Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGEMBANGAN WILAYAH DAN TATA RUANG
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Wahyu Utomo
Jabatan : Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
selanjutnya disebut Pihak Pertama
Nama : Airlangga Hartarto
Jabatan : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
selaku atasan Pihak Pertama, selanjutnya disebut Pihak Kedua.
Pihak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan
dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi
tanggung jawab kami.
Pihak Kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka
pemberian penghargaan dan sanksi.
Pihak Kedua, Pihak Pertama,
Menteri Koordinator Bidang Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan
Perekonomian Wilayah dan Tata Ruang
Airlangga Hartarto Wahyu Utomo
Jakarta, Oktober 2020
LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020
DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGEMBANGAN WILAYAH DAN TATA RUANG
No. Sasaran Program
Indikator Kinerja Target
Perspektif : Stakeholder
1. Terwujudnya Pengembangan Wilayah yang Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi, Integrasi Konektivitas dan Daya Saing
1.1 Persentase Percepatan Pelaksanaan Sinkronisasi Penyelesaian Tumpang Tindih Pemanfaatan Lahan Melalui Percepatan Kebijakan Satu Peta
80%
(dari 14 provinsi)
1.2 Jumlah Kawasan Ekonomi Khusus yang Berdaya Saing
1 KEK
1.3 Persentase Penyelesaian Proyek Strategis Nasional dan Proyek Infrastruktur Prioritas Sesuai Major Project RPJMN
83%
(5 dari 6 proyek)
1.4 Persentase Implementasi Strategi Ketahanan Kebencanaan dalam Pengembangan Wilayah untuk Mendukung Penurunan Persentase Potensi Kehilangan PDB Akibat Bencana
75%
(dari 2 KSE rawan bencana dan 2
lokasi pemulihan ekonomi pasca
bencana)
Perspektif : Internal Business Process
2. Terwujudnya Kebijakan Pengembangan Wilayah & Tata Ruang Yang Berkualitas
2.1 Persentase Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang yang diterima Menko Perekonomian
100%
Perspektif : Learning and Growth
3. Terwujudnya Tata Kelola Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang yang baik
3.1 Persentase ASN Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang dengan Nilai Indeks Profesionalitas ASN berkategori tinggi
80%
3.2 Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
82,84
3.3 Persentase Pemenuhan Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
85%
3.4 Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
98%
Program : Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian
Kegiatan Anggaran
1. Koordinasi Kebijakan Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Rp 3.128.487.000 2. Koordinasi Kebijakan Penataan Ruang dan Pertanahan Rp 1.474.418.000 3. Koordinasi Kebijakan Dalam Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Rp 7.950.400.000 4. Koordinasi Kebijakan Penguatan Daya Saing Kawasan Rp 681.477.000 5. Koordinasi Kebijakan Ketahanan Kebencanaan dan Pemanfaatan Teknologi Rp 870.595.000 6. Koordinasi Kebijakan Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan Rp 933.517.000 7. Koordinasi Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas Rp 15.112.311.000 8. Koordinasi Kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus Rp 16.349.456.000 9. Koordinasi Kebijakan Bidang Infrastruktur Sumber Daya Air Rp 2.372.999.000 10. Koordinasi Kebijakan Sistem Transportasi Multi Moda Rp 481.671.000 11. Koordinasi Kebijakan Bidang Telematika dan Utilitas Rp 855.750.000
Rp 50.211.081.000 Lima Puluh Miliar Dua Ratus Sebelas Juta Delapan Puluh Satu Ribu Rupiah
Menteri Koordinator Bidang Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan
Perekonomian Wilayah dan Tata Ruang
Airlangga Hartarto Wahyu Utomo
Jakarta, Oktober 2020
RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020
No.
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Utama
Target
Inisiatif Strategis Rencana Aksi Kinerja
Sep Okt Nov Des
Perspektif: Stakeholder
1 Terwujudnya Pengembangan Wilayah yang Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi, Integrasi Konektivitas dan Daya Saing
Persentase Percepatan Pelaksanaan Sinkronisasi Penyelesaian Tumpang Tindih Pemanfaatan Lahan Melalui Percepatan Kebijakan Satu Peta
80% (dari 14 provinsi)
1. Revisi Perpres No. 9
Tahun 2016 dan Pemutakhiran Integrasi IGT;
2. Perpres Rule Base Penyelesaian Tumpang Tindih antar IGT;
3. Rekomendasi dan Penyelesaian Tumpang Tindih antar IGT; dan
4. Penambahan IGT Bidang Kemaritiman, IGT Bidang Kebencanaan, IGT Bidang Ekonomi dan IGT Keuangan yang terkompilasi, terintegrasi dan tersinkronisasi.
Penguatan Pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta melalui revisi Perpres No. 9
Tahun 2019 diantaranya untuk Penambahan IGT, Pemutakhiran IGT, dan penguatan Sinkonisasi
Pelaksanaan Kompilasi dan Integrasi IGT tambahan serta Pemutakhiran IGT eksisting PKSP
Percepatan Penetapan Regulasi Rule Base Penyelesaian Tumpang Tindih lahan
Identifikasi tumpang tindih permasalahan pemanfaatan lahan serta pemutakhiran Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT (PITTI)
Analisis dan penyusunan rekomendasi penyelesaian tumpang tindih
Perluasan berbagi pakai data PKSP serta peningkatan dukungan PKSP terhadap Program Prioritas Nasional
Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan Sinkronisasi Penyelesaian Tumpang Tindih Pemanfaatan Lahan.
Jumlah Kawasan Ekonomi Khusus yang Berdaya Saing
1 1. Penyusunan Rancangan Anggaran, Program Kegiatan, dan Monitoring Realisasi selama 12 Bulan
2. Fasilitasi dan Verifikasi Pembentukan KEK Baru
3. Monitoring dan Evaluasi Kesiapan pengoperasian KEK
4. Monitoring dan Evaluasi Pembangunan dan Pengelolaan 11 KEK
5. Promosi Kegiatan Promosi dan Investasi
Penyusunan Roadmap dan Kerangka Database
Kunjungan lapangan KEK Sei Mangkei, KEK Galang Batang dalam rangka Evaluasi Kinerja KEK
Kunjungan lapangan KEK Galang Batang dalam rangka studi penurunan harga gas di KEK
Monitoring dan Evaluasi KEK Indonesia Bagian Timur di Menado
Pelaksanaan W ebinar series
Harmonisasi RPP Pembentukan KEK Baru
Penyusunan database KEK tahap 1
Penyusunan Analisa Penurunan harga Gas di KEK
Kunjungan lapangan KEK Mandalika dan KEK Tanjung Kelayang dalam rangka Evaluasi Kinerja KEK
Pelaksanaan W ebinar Series dalam rangka
Pengajuan tandatangan Presiden dan Menteri tentang Penetapan KEK Baru
Penyelesaian pembaharuan Video Profile KEK
Pelaksanaan W ebinar Series dalam rangka promosi investasi pada China
Penyelesaian video profile KEK baru
Pelaksanaan FGD laporan kinerja Evaluasi KEK di Yogyakarta bersama
Penyusunan laporan tahunan KEK
FGD Laporan Final Evaluasi Kinerja KEK dan Dampak KEK terhadap pertumbuhan wilayah
FGD Laporan Final Dampak Penurunan Harga Gas di KEK
FGD Finalisasi Roadmap dan Kerangka Database KEK
No.
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Utama
Target
Inisiatif Strategis Rencana Aksi Kinerja
Sep Okt Nov Des
dalam rangka promosi investasi di KEK dengan AMCHAM
Pelaksanaan W ebinar series dalam rangka promosi investasi di KEK dengan Duta Besar dan Pelaku Usaha Jepang
promosi investasi pada Korea
dengan akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM)
Pelaksanaan FGD Dampak Penurunan Harga gas di KEK bersama K/L terkait
Persentase Penyelesaian Proyek Strategis Nasional dan Proyek Infrastruktur Prioritas Sesuai Major Project RPJMN
83% (5 dari 6 proyek)
1. PSN eksisting dan PSN baru yang dapat mendukung optimalisasi pemanfaatan infrastruktur;
2. kebijakan optimalisasi pemanfaatan infrastruktur dan pengembangan wilayah;
3. Program Knowledge Management dan Training; dan
4. PSN yang selesai.
Rapat koordinasi dengan BUJT, PPK dan ATR/BPN terkait kepastian penyelesaian sisa lahan seksi I Tol Medan-Binjai
Monitoring ke ruas seksi 1 (Tj. Mulia - Helvetia) Tol Medan- Binjai
Rapat Koordinasi dengan PJPK terkait Kesiapan Amandemen PKS ke - XIII SPAM Umbulan
Rapat Koordinasi dengan Lender dan BUP terkait Restrukturisasi Kewajiban Finansial Meta SPAM Umbulan
Monitoring pelaksanaan lelang paket APBN yang diestimasikan terkontrak di September 2020 untuk SPAM Umbulan
Kajian Peningkatan Penyerapan PDAM melalui investasi konstruksi SR untuk SPAM Umbulan
Rapat koordinasi dengan BUJT terkait persetujuan
Rapat koordinasi dengan BUJT dan PUPR untuk memastikan kesiapan operasional Tol Medan-Binjai Seksi 1 pada bulan November 2020
Rapat Koordinasi dengan Kementerian Keuangan terkait percepatan Pencairan VGF - 5 SPAM Umbulan
Rapat Koordinasi dengan PJPK mengenai penyesuaian penyerapan air dan biaya modifikasi yang tertuang dalam Amandemen PKS ke XIV SPAM Umbulan
Monitoring pelaksanaan konstruksi paket APBN pada SPAM Umbulan yang diestimasikan selesai pada 23 Desember 2020
Target operasional seksi 1 Tol Medan- Binjai
Rapat Koordinasi dengan Kementerian PUPR terkait kesiapan Paket Konstruksi APBN menjelang pelaksanaan COD SPAM Umbulan
Rapat Koordinasi lanjutan dengan PJPK terkait kesiapan Amandemen PKS Ke XIV termasuk biaya modifikasi dan penyesuaian penyerapan SPAM Umbulan
Monitoring pelaksanaan konstruksi paket APBN pada SPAM Umbulan yang diestimasikan selesai pada 23 Desember
2020 Monitoring kesiapan
penyerapan air curah oleh 6 PDAM untuk SPAM Umbulan
Rapat Koordinasi dengan PJPK dan BUP terkait kesiapan COD SPAM Umbulan
Rapat Koordinasi dengan PJPK terkait pemutakhiran komitmen penyerapan dari PDAM untuk SPAM Umbulan
Monitoring pelaksanaan konstruksi paket APBN pada SPAM Umbulan yang diestimasikan selesai pada 23 Desember
2020 Monitoring kesiapan
penyerapan air curah oleh 6 PDAM untuk SPAM Umbulan
Monitoring kesiapan pelaksanaan COD SPAM Umbulan
Kajian Komitmen Penyerapan PDAM dan dampaknya terhadap pembayaran kepada PTAB dan BUP pada SPAM Umbulan
No.
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Utama
Target
Inisiatif Strategis Rencana Aksi Kinerja
Sep Okt Nov Des
dikeluarkannya Pel. Bitung dari daftar PSN karena sudah selesai
Persentase Implementasi Strategi Ketahanan Kebencanaan dalam Pengembangan Wilayah untuk Mendukung Penurunan Persentase Potensi Kehilangan PDB Akibat Bencana
75% 1. Koordinasi Percepatan Implementasi Building Code di Kawasan Strategis Ekonomi (KSE) rawan bencana, infrastruktur kritis dan infrastruktur ekonomi lainnya
2. Koordinasi Percepatan Implementasi BCP di KSE rawan bencana
Evaluasi Implementasi Building Code
Monitoring Implementasi BCP pada UMKM/KSE
Koordinasi Pemetaan Risiko Bencana Infrastruktu r Kritis/Ekon omi/Publik
Koordinasi kebijakan Implement asi Building Code pada
infrastruktu r kritis dan Infrastruktu r ekonomi lainnya
Pemetaan Risiko Bencana Infrastruktur Kritis/Ekonomi/Publik
Sosialisasi Implementasi Building Code di lokasi pilot project
Penyusunan rekomendasi Percepatan Implementasi Building Code
Sosialisasi Implementasi Area BCP di KSE rawan bencana
Perspektif : Internal Business Process
2 Terwujudnya Kebijakan Pengembangan Wilayah & Tata Ruang Yang Berkualitas
Persentase Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang yang diterima Menko Perekonomian
100% Rekomendasi kebijakan di bidang perencanaan pengembangan kawasan strategis ekonomi
Rekomendasi kebijakan di bidang penataan ruang dan pertanahan
Rekomendasi kebijakan di bidang penguatan daya saing kawasan
rekomendasi kebijakan di bidang ketahanan kebencanaan dan pemanfaatan teknologi
rekomendasi kebijakan di bidang percepatan dan
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang perencanaan pengembangan kawasan strategis ekonomi
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang penataan ruang dan pertanahan
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang penguatan daya saing kawasan
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang perencanaan pengembangan kawasan strategis ekonomi
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang penataan ruang dan pertanahan
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang penguatan daya saing kawasan
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang perencanaan pengembangan kawasan strategis ekonomi
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang penataan ruang dan pertanahan
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang penguatan daya saing kawasan
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang perencanaan pengembangan kawasan strategis ekonomi
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang penataan ruang dan pertanahan
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang penguatan
daya saing kawasan
Pelaksanaan percepatan
No.
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Utama
Target
Inisiatif Strategis Rencana Aksi Kinerja
Sep Okt Nov Des
pemanfaatan pembangunan
bidang ketahanan kebencanaan dan pemanfaatan teknologi
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang percepatan dan pemanfaatan pembangunan
ketahanan kebencanaan dan pemanfaatan teknologi
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang percepatan dan pemanfaatan pembangunan
bidang ketahanan kebencanaan dan pemanfaatan teknologi
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang percepatan dan pemanfaatan pembangunan
rekomendasi di bidang ketahanan kebencanaan dan pemanfaatan teknologi
Pelaksanaan percepatan rekomendasi di bidang percepatan dan pemanfaatan pembangunan
Perspektif : Learning and Growth
3 Terwujudnya Tata Kelola Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang yang baik
Persentase ASN Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang dengan Nilai Indeks Profesionalitas ASN berkategori tinggi
80 Pelaksanaan Diklat dan Talent Center untuk ASN Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Pelaksanaan Diklat dan Talent Center untuk ASN Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Pelaksanaan Diklat dan Talent Center untuk ASN Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Pelaksanaan Diklat dan Talent Center untuk ASN Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi
Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
82,84 Penyusunan dokumen perencanan secara optimal
Pelaksanaan Evaluasi kegiatan secara rutin melalui coaching
Penyusunan dokumen perencanan secara optimal
Pelaksanaan Evaluasi kegiatan secara rutin melalui coaching
Penyusunan dokumen perencanan secara optimal
Pelaksanaan Evaluasi kegiatan secara rutin melalui coaching
Penyusunan dokumen perencanan secara optimal
Pelaksanaan Evaluasi kegiatan secara rutin melalui coaching
Persentase Pemenuhan Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
85 Talent Center untuk ASN Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Talent Center untuk ASN Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Talent Center untuk ASN Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Talent Center untuk ASN Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
No.
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Utama
Target
Inisiatif Strategis Rencana Aksi Kinerja
Sep Okt Nov Des
Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
98% Pelaksanaan kegiatan secara optimal
Pelaksanaan kegiatan secara optimal
Pelaksanaan kegiatan secara optimal
Pelaksanaan kegiatan secara optimal
Jakarta, Oktober 2020
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Wahyu Utomo
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang KODE IKU: S1
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Perspektif : (X) Stakeholder (…) Customer (…) Internal Business Process (…) Learning & Growth
Sasaran Program : Terwujudnya Pengembangan Wilayah yang Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi, IntegrasiKonektivitas dan Daya Saing
Deskripsi Sasaran Program Membangun struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif dan komparatifdiwujudkan melalui pengembangan wilayah yang dilaksanakan secara terintegrasi untukmeningkatkan pertumbuhan ekonomi, konektivitas dan daya saing wilayah
Indikator Kinerja Program : IKU 1. Persentase Percepatan Pelaksanaan Sinkronisasi Penyelesaian Tumpang TindihPemanfaatan Lahan Melalui Percepatan Kebijakan Satu Peta
Deskripsi IKU : Definisi
Pelaksanaan sinkronisasi penyelesaian tumpang tindih pemanfaatan lahan merupakan bagianRencana Kerja Prioritas Pemerintah yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024, khususnya dalamlampiran 1 narasi RPJMN serta lampiran 4 arah pembangunan wilayah RPJMN terkait dukungan“Pelaksanaan simplifikasi, harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perizinan investasi tingkat pusat/KL dan daerah”. Namun demikian, tidak terdapat target kuantitatif penyelesaian tumpang tindih yangspesifik tertuang dalam RPJMN 2020-2024, hal tersebut dikarenakan beberapa hal salah satunyaPelaksanaan Kebijakan Satu Peta bersifat percepatan yang secara lebih detail diamanatkan dalamPerpres No. 9 Tahun 2016.
Dalam Ratas Kebijakan Satu Peta tanggal 6 Februari 2020, Presiden memberikan arahan terhadappelaksanaan sinkronisasi penyelesaian tumpang tindih permasalahan lahan pada Tahun 2020 akandimulai di 14 provinsi yaitu Riau, Sulawesi Selatan, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, SulawesiSelatan, Maluku Utara, dan Papua Barat. Target provinsi pada tahun berikutnya belum diputuskandengan pertimbangan menunggu hasil dan perkembangan pelaksanaan pada Tahun 2020, namunpada akhir Tahun 2024 diharapkan pelaksanaan sinkronisasi telah berjalan di 34 Provinsi. Terdapatjuga Arahan Presiden untuk melakukan Revisi Perpres No.9 Tahun 2016, yang saat ini sedangdisiapkan oleh Sekretariat Tim PKSP Menko Perekonomian bersama K/L terkait.
Pengukuran capaian sinkronisasi pada setiap tahap yang dilakukan pada target provinsi dengan 24IGT penyusun PITTI, baik IGT batas wilayah, IGT Tatakan maupun IGT izin pemanfaatan ruang/hakatas tanah.yang kemudian dinilai secara komulatif pencapaianya. Terpenuhinya IKU dapat tercermindalam penyelesaian setiap tapahan sinkronisasi sampai dengan capaian dalam pelaksanaanrekomendasi dan rencana aksi penyelesaian tumpang tindih.
Dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, akan berpengaruh terhadap pelaksanaan sinkronisasiPKSP pada Tahun 2020 dan tahun berikutnya. Target capaian sebesar 80% pada Tahun 2020merupakan pertimbangkan atas kondisi tersebut namun target penyelesaian akan meningkat padatahun-tahun berikutnya seiring dengan perbaikan kondisi pasca pandemi Covid-19.
Target persentase dalam Indikator Kinerja Kegiatan mencerminkan kinerja yang mendukung targetPemerintah yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024 maupun Program Prioritas Pemerintah sertaArahan Presiden khususnya amanat Perpres Nomor 9 Tahun 2016.
Formula
Target penyelesaian diukur berdasarkan seluruh proses sinkronisasi penyelesaian tumpang tindihyang meliputi tahapan: 1) Identifikasi permasalahan tumpang tindih pemanfaatan lahan dan penyusunan Peta IndikatifTumpang Tindih IGT (PITTI), dihitung berapa capaian penyelesaian PITTI yang telah diselesaikan;2) Menentukan target sinkronisasi penyelesaian tumpang tindih pemanfaatan lahan setiap tahunselama periode 2020-2024, dihitung berapa target dan langkah yang harus disusun terhadappenyelesaian tersebut;3) Melakukan analisis penyelesaian tumpang tindih pemanfaatan lahan dan penyusunanrekomendasi tumpang tindih selama periode 2020-2024, dihitung jumlah rekomendasi penyelesaiantumpang tindih yang telah disusun; dan4) Fasilitasi penyusunan Rencana Aksi penyelesaian tumpang tindih pemanfaatan lahan olehKementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, dihitung berapa rencana aksi yang telah disusundan tidak lanjut terhadap pelaksanaan rencana aksi peyelesaian tersebut.
TujuanPenyelesaian permasalahan tumpang tindih pemanfataan lahan di 14 Provinsi serta untukmewujudkan tercapainya Sasaran Program Pengembangan Wilayah yang Meningkatkan
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
Pertumbuhan Ekonomi, Integrasi Konektivitas dan Daya Saing
Satuan Pengukuran Persentase
Unit/Pihak Penyedia Data
Sekretrariat Tim Percepatan Kebijakan Satu Peta, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Badan Informasi GeospasialKementerian/Lembaga lainPemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
Pejabat Penanggung Jawab Data Asisten Deputi Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan
Sumber Data : Sumber Data disampaikan secara berkala setiap Triwulan antara lain : Database Sekretrariat Tim Percepatan Kebijakan Satu Peta Nota Dinas dan Surat penyampaian rekomendasi/progress/laporan pelaksanaan Percepatan
Kebijakan Satu Peta Produk Hukum/Regulasi tentang pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta Dokumen Rekomendasi Kebijakan pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta Dokumen Rencana Aksi pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta Berita Acara Serah Terima hasil Kompilasi, Integrasi, dan/atau Sinkronisasi pelaksanaan
Percepatan Kebijakan Satu Peta
Tingkat Kendali IKU (…..) High (X) Moderate (…..) Low
Tingkat Validitas IKU (…..) Exact (X) Proxy (…..) Activity
Jenis Konsolidasi Periode (X) Sum (…..) Average (…..)Take Last Known Value
Jenis Cascading IKU (X) Cascading Peta (…..) Cascading Non Peta (…..) Non-Cascading
Metode Cascading (X) Direct (…..) Indirect
Polarisasi IKU : (…..) Maximize (…..) Minimize (X) Stabilize
Periode Pelaporan : (....) Bulanan (X) Triwulanan (....) Semesteran ( … ) Tahunan
Periode PelaporanTahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Target Realisasi Target Realisasi Target
TAHUNANPaket
Rekomendasi 100%
80%(dari 14 Provinsi)
s.d. Triwulan IPaket
Rekomendasi100%
20%(dari 14 Provinsi)
s.d. Triwulan IIPaket
Rekomendasi100%
40%(dari 14 Provinsi)
s.d. Triwulan IIIPaket
Rekomendasi100%
60%(dari 14 Provinsi)
s.d. Triwulan IVPaket
Rekomendasi100%
80%(dari 14 Provinsi)
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang KODE IKU: S2
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Perspektif : (X) Stakeholder (…) Customer (…) Internal Business Process (…) Learning & Growth
Sasaran Program : SS.1. Terwujudnya Perekonomian Indonesia yang Unggul Melalui Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas, Pemerataan Ekonomi yang Berkeadilan, Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan, serta Peningkatan Daya Saing
Deskripsi Sasaran Program Kebijakan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah salah satu kebijakan Pemerintahdalam rangka menarik investasi asing dan menciptakan lapangan pekerjaan. Denganmengutamakan pertumbuhan KEK di luar Pulau Jawa, KEK diharapkan dapat merangsangpertumbuhan ekonomi lebih cepat di seluruh wilayah Indonesia. KEK dikembangkan melaluipenyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untukmenampung kegiatan-kegiatan industri yang menjadi potensi daerah masing-masing dengan nilaiekonomi tinggi dan daya saing internasional.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dalam rangkamenunkan kesenjangan antar wilayah, diperlukan dorongan transformasi ataupun akselerasipembangunan wilayah KTI, yaitu: Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papuasekaligus tetap menjaga momentum pertumbuhan di wilayah Jawa, Bali dan Sumatera. Dalammencapai hal tersebut, Kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus perlu melaksanakan 2 tujuan. Tujuanpertama adalah untuk meningkatkan rasio laju pertumbuhan investasi tiap KEK lebih dari 1 (>1)dibandingkan dengan laju pertumbuhan investasi wilayah/provinsi/pulau. Tujuan kedua KebijakanKawasan Ekonomi Khusus adalah untuk menetapkan total kumulatif 18 KEK (dari 14 KEK pada akhirtahun 2019) hingga akhir tahun 2024.
Dalam perkembangan kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus, terdapat beberapa hambatan dan isudalam meningkatkan daya saing kawasan agar dapat berkompetisi dengan kawasan sejenis diASEAN. Beberapa isu hambatan dalam meningkatkan daya saing KEK, antara lain:
a. Regulasi yang multi tafsir, syarat dan prosedur yang prosesnya panjangb. Keterbatasan kapasitas kelembagaanc. Profesionialitas badan pengelolad. Pelayanan investasi yang belum efektife. Pertumbuhan infrastruktur kawasan
Dalam mengoptimalkan kebijakan Kawasan Ekonomi Strategis diperlukan ekosistem yang mendukung iklim investasi, seperti halnya regulasi, infrastruktur wilayah, dan Sumber Daya Manusia berkualitas.
Indikator Kinerja Program : IKU.2. Jumlah Kawasan Ekonomi Khusus yang Berdaya Saing
Deskripsi IKU : DefinisiBerdasarkan sasaran yang telah disusun dalam RPJMN 2020-2024, disebutkan bahwa sasaranpengembangan Kawasan Strategis memiliki Indikator Pembangunan Rasio Pertumbuhan InvesasiKawasan (KEK/KI/KSPN) terhadap pertumbuhan investasi wilayah (per pulau/provinsi). Untukmendukung tercapainya Indikator Pembangunan, diperlukan KEK yang berdaya saing.
KEK yang berdaya saing adalah Kawasan Ekonomi Khusus yang memiliki rasio pertumbuhaninvestasi Kawasan lebih dari 1 terhadap pertumbuhan investasi wilayah (per pulau/provinsi). Rasio pertumbuhan investasi didapatkan dengan membandingkan trend pertumbuhan seluruhinvestasi di dalam KEK dari tahun ke tahun, dan dibandingkan dengan pertumbuhan rasiopertumbuhan investasi per provinsi atau pulau KEK tersebut berada.
Formula
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
Tujuan
Monitor jumlah pertumbuhan investasi pada tiap-tiap Kawasan Ekonomi Khusus
Satuan Pengukuran Jumlah kawasan
Unit/Pihak Penyedia Data Sekretaris Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus
Pejabat Penanggung Jawab Data Sekretaris Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus
Sumber Data : Database Sekretariat Dewan Nasional KEK
Tingkat Kendali IKU (X) High (…..) Moderate (…..) Low
Tingkat Validitas IKU (…..) Exact (X) Proxy (…..) Activity
Jenis Konsolidasi Periode (X) Sum (…..) Average (…..)Take Last Known Value
Jenis Cascading IKU (X) Cascading Peta (…..) Cascading Non Peta (…..) Non-Cascading
Metode Cascading (X) Direct (…..) Indirect
Polarisasi IKU : (X) Maximize (…..) Minimize (…..) Stabilize
Periode Pelaporan : (....) Bulanan (…) Triwulanan (....) Semesteran (X) Tahunan
Periode PelaporanTahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Target Realisasi Target Realisasi Target
TAHUNANPaket Rekomendasi
100% 1 kawasan KEK
s.d. Triwulan IPaket Rekomendasi
100% NA
s.d. Triwulan IIPaket Rekomendasi
100%NA
s.d. Triwulan IIIPaket Rekomendasi
100%NA
s.d. Triwulan IVPaket Rekomendasi
100% 1 kawasan KEK
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang KODE IKU: S3
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Perspektif : ( X ) Stakeholder (…) Customer (…) Internal Business Process (…) Learning & Growth
Sasaran Strategis : Terwujudnya Pengembangan Wilayah yang Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing
Deskripsi Sasaran Program Membangun struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yangdiwujudkan melalui pengembangan wilayah yang dilaksanakan secara terintegrasi untukmeningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing wilayah
Indikator Kinerja Program : IKU 3. Persentase Penyelesaian Proyek Strategis Nasional dan Proyek Infrastruktur Prioritas Sesuai Major Project RPJMN
Deskripsi IKU : Definisi
Berdasarkan RPJMN ke IV Tahun 2020-2024, terdapat empat pilar untuk mencapai tujuan utama darirencana pembangunan tersebut. Keempat pilar tersebut diterjemahkan ke dalam tujuh agendapembangunan yang di dalamnya terdapat Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan ProyekPrioritas.
Indikator persentase penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Proyek InfrastrukturPrioritas (PIP) tersebut mencerminkan kinerja yang mendukung tercapainya taget-target yang sudahditentukan RPJMN dikarenakan setiap proyek PSN dan PIP harus tercantum ke dalam RPJMN.Upaya percepatan pembangunan nantinya akan difokuskan pada tiga kerangka utama (InfrastrukturPelayanan Dasar, Infrastruktur Ekonomi, dan Infrastruktur Perkotaan) sesuai dengan yang diamanahkan dalam Lampiran II Perpres 18/2020 tentang Proyek Prioritas Strategis (Major project)RPJMN 2020-2024 dan Narasi RPJMN 2020-2024.
Major Project merupakan proyek-proyek strategis yang terintegrasi dengan melibatkan Kementerianatau Lembaga, Pemda, BUMN, dan swasta, serta masyarakat yang bertujuan untuk memperkuatfokus dan pengendalian program (delivery mechanism). Majot Project telah ditetapkan pemerintahsebanyak total 42 program terdiri dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Proyek InfrastrukturPrioritas (PIP) yang apabila diuraikan, terdapat total 62 proyek dimana 43 proyek di antaranyamerupakan tanggungjawab Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruangmelalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas untuk melakukan percepatanpenyelesaiannya. Dari 43 proyek tersebut, telah ditetapkan target enam proyek selesai di tahun2020, tujuh proyek selesai di tahun 2021, lima proyek selesai di tahun 2022, lima proyek di tahun2023, dan 20 proyek selesai di tahun 2024.
Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, di tahun 2020 ditetapkan target enam proyek yang akanselesai. Namun, karena di tahun ini terjadi pandemi Covid-19 maka dari enam proyek tersebut hanyaakan dapat diselesaikan lima proyek, atau jika dihitung persentase nya adalah sebesar 83% (5 dari 6proyek). Adapun enam proyek yang ditargetkan selesai di tahun 2020 meliputi Tol Medan-Binjai, TolPekanbaru-Dumai, Tol Banda Aceh-Sigli, SPAM Umbulan, SPAM Bandar Lampung, dan PelabuhanInternasional Hub Bitung. Walaupun tidak bisa dipungkiri, pembangunan enam proyek tersebutterganjal oleh isu-isu krusial yang menjadi semakin berpengaruh karena berlangsungnya masapandemi Covid-19, seperti isu pembebasan lahan/tanah, mobilisasi tenaga kerja, material, dan lainsebagainya. Selain itu, juga mempertimbangkan tugas dan fungsi dari Kemenko BidangPerekonomian itu sendiri sebagai Kementeran Koordinator, bukan sebagai Kementerian Teknis yangterjun langsung dalam pelaksanaan pembangunan proyek. Terdapat satu proyek yang palingterdampak dan kemungkinan dapat terselesaikan di tahun 2020 menjadi sangat kecil, yaitu proyekSPAM Umbulan yang terpaksa harus ditunda proses COD-nya sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Lima proyek lainnya (83%) lainnya kemungkinan besar dapat diupayakan percepatanpenyelesaiannya di tahun 2020.
Tercapainya target atas Indikator “Penyelesaian Proyek Strategis Nasional dan Proyek InfrastrukturPrioritas Sesuai Major Project RPJMN” didukung oleh dokumen berikut:1. Kebijakan terkait Skema Pendanaan Infrastruktur (Perpres No.32/2020 tentang HPT, SDG
Indonesia One Fund, Strategi Pendanaan BUMN);2. Nota Dinas Penyampaian Progres Penyelesaian Proyek Strategis Nasional dan Proyek
Infrastruktur Prioritas;3. Paparan terkait Progres Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Proyek Infrastruktur
Prioritas (dalam bentuk PPT);4. Laporan Semester KPPIP terhadap Hasil Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
dan Proyek Infrastruktur Prioritas;5. Laporan evaluasi daftar Proyek Strategis Nasional dan Proyek Infrastruktur Prioritas
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
(Laporan Tahunan);6. Laporan Kepada Presiden terhadap Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Proyek
Infrastruktur Prioritas; dan7. Kajian Optimalisasi Pemanfaatan Infrastruktur Yang Sudah Selesai Atau Sedang Dalam
Pembangunan (termasuk hasil evaluasi pemanfaatan infrastruktur yang telah terbangunterhadap pengembangan wilayah) dan kebijakan lainnya.
Formula
Cara Pengukuran target penyelesaian PSN dan PIP di Tahun 2020 : 1) Identifikasi PSN dan PIP yang masuk ke dalam Major Project RPJMN. Terdapat 62 PSN dan
PIP yang masuk ke dalam Major Project dimana yang menjadi tanggung jawab KPPIP adalahsebanyak 43 proyek;
2) Menentukan target jumlah PSN dan PIP setiap tahun selama periode 2020-2024, yaitu enamproyek di tahun 2020, tujuh proyek di tahun 2021, lima proyek di tahun 2022, lima proyek ditahun 2023, dan 20 proyek di tahun 2024;
3) Target enam proyek yang akan selesai di tahun 2020 tidak dapat tercapai 100% dan hanyadapat tercapai lima di antaranya;
4) Lima dari enam proyek apabila dipersentasekan menjadi 5/6 x 100% = 83%.
Tujuan
Terselesaikannya Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Proyek Infrastruktur Prioritas (PIP) Sesuai Major Project RPJMN
Satuan Pengukuran Persentase
Unit/Pihak Penyedia Data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas dan Kementerian/ Lembaga Teknis yang menjadi penanggung jawab masing-masing proyek
Pejabat Penanggung Jawab Data Asisten Deputi Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan
Sumber Data : Database Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas
Tingkat Kendali IKU (…..) High (…..) Moderate (X) Low
Tingkat Validitas IKU (…..) Exact (X) Proxy (…..) Activity
Jenis Konsolidasi Periode (X) Sum (…..) Average (…..) Take Last Known Value
Jenis Cascading IKU (…..) Cascading Peta (…..) Cascading Non Peta (X) Non-Cascading
Metode Cascading (X) Direct (….) Indirect
Polarisasi IKU : (X) Maximize (…..) Minimize (…..) Stabilize
Periode Pelaporan : (....) Bulanan ( X ) Triwulanan (….) Semesteran ( … ) Tahunan
Periode PelaporanTahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Target Realisasi Target Realisasi Target
TAHUNANPaket
Rekomendasi 100%
83%(5 dari 6 proyek)
s.d. Triwulan IPaket
Rekomendasi100%
17%(1 dari 6 proyek)
s.d. Triwulan IIPaket
Rekomendasi100%
50%(3 dari 6 proyek)
s.d. Triwulan IIIPaket
Rekomendasi100%
67%(4 dari 6 proyek)
s.d. Triwulan IVPaket
Rekomendasi100%
83%(5 dari 6 proyek)
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang KODE IKU: S4
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Perspektif : (X) Stakeholder (…) Customer (...) Internal Business Process (…) Learning & Growth
Sasaran Program : Membangun struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang diwujudkan melalui pengembangan wilayah yang dilaksanakan secara terintegrasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing wilayah
Deskripsi Sasaran Program Indonesia merupakan negara dengan tingkat resiko bencana alam yang cukup tinggi, didukung
data dari BNPB bahwa sebagian besar wilayah Indonesia berada pada tingkat kerawanan bencana
yang tinggi. Menurut data yang dihimpun dalam Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI)-BNPB,
pada periode tahun 2009 hingga 2019 berjalan, lebih dari 75% (14.761) kejadian bencana merupakan
bencana hidro meteorologi dan hanya sekitar 25% (4.790) merupakan bencana geologi.
Bencana tidak hanya merugikan secara fisik, tetapi juga secara ekonomi. Pada tahun 2004-2016,
kerugian ekonomi Indonesia akibat bencana mencapai ±Rp 166,6 Triliun dan tahun 2017-2018
mencapai ±Rp 67,53 Triliun. Tingginya angka ini dipengaruhi salah satunya oleh tingkat kerusakan
infrastruktur dan berpotensi mengganggu perekonomian secara lebih luas.
Konsep ketahanan kebencanaan yang diajukan utamanya untuk mengurangi kerugian ekonomi
terdampak bencana. Hal itu sejalan dengan Program Prioritas (PP 2) dalam Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2020, yakni Penguatan Infrastruktur Kawasan Tertinggal dan Ketahanan
Bencana, dengan salah satu indikatornya ialah penurunan persentase potensi kehilangan PDB akibat
dampak bencana. Penguatan mitigasi ini menjadi penting untuk meminimalisasi kerugian serta
perannya bagi perekonomian agar cepat pulih pasca terjadinya bencana. Tidak hanya itu, ketahanan
terhadap bencana merupakan nilai tambah bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia
dengan didukung integrasi konektivitas antar wilayah dan kemudahan berusaha yang berdaya saing.
Pada tahun 2020, ketahanan kebencanaan yang diusung tidak hanya untuk upaya mitigasi,
tetapi juga bagaimana kerangka/ konsep untuk percepatan pemulihan ekonomi pascabencana.
Dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2018 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
Gempa Bumi di Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah,
Kabupaten Lombok Timur, Kota Mataram, dan wilayah terdampak di Provinsi Nusa Tenggara Barat
serta Inpres Nomor 10 Tahun 2018 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
Gempa Bumi dan Tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah dan wilayah terdampak lainnya, telah
menginstruksikan secara khusus agar “Menteri Koordinator Bidang Perekonomian memfasilitasi
pengoordinasian kementerian/ lembaga dalam penyelesaian permasalahan mengenai perekonomian
yang terkendala akibat bencana”.
Implementasi strategi ketahanan kebencanaan sebagaimana yang dikonsepkan dalam Deskripsi IKU
merupakan salah satu alat untuk mencapai sasaran program ini.
Indikator Kinerja Utama (IKU) : Persentase implementasi strategi ketahanan kebencanaan dalam pengembangan wilayah untuk mendukung penurunan persentase potensi kehilangan PDB akibat bencana dan percepatan pemulihan ekonomi pascabencana
Deskripsi IKU : Definisi
Strategi ketahanan kebencanaan dalam pengembangan wilayah ditujukan untuk mendukung penurunan persentase potensi kehilangan PDB akibat bencana yang isu utamanya, meliputi mitigasi dan ketahanan bencana, pemulihan ekonomi pascabencana, dan pemanfaatan teknologi untuk ketahanan kebencanaan.
Kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan implementasi strategi ketahanan kebencanaan dalam pengembangan wilayah, antara lain Koordinasi Pengembangan Pembiayaan Risiko Bencana (Disaster Risk Financing), Percepatan Implementasi Rencana Keberlanjutan Usaha (Business Continuity Plan/BCP), Penerapan Building Code, dan Pemanfaatan Teknologi untuk Ketahanan Kebencanaan di Kawasan Strategis Ekonomi (KSE) yang Rawan Bencana. Implementasi strategi ketahanan kebencanaan di KSE akan mendukung pencapaian sasaran dan indikator RPJMN Bab VII.23 yaitu “Sasaran: Peningkatan Ketahanan Kebencanaan dengan target penurunan persentase potensi kehilangan PDB akibat bencana sebesar 0,10% pada tahun 2024. Rencana implementasi strategi ketahanan kebencanaan di 4 (empat) lokasi piloting project pada tahun 2020 adalah Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, dan Semarang (Jawa Tengah).
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
Formula
Pengukuran target setiap tahun dibuat menjadi berdasarkan lokasi dan progress penerapan strategi ketahanan bencana di masing-masing lokasi tersebut. Sebagai contoh, pada tahun 2020, target 75% dari 4 lokasi KSE artinya 3 KSE yang dipilih di tahun 2020 telah menerapkan minimal 1 strategi ketahanan kebencanaan atau 4 lokasi telah memulai penerapan minimal 1 strategi ketahanan kebencanaan dengan kemajuan 75%. Langkah-langkah penerapan strategis dimulai dengan (1) tersedia panduan; (2) terlaksananya sosialisasi; (3) perencanaan implementasi, dan (4) pelaksanaan/implementasi. Kemajuan 75% artinya sampai dengan tahap ketiga yaitu perencanaan implementasi.
Lokasi Kawasan Strategis Ekonomi (PSN/KEK/KI/FTZ rawan bencana) yang dipilih akan didetilkan pada saat penyusunan rencana aksi. Lokasi KSE setiap tahun akan berbeda sesuai prioritas.
Tujuan
Mendukung penurunan persentase potensi kehilangan PDB akibat bencana melalui pelaksanaan implementasi strategi ketahanan kebencanaan dalam pengembangan wilayah
Satuan Pengukuran Persentase
Unit/Pihak Penyedia Data
Asisten Ketahanan Kebencanaan dan Pemanfaatan Teknologi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Koperasi dan UKM Badan Nasional Penanggulangan Bencana Kementerian/Lembaga terkait lainnya
Pejabat Penanggung Jawab Data Asisten Ketahanan Kebencanaan dan Pemanfaatan Teknologi
Sumber Data : Database Asisten Ketahanan Kebencanaan dan Pemanfaatan Teknologi Nota dinas Bahan rapat (bahan tayang) Laporan kegiatan dalam bentuk dokumen hardcopy maupun softcopy Hasil Kajian Rekomendasi Strategi Pengembangan Ketahanan Kebencanaan Infrastruktur
Ekonomi (tersedia bulan November) Laporan Pelaksanaan Sosialisasi Strategi Ketahanan Kebencanaan di KSE rawan bencana
(tersedia bulan Desember) LAKIP Kementerian/ Lembaga (tersedia awal tahun 2021)
Tingkat Kendali IKU (…..) High ( X ) Moderate (…..) Low
Tingkat Validitas IKU (…..) Exact ( X ) Proxy (…..) Activity
Jenis Konsolidasi Periode ( X ) Sum (…..) Average (....) Take Last Known Value
Jenis Cascading IKU ( X ) Cascading Peta (…..) Cascading Non Peta (....) Non-Cascading
Metode Cascading ( X ) Direct (…..) Indirect
Polarisasi IKU : ( X) Maximize (…..) Minimize (…..) Stabilize
Periode Pelaporan : (....) Bulanan (X) Triwulanan (....) Semesteran ( … ) Tahunan
Periode Pelaporan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Target Realisasi Target Realisasi Target
TAHUNAN 75%
s.d. Triwulan I 15%
s.d. Triwulan II 25%
s.d. Triwulan III 50%
s.d. Triwulan IV 75%
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang KODE IKU: IB.1
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Perspektif : (…) Stakeholder (…) Customer( X ) Internal Business Process
(…) Learning & Growth
Sasaran Program : Terwujudnya Kebijakan Pengembangan Wilayah & Tata Ruang yang Berkualitas
Deskripsi Sasaran Program Kebijakan Pengembangan Wilayah & Tata Ruang Yang Berkualitas merupakan kebijakan yang bertujuan untuk membangun struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitifyang diwujudkan melalui pengembangan wilayah yang dilaksanakan secara terintegrasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing suatu wilayah
Indikator Kinerja Utama (IKU) : IKU 5. Persentase Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang yangditerima Menko Perekonomian
Deskripsi IKU : Definisi
Rekomendasi kebijakan yang diterima Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang yangditerima Menko Perekonomian merupakan rekomendasi mengenai suatu kebijakan yang diajukanoleh Deputi Bidang Kooordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang kepada MenteriKoordinator Bidang Perekonomian yang diterima oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomiandan/atau ditindaklanjuti melalui disposisi Menko Perekonomian kepada Deputi pengusul atau uniteselon I lain untuk ditindaklanjuti dengan penyelenggaraan Rapat Koordinasi tingkat Menteri maupuntingkat Eselon I, serta penyampaian Rekomendasi kebijakan tersebut dalam Rapat KoordinasiTingkat Menteri dan/atau Tingkat Sesmenko/Deputi/Staf Ahli maupun penyampaian RekomendasiKebijakan kepada Instansi lain.
Rekomendasi kebijakan yang diterima Deputi Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang terdiridari :1. Rekomendasi Bidang Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi2. Rekomendasi Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan3. Rekomendasi Bidang Peningkatan Daya Saing Kawasan4. Rekomendasi BIdang Ketahanan Kebencanaan dan Pemanfaatan Teknologi 5. Rekomendasi Bidang Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan
Penerimaan rekomendasi tersebut ditindaklanjuti melalui:a. penyelenggaraan rapat koordinasi tingkat Menteri atau tingkat Eselon Ib. penyampaian rekomendasi kebijakan tersebut dalam rapat koordinasi tingkat Menteri dan/atau
tingkat Sesmenko/Deputi/Eselon I/Staf Ahlic. penyampaian rekomendasi kebijakan kepada Instansi lain
FormulaMembandingkan antara jumlah rekomendasi kebijakan yang diterima dengan jumlah rekomendasikebijakan yang disampaikan
Tujuan1. Terwujudnya Kebijakan Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Yang Berkualitas dan
Berkelanjutan2. Terwujudnya Pengembangan Wilayah Yang Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi, Integrasi
Konektivitas dan Daya Saing
Satuan Pengukuran Persentase
Unit/Pihak Penyedia Data Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Pejabat Penanggung Jawab Data Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Sumber Data : Database Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Tingkat Kendali IKU ( X) High (…..) Moderate (…..) Low
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
Tingkat Validitas IKU (…..) Exact (X) Proxy (…..) Activity
Jenis Konsolidasi Periode (X) Sum (…..) Average (…..) Take Last Known Value
Jenis Cascading IKU (X) Cascading Peta (…..) Cascading Non Peta (…..) Non-Cascading
Metode Cascading (….) Direct (….) Indirect
Polarisasi IKU : (…..) Maximize (…..) Minimize (…..) Stabilize
Periode Pelaporan : (....) Bulanan (X) Triwulanan (....) Semesteran ( … ) Tahunan
Periode PelaporanTahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Target Realisasi Target Realisasi Target
TAHUNANPaket
Rekomendasi 100% 100%
s.d. Triwulan IPaket
Rekomendasi100% 25%
s.d. Triwulan IIPaket
Rekomendasi100% 50%
s.d. Triwulan IIIPaket
Rekomendasi100% 75%
s.d. Triwulan IVPaket
Rekomendasi100% 100%
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGEMBANGAN WILAYAH DAN TATA RUANG KODE IKU: 2
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Perspektif : (…) Stakeholder (…) Customer (…) Internal Business Process (...) Learning & Growth
Sasaran Program : SS.2. Terwujudnya Tata Kelola Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
yang baik
Deskripsi Sasaran Program Good governance dan clean government adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab, serta bersih dan berwibawa atau terhindar dari penyalahgunaan
alokasi anggaran/ korupsi. Untuk mewujudkan hal tersebut harus didukung dengan manajemen internal yang terpadu dan mantap, sarana/prasarana kerja yang memadai sehingga menciptakan suasana kerja yang kondusif, pengelolaan anggaran yang akuntabel, manajemen kepegawaian yang
handal dan profesional, sistem perencanaan dan penyusunan bahan kebijakan yang tepat dan akurat, pelaksanaan sosialisasi kebijakan melalui fungsi kehumasan, pengelolaan administrasi perkantoran yang efektif dan efisien, serta sistem pengawasan internal yang efektif
Indikator Kinerja Program (IKP) : IKU.2. Nilai Indeks Profesionalitas ASN Deputi BIdang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang berkategori tinggi
Deskripsi IKU : Definisi
Indeks Profesionalitas ASN adalah ukuran statistik yang menggambarkan kualitas ASN Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang berdasarkan kesesuaian kualifikasi,
kompetensi, kinerja dan kedisiplinan pegawai ASN dalam melaksanakan tugas jabatan.
Formula
Rumus Pengukuran Indeks Profesionalitas ASN yaitu jumlah total hasil perkalian dari bobot indikator ( kualifikasi, kompetensi, kinerja dan kedisiplinan pegawai ASN) dikalikan nilai masing-masing jawaban indikator. Adapun rumus tersebut berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Nomor 8
tahun 2019 tentang Pedoman Tata Cara dan Pelaksanaan Pengukuran Indeks Profesionalitas Aparatur Sipil Negara.
Tujuan
Mengukur Indeks Profesionalitas ASN Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang.
Satuan Pengukuran Nilai
Unit/Pihak Penyedia Data Kepala Biro Umum, Bagian Sumber Daya Manusia, Asisten Deputi Perencanaan Pengembangan
Kawasan Strategis Ekonomi
Pejabat Penanggung Jawab Data Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Sumber Data : Data yang terhimpun pada unit pengelola SDM dan Pegawai ASN bersangkutan – Biro Umum (SDM) – Pegawai ASN bersangkutan
Tingkat Kendali IKU (….) High (X) Moderate (…..) Low
Tingkat Validitas IKU (….) Exact (X) Proxy (…..) Activity
Jenis Konsolidasi Periode (….) Sum (…..) Average (X) Take Last Known Value
Jenis Cascading IKU (X) Cascading Peta (…..) Cascading Non Peta (....) Non-Cascading
Metode Cascading (X) Direct (….) Indirect
Polarisasi IKU : (X) Maximize (.......) Minimize (......) Stabilize
Periode Pelaporan : (....) Bulanan (....) Triwulanan (....) Semesteran (X) Tahunan
Periode Pelaporan Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
Target Realisasi Target Target Target Target Target
TAHUNAN N/A N/A 80 82 85 90 95
s.d. Triwulan I N/A N/A - - - - -
s.d. Triwulan II N/A N/A - - - - -
s.d. Triwulan III N/A N/A - - - - -
s.d. Triwulan IV N/A N/A - - - - -
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGEMBANGAN WILAYAH DAN TATA RUANG KODE IKU: LG.2
( KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN )
Perspektif : (…) Stakeholder (…) Customer (…) Internal Business Process ( X) Learning & Growth
Sasaran Program : SS.5. Terwujudnya Tata Kelola Deputi BIdang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Yang Baik
Deskripsi Sasaran Program Terwujudnya Tata Kelola Deputi BIdang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Yang Baik merupakan Sasaran Strategis yang digunakan untuk mengukur tingkatan capaian kinerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth).
Indikator Kinerja Program (IKP) : IKU.6. Nilai SAKIP Deputi BIdang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Deskripsi IKP : Definisi
Nilai evaluasi AKIP adalah nilai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur
dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Sesuai dengan Permenpan No.12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi
SAKIP, penilaian evaluasi AKIP meliputi lima komponen dan bobot, yaitu: (1) perencanaan kinerja: 30%; (2) pengukuran kinerja: 25%; (3) pelaporan kinerja: 15%; (4) evaluasi internal: 10%; dan (5) capaian kinerja: 20%.
Klasifikasi Nilai evaluasi AKIP: (1) AA (Skor > 90-100); Sangat Memuaskan (2) A (Skor > 80-90); Memuaskan (3) BB (Skor > 70-80);
Sangat Baik (4) B (Skor > 60-70); Baik (5) CC (>50-60); Cukup (6) C (>30-50); Kurang (7) D (0-30); Sangat Kurang
Formula
Nilai Evaluasi AKIP Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian oleh KeMENPAN dan RB
Tujuan
untuk mengukur sejauh mana Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang telah melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan berorientasi hasil.
Satuan Pengukuran Indeks
Unit/Pihak Penyedia Data Kementerian PAN dan RB
Pejabat Penanggung Jawab Data Asisten Deputi Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi, Inspektorat
Sumber Data : Laporan Hasil Evaluasi AKIP dari Kementerian PAN dan RB
Tingkat Kendali IKU (….) High (X) Moderate (….) Low
Tingkat Validitas IKU (….) Exact (X) Proxy (….) Activity
Jenis Konsolidasi Periode (....) Sum (….) Average (X) Take Last Known Value
Jenis Cascading IKU (X) Cascading Peta (….) Cascading Non Peta (....) Non-Cascading
Metode Cascading (X) Direct (….) Indirect
Polarisasi IKU : (X) Maximize (....) Minimize (....) Stabilize
Periode Pelaporan : (....) Bulanan (….) Triwulanan (....) Semesteran (X) Tahunan
Periode Pelaporan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Target Realisasi Target Realisasi Target
TAHUNAN N/A N/A N/A N/A 82,84
s.d. Triwulan I N/A N/A N/A N/A -
s.d. Triwulan II N/A N/A N/A N/A -
s.d. Triwulan III N/A N/A N/A N/A -
s.d. Triwulan IV N/A N/A N/A N/A 82,84
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGEMBANGAN WILAYAH DAN TATA RUANG KODE IKU: 3
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Perspektif : (…) Stakeholder (…) Customer (…) Internal Business Process (...) Learning & Growth
Sasaran Program : SS.2. Terwujudnya Tata Kelola Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
yang baik
Deskripsi Sasaran Strategis Good governance dan clean government adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab, serta bersih dan berwibawa atau terhindar dari penyalahgunaan
alokasi anggaran/ korupsi. Untuk mewujudkan hal tersebut harus didukung dengan manajemen internal yang terpadu dan mantap, sarana/prasarana kerja yang memadai sehingga menciptakan suasana kerja yang kondusif, pengelolaan anggaran yang akuntabel, manajemen kepegawaian yang
handal dan profesional, sistem perencanaan dan penyusunan bahan kebijakan yang tepat dan akurat, pelaksanaan sosialisasi kebijakan melalui fungsi kehumasan, pengelolaan administrasi perkantoran yang efektif dan efisien, serta sistem pengawasan internal yang efektif
Indikator Kinerja Program (IKP) : IKU.3. Persentase Pemenuhan Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Deskripsi IKP : Definisi
Nilai PMPRB adalah nilai yang diperoleh dari penilaian mandiri unit kerja melalui aplikasi pmprb.menpan.go.id atas upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka mencapai good governance. Penilaian
mencakup hasil evaluasi capaian 8 program area perubahan RB pada komponen Pengungkit baik Pemenuhan maupun Reform berdasarkan Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Formula
Perbandingan antara Target dan Nilai Maksimal yang dapat diperoleh Unit Kerja pada Komponen
Pengungkit dikali 100%
Tujuan
Untuk mengukur tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang.
Satuan Pengukuran Nilai
Unit/Pihak Penyedia Data Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Pejabat Penanggung Jawab Data Kepala Biro Hukum dan Organisasi / Inspektorat, Asisten Deputi Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi
Sumber Data : Keluaran aplikasi pmprb.menpan.go.id dan Laporan PMPRB Inspektorat.
Tingkat Kendali IKU (….) High (X) Moderate (…..) Low
Tingkat Validitas IKU (X) Exact (…..) Proxy (…..) Activity
Jenis Konsolidasi Periode (….) Sum (…..) Average (X) Take Last Known Value
Jenis Cascading IKU (X) Cascading Peta (…..) Cascading Non Peta (....) Non-Cascading
Metode Cascading (X) Direct (….) Indirect
Polarisasi IKU : (X) Maximize (.......) Minimize (......) Stabilize
Periode Pelaporan : (....) Bulanan (....) Triwulanan (....) Semesteran ( X ) Tahunan
Periode Pelaporan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Target Realisasi Target Realisasi Target
TAHUNAN N/A N/A N/A N/A 85
s.d. Triwulan I N/A N/A N/A N/A -
s.d. Triwulan II N/A N/A N/A N/A -
s.d. Triwulan III N/A N/A N/A N/A -
s.d. Triwulan IV N/A N/A N/A N/A 85
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGEMBANGAN WILAYAH DAN TATA RUANG KODE IKU: 2
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Perspektif : (…) Stakeholder (…) Customer (…) Internal Business Process (...) Learning & Growth
Sasaran Program : LG.2. Terwujudnya Tata Kelola Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
yang baik
Deskripsi Sasaran Program Good governance dan clean government adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab, serta bersih dan berwibawa atau terhindar dari penyalahgunaan
alokasi anggaran/ korupsi. Untuk mewujudkan hal tersebut harus didukung dengan manajemen internal yang terpadu dan mantap, sarana/prasarana kerja yang memadai sehingga menciptakan suasana kerja yang kondusif, pengelolaan anggaran yang akuntabel, manajemen kepegawaian yang
handal dan profesional, sistem perencanaan dan penyusunan bahan kebijakan yang tepat dan akurat, pelaksanaan sosialisasi kebijakan melalui fungsi kehumasan, pengelolaan administrasi perkantoran yang efektif dan efisien, serta sistem pengawasan internal yang efektif
Indikator Kinerja Program (IKP) : IKU.4. Persentase Realisasi Anggaran Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Deskripsi IKU : Definisi
Persentase kualitas pelaksanaan anggaran adalah indikator yang ditetapkan untuk menggambarkan kualitas pelaksanaan anggaran belanja dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas
pelaksanaan anggaran dan penggunaan belanja secara proporsional.
Formula
Rumus Pengukuran persentase kualitas pelaksanaan anggaran terdiri dari unsur penyerapan anggaran dan unsur pencapaian kinerja keluaran (output) yang masing-masing diberikan bobot 50% (lima puluh perseratus) dengan ketentuan sebagai berikut:
Realisasi IKU = (% penyerapan anggaran x 50%) + (% pencapaian keluaran x 50%)
- % Penyerapan anggaran= (realisasi penyerapan belanja : pagu belanja) x 100% - % Pencapaian keluaran= (realisasi keluaran : target keluaran) x 100%
Tujuan
Mengukur Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran di Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang.
Satuan Pengukuran Persentase
Unit/Pihak Penyedia Data Biro Umum (Keuangan)
Pejabat Penanggung Jawab Data Asisten Deputi Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi
Sumber Data : - Data penyerapan anggaran terhadap pagu DIPA, yang didasarkan pada hasil realisasi SP2D dalam aplikasi OM SPAN;
- Capaian output yang dihitung berdasarkan perbandingan jumlah output yang terkonfirmasi dengan output yang ditargetkan.
Tingkat Kendali IKU (….) High (X) Moderate (…..) Low
Tingkat Validitas IKU (….) Exact (X) Proxy (…..) Activity
Jenis Konsolidasi Periode (….) Sum (…..) Average (X) Take Last Known Value
Jenis Cascading IKU (X) Cascading Peta (…..) Cascading Non Peta (....) Non-Cascading
Metode Cascading (X) Direct (….) Indirect
Polarisasi IKU : (X) Maximize (.......) Minimize (......) Stabilize
Periode Pelaporan : (....) Bulanan (....) Triwulanan (....) Semesteran (X) Tahunan
Periode Pelaporan Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
Target Realisasi Target Target Target Target Target
TAHUNAN N/A N/A 98 98,2 98,3 98,4 98,5
s.d. Triwulan I N/A N/A - - - - -
s.d. Triwulan II N/A N/A - - - - -
s.d. Triwulan III N/A N/A - - - - -
s.d. Triwulan IV N/A N/A - - - - -