24
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN NOMOR SE-18/PJ/2019 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN INTELIJEN PERPAJAKAN DAN PENGAMATAN Yth. 1. Pejabat Eselon II di lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak; 2. Kepala Kantor Wilayah di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; 3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. A. Umum Bahwa untuk mendorong pelaksanaan kegiatan intelijen perpajakan dan pengamatan yang efektif dalam rangka penghimpunan data dan/atau informasi yang akurat dan andal untuk kepentingan perpajakan, telah diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2019 tentang Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan dan Pengamatan. Berdasarkan hal tersebut, perlu dibuat pedoman pelaksanaan kegiatan intelijen perpajakan di Direktorat lntelijen Perpajakan dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP), serta kegiatan pengamatan di Kantor Pelayanan Pajak. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Surat Edaran Direktur Jenderal ini disusun sebagai pedoman bagi unit kerja di Lingkungan Direktorat lntelijen Perpajakan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan Surat Edaran Direktur Jenderal ini bertujuan untuk memberikan keseragaman, akuntabilitas, dan transparansi, serta menciptakan tata kelola yang baik dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan pengamatan di Lingkungan Direktorat lntelijen Perpajakan, Kantor Wilayah DJP, dan Kantor Pelayanan Pajak. C. Ruang ... Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

  • Upload
    ngothuy

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

SURAT EDARAN

NOMOR SE-18/PJ/2019

TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN INTELIJEN PERPAJAKAN DAN PENGAMATAN

Yth. 1. Pejabat Eselon II di lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak;

2. Kepala Kantor Wilayah di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;

3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

A. Umum

Bahwa untuk mendorong pelaksanaan kegiatan intelijen perpajakan dan pengamatan yang

efektif dalam rangka penghimpunan data dan/atau informasi yang akurat dan andal untuk

kepentingan perpajakan, telah diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

PER-15/PJ/2019 tentang Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan dan Pengamatan.

Berdasarkan hal tersebut, perlu dibuat pedoman pelaksanaan kegiatan intelijen perpajakan

di Direktorat lntelijen Perpajakan dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP), serta

kegiatan pengamatan di Kantor Pelayanan Pajak.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Surat Edaran Direktur Jenderal ini disusun sebagai pedoman bagi unit kerja di

Lingkungan Direktorat lntelijen Perpajakan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak,

dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan

dan/atau pengamatan.

2. Tujuan

Surat Edaran Direktur Jenderal ini bertujuan untuk memberikan keseragaman,

akuntabilitas, dan transparansi, serta menciptakan tata kelola yang baik dalam

melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan pengamatan di Lingkungan Direktorat

lntelijen Perpajakan, Kantor Wilayah DJP, dan Kantor Pelayanan Pajak.

C. Ruang ...

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

Page 2: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-2-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal ini meliputi:

1. Pengertian Umum

2. Kegiatan Intelijen Perpajakan

a. Jenis Kegiatan Intelijen Perpajakan

b. Unit Pelaksana Kegiatan Intelijen Perpajakan

c. Sasaran Kegiatan Intelijen Perpajakan

d. Standar Kegiatan Intelijen Perpajakan

1) Standar Umum;

2) Standar Pelaksanaan; dan

3) Standar Pelaporan

e. Pengambilan Sumpah Petugas Intelijen Perpajakan

f. Perintah untuk melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan

3. Siklus Kegiatan Intelijen Perpajakan

4. Kegiatan Intelijen Perpajakan dalam Keadaan Mendesak dan Sangat Segera

5. Diseminasi Laporan, Tanggapan, dan Pengarsipan

6. Pola Koordinasi Intelijen Perpajakan

7. Pemantauan dan Evaluasi

8. Pengamatan

a. Jenis-Jenis Pengamatan;

b. Pelaksanaan Pengamatan;

c. Pelaporan;

d. Distribusi;

e. Pengolahan Data dan/atau Informasi Wajib Pajak sehubungan dengan Kegiatan

Pengamatan;

f. Pola Koordinasi Pengamatan di Lingkungan Kantor Wilayah DJP; dan

g. Pemantauan dan Evaluasi.

D. Dasar

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2009;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2012 tentang Pemberian dan Penghimpunan

Data dan Informasi yang Berkaitan dengan Perpajakan;

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan

Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan;

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 87/PMK.01/2019;

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;

7. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2019 tentang Pelaksanaan

Kegiatan Intelijen Perpajakan dan Pengamatan;

E. Materi

Page 3: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-3-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

E. Materi

Sistem perpajakan yang dianut dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 adalah sistem self assessment

yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh kepatuhan sukarela Wajib Pajak dan

pengawasan dari aparatur perpajakan. Untuk mendukung pelaksanaan sistem self

assessment secara murni dan konsisten, Direktorat Jenderal Pajak perlu memiliki metode

yang dapat digunakan untuk mendeteksi secara cepat dan akurat terhadap adanya

kemungkinan ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui ketidakpatuhan Wajib Pajak

adalah kegiatan intelijen di bidang perpajakan.

Salah satu tugas dan wewenang Direktur Jenderal Pajak adalah melakukan kegiatan

intelijen perpajakan dan pengamatan serta penyelenggaraan administrasi kegiatan intelijen

perpajakan dan pengamatan sebagaimana diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2019

yang antara lain membentuk unit Direktorat Intelijen Perpajakan di Kantor Pusat DJP dan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang antara lain membentuk seksi intelijen di

Kantor Wilayah DJP.

Intelijen perpajakan merupakan bagian dari Intelijen Negara sebagai salah satu Intelijen

Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 14 Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara. Pada prinsipnya, kegiatan intelijen perpajakan

diperlukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka memperoleh data/informasi yang

akurat, andal dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perpajakan. Jenis kegiatan

intelijen perpajakan tersebut meliputi operasi intelijen; analisis intelijen dalam rangka

pengembangan dan analisis informasi, data, laporan, dan pengaduan; analisis intelijen

dalam rangka penggalian potensi; pengamanan; penggalangan; analisis intelijen stratejik;

dan kegiatan intelijen lain untuk kepentingan perpajakan.

Kegiatan intelijen perpajakan dilaksanakan oleh Direktorat Intelijen Perpajakan dan Kantor

Wilayah DJP berdasarkan perintah untuk melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan yang

diterbitkan oleh Direktur Intelijen Perpajakan atau Kepala Kantor Wilayah DJP. Kegiatan

intelijen perpajakan dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, pengumpulan,

pengolahan, dan penyajian. Tahapan perencanaan dilakukan dengan menyusun rencana

kegiatan intelijen perpajakan. Berdasarkan rencana kegiatan intelijen perpajakan dilakukan

pengumpulan data dan/atau informasi sesuai dengan jenis kegiatan intelijen perpajakan

yang selanjutnya dituangkan dalam laporan informasi/kertas kerja intelijen. Dari laporan

informasi/kertas kerja intelijen tersebut dilakukan pengolahan dan analisis kemudian

disajikan dalam laporan hasil intelijen perpajakan. Dalam hal hasil kegiatan intelijen

perpajakan perlu didiseminasikan kepada pihak lain selain unit pelaksana kegiatan intelijen

perpajakan maka disampaikan lembar informasi intelijen perpajakan. Dalam hal hasil

kegiatan analisis stratejik memerlukan atensi dari pimpinan maka disampaikan laporan

atensi.

Selain ...

Page 4: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-4-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

Selain kegiatan intelijen perpajakan, dalam rangka mendukung kegiatan pengembangan

dan analisis informasi, data, laporan, dan pengaduan, kegiatan pengawasan kepatuhan

perpajakan Wajib Pajak, kegiatan ekstensifikasi perpajakan, kegiatan penagihan, kegiatan

pemeriksaan, dan/atau kegiatan lainnya dapat dilakukan kegiatan pengamatan oleh Kantor

Pelayanan Pajak. Kegiatan pengamatan perlu diatur tersendiri agar terdapat panduan

pelaksanaan bagi Kantor Pelayanan Pajak.

Dalam rangka memberikan panduan tata cara pelaksanaan kegiatan intelijen perpajakan

dan pengamatan tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu dirinci untuk menjadi pedoman

atau penegasan antara lain sebagai berikut:

1. Pengertian Umum

Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:

a. Kegiatan Intelijen Perpajakan adalah serangkaian kegiatan dalam siklus intelijen

yang meliputi perencanaan, pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data

dan/atau informasi sehingga diperoleh suatu produk intelijen yang dapat digunakan

untuk kepentingan perpajakan.

b. Pengamatan adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh pengamat untuk

mencari dan menemukan kesesuaian antara data, informasi, laporan, dan/atau

pengaduan dengan fakta.

c. Petugas Intelijen Perpajakan adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat

Jenderal Pajak yang memiliki kemampuan Intelijen dan ditugaskan untuk

melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan, meliputi pegawai dalam jabatan

struktural, jabatan fungsional tertentu, dan jabatan fungsional umum.

d. Pengamat adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang

memiliki kemampuan melakukan Pengamatan dan ditugaskan untuk melaksanakan

Pengamatan.

e. Rencana Kegiatan Intelijen Perpajakan yang selanjutnya disingkat RKIP adalah

dokumen yang berisi sasaran/tujuan, identitas Petugas Intelijen Perpajakan, dan

uraian rencana kegiatan intelijen perpajakan.

f. Laporan Informasi adalah catatan secara rinci dan jelas yang dibuat oleh Petugas

Intelijen Perpajakan mengenai kegiatan yang dilaksanakan di lapangan atau di luar

lingkungan kantor, data dan informasi yang diperoleh, serta analisis dan pendapat.

g. Kertas Kerja Informasi adalah catatan secara rinci dan jelas yang dibuat oleh

Petugas Intelijen Perpajakan mengenai kegiatan yang dilaksanakan terbatas di

lingkungan kantor, data dan informasi yang diperoleh, serta analisis dan pendapat.

h. Laporan Hasil Intelijen Perpajakan yang selanjutnya disingkat LHIP adalah laporan

yang berisi pelaksanaan dan hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan yang disusun oleh

Petugas Intelijen Perpajakan.

i. Lembar Informasi Intelijen Perpajakan yang selanjutnya disingkat LIIP adalah

dokumen yang digunakan untuk penyebaran data dan/atau informasi yang disusun

berdasarkan LHIP.

j. Laporan Atensi adalah dokumen untuk menyampaikan informasi yang bersifat

strategis dan dibuat berdasarkan LHIP sebagai peringatan dini dan/atau deteksi dini

kepada pimpinan (early warning and early detection).

k. Laporan Pengamatan adalah laporan yang berisi pelaksanaan dan hasil

Pengamatan yang disusun oleh Pengamat.

l. Komunitas ...

Page 5: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-5-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

l. Komunitas Intelijen Perpajakan adalah komunitas Pegawai Negeri Sipil di

lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang telah mengikuti Diklat Dasar Intelijen atau

telah lulus Strata 2 Intelijen Strategis atau jurusan yang dipersamakan, baik yang

ditempatkan di Direktorat Intelijen Perpajakan atau di Seksi Intelijen Perpajakan

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, maupun ditempatkan di unit kerja lain di

lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

m. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang selanjutnya disebut

Kanwil DJP adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang membawahkan

Kantor Pelayanan Pajak dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal

Pajak.

n. Kantor Pelayanan Pajak yang selanjutnya disingkat KPP adalah instansi vertikal

Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Kanwil DJP.

2. Kegiatan Intelijen Perpajakan

a. Jenis Kegiatan Intelijen Perpajakan

Jenis Kegiatan Intelijen Perpajakan meliputi:

1) operasi intelijen;

2) analisis intelijen dalam rangka pengembangan dan analisis informasi, data,

laporan, dan pengaduan;

3) analisis intelijen dalam rangka penggalian potensi;

4) pengamanan;

5) penggalangan;

6) analisis intelijen stratejik; dan

7) kegiatan intelijen lain untuk kepentingan perpajakan dalam rangka

melaksanakan tugas dan fungsi.

b. Unit Pelaksana Kegiatan Intelijen Perpajakan

Unit Pelaksana Kegiatan Intelijen Perpajakan terdiri dari:

1) Direktorat Intelijen Perpajakan; dan

2) Kanwil DJP.

c. Sasaran Kegiatan Intelijen Perpajakan

Sasaran Kegiatan Intelijen Perpajakan meliputi:

1) orang pribadi dan/atau badan;

2) tempat-tempat tertentu seperti kantor, rumah/tempat tinggal, pabrik, gudang,

tempat usaha dan tempat lainnya yang dapat menghasilkan atau memberikan

petunjuk, data dan/atau informasi untuk kepentingan perpajakan;

3) barang bergerak dan tidak bergerak yang dimiliki atau dikuasai orang pribadi

atau badan; dan/atau

4) sasaran lainnya yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan

objek Kegiatan Intelijen Perpajakan dan dapat menghasilkan atau memberikan

petunjuk, data dan/atau informasi untuk kepentingan perpajakan.

d. Standar ...

Page 6: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-6-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

d. Standar Kegiatan Intelijen Perpajakan

Kegiatan Intelijen Perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan standar Kegiatan

Intelijen Perpajakan. Standar Kegiatan Intelijen Perpajakan meliputi standar umum,

standar pelaksanaan, dan standar pelaporan hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan.

1) Standar Umum

a) Standar umum Kegiatan Intelijen Perpajakan merupakan standar yang

bersifat pribadi dan berkaitan dengan Petugas Intelijen Perpajakan.

b) Dalam rangka memenuhi standar umum, Petugas Intelijen Perpajakan harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(1) mendapatkan pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup mengenai

teknik dasar intelijen;

(2) disumpah sebagai Petugas Intelijen Perpajakan;

(3) ditunjuk untuk menjalankan tugas sebagai Petugas Intelijen Perpajakan;

dan

(4) mematuhi kode etik intelijen perpajakan.

2) Standar Pelaksanaan

Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan harus dilakukan sesuai standar

pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan, yaitu:

a) dilaksanakan berdasarkan perintah untuk melaksanakan Kegiatan Intelijen

Perpajakan dari Direktur Intelijen Perpajakan atau Kepala Kanwil DJP;

b) didahului dengan proses perencanaan yang baik, sesuai dengan tujuan

Kegiatan Intelijen Perpajakan dan mendapat pengawasan yang seksama;

c) dilaksanakan dengan mengumpulkan data dan/atau informasi secara

terbuka dan/atau secara tertutup;

d) dilaksanakan pada jam kerja dan/atau di luar jam kerja;

e) dapat meminta keterangan dari pihak ketiga untuk menambah dan

melengkapi data dan/atau informasi yang telah ada;

f) dalam hal pengumpulan data dan/atau informasi lapangan, kegiatan

dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari paling sedikit 2 (dua) Petugas Intelijen

Perpajakan dan dilengkapi dengan surat tugas; dan

g) dalam keadaan mendesak dan sangat segera, Direktur Intelijen Perpajakan

dan/atau Kepala Kanwil DJP dapat memberikan perintah lisan agar

dilaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan.

3) Standar Pelaporan

a) Kegiatan Intelijen Perpajakan harus dilaporkan dalam bentuk laporan

intelijen yang terdiri dari Laporan Informasi, Kertas Kerja Informasi, LHIP,

LIIP, dan Laporan Atensi yang disusun sesuai standar pelaporan hasil

Kegiatan Intelijen Perpajakan.

b) Hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan dilaporkan dalam bentuk LHIP.

c) LHIP sekurang-kurangnya memuat:

(1) informasi awal;

(2) kebutuhan Informasi/tujuan kegiatan;

(3) hasil pengumpulan data dan/atau informasi;

(4) hasil pengolahan dan analisis; dan

(5) simpulan dan usul tindak lanjut.

d) LHIP ...

Page 7: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-7-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

d) LHIP disusun berdasarkan Laporan Informasi dan/atau Kertas Kerja

Informasi yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

e) Laporan Informasi sekurang-kurangnya memuat:

(1) dasar penugasan;

(2) pegawai yang ditugaskan;

(3) waktu dan tempat pelaksanaan;

(4) isi informasi yang paling sedikit memuat informasi awal dan hasil

kegiatan;

(5) pendapat Petugas Intelijen Perpajakan; dan

(6) arahan atasan.

f) Kertas Kerja Informasi sekurang-kurangnya memuat:

(1) Surat Perintah Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(2) data dan/atau informasi yang diperoleh;

(3) prosedur atau teknik yang dilaksanakan; dan

(4) pendapat Petugas Intelijen Perpajakan.

g) Dalam hal LHIP perlu untuk didistribusikan kepada Subdirektorat lain dalam

Direktorat Intelijen Perpajakan, LHIP disampaikan ke Subdirektorat

sebagaimana dimaksud.

h) Dalam hal diperlukan diseminasi hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan, dibuat

LIIP.

i) Dalam hal diperlukan atensi pimpinan atas hasil Kegiatan Intelijen

Perpajakan, dibuat Laporan Atensi.

j) Laporan Informasi, Kertas Kerja Informasi, LHIP, LIIP, dan Laporan Atensi

bersifat rahasia.

e. Pengambilan Sumpah Petugas Intelijen Perpajakan

1) Sebelum diangkat sebagai Petugas Intelijen Perpajakan, Pegawai Negeri Sipil

di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak wajib mengucapkan sumpah atau janji

Intelijen Negara di hadapan Direktur Intelijen Perpajakan atau Kepala Kanwil

DJP.

2) Sumpah atau janji sebagaimana dimaksud pada angka 1) dilakukan sesuai

dengan ketentuan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011

tentang Intelijen Negara.

f. Perintah untuk melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan

1) Kegiatan Intelijen Perpajakan dilaksanakan berdasarkan perintah untuk

melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan yang diterbitkan oleh:

a) Direktur Intelijen Perpajakan, dalam hal Kegiatan Intelijen Perpajakan

dilakukan oleh Petugas Intelijen Perpajakan pada Direktorat Intelijen

Perpajakan; atau

b) Kepala Kanwil DJP, dalam hal Kegiatan Intelijen Perpajakan dilakukan oleh

Petugas Intelijen Perpajakan pada Kanwil DJP.

2) Dasar penerbitan Surat Perintah Kegiatan Intelijen Perpajakan:

a) perintah pimpinan;

b) kebijakan pimpinan unit pelaksana Kegiatan Intelijen Perpajakan;

c) penerimaan informasi, data, laporan, dan/atau pengaduan terkait dugaan

tindak pidana di bidang perpajakan; dan/atau

d) permintaan dari unit lain di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

3. Siklus ...

Page 8: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-8-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

3. Siklus Kegiatan Intelijen Perpajakan

a. Operasi Intelijen

1) Perencanaan

a) Operasi intelijen dilaksanakan berdasarkan perintah untuk melaksanakan

Kegiatan Intelijen Perpajakan.

b) Petugas Intelijen Perpajakan menyusun RKIP operasi intelijen berdasarkan

perintah untuk melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan.

c) RKIP operasi intelijen disusun dengan sekurang-kurangnya memuat:

(1) dasar penugasan;

(2) latar belakang Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(3) data dan informasi awal;

(4) kebutuhan informasi/tujuan kegiatan;

(5) teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(6) Petugas Intelijen Perpajakan;

(7) waktu kegiatan; dan

(8) biaya.

d) Kebutuhan informasi/tujuan kegiatan dalam RKIP operasi intelijen

sebagaimana dimaksud pada huruf c) angka (4) dapat berupa:

(1) data/informasi mengenai gambaran kegiatan usaha Wajib Pajak;

(2) data/informasi mengenai lokasi usaha Wajib Pajak, yaitu kantor pusat,

cabang, pabrik, gudang, dan sebagainya;

(3) data/informasi mengenai keberadaan/domisili penanggung jawab/

penanggung pajak;

(4) data/informasi mengenai beneficial owner atas kegiatan usaha Wajib

Pajak;

(5) data/informasi mengenai kepemilikan/keberadaan aset yang terkait

dengan Wajib Pajak atau penanggung pajak; dan/atau

(6) data/informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan perpajakan lainnya.

e) Teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan dalam RKIP operasi intelijen

sebagaimana dimaksud pada huruf c) angka (5) merupakan teknik intelijen

yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan operasi intelijen.

f) Kepala Subdirektorat Operasi Intelijen atau Kepala Bidang Pemeriksaan,

Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan memberikan persetujuan RKIP operasi

intelijen.

g) Dalam hal terjadi perubahan Petugas Intelijen Perpajakan dan/atau waktu

kegiatan, dilakukan perubahan RKIP operasi intelijen.

2) Pengumpulan Data dan/atau Informasi

a) Jenis Pengumpulan Data dan/atau Informasi meliputi:

(1) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara terbuka

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi dari sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak, pengumpulan

data dan/atau informasi eksternal secara terbuka, dan/atau permintaan

data/informasi secara resmi kepada pihak lain.

(2) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara tertutup

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi lapangan dengan menggunakan teknik intelijen tertentu, tanpa

memberitahukan dan menampakkan keberadaan kegiatan tersebut.

b) Petugas ...

Page 9: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-9-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

b) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan dokumentasi dan pencatatan atas

proses pengumpulan data dan/atau informasi serta menuangkan hasil

pengumpulan data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada huruf a)

ke dalam:

(1) Laporan Informasi; dan/atau

(2) Kertas Kerja Informasi.

3) Pengolahan

a) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengolahan dan analisis terhadap

hasil pengumpulan data dan/atau informasi.

b) Dalam hal diperlukan, terhadap hasil analisis dilakukan pembahasan internal

melibatkan paling sedikit 1 (satu) Petugas Intelijen Perpajakan dan kepala

seksi atasannya.

4) Penyajian

a) Petugas Intelijen Perpajakan menuangkan hasil pengumpulan, pengolahan,

dan analisis terkait operasi intelijen dalam konsep LHIP.

b) Direktur Intelijen Perpajakan atau Kepala Kanwil DJP memberikan

persetujuan LHIP.

c) Dalam hal hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan perlu disampaikan kepada unit

lain di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Direktur Intelijen Perpajakan

atau Kepala Kanwil DJP membuat LIIP dan menyampaikannya ke unit yang

bersangkutan.

b. Analisis Intelijen dalam rangka Pengembangan dan analisis IDLP

1) Perencanaan

a) Analisis intelijen dalam rangka pengembangan dan analisis IDLP

dilaksanakan berdasarkan perintah untuk melaksanakan Kegiatan Intelijen

Perpajakan.

b) Petugas Intelijen Perpajakan menyusun RKIP pengembangan dan analisis

IDLP berdasarkan perintah untuk melaksanakan Kegiatan Intelijen

Perpajakan.

c) RKIP pengembangan dan analisis IDLP disusun dengan sekurang-

kurangnya memuat:

(1) dasar penugasan;

(2) latar belakang Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(3) data dan informasi awal;

(4) tujuan kegiatan;

(5) teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(6) Petugas Intelijen Perpajakan;

(7) waktu kegiatan; dan

(8) biaya.

d) Tujuan kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf c) angka (4) adalah

untuk mengembangkan dan menganalisis IDLP dalam rangka

mengidentifikasi ada atau tidaknya indikasi tindak pidana di bidang

perpajakan.

e) Teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan dalam RKIP pengembangan dan

analisis IDLP sebagaimana dimaksud pada huruf c) angka (5) merupakan

teknik ...

Page 10: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-10-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

teknik intelijen yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan analisis intelijen

pengembangan dan analisis IDLP.

f) RKIP pengembangan dan analisis IDLP dibuat oleh Petugas Intelijen

Perpajakan dan disetujui oleh Kepala Subdirektorat Intelijen Penegakan

Hukum atau Kepala Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan

Penyidikan.

g) Dalam hal terjadi perubahan Petugas Intelijen Perpajakan dan/atau waktu

kegiatan, dilakukan perubahan RKIP pengembangan dan analisis IDLP.

2) Pengumpulan Data dan/atau Informasi

a) Jenis Pengumpulan Data dan/atau Informasi meliputi:

(1) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara terbuka

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi dari sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak, pengumpulan

data dan/atau informasi eksternal secara terbuka, dan/atau permintaan

data/informasi secara resmi kepada pihak lain.

(2) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara tertutup

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi lapangan dengan menggunakan teknik intelijen tertentu, tanpa

memberitahukan dan menampakkan keberadaan kegiatan tersebut.

b) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan dokumentasi dan pencatatan atas

proses pengumpulan data dan/atau informasi serta menuangkan hasil

pengumpulan data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada huruf a)

ke dalam:

(1) Laporan Informasi; dan/atau

(2) Kertas Kerja Informasi.

3) Pengolahan

a) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengembangan dan analisis

terhadap hasil pengumpulan data dan/atau informasi.

b) Terhadap hasil pengembangan dan analisis dilakukan pembahasan internal

melibatkan paling sedikit 1 (satu) Petugas Intelijen Perpajakan dan kepala

seksi atasannya.

4) Penyajian

a) Petugas Intelijen Perpajakan menuangkan hasil analisis intelijen dalam

rangka pengembangan dan analisis IDLP dalam konsep LHIP.

b) Direktur Intelijen Perpajakan atau Kepala Kanwil DJP memberikan

persetujuan LHIP.

c) Dalam hal hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan perlu disampaikan kepada unit

lain di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Direktur Intelijen Perpajakan

atau Kepala Kanwil DJP menerbitkan LIIP dan menyampaikannya ke unit

yang bersangkutan.

c. Analisis Intelijen dalam rangka Penggalian Potensi

1) Perencanaan

a) Analisis intelijen dalam rangka penggalian potensi dilaksanakan

berdasarkan perintah untuk melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan.

b) Petugas ...

Page 11: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-11-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

b) Petugas Intelijen Perpajakan menyusun RKIP analisis intelijen penggalian

potensi berdasarkan perintah untuk melaksanakan Kegiatan Intelijen

Perpajakan.

c) RKIP analisis intelijen penggalian potensi disusun dengan sekurang-

kurangnya memuat:

(1) dasar penugasan;

(2) latar belakang Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(3) data dan informasi awal;

(4) kebutuhan informasi/tujuan kegiatan;

(5) teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(6) Petugas Intelijen Perpajakan;

(7) waktu kegiatan; dan

(8) biaya.

d) Kebutuhan informasi/tujuan kegiatan dalam RKIP analisis intelijen

penggalian potensi sebagaimana dimaksud pada huruf c) angka (4) dapat

berupa:

(1) pengawasan kepatuhan wajib pajak, analisis ekonomi, analisis proses

bisnis wajib pajak, dan analisis modus ketidakpatuhan wajib pajak;

dan/atau

(2) hasil analisis intelijen lainnya yang dibutuhkan untuk penggalian potensi

di bidang perpajakan.

e) Teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan dalam RKIP analisis intelijen

penggalian potensi sebagaimana dimaksud pada huruf c) angka (5)

merupakan teknik intelijen yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan

analisis intelijen penggalian potensi.

f) Kepala Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi atau Kepala Bidang

Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan memberikan persetujuan

RKIP analisis intelijen penggalian potensi.

g) Dalam hal terjadi perubahan Petugas Intelijen Perpajakan dan/atau waktu

kegiatan, dilakukan perubahan RKIP analisis intelijen penggalian potensi.

2) Pengumpulan Data dan/atau Informasi

a) Jenis Pengumpulan Data dan/atau Informasi meliputi:

(1) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara terbuka

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi dari sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak, pengumpulan

data dan/atau informasi eksternal secara terbuka, dan/atau permintaan

data/informasi secara resmi kepada pihak lain.

(2) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara tertutup

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi lapangan dengan menggunakan teknik intelijen tertentu, tanpa

memberitahukan dan menampakkan keberadaan kegiatan tersebut.

b) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan dokumentasi dan pencatatan atas

proses pengumpulan data dan/atau informasi serta menuangkan hasil

pengumpulan data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada huruf a)

ke dalam:

(1) Laporan Informasi; dan/atau

(2) Kertas Kerja Informasi.

3) Pengolahan ...

Page 12: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-12-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

3) Pengolahan

a) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengolahan dan analisis terhadap

hasil pengumpulan data dan/atau informasi.

b) Dalam hal diperlukan, terhadap hasil analisis dilakukan pembahasan internal

melibatkan paling sedikit 1 (satu) Petugas Intelijen Perpajakan dan kepala

seksi atasannya.

4) Penyajian

a) Petugas Intelijen Perpajakan menuangkan hasil analisis intelijen penggalian

potensi dalam konsep LHIP.

b) Direktur Intelijen Perpajakan atau Kepala Kanwil DJP memberikan

persetujuan LHIP.

c) Dalam hal hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan perlu disampaikan kepada unit

lain di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Direktur Intelijen Perpajakan

menerbitkan LIIP dan menyampaikannya ke unit yang bersangkutan.

d. Pengamanan

1) Perencanaan

a) Pengamanan dilaksanakan berdasarkan perintah untuk melaksanakan

Kegiatan Intelijen Perpajakan.

b) Petugas Intelijen Perpajakan menyusun RKIP pengamanan berdasarkan

perintah untuk melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan.

c) RKIP pengamanan disusun dengan sekurang-kurangnya memuat:

(1) dasar penugasan;

(2) latar belakang Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(3) data dan informasi awal;

(4) tujuan kegiatan;

(5) teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(6) Petugas Intelijen Perpajakan;

(7) waktu kegiatan; dan

(8) biaya.

d) Kebutuhan data dan/atau informasi awal dalam RKIP pengamanan

sebagaimana dimaksud pada huruf c) angka (3) dapat berupa rencana

strategis organisasi dan gambaran pokok objek pengamanan, seperti:

rencana beserta jadwal kegiatan VVIP, kegiatan organisasi, dan/atau

situasi/kondisi fisik kantor.

e) Tujuan kegiatan dalam RKIP pengamanan sebagaimana dimaksud pada

huruf c) angka (4) dapat berupa:

(1) pengamanan VVIP;

(2) pengamanan kegiatan;

(3) pengamanan fisik kantor; dan/atau

(4) pengumpulan data/informasi untuk kepentingan pengamanan.

f) Teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan dalam RKIP pengamanan

sebagaimana dimaksud pada huruf c) angka (5) merupakan teknik intelijen

yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan pengamanan.

g) Kepala Subdirektorat Intelijen Stratejik atau Kepala Bidang Pemeriksaan,

Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan memberikan persetujuan RKIP

pengamanan.

h) Dalam ...

Page 13: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-13-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

h) Dalam hal terjadi perubahan Petugas Intelijen Perpajakan dan/atau waktu

kegiatan, dilakukan perubahan RKIP pengamanan.

2) Pengumpulan dan Pengolahan Data dan/atau Informasi

a) Pengumpulan data dan/informasi dilaksanakan dalam persiapan kegiatan

Pengamanan.

b) Data dan/atau informasi yang dikumpulkan dalam persiapan kegiatan

pengamanan, meliputi:

(a) identifikasi potensi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan;

(b) identifikasi kebutuhan pola koordinasi; dan

(c) melakukan analisis dan menentukan cara bertindak mengatasi

Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan;

c) Jenis Pengumpulan Data dan/atau Informasi meliputi:

(1) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara terbuka

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi dari sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak, pengumpulan

data dan/atau informasi eksternal secara terbuka, dan/atau permintaan

data/informasi secara resmi kepada pihak lain.

(2) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara tertutup

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi lapangan dengan menggunakan teknik intelijen tertentu, tanpa

memberitahukan dan menampakkan keberadaan kegiatan tersebut.

d) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan dokumentasi dan pencatatan atas

proses pengumpulan data dan/atau informasi serta menuangkan hasil

pengumpulan data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada huruf b)

ke dalam:

(1) Laporan Informasi; dan/atau

(2) Kertas Kerja Informasi.

3) Pelaksanaan

a) Pelaksanaan kegiatan Pengamanan mengacu kepada hasil kegiatan

pengumpulan data dan/atau informasi dalam persiapan kegiatan

Pengamanan.

b) Dalam hal diperlukan, cara bertindak dapat disesuaikan dengan

perkembangan situasi dan kondisi di lapangan dalam rangka pencapaian

tujuan pengamanan.

c) Hasil pelaksanaan kegiatan Pengamanan dituangkan dalam Laporan

Informasi.

4) Penyajian

a) Petugas Intelijen Perpajakan menuangkan hasil Pengamanan dalam konsep

LHIP.

b) Direktur Intelijen Perpajakan atau Kepala Kanwil DJP memberikan

persetujuan LHIP.

c) Dalam hal hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan perlu disampaikan kepada unit

lain di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Direktur Intelijen Perpajakan

atau Kepala Kanwil DJP menerbitkan LIIP dan menyampaikannya ke unit

yang bersangkutan.

e. Penggalangan

Page 14: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-14-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

e. Penggalangan

Kegiatan Penggalangan terdiri dari penggalangan rutin dan penggalangan khusus.

1) Penggalangan Rutin

Penggalangan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan

dalam rangka pembentukan dan pembinaan jaringan yang mendukung

pelaksanaan tugas dan fungsi DJP.

a) Perencanaan

(1) Penggalangan rutin dilaksanakan berdasarkan perintah untuk

melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan.

(2) Petugas Intelijen Perpajakan menyusun RKIP penggalangan rutin

berdasarkan perintah untuk melaksanakan Kegiatan Intelijen

Perpajakan.

(3) RKIP penggalangan rutin disusun 1 (satu) kali dalam setahun untuk

setiap sasaran Kegiatan Intelijen Perpajakan.

(4) RKIP penggalangan rutin disusun dengan sekurang-kurangnya memuat:

(a) dasar penugasan;

(b) latar belakang Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(c) data dan informasi awal;

(d) tujuan kegiatan;

(e) teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(f) Petugas Intelijen Perpajakan;

(g) waktu kegiatan; dan

(h) biaya.

(5) Teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan dalam RKIP penggalangan rutin

sebagaimana dimaksud pada angka (4) huruf (e) merupakan teknik

intelijen yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan penggalangan

rutin.

(6) Kepala Subdirektorat Intelijen Stratejik atau Kepala Bidang

Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan memberikan

persetujuan RKIP penggalangan rutin.

(7) Dalam hal terjadi perubahan Petugas Intelijen Perpajakan, dilakukan

perubahan RKIP penggalangan rutin.

b) Pengumpulan Data dan/atau Informasi

(1) Jenis Pengumpulan Data dan/atau Informasi meliputi:

(a) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara terbuka

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi dari sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak,

pengumpulan data dan/atau informasi eksternal secara terbuka,

dan/atau permintaan data/informasi secara resmi kepada pihak lain.

(b) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara tertutup

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi lapangan dengan menggunakan teknik intelijen tertentu,

tanpa memberitahukan dan menampakkan keberadaan kegiatan

tersebut.

(2) Petugas ...

Page 15: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-15-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

(2) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan dokumentasi dan pencatatan

atas proses pengumpulan data dan/atau informasi serta menuangkan

hasil pengumpulan data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud

pada angka (1) ke dalam:

(a) Laporan Informasi; dan/atau

(b) Kertas Kerja Informasi.

c) Pengolahan

(1) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengolahan dan analisis

terhadap hasil pengumpulan data dan/atau informasi.

(2) Dalam hal diperlukan, terhadap hasil analisis dilakukan pembahasan

internal melibatkan paling sedikit 1 (satu) Petugas Intelijen Perpajakan

dan kepala seksi atasannya.

d) Penyajian

(1) Petugas Intelijen Perpajakan menuangkan hasil kegiatan penggalangan

rutin dalam konsep LHIP yang disusun 1 (satu) tahun sekali.

(2) Direktur Intelijen Perpajakan atau Kepala Kanwil DJP memberikan

persetujuan LHIP.

(3) Dalam hal hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan perlu disampaikan kepada

unit lain di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Direktur Intelijen

Perpajakan atau Kepala Kanwil DJP menerbitkan LIIP dan

menyampaikannya ke unit yang bersangkutan.

2) Penggalangan Khusus

Penggalangan yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan

tertentu dalam rangka mendukung serta menciptakan situasi dan kondisi yang

menguntungkan pelaksanaan tugas dan fungsi DJP.

a) Perencanaan

(1) Penggalangan khusus dilaksanakan berdasarkan perintah untuk

melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan.

(2) Petugas Intelijen Perpajakan menyusun RKIP penggalangan khusus

berdasarkan perintah untuk melaksanakan Kegiatan Intelijen

Perpajakan.

(3) RKIP penggalangan khusus disusun setiap kali akan dilakukan kegiatan

penggalangan.

(4) RKIP penggalangan khusus disusun dengan sekurang-kurangnya

memuat:

(a) dasar penugasan;

(b) latar belakang Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(c) data dan informasi awal;

(d) tujuan kegiatan;

(e) teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(f) Petugas Intelijen Perpajakan;

(g) waktu kegiatan; dan

(h) biaya.

(5) Teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan dalam RKIP penggalangan khusus

sebagaimana dimaksud pada angka (4) huruf (e) merupakan teknik

intelijen yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan penggalangan

khusus.

(6) Kepala ...

Page 16: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-16-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

(6) Kepala Subdirektorat Intelijen Stratejik atau Kepala Bidang

Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan memberikan

persetujuan RKIP penggalangan khusus.

(7) Dalam hal terjadi perubahan Petugas Intelijen Perpajakan dan/atau

waktu kegiatan, dilakukan perubahan RKIP penggalangan khusus.

b) Pengumpulan Data dan/atau Informasi

(1) Jenis Pengumpulan Data dan/atau Informasi meliputi:

(a) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara terbuka

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi dari sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak,

pengumpulan data dan/atau informasi eksternal secara terbuka,

dan/atau permintaan data/informasi secara resmi kepada pihak lain.

(b) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara tertutup

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi lapangan dengan menggunakan teknik intelijen tertentu,

tanpa memberitahukan dan menampakkan keberadaan kegiatan

tersebut.

(2) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan dokumentasi dan pencatatan

atas proses pengumpulan data dan/atau informasi serta menuangkan

hasil pengumpulan data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud

pada angka (1) ke dalam:

(a) Laporan Informasi; dan/atau

(b) Kertas Kerja Informasi.

c) Pengolahan

(1) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengolahan dan analisis

terhadap hasil pengumpulan data dan/atau informasi.

(2) Dalam hal diperlukan, terhadap hasil analisis dilakukan pembahasan

internal melibatkan paling sedikit 1 (satu) Petugas Intelijen Perpajakan

dan kepala seksi atasannya.

d) Penyajian

(1) Petugas Intelijen Perpajakan menuangkan hasil kegiatan penggalangan

khusus dalam konsep LHIP.

(2) Direktur Intelijen Perpajakan atau Kepala Kanwil DJP memberikan

persetujuan LHIP.

(3) Dalam hal hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan perlu disampaikan kepada

unit lain di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Direktur Intelijen

Perpajakan atau Kepala Kanwil DJP menerbitkan LIIP dan

menyampaikannya ke unit yang bersangkutan.

f. Analisis Intelijen Stratejik

1) Perencanaan

a) Analisis intelijen stratejik dilaksanakan berdasarkan perintah untuk

melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan.

b) Petugas Intelijen Perpajakan menyusun RKIP analisis intelijen stratejik

berdasarkan perintah untuk melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan.

c). RKIP ...

Page 17: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-17-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

c) RKIP analisis intelijen stratejik disusun dengan sekurang-kurangnya

memuat:

(1) dasar penugasan;

(2) latar belakang Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(3) data dan informasi awal;

(4) kebutuhan informasi/tujuan kegiatan;

(5) teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan;

(6) Petugas Intelijen Perpajakan;

(7) waktu kegiatan; dan

(8) biaya.

d) Kebutuhan informasi/tujuan kegiatan dalam RKIP analisis intelijen stratejik

sebagaimana dimaksud pada huruf c) angka (4) dapat berupa pendeteksian

dan peringatan dini dalam rangka perumusan kebijakan, strategi Direktorat

Jenderal Pajak dan pengambilan keputusan Direktur Jenderal Pajak.

e) Teknik Kegiatan Intelijen Perpajakan dalam RKIP analisis intelijen stratejik

sebagaimana dimaksud pada huruf c) angka (5) merupakan teknik intelijen

yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan analisis intelijen stratejik.

f) Kepala Subdirektorat Intelijen Stratejik atau Kepala Bidang Pemeriksaan,

Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan memberikan persetujuan RKIP analisis

intelijen stratejik.

g) Dalam hal terjadi perubahan Petugas Intelijen Perpajakan dan/atau waktu

kegiatan, dilakukan perubahan RKIP analisis intelijen stratejik.

2) Pengumpulan Data dan/atau Informasi

a) Jenis Pengumpulan Data dan/atau Informasi meliputi:

(1) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara terbuka

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi dari sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak, pengumpulan

data dan/atau informasi eksternal secara terbuka, dan/atau permintaan

data/informasi secara resmi kepada pihak lain.

(2) Pengumpulan Data dan/atau Informasi secara tertutup

Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengumpulan data dan/atau

informasi lapangan dengan menggunakan teknik intelijen tertentu, tanpa

memberitahukan dan menampakkan keberadaan kegiatan tersebut.

b) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan dokumentasi dan pencatatan atas

proses pengumpulan data dan/atau informasi serta menuangkan hasil

pengumpulan data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada huruf a)

ke dalam:

(1) Laporan Informasi; dan/atau

(2) Kertas Kerja Informasi.

3) Pengolahan

a) Petugas Intelijen Perpajakan melakukan pengolahan dan analisis terhadap

hasil pengumpulan data dan/atau informasi.

b) Terhadap hasil analisis dilakukan pembahasan internal melibatkan paling

sedikit 1 (satu) Petugas Intelijen Perpajakan dan kepala seksi atasannya.

4) Penyajian ...

Page 18: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-18-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

4) Penyajian

a) Petugas Intelijen Perpajakan menuangkan hasil analisis intelijen stratejik

dalam konsep LHIP.

b) Direktur Intelijen Perpajakan atau Kepala Kanwil DJP memberikan

persetujuan LHIP.

c) Dalam hal Kegiatan Intelijen Perpajakan berupa analisis intelijen stratejik

menghasilkan data dan/atau informasi yang memerlukan perhatian khusus

dari:

(1) Direktur Jenderal Pajak dalam rangka pengambilan kebijakan, Direktur

Intelijen Perpajakan melaporkan data dan/atau informasi tersebut dalam

bentuk Laporan Atensi; atau

(2) Direktur Intelijen Perpajakan dalam rangka pengambilan kebijakan,

Kepala Kanwil DJP menyampaikan data dan/atau informasi tersebut

dalam bentuk Laporan Atensi.

d) Atas Laporan Atensi sebagaimana dimaksud pada huruf c) angka (2)

Direktur Intelijen Perpajakan melakukan penelaahan.

e) Atas hasil penelaahan Laporan Atensi sebagaimana dimaksud pada huruf d)

Direktur Intelijen Perpajakan dapat menyampaikan kepada Direktur Jenderal

Pajak.

g. Kegiatan intelijen lain untuk kepentingan perpajakan

Pelaksanaan kegiatan intelijen lain untuk kepentingan perpajakan dilakukan dengan

memperhatikan siklus kegiatan intelijen yang paling sesuai sebagaimana dimaksud

dalam huruf a sampai dengan huruf f.

4. Kegiatan Intelijen Perpajakan dalam Keadaan Mendesak dan Sangat Segera

a. Dalam keadaan mendesak dan sangat segera, Kegiatan Intelijen Perpajakan dapat

dilaksanakan berdasarkan perintah lisan dari Direktur Intelijen Perpajakan atau

Kepala Kanwil DJP.

b. Kegiatan Intelijen Perpajakan sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat

dilaksanakan tanpa penyusunan RKIP.

c. Dalam LHIP atas Kegiatan Intelijen Perpajakan sebagaimana dimaksud pada

huruf a berlaku hal-hal sebagai berikut:

1) LHIP mencantumkan hari, tanggal, jam, serta isi perintah lisan; dan

2) LHIP dilampiri dengan Surat Keterangan Pemberian Perintah Lisan yang

ditandatangani oleh Direktur Intelijen Perpajakan atau Kepala Kanwil DJP

dengan mencantumkan hari, tanggal, jam, serta isi perintah lisan.

5. Diseminasi Laporan, Tanggapan, dan Pengarsipan

a. LIIP disampaikan oleh Direktur Intelijen Perpajakan kepada unit lain di lingkungan

Direktorat Jenderal Pajak.

b. LIIP disampaikan oleh Kepala Kanwil DJP kepada:

1) Bidang selain Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan;

dan/atau

2) Unit lainnya di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

c. Laporan Atensi disampaikan oleh:

1) Direktur Intelijen Perpajakan kepada Direktur Jenderal Pajak; atau

2) Kepala Kanwil DJP kepada Direktur Intelijen Perpajakan.

d. Unit ...

Page 19: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-19-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

d. Unit penerima LIIP menindaklanjuti dan memberikan tanggapan atas diseminasi

LIIP dengan menggunakan Formulir Pemanfaatan/Tindak Lanjut Hasil Kegiatan

Intelijen Perpajakan.

e. Surat Perintah Kegiatan Intelijen Perpajakan, RKIP, Laporan Informasi, Kertas Kerja

Informasi dan LHIP diarsipkan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

f. Dalam hal diterbitkan LIIP atau Laporan Atensi, laporan tersebut digabungkan dan

diarsipkan bersama dengan Surat Perintah Kegiatan Intelijen Perpajakan, RKIP,

Laporan Informasi, Kertas Kerja Informasi, dan LHIP.

g. Pengarsipan sebagaimana dimaksud pada huruf e dan huruf f dilakukan oleh:

1) Subdirektorat Intelijen Stratejik dalam hal kegiatan Intelijen Perpajakan

dilaksanakan oleh Direktorat Intelijen Perpajakan.

2) Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan, dalam hal Kegiatan

Intelijen Perpajakan dilaksanakan oleh Kanwil DJP.

h. Pengarsipan yang dimaksud pada huruf g dilakukan dalam bentuk penyimpanan

dokumen fisik dan pemindaian dokumen secara digital.

i. Dalam hal terdapat permintaan dari unit lain di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak,

data dan/atau informasi hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan dapat diberikan oleh

Direktur Intelijen Perpajakan atau Kepala Kanwil DJP.

6. Pola Koordinasi Intelijen Perpajakan

a. Pola koordinasi intelijen perpajakan meliputi koordinasi antar unit pelaksana

Kegiatan Intelijen Perpajakan dalam melaksanakan dan/atau mendukung kegiatan

intelijen perpajakan.

b. Dukungan Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan antar unit pelaksana

Kegiatan Intelijen Perpajakan:

1) Direktorat Intelijen Perpajakan dapat memberikan dukungan kepada Kanwil

DJP dalam melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan, berupa dukungan

Petugas Intelijen Perpajakan, peralatan, dan lain sebagainya.

2) Kanwil DJP dapat memberikan dukungan kepada Direktorat Intelijen

Perpajakan dan/atau Kanwil DJP lainnya dalam melaksanakan Kegiatan

Intelijen Perpajakan, berupa dukungan Petugas Intelijen Perpajakan, peralatan,

dan lain sebagainya.

c. Dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan,

Direktur Intelijen Perpajakan dapat meminta kepada Kepala Kanwil DJP untuk

melakukan Kegiatan Intelijen Perpajakan.

d. Direktorat Intelijen Perpajakan melakukan pembinaan terhadap Komunitas Intelijen

Perpajakan melalui Pejabat Penghubung (Liaison Officer) yang ditunjuk pada

Direktorat Intelijen Perpajakan dan Koordinator Wilayah yaitu Kepala Seksi Intelijen

pada Kanwil DJP.

e. Tanggung jawab pejabat penghubung (Liaison Officer) sebagaimana dimaksud

pada huruf d meliputi:

1) Membentuk jaringan komunikasi;

2) Melakukan pembaruan/update data anggota Komunitas Intelijen Perpajakan;

3) Menyampaikan dan mengingatkan tanggung jawab koordinator wilayah;

4) Menerima ...

Page 20: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-20-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

4) Menerima, menganalisis, dan menindaklanjuti masukan/informasi dari

koordinator wilayah; dan

5) Memberikan informasi yang diperlukan bagi koordinator wilayah.

f. Tanggung jawab Koordinator Wilayah sebagaimana dimaksud pada huruf d

meliputi:

1) Membentuk jaringan komunikasi dengan anggota Komunitas Intelijen

Perpajakan di wilayah kerja Kanwil DJP yang menjadi tanggung jawabnya.

2) Melakukan pembaruan/update data anggota Komunitas Intelijen Perpajakan;

3) Memberikan informasi yang diperlukan bagi anggota Komunitas Intelijen

Perpajakan; dan

4) Melakukan koordinasi dengan pejabat penghubung (Liaison Officer).

g. Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi intelijen perpajakan, unit

pelaksana Kegiatan Intelijen Perpajakan bertanggung jawab melakukan koordinasi

dan membina hubungan dengan komunitas intelijen di tingkat pusat dan daerah.

h. Komunitas intelijen di tingkat pusat sebagaimana dimaksud pada huruf g, meliputi:

1) Komunitas Intelijen Pusat;

2) Badan Intelijen Negara;

3) Badan Intelijen dan Keamanan POLRI;

4) Asisten Intelijen Panglima TNI;

5) Badan Intelijen Strategis TNI;

6) Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen;

7) Unsur intelijen dari Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik

Kementerian Dalam Negeri;

8) Unsur intelijen dari Direktorat Jenderal Imigrasi;

9) Unsur intelijen dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan

10) Unsur lembaga/kementerian/lembaga pemerintah non kementerian yang

menyelenggarakan fungsi intelijen.

i. Komunitas intelijen di tingkat daerah sebagaimana dimaksud pada huruf g, meliputi:

1) Komunitas Intelijen Daerah;

2) Badan Intelijen Negara Daerah;

3) Unsur Intelijen Tentara Nasional Indonesia di daerah;

4) Direktorat Intelijen dan Keamanan Kepolisian Daerah atau Satuan Intelijen dan

Keamanan Kepolisian Resort;

5) Asisten Bidang Intelijen Kejaksaan Tinggi atau Kepala Seksi Intelijen

Kejaksaan Negeri;

6) Unsur Intelijen dari Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik

Provinsi/Kabupaten/Kota;

7) Unsur intelijen dari Direktorat Jenderal Imigrasi tingkat daerah;

8) Unsur intelijen dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tingkat daerah; dan

9) Unsur lembaga/kementerian/lembaga pemerintah non kementerian tingkat

daerah yang menyelenggarakan fungsi intelijen.

7. Pemantauan dan Evaluasi

a. Direktorat Intelijen Perpajakan melaksanakan bimbingan, pemantauan,

pengawasan, pengendalian, dan evaluasi terhadap:

1) Kegiatan Intelijen Perpajakan; dan

2) pemanfaatan data intelijen perpajakan.

b. Direktorat ...

Page 21: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-21-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

b. Direktorat Intelijen Perpajakan dan Kanwil DJP melaksanakan pemantauan hasil

pemanfaatan dan/atau tindak lanjut LIIP yang telah dilaksanakan oleh unit penerima

LIIP.

c. Kepala Kanwil DJP membuat Laporan Triwulanan tentang kegiatan intelijen

perpajakan untuk disampaikan kepada Direktur Intelijen Perpajakan pada akhir

bulan berikutnya setelah triwulan berakhir.

8. Pengamatan

Dalam rangka mendukung pengumpulan data dan/atau informasi melalui Kegiatan

Intelijen Perpajakan yang pelaksanaannya terbatas pada unit Direktorat Intelijen

Perpajakan dan Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan Kanwil DJP,

dapat dilakukan Pengamatan oleh Pengamat pada KPP.

a. Jenis-Jenis Pengamatan

Kegiatan Pengamatan dilakukan dalam rangka:

1) mendukung kegiatan pengembangan dan analisis informasi, data, laporan, dan

pengaduan berdasarkan instruksi Kepala Kanwil DJP;

2) mendukung kepentingan perpajakan lainnya, meliputi:

a) kegiatan pengawasan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak, yang di antaranya

adalah pemetaan (mapping) potensi Wajib Pajak, penggalian potensi pajak

di wilayah atau Wajib Pajak, keberadaan atau kebenaran subjek pajak atau

Wajib Pajak, dan penunjukan Wajib Pajak sebagai pemungut atau pemotong

pajak, dan sebagainya;

b) kegiatan ekstensifikasi perpajakan, yang di antaranya adalah ekstensifikasi

Wajib Pajak dalam rangka penambahan Wajib Pajak dan perluasan basis

pajak, pemberian atau penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, pemberian

atau penghapusan Nomor Objek Pajak, pengawasan kepatuhan Wajib Pajak

baru, penggalian potensi wilayah untuk Wajib Pajak baru, dan sebagainya;

c) kegiatan penagihan, yang di antaranya bertujuan untuk mengetahui

keberadaan atau kebenaran wajib pajak atau penanggung pajak, menelusuri

keberadaan aset wajib pajak atau penanggung pajak, penyanderaan Wajib

Pajak tertentu dalam rangka pengamanan penerimaan pajak, dan

sebagainya;

d) kegiatan pemeriksaan, yang bertujuan untuk mendukung kegiatan

pemeriksaan pajak, baik pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan

kewajiban perpajakan maupun pemeriksaan untuk tujuan lain; dan/atau

e) kegiatan lainnya;

dan/atau

3) memenuhi permintaan dari KPP lain berdasarkan surat permintaan dari Kepala

KPP lain tersebut.

b. Pelaksanaan Pengamatan

1) Perintah Pengamatan

a) Dalam rangka melakukan Pengamatan, Kepala KPP menerbitkan Surat

Perintah Pengamatan.

b) Berdasarkan Surat Perintah Pengamatan, Pengamat melakukan kegiatan

Pengamatan.

2) Standar ...

Page 22: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-22-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

2) Standar Umum Pengamat

Standar umum pengamat merupakan standar yang bersifat pribadi dan

berkaitan dengan Pengamat. Dalam rangka memenuhi standar umum,

Pengamat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) diberikan Surat Perintah Pengamatan oleh Kepala KPP; dan

b) memiliki keterampilan yang cukup dan menggunakannya secara cermat dan

seksama.

3) Standar Pelaksanaan Pengamatan

Pelaksanaan Pengamatan harus dilakukan sesuai standar pelaksanaan

Pengamatan, yaitu:

a) didahului dengan proses perencanaan yang baik, sesuai dengan tujuan

Pengamatan dan mendapat pengawasan yang seksama;

b) dilaksanakan dengan mengumpulkan data dan/atau informasi dari sistem

informasi Direktorat Jenderal Pajak, sumber data terbuka, dan/atau sumber

data dan/atau informasi di lapangan;

c) dilaksanakan pada jam kerja dan/atau di luar jam kerja;

d) dilaksanakan oleh Tim Pengamat yang terdiri dari 2 (dua) atau lebih

Pengamat;

e) dapat meminta keterangan dari pihak ketiga untuk menambah dan

melengkapi data dan/atau informasi yang telah ada;

f) dilarang menyalahgunakan data dan/atau informasi yang diperoleh;

g) dilarang memberitahukan identitasnya sebagai Pengamat dan kegiatan

Pengamatan yang sedang dilaksanakan kepada pihak yang menjadi

sasaran pengamatan.

c. Pelaporan

1) Pengamat menuangkan hasil kegiatan Pengamatan dalam Laporan

Pengamatan.

2) Kepala KPP memberikan persetujuan Laporan Pengamatan.

3) Laporan Pengamatan bersifat rahasia.

d. Distribusi

1) Dalam hal kegiatan Pengamatan dilakukan berdasarkan perintah dari Kepala

Kanwil DJP, Kepala KPP mengirimkan Laporan Pengamatan kepada Kepala

Kanwil DJP.

2) Dalam hal kegiatan Pengamatan dilakukan berdasarkan permintaan dari KPP

lain, KPP mengirimkan Laporan Pengamatan kepada KPP yang meminta.

3) Dalam hal hasil kegiatan Pengamatan perlu disampaikan kepada unit lain di

lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Kepala KPP dapat mengirimkan Laporan

Pengamatan ke unit yang bersangkutan.

e. Pengolahan Data dan/atau Informasi Wajib Pajak sehubungan dengan Kegiatan

Pengamatan

Data hasil proses bisnis pengamatan dalam Laporan Pengamatan sebagaimana

dimaksud pada huruf c direkam pada sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak

sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai pedoman administrasi,

pembangunan, pemanfaatan, dan pengawasan data.

f. Pola ...

Page 23: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-23-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

f. Pola Koordinasi Pengamatan di Lingkungan Kanwil DJP

1) Pola koordinasi pengamatan meliputi koordinasi antara Kanwil DJP dan KPP,

atau antar KPP dalam satu Kanwil DJP untuk melaksanakan dan/atau

mendukung tugas pengamatan di KPP.

2) Kepala Seksi Intelijen pada Kanwil DJP dapat memberikan dukungan kepada

Pengamat yang menjalankan tugas pengamatan di KPP, berupa dukungan

teknis pengamatan, jaringan komunikasi, dan/atau dukungan lainnya.

3) KPP dapat meminta bantuan kegiatan Pengamatan dari KPP lainnya dalam satu

Kanwil DJP secara langsung ke KPP yang bersangkutan.

4) Dalam hal KPP membutuhkan bantuan kegiatan Pengamatan dari KPP lain di

luar wilayah kerja Kanwil DJP yang bersangkutan, maka KPP meminta bantuan

kepada Kepala Seksi Intelijen Kanwil DJP untuk mengkoordinasikan dengan

Kepala Seksi Intelijen Kanwil DJP yang dituju.

5) Kanwil DJP yang dituju sebagaimana pada angka 4) dapat menginstruksikan

kepada KPP tempat sasaran pengamatan berlokasi untuk melakukan kegiatan

Pengamatan.

6) Laporan Pengamatan sebagaimana dimaksud pada angka 5) dikirimkan oleh

KPP yang melakukan kegiatan Pengamatan kepada Kepala Kanwil DJP untuk

diteruskan kepada Kepala Kanwil DJP yang meminta.

g. Pemantauan dan Evaluasi

Kanwil DJP melakukan pemantauan dan evaluasi atas kegiatan pengamatan yang

dilakukan oleh KPP.

F. Ketentuan Lain-Lain

1. Dalam hal diperlukan, Direktur Intelijen Perpajakan dan Kepala Kanwil DJP dapat

menugaskan pegawai Direktorat Jenderal Pajak untuk melaksanakan Kegiatan

Intelijen Perpajakan berupa:

a. analisis intelijen dalam rangka pengembangan dan analisis informasi, data,

laporan, dan pengaduan;

b. analisis intelijen dalam rangka penggalian potensi; dan/atau

c. analisis intelijen stratejik,

sepanjang pegawai dimaksud telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan teknis

yang cukup mengenai teknik dasar analisis.

2. Pegawai yang ditugaskan sebagaimana dimaksud pada angka 1 wajib menaati kode

etik intelijen perpajakan dalam melaksanakan Kegiatan Intelijen Perpajakan.

G. Penutup

1. Contoh Format:

a. Surat Perintah Kegiatan Intelijen Perpajakan adalah sebagaimana terdapat dalam

Lampiran huruf A;

b. Surat Keterangan Pemberian Perintah Lisan Kegiatan Intelijen Perpajakan adalah

sebagaimana terdapat dalam Lampiran huruf B;

c. Rencana Kegiatan Intelijen Perpajakan adalah sebagaimana terdapat dalam

Lampiran huruf C;

d. Laporan Informasi adalah sebagaimana terdapat dalam Lampiran huruf D;

e. Kertas Kerja Informasi adalah sebagaimana terdapat dalam Lampiran huruf E;

f. Laporan...

Page 24: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · dan Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kegiatan intelijen perpajakan dan/atau pengamatan. 2. Tujuan ... Pengertian Umum 2. Kegiatan

-24-

Kp.:PJ.15/PJ.151/2019

f. Laporan Hasil Intelijen Perpajakan adalah sebagaimana terdapat dalam Lampiran

huruf F;

g. Lembar Informasi Intelijen Perpajakan adalah sebagaimana terdapat dalam

Lampiran huruf G;

h. Laporan Atensi adalah sebagaimana terdapat dalam Lampiran huruf H;

i. Formulir Pemanfaatan/Tindak Lanjut Hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan adalah

sebagaimana terdapat dalam Lampiran huruf I;

j. Laporan Triwulanan Kegiatan Intelijen Perpajakan adalah sebagaimana terdapat

dalam Lampiran huruf J;

k. Surat Perintah Pengamatan adalah sebagaimana terdapat dalam Lampiran huruf K;

dan

l. Laporan Pengamatan adalah sebagaimana terdapat dalam Lampiran huruf L,

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal ini.

2. Dengan berlakunya Surat Edaran Direktur Jenderal ini, Surat Edaran Nomor

SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam

Surat Edaran Direktur Jenderal ini.

3. Surat Edaran Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 4 Juli 2019