Upload
fitri-asnita-chan
View
2
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pendidikan karakter
Citation preview
KEJUJURAN
Menurut Pitoyo Amrih (2008:11) “kejujuran adalah ketika kita
memberikan informasi sesuai dengan kejadiannya atau kenyataannya”. Apa
yang kita ketahui itulah yang akan kita katakan tanpa ada penambahan maupun
pengurangan terhadap hal yang sebenarnya.
Menurut Emosda “pengertian jujur/kejujuran akan tercermin dalam
prilaku yang diikuti dengan hati yang lurus (ikhlas), berbicara sesuai dengan
kenyataan, berbuat sesuai bukti dan kebenaran. Dengan demikian kejujuran
merupakan salah satu unsur kekuatan spiritual, akhlak mulia, serta
kepribadian”. (para.2)
Sesuai kitab suci al Qur’an pengertian “jujur” terkandung dalam surat 5
ayat 8:
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebenaranmu terhadap suatu kaun, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada taqwa, Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kejujuran ini juga berkaitan dengan sifat lainnya yakni keberanian.
Individu yang jujur dalam setiap tindakan dan perkataan maka ia juga dapat
dikatakan berani menanggung risiko atas perkataan dan perbuatannya dan juga
termasuk orang yang dapat bertanggung jawab.
Hal ini juga dapat dilihat pada masa kanak-kanak. Seorang anak yang
jika melakukan kesalahan lalu diberi nasehat secara baik, cendrung lebih berani
dalam berkata jujur dibandingkan anak yang jika melakukan kesalahan lalu
dimarahi dengan tidak wajar dan anak akan merasa takutdan sang anak akan
berasumsi bahwa jika ia berkata jujur maka ia akan dimarahi, sehingga anak
akan melakukan kebohongan agar ia tak dimarahi. Ini terlihat dalam sebuah
pengalaman pribadi, dimana ada seorang anak berusia sekitar 6 tahun,pergi
kerumah temannya dimana ia melihat kakak dari temannya tersebut
membelikan adiknya snack, dan pada saat itu ia juga melihat sisa uang dari
pembelian snack tersebut. Si anak ingin mengambil uang tersebut tanpa
sepengetahuan pemiliknya. Singkat cerita pemilik uang tersebut melihat sang
anak saat mengambil uang tersebut,dan bertanya “ apakah kau ingin
mengambil uang ini?”,si anak menggeleng. Begitu seterusnya setelah berkali-
kali ditanya. Lalu pemilik uang tersebut berkata” kau tidak usah takut,aku tidak
akan memarahimu, Karna jika kau berkata jujur maka aku tidak akan marah,
tapi jika kau berbohong maka aku akan marah,” lalu pemilik uang tersebut
menanyakannya lagi,” apakah kau ingin mengambil uang ini?” lalu anak
tersebut berkata “ya” dan mengangguk.
Dari kisah di atas dapat disimpulkan bahwa jika kita menginginkan
seorang anak berperilaku baik, janganlah menanamkan rasa takut untuk
membuat anak tersebut berperilaku benar,tapi tanamkanlah anak tersebut rasa
berani untuk selalu bersikap benar dalam hal apapun.
Hal ini sesuai dengan pendapat Marcolm Brownlee( 2006:112)
Tabiat yang baik sesuai menghasilkan kelakuan yang baik.
Orang-orang yang jujur biasanya mengatakan yang benar.
Orang-orang yang berani cenderung bertindak dengan berani.
Orang-orang yang tamak cenderung melakukan apa saja yang
perlu untuk beroleh banyak. Sifat –sifat kejujuran,
keberanian,ketamakan dalam tabiat menghasilkan perbuatan
lahiriah yang jujur, berani,atau tamak.
DAFTAR PUSTAKA
Amrih, Pitoyo. (2008) :Ilmu Kearifan Jawa: Pinus . melalui http://books.google.co.id/ (26 september 2014)
Brownlee, Malcom. (2006) : Pengambilan Keputusan Etis Dan Faktor-Faktor Di
Dalamnya ; Jakarta: Gunung Mulia . melalui http://books.google.co.id/ (26 september 2014)
Emosda.(2014) : Penanaman Nilai-Nilai Kejujuran Dalam Menyiapkan Karakter Bangsa
[online]. Tersedia : http://www.unja.ac.id (26 september 2014)