6
 Kemandiri an I ndustri Migas Nasional Resume SG 2 Dzikril Hakim/18010031  Electrical Power STEI ITB  1/25/2014 

Kemandirian Industri Migas Nasional

Embed Size (px)

Citation preview

7/22/2019 Kemandirian Industri Migas Nasional

http://slidepdf.com/reader/full/kemandirian-industri-migas-nasional 1/5

 

Kemandirian Industri Migas NasionalResume SG 2

Dzikril Hakim/18010031  Electrical Power STEI ITB  1/25/2014 

7/22/2019 Kemandirian Industri Migas Nasional

http://slidepdf.com/reader/full/kemandirian-industri-migas-nasional 2/5

 Kemandirian Industri Migas Nasional

 Page 1

KemandirianIndustri Migas

NasionalResume SG 2

Oleh Dzikril Hakim / 18010031

Sabtu tanggal 25 januari 2014, HMTM

Patra ITB mengadakan grand seminar yang

bertajuk “kemandirian industri migas nasional”.

Seminar ini diadakan oleh HMTM ITB untuk

merayakan dies natalis HMTM ITB. Grand seminar

ini dimulai pada pukul 09.15 wib dan diisi oleh

beberapa nara sumber seperti, Prof. Dr. Ir

Wiratmaja puja M.sc selaku staf ahli menteri

bidang kelembagaan dan perencanaan strategis

KESDM, Bambang Ismanto selaku vice presidet

reservoir development Asia-pasific region British

petroleum, Ir.F.Tony Tanduk selaku direktur

industry kimia dasar yang digantikan oleh Dr.Ir

Leksono Muchram selaku dosen senior dari

Teknik Perminyakan serta M.wahid Sutopo selaku

direktur perencanaan invetasi dan manajemen

resiko PT.PGN yang diwakilkan oleh staf PGN.

Grand seminar ini sesuai dengan judulnya

dimaksudkan agar terbuka wawasan keilmuan

kita akan industri migas dari sektor hulu sampai

hilir dan kebijakannya, beserta penjelasan

kebijakan energi nasional serta pentingnya

kemandirian dalam dunia industri migas nasional.

Setelah seminar dibuka, prof. Wiratmaja

langsung diberi kesempatan untuk memberikan

presentasinya mengenai kebijakan energy

nasional. Menurut beliau kebijakan energi

nasional (KEN) tidak dapat lepas dari bagaimana

pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama

pertumbuhan ekonomi makro nya yaitu sebesar

6.4% tertinggi setelah cina dengan peningkatan

populasi tiap tahun nya sebesar 1.4% dan

pertumbuhan kebutuhan energi meningkat 7.1%tiap tahunnya. Sebagai informasi, setiap tahunnya

kebutuhan akan listrik saja bertambah sampai

5000 MW/tahun. Pertumbuhan ekonomi yang

merangkak naik, diprediksi jika Indonesia terus

menjaga trend pertumbuhan ekonomi nya maka

pada tahun 2025 indonesia sudah menjadi

Negara maju dengan didukung stabilitas

nasionalnya. Saat ini saja Indonesia masuk dalam

20 negara maju dimana Indonesia ada di urutan

ke 16. Agar prediksi untuk tahun 2025 dapatterwujud, perlu dilakukan perbaikan terus-

menerus terutama mengenai masalah korupsi

yang terus menggerogoti aset negara.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa

pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus

tumbuh mengakibatkan pertumbuhan energinya

 juga tinggi. pertumbuhan energi yang tinggi

hendaknya diiringi dengan kebijakan penyediaan

energi yang baik. Data terbaru menunjukkan

bahwa saat ini komoditas minyak masih menjadi

sumber energi dengan pangsa terbesar sebesar

46.75% dari jumlah total energi yang dibutuhkan

1.4 juta barel minyak perharinya. Ada ironi

dimana produksi minyak nasional sebesar 600

barel, sehingga untuk memenuhi kebutuhan

energi nasional perharinya dibutuhkan impor

minyak sebesar 800 barel perharinya, setara

dengan 1.2 trilyun rupiah.

“Jika keekonomian kita terus tumbuh, 2025indonesia sudah maju didukung dengan

terciptanya stabilitas nasional”  

-Prof. Wiratmaja Puja

7/22/2019 Kemandirian Industri Migas Nasional

http://slidepdf.com/reader/full/kemandirian-industri-migas-nasional 3/5

 Kemandirian Industri Migas Nasional

 Page 2

Kondisi ini perlu mendapat perhatian

serius mengingat dari tahun ke tahun kondisi

cadangan energy fosil semakin menipis. Maka

salah satu solusi yang ditelurkan oleh KESDM

adalah memaksimalkan penggunaan energi

terbarukan serta menggenjot produksi gas

nasional sehingga dapat mengurangi

ketergantungan akan energi minyak. Cadangan

minyak nasional kita sangat kecil yaitu hanya

sebesar 3.7 milyar barel, namun Indonesia

dianugrahi cadangan gas alam yang sangat

besar. Gas alam jenis CBM(coal bed methane) saja

sebesar 453.30 TSCF dan untuk gas alam jenis

Shale lebih besar lagi sekitar 574 TSCF. Walaupun

memiliki cadangan gas alam yang sangat besar

namun karena keterbatasan teknologi yang kita

miliki, Indonesia belum bisa meng-explore semua

cadangan gas alamnya.

KESDM sendiri mengeluarkan kebijakan catur

dharma energi:

1.  Meningkatkan produksi minyak dan gas

2.  Mengurangi penggunaan/impor BBM

dan beralih ke penggunaan gas dan

batubara

3.  Mempercepat energi terbarukan

4.  Penghematan dan konversi energi

Industri migas merupakan salah satu industri

terbesar yang ada di Indonesia. Namun tidak

sembarang orang mampu terjun kedalam industri

migas. Industri migas tidak hanya padat modal

melainkan padat resiko, padat teknologi dan juga

padat pengalaman, sehingga dibutuhkan

keseriusan dari investor dan pemerintah jika

menginginkan kemajuan di sector industri migas

agar catur dharma energy dapat terlaksana.

Disamping isu-isu mengenai penghematan

energi, orientasi pemakaian energi, kondisi energi

nasional juga tidak lepas dari isu lingkungan

global. Isu-isu yang ada akan mempengaruhi

kebijakan energy yang akan diambil oleh

pemerintah. KEN akan menjadi kebijakan

strategis dalam mencapau ketahanan energy

nasional yang turut menentukan keberhasilan

pembangunan Indonesia dimasa mendatang.

Setelah prof. Wiratmaja memberikan

presentainya, kemudian dilanjut oleh Dr.Ir

Leksono. Beliau adalah salah satu dosen senior

dari Teknik Perminyakan FTTM ITB. Beliau

memberikan presentasi mengenai pentingnya

sebuah riset teknologi dalam dunia migas

sebagai salah satu cara untuk mencapai

kemandirian dalam industri migas.

“ Melalui riset di lab, kita dapat menuju

kemandirian dalam industri perminyakan di

Indonesia”  

-Dr. leksono Muchram

Dr. Leksono sepanjang presentasinya

menekankan akan pentingnya penelitian/riset lab.

Selain melakukan penelitian, dengan berlaku

tidak konsumtif kita seharusnya dapat mencapaikemandirian dalam industri migas. Keterbatasan

alat yang kita miliki hendaknya tidak membuat

kita menjadi kecil hati, melainkan harus terus

improvisasi membuat alat-alat baru sebagai

bentuk penyelesaiian masalah yang ada. Peran

kita sebagai engineer dan peneliti saja tidak

cukup untuk mewujudkan kemandirian tersebut.

Perlu adanya campur tangan pemerintah dalam

bentuk kebijakan-kebijakan strategis.

Beliau sendiri bersama kolega nya

membentuk sebuah usaha kecil yang melakukan

penelitian dalam dunia perminyakan. Namun

penelitian ini tidak didukung secara penuh oleh

pemerintah. Menurut beliau, jika pemerintah

mampu menaungi riset-riset seperti ini, Indonesia

7/22/2019 Kemandirian Industri Migas Nasional

http://slidepdf.com/reader/full/kemandirian-industri-migas-nasional 4/5

 Kemandirian Industri Migas Nasional

 Page 3

tidak akan terus tertinggal dalam hal teknologi,

dengan teknologi bangsa kita akan dihormati

oleh bangsa asing, tidak terus menerus

direndahkan martabatnya. Dalam menjalankan

usahanya, beliau memiliki keterbatasan dalammendesain dan melakukan perancangan agar

sesuai dengan standard internasional karena

membutuhkan dana yang tidak sedikti. Selain itu

masalah pemasaran produk juga menjadi salah

satu hambatan dalam keberlangsungan risetnya.

Namun beliau tidak pernah pesimis dan berkecil

hati dalam melakukan penelitiannya, karena

dengan penjualan produk penelitiannya inilah

penelitian ini dapat terus berjalan.

“Orang akan hormat k e kita, kalau kita punya

knowledge”  

-Dr. Leksono

Kondisi industri migas saat ini

memerlukan kebijakan pemerintah, khususnya

kebijakan dari MESDM yang pro kemandirian

khususnya dalam teknologi industri migas.

Selama ada produk lain dengan teknologi yang

lebih baik, teknologi yang kita gunakan tidakakan dapat bersaing, sehingga diperlukan

kebijakan yang kuat dari pemerintah untuk

membela kemandirian nasional sehingga tidak

terus bergantung terhadap negara asing. Selain

itu, perusahaan nasional dan multinasional juga

harus mendukung kebijakan kebijakan tersebut

untuk mendukung kemajuan dalam teknologi

perminyakan. Beliau menuturkan bahwa jangan

berharap banyak pada perusahaan migas asing

untuk memajukan teknologi perminyakanIndonesia.

Setelah Dr. Leksono memberikan

presentasinya, kemudian dilanjutkan oleh

perwakilan dari PGN yang merupakan alumni dari

Teknik Kimia ITB. Pihak PGN menjelaskan bahwa

dengan adanya subsidi BBM sebesar 200 trilyun

dapat membuat Indonesia susah untuk maju dan

pertumbuhan ekonomi tidak berjalan cepat dan

 juga memberatkan anggaran belanja negara.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya kalaugas alam merupakan salah satu alternative yang

dapat digunakan untuk menggantikan fungsi dari

minyak bumi.

PGN sebagai perusahaan nasional dalam

menjalankan fungsinya masih mendapati

beberapa kesulitan-kesulitn baik teknis maupun

non-teknis. Seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya, Indonesia memiliki banyak

cadangan gas alam yang melimpah namun

teknologi yang dibutuhkan untuk

mengeksplorasinya belum ada. Disamping letak

ladang gas alam yang terletak di cekungan laut

timur Indonesia, sehingga perlu adanya sarana

infrastruktur khusus agar proses eksplorasi

maksimal. Letak sumber gas alam yang jauh dari

letak demand juga membuat perlunya tambahan

pipa-pipa penyaluran serta sarana dan prasarana

untuk pengangkutan/penyaluran gas dari hulu

sampai hilir. Meskipun perencanaan-perencanaan

tersebut telah dipikirkan oleh pemerintah, namun

sampai saat ini eksekusi nya masih tidak bias

berjalan secara maksimal. Faktor non teknis

seperti masalah sosial juga sangat

mempengaruhi pembangunan infrastruktur PGN,

sebagai contoh, akan sulit PGN menanam pipa

gas jika pemilik lahan yang akan digunakan oleh

PGN tidak mengizinkan adanya galian pipa PGN

dilahan miliknya.

Terakhir, sebelum seminar berakhir,perwakilan dari IATMI (ikatan alumni teknik

minyak indonesia) yaitu bapak Bambang Ismanto

yang saat ini menjabat vice president reservoir

development Asia-pasific region British

petroleum memberikan presentasinya.

7/22/2019 Kemandirian Industri Migas Nasional

http://slidepdf.com/reader/full/kemandirian-industri-migas-nasional 5/5

 Kemandirian Industri Migas Nasional

 Page 4

Menurut beliau industri migas

merupakan industri besar, strategis dan penting

bagi Indonesia karena menyumbang sekitar 20%

dari pendapatan negara. Industri migas juga ikut

andil dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Industri migas sendiri bersifat global. “no pure”

national oil & gas industry terang beliau. Hal ini

berkaitan dengan padat modal pada dunia

industri migas, sebagai contoh untuk

membangun sebuah kilang dibutuhkan dana

segar sebesar 120 trilyun rupiah. Sehingga

dibutuhkan bantuan modal asing untuk

mengolah sumber minyak yang ada.

“No pain, No gain” – Bambang Iswanto

Dalam keberjalanan industri migas nasional,

masih banyak tantangan-tantangan dalam

industri migas saat ini. Perbaikan dalam iklim

investasi merupakan salah satu hal yang perlu

mendapat perhatian khusus. Dengan iklim

investasi yang kondusif maka akan membuat

para investor berdatangan ke Indonesia untuk

menamkan modalnya dalam industri

perminyakan nasional. Tenaga kerja yang relative

muda juga menjadi salah satu masalah yang

hadir dalam industri perminyakan, industri migas

seperti yang dijelaskan sebelumnya merupakan

industri yang padat pengalaman. Selain itu,

persaingan antara tenaga yang berpengalaman

 juga menjadi masalah khusus, dimana para

tenaga kerja berpengalaman banyak yang lebih

memilih bekerja di perusahaan yang

menguntungkan, dan tidak segan meninggalkan

industri migas nasional.

Dari beberapa masalah yang ada,

tentunya diperlukan solusi-solusi khusus yang

mampu memecahkan persoalan-persoalan dalam

industri migas. Namun jangan sampai lupa,

masalah dalam industri migas merupakan salah

satu masalah dalam negeri, lagi-lagi diperlukan

dobrakan dalam kebijakan energi nasional agar

masalah dalam negeri cepat selesai sehingga

persoalan-persoalan dalam industri migas pun

dapat cepat teratasi dan tercapailah kemandirian

dalam industri migas nasional.