42
KELOMPOK IV EKO KULLA’ ALLO (13. 01. 267) NURASIA (13. 01. 262) NURLIAH (13. 01. 264) SALMAH (13. 01. 265) SARMAN TRIPANDY (13. 01. 270) SITTI RAFIAH AMINULLAH (13. 01. 263 ) SHERLY DALINCE DAY (13. 01. 276) PATRICIA VIRGINIA (13. 01. 266) PUTRI OCTAVIA. A (13. 01. 268) VIVI AYU INDRIYAN (13. 01.2 ) YASINTUS ASA BEREK (13. 01.2 )

Kelompok IV Tekcar1

Embed Size (px)

Citation preview

KELOMPOK IV

KELOMPOK IVEKO KULLA ALLO (13. 01. 267)NURASIA (13. 01. 262)NURLIAH (13. 01. 264)SALMAH (13. 01. 265)SARMAN TRIPANDY (13. 01. 270)SITTI RAFIAH AMINULLAH (13. 01. 263 )SHERLY DALINCE DAY (13. 01. 276)PATRICIA VIRGINIA (13. 01. 266)PUTRI OCTAVIA. A (13. 01. 268)VIVI AYU INDRIYAN (13. 01.2 )YASINTUS ASA BEREK (13. 01.2 )

FORMULASI SIRUP SALBUTAMOLPendahuluanPenyakit merupakan suatu kondisi dimana fungsi sehat di dalam organisme hidup terganggu dan terjadi perubahan fisik pada sel atau jaringanya. Adapun berbagai macam penyakit salah satunya adalah asma.Asma merupakan penyakit yang membutuhkan terapi jangka panjang sehingga perlu dilakukan monitoring terhadap perkembangannya secara terus-menerus..

LanjutanSalah satu obat yang biasa digunakan untuk mencegah serangan asma yaitu salbutamol karena merupakan beta agonis aksi cepat. Salbutamol merupakan salah satu bronkodilator yang paling aman dan paling efektif. Tidak salah jika obat ini banyak digunakan untuk pengobatan asma. Selain untuk membuka saluran pernafasan yang menyempit. Pada formulasi ini akan di buat sirup salbutamol sulfat alasan pemilihan zat ditinjau dari mekanisme kerja salbutamol.

Preformulasi1. Zat AktifSalbutamol Sulfat

Berat molekul : 576,70Ciri Khas: Salbutamol sulfat mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% (C13H21NO3)2.H2SO4 dihitung terhadap zat anhidratPemerian: Serbuk putih atau hampir putihKelarutan: Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eterStabilitas:a. PanasData penelitian menunjukkan salbutamol sulfat masih memiliki stabilitas yang baik dalam rentang suhu 550 850C. Dekomposisi larutan salbutamol sulfat pada 70C pada pH 3,5 dipercepat bergantung pada konsentrasi baik glukosa dan sukrosa, sedangkan pada pH 7 hanya bergantung pada konsentrasi glukosa. Degradasi salbutamol sulfat pada suhu 55-85C dalam larutan buffer berair yang terlindung dari cahaya mengikuti laju kinetik orde pertama dengan stabilitas maksimum pada pH 3,5. Laju dekomposisi meningkat oleh peningkatan konsentrasi obat dan peningkatan temperatur. (The Pharmaceutical Codex ed. 12th 1994, hal.1042). b. Hidrolisis/oksidasi: Tidak ada permasalahan dalam hidrolisis dan oksidasic. Cahaya: Terlindung dari cahaya (The Pharmaceutical Codex 12th hal.1042)d. pH: 3,4 - 5 (The Pharmaceutical Codex ed. 12th, 1994, hal.1041).Kategori fungsional: Zat aktif, bronkodilatorWadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya

2. Eksipiena. Metil Paraben : Profil Paraben (3;2) 0,12 %Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarnba atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau khas lemakmempunyai sedikit rasa terbakarKelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter.Titik lebur : antara 125OC 128 OC

b. SODIUM SITRAT DIHIDRATStruktur Kimia

Berat Molekul: C6H5Na3O72H2O = 294.10pH stabil: 7.09.0 (5% w/v aqueous solution)Inkompatibilitas: Aqueous solution bersifat sedikit basa dan akan bereaksi dengan zat asam. Garam alkaloid dapat diendapkan dari bentuk aqueous nya atau hidro-alkohol solution. Kalsium dan garam strontium akan menyebabkan pengendapan dari sitrat yang sesuai. Inkompatibilitas lainnya termasuk basa, reducing agen,dan oksidator.Kategori Fungsional: Alkalizing agent; buffering agent; emulsifier; sequestering agent.Aplikasi pada teknologi farmasiPada formulasi farmasi sodium sitrat digunakan dalam bentuk dihidrat maupun anhidrat. Pada makanan biasanya digunakan untuk menyesuaikan pH dan sebagai agen penyerap, sodium sitrat sebagai bahan anhidrat juga digunakan dalam formulasi tablet effervescent. Dalam penggunaan tunggal maupun kombinasi dengan sitrat lain seperti dinatrium hidrogen sitrat, sodium sitrat digunakan sebagai antikoagulan darah. Sodium sitrat digunakan untuk meringankan nyeri iritasi yang disebabkan oleh sistitis serta untuk mengobati dehidrasi akibat diare asidosis.

Pemerian: Sodium sitrat dihidrat berupa garam tidak berbau, tidak berwarna, monoklinik kristal, atau bubuk kristal putih dengan sensasi dingin/sejuk. Sodium sitrat bersifat sedikit deliquescent (memiliki sifat larut di udara lembab) dan di udara kering bersifat efflorescent. Meskipun sebagian farmakope menentukan bahwa sodium sitrat adalah dihidrat, USP 28 negara bahwa natrium sitrat dapat berupa dihidrat maupun anhidrat

Spesifikasi farmasi

Typical PropertiesKeasaman/kebasaan: pH = 7,0-9,0 (larutan 5% b/v berair) Massa Jenis (bulk): 1,12 g/cm3 Massa jenis (disadap): 0,99 g/cm3Massa Jenis (benar): 1,19 g/cm3Melting point: mengkonversi ke bentuk anhidrat pada suhu 150 CSolubility: 1 bagian zat larut dalam 1.5 bagian water, 1 bagian zat larut dalam 0.6 air mendidih; praktis tidak larut di ethanol (95%).

Stabilitas dan penyimpanan:Sodium citrate dyhidrate adalah senyawa yang stabil. Dapat disterilisasi dengan autoklaf. Pada penyimpanan, Aqueous solution dapat menyebabkan pemisahan kecil, partikel padat dari wadah kaca. Bentuk bulk harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering

c. Asam SitratRumus Empiris : C6H8O7H2OBerat molekul : 210.14Struktur kimia

Pemerian : hablur bening/tidak berwarna/serbuk hablur granul sampai halus, putih, tidak berbau/praktis tidak berbau, rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar dalam udara kering.Kegunaan : Dapar sitrat pH 3Kategori fungsional: Acidifying agen; antioksidan, buffering agent; agen chelating;penambah rasa Aplikasi dalam Formulasi Farmasi atau TeknologiAsam sitrat (baik sebagai bahan monohidrat atau anhidrat) adalah banyak digunakan dalam formulasi farmasi dan produk makanan, terutama untuk mengatur pH larutan. Ini juga telah digunakan eksperimental untuk menyesuaikan pH matriks tablet di entericcoated formulasi untuk usus spesifik pengiriman obat. (1) asam sitrat monohidrat digunakan dalam penyusunan effervescent butiran, sementara asam sitrat anhidrat secara luas digunakan dalam persiapan tablet effervescent. (2-4) Asam sitrat juga telah ditunjukkan untuk meningkatkan stabilitas semprot kering bubuk insulin dalam inhalasi formulasi. (5) Pada produk makanan, asam sitrat digunakan sebagian penambah rasa untuk rasanya tart, asam. Asam sitrat monohidrat digunakan sebagai eksekusi agen dan sinergis antioksidan, lihat Tabel I. Hal ini juga merupakan komponen dari solusi sitrat antikoagulan. Terapi, olahan mengandung asam sitrat telah digunakan untuk melarutkan batu ginjal.

InkompabilitasAsam sitrat tidak kompatibel dengan tartrat kalium, alkali dan alkali tanah karbonat dan bikarbonat, asetat, dan sulfida. Pertentangan juga termasuk zat pengoksidasi, basa,mengurangi agen, dan nitrat. Hal ini berpotensi meledak dikombinasi dengan nitrat logam. Pada penyimpanan, sukrosa dapat mengkristal dari sirup dengan adanya asam sitrat.d. TartrazinPemerian: serbuk kuning jinggaKelarutan: 1 garam dalam 6 ml air, memberikan larutan air kuning emas, agak larut dalam etanol.f. Minyak jerukPemerian: kuning pucat, atau kuning kehijauan, bau khas, rasa pedas dan agak pahitKelarutan: larut dalam 12 bagian volume etanol (95%) P, dapat tercampur dengan etanol mutlak

g. SorbitolWarna: putih Rasa: rasa manisBau: tidak berbauPemerian: serbuk, butiran dan kepingan.Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P, dalam metanol P, dan dalam asetatP.Titik didih: suhu lebur hablur antara 174oC 179oCStabilitas: terhadap udara higroskopis.

h. AquadestAir suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum.Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Alasan Penggunaan Zat TambahanSorbitolSorbitol baik digunakan sebagai pemanis pengganti sukrosa karena mempunyai keuntungan, antara lain tidak bersifat kariogenik. Dalam konsentrasi 15-30% sorbitol dapat berfungsi juga untuk mencegah terjadinya cap-locking sebagai manifetasi dari penggunaan sukrosa. (Exp: 679) Methyl ParabeanPengawet yang paling banyak digunakan untuk sediaan oral. Pengawet ini memiliki kemampuan sebagai antijamur dan antibakteri yang memadai dalam sistem berair.Asam Sitrat/Natrium SitratPerubahan pH sediaan mungkin terjadi selama penyimpanan karena degradasi produk, interaksi dengan kompnen kontainer atau pembubaran gas dan uap. Untuk menghindari masalah ini, buffer di tambahkan untuk mengstabilkan tingkat pH. Sebuah sistem penyangga yang cocok harus memiliki kapasitas buffer yang memadai untuk mempertahankan tingkat pH dari produk selama penyimpanan. Hal ini dapat di dasarkan pada profil pH obat dalam larutan. (Encyclo: 2227).Konsentrasi asam sitrat: 0,1-2,0% (Exp: 181)Konsentrasi natrium sitrat: 0,3-2,0% (Exp: 641)

Minyak Jeruk (oleum Citric)Sebagai pengaroma untuk eleksir atau sediaan lain (RPS 18: 1296)Sebagai flavor dengan konsetrasi 0,2-1% (Persc: 180)Pemberian pewarna harus cocok dengan pengaroma, jadi yang ditemukan terlebih dahulu adalah pengaroma (Parros: 180)

TartrazineSebagai pewarna kuning sesuai dengan minyak jeruk dalam sediaan obat dan kosmetik (MD 29: 815).Lebih mudah larut dibandingkan pewarna lain (Exp: 83)Konsetrasi pewarna dalam sediaan cair dan karena biasanya berada dalam range 0,0005-0,001% . (RPS 18: 1289)Master FormulaNama Produk: AstamolNo. Batch: 13SR13No. Reg: DTL1311101337A1 Di produksi: PT. Asia Farma

Formulasi Salbutamol SirupKomposisi Formula:

Nama BahankegunaankonsentrasiSalbutamol Sulfat Zat Aktif24 mgMetil ParabenPengawet 0,2% Surbitol solution (70%)Pemanis 20%

Sodium sitrat Buffer 2%Asam sitrat Buffer 2%TartrasinPewarna 0,001%oleum CitricPengaroma 0,3%Dosis1. Dewasa dan anak-anak >12 tahun sebanyak 2 atau 4 mg (1 sampai 2 sendok teh) 3 sampai 4 kali sehari. Dosis untuk lebih dari 4mg perhari mungkin diijinkan jika pasien mengalami kerusakan respon.2. Anak-anak usia 6-12 tahun yaitu 2 mg (1 sendok teh) 3 atau 4 kali sehari.3. Anak-anak usia 2-6 tahun dosisnya dimulai dengan 0,1 mg/kg tiga kali sehari. Jangan melebihi 2mg 3 kali sehari. Dosis mungkin dapat ditingkatkan menjadi 0.2 mg/kg tiga kali sehari.Farmakologi Salbutamol merupakan obat golongan 2 agonist yang menyebabkan bronkodilatasi dengan relaksasi otot polos melalui stimulasi reseptor 2. Melalui aktivitas reseptor tersebut, obat ini menimbulkan relaksasi otot polos bronkus, uterus dan pembuluh darah otot rangka. Aktivasi reseptor 1 yang menghasilkan stimulasi jantung pada dosis yang sama jauh lebih lemah. Obat ini hanya menimbulkan sedikit perubahan pada tekanan darah. Pada dosis kecil, kerja obat-obat ini pada reseptor 2 jauh lebih kuat daripada kerjanya pada reseptor 1.Salbutamol merupakan obat yang digunakan sebagai pencegahan maupun pengobatan bronkospasme reversible yang disertai asma dan penyakit paru obstrukstif lain. Obat ini juga merupakan terapi tambahan untuk hiperkalemia bagi pasien dialysis. Obat ini kontraindikasi dengan pasien yang mengalami Cardiac tachyarrhythmias.Perhitungan BahanCara Kerja1. Dikalibrasi botol obat yang akan digunakan.2. Ditimbangan bahan berkhasiat dan zat tambahan.3. Dimasukkan Salbutamol Sulfat ke dalam beker gelas dan dilarutkan dengan cara menambah aquades, ditambahkan larutan buffer.4. Sorbitol dilarutkan dengan cara menambahkan aquades.

Lanjutan.5. Metil paraben dilarutkan dalam air panas hingga larut.6. Dicampur bahan- bahan yang sudah larut satu persatu aduk hingga homogen, kemudian di saring 7. Ditambahkan minyak jeruk dan tartrazine.8. Dimasukan ke dalam wadah botol yang telah di kalibrasi sebelumnya ditambah sisa pelarut sampai volume sediaan yang di buat, beri lebel dan masukan ke kemasan sekunder beserta brosur.

Evaluasi sediaan sirup

1. Evaluasi organoleptik - Tujuan : mengetahui warna, rasa, dan aroma sediaan sirup - Jangka waktu pengamatan : sesaat setelah sediaan sirup jadi - Jumlah sampel yang dibutuhkan : 1 botol - Metode : a. warna dengan melihat kesesuai warna dengan pewarna yang dipakai (succus liquiritae) b. rasa dengan merasakan kesesuaian rasa dengan perasa yang dipakai c. aroma dengan mencium aroma sirup. - Penafsiran hasil : warna, rasa, dan aroma sesuai dengan pewarna, perasa, dan aroma yang digunakan. ( FI IV 1995 hal: 1030)

2. Penetapan bobot jenis - Tujuan : mengetahui bobot jenis sediaan sirup - Prinsip : mengukur bobot jenis sediaan sirup dengan menggunakan piknometer - Jangka waktu pengamatan : - - Jumlah sampel yang dibutuhkan : 1 botol - Metode : a. ukur bobot piknometer kosong dan piknometer + air pada suhu 250 C b. ukur bobot piknometer + sampel c. hitrung bobot jenis dengan rumus - penafsiran hasil : ( ) ( ) (FI IV 1995 hal: 1030)

3.Uji pH - Tujuan : mengetahui ph sediaan akhir - Prinsip : harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat pH meter dengan menggunakan electrode indicator - Jangka waktu pengamatan : - - Jumlah sampel yang dibutuhkan : 1 botol - Metode : a. Gunakan pH meter yang telah dikalibrasi b. Lakukan pada suhu 250 C 20 C kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi c. Gunakan air bebas CO2 untuk mengencerkan larutan uji (bila perlu) - Penafsiran hasil : harga pH dilihat dari pH meter dan menunjukkan pH sesuai dengan pH stabil zat aktif (FI IV 1995 hal: 1039)

4. Uji volume terpindahkan - Tujuan : mengetahui volume sediaan pada masing-masing botol - Prinsip : mengukur volume dalam beberapa wadah - Jangka waktu pengamatan :- - Jumlah sampel yang dibutuhkan : 5 botol - Metode : a. Ukur volume sediaan yang sudah dimasukkan botol dengan menuang kembali isi botol ke dalam gelas ukur b. Lihat volume sediaan sirup tersebut - Penafsiran hasil : volume rat-rata tidak kurang dari 100% dan tidak satupun volume wadah yang kurang dari 95% (FI IV 1995 hal: 1089)

5.Uji pertumbuhan mikroorganisme - Tujuan : mengevaluasi ada tidaknya pertumbuhan mikroorganisme sediaan sirup - Jangka waktu pengamatan : hari ke tiga dan ke tujuh setelah pembuatan sediaan - Jumlah sampel yang dibutuhkan : 5 botol - Metode : melihat ada tidaknya pertumbuhan jamur pada tutup botol sediaan - Penafsiran hasil : ada tidaknya jamur pada tutup botol (FI IV 1995 hal: 852)6. Uji kristalisasi - Tujuan : melihat adanya kristalisasi pada tutup botol - Jangka waktu pengamatan : hari ke tiga dan ke tujuh setelah pembuatan sediaan - Jumlah sampel yang dibutuhkan : 5 botol - Metode : melihat ada tidaknya pembentukkan Kristal pada tutup botol - Penafsiran hasil : ada tidaknya Kristal pada tutup botol (Depkes RI.1995. Farmakope Indonesia: Edisi IV . Jakarta : Departemen Kesehatan)