Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
36
KEGIATAN PERTEMUAN VI
Emphatize (Pengumpulan Data)
A. Pengantar
Pada pertemuan ini akan membahas tentang langkah selanjutnya dari tahapan Design
Thingking yaitu Define. Pada tahapan Define Setelah pada tahap sebelumnya kita
mengumpulkan data-data dan informasi, maka pada tahap ini kita bersama tim
mendefinisikan masalah inti. Buatlah problem statement yang berfokus pada pengguna
akhir. Sebagai gambaran alih-alih kita membuat definisi seperti ini "Bagaimana kita
meningkatkan pendapatan 5% di target market pekerja" tetapi versi yang benar adalah
"Pekerja membutuhkan perangkat yang tepat untuk mengembangkan skillnya sehingga
kehidupannya menjadi lebih mudah".
Tahap define akan membantu tim dalam memahami permasalahan secara lebih
mudah dan memikirkan ide-ide sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Ide-ide hebat
dapat berupa fungsi-fungsi, fitur-fitur baru dalam aplikasi atau bentuk yang benar-benar
experimental yang sebelumnya belum ada, mengerti kebutuhan pengguna, maka
desainer perlu menggambarkan sebuah ide atau pandangan user yang akan menjadi
dasar dari produk atau aplikasi yang akan dibuat. Hal ini dapat dilakukan dengan
membuat list kebutuhan user dan menggunakan pengetahuan mengenai kondisi yang
sedang terjadi.
B. Tujuan Pembelajaran
• Melakukan pengumpulan data dengan berbagai instrument
• Mengamati dan mengumpulkan data secara sistematis dan cermat
C. Lingkup Materi
• Pengumpulan data untuk pengembangan ide inovatif (Define)
D. Kegiatan Belajar Mahasiswa
Dosen memberikan pengantar dengan me-recall kembali pemahaman dan
pengetahuan mahasiswa terhadap materi metode penelitian. Sebagai contoh bagaiamana
cara memulai pengumpulan data dengan baik, kemudian bagaimana teknis dalam
mengumpulkan data, dan terakhir bagaimana cara menganalisis sebuah data. Kemudian
dilanjutkan pada tahapan dimana dosen memberikan arahan kegiatan pada pertemuan
ini; 1) Dosen menjelaskan seluruh isi materi pada pertemuan ini dengan media power
point atau yang lainnya; 2) Setelah Dosen memberikan penjelasan materi dan Tanya
jawab dengan mahasiswa, Dosen melanjutkan dengan menintruksikan mahasiswa untuk
memulai menyusun sebuah intrumen pengumpulan data; 3) setelah mahasiswa selesai
menyusun instrument pengumpulan data, maka instrument tersebut diujicobakan dalam
kelas; 4) sesudah mahasiswa mendapatkan data berupa observasi dan wawancara hasil
37
ujicoba instrument di kelas maka dosen mengarahkan dan membimbing untuk
menganalis hasil yang kemudian dikemas kedalam sebuah tahapan pengembangan ide
(Define) secara ilmiah.
E. Uraian Materi
Dalam pengumpulan data adanya instrumen sangat diperlukan. Bahkan jika tidak ada
instrumen pengumpulan data, maka bisa jadi penemuan yang didapatkan tidak sesuai
prosedur dan tidak bisa diterima dengan baik. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu (seperti
alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia), sarana
penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai
bahan pengolahan. Secara ringkas, instrumen pengumpulan data penelitian
merupakan sebuah alat bantu yang digunakan dan dipilih oleh peneliti untuk menunjang
kegiatan pengumpulan data supaya menjadi lebih mudah dan sistematis (Arikunto, 2006).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pengumpulan data adalah proses,
cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Sedangkan instrumen adalah
alat yg dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik,
alat-alat kedokteran, optik, dan kimia), perkakas, sarana penelitian (berupa seperangkat
tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto (2010:265), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel
secara objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata (2008:52) menyatakan bahwa
instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara
kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu
secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif.
Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan.
Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.
Sesuai dengan telaah definisi diatas maka sudah semestinya para pengumpul data
memahami persiapan yang dibutuhkan sehingga mampu mendapatkan hasil data yang
akurat. Maka dari itu persipan yang harus dilakukan meliputi ;
1) Menyusun rancangan penelitian
Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam
lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta
diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian. Peristiwa-peristiwa
yang diamati dalam konteks kegiatan orang-orang/organisasi.
2) Memilih lokasi Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih
lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data.
3) Mengurus perizinan
38
Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan
penelitian.
4) Menjajagi dan melihat keadaan
proses penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena
kitalah yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah
lapangan merasa terganggu atau tidak.
5) Memilih dan memanfaatkan informan
Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal
penting lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan narasumber.
6) Menyiapkan instrumen penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai
pengumpul data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk
mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Dalam rangka kepentingan
pengumpulan data, teknik yang digunakan dapat berupa kegiatan observasi,
wawancara dan studi dokumentasi.
Pada hakikatnya dalam mengumpulkan sebuah data juga wajib memhami teknik –
teknik yang digunakan antara lain : 1) Teknik Wawancara, Menurut Esterberg dalam
Sugiyono (2013:231) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik tertentu; 2)Teknik Pengamatan/Observasi, Sutrisno Hadi dalam Sugiyono
(2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan; 3)Teknik Dokumentasi,
Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif; 4)Triangulasi, dalam teknik pengumpulan data, triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan datayang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Bentuk instrumen yang digunakan berkaitan dengan metode pengumpulan data
dan jenis data yang ingin didapatkan. Dalam menyusun instrumen, sebelumnya peneliti
harus memahami dengan seksama tujuan dari penelitiannya serta variabel atau
hubungan antara variabel supaya mudah menjabarkan menjadi beberapa sub variabel,
indikator, deskriptor serta poin-poin instrumennya.
39
Berikut dipaparkan beberapa teknik dan instrumen pengumpulan data menurut Suharsimi
Arikunto.
1. Questionnare (Angket)
Angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau
direspon oleh responden. Saat ini angket tidak hanya berbentuk lembaran kertas
yang dibagi-bagikan kepada responden, namun bisa juga melalui situs online google
form yang lebih praktis dan efektif yakni hanya dengan menyebarkan link ke
responden. Angket yang disebarkan harapannya bisa diisi dengan jujur dan sesuai
keadaan sehingga mampu memenuhi permintaan peneliti.
Contoh Angket 1 (Bentuk Pernyataan)
Petunjuk!
- Beri tanda silang pada nomor yang Anda pilih.
- Isilah semua pernyataan pada lembar isian kuesioner dengan lengkap.
- Pilihan 1 (Jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan kondisi Anda)
- Pilihan 2 (Jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda)
- Pilihan 3 (Jika pernyataan netral)
Pilihan 4 (Jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda)
- Pilihan 5 (Jika sangat sesuai dengan kondisi Anda)
Tujuan: Untuk mengetahui cara mahasiswa belajar Al-Quran
dan kaitannya dengan guru ngaji
N
o
Pernyataan Pilihan Isian
1
Saya merasa bosan dengan gaya
mengajar guru melalui contoh
langsung bagaimana membaca Al-
Quran.
1 2 3 4 5
2
Saya merasa lebih nyaman jika guru
saya tidak memiliki sesi ‘tanya jawab’
selama kelas belajar membaca Al-
Quran.
1 2 3 4 5
3
Saya merasa lebih nyaman jika guru
saya seorang Hafidz/Hafidzah atau
Juara Musabaqah Tilawatil Quran
(MTQ)
1 2 3 4 5
4 Saya mengalami kesulitan untuk fokus
pada pembelajaran Al-Quran di kelas. 1 2 3 4 5
5
Saya merasa kesal jika guru tidak
segera memberikan pembenaran
atas bacaan saya yang salah dan
terus memaksa saya mencoba
mencari bacaan yang benar sendiri.
1 2 3 4 5
Contoh Angket 2 (Bentuk Pertanyaan)
Petunjuk!
- Beri tanda (v) pada nomor yang Anda pilih.
40
- Isilah semua pernyataan pada lembar isian kuesioner dengan lengkap.
- Pilihan 1 (Tidak memuaskan)
- Pilihan 2 (Kurang memuaskan)
- Pilihan 3 (Cukup memuaskan)
Pilihan 4 (Memuaskan)
- Pilihan 5 (Sangat memuaskan)
Tujuan: Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa difable
terhadap fasilitas ramah difable di Perguruan Tinggi
N
o
Pertanyaan Penilaian
Responden
1 2 3 4 5
1
Bagaimana pendapat Anda terhadap
fasilitas ramah difable di Perguruan
Tinggi?
2
Bagaimana pendapat Anda tentang
pelaksanaan kebijakan ramah difable
di Perguruan Tinggi?
3
Bagaimana pendapat Anda terkait
keamanan mahasiswa difable di area
Perguruan Tinggi?
4
Bagaimana pendapat Anda tentang
pelayanan civitas akademik terkait
administrasi kemahasiswaan pada
mahasiswa difable?
1. Interview (Wawancara)
Wawancara menjadi salah satu teknik memperoleh data yang paling mudah dan
efektif. Sebab antara pewawancara dan narasumber dapat bertemu dan saling tanya
jawab secara langsung. Namun dalam wawancara sangat perlu juga untuk
menyiapkan beberapa list pertanyaan sebagai bahan dan patokan mewawancarai agar
tidak keluar dari tujuan informasi yang ingin didapatkan. Secara singkat, wawancara
adalah suatu bentuk komunikasi verbal antara pewawancara dan narasumber
(responden) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Hendaknya
dalam menyusun sebuah intrumen wawancara hendaknya memperhatikan pedoman
wawancara. Pedoman adalah panduan, petunjuk dan acuan. Sedangkan wawancara
adalah percakapan yang berupa tanya jawab yang dilakukan oleh narasumber dan
pewawancara yang terdiri dari dua orang bahkan lebih dalam waktu yang telah
ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pedoman wawancara yakni panduan
dalam melakukan kegiatan wawancara yang terstruktur dan telah ditetapkan oleh
pewawancara dalam mengumpulkan data-data penelitian baik itu tugas akhir, skripsi,
dan lain sebagainya.
PEDOMAN WAWANCARA
(INFORMAN)
Narasumber : MASYARAKAT
Nama :
41
Jenis kelamin :
Alamat :
Tanda tangan :
a. Tangible (berwujud)
Tangible (berwujud) adalah kualitas pelayanan berupa sarana fisik perkantoran,
komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi.
1) Apa pendapat anda tentang sarana dan prasarana di Kantor PLN Kecamatan
Melak ?
2) Bagaimanakah kondisi sarana dan prasarana di Kantor PLN Kecamatan Melak ?
3) Menurut anda, apakah fasilitas di Kantor PLN Kecamatan Melak sudah
memenuhi kebutuhan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat ?
4) Bagaimanakah seharusnya sarana dan prasarana di Kantor PLN Kecamatan
Melak ?
b. Realiability (kehandalan)
Realiability (kehandalan) adalah kemampuan dan keandalan untuk menyediakan
pelayanan yang terpecaya.
1) Bagaimanakah kemampuan pegawai atau staf dalam menyediakan pelayanan
yang terpercaya kepada masyarakat ?
2) Menurut anda, apakah pegawai atau staf Kantor PLN Kecamatan Melak telah
menguasai tugas dan fungsinya ?
c. Responsivess (daya tanggap)
Responsivess (daya tanggap) adalah kesanggupan untuk membantu dan
menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap
keinginan konsumen.
1) Apakah pegawai atau staf selalu ada pada saat jam kerja ?
2) Jika tidak, adakah informasi kapan pegawai atau staf akan kembali melakukan
pelayanan ?
3) Apakah anda menanyakan mengapa masih ada pegawai atau staf yang tidak
ada pada saat jam kerja ?
4) Apakah pegawai atau staf tanggap terhadap keinginan masyarakat dalam
memberikan pelayanan ?
d. Assurance (jaminan)
Assurance (jaminan) adalah kemampuan dan keramahan serta sopan santun
pegawai dalam meyakinkan kepercayaan konsumen.
1) Apakah dalam memberikan pelayanan, staf atau pegawai selalu tepat waktu
dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan yang telah dijanjikan ?
2) Apakah pegawai atau staf Kantor PLN Kecamatan Melak selalu ramah dan
sopan dalam memberikan pelayanan ?
e. Emphaty (empati)
Emphaty (empati) adalah sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai
terhadap konsumen.
1) Seperti apa ketegasan yang diberikan oleh pegawai atau staf terhadap
masyarakat ?
2) Seperti apa perhatian yang diberikan oleh pegawai atau staf terhadap
masyarakat ?
42
3) Dalam melakukan pelayanan, apakah anda merasa masih ada perbedaan
perlakuan antara masyarakat satu dengan yang lain ?
Contoh Instrumen Pertanyaan untuk Wawancara
Tujuan: Untuk mengetahui lebih dalam terkait sistem pemilihan umum bagi Tuna
Netra sebagai studi pendahuluan.
Instrumen Pertanyaan:
1) Bagaimana sistem pemilu bagi Tuna netra saat ini?
2) Apa kendala bagi masyarakat Tuna netra dalam pelaksanaan pemilu?
3) Apakah KPU telah memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat Tuna
netra saat pelaksanaan pemilu?
4) Apa kekurangan dari sistem yang berlaku saat ini?
5) Apa saran Anda untuk perbaikan sistem pemilu bagi masyarakatTuna netra
agar mereka bisa menyalurkan haknya dengan baik?
6) Bagaimana menurut Anda jika dikembangkan sistem pemilihan umum offline
berbasis Jaws bagi masyarakat Tuna netra?
Ketika instrument telah siap maka langkah selanjutnya adalah proses wawancara
dimana kita sebagai pewancara harus mampu menciptakan suasana yang dapat
membuat terwawancara tidak merasa terintimidasai bahkan tertekan sehingga
keterbukaan jawaban tidakakan didapatkan dan hal itu akan sangat berpengaruh kepada
keakurasian data yang akan didapatkan. Saat melakukan wawancara, pewawancara
harus dapat menciptakan suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang
pewawancara adalah sebagai berikut:
a) Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap
informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam
seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
b) Ramah; artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat
si responden.
c) Adil; artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan
sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden
bagaimanapun keberadaannya.
d) Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan,
jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang,
responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara
untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan
situasi dan pembicaraan agar terarah.
Pengarahan atau instruksi yang perlu diperhatikan oleh pewawancara
(interviewers) meliputi pedoman-pedoman sebagai berikut:
a) Tidak pernah “terjebak” dalam penjelasan yang panjang dari studi itu; gunakan
penjelasan standar yang diberikan pengawas. (“Never get involved in long
explanations of the study; use standard explanation provided by supervisor”).
43
b) Tidak pernah menyimpang dari pengantar studi, urutan pertanyaan atau rumusan
pertanyaan. (“Never deviate from the study introduction, sequence of questions,
or question wording”).
c) Tidak pernah membiarkan individu lain melakukan interupsi wawancara, jangan
membiarkan individu lain menjawab untuk responden, atau memberikan saran,
atau pandangannya pada pertanyaan itu. (“Never let another person interupt the
interview; do not let another person answer for the respondent or offer his or her
opinions on the questions”).
d) Tidak pernah menyarankan suatu jawaban atau setuju atau tidak setuju dengan
suatu jawaban. Jangan memberikan kepada responden suatu ide dari pandangan
pribadi anda pada topik dari pertanyaan atau survey. (“Never suggest an answer
or agree or disagree with an answer. Do not give the repondent any idea of your
personal views on the topic of questions or survey”).
e) Tidak pernah menafsirkan arti suatu pertanyaan, cukup hanya mengulangi
pertanyaan dan memberikan instruksi atau klarifikasi seperti yang diberikan dalam
latihan atau oleh pengawas. (“Never interpret the meaning of a question; just
repeat the questions and give instructions or clarifications that are provided in
training or by supervisors”).
f) Tidak pernah memperbaiki, seperti menambahkan kategori-kategori jawaban,
atau membuat perubahan susunan kata-kata. (“Never improvise, such as by
adding answer categories, or make wording changes”) (Denzin & Lincoln, 1994:
364).
2. Observation (Pengamatan)
Untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengembangan inovasi juga bisa dilakukan
melalui observasi atau pengamatan secara langsung terhadap objek yang dituju. Objek
yang dituju bisa berupa kondisi lingkungan, perilaku dan tindangan manusia, proses kerja
maupun fenomena alam sekitar. Menurut Suharsimi Arikunto, arti observasi adalah
pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat di lingkungan, baik
yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang meliputi berbagai aktifitas
perhatian terhadap suatu kajian objek dengan menggunakan penginderaan. Kegiatan
observasi tentu memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Adapun tujuan observasi
adalah sebagai berikut; 1) Untuk menggambarkan suatu objek dan segala yang
berhubungan dengan objek penelitian melalui pengamatan dengan menggunakan panca
indera; 2) Untuk mendapatkan suatu kesimpulan mengenai objek yang diamati, dimana
kesimpulan tersebut disusun dalam sebuah laporan yang relevan dan bermanfaat bagi
bahan pembelajaran; 3) Untuk mendapatkan suatu data atau informasi yang dapat
dibagikan kepada pihak lain dalam bentuk karya ilmiah atau non-ilmiah.
Mengacu pada pengertian dan tujuan observasi yang telah disebutkan sebelumnya,
terdapat beberapa manfaat observasi yang bisa didapatkan. Adapun beberapa manfaat
observasi adalah sebagai berikut:
a. Suatu hasil observasi dapat dikonfirmasi dengan hasil penelitian.
44
b. Deskripsi dalam observasi dapat menjelaskan atau memperkirakan mengenai dunia
nyata.
c. Memungkinkan orang lain untuk menafsirkan hasil penemuan dan bagaimana akan
diinterpretasikan.
d. Observasi dapat menjelaskan mengenai suatu peristiwa dan dapat diuji kualitasnya,
serta menimbulkan spekulasi tentang peristiwa tersebut dalam aturan nyata.
e. Observasi dapat mencatat indikasi yang terkadang tidak nyata berlangsungnya.
f. Proses observasi dapat mencatat keadaan yang tidak dapat direplikasikan dalam
suatu eksperimen.
g. Suatu peristiwa dapat dicatat secara kronologis sehingga berurutan.
h. Suatu observasi dapat dikombinasikan dengan menggunakan sistem lainnya.
Dalam observasi dapat dilakukan dengan dua acara, pertama pengamat ikut serta
dalam kegiatan dan terjun langsung merasakan proses yang terjadi pada objek observasi
(participatory observation). Kedua, pengamat hanya mengamati kondisi dan situasi objek
penelitian tanpa mengikuti prosesnya secara langsung (nonparticipatory observation).
Format instrumen pengamatan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun yang
penting dilakukan saat observasi adalah menuliskan catatan-catatan hasil pengamatan
yang nantinya bisa dijadikan bahan penulisan laporan.
3. Test (Tes)
Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data sebagai bahan
pengembangan inovasi adalah tes. Tes berisi serangkaian pertanyaan atau latihan yang
dipergunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, bakat, minat, dan
kemampuan-kemampuan lainnya yang dimiliki oleh kelompok atau individu. Nah, hasil tes
yang dilakukan bisa diramu menjadi suatu kesimpulan utuh melalui analisis data
menggunakan sistem kategori atau standar numerik. Tes yang dibuat seharusnya sesuai
dengan tujuan dan indicator yang dibuat oleh peneliti.
Analisis Data
Analysis is process of resolving data into its constituent component to reveal its
characteristic elements and structure[2]. Analisis merupakan proses pemecahan data
menjadi komponen-komponen yang lebih kecil berdasarkan elemen dan struktur tertentu.
Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong, Analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah, mensintesiskan, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Menurut Seiddel dalam Burhan Bungin mengatakan bahwa analisis data kualitatif
prosesnya sebagai berikut:
a) proses mencatat yang menghasilakan catatan lapangan, dengan hal itu diberi
kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
45
b) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, menyintesiskan, membuat
ikhtisar dan membuat indeksnya.
c) Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan.
d) Membuat temuan-temuan umum.
Adapun tujuan analisis data kualitatif adalah mencari makna dibalik data yang
melalui pengakuan subyek pelakukanya[5]. Peneliti dihadapkan kepada berbagai
objek penelitian yang semuanya mengahasilkan data yang membutuhkan analisis.
Data yang didapat dari obyek penelitian memiliki kaitan yang masih belum jelas.
Oleh karenanya, analisis diperlukan untuk mengungkap kaitan tersebut secara
jelas sehingga menjadi pemahaman umum.
Analisis data kualitatif dilakukan secara induktif, yaitu penelitian kualitatif tidak
dimulai dari deduksi teori tetapi dimulai dari fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan,
mempelajari, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan dari fenomena yang
ada di lapangan. Peneliti dihadapkan kepada data yang diperoleh dari lapangan. Dari data
tersebut, peneliti harus menganalisis sehingga menemukan makna yang kemudian makna
itulah menjadi hasil penelitian.
Dari beberapa definisi dan tujuan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
analisis data kualitatif adalah upaya untuk mengungkap makna dari data penelitian
dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan klasifikasi tertentu. Analisis data
kualitatif tidak sama dengan analisis kuantitatif yang metode dan prosedurnya sudah
pasti dan jelas. Ketajaman analisis data kualitatif tergantung kepada kebiasaan peneliti
dalam melakukan penelitian kuantitatif. Peneliti yang sudah terbiasa menggunakan
pendekatan ini, biasanya mengulas hasil penelitiannya secara mendalam dan kongkret.
Meskipun analisis kualitatif ini tidak menggunakan teori secara pasti sebagaimana
kuantitaif, akan tetapi keabsahan dan kevalidan temuannya juga diakui sejauh peneliti
masih menggunakan kaidah-kaidah penelitian. Menurut Patton dalam Kristi Poerwandari,
yang harus selalu diingat peneliti adalah bagaimanapun analisis dilakukan, peneliti wajib
memonitor dan melaporkan proses dan prosedur-prosedur analisisnya sejujur dan
selengkap mungkin[6]. Analisis kualitatif juga berbeda dengan kuantitatif yang cara
analisis dilakukan setelah data terkumpul semua, tetapi analisis kualitatif dilakukan
sepanjang penelitian dari awal hingga akhir. Hal ini dilakukan karena, peneliti kualitatif
mendapat data yang membutuhkan analisis sejak awal penelitian. Bahkan hasil analisis
awal akan menentukan proses penelitian selanjutnya.
Menurut Lexy J. Moleong, proses analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang
sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto
dan sebagainya. Setelah ditelaah, langkah selanjutnya adalah reduksi data, penyusunan
satuan, kategorisasi dan yang terakhir adalah penafsiran data.
Proses analisis data kualitatif yang dikemukakan oleh Moleong diatas sangat rumit
dan terjadi tumpang tindih dalam tahapan-tahapannya. Tahapan reduksi data sampai
kepada tahapan kategorisasi data menurut hemat penulis merupakan satu kesatuan
proses yang bisa dihimpun dalam reduksi data. Karena dalam proses ini, sudah
46
terangkum penyusunan satuan dan kategorisasi data. Oleh karena itu, penulis lebih
setuju kalau proses analisis data dilakukan melalui tahapan; reduksi data, penyajian atau
display data dan kesimpulan atau Verifikasi. Untuk lebih jelasnya, penulis akan
menjelaskan proses analisis tersebut sebagai berikut:
a) Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu[7]. Reduksi
data bisa dilakukan dengan jalan melakukan abstrakasi. Abstraksi merupakan usaha
membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga
sehingga tetap berada dalam data penelitian[8]. Dengan kata lain proses reduksi data ini
dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk
menghasilkan catatan-catatan inti dari data yang diperoleh dari hasil penggalian data.
Dengan demikian, tujuan dari reduksi data ini adalah untuk menyederhanakan
data yang diperoleh selama penggalian data di lapangan. Data yang diperoleh dalam
penggalian data sudah barang tentu merupakan data yang sangat rumit dan juga sering
dijumpai data yang tidak ada kaitannya dengan tema penelitian tetapi data tersebut
bercampur baur dengan data yang ada kaitannya dengan penelitian. Maka dengan
kondisi data seperti, maka peneliti perlu menyederhanakan data dan membuang data
yang tidak ada kaitannya dengan tema penelitian. Sehingga tujuan penelitian tidak hanya
untuk menyederhanakan data tetapi juga untuk memastikan data yang diolah itu
merupakan data yang tercakup dalam scope penelitian[9].
b) Penyajian data
Menurut Miles dan Hubermen yang dikutip oleh Muhammad Idrus bahwa:
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan[10]. Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan
informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. hal
ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif
biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi
isinya.
Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-
bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya
mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan yang diawali
dengan pengkodean pada setiap subpokok permasalahan.
c) Kesimpulan atau verifikasi
Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data. Pada
bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari
hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan
jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang
terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut. Tahapan-tahapan
47
diatas terutama tahapan reduksi dan penyajian data, tidak melulu terjadi secara
beriringan. Akan tetapi kadang setelah dilakukan penyajian data juga membutuhkan
reduksi data lagi sebelum ditarik sebuah kesimpulan. Tahapan-tahapan diatas bagi
penulis tidak termasuk pada metode analisis data tetapi masuk kepada strategi analisis
data. Karena, metode sudah paten sedangkan strategi bisa dilakukan dengan keluwesan
peniliti dalam menggunkan strategi tersebut. Dengan demikian, kebiasaan peneliti
menggunakan metode analisis kualitatif menentukan kualitas analisis dan hasil penelitian
kualitatif.
Secara umum metode analisis data meliputi reduksi, display data dan kesimpulan
atau verifikasi data. Akan tetapi karena data kaulitatif sangat banyak sekali, maka model
analisis data juga beragam sesuai dengan objek penelitian. Secara umum, model analisis
data terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: pertama, kelompok metode analisis teks dan
bahasa; kedua, kelompok metode analisis tema-tema budaya; ketiga, kelompok analisis
kinerja, perilaku seseorang dan perilaku institusi.
Lampiran 1. Form Angket Instrumen Pengumpulan Data (Bentuk Pernyataan)
Petunjuk!
- Beri tanda silang pada nomor yang Anda pilih.
- Isilah semua pernyataan pada lembar isian kuesioner dengan lengkap.
- Pilihan 1 (Jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan kondisi Anda)
- Pilihan 2 (Jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda)
- Pilihan 3 (Jika pernyataan netral)
Pilihan 4 (Jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda)
- Pilihan 5 (Jika sangat sesuai dengan kondisi Anda)
Tujuan Pengumpulan Data:
N
o Pernyataan Pilihan Isian
1 1 2 3 4 5
2 1 2 3 4 5
3 1 2 3 4 5
4 1 2 3 4 5
5 1 2 3 4 5
Lampiran 2. Form Angket Instrumen Pengumpulan Data (Bentuk Pertanyaan)
Petunjuk!
- Beri tanda (v) pada nomor yang Anda pilih.
- Isilah semua pernyataan pada lembar isian kuesioner dengan lengkap.
- Pilihan 1 (Tidak memuaskan)
- Pilihan 2 (Kurang memuaskan)
- Pilihan 3 (Cukup memuaskan)
Pilihan 4 (Memuaskan)
- Pilihan 5 (Sangat memuaskan)
48
Tujuan Pengumpulan Data:
N
o Pertanyaan Penilaian Responden
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
Lampiran 3. Form Laporan Pengumpulan Data Melalui Observasi
Nama kelompok :
Mana-nama anggota kelompok :
Objek Observasi :
Tanggal Observasi :
No. Pertanyaan Paparan Hasil Temuan di
Lapangan
Ide pengembangan
Inovasi