10
Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019 Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 1 Sasaran Program Tersusunnya Sinkronisasi Peta yang telah Terkompilasi dan Terintegrasi Pagu Anggaran : Rp 15.000.000.000 Realisasi Anggaran TW III : Rp 9.767.470.021 Persentase Realisasi Anggaran TW III : 65,11% Nilai Kinerja Sasaran (NKS) TW III : 100% Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 Pasal 383 mempunyai tugas untuk menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 383, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah; b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah; c. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penyediaan infrastruktur sumber daya air serta infrastruktur dan sistem transportasi multimoda; d. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penyediaan perumahan dan permukiman, penataan ruang, serta pengembangan kawasan strategis ekonomi; e. Pengendalian pelaksanaan di bidang penyediaan perumahan dan permukiman, penataan ruang, serta pengembangan kawasan strategis ekonomi; f. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pengadaan tanah dan pembiayaan infrastruktur; g. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah; dan h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator. IKU 1 : Jumlah Paket Sinkronisasi Peta yang telah Terkompilasi dan Terintegrasi Latar Belakang

Sasaran Program - kinerja.ekon.go.id

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sasaran Program - kinerja.ekon.go.id

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 1

Sasaran Program

Tersusunnya Sinkronisasi Peta yang telah Terkompilasi dan Terintegrasi

Pagu Anggaran : Rp 15.000.000.000

Realisasi Anggaran TW III : Rp 9.767.470.021

Persentase Realisasi Anggaran TW III : 65,11%

Nilai Kinerja Sasaran (NKS) TW III : 100%

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, berdasarkan

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 Pasal 383 mempunyai

tugas untuk menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait

dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 383, Deputi Bidang Koordinasi

Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan

Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan

pengembangan wilayah;

b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di

bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah;

c. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penyediaan infrastruktur sumber

daya air serta infrastruktur dan sistem transportasi multimoda;

d. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penyediaan perumahan dan

permukiman, penataan ruang, serta pengembangan kawasan strategis ekonomi;

e. Pengendalian pelaksanaan di bidang penyediaan perumahan dan permukiman, penataan

ruang, serta pengembangan kawasan strategis ekonomi;

f. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pengadaan tanah dan

pembiayaan infrastruktur;

g. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang percepatan infrastruktur dan

pengembangan wilayah; dan

h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

IKU 1 : Jumlah Paket Sinkronisasi Peta yang telah Terkompilasi dan Terintegrasi

Latar Belakang

Page 2: Sasaran Program - kinerja.ekon.go.id

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2

Dalam Struktur Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah terdiri atas :

a. Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air;

b. Asisten Deputi Telematika dan Utilitas;

c. Asisten Deputi Sistem Transportasi Multimoda;

d. Asisten Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi;

e. Asisten Deputi Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur; dan

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pada tahun 2019 Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

juga memiliki pekerjaan tambahan (add hoc) yang meliputi :

a. Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (PIP) dan Penyelesaian Proyek Strategis

Nasional (PSN) yang dikoordinasikan bersama Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur

Prioritas;

b. Sinkronisasi Peta yang telah Terkompilasi dan Terintegrasi yang dikoordinasikan bersama

Sekretariat Percepatan Kebijakan Satu Peta; dan

c. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus yang dikoordinasikan dengan Sekretriat Dewan

Nasional Kawasan Ekonomi Khusus.

Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta sesuai dengan mandat Peraturan Presiden No. 9

Tahun 2016 entang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala

1:50.000 bertujuan untuk terpenuhinya satu peta yang mengacu pada satu referensi geospasial,

satu standar, satu basis data, dan satu geoportal guna percepatan pelaksanaan pembangunan

nasional.

Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta berfungsi sebagai:

a. Acuan data IGT pada masing-masing sektor; dan

b. Acuan perencanaan pemanfaatan ruang skala luas yang terintegrasi dalam dokumen Rencana

Tata Ruang.

Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta dilakukan melalui 3 (tiga) kegiatan utama, yaitu:

a. Kompilasi data yang dimiliki oleh Kementerian/Lembaga dan/atau Pemerintah Daerah untuk

seluruh wilayah Indonesia;

b. Integrasi data IGT melalui proses koreksi dan verifikasi IGT terhadap IGD (Informasi

Geospasial Dasar); dan

c. Sinkronisasi antar data IGT yang terintegrasi.

Page 3: Sasaran Program - kinerja.ekon.go.id

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Pada tahun 2019, target kinerja yang ingin dicapai ialah satu paket rekomendasi yaitu jumlah paket

sinkronisasi peta yang telah terkompilasi dan terintegrasi yang terdiri dari:

- Jumlah Data Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang telah terkompilasi dan terintegrasi

Target dari jumlah data IGT yang telah terkompilasi dan terintegrasi yaitu :

1. Seluruh peta tematik telah terkompilasi dan terdapat penambahan peta tematik baru

untuk mendukung penyelesaian permasalahan tumpang tindih.

2. Terselesaikannya secara keseluruhan integrasi data IGT dan dilakukan data updating

terhadap peta tematik yang memiliki substansi dinamis (contoh: izin dan hak atas tanah).

- Jumlah Data IGT yang telah disinkronisasi

Target dari jumlah data IGT yang telah disinkronisasi berupa :

1. Identifikasi permasalahan tumpang tindih yang dituangkan melalui PITTI telah selesai

untuk seluruh wilayah Indonesia (6 Penetapan PITTI: Kalimantan, Sumatera, Sulawesi,

Jawa, Bali-NT, Papua-Maluku)

2. Prinsip-prinsip penyelesaian tumpang tindih telah disepakati di tingkat Menteri dan

dijadikan sebagai acuan bersama.

3. Telah terdapat model penyelesaian skema tumpang tindih prioritas yang dapat menjadi

acuan penyelesaian tumpang tindih berikutnya.

- Terbentuknya Geoportal PKSP

Target dibentuknya Geoportal PKSP diharapkan dapat memberikan manfaat seperti sawah

beririgasi, OSS, moratorium sawit, gerakan nasional penyelamatan SDA, perbaikan kualitas

tata ruang, penyelesaian tumpang tindih pemanfaatan lahan, percepatan penyediaan

infrastruktur dan reforma agrarian.

Pengukuran capaian IKU Paket Sinkronisasi Peta yang telah Terkompilasi dan Terintegrasi pada

Triwulan II telah mencapai progres kemajuan capaian output sebesar 75% dari target yang

ditetapkan. Berikut adalah hasil capaian kinerja pada triwulan tersebut :

1) Jumlah Data Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang telah terkompilasi dan terintegrasi

- Fasilitasi Updating Integrasi IGT Status dan IGT Potensi serta Integrasi IGT Indikatif Alokasi

Kawasan Hutan untuk Penyediaan Sumber TORA dan IGT Perkebunan Kelapa Sawit.

- Penyiapan Migrasi Database Geoportal Kebijakan Satu Peta.

- Telah dilakukan setting role untuk service Kawasan Khusus dan Transmigrasi, Kehutanan,

Perizinan dan Pertahanan, Batas Wilayah, dan Sarana dan Prasarana.

Target Kinerja

Capaian Kinerja

Page 4: Sasaran Program - kinerja.ekon.go.id

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 4

- Telah dilakukan pembaharuan viewer untuk geoportal KSP dan sedang dilakukan proses

testing untuk Interface.

- Telah dilakukan inventarisasi atribut data Permenko dan KUGI untuk 7 kelompok tema IGT.

- Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Tahun 2019 dan telah ditindaklanjuti

dengan terbitnya Surat dari Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah nomor: OMP/35/SES.PKSP/07/2019 tentang Tindak Lanjut Rapat

Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta (PKSP) Tahun 2019.

- Telah dilakukan kesepakatan dengan Walidata IGT terkait periode pemuktahiran tiap IGT

- Telah dilakukan pembagian akses Geoportal PKSP untuk mendorong pemanfaatan produk

PKSP kepada 27 Menteri/Kepala Lembaga (dari total 61 K/L), 25 Gubenur (dari total 34

Provinsi), dan 336 Bupati/Walikota (dari total 514 kabupaten/Kota).

- Telah selesai proses identifikasi penambahan IGT yang meliputi 11 kategori IGT

Kemaritiman, 11 Kategori IGT Kebencanaan, 3 Kategori IGT Ekonomi, dan 2 Kategori IGT

Keuangan.

2) Jumlah Data IGT yang telah disinkronisasi

- Penyelesaian Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT (PITTI) untuk seluruh wilayah Indonesia

{wilayah Kalimantan (tumpang tindih 19,3%); Sumatera (tumpang tindih 13,3 %); Sulawesi

(tumpang tindih 19,6%); Jawa (tumpang tindih 10,7%); Bali dan Nusa Tenggara (tumpang

tindih 27,3%) dan Maluku Papua (tumpang tindih 31,2%)}.

- Fasilitasi Pembahasan Hasil Tumpang Tindih Antar IGT dalam Renaksi Strategi Nasional

Pencegahan Korupsi.

- Penyusunan Tipologi Rancangan PITTI dan Evaluasi Hasil Klinik Validasi Rancangan PITTI

Kegiatan Sinkronisasi Kebijakan Satu Peta.

- Pelaksanaan Validasi Rancangan PITTI Sinkronisasi Kebijakan Satu Peta di Wilayah Bali,

Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

- Pelaksanaan Validasi Rancangan PITTI Sinkronisasi PKSP Tingkat Daerah di Wilayah Jawa

dan Sulawesi.

- Fasilitasi Koordinasi dalam Rangka Klinik Validasi IGT dan Survei Lapangan Kebijakan Satu

Peta di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.

- Fasilitasi Pembahasan Kriteria Sliver pada PITTI Turunan di Provinsi Kalimantan Tengah.

- Telah ditetapkan Permenko No. 2 Tahun 2019 tentang Sinkronisasi antar Informasi

Geospasial Tematik dalam Rangka Percepatan Kebijakan Satu Peta.

- Telah ditambahkan IGT Indikatif TORA dan IGT Perkebunan Kelapa Sawit (tahap

Sinkronisasi).

- Telah ditetapkan Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT (PITTI) untuk wilayah Kalimantan

(Kepmenko No. 280 Tahun 2019) dan wilayah Sumatera (Kepmenko 281 Tahun 2019).

Telah selesai identifikasi tumpang tindih dan klinik validasi PITTI untuk wilayah Jawa,

Page 5: Sasaran Program - kinerja.ekon.go.id

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 5

Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, serta Maluku-Papua dan saat ini dalam proses penetapan

PITTI.

- Telah dilakukan penyusunan dan pembahasan rule base penyelesaian permasalahan

tumpang tindih pemanfaatan lahan, untuk menjadi acuan penyelesaian tumpang tindih

oleh K/L/P di seluruh wilayah Indonesia.

3) Terbentuknya Geoportal PKSP

- Berbagi pakai data hasil kebijakan satu peta serta peningkatan akses geoportal kebijakan

satu peta (Progres distribusi akses Geoportal Kebijakan Satu Peta telah diserahkan kepada

26 Menteri/Kepala Lembaga (dari total 61 K/L), 20 Gubenur (dari total 34 Provinsi), dan 82

Bupati/Walikota(dari total 514 kabupaten/Kota).

- Pembuatan Database untuk data hasil Integrasi kebijakan satu peta dan dalam tahap

pengujian Geoportal Kebijakan Satu Peta sistem database dalam rangka peningkatan

kecepatan dan kestabilan akses Geoportal).

Pemutahiran Data Key Monitoring Indicators (KMI)

1) Analisis Tumpang Tindih dan Penyusunan Rule Base

Tim Percepatan Kebijakan Satu Peta telah menyusun 28 rule base penyelesaian tumpang

tindih pemanfaatan lahan, baik untuk permasalahan tumpang tindih di Kawasan Hutan dan

Non-Kawasan Hutan yang melibatkan 3 kelompok subjek hukum.

Key Monitoring Indicators (KMI)

Page 6: Sasaran Program - kinerja.ekon.go.id

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 6

2) Capaian Kompilasi Peta IGT

3) Capaian Integrasi Peta IGT

Page 7: Sasaran Program - kinerja.ekon.go.id

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 7

4) Penambahan IGT Indikatif TORA dalam Penyusunan PITTI

Telah dilakukan Kompilasi dan Integrasi IGT Indikatif TORA untuk di-overlay ke dalam PITTI

(Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT). Sebagai tindak lanjut, akan dilakukan update IGT

Indikatif TORA dengan melibatkan Walidata IGT terkait.

5) Penambahan IGT Tutupan Lahan Kelapa Sawit dalam Penyusunan PITTI

Telah dilakukan Kompilasi dan Integrasi IGT Tutupan Lahan Kelapa Sawit untuk di-overlay

ke dalam PITTI (Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT). Sebagai tindak lanjut, kedepannya akan

dilakukan update status Tutupan Lahan Kelapa Sawit dengan melibatkan Walidata IGT dan

Tim Konsolidasi terkait.

Page 8: Sasaran Program - kinerja.ekon.go.id

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 8

6) Capaian Kompilasi dan Integrasi IGT Lahan Sawah Beririgasi

7) Penyelesaian Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT

- Sudah ditetapkan melalui Kepmenko Perekonomian No. 280 Tahun 2019 (Wilayah

Pulau Sumatera) dan No. 281 Tahun 2019 (Wilayah Pulau Kalimantan)

- Belum ditetapkan melalui Kepmenko Perekonomian, rancangan PITTI sedang

divalidasi bersama K/L/P terkait

Page 9: Sasaran Program - kinerja.ekon.go.id

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 9

Sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden, Sekretariat Tim PKSP telah menyelesaikan

identifikasi permasalahan tumpang tindih pemanfaatan lahan di 6 wilayah pulau.

Permasalahan tersebut mencakup tumpang tindih antara sektor tata ruang, kehutanan,

perizinan, dan pertanahan ditambah IGT Indikatif TORA dan IGT Penutup Lahan kelapa

Sawit.

Catatan: Identifikasi tumpang tindih memperhitungkan keselarasan internal tata ruang

(RTRW-P vs RTRW-K) , TORA dan Sawit.

Saat ini, tumpang tindih di wilayah Sulawesi, Jawa, Bali & Nusra, dan Maluku & Papua

sedang dalam proses validasi dengan melibatkan K/L/P terkait.

8) Pemanfaatan Produk PKSP

Page 10: Sasaran Program - kinerja.ekon.go.id

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 10

Dalam rangka mendukung tercapaiannya sasaran Sinkronisasi Peta yang telah Terkompilasi dan

Terintegrasi, maka akan dilaksanakan sejumlah kegiatan pada periode selanjutnya di tahun 2019,

antara lain:

- Melanjutkan Percepatan penetapan batas administrasi Desa/Kelurahan.

- Melakukan Klinik Fasilitasi dan monitoring evaluasi tentang periodesasi pemutakhiran tiap

IGT.

- Melanjutkan distribusi dan peningkatan akses geoportal kebijakan satu peta kepada

Menteri/Kepala Lembaga serta Kepala Daerah.

- Melanjutkan migrasi Geoportal Kebijakan Satu Peta dari sistem Filebase ke sistem Database

dalam rangka peningkatan kecepatan dan kestabilan akses Geoportal.

- Melanjutkan Penetapan Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT (PITTI).

- Melanjutkan Pelaksanaan validasi dan survei lapangan PITTI.

- Melakukan penetapan rule base penyelesaian tumpang tindih.

- Melanjutkan Identifikasi IGT untuk mendukung penyelesaian tumpang tindih.

Monitoring dan Evaluasi Kinerja