6
KONSEP MEDIS SISTEM REPRODUKSI CA SERVIKS Oleh Kelompok 3: Dinda Chynthia A.D ( 201301024 ) Dyah Kumala ( 201301025 ) Eko Fuad ( 201301026 ) Etina Wuri Kartika ( 201301027 ) Fahrul Rossi ( 201301028 ) Galih Pradana M ( 201301031 ) Galuh Kartika A ( 201301032 ) Ida Setyaning Rini ( 201301034 ) Iffania Rizza R ( 201301035 ) Imam Fatoni ( 201301024 )

Kel 3. CA Serviks

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ca cervik

Citation preview

KONSEP MEDIS SISTEM REPRODUKSI

CA SERVIKS

Oleh Kelompok 3:

Dinda Chynthia A.D ( 201301024 )

Dyah Kumala ( 201301025 )

Eko Fuad ( 201301026 )

Etina Wuri Kartika ( 201301027 )

Fahrul Rossi ( 201301028 )

Galih Pradana M ( 201301031 )

Galuh Kartika A ( 201301032 )

Ida Setyaning Rini ( 201301034 )

Iffania Rizza R ( 201301035 )

Imam Fatoni ( 201301024 )

S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2015

A. Definisi

Carsinoma servik adalah pertumbuhan baru yang ganasterdiri dari sel-sel

epithelial yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan

metastasis. (Dorland,2015)

Kanker servisk merupakan karsinoma ginekologi yang teranyak diderita. (Kapita

Selekta, 2000)

B. Etiologi

Penyebab langsung karsinoma uterus belum diketahui, faktor ekstrinsik yang

digunakan berhubungan dengan insiden karsinoma serviks uteri adalah smegma, infeksi

HVP, dan spermatozoa, radiasi.

Faktor resiko yang berhubungan dengan karsinoma serviks ialah perilaku seksual

berupa mitra seks multipel, usia di bawah 25 tahun, paritas, nutrisi, rokok, dll.

Karsinoma serviks dapat tumbuh eksofitik, endofitik, atau ulserasi.

C. Patofisiologi

V

D. Pemeriksaan Diagnosis

1. Sitologi dengan tes pap : mendeteksi kanker servikal.

2. Kolposkopi : memeriksa leher rahim dengan menggunakan lensa pembesar atau

yang biasa disebut kolposkop.

Mitosis sel eksoserviks & endoserviks

Metaplasia skuamosa

Kanker serviks

Usia dibawah 25 thn, jumlah kehamilan, infeksi HP, radiasi

(pewarna, pemanis, dll)

3. Servikografi : pemeriksaan dengan melakukan pembesaran foto serviks dengan

menggunakan servicekop setelah dipulas dengan asam asetat 3%

4. Pemeriksaan visual langsung : pemeriksaan pada daerah serviks

5. Gineskopi

6. Pap net (pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitif)

E. Penatalaksanaan/terapi

1. Histerektomi total : pengangkatan uterus, serviks, dan ovarium

2. Histerektomi radikal : pengangkatan uterus, adneksa, vagina proksimal, dan nodus

limfe bilateral melalui insisi abdomen.

3. Histerektomi vaginal radikal : pengangkatan vagina uterus, adneksa, dan vagina

proksimal.

4. Limfadenektomi pelvis bilateral : pengangkatan pembuluh dan nodus iliaka

komunis, iliaka eksterna, hipogastrik, dan limfatik obsturator

5. Ekstenterasi pelvis : pengangkatan organ-organ pelvis, termasuk nodus limfe

kandung kemih dan rektum serta kontruksi konduit diversional, kolostomi, dan

vagina.

6. Salpingo-oofarektomi (bilateral) : pengangkatan tuba fallopii dan ovarium.

F. Komplikasi

Komplikasi tersebut meliputi: fistula uretra, disfungsi kandung kemih, emboli

pulmonal, limfosit, infeksi pelvis, obstruksi usus besar dan fistula rektovaginal.

Komplikasi yang dialami segera saat terapi radiasi adalah reaksi kulit, sistitis radiasi

dan enteritis. Komplikasi berkaitan pada kemoterapi tergantung pada kombinasi obat

yang digunakan. Masalah efek sampingyang sering terjadi adalah supresi sumsum

tulang, mual dan muntah karena penggunaan kemoterapi yang mengandung sisplatin.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius : Jakarta.

Suzanne, brenda. 2002. Keperawatan medikal bedah. EGC : Jakarta.

Sri Dedeh. 2015. Asuhan ibu dengan kanker serviks. Salemba Medika : Jakarta.