19
1 KEBIJAKAN PENYEDIAAN DARAH PALANG MERAH INDONESIA Pengurus Pusat PALANG MERAH INDONESIA

Kebijakan Penyediaan Darah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kebijakan Penyediaan Darah

Citation preview

  • KEBIJAKAN PENYEDIAAN DARAH PALANG MERAH INDONESIAPengurus PusatPALANG MERAH INDONESIA

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • OUTLINEPENDAHULUANDASAR HUKUMKEDUDUKAN PELAYANAN DARAH PMIPENYELENGGARAAN PELAYANAN DARAH MENURUT PERATURAN PER - UUKEBIJAKAN PELAYANAN DARAH PMIPENUTUP

    *

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • PENDAHULUANDarah adalah asset nasional Transfusi darah merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan modernSemua produk darah harus aman, efektif secara klinis dan berkualitasStrategi pelayanan darah nasional:Terorganisir dg baik dan terkoordinasi secara nationalDarah diambil dari donor darah sukarela tanpa pamrih asal keompok resiko rendahSemua kantong darah di periksa, meliputi uji saring infeksi, golongan darah dan uji silang serasiPenggunaan darah tepat dan atas indikasi medis

    *

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • DASAR HUKUMUndang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang KesehatanUndang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahUndang-Undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan PublikPP No. 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Permenkes 478/1990

    *

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • KEDUDUKAN PELAYANAN DARAHPelayanan darah merupakan upaya kesehatan perorangan sekaligus upaya kesehatan masyarakat untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat. (Pasal 86, 88, & 46 UU Kesehatan No. 36/2009) Pelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatan merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah. (UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah)

    Pelayanan darah merupakan pelayanan publik (Simpulan dari Pasal 1, dan 5 UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik, UU 36/2009 tentang Kesehatan dan UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah)

    *

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • PENYELENGGARAAN PELAYANAN DARAH MENURUT PERATURAN PER UUUU 36/2009 tentang Kesehatan Pasal 86, 88, & 47 Pelayanan darah diselenggarakan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh & berkesinambungan. Pasal 90 :Pemerintah bertanggung jawab atas pelayanan darah.Pemerintah menjamin pembiayaan pelayanan darah. (dalam bentuk subsidi dari APBN, APBD dan lainnya)Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.Pasal 87 : Pelayanan darah dapat diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau organisasi sosial yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kepalangmerahan (PMI).

    *

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah Pelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatan merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

    UTD PMI adalah organisasi penyelenggara pelayanan darah sebagai pelayanan publik yang merupakan satuan kerja dari PMI

    Permenkes 478/1990 Bab II Pasal 5 :Penyumbang darah harus dari penyumbang darah sukarela.Pengamanan darah harus dilaksanakan untuk menjaga keselamatan pasien, mencegah penularan penyakit.Pengolahan darah harus dilaksanakan sesuai standar yg berlakuPenyimpanan darah harus memenuhi persyaratan teknis

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TRANSFUSI DARAHBAB II Pasal 3 dan 4:Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab mengatur, membina, dan mengawasi pelayanan darah Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap pelayanan darah yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

    BAB VII Pasal 34:Penyelenggaraan UTD oleh organisasi sosial yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kepalangmerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penugasan Pemerintah Dalam penjelasan: organisasi sosial yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kepalangmerahan yang dimaksud pada ayat (1) adalah Palang Merah Indonesia

    BAB X Pasal 43:Pendanaan penyelenggaraan pelayanan darah dapat bersumber dari APBN, APBD atau sumber lain yang sah

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • KEBIJAKAN PELAYANAN DARAH PMIPelayanan darah menjadi program prioritas PMIPeningkatan jumlah donasi darah menjadi > 2% jumlah penduduk di semua UTD PMI pada akhir tahun 2014 Pembenahan manajemen pelayanan darahPenyusunan Statuta UDD PMIPenyusunan peraturan-peraturan PP PMIPenataan hirarki organisasi pelayanan darah PMIPembenahan teknis pelayanan darah Penataan sistim penyediaan darah

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • PELAYANAN DARAH MENJADI PROGRAM PRIORITAS PMISeluruh Divisi di PMI Pusat, Propinsi dan Kab/Kota:Memasukkan upaya peningkatan jumlah donasi kedalam program sesuai konteks Divisi-nyaMenggalang potensi instansi, TNI, Polri, Perguruan Tinggi, sekolah dan masyarakat lainnya untuk menjadi donor darah sukarelaMengajak pejabat daerah, tokoh/figur masyarakat, selebriti, dll untuk memasarkan penyumbangan darahMemasarkan slogan Donor Darah menjadi Gaya Hidup melalui media komunikasi tulis ataupun elektronikMenggalang potensi CSR perusahaan untuk menjadi penunjang kegiatan donor darahMembuat MOU dengan instansi pemerintahan, swasta, PT dan sekolah tentang komitmen penyumbangan darah

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • PENINGKATAN JUMLAH DONASIMeningkatkan potensi pengambilan darah di/melalui:Tempat-tempat umum: Mall, Univ, SPBU, StasiunMobile Unit Rutin terencana dan terjadwal untuk 1 tahunKemitraan UTD (dengan kapasitas terbatas hanya pada pengambilan darah) dg UTD yang lebih besar shg pelayanan darah lebih efisienMemperbaiki kapasitas pengambilan darah di UTD agar memenuhi standar mendorong pelestarian donorMeningkatkan kemitraan dengan PDDI, Fokuswanda ataupun kelompok donor darah lainnya

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • PENYUSUNAN STATUTA UDD PMIDasar: SK PP PMI No. 118/2009 dirasakan masih banyak yang belum jelasTerbitnya UU Kesehatan No. 36/2009Akan terbitnya PP Pelayanan Darah, 2010Tuntutan kualitas darah dan profesionalisme penyelenggaraan pelayanan penyediaan darah

    Statuta merupakan Pedoman untuk pengambilan keputusan, kebijakan dan strategi UDD PMI, kepastian hukum pengelolaan UDD PMI, Jaminan perlindungan hukum, dan Pedoman penyelenggaraan pelayanan penyediaan darah

    Akan disampaikan pada acara Sosialisasi Statuta

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • PENYUSUNAN PERATURAN PP PMIPeraturan PP PMI berperan sebagai petunjuk pelaksanaan Statuta UDD PMIDasar:Belum semua PMI (Daerah/Cabang) serta UTD memiliki pandangan yang sama tentang penyediaan darahBelum adanya trust sepenuhnya dari pemerintah, penyandang dana dan pengguna darah kepada UTD PMI atas kualitas penyediaan darahKegiatan terkait kualitas darah perlu dikendalikan terpusatMasih banyaknya penyimpangan dalam manajemen organisasi, kepegawaian, keuangan, kualitas pelayanan dan informasi di UTD

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • Jenis peraturan/ketentuan yang harus dibuat PP PMI:Tipologi UDD PMI dan hirarki organisasiTenaga, gedung, fasilitas UDDIjin pendirian UDDPembentukan UDDKetenagaan (penggajian, tunjangan, penghargaan,dll)Penghitungan Unit Cost dan BPPDKeuangan UDDSistim Informasi Pelayanan DarahPenghargaan donorSanksiDewan Etik

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • PENATAAN HIRARKI ORGANISASI PELAYANAN DARAH PMI

    Dimulai dengan penataan organisasi PMIReview AD dan ART PMI terkait pelayanan darahStandarisasi struktur organisasi UTDKemitraan PMI dengan Depkes/Dinas KesehatanKemitraan UDD PMI dengan BDRS, UTD RS dan LabkesdaKemitraan UDD PMI dengan Perhimpunan Donor Darah

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • PENATAAN SISTIM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN MANAJEMEN & TEKNISPembinaan dan Pengawasan penyediaan darah dilakukan oleh UTDP dan UTD Tipe AMekanisme pembinaan dan pengawasan:Rutin: melalui pendidikan, pelatihan, audit, pemantapan mutu eksternal, dllInsidentil: melalui monitoring dan evaluasi serta audit jika ada kasus atau permintaanMekanisme pembiayaan pembinaan dan pengawasan:Dari intern : anggaran UTDP, UTD Tipe A, Tipe B dan Tipe C dimasukkan dalam penghitungan Unit Cost DarahDari ektern : anggaran PMI, Kemkes, Dinkes, Donatur

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • PENATAAN SISTIM PEMBIAYAANUU Kesehatan No. 36/2009 dan RPP Pelayanan Darah/2010:Pemerintah bertanggung jawab atas pembiayaan pelayanan penyediaan darahSemua biaya akan menjadi tanggung jawab pemerintahTugas PMI:Menghitung Unit Cost Darah dan rinciannyaMemberi masukan sistim pembayaranMelaporkan pemanfaatan pembiayaan dari pemerintah

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • BIAYA PER-KANTONG DARAH PMI (2009)

    NoKegiatanBiaya PenggantianRp (%)Biaya OperasionalRp (%)TotalBiayaRp (%)1Pengerahan dan Pelestarian Donor15.000(37,5%)25.000(62,5%)40.000(15%)2Pengambilan Darah15.000(23%)50.000(77%)65.000(24%)3Pemeriksaan dan Pengolahan Darah 15.000 (16%)80.000(84%)95.000(35%)4Penyimpanan dan Pendistribusian Darah22.000(33%)55.000(67%)67.000(26%)Total67.000(33%)200.000(67%)267.000(100%)

    *Dengar Pendapat DPR 2010

  • PENUTUPPenyusunan sistim pelayanan darah yang terorganisasi dan terkoordinasi secara national dengan baik harus diinisiasi oleh Kementrian KesehatanDengan PP Pelayanan Darah diharapkan ada Kejelasan tanggung jawab antara PMI dan Pemerintah dalam pelayanan darahPembiayaan darah seluruhnya oleh pemerintah sangat ditunggu ditindak lanjuti dengan petunjuk pelaksanaannyaPMI harus menyiapkan strategi pelayanan darah yang aman dan berkualitas.

    *Dengar Pendapat DPR 2010