16
Motivasi & Job Performance Disusun Oleh : Devi Slamananda Rofiqoh Rofiudin PSIKOLOGI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

Motivasi &

Job Performance

Disusun Oleh :Devi Slamananda RofiqohRofiudin

PSIKOLOGIUNIVERSITAS TRUNOJOYO

MADURA

Page 2: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

Motivasi

Menurut Greenberg & Baron (1997), motivasi adalah suatu proses yang membangkitkan, mengarahkan, dan menjaga / memelihara perilaku manusia agar terarah pada tujuan.

Dalam motivasi harus mengandung 3 komponen di dalamnya yakni :

- Sesuatu yang membangkitkan. - Arah tindakan yang diambil. - Seberapa lama seseorang akan bertahan pada

pilihan yang dibuatnya untuk mencapai tujuan tersebut.

Page 3: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

Teori-teori Motivasi

1. Content TheoryContent Theory menitikberatkan pada ”apa” itu motivasi dan faktor ”didalam” individu yaitu meliputi energi, mengarahkan, mempertahankan, dan mengakhiri perilaku.

Content theory fokus pada kebutuhan individu dalam menjelaskan job satisfaction, perilaku pekerja, dan sistem reward.

Page 4: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

a. Teori Kebutuhan Maslow Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan Rasa Aman Kebutuhan Sosial Kebutuhan Penghargaan Kebutuhan Aktualisasi diri

Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri).

Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi.

Page 5: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

Teori ERG Alderfer

Individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G).

Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.

Page 6: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

Herzberg’s Two-Factor Theory

Menurut Herzberg cara terbaik untuk memotivasi karyawan adalah dengan memasukan unsur tantangan dan kesempatan guna mencapai keberhasilan dalam perkerjaan mereka.

Penerapannya dengan pengayaan pekerjaan (job enrichement) yaitu suatu teknik untuk memotivasi karyawan yang melibatkan upaya pembentukan kelompok-kelompok kerja natural, pengkombinasian tugas-tugas, pembinaan hubungan dengan klien, pembebanan vertikal dan pembukaan saluran balikan.

Page 7: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

Teori Motivasi Berprestasi Mc Clelland

Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain.

Kebutuhan akan Prestasi adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan

Page 8: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

Lanjutan...

Kebutuhan akan KekuasaaanKaryawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang.

Kebutuhan untuk Berafiliasi atau BersahabatHasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain

Page 9: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

2. Process Theory

a. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)Teori ini berpendapat bahwa faktor yang memotivasi seseorang dalam melakukan pekerjaannya adalah reward yang akan diterima dari suatu pekerjaan. Asumsinya seseorang akan mengulangi suatu perilaku bilamana perilaku tersebut mendapat konsekuensi yang diinginkan, dan akan menghentikan perilaku tersebut bilamana perilaku itu mendapat konsekuensi yang tidak diinginkan

Page 10: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

b. Teori Harapan dari Vroom

Tindakan seseorang cenderung untuk dilakukan karena harapan hasil yang akan dia dapatkan. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan nampknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.

Page 11: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

c. Goal setting Theory (Teori Penetapan Tujuan)

Penetapan suatu tujuan tidak hanya berpengaruh pada pekerjaan saja, tetapi juga merangsang karyawan untuk mencari atau menggunakan bahwa melibatkan para karyawan dalam menetapkan tujuan dapat menumbuhkan motivasi kerja dan pencapaian prestasi kerja yang maksimal.

Page 12: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

d. Equity theory dari Stacy Adams

Jika orang melakukan pekerjaannya dengan imbalan gaji/penghasilan, mereka memikirkan tentang apa yang mereka berikan pada pekerjaannya (masukan) dan apa yang mereka terima untuk keluaran kerja mereka.

Masukan adalah segala sesuatu yang dianggap oleh tenaga kerja sebagai yang patut menerima imbalan. Misalnya macam pendidikan, jumlah jam kerja, pengalman kerja sebelumnya. Keluaran ialah segala jenis hal yang dipersepsikan orang sebagai imbalan terhadap upaya yang diberikan, seperti gaji, tunjangan kemaslahatan, dan penghargaan/pengakuan.

Page 13: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

Job Performance

Job performance berkenaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dari tingkah laku kerjanya.

Tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang di dalam melakukan tugas pekerjaannya dinamakan level of performance oleh Vroom (1964).

Page 14: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

Hubungan Antara Motivasi & Job Performance

Kaitan motivasi kerja dengan job performance dapat diungkapkan sebagai berikut: Job performance adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan, dan peluang. Dengan kata lain job performance adalah fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang (Robbins, 2000).

Bila motivasi kerja rendah, maka job performance-nya akan rendah pula meskipun kemampuannya ada dan baik, serta peluangnya pun tersedia.

Page 15: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

Lanjutan...

Pada motivasi kerja yang proaktif orang akan berusaha untuk menigkatkan kemampuannya sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaan dan/atau akan berusaha untuk mencari, menemukan, dan/atau menciptakan peluang dimana ia dapat mengguanakan kemampuannya untuk dapat job performance yang tinggi.

Sedangkan Motivasi kerja seorang yang reaktif, cenderung menunggu upaya atau tawaran dari lingkungannya, ia baru mau bekerja jika didorong, dipaksa (dari luar dirinya) untuk bekerja

Page 16: Kel.5 (Devi S.R) Motivasi&Job Performance

TERIMAKASIH