37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu 10 – 19 tahun, merupakan masa yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Remaja yang sedang mencari identitas diri sangat mudah menerima informasi berkaitan dengan masalah alat reproduksi, sehingga cenderung menjurus ke arah pelaksanaan hubungan seksual yang semakin bebas. Dalam melakukan hubungan seksual sebagian besar remaja tidak terlindungi dari kemungkinan yang dapat terjadi yaitu kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit hubungan seksual yang menjurus ke arah PMS. Masalah tersebut nyata memberikan dampak yang merugikan remaja dalam menghadapi masa depan yang lebih baik. Kehamilan di usia remaja adalah salah satu masalah paling serius dalam masyarakat Kersana. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2012-2013, ratusan wanita di bawah usia dua puluh tahun telah hamil, 43 persen di 1

kehamilan remaja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askeb v

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai

perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu 10 – 19 tahun, merupakan masa

yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi

manusia, dan sering disebut masa pubertas. Remaja yang sedang mencari identitas diri

sangat mudah menerima informasi berkaitan dengan masalah alat reproduksi, sehingga

cenderung menjurus ke arah pelaksanaan hubungan seksual yang semakin bebas.

Dalam melakukan hubungan seksual sebagian besar remaja tidak terlindungi dari

kemungkinan yang dapat terjadi yaitu kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit

hubungan seksual yang menjurus ke arah PMS. Masalah tersebut nyata memberikan

dampak yang merugikan remaja dalam menghadapi masa depan yang lebih baik.

Kehamilan di usia remaja adalah salah satu masalah paling serius dalam masyarakat

Kersana. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2012-2013, ratusan wanita di

bawah usia dua puluh tahun telah hamil, 43 persen di antaranya hamil lebih dari satu kali

pada usia itu. Di Limbangan Kersana rata-rata kehamilan remaja terjadi pada usia 14 – 19

tahun. Hal ini didapatkan dari hasil survei dan wawancara dengan bidan setempat.

Kehamilan remaja memiliki sejumlah besar efek negatif pada remaja. Efek yang

paling penting dari kehamilan remaja adalah bahaya bagi kehidupan remaja saat tubuhnya

tidak berkembang cukup untuk mengambil kerasnya keibuan. Selain itu, kehamilan

remaja membuat sulit bagi gadis untuk melanjutkan pendidikannya. Ini mempengaruhi

performa akademis. Karena kurangnya pendidikan atau keterampilan yang diperlukan,

mencari sumber pendapatan secara teratur menjadi sulit. Juga, anak-anak dari orang tua

remaja cenderung tidak menerima nutrisi yang baik.

1

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan

dibahas dalam makalah ini, sebagai berikut :

1. Apa pengertian Remaja itu?

2. Apa penyebab kehamilan remaja?

3. Apa dampak kehamilan remaja?

4. Apa saja solusi yang sudah dilakukan untuk mengatasi kehamilan remaja?

1.3 Tujuan Penulis

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada

mahasiswa tentang pengertian remaja, penyebab kehamilan remaja, dampak kehamilani

remaja dan solusi mengatasinya.

2

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa dan

relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus

menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

Menurut ciri perkembangannya,masa remaja dibagi menjadi tiga tahap,yaitu masa

remaja awal 10 – 12 tahun, Masa remaja tengah 13 – 15 tahun,Masa remaja akhir 16 – 19

tahun (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2001).

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di

dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus

kembar, atau triplet).

Kehamilan merupakan perubahan keadaan yang relatif baru, khususnya bagi wanita

yang baru pertama kali mengalaminya. Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang

mempengaruhi gerakan maupun aktivitas wanita tersebut sehari-hari. Disamping itu

sebagai calon ibu, dalam hal ini ibu dari anak-anak yang akan dilahirkanya, membawa

perubahan peran yang harus di jalankanya. (Brice Pitt ,1963)

Kartono (1996) yaitu kehamilan pranikah pada umumnya tidak direncanakan dan

menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada remaja yang mengalaminya,

ditambah lagi dengan adanya sangsi sosial dari masyarakat terhadap kehamilan dan

kelahiran anak tampa ikatan pernikahan.

Unwanted Pregnancy (UWP) atau kehamilan tak diinginkan merupakan terminologi

yang biasa dipakai di kalangan medis untuk memberi istilah adanya kehamilan yang tidak

dikehendaki oleh wanita bersangkutan maupun lingkungannya.

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14–19

tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Hamil di luar nikah yang terjadi pada

3

remaja di Indonesia yang pemerintahannya tidak peduli dengan masyarakat belum

bergerak secara signifikan dalam masalah ini, akan menimbulkan hal-hal yang lebih besar

di kemudian hari. Hal masa depan pun menjadi masalah misalnya malu terhadap teman,

lingkungan dan juga masa remaja yang sudah musnah.

Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu

belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat

ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu

mengandung bayinya. (Ubaydillah, 2000).

2.2 Penyebab Kenakalan Remaja

Remaja yang masih dalam taraf pencarian jati diri sering sekali mengusik

ketenangan orang lain. Kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan

seperti keluar malam dan menghabiskan waktu hanya untuk hura-hura seperti minum-

minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan melakukan

pergaulan bebas sampai akhirnya terjadi kehamilan yang merugikan dirinya sendiri,

keluarga, dan orang lain.

Cukup banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai

faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Internal

a. Krisis identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua

bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam

kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.

b. Kontrol diri yang lemah

Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang benar

dan yang salah akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang

telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa

4

mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan

pengetahuannya.

Faktor Eksternal

a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi

perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat

sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.

Keadaan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti

keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan, keluarga yang

diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan

sumber yang subur untuk memunculkan kenakalan remaja.

Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab

terjadinya kenakalan remaja antara lain:

Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan

pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya

masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri

Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi,

keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan,

atau tidak mendapatkan kompensasinya

Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat

diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin

dan kontrol-diri yang baik

Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan

suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam

5

membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih

sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.

b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan

Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi

salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama

mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya

dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Pembinaan

moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak

kecil karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan

mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam

lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di

rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.

Pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang baik

berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa yang

diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat.

Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi

remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk

mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam

pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.

Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui

kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan

tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk

perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.

Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu

pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang

6

teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam masyarakat

yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah

lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan – perbuatan orang

dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja

sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.

c. Pengaruh dari lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan

dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan

akhirnya malah terjerumus ke dalamnya

Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak

remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun

akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia

akan menjadi baik pula. Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering

melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena

terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang

sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja

umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor

negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.

d. Tempat pendidikan

Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa

lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak

berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita

telah melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya

sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan

dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.

7

Berikut ini ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya kehamilan remaja:

a. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga

Perhatian dan peran orang tua berpengaruh besar terhadap perkembangan

mental dan kejiwaan anak. Anak yang tidak merasakan ketentraman didalam

keluarganya cenderung mencari ketentraman di luar, mereka dapat melakukan hal-

hal yang negatif sebagai bentuk kekesalannya terhadap kedua orang tua

b. Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja

Berdasarkan penelitian yang didapat sejak tahun 2012-2013 yang dilakukan di

desa limbangan kec.kresana kota brebes. Dengan mengambil data ibu hamil kisaran

usia antara 14 – 19 tahun, kategori masyarakat umum dan dengan kelas sosial

menengah ke atas dan ke bawah. Didapakan informasi bahwa masih banyak ibu

hamil berusia kisaran antara 17-19 tahun, dan dari hasil wawancara dengan bidan

desa Limbangan Kersana Brebes, menyebutkan bahwa kebanyakan mereka yang

hamil di usia muda disebabkan karena kehamilan yang tidak diinginkan sehingga

menyebabkan mereka harus putus sekolah.

Dari hasil survey di atas tampak bahwa perlunya pendidikan seks yang

diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak cenderung mencari

informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua

terhadap si anak. Komunikasi yang lebih terbuka antara orang tua – anak dapat

berperan penting bagi pemantauan perilaku anak di masyarakat. Karena dengan

komunikasi, orang tua dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh

dilakukan misalnya, batas mereka boleh bermesraan dan apa konsekuensinya kalau

dilanggar. Kepercayaan dari orang tua akan membuat mereka merasa lebih

bertanggung jawab.

8

Berpacaran sembunyi-sembunyi akibat dari tidak diberinya kepercayaan justru

tidak menguntungkan karena kasus-kasus pra nikah umumnya dilakukan oleh

mereka yang “back street” dan mungkin juga didukung oleh hubungan dengan

orang tua yang kurang akrab atau terlalu kaku.

c. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat

Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk

mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak didasari

dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para remaja

terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan sehingga terciptalah perbuatan-

perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang berlaku.

2.3 Dampak Kehamilan Remaja

Dampak dari kehamilan remaja, antara lain :

a. Pengguguran Kandungan

Faktor yang mendukung terjadinya pengguguran kandungan adalah :

1) Status ekonomi sebuah keluarga

Keadaan ini mendorong suatu keluarga untuk lebih memilih menggugurkan

kandungannya karena faktor ekonomi yang membuat mereka merasa tidak mampu

untuk memenuhi kebutuhan si bayi.

2) Keadaan emosional

Setiap remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah akan terganggu

keadaan emosionalnya, apalagi bagi mereka yang tidak bisa menerima kehamilan

tersebut karena malu terhadap lingkungan sehingga mendorong mereka untuk

menggugurkan kandungan.

3) Pasangan yang tidak bertanggung jawab

Dengan usia yang belum cukup (belum matang) terlebih lagi bagi pihak pria

yang harus bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatan yang dilakukannya,

9

membuat pihak pria berpikir dua kali untuk bertanggung jawab. Dan apabila pihak

pria tidak bertanggung jawab maka ini terjadi beban bagi wanita sehingga

memaksa dia untuk menggugurkan kandungannya.

b. Resiko persalinan yang akan terjadi

Beragam resiko yang terjadi pada kehamilan di usia dini diantaranya :

1) Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan

Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim

yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR)

juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak

20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang

kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC)

kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di

sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal,

seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat

dan memijat perutnya sendiri.

Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih

kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat

pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran

prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.

2) Anemia kehamilan / kekurangan zat besi

Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang

pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat

hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh

fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah

10

merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah

akan menjadi anemis.

3) Mudah terjadi infeksi

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan

terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.

4) Keracunan Kehamilan (Gestosis)

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin

meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau

eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena

dapat menyebabkan kematian.

5) Kematian ibu yang tinggi

Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan

infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup

tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).

c. Perceraian pasangan muda

Pernikahan remaja di usia muda dengan status emosi yang masih belum stabil

kebanyakan berujung kepada perceraian. Disamping itu faktor ekonomi dari pasangan

yang berubah drastis dimana sebelumnya kedua pasangan suami isteri dibiayai oleh

orang tua. Kini berubah menjadi memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan segudang

masalah yang mereka hadapi dapat menyebabkan para pasangan berpikiran singkat

untuk segera menyelesaikan hubungan yang telah terjadi dengan jalan perceraian.

d. Hubungan Seks Usia Muda Berisiko Kanker

Hubungan seks pada usia dibawah 17 tahun merangsang tumbuhnya sel

kanker pada alat kandungan perempuan, karena rentan pada usia 12 – 17 tahun

perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali.

11

Saat sel sedang membelah secara aktif (metamorfosis) idealnya tidak terjadi

kontaks atau rangsangan apapun di luar, termasuk injus (masuknya) benda asing

dalam tubuh perempuan.

Karena adanya benda asing, termasuk alat kelamin pria dan sperma akan

mengakibatkan perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi

luka yang mengakibatkan infeksi dalam rahim.

Sel abnormal dalam mulut rahim itu dapat mengakibatkan kanker mulut rahim

(serviks). Kanker serviks menyerang alat kelamin perempuan, berawal dari mulut

rahim dan berisiko menyebar ke vagina hingga keluar di permukaan.

2.4 Solusi Kenakalan Remaja

Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini

sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang tepat

dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Tindakan penanggulangan kenakalan

remaja dapat dibagi dalam:

1) Tindakan Preventif

Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan

melalui cara berikut:

a. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja

b. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja.

Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya

pelampiasan dalam bentuk kenakalan.

Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:

a. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang

dihadapinya.

12

b. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan

keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama,

budi pekerti dan etiket.

c. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi

perkembangan pribadi yang wajar.

d. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.

e. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang

hubungan sosial yang baik.

f. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan

pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.

g. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun

masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.

Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam

membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus mulai

dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana,

seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-

hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak

hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga.

Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri

dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek

emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada

perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam

menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.

13

Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik

terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan

oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik

lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati,

memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku

remaja di rumah dan di sekolah.

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap

perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk

memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan

remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di

sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.

Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian

remaja mengenai:

a. Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.

b. Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan

tuntutan tersebut.

c. Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi

dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan

etik.

Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:

a. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja

itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan

b. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan

atau kelompok kecil tersebut:

14

2) Tindakan Represif

Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan

dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya

sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku

tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak

lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang

melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.

Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku

dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh

orangtua terhadap pelanggaran tata tertib keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus

dilakukan dengan konsisten. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga

mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.

Di lingkungan sekolah, kepala sekolah yang berwenang dalam pelaksanan

hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga

berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun

pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Pada umumnya

tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun

tertulis kepada pelajar dan orang tua, pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim

guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau

seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.

3) Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan

dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan

pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering

ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.

15

BAB III

PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Desa Limbangan Kersana Brebes

1. Profil Wilayah

a. Batas wilayah

Sebelah utara : Desa Tegongan

Sebelah selatan : Desa Gintung

Sebelah barat : Desa Kemukten

Sebelah timur : Desa Sutamaja

2. Data Dasar Kependudukan

a. Tahun 2011

Jumlah penduduk : 7844 Jiwa L: 3910 Jiwa P: 3934 Jiwa

Jumlah KK : 2091 Jumlah KK miskin: 1269

Jumlah PUS: 1367 Jiwa Jumlah WUS: 1405 Jiwa

No Wilayah Penduduk Jumlah

1 RW I 1670

2 RW II 1426

3 RW III 1580

4 RW IV 1595

5 RW V 1573

Jumlah 7844

1) Daftar Sasaran Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita, Bumil

No Wilayah Penduduk Bayi Balita Bumil

1 RW I 38 120 16

2 RW II 32 108 17

3 RW III 34 115 23

4 RW IV 39 130 16

5 RW V 40 101 17

Jumlah 183 574 89

16

2) Distribusi penduduk menurut jenis kelamin

No Jenis kelamin Jumlah %

1 Laki-laki 3910 49,85

2 Perempuan 3934 50,15

Jumlah 7844 100

sumber: data primer yang diolah

3) Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan

No Pendidikan Jumlah %

1 Tidak pernah sekolah 978 12,47

2 Belum sekolah 858 10,94

3 Tidak tamat SD 895 11,41

4 Belum tamat SD 1582 20,17

5 Tamat SD /sederajat 1740 22,18

6 Tamat SLTP / sederajat 610 7,78

7 Tamat SLTA / sederajat 476 6,07

8 Tamat PT / sederajat 705 8,99

Jumlah 7844 100

Sumber: data primer yang diolah

b. Tahun 2012

Jumlah penduduk : 7844 Jiwa L: 3910 Jiwa P: 3934 Jiwa

Jumlah KK : 2091 Jumlah KK miskin: 1269

Jumlah PUS: 1367 Jiwa Jumlah WUS: 1405 Jiwa

17

49.85%50.15%laki-lakiperempuan

No Wilayah Penduduk Jumlah

1 RW I 1670

2 RW II 1426

3 RW III 1580

4 RW IV 1595

5 RW V 1573

Jumlah 7844

1) Daftar Sasaran Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita, Bumil

No Wilayah Penduduk Bayi Balita Bumil

1 RW I 38 134 44

2 RW II 29 121 35

3 RW III 41 129 45

4 RW IV 28 140 33

5 RW V 37 122 43

Jumlah 173 646 200

2) Distribusi penduduk menurut jenis kelamin

No Jenis kelamin Jumlah %

1 Laki-laki 3910 49,85

2 Perempuan 3934 50,15

Jumlah 7844 100

sumber: data primer yang diolah

3) Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan

18

49.85%50.15%laki-lakiperempuan

No Pendidikan Jumlah %

1 Tidak pernah sekolah 878 11,192 Belum sekolah 758 9,663 Tidak tamat SD 895 11,414 Belum tamat SD 1382 17,625 Tamat SD /sederajat 1440 18,366 Tamat SLTP / sederajat 810 10,337 Tamat SLTA / sederajat 776 9,898 Tamat PT / sederajat 905 11,54

Jumlah 7844 100

Sumber: data primer yang diolah

c. Tahun 2013

Jumlah penduduk : 7939 Jiwa L: 4068 Jiwa P: 3871 Jiwa

Jumlah KK : 2584 Jumlah KK miskin: 1358

Jumlah PUS: 1446 Jiwa Jumlah WUS: 1696 Jiwa

No Wilayah Penduduk Jumlah

1 RW I 1700

2 RW II 1434

3 RW III 1599

4 RW IV 1614

5 RW V 1593

Jumlah 7939

1) Daftar Sasaran Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita, Bumil

No Wilayah Penduduk Bayi Balita Bumil

1 RW I 49 142 52

2 RW II 23 95 26

3 RW III 42 171 43

4 RW IV 16 137 18

5 RW V 52 146 54

Jumlah 182 691 193

2) Distribusi penduduk menurut jenis kelamin

No Jenis kelamin Jumlah %

19

1 Laki-laki 4068 51,242 Perempuan 3871 48,76

Jumlah 7939 100

sumber: data primer yang diolah

3) Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan

No Pendidikan Jumlah %

1 Tidak pernah sekolah 883 11,12

2 Belum sekolah 705 8,88

3 Tidak tamat SD 895 11,27

4 Belum tamat SD 1382 17,41

5 Tamat SD /sederajat 1465 18,45

6 Tamat SLTP / sederajat 825 10,39

7 Tamat SLTA / sederajat 799 10,06

8 Tamat PT / sederajat 985 12,41

Jumlah 7939 100

Sumber: data primer yang diolah

3. Jumlah Ibu Hamil yang Berusia Kurang Dari 19 tahun

No Wilayah 2011 2012 2013

20

51.24%48.76% laki-lakiperempuan

1 RW I 8 6 2

2 RW II 9 5 3

3 RW III 12 9 5

4 RW IV 8 7 4

5 RW V 7 4 2

Jumlah 44 31 16

RW I RW II RW III RW IV RW V0

2

4

6

8

10

12

14

Grafik Jumlah Bumil Berusia Kurang Dari 19 Tahun

201120122013

3.2 ANALISA PENYEBAB MASALAH PRIORITAS

No Masalah Penyebab

1. Remaja hamil

berresiko

Rendahnya tingkat pengetahuan, pendidikan, ekonomi

dan teknologi yang semakin modern, serta pergaulan

yang bebas

2. Tidak ikut KB Rendahnya tingkat pengetahuan remaja tentang alat

kontrasepsi dan domisili suami

3 Tingkat

pendidikan yang

rendah

Rendahnya kesadaran remaja serta orang tua akan

pentingnya pendidikan

3.3 INTERVENSI

Remaja hamil resiko

21

- Pemberian KIE tentang pentingnya ANC

- Pemberian KIE tentang resiko dan tanda bahaya pada kehamilan

- Pemberian KIE tentang nutrisi untuk ibu hamil

- Pemberian KIE tentang pengetahuan keagamaan

KB

- Pemberian KIE tentang KB

- Pemberian penyuluhan tentang KB

Pendidikan

- Pemberian KIE akan pentingnya pendidikan

- Pemberian KIE tentang Kesehatan Reproduksi

3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO IMPLEMENTASI PELAKSANA EVALUASI

1. - Pemberian KIE tentang

pentingnya ANC

- Pemberian KIE tentang resiko

dan tanda bahaya pada kehamilan

- Pemberian KIE tentang nutrisi

untuk ibu hamil

- Pemberian KIE tentang

pengetahuan keagamaan

Bidan Desa

Limbangan

Kec. Kersana

Ibu mengerti tentang

pentingnya ANC,

resiko dalam

kehamilan., serta nutrisi

untuk ibu hamil dan

menambah ketaqwaan

pada Tuhan YME

2. Memberikan KIE dan penyuluhan

tentang KB.

Bidan Desa

Limbangan

Kec. Kersana

Ibu mengerti dan

bersedia menjadi

akseptor KB

3 - Pemberian KIE akan pentingnya

pendidikan

- Pemberian KIE tentang

Kesehatan Reproduksi

Bidan Desa

Limbangan

Kec. Kersana

Orang tua serta para

remaja mengerti akan

pentingnya pendidikan

serta paham tentang

kesehatan reproduksi

3.5 PEMBAHASAN

22

Sesuai dengan hasil survey, wawancara dan analisis data yang diperoleh serta data

yang telah diuraikan diatas menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kehamilan di usia

remaja dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya tingkat pendidikan. Remaja yang

mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan memahami respon yang

datang dari luar maupun untuk akses informasi tentang kesehatan reproduksi, orang yang

berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang rasional terhadap informasi yang

datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan serta kerugian yang akan mereka

peroleh jika melakukan pergaulan bebas. Pengetahuan yang baik tentang kesehatan

reproduksi juga akan menjadikan seorang remaja mampu melakukan penilaian terhadap

materi atau objek sehingga sebelum berperilaku ia tahu arti dan manfaat perilaku tersebut

baginya. Pengetahuan agama juga mengambil peranan yang penting, seseorang yang

mendalami agama serta bertaqwa dan beriman pada Tuhan YME akan takut melakukan

sesuatu yang dilarang oleh agama.

Pemberian informasi yang tepat sasaran tentang KB, alat-alat kontrasepsi serta manfaat

berKB merupakan hal yang pokok sehingga para ibu-ibu muda dapat mengatur jarak

kehamilannya.

23

BAB V

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1) Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14–19 tahun

baik melalui proses pra nikah atau nikah

2) Penyebab kehamilan remaja antara lain :

a. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga

b. Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja

c. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang

kuat

3) Dampak Kehamilan Remaja :

a. Pengguguran Kandungan

b. Resiko Persalinan yang akan terjadi

c. Perceraian pasangan muda

d. Hubungan seks usia muda beresiko kanker

4) Solusi Kenakalan Remaja Antara lain :

a. Tindakan Preventif

b. Tindakan Represif

c. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

24

1.2 Saran

Ada beberapa saran yang dapat kami berikan untuk mengurangi masalah kehamilan

remaja saat ini antara lain :

1) Kepada setiap remaja agar mempunyai pengetahuan dan mengembangkan

keterampilan yang diperlukan agar mereka dapat terhindar dari masalah-masalah pada

remaja, contohnya kehamilan pada usia remaja dan aborsi.

2) Perlunya pendidikan seks yang diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak

tidak cenderung mencari informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan

ketat dari orang tua serta selalu menyediakan waktu berdiskusi tentang masalah-

masalah terhadap si anak.

3) Kepada petugas kesehatan untuk memberikan pembinaan bagi remaja yang bertujuan

untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan prilaku

hidup sehat bagi remaja, memberi pelayanan kontrasepsi, disamping menangani

masalah yang ada pada remaja tersebut.

25