Upload
rajapontar
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 1/89
KELAYAKAN USAHA BUDI DAYA RUMPUT LAUT
Kappaphycus alvarezi i DENGAN METODE LONGLINE
DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYADI PERAIRAN KARIMUNJAWA
HERYATI SETYANINGSIH
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 2/89
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul: Kelayakan
Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dengan Metode Longline
dan Strategi Pengembangannya di Perairan Karimunjawa merupakan hasil karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan untuk
memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain serta belum
pernah dipublikasikan. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini.
Bogor, Juni 2011
Heryati Setyaningsih
F352074045
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 3/89
ABSTRACT
One of Jepara regency water locations that have the potential of land
resources for the development of aquaculture is Karimunjawa waters. Seaweed is
the most widely cultivated in the Karimunjawa waters is Kappaphycus alvarezii,
because low venture capital, high market demand, low-cost production
technology, production cycle is short, post-harvest handling is easy and simple as
well as market share is still open. This study aims to (1) Evaluate the feasibility of
seaweed cultivation; (2) Identify factors that influence internal and external
business seaweed cultivation; (3) Develop appropriate strategies in business
development efforts to the cultivation of seaweed. Financial feasibility analysisresults show that seaweed cultivation efforts Kappaphycus alvarezii with longline
method in Karimunjawa waters financially profitable and feasible. This is
indicated by a positive NPV value of 30.81 million rupiah; B/C ratio (2.69), IRR
(47.58%); PBP 1.61 years; BEP 13.23 million rupiah or sales of 1,474 kg of dried
seaweed. With a total score value of the internal-external matrix of 2.52 and 2.83
shows an internal and external matrix of responses given by business seaweed
cultivation to the environment considered average. The combination of these two
values indicates that the position of the business lies in V cells or growth
strategies. The most appropriate strategies for business development is the
empowerment of members and business groups to increase their business (5.83),
and increased cultivation of technical skills for the improvement of productquality (5.52). These three strategies can be implemented simultaneously as
mutually supporting one another.
Key words: business feasibility, development strategy, Karimunjawa, seaweed
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 4/89
RINGKASAN
Heryati Setyaningsih. Kelayakan Usaha Budi daya Rumput Laut Kappaphycus
alvarezii dengan Metode Longline dan Strategi Pengembangannya diPerairan Karimunjawa. Di bawah bimbingan Prof.Dr.Ir. Komar Sumantadinata,
M.Sc. dan Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, M.Si.
Salah satu lokasi perairan Kabupaten Jepara yang mempunyai potensi
sumberdaya lahan untuk pengembangan usaha budi daya perikanan adalah
perairan Karimunjawa. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara
melakukan berbagai upaya mengubah kebiasaan penduduk dalam mengambil dan
menjual karang-karang laut dengan memperkenalkan usaha budi daya rumput laut
dan sudah mulai dirintis sejak tahun 2000. Rumput laut yang paling banyak dibudi
dayakan di perairan Karimunjawa adalah jenis Kappaphycus alvarezii, karena
tergolong usaha rendah modal, permintaan pasar yang tinggi, teknologi produksinya murah, siklus produksi yang singkat, penanganan pasca panen mudah
dan sederhana serta pangsa pasar masih terbuka.
Berkaitan hal tersebut, kajian ini bertujuan untuk (1) Mengevaluasi
kelayakan usaha budi daya rumput laut. (2) Mengidentifikasi faktor-faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi usaha budi daya rumput laut. (3) Menyusun
strategi yang tepat dalam upaya pengembangan usaha budi daya rumput laut.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1) kajian kepustakaan.
(2) kajian lapangan. Pengumpulan data primer diperoleh melalui survei lapangan
dengan penyebaran kuesioner dan wawancara. Pengumpulan data sekunder
diperoleh dari dokumen-dokumen atau monografi instansi-instansi berwenang
seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappeda Kabupaten Jepara, Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jepara, instansi terkait lainnya baik di tingkat
kabupaten maupun provinsi dan laporan hasil studi dari berbagai lembaga/instansi
yang relevan.
Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha budi daya
rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan metode longline di perairan
Karimunjawa secara finansial menguntungkan dan layak dilaksanakan. Hal ini
ditunjukkan dengan tingkat bunga 14% diperoleh nilai NPV positif sebesar 30.81
juta rupiah; B/C ratio lebih dari satu (2.69); nilai IRR lebih besar dari tingkat
bunga yang disyaratkan sebesar 14 % yaitu 47.58 %; PBP selama 1.61 tahun; nilai
BEP 13.23 juta rupiah atau penjualan 1,474 kg rumput laut kering. Sedangkanhasil analisis sensitifitas menunjukkan bahwa usaha budi daya rumput laut akan
merugikan dan tidak layak dilaksanakan apabila harga jual menurun hingga 30%
(6.29 ribu rupiah/kg) atau biaya yang dikeluarkan meningkat hingga 43% (29.77
juta rupiah/tahun) atau volume produksi menurun hingga 30% (3,748 kg/tahun).
Faktor strategis internal dalam pengembangan usaha budi daya rumput laut
di Karimunjawa yang menjadi kekuatan adalah: potensi lahan budi daya rumputlaut masih besar; sarana prasarana produksi mudah diperoleh; masa produksi
singkat; teknik budi daya sederhana; tenaga kerja dari lingkungan sekitar.
Sedangkan yang menjadi kelemahan adalah: kekurangan modal untuk
pengembangan usaha; hasil produksi belum optimal; kelompok usaha kurang
diberdayakan; sulit mendapatkan bibit berkualitas; pemilik usaha kurang inovatif.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 5/89
Faktor strategis eksternal dalam pengembangan usaha budi daya rumput laut di
Karimunjawa yang menjadi peluang adalah: persyaratan mutu produk yang mudah
dipenuhi; permintaan rumput laut sangat besar; hubungan baik dengan suplier;
citra positif rumput laut asal Karimunjawa; Kebijakan pemerintah yang
mendukung usaha. Adapun yang menjadi ancaman adalah: banyak pesaing daridaerah lain; fluktuasi harga rumput laut dunia; adanya hama dan penyakit;
pengaruh perubahan musim.
Dengan total skor nilai pada matriks internal 2.52, usaha budi daya rumput
laut di perairan Karimunjawa memiliki faktor internal yang tergolong rataan.
Total skor nilai pada matriks eksternal 2.83 memperlihatkan respon yang
diberikan oleh usaha budi daya rumput laut kepada lingkungan eksternal
tergolong rataan. Perpaduan kedua nilai tersebut menunjukkan posisi usaha
terletak pada sel V atau strategi pertumbuhan.
Pemetaan posisi usaha sangat penting bagi pemilihan alternatif strategi
dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi pada usaha budi daya
rumput laut di perairan Karimunjawa. Alternatif strategi yang dapat dilakukanyaitu: memperluas lahan usaha budi daya, mengembangkan pengolahan hasil budi
daya, peningkatan keterampilan teknis budi daya untuk peningkatan mutu produk,
pemberdayaan anggota dan kelompok usaha untuk meningkatkan usahanya,
peningkatan akses permodalan, memperluas dan mempertahankan jaringan
pemasaran, mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada.
Strategi yang paling tepat dilakukan untuk pengembangan usaha adalah
pemberdayaan anggota dan kelompok usaha untuk meningkatkan usahanya (skor
5.83), memperluas lahan usaha budi daya (skor 5.65), dan peningkatan
keterampilan teknis budi daya untuk peningkatan mutu produk (skor 5.52). Ketiga
strategi tersebut dapat dilaksanakan bersamaan karena saling mendukung satu
dengan yang lain.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 6/89
@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh Karya Tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya Tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 7/89
KELAYAKAN USAHA BUDI DAYA RUMPUT LAUT
Kappaphycus alvarezi i DENGAN METODE LONGLINE
DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA
DI PERAIRAN KARIMUNJAWA
HERYATI SETYANINGSIH
Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 8/89
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir: Dr. Ir. Sapta Raharja, DEA
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 9/89
Judul Tugas Akhir : Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut
Kappaphycus alvarezii dengan Metode Longline dan
Strategi Pengembangannya di Perairan Karimunjawa
Nama : Heryati Setyaningsih NIM : F352074045
Disetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Komar Sumantadinata, M.Sc. Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, M.Si.
Ketua Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana
Industri Kecil Menengah
Prof.Dr.Ir.H.Musa Hubeis MS,Dipl.Ing.DEA. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
Tanggal Ujian: 07 Juni 2011 Tanggal Lulus:
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 10/89
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul: Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii
dengan Metode Longline dan Strategi Pengembangannya di Perairan
Karimunjawa. Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah syarat untuk
memperoleh gelar magister profesional dalam program studi Magister Profesional
Industri Kecil Menengah pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, berbagai pihak telah memberikan
bantuan dan masukan sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Komar Sumantadinata,
M.Sc. selaku pembimbing utama dan Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, M.Si selaku
pembimbing kedua yang telah memberikan banyak pengetahuan dan
bimbingannya yang sangat bermanfaat bagi penyusunan tugas akhir ini serta
kepada Dr. Ir. Sapta Raharja, DEA selaku dosen penguji atas masukannya untuk
perbaikan tugas akhir ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
bapak, ibu, suami serta seluruh keluarga dan teman atas segala doa dan kasih
sayangnya.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih banyak
kekurangan, oleh karenanya kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan penulisan ini. Akhir kata penulis menyampaikan banyak terima
kasih dan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Juni 2011
Heryati Setyaningsih
F352074045
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 11/89
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Purworejo Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 05
Juni 1977 sebagai anak ke-6 dari 8 bersaudara pasangan Bapak Paino Hadi
Reksoadmodjo, BE dan Ibu Suwarni. Pada tahun 2005 penulis menikah dengan Ir.
Didi Sadili.
Penulis diterima di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta dengan program Sarjana (S1) pada tahun 1995 di Jurusan Perikanan
Program Studi Budi Daya Perairan dan lulus pada bulan Desember tahun 2000.
Penulis bekerja sebagai staf di Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia mulai tahun 2001 dan sekarang di Sub Direktorat Pengawasan
Usaha Budi Daya. Penulis masuk kuliah di program studi Magister Profesional
Industri (MPI) IPB, angkatan X pada bulan Maret 2008. Dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir di Sekolah Pascasarjana, penulis melaksanakan kajian
yang berjudul “Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii
dengan Metode Longline dan Strategi Pengembangannya di Perairan
Karimunjawa” di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Komar Sumantadinata, M.Sc. dan
Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, M.Si.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 12/89
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
I PENDAHULUAN ...…………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang .....………………………………………………. 1
1.2 Per masalahan ….………………………………………………... 3
1.3 Tujuan ..…………………………………………………………. 4
1.4 Manfaat ..………………………………………………………... 4
II TINJAUAN PUSTAKA ...……………………………………………... 5
2.1 Potensi Sumber Daya Rumput Laut ..…………………………… 5
2.2 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut ...…………………... 6
2.3 Metode Pengambilan Sampel …………………………………... 12
2.4 Analisis Kelayakan Usaha ............................…………………… 12
2.5 Pengembangan Usaha Budi Daya Rumput Laut ...……………… 16
2.6 Strategi Pengembangan Usaha Budi Daya Rumput Laut ............. 17
III METODOLOGI KAJIAN ....................................................................... 24
3.1 Lokasi dan Waktu ......................................................................... 24
3.2 Metode Penarikan Sampel ............................................................ 243.3 Sumber Data ................................................................................. 24
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data......................................... 25
3.5 Analisis Data ................................................................................. 26
IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 28
4.1 Profil Usaha Budi Daya Rumput Laut .......................................... 28
4.2 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut .................................. 32
4.3 Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ................. 43
4.4 Posisi Usaha Berdasarkan Matriks IE ........................................... 49
4.5 Rumusan Alternatif Strategi ......................................................... 53
V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 60
5.1 Simpulan ....................................................................................... 60
5.2 Saran ............................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62
LAMPIRAN ..................................................................................................... 64
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 13/89
x
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Penilaian bobot faktor strategi internal usaha .......................................... 18
2 Penilaian bobot faktor strategi eksternal usaha ........................................ 19
3 Matriks IFE ....………………………………………………………….. 19
4 Matriks EFE .................………………………………………………… 20
5 Matriks SWOT ......................................................................................... 21
6 Matriks QSP ............................................................................................. 23
7 Biaya investasi usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa ................ 39
8 Biaya operasional usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa ............ 40
9 Analisis sensitifitas usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa ……. 42
10 Faktor strategis internal usaha budi daya rumput laut di perairan
Karimunjawa ............................................................................................ 49
11 Faktor strategis eksternal usaha budi daya rumput laut di perairan
Karimunjawa ............................................................................................ 51
12 Penentuan alternatif strategi terbaik usaha budi daya rumput laut di
perairan Karimunjawa .............................................................................. 58
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 14/89
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kerangka pemikiran kelayakan rumput laut dan strategi
pengembangannya di perairan K arimunjawa …...................................... 27
2 Proses produksi rumput laut kering di perairan Karimunjawa ………… 30
3 Usaha budi daya rumput laut dengan metode rawai …………………… 33
4 Usaha perawatan selama masa pemeliharaan .....………………………. 35
5 Total Skor IFE_EFE usaha budi daya rumput laut di perairan
Karimunjawa ...........................................................................................
52
6 Matriks SWOT usaha budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa.. 54
7 Produk olahan berbahan dasar rumput laut ……………………………. 55
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 15/89
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 16/89
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu lokasi perairan Kabupaten Jepara yang mempunyai potensi
sumber daya lahan untuk pengembangan usaha budi daya perikanan adalah
perairan Karimunjawa. Perairan Karimunjawa menjadi salah satu pusat perikanan
yang diandalkan oleh Kabupaten Jepara dalam pengembangan perekonomian di
kawasan tersebut. Secara geografis, Karimunjawa merupakan wilayah kepulauan
dengan potensi sumber daya hayati yang melimpah.
Permasalahan muncul disebabkan pemanfaatan sumber daya perikanan yang
cenderung berlebihan, seperti usaha penangkapan ikan terutama jenis ikan pelagis
kecil, penggunaan racun potas atau sianida dan jaring yang merusak ekosistem
terumbu karang. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Jepara melakukan berbagai upaya mengubah kebiasaan
penduduk dalam mengambil dan menjual karang-karang laut. Upaya tersebut
adalah dengan memperkenalkan usaha budi daya rumput laut sebagai solusi mata
pencarian penduduk yang tidak merusak ekosistem lingkungan dan sudah mulai
dirintis sejak tahun 2000. Usaha budi daya rumput laut tergolong usaha yang
padat karya sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Upaya memperkenalkan
rumput laut di perairan Karimunjawa memperoleh dukungan dari lembaga
pendidikan dan pelatihan terkait yang ada di Kabupaten Jepara, yaitu antara lain:
Balai Besar Pengembangan Budi Daya Air Payau, Laboratorium Pengembangan
Wilayah Pantai Universitas Diponegoro (LPWP-UNDIP), Fakultas Perikanan
UNDIP di Teluk Aur, Akademi Perikanan Kalinyamat dan Diklat Pertambakan.
Rumput laut merupakan salah satu komoditas utama perikanan budi daya
yang bernilai ekonomis tinggi dengan peluang pasar yang luas, baik nasional
maupun orientasi ekspor. Rumput laut dapat dibudi dayakan secara masal
sehingga menjadi salah satu komoditas strategis dalam program revitalisasi
perikanan yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut data
pada Pusdatin KKP (2009), volume produksi perikanan budi daya rumput laut
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 17/89
2
adalah 1,944,800 ton atau 55.07%. Produksi tersebut menduduki peringkat
pertama total produksi perikanan budi daya selain produk udang, ikan mas,
bandeng, nila, lele dan lainnya.
Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara (2008),
komoditas rumput laut Kabupaten Jepara merupakan produk unggulan sektor
perikanan dan kelautan. Rumput laut mulai dibudi dayakan secara intensif tahun
2003 dan telah menjadi salah satu kekuatan baru ekonomi masyarakat
Karimunjawa. Fakta bahwa jumlah penduduk sebanyak 8,687 jiwa dengan 111
RTP (Rumah Tangga Perikanan) yang melakukan usaha budi daya rumput laut.
Menurut data statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2008,
rumput laut yang ditemukan dapat tumbuh dan berkembang di perairan
Karimunjawa antara lain jenis Kappaphycus sp. ( Eucheuma sp.), Gracilaria sp.,
Gelidium sp., Hypnea sp. dan yang paling banyak dibudi dayakan di perairan
Karimunjawa adalah jenis Kappaphycus sp. ( Kappaphycus alvarezii). Jenis ini
banyak dibudi dayakan karena tergolong usaha rendah modal, permintaan pasar
yang tinggi, teknologi produksinya murah, siklus produksi yang singkat,
penanganan pasca panen mudah dan sederhana serta pangsa pasar masih terbuka.
Menurut Pusdatin KKP (2009), Rumput laut berguna karena ekstrak
hidrokoloid yang dikandungnya banyak digunakan industri makanan, minuman,
kosmetik, cat, tekstil dan industri lainnya. Hidrokoloid adalah suatu polimer larut
dalam air, yang mampu membentuk koloid dan mampu mengentalkan larutan atau
mampu membentuk gel dari larutan tersebut. Di dalam rumput laut terdapat nilai
nutrisi yang cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari air (27.8%),
protein (5.4%), karbohidrat (33.3%), lemak (8.6%) serat kasar (3%) dan abu
(22.25%). Selain itu juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin(A, B, C, D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan
selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium.
Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 - 20 kali
lipat dibandingkan dengan tanaman darat. Zat-zat tersebut sangat baik untuk
dikonsumsi sehari-hari karena mempunyai fungsi dan peran penting untuk
menjaga dan mengatur metabolisme tubuh manusia.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 18/89
3
Sampai saat ini sebagian besar hasil rumput laut di Indonesia masih di
ekspor dalam bentuk rumput laut kering. Dilain pihak, Indonesia masih
mengimpor hasil olahan rumput laut untuk keperluan industri. Di masa mendatang
rumput laut masih mempunyai prospek cerah mengingat potensi pasar dan lahan
yang masih cukup luas serta usaha budi daya saat ini yang masih rendah. Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa budi daya rumput laut belum berkembang dengan
baik mengingat luas kawasan perairan Karimunjawa memiliki sumber daya
perikanan yang besar. Kendala dalam pengembangan usaha budi daya rumput laut
di perairan Karimujawa diantaranya adalah masih terbatasnya data dan informasi
mengenai ketepatan kelayakan usahanya yang dapat dijadikan acuan dalam
pemanfaatan sumber daya tersebut secara optimal. Oleh karena itu, kajian
kelayakan usaha budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa ini perlu
dilakukan dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, dan
juga agar dapat dirumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk
diterapkan pembudi daya rumput laut.
1.2. Permasalahan
Permintaan rumput laut dunia dinilai cukup baik dan nampaknya memiliki
prospek yang cerah di masa mendatang. Potensi lahan, teknologi budi daya yang
mudah, masa tanam pendek dan ketersediaan tenaga kerja setempat merupakan
modal potensial bagi perkembangan usaha budi daya rumput laut di perairan
Karimunjawa. Tetapi pada kenyataannya jumlah pembudi daya yang tertarik pada
usaha budi daya rumput laut masih rendah. Berdasarkan latar belakang kondisi
usaha tersebut, permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Kurangnya informasi tentang usaha budi daya rumput laut.
2. Kelayakan usaha budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa yang
dilakukan pembudi daya selama ini umumnya tidak direkapitulasi dengan
baik sehingga hasil analisis kelayakan usahanya tidak diketahui oleh
masyarakat yang belum mengenal usaha budi daya rumput laut.
3. Pembudi daya rumput laut belum mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan
eksternal dan internal yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan
kelemahan usaha budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa untuk
menentukan strategi ke depannya.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 19/89
4
4. Strategi pengembangan usaha budi daya rumput laut masih kurang
terencana, pengembangan usaha masih dominan dipengaruhi harga rumput
laut. Strategi belum dirancang menjadi suatu struktur usaha yang dikelola
berorientasi pengembangan dari hulu sampai hilir sehingga rentan terhadap
perubahan ekonomi dan politik.
1.3. Tujuan
1. Mengevaluasi kelayakan usaha budi daya rumput laut.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
usaha budi daya rumput laut.
3. Menyusun strategi yang tepat dalam upaya pengembangan usaha budi daya
rumput laut.
1.4. Manfaaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil kajian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi mengenai pengelolaan dan pengembangan usaha
bagi pelaku usaha budi daya, baik perorangan maupun kelompok.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi setiap orang atau kelompok usaha dalam
meningkatkan usahanya.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pelaku kebijakan, baik pemerintah daerah
maupun pemerintah pusat dalam pengembangan usaha budi daya rumput
laut di perairan Karimunjawa.
4. Memberi pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal
melalui usaha mikro, kecil dan menengah.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 20/89
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Potensi Sumber Daya Rumput Laut
Perairan Karimunjawa merupakan kawasan kepulauan dan memiliki daya
dukung bagi usaha budi daya rumput laut. Berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor: SK.79/IV/Set-3/2005
tanggal 30 Juni 2005 tentang Revisi Mintakat/Zonasi Taman Nasional Kepulauan
Karimunjawa, zona budi daya yang diperuntukkan untuk kepentingan budi daya
perikanan termasuk rumput laut seluas 788.21 hektar, meliputi perairan Pulau
Karimunjawa, Pulau Kemojan, Pulau Menjangan Besar, Pulau Parang dan Pulau
Nyamuk.
Saat ini pemanfaatan rumput laut sangat terbatas pada jenis yang telah
umum dikenal saja, yaitu jenis rumput laut Carrageenophytes, yaitu jenis rumput
laut penghasil karagenan seperti Kappaphycus alvarezii, Gracilaria sp., dan
Euchema spinosum. Rumput laut jenis Kappaphicus alvarezii atau dulu lebih
dikenal dengan sebutan Eucheuma cottonii dan biasa dipakai dalam dunia
perdagangan nasional maupun internasional. Ciri fisik Kappaphycus alvarezii
adalah keadaan warna tidak selalu tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau
kuning, abu-abu atau merah. Perubahan warna sering terjadi hanya karena faktor
lingkungan. Kejadian ini merupakan suatu proses adaptasi kromatik yaitu
penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan (Aslan
1998). Kappaphycus alvarezii tumbuh melekat ke substrat dengan alat perekat
berupa cakram. Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh dengan membentuk
rumpun yang rimbun dengan ciri khusus mengarah ke arah datangnya sinar
matahari (Sudradjat 2008). Umumnya Kappaphycus alvarezii tumbuh dengan
baik di daerah pantai berkarang. Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh
aliran air laut.
Doty (1985) dalam Parenrengi et al. (2006) mengemukakan bahwa
Kappaphycus sp. merupakan rumput laut yang secara luas diperdagangkan untuk
keperluan industri, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor. Oleh karena itu
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 21/89
6
Kappaphycus sp. paling banyak dibudi dayakan oleh masyarakat pantai. Jenis ini
paling banyak diusahakan karena mengandung karagenan yang tinggi. Ismail et
al. (2009) mengemukakan bahwa karagenan merupakan polisakarida yang
diekstraksi dari rumput laut merah dan dibedakan dengan agar berdasarkan
kandungan sulfatnya. Karagenan mengandung minimal 18% sulfat sedang agar-
agar hanya mengandung sulfat 3 – 4%. Karagenan memiliki kekuatan gel serta
rendeman yang tinggi. Karagenan banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan
dalam industri makanan, minuman, farmasi, keramik, tekstil dan kosmetik serta
digunakan sebagai bahan stabilisator, pengental, pembentuk gel, pengikat dan
pencegah kristalisasi dalam industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetik
dan lain-lain.
2.2. Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut
Menurut Umar (1997), kelayakan usaha dimaksudkan sebagai perkiraan
tentang laba rugi yang terkait dengan pengoperasian usaha. Secara umum aspek
yang dikaji dalam studi kelayakan usaha meliputi aspek seperti teknis produksi,
pemasaran dan keuangan.
2.2.1. Aspek Teknis Produksi
Rumput laut adalah tumbuhan tingkat rendah makro algae yang secara
alami hidup di dasar laut dan melekat pada substrat. Sebagai tumbuhan,
rumput laut membutuhkan cahaya matahari dan hara (nutrien) untuk
membangun biomasa melalui aktifitas fotosintesis. Oleh karena itu salah
satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan budi daya rumput laut
adalah pemilihan lokasi, sehingga sering dikatakan kunci keberhasilan budi
daya rumput laut terletak pada ketepatan pemilihan lokasi. Hal ini dapat
dimengerti karena relatif sulit untuk membuat perlakuan tertentu terhadap
kondisi ekologi perairan laut yang selalu dinamis sehingga besarnya hasil
produksi rumput laut di beberapa daerah sangat bervariasi. Menurut
Sudradjat (2008), penentuan lokasi harus memperhitungkan beberapa faktor
penting, antara lain: (1) Terlindung dari gelombang besar dan badai, sebab
rumput laut mudah patah apabila terus menerus dihantam gelombang; (2)
Terlindung dari ancaman predator, seperti ikan buntal, ikan beronang,
bintang laut, bulu babi, penyu dan ikan besar lainnya serta burung laut; (3)
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 22/89
7
Terlindung dari ancaman pencemaran seperti dekat muara sungai, buangan
limbah industri, aktivitas pertanian dan limbah rumah tangga; dan (4)
Terlindung dari hilir mudik lalu lintas kapal karena selain akan
menimbulkan riak-riak gelombang juga buangan kapal (minyak, solar, dan
lain-lain) akan mencemari area pemeliharaan. Selain faktor tersebut,
ketersediaan bibit alami rumput laut, dasar perairan yang berupa pecahan-
pecahan karang dan pasir kasar, kedalaman sekitar 2 – 15 m, kadar garam
28 – 34 ppt dengan nilai optimum 33 ppt, kecerahan lebih dari 1.5 m
(Akma et al . 2008).
Metode budi daya rumput laut yang dikenal secara umum adalah: 1)
metode lepas dasar yang dilakukan di atas dasar perairan yang berpasir atau
pasir berlumpur dan terlindung dari hempasan gelombang besar; 2) metode
rakit apung yang dilakukan dengan cara mengikat rumput laut pada tali dan
diikatkan pada rakit apung yang terbuat dari bambu; 3) metode rawai dan
dikenal dengan istilah longline yang menggunakan tali panjang yang
dibentangkan; dan 4) metode jalur yang merupakan kombinasi antara
metode rakit apung dengan rawai (Sudradjat 2008). Metode rawai pada
prinsipnya hampir sama dengan metode rakit tetapi tidak menggunakan
bambu sebagai rakit, tetapi menggunakan tali plastik dan botol minuman
bekas sebagai pelampungnya.
Menurut Afrianto dan Evi (1993), saat ini hampir di semua perairan
Indonesia cocok untuk budi daya menggunakan metode rawai dan
diterapkan pembudi daya rumpul laut. Umumnya pembudi daya telah
beralih dari sistem rakit ke sistem rawai yang lebih memberikan harapan
peningkatan produksi lebih besar. Sistem rawai memungkinkan pemanfaatan ruang lebih luas pada kedalaman yang sangat bervariasi antara
5 – 50 m. Hal ini dikuatkan oleh Anggadiredja et al . (2006), bahwa metode
rawai merupakan cara yang paling banyak diminati petani rumput laut
karena disamping fleksibel dalam pemilihan lokasi, juga biaya yang
dikeluarkan relatif murah. Keuntungan dari metode ini adalah tanaman
terbebas dari hama bulu babi, pertumbuhannya lebih cepat dan lebih murah
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 23/89
8
ongkos materialnya. Metode ini dimasyarakatkan karena selain lebih
ekonomis juga dapat diterapkan di perairan yang agak dalam.
Keuntungan metode rawai antara lain: tanaman cukup menerima sinar
matahari, tanaman lebih tahan terhadap perubahan kualitas air, terbebas
dari hama yang biasanya menyerang dari dasar perairan, pertumbuhannya
lebih cepat, cara kerjanya lebih mudah, biayanya lebih murah, dan kualitas
rumput laut yang dihasilkan baik. Metode budi daya yang diterapkan oleh
pembudi daya rumput laut di Karimunjawa dilakukan dengan penggunaan
metode rawai yang telah disesuaikan dengan kondisi geografi lokasi budi
daya, yaitu dengan mengikat rumput laut pada tali yang direntangkan di
atas atau diantara tanaman karang.
Pengelolaan budi daya rumput laut meliputi penyediaan bibit,
penanganan bibit selama pengangkutan, penanaman bibit dan perawatan
tanaman. Akma et al. (2008) menyebutkan bahwa bibit rumput laut dari
Karimunjawa termasuk bibit unggul dan kriteria bibit yang baik adalah
rumpun bercabang banyak dan rimbun, tidak terdapat bercak putih dan
tidak terkelupas, warna spesifik, segar, sehat, masih muda, umur 25 – 35
hari, memberikan indikasi pertumbuhan yang baik dengan laju
pertumbuhannya 3 – 5% per hari dan berat bibit 50 – 100 g per ikatan
dengan jarak tanam tidak kurang dari 25 cm. Kepadatan penanaman bibit
rumput laut tergantung dari jenis dan metode budi daya yang digunakan.
Penanaman dilakukan segera setelah selesai pengikatan, dengan tujuan
agar bibit masih segar dan tidak lama berada di darat. Menurut Sudradjat
(2008), penanganan bibit selama pengangkutan juga harus dijaga. Hal ini
dilakukan agar bibit tetap lembab/basah tetapi tidak sampai meneteskan air,diusahakan tidak terkena air tawar, hujan, embun, minyak dan kotoran lain
karena dapat merusak bibit, tidak boleh terkena sinar matahari secara
langsung dan diletakkan pada daerah yang jauh dari sumber panas seperti
mesin perahu/mobil.
Menurut Syaputra (2005), rumput laut merupakan organisme laut yang
memiliki syarat-syarat lingkungan tertentu agar dapat hidup dan tumbuh
dengan baik. Semakin sesuai kondisi lingkungan perairan dengan areal
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 24/89
9
yang akan dibudi dayakan akan semakin baik pertumbuhannya dan juga
hasil yang diperoleh. Menurut DJPB KKP (2004a), kegiatan pemeliharaan
meliputi: pembersihan tali dan tanaman dari kotoran, tumbuhan dan hewan
pengganggu; menyulam/menyisip tanaman yang mati atau terlepas dari
ikatan pada minggu pertama setelah rumput laut ditanam; mengganti tali,
patok, pelampung yang lapuk/rusak; menguatkan tali ikatan dan tali jangkar
yang sudah goyah; menggoyang atau membersihkan lumpur yang melekat
pada tanaman dan tali; serta pemantauan pertumbuhan rumput laut secara
berkala. Memelihara rumput laut berarti mengawasi terus menerus
konstruksi budi daya dan tanaman. Pemeliharaan dilakukan saat ombak
besar maupun saat air laut tenang. Kerusakan patok, jangkar, tali ris, tali ris
utama dan pelampung disebabkan oleh ombak besar atau daya tahan
rumput laut menurun sehingga harus segera diperbaiki. Bila ditunda
berakibat makin banyak yang hilang sehingga kerugian semakin besar.
Hama dan penyakit merupakan hal yang berbeda. Ditinjau dari
definisinya, hama mencakup semua organisme yang bersifat mematikan
organisme yang ditumpanginya secara langsung. Dengan demikian, selain
sebagai predator, hama juga sebagai competitor di lingkungan tempatnya
berada. Sedangkan penyakit dibedakan menjadi dua, yaitu penyakit infeksi
dan non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup
sedangkan penyakit non infeksi disebabkan oleh faktor non hidup, seperti
lingkungan, pakan, keturunan dan penanganan (Supriyadi dan Tim Lentera
2008).
Menurut Sudradjat (2008), hama dalam usaha budi daya rumput laut
antara lain ikan baronang, bintang laut, bulu babi dan penyu. Pengendalianhama terutama ikan dan penyu dengan cara penempatan lokasi di kawasan
luas dan menghindari masa migrasi ikan tersebut. Penyakit ice-ice
merupakan kendala utama budi daya rumput laut. Gejala yang terlihat
antara lain perubahan warna rumput laut menjadi pucat atau tidak cerah
bahkan menjadi putih dan membusuk serta pertumbuhan lambat. Penyakit
tersebut terutama disebabkan oleh perubahan lingkungan seperti arus, suhu
dan kecerahan. Pengendaliannya dengan cara pemindahan lokasi budi daya
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 25/89
10
yang lebih baik kondisi airnya. Menurut DJPB KKP (2004a), pengelolaan
kualitas air bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang optimal. Oleh
karena itu penempatan rawai harus memperhatikan arah arus agar sirkulasi
oksigen dan makanan dapat menyebar secara merata. Di samping itu perlu
diperhatikan pembuangan limbah atau pencemaran rumah tangga atau
industri.
Mutu rumput laut tidak hanya dipengaruhi oleh teknik atau metode
budi dayanya saja, pemanenan juga merupakan hal terpenting dalam
menentukan mutu rumput laut seperti penentuan umur panen, cara panen
dan keadaan cuaca pada saat pemanenan. Panen dapat dibedakan
berdasarkan tujuannya yaitu untuk bibit dan untuk produksi. Panen untuk
bibit dilakukan pada saat rumput laut berumur 25 – 35 hari dengan
memperhatikan persyaratan bibit yang berkualitas baik, sedangkan panen
untuk produksi dilakukan pada umur 45 hari agar kandungan karagenannya
bernilai optimum (DJPB KKP 2004a).
Menurut Sudradjat (2008), panen sebaiknya dilakukan pada cuaca
cerah agar kualitas rumput laut yang dihasilkan lebih terjamin, sebaliknya
apabila saat mendung dapat mengakibatkan fermentasi sehingga mutunya
menurun. Panen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara selektif atau
parsial dan secara keseluruhan. Panen secara selektif dilakukan dengan cara
memotong tanaman secara langsung tanpa melepas ikatan tali ris.
Keuntungan cara ini adalah penghematan tali rafia pengikat rumput laut
tetapi memerlukan waktu kerja yang relatif lama. Sementara itu, cara panen
keseluruhan dilakukan dengan mengangkat seluruh tanaman hasil
pemeliharaan dan dibawa ke darat sehingga waktu kerja yang diperlukanrelatif lebih singkat dibanding cara panen selektif. Namun untuk
penanaman bibit selanjutnya harus dilakukan dari awal dengan mengikat
bibit ke tali ris dan memasang kembali ke lokasi budi daya.
Penanganan dan pengolahan rumput laut pada pasca panen memegang
peranan yang sangat penting dalam industri rumput laut. Kegiatan pasca
panen sangat menentukan mutu rumput laut kering yang dihasilkan sebagai
bahan baku industri selanjutnya. Kegiatan penanganan ini harus dilakukan
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 26/89
11
secara seksama baik dari pemanenan, pencucian, pengeringan bahkan
sampai pengepakan dan penyimpanannya. Perlakuan sebelum pengeringan
dilakukan sesuai permintaan pasar, yaitu: langsung dijemur sesudah panen,
terlebih dulu dicuci dengan air tawar atau dilakukan fermentasi terlebih
dahulu.
Penanganan hasil panen ini juga harus disesuaikan dengan kegiatan
pengolahan selanjutnya. Kegiatan pengolahan ditujukan untuk menciptakan
suatu produk yang lebih bernilai ekonomis daripada bahan mentahnya.
Dalam arti, produk olahan apa yang akan dihasilkan dari jenis rumput laut
yang dipanen. Hal ini tentu saja agar mutu rumput laut yang dihasilkan
sebagai bahan baku sesuai dengan standar produksi industri pengolahannya
dan menghasilkan produk olahan yang berkualitas baik.
2.2.2. Aspek Pasar
Pemasaran menurut Kotler dan Susanto (1999), merupakan proses
sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginannya dengan menciptakan, menawarkan dan
menukarkan produk yang bernilai satu sama lain. Pemasaran merupakan
sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang dituju untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial. Pemahaman konsep pemasaran mendukung manajemen
perusahaan untuk mengadaptasi setiap perubahan pasar dan pesaing melalui
perencanaan strategi. Menurut Kotler dan Amstrong (2001) tercapainya
tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan
pasar sasaran dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien
daripada yang dilakukan oleh pesaing. Aspek pemasaran meliputi kondisi
permintaan, penawaran, harga, persaingan dan peluang pasar serta proyeksi
pemasaran produk.
2.2.3. Aspek Keuangan
Investasi membutuhkan permodalan dan besar-kecilnya modal
bergantung pada skala dan luas usaha yang akan dikerjakan. Modal
sebagai salah satu fungsi investasi dapat diperoleh dari pinjaman atau
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 27/89
12
modal sendiri. Investasi yang memberikan pengembalian modal tinggi
dan jangka waktu pengembalian yang relatif pendek menjadi harapan
setiap investor. Sebaliknya, jika pengembalian modal rendah apalagi
jika lebih rendah dibandingkan tingkat bunga yang berlaku, investor
akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan .
Jika investor menggunakan modal pinjaman dengan pengembalian
modal yang lebih rendah daripada suku bunga bank, berarti investor
akan mengalami kerugian akibat membayar selisih kekurangannya. Jika
ternyata proyek yang dijalankan mengalami kegagalan atau berhenti di
tengah jalan, berarti kerugian yang terjadi akan lebih besar lagi. Investasi
selalu membutuhkan modal yang tidak sedikit. Oleh karena itu, sebelum
melakukan investasi, sudah selayaknya dilakukan analisis kelayakan
usaha secara mendalam.
2.3. Metode Pengambilan Sampel
Banyak rumus pengambilan sampel penelitian yang dapat digunakan untuk
menentukan jumlah sampel penelitian. Pada prinsipnya penggunaan rumus-rumus
penarikan sampel penelitian digunakan untuk mempermudah teknis penelitian.
Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan
menjadi nomor satu karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi. Walau
jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih
bermanfaat. Untuk penelitian deskriptif, sampelnya 10% dari populasi (Mustafa
2000). Jika ukuran populasinya di atas 1000, sampel sekitar 10% sudah cukup,
tetapi jika ukuran populasinya sekitar 100 maka jumlah sampel yang harus
diambil agar hasilnya mewakili populasi yaitu paling sedikit 30%, dan kalau
ukuran populasinya 30, maka sampelnya harus 100% (Gay dan Diehl 1992 dalam
Mustafa 2000).
2.4. Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana
manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil
analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan,
apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha. Pengertian layak dalam
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 28/89
13
penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan
dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial
benefit. Penentuan layak atau tidaknya suatu usaha adalah dengan cara
membandingkan masing-masing nilai kriteria kelayakan dengan batas-batas
kelayakannya (Kadariah et al. 1999).
Analisis keuangan dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan
tersebut layak atau tidak dengan melihat lima kriteria investasi yaitu Net Present
Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR),
Pay Back Period (PBP) dan Break Even Point (BEP). Pendekatan analisis
keuangan yang digunakan, yaitu:
2.4.1. Analisis Keuntungan
Komponen biaya total terdiri dari biaya variabel (biaya tidak tetap) dan
biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah secara
proporsional dengan perubahan aktivitas, dengan kata lain biaya variabel adalah
biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan, akan
tetapi biaya variabel per unit sifatnya konstan. Sedangkan biaya yang selalu tetap
secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas (Garrison dan Noreen
2001).
π = TR – TC
Keterangan:π = Keuntungan
TR = penerimaan total usahaTC = biaya total usaha
2.4.2. Analisis Finansial
a. Net Present Value (NPV)
Analisis aliran kas dilakukan untuk mengetahui besarnya arus kas yang
diperoleh dari selisih penerimaan dan biaya. Arus penerimaan bersih
sekarang (NPV) menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama
umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu
sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu.
Notasinya sebagai berikut:
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 29/89
14
nt
it
t
t t
i
C B NPV
)1(
)(
Keterangan:
B = Manfaat penerimaan tiap tahunC = Biaya yang dikeluarkan tiap tahunt = Tahun kegiatan usaha (t = 1,2,...n)i = Tingkat diskon yang berlaku
Kriteria NPV yaitu: NPV > 0, maka proyek menguntungkan dan layak dilaksanakan NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tetapi juga tidak rugi (manfaat diperolehhanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan sehingga pelaksanaan proyek berdasarkan penilaian subyektif pengambilan keputusan) NPV < 0, maka proyek rugi dan lebih baik untuk tidak dilaksanakan
b. Net Benef it Cost Ratio (Net B/C)
Menurut Gittinger (1996), Net B/C menunjukkan tingkat besarnya
tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Dapat
juga dikatakan untuk mengetahui sejauh mana hasil/penerimaan yang
diperoleh dari penggunaan biaya usaha selama periode tertentu. Notasinya
sebagai berikut:
Keterangan:
B t = Manfaat penerimaan tahun ke-t (Rp)
C t = Biaya yang dikeluarkan tahun ke-t (Rp)
N = umur ekonomis usaha (tahun)
i = tingkat suku bunga (%)t = periode investasi (i = 1,2,...n)
Kriteria kelayakan pada metode ini adalah:
Net B/C > 1, usaha dianggap layak
Net B/C = 1, merupakan titik impas Net B/C < 1, usaha tidak layak.
c. I nternal Rate of Return (IRR)
Tingkat pengembalian internal (IRR) merupakan tingkat bunga
maksimum yang dapat dibayar oleh kegiatan usaha untuk sumber daya
yang digunakan dan ditunjukkan dengan persentase serta menunjukkan
tolok ukur keberhasilan proyek (Gittinger 1996). IRR adalah tingkat bunga
(untuk Bt-Ct > 0)
(untuk Bt-Ct < 0)
n
t
t
ii
n
t
t
t t
i
BC
i
C B
C B Net
0
0
)1(
)1(
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 30/89
15
yang membuat arus penerimaan bersih sekarang (NPV) sama dengan nol
(Kadariah et al. 1999). Notasinya sebagai berikut :
Keterangan : NPV1 = Nilai NPV yang positif (Rp) NPV2 = Nilai NPV yang negatif (Rp)
i1 = tingkat suku bunga nilai NPV yang positif (%)i2 = tingkat suku bunga nilai NPV yang negatif (%)i* = IRR (%)
Kriteria IRR yaitu :IRR > tingkat suku bunga, berarti usaha layak dilaksanakan
IRR < tingkat suku bunga, berarti usaha tidak layak dilaksanakan.
d. Pay Back Period (PBP)
Penghitungan PBP untuk mengetahui jumlah periode (tahun) yang
diperlukan untuk mengembalikan (menutup) ongkos investasi awal dengan
tingkat pengembalian tertentu (Giyatmi et al. 2003). Perhitungan PBP ini
menggunakan rasio keuntungan dan biaya dengan nilai sekarang. Jika nilai
perbandingan keuntungan dengan biaya lebih besar atau sama dengan 1,
proyek tersebut dapat dijalankan (Umar 1997). Notasinya sebagai berikut:
1n1n CB
mnPBP
Keterangan:
n = periode investasi pada saat nilai kumulatif Bt - Ct negatif terakhirm = nilai kumulatif Bt - Ct negatif terakhirBn+1 = nilai sekarang penerimaan bruto pada tahun n + 1Cn+1 = nilai sekarang biaya bruto tahun n + 1
e. Break Even Poin t
(BEP)BEP adalah suatu cara untuk dapat menetapkan tingkat produksi
dimana penjualan sama dengan biaya-biaya. Proyek dikatakan impas jika
jumlah hasil penjualan produknya pada suatu periode tertentu sama dengan
jumlah biaya yang ditanggung, sehingga proyek tersebut tidak menderita
kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba. Jika hasil penjualan produk
tidak dapat melampaui titik ini, maka proyek yang bersangkutan tidak dapat
memberikan laba (Kadariah et al. 1999). Notasinya sebagai berikut:
)(* 1221
1
ii NPV NPV
NPV
ii
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 31/89
16
PenerimaanTotal
VariabelBiaya1
TetapBiayaBEP
2.4.3. Analisis Sensitifitas
Analisis sensitifitas dilakukan untuk melihat seberapa jauh proyek dapat
dilaksanakan mengikuti perubahan harga, baik biaya produksi maupun harga jual
produk atau kelemahan estimasi hasil produksi. Parameter yang biasanya berubah
dan perubahannya dapat mempengaruhi keputusan adalah biaya investasi, aliran
kas, nilai sisa, tingkat bunga, tingkat pajak dan sebagainya. Analisis sensitifitas
juga dilakukan apabila terjadi suatu kesalahan pendugaan suatu nilai biaya atau
manfaat (Pramudya 2002).
2.5. Pengembangan Usaha Budi Daya Rumput Laut
Menurut Hubeis (2008), pengembangan usaha kecil, menengah dan
koperasi tergantung pada beberapa faktor, antara lain: (1) Kemampuan usaha
kecil, menengah dan koperasi dijadikan kekuatan utama pengembangan ekonomi
berbasis lokal; (2) Kemampuan usaha kecil, menengah dan koperasi dalam
peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing; (3) Menghasilkan produk
yang bermutu dan berorientasi pasar domestik maupun ekspor; (4) Berbasis bahan
baku domestik; dan (5) Substitusi impor.
Dalam pembangunan di wilayah pesisir, salah satu pengembangan kegiatan
ekonomi yang sedang digalakkan pemerintah adalah pengembangan budi daya
rumput laut. Melalui program ini diharapkan dapat merangsang terjadinya
pertumbuhan ekonomi wilayah akibat meningkatnya pendapatan masyarakat
setempat dan juga dapat digunakan untuk mempertahankan kelestarian lingkungan
perairan pantai (DJPB KKP 2004b).
Pengembangan budi daya rumput laut merupakan salah satu alternatif
pemberdayaan masyarakat pesisir yang mempunyai keunggulan dalam hal: (1)
produk yang dihasilkan mempunyai kegunaan yang beragam, (2) tersedianya
lahan untuk budi daya yang cukup luas, serta (3) mudahnya teknologi budi daya
yang diperlukan (Pusdatin KKP 2009).
Menurut Sudradjat (2008), pengembangan budi daya rumput laut yang ada
saat ini masih terfokus pada aspek teknis produksi dan belum banyak
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 32/89
17
memperhatikan aspek pemasaran dan keuangan. Budi daya laut yang
berkelanjutan harus memperhatikan tahapan perencanaan meliputi tatanan
praproduksi, teknik produksi, penanganan hasil, pemasaran dan keuangan.
2.6. Strategi Pengembangan Usaha Budi Daya Rumput Laut
Menurut Rangkuti (2006), organisasi bisnis apapun bahkan termasuk
organisasi masyarakat berbasis komoditi dapat dianalisis untuk mencari posisi dan
titik kelebihan dan kekurangan mereka untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
bersama. David (2004) mengatakan bahwa ada tiga tahapan yang harus dilalui
dalam proses perumusan strategi pengembangan perusahaan, yaitu: tahap input,
tahap analisis dan tahap pengambilan keputusan. Tahap input merangkum
informasi-informasi yang diperlukan dalam formulasi strategi dengan melakukan
identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan dengan matriks Internal
Faktor Evaluation (IFE) dan External Faktor Evaluation (EFE). Tahap
selanjutnya adalah analisis matriks matriks Internal-External (IE) untuk melihat
kondisi dan posisi usaha saat ini. Langkah selanjutnya adalah analisis matriks
Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) untuk memilih
alternatif strategi yang tepat bagi usaha. Untuk mengetahui strategi yang terbaik
dari alternatif strategi yang dihasilkan dengan menggunakan analisis matriks
Quantitative Strategic Planning (QSP).
2.6.1. Matriks IFE dan EFE serta Matriks IE
Analisis secara deskriptif dilakukan dengan menggunakan matriks IFE,
EFE dan IE. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghadapi lingkungan internal dan eksternalnya dengan cara
mendapatkan angka yang menggambarkan kondisi perusahaan terhadap kondisi
lingkungannya. Langkah yang ringkas dalam melakukan penilaian internal adalah
dengan menggunakan matriks IFE. Sedangkan untuk mengarahkan perumusan
strategi yang merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya,
demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi dan tingkat
persaingan digunakan matriks EFE (David, 2004).
Menurut Rangkuti (2006) matriks IFE dan EFE diolah dengan
menggunakan beberapa langkah sebagai berikut:
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 33/89
18
1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor internal,
yaitu dengan mendaftarkan semua kelemahan dan kekuatan organisasi.
Kekuatan diidentifikasi terlebih dahulu, baru kemudian perlu dikenali
kelemahan organisasi. Daftar dibuat spesifik dengan menggunakan persentase,
rasio atau angka perbandingan. Faktor eksternal perusahaan diidentifikasi
dengan mendata semua peluang dan ancaman organisasi. Data eksternal
perusahaan diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner dan diskusi dengan
pihak manajemen perusahaan serta data penunjang lainnya. Hasil kedua
identifikasi faktor-faktor diatas menjadi faktor penentu internal dan eksternal
yang selanjutnya akan diberikan bobot dan rating.
2. Penentuan Bobot Setiap Peubah
Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor-
faktor strategis eksternal dan internal tersebut kepada pihak manajemen atau
pakar dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan. Metode
tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor
penentu internal dan eksternal. Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat
pada Tabel 1 dan 2. Untuk menentukan bobot setiap peubah digunakan skala
1, 2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah: (1) 1 = Jika
indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal; (2) 2 = Jika
indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal; dan (3) 3 = Jika
indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal. Bobot setiap
peubah diperoleh dengan menentukan nilai rataan dari setiap peubah terhadap
jumlah nilai keseluruhan peubah.
Tabel 1 Penilaian bobot faktor strategi internal usaha
Faktor Strategis Internal A B C D …. Total
A
B
C
D
……..
Total
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 34/89
19
Tabel 2 Penilaian bobot faktor strategi eksternal perusahaan
Faktor Strategis Eksternal A B C D …. Total
A
B
C
D
……..
Total
3. Penentuan Peringkat (Rating)
Penentuan rating dilakukan terhadap peubah-peubah hasil analisis situasi
perusahaan. Hasil pembobotan dan rating dimasukkan dalam Tabel 3 dan 4.
Faktor kelemahan, dimana skala 1 berarti kelemahan utama dan skala 2 berarti
kelemahan kecil. Faktor kekuatan, dimana skala 3 berarti kekuatan kecil dan
skala 4 berarti kekuatan utama. Selanjutnya nilai dari pembobotan dikalikan
dengan nilai rataan rating pada tiap-tiap faktor dan semua hasil kali tersebut
dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan. Skala
nilai rating yang digunakan untuk matriks IFE yaitu: 1 = kelemahan utama, 2
= kelemahan kecil, 3 = kekuatan kecil, dan 4 = kekuatan utama.
Tabel 3 Matriks IFE
Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor
A. Kekuatan :
1.
5.
B. Kelemahan :
1.
5.
Total (A+B)
Pengaruh masing-masing peubah terhadap kondisi perusahaan diukur
dengan menggunakan nilai rating dengan skala 1, 2, 3 dan 4 terhadap masing-
masing faktor strategis. Skala nilai rating untuk matriks EFE adalah 1 =
rendah, respon kurang; 2 = rendah, respon sama dengan rata-rata; 3 = tinggi,
respon diatas rata-rata; dan 4 = sangat tinggi, respon superior. Faktor ancaman
merupakan kebalikan dari faktor peluang, dimana skala 1 berarti sangat tinggi,
respon superior terhadap perusahaan dan skala 4 berarti rendah, respon kurang
terhadap perusahaan.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 35/89
20
Tabel 4 Matriks EFE
Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor
A. Peluang :
1.
5.
B. Ancaman :
1.
5.
Total (A+B)
Gabungan kedua matriks tersebut menghasilkan matriks IE yang berisikan
sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari
matriks-matriks IFE dan EFE. Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk
memperoleh strategi pengembangan usaha yang lebih detail. Diagram tersebut
dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya
kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu: a)
Strategi pertumbuhan, adalah strategi yang merupakan pertumbuhan
perusahaan itu sendiri; b) Strategi stabilitas, adalah strategi yang diterapkan
tanpa mengubah arah strategi yang sudah ditetapkan; dan c) Strategi
pengurangan, adalah usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang
dilakukan perusahaan.
2.6.2. Matriks SWOT
Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan. Matriks ini
dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya. Analisis SWOT terdiri dari Strengths (kekuatan), yaitu sumber
daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan
kebutuhan pasar yang dilayani oleh perusahaan. Kekuatan dapat terkandung
dalam sumber daya keuangan, citra perusahaan, kepemimpinan pasar. Weaknees
(kelemahan), yaitu keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif
perusahaan seperti keterampilan pemasaran dan keterikatan hubungan kerja.
Opportunities (peluang) yaitu situasi penting yang menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 36/89
21
satu sumber peluang seperti segmen pasar yang tadinya terabaikan. Threats
(ancaman) yaitu situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan, seperti masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar dan
sebagainya (Rangkuti 2006).
Menurut Hubeis (2008), komponen analisis SWOT juga dapat diartikan
sebagai: a) Kekuatan adalah sumber daya atau kapasitas perusahaan yang dapat
digunakan secara efektif dalam mencapai tujuannya; b) Kelemahan adalah
keterbatasan, toleransi ataupun cacat dari perusahaan yang dapat menghambat
pencapaian tujuannya; c) Peluang adalah situasi mendukung dalam perusahaan
yang digambarkan dari kecenderungan atau perubahan sejenis atau pandangan
yang dibutuhkan untuk meningkatkan permintaan produk/jasa dan memungkinkan
organisasi meningkatkan posisi melalui kegiatan suplai; dan d) Ancaman adalah
situasi tidak mendukung/hambatan, kendala atau berbagai unsur eksternal lainnya
dalam lingkungan perusahaan yang potensial untuk merusak strategi yang telah
disusun, sehingga menimbulkan masalah, kerusakan atau kekeliruan. Penilaian
internal ditujukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh perusahaan.
Matriks SWOT menghasilkan 4 sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu
strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T, seperti terlihat pada
Tabel 5.
Tabel 5 Matriks SWOT
INTERNAL
EKSTERNAL
STRENGTH – S
Daftar 5-10 faktor-faktor
kekuatan
WEAKNESS – W
Daftar 5-10 faktor-faktor
kelemahan
OPPORTUNITIES – O
Daftar 5-10 faktor-faktorPeluang
STRATEGI S – O
Gunakan kekuatan untukmemanfaatkan peluang
STRATEGI W – O
Atasi kelemahan denganmemanfaatkan peluang
THREATS – T
Daftar 5-10 faktor-faktor
Ancaman
STRATEGI S – T
Gunakan kekuatan untuk
menghindari ancaman
STRATEGI W – T
Meminimalkan
Kelemahan dan
menghindari ancaman
Sumber : Analisis SWOT; Teknik Membedah Kasus Bisnis, Rangkuti (2006)
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 37/89
22
Terdapat 8 tahapan dalam membentuk matriks SWOT, yaitu:
1. Penentuan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan.
2. Penentuan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan.
3. Penentuan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan.
4. Penentuan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan.
5. Penyesuaian kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk
mendapatkan strategi S – O.
6. Penyesuaian kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk
mendapatkan strategi W – O.
7. Penyesuaian kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk
mendapatkan strategi S – T.
8. Penyesuaian kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk
mendapatkan strategi W – T.
2.6.3. Matriks Quantitative Strategic Planning (QSP)
Tahap terakhir dari perumusan strategi adalah tahap keputusan, dimana alat
analisis yang digunakan dalam tahap ini adalah matriks QSP. Matriks ini
menggunakan masukan dari tahap input dan tahap pemaduan untuk memutuskan
strategi mana yang terbaik (David 2004). Matriks QSP merupakan alat yang
memungkinkan untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif,
berdasarkan faktor-faktor sukses internal dan eksternal yang telah dikenali
sebelumnya.
Matriks QSP terdiri dari empat komponen, antara lain: (1) Bobot, yang
diberikan sama dengan yang ada pada matriks IFE dan matriks EFE, (2) Nilai
daya tarik, (3) Total nilai daya tarik, dan (4) Jumlah total nilai daya tarik. Matriks
QSM dapat dilihat pada Tabel 6. Menurut David (2004) ada enam langkah yang
diperlukan untuk mengembangkan matriks QSP adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Mendaftarkan peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan atau
kelemahan internal perusahaan dalam kolom kiri matriks QSP.
Langkah 2 : Memberikan bobot untuk setiap faktor internal dan eksternal.
Bobot sama dengan yang dipakai dalam matriks IFE dan EFE.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 38/89
23
Langkah 3 : Memeriksa tahap kedua (pemanduan) matriks dan
mengidentifikasi strategi alternatif yang dapat dipertimbangkan
perusahaan untuk diimplementasikan.
Langkah 4 : Menetapkan Nilai Daya Tarik (AS) yang menunjukkan daya tarik
relatif setiap strategi dalam alternatif set tertentu. Nilai daya tarik
tersebut adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup
menarik, 4 = amat menarik.
Langkah 5 : Menghitung Total Nilai Daya Tarik dengan mengalikan bobot
dengan nilai daya tarik.
Langkah 6 : Menghitung jumlah Total Nilai Daya Tarik. Jumlah ini
mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap
strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi tersebut
semakin menarik dan sebaliknya.
Tabel 6 Matriks QSP
Keterangan:
AS = Nilai Daya Tarik; TAS = Total Nilai Daya Tarik.
Faktor-faktor Kunci Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2
AS1 TAS1 AS2 TAS2
Peluang
Ancaman
Kekuatan
Kelemahan
Jumlah Total Nilai Daya Tarik
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 39/89
III. METODOLOGI KAJIAN
3.1. Lokasi dan Waktu
Penentuan lokasi kajian secara sengaja ( purposive) yaitu pada sentra budi
daya rumput laut di perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa
Tengah, dengan pertimbangan bahwa di perairan Karimunjawa merupakan lokasi
budi daya rumput laut yang cukup terkenal sebagai produsen rumput laut
Indonesia. Waktu kajian berlangsung selama 10 bulan dari bulan Maret sampai
dengan Desember 2010.
3.2. Metode Penarikan Sampel
Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) di Kecamatan Karimunjawa
sebanyak 111 RTP sehingga jumlah responden yang digunakan dalam kajian ini
sebanyak 35 orang, yang berdomisili di Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemojan.
Responden terdiri dari 30 pembudi daya, 2 pedagang pengumpul dan 3 ketua
kelompok usaha bersama. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan
metode judgement sampling , yaitu memilih responden yang paling tepat untuk
dimintai informasi yang dibutuhkan. Responden ditentukan berdasarkan anggapan
bahwa mereka masih bisa mewakili karakteristik populasi pembudi daya rumput
laut di perairan Karimunjawa.
3.3. Sumber Data
Sumber data untuk kajian ini adalah data internal dan data eksternal. Data
internal berasal dari responden dan menggambarkan keadaan responden, yaitu
pembudi daya, pedagang pengumpul dan ketua kelompok usaha. Data eksternal
diperoleh dari luar responden, seperti pabrik penampung bahan baku rumput laut
dan instansi pemerintah. Instansi pemerintah yang dilibatkan dalam pengisian
kuesioner adalah pejabat Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara dan
dosen Akademi Perikanan Kalinyamat Jepara yang dianggap pakar dan memiliki
kapasitas sebagai pengambil keputusan dalam pengembangan usaha budi daya
rumput laut di Karimunjawa.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 40/89
25
3.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1) kajian kepustakaan.
Kajian kepustakaan ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data tertentu berupa
hasil kajian/penelitian, buku-buku ilmiah, surat kabar, buletin, brosur dan artikel
yang merupakan sumber ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kelayakan
dan strategi pengembangan usaha budi daya rumput laut Kappaphycus alvarezi di
perairan Karimunjawa; (2) kajian lapangan. Kajian ini dilakukan dengan
melakukan pengamatan secara langsung pada sentra-sentra usaha budi daya
rumput laut di Karimunjawa. Data dan informasi yang diambil antara lain
deskripsi usaha, kegiatan usaha, sejarah singkat usaha, profil pembudi daya dan
pembiayaan usaha budi daya rumput laut.
Data dan informasi yang dibutuhkan berupa data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer diperoleh melalui survei lapangan dan wawancara.
Survei lapangan dengan penyebaran kuesioner, yang meliputi: (1) kuesioner untuk
data profil dan komponen biaya usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa
(Lampiran 1); (2) kuesioner untuk penilaian bobot dan rating faktor strategis
internal dan eksternal (Lampiran 2). Pengumpulan data sekunder diperoleh dari
dokumen-dokumen atau monografi instansi-instansi berwenang seperti
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappeda Kabupaten Jepara, Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jepara, dinas dan instansi terkait lainnya baik
di tingkat kabupaten maupun provinsi dan laporan hasil studi dari berbagai
lembaga/instansi yang relevan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1) wawancara, yaitu
cara pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab dengan berdasarkan
panduan daftar pertanyaan yang diajukan antara penulis dengan pembudi dayarumput laut, pedagang pengumpul dan ketua kelompok usaha bersama serta
instansi terkait yang memiliki data yang berhubungan dengan masalah yang
dikaji; (2) pengamatan, yaitu suatu pengamatan secara langsung terhadap masalah
yang dikaji dan penyebaran kuesioner dengan maksud untuk memperoleh
keterangan-keterangan selama kajian.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 41/89
26
3.5. Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang diolah
dengan bantuan komputer dengan aplikasi Microsoft Excel . Data disajikan dalam
bentuk tabulasi untuk menyusun sasaran yang merupakan prioritas bagi
pengembangan usaha budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa. Analisis
data yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis keuangan berdasarkan
kriteria nilai keuntungan dan analisis finansial berdasarkan kriteria nilai NPV, B/C
ratio, IRR, PBP dan BEP. Data yang dikumpulkan meliputi laporan pembiayaan
usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa. Data yang diperoleh membantu
dasar pembuatan analisis, khususnya keuntungan yang diperoleh. Analisis
hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan
dasar untuk dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil operasional
usaha. Tahap selanjutnya dilakukan análisis sensitifitas untuk mengetahui
seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan faktor atau parameter yang
mempengaruhi pada setiap pengambilan keputusan. Metode analisis data ini
bukan merupakan solusi terbaik bagi usaha, namun dapat menjadi salah satu
alternatif bagi perencanaan peningkatan usaha di masa mendatang, dengan tetap
mempertahankan kondisi dan potensi yang baik serta berkesinambungan.
Analisis kualitatif dilakukan dengan melakukan analisis secara deskriptif
terhadap aspek teknis produksi, lingkungan pemasaran dan pengembangan usaha
budi daya rumput laut. Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan secara
keseluruhan usaha budi daya rumput laut termasuk kondisi lingkungan internal
dan eksternal yang sedang dialami oleh pembudi daya. Hasil identifikasi faktor
lingkungan internal dan eksternal usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa
selanjutnya dievaluasi dengan matriks IFE dan matriks EFE. Hasil evaluasi matrikIFE dan EFE selanjutnya dipetakan menurut matriks IE untuk melihat posisi
usaha dalam suatu diagram. Untuk mempermudah perumusan alternatif strategi
dan strategi yang paling menarik bagi pengembangan usaha budi daya rumput laut
di Karimunjawa digunakan matriks SWOT dan matriks QSP. Adapun kerangka
pemikiran analisis kelayakan usaha budi daya rumput laut Kappaphycus alvarezii
dengan metode longline dan strategi pengembangannya di perairan Karimunjawa
dapat dilihat pada Gambar 1.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 42/89
27
Gambar 1 Kerangka pemikiran kelayakan usaha budi daya rumput laut dan
strategi pengembangannya di Karimunjawa.
Aspek keuangan:
1. Jumlah produksi,2. Harga jual,3. Biaya investasi,
4. Biaya tetap,5. Biaya tidak tetap,
6. Laba usaha.
Identifikasi faktorinternal dan
eksternal :1. Teknologi,
2. Pesaing,3. Modal,4. Tenaga kerja,5. Konsumen,6. Potensi lahan,
7. Sarana prasarana,8. Musim,9. Kebijakan
Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (NetB/C), Internal Rate of Return (IRR),
Pay Back Period (PBP), Break Even Point (BEP).
1. Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE) dan
External Faktor Evaluation (EFE).2. Matriks Internal-
External (IE).3. Matriks Strengths,
Weaknesses,Opportunities andThreats (SWOT).
4. Matriks QuantitativeStrategic Planning (QSP).
Kelayakan usaha
Posisi usaha berdasarkan matriks
IE:
Rumusan strategi
Data Parameter Target tujuan
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 43/89
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Usaha Budi Daya Rumput Laut
Hasil kajian lapangan yang menunjukkan profil usaha budi daya rumput
laut Kappaphycus alvarezii dengan metode longline di K arimunjawa sebagaimana
disajikan dalam Lampiran 3.
4.1.1. Lokasi dan riwayat usaha
Lokasi usaha budi daya yang dijadikan objek kajian adalah di Pulau
Karimunjawa dan Pulau Kemojan. Pada lokasi tersebut ditemukan paling
banyak pembudi daya rumput laut. Hal ini sesuai dengan data Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jepara (2008) bahwa pembudi daya
rumput laut di perairan Karimunjawa sampai tahun 2009 terkonsentrasi
pada tiga desa, yaitu Karimunjawa, Kemojan dan Parang. Usaha budi daya
rumput laut di 3 desa tersebut mulai serentak dilaksanakan tahun 2007 dan
telah menjadi salah satu kekuatan baru ekonomi masyarakat Karimunjawa.
Komoditas rumput laut mulai dibudi dayakan secara intensif tahun 2003.
Berdasarkan hasil wawancara, usaha budi daya telah dilaksanakan sejak
tahun 2002 namun mengalami pasang surut usaha karena harga di pasaran
anjlok sehingga sempat berhenti beberapa tahun dan tahun 2007 mulai
serentak dilaksanakan lagi ketika terjadi lonjakan harga dan kebutuhan
rumput laut dunia.
Penduduk Karimunjawa berasal dari suku Jawa, Bugis, Madura dan
yang bekerja di bidang perikanan sebagian besar berasal dari suku Bugis
dan Madura. Hal ini menunjukkan bahwa usaha perikanan dan kelautan di
Kecamatan Karimunjawa masih dikuasai oleh budaya bahari suku Bugis
dan Madura. Berdasar hasil kajian, usaha budi daya rumput laut yang
dijadikan sebagai pekerjaan pokok sebanyak 16 responden atau 45.71%,
sedangkan pekerjaan sampingan sebanyak 19 responden atau 54.29%.
Sebagian besar pekerjaan pokok responden adalah nelayan, membuat ikan
kering, bertani, beternak kambing atau sapi, membuat tempe, minyak
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 44/89
29
kelapa, bata merah, tukang reparasi, dan lain-lain sehingga budi daya
rumput laut masih menjadi kegiatan sampingan. Hal ini menunjukkan
bahwa potensi sumber daya manusia dan lahan perairan di Kecamatan
Karimunjawa yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan dikelilingi laut masih
belum dimanfaatkan secara optimal.
4.1.2. Bibit
Bibit rumput laut jenis K. alvarezii yang digunakan oleh responden di
Karimunjawa berasal dari Karimunjawa sendiri, yaitu dari
pengembangbiakan secara vegetatif (83%), introduksi dari strain Phillipina
yang berukuran lebih besar (14%) dan dari pembibit luar daerah seperti
Ambon (3%). Harga bibit rumput laut di Karimunjawa sekitar Rp1,200.00 -
Rp1,700.00 per kg sedangkan bibit dengan kualitas baik adalah Rp3,000.00
per kg. Kualitas baik yang dimaksud adalah ukuran bibit lebih besar dan
penampakan warna dan bentuknya sangat segar dibanding rata-rata bibit
yang beredar. Dalam mendapatkan bahan baku/bibit, baik responden
perorangan (tidak ikut kelompok usaha) maupun yang menjadi anggota
kelompok usaha tidak mendapatkan kendala. Bibit diperoleh dari
Karimunjawa karena jumlah penjual bibit cukup banyak sehingga ada
kebebasan bagi para responden untuk membeli. Responden membeli bibit
dari penjual bibit secara tunai dan sebagian lagi ada yang dengan perjanjian
dibayar kemudian dengan tenggang waktu tertentu. Akan tetapi tidak ada
kesepakatan untuk menjual hasil produksinya ke penjual bibit walaupun
tidak menutup kemungkinan jika harganya cocok mereka juga menjual
produknya ke penjual bibit. Adanya sistem pembayaran dengan tenggang
waktu tersebut dimungkinkan oleh penjual bibit karena tenggang waktuyang disepakati juga tidak terlalu lama. Bibit digunakan secara terus
menerus bahkan hingga 3 tahun masa usaha budi daya.
4.1.3. Hama dan penyakit
Permasalahan yang ditemui dalam usaha budi daya rumput laut di
Karimunjawa antara lain penyakit, hama tanaman dan hama binatang. Hal
itu ditunjukkan dengan 91.18% responden menyatakan bahwa sebagai
penyebab kerusakan usaha adalah penyakit ice-ice, atau lebih dikenal
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 45/89
30
dengan penyakit putih di kalangan masyarakat Karimunjawa. Responden
yang menyatakan sebagai penyebab kerusakan adalah lumut gotho atau
lumut kutu sebanyak 85.29%, 2.94% responden menyatakan penyu sebagai
penyebab kerusakan dan 2.94% menyebutkan ikan baronang sebagai
penyebab kerusakan.
4.1.4. Penanganan hasil panen
Jumlah hari tanam rumput laut di perairan Karimunjawa/umur panen
pada 40 – 60 hari tanam, dengan rata-rata 47 hari tanam. Bagan alir proses
produksi rumput laut kering di perairan Karimunjawa dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2 Proses produksi rumput laut kering di perairan Karimunjawa.
Proses produksi rumput laut kering yang dilakukan responden adalah
sebagai berikut:
a. Rumput laut setelah dipanen dibersihkan dari kotoran yang menempel
seperti pasir, lumut, dan lain-lain kemudidan dijemur sampai kering.
b. Apabila cuaca bagus, penjemuran membutuhkan waktu 3 hari.
Penjemuran menggunakan rak para-para dan rumput laut tidak
Penjemuran
Pencucian dengan
air tawarPencucian dengan
air laut
Penjemuran/dikering anginkan
Pen a akan
Pen emasan
karagenan
Rumput laut kering
agar
Rumput laut basah
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 46/89
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 47/89
32
yang dilibatkan dalam kajian ini adalah kelompok Usaha Baru, Tropikana
Gam, Suka Damai, Gon Bajak, Sukarela, Mitra Alam dan Alga Jaya.
Kerjasama dilakukan oleh sesama kelompok, antar kelompok maupun
dengan pedagang pengumpul. Fasilitas juga diberikan kepada unit usaha
yang tergabung dalam kelompok oleh pemerintah pusat dan kabupaten,
pedagang pengumpul dan kelompok itu sendiri. Selama menjadi anggota
kelompok usaha bersama, pembudi daya diikutsertakan dalam kegiatan
studi banding dan bekerjasama dalam hal modal, penentuan harga,
pemasaran, penyediaan sarana produksi dan cara budi daya rumput laut.
4.1.6. Luasan usaha
Lahan perairan yang digunakan sebagai lokasi usaha budi daya
rumput laut pada kajian ini adalah rata-rata seluas 2,407 m2. Penggunaan
lahan perairan di Kecamatan Karimunjawa untuk budi daya rumput laut
belum dikenakan biaya sewa atau pajak lahan, sedangkan pembudi daya
rumput laut yang menjadi anggota kelompok usaha dan mengelola tanaman
rumput laut milik kelompok dikenakan biaya Rp30,000.00/tahun oleh
pemilik usaha/ketua kelompok. Lokasi lahan perairan untuk usaha budi
daya rumput laut tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penduduk sehingga
memudahkan dalam hal pemantauan.
4.2. Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut
Secara umum aspek yang dikaji dalam analisis kelayakan usaha meliputi
aspek teknis produksi, pasar dan keuangan.
4.2.1. Aspek teknis produksi
Rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii paling banyak dibudi
dayakan di Kepulauan Karimunjawa karena secara geografis perairan di
sana memiliki tingkat keterlindungan arus yang baik. Pulau-pulau kecil
yang banyak terdapat di kepulauan tersebut dapat menjadi pelindung
sehingga arus atau pergerakan air laut menjadi tidak terlalu kencang dan
tidak mengganggu pertumbuhan rumput laut yang dibudi dayakan.
Sebelum penggunaan metode rawai, pembudi daya mencoba berbagai
metode lain seperti metode lepas dasar, metode rakit apung dan metode
jalur. Namun pada akhirnya gagal, antara lain karena dasar perairan yang
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 48/89
33
tidak cocok, metode yang tidak efisien dan harga produksi mahal sehingga
saat ini metode yang digunakan di perairan Karimunjawa adalah metode
rawai, seperti terlihat pada Gambar 3. Proses pembuatan rawai yang
dilakukan pembudi daya adalah tali nilon atau tali poly ethylen (PE) pada
ujung-ujungnya diikat pada pelampung (botol plastik air minum) dan
ditambatkan pada jangkar. Tiap 5 – 10 m diberi pelampung. Tanaman
diikat pada tali nilon pada jarak 25 cm, satu bentang tali dengan lainnya 1 –
2 m. Panjang bentangan tali antara 100 – 125 m. Metode budi daya rawai
digunakan oleh pembudi daya di perairan Karimunjawa karena
pembuatannya membutuhkan bahan-bahan yang mudah didapat, ringan,
praktis dan biaya yang dikeluarkan lebih murah daripada metode rakit.
Gambar 3 Usaha budi daya rumput laut dengan metode rawai.
Berdasarkan hasil pengolahan data lapangan, bibit rumput laut yang
digunakan responden di perairan Karimunjawa dikembangbiakkan secara
berulang-ulang (pola stek), bahkan sampai digunakan selama 3 tahun. Hal
ini berpengaruh terhadap mutu hasil panen berikutnya karena penggunaan
bibit yang sudah beberapa kali dipanen menjadi kurang produktif dalam
pertumbuhan. Oleh karena itu pembudi daya perlu dibina mengenai cara
berbudi daya rumput laut yang tepat, seperti pembiakan bibit melalui
anakan agar mutu hasil panen berikutnya tetap stabil.
Penyakit yang paling banyak ditemukan menyerang tanaman rumput
laut adalah ice-ice. Penyebab penyakit ini adalah arus laut dan suhu yang
berubah-ubah. Kecerahan air yang sangat tinggi dan rendahnya kelarutan
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 49/89
34
unsur hara nitrat dalam perairan juga merupakan penyebab munculnya
penyakit tersebut. Pencegahan yang dilakukan pembudi daya di
Karimunjawa antara lain dengan menggeser lokasi penanaman ke perairan
yang lebih sehat kualitas airnya. Adapun rumput laut yang telah terserang
penyakit ice-ice biasanya langsung dipotong pada bagian yang terserang
dan rumput laut yang masih sehat segera dipanen walaupun umur tanaman
kurang dari 47 hari. Apabila penyakit telah menyebar diseluruh badan
tanaman, rumput laut diangkat ke daratan dan dibuang karena busuk.
Hama tumbuhan yang sering mengganggu pertumbuhan rumput laut
di perairan Karimunjawa adalah lumut gotho. Penyebab munculnya lumut
ini adalah kualitas air yang kurang baik, seperti tidak adanya arus laut
sehingga kondisi perairan statis. Hal itu memacu pertumbuhan lumut yang
menempel di thallus rumput laut. Penanganan yang biasa dilakukan
pembudi daya antara lain menyiangi lumut yang menempel, menggoyang-
goyangkan rumput laut agar lumut yang menempel terlepas, memotong
thallus rumput laut yang sudah busuk.
Hama binatang yang menyerang tanaman rumput laut antara lain: ikan
baronang dan penyu. Kedua binatang tersebut sangat menyukai tumbuhan
laut bagi sumber makanannya. Pencegahan yang dilakukan responden
dalam menghadapi hama binatang antara lain dengan melingkupi tanaman
rumput laut dengan menggunakan jaring. Namun penggunaan jaring ini
tidak dilakukan oleh semua responden karena pertimbangan biaya investasi.
Solusi dalam penggunaan jaring untuk menghalangi hama binatang dapat
juga diterapkan namun agar efisien sebaiknya pembudi daya menempatkan
areal budi dayanya di lokasi yang terhindar dari jalur migrasi ikan baronangdan penyu.
Hama dan penyakit pada budi daya rumput laut dapat menurunkan
produksi hingga 50%. Berdasarkan pemecahan masalah hama dan penyakit
yang menyerang tanaman rumput laut, diketahui bahwa pembudi daya
rumput laut di perairan Karimunjawa telah mengantisipasi ancaman dalam
berbudi daya dan penanganan yang dilakukan telah sesuai dengan teknik
budi daya rumput laut. Berdasar hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 50/89
35
penentuan lokasi usaha budi daya merupakan salah satu faktor utama dalam
keberhasilan usaha. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk
melakukan penanaman, pembudi daya sebaiknya mengikuti persyaratan
dalam pemilihan lokasi budi daya seperti yang telah diuraikan dalam Bab
Tinjauan Pustaka.
Adapun terkait dengan pengaruh perubahan musim dan keamanan
lahan usaha budi daya, pembudi daya hendaknya meningkatkan
kewaspadaan dengan melakukan pemantauan secara terus-menerus dan
bekerjasama dengan pembudi daya lain disekitarnya. Keberhasilan usaha
budi daya rumput laut harus didukung usaha perawatan selama masa
pemeliharaan, seperti terlihat dalam Gambar 4, bukan hanya terhadap
tanaman itu sendiri tapi juga fasilitas budi daya yang digunakan. Oleh
karena itu peranan pembudi daya dituntut untuk selalu mengawasi rumput
laut yang dibudi dayakan sehingga kemungkinan adanya kerusakan
khususnya kekuatan alam dapat diperkecil.
Gambar 4 Usaha perawatan selama masa pemeliharaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang pengumpul bahwa
usaha budi daya rumput laut sangat baik untuk dikembangkan, karena dapat
memberdayakan masyarakat lebih mandiri dan dapat menciptakan lapangan
kerja sehingga pendapatan keluarga meningkat. Usaha budi daya rumput
laut dapat memberikan alternatif usaha, baik sebagai sampingan maupun
pokok berskala besar, yang sifatnya mudah, tidak memerlukan modal besar,
murah dan ramah lingkungan. Semua orang dapat dengan mudah belajar
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 51/89
36
membudi dayakan rumput laut karena yang terpenting adalah ketekunan
dan ketelitian. Berhasil tidaknya budi daya rumput laut sangat tergantung
dari pengalaman masing-masing pembudi daya, disamping itu juga perlu
ketekunan dan keuletan untuk mau belajar mencari upaya agar dapat
meningkatkan hasil produksi sehingga hasil produksi dari musim tanam ke
musim tanam berikutnya dapat mengalami peningkatan, baik mutu maupun
jumlahnya.
4.2.2. Aspek pasar
Hasil panen rumput laut di Karimunjawa dijual dalam bentuk rumput
laut kering setelah dijemur selama 3 sampai 4 hari. Rendeman rumput laut
umumnya hanya sekitar 12%. Rumput laut kering dikemas dalam karung-
karung plastik untuk dijual kepada para pedagang pengumpul atau kepada
koperasi yang selanjutnya dijual kepada pabrik pengolahan rumput laut di
beberapa kota.
Produk akhir dari hasil panen rumput laut basah adalah rumput laut
kering. Pengolahan lanjutan dari rumput laut kering menjadi produk olahan
seperti rumput laut kering tawar, sirup, manisan, jelly dan dodol hanya
dilakukan oleh 11 responden atau 31.43%. Hasil olahan dijual di warung-
warung tempat penjualan cinderamata khas Karimunjawa. Kemasan yang
digunakan baru sebatas untuk melindungi produk belum sampai untuk
memperbaiki penampilan produk, yaitu dengan plastik dan diberi label dari
kertas yang dicetak terpisah dari plastik pembungkus.
Permintaan pasar rumput laut hasil produksi perairan Karimunjawa
antara lain melalui PT. Indo Carrageen yang beralamat di Jalan Veteran
nomor 11 –
23 Gresik, Jawa Timur. Berapapun hasil rumput laut diterima
pihak pabrik karena pabrik membutuhkan bahan baku rumput laut dalam
jumlah besar, asalkan memenuhi persyaratan. PT. Indo Carrageen
melakukan pembelian rumput laut dalam bentuk kering asin dengan
spesifikasi kadar air 35 – 37% dan kadar kekotoran maksimal 2%. Rumput
laut yang lembab dengan kadar air lebih dari 18% akan mengakibatkan
rumput laut mengalami fermentasi dan menimbulkan bau yang tidak
diharapkan. Mutu produk yang dihasilkan oleh pembudi daya rumput laut
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 52/89
37
di Karimunjawa cukup baik dengan tingkat retour (pengembalian produk
rusak) oleh pabrik olahan di bawah 10%. Pada kelompok usaha sudah ada
struktur organisasi yang jelas sehingga sudah ada semacam Quality Control
di usaha tersebut. Hal-hal yang diperhatikan untuk mengatasi permasalahan
kegagalan penjualan oleh pembudi daya adalah umur panen, cara panen
serta penanganan pasca panen. Oleh karena itu pembudi daya harus
melakukan langkah yang tepat dalam berbudi daya rumput laut agar hasil
budi dayanya laku di pasaran.
Pembudi daya yang belum bergabung dalam kelompok usaha
memiliki kebebasan dalam memasarkan produknya. Produk yang
dihasilkan dijual kepada pedagang pengumpul yang menawarkan harga
paling tinggi. Sedangkan bagi pembudi daya yang telah tergabung dalam
kelompok usaha, mereka tidak lagi memikirkan produknya dijual kemana
karena ditangani oleh kelompok yang telah menjalin kerjasama dengan
pedagang pengumpul atau ketua kelompok tersebut merupakan pedagang
pengumpul juga. Pembayaran dilakukan di muka, artinya produk dibayar
setelah produk dihitung dan diterima pedagang pengumpul.
4.2.3. Aspek keuangan
a. Pendapatan
Usaha budi daya rumput laut mempunyai 2 musim, yaitu musim
bagus dan musim kurang bagus akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Selama 1 tahun usaha budi daya rumput laut mengalami 3 kali musim
bagus. Pada musim bagus, rata-rata per musim tanam menggunakan
bentangan sebanyak 20 buah dengan panjang 125 m. Dengan ukuran
tersebut dapat dihasilkan rumput laut basah sebanyak 14,792 kg yang
kemudian diambil sebanyak 500 kg untuk dijadikan bibit pada musim
tanam berikutnya. Rumput laut basah kemudian dikeringkan selama 3
sampai 4 hari menjadi 1,286 kg rumput laut kering. Harga rumput laut di
tingkat pembudi daya untuk rumput laut basah adalah Rp1,059.00 per kg,
sedangkan harga rumput laut kering adalah Rp9,324.00 per kg.
Musim kurang bagus untuk usaha budi daya rumput laut di
Karimunjawa terjadi 2 kali dalam 1 tahun. Pada musim kurang bagus rata-
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 53/89
38
rata responden mengurangi luasan usaha budi daya. Setiap musim tanam
pada saat musim kurang bagus, jumlah bentang yang digunakan rata-rata 16
buah dengan panjang bentang 100 m. Hasil produksi rumput laut basah
sebanyak 7,609 kg (dikurangi 400 kg untuk bibit) dan sisanya dikeringkan
menghasilkan 748 kg rumput laut kering. Harga jual rumput laut basah
adalah Rp943.00 per kg sedangkan harga rumput laut kering adalah
Rp8,471.00 per kg.
Berdasarkan data hasil produksi dan harga jual rumput laut kering
pada musim bagus (3 kali musim tanam) diperoleh perhitungan
penerimaan/pendapatan sebesar 35.97 juta rupiah per tahun. Sedangkan
pada musim kurang bagus (2 kali musim tanam) diperoleh 12.67 juta rupiah
per tahun. Total penerimaan dari hasil usaha budi daya rumput laut di
Karimunjawa sebesar 48.64 juta rupiah per tahun atau 18.32 juta rupiah per
musim tanam atau 4.05 juta rupiah per bulan (Lampiran 3 dan 4).
b. Analisis finansial
Kurangnya pengetahuan bisnis responden seperti perhitungan
kelayakan usaha menjadi kendala tersendiri. Hal ini terjadi karena data
produksi, pemasaran dan arus keluar masuk uang tidak tercatat dengan rapi.
Dari aspek keuangan, modal yang dimiliki pembudi daya berasal dari
pinjaman bank, milik sendiri, milik kelompok, bantuan dari pemerintah
atau lembaga lain, hutang kepada tetangga atau hutang kepada pedagang
pengumpul.
Perhitungan kelayakan finansial usaha budi daya rumput laut
menggunakan lima kriteria investasi yaitu Net Present Value (NPV), Net
Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Pay Back
Period (PBP) dan Break Event Point (BEP). Terlebih dahulu dibahas
mengenai biaya investasi dan biaya operasional termasuk biaya penyusutan.
Modal usaha budi daya rumput laut dijabarkan dalam komponen investasi
untuk kegiatan penanaman dan kegiatan penanganan hasil panen
(Lampiran 5).
Kegiatan penanaman membutuhkan bahan-bahan seperti tali untuk
kapling dan bentangan, tali jangkar, tali rafia, pelampung, patok kayu,
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 54/89
39
perahu, jangkar dan bibit rumput laut. Adapun untuk kegiatan penanganan
hasil panen membutuhkan bahan-bahan seperti para-para, waring, terpal,
keranjang, karung plastik, timbangan dan kalkulator. Total biaya investasi
untuk usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa adalah sebesar 10.20
juta rupiah. Rincian biaya investasi usaha budi daya rumput laut di
Karimunjawa disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7 Biaya investasi usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa
Komponen Investasi UnitJumlah Investasi
(Rp)
Kegiatan penanaman
Tali kapling/bentang 5 mm 4 roll 121,472
Tali jangkar 10 mm 9 oll 323,055Tali rafia (pengikat rumput laut) 13 roll 246,584
Pelampung (botol air minum) 500 buah 150,000
Patok kayu 20 batang 298,340Perahu 1 buah 2,000,000
Jangkar (besi 10 kg) 8 unit 1,607,416
Bibit 500 kg 716,000
Kegiatan penanganan panen
Para-para (1 x 10) m2 10 buah 2,612,500
Waring (1,2 x 100) m2 1 roll 350,000Terpal (2 x 100) m2 1 roll 400,000
Keranjang 10 buah 750,000
Karung Plastik (50 kg) 30 buah 102,500
Timbangan 1 buah 475,000Kalkulator 1 buah 50,000
Investasi total 10,202,367
Biaya operasional usaha budi daya rumput laut per tahun yaitu
sebesar 10.61 juta rupiah atau sebesar 2.12 juta rupiah per musim tanam.
Biaya operasional tersebut terdiri dari biaya tetap yaitu biaya penyusutan
dan biaya tidak tetap yaitu upah tenaga kerja lepas dan penggantian
pelampung (botol air minum). Rincian biaya operasional seperti tercantum pada Tabel 8.
Dari analisis perhitungan komponen-komponen biaya seperti
dicantumkan dalam Lampiran 6 dan 7 didapatkan total biaya pengeluaran
yang terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional untuk produksi
rumput laut per tahun adalah sebesar 20.82 juta rupiah.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 55/89
40
Tabel 8 Biaya operasional usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa
Jenis Biaya Biaya/ Tahun (Rp)
Biaya tetap
Penyusutan 3,037,188
Total biaya tetap 3,037,188
Biaya tidak tetap
Tenaga pengikat bibit (4 orang) 2,400,000
Tenaga penanaman (3 orang) 641,250
Tenaga pemeliharaan (1 orang) 2, 400,000
Tenaga pemanenan (3 orang) 1,050,000Tenaga penjemuran (1 orang) 640,000
Tenaga pengangkutan (2 orang) 300,000
Penggantian botol aqua (100 buah) 150,000
Total biaya tidak tetap 7,581,250
Total biaya operasional 10,618,438
Adapun nilai kriteria kelayakan finansial usaha budi daya rumput laut
di Karimunjawa sebagai berikut:
1. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan nilai sekarang dari sejumlah uang dimasa yang akan
datang dan dikonversikan kemasa sekarang dengan menggunakan tingkat
bunga terpilih, atau selisih antara nilai sekarang dari investasi dengan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan tingkat suku bunga 14%
(Lampiran 8) diperoleh nilai NPV 30.81 juta rupiah. Hal ini menunjukkan
bahwa keuntungan usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa selama 3
tahun umur investasi mendatangkan keuntungan sebesar 30.81 juta rupiah.
Akumulasi nilai NPV positif mengindikasikan bahwa usaha budi daya
rumput laut di Karimunjawa menguntungkan dan layak dikelola.
2. Net Benefi t Cost Ratio (Net B/C)
Perbandingan untung dan biaya dapat ditentukan sebagai
perbandingan nilai keuntungan ekuivalen terhadap nilai biaya ekuivalen.
Berdasarkan analisis perhitungan Net B/C Ratio (Lampiran 8) diperoleh
nilai Net B/C Ratio 2.69. Nilai Net B/C Ratio lebih besar dari 1
menunjukkan bahwa usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa layak
dilaksanakan bila dilihat baik dari dampak sosial yang ditimbulkannya
maupun dari segi finansialnya.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 56/89
41
3. I nternal Rate of Return (IRR)
Metode tingkat bunga pengembalian (IRR) ini digunakan untuk
mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan
investasi awal. Nilai IRR usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa dari
perhitungan NPV1; DF 14% dan nilai NPV2; DF 20% (Lampiran 8)
diperoleh IRR 47.58% dimana nilai ini lebih besar dari suku bunga bank
komersial yang berlaku saat melakukan kajian, yaitu 14%. IRR lebih besar
dari bunga bank komersial mengindikasikan bahwa usaha budi daya rumput
laut di Karimunjawa layak dilaksanakan.
4. Pay Back Period (PBP)
PBP merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode)
pengembalian investasi suatu usaha. Berdasarkan analisis perhitungan, PBP
usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa 1.61 tahun atau 19 bulan
(Lampiran 8). Dengan biaya investasi 10.20 juta rupiah dan umur
ekonomis usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa selama 3 tahun
maka proyek ini dapat dikembalikan melalui arus kas selama 1.61 tahun.
Nilai 1.61 tersebut lebih pendek dari jangka waktu umur ekonomis proyek
investasi, hal ini mengindikasikan bahwa usaha budi daya rumput laut di
Karimunjawa layak dikembangkan.
5. Break Event Poin t (BEP)
BEP merupakan suatu gambaran kondisi produksi yang harus dicapai
untuk melampaui titik impas. Proyek dikatakan impas jika jumlah hasil
penjualan produknya pada suatu periode tertentu sama dengan jumlah biaya
yang ditanggung sehingga proyek tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga tidak memperoleh laba. Berdasarkan analisis perhitungan BEP
(Lampiran 8) diketahui bahwa titik impas untuk usaha budi daya rumput
laut di Karimunjawa pada penjualan senilai 13.23 juta rupiah atau dapat
juga dikatakan bahwa diperlukan penjualan sebesar 1,474 kg rumput laut
kering untuk mendapatkan kondisi seimbang antara biaya dengan
keuntungan.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 57/89
42
c. Analisis sensitifitas
Analisis sensitifitas yang dilakukan dilihat dari sejauh mana usaha
budi daya rumput laut di Karimunjawa layak untuk dilaksanakan, jika
terjadi perubahan harga jual (P), biaya (I) atau hasil produksi (V). Asumsi
yang digunakan dalam analisis sensitifitas ini adalah apabila terjadi
kenaikan biaya sebesar 10% atau harga jual dan hasil produksi masing-
masing mengalami penurunan 5%. Dari perhitungan tersebut dapat
diketahui batas-batas nilai kelayakan untuk usaha budi daya rumput laut di
Karimunjawa. Hasil perhitungan untuk analisis sensitifitas disajikan dalam
Tabel 9.
Tabel 9 Analisis sensitifitas usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa
Indikator NPV
(Rp)
Net B/C
Ratio
IRR
(%)
PBP
(tahun)
BEP
(Rp)
BEP
(kg)
P -5% 25,664,046 2.41 45.71 1.71 13,239,813 1,551
P -30% -110,428 0.99 13.59 5.76 13,240,029 2,106
I +10% 23,591,045 2.17 43.77 1.83 14,563,792 1,621
I +43% -261,010 0.99 13.31 5.48 18,933,039 2.108
V -5% 25,664,046 2.41 45.71 1.71 13,239,800 1,474
V -30% -110,428 0.99 13.59 5.76 13,239,887 1,474
Keterangan: V = Volume Produksi; P = Harga Output/Harga Jual; I = Harga Input/Biaya.
Tabel 9 menunjukkan bahwa perubahan pada harga jual atau volume
produksi sebesar 5% akan menurunkan nilai NPV sebesar 17% menjadi
25.66 juta rupiah dari kondisi normal. Pada penurunan harga jual 5% akan
berakibat pada BEP atau kondisi titik impas yang dicapai pada penjualan
1,551 kg sedangkan pada penurunan volume produksi sebesar 5%, titik
impas dicapai pada penjualan 1,474 kg. Faktor biaya sangat berpengaruh
banyak perhitungan analisis usaha. Pada kenaikan biaya sebesar 10% akanmenurunkan nilai NPV hingga 23.59 juta rupiah atau penurunan sebesar
23% dari kondisi normal. Berdasarkan perhitungan terhadap perubahan
pada ketiga asumsi tersebut menunjukkan nilai perubahan yang terjadi
masih dapat ditoleransi, dalam arti usaha budi daya rumput laut masih
menguntungkan dan layak dilaksanakan.
Dari hasil analisis lebih lanjut didapatkan nilai NPV negatif yang
berarti usaha budi daya rumput laut merugikan dan tidak layak
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 58/89
43
dilaksanakan, yaitu apabila harga jual menurun hingga 30%
(Rp6,288.00/kg) atau biaya yang dikeluarkan meningkat hingga 43%
(29.77 juta rupiah/tahun) atau volume produksi menurun hingga 30%
(3,748 kg/tahun). Rincian perhitungan analisis sensitifitas disajikan pada
Lampiran 9.
4.3. Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
4.3.1. Kekuatan
a. Potensi lahan budi daya masih besar
Budi daya rumput laut di kepulauan Karimunjawa memanfaatkan
perairan pantai dengan metode rawai. Potensi perairan keseluruhan
mencapai 1.159 ha dengan tingkat pemanfaatan baru 275 ha atau 23.73%.
Hal ini terlihat dari total pemanfaatan lahan untuk budi daya masih rendah
sehingga lahan perairan yang dapat dimanfaatkan masih sangat besar,
mencapai 884 ha atau 76.27%. Kondisi ini merupakan peluang sekaligus
tantangan di masa depan dalam meningkatkan pemanfaatan lahan dan
peningkatan kapasitas produksi.
b. Sarana prasarana produksi mudah diperoleh
Sarana produksi utama yang dibutuhkan dalam usaha budi daya
rumput laut dengan metode rawai adalah tali, pelampung, bibit, jangkar,
perahu dan patok kayu. Bibit berasal dari daerah sekitar dan kadang berasal
dari anakan hasil budi daya sendiri. Tali yang digunakan untuk mengikat
bibit rumput laut tahan sekitar 5 - 6 kali panen (1 tahun). Sedangkan
pelampung yang digunakan adalah dari botol air minum. Patok
menggunakan bambu yang diambil dari sekitar lokasi usaha. Perahu dan
bahan-bahan untuk membuat jangkar diperoleh dari toko di ibu kota
kecamatan Karimunjawa atau di Kabupaten Jepara.
c. Masa produksi singkat
Masa produksi rumput laut dalam 1 siklus mencapai 2 bulan dari
sejak persiapan hingga pemanenan. Waktu yang singkat tersebut menjadi
daya tarik yang kuat bagi penduduk Kecamatan Karimunjawa untuk
membudi dayakan rumput laut.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 59/89
44
d. Teknik budi daya sederhana
Rumput laut merupakan organisme yang tidak memerlukan pupuk
karena memperoleh makanan melalui aliran air yang melewatinya, atau
melalui sintesa bahan makanan di sekitarnya dengan bantuan sinar
matahari. Rumput laut juga tidak memerlukan obat-obatan pembasmi hama
dan penyakit. Oleh karena itu budi daya rumput laut sangat mudah
dipelajari karena tidak memerlukan teknologi tinggi.
e. Tenaga kerja dari lingkungan sekitar
Jumlah penduduk di Kecamatan Karimunjawa tahun 2008 sebanyak
8,687 jiwa dengan jumlah pembudi daya laut mencapai 111 RTP (rumah
tangga perikanan). Berdasarkan data tersebut diyakini bahwa tenaga kerja
khususnya tenaga mengikat bibit dan tenaga panen sangat mudah
ditemukan karena tidak memerlukan keahlian khusus. Usaha budi daya
rumput laut di perairan Karimunjawa membutuhkan tenaga kerja setempat
sedikitnya 1 orang dalam satu musim tanam. Rata-rata tenaga kerja pada
usaha budi daya rumput laut bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi
budi daya dan memiliki kemauan bekerja. Hal ini dapat menghemat biaya
karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk transportasi dari tempat
tinggal ke lokasi usaha. Usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa yang
mampu menyediakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan
masyarakat, menjamin keberlanjutan peningkatan produksi rumput laut
serta memberikan kontribusi nyata bagi perolehan devisa negara.
4.3.2. Kelemahan
a. Kekurangan modal untuk pengembangan usaha
Kesulitan modal berupa uang menjadikan para pembudi daya
tergantung kepada pedagang pengumpul karena mereka meminjam uang
kepada pedagang pengumpul sehingga sebagian hasil panen dibayar untuk
menutup hutang modal usaha. Pembudi daya rumput laut belum dapat
sepenuhnya terbebas dari hutang para lintah darat dan pedagang pengumpul
padahal sektor perbankan sudah dilibatkan dalam pemanfaatan potensi
rumput laut. Fasilitas perbankan sudah ada namun pembudi daya belum
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 60/89
45
memanfaatkan secara maksimal karena terbentur oleh faktor prosedural
perbankan.
b. Hasil produksi belum optimal
Produksi rumput laut di perairan karimunjawa belum dimanfaatkan
secara maksimal antara lain disebabkan kualitas bibit yang rendah dan
jumlah bentang rumput laut yang digunakan masih sedikit, antara 16 – 20
bentang, padahal sumber daya lahan perairan yang belum dimanfaatkan
masih sekitar 884 ha.
c. Kelompok usaha kurang diberdayakan
Keberadaan kelompok usaha sangat penting terutama bagi pihak
pemegang kebijakan karena akses pemberdayaan masyarakat melalui
kelompok-kelompok masyarakat dan bukan perorangan. Kelompok usaha
di Karimunjawa secara umum belum terbangun dengan baik di masing-
masing kawasan. Keberadaan kelompok usaha dalam usaha budi daya
rumput laut di Karimunjawa sangat berpengaruh bagi pembudi daya karena
membantu menguatkan perekonomian sehingga usaha tetap berjalan dan
adanya transfer keterampilan teknis produksi dan ekonomi. Pembudi daya
yang belum tergabung dalam kelompok usaha berpengaruh juga terhadap
efektifitas pola pendampingan baik dari pemerintah maupun swasta.
Lembaga penunjang seperti koperasi pembudi daya belum terbentuk
padahal sangat penting dalam rangka membantu mempermudah para
pembudi daya dan kelompok usaha untuk memperoleh akses produksi,
permodalan dan akses pasar.
d. Sulit mendapatkan bibit berkualitas
Penggunaan bibit unggul di awal penanaman sangat berpengaruhterhadap mutu produk rumput laut yang dihasilkan. Investasi usaha
penyedia bibit rumput laut belum berkembang secara serentak dan
komersial. Pembudi daya rumput laut yang membeli bibit dari pembudi
daya bibit yang ternyata merupakan pembudi daya rumput laut juga. Secara
umum pembudi daya rumput laut di lokasi kajian masih menggunakan bibit
rumput laut dari hasil panen sendiri (pola stek).
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 61/89
46
e. Pemilik usaha kurang inovatif
Hasil panen rumput laut basah hanya dikeringkan menjadi rumput laut
kering tawar dan kering asin. Tindak lanjut dari pengeringan tersebut
hampir semua pembudi daya langsung dijual ke pedagang pengumpul tanpa
diolah menjadi produk bernilai ekonomi lebih tinggi, padahal bahan baku
rumput laut tersebut dapat diolah menjadi bernilai ekonomi tinggi, seperti
agar kertas, es krim potong dan cair, sirup, manisan, tepung agar dan dodol.
Mental kewirausahaan yang belum dimiliki para pemilik usaha turut
mempengaruhi faktor ini dalam mengembangkan usahanya.
4.3.3. Peluang
a. Persyaratan mutu produk yang mudah dipenuhi
Pabrik atau penampung bahan baku pada umumnya menampung
semua hasil produksi rumput laut dari Karimunjawa, dengan persyaratan
rumput laut kering mengandung kadar air 35 – 37% dan tingkat kekotoran
maksimal 2%. Untuk mendapatkan rumput laut dengan persyaratan mutu
tersebut, cukup dengan penjemuran yang maksimal dan pengayakan.
b. Permintaan rumput laut sangat besar
Banyaknya permintaan pasar untuk Kappaphycus alvarezii
mengakibatkan pesatnya perkembangan budi daya rumput laut di perairan
Karimunjawa. Permintaan rumput laut dunia untuk industri semakin
meningkat dengan telah ditemukannya beberapa teknologi pengolahan dari
bahan baku rumput laut. Pabrik pengolah rumput laut siap menampung
berapapun jumlah rumput laut kering yang dihasilkan oleh pembudi daya
dari Karimunjawa. Selain itu juga faktor Karimunjawa sebagai daerah
wisata mengakibatkan kebutuhan cinderamata khas Karimunjawa
meningkat, salah satunya produk olahan rumput laut asal Karimunjawa. Hal
ini merupakan peluang usaha yang sangat besar bagi usaha budi daya
rumput laut.
c. Hubungan baik dengan suplier
Pemasaran rumput laut di Karimunjawa sangat mudah karena
pedagang pengumpul merupakan penduduk Karimunjawa. Hubungan baik
antara pembudi daya dengan pedagang pengumpul dan pedagang
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 62/89
47
pengumpul dengan pabrik berpengaruh pada penentuan harga yang
disepakati kedua belah pihak dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan.
Pembudi daya juga dapat membayar pinjaman modal kepada kelompok
usaha atau pedagang pengumpul setelah panen. Pola kemitraan pasar yang
terbentuk bersifat fleksibel sehingga masih diperlukan pendampingan guna
memperkuat pola yang dibangun sehingga dapat berjalan saling
menguntungkan.
d. Citra positif rumput laut asal Karimunjawa
Sampai saat ini, hasil produksi rumput laut asal Karimunjawa terkenal
memiliki kandungan air, tingkat kekotoran dan rendeman yang telah
disyaratkan pabrikan di tingkat dunia. Selain itu penanganan rumput laut
pada saat praproduksi, produksi dan pasca produksi juga masih dalam batas
wajar tanpa menggunakan bahan-bahan yang dilarang seperti pestisida,
pemutih dan obat-obatan.
e. Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha
Pemerintah kabupaten Jepara telah menetapkan komoditas utama
rumput laut sebagai produk unggulan. Basis produksi rumput laut di
kabupaten Jepara adalah di perairan Karimunjawa. Kementerian Kelautan
dan Perikanan berkerjasama dengan pemerintah propinsi dan kabupaten
mencanangkan gerakan peningkatan produksi perikanan melalui program
minapolitan. Program minapolitan adalah program yang menggerakkan
perekonomian dari sektor perikanan dan kelautan yang menjadi unggulan di
tiap-tiap daerah. Kebijakan pemerintah ini merupakan peluang yang sangat
besar bagi pengembangan usaha budi daya rumput laut. Dukungan
pemerintah daerah dan pemerintah pusat sangat banyak, antara lain: pemberian bantuan modal; peningkatan kualitas sumber daya manuasia
melalui bimbingan teknis; penyediaan bibit dan sarana produksi;
pendampingan teknologi, penanganan penyakit, pengolahan dan pemasaran
hasil produksi. Tahun 2009 pemerintah Kabupaten Jepara telah
mengalokasikan kegiatan pengembangan pemasaran produk perikanan
Kepulauan Karimunjawa dengan tujuan menumbuhkan mekanisme
pemasaran rumput laut di Karimunjawa.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 63/89
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 64/89
49
dan gelombang tinggi sehingga kurang sesuai bagi pertumbuhan rumput
laut. Akibat dari perubahan musim seperti gelombang tinggi selama masa
berproduksi adalah ikatan pelampung, bibit rumput laut, patok kayu dan
jangkar menjadi lebih longgar apabila pada pengikatan awal kurang kuat.
Ikatan yang longgar tersebut semakin lama mengakibatkan pelampung,
bibit rumput laut, patok kayu dan jangkar terlepas sehingga apabila tidak
dilakukan pengontrolan akan merugikan usaha.
4.4. Posisi Usaha Berdasarkan Matriks IE
4.4.1. Matriks IFE
Identifikasi terhadap faktor-faktor internal usaha berupa kekuatan dan
kelemahan berpengaruh terhadap pengembangan usaha budi daya rumput
laut di perairan Karimunjawa. Hasil identifikasi faktor-faktor internal
didapatkan total skor pembobotan seperti tercantum dalam Lampiran 10.
Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai
faktor strategis internal, selanjutnya diberikan bobot serta rating untuk
setiap faktor, maka dapat diperoleh total skor nilai seperti terlihat pada
Tabel 10.
Tabel 10 Faktor strategis internal usaha budi daya rumput laut di perairan
Karimunjawa
No Faktor Internal Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb)
Kekuatan: 1 Potensi lahan budi daya masih besar 0.08 4 0.34
2 Sarana prasarana produksi mudah diperoleh 0.07 3 0.203 Masa produksi singkat 0.10 4 0.40
4 Teknik budi daya sederhana 0.11 4 0.45
5 Tenaga kerja dari lingkungan sekitar 0.05 4 0.22
Kelemahan: 1 Kekurangan modal untuk pengembangan usaha 0.12 2 0.25
2 Hasil produksi belum optimal 0.08 2 0.173 Kelompok usaha kurang diberdayakan 0.13 1 0.13
4 Sulit mendapatkan bibit berkualitas 0.12 2 0.24
5 Pemilik usaha kurang inovatif 0.12 1 0.12
Jumlah 1.00 2.52
Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa faktor teknik budi daya yang
sederhana diakui sebagai faktor paling penting dalam kegiatan produksi
dengan bobot 0.11 dan rating 4 sehingga skor nilai yang diperoleh 0.45.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 65/89
50
Teknik budi daya yang sederhana merupakan kekuatan utama yang
dimiliki. Faktor tersebut terkait dengan faktor masa produksi yang singkat
(skor nilai 0.40). Kedua faktor tersebut dilaksanakan karena potensi lahan
budi daya masih besar, yang dibuktikan dengan perolehan nilai 0.34.
Penggunaan tenaga kerja dari lingkungan sekitar lokasi usaha lebih menjadi
perhatian bagi kekuatan usaha dibanding sarana dan prasarana produksi
yang mudah diperoleh. Hal ini dibuktikan dengan perolehan skor nilai 0.22
untuk faktor tenaga kerja dari lingkungan sekitar dan 0.20 untuk faktor
sarana prasarana produksi.
Tabel 10 juga menggambarkan peringat nilai dari faktor kelemahan
usaha budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa. Kelemahan terbesar
yang terdeteksi adalah faktor pemilik usaha yang kurang inovatif, dengan
skor nilai sebesar 0.12. Faktor pemilik usaha kurang inovatif merupakan
faktor kelemahan yang sangat kuat bagi usaha sehingga perlu
diminimalkan. Faktor kelemahan kedua dan ketiga adalah kelompok usaha
kurang diberdayakan dengan skor nilai 0.13 dan hasil produksi belum
optimal (skor nilai 0.17). Adapun faktor sulit mendapatkan bibit berkualitas
(skor nilai 0.24) dan faktor kekurangan modal untuk pengembangan usaha
(skor nilai 0.25) turut serta mempengaruhi usaha budi daya rumput laut di
perairan Karimunjawa.
Dari hasil analisis perhitungan faktor-faktor internal didapatkan total
skor nilai sebesar 2.52 (Lampiran 12). Nilai ini berada di atas nilai rata-
rata sebesar 2.5 yang menunjukkan posisi internal perusahaan yang cukup
kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan diatas rata-rata dalam
memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan internal (David2004).
4.4.2. Matriks External Faktor Evaluation (EFE)
Hasil identifikasi faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan
ancaman kemudian dilakukan pembobotan serta peringkat (rating)
sebagaimana disajikan dalam Lampiran 11 dan hasil faktor strategis
eksternal diperoleh hasil seperti terlihat Tabel 11.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 66/89
51
Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal usaha berupa peluang dan
ancaman berpengaruh terhadap pengembangan usaha budi daya rumput laut
di perairan Karimunjawa. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat
bahwa persyaratan mutu produk yang mudah dipenuhi (skor 0.58)
merupakan peluang utama dalam pengembangan usaha budi daya rumput
laut di perairan Karimunjawa dan didukung juga oleh permintaan rumput
laut yang sangat besar, (skor 0.56). Skor 0.35 untuk kebijakan pemerintah
yang mendukung usaha, terutama dukungan pemerintah daerah dalam
membantu pembudi daya dan penyerapan tenaga kerja setempat dalam
memacu produksi rumput laut di perairan Karimunjawa. Peluang dengan
skor 0.33 diraih dari citra positif rumput laut asal Karimunjawa, dan
hubungan baik antara pembudi daya dengan pedagang pengumpul atau
pihak pabrik (skor 0.31). Faktor-faktor tersebut merupakan peluang yang
bagus bagi pengembangan usaha budi daya rumput laut di perairan
Karimunjawa.
Tabel 11 Faktor strategis eksternal usaha budi daya rumput laut di perairan
Karimunjawa
No Faktor Eksternal Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb)
Peluang: 1 Persyaratan mutu produk yang mudah dipenuhi 0.15 4 0.58
2 Permintaan rumput laut sangat besar 0.14 4 0.56
3 Hubungan baik dengan supplier 0.10 3 0.31
4 Citra positif rumput laut asal Karimunjawa 0.08 4 0.33
5 Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha 0.12 3 0.35
Ancaman: 1 Banyak pesaing dari daerah lain 0.10 2 0.19
2 Fluktuasi harga rumput laut di tingkat dunia 0.10 2 0.21
3 Adanya hama dan penyakit 0.13 1 0.13
4 Pengaruh perubahan musim 0.08 2 0.15
Jumlah 1.00 2.83
Ancaman yang kuat bagi kelangsungan usaha budi daya rumput laut
di perairan Karimunjawa adalah adanya hama dan penyakit. Hal ini
dibuktikan dengan perolehan rating 1 (paling rendah) dan menghasilkan
skor 0.13. Faktor ancaman kedua yang membayangi usaha adalah adanya
dan pengaruh perubahan musim (skor 0.15). Faktor banyaknya pesaing dari
daerah lain ternyata lebih kuat dibanding faktor fluktuasi harga rumput laut
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 67/89
52
di tingkat dunia dengan perolehan skor nilai 0.19 dan 0.21. Fluktuasi harga
di tingkat dunia menyebabkan pembudi daya enggan melanjutkan usahanya
sewaktu harga rumput laut dunia sedang turun.
Hasil analisis perhitungan faktor-faktor eksternal didapatkan total
skor nilai sebesar 2.83 (Lampiran 12). Nilai ini berada di atas nilai rata-
rata sebesar 2.5 yang menunjukkan posisi eksternal perusahaan yang cukup
kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan diatas rata-rata dalam
memanfaatkan peluang dan mengantisipasi ancaman eksternal (David,
2004).
4.4.3. Matriks IE
Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi
usaha di tingkat pembudi daya yang lebih detail. Hasil evaluasi matriks
internal selanjutnya digabungkan dengan hasil evaluasi matrik eksternal
yang menghasilkan matriks IE. Dengan menggunakan Matriks IE maka
posisi usaha dipetakan dalam diagram untuk mempermudah merumuskan
alternatif strategi pengembangan usaha bagi pembudi daya rumput laut di
Karimunjawa. Penentuan posisi strategi pada matriks IE didasarkan pada
hasil total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai EFE
pada sumbu y (David 2004). Nilai IFE yang diperoleh dari usaha budi daya
rumput laut di Karimunjawa sebesar 2.52 dan nilai EFE sebesar 2.83. Nilai
tersebut dipetakan seperti dalam Gambar 5.
Total Skor IFE Kuat Rataan Lemah
4.0 3.0 2.52 2.0 1.0
T o t a l S k o r E F E
Tinggi
3.0
I II IIIPertumbuhan Pertumbuhan Penciutan
Rataan2.83 V VI
2.0IV
StabilitasPertumbuhan/
StabilitasPenciutan
Rendah
1.0
VII VIII IX
Pertumbuhan Pertumbuhan Likuidasi
Gambar 5 Total skor IFE_EFE usaha budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 68/89
53
Pemetaan posisi usaha sangat penting bagi pemilihan alternatif
strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi. Dengan
total skor nilai pada matriks internal 2.52 maka usaha budi daya rumput
laut di perairan Karimunjawa memiliki faktor internal yang tergolong
sedang atau rataan. Total skor nilai matriks eksternal 2.83 memperlihatkan
respon yang diberikan oleh usaha budi daya rumput laut kepada lingkungan
eksternal tergolong rataan. Perpaduan dari kedua nilai tersebut
menunjukkan bahwa strategi utama bagi pengembangan usaha terletak pada
sel V. Sel V dikelompokkan dalam strategi pertumbuhan melalui integrasi
horizontal, yaitu suatu kegiatan untuk memperluas usaha dengan cara
membangun di lokasi yang lain dan meningkatkan jenis produk serta jasa.
Strategi pertumbuhan pada sel V merupakan pertumbuhan usaha itu sendiri.
Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit
atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara perluasan
lahan usaha, mengembangkan produk melalui proses pengolahan,
menambah mutu produk atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas.
Berdasarkan hasil kajian, usaha yang memiliki kinerja yang baik cenderung
konsentrasi agar dapat tumbuh, baik secara internal melalui sumber
dayanya sendiri atau secara eksternal melalui sumber daya dari luar
(Rangkuti 2006). Hasil matriks IE selanjutnya digunakan untuk
merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT.
4.5. Rumusan Alternatif Strategi
Penyusunan strategi pada matriks SWOT disesuaikan dengan hasil yang
diperoleh dari matriks IE, yaitu strategi peningkatan mutu dan perluasan usaha.
Hasil analisis SWOT untuk usaha budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa
seperti terlihat pada Gambar 6.
1. Memperluas lahan usaha budi daya (S1, S2, S4, S5, O1, O2, O5)
Potensi lahan budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa
meliputi perairan Pulau Karimunjawa, Pulau Kemojan, Pulau Menjangan
Besar, Pulau Parang dan Pulau Nyamuk. Melihat potensi lahan, sumber
daya manusia dan pasar masih sangat besar maka potensi sumber daya yang
ada perlu diberdayakan. Berdasarkan aspek kekuatan dan peluang yang ada,
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 69/89
54
maka usaha budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa
memungkinkan untuk dilakukan peningkatan produksi lebih besar daripada
hasil yang saat ini sudah diraih, yaitu dengan perluasan lahan usaha.
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
1. Potensi lahan budi
daya masih besar
2. Sarana prasarana
produksi mudah
diperoleh
3. Masa produksi singkat
4. Teknik budi dayasederhana
5. Tenaga kerja dari
lingkungan sekitar
Kelemahan (W)
1. Kekurangan modal untuk
pengembangan usaha
2. Hasil produksi belum
optimal
3. Kelompok usaha kurang
diberdayakan
4. Sulit mendapatkan bibit berkualitas
5. Pemilik usaha kurang
inovatif
Peluang (O)
1. Persyaratan mutu produk yang
mudah dipenuhi
2. Permintaan rumput laut sangat besar
3. Hubungan baik dengan suplier
4. Citra positif rumput laut asal
Karimunjawa
5. Kebijakan pemerintah yang
mendukung usaha
Strategi S-O
1. Memperluas lahan
usaha budi daya (S1,
S2, S4, S5, O1, O2,O5).
2. Mengembangkan
pengolahan hasil budi
daya (S2, S4, S5, O2,
O4, O5).
Strategi W-O
1. Peningkatan keterampilan
teknis budi daya untuk
peningkatan mutu produk(W2, W3, W4, W5, O1,
O4, O5).
2. Pemberdayaan anggota
dan kelompok usaha untuk
meningkatkan usahanya
(W3, W5, O1, O3, O5).
Ancaman (T)
1. Banyak pesaing dari daerah lain
2. Fluktuasi harga rumput laut
dunia
3. Adanya hama dan penyakit
4. Pengaruh perubahan musim
Strategi S-T
Mengoptimalkan
kapasitas produksi yang
ada (S1, S2, S4, T4, T5).
Strategi W-T
1. Peningkatan akses
permodalan (W1, W2,
W3, T1, T2).
2. Memperluas dan
mempertahankan jaringan pemasaran (W1, W3, T1,
T2).
Gambar 6 Matriks SWOT usaha budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa.
2. Mengembangkan pengolahan hasil budi daya (S2, S4, S5, O2, O4, O5)
Dengan kekuatan yang dimiliki usaha budi daya rumput laut di
perairan Karimunjawa seperti sarana prasarana produksi mudah diperoleh,
teknik budi daya sederhana dan tenaga kerja dari lingkungan sekitar serta
didukung oleh pangsa pasar yang masih luas dan dukungan kebijakan
pemerintah maka hasil panen rumput laut yang selama ini hanya berupa
rumput laut kering asin akan lebih bernilai lagi apabila dilakukan
peningkatan jenis produk serta jasa seperti pengolahan rumput laut. Rumput
laut kering masih merupakan bahan baku yang harus diolah lagi menjadi
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 70/89
55
berbagai produk olahan berbahan dasar karagenan seperti dodol, sirup, es
krim, minuman jelly (Gambar 7).
Gambar 7 Produk olahan berbahan dasar rumput laut.
3. Peningkatan keterampilan teknis budi daya untuk peningkatan mutu
produk (W2, W3, W4, W5, O1, O4, O5)
Permasalahan yang dihadapi dalam memacu pertumbuhan rumput laut
adalah karena tidak adanya bibit berkualitas. Mengingat potensi sumber
daya rumput laut alam masih sangat besar di perairan Karimunjawa, maka pola perbanyakan dengan cara generatif/anakan sangat dianjurkan untuk
dilakukan agar pertumbuhan rumput laut menjadi lebih cepat daripada
menggunakan bibit yang sama berulang-ulang. Bimbingan dan pembinaan
dari instansi terkait kepada pembudi daya rumput laut tentang aspek biologi
dari produk yang dibudi dayakan serta teknik budi daya dan operasionalnya
mulai dari perencanaan, proses produksi, panen dan penanganan hasil
panen serta pemasaran. Kegiatan sebaiknya diikuti pembudi daya,
pengolah, pedagang pengumpul, pengusaha, masyarakat dan pemerintah
sebagai fasilitator perikanan. Pihak pabrik juga perlu melakukan pembinaan
kepada pembudi daya sebagai penyuplai kebutuhan bahan baku sehingga
mutu produk tetap terjamin. Peran lembaga penelitian juga sangat penting
sebagai pengembangan dan penyalur ilmu pengembangan dan teknologi.
Begitu juga peran Perguruan Tinggi diharapkan mampu meningkatkan
mutu rumput laut yang dihasilkan.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 71/89
56
4. Pemberdayaan anggota dan kelompok usaha bersama untuk
meningkatkan usahanya (W3, W5, O1, O3, O5)
Salah satu kelemahan industri rumput laut adalah kelembagaan
kelompok-kelompok usaha yang ada tidak berjalan dengan baik. Hal ini
disebabkan kurangnya pembinaan dari pemerintah, tidak adanya kepastian
prospek usaha dan peraturan yang memberatkan kelompok usaha. Terkait
hal tersebut maka salah satu program pemerintah yaitu pengembangan
sumber daya manusia kelautan dan perikanan dilakukan sebagai upaya
pembinaan dalam meningkatkan jiwa wirausaha bagi pembudi daya rumput
laut di perairan Karimunjawa.
Pemberdayaan masyarakat melalui proses pendidikan untuk merubah
pola pikir masyarakat yang awalnya menganggap budi daya rumput laut
suatu usaha yang tidak memiliki prospek secara ekonomis, padahal bila
dikelola dengan baik budi daya rumput laut dapat menjadi sumber
pendapatan baru yang prospektif bagi masyarakat nelayan. Kebijakan,
regulasi dan sistem yang ada juga perlu ditinjau kembali agar dapat
memfasilitasi kepentingan pemerintah dan industri. Oleh sebab itu
pemerintah baik pusat maupun daerah perlu mengaktifkan kembali
kelompok-kelompok usaha dan terus melakukan pembinaan agar timbul
gairah dan inisiatif untuk terus berkembang mendukung industri dalam hal
penyediaan bahan baku ataupun olahan. Dengan memperkuat kelembagaan
kelompok usaha secara terintegrasi maka pengembangan usaha budi daya
rumput laut dapat terwujud.
5. Peningkatan akses permodalan (W1, W2, W3, T1, T2)
Pembudi daya dituntut untuk meningkatkan kemampuan diri dalam
menghadapi daya saing produk rumput laut yang dibudi dayakan. Pencarian
sumber dana baru harus dilakukan dengan berkoordinasi dengan
pemerintah ataupun pihak lain. Pemerintah telah menerapkan program
peningkatan perikanan budi daya seperti bantuan permodalan usaha melalui
Kredit Ketahanan Pangan (KKP), kredit Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir (PEMP), kredit bergulir Upaya Khusus Perikanan
(UPSUS) yang bersyarat ringan dan berbunga rendah serta Program
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 72/89
57
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri – Kelautan dan Perikanan
(PNPM Mandiri-KP). Melalui kelompok usaha bersama, pembudi daya
dapat menjalin kerjasama dengan pihak lembaga keuangan tersebut.
6. Memperluas dan mempertahankan jaringan pemasaran (W1, W3, T1,
T2)
Informasi yang lebih memadai mengenai potensi produk yang laku di
pasaran sangat penting bagi pembudi daya. Informasi pasar yang lengkap
juga akan memudahkan penentuan jaringan pemasaran yang sesuai untuk
dikembangkan agar dapat menjangkau seluruh potensi pasar yang ada.
Pembudi daya perlu menjalin kerjasama dengan pabrik dalam hal
kelancaran pasokan bahan baku yang diperlukan industri guna mendukung
kapasitas produksi.
7. Mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada (S1, S2, S4, T4, T5)
Komoditi rumput laut mampu menyokong kemandirian ekonomi
bangsa apabila dapat membudi dayakan, memproduksi dan mengelola
sendiri hasil rumput laut hingga dikonsumsi masyarakat Indonesia. Selain
dapat mensejahterakan pembudi daya rumput laut, jika tingkat konsumsi
rumput laut masyarakat sudah meningkat, lapangan kerja akan terbuka
lebar di sektor industri pengolahan rumput laut. Hal ini sesuai dengan
pemikiran pihak perusahaan/pabrik bahwa kedepan direncanakan
membangun pabrik pengolah di Indonesia. Untuk memenuhi rencana
tersebut, pihak perusahaan harus menguasai 20% bahan baku rumput laut di
seluruh Indonesia. Dengan menguasai 20% bahan baku rumput laut di
Indonesia, maka pengendalian harga tidak tergantung pada pabrik pengolah
di China, namun dapat mengendalikan stabilitas harga di dalam negeri yang
berpengaruh terhadap peningkatan posisi tawar pembudi daya.
Peningkatan kapasitas produksi dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti: (a) Meningkatkan mutu produksi, (b) Memunculkan ciri khas
produk untuk mengantisipasi persaingan usaha, (c) Untuk menghindari
kerusakan fisik sarana budi daya dan tanaman rumput laut, maka pemilihan
lokasi terlindung dari dari arus besar dan sebaiknya tidak menimbulkan
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 73/89
58
konflik kepentingan, baik dengan peraturan perundangan yang ada maupun
dengan masyarakat perikanan. Aktifitas masyarakat perikanan seperti
penangkapan ikan, pemasangan bubu, bagan, dan lain-lain. Sedangkan
aspek peraturan perundangan adalah adanya kawasan konservasi, dimana
sebagian perairan Karimunjawa merupakan kawasan Taman Nasional
Karimunjawa; dan (d) Upaya pengamanan baik secara perorangan maupun
kelompok harus dilakukan dalam menghindari pencurian, bukan hanya
terhadap tanaman itu sendiri tapi juga fasilitas budi daya yang digunakan.
Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh
pembudi daya, selanjutnya dilakukan pemilihan alternatif strategi yang paling
menarik untuk diimplementasikan dengan menggunakan matriks QSP. Strategi
yang terpilih untuk diimplementasikan adalah berdasarkan hasil perhitungan
analisis QSP sebagaimana tercantum dalam Lampiran 13. Adapun hasil
penentuan alternatif strategi terbaik usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa
dapat dilihat Tabel 12.
Tabel 12 Penentuan alternatif strategi terbaik usaha budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa
Alternatif Strategi Keterkaitan Bobot Peringkat
Strategi S-O
Memperluas lahan usaha budi daya. S1, S2, S4, S5, O1, O2,
O5
5.65 II
Mengembangkan pengolahan hasil budi daya. S2, S4, S5, O2, O4, O5 5.17 IV
Strategi W-O
Peningkatan keterampilan teknis budi daya
untuk peningkatan mutu produk.
W2, W3, W4, W5, O1,
O4, O5
5.52 III
Pemberdayaan anggota dan kelompok usaha
untuk meningkatkan usahanya.
W3, W5, O1, O3, O5 5.83 I
Strategi W-TPeningkatan akses permodalan. W1, W2, W3, T1, T2 4.33 VI
Memperluas dan mempertahankan jaringan
pemasaran.
W1, W3, T1, T2 4.12 VII
Strategi S-T
Mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada. S1, S2, S4, T4, T5 4.59 V
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 74/89
59
Berdasarkan analisis tersebut, strategi yang paling tepat untuk
pengembangan usaha budi daya rumput laut di perairan Karimunjawa adalah
pemberdayaan anggota dan kelompok usaha bersama untuk meningkatkan
usahanya (skor 5.83), memperluas lahan usaha budi daya (skor 5.65) dan
peningkatan keterampilan teknis budi daya untuk peningkatan mutu produk,
dengan mempertahankan komitmen manajemen terhadap mutu produk dan
mensosialisasikannya kepada seluruh pembudi daya (skor 5.52). Ketiga strategi
tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan karena saling mendukung satu
dengan yang lainnya.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 75/89
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha budi daya
rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan metode longline di perairan
Karimunjawa secara finansial menguntungkan dan layak dilaksanakan, namun
keuntungan yang diperoleh belum cukup untuk pengembangan usaha. Hal ini
ditunjukkan dengan tingkat suku bunga 14% diperoleh nilai NPV positif sebesar
30.81 juta rupiah; B/C ratio > 1 (2.69); nilai IRR lebih besar dari tingkat suku
bunga yang disyaratkan sebesar 14% yaitu 47.58%; PBP selama 1.61 tahun
(sekitar 19 bulan); nilai BEP diperoleh pada 13.23 juta rupiah atau penjualan
sebanyak 1,474 kg rumput laut kering. Sedangkan hasil analisis sensitifitas
menunjukkan bahwa usaha budi daya rumput laut akan merugikan dan tidak layak
dilaksanakan apabila harga jual menurun hingga 30% (6.29 ribu rupiah/kg) atau
biaya yang dikeluarkan meningkat hingga 43% (29.77 juta rupiah/tahun) atau
volume produksi menurun hingga 30% (3,748 kg/tahun).
Hasil identifikasi faktor internal terdapat lima kekuatan dan lima
kelemahan, sementara pada faktor lingkungan eksternal terdapat lima peluang dan
empat ancaman. Perpaduan Nilai IFE sebesar 2.52 dan nilai EFE sebesar 2.83
dalam matriks IE menunjukkan bahwa posisi usaha terletak pada sel V, yaitu sel
pertumbuhan.
Strategi pengembangan usaha budi daya rumput laut Kappaphycus alvarezii
dengan metode longline di perairan Karimunjawa yang paling tepat dilakukan
adalah pemberdayaan anggota dan kelompok usaha bersama untuk meningkatkan
usahanya (skor 5.83), memperluas lahan usaha budi daya (skor nilai 5.65), dan
peningkatan keterampilan teknis budi daya untuk peningkatan mutu produk (skor
nilai 5.52). Ketiga strategi tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan karena
saling mendukung satu dengan yang lain.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 76/89
61
5.2. Saran
Pemerintah perlu memfasilitasi pembentukan koperasi yang khusus
memfasilitasi kebutuhan usaha budi daya rumput laut Kappaphycus alvarezii
dengan metode longline di perairan Karimunjawa. Hal tersebut dapat
diimplementasikan kepada kelompok usaha, dengan membantu mendapatkan
akses produksi seperti penyediaan kebun bibit rumput laut, pelatihan teknis budi
daya rumput laut supaya produk yang dihasilkan berkualitas dan akses pemodalan
sehingga produktivitas dan kapasitas usaha dapat ditingkatkan.
Langkah selanjutnya setelah terbentuknya koperasi adalah perlunya
memaksimalkan peran pendampingan dalam bentuk kemandirian dan
kelembagaan kelompok usaha serta kelembagaan penunjang lainnya.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 77/89
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 78/89
63
Hubeis M. 2008. Modul 8: Pengelolaan Industri. Bahan Kuliah PS MPI, SPS IPB,
Bogor.
Ismail T, Laili I, Nanik DJ. 2009. Etanol dari Molases Menggunakan Zymomonas
Mobilis yang Dimobilisasi dengan k-Karaginan dengan Faktor Tertentu.Prosiding Seminar Nasional XIV Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS. Surabaya
Kadariah, Karlina L, Gray C. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek . Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
Kotler P dan AB Susanto. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat, Jakarta.
Kotler P dan G Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran (Terjemahan).
Erlangga. Jakarta.
Mustafa H. 2000. Teknik Sampling. home.unpar.ac.id/~hasan/sampling.doc (12
Februari 2010)
Parenrengi A, Sulaeman, E Suryati, A Tenriulo. 2006. Karakteristik Genetika
Rumput Laut Kappaphycus alvarezii yang Dibudidayakan di Sulawesi
Selatan. Jurnal Riset Aquakultur; 1(1): 1 – 11
Pramudya B. 2002. Ekonomi Teknik . JICA-DGHE/IPB project /ADAET. Bogor
(Pusdatin KKP) Pusat Data, Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan
Perikanan. 2009. Indikator Kelautan dan Perikanan Agustus 2009. Jakarta
Rangkuti F. 2006. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Sudradjat A. 2008. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Jakarta:
Penebar Swadaya. 171p
Supriyadi dan Tim Lentera. 2008. Mewaspadai dan Menanggulangi Penyakit
pada Lou Han. Penerbit Agromedia Wisata. Halaman 8 – 9
Sutomo B. 2006. Manfaat Rumput Laut, Cegah Kanker dan Antioksidan.
http://budiboga.blogspot.com/2006/05/manfaat-rumput-laut-cegah-kanker-
dan.html (23 Juli 2009)
Syaputra Y. 2005. Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Budidaya Rumput
Laut Eucheuma cotonii pada Kondisi Lingkungan yang Berbeda dan
Perlakuan Jarak Tanam di Teluk Lhok Seudu. [Tesis]. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 91p
Umar H. 1997. Studi Kelayakan Bisnis. Teknik Menganalisa Kelayakan Rencana
Bisnis Secara Komprehensif . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 79/89
Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk analisis kelayakan usaha budi daya rumput
laut di Karimunjawa
Dimohon agar kuesioner ini dapat diisi secara obyektif dan benar, karena data ini akan
digunakan untuk kajian dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan
akurat. Terima kasih atas kerjasamanya.
Peneliti :
Heryati Setyaningsih
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 80/89
65
Nomor :
Tanggal:
Data Personal
Nama :
Umur :
Kegiatan penanaman
No Barang/tenaga yg
dibutuhkan
Jumlah Satuan Harga
Satuan (Rp)
Umur
barang
(tahun)
Harga Sisa
(Rp)
Keterangan
lain
1 Tali no .......…
(kapling/pematang)
Roll
2 Tali no ……. (jangkar) Roll3 Tali rafia (pengikat
rumput laut)
Roll
4 Pelampung (botol aqua
besar atau kecil)
Buah
5 Patok kayu Batang
6 Perahu Buah7 Jangkar
(besi besar ……...kg)
Buah
8 Bibit …….
9 Dll (tuliskan) …….
10 …….. …….
11 …….. …….
Kegiatan pemanenan
No Barang/tenaga ygdibutuhkan
Jumlah Satuan HargaSatuan (Rp)
Umur barang
(tahun)
HargaSisa (Rp)
Keteranganlain
1 Para-para ukuran
..…..x…....m2
Buah
2 Terpal ukuran
..…..x..…. m2
.........
3 Karung Plastikukuran…....kg
Buah
4 Dll (tuliskan) ........5 …….. …….
6 …….. …….
7 …….. …….
Umur barang adalah kondisi ketika secara teknis barang tersebut masih dapat dipakai
tetapi sudah tidak efisien karena biaya perawatan lebih mahal atau barang tersebutsudah ketinggalan jaman.
Harga tersisa adalah nilai uang yang diterima jika barang tersebut dijual kepadaorang lain, ketika barang tersebut masih dapat dipakai tetapi sudah tidak efisien
karena biaya perawatan lebih mahal atau barang tersebut sudah ketinggalan jaman.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 81/89
66
Biaya tidak tetap yang dibutuhkan untuk 100 bentang rumput laut:
No Barang/tenaga yg
dibutuhkan
Jumlah Satuan Harga
Satuan(Rp)
Harga /
musimtanam (Rp)
Harga
per tahun(Rp)
Keterangan
lain
1 Tenaga mengikat bibit …….. 2 Tenaga penanaman ……..
3 Penggantian botol aqua ……..
4 Tenaga panen ……..
5 Biaya penjemuran hasil
panen
……..
6 Biaya angkut ke rumah ……..
7 Dll (tuliskan) ……..
Biaya tidak tetap adalah biaya produksi yang jumlahnya berubah sesuai dengan
jumlah produksi yang dihasilkan
1. Sejak kapan mulai usaha budi daya rumput laut: …………….………………
2. Menjadi pembudi daya rumput laut meru pakan kerja sambilan atau pokok: …
3. Luas lahan yang dimiliki….........……….. m2/musim tanam
4. Lahan milik sendiri /perusahaan/kelompok/sewa:..............................................
5. Biaya sewa/pajak lahan: Rp. ……………./tahun
6. Bibit
a. Asal:.................................................................................
b. Jenis:.................................................................................
c. Apakah bibit hanya dibeli satu kali pada awal usaha dan selanjutnya tidak
dilakukan lagi pembelian bibit? ………………………..
d. Jika bibit digunakan beberapa kali dalam musim tanam, sampai berapa
kali musim tanam? …….........................................................
7. Dalam satu tahun, musim bagus……….kali; musim kurang bagus…...…..kali
8. Pada musim bagus
a. Jumlah bentang sebanyak …………………. buah
b. Panjang bentang ………….m
c. Produksi rumput laut basah ………………....kg/musim tanam
d. Produksi rumput laut kering ………………...kg/musim tanam
e. Musim tanam ………….….hari
f. Harga jual rumput laut basah Rp. ……….…../kg
g. Harga jual rumput laut kering Rp. …………../kg
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 82/89
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 83/89
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 84/89
Lampiran 2. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategis
internal dan eksternal
Dimohon agar kuesioner ini dapat diisi secara obyektif dan benar, karena data ini akan
digunakan untuk penelitian tesis dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang
valid dan akurat. Terima kasih atas kerjasamanya.
Peneliti :
Heryati Setyaningsih
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 85/89
70
KUESIONER UNTUK PAKAR
Nomor :
Tanggal :
Nama :
Jabatan :
Instansi :
1. Bagaimana pemda memandang pembudi daya rumput laut?
2. Bagaimana meningkatkan produktivitasnya?
3. Bagaimana meningkatkan kapasitas produksinya?
4. Komoditas apa saja yang ditingkatkan dan menjadi penggerak ekonomi lokal?
5. Solusi yang dilakukan:
6. Kebijakan terkait dengan usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa:
7. Permasalahan yang dihadapi
a. SDM
b. Pengelolaan usaha budi daya rumput laut
c. Modal
d. 8. Apa saja kekuatan usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa?
9. Apa saja kelemahan usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa?
10. Apa saja ancaman usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa?
11. Apa saja peluang usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa?
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 86/89
71
Kuesioner penentuan bobot dan rating faktor internal dan eksternal
Pemberian nilai peringkat terhadap peluang
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kemampuan usaha dalam meraih
peluang yang ada.
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut :
Nilai 4, Jika usaha mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam meraih
peluang.
Nilai 3, Jika usaha mempunyai kemampuan yang baik dalam meraih peluang.
Nilai 2, Jika usaha mempunyai kemampuan sedang dalam meraih peluang.
Nilai 1, Jika usaha mempunyai kemampuan yang tidak baik dalam meraih
peluang.Menurut Bapak/Ibu bagaimana kemampuan usaha dalam memanfaatkan peluang
berikut:
Peluang 4 3 2 1
Persyaratan mutu produk yang mudah dipenuhi
Permintaan rumput laut sangat besar
Hubungan baik dengan supplier
Citra positif rumput laut asal Karimunjawa
Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha
Pemberian nilai peringkat terhadap ancaman
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada besarnya ancaman dalam
mempengaruhi keberadaan usaha.
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut :
Nilai 1, Jika faktor ancaman sangat kuat mempengaruhi usaha.
Nilai 2, Jika faktor ancaman kuat mempengaruhi usaha.
Nilai 3, Jika faktor ancaman akan memberikan pengaruh biasa terhadap usaha.
Nilai 4, Jika faktor ancaman tidak akan memberikan pengaruh terhadap usaha.
Menurut Bapak/Ibu bagaimana usaha dipengaruhi oleh faktor ancaman berikut:
Ancaman 4 3 2 1
Banyak pesaing dari daerah lain
Fluktuasi harga rumput laut di tingkat dunia
Adanya hama dan penyakit
Pengaruh perubahan musim
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 87/89
72
Pemberian nilai peringkat terhadap kekuatan
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kekuatan usaha dibandingkan pesaing
utama atau rata-rata usaha.Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut :
Nilai 4, Jika faktor tersebut sangat baik bila dibandingkan dengan usaha pesaing.
Nilai 3, Jika faktor tersebut baik bila dibandingkan dengan usaha pesaing.
Nilai 2, Jika faktor tersebut cukup baik bila dibandingkan dengan usaha pesaing.
Nilai 1, Jika faktor tersebut tidak lebih baik bila dibandingkan dengan usaha
pesaing.
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi usaha bila dibandingkan dengan usaha
pesaing utama atau rata-rata usaha dalam hal faktor kekuatan yang dimiliki usaha:
Kekuatan 4 3 2 1
Potensi lahan budi daya masih besar
Sarana prasarana produksi mudah diperoleh
Masa produksi singkat
Teknik budi daya sederhana
Tenaga kerja dari lingkungan sekitar
Pemberian nilai peringkat terhadap kelemahan
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kelemahan usaha dibandingkan
pesaing utama atau rata-rata.
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut :
Nilai 1, Jika faktor tersebut lebih lemah bila dibandingkan dengan usaha pesaing.
Nilai 2, Jika faktor tesebut sedang bila dibandingkan dengan usaha pesaing.
Nilai 3, Jika faktor tersebut tidak lebih l emah bila dibandingkan dengan usaha
pesaing.
Nilai 4, Jika faktor tersebut sangat tidak lebih l emah bila dibandingkan dengan
usaha pesaing.
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi usaha bila dibandingkan dengan usaha
pesaing utama atau rata-rata usaha dalam hal faktor-faktor kelemahan yangdimiliki usaha:
Kelemahan 4 3 2 1
Kekurangan modal untuk pengembangan usaha
Hasil produksi belum optimal
Kelompok usaha kurang diberdayakan
Sulit mendapatkan bibit berkualitas
Pemilik usaha kurang inovatif
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 88/89
73
Pembobotan terhadap peluang dan ancaman
Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor
secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha budi daya
rumput laut.
Contoh:
1. “Banyak pesaing dari daerah lain” (B pada baris/vertikal) lebih penting
daripada “Fluktuasi harga di tingkat dunia” (A pada kolom/horizontal), maka
nilainya = 1.
2. “Banyak pesaing dari daerah lain” (B pada baris/vertikal) sama penting
daripada “Fluktuasi harga di tingkat dunia” (A pada kolom/horizontal), maka
nilainya = 2.
3. “Banyak pesaing dari daerah lain” (B pada baris/vertikal) tidak lebih penting
daripada “Fluktuasi harga di tingkat dunia” (A pada kolom/horizontal), maka
nilainya = 3.Catatan:
Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom
dan harus konsisten.
Faktor Penentu A B C D E F G H I
Persyaratan mutu produk mudah dipenuhi A
Permintaan rumput laut sangat besar B
Hubungan baik dengan supplier C
Citra positif rumput laut asal Karimunjawa D
Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha E
Banyak pesaing dari daerah lain F
Fluktuasi harga rumput laut di tingkat dunia G
Adanya hama dan penyakit H
Pengaruh perubahan musim I
Pembobotan terhadap kekuatan dan kelemahan
Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor
secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha budi daya
rumput laut.
Contoh:
1. “Masa produksi singkat” (B pada baris/vertikal) lebih penting daripada
“Teknik budi daya sederhana” (A pada kolom/horizontal), maka nilainya = 1.
8/12/2019 Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengemb…
http://slidepdf.com/reader/full/kelayakan-usaha-budi-daya-rumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dengan-metode-longline 89/89
74
2. “Masa produksi singkat” (B pada baris/vertikal) sama penting daripada
“Teknik budi daya sederhana” (A pada kolom/horizontal), maka nilainya = 2.
3. “Masa produksi singkat” (B pada baris/vertikal) tidak lebih penting daripada
“Teknik budi daya sederhana” (A pada kolom/horizontal), maka nilainya = 3.
Catatan:
Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 (huruf cetak
miring ) terhadap kolom 1 (huruf cetak tegak ) dan harus konsisten.
Faktor Penentu A B C D E F G H I J
Potensi lahan budi daya masih besar A
Sarana prasarana produksi mudah
diperoleh B
Masa produksi singkat C
Teknik budi daya sederhana D
Tenaga kerja dari lingkungan sekitar E
Kekurangan modal untuk pengembangan
usaha
F
Hasil produksi belum optimal G
Kelompok usaha kurang diberdayakan H
Sulit mendapatkan bibit berkualitas I
Pemilik usaha kurang inovatif J