16
Kegiatan 3 PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN POSYANDU (PELAYANAN IMUNISASI BALITA DAN KELUARGA BERENCANA) DI KOTA PEKANBARU I>rs. H.M Razif (Dosen Jurusan Sosiologi Fisip UR, Kepala Laboratorium) T. Romy Mamelly, S.Sos M.Si ((Dosen Jimisan Sosiologi Fisip UR ) Yesi, S.Sos, M.Soc, Sc (Dosen Jurusan Sosiologi Fisip UR) ABSTRAK Rendahnya gizi balita dan imunisasi balita serta kurang terlaksananya program keluarga berencana di kota Pekanbaru disebabkan antara lam adalah terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan, sehingga masyarakat tidak dapat memUih, menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bennutu. Pengamatan dilakukan terfiadap 30 orang ibu-ibu yang datang mengunjungi posyandu dan ditetapkan secara purposive. Data yang terkumpul akan dianalisa secara deskriptif kuantitadf, dilengk^i dengan interpretasi atas kecendrungan fenomena yang muncul. Analisis dilakukan berdasarican konsep-konsep teoritis tentang pandangan masyarakat teihadap kualitas pelayanan kesehatan atau posyandu, partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu berkaitan dengan intensitas kunjungan ibu-ibu ke posyandu serta perkembangan kesehatan ibu dan balita serta partisipasi dalam program Keluarga Berencana. Kecihiya aksesbilitas pelayanan posyandu, ketidak pastian jadwal pelayanan dan ketidak disipiinan para kader berakibat pada kurangnya minat atau partisipasi masyarakat terhadap pemanfaatan ^ilitas posyandu tersebuL Pola keija tenaga medis/ bidan yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil maupun balita serta kurangnya sensitivitas saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan pelayanan posyandu. Keyword: pemanfaatan fasilitas kesehatan, pelayanan posyandu, imunisasi dan keluarga berencana 61

Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

Kegiatan 3

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN POSYANDU

(PELAYANAN IMUNISASI BALITA DAN KELUARGA BERENCANA)

DI K O T A PEKANBARU

Igtrs HM Razif (Dosen Jurusan Sosiologi Fisip UR Kepala Laboratorium) T Romy Mamelly SSos MSi ((Dosen Jimisan Sosiologi Fisip UR )

Yesi SSos MSoc Sc (Dosen Jurusan Sosiologi Fisip UR)

ABSTRAK

Rendahnya gizi balita dan imunisasi balita serta kurang terlaksananya program keluarga berencana di kota Pekanbaru disebabkan antara lam adalah terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan sehingga masyarakat tidak dapat memUih menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bennutu

Pengamatan dilakukan terfiadap 30 orang ibu-ibu yang datang mengunjungi posyandu dan ditetapkan secara purposive Data yang terkumpul akan dianalisa secara deskriptif kuantitadf dilengk^i dengan interpretasi atas kecendrungan fenomena yang muncul Analisis dilakukan berdasarican konsep-konsep teoritis tentang pandangan masyarakat teihadap kualitas pelayanan kesehatan atau posyandu partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu berkaitan dengan intensitas kunjungan ibu-ibu ke posyandu serta perkembangan kesehatan ibu dan balita serta partisipasi dalam program Keluarga Berencana

Kecihiya aksesbilitas pelayanan posyandu ketidak pastian jadwal pelayanan dan ketidak disipiinan para kader berakibat pada kurangnya minat atau partisipasi masyarakat terhadap pemanfaatan ^i l i tas posyandu tersebuL Pola keija tenaga medis bidan yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil maupun balita serta kurangnya sensitivitas saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan pelayanan posyandu

Keyword pemanfaatan fasilitas kesehatan pelayanan posyandu imunisasi dan keluarga berencana

61

PARTISIPASI M A S Y A R A K A T PADA P E L A Y A N A N POSYANDU (PELAYANAN IMUNISASI BALITA DAN K E L U A R G A BERENCANA)

DI KOTA P E K A N B A R U

PENDAHULUAN

Selain kedua permaslahan tersebut hal lain yang menjadi sangat urgent untuk ditangani adalah masalah kesehatan balita terkait dengan gizi balita dan imunisasi balita Rendahnya status gizi balita yakni tahim 2006 adalah 25 balita gizi buruk dan 115 balita kurang gizi

Pada grafik 13 dapat dilihat prevalensi Status Gizi di Provinsi Riau pada tahun 2004 sampai dengan 2006

Prevalensi Status Gizi

Proviunsi Rian Tahun 2002 sd2004

m Lebih Baik

nBaik

Kurang

1 Buruk

2002 2003 2004

Rendahnya Gizi Balita dan imunisasi balita serta kurangterlaksananya program keluarga berencana di kota Pekanbaru disebabkan antara lain adalah terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan sehtmgga masyarakat tidak dapat memilih menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu Untuk mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan suatu wilayah dengan system pelayanan kesehatan yang baik dan berfungsi disuatu wilayah tersebut Sedangkan untuk dikota pekanbaru Parisipasi Masyarakat pada pelayanan Posyandu (pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana) masih sangat rendah

Berkenaan dengan fenomena diatas maka penelitian mengenai Partisipasi Masyarakat pada pelayanan Posyandu (pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana)kota pekanbaru sangat perlu dilakukan

62

METODA PENELITIAN

Metode kajian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan maksud menjelaskan permaslahan dan kendala-kendala aspek kesehatan di Kota Pekanbaru

1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota pekanbaru

2 Populasi dan Sam pel Populasi dan sampel penelitian ditentukan secara Purposive Sampling terdiri dar i

1 Masyarakat kota Pekanbaru 2 Pemerintah Dinas Kesehatan

Metode Pengumpulan Data

Metode pengimipulan data yang digunakan dalam kajian ini meliputi a Library Research b Observasiwawancara c Kuesioner d DataDokiunen

TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan adalah hak dan investasi semua warga negara beiiiak atas kesehatannya

karena dilindungi oleh konstitusi seperti yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat kedua

dimana tiap-tiap warga negara berhak atas pekeijaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan Dengan berpedoman pada kalimat tersebut maka dapat dijelaskan bahwa semua

warga negara tanpa kecuali mempunyai hak yang sama dalam penghidupan dan pekeijaan

penghidupan disini mengandimg arti hak untuk memperoleh kebutuhan materiil seperti

sandang pangan dan papan yang layak dan juga kebutuhan unmateri seperti kesehatan

kerohanian dan iain-lain Demikian juga halnya kesehatan dapat pula diardkan investasi

karena kesehatan adalah modal dasar yang sangat diperlukan oleh segenap masyarakat untuk

dapat beraktifitas sesuai dengan tugas dan kewajibannya masing-masing sehingga mampu

menghasilkan sesuatu yang bermanfaat secara ekonomi Namun bila kondisi kesehatan yang

tidak memungkinkan bisa-bisa seluruh harta dan kekayaan yang mereka peroleh habis

digunakan untuk memperoleh kesehatan tersebut

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahim 1960 tentang

Pokok-Pokok Kesehatan yang menyebutkan bahwa kesehatan rakyat adalah salah satu modal

pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa dan mempunyai peranan penting

dalam penyelesaian revolusi nasional dan penyusunan masyarakat sosialis Indonesia Sehingga 63

pemerintah harus mengusahakan bidang kesehatan dengan sebaik-baiknya yaitu menyediakan

pelayanan kesehatan yang memadai dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat umum

Namun harus diakui bahwa kualitas kesehatan masyarakat Indonesia selama ini

tergolong rendah Selama ini masyarakat terutama masyarakat miskin cenderung kurang

memperhatikan kesehatan mereka Hal ini d^at disebabkan karena rendahnya tingkat

pemahaman mereka akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan padahal kesadaran rakyat

tentang pemeliharaan dan perlindungan kesehatan sangatlah penting untuk mencapai derajat

kesehatan yang setinggi-tinggmya Tetapi disisi lain rendahnya derajat kesehatan masyarakat

dapat pula disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

karena mahahiya biaya pelayanan yang harus dibayar Tingkat kemiskinan yang tinggi

menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan akan pelayanan

kesehatan yang tergolong mahal Banyak penelitian

empiris yang menyatakan bahwa kesehatan berfoanding terbalik dengan kemiskinan dimana

ada kemiskinan maka masalah kesehatan akan semakin nyata terjadi

Biaya kesehatan yang mahal menjadi kendala bagi masyarakat miskin imtuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai Ada beberapa fektor yang mendorong

peningkatan biaya kesehatan yaitu

a Sifat layanan itu sendiri sifat dari pada suatu layanan kesehatan adalah padat modal

padat teknologi dan padat karya sehingga modal yang harus ditanam semakin besar

dan dibebankan pada biaya perawatan

b Bagaimana negara memandang masalah pelayanan kesehatan sebagai kebutuhan warga

negaranya dan bagaimana negara menyelenggarakan dan memenuhi pelayanan

kesehatan yang diperlukan (Sulastomo 2004 42-43)

Zeithaml Parasuraman dan Berry dalam bukunya Delivering Quality Service

Balancing Customer Perceptions and Expectetions (1990) menyebutkan bahwa kualitas

pelayanan yang baik adalah pertemuan atau melebihi apa yang diharapkan konsumen dari

pelayanan yang diberikan Tinggi rendahnya kualitas pelayanan tergantung pada kineija yang

diberikan dalam konteks apa yang mereka harapkan Harapan konsumen terhadap kualitas

pelayanan sangat dipengaruhi oleh informasi yang diperolehnya dari mulut ke mulut

kebutuhan-kebutuhan konsiunen itu sendiri pengalaman masa lalu (Zeithaml etal199019)

Demikian hahiya dengan pelayanan kesehatan beberapa hal berkaitan dengan kualitas

pelayanan

64

1 Posedur pelayanan yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan

2 Kedisiplinan petugas pelayanan yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan

pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku

3 Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab

dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan

4 Kemampuan petugas pelayanan yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang

dimiliki petugas dalam memberikanmenyelesaikan pelayanan kepada masyarakat

Sehubungan dengan hal di atas menurut Tjiptono (2002 14) mengemukakan

beberapa unsur untuk menilai kualitas jasa yang antara lam Profesionalism and Skill

yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan (intelektual fisik administrasi

maupun konseptual) yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara

profesional

5 Kecq)atan pelayanan yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu

yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan Sehubungan dengan hal di

atas menurut Gaspersz (1997 2 ) atribut atau dunensi yang harus diperhatikan

dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain (1) Ketepatan waktu pelayanan

dimana hal yang perlu diperfiatikan berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses

6 Keadilan mendapatkan pelayanan yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani

7 Kesopanan dan keramahan petugas yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling

menghargai dan menghormati

8 Kewajaran biaya pelayanan yaitu ketetjangkauan masyarakat terhadap bsamya biaya

yang ditetapkan oldi unit pelayanan

9 Kepastian jadwal pelayanan yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan

ketentuan yang telah ditet^kan Sehubungan dengan hal di atas

10 Kenyamanan lingkungan yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih

rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan

11 Keamanan pelayanan yaitu terjamimmya tingkat keamanan Imgkungan imit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga masyarakat

merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan

dari pelaksanaan pelayanan

Idealismenya Pusat Pelayanan kesehatan seperti Puskesmas maupim Posyandu sebagai

lembaga yang dikonsepkan menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat diharapkan akan

dapat meningkatkan peranannya untuk menyentuh lapisan masyarakat terbawah di

65

berbagaidaerah di Indonesia Melalui pelayanan kesehatan yang teijangkau murah dan

ketersediaan tenaga medis mdash Puskesmas dan Posyandumdash selayaknya dapat mengupayakan

pembentukan mentalitas sehat di kalangan masyarakat bawah

Namun sayangnya idealisme seperti itu tidak seluruhnya terwujud dengan baik

buktinya masih sering kita mendengar keluhan masyarakat mengenai keberadaan Pusat

kesehatan masyarakat ini Misahiya keberadaan bidan atau kader posyandu yang tidak tepat

waktu karena berbagai alasan minimnya peralatan dan obat-obatan standar jenis layanan yang

kurang memadai dan lain sebagainya Bahkan hasil kajian Rienks dan Iskandar (1985)

menemukan bahwa lraquousat-Pusat Kesehatan Masyarakat itu hanya dunanfaatkan oleh 20 dari

populasi target Lebih buruk lagi mayoritas para pasien di pedesaan itu temyata berasal dari

golongan atas dan menengah saja dan bukan dari golongan miskin dan berpenghasilan rendah

Artinya adalah bahwa pusat-pusat kesehatan itu hanya menarik terutama bagi orang-orang

berpendidikan lebih baik orang-orang kaya pedesaan para pemilik kendaraan orang-orang

yang sudah mengenai obat-obat modem dan lain sebagainya

Kesimpulan lain dari kajian Rienks dan Iskandar (1985) itu adalah secara

geografis Pusat-Pusat Kesehatan Masyarakat itu hanya menarik orang-orang dalam

radius 5 km saja Lebih jauh dari itu maka ongkos transportasi merupakan beban yang

terlalu berat bagi calon pasien Ini artinya sepanjang jarak ke Puskesmas itu dapat

ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda masyarakat masih mau

berkimjvmg ke sana tetapi bila lebih dari itu maka masyarakat harus mengeluarkan

biaya ekstra apalagi biasanya orang yang sakit itu enggan imtuk bepergian dengan

jarak yang terlalu jauh terutama bila hams berjalan kaki atau bersepeda

Konsekuensinya introduksi kesehatan modem (Puskesmas maupun posyandu) tidak

serta merta memiliki efek positif bagi semua lapisan masyarakat terutama masyarakat

pedesaan

Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan

program lainnya yang mempakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dmamis seperti

hahiya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan

kegiatan masyarakat (BKKBN 1989)

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan

kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembmaan teknis dari petugas kesehatan dan

keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

66

manusia sejak dini Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat

dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu

1 Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga

kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita

2 Pembmaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina

tumbuhkembang anak secara sempuma baik fisik maupun mental sehingga siap

menjadi tenaga keija tangguh

3 Pembinaan kemampuan keija (Employment) yang dimaksud untuk memberikan

kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara

Adapun Manfaat posyandu bagi masyarakat antara lain

1 Masyarakat

bull Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar

bull Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu

2 Bagi Kader pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat

bull Mendapatkan mformasi tentang upaya kesehatan

bull Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan

3 Bagi Puskesmas

bull Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan stratal

bull Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Meningkatkan efisiensi waktu tenaga dan dana dengan pemboian pelayanan

secara terpadu

4 Bagi Sektor Lain

bull Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

bull Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing

Adapun yang menjadi Sasaran Posyandu adalah

bull BayiBalita

bull Ibu hamilibu menyusui

- WUSdanPUS

67

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi

1) Kesehatan ibu dan anak

bull Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

bull Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Febraari

danAgustus)

bull PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

bull Imunisasi

bull Penimbangan balita rutin perbulan sebagai f)emantau kesehatan balita melalui

pertambahan berat badan setiap bulan Keberhasilan program terliat melalui

grafik pada kartu KMS setiap bulan

2) Keluarga berencana pembagian Pil KB dan Kondom

3) Pemberian Oralit dan pengobatan

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan

dilaksanakan oleh kader

HASIL PENELmAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sosial Ekonomi Responden

Pendidikan mempunyai pengaruh besar tehadap segala aktivitas yang dilakukan

masyarakat termasuk didaiamnya keputusan dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti

posyandu Berdasarkan data yang diamati sebahagian besar responden ( 5666)

berpendidikan Menengah atas dan Kejuruan dapat dilihat pada table 11 dibawah ini

Tabel LI

Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentast

1 SD 5 1667

2 SMP 6 2000

3 SMASMK 17 5667

4 Dinsi 2 666

TOTAL 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

68

Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh informasi bahwa distribusi responden

berdasarkan tingkat pendidikan sebahagian besar berpendidikan menengah keatas Sebanyak

5667 adalah tamatan SMUSMK serta 2000 diantaranya adalah tamatan SMP

Selanjutnya 1667 Tamatan SD dan sisanya 666 Saijana atau diploma Hal ini akan

berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

seperti possyandu sebagai sarana pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana

Jika dilihat dari komposisi usia dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang

responden diperoleh data bahwa usia responden berkisar antara 21-25 tahun yang notabene

nya merupakan usia subur bagi wanita Diharapkan agar responden memiliki pengetahuan

dalam mengatur jarak kelahlan anak dengan turut berpartisipasi dalam program Keluarga

berencana Untuk lebih jelasnya mengenai usia responden dapat dilihat dari table 12 berikut

in i

Tabel IJ

Responden Berdasarkan Usia

No UmurUsia Jumlab Persentase

1 21-25thn 12 4000

2 26-30thn 8 2667

3 31-35thn 6 2000

4 gt 36 fhn 4 13-33

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari table diatas memmjukan distribusi responds berdasarkan tmgkat umur dimana

3667 diantaranya berumur 21 - 25 tahuiL Selanjutnya 2667 responden berumur 26 - 30

tahun Selanjutnya 2000 responden berumur 31 - 35 tahun dan 1333 responden berumur

gt 36 tahun Dari pengakuan responden untuk mengatur dan menjaga kelahiran anak

sebahagian besar dari mereka telah mengikuti program Keluarga Berencana (KB) sejak dari

kelahiran anak pertama hingga saat ini

Lama tinggal juga bisa dijadikan sebagai ukuran dimana semakin lama seseorang

mendiami suatu wilayah maka semakin baik untuk dapat memaksunalkan segala sumber daya

alam yang ada di wilayah tersebut Berdasarkan pengumpulan informasi dilapangan dapat kita

69

ketahui bahwa pada lunumnya atau sebahagian besar responden yang tinggal lebih dari 5

tahun seperti yang dilihat pada table dibawah ini

Tabel 13

Responden Berdasarkan Lamanya Tinggal

No Lama Domisili Jumlah Persentase

1 lt 1 Tahun 2 667

2 l-5thn 7 23J3

3 6-10 thn 15 5050

4 gtllthn 6 2000

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui distribusi responden berdasarkan lamanya tinggal

yaitu sebanyak 5000 responden berdomisli selama 6 - 1 0 tahun selanjutnya 2333

responden berdomisili selama 1 - 5 tahun serta 2000 responden tinggal selama lebih dari 11

tahun dan Responden yang tinggal kurang dari 1 tahun sebanyak 667 Kebanyakkan dari

mereka adalah penduduk ash (melayu) dari semenjak lahir sampai sekarang sedangkan

beberapa yang lain adalah pendatang yang berasal dari berbagai daerah

Pendapatan atau penghasilan menandakan tingkat kesejahteraan seseorang berdasarkan

hasil yang diperoleh dil^angan bahwa pendapatan yaitu sebanyak 7667 responden

berpenghasilan 1 - 2 Juta rupiah perbulannya dengan rata-rata jumlah tanggungan anak adalah

beijumlah antara 1 - 3 yakni sebanyak 24 orang responden

Tabel 14

Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

1 1-3 Orang 24 8000

2 4-6 Orang 5 1667

3 gt 6 Orang 1 333

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

70

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat dari tabel 13 diatas

yaitu sebanyak 8000 responden memiliki tanggungan berjumlah antara 1 - 3 orang

sedangkan responden yang memiliki jumlah tanggungan antara 4 - 6 orang yaitu sebanyak

1667 dan hanya 1 orang responden saja yakni 333 lainya memiliki jumlah tanggungan

lebih dari 6 orang Ini merupakan salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat

dalam mengikuti program Keluarga Berencana KB

Partisipasi Responden dalam Pelayanan Posyandu ( Imunisasi Balita dan Keluarga

Berencana)

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader Tim Penggerak

PKK serta petugas kesehatan dari puskesmas atau bidan desa Pada hari buka Posyandu yang

jatuh pada tanggal 9 setiap bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)

meja yaitu

Meja I Pendaftaran

Meja II Penimbangan

Meja III Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Meja IV Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

MejaV Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Ibu dan Balita Imunisasi

Pemberian vitamm A berupa obat ke mulut secara berkala Pembagian pil K B atau

kondom Pengobatan ringan kosultasi Keluarga Bo^cana dan Kesehatan

Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan oleh kader P K K sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa perawat)

Distribusi responden mengenai apa saja pelayanan yang diperoleh diposyandu yaitu

sebanyak 23 orang atau sebanyak 7667 responden menyatakan mendapatkan pelayanan

imunisasi dimana rata-rata usia balita kurang dari 12 bulan sedangkan sebanyak 5 orang

responden atau sebanyak 1667 menyatakan bahwa pelayanan yang didapatkan diposyandu

berupa tunbang badan dan mendapatkan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau telur

ataupun kue-kue biasanya mCTeka memiliki anak berusia diatas 12 bulan artinya sebahagian

besar telah lengkap masa imunisasinya Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang responden atau

666 menyakan pelayanan yang diterimanya diposyandu berupa pelayanan K B dan

konsultasi kesehatan

71

Selanjutnya mengenai rutinintas mengikuti posyandu secara teratur yaitu sebanyak 28

orang responden atau 9333 menyatakan mengikuti posyandu secara teratur sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kader dan bidan desa hal ini dikarenakan responden merasa

perlu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak dan ibu hamil juga untuk

memperoleh informasi mengenai kesehatan ibu dan anak perkembangan gizi balita serta

informasi mengenai Keluarga Berencana Sedangkan 2 orang atau 667 responden

menyatakan kadang-kadang hadir diposyandu hal ini dikarenakan informasi mengenai jadwal

posyandu terlambat atau lupa

Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu yaitu 20 orang

responden atau 6667 menyatakan tidak ada kendala serius yang dihadapi sewaktu mengikuti

kegiatan posyandu sedangkan 10 orang atau 3333 menyatakan kendala-kendala yang sering

dijumpai berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupim bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidaimya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita menjadi

tCTganggu Sehingga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi menjadi terhalang

dan memutuskan untuk memperoleh imxmisasi balita ditempat lain yakni di praktek bidan

terdekat Kendala selanjutnya Posyandu sering tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya

artinya para pengunjung telah sampai ketempat pelaksanaan posyandu dan temyata posyandu

tutup tanpa klarifikasi karena informasi disebarkan hanya dari mulut ke mulut sehingga

beberapa responden sering tak mengetahui informasi tersebut Pola keija tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya

membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas saat

memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamannya pemanfaatan pelayanan

posyandu

Perkembangan gizi dan kesehatan Balita selama mengikuti kegiatan Posyandu tersebut

dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang responden atau 67 menyatakan bahwa

pericembangan gizi dan kesehatan anaknya sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju

Sehat setiap balita dimana Garis berat l^dan anak naik setiap bulaimya bahkan Berat badan

anak naik mengikuti salah satu pita wama atau pmdah ke pita wama diatasnya sesuai dengan

panduan perkembangan berat badan dan usia balita Beberapa faktor yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam mendeteksi dini kelainan

tumbuh kembang anak pada KMS dan pemberian makanan sesuai usia Faktor lain yang juga

dapat mempengaruhi adalah berat badan lahir jumlah anak dalam kelurga jarak anak

penyakit penyerta sosial ekonomi tradisi masyarakat Imgkungan dan ketidaktahuan

(Soe^iningsih 1992)

72

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 2: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

PARTISIPASI M A S Y A R A K A T PADA P E L A Y A N A N POSYANDU (PELAYANAN IMUNISASI BALITA DAN K E L U A R G A BERENCANA)

DI KOTA P E K A N B A R U

PENDAHULUAN

Selain kedua permaslahan tersebut hal lain yang menjadi sangat urgent untuk ditangani adalah masalah kesehatan balita terkait dengan gizi balita dan imunisasi balita Rendahnya status gizi balita yakni tahim 2006 adalah 25 balita gizi buruk dan 115 balita kurang gizi

Pada grafik 13 dapat dilihat prevalensi Status Gizi di Provinsi Riau pada tahun 2004 sampai dengan 2006

Prevalensi Status Gizi

Proviunsi Rian Tahun 2002 sd2004

m Lebih Baik

nBaik

Kurang

1 Buruk

2002 2003 2004

Rendahnya Gizi Balita dan imunisasi balita serta kurangterlaksananya program keluarga berencana di kota Pekanbaru disebabkan antara lain adalah terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan sehtmgga masyarakat tidak dapat memilih menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu Untuk mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan suatu wilayah dengan system pelayanan kesehatan yang baik dan berfungsi disuatu wilayah tersebut Sedangkan untuk dikota pekanbaru Parisipasi Masyarakat pada pelayanan Posyandu (pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana) masih sangat rendah

Berkenaan dengan fenomena diatas maka penelitian mengenai Partisipasi Masyarakat pada pelayanan Posyandu (pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana)kota pekanbaru sangat perlu dilakukan

62

METODA PENELITIAN

Metode kajian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan maksud menjelaskan permaslahan dan kendala-kendala aspek kesehatan di Kota Pekanbaru

1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota pekanbaru

2 Populasi dan Sam pel Populasi dan sampel penelitian ditentukan secara Purposive Sampling terdiri dar i

1 Masyarakat kota Pekanbaru 2 Pemerintah Dinas Kesehatan

Metode Pengumpulan Data

Metode pengimipulan data yang digunakan dalam kajian ini meliputi a Library Research b Observasiwawancara c Kuesioner d DataDokiunen

TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan adalah hak dan investasi semua warga negara beiiiak atas kesehatannya

karena dilindungi oleh konstitusi seperti yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat kedua

dimana tiap-tiap warga negara berhak atas pekeijaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan Dengan berpedoman pada kalimat tersebut maka dapat dijelaskan bahwa semua

warga negara tanpa kecuali mempunyai hak yang sama dalam penghidupan dan pekeijaan

penghidupan disini mengandimg arti hak untuk memperoleh kebutuhan materiil seperti

sandang pangan dan papan yang layak dan juga kebutuhan unmateri seperti kesehatan

kerohanian dan iain-lain Demikian juga halnya kesehatan dapat pula diardkan investasi

karena kesehatan adalah modal dasar yang sangat diperlukan oleh segenap masyarakat untuk

dapat beraktifitas sesuai dengan tugas dan kewajibannya masing-masing sehingga mampu

menghasilkan sesuatu yang bermanfaat secara ekonomi Namun bila kondisi kesehatan yang

tidak memungkinkan bisa-bisa seluruh harta dan kekayaan yang mereka peroleh habis

digunakan untuk memperoleh kesehatan tersebut

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahim 1960 tentang

Pokok-Pokok Kesehatan yang menyebutkan bahwa kesehatan rakyat adalah salah satu modal

pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa dan mempunyai peranan penting

dalam penyelesaian revolusi nasional dan penyusunan masyarakat sosialis Indonesia Sehingga 63

pemerintah harus mengusahakan bidang kesehatan dengan sebaik-baiknya yaitu menyediakan

pelayanan kesehatan yang memadai dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat umum

Namun harus diakui bahwa kualitas kesehatan masyarakat Indonesia selama ini

tergolong rendah Selama ini masyarakat terutama masyarakat miskin cenderung kurang

memperhatikan kesehatan mereka Hal ini d^at disebabkan karena rendahnya tingkat

pemahaman mereka akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan padahal kesadaran rakyat

tentang pemeliharaan dan perlindungan kesehatan sangatlah penting untuk mencapai derajat

kesehatan yang setinggi-tinggmya Tetapi disisi lain rendahnya derajat kesehatan masyarakat

dapat pula disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

karena mahahiya biaya pelayanan yang harus dibayar Tingkat kemiskinan yang tinggi

menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan akan pelayanan

kesehatan yang tergolong mahal Banyak penelitian

empiris yang menyatakan bahwa kesehatan berfoanding terbalik dengan kemiskinan dimana

ada kemiskinan maka masalah kesehatan akan semakin nyata terjadi

Biaya kesehatan yang mahal menjadi kendala bagi masyarakat miskin imtuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai Ada beberapa fektor yang mendorong

peningkatan biaya kesehatan yaitu

a Sifat layanan itu sendiri sifat dari pada suatu layanan kesehatan adalah padat modal

padat teknologi dan padat karya sehingga modal yang harus ditanam semakin besar

dan dibebankan pada biaya perawatan

b Bagaimana negara memandang masalah pelayanan kesehatan sebagai kebutuhan warga

negaranya dan bagaimana negara menyelenggarakan dan memenuhi pelayanan

kesehatan yang diperlukan (Sulastomo 2004 42-43)

Zeithaml Parasuraman dan Berry dalam bukunya Delivering Quality Service

Balancing Customer Perceptions and Expectetions (1990) menyebutkan bahwa kualitas

pelayanan yang baik adalah pertemuan atau melebihi apa yang diharapkan konsumen dari

pelayanan yang diberikan Tinggi rendahnya kualitas pelayanan tergantung pada kineija yang

diberikan dalam konteks apa yang mereka harapkan Harapan konsumen terhadap kualitas

pelayanan sangat dipengaruhi oleh informasi yang diperolehnya dari mulut ke mulut

kebutuhan-kebutuhan konsiunen itu sendiri pengalaman masa lalu (Zeithaml etal199019)

Demikian hahiya dengan pelayanan kesehatan beberapa hal berkaitan dengan kualitas

pelayanan

64

1 Posedur pelayanan yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan

2 Kedisiplinan petugas pelayanan yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan

pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku

3 Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab

dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan

4 Kemampuan petugas pelayanan yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang

dimiliki petugas dalam memberikanmenyelesaikan pelayanan kepada masyarakat

Sehubungan dengan hal di atas menurut Tjiptono (2002 14) mengemukakan

beberapa unsur untuk menilai kualitas jasa yang antara lam Profesionalism and Skill

yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan (intelektual fisik administrasi

maupun konseptual) yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara

profesional

5 Kecq)atan pelayanan yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu

yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan Sehubungan dengan hal di

atas menurut Gaspersz (1997 2 ) atribut atau dunensi yang harus diperhatikan

dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain (1) Ketepatan waktu pelayanan

dimana hal yang perlu diperfiatikan berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses

6 Keadilan mendapatkan pelayanan yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani

7 Kesopanan dan keramahan petugas yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling

menghargai dan menghormati

8 Kewajaran biaya pelayanan yaitu ketetjangkauan masyarakat terhadap bsamya biaya

yang ditetapkan oldi unit pelayanan

9 Kepastian jadwal pelayanan yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan

ketentuan yang telah ditet^kan Sehubungan dengan hal di atas

10 Kenyamanan lingkungan yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih

rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan

11 Keamanan pelayanan yaitu terjamimmya tingkat keamanan Imgkungan imit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga masyarakat

merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan

dari pelaksanaan pelayanan

Idealismenya Pusat Pelayanan kesehatan seperti Puskesmas maupim Posyandu sebagai

lembaga yang dikonsepkan menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat diharapkan akan

dapat meningkatkan peranannya untuk menyentuh lapisan masyarakat terbawah di

65

berbagaidaerah di Indonesia Melalui pelayanan kesehatan yang teijangkau murah dan

ketersediaan tenaga medis mdash Puskesmas dan Posyandumdash selayaknya dapat mengupayakan

pembentukan mentalitas sehat di kalangan masyarakat bawah

Namun sayangnya idealisme seperti itu tidak seluruhnya terwujud dengan baik

buktinya masih sering kita mendengar keluhan masyarakat mengenai keberadaan Pusat

kesehatan masyarakat ini Misahiya keberadaan bidan atau kader posyandu yang tidak tepat

waktu karena berbagai alasan minimnya peralatan dan obat-obatan standar jenis layanan yang

kurang memadai dan lain sebagainya Bahkan hasil kajian Rienks dan Iskandar (1985)

menemukan bahwa lraquousat-Pusat Kesehatan Masyarakat itu hanya dunanfaatkan oleh 20 dari

populasi target Lebih buruk lagi mayoritas para pasien di pedesaan itu temyata berasal dari

golongan atas dan menengah saja dan bukan dari golongan miskin dan berpenghasilan rendah

Artinya adalah bahwa pusat-pusat kesehatan itu hanya menarik terutama bagi orang-orang

berpendidikan lebih baik orang-orang kaya pedesaan para pemilik kendaraan orang-orang

yang sudah mengenai obat-obat modem dan lain sebagainya

Kesimpulan lain dari kajian Rienks dan Iskandar (1985) itu adalah secara

geografis Pusat-Pusat Kesehatan Masyarakat itu hanya menarik orang-orang dalam

radius 5 km saja Lebih jauh dari itu maka ongkos transportasi merupakan beban yang

terlalu berat bagi calon pasien Ini artinya sepanjang jarak ke Puskesmas itu dapat

ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda masyarakat masih mau

berkimjvmg ke sana tetapi bila lebih dari itu maka masyarakat harus mengeluarkan

biaya ekstra apalagi biasanya orang yang sakit itu enggan imtuk bepergian dengan

jarak yang terlalu jauh terutama bila hams berjalan kaki atau bersepeda

Konsekuensinya introduksi kesehatan modem (Puskesmas maupun posyandu) tidak

serta merta memiliki efek positif bagi semua lapisan masyarakat terutama masyarakat

pedesaan

Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan

program lainnya yang mempakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dmamis seperti

hahiya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan

kegiatan masyarakat (BKKBN 1989)

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan

kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembmaan teknis dari petugas kesehatan dan

keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

66

manusia sejak dini Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat

dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu

1 Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga

kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita

2 Pembmaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina

tumbuhkembang anak secara sempuma baik fisik maupun mental sehingga siap

menjadi tenaga keija tangguh

3 Pembinaan kemampuan keija (Employment) yang dimaksud untuk memberikan

kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara

Adapun Manfaat posyandu bagi masyarakat antara lain

1 Masyarakat

bull Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar

bull Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu

2 Bagi Kader pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat

bull Mendapatkan mformasi tentang upaya kesehatan

bull Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan

3 Bagi Puskesmas

bull Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan stratal

bull Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Meningkatkan efisiensi waktu tenaga dan dana dengan pemboian pelayanan

secara terpadu

4 Bagi Sektor Lain

bull Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

bull Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing

Adapun yang menjadi Sasaran Posyandu adalah

bull BayiBalita

bull Ibu hamilibu menyusui

- WUSdanPUS

67

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi

1) Kesehatan ibu dan anak

bull Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

bull Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Febraari

danAgustus)

bull PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

bull Imunisasi

bull Penimbangan balita rutin perbulan sebagai f)emantau kesehatan balita melalui

pertambahan berat badan setiap bulan Keberhasilan program terliat melalui

grafik pada kartu KMS setiap bulan

2) Keluarga berencana pembagian Pil KB dan Kondom

3) Pemberian Oralit dan pengobatan

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan

dilaksanakan oleh kader

HASIL PENELmAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sosial Ekonomi Responden

Pendidikan mempunyai pengaruh besar tehadap segala aktivitas yang dilakukan

masyarakat termasuk didaiamnya keputusan dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti

posyandu Berdasarkan data yang diamati sebahagian besar responden ( 5666)

berpendidikan Menengah atas dan Kejuruan dapat dilihat pada table 11 dibawah ini

Tabel LI

Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentast

1 SD 5 1667

2 SMP 6 2000

3 SMASMK 17 5667

4 Dinsi 2 666

TOTAL 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

68

Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh informasi bahwa distribusi responden

berdasarkan tingkat pendidikan sebahagian besar berpendidikan menengah keatas Sebanyak

5667 adalah tamatan SMUSMK serta 2000 diantaranya adalah tamatan SMP

Selanjutnya 1667 Tamatan SD dan sisanya 666 Saijana atau diploma Hal ini akan

berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

seperti possyandu sebagai sarana pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana

Jika dilihat dari komposisi usia dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang

responden diperoleh data bahwa usia responden berkisar antara 21-25 tahun yang notabene

nya merupakan usia subur bagi wanita Diharapkan agar responden memiliki pengetahuan

dalam mengatur jarak kelahlan anak dengan turut berpartisipasi dalam program Keluarga

berencana Untuk lebih jelasnya mengenai usia responden dapat dilihat dari table 12 berikut

in i

Tabel IJ

Responden Berdasarkan Usia

No UmurUsia Jumlab Persentase

1 21-25thn 12 4000

2 26-30thn 8 2667

3 31-35thn 6 2000

4 gt 36 fhn 4 13-33

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari table diatas memmjukan distribusi responds berdasarkan tmgkat umur dimana

3667 diantaranya berumur 21 - 25 tahuiL Selanjutnya 2667 responden berumur 26 - 30

tahun Selanjutnya 2000 responden berumur 31 - 35 tahun dan 1333 responden berumur

gt 36 tahun Dari pengakuan responden untuk mengatur dan menjaga kelahiran anak

sebahagian besar dari mereka telah mengikuti program Keluarga Berencana (KB) sejak dari

kelahiran anak pertama hingga saat ini

Lama tinggal juga bisa dijadikan sebagai ukuran dimana semakin lama seseorang

mendiami suatu wilayah maka semakin baik untuk dapat memaksunalkan segala sumber daya

alam yang ada di wilayah tersebut Berdasarkan pengumpulan informasi dilapangan dapat kita

69

ketahui bahwa pada lunumnya atau sebahagian besar responden yang tinggal lebih dari 5

tahun seperti yang dilihat pada table dibawah ini

Tabel 13

Responden Berdasarkan Lamanya Tinggal

No Lama Domisili Jumlah Persentase

1 lt 1 Tahun 2 667

2 l-5thn 7 23J3

3 6-10 thn 15 5050

4 gtllthn 6 2000

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui distribusi responden berdasarkan lamanya tinggal

yaitu sebanyak 5000 responden berdomisli selama 6 - 1 0 tahun selanjutnya 2333

responden berdomisili selama 1 - 5 tahun serta 2000 responden tinggal selama lebih dari 11

tahun dan Responden yang tinggal kurang dari 1 tahun sebanyak 667 Kebanyakkan dari

mereka adalah penduduk ash (melayu) dari semenjak lahir sampai sekarang sedangkan

beberapa yang lain adalah pendatang yang berasal dari berbagai daerah

Pendapatan atau penghasilan menandakan tingkat kesejahteraan seseorang berdasarkan

hasil yang diperoleh dil^angan bahwa pendapatan yaitu sebanyak 7667 responden

berpenghasilan 1 - 2 Juta rupiah perbulannya dengan rata-rata jumlah tanggungan anak adalah

beijumlah antara 1 - 3 yakni sebanyak 24 orang responden

Tabel 14

Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

1 1-3 Orang 24 8000

2 4-6 Orang 5 1667

3 gt 6 Orang 1 333

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

70

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat dari tabel 13 diatas

yaitu sebanyak 8000 responden memiliki tanggungan berjumlah antara 1 - 3 orang

sedangkan responden yang memiliki jumlah tanggungan antara 4 - 6 orang yaitu sebanyak

1667 dan hanya 1 orang responden saja yakni 333 lainya memiliki jumlah tanggungan

lebih dari 6 orang Ini merupakan salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat

dalam mengikuti program Keluarga Berencana KB

Partisipasi Responden dalam Pelayanan Posyandu ( Imunisasi Balita dan Keluarga

Berencana)

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader Tim Penggerak

PKK serta petugas kesehatan dari puskesmas atau bidan desa Pada hari buka Posyandu yang

jatuh pada tanggal 9 setiap bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)

meja yaitu

Meja I Pendaftaran

Meja II Penimbangan

Meja III Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Meja IV Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

MejaV Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Ibu dan Balita Imunisasi

Pemberian vitamm A berupa obat ke mulut secara berkala Pembagian pil K B atau

kondom Pengobatan ringan kosultasi Keluarga Bo^cana dan Kesehatan

Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan oleh kader P K K sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa perawat)

Distribusi responden mengenai apa saja pelayanan yang diperoleh diposyandu yaitu

sebanyak 23 orang atau sebanyak 7667 responden menyatakan mendapatkan pelayanan

imunisasi dimana rata-rata usia balita kurang dari 12 bulan sedangkan sebanyak 5 orang

responden atau sebanyak 1667 menyatakan bahwa pelayanan yang didapatkan diposyandu

berupa tunbang badan dan mendapatkan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau telur

ataupun kue-kue biasanya mCTeka memiliki anak berusia diatas 12 bulan artinya sebahagian

besar telah lengkap masa imunisasinya Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang responden atau

666 menyakan pelayanan yang diterimanya diposyandu berupa pelayanan K B dan

konsultasi kesehatan

71

Selanjutnya mengenai rutinintas mengikuti posyandu secara teratur yaitu sebanyak 28

orang responden atau 9333 menyatakan mengikuti posyandu secara teratur sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kader dan bidan desa hal ini dikarenakan responden merasa

perlu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak dan ibu hamil juga untuk

memperoleh informasi mengenai kesehatan ibu dan anak perkembangan gizi balita serta

informasi mengenai Keluarga Berencana Sedangkan 2 orang atau 667 responden

menyatakan kadang-kadang hadir diposyandu hal ini dikarenakan informasi mengenai jadwal

posyandu terlambat atau lupa

Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu yaitu 20 orang

responden atau 6667 menyatakan tidak ada kendala serius yang dihadapi sewaktu mengikuti

kegiatan posyandu sedangkan 10 orang atau 3333 menyatakan kendala-kendala yang sering

dijumpai berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupim bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidaimya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita menjadi

tCTganggu Sehingga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi menjadi terhalang

dan memutuskan untuk memperoleh imxmisasi balita ditempat lain yakni di praktek bidan

terdekat Kendala selanjutnya Posyandu sering tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya

artinya para pengunjung telah sampai ketempat pelaksanaan posyandu dan temyata posyandu

tutup tanpa klarifikasi karena informasi disebarkan hanya dari mulut ke mulut sehingga

beberapa responden sering tak mengetahui informasi tersebut Pola keija tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya

membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas saat

memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamannya pemanfaatan pelayanan

posyandu

Perkembangan gizi dan kesehatan Balita selama mengikuti kegiatan Posyandu tersebut

dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang responden atau 67 menyatakan bahwa

pericembangan gizi dan kesehatan anaknya sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju

Sehat setiap balita dimana Garis berat l^dan anak naik setiap bulaimya bahkan Berat badan

anak naik mengikuti salah satu pita wama atau pmdah ke pita wama diatasnya sesuai dengan

panduan perkembangan berat badan dan usia balita Beberapa faktor yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam mendeteksi dini kelainan

tumbuh kembang anak pada KMS dan pemberian makanan sesuai usia Faktor lain yang juga

dapat mempengaruhi adalah berat badan lahir jumlah anak dalam kelurga jarak anak

penyakit penyerta sosial ekonomi tradisi masyarakat Imgkungan dan ketidaktahuan

(Soe^iningsih 1992)

72

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 3: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

METODA PENELITIAN

Metode kajian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan maksud menjelaskan permaslahan dan kendala-kendala aspek kesehatan di Kota Pekanbaru

1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota pekanbaru

2 Populasi dan Sam pel Populasi dan sampel penelitian ditentukan secara Purposive Sampling terdiri dar i

1 Masyarakat kota Pekanbaru 2 Pemerintah Dinas Kesehatan

Metode Pengumpulan Data

Metode pengimipulan data yang digunakan dalam kajian ini meliputi a Library Research b Observasiwawancara c Kuesioner d DataDokiunen

TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan adalah hak dan investasi semua warga negara beiiiak atas kesehatannya

karena dilindungi oleh konstitusi seperti yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat kedua

dimana tiap-tiap warga negara berhak atas pekeijaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan Dengan berpedoman pada kalimat tersebut maka dapat dijelaskan bahwa semua

warga negara tanpa kecuali mempunyai hak yang sama dalam penghidupan dan pekeijaan

penghidupan disini mengandimg arti hak untuk memperoleh kebutuhan materiil seperti

sandang pangan dan papan yang layak dan juga kebutuhan unmateri seperti kesehatan

kerohanian dan iain-lain Demikian juga halnya kesehatan dapat pula diardkan investasi

karena kesehatan adalah modal dasar yang sangat diperlukan oleh segenap masyarakat untuk

dapat beraktifitas sesuai dengan tugas dan kewajibannya masing-masing sehingga mampu

menghasilkan sesuatu yang bermanfaat secara ekonomi Namun bila kondisi kesehatan yang

tidak memungkinkan bisa-bisa seluruh harta dan kekayaan yang mereka peroleh habis

digunakan untuk memperoleh kesehatan tersebut

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahim 1960 tentang

Pokok-Pokok Kesehatan yang menyebutkan bahwa kesehatan rakyat adalah salah satu modal

pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa dan mempunyai peranan penting

dalam penyelesaian revolusi nasional dan penyusunan masyarakat sosialis Indonesia Sehingga 63

pemerintah harus mengusahakan bidang kesehatan dengan sebaik-baiknya yaitu menyediakan

pelayanan kesehatan yang memadai dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat umum

Namun harus diakui bahwa kualitas kesehatan masyarakat Indonesia selama ini

tergolong rendah Selama ini masyarakat terutama masyarakat miskin cenderung kurang

memperhatikan kesehatan mereka Hal ini d^at disebabkan karena rendahnya tingkat

pemahaman mereka akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan padahal kesadaran rakyat

tentang pemeliharaan dan perlindungan kesehatan sangatlah penting untuk mencapai derajat

kesehatan yang setinggi-tinggmya Tetapi disisi lain rendahnya derajat kesehatan masyarakat

dapat pula disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

karena mahahiya biaya pelayanan yang harus dibayar Tingkat kemiskinan yang tinggi

menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan akan pelayanan

kesehatan yang tergolong mahal Banyak penelitian

empiris yang menyatakan bahwa kesehatan berfoanding terbalik dengan kemiskinan dimana

ada kemiskinan maka masalah kesehatan akan semakin nyata terjadi

Biaya kesehatan yang mahal menjadi kendala bagi masyarakat miskin imtuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai Ada beberapa fektor yang mendorong

peningkatan biaya kesehatan yaitu

a Sifat layanan itu sendiri sifat dari pada suatu layanan kesehatan adalah padat modal

padat teknologi dan padat karya sehingga modal yang harus ditanam semakin besar

dan dibebankan pada biaya perawatan

b Bagaimana negara memandang masalah pelayanan kesehatan sebagai kebutuhan warga

negaranya dan bagaimana negara menyelenggarakan dan memenuhi pelayanan

kesehatan yang diperlukan (Sulastomo 2004 42-43)

Zeithaml Parasuraman dan Berry dalam bukunya Delivering Quality Service

Balancing Customer Perceptions and Expectetions (1990) menyebutkan bahwa kualitas

pelayanan yang baik adalah pertemuan atau melebihi apa yang diharapkan konsumen dari

pelayanan yang diberikan Tinggi rendahnya kualitas pelayanan tergantung pada kineija yang

diberikan dalam konteks apa yang mereka harapkan Harapan konsumen terhadap kualitas

pelayanan sangat dipengaruhi oleh informasi yang diperolehnya dari mulut ke mulut

kebutuhan-kebutuhan konsiunen itu sendiri pengalaman masa lalu (Zeithaml etal199019)

Demikian hahiya dengan pelayanan kesehatan beberapa hal berkaitan dengan kualitas

pelayanan

64

1 Posedur pelayanan yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan

2 Kedisiplinan petugas pelayanan yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan

pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku

3 Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab

dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan

4 Kemampuan petugas pelayanan yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang

dimiliki petugas dalam memberikanmenyelesaikan pelayanan kepada masyarakat

Sehubungan dengan hal di atas menurut Tjiptono (2002 14) mengemukakan

beberapa unsur untuk menilai kualitas jasa yang antara lam Profesionalism and Skill

yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan (intelektual fisik administrasi

maupun konseptual) yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara

profesional

5 Kecq)atan pelayanan yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu

yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan Sehubungan dengan hal di

atas menurut Gaspersz (1997 2 ) atribut atau dunensi yang harus diperhatikan

dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain (1) Ketepatan waktu pelayanan

dimana hal yang perlu diperfiatikan berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses

6 Keadilan mendapatkan pelayanan yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani

7 Kesopanan dan keramahan petugas yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling

menghargai dan menghormati

8 Kewajaran biaya pelayanan yaitu ketetjangkauan masyarakat terhadap bsamya biaya

yang ditetapkan oldi unit pelayanan

9 Kepastian jadwal pelayanan yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan

ketentuan yang telah ditet^kan Sehubungan dengan hal di atas

10 Kenyamanan lingkungan yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih

rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan

11 Keamanan pelayanan yaitu terjamimmya tingkat keamanan Imgkungan imit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga masyarakat

merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan

dari pelaksanaan pelayanan

Idealismenya Pusat Pelayanan kesehatan seperti Puskesmas maupim Posyandu sebagai

lembaga yang dikonsepkan menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat diharapkan akan

dapat meningkatkan peranannya untuk menyentuh lapisan masyarakat terbawah di

65

berbagaidaerah di Indonesia Melalui pelayanan kesehatan yang teijangkau murah dan

ketersediaan tenaga medis mdash Puskesmas dan Posyandumdash selayaknya dapat mengupayakan

pembentukan mentalitas sehat di kalangan masyarakat bawah

Namun sayangnya idealisme seperti itu tidak seluruhnya terwujud dengan baik

buktinya masih sering kita mendengar keluhan masyarakat mengenai keberadaan Pusat

kesehatan masyarakat ini Misahiya keberadaan bidan atau kader posyandu yang tidak tepat

waktu karena berbagai alasan minimnya peralatan dan obat-obatan standar jenis layanan yang

kurang memadai dan lain sebagainya Bahkan hasil kajian Rienks dan Iskandar (1985)

menemukan bahwa lraquousat-Pusat Kesehatan Masyarakat itu hanya dunanfaatkan oleh 20 dari

populasi target Lebih buruk lagi mayoritas para pasien di pedesaan itu temyata berasal dari

golongan atas dan menengah saja dan bukan dari golongan miskin dan berpenghasilan rendah

Artinya adalah bahwa pusat-pusat kesehatan itu hanya menarik terutama bagi orang-orang

berpendidikan lebih baik orang-orang kaya pedesaan para pemilik kendaraan orang-orang

yang sudah mengenai obat-obat modem dan lain sebagainya

Kesimpulan lain dari kajian Rienks dan Iskandar (1985) itu adalah secara

geografis Pusat-Pusat Kesehatan Masyarakat itu hanya menarik orang-orang dalam

radius 5 km saja Lebih jauh dari itu maka ongkos transportasi merupakan beban yang

terlalu berat bagi calon pasien Ini artinya sepanjang jarak ke Puskesmas itu dapat

ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda masyarakat masih mau

berkimjvmg ke sana tetapi bila lebih dari itu maka masyarakat harus mengeluarkan

biaya ekstra apalagi biasanya orang yang sakit itu enggan imtuk bepergian dengan

jarak yang terlalu jauh terutama bila hams berjalan kaki atau bersepeda

Konsekuensinya introduksi kesehatan modem (Puskesmas maupun posyandu) tidak

serta merta memiliki efek positif bagi semua lapisan masyarakat terutama masyarakat

pedesaan

Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan

program lainnya yang mempakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dmamis seperti

hahiya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan

kegiatan masyarakat (BKKBN 1989)

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan

kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembmaan teknis dari petugas kesehatan dan

keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

66

manusia sejak dini Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat

dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu

1 Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga

kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita

2 Pembmaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina

tumbuhkembang anak secara sempuma baik fisik maupun mental sehingga siap

menjadi tenaga keija tangguh

3 Pembinaan kemampuan keija (Employment) yang dimaksud untuk memberikan

kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara

Adapun Manfaat posyandu bagi masyarakat antara lain

1 Masyarakat

bull Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar

bull Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu

2 Bagi Kader pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat

bull Mendapatkan mformasi tentang upaya kesehatan

bull Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan

3 Bagi Puskesmas

bull Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan stratal

bull Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Meningkatkan efisiensi waktu tenaga dan dana dengan pemboian pelayanan

secara terpadu

4 Bagi Sektor Lain

bull Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

bull Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing

Adapun yang menjadi Sasaran Posyandu adalah

bull BayiBalita

bull Ibu hamilibu menyusui

- WUSdanPUS

67

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi

1) Kesehatan ibu dan anak

bull Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

bull Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Febraari

danAgustus)

bull PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

bull Imunisasi

bull Penimbangan balita rutin perbulan sebagai f)emantau kesehatan balita melalui

pertambahan berat badan setiap bulan Keberhasilan program terliat melalui

grafik pada kartu KMS setiap bulan

2) Keluarga berencana pembagian Pil KB dan Kondom

3) Pemberian Oralit dan pengobatan

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan

dilaksanakan oleh kader

HASIL PENELmAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sosial Ekonomi Responden

Pendidikan mempunyai pengaruh besar tehadap segala aktivitas yang dilakukan

masyarakat termasuk didaiamnya keputusan dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti

posyandu Berdasarkan data yang diamati sebahagian besar responden ( 5666)

berpendidikan Menengah atas dan Kejuruan dapat dilihat pada table 11 dibawah ini

Tabel LI

Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentast

1 SD 5 1667

2 SMP 6 2000

3 SMASMK 17 5667

4 Dinsi 2 666

TOTAL 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

68

Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh informasi bahwa distribusi responden

berdasarkan tingkat pendidikan sebahagian besar berpendidikan menengah keatas Sebanyak

5667 adalah tamatan SMUSMK serta 2000 diantaranya adalah tamatan SMP

Selanjutnya 1667 Tamatan SD dan sisanya 666 Saijana atau diploma Hal ini akan

berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

seperti possyandu sebagai sarana pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana

Jika dilihat dari komposisi usia dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang

responden diperoleh data bahwa usia responden berkisar antara 21-25 tahun yang notabene

nya merupakan usia subur bagi wanita Diharapkan agar responden memiliki pengetahuan

dalam mengatur jarak kelahlan anak dengan turut berpartisipasi dalam program Keluarga

berencana Untuk lebih jelasnya mengenai usia responden dapat dilihat dari table 12 berikut

in i

Tabel IJ

Responden Berdasarkan Usia

No UmurUsia Jumlab Persentase

1 21-25thn 12 4000

2 26-30thn 8 2667

3 31-35thn 6 2000

4 gt 36 fhn 4 13-33

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari table diatas memmjukan distribusi responds berdasarkan tmgkat umur dimana

3667 diantaranya berumur 21 - 25 tahuiL Selanjutnya 2667 responden berumur 26 - 30

tahun Selanjutnya 2000 responden berumur 31 - 35 tahun dan 1333 responden berumur

gt 36 tahun Dari pengakuan responden untuk mengatur dan menjaga kelahiran anak

sebahagian besar dari mereka telah mengikuti program Keluarga Berencana (KB) sejak dari

kelahiran anak pertama hingga saat ini

Lama tinggal juga bisa dijadikan sebagai ukuran dimana semakin lama seseorang

mendiami suatu wilayah maka semakin baik untuk dapat memaksunalkan segala sumber daya

alam yang ada di wilayah tersebut Berdasarkan pengumpulan informasi dilapangan dapat kita

69

ketahui bahwa pada lunumnya atau sebahagian besar responden yang tinggal lebih dari 5

tahun seperti yang dilihat pada table dibawah ini

Tabel 13

Responden Berdasarkan Lamanya Tinggal

No Lama Domisili Jumlah Persentase

1 lt 1 Tahun 2 667

2 l-5thn 7 23J3

3 6-10 thn 15 5050

4 gtllthn 6 2000

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui distribusi responden berdasarkan lamanya tinggal

yaitu sebanyak 5000 responden berdomisli selama 6 - 1 0 tahun selanjutnya 2333

responden berdomisili selama 1 - 5 tahun serta 2000 responden tinggal selama lebih dari 11

tahun dan Responden yang tinggal kurang dari 1 tahun sebanyak 667 Kebanyakkan dari

mereka adalah penduduk ash (melayu) dari semenjak lahir sampai sekarang sedangkan

beberapa yang lain adalah pendatang yang berasal dari berbagai daerah

Pendapatan atau penghasilan menandakan tingkat kesejahteraan seseorang berdasarkan

hasil yang diperoleh dil^angan bahwa pendapatan yaitu sebanyak 7667 responden

berpenghasilan 1 - 2 Juta rupiah perbulannya dengan rata-rata jumlah tanggungan anak adalah

beijumlah antara 1 - 3 yakni sebanyak 24 orang responden

Tabel 14

Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

1 1-3 Orang 24 8000

2 4-6 Orang 5 1667

3 gt 6 Orang 1 333

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

70

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat dari tabel 13 diatas

yaitu sebanyak 8000 responden memiliki tanggungan berjumlah antara 1 - 3 orang

sedangkan responden yang memiliki jumlah tanggungan antara 4 - 6 orang yaitu sebanyak

1667 dan hanya 1 orang responden saja yakni 333 lainya memiliki jumlah tanggungan

lebih dari 6 orang Ini merupakan salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat

dalam mengikuti program Keluarga Berencana KB

Partisipasi Responden dalam Pelayanan Posyandu ( Imunisasi Balita dan Keluarga

Berencana)

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader Tim Penggerak

PKK serta petugas kesehatan dari puskesmas atau bidan desa Pada hari buka Posyandu yang

jatuh pada tanggal 9 setiap bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)

meja yaitu

Meja I Pendaftaran

Meja II Penimbangan

Meja III Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Meja IV Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

MejaV Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Ibu dan Balita Imunisasi

Pemberian vitamm A berupa obat ke mulut secara berkala Pembagian pil K B atau

kondom Pengobatan ringan kosultasi Keluarga Bo^cana dan Kesehatan

Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan oleh kader P K K sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa perawat)

Distribusi responden mengenai apa saja pelayanan yang diperoleh diposyandu yaitu

sebanyak 23 orang atau sebanyak 7667 responden menyatakan mendapatkan pelayanan

imunisasi dimana rata-rata usia balita kurang dari 12 bulan sedangkan sebanyak 5 orang

responden atau sebanyak 1667 menyatakan bahwa pelayanan yang didapatkan diposyandu

berupa tunbang badan dan mendapatkan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau telur

ataupun kue-kue biasanya mCTeka memiliki anak berusia diatas 12 bulan artinya sebahagian

besar telah lengkap masa imunisasinya Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang responden atau

666 menyakan pelayanan yang diterimanya diposyandu berupa pelayanan K B dan

konsultasi kesehatan

71

Selanjutnya mengenai rutinintas mengikuti posyandu secara teratur yaitu sebanyak 28

orang responden atau 9333 menyatakan mengikuti posyandu secara teratur sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kader dan bidan desa hal ini dikarenakan responden merasa

perlu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak dan ibu hamil juga untuk

memperoleh informasi mengenai kesehatan ibu dan anak perkembangan gizi balita serta

informasi mengenai Keluarga Berencana Sedangkan 2 orang atau 667 responden

menyatakan kadang-kadang hadir diposyandu hal ini dikarenakan informasi mengenai jadwal

posyandu terlambat atau lupa

Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu yaitu 20 orang

responden atau 6667 menyatakan tidak ada kendala serius yang dihadapi sewaktu mengikuti

kegiatan posyandu sedangkan 10 orang atau 3333 menyatakan kendala-kendala yang sering

dijumpai berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupim bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidaimya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita menjadi

tCTganggu Sehingga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi menjadi terhalang

dan memutuskan untuk memperoleh imxmisasi balita ditempat lain yakni di praktek bidan

terdekat Kendala selanjutnya Posyandu sering tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya

artinya para pengunjung telah sampai ketempat pelaksanaan posyandu dan temyata posyandu

tutup tanpa klarifikasi karena informasi disebarkan hanya dari mulut ke mulut sehingga

beberapa responden sering tak mengetahui informasi tersebut Pola keija tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya

membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas saat

memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamannya pemanfaatan pelayanan

posyandu

Perkembangan gizi dan kesehatan Balita selama mengikuti kegiatan Posyandu tersebut

dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang responden atau 67 menyatakan bahwa

pericembangan gizi dan kesehatan anaknya sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju

Sehat setiap balita dimana Garis berat l^dan anak naik setiap bulaimya bahkan Berat badan

anak naik mengikuti salah satu pita wama atau pmdah ke pita wama diatasnya sesuai dengan

panduan perkembangan berat badan dan usia balita Beberapa faktor yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam mendeteksi dini kelainan

tumbuh kembang anak pada KMS dan pemberian makanan sesuai usia Faktor lain yang juga

dapat mempengaruhi adalah berat badan lahir jumlah anak dalam kelurga jarak anak

penyakit penyerta sosial ekonomi tradisi masyarakat Imgkungan dan ketidaktahuan

(Soe^iningsih 1992)

72

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 4: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

pemerintah harus mengusahakan bidang kesehatan dengan sebaik-baiknya yaitu menyediakan

pelayanan kesehatan yang memadai dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat umum

Namun harus diakui bahwa kualitas kesehatan masyarakat Indonesia selama ini

tergolong rendah Selama ini masyarakat terutama masyarakat miskin cenderung kurang

memperhatikan kesehatan mereka Hal ini d^at disebabkan karena rendahnya tingkat

pemahaman mereka akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan padahal kesadaran rakyat

tentang pemeliharaan dan perlindungan kesehatan sangatlah penting untuk mencapai derajat

kesehatan yang setinggi-tinggmya Tetapi disisi lain rendahnya derajat kesehatan masyarakat

dapat pula disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

karena mahahiya biaya pelayanan yang harus dibayar Tingkat kemiskinan yang tinggi

menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan akan pelayanan

kesehatan yang tergolong mahal Banyak penelitian

empiris yang menyatakan bahwa kesehatan berfoanding terbalik dengan kemiskinan dimana

ada kemiskinan maka masalah kesehatan akan semakin nyata terjadi

Biaya kesehatan yang mahal menjadi kendala bagi masyarakat miskin imtuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai Ada beberapa fektor yang mendorong

peningkatan biaya kesehatan yaitu

a Sifat layanan itu sendiri sifat dari pada suatu layanan kesehatan adalah padat modal

padat teknologi dan padat karya sehingga modal yang harus ditanam semakin besar

dan dibebankan pada biaya perawatan

b Bagaimana negara memandang masalah pelayanan kesehatan sebagai kebutuhan warga

negaranya dan bagaimana negara menyelenggarakan dan memenuhi pelayanan

kesehatan yang diperlukan (Sulastomo 2004 42-43)

Zeithaml Parasuraman dan Berry dalam bukunya Delivering Quality Service

Balancing Customer Perceptions and Expectetions (1990) menyebutkan bahwa kualitas

pelayanan yang baik adalah pertemuan atau melebihi apa yang diharapkan konsumen dari

pelayanan yang diberikan Tinggi rendahnya kualitas pelayanan tergantung pada kineija yang

diberikan dalam konteks apa yang mereka harapkan Harapan konsumen terhadap kualitas

pelayanan sangat dipengaruhi oleh informasi yang diperolehnya dari mulut ke mulut

kebutuhan-kebutuhan konsiunen itu sendiri pengalaman masa lalu (Zeithaml etal199019)

Demikian hahiya dengan pelayanan kesehatan beberapa hal berkaitan dengan kualitas

pelayanan

64

1 Posedur pelayanan yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan

2 Kedisiplinan petugas pelayanan yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan

pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku

3 Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab

dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan

4 Kemampuan petugas pelayanan yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang

dimiliki petugas dalam memberikanmenyelesaikan pelayanan kepada masyarakat

Sehubungan dengan hal di atas menurut Tjiptono (2002 14) mengemukakan

beberapa unsur untuk menilai kualitas jasa yang antara lam Profesionalism and Skill

yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan (intelektual fisik administrasi

maupun konseptual) yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara

profesional

5 Kecq)atan pelayanan yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu

yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan Sehubungan dengan hal di

atas menurut Gaspersz (1997 2 ) atribut atau dunensi yang harus diperhatikan

dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain (1) Ketepatan waktu pelayanan

dimana hal yang perlu diperfiatikan berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses

6 Keadilan mendapatkan pelayanan yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani

7 Kesopanan dan keramahan petugas yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling

menghargai dan menghormati

8 Kewajaran biaya pelayanan yaitu ketetjangkauan masyarakat terhadap bsamya biaya

yang ditetapkan oldi unit pelayanan

9 Kepastian jadwal pelayanan yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan

ketentuan yang telah ditet^kan Sehubungan dengan hal di atas

10 Kenyamanan lingkungan yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih

rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan

11 Keamanan pelayanan yaitu terjamimmya tingkat keamanan Imgkungan imit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga masyarakat

merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan

dari pelaksanaan pelayanan

Idealismenya Pusat Pelayanan kesehatan seperti Puskesmas maupim Posyandu sebagai

lembaga yang dikonsepkan menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat diharapkan akan

dapat meningkatkan peranannya untuk menyentuh lapisan masyarakat terbawah di

65

berbagaidaerah di Indonesia Melalui pelayanan kesehatan yang teijangkau murah dan

ketersediaan tenaga medis mdash Puskesmas dan Posyandumdash selayaknya dapat mengupayakan

pembentukan mentalitas sehat di kalangan masyarakat bawah

Namun sayangnya idealisme seperti itu tidak seluruhnya terwujud dengan baik

buktinya masih sering kita mendengar keluhan masyarakat mengenai keberadaan Pusat

kesehatan masyarakat ini Misahiya keberadaan bidan atau kader posyandu yang tidak tepat

waktu karena berbagai alasan minimnya peralatan dan obat-obatan standar jenis layanan yang

kurang memadai dan lain sebagainya Bahkan hasil kajian Rienks dan Iskandar (1985)

menemukan bahwa lraquousat-Pusat Kesehatan Masyarakat itu hanya dunanfaatkan oleh 20 dari

populasi target Lebih buruk lagi mayoritas para pasien di pedesaan itu temyata berasal dari

golongan atas dan menengah saja dan bukan dari golongan miskin dan berpenghasilan rendah

Artinya adalah bahwa pusat-pusat kesehatan itu hanya menarik terutama bagi orang-orang

berpendidikan lebih baik orang-orang kaya pedesaan para pemilik kendaraan orang-orang

yang sudah mengenai obat-obat modem dan lain sebagainya

Kesimpulan lain dari kajian Rienks dan Iskandar (1985) itu adalah secara

geografis Pusat-Pusat Kesehatan Masyarakat itu hanya menarik orang-orang dalam

radius 5 km saja Lebih jauh dari itu maka ongkos transportasi merupakan beban yang

terlalu berat bagi calon pasien Ini artinya sepanjang jarak ke Puskesmas itu dapat

ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda masyarakat masih mau

berkimjvmg ke sana tetapi bila lebih dari itu maka masyarakat harus mengeluarkan

biaya ekstra apalagi biasanya orang yang sakit itu enggan imtuk bepergian dengan

jarak yang terlalu jauh terutama bila hams berjalan kaki atau bersepeda

Konsekuensinya introduksi kesehatan modem (Puskesmas maupun posyandu) tidak

serta merta memiliki efek positif bagi semua lapisan masyarakat terutama masyarakat

pedesaan

Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan

program lainnya yang mempakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dmamis seperti

hahiya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan

kegiatan masyarakat (BKKBN 1989)

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan

kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembmaan teknis dari petugas kesehatan dan

keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

66

manusia sejak dini Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat

dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu

1 Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga

kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita

2 Pembmaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina

tumbuhkembang anak secara sempuma baik fisik maupun mental sehingga siap

menjadi tenaga keija tangguh

3 Pembinaan kemampuan keija (Employment) yang dimaksud untuk memberikan

kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara

Adapun Manfaat posyandu bagi masyarakat antara lain

1 Masyarakat

bull Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar

bull Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu

2 Bagi Kader pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat

bull Mendapatkan mformasi tentang upaya kesehatan

bull Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan

3 Bagi Puskesmas

bull Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan stratal

bull Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Meningkatkan efisiensi waktu tenaga dan dana dengan pemboian pelayanan

secara terpadu

4 Bagi Sektor Lain

bull Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

bull Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing

Adapun yang menjadi Sasaran Posyandu adalah

bull BayiBalita

bull Ibu hamilibu menyusui

- WUSdanPUS

67

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi

1) Kesehatan ibu dan anak

bull Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

bull Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Febraari

danAgustus)

bull PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

bull Imunisasi

bull Penimbangan balita rutin perbulan sebagai f)emantau kesehatan balita melalui

pertambahan berat badan setiap bulan Keberhasilan program terliat melalui

grafik pada kartu KMS setiap bulan

2) Keluarga berencana pembagian Pil KB dan Kondom

3) Pemberian Oralit dan pengobatan

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan

dilaksanakan oleh kader

HASIL PENELmAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sosial Ekonomi Responden

Pendidikan mempunyai pengaruh besar tehadap segala aktivitas yang dilakukan

masyarakat termasuk didaiamnya keputusan dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti

posyandu Berdasarkan data yang diamati sebahagian besar responden ( 5666)

berpendidikan Menengah atas dan Kejuruan dapat dilihat pada table 11 dibawah ini

Tabel LI

Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentast

1 SD 5 1667

2 SMP 6 2000

3 SMASMK 17 5667

4 Dinsi 2 666

TOTAL 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

68

Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh informasi bahwa distribusi responden

berdasarkan tingkat pendidikan sebahagian besar berpendidikan menengah keatas Sebanyak

5667 adalah tamatan SMUSMK serta 2000 diantaranya adalah tamatan SMP

Selanjutnya 1667 Tamatan SD dan sisanya 666 Saijana atau diploma Hal ini akan

berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

seperti possyandu sebagai sarana pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana

Jika dilihat dari komposisi usia dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang

responden diperoleh data bahwa usia responden berkisar antara 21-25 tahun yang notabene

nya merupakan usia subur bagi wanita Diharapkan agar responden memiliki pengetahuan

dalam mengatur jarak kelahlan anak dengan turut berpartisipasi dalam program Keluarga

berencana Untuk lebih jelasnya mengenai usia responden dapat dilihat dari table 12 berikut

in i

Tabel IJ

Responden Berdasarkan Usia

No UmurUsia Jumlab Persentase

1 21-25thn 12 4000

2 26-30thn 8 2667

3 31-35thn 6 2000

4 gt 36 fhn 4 13-33

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari table diatas memmjukan distribusi responds berdasarkan tmgkat umur dimana

3667 diantaranya berumur 21 - 25 tahuiL Selanjutnya 2667 responden berumur 26 - 30

tahun Selanjutnya 2000 responden berumur 31 - 35 tahun dan 1333 responden berumur

gt 36 tahun Dari pengakuan responden untuk mengatur dan menjaga kelahiran anak

sebahagian besar dari mereka telah mengikuti program Keluarga Berencana (KB) sejak dari

kelahiran anak pertama hingga saat ini

Lama tinggal juga bisa dijadikan sebagai ukuran dimana semakin lama seseorang

mendiami suatu wilayah maka semakin baik untuk dapat memaksunalkan segala sumber daya

alam yang ada di wilayah tersebut Berdasarkan pengumpulan informasi dilapangan dapat kita

69

ketahui bahwa pada lunumnya atau sebahagian besar responden yang tinggal lebih dari 5

tahun seperti yang dilihat pada table dibawah ini

Tabel 13

Responden Berdasarkan Lamanya Tinggal

No Lama Domisili Jumlah Persentase

1 lt 1 Tahun 2 667

2 l-5thn 7 23J3

3 6-10 thn 15 5050

4 gtllthn 6 2000

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui distribusi responden berdasarkan lamanya tinggal

yaitu sebanyak 5000 responden berdomisli selama 6 - 1 0 tahun selanjutnya 2333

responden berdomisili selama 1 - 5 tahun serta 2000 responden tinggal selama lebih dari 11

tahun dan Responden yang tinggal kurang dari 1 tahun sebanyak 667 Kebanyakkan dari

mereka adalah penduduk ash (melayu) dari semenjak lahir sampai sekarang sedangkan

beberapa yang lain adalah pendatang yang berasal dari berbagai daerah

Pendapatan atau penghasilan menandakan tingkat kesejahteraan seseorang berdasarkan

hasil yang diperoleh dil^angan bahwa pendapatan yaitu sebanyak 7667 responden

berpenghasilan 1 - 2 Juta rupiah perbulannya dengan rata-rata jumlah tanggungan anak adalah

beijumlah antara 1 - 3 yakni sebanyak 24 orang responden

Tabel 14

Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

1 1-3 Orang 24 8000

2 4-6 Orang 5 1667

3 gt 6 Orang 1 333

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

70

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat dari tabel 13 diatas

yaitu sebanyak 8000 responden memiliki tanggungan berjumlah antara 1 - 3 orang

sedangkan responden yang memiliki jumlah tanggungan antara 4 - 6 orang yaitu sebanyak

1667 dan hanya 1 orang responden saja yakni 333 lainya memiliki jumlah tanggungan

lebih dari 6 orang Ini merupakan salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat

dalam mengikuti program Keluarga Berencana KB

Partisipasi Responden dalam Pelayanan Posyandu ( Imunisasi Balita dan Keluarga

Berencana)

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader Tim Penggerak

PKK serta petugas kesehatan dari puskesmas atau bidan desa Pada hari buka Posyandu yang

jatuh pada tanggal 9 setiap bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)

meja yaitu

Meja I Pendaftaran

Meja II Penimbangan

Meja III Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Meja IV Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

MejaV Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Ibu dan Balita Imunisasi

Pemberian vitamm A berupa obat ke mulut secara berkala Pembagian pil K B atau

kondom Pengobatan ringan kosultasi Keluarga Bo^cana dan Kesehatan

Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan oleh kader P K K sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa perawat)

Distribusi responden mengenai apa saja pelayanan yang diperoleh diposyandu yaitu

sebanyak 23 orang atau sebanyak 7667 responden menyatakan mendapatkan pelayanan

imunisasi dimana rata-rata usia balita kurang dari 12 bulan sedangkan sebanyak 5 orang

responden atau sebanyak 1667 menyatakan bahwa pelayanan yang didapatkan diposyandu

berupa tunbang badan dan mendapatkan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau telur

ataupun kue-kue biasanya mCTeka memiliki anak berusia diatas 12 bulan artinya sebahagian

besar telah lengkap masa imunisasinya Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang responden atau

666 menyakan pelayanan yang diterimanya diposyandu berupa pelayanan K B dan

konsultasi kesehatan

71

Selanjutnya mengenai rutinintas mengikuti posyandu secara teratur yaitu sebanyak 28

orang responden atau 9333 menyatakan mengikuti posyandu secara teratur sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kader dan bidan desa hal ini dikarenakan responden merasa

perlu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak dan ibu hamil juga untuk

memperoleh informasi mengenai kesehatan ibu dan anak perkembangan gizi balita serta

informasi mengenai Keluarga Berencana Sedangkan 2 orang atau 667 responden

menyatakan kadang-kadang hadir diposyandu hal ini dikarenakan informasi mengenai jadwal

posyandu terlambat atau lupa

Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu yaitu 20 orang

responden atau 6667 menyatakan tidak ada kendala serius yang dihadapi sewaktu mengikuti

kegiatan posyandu sedangkan 10 orang atau 3333 menyatakan kendala-kendala yang sering

dijumpai berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupim bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidaimya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita menjadi

tCTganggu Sehingga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi menjadi terhalang

dan memutuskan untuk memperoleh imxmisasi balita ditempat lain yakni di praktek bidan

terdekat Kendala selanjutnya Posyandu sering tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya

artinya para pengunjung telah sampai ketempat pelaksanaan posyandu dan temyata posyandu

tutup tanpa klarifikasi karena informasi disebarkan hanya dari mulut ke mulut sehingga

beberapa responden sering tak mengetahui informasi tersebut Pola keija tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya

membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas saat

memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamannya pemanfaatan pelayanan

posyandu

Perkembangan gizi dan kesehatan Balita selama mengikuti kegiatan Posyandu tersebut

dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang responden atau 67 menyatakan bahwa

pericembangan gizi dan kesehatan anaknya sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju

Sehat setiap balita dimana Garis berat l^dan anak naik setiap bulaimya bahkan Berat badan

anak naik mengikuti salah satu pita wama atau pmdah ke pita wama diatasnya sesuai dengan

panduan perkembangan berat badan dan usia balita Beberapa faktor yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam mendeteksi dini kelainan

tumbuh kembang anak pada KMS dan pemberian makanan sesuai usia Faktor lain yang juga

dapat mempengaruhi adalah berat badan lahir jumlah anak dalam kelurga jarak anak

penyakit penyerta sosial ekonomi tradisi masyarakat Imgkungan dan ketidaktahuan

(Soe^iningsih 1992)

72

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 5: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

1 Posedur pelayanan yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan

2 Kedisiplinan petugas pelayanan yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan

pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku

3 Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab

dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan

4 Kemampuan petugas pelayanan yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang

dimiliki petugas dalam memberikanmenyelesaikan pelayanan kepada masyarakat

Sehubungan dengan hal di atas menurut Tjiptono (2002 14) mengemukakan

beberapa unsur untuk menilai kualitas jasa yang antara lam Profesionalism and Skill

yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan (intelektual fisik administrasi

maupun konseptual) yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara

profesional

5 Kecq)atan pelayanan yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu

yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan Sehubungan dengan hal di

atas menurut Gaspersz (1997 2 ) atribut atau dunensi yang harus diperhatikan

dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain (1) Ketepatan waktu pelayanan

dimana hal yang perlu diperfiatikan berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses

6 Keadilan mendapatkan pelayanan yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani

7 Kesopanan dan keramahan petugas yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling

menghargai dan menghormati

8 Kewajaran biaya pelayanan yaitu ketetjangkauan masyarakat terhadap bsamya biaya

yang ditetapkan oldi unit pelayanan

9 Kepastian jadwal pelayanan yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan

ketentuan yang telah ditet^kan Sehubungan dengan hal di atas

10 Kenyamanan lingkungan yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih

rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan

11 Keamanan pelayanan yaitu terjamimmya tingkat keamanan Imgkungan imit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga masyarakat

merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan

dari pelaksanaan pelayanan

Idealismenya Pusat Pelayanan kesehatan seperti Puskesmas maupim Posyandu sebagai

lembaga yang dikonsepkan menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat diharapkan akan

dapat meningkatkan peranannya untuk menyentuh lapisan masyarakat terbawah di

65

berbagaidaerah di Indonesia Melalui pelayanan kesehatan yang teijangkau murah dan

ketersediaan tenaga medis mdash Puskesmas dan Posyandumdash selayaknya dapat mengupayakan

pembentukan mentalitas sehat di kalangan masyarakat bawah

Namun sayangnya idealisme seperti itu tidak seluruhnya terwujud dengan baik

buktinya masih sering kita mendengar keluhan masyarakat mengenai keberadaan Pusat

kesehatan masyarakat ini Misahiya keberadaan bidan atau kader posyandu yang tidak tepat

waktu karena berbagai alasan minimnya peralatan dan obat-obatan standar jenis layanan yang

kurang memadai dan lain sebagainya Bahkan hasil kajian Rienks dan Iskandar (1985)

menemukan bahwa lraquousat-Pusat Kesehatan Masyarakat itu hanya dunanfaatkan oleh 20 dari

populasi target Lebih buruk lagi mayoritas para pasien di pedesaan itu temyata berasal dari

golongan atas dan menengah saja dan bukan dari golongan miskin dan berpenghasilan rendah

Artinya adalah bahwa pusat-pusat kesehatan itu hanya menarik terutama bagi orang-orang

berpendidikan lebih baik orang-orang kaya pedesaan para pemilik kendaraan orang-orang

yang sudah mengenai obat-obat modem dan lain sebagainya

Kesimpulan lain dari kajian Rienks dan Iskandar (1985) itu adalah secara

geografis Pusat-Pusat Kesehatan Masyarakat itu hanya menarik orang-orang dalam

radius 5 km saja Lebih jauh dari itu maka ongkos transportasi merupakan beban yang

terlalu berat bagi calon pasien Ini artinya sepanjang jarak ke Puskesmas itu dapat

ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda masyarakat masih mau

berkimjvmg ke sana tetapi bila lebih dari itu maka masyarakat harus mengeluarkan

biaya ekstra apalagi biasanya orang yang sakit itu enggan imtuk bepergian dengan

jarak yang terlalu jauh terutama bila hams berjalan kaki atau bersepeda

Konsekuensinya introduksi kesehatan modem (Puskesmas maupun posyandu) tidak

serta merta memiliki efek positif bagi semua lapisan masyarakat terutama masyarakat

pedesaan

Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan

program lainnya yang mempakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dmamis seperti

hahiya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan

kegiatan masyarakat (BKKBN 1989)

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan

kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembmaan teknis dari petugas kesehatan dan

keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

66

manusia sejak dini Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat

dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu

1 Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga

kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita

2 Pembmaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina

tumbuhkembang anak secara sempuma baik fisik maupun mental sehingga siap

menjadi tenaga keija tangguh

3 Pembinaan kemampuan keija (Employment) yang dimaksud untuk memberikan

kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara

Adapun Manfaat posyandu bagi masyarakat antara lain

1 Masyarakat

bull Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar

bull Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu

2 Bagi Kader pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat

bull Mendapatkan mformasi tentang upaya kesehatan

bull Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan

3 Bagi Puskesmas

bull Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan stratal

bull Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Meningkatkan efisiensi waktu tenaga dan dana dengan pemboian pelayanan

secara terpadu

4 Bagi Sektor Lain

bull Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

bull Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing

Adapun yang menjadi Sasaran Posyandu adalah

bull BayiBalita

bull Ibu hamilibu menyusui

- WUSdanPUS

67

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi

1) Kesehatan ibu dan anak

bull Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

bull Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Febraari

danAgustus)

bull PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

bull Imunisasi

bull Penimbangan balita rutin perbulan sebagai f)emantau kesehatan balita melalui

pertambahan berat badan setiap bulan Keberhasilan program terliat melalui

grafik pada kartu KMS setiap bulan

2) Keluarga berencana pembagian Pil KB dan Kondom

3) Pemberian Oralit dan pengobatan

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan

dilaksanakan oleh kader

HASIL PENELmAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sosial Ekonomi Responden

Pendidikan mempunyai pengaruh besar tehadap segala aktivitas yang dilakukan

masyarakat termasuk didaiamnya keputusan dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti

posyandu Berdasarkan data yang diamati sebahagian besar responden ( 5666)

berpendidikan Menengah atas dan Kejuruan dapat dilihat pada table 11 dibawah ini

Tabel LI

Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentast

1 SD 5 1667

2 SMP 6 2000

3 SMASMK 17 5667

4 Dinsi 2 666

TOTAL 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

68

Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh informasi bahwa distribusi responden

berdasarkan tingkat pendidikan sebahagian besar berpendidikan menengah keatas Sebanyak

5667 adalah tamatan SMUSMK serta 2000 diantaranya adalah tamatan SMP

Selanjutnya 1667 Tamatan SD dan sisanya 666 Saijana atau diploma Hal ini akan

berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

seperti possyandu sebagai sarana pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana

Jika dilihat dari komposisi usia dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang

responden diperoleh data bahwa usia responden berkisar antara 21-25 tahun yang notabene

nya merupakan usia subur bagi wanita Diharapkan agar responden memiliki pengetahuan

dalam mengatur jarak kelahlan anak dengan turut berpartisipasi dalam program Keluarga

berencana Untuk lebih jelasnya mengenai usia responden dapat dilihat dari table 12 berikut

in i

Tabel IJ

Responden Berdasarkan Usia

No UmurUsia Jumlab Persentase

1 21-25thn 12 4000

2 26-30thn 8 2667

3 31-35thn 6 2000

4 gt 36 fhn 4 13-33

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari table diatas memmjukan distribusi responds berdasarkan tmgkat umur dimana

3667 diantaranya berumur 21 - 25 tahuiL Selanjutnya 2667 responden berumur 26 - 30

tahun Selanjutnya 2000 responden berumur 31 - 35 tahun dan 1333 responden berumur

gt 36 tahun Dari pengakuan responden untuk mengatur dan menjaga kelahiran anak

sebahagian besar dari mereka telah mengikuti program Keluarga Berencana (KB) sejak dari

kelahiran anak pertama hingga saat ini

Lama tinggal juga bisa dijadikan sebagai ukuran dimana semakin lama seseorang

mendiami suatu wilayah maka semakin baik untuk dapat memaksunalkan segala sumber daya

alam yang ada di wilayah tersebut Berdasarkan pengumpulan informasi dilapangan dapat kita

69

ketahui bahwa pada lunumnya atau sebahagian besar responden yang tinggal lebih dari 5

tahun seperti yang dilihat pada table dibawah ini

Tabel 13

Responden Berdasarkan Lamanya Tinggal

No Lama Domisili Jumlah Persentase

1 lt 1 Tahun 2 667

2 l-5thn 7 23J3

3 6-10 thn 15 5050

4 gtllthn 6 2000

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui distribusi responden berdasarkan lamanya tinggal

yaitu sebanyak 5000 responden berdomisli selama 6 - 1 0 tahun selanjutnya 2333

responden berdomisili selama 1 - 5 tahun serta 2000 responden tinggal selama lebih dari 11

tahun dan Responden yang tinggal kurang dari 1 tahun sebanyak 667 Kebanyakkan dari

mereka adalah penduduk ash (melayu) dari semenjak lahir sampai sekarang sedangkan

beberapa yang lain adalah pendatang yang berasal dari berbagai daerah

Pendapatan atau penghasilan menandakan tingkat kesejahteraan seseorang berdasarkan

hasil yang diperoleh dil^angan bahwa pendapatan yaitu sebanyak 7667 responden

berpenghasilan 1 - 2 Juta rupiah perbulannya dengan rata-rata jumlah tanggungan anak adalah

beijumlah antara 1 - 3 yakni sebanyak 24 orang responden

Tabel 14

Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

1 1-3 Orang 24 8000

2 4-6 Orang 5 1667

3 gt 6 Orang 1 333

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

70

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat dari tabel 13 diatas

yaitu sebanyak 8000 responden memiliki tanggungan berjumlah antara 1 - 3 orang

sedangkan responden yang memiliki jumlah tanggungan antara 4 - 6 orang yaitu sebanyak

1667 dan hanya 1 orang responden saja yakni 333 lainya memiliki jumlah tanggungan

lebih dari 6 orang Ini merupakan salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat

dalam mengikuti program Keluarga Berencana KB

Partisipasi Responden dalam Pelayanan Posyandu ( Imunisasi Balita dan Keluarga

Berencana)

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader Tim Penggerak

PKK serta petugas kesehatan dari puskesmas atau bidan desa Pada hari buka Posyandu yang

jatuh pada tanggal 9 setiap bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)

meja yaitu

Meja I Pendaftaran

Meja II Penimbangan

Meja III Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Meja IV Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

MejaV Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Ibu dan Balita Imunisasi

Pemberian vitamm A berupa obat ke mulut secara berkala Pembagian pil K B atau

kondom Pengobatan ringan kosultasi Keluarga Bo^cana dan Kesehatan

Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan oleh kader P K K sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa perawat)

Distribusi responden mengenai apa saja pelayanan yang diperoleh diposyandu yaitu

sebanyak 23 orang atau sebanyak 7667 responden menyatakan mendapatkan pelayanan

imunisasi dimana rata-rata usia balita kurang dari 12 bulan sedangkan sebanyak 5 orang

responden atau sebanyak 1667 menyatakan bahwa pelayanan yang didapatkan diposyandu

berupa tunbang badan dan mendapatkan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau telur

ataupun kue-kue biasanya mCTeka memiliki anak berusia diatas 12 bulan artinya sebahagian

besar telah lengkap masa imunisasinya Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang responden atau

666 menyakan pelayanan yang diterimanya diposyandu berupa pelayanan K B dan

konsultasi kesehatan

71

Selanjutnya mengenai rutinintas mengikuti posyandu secara teratur yaitu sebanyak 28

orang responden atau 9333 menyatakan mengikuti posyandu secara teratur sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kader dan bidan desa hal ini dikarenakan responden merasa

perlu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak dan ibu hamil juga untuk

memperoleh informasi mengenai kesehatan ibu dan anak perkembangan gizi balita serta

informasi mengenai Keluarga Berencana Sedangkan 2 orang atau 667 responden

menyatakan kadang-kadang hadir diposyandu hal ini dikarenakan informasi mengenai jadwal

posyandu terlambat atau lupa

Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu yaitu 20 orang

responden atau 6667 menyatakan tidak ada kendala serius yang dihadapi sewaktu mengikuti

kegiatan posyandu sedangkan 10 orang atau 3333 menyatakan kendala-kendala yang sering

dijumpai berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupim bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidaimya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita menjadi

tCTganggu Sehingga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi menjadi terhalang

dan memutuskan untuk memperoleh imxmisasi balita ditempat lain yakni di praktek bidan

terdekat Kendala selanjutnya Posyandu sering tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya

artinya para pengunjung telah sampai ketempat pelaksanaan posyandu dan temyata posyandu

tutup tanpa klarifikasi karena informasi disebarkan hanya dari mulut ke mulut sehingga

beberapa responden sering tak mengetahui informasi tersebut Pola keija tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya

membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas saat

memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamannya pemanfaatan pelayanan

posyandu

Perkembangan gizi dan kesehatan Balita selama mengikuti kegiatan Posyandu tersebut

dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang responden atau 67 menyatakan bahwa

pericembangan gizi dan kesehatan anaknya sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju

Sehat setiap balita dimana Garis berat l^dan anak naik setiap bulaimya bahkan Berat badan

anak naik mengikuti salah satu pita wama atau pmdah ke pita wama diatasnya sesuai dengan

panduan perkembangan berat badan dan usia balita Beberapa faktor yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam mendeteksi dini kelainan

tumbuh kembang anak pada KMS dan pemberian makanan sesuai usia Faktor lain yang juga

dapat mempengaruhi adalah berat badan lahir jumlah anak dalam kelurga jarak anak

penyakit penyerta sosial ekonomi tradisi masyarakat Imgkungan dan ketidaktahuan

(Soe^iningsih 1992)

72

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 6: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

berbagaidaerah di Indonesia Melalui pelayanan kesehatan yang teijangkau murah dan

ketersediaan tenaga medis mdash Puskesmas dan Posyandumdash selayaknya dapat mengupayakan

pembentukan mentalitas sehat di kalangan masyarakat bawah

Namun sayangnya idealisme seperti itu tidak seluruhnya terwujud dengan baik

buktinya masih sering kita mendengar keluhan masyarakat mengenai keberadaan Pusat

kesehatan masyarakat ini Misahiya keberadaan bidan atau kader posyandu yang tidak tepat

waktu karena berbagai alasan minimnya peralatan dan obat-obatan standar jenis layanan yang

kurang memadai dan lain sebagainya Bahkan hasil kajian Rienks dan Iskandar (1985)

menemukan bahwa lraquousat-Pusat Kesehatan Masyarakat itu hanya dunanfaatkan oleh 20 dari

populasi target Lebih buruk lagi mayoritas para pasien di pedesaan itu temyata berasal dari

golongan atas dan menengah saja dan bukan dari golongan miskin dan berpenghasilan rendah

Artinya adalah bahwa pusat-pusat kesehatan itu hanya menarik terutama bagi orang-orang

berpendidikan lebih baik orang-orang kaya pedesaan para pemilik kendaraan orang-orang

yang sudah mengenai obat-obat modem dan lain sebagainya

Kesimpulan lain dari kajian Rienks dan Iskandar (1985) itu adalah secara

geografis Pusat-Pusat Kesehatan Masyarakat itu hanya menarik orang-orang dalam

radius 5 km saja Lebih jauh dari itu maka ongkos transportasi merupakan beban yang

terlalu berat bagi calon pasien Ini artinya sepanjang jarak ke Puskesmas itu dapat

ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda masyarakat masih mau

berkimjvmg ke sana tetapi bila lebih dari itu maka masyarakat harus mengeluarkan

biaya ekstra apalagi biasanya orang yang sakit itu enggan imtuk bepergian dengan

jarak yang terlalu jauh terutama bila hams berjalan kaki atau bersepeda

Konsekuensinya introduksi kesehatan modem (Puskesmas maupun posyandu) tidak

serta merta memiliki efek positif bagi semua lapisan masyarakat terutama masyarakat

pedesaan

Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan

program lainnya yang mempakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dmamis seperti

hahiya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan

kegiatan masyarakat (BKKBN 1989)

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan

kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembmaan teknis dari petugas kesehatan dan

keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

66

manusia sejak dini Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat

dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu

1 Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga

kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita

2 Pembmaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina

tumbuhkembang anak secara sempuma baik fisik maupun mental sehingga siap

menjadi tenaga keija tangguh

3 Pembinaan kemampuan keija (Employment) yang dimaksud untuk memberikan

kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara

Adapun Manfaat posyandu bagi masyarakat antara lain

1 Masyarakat

bull Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar

bull Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu

2 Bagi Kader pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat

bull Mendapatkan mformasi tentang upaya kesehatan

bull Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan

3 Bagi Puskesmas

bull Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan stratal

bull Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Meningkatkan efisiensi waktu tenaga dan dana dengan pemboian pelayanan

secara terpadu

4 Bagi Sektor Lain

bull Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

bull Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing

Adapun yang menjadi Sasaran Posyandu adalah

bull BayiBalita

bull Ibu hamilibu menyusui

- WUSdanPUS

67

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi

1) Kesehatan ibu dan anak

bull Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

bull Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Febraari

danAgustus)

bull PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

bull Imunisasi

bull Penimbangan balita rutin perbulan sebagai f)emantau kesehatan balita melalui

pertambahan berat badan setiap bulan Keberhasilan program terliat melalui

grafik pada kartu KMS setiap bulan

2) Keluarga berencana pembagian Pil KB dan Kondom

3) Pemberian Oralit dan pengobatan

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan

dilaksanakan oleh kader

HASIL PENELmAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sosial Ekonomi Responden

Pendidikan mempunyai pengaruh besar tehadap segala aktivitas yang dilakukan

masyarakat termasuk didaiamnya keputusan dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti

posyandu Berdasarkan data yang diamati sebahagian besar responden ( 5666)

berpendidikan Menengah atas dan Kejuruan dapat dilihat pada table 11 dibawah ini

Tabel LI

Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentast

1 SD 5 1667

2 SMP 6 2000

3 SMASMK 17 5667

4 Dinsi 2 666

TOTAL 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

68

Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh informasi bahwa distribusi responden

berdasarkan tingkat pendidikan sebahagian besar berpendidikan menengah keatas Sebanyak

5667 adalah tamatan SMUSMK serta 2000 diantaranya adalah tamatan SMP

Selanjutnya 1667 Tamatan SD dan sisanya 666 Saijana atau diploma Hal ini akan

berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

seperti possyandu sebagai sarana pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana

Jika dilihat dari komposisi usia dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang

responden diperoleh data bahwa usia responden berkisar antara 21-25 tahun yang notabene

nya merupakan usia subur bagi wanita Diharapkan agar responden memiliki pengetahuan

dalam mengatur jarak kelahlan anak dengan turut berpartisipasi dalam program Keluarga

berencana Untuk lebih jelasnya mengenai usia responden dapat dilihat dari table 12 berikut

in i

Tabel IJ

Responden Berdasarkan Usia

No UmurUsia Jumlab Persentase

1 21-25thn 12 4000

2 26-30thn 8 2667

3 31-35thn 6 2000

4 gt 36 fhn 4 13-33

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari table diatas memmjukan distribusi responds berdasarkan tmgkat umur dimana

3667 diantaranya berumur 21 - 25 tahuiL Selanjutnya 2667 responden berumur 26 - 30

tahun Selanjutnya 2000 responden berumur 31 - 35 tahun dan 1333 responden berumur

gt 36 tahun Dari pengakuan responden untuk mengatur dan menjaga kelahiran anak

sebahagian besar dari mereka telah mengikuti program Keluarga Berencana (KB) sejak dari

kelahiran anak pertama hingga saat ini

Lama tinggal juga bisa dijadikan sebagai ukuran dimana semakin lama seseorang

mendiami suatu wilayah maka semakin baik untuk dapat memaksunalkan segala sumber daya

alam yang ada di wilayah tersebut Berdasarkan pengumpulan informasi dilapangan dapat kita

69

ketahui bahwa pada lunumnya atau sebahagian besar responden yang tinggal lebih dari 5

tahun seperti yang dilihat pada table dibawah ini

Tabel 13

Responden Berdasarkan Lamanya Tinggal

No Lama Domisili Jumlah Persentase

1 lt 1 Tahun 2 667

2 l-5thn 7 23J3

3 6-10 thn 15 5050

4 gtllthn 6 2000

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui distribusi responden berdasarkan lamanya tinggal

yaitu sebanyak 5000 responden berdomisli selama 6 - 1 0 tahun selanjutnya 2333

responden berdomisili selama 1 - 5 tahun serta 2000 responden tinggal selama lebih dari 11

tahun dan Responden yang tinggal kurang dari 1 tahun sebanyak 667 Kebanyakkan dari

mereka adalah penduduk ash (melayu) dari semenjak lahir sampai sekarang sedangkan

beberapa yang lain adalah pendatang yang berasal dari berbagai daerah

Pendapatan atau penghasilan menandakan tingkat kesejahteraan seseorang berdasarkan

hasil yang diperoleh dil^angan bahwa pendapatan yaitu sebanyak 7667 responden

berpenghasilan 1 - 2 Juta rupiah perbulannya dengan rata-rata jumlah tanggungan anak adalah

beijumlah antara 1 - 3 yakni sebanyak 24 orang responden

Tabel 14

Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

1 1-3 Orang 24 8000

2 4-6 Orang 5 1667

3 gt 6 Orang 1 333

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

70

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat dari tabel 13 diatas

yaitu sebanyak 8000 responden memiliki tanggungan berjumlah antara 1 - 3 orang

sedangkan responden yang memiliki jumlah tanggungan antara 4 - 6 orang yaitu sebanyak

1667 dan hanya 1 orang responden saja yakni 333 lainya memiliki jumlah tanggungan

lebih dari 6 orang Ini merupakan salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat

dalam mengikuti program Keluarga Berencana KB

Partisipasi Responden dalam Pelayanan Posyandu ( Imunisasi Balita dan Keluarga

Berencana)

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader Tim Penggerak

PKK serta petugas kesehatan dari puskesmas atau bidan desa Pada hari buka Posyandu yang

jatuh pada tanggal 9 setiap bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)

meja yaitu

Meja I Pendaftaran

Meja II Penimbangan

Meja III Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Meja IV Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

MejaV Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Ibu dan Balita Imunisasi

Pemberian vitamm A berupa obat ke mulut secara berkala Pembagian pil K B atau

kondom Pengobatan ringan kosultasi Keluarga Bo^cana dan Kesehatan

Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan oleh kader P K K sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa perawat)

Distribusi responden mengenai apa saja pelayanan yang diperoleh diposyandu yaitu

sebanyak 23 orang atau sebanyak 7667 responden menyatakan mendapatkan pelayanan

imunisasi dimana rata-rata usia balita kurang dari 12 bulan sedangkan sebanyak 5 orang

responden atau sebanyak 1667 menyatakan bahwa pelayanan yang didapatkan diposyandu

berupa tunbang badan dan mendapatkan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau telur

ataupun kue-kue biasanya mCTeka memiliki anak berusia diatas 12 bulan artinya sebahagian

besar telah lengkap masa imunisasinya Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang responden atau

666 menyakan pelayanan yang diterimanya diposyandu berupa pelayanan K B dan

konsultasi kesehatan

71

Selanjutnya mengenai rutinintas mengikuti posyandu secara teratur yaitu sebanyak 28

orang responden atau 9333 menyatakan mengikuti posyandu secara teratur sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kader dan bidan desa hal ini dikarenakan responden merasa

perlu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak dan ibu hamil juga untuk

memperoleh informasi mengenai kesehatan ibu dan anak perkembangan gizi balita serta

informasi mengenai Keluarga Berencana Sedangkan 2 orang atau 667 responden

menyatakan kadang-kadang hadir diposyandu hal ini dikarenakan informasi mengenai jadwal

posyandu terlambat atau lupa

Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu yaitu 20 orang

responden atau 6667 menyatakan tidak ada kendala serius yang dihadapi sewaktu mengikuti

kegiatan posyandu sedangkan 10 orang atau 3333 menyatakan kendala-kendala yang sering

dijumpai berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupim bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidaimya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita menjadi

tCTganggu Sehingga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi menjadi terhalang

dan memutuskan untuk memperoleh imxmisasi balita ditempat lain yakni di praktek bidan

terdekat Kendala selanjutnya Posyandu sering tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya

artinya para pengunjung telah sampai ketempat pelaksanaan posyandu dan temyata posyandu

tutup tanpa klarifikasi karena informasi disebarkan hanya dari mulut ke mulut sehingga

beberapa responden sering tak mengetahui informasi tersebut Pola keija tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya

membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas saat

memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamannya pemanfaatan pelayanan

posyandu

Perkembangan gizi dan kesehatan Balita selama mengikuti kegiatan Posyandu tersebut

dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang responden atau 67 menyatakan bahwa

pericembangan gizi dan kesehatan anaknya sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju

Sehat setiap balita dimana Garis berat l^dan anak naik setiap bulaimya bahkan Berat badan

anak naik mengikuti salah satu pita wama atau pmdah ke pita wama diatasnya sesuai dengan

panduan perkembangan berat badan dan usia balita Beberapa faktor yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam mendeteksi dini kelainan

tumbuh kembang anak pada KMS dan pemberian makanan sesuai usia Faktor lain yang juga

dapat mempengaruhi adalah berat badan lahir jumlah anak dalam kelurga jarak anak

penyakit penyerta sosial ekonomi tradisi masyarakat Imgkungan dan ketidaktahuan

(Soe^iningsih 1992)

72

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 7: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

manusia sejak dini Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat

dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu

1 Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga

kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita

2 Pembmaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina

tumbuhkembang anak secara sempuma baik fisik maupun mental sehingga siap

menjadi tenaga keija tangguh

3 Pembinaan kemampuan keija (Employment) yang dimaksud untuk memberikan

kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara

Adapun Manfaat posyandu bagi masyarakat antara lain

1 Masyarakat

bull Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar

bull Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu

2 Bagi Kader pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat

bull Mendapatkan mformasi tentang upaya kesehatan

bull Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan

3 Bagi Puskesmas

bull Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan stratal

bull Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan

bull Meningkatkan efisiensi waktu tenaga dan dana dengan pemboian pelayanan

secara terpadu

4 Bagi Sektor Lain

bull Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

bull Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing

Adapun yang menjadi Sasaran Posyandu adalah

bull BayiBalita

bull Ibu hamilibu menyusui

- WUSdanPUS

67

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi

1) Kesehatan ibu dan anak

bull Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

bull Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Febraari

danAgustus)

bull PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

bull Imunisasi

bull Penimbangan balita rutin perbulan sebagai f)emantau kesehatan balita melalui

pertambahan berat badan setiap bulan Keberhasilan program terliat melalui

grafik pada kartu KMS setiap bulan

2) Keluarga berencana pembagian Pil KB dan Kondom

3) Pemberian Oralit dan pengobatan

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan

dilaksanakan oleh kader

HASIL PENELmAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sosial Ekonomi Responden

Pendidikan mempunyai pengaruh besar tehadap segala aktivitas yang dilakukan

masyarakat termasuk didaiamnya keputusan dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti

posyandu Berdasarkan data yang diamati sebahagian besar responden ( 5666)

berpendidikan Menengah atas dan Kejuruan dapat dilihat pada table 11 dibawah ini

Tabel LI

Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentast

1 SD 5 1667

2 SMP 6 2000

3 SMASMK 17 5667

4 Dinsi 2 666

TOTAL 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

68

Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh informasi bahwa distribusi responden

berdasarkan tingkat pendidikan sebahagian besar berpendidikan menengah keatas Sebanyak

5667 adalah tamatan SMUSMK serta 2000 diantaranya adalah tamatan SMP

Selanjutnya 1667 Tamatan SD dan sisanya 666 Saijana atau diploma Hal ini akan

berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

seperti possyandu sebagai sarana pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana

Jika dilihat dari komposisi usia dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang

responden diperoleh data bahwa usia responden berkisar antara 21-25 tahun yang notabene

nya merupakan usia subur bagi wanita Diharapkan agar responden memiliki pengetahuan

dalam mengatur jarak kelahlan anak dengan turut berpartisipasi dalam program Keluarga

berencana Untuk lebih jelasnya mengenai usia responden dapat dilihat dari table 12 berikut

in i

Tabel IJ

Responden Berdasarkan Usia

No UmurUsia Jumlab Persentase

1 21-25thn 12 4000

2 26-30thn 8 2667

3 31-35thn 6 2000

4 gt 36 fhn 4 13-33

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari table diatas memmjukan distribusi responds berdasarkan tmgkat umur dimana

3667 diantaranya berumur 21 - 25 tahuiL Selanjutnya 2667 responden berumur 26 - 30

tahun Selanjutnya 2000 responden berumur 31 - 35 tahun dan 1333 responden berumur

gt 36 tahun Dari pengakuan responden untuk mengatur dan menjaga kelahiran anak

sebahagian besar dari mereka telah mengikuti program Keluarga Berencana (KB) sejak dari

kelahiran anak pertama hingga saat ini

Lama tinggal juga bisa dijadikan sebagai ukuran dimana semakin lama seseorang

mendiami suatu wilayah maka semakin baik untuk dapat memaksunalkan segala sumber daya

alam yang ada di wilayah tersebut Berdasarkan pengumpulan informasi dilapangan dapat kita

69

ketahui bahwa pada lunumnya atau sebahagian besar responden yang tinggal lebih dari 5

tahun seperti yang dilihat pada table dibawah ini

Tabel 13

Responden Berdasarkan Lamanya Tinggal

No Lama Domisili Jumlah Persentase

1 lt 1 Tahun 2 667

2 l-5thn 7 23J3

3 6-10 thn 15 5050

4 gtllthn 6 2000

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui distribusi responden berdasarkan lamanya tinggal

yaitu sebanyak 5000 responden berdomisli selama 6 - 1 0 tahun selanjutnya 2333

responden berdomisili selama 1 - 5 tahun serta 2000 responden tinggal selama lebih dari 11

tahun dan Responden yang tinggal kurang dari 1 tahun sebanyak 667 Kebanyakkan dari

mereka adalah penduduk ash (melayu) dari semenjak lahir sampai sekarang sedangkan

beberapa yang lain adalah pendatang yang berasal dari berbagai daerah

Pendapatan atau penghasilan menandakan tingkat kesejahteraan seseorang berdasarkan

hasil yang diperoleh dil^angan bahwa pendapatan yaitu sebanyak 7667 responden

berpenghasilan 1 - 2 Juta rupiah perbulannya dengan rata-rata jumlah tanggungan anak adalah

beijumlah antara 1 - 3 yakni sebanyak 24 orang responden

Tabel 14

Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

1 1-3 Orang 24 8000

2 4-6 Orang 5 1667

3 gt 6 Orang 1 333

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

70

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat dari tabel 13 diatas

yaitu sebanyak 8000 responden memiliki tanggungan berjumlah antara 1 - 3 orang

sedangkan responden yang memiliki jumlah tanggungan antara 4 - 6 orang yaitu sebanyak

1667 dan hanya 1 orang responden saja yakni 333 lainya memiliki jumlah tanggungan

lebih dari 6 orang Ini merupakan salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat

dalam mengikuti program Keluarga Berencana KB

Partisipasi Responden dalam Pelayanan Posyandu ( Imunisasi Balita dan Keluarga

Berencana)

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader Tim Penggerak

PKK serta petugas kesehatan dari puskesmas atau bidan desa Pada hari buka Posyandu yang

jatuh pada tanggal 9 setiap bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)

meja yaitu

Meja I Pendaftaran

Meja II Penimbangan

Meja III Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Meja IV Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

MejaV Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Ibu dan Balita Imunisasi

Pemberian vitamm A berupa obat ke mulut secara berkala Pembagian pil K B atau

kondom Pengobatan ringan kosultasi Keluarga Bo^cana dan Kesehatan

Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan oleh kader P K K sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa perawat)

Distribusi responden mengenai apa saja pelayanan yang diperoleh diposyandu yaitu

sebanyak 23 orang atau sebanyak 7667 responden menyatakan mendapatkan pelayanan

imunisasi dimana rata-rata usia balita kurang dari 12 bulan sedangkan sebanyak 5 orang

responden atau sebanyak 1667 menyatakan bahwa pelayanan yang didapatkan diposyandu

berupa tunbang badan dan mendapatkan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau telur

ataupun kue-kue biasanya mCTeka memiliki anak berusia diatas 12 bulan artinya sebahagian

besar telah lengkap masa imunisasinya Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang responden atau

666 menyakan pelayanan yang diterimanya diposyandu berupa pelayanan K B dan

konsultasi kesehatan

71

Selanjutnya mengenai rutinintas mengikuti posyandu secara teratur yaitu sebanyak 28

orang responden atau 9333 menyatakan mengikuti posyandu secara teratur sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kader dan bidan desa hal ini dikarenakan responden merasa

perlu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak dan ibu hamil juga untuk

memperoleh informasi mengenai kesehatan ibu dan anak perkembangan gizi balita serta

informasi mengenai Keluarga Berencana Sedangkan 2 orang atau 667 responden

menyatakan kadang-kadang hadir diposyandu hal ini dikarenakan informasi mengenai jadwal

posyandu terlambat atau lupa

Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu yaitu 20 orang

responden atau 6667 menyatakan tidak ada kendala serius yang dihadapi sewaktu mengikuti

kegiatan posyandu sedangkan 10 orang atau 3333 menyatakan kendala-kendala yang sering

dijumpai berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupim bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidaimya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita menjadi

tCTganggu Sehingga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi menjadi terhalang

dan memutuskan untuk memperoleh imxmisasi balita ditempat lain yakni di praktek bidan

terdekat Kendala selanjutnya Posyandu sering tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya

artinya para pengunjung telah sampai ketempat pelaksanaan posyandu dan temyata posyandu

tutup tanpa klarifikasi karena informasi disebarkan hanya dari mulut ke mulut sehingga

beberapa responden sering tak mengetahui informasi tersebut Pola keija tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya

membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas saat

memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamannya pemanfaatan pelayanan

posyandu

Perkembangan gizi dan kesehatan Balita selama mengikuti kegiatan Posyandu tersebut

dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang responden atau 67 menyatakan bahwa

pericembangan gizi dan kesehatan anaknya sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju

Sehat setiap balita dimana Garis berat l^dan anak naik setiap bulaimya bahkan Berat badan

anak naik mengikuti salah satu pita wama atau pmdah ke pita wama diatasnya sesuai dengan

panduan perkembangan berat badan dan usia balita Beberapa faktor yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam mendeteksi dini kelainan

tumbuh kembang anak pada KMS dan pemberian makanan sesuai usia Faktor lain yang juga

dapat mempengaruhi adalah berat badan lahir jumlah anak dalam kelurga jarak anak

penyakit penyerta sosial ekonomi tradisi masyarakat Imgkungan dan ketidaktahuan

(Soe^iningsih 1992)

72

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 8: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi

1) Kesehatan ibu dan anak

bull Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

bull Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Febraari

danAgustus)

bull PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

bull Imunisasi

bull Penimbangan balita rutin perbulan sebagai f)emantau kesehatan balita melalui

pertambahan berat badan setiap bulan Keberhasilan program terliat melalui

grafik pada kartu KMS setiap bulan

2) Keluarga berencana pembagian Pil KB dan Kondom

3) Pemberian Oralit dan pengobatan

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan

dilaksanakan oleh kader

HASIL PENELmAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sosial Ekonomi Responden

Pendidikan mempunyai pengaruh besar tehadap segala aktivitas yang dilakukan

masyarakat termasuk didaiamnya keputusan dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti

posyandu Berdasarkan data yang diamati sebahagian besar responden ( 5666)

berpendidikan Menengah atas dan Kejuruan dapat dilihat pada table 11 dibawah ini

Tabel LI

Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentast

1 SD 5 1667

2 SMP 6 2000

3 SMASMK 17 5667

4 Dinsi 2 666

TOTAL 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

68

Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh informasi bahwa distribusi responden

berdasarkan tingkat pendidikan sebahagian besar berpendidikan menengah keatas Sebanyak

5667 adalah tamatan SMUSMK serta 2000 diantaranya adalah tamatan SMP

Selanjutnya 1667 Tamatan SD dan sisanya 666 Saijana atau diploma Hal ini akan

berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

seperti possyandu sebagai sarana pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana

Jika dilihat dari komposisi usia dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang

responden diperoleh data bahwa usia responden berkisar antara 21-25 tahun yang notabene

nya merupakan usia subur bagi wanita Diharapkan agar responden memiliki pengetahuan

dalam mengatur jarak kelahlan anak dengan turut berpartisipasi dalam program Keluarga

berencana Untuk lebih jelasnya mengenai usia responden dapat dilihat dari table 12 berikut

in i

Tabel IJ

Responden Berdasarkan Usia

No UmurUsia Jumlab Persentase

1 21-25thn 12 4000

2 26-30thn 8 2667

3 31-35thn 6 2000

4 gt 36 fhn 4 13-33

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari table diatas memmjukan distribusi responds berdasarkan tmgkat umur dimana

3667 diantaranya berumur 21 - 25 tahuiL Selanjutnya 2667 responden berumur 26 - 30

tahun Selanjutnya 2000 responden berumur 31 - 35 tahun dan 1333 responden berumur

gt 36 tahun Dari pengakuan responden untuk mengatur dan menjaga kelahiran anak

sebahagian besar dari mereka telah mengikuti program Keluarga Berencana (KB) sejak dari

kelahiran anak pertama hingga saat ini

Lama tinggal juga bisa dijadikan sebagai ukuran dimana semakin lama seseorang

mendiami suatu wilayah maka semakin baik untuk dapat memaksunalkan segala sumber daya

alam yang ada di wilayah tersebut Berdasarkan pengumpulan informasi dilapangan dapat kita

69

ketahui bahwa pada lunumnya atau sebahagian besar responden yang tinggal lebih dari 5

tahun seperti yang dilihat pada table dibawah ini

Tabel 13

Responden Berdasarkan Lamanya Tinggal

No Lama Domisili Jumlah Persentase

1 lt 1 Tahun 2 667

2 l-5thn 7 23J3

3 6-10 thn 15 5050

4 gtllthn 6 2000

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui distribusi responden berdasarkan lamanya tinggal

yaitu sebanyak 5000 responden berdomisli selama 6 - 1 0 tahun selanjutnya 2333

responden berdomisili selama 1 - 5 tahun serta 2000 responden tinggal selama lebih dari 11

tahun dan Responden yang tinggal kurang dari 1 tahun sebanyak 667 Kebanyakkan dari

mereka adalah penduduk ash (melayu) dari semenjak lahir sampai sekarang sedangkan

beberapa yang lain adalah pendatang yang berasal dari berbagai daerah

Pendapatan atau penghasilan menandakan tingkat kesejahteraan seseorang berdasarkan

hasil yang diperoleh dil^angan bahwa pendapatan yaitu sebanyak 7667 responden

berpenghasilan 1 - 2 Juta rupiah perbulannya dengan rata-rata jumlah tanggungan anak adalah

beijumlah antara 1 - 3 yakni sebanyak 24 orang responden

Tabel 14

Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

1 1-3 Orang 24 8000

2 4-6 Orang 5 1667

3 gt 6 Orang 1 333

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

70

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat dari tabel 13 diatas

yaitu sebanyak 8000 responden memiliki tanggungan berjumlah antara 1 - 3 orang

sedangkan responden yang memiliki jumlah tanggungan antara 4 - 6 orang yaitu sebanyak

1667 dan hanya 1 orang responden saja yakni 333 lainya memiliki jumlah tanggungan

lebih dari 6 orang Ini merupakan salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat

dalam mengikuti program Keluarga Berencana KB

Partisipasi Responden dalam Pelayanan Posyandu ( Imunisasi Balita dan Keluarga

Berencana)

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader Tim Penggerak

PKK serta petugas kesehatan dari puskesmas atau bidan desa Pada hari buka Posyandu yang

jatuh pada tanggal 9 setiap bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)

meja yaitu

Meja I Pendaftaran

Meja II Penimbangan

Meja III Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Meja IV Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

MejaV Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Ibu dan Balita Imunisasi

Pemberian vitamm A berupa obat ke mulut secara berkala Pembagian pil K B atau

kondom Pengobatan ringan kosultasi Keluarga Bo^cana dan Kesehatan

Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan oleh kader P K K sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa perawat)

Distribusi responden mengenai apa saja pelayanan yang diperoleh diposyandu yaitu

sebanyak 23 orang atau sebanyak 7667 responden menyatakan mendapatkan pelayanan

imunisasi dimana rata-rata usia balita kurang dari 12 bulan sedangkan sebanyak 5 orang

responden atau sebanyak 1667 menyatakan bahwa pelayanan yang didapatkan diposyandu

berupa tunbang badan dan mendapatkan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau telur

ataupun kue-kue biasanya mCTeka memiliki anak berusia diatas 12 bulan artinya sebahagian

besar telah lengkap masa imunisasinya Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang responden atau

666 menyakan pelayanan yang diterimanya diposyandu berupa pelayanan K B dan

konsultasi kesehatan

71

Selanjutnya mengenai rutinintas mengikuti posyandu secara teratur yaitu sebanyak 28

orang responden atau 9333 menyatakan mengikuti posyandu secara teratur sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kader dan bidan desa hal ini dikarenakan responden merasa

perlu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak dan ibu hamil juga untuk

memperoleh informasi mengenai kesehatan ibu dan anak perkembangan gizi balita serta

informasi mengenai Keluarga Berencana Sedangkan 2 orang atau 667 responden

menyatakan kadang-kadang hadir diposyandu hal ini dikarenakan informasi mengenai jadwal

posyandu terlambat atau lupa

Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu yaitu 20 orang

responden atau 6667 menyatakan tidak ada kendala serius yang dihadapi sewaktu mengikuti

kegiatan posyandu sedangkan 10 orang atau 3333 menyatakan kendala-kendala yang sering

dijumpai berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupim bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidaimya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita menjadi

tCTganggu Sehingga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi menjadi terhalang

dan memutuskan untuk memperoleh imxmisasi balita ditempat lain yakni di praktek bidan

terdekat Kendala selanjutnya Posyandu sering tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya

artinya para pengunjung telah sampai ketempat pelaksanaan posyandu dan temyata posyandu

tutup tanpa klarifikasi karena informasi disebarkan hanya dari mulut ke mulut sehingga

beberapa responden sering tak mengetahui informasi tersebut Pola keija tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya

membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas saat

memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamannya pemanfaatan pelayanan

posyandu

Perkembangan gizi dan kesehatan Balita selama mengikuti kegiatan Posyandu tersebut

dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang responden atau 67 menyatakan bahwa

pericembangan gizi dan kesehatan anaknya sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju

Sehat setiap balita dimana Garis berat l^dan anak naik setiap bulaimya bahkan Berat badan

anak naik mengikuti salah satu pita wama atau pmdah ke pita wama diatasnya sesuai dengan

panduan perkembangan berat badan dan usia balita Beberapa faktor yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam mendeteksi dini kelainan

tumbuh kembang anak pada KMS dan pemberian makanan sesuai usia Faktor lain yang juga

dapat mempengaruhi adalah berat badan lahir jumlah anak dalam kelurga jarak anak

penyakit penyerta sosial ekonomi tradisi masyarakat Imgkungan dan ketidaktahuan

(Soe^iningsih 1992)

72

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 9: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh informasi bahwa distribusi responden

berdasarkan tingkat pendidikan sebahagian besar berpendidikan menengah keatas Sebanyak

5667 adalah tamatan SMUSMK serta 2000 diantaranya adalah tamatan SMP

Selanjutnya 1667 Tamatan SD dan sisanya 666 Saijana atau diploma Hal ini akan

berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

seperti possyandu sebagai sarana pelayanan imunisasi balita dan keluarga berencana

Jika dilihat dari komposisi usia dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang

responden diperoleh data bahwa usia responden berkisar antara 21-25 tahun yang notabene

nya merupakan usia subur bagi wanita Diharapkan agar responden memiliki pengetahuan

dalam mengatur jarak kelahlan anak dengan turut berpartisipasi dalam program Keluarga

berencana Untuk lebih jelasnya mengenai usia responden dapat dilihat dari table 12 berikut

in i

Tabel IJ

Responden Berdasarkan Usia

No UmurUsia Jumlab Persentase

1 21-25thn 12 4000

2 26-30thn 8 2667

3 31-35thn 6 2000

4 gt 36 fhn 4 13-33

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari table diatas memmjukan distribusi responds berdasarkan tmgkat umur dimana

3667 diantaranya berumur 21 - 25 tahuiL Selanjutnya 2667 responden berumur 26 - 30

tahun Selanjutnya 2000 responden berumur 31 - 35 tahun dan 1333 responden berumur

gt 36 tahun Dari pengakuan responden untuk mengatur dan menjaga kelahiran anak

sebahagian besar dari mereka telah mengikuti program Keluarga Berencana (KB) sejak dari

kelahiran anak pertama hingga saat ini

Lama tinggal juga bisa dijadikan sebagai ukuran dimana semakin lama seseorang

mendiami suatu wilayah maka semakin baik untuk dapat memaksunalkan segala sumber daya

alam yang ada di wilayah tersebut Berdasarkan pengumpulan informasi dilapangan dapat kita

69

ketahui bahwa pada lunumnya atau sebahagian besar responden yang tinggal lebih dari 5

tahun seperti yang dilihat pada table dibawah ini

Tabel 13

Responden Berdasarkan Lamanya Tinggal

No Lama Domisili Jumlah Persentase

1 lt 1 Tahun 2 667

2 l-5thn 7 23J3

3 6-10 thn 15 5050

4 gtllthn 6 2000

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui distribusi responden berdasarkan lamanya tinggal

yaitu sebanyak 5000 responden berdomisli selama 6 - 1 0 tahun selanjutnya 2333

responden berdomisili selama 1 - 5 tahun serta 2000 responden tinggal selama lebih dari 11

tahun dan Responden yang tinggal kurang dari 1 tahun sebanyak 667 Kebanyakkan dari

mereka adalah penduduk ash (melayu) dari semenjak lahir sampai sekarang sedangkan

beberapa yang lain adalah pendatang yang berasal dari berbagai daerah

Pendapatan atau penghasilan menandakan tingkat kesejahteraan seseorang berdasarkan

hasil yang diperoleh dil^angan bahwa pendapatan yaitu sebanyak 7667 responden

berpenghasilan 1 - 2 Juta rupiah perbulannya dengan rata-rata jumlah tanggungan anak adalah

beijumlah antara 1 - 3 yakni sebanyak 24 orang responden

Tabel 14

Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

1 1-3 Orang 24 8000

2 4-6 Orang 5 1667

3 gt 6 Orang 1 333

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

70

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat dari tabel 13 diatas

yaitu sebanyak 8000 responden memiliki tanggungan berjumlah antara 1 - 3 orang

sedangkan responden yang memiliki jumlah tanggungan antara 4 - 6 orang yaitu sebanyak

1667 dan hanya 1 orang responden saja yakni 333 lainya memiliki jumlah tanggungan

lebih dari 6 orang Ini merupakan salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat

dalam mengikuti program Keluarga Berencana KB

Partisipasi Responden dalam Pelayanan Posyandu ( Imunisasi Balita dan Keluarga

Berencana)

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader Tim Penggerak

PKK serta petugas kesehatan dari puskesmas atau bidan desa Pada hari buka Posyandu yang

jatuh pada tanggal 9 setiap bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)

meja yaitu

Meja I Pendaftaran

Meja II Penimbangan

Meja III Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Meja IV Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

MejaV Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Ibu dan Balita Imunisasi

Pemberian vitamm A berupa obat ke mulut secara berkala Pembagian pil K B atau

kondom Pengobatan ringan kosultasi Keluarga Bo^cana dan Kesehatan

Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan oleh kader P K K sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa perawat)

Distribusi responden mengenai apa saja pelayanan yang diperoleh diposyandu yaitu

sebanyak 23 orang atau sebanyak 7667 responden menyatakan mendapatkan pelayanan

imunisasi dimana rata-rata usia balita kurang dari 12 bulan sedangkan sebanyak 5 orang

responden atau sebanyak 1667 menyatakan bahwa pelayanan yang didapatkan diposyandu

berupa tunbang badan dan mendapatkan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau telur

ataupun kue-kue biasanya mCTeka memiliki anak berusia diatas 12 bulan artinya sebahagian

besar telah lengkap masa imunisasinya Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang responden atau

666 menyakan pelayanan yang diterimanya diposyandu berupa pelayanan K B dan

konsultasi kesehatan

71

Selanjutnya mengenai rutinintas mengikuti posyandu secara teratur yaitu sebanyak 28

orang responden atau 9333 menyatakan mengikuti posyandu secara teratur sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kader dan bidan desa hal ini dikarenakan responden merasa

perlu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak dan ibu hamil juga untuk

memperoleh informasi mengenai kesehatan ibu dan anak perkembangan gizi balita serta

informasi mengenai Keluarga Berencana Sedangkan 2 orang atau 667 responden

menyatakan kadang-kadang hadir diposyandu hal ini dikarenakan informasi mengenai jadwal

posyandu terlambat atau lupa

Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu yaitu 20 orang

responden atau 6667 menyatakan tidak ada kendala serius yang dihadapi sewaktu mengikuti

kegiatan posyandu sedangkan 10 orang atau 3333 menyatakan kendala-kendala yang sering

dijumpai berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupim bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidaimya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita menjadi

tCTganggu Sehingga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi menjadi terhalang

dan memutuskan untuk memperoleh imxmisasi balita ditempat lain yakni di praktek bidan

terdekat Kendala selanjutnya Posyandu sering tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya

artinya para pengunjung telah sampai ketempat pelaksanaan posyandu dan temyata posyandu

tutup tanpa klarifikasi karena informasi disebarkan hanya dari mulut ke mulut sehingga

beberapa responden sering tak mengetahui informasi tersebut Pola keija tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya

membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas saat

memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamannya pemanfaatan pelayanan

posyandu

Perkembangan gizi dan kesehatan Balita selama mengikuti kegiatan Posyandu tersebut

dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang responden atau 67 menyatakan bahwa

pericembangan gizi dan kesehatan anaknya sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju

Sehat setiap balita dimana Garis berat l^dan anak naik setiap bulaimya bahkan Berat badan

anak naik mengikuti salah satu pita wama atau pmdah ke pita wama diatasnya sesuai dengan

panduan perkembangan berat badan dan usia balita Beberapa faktor yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam mendeteksi dini kelainan

tumbuh kembang anak pada KMS dan pemberian makanan sesuai usia Faktor lain yang juga

dapat mempengaruhi adalah berat badan lahir jumlah anak dalam kelurga jarak anak

penyakit penyerta sosial ekonomi tradisi masyarakat Imgkungan dan ketidaktahuan

(Soe^iningsih 1992)

72

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 10: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

ketahui bahwa pada lunumnya atau sebahagian besar responden yang tinggal lebih dari 5

tahun seperti yang dilihat pada table dibawah ini

Tabel 13

Responden Berdasarkan Lamanya Tinggal

No Lama Domisili Jumlah Persentase

1 lt 1 Tahun 2 667

2 l-5thn 7 23J3

3 6-10 thn 15 5050

4 gtllthn 6 2000

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui distribusi responden berdasarkan lamanya tinggal

yaitu sebanyak 5000 responden berdomisli selama 6 - 1 0 tahun selanjutnya 2333

responden berdomisili selama 1 - 5 tahun serta 2000 responden tinggal selama lebih dari 11

tahun dan Responden yang tinggal kurang dari 1 tahun sebanyak 667 Kebanyakkan dari

mereka adalah penduduk ash (melayu) dari semenjak lahir sampai sekarang sedangkan

beberapa yang lain adalah pendatang yang berasal dari berbagai daerah

Pendapatan atau penghasilan menandakan tingkat kesejahteraan seseorang berdasarkan

hasil yang diperoleh dil^angan bahwa pendapatan yaitu sebanyak 7667 responden

berpenghasilan 1 - 2 Juta rupiah perbulannya dengan rata-rata jumlah tanggungan anak adalah

beijumlah antara 1 - 3 yakni sebanyak 24 orang responden

Tabel 14

Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

1 1-3 Orang 24 8000

2 4-6 Orang 5 1667

3 gt 6 Orang 1 333

Total 30 10000

Sumber Data Lapangan 2012

70

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat dari tabel 13 diatas

yaitu sebanyak 8000 responden memiliki tanggungan berjumlah antara 1 - 3 orang

sedangkan responden yang memiliki jumlah tanggungan antara 4 - 6 orang yaitu sebanyak

1667 dan hanya 1 orang responden saja yakni 333 lainya memiliki jumlah tanggungan

lebih dari 6 orang Ini merupakan salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat

dalam mengikuti program Keluarga Berencana KB

Partisipasi Responden dalam Pelayanan Posyandu ( Imunisasi Balita dan Keluarga

Berencana)

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader Tim Penggerak

PKK serta petugas kesehatan dari puskesmas atau bidan desa Pada hari buka Posyandu yang

jatuh pada tanggal 9 setiap bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)

meja yaitu

Meja I Pendaftaran

Meja II Penimbangan

Meja III Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Meja IV Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

MejaV Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Ibu dan Balita Imunisasi

Pemberian vitamm A berupa obat ke mulut secara berkala Pembagian pil K B atau

kondom Pengobatan ringan kosultasi Keluarga Bo^cana dan Kesehatan

Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan oleh kader P K K sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa perawat)

Distribusi responden mengenai apa saja pelayanan yang diperoleh diposyandu yaitu

sebanyak 23 orang atau sebanyak 7667 responden menyatakan mendapatkan pelayanan

imunisasi dimana rata-rata usia balita kurang dari 12 bulan sedangkan sebanyak 5 orang

responden atau sebanyak 1667 menyatakan bahwa pelayanan yang didapatkan diposyandu

berupa tunbang badan dan mendapatkan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau telur

ataupun kue-kue biasanya mCTeka memiliki anak berusia diatas 12 bulan artinya sebahagian

besar telah lengkap masa imunisasinya Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang responden atau

666 menyakan pelayanan yang diterimanya diposyandu berupa pelayanan K B dan

konsultasi kesehatan

71

Selanjutnya mengenai rutinintas mengikuti posyandu secara teratur yaitu sebanyak 28

orang responden atau 9333 menyatakan mengikuti posyandu secara teratur sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kader dan bidan desa hal ini dikarenakan responden merasa

perlu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak dan ibu hamil juga untuk

memperoleh informasi mengenai kesehatan ibu dan anak perkembangan gizi balita serta

informasi mengenai Keluarga Berencana Sedangkan 2 orang atau 667 responden

menyatakan kadang-kadang hadir diposyandu hal ini dikarenakan informasi mengenai jadwal

posyandu terlambat atau lupa

Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu yaitu 20 orang

responden atau 6667 menyatakan tidak ada kendala serius yang dihadapi sewaktu mengikuti

kegiatan posyandu sedangkan 10 orang atau 3333 menyatakan kendala-kendala yang sering

dijumpai berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupim bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidaimya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita menjadi

tCTganggu Sehingga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi menjadi terhalang

dan memutuskan untuk memperoleh imxmisasi balita ditempat lain yakni di praktek bidan

terdekat Kendala selanjutnya Posyandu sering tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya

artinya para pengunjung telah sampai ketempat pelaksanaan posyandu dan temyata posyandu

tutup tanpa klarifikasi karena informasi disebarkan hanya dari mulut ke mulut sehingga

beberapa responden sering tak mengetahui informasi tersebut Pola keija tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya

membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas saat

memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamannya pemanfaatan pelayanan

posyandu

Perkembangan gizi dan kesehatan Balita selama mengikuti kegiatan Posyandu tersebut

dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang responden atau 67 menyatakan bahwa

pericembangan gizi dan kesehatan anaknya sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju

Sehat setiap balita dimana Garis berat l^dan anak naik setiap bulaimya bahkan Berat badan

anak naik mengikuti salah satu pita wama atau pmdah ke pita wama diatasnya sesuai dengan

panduan perkembangan berat badan dan usia balita Beberapa faktor yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam mendeteksi dini kelainan

tumbuh kembang anak pada KMS dan pemberian makanan sesuai usia Faktor lain yang juga

dapat mempengaruhi adalah berat badan lahir jumlah anak dalam kelurga jarak anak

penyakit penyerta sosial ekonomi tradisi masyarakat Imgkungan dan ketidaktahuan

(Soe^iningsih 1992)

72

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 11: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat dari tabel 13 diatas

yaitu sebanyak 8000 responden memiliki tanggungan berjumlah antara 1 - 3 orang

sedangkan responden yang memiliki jumlah tanggungan antara 4 - 6 orang yaitu sebanyak

1667 dan hanya 1 orang responden saja yakni 333 lainya memiliki jumlah tanggungan

lebih dari 6 orang Ini merupakan salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat

dalam mengikuti program Keluarga Berencana KB

Partisipasi Responden dalam Pelayanan Posyandu ( Imunisasi Balita dan Keluarga

Berencana)

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader Tim Penggerak

PKK serta petugas kesehatan dari puskesmas atau bidan desa Pada hari buka Posyandu yang

jatuh pada tanggal 9 setiap bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)

meja yaitu

Meja I Pendaftaran

Meja II Penimbangan

Meja III Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

Meja IV Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

MejaV Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Ibu dan Balita Imunisasi

Pemberian vitamm A berupa obat ke mulut secara berkala Pembagian pil K B atau

kondom Pengobatan ringan kosultasi Keluarga Bo^cana dan Kesehatan

Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan oleh kader P K K sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa perawat)

Distribusi responden mengenai apa saja pelayanan yang diperoleh diposyandu yaitu

sebanyak 23 orang atau sebanyak 7667 responden menyatakan mendapatkan pelayanan

imunisasi dimana rata-rata usia balita kurang dari 12 bulan sedangkan sebanyak 5 orang

responden atau sebanyak 1667 menyatakan bahwa pelayanan yang didapatkan diposyandu

berupa tunbang badan dan mendapatkan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau telur

ataupun kue-kue biasanya mCTeka memiliki anak berusia diatas 12 bulan artinya sebahagian

besar telah lengkap masa imunisasinya Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang responden atau

666 menyakan pelayanan yang diterimanya diposyandu berupa pelayanan K B dan

konsultasi kesehatan

71

Selanjutnya mengenai rutinintas mengikuti posyandu secara teratur yaitu sebanyak 28

orang responden atau 9333 menyatakan mengikuti posyandu secara teratur sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kader dan bidan desa hal ini dikarenakan responden merasa

perlu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak dan ibu hamil juga untuk

memperoleh informasi mengenai kesehatan ibu dan anak perkembangan gizi balita serta

informasi mengenai Keluarga Berencana Sedangkan 2 orang atau 667 responden

menyatakan kadang-kadang hadir diposyandu hal ini dikarenakan informasi mengenai jadwal

posyandu terlambat atau lupa

Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu yaitu 20 orang

responden atau 6667 menyatakan tidak ada kendala serius yang dihadapi sewaktu mengikuti

kegiatan posyandu sedangkan 10 orang atau 3333 menyatakan kendala-kendala yang sering

dijumpai berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupim bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidaimya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita menjadi

tCTganggu Sehingga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi menjadi terhalang

dan memutuskan untuk memperoleh imxmisasi balita ditempat lain yakni di praktek bidan

terdekat Kendala selanjutnya Posyandu sering tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya

artinya para pengunjung telah sampai ketempat pelaksanaan posyandu dan temyata posyandu

tutup tanpa klarifikasi karena informasi disebarkan hanya dari mulut ke mulut sehingga

beberapa responden sering tak mengetahui informasi tersebut Pola keija tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya

membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas saat

memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamannya pemanfaatan pelayanan

posyandu

Perkembangan gizi dan kesehatan Balita selama mengikuti kegiatan Posyandu tersebut

dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang responden atau 67 menyatakan bahwa

pericembangan gizi dan kesehatan anaknya sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju

Sehat setiap balita dimana Garis berat l^dan anak naik setiap bulaimya bahkan Berat badan

anak naik mengikuti salah satu pita wama atau pmdah ke pita wama diatasnya sesuai dengan

panduan perkembangan berat badan dan usia balita Beberapa faktor yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam mendeteksi dini kelainan

tumbuh kembang anak pada KMS dan pemberian makanan sesuai usia Faktor lain yang juga

dapat mempengaruhi adalah berat badan lahir jumlah anak dalam kelurga jarak anak

penyakit penyerta sosial ekonomi tradisi masyarakat Imgkungan dan ketidaktahuan

(Soe^iningsih 1992)

72

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 12: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

Selanjutnya mengenai rutinintas mengikuti posyandu secara teratur yaitu sebanyak 28

orang responden atau 9333 menyatakan mengikuti posyandu secara teratur sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kader dan bidan desa hal ini dikarenakan responden merasa

perlu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak dan ibu hamil juga untuk

memperoleh informasi mengenai kesehatan ibu dan anak perkembangan gizi balita serta

informasi mengenai Keluarga Berencana Sedangkan 2 orang atau 667 responden

menyatakan kadang-kadang hadir diposyandu hal ini dikarenakan informasi mengenai jadwal

posyandu terlambat atau lupa

Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu yaitu 20 orang

responden atau 6667 menyatakan tidak ada kendala serius yang dihadapi sewaktu mengikuti

kegiatan posyandu sedangkan 10 orang atau 3333 menyatakan kendala-kendala yang sering

dijumpai berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupim bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidaimya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita menjadi

tCTganggu Sehingga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi menjadi terhalang

dan memutuskan untuk memperoleh imxmisasi balita ditempat lain yakni di praktek bidan

terdekat Kendala selanjutnya Posyandu sering tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya

artinya para pengunjung telah sampai ketempat pelaksanaan posyandu dan temyata posyandu

tutup tanpa klarifikasi karena informasi disebarkan hanya dari mulut ke mulut sehingga

beberapa responden sering tak mengetahui informasi tersebut Pola keija tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya upaya

membina hubungan interpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas saat

memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamannya pemanfaatan pelayanan

posyandu

Perkembangan gizi dan kesehatan Balita selama mengikuti kegiatan Posyandu tersebut

dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang responden atau 67 menyatakan bahwa

pericembangan gizi dan kesehatan anaknya sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju

Sehat setiap balita dimana Garis berat l^dan anak naik setiap bulaimya bahkan Berat badan

anak naik mengikuti salah satu pita wama atau pmdah ke pita wama diatasnya sesuai dengan

panduan perkembangan berat badan dan usia balita Beberapa faktor yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam mendeteksi dini kelainan

tumbuh kembang anak pada KMS dan pemberian makanan sesuai usia Faktor lain yang juga

dapat mempengaruhi adalah berat badan lahir jumlah anak dalam kelurga jarak anak

penyakit penyerta sosial ekonomi tradisi masyarakat Imgkungan dan ketidaktahuan

(Soe^iningsih 1992)

72

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 13: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

Dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan untuk program Keluarga Berencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program Keluarga

berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan kehamilan dengan mengatur

jarak kelahiran Namun dalam temuan dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang responden atau

6667 masih mengikuti program Keluarga Berencana hingga saat penelitian ini dijalankan

sementara 10 orang responden lainnya atau 3333 menyatakan sedang tidak menggunakan

KB Adapun beberapa alasan responden tidak melanjutkan program KB adalah sebagai

berikut yaitu sebanyak 5 orang responden atau 1667 menyatakan mgin memiliki anak lagi

3 orang responden atau 1000 menyatakan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena

sering terjadi flek jerawat dan kegemukkan sedangkan 2 orang responden atau 666

menyatakan sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat kontrasepsi

Distribusi responden berdasarkan lama mengikuti program Keluarga Berencana yaitu

1 orang responden atau 333 mengikuti program keluarga berencana selama lt 1 tahun

sebanyak 3 orang responden atau 1000 menyatakan mengikuti program keluarga berencana

selama 1-3 tahun serta 16 responden atau sebanyak 5333 menyatakan mengikuti program

kelurga berencana selama 3 - 5 tahun dan sebanyak 10 responden atau 3333 yang sedang

tidak menggikuti program keluarga berencana saat ini namun ketikan mengikuti program

keluarga berencana dan menggunakan alat kontrasepsi sudah lebih dari 5 tahun

Distribusi responden berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan d^^at dilihat

sebagai berikut yaitu sebanyak 13 responden atau sekitar 4333 menyatakan bahwa alat

kontrasespsi yang dipakai berupa suntik atau mjdcsi 4 orang responden atau 1334

menyatakan menggunakan implan sebagai alat kontrasepsi sedangkan yang menggunakan

obat atau pil yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 666 dan yang menggunakan spual sebagai

alat kontrasespsi sebanyak 1 orang responden atau 333

Distribusi responden berdasarkan siapa yang menentukan jenis kontrasespsi yang

digunakan yaitu sebanyak 13 orang responden atau sekitar 4333 menyatakan yang

menentukan jenis kontrasepsi yang di gunakan adala istri dan suami secara bersama-sama

sedangkan yang menyatakan menentukan sendiri pilihan jenis kontrasepsinya sebanyak 7

Orang atau 2334 sedangkan yang tidak mengunakan alat kontrasepsi sebanyak 10 orang

atau 3333

Distribusi responden berdasarkan efek negatif penggimaan alat kontrasepsi yaitu

sebanyak 11 orang responden atau sekitar 3667 menyatakan penggunaan kontrasepsi

memiliki efek negatif adapun efek sampmg dari penggunaan alat kontrasepsi berupa mual-

muai aiau muntan pusmg oan gangguan normon oerupa KegemuKan aan ueK-iieK miani

73

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 14: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

diwajah serta keputihan dari 11 orang responden tersebut yang mengaJami gangguan mual-

mual atau muntah sebanyak 2 orang atau 666 5 orang responden atau sekitar 1667

mengalami gangguan berupa pusing-pusing dan yang mengalami gangguan hormonal berupa

kegemukan flek dan keputihan sebanyak 4 orang atau 1334 Sedangkan yang menyatakan

tidak mengalami efek negatif dari penggunaan kontrasepsi sebanyak 19 responden atau

sebanyak 6333

Distribusi responden berdasarkan manfaat program keluarga berencana dapat

diketahui yaitu sebanyak 21 reponden atau sebanyak 7000 menyatakan program keluarga

berencana sangat bermanfaat adapun manfaat dari program keluarga berencana adalah sebagai

berikut yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahhan sehingga anak-anak yang lahh dari

hasil peikawinan dapat dipelihara dengan baik Sedangkan 9 orang responden atau sekitar

3000 menyatakan program keluarga berencana bermanfaat sekali dalam menjaga kesehatan

fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan reproduksi ibu akan terjaga

dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahiran secara benar maka tidak ada kasus-

kasus kehamilan yang tak diinginkan serta mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat

melahirkan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Dari hasil peneUtian ditemukan bahwa sebahagian besar responden berpendidikan

menengah keatas Hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti possyandu sebagai sarana

pelayanan ununisasi balita dan keluarga berencana

2 Besamya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan posyandu dapat dilihat dari

jadwal kunjungan ibu-ibu yang hadh pada kegiatan posyandu setiap bulannya salah

satu indikator pengukuran keberhasilan pelayanan posyandu juga tampak pada

keadaan kesehatan dan gizi balita yang baik dapat diketahui yaitu sebanyak 29 orang

responden atau 9667 menyatakan bahwa pericembangan gizi dan kesehatan anaknya

sangat baik ditandai pada indikator Kartu Menuju Sehat setiap balita dimana Garis

berat badan anak naik setiap bulannya bahkan Berat badan anak naik mengikuti salah

satu pita wama atau pindah ke pita wama diatasnya sesuai dengan panduan

pertumbuhan dan perkembangan berat badan dan usia balita

74

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 15: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

3 Jika dilihat dari komposisi usia diperoleh data bahwa mayoritas usia responden

berkisar antara 2 1 - 2 5 tahun yang notabene nya merupakan wanita usia subur

Sehingga kebanyakkan responden sangat berpartisipasi dalam program Keluarga

Berencana

4 Kendala-kendala yang kerap dihadapi ketika mengkuti kegiatan posyandu y^tu

berkaitan dengan kedisiplinan para kader maupun bidan desa yang kerap datang

terlambat bahkan tenaga medis bidannya tidak datang hingga jadwal imunisasi balita

menjadi terganggu Sehmgga banyak ibu-ibu yang membawa balita untuk ununisasi

menjadi terhalang dan memutuskan imtuk memperoleh imunisasi balita ditempat lain

yakni di praktek bidan terdekat Kendala selanjutnya Pola kerja tenaga medis bidan

yang terkadang hanya menganggap ibu-ibu posyandu sebagai objek dan kurangnya

upaya membma hubungan mterpersonal dengan ibu hamil serta kurangnya sensitivitas

saat memberikan pelayanan menjadi penyebab kurang nyamaimya pemanfaatan

pelayanan posyandu

5 Dari hasil poielitian yang diparoleh dilapangan untuk program Keluarga BCTencana

ditemukan data bahwa seluruh responden yakni 30 orang pemah mengikuti program

Keluarga Berencana berupa penggunaan alat kontrasepsi dalam perencanaan

kehamilan dengan mengatur jarak kelahhan Namun 10 diantaranya menyatakan

sedang tidak menggunakan K B dengan beberapa alasan yaitu ingin memiliki anak lagi

tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi karena sering terjadi flek jerawat dan

kegemukkan serta sedang dalam masa menyusui sehingga belum menggunakan alat

kontrasepsi

6 Dari pemyataan responden adapun manfaat dari program keluarga berencana yang

merdca rasakan yaitu untuk menjaga dan mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak

yang lahir dari hasil perkavman d^at dipelihara dengan baik Selanjutnya dalam

menjaga kesehatan fisik maupun psikologi ibu dan anak Secara biologi kesehatan

reproduksi ibu akan terjaga dengan baik karena dengan mengatur jarak kelahhan

secara benar maka tidak ada kasus-kasus kehamilan yang tak diinginkan serta

mengurangi resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan

75

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76

Page 16: Kegiatan PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELAYANAN …

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2000 Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas Kesehatan Jakarta

Depkes RI 2009 Panduan Manajemen PHBS Menuju KabupatenKota Sehat Tersedia dalam http wwwdepkesgoid

Dit Bina Gizi Masyarakat IDAI Unicef (2002) Penataan Kurang Protein di Puskesmas dan Rumah Tangga Diakses dari wwwgizinet

Dinkes 2006 Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatancm Rumah Tangga Semarang Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kusumawati Y 2004 Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Joyotakan Swakarta [Laporan Penelitian] Surakarta UMS

Muzaham Fauzi 1995 Sosiologi Kesehatan Jakarta Universitas Indonesia

Machfoed 2005 Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan YogyakartaUGM

Mubarok WI Chayatm N Rozikm K Supradi 2007 Promosi Kesehatan Yogyakarta Graha Ihnu

Mubarok WI 2009 Sosiologi Untuk Keperawatan Salemba Medika Jakarta

Narwoko J Dwi 2007 Sosiologi Teks Pengantar dan terapan Jakarta Kencana Predana Media Group

Notoatmodjo S 2003 Rmu Kesehatan Masyarakat Jakarta PT Rineka Cipta

Notoadmodjo S 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Emu Perilaku Kesehatan Yogyakarta Andi Offset

Solita Sarwono 1993 Sosiologi Kesehatan Universitas Brwawijaya Semarang

Suartawan IP dkk 1995 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Balita Terhadap Kartu Menuju Sehat di Posyandu Pekambingan Denpasar

Wied AP 1987 Gizi Keluarga Jakarta EGC

Zulfitri Reni 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Universitas Riau Pekanbaru

76