33
Etika dan Profesionalitas Dokter dalam Berkomunikasi dengan Pasien Nur Hidayah Binti Dzulkifly 102012522 B3

etika ked - pbl 27

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kasus Dr P

Citation preview

Page 1: etika ked - pbl 27

Etika dan Profesionalitas Dokter dalam Berkomunikasi dengan

Pasien

Nur Hidayah Binti Dzulkifly

102012522

B3

Page 2: etika ked - pbl 27

Skenario kasus

Dr. P seorang ahli obgyn yang berpengalaman. Beliau baru saja akan menyelesaikan tugas jaga malamnya di sebuah rumah sakit ketika seorang wanita muda datang ditemani ibunya untuk berobat. Si pasien lalu menceritakan keluhannya yaitu mengalami perdarahan per vaginam dan sangat kesakitan. Dr.P kemudian melakukan pemeriksaan dan menduga bahwa kemungkinan pasien mengalami keguguran atau mencoba melakukan aborsi. Dr. P segera melakukan dilatasi dan curettage dan mengatakan kepada suster untuk menanyakan kepada keluarga pasien apakah dia bersedia diopname di RS sampai keadaaanya benar-benar baik. Tidak lama kemudian Dr. Q datang untuk menggantikan Dr. P, yang langsung pulang tanpa berbicara kepada pasien

Page 3: etika ked - pbl 27

Hipotesis

Dr. P melakukan pelanggaran terhadap etika, disiplin, dan hukum kedokteran.

Page 4: etika ked - pbl 27

Aspek medisdefinisi ABORSI

Definisi: pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.

(WHO) : aborsi adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram.

Jenis-jenis aborsi :

Abortus spontan

Abortus provokatus

Page 5: etika ked - pbl 27

Aspek medisjenis aborsi

Abortus spontan

Imminens

Inkomplitus

Komplitus

Insipiens

Missed abortion

habitualis

Page 6: etika ked - pbl 27

Aspek medisjenis aborsi

Abortus provokatus

Medicinalis/therapeuticalis

Criminalis

Page 7: etika ked - pbl 27

Aspek medisIndikasi aborsi

Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan perdarahan yang terus menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion)

Mola Hidatidosa atau hidramnion akut

Kelainan bawaan (trisomi 13,18)

Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis

Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika dengan adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan lainnya pada tubuh seperti kanker payudara

Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi

Telah berulang kali mengalami operasi caesar

Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung organik dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru aktif, toksemia gravidarum yang berat

Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang disertai komplikasi vaskuler, hipertiroid, dll

Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat

Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea gravidarum.

Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus seperti ini sebelum melakukan tindakan abortus harus berkonsultasi dengan psikiater. 

Page 8: etika ked - pbl 27

Aspek medisResiko aborsi

Implikasi fisik Kematian mendadak : pendarahan hebat,pembiusan yang gagal

Kematian lambat : infeksi serius disekitar kandungan (endometriosis)

Uterine Perforation

Placenta Previa ,Cervical Lacerations : yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya

Resiko Kanker :payudara , ovarian , servikal, liver (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)

Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)

Page 9: etika ked - pbl 27

Aspek medisResiko aborsi

Implikasi mental

 “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS

Depresi

Frustasi

ingin bunuh diri

dsb.

Para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya

Page 10: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasien

Dulu : model hubungan vertikal paternalnalistik prinsip “father knows best”

dianggap kurang tepat

kedudukan dokter dianggap lebih tinggi oleh pasien dan peranannya lebih penting daripada pasien

Dulu : model hubungan sosial kontrak pertukaran informasi dan negosiasi sebelum terjadinya kesepakatan

peluang bagi pasien untuk menyerahkan pengambilan keputusan kepada dokter

terlalu menyerdahanakan nilai hubungan dokter dan pasien

Sekarang : model hubungan virtue dokter maupun pasien harus tetap berdialog untuk menjaga berjalannya komunikasi

dalam rangka mencapai tujuan bersama yaitu kesejahteraan pasien

komunikasinya dokter diharuskan menanamkan prinsip-prinsip moral, termasuk informed consent yang berasal dari prinsip otonomi pasien

Page 11: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasienModel hubungan virtue

Jenis hubungan dokter pasien sangat dipengaruhi oleh etika profesi kedokteran. Terdapat kewajiban sebagai rambu-rambu dalam proses hubungan tersebut. Kewajiban tersebut tertuang dalam prinsip-prinsip moral profesi

Autonomy

Dikaitkan dengan permintaan persetujuan kepada pasien atas apa yang akan dokter lakukan.

Beneficence

Mencegah kerugian, menyeimbangkan antara keuntungan dan kerugian pasien, mengusahakan agar keuntungan bagi pasien lebih banyak merupakan prinsip dari beneficence.

Non maleficence (Tidak memperburuk keadaan pasien)

Seorang dokter tidak boleh berbuat jahat atau membuat pasien menderita sehingga pasien tidak dirugikan. Dalam non maleficence, dokter harus bisa mencari cara bagaimana agar pasien tidak bertambah buruk dan berusaha agar mengurangi akibat buruk yang dapat terjadi. Umumnya, non maleficence dapat ditemukan pada kasus gawat darurat.

Justice (Meniadakan diskriminasi)

Memberikan perlakuan yang sama kepada semua pribadi dalam posisi dan dalam keadaan uang yang sama. Tidak membeda-bedakan apa pun alasannya agar tidak terjadi perasaan tidak adil ketika satu pribadi melihat pribadi lainnya yang diberi perlakuan berbeda dengan dirinya. Tidak memandang SARA atau pun status sosial dalam melayani pasien.

Page 12: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasienprinsip beneficence

General beneficence :

melindungi & mempertahankan hak yang lain,

mencegah terjadi kerugian pada yang lain, dan

menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain.

Specific beneficence :

menolong orang cacat, dan

menyelamatkan orang dari bahaya.

Page 13: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasienprinsip justice

Jenis-jenis Keadilan Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima)

Distributif (membagi sumber) : membagikan sesuatu kepada semua orang yang membutuhkan tanpa memandang dan membeda-bedakan.

Sosial : kebajikan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bersama.

Hukum (umum) : Tukar menukar : kebajikan memberikan / mengembalikan hak-hak

kepada yang berhak.

Pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan umum

Page 14: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasien Hak pasien

Hak pasien atas perawatan

Hak untuk menolak cara perawatan tertentu

Hak untuk memilih tenaga kesehatan dan rumah sakit yang akan merawat pasien

Hak Informasi

Hak untuk menolak perawatan tanpa izin

Hak atas rasa aman

Hak atas pembatasan terhadap pengaturan kebebasan perawatan

Hak untuk mengakhiri perjanjian perawatan

Hak atas twenty-for-a-day-visitor-rights.

Hak pasien menggugat atau menuntut

Hak pasien mengenai bantuan hukum

Hak pasien untuk menasihatkan mengenai percobaan oleh tenaga kesehatan atau ahlinya.

Page 15: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasienKewajiban pasien

Kewajiban memberikan informasi medis

Kewajiban melaksanakan nasihat dokter atau tenaga kesehatan

Kewajiban memenuhi aturan-aturan pada kesehatan

Kewajiban untuk berterus terang apabila timbul masalah dalam hubungannya dengan dokter atau tenaga kesehatan

Kewajiban memberikan imbalan jasa

Menyimpan rahasia pribadi dokter yang diketahuinya.

Page 16: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasienHak dokter

Hak memperoleh informasi yang selengkap-lengkapnya dan sejujur-jujurnya dari pasien yang akan digunakannya bagi kepentingan diagnosis maupun terapeutik.

Hak atas imbalan jasa atau honorarium terhadap pelayanan yang diberikannya kepada pasien.

Hak atas itikad baik dari pasien atau keluarganya dalam melaksanakan transaksi terapeutik

Hak membela diri terhadap tuntutan atau gugatan pasien atas pelayanan kesehatan yang diberikannya.

Hak untuk memperoleh persetujuan tindakan medic dari pasien atau keluarganya

Page 17: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasienKewajiban dokter

kewajiban untuk memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi, yaitu dengan cara melakukan tindakan medis dalam suatu kasus yang konkret menurut ukuran tertentu yang didasarkan pada ilmu medis dan pengalaman.

Kewajiban untuk menghormati hak-hak pasien, antara lain rahasia atas kesehatan pasien bahkan setelah pasien meninggal dunia.

Kewajiban untuk memberikan informasi pada pasien dan/atau keluarganya tentang tindakan medis yang dilakukannya dan risiko yang mungkin terjadi akibat tindakan medis tersebut.

Kewajiban merujuk pasien untuk berobat ke dokter lain yang mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik

Page 18: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasieninformed consent

Informed consent : persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.

Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan pasal 22 ayat 1 disebutkan bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk diantaranya adalah kewajiban untuk menghormati hak pasien, memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang akan dilakukan, dan kewajiban untuk meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.

Page 19: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasieninformed consent

Ruang lingkup dan materi informasi yang diberikan tergantung pada pengetahuan medis pasien saat itu. Jika memungkinkan, pasien juga diberitahu mengenai tanggung jawab orang lain yang berperan serta dalam pengobatan pasien

Hak pasien Hak atas informasi

Informasi yang diberikan meliputi diagnosis penyakit yang diderita, tindakan medik apa yang hendak dilakukan, kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya, alternatif terapi lainnya, prognosanya, perkiraan biaya pengobatan.

Hak atas persetujuan (Consent)

Consent merupakan suatu tindakan atau aksi beralasan yg diberikan tanpa paksaan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang keputusan yang ia berikan ,dimana orang tersebut secara hukum mampu memberikan consent. Kriteria consent yang syah yaitu tertulis, ditandatangani oleh klien atau orang yang betanggung jawab, hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan, memenuhi beberapa elemen penting, penjelasan tentang kondisi, prosedur dan konsekuensinya.

Page 20: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasieninformed consent

Dalam Pasal 45 UU No. 29 Tahun 2009 tentang Persetujuan Tindakan Medik dinyatakan bahwa dokter harus menyampaikan informasi atau penjelasan kepada pasien atau keluarga diminta atau tidak diminta, jadi informasi harus disampaikan.Secara garis besar dalam melakukan tindakan medis pada pasien, dokter harus menjelaskan beberapa hal, yaitu

Diagnosis

Tentang tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis yang ada dilakukan (purhate of medical procedure)

Tentang tata cara tindakan medis yang akan dilakukan (consenpleated medical procedure)

Tentang risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi

Tentang alternatif tindakan medis lain yang tersedia dan risiko-risikonya (alternative medical procedure and risk)

Tentang prognosis penyakit, bila tindakan dilakukan

Page 21: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasieninformed consent

Tujuan informed Consent Perlindungan pasien untuk segala tindakan medik.

Perlakuan medik tidak diketahui atau disadari pasien atau keluarga, yang seharusnya tidak dilakukan ataupun yang  merugikan/membahayakan diri pasien.

Perlindungan tenaga kesehatan terhadap terjadinya akibat yang tidak terduga serta dianggap meragukan pihak lain. Tak selamanya tindakan dokter berhasil, tak terduga malah merugikan pasien meskipun dengan sangat hati-hati, sesuai dengan SOP. Peristiwa tersebut bisa ”risk of treatment” ataupun ”error judgement”.

Page 22: etika ked - pbl 27

Hubungan dokter pasieninformed consent

Bentuk Informed Consent Implied Constructive Consent (Keadaan Biasa)

Tindakan yang biasa dilakukan, telah diketahui, telah dimengerti oleh masyarakat umum, sehingga tidak perlu lagi dibuat tertulis. Misalnya pengambilan darah untuk laboratorium, suntikan, atau hecting luka terbuka.

Implied Emergency Consent (Keadaan Gawat Darurat)

Bila pasien dalam kondisi gawat darurat sedangkan dokter perlu melakukan tindakan segera untuk menyelematkan nyawa pasien sementara pasien dan keluarganya tidak bisa membuat persetujuan segera. Seperti kasus sesak nafas, henti nafas, henti jantung.

Expressed Consent (Bisa Lisan/Tertulis Bersifat Khusus)

Persetujuan yang dinyatakan baik lisan ataupun tertulis, bila yang akan dilakukan melebihi prosedur pemeriksaan atau tindakan biasa. Misalnya pemeriksaan vaginal, pencabutan kuku, tindakan pembedahan/operasi, ataupun pengobatan/tindakan invasive.

Page 23: etika ked - pbl 27

Sumpah dokter

Page 24: etika ked - pbl 27

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

Terdiri dari empat kewajiban :

Kewajiban umum

Kewajiban terhadap pasien

Kewajiban terhadap teman sejawat

Kewajiban terhadap diri sendiri

Page 25: etika ked - pbl 27

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

Kewajiban Umum

Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah atau janji dokter

Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan professional secara independen dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran tertinggi

Kewajiban Terhadap Pasien

Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan pasien.

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Page 26: etika ked - pbl 27

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

Kewajiban Terhadap Teman Sejawat

Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan

Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis

Kewajiban Dokter Terhadap Diri Sendiri

Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik

Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan

Page 27: etika ked - pbl 27

Aspek disiplin kedokteran

Disiplin kedokteran adalah aturan-aturan atau ketentuan penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan yang harus diikuti oleh dokter.

Aspek pelanggaran disiplin dalam kedokteran : Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis dan memadai (adequate

information) kepada pasien atau keluarganya dalam melakukan praktik kedokteran

Melakukan tindakan medik tanpa memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga dekat atau wali atau pengampunya

Dengan sengaja, tidak membuat atau menyimpan rekam medik sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan atau etika profesi

Menghentikan kehamilan yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan etika profesi

Page 28: etika ked - pbl 27

Aspek hukum kedokteran

Berdasarkan PP. No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan pasal 21, setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi tenaga kesehatan

Dalam pasal 33, dalam rangka pengawasan, Menteri dapat mengambil tindakan disiplin terhadap tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan yang bersangkutan berupa teguran atau pencabutan ijin untuk melakukan upaya kesehatan.

Menurut pasal 24 UU yang sama, perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan

Page 29: etika ked - pbl 27

Malpraktek

Kelalaian seorang dokter untuk menggunakan tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim digunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka

Jenis-jenis malpraktek

Malpraktek Medik

Malpraktek Etik

Malpraktek Yuridis

Page 30: etika ked - pbl 27

Malpraktek

Malpratek Medik

Perbuatan yang tidak benar dari suatu profesi atau kurangnya kemampuan dasar dalam melaksanakan pekerjaan. Seorang dokter bertanggung jawab atas terjadinya kerugian atau luka yang disebabkan karena malpraktik

Malpraktek Etik

Tindakan dokter yang bertentangan dengan etika kedokteran, sebagaimana yang diatur dalam kode etik kedokteran Indonesia yang merupakan seperangkat standar etika, prinsip, aturan, norma yang berlaku untuk dokter

Malpraktek Yuridis

Pelanggaran ataupun kelalaian dalam pelaksanaan profesi kedokteran yang melanggar ketentuan hukum positif yang berlaku dibagi kepada :

Malpraktek perdata

Malpraktek pidana

Page 31: etika ked - pbl 27

Malpraktek

Malpraktek Pidana

A. Melakukan aborsi tanpa tindakan medik

B. Mengungkapkan rahasia kedokteran dengan sengaja

C. Tidak memberikan pertolongan kepada seseorang yang dalam keadaan darurat

D. Membuat surat keterangan dokter yang isinya tidak benar

Malpraktek Perdata

A. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan wajib dilakukan

B. Melakukan apa yang disepakati dilakukan tapi tidak sempurna

C. Melakukan apa yang disepakati tetapi terlambat

D. Melakukan apa yang menurut kesepakatan tidak seharusnya dilakukan

Page 32: etika ked - pbl 27

Kesimpulan

Dalam penyelenggaraan kesehatan seharusnya ada komunikasi yang baik antara dokter dan pasien sehingga pemeriksaan, penatalaksanaan dan hasil yang diharapkan bisa tercapai dengan baik. Dalam hal ini pula seorang dokter harus beretika yang baik, mengikuti disiplin dan hukum yang telah berlaku

Didalam kasus ini dokter P melakukan perlanggaran Kode etik profesionalisme seorang dokter

Tanpa informed consent

Pengabaian pasien

Page 33: etika ked - pbl 27

Terima kasih …