menyangkut hak-hak dan kewajibannya
Konsekuensi hukum dari status warga negara lebih luas dari pada status sebagai
penduduk Pembagian penduduk menjadi warga negara dan orang asing sangatlah
penting Hal ini dikarenakan beberapa hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara
dengan orang asing berbeda Hak dan kewajiban penduduk yang bukan warga negara
adalah terbatas10
Perbedaaan antara kelompok warga negara dengan orang asing terletak pada
hubungan yang ada antara negara dengan warga negara dengan masing-masing
kelompok tersebut Hubungan antara negara dengan warga negara lebih erat
dibandingkan hubungan antara negara dengan orang asing Dalam konteks negara
Islam warga negara mengandung pengertian penduduk sebuah negara Islam yang
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia
(Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994) h 1
10
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan (Yogyakarta Liberty 1992) h
2
22
memeluk agama Islam11
Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam
namun belum memeluk agama Islam atau dengan kata lain bahwa masyarakat atau
individu non muslim yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam akan diberi
status penduduk permanen tetapi tidak dianggap sebagai warga negara dari negara
Islam kecuali jika mereka memeluk Islam atas kemauan mereka sendiri Meskipun
demikian ternyata kenyataan diatas bukanlah sebuah statemen yang bersifat final hal
ini terlihat dari adanya pemikir Islam yang memandang mereka sebagai warga negara
Islam12
Kewarganegaraan (citizenship) adalah suatu bentuk dari identitas sosial politik
( a form of social politicial identity) seseorang yang keberadaannya berkaitan dengan
waktu yang berkembang Di sisi lain kewarganegaraan ternyata tidak hanya sebuah
identitas tetapi mencakup pula atribut rights obligations ative in public affairs dan
an acceptance of societal values13
Oleh karena itu pula definisi kewarganegaraan termasuk pula definisi warga
tidaklah sama mencakup banyak dimensi Menurut Aristoteles definisi tentang
warga negara ditentukan oleh bentuk pemerintahan atau ia sebut bentuk
konstitusinya Salah satu ungkapannya adalah ldquoit may be thet someone who is a
citizen in a democracy is not one in a oligarchyrdquo14
Bahwa kewarganegaraan adalah
bentuk partisipasi warga dalam kehidupan publik Jadi kewarganegaraan ditandai
dengan adanya partisipasi Gagasan ini untuk sementara waktu tergantikan oleh
konsep kewarganegaraan sebagai bentuk legal dengan elemen hak dan kewajiban
(right and obligation) Bahwa kewarganegaraan ditandai dengan adanya hak dan
11
Abdul Rahman Abdul Kadir Kurdi Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-Quran
dan Sunnah (Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000) h 115
12
Abdul Qadir Djaelani Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam (Surabaya Bina Ilmu
1995) h 241
13
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century (London Setting
the Contex Kogan Page 1998) h 2-3
14
Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barkerhellip h 85
23
kewajiban warga negara dalam sebuah negara hukum merupakan warisan dari tradisi
Republik Romawi yang muncul setelah masa Yunani Kuno15
2 Konsep Mengenai Dwikewarganegaraan
Dwikewarganegaraan dapat lahir karena adanya dua negara yang mengklaim
kewarganegaraan atas seseorang dan dapat dikaitkan dengan faktor-faktor tertentu di
antaranya
a Kewarganegaraan yang didapat dari garis darah (ius sanguinis)
b Kewarganegaraan yang didapat berdasarkan tempat kelahiran (ius soli)
c Kewarganegaraan yang didapat karena adanya perkawinan (jure matrimonii)
d Kewarganegaraan yang didapat karena naturalisasi
e Kewarganegaraan yang didapat karena adopsi16
f Kewarganegaraan yang didapat karena investasi yang dilakukan17
g Kewarganegaraan yang didapatkan berdasarkan agama18
h Kewarganegaraan yang didapatkan karena jabatannya (jus oficii)19
15
Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 24
16
Swedia memberikan kewarganegaraan secara otomatis terhadap anak yang diadopsi Office
of Migration Sweden httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship html (diakses 20 Januari 2020 pkl
0800 WIB)
17
Antara lain Austria Antigua dan Barbuda Siprus Dominika Malta dan St Kitts dan
Nevis Henley amp Partners httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment diakses 20
Januari 2020 pkl 0800 WIB)
18
Praktik yang dilakukan oleh Israel setiap orang Yahudi yang kembali ke Israel memiliki
hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel Ministry of Foreign Affairs Israel
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20nationalityaspx
(diakses 20 Januari 2020 pkl 0800 WIB)
19
Vatikan memberikan kewarganegaraan bagi pemegang jabatan Tahta Suci Official Page of
Vatican httpwww vaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en html (diakses diakses 20 Januari
2020 pkl 0800 WIB)
24
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut ius
sanguinis lahir di negara lain yang menganut asas ius soli maka kedua negara
tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga negaranya Sebagai contoh sebelum
ada perjanjian Menteri luar negeri Indonesia Soenario dan Menteri luar negeri China
Chow orang China yang berdomisili di Indonesia (ius soli) merupakan warga negara
Indonesia dan warga negara China (ius sanguinis)20
Untuk mencegah Bipatride maka UU No 62 tahun 1958 pasal 7 menyatakan
bahwa seorang perempuan asing yang lahir dengan laki-laki WNI dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan melakukan pernyataan dengan syarat bahwa dia
harus meninggalkan kewarganegaraan asalnya
Bila dalam praktik dua faktor tersebut bertemu dan terkait dengan seseorang
dwikewarganegaraan dapat berlaku bila hukum dari masing-masing negara
mengizinkan Ada tiga cara penerimaan yang dapat berlaku bila faktor-faktor
kewarganegaraan tersebut bertemu yaitu penerimaan dwikewarganegaraan secara
penuh terbatas dan penolakan terhadap dwikewarganegaraan Dwikewarganegaraan
secara terbatas dikaitkan dengan jangka waktu usia tertentu Dalam jangka waktu
tertentu pemilik dwikewarganegaraan harus melepaskan salah satu
kewarganegaraannya Dalam hal apabila negara menolak dwikewarganegaraan salah
satu kewarganegaraan akan gugur Awalnya menurut pandangan tradisional
memperlihatkan adanya penolakan terhadap konsep dwikewarganegaraan karena
pada dasarnya kewarganegaraan dipandang sebagai satu-satunya rantai penghubung
antara individu dengan suatu negara yang berdaulat menurut konsepsi yang ada pada
saat itu21
Hukum kewarganegaraan adalah bagian dari kedaulatan suatu negara untuk
menentukan siapa saja yang menjadi bagian dari negara itu sehingga
20
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 235
21
Irene Bloemraad ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of Postnationalism the
Possibilities of Transnationalism and the Persistence of Traditional Citizenship International
Migration Review Vol 38 No 2 (2004) h 90
25
kewarganegaraan diberlakukan secara kaku Pemberian suatu kewarganegaraan dari
negara lain dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip kedaulatan22
Selain
itu juga akan menyebabkan ketidakstabilan hubungan diplomatik negara-negara di
dunia Masalah lain yang dikhawatirkan adalah masalah hukum perdata internasional
terkait dengan status personal seseorang yang memiliki dwikewarganegaraan23
Keengganan hukum internasional untuk menerima dwikewarganegaraan ini
secara jelas diatur dalam Konvensi Liga Bangsa-Bangsa (LBB) tentang Konflik
Hukum Kewarganegaraan tahun 1930 (Convention on Certain Questions Relating to
the Conflict of Nationality Laws) lalu Dewan Eropa (Council of Europe) pada tahun
1963 juga membuat Convention on the Reduction of Cases of Multiple Nationality24
Dalam konsiderans Konvensi LBB tahun 1930 dinyatakan bahwa ldquoefforts of
humanity should be directed is the abolition of all cases both of statelessness and
double nationalityrdquo Sedangkan pada Konvensi Dewan Eropa 1963 tujuan dari
Konvensi tersebut bukan penghapusan total dwikewarganegaraan tetapi sebisa
mungkin mengurangi kasus kewarganegaraan banyak Di saat yang sama pandangan
yang pro terhadap dwikewarganegaraan juga berkembang namun tidak begitu
populer George Bancroft seorang diplomat AS pada abad ke-19 yang
mempromosikan North American Bancroft Treaty mengatakan ldquohellipas soon tolerate a
man with two wives as a man with two countriesrdquo sebagai metafora yang
menganalogikan dwikewarganegaraan dengan praktik poligami jika poligami dapat
dianggap wajar oleh masyarakat begitu pula seharusnya dengan
dwikewarganegaraan
22
Peter J Spiro ldquoDual Citizen as Human Rightrdquo International Journal of Constitutional
Law Vol 8 No 1 (2010) h 113
23
Ko Swan Sik edNationality and International in Asian Perspective (Dordrecht Martinus
Nijhoff 1990) h 247
24
Anja Broslashndsted Sejersen ldquoldquoI Vow to Thee My Countriesrdquo The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Centuryrdquo International Migration Review Vol 42 No 3 (2008) h 530
26
Pasca Perang Dunia ke-II hak asasi manusia berkembang dan hak untuk
berpindah kewarganegaraan diakui sebagai hak asasi manusia dalam Deklarasi
Universial Hak Asasi Manusia PBB tahun 1948 Kewarganegaraan dipandang
sebagai suatu hak yang mendasar Selain itu pandangan liberal menggeser konsepsi
nasionalisme yang kaku menjadi lebih fleksibel Struktur masyarakat yang semakin
heterogen (terutama di Eropa) juga mendorong pergeseran pandangan
kewarganegaraan yang awalnya dikaitkan dengan konteks kewilayahan dan
kesukubangsaan
Migrasi transnasional juga terus menggerus konsepsi tradisional
kewarganegaraan yang dikaitkan negara kebangsaan (nation-state) Dengan
perkembangan transportasi dan komunikasi hubungan transnasional orang-orang
semakin cair dan kasus dwikewarganegaraan mulai timbul secara de facto meskipun
secara de jure belum diakomodir
Menjelang abad ke-21 ada pergeseran pandangan yang semakin permisif
terhadap dwikewarganegaraan yang secara jelas terlihat dalam instrumen hukum
internasional Dalam Konvensi Eropa tentang Kewarganegaraan (European
Convention on Nationality 1997) secara tegas mengharuskan negara peserta untuk
mengizinkan dwikewarganegaraan bagi anak yang mendapatkan
dwikewarganegaraan karena kelahirannya atau perkawinan25
Dari sini dapat dilihat
perkembangan hukum internasional khususnya instrumen hukum internasional
negara-negara Eropa semakin permisif terhadap kasus dwikewarganegaraan yang
pada awalnya menolak sama sekali dwikewarganegaraan dalam Konvensi LBB 1930
lalu sebisa mungkin menghindari dwikewarganegaraan menurut Konvensi Dewan
Eropa 1963 dan pada akhirnya diterima di Eropa berdasarkan Konvensi Eropa 1997
25
Article 17 European Convention on Nationality 1997 berbunyi asli sebagai berikut ldquoA
State Party shall allow a children having different nationalities acquired automatically at birth to
retain these nationalities b its nationals to possess another nationality where this other nationality is
automatically acquired by marriagerdquo
27
Keadaan berkewarganegaraan ganda sering pula terjadi akibat dari
perkawinan campuran antar bangsa yang otomatis menganut hukum perkawinan dan
kewarganegaraan yang berbeda26
Dimana masing-masing pihak yang terkait dalam
perkawinan campuran tersebut oleh negara asalnya ada yang mengizinkan anak yang
dihasilkan dari perkawinan tersebut untuk memiliki kewarganegaraan kedua
orangtuanya (kewarganegaraan gandadwikewarganegaraan) Dalam kenyataannya
terdapat keanekaragaman peraturan dan asas-asas kewarganegaraan apakah ius soli
atau ius sanguinis karena negara bebas untuk memilih asas-asas manakah yang
hendak dipakainya dalam menentukan siapakah yang menjadi warganya Yang
kemudian menimbulkan apatridie bipatridie bahkan mungkin multipatridie karena
dari benturan asas-asas kewarganegaraan yang tidak seragam Akibatnya timbul
peraturan-peraturan di bidang kewarganegaraan yang tidak sama di semua negara
Dan menurut istilah Sudargo Gautama hal ini menggambarkan seolah-olah terjadi
ldquopertentanganrdquo27
Yang dimaksud dengan apatridie yaitu orang-orang yang tidak mempunyai
suatu kewarganegaraan (tanpa kewarganegaraan) Pada akhir-akhir ini apatride
banyak kemungkinan terjadi karena perkembangan hubungan antara negara dan
hubungan politis Beberapa negara tertentu telah mulai mempergunakan pencabutan
kewarganegaraan sebagai semacam hukuman Apabila orang-orang yang terkena
dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh negara yang bersangkutan dan mereka ini
belum dapat memperoleh kewarganegaraan pengganti maka mereka ini berstatus
tanpa kewarganegaraan
Apatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut
asas ius soli lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis Sebagai contoh orang
26
Zulfa Djoko Basuki ldquoPerkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya di Indonesia
Dewasa Inirdquo Vol1 No3 (Jakarta Jurnal Hukum Internasional April 2004) h547
27
Beliau lebih lanjut menjelaskan hal ini merupakan konsekuensi dari prinsip kebebasan
untuk menentukan sendiri siapakah yang merupakan warganegaranya maka kita dapat menyaksikan
tidak adanya uniformitet di lapangan peraturan-peraturan tentang kewarganegaraan
28
China yang pro Koumintang tidak diakui sebagai warga RRC sedangkan Taiwan
sebagai negara asal pada 1958 belum ada hubungan diplomatic dengan Indonesia
maka mereka juga tidak diakui sebagai warga negara Taiwan Sehingga mereka
merupakan ldquodefacto apatriderdquo Untuk mencegah apatride UU No 62 Tahun 1958
pasal 1 huruf f menyatakan bahwa anak yang lahir di wilayah Indonesia selama
orang tuanya tidak diketahui adalah warga negara Indonesia
Sementara bagi orang Cina sebelum lahirnya UU No 62 tahun 1958 untuk
menentukan kewarganegaraan diadakan perjanjian antara Indonesia-Cina yang
dikenal dengan perjanjian Soenario-Chow pada tanggal 22 April 1955 yang
diundangkan dengan UU No 2 tahun 1958 berisi bahwa semua orang Cina yang
berdomisili di Indonesia harus mengadakan pilihan kewarganegaraan dengan tegas
dan secara tertulis 28
Kasus yang paling marak mengenai apatride adalah ketika banyak terjadinya
pengungsi-pengungsi yang melarikan diri dari Vietnam tahun 1970-an akibat dari
Perang Vietnam Keadaan tanpa kewarganegaraan ini adalah menyedihkan bagi yang
harus mengalami Sama sekali tidak ada perlindungan dari sesuatu negara Tidak
dapat memiliki paspor negara tertentu Seandainya mereka harus diusir dari negara
tempat mereka berdomisili kemana mereka harus dikirim Sedangkan Bipatridie atau
dwi-kewarganegaraan akan terjadi apabila seseorang memiliki dua kewarganegaraan
Kenyataan terjadinya bipatridie kerapkali sering berlaku yaitu kalau seseorang
penduduk pada suatu negara yang berasal dari kewarganegaraan lain diberi
pewarganegaraan oleh negara yang didiaminya tanpa ia menyatakan melepaskan
kewarganegaraan aslinya (leluhurnya)
28
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 236
29
B Kajian Teoritis
1 Teori Kebijakan Alternatif
a Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak (tentang
pemerintahan organisasi dsb) pernyataan cita-cita tujuan prinsip dan garis
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran Secara umum
kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukan perilaku seseorang
aktor misalnya seorang pejabat suatu kelompok maupun lembaga tertentu
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi Pada dasarnya terdapat
banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian mengenai
kebijakan 29
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya memecahkan
problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejaheraan masyarakat Dan dalam kebijakan setidaknya harus memenuhi
empat hal penting yakni (1)tingkat hidup masyarakat meningkat (2)terjadi
keadilan By the law social justice dan peluang prestasi dan kreasi
individual (3)diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat (dalam
membahas masalah perencanaan keputusan dan implementasi) dan
(4)terjaminnya pengembangan berkelanjutan
Monahan dan Hengst seperti yang dikutip oleh Syafaruddin bahwa
kebijakan (policy) secara etimologi diturunkan dalam bahasa Yunani yaitu
ldquoPolisrdquo yang artinya kota (city)30
Pendapat ini menjelaskan kebijakan
29 Noeng H Muhadjir Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif (Yogyakarta Raka Sarasin 2000) h 15
30
Heinz Weihrich dan Haroid Koontz Management AGlobal Perspective Tent Edition (New
York McGraw-Hill 1993) h 123
30
mengacu kepada cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan
untuk mengelola kegiatan mereka Dalam hal ini kebijakan berkenaan dengan
gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama
diterima pemerintah atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha
mengejar tujuannya Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa
kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang menjadi arah
dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus diikuti oleh para pelaku
dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan dalam sebuah
organisasi serta mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan
masalah atas tindakan yang terjadi
Lebih lanjut Muhadjir mengatakan bahwa kebijakan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kebijakan subtantif dan kebijakan implementatif Kebijakan
subtantif adalah keputusan yang dapat diambil berupa memilih alternatif yang
dianggap benar untuk mengatasi masalah Tindak lanjut dari kebijakan
subtantif adalah kebijakan implemtatif yaitu keputusan-keputusan yang
berupa upayaupaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan
subtantif31
Secara empiris kebijakan berupa undang-undang petunjuk dan
program dalam sebuah Negara kebijakan dianggap sebagai rangkaian
tindakan yang dikembangkan oleh badan atau pemerintah yang mempunyai
tujuan tertentu diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok
pelaku untuk memecahkan masalah tertentu Dengan demikian berdasarkan
beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpukan bahwa kebijakan adalah
sebagai rangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dari dasar pada
masalah yang menjadi rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
31
Noeng H Muhadjir Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach (Yogyakarta
Rake Sarakin 2003) h 90
31
kepemimpinan dan cara bertindak pernyataan citacita prinsip atau maksud
dalam memecahkan masalah sebagai garis pedoman untuk manajeman dalam
usaha mencapai sasaran atau tujuan Dengan kata lain sebagai pedoman untuk
bertindak bagi pengambilan keputusan
Sholichin Abdul Wahab32
sebagaimana dikutip Suharno
mengisyaratkan bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat
kebijakan publik sebagai tindakan yang mengarah pada tujuan ketika kita
dapat memerinci kebijakan tersebut kedalam beberapa kategori yaitu
a Tuntutan kebijakan (policy demands)
Yaitu tuntutan atau desakan yang diajukan pada pejabat-pejabat
pemerintah yang dilakukan oleh actor-aktor lain baik swasta maupun
kalangan pemerintah sendiri dalam sistem politik untuk melakukan
tindaka n tertentu atau sebaliknya untuk tidak melakukan tindakan
pada suatu masalah tertentu Tuntutan ini dapat bervariasi mulai dari
desakan umum agar pemerintah berbuat sesuatu hingga usulan untuk
mengambil tindakan konkret tertentu terhadap suatu masalah yang
terjadi di dalam masyarakat
b Keputusan kebijakan (policy decisions)
Adalah keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah yang
dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan
publik Dalam hal ini termasuk didalamnya keputusankeputusan
untuk menciptakan statuta (ketentuan-ketentuan dasar) ketetapan-
ketetapan ataupun membuat penafsiran terhadap undang-undang
c Pernyataan kebijakan (policy statements)
Ialah pernyataan resmi atau penjelasan mengenai kebijakan publik
tertentu Misalnya ketetapan MPR Keputusan Presiden atau Dekrit
32
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negara (Jakarta Bumi Aksara 2010) h 25-27
32
Presiden keputusan peradialn pernyataan ataupun pidato pejabat
pemerintah yang menunjukkan hasrat tujuan pemerintah dan apa
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut
d Keluaran kebijakan (policy outputs)
Merupakan wujud dari kebijakan publik yang paling dapat dilihat dan
dirasakan karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan
guna merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan dan
pernyataan kebijakan Secara singkat keluaran kebijakan ini
menyangkut apa yang ingin dikerjakan oleh pemerintah
e Hasil akhir kebijakan (policy outcomes)
Adalah akibat-akibat atau dampak yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan sebagai
konsekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya tindakan
pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu yang
ada dalam masyarakat
William N Dunn33
membedakan tipe-tipe kebijakan menjadi
lima bagian yaitu
a Masalah kebijakan (policy public) Adalah nilai kebutuhan dan
kesempatan yang belum terpuaskan tetapi dapat diidentifikasi dan
dicapai melalui tindakan public Pengetahuan apa yang hendak
dipecahkan membutuhkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
mendahului adanya problem maupun informasi mengenai nilai yang
pencapaiannya menuntut pemecahan masalah
b Alternative kebijakan (policy alternatives) Yaitu arah tindakan yang
secara potensial tersedia yang dapat member sumbangan kepada
pencapaian nilai dan pemecahan masalah kebijakan Informasi
33
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL (Yogyakarta
Gajah Mada University Press 2003) h 98
33
mengenai kondisi yang menimbulkan masalah pada dasarnya juga
mengandung identifikasi terhadap kemungkinan pemecahannya
c Tindakan kebijakan (policy actions) Adalah suatu gerakan atau
serangkaian gerakan sesuai dengan alternatif kebijakan yang dipilih
yang dilakukan untuk mencapai tujuan bernilai
d Hasil kebijakan (policy outcomes) Adalah akibat-akibat yang terjadi
dari serangkaian tindakan kebijakan yang telah dilaksanakan Hasil
dari setiap tindakan tidak sepenuhnya stabil atau diketahui sebelum
tindakan dilakukan juga tidak semua dari hasil tersebut terjadi seperti
yang diharapkan atau dapat diduga sebelumnya
e Hasil guna kebijakan Adalah tingkat seberapa jauh hasil kebijakan
memberiakn sumbangan pada pencapaian nilai Pada kenyataanya
jarang ada problem yang dapat dipecahkan secara tuntas umumnya
pemecahan terhadap suatu problem dapat menumbuhkan problem
sehingga perlu pemecahan kembali atau perumusan kembali
b Analisis Kebijakan Publik
Studi kebijakan dapat dilihat sebagai bagian dari studi disiplin
maupun sistem administrasi atau salah satu kajian dalam administrasi publik
yaitu kebijakan publik (public policy) Dengan begitu kebijakan mengarah
kepada produk yang dikeluarkan oleh badan-badan publik yang bentuknya
bisa berupa peraturan perundang-undangan dan keputusan-keputusan
sedangkan kebijaksanaan lebih menitik beratkan kepada fleksibilitas suatu
kebijakan 34
Untuk lebih memamahi kebijakan maka perlu mengkaji tentang
analisis kebijakan karena kebijakan pada esensinya adalah suatu proses dalam
34
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negarahellip h153
34
upaya untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik sehingga berdampak
pada kesejahteraan bangsa Pembuat kebijakan publik pada umumnya adalah
unsur birokrat atau pejabat pemerintah termasuk para pegawai senior
pemerintah yang tugasnya adalah memberikan pelayanan demi kebaikan
publikuntuk itu para ahli mencoba menjelaskan pengertian analisis kebijakan
Menurut Bardach bahwa analisis kebijakan adalah suatu aktifitas
politik dan sosial35
Hal ini berarti dalam analisis kebijakan perlu dipahami
masalah-masalah yang bersifat politis dan sosial Kemudian Palto dan
Sawicky sebagaimana dikutip Riant Nugroho menyatakan bahwa analisis
kebijakan merupakan tindakan yang diperlukan untuk membuat suatu
kenijakan baik kebijakan yang baru maupun kebijakan yang merupakan
konsekuensi dari kebijakan yang ada36
Sementara analisis kebijakan menurut
William NDunn bahwa analisis kebijakan adalah
ldquoPolicy analysis is a problem solving discipline that draws on
theories methodee and substantive findings of the behavioral and social
sciences social professional and political philosophy as is usual with
complex activities there are several ways to define policy analisis The one
adopted here is that policy analysis is a process multidisciplinary inquiry
designed to create critically assess and coinicate information that is useful
in understanding and improving policiesrdquo 37
Pendapat Dunn ini juga dikutip dalam Nanang Fattah bahwa analisis
kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu yang berupaya memecahkan masalah
dengan menggunakan teori metode dan substansi penemuan tingkah laku dan
35
Eugene Bardach A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving (New York Seven Bridges Press 2000) h 13
36
Riant Nugroho Public Policy (Jakarta Alex Media Komputindo 2008) h 84
37
Willian N Dunn Public Policy Analysis (London Pearson Prentice Hall 2003) h 1
35
ilmu-ilmu sosial profesi sosial dan filosofi sosial politis38
yang dilakukan
dengan cara tertentu Sedangkan Dunn menyatakan bahwa ada tiga
pendekatan dalam analisis kebijakan yaitu pendekatan empiris evaluative
dan normatif Pendekatan empiris berupaya menjawab permasalahan fakta-
fakta pendekatan evaluastif berupaya mencari beberapa nilai atas sesuatu dan
pendekatan normatif memberikan upaya tindakan atas apa yang harus
dilakukan Prosedur analisis kebijakan menurut Dunn dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Prosedur Analisis Umum Menurut Waktu Tindakan Kebijakan39
Tindakan
Kebijakan
Deskripsi Evaluasi Rakomendasi
Sebelum
tindakan(ex-ante)
Prediksi - Preskripsi
Sesudah tindakan
(ex-pose)
Deskripsi Evaluasi -
Penjelasan dari istilah pada tindakan kebijakan diatas adalah
a Definisi yang menghasilkan pengetahuan mengenai kondisi-kondisi
yang menimbulkan masalah kebijakan
b Prediksi adalah menyedikan informasi mengenai konsekuensi dimasa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan termasuk jika tidak
melakukan sesuatu
c Preskripsi adalah menyediakan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa yang akan datang
38
Nanang Fattah Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2013)
h 5 39
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOLhellip h 98
36
d Deskripsi adalah menghasilkan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa sekarang dan masa lalu
e Evaluasi adalah kegunaan alternatif kebijakan dalam memecahkan
permasalahan
Berdasarkan prosedur analisis tindakan kebijakan ini bertujuan akhir
pada pemecahan masalah yang dihadapi sehingga perlu dibuat kebijakan
untuk mengataasi permasalahan tersebut Untuk itu analisis kebijakan
akan memperkirakan apa yang akan terjadi apabila alternatif yang dipilih
ditetapkan untuk dilaksanakan memperkirakan apa yang akan terjadi
kemudian apa yang harus dilakukan serta dampak apa yang akan terjadi
dari kebijakan tersebut Selanjutnya apabila tidak dilakukan alternatif
kebijakan tersebut maka tantangan yang akan terjadi baik kondisi politik
sosial dan budaya apabila kebijakan itu tidak dilaksnakan Kemudian
analisis kebijakan mendeskripsikan kebijakan yang telah dilaksanakan dan
yang akan dilaksanakan sehingga diperoleh gambaran apa kekurangan dari
kebijakan yang telah dilakukan dan apa kelebihan dari kebijakan yang
telah dilaksanakan sehingga diperoleh alternatif yang tepat Melalui
evaluasi kebijakan akan diperoleh gambaran sejauh mana kebijakan yang
dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
37
BAB III
DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DAN
INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia
a Zaman Belanda
Dalam buku-buku (dalam bahas Indonesia) yang membahas ketentuan
Pasal 131 IS da Pasal 163 IS Lazim dipergunakan sebutan ldquoorang Indonesia
aslirdquo tidak ada kata-kata ldquobangsardquo (orang-orag bangsa Indonesia asli)
Pemakaian sebutan ldquoorang Indonesia aslirdquo dipertimbangkan berdasarkanberbagai
aspek Judul bab dalam IS (Bab kedelapan) adalah ldquovan de ingezetenanrdquo yaitu
ldquotentang pendudukrdquo bukan tentang kewarganegaraan (citizenship)1 Pengertian
ini dapat dimengerti Indonesia pada waktu itu (Hindia-Belanda) bukan sebuah
Negara yang mandiri walaupun memiliki cirri-ciri kenegaraan Indonesia adalah
bagian (sebagai jajahan) Kerajaan Belanda Hal yang sama berlaku untuk
suriname dan Curacau Penduduk Indonesia adalah kaula belanada (nederlands
ondedanen) Sebutan ldquokaula Belandardquo serupa dengan sebutan ldquoBritish Subjectrdquo
untuk penduduk daerah jajahan Inggris Sebutan-sebutan itu dengan sengaja
untuk membedakan dengan sebutan ldquoBritish citizenrdquo yaitu warga Negara di
wilayah (negara) induk Begitu juga sebutan kaula Belanda untuk membedakan
dengan warga Belanda yang disebut ldquonenderlanderrdquo yaitu orang Belanda 2
Oleh karena Hindia-Belanda dijajah oleh Negeri Belanda maka pada
zaman itu segala sesuatu tentang kewarganegaraan diatur oleh Undang-undang
dari Negeri Belanda Yang menjadi pokok-pangkal dalam hal ini ialah Undang-
1 Wirjono Projodikoro Azas-Azas Kewarganegaraan di Indonesia (Jakarta PT Dian Rakyat
1989) h 174
2 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
(Yogyakarta FH UII Press 2009) h 17
38
undang (Wet) tanggal 12 Desember 1892 tentang ldquoNederlanderschap
eningezetenschaprdquo (Kebangsaan Belanda dan hal penduduk Kerajaan Belanda)
Ada dua macam ldquoNederlanderrdquo (orang Belanda) yaitu (1) orang Belanda sejak
lahir dan berdasar keturunan (jus sanguinis) (2) orang-orang yang menjadi orang
Belanda secara naturalisasi atau pewarganegaraan Menurut pasal 10 orang Asing
(vreemdeling) adalah orang yang bukan orang Belanda tersebut dan yang tidak
dengan secara lain menjadi ldquoNederlands onderdaanrdquo atau kaula Belanda3
Tentang kaula-Belanda ini ada Undang-undang (Wet) lain tanggal 10
Februari 1910 (staatsblad 1910-269) tentang kaula Belanda yang bukan orang
Belanda Menurut pasal 1 Undang-undang ini dari orang-orang yang bukan
orang Belanda adalah kaula Belanda (Nederlands onderdaan) orang-orang
berikut
1 Mereka lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao dari orang-orang tua
yang bertempat tinggal disana atau apabila bapaknya tidak dikenal dari ibu
yang bertempat tinggal disana (dengan beberapa kekecualian mengenai anak-
anak dari Konsul Asing)
2 Mereka yang lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao yang
a Kedua orang tuanya tidak dikenal
b Orang tuanya tidak berdiam diri disitu dan tidak mempunyai
ldquoNationalityrdquo (kebangsaan) atau kebangsaannya tidak dikenal
c Bapaknya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belanda
d Ibunya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belandajika
bapak-bapaknya tanpa nationality atau kebangsaannya tidak dikenal
3 Istri kaula-Belanda
4 Anak dari seorang kaula-Belanda meskipun lahir di luar daerah-daerah itu
yang dibawah umur 18 tahun atau sudah kawin
3 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006hellip h 17
39
5 Anak tersebut sub empat yang setelah kawin atau setelah mencapai umur 18
tahun menetap di daerah-daerah tersebut
Menurut pasal 2 status orang sebagai kaula-Belanda hilang
1 Dengan naturalisasi atau pewarganegaraan seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang belum kawin disuatu Negara Asing
2 Bagi seorang perempuan yang kawin dengan seorang warga dari suatu Negara
Asing kecuali apabila perempuan itu tidak mungkin menjadi warga dari
Negara Asing tadi
3 Dengan masuk dinas ketentaraan Negara Asing tanpa ijin dari pemerintah
setempat
4 Bagi orang-orang bukan Indonesia asli yang setelah berada di luar daerah-
daerah tersebut tidak dalam 3 bulan melaporkan diri pada seorang Konsul
Belanda di tempat
5 Bagi orang perempuan yang termasuk dalam sub 1 dan 2 setelah ia kemudian
mendapat nationality dari suaminya
6 Dengan pembatalan status itu oleh yang berkuasa dalam beberapa hal tertentu
Dengan demikian pada zaman Hindia-Belanda tidak ada kewarganegaraan Indonesia
melainkan hanya ada kekaulaan Belanda sehingga pada waktu itu di Indonesia
terhadap pengertian ldquoorang asingrdquo (vreemdeling) ada pengertian ldquokaula-Belandardquo dan
para kaula-Belanda ini dibagi dalam tiga golongan yaitu
a Orang-orang Belanda
b Orang-orang Indonesia asli (inlander)
c Orang-orang timur asing (vreemde Oosterling)
Tiga golongan ini kemudian dinamakan lain yaitu
a Nederlands onderdaan-Nederlander atau kaula-Belanda yang terdiri dari orang
Belanda
b Nederlands onderdaan-niet Nederlander van inheemse oorsprong (kaula-
Belanda yang bukan orang-orang Belanda dan yang terdiri dari orang-orang
Indonesia asli
40
c Nederlands onderdaan-niet Nederlander van uitheemsche oorsprong
ataukaula-Belanda yang bukan orang Belanda dan bukan orang Indonesia asli
yaitu orang Eropa bukan Belanda dan orang-orang Timur Asing seperti
orang-orang Cina Arab India dan lain-lain Dalam hal ini orang Jepang
disamakan dengan orang Eropa bukan Belanda4
Hindia Belanda bukanlah suatu negara maka tanah air Indonesia dalam zaman
Belanda tidak mempunyai warga negara menurut pertauran Hindia Belanda
penghunipenduduk tanah air Indonesia yang bukan orang asing disebut kaulanegara
Belanda yang dapat dibagi sebagai berikut5
1) Kaulanegara Belanda orang Belanda
2) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi yang termasuk
Bumiputera
3) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi juga bukan
Bumiputera misalnya orang-orang Timur Asing (Cina India Arab
dan lain-lain)
b Zaman Pendudukan Jepang
Indonesia diduduki oleh Jepang dari bulan Maret 1942 sampai tanggal 17 Agustus
1945 pemerintah Jepang tidak mengeluarkan suatu peraturan resmi mengenai
kewarganegaraan di Indonesia Tetapi dalam praktek orang-orang di Indonesia yang
bukan orang Jepang baik orang-orang Indonesia asli maupun orang-orang keturunan
Belanda Cina Arab dan sebagainya tidak lagi dipandang sebagai kaula-Belanda
atau Nederlands onderdaan Orang-orang keturunan Belanda pada umumnya
dianggap sebagai orang-orang Belanda maka mereka seperti orang-orang Belanda
juga dimasukkan dalam ldquokonsentrasi-kamprdquo atau tempat pengasingan jadi berada
4 Wirjono Prdjodikoro Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia (Jakata PT Dian Rakyat
1989) h 175
5 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 237
41
diluar kehidupan kemasyarakatan dan orang-orang lain yang ada di Indonesia yang
bukan orang Jepang dianggap sama kedudukannya sebagai rakyat jelata Maka dalam
periode ini kewarganegaraan tidak diatur
c Sejak Proklamasi
Pada waktu Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 Negara
Republik Indonesia belum mempunyai Undang-Undang Dasar Sehari kemudian
tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD 1945 mengenai kewarganegaraan
UUD 1945 menyebutkan antara lain6
1) Pasal 26 ayat (1) menentukan bahwa ldquoYang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara Indonesiardquo sedangkan
2) Pasal 26 ayat (2) menentukan bahwa ldquoSyarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan Undang-Undangrdquo
Sebagai pelaksanaan pasal 26 tanggal 10 April 1946 diundangkan UU No 3 tahun
1946 Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut UU No 3
tahun 1946 adalah
1) Orang yang asli dalam daerah Indonesia
2) Orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam wilayah
negara Indonesia
3) Anak yang lahir di dalam wilayah negara Indonesia
Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa asas yang dianut dalam UU ini adalah Ius Soli
UU No 3 tahun 1946 selanjutnya mengalami perubahan oleh UU No 6 dan 8 Tahun
1947 Sebagaimana UU No 3 tahun 1946 kalau diperhatikan dari UU tersebut bahwa
kewarganegaraan yang dianut di Indonesia menganut asas Ius Soli yang dapat dilihat
pada pasal 1 (a) dan (b) yaitu
1) WNI adalah orang Indonesia asli dalam daerah negara Indonesia
6 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
42
2) Orang peranakan yang lahir dan bertempat tinggal di Indonesia paling sedikit 5
tahun berturut-turut serta berumur 21 tahun kecuali ia menyatakan keberatan
menjadi WNI7
d Persetujuan Kewarganegaraan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB)
Persetujuan perihal pembagian warga negara hasil dari Konferensi Meja Bundar
(27 Desember 1949) antara Belanda dengan negara Indonesia Serikat ada tiga hal
yang penting dalam persetujuan tersebut antara lain8
1) Orang Belanda yang tetap kewarganegaraan Belanda tetapi terhadap
keturunannya yang lain dan bertempat tinggal di Indonesia kurang lebih 6
bulan sebelum 27 Desember 1949 setelah penyerahan kedaulatan dapat
memilih kewarganegaraan Indonesia yang dinamakan ldquohak opsirdquo atau hak
untuk memilih kewarganegaraan sedangkan pemilihan kewarganegaraan
disebabkan tindakan aktif sebagai lawan tindakan pasif dalam hak
repudiasi
2) Orang-orang yang tergolong kawula Belanda (orang Indonesia Asli)
berada di Indonesia memperoleh kewarganegaraan Indonesia kecuali tidak
tinggal di SurinameAntiland Belanda dan dilahirkan di wilayah Belanda
dan dapat memilih kewarganegaraan Indonesia
3) Orang-orang Eropa dan Timur Asing maka terhadap mereka dua
kemungkinan yaitu jika bertempat tinggal di Belanda dan ditetapkan
kewarganegaraan Belanda mereka yang dinyatakan sebagai WNI dapat
menyatakan menolak dalam kurun waktu dua tahun
e Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946
Sesuai dengan Pasal 26 UUD 1945 pada tanggal 10 April 1946
diundangkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 yang mengatur tentang
Kewarganegaraan dan Kependudukan Republik Indonesia Undang-Undang
7 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
8 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 239
43
ini berlaku surut sejak tangga 17 Agustus 1945 Berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang Kewarganegaraan Indonesia yang pertama ini kewarganegaraan
Indonesia bisa didapatkan oleh
1) orang Indonesia asli dalam wilayah Negara Indonesia
2) orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut di atas tetapi turunan
seorang dari golongan itu serta lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman dalam wilayah Negara Indonesia dan orang bukan turunan
seorang dari golongan termaksud lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman yang paing akhir selama sedikitnya lima tahun berturut-turut
di dalam wilayah Negara Indonesia yang telah berumur 21 tahun atau
telah kawin
3) orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara
naturalisasi
4) anak yang sah disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh
bapaknya pada waktu lahir bapaknya mempunyai kewarganegaraan
Indonesia
5) anak yang lahir dalam jangka watu tiga ratus hari setelah bapaknya yang
mempunyai kewarganegaraan Indonesia meningal dunia
6) anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah yang pada
waktu lahir mempunyai kewarganegaraan Indonesia
7) anak yang diangkat secara sah oleh warga negara Indonesia
8) anak yang lahir di dalam wilayah Negara Indonesia yang oleh bapaknya
ataupun ibunya tidak diakui secara sah
9) anak yang lahir di wilayah Negara Indonesia yang tidak diketahui siapa
orangtuanya atau kewarganegaraannya
Pada dasarnya Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1936 menyatakan ada
4 (empat) cara untuk menjadi warga negara Indonesia Pertama untuk penduduk asli
secara otomatis menjadi warga negara Indonesia Kedua penduduk yang sudah lebih
dari lima tahun dan tidak pernah menyatakan diri menolak kewarganegaraan
44
Indonesia adalah warga negara Indonesia Ketiga semua keturunan dari cara pertama
dan cara kedua tersebut Keempat orang asing yang mendaftarkan diri untuk menjadi
warga negara Indonesia Undang-Undang ini pada prinsipnya menganut asas ius soli
Penduduk Indonesia secara pasif memperoleh status warga Negara Indonesia Namun
bagi mereka yang tidak menghendaki status tersebut diperkenankan untuk
menggunakan hak repudiasinya dengan mengajukan pernyataan secara tertulis
menolak kewarganegaraan Indonesia Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 telah
mengalami beberapa kali perubahan yaitu diubah dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1947 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 19489 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 menambahkan ketentuan pada
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dengan (j) badan hukum yang
didirikan menurut hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia dan bertempat
kedudukan di dalam wilayah Negara Indonesia Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1947 kemudian menegaskan bahwa seorang warga negara Indonesia tersebut pada
Pasal 1 sub b yang mempunyai kewarganegaraan dari negara lain dapat melepaskan
kewarganegaraannya dari negara Indonesia dengan menyatakan keberatan menjadi
warga negara Indonesia10
Perubahan dengan kedua Undang-Undang yang terakhir
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin
menggunakan hak repudiasinya sampai tanggal 17 Agustus 1948 Sejak tanggal 17
Agustus 1948 penduduk Indonesia terdiri dari warga negara Indonesia dan warga
negara asing Setiap orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia harus
melalui proses pewarganegaraan berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 194611
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigasian di Indonesiahellip
h 28
10
CST Kansil Hukum Tata Neagara (Jakarta Erlangga 2007) h 38
11
CST Kansil Hukum Tata Neagarahellip h 38
45
f Berdasarkan Undang-Undang No 62 Tahun 1958
Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia yang berlaku hingga sekarang adalah
UU No 62 tahun 1958 yang mutlak berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1
Agustus 1958 Beberapa bagian dari undang-undang itu yaitu yang mengenai
ketentuan-ketentuan siapa warganegara Indonesia status anak-anak dan cara-cara
kehilangan kewarganegaraan ditetapkan berlaku surut hingga tanggal 27 Desember
1949
Hal-hal selengkapnya yang diatur dalam UU No 62 tahun 1958 antara lain (1) Siapa
tang dinyatakan berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) (2) Naturalisasi atau
Pewarganegaraan biasa (3) Akibat pewarganegaraan (4) Pewarganegaraan istimewa
(5) Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dan (6) Siapa yang dinyatakan berstatus
orang asing
Menurut Undang-Undang itu warga negara Indonesia adalah
1) Mereka berdasarkan UUperaturanperjanjian yang terlebih dahulu berlaku
(berlaku surut)
2) Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam Undang-
Undang itu
Sebaliknya seseorang dapat menjadi Orang Asing jika ia tidak memenuhi syarat
sebagai warganegara seperti yang disebutkan diatas Selain itu mungkin juga seorang
Indonesia menjadi orang asing karena (1) Dengan sengaja insyaf dan sadar menolak
kewarganegaraan RI (2) Menolak kewarganegaraan RI karena khilaf atau ikut-
ikutan saja dan (3) Ditolak oleh orang lain misalnya seseorang anak yang ikut status
orang tuanya yang menolak kewarganegaraan RI12
g Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Cina
Setelah kaum Komunis berhasil merebut kekuasaan di Cina sehingga muncul
Republik Rakyat Cina (RRC) yang mempertahankan Undang-Undang
Kewarganegaraan Cina Nasionalis Undang-Undang ini menggunakan asas sanguinis
12
Samidjo Ilmu Negara (Jakarta Amico 1996)hellip h 42
46
Artinya semua orang Cina di manapun berada diklaim sebagai warga negara Cina
Hal ini mengakibatkan semua orang Cina yang berstatus warga negara Indonesia
menjadi berstatus bipatride disamping sebagai warga negara Indonesia juga sebagai
warga negara RRC Timbuknya dwikewarganegaraan adakalanya tidak selalu
disebabkan oleh perbedaan antara peaturan kewarganegaraan masig-masing negara
yang menganut asas perolehan kewarganegaraan yang berbeda namun dapat juga
timbul apabila peraturan kewarganegaraan di setiap negara seluruhnya sama
Berhubungan dengan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam masalah dwi
kewarganegaraan maka dalam praktek negara-negara berusaha untuk mencegah atau
setidak-tidaknya mengurngi adanya kewarganegaraan ganda tersebut13
Masalah dwikewarganegaraan dapat menimbulkan kesulitan ataupun masalah
Masalah atau kesulitan tersebut terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban sebagai waraganegara hal ini dapat dipahami karena bagaimanakah
pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warganegara jika seandainya seseorang
mempunyai dwi-kewarganegaraan Hak dan kewajiban sebagai warganegara
manakah yang harus dilakukan 14
Seperti di Indonesia sebelum dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1958 Tentang perjanjian dwi-kewarganegaraan
Republik Indonesia-Republik Rakyat Cina terdapat penduduk Indonesia yang
memepunyai dwi-kewarganegaraan terutama orang-orang keturunan cina Menurut
Undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia mereka merupakan
warganegara Indonesia juga menurut Undang-Undang Republik Rakyat Cina mereka
juga merupakan warganegara Republik Rakyat Cina15
13
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan (Pusat Studi Hukum Tata
Negara Indo Hill 1995) h 7
14
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraanhellip h 7
15
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia (Tesis Universitas Indonesia 2011) h 79
47
Orang yang mempunyai dwikewarganegaraan (orang keturunan Cina ) ini
sering menimbulkan kesulitan atau persolan di dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan kesulitan baik terhadap yang bersangkutan maupun terhadap
pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut terjadi
pembicaraan antara pihak Indonesia dan RRC sehingga menghasilkan persetujuan
dalam bentuk Perjanjian Dwi Kewarganegaraan Isi perjanjian ini diratifikasi dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1958 ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dwi-kewarganegaraan yang ada
pada waktu itu dan mencegah timbulnya dwi kewarganegaraan di kemudian hari
Masalah dwi-kewarganegaraan diselesaikan dengan cara menghilangkan salah satu
kewarganegaraan yang serempak dimiliki seseorang Untuk itu kedua belah pihak
menyepakati hal-hal berikut ini
1) Suatu golongan yang mempunyai dwi-kewarganegaraan dianggap tidak
mempunyai kewarganegaraan rangkap lagi karena menurut pendapat
Pemerintah Indonesia kedudukan sosial politik mereka membuktikan bahwa
mereka dengan sendirinya telah melepaskan kewarganegaraan RRC-nya
2) Mereka yang berkewarganegaraan rangkap selain butir a harus memilih
dengan kehendak sendiri salah satu kewarganegaraan yang akan mereka
pertahankan Dengan ketentuan bahwa mereka yang tidak menyatakan
pilihannya menjadi warga negara asing Suami istri yang
berkewarganegaraan rangkap menentukan pilihannya masing-masing Dan
selama anak belum dewasa mengikuti pilihan bapak ibunya Dan jika telah
dewasa anak tersebut harus memilih salah satu kewarganegaraan
Pasal X Perjanjian Dwi-kewarganegaraan menentukan bahwa apabila seorang
warga negara Indonesia kawin dengan seorang warga negara RRC masing-masing
tetap memiliki kewarganegaraan asal kecuali apabila salah satu dari mereka dengan
kehendak sendiri memohon dan memperoleh kewarganegaraan dari partnernya
Apabila ia memperoleh kewarganegaraan partnernya dengan sendirinya akan
kehilangan kewarganegaraan asalnya Dari sudut ketentuan Indonesia ketentuan
48
tersebut merupakan ketentuan khusus dari ketentuan umum yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
h Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-undang
kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat Secara filosofis undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia masih mengandung ketentuan yang
belum sejalan dengan falsafah Pancasila karena bersifat diskriminatif kurang
menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara serta kurang
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak
Secara yuridis landasan konstitusional pembentukan Undang-undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indoensia adalah undang-undang
Dasar Sementara Tahun 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden Tahun
1959 yakni dengan kembali berlakunya Undang-undang Dasar 1945 Undang-
undang Dasar 1945 inipun sudah diamandemenkan sehingga lebih menjamin
perlindungan Hak Asasi Manusia dan Hak Warga Negara
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
49
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak16
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadi dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
(1) Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
(2) Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
16
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
50
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan17
Warga negara Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara
Indonesianya seperti tercantum dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat
pernyataan tentang keinginannya untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat
pernyataan itu disampaikan kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang
diwilayahnya meliputi tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak
mengakibatkan kewarganegaraanganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3
tahun sejak tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini
dimaksudkan untuk memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan
perkawinannya atau tidak karena pada umumnya perkawinan campuran hanya
berlangsung dalam waktu 3 tahun Selain itu oleh karena adanya perkawinan
campuran maka dapat pula warganegara asing yang menikah dengan warga negara
Indonesia diberikan kemudahan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini
Manusiahellip h 80
51
tercantum dalam pasal 19 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersnagkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Warga Negara Asing yang telah 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut-turut dapat menjadi Warga Negara Indonesia asalkan dengan diberikan
kewarganegaraan ganda Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara
Indonesia yang telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing
kemudian ia ingin memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka
menurut Pasal 32 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri bagi
warganegara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
17
Libertus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraan (Jakarta
52
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan Masalah perubahan kewarganegaraan
suami istri yang melangsungkan perkawinan campuran didasarkan pada undang -
undang kewarganegaraan seperti halnya perempuan warga negara Indonesia yang
kawin dengan laki-laki warga negara asing yang menurut hukum negara asal
suaminya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan
suami sebagai akibat perkawinan tersebut atau laki-laki warga negara Indonesia yang
kawin dengan perempuan warganegara asing yang menurut hukum negara asal
istrinya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan
istri sebagai akibat perkawinan tersebut18
Oleh karena itu suami atau istri tidak secara otomatis kehilangan
kewarganegarannya ataupun mendapatkan kewarganegaraan pasangannya karena
tergantung kepada hukum kewarganegaraan pasangannya Menurut pasal 26 (3) dan
(4) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia apabila seorang warga negara Indonesia ingin mempertahankan
kewarganegarananya maka dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau perwakilan Republik Indonesia Surat pernyataan
tersebut harus diajukan 3 tahun sejak perwakilan berlangsung Jadi selama jangka
waktu itu perwakilan berlangsung Jadi selama jangka waktu itu ia tidak
menyatakannya maka akan kehilangan kewarganegaraan Indonesianya Dalam pasal
27 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia menyatakan bahwa ldquoKehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri
yang terikat perkawinan yang sah tidak menyebabkan hilangnya status
kewarganegaraan dari istri atau suamirdquo
Visimedia 2008) h4
18
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
53
Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai aspek
bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga negara sehingga diganti
dengan Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru yaitu Undang- Undang Nomor
12 Tahun 2006 Undang-Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam
menghapus berbagai bentuk diskriminasi selama ini Pasal 2 Undang-Undang Nomor
12 Nomor 2006 menyatakan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Nomor
2006 menyatakan bahwa warga negara Indonesia adalah 19
(1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan danatau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia
(2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia
(3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing
(4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia
(5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut
(6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
Indonesia
(7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia
19
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
54
(8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin
(9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
(10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
(11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
(12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan
(13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
Asas-asas yang dianut Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 adalah sebagai
berikut
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 12 Nomor 2006
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
55
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006
Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) atau tanpa kewarganegaraan (apatride)
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini
merupakan suatu pengecualian Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-
undang kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
56
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak20
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadai dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
1 Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
2 Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
3 Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
20
Liberatus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraanhellip h 4
57
4 Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Warga negara
Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara Indoensianya seperti tercantum
dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat pernyataan tentang keinginannya
untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat pernyataan itu disampaikan
kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang diwilayahnya meliputi
tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak mengakibatkan
kewarganegaraan ganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3 tahun sejak
tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini dimaksudkan untuk
memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan perkawinannya atau tidak
karena pada umumnya perkawinan campuran hanya berlangsung dalam waktu 3
tahun21
Selain itu oleh karena adanya perkawinan campuran maka dapat pula warga
negara asing yang menikah dengan warga negara indonesia diberikan kemudahan
untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini tercantum dalam pasal 19
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
58
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersangkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara Indonesia yang
telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing kemudian ia ingin
memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka menurut Pasal 32
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada menteri bagi Warga
Negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan
21
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
59
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah Dwikewarganegaraan
Seiring berjalannya waktu Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinilai sudah tidak sanggup lagi
mengakomodir kepentingan para pihak dalam perkawinan campuran terutama
perlindungan hukum bagi seorang istri yang statusnya Warga Negara Indonesia dan
masalah status kewarganegaraan anak hasil perkawinan campur dimana si ibu Warga
Negara Indonesia akan mengalami kesulitan mendapatkan pengasuhan anaknya yang
Warga Negara Asing apabila perkawinan campur itu putus karena sesuatu hal22
Bila ditinjau ke belakang produk hukum yang dihasilkan pada masa orde
lama yaitu Program Benteng tahun 1951 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1959 yang dimaksudkan untuk memecah persoalan polarisasi sosial Warga Negara
asli dan Warga Negara tidak asli (pribumi dan non pribumi) Pada masa tahun 1945
sampai berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan masa pengembangan
konsep kebangsaan Dalam kurun waktu itu terjadi usaha-usaha
untuk menggantikan konsep kebangsaan itu dengan konsep atau ideologi lain yaitu
munculnya pemberontakan yang bersifat politis ideologis dan separatis Kemudian
lahir orde baru dengan tujuan untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara murni dan konsekuen ternyata tidak berhasil
yang terjadi justru kebalikannya yakni hukum menjadi sarana untuk menopang
kekuasaan dan status quo
Selama orde baru banyak praktik hukum yang tidak aspiratif dan tidak
demokratis sebaliknya sebagai produk hukum orde baru telah memangkas hak-hak
warga negara yang diatur oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan hukum internasional contoh konkrit sebagai ekspresi yang
membawa implikasi praktek politik hukum yang diskriminatif orde baru yaitu
berusaha menggarap masalah Warga Negara Indonesia Tionghoa secara serius
Manusiahellip h 91
60
mendasar dan mendalam yaitu melalui politik hukum pembuatan produk hukum
yang berbentuk Resolusi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor
IIIRESMPRS1966 tentang Pembinaan Kesatuan Bangsa seterusnya rezim orde
baru yang berciri legalistik dalam seluruh kebijaksanaan yang diambilnya selalu
didasarkan pada format perundangan seperti Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden dan Instruksi
Presiden dalam melaksanakan proses konsep kebangsaan Indonesia Untuk keperluan
legalitas tersebut maka sejak periode awal salah satu langkah untuk memecah
persoalan etnik Tionghoa pemerintahan orde baru telah mengeluarkan Instruksi
Presidium Kabinet Nomor 31UIN121966 kepada Menteri Kehakiman Republik
Indonesia untuk tidak menggunakan penggolongan penduduk Indonesia berdasarkan
pasal 131 dan 163 IS (Indische Staatsregelling) dan Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 1967 tentang Kebijaksanaan Pokok yang menyangkut Warga Negara
Indonesia keturunan asing
Dalam konteks mengupayakan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
dianggap perlu untuk meniadakan semua praktik yang mengarah pada pemilahan
atau pengkotak-kotakan golongan penduduk kepada Warga Negara Indonesia
Tionghoa dimungkinkan untuk mengganti nama mereka dengan nama-nama
Indonesia sebagaimana ditentukan dalam keputusan Presidium Kabinet Nomor
1274Kep121966 tanggal 27 Desember 1966 Pada tanggal 8 Juli 1996 dikeluarkan
Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik
Indonesia selanjutnya di sini disebut Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996
Keputusan tentang hukum ini menyatakan bahwa istri dan anak berusia di bawah 18
tahun dari seseorang yang memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia (proses
naturalisasi) langsung mengikuti kewarganegaraan suamiayahnya tersebut (Pasal 1)
Seorang anak (termasuk dari luar kawin) yang belum berusia 18 tahun dari seorang
wanita Warga Negara Indonesia melalui proses pewarganegaraan langsung menjadi
22
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
61
warga negara Indonesia mengikuti kewarganegaraan ibunya (Pasal 2) Dengan
Keputusan Presiden ini semua peraturan perundang-undang yang untuk kepentingan
berbagai hal mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan tidak berlaku lagi Kemudian ditindaklanjuti dengan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1996 kepada aparat daerah supaya menghapus
semua kebijakan hukum yang mewajibkan istri dan anak untuk melampirkan Surat
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk kepentingan tertentu Kemudian
pemerintah mengeluarkan instrument pelaksanaan produk hukum di atas Dalam hal
ini Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 47121265SJ
kepada seluruh Gubernur Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia untuk tidak lagi
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
Lalu Direktur Jenderal Imigrasi mengeluarkan surat edaran tanggal 9 Juli
2002 yang pada intinya menyatakan paspor Warga Negara Indonesia yang telah
memperoleh kewarganegaraan melalui naturalisasi agar melampirkan petikan
Keputusan Presiden tentang Kewarganegaraan sementara anak dan keturunannya
cukup dengan akta kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk Surat Edaran yang sama
dikeluarkan pula tanggal 16 April 2004 oleh Dirjen Imigrasi Surat Edaran Dirjen
Imigrasi menegaskan hal serupa sesuai Surat Edaran 9 Juli 2002 bahwa permohonan
paspor tidak perlu mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraa Republik Indonesia
Kemudian Dirjen menyatakan bahwa Surat Edaran ini bersifat mengikat kepada
seluruh kantor Imigrasi di Indonesia Wakil Presiden Hamzah Haz mengeluarkan
surat edaran yakni Setwapres Nomor B33 tanggal 15 Maret 2004 Wakil Presiden
memerintahkan kepada Jaksa Agung Kapolri Menteri-Menteri Gubernur dan
BupatiWalikota untuk menertibkan dan menindak aparat bawahannya yang masih
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (Tionghoa India Arab dan lain-lain) Kemudian lahir
Manusiahellip h 158
62
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 tentang Persetujuan Antara Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina23
Disebutkan dalam persetujuan ini bahwa ada berbagai kelompok Warga
Negara Indonesia yang dikelompokkan sebagai Warga Negara Indonesia tunggal
atau mereka yang tidak diperkenankan untuk memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia-Republik Rakyat Cina dan tetap menjadi Warga Negara Indonesia yakni
bagi mereka yang berstatus seperti tentara veteran pegawai pemerintah yang pernah
membela nama Republik Indonesia di dunia internasional petani atau mereka yang
secara implisit sudah pernah ikut Pemilihan umum Tahun 1955 Ada tokoh-tokoh
Tionghoa dalam kelompok ini yang secara tidak konsekuen tetap saja perjanjian
dwikewarganegaraan dengan kewajiban memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia atau Republik Rakyat Cina diterapkan kepada mereka Perjanjian Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina kemudian telah dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang ini dimaksudkan sebagai upaya
menyelesaikan masalah dwikewarganegaraan yang dengan peraturan pelaksanaannya
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 dengan masa opsi 2 tahun (20
Januari 1960-20 Januari 1962) Kemudian dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1969 dibatalkanlah Perjanjian dwi kewarganegaraan tersebut di atas Dengan
demikian persoalan status Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa sudah
terselesaikan Anak-anak Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir
setelah 20 Januari 1962 sudah menjadi Warga Negara Indonesia tunggal dimana
setelah dewasa tidak diperbolehkan lagi untuk memilih kewarganegaraan lain selain
Warga Negara Indonesia
Dengan demikian pula tidak perlu lagi membuktikan kewarganegaraan
dengan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Keberadaan dari produk
perundangan baik Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 maupun Instruksi
23
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusiahellip h 160
63
Presiden Nomor 4 Tahun 1999 yang dengan jelas tidak lagi mensyaratkan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk berbagai kepentingan perdatanya (akta
kelahiran paspor menyekolahkan anak mengurus Kartu Tanda Penduduk dan
sebagainya) bukan tidak berdasar sama sekali Artinya ketentuan di atas mengacu
kepada prinsip-prinsip yang diatur oleh peraturan perundang undangan sebelumnya
yang juga posisi hierarki legalisasinya lebih bersifat kuat karena dalam Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang dalam
peraturan pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1958
menyatakan bahwa penunjukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
demikian hanya jika ada pernyataan suatu instansi yang bersifat meragukan status
orang tersebut Oleh karena kebijakan-kebijakan tersebut terbukti gagal dan
efektivitasnya cenderung terbatas maka lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 untuk memberikan perlindungan hukum kepada setiap warga negara dan
memberikan jaminan kepastian hukum tentang siapa saja Warga Negara Indonesia itu
sehingga tercermin adanya persamaan hukum diantara warga negara Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan suatu produk hukum yang lahir dari
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kemudian dibentuk Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 yakni
a Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh
Kehilangan Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia
b Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M01- HL0301
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 43 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006
c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M02HL-0506
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M80-
HL0401 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pendaftaran Pencatatan dan
64
Pemberian Fasilitas Keimigrasian Sebagai Warga Negara Indonesia yang
Berkewarganegaraan Ganda Ditinjau dari segi perspektif hukum lahirnya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menggantikan Undang Undang Kewarganegaraan lama yaitu
Undang Undang Nomor 62 Tahun 1958 dikarenakan untuk memberikan
perlindungan hukum yang diwujudkan dengan
a Perempuan Warga Negara Indonesia yang menikah dengan pria Warga
Negara Asing tidak otomatis kehilangan haknya sebagai Warga Negara
Indonesia melainkan ia diberi hak opsi untuk mempertahankan status
kewarganegaraannya sebagai Warga Negara Indonesia atau mengikuti status
kewarganegaraan suaminya
b Apabila perkawinan campuran itu putus karena sesuatu hal dan hak
pengasuhan anak jatuh kepada ayahnya yang Warga Negara Asing maka
ketika si ibu Warga Negara Indonesia yang hendak menemui anaknya di luar
negeri tidak dituduh sebagai penculik
c Anak perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga
Negara Asing adalah Warga Negara Indonesia sampai usia 18 tahun atau
sudah kawin dan sesudah itu ia diwajibkan memilih salah satu status
kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006)
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India
Penganugerahan seseorang sebagai warga negara India diatur oleh Bagian II
dari Konstitusi India (Pasal 5 hingga 11) Menurut Pasal 5 semua orang yang
bertempat tinggal di India pada saat dimulainya Konstitusi adalah warga negara India
dan juga orang yang lahir di India Presiden India disebut sebagai Warga Negara
Pertama India Undang-undang yang terkait dengan masalah ini adalah Undang-
Undang Kewarganegaraan 1955 yang telah diamandemen oleh Kewarganegaraan
65
(Amandemen) Undang-Undang tahun 1986 1992 2003 2005 2015 dan 2019
Amandemen 1986 membatasi kewarganegaraan dengan kelahiran untuk mewajibkan
paling tidak satu orang tua harus menjadi warga negara India Amandemen 2003
lebih lanjut membatasi aspek itu dengan mengharuskan orang tua tidak bisa menjadi
imigran ilegal Amandemen 2003 juga mengamanatkan Pemerintah India untuk
membangun Daftar Warga Nasional Amendemen 2019 memberikan jalan yang lebih
mudah ke kewarganegaraan bagi minoritas terpilih yang dianiaya yaitu Hindu Sikh
Budha Jain Paris dan Kristen dari negara tetangga yang mayoritas Muslim di
Bangladesh Pakistan dan Afghanistan yang memasuki India sebelum Desember
2014 Kedua tindakan ini telah memunculkan protes skala besar di India pada 2019
ldquoOil boomrdquo yang terjadi di awal tahun 1970 di negara ndash negara Teluk
menarik banyak orang India untuk mengejar perekonomian yang lebih baik Para
migran yang telah sukses kemudian mendorong golongan muda dari India untuk turut
serta melakukan migrasi Hal ini terus menerus berlangsung dan diaspora India di
negara ndash negara Teluk terus bertambah seiring waktu Pengiriman uang ke negara
asalnya (remittances) sedikit demi sedikit membantu keluarga mereka yang berada di
dalam kemiskinan dan tentu saja menjadi salah satu pemasukan negara24
Hingga pertengahan tahun 1970 pemerintah India belum melihat adanya
keuntungan dari diaspora India Pada tahun 1980 Perdana Menteri India pada saat itu
kemudian mengundang beberapa diaspora India untuk datang kembali ke India untuk
membantu pembangunan India pada beberapa sektor inti yang mencakup sektor
telekomunikasi25
Di tahun 1990 dengan ditetapkannya sistem ekonomi liberal
diaspora India diberikan dorongan untuk lebih aktif lagi dalam pembangunan India
Pembentukan komunitas diaspora India sendiri sebenarnya sudah ada sebelum
adanya inisiatif dari pemerintah India untuk mengumpulkan para diaspora ini Di
24
Dr Naresh Kumar Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective (Central University of Gujarat Centre for Diaspora Studies 2012) h 5
66
tahun 1989 para diaspora India di Amerika Serikat berinisiatif untuk mengadakan
First Global Convention of People of Indian Origin di New York Pemicu utama
dibentuknya konvensi ini adalah banyaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang dialami diaspora India di dunia dimana yang terbesar adalah pada tahun 1987
terjadi kudeta militer terhadap pemerintah Fiji yang didominasi oleh diaspora India
Konvensi ini kemudian menghasilkan pembentukan organisasi global diaspora India
yang pertama yaitu Global Organization of People of Indian Origin (GOPIO)
GOPIO kemudian mengajukan petisi pada PBB mengenai kasus pelanggaran hak
asasi manusia
Pada tahun 2000 dibentuk suatu tim khusus oleh pemerintah India yaitu High
Level Indian Diaspora Committee untuk menelaah lebih lanjut persoalan diaspora
India di dunia Setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara di berbagai benua
tim khusus ini kemudian mengajukan sebuah laporan dengan berisikan beberapa
rekomendasi antara lain diadakannnya pertemuan diaspora India dari seluruh dunia
oleh pemerintah India (Pravasi Bharatiya Divas PBD) menyediakan kebijakan dual
nationality hingga mengupayakan menyediakan hak pilih untuk diaspora India
dengan berbagai syarat dan ketentuan Berbagai rekomendasi ini bertujuan untuk
mendekatkan diaspora India pada tanah airnya memudahkan mobilisasi diaspora
India guna menunjang pembangunan negara dan membuka ruang untuk partisipasi
diaspora India pada pembangunan negara26
Perdana Menteri Dr Manmohan Singh pada tahun 2004 kemudian mendirikan
kementerian baru untuk mengurus kepentingan diaspora India di dunia yaitu Ministry
of Non-Resident Indiansrsquo Affairs yang kemudian berubah nama menjadi Ministry of
Overseas Indian Affairs (MOIA) di bulan September 2004 Divisi emigrasi dari
25
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB) 26
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB)
67
kementerian tenaga kerja kemudian dipindahkan ke MOIA dan divisi NRI dari
kementerian luar negeri juga dipindahkan ke MOIA dengan nama divisi Diaspora
MOIA juga menangani segala aspek migrasi dan kepulangan migran ke India Misi
awal terbentuknya MOIA adalah
To establish a robust and vibrant institutional framework to facilitate and
support mutually beneficial networks with and among Overseas Indians to maximize
the development impact for India and enable Overseas Indians to invest in and
benefit from the opportunities in India27
Poin utama dari misi ini adalah bagaimana MOIA dapat menjadi sebuah institusi
yang dapat memfasilitasi dan mendukung jaringan yang bermanfaat secara mutual
dengan diaspora India Selain itu MOIA juga harus memaksimalkan diaspora India
untuk memberikan pengaruh bagi pembangunan India MOIA memiliki tiga tujuan
utama dalam kinerjanya yaitu
a Facilitate sustained interaction of overseas Indians with India and offer
them a wide variety of service in economic social and cultural matters
b Extend institutional support for individual initiatives and community
action to harness the knowledge skills and investible resources of
overseas Indians to supplement the national development efforts
c Transforming management of emigration through appropriate domestic
interventions and international cooperation
Untuk ketiga mencapai tujuan tersebut maka MOIA kemudian mendirikan beberapa
badan untuk mengefektifkan kinerjanya Badan ndash badan tersebut antara lain
a Overseas Indian Facilitation Centre (OIFC) badan yang bekerjasama
dengan Confederation of Indian Industry (CII) untuk memberikan
pelayanan di bidang ekonomi investasi dan bisnis
27
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
68
b India Development Foundation (IDF) badan untuk memberikan fasilitas
bagi filantropi diaspora India untuk disalurkan pada pembangunan sosial
India
c Indian Council of Overseas Employment (ICOE) badan yang
memusatkan penelitian dan kerjanya pada pasar kerja bagi diaspora
India
d Global Indian Network of Knowledge (Global-INK) sebuah wadah
elektronik yang memfasilitasi penyaluran ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dari
diaspora India
e Overseas Indian Centres (OIC) badan yang berada di dua negara
dengan jumlah diaspora India terbesar Amerika Serikat dan Abu Dhabi
untuk melayani persoalan diaspora India
Selain misi dan tujuan utama MOIA juga memiliki Six Fundamental
Strategic Imperatives yaitu 6 tujuan pokok yang menjadi prioritas utama yang
diberikan dan didukung oleh pemerintah India Yang membedakan tujuan
pokok daripada tujuan dan misinya adalah signifikansi dari tujuan pokok yang
secara jelas dipaparkan Keenam tujuan pokok ini adalah28
a Transforming Brain-drain to Brain-gain Encourage Indians to partner with
the government and the corporations in its development agenda by offering
special status and incentives
Istilah brain drain pertama kali diperkenalkan oleh Royal Society yang
bertujuan untuk menggambarkan emigrasi ilmuwan dan teknolog Eropa ke
Amerika Utara pasca perang khususnya Perang Dunia II Alasan utama dari
emigrasi ini adalah karena adanya masalah di negara asal para emigran
sehingga kelompok ilmuwan ini tidak mendapatkan kesempatan untuk
28
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
69
berkembang Untuk menanggapi brain-drain terdapat istilah brain-gain yang
berarti kedatangan para kelompok ilmuwan dan profesional ke suatu negara
Brain-drain disini dianggap sebagai suatu kerugian negara yang ditinggalkan
dan brain-gain dianggap sebagai suatu keuntungan bagi negara yang dijadikan
tempat tujuan29
India mengalami brain-drain sekitar tahun1960-an ketika negara ini
sedang berada dalam keadaan yang tidak kondusif di bidang ekonomi dan
politik Tujuan pokok pertama dari MOIA adalah mentransformasi brain-drain
menjadi brain-gain dimana sejak tahun 2000 sendiri India sudah menerima
kembali cukup banyak kedatangan kembali para ahli dan profesional Meski
begitu MOIA yakin bahwa tidak semua diaspora India mau pindah kembali ke
India untuk membantu proses pembangunan Maka dari itu MOIA
memaksimalkan bagaimana menjadikan diaspora India ini sebagai penghubung
untuk akses pengetahuan sumber daya dan pasar untuk menggerakan secara
maksimal usaha pembangunan sosio-ekonomi India
MOIA juga tidak menutupi adanya kesempatan bagi diaspora India yang
ingin kembali ke India dan memberikan fasilitas khusus untuk memperlancar
proses kepulangan tersebut Keberadaan badan ndash badan di bawah MOIA
kemudian diefektifkan untuk menjadi suatu institusi yang memberikan
kesempatan bagi diaspora India untuk terlibat sebagai rekan kerja dalam proyek
pembangunan negara India Sektor utama yang ditargetkan sebagai proyek bagi
diaspora India adalah30
a) Local governance ndash Rural and Urban local bodies
29 Moch Iman Santoso Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian (Bandung
Pustaka Reka Cipta 2014) h 97
30
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
70
b) HigherTechnicalvocational education
c) Energy including non-conventional sources
d) Transportation including rural roads
e) Youth Development including skill upgrading
f) Community Health including rural health care delivery
g) School Education including standardized testing
b Facilitating Diaspora philanthropy Facilitate capital flows from the diaspora
Banyak dari diaspora India baik individu maupun organisasi
memberikan sumbangan donasi terhadap berbagai macam permasalahan sosial di
India Tidak adanya badan yang menangani sumbangan ini mengakibatkan
perputaran kapital sumbangan donasi ini jauh dari potensi yang dimiliki diaspora
India untuk berkontribusi terhadap pembangunan India Melihat potensi yang
besar dari hal ini MOIA kemudian menjadikan filantropi diaspora ini sebagai
salah satu tujuan pokok utama dari kinerjanya 31
c Overseas Indians as a Strategic Resource
Advocacy Invite participation and frequent dialogue with professional bodies
where the diaspora are involved to share perspectives and strategies Keberadaan
diaspora India yang tersebar di berbagai negara dan dalam kurun waktu yang cukup
lama menghasilkan cukup banyak perwakilan diaspora yang sukses dan dapat
dipertimbangkan Beberapa dari diaspora ini juga sekarang ini menempati posisi yang
baik dalam bidang ekonomi dan dalam bidang politik di negara tempat mereka
menetap Dengan segala potensi tersebut diaspora India kemudian menjadi suatu
sumber daya yang strategis bagi negara India
Keberadaan diaspora India dalam memberikan pengaruh politik dan
pembentukan kebijakan ini semakin terlihat di tahun 2000-an Salah satu contohnya
yaitu peranan komunitas Indo-Amerika dalam kesimpulan Indo-US civil nuclear deal
Terdapat banyak diaspora India yang mengabdi di eselon tinggi di pemerintahan
71
kedua negara dan apabila dimanfaatkan dengan baik hal ini dapat memberikan India
sebuah keuntungan kompetitif
MOIA memposisikan diaspora India sebagai sebuah cadangan strategis yang
harus ditingkatkan untuk dapat mengadvokasi kepentingan India di kancah global
Hingga sekarang ini diaspora India dibutuhkan untuk mengadvokasi India di bidang
perubahan iklim pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah arsitektur finansial
global yang baru Keanggotaan India sebagai anggota permanen di United Nations
Security Council (UNSC) juga menjadi salah satu bahan advokasi bagi diaspora India
sekarang ini
d International Migration Positioning India as a preferred source country for
economic migration
Partner with states and partners to develop skills which are in short supply
internationally and help upskill and reskill with the aim of developing global citizens
Sebagai salah satu aktor utama di bidang migrasi internasional baik itu sebagai
negara asal transit dan tujuan India mempunyai kepentingan strategis dalam
penerapan kebijakan migrasi internasional Dari perspektif kebijakan keinginan
untuk bermigrasi atau tidak merupakan pilihan individual bagi seorang warga negara
Namun dengan latar belakang historis sebagai salah satu negara yang menjadi sumber
tenaga kerja terbesar di dunia India mengatur proses migrasi rakyatnya India dalam
hal ini diatur oleh MOIA berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan
tenaga kerja yang kemudian diatur pengirimannya ke berbagai negara di dunia
Untuk mendukung kinerja MOIA dalam mengatur pengelolaan migrasi tenaga
kerja diimplementasikan sebuah proyek e-governance yaitu e-migrate e-migrate
berfungsi untuk membangun data berbasis elektronik dari aliran dan persediaan
tenaga kerja migran Proyek elektronik ini juga memungkinkan seluruh stakeholder
(pemerintah perusahaan pelatihan dan lembaga pengelola migran) dalam proses
31
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-Malaysiahellip
h 50
72
migrasi untuk mengatur dan mengerjakan peran mereka secara efisien dan
transparan32
Untuk tujuan pokok keempat ini MOIA juga meningkatkan kerjasama
bilateral di bidang kemigrasian Sejauh ini MOIA telah membuat perjanjian bilateral
keamanan sosial (Bilateral Social Security Agreements) dan kesejahteraan buruh
dengan beberapa negara dengan jumlah diaspora India yang besar Langkah
selanjutnya yang akan diambil adalah membuat sebuah instrumen perjanjuan baru
mengenai kerjasama mobilitas sumber daya manusia (Human Resource Mobility
Partnership) dengan beberapa negara yang strategis bagi India Selain itu untuk
memastikan kualitas tenaga kerja asal India yang akan dikirim India juga fokus untuk
meningkatkan standar kurikulum menjadi standar internasional memperkenalkan
ujian standarisasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan sertifikasi kemampuan yang
independen
e Establishing strategic economic depth in new destination countries
Facilitate diaspora and Indian business to invest and share learnings to support
the economic growth of developing economies that are of strategic interest India
telah menetapkan target pada tahun 2020 untuk menjadi negara dengan perekonomian
yang kuat dengan usia yang masih muda Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
kebutuhan energi (minyak gas dan tenaga nuklir) pangan sumber daya alam dan
pekerjaan Maka dari itu India sudah selayaknya memperkuat kerjasama dengan
negara ndash negara yang kaya akan sumber daya alam dan relatif masih terbelakang
pembangunannya dalam hal ini negara ndash negara di benua Afrika 33
Prioritas migrasi India kemudian ditetapkan dan digolongkan berdasarkan
kebutuhan perekonomian India Tujuan migrasi India sendiri yang awalnya
didominasi oleh negara ndash negara Timur Tengah Asia Tenggara serta Amerika Serikat
32
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 53
33
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
73
dan Inggris sedikit demi sedikit diarahkan ke Afrika Karibia dan Amerika Latin
untuk merubah arah strategi ekonomi India Perubahan pola migrasi ini agar tidak
hanya para ahli dan profesional saja yang melakukan migrasi namun meliputi petani
pemilik usaha kecil dan menengah serta penyedia layanan jasa34
f Protection and Welfare Providing institutional support to Vulnerable Overseas
Indians including women
Review policy and re-engineer processes to be diaspora and emigrant friendly
Tujuan pokok terakhir dari MOIA adalah menjadi tempat perlindungan pertama dan
utama bagi diaspora India di seluruh dunia terutama untuk perempuan Kapabilitas
untuk melakukan intervensi demi menjangkau para diaspora India yang
membutuhkan sedikit demi sedikit harus dibangun dengan cara memperkuat
kerjasama antar negara MOIA juga fokus untuk mengembangkan institusi
mendukung infrastruktur dan mekanisme pertukaran informasi yang dapat
mempermudah jangkauan terhadap diaspora India
2 Amandemen Citizenship of India 2019
Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen) 2019 disahkan oleh
Parlemen India pada 11 Desember 2019 Undang-Undang Kewarganegaraan diubah
tahun 1955 dengan memberikan jalan menuju kewarganegaraan India bagi para
migran ilegal Hindu Sikh Buddha Jain Parsi dan Kristen minoritas agama yang
telah melarikan diri dari penganiayaan dari Pakistan Bangladesh dan Afghanistan
sebelum Desember 2014 Muslim dari negara-negara itu tidak diberi hak yang sama
seperti itu Kebijakan tersebut adalah pertama kalinya agama secara terbuka
digunakan sebagai kriteria kewarganegaraan di bawah hukum India UU tersebut
mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 untuk memberikan
34
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
74
kelayakan kewarganegaraan India bagi para migran ilegal yang beragama Hindu
Sikh Budha Jain Parsis dan Kristen dari Afghanistan Bangladesh dan Pakistan dan
yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 201435
UU tersebut tidak
menyebut Muslim
Di bawah UU tersebut salah satu persyaratan untuk kewarganegaraan melalui
naturalisasi adalah bahwa pemohon harus telah tinggal di India selama 12 bulan
terakhir dan selama 11 dari 14 tahun sebelumnya RUU ini melonggarkan
persyaratan 11 tahun sampai 5 tahun bagi orang-orang yang memiliki enam agama
dan tiga negara yang sama UU ini membebaskan wilayah suku Assam Meghalaya
dan Tripura dari penerapannya Ini juga mengecualikan area yang diatur melalui Izin
Jalur Dalam yang meliputi Arunachal Pradesh Mizoram dan Nagaland Muslim dari
Pakistan Bangladesh dan Afghanistan tidak ditawari kelayakan untuk menjadi warga
negara di bawah Undang-Undang yang baru Para kritikus mempertanyakan
pengecualian tersebut Amandemen membatasi dirinya untuk tetangga mayoritas
Muslim di India dan kedua tidak menyadarinya tentang Muslim yang dianiaya di
negara-negara tersebut
Tidak diragukan lagi bahwa protes nasional terhadap Citizenship Amendment
Act 2019 (CAA)36
yang kontroversial di India telah menggarisbawahi perpecahan
yang mendalam di dalam negara dan dalam komunitas internasional Pers dunia
sering mempublikasikan kerusakan apa yang telah dilakukan terhadap kebijakan luar
negeri India yang telah diselesaikan dan posisi globalnya setelah CAA Masalah
signifikannya adalah bahwa India terus bergerak menuju isolasi di panggung global
dan sekutunya yang terpercaya juga mempertanyakan komitmen konstitusi India
35
Citizenship Amendment Bill Indias new anti-Muslim law explained BBC News (diakses
pada 11 December 2019 pkl 2217 WIB)
36
RUU Amandemen Kewarganegaraan 2019 diperkenalkan oleh BJP yang dipimpin
Pemerintah Modi di Lok Sabha ke-17 oleh Sh Amit Shah Menteri Dalam Negeri Uni 09122019 dan
disahkan pada 10122019 dengan mayoritas anggota parlemen mendukung CAB terhadap 80 anggota
parlemen RUU tersebut disahkan oleh Rajya Sabha pada 11122019 dengan 125 suara mendukung
dan 105 suara menentangnya
75
terhadap hak-hak minoritas Banyak negara secara terang-terangan menyatakan
keprihatinan mereka terhadap perkembangan tertentu di masa lalu di India dan
meragukan apakah negara itu akan mempertahankan karakter sekuler dan
heterogennya atau bersikukuh untuk mengaitkan dirinya dengan beberapa negara
mayoritas yang terkenal di dunia37
Terutama raison detre untuk Citizenship Amendment Act 2019 yang
kontroversial memiliki dua alasan utama penganiayaan agama di tiga negara yang
didominasi Muslim dan memperbaiki kesalahan partisi Melihat alasannya
tampaknya cukup meyakinkan tetapi faktanya kedua alasan itu salah paham dan
secara historis cacat38
Klasifikasi CAA tidak masuk akal sebagaimana diamanatkan
untuk memenuhi syarat Pasal 14 21 dan 25 Konstitusi India Pemerintah tidak
memiliki jawaban mengapa minoritas agama di sekte-sekte Muslim seperti Syiah
Baloch dan Ahmediya yang anggotanya menghadapi penganiayaan agama yang
paling parah di Pakistan Bangladesh dan Afghanistan telah dikecualikan Lebih jauh
pemerintah tidak memiliki jawaban mengapa kelompok yang dianiaya dari negara
tetangga lainnya seperti Rohingya dari Mynamar Madhesis dari Nepal Tamil Elam
dari Sri Lanka dan Muslim dari Tiongkok secara mencolok mengabaikan gagasan
ldquosekularitas progresivitas dan inklusivitasrdquo dari Undang-Undang Perubahan
Kewarganegaraan saat ini 2019 Hal ini membuat niat untuk menyangkal
perlindungan kepada umat Muslim jelas meskipun itu adalah fakta yang diakui
secara universal bahwa umat Islam tidak lebih aman dari penganiayaan agama
daripada komunitas lain Banyak sekali penganiayaan seperti itu seperti dalam kasus
sekte Ahmadiyah dan Syiah di Pakistan Taslima Nasrin di Bangladesh dan bahkan
37
Rana Ayyub Indiarsquos protests could be tipping point of authoritarianism The Washington
Post Dt 18122019 httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721 (diakses pada 17
Januari 2020 pkl 1600 WIB)
38
Narender Nagarwal Global Implications of Indias Citizenship Amendment Act 2019
University of Delhi
Januari2020httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias_Cit
izenship_Amendment_Act_2019 (diakses pada 23 Februari 2020 pkl 1212 WIB)
76
Salman Rushdie di hampir setiap negara Islam CAA gagal untuk mengenali
kebenaran yang kuat bahwa penganiayaan agama tidak harus didasarkan pada agama
korban39
Pakistan Afghanistan dan Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim yang
telah memodifikasi Konstitusi mereka dalam beberapa dekade terakhir untuk
mendeklarasikan Islam sebagai agama resmi negara mereka Karena itu menurut
pemerintah India umat Islam di negara-negara Islam ini tidak mungkin menghadapi
penganiayaan agama Pemerintah menyatakan bahwa Muslim tidak dapat
diperlakukan sebagai minoritas yang dianiaya di negara-negara mayoritas Muslim
ini BBC menyatakan bahwa sementara negara-negara ini memiliki ketentuan dalam
konstitusi mereka yang menjamin hak-hak non-Muslim termasuk kebebasan untuk
mempraktikkan agama mereka dalam praktiknya populasi non-Muslim telah
mengalami diskriminasi dan penganiayaan40
Tindakan serupa untuk minoritas agama yang dianiaya tidak termasuk agama
mayoritas telah diperkenalkan di negara sekuler lainnya seperti Amerika Serikat
Undang-undang Bantuan Penganiayaan Agama Amerika Serikat 2016 menyatakan
Warga negara Suriah yang merupakan minoritas agama di negara asal mereka harus
diklasifikasikan sebagai pengungsi yang memiliki perhatian kemanusiaan khusus
harus memenuhi syarat untuk pemrosesan prioritas dua di bawah sistem prioritas
pemukiman kembali pengungsi 41
39
Faizan Mustafa Religious bases of citizenship would be negation of secularism Indian
Express 11 Desember 2019
40
Indias bill purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims Indias bill
purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims The Economist ISSN 0013-0613 (diakses
pada 27 Februari 2020 pukul 1600 WIB)
41
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act govtrackus (diakses pada 27 Februari
2020 pkl 1323 WIB)
77
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA DAN
INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan
Di Indonesia status kewarganegaraan ganda masih diberlakukan secara
terbatas yakni pada anak dari status perkawinan campuran karena politik hukum
kewarganegaran di Indonesia masih menganut prinsip single nationality Dalam kasus
perkawinan campuran misalnya baik Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia (yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Lama)
maupun Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia
(yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Baru) memang tidak memberikan
status kewarganegaraan Indonesia secara otomatis bagi wanita WNA yang menikah
dengan pria WNI Namun demikian apabila wanita WNA tersebut ingin menjadi
WNI maka ia harus mengajukan permohonan resmi sesuai peraturan yang berlaku
Demikian juga wanita WNI yang menikah dengan seorang pria WNA dapat tetap
mempertahankan kewarganegaraan Indonesia bila ia hendak mengikuti
kewarganegaraan suami menjadi WNA maka wanita tersebut diharuskan untuk
mengajukan permohonan sesuai peraturan yang berlaku Hal ini tentu dapat
menimbulkan perbedaan kewarganegaraan dalam keluarga suatu perkawinan
campuran 1
Perbedaan kewarganegaraan tidak saja terjadi antara pasangan suami istri
dalam suatu perkawinan campuran tetapi juga terjadi pada anak-anak hasil
perkawinan campuran Menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Lama
kewarganegaraan untuk anak hasil perkawinan campuran mengikuti kewarganegaraan
ayahnya apabila anak yang lahir dalam suatu perkawinan campuran dari ibu WNI
1 May Lim Charit Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora
Indonesiahellip h 817
78
dan ayahnya WNA anak tersebut secara otomatis menjadi WNA sehingga terjadi
perbedaan kewarganegaraan antara anak yang lahir tersebut dengan ibunya yang
WNI Perbedaan kewarganegaraan antara anak WNA dengan ibunya WNI
menimbulkan banyak masalah hukum baik selama masa perkawinan campuran itu
berlangsung maupun setelah putusnya perkawinan campuran Terdapat banyak kasus
yang muncul dimana UU Kewarganegaraan Lama tidak dapat melindungi anak-anak
yang lahir dari seorang ibu WNI suatu perkawinan campuran teristimewa saat
putusnya perkawinan dan anaknya yang WNA harus berada dalam pengasuhan
ibunya WNI serta bertempat tinggal di dalam Negara Indonesia yang notabene
merupakan negara ibunya sendiri2
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006
Kini lahirnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Indonesia yang baru merupakan suatu lompatan besar dari dari
undang-undang kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu kewarganegaraan
Tunggal tetapi dalam undang-undang ini diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak-anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua
puluh satu) tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua asas
penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam ketentuan Pasal 4
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia Mereka yang belum berusia 18 tahun atau belum menikah dan setelah anak
tersebut berusia 21 tahun maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya
2 Leonora Bakarbessy dan Sri Handajani ldquoKewarganegaraan Ganda Anak dalam
Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata Internasionalrdquo Jurnal Perspektif
Volume XVII No 1 Tahun 2012 Edisi Januari h 2
79
sesuai dengan kehendaknya3 Aturan tersebut terlihat secara jelas diterapkannya
konsep kewarganegaraan ganda hanya saja masih terbatas pada anak-anak hasil
perkawinan campuran sampai anak tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin
Ketika anak tersebut sudah usia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus memilih
salah satu di antara dua kewarganegaraan yang ia miliki sebelumnya Penerapan
status kewarganegaraan ganda yang dianut dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 dapat disebut sebagai sebuah terobosan untuk mengatasi problematika yang
timbul dalam perkawinan campuran maupun setelah putusnya perkawinan campuran
dimana terdapat perbedaan kewarganegaraan antara orangtua dan anak-anak hasil
perkawinan itu yang kerap membuat sang anak terlindungi hak-haknya
Selain itu lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 juga ditujukan
untuk memberikan jaminan kepastian hukum berupa status kewarganegaraan
Republik Indonesia bagi anak hasil perkawinan campur dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara Asing Perubahan mendasar
lainnya dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah
a Menganut 4 asas Kewarganegaraan yakni
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan
berdasarkan negara tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
3 Pasal 6 dinyatakan bahwa sebelum anak-anak tersebut berumur 18 tahun maka anak-anak
tersebut mempunyai kewarganegaraan ganda dan setelah anak-anak tersebut berusia 18 tahun atau
sudah kawin dan diberi tenggat waktu 3 tahun anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraanya Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
80
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini4
b Mengatur 8 prinsip pokok selain 4 asas Kewarganegaraan di atas yaitu
1) Asas kepentingan nasional peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri
2) Asas perlindungan maksimum pemerintah wajib memberikan
perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri
3) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan
4) Asas kebenaran substantif prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif tetapi juga disertai substansi dan syarat-
syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
5) Asas nondiskriminatif asas yang tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar
suku ras agama golongan jenis kelamin dan gender
6) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia Asas
ini dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin melindungi dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya
4 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
81
7) Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan
secara terbuka
8) Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat
mengetahuinya5
c Memberikan status Kewarganegaraan Ganda Terbatas bagi anak hasil
perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara
Asing sampai usia 18 tahun atau sudah kawin dan setelah itu ia diwajibkan
memilih salah satu status kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006) Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tidak mengenal asas bipatride yakni sistem kewarganegaraan ganda
ataupun juga tidak mengenal asas apatride yakni tanpa kewarganegaraa tetapi
kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang
ini merupakan pengecualian saja
d Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (etnis Tionghoa India Arab dan lain-lain) tidak
diperlukan lagi Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia adalah
kebijakan pemerintah orde baru yang diatur melalui Peraturan Menteri
Kehakiman Nomor JB3412 Tahun 1978 yang menyatakan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia harus mengajukan permohonan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia kepada Menteri Kehakiman khususnya
bagi mereka yang keturunan asing yang sudah menjadi Warga Negara
Indonesia dan telah dewasa namun tidak memiliki bukti Kewarganegaraan
Republik Indonesia
5 NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah SBKRI
Menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakarta Pancar alam dan Pusat Kajian Hukum dan Ekonomi
(PK2HE) 2007) h 83
82
Ditinjau dari segi sosial latar belakang pengaturan status kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 adalah perlakuan diskriminasi terhadap anak hasil perkawinan campur
yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara
Asing anak yang lahir di luar perkawinan campur yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan anak dari ibu Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan
yang sah dengan seorang ayah Warga Negara Asing yaitu tidak adanya jaminan
kepastian hukum sebagai Warga Negara Indonesia oleh karena sebelum Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini lahir Indonesia menganut asas ius sanguinis dalam
penentuan status kewarganegaraan seseorang sehingga status kewarganegaraan
seorang anak hasil perkawinan campur yang sah maupun di luar perkawinan yang sah
ditentukan berdasarkan garis keturunanpertalian daerah dengan sang ayah Hal ini
merupakan bentuk lain dari apartheid (Segregation) atau state sponsored racial
discrimination yang diekspresikan melalui perangkat hukum dan kebiasaan6
Dalam rangka penghapusan diskriminasi di Indonesia Pemerintah telah
meratifikasi Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Dalam Pasal 3 konvensi yang telah
diratifikasi ini menyebutkan agar Negara peserta membuat Undang-Undang yang
menjamin pelaksanaan dan penikmatan hak-hak asasi manusia Salah satu Undang-
Undang yang telah dibuat untuk mengatur dan melindungi hak asasi manusia adalah
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Dari tahun 1958
hingga sekarang sudah ada 6 (enam) Instrumen Internasional Hak Asasi Manusia
yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu
6 Frans H Winarta Dalam NHT Siahaan dan Subiharta Hukum Kewarganegaraan dan
HAM Bagiamana SBKRI menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakata Pancaran Alam dan Pusat Kajian
Kebijakan Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007) h 50
83
a Konvensi tentang Hak-hak Politik Kaum Wanita (Undang-Undang Nomor 68
tahun 1958 tanggal 17 Juli 1958)
1) Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi wanita
(Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Tanggal 24 Juli 1984)
2) Konvensi tentang Hak-hak Anak (Keputusan Presiden Nomor 36
Tahun 1990 Tanggal 25 Agustus 1990)
3) Konvensi Internasional Anti Apartheid dalam Olahraga (Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 1993 Tanggal 22 Mei 1993)
4) Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukum yang
Kejam Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusiawi
(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tanggal 28 September 1998)
b Status kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur
diatur dalam
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia Pasal 4 Warga Negara Indonesia adalah7
a Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
danatau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia
b Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia
c Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah seorang
Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing
d Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia
7 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
84
e Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut
f Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia
g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia
h Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesi
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
j Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
k Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya
l Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
85
Pasal 58
(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinann yang sah
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara
sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia
(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh Warga Negara Asing berdasarkan
penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia
Pasal 6
(1) Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c huruf d huruf h huruf i
dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda setelah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
memilih salah satu kewarganegaraannya
(2) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Pejabat dengan
melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan
perundang-undangan
(3) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah
anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin9
Setidaknya ada 4 alasan perlu dan tidaknya asas dwikewarganegaraan
yaitu 1) Keharusan dual citizenship Indonesia sebenarnya mulai mengenal
asas kewarganegaraan ganda melalui UU No 12 Tahun 2006 Meski dalam
8 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
9 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
86
peraturan tersebut kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil
perkawinan campuran sampai berusia 21 tahun dan selanjutnya harus memilih
salah satu kewarganegaraannya (lihat Pasal 21 joPasal 6 UU
Kewarganegaraan) Ada banyak alasan mengapa prinsip dwikewarganegaraan
salah satunya adalah gelombang migrasi besar dari negara yang
pendapatannya rendah Jika asas dwikewarganegaraan kemudian berlaku
maka para imigran bisa menjadi ancaman bagi sebuah negara Dengan alasan
inilah kemudian sejumlah aturan ketat diterapkan Contohnya di Amerika
meski melegalkan kewarganegaraan ganda aturan ketat tetap berlaku apalagi
soal militer dan pajak 2) Pindah kewarganegaraan Kepindahan seorang WNI
menjadi warga negara lain bergantung pada rasa cinta pada tanah air dan
resiko yang harus dipertimbangkan yaitu pertama adalah masalah ekonomi
Jika menjadi warga negara lain apakah akan diberi tunjangan hidup dari
pemerintah dan fasilitas lainnya Kedua jika ingin mendapatkan kembali
kearganegaraan asli maka ia harus mengurus kembali persyaratannya dan ini
akan memakan waktu yang lama Ketiga berkaitan dengan generasi emas
Indonesia Misalnya seorang juara olimpiade ingin melepas kewarganegaraan
maka Indonesia akan kehilangan generasi berprestasi10
Terdapat beberapa ilustrasi terkait keuntungan dan kerugian
diterapkanya Konsep Kewarganegaran Ganda (Dual Nationality) bagi
diaspora seperti tercantum dalam tabel di bawah ini11
10
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia Dan Dwi Kewarganegaraan Dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia hellip h 101
87
No Keuntungan Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
Kerugian Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
1 Meningkatkan perekonomian
yaitu PDB naik kemudahan
transaksi investasi bisnis dan
mendorong pembangunan dan
pengembangan
Meningkatkan perekonomian yaitu
PDB naik kemudahan transaksi
investasi bisnis dan mendorong
pembangunan dan pengembangan
2 Meningkatkan daya saing dan
penerimaan Negara
Masih bisa mendapatkan prilaku
yang berbeda (Hak politik dan
Sosial)
3 Menciptakan lapangan kerja baru Kebingungan dalam
mengimplementasikan Hak dan
Kewajiban sebagai seorang warga
Negara
4 Jembatan untuk infestasi
negosiasi alih teknologi dan
pembangunan infrastuktur
Rendahnya partisipasi sosial bagi
kedua Negara
5 Mendorong peningkatan
hubungan kerja sama antar
Negara (Ekonomi sosial
Hukum)
Mendorong keluarga atau kerabat
untuk pindahmigrasi
6 Meningkatkan potensi SDM alih Penurunan loyalitas terhadap k
11
Eka Martiana Wulansari ldquo Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesiardquo Jurnal Rechtvinding Online h 3
88
kompetensi dan keterampilan
sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap asing
bangsa dan negara
7 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Memungkinkanya tindakan illegal
atau menghindari hukum
8 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Melihat masih sulitnya peluang mewujudkan dwikewarganegaraan di
lndonesia maka pendekatan keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta
para diaspora Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di negara lain
seperti India dengan konsep pemberian Overseas Citizenship of India (OCl) di mana
pemegang OCI yang merupakan eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan
ke India tanpa harus memiliki visa Selain itu pemilik OCI dapat bekerja tanpa
disertai dengan izin kerja walaupun tetap ada batasan-batasan pekerjaan tertentu Hal
ini berbeda dengan di Indonesia bahwa WNA sekalipun eks-WNl tetap mendapatkan
perlakuan sama yaitu keharusan memiliki visa dan izin tinggal layaknya WNA
Perbedaan aturan ini kerap kali menimbulkan isitlah dipersulit oleh petugas
lmigrasi yang sebenarnya menjalankan aturan yang berlaku di lndonesia Selain itu
pemegang OCI memiliki kesempatan untuk langsung memeperoleh kewarganegaraan
Indianya setelah yang bersangkutan melepaskan kewarganegaraan lainnya Hal ini
tentu saja tidak berlaku dan tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia
89
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
Terdapat sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan dengan
mengeluarkan pendaftaran kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan
memberikan beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi diaspora secara besar
dalam pembangunan negara pada tahun 2002 Komite Tingkat Tinggi Diaspora India
merumuskan kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) sebagai upaya lain dari
penerapan dwikewarganegaraan (alternatif) Melalui pengkajian mendalam dan
pertimbangan yang matang kebijakan OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada
tahun 2005 setelah amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955)12
Secara umum ada beberapa kebijakan diaspora yang diambil oleh pemerintah
India dalam laporan tahunan 2012-2013 antara lain Pravasi Bharatiya Divas (PBD)
Kartu Persons of Indian Origin (PIO) kartu Overseas Citizens of Indians (OCI)
program beasiswa buat anak-anak diaspora (SPDC) serta program Mengenal India
(KIP) Dari beberapa program itu saya menyoroti Kartu Keturunan India Asli (PIO)
dan OCI Kartu itulah yang akan difungsikan sebagai hak atas status
dwikewarganegaraan bagi diaspora di Asia Tenggara
Melalui analisis perbandingan hak atau keuntungan yang diperoleh dalam
kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) dan kebijakan dwikewarganegaraan
Terdapat perbedaan yang signifikan yang menunjukkan bahwa kebijakan Overseas
Citizenship of India (OCI) bukanlah atau tidak sama dengan kebijakan
dwikewarganegaraan (India Citizenship Act 1955 point 7c) dapat digambarkan
bahwa melalui kebijakan OCI card diaspora India memperoleh beberapa kemudahan
dalam berkontribusi secara penuh untuk pembangunan negaranya antara lain
12
Sohalia Verma Instruments of Engagement Assessing Indiarsquos PIO and OCI Schemes
CARIM-India Researh Report 2013
httpwwwmeagovinimagespdfAssessingIndiasPIOandOCISchemespdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1327 WIB)
90
a Memperoleh kemudahan untuk keluar masuk negara India dan tanpa ada batasan
untuk mengunjungi atau menetap di India
b Memperoleh kemudahan untuk pendidikan dan bekerja di negara India
c Memperoleh hak dan perlakuan yang sama dengan warga negara India dalam
bidang ekonomi keuangan dan pendidikan
d Memperoleh kemudahan untuk melakukan investasi memiliki perumahan dan
property lainnya meskipun tidak dapat memiliki atau mengakuisisi lahantanah
produktif (pertanian perkebunan perhutanan dan pertambangan)
Selain dari berbagai fasilitas dan hak-hak yang akan diperoleh diaspora India
sebagai subjek dari kebijakan OCI terdapat juga batasan-batasan bagi pemegang
OCI card sebagai pembeda dari kebijakan dwikewarganegaraan Batasan tersebut
antara lain yaitu
a Diaspora India tidak bisa memilih (vote) dalam pemilihan umum
b Tidak bisa menjadi anggota Dewan Perwakilan atau Dewan
Legislatifparlemen
c Tidak bisa menjabat sebagai presiden hakim Mahkamah Agung Pengadilan
Tinggi atau jabatan strategis lainnya
d Tidak dapat bekerja di pemerintahan kecuali atas permintaan khusus dari
pemerintah negara India
e Dan tidak bisa mendapatkan paspor India13
Melalui kebijakan tersebut pemerintah India berhasil mamanfaatkan potensi
yang dimiliki diasporanya Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun India berhasil
menarik potrensi diasporanya dan menjadi salah satu negara dengan Global Power
yang sangat besar mengalahkan negara-negara lain termasuk negara yang
13
India Citizenship Act 1955 point 7c
91
menerapkan kebijakan dwikewarganegaraan Beberapa fakta keberhasilannya
(diaspora effect) antara lain14
a Jumlah diaspora India sekitar 2 dari total penduduk negara India tetapi total
perolehan uang dari mereka sama dengan 35 total Gross Domestic Product
(GDP) negara India
b Berdasarkan data World Bank India telah menjadi negara dengan jumlah
remitensi terbesar pertama Jumlah remitansi negara India pada tahun 2012
yaitu US $ 70000000 mengalahkan negara China Philipina dan negara-
negara maju lainnya penerap dwikewarganegaraan Selain itu berdasarkan
data International Monetary Fund (IMF) negara India menjadi negara dengan
pertumbuhan ekonomi terbesar Pertumbuhan ekonomi negara India pada
tahun 2014 sebensar 72 dan pada tahun 2015 naik sebesar 75
mengalahkan negara China dan negara-negara maju lainnya
Beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa negara India mampu
menciptakan kondisi yang saling memberikan keuntungan antara kepentingan negara
dan diaspora melalui kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan pengadaan kartu tersebut
adalah untuk mewujudkan kembali ikatan emosional warga India dengan tanah
kelahiran India Tidak hanya itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India
berharap bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri merupakan keturunan
asli India yang tinggal di luar negeri Setidaknya mereka telah mempunyai paspor
atau kedua orang tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
14
Hasil penelitian yang dilakukan oleh International Organization of Migration (OM) amp
Migration Policy
Institutehttpsreliefwebintsitesreliefwebintfilesresources76DB57141F1C7742492576F6001BD5
45Full_Reportpdf (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1330 WIB)
92
Diaspora India memiliki keuntungan jika memperoleh kartu PIOOCI Mereka
tidak membutuhkan lagi visa bila melakukan kunjungan ke India Mereka juga tidak
perlu repot melaporkan diri sebagai warga negara asing jika tinggal di sana kurang
dari 180 hari Mereka juga memiliki persamaan hak sipil dengan Non-Resident Indian
(NRI) dalam segala bidang kecuali hak kepemilikan tanah Jika dilihat manfaat yang
diperoleh oleh Diaspora India keuntungan itu sangat strategis 15
Sayangnya kebijakan itu masih diterapkan secara tebang pilih Pemerintah
India tidak menerapkannya ke semua diaspora India Hanya negara tertentu saja yang
mendapat kesempatan untuk mendaftar sebagai dual citizenship Coba perhatikan
blueprint kebijakan pemerintah India di bawah ini16
Kebijakan tersebut jelas mengesampingkan diaspora India di Asia Tenggara
Jelas bahwa kata ldquohighly developed countriesrdquo membuktikan negara Asia Tenggara
tidak termasuk dalam ketegori itu karena semuanya adalah negara berkembang
kecuali Singapura Tentu kategorisasi itu menyimpan maksud tersendiri Pemerintah
India sekadar memanfaatkan diaspora India dari prospek ekonomi Negara itu
memiliki PDB yang signifikan Terlebih mengingat syarat pendaftaran itu
mewajibkan uang pendaftaran sebesar 365 dolar Amerika Serikat dan hanya berlaku
20 tahun17
Selanjutnya jika menganalisis alasan pemerintah India dalam pembatasan
kebijakan tadi frasa ldquotook place after india become independencerdquo di situ
15
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara hellip h 39
16
wwwindiandiasporanicin (diakses pada 12 Desember 2019 pkl 1733 WIB)
93
menjelaskan hubungan pemahaman waktu dengan tempat kurang sesuai Padahal
ikatan tempat dengan waktu itu sifatnya cair Justru keadaan itu harus terwujud
selama ada kedekatan emosional di dalamnya Akibatnya nilai guna pun dapat
berubah (Yi Fu Tuan 1997) Kondisi itu malah memberi jarak antara diaspora India
di Asia Tenggara dan homeland mereka Apalagi mereka seolah dikesampingkan
dengan kebijakan itu Di samping itu kebijakan di atas mengurai alasan India
mengapa identitas diaspora dibatasi pada individu yang memiliki kewarganegaraan
resmi India
Matriks Perbandingan Kebijakan Yang Berhubungan Dengan Kewarganegaraan di
Indonesia dan India
INDIA INDONESIA
NO ISU KEBIJAKAN ISU KEBIJAKAN
1 Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
Citizenship Act of
India 1955
Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
UU Nomor 12
Tahun 2006
Tentang
Kewarganegaraan
2 Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
6 kali Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
2 kali
3 Kementerian
Mengurus
Kepentingan
Diaspora
Ministry Of
Overseas Indian
Affairs (tahun
2004-sekarang)
Kementerian
Luar Negeri
Repunlik
Indonesia
Kementerian Luar
Negeri Republik
Indonesia
4 Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
Tunggal dan
Ganda
Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaran
Tunggal dan
Ganda Terbatas
(anak kawin
campur)
5 Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Ganda
Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Terbatas
17
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
94
6 Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora India
Menerbitkan
Kebijakan
Overseas
Citizenship of
India (OCI) pada
tahun 2005
Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora
Indonesia
-
7 Kemungkinan
memperoleh dual
citizenship
Apabila negara
domisili
memperbolehkan
Warga Negara
memiliki lebih
dari satu
kewarganegaraan
Kemungkinan
memperoleh dual
citizen
-
8 Dalam Keadaan
Keturunan India
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Saat setelah
melepaskan
kewarganegaraan
domisili
pemegang kartu
OCI dapat secara
langsung
memperoleh
Kewarganegaraan
India
Dalam Keadaan
Keturunan
Indonesia
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Tidak secara
langsung
memperoleh
kewarganegaraan
Indonesia
9 Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Dalam
Amandment
Citizenship act
India 2019
Pakistan
Bangladesh dan
Afghanistan
dikecualikan
Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Diberi peluang
untuk semua
dengan syarat-
syarat yang telah
diatur
Jadi secara umum kebijakan negara India dan Indonesia memiliki perbedaan
yang sangat signifikan dalam beberapa sisi Kebijakan yang diambil pemerintah
negara India dan Indonesia tentunya tidak terlepas dari kebutuhan sosial dan hukum
dari masyarakat kedua negara tersebut
95
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya penulis mengambil
kesimpulan bahwa
1 Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai
aspek bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga
negara sehingga diganti dengan Undang-Undang Kewarganegaraan
yang baru yaitu Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 Undang-
Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam menghapus
berbagai bentuk diskriminasi selama ini Lahirnya Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang baru
merupakan suatu lompatan besar dari dari undang-undang
kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu
kewarganegaraan Tunggal tetapi dalam undang-undang ini
diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak-
anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua puluh satu)
tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua
asas penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam
ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia Mereka yang belum berusia 18
tahun atau belum menikah dan setelah anak tersebut berusia 21 tahun
maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya sesuai dengan
kehendaknya
96
Namun pemberian jangka waktu status kewarganegaraan
ganda masih terbatas kepada anak kawin campur Indonesia belum
mengatur hal-hal yang berkenaan dengan persoalan
kewarganegaraan ganda yang menjadi isu tuntutan oleh para dispora
artinya adalah kebijakan yang hanya terbatas kepada anak hasil
kawin campur belum menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan yang mana berdampak kepada hukum
nasional yang tidak akomodatif terhadap kepentingan warga negara
di luar negeri serta belum mampu memanfaatkan potensi diaspora
2 India mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan pendaftaran
kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan memberikan
beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi
diaspora secara besar dalam pembangunan negara Melalui
pengkajian mendalam dan pertimbangan yang matang kebijakan
OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada tahun 2005 setelah
amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955) Beberapa fakta menunjukkan bahwa
negara India mampu menciptakan kondisi yang saling memberikan
keuntungan antara kepentingan negara dan diaspora melalui
kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan
pengadaan kartu tersebut adalah untuk mewujudkan kembali ikatan
emosional warga India dengan tanah kelahiran India Tidak hanya
itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India berharap
bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri
merupakan keturunan asli India yang tinggal di luar negeri
97
Setidaknya mereka telah mempunyai paspor atau kedua orang
tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
B Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa terkait kebijakan pemerintah atas
tuntutan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India maka
1 Penulis memberikan saran kepada negara Indonesia untuk memberikan
kebijakan yang akomodatif kepada Warga Negara Indonesia yang
berada diluar negeri baik mereka adalah diapora Indonesia sebagai
pekerja professional keturunan WNI dan lain-lain
2 Agar Indonesia memanfaatkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh
diaspora untuk dapat meningkatkan keuntungan bagi Indonesia dalam
berbagai sektor dengan mengeluarkan kebijakan yang mampu
memanfaatkan potensi mereka
3 Agar Indonesia mempermudah dengan menggunakan pendekatan
keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta para diaspora
Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di
negara lain seperti India dengan konsep pemberian Overseas
Citizenship of India (OCl) di mana pemegang OCI yang merupakan
eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan ke India tanpa
harus memiliki visa
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Kurdi Abdul Rahman Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-
Quran dan Sunnah Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000
Abdul Wahab Solichin Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara Jakarta Bumi Aksara 2010
Adi Arianto Metode Penelitian Sosial dan Hukum Jakarta Granit 2004
Aristotle Politics Penerjemah Ernest Barker New York Oxford University Press
1995
AS Hikam Muhammad Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga 1999
As-Shiddiqie Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jakarta Rajawali Pers
2009
Bardach Eugene A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving New York Seven Bridges Press 2000
Bari Azed Abdul Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan Pusat Studi Hukum
Tata Negara Indo Hill 1995
CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) Jakarta
Pradnya Paramita 2001
CST Kansil Hukum Tata Negara Jakarta Erlangga 2007
Dunn William N Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL
Yogyakarta Gajah Mada University Press 2003
Dunn William N Public Policy Analysis London Pearson Prentice Hall 2003
Fattah Nanang Analisis Kebijakan Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
2013
Gautama Sudargo Warga Negara dan Orang Asing Penerbit Alumni Bandung
1992
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan Yogyakarta Liberty 1992
99
Hussain Syaukat Hak Asasi Manusia dalam Islam Jakarta Gema Insani Press
1996
Iman Santoso Mochammad Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian
Bandung Pustaka Reka Cipta 2014
Jehani Libertus dan Harpen Atanasius Tanya Jawab UU Kewarganegaraan
Jakarta Visimedia 2008
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century London
Setting the Contex Kogan Page 1998
Kumar Naresh Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective Central University of Gujarat Centre for Diaspora
Studies 2012
Manan Bagir Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
Yogyakarta FH UII Press 2009
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
Bandung Refika Aditama 2008
Muhadjir Noeng Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif Yogyakarta Raka Sarasin 2000
Muhadjir Noeng H Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach
Yogyakarta Rake Sarakin 2003
NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah
SBKRI Menurut UU No 12 Tahun 2006 Jakarta Pancar alam dan Pusat
Kajian Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007
Nugroho Riant Public Policy Jakarta Alex Media Komputindo 2008
Prdjodikoro Wirjono Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia Jakata PT Dian
Rakyat 1989
Qadir Djaelani Abdul Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam Surabaya Bina Ilmu
1995
Radjab Dasril Hukum Tata Negara Indonesia Jakarta Rineka Cipta 1994
Samidjo Ilmu Negara Jakarta Amico 1996
100
Soetoprawiro Koerniatmanto Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994
Soekanto Soerjono Pengantar Penelitian Hukum Jakarta UI Press 2010
Swan Sik Ko ed Nationality and International in Asian Perspective Dordrecht
Martinus Nijhoff 1990
Syahrur Muhammad Dirasat Islamiyyah Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama
Penerjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani Islam
Genealogi Masyarakat dan Negara Yogyakarta LKIS 2003
Triwulan Tutik Titik Pokok-pokok Hukum Tata Negara Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006
Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani Jakarta
ICCE UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada
Media 2003
Weihrich Heinz dan Koontz Haroid Management AGlobal Perspective Tent
Edition New York McGraw-Hill 1993
JURNAL
Abdillah Junaidi 2016 Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraan Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi
Manusia JIKH Vol 10 No3
Azizi Naufal 2014 Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi
Ekonomi dalam Ikatan Identitas Budaya Paradigma Jurnal Kajian Budaya
Bakarbessy Loenora dan Handajani Sri 2012 Kewarganegaraan Ganda Anak
dalam Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata
Internasional Jurnal Perspektif Volume XVII No 1 Edisi Januari
Banyualam Permana Rizky 2014 Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia
Menuju Masyarakat Transnasional Indonesia JURIS LK2 FHUI Volume 4
101
Bloemraad Irene 2004 ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of
Postnationalism the Possibilities of Transnationalism and the Persistence of
Traditional Citizenship International Migration Review Vol 38 No 2
Broslashndsted Sejersen Anja 2008 I Vow to Thee My Countries The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Century International Migration Review Vol 42 No
3
Djoko Basuki Zulfa 2004 Perkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya
di Indonesia Dewasa Ini Jurnal Hukum Internasional Vol1 No3
Jazuli Ahmad 2017 Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam
Perspektif Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI
Lim harity May 2014 Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi
Diaspora Indonesia Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4
Martiana Wulansari Eka Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesia Jurnal
Rechtvinding Online
Narmoatmojo Winarmo 2012 Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan
Konstitusi Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3)
Novianti 2014 Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasional Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan
Informasi
Peter J Spiro Peter 2010 Dual Citizen as Human Right International Journal of
Constitutional Law Vol 8 No 1
SKRIPSI DAN TESIS
Alisan Angela Alisan ldquoPengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-
Malaysiardquo Skripsi S1 Universitas Hasanudin 2013
102
Jayanti Adinda Jayanti ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi
Kebudayaan India di Indonesiardquo Skripsi S1 Universitas Airlangga 2010
Imam Choirul Muttaqin ldquoKewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak
Asasi Manusiardquo Tesis S2 Universitas Indonesia 2011
WEBSITE
httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+
Ibu+Vivi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth-
httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinfohtmlSuccesses
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml
httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship
httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20n
ationalityaspx
httpwwwvaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en Html
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf
httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721
httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias
_Citizenship_Amendment_Act_2019
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act
wwwindiandiasporanicin
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
103
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
India Citizenship Act 1955
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12
Tahun 2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
104
CURRICULUM VITAE
MIFTAHURRAHMAH lahir 04 Juni
1998 di Alue Rambot Aceh Alumnus
SDN 01 Alue Bilie Nagan Raya (2004-
2010) Penulis melanjutkan pendidikan di
Pondok Pesantren MtsS Nurul Falah
Meulaboh (2010- 2013) kemudian
penulis menyelesaikan pendidikan
Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren
Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar
(2013-2016) Saat ini penulis tengah
menyelesaikan pendidikan jenjang Strata
Satu pada program studi Hukum Tata
Negara (2016-2020)
Selain menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis juga
tercatat sebagai mahasantri aktif di Darus-Sunnah International Institute for
Hadith Sciences Sewaktu penulis di bangku Mts penulis sering menjuarai
lomba pidato bahasa Arab dan Inggris yang diadakan oleh Kementerian
Agama Aceh Di Aliyah penulis aktif sebagai delegasi lomba Fahmil Quran
penulis pernah meraih juara II Fahmil Quran Putri tingkat Provinsi Aceh di
ajang MTQ Provinsi mewakili kabupaten Nagan Raya
Di dunia kuliah penulis mencoba masuk dalam dunia kepenulisan
Pada tahun 2019 penulis meraih juara I pada lomba Menulis Makalah Ilmiah
Quran (MMIQ) tingkat Kabupaten Nagan Raya dengan judul makalah
ldquoRevitalisasi Mental Dalam Rangka Menangkal Ujaran Kebencian (Hate
Speech) Dan Hoaks Dalam Kontesasi Politik Di Media Sosialrdquo dan ldquoUrgensi
Keluarga dalam Menangkal Radikalismerdquo
x
DAFTAR ISI
COVER i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Pembatasan dan Rumusan Masalah 6
1 Identifikasi Masalah 6
2 Pembatasan Masalah 8
3 Rumusan Masalah 8
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
1 Tujuan Penelitian 9
2 Manfaat Penelitian 9
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu 10
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian 12
F Teknik Penulisan 16
G Sistematika Penulisan 16
BAB II KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep 18
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan 18
2 Konsep Dwikewarganegaraan 23
B Kerangka Teoritik 29
1 Teori Kebijakan Alternatif 29
2 Analisis Kebijakan Alternatif 33
xi
BAB III DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
DAN INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan
Indonesia 37
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah
Dwikewarganegaraan 58
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India 1955 64
2 Amandemen Citizenship of India 2019 73
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA
DAN INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 77
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam UU Nomor 12 Tahun
2006 78
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 89
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan 95
B Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 98
CURRICULUM VITAE 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Penelitian
Kegiatan imigrasi adalah fenomena yang sering kita jumpai di
berbagai negara Fenomena imigrasi terjadi karena seiring perkembangan lajur
globalisasi yang mengakibatkan bertambahnya jumlah imigrasi dari satu
negara ke negara yang lain Di zaman yang serba canggih ini pula banyak
penduduk dari satu negara berpindah ke negara yang lain dengan mudah tidak
terbatas pada satu negara saja dalam waktu yang lama Perpindahan tersebut
bisa terjadi dari satu arah yaitu dari negara berkembang ke negara maju
negara maju ke negara berkembang bahkan dari negara miskin ke negara
miskin sekalipun Motif dari imigrasi ini pun beragam ada penduduk yang
berpindah karena pekerjaan pendidikan tenaga profesional bahkan untuk
motif pernikahan hingga melahirkan keturunan di negara domisili
Bagi negara yang menganut sistem dwikewarganegaraan hal ini
tidaklah menjadi masalah yang berarti Namun berbeda hal nya jika negara
yang bersangkutan menganut asas ius soli bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya ataupun asas ius sanguinis bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh garis keturunan Indonesia
misalnya menganut asas ius sanguinis dimana status kewarganegaraan di
tentukan oleh hubungan darah1 Hal ini menjadi kerumitan tersendiri apabila
penduduk Indonesia berada di negara lain dalam kurun waktu yang lama
dengan berbagai macam tujuan Manakala kedua negara yang bersangkutan
memiliki sistem yang berbeda maka dapat terjadi keadaan yang
mengharuskan seseorang untuk menyandang status dwi-kewarganegaraan
1 Jimly as-Shiddiqie Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta Rajawali Pers 2009) h
2
(double citizenship) atau sebaliknya malah menjadi tidak
berkewarganegaraan sama sekali (stateless) 2
Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan hukum di Indonesia
adalah pelaksanaan peraturan perundang-undangan kewarganegaraan oleh
karena itu masalah kewarganegaraan adalah masalah yang menarik untuk
dibicarakan3 Dwikewarganegaraan memang menjadi hal yang diimpikan para
diaspora Indonesia di berbagai negara mengingat banyaknya WNI diaspora
dengan kewarganegaraan tunggal kerap mengalami pelbagai kendala dan
keterbatasan Wacana perlunya pengaturan kewarganegaraan ganda yang
tidak terbatas kian mengemuka dan menjadi isu yang terus diperjuangkan para
diaspora Indonesia di berbagai negara di belahan dunia Tuntutan yang di
layangkan oleh para diaspora Indonesia mendesak agar pemerintah Indonesia
dapat diterapkan di Indonesia Sehingga warga negara Indonesia yang berada
di luar negeri bisa mendapatkan kewarganegaraan negara domisili dengan
tidak melepaskan diri dari status warga negara aslinya Pro dan kontra akan
tuntutan diaspora terkait dual citizenship inipun tidak dapat dihindarkan4
Sedangkan ada sejumlah fakta dan data terkait diaspora Indonesia
yaitu jumlah populasi diaspora Indonesia hampir menyamai jumlah populasi
penduduk di negara Swedia atau Austria Warga negara Indonesia (WNI) di
Amerika Serikat memiliki pendapatan rata-rata sebesar USD 59000 per
tahun pendapatan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan warga Amerika
Serikat sendiri yang pendapatan rata-ratanya sebesar USD 45000 per tahun
2 May Lim harity Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesia
Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4 Desember 2016 h 811
3 Sudargo Gautama Warga Negara dan Orang Asing (Bandung Penerbit Alumni 1992) h
1
4 Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Jakarta Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia JIKH Vol 10 No32016) h
258
3
Terhitung bahwa 45 warga diaspora Indonesia di Amerika Serikat memiliki
kualitas akademik di atas sarjana Sementara rata-rata penduduk Amerika
Serikat sendiri yang memiliki jumlah akademik yang serupa hanya 27
Diaspora Indonesia unggul lainnya juga tersebar di seluruh dunia seperti
ilmuwan Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan Indonesia
Internasional Jumlah remittance yang masuk dari tenaga kerja Indonesia
sepanjang tahun 2011 (versi BNP2TKI) mencapai USD 611 M atau setara
dengan Rp 5336 T Setiap tahun diaspora mengirin devisa ke Indonesia
hingga mencapai USD 7 miliar atau hamper Rp 70 triliun Angka tersebut
hampir menyamai jumlah dana otonomi khusus pada APBN-P yang di
transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah 5 Potensi yang dimiliki
diapora dalam berbagai sektor kehidupan sebenarnya dapat memberikan
kontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara tentu saja dengan
pemanfaatan yang efektif melalui penganturan hukum mengenai
dwikewarganegaraan yang terkait
Wacana ini sempat digemakan terutama pada saat Kongres Diaspora
pertama di Los Angeles pada tahun 2012 kemudian disusul dengan acara
serupa di Wisma Indonesia Sydney dengan mengusung tema ldquoForum Dual
Citizenshiprdquo Acara tersebut bertujuan untuk mengawal aspirasi petisi
Diaspora Indonesia tahun sebelumnya setelah diserahkannya 6000 nama dan
tanda tangan di Los Angeles Penting dicatat bahwa saat ini diperkirakan lebih
dari sekitar 8 juta warga negara Indonesia tersebar di 5 (lima) benua dan
mereka berdomisili di kurang lebih sekitar 90 negara dan sebanyak 46 juta
dari antara mereka tetap mempertahankan Kewarganegaraan Indonesia6
5httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+Ibu+Vi
vi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10 (diakses 21 September 2019 pukul 1204
WIB) 6May Lim harity Urgensi Pengaturan Keawrganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesiahellip
h 811
4
Di era global ini sebaran imigran dilakukan oleh berbagai bangsa
dengan tujuan ke berbagai bangsa dan negara di dunia Sebaran mereka
seperti sedang membangun basis global untuk sebuah evolusi jaringan
diasporik Diaspora terbanyak di dunia adalah diaspora China sementara di
tempat kedua adalah diaspora India7 Menurut Laporan Migrasi Dunia PBB
2018 lebih dari 156 juta orang India tinggal di negara-negara lain 8Hal ini
menjadi alasan pertama penulis untuk mengangkat negara India sebagai tema
Analisis dwikewarganegaraan dengan Indonesia
Kedua saat ini India muncul sebagai negara dengan perkembangan
ekonomi tercepat keempat di dunia dalam satu dekade terakhir Jika di lihat
dalam aspek kemajuan ekonomi India tumbuh pada tingkat rata-rata 726
persen terbesar dalam lima tahun terakhir pada tahun 2014 dan 2015 diikuti
dengan sektor manufaktur India sebesar 84 persen meningkat 44 persen dari
tahun sebelumnya9 India pun menjadi tujuan investasi asing yang
menguntungkan dengan arus masuk modal asing lebih dari US $ 31 miliar
pada tahun 2015 melebihi Amerika Serikat dan Cina10
Selain itu India
menunjukan kemajuan yang pesat dalam bidang perkembangan teknologi
informasi Pemimpin salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
teknologi informasi Infosys Tech memberikan bukti kesuksesan perusahaanya
dalam meraih keuntungan sebesar 543 Juta dollar AS11
7 Geohive mencatat populasi India sekarang berjumlah 1274000924 jiwa Jumlah itu
mengalami peningkatan setelah pada tahun 2011 Badan Pusat Statistik India (COI) mengumumkan
bahwa penduduk mereka hanya berkisar 1210854977 jiwa
8 UN World Migration Report 2018
9The Economic Times Indiarsquos Growth at 726 in 2014-2015 fastest in five years
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth- tahun 2015 (di askes
tanggal 21 September 2019)
10
UNDPAboutIndiasuccesses2015httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinf
ohtmlSuccesses (di akses tanggal 21 September 2019)
5
Ketiga India adalah negara yang menerapkan dual citizenship atau
kewarganegaraan ganda dalam sistem kewarganegaraannya India juga
merupakan salah satu negara yang sejak dini telah memperhatikan diaspora
sebagai aset negaranya Diaspora India dipandang sebagai salah satu sumber
penghasilan dalam meningkatkan pembangunan India oleh pemerintah
setempat Migrasi India yang tersebar hampir ke seluruh belahan dunia
menjadikan India memiliki diaspora yang dapat memberi benefit bagi negara
asal
Keempat melihat fakta sosial yang terjadi di India beberapa pekan ini
terutama setelah disahkannya Amandment Citizenship Act 2019 Yang mana
menimbulkan gelombang protes yang begitu besar dari rakyat India terutama
umat yang beragama muslim untuk menyuarakan aspirasi terhadap Undang-
Undang baru yang disinyalir oleh beberapa pihak mendiskriminasi suatu
golongan terutama pada poin pemberian kewarganegaraan kepada imigran
illegal yang telah tinggal lama di India kecuali orang tersebut adalah seorang
Muslim Ditambah lagi sampai hari penulis mengadakan penelitian ini
persoalan antara umat muslim dan pemerintah India yang terus berkelanjutan
seperti tidak menemui titik temu antara kelompok masyarakat Muslim dan
pemerintah India
Melihat fakta dan realitas yang berbeda antara pengaturan
kewarganegaraan Indonesia dan India dalam mengeluarkan kebijakan atas
dwikewarganegaraan Hal ini membuat penulis ingin mengangkat dan
menganalisa kebijakan pemerintah atas tuntutan dwikewarganegaraan di dua
negara ini Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan penulis
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian terhadap konsep dual
citizenship kewarganegaraan genda terbatas dan konsep dual citizenship
11
K Dinesh Success Story of the Leading Indian IT Company 2013
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml(di akses tanggal 21 September
2019)
6
negara India dengan studi Analisis antara negara Indonesia dan India Oleh
karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian
ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquo
B Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah
1 Identifikasi Masalah
Dwikewarganegaraan merupakan isu hangat yang
diperjuangkan oleh para diaspora Indonesia untuk segera membentuk
RUU Dwikewarganegaraan namun pro dan kontra yang datang pun
tak dapat dihindari mengenai dualism kewarganegaraan ini Indonesia
adalah negara kesatuan yang memiliki banyak kebudayaan yang harus
dijaga dan menjunjung tinggi nasionalisme Di lain sisi perkembangan
globalisasi yang terjadi karna arus imigrasi warga Indonesia ke negara
lain menuntut Indonesia untuk mengatur dualisme kewarganegaraan
tetap dengan pengaturan yang sistematis dan kondusif
Dilihat dari fakta hukum yang ada India telah melalui
perjalanan yang panjang terhadap pengaturan Kewarganegaraan
khususnya pada bidang dwikewarganegaraan Beberapa kebijakan
yang diterbitkan oleh pemerintah India untuk menertibkan warga
negara India atau keturunan India diluar negeri melalui perjalanan
panjang dan corak kebijakan pada setiap dekadenya yang beragam
Pemanfaatan dan pemberdayaan diapora India oleh pemerintah India
sendiripun diatur dengan aturan yang berwujud undang-undang
maupun kebijakan
Dari uraian yang ada pada latar belakang masalah tersebut di
atas maka dapat disebutkan identifikasi masalah dibawah ini yang
akan di jelaskan lebih lanjut yaitu
7
a Faktor yang menjadi dasar tuntutan atas status dwikewarganegaraan
yang merupakan inisiatif dari pada imigran Indonesia yang berada di
luar negeri baik yang masih berstatus WNI maupun eks-WNI menjadi
dasar pijakan adanya ide untuk merancang RUU dwikewarganegaraan
b Imigran Indonesia yang berada di luar negeri terdiri dari berbagai
kalangan diantaranya ada imigran yang bekerja sebagai tenaga
professional pengajar siswamahasiswa teknisi bahkan TKI Tentu
saja apabila adanya legalisasi dwikewarganegaraan bagi WNI akan
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap
pembangunan bangsa dan negara
c Pengaturan dwikewarganegaraan di Indonesia akan berdampak
terhadap tingkat keamanan dan stabilitas negara selain itu menjadi
tugas besar untuk pemerintah bagaimana menumbuhkan akan rasa
cinta tanah air yang tinggi apabila dwikewarganegaraan dilegalkan di
Indonesia
d Pemerintah Indonesia memberikan kebijakan baru atas tuntutan
dwikewarganegaran dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan yang memberikan keluwesan hukum kepada anak
kawin campur dengan memperkenalkan kewarganegaraan ganda
terbatas
e Ada beberapa kebijakan diaspora (India) yang diambil oleh
pemerintah India dalam laporan tahunan 2012-2013 yang mana
mengeluarkan beberapa kebijakan dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan yakni pengadaan kartu PIOOCI
f Melihat perbedaan respon masing-masing negara terhadap persoalan
dwikewarganegaraan maka dalam tulisan ini akan diadakan studi
analisis antara kedua negara terhadap kebijakan dwikenegaraan di
negara India dan kemungkinan serta dampak apabila Indonesia
8
mengambil langkah yang sama dengan India dalam persoalan
dwikewarganegaraan
g Tuntutan atas status dwikewarganegaraan memang sudah seharusnya
dikaji terlebih dahulu secara komprehensif Dalam tulisan ini penulis
akan memaparkan solusi untuk Indonesia setelah diadakan analisis
dengan negara yang dinilai sukses dalam pengaturan dan pemanfaatan
sumber daya diasporanya
2 Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini
penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan
penulis maka perlu kiranya penulis memberikan batasan agar tidak
melebar dan terarah Maka penelitian ini difokuskan pembahasannya
hanya menyangkut masalah Dwikewarganegaraan dengan Studi
Analisis antara kebijakan pemerintah Indonesia dalam UU RI Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955 India Dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji
peluang dan pemanfaatan sumber daya manusia dari diaspora yang
mampu memberi kontribusi dan pembangunan untuk negara Indonesia
dengan mengadakan amalisis dengan kebijakan pemerintah negara
India
3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka secara
terperinci masalah yang akan diteliti adalah ldquoKebijakan Alternatif
Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi Analisis UU
RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
9
Citizenship Act of India 1955)rdquo Dari masalah di atas maka dapat
diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut
a Apakah kebijakan negara Indonesia sudah menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Bagaimana kebijakan pemerintah India dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan mengenai judul skripsi
ldquoKebijakan Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquordquo adalah
a Mengetahui kebijakan negara Indonesia atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Mengetahui kebijakan-kebijakan negara India dalam merespon
tuntutan dwikewarganegaraan
2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dilakukan mengenai penelitian ldquoKebijakan
Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi
Analisis UU No 12 Tahun 2006 dan The Citizenship Act 1955)
adalah sebagai berikut
a Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Dwikewarganegaraan dengan menggunakan Studi Analisis antara
kebijakan negara Indonesia dan India
10
b Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis yang sebesar-besarnya yakni dapat menjadi solusi
sumbangsih atau menjadi masukan untuk pemerintah dalam
mengambil kebijakan yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan
pengaturan mengenai diaspora serta memberikan masukan agar
pemanfaatan sumber daya manusia diaspora Indonesia diefektifkan
Dengan menggunakan studi Analisis diharapkan dapat membuka
pikiran pembaca baik dari pemerintah atau akademisi maupun
masyarakat umum supaya dapat melihat lebih luas dari berbagai sisi
akan baik dan buruknya pengaturan dan kebijakan pemanfaatan
sumber daya manusia diaspora dikemudian hari
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sepanjang pengetahuan penulis penelitian di bidang
dwikewarganegaraan berkaitan dengan beberapa judul penelitian ini
1 ldquoPengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiardquo oleh Alesan Angela mahasiswa dari Universitas Hasanudin
Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh diaspora India terhadap
hubungan bilateral India-Malaysia dan bagaimana efektifitas pengaturan
diaspora India dalam membangun hubungan bilateral India-Malaysia12
2 ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Kebudayaan India di
Indonesiardquo oleh Jayanti Adinda mahasiwa dari Universitas Airlangga
Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran diaspora India dalam
mendukung diplomasi kebudayaan di Indonesia sehingga dapat dilihat
12
Alisan Angela Pengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-Malaysia
(SkripsiUniversitas Hasanudin 2013)
11
seberapa jauh peran yang dimainkan warga Negara India dalam
mengembangkan kebudayaan India di Indonesia13
3 ldquoKebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi
dalam Ikatan Identitas Budayardquo oleh Nauf al Azizi Tulisan ini berupa
jurnal yang diterbitkan oleh Paradigma Jurnal Kajian Budaya Tulisan ini
menggambarkan pengaruh ekonomi dan kebijakan budaya melalui
besarnya diaspora India di Asia Tenggara14
4 ldquoSolusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraanrdquo oleh Junaidi Abdillah Tulisan ini diterbitkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Tulisan ini
menjelaskan apa yang menjadi latar belakang tuntutan atas status
dwikewarganegaraan diaspora Indonesia dan bagaimana upaya pemerintah
dalam menanggapi tuntutan dwikewarganegaraan serta apa yang menjadi
kebijakan alternatif yang diterapkan oleh pemerintah India dan apa pula
keuntungan dari kebijakan alternatif tersebut bagi pemerintah India
sendiri15
5 ldquoStatus Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasionalrdquo oleh Novianti Tulisan ini berupa jurnal
yang diterbitkan oleh Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
Tulisan ini menjelaskan bagaimana status kewarganegaraan dalam
perspektif hukum internasional dan bagaimana pengaturan
kewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 tentang
13
Jayanti Adinda Peran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi Kebudayaan India di
Indonesia (Skripsi Universitas Airlangga 2010)
14
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi dalam
Ikatan Identitas Budaya (Paradigma Jurnal Kajian Budaya 2014)
15
Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia 26 November 2016)
12
Kewarganegaraan Republik Indonesia serta bagaimana status
kewarganegaraan ganda bagi diasporan Indonesia16
6 ldquoDiaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesiardquo oleh Ahmad
Jazuli Tulisan ini diterbitkan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2017 Tulisan ini berisi
tentang bagaimana diasporan Indonesia dalam perspektif UU No 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU
Kewarganegaraan)17
7 ldquoPenerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju Masyarakat
Transnasional Indonesiardquo oleh Rizky Banyualam Permana Tulisan ini
diterbitkan oleh JURIS LK2 FHUI pada tahun 2014 Tulisan ini
menjelaskan mengenai kemanfaatan dalam penerapan
dwikewarganegaraan di masa depan untuk meningkatkan daya saing dan
keunggulan Indonesia dalam lingkup internasional di masa depan18
Berdasarkan karya penelitian yang telah penulis sebutkan diatas
Penulis sendiri belum menemukan hasil karya yang meneliti persolan
dwikewarganegaraan dari sudut pandang yang penulis maksudkan dalam
penelitian ini yaitu menganalisis kebijakan pemerintah atas tuntutan
dwikewarganegaraan dengan menggunakan studi analisis kebijakan
16
Novianti Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam Perspektif
Hukum Internasional (Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi 5 Desember 2014)
17
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI 20 Maret
2017)
18
Rizky Banyualam Permana Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju
Masyarakat Transnasional Indonesia (JURIS LK2 FHUI Volume 4 Oktober-Desember 2014)
13
pemerintah baik yang lahir dalam bentuk undang-undang ataupun peraturan
menteri Yang menjadi fokus peneliti adalah kebijakan negara Indonesia dan
India yaitu dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan
Citizenship Act of India 1995
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian
Untuk membantu memudahkan dalam penyusunan skripsi ini maka
disusun metode penelitan sebagai jalan petunjuk yang akan mengarahkan
jalannya penelitian ini atau dengan kata lain sebagai jalan atau cara dalam
rangka usaha mencari data yang akan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dalam skripsi ini19
yaitu sebagai berikut
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif
yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek
yaitu aspek teori sejarah filosofi Analisis struktur dan komposisi lingkup
materi dan konsistensi20
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa antara
kebijakan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India yang diatur dalam
undang-undang masing-masing negara yang bersangkutan
Disini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang digunakan dengan cara
mencari mengumpulkan dan mempelajari peraturan perundang-undangan
dan bahan hukum lain yang terkait dengan objek penelitian
2 Pendekatan
Berdasarkan jenis penelitian hukum normatif (normative law
research) yaitu suatu pendekatan yang mengkaji asas-asas hukum terhadap
kebijakan publik dan ketertekaitan asas-asas doktrinal dengan hukum-hukum
19
Arianto Adi Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta Granit 2004) h 61
20
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta UI Press 2010) h 10
14
positif konsep maupun hukum yang berlaku di suatu negara yang berkaitan
dengan dwikewarganegaraan Penelitian ini juga berfokus pada problem
identifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menginventarisir dan
kemudian mengklarifikasi permasalahan untuk dicarikan jalan keluar21
3 Sifat Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis
komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemaparan
(deskripsi) secara lengkap rinci jelas dan sistematis tentang perbandingan
kebijakan dwikewarganegaraan antara Indonesia dan India Studi Analisis
komparatif merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua
atau lebih dari dua situasi kejadian kegiatan program dll
4 Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain Untuk data sekunder yaitu
sumber data yang diperoleh melalui studi literatur seperti buku jurnal artikel
situs internet dan e-book Adapun data yang dibutuhkan ialah data faktual
yang sedapat mungkin merupakan data resmi yang dikeluarkan negara atau
lembaga analisis terutama yang menyangkut dwikewarganegaraan dalam hal
komparasi antara Indonesia dan India
a Sumber Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-
ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa sumber hukum utama yaitu Undang-Undang No
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Untuk ketentuan mengenai pengaturan dwikewarganegaraan yang
dimiliki oleh India sendiri merujuk kepada ketentuan the Citizenship Act
21
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukumhellip h 15
15
of India 1955 (57 of 1955) dan kebijaka-kebijakan yang dikeluarkan oleh
oemerintah India
b Sumber Hukum Sekunder
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan sumber data
sekunder Bahan hukum sekunder adalah yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer seperti misalnya hasil penelitian buku-
buku hukum skripsi tesis disertasi hukum jurnal dan lain-lain Seperti
buku-buku tentang materi dwikewarganegaraan jurnal-jurnal penelitian-
penelitian yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan diaspora
Indonesia dan India
Dalam literatur lain disebutkan bahwa bahan hukum sekunder adalah
bahan hukum yag terdiri atas buku-buku teks (textbooks) yang ditulis para
ahli hukum yang berpengaruh (de herseende leer) jurnal-jurnal hukum
pendapat para sarjana kasus-kasus hukum yurisprudensi dan hasil-hasil
simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian
5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu telaah
Pustaka (Library Research) Penulis akan mengumpulkan data teoritis yang
bersumber dari literatur berupa buku artikel makalah koran jurnal
dokumen dan situs-situs resmi yang memuat informasi mengenai konsep
dwikewarganegaraan India dan Indonesia yang berkaitan dengan masalah
penelitian Data ini penulis peroleh secara langsung maupun yang diperoleh
melalui akses internet
6 Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut pokok
bahasan masing-masing maka selanjutnya dilakukan analisis data Analisis
data bertujuan untuk menginterprestasikan data yang sudah disusun secara
16
sistematis yaitu dengan memberikan penjelasan Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur runtun logis tidak tumpang
tindih dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman
hasil analisis
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja menggunakan data mengorganisasikan data memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola lalu dapat di jadikan data dalam
membantu menjelasakan hal yang di permasalahan teliti Teknik analisis data
yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis data kualitatif Penulis
akan menganalisis dan menjelaskan permasalahan berdasarkan data yang
diperoleh lalu mengaitkannya dengan teori atau konsep yang digunakan22
F Teknik Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis merujuk kepada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum yang diterbitkan pada tahun
2017 Dimana buku pedoman penulisan skripsi ini penulis jadikan sebagai
salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kualitas baik menyangkut substansi
maupun teknik penulisan skripsi yang penulis hasilkan
G Sistematika Penulisan
Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini maka secara singkat akan
disusun dalam 5 bab yang terdiri dari
Bab I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang
penelitian identifikasi pembatasan dan rumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian kerangka pemikiran review studi terdahulu sistematika
pembahasan metodologi penelitian dan sistematika pembahasan
22
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
(BandungRefika Aditama 2008) h15
17
Bab II yaitu berisi tentang Kerangka Konsep dan Kajian Teoritis
Dimana didalamnya terdapat konsep mengenai warga negara dan
kewarganegaraan dwikewarganegaraan Kemudian didalam Kajian teoritis
pula memuat teori warga negara
Bab III yaitu menjelaskan dinamika konstitusi kewarganegaraan di
Indonesia dan India menurut Undang-undang yang pernah berlaku Dalam bab
ini penulis akan menguraikan perjalanan panjang Undang-Undang
kewarganegaraan kedua negara Indonesia dan India Di samping itu juga akan
dijelaskan bagaimana pengaturan negara India mengenai status
dwikewarganegaraan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan pemerintah
India terkait dual citizenship
Bab IV yaitu analisis kebijakan alternatif pemerintah Indonesia dan
India atas tuntutat dwikewarganegaraan hasil penelitian dan pembahasan
menguraikan kajian analisis kebijakan pemerintah Indonesia dan India dalam
merespon tuntutan dwikewarganegaraan oleh para diaspora kedua negara
Bab V yaitu penutup menjelaskan tentang simpulan dan saran
18
BAB II
KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga negara sebuah negara dapat dibedakan antara lain
a Warga negara asli (pribumi) yaitu penduduk asli negara tersebut Misalnya suku
jawa suku Madura suku dayak dan sebagainya merupakan warga negara asli
Indonesia
b Warga negara keturunan asing (vreemdeling) yaitu warga negara asing yang
telah menjadi WNI Misalnya WNI keturunan Tionghoa Timur Tengah India
dan sebagainya
Hal yang perlu diingat ldquowarga negara suatu negara tidak selalu menjadi
penduduk negara iturdquo Misalnya warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di
luar negeri Penduduk suatu negara tidak selalu merupakan warga negara dimana ia
tinggal Misalnya orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia1 Menurut
wolhoff2 dalam suatu negara adakalanya ditemukan golongan minoriteit yaitu
golongan orang yang berjumlah kecil yang secara yuridis memiliki status
kewarganegaraan negara nasional tertentu akan tetapi memiliki sifat batin-lahir sosial
kebudayaan yang berbeda dari bangsa itu Sehingga golongan ini belum
diasimilasikan sepenuhnya
Gagasan tentang kewarganegaraan (citizenship) sesungguhnya dapat ditelusuri
dari sejarah perkembangan kewarganegaraan yang bersumber dari peradaban
1 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negara (Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006) h 229
2 Dasril Radjab Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta Rineka Cipta 1994) h 6 Sebagai
contoh diwilayah negara Indonesia terdapat beberapa golongan minoritas Misalnya Suku Anak
Dalam di Sumatera Suku Badui di Jawa Barat Suku Samin di Jawa T engah dan Jawa Timur Suku
Dayak Oudth di Kalimantan dan beberapa klan suku di Papua Untuk memberdayakan eksistensi
mereka beberapa langkah persuasive digunakan termasuk adanya perwakilan mereka dalam
ketatanegaraan sebagai anggota MPR yang diangkat dari utusan golongan
19
Romawi sampai pada modernitas Barat Pemikiran yang tumbuh di masa Yunani
Kuno telah memberi pijakan kuat bagi teorisasi kewarganegaraan khususnya pada
kewarganegaraan modern Salah satunya dari Aristoteles (322-384 SM) seorang
pemikir ilmuwan ahli logika dan sekaligus filosof terkenal saat itu Karyanya yang
berjudul Politics telah memberikan informasi penting mengenai Athena sebagai suatu
negara kota (polis) di masa Yunani Kuno yang demokratis beserta keberadaan
warganya di polis tersebut (politespolitai)3
Wewenang sebuah organisasi negara meliputi kelompok manusia yang berada
di dalamnya Kelompok tersebut dapat dibedakan antara warga negara dengan bukan
warga negara (orang asing) Warga negara sebagai pendukung sebuah negara
merupakan landasan bagi adanya negara Dengan kata lain bahwa warga negara
adalah salah satu unsur penting bagi sebuah negara selain unsur lainnya4
Istilah polis polites dan politeia menjadi kata-kata kunci atau dikenal sebagai
bagian dari Aristotlersquos term yang nantinya diterjemahkan sebagai state citizen dan
constitution Ketiga istilah tersebut tidak bisa dipisahkan dan untuk memahami satu
hal maka yang lain juga harus dipahami pula Dikatakan bahwa ldquoto understand what
a constitution (politeia) is we must inquire into the nature of the city (polis) and to
understand that since the city is a body of citicens (politai) we must examine the
nature of citizenshiprdquo5
Warga negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang sebagai bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara6 Istilah ini biasa juga disebut hamba
3 Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 23
4 CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) (Jakarta
Pradnya Paramita 2001) h 148
5 Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barker (New York Oxford University Press
1995) h 84
6 Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani (Jakarta ICCE
UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada Media 2003) h 73
20
atau kawula negara Meskipun demikian istilah warga negara dirasa lebih sesuai
dengan kedudukannya sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba
dan kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta anggota atau
warga yang menjadi bagian dari suatu negara Asumsi ini tidaklah berlebihan dan
cukup beralasan Sebagai anggota dari persekutuan yakni negara yang didirikan
dengan kekuatan bersama atas dasar tanggung jawab bersama serta untuk
kepentingan atau tujuan bersama pula7 warga negara dituntut untuk aktif terhadap
negara
Dengan alasan tersebut istilah warga negara dirasa lebih sesuai karena
mengandung pengertian aktif Sedangkan istilah hamba atau kawula negara
mengandung pengertian warga yang pasif dan hanya menjadi obyek negara Untuk
itu setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum Semua warga
negara mempunyai kepastian hak privasi dan tanggung jawab Sejalan dengan
definisi di atas AS Hikam mendefinisikan bahwa warga negara (citizenship) adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri Istilah ini
menurutnya lebih baik daripada istilah kawula negara karena kawula negara betul-
betul berarti obyek yang berarti orang yang dimiliki dan mengabdi kepada negara
Oleh karenanya kewarganegaraan menurut AS Hikam harus mencakup tiga dimensi
utama 1) Dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas 2) dimensi pemenuhan hak-
hak dasar yaitu hak politik ekonomi dan hak sosial kultural serta 3) dimensi dialog
dan keberadaan ruang publik yang bebas8
7 Pada awalnya negara atau bangsa merupakan sekumpulan manusia atau gabungan entitas-
entitas yang beragam lalu disarikan hubungan kesadaran dan diikat oleh asas kemaslahatan bersama
yang dituangkan dalam bentuk system legislasi dan hukum perundang-undangan System ini
diberlakukan padatanah kehidupan yang dinamakan tanah air (wathan) Pada gilirannya hubungan
tersebut diatur oleh kekuasaan yang dinamakan negara Lihat Muhammad Syahrur Dirasat Islamiyyah
Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama terjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani
Islam Genealogi Masyarakat dan Negara (Yogyakarta LKIS 2003) h 90
8 Muhammad AS Hikam Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia (Jakarta Penerbit Erlangga 1999) h 166
21
Istilah warga negara dan rakyat menunjuk pada obyek yang sama yakni
sebagai anggota negara9 Meskipun demikian terdapat perbedaan pengertian antara
pengertian warga negara rakyat dan bangsa Warga negara adalah pendukung negara
atau dalam arti lain warga sebuah negara yang bersifat aktif Sedang rakyat adalah
masyarakat yang mempunyai persamaan kedudukan sebagai obyek pengaturan dan
penataan oleh negara dan mempunyai ikatan kesadaran sebagai kesatuan dalam
hubungan keorganisasian negara Istilah warga negara tidak menunjuk pada obyek
yang sama dengan istilah penduduk
Warga negara sebuah negara belumlah tentu merupakan penduduk negara
tersebut Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam
suatu negara berdasarkan peraturan perundangan kependudukan sah dari negara yang
bersangkutan Baik status sebagai warga negara maupun sebagai penduduk
mempunyai konsekuensi hukum yaitu menyangkut hak-hak dan kewajibannya
Konsekuensi hukum dari status warga negara lebih luas dari pada status sebagai
penduduk Pembagian penduduk menjadi warga negara dan orang asing sangatlah
penting Hal ini dikarenakan beberapa hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara
dengan orang asing berbeda Hak dan kewajiban penduduk yang bukan warga negara
adalah terbatas10
Perbedaaan antara kelompok warga negara dengan orang asing terletak pada
hubungan yang ada antara negara dengan warga negara dengan masing-masing
kelompok tersebut Hubungan antara negara dengan warga negara lebih erat
dibandingkan hubungan antara negara dengan orang asing Dalam konteks negara
Islam warga negara mengandung pengertian penduduk sebuah negara Islam yang
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia
(Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994) h 1
10
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan (Yogyakarta Liberty 1992) h
2
22
memeluk agama Islam11
Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam
namun belum memeluk agama Islam atau dengan kata lain bahwa masyarakat atau
individu non muslim yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam akan diberi
status penduduk permanen tetapi tidak dianggap sebagai warga negara dari negara
Islam kecuali jika mereka memeluk Islam atas kemauan mereka sendiri Meskipun
demikian ternyata kenyataan diatas bukanlah sebuah statemen yang bersifat final hal
ini terlihat dari adanya pemikir Islam yang memandang mereka sebagai warga negara
Islam12
Kewarganegaraan (citizenship) adalah suatu bentuk dari identitas sosial politik
( a form of social politicial identity) seseorang yang keberadaannya berkaitan dengan
waktu yang berkembang Di sisi lain kewarganegaraan ternyata tidak hanya sebuah
identitas tetapi mencakup pula atribut rights obligations ative in public affairs dan
an acceptance of societal values13
Oleh karena itu pula definisi kewarganegaraan termasuk pula definisi warga
tidaklah sama mencakup banyak dimensi Menurut Aristoteles definisi tentang
warga negara ditentukan oleh bentuk pemerintahan atau ia sebut bentuk
konstitusinya Salah satu ungkapannya adalah ldquoit may be thet someone who is a
citizen in a democracy is not one in a oligarchyrdquo14
Bahwa kewarganegaraan adalah
bentuk partisipasi warga dalam kehidupan publik Jadi kewarganegaraan ditandai
dengan adanya partisipasi Gagasan ini untuk sementara waktu tergantikan oleh
konsep kewarganegaraan sebagai bentuk legal dengan elemen hak dan kewajiban
(right and obligation) Bahwa kewarganegaraan ditandai dengan adanya hak dan
11
Abdul Rahman Abdul Kadir Kurdi Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-Quran
dan Sunnah (Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000) h 115
12
Abdul Qadir Djaelani Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam (Surabaya Bina Ilmu
1995) h 241
13
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century (London Setting
the Contex Kogan Page 1998) h 2-3
14
Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barkerhellip h 85
23
kewajiban warga negara dalam sebuah negara hukum merupakan warisan dari tradisi
Republik Romawi yang muncul setelah masa Yunani Kuno15
2 Konsep Mengenai Dwikewarganegaraan
Dwikewarganegaraan dapat lahir karena adanya dua negara yang mengklaim
kewarganegaraan atas seseorang dan dapat dikaitkan dengan faktor-faktor tertentu di
antaranya
a Kewarganegaraan yang didapat dari garis darah (ius sanguinis)
b Kewarganegaraan yang didapat berdasarkan tempat kelahiran (ius soli)
c Kewarganegaraan yang didapat karena adanya perkawinan (jure matrimonii)
d Kewarganegaraan yang didapat karena naturalisasi
e Kewarganegaraan yang didapat karena adopsi16
f Kewarganegaraan yang didapat karena investasi yang dilakukan17
g Kewarganegaraan yang didapatkan berdasarkan agama18
h Kewarganegaraan yang didapatkan karena jabatannya (jus oficii)19
15
Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 24
16
Swedia memberikan kewarganegaraan secara otomatis terhadap anak yang diadopsi Office
of Migration Sweden httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship html (diakses 20 Januari 2020 pkl
0800 WIB)
17
Antara lain Austria Antigua dan Barbuda Siprus Dominika Malta dan St Kitts dan
Nevis Henley amp Partners httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment diakses 20
Januari 2020 pkl 0800 WIB)
18
Praktik yang dilakukan oleh Israel setiap orang Yahudi yang kembali ke Israel memiliki
hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel Ministry of Foreign Affairs Israel
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20nationalityaspx
(diakses 20 Januari 2020 pkl 0800 WIB)
19
Vatikan memberikan kewarganegaraan bagi pemegang jabatan Tahta Suci Official Page of
Vatican httpwww vaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en html (diakses diakses 20 Januari
2020 pkl 0800 WIB)
24
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut ius
sanguinis lahir di negara lain yang menganut asas ius soli maka kedua negara
tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga negaranya Sebagai contoh sebelum
ada perjanjian Menteri luar negeri Indonesia Soenario dan Menteri luar negeri China
Chow orang China yang berdomisili di Indonesia (ius soli) merupakan warga negara
Indonesia dan warga negara China (ius sanguinis)20
Untuk mencegah Bipatride maka UU No 62 tahun 1958 pasal 7 menyatakan
bahwa seorang perempuan asing yang lahir dengan laki-laki WNI dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan melakukan pernyataan dengan syarat bahwa dia
harus meninggalkan kewarganegaraan asalnya
Bila dalam praktik dua faktor tersebut bertemu dan terkait dengan seseorang
dwikewarganegaraan dapat berlaku bila hukum dari masing-masing negara
mengizinkan Ada tiga cara penerimaan yang dapat berlaku bila faktor-faktor
kewarganegaraan tersebut bertemu yaitu penerimaan dwikewarganegaraan secara
penuh terbatas dan penolakan terhadap dwikewarganegaraan Dwikewarganegaraan
secara terbatas dikaitkan dengan jangka waktu usia tertentu Dalam jangka waktu
tertentu pemilik dwikewarganegaraan harus melepaskan salah satu
kewarganegaraannya Dalam hal apabila negara menolak dwikewarganegaraan salah
satu kewarganegaraan akan gugur Awalnya menurut pandangan tradisional
memperlihatkan adanya penolakan terhadap konsep dwikewarganegaraan karena
pada dasarnya kewarganegaraan dipandang sebagai satu-satunya rantai penghubung
antara individu dengan suatu negara yang berdaulat menurut konsepsi yang ada pada
saat itu21
Hukum kewarganegaraan adalah bagian dari kedaulatan suatu negara untuk
menentukan siapa saja yang menjadi bagian dari negara itu sehingga
20
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 235
21
Irene Bloemraad ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of Postnationalism the
Possibilities of Transnationalism and the Persistence of Traditional Citizenship International
Migration Review Vol 38 No 2 (2004) h 90
25
kewarganegaraan diberlakukan secara kaku Pemberian suatu kewarganegaraan dari
negara lain dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip kedaulatan22
Selain
itu juga akan menyebabkan ketidakstabilan hubungan diplomatik negara-negara di
dunia Masalah lain yang dikhawatirkan adalah masalah hukum perdata internasional
terkait dengan status personal seseorang yang memiliki dwikewarganegaraan23
Keengganan hukum internasional untuk menerima dwikewarganegaraan ini
secara jelas diatur dalam Konvensi Liga Bangsa-Bangsa (LBB) tentang Konflik
Hukum Kewarganegaraan tahun 1930 (Convention on Certain Questions Relating to
the Conflict of Nationality Laws) lalu Dewan Eropa (Council of Europe) pada tahun
1963 juga membuat Convention on the Reduction of Cases of Multiple Nationality24
Dalam konsiderans Konvensi LBB tahun 1930 dinyatakan bahwa ldquoefforts of
humanity should be directed is the abolition of all cases both of statelessness and
double nationalityrdquo Sedangkan pada Konvensi Dewan Eropa 1963 tujuan dari
Konvensi tersebut bukan penghapusan total dwikewarganegaraan tetapi sebisa
mungkin mengurangi kasus kewarganegaraan banyak Di saat yang sama pandangan
yang pro terhadap dwikewarganegaraan juga berkembang namun tidak begitu
populer George Bancroft seorang diplomat AS pada abad ke-19 yang
mempromosikan North American Bancroft Treaty mengatakan ldquohellipas soon tolerate a
man with two wives as a man with two countriesrdquo sebagai metafora yang
menganalogikan dwikewarganegaraan dengan praktik poligami jika poligami dapat
dianggap wajar oleh masyarakat begitu pula seharusnya dengan
dwikewarganegaraan
22
Peter J Spiro ldquoDual Citizen as Human Rightrdquo International Journal of Constitutional
Law Vol 8 No 1 (2010) h 113
23
Ko Swan Sik edNationality and International in Asian Perspective (Dordrecht Martinus
Nijhoff 1990) h 247
24
Anja Broslashndsted Sejersen ldquoldquoI Vow to Thee My Countriesrdquo The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Centuryrdquo International Migration Review Vol 42 No 3 (2008) h 530
26
Pasca Perang Dunia ke-II hak asasi manusia berkembang dan hak untuk
berpindah kewarganegaraan diakui sebagai hak asasi manusia dalam Deklarasi
Universial Hak Asasi Manusia PBB tahun 1948 Kewarganegaraan dipandang
sebagai suatu hak yang mendasar Selain itu pandangan liberal menggeser konsepsi
nasionalisme yang kaku menjadi lebih fleksibel Struktur masyarakat yang semakin
heterogen (terutama di Eropa) juga mendorong pergeseran pandangan
kewarganegaraan yang awalnya dikaitkan dengan konteks kewilayahan dan
kesukubangsaan
Migrasi transnasional juga terus menggerus konsepsi tradisional
kewarganegaraan yang dikaitkan negara kebangsaan (nation-state) Dengan
perkembangan transportasi dan komunikasi hubungan transnasional orang-orang
semakin cair dan kasus dwikewarganegaraan mulai timbul secara de facto meskipun
secara de jure belum diakomodir
Menjelang abad ke-21 ada pergeseran pandangan yang semakin permisif
terhadap dwikewarganegaraan yang secara jelas terlihat dalam instrumen hukum
internasional Dalam Konvensi Eropa tentang Kewarganegaraan (European
Convention on Nationality 1997) secara tegas mengharuskan negara peserta untuk
mengizinkan dwikewarganegaraan bagi anak yang mendapatkan
dwikewarganegaraan karena kelahirannya atau perkawinan25
Dari sini dapat dilihat
perkembangan hukum internasional khususnya instrumen hukum internasional
negara-negara Eropa semakin permisif terhadap kasus dwikewarganegaraan yang
pada awalnya menolak sama sekali dwikewarganegaraan dalam Konvensi LBB 1930
lalu sebisa mungkin menghindari dwikewarganegaraan menurut Konvensi Dewan
Eropa 1963 dan pada akhirnya diterima di Eropa berdasarkan Konvensi Eropa 1997
25
Article 17 European Convention on Nationality 1997 berbunyi asli sebagai berikut ldquoA
State Party shall allow a children having different nationalities acquired automatically at birth to
retain these nationalities b its nationals to possess another nationality where this other nationality is
automatically acquired by marriagerdquo
27
Keadaan berkewarganegaraan ganda sering pula terjadi akibat dari
perkawinan campuran antar bangsa yang otomatis menganut hukum perkawinan dan
kewarganegaraan yang berbeda26
Dimana masing-masing pihak yang terkait dalam
perkawinan campuran tersebut oleh negara asalnya ada yang mengizinkan anak yang
dihasilkan dari perkawinan tersebut untuk memiliki kewarganegaraan kedua
orangtuanya (kewarganegaraan gandadwikewarganegaraan) Dalam kenyataannya
terdapat keanekaragaman peraturan dan asas-asas kewarganegaraan apakah ius soli
atau ius sanguinis karena negara bebas untuk memilih asas-asas manakah yang
hendak dipakainya dalam menentukan siapakah yang menjadi warganya Yang
kemudian menimbulkan apatridie bipatridie bahkan mungkin multipatridie karena
dari benturan asas-asas kewarganegaraan yang tidak seragam Akibatnya timbul
peraturan-peraturan di bidang kewarganegaraan yang tidak sama di semua negara
Dan menurut istilah Sudargo Gautama hal ini menggambarkan seolah-olah terjadi
ldquopertentanganrdquo27
Yang dimaksud dengan apatridie yaitu orang-orang yang tidak mempunyai
suatu kewarganegaraan (tanpa kewarganegaraan) Pada akhir-akhir ini apatride
banyak kemungkinan terjadi karena perkembangan hubungan antara negara dan
hubungan politis Beberapa negara tertentu telah mulai mempergunakan pencabutan
kewarganegaraan sebagai semacam hukuman Apabila orang-orang yang terkena
dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh negara yang bersangkutan dan mereka ini
belum dapat memperoleh kewarganegaraan pengganti maka mereka ini berstatus
tanpa kewarganegaraan
Apatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut
asas ius soli lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis Sebagai contoh orang
26
Zulfa Djoko Basuki ldquoPerkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya di Indonesia
Dewasa Inirdquo Vol1 No3 (Jakarta Jurnal Hukum Internasional April 2004) h547
27
Beliau lebih lanjut menjelaskan hal ini merupakan konsekuensi dari prinsip kebebasan
untuk menentukan sendiri siapakah yang merupakan warganegaranya maka kita dapat menyaksikan
tidak adanya uniformitet di lapangan peraturan-peraturan tentang kewarganegaraan
28
China yang pro Koumintang tidak diakui sebagai warga RRC sedangkan Taiwan
sebagai negara asal pada 1958 belum ada hubungan diplomatic dengan Indonesia
maka mereka juga tidak diakui sebagai warga negara Taiwan Sehingga mereka
merupakan ldquodefacto apatriderdquo Untuk mencegah apatride UU No 62 Tahun 1958
pasal 1 huruf f menyatakan bahwa anak yang lahir di wilayah Indonesia selama
orang tuanya tidak diketahui adalah warga negara Indonesia
Sementara bagi orang Cina sebelum lahirnya UU No 62 tahun 1958 untuk
menentukan kewarganegaraan diadakan perjanjian antara Indonesia-Cina yang
dikenal dengan perjanjian Soenario-Chow pada tanggal 22 April 1955 yang
diundangkan dengan UU No 2 tahun 1958 berisi bahwa semua orang Cina yang
berdomisili di Indonesia harus mengadakan pilihan kewarganegaraan dengan tegas
dan secara tertulis 28
Kasus yang paling marak mengenai apatride adalah ketika banyak terjadinya
pengungsi-pengungsi yang melarikan diri dari Vietnam tahun 1970-an akibat dari
Perang Vietnam Keadaan tanpa kewarganegaraan ini adalah menyedihkan bagi yang
harus mengalami Sama sekali tidak ada perlindungan dari sesuatu negara Tidak
dapat memiliki paspor negara tertentu Seandainya mereka harus diusir dari negara
tempat mereka berdomisili kemana mereka harus dikirim Sedangkan Bipatridie atau
dwi-kewarganegaraan akan terjadi apabila seseorang memiliki dua kewarganegaraan
Kenyataan terjadinya bipatridie kerapkali sering berlaku yaitu kalau seseorang
penduduk pada suatu negara yang berasal dari kewarganegaraan lain diberi
pewarganegaraan oleh negara yang didiaminya tanpa ia menyatakan melepaskan
kewarganegaraan aslinya (leluhurnya)
28
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 236
29
B Kajian Teoritis
1 Teori Kebijakan Alternatif
a Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak (tentang
pemerintahan organisasi dsb) pernyataan cita-cita tujuan prinsip dan garis
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran Secara umum
kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukan perilaku seseorang
aktor misalnya seorang pejabat suatu kelompok maupun lembaga tertentu
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi Pada dasarnya terdapat
banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian mengenai
kebijakan 29
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya memecahkan
problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejaheraan masyarakat Dan dalam kebijakan setidaknya harus memenuhi
empat hal penting yakni (1)tingkat hidup masyarakat meningkat (2)terjadi
keadilan By the law social justice dan peluang prestasi dan kreasi
individual (3)diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat (dalam
membahas masalah perencanaan keputusan dan implementasi) dan
(4)terjaminnya pengembangan berkelanjutan
Monahan dan Hengst seperti yang dikutip oleh Syafaruddin bahwa
kebijakan (policy) secara etimologi diturunkan dalam bahasa Yunani yaitu
ldquoPolisrdquo yang artinya kota (city)30
Pendapat ini menjelaskan kebijakan
29 Noeng H Muhadjir Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif (Yogyakarta Raka Sarasin 2000) h 15
30
Heinz Weihrich dan Haroid Koontz Management AGlobal Perspective Tent Edition (New
York McGraw-Hill 1993) h 123
30
mengacu kepada cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan
untuk mengelola kegiatan mereka Dalam hal ini kebijakan berkenaan dengan
gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama
diterima pemerintah atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha
mengejar tujuannya Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa
kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang menjadi arah
dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus diikuti oleh para pelaku
dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan dalam sebuah
organisasi serta mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan
masalah atas tindakan yang terjadi
Lebih lanjut Muhadjir mengatakan bahwa kebijakan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kebijakan subtantif dan kebijakan implementatif Kebijakan
subtantif adalah keputusan yang dapat diambil berupa memilih alternatif yang
dianggap benar untuk mengatasi masalah Tindak lanjut dari kebijakan
subtantif adalah kebijakan implemtatif yaitu keputusan-keputusan yang
berupa upayaupaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan
subtantif31
Secara empiris kebijakan berupa undang-undang petunjuk dan
program dalam sebuah Negara kebijakan dianggap sebagai rangkaian
tindakan yang dikembangkan oleh badan atau pemerintah yang mempunyai
tujuan tertentu diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok
pelaku untuk memecahkan masalah tertentu Dengan demikian berdasarkan
beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpukan bahwa kebijakan adalah
sebagai rangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dari dasar pada
masalah yang menjadi rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
31
Noeng H Muhadjir Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach (Yogyakarta
Rake Sarakin 2003) h 90
31
kepemimpinan dan cara bertindak pernyataan citacita prinsip atau maksud
dalam memecahkan masalah sebagai garis pedoman untuk manajeman dalam
usaha mencapai sasaran atau tujuan Dengan kata lain sebagai pedoman untuk
bertindak bagi pengambilan keputusan
Sholichin Abdul Wahab32
sebagaimana dikutip Suharno
mengisyaratkan bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat
kebijakan publik sebagai tindakan yang mengarah pada tujuan ketika kita
dapat memerinci kebijakan tersebut kedalam beberapa kategori yaitu
a Tuntutan kebijakan (policy demands)
Yaitu tuntutan atau desakan yang diajukan pada pejabat-pejabat
pemerintah yang dilakukan oleh actor-aktor lain baik swasta maupun
kalangan pemerintah sendiri dalam sistem politik untuk melakukan
tindaka n tertentu atau sebaliknya untuk tidak melakukan tindakan
pada suatu masalah tertentu Tuntutan ini dapat bervariasi mulai dari
desakan umum agar pemerintah berbuat sesuatu hingga usulan untuk
mengambil tindakan konkret tertentu terhadap suatu masalah yang
terjadi di dalam masyarakat
b Keputusan kebijakan (policy decisions)
Adalah keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah yang
dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan
publik Dalam hal ini termasuk didalamnya keputusankeputusan
untuk menciptakan statuta (ketentuan-ketentuan dasar) ketetapan-
ketetapan ataupun membuat penafsiran terhadap undang-undang
c Pernyataan kebijakan (policy statements)
Ialah pernyataan resmi atau penjelasan mengenai kebijakan publik
tertentu Misalnya ketetapan MPR Keputusan Presiden atau Dekrit
32
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negara (Jakarta Bumi Aksara 2010) h 25-27
32
Presiden keputusan peradialn pernyataan ataupun pidato pejabat
pemerintah yang menunjukkan hasrat tujuan pemerintah dan apa
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut
d Keluaran kebijakan (policy outputs)
Merupakan wujud dari kebijakan publik yang paling dapat dilihat dan
dirasakan karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan
guna merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan dan
pernyataan kebijakan Secara singkat keluaran kebijakan ini
menyangkut apa yang ingin dikerjakan oleh pemerintah
e Hasil akhir kebijakan (policy outcomes)
Adalah akibat-akibat atau dampak yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan sebagai
konsekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya tindakan
pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu yang
ada dalam masyarakat
William N Dunn33
membedakan tipe-tipe kebijakan menjadi
lima bagian yaitu
a Masalah kebijakan (policy public) Adalah nilai kebutuhan dan
kesempatan yang belum terpuaskan tetapi dapat diidentifikasi dan
dicapai melalui tindakan public Pengetahuan apa yang hendak
dipecahkan membutuhkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
mendahului adanya problem maupun informasi mengenai nilai yang
pencapaiannya menuntut pemecahan masalah
b Alternative kebijakan (policy alternatives) Yaitu arah tindakan yang
secara potensial tersedia yang dapat member sumbangan kepada
pencapaian nilai dan pemecahan masalah kebijakan Informasi
33
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL (Yogyakarta
Gajah Mada University Press 2003) h 98
33
mengenai kondisi yang menimbulkan masalah pada dasarnya juga
mengandung identifikasi terhadap kemungkinan pemecahannya
c Tindakan kebijakan (policy actions) Adalah suatu gerakan atau
serangkaian gerakan sesuai dengan alternatif kebijakan yang dipilih
yang dilakukan untuk mencapai tujuan bernilai
d Hasil kebijakan (policy outcomes) Adalah akibat-akibat yang terjadi
dari serangkaian tindakan kebijakan yang telah dilaksanakan Hasil
dari setiap tindakan tidak sepenuhnya stabil atau diketahui sebelum
tindakan dilakukan juga tidak semua dari hasil tersebut terjadi seperti
yang diharapkan atau dapat diduga sebelumnya
e Hasil guna kebijakan Adalah tingkat seberapa jauh hasil kebijakan
memberiakn sumbangan pada pencapaian nilai Pada kenyataanya
jarang ada problem yang dapat dipecahkan secara tuntas umumnya
pemecahan terhadap suatu problem dapat menumbuhkan problem
sehingga perlu pemecahan kembali atau perumusan kembali
b Analisis Kebijakan Publik
Studi kebijakan dapat dilihat sebagai bagian dari studi disiplin
maupun sistem administrasi atau salah satu kajian dalam administrasi publik
yaitu kebijakan publik (public policy) Dengan begitu kebijakan mengarah
kepada produk yang dikeluarkan oleh badan-badan publik yang bentuknya
bisa berupa peraturan perundang-undangan dan keputusan-keputusan
sedangkan kebijaksanaan lebih menitik beratkan kepada fleksibilitas suatu
kebijakan 34
Untuk lebih memamahi kebijakan maka perlu mengkaji tentang
analisis kebijakan karena kebijakan pada esensinya adalah suatu proses dalam
34
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negarahellip h153
34
upaya untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik sehingga berdampak
pada kesejahteraan bangsa Pembuat kebijakan publik pada umumnya adalah
unsur birokrat atau pejabat pemerintah termasuk para pegawai senior
pemerintah yang tugasnya adalah memberikan pelayanan demi kebaikan
publikuntuk itu para ahli mencoba menjelaskan pengertian analisis kebijakan
Menurut Bardach bahwa analisis kebijakan adalah suatu aktifitas
politik dan sosial35
Hal ini berarti dalam analisis kebijakan perlu dipahami
masalah-masalah yang bersifat politis dan sosial Kemudian Palto dan
Sawicky sebagaimana dikutip Riant Nugroho menyatakan bahwa analisis
kebijakan merupakan tindakan yang diperlukan untuk membuat suatu
kenijakan baik kebijakan yang baru maupun kebijakan yang merupakan
konsekuensi dari kebijakan yang ada36
Sementara analisis kebijakan menurut
William NDunn bahwa analisis kebijakan adalah
ldquoPolicy analysis is a problem solving discipline that draws on
theories methodee and substantive findings of the behavioral and social
sciences social professional and political philosophy as is usual with
complex activities there are several ways to define policy analisis The one
adopted here is that policy analysis is a process multidisciplinary inquiry
designed to create critically assess and coinicate information that is useful
in understanding and improving policiesrdquo 37
Pendapat Dunn ini juga dikutip dalam Nanang Fattah bahwa analisis
kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu yang berupaya memecahkan masalah
dengan menggunakan teori metode dan substansi penemuan tingkah laku dan
35
Eugene Bardach A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving (New York Seven Bridges Press 2000) h 13
36
Riant Nugroho Public Policy (Jakarta Alex Media Komputindo 2008) h 84
37
Willian N Dunn Public Policy Analysis (London Pearson Prentice Hall 2003) h 1
35
ilmu-ilmu sosial profesi sosial dan filosofi sosial politis38
yang dilakukan
dengan cara tertentu Sedangkan Dunn menyatakan bahwa ada tiga
pendekatan dalam analisis kebijakan yaitu pendekatan empiris evaluative
dan normatif Pendekatan empiris berupaya menjawab permasalahan fakta-
fakta pendekatan evaluastif berupaya mencari beberapa nilai atas sesuatu dan
pendekatan normatif memberikan upaya tindakan atas apa yang harus
dilakukan Prosedur analisis kebijakan menurut Dunn dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Prosedur Analisis Umum Menurut Waktu Tindakan Kebijakan39
Tindakan
Kebijakan
Deskripsi Evaluasi Rakomendasi
Sebelum
tindakan(ex-ante)
Prediksi - Preskripsi
Sesudah tindakan
(ex-pose)
Deskripsi Evaluasi -
Penjelasan dari istilah pada tindakan kebijakan diatas adalah
a Definisi yang menghasilkan pengetahuan mengenai kondisi-kondisi
yang menimbulkan masalah kebijakan
b Prediksi adalah menyedikan informasi mengenai konsekuensi dimasa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan termasuk jika tidak
melakukan sesuatu
c Preskripsi adalah menyediakan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa yang akan datang
38
Nanang Fattah Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2013)
h 5 39
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOLhellip h 98
36
d Deskripsi adalah menghasilkan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa sekarang dan masa lalu
e Evaluasi adalah kegunaan alternatif kebijakan dalam memecahkan
permasalahan
Berdasarkan prosedur analisis tindakan kebijakan ini bertujuan akhir
pada pemecahan masalah yang dihadapi sehingga perlu dibuat kebijakan
untuk mengataasi permasalahan tersebut Untuk itu analisis kebijakan
akan memperkirakan apa yang akan terjadi apabila alternatif yang dipilih
ditetapkan untuk dilaksanakan memperkirakan apa yang akan terjadi
kemudian apa yang harus dilakukan serta dampak apa yang akan terjadi
dari kebijakan tersebut Selanjutnya apabila tidak dilakukan alternatif
kebijakan tersebut maka tantangan yang akan terjadi baik kondisi politik
sosial dan budaya apabila kebijakan itu tidak dilaksnakan Kemudian
analisis kebijakan mendeskripsikan kebijakan yang telah dilaksanakan dan
yang akan dilaksanakan sehingga diperoleh gambaran apa kekurangan dari
kebijakan yang telah dilakukan dan apa kelebihan dari kebijakan yang
telah dilaksanakan sehingga diperoleh alternatif yang tepat Melalui
evaluasi kebijakan akan diperoleh gambaran sejauh mana kebijakan yang
dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
37
BAB III
DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DAN
INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia
a Zaman Belanda
Dalam buku-buku (dalam bahas Indonesia) yang membahas ketentuan
Pasal 131 IS da Pasal 163 IS Lazim dipergunakan sebutan ldquoorang Indonesia
aslirdquo tidak ada kata-kata ldquobangsardquo (orang-orag bangsa Indonesia asli)
Pemakaian sebutan ldquoorang Indonesia aslirdquo dipertimbangkan berdasarkanberbagai
aspek Judul bab dalam IS (Bab kedelapan) adalah ldquovan de ingezetenanrdquo yaitu
ldquotentang pendudukrdquo bukan tentang kewarganegaraan (citizenship)1 Pengertian
ini dapat dimengerti Indonesia pada waktu itu (Hindia-Belanda) bukan sebuah
Negara yang mandiri walaupun memiliki cirri-ciri kenegaraan Indonesia adalah
bagian (sebagai jajahan) Kerajaan Belanda Hal yang sama berlaku untuk
suriname dan Curacau Penduduk Indonesia adalah kaula belanada (nederlands
ondedanen) Sebutan ldquokaula Belandardquo serupa dengan sebutan ldquoBritish Subjectrdquo
untuk penduduk daerah jajahan Inggris Sebutan-sebutan itu dengan sengaja
untuk membedakan dengan sebutan ldquoBritish citizenrdquo yaitu warga Negara di
wilayah (negara) induk Begitu juga sebutan kaula Belanda untuk membedakan
dengan warga Belanda yang disebut ldquonenderlanderrdquo yaitu orang Belanda 2
Oleh karena Hindia-Belanda dijajah oleh Negeri Belanda maka pada
zaman itu segala sesuatu tentang kewarganegaraan diatur oleh Undang-undang
dari Negeri Belanda Yang menjadi pokok-pangkal dalam hal ini ialah Undang-
1 Wirjono Projodikoro Azas-Azas Kewarganegaraan di Indonesia (Jakarta PT Dian Rakyat
1989) h 174
2 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
(Yogyakarta FH UII Press 2009) h 17
38
undang (Wet) tanggal 12 Desember 1892 tentang ldquoNederlanderschap
eningezetenschaprdquo (Kebangsaan Belanda dan hal penduduk Kerajaan Belanda)
Ada dua macam ldquoNederlanderrdquo (orang Belanda) yaitu (1) orang Belanda sejak
lahir dan berdasar keturunan (jus sanguinis) (2) orang-orang yang menjadi orang
Belanda secara naturalisasi atau pewarganegaraan Menurut pasal 10 orang Asing
(vreemdeling) adalah orang yang bukan orang Belanda tersebut dan yang tidak
dengan secara lain menjadi ldquoNederlands onderdaanrdquo atau kaula Belanda3
Tentang kaula-Belanda ini ada Undang-undang (Wet) lain tanggal 10
Februari 1910 (staatsblad 1910-269) tentang kaula Belanda yang bukan orang
Belanda Menurut pasal 1 Undang-undang ini dari orang-orang yang bukan
orang Belanda adalah kaula Belanda (Nederlands onderdaan) orang-orang
berikut
1 Mereka lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao dari orang-orang tua
yang bertempat tinggal disana atau apabila bapaknya tidak dikenal dari ibu
yang bertempat tinggal disana (dengan beberapa kekecualian mengenai anak-
anak dari Konsul Asing)
2 Mereka yang lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao yang
a Kedua orang tuanya tidak dikenal
b Orang tuanya tidak berdiam diri disitu dan tidak mempunyai
ldquoNationalityrdquo (kebangsaan) atau kebangsaannya tidak dikenal
c Bapaknya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belanda
d Ibunya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belandajika
bapak-bapaknya tanpa nationality atau kebangsaannya tidak dikenal
3 Istri kaula-Belanda
4 Anak dari seorang kaula-Belanda meskipun lahir di luar daerah-daerah itu
yang dibawah umur 18 tahun atau sudah kawin
3 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006hellip h 17
39
5 Anak tersebut sub empat yang setelah kawin atau setelah mencapai umur 18
tahun menetap di daerah-daerah tersebut
Menurut pasal 2 status orang sebagai kaula-Belanda hilang
1 Dengan naturalisasi atau pewarganegaraan seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang belum kawin disuatu Negara Asing
2 Bagi seorang perempuan yang kawin dengan seorang warga dari suatu Negara
Asing kecuali apabila perempuan itu tidak mungkin menjadi warga dari
Negara Asing tadi
3 Dengan masuk dinas ketentaraan Negara Asing tanpa ijin dari pemerintah
setempat
4 Bagi orang-orang bukan Indonesia asli yang setelah berada di luar daerah-
daerah tersebut tidak dalam 3 bulan melaporkan diri pada seorang Konsul
Belanda di tempat
5 Bagi orang perempuan yang termasuk dalam sub 1 dan 2 setelah ia kemudian
mendapat nationality dari suaminya
6 Dengan pembatalan status itu oleh yang berkuasa dalam beberapa hal tertentu
Dengan demikian pada zaman Hindia-Belanda tidak ada kewarganegaraan Indonesia
melainkan hanya ada kekaulaan Belanda sehingga pada waktu itu di Indonesia
terhadap pengertian ldquoorang asingrdquo (vreemdeling) ada pengertian ldquokaula-Belandardquo dan
para kaula-Belanda ini dibagi dalam tiga golongan yaitu
a Orang-orang Belanda
b Orang-orang Indonesia asli (inlander)
c Orang-orang timur asing (vreemde Oosterling)
Tiga golongan ini kemudian dinamakan lain yaitu
a Nederlands onderdaan-Nederlander atau kaula-Belanda yang terdiri dari orang
Belanda
b Nederlands onderdaan-niet Nederlander van inheemse oorsprong (kaula-
Belanda yang bukan orang-orang Belanda dan yang terdiri dari orang-orang
Indonesia asli
40
c Nederlands onderdaan-niet Nederlander van uitheemsche oorsprong
ataukaula-Belanda yang bukan orang Belanda dan bukan orang Indonesia asli
yaitu orang Eropa bukan Belanda dan orang-orang Timur Asing seperti
orang-orang Cina Arab India dan lain-lain Dalam hal ini orang Jepang
disamakan dengan orang Eropa bukan Belanda4
Hindia Belanda bukanlah suatu negara maka tanah air Indonesia dalam zaman
Belanda tidak mempunyai warga negara menurut pertauran Hindia Belanda
penghunipenduduk tanah air Indonesia yang bukan orang asing disebut kaulanegara
Belanda yang dapat dibagi sebagai berikut5
1) Kaulanegara Belanda orang Belanda
2) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi yang termasuk
Bumiputera
3) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi juga bukan
Bumiputera misalnya orang-orang Timur Asing (Cina India Arab
dan lain-lain)
b Zaman Pendudukan Jepang
Indonesia diduduki oleh Jepang dari bulan Maret 1942 sampai tanggal 17 Agustus
1945 pemerintah Jepang tidak mengeluarkan suatu peraturan resmi mengenai
kewarganegaraan di Indonesia Tetapi dalam praktek orang-orang di Indonesia yang
bukan orang Jepang baik orang-orang Indonesia asli maupun orang-orang keturunan
Belanda Cina Arab dan sebagainya tidak lagi dipandang sebagai kaula-Belanda
atau Nederlands onderdaan Orang-orang keturunan Belanda pada umumnya
dianggap sebagai orang-orang Belanda maka mereka seperti orang-orang Belanda
juga dimasukkan dalam ldquokonsentrasi-kamprdquo atau tempat pengasingan jadi berada
4 Wirjono Prdjodikoro Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia (Jakata PT Dian Rakyat
1989) h 175
5 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 237
41
diluar kehidupan kemasyarakatan dan orang-orang lain yang ada di Indonesia yang
bukan orang Jepang dianggap sama kedudukannya sebagai rakyat jelata Maka dalam
periode ini kewarganegaraan tidak diatur
c Sejak Proklamasi
Pada waktu Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 Negara
Republik Indonesia belum mempunyai Undang-Undang Dasar Sehari kemudian
tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD 1945 mengenai kewarganegaraan
UUD 1945 menyebutkan antara lain6
1) Pasal 26 ayat (1) menentukan bahwa ldquoYang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara Indonesiardquo sedangkan
2) Pasal 26 ayat (2) menentukan bahwa ldquoSyarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan Undang-Undangrdquo
Sebagai pelaksanaan pasal 26 tanggal 10 April 1946 diundangkan UU No 3 tahun
1946 Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut UU No 3
tahun 1946 adalah
1) Orang yang asli dalam daerah Indonesia
2) Orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam wilayah
negara Indonesia
3) Anak yang lahir di dalam wilayah negara Indonesia
Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa asas yang dianut dalam UU ini adalah Ius Soli
UU No 3 tahun 1946 selanjutnya mengalami perubahan oleh UU No 6 dan 8 Tahun
1947 Sebagaimana UU No 3 tahun 1946 kalau diperhatikan dari UU tersebut bahwa
kewarganegaraan yang dianut di Indonesia menganut asas Ius Soli yang dapat dilihat
pada pasal 1 (a) dan (b) yaitu
1) WNI adalah orang Indonesia asli dalam daerah negara Indonesia
6 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
42
2) Orang peranakan yang lahir dan bertempat tinggal di Indonesia paling sedikit 5
tahun berturut-turut serta berumur 21 tahun kecuali ia menyatakan keberatan
menjadi WNI7
d Persetujuan Kewarganegaraan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB)
Persetujuan perihal pembagian warga negara hasil dari Konferensi Meja Bundar
(27 Desember 1949) antara Belanda dengan negara Indonesia Serikat ada tiga hal
yang penting dalam persetujuan tersebut antara lain8
1) Orang Belanda yang tetap kewarganegaraan Belanda tetapi terhadap
keturunannya yang lain dan bertempat tinggal di Indonesia kurang lebih 6
bulan sebelum 27 Desember 1949 setelah penyerahan kedaulatan dapat
memilih kewarganegaraan Indonesia yang dinamakan ldquohak opsirdquo atau hak
untuk memilih kewarganegaraan sedangkan pemilihan kewarganegaraan
disebabkan tindakan aktif sebagai lawan tindakan pasif dalam hak
repudiasi
2) Orang-orang yang tergolong kawula Belanda (orang Indonesia Asli)
berada di Indonesia memperoleh kewarganegaraan Indonesia kecuali tidak
tinggal di SurinameAntiland Belanda dan dilahirkan di wilayah Belanda
dan dapat memilih kewarganegaraan Indonesia
3) Orang-orang Eropa dan Timur Asing maka terhadap mereka dua
kemungkinan yaitu jika bertempat tinggal di Belanda dan ditetapkan
kewarganegaraan Belanda mereka yang dinyatakan sebagai WNI dapat
menyatakan menolak dalam kurun waktu dua tahun
e Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946
Sesuai dengan Pasal 26 UUD 1945 pada tanggal 10 April 1946
diundangkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 yang mengatur tentang
Kewarganegaraan dan Kependudukan Republik Indonesia Undang-Undang
7 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
8 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 239
43
ini berlaku surut sejak tangga 17 Agustus 1945 Berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang Kewarganegaraan Indonesia yang pertama ini kewarganegaraan
Indonesia bisa didapatkan oleh
1) orang Indonesia asli dalam wilayah Negara Indonesia
2) orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut di atas tetapi turunan
seorang dari golongan itu serta lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman dalam wilayah Negara Indonesia dan orang bukan turunan
seorang dari golongan termaksud lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman yang paing akhir selama sedikitnya lima tahun berturut-turut
di dalam wilayah Negara Indonesia yang telah berumur 21 tahun atau
telah kawin
3) orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara
naturalisasi
4) anak yang sah disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh
bapaknya pada waktu lahir bapaknya mempunyai kewarganegaraan
Indonesia
5) anak yang lahir dalam jangka watu tiga ratus hari setelah bapaknya yang
mempunyai kewarganegaraan Indonesia meningal dunia
6) anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah yang pada
waktu lahir mempunyai kewarganegaraan Indonesia
7) anak yang diangkat secara sah oleh warga negara Indonesia
8) anak yang lahir di dalam wilayah Negara Indonesia yang oleh bapaknya
ataupun ibunya tidak diakui secara sah
9) anak yang lahir di wilayah Negara Indonesia yang tidak diketahui siapa
orangtuanya atau kewarganegaraannya
Pada dasarnya Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1936 menyatakan ada
4 (empat) cara untuk menjadi warga negara Indonesia Pertama untuk penduduk asli
secara otomatis menjadi warga negara Indonesia Kedua penduduk yang sudah lebih
dari lima tahun dan tidak pernah menyatakan diri menolak kewarganegaraan
44
Indonesia adalah warga negara Indonesia Ketiga semua keturunan dari cara pertama
dan cara kedua tersebut Keempat orang asing yang mendaftarkan diri untuk menjadi
warga negara Indonesia Undang-Undang ini pada prinsipnya menganut asas ius soli
Penduduk Indonesia secara pasif memperoleh status warga Negara Indonesia Namun
bagi mereka yang tidak menghendaki status tersebut diperkenankan untuk
menggunakan hak repudiasinya dengan mengajukan pernyataan secara tertulis
menolak kewarganegaraan Indonesia Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 telah
mengalami beberapa kali perubahan yaitu diubah dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1947 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 19489 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 menambahkan ketentuan pada
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dengan (j) badan hukum yang
didirikan menurut hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia dan bertempat
kedudukan di dalam wilayah Negara Indonesia Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1947 kemudian menegaskan bahwa seorang warga negara Indonesia tersebut pada
Pasal 1 sub b yang mempunyai kewarganegaraan dari negara lain dapat melepaskan
kewarganegaraannya dari negara Indonesia dengan menyatakan keberatan menjadi
warga negara Indonesia10
Perubahan dengan kedua Undang-Undang yang terakhir
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin
menggunakan hak repudiasinya sampai tanggal 17 Agustus 1948 Sejak tanggal 17
Agustus 1948 penduduk Indonesia terdiri dari warga negara Indonesia dan warga
negara asing Setiap orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia harus
melalui proses pewarganegaraan berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 194611
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigasian di Indonesiahellip
h 28
10
CST Kansil Hukum Tata Neagara (Jakarta Erlangga 2007) h 38
11
CST Kansil Hukum Tata Neagarahellip h 38
45
f Berdasarkan Undang-Undang No 62 Tahun 1958
Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia yang berlaku hingga sekarang adalah
UU No 62 tahun 1958 yang mutlak berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1
Agustus 1958 Beberapa bagian dari undang-undang itu yaitu yang mengenai
ketentuan-ketentuan siapa warganegara Indonesia status anak-anak dan cara-cara
kehilangan kewarganegaraan ditetapkan berlaku surut hingga tanggal 27 Desember
1949
Hal-hal selengkapnya yang diatur dalam UU No 62 tahun 1958 antara lain (1) Siapa
tang dinyatakan berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) (2) Naturalisasi atau
Pewarganegaraan biasa (3) Akibat pewarganegaraan (4) Pewarganegaraan istimewa
(5) Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dan (6) Siapa yang dinyatakan berstatus
orang asing
Menurut Undang-Undang itu warga negara Indonesia adalah
1) Mereka berdasarkan UUperaturanperjanjian yang terlebih dahulu berlaku
(berlaku surut)
2) Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam Undang-
Undang itu
Sebaliknya seseorang dapat menjadi Orang Asing jika ia tidak memenuhi syarat
sebagai warganegara seperti yang disebutkan diatas Selain itu mungkin juga seorang
Indonesia menjadi orang asing karena (1) Dengan sengaja insyaf dan sadar menolak
kewarganegaraan RI (2) Menolak kewarganegaraan RI karena khilaf atau ikut-
ikutan saja dan (3) Ditolak oleh orang lain misalnya seseorang anak yang ikut status
orang tuanya yang menolak kewarganegaraan RI12
g Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Cina
Setelah kaum Komunis berhasil merebut kekuasaan di Cina sehingga muncul
Republik Rakyat Cina (RRC) yang mempertahankan Undang-Undang
Kewarganegaraan Cina Nasionalis Undang-Undang ini menggunakan asas sanguinis
12
Samidjo Ilmu Negara (Jakarta Amico 1996)hellip h 42
46
Artinya semua orang Cina di manapun berada diklaim sebagai warga negara Cina
Hal ini mengakibatkan semua orang Cina yang berstatus warga negara Indonesia
menjadi berstatus bipatride disamping sebagai warga negara Indonesia juga sebagai
warga negara RRC Timbuknya dwikewarganegaraan adakalanya tidak selalu
disebabkan oleh perbedaan antara peaturan kewarganegaraan masig-masing negara
yang menganut asas perolehan kewarganegaraan yang berbeda namun dapat juga
timbul apabila peraturan kewarganegaraan di setiap negara seluruhnya sama
Berhubungan dengan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam masalah dwi
kewarganegaraan maka dalam praktek negara-negara berusaha untuk mencegah atau
setidak-tidaknya mengurngi adanya kewarganegaraan ganda tersebut13
Masalah dwikewarganegaraan dapat menimbulkan kesulitan ataupun masalah
Masalah atau kesulitan tersebut terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban sebagai waraganegara hal ini dapat dipahami karena bagaimanakah
pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warganegara jika seandainya seseorang
mempunyai dwi-kewarganegaraan Hak dan kewajiban sebagai warganegara
manakah yang harus dilakukan 14
Seperti di Indonesia sebelum dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1958 Tentang perjanjian dwi-kewarganegaraan
Republik Indonesia-Republik Rakyat Cina terdapat penduduk Indonesia yang
memepunyai dwi-kewarganegaraan terutama orang-orang keturunan cina Menurut
Undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia mereka merupakan
warganegara Indonesia juga menurut Undang-Undang Republik Rakyat Cina mereka
juga merupakan warganegara Republik Rakyat Cina15
13
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan (Pusat Studi Hukum Tata
Negara Indo Hill 1995) h 7
14
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraanhellip h 7
15
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia (Tesis Universitas Indonesia 2011) h 79
47
Orang yang mempunyai dwikewarganegaraan (orang keturunan Cina ) ini
sering menimbulkan kesulitan atau persolan di dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan kesulitan baik terhadap yang bersangkutan maupun terhadap
pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut terjadi
pembicaraan antara pihak Indonesia dan RRC sehingga menghasilkan persetujuan
dalam bentuk Perjanjian Dwi Kewarganegaraan Isi perjanjian ini diratifikasi dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1958 ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dwi-kewarganegaraan yang ada
pada waktu itu dan mencegah timbulnya dwi kewarganegaraan di kemudian hari
Masalah dwi-kewarganegaraan diselesaikan dengan cara menghilangkan salah satu
kewarganegaraan yang serempak dimiliki seseorang Untuk itu kedua belah pihak
menyepakati hal-hal berikut ini
1) Suatu golongan yang mempunyai dwi-kewarganegaraan dianggap tidak
mempunyai kewarganegaraan rangkap lagi karena menurut pendapat
Pemerintah Indonesia kedudukan sosial politik mereka membuktikan bahwa
mereka dengan sendirinya telah melepaskan kewarganegaraan RRC-nya
2) Mereka yang berkewarganegaraan rangkap selain butir a harus memilih
dengan kehendak sendiri salah satu kewarganegaraan yang akan mereka
pertahankan Dengan ketentuan bahwa mereka yang tidak menyatakan
pilihannya menjadi warga negara asing Suami istri yang
berkewarganegaraan rangkap menentukan pilihannya masing-masing Dan
selama anak belum dewasa mengikuti pilihan bapak ibunya Dan jika telah
dewasa anak tersebut harus memilih salah satu kewarganegaraan
Pasal X Perjanjian Dwi-kewarganegaraan menentukan bahwa apabila seorang
warga negara Indonesia kawin dengan seorang warga negara RRC masing-masing
tetap memiliki kewarganegaraan asal kecuali apabila salah satu dari mereka dengan
kehendak sendiri memohon dan memperoleh kewarganegaraan dari partnernya
Apabila ia memperoleh kewarganegaraan partnernya dengan sendirinya akan
kehilangan kewarganegaraan asalnya Dari sudut ketentuan Indonesia ketentuan
48
tersebut merupakan ketentuan khusus dari ketentuan umum yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
h Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-undang
kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat Secara filosofis undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia masih mengandung ketentuan yang
belum sejalan dengan falsafah Pancasila karena bersifat diskriminatif kurang
menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara serta kurang
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak
Secara yuridis landasan konstitusional pembentukan Undang-undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indoensia adalah undang-undang
Dasar Sementara Tahun 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden Tahun
1959 yakni dengan kembali berlakunya Undang-undang Dasar 1945 Undang-
undang Dasar 1945 inipun sudah diamandemenkan sehingga lebih menjamin
perlindungan Hak Asasi Manusia dan Hak Warga Negara
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
49
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak16
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadi dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
(1) Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
(2) Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
16
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
50
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan17
Warga negara Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara
Indonesianya seperti tercantum dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat
pernyataan tentang keinginannya untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat
pernyataan itu disampaikan kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang
diwilayahnya meliputi tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak
mengakibatkan kewarganegaraanganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3
tahun sejak tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini
dimaksudkan untuk memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan
perkawinannya atau tidak karena pada umumnya perkawinan campuran hanya
berlangsung dalam waktu 3 tahun Selain itu oleh karena adanya perkawinan
campuran maka dapat pula warganegara asing yang menikah dengan warga negara
Indonesia diberikan kemudahan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini
Manusiahellip h 80
51
tercantum dalam pasal 19 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersnagkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Warga Negara Asing yang telah 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut-turut dapat menjadi Warga Negara Indonesia asalkan dengan diberikan
kewarganegaraan ganda Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara
Indonesia yang telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing
kemudian ia ingin memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka
menurut Pasal 32 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri bagi
warganegara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
17
Libertus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraan (Jakarta
52
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan Masalah perubahan kewarganegaraan
suami istri yang melangsungkan perkawinan campuran didasarkan pada undang -
undang kewarganegaraan seperti halnya perempuan warga negara Indonesia yang
kawin dengan laki-laki warga negara asing yang menurut hukum negara asal
suaminya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan
suami sebagai akibat perkawinan tersebut atau laki-laki warga negara Indonesia yang
kawin dengan perempuan warganegara asing yang menurut hukum negara asal
istrinya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan
istri sebagai akibat perkawinan tersebut18
Oleh karena itu suami atau istri tidak secara otomatis kehilangan
kewarganegarannya ataupun mendapatkan kewarganegaraan pasangannya karena
tergantung kepada hukum kewarganegaraan pasangannya Menurut pasal 26 (3) dan
(4) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia apabila seorang warga negara Indonesia ingin mempertahankan
kewarganegarananya maka dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau perwakilan Republik Indonesia Surat pernyataan
tersebut harus diajukan 3 tahun sejak perwakilan berlangsung Jadi selama jangka
waktu itu perwakilan berlangsung Jadi selama jangka waktu itu ia tidak
menyatakannya maka akan kehilangan kewarganegaraan Indonesianya Dalam pasal
27 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia menyatakan bahwa ldquoKehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri
yang terikat perkawinan yang sah tidak menyebabkan hilangnya status
kewarganegaraan dari istri atau suamirdquo
Visimedia 2008) h4
18
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
53
Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai aspek
bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga negara sehingga diganti
dengan Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru yaitu Undang- Undang Nomor
12 Tahun 2006 Undang-Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam
menghapus berbagai bentuk diskriminasi selama ini Pasal 2 Undang-Undang Nomor
12 Nomor 2006 menyatakan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Nomor
2006 menyatakan bahwa warga negara Indonesia adalah 19
(1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan danatau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia
(2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia
(3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing
(4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia
(5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut
(6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
Indonesia
(7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia
19
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
54
(8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin
(9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
(10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
(11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
(12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan
(13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
Asas-asas yang dianut Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 adalah sebagai
berikut
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 12 Nomor 2006
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
55
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006
Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) atau tanpa kewarganegaraan (apatride)
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini
merupakan suatu pengecualian Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-
undang kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
56
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak20
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadai dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
1 Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
2 Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
3 Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
20
Liberatus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraanhellip h 4
57
4 Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Warga negara
Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara Indoensianya seperti tercantum
dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat pernyataan tentang keinginannya
untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat pernyataan itu disampaikan
kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang diwilayahnya meliputi
tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak mengakibatkan
kewarganegaraan ganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3 tahun sejak
tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini dimaksudkan untuk
memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan perkawinannya atau tidak
karena pada umumnya perkawinan campuran hanya berlangsung dalam waktu 3
tahun21
Selain itu oleh karena adanya perkawinan campuran maka dapat pula warga
negara asing yang menikah dengan warga negara indonesia diberikan kemudahan
untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini tercantum dalam pasal 19
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
58
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersangkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara Indonesia yang
telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing kemudian ia ingin
memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka menurut Pasal 32
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada menteri bagi Warga
Negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan
21
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
59
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah Dwikewarganegaraan
Seiring berjalannya waktu Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinilai sudah tidak sanggup lagi
mengakomodir kepentingan para pihak dalam perkawinan campuran terutama
perlindungan hukum bagi seorang istri yang statusnya Warga Negara Indonesia dan
masalah status kewarganegaraan anak hasil perkawinan campur dimana si ibu Warga
Negara Indonesia akan mengalami kesulitan mendapatkan pengasuhan anaknya yang
Warga Negara Asing apabila perkawinan campur itu putus karena sesuatu hal22
Bila ditinjau ke belakang produk hukum yang dihasilkan pada masa orde
lama yaitu Program Benteng tahun 1951 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1959 yang dimaksudkan untuk memecah persoalan polarisasi sosial Warga Negara
asli dan Warga Negara tidak asli (pribumi dan non pribumi) Pada masa tahun 1945
sampai berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan masa pengembangan
konsep kebangsaan Dalam kurun waktu itu terjadi usaha-usaha
untuk menggantikan konsep kebangsaan itu dengan konsep atau ideologi lain yaitu
munculnya pemberontakan yang bersifat politis ideologis dan separatis Kemudian
lahir orde baru dengan tujuan untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara murni dan konsekuen ternyata tidak berhasil
yang terjadi justru kebalikannya yakni hukum menjadi sarana untuk menopang
kekuasaan dan status quo
Selama orde baru banyak praktik hukum yang tidak aspiratif dan tidak
demokratis sebaliknya sebagai produk hukum orde baru telah memangkas hak-hak
warga negara yang diatur oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan hukum internasional contoh konkrit sebagai ekspresi yang
membawa implikasi praktek politik hukum yang diskriminatif orde baru yaitu
berusaha menggarap masalah Warga Negara Indonesia Tionghoa secara serius
Manusiahellip h 91
60
mendasar dan mendalam yaitu melalui politik hukum pembuatan produk hukum
yang berbentuk Resolusi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor
IIIRESMPRS1966 tentang Pembinaan Kesatuan Bangsa seterusnya rezim orde
baru yang berciri legalistik dalam seluruh kebijaksanaan yang diambilnya selalu
didasarkan pada format perundangan seperti Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden dan Instruksi
Presiden dalam melaksanakan proses konsep kebangsaan Indonesia Untuk keperluan
legalitas tersebut maka sejak periode awal salah satu langkah untuk memecah
persoalan etnik Tionghoa pemerintahan orde baru telah mengeluarkan Instruksi
Presidium Kabinet Nomor 31UIN121966 kepada Menteri Kehakiman Republik
Indonesia untuk tidak menggunakan penggolongan penduduk Indonesia berdasarkan
pasal 131 dan 163 IS (Indische Staatsregelling) dan Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 1967 tentang Kebijaksanaan Pokok yang menyangkut Warga Negara
Indonesia keturunan asing
Dalam konteks mengupayakan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
dianggap perlu untuk meniadakan semua praktik yang mengarah pada pemilahan
atau pengkotak-kotakan golongan penduduk kepada Warga Negara Indonesia
Tionghoa dimungkinkan untuk mengganti nama mereka dengan nama-nama
Indonesia sebagaimana ditentukan dalam keputusan Presidium Kabinet Nomor
1274Kep121966 tanggal 27 Desember 1966 Pada tanggal 8 Juli 1996 dikeluarkan
Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik
Indonesia selanjutnya di sini disebut Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996
Keputusan tentang hukum ini menyatakan bahwa istri dan anak berusia di bawah 18
tahun dari seseorang yang memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia (proses
naturalisasi) langsung mengikuti kewarganegaraan suamiayahnya tersebut (Pasal 1)
Seorang anak (termasuk dari luar kawin) yang belum berusia 18 tahun dari seorang
wanita Warga Negara Indonesia melalui proses pewarganegaraan langsung menjadi
22
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
61
warga negara Indonesia mengikuti kewarganegaraan ibunya (Pasal 2) Dengan
Keputusan Presiden ini semua peraturan perundang-undang yang untuk kepentingan
berbagai hal mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan tidak berlaku lagi Kemudian ditindaklanjuti dengan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1996 kepada aparat daerah supaya menghapus
semua kebijakan hukum yang mewajibkan istri dan anak untuk melampirkan Surat
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk kepentingan tertentu Kemudian
pemerintah mengeluarkan instrument pelaksanaan produk hukum di atas Dalam hal
ini Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 47121265SJ
kepada seluruh Gubernur Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia untuk tidak lagi
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
Lalu Direktur Jenderal Imigrasi mengeluarkan surat edaran tanggal 9 Juli
2002 yang pada intinya menyatakan paspor Warga Negara Indonesia yang telah
memperoleh kewarganegaraan melalui naturalisasi agar melampirkan petikan
Keputusan Presiden tentang Kewarganegaraan sementara anak dan keturunannya
cukup dengan akta kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk Surat Edaran yang sama
dikeluarkan pula tanggal 16 April 2004 oleh Dirjen Imigrasi Surat Edaran Dirjen
Imigrasi menegaskan hal serupa sesuai Surat Edaran 9 Juli 2002 bahwa permohonan
paspor tidak perlu mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraa Republik Indonesia
Kemudian Dirjen menyatakan bahwa Surat Edaran ini bersifat mengikat kepada
seluruh kantor Imigrasi di Indonesia Wakil Presiden Hamzah Haz mengeluarkan
surat edaran yakni Setwapres Nomor B33 tanggal 15 Maret 2004 Wakil Presiden
memerintahkan kepada Jaksa Agung Kapolri Menteri-Menteri Gubernur dan
BupatiWalikota untuk menertibkan dan menindak aparat bawahannya yang masih
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (Tionghoa India Arab dan lain-lain) Kemudian lahir
Manusiahellip h 158
62
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 tentang Persetujuan Antara Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina23
Disebutkan dalam persetujuan ini bahwa ada berbagai kelompok Warga
Negara Indonesia yang dikelompokkan sebagai Warga Negara Indonesia tunggal
atau mereka yang tidak diperkenankan untuk memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia-Republik Rakyat Cina dan tetap menjadi Warga Negara Indonesia yakni
bagi mereka yang berstatus seperti tentara veteran pegawai pemerintah yang pernah
membela nama Republik Indonesia di dunia internasional petani atau mereka yang
secara implisit sudah pernah ikut Pemilihan umum Tahun 1955 Ada tokoh-tokoh
Tionghoa dalam kelompok ini yang secara tidak konsekuen tetap saja perjanjian
dwikewarganegaraan dengan kewajiban memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia atau Republik Rakyat Cina diterapkan kepada mereka Perjanjian Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina kemudian telah dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang ini dimaksudkan sebagai upaya
menyelesaikan masalah dwikewarganegaraan yang dengan peraturan pelaksanaannya
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 dengan masa opsi 2 tahun (20
Januari 1960-20 Januari 1962) Kemudian dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1969 dibatalkanlah Perjanjian dwi kewarganegaraan tersebut di atas Dengan
demikian persoalan status Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa sudah
terselesaikan Anak-anak Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir
setelah 20 Januari 1962 sudah menjadi Warga Negara Indonesia tunggal dimana
setelah dewasa tidak diperbolehkan lagi untuk memilih kewarganegaraan lain selain
Warga Negara Indonesia
Dengan demikian pula tidak perlu lagi membuktikan kewarganegaraan
dengan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Keberadaan dari produk
perundangan baik Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 maupun Instruksi
23
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusiahellip h 160
63
Presiden Nomor 4 Tahun 1999 yang dengan jelas tidak lagi mensyaratkan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk berbagai kepentingan perdatanya (akta
kelahiran paspor menyekolahkan anak mengurus Kartu Tanda Penduduk dan
sebagainya) bukan tidak berdasar sama sekali Artinya ketentuan di atas mengacu
kepada prinsip-prinsip yang diatur oleh peraturan perundang undangan sebelumnya
yang juga posisi hierarki legalisasinya lebih bersifat kuat karena dalam Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang dalam
peraturan pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1958
menyatakan bahwa penunjukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
demikian hanya jika ada pernyataan suatu instansi yang bersifat meragukan status
orang tersebut Oleh karena kebijakan-kebijakan tersebut terbukti gagal dan
efektivitasnya cenderung terbatas maka lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 untuk memberikan perlindungan hukum kepada setiap warga negara dan
memberikan jaminan kepastian hukum tentang siapa saja Warga Negara Indonesia itu
sehingga tercermin adanya persamaan hukum diantara warga negara Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan suatu produk hukum yang lahir dari
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kemudian dibentuk Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 yakni
a Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh
Kehilangan Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia
b Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M01- HL0301
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 43 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006
c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M02HL-0506
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M80-
HL0401 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pendaftaran Pencatatan dan
64
Pemberian Fasilitas Keimigrasian Sebagai Warga Negara Indonesia yang
Berkewarganegaraan Ganda Ditinjau dari segi perspektif hukum lahirnya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menggantikan Undang Undang Kewarganegaraan lama yaitu
Undang Undang Nomor 62 Tahun 1958 dikarenakan untuk memberikan
perlindungan hukum yang diwujudkan dengan
a Perempuan Warga Negara Indonesia yang menikah dengan pria Warga
Negara Asing tidak otomatis kehilangan haknya sebagai Warga Negara
Indonesia melainkan ia diberi hak opsi untuk mempertahankan status
kewarganegaraannya sebagai Warga Negara Indonesia atau mengikuti status
kewarganegaraan suaminya
b Apabila perkawinan campuran itu putus karena sesuatu hal dan hak
pengasuhan anak jatuh kepada ayahnya yang Warga Negara Asing maka
ketika si ibu Warga Negara Indonesia yang hendak menemui anaknya di luar
negeri tidak dituduh sebagai penculik
c Anak perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga
Negara Asing adalah Warga Negara Indonesia sampai usia 18 tahun atau
sudah kawin dan sesudah itu ia diwajibkan memilih salah satu status
kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006)
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India
Penganugerahan seseorang sebagai warga negara India diatur oleh Bagian II
dari Konstitusi India (Pasal 5 hingga 11) Menurut Pasal 5 semua orang yang
bertempat tinggal di India pada saat dimulainya Konstitusi adalah warga negara India
dan juga orang yang lahir di India Presiden India disebut sebagai Warga Negara
Pertama India Undang-undang yang terkait dengan masalah ini adalah Undang-
Undang Kewarganegaraan 1955 yang telah diamandemen oleh Kewarganegaraan
65
(Amandemen) Undang-Undang tahun 1986 1992 2003 2005 2015 dan 2019
Amandemen 1986 membatasi kewarganegaraan dengan kelahiran untuk mewajibkan
paling tidak satu orang tua harus menjadi warga negara India Amandemen 2003
lebih lanjut membatasi aspek itu dengan mengharuskan orang tua tidak bisa menjadi
imigran ilegal Amandemen 2003 juga mengamanatkan Pemerintah India untuk
membangun Daftar Warga Nasional Amendemen 2019 memberikan jalan yang lebih
mudah ke kewarganegaraan bagi minoritas terpilih yang dianiaya yaitu Hindu Sikh
Budha Jain Paris dan Kristen dari negara tetangga yang mayoritas Muslim di
Bangladesh Pakistan dan Afghanistan yang memasuki India sebelum Desember
2014 Kedua tindakan ini telah memunculkan protes skala besar di India pada 2019
ldquoOil boomrdquo yang terjadi di awal tahun 1970 di negara ndash negara Teluk
menarik banyak orang India untuk mengejar perekonomian yang lebih baik Para
migran yang telah sukses kemudian mendorong golongan muda dari India untuk turut
serta melakukan migrasi Hal ini terus menerus berlangsung dan diaspora India di
negara ndash negara Teluk terus bertambah seiring waktu Pengiriman uang ke negara
asalnya (remittances) sedikit demi sedikit membantu keluarga mereka yang berada di
dalam kemiskinan dan tentu saja menjadi salah satu pemasukan negara24
Hingga pertengahan tahun 1970 pemerintah India belum melihat adanya
keuntungan dari diaspora India Pada tahun 1980 Perdana Menteri India pada saat itu
kemudian mengundang beberapa diaspora India untuk datang kembali ke India untuk
membantu pembangunan India pada beberapa sektor inti yang mencakup sektor
telekomunikasi25
Di tahun 1990 dengan ditetapkannya sistem ekonomi liberal
diaspora India diberikan dorongan untuk lebih aktif lagi dalam pembangunan India
Pembentukan komunitas diaspora India sendiri sebenarnya sudah ada sebelum
adanya inisiatif dari pemerintah India untuk mengumpulkan para diaspora ini Di
24
Dr Naresh Kumar Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective (Central University of Gujarat Centre for Diaspora Studies 2012) h 5
66
tahun 1989 para diaspora India di Amerika Serikat berinisiatif untuk mengadakan
First Global Convention of People of Indian Origin di New York Pemicu utama
dibentuknya konvensi ini adalah banyaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang dialami diaspora India di dunia dimana yang terbesar adalah pada tahun 1987
terjadi kudeta militer terhadap pemerintah Fiji yang didominasi oleh diaspora India
Konvensi ini kemudian menghasilkan pembentukan organisasi global diaspora India
yang pertama yaitu Global Organization of People of Indian Origin (GOPIO)
GOPIO kemudian mengajukan petisi pada PBB mengenai kasus pelanggaran hak
asasi manusia
Pada tahun 2000 dibentuk suatu tim khusus oleh pemerintah India yaitu High
Level Indian Diaspora Committee untuk menelaah lebih lanjut persoalan diaspora
India di dunia Setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara di berbagai benua
tim khusus ini kemudian mengajukan sebuah laporan dengan berisikan beberapa
rekomendasi antara lain diadakannnya pertemuan diaspora India dari seluruh dunia
oleh pemerintah India (Pravasi Bharatiya Divas PBD) menyediakan kebijakan dual
nationality hingga mengupayakan menyediakan hak pilih untuk diaspora India
dengan berbagai syarat dan ketentuan Berbagai rekomendasi ini bertujuan untuk
mendekatkan diaspora India pada tanah airnya memudahkan mobilisasi diaspora
India guna menunjang pembangunan negara dan membuka ruang untuk partisipasi
diaspora India pada pembangunan negara26
Perdana Menteri Dr Manmohan Singh pada tahun 2004 kemudian mendirikan
kementerian baru untuk mengurus kepentingan diaspora India di dunia yaitu Ministry
of Non-Resident Indiansrsquo Affairs yang kemudian berubah nama menjadi Ministry of
Overseas Indian Affairs (MOIA) di bulan September 2004 Divisi emigrasi dari
25
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB) 26
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB)
67
kementerian tenaga kerja kemudian dipindahkan ke MOIA dan divisi NRI dari
kementerian luar negeri juga dipindahkan ke MOIA dengan nama divisi Diaspora
MOIA juga menangani segala aspek migrasi dan kepulangan migran ke India Misi
awal terbentuknya MOIA adalah
To establish a robust and vibrant institutional framework to facilitate and
support mutually beneficial networks with and among Overseas Indians to maximize
the development impact for India and enable Overseas Indians to invest in and
benefit from the opportunities in India27
Poin utama dari misi ini adalah bagaimana MOIA dapat menjadi sebuah institusi
yang dapat memfasilitasi dan mendukung jaringan yang bermanfaat secara mutual
dengan diaspora India Selain itu MOIA juga harus memaksimalkan diaspora India
untuk memberikan pengaruh bagi pembangunan India MOIA memiliki tiga tujuan
utama dalam kinerjanya yaitu
a Facilitate sustained interaction of overseas Indians with India and offer
them a wide variety of service in economic social and cultural matters
b Extend institutional support for individual initiatives and community
action to harness the knowledge skills and investible resources of
overseas Indians to supplement the national development efforts
c Transforming management of emigration through appropriate domestic
interventions and international cooperation
Untuk ketiga mencapai tujuan tersebut maka MOIA kemudian mendirikan beberapa
badan untuk mengefektifkan kinerjanya Badan ndash badan tersebut antara lain
a Overseas Indian Facilitation Centre (OIFC) badan yang bekerjasama
dengan Confederation of Indian Industry (CII) untuk memberikan
pelayanan di bidang ekonomi investasi dan bisnis
27
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
68
b India Development Foundation (IDF) badan untuk memberikan fasilitas
bagi filantropi diaspora India untuk disalurkan pada pembangunan sosial
India
c Indian Council of Overseas Employment (ICOE) badan yang
memusatkan penelitian dan kerjanya pada pasar kerja bagi diaspora
India
d Global Indian Network of Knowledge (Global-INK) sebuah wadah
elektronik yang memfasilitasi penyaluran ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dari
diaspora India
e Overseas Indian Centres (OIC) badan yang berada di dua negara
dengan jumlah diaspora India terbesar Amerika Serikat dan Abu Dhabi
untuk melayani persoalan diaspora India
Selain misi dan tujuan utama MOIA juga memiliki Six Fundamental
Strategic Imperatives yaitu 6 tujuan pokok yang menjadi prioritas utama yang
diberikan dan didukung oleh pemerintah India Yang membedakan tujuan
pokok daripada tujuan dan misinya adalah signifikansi dari tujuan pokok yang
secara jelas dipaparkan Keenam tujuan pokok ini adalah28
a Transforming Brain-drain to Brain-gain Encourage Indians to partner with
the government and the corporations in its development agenda by offering
special status and incentives
Istilah brain drain pertama kali diperkenalkan oleh Royal Society yang
bertujuan untuk menggambarkan emigrasi ilmuwan dan teknolog Eropa ke
Amerika Utara pasca perang khususnya Perang Dunia II Alasan utama dari
emigrasi ini adalah karena adanya masalah di negara asal para emigran
sehingga kelompok ilmuwan ini tidak mendapatkan kesempatan untuk
28
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
69
berkembang Untuk menanggapi brain-drain terdapat istilah brain-gain yang
berarti kedatangan para kelompok ilmuwan dan profesional ke suatu negara
Brain-drain disini dianggap sebagai suatu kerugian negara yang ditinggalkan
dan brain-gain dianggap sebagai suatu keuntungan bagi negara yang dijadikan
tempat tujuan29
India mengalami brain-drain sekitar tahun1960-an ketika negara ini
sedang berada dalam keadaan yang tidak kondusif di bidang ekonomi dan
politik Tujuan pokok pertama dari MOIA adalah mentransformasi brain-drain
menjadi brain-gain dimana sejak tahun 2000 sendiri India sudah menerima
kembali cukup banyak kedatangan kembali para ahli dan profesional Meski
begitu MOIA yakin bahwa tidak semua diaspora India mau pindah kembali ke
India untuk membantu proses pembangunan Maka dari itu MOIA
memaksimalkan bagaimana menjadikan diaspora India ini sebagai penghubung
untuk akses pengetahuan sumber daya dan pasar untuk menggerakan secara
maksimal usaha pembangunan sosio-ekonomi India
MOIA juga tidak menutupi adanya kesempatan bagi diaspora India yang
ingin kembali ke India dan memberikan fasilitas khusus untuk memperlancar
proses kepulangan tersebut Keberadaan badan ndash badan di bawah MOIA
kemudian diefektifkan untuk menjadi suatu institusi yang memberikan
kesempatan bagi diaspora India untuk terlibat sebagai rekan kerja dalam proyek
pembangunan negara India Sektor utama yang ditargetkan sebagai proyek bagi
diaspora India adalah30
a) Local governance ndash Rural and Urban local bodies
29 Moch Iman Santoso Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian (Bandung
Pustaka Reka Cipta 2014) h 97
30
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
70
b) HigherTechnicalvocational education
c) Energy including non-conventional sources
d) Transportation including rural roads
e) Youth Development including skill upgrading
f) Community Health including rural health care delivery
g) School Education including standardized testing
b Facilitating Diaspora philanthropy Facilitate capital flows from the diaspora
Banyak dari diaspora India baik individu maupun organisasi
memberikan sumbangan donasi terhadap berbagai macam permasalahan sosial di
India Tidak adanya badan yang menangani sumbangan ini mengakibatkan
perputaran kapital sumbangan donasi ini jauh dari potensi yang dimiliki diaspora
India untuk berkontribusi terhadap pembangunan India Melihat potensi yang
besar dari hal ini MOIA kemudian menjadikan filantropi diaspora ini sebagai
salah satu tujuan pokok utama dari kinerjanya 31
c Overseas Indians as a Strategic Resource
Advocacy Invite participation and frequent dialogue with professional bodies
where the diaspora are involved to share perspectives and strategies Keberadaan
diaspora India yang tersebar di berbagai negara dan dalam kurun waktu yang cukup
lama menghasilkan cukup banyak perwakilan diaspora yang sukses dan dapat
dipertimbangkan Beberapa dari diaspora ini juga sekarang ini menempati posisi yang
baik dalam bidang ekonomi dan dalam bidang politik di negara tempat mereka
menetap Dengan segala potensi tersebut diaspora India kemudian menjadi suatu
sumber daya yang strategis bagi negara India
Keberadaan diaspora India dalam memberikan pengaruh politik dan
pembentukan kebijakan ini semakin terlihat di tahun 2000-an Salah satu contohnya
yaitu peranan komunitas Indo-Amerika dalam kesimpulan Indo-US civil nuclear deal
Terdapat banyak diaspora India yang mengabdi di eselon tinggi di pemerintahan
71
kedua negara dan apabila dimanfaatkan dengan baik hal ini dapat memberikan India
sebuah keuntungan kompetitif
MOIA memposisikan diaspora India sebagai sebuah cadangan strategis yang
harus ditingkatkan untuk dapat mengadvokasi kepentingan India di kancah global
Hingga sekarang ini diaspora India dibutuhkan untuk mengadvokasi India di bidang
perubahan iklim pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah arsitektur finansial
global yang baru Keanggotaan India sebagai anggota permanen di United Nations
Security Council (UNSC) juga menjadi salah satu bahan advokasi bagi diaspora India
sekarang ini
d International Migration Positioning India as a preferred source country for
economic migration
Partner with states and partners to develop skills which are in short supply
internationally and help upskill and reskill with the aim of developing global citizens
Sebagai salah satu aktor utama di bidang migrasi internasional baik itu sebagai
negara asal transit dan tujuan India mempunyai kepentingan strategis dalam
penerapan kebijakan migrasi internasional Dari perspektif kebijakan keinginan
untuk bermigrasi atau tidak merupakan pilihan individual bagi seorang warga negara
Namun dengan latar belakang historis sebagai salah satu negara yang menjadi sumber
tenaga kerja terbesar di dunia India mengatur proses migrasi rakyatnya India dalam
hal ini diatur oleh MOIA berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan
tenaga kerja yang kemudian diatur pengirimannya ke berbagai negara di dunia
Untuk mendukung kinerja MOIA dalam mengatur pengelolaan migrasi tenaga
kerja diimplementasikan sebuah proyek e-governance yaitu e-migrate e-migrate
berfungsi untuk membangun data berbasis elektronik dari aliran dan persediaan
tenaga kerja migran Proyek elektronik ini juga memungkinkan seluruh stakeholder
(pemerintah perusahaan pelatihan dan lembaga pengelola migran) dalam proses
31
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-Malaysiahellip
h 50
72
migrasi untuk mengatur dan mengerjakan peran mereka secara efisien dan
transparan32
Untuk tujuan pokok keempat ini MOIA juga meningkatkan kerjasama
bilateral di bidang kemigrasian Sejauh ini MOIA telah membuat perjanjian bilateral
keamanan sosial (Bilateral Social Security Agreements) dan kesejahteraan buruh
dengan beberapa negara dengan jumlah diaspora India yang besar Langkah
selanjutnya yang akan diambil adalah membuat sebuah instrumen perjanjuan baru
mengenai kerjasama mobilitas sumber daya manusia (Human Resource Mobility
Partnership) dengan beberapa negara yang strategis bagi India Selain itu untuk
memastikan kualitas tenaga kerja asal India yang akan dikirim India juga fokus untuk
meningkatkan standar kurikulum menjadi standar internasional memperkenalkan
ujian standarisasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan sertifikasi kemampuan yang
independen
e Establishing strategic economic depth in new destination countries
Facilitate diaspora and Indian business to invest and share learnings to support
the economic growth of developing economies that are of strategic interest India
telah menetapkan target pada tahun 2020 untuk menjadi negara dengan perekonomian
yang kuat dengan usia yang masih muda Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
kebutuhan energi (minyak gas dan tenaga nuklir) pangan sumber daya alam dan
pekerjaan Maka dari itu India sudah selayaknya memperkuat kerjasama dengan
negara ndash negara yang kaya akan sumber daya alam dan relatif masih terbelakang
pembangunannya dalam hal ini negara ndash negara di benua Afrika 33
Prioritas migrasi India kemudian ditetapkan dan digolongkan berdasarkan
kebutuhan perekonomian India Tujuan migrasi India sendiri yang awalnya
didominasi oleh negara ndash negara Timur Tengah Asia Tenggara serta Amerika Serikat
32
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 53
33
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
73
dan Inggris sedikit demi sedikit diarahkan ke Afrika Karibia dan Amerika Latin
untuk merubah arah strategi ekonomi India Perubahan pola migrasi ini agar tidak
hanya para ahli dan profesional saja yang melakukan migrasi namun meliputi petani
pemilik usaha kecil dan menengah serta penyedia layanan jasa34
f Protection and Welfare Providing institutional support to Vulnerable Overseas
Indians including women
Review policy and re-engineer processes to be diaspora and emigrant friendly
Tujuan pokok terakhir dari MOIA adalah menjadi tempat perlindungan pertama dan
utama bagi diaspora India di seluruh dunia terutama untuk perempuan Kapabilitas
untuk melakukan intervensi demi menjangkau para diaspora India yang
membutuhkan sedikit demi sedikit harus dibangun dengan cara memperkuat
kerjasama antar negara MOIA juga fokus untuk mengembangkan institusi
mendukung infrastruktur dan mekanisme pertukaran informasi yang dapat
mempermudah jangkauan terhadap diaspora India
2 Amandemen Citizenship of India 2019
Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen) 2019 disahkan oleh
Parlemen India pada 11 Desember 2019 Undang-Undang Kewarganegaraan diubah
tahun 1955 dengan memberikan jalan menuju kewarganegaraan India bagi para
migran ilegal Hindu Sikh Buddha Jain Parsi dan Kristen minoritas agama yang
telah melarikan diri dari penganiayaan dari Pakistan Bangladesh dan Afghanistan
sebelum Desember 2014 Muslim dari negara-negara itu tidak diberi hak yang sama
seperti itu Kebijakan tersebut adalah pertama kalinya agama secara terbuka
digunakan sebagai kriteria kewarganegaraan di bawah hukum India UU tersebut
mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 untuk memberikan
34
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
74
kelayakan kewarganegaraan India bagi para migran ilegal yang beragama Hindu
Sikh Budha Jain Parsis dan Kristen dari Afghanistan Bangladesh dan Pakistan dan
yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 201435
UU tersebut tidak
menyebut Muslim
Di bawah UU tersebut salah satu persyaratan untuk kewarganegaraan melalui
naturalisasi adalah bahwa pemohon harus telah tinggal di India selama 12 bulan
terakhir dan selama 11 dari 14 tahun sebelumnya RUU ini melonggarkan
persyaratan 11 tahun sampai 5 tahun bagi orang-orang yang memiliki enam agama
dan tiga negara yang sama UU ini membebaskan wilayah suku Assam Meghalaya
dan Tripura dari penerapannya Ini juga mengecualikan area yang diatur melalui Izin
Jalur Dalam yang meliputi Arunachal Pradesh Mizoram dan Nagaland Muslim dari
Pakistan Bangladesh dan Afghanistan tidak ditawari kelayakan untuk menjadi warga
negara di bawah Undang-Undang yang baru Para kritikus mempertanyakan
pengecualian tersebut Amandemen membatasi dirinya untuk tetangga mayoritas
Muslim di India dan kedua tidak menyadarinya tentang Muslim yang dianiaya di
negara-negara tersebut
Tidak diragukan lagi bahwa protes nasional terhadap Citizenship Amendment
Act 2019 (CAA)36
yang kontroversial di India telah menggarisbawahi perpecahan
yang mendalam di dalam negara dan dalam komunitas internasional Pers dunia
sering mempublikasikan kerusakan apa yang telah dilakukan terhadap kebijakan luar
negeri India yang telah diselesaikan dan posisi globalnya setelah CAA Masalah
signifikannya adalah bahwa India terus bergerak menuju isolasi di panggung global
dan sekutunya yang terpercaya juga mempertanyakan komitmen konstitusi India
35
Citizenship Amendment Bill Indias new anti-Muslim law explained BBC News (diakses
pada 11 December 2019 pkl 2217 WIB)
36
RUU Amandemen Kewarganegaraan 2019 diperkenalkan oleh BJP yang dipimpin
Pemerintah Modi di Lok Sabha ke-17 oleh Sh Amit Shah Menteri Dalam Negeri Uni 09122019 dan
disahkan pada 10122019 dengan mayoritas anggota parlemen mendukung CAB terhadap 80 anggota
parlemen RUU tersebut disahkan oleh Rajya Sabha pada 11122019 dengan 125 suara mendukung
dan 105 suara menentangnya
75
terhadap hak-hak minoritas Banyak negara secara terang-terangan menyatakan
keprihatinan mereka terhadap perkembangan tertentu di masa lalu di India dan
meragukan apakah negara itu akan mempertahankan karakter sekuler dan
heterogennya atau bersikukuh untuk mengaitkan dirinya dengan beberapa negara
mayoritas yang terkenal di dunia37
Terutama raison detre untuk Citizenship Amendment Act 2019 yang
kontroversial memiliki dua alasan utama penganiayaan agama di tiga negara yang
didominasi Muslim dan memperbaiki kesalahan partisi Melihat alasannya
tampaknya cukup meyakinkan tetapi faktanya kedua alasan itu salah paham dan
secara historis cacat38
Klasifikasi CAA tidak masuk akal sebagaimana diamanatkan
untuk memenuhi syarat Pasal 14 21 dan 25 Konstitusi India Pemerintah tidak
memiliki jawaban mengapa minoritas agama di sekte-sekte Muslim seperti Syiah
Baloch dan Ahmediya yang anggotanya menghadapi penganiayaan agama yang
paling parah di Pakistan Bangladesh dan Afghanistan telah dikecualikan Lebih jauh
pemerintah tidak memiliki jawaban mengapa kelompok yang dianiaya dari negara
tetangga lainnya seperti Rohingya dari Mynamar Madhesis dari Nepal Tamil Elam
dari Sri Lanka dan Muslim dari Tiongkok secara mencolok mengabaikan gagasan
ldquosekularitas progresivitas dan inklusivitasrdquo dari Undang-Undang Perubahan
Kewarganegaraan saat ini 2019 Hal ini membuat niat untuk menyangkal
perlindungan kepada umat Muslim jelas meskipun itu adalah fakta yang diakui
secara universal bahwa umat Islam tidak lebih aman dari penganiayaan agama
daripada komunitas lain Banyak sekali penganiayaan seperti itu seperti dalam kasus
sekte Ahmadiyah dan Syiah di Pakistan Taslima Nasrin di Bangladesh dan bahkan
37
Rana Ayyub Indiarsquos protests could be tipping point of authoritarianism The Washington
Post Dt 18122019 httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721 (diakses pada 17
Januari 2020 pkl 1600 WIB)
38
Narender Nagarwal Global Implications of Indias Citizenship Amendment Act 2019
University of Delhi
Januari2020httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias_Cit
izenship_Amendment_Act_2019 (diakses pada 23 Februari 2020 pkl 1212 WIB)
76
Salman Rushdie di hampir setiap negara Islam CAA gagal untuk mengenali
kebenaran yang kuat bahwa penganiayaan agama tidak harus didasarkan pada agama
korban39
Pakistan Afghanistan dan Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim yang
telah memodifikasi Konstitusi mereka dalam beberapa dekade terakhir untuk
mendeklarasikan Islam sebagai agama resmi negara mereka Karena itu menurut
pemerintah India umat Islam di negara-negara Islam ini tidak mungkin menghadapi
penganiayaan agama Pemerintah menyatakan bahwa Muslim tidak dapat
diperlakukan sebagai minoritas yang dianiaya di negara-negara mayoritas Muslim
ini BBC menyatakan bahwa sementara negara-negara ini memiliki ketentuan dalam
konstitusi mereka yang menjamin hak-hak non-Muslim termasuk kebebasan untuk
mempraktikkan agama mereka dalam praktiknya populasi non-Muslim telah
mengalami diskriminasi dan penganiayaan40
Tindakan serupa untuk minoritas agama yang dianiaya tidak termasuk agama
mayoritas telah diperkenalkan di negara sekuler lainnya seperti Amerika Serikat
Undang-undang Bantuan Penganiayaan Agama Amerika Serikat 2016 menyatakan
Warga negara Suriah yang merupakan minoritas agama di negara asal mereka harus
diklasifikasikan sebagai pengungsi yang memiliki perhatian kemanusiaan khusus
harus memenuhi syarat untuk pemrosesan prioritas dua di bawah sistem prioritas
pemukiman kembali pengungsi 41
39
Faizan Mustafa Religious bases of citizenship would be negation of secularism Indian
Express 11 Desember 2019
40
Indias bill purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims Indias bill
purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims The Economist ISSN 0013-0613 (diakses
pada 27 Februari 2020 pukul 1600 WIB)
41
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act govtrackus (diakses pada 27 Februari
2020 pkl 1323 WIB)
77
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA DAN
INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan
Di Indonesia status kewarganegaraan ganda masih diberlakukan secara
terbatas yakni pada anak dari status perkawinan campuran karena politik hukum
kewarganegaran di Indonesia masih menganut prinsip single nationality Dalam kasus
perkawinan campuran misalnya baik Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia (yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Lama)
maupun Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia
(yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Baru) memang tidak memberikan
status kewarganegaraan Indonesia secara otomatis bagi wanita WNA yang menikah
dengan pria WNI Namun demikian apabila wanita WNA tersebut ingin menjadi
WNI maka ia harus mengajukan permohonan resmi sesuai peraturan yang berlaku
Demikian juga wanita WNI yang menikah dengan seorang pria WNA dapat tetap
mempertahankan kewarganegaraan Indonesia bila ia hendak mengikuti
kewarganegaraan suami menjadi WNA maka wanita tersebut diharuskan untuk
mengajukan permohonan sesuai peraturan yang berlaku Hal ini tentu dapat
menimbulkan perbedaan kewarganegaraan dalam keluarga suatu perkawinan
campuran 1
Perbedaan kewarganegaraan tidak saja terjadi antara pasangan suami istri
dalam suatu perkawinan campuran tetapi juga terjadi pada anak-anak hasil
perkawinan campuran Menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Lama
kewarganegaraan untuk anak hasil perkawinan campuran mengikuti kewarganegaraan
ayahnya apabila anak yang lahir dalam suatu perkawinan campuran dari ibu WNI
1 May Lim Charit Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora
Indonesiahellip h 817
78
dan ayahnya WNA anak tersebut secara otomatis menjadi WNA sehingga terjadi
perbedaan kewarganegaraan antara anak yang lahir tersebut dengan ibunya yang
WNI Perbedaan kewarganegaraan antara anak WNA dengan ibunya WNI
menimbulkan banyak masalah hukum baik selama masa perkawinan campuran itu
berlangsung maupun setelah putusnya perkawinan campuran Terdapat banyak kasus
yang muncul dimana UU Kewarganegaraan Lama tidak dapat melindungi anak-anak
yang lahir dari seorang ibu WNI suatu perkawinan campuran teristimewa saat
putusnya perkawinan dan anaknya yang WNA harus berada dalam pengasuhan
ibunya WNI serta bertempat tinggal di dalam Negara Indonesia yang notabene
merupakan negara ibunya sendiri2
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006
Kini lahirnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Indonesia yang baru merupakan suatu lompatan besar dari dari
undang-undang kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu kewarganegaraan
Tunggal tetapi dalam undang-undang ini diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak-anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua
puluh satu) tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua asas
penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam ketentuan Pasal 4
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia Mereka yang belum berusia 18 tahun atau belum menikah dan setelah anak
tersebut berusia 21 tahun maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya
2 Leonora Bakarbessy dan Sri Handajani ldquoKewarganegaraan Ganda Anak dalam
Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata Internasionalrdquo Jurnal Perspektif
Volume XVII No 1 Tahun 2012 Edisi Januari h 2
79
sesuai dengan kehendaknya3 Aturan tersebut terlihat secara jelas diterapkannya
konsep kewarganegaraan ganda hanya saja masih terbatas pada anak-anak hasil
perkawinan campuran sampai anak tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin
Ketika anak tersebut sudah usia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus memilih
salah satu di antara dua kewarganegaraan yang ia miliki sebelumnya Penerapan
status kewarganegaraan ganda yang dianut dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 dapat disebut sebagai sebuah terobosan untuk mengatasi problematika yang
timbul dalam perkawinan campuran maupun setelah putusnya perkawinan campuran
dimana terdapat perbedaan kewarganegaraan antara orangtua dan anak-anak hasil
perkawinan itu yang kerap membuat sang anak terlindungi hak-haknya
Selain itu lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 juga ditujukan
untuk memberikan jaminan kepastian hukum berupa status kewarganegaraan
Republik Indonesia bagi anak hasil perkawinan campur dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara Asing Perubahan mendasar
lainnya dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah
a Menganut 4 asas Kewarganegaraan yakni
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan
berdasarkan negara tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
3 Pasal 6 dinyatakan bahwa sebelum anak-anak tersebut berumur 18 tahun maka anak-anak
tersebut mempunyai kewarganegaraan ganda dan setelah anak-anak tersebut berusia 18 tahun atau
sudah kawin dan diberi tenggat waktu 3 tahun anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraanya Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
80
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini4
b Mengatur 8 prinsip pokok selain 4 asas Kewarganegaraan di atas yaitu
1) Asas kepentingan nasional peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri
2) Asas perlindungan maksimum pemerintah wajib memberikan
perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri
3) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan
4) Asas kebenaran substantif prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif tetapi juga disertai substansi dan syarat-
syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
5) Asas nondiskriminatif asas yang tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar
suku ras agama golongan jenis kelamin dan gender
6) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia Asas
ini dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin melindungi dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya
4 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
81
7) Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan
secara terbuka
8) Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat
mengetahuinya5
c Memberikan status Kewarganegaraan Ganda Terbatas bagi anak hasil
perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara
Asing sampai usia 18 tahun atau sudah kawin dan setelah itu ia diwajibkan
memilih salah satu status kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006) Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tidak mengenal asas bipatride yakni sistem kewarganegaraan ganda
ataupun juga tidak mengenal asas apatride yakni tanpa kewarganegaraa tetapi
kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang
ini merupakan pengecualian saja
d Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (etnis Tionghoa India Arab dan lain-lain) tidak
diperlukan lagi Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia adalah
kebijakan pemerintah orde baru yang diatur melalui Peraturan Menteri
Kehakiman Nomor JB3412 Tahun 1978 yang menyatakan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia harus mengajukan permohonan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia kepada Menteri Kehakiman khususnya
bagi mereka yang keturunan asing yang sudah menjadi Warga Negara
Indonesia dan telah dewasa namun tidak memiliki bukti Kewarganegaraan
Republik Indonesia
5 NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah SBKRI
Menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakarta Pancar alam dan Pusat Kajian Hukum dan Ekonomi
(PK2HE) 2007) h 83
82
Ditinjau dari segi sosial latar belakang pengaturan status kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 adalah perlakuan diskriminasi terhadap anak hasil perkawinan campur
yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara
Asing anak yang lahir di luar perkawinan campur yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan anak dari ibu Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan
yang sah dengan seorang ayah Warga Negara Asing yaitu tidak adanya jaminan
kepastian hukum sebagai Warga Negara Indonesia oleh karena sebelum Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini lahir Indonesia menganut asas ius sanguinis dalam
penentuan status kewarganegaraan seseorang sehingga status kewarganegaraan
seorang anak hasil perkawinan campur yang sah maupun di luar perkawinan yang sah
ditentukan berdasarkan garis keturunanpertalian daerah dengan sang ayah Hal ini
merupakan bentuk lain dari apartheid (Segregation) atau state sponsored racial
discrimination yang diekspresikan melalui perangkat hukum dan kebiasaan6
Dalam rangka penghapusan diskriminasi di Indonesia Pemerintah telah
meratifikasi Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Dalam Pasal 3 konvensi yang telah
diratifikasi ini menyebutkan agar Negara peserta membuat Undang-Undang yang
menjamin pelaksanaan dan penikmatan hak-hak asasi manusia Salah satu Undang-
Undang yang telah dibuat untuk mengatur dan melindungi hak asasi manusia adalah
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Dari tahun 1958
hingga sekarang sudah ada 6 (enam) Instrumen Internasional Hak Asasi Manusia
yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu
6 Frans H Winarta Dalam NHT Siahaan dan Subiharta Hukum Kewarganegaraan dan
HAM Bagiamana SBKRI menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakata Pancaran Alam dan Pusat Kajian
Kebijakan Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007) h 50
83
a Konvensi tentang Hak-hak Politik Kaum Wanita (Undang-Undang Nomor 68
tahun 1958 tanggal 17 Juli 1958)
1) Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi wanita
(Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Tanggal 24 Juli 1984)
2) Konvensi tentang Hak-hak Anak (Keputusan Presiden Nomor 36
Tahun 1990 Tanggal 25 Agustus 1990)
3) Konvensi Internasional Anti Apartheid dalam Olahraga (Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 1993 Tanggal 22 Mei 1993)
4) Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukum yang
Kejam Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusiawi
(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tanggal 28 September 1998)
b Status kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur
diatur dalam
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia Pasal 4 Warga Negara Indonesia adalah7
a Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
danatau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia
b Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia
c Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah seorang
Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing
d Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia
7 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
84
e Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut
f Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia
g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia
h Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesi
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
j Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
k Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya
l Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
85
Pasal 58
(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinann yang sah
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara
sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia
(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh Warga Negara Asing berdasarkan
penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia
Pasal 6
(1) Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c huruf d huruf h huruf i
dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda setelah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
memilih salah satu kewarganegaraannya
(2) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Pejabat dengan
melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan
perundang-undangan
(3) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah
anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin9
Setidaknya ada 4 alasan perlu dan tidaknya asas dwikewarganegaraan
yaitu 1) Keharusan dual citizenship Indonesia sebenarnya mulai mengenal
asas kewarganegaraan ganda melalui UU No 12 Tahun 2006 Meski dalam
8 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
9 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
86
peraturan tersebut kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil
perkawinan campuran sampai berusia 21 tahun dan selanjutnya harus memilih
salah satu kewarganegaraannya (lihat Pasal 21 joPasal 6 UU
Kewarganegaraan) Ada banyak alasan mengapa prinsip dwikewarganegaraan
salah satunya adalah gelombang migrasi besar dari negara yang
pendapatannya rendah Jika asas dwikewarganegaraan kemudian berlaku
maka para imigran bisa menjadi ancaman bagi sebuah negara Dengan alasan
inilah kemudian sejumlah aturan ketat diterapkan Contohnya di Amerika
meski melegalkan kewarganegaraan ganda aturan ketat tetap berlaku apalagi
soal militer dan pajak 2) Pindah kewarganegaraan Kepindahan seorang WNI
menjadi warga negara lain bergantung pada rasa cinta pada tanah air dan
resiko yang harus dipertimbangkan yaitu pertama adalah masalah ekonomi
Jika menjadi warga negara lain apakah akan diberi tunjangan hidup dari
pemerintah dan fasilitas lainnya Kedua jika ingin mendapatkan kembali
kearganegaraan asli maka ia harus mengurus kembali persyaratannya dan ini
akan memakan waktu yang lama Ketiga berkaitan dengan generasi emas
Indonesia Misalnya seorang juara olimpiade ingin melepas kewarganegaraan
maka Indonesia akan kehilangan generasi berprestasi10
Terdapat beberapa ilustrasi terkait keuntungan dan kerugian
diterapkanya Konsep Kewarganegaran Ganda (Dual Nationality) bagi
diaspora seperti tercantum dalam tabel di bawah ini11
10
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia Dan Dwi Kewarganegaraan Dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia hellip h 101
87
No Keuntungan Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
Kerugian Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
1 Meningkatkan perekonomian
yaitu PDB naik kemudahan
transaksi investasi bisnis dan
mendorong pembangunan dan
pengembangan
Meningkatkan perekonomian yaitu
PDB naik kemudahan transaksi
investasi bisnis dan mendorong
pembangunan dan pengembangan
2 Meningkatkan daya saing dan
penerimaan Negara
Masih bisa mendapatkan prilaku
yang berbeda (Hak politik dan
Sosial)
3 Menciptakan lapangan kerja baru Kebingungan dalam
mengimplementasikan Hak dan
Kewajiban sebagai seorang warga
Negara
4 Jembatan untuk infestasi
negosiasi alih teknologi dan
pembangunan infrastuktur
Rendahnya partisipasi sosial bagi
kedua Negara
5 Mendorong peningkatan
hubungan kerja sama antar
Negara (Ekonomi sosial
Hukum)
Mendorong keluarga atau kerabat
untuk pindahmigrasi
6 Meningkatkan potensi SDM alih Penurunan loyalitas terhadap k
11
Eka Martiana Wulansari ldquo Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesiardquo Jurnal Rechtvinding Online h 3
88
kompetensi dan keterampilan
sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap asing
bangsa dan negara
7 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Memungkinkanya tindakan illegal
atau menghindari hukum
8 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Melihat masih sulitnya peluang mewujudkan dwikewarganegaraan di
lndonesia maka pendekatan keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta
para diaspora Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di negara lain
seperti India dengan konsep pemberian Overseas Citizenship of India (OCl) di mana
pemegang OCI yang merupakan eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan
ke India tanpa harus memiliki visa Selain itu pemilik OCI dapat bekerja tanpa
disertai dengan izin kerja walaupun tetap ada batasan-batasan pekerjaan tertentu Hal
ini berbeda dengan di Indonesia bahwa WNA sekalipun eks-WNl tetap mendapatkan
perlakuan sama yaitu keharusan memiliki visa dan izin tinggal layaknya WNA
Perbedaan aturan ini kerap kali menimbulkan isitlah dipersulit oleh petugas
lmigrasi yang sebenarnya menjalankan aturan yang berlaku di lndonesia Selain itu
pemegang OCI memiliki kesempatan untuk langsung memeperoleh kewarganegaraan
Indianya setelah yang bersangkutan melepaskan kewarganegaraan lainnya Hal ini
tentu saja tidak berlaku dan tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia
89
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
Terdapat sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan dengan
mengeluarkan pendaftaran kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan
memberikan beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi diaspora secara besar
dalam pembangunan negara pada tahun 2002 Komite Tingkat Tinggi Diaspora India
merumuskan kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) sebagai upaya lain dari
penerapan dwikewarganegaraan (alternatif) Melalui pengkajian mendalam dan
pertimbangan yang matang kebijakan OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada
tahun 2005 setelah amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955)12
Secara umum ada beberapa kebijakan diaspora yang diambil oleh pemerintah
India dalam laporan tahunan 2012-2013 antara lain Pravasi Bharatiya Divas (PBD)
Kartu Persons of Indian Origin (PIO) kartu Overseas Citizens of Indians (OCI)
program beasiswa buat anak-anak diaspora (SPDC) serta program Mengenal India
(KIP) Dari beberapa program itu saya menyoroti Kartu Keturunan India Asli (PIO)
dan OCI Kartu itulah yang akan difungsikan sebagai hak atas status
dwikewarganegaraan bagi diaspora di Asia Tenggara
Melalui analisis perbandingan hak atau keuntungan yang diperoleh dalam
kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) dan kebijakan dwikewarganegaraan
Terdapat perbedaan yang signifikan yang menunjukkan bahwa kebijakan Overseas
Citizenship of India (OCI) bukanlah atau tidak sama dengan kebijakan
dwikewarganegaraan (India Citizenship Act 1955 point 7c) dapat digambarkan
bahwa melalui kebijakan OCI card diaspora India memperoleh beberapa kemudahan
dalam berkontribusi secara penuh untuk pembangunan negaranya antara lain
12
Sohalia Verma Instruments of Engagement Assessing Indiarsquos PIO and OCI Schemes
CARIM-India Researh Report 2013
httpwwwmeagovinimagespdfAssessingIndiasPIOandOCISchemespdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1327 WIB)
90
a Memperoleh kemudahan untuk keluar masuk negara India dan tanpa ada batasan
untuk mengunjungi atau menetap di India
b Memperoleh kemudahan untuk pendidikan dan bekerja di negara India
c Memperoleh hak dan perlakuan yang sama dengan warga negara India dalam
bidang ekonomi keuangan dan pendidikan
d Memperoleh kemudahan untuk melakukan investasi memiliki perumahan dan
property lainnya meskipun tidak dapat memiliki atau mengakuisisi lahantanah
produktif (pertanian perkebunan perhutanan dan pertambangan)
Selain dari berbagai fasilitas dan hak-hak yang akan diperoleh diaspora India
sebagai subjek dari kebijakan OCI terdapat juga batasan-batasan bagi pemegang
OCI card sebagai pembeda dari kebijakan dwikewarganegaraan Batasan tersebut
antara lain yaitu
a Diaspora India tidak bisa memilih (vote) dalam pemilihan umum
b Tidak bisa menjadi anggota Dewan Perwakilan atau Dewan
Legislatifparlemen
c Tidak bisa menjabat sebagai presiden hakim Mahkamah Agung Pengadilan
Tinggi atau jabatan strategis lainnya
d Tidak dapat bekerja di pemerintahan kecuali atas permintaan khusus dari
pemerintah negara India
e Dan tidak bisa mendapatkan paspor India13
Melalui kebijakan tersebut pemerintah India berhasil mamanfaatkan potensi
yang dimiliki diasporanya Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun India berhasil
menarik potrensi diasporanya dan menjadi salah satu negara dengan Global Power
yang sangat besar mengalahkan negara-negara lain termasuk negara yang
13
India Citizenship Act 1955 point 7c
91
menerapkan kebijakan dwikewarganegaraan Beberapa fakta keberhasilannya
(diaspora effect) antara lain14
a Jumlah diaspora India sekitar 2 dari total penduduk negara India tetapi total
perolehan uang dari mereka sama dengan 35 total Gross Domestic Product
(GDP) negara India
b Berdasarkan data World Bank India telah menjadi negara dengan jumlah
remitensi terbesar pertama Jumlah remitansi negara India pada tahun 2012
yaitu US $ 70000000 mengalahkan negara China Philipina dan negara-
negara maju lainnya penerap dwikewarganegaraan Selain itu berdasarkan
data International Monetary Fund (IMF) negara India menjadi negara dengan
pertumbuhan ekonomi terbesar Pertumbuhan ekonomi negara India pada
tahun 2014 sebensar 72 dan pada tahun 2015 naik sebesar 75
mengalahkan negara China dan negara-negara maju lainnya
Beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa negara India mampu
menciptakan kondisi yang saling memberikan keuntungan antara kepentingan negara
dan diaspora melalui kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan pengadaan kartu tersebut
adalah untuk mewujudkan kembali ikatan emosional warga India dengan tanah
kelahiran India Tidak hanya itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India
berharap bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri merupakan keturunan
asli India yang tinggal di luar negeri Setidaknya mereka telah mempunyai paspor
atau kedua orang tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
14
Hasil penelitian yang dilakukan oleh International Organization of Migration (OM) amp
Migration Policy
Institutehttpsreliefwebintsitesreliefwebintfilesresources76DB57141F1C7742492576F6001BD5
45Full_Reportpdf (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1330 WIB)
92
Diaspora India memiliki keuntungan jika memperoleh kartu PIOOCI Mereka
tidak membutuhkan lagi visa bila melakukan kunjungan ke India Mereka juga tidak
perlu repot melaporkan diri sebagai warga negara asing jika tinggal di sana kurang
dari 180 hari Mereka juga memiliki persamaan hak sipil dengan Non-Resident Indian
(NRI) dalam segala bidang kecuali hak kepemilikan tanah Jika dilihat manfaat yang
diperoleh oleh Diaspora India keuntungan itu sangat strategis 15
Sayangnya kebijakan itu masih diterapkan secara tebang pilih Pemerintah
India tidak menerapkannya ke semua diaspora India Hanya negara tertentu saja yang
mendapat kesempatan untuk mendaftar sebagai dual citizenship Coba perhatikan
blueprint kebijakan pemerintah India di bawah ini16
Kebijakan tersebut jelas mengesampingkan diaspora India di Asia Tenggara
Jelas bahwa kata ldquohighly developed countriesrdquo membuktikan negara Asia Tenggara
tidak termasuk dalam ketegori itu karena semuanya adalah negara berkembang
kecuali Singapura Tentu kategorisasi itu menyimpan maksud tersendiri Pemerintah
India sekadar memanfaatkan diaspora India dari prospek ekonomi Negara itu
memiliki PDB yang signifikan Terlebih mengingat syarat pendaftaran itu
mewajibkan uang pendaftaran sebesar 365 dolar Amerika Serikat dan hanya berlaku
20 tahun17
Selanjutnya jika menganalisis alasan pemerintah India dalam pembatasan
kebijakan tadi frasa ldquotook place after india become independencerdquo di situ
15
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara hellip h 39
16
wwwindiandiasporanicin (diakses pada 12 Desember 2019 pkl 1733 WIB)
93
menjelaskan hubungan pemahaman waktu dengan tempat kurang sesuai Padahal
ikatan tempat dengan waktu itu sifatnya cair Justru keadaan itu harus terwujud
selama ada kedekatan emosional di dalamnya Akibatnya nilai guna pun dapat
berubah (Yi Fu Tuan 1997) Kondisi itu malah memberi jarak antara diaspora India
di Asia Tenggara dan homeland mereka Apalagi mereka seolah dikesampingkan
dengan kebijakan itu Di samping itu kebijakan di atas mengurai alasan India
mengapa identitas diaspora dibatasi pada individu yang memiliki kewarganegaraan
resmi India
Matriks Perbandingan Kebijakan Yang Berhubungan Dengan Kewarganegaraan di
Indonesia dan India
INDIA INDONESIA
NO ISU KEBIJAKAN ISU KEBIJAKAN
1 Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
Citizenship Act of
India 1955
Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
UU Nomor 12
Tahun 2006
Tentang
Kewarganegaraan
2 Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
6 kali Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
2 kali
3 Kementerian
Mengurus
Kepentingan
Diaspora
Ministry Of
Overseas Indian
Affairs (tahun
2004-sekarang)
Kementerian
Luar Negeri
Repunlik
Indonesia
Kementerian Luar
Negeri Republik
Indonesia
4 Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
Tunggal dan
Ganda
Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaran
Tunggal dan
Ganda Terbatas
(anak kawin
campur)
5 Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Ganda
Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Terbatas
17
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
94
6 Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora India
Menerbitkan
Kebijakan
Overseas
Citizenship of
India (OCI) pada
tahun 2005
Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora
Indonesia
-
7 Kemungkinan
memperoleh dual
citizenship
Apabila negara
domisili
memperbolehkan
Warga Negara
memiliki lebih
dari satu
kewarganegaraan
Kemungkinan
memperoleh dual
citizen
-
8 Dalam Keadaan
Keturunan India
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Saat setelah
melepaskan
kewarganegaraan
domisili
pemegang kartu
OCI dapat secara
langsung
memperoleh
Kewarganegaraan
India
Dalam Keadaan
Keturunan
Indonesia
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Tidak secara
langsung
memperoleh
kewarganegaraan
Indonesia
9 Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Dalam
Amandment
Citizenship act
India 2019
Pakistan
Bangladesh dan
Afghanistan
dikecualikan
Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Diberi peluang
untuk semua
dengan syarat-
syarat yang telah
diatur
Jadi secara umum kebijakan negara India dan Indonesia memiliki perbedaan
yang sangat signifikan dalam beberapa sisi Kebijakan yang diambil pemerintah
negara India dan Indonesia tentunya tidak terlepas dari kebutuhan sosial dan hukum
dari masyarakat kedua negara tersebut
95
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya penulis mengambil
kesimpulan bahwa
1 Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai
aspek bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga
negara sehingga diganti dengan Undang-Undang Kewarganegaraan
yang baru yaitu Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 Undang-
Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam menghapus
berbagai bentuk diskriminasi selama ini Lahirnya Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang baru
merupakan suatu lompatan besar dari dari undang-undang
kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu
kewarganegaraan Tunggal tetapi dalam undang-undang ini
diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak-
anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua puluh satu)
tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua
asas penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam
ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia Mereka yang belum berusia 18
tahun atau belum menikah dan setelah anak tersebut berusia 21 tahun
maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya sesuai dengan
kehendaknya
96
Namun pemberian jangka waktu status kewarganegaraan
ganda masih terbatas kepada anak kawin campur Indonesia belum
mengatur hal-hal yang berkenaan dengan persoalan
kewarganegaraan ganda yang menjadi isu tuntutan oleh para dispora
artinya adalah kebijakan yang hanya terbatas kepada anak hasil
kawin campur belum menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan yang mana berdampak kepada hukum
nasional yang tidak akomodatif terhadap kepentingan warga negara
di luar negeri serta belum mampu memanfaatkan potensi diaspora
2 India mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan pendaftaran
kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan memberikan
beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi
diaspora secara besar dalam pembangunan negara Melalui
pengkajian mendalam dan pertimbangan yang matang kebijakan
OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada tahun 2005 setelah
amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955) Beberapa fakta menunjukkan bahwa
negara India mampu menciptakan kondisi yang saling memberikan
keuntungan antara kepentingan negara dan diaspora melalui
kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan
pengadaan kartu tersebut adalah untuk mewujudkan kembali ikatan
emosional warga India dengan tanah kelahiran India Tidak hanya
itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India berharap
bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri
merupakan keturunan asli India yang tinggal di luar negeri
97
Setidaknya mereka telah mempunyai paspor atau kedua orang
tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
B Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa terkait kebijakan pemerintah atas
tuntutan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India maka
1 Penulis memberikan saran kepada negara Indonesia untuk memberikan
kebijakan yang akomodatif kepada Warga Negara Indonesia yang
berada diluar negeri baik mereka adalah diapora Indonesia sebagai
pekerja professional keturunan WNI dan lain-lain
2 Agar Indonesia memanfaatkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh
diaspora untuk dapat meningkatkan keuntungan bagi Indonesia dalam
berbagai sektor dengan mengeluarkan kebijakan yang mampu
memanfaatkan potensi mereka
3 Agar Indonesia mempermudah dengan menggunakan pendekatan
keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta para diaspora
Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di
negara lain seperti India dengan konsep pemberian Overseas
Citizenship of India (OCl) di mana pemegang OCI yang merupakan
eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan ke India tanpa
harus memiliki visa
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Kurdi Abdul Rahman Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-
Quran dan Sunnah Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000
Abdul Wahab Solichin Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara Jakarta Bumi Aksara 2010
Adi Arianto Metode Penelitian Sosial dan Hukum Jakarta Granit 2004
Aristotle Politics Penerjemah Ernest Barker New York Oxford University Press
1995
AS Hikam Muhammad Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga 1999
As-Shiddiqie Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jakarta Rajawali Pers
2009
Bardach Eugene A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving New York Seven Bridges Press 2000
Bari Azed Abdul Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan Pusat Studi Hukum
Tata Negara Indo Hill 1995
CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) Jakarta
Pradnya Paramita 2001
CST Kansil Hukum Tata Negara Jakarta Erlangga 2007
Dunn William N Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL
Yogyakarta Gajah Mada University Press 2003
Dunn William N Public Policy Analysis London Pearson Prentice Hall 2003
Fattah Nanang Analisis Kebijakan Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
2013
Gautama Sudargo Warga Negara dan Orang Asing Penerbit Alumni Bandung
1992
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan Yogyakarta Liberty 1992
99
Hussain Syaukat Hak Asasi Manusia dalam Islam Jakarta Gema Insani Press
1996
Iman Santoso Mochammad Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian
Bandung Pustaka Reka Cipta 2014
Jehani Libertus dan Harpen Atanasius Tanya Jawab UU Kewarganegaraan
Jakarta Visimedia 2008
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century London
Setting the Contex Kogan Page 1998
Kumar Naresh Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective Central University of Gujarat Centre for Diaspora
Studies 2012
Manan Bagir Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
Yogyakarta FH UII Press 2009
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
Bandung Refika Aditama 2008
Muhadjir Noeng Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif Yogyakarta Raka Sarasin 2000
Muhadjir Noeng H Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach
Yogyakarta Rake Sarakin 2003
NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah
SBKRI Menurut UU No 12 Tahun 2006 Jakarta Pancar alam dan Pusat
Kajian Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007
Nugroho Riant Public Policy Jakarta Alex Media Komputindo 2008
Prdjodikoro Wirjono Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia Jakata PT Dian
Rakyat 1989
Qadir Djaelani Abdul Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam Surabaya Bina Ilmu
1995
Radjab Dasril Hukum Tata Negara Indonesia Jakarta Rineka Cipta 1994
Samidjo Ilmu Negara Jakarta Amico 1996
100
Soetoprawiro Koerniatmanto Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994
Soekanto Soerjono Pengantar Penelitian Hukum Jakarta UI Press 2010
Swan Sik Ko ed Nationality and International in Asian Perspective Dordrecht
Martinus Nijhoff 1990
Syahrur Muhammad Dirasat Islamiyyah Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama
Penerjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani Islam
Genealogi Masyarakat dan Negara Yogyakarta LKIS 2003
Triwulan Tutik Titik Pokok-pokok Hukum Tata Negara Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006
Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani Jakarta
ICCE UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada
Media 2003
Weihrich Heinz dan Koontz Haroid Management AGlobal Perspective Tent
Edition New York McGraw-Hill 1993
JURNAL
Abdillah Junaidi 2016 Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraan Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi
Manusia JIKH Vol 10 No3
Azizi Naufal 2014 Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi
Ekonomi dalam Ikatan Identitas Budaya Paradigma Jurnal Kajian Budaya
Bakarbessy Loenora dan Handajani Sri 2012 Kewarganegaraan Ganda Anak
dalam Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata
Internasional Jurnal Perspektif Volume XVII No 1 Edisi Januari
Banyualam Permana Rizky 2014 Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia
Menuju Masyarakat Transnasional Indonesia JURIS LK2 FHUI Volume 4
101
Bloemraad Irene 2004 ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of
Postnationalism the Possibilities of Transnationalism and the Persistence of
Traditional Citizenship International Migration Review Vol 38 No 2
Broslashndsted Sejersen Anja 2008 I Vow to Thee My Countries The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Century International Migration Review Vol 42 No
3
Djoko Basuki Zulfa 2004 Perkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya
di Indonesia Dewasa Ini Jurnal Hukum Internasional Vol1 No3
Jazuli Ahmad 2017 Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam
Perspektif Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI
Lim harity May 2014 Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi
Diaspora Indonesia Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4
Martiana Wulansari Eka Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesia Jurnal
Rechtvinding Online
Narmoatmojo Winarmo 2012 Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan
Konstitusi Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3)
Novianti 2014 Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasional Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan
Informasi
Peter J Spiro Peter 2010 Dual Citizen as Human Right International Journal of
Constitutional Law Vol 8 No 1
SKRIPSI DAN TESIS
Alisan Angela Alisan ldquoPengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-
Malaysiardquo Skripsi S1 Universitas Hasanudin 2013
102
Jayanti Adinda Jayanti ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi
Kebudayaan India di Indonesiardquo Skripsi S1 Universitas Airlangga 2010
Imam Choirul Muttaqin ldquoKewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak
Asasi Manusiardquo Tesis S2 Universitas Indonesia 2011
WEBSITE
httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+
Ibu+Vivi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth-
httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinfohtmlSuccesses
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml
httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship
httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20n
ationalityaspx
httpwwwvaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en Html
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf
httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721
httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias
_Citizenship_Amendment_Act_2019
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act
wwwindiandiasporanicin
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
103
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
India Citizenship Act 1955
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12
Tahun 2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
104
CURRICULUM VITAE
MIFTAHURRAHMAH lahir 04 Juni
1998 di Alue Rambot Aceh Alumnus
SDN 01 Alue Bilie Nagan Raya (2004-
2010) Penulis melanjutkan pendidikan di
Pondok Pesantren MtsS Nurul Falah
Meulaboh (2010- 2013) kemudian
penulis menyelesaikan pendidikan
Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren
Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar
(2013-2016) Saat ini penulis tengah
menyelesaikan pendidikan jenjang Strata
Satu pada program studi Hukum Tata
Negara (2016-2020)
Selain menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis juga
tercatat sebagai mahasantri aktif di Darus-Sunnah International Institute for
Hadith Sciences Sewaktu penulis di bangku Mts penulis sering menjuarai
lomba pidato bahasa Arab dan Inggris yang diadakan oleh Kementerian
Agama Aceh Di Aliyah penulis aktif sebagai delegasi lomba Fahmil Quran
penulis pernah meraih juara II Fahmil Quran Putri tingkat Provinsi Aceh di
ajang MTQ Provinsi mewakili kabupaten Nagan Raya
Di dunia kuliah penulis mencoba masuk dalam dunia kepenulisan
Pada tahun 2019 penulis meraih juara I pada lomba Menulis Makalah Ilmiah
Quran (MMIQ) tingkat Kabupaten Nagan Raya dengan judul makalah
ldquoRevitalisasi Mental Dalam Rangka Menangkal Ujaran Kebencian (Hate
Speech) Dan Hoaks Dalam Kontesasi Politik Di Media Sosialrdquo dan ldquoUrgensi
Keluarga dalam Menangkal Radikalismerdquo
xi
BAB III DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
DAN INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan
Indonesia 37
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah
Dwikewarganegaraan 58
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India 1955 64
2 Amandemen Citizenship of India 2019 73
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA
DAN INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 77
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam UU Nomor 12 Tahun
2006 78
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan 89
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan 95
B Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 98
CURRICULUM VITAE 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Penelitian
Kegiatan imigrasi adalah fenomena yang sering kita jumpai di
berbagai negara Fenomena imigrasi terjadi karena seiring perkembangan lajur
globalisasi yang mengakibatkan bertambahnya jumlah imigrasi dari satu
negara ke negara yang lain Di zaman yang serba canggih ini pula banyak
penduduk dari satu negara berpindah ke negara yang lain dengan mudah tidak
terbatas pada satu negara saja dalam waktu yang lama Perpindahan tersebut
bisa terjadi dari satu arah yaitu dari negara berkembang ke negara maju
negara maju ke negara berkembang bahkan dari negara miskin ke negara
miskin sekalipun Motif dari imigrasi ini pun beragam ada penduduk yang
berpindah karena pekerjaan pendidikan tenaga profesional bahkan untuk
motif pernikahan hingga melahirkan keturunan di negara domisili
Bagi negara yang menganut sistem dwikewarganegaraan hal ini
tidaklah menjadi masalah yang berarti Namun berbeda hal nya jika negara
yang bersangkutan menganut asas ius soli bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya ataupun asas ius sanguinis bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh garis keturunan Indonesia
misalnya menganut asas ius sanguinis dimana status kewarganegaraan di
tentukan oleh hubungan darah1 Hal ini menjadi kerumitan tersendiri apabila
penduduk Indonesia berada di negara lain dalam kurun waktu yang lama
dengan berbagai macam tujuan Manakala kedua negara yang bersangkutan
memiliki sistem yang berbeda maka dapat terjadi keadaan yang
mengharuskan seseorang untuk menyandang status dwi-kewarganegaraan
1 Jimly as-Shiddiqie Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta Rajawali Pers 2009) h
2
(double citizenship) atau sebaliknya malah menjadi tidak
berkewarganegaraan sama sekali (stateless) 2
Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan hukum di Indonesia
adalah pelaksanaan peraturan perundang-undangan kewarganegaraan oleh
karena itu masalah kewarganegaraan adalah masalah yang menarik untuk
dibicarakan3 Dwikewarganegaraan memang menjadi hal yang diimpikan para
diaspora Indonesia di berbagai negara mengingat banyaknya WNI diaspora
dengan kewarganegaraan tunggal kerap mengalami pelbagai kendala dan
keterbatasan Wacana perlunya pengaturan kewarganegaraan ganda yang
tidak terbatas kian mengemuka dan menjadi isu yang terus diperjuangkan para
diaspora Indonesia di berbagai negara di belahan dunia Tuntutan yang di
layangkan oleh para diaspora Indonesia mendesak agar pemerintah Indonesia
dapat diterapkan di Indonesia Sehingga warga negara Indonesia yang berada
di luar negeri bisa mendapatkan kewarganegaraan negara domisili dengan
tidak melepaskan diri dari status warga negara aslinya Pro dan kontra akan
tuntutan diaspora terkait dual citizenship inipun tidak dapat dihindarkan4
Sedangkan ada sejumlah fakta dan data terkait diaspora Indonesia
yaitu jumlah populasi diaspora Indonesia hampir menyamai jumlah populasi
penduduk di negara Swedia atau Austria Warga negara Indonesia (WNI) di
Amerika Serikat memiliki pendapatan rata-rata sebesar USD 59000 per
tahun pendapatan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan warga Amerika
Serikat sendiri yang pendapatan rata-ratanya sebesar USD 45000 per tahun
2 May Lim harity Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesia
Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4 Desember 2016 h 811
3 Sudargo Gautama Warga Negara dan Orang Asing (Bandung Penerbit Alumni 1992) h
1
4 Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Jakarta Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia JIKH Vol 10 No32016) h
258
3
Terhitung bahwa 45 warga diaspora Indonesia di Amerika Serikat memiliki
kualitas akademik di atas sarjana Sementara rata-rata penduduk Amerika
Serikat sendiri yang memiliki jumlah akademik yang serupa hanya 27
Diaspora Indonesia unggul lainnya juga tersebar di seluruh dunia seperti
ilmuwan Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan Indonesia
Internasional Jumlah remittance yang masuk dari tenaga kerja Indonesia
sepanjang tahun 2011 (versi BNP2TKI) mencapai USD 611 M atau setara
dengan Rp 5336 T Setiap tahun diaspora mengirin devisa ke Indonesia
hingga mencapai USD 7 miliar atau hamper Rp 70 triliun Angka tersebut
hampir menyamai jumlah dana otonomi khusus pada APBN-P yang di
transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah 5 Potensi yang dimiliki
diapora dalam berbagai sektor kehidupan sebenarnya dapat memberikan
kontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara tentu saja dengan
pemanfaatan yang efektif melalui penganturan hukum mengenai
dwikewarganegaraan yang terkait
Wacana ini sempat digemakan terutama pada saat Kongres Diaspora
pertama di Los Angeles pada tahun 2012 kemudian disusul dengan acara
serupa di Wisma Indonesia Sydney dengan mengusung tema ldquoForum Dual
Citizenshiprdquo Acara tersebut bertujuan untuk mengawal aspirasi petisi
Diaspora Indonesia tahun sebelumnya setelah diserahkannya 6000 nama dan
tanda tangan di Los Angeles Penting dicatat bahwa saat ini diperkirakan lebih
dari sekitar 8 juta warga negara Indonesia tersebar di 5 (lima) benua dan
mereka berdomisili di kurang lebih sekitar 90 negara dan sebanyak 46 juta
dari antara mereka tetap mempertahankan Kewarganegaraan Indonesia6
5httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+Ibu+Vi
vi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10 (diakses 21 September 2019 pukul 1204
WIB) 6May Lim harity Urgensi Pengaturan Keawrganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesiahellip
h 811
4
Di era global ini sebaran imigran dilakukan oleh berbagai bangsa
dengan tujuan ke berbagai bangsa dan negara di dunia Sebaran mereka
seperti sedang membangun basis global untuk sebuah evolusi jaringan
diasporik Diaspora terbanyak di dunia adalah diaspora China sementara di
tempat kedua adalah diaspora India7 Menurut Laporan Migrasi Dunia PBB
2018 lebih dari 156 juta orang India tinggal di negara-negara lain 8Hal ini
menjadi alasan pertama penulis untuk mengangkat negara India sebagai tema
Analisis dwikewarganegaraan dengan Indonesia
Kedua saat ini India muncul sebagai negara dengan perkembangan
ekonomi tercepat keempat di dunia dalam satu dekade terakhir Jika di lihat
dalam aspek kemajuan ekonomi India tumbuh pada tingkat rata-rata 726
persen terbesar dalam lima tahun terakhir pada tahun 2014 dan 2015 diikuti
dengan sektor manufaktur India sebesar 84 persen meningkat 44 persen dari
tahun sebelumnya9 India pun menjadi tujuan investasi asing yang
menguntungkan dengan arus masuk modal asing lebih dari US $ 31 miliar
pada tahun 2015 melebihi Amerika Serikat dan Cina10
Selain itu India
menunjukan kemajuan yang pesat dalam bidang perkembangan teknologi
informasi Pemimpin salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
teknologi informasi Infosys Tech memberikan bukti kesuksesan perusahaanya
dalam meraih keuntungan sebesar 543 Juta dollar AS11
7 Geohive mencatat populasi India sekarang berjumlah 1274000924 jiwa Jumlah itu
mengalami peningkatan setelah pada tahun 2011 Badan Pusat Statistik India (COI) mengumumkan
bahwa penduduk mereka hanya berkisar 1210854977 jiwa
8 UN World Migration Report 2018
9The Economic Times Indiarsquos Growth at 726 in 2014-2015 fastest in five years
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth- tahun 2015 (di askes
tanggal 21 September 2019)
10
UNDPAboutIndiasuccesses2015httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinf
ohtmlSuccesses (di akses tanggal 21 September 2019)
5
Ketiga India adalah negara yang menerapkan dual citizenship atau
kewarganegaraan ganda dalam sistem kewarganegaraannya India juga
merupakan salah satu negara yang sejak dini telah memperhatikan diaspora
sebagai aset negaranya Diaspora India dipandang sebagai salah satu sumber
penghasilan dalam meningkatkan pembangunan India oleh pemerintah
setempat Migrasi India yang tersebar hampir ke seluruh belahan dunia
menjadikan India memiliki diaspora yang dapat memberi benefit bagi negara
asal
Keempat melihat fakta sosial yang terjadi di India beberapa pekan ini
terutama setelah disahkannya Amandment Citizenship Act 2019 Yang mana
menimbulkan gelombang protes yang begitu besar dari rakyat India terutama
umat yang beragama muslim untuk menyuarakan aspirasi terhadap Undang-
Undang baru yang disinyalir oleh beberapa pihak mendiskriminasi suatu
golongan terutama pada poin pemberian kewarganegaraan kepada imigran
illegal yang telah tinggal lama di India kecuali orang tersebut adalah seorang
Muslim Ditambah lagi sampai hari penulis mengadakan penelitian ini
persoalan antara umat muslim dan pemerintah India yang terus berkelanjutan
seperti tidak menemui titik temu antara kelompok masyarakat Muslim dan
pemerintah India
Melihat fakta dan realitas yang berbeda antara pengaturan
kewarganegaraan Indonesia dan India dalam mengeluarkan kebijakan atas
dwikewarganegaraan Hal ini membuat penulis ingin mengangkat dan
menganalisa kebijakan pemerintah atas tuntutan dwikewarganegaraan di dua
negara ini Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan penulis
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian terhadap konsep dual
citizenship kewarganegaraan genda terbatas dan konsep dual citizenship
11
K Dinesh Success Story of the Leading Indian IT Company 2013
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml(di akses tanggal 21 September
2019)
6
negara India dengan studi Analisis antara negara Indonesia dan India Oleh
karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian
ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquo
B Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah
1 Identifikasi Masalah
Dwikewarganegaraan merupakan isu hangat yang
diperjuangkan oleh para diaspora Indonesia untuk segera membentuk
RUU Dwikewarganegaraan namun pro dan kontra yang datang pun
tak dapat dihindari mengenai dualism kewarganegaraan ini Indonesia
adalah negara kesatuan yang memiliki banyak kebudayaan yang harus
dijaga dan menjunjung tinggi nasionalisme Di lain sisi perkembangan
globalisasi yang terjadi karna arus imigrasi warga Indonesia ke negara
lain menuntut Indonesia untuk mengatur dualisme kewarganegaraan
tetap dengan pengaturan yang sistematis dan kondusif
Dilihat dari fakta hukum yang ada India telah melalui
perjalanan yang panjang terhadap pengaturan Kewarganegaraan
khususnya pada bidang dwikewarganegaraan Beberapa kebijakan
yang diterbitkan oleh pemerintah India untuk menertibkan warga
negara India atau keturunan India diluar negeri melalui perjalanan
panjang dan corak kebijakan pada setiap dekadenya yang beragam
Pemanfaatan dan pemberdayaan diapora India oleh pemerintah India
sendiripun diatur dengan aturan yang berwujud undang-undang
maupun kebijakan
Dari uraian yang ada pada latar belakang masalah tersebut di
atas maka dapat disebutkan identifikasi masalah dibawah ini yang
akan di jelaskan lebih lanjut yaitu
7
a Faktor yang menjadi dasar tuntutan atas status dwikewarganegaraan
yang merupakan inisiatif dari pada imigran Indonesia yang berada di
luar negeri baik yang masih berstatus WNI maupun eks-WNI menjadi
dasar pijakan adanya ide untuk merancang RUU dwikewarganegaraan
b Imigran Indonesia yang berada di luar negeri terdiri dari berbagai
kalangan diantaranya ada imigran yang bekerja sebagai tenaga
professional pengajar siswamahasiswa teknisi bahkan TKI Tentu
saja apabila adanya legalisasi dwikewarganegaraan bagi WNI akan
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap
pembangunan bangsa dan negara
c Pengaturan dwikewarganegaraan di Indonesia akan berdampak
terhadap tingkat keamanan dan stabilitas negara selain itu menjadi
tugas besar untuk pemerintah bagaimana menumbuhkan akan rasa
cinta tanah air yang tinggi apabila dwikewarganegaraan dilegalkan di
Indonesia
d Pemerintah Indonesia memberikan kebijakan baru atas tuntutan
dwikewarganegaran dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan yang memberikan keluwesan hukum kepada anak
kawin campur dengan memperkenalkan kewarganegaraan ganda
terbatas
e Ada beberapa kebijakan diaspora (India) yang diambil oleh
pemerintah India dalam laporan tahunan 2012-2013 yang mana
mengeluarkan beberapa kebijakan dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan yakni pengadaan kartu PIOOCI
f Melihat perbedaan respon masing-masing negara terhadap persoalan
dwikewarganegaraan maka dalam tulisan ini akan diadakan studi
analisis antara kedua negara terhadap kebijakan dwikenegaraan di
negara India dan kemungkinan serta dampak apabila Indonesia
8
mengambil langkah yang sama dengan India dalam persoalan
dwikewarganegaraan
g Tuntutan atas status dwikewarganegaraan memang sudah seharusnya
dikaji terlebih dahulu secara komprehensif Dalam tulisan ini penulis
akan memaparkan solusi untuk Indonesia setelah diadakan analisis
dengan negara yang dinilai sukses dalam pengaturan dan pemanfaatan
sumber daya diasporanya
2 Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini
penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan
penulis maka perlu kiranya penulis memberikan batasan agar tidak
melebar dan terarah Maka penelitian ini difokuskan pembahasannya
hanya menyangkut masalah Dwikewarganegaraan dengan Studi
Analisis antara kebijakan pemerintah Indonesia dalam UU RI Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955 India Dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji
peluang dan pemanfaatan sumber daya manusia dari diaspora yang
mampu memberi kontribusi dan pembangunan untuk negara Indonesia
dengan mengadakan amalisis dengan kebijakan pemerintah negara
India
3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka secara
terperinci masalah yang akan diteliti adalah ldquoKebijakan Alternatif
Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi Analisis UU
RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
9
Citizenship Act of India 1955)rdquo Dari masalah di atas maka dapat
diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut
a Apakah kebijakan negara Indonesia sudah menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Bagaimana kebijakan pemerintah India dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan mengenai judul skripsi
ldquoKebijakan Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquordquo adalah
a Mengetahui kebijakan negara Indonesia atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Mengetahui kebijakan-kebijakan negara India dalam merespon
tuntutan dwikewarganegaraan
2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dilakukan mengenai penelitian ldquoKebijakan
Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi
Analisis UU No 12 Tahun 2006 dan The Citizenship Act 1955)
adalah sebagai berikut
a Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Dwikewarganegaraan dengan menggunakan Studi Analisis antara
kebijakan negara Indonesia dan India
10
b Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis yang sebesar-besarnya yakni dapat menjadi solusi
sumbangsih atau menjadi masukan untuk pemerintah dalam
mengambil kebijakan yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan
pengaturan mengenai diaspora serta memberikan masukan agar
pemanfaatan sumber daya manusia diaspora Indonesia diefektifkan
Dengan menggunakan studi Analisis diharapkan dapat membuka
pikiran pembaca baik dari pemerintah atau akademisi maupun
masyarakat umum supaya dapat melihat lebih luas dari berbagai sisi
akan baik dan buruknya pengaturan dan kebijakan pemanfaatan
sumber daya manusia diaspora dikemudian hari
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sepanjang pengetahuan penulis penelitian di bidang
dwikewarganegaraan berkaitan dengan beberapa judul penelitian ini
1 ldquoPengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiardquo oleh Alesan Angela mahasiswa dari Universitas Hasanudin
Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh diaspora India terhadap
hubungan bilateral India-Malaysia dan bagaimana efektifitas pengaturan
diaspora India dalam membangun hubungan bilateral India-Malaysia12
2 ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Kebudayaan India di
Indonesiardquo oleh Jayanti Adinda mahasiwa dari Universitas Airlangga
Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran diaspora India dalam
mendukung diplomasi kebudayaan di Indonesia sehingga dapat dilihat
12
Alisan Angela Pengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-Malaysia
(SkripsiUniversitas Hasanudin 2013)
11
seberapa jauh peran yang dimainkan warga Negara India dalam
mengembangkan kebudayaan India di Indonesia13
3 ldquoKebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi
dalam Ikatan Identitas Budayardquo oleh Nauf al Azizi Tulisan ini berupa
jurnal yang diterbitkan oleh Paradigma Jurnal Kajian Budaya Tulisan ini
menggambarkan pengaruh ekonomi dan kebijakan budaya melalui
besarnya diaspora India di Asia Tenggara14
4 ldquoSolusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraanrdquo oleh Junaidi Abdillah Tulisan ini diterbitkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Tulisan ini
menjelaskan apa yang menjadi latar belakang tuntutan atas status
dwikewarganegaraan diaspora Indonesia dan bagaimana upaya pemerintah
dalam menanggapi tuntutan dwikewarganegaraan serta apa yang menjadi
kebijakan alternatif yang diterapkan oleh pemerintah India dan apa pula
keuntungan dari kebijakan alternatif tersebut bagi pemerintah India
sendiri15
5 ldquoStatus Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasionalrdquo oleh Novianti Tulisan ini berupa jurnal
yang diterbitkan oleh Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
Tulisan ini menjelaskan bagaimana status kewarganegaraan dalam
perspektif hukum internasional dan bagaimana pengaturan
kewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 tentang
13
Jayanti Adinda Peran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi Kebudayaan India di
Indonesia (Skripsi Universitas Airlangga 2010)
14
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi dalam
Ikatan Identitas Budaya (Paradigma Jurnal Kajian Budaya 2014)
15
Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia 26 November 2016)
12
Kewarganegaraan Republik Indonesia serta bagaimana status
kewarganegaraan ganda bagi diasporan Indonesia16
6 ldquoDiaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesiardquo oleh Ahmad
Jazuli Tulisan ini diterbitkan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2017 Tulisan ini berisi
tentang bagaimana diasporan Indonesia dalam perspektif UU No 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU
Kewarganegaraan)17
7 ldquoPenerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju Masyarakat
Transnasional Indonesiardquo oleh Rizky Banyualam Permana Tulisan ini
diterbitkan oleh JURIS LK2 FHUI pada tahun 2014 Tulisan ini
menjelaskan mengenai kemanfaatan dalam penerapan
dwikewarganegaraan di masa depan untuk meningkatkan daya saing dan
keunggulan Indonesia dalam lingkup internasional di masa depan18
Berdasarkan karya penelitian yang telah penulis sebutkan diatas
Penulis sendiri belum menemukan hasil karya yang meneliti persolan
dwikewarganegaraan dari sudut pandang yang penulis maksudkan dalam
penelitian ini yaitu menganalisis kebijakan pemerintah atas tuntutan
dwikewarganegaraan dengan menggunakan studi analisis kebijakan
16
Novianti Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam Perspektif
Hukum Internasional (Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi 5 Desember 2014)
17
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI 20 Maret
2017)
18
Rizky Banyualam Permana Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju
Masyarakat Transnasional Indonesia (JURIS LK2 FHUI Volume 4 Oktober-Desember 2014)
13
pemerintah baik yang lahir dalam bentuk undang-undang ataupun peraturan
menteri Yang menjadi fokus peneliti adalah kebijakan negara Indonesia dan
India yaitu dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan
Citizenship Act of India 1995
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian
Untuk membantu memudahkan dalam penyusunan skripsi ini maka
disusun metode penelitan sebagai jalan petunjuk yang akan mengarahkan
jalannya penelitian ini atau dengan kata lain sebagai jalan atau cara dalam
rangka usaha mencari data yang akan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dalam skripsi ini19
yaitu sebagai berikut
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif
yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek
yaitu aspek teori sejarah filosofi Analisis struktur dan komposisi lingkup
materi dan konsistensi20
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa antara
kebijakan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India yang diatur dalam
undang-undang masing-masing negara yang bersangkutan
Disini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang digunakan dengan cara
mencari mengumpulkan dan mempelajari peraturan perundang-undangan
dan bahan hukum lain yang terkait dengan objek penelitian
2 Pendekatan
Berdasarkan jenis penelitian hukum normatif (normative law
research) yaitu suatu pendekatan yang mengkaji asas-asas hukum terhadap
kebijakan publik dan ketertekaitan asas-asas doktrinal dengan hukum-hukum
19
Arianto Adi Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta Granit 2004) h 61
20
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta UI Press 2010) h 10
14
positif konsep maupun hukum yang berlaku di suatu negara yang berkaitan
dengan dwikewarganegaraan Penelitian ini juga berfokus pada problem
identifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menginventarisir dan
kemudian mengklarifikasi permasalahan untuk dicarikan jalan keluar21
3 Sifat Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis
komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemaparan
(deskripsi) secara lengkap rinci jelas dan sistematis tentang perbandingan
kebijakan dwikewarganegaraan antara Indonesia dan India Studi Analisis
komparatif merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua
atau lebih dari dua situasi kejadian kegiatan program dll
4 Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain Untuk data sekunder yaitu
sumber data yang diperoleh melalui studi literatur seperti buku jurnal artikel
situs internet dan e-book Adapun data yang dibutuhkan ialah data faktual
yang sedapat mungkin merupakan data resmi yang dikeluarkan negara atau
lembaga analisis terutama yang menyangkut dwikewarganegaraan dalam hal
komparasi antara Indonesia dan India
a Sumber Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-
ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa sumber hukum utama yaitu Undang-Undang No
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Untuk ketentuan mengenai pengaturan dwikewarganegaraan yang
dimiliki oleh India sendiri merujuk kepada ketentuan the Citizenship Act
21
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukumhellip h 15
15
of India 1955 (57 of 1955) dan kebijaka-kebijakan yang dikeluarkan oleh
oemerintah India
b Sumber Hukum Sekunder
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan sumber data
sekunder Bahan hukum sekunder adalah yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer seperti misalnya hasil penelitian buku-
buku hukum skripsi tesis disertasi hukum jurnal dan lain-lain Seperti
buku-buku tentang materi dwikewarganegaraan jurnal-jurnal penelitian-
penelitian yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan diaspora
Indonesia dan India
Dalam literatur lain disebutkan bahwa bahan hukum sekunder adalah
bahan hukum yag terdiri atas buku-buku teks (textbooks) yang ditulis para
ahli hukum yang berpengaruh (de herseende leer) jurnal-jurnal hukum
pendapat para sarjana kasus-kasus hukum yurisprudensi dan hasil-hasil
simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian
5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu telaah
Pustaka (Library Research) Penulis akan mengumpulkan data teoritis yang
bersumber dari literatur berupa buku artikel makalah koran jurnal
dokumen dan situs-situs resmi yang memuat informasi mengenai konsep
dwikewarganegaraan India dan Indonesia yang berkaitan dengan masalah
penelitian Data ini penulis peroleh secara langsung maupun yang diperoleh
melalui akses internet
6 Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut pokok
bahasan masing-masing maka selanjutnya dilakukan analisis data Analisis
data bertujuan untuk menginterprestasikan data yang sudah disusun secara
16
sistematis yaitu dengan memberikan penjelasan Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur runtun logis tidak tumpang
tindih dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman
hasil analisis
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja menggunakan data mengorganisasikan data memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola lalu dapat di jadikan data dalam
membantu menjelasakan hal yang di permasalahan teliti Teknik analisis data
yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis data kualitatif Penulis
akan menganalisis dan menjelaskan permasalahan berdasarkan data yang
diperoleh lalu mengaitkannya dengan teori atau konsep yang digunakan22
F Teknik Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis merujuk kepada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum yang diterbitkan pada tahun
2017 Dimana buku pedoman penulisan skripsi ini penulis jadikan sebagai
salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kualitas baik menyangkut substansi
maupun teknik penulisan skripsi yang penulis hasilkan
G Sistematika Penulisan
Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini maka secara singkat akan
disusun dalam 5 bab yang terdiri dari
Bab I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang
penelitian identifikasi pembatasan dan rumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian kerangka pemikiran review studi terdahulu sistematika
pembahasan metodologi penelitian dan sistematika pembahasan
22
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
(BandungRefika Aditama 2008) h15
17
Bab II yaitu berisi tentang Kerangka Konsep dan Kajian Teoritis
Dimana didalamnya terdapat konsep mengenai warga negara dan
kewarganegaraan dwikewarganegaraan Kemudian didalam Kajian teoritis
pula memuat teori warga negara
Bab III yaitu menjelaskan dinamika konstitusi kewarganegaraan di
Indonesia dan India menurut Undang-undang yang pernah berlaku Dalam bab
ini penulis akan menguraikan perjalanan panjang Undang-Undang
kewarganegaraan kedua negara Indonesia dan India Di samping itu juga akan
dijelaskan bagaimana pengaturan negara India mengenai status
dwikewarganegaraan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan pemerintah
India terkait dual citizenship
Bab IV yaitu analisis kebijakan alternatif pemerintah Indonesia dan
India atas tuntutat dwikewarganegaraan hasil penelitian dan pembahasan
menguraikan kajian analisis kebijakan pemerintah Indonesia dan India dalam
merespon tuntutan dwikewarganegaraan oleh para diaspora kedua negara
Bab V yaitu penutup menjelaskan tentang simpulan dan saran
18
BAB II
KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga negara sebuah negara dapat dibedakan antara lain
a Warga negara asli (pribumi) yaitu penduduk asli negara tersebut Misalnya suku
jawa suku Madura suku dayak dan sebagainya merupakan warga negara asli
Indonesia
b Warga negara keturunan asing (vreemdeling) yaitu warga negara asing yang
telah menjadi WNI Misalnya WNI keturunan Tionghoa Timur Tengah India
dan sebagainya
Hal yang perlu diingat ldquowarga negara suatu negara tidak selalu menjadi
penduduk negara iturdquo Misalnya warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di
luar negeri Penduduk suatu negara tidak selalu merupakan warga negara dimana ia
tinggal Misalnya orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia1 Menurut
wolhoff2 dalam suatu negara adakalanya ditemukan golongan minoriteit yaitu
golongan orang yang berjumlah kecil yang secara yuridis memiliki status
kewarganegaraan negara nasional tertentu akan tetapi memiliki sifat batin-lahir sosial
kebudayaan yang berbeda dari bangsa itu Sehingga golongan ini belum
diasimilasikan sepenuhnya
Gagasan tentang kewarganegaraan (citizenship) sesungguhnya dapat ditelusuri
dari sejarah perkembangan kewarganegaraan yang bersumber dari peradaban
1 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negara (Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006) h 229
2 Dasril Radjab Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta Rineka Cipta 1994) h 6 Sebagai
contoh diwilayah negara Indonesia terdapat beberapa golongan minoritas Misalnya Suku Anak
Dalam di Sumatera Suku Badui di Jawa Barat Suku Samin di Jawa T engah dan Jawa Timur Suku
Dayak Oudth di Kalimantan dan beberapa klan suku di Papua Untuk memberdayakan eksistensi
mereka beberapa langkah persuasive digunakan termasuk adanya perwakilan mereka dalam
ketatanegaraan sebagai anggota MPR yang diangkat dari utusan golongan
19
Romawi sampai pada modernitas Barat Pemikiran yang tumbuh di masa Yunani
Kuno telah memberi pijakan kuat bagi teorisasi kewarganegaraan khususnya pada
kewarganegaraan modern Salah satunya dari Aristoteles (322-384 SM) seorang
pemikir ilmuwan ahli logika dan sekaligus filosof terkenal saat itu Karyanya yang
berjudul Politics telah memberikan informasi penting mengenai Athena sebagai suatu
negara kota (polis) di masa Yunani Kuno yang demokratis beserta keberadaan
warganya di polis tersebut (politespolitai)3
Wewenang sebuah organisasi negara meliputi kelompok manusia yang berada
di dalamnya Kelompok tersebut dapat dibedakan antara warga negara dengan bukan
warga negara (orang asing) Warga negara sebagai pendukung sebuah negara
merupakan landasan bagi adanya negara Dengan kata lain bahwa warga negara
adalah salah satu unsur penting bagi sebuah negara selain unsur lainnya4
Istilah polis polites dan politeia menjadi kata-kata kunci atau dikenal sebagai
bagian dari Aristotlersquos term yang nantinya diterjemahkan sebagai state citizen dan
constitution Ketiga istilah tersebut tidak bisa dipisahkan dan untuk memahami satu
hal maka yang lain juga harus dipahami pula Dikatakan bahwa ldquoto understand what
a constitution (politeia) is we must inquire into the nature of the city (polis) and to
understand that since the city is a body of citicens (politai) we must examine the
nature of citizenshiprdquo5
Warga negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang sebagai bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara6 Istilah ini biasa juga disebut hamba
3 Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 23
4 CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) (Jakarta
Pradnya Paramita 2001) h 148
5 Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barker (New York Oxford University Press
1995) h 84
6 Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani (Jakarta ICCE
UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada Media 2003) h 73
20
atau kawula negara Meskipun demikian istilah warga negara dirasa lebih sesuai
dengan kedudukannya sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba
dan kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta anggota atau
warga yang menjadi bagian dari suatu negara Asumsi ini tidaklah berlebihan dan
cukup beralasan Sebagai anggota dari persekutuan yakni negara yang didirikan
dengan kekuatan bersama atas dasar tanggung jawab bersama serta untuk
kepentingan atau tujuan bersama pula7 warga negara dituntut untuk aktif terhadap
negara
Dengan alasan tersebut istilah warga negara dirasa lebih sesuai karena
mengandung pengertian aktif Sedangkan istilah hamba atau kawula negara
mengandung pengertian warga yang pasif dan hanya menjadi obyek negara Untuk
itu setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum Semua warga
negara mempunyai kepastian hak privasi dan tanggung jawab Sejalan dengan
definisi di atas AS Hikam mendefinisikan bahwa warga negara (citizenship) adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri Istilah ini
menurutnya lebih baik daripada istilah kawula negara karena kawula negara betul-
betul berarti obyek yang berarti orang yang dimiliki dan mengabdi kepada negara
Oleh karenanya kewarganegaraan menurut AS Hikam harus mencakup tiga dimensi
utama 1) Dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas 2) dimensi pemenuhan hak-
hak dasar yaitu hak politik ekonomi dan hak sosial kultural serta 3) dimensi dialog
dan keberadaan ruang publik yang bebas8
7 Pada awalnya negara atau bangsa merupakan sekumpulan manusia atau gabungan entitas-
entitas yang beragam lalu disarikan hubungan kesadaran dan diikat oleh asas kemaslahatan bersama
yang dituangkan dalam bentuk system legislasi dan hukum perundang-undangan System ini
diberlakukan padatanah kehidupan yang dinamakan tanah air (wathan) Pada gilirannya hubungan
tersebut diatur oleh kekuasaan yang dinamakan negara Lihat Muhammad Syahrur Dirasat Islamiyyah
Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama terjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani
Islam Genealogi Masyarakat dan Negara (Yogyakarta LKIS 2003) h 90
8 Muhammad AS Hikam Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia (Jakarta Penerbit Erlangga 1999) h 166
21
Istilah warga negara dan rakyat menunjuk pada obyek yang sama yakni
sebagai anggota negara9 Meskipun demikian terdapat perbedaan pengertian antara
pengertian warga negara rakyat dan bangsa Warga negara adalah pendukung negara
atau dalam arti lain warga sebuah negara yang bersifat aktif Sedang rakyat adalah
masyarakat yang mempunyai persamaan kedudukan sebagai obyek pengaturan dan
penataan oleh negara dan mempunyai ikatan kesadaran sebagai kesatuan dalam
hubungan keorganisasian negara Istilah warga negara tidak menunjuk pada obyek
yang sama dengan istilah penduduk
Warga negara sebuah negara belumlah tentu merupakan penduduk negara
tersebut Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam
suatu negara berdasarkan peraturan perundangan kependudukan sah dari negara yang
bersangkutan Baik status sebagai warga negara maupun sebagai penduduk
mempunyai konsekuensi hukum yaitu menyangkut hak-hak dan kewajibannya
Konsekuensi hukum dari status warga negara lebih luas dari pada status sebagai
penduduk Pembagian penduduk menjadi warga negara dan orang asing sangatlah
penting Hal ini dikarenakan beberapa hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara
dengan orang asing berbeda Hak dan kewajiban penduduk yang bukan warga negara
adalah terbatas10
Perbedaaan antara kelompok warga negara dengan orang asing terletak pada
hubungan yang ada antara negara dengan warga negara dengan masing-masing
kelompok tersebut Hubungan antara negara dengan warga negara lebih erat
dibandingkan hubungan antara negara dengan orang asing Dalam konteks negara
Islam warga negara mengandung pengertian penduduk sebuah negara Islam yang
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia
(Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994) h 1
10
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan (Yogyakarta Liberty 1992) h
2
22
memeluk agama Islam11
Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam
namun belum memeluk agama Islam atau dengan kata lain bahwa masyarakat atau
individu non muslim yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam akan diberi
status penduduk permanen tetapi tidak dianggap sebagai warga negara dari negara
Islam kecuali jika mereka memeluk Islam atas kemauan mereka sendiri Meskipun
demikian ternyata kenyataan diatas bukanlah sebuah statemen yang bersifat final hal
ini terlihat dari adanya pemikir Islam yang memandang mereka sebagai warga negara
Islam12
Kewarganegaraan (citizenship) adalah suatu bentuk dari identitas sosial politik
( a form of social politicial identity) seseorang yang keberadaannya berkaitan dengan
waktu yang berkembang Di sisi lain kewarganegaraan ternyata tidak hanya sebuah
identitas tetapi mencakup pula atribut rights obligations ative in public affairs dan
an acceptance of societal values13
Oleh karena itu pula definisi kewarganegaraan termasuk pula definisi warga
tidaklah sama mencakup banyak dimensi Menurut Aristoteles definisi tentang
warga negara ditentukan oleh bentuk pemerintahan atau ia sebut bentuk
konstitusinya Salah satu ungkapannya adalah ldquoit may be thet someone who is a
citizen in a democracy is not one in a oligarchyrdquo14
Bahwa kewarganegaraan adalah
bentuk partisipasi warga dalam kehidupan publik Jadi kewarganegaraan ditandai
dengan adanya partisipasi Gagasan ini untuk sementara waktu tergantikan oleh
konsep kewarganegaraan sebagai bentuk legal dengan elemen hak dan kewajiban
(right and obligation) Bahwa kewarganegaraan ditandai dengan adanya hak dan
11
Abdul Rahman Abdul Kadir Kurdi Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-Quran
dan Sunnah (Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000) h 115
12
Abdul Qadir Djaelani Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam (Surabaya Bina Ilmu
1995) h 241
13
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century (London Setting
the Contex Kogan Page 1998) h 2-3
14
Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barkerhellip h 85
23
kewajiban warga negara dalam sebuah negara hukum merupakan warisan dari tradisi
Republik Romawi yang muncul setelah masa Yunani Kuno15
2 Konsep Mengenai Dwikewarganegaraan
Dwikewarganegaraan dapat lahir karena adanya dua negara yang mengklaim
kewarganegaraan atas seseorang dan dapat dikaitkan dengan faktor-faktor tertentu di
antaranya
a Kewarganegaraan yang didapat dari garis darah (ius sanguinis)
b Kewarganegaraan yang didapat berdasarkan tempat kelahiran (ius soli)
c Kewarganegaraan yang didapat karena adanya perkawinan (jure matrimonii)
d Kewarganegaraan yang didapat karena naturalisasi
e Kewarganegaraan yang didapat karena adopsi16
f Kewarganegaraan yang didapat karena investasi yang dilakukan17
g Kewarganegaraan yang didapatkan berdasarkan agama18
h Kewarganegaraan yang didapatkan karena jabatannya (jus oficii)19
15
Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 24
16
Swedia memberikan kewarganegaraan secara otomatis terhadap anak yang diadopsi Office
of Migration Sweden httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship html (diakses 20 Januari 2020 pkl
0800 WIB)
17
Antara lain Austria Antigua dan Barbuda Siprus Dominika Malta dan St Kitts dan
Nevis Henley amp Partners httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment diakses 20
Januari 2020 pkl 0800 WIB)
18
Praktik yang dilakukan oleh Israel setiap orang Yahudi yang kembali ke Israel memiliki
hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel Ministry of Foreign Affairs Israel
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20nationalityaspx
(diakses 20 Januari 2020 pkl 0800 WIB)
19
Vatikan memberikan kewarganegaraan bagi pemegang jabatan Tahta Suci Official Page of
Vatican httpwww vaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en html (diakses diakses 20 Januari
2020 pkl 0800 WIB)
24
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut ius
sanguinis lahir di negara lain yang menganut asas ius soli maka kedua negara
tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga negaranya Sebagai contoh sebelum
ada perjanjian Menteri luar negeri Indonesia Soenario dan Menteri luar negeri China
Chow orang China yang berdomisili di Indonesia (ius soli) merupakan warga negara
Indonesia dan warga negara China (ius sanguinis)20
Untuk mencegah Bipatride maka UU No 62 tahun 1958 pasal 7 menyatakan
bahwa seorang perempuan asing yang lahir dengan laki-laki WNI dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan melakukan pernyataan dengan syarat bahwa dia
harus meninggalkan kewarganegaraan asalnya
Bila dalam praktik dua faktor tersebut bertemu dan terkait dengan seseorang
dwikewarganegaraan dapat berlaku bila hukum dari masing-masing negara
mengizinkan Ada tiga cara penerimaan yang dapat berlaku bila faktor-faktor
kewarganegaraan tersebut bertemu yaitu penerimaan dwikewarganegaraan secara
penuh terbatas dan penolakan terhadap dwikewarganegaraan Dwikewarganegaraan
secara terbatas dikaitkan dengan jangka waktu usia tertentu Dalam jangka waktu
tertentu pemilik dwikewarganegaraan harus melepaskan salah satu
kewarganegaraannya Dalam hal apabila negara menolak dwikewarganegaraan salah
satu kewarganegaraan akan gugur Awalnya menurut pandangan tradisional
memperlihatkan adanya penolakan terhadap konsep dwikewarganegaraan karena
pada dasarnya kewarganegaraan dipandang sebagai satu-satunya rantai penghubung
antara individu dengan suatu negara yang berdaulat menurut konsepsi yang ada pada
saat itu21
Hukum kewarganegaraan adalah bagian dari kedaulatan suatu negara untuk
menentukan siapa saja yang menjadi bagian dari negara itu sehingga
20
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 235
21
Irene Bloemraad ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of Postnationalism the
Possibilities of Transnationalism and the Persistence of Traditional Citizenship International
Migration Review Vol 38 No 2 (2004) h 90
25
kewarganegaraan diberlakukan secara kaku Pemberian suatu kewarganegaraan dari
negara lain dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip kedaulatan22
Selain
itu juga akan menyebabkan ketidakstabilan hubungan diplomatik negara-negara di
dunia Masalah lain yang dikhawatirkan adalah masalah hukum perdata internasional
terkait dengan status personal seseorang yang memiliki dwikewarganegaraan23
Keengganan hukum internasional untuk menerima dwikewarganegaraan ini
secara jelas diatur dalam Konvensi Liga Bangsa-Bangsa (LBB) tentang Konflik
Hukum Kewarganegaraan tahun 1930 (Convention on Certain Questions Relating to
the Conflict of Nationality Laws) lalu Dewan Eropa (Council of Europe) pada tahun
1963 juga membuat Convention on the Reduction of Cases of Multiple Nationality24
Dalam konsiderans Konvensi LBB tahun 1930 dinyatakan bahwa ldquoefforts of
humanity should be directed is the abolition of all cases both of statelessness and
double nationalityrdquo Sedangkan pada Konvensi Dewan Eropa 1963 tujuan dari
Konvensi tersebut bukan penghapusan total dwikewarganegaraan tetapi sebisa
mungkin mengurangi kasus kewarganegaraan banyak Di saat yang sama pandangan
yang pro terhadap dwikewarganegaraan juga berkembang namun tidak begitu
populer George Bancroft seorang diplomat AS pada abad ke-19 yang
mempromosikan North American Bancroft Treaty mengatakan ldquohellipas soon tolerate a
man with two wives as a man with two countriesrdquo sebagai metafora yang
menganalogikan dwikewarganegaraan dengan praktik poligami jika poligami dapat
dianggap wajar oleh masyarakat begitu pula seharusnya dengan
dwikewarganegaraan
22
Peter J Spiro ldquoDual Citizen as Human Rightrdquo International Journal of Constitutional
Law Vol 8 No 1 (2010) h 113
23
Ko Swan Sik edNationality and International in Asian Perspective (Dordrecht Martinus
Nijhoff 1990) h 247
24
Anja Broslashndsted Sejersen ldquoldquoI Vow to Thee My Countriesrdquo The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Centuryrdquo International Migration Review Vol 42 No 3 (2008) h 530
26
Pasca Perang Dunia ke-II hak asasi manusia berkembang dan hak untuk
berpindah kewarganegaraan diakui sebagai hak asasi manusia dalam Deklarasi
Universial Hak Asasi Manusia PBB tahun 1948 Kewarganegaraan dipandang
sebagai suatu hak yang mendasar Selain itu pandangan liberal menggeser konsepsi
nasionalisme yang kaku menjadi lebih fleksibel Struktur masyarakat yang semakin
heterogen (terutama di Eropa) juga mendorong pergeseran pandangan
kewarganegaraan yang awalnya dikaitkan dengan konteks kewilayahan dan
kesukubangsaan
Migrasi transnasional juga terus menggerus konsepsi tradisional
kewarganegaraan yang dikaitkan negara kebangsaan (nation-state) Dengan
perkembangan transportasi dan komunikasi hubungan transnasional orang-orang
semakin cair dan kasus dwikewarganegaraan mulai timbul secara de facto meskipun
secara de jure belum diakomodir
Menjelang abad ke-21 ada pergeseran pandangan yang semakin permisif
terhadap dwikewarganegaraan yang secara jelas terlihat dalam instrumen hukum
internasional Dalam Konvensi Eropa tentang Kewarganegaraan (European
Convention on Nationality 1997) secara tegas mengharuskan negara peserta untuk
mengizinkan dwikewarganegaraan bagi anak yang mendapatkan
dwikewarganegaraan karena kelahirannya atau perkawinan25
Dari sini dapat dilihat
perkembangan hukum internasional khususnya instrumen hukum internasional
negara-negara Eropa semakin permisif terhadap kasus dwikewarganegaraan yang
pada awalnya menolak sama sekali dwikewarganegaraan dalam Konvensi LBB 1930
lalu sebisa mungkin menghindari dwikewarganegaraan menurut Konvensi Dewan
Eropa 1963 dan pada akhirnya diterima di Eropa berdasarkan Konvensi Eropa 1997
25
Article 17 European Convention on Nationality 1997 berbunyi asli sebagai berikut ldquoA
State Party shall allow a children having different nationalities acquired automatically at birth to
retain these nationalities b its nationals to possess another nationality where this other nationality is
automatically acquired by marriagerdquo
27
Keadaan berkewarganegaraan ganda sering pula terjadi akibat dari
perkawinan campuran antar bangsa yang otomatis menganut hukum perkawinan dan
kewarganegaraan yang berbeda26
Dimana masing-masing pihak yang terkait dalam
perkawinan campuran tersebut oleh negara asalnya ada yang mengizinkan anak yang
dihasilkan dari perkawinan tersebut untuk memiliki kewarganegaraan kedua
orangtuanya (kewarganegaraan gandadwikewarganegaraan) Dalam kenyataannya
terdapat keanekaragaman peraturan dan asas-asas kewarganegaraan apakah ius soli
atau ius sanguinis karena negara bebas untuk memilih asas-asas manakah yang
hendak dipakainya dalam menentukan siapakah yang menjadi warganya Yang
kemudian menimbulkan apatridie bipatridie bahkan mungkin multipatridie karena
dari benturan asas-asas kewarganegaraan yang tidak seragam Akibatnya timbul
peraturan-peraturan di bidang kewarganegaraan yang tidak sama di semua negara
Dan menurut istilah Sudargo Gautama hal ini menggambarkan seolah-olah terjadi
ldquopertentanganrdquo27
Yang dimaksud dengan apatridie yaitu orang-orang yang tidak mempunyai
suatu kewarganegaraan (tanpa kewarganegaraan) Pada akhir-akhir ini apatride
banyak kemungkinan terjadi karena perkembangan hubungan antara negara dan
hubungan politis Beberapa negara tertentu telah mulai mempergunakan pencabutan
kewarganegaraan sebagai semacam hukuman Apabila orang-orang yang terkena
dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh negara yang bersangkutan dan mereka ini
belum dapat memperoleh kewarganegaraan pengganti maka mereka ini berstatus
tanpa kewarganegaraan
Apatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut
asas ius soli lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis Sebagai contoh orang
26
Zulfa Djoko Basuki ldquoPerkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya di Indonesia
Dewasa Inirdquo Vol1 No3 (Jakarta Jurnal Hukum Internasional April 2004) h547
27
Beliau lebih lanjut menjelaskan hal ini merupakan konsekuensi dari prinsip kebebasan
untuk menentukan sendiri siapakah yang merupakan warganegaranya maka kita dapat menyaksikan
tidak adanya uniformitet di lapangan peraturan-peraturan tentang kewarganegaraan
28
China yang pro Koumintang tidak diakui sebagai warga RRC sedangkan Taiwan
sebagai negara asal pada 1958 belum ada hubungan diplomatic dengan Indonesia
maka mereka juga tidak diakui sebagai warga negara Taiwan Sehingga mereka
merupakan ldquodefacto apatriderdquo Untuk mencegah apatride UU No 62 Tahun 1958
pasal 1 huruf f menyatakan bahwa anak yang lahir di wilayah Indonesia selama
orang tuanya tidak diketahui adalah warga negara Indonesia
Sementara bagi orang Cina sebelum lahirnya UU No 62 tahun 1958 untuk
menentukan kewarganegaraan diadakan perjanjian antara Indonesia-Cina yang
dikenal dengan perjanjian Soenario-Chow pada tanggal 22 April 1955 yang
diundangkan dengan UU No 2 tahun 1958 berisi bahwa semua orang Cina yang
berdomisili di Indonesia harus mengadakan pilihan kewarganegaraan dengan tegas
dan secara tertulis 28
Kasus yang paling marak mengenai apatride adalah ketika banyak terjadinya
pengungsi-pengungsi yang melarikan diri dari Vietnam tahun 1970-an akibat dari
Perang Vietnam Keadaan tanpa kewarganegaraan ini adalah menyedihkan bagi yang
harus mengalami Sama sekali tidak ada perlindungan dari sesuatu negara Tidak
dapat memiliki paspor negara tertentu Seandainya mereka harus diusir dari negara
tempat mereka berdomisili kemana mereka harus dikirim Sedangkan Bipatridie atau
dwi-kewarganegaraan akan terjadi apabila seseorang memiliki dua kewarganegaraan
Kenyataan terjadinya bipatridie kerapkali sering berlaku yaitu kalau seseorang
penduduk pada suatu negara yang berasal dari kewarganegaraan lain diberi
pewarganegaraan oleh negara yang didiaminya tanpa ia menyatakan melepaskan
kewarganegaraan aslinya (leluhurnya)
28
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 236
29
B Kajian Teoritis
1 Teori Kebijakan Alternatif
a Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak (tentang
pemerintahan organisasi dsb) pernyataan cita-cita tujuan prinsip dan garis
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran Secara umum
kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukan perilaku seseorang
aktor misalnya seorang pejabat suatu kelompok maupun lembaga tertentu
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi Pada dasarnya terdapat
banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian mengenai
kebijakan 29
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya memecahkan
problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejaheraan masyarakat Dan dalam kebijakan setidaknya harus memenuhi
empat hal penting yakni (1)tingkat hidup masyarakat meningkat (2)terjadi
keadilan By the law social justice dan peluang prestasi dan kreasi
individual (3)diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat (dalam
membahas masalah perencanaan keputusan dan implementasi) dan
(4)terjaminnya pengembangan berkelanjutan
Monahan dan Hengst seperti yang dikutip oleh Syafaruddin bahwa
kebijakan (policy) secara etimologi diturunkan dalam bahasa Yunani yaitu
ldquoPolisrdquo yang artinya kota (city)30
Pendapat ini menjelaskan kebijakan
29 Noeng H Muhadjir Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif (Yogyakarta Raka Sarasin 2000) h 15
30
Heinz Weihrich dan Haroid Koontz Management AGlobal Perspective Tent Edition (New
York McGraw-Hill 1993) h 123
30
mengacu kepada cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan
untuk mengelola kegiatan mereka Dalam hal ini kebijakan berkenaan dengan
gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama
diterima pemerintah atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha
mengejar tujuannya Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa
kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang menjadi arah
dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus diikuti oleh para pelaku
dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan dalam sebuah
organisasi serta mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan
masalah atas tindakan yang terjadi
Lebih lanjut Muhadjir mengatakan bahwa kebijakan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kebijakan subtantif dan kebijakan implementatif Kebijakan
subtantif adalah keputusan yang dapat diambil berupa memilih alternatif yang
dianggap benar untuk mengatasi masalah Tindak lanjut dari kebijakan
subtantif adalah kebijakan implemtatif yaitu keputusan-keputusan yang
berupa upayaupaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan
subtantif31
Secara empiris kebijakan berupa undang-undang petunjuk dan
program dalam sebuah Negara kebijakan dianggap sebagai rangkaian
tindakan yang dikembangkan oleh badan atau pemerintah yang mempunyai
tujuan tertentu diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok
pelaku untuk memecahkan masalah tertentu Dengan demikian berdasarkan
beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpukan bahwa kebijakan adalah
sebagai rangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dari dasar pada
masalah yang menjadi rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
31
Noeng H Muhadjir Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach (Yogyakarta
Rake Sarakin 2003) h 90
31
kepemimpinan dan cara bertindak pernyataan citacita prinsip atau maksud
dalam memecahkan masalah sebagai garis pedoman untuk manajeman dalam
usaha mencapai sasaran atau tujuan Dengan kata lain sebagai pedoman untuk
bertindak bagi pengambilan keputusan
Sholichin Abdul Wahab32
sebagaimana dikutip Suharno
mengisyaratkan bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat
kebijakan publik sebagai tindakan yang mengarah pada tujuan ketika kita
dapat memerinci kebijakan tersebut kedalam beberapa kategori yaitu
a Tuntutan kebijakan (policy demands)
Yaitu tuntutan atau desakan yang diajukan pada pejabat-pejabat
pemerintah yang dilakukan oleh actor-aktor lain baik swasta maupun
kalangan pemerintah sendiri dalam sistem politik untuk melakukan
tindaka n tertentu atau sebaliknya untuk tidak melakukan tindakan
pada suatu masalah tertentu Tuntutan ini dapat bervariasi mulai dari
desakan umum agar pemerintah berbuat sesuatu hingga usulan untuk
mengambil tindakan konkret tertentu terhadap suatu masalah yang
terjadi di dalam masyarakat
b Keputusan kebijakan (policy decisions)
Adalah keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah yang
dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan
publik Dalam hal ini termasuk didalamnya keputusankeputusan
untuk menciptakan statuta (ketentuan-ketentuan dasar) ketetapan-
ketetapan ataupun membuat penafsiran terhadap undang-undang
c Pernyataan kebijakan (policy statements)
Ialah pernyataan resmi atau penjelasan mengenai kebijakan publik
tertentu Misalnya ketetapan MPR Keputusan Presiden atau Dekrit
32
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negara (Jakarta Bumi Aksara 2010) h 25-27
32
Presiden keputusan peradialn pernyataan ataupun pidato pejabat
pemerintah yang menunjukkan hasrat tujuan pemerintah dan apa
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut
d Keluaran kebijakan (policy outputs)
Merupakan wujud dari kebijakan publik yang paling dapat dilihat dan
dirasakan karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan
guna merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan dan
pernyataan kebijakan Secara singkat keluaran kebijakan ini
menyangkut apa yang ingin dikerjakan oleh pemerintah
e Hasil akhir kebijakan (policy outcomes)
Adalah akibat-akibat atau dampak yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan sebagai
konsekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya tindakan
pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu yang
ada dalam masyarakat
William N Dunn33
membedakan tipe-tipe kebijakan menjadi
lima bagian yaitu
a Masalah kebijakan (policy public) Adalah nilai kebutuhan dan
kesempatan yang belum terpuaskan tetapi dapat diidentifikasi dan
dicapai melalui tindakan public Pengetahuan apa yang hendak
dipecahkan membutuhkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
mendahului adanya problem maupun informasi mengenai nilai yang
pencapaiannya menuntut pemecahan masalah
b Alternative kebijakan (policy alternatives) Yaitu arah tindakan yang
secara potensial tersedia yang dapat member sumbangan kepada
pencapaian nilai dan pemecahan masalah kebijakan Informasi
33
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL (Yogyakarta
Gajah Mada University Press 2003) h 98
33
mengenai kondisi yang menimbulkan masalah pada dasarnya juga
mengandung identifikasi terhadap kemungkinan pemecahannya
c Tindakan kebijakan (policy actions) Adalah suatu gerakan atau
serangkaian gerakan sesuai dengan alternatif kebijakan yang dipilih
yang dilakukan untuk mencapai tujuan bernilai
d Hasil kebijakan (policy outcomes) Adalah akibat-akibat yang terjadi
dari serangkaian tindakan kebijakan yang telah dilaksanakan Hasil
dari setiap tindakan tidak sepenuhnya stabil atau diketahui sebelum
tindakan dilakukan juga tidak semua dari hasil tersebut terjadi seperti
yang diharapkan atau dapat diduga sebelumnya
e Hasil guna kebijakan Adalah tingkat seberapa jauh hasil kebijakan
memberiakn sumbangan pada pencapaian nilai Pada kenyataanya
jarang ada problem yang dapat dipecahkan secara tuntas umumnya
pemecahan terhadap suatu problem dapat menumbuhkan problem
sehingga perlu pemecahan kembali atau perumusan kembali
b Analisis Kebijakan Publik
Studi kebijakan dapat dilihat sebagai bagian dari studi disiplin
maupun sistem administrasi atau salah satu kajian dalam administrasi publik
yaitu kebijakan publik (public policy) Dengan begitu kebijakan mengarah
kepada produk yang dikeluarkan oleh badan-badan publik yang bentuknya
bisa berupa peraturan perundang-undangan dan keputusan-keputusan
sedangkan kebijaksanaan lebih menitik beratkan kepada fleksibilitas suatu
kebijakan 34
Untuk lebih memamahi kebijakan maka perlu mengkaji tentang
analisis kebijakan karena kebijakan pada esensinya adalah suatu proses dalam
34
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negarahellip h153
34
upaya untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik sehingga berdampak
pada kesejahteraan bangsa Pembuat kebijakan publik pada umumnya adalah
unsur birokrat atau pejabat pemerintah termasuk para pegawai senior
pemerintah yang tugasnya adalah memberikan pelayanan demi kebaikan
publikuntuk itu para ahli mencoba menjelaskan pengertian analisis kebijakan
Menurut Bardach bahwa analisis kebijakan adalah suatu aktifitas
politik dan sosial35
Hal ini berarti dalam analisis kebijakan perlu dipahami
masalah-masalah yang bersifat politis dan sosial Kemudian Palto dan
Sawicky sebagaimana dikutip Riant Nugroho menyatakan bahwa analisis
kebijakan merupakan tindakan yang diperlukan untuk membuat suatu
kenijakan baik kebijakan yang baru maupun kebijakan yang merupakan
konsekuensi dari kebijakan yang ada36
Sementara analisis kebijakan menurut
William NDunn bahwa analisis kebijakan adalah
ldquoPolicy analysis is a problem solving discipline that draws on
theories methodee and substantive findings of the behavioral and social
sciences social professional and political philosophy as is usual with
complex activities there are several ways to define policy analisis The one
adopted here is that policy analysis is a process multidisciplinary inquiry
designed to create critically assess and coinicate information that is useful
in understanding and improving policiesrdquo 37
Pendapat Dunn ini juga dikutip dalam Nanang Fattah bahwa analisis
kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu yang berupaya memecahkan masalah
dengan menggunakan teori metode dan substansi penemuan tingkah laku dan
35
Eugene Bardach A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving (New York Seven Bridges Press 2000) h 13
36
Riant Nugroho Public Policy (Jakarta Alex Media Komputindo 2008) h 84
37
Willian N Dunn Public Policy Analysis (London Pearson Prentice Hall 2003) h 1
35
ilmu-ilmu sosial profesi sosial dan filosofi sosial politis38
yang dilakukan
dengan cara tertentu Sedangkan Dunn menyatakan bahwa ada tiga
pendekatan dalam analisis kebijakan yaitu pendekatan empiris evaluative
dan normatif Pendekatan empiris berupaya menjawab permasalahan fakta-
fakta pendekatan evaluastif berupaya mencari beberapa nilai atas sesuatu dan
pendekatan normatif memberikan upaya tindakan atas apa yang harus
dilakukan Prosedur analisis kebijakan menurut Dunn dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Prosedur Analisis Umum Menurut Waktu Tindakan Kebijakan39
Tindakan
Kebijakan
Deskripsi Evaluasi Rakomendasi
Sebelum
tindakan(ex-ante)
Prediksi - Preskripsi
Sesudah tindakan
(ex-pose)
Deskripsi Evaluasi -
Penjelasan dari istilah pada tindakan kebijakan diatas adalah
a Definisi yang menghasilkan pengetahuan mengenai kondisi-kondisi
yang menimbulkan masalah kebijakan
b Prediksi adalah menyedikan informasi mengenai konsekuensi dimasa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan termasuk jika tidak
melakukan sesuatu
c Preskripsi adalah menyediakan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa yang akan datang
38
Nanang Fattah Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2013)
h 5 39
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOLhellip h 98
36
d Deskripsi adalah menghasilkan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa sekarang dan masa lalu
e Evaluasi adalah kegunaan alternatif kebijakan dalam memecahkan
permasalahan
Berdasarkan prosedur analisis tindakan kebijakan ini bertujuan akhir
pada pemecahan masalah yang dihadapi sehingga perlu dibuat kebijakan
untuk mengataasi permasalahan tersebut Untuk itu analisis kebijakan
akan memperkirakan apa yang akan terjadi apabila alternatif yang dipilih
ditetapkan untuk dilaksanakan memperkirakan apa yang akan terjadi
kemudian apa yang harus dilakukan serta dampak apa yang akan terjadi
dari kebijakan tersebut Selanjutnya apabila tidak dilakukan alternatif
kebijakan tersebut maka tantangan yang akan terjadi baik kondisi politik
sosial dan budaya apabila kebijakan itu tidak dilaksnakan Kemudian
analisis kebijakan mendeskripsikan kebijakan yang telah dilaksanakan dan
yang akan dilaksanakan sehingga diperoleh gambaran apa kekurangan dari
kebijakan yang telah dilakukan dan apa kelebihan dari kebijakan yang
telah dilaksanakan sehingga diperoleh alternatif yang tepat Melalui
evaluasi kebijakan akan diperoleh gambaran sejauh mana kebijakan yang
dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
37
BAB III
DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DAN
INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia
a Zaman Belanda
Dalam buku-buku (dalam bahas Indonesia) yang membahas ketentuan
Pasal 131 IS da Pasal 163 IS Lazim dipergunakan sebutan ldquoorang Indonesia
aslirdquo tidak ada kata-kata ldquobangsardquo (orang-orag bangsa Indonesia asli)
Pemakaian sebutan ldquoorang Indonesia aslirdquo dipertimbangkan berdasarkanberbagai
aspek Judul bab dalam IS (Bab kedelapan) adalah ldquovan de ingezetenanrdquo yaitu
ldquotentang pendudukrdquo bukan tentang kewarganegaraan (citizenship)1 Pengertian
ini dapat dimengerti Indonesia pada waktu itu (Hindia-Belanda) bukan sebuah
Negara yang mandiri walaupun memiliki cirri-ciri kenegaraan Indonesia adalah
bagian (sebagai jajahan) Kerajaan Belanda Hal yang sama berlaku untuk
suriname dan Curacau Penduduk Indonesia adalah kaula belanada (nederlands
ondedanen) Sebutan ldquokaula Belandardquo serupa dengan sebutan ldquoBritish Subjectrdquo
untuk penduduk daerah jajahan Inggris Sebutan-sebutan itu dengan sengaja
untuk membedakan dengan sebutan ldquoBritish citizenrdquo yaitu warga Negara di
wilayah (negara) induk Begitu juga sebutan kaula Belanda untuk membedakan
dengan warga Belanda yang disebut ldquonenderlanderrdquo yaitu orang Belanda 2
Oleh karena Hindia-Belanda dijajah oleh Negeri Belanda maka pada
zaman itu segala sesuatu tentang kewarganegaraan diatur oleh Undang-undang
dari Negeri Belanda Yang menjadi pokok-pangkal dalam hal ini ialah Undang-
1 Wirjono Projodikoro Azas-Azas Kewarganegaraan di Indonesia (Jakarta PT Dian Rakyat
1989) h 174
2 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
(Yogyakarta FH UII Press 2009) h 17
38
undang (Wet) tanggal 12 Desember 1892 tentang ldquoNederlanderschap
eningezetenschaprdquo (Kebangsaan Belanda dan hal penduduk Kerajaan Belanda)
Ada dua macam ldquoNederlanderrdquo (orang Belanda) yaitu (1) orang Belanda sejak
lahir dan berdasar keturunan (jus sanguinis) (2) orang-orang yang menjadi orang
Belanda secara naturalisasi atau pewarganegaraan Menurut pasal 10 orang Asing
(vreemdeling) adalah orang yang bukan orang Belanda tersebut dan yang tidak
dengan secara lain menjadi ldquoNederlands onderdaanrdquo atau kaula Belanda3
Tentang kaula-Belanda ini ada Undang-undang (Wet) lain tanggal 10
Februari 1910 (staatsblad 1910-269) tentang kaula Belanda yang bukan orang
Belanda Menurut pasal 1 Undang-undang ini dari orang-orang yang bukan
orang Belanda adalah kaula Belanda (Nederlands onderdaan) orang-orang
berikut
1 Mereka lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao dari orang-orang tua
yang bertempat tinggal disana atau apabila bapaknya tidak dikenal dari ibu
yang bertempat tinggal disana (dengan beberapa kekecualian mengenai anak-
anak dari Konsul Asing)
2 Mereka yang lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao yang
a Kedua orang tuanya tidak dikenal
b Orang tuanya tidak berdiam diri disitu dan tidak mempunyai
ldquoNationalityrdquo (kebangsaan) atau kebangsaannya tidak dikenal
c Bapaknya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belanda
d Ibunya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belandajika
bapak-bapaknya tanpa nationality atau kebangsaannya tidak dikenal
3 Istri kaula-Belanda
4 Anak dari seorang kaula-Belanda meskipun lahir di luar daerah-daerah itu
yang dibawah umur 18 tahun atau sudah kawin
3 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006hellip h 17
39
5 Anak tersebut sub empat yang setelah kawin atau setelah mencapai umur 18
tahun menetap di daerah-daerah tersebut
Menurut pasal 2 status orang sebagai kaula-Belanda hilang
1 Dengan naturalisasi atau pewarganegaraan seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang belum kawin disuatu Negara Asing
2 Bagi seorang perempuan yang kawin dengan seorang warga dari suatu Negara
Asing kecuali apabila perempuan itu tidak mungkin menjadi warga dari
Negara Asing tadi
3 Dengan masuk dinas ketentaraan Negara Asing tanpa ijin dari pemerintah
setempat
4 Bagi orang-orang bukan Indonesia asli yang setelah berada di luar daerah-
daerah tersebut tidak dalam 3 bulan melaporkan diri pada seorang Konsul
Belanda di tempat
5 Bagi orang perempuan yang termasuk dalam sub 1 dan 2 setelah ia kemudian
mendapat nationality dari suaminya
6 Dengan pembatalan status itu oleh yang berkuasa dalam beberapa hal tertentu
Dengan demikian pada zaman Hindia-Belanda tidak ada kewarganegaraan Indonesia
melainkan hanya ada kekaulaan Belanda sehingga pada waktu itu di Indonesia
terhadap pengertian ldquoorang asingrdquo (vreemdeling) ada pengertian ldquokaula-Belandardquo dan
para kaula-Belanda ini dibagi dalam tiga golongan yaitu
a Orang-orang Belanda
b Orang-orang Indonesia asli (inlander)
c Orang-orang timur asing (vreemde Oosterling)
Tiga golongan ini kemudian dinamakan lain yaitu
a Nederlands onderdaan-Nederlander atau kaula-Belanda yang terdiri dari orang
Belanda
b Nederlands onderdaan-niet Nederlander van inheemse oorsprong (kaula-
Belanda yang bukan orang-orang Belanda dan yang terdiri dari orang-orang
Indonesia asli
40
c Nederlands onderdaan-niet Nederlander van uitheemsche oorsprong
ataukaula-Belanda yang bukan orang Belanda dan bukan orang Indonesia asli
yaitu orang Eropa bukan Belanda dan orang-orang Timur Asing seperti
orang-orang Cina Arab India dan lain-lain Dalam hal ini orang Jepang
disamakan dengan orang Eropa bukan Belanda4
Hindia Belanda bukanlah suatu negara maka tanah air Indonesia dalam zaman
Belanda tidak mempunyai warga negara menurut pertauran Hindia Belanda
penghunipenduduk tanah air Indonesia yang bukan orang asing disebut kaulanegara
Belanda yang dapat dibagi sebagai berikut5
1) Kaulanegara Belanda orang Belanda
2) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi yang termasuk
Bumiputera
3) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi juga bukan
Bumiputera misalnya orang-orang Timur Asing (Cina India Arab
dan lain-lain)
b Zaman Pendudukan Jepang
Indonesia diduduki oleh Jepang dari bulan Maret 1942 sampai tanggal 17 Agustus
1945 pemerintah Jepang tidak mengeluarkan suatu peraturan resmi mengenai
kewarganegaraan di Indonesia Tetapi dalam praktek orang-orang di Indonesia yang
bukan orang Jepang baik orang-orang Indonesia asli maupun orang-orang keturunan
Belanda Cina Arab dan sebagainya tidak lagi dipandang sebagai kaula-Belanda
atau Nederlands onderdaan Orang-orang keturunan Belanda pada umumnya
dianggap sebagai orang-orang Belanda maka mereka seperti orang-orang Belanda
juga dimasukkan dalam ldquokonsentrasi-kamprdquo atau tempat pengasingan jadi berada
4 Wirjono Prdjodikoro Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia (Jakata PT Dian Rakyat
1989) h 175
5 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 237
41
diluar kehidupan kemasyarakatan dan orang-orang lain yang ada di Indonesia yang
bukan orang Jepang dianggap sama kedudukannya sebagai rakyat jelata Maka dalam
periode ini kewarganegaraan tidak diatur
c Sejak Proklamasi
Pada waktu Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 Negara
Republik Indonesia belum mempunyai Undang-Undang Dasar Sehari kemudian
tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD 1945 mengenai kewarganegaraan
UUD 1945 menyebutkan antara lain6
1) Pasal 26 ayat (1) menentukan bahwa ldquoYang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara Indonesiardquo sedangkan
2) Pasal 26 ayat (2) menentukan bahwa ldquoSyarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan Undang-Undangrdquo
Sebagai pelaksanaan pasal 26 tanggal 10 April 1946 diundangkan UU No 3 tahun
1946 Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut UU No 3
tahun 1946 adalah
1) Orang yang asli dalam daerah Indonesia
2) Orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam wilayah
negara Indonesia
3) Anak yang lahir di dalam wilayah negara Indonesia
Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa asas yang dianut dalam UU ini adalah Ius Soli
UU No 3 tahun 1946 selanjutnya mengalami perubahan oleh UU No 6 dan 8 Tahun
1947 Sebagaimana UU No 3 tahun 1946 kalau diperhatikan dari UU tersebut bahwa
kewarganegaraan yang dianut di Indonesia menganut asas Ius Soli yang dapat dilihat
pada pasal 1 (a) dan (b) yaitu
1) WNI adalah orang Indonesia asli dalam daerah negara Indonesia
6 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
42
2) Orang peranakan yang lahir dan bertempat tinggal di Indonesia paling sedikit 5
tahun berturut-turut serta berumur 21 tahun kecuali ia menyatakan keberatan
menjadi WNI7
d Persetujuan Kewarganegaraan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB)
Persetujuan perihal pembagian warga negara hasil dari Konferensi Meja Bundar
(27 Desember 1949) antara Belanda dengan negara Indonesia Serikat ada tiga hal
yang penting dalam persetujuan tersebut antara lain8
1) Orang Belanda yang tetap kewarganegaraan Belanda tetapi terhadap
keturunannya yang lain dan bertempat tinggal di Indonesia kurang lebih 6
bulan sebelum 27 Desember 1949 setelah penyerahan kedaulatan dapat
memilih kewarganegaraan Indonesia yang dinamakan ldquohak opsirdquo atau hak
untuk memilih kewarganegaraan sedangkan pemilihan kewarganegaraan
disebabkan tindakan aktif sebagai lawan tindakan pasif dalam hak
repudiasi
2) Orang-orang yang tergolong kawula Belanda (orang Indonesia Asli)
berada di Indonesia memperoleh kewarganegaraan Indonesia kecuali tidak
tinggal di SurinameAntiland Belanda dan dilahirkan di wilayah Belanda
dan dapat memilih kewarganegaraan Indonesia
3) Orang-orang Eropa dan Timur Asing maka terhadap mereka dua
kemungkinan yaitu jika bertempat tinggal di Belanda dan ditetapkan
kewarganegaraan Belanda mereka yang dinyatakan sebagai WNI dapat
menyatakan menolak dalam kurun waktu dua tahun
e Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946
Sesuai dengan Pasal 26 UUD 1945 pada tanggal 10 April 1946
diundangkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 yang mengatur tentang
Kewarganegaraan dan Kependudukan Republik Indonesia Undang-Undang
7 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
8 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 239
43
ini berlaku surut sejak tangga 17 Agustus 1945 Berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang Kewarganegaraan Indonesia yang pertama ini kewarganegaraan
Indonesia bisa didapatkan oleh
1) orang Indonesia asli dalam wilayah Negara Indonesia
2) orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut di atas tetapi turunan
seorang dari golongan itu serta lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman dalam wilayah Negara Indonesia dan orang bukan turunan
seorang dari golongan termaksud lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman yang paing akhir selama sedikitnya lima tahun berturut-turut
di dalam wilayah Negara Indonesia yang telah berumur 21 tahun atau
telah kawin
3) orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara
naturalisasi
4) anak yang sah disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh
bapaknya pada waktu lahir bapaknya mempunyai kewarganegaraan
Indonesia
5) anak yang lahir dalam jangka watu tiga ratus hari setelah bapaknya yang
mempunyai kewarganegaraan Indonesia meningal dunia
6) anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah yang pada
waktu lahir mempunyai kewarganegaraan Indonesia
7) anak yang diangkat secara sah oleh warga negara Indonesia
8) anak yang lahir di dalam wilayah Negara Indonesia yang oleh bapaknya
ataupun ibunya tidak diakui secara sah
9) anak yang lahir di wilayah Negara Indonesia yang tidak diketahui siapa
orangtuanya atau kewarganegaraannya
Pada dasarnya Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1936 menyatakan ada
4 (empat) cara untuk menjadi warga negara Indonesia Pertama untuk penduduk asli
secara otomatis menjadi warga negara Indonesia Kedua penduduk yang sudah lebih
dari lima tahun dan tidak pernah menyatakan diri menolak kewarganegaraan
44
Indonesia adalah warga negara Indonesia Ketiga semua keturunan dari cara pertama
dan cara kedua tersebut Keempat orang asing yang mendaftarkan diri untuk menjadi
warga negara Indonesia Undang-Undang ini pada prinsipnya menganut asas ius soli
Penduduk Indonesia secara pasif memperoleh status warga Negara Indonesia Namun
bagi mereka yang tidak menghendaki status tersebut diperkenankan untuk
menggunakan hak repudiasinya dengan mengajukan pernyataan secara tertulis
menolak kewarganegaraan Indonesia Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 telah
mengalami beberapa kali perubahan yaitu diubah dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1947 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 19489 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 menambahkan ketentuan pada
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dengan (j) badan hukum yang
didirikan menurut hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia dan bertempat
kedudukan di dalam wilayah Negara Indonesia Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1947 kemudian menegaskan bahwa seorang warga negara Indonesia tersebut pada
Pasal 1 sub b yang mempunyai kewarganegaraan dari negara lain dapat melepaskan
kewarganegaraannya dari negara Indonesia dengan menyatakan keberatan menjadi
warga negara Indonesia10
Perubahan dengan kedua Undang-Undang yang terakhir
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin
menggunakan hak repudiasinya sampai tanggal 17 Agustus 1948 Sejak tanggal 17
Agustus 1948 penduduk Indonesia terdiri dari warga negara Indonesia dan warga
negara asing Setiap orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia harus
melalui proses pewarganegaraan berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 194611
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigasian di Indonesiahellip
h 28
10
CST Kansil Hukum Tata Neagara (Jakarta Erlangga 2007) h 38
11
CST Kansil Hukum Tata Neagarahellip h 38
45
f Berdasarkan Undang-Undang No 62 Tahun 1958
Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia yang berlaku hingga sekarang adalah
UU No 62 tahun 1958 yang mutlak berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1
Agustus 1958 Beberapa bagian dari undang-undang itu yaitu yang mengenai
ketentuan-ketentuan siapa warganegara Indonesia status anak-anak dan cara-cara
kehilangan kewarganegaraan ditetapkan berlaku surut hingga tanggal 27 Desember
1949
Hal-hal selengkapnya yang diatur dalam UU No 62 tahun 1958 antara lain (1) Siapa
tang dinyatakan berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) (2) Naturalisasi atau
Pewarganegaraan biasa (3) Akibat pewarganegaraan (4) Pewarganegaraan istimewa
(5) Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dan (6) Siapa yang dinyatakan berstatus
orang asing
Menurut Undang-Undang itu warga negara Indonesia adalah
1) Mereka berdasarkan UUperaturanperjanjian yang terlebih dahulu berlaku
(berlaku surut)
2) Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam Undang-
Undang itu
Sebaliknya seseorang dapat menjadi Orang Asing jika ia tidak memenuhi syarat
sebagai warganegara seperti yang disebutkan diatas Selain itu mungkin juga seorang
Indonesia menjadi orang asing karena (1) Dengan sengaja insyaf dan sadar menolak
kewarganegaraan RI (2) Menolak kewarganegaraan RI karena khilaf atau ikut-
ikutan saja dan (3) Ditolak oleh orang lain misalnya seseorang anak yang ikut status
orang tuanya yang menolak kewarganegaraan RI12
g Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Cina
Setelah kaum Komunis berhasil merebut kekuasaan di Cina sehingga muncul
Republik Rakyat Cina (RRC) yang mempertahankan Undang-Undang
Kewarganegaraan Cina Nasionalis Undang-Undang ini menggunakan asas sanguinis
12
Samidjo Ilmu Negara (Jakarta Amico 1996)hellip h 42
46
Artinya semua orang Cina di manapun berada diklaim sebagai warga negara Cina
Hal ini mengakibatkan semua orang Cina yang berstatus warga negara Indonesia
menjadi berstatus bipatride disamping sebagai warga negara Indonesia juga sebagai
warga negara RRC Timbuknya dwikewarganegaraan adakalanya tidak selalu
disebabkan oleh perbedaan antara peaturan kewarganegaraan masig-masing negara
yang menganut asas perolehan kewarganegaraan yang berbeda namun dapat juga
timbul apabila peraturan kewarganegaraan di setiap negara seluruhnya sama
Berhubungan dengan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam masalah dwi
kewarganegaraan maka dalam praktek negara-negara berusaha untuk mencegah atau
setidak-tidaknya mengurngi adanya kewarganegaraan ganda tersebut13
Masalah dwikewarganegaraan dapat menimbulkan kesulitan ataupun masalah
Masalah atau kesulitan tersebut terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban sebagai waraganegara hal ini dapat dipahami karena bagaimanakah
pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warganegara jika seandainya seseorang
mempunyai dwi-kewarganegaraan Hak dan kewajiban sebagai warganegara
manakah yang harus dilakukan 14
Seperti di Indonesia sebelum dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1958 Tentang perjanjian dwi-kewarganegaraan
Republik Indonesia-Republik Rakyat Cina terdapat penduduk Indonesia yang
memepunyai dwi-kewarganegaraan terutama orang-orang keturunan cina Menurut
Undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia mereka merupakan
warganegara Indonesia juga menurut Undang-Undang Republik Rakyat Cina mereka
juga merupakan warganegara Republik Rakyat Cina15
13
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan (Pusat Studi Hukum Tata
Negara Indo Hill 1995) h 7
14
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraanhellip h 7
15
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia (Tesis Universitas Indonesia 2011) h 79
47
Orang yang mempunyai dwikewarganegaraan (orang keturunan Cina ) ini
sering menimbulkan kesulitan atau persolan di dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan kesulitan baik terhadap yang bersangkutan maupun terhadap
pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut terjadi
pembicaraan antara pihak Indonesia dan RRC sehingga menghasilkan persetujuan
dalam bentuk Perjanjian Dwi Kewarganegaraan Isi perjanjian ini diratifikasi dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1958 ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dwi-kewarganegaraan yang ada
pada waktu itu dan mencegah timbulnya dwi kewarganegaraan di kemudian hari
Masalah dwi-kewarganegaraan diselesaikan dengan cara menghilangkan salah satu
kewarganegaraan yang serempak dimiliki seseorang Untuk itu kedua belah pihak
menyepakati hal-hal berikut ini
1) Suatu golongan yang mempunyai dwi-kewarganegaraan dianggap tidak
mempunyai kewarganegaraan rangkap lagi karena menurut pendapat
Pemerintah Indonesia kedudukan sosial politik mereka membuktikan bahwa
mereka dengan sendirinya telah melepaskan kewarganegaraan RRC-nya
2) Mereka yang berkewarganegaraan rangkap selain butir a harus memilih
dengan kehendak sendiri salah satu kewarganegaraan yang akan mereka
pertahankan Dengan ketentuan bahwa mereka yang tidak menyatakan
pilihannya menjadi warga negara asing Suami istri yang
berkewarganegaraan rangkap menentukan pilihannya masing-masing Dan
selama anak belum dewasa mengikuti pilihan bapak ibunya Dan jika telah
dewasa anak tersebut harus memilih salah satu kewarganegaraan
Pasal X Perjanjian Dwi-kewarganegaraan menentukan bahwa apabila seorang
warga negara Indonesia kawin dengan seorang warga negara RRC masing-masing
tetap memiliki kewarganegaraan asal kecuali apabila salah satu dari mereka dengan
kehendak sendiri memohon dan memperoleh kewarganegaraan dari partnernya
Apabila ia memperoleh kewarganegaraan partnernya dengan sendirinya akan
kehilangan kewarganegaraan asalnya Dari sudut ketentuan Indonesia ketentuan
48
tersebut merupakan ketentuan khusus dari ketentuan umum yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
h Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-undang
kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat Secara filosofis undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia masih mengandung ketentuan yang
belum sejalan dengan falsafah Pancasila karena bersifat diskriminatif kurang
menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara serta kurang
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak
Secara yuridis landasan konstitusional pembentukan Undang-undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indoensia adalah undang-undang
Dasar Sementara Tahun 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden Tahun
1959 yakni dengan kembali berlakunya Undang-undang Dasar 1945 Undang-
undang Dasar 1945 inipun sudah diamandemenkan sehingga lebih menjamin
perlindungan Hak Asasi Manusia dan Hak Warga Negara
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
49
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak16
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadi dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
(1) Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
(2) Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
16
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
50
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan17
Warga negara Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara
Indonesianya seperti tercantum dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat
pernyataan tentang keinginannya untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat
pernyataan itu disampaikan kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang
diwilayahnya meliputi tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak
mengakibatkan kewarganegaraanganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3
tahun sejak tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini
dimaksudkan untuk memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan
perkawinannya atau tidak karena pada umumnya perkawinan campuran hanya
berlangsung dalam waktu 3 tahun Selain itu oleh karena adanya perkawinan
campuran maka dapat pula warganegara asing yang menikah dengan warga negara
Indonesia diberikan kemudahan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini
Manusiahellip h 80
51
tercantum dalam pasal 19 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersnagkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Warga Negara Asing yang telah 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut-turut dapat menjadi Warga Negara Indonesia asalkan dengan diberikan
kewarganegaraan ganda Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara
Indonesia yang telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing
kemudian ia ingin memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka
menurut Pasal 32 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri bagi
warganegara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
17
Libertus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraan (Jakarta
52
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan Masalah perubahan kewarganegaraan
suami istri yang melangsungkan perkawinan campuran didasarkan pada undang -
undang kewarganegaraan seperti halnya perempuan warga negara Indonesia yang
kawin dengan laki-laki warga negara asing yang menurut hukum negara asal
suaminya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan
suami sebagai akibat perkawinan tersebut atau laki-laki warga negara Indonesia yang
kawin dengan perempuan warganegara asing yang menurut hukum negara asal
istrinya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan
istri sebagai akibat perkawinan tersebut18
Oleh karena itu suami atau istri tidak secara otomatis kehilangan
kewarganegarannya ataupun mendapatkan kewarganegaraan pasangannya karena
tergantung kepada hukum kewarganegaraan pasangannya Menurut pasal 26 (3) dan
(4) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia apabila seorang warga negara Indonesia ingin mempertahankan
kewarganegarananya maka dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau perwakilan Republik Indonesia Surat pernyataan
tersebut harus diajukan 3 tahun sejak perwakilan berlangsung Jadi selama jangka
waktu itu perwakilan berlangsung Jadi selama jangka waktu itu ia tidak
menyatakannya maka akan kehilangan kewarganegaraan Indonesianya Dalam pasal
27 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia menyatakan bahwa ldquoKehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri
yang terikat perkawinan yang sah tidak menyebabkan hilangnya status
kewarganegaraan dari istri atau suamirdquo
Visimedia 2008) h4
18
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
53
Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai aspek
bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga negara sehingga diganti
dengan Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru yaitu Undang- Undang Nomor
12 Tahun 2006 Undang-Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam
menghapus berbagai bentuk diskriminasi selama ini Pasal 2 Undang-Undang Nomor
12 Nomor 2006 menyatakan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Nomor
2006 menyatakan bahwa warga negara Indonesia adalah 19
(1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan danatau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia
(2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia
(3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing
(4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia
(5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut
(6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
Indonesia
(7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia
19
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
54
(8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin
(9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
(10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
(11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
(12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan
(13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
Asas-asas yang dianut Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 adalah sebagai
berikut
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 12 Nomor 2006
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
55
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006
Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) atau tanpa kewarganegaraan (apatride)
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini
merupakan suatu pengecualian Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-
undang kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
56
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak20
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadai dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
1 Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
2 Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
3 Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
20
Liberatus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraanhellip h 4
57
4 Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Warga negara
Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara Indoensianya seperti tercantum
dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat pernyataan tentang keinginannya
untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat pernyataan itu disampaikan
kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang diwilayahnya meliputi
tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak mengakibatkan
kewarganegaraan ganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3 tahun sejak
tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini dimaksudkan untuk
memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan perkawinannya atau tidak
karena pada umumnya perkawinan campuran hanya berlangsung dalam waktu 3
tahun21
Selain itu oleh karena adanya perkawinan campuran maka dapat pula warga
negara asing yang menikah dengan warga negara indonesia diberikan kemudahan
untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini tercantum dalam pasal 19
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
58
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersangkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara Indonesia yang
telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing kemudian ia ingin
memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka menurut Pasal 32
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada menteri bagi Warga
Negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan
21
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
59
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah Dwikewarganegaraan
Seiring berjalannya waktu Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinilai sudah tidak sanggup lagi
mengakomodir kepentingan para pihak dalam perkawinan campuran terutama
perlindungan hukum bagi seorang istri yang statusnya Warga Negara Indonesia dan
masalah status kewarganegaraan anak hasil perkawinan campur dimana si ibu Warga
Negara Indonesia akan mengalami kesulitan mendapatkan pengasuhan anaknya yang
Warga Negara Asing apabila perkawinan campur itu putus karena sesuatu hal22
Bila ditinjau ke belakang produk hukum yang dihasilkan pada masa orde
lama yaitu Program Benteng tahun 1951 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1959 yang dimaksudkan untuk memecah persoalan polarisasi sosial Warga Negara
asli dan Warga Negara tidak asli (pribumi dan non pribumi) Pada masa tahun 1945
sampai berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan masa pengembangan
konsep kebangsaan Dalam kurun waktu itu terjadi usaha-usaha
untuk menggantikan konsep kebangsaan itu dengan konsep atau ideologi lain yaitu
munculnya pemberontakan yang bersifat politis ideologis dan separatis Kemudian
lahir orde baru dengan tujuan untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara murni dan konsekuen ternyata tidak berhasil
yang terjadi justru kebalikannya yakni hukum menjadi sarana untuk menopang
kekuasaan dan status quo
Selama orde baru banyak praktik hukum yang tidak aspiratif dan tidak
demokratis sebaliknya sebagai produk hukum orde baru telah memangkas hak-hak
warga negara yang diatur oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan hukum internasional contoh konkrit sebagai ekspresi yang
membawa implikasi praktek politik hukum yang diskriminatif orde baru yaitu
berusaha menggarap masalah Warga Negara Indonesia Tionghoa secara serius
Manusiahellip h 91
60
mendasar dan mendalam yaitu melalui politik hukum pembuatan produk hukum
yang berbentuk Resolusi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor
IIIRESMPRS1966 tentang Pembinaan Kesatuan Bangsa seterusnya rezim orde
baru yang berciri legalistik dalam seluruh kebijaksanaan yang diambilnya selalu
didasarkan pada format perundangan seperti Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden dan Instruksi
Presiden dalam melaksanakan proses konsep kebangsaan Indonesia Untuk keperluan
legalitas tersebut maka sejak periode awal salah satu langkah untuk memecah
persoalan etnik Tionghoa pemerintahan orde baru telah mengeluarkan Instruksi
Presidium Kabinet Nomor 31UIN121966 kepada Menteri Kehakiman Republik
Indonesia untuk tidak menggunakan penggolongan penduduk Indonesia berdasarkan
pasal 131 dan 163 IS (Indische Staatsregelling) dan Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 1967 tentang Kebijaksanaan Pokok yang menyangkut Warga Negara
Indonesia keturunan asing
Dalam konteks mengupayakan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
dianggap perlu untuk meniadakan semua praktik yang mengarah pada pemilahan
atau pengkotak-kotakan golongan penduduk kepada Warga Negara Indonesia
Tionghoa dimungkinkan untuk mengganti nama mereka dengan nama-nama
Indonesia sebagaimana ditentukan dalam keputusan Presidium Kabinet Nomor
1274Kep121966 tanggal 27 Desember 1966 Pada tanggal 8 Juli 1996 dikeluarkan
Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik
Indonesia selanjutnya di sini disebut Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996
Keputusan tentang hukum ini menyatakan bahwa istri dan anak berusia di bawah 18
tahun dari seseorang yang memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia (proses
naturalisasi) langsung mengikuti kewarganegaraan suamiayahnya tersebut (Pasal 1)
Seorang anak (termasuk dari luar kawin) yang belum berusia 18 tahun dari seorang
wanita Warga Negara Indonesia melalui proses pewarganegaraan langsung menjadi
22
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
61
warga negara Indonesia mengikuti kewarganegaraan ibunya (Pasal 2) Dengan
Keputusan Presiden ini semua peraturan perundang-undang yang untuk kepentingan
berbagai hal mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan tidak berlaku lagi Kemudian ditindaklanjuti dengan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1996 kepada aparat daerah supaya menghapus
semua kebijakan hukum yang mewajibkan istri dan anak untuk melampirkan Surat
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk kepentingan tertentu Kemudian
pemerintah mengeluarkan instrument pelaksanaan produk hukum di atas Dalam hal
ini Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 47121265SJ
kepada seluruh Gubernur Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia untuk tidak lagi
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
Lalu Direktur Jenderal Imigrasi mengeluarkan surat edaran tanggal 9 Juli
2002 yang pada intinya menyatakan paspor Warga Negara Indonesia yang telah
memperoleh kewarganegaraan melalui naturalisasi agar melampirkan petikan
Keputusan Presiden tentang Kewarganegaraan sementara anak dan keturunannya
cukup dengan akta kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk Surat Edaran yang sama
dikeluarkan pula tanggal 16 April 2004 oleh Dirjen Imigrasi Surat Edaran Dirjen
Imigrasi menegaskan hal serupa sesuai Surat Edaran 9 Juli 2002 bahwa permohonan
paspor tidak perlu mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraa Republik Indonesia
Kemudian Dirjen menyatakan bahwa Surat Edaran ini bersifat mengikat kepada
seluruh kantor Imigrasi di Indonesia Wakil Presiden Hamzah Haz mengeluarkan
surat edaran yakni Setwapres Nomor B33 tanggal 15 Maret 2004 Wakil Presiden
memerintahkan kepada Jaksa Agung Kapolri Menteri-Menteri Gubernur dan
BupatiWalikota untuk menertibkan dan menindak aparat bawahannya yang masih
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (Tionghoa India Arab dan lain-lain) Kemudian lahir
Manusiahellip h 158
62
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 tentang Persetujuan Antara Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina23
Disebutkan dalam persetujuan ini bahwa ada berbagai kelompok Warga
Negara Indonesia yang dikelompokkan sebagai Warga Negara Indonesia tunggal
atau mereka yang tidak diperkenankan untuk memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia-Republik Rakyat Cina dan tetap menjadi Warga Negara Indonesia yakni
bagi mereka yang berstatus seperti tentara veteran pegawai pemerintah yang pernah
membela nama Republik Indonesia di dunia internasional petani atau mereka yang
secara implisit sudah pernah ikut Pemilihan umum Tahun 1955 Ada tokoh-tokoh
Tionghoa dalam kelompok ini yang secara tidak konsekuen tetap saja perjanjian
dwikewarganegaraan dengan kewajiban memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia atau Republik Rakyat Cina diterapkan kepada mereka Perjanjian Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina kemudian telah dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang ini dimaksudkan sebagai upaya
menyelesaikan masalah dwikewarganegaraan yang dengan peraturan pelaksanaannya
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 dengan masa opsi 2 tahun (20
Januari 1960-20 Januari 1962) Kemudian dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1969 dibatalkanlah Perjanjian dwi kewarganegaraan tersebut di atas Dengan
demikian persoalan status Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa sudah
terselesaikan Anak-anak Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir
setelah 20 Januari 1962 sudah menjadi Warga Negara Indonesia tunggal dimana
setelah dewasa tidak diperbolehkan lagi untuk memilih kewarganegaraan lain selain
Warga Negara Indonesia
Dengan demikian pula tidak perlu lagi membuktikan kewarganegaraan
dengan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Keberadaan dari produk
perundangan baik Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 maupun Instruksi
23
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusiahellip h 160
63
Presiden Nomor 4 Tahun 1999 yang dengan jelas tidak lagi mensyaratkan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk berbagai kepentingan perdatanya (akta
kelahiran paspor menyekolahkan anak mengurus Kartu Tanda Penduduk dan
sebagainya) bukan tidak berdasar sama sekali Artinya ketentuan di atas mengacu
kepada prinsip-prinsip yang diatur oleh peraturan perundang undangan sebelumnya
yang juga posisi hierarki legalisasinya lebih bersifat kuat karena dalam Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang dalam
peraturan pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1958
menyatakan bahwa penunjukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
demikian hanya jika ada pernyataan suatu instansi yang bersifat meragukan status
orang tersebut Oleh karena kebijakan-kebijakan tersebut terbukti gagal dan
efektivitasnya cenderung terbatas maka lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 untuk memberikan perlindungan hukum kepada setiap warga negara dan
memberikan jaminan kepastian hukum tentang siapa saja Warga Negara Indonesia itu
sehingga tercermin adanya persamaan hukum diantara warga negara Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan suatu produk hukum yang lahir dari
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kemudian dibentuk Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 yakni
a Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh
Kehilangan Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia
b Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M01- HL0301
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 43 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006
c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M02HL-0506
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M80-
HL0401 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pendaftaran Pencatatan dan
64
Pemberian Fasilitas Keimigrasian Sebagai Warga Negara Indonesia yang
Berkewarganegaraan Ganda Ditinjau dari segi perspektif hukum lahirnya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menggantikan Undang Undang Kewarganegaraan lama yaitu
Undang Undang Nomor 62 Tahun 1958 dikarenakan untuk memberikan
perlindungan hukum yang diwujudkan dengan
a Perempuan Warga Negara Indonesia yang menikah dengan pria Warga
Negara Asing tidak otomatis kehilangan haknya sebagai Warga Negara
Indonesia melainkan ia diberi hak opsi untuk mempertahankan status
kewarganegaraannya sebagai Warga Negara Indonesia atau mengikuti status
kewarganegaraan suaminya
b Apabila perkawinan campuran itu putus karena sesuatu hal dan hak
pengasuhan anak jatuh kepada ayahnya yang Warga Negara Asing maka
ketika si ibu Warga Negara Indonesia yang hendak menemui anaknya di luar
negeri tidak dituduh sebagai penculik
c Anak perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga
Negara Asing adalah Warga Negara Indonesia sampai usia 18 tahun atau
sudah kawin dan sesudah itu ia diwajibkan memilih salah satu status
kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006)
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India
Penganugerahan seseorang sebagai warga negara India diatur oleh Bagian II
dari Konstitusi India (Pasal 5 hingga 11) Menurut Pasal 5 semua orang yang
bertempat tinggal di India pada saat dimulainya Konstitusi adalah warga negara India
dan juga orang yang lahir di India Presiden India disebut sebagai Warga Negara
Pertama India Undang-undang yang terkait dengan masalah ini adalah Undang-
Undang Kewarganegaraan 1955 yang telah diamandemen oleh Kewarganegaraan
65
(Amandemen) Undang-Undang tahun 1986 1992 2003 2005 2015 dan 2019
Amandemen 1986 membatasi kewarganegaraan dengan kelahiran untuk mewajibkan
paling tidak satu orang tua harus menjadi warga negara India Amandemen 2003
lebih lanjut membatasi aspek itu dengan mengharuskan orang tua tidak bisa menjadi
imigran ilegal Amandemen 2003 juga mengamanatkan Pemerintah India untuk
membangun Daftar Warga Nasional Amendemen 2019 memberikan jalan yang lebih
mudah ke kewarganegaraan bagi minoritas terpilih yang dianiaya yaitu Hindu Sikh
Budha Jain Paris dan Kristen dari negara tetangga yang mayoritas Muslim di
Bangladesh Pakistan dan Afghanistan yang memasuki India sebelum Desember
2014 Kedua tindakan ini telah memunculkan protes skala besar di India pada 2019
ldquoOil boomrdquo yang terjadi di awal tahun 1970 di negara ndash negara Teluk
menarik banyak orang India untuk mengejar perekonomian yang lebih baik Para
migran yang telah sukses kemudian mendorong golongan muda dari India untuk turut
serta melakukan migrasi Hal ini terus menerus berlangsung dan diaspora India di
negara ndash negara Teluk terus bertambah seiring waktu Pengiriman uang ke negara
asalnya (remittances) sedikit demi sedikit membantu keluarga mereka yang berada di
dalam kemiskinan dan tentu saja menjadi salah satu pemasukan negara24
Hingga pertengahan tahun 1970 pemerintah India belum melihat adanya
keuntungan dari diaspora India Pada tahun 1980 Perdana Menteri India pada saat itu
kemudian mengundang beberapa diaspora India untuk datang kembali ke India untuk
membantu pembangunan India pada beberapa sektor inti yang mencakup sektor
telekomunikasi25
Di tahun 1990 dengan ditetapkannya sistem ekonomi liberal
diaspora India diberikan dorongan untuk lebih aktif lagi dalam pembangunan India
Pembentukan komunitas diaspora India sendiri sebenarnya sudah ada sebelum
adanya inisiatif dari pemerintah India untuk mengumpulkan para diaspora ini Di
24
Dr Naresh Kumar Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective (Central University of Gujarat Centre for Diaspora Studies 2012) h 5
66
tahun 1989 para diaspora India di Amerika Serikat berinisiatif untuk mengadakan
First Global Convention of People of Indian Origin di New York Pemicu utama
dibentuknya konvensi ini adalah banyaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang dialami diaspora India di dunia dimana yang terbesar adalah pada tahun 1987
terjadi kudeta militer terhadap pemerintah Fiji yang didominasi oleh diaspora India
Konvensi ini kemudian menghasilkan pembentukan organisasi global diaspora India
yang pertama yaitu Global Organization of People of Indian Origin (GOPIO)
GOPIO kemudian mengajukan petisi pada PBB mengenai kasus pelanggaran hak
asasi manusia
Pada tahun 2000 dibentuk suatu tim khusus oleh pemerintah India yaitu High
Level Indian Diaspora Committee untuk menelaah lebih lanjut persoalan diaspora
India di dunia Setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara di berbagai benua
tim khusus ini kemudian mengajukan sebuah laporan dengan berisikan beberapa
rekomendasi antara lain diadakannnya pertemuan diaspora India dari seluruh dunia
oleh pemerintah India (Pravasi Bharatiya Divas PBD) menyediakan kebijakan dual
nationality hingga mengupayakan menyediakan hak pilih untuk diaspora India
dengan berbagai syarat dan ketentuan Berbagai rekomendasi ini bertujuan untuk
mendekatkan diaspora India pada tanah airnya memudahkan mobilisasi diaspora
India guna menunjang pembangunan negara dan membuka ruang untuk partisipasi
diaspora India pada pembangunan negara26
Perdana Menteri Dr Manmohan Singh pada tahun 2004 kemudian mendirikan
kementerian baru untuk mengurus kepentingan diaspora India di dunia yaitu Ministry
of Non-Resident Indiansrsquo Affairs yang kemudian berubah nama menjadi Ministry of
Overseas Indian Affairs (MOIA) di bulan September 2004 Divisi emigrasi dari
25
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB) 26
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB)
67
kementerian tenaga kerja kemudian dipindahkan ke MOIA dan divisi NRI dari
kementerian luar negeri juga dipindahkan ke MOIA dengan nama divisi Diaspora
MOIA juga menangani segala aspek migrasi dan kepulangan migran ke India Misi
awal terbentuknya MOIA adalah
To establish a robust and vibrant institutional framework to facilitate and
support mutually beneficial networks with and among Overseas Indians to maximize
the development impact for India and enable Overseas Indians to invest in and
benefit from the opportunities in India27
Poin utama dari misi ini adalah bagaimana MOIA dapat menjadi sebuah institusi
yang dapat memfasilitasi dan mendukung jaringan yang bermanfaat secara mutual
dengan diaspora India Selain itu MOIA juga harus memaksimalkan diaspora India
untuk memberikan pengaruh bagi pembangunan India MOIA memiliki tiga tujuan
utama dalam kinerjanya yaitu
a Facilitate sustained interaction of overseas Indians with India and offer
them a wide variety of service in economic social and cultural matters
b Extend institutional support for individual initiatives and community
action to harness the knowledge skills and investible resources of
overseas Indians to supplement the national development efforts
c Transforming management of emigration through appropriate domestic
interventions and international cooperation
Untuk ketiga mencapai tujuan tersebut maka MOIA kemudian mendirikan beberapa
badan untuk mengefektifkan kinerjanya Badan ndash badan tersebut antara lain
a Overseas Indian Facilitation Centre (OIFC) badan yang bekerjasama
dengan Confederation of Indian Industry (CII) untuk memberikan
pelayanan di bidang ekonomi investasi dan bisnis
27
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
68
b India Development Foundation (IDF) badan untuk memberikan fasilitas
bagi filantropi diaspora India untuk disalurkan pada pembangunan sosial
India
c Indian Council of Overseas Employment (ICOE) badan yang
memusatkan penelitian dan kerjanya pada pasar kerja bagi diaspora
India
d Global Indian Network of Knowledge (Global-INK) sebuah wadah
elektronik yang memfasilitasi penyaluran ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dari
diaspora India
e Overseas Indian Centres (OIC) badan yang berada di dua negara
dengan jumlah diaspora India terbesar Amerika Serikat dan Abu Dhabi
untuk melayani persoalan diaspora India
Selain misi dan tujuan utama MOIA juga memiliki Six Fundamental
Strategic Imperatives yaitu 6 tujuan pokok yang menjadi prioritas utama yang
diberikan dan didukung oleh pemerintah India Yang membedakan tujuan
pokok daripada tujuan dan misinya adalah signifikansi dari tujuan pokok yang
secara jelas dipaparkan Keenam tujuan pokok ini adalah28
a Transforming Brain-drain to Brain-gain Encourage Indians to partner with
the government and the corporations in its development agenda by offering
special status and incentives
Istilah brain drain pertama kali diperkenalkan oleh Royal Society yang
bertujuan untuk menggambarkan emigrasi ilmuwan dan teknolog Eropa ke
Amerika Utara pasca perang khususnya Perang Dunia II Alasan utama dari
emigrasi ini adalah karena adanya masalah di negara asal para emigran
sehingga kelompok ilmuwan ini tidak mendapatkan kesempatan untuk
28
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
69
berkembang Untuk menanggapi brain-drain terdapat istilah brain-gain yang
berarti kedatangan para kelompok ilmuwan dan profesional ke suatu negara
Brain-drain disini dianggap sebagai suatu kerugian negara yang ditinggalkan
dan brain-gain dianggap sebagai suatu keuntungan bagi negara yang dijadikan
tempat tujuan29
India mengalami brain-drain sekitar tahun1960-an ketika negara ini
sedang berada dalam keadaan yang tidak kondusif di bidang ekonomi dan
politik Tujuan pokok pertama dari MOIA adalah mentransformasi brain-drain
menjadi brain-gain dimana sejak tahun 2000 sendiri India sudah menerima
kembali cukup banyak kedatangan kembali para ahli dan profesional Meski
begitu MOIA yakin bahwa tidak semua diaspora India mau pindah kembali ke
India untuk membantu proses pembangunan Maka dari itu MOIA
memaksimalkan bagaimana menjadikan diaspora India ini sebagai penghubung
untuk akses pengetahuan sumber daya dan pasar untuk menggerakan secara
maksimal usaha pembangunan sosio-ekonomi India
MOIA juga tidak menutupi adanya kesempatan bagi diaspora India yang
ingin kembali ke India dan memberikan fasilitas khusus untuk memperlancar
proses kepulangan tersebut Keberadaan badan ndash badan di bawah MOIA
kemudian diefektifkan untuk menjadi suatu institusi yang memberikan
kesempatan bagi diaspora India untuk terlibat sebagai rekan kerja dalam proyek
pembangunan negara India Sektor utama yang ditargetkan sebagai proyek bagi
diaspora India adalah30
a) Local governance ndash Rural and Urban local bodies
29 Moch Iman Santoso Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian (Bandung
Pustaka Reka Cipta 2014) h 97
30
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
70
b) HigherTechnicalvocational education
c) Energy including non-conventional sources
d) Transportation including rural roads
e) Youth Development including skill upgrading
f) Community Health including rural health care delivery
g) School Education including standardized testing
b Facilitating Diaspora philanthropy Facilitate capital flows from the diaspora
Banyak dari diaspora India baik individu maupun organisasi
memberikan sumbangan donasi terhadap berbagai macam permasalahan sosial di
India Tidak adanya badan yang menangani sumbangan ini mengakibatkan
perputaran kapital sumbangan donasi ini jauh dari potensi yang dimiliki diaspora
India untuk berkontribusi terhadap pembangunan India Melihat potensi yang
besar dari hal ini MOIA kemudian menjadikan filantropi diaspora ini sebagai
salah satu tujuan pokok utama dari kinerjanya 31
c Overseas Indians as a Strategic Resource
Advocacy Invite participation and frequent dialogue with professional bodies
where the diaspora are involved to share perspectives and strategies Keberadaan
diaspora India yang tersebar di berbagai negara dan dalam kurun waktu yang cukup
lama menghasilkan cukup banyak perwakilan diaspora yang sukses dan dapat
dipertimbangkan Beberapa dari diaspora ini juga sekarang ini menempati posisi yang
baik dalam bidang ekonomi dan dalam bidang politik di negara tempat mereka
menetap Dengan segala potensi tersebut diaspora India kemudian menjadi suatu
sumber daya yang strategis bagi negara India
Keberadaan diaspora India dalam memberikan pengaruh politik dan
pembentukan kebijakan ini semakin terlihat di tahun 2000-an Salah satu contohnya
yaitu peranan komunitas Indo-Amerika dalam kesimpulan Indo-US civil nuclear deal
Terdapat banyak diaspora India yang mengabdi di eselon tinggi di pemerintahan
71
kedua negara dan apabila dimanfaatkan dengan baik hal ini dapat memberikan India
sebuah keuntungan kompetitif
MOIA memposisikan diaspora India sebagai sebuah cadangan strategis yang
harus ditingkatkan untuk dapat mengadvokasi kepentingan India di kancah global
Hingga sekarang ini diaspora India dibutuhkan untuk mengadvokasi India di bidang
perubahan iklim pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah arsitektur finansial
global yang baru Keanggotaan India sebagai anggota permanen di United Nations
Security Council (UNSC) juga menjadi salah satu bahan advokasi bagi diaspora India
sekarang ini
d International Migration Positioning India as a preferred source country for
economic migration
Partner with states and partners to develop skills which are in short supply
internationally and help upskill and reskill with the aim of developing global citizens
Sebagai salah satu aktor utama di bidang migrasi internasional baik itu sebagai
negara asal transit dan tujuan India mempunyai kepentingan strategis dalam
penerapan kebijakan migrasi internasional Dari perspektif kebijakan keinginan
untuk bermigrasi atau tidak merupakan pilihan individual bagi seorang warga negara
Namun dengan latar belakang historis sebagai salah satu negara yang menjadi sumber
tenaga kerja terbesar di dunia India mengatur proses migrasi rakyatnya India dalam
hal ini diatur oleh MOIA berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan
tenaga kerja yang kemudian diatur pengirimannya ke berbagai negara di dunia
Untuk mendukung kinerja MOIA dalam mengatur pengelolaan migrasi tenaga
kerja diimplementasikan sebuah proyek e-governance yaitu e-migrate e-migrate
berfungsi untuk membangun data berbasis elektronik dari aliran dan persediaan
tenaga kerja migran Proyek elektronik ini juga memungkinkan seluruh stakeholder
(pemerintah perusahaan pelatihan dan lembaga pengelola migran) dalam proses
31
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-Malaysiahellip
h 50
72
migrasi untuk mengatur dan mengerjakan peran mereka secara efisien dan
transparan32
Untuk tujuan pokok keempat ini MOIA juga meningkatkan kerjasama
bilateral di bidang kemigrasian Sejauh ini MOIA telah membuat perjanjian bilateral
keamanan sosial (Bilateral Social Security Agreements) dan kesejahteraan buruh
dengan beberapa negara dengan jumlah diaspora India yang besar Langkah
selanjutnya yang akan diambil adalah membuat sebuah instrumen perjanjuan baru
mengenai kerjasama mobilitas sumber daya manusia (Human Resource Mobility
Partnership) dengan beberapa negara yang strategis bagi India Selain itu untuk
memastikan kualitas tenaga kerja asal India yang akan dikirim India juga fokus untuk
meningkatkan standar kurikulum menjadi standar internasional memperkenalkan
ujian standarisasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan sertifikasi kemampuan yang
independen
e Establishing strategic economic depth in new destination countries
Facilitate diaspora and Indian business to invest and share learnings to support
the economic growth of developing economies that are of strategic interest India
telah menetapkan target pada tahun 2020 untuk menjadi negara dengan perekonomian
yang kuat dengan usia yang masih muda Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
kebutuhan energi (minyak gas dan tenaga nuklir) pangan sumber daya alam dan
pekerjaan Maka dari itu India sudah selayaknya memperkuat kerjasama dengan
negara ndash negara yang kaya akan sumber daya alam dan relatif masih terbelakang
pembangunannya dalam hal ini negara ndash negara di benua Afrika 33
Prioritas migrasi India kemudian ditetapkan dan digolongkan berdasarkan
kebutuhan perekonomian India Tujuan migrasi India sendiri yang awalnya
didominasi oleh negara ndash negara Timur Tengah Asia Tenggara serta Amerika Serikat
32
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 53
33
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
73
dan Inggris sedikit demi sedikit diarahkan ke Afrika Karibia dan Amerika Latin
untuk merubah arah strategi ekonomi India Perubahan pola migrasi ini agar tidak
hanya para ahli dan profesional saja yang melakukan migrasi namun meliputi petani
pemilik usaha kecil dan menengah serta penyedia layanan jasa34
f Protection and Welfare Providing institutional support to Vulnerable Overseas
Indians including women
Review policy and re-engineer processes to be diaspora and emigrant friendly
Tujuan pokok terakhir dari MOIA adalah menjadi tempat perlindungan pertama dan
utama bagi diaspora India di seluruh dunia terutama untuk perempuan Kapabilitas
untuk melakukan intervensi demi menjangkau para diaspora India yang
membutuhkan sedikit demi sedikit harus dibangun dengan cara memperkuat
kerjasama antar negara MOIA juga fokus untuk mengembangkan institusi
mendukung infrastruktur dan mekanisme pertukaran informasi yang dapat
mempermudah jangkauan terhadap diaspora India
2 Amandemen Citizenship of India 2019
Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen) 2019 disahkan oleh
Parlemen India pada 11 Desember 2019 Undang-Undang Kewarganegaraan diubah
tahun 1955 dengan memberikan jalan menuju kewarganegaraan India bagi para
migran ilegal Hindu Sikh Buddha Jain Parsi dan Kristen minoritas agama yang
telah melarikan diri dari penganiayaan dari Pakistan Bangladesh dan Afghanistan
sebelum Desember 2014 Muslim dari negara-negara itu tidak diberi hak yang sama
seperti itu Kebijakan tersebut adalah pertama kalinya agama secara terbuka
digunakan sebagai kriteria kewarganegaraan di bawah hukum India UU tersebut
mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 untuk memberikan
34
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
74
kelayakan kewarganegaraan India bagi para migran ilegal yang beragama Hindu
Sikh Budha Jain Parsis dan Kristen dari Afghanistan Bangladesh dan Pakistan dan
yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 201435
UU tersebut tidak
menyebut Muslim
Di bawah UU tersebut salah satu persyaratan untuk kewarganegaraan melalui
naturalisasi adalah bahwa pemohon harus telah tinggal di India selama 12 bulan
terakhir dan selama 11 dari 14 tahun sebelumnya RUU ini melonggarkan
persyaratan 11 tahun sampai 5 tahun bagi orang-orang yang memiliki enam agama
dan tiga negara yang sama UU ini membebaskan wilayah suku Assam Meghalaya
dan Tripura dari penerapannya Ini juga mengecualikan area yang diatur melalui Izin
Jalur Dalam yang meliputi Arunachal Pradesh Mizoram dan Nagaland Muslim dari
Pakistan Bangladesh dan Afghanistan tidak ditawari kelayakan untuk menjadi warga
negara di bawah Undang-Undang yang baru Para kritikus mempertanyakan
pengecualian tersebut Amandemen membatasi dirinya untuk tetangga mayoritas
Muslim di India dan kedua tidak menyadarinya tentang Muslim yang dianiaya di
negara-negara tersebut
Tidak diragukan lagi bahwa protes nasional terhadap Citizenship Amendment
Act 2019 (CAA)36
yang kontroversial di India telah menggarisbawahi perpecahan
yang mendalam di dalam negara dan dalam komunitas internasional Pers dunia
sering mempublikasikan kerusakan apa yang telah dilakukan terhadap kebijakan luar
negeri India yang telah diselesaikan dan posisi globalnya setelah CAA Masalah
signifikannya adalah bahwa India terus bergerak menuju isolasi di panggung global
dan sekutunya yang terpercaya juga mempertanyakan komitmen konstitusi India
35
Citizenship Amendment Bill Indias new anti-Muslim law explained BBC News (diakses
pada 11 December 2019 pkl 2217 WIB)
36
RUU Amandemen Kewarganegaraan 2019 diperkenalkan oleh BJP yang dipimpin
Pemerintah Modi di Lok Sabha ke-17 oleh Sh Amit Shah Menteri Dalam Negeri Uni 09122019 dan
disahkan pada 10122019 dengan mayoritas anggota parlemen mendukung CAB terhadap 80 anggota
parlemen RUU tersebut disahkan oleh Rajya Sabha pada 11122019 dengan 125 suara mendukung
dan 105 suara menentangnya
75
terhadap hak-hak minoritas Banyak negara secara terang-terangan menyatakan
keprihatinan mereka terhadap perkembangan tertentu di masa lalu di India dan
meragukan apakah negara itu akan mempertahankan karakter sekuler dan
heterogennya atau bersikukuh untuk mengaitkan dirinya dengan beberapa negara
mayoritas yang terkenal di dunia37
Terutama raison detre untuk Citizenship Amendment Act 2019 yang
kontroversial memiliki dua alasan utama penganiayaan agama di tiga negara yang
didominasi Muslim dan memperbaiki kesalahan partisi Melihat alasannya
tampaknya cukup meyakinkan tetapi faktanya kedua alasan itu salah paham dan
secara historis cacat38
Klasifikasi CAA tidak masuk akal sebagaimana diamanatkan
untuk memenuhi syarat Pasal 14 21 dan 25 Konstitusi India Pemerintah tidak
memiliki jawaban mengapa minoritas agama di sekte-sekte Muslim seperti Syiah
Baloch dan Ahmediya yang anggotanya menghadapi penganiayaan agama yang
paling parah di Pakistan Bangladesh dan Afghanistan telah dikecualikan Lebih jauh
pemerintah tidak memiliki jawaban mengapa kelompok yang dianiaya dari negara
tetangga lainnya seperti Rohingya dari Mynamar Madhesis dari Nepal Tamil Elam
dari Sri Lanka dan Muslim dari Tiongkok secara mencolok mengabaikan gagasan
ldquosekularitas progresivitas dan inklusivitasrdquo dari Undang-Undang Perubahan
Kewarganegaraan saat ini 2019 Hal ini membuat niat untuk menyangkal
perlindungan kepada umat Muslim jelas meskipun itu adalah fakta yang diakui
secara universal bahwa umat Islam tidak lebih aman dari penganiayaan agama
daripada komunitas lain Banyak sekali penganiayaan seperti itu seperti dalam kasus
sekte Ahmadiyah dan Syiah di Pakistan Taslima Nasrin di Bangladesh dan bahkan
37
Rana Ayyub Indiarsquos protests could be tipping point of authoritarianism The Washington
Post Dt 18122019 httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721 (diakses pada 17
Januari 2020 pkl 1600 WIB)
38
Narender Nagarwal Global Implications of Indias Citizenship Amendment Act 2019
University of Delhi
Januari2020httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias_Cit
izenship_Amendment_Act_2019 (diakses pada 23 Februari 2020 pkl 1212 WIB)
76
Salman Rushdie di hampir setiap negara Islam CAA gagal untuk mengenali
kebenaran yang kuat bahwa penganiayaan agama tidak harus didasarkan pada agama
korban39
Pakistan Afghanistan dan Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim yang
telah memodifikasi Konstitusi mereka dalam beberapa dekade terakhir untuk
mendeklarasikan Islam sebagai agama resmi negara mereka Karena itu menurut
pemerintah India umat Islam di negara-negara Islam ini tidak mungkin menghadapi
penganiayaan agama Pemerintah menyatakan bahwa Muslim tidak dapat
diperlakukan sebagai minoritas yang dianiaya di negara-negara mayoritas Muslim
ini BBC menyatakan bahwa sementara negara-negara ini memiliki ketentuan dalam
konstitusi mereka yang menjamin hak-hak non-Muslim termasuk kebebasan untuk
mempraktikkan agama mereka dalam praktiknya populasi non-Muslim telah
mengalami diskriminasi dan penganiayaan40
Tindakan serupa untuk minoritas agama yang dianiaya tidak termasuk agama
mayoritas telah diperkenalkan di negara sekuler lainnya seperti Amerika Serikat
Undang-undang Bantuan Penganiayaan Agama Amerika Serikat 2016 menyatakan
Warga negara Suriah yang merupakan minoritas agama di negara asal mereka harus
diklasifikasikan sebagai pengungsi yang memiliki perhatian kemanusiaan khusus
harus memenuhi syarat untuk pemrosesan prioritas dua di bawah sistem prioritas
pemukiman kembali pengungsi 41
39
Faizan Mustafa Religious bases of citizenship would be negation of secularism Indian
Express 11 Desember 2019
40
Indias bill purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims Indias bill
purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims The Economist ISSN 0013-0613 (diakses
pada 27 Februari 2020 pukul 1600 WIB)
41
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act govtrackus (diakses pada 27 Februari
2020 pkl 1323 WIB)
77
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA DAN
INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan
Di Indonesia status kewarganegaraan ganda masih diberlakukan secara
terbatas yakni pada anak dari status perkawinan campuran karena politik hukum
kewarganegaran di Indonesia masih menganut prinsip single nationality Dalam kasus
perkawinan campuran misalnya baik Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia (yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Lama)
maupun Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia
(yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Baru) memang tidak memberikan
status kewarganegaraan Indonesia secara otomatis bagi wanita WNA yang menikah
dengan pria WNI Namun demikian apabila wanita WNA tersebut ingin menjadi
WNI maka ia harus mengajukan permohonan resmi sesuai peraturan yang berlaku
Demikian juga wanita WNI yang menikah dengan seorang pria WNA dapat tetap
mempertahankan kewarganegaraan Indonesia bila ia hendak mengikuti
kewarganegaraan suami menjadi WNA maka wanita tersebut diharuskan untuk
mengajukan permohonan sesuai peraturan yang berlaku Hal ini tentu dapat
menimbulkan perbedaan kewarganegaraan dalam keluarga suatu perkawinan
campuran 1
Perbedaan kewarganegaraan tidak saja terjadi antara pasangan suami istri
dalam suatu perkawinan campuran tetapi juga terjadi pada anak-anak hasil
perkawinan campuran Menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Lama
kewarganegaraan untuk anak hasil perkawinan campuran mengikuti kewarganegaraan
ayahnya apabila anak yang lahir dalam suatu perkawinan campuran dari ibu WNI
1 May Lim Charit Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora
Indonesiahellip h 817
78
dan ayahnya WNA anak tersebut secara otomatis menjadi WNA sehingga terjadi
perbedaan kewarganegaraan antara anak yang lahir tersebut dengan ibunya yang
WNI Perbedaan kewarganegaraan antara anak WNA dengan ibunya WNI
menimbulkan banyak masalah hukum baik selama masa perkawinan campuran itu
berlangsung maupun setelah putusnya perkawinan campuran Terdapat banyak kasus
yang muncul dimana UU Kewarganegaraan Lama tidak dapat melindungi anak-anak
yang lahir dari seorang ibu WNI suatu perkawinan campuran teristimewa saat
putusnya perkawinan dan anaknya yang WNA harus berada dalam pengasuhan
ibunya WNI serta bertempat tinggal di dalam Negara Indonesia yang notabene
merupakan negara ibunya sendiri2
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006
Kini lahirnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Indonesia yang baru merupakan suatu lompatan besar dari dari
undang-undang kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu kewarganegaraan
Tunggal tetapi dalam undang-undang ini diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak-anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua
puluh satu) tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua asas
penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam ketentuan Pasal 4
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia Mereka yang belum berusia 18 tahun atau belum menikah dan setelah anak
tersebut berusia 21 tahun maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya
2 Leonora Bakarbessy dan Sri Handajani ldquoKewarganegaraan Ganda Anak dalam
Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata Internasionalrdquo Jurnal Perspektif
Volume XVII No 1 Tahun 2012 Edisi Januari h 2
79
sesuai dengan kehendaknya3 Aturan tersebut terlihat secara jelas diterapkannya
konsep kewarganegaraan ganda hanya saja masih terbatas pada anak-anak hasil
perkawinan campuran sampai anak tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin
Ketika anak tersebut sudah usia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus memilih
salah satu di antara dua kewarganegaraan yang ia miliki sebelumnya Penerapan
status kewarganegaraan ganda yang dianut dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 dapat disebut sebagai sebuah terobosan untuk mengatasi problematika yang
timbul dalam perkawinan campuran maupun setelah putusnya perkawinan campuran
dimana terdapat perbedaan kewarganegaraan antara orangtua dan anak-anak hasil
perkawinan itu yang kerap membuat sang anak terlindungi hak-haknya
Selain itu lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 juga ditujukan
untuk memberikan jaminan kepastian hukum berupa status kewarganegaraan
Republik Indonesia bagi anak hasil perkawinan campur dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara Asing Perubahan mendasar
lainnya dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah
a Menganut 4 asas Kewarganegaraan yakni
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan
berdasarkan negara tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
3 Pasal 6 dinyatakan bahwa sebelum anak-anak tersebut berumur 18 tahun maka anak-anak
tersebut mempunyai kewarganegaraan ganda dan setelah anak-anak tersebut berusia 18 tahun atau
sudah kawin dan diberi tenggat waktu 3 tahun anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraanya Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
80
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini4
b Mengatur 8 prinsip pokok selain 4 asas Kewarganegaraan di atas yaitu
1) Asas kepentingan nasional peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri
2) Asas perlindungan maksimum pemerintah wajib memberikan
perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri
3) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan
4) Asas kebenaran substantif prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif tetapi juga disertai substansi dan syarat-
syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
5) Asas nondiskriminatif asas yang tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar
suku ras agama golongan jenis kelamin dan gender
6) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia Asas
ini dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin melindungi dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya
4 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
81
7) Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan
secara terbuka
8) Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat
mengetahuinya5
c Memberikan status Kewarganegaraan Ganda Terbatas bagi anak hasil
perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara
Asing sampai usia 18 tahun atau sudah kawin dan setelah itu ia diwajibkan
memilih salah satu status kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006) Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tidak mengenal asas bipatride yakni sistem kewarganegaraan ganda
ataupun juga tidak mengenal asas apatride yakni tanpa kewarganegaraa tetapi
kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang
ini merupakan pengecualian saja
d Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (etnis Tionghoa India Arab dan lain-lain) tidak
diperlukan lagi Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia adalah
kebijakan pemerintah orde baru yang diatur melalui Peraturan Menteri
Kehakiman Nomor JB3412 Tahun 1978 yang menyatakan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia harus mengajukan permohonan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia kepada Menteri Kehakiman khususnya
bagi mereka yang keturunan asing yang sudah menjadi Warga Negara
Indonesia dan telah dewasa namun tidak memiliki bukti Kewarganegaraan
Republik Indonesia
5 NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah SBKRI
Menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakarta Pancar alam dan Pusat Kajian Hukum dan Ekonomi
(PK2HE) 2007) h 83
82
Ditinjau dari segi sosial latar belakang pengaturan status kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 adalah perlakuan diskriminasi terhadap anak hasil perkawinan campur
yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara
Asing anak yang lahir di luar perkawinan campur yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan anak dari ibu Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan
yang sah dengan seorang ayah Warga Negara Asing yaitu tidak adanya jaminan
kepastian hukum sebagai Warga Negara Indonesia oleh karena sebelum Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini lahir Indonesia menganut asas ius sanguinis dalam
penentuan status kewarganegaraan seseorang sehingga status kewarganegaraan
seorang anak hasil perkawinan campur yang sah maupun di luar perkawinan yang sah
ditentukan berdasarkan garis keturunanpertalian daerah dengan sang ayah Hal ini
merupakan bentuk lain dari apartheid (Segregation) atau state sponsored racial
discrimination yang diekspresikan melalui perangkat hukum dan kebiasaan6
Dalam rangka penghapusan diskriminasi di Indonesia Pemerintah telah
meratifikasi Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Dalam Pasal 3 konvensi yang telah
diratifikasi ini menyebutkan agar Negara peserta membuat Undang-Undang yang
menjamin pelaksanaan dan penikmatan hak-hak asasi manusia Salah satu Undang-
Undang yang telah dibuat untuk mengatur dan melindungi hak asasi manusia adalah
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Dari tahun 1958
hingga sekarang sudah ada 6 (enam) Instrumen Internasional Hak Asasi Manusia
yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu
6 Frans H Winarta Dalam NHT Siahaan dan Subiharta Hukum Kewarganegaraan dan
HAM Bagiamana SBKRI menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakata Pancaran Alam dan Pusat Kajian
Kebijakan Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007) h 50
83
a Konvensi tentang Hak-hak Politik Kaum Wanita (Undang-Undang Nomor 68
tahun 1958 tanggal 17 Juli 1958)
1) Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi wanita
(Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Tanggal 24 Juli 1984)
2) Konvensi tentang Hak-hak Anak (Keputusan Presiden Nomor 36
Tahun 1990 Tanggal 25 Agustus 1990)
3) Konvensi Internasional Anti Apartheid dalam Olahraga (Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 1993 Tanggal 22 Mei 1993)
4) Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukum yang
Kejam Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusiawi
(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tanggal 28 September 1998)
b Status kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur
diatur dalam
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia Pasal 4 Warga Negara Indonesia adalah7
a Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
danatau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia
b Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia
c Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah seorang
Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing
d Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia
7 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
84
e Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut
f Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia
g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia
h Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesi
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
j Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
k Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya
l Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
85
Pasal 58
(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinann yang sah
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara
sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia
(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh Warga Negara Asing berdasarkan
penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia
Pasal 6
(1) Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c huruf d huruf h huruf i
dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda setelah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
memilih salah satu kewarganegaraannya
(2) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Pejabat dengan
melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan
perundang-undangan
(3) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah
anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin9
Setidaknya ada 4 alasan perlu dan tidaknya asas dwikewarganegaraan
yaitu 1) Keharusan dual citizenship Indonesia sebenarnya mulai mengenal
asas kewarganegaraan ganda melalui UU No 12 Tahun 2006 Meski dalam
8 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
9 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
86
peraturan tersebut kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil
perkawinan campuran sampai berusia 21 tahun dan selanjutnya harus memilih
salah satu kewarganegaraannya (lihat Pasal 21 joPasal 6 UU
Kewarganegaraan) Ada banyak alasan mengapa prinsip dwikewarganegaraan
salah satunya adalah gelombang migrasi besar dari negara yang
pendapatannya rendah Jika asas dwikewarganegaraan kemudian berlaku
maka para imigran bisa menjadi ancaman bagi sebuah negara Dengan alasan
inilah kemudian sejumlah aturan ketat diterapkan Contohnya di Amerika
meski melegalkan kewarganegaraan ganda aturan ketat tetap berlaku apalagi
soal militer dan pajak 2) Pindah kewarganegaraan Kepindahan seorang WNI
menjadi warga negara lain bergantung pada rasa cinta pada tanah air dan
resiko yang harus dipertimbangkan yaitu pertama adalah masalah ekonomi
Jika menjadi warga negara lain apakah akan diberi tunjangan hidup dari
pemerintah dan fasilitas lainnya Kedua jika ingin mendapatkan kembali
kearganegaraan asli maka ia harus mengurus kembali persyaratannya dan ini
akan memakan waktu yang lama Ketiga berkaitan dengan generasi emas
Indonesia Misalnya seorang juara olimpiade ingin melepas kewarganegaraan
maka Indonesia akan kehilangan generasi berprestasi10
Terdapat beberapa ilustrasi terkait keuntungan dan kerugian
diterapkanya Konsep Kewarganegaran Ganda (Dual Nationality) bagi
diaspora seperti tercantum dalam tabel di bawah ini11
10
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia Dan Dwi Kewarganegaraan Dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia hellip h 101
87
No Keuntungan Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
Kerugian Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
1 Meningkatkan perekonomian
yaitu PDB naik kemudahan
transaksi investasi bisnis dan
mendorong pembangunan dan
pengembangan
Meningkatkan perekonomian yaitu
PDB naik kemudahan transaksi
investasi bisnis dan mendorong
pembangunan dan pengembangan
2 Meningkatkan daya saing dan
penerimaan Negara
Masih bisa mendapatkan prilaku
yang berbeda (Hak politik dan
Sosial)
3 Menciptakan lapangan kerja baru Kebingungan dalam
mengimplementasikan Hak dan
Kewajiban sebagai seorang warga
Negara
4 Jembatan untuk infestasi
negosiasi alih teknologi dan
pembangunan infrastuktur
Rendahnya partisipasi sosial bagi
kedua Negara
5 Mendorong peningkatan
hubungan kerja sama antar
Negara (Ekonomi sosial
Hukum)
Mendorong keluarga atau kerabat
untuk pindahmigrasi
6 Meningkatkan potensi SDM alih Penurunan loyalitas terhadap k
11
Eka Martiana Wulansari ldquo Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesiardquo Jurnal Rechtvinding Online h 3
88
kompetensi dan keterampilan
sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap asing
bangsa dan negara
7 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Memungkinkanya tindakan illegal
atau menghindari hukum
8 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Melihat masih sulitnya peluang mewujudkan dwikewarganegaraan di
lndonesia maka pendekatan keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta
para diaspora Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di negara lain
seperti India dengan konsep pemberian Overseas Citizenship of India (OCl) di mana
pemegang OCI yang merupakan eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan
ke India tanpa harus memiliki visa Selain itu pemilik OCI dapat bekerja tanpa
disertai dengan izin kerja walaupun tetap ada batasan-batasan pekerjaan tertentu Hal
ini berbeda dengan di Indonesia bahwa WNA sekalipun eks-WNl tetap mendapatkan
perlakuan sama yaitu keharusan memiliki visa dan izin tinggal layaknya WNA
Perbedaan aturan ini kerap kali menimbulkan isitlah dipersulit oleh petugas
lmigrasi yang sebenarnya menjalankan aturan yang berlaku di lndonesia Selain itu
pemegang OCI memiliki kesempatan untuk langsung memeperoleh kewarganegaraan
Indianya setelah yang bersangkutan melepaskan kewarganegaraan lainnya Hal ini
tentu saja tidak berlaku dan tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia
89
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
Terdapat sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan dengan
mengeluarkan pendaftaran kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan
memberikan beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi diaspora secara besar
dalam pembangunan negara pada tahun 2002 Komite Tingkat Tinggi Diaspora India
merumuskan kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) sebagai upaya lain dari
penerapan dwikewarganegaraan (alternatif) Melalui pengkajian mendalam dan
pertimbangan yang matang kebijakan OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada
tahun 2005 setelah amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955)12
Secara umum ada beberapa kebijakan diaspora yang diambil oleh pemerintah
India dalam laporan tahunan 2012-2013 antara lain Pravasi Bharatiya Divas (PBD)
Kartu Persons of Indian Origin (PIO) kartu Overseas Citizens of Indians (OCI)
program beasiswa buat anak-anak diaspora (SPDC) serta program Mengenal India
(KIP) Dari beberapa program itu saya menyoroti Kartu Keturunan India Asli (PIO)
dan OCI Kartu itulah yang akan difungsikan sebagai hak atas status
dwikewarganegaraan bagi diaspora di Asia Tenggara
Melalui analisis perbandingan hak atau keuntungan yang diperoleh dalam
kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) dan kebijakan dwikewarganegaraan
Terdapat perbedaan yang signifikan yang menunjukkan bahwa kebijakan Overseas
Citizenship of India (OCI) bukanlah atau tidak sama dengan kebijakan
dwikewarganegaraan (India Citizenship Act 1955 point 7c) dapat digambarkan
bahwa melalui kebijakan OCI card diaspora India memperoleh beberapa kemudahan
dalam berkontribusi secara penuh untuk pembangunan negaranya antara lain
12
Sohalia Verma Instruments of Engagement Assessing Indiarsquos PIO and OCI Schemes
CARIM-India Researh Report 2013
httpwwwmeagovinimagespdfAssessingIndiasPIOandOCISchemespdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1327 WIB)
90
a Memperoleh kemudahan untuk keluar masuk negara India dan tanpa ada batasan
untuk mengunjungi atau menetap di India
b Memperoleh kemudahan untuk pendidikan dan bekerja di negara India
c Memperoleh hak dan perlakuan yang sama dengan warga negara India dalam
bidang ekonomi keuangan dan pendidikan
d Memperoleh kemudahan untuk melakukan investasi memiliki perumahan dan
property lainnya meskipun tidak dapat memiliki atau mengakuisisi lahantanah
produktif (pertanian perkebunan perhutanan dan pertambangan)
Selain dari berbagai fasilitas dan hak-hak yang akan diperoleh diaspora India
sebagai subjek dari kebijakan OCI terdapat juga batasan-batasan bagi pemegang
OCI card sebagai pembeda dari kebijakan dwikewarganegaraan Batasan tersebut
antara lain yaitu
a Diaspora India tidak bisa memilih (vote) dalam pemilihan umum
b Tidak bisa menjadi anggota Dewan Perwakilan atau Dewan
Legislatifparlemen
c Tidak bisa menjabat sebagai presiden hakim Mahkamah Agung Pengadilan
Tinggi atau jabatan strategis lainnya
d Tidak dapat bekerja di pemerintahan kecuali atas permintaan khusus dari
pemerintah negara India
e Dan tidak bisa mendapatkan paspor India13
Melalui kebijakan tersebut pemerintah India berhasil mamanfaatkan potensi
yang dimiliki diasporanya Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun India berhasil
menarik potrensi diasporanya dan menjadi salah satu negara dengan Global Power
yang sangat besar mengalahkan negara-negara lain termasuk negara yang
13
India Citizenship Act 1955 point 7c
91
menerapkan kebijakan dwikewarganegaraan Beberapa fakta keberhasilannya
(diaspora effect) antara lain14
a Jumlah diaspora India sekitar 2 dari total penduduk negara India tetapi total
perolehan uang dari mereka sama dengan 35 total Gross Domestic Product
(GDP) negara India
b Berdasarkan data World Bank India telah menjadi negara dengan jumlah
remitensi terbesar pertama Jumlah remitansi negara India pada tahun 2012
yaitu US $ 70000000 mengalahkan negara China Philipina dan negara-
negara maju lainnya penerap dwikewarganegaraan Selain itu berdasarkan
data International Monetary Fund (IMF) negara India menjadi negara dengan
pertumbuhan ekonomi terbesar Pertumbuhan ekonomi negara India pada
tahun 2014 sebensar 72 dan pada tahun 2015 naik sebesar 75
mengalahkan negara China dan negara-negara maju lainnya
Beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa negara India mampu
menciptakan kondisi yang saling memberikan keuntungan antara kepentingan negara
dan diaspora melalui kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan pengadaan kartu tersebut
adalah untuk mewujudkan kembali ikatan emosional warga India dengan tanah
kelahiran India Tidak hanya itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India
berharap bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri merupakan keturunan
asli India yang tinggal di luar negeri Setidaknya mereka telah mempunyai paspor
atau kedua orang tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
14
Hasil penelitian yang dilakukan oleh International Organization of Migration (OM) amp
Migration Policy
Institutehttpsreliefwebintsitesreliefwebintfilesresources76DB57141F1C7742492576F6001BD5
45Full_Reportpdf (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1330 WIB)
92
Diaspora India memiliki keuntungan jika memperoleh kartu PIOOCI Mereka
tidak membutuhkan lagi visa bila melakukan kunjungan ke India Mereka juga tidak
perlu repot melaporkan diri sebagai warga negara asing jika tinggal di sana kurang
dari 180 hari Mereka juga memiliki persamaan hak sipil dengan Non-Resident Indian
(NRI) dalam segala bidang kecuali hak kepemilikan tanah Jika dilihat manfaat yang
diperoleh oleh Diaspora India keuntungan itu sangat strategis 15
Sayangnya kebijakan itu masih diterapkan secara tebang pilih Pemerintah
India tidak menerapkannya ke semua diaspora India Hanya negara tertentu saja yang
mendapat kesempatan untuk mendaftar sebagai dual citizenship Coba perhatikan
blueprint kebijakan pemerintah India di bawah ini16
Kebijakan tersebut jelas mengesampingkan diaspora India di Asia Tenggara
Jelas bahwa kata ldquohighly developed countriesrdquo membuktikan negara Asia Tenggara
tidak termasuk dalam ketegori itu karena semuanya adalah negara berkembang
kecuali Singapura Tentu kategorisasi itu menyimpan maksud tersendiri Pemerintah
India sekadar memanfaatkan diaspora India dari prospek ekonomi Negara itu
memiliki PDB yang signifikan Terlebih mengingat syarat pendaftaran itu
mewajibkan uang pendaftaran sebesar 365 dolar Amerika Serikat dan hanya berlaku
20 tahun17
Selanjutnya jika menganalisis alasan pemerintah India dalam pembatasan
kebijakan tadi frasa ldquotook place after india become independencerdquo di situ
15
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara hellip h 39
16
wwwindiandiasporanicin (diakses pada 12 Desember 2019 pkl 1733 WIB)
93
menjelaskan hubungan pemahaman waktu dengan tempat kurang sesuai Padahal
ikatan tempat dengan waktu itu sifatnya cair Justru keadaan itu harus terwujud
selama ada kedekatan emosional di dalamnya Akibatnya nilai guna pun dapat
berubah (Yi Fu Tuan 1997) Kondisi itu malah memberi jarak antara diaspora India
di Asia Tenggara dan homeland mereka Apalagi mereka seolah dikesampingkan
dengan kebijakan itu Di samping itu kebijakan di atas mengurai alasan India
mengapa identitas diaspora dibatasi pada individu yang memiliki kewarganegaraan
resmi India
Matriks Perbandingan Kebijakan Yang Berhubungan Dengan Kewarganegaraan di
Indonesia dan India
INDIA INDONESIA
NO ISU KEBIJAKAN ISU KEBIJAKAN
1 Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
Citizenship Act of
India 1955
Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
UU Nomor 12
Tahun 2006
Tentang
Kewarganegaraan
2 Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
6 kali Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
2 kali
3 Kementerian
Mengurus
Kepentingan
Diaspora
Ministry Of
Overseas Indian
Affairs (tahun
2004-sekarang)
Kementerian
Luar Negeri
Repunlik
Indonesia
Kementerian Luar
Negeri Republik
Indonesia
4 Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
Tunggal dan
Ganda
Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaran
Tunggal dan
Ganda Terbatas
(anak kawin
campur)
5 Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Ganda
Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Terbatas
17
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
94
6 Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora India
Menerbitkan
Kebijakan
Overseas
Citizenship of
India (OCI) pada
tahun 2005
Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora
Indonesia
-
7 Kemungkinan
memperoleh dual
citizenship
Apabila negara
domisili
memperbolehkan
Warga Negara
memiliki lebih
dari satu
kewarganegaraan
Kemungkinan
memperoleh dual
citizen
-
8 Dalam Keadaan
Keturunan India
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Saat setelah
melepaskan
kewarganegaraan
domisili
pemegang kartu
OCI dapat secara
langsung
memperoleh
Kewarganegaraan
India
Dalam Keadaan
Keturunan
Indonesia
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Tidak secara
langsung
memperoleh
kewarganegaraan
Indonesia
9 Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Dalam
Amandment
Citizenship act
India 2019
Pakistan
Bangladesh dan
Afghanistan
dikecualikan
Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Diberi peluang
untuk semua
dengan syarat-
syarat yang telah
diatur
Jadi secara umum kebijakan negara India dan Indonesia memiliki perbedaan
yang sangat signifikan dalam beberapa sisi Kebijakan yang diambil pemerintah
negara India dan Indonesia tentunya tidak terlepas dari kebutuhan sosial dan hukum
dari masyarakat kedua negara tersebut
95
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya penulis mengambil
kesimpulan bahwa
1 Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai
aspek bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga
negara sehingga diganti dengan Undang-Undang Kewarganegaraan
yang baru yaitu Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 Undang-
Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam menghapus
berbagai bentuk diskriminasi selama ini Lahirnya Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang baru
merupakan suatu lompatan besar dari dari undang-undang
kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu
kewarganegaraan Tunggal tetapi dalam undang-undang ini
diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak-
anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua puluh satu)
tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua
asas penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam
ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia Mereka yang belum berusia 18
tahun atau belum menikah dan setelah anak tersebut berusia 21 tahun
maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya sesuai dengan
kehendaknya
96
Namun pemberian jangka waktu status kewarganegaraan
ganda masih terbatas kepada anak kawin campur Indonesia belum
mengatur hal-hal yang berkenaan dengan persoalan
kewarganegaraan ganda yang menjadi isu tuntutan oleh para dispora
artinya adalah kebijakan yang hanya terbatas kepada anak hasil
kawin campur belum menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan yang mana berdampak kepada hukum
nasional yang tidak akomodatif terhadap kepentingan warga negara
di luar negeri serta belum mampu memanfaatkan potensi diaspora
2 India mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan pendaftaran
kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan memberikan
beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi
diaspora secara besar dalam pembangunan negara Melalui
pengkajian mendalam dan pertimbangan yang matang kebijakan
OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada tahun 2005 setelah
amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955) Beberapa fakta menunjukkan bahwa
negara India mampu menciptakan kondisi yang saling memberikan
keuntungan antara kepentingan negara dan diaspora melalui
kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan
pengadaan kartu tersebut adalah untuk mewujudkan kembali ikatan
emosional warga India dengan tanah kelahiran India Tidak hanya
itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India berharap
bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri
merupakan keturunan asli India yang tinggal di luar negeri
97
Setidaknya mereka telah mempunyai paspor atau kedua orang
tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
B Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa terkait kebijakan pemerintah atas
tuntutan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India maka
1 Penulis memberikan saran kepada negara Indonesia untuk memberikan
kebijakan yang akomodatif kepada Warga Negara Indonesia yang
berada diluar negeri baik mereka adalah diapora Indonesia sebagai
pekerja professional keturunan WNI dan lain-lain
2 Agar Indonesia memanfaatkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh
diaspora untuk dapat meningkatkan keuntungan bagi Indonesia dalam
berbagai sektor dengan mengeluarkan kebijakan yang mampu
memanfaatkan potensi mereka
3 Agar Indonesia mempermudah dengan menggunakan pendekatan
keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta para diaspora
Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di
negara lain seperti India dengan konsep pemberian Overseas
Citizenship of India (OCl) di mana pemegang OCI yang merupakan
eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan ke India tanpa
harus memiliki visa
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Kurdi Abdul Rahman Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-
Quran dan Sunnah Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000
Abdul Wahab Solichin Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara Jakarta Bumi Aksara 2010
Adi Arianto Metode Penelitian Sosial dan Hukum Jakarta Granit 2004
Aristotle Politics Penerjemah Ernest Barker New York Oxford University Press
1995
AS Hikam Muhammad Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga 1999
As-Shiddiqie Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jakarta Rajawali Pers
2009
Bardach Eugene A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving New York Seven Bridges Press 2000
Bari Azed Abdul Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan Pusat Studi Hukum
Tata Negara Indo Hill 1995
CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) Jakarta
Pradnya Paramita 2001
CST Kansil Hukum Tata Negara Jakarta Erlangga 2007
Dunn William N Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL
Yogyakarta Gajah Mada University Press 2003
Dunn William N Public Policy Analysis London Pearson Prentice Hall 2003
Fattah Nanang Analisis Kebijakan Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
2013
Gautama Sudargo Warga Negara dan Orang Asing Penerbit Alumni Bandung
1992
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan Yogyakarta Liberty 1992
99
Hussain Syaukat Hak Asasi Manusia dalam Islam Jakarta Gema Insani Press
1996
Iman Santoso Mochammad Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian
Bandung Pustaka Reka Cipta 2014
Jehani Libertus dan Harpen Atanasius Tanya Jawab UU Kewarganegaraan
Jakarta Visimedia 2008
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century London
Setting the Contex Kogan Page 1998
Kumar Naresh Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective Central University of Gujarat Centre for Diaspora
Studies 2012
Manan Bagir Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
Yogyakarta FH UII Press 2009
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
Bandung Refika Aditama 2008
Muhadjir Noeng Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif Yogyakarta Raka Sarasin 2000
Muhadjir Noeng H Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach
Yogyakarta Rake Sarakin 2003
NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah
SBKRI Menurut UU No 12 Tahun 2006 Jakarta Pancar alam dan Pusat
Kajian Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007
Nugroho Riant Public Policy Jakarta Alex Media Komputindo 2008
Prdjodikoro Wirjono Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia Jakata PT Dian
Rakyat 1989
Qadir Djaelani Abdul Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam Surabaya Bina Ilmu
1995
Radjab Dasril Hukum Tata Negara Indonesia Jakarta Rineka Cipta 1994
Samidjo Ilmu Negara Jakarta Amico 1996
100
Soetoprawiro Koerniatmanto Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994
Soekanto Soerjono Pengantar Penelitian Hukum Jakarta UI Press 2010
Swan Sik Ko ed Nationality and International in Asian Perspective Dordrecht
Martinus Nijhoff 1990
Syahrur Muhammad Dirasat Islamiyyah Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama
Penerjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani Islam
Genealogi Masyarakat dan Negara Yogyakarta LKIS 2003
Triwulan Tutik Titik Pokok-pokok Hukum Tata Negara Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006
Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani Jakarta
ICCE UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada
Media 2003
Weihrich Heinz dan Koontz Haroid Management AGlobal Perspective Tent
Edition New York McGraw-Hill 1993
JURNAL
Abdillah Junaidi 2016 Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraan Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi
Manusia JIKH Vol 10 No3
Azizi Naufal 2014 Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi
Ekonomi dalam Ikatan Identitas Budaya Paradigma Jurnal Kajian Budaya
Bakarbessy Loenora dan Handajani Sri 2012 Kewarganegaraan Ganda Anak
dalam Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata
Internasional Jurnal Perspektif Volume XVII No 1 Edisi Januari
Banyualam Permana Rizky 2014 Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia
Menuju Masyarakat Transnasional Indonesia JURIS LK2 FHUI Volume 4
101
Bloemraad Irene 2004 ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of
Postnationalism the Possibilities of Transnationalism and the Persistence of
Traditional Citizenship International Migration Review Vol 38 No 2
Broslashndsted Sejersen Anja 2008 I Vow to Thee My Countries The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Century International Migration Review Vol 42 No
3
Djoko Basuki Zulfa 2004 Perkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya
di Indonesia Dewasa Ini Jurnal Hukum Internasional Vol1 No3
Jazuli Ahmad 2017 Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam
Perspektif Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI
Lim harity May 2014 Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi
Diaspora Indonesia Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4
Martiana Wulansari Eka Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesia Jurnal
Rechtvinding Online
Narmoatmojo Winarmo 2012 Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan
Konstitusi Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3)
Novianti 2014 Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasional Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan
Informasi
Peter J Spiro Peter 2010 Dual Citizen as Human Right International Journal of
Constitutional Law Vol 8 No 1
SKRIPSI DAN TESIS
Alisan Angela Alisan ldquoPengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-
Malaysiardquo Skripsi S1 Universitas Hasanudin 2013
102
Jayanti Adinda Jayanti ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi
Kebudayaan India di Indonesiardquo Skripsi S1 Universitas Airlangga 2010
Imam Choirul Muttaqin ldquoKewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak
Asasi Manusiardquo Tesis S2 Universitas Indonesia 2011
WEBSITE
httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+
Ibu+Vivi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth-
httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinfohtmlSuccesses
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml
httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship
httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20n
ationalityaspx
httpwwwvaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en Html
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf
httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721
httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias
_Citizenship_Amendment_Act_2019
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act
wwwindiandiasporanicin
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
103
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
India Citizenship Act 1955
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12
Tahun 2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
104
CURRICULUM VITAE
MIFTAHURRAHMAH lahir 04 Juni
1998 di Alue Rambot Aceh Alumnus
SDN 01 Alue Bilie Nagan Raya (2004-
2010) Penulis melanjutkan pendidikan di
Pondok Pesantren MtsS Nurul Falah
Meulaboh (2010- 2013) kemudian
penulis menyelesaikan pendidikan
Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren
Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar
(2013-2016) Saat ini penulis tengah
menyelesaikan pendidikan jenjang Strata
Satu pada program studi Hukum Tata
Negara (2016-2020)
Selain menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis juga
tercatat sebagai mahasantri aktif di Darus-Sunnah International Institute for
Hadith Sciences Sewaktu penulis di bangku Mts penulis sering menjuarai
lomba pidato bahasa Arab dan Inggris yang diadakan oleh Kementerian
Agama Aceh Di Aliyah penulis aktif sebagai delegasi lomba Fahmil Quran
penulis pernah meraih juara II Fahmil Quran Putri tingkat Provinsi Aceh di
ajang MTQ Provinsi mewakili kabupaten Nagan Raya
Di dunia kuliah penulis mencoba masuk dalam dunia kepenulisan
Pada tahun 2019 penulis meraih juara I pada lomba Menulis Makalah Ilmiah
Quran (MMIQ) tingkat Kabupaten Nagan Raya dengan judul makalah
ldquoRevitalisasi Mental Dalam Rangka Menangkal Ujaran Kebencian (Hate
Speech) Dan Hoaks Dalam Kontesasi Politik Di Media Sosialrdquo dan ldquoUrgensi
Keluarga dalam Menangkal Radikalismerdquo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Penelitian
Kegiatan imigrasi adalah fenomena yang sering kita jumpai di
berbagai negara Fenomena imigrasi terjadi karena seiring perkembangan lajur
globalisasi yang mengakibatkan bertambahnya jumlah imigrasi dari satu
negara ke negara yang lain Di zaman yang serba canggih ini pula banyak
penduduk dari satu negara berpindah ke negara yang lain dengan mudah tidak
terbatas pada satu negara saja dalam waktu yang lama Perpindahan tersebut
bisa terjadi dari satu arah yaitu dari negara berkembang ke negara maju
negara maju ke negara berkembang bahkan dari negara miskin ke negara
miskin sekalipun Motif dari imigrasi ini pun beragam ada penduduk yang
berpindah karena pekerjaan pendidikan tenaga profesional bahkan untuk
motif pernikahan hingga melahirkan keturunan di negara domisili
Bagi negara yang menganut sistem dwikewarganegaraan hal ini
tidaklah menjadi masalah yang berarti Namun berbeda hal nya jika negara
yang bersangkutan menganut asas ius soli bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya ataupun asas ius sanguinis bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh garis keturunan Indonesia
misalnya menganut asas ius sanguinis dimana status kewarganegaraan di
tentukan oleh hubungan darah1 Hal ini menjadi kerumitan tersendiri apabila
penduduk Indonesia berada di negara lain dalam kurun waktu yang lama
dengan berbagai macam tujuan Manakala kedua negara yang bersangkutan
memiliki sistem yang berbeda maka dapat terjadi keadaan yang
mengharuskan seseorang untuk menyandang status dwi-kewarganegaraan
1 Jimly as-Shiddiqie Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta Rajawali Pers 2009) h
2
(double citizenship) atau sebaliknya malah menjadi tidak
berkewarganegaraan sama sekali (stateless) 2
Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan hukum di Indonesia
adalah pelaksanaan peraturan perundang-undangan kewarganegaraan oleh
karena itu masalah kewarganegaraan adalah masalah yang menarik untuk
dibicarakan3 Dwikewarganegaraan memang menjadi hal yang diimpikan para
diaspora Indonesia di berbagai negara mengingat banyaknya WNI diaspora
dengan kewarganegaraan tunggal kerap mengalami pelbagai kendala dan
keterbatasan Wacana perlunya pengaturan kewarganegaraan ganda yang
tidak terbatas kian mengemuka dan menjadi isu yang terus diperjuangkan para
diaspora Indonesia di berbagai negara di belahan dunia Tuntutan yang di
layangkan oleh para diaspora Indonesia mendesak agar pemerintah Indonesia
dapat diterapkan di Indonesia Sehingga warga negara Indonesia yang berada
di luar negeri bisa mendapatkan kewarganegaraan negara domisili dengan
tidak melepaskan diri dari status warga negara aslinya Pro dan kontra akan
tuntutan diaspora terkait dual citizenship inipun tidak dapat dihindarkan4
Sedangkan ada sejumlah fakta dan data terkait diaspora Indonesia
yaitu jumlah populasi diaspora Indonesia hampir menyamai jumlah populasi
penduduk di negara Swedia atau Austria Warga negara Indonesia (WNI) di
Amerika Serikat memiliki pendapatan rata-rata sebesar USD 59000 per
tahun pendapatan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan warga Amerika
Serikat sendiri yang pendapatan rata-ratanya sebesar USD 45000 per tahun
2 May Lim harity Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesia
Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4 Desember 2016 h 811
3 Sudargo Gautama Warga Negara dan Orang Asing (Bandung Penerbit Alumni 1992) h
1
4 Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Jakarta Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia JIKH Vol 10 No32016) h
258
3
Terhitung bahwa 45 warga diaspora Indonesia di Amerika Serikat memiliki
kualitas akademik di atas sarjana Sementara rata-rata penduduk Amerika
Serikat sendiri yang memiliki jumlah akademik yang serupa hanya 27
Diaspora Indonesia unggul lainnya juga tersebar di seluruh dunia seperti
ilmuwan Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan Indonesia
Internasional Jumlah remittance yang masuk dari tenaga kerja Indonesia
sepanjang tahun 2011 (versi BNP2TKI) mencapai USD 611 M atau setara
dengan Rp 5336 T Setiap tahun diaspora mengirin devisa ke Indonesia
hingga mencapai USD 7 miliar atau hamper Rp 70 triliun Angka tersebut
hampir menyamai jumlah dana otonomi khusus pada APBN-P yang di
transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah 5 Potensi yang dimiliki
diapora dalam berbagai sektor kehidupan sebenarnya dapat memberikan
kontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara tentu saja dengan
pemanfaatan yang efektif melalui penganturan hukum mengenai
dwikewarganegaraan yang terkait
Wacana ini sempat digemakan terutama pada saat Kongres Diaspora
pertama di Los Angeles pada tahun 2012 kemudian disusul dengan acara
serupa di Wisma Indonesia Sydney dengan mengusung tema ldquoForum Dual
Citizenshiprdquo Acara tersebut bertujuan untuk mengawal aspirasi petisi
Diaspora Indonesia tahun sebelumnya setelah diserahkannya 6000 nama dan
tanda tangan di Los Angeles Penting dicatat bahwa saat ini diperkirakan lebih
dari sekitar 8 juta warga negara Indonesia tersebar di 5 (lima) benua dan
mereka berdomisili di kurang lebih sekitar 90 negara dan sebanyak 46 juta
dari antara mereka tetap mempertahankan Kewarganegaraan Indonesia6
5httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+Ibu+Vi
vi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10 (diakses 21 September 2019 pukul 1204
WIB) 6May Lim harity Urgensi Pengaturan Keawrganegaraan Ganda Bagi Diaspora Indonesiahellip
h 811
4
Di era global ini sebaran imigran dilakukan oleh berbagai bangsa
dengan tujuan ke berbagai bangsa dan negara di dunia Sebaran mereka
seperti sedang membangun basis global untuk sebuah evolusi jaringan
diasporik Diaspora terbanyak di dunia adalah diaspora China sementara di
tempat kedua adalah diaspora India7 Menurut Laporan Migrasi Dunia PBB
2018 lebih dari 156 juta orang India tinggal di negara-negara lain 8Hal ini
menjadi alasan pertama penulis untuk mengangkat negara India sebagai tema
Analisis dwikewarganegaraan dengan Indonesia
Kedua saat ini India muncul sebagai negara dengan perkembangan
ekonomi tercepat keempat di dunia dalam satu dekade terakhir Jika di lihat
dalam aspek kemajuan ekonomi India tumbuh pada tingkat rata-rata 726
persen terbesar dalam lima tahun terakhir pada tahun 2014 dan 2015 diikuti
dengan sektor manufaktur India sebesar 84 persen meningkat 44 persen dari
tahun sebelumnya9 India pun menjadi tujuan investasi asing yang
menguntungkan dengan arus masuk modal asing lebih dari US $ 31 miliar
pada tahun 2015 melebihi Amerika Serikat dan Cina10
Selain itu India
menunjukan kemajuan yang pesat dalam bidang perkembangan teknologi
informasi Pemimpin salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
teknologi informasi Infosys Tech memberikan bukti kesuksesan perusahaanya
dalam meraih keuntungan sebesar 543 Juta dollar AS11
7 Geohive mencatat populasi India sekarang berjumlah 1274000924 jiwa Jumlah itu
mengalami peningkatan setelah pada tahun 2011 Badan Pusat Statistik India (COI) mengumumkan
bahwa penduduk mereka hanya berkisar 1210854977 jiwa
8 UN World Migration Report 2018
9The Economic Times Indiarsquos Growth at 726 in 2014-2015 fastest in five years
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth- tahun 2015 (di askes
tanggal 21 September 2019)
10
UNDPAboutIndiasuccesses2015httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinf
ohtmlSuccesses (di akses tanggal 21 September 2019)
5
Ketiga India adalah negara yang menerapkan dual citizenship atau
kewarganegaraan ganda dalam sistem kewarganegaraannya India juga
merupakan salah satu negara yang sejak dini telah memperhatikan diaspora
sebagai aset negaranya Diaspora India dipandang sebagai salah satu sumber
penghasilan dalam meningkatkan pembangunan India oleh pemerintah
setempat Migrasi India yang tersebar hampir ke seluruh belahan dunia
menjadikan India memiliki diaspora yang dapat memberi benefit bagi negara
asal
Keempat melihat fakta sosial yang terjadi di India beberapa pekan ini
terutama setelah disahkannya Amandment Citizenship Act 2019 Yang mana
menimbulkan gelombang protes yang begitu besar dari rakyat India terutama
umat yang beragama muslim untuk menyuarakan aspirasi terhadap Undang-
Undang baru yang disinyalir oleh beberapa pihak mendiskriminasi suatu
golongan terutama pada poin pemberian kewarganegaraan kepada imigran
illegal yang telah tinggal lama di India kecuali orang tersebut adalah seorang
Muslim Ditambah lagi sampai hari penulis mengadakan penelitian ini
persoalan antara umat muslim dan pemerintah India yang terus berkelanjutan
seperti tidak menemui titik temu antara kelompok masyarakat Muslim dan
pemerintah India
Melihat fakta dan realitas yang berbeda antara pengaturan
kewarganegaraan Indonesia dan India dalam mengeluarkan kebijakan atas
dwikewarganegaraan Hal ini membuat penulis ingin mengangkat dan
menganalisa kebijakan pemerintah atas tuntutan dwikewarganegaraan di dua
negara ini Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan penulis
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian terhadap konsep dual
citizenship kewarganegaraan genda terbatas dan konsep dual citizenship
11
K Dinesh Success Story of the Leading Indian IT Company 2013
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml(di akses tanggal 21 September
2019)
6
negara India dengan studi Analisis antara negara Indonesia dan India Oleh
karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian
ldquoKEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN
DWIKEWARGANEGARAAN (Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquo
B Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah
1 Identifikasi Masalah
Dwikewarganegaraan merupakan isu hangat yang
diperjuangkan oleh para diaspora Indonesia untuk segera membentuk
RUU Dwikewarganegaraan namun pro dan kontra yang datang pun
tak dapat dihindari mengenai dualism kewarganegaraan ini Indonesia
adalah negara kesatuan yang memiliki banyak kebudayaan yang harus
dijaga dan menjunjung tinggi nasionalisme Di lain sisi perkembangan
globalisasi yang terjadi karna arus imigrasi warga Indonesia ke negara
lain menuntut Indonesia untuk mengatur dualisme kewarganegaraan
tetap dengan pengaturan yang sistematis dan kondusif
Dilihat dari fakta hukum yang ada India telah melalui
perjalanan yang panjang terhadap pengaturan Kewarganegaraan
khususnya pada bidang dwikewarganegaraan Beberapa kebijakan
yang diterbitkan oleh pemerintah India untuk menertibkan warga
negara India atau keturunan India diluar negeri melalui perjalanan
panjang dan corak kebijakan pada setiap dekadenya yang beragam
Pemanfaatan dan pemberdayaan diapora India oleh pemerintah India
sendiripun diatur dengan aturan yang berwujud undang-undang
maupun kebijakan
Dari uraian yang ada pada latar belakang masalah tersebut di
atas maka dapat disebutkan identifikasi masalah dibawah ini yang
akan di jelaskan lebih lanjut yaitu
7
a Faktor yang menjadi dasar tuntutan atas status dwikewarganegaraan
yang merupakan inisiatif dari pada imigran Indonesia yang berada di
luar negeri baik yang masih berstatus WNI maupun eks-WNI menjadi
dasar pijakan adanya ide untuk merancang RUU dwikewarganegaraan
b Imigran Indonesia yang berada di luar negeri terdiri dari berbagai
kalangan diantaranya ada imigran yang bekerja sebagai tenaga
professional pengajar siswamahasiswa teknisi bahkan TKI Tentu
saja apabila adanya legalisasi dwikewarganegaraan bagi WNI akan
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap
pembangunan bangsa dan negara
c Pengaturan dwikewarganegaraan di Indonesia akan berdampak
terhadap tingkat keamanan dan stabilitas negara selain itu menjadi
tugas besar untuk pemerintah bagaimana menumbuhkan akan rasa
cinta tanah air yang tinggi apabila dwikewarganegaraan dilegalkan di
Indonesia
d Pemerintah Indonesia memberikan kebijakan baru atas tuntutan
dwikewarganegaran dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan yang memberikan keluwesan hukum kepada anak
kawin campur dengan memperkenalkan kewarganegaraan ganda
terbatas
e Ada beberapa kebijakan diaspora (India) yang diambil oleh
pemerintah India dalam laporan tahunan 2012-2013 yang mana
mengeluarkan beberapa kebijakan dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan yakni pengadaan kartu PIOOCI
f Melihat perbedaan respon masing-masing negara terhadap persoalan
dwikewarganegaraan maka dalam tulisan ini akan diadakan studi
analisis antara kedua negara terhadap kebijakan dwikenegaraan di
negara India dan kemungkinan serta dampak apabila Indonesia
8
mengambil langkah yang sama dengan India dalam persoalan
dwikewarganegaraan
g Tuntutan atas status dwikewarganegaraan memang sudah seharusnya
dikaji terlebih dahulu secara komprehensif Dalam tulisan ini penulis
akan memaparkan solusi untuk Indonesia setelah diadakan analisis
dengan negara yang dinilai sukses dalam pengaturan dan pemanfaatan
sumber daya diasporanya
2 Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini
penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan
penulis maka perlu kiranya penulis memberikan batasan agar tidak
melebar dan terarah Maka penelitian ini difokuskan pembahasannya
hanya menyangkut masalah Dwikewarganegaraan dengan Studi
Analisis antara kebijakan pemerintah Indonesia dalam UU RI Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of
India 1955 India Dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji
peluang dan pemanfaatan sumber daya manusia dari diaspora yang
mampu memberi kontribusi dan pembangunan untuk negara Indonesia
dengan mengadakan amalisis dengan kebijakan pemerintah negara
India
3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka secara
terperinci masalah yang akan diteliti adalah ldquoKebijakan Alternatif
Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi Analisis UU
RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan The
9
Citizenship Act of India 1955)rdquo Dari masalah di atas maka dapat
diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut
a Apakah kebijakan negara Indonesia sudah menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Bagaimana kebijakan pemerintah India dalam merespon tuntutan
dwikewarganegaraan
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan mengenai judul skripsi
ldquoKebijakan Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Studi Analisis UU RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan dan The Citizenship Act of India 1955)rdquordquo adalah
a Mengetahui kebijakan negara Indonesia atas tuntutan
dwikewarganegaraan
b Mengetahui kebijakan-kebijakan negara India dalam merespon
tuntutan dwikewarganegaraan
2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dilakukan mengenai penelitian ldquoKebijakan
Alternatif Pemerintah Atas Tuntutan Dwikewarganegaraan (Studi
Analisis UU No 12 Tahun 2006 dan The Citizenship Act 1955)
adalah sebagai berikut
a Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Dwikewarganegaraan dengan menggunakan Studi Analisis antara
kebijakan negara Indonesia dan India
10
b Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis yang sebesar-besarnya yakni dapat menjadi solusi
sumbangsih atau menjadi masukan untuk pemerintah dalam
mengambil kebijakan yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan
pengaturan mengenai diaspora serta memberikan masukan agar
pemanfaatan sumber daya manusia diaspora Indonesia diefektifkan
Dengan menggunakan studi Analisis diharapkan dapat membuka
pikiran pembaca baik dari pemerintah atau akademisi maupun
masyarakat umum supaya dapat melihat lebih luas dari berbagai sisi
akan baik dan buruknya pengaturan dan kebijakan pemanfaatan
sumber daya manusia diaspora dikemudian hari
D Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sepanjang pengetahuan penulis penelitian di bidang
dwikewarganegaraan berkaitan dengan beberapa judul penelitian ini
1 ldquoPengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiardquo oleh Alesan Angela mahasiswa dari Universitas Hasanudin
Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh diaspora India terhadap
hubungan bilateral India-Malaysia dan bagaimana efektifitas pengaturan
diaspora India dalam membangun hubungan bilateral India-Malaysia12
2 ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Kebudayaan India di
Indonesiardquo oleh Jayanti Adinda mahasiwa dari Universitas Airlangga
Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran diaspora India dalam
mendukung diplomasi kebudayaan di Indonesia sehingga dapat dilihat
12
Alisan Angela Pengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-Malaysia
(SkripsiUniversitas Hasanudin 2013)
11
seberapa jauh peran yang dimainkan warga Negara India dalam
mengembangkan kebudayaan India di Indonesia13
3 ldquoKebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi
dalam Ikatan Identitas Budayardquo oleh Nauf al Azizi Tulisan ini berupa
jurnal yang diterbitkan oleh Paradigma Jurnal Kajian Budaya Tulisan ini
menggambarkan pengaruh ekonomi dan kebijakan budaya melalui
besarnya diaspora India di Asia Tenggara14
4 ldquoSolusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraanrdquo oleh Junaidi Abdillah Tulisan ini diterbitkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Tulisan ini
menjelaskan apa yang menjadi latar belakang tuntutan atas status
dwikewarganegaraan diaspora Indonesia dan bagaimana upaya pemerintah
dalam menanggapi tuntutan dwikewarganegaraan serta apa yang menjadi
kebijakan alternatif yang diterapkan oleh pemerintah India dan apa pula
keuntungan dari kebijakan alternatif tersebut bagi pemerintah India
sendiri15
5 ldquoStatus Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasionalrdquo oleh Novianti Tulisan ini berupa jurnal
yang diterbitkan oleh Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
Tulisan ini menjelaskan bagaimana status kewarganegaraan dalam
perspektif hukum internasional dan bagaimana pengaturan
kewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 tentang
13
Jayanti Adinda Peran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi Kebudayaan India di
Indonesia (Skripsi Universitas Airlangga 2010)
14
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi Ekonomi dalam
Ikatan Identitas Budaya (Paradigma Jurnal Kajian Budaya 2014)
15
Junaidi Abdillah Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan Dwikewarganegaraan
(Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia 26 November 2016)
12
Kewarganegaraan Republik Indonesia serta bagaimana status
kewarganegaraan ganda bagi diasporan Indonesia16
6 ldquoDiaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesiardquo oleh Ahmad
Jazuli Tulisan ini diterbitkan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2017 Tulisan ini berisi
tentang bagaimana diasporan Indonesia dalam perspektif UU No 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU
Kewarganegaraan)17
7 ldquoPenerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju Masyarakat
Transnasional Indonesiardquo oleh Rizky Banyualam Permana Tulisan ini
diterbitkan oleh JURIS LK2 FHUI pada tahun 2014 Tulisan ini
menjelaskan mengenai kemanfaatan dalam penerapan
dwikewarganegaraan di masa depan untuk meningkatkan daya saing dan
keunggulan Indonesia dalam lingkup internasional di masa depan18
Berdasarkan karya penelitian yang telah penulis sebutkan diatas
Penulis sendiri belum menemukan hasil karya yang meneliti persolan
dwikewarganegaraan dari sudut pandang yang penulis maksudkan dalam
penelitian ini yaitu menganalisis kebijakan pemerintah atas tuntutan
dwikewarganegaraan dengan menggunakan studi analisis kebijakan
16
Novianti Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam Perspektif
Hukum Internasional (Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi 5 Desember 2014)
17
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI 20 Maret
2017)
18
Rizky Banyualam Permana Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia Menuju
Masyarakat Transnasional Indonesia (JURIS LK2 FHUI Volume 4 Oktober-Desember 2014)
13
pemerintah baik yang lahir dalam bentuk undang-undang ataupun peraturan
menteri Yang menjadi fokus peneliti adalah kebijakan negara Indonesia dan
India yaitu dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan dan
Citizenship Act of India 1995
E Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian
Untuk membantu memudahkan dalam penyusunan skripsi ini maka
disusun metode penelitan sebagai jalan petunjuk yang akan mengarahkan
jalannya penelitian ini atau dengan kata lain sebagai jalan atau cara dalam
rangka usaha mencari data yang akan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dalam skripsi ini19
yaitu sebagai berikut
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif
yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek
yaitu aspek teori sejarah filosofi Analisis struktur dan komposisi lingkup
materi dan konsistensi20
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa antara
kebijakan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India yang diatur dalam
undang-undang masing-masing negara yang bersangkutan
Disini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang digunakan dengan cara
mencari mengumpulkan dan mempelajari peraturan perundang-undangan
dan bahan hukum lain yang terkait dengan objek penelitian
2 Pendekatan
Berdasarkan jenis penelitian hukum normatif (normative law
research) yaitu suatu pendekatan yang mengkaji asas-asas hukum terhadap
kebijakan publik dan ketertekaitan asas-asas doktrinal dengan hukum-hukum
19
Arianto Adi Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta Granit 2004) h 61
20
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta UI Press 2010) h 10
14
positif konsep maupun hukum yang berlaku di suatu negara yang berkaitan
dengan dwikewarganegaraan Penelitian ini juga berfokus pada problem
identifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menginventarisir dan
kemudian mengklarifikasi permasalahan untuk dicarikan jalan keluar21
3 Sifat Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis
komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemaparan
(deskripsi) secara lengkap rinci jelas dan sistematis tentang perbandingan
kebijakan dwikewarganegaraan antara Indonesia dan India Studi Analisis
komparatif merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua
atau lebih dari dua situasi kejadian kegiatan program dll
4 Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain Untuk data sekunder yaitu
sumber data yang diperoleh melalui studi literatur seperti buku jurnal artikel
situs internet dan e-book Adapun data yang dibutuhkan ialah data faktual
yang sedapat mungkin merupakan data resmi yang dikeluarkan negara atau
lembaga analisis terutama yang menyangkut dwikewarganegaraan dalam hal
komparasi antara Indonesia dan India
a Sumber Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-
ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa sumber hukum utama yaitu Undang-Undang No
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Untuk ketentuan mengenai pengaturan dwikewarganegaraan yang
dimiliki oleh India sendiri merujuk kepada ketentuan the Citizenship Act
21
Soerjono Soekanto Pengantar Penelitian Hukumhellip h 15
15
of India 1955 (57 of 1955) dan kebijaka-kebijakan yang dikeluarkan oleh
oemerintah India
b Sumber Hukum Sekunder
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan sumber data
sekunder Bahan hukum sekunder adalah yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer seperti misalnya hasil penelitian buku-
buku hukum skripsi tesis disertasi hukum jurnal dan lain-lain Seperti
buku-buku tentang materi dwikewarganegaraan jurnal-jurnal penelitian-
penelitian yang terkait dengan dwikewarganegaraan dan diaspora
Indonesia dan India
Dalam literatur lain disebutkan bahwa bahan hukum sekunder adalah
bahan hukum yag terdiri atas buku-buku teks (textbooks) yang ditulis para
ahli hukum yang berpengaruh (de herseende leer) jurnal-jurnal hukum
pendapat para sarjana kasus-kasus hukum yurisprudensi dan hasil-hasil
simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian
5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu telaah
Pustaka (Library Research) Penulis akan mengumpulkan data teoritis yang
bersumber dari literatur berupa buku artikel makalah koran jurnal
dokumen dan situs-situs resmi yang memuat informasi mengenai konsep
dwikewarganegaraan India dan Indonesia yang berkaitan dengan masalah
penelitian Data ini penulis peroleh secara langsung maupun yang diperoleh
melalui akses internet
6 Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut pokok
bahasan masing-masing maka selanjutnya dilakukan analisis data Analisis
data bertujuan untuk menginterprestasikan data yang sudah disusun secara
16
sistematis yaitu dengan memberikan penjelasan Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur runtun logis tidak tumpang
tindih dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman
hasil analisis
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja menggunakan data mengorganisasikan data memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola lalu dapat di jadikan data dalam
membantu menjelasakan hal yang di permasalahan teliti Teknik analisis data
yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis data kualitatif Penulis
akan menganalisis dan menjelaskan permasalahan berdasarkan data yang
diperoleh lalu mengaitkannya dengan teori atau konsep yang digunakan22
F Teknik Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis merujuk kepada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum yang diterbitkan pada tahun
2017 Dimana buku pedoman penulisan skripsi ini penulis jadikan sebagai
salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kualitas baik menyangkut substansi
maupun teknik penulisan skripsi yang penulis hasilkan
G Sistematika Penulisan
Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini maka secara singkat akan
disusun dalam 5 bab yang terdiri dari
Bab I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang
penelitian identifikasi pembatasan dan rumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian kerangka pemikiran review studi terdahulu sistematika
pembahasan metodologi penelitian dan sistematika pembahasan
22
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
(BandungRefika Aditama 2008) h15
17
Bab II yaitu berisi tentang Kerangka Konsep dan Kajian Teoritis
Dimana didalamnya terdapat konsep mengenai warga negara dan
kewarganegaraan dwikewarganegaraan Kemudian didalam Kajian teoritis
pula memuat teori warga negara
Bab III yaitu menjelaskan dinamika konstitusi kewarganegaraan di
Indonesia dan India menurut Undang-undang yang pernah berlaku Dalam bab
ini penulis akan menguraikan perjalanan panjang Undang-Undang
kewarganegaraan kedua negara Indonesia dan India Di samping itu juga akan
dijelaskan bagaimana pengaturan negara India mengenai status
dwikewarganegaraan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan pemerintah
India terkait dual citizenship
Bab IV yaitu analisis kebijakan alternatif pemerintah Indonesia dan
India atas tuntutat dwikewarganegaraan hasil penelitian dan pembahasan
menguraikan kajian analisis kebijakan pemerintah Indonesia dan India dalam
merespon tuntutan dwikewarganegaraan oleh para diaspora kedua negara
Bab V yaitu penutup menjelaskan tentang simpulan dan saran
18
BAB II
KERANGKA KONSEP DAN KAJIAN TEORITIS
A Kerangka Konsep
1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga negara sebuah negara dapat dibedakan antara lain
a Warga negara asli (pribumi) yaitu penduduk asli negara tersebut Misalnya suku
jawa suku Madura suku dayak dan sebagainya merupakan warga negara asli
Indonesia
b Warga negara keturunan asing (vreemdeling) yaitu warga negara asing yang
telah menjadi WNI Misalnya WNI keturunan Tionghoa Timur Tengah India
dan sebagainya
Hal yang perlu diingat ldquowarga negara suatu negara tidak selalu menjadi
penduduk negara iturdquo Misalnya warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di
luar negeri Penduduk suatu negara tidak selalu merupakan warga negara dimana ia
tinggal Misalnya orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia1 Menurut
wolhoff2 dalam suatu negara adakalanya ditemukan golongan minoriteit yaitu
golongan orang yang berjumlah kecil yang secara yuridis memiliki status
kewarganegaraan negara nasional tertentu akan tetapi memiliki sifat batin-lahir sosial
kebudayaan yang berbeda dari bangsa itu Sehingga golongan ini belum
diasimilasikan sepenuhnya
Gagasan tentang kewarganegaraan (citizenship) sesungguhnya dapat ditelusuri
dari sejarah perkembangan kewarganegaraan yang bersumber dari peradaban
1 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negara (Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006) h 229
2 Dasril Radjab Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta Rineka Cipta 1994) h 6 Sebagai
contoh diwilayah negara Indonesia terdapat beberapa golongan minoritas Misalnya Suku Anak
Dalam di Sumatera Suku Badui di Jawa Barat Suku Samin di Jawa T engah dan Jawa Timur Suku
Dayak Oudth di Kalimantan dan beberapa klan suku di Papua Untuk memberdayakan eksistensi
mereka beberapa langkah persuasive digunakan termasuk adanya perwakilan mereka dalam
ketatanegaraan sebagai anggota MPR yang diangkat dari utusan golongan
19
Romawi sampai pada modernitas Barat Pemikiran yang tumbuh di masa Yunani
Kuno telah memberi pijakan kuat bagi teorisasi kewarganegaraan khususnya pada
kewarganegaraan modern Salah satunya dari Aristoteles (322-384 SM) seorang
pemikir ilmuwan ahli logika dan sekaligus filosof terkenal saat itu Karyanya yang
berjudul Politics telah memberikan informasi penting mengenai Athena sebagai suatu
negara kota (polis) di masa Yunani Kuno yang demokratis beserta keberadaan
warganya di polis tersebut (politespolitai)3
Wewenang sebuah organisasi negara meliputi kelompok manusia yang berada
di dalamnya Kelompok tersebut dapat dibedakan antara warga negara dengan bukan
warga negara (orang asing) Warga negara sebagai pendukung sebuah negara
merupakan landasan bagi adanya negara Dengan kata lain bahwa warga negara
adalah salah satu unsur penting bagi sebuah negara selain unsur lainnya4
Istilah polis polites dan politeia menjadi kata-kata kunci atau dikenal sebagai
bagian dari Aristotlersquos term yang nantinya diterjemahkan sebagai state citizen dan
constitution Ketiga istilah tersebut tidak bisa dipisahkan dan untuk memahami satu
hal maka yang lain juga harus dipahami pula Dikatakan bahwa ldquoto understand what
a constitution (politeia) is we must inquire into the nature of the city (polis) and to
understand that since the city is a body of citicens (politai) we must examine the
nature of citizenshiprdquo5
Warga negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang sebagai bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara6 Istilah ini biasa juga disebut hamba
3 Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 23
4 CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) (Jakarta
Pradnya Paramita 2001) h 148
5 Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barker (New York Oxford University Press
1995) h 84
6 Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani (Jakarta ICCE
UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada Media 2003) h 73
20
atau kawula negara Meskipun demikian istilah warga negara dirasa lebih sesuai
dengan kedudukannya sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba
dan kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta anggota atau
warga yang menjadi bagian dari suatu negara Asumsi ini tidaklah berlebihan dan
cukup beralasan Sebagai anggota dari persekutuan yakni negara yang didirikan
dengan kekuatan bersama atas dasar tanggung jawab bersama serta untuk
kepentingan atau tujuan bersama pula7 warga negara dituntut untuk aktif terhadap
negara
Dengan alasan tersebut istilah warga negara dirasa lebih sesuai karena
mengandung pengertian aktif Sedangkan istilah hamba atau kawula negara
mengandung pengertian warga yang pasif dan hanya menjadi obyek negara Untuk
itu setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum Semua warga
negara mempunyai kepastian hak privasi dan tanggung jawab Sejalan dengan
definisi di atas AS Hikam mendefinisikan bahwa warga negara (citizenship) adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri Istilah ini
menurutnya lebih baik daripada istilah kawula negara karena kawula negara betul-
betul berarti obyek yang berarti orang yang dimiliki dan mengabdi kepada negara
Oleh karenanya kewarganegaraan menurut AS Hikam harus mencakup tiga dimensi
utama 1) Dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas 2) dimensi pemenuhan hak-
hak dasar yaitu hak politik ekonomi dan hak sosial kultural serta 3) dimensi dialog
dan keberadaan ruang publik yang bebas8
7 Pada awalnya negara atau bangsa merupakan sekumpulan manusia atau gabungan entitas-
entitas yang beragam lalu disarikan hubungan kesadaran dan diikat oleh asas kemaslahatan bersama
yang dituangkan dalam bentuk system legislasi dan hukum perundang-undangan System ini
diberlakukan padatanah kehidupan yang dinamakan tanah air (wathan) Pada gilirannya hubungan
tersebut diatur oleh kekuasaan yang dinamakan negara Lihat Muhammad Syahrur Dirasat Islamiyyah
Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama terjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani
Islam Genealogi Masyarakat dan Negara (Yogyakarta LKIS 2003) h 90
8 Muhammad AS Hikam Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia (Jakarta Penerbit Erlangga 1999) h 166
21
Istilah warga negara dan rakyat menunjuk pada obyek yang sama yakni
sebagai anggota negara9 Meskipun demikian terdapat perbedaan pengertian antara
pengertian warga negara rakyat dan bangsa Warga negara adalah pendukung negara
atau dalam arti lain warga sebuah negara yang bersifat aktif Sedang rakyat adalah
masyarakat yang mempunyai persamaan kedudukan sebagai obyek pengaturan dan
penataan oleh negara dan mempunyai ikatan kesadaran sebagai kesatuan dalam
hubungan keorganisasian negara Istilah warga negara tidak menunjuk pada obyek
yang sama dengan istilah penduduk
Warga negara sebuah negara belumlah tentu merupakan penduduk negara
tersebut Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam
suatu negara berdasarkan peraturan perundangan kependudukan sah dari negara yang
bersangkutan Baik status sebagai warga negara maupun sebagai penduduk
mempunyai konsekuensi hukum yaitu menyangkut hak-hak dan kewajibannya
Konsekuensi hukum dari status warga negara lebih luas dari pada status sebagai
penduduk Pembagian penduduk menjadi warga negara dan orang asing sangatlah
penting Hal ini dikarenakan beberapa hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara
dengan orang asing berbeda Hak dan kewajiban penduduk yang bukan warga negara
adalah terbatas10
Perbedaaan antara kelompok warga negara dengan orang asing terletak pada
hubungan yang ada antara negara dengan warga negara dengan masing-masing
kelompok tersebut Hubungan antara negara dengan warga negara lebih erat
dibandingkan hubungan antara negara dengan orang asing Dalam konteks negara
Islam warga negara mengandung pengertian penduduk sebuah negara Islam yang
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia
(Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994) h 1
10
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan (Yogyakarta Liberty 1992) h
2
22
memeluk agama Islam11
Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam
namun belum memeluk agama Islam atau dengan kata lain bahwa masyarakat atau
individu non muslim yang bertempat tinggal di wilayah negara Islam akan diberi
status penduduk permanen tetapi tidak dianggap sebagai warga negara dari negara
Islam kecuali jika mereka memeluk Islam atas kemauan mereka sendiri Meskipun
demikian ternyata kenyataan diatas bukanlah sebuah statemen yang bersifat final hal
ini terlihat dari adanya pemikir Islam yang memandang mereka sebagai warga negara
Islam12
Kewarganegaraan (citizenship) adalah suatu bentuk dari identitas sosial politik
( a form of social politicial identity) seseorang yang keberadaannya berkaitan dengan
waktu yang berkembang Di sisi lain kewarganegaraan ternyata tidak hanya sebuah
identitas tetapi mencakup pula atribut rights obligations ative in public affairs dan
an acceptance of societal values13
Oleh karena itu pula definisi kewarganegaraan termasuk pula definisi warga
tidaklah sama mencakup banyak dimensi Menurut Aristoteles definisi tentang
warga negara ditentukan oleh bentuk pemerintahan atau ia sebut bentuk
konstitusinya Salah satu ungkapannya adalah ldquoit may be thet someone who is a
citizen in a democracy is not one in a oligarchyrdquo14
Bahwa kewarganegaraan adalah
bentuk partisipasi warga dalam kehidupan publik Jadi kewarganegaraan ditandai
dengan adanya partisipasi Gagasan ini untuk sementara waktu tergantikan oleh
konsep kewarganegaraan sebagai bentuk legal dengan elemen hak dan kewajiban
(right and obligation) Bahwa kewarganegaraan ditandai dengan adanya hak dan
11
Abdul Rahman Abdul Kadir Kurdi Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-Quran
dan Sunnah (Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000) h 115
12
Abdul Qadir Djaelani Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam (Surabaya Bina Ilmu
1995) h 241
13
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century (London Setting
the Contex Kogan Page 1998) h 2-3
14
Aristotle Politics diterjemahkan oleh Ernest Barkerhellip h 85
23
kewajiban warga negara dalam sebuah negara hukum merupakan warisan dari tradisi
Republik Romawi yang muncul setelah masa Yunani Kuno15
2 Konsep Mengenai Dwikewarganegaraan
Dwikewarganegaraan dapat lahir karena adanya dua negara yang mengklaim
kewarganegaraan atas seseorang dan dapat dikaitkan dengan faktor-faktor tertentu di
antaranya
a Kewarganegaraan yang didapat dari garis darah (ius sanguinis)
b Kewarganegaraan yang didapat berdasarkan tempat kelahiran (ius soli)
c Kewarganegaraan yang didapat karena adanya perkawinan (jure matrimonii)
d Kewarganegaraan yang didapat karena naturalisasi
e Kewarganegaraan yang didapat karena adopsi16
f Kewarganegaraan yang didapat karena investasi yang dilakukan17
g Kewarganegaraan yang didapatkan berdasarkan agama18
h Kewarganegaraan yang didapatkan karena jabatannya (jus oficii)19
15
Winarmo Narmoatmojo Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan Konstitusi
Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3) Desember 2012 h 24
16
Swedia memberikan kewarganegaraan secara otomatis terhadap anak yang diadopsi Office
of Migration Sweden httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship html (diakses 20 Januari 2020 pkl
0800 WIB)
17
Antara lain Austria Antigua dan Barbuda Siprus Dominika Malta dan St Kitts dan
Nevis Henley amp Partners httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment diakses 20
Januari 2020 pkl 0800 WIB)
18
Praktik yang dilakukan oleh Israel setiap orang Yahudi yang kembali ke Israel memiliki
hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel Ministry of Foreign Affairs Israel
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20nationalityaspx
(diakses 20 Januari 2020 pkl 0800 WIB)
19
Vatikan memberikan kewarganegaraan bagi pemegang jabatan Tahta Suci Official Page of
Vatican httpwww vaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en html (diakses diakses 20 Januari
2020 pkl 0800 WIB)
24
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut ius
sanguinis lahir di negara lain yang menganut asas ius soli maka kedua negara
tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga negaranya Sebagai contoh sebelum
ada perjanjian Menteri luar negeri Indonesia Soenario dan Menteri luar negeri China
Chow orang China yang berdomisili di Indonesia (ius soli) merupakan warga negara
Indonesia dan warga negara China (ius sanguinis)20
Untuk mencegah Bipatride maka UU No 62 tahun 1958 pasal 7 menyatakan
bahwa seorang perempuan asing yang lahir dengan laki-laki WNI dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan melakukan pernyataan dengan syarat bahwa dia
harus meninggalkan kewarganegaraan asalnya
Bila dalam praktik dua faktor tersebut bertemu dan terkait dengan seseorang
dwikewarganegaraan dapat berlaku bila hukum dari masing-masing negara
mengizinkan Ada tiga cara penerimaan yang dapat berlaku bila faktor-faktor
kewarganegaraan tersebut bertemu yaitu penerimaan dwikewarganegaraan secara
penuh terbatas dan penolakan terhadap dwikewarganegaraan Dwikewarganegaraan
secara terbatas dikaitkan dengan jangka waktu usia tertentu Dalam jangka waktu
tertentu pemilik dwikewarganegaraan harus melepaskan salah satu
kewarganegaraannya Dalam hal apabila negara menolak dwikewarganegaraan salah
satu kewarganegaraan akan gugur Awalnya menurut pandangan tradisional
memperlihatkan adanya penolakan terhadap konsep dwikewarganegaraan karena
pada dasarnya kewarganegaraan dipandang sebagai satu-satunya rantai penghubung
antara individu dengan suatu negara yang berdaulat menurut konsepsi yang ada pada
saat itu21
Hukum kewarganegaraan adalah bagian dari kedaulatan suatu negara untuk
menentukan siapa saja yang menjadi bagian dari negara itu sehingga
20
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 235
21
Irene Bloemraad ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of Postnationalism the
Possibilities of Transnationalism and the Persistence of Traditional Citizenship International
Migration Review Vol 38 No 2 (2004) h 90
25
kewarganegaraan diberlakukan secara kaku Pemberian suatu kewarganegaraan dari
negara lain dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip kedaulatan22
Selain
itu juga akan menyebabkan ketidakstabilan hubungan diplomatik negara-negara di
dunia Masalah lain yang dikhawatirkan adalah masalah hukum perdata internasional
terkait dengan status personal seseorang yang memiliki dwikewarganegaraan23
Keengganan hukum internasional untuk menerima dwikewarganegaraan ini
secara jelas diatur dalam Konvensi Liga Bangsa-Bangsa (LBB) tentang Konflik
Hukum Kewarganegaraan tahun 1930 (Convention on Certain Questions Relating to
the Conflict of Nationality Laws) lalu Dewan Eropa (Council of Europe) pada tahun
1963 juga membuat Convention on the Reduction of Cases of Multiple Nationality24
Dalam konsiderans Konvensi LBB tahun 1930 dinyatakan bahwa ldquoefforts of
humanity should be directed is the abolition of all cases both of statelessness and
double nationalityrdquo Sedangkan pada Konvensi Dewan Eropa 1963 tujuan dari
Konvensi tersebut bukan penghapusan total dwikewarganegaraan tetapi sebisa
mungkin mengurangi kasus kewarganegaraan banyak Di saat yang sama pandangan
yang pro terhadap dwikewarganegaraan juga berkembang namun tidak begitu
populer George Bancroft seorang diplomat AS pada abad ke-19 yang
mempromosikan North American Bancroft Treaty mengatakan ldquohellipas soon tolerate a
man with two wives as a man with two countriesrdquo sebagai metafora yang
menganalogikan dwikewarganegaraan dengan praktik poligami jika poligami dapat
dianggap wajar oleh masyarakat begitu pula seharusnya dengan
dwikewarganegaraan
22
Peter J Spiro ldquoDual Citizen as Human Rightrdquo International Journal of Constitutional
Law Vol 8 No 1 (2010) h 113
23
Ko Swan Sik edNationality and International in Asian Perspective (Dordrecht Martinus
Nijhoff 1990) h 247
24
Anja Broslashndsted Sejersen ldquoldquoI Vow to Thee My Countriesrdquo The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Centuryrdquo International Migration Review Vol 42 No 3 (2008) h 530
26
Pasca Perang Dunia ke-II hak asasi manusia berkembang dan hak untuk
berpindah kewarganegaraan diakui sebagai hak asasi manusia dalam Deklarasi
Universial Hak Asasi Manusia PBB tahun 1948 Kewarganegaraan dipandang
sebagai suatu hak yang mendasar Selain itu pandangan liberal menggeser konsepsi
nasionalisme yang kaku menjadi lebih fleksibel Struktur masyarakat yang semakin
heterogen (terutama di Eropa) juga mendorong pergeseran pandangan
kewarganegaraan yang awalnya dikaitkan dengan konteks kewilayahan dan
kesukubangsaan
Migrasi transnasional juga terus menggerus konsepsi tradisional
kewarganegaraan yang dikaitkan negara kebangsaan (nation-state) Dengan
perkembangan transportasi dan komunikasi hubungan transnasional orang-orang
semakin cair dan kasus dwikewarganegaraan mulai timbul secara de facto meskipun
secara de jure belum diakomodir
Menjelang abad ke-21 ada pergeseran pandangan yang semakin permisif
terhadap dwikewarganegaraan yang secara jelas terlihat dalam instrumen hukum
internasional Dalam Konvensi Eropa tentang Kewarganegaraan (European
Convention on Nationality 1997) secara tegas mengharuskan negara peserta untuk
mengizinkan dwikewarganegaraan bagi anak yang mendapatkan
dwikewarganegaraan karena kelahirannya atau perkawinan25
Dari sini dapat dilihat
perkembangan hukum internasional khususnya instrumen hukum internasional
negara-negara Eropa semakin permisif terhadap kasus dwikewarganegaraan yang
pada awalnya menolak sama sekali dwikewarganegaraan dalam Konvensi LBB 1930
lalu sebisa mungkin menghindari dwikewarganegaraan menurut Konvensi Dewan
Eropa 1963 dan pada akhirnya diterima di Eropa berdasarkan Konvensi Eropa 1997
25
Article 17 European Convention on Nationality 1997 berbunyi asli sebagai berikut ldquoA
State Party shall allow a children having different nationalities acquired automatically at birth to
retain these nationalities b its nationals to possess another nationality where this other nationality is
automatically acquired by marriagerdquo
27
Keadaan berkewarganegaraan ganda sering pula terjadi akibat dari
perkawinan campuran antar bangsa yang otomatis menganut hukum perkawinan dan
kewarganegaraan yang berbeda26
Dimana masing-masing pihak yang terkait dalam
perkawinan campuran tersebut oleh negara asalnya ada yang mengizinkan anak yang
dihasilkan dari perkawinan tersebut untuk memiliki kewarganegaraan kedua
orangtuanya (kewarganegaraan gandadwikewarganegaraan) Dalam kenyataannya
terdapat keanekaragaman peraturan dan asas-asas kewarganegaraan apakah ius soli
atau ius sanguinis karena negara bebas untuk memilih asas-asas manakah yang
hendak dipakainya dalam menentukan siapakah yang menjadi warganya Yang
kemudian menimbulkan apatridie bipatridie bahkan mungkin multipatridie karena
dari benturan asas-asas kewarganegaraan yang tidak seragam Akibatnya timbul
peraturan-peraturan di bidang kewarganegaraan yang tidak sama di semua negara
Dan menurut istilah Sudargo Gautama hal ini menggambarkan seolah-olah terjadi
ldquopertentanganrdquo27
Yang dimaksud dengan apatridie yaitu orang-orang yang tidak mempunyai
suatu kewarganegaraan (tanpa kewarganegaraan) Pada akhir-akhir ini apatride
banyak kemungkinan terjadi karena perkembangan hubungan antara negara dan
hubungan politis Beberapa negara tertentu telah mulai mempergunakan pencabutan
kewarganegaraan sebagai semacam hukuman Apabila orang-orang yang terkena
dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh negara yang bersangkutan dan mereka ini
belum dapat memperoleh kewarganegaraan pengganti maka mereka ini berstatus
tanpa kewarganegaraan
Apatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut
asas ius soli lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis Sebagai contoh orang
26
Zulfa Djoko Basuki ldquoPerkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya di Indonesia
Dewasa Inirdquo Vol1 No3 (Jakarta Jurnal Hukum Internasional April 2004) h547
27
Beliau lebih lanjut menjelaskan hal ini merupakan konsekuensi dari prinsip kebebasan
untuk menentukan sendiri siapakah yang merupakan warganegaranya maka kita dapat menyaksikan
tidak adanya uniformitet di lapangan peraturan-peraturan tentang kewarganegaraan
28
China yang pro Koumintang tidak diakui sebagai warga RRC sedangkan Taiwan
sebagai negara asal pada 1958 belum ada hubungan diplomatic dengan Indonesia
maka mereka juga tidak diakui sebagai warga negara Taiwan Sehingga mereka
merupakan ldquodefacto apatriderdquo Untuk mencegah apatride UU No 62 Tahun 1958
pasal 1 huruf f menyatakan bahwa anak yang lahir di wilayah Indonesia selama
orang tuanya tidak diketahui adalah warga negara Indonesia
Sementara bagi orang Cina sebelum lahirnya UU No 62 tahun 1958 untuk
menentukan kewarganegaraan diadakan perjanjian antara Indonesia-Cina yang
dikenal dengan perjanjian Soenario-Chow pada tanggal 22 April 1955 yang
diundangkan dengan UU No 2 tahun 1958 berisi bahwa semua orang Cina yang
berdomisili di Indonesia harus mengadakan pilihan kewarganegaraan dengan tegas
dan secara tertulis 28
Kasus yang paling marak mengenai apatride adalah ketika banyak terjadinya
pengungsi-pengungsi yang melarikan diri dari Vietnam tahun 1970-an akibat dari
Perang Vietnam Keadaan tanpa kewarganegaraan ini adalah menyedihkan bagi yang
harus mengalami Sama sekali tidak ada perlindungan dari sesuatu negara Tidak
dapat memiliki paspor negara tertentu Seandainya mereka harus diusir dari negara
tempat mereka berdomisili kemana mereka harus dikirim Sedangkan Bipatridie atau
dwi-kewarganegaraan akan terjadi apabila seseorang memiliki dua kewarganegaraan
Kenyataan terjadinya bipatridie kerapkali sering berlaku yaitu kalau seseorang
penduduk pada suatu negara yang berasal dari kewarganegaraan lain diberi
pewarganegaraan oleh negara yang didiaminya tanpa ia menyatakan melepaskan
kewarganegaraan aslinya (leluhurnya)
28
Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 236
29
B Kajian Teoritis
1 Teori Kebijakan Alternatif
a Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak (tentang
pemerintahan organisasi dsb) pernyataan cita-cita tujuan prinsip dan garis
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran Secara umum
kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukan perilaku seseorang
aktor misalnya seorang pejabat suatu kelompok maupun lembaga tertentu
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi Pada dasarnya terdapat
banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian mengenai
kebijakan 29
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya memecahkan
problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejaheraan masyarakat Dan dalam kebijakan setidaknya harus memenuhi
empat hal penting yakni (1)tingkat hidup masyarakat meningkat (2)terjadi
keadilan By the law social justice dan peluang prestasi dan kreasi
individual (3)diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat (dalam
membahas masalah perencanaan keputusan dan implementasi) dan
(4)terjaminnya pengembangan berkelanjutan
Monahan dan Hengst seperti yang dikutip oleh Syafaruddin bahwa
kebijakan (policy) secara etimologi diturunkan dalam bahasa Yunani yaitu
ldquoPolisrdquo yang artinya kota (city)30
Pendapat ini menjelaskan kebijakan
29 Noeng H Muhadjir Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif (Yogyakarta Raka Sarasin 2000) h 15
30
Heinz Weihrich dan Haroid Koontz Management AGlobal Perspective Tent Edition (New
York McGraw-Hill 1993) h 123
30
mengacu kepada cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan
untuk mengelola kegiatan mereka Dalam hal ini kebijakan berkenaan dengan
gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama
diterima pemerintah atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha
mengejar tujuannya Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa
kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang menjadi arah
dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus diikuti oleh para pelaku
dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan dalam sebuah
organisasi serta mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan
masalah atas tindakan yang terjadi
Lebih lanjut Muhadjir mengatakan bahwa kebijakan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kebijakan subtantif dan kebijakan implementatif Kebijakan
subtantif adalah keputusan yang dapat diambil berupa memilih alternatif yang
dianggap benar untuk mengatasi masalah Tindak lanjut dari kebijakan
subtantif adalah kebijakan implemtatif yaitu keputusan-keputusan yang
berupa upayaupaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan
subtantif31
Secara empiris kebijakan berupa undang-undang petunjuk dan
program dalam sebuah Negara kebijakan dianggap sebagai rangkaian
tindakan yang dikembangkan oleh badan atau pemerintah yang mempunyai
tujuan tertentu diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok
pelaku untuk memecahkan masalah tertentu Dengan demikian berdasarkan
beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpukan bahwa kebijakan adalah
sebagai rangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dari dasar pada
masalah yang menjadi rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
31
Noeng H Muhadjir Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach (Yogyakarta
Rake Sarakin 2003) h 90
31
kepemimpinan dan cara bertindak pernyataan citacita prinsip atau maksud
dalam memecahkan masalah sebagai garis pedoman untuk manajeman dalam
usaha mencapai sasaran atau tujuan Dengan kata lain sebagai pedoman untuk
bertindak bagi pengambilan keputusan
Sholichin Abdul Wahab32
sebagaimana dikutip Suharno
mengisyaratkan bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat
kebijakan publik sebagai tindakan yang mengarah pada tujuan ketika kita
dapat memerinci kebijakan tersebut kedalam beberapa kategori yaitu
a Tuntutan kebijakan (policy demands)
Yaitu tuntutan atau desakan yang diajukan pada pejabat-pejabat
pemerintah yang dilakukan oleh actor-aktor lain baik swasta maupun
kalangan pemerintah sendiri dalam sistem politik untuk melakukan
tindaka n tertentu atau sebaliknya untuk tidak melakukan tindakan
pada suatu masalah tertentu Tuntutan ini dapat bervariasi mulai dari
desakan umum agar pemerintah berbuat sesuatu hingga usulan untuk
mengambil tindakan konkret tertentu terhadap suatu masalah yang
terjadi di dalam masyarakat
b Keputusan kebijakan (policy decisions)
Adalah keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah yang
dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan
publik Dalam hal ini termasuk didalamnya keputusankeputusan
untuk menciptakan statuta (ketentuan-ketentuan dasar) ketetapan-
ketetapan ataupun membuat penafsiran terhadap undang-undang
c Pernyataan kebijakan (policy statements)
Ialah pernyataan resmi atau penjelasan mengenai kebijakan publik
tertentu Misalnya ketetapan MPR Keputusan Presiden atau Dekrit
32
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negara (Jakarta Bumi Aksara 2010) h 25-27
32
Presiden keputusan peradialn pernyataan ataupun pidato pejabat
pemerintah yang menunjukkan hasrat tujuan pemerintah dan apa
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut
d Keluaran kebijakan (policy outputs)
Merupakan wujud dari kebijakan publik yang paling dapat dilihat dan
dirasakan karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan
guna merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan dan
pernyataan kebijakan Secara singkat keluaran kebijakan ini
menyangkut apa yang ingin dikerjakan oleh pemerintah
e Hasil akhir kebijakan (policy outcomes)
Adalah akibat-akibat atau dampak yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan sebagai
konsekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya tindakan
pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu yang
ada dalam masyarakat
William N Dunn33
membedakan tipe-tipe kebijakan menjadi
lima bagian yaitu
a Masalah kebijakan (policy public) Adalah nilai kebutuhan dan
kesempatan yang belum terpuaskan tetapi dapat diidentifikasi dan
dicapai melalui tindakan public Pengetahuan apa yang hendak
dipecahkan membutuhkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
mendahului adanya problem maupun informasi mengenai nilai yang
pencapaiannya menuntut pemecahan masalah
b Alternative kebijakan (policy alternatives) Yaitu arah tindakan yang
secara potensial tersedia yang dapat member sumbangan kepada
pencapaian nilai dan pemecahan masalah kebijakan Informasi
33
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL (Yogyakarta
Gajah Mada University Press 2003) h 98
33
mengenai kondisi yang menimbulkan masalah pada dasarnya juga
mengandung identifikasi terhadap kemungkinan pemecahannya
c Tindakan kebijakan (policy actions) Adalah suatu gerakan atau
serangkaian gerakan sesuai dengan alternatif kebijakan yang dipilih
yang dilakukan untuk mencapai tujuan bernilai
d Hasil kebijakan (policy outcomes) Adalah akibat-akibat yang terjadi
dari serangkaian tindakan kebijakan yang telah dilaksanakan Hasil
dari setiap tindakan tidak sepenuhnya stabil atau diketahui sebelum
tindakan dilakukan juga tidak semua dari hasil tersebut terjadi seperti
yang diharapkan atau dapat diduga sebelumnya
e Hasil guna kebijakan Adalah tingkat seberapa jauh hasil kebijakan
memberiakn sumbangan pada pencapaian nilai Pada kenyataanya
jarang ada problem yang dapat dipecahkan secara tuntas umumnya
pemecahan terhadap suatu problem dapat menumbuhkan problem
sehingga perlu pemecahan kembali atau perumusan kembali
b Analisis Kebijakan Publik
Studi kebijakan dapat dilihat sebagai bagian dari studi disiplin
maupun sistem administrasi atau salah satu kajian dalam administrasi publik
yaitu kebijakan publik (public policy) Dengan begitu kebijakan mengarah
kepada produk yang dikeluarkan oleh badan-badan publik yang bentuknya
bisa berupa peraturan perundang-undangan dan keputusan-keputusan
sedangkan kebijaksanaan lebih menitik beratkan kepada fleksibilitas suatu
kebijakan 34
Untuk lebih memamahi kebijakan maka perlu mengkaji tentang
analisis kebijakan karena kebijakan pada esensinya adalah suatu proses dalam
34
Solichin Abdul Wahab Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Negarahellip h153
34
upaya untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik sehingga berdampak
pada kesejahteraan bangsa Pembuat kebijakan publik pada umumnya adalah
unsur birokrat atau pejabat pemerintah termasuk para pegawai senior
pemerintah yang tugasnya adalah memberikan pelayanan demi kebaikan
publikuntuk itu para ahli mencoba menjelaskan pengertian analisis kebijakan
Menurut Bardach bahwa analisis kebijakan adalah suatu aktifitas
politik dan sosial35
Hal ini berarti dalam analisis kebijakan perlu dipahami
masalah-masalah yang bersifat politis dan sosial Kemudian Palto dan
Sawicky sebagaimana dikutip Riant Nugroho menyatakan bahwa analisis
kebijakan merupakan tindakan yang diperlukan untuk membuat suatu
kenijakan baik kebijakan yang baru maupun kebijakan yang merupakan
konsekuensi dari kebijakan yang ada36
Sementara analisis kebijakan menurut
William NDunn bahwa analisis kebijakan adalah
ldquoPolicy analysis is a problem solving discipline that draws on
theories methodee and substantive findings of the behavioral and social
sciences social professional and political philosophy as is usual with
complex activities there are several ways to define policy analisis The one
adopted here is that policy analysis is a process multidisciplinary inquiry
designed to create critically assess and coinicate information that is useful
in understanding and improving policiesrdquo 37
Pendapat Dunn ini juga dikutip dalam Nanang Fattah bahwa analisis
kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu yang berupaya memecahkan masalah
dengan menggunakan teori metode dan substansi penemuan tingkah laku dan
35
Eugene Bardach A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving (New York Seven Bridges Press 2000) h 13
36
Riant Nugroho Public Policy (Jakarta Alex Media Komputindo 2008) h 84
37
Willian N Dunn Public Policy Analysis (London Pearson Prentice Hall 2003) h 1
35
ilmu-ilmu sosial profesi sosial dan filosofi sosial politis38
yang dilakukan
dengan cara tertentu Sedangkan Dunn menyatakan bahwa ada tiga
pendekatan dalam analisis kebijakan yaitu pendekatan empiris evaluative
dan normatif Pendekatan empiris berupaya menjawab permasalahan fakta-
fakta pendekatan evaluastif berupaya mencari beberapa nilai atas sesuatu dan
pendekatan normatif memberikan upaya tindakan atas apa yang harus
dilakukan Prosedur analisis kebijakan menurut Dunn dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Prosedur Analisis Umum Menurut Waktu Tindakan Kebijakan39
Tindakan
Kebijakan
Deskripsi Evaluasi Rakomendasi
Sebelum
tindakan(ex-ante)
Prediksi - Preskripsi
Sesudah tindakan
(ex-pose)
Deskripsi Evaluasi -
Penjelasan dari istilah pada tindakan kebijakan diatas adalah
a Definisi yang menghasilkan pengetahuan mengenai kondisi-kondisi
yang menimbulkan masalah kebijakan
b Prediksi adalah menyedikan informasi mengenai konsekuensi dimasa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan termasuk jika tidak
melakukan sesuatu
c Preskripsi adalah menyediakan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa yang akan datang
38
Nanang Fattah Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung PT Remaja Rosdakarya 2013)
h 5 39
William N Dunn Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOLhellip h 98
36
d Deskripsi adalah menghasilkan informasi mengenai nilai konsekuensi
alternatif kebijakan dimasa sekarang dan masa lalu
e Evaluasi adalah kegunaan alternatif kebijakan dalam memecahkan
permasalahan
Berdasarkan prosedur analisis tindakan kebijakan ini bertujuan akhir
pada pemecahan masalah yang dihadapi sehingga perlu dibuat kebijakan
untuk mengataasi permasalahan tersebut Untuk itu analisis kebijakan
akan memperkirakan apa yang akan terjadi apabila alternatif yang dipilih
ditetapkan untuk dilaksanakan memperkirakan apa yang akan terjadi
kemudian apa yang harus dilakukan serta dampak apa yang akan terjadi
dari kebijakan tersebut Selanjutnya apabila tidak dilakukan alternatif
kebijakan tersebut maka tantangan yang akan terjadi baik kondisi politik
sosial dan budaya apabila kebijakan itu tidak dilaksnakan Kemudian
analisis kebijakan mendeskripsikan kebijakan yang telah dilaksanakan dan
yang akan dilaksanakan sehingga diperoleh gambaran apa kekurangan dari
kebijakan yang telah dilakukan dan apa kelebihan dari kebijakan yang
telah dilaksanakan sehingga diperoleh alternatif yang tepat Melalui
evaluasi kebijakan akan diperoleh gambaran sejauh mana kebijakan yang
dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
37
BAB III
DINAMIKA KONSTITUSI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA DAN
INDIA
A Indonesia
1 Sejarah Perkembangan Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia
a Zaman Belanda
Dalam buku-buku (dalam bahas Indonesia) yang membahas ketentuan
Pasal 131 IS da Pasal 163 IS Lazim dipergunakan sebutan ldquoorang Indonesia
aslirdquo tidak ada kata-kata ldquobangsardquo (orang-orag bangsa Indonesia asli)
Pemakaian sebutan ldquoorang Indonesia aslirdquo dipertimbangkan berdasarkanberbagai
aspek Judul bab dalam IS (Bab kedelapan) adalah ldquovan de ingezetenanrdquo yaitu
ldquotentang pendudukrdquo bukan tentang kewarganegaraan (citizenship)1 Pengertian
ini dapat dimengerti Indonesia pada waktu itu (Hindia-Belanda) bukan sebuah
Negara yang mandiri walaupun memiliki cirri-ciri kenegaraan Indonesia adalah
bagian (sebagai jajahan) Kerajaan Belanda Hal yang sama berlaku untuk
suriname dan Curacau Penduduk Indonesia adalah kaula belanada (nederlands
ondedanen) Sebutan ldquokaula Belandardquo serupa dengan sebutan ldquoBritish Subjectrdquo
untuk penduduk daerah jajahan Inggris Sebutan-sebutan itu dengan sengaja
untuk membedakan dengan sebutan ldquoBritish citizenrdquo yaitu warga Negara di
wilayah (negara) induk Begitu juga sebutan kaula Belanda untuk membedakan
dengan warga Belanda yang disebut ldquonenderlanderrdquo yaitu orang Belanda 2
Oleh karena Hindia-Belanda dijajah oleh Negeri Belanda maka pada
zaman itu segala sesuatu tentang kewarganegaraan diatur oleh Undang-undang
dari Negeri Belanda Yang menjadi pokok-pangkal dalam hal ini ialah Undang-
1 Wirjono Projodikoro Azas-Azas Kewarganegaraan di Indonesia (Jakarta PT Dian Rakyat
1989) h 174
2 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
(Yogyakarta FH UII Press 2009) h 17
38
undang (Wet) tanggal 12 Desember 1892 tentang ldquoNederlanderschap
eningezetenschaprdquo (Kebangsaan Belanda dan hal penduduk Kerajaan Belanda)
Ada dua macam ldquoNederlanderrdquo (orang Belanda) yaitu (1) orang Belanda sejak
lahir dan berdasar keturunan (jus sanguinis) (2) orang-orang yang menjadi orang
Belanda secara naturalisasi atau pewarganegaraan Menurut pasal 10 orang Asing
(vreemdeling) adalah orang yang bukan orang Belanda tersebut dan yang tidak
dengan secara lain menjadi ldquoNederlands onderdaanrdquo atau kaula Belanda3
Tentang kaula-Belanda ini ada Undang-undang (Wet) lain tanggal 10
Februari 1910 (staatsblad 1910-269) tentang kaula Belanda yang bukan orang
Belanda Menurut pasal 1 Undang-undang ini dari orang-orang yang bukan
orang Belanda adalah kaula Belanda (Nederlands onderdaan) orang-orang
berikut
1 Mereka lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao dari orang-orang tua
yang bertempat tinggal disana atau apabila bapaknya tidak dikenal dari ibu
yang bertempat tinggal disana (dengan beberapa kekecualian mengenai anak-
anak dari Konsul Asing)
2 Mereka yang lahir di Hindia-Belanda Suriname dan Curasao yang
a Kedua orang tuanya tidak dikenal
b Orang tuanya tidak berdiam diri disitu dan tidak mempunyai
ldquoNationalityrdquo (kebangsaan) atau kebangsaannya tidak dikenal
c Bapaknya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belanda
d Ibunya meskipun tidak berdiam diri disitu adalah kaula-Belandajika
bapak-bapaknya tanpa nationality atau kebangsaannya tidak dikenal
3 Istri kaula-Belanda
4 Anak dari seorang kaula-Belanda meskipun lahir di luar daerah-daerah itu
yang dibawah umur 18 tahun atau sudah kawin
3 Bagir Manan Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006hellip h 17
39
5 Anak tersebut sub empat yang setelah kawin atau setelah mencapai umur 18
tahun menetap di daerah-daerah tersebut
Menurut pasal 2 status orang sebagai kaula-Belanda hilang
1 Dengan naturalisasi atau pewarganegaraan seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang belum kawin disuatu Negara Asing
2 Bagi seorang perempuan yang kawin dengan seorang warga dari suatu Negara
Asing kecuali apabila perempuan itu tidak mungkin menjadi warga dari
Negara Asing tadi
3 Dengan masuk dinas ketentaraan Negara Asing tanpa ijin dari pemerintah
setempat
4 Bagi orang-orang bukan Indonesia asli yang setelah berada di luar daerah-
daerah tersebut tidak dalam 3 bulan melaporkan diri pada seorang Konsul
Belanda di tempat
5 Bagi orang perempuan yang termasuk dalam sub 1 dan 2 setelah ia kemudian
mendapat nationality dari suaminya
6 Dengan pembatalan status itu oleh yang berkuasa dalam beberapa hal tertentu
Dengan demikian pada zaman Hindia-Belanda tidak ada kewarganegaraan Indonesia
melainkan hanya ada kekaulaan Belanda sehingga pada waktu itu di Indonesia
terhadap pengertian ldquoorang asingrdquo (vreemdeling) ada pengertian ldquokaula-Belandardquo dan
para kaula-Belanda ini dibagi dalam tiga golongan yaitu
a Orang-orang Belanda
b Orang-orang Indonesia asli (inlander)
c Orang-orang timur asing (vreemde Oosterling)
Tiga golongan ini kemudian dinamakan lain yaitu
a Nederlands onderdaan-Nederlander atau kaula-Belanda yang terdiri dari orang
Belanda
b Nederlands onderdaan-niet Nederlander van inheemse oorsprong (kaula-
Belanda yang bukan orang-orang Belanda dan yang terdiri dari orang-orang
Indonesia asli
40
c Nederlands onderdaan-niet Nederlander van uitheemsche oorsprong
ataukaula-Belanda yang bukan orang Belanda dan bukan orang Indonesia asli
yaitu orang Eropa bukan Belanda dan orang-orang Timur Asing seperti
orang-orang Cina Arab India dan lain-lain Dalam hal ini orang Jepang
disamakan dengan orang Eropa bukan Belanda4
Hindia Belanda bukanlah suatu negara maka tanah air Indonesia dalam zaman
Belanda tidak mempunyai warga negara menurut pertauran Hindia Belanda
penghunipenduduk tanah air Indonesia yang bukan orang asing disebut kaulanegara
Belanda yang dapat dibagi sebagai berikut5
1) Kaulanegara Belanda orang Belanda
2) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi yang termasuk
Bumiputera
3) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi juga bukan
Bumiputera misalnya orang-orang Timur Asing (Cina India Arab
dan lain-lain)
b Zaman Pendudukan Jepang
Indonesia diduduki oleh Jepang dari bulan Maret 1942 sampai tanggal 17 Agustus
1945 pemerintah Jepang tidak mengeluarkan suatu peraturan resmi mengenai
kewarganegaraan di Indonesia Tetapi dalam praktek orang-orang di Indonesia yang
bukan orang Jepang baik orang-orang Indonesia asli maupun orang-orang keturunan
Belanda Cina Arab dan sebagainya tidak lagi dipandang sebagai kaula-Belanda
atau Nederlands onderdaan Orang-orang keturunan Belanda pada umumnya
dianggap sebagai orang-orang Belanda maka mereka seperti orang-orang Belanda
juga dimasukkan dalam ldquokonsentrasi-kamprdquo atau tempat pengasingan jadi berada
4 Wirjono Prdjodikoro Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia (Jakata PT Dian Rakyat
1989) h 175
5 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 237
41
diluar kehidupan kemasyarakatan dan orang-orang lain yang ada di Indonesia yang
bukan orang Jepang dianggap sama kedudukannya sebagai rakyat jelata Maka dalam
periode ini kewarganegaraan tidak diatur
c Sejak Proklamasi
Pada waktu Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 Negara
Republik Indonesia belum mempunyai Undang-Undang Dasar Sehari kemudian
tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD 1945 mengenai kewarganegaraan
UUD 1945 menyebutkan antara lain6
1) Pasal 26 ayat (1) menentukan bahwa ldquoYang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara Indonesiardquo sedangkan
2) Pasal 26 ayat (2) menentukan bahwa ldquoSyarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan Undang-Undangrdquo
Sebagai pelaksanaan pasal 26 tanggal 10 April 1946 diundangkan UU No 3 tahun
1946 Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut UU No 3
tahun 1946 adalah
1) Orang yang asli dalam daerah Indonesia
2) Orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam wilayah
negara Indonesia
3) Anak yang lahir di dalam wilayah negara Indonesia
Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa asas yang dianut dalam UU ini adalah Ius Soli
UU No 3 tahun 1946 selanjutnya mengalami perubahan oleh UU No 6 dan 8 Tahun
1947 Sebagaimana UU No 3 tahun 1946 kalau diperhatikan dari UU tersebut bahwa
kewarganegaraan yang dianut di Indonesia menganut asas Ius Soli yang dapat dilihat
pada pasal 1 (a) dan (b) yaitu
1) WNI adalah orang Indonesia asli dalam daerah negara Indonesia
6 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
42
2) Orang peranakan yang lahir dan bertempat tinggal di Indonesia paling sedikit 5
tahun berturut-turut serta berumur 21 tahun kecuali ia menyatakan keberatan
menjadi WNI7
d Persetujuan Kewarganegaraan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB)
Persetujuan perihal pembagian warga negara hasil dari Konferensi Meja Bundar
(27 Desember 1949) antara Belanda dengan negara Indonesia Serikat ada tiga hal
yang penting dalam persetujuan tersebut antara lain8
1) Orang Belanda yang tetap kewarganegaraan Belanda tetapi terhadap
keturunannya yang lain dan bertempat tinggal di Indonesia kurang lebih 6
bulan sebelum 27 Desember 1949 setelah penyerahan kedaulatan dapat
memilih kewarganegaraan Indonesia yang dinamakan ldquohak opsirdquo atau hak
untuk memilih kewarganegaraan sedangkan pemilihan kewarganegaraan
disebabkan tindakan aktif sebagai lawan tindakan pasif dalam hak
repudiasi
2) Orang-orang yang tergolong kawula Belanda (orang Indonesia Asli)
berada di Indonesia memperoleh kewarganegaraan Indonesia kecuali tidak
tinggal di SurinameAntiland Belanda dan dilahirkan di wilayah Belanda
dan dapat memilih kewarganegaraan Indonesia
3) Orang-orang Eropa dan Timur Asing maka terhadap mereka dua
kemungkinan yaitu jika bertempat tinggal di Belanda dan ditetapkan
kewarganegaraan Belanda mereka yang dinyatakan sebagai WNI dapat
menyatakan menolak dalam kurun waktu dua tahun
e Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946
Sesuai dengan Pasal 26 UUD 1945 pada tanggal 10 April 1946
diundangkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 yang mengatur tentang
Kewarganegaraan dan Kependudukan Republik Indonesia Undang-Undang
7 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 238
8 Titik Triwulan Tutik Pokok-pokok Hukum Tata Negarahellip h 239
43
ini berlaku surut sejak tangga 17 Agustus 1945 Berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang Kewarganegaraan Indonesia yang pertama ini kewarganegaraan
Indonesia bisa didapatkan oleh
1) orang Indonesia asli dalam wilayah Negara Indonesia
2) orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut di atas tetapi turunan
seorang dari golongan itu serta lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman dalam wilayah Negara Indonesia dan orang bukan turunan
seorang dari golongan termaksud lahir bertempat kedudukan dan
berkediaman yang paing akhir selama sedikitnya lima tahun berturut-turut
di dalam wilayah Negara Indonesia yang telah berumur 21 tahun atau
telah kawin
3) orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara
naturalisasi
4) anak yang sah disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh
bapaknya pada waktu lahir bapaknya mempunyai kewarganegaraan
Indonesia
5) anak yang lahir dalam jangka watu tiga ratus hari setelah bapaknya yang
mempunyai kewarganegaraan Indonesia meningal dunia
6) anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah yang pada
waktu lahir mempunyai kewarganegaraan Indonesia
7) anak yang diangkat secara sah oleh warga negara Indonesia
8) anak yang lahir di dalam wilayah Negara Indonesia yang oleh bapaknya
ataupun ibunya tidak diakui secara sah
9) anak yang lahir di wilayah Negara Indonesia yang tidak diketahui siapa
orangtuanya atau kewarganegaraannya
Pada dasarnya Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1936 menyatakan ada
4 (empat) cara untuk menjadi warga negara Indonesia Pertama untuk penduduk asli
secara otomatis menjadi warga negara Indonesia Kedua penduduk yang sudah lebih
dari lima tahun dan tidak pernah menyatakan diri menolak kewarganegaraan
44
Indonesia adalah warga negara Indonesia Ketiga semua keturunan dari cara pertama
dan cara kedua tersebut Keempat orang asing yang mendaftarkan diri untuk menjadi
warga negara Indonesia Undang-Undang ini pada prinsipnya menganut asas ius soli
Penduduk Indonesia secara pasif memperoleh status warga Negara Indonesia Namun
bagi mereka yang tidak menghendaki status tersebut diperkenankan untuk
menggunakan hak repudiasinya dengan mengajukan pernyataan secara tertulis
menolak kewarganegaraan Indonesia Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 telah
mengalami beberapa kali perubahan yaitu diubah dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1947 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 19489 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 menambahkan ketentuan pada
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dengan (j) badan hukum yang
didirikan menurut hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia dan bertempat
kedudukan di dalam wilayah Negara Indonesia Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1947 kemudian menegaskan bahwa seorang warga negara Indonesia tersebut pada
Pasal 1 sub b yang mempunyai kewarganegaraan dari negara lain dapat melepaskan
kewarganegaraannya dari negara Indonesia dengan menyatakan keberatan menjadi
warga negara Indonesia10
Perubahan dengan kedua Undang-Undang yang terakhir
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin
menggunakan hak repudiasinya sampai tanggal 17 Agustus 1948 Sejak tanggal 17
Agustus 1948 penduduk Indonesia terdiri dari warga negara Indonesia dan warga
negara asing Setiap orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia harus
melalui proses pewarganegaraan berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 194611
9 Koerniatmanto Soetoprawiro Hukum Kewarganegaraan dan Keimigasian di Indonesiahellip
h 28
10
CST Kansil Hukum Tata Neagara (Jakarta Erlangga 2007) h 38
11
CST Kansil Hukum Tata Neagarahellip h 38
45
f Berdasarkan Undang-Undang No 62 Tahun 1958
Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia yang berlaku hingga sekarang adalah
UU No 62 tahun 1958 yang mutlak berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1
Agustus 1958 Beberapa bagian dari undang-undang itu yaitu yang mengenai
ketentuan-ketentuan siapa warganegara Indonesia status anak-anak dan cara-cara
kehilangan kewarganegaraan ditetapkan berlaku surut hingga tanggal 27 Desember
1949
Hal-hal selengkapnya yang diatur dalam UU No 62 tahun 1958 antara lain (1) Siapa
tang dinyatakan berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) (2) Naturalisasi atau
Pewarganegaraan biasa (3) Akibat pewarganegaraan (4) Pewarganegaraan istimewa
(5) Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dan (6) Siapa yang dinyatakan berstatus
orang asing
Menurut Undang-Undang itu warga negara Indonesia adalah
1) Mereka berdasarkan UUperaturanperjanjian yang terlebih dahulu berlaku
(berlaku surut)
2) Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam Undang-
Undang itu
Sebaliknya seseorang dapat menjadi Orang Asing jika ia tidak memenuhi syarat
sebagai warganegara seperti yang disebutkan diatas Selain itu mungkin juga seorang
Indonesia menjadi orang asing karena (1) Dengan sengaja insyaf dan sadar menolak
kewarganegaraan RI (2) Menolak kewarganegaraan RI karena khilaf atau ikut-
ikutan saja dan (3) Ditolak oleh orang lain misalnya seseorang anak yang ikut status
orang tuanya yang menolak kewarganegaraan RI12
g Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Cina
Setelah kaum Komunis berhasil merebut kekuasaan di Cina sehingga muncul
Republik Rakyat Cina (RRC) yang mempertahankan Undang-Undang
Kewarganegaraan Cina Nasionalis Undang-Undang ini menggunakan asas sanguinis
12
Samidjo Ilmu Negara (Jakarta Amico 1996)hellip h 42
46
Artinya semua orang Cina di manapun berada diklaim sebagai warga negara Cina
Hal ini mengakibatkan semua orang Cina yang berstatus warga negara Indonesia
menjadi berstatus bipatride disamping sebagai warga negara Indonesia juga sebagai
warga negara RRC Timbuknya dwikewarganegaraan adakalanya tidak selalu
disebabkan oleh perbedaan antara peaturan kewarganegaraan masig-masing negara
yang menganut asas perolehan kewarganegaraan yang berbeda namun dapat juga
timbul apabila peraturan kewarganegaraan di setiap negara seluruhnya sama
Berhubungan dengan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam masalah dwi
kewarganegaraan maka dalam praktek negara-negara berusaha untuk mencegah atau
setidak-tidaknya mengurngi adanya kewarganegaraan ganda tersebut13
Masalah dwikewarganegaraan dapat menimbulkan kesulitan ataupun masalah
Masalah atau kesulitan tersebut terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban sebagai waraganegara hal ini dapat dipahami karena bagaimanakah
pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warganegara jika seandainya seseorang
mempunyai dwi-kewarganegaraan Hak dan kewajiban sebagai warganegara
manakah yang harus dilakukan 14
Seperti di Indonesia sebelum dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1958 Tentang perjanjian dwi-kewarganegaraan
Republik Indonesia-Republik Rakyat Cina terdapat penduduk Indonesia yang
memepunyai dwi-kewarganegaraan terutama orang-orang keturunan cina Menurut
Undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia mereka merupakan
warganegara Indonesia juga menurut Undang-Undang Republik Rakyat Cina mereka
juga merupakan warganegara Republik Rakyat Cina15
13
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan (Pusat Studi Hukum Tata
Negara Indo Hill 1995) h 7
14
Abdul Bari Azed Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraanhellip h 7
15
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia (Tesis Universitas Indonesia 2011) h 79
47
Orang yang mempunyai dwikewarganegaraan (orang keturunan Cina ) ini
sering menimbulkan kesulitan atau persolan di dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan kesulitan baik terhadap yang bersangkutan maupun terhadap
pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut terjadi
pembicaraan antara pihak Indonesia dan RRC sehingga menghasilkan persetujuan
dalam bentuk Perjanjian Dwi Kewarganegaraan Isi perjanjian ini diratifikasi dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1958 ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dwi-kewarganegaraan yang ada
pada waktu itu dan mencegah timbulnya dwi kewarganegaraan di kemudian hari
Masalah dwi-kewarganegaraan diselesaikan dengan cara menghilangkan salah satu
kewarganegaraan yang serempak dimiliki seseorang Untuk itu kedua belah pihak
menyepakati hal-hal berikut ini
1) Suatu golongan yang mempunyai dwi-kewarganegaraan dianggap tidak
mempunyai kewarganegaraan rangkap lagi karena menurut pendapat
Pemerintah Indonesia kedudukan sosial politik mereka membuktikan bahwa
mereka dengan sendirinya telah melepaskan kewarganegaraan RRC-nya
2) Mereka yang berkewarganegaraan rangkap selain butir a harus memilih
dengan kehendak sendiri salah satu kewarganegaraan yang akan mereka
pertahankan Dengan ketentuan bahwa mereka yang tidak menyatakan
pilihannya menjadi warga negara asing Suami istri yang
berkewarganegaraan rangkap menentukan pilihannya masing-masing Dan
selama anak belum dewasa mengikuti pilihan bapak ibunya Dan jika telah
dewasa anak tersebut harus memilih salah satu kewarganegaraan
Pasal X Perjanjian Dwi-kewarganegaraan menentukan bahwa apabila seorang
warga negara Indonesia kawin dengan seorang warga negara RRC masing-masing
tetap memiliki kewarganegaraan asal kecuali apabila salah satu dari mereka dengan
kehendak sendiri memohon dan memperoleh kewarganegaraan dari partnernya
Apabila ia memperoleh kewarganegaraan partnernya dengan sendirinya akan
kehilangan kewarganegaraan asalnya Dari sudut ketentuan Indonesia ketentuan
48
tersebut merupakan ketentuan khusus dari ketentuan umum yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
h Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-undang
kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat Secara filosofis undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia masih mengandung ketentuan yang
belum sejalan dengan falsafah Pancasila karena bersifat diskriminatif kurang
menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antara warga negara serta kurang
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak
Secara yuridis landasan konstitusional pembentukan Undang-undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indoensia adalah undang-undang
Dasar Sementara Tahun 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden Tahun
1959 yakni dengan kembali berlakunya Undang-undang Dasar 1945 Undang-
undang Dasar 1945 inipun sudah diamandemenkan sehingga lebih menjamin
perlindungan Hak Asasi Manusia dan Hak Warga Negara
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
49
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak16
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadi dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
(1) Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
(2) Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
16
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
50
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan17
Warga negara Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara
Indonesianya seperti tercantum dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat
pernyataan tentang keinginannya untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat
pernyataan itu disampaikan kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang
diwilayahnya meliputi tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak
mengakibatkan kewarganegaraanganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3
tahun sejak tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini
dimaksudkan untuk memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan
perkawinannya atau tidak karena pada umumnya perkawinan campuran hanya
berlangsung dalam waktu 3 tahun Selain itu oleh karena adanya perkawinan
campuran maka dapat pula warganegara asing yang menikah dengan warga negara
Indonesia diberikan kemudahan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini
Manusiahellip h 80
51
tercantum dalam pasal 19 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersnagkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Warga Negara Asing yang telah 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut-turut dapat menjadi Warga Negara Indonesia asalkan dengan diberikan
kewarganegaraan ganda Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara
Indonesia yang telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing
kemudian ia ingin memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka
menurut Pasal 32 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri bagi
warganegara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
17
Libertus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraan (Jakarta
52
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan Masalah perubahan kewarganegaraan
suami istri yang melangsungkan perkawinan campuran didasarkan pada undang -
undang kewarganegaraan seperti halnya perempuan warga negara Indonesia yang
kawin dengan laki-laki warga negara asing yang menurut hukum negara asal
suaminya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan
suami sebagai akibat perkawinan tersebut atau laki-laki warga negara Indonesia yang
kawin dengan perempuan warganegara asing yang menurut hukum negara asal
istrinya itu menetapkan bahwa kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan
istri sebagai akibat perkawinan tersebut18
Oleh karena itu suami atau istri tidak secara otomatis kehilangan
kewarganegarannya ataupun mendapatkan kewarganegaraan pasangannya karena
tergantung kepada hukum kewarganegaraan pasangannya Menurut pasal 26 (3) dan
(4) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia apabila seorang warga negara Indonesia ingin mempertahankan
kewarganegarananya maka dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau perwakilan Republik Indonesia Surat pernyataan
tersebut harus diajukan 3 tahun sejak perwakilan berlangsung Jadi selama jangka
waktu itu perwakilan berlangsung Jadi selama jangka waktu itu ia tidak
menyatakannya maka akan kehilangan kewarganegaraan Indonesianya Dalam pasal
27 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia menyatakan bahwa ldquoKehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri
yang terikat perkawinan yang sah tidak menyebabkan hilangnya status
kewarganegaraan dari istri atau suamirdquo
Visimedia 2008) h4
18
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
53
Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai aspek
bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga negara sehingga diganti
dengan Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru yaitu Undang- Undang Nomor
12 Tahun 2006 Undang-Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam
menghapus berbagai bentuk diskriminasi selama ini Pasal 2 Undang-Undang Nomor
12 Nomor 2006 menyatakan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Nomor
2006 menyatakan bahwa warga negara Indonesia adalah 19
(1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan danatau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia
(2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia
(3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing
(4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia
(5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut
(6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
Indonesia
(7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia
19
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12 Tahun
54
(8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin
(9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
(10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
(11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
(12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan
(13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
Asas-asas yang dianut Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 adalah sebagai
berikut
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 12 Nomor 2006
2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
55
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006
Undang-Undang Nomor 12 Nomor 2006 pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) atau tanpa kewarganegaraan (apatride)
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini
merupakan suatu pengecualian Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 12 tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa undang-
undang kewarganegaraan yang lama yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia baik secara filosofis yuridis maupun
sosial tidak memenuhi syarat
Secara sosiologis Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indoensia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional
dalam pergaulan global yang mengehendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara dihadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender Oleh karena undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Republik Indoensia sudah tidak memenuhi syarat maka dibentuklah Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia telah
menghapus semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif Selain
memperlakukan warga keturunan sama seperti warga bangsa Indonesia lainnya
undang-undang ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan memberi
kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campuran antara Warga
56
Negara Indonesia dengan warga negara Asing sebelum anak berusia 18 tahun dan
belum menikah Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak anak20
Suatu perkawinan kadangkala dapat menyebabkan terjadinya status
kewarganegaraan seseorang Hal ini terjadai dalam perkawinan campuran yaitu
perkawinan yang dilangsungkan dengan beda kewarganegaraan Adanya perkawinan
campuran dapat menyebabkan warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
perempuan memperoleh kewarganegaraan pasangannya ataupun tetap pada
kewarganegaraan mereka masing-masing yaitu Warga Negara Indonesia Hal ini
terlihat dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan
ldquoBahwa
1 Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
2 Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut hukum negara asal istrinya kewarganegaraan suami
mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut
3 Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki
tersebut kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
20
Liberatus Jehani dan Atanasius Harpen Tanya Jawab UU Kewarganegaraanhellip h 4
57
4 Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tahun sejak
tanggal perkawinannya berlangsungrdquo
Berdasarkan Pasal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan warga Negara Indonesia yang menikah dengan laki-laki Warga Negara
Asing dapat kehilangan kewarganegaraan Indoensianya apabila hukum dari negera
asal suaminya menyatakan kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Sebaliknya laki-laki
warga Negara Indonesia yang menikah dengan perempuan Warga Negara Asing juga
dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesianya apabila hukum dari negara asal
istrinya menyatakan kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat dari perkawinan campuran yang dilaksanakan Warga negara
Indonesia tetap dapat mempertahankan warga Negara Indoensianya seperti tercantum
dalam Pasal 26 (3) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia dengan cara mengajukan surat pernyataan tentang keinginannya
untuk mempertahankan kewarganegaraannya Surat pernyataan itu disampaikan
kepada pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang diwilayahnya meliputi
tempat tinggalnya Pengajuan itu dapat dilakukan apabila tidak mengakibatkan
kewarganegaraan ganda Surat pernyataan itu harus diajukan setelah 3 tahun sejak
tanggal perkawinan berlangsung Penetapan batas 3 tahun ini dimaksudkan untuk
memberikan suatu pilihan apakah mereka akan meneruskan perkawinannya atau tidak
karena pada umumnya perkawinan campuran hanya berlangsung dalam waktu 3
tahun21
Selain itu oleh karena adanya perkawinan campuran maka dapat pula warga
negara asing yang menikah dengan warga negara indonesia diberikan kemudahan
untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia Hal ini tercantum dalam pasal 19
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menyatakan sebagai berikut
58
ldquoBahwa
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan
pejabat
2) Penyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersangkutan sudah bertempat tinggal paling sedikit 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3) Dalam hal ini yang bersangkutan tidak memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
untuk menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menterirdquo
Apabila perkawinan campuran tersebut putus warga Negara Indonesia yang
telah merubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Asing kemudian ia ingin
memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya maka menurut Pasal 32
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia ia dapat mengajukan permohonan tertulis kepada menteri bagi Warga
Negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia sedangkan bagi yang
bertempat tinggal di luar negari permohonan dapat disampaikan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu paling
lambat 14 hari setelah menerima permohonan
21
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
59
2 Upaya Undang-Undang Menyelesaikan Masalah Dwikewarganegaraan
Seiring berjalannya waktu Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinilai sudah tidak sanggup lagi
mengakomodir kepentingan para pihak dalam perkawinan campuran terutama
perlindungan hukum bagi seorang istri yang statusnya Warga Negara Indonesia dan
masalah status kewarganegaraan anak hasil perkawinan campur dimana si ibu Warga
Negara Indonesia akan mengalami kesulitan mendapatkan pengasuhan anaknya yang
Warga Negara Asing apabila perkawinan campur itu putus karena sesuatu hal22
Bila ditinjau ke belakang produk hukum yang dihasilkan pada masa orde
lama yaitu Program Benteng tahun 1951 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1959 yang dimaksudkan untuk memecah persoalan polarisasi sosial Warga Negara
asli dan Warga Negara tidak asli (pribumi dan non pribumi) Pada masa tahun 1945
sampai berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan masa pengembangan
konsep kebangsaan Dalam kurun waktu itu terjadi usaha-usaha
untuk menggantikan konsep kebangsaan itu dengan konsep atau ideologi lain yaitu
munculnya pemberontakan yang bersifat politis ideologis dan separatis Kemudian
lahir orde baru dengan tujuan untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara murni dan konsekuen ternyata tidak berhasil
yang terjadi justru kebalikannya yakni hukum menjadi sarana untuk menopang
kekuasaan dan status quo
Selama orde baru banyak praktik hukum yang tidak aspiratif dan tidak
demokratis sebaliknya sebagai produk hukum orde baru telah memangkas hak-hak
warga negara yang diatur oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan hukum internasional contoh konkrit sebagai ekspresi yang
membawa implikasi praktek politik hukum yang diskriminatif orde baru yaitu
berusaha menggarap masalah Warga Negara Indonesia Tionghoa secara serius
Manusiahellip h 91
60
mendasar dan mendalam yaitu melalui politik hukum pembuatan produk hukum
yang berbentuk Resolusi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor
IIIRESMPRS1966 tentang Pembinaan Kesatuan Bangsa seterusnya rezim orde
baru yang berciri legalistik dalam seluruh kebijaksanaan yang diambilnya selalu
didasarkan pada format perundangan seperti Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden dan Instruksi
Presiden dalam melaksanakan proses konsep kebangsaan Indonesia Untuk keperluan
legalitas tersebut maka sejak periode awal salah satu langkah untuk memecah
persoalan etnik Tionghoa pemerintahan orde baru telah mengeluarkan Instruksi
Presidium Kabinet Nomor 31UIN121966 kepada Menteri Kehakiman Republik
Indonesia untuk tidak menggunakan penggolongan penduduk Indonesia berdasarkan
pasal 131 dan 163 IS (Indische Staatsregelling) dan Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 1967 tentang Kebijaksanaan Pokok yang menyangkut Warga Negara
Indonesia keturunan asing
Dalam konteks mengupayakan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
dianggap perlu untuk meniadakan semua praktik yang mengarah pada pemilahan
atau pengkotak-kotakan golongan penduduk kepada Warga Negara Indonesia
Tionghoa dimungkinkan untuk mengganti nama mereka dengan nama-nama
Indonesia sebagaimana ditentukan dalam keputusan Presidium Kabinet Nomor
1274Kep121966 tanggal 27 Desember 1966 Pada tanggal 8 Juli 1996 dikeluarkan
Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik
Indonesia selanjutnya di sini disebut Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996
Keputusan tentang hukum ini menyatakan bahwa istri dan anak berusia di bawah 18
tahun dari seseorang yang memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia (proses
naturalisasi) langsung mengikuti kewarganegaraan suamiayahnya tersebut (Pasal 1)
Seorang anak (termasuk dari luar kawin) yang belum berusia 18 tahun dari seorang
wanita Warga Negara Indonesia melalui proses pewarganegaraan langsung menjadi
22
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
61
warga negara Indonesia mengikuti kewarganegaraan ibunya (Pasal 2) Dengan
Keputusan Presiden ini semua peraturan perundang-undang yang untuk kepentingan
berbagai hal mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan tidak berlaku lagi Kemudian ditindaklanjuti dengan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1996 kepada aparat daerah supaya menghapus
semua kebijakan hukum yang mewajibkan istri dan anak untuk melampirkan Surat
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk kepentingan tertentu Kemudian
pemerintah mengeluarkan instrument pelaksanaan produk hukum di atas Dalam hal
ini Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 47121265SJ
kepada seluruh Gubernur Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia untuk tidak lagi
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
Lalu Direktur Jenderal Imigrasi mengeluarkan surat edaran tanggal 9 Juli
2002 yang pada intinya menyatakan paspor Warga Negara Indonesia yang telah
memperoleh kewarganegaraan melalui naturalisasi agar melampirkan petikan
Keputusan Presiden tentang Kewarganegaraan sementara anak dan keturunannya
cukup dengan akta kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk Surat Edaran yang sama
dikeluarkan pula tanggal 16 April 2004 oleh Dirjen Imigrasi Surat Edaran Dirjen
Imigrasi menegaskan hal serupa sesuai Surat Edaran 9 Juli 2002 bahwa permohonan
paspor tidak perlu mensyaratkan Surat Bukti Kewarganegaraa Republik Indonesia
Kemudian Dirjen menyatakan bahwa Surat Edaran ini bersifat mengikat kepada
seluruh kantor Imigrasi di Indonesia Wakil Presiden Hamzah Haz mengeluarkan
surat edaran yakni Setwapres Nomor B33 tanggal 15 Maret 2004 Wakil Presiden
memerintahkan kepada Jaksa Agung Kapolri Menteri-Menteri Gubernur dan
BupatiWalikota untuk menertibkan dan menindak aparat bawahannya yang masih
memberlakukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (Tionghoa India Arab dan lain-lain) Kemudian lahir
Manusiahellip h 158
62
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 tentang Persetujuan Antara Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina23
Disebutkan dalam persetujuan ini bahwa ada berbagai kelompok Warga
Negara Indonesia yang dikelompokkan sebagai Warga Negara Indonesia tunggal
atau mereka yang tidak diperkenankan untuk memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia-Republik Rakyat Cina dan tetap menjadi Warga Negara Indonesia yakni
bagi mereka yang berstatus seperti tentara veteran pegawai pemerintah yang pernah
membela nama Republik Indonesia di dunia internasional petani atau mereka yang
secara implisit sudah pernah ikut Pemilihan umum Tahun 1955 Ada tokoh-tokoh
Tionghoa dalam kelompok ini yang secara tidak konsekuen tetap saja perjanjian
dwikewarganegaraan dengan kewajiban memilih kewarganegaraan Republik
Indonesia atau Republik Rakyat Cina diterapkan kepada mereka Perjanjian Republik
Indonesia dan Republik Rakyat Cina kemudian telah dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1958 Undang-Undang ini dimaksudkan sebagai upaya
menyelesaikan masalah dwikewarganegaraan yang dengan peraturan pelaksanaannya
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1959 dengan masa opsi 2 tahun (20
Januari 1960-20 Januari 1962) Kemudian dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1969 dibatalkanlah Perjanjian dwi kewarganegaraan tersebut di atas Dengan
demikian persoalan status Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa sudah
terselesaikan Anak-anak Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir
setelah 20 Januari 1962 sudah menjadi Warga Negara Indonesia tunggal dimana
setelah dewasa tidak diperbolehkan lagi untuk memilih kewarganegaraan lain selain
Warga Negara Indonesia
Dengan demikian pula tidak perlu lagi membuktikan kewarganegaraan
dengan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Keberadaan dari produk
perundangan baik Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 maupun Instruksi
23
Imam Choirul Muttaqin Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak Asasi
Manusiahellip h 160
63
Presiden Nomor 4 Tahun 1999 yang dengan jelas tidak lagi mensyaratkan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk berbagai kepentingan perdatanya (akta
kelahiran paspor menyekolahkan anak mengurus Kartu Tanda Penduduk dan
sebagainya) bukan tidak berdasar sama sekali Artinya ketentuan di atas mengacu
kepada prinsip-prinsip yang diatur oleh peraturan perundang undangan sebelumnya
yang juga posisi hierarki legalisasinya lebih bersifat kuat karena dalam Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang dalam
peraturan pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1958
menyatakan bahwa penunjukan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
demikian hanya jika ada pernyataan suatu instansi yang bersifat meragukan status
orang tersebut Oleh karena kebijakan-kebijakan tersebut terbukti gagal dan
efektivitasnya cenderung terbatas maka lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 untuk memberikan perlindungan hukum kepada setiap warga negara dan
memberikan jaminan kepastian hukum tentang siapa saja Warga Negara Indonesia itu
sehingga tercermin adanya persamaan hukum diantara warga negara Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan suatu produk hukum yang lahir dari
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kemudian dibentuk Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 yakni
a Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh
Kehilangan Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia
b Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M01- HL0301
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 43 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006
c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M02HL-0506
Tahun 2006 berisi tentang Penjabaran Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M80-
HL0401 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pendaftaran Pencatatan dan
64
Pemberian Fasilitas Keimigrasian Sebagai Warga Negara Indonesia yang
Berkewarganegaraan Ganda Ditinjau dari segi perspektif hukum lahirnya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang menggantikan Undang Undang Kewarganegaraan lama yaitu
Undang Undang Nomor 62 Tahun 1958 dikarenakan untuk memberikan
perlindungan hukum yang diwujudkan dengan
a Perempuan Warga Negara Indonesia yang menikah dengan pria Warga
Negara Asing tidak otomatis kehilangan haknya sebagai Warga Negara
Indonesia melainkan ia diberi hak opsi untuk mempertahankan status
kewarganegaraannya sebagai Warga Negara Indonesia atau mengikuti status
kewarganegaraan suaminya
b Apabila perkawinan campuran itu putus karena sesuatu hal dan hak
pengasuhan anak jatuh kepada ayahnya yang Warga Negara Asing maka
ketika si ibu Warga Negara Indonesia yang hendak menemui anaknya di luar
negeri tidak dituduh sebagai penculik
c Anak perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga
Negara Asing adalah Warga Negara Indonesia sampai usia 18 tahun atau
sudah kawin dan sesudah itu ia diwajibkan memilih salah satu status
kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006)
B India
1 Sejarah dan Perkembangan Citizenship Act of India
Penganugerahan seseorang sebagai warga negara India diatur oleh Bagian II
dari Konstitusi India (Pasal 5 hingga 11) Menurut Pasal 5 semua orang yang
bertempat tinggal di India pada saat dimulainya Konstitusi adalah warga negara India
dan juga orang yang lahir di India Presiden India disebut sebagai Warga Negara
Pertama India Undang-undang yang terkait dengan masalah ini adalah Undang-
Undang Kewarganegaraan 1955 yang telah diamandemen oleh Kewarganegaraan
65
(Amandemen) Undang-Undang tahun 1986 1992 2003 2005 2015 dan 2019
Amandemen 1986 membatasi kewarganegaraan dengan kelahiran untuk mewajibkan
paling tidak satu orang tua harus menjadi warga negara India Amandemen 2003
lebih lanjut membatasi aspek itu dengan mengharuskan orang tua tidak bisa menjadi
imigran ilegal Amandemen 2003 juga mengamanatkan Pemerintah India untuk
membangun Daftar Warga Nasional Amendemen 2019 memberikan jalan yang lebih
mudah ke kewarganegaraan bagi minoritas terpilih yang dianiaya yaitu Hindu Sikh
Budha Jain Paris dan Kristen dari negara tetangga yang mayoritas Muslim di
Bangladesh Pakistan dan Afghanistan yang memasuki India sebelum Desember
2014 Kedua tindakan ini telah memunculkan protes skala besar di India pada 2019
ldquoOil boomrdquo yang terjadi di awal tahun 1970 di negara ndash negara Teluk
menarik banyak orang India untuk mengejar perekonomian yang lebih baik Para
migran yang telah sukses kemudian mendorong golongan muda dari India untuk turut
serta melakukan migrasi Hal ini terus menerus berlangsung dan diaspora India di
negara ndash negara Teluk terus bertambah seiring waktu Pengiriman uang ke negara
asalnya (remittances) sedikit demi sedikit membantu keluarga mereka yang berada di
dalam kemiskinan dan tentu saja menjadi salah satu pemasukan negara24
Hingga pertengahan tahun 1970 pemerintah India belum melihat adanya
keuntungan dari diaspora India Pada tahun 1980 Perdana Menteri India pada saat itu
kemudian mengundang beberapa diaspora India untuk datang kembali ke India untuk
membantu pembangunan India pada beberapa sektor inti yang mencakup sektor
telekomunikasi25
Di tahun 1990 dengan ditetapkannya sistem ekonomi liberal
diaspora India diberikan dorongan untuk lebih aktif lagi dalam pembangunan India
Pembentukan komunitas diaspora India sendiri sebenarnya sudah ada sebelum
adanya inisiatif dari pemerintah India untuk mengumpulkan para diaspora ini Di
24
Dr Naresh Kumar Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective (Central University of Gujarat Centre for Diaspora Studies 2012) h 5
66
tahun 1989 para diaspora India di Amerika Serikat berinisiatif untuk mengadakan
First Global Convention of People of Indian Origin di New York Pemicu utama
dibentuknya konvensi ini adalah banyaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang dialami diaspora India di dunia dimana yang terbesar adalah pada tahun 1987
terjadi kudeta militer terhadap pemerintah Fiji yang didominasi oleh diaspora India
Konvensi ini kemudian menghasilkan pembentukan organisasi global diaspora India
yang pertama yaitu Global Organization of People of Indian Origin (GOPIO)
GOPIO kemudian mengajukan petisi pada PBB mengenai kasus pelanggaran hak
asasi manusia
Pada tahun 2000 dibentuk suatu tim khusus oleh pemerintah India yaitu High
Level Indian Diaspora Committee untuk menelaah lebih lanjut persoalan diaspora
India di dunia Setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara di berbagai benua
tim khusus ini kemudian mengajukan sebuah laporan dengan berisikan beberapa
rekomendasi antara lain diadakannnya pertemuan diaspora India dari seluruh dunia
oleh pemerintah India (Pravasi Bharatiya Divas PBD) menyediakan kebijakan dual
nationality hingga mengupayakan menyediakan hak pilih untuk diaspora India
dengan berbagai syarat dan ketentuan Berbagai rekomendasi ini bertujuan untuk
mendekatkan diaspora India pada tanah airnya memudahkan mobilisasi diaspora
India guna menunjang pembangunan negara dan membuka ruang untuk partisipasi
diaspora India pada pembangunan negara26
Perdana Menteri Dr Manmohan Singh pada tahun 2004 kemudian mendirikan
kementerian baru untuk mengurus kepentingan diaspora India di dunia yaitu Ministry
of Non-Resident Indiansrsquo Affairs yang kemudian berubah nama menjadi Ministry of
Overseas Indian Affairs (MOIA) di bulan September 2004 Divisi emigrasi dari
25
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB) 26
Thomas Abraham NRIsPIOs ndash A Catalyst for Development GOPIO Inc 2012
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1302
WIB)
67
kementerian tenaga kerja kemudian dipindahkan ke MOIA dan divisi NRI dari
kementerian luar negeri juga dipindahkan ke MOIA dengan nama divisi Diaspora
MOIA juga menangani segala aspek migrasi dan kepulangan migran ke India Misi
awal terbentuknya MOIA adalah
To establish a robust and vibrant institutional framework to facilitate and
support mutually beneficial networks with and among Overseas Indians to maximize
the development impact for India and enable Overseas Indians to invest in and
benefit from the opportunities in India27
Poin utama dari misi ini adalah bagaimana MOIA dapat menjadi sebuah institusi
yang dapat memfasilitasi dan mendukung jaringan yang bermanfaat secara mutual
dengan diaspora India Selain itu MOIA juga harus memaksimalkan diaspora India
untuk memberikan pengaruh bagi pembangunan India MOIA memiliki tiga tujuan
utama dalam kinerjanya yaitu
a Facilitate sustained interaction of overseas Indians with India and offer
them a wide variety of service in economic social and cultural matters
b Extend institutional support for individual initiatives and community
action to harness the knowledge skills and investible resources of
overseas Indians to supplement the national development efforts
c Transforming management of emigration through appropriate domestic
interventions and international cooperation
Untuk ketiga mencapai tujuan tersebut maka MOIA kemudian mendirikan beberapa
badan untuk mengefektifkan kinerjanya Badan ndash badan tersebut antara lain
a Overseas Indian Facilitation Centre (OIFC) badan yang bekerjasama
dengan Confederation of Indian Industry (CII) untuk memberikan
pelayanan di bidang ekonomi investasi dan bisnis
27
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
68
b India Development Foundation (IDF) badan untuk memberikan fasilitas
bagi filantropi diaspora India untuk disalurkan pada pembangunan sosial
India
c Indian Council of Overseas Employment (ICOE) badan yang
memusatkan penelitian dan kerjanya pada pasar kerja bagi diaspora
India
d Global Indian Network of Knowledge (Global-INK) sebuah wadah
elektronik yang memfasilitasi penyaluran ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dari
diaspora India
e Overseas Indian Centres (OIC) badan yang berada di dua negara
dengan jumlah diaspora India terbesar Amerika Serikat dan Abu Dhabi
untuk melayani persoalan diaspora India
Selain misi dan tujuan utama MOIA juga memiliki Six Fundamental
Strategic Imperatives yaitu 6 tujuan pokok yang menjadi prioritas utama yang
diberikan dan didukung oleh pemerintah India Yang membedakan tujuan
pokok daripada tujuan dan misinya adalah signifikansi dari tujuan pokok yang
secara jelas dipaparkan Keenam tujuan pokok ini adalah28
a Transforming Brain-drain to Brain-gain Encourage Indians to partner with
the government and the corporations in its development agenda by offering
special status and incentives
Istilah brain drain pertama kali diperkenalkan oleh Royal Society yang
bertujuan untuk menggambarkan emigrasi ilmuwan dan teknolog Eropa ke
Amerika Utara pasca perang khususnya Perang Dunia II Alasan utama dari
emigrasi ini adalah karena adanya masalah di negara asal para emigran
sehingga kelompok ilmuwan ini tidak mendapatkan kesempatan untuk
28
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
69
berkembang Untuk menanggapi brain-drain terdapat istilah brain-gain yang
berarti kedatangan para kelompok ilmuwan dan profesional ke suatu negara
Brain-drain disini dianggap sebagai suatu kerugian negara yang ditinggalkan
dan brain-gain dianggap sebagai suatu keuntungan bagi negara yang dijadikan
tempat tujuan29
India mengalami brain-drain sekitar tahun1960-an ketika negara ini
sedang berada dalam keadaan yang tidak kondusif di bidang ekonomi dan
politik Tujuan pokok pertama dari MOIA adalah mentransformasi brain-drain
menjadi brain-gain dimana sejak tahun 2000 sendiri India sudah menerima
kembali cukup banyak kedatangan kembali para ahli dan profesional Meski
begitu MOIA yakin bahwa tidak semua diaspora India mau pindah kembali ke
India untuk membantu proses pembangunan Maka dari itu MOIA
memaksimalkan bagaimana menjadikan diaspora India ini sebagai penghubung
untuk akses pengetahuan sumber daya dan pasar untuk menggerakan secara
maksimal usaha pembangunan sosio-ekonomi India
MOIA juga tidak menutupi adanya kesempatan bagi diaspora India yang
ingin kembali ke India dan memberikan fasilitas khusus untuk memperlancar
proses kepulangan tersebut Keberadaan badan ndash badan di bawah MOIA
kemudian diefektifkan untuk menjadi suatu institusi yang memberikan
kesempatan bagi diaspora India untuk terlibat sebagai rekan kerja dalam proyek
pembangunan negara India Sektor utama yang ditargetkan sebagai proyek bagi
diaspora India adalah30
a) Local governance ndash Rural and Urban local bodies
29 Moch Iman Santoso Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian (Bandung
Pustaka Reka Cipta 2014) h 97
30
Ministry of Overseas Indian Affairs Strategic Plan
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1305 WIB)
70
b) HigherTechnicalvocational education
c) Energy including non-conventional sources
d) Transportation including rural roads
e) Youth Development including skill upgrading
f) Community Health including rural health care delivery
g) School Education including standardized testing
b Facilitating Diaspora philanthropy Facilitate capital flows from the diaspora
Banyak dari diaspora India baik individu maupun organisasi
memberikan sumbangan donasi terhadap berbagai macam permasalahan sosial di
India Tidak adanya badan yang menangani sumbangan ini mengakibatkan
perputaran kapital sumbangan donasi ini jauh dari potensi yang dimiliki diaspora
India untuk berkontribusi terhadap pembangunan India Melihat potensi yang
besar dari hal ini MOIA kemudian menjadikan filantropi diaspora ini sebagai
salah satu tujuan pokok utama dari kinerjanya 31
c Overseas Indians as a Strategic Resource
Advocacy Invite participation and frequent dialogue with professional bodies
where the diaspora are involved to share perspectives and strategies Keberadaan
diaspora India yang tersebar di berbagai negara dan dalam kurun waktu yang cukup
lama menghasilkan cukup banyak perwakilan diaspora yang sukses dan dapat
dipertimbangkan Beberapa dari diaspora ini juga sekarang ini menempati posisi yang
baik dalam bidang ekonomi dan dalam bidang politik di negara tempat mereka
menetap Dengan segala potensi tersebut diaspora India kemudian menjadi suatu
sumber daya yang strategis bagi negara India
Keberadaan diaspora India dalam memberikan pengaruh politik dan
pembentukan kebijakan ini semakin terlihat di tahun 2000-an Salah satu contohnya
yaitu peranan komunitas Indo-Amerika dalam kesimpulan Indo-US civil nuclear deal
Terdapat banyak diaspora India yang mengabdi di eselon tinggi di pemerintahan
71
kedua negara dan apabila dimanfaatkan dengan baik hal ini dapat memberikan India
sebuah keuntungan kompetitif
MOIA memposisikan diaspora India sebagai sebuah cadangan strategis yang
harus ditingkatkan untuk dapat mengadvokasi kepentingan India di kancah global
Hingga sekarang ini diaspora India dibutuhkan untuk mengadvokasi India di bidang
perubahan iklim pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah arsitektur finansial
global yang baru Keanggotaan India sebagai anggota permanen di United Nations
Security Council (UNSC) juga menjadi salah satu bahan advokasi bagi diaspora India
sekarang ini
d International Migration Positioning India as a preferred source country for
economic migration
Partner with states and partners to develop skills which are in short supply
internationally and help upskill and reskill with the aim of developing global citizens
Sebagai salah satu aktor utama di bidang migrasi internasional baik itu sebagai
negara asal transit dan tujuan India mempunyai kepentingan strategis dalam
penerapan kebijakan migrasi internasional Dari perspektif kebijakan keinginan
untuk bermigrasi atau tidak merupakan pilihan individual bagi seorang warga negara
Namun dengan latar belakang historis sebagai salah satu negara yang menjadi sumber
tenaga kerja terbesar di dunia India mengatur proses migrasi rakyatnya India dalam
hal ini diatur oleh MOIA berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan
tenaga kerja yang kemudian diatur pengirimannya ke berbagai negara di dunia
Untuk mendukung kinerja MOIA dalam mengatur pengelolaan migrasi tenaga
kerja diimplementasikan sebuah proyek e-governance yaitu e-migrate e-migrate
berfungsi untuk membangun data berbasis elektronik dari aliran dan persediaan
tenaga kerja migran Proyek elektronik ini juga memungkinkan seluruh stakeholder
(pemerintah perusahaan pelatihan dan lembaga pengelola migran) dalam proses
31
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-Malaysiahellip
h 50
72
migrasi untuk mengatur dan mengerjakan peran mereka secara efisien dan
transparan32
Untuk tujuan pokok keempat ini MOIA juga meningkatkan kerjasama
bilateral di bidang kemigrasian Sejauh ini MOIA telah membuat perjanjian bilateral
keamanan sosial (Bilateral Social Security Agreements) dan kesejahteraan buruh
dengan beberapa negara dengan jumlah diaspora India yang besar Langkah
selanjutnya yang akan diambil adalah membuat sebuah instrumen perjanjuan baru
mengenai kerjasama mobilitas sumber daya manusia (Human Resource Mobility
Partnership) dengan beberapa negara yang strategis bagi India Selain itu untuk
memastikan kualitas tenaga kerja asal India yang akan dikirim India juga fokus untuk
meningkatkan standar kurikulum menjadi standar internasional memperkenalkan
ujian standarisasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan sertifikasi kemampuan yang
independen
e Establishing strategic economic depth in new destination countries
Facilitate diaspora and Indian business to invest and share learnings to support
the economic growth of developing economies that are of strategic interest India
telah menetapkan target pada tahun 2020 untuk menjadi negara dengan perekonomian
yang kuat dengan usia yang masih muda Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
kebutuhan energi (minyak gas dan tenaga nuklir) pangan sumber daya alam dan
pekerjaan Maka dari itu India sudah selayaknya memperkuat kerjasama dengan
negara ndash negara yang kaya akan sumber daya alam dan relatif masih terbelakang
pembangunannya dalam hal ini negara ndash negara di benua Afrika 33
Prioritas migrasi India kemudian ditetapkan dan digolongkan berdasarkan
kebutuhan perekonomian India Tujuan migrasi India sendiri yang awalnya
didominasi oleh negara ndash negara Timur Tengah Asia Tenggara serta Amerika Serikat
32
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 53
33
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
73
dan Inggris sedikit demi sedikit diarahkan ke Afrika Karibia dan Amerika Latin
untuk merubah arah strategi ekonomi India Perubahan pola migrasi ini agar tidak
hanya para ahli dan profesional saja yang melakukan migrasi namun meliputi petani
pemilik usaha kecil dan menengah serta penyedia layanan jasa34
f Protection and Welfare Providing institutional support to Vulnerable Overseas
Indians including women
Review policy and re-engineer processes to be diaspora and emigrant friendly
Tujuan pokok terakhir dari MOIA adalah menjadi tempat perlindungan pertama dan
utama bagi diaspora India di seluruh dunia terutama untuk perempuan Kapabilitas
untuk melakukan intervensi demi menjangkau para diaspora India yang
membutuhkan sedikit demi sedikit harus dibangun dengan cara memperkuat
kerjasama antar negara MOIA juga fokus untuk mengembangkan institusi
mendukung infrastruktur dan mekanisme pertukaran informasi yang dapat
mempermudah jangkauan terhadap diaspora India
2 Amandemen Citizenship of India 2019
Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen) 2019 disahkan oleh
Parlemen India pada 11 Desember 2019 Undang-Undang Kewarganegaraan diubah
tahun 1955 dengan memberikan jalan menuju kewarganegaraan India bagi para
migran ilegal Hindu Sikh Buddha Jain Parsi dan Kristen minoritas agama yang
telah melarikan diri dari penganiayaan dari Pakistan Bangladesh dan Afghanistan
sebelum Desember 2014 Muslim dari negara-negara itu tidak diberi hak yang sama
seperti itu Kebijakan tersebut adalah pertama kalinya agama secara terbuka
digunakan sebagai kriteria kewarganegaraan di bawah hukum India UU tersebut
mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 untuk memberikan
34
Alisan Angela Pengaruh Diaspora India Terhadap Hubungan Bilateral India-
Malaysiahellip h 54
74
kelayakan kewarganegaraan India bagi para migran ilegal yang beragama Hindu
Sikh Budha Jain Parsis dan Kristen dari Afghanistan Bangladesh dan Pakistan dan
yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 201435
UU tersebut tidak
menyebut Muslim
Di bawah UU tersebut salah satu persyaratan untuk kewarganegaraan melalui
naturalisasi adalah bahwa pemohon harus telah tinggal di India selama 12 bulan
terakhir dan selama 11 dari 14 tahun sebelumnya RUU ini melonggarkan
persyaratan 11 tahun sampai 5 tahun bagi orang-orang yang memiliki enam agama
dan tiga negara yang sama UU ini membebaskan wilayah suku Assam Meghalaya
dan Tripura dari penerapannya Ini juga mengecualikan area yang diatur melalui Izin
Jalur Dalam yang meliputi Arunachal Pradesh Mizoram dan Nagaland Muslim dari
Pakistan Bangladesh dan Afghanistan tidak ditawari kelayakan untuk menjadi warga
negara di bawah Undang-Undang yang baru Para kritikus mempertanyakan
pengecualian tersebut Amandemen membatasi dirinya untuk tetangga mayoritas
Muslim di India dan kedua tidak menyadarinya tentang Muslim yang dianiaya di
negara-negara tersebut
Tidak diragukan lagi bahwa protes nasional terhadap Citizenship Amendment
Act 2019 (CAA)36
yang kontroversial di India telah menggarisbawahi perpecahan
yang mendalam di dalam negara dan dalam komunitas internasional Pers dunia
sering mempublikasikan kerusakan apa yang telah dilakukan terhadap kebijakan luar
negeri India yang telah diselesaikan dan posisi globalnya setelah CAA Masalah
signifikannya adalah bahwa India terus bergerak menuju isolasi di panggung global
dan sekutunya yang terpercaya juga mempertanyakan komitmen konstitusi India
35
Citizenship Amendment Bill Indias new anti-Muslim law explained BBC News (diakses
pada 11 December 2019 pkl 2217 WIB)
36
RUU Amandemen Kewarganegaraan 2019 diperkenalkan oleh BJP yang dipimpin
Pemerintah Modi di Lok Sabha ke-17 oleh Sh Amit Shah Menteri Dalam Negeri Uni 09122019 dan
disahkan pada 10122019 dengan mayoritas anggota parlemen mendukung CAB terhadap 80 anggota
parlemen RUU tersebut disahkan oleh Rajya Sabha pada 11122019 dengan 125 suara mendukung
dan 105 suara menentangnya
75
terhadap hak-hak minoritas Banyak negara secara terang-terangan menyatakan
keprihatinan mereka terhadap perkembangan tertentu di masa lalu di India dan
meragukan apakah negara itu akan mempertahankan karakter sekuler dan
heterogennya atau bersikukuh untuk mengaitkan dirinya dengan beberapa negara
mayoritas yang terkenal di dunia37
Terutama raison detre untuk Citizenship Amendment Act 2019 yang
kontroversial memiliki dua alasan utama penganiayaan agama di tiga negara yang
didominasi Muslim dan memperbaiki kesalahan partisi Melihat alasannya
tampaknya cukup meyakinkan tetapi faktanya kedua alasan itu salah paham dan
secara historis cacat38
Klasifikasi CAA tidak masuk akal sebagaimana diamanatkan
untuk memenuhi syarat Pasal 14 21 dan 25 Konstitusi India Pemerintah tidak
memiliki jawaban mengapa minoritas agama di sekte-sekte Muslim seperti Syiah
Baloch dan Ahmediya yang anggotanya menghadapi penganiayaan agama yang
paling parah di Pakistan Bangladesh dan Afghanistan telah dikecualikan Lebih jauh
pemerintah tidak memiliki jawaban mengapa kelompok yang dianiaya dari negara
tetangga lainnya seperti Rohingya dari Mynamar Madhesis dari Nepal Tamil Elam
dari Sri Lanka dan Muslim dari Tiongkok secara mencolok mengabaikan gagasan
ldquosekularitas progresivitas dan inklusivitasrdquo dari Undang-Undang Perubahan
Kewarganegaraan saat ini 2019 Hal ini membuat niat untuk menyangkal
perlindungan kepada umat Muslim jelas meskipun itu adalah fakta yang diakui
secara universal bahwa umat Islam tidak lebih aman dari penganiayaan agama
daripada komunitas lain Banyak sekali penganiayaan seperti itu seperti dalam kasus
sekte Ahmadiyah dan Syiah di Pakistan Taslima Nasrin di Bangladesh dan bahkan
37
Rana Ayyub Indiarsquos protests could be tipping point of authoritarianism The Washington
Post Dt 18122019 httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721 (diakses pada 17
Januari 2020 pkl 1600 WIB)
38
Narender Nagarwal Global Implications of Indias Citizenship Amendment Act 2019
University of Delhi
Januari2020httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias_Cit
izenship_Amendment_Act_2019 (diakses pada 23 Februari 2020 pkl 1212 WIB)
76
Salman Rushdie di hampir setiap negara Islam CAA gagal untuk mengenali
kebenaran yang kuat bahwa penganiayaan agama tidak harus didasarkan pada agama
korban39
Pakistan Afghanistan dan Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim yang
telah memodifikasi Konstitusi mereka dalam beberapa dekade terakhir untuk
mendeklarasikan Islam sebagai agama resmi negara mereka Karena itu menurut
pemerintah India umat Islam di negara-negara Islam ini tidak mungkin menghadapi
penganiayaan agama Pemerintah menyatakan bahwa Muslim tidak dapat
diperlakukan sebagai minoritas yang dianiaya di negara-negara mayoritas Muslim
ini BBC menyatakan bahwa sementara negara-negara ini memiliki ketentuan dalam
konstitusi mereka yang menjamin hak-hak non-Muslim termasuk kebebasan untuk
mempraktikkan agama mereka dalam praktiknya populasi non-Muslim telah
mengalami diskriminasi dan penganiayaan40
Tindakan serupa untuk minoritas agama yang dianiaya tidak termasuk agama
mayoritas telah diperkenalkan di negara sekuler lainnya seperti Amerika Serikat
Undang-undang Bantuan Penganiayaan Agama Amerika Serikat 2016 menyatakan
Warga negara Suriah yang merupakan minoritas agama di negara asal mereka harus
diklasifikasikan sebagai pengungsi yang memiliki perhatian kemanusiaan khusus
harus memenuhi syarat untuk pemrosesan prioritas dua di bawah sistem prioritas
pemukiman kembali pengungsi 41
39
Faizan Mustafa Religious bases of citizenship would be negation of secularism Indian
Express 11 Desember 2019
40
Indias bill purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims Indias bill
purporting to help refugees really seeks to hurt Muslims The Economist ISSN 0013-0613 (diakses
pada 27 Februari 2020 pukul 1600 WIB)
41
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act govtrackus (diakses pada 27 Februari
2020 pkl 1323 WIB)
77
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH INDONESIA DAN
INDIA ATAS TUNTUTAN DWIKEWARGANEGARAAN
A Kebijakan Alternatif Pemerintah Indonesia atas Tuntutan
Dwikewarganegaraan
Di Indonesia status kewarganegaraan ganda masih diberlakukan secara
terbatas yakni pada anak dari status perkawinan campuran karena politik hukum
kewarganegaran di Indonesia masih menganut prinsip single nationality Dalam kasus
perkawinan campuran misalnya baik Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia (yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Lama)
maupun Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia
(yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Baru) memang tidak memberikan
status kewarganegaraan Indonesia secara otomatis bagi wanita WNA yang menikah
dengan pria WNI Namun demikian apabila wanita WNA tersebut ingin menjadi
WNI maka ia harus mengajukan permohonan resmi sesuai peraturan yang berlaku
Demikian juga wanita WNI yang menikah dengan seorang pria WNA dapat tetap
mempertahankan kewarganegaraan Indonesia bila ia hendak mengikuti
kewarganegaraan suami menjadi WNA maka wanita tersebut diharuskan untuk
mengajukan permohonan sesuai peraturan yang berlaku Hal ini tentu dapat
menimbulkan perbedaan kewarganegaraan dalam keluarga suatu perkawinan
campuran 1
Perbedaan kewarganegaraan tidak saja terjadi antara pasangan suami istri
dalam suatu perkawinan campuran tetapi juga terjadi pada anak-anak hasil
perkawinan campuran Menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Lama
kewarganegaraan untuk anak hasil perkawinan campuran mengikuti kewarganegaraan
ayahnya apabila anak yang lahir dalam suatu perkawinan campuran dari ibu WNI
1 May Lim Charit Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi Diaspora
Indonesiahellip h 817
78
dan ayahnya WNA anak tersebut secara otomatis menjadi WNA sehingga terjadi
perbedaan kewarganegaraan antara anak yang lahir tersebut dengan ibunya yang
WNI Perbedaan kewarganegaraan antara anak WNA dengan ibunya WNI
menimbulkan banyak masalah hukum baik selama masa perkawinan campuran itu
berlangsung maupun setelah putusnya perkawinan campuran Terdapat banyak kasus
yang muncul dimana UU Kewarganegaraan Lama tidak dapat melindungi anak-anak
yang lahir dari seorang ibu WNI suatu perkawinan campuran teristimewa saat
putusnya perkawinan dan anaknya yang WNA harus berada dalam pengasuhan
ibunya WNI serta bertempat tinggal di dalam Negara Indonesia yang notabene
merupakan negara ibunya sendiri2
1 Kewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006
Kini lahirnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Indonesia yang baru merupakan suatu lompatan besar dari dari
undang-undang kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu kewarganegaraan
Tunggal tetapi dalam undang-undang ini diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak-anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua
puluh satu) tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua asas
penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam ketentuan Pasal 4
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia Mereka yang belum berusia 18 tahun atau belum menikah dan setelah anak
tersebut berusia 21 tahun maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya
2 Leonora Bakarbessy dan Sri Handajani ldquoKewarganegaraan Ganda Anak dalam
Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata Internasionalrdquo Jurnal Perspektif
Volume XVII No 1 Tahun 2012 Edisi Januari h 2
79
sesuai dengan kehendaknya3 Aturan tersebut terlihat secara jelas diterapkannya
konsep kewarganegaraan ganda hanya saja masih terbatas pada anak-anak hasil
perkawinan campuran sampai anak tersebut berusia 18 tahun atau sudah kawin
Ketika anak tersebut sudah usia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus memilih
salah satu di antara dua kewarganegaraan yang ia miliki sebelumnya Penerapan
status kewarganegaraan ganda yang dianut dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 dapat disebut sebagai sebuah terobosan untuk mengatasi problematika yang
timbul dalam perkawinan campuran maupun setelah putusnya perkawinan campuran
dimana terdapat perbedaan kewarganegaraan antara orangtua dan anak-anak hasil
perkawinan itu yang kerap membuat sang anak terlindungi hak-haknya
Selain itu lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 juga ditujukan
untuk memberikan jaminan kepastian hukum berupa status kewarganegaraan
Republik Indonesia bagi anak hasil perkawinan campur dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara Asing Perubahan mendasar
lainnya dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah
a Menganut 4 asas Kewarganegaraan yakni
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan
berdasarkan negara tempat kelahiran
2) Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang
3 Pasal 6 dinyatakan bahwa sebelum anak-anak tersebut berumur 18 tahun maka anak-anak
tersebut mempunyai kewarganegaraan ganda dan setelah anak-anak tersebut berusia 18 tahun atau
sudah kawin dan diberi tenggat waktu 3 tahun anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraanya Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
80
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini4
b Mengatur 8 prinsip pokok selain 4 asas Kewarganegaraan di atas yaitu
1) Asas kepentingan nasional peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri
2) Asas perlindungan maksimum pemerintah wajib memberikan
perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri
3) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan
4) Asas kebenaran substantif prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif tetapi juga disertai substansi dan syarat-
syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
5) Asas nondiskriminatif asas yang tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar
suku ras agama golongan jenis kelamin dan gender
6) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia Asas
ini dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin melindungi dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya
4 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
81
7) Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan
secara terbuka
8) Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat
mengetahuinya5
c Memberikan status Kewarganegaraan Ganda Terbatas bagi anak hasil
perkawinan campur antara Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara
Asing sampai usia 18 tahun atau sudah kawin dan setelah itu ia diwajibkan
memilih salah satu status kewarganegaraannya (Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006) Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tidak mengenal asas bipatride yakni sistem kewarganegaraan ganda
ataupun juga tidak mengenal asas apatride yakni tanpa kewarganegaraa tetapi
kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang
ini merupakan pengecualian saja
d Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) bagi Warga
Negara Indonesia keturunan (etnis Tionghoa India Arab dan lain-lain) tidak
diperlukan lagi Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia adalah
kebijakan pemerintah orde baru yang diatur melalui Peraturan Menteri
Kehakiman Nomor JB3412 Tahun 1978 yang menyatakan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia harus mengajukan permohonan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia kepada Menteri Kehakiman khususnya
bagi mereka yang keturunan asing yang sudah menjadi Warga Negara
Indonesia dan telah dewasa namun tidak memiliki bukti Kewarganegaraan
Republik Indonesia
5 NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah SBKRI
Menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakarta Pancar alam dan Pusat Kajian Hukum dan Ekonomi
(PK2HE) 2007) h 83
82
Ditinjau dari segi sosial latar belakang pengaturan status kewarganegaraan
ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 adalah perlakuan diskriminasi terhadap anak hasil perkawinan campur
yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia dan seorang ayah Warga Negara
Asing anak yang lahir di luar perkawinan campur yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan anak dari ibu Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan
yang sah dengan seorang ayah Warga Negara Asing yaitu tidak adanya jaminan
kepastian hukum sebagai Warga Negara Indonesia oleh karena sebelum Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini lahir Indonesia menganut asas ius sanguinis dalam
penentuan status kewarganegaraan seseorang sehingga status kewarganegaraan
seorang anak hasil perkawinan campur yang sah maupun di luar perkawinan yang sah
ditentukan berdasarkan garis keturunanpertalian daerah dengan sang ayah Hal ini
merupakan bentuk lain dari apartheid (Segregation) atau state sponsored racial
discrimination yang diekspresikan melalui perangkat hukum dan kebiasaan6
Dalam rangka penghapusan diskriminasi di Indonesia Pemerintah telah
meratifikasi Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Dalam Pasal 3 konvensi yang telah
diratifikasi ini menyebutkan agar Negara peserta membuat Undang-Undang yang
menjamin pelaksanaan dan penikmatan hak-hak asasi manusia Salah satu Undang-
Undang yang telah dibuat untuk mengatur dan melindungi hak asasi manusia adalah
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Dari tahun 1958
hingga sekarang sudah ada 6 (enam) Instrumen Internasional Hak Asasi Manusia
yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu
6 Frans H Winarta Dalam NHT Siahaan dan Subiharta Hukum Kewarganegaraan dan
HAM Bagiamana SBKRI menurut UU No 12 Tahun 2006 (Jakata Pancaran Alam dan Pusat Kajian
Kebijakan Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007) h 50
83
a Konvensi tentang Hak-hak Politik Kaum Wanita (Undang-Undang Nomor 68
tahun 1958 tanggal 17 Juli 1958)
1) Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi wanita
(Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Tanggal 24 Juli 1984)
2) Konvensi tentang Hak-hak Anak (Keputusan Presiden Nomor 36
Tahun 1990 Tanggal 25 Agustus 1990)
3) Konvensi Internasional Anti Apartheid dalam Olahraga (Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 1993 Tanggal 22 Mei 1993)
4) Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukum yang
Kejam Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusiawi
(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tanggal 28 September 1998)
b Status kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil perkawinan campur
diatur dalam
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia Pasal 4 Warga Negara Indonesia adalah7
a Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
danatau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia
b Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia
c Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah seorang
Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing
d Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia
7 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
84
e Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut
f Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia
g Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia
h Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesi
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
i Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
j Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
k Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya
l Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
m Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
85
Pasal 58
(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinann yang sah
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara
sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia
(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh Warga Negara Asing berdasarkan
penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia
Pasal 6
(1) Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c huruf d huruf h huruf i
dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda setelah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
memilih salah satu kewarganegaraannya
(2) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Pejabat dengan
melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan
perundang-undangan
(3) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah
anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin9
Setidaknya ada 4 alasan perlu dan tidaknya asas dwikewarganegaraan
yaitu 1) Keharusan dual citizenship Indonesia sebenarnya mulai mengenal
asas kewarganegaraan ganda melalui UU No 12 Tahun 2006 Meski dalam
8 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
9 Indonesia Undang-Undang No 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI LN-RI No
63 TLN 4634
86
peraturan tersebut kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak hasil
perkawinan campuran sampai berusia 21 tahun dan selanjutnya harus memilih
salah satu kewarganegaraannya (lihat Pasal 21 joPasal 6 UU
Kewarganegaraan) Ada banyak alasan mengapa prinsip dwikewarganegaraan
salah satunya adalah gelombang migrasi besar dari negara yang
pendapatannya rendah Jika asas dwikewarganegaraan kemudian berlaku
maka para imigran bisa menjadi ancaman bagi sebuah negara Dengan alasan
inilah kemudian sejumlah aturan ketat diterapkan Contohnya di Amerika
meski melegalkan kewarganegaraan ganda aturan ketat tetap berlaku apalagi
soal militer dan pajak 2) Pindah kewarganegaraan Kepindahan seorang WNI
menjadi warga negara lain bergantung pada rasa cinta pada tanah air dan
resiko yang harus dipertimbangkan yaitu pertama adalah masalah ekonomi
Jika menjadi warga negara lain apakah akan diberi tunjangan hidup dari
pemerintah dan fasilitas lainnya Kedua jika ingin mendapatkan kembali
kearganegaraan asli maka ia harus mengurus kembali persyaratannya dan ini
akan memakan waktu yang lama Ketiga berkaitan dengan generasi emas
Indonesia Misalnya seorang juara olimpiade ingin melepas kewarganegaraan
maka Indonesia akan kehilangan generasi berprestasi10
Terdapat beberapa ilustrasi terkait keuntungan dan kerugian
diterapkanya Konsep Kewarganegaran Ganda (Dual Nationality) bagi
diaspora seperti tercantum dalam tabel di bawah ini11
10
Ahmad Jazuli Diaspora Indonesia Dan Dwi Kewarganegaraan Dalam Perspektif Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia hellip h 101
87
No Keuntungan Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
Kerugian Konsep
Kewarganegaran Ganda Tidak
Terbatas (Dual Nationality)
1 Meningkatkan perekonomian
yaitu PDB naik kemudahan
transaksi investasi bisnis dan
mendorong pembangunan dan
pengembangan
Meningkatkan perekonomian yaitu
PDB naik kemudahan transaksi
investasi bisnis dan mendorong
pembangunan dan pengembangan
2 Meningkatkan daya saing dan
penerimaan Negara
Masih bisa mendapatkan prilaku
yang berbeda (Hak politik dan
Sosial)
3 Menciptakan lapangan kerja baru Kebingungan dalam
mengimplementasikan Hak dan
Kewajiban sebagai seorang warga
Negara
4 Jembatan untuk infestasi
negosiasi alih teknologi dan
pembangunan infrastuktur
Rendahnya partisipasi sosial bagi
kedua Negara
5 Mendorong peningkatan
hubungan kerja sama antar
Negara (Ekonomi sosial
Hukum)
Mendorong keluarga atau kerabat
untuk pindahmigrasi
6 Meningkatkan potensi SDM alih Penurunan loyalitas terhadap k
11
Eka Martiana Wulansari ldquo Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesiardquo Jurnal Rechtvinding Online h 3
88
kompetensi dan keterampilan
sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap asing
bangsa dan negara
7 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Memungkinkanya tindakan illegal
atau menghindari hukum
8 Menjaga stabilitas kawasan atau
perdamaian internasional
Melihat masih sulitnya peluang mewujudkan dwikewarganegaraan di
lndonesia maka pendekatan keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta
para diaspora Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di negara lain
seperti India dengan konsep pemberian Overseas Citizenship of India (OCl) di mana
pemegang OCI yang merupakan eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan
ke India tanpa harus memiliki visa Selain itu pemilik OCI dapat bekerja tanpa
disertai dengan izin kerja walaupun tetap ada batasan-batasan pekerjaan tertentu Hal
ini berbeda dengan di Indonesia bahwa WNA sekalipun eks-WNl tetap mendapatkan
perlakuan sama yaitu keharusan memiliki visa dan izin tinggal layaknya WNA
Perbedaan aturan ini kerap kali menimbulkan isitlah dipersulit oleh petugas
lmigrasi yang sebenarnya menjalankan aturan yang berlaku di lndonesia Selain itu
pemegang OCI memiliki kesempatan untuk langsung memeperoleh kewarganegaraan
Indianya setelah yang bersangkutan melepaskan kewarganegaraan lainnya Hal ini
tentu saja tidak berlaku dan tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia
89
B Kebijakan Alternatif Pemerintah India atas Tuntutan Dwikewarganegaraan
Terdapat sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan dengan
mengeluarkan pendaftaran kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan
memberikan beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi diaspora secara besar
dalam pembangunan negara pada tahun 2002 Komite Tingkat Tinggi Diaspora India
merumuskan kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) sebagai upaya lain dari
penerapan dwikewarganegaraan (alternatif) Melalui pengkajian mendalam dan
pertimbangan yang matang kebijakan OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada
tahun 2005 setelah amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955)12
Secara umum ada beberapa kebijakan diaspora yang diambil oleh pemerintah
India dalam laporan tahunan 2012-2013 antara lain Pravasi Bharatiya Divas (PBD)
Kartu Persons of Indian Origin (PIO) kartu Overseas Citizens of Indians (OCI)
program beasiswa buat anak-anak diaspora (SPDC) serta program Mengenal India
(KIP) Dari beberapa program itu saya menyoroti Kartu Keturunan India Asli (PIO)
dan OCI Kartu itulah yang akan difungsikan sebagai hak atas status
dwikewarganegaraan bagi diaspora di Asia Tenggara
Melalui analisis perbandingan hak atau keuntungan yang diperoleh dalam
kebijakan Overseas Citizenship of India (OCI) dan kebijakan dwikewarganegaraan
Terdapat perbedaan yang signifikan yang menunjukkan bahwa kebijakan Overseas
Citizenship of India (OCI) bukanlah atau tidak sama dengan kebijakan
dwikewarganegaraan (India Citizenship Act 1955 point 7c) dapat digambarkan
bahwa melalui kebijakan OCI card diaspora India memperoleh beberapa kemudahan
dalam berkontribusi secara penuh untuk pembangunan negaranya antara lain
12
Sohalia Verma Instruments of Engagement Assessing Indiarsquos PIO and OCI Schemes
CARIM-India Researh Report 2013
httpwwwmeagovinimagespdfAssessingIndiasPIOandOCISchemespdf (diakses pada 5 Maret
2020 pkl 1327 WIB)
90
a Memperoleh kemudahan untuk keluar masuk negara India dan tanpa ada batasan
untuk mengunjungi atau menetap di India
b Memperoleh kemudahan untuk pendidikan dan bekerja di negara India
c Memperoleh hak dan perlakuan yang sama dengan warga negara India dalam
bidang ekonomi keuangan dan pendidikan
d Memperoleh kemudahan untuk melakukan investasi memiliki perumahan dan
property lainnya meskipun tidak dapat memiliki atau mengakuisisi lahantanah
produktif (pertanian perkebunan perhutanan dan pertambangan)
Selain dari berbagai fasilitas dan hak-hak yang akan diperoleh diaspora India
sebagai subjek dari kebijakan OCI terdapat juga batasan-batasan bagi pemegang
OCI card sebagai pembeda dari kebijakan dwikewarganegaraan Batasan tersebut
antara lain yaitu
a Diaspora India tidak bisa memilih (vote) dalam pemilihan umum
b Tidak bisa menjadi anggota Dewan Perwakilan atau Dewan
Legislatifparlemen
c Tidak bisa menjabat sebagai presiden hakim Mahkamah Agung Pengadilan
Tinggi atau jabatan strategis lainnya
d Tidak dapat bekerja di pemerintahan kecuali atas permintaan khusus dari
pemerintah negara India
e Dan tidak bisa mendapatkan paspor India13
Melalui kebijakan tersebut pemerintah India berhasil mamanfaatkan potensi
yang dimiliki diasporanya Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun India berhasil
menarik potrensi diasporanya dan menjadi salah satu negara dengan Global Power
yang sangat besar mengalahkan negara-negara lain termasuk negara yang
13
India Citizenship Act 1955 point 7c
91
menerapkan kebijakan dwikewarganegaraan Beberapa fakta keberhasilannya
(diaspora effect) antara lain14
a Jumlah diaspora India sekitar 2 dari total penduduk negara India tetapi total
perolehan uang dari mereka sama dengan 35 total Gross Domestic Product
(GDP) negara India
b Berdasarkan data World Bank India telah menjadi negara dengan jumlah
remitensi terbesar pertama Jumlah remitansi negara India pada tahun 2012
yaitu US $ 70000000 mengalahkan negara China Philipina dan negara-
negara maju lainnya penerap dwikewarganegaraan Selain itu berdasarkan
data International Monetary Fund (IMF) negara India menjadi negara dengan
pertumbuhan ekonomi terbesar Pertumbuhan ekonomi negara India pada
tahun 2014 sebensar 72 dan pada tahun 2015 naik sebesar 75
mengalahkan negara China dan negara-negara maju lainnya
Beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa negara India mampu
menciptakan kondisi yang saling memberikan keuntungan antara kepentingan negara
dan diaspora melalui kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan pengadaan kartu tersebut
adalah untuk mewujudkan kembali ikatan emosional warga India dengan tanah
kelahiran India Tidak hanya itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India
berharap bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri merupakan keturunan
asli India yang tinggal di luar negeri Setidaknya mereka telah mempunyai paspor
atau kedua orang tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
14
Hasil penelitian yang dilakukan oleh International Organization of Migration (OM) amp
Migration Policy
Institutehttpsreliefwebintsitesreliefwebintfilesresources76DB57141F1C7742492576F6001BD5
45Full_Reportpdf (diakses pada 5 Maret 2020 pkl 1330 WIB)
92
Diaspora India memiliki keuntungan jika memperoleh kartu PIOOCI Mereka
tidak membutuhkan lagi visa bila melakukan kunjungan ke India Mereka juga tidak
perlu repot melaporkan diri sebagai warga negara asing jika tinggal di sana kurang
dari 180 hari Mereka juga memiliki persamaan hak sipil dengan Non-Resident Indian
(NRI) dalam segala bidang kecuali hak kepemilikan tanah Jika dilihat manfaat yang
diperoleh oleh Diaspora India keuntungan itu sangat strategis 15
Sayangnya kebijakan itu masih diterapkan secara tebang pilih Pemerintah
India tidak menerapkannya ke semua diaspora India Hanya negara tertentu saja yang
mendapat kesempatan untuk mendaftar sebagai dual citizenship Coba perhatikan
blueprint kebijakan pemerintah India di bawah ini16
Kebijakan tersebut jelas mengesampingkan diaspora India di Asia Tenggara
Jelas bahwa kata ldquohighly developed countriesrdquo membuktikan negara Asia Tenggara
tidak termasuk dalam ketegori itu karena semuanya adalah negara berkembang
kecuali Singapura Tentu kategorisasi itu menyimpan maksud tersendiri Pemerintah
India sekadar memanfaatkan diaspora India dari prospek ekonomi Negara itu
memiliki PDB yang signifikan Terlebih mengingat syarat pendaftaran itu
mewajibkan uang pendaftaran sebesar 365 dolar Amerika Serikat dan hanya berlaku
20 tahun17
Selanjutnya jika menganalisis alasan pemerintah India dalam pembatasan
kebijakan tadi frasa ldquotook place after india become independencerdquo di situ
15
Naufal Azizi Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara hellip h 39
16
wwwindiandiasporanicin (diakses pada 12 Desember 2019 pkl 1733 WIB)
93
menjelaskan hubungan pemahaman waktu dengan tempat kurang sesuai Padahal
ikatan tempat dengan waktu itu sifatnya cair Justru keadaan itu harus terwujud
selama ada kedekatan emosional di dalamnya Akibatnya nilai guna pun dapat
berubah (Yi Fu Tuan 1997) Kondisi itu malah memberi jarak antara diaspora India
di Asia Tenggara dan homeland mereka Apalagi mereka seolah dikesampingkan
dengan kebijakan itu Di samping itu kebijakan di atas mengurai alasan India
mengapa identitas diaspora dibatasi pada individu yang memiliki kewarganegaraan
resmi India
Matriks Perbandingan Kebijakan Yang Berhubungan Dengan Kewarganegaraan di
Indonesia dan India
INDIA INDONESIA
NO ISU KEBIJAKAN ISU KEBIJAKAN
1 Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
Citizenship Act of
India 1955
Penganugerahan
seseorang
menjadi Warga
Negara
UU Nomor 12
Tahun 2006
Tentang
Kewarganegaraan
2 Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
6 kali Jumlah
Amandemen
Aturan
Kewarganegaraan
2 kali
3 Kementerian
Mengurus
Kepentingan
Diaspora
Ministry Of
Overseas Indian
Affairs (tahun
2004-sekarang)
Kementerian
Luar Negeri
Repunlik
Indonesia
Kementerian Luar
Negeri Republik
Indonesia
4 Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
Tunggal dan
Ganda
Prinsip
Kewarganegaraan
Kewarganegaran
Tunggal dan
Ganda Terbatas
(anak kawin
campur)
5 Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Ganda
Asas
Kewarganegaraan
Ius Sanguinis Ius
Soli
Kewarganegaraan
Tunggal
Kewarganegaraan
Terbatas
17
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
94
6 Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora India
Menerbitkan
Kebijakan
Overseas
Citizenship of
India (OCI) pada
tahun 2005
Kebijakan
Nasional untuk
Diaspora
Indonesia
-
7 Kemungkinan
memperoleh dual
citizenship
Apabila negara
domisili
memperbolehkan
Warga Negara
memiliki lebih
dari satu
kewarganegaraan
Kemungkinan
memperoleh dual
citizen
-
8 Dalam Keadaan
Keturunan India
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Saat setelah
melepaskan
kewarganegaraan
domisili
pemegang kartu
OCI dapat secara
langsung
memperoleh
Kewarganegaraan
India
Dalam Keadaan
Keturunan
Indonesia
Memilih
Kewarganegaraan
Domisili
(Tunggal)
Tidak secara
langsung
memperoleh
kewarganegaraan
Indonesia
9 Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Dalam
Amandment
Citizenship act
India 2019
Pakistan
Bangladesh dan
Afghanistan
dikecualikan
Peluang semua
agama ras dan
etnis memperoleh
kewarganegaraan
India
Diberi peluang
untuk semua
dengan syarat-
syarat yang telah
diatur
Jadi secara umum kebijakan negara India dan Indonesia memiliki perbedaan
yang sangat signifikan dalam beberapa sisi Kebijakan yang diambil pemerintah
negara India dan Indonesia tentunya tidak terlepas dari kebutuhan sosial dan hukum
dari masyarakat kedua negara tersebut
95
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya penulis mengambil
kesimpulan bahwa
1 Undang-Undang Kewarganegaraan yang lama dinilai dari berbagai
aspek bertentangan dengan konsep persamaan derajat setiap warga
negara sehingga diganti dengan Undang-Undang Kewarganegaraan
yang baru yaitu Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 Undang-
Undang ini telah melakukan terobosan penting dalam menghapus
berbagai bentuk diskriminasi selama ini Lahirnya Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia yang baru
merupakan suatu lompatan besar dari dari undang-undang
kewarganegaraan sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 Kendati memang pada prinsipnya adalah sama yaitu
kewarganegaraan Tunggal tetapi dalam undang-undang ini
diperkenalkanlah prinsip kewarganegaraan ganda terbatas bagi anak-
anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 21 (dua puluh satu)
tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan orangtuanya
Undang-undang tersebut juga memperlihatkan adanya penerapan dua
asas penentuan status kewarganegaraan sebagaimana terlihat dalam
ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia Mereka yang belum berusia 18
tahun atau belum menikah dan setelah anak tersebut berusia 21 tahun
maka anak tersebut dapat memilih kewarganegaraannya sesuai dengan
kehendaknya
96
Namun pemberian jangka waktu status kewarganegaraan
ganda masih terbatas kepada anak kawin campur Indonesia belum
mengatur hal-hal yang berkenaan dengan persoalan
kewarganegaraan ganda yang menjadi isu tuntutan oleh para dispora
artinya adalah kebijakan yang hanya terbatas kepada anak hasil
kawin campur belum menjadi solusi atas tuntutan
dwikewarganegaraan yang mana berdampak kepada hukum
nasional yang tidak akomodatif terhadap kepentingan warga negara
di luar negeri serta belum mampu memanfaatkan potensi diaspora
2 India mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan pendaftaran
kartu identifikasi khusus bagi diasporanya dan memberikan
beberapa keistimewaan kepada diasporanya yang biasanya diberikan
hanya untuk warga negaranya sebagai upaya menarik potensi
diaspora secara besar dalam pembangunan negara Melalui
pengkajian mendalam dan pertimbangan yang matang kebijakan
OCI Card dikeluarkan pemerintah India pada tahun 2005 setelah
amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955
(India Citizenship Act 1955) Beberapa fakta menunjukkan bahwa
negara India mampu menciptakan kondisi yang saling memberikan
keuntungan antara kepentingan negara dan diaspora melalui
kebijakan keimigrasian dan kependudukan yang fleksibel bagi
diapora tanpa merubah sistem kewarganegaraannya Tujuan
pengadaan kartu tersebut adalah untuk mewujudkan kembali ikatan
emosional warga India dengan tanah kelahiran India Tidak hanya
itu dampak ekonomi juga lebih besar Pemerintah India berharap
bahwa mereka yang memiliki kartu PIOOCI mampu memberikan
sumbangsih dalam menopang perekonomian India PIO sendiri
merupakan keturunan asli India yang tinggal di luar negeri
97
Setidaknya mereka telah mempunyai paspor atau kedua orang
tuanya pernah terdaftar sebagai warga negara India atau juga
memiliki pasangan istri atau suami yang berasal dari India
B Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa terkait kebijakan pemerintah atas
tuntutan dwikewarganegaraan di Indonesia dan India maka
1 Penulis memberikan saran kepada negara Indonesia untuk memberikan
kebijakan yang akomodatif kepada Warga Negara Indonesia yang
berada diluar negeri baik mereka adalah diapora Indonesia sebagai
pekerja professional keturunan WNI dan lain-lain
2 Agar Indonesia memanfaatkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh
diaspora untuk dapat meningkatkan keuntungan bagi Indonesia dalam
berbagai sektor dengan mengeluarkan kebijakan yang mampu
memanfaatkan potensi mereka
3 Agar Indonesia mempermudah dengan menggunakan pendekatan
keimigrasian dalam menjamin dan menjaga rasa cinta para diaspora
Indonesia dapat menjadi alternatif utama penyelesaiannya Terkait
dengan persoalan keimigrasian tersebut dan dengan melihat praktek di
negara lain seperti India dengan konsep pemberian Overseas
Citizenship of India (OCl) di mana pemegang OCI yang merupakan
eks-warga negara lndia dapat melakukan perjalanan ke India tanpa
harus memiliki visa
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Kurdi Abdul Rahman Tatanan Sosisal Islam Studi Berdasarkan Al-
Quran dan Sunnah Yogyakarta Pustaka Pelajar 2000
Abdul Wahab Solichin Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara Jakarta Bumi Aksara 2010
Adi Arianto Metode Penelitian Sosial dan Hukum Jakarta Granit 2004
Aristotle Politics Penerjemah Ernest Barker New York Oxford University Press
1995
AS Hikam Muhammad Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga 1999
As-Shiddiqie Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jakarta Rajawali Pers
2009
Bardach Eugene A Practical Guide for Policy Analysis The Eightfold Path to More
Effective Problem Solving New York Seven Bridges Press 2000
Bari Azed Abdul Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan Pusat Studi Hukum
Tata Negara Indo Hill 1995
CST Kansil dan Christine ST Kansil Ilmu Negara (umum dan Indonesia) Jakarta
Pradnya Paramita 2001
CST Kansil Hukum Tata Negara Jakarta Erlangga 2007
Dunn William N Pengantar analisis kebijakan publik Terjemahan ISIPOL
Yogyakarta Gajah Mada University Press 2003
Dunn William N Public Policy Analysis London Pearson Prentice Hall 2003
Fattah Nanang Analisis Kebijakan Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
2013
Gautama Sudargo Warga Negara dan Orang Asing Penerbit Alumni Bandung
1992
Harsono Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan Yogyakarta Liberty 1992
99
Hussain Syaukat Hak Asasi Manusia dalam Islam Jakarta Gema Insani Press
1996
Iman Santoso Mochammad Diaspora Globalisme Keamanan dan Keimigrasian
Bandung Pustaka Reka Cipta 2014
Jehani Libertus dan Harpen Atanasius Tanya Jawab UU Kewarganegaraan
Jakarta Visimedia 2008
John J Cogan dan Ray Derricot Citizenship Education for 21st century London
Setting the Contex Kogan Page 1998
Kumar Naresh Recent trend and Pattern of Indian Emigration to Gulf Countries A
Diaspora Perspective Central University of Gujarat Centre for Diaspora
Studies 2012
Manan Bagir Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No12 tahun 2006
Yogyakarta FH UII Press 2009
Masyhuri dan Zainuddin Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif
Bandung Refika Aditama 2008
Muhadjir Noeng Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku
Sosial Kreatif Yogyakarta Raka Sarasin 2000
Muhadjir Noeng H Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Reseach
Yogyakarta Rake Sarakin 2003
NHT Siahaan dan Subuhata Hukum Kewarganegaraan dan HAM bagaimanakah
SBKRI Menurut UU No 12 Tahun 2006 Jakarta Pancar alam dan Pusat
Kajian Hukum dan Ekonomi (PK2HE) 2007
Nugroho Riant Public Policy Jakarta Alex Media Komputindo 2008
Prdjodikoro Wirjono Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia Jakata PT Dian
Rakyat 1989
Qadir Djaelani Abdul Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam Surabaya Bina Ilmu
1995
Radjab Dasril Hukum Tata Negara Indonesia Jakarta Rineka Cipta 1994
Samidjo Ilmu Negara Jakarta Amico 1996
100
Soetoprawiro Koerniatmanto Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia Jakarta PT Gramedia Pustaka 1994
Soekanto Soerjono Pengantar Penelitian Hukum Jakarta UI Press 2010
Swan Sik Ko ed Nationality and International in Asian Perspective Dordrecht
Martinus Nijhoff 1990
Syahrur Muhammad Dirasat Islamiyyah Muashirah fi al Daulat wa al Mujtama
Penerjemah Saifudin Zuhri dan Badrus Syamsul Fata Tirani Islam
Genealogi Masyarakat dan Negara Yogyakarta LKIS 2003
Triwulan Tutik Titik Pokok-pokok Hukum Tata Negara Jakarta Prestasi Pustaka
Publisher 2006
Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani Jakarta
ICCE UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundation dan Prenada
Media 2003
Weihrich Heinz dan Koontz Haroid Management AGlobal Perspective Tent
Edition New York McGraw-Hill 1993
JURNAL
Abdillah Junaidi 2016 Solusi Kebijakan Pemerintah terhadap Tuntutan
Dwikewarganegaraan Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi
Manusia JIKH Vol 10 No3
Azizi Naufal 2014 Kebijakan Diaspora India di Asia Tenggara Corak Strategi
Ekonomi dalam Ikatan Identitas Budaya Paradigma Jurnal Kajian Budaya
Bakarbessy Loenora dan Handajani Sri 2012 Kewarganegaraan Ganda Anak
dalam Perkawinan Campuran dan Implikasinya dalam Hukum Perdata
Internasional Jurnal Perspektif Volume XVII No 1 Edisi Januari
Banyualam Permana Rizky 2014 Penerapan Dwikewarganegaraan di Indonesia
Menuju Masyarakat Transnasional Indonesia JURIS LK2 FHUI Volume 4
101
Bloemraad Irene 2004 ldquoWho Claims Dual Citizenship The Limits of
Postnationalism the Possibilities of Transnationalism and the Persistence of
Traditional Citizenship International Migration Review Vol 38 No 2
Broslashndsted Sejersen Anja 2008 I Vow to Thee My Countries The Expansion of Dual
Citizenship in the 21st Century International Migration Review Vol 42 No
3
Djoko Basuki Zulfa 2004 Perkawinan Campuran Serta Permasalahan Hukumnya
di Indonesia Dewasa Ini Jurnal Hukum Internasional Vol1 No3
Jazuli Ahmad 2017 Diaspora Indonesia dan Dwikewarganegaraan dalam
Perspektif Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI
Lim harity May 2014 Urgensi Pengaturan Kewarganegaraan Ganda Bagi
Diaspora Indonesia Jurnal Konstitusi Volume 13 Nomor 4
Martiana Wulansari Eka Konsep Kewarganegaran Ganda Tidak Terbatas (Dual
Nasionality) Dalam Sistem Kewarganegaraan di Indonesia Jurnal
Rechtvinding Online
Narmoatmojo Winarmo 2012 Pemikiran Aristoteles tentang Kewarganegaraan dan
Konstitusi Jurnal Ketahanan Nasional XVIII (3)
Novianti 2014 Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia dalam
Perspektif Hukum Internasional Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan
Informasi
Peter J Spiro Peter 2010 Dual Citizen as Human Right International Journal of
Constitutional Law Vol 8 No 1
SKRIPSI DAN TESIS
Alisan Angela Alisan ldquoPengaruh diaspora India Terhadap Hubungan Bilteral India-
Malaysiardquo Skripsi S1 Universitas Hasanudin 2013
102
Jayanti Adinda Jayanti ldquoPeran Diaspora India dalam Mendukung Diplomasi
Kebudayaan India di Indonesiardquo Skripsi S1 Universitas Airlangga 2010
Imam Choirul Muttaqin ldquoKewarganegaraan Ganda Terbatas dalam Perspektif Hak
Asasi Manusiardquo Tesis S2 Universitas Indonesia 2011
WEBSITE
httpwwwIndonesiandiasporacomaudocuments4429946547CID+Presentation+by+
Ibu+Vivi27cffe73-b9b1-4eefbb94-6391142080bfversion=10
httpeconomictimesindiatimescomnewseconomyindicatorsindias-growth-
httpwwwinundporgcontentindiaenhomecountryinfohtmlSuccesses
httpwww1000venturescombusiness_guidecs_bd_infosyshtml
httpwwwmigrationsverketseEnglishPrivate-individualsBecoming-a-
SwedishcitizenCitizenship-for-childrenAutomatic-citizenship
httpswwwhenleyglobalcomcitizenship-by-investment
httpwwwmfagovilmfaaboutisraelstatepagesacquisition20of20israeli20n
ationalityaspx
httpwwwvaticanvanews _servicespressdocumentazione
documentssp_ss_scvinformazione _generalecittadini-vaticani_en Html
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpwwwgopionetNRIRoleIndiaDevelopment3806doc
httpswwwdoigovsitesdoigovfilesuploadsfy2018-2022-strategic-planpdf
httpstwittercomPostOpinionsstatus1207374906998046721
httpswwwresearchgatenetpublication338673204_Global_Implications_of_Indias
_Citizenship_Amendment_Act_2019
S 2708 (114th) Religious Persecution Relief Act
wwwindiandiasporanicin
wwwimmihelpcomnripio-vs-ocihtml (Situs resmi Pemerintah India)
103
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
India Citizenship Act 1955
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU Nomor 12
Tahun 2006 LN-RI Nomor 63TLN 4634
104
CURRICULUM VITAE
MIFTAHURRAHMAH lahir 04 Juni
1998 di Alue Rambot Aceh Alumnus
SDN 01 Alue Bilie Nagan Raya (2004-
2010) Penulis melanjutkan pendidikan di
Pondok Pesantren MtsS Nurul Falah
Meulaboh (2010- 2013) kemudian
penulis menyelesaikan pendidikan
Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren
Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar
(2013-2016) Saat ini penulis tengah
menyelesaikan pendidikan jenjang Strata
Satu pada program studi Hukum Tata
Negara (2016-2020)
Selain menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis juga
tercatat sebagai mahasantri aktif di Darus-Sunnah International Institute for
Hadith Sciences Sewaktu penulis di bangku Mts penulis sering menjuarai
lomba pidato bahasa Arab dan Inggris yang diadakan oleh Kementerian
Agama Aceh Di Aliyah penulis aktif sebagai delegasi lomba Fahmil Quran
penulis pernah meraih juara II Fahmil Quran Putri tingkat Provinsi Aceh di
ajang MTQ Provinsi mewakili kabupaten Nagan Raya
Di dunia kuliah penulis mencoba masuk dalam dunia kepenulisan
Pada tahun 2019 penulis meraih juara I pada lomba Menulis Makalah Ilmiah
Quran (MMIQ) tingkat Kabupaten Nagan Raya dengan judul makalah
ldquoRevitalisasi Mental Dalam Rangka Menangkal Ujaran Kebencian (Hate
Speech) Dan Hoaks Dalam Kontesasi Politik Di Media Sosialrdquo dan ldquoUrgensi
Keluarga dalam Menangkal Radikalismerdquo