Upload
tathi-tatay
View
160
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kedokteran keluarga
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
1.1.1. GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN KELAPA GADING
1.1.1.1 KEADAAN GEOGRAFIS
Kecamatan Kelapa Gading dengan luas 1.633,7 hektar, terdiri atas tiga kelurahan, yaitu Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, dan Pegangsaan Dua. Populasi warga Kelapa Gading sekitar 5% dari jumlah penduduk Jakarta dan 20% penduduk Jakarta Utara. Hampir 65% penduduknya adalah warga keturunan Tionghoa.
Luas wilayah Kecamatan Gading terbagi menjadi 3 ( Tiga ) Kelurahan yaitu :
a) Kelurahan Kelapa Gading Timur
b) Kelurahan Kelapa Gading Barat
c) Kelurahan Pegangsaan Dua
Batas wilayah kecamatan Kelapa Gading :
Sebelah utara : Kali Bendungan Batik Kelurahan Tugu Selatan dan Rawa Badak Kecamatan Koja JakartaUtara.
Sebelah selatan
: Jl. Raya Bekasi Kecamatan Cakung Jakarta Timur.
Sebelah timur
: Kali Cakung dan Kali Petukangan Kecamatan Cakung Jakarta Timur.
Sebelah barat
: Jl. Raya Yos Sudarso Kec. Tanjung Priok Jakarta Utara.
1.1.1.2 KEADAAN DEMOGRAFI Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara periode Januari Juni 2011, Kecamatan Kelapa Gading mempunyai jumlah penduduk sebanyak 110.011 jiwa, dengan kepadatan penduduk 67/Ha. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Juni 2011.Tabel 1.1. Luas wilayah, Jumlah Penduduk, dan kepadatan penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
No.KelurahanLuas Wilayah
(km2)Jumlah PendudukKepadatan Penduduk
(per km2)
1.Kelapa Gading Timur355,1338.32092,056
2.Kelapa Gading Barat650,1232.64730,540
3.Pegangsaan Dua 628,4539.04416,067
Jumlah1633,70110.011122.596
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
NoKeterangan Jumlah
1Laki-laki56,770
2Perempuan 53.241
Jumlah 110,011
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
Tabel.1.3. Jumlah penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT) di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
No.KelurahanJumlah PendudukJumlah KKJumlah RWJumlah RT
1.Kelapa Gading Timur38,32013.06521241
2.Kelapa Gading Barat32,64710.23521208
3.Pegangsaan Dua39,04413.61525248
Jumlah110.01134.07467697
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011Berikut merupakan data demografi kecamatan Kelapa Gading :A. Data penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 1.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
NoTingkat PendidikanLaki-lakiPerempuan
1Tidak sekolah10.6959.802
2Tidak tamat sekolah6.8696.055
3Tamat SD10.69514.093.
4Tamat SLTP10.71412.021
5Tamat SLTA18.18916.347
6Tamat Akademi / Perguruan tinggi15.62314.259
Sumber : Laporan Bulan Statistik Kependudukandan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Juni 2011Berdasarkan tabel 1.4 dapat dilihat bahwa :
Tingkat pendidikan paling banyak adalah tamat Sekolah Dasar.
Tingkat pendidikan paling sedikit adalah tidak tamat sekolah.B. Data Penduduk Menurut PekerjaanTabel 1.5. JumlahPenduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
NoPekerjaanLaki-lakiPerempuan
1Tani416342
2Karyawan swasta/pemerintah/ABRI23.43023.140
3Pedagang6.8676.321
4Nelayan442252
5Buruh tani284195
6Pensiunan4.7934.279
7Pertukangan6430
8Pengangguran4.4494.354
9Fakir miskin2.4061.918
10Lain-lain10.24110.613
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat bahwa :
Pekerjaan paling banyak adalah karyawan swasta/pemerintah/ABRI.
Pekerjaan paling sedikit adalah buruh tani.
C. Data Sarana PeribadatanTabel 1.6. Sarana Peribadatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2011
No Sarana peribadatanJumlah
1Masjid28
2Mushola43
3Gereja36
4Wihara2
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2011Berdasarkan tabel 1.6 dapat dilihat bahwa :
Sarana peribadatan paling banyak adalah mushola.
Sarana peribadatan paling sedikit adalah wihara.D. Data Sarana Kesehatan
Tabel 1.7. Sarana Kesehatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2011
No Sarana kesehatanJumlah
1Rumah sakit swasta4
2Puskesmas5
3RB.puskesmas1
4RB.swasta4
5Klinik 24 jam3
6Apotek64
7Praktek dokter umum119
8Praktek dokter gigi79
9Praktek dokter spesialis241
10Praktek bidan swasta4
11Laboratorium klinik5
12Posyandu42
13Balai pengobatan24
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2011Berdasarkan tabel 1.7 dapat dilihat bahwa :
Sarana kesehatan paling banyak adalah praktek dokter spesialis.
Sarana kesehatan paling sedikit adalah Ruang Bersalin Puskesmas.
E. Data Sarana Perdagangan dan HiburanTabel 1.8. Sarana Perdagangan dan Hiburan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2011
No Sarana perdagangan dan hiburanJumlah
1Hotel5
2Pasar tradisional7
3Pasar swalayan9
4Rumah makan72
5Jasa boga21
6Salon53
7Konveksi1
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 201Berdasarkan tabel 1.8 dapat dilihat bahwa :
Sarana perdagangan dan hiburan paling banyak adalah rumah makan.
Sarana perdagangan dan hiburan paling sedikit adalah konveksi.F. Data dasar di wilayah puskesmas kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Juni 201
Tabel 1.9. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
No Data DasarJumlah
1Jumlah Penduduk110.011
2Jumlah Kelurahan3
3Jumlah Puskesmas4
4Jumlah RW67
5Jumlah RT670
6Posyandu42
7Kader Aktif23.696
8Jumlah Balita11.099
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011Berdasarkan tabel 1.9 dapat dilihat bahwa :
Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Kelapa Gading adalah 110.011 orang Jumlah kader aktif Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading adalah 11.099 orang
1.1.2. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
Definisi
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas dituntut untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi : kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada tiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak terbatas pada aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi Paradigma Sehat. Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus padaupaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif,
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated),
c. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat
d. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya,e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif menjadi investasi,f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership),
g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization), menjadi otonomi daerah (decentralization),
h. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era desentralisasi.Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Walikota/Bupati, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 penduduk. Untuk jangkauan yang lebih luas, dibantu oleh Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.Pelayanan Kesehatan MenyeluruhPelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.Peran Puskesmas
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Upaya Kesehatan Wajib PuskesmasUpaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :1. Promosi kesehatan masyarakat
2. Kesehatan lingkungan
3. KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak)
4. KB (Keluarga Berencana)
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M (Pengendalian Penyakit Menular)
7. Pengobatan dasarBerikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib dalam bentuk tabel, yaitu :
Tabel 1.10. Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas
NoUpaya Kesehatan WajibKegiatanIndikator
1Promosi KesehatanPenyuluhan di Dalam dan di Luar GedungRW siagaTatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
2Kesehatan LingkunganPenyehatan pemukimanCakupan air bersih
Cakupan jamban keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
3Kesejahteraan ibu dan anakANCCakupan K1, K4
Pertolongan persalinanCakupan linakes
MTBS Cakupan MTBS
ImunisasiCakupan imunisasi
4Keluarga BerencanaPelayanan
Keluarga BerencanaCakupan MKET
5Pemberantasan penyakit menularDiareCakupan kasus diare
ISPACakupan kasus ISPA
MalariaCakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasi
TuberkulosisCakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
6GiziDistribusi vit A / Fe / cap yodiumCakupan vit A / Fe / cap yodium
PSG% gizi kurang / buruk, SKDN
Promosi Kesehatan% kadar gizi
No Upaya Kesehatan WajibKegiatanIndikator
7PengobatanMedik dasarCakupan pelayanan
UGDJumlah kasus yang ditangani
Laboratorium sederhanaJumlah pemeriksaan
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di puskesmas kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Juni 2011 adalah :
A. Upaya Kesehatan Dasar
1. Upaya Promosi Kesehatan2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak
3. Upaya Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Kesehatan Lingkungan
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7. Upaya PengobatanB. Upaya Kesehatan Pengembangan 1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah : 1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa & promosi kesehatan.b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :
1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.
3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.
4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperASI, dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh : operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operASIonal diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
Gambar 1. Sistem Rujukan PuskesmasSetiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS). Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan tempat kerja
c. Tatanan tempat-tempat umum2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan & melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat.Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan
c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas).
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.1.1.3. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang terletak di Jl. Pelepah Elok No.7 berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4000 m. Berupa bangunan empat lantai didirikan pada tahun 2000 dan siap dipergunakan awal tahun 2001. Puskesmas ini merupakan pindahan dari Puskesmas Pegangsaan Dua. Puskesmas ini membawahi empat Puskesmas yang tersebar di 3 (tiga) kelurahan :
Gambar 2. Peta Pembagian Wilayah KerjaKeterangan :
1. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading beralamat di jln. Pelepah Elok No.7 berlokasi pada Kelapa Gading Barat.
2. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat beralamat di jln. Merah jambu no 20 berlokasi Kelurahan pada Kelapa Gading Barat.3. Puskesmas Kelurahan pegangsaan dua A beralamat di jln. Kepu no 32 berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.4. Puskesmas kelurahan Pegangsaan dua B beralamat di jln. Gamelan no 23 berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.5. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur beralamat di jln. Puskesmas no 1 berlokasi pada Kelurahan Kelapa Gading Timur.
STRUKTUR ORGANISASIPUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADINGGambar 3. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2011
Sumber : Laporan Hasil Kegiatan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2011
Visi
a) Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, mandiri melalui penyelenggara pemeliharaan pelayanan kesehatan prima yang profesional dan manusiawi sejajar dengan kota besar lainnya di dunia.
b) Dalam kaitannya dengan peran puskesmas sebagai suatu unit organisasi kesehatan yang merupakan pusat pengembangan yamg melaksanakan, pembinaan dan juga memberikan pelayanan para kesehatan upaya kesehatan secara menyuluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.
Misia) Membina komitmen dan profesionalisme tenaga kesehatan.
b) Mengembangkan upaya sistem pelayanan kesehatan paripurna yang bermutu prima dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan kemampuan masyarakat DKI Jakarta.
c) Memberdayakan masyarakat menuju kemandirian dan berprilaku hidup bersih dan sehat.
d) Menjalin kerukunan dengan organisasi kesehatan yang lain dan non kesehatan, serta masyarakat.
Tugas
Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara terpadu dengan upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) serta melaksanakan pemberdayaan puskesmas keluruhan.Fungsi1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.
2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.
4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.
5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.
6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.
7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan, kesehatan anak, penyakit dalam, mata dan telinga, hidung dan tenggorokan.
9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.
10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, radiologi, gizi, farmASI dan optik.
11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.
12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.
13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.
14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.
15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.
17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.
18. Penyelenggaraan pencatatan medis.
19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis lainnya.
20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.
21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.
22. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.
23. Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.
24. Pemeriksaan Jenazah.
25. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.
26. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas kecamatan.
27. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku Kepala Dinas Kesehatan.Sumber Daya Manusia
Potensi tenaga kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Juni 2011 berjumlah 105 orang, dapat dilihat dalam tabel berikut:Tabel 1.11. Jumlah Pegawai di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari - Juni 2011PuskesmasMedisParamedisUmumJumlah
NoPNSNon PNSPNSNon PNSPNSNon PNS
1Kec. Kelapa Gading6426881163
2Kel.KelapaGading Timur20412211
3Kel.Kelapa.Gading Barat20610211
4Kel.Pegangsaan Dua 30922420
Jumlah13445121219105
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
Sarana dan Prasarana
Di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading juga dilengkapi fasilitas perlengkapan medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat-alat tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas.
Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :
1. Basic Equipment
2. Public Health Nursing and Midwifery kit.
3. Diagnostic and Surgical Equipment.
4. Physician ki.
5. Health Education Equipment.
6. Laboratory Equipment.
7. Nebulizer.
8. Screening kit bagi UKS di Puskesmas.
9. Alat-alat Imunisasi.
10. Alat-alat penyuluhan11. Perangkat peralatan gigi.
12. Perlengkapan/alat-alat pertolongan persalinan13. USG
14. EKG
15. Treadmill
16. Slitlam
17. Optotip snellen/snellen chart
18. Optik kaca mata
19. Alat-alat KB
20. Bangku ginekologi
21. Rontgen
22. Klinik jiwa
23. Test Ishihara24. Akupunktur
25. Inkubator neonatusSedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading adalah:
1. Meubel
a. Meja periksa 16 buah
b. Meja rapat 2 buah
c. Meja kerja 40 buah
d. Kursi 60 buah
e. Bangku tunggu 60 buah
2. Kendaraan/transportasia. Mobil puskesmas keliling 2 buah
b. Sepeda motor 9 buah
3. Perlengkapan kantor
a.AdministrASI (formulir,kertas,map,dll)b. Mesin ketik (portable, elektronik)
c. Mesin hitung
d. Brankas
e. Personal komputer 3 (tiga) unit
f. LCD
4. Alat komunikASI : Telepon, intercom5. Alat penerangan : PLN dan generator diesel
6. Alat Rumah Tangga Kantor :
a. Televisi
b. Radio kaset/radio
c. Kulkas
d. Peralatan dapur
e. Kasur, bantal, gorden, taplak
f. Alat-alat kebersihan
PROGRAM KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING
1.1.4.1. Promosi Kesehatan Masyarakat (PKM)
Saat ini, di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading ada dua kegiatan pada program promosi kesehatan masyarakat ini, yaitu :
1. Penyuluhan kesehatan dalam dan luar gedung
2. RW siaga1.1.4.2. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
Kegiatan program kesehatan lingkunganKegiatan program kesehatan lingkungan yang berada di wilayah puskesmas kecamatan Kelapa Gading adalah :
1. Pemeriksaan jentik berkala abatisasi
2. Pengawasan dan pemeriksaan air minum
3. Penyehatan tempat pengolahan makanan
4. Penyehatan Tempat-Tempat Umum
5. Pembinaan Industri kecil 1.1.4.3. PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih relatif tinggi bila dibandingkan dengan negaranegara di ASEAN yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2005-2007). Diperkirakan angka kematian ibu di Jakarta masih berkisar 50 per 100.000 kelahiran, berdasarkan hal tersebut penurunan AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan kesehatan.
Dengan masih banyaknya ibu hamil yang belum memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan, maka perlu diberikan penyuluhan dan pengertian serta manfaat dari ANC. ANC berfungsi sebagai standar pelayanan kebidanan dasar serta memberdayakan ibu dan keluarganya, antara lain dengan dibentuknya Posyandu Sayang Ibu yang dikenal dengan GSI (Gerakan Sayang Ibu) pada setiap 1 (satu) RW.
Sasaran
Sasaran program ini yaitu ibu hamil (bumil), ibu bersalin (bulin), neonatal, dan balita.
Tujuan
Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu serta peningkatan derajat kesehatan ibu dalam pembangunan kesehatan. Untuk anak-anak program ini bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan anak dan meningkatkan derajat kesehatan.
Pemantapan Pelayanan KIA Diutamakan Periode Kegiatan :
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kebidanan.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi/komplikasi oleh tenaga kesehatan dan masyarakat.
4. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
5. Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran.
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal dan dapat menjangkau seluruh sasaran. Dalam penerapan operasionalnya, kini dikenal standar 8T, yaitu :1) Timbang berat badan, ukur tinggi badan
2) Tensi (tekanan darah)
3) Tetanus Toksoid
4) Tinggi fundus uteri
5) Tablet tambah darah
6) Test Lab (Rutin, Khusus)
7) Tatalaksana kasus
8) Temu wicara (Konseling)Pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional dan bukan oleh dukun bayi. Ditetapkan pula frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal empat kali selama kehamilan (K4), dengan waktu sebagai berikut :
a. 1 kali pada triwulan pertama
b. 1 kali pada triwulan kedua
c. 2 kali pada triwulan ketiga
- K1 (Kunjungan Baru Ibu Hamil) adalah kunjungan/kontak ibu hamil yang pertama kali ke tenaga kesehatan pada masa kehamilannya.
- K4 adalah kunjungan ibu hamil yang keempat kali atau lebih ke tenaga kesehatan pada masa kehamilan triwulan ketiga untuk mendapat pelayanan antenatal sesuai standar dengan pola 1-1-2 per triwulan.
Pertolongan Persalinan
Pertolongan persalinan dilayani di RB puskesmas dan dalam program KIA dikenal beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah :
- Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan
- Dukun bayi.Pelayanan Kesehatan Neonatal
Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin dan pertolongan persalinan 3 Bersih (Bersih tangan penolong, Bersih alat pemotong tali pusat, dan Bersih alas tempat tidur ibu).
Selain itu dilakukan upaya deteksi dini neonatal berisiko tinggi agar dapat segera diberikan pelayanan yang diperlukan. Risiko tinggi pada bayi neonatal meliputi :
1. BBLR (berat lahir kurang dari 2500 gram)
2. Bayi dengan tetanus neonatorum
3. Bayi baru lahir dengan asfiksia
4. Bayi dengan ikterus neonatorum (ikterus lebih dari tujuh hari setelah lahir)
5. Bayi baru lahir dengan sepsisDeteksi Ibu Hamil Berisiko Deteksi ibu hamil berisiko dilakukan oleh tenaga kesehatan beserta dengan masyarakat. Faktor risiko adalah risiko kehamilan yang tidak secara langsung meningkatkan risiko kematian. Kunjungan Ibu Nifas
Adalah kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan layanan kesehatan (minimal 3 x).Tabel 1.12. Indikator dan Pencapaian Program KIA di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
IndikatorTarget 1 tahun
(%)Target 1 bulan
(%)Pencapaian
(%)
K199,6%8,3%8%
K493%7,75%4,62%
DO K1-K4