29
UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA Terhadap TN. T dalam Menangani Permasalahan Penderita Diabetes Melitus TYPE 2 dan Hipertensi dengan Suspect Retinopati Diabeticum Diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat OLEH : 1. ANGGITA RIZKI KUSUMA J500100088 2. LINA ZAENABU J500100013 3. FARUQ MUHAMMAD J500100003 4. ALVIAN YUTA NUGRAHA J500100060 1

Ked Keluarga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ilmu kesehatan masyarakat

Citation preview

Page 1: Ked Keluarga

UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA Terhadap

TN. T dalam Menangani Permasalahan Penderita Diabetes

Melitus TYPE 2 dan Hipertensi dengan Suspect Retinopati

Diabeticum

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Dokter Umum

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat

OLEH :

1. ANGGITA RIZKI KUSUMA J500100088

2. LINA ZAENABU J500100013

3. FARUQ MUHAMMAD J500100003

4. ALVIAN YUTA NUGRAHA J500100060

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

1

Page 2: Ked Keluarga

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA Terhadap

TN. T dalam Menangani Permasalahan Penderita Diabetes

Melitus TYPE 2 dan Hipertensi dengan Suspect Retinopati

Diabeticum

Yang diajukan oleh :

1. ANGGITA RIZKI KUSUMA J500100088

2. LINA ZAENABU J500100013

3. FARUQ MUHAMMAD J500100003

4. ALVIAN YUTA NUGRAHA J500100060

Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Pada hari : 2015

Penguji

Nama : dr. Yusuf Alam Romadhon, M.Kes (...........................)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

2

Page 3: Ked Keluarga

TAHAP I: KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn. T

Umur : 64 tahun

Alamat : Sanggang, Bulu, Sukoharjo

Bentuk Keluarga : Commune Family

No Nama Status L/P Umur Pendidikan Pekerjaa

n

Pasien

Klinik

Keterangan

1. Tn. T Kepala

Keluarga

L 64thn SD Petani Ya DM Type

2

2. Ny. N Ibu P 54thn SD IRT Tidak -

3. An. I Cucu L 5thn - - Tidak -

Kesimpulan:

Keluarga Tn. T berbentuk extended family, Tn. T, 64 tahun dengan DM type 2 dan

hipertensi Suspect Retinopati Diabeticum. Anggota keluarga lain tidak memiliki

penyakit saat ini.

TAHAP II: STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS PASIEN

Nama pasien : Tn. T

Umur : 64 tahun

Jenis kelamin : Pria

Alamat : Sanggang, Bulu, Sukoharjo

Pekerjaan : Petani

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku : Jawa

Tanggal pemeriksaan : 18 Maret 2015

No. RM : -

3

Page 4: Ked Keluarga

II. ANAMNESIS

Dilakukan pada tanggal 18 Maret 2015 jam 10.00 WIB didapat secara

autoanamnesis ( Tn. T; 64tahun; pasien )

Keluhan Utama

Pandangan Kabur

A. Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien adalah pasien rutin mengikuti kegiatan prolanis tiap bulan.

Awal mula pasien diketahui terkena DM yaitu sekitar 7 tahun yang

lalu pasien merasakan gejala frekuensi BAK meningkat, nafsu makan

meningkat, rasa haus terus menrus dan berat badan menurun.

Beberapa bulan belakangan pasien merasakan keluhan yaitu berupa

pandangan kabur. Keluhan mulai dirasakan semakin memberat ketika

beraktifitas, sehingga pasien pun menggurangi kegiatannya sebagai

petani.

Mulai dari keluhan itu pun pasien memeriksakan diri ke Puskesmas

Bulu, pada saat itu dilakukan pemeriksaan Gula Darah Sewaktu dan

didapatkan hasil yaitu GDS 573 mg/dL. Lalu, oleh dokter puskesmas

diberikan penatalaksanaan awal pada penderita Diabetes namun,

pasien jarang mengontrolkan dirinya ke Puskesmas saat obat habis.

Pasien juga tidak mengontrol asupan makanannya, walaupun sudah

mendapatkan edukasi dari dokter sebelumya. Walaupun sudah

mendapatkan pengobatan namun kadar gula darah tidak kunjung

menurun akibat dari gaya pola hidup yang tidak diubah oleh pasien.

Saat ini pandagan kabur yang dirasakan oleh penderita merupakan

tanda awal terjadinya Retinopati Diabeticum yang mana merupakan

salah satu komplikasi dari Diabetes Melitus ini. Perlunya dukungan

dari keluarga, motivasi diri dari pasien serta perubahan pola gaya

hidup pasien agar penyakit yang diderita pasien dapat terkontrol

dengan baik. Pasien pun saat ini hanya pasrah dengan penyakitnya.

4

Page 5: Ked Keluarga

Riwayat Pribadi

1. Riwayat operasi : disangkal

2. Riwayat sakit jantung : disangkal

3. Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal

4. Gastritis : disangkal

5. Alergi obat dan makanan : disangkal

6. Kejang : disangkal

B. Riwayat keluarga dan lingkungan

Riwayat Keluarga

1. Riwayat penyakit serupa : disangkal

2. Riwayat asma : disangkal

3. Riwayat bronkitis : disangkal

4. Riwayat hipertensi : disangkal

5. Riwayat diabetes melitus : disangkal

6. Riwayat penyakit jantung : diakui (ibu mertua)

7. Riwayat penyakit paru : diakui (ayah mertua)

Riwayat Lingkungan

1. Perokok : disangkal.

2. Penderita penyakit serupa : disangkal.

Pohon keluarga

5

Page 6: Ked Keluarga

Keterangan : Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum

Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6

Kesan status gizi: baik

1. Berat badan :50 kg

2. Tinggi badan : 170 cm

3. BMI : 17,30 kg/m2

4. Kesan : underweight

Vital signs

Tekanan Darah : 150/90mmHg

Nadi : 84 x/menit

Respirasi rate : 24 x/menit

Suhu : 37ºC

Pemeriksaan kulit :

Warna : sawo matang, pigmentasi normal

Turgor kulit : normal

Kelembaban : dalam batas normal

Tekstur : dalam batas normal

Edema : tidak ditemukan

Kelainan kulit lain : tidak ditemukan

Pemeriksaan rambut

Warna : hitam

Kelebatan : dalam batas normal

Distribusi : merata

Karakteristik lain : dalam batas normal

6

Page 7: Ked Keluarga

Pemeriksaan kelenjar limfe

Dalam batas normal.Tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe.

Pemeriksaan otot, tulang, sendi

Hipotrofi otot skeletal, tulang dan sendi (-) dalam batas normal.

Pemeriksaan fisik

1. Kepala:

Bentuk mesocephal, wajah simetris, konjungtiva anemis (-/-),

sklera ikterik (-/-), nafas cuping hidung (-).

2. Leher : retraksi suprasternal (-), deviasi trachea (-),

peningkatan JVP (-), pembesaran kelenjar limfe (-/-).

3. Thorax :

a. Paru-paru

Inspeksi :Simetris, retraksi intercostae (-)

Palpasi :

- Ketinggalan gerak

Depan: Belakang:

- - - -

- - - -

- - - -

- Fremitus

Depan Belakang

N N N N

N N N N

N N N N

Perkusi :

Depan Belakang

S S S S

S S S S

7

Page 8: Ked Keluarga

S S S S

S : sonor

Auskultasi :

- Suara dasar vesikuler menrun

Depan Belakang

+ - + -

- - - -

- - - -

- Suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

b. Jantung

Inspeksi : ictus kordis tidak tampak.

Palpasi : ictus kordis tidak kuat angkat.

Perkusi : dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, bising jantung

tidak ditemukan.

4. Abdomen :

Inspeksi : sejajar dinding dada, spider nevi (-),

venektasi (-), distended (-).

auskultasi : peristaltik (+),udem (-)

Perkusi : timpani, ascites (-)

Palpasi : supel, lien tidak teraba, hepar dalam batas

normal,nyeri tekan (-).

5. Ekstrimitas : clubbing finger tidak ditemukan, edema tidak

ditemukan, pitting edem tidak ditemukan.

Pemeriksaan Psikiatri

Penampilan : Perawatan diri cukup

Kesadaran : compos mentis GCS E4V5M6

Afek : appropriate

Psikomotor : normoaktif

Proses pikir : Bentuk : realitistik

8

Page 9: Ked Keluarga

Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

Arus : koheren

Insight : baik

Pemeriksaan Neurologi

Fungsi Luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : dalam batas normal

Fungsi Sensorik : dalam batas normal

Fungsi Motorik :

- Kekuatan :

5 5

5 5

- Tonus :

5 5

5 5

- Reflek fisiologis :

N N

N N

- Reflek patologis :

- -

- -

IV. DIAGNOSIS HOLISTIK

1. Biologis : DM Type 2 dan Hipertensi suspect Retinopati Diabeticum

2. Psikologis : kondisi kejiwaan pasien baik

3. Sosial : kondisi lingkungan dan rumah kurang sehat

hubungan dengan tetangga berlangsung baik.

9

Page 10: Ked Keluarga

V. POMR (Problem Oriented Medical Record)

Daftar masalah Problem Assessment Planning Diagnosis

Planning Terapi

Planning Monitoring

- Pandangan kabur.

-polifagi, polidipsi, poliuri.

-jari-jari terasa kesemutan.

- BBturun- Hipertensi

Insensitivitas sel terhadap insulin

DM Type 2 dan Hipertensi Suspect Retinopati Diabeticum

- - Cek GDS rutin- Gula darah 2

jam puasa- Obat Anti

Diabetes (metformin, glibenklamid)

- Monitoring KU

- diet- monitoring

kadar gula

TAHAP III : IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI HOLISTIK

- Fungsi Biologis

Merupakan extended family yang terdiri dari :Tn. M, Ny. N, An. I

- Fungsi Psikologis

Hubungan keluarga terjalin akrab dan harmonis dengan kemampuan

menyelesaikan masalah secara musyawarah.

- Fungsi Sosial

Komunikasi dengan masyarakat cukup baik.

- Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan

Penghasilan keluarga tidak menentu, dirasa kurang untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari termasuk pula untuk berobat ke sarana

kesehatan.Penderita sehari-harinya makan lebih dari 3x dengan nasi dan

lauk (sayur, tahu, tempe) . Pasien jarang makan buah.

- Kesimpulan

Keluarga Tn. T yang berbentuk extended family, didapatkan dengan DM

Type 2 dan Hipertensi Suspect Retinopati Diabeticum, dengan

pemasukan keluarga yang kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari.

10

Page 11: Ked Keluarga

B. FUNGSI FISIOLOGIS

Tn. T Ny. N An. I

A 2 2 2

P 2 2 2

G 2 2 2

A 2 2 2

R 2 2 2

TOTAL 10 10 10

Rata-rata = (10+10+10)/3

= 10

Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga Tn. T sangat baik

C. FUNGSI PATOLOGIS

SUMBER PATHOLOGY

Social Tn. T dapat berkumpul dengan keluarga dan

tetangga sekitar

Culture Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik,

masih menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa

sehari-hari

Religious Beragama islam, namun ketaatan kurang baik

Economic Penghasilan tidak menentu

Educational Tn. T lulusan SD

Medical Memiliki asuransi kesehatan

11

Page 12: Ked Keluarga

D. GENOGRAM

Keterangan

: Laki-laki hidup

: Perempuan hidup

: Laki-laki mati

: Laki-laki mati

: Penderita

12

Page 13: Ked Keluarga

Faktor Perilaku

Keluarga Tn. TSikap:

keluarga kurang peduli terhadap penyakit

penderita

Lingkungan : rumah belum memenuhi syarat kesehatan

Tindakan: pasien sendiri rutin ikut kegiatan Prolanis tiap bulan

Faktor Non Perilaku

Pengetahuan: keluarga kurang memahami penyakit penderita

Keturunan : tidak ada faktor keturunan DM dalam

keluarga

Pelayanan Kesehatan : Jika sakit Tn. T diperiksakan

dipuskesmas atau pustu

E. FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

F. FAKTOR INDOOR DAN OUTDOOR

INDOOR OUTDOOR

- Ruangan di dalam rumah terdiri

dari satu ruang tamu, satu ruang

makan, satu kamar tidur, dapur,

mushola dan kamar mandi.

- Penerangan rumah kurang cukup.

- Atap rumah tersusun dari

genteng dan tidak ditutup plavon.

- Ventilasi berupa jendela hanya

ada di ruang tamu dan dapur.

- Kamar pasien terletak di dalam

rumah bagian belakang dekat

kamar mandi dan dapur,

pencahayaan kurang, dan tidak

terdapat ventilasi di dalam kamar

pasien.

- Rumah penderita tidak memiliki

pagar dan pekarangan.

- Di depan rumah terdapat got

yang kotor, jarang mampet.

- Jalanan di depan rumah sudah

disemen.

- Di sekitar rumah terdapat

kuburan.

- Jarak rumah pasien dengan

tetangga kanan-kiri ½ m.

- Rumah pasien adalah kontrakan

yang berdempet di dalam gang

sempit.

- Tempat air menjadi satu dengan

13

Page 14: Ked Keluarga

tetangga yang lain / satu sumur.

Kesimpulan : Rumah pasien belum memenuhi kriteria kesehatan.

SIMPULAN FUNGSI KELUARGA

FUNGSI KETERANGAN

Holistik Cukup

Fisiologis Baik

Patologis Baik

Genogram Baik

Pola Interaksi Baik

Faktor perilaku Kurang

Faktor non perilaku Cukup

Faktor indoor Kurang

Faktor outdoor Kurang

14

Page 15: Ked Keluarga

PRIORITAS MASALAH

No.

Daftar Masalah I T R Jumlah

IxTxR

P S SB Mn Mo Ma

1. Kepedulian terhadap penyakit penderita kurang

5 4 4 3 4 4 4 15360

(II)

2. Kurangnya motivasi keluarga terhadap penyakit penderita

3 3 4 3 4 3 4 5184

(V)

3. Keadaan ekonomi yang kurang

5 3 4 3 3 3 3 4860

(IV)

4. Kurangnya untuk mengontrol asupan makanan

5 4 4 3 4 3 4 11520

(III)

5. Tingkat pengetahuan yang rendah tentang kesehatan

5 5 5 3 4 4 4 24000

(I)

Keterangan:

I : Importancy (pentingnya masalah).

P : Prevalence (besarnya masalah).

S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah).

SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah).

T : Technology (tehnologi yang tersedia).

R : Resources(sumber daya yang tersedia).

Mn : Man (tenaga yang tersedia ).

Mo : Money (sarana yang tersedia ).

15

Page 16: Ked Keluarga

Ma : Material (pentingnya masalah ).

Dari indikator di atas, terdapat beberapa kriteria, antara lain :

1 = tidak penting

2 = agak penting

3 = cukup penting

4 = penting

5 = sangat penting

Kesimpulan : Prioritas masalah yang diambil dari keluarga Tn. T

adalah Faktor Pengetahuan.

TAHAP IV.HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH DENGAN DM Type 2

dan Hipertensi suspect Retinopati Diabeticum YANG

DIDERITA Tn. T

A. Masalah Medis : DM Type 2.

B. Masalah Non Medis

1. Faktor perilaku:

a. Pengetahuan pasien kurang memerhatikan asupan makanan dan

jarang mengontrol penyakitnya.

b. Tindakan pasien jika sakit sudah cukup parah baru berobat ke

puskesmas dan dokter.

2. Faktor non perilaku:

a. Lingkungan rumah Tn. T belum memenuhi syarat kesehatan

C. Hubungan Prioritas Masalah dengan Diabetes Melitus Type 2 dan Hipertensi

yang Diderita Tn. T

Faktor Perilaku (Pola hidup yang kurang baik)

Faktor Non Perilaku (Lingkungan rumah yang kurang sehat)

Tn. T cenderung memiliki pola hidup yang kurang baik, yaitu kurang

memperhatikan kebersihan diri sendiri setelah beraktivitas, pola makan

16

Page 17: Ked Keluarga

yang tidak teratur dan memenuhi gizi seimbang, tindakan kurang baik

pasien yang menunggu sakitnya sampai cukup parah baru berobat, dan

juga kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang dideritanya. Selain

itu pasien juga memiliki lingkungan rumah yang kurang sehat, yaitu

tidak adanya pembuangan air limbah yaitu MCK, lantai yang terbuat

dari tanah dan ditutup semen dan tidak adanya ruangan untuk tiap-tiap

anggota keluarga sebagai syarat Rumah bersih, namun jendela untuk

pencahayaan dan udara yang masuk dari luar ke dalam rumah sudah

memenuhi syarat.

Pada pasien dengan Diabetes Melitus seharusnya selain pola hidup

yang harus baik, perlu diperhatikan pula tentang keadaan rumah.Rumah

yang sehat adalah rumah yang mempunyai tempat pembuangan air limbah

seperti MCK.

Pengobatan Diabetes Melitus pada prinsipnya yaitu istirahat cukup,

diet, menjaga kebersihan diri seperti alas kaki untuk menghindari

terjadinya Ulcus Diabeticum dan lingkungan bersih userta minum obat

anti diabetic dan pengontrolan kadar gula darah yang teratur.

TAHAP VA :SIMPULAN (DIAGNOSIS HOLISTIK)

• Diagnosis Biologis : Diabetes Melitus type 2 dan Hipertensi Suspect

Retinopati Diabeticum

• Diagnosis Psikologis : Kondisi kejiwaan pasien baik

• Diagnosis Sosial : Pola hidup pasien kurang baik

Kondisi lingkungan rumah kurang sehat

TAHAP VB :SARAN ( KOMPREHENSIF)

1. Promotif :

Meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga mengenai penyakit

yang sedang dialaminya melalui edukasi terhadap penderita dan keluarga

sehingga penderita bisa terdorong untuk memeriksakan penyakitnya secara

17

Page 18: Ked Keluarga

rutin ke rumah sakit. Memberikan pengertian kepada keluarga untuk selalu

mendukung dan mendorong penderita agar bisa mengendalikan

penyakitnya. Diharapkan dengan peningkatan pengetahuan penderita dan

keluarga, mampu menumbuhkan kesadaran dalam diri penderita dan

keluarga untuk selalu memeriksakan penyakitnya secara rutin. Selain itu

juga diharapkan akan terjadi perubahan gaya hidup dari keluarga yang

akan membantu penderita dalam mengendalikan penyakit dan mencegah

terjadinya komplikasi yang lebih buruk

2. Preventif :

Memeriksa kadar gula darahnya setiap 1 bulan sekali, pola makan yang

teratur, mengurangi stressor, olahraga teratur.

Ada beberapa cara untuk menetukan jumlah kalori yang dibutuhkan

seorang pasien diaabetes mellitus ( DM ) :

1. Menghitung kebutuhan basal dengan cara mengalikan berat badan ideal dengan 30 untuk laki-laki dan 25 untuk wanita. Kebutuhan kalori sebenarnya harus ditambah lagi sesuai dengan kegiatan sehari-hari.BB ideal Tn. T : (TB dalam cm – 100) x 10%

: (170-100) x 10% : 70 kg

Kebutuhan Basal : 70kgx 30 : 2100

18

Page 19: Ked Keluarga

Kebutuhan kalori berdasarkan tabel berikut :

3. Kuratif :

Terapi Insulin dan kombinasi OAD.

4. Rehabilitatif :

Istirahat yang cukup serta pencegahan-pencegahan untuk mengurangi

resiko komplikasi.

19

Page 20: Ked Keluarga

LAMPIRAN

20

Page 21: Ked Keluarga

21

Page 22: Ked Keluarga

22

Page 23: Ked Keluarga

DAFTAR PUSTAKA

1. PAPDI. 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta : Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Pp 1864-1865.

2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2011. Konsensus Pengelolaan dan

Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. PERKENI. Jakarta. Pp 1-

49.

23