Kelompok 5 Kasus 3 SRES

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutor respirasi

Citation preview

PowerPoint Presentation

Kasus 3Kelompok 5Kelompok 5Syarifah NazilahTarsiah NingsihTiafanni AzzahrahTiar Ilman HernawanTiara Larasati Widya SwaraTiara Larasati Jaya PutriTria UtaminingsihTutut FitrianiUcok Jerry TampubolonUray Annisya Defia PutriVanya Hermalia PuspitaApa yang Terjadi Padamu Bayu?Bayu, seorang anak laki-laki berusia satu tahun. Sejak satu bulan yang lalu mengalami demam yang naik turun dan agak meningkat menjelang malam hari. Sejak seminggu yang lalu ia batuk terutama pagi hari dan bila batuk sampai muntah, bening, tidak ada darah.Ibunya juga baru menyadari ada benjolan di leher kanan depan sebanyak tiga buah, bila ditekan tidak nyeri.Apa yang Terjadi Padamu Bayu?Berat badan Bayu sulit naik karena nafsu makannya semakin sulit walaupun masih makan tiga kali sehari, nasi setengah piring makan sehari dengan lauk kadang telur dan sedikit sayur sop.Saat ini berat badan Bayu 7,2 kg dengan panjang badan 73 cm dan ia terlihat agak pucat. Bayu sudah diimunisasi hepatitis B, DPT, dan polio satu kali, usia satu bulan. Saat ini Bayu sudah bisa berjalan satu-dua langkah, kadang masih terjatuh dan ia sudah pandai merambat sejak usia sepuluh bulan.Ayah Bayu sejak dua bulan terakhir ini sering batuk dengan dahak kadang berwarna merah.Klarifikasi IstilahGizi kurang: gangguan kesehatan akibat kekurangan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhanPembesaran KGB: suatu tanda penjalaran dari infeksi regional.Penetapan MasalahBayu merupakan seorang anak laki-laki usia satu tahunSudah sebulan mengalami demam naik turun, meningkat pada malam hariSeminggu batuk terutama pagi hari dan bila batuk sampai muntah, bening, tidak ada darahTerdapat benjolan di leher kanan depan sebanyak tiga buah, nyeri tekan negatif

Berat badan Bayu sulit naik karena nafsu makannya semakin sulitBerat badan Bayu kurang dari normalBayu terlihat agak pucatImunisasi wajib Bayu kurang lengkap dan kurang pengulanganAyah Bayu sejak dua bulan terakhir sering batuk dengan dahak kadang berwarna kemerahanAnalisis MasalahLearning ObjectivesAnatomi dan fisiologi paru-paruEtiologi demam kronik anakPatogenesis dan patofisiologi demamMasalah-masalah yang terjadi pada BayuPerjalanan penyakit TB anakPemeriksaan penunjang TB anakPrinsip tatalaksana TB anakKomplikasi dan prognosis TB anakPencegahan yang dapat dilakukanMahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan:Learning IssueEtiologi demam kronik anakPatogenesis dan patofisiologi demamMasalah-masalah yang terjadi pada BayuPerjalanan penyakit TB anakPemeriksaan penunjang TB anakPrinsip tatalaksana TB anakKomplikasi dan prognosis TB anakPencegahan yang dapat dilakukan

Learning objectives yang masih harus dicari secara mandiri:EtiologiDemam kronik anakDemam Kronis Pada AnakDemam kronis: demam yang berlangsung lebih dari tujuh hari. Paling sering terjadi akibat:Infeksi virus yang lama. Penyakit infeksi seperti hepatitis, sinusitis, pneumonia, infeksi saluran cerna akibat bakteri atau parasitTuberkulosisPenyakit noninfeksi kelas berat seperti leukemia,Patogenesis dan PatofisiologiDemamPatofisiologi Demam Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah put ih (monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen(IL-1, IL-6, TNF-, dan IFN). Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang endotelium hipotalamus untuk membentuk prostaglandin. Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan meningkatkan patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus. Hipotalamus akan menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga ini memicu mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan panas antara lain menggigil, vasokonstriksi kulit. Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut.

Masalah-Masalah pada BayuBatuk, limfadenopati, gizi kurang

Infeksi TB PrimerInfeksi TB SekunderInfeksi tanpa Melewati ParuDemamPH BerkurangAnoreksiaInput makanan berkurangResiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai : BB turun, mual, muntahPerjalanan PenyakitTuberkulosis AnakPatofisiologi TB

Manifestasi KlinisGejala umum pada TB anak adalah:Demam lama (> 2minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dll), dapat disertai keringat malam. Demam umumnya tidak tinggi, dalam istilah medis disebut "subfebris", dan istilah Jawanya "nglemeng".Batuk lama > 3 minggu.Berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam satu bulan dengan penanganan gizi yang adekuat.Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik dengan adekuat (failure to thrive).Lesu (malaise).Diare persisten (menetap, terus menerus) yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.

Adapun hal-hal yang mencurigakan ke arah TB adalah jika terdapat minimal 3 hal berikut ini:Mempunyai riwayat kontak erat (berhubungan akrab, berdekatan) dengan pasien TB dengan BTA positif.Uji tuberkulin yang positif (> 10 mm).Gambaran foto rontgen sugestif TB.Timbul reaksi kemerahan yang cepat, dalam 3-7 hari, setelah imunisasi dengan BCG.Batuk-batuk lebih dari 3 minggu.Sakit atau demam lama yang berulang, tanpa sebab yang jelas.Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan kurang baik yang tidak naik dalam waktu satu bulan meskipun sudah diberi asupan gizi.Gejala-gejala klinis spesifik (pada kelenjar getah bening/limfonodi, otak, tulang, dll).Skrofuloderma, sering ditemukan di leher dan wajah, di tempat yang memiliki kelenjar getah bening, misalnya: parotis, submandibula, supraklavikula, dan lateral leher. Konjungtivitis fliktenularis.

Pemeriksaan PenunjangDan analisis hasilnyaPemeriksaan PenunjangPemeriksaan darah rutin: LED dan limfosit yang meningkat.

Foto thoraks: infiltrat lesi primer Ghon dimana saja, Limfadenitis (pembesaran dan radang), hilus menebal.

Tes tuberkulin/mantoux positifPrinsip TatalaksanaTuberkulosis AnakOAT pada Tahap AwalRifampisinIsoniazidPirazinamidOAT pada Tahap LanjutanRifampisinIsoniazidTablet Kombinasi Dosis TetapRHZRHDosis Kombinasi DosisTetapBerat Badan (kg)2 Bulan Tiap HariRHZ (75/50/150)4 Bulan tiap hariRH (75/50)5-91 tablet1 tablet10-142 tablet2 tablet15-193 tablet3 tablet20-324 tablet4 tabletKomplikasi dan PrognosisTuberkulosis AnakKomplikasiPenyebaran hematogen/milier dan meningitisEfusi pleuraPembesaran KGBAtelektasis PrognosisDipengaruhi oleh umur anak, lamanya mendapat infeksi, keadaan gizi, keadaan sosial, diagnosis dini dan pengobatan yang adekuat.PencegahanTuberkulosis AnakPencegahanPerlindungan terhadap sumber penularanVaksinasi BCGKhemoprofilaksis primer maupun sekunderPengobatan terhadap infeksi dan penemuan sumber penularanPencegahan terhadap menghebatnya penyakit dengan diagnosis diniPenyuluhan dan pendidikan kesehatanReferensi World Health Organization. Global tuberculosis control 2010. Available at http://www.who.int/tb/publications/global_report/2010/en/index.html. Accessed November 18, 2010. WHO. Laboratory XDR-TB definitions. Geneva: Meeting of the global XDR TB task force 2006. World Health Organization. Available at http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en/index.html. Accessed October 1, 2008. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Trends in tuberculosis--United States, 2008. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. Mar 20 2009;58(10):249-53. Trends in tuberculosis incidence--United States, 2006. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. Mar 23 2007;56(11):245-50. Yew WW, Leung CC. Update in tuberculosis 2007. Am J Respir Crit Care Med. Mar 1 2008;177(5):479-85. Bass JB Jr, Farer LS, Hopewell PC, et al. Treatment of tuberculosis and tuberculosis infection in adults and children. American Thoracic Society and The Centers for Disease Control and Prevention. Am J Respir Crit Care Med. May 1994;149(5):1359-74. [Guideline] Blumberg HM, Burman WJ, Chaisson RE, et al. American Thoracic Society/Centers for Disease Control and Prevention/Infectious Diseases Society of America: treatment of tuberculosis. Am J Respir Crit Care Med. Feb 15 2003;167(4):603-62. Sumber pembelajaran:Terima Kasih!