Upload
dewie-fitria-adi
View
219
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
askeb v
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu 10 – 19 tahun, merupakan masa
yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi
manusia, dan sering disebut masa pubertas. Remaja yang sedang mencari identitas diri
sangat mudah menerima informasi berkaitan dengan masalah alat reproduksi, sehingga
cenderung menjurus ke arah pelaksanaan hubungan seksual yang semakin bebas.
Dalam melakukan hubungan seksual sebagian besar remaja tidak terlindungi dari
kemungkinan yang dapat terjadi yaitu kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit
hubungan seksual yang menjurus ke arah PMS. Masalah tersebut nyata memberikan
dampak yang merugikan remaja dalam menghadapi masa depan yang lebih baik.
Kehamilan di usia remaja adalah salah satu masalah paling serius dalam masyarakat
Kersana. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2012-2013, ratusan wanita di
bawah usia dua puluh tahun telah hamil, 43 persen di antaranya hamil lebih dari satu kali
pada usia itu. Di Limbangan Kersana rata-rata kehamilan remaja terjadi pada usia 14 – 19
tahun. Hal ini didapatkan dari hasil survei dan wawancara dengan bidan setempat.
Kehamilan remaja memiliki sejumlah besar efek negatif pada remaja. Efek yang
paling penting dari kehamilan remaja adalah bahaya bagi kehidupan remaja saat tubuhnya
tidak berkembang cukup untuk mengambil kerasnya keibuan. Selain itu, kehamilan
remaja membuat sulit bagi gadis untuk melanjutkan pendidikannya. Ini mempengaruhi
performa akademis. Karena kurangnya pendidikan atau keterampilan yang diperlukan,
mencari sumber pendapatan secara teratur menjadi sulit. Juga, anak-anak dari orang tua
remaja cenderung tidak menerima nutrisi yang baik.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini, sebagai berikut :
1. Apa pengertian Remaja itu?
2. Apa penyebab kehamilan remaja?
3. Apa dampak kehamilan remaja?
4. Apa saja solusi yang sudah dilakukan untuk mengatasi kehamilan remaja?
1.3 Tujuan Penulis
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada
mahasiswa tentang pengertian remaja, penyebab kehamilan remaja, dampak kehamilani
remaja dan solusi mengatasinya.
2
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa dan
relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus
menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.
Menurut ciri perkembangannya,masa remaja dibagi menjadi tiga tahap,yaitu masa
remaja awal 10 – 12 tahun, Masa remaja tengah 13 – 15 tahun,Masa remaja akhir 16 – 19
tahun (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2001).
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di
dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus
kembar, atau triplet).
Kehamilan merupakan perubahan keadaan yang relatif baru, khususnya bagi wanita
yang baru pertama kali mengalaminya. Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang
mempengaruhi gerakan maupun aktivitas wanita tersebut sehari-hari. Disamping itu
sebagai calon ibu, dalam hal ini ibu dari anak-anak yang akan dilahirkanya, membawa
perubahan peran yang harus di jalankanya. (Brice Pitt ,1963)
Kartono (1996) yaitu kehamilan pranikah pada umumnya tidak direncanakan dan
menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada remaja yang mengalaminya,
ditambah lagi dengan adanya sangsi sosial dari masyarakat terhadap kehamilan dan
kelahiran anak tampa ikatan pernikahan.
Unwanted Pregnancy (UWP) atau kehamilan tak diinginkan merupakan terminologi
yang biasa dipakai di kalangan medis untuk memberi istilah adanya kehamilan yang tidak
dikehendaki oleh wanita bersangkutan maupun lingkungannya.
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14–19
tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Hamil di luar nikah yang terjadi pada
3
remaja di Indonesia yang pemerintahannya tidak peduli dengan masyarakat belum
bergerak secara signifikan dalam masalah ini, akan menimbulkan hal-hal yang lebih besar
di kemudian hari. Hal masa depan pun menjadi masalah misalnya malu terhadap teman,
lingkungan dan juga masa remaja yang sudah musnah.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu
belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu
mengandung bayinya. (Ubaydillah, 2000).
2.2 Penyebab Kenakalan Remaja
Remaja yang masih dalam taraf pencarian jati diri sering sekali mengusik
ketenangan orang lain. Kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan
seperti keluar malam dan menghabiskan waktu hanya untuk hura-hura seperti minum-
minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan melakukan
pergaulan bebas sampai akhirnya terjadi kehamilan yang merugikan dirinya sendiri,
keluarga, dan orang lain.
Cukup banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai
faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal
a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua
bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang benar
dan yang salah akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang
telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
4
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
Faktor Eksternal
a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat
sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
Keadaan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti
keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan, keluarga yang
diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan
sumber yang subur untuk memunculkan kenakalan remaja.
Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab
terjadinya kenakalan remaja antara lain:
Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan
pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya
masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri
Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi,
keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan,
atau tidak mendapatkan kompensasinya
Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat
diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin
dan kontrol-diri yang baik
Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan
suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam
5
membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih
sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi
salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama
mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya
dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Pembinaan
moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak
kecil karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan
mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam
lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di
rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.
Pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang baik
berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa yang
diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat.
Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi
remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk
mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam
pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui
kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan
tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk
perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang
6
teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam masyarakat
yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah
lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan – perbuatan orang
dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja
sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.
c. Pengaruh dari lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan
dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan
akhirnya malah terjerumus ke dalamnya
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak
remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun
akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia
akan menjadi baik pula. Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering
melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena
terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang
sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja
umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor
negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
d. Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak
berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita
telah melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya
sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan
dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.
7
Berikut ini ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya kehamilan remaja:
a. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga
Perhatian dan peran orang tua berpengaruh besar terhadap perkembangan
mental dan kejiwaan anak. Anak yang tidak merasakan ketentraman didalam
keluarganya cenderung mencari ketentraman di luar, mereka dapat melakukan hal-
hal yang negatif sebagai bentuk kekesalannya terhadap kedua orang tua
b. Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja
Berdasarkan penelitian yang didapat sejak tahun 2012-2013 yang dilakukan di
desa limbangan kec.kresana kota brebes. Dengan mengambil data ibu hamil kisaran
usia antara 14 – 19 tahun, kategori masyarakat umum dan dengan kelas sosial
menengah ke atas dan ke bawah. Didapakan informasi bahwa masih banyak ibu
hamil berusia kisaran antara 17-19 tahun, dan dari hasil wawancara dengan bidan
desa Limbangan Kersana Brebes, menyebutkan bahwa kebanyakan mereka yang
hamil di usia muda disebabkan karena kehamilan yang tidak diinginkan sehingga
menyebabkan mereka harus putus sekolah.
Dari hasil survey di atas tampak bahwa perlunya pendidikan seks yang
diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak cenderung mencari
informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua
terhadap si anak. Komunikasi yang lebih terbuka antara orang tua – anak dapat
berperan penting bagi pemantauan perilaku anak di masyarakat. Karena dengan
komunikasi, orang tua dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan misalnya, batas mereka boleh bermesraan dan apa konsekuensinya kalau
dilanggar. Kepercayaan dari orang tua akan membuat mereka merasa lebih
bertanggung jawab.
8
Berpacaran sembunyi-sembunyi akibat dari tidak diberinya kepercayaan justru
tidak menguntungkan karena kasus-kasus pra nikah umumnya dilakukan oleh
mereka yang “back street” dan mungkin juga didukung oleh hubungan dengan
orang tua yang kurang akrab atau terlalu kaku.
c. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat
Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk
mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak didasari
dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para remaja
terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan sehingga terciptalah perbuatan-
perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang berlaku.
2.3 Dampak Kehamilan Remaja
Dampak dari kehamilan remaja, antara lain :
a. Pengguguran Kandungan
Faktor yang mendukung terjadinya pengguguran kandungan adalah :
1) Status ekonomi sebuah keluarga
Keadaan ini mendorong suatu keluarga untuk lebih memilih menggugurkan
kandungannya karena faktor ekonomi yang membuat mereka merasa tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan si bayi.
2) Keadaan emosional
Setiap remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah akan terganggu
keadaan emosionalnya, apalagi bagi mereka yang tidak bisa menerima kehamilan
tersebut karena malu terhadap lingkungan sehingga mendorong mereka untuk
menggugurkan kandungan.
3) Pasangan yang tidak bertanggung jawab
Dengan usia yang belum cukup (belum matang) terlebih lagi bagi pihak pria
yang harus bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatan yang dilakukannya,
9
membuat pihak pria berpikir dua kali untuk bertanggung jawab. Dan apabila pihak
pria tidak bertanggung jawab maka ini terjadi beban bagi wanita sehingga
memaksa dia untuk menggugurkan kandungannya.
b. Resiko persalinan yang akan terjadi
Beragam resiko yang terjadi pada kehamilan di usia dini diantaranya :
1) Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim
yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR)
juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak
20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC)
kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di
sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal,
seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat
dan memijat perutnya sendiri.
Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih
kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat
pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran
prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.
2) Anemia kehamilan / kekurangan zat besi
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang
pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat
hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh
fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah
10
merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah
akan menjadi anemis.
3) Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan
terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
4) Keracunan Kehamilan (Gestosis)
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena
dapat menyebabkan kematian.
5) Kematian ibu yang tinggi
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan
infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup
tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).
c. Perceraian pasangan muda
Pernikahan remaja di usia muda dengan status emosi yang masih belum stabil
kebanyakan berujung kepada perceraian. Disamping itu faktor ekonomi dari pasangan
yang berubah drastis dimana sebelumnya kedua pasangan suami isteri dibiayai oleh
orang tua. Kini berubah menjadi memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan segudang
masalah yang mereka hadapi dapat menyebabkan para pasangan berpikiran singkat
untuk segera menyelesaikan hubungan yang telah terjadi dengan jalan perceraian.
d. Hubungan Seks Usia Muda Berisiko Kanker
Hubungan seks pada usia dibawah 17 tahun merangsang tumbuhnya sel
kanker pada alat kandungan perempuan, karena rentan pada usia 12 – 17 tahun
perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali.
11
Saat sel sedang membelah secara aktif (metamorfosis) idealnya tidak terjadi
kontaks atau rangsangan apapun di luar, termasuk injus (masuknya) benda asing
dalam tubuh perempuan.
Karena adanya benda asing, termasuk alat kelamin pria dan sperma akan
mengakibatkan perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi
luka yang mengakibatkan infeksi dalam rahim.
Sel abnormal dalam mulut rahim itu dapat mengakibatkan kanker mulut rahim
(serviks). Kanker serviks menyerang alat kelamin perempuan, berawal dari mulut
rahim dan berisiko menyebar ke vagina hingga keluar di permukaan.
2.4 Solusi Kenakalan Remaja
Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini
sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang tepat
dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Tindakan penanggulangan kenakalan
remaja dapat dibagi dalam:
1) Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan
melalui cara berikut:
a. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
b. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja.
Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya
pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
a. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya.
12
b. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan
keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama,
budi pekerti dan etiket.
c. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi
perkembangan pribadi yang wajar.
d. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
e. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang
hubungan sosial yang baik.
f. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan
pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
g. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun
masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam
membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus mulai
dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana,
seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-
hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak
hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga.
Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri
dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek
emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada
perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam
menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
13
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik
terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan
oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik
lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati,
memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku
remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk
memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan
remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.
Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian
remaja mengenai:
a. Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
b. Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan tersebut.
c. Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi
dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan
etik.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
a. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja
itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan
b. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan
atau kelompok kecil tersebut:
14
2) Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan
dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya
sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku
tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak
lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang
melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku
dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh
orangtua terhadap pelanggaran tata tertib keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus
dilakukan dengan konsisten. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolah yang berwenang dalam pelaksanan
hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga
berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun
pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Pada umumnya
tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun
tertulis kepada pelajar dan orang tua, pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim
guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau
seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
3) Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan
dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan
pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering
ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
15
BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Desa Limbangan Kersana Brebes
1. Profil Wilayah
a. Batas wilayah
Sebelah utara : Desa Tegongan
Sebelah selatan : Desa Gintung
Sebelah barat : Desa Kemukten
Sebelah timur : Desa Sutamaja
2. Data Dasar Kependudukan
a. Tahun 2011
Jumlah penduduk : 7844 Jiwa L: 3910 Jiwa P: 3934 Jiwa
Jumlah KK : 2091 Jumlah KK miskin: 1269
Jumlah PUS: 1367 Jiwa Jumlah WUS: 1405 Jiwa
No Wilayah Penduduk Jumlah
1 RW I 1670
2 RW II 1426
3 RW III 1580
4 RW IV 1595
5 RW V 1573
Jumlah 7844
1) Daftar Sasaran Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita, Bumil
No Wilayah Penduduk Bayi Balita Bumil
1 RW I 38 120 16
2 RW II 32 108 17
3 RW III 34 115 23
4 RW IV 39 130 16
5 RW V 40 101 17
Jumlah 183 574 89
16
2) Distribusi penduduk menurut jenis kelamin
No Jenis kelamin Jumlah %
1 Laki-laki 3910 49,85
2 Perempuan 3934 50,15
Jumlah 7844 100
sumber: data primer yang diolah
3) Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan
No Pendidikan Jumlah %
1 Tidak pernah sekolah 978 12,47
2 Belum sekolah 858 10,94
3 Tidak tamat SD 895 11,41
4 Belum tamat SD 1582 20,17
5 Tamat SD /sederajat 1740 22,18
6 Tamat SLTP / sederajat 610 7,78
7 Tamat SLTA / sederajat 476 6,07
8 Tamat PT / sederajat 705 8,99
Jumlah 7844 100
Sumber: data primer yang diolah
b. Tahun 2012
Jumlah penduduk : 7844 Jiwa L: 3910 Jiwa P: 3934 Jiwa
Jumlah KK : 2091 Jumlah KK miskin: 1269
Jumlah PUS: 1367 Jiwa Jumlah WUS: 1405 Jiwa
17
49.85%50.15%laki-lakiperempuan
No Wilayah Penduduk Jumlah
1 RW I 1670
2 RW II 1426
3 RW III 1580
4 RW IV 1595
5 RW V 1573
Jumlah 7844
1) Daftar Sasaran Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita, Bumil
No Wilayah Penduduk Bayi Balita Bumil
1 RW I 38 134 44
2 RW II 29 121 35
3 RW III 41 129 45
4 RW IV 28 140 33
5 RW V 37 122 43
Jumlah 173 646 200
2) Distribusi penduduk menurut jenis kelamin
No Jenis kelamin Jumlah %
1 Laki-laki 3910 49,85
2 Perempuan 3934 50,15
Jumlah 7844 100
sumber: data primer yang diolah
3) Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan
18
49.85%50.15%laki-lakiperempuan
No Pendidikan Jumlah %
1 Tidak pernah sekolah 878 11,192 Belum sekolah 758 9,663 Tidak tamat SD 895 11,414 Belum tamat SD 1382 17,625 Tamat SD /sederajat 1440 18,366 Tamat SLTP / sederajat 810 10,337 Tamat SLTA / sederajat 776 9,898 Tamat PT / sederajat 905 11,54
Jumlah 7844 100
Sumber: data primer yang diolah
c. Tahun 2013
Jumlah penduduk : 7939 Jiwa L: 4068 Jiwa P: 3871 Jiwa
Jumlah KK : 2584 Jumlah KK miskin: 1358
Jumlah PUS: 1446 Jiwa Jumlah WUS: 1696 Jiwa
No Wilayah Penduduk Jumlah
1 RW I 1700
2 RW II 1434
3 RW III 1599
4 RW IV 1614
5 RW V 1593
Jumlah 7939
1) Daftar Sasaran Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita, Bumil
No Wilayah Penduduk Bayi Balita Bumil
1 RW I 49 142 52
2 RW II 23 95 26
3 RW III 42 171 43
4 RW IV 16 137 18
5 RW V 52 146 54
Jumlah 182 691 193
2) Distribusi penduduk menurut jenis kelamin
No Jenis kelamin Jumlah %
19
1 Laki-laki 4068 51,242 Perempuan 3871 48,76
Jumlah 7939 100
sumber: data primer yang diolah
3) Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan
No Pendidikan Jumlah %
1 Tidak pernah sekolah 883 11,12
2 Belum sekolah 705 8,88
3 Tidak tamat SD 895 11,27
4 Belum tamat SD 1382 17,41
5 Tamat SD /sederajat 1465 18,45
6 Tamat SLTP / sederajat 825 10,39
7 Tamat SLTA / sederajat 799 10,06
8 Tamat PT / sederajat 985 12,41
Jumlah 7939 100
Sumber: data primer yang diolah
3. Jumlah Ibu Hamil yang Berusia Kurang Dari 19 tahun
No Wilayah 2011 2012 2013
20
51.24%48.76% laki-lakiperempuan
1 RW I 8 6 2
2 RW II 9 5 3
3 RW III 12 9 5
4 RW IV 8 7 4
5 RW V 7 4 2
Jumlah 44 31 16
RW I RW II RW III RW IV RW V0
2
4
6
8
10
12
14
Grafik Jumlah Bumil Berusia Kurang Dari 19 Tahun
201120122013
3.2 ANALISA PENYEBAB MASALAH PRIORITAS
No Masalah Penyebab
1. Remaja hamil
berresiko
Rendahnya tingkat pengetahuan, pendidikan, ekonomi
dan teknologi yang semakin modern, serta pergaulan
yang bebas
2. Tidak ikut KB Rendahnya tingkat pengetahuan remaja tentang alat
kontrasepsi dan domisili suami
3 Tingkat
pendidikan yang
rendah
Rendahnya kesadaran remaja serta orang tua akan
pentingnya pendidikan
3.3 INTERVENSI
Remaja hamil resiko
21
- Pemberian KIE tentang pentingnya ANC
- Pemberian KIE tentang resiko dan tanda bahaya pada kehamilan
- Pemberian KIE tentang nutrisi untuk ibu hamil
- Pemberian KIE tentang pengetahuan keagamaan
KB
- Pemberian KIE tentang KB
- Pemberian penyuluhan tentang KB
Pendidikan
- Pemberian KIE akan pentingnya pendidikan
- Pemberian KIE tentang Kesehatan Reproduksi
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO IMPLEMENTASI PELAKSANA EVALUASI
1. - Pemberian KIE tentang
pentingnya ANC
- Pemberian KIE tentang resiko
dan tanda bahaya pada kehamilan
- Pemberian KIE tentang nutrisi
untuk ibu hamil
- Pemberian KIE tentang
pengetahuan keagamaan
Bidan Desa
Limbangan
Kec. Kersana
Ibu mengerti tentang
pentingnya ANC,
resiko dalam
kehamilan., serta nutrisi
untuk ibu hamil dan
menambah ketaqwaan
pada Tuhan YME
2. Memberikan KIE dan penyuluhan
tentang KB.
Bidan Desa
Limbangan
Kec. Kersana
Ibu mengerti dan
bersedia menjadi
akseptor KB
3 - Pemberian KIE akan pentingnya
pendidikan
- Pemberian KIE tentang
Kesehatan Reproduksi
Bidan Desa
Limbangan
Kec. Kersana
Orang tua serta para
remaja mengerti akan
pentingnya pendidikan
serta paham tentang
kesehatan reproduksi
3.5 PEMBAHASAN
22
Sesuai dengan hasil survey, wawancara dan analisis data yang diperoleh serta data
yang telah diuraikan diatas menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kehamilan di usia
remaja dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya tingkat pendidikan. Remaja yang
mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan memahami respon yang
datang dari luar maupun untuk akses informasi tentang kesehatan reproduksi, orang yang
berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang rasional terhadap informasi yang
datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan serta kerugian yang akan mereka
peroleh jika melakukan pergaulan bebas. Pengetahuan yang baik tentang kesehatan
reproduksi juga akan menjadikan seorang remaja mampu melakukan penilaian terhadap
materi atau objek sehingga sebelum berperilaku ia tahu arti dan manfaat perilaku tersebut
baginya. Pengetahuan agama juga mengambil peranan yang penting, seseorang yang
mendalami agama serta bertaqwa dan beriman pada Tuhan YME akan takut melakukan
sesuatu yang dilarang oleh agama.
Pemberian informasi yang tepat sasaran tentang KB, alat-alat kontrasepsi serta manfaat
berKB merupakan hal yang pokok sehingga para ibu-ibu muda dapat mengatur jarak
kehamilannya.
23
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1) Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14–19 tahun
baik melalui proses pra nikah atau nikah
2) Penyebab kehamilan remaja antara lain :
a. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga
b. Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja
c. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang
kuat
3) Dampak Kehamilan Remaja :
a. Pengguguran Kandungan
b. Resiko Persalinan yang akan terjadi
c. Perceraian pasangan muda
d. Hubungan seks usia muda beresiko kanker
4) Solusi Kenakalan Remaja Antara lain :
a. Tindakan Preventif
b. Tindakan Represif
c. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
24
1.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat kami berikan untuk mengurangi masalah kehamilan
remaja saat ini antara lain :
1) Kepada setiap remaja agar mempunyai pengetahuan dan mengembangkan
keterampilan yang diperlukan agar mereka dapat terhindar dari masalah-masalah pada
remaja, contohnya kehamilan pada usia remaja dan aborsi.
2) Perlunya pendidikan seks yang diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak
tidak cenderung mencari informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan
ketat dari orang tua serta selalu menyediakan waktu berdiskusi tentang masalah-
masalah terhadap si anak.
3) Kepada petugas kesehatan untuk memberikan pembinaan bagi remaja yang bertujuan
untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan prilaku
hidup sehat bagi remaja, memberi pelayanan kontrasepsi, disamping menangani
masalah yang ada pada remaja tersebut.
25