1
MEdia Indonesia, 01 Agustus 2017

kecil. Nanti ada MAHASISWA ANTIRADIKALISME: MI/DEDE …bigcms.bisnis.com/file-data/1/3048/97ae564b_Jun17-BankShinhan...bagaan, dukungan GMNI ke-pada pemerintahan Bapak Presiden RI

Embed Size (px)

Citation preview

SELASA, 1 AGUSTUS 2017 DERADIKALISASI4

GERAKAN Mahasiswa Na-sional Indonesia (GMNI) menemui Presiden JokoWidodo untuk berdiskusi tentang upaya pemberan-tasan gerakan radikalisme di sejumlah perguruan tinggi.

“Kami menyampaikanapresiasi secara kelem-bagaan, dukungan GMNI ke-pada pemerintahan Bapak Presiden RI karena sudah mengeluarkan kebijakan-kebijakan terhadap pem-bangunan bangsa ke depan, terutama menyelamatkanbangsa dari persoalan-per-soalan gerakan radikal-isme,” kata Ketua PresidiumGMNI Crisman Damanik saat ditemui di halaman Istana Kepresidenan, Ja-karta, kemarin.

Crisman menambahkan organisasinya mendukungprogram kerja pemerintah yang melakukan pemba-ngunan infrastruktur dalammeningkatkan kesejahte-raan masyarakat.

“Kami juga memberikan dukungan kepada pemerin-tah agar tetap menjalankan tugas dan tanggung jawab da lam menyelesa ikanskema pembangunan ke depan. GMNI siap men-jadi mitra strategis dan kritis pemerintah,” ujar Crisman.

Seusai pertemuan dengan GMNI, Presiden menerima Gerakan Mahasiswa KristenIndonesia (GMKI) di Istana Merdeka.

Menteri Koordinator Bi-dang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto meng-ajak para pemuda danpemudi Indonesia untuk menghadirkan solusi per-masalahan yang dihadapi bangsa dan negara.

“Jadilah bagian dari orang-orang yang meng-hadirkan solusi bagi ne-gara. Jangan malah menjadibagian dari masalah yang ada,” ujar dia di Jakarta, kemarin.

Ia berharap pemuda-pe-mudi Indonesia kelak ti-dak melupakan perjuangan para pahlawan dalam mere-but kemerdekaan, yangmembuat bangsa bebas dari segala bentuk penjajahan. (Deo/Ant/P-5)

GMNIDukung LangkahPresiden

PUTRI ANISA [email protected]

PEMERINTAH akanmenerbitkan suratkeputusan bersama(SKB) tentang per-

ingatan dan pembinaan ter-hadap mantan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), orga-

nisasi yang sudah dibubarkan dan dinyatakan terlarang.

Penerbitan SKB upaya men-cegah tindakan main hakim sendiri oleh masyarakat yang bisa menimbulkan ketakutan pada mantan anggota HTI. Draf SKB masih digodok para pejabat lintas kementerian.

“Belum putus. Ini masih ditindaklanjuti tim kecil. Nanti ada keputusannya,” kata Men-teri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokra-si (Menpan-Rebiro) Asman Abnur seusai mengikuti ra-pat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Polhukam,Jakarta, kemarin.

Rapat tersebut dipimpin Menko Polhukam Wiranto, dihadiri sejumlah pejabat seperti Dirjen Politik dan Pe-merintahan Umum Kemente-rian Dalam Negeri Soedarmo, Dirjen Peraturan Perundang-

undangan Kementerian Hu-kum dan HAM Widodo Ekat-jahjana, dan Jaksa Agung MudaIntelijen Adi Toegarisman.

Asman belum menjelaskan detail isi SKB yang akan dike-luarkan. Dia juga tidak menje-laskan menteri apa yang akan menandatangani SKB tersebut. Ia hanya menegaskan, setelah selesai disusun tim kecil, baru akan dibuat keputusan dandipublikasikan. “Belum (belum ada rancangan). Baru akan

dirumuskan,” ujarnya.Politikus Partai Amanat Na-

sional itu juga belum menyebutsanksi kepada para pegawai ne-geri sipil yang menjadi anggota HTI. Dia hanya menegaskan UUAparatur Sipil Negara (ASN) sudah mengatur larangan dankewajiban bagi PNS.

Menko Polhukam Wiranto, seusai memimpin rapat ter-sebut, enggan merinci materi apa saja yang dibahas. “Yatunggulah, baru rapat, tunggu saja. Nanti kalau saya omong kan jadi ribut,” cetusnya.

Sebelumnya, Menristek Dikti

Mohamad Nasir meminta pim-pinan universitas seluruh Indonesia agar memberikan sanksi kepada dosen yangbergabung dengan ormas yang berlawanan dengan Pancasila dan UUD 1945. Dosen dan rek-tor, kata dia, harus menjadi teladan bagi mahasiswa.

”Saya sudah sampaikan wak-tu di Yogyakarta, Semarang, Medan, Makassar. Ternyata mereka (para rektor) sudahpunya data masing-masing.Tinggal mereka melakukan pe-meriksaan, peringatan, tegur-an,” kata Nasir dalam diskusi

bela negara di Kementerian Pertahanan, pekan lalu.

Virus radikalismeSekitar 250 mahasiswa dari

ratusan perguruan tinggi di 26provinsi se-Indonesia mengikuti jambore nasional di Puncak, Bo-gor. Mereka menggelar jambore dan Deklarasi Nasional GardaMahasiswa NKRI bertema Ma-hasiswa Indonesia bangkit mela-wan virus radikalisme. Kegiatanitu digagas Komite Mahasiswauntuk Reformasi dan Demo-krasi (Kamerad).

“Tidak ada kata lain hanya

untuk mendedikasikan diri kami untuk bangsa Indone-sia. Kami ingin membentengi kampus dari penyebaran vi-rus radikalisme,” tegas Haidar Wahyu, salah satu perwakilan mahasiswa dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jawa Timur, Minggu (30/7) malam.

Perwakilan mahasiswa dari Sulawesi Tenggara, Laode Mu-nawar, menambahkan jambo-re kali ini merupakan programderadikalisasi mahasiswa se-luruh Indonesia. “Kampus harus bebas dari radikalisme,” tandasnya. (DD/P-3)

Surat keputusan bersama (SKB) akan digodok tim kecil lintaskementerian.SKB itu bertujuan mencegah main hakim sendiri pascapembubaranHTI.

PemerintahSiapkan SKBLindungi Eks Anggota HTI

“Belum putus. Ini masih ditindaklanjuti tim kecil. Nanti ada keputusannya.”Asman AbnurMenpan-Rebiro

MI/DEDE SUSIANTI

MAHASISWA ANTIRADIKALISME: Perwakilan mahasiswa dari 26 provinsi membacakan deklarasi mahasiswa antiradikalisme saatpenutupan Jambore dan Deklarasi Nasional Garda Mahasiswa NKRI di Bogor, Minggu (30/7) malam. Sekitar 250 mahasiswa mengikuti jambore yang mengangkat tema Mahasiswa Indonesia bangkit melawan virus radikalisme.

MEdia Indonesia, 01 Agustus 2017